analisis perbandingan tingkat pendapatan dan … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan...

101
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN SISTEM BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG (Studi Kasus Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta) ARIEF RIDWAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: vunga

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

1

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN

DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN SISTEM

BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

(Studi Kasus Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta)

ARIEF RIDWAN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

2

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis

Perbandingan Tingkat Pendapatan dan Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Sistem

Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung (Studi Kasus Waduk Jatiluhur

Kabupaten Purwakarta)” adalah benar merupakan bagian penelitian BOPTN

dengan judul “Penilaian Ekonomi Kelembagaan Pengelolaan Waduk Series

Sungai Citarum Jawa Barat dalam Rangka Pelestarian Sumberdaya Alam dan

Lingkungan” dengan Ketua Peneliti Dr. Ir. Ahyar Ismail M.Agr yang dikerjakan

secara bersama – sama antara penulis dan tim peneliti. Penelitian ini belum pernah

dipublikasikan dimanapun, kecuali dilaporan penelitian BOPTN dan laporan

skripsi ini. Tim peneliti BOPTN berhak menggunakan data ini untuk keperluan

publikasi dalam bentuk jurnal, buku, majalah jurnal, dll.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari laporan skripsi saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Arief Ridwan

NIM H44090047

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

3

ABSTRAK

ARIEF RIDWAN. Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan dan Faktor yang

Mempengaruhi Pilihan Sistem Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung

(Studi Kasus Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta). Dibimbing oleh

YUSMAN SYAUKAT.

Waduk Jatiluhur merupakan waduk multifungsi yang berada didaerah aliran

Sungai Citarum, Purwakarta. Waduk ini memiliki kontribusi besar terhadap sektor

perikanan wilayah Jawa Barat. Kegiatan utama perikanan yang dilakukan di

Waduk Jatiluhur adalah perikanan budidaya melalui teknik KJA. Sebagian besar

petani ikan melakukan pembesaran ikan mas dan nila. Ikan mas dan nila

merupakan komoditas utama di Waduk Jatiluhur. Para petani menerapkan dua

jenis sistem budidaya diantaranya monokultur (Ikan Mas) dan polikultur (Ikan

Mas dan Nila). Tujuan penelitian yang pertama adalah mengestimasi tingkat

pendapatan petani ikan monokultur dibandingkan dengan pendapatan petani ikan

polikultur di Waduk Jatiluhur. Hasil yang diperoleh pada tujuan pertama

menunjukan pendapatan yang diperoleh oleh petani polikultur lebih

menguntungkan dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh oleh petani

monokultur. Perbedaan antara dua sistem budidaya ikan secara statistik berbeda

nyata (signifikan) yang berarti bahwa statistik tingkat pendapatan petani yang

menerapkan sistem polikultur secara signifikan berbeda dari petani yang

menerapkan sistem monokultur. Tujuan yang kedua adalah mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola

usahatani secara monokultur dan polikultur di Waduk Jatiluhur dengan analisis

regresi logistik. Berdasarkan hasil regresi logistik yang diperoleh, faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan petani secara nyata pada taraf nyata 15 persen

adalah tingkat pendidikan (PDDK), lama usaha budidaya (LMUB), pendapatan

petani (PDPT) dan jumlah tanggungan keluarga (JTK) sedangkan luas areal KJA

(LAKJA) tidak berpengaruh terhadap keputusan petani tersebut.

Kata kunci: Perbandingan pendapatan, monokultur ikan mas, polikultur ikan mas

dan nila, faktor penentu pemilihan pola budidaya ikan

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

4

ABSTRACT

ARIEF RIDWAN. Comparative Analysis of Income Level and Factors Affecting

The Choice of Aquaculture System in Keramba net cage (Case Study at Jatiluhur

Reservoir, Purwakarta Regency). Supervised by YUSMAN SYAUKAT.

Jatiluhur reservoir is a multi-purpose dam located in Citarum River basin,

Purwakarta. This reservoir has a major contribution for fishery sector in West

Java. Main fishing activites in Jatiluhur Reservoir is fish cultivation by using

Keramba net cage (Keramba Jaring Apung) techniques. Farmers mostly grow

golden fish and tilapia fish. Both fishes are the major commodities in Jatiluhur

Reservoir. Farmers apply two kinds of cultivation systems monoculture (only

golden fish) and polyculture (golden fish and tilapia). The main goal of this

research is to estimate the rate of farmers’ income, both for monoculture and

polyculture farming, in Jatiluhur Reservoir. The result showed that income earned

by polyculture farmers is more favorable than monoculture farmers. The

difference among the two systems was statistically significantly meaning that

statistically the level of income of the farmers who applied polyculture system was

significantly different from those who applied monoculture systems. The second

goal is to identify the factors that influence the farmers’ decision in the selection

of the pattern between monoculture and polyculture systems in Jatiluhur

Reservoir with logistic regression analysis. Based on the result obtained, the

factors that influence farmers’ decisions at 15 percent significant level are the

level of education, length of experience cultivation, farmers’ income and number

of dependents, while the acreage of KJA has no effect on the farmers’ decision.

Key words: comparison of income, golden fish monoculture, polyculture of golden

fish and tilapia, determinants of the selection of fish farming pattern

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

5

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ARIEF RIDWAN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN

DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN SISTEM

BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

(Studi Kasus Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta)

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

6

Judul Skripsi : Analisis Perbandingan Tingkat Pendapatan dan Faktor

yang Mempengaruhi Pilihan Sistem Budidaya Ikan dalam

Keramba Jaring Apung (Studi Kasus Waduk Jatiluhur

Kabupaten Purwakarta)

Nama : Arief Ridwan

NIM : H44090047

Disetujui oleh

Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec

Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

7

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian ini adalah budidaya perikanan KJA, dengan judul “Analisis

Perbandingan Tingkat Pendapatan dan Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan

Sistem Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung (Studi Kasus Waduk

Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta)”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan kontribusi serta kerjasama dalam penyusunan skripsi ini terutama

kepada:

1. Ayahanda tercinta (Yusuf Asnawi), Ibunda tercinta (Yeyet Sumiati), Kakak

tersayang (Fahmi), serta keluarga besar yang telah memberikan kasih

sayang, motivasi, dukungan moril maupun materil, serta limpahan do’a

yang tak pernah putus kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi

sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah memberikan waktu dan

tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan, motivasi, insprirasi dengan

penuh kesabaran serta kebaikan yang sangat membantu sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

3. Bapak Rizal Bahtiar S.Pi, M.Si sebagai penguji utama dan Bapak Benny

Osta Nababan S.Pi, M.Si sebagai wakil komisi pendidikan departemen

yang telah memberikan saran, dan masukkan dalam penulisan skripsi.

4. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail M.Agr, Ir Ujang Sehabudin, Kastana Sapanli

S.Pi M.Si sebagai dosen pembimbing penelitian dilapang, yang telah

membimbing dan memfasilitasi selama penulis mengambil data.

5. Kepala UPTD Waduk Jatiluhur, Wakil UPTD Waduk Jatiluhur (Ibu Catrin),

Petugas dan Pendamping Lapang Dinas Perikanan dan Peternakan

Kabupaten Purwakarta (Kang Dian), Perwakilan PJT II (Pak Waino), Ketua

Kelompok Tani Ikan Desa Jatimekar (Pak Warisdi) yang telah membantu

penulis dalam memperoleh data dan informasi.

6. Teman satu bimbingan, (Yulis, Kristin, Anjar, Hastin, dan Wasis) atas

dukungan, saran, kritik, dan lainnya selama menjalani proses pembuatan

skripsi hingga selesai.

7. Kukuh, Wina, Mufqi, Qyqy, Hilman, Luthfi, Dear, Abhe, dan seluruh

sahabat ESL 46 atas kebersamaan, bantuan, semangat, dan motivasinya.

8. Seluruh Dosen dan Tenaga Pendidikan Departemen ESL yang telah

membantu selama penulis menyelesaikan studi di ESL.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu

proses persiapan hingga penyusunan skripsi ini. Semoga kebaikan yang telah

diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat.

Bogor, Maret 2014

Arief Ridwan

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

8

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .................................................... 7

II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8

2.1 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pengelolaan KJA....................... 8

2.2 Usaha Perikanan ...................................................................................... 8

2.3 Pendapatan Usahatani............................................................................ 10

2.4 Pembesaran Ikan pada Keramba Jaring Apung Sistem Tunggal

(Monokultur) .............................................................................................. 11

2.5 Pembesaran Ikan pada Keramba Jaring Apung Sistem Kolor

(Polikultur) ................................................................................................. 11

2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12

III KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................................... 14

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional .......................................................... 14

IV METODE PENELITIAN .......................................................................... 16

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 16

4.2 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 16

4.3 Metode Pengambilan Sampel ............................................................... 17

4.4 Metode Analisis Data ........................................................................... 18

4.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani .................................................... 18

4.4.2 Perbedaan Tingkat Pendapatan ................................................... 20

4.4.3 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani untuk

Melakukan Pemilihan Budidaya Ikan Secara Monokultur dan

Polikultur .................................................................................... 21

4.4.3.1 Model Regresi Logistik.................................................... 23

Halaman

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

9

4.4.3.2 Pengujian Model Regresi Logistik................................... 25

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN ........................................................ 27

5.1 Kondisi Umum Kecamatan Jatiluhur ..................................................... 27

5.2 Kondisi Umum Waduk Jatiluhur ........................................................... 28

5.3 Kondisi Umum Perikanan Budidaya di Waduk Jatiluhur ........................ 30

5.4 Karakteristik Petani ............................................................................... 33

5.4.1 Usia ............................................................................................. 34

5.4.2 Tingkat Pendidikan ...................................................................... 34

5.4.3 Pengalaman Usaha ....................................................................... 35

5.5 Karakteristik Usahatani ........................................................................ 35

VI HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 39

6.1 Analisis Usahatani ................................................................................. 39

6.1.1 Penerimaan Usahatani ................................................................. 40

6.1.2 Biaya Usahatani .......................................................................... 41

6.1.3 Pendapatan Usahatani .................................................................. 44

6.1.4 Biaya per Satuan Produksi ........................................................... 44

6.1.5 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya.................................... 45

6.1.6 Perbedaan Pendapatan Usahatani Budidaya Ikan Mas dan Nila

Secara Monokultur dan Polikultur ............................................... 46

6.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Usahatani ............ 47

6.2.1 Umur Petani................................................................................ 49

6.2.2 Tingkat Pendidikan..................................................................... 49

6.2.3 Lama Usaha Budidaya................................................................ 50

6.2.4 Jumlah Tanggungan Keluarga.................................................... 50

6.2.5 Pendapatan Usahatani................................................................. 51

6.2.6 Luas Areal KJA.......................................................................... 51

VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 52

7.1 Simpulan ............................................................................................... 52

7.2 Saran ..................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54

LAMPIRAN ..................................................................................................... 57

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 87

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

10

DAFTAR TABEL

1 Jumlah Produksi Ikan Mas dan Nila KJA Waduk Jatiluhur Tahun 2011

Sampai Tahun 2012 ................................................................................... 3

2 Total Produksi Per Jenis Usaha Perikanan Budidaya KJA Tahun 2009

Sampai Tahun 2012 ................................................................................... 3

3 Data Penggunaan Areal KJA di Waduk Jatluhur Wilayah Kabupaten

Purwakarta ................................................................................................. 4

4 Matriks Metode Analisis Data .................................................................... 19

5 Pengelompokan Responden Petani KJA di Waduk Jatiluhur

berdasarkan Kelompok Usia, Tingkat Pendidikan, Lama Usaha, dan

Pola Usahatani ........................................................................................... 34

6 Akses Modal Pembiayaan Usaha Budidaya KJA di Waduk Jatiluhur ......... 37

7 Penerimaan usahatani budidaya ikan mas dan nila per unit KJA

(14x14m) selama satu tahun menurut pola usahatani .................................. 40

8 Rincian biaya budidaya ikan mas secara monokultur per unit KJA

(14x14m) selama satu tahun di Waduk Jatiluhur ........................................ 42

9 Rincian biaya budidaya ikan mas secara polikultur per unit KJA

(14x14m) selama satu tahun di Waduk Jatiluhur ........................................ 43

10 Pendapatan usahatani budidaya ikan mas dan nila per unit KJA

(14x14m) selama satu tahun menurut pola usahatani di Waduk Jatiluhur ... 44

11 Biaya dan keuntungan per satuan produksi budidaya ikan mas dan nila

menurut pola usahatani di Waduk Jatiluhur. ............................................... 45

12 Rasio R/C usahatani budidaya ikan mas dan nila selama satu tahun

menurut pola usahatani di Waduk Jatiluhur ................................................ 46

13 Hasil Uji Beda Pendapatan Monokultur (Ikan Mas) dengan Polikultur

(Ikan Mas dan Nila) ................................................................................. 47

14 Hasil Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani untuk

Pemilihan Pola Usahatani........................................................................... 48

Halaman No

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

11

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................................... 16

2 Satuan Wilayah Sungai Citarum ................................................................. 30

3 Petak Jaring Apung Setiap Satu Unit KJA .................................................. 32

Halaman No

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Penelitian .................................................................................. 58

2 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 63

3 Analisis Regresi Logistik ........................................................................... 64

4 Uji beda pendapatan atas biaya tunai budidaya ikan mas dan nila dalam

per unit KJA (14X14m) selama satu tahun ................................................. 65

5 Uji beda pendapatan atas biaya total budidaya ikan mas dan nila dalam

per unit KJA (14X14m) selama satu tahun ................................................. 67

6 Biaya penyusutan konstruksi KJA Pola Monokultur ................................... 69

7 Biaya penyusutan konstruksi KJA Pola Polikultur. ..................................... 69

8 Data penerimaan total usahatani pola monokultur ...................................... 70

9 Data penerimaan total usahatani pola polikultur. ........................................ 71

10 Data biaya variabel dan biaya tetap tunai pola monokultur ......................... 73

11 Pendapatan atas biaya tunai pola monokultur ............................................. 75

12 Pendapatan atas biaya total pola monolikultur ............................................ 77

13 Data biaya variabel dan biaya tetap tunai pola polikultur ............................ 79

14 Pendapatan atas biaya tunai pola polikultur ................................................ 81

15 Pendapatan atas biaya total pola polikultur ................................................. 83

16 Input Data Analisis Logit ........................................................................... 84

17 Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 86

No Halaman

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

13

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya
Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu sektor alternatif yang diharapkan dapat

mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi dari suatu wilayah dan mendorong

kesejahteraan masyarakat. Budidaya perikanan adalah salah satu paket teknologi

perikanan yang juga berpeluang besar dalam mewujudkan peningkatan

kesejahteraan masyarakat maupun pembangunan secara nasional. Pemanfaatan

sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi

sangat penting seiring dengan berkembangnya pembangunan waduk di Indonesia.

Pembangunan waduk secara tidak langsung dapat merubah ekosistem sungai dan

daratan menjadi satu ekosistem yang berbeda dari ekosisitem asalnya. Pada

hakekatnya pembangunan waduk merupakan usaha pembendungan aliran sungai

yang dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, irigasi, air minum dan

pengendali banjir. Selain itu, pemanfaatan pembangunan waduk lebih luas lagi

dapat dijadikan sebagai kawasan budidaya perikanan

Pembangunan perikanan di Indonesia dapat dikelompokan ke dalam dua

kategori, yaitu perikanan laut dan perikanan darat termasuk didalamnya kegiatan

penangkapan tangkap dan kegiatan budidaya ikan. Peningkatan produksi

perikanan diharapkan dapat meningkatkan penyediaan ikan bagi penduduk,

pendapatan bagi nelayan dan petani ikan, memperluas kesempatan usaha kerja di

sektor perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya serta

meningkatkan devisa negara. Produksi perikanan tahun 2011 yang berasal dari

kegiatan penangkapan dan budidaya mencapai 12,39 juta ton, atau 101,05 persen

dari target sebesar 12,26 juta ton. Dari total produksi tersebut, kontribusi

perikanan budidaya sebesar 6,98 juta ton (56,33 persen), dan produksi perikanan

tangkap menyumbang sebesar 5,41 juta ton (43,67 persen). Jika dilihat laju

pertumbuhan produksi perikanan nasional dalam kurun waktu 2007-2011

mencapai 10,76 persen per tahun, dimana pertumbuhan budidaya rata-rata per

tahun sebesar 21,64 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan rata-

rata per tahun perikanan tangkap yang sebesar 1,78 persen. Kontribusi PDB sektor

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

2

perikanan terhadap PDB nasional mencapai 51,38 persen. (Kementrian Kelautan

dan Perikanan, 2011)

Keanekaragaman jenis (plasma nutfah) ikan memberi peluang besar dalam

kegiatan budidaya perikanan ikan air tawar, baik usaha perikanan tangkap

diperairan umum (waduk, rawa, sungai, dan danau) maupun usaha budidaya ikan

dikolam dan sawah (mina padi). Kegiatan perikanan di perairan umum diarahkan

untuk budidaya ikan antara lain dalam keramba jaring bambu dan keramba jaring

apung (KJA). Seiring dengan berkembangnya pembangunan waduk di Indonesia,

maka pemanfaatan sumberdaya perairan untuk budidaya ikan air tawar ini

menjadi sangat penting. Walaupun dikatakan sebagai waduk multifungsi, waduk

(Saguling, Cirata, dan Ir H Juanda) pada awalnya dibangun dengan tujuan utama

yang sama yakni sebagai pembangkit listrik tenaga air. Namun pada akhirnya

seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat maka waduk baik juga

dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan umum dan kegiatan budidaya ikan air

tawar.

Budidaya ikan air tawar dalam KJA merupakan metode akuakultur yang

paling produktif saat ini. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor kelebihan

dalam penerapan teknik KJA diantaranya padat penebaran benih yang tinggi,

ketersediaan kuantitas air, tidak memerlukan pengolahan tanah, pengendalian

gangguan predator relatif lebih mudah, pemanenan lebih mudah, dan dapat

dipindahkan ke lokasi lain (Direktorat Jendral Perikanan Budidaya, 1994). Waduk

Jatiluhur yang terletak di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat merupakan

salah satu tempat usaha budidaya ikan dalam jaring terapung yang berkembang

cukup pesat dari tahun ke tahun.

Badan Pusat Statistik mencatat, nilai produksi usaha keramba jaring apung

(KJA) di Purwakarta mencapai Rp 730,7 miliar pada tahun 2009, sekitar 53,6

persen dari total nilai produksi KJA Jawa Barat yang mencapai Rp 1,36 triliun.

Keberadaan KJA menjadikan Jawa Barat sebagai ”lumbung” ikan air tawar

nasional, sedangkan untuk total produksi KJA di Kabupaten Purwakarta mencapai

73.897 ton. Angka ini mengalami peningkatan sekitar 108,68 persen dari produksi

perikanan KJA tahun 2008 sebesar 67.996,08 ton. Bila ditelusuri lebih mendalam

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

3

ternyata produksi perikanan KJA di Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta

menghasilkan nilai produksi KJA tertinggi.

Pertumbuhan produksi perikanan budidaya yang bernilai ekonomi tinggi,

maka sudah sepantasnya usahatani budidaya perikanan dikembangkan dan

ditingkatkan di Indonesia. Didukung dengan iklim di Indonesia yang cocok untuk

mendukung pertumbuhan dan perkembangan budidaya ikan. Usahatani

merupakan tumpuan sebagian besar petani di Indonesia. Usahatani budidaya ikan

adalah usaha yang menggunakan ikan nila dan ikan mas sebagai komoditas

utamanya. Berikut jumlah produksi ikan mas dan nila KJA di Waduk Jatiluhur

tahun 2011 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah produksi ikan mas dan nila KJA di Waduk Jatiluhur

Kabupaten Purwakarta tahun 2011 sampai tahun 2012 No Jenis ikan Jumlah produksi (ton) Laju Pertumbuhan (%)

Tahun 2011 Tahun 2012

1 Mas 50.375 50.022 99,30

2 Nila 35.460 40.089 113,05

Jumlah 85.835 90.111 212,35

Sumber: UPTD Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta 2013

Berdasarkan data pada Tabel 1 dapat terlihat jumlah produksi ikan mas dan

nila mengalami peningkatan produksi sebesar 212,35 persen dari tahun 2011

sampai tahun 2012. Selain itu, jumlah produksi ikan yang dihasilkan didominasi

oleh ikan mas. Hal ini sesuai dengan hasil survei di lokasi penelitian bahwa

komoditas utama dari budidaya KJA di Waduk Jatiluhur adalah ikan mas.

Sistem budidaya KJA dikenal lebih efektif dan efisien dalam

pembudidayaan dibandingkan dengan sistem perikanan lainnya. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Total produksi perjenis usaha perikanan budidaya KJA di Waduk

Jatiluhur wilayah Kabupaten Purwakarta tahun 2009 sampai tahun

2012

No

Produksi (ton/tahun)

Jenis Usaha 2009 2010 2011 2012

1 Kolam Air Tenang (KAT) 459,30 449,40 453,25 497,20

2 Sawah Perikanan 0 0 0 0

3 Kolam Air Deras (KAD) 134 135,90 112 0

4 KJA 73.897 88.629 110.095 110.631

Jumlah 74.490,3 89.214,3 110.660,25 111.128,2

Sumber : Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta Jawa Barat tahun 2012

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

4

Berdasarkan Tabel 2, KJA adalah sistem budidaya yang paling banyak

menghasilkan produksi ikan dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Data

penggunaan areal KJA di Waduk Jatiluhur wilayah Kabupaten Purwakarta tahun

2012 dapat terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Data Penggunaan areal KJA di Waduk Jatiluhur wilayah Kabupaten

Purwakarta tahun 2012 No Jenis ikan Jumlah petak ukuran

7mx7m (petak)

1 Pembesaran ikan mas/nila (bagian atas mas/bagian bawah

nila) 9.564

2 Pembesaran patin/nila (bagian atas patin/bagian bawah nila) 2.352

3 Pembesaran ikan mas (bagian atas ikan mas) 2.375

4 Pendederan patin (bagian atas nila/bagian bawah patin) 588

5 Pendederan nila (bagian atas nila/ bagian bawah nila) 4.916

6 Aneka ikan (bagian atas aneka ikan/bagian bawah nila) 1.496

7 Tidak beroperasi 173

Sumber: UPTD Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta tahun 2012

Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa areal KJA di Waduk

Jatiluhur di wilayah Kabupaten Purwakarta pada tahun 2012 paling banyak

digunakan untuk areal pembesaran ikan mas pada bagian atas dan ikan nila pada

bagian bawah. Hal ini dapat terlihat dari jumlah petak KJA yaitu sebanyak 9.564

petak KJA dengan ukuran per kolam adalah 7m x 7m sedangkan hanya sekitar

2.375 petak KJA yang masih melakukan budidaya dengan satu komoditas (ikan

mas).

Melihat potensi Sumberdaya Ikan (SDI) di Waduk Jatiluhur menyebabkan

masyarakat di luar maupun sekitar waduk terus membangun KJA. Peningkatan

jumlah KJA di Waduk Jatiluhur sampai saat ini telah menempati posisi tengah

danau namun kualitas produksi yang dihasilkan semakin menurun. Hal ini akan

berdampak pada pencemaran lingkungan waduk akibat jumlah budidaya KJA

yang berlebihan dan dapat mempengaruhi kelangsungan produksi perikanan

budidaya tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap produksi

usaha budidaya KJA tersebut pada satu unit luasan KJA melalui biaya yang

dikeluarkan oleh petani tersebut serta pendapatan yang diperolehnya. Dengan

demikian keberlanjutan usaha budidaya ikan di Waduk Jatiluhur diharapkan dapat

terus diarahkan secara lestari.

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

5

1.2 Rumusan Masalah

Sejak dirintis tahun 1974, usaha budidaya ikan keramba jaring apung di

Waduk Jatiluhur, di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, nyaris tidak pernah surut.

Nilai produksi yang mencapai lebih dari 70.000 ton ikan per tahun, usaha ini

menggerakkan ekonomi rakyat serta menghidupi 3.636 rumah tangga yang terlibat

langsung di dalamnya. KJA mulai di sosialisasikan di Waduk Jatiluhur (Ir H

Juanda) di bawah pengelolaan Perum Jasa Tirta (PJT) II pada tahun 1988.

Teknologi ini awalnya diperuntukkan bagi warga lokal yang tergusur proyek

pembangunan waduk. Namun, KJA terus berkembang karena menguntungkan,

bahkan menarik investor dari luar daerah.1 Usaha budidaya ikan dalam KJA

memberikan harapan bagi masyarakat yang terkena proyek dan tinggal di sekitar

Waduk Jatiluhur untuk memperoleh pendapatan.

Adanya usaha KJA memicu juga usaha pendukung seperti toko pakan, jasa

pengangkutan, serta rumah pengolahan ikan. Semua saling menopang sehingga

terjalin dalam sebuah rantai kehidupan. Pada tahap awal, kondisi perairan yang

cukup baik dan jumlah jaring yang masih serasi dapat memberikan penghasilan

yang cukup layak bagi masyarakat sehingga mendorong terjadinya peningkatan

usaha KJA di Waduk Jatiluhur relatif cepat. Tahun 2002, jumlah KJA di waduk

Jatiluhur seluas 8.300 hektar di aliran Sungai Citarum berjumlah 2.159 unit

(petak). Kurun waktu 2005-2006 melonjak dari 5.141 unit menjadi 13.080 unit

dan terus bertambah. Hasil pendataan tahun 2011, populasi KJA telah mencapai

19.630 unit (Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta, 2011).

Menurut Surat Keputusan Bupati Purwakarta Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Pemanfaatan Waduk untuk Kegiatan Perikanan, jumlah KJA ideal adalah 2.100

unit. Kelompok Kerja Bidang Perikanan PJT II tahun 1996 merekomendasikan

5.480 unit, sedangkan Balai Penelitian Perikanan Air Tawar tahun 1996

merekomendasikan 3.637 unit. Namun kondisi yang terjadi saat ini semua batasan

sudah terlampaui. Kondisi yang melebihi daya dukung dari batas ideal yang telah

ditentukan jelas menjadi salah satu penyebab turunnya produktivitas usaha KJA.

Padahal peraturan itu diharapkan menekan jumlah KJA secara alami. Jika KJA

1 http://regional.kompas.com/read/2012/07/23/04512694/Rantai.Hidup.Keramba.Jaring.Apung

[diakses tanggal 21 Juni 2013]

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

6

berkurang mendekati batas ideal, mutu perairan diharapkan membaik dan

terhindar dari kerugian besar akibat kematian ikan secara massal. Namun,

dampaknya saat ini dapat berupa ancaman potensi pencemaran akibat pakan ikan

yang berlebihan sehingga dapat mempengaruhi menurunnya kualitas air waduk,

fluktuasi debit air yang semakin terbatas, dan serangan virus. Seiring dengan

meningkatnya jumlah jaring apung yang semakin tidak terkontrol, terjadi juga

peningkatan teknik penguasaan jaring apung yaitu teknik budidaya jaring susun

atau lapis. Teknik KJA polikultur bertujuan untuk meningkatkan efisiensi

penggunaan pakan dan produktivitas jenis usaha.

Pada saat ini usaha kegiatan budidaya ikan KJA di Waduk Jatiluhur yang

dijalankan oleh Rumah Tangga Petani (RTP) ukurannya sangat beragam dilihat

dari jumlah unit jaring yang diusahakan oleh setiap RTP. Selain itu pada masing-

masing RTP memilih jenis usaha yang berbeda yaitu monokultur dan polikutur.

Pemanfaatan waduk sebagai kegiatan budidaya ikan dalam KJA telah

menyebabkan masuknya limbah padat berupa pakan ikan dan kotoran ikan yang

mendangkal didasar waduk jatiluhur.

Penurunan kualitas air pada Waduk Jatiluhur antara lain adalah akibat dari

kegiatan perikanan Keramba Jaring Apung (KJA) yang sudah melampaui daya

dukung perairan danau (Badan Pusat Penelitian Limnologi, 2009). Dari sekian

banyak dampak positif maupun negatif usaha budidaya ikan dalam KJA tersebut

terhadap perkembangan ekonomi sektor lainnya memungkinkan banyak peluang

bagi masyarakat sekitar waduk untuk turut berperan serta memperoleh

kesempatan agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, baik sebagai tenaga kerja

atau pengusaha budidaya ikan KJA (monokultur dan polikultur) secara langsung

ataupun sebagai pedagang yang menyediakan kebutuhan orang yang bekerja

disekitar Waduk dan kebutuhan para pendatang secara tidak langsung.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang

akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana tingkat pendapatan petani ikan jenis usaha monokultur

dibandingkan dengan pendapatan petani ikan jenis usaha polikultur di

Waduk Jatiluhur?

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

7

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pada pemilihan pola usahatani

budidaya ikan secara monokultur dan polikultur di Waduk Jatiluhur?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengestimasi tingkat pendapatan petani ikan usaha monokultur

dibandingkan dengan pendapatan petani ikan usaha polikultur di Waduk

Jatiluhur.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani ikan dalam

pemilihan budidaya ikan secara monokultur dan polikultur di Waduk

Jatiluhur.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian dilakukan hanya pada Waduk Jatiluhur wilayah Kabupaten

Purwakarta.

2. Penelitian hanya mengkaji dan mengestimasi tingkat pendapatan dari

usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola usahatani.

3. Responden dalam penelitian adalah petani ikan yang membudidayakan ikan

secara monokultur dan petani ikan yang membudidayakan ikan secara

polikultur.

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pengelolaan KJA

Permintaan dunia akan ikan berdaging putih (white meat) mengalami

kenaikan dari tahun ketahun. Hal ini menjadi dasar pemikiran dalam upaya

pengembangan budidaya perikanan. Menurut beberapa peneliti, perhitungan

ekonomi KJA adalah usaha agribisnis yang menguntungkan. Penerapan keramba

jaring apung mini investasinya tidak terlalu besar sehingga diharapkan mampu

dipraktekkan oleh petani dan pengusaha kecil (Hanafi A. et al. 1990). Keuntungan

bisnis keramba memang menggiurkan. Tetapi budidaya ini juga memerlukan

kesabaran dan keuletan. Diantaranya jika pergantian musim tiba, maka

keberadaan ikan keramba terancam oleh berbagai jenis penyakit ikan yang

menimbulkan kematian dalam jumlah besar.

Meskipun demikian pengembangan KJA masih menghadapi masalah

antara lain (1) pemilihan lokasi budidaya yang setidaknya dapat berjalan

sepanjang tahun, bebas dari pengaruh gelombang besar, sehingga menjamin

penggunan kerambajaring apung secara optimal, (2) Ketersediaan benih sampai

saat ini masih mengandalkan dari alam dan sedikit jumlahnya karena sangat

dipengaruhi oleh musim. Penyediaan pakan berupa ikan rucah masih terbatas dan

penyediaannya bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia, (3) Pengenalan

kepada petani ikan dan nelayan yang mungkin saja masih dihadapkan pada

kendala-kendala sosial budidaya karena sudah terpaku anggapan bahwa laut

adalah tangkap menangkap bukan tempat budidaya (Anggawati, 1991).

Pengawasan dan perawatan rutin setiap hari merupakan faktor keberhasilan

dari upaya pembesaran ikan dengan KJA. Pengotoran jaring (kurungan) baik yang

disebabkan oleh sampah, pelumpuran maupun jasad pengganggu yang menempel

pada jaring akan menjadi penyebab turunnya derajat pergantian air dalam

kurungan (Abdulkadir, 2010). Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan pola

pembesaran ikan mas dan nila yang banyak dilakukan di danau atau waduk. Jaring

yang digunakan untuk pemeliharaan diapungkan di danau atau waduk dengan

bantuan pelampung berupa drum plastic atau drum baja. Untuk mencegah KJA

tidak berpindah tempat, petani biasanya menancapkan jangkar di dasar perairan.

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

9

Pada KJA yang jumlahnya banyak, petani umumnya membangun rumah ditasnya

untuk tempat penampungan pakan dan tempat tinggal para pekerja.

Pada tebar pembesaran mas dan nila di KJA umumnya 10 ekor/ .

Misalnya, luas KJA berukuran 7x7 meter dengan kedalaman 3 meter maka dapat

diisi benih sebanyak 1.470 ekor. Namun, jika kondisi waduk atau danau memiliki

kedalaman lebih dari 8 meter seperti di Jatiluhur, kedalaman KJA bisa ditambah

hingga 7 meter. Semakin dalam KJA berguna untuk menambah populasi ikan nila

di dalam KJA (Wiryanta et al, 2010).

Untuk pemberian pakan, pada bulan pertama pakan diberikan setiap hari

sebanyak 5 persen dari biomassa. Setelah itu, pakan cukup diberikan sebanyak 3

persen dari biomassa. Periode pemberian pakan dalam sehari dibagi tiga kali,

yakni pada pagi, siang, dan sore hari (Rachmatun, 2010). Operator (teknisi)

Keramba Jaring Apung harus rajin memperhatikan perilaku ikan-ikan yang

dipelihara. Aspek – aspek yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut (a)

Nafsu makan dan dosis pakan, (b) Tingkat kegesitan ikan. Bila ada ikan yang

tampak lemah maka harus diambil contoh untuk diperiksa apakah ada sesuatu

gejala penyakit atau tidak, (c) Kualitas air, (d) Tingkat kecerahan air waduk/danau

apabila derajat kecerahan kurang dari 15 cm, berarti plankton terlalu lebat

sehiongga kandungan oksigennya defisit pada malam hari yang dapat

membahayakan ikan. Nilai kecerahan untuk waduk dan danau sebaiknya lebih

dari 100 cm, (e) Luas keramba di waduk maksimum 2 persen dari luas perairan.

Batas maksimum ini biasanya ditentukan oleh pemerintah daerah setempat,

(f) Pembatasan kapasitas produksi keramba, (g) Kecepatan arus dilokasi keramba

tidak kurang dari 5-10 m/detik, (h) Hama pemangsa ikan dan/atau perusak jaring

yang dapat menyebabkan kerugian. Hama tersebut ialah burung pemasangsa,

berang-berang, ular, belut, ikan-ikan buas dan kura-kura yang merusak jaring.

Hama dapat dihalau dengan pemasangan perangkap, pembersihan tepi waduk dan

pelaksanaan patrol secara periodik (Rachmatun, 2010).

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

10

2.2 Usaha Perikanan

Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

pemeliharaan ikan di kolam, di sungai, di danau, atau di laut, melainkan usaha

yang mencakup berbagai aspek organisme (sumber hayati). Usaha perikanan di

Indonesia dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Selain perikanan di laut, kita

mempunyai perairan di darat berupa danau, sungai, dan rawa. Usaha perikanan

dapat dibagi dua jenis, yaitu usaha perikanan darat dan perikanan laut. Usaha

perikanan darat disebut juga usaha perikanan air tawar (Evy, 2008).

2.3 Pendapatan Usahatani

Usahatani sebagai satu kegiatan produksi pertanian yang pada akhirnya akan

dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih antara

keduanya merupakan pendapatan usahatani. Soeharjo dan Patong (1973)

mengartikan pendapatan usahatani sebagai balas jasa dari kerjasama antara faktor-

faktor produksi dengan petani sebagai penanam modal dan sekaligus pengelola

usahatani.

Analisis pendapatan memerlukan dua komponen utama, yaitu keadaan

pengeluaran selama jangka waktu tertentu dalam usahatani dan keadaan

penerimaan pasca produksi dan pemasaran usahatani (Soeharjo dan Patong,

1973). Menurut Soekartawi et al. (1986), penerimaan adalah besaran output

usaha, baik produk utama maupun produk sampingan yang dihasilkan. Sementara

itu, pengeluaran atau biaya adalah semua pengorbanan sumber daya yang terukur

dalam satuan nominal uang (rupiah) yang dikeluarkan dalam mencapai tujuan

usahatani.

Komponen pengeluaran dalam usahatani berupa pengeluaran tunai dan

pengeluaran diperhitungkan. Beban biaya dalam pengeluaran tunai, meliputi:

pembayaran tunai sarana produksi pertanian seperti pembelian benih, pupuk, obat-

obatan (pestisida), beban biaya sewa dibayar dimuka seperti sewa lahan garapan,

sewa alat mesin pertanian (bila ada), dan biaya tenaga kerja. Beban biaya yang

termasuk dalam pengeluaran diperhitungkan adalah nilai tenaga kerja keluarga

diperhitungkan dan penyusutan peralatan pertanian.

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

11

Komponen penerimaan usahatani dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

penerimaan tunai dan penerimaan non tunai. Pendapatan tunai bersumber dari

penjualan tunai hasil produksi/panen (output) usahatani yang dilakukan,

sedangkan penerimaan non tunai bersumber dari (1) produk/hasil panen (output)

yang dikonsumsi keluarga petani dan (2) kenaikan nilai inventaris, yaitu nilai

benda-benda investasi yang dimiliki rumah tangga petani berdasarkan selisih nilai

akhir tahun dengan nilai awal tahun.

2.4 Pembesaran Ikan pada Keramba Jaring Apung Sistem Tunggal

(Monokultur)

Menurut Maulana (2003), pembesaran ikan pada KJA tunggal biasanya

dilakukan secara monokultur yaitu dalam satu jaring pada lapisan atas ditebarkan

hanya satu jenis ikan tanpa ada jenis ikan lain, dimana ikan yang ditebar sebagai

komoditas pokok. Pada sistem KJA tunggal, pakan tambahan mutlak diberikan

karena jumlah pakan alami dalam waduk relatif sedikit, bahkan hampir tidak ada.

Pakan tambahan berupa pelet diberikan setiap hari dengan dosis tiga persen dari

berat ikan. Jaring apung yang telah terpasang di danau atau waduk biasanya

dirakit menjadi satu unit. Satu unit rakit jaring terapung terdiri dari empat net

kolam dan satu tempat jaga (Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau

Kecil, 2005).

2.5 Pembesaran Ikan pada Keramba Jaring Apung Sistem Kolor (Polikultur)

Menurut penelitian Sukamto dan Maryam (2005), teknik budidaya Keramba

Jaring Apung (KJA) dengan sistem jaring kolor yaitu jaring terdiri atas bagian

bawah satu buah jaring dan di bagian atas dua buah jaring dalam dua petakan.

Ada lagi jaring kolor empat yang terdiri dari atas satu jaring di bagian bawah dan

empat jaring di bagian atas di dalam empat petakan. Berdasarkan teknik budidaya

sistem KJA kolor, petani ikan tidak harus membudidayakan ikan nila di jaring

apung secara khusus akan tetapi dapat dibudidayakan bersama dengan ikan mas

(budidaya ikan secara polikultur) serta produksi ikan dapat ditingkatkan yaitu dari

ikan mas di jaring atas dan ikan nila di jaring bawah.

Pada awalnya sistem KJA kolor digunakan oleh para petani ikan di Waduk

Jatiluhur, Cirata dan Saguling untuk mengantisipasi kematian masal ikan yang

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

12

hampir terjadi setiap tahun. Hal ini disebabkan sisa pakan yang terbuang ke dasar

perairan, sehingga menyebabkan mutu/kualitas air menurun. Efisiensi pakan pada

sistem KJA kolor bisa ditingkatkan karena pakan atau debu pakan yang terbuang

ke bawah atau ke pinggir bisa dimanfaatkan ikan lain yang dipelihara seperti ikan

nila, sehingga pakan yang terbuang ke perairan juga semakin berkurang (Sukamto

dan Maryam, 2005).

2.6 Penelitian Terdahulu

Hasil Penelitian Ridwan (2008) yang berjudul Analisis Usahatani Padi

Ramah Lingkungan dan Padi Anorganik (Kasus Kelurahan Situgede, Kecamatan

Bogor Barat, Kota Bogor). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan

membandingkan pendapatan, efisiensi, dan kelayakan serta sensitivitas usahatani

padi ramah lingkungan dan anorganik. Berdasarkan analisis pendapatan, diketahui

bahwa pendapatan usahatani padi ramah lingkungan lebih besar dibandingkan

pendapatan usahatani padi anorganik. Berdasarkan analisis R/C rasio, usahatani

padi ramah lingkungan dan padi anorganik di Kelurahan Situgede sama-sama

menguntungkan untuk dilaksanakan karena nilai R/C rasio lebih besar dari satu.

Analisis Usaha Perikanan Budidaya Perairan Waduk Dengan Jaring Apung

Kasus Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Jawa Barat oleh Dandan Hendayana

(2002). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perbedaan keragaan usaha

antara sebelum dan sesudah krisis dengan menggunakan alat ukur benefit cost

analisis yang menghitung komponen finansial, menjelaskan keragaan usaha KJA

dilihat dari kelayakan usaha berdasarkan analisis finansial anta sebelum krisis dan

sesudahnya, menelusuri gambaran usaha berdasarkan hubungan fungsional antara

kegiatan produksi dengan kegiatan pengadaan sarana produksi serta kegitan

pemasaran hasil jaring apung sebagai sistem usaha yang berwawasan agribisnis.

Hasil dari penelitian adalah berdasarkan nilai NPV dengan diskon faktor 20

persen menghasilkan nilai NPV yang positif sehingga dengan adanya krisis ini

secara finansial usaha ini tidak mengalami tampilan perubahan yang merugikan,

sistem pemasaran pakan yang selama ini terjadi tidak efisien.

Dampak Budidaya Ikan Jaring Apung di Waduk Cirata Terhadap

Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Lokasi Dan Pembangunan Ekonomi Kabupaten

Cianjur, oleh Maman Sudrajat (2009). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

13

dampak keberadaan budidaya ikan jaring apung Waduk Cirata terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi dan pembangunan ekonomi Kabupaten

Cianjur. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa rumah tangga sekitar

lokasi yang menjadi petani budidaya KJA tingkat kesejahteraannya lebih tinggi

dibandingkan dengan rumah tangga bukan petani budidaya KJA. Lebih rendahnya

tingkat kesejahteraan rumah tangga non-petani budidaya karena pada umumnya

mata pencaharian penduduk sekitar lokasi adalah petani padi sawah atau lahan

darat dengan luas < 0,25 ha atau buruh tani yang upahnya di bawah upah

minimum. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah banyak dilakukan, terdapat

perbedaan pada penelitian yang dilakukan saat ini. Perbedaan tersebut terletak

pada lokasi dan bahasan penelitian.

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

14

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Pertumbuhan produksi perikanan budidaya yang bernilai ekonomi tinggi,

maka sudah sepantasnya usaha budidaya perikanan dikembangkan dan

ditingkatkan di Indonesia. Pembangunan perikanan diperairan waduk kiranya

sangat penting dan perlu untuk dikembangkan karena sumberdaya perikanan

merupakan sumberdaya hayati pengganti dari lahan daratan yang digenangi.

Pengembangan perikanan budidaya yang umum diterapkan adalah teknologi

budidaya dalam keramba jaring apung. Usahatani budidaya ikan ialah usaha yang

menggunakan ikan nila dan ikan mas sebagai sumberdaya utamanya. Masalah

klasik yang umumnya ditemui pada danau-danau atau waduk-waduk tempat

dikembangkannya budidaya ikan dalam jaring adalah masalah daya dukung

perairan (Carrying Capacity).

Faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengembangan budidaya ikan

ialah keragaan usahataninya. Salah satu wilayah perairan di Waduk Jatiluhur yang

terdapat cukup banyak jumlah KJA adalah di Kecamatan Jatiluhur. Budidaya KJA

secara monokultur juga masih tetap dipertahankan,dengan alasan masih ada petani

setempat yang memiliki modal terbatas. Budidaya KJA secara polikultur dapat

meningkatkan produksi ikan mas dan nila juga dapat mengurangi dampak

kerusakan lingkungan waduk akibat sedimentasi yang ditimbulkan dari

pengendapan sisa pakan. Petani budidaya pembesaran ikan mas dan nila pada

KJA monokultur dan polikultur khususnya di Kecamatan Jatiluhur melakukan

proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal.

Perbandingan manfaat ekonomi berupa pendapatan pada pola usaha tani

yang membudidayakan ikan secara polikultur dengan pendapatan petani yang

hanya melakukan usahatani budidaya ikan secara monokultur merupakan ruang

lingkup masalah yang akan diteliti. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi

mengenai faktor-faktor penentu pemilihan usaha budidaya ikan secara polikultur

dan monokultur. Pendekatan yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada

petani ikan dan dianalisis dengan metode regresi logistik. Secara rinci kerangka

pemikiran disajikan pada Gambar 1.

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

15

Keterangan : Metode Analisis alur berpikir

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional

Upaya Peningkatan Produksi dan

Pengembangan Budidaya Ikan dalam

KJA di Waduk Jatiluhur

Usaha

Budidaya Ikan

Mas dan Nila

dalam KJA

Budidaya Ikan Mas

(Monokultur)

Budidaya Ikan Mas

dan Nila (Polikultur)

Pendapatan

Budidaya Ikan

Mas (Monokultur)

Pendapatan

Budidaya Ikan

Mas dan Nila

(Polikultur)

dibandingkan

Pendapatan Budidaya

Ikan Monokultur

=, <, >

Budidaya Polikultur

Analisis

Pendapatan &

Uji Beda

Faktor-faktor

Yang

mempengaruhi

pemilihan jenis

usaha budidaya

Meningkatnya

Kesejahteraan

Petani

Analisis Regresi

Logistik

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

16

IV METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi

Jawa Barat. Pemilihan tempat ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa

budidaya ikan sistem polikultur dan monokultur masih berjalan dan memiliki

potensi pengembangan kawasan budidaya ikan air tawar terbesar di Jawa Barat.

Penelitian ini terbagi ke dalam beberapa tahap. Tahapan yang pertama yaitu pra

penelitian. Pra penelitian merupakan proses pengamatan masalah di lapangan,

perumusan masalah, pengembangan kerangka berpikir, hingga penyusunan

proposal. Tahapan ini dilaksanakan selama tujuh bulan, dimulai pada bulan

Februari hingga Agustus 2013.

Setelah tahapan pra penelitian maka dilanjutkan dengan proses pengambilan

data primer. Pengambilan data primer dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pada

bulan Oktober sampai November 2013. Tahapan selanjutnya adalah proses

pengolahan dan analisis data serta penulisan skripsi. Tahapan ini akan

dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada minggu terakhir bulan Januari sampai

dengan minggu kedua bulan Februari 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung kepada petani

ikan pemilik, buruh tani, dan informan lainnya di Waduk Jatiluhur melalui

kuesioner. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait, buku-buku, internet, dan

literatur yang mendukung, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten

Purwakarta, Perum Jasa Tirta II (PJT II), Badan Pusat Statistik Jawa Barat dan

lain sebagainya yang dapat menunjang tujuan yang ingin dicapai.

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

17

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel merupakan bagian dari penelitian dalam

menentukan cara untuk mengambil sejumlah responden sebagai sampel dari suatu

populasi. Tujuan dari penarikan sampling adalah mempermudah peneliti dalam

melakukan penelitian namun peneliti harus memperoleh jumlah responden yang

memenuhi kriteria dan representatif agar data yang diperoleh akurat. Salah satu

jenis populasi adalah populasi yang bersifat homogen. Populasi yang bersifat

homogen biasanya berada pada wilayah perairan. Karakter khusus dari populasi

homogen terletak pada tidak adanya perbedaan pola dari hasil tes setelah

melakukan wawancara kepada seluruh responden namun data yang dihasilkan

tetap beragam, hanya pola saja yang sama antar petani (Bungin 2008).

Sampel merupakan sebagian data yang diambil dalam suatu populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah petani budidaya KJA monokultur dan

polikultur di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Penentuan lokasi dan

objek penelitian dipilih dengan menggunakan metode purposive. Penelitian ini

dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 60 responden yaitu yang terbagi

atas 30 responden petani budidaya KJA monokultur dan 30 responden petani

budidaya KJA polikultur yang melakukan budidaya pembesaran ikan mas dan

nila di wilayah tersebut. Jumlah tersebut sudah mewakili karakteristik yang

dibutuhkan yaitu usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, lama profesi, dan

pendapatan.

Sampel ini diambil berdasarkan jumlah data sebaran normal statistik dan

bersifat homogen. Sistem budidaya yeng terdapat di lokasi penelitian bersifat

homogen dalam hal penggunaan ukuran luas unit KJA yang sama pada setiap

petani sehingga dengan jumlah tersebut dapat mewakili jumlah responden pada

penelitian. Penentuan responden pada penelitian ini berdasarkan informasi yang

diberikan oleh Kepala UPTD kemudian wakil UPTD dan selanjutnya kepada

pendamping sehingga dilakukan pendataan terhadap responden yaitu sebanyak 60

responden.

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

18

4.4 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah secara kualitatif dan

kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan

menggunakan komputer dengan program Statistical Program and Service

Solution (SPSS) 16, Microsoft Office Excel 2007. Metode analisis data yang

digunakan dapat dilihat dalam Tabel 4 di bawah ini

Tabel 4 Matriks Metode Analisis Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data

Mengestimasi Pendapatan

Usahatani Budidaya Ikan

Secara Monokultur

dibandingkan degan usahatani

Polikultur

Mengidentifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi petani

dalam pemilihan budidaya ikan monokultur dan polikultur

Responden dengan

menggunakan

kuesioner

Analisis Regresi Logistik

Sumber : Penulis (2013)

4.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Untuk membandingkan pendapatan petani yang melakukan budidaya ikan

secara polikultur dengan petani yang melakukan budidaya ikan secara monokultur

yaitu melalui pendekatan analisis pendapatan. Pendapatan didefinisikan sebagai

selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Secara sistematis pendapatan

usaha tani dapat dituliskan sebagai berikut (Soekartawi, 2006):

π = TR-TC ...……………… (1)

Di mana: π = pendapatan (benefit)

TR = total penerimaan (total revenue)

TC = total biaya (total cost)

Penerimaan usahatani budidaya ikan adalah perkalian antara produksi yang

diperoleh (y) dengan harga jual (P). Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai

berikut:

...………... (2)

Responden

dengan

menggunakan

kuesioner

Analisis Pendapatan

Usaha tani dan Uji Beda

(Paired Sample Test)

1

2

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

19

Di mana: TR = penerimaan total (Rp)

y = produksi ikan yang diperoleh (ton)

= harga jual ikan (Rp)

i = jenis ikan yang dibudidayakan

n = banyak ikan yang dibudidayakan (ekor)

Rumus diatas apabila digunakan dalam mengestimasi pendapatan usahatani

budidaya ikan secara monokultur dan polikultur maka persamaan menjadi

(Penulis, 2013) :

............................. (3)

Di mana:

= pendapatan usahatani budidaya ikan secara monokultur dan polikultur

i = jenis ikan yang dibudidayakan (1= Mas, 2=Nila)

j = jenis input (1=pakan, 2=benih, 3=Tenaga Kerja)

v = jumlah input yang digunakan (Kg, orang)

= harga jual ikan yang berlaku (Rp)

= harga input yang berlaku (Rp)

Total biaya yang dikeluarkan baik untuk usahatani budidaya ikan

monokultur dan budidaya ikan polikultur dibedakan atas biaya tunai dan non

tunai. Estimasi perhitungan total penerimaan dan total biaya tersebut melihat

pendapatan yang diperoleh.

Analisis dilakukan dengan cara menggunakan rasio penerimaan atas biaya

(R/C ratio). Analisis rasio penerimaan atas biaya (R/C ratio) merupakan salah

satu cara untuk mengetahui perbandingan antara penerimaan dan biaya yang

dikeluarkan. R/C ratio menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap satuan

biaya yang dikeluarkan dalam usaha tani.

Apabila R/C >1 maka usaha tani tersebut dikatakan menguntungkan, R/C =1

maka usaha tani tersebut berada pada kondisi impas artinya tidak untung dan tidak

rugi, R/C <1 maka usaha tani tersebut berada pada kondisi tidak menguntungkan.

Analisis R/C ratio dapat dituliskan sebagai berikut:

R/C ratio =

...………………........................................ (4)

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

20

4.4.2 Perbedaan Tingkat Pendapatan

Analisis tingkat perbedaan pendapatan dilakukan untuk membandingkan

tingkat pendapatan antara petani yang melakukan usahatani budidaya ikan mas

secara monokultur dalam satu unit jaring apung (empat kolam bagian atas) dengan

petani yang melakukan usahatani budidaya ikan mas dan nila secara polikultur

(kolor) dalam satu unit jaring apung (empat kolam bagian atas dan satu kolam

bagian bawah). Perbedaan ini diuji dengan uji t untuk mean dari dua sampel yang

saling berhubungan (related). Tingkat pendapatan setiap strata tersebut dijelaskan

sebagai berikut :

Rata-rata tingkat pendapatan petani yang melakukan budidaya ikan mas

secara monokultur

Rata-rata tingkat pendapatan petani yang melakukan budidaya mas dan nila

secara polikultur

Menurut Nazir (1985), pengujian dilakukan dengan cara berpasangan

(paired sample test) yaitu sebuah sampel dengan subjek yang sama namun

mengalami dua perilaku atau pengukuran yang berbeda. Adapun hipotesis yang

digunakan sebagai berikut:

:

:

Hipotesis menunjukkan tingkat pendapatan petani yang melakukan

budidaya ikan mas secara monokultur dengan yang melakukan budidaya ikan mas

dan nila secara polikultur tidak berbeda nyata sedangkan menunjukkan tingkat

pendapatan petani yang melakukan budidaya ikan mas secara monokultur dengan

yang melakukan budidaya ikan mas dan nila secara polikultur adalah berbeda

nyata.

Daerah penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Tolak , terima : jika t hitung > t tabel (df = )

Terima , tolak : jika t hitung < t tabel (df = )

Keterangan:

df = discount factor

= jumlah sampel 1

= jumlah sampel 2

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

21

Nilai t hitung didapatkan dari perhitungan rata-rata tingkat pendapatan

dengan standard error.

...…………………........................... (5)

Keterangan:

= standard error dari beda X1 dan X2

Standard error dari beda X1 dan X2 didapatkan dari rumus berikut ini:

...……………… (6)

Keterangan:

= sumsquare dari sampel 1

= sumsquare dari sampel 2

= jumlah sampel 1

= jumlah sampel 2

Nilai sumsquare didapatkan dari rumus berikut ini:

...………………………....(7)

Keterangan:

= Pendapatan petani ke-i (Rp)

= Jumlah sampel ke-i (responden)

4.4.3 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani untuk

Melakukan Pemilihan Budidaya Ikan Secara Monokultur dan

Polikultur

Menurut Soekartawi (1988) pada proses pengambilan keputusan, seseorang

menolak dan menerima suatu adopsi inovasi banyak tergantung pada sikap mental

dan perbuatan yang dilandasi oleh situasi intern individu tersebut (misalnya

pendidikan, umur dan sebagainya) serta situasi ekstern atau situasi lingkungannya,

misalnya frekuensi kontak dengan sumber informasi, kesukaan atas suatu hal yang

dinilai baik atau buruk.

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

22

4.4.3.1 Model Regresi Logistik

Alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan untuk melakukan pemilihan

terhadap budidaya ikan secara polikultur dan monokultur yaitu dengan

pendekatan model regresi logistik. Model tersebut dirumuskan sebagai berikut

(Juanda, 2009):

Pi = F (Zi) = F (α + βXi) =

=

…....................... (8)

Persamaan (8) dapat ditunjukkan menjadi:

Pi =

...………………………………………................... (9)

Di mana:

Pi = peluang individu dalam mengambil keputusan

Xi = variabel bebas

α = intersep

β = koefisien regresi

e = bilangan dasar logaritma natural (e = 2,718)

Zi = α + βXi

Kedua sisi dari persamaan (9) dikalikan dengan 1+ e-zi

sehingga

persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

(1+ e-Zi

) Pi = 1

Dibagi dengan Pi dimana 1 disubstitusi dengan Pi/ Pi,

e-Zi

=

- =

, karena e

-Zi = 1/ e

Zi maka menjadi,

e Zi

=

............................................................................

Persamaan (10) ditransformasikan ke dalam persamaan logaritma natural (ln)

yaitu:

Zi = ln

………………………………………………. (11)

Atau dari persamaan (11) dapat dituliskan menjadi,

) = Zi = α+ βXi ...………………………………………. (12)

Persamaan (12) merupakan model persamaan logit atau model regresi logistik.

(10)

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

23

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani untuk

melakukan pemilihan terhadap budidaya ikan secara polikultur dan monokultur

diantaranya adalah tingkat pendidikan formal, luas areal KJA, umur, jumlah

tanggungan keluarga dan lama usaha budidaya ikan2. Berdasarkan faktor-faktor

yang diduga mempengaruhimya, maka model logit dapat dirumuskan sebagai

berikut:

) = Zi = β0 + β1PDDK + β2LAKJA + β3UMR + β4JTK + β5LMUB + β6PDPT ...… (13)

Di mana:

Zi = keputusan petani

Pi = peluang individu dalam mengambil keputusan usaha budidaya ikan secara

polikultur

(1- Pi) = peluang individu dalam mengambil keputusan usaha budidaya ikan

secara monokultur

β0 = intersep

βi = parameter peubah Xi

PDDK = tingkat pendidikan formal petani (tahun)

LAKJA = luas areal KJA yang dimiliki petani ( )

UMR = umur petani (tahun)

JTK = jumlah tanggungan keluarga petani (orang)

LMUB = pengalaman melakukan usaha budidaya ikan (tahun)

PDPT = pendapatan petani (Rp/tahun)

Hipotesis dari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani

dalam melakukan pemilihan terhadap budidaya ikan secara polikultur dan

monokultur adalah sebagai berikut:

1) Tingkat Pendidikan Formal (PDDK)

Pendidikan formal petani diharapkan bernilai positif. Semakin tinggi tingkat

pendidikan formal maka akan semakin mudah untuk memahami prospek

pengembangan budidaya ikan dibandingkan dengan petani berpendidikan

rendah. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin

mudah melakukan pemilihan terhadap prospek budidaya ikan yang lebih baik.

2 Jurnal Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan Vol 3 Tahun 2009

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

24

2) Luas Areal KJA yang Dimiliki (LAKJA)

Luas areal KJA yang dimiliki diharapkan bernilai positif. Semakin besar areal

KJA yang diusahakan maka semakin mudah untuk menambah volume

produksi sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan.

3) Umur Petani (UMR)

Umur petani diharapkan bernilai negatif. Petani dengan golongan usia yang

produktif akan memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan

budidaya ikan.

4) Jumlah Tanggungan Keluarga (JTK)

Jumlah tanggungan keluarga diharapkan bernilai positif. Semakin banyak

jumlah anggota keluarga akan menyebabkan semakin banyak kebutuhan

hidup sehingga terdapat dorongan untuk meningkatkan pendapatan. Oleh

karena itu, semakin banyak jumlah anggota keluarga akan mendorong petani

untuk melakukan pengembangan budidaya ikan.

5) Lama Usaha Budidaya Ikan (LMUB)

Lama usaha budidaya ikan diharapkan bernilai positif. Semakin lama

pengalaman dalam usaha budidaya ikan, maka akan mendorong petani ikan

untuk membudidayakan ikan dengan teknik yang lebih baik.

6) Pendapatan Petani (PDPT)

Pendapatan petani ikan diharapkan bernilai positif. Semakin besar pendapatan

yang diterima oleh petani maka kesejahteraan hidup petani akan semakin

meningkat.

4.4.3.2 Pengujian Model Regresi Logistik

a) Uji Likelihood Ratio

Setelah dugaan model linear logistik diperoleh, selanjutnya menguji apakah

model logit tersebut secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan kualitatif

(Hosmer D.W, 2000). Hipotesis statistik yang duji dalam hal ini adalah:

H0 : β1 = β2 = β3 =…= βk = 0 (model tidak dapat menjelaskan)

H1 : minimal ada βi ≠ 0, i = 1,2,3,…k (model dapat menjelaskan)

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

25

Statistik uji yang digunakan adalah dengan likelihood ratio. Statistik uji G

dibawah ini menyebar menurut sebaran Chi-square dengan derajat bebas.

G = - 2log

= -2log = -2 ...………… (14)

Di mana :

: Nilai maksimum fungsi kemungkinan untuk model dibawah hipotesis nol

: Nilai maksimum fungsi kemungkinan untuk model dibawah hipotesis

alternatif

: Nilai maksimum fungsi log kemungkinan untuk model dibawah hipotesis nol

: Nilai maksimum fungsi log kemungkinan untuk model dibawah hipotesis

alternatif

Nilai -2 tersebut mengikuti distribusi Chi-square dengan df = p. Jika

menggunakan taraf nyata sebesar α, maka kriteria ujinya adalah tolak H0 apabila

Nilai -2 ≥ atau p-value ≤ α.

b) Uji Wald

Untuk menguji faktor mana (βi ≠ 0) yang berpengaruh nyata terhadap

pilihannya, diperlukan statistik uji Wald. Uji Wald dapat menguji signifikansi dari

parameter koefisien secara parsial yang serupa dengan uji-t dalam regresi linear

biasa (Juanda, 2009). Hipotesis statistik yang diuji adalah:

H0 : βi = 0 untuk 1,2,3,…k (peubah Xi tidak berpengaruh nyata)

H1 : βi ≠ 0 (peubah Xi berpengaruh nyata)

Statistik uji yang digunakan adalah:

W = β

β

...……………… (15)

Di mana:

= koefisen regresi

= standard error of β (galat kesalahan dari β)

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

26

c) Uji Odds Ratio

Odds Ratio merupakan rasio peluang peluang terjadi pilihan-1 (ya) terhadap

peluang terjadi pilihan-0 (tidak) dari variabel respons. Secara sistematis dapat

dituliskan sebagai berikut:

Odds Ratio =

...……………… (16)

Di mana:

Pi = peluang kejadian yang terjadi

1- Pi = peluang kejadian yang tidak terjadi

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

27

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Kondisi Umum Kecamatan Jatiluhur

Kecamatan Jatiluhur merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Jarak dari Jatiluhur ke Kabupaten

Purwakarta sekitar 8 km yang dihubungkan oleh jalan kabupaten dan provinsi.

Secara administratif, Kecamatan Jatiluhur berbatasan dengan Kabupaten

Purwakarta dan Kecamatan Sukasari di sebelah Utara, Kecamatan Sukatani

disebelah Barat, Kecamatan Pasawahan di sebelah Selatan, Kecamatan

Babakancikao dan Kecamatan Purwakarta di sebelah Timur.

Luas Kecamatan Jatiluhur berdasarkan data pokok Kecamatan tahun 2012 –

2013 adalah 3.556.413 Ha yang terdiri dari 660.000 Ha Lahan Pertanian, Sawah,

dan Kebun, 12.000 Ha Perairan Darat, 2.351.413 Ha Pemukiman, 543.000 Ha

Zona Industri. Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2013mencapai 63.197 jiwa

yang terdiri dari 31.537 laki-laki (50 persen) dan 31.660 perempuan (50 persen).

Berdasarkan usia jumlah penduduk Kecamatan Jatiluhur terbagi menjadi empat

kelompok yaitu kelompok usia (0 – 5) tahun sebesar 4.211 jiwa, kelompok usia (6

– 15) tahun sebesar 14.308 jiwa, kelompok usia (16 – 60) tahun sebesar 40.910

jiwa, kelompok usia (>61) tahun sebesar 3.426 jiwa (Data Kecamatan Jatiluhur

2013).

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa

jumlah penduduk yang berpendidikan SD (Sekolah Dasar) dan SMA (Sekolah

Menengah Atas) masih dominan mencapai 9.040 jiwa (30,57 persen) dan 9.130

jiwa (30,87 persen) sedangkan yang berpendidikan SMP (Sekolah Menengah

Pertama) mencapai 7.760 jiwa (26,24 persen). Jumlah penduduk yang duduk

dibangku Perguruan Tinggi seperti Program Diploma, Sarjana (S1), dan Pasca

Sarjana (S2) hanya mencapai 1.785 jiwa (6,03 persen), 1.800 jiwa (6,08 persen),

dan 60 jiwa (0,2 persen). Berkaitan dengan pengembangan usahatani budidaya

ikan dalam KJA maka salah satu aspek yang penting dan perlu diperhatikan

adalah sumberdaya manusianya dalam hal ini petani. Kualitas sumberdaya

manusia (petani) yang rendah akan menjadi salah satu faktor pemicu yang

menghambat jalannya usahatani budidaya ikan tersebut. Kegiatan yang dapat

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

28

dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM petani yaitu melalui kegiatan alih

teknologi (Bappeda Kabupaten Purwakarta, 2009)

5.2 Kondisi Umum Waduk Jatiluhur

Gagasan awal pembangunan bendungan Jatiluhur (Ir. H.Juanda) berawal

dari tulisan Prof. Dr. Ir. W.J Blommenstein tahun 1948 yang menulis bahwa

daerah aliran sungai Citarum sebagai sumber aliran air utama, dirancang untuk

memadukan potensi sumberdaya air dari mulai sungai Ciujung di Provinsi Banten

sampai dengan Kali Rambut di Pekalongan untuk mengairi areal sawah irigasi

seluas 520.000 Ha. Tulisan tersebut kemudian dipelajari dan dikaji ulang oleh Ir.

Van Schravendjik dan Ir. Abdoelah Angoedi di tahun 1950 yang kemudian

menyederhanakan dengan mengintegrasikan potensi sumberdaya air dibagian

Utara Jawa Barat dari Kali Bekasi di Ujung Barat sampai dengan Sungai Cilanang

di Kabupaten Indramayu untuk mengairi lahan seluas 242.000 Ha.

Waduk Jatiluhur merupakan waduk cascade (series) yang terletak di aliran

Sungai Citarum dan berada paling hilir dimana sebelumnya terdapat Waduk

Cirata dan Waduk Saguling. Sumber air Sungai Citarum bermula dari mata air di

Gunung Wayang dan dari beberapa anak Sungai Citarum yang tersebar

dibeberapa tempat. Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum terdiri dari 7 sub DAS

yakni sub DAS Citarik yang bermata air di Gunung Kareumbi, sub DAS

Cisangkuy yang bermata air di Gunung Wayang, sub DAS Ciminyak yang

bermata air di Gunung Buleud, sub DAS Cikapundung yang bermata air di

Gunung Tangkuban Perahu, sub DAS Ciwidey yang bermata air di Gunung

Patuha, sub DAS Cihaur yang bermata air di Gunung Burangrang,dan sub DAS

Cisokan yang bermata air di Gunung Masigit dan Gunung Gede Pangrango. Luas

daerah tangkapan air DAS Citarum tersebut meliputi area seluas 4.543,4

yang mencakup Kabupaten Bandung, Cianjur, Sumedang, dan seluruh Kota

Bandung. Sungai Citarum bermuara di tiga lokasi yakni muara Gembong, Bungin

dan Muara Karawang di Laut Jawa (Gambar 2).

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

29

Sumber : Google Map (2012)3

Gambar 2 Satuan Wilayah Sungai (SWS) Citarum

Bendungan Ir.H. Juanda yang terletak lebih kurang 8 km sebelah Barat

Purwakarta dibangun dengan tipe timbunan batu (rockfill dam) dengan inti tanah

liat miring, mempunyai tinggi 105 m dan panjang 1220 m membentuk genangan

seluas 83 dan menamupng air 3 milyar . Berbeda dengan Waduk Cirata

dan Saguling yang berfungsi tunggal (Pembangkit tenaga listrik),Waduk

Ir.H.Juanda merupakan Waduk serbaguna yang antara lain digunakan untuk :

a. Penyediaan air untuk pengairan di Jawa Barat bagian Utara yang meliputi

areal sawah seluas 242.000 Ha.

b. Pembangkitan tenaga listrik yang berkapasitas 187,5 MW (Setelah di

Uperating) dan dapat berproduksi 1000 juta kWh/tahun.

c. Pencegahan banjir didaerah Kabupaten Karawang dan sekitarnya.

d. Penyediaan air baku untuk air minum, air untuk kebutuhan industri, dan air

penggelontoran.

e. Budidaya perikanan air tawar melalui teknik jaring apung

f. Pengembangan pariwisata dan olahraga air.

g. Transportasi air.

3 https://www.google.com/search/citarum.org/knowledge_center/index list.php?id_categories=13#

[diakses tanggal 26 Februari 2014]

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

30

5.3 Kondisi Umum Perikanan Budidaya di Waduk Jatiluhur

Secara umum ikan-ikan yang terdapat di Waduk Jatiluhur diklasifikasikan

menjadi ikan yang tumbuh secara alami dan ikan yang dibudidayakan. Benih ikan

yang tumbuh secara alami tidak sepenuhnya habitat asli tetapi telah dilakukan

beberapa kali penebaran benih oleh pengelola waduk. Pemeliharaan ikan budidaya

yang menggunakan jaring terbuat dari benang polyethilene dan secara umum

dikenal dengan Keramba Jaring Apung (KJA).

Sejak diresmikannya Perusahaan Negara Jatiluhur (PNJ) berdasarkan

Peraturan Pemerintah (PP) No 8 tahun 1967 tanggal 24 Juli 1967 salah satu fungsi

dibangunnya waduk adalah penambahan produksi perikanan darat. Namun

demikian pemanfaatan waduk untuk perikanan budidaya baru dimulai pada

tahun1988 dan luasan yang direkomendasikan untuk pemanfaatan ini hanya satu

persen dari luasan Waduk dengan jumlah KJA yang direkomendasikan sebesar

2.100 petak zonasi direkomendasikan pada satu lokasi yakni didaerah Ubrug.

Dalam pembinaan budidaya ikan dalam KJA di Waduk Jatiluhur Pemda

setempat melalui Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta

berperan sebagai koordinator pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian yang diawali dengan penyusunan rencana induk tata ruang (master

plan) yang kemudian ditetapkan melalui ketetapan Pemerintah Kabupaten

Purwakarta dan dijabarkan ke dalam zonasi penataan lokasi serta petunjuk teknis

pelaksanaan. PJT II yang dalam hal ini sebagai pengelola waduk berkoordinasi

dengan Pemda dalam pelaksanaan operasional pengelolaan KJA dilapangan.

Spesifikasi untuk ukuran setiap petak keramba jaring apung adalah luas

petak 49 (7mx7m) dengan tinggi 2 meter dan umumnya setiap 4 petak jaring

petani menggunakan lapisan jaring dibawahnya yang biasa disebut oleh petani

sebagai jaring “kolor”. Satu unit KJA terdiri dari 4 Petak jaring yang dilengkapi

dengan ruangan untuk gudang pakan dan rumah jaga. KJA ditempatkan dengan

memperhatikan kedalaman air 10 meter (3 meter untuk bagian atas dan 7 meter

untuk bagian bawah), arah gelombang yang dominan, jarak antar unit KJA (50 m)

letak pemasangan jangkar dan batas antar balok. Luas permukaan satu unit jaring

apung secara keseluruhan adalah 196 (14mx14m) yang terdiri dari empat petak

(kolam) bagian atas. Jarak antar petakan kolam berselang satu meter dan jarak

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

31

antar unit keramba tidak boleh kurang dari satu meter. Jarak satu meter ini

digunakan sebagai lalu lintas air. Spesifikasi untuk ukuran setiap petak dan unit

keramba jaring apung sudah ditetapkan oleh Perda No 6 Tahun 2010 tentang izin

usaha perikanan. Adapun tujuan ditetapkan perda ini adalah agar setiap pemilik

usaha keramba secara teknis dapat mendirikan unit KJA dengan ukuran yang

sama sehingga diharapkan dapat dengan mudah mematuhi aturan yang berlaku

dan secara ekonomis pemilik usaha dalam hal ini petani dapat menghasilkan

produksi ikan yang optimal.

a. Tampak Atas

b. Tampak Samping

Sumber : Perdana, 2008

Gambar 3 Petak Jaring Apung Setiap Satu Unit KJA

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

32

Keterangan :

: Pelampung dari drum

: Bandul Pemberat/Jangkar

: Jaring Bawah untuk Pemeliharaan Ikan Nila

: Jaring Atas untuk Pemeliharaan Ikan Mas

: Lalu Lintas Air

Ikan mas memiliki lama pemeliharaan atau masa panen rata-rata selama

tiga bulan sedangkan ikan nila memiliki masa panen rata-rata selama enam bulan.

Setelah ikan mas dipanen pertama kemudian kolam dan jaring ikan mas

dibersihkan dan kondisi jaring diperiksa. Setelah hal tersebut dilakukan kemudian

barulah dilakukan penebaran benih ikan mas kembali. Setelah itu, mulailah tahap

pemeliharaan ikan dengan memberikan pakan sebanyak tiga kali yaitu pada pagi,

siang dan sore hari. Pakan ikan diberikan dengan cara ditebar. Porsi pakan ikan

pada umumnya disesuaikan dengan ukuran ikan, untuk ikan yang berukuran kecil

satu hari bisa mencapai 21Kg sedangkan untuk ukuran yang sedang satu hari bisa

mencapai 24 Kg.

Pemeliharan untuk ikan mas dilakukan terus menerus setiap hari selama tiga

bulan kemudian. Setelah periode kedua barulah ikan mas dan nila sama-sama

dipanen. Panen ikan dilakukan petani dengan berkoordinasi dengan tengkulak

untuk datang ke lokasi pemanenan ikan. Panen ikan dalam KJA ini dilakukan

dengan mengangkat jaring dari kedua sisi kolam dengan menggunakan bambu

besar. Usahatani budidaya KJA di Waduk Jatiluhur ini tidak menggunakan obat-

obatan. Petani budidaya hanya menggunakan pakan dan benih dalam

pemeliharaan. Produksi ikan mas dapat dihitung dengan konversi bobot pakan

yang diberikan terhadap berat hasil produksi yang dicapai. Konversi nilai pakan

yang diketahui berdasarkan pengalaman petani adalah 45 sampai 50 persen dari

berat hasil. Ilustrasinya bila petani memberikan pakan sebanyak 2 ton per unit

dalam 1 musim tanam diperkirakan akan mendapatkan jumlah produksi yang

maksimal sebanyak 1.000 Kg ditambah jumlah berat benih awal. Berbeda dengan

ikan mas produksi ikan nila tidak dapat diperkirakan hasilnya hal ini dikarenakan

pengeluaran biaya pakan tidak bertambah karena ikan nila tidak diberikan pakan

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

33

yang intensif. Ikan nila mendapatkan supply pakan dari sisa pakan ikan mas

sehingga ikan nila dipelihara sebagai penyangga agar efisiensi produksi dapat

ditingkatkan dengan menambah penerimaan usaha dari penjualan ikan nila.

5.4 Karakteristik Petani

Karakteristik petani merupakan aspek penting dalam menilai keberhasilan

usaha keramba jaring apung. Selain dukungan kemampuan modal usaha,

diperlukan juga kemampuan dalam pengelolaannya. Orang yang mempunyai

kemampuan pendidikan yang lebih baik, dan lebih berpengalaman,serta

mempunyai kemampuan teknis yang memadai, akan berada pada posisi yang

lebih menguntungkan dibandingkan dengan kondisi sebaliknya (Setianingsih, et

al,1993). Karakteristik pemilik keramba yang dianggap penting adalah

menyangkut aspek usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman usaha.

Tabel 5 Pengelompokan responden petani jaring apung di Waduk Jatiluhur

Kabupaten Purwakarta berdasarkan kelompok usia, tingkat pendidikan,

pengalaman usaha, dan pola usahatani.

Keterangan

N = 60

Petani Monokultur Petani Polikultur

Jumlah

(N)

Persentase

(%)

Jumlah

(N)

Persentase

(%)

Kelompok Usia

20 - 30 Tahun 9 30 5 17

31 - 40 Tahun 7 23 12 40

41 - 50 Tahun 8 27 9 30

51 - 60 Tahun 6 20 4 13

Total 30 100 30 100

Tingkat Pendidikan

SD 20 67 15 50

SMP 5 17 8 27

SMA 4 13 6 20

Sarjana 1 3 1 3

Total 30 100 30 100

Pengalaman Usaha

1 - 5 tahun 6 20 1 3

6 - 10 tahun 7 24 7 24

11 - 15 tahun 10 33 9 30

16 - 20 tahun 3 10 6 20

21 - 25 tahun 3 10 6 20

26 - 30 tahun 1 3 1 3

Total 30 100 30 100

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

34

5.4.1 Usia

Kisaran Usia yang produktif untuk menjalankan usaha pertanian

(perikanan) berada pada kisaran usia 15 tahun sampai 50 tahun (Suharjo &

Patong, 1973). Faktor usia sangat berkaitan dengan kemampuan berpikir petani

dalam rangka pengambilan keputusan. Data responden petani keramba Waduk

Jatiluhur pada Tabel 5 menunjukkan kisaran usia antara 20 tahun sampai dengan

60 tahun. Untuk pola usahatani polikultur kelompok usia menengah antara 31

tahun sampai 40 tahun mempuyai jumlah terbesar yaitu 40 persen. Kelompok

usia 41 tahun sampai 50 tahun sebesar 30 persen. Usia 20 tahun sampai 30 tahun

17 persen dan kelompok usia lanjut (> 50 tahun) hanya sekitar 13 persen

sedangkan untuk pola usahatani monokultur kelompok usia pemula antara 20

tahun sampai 30 tahun mempuyai jumlah terbesar yaitu 30 persen. Kelompok

usia 41 tahun sampai 50 tahun sebesar 27 persen. Usia 31 tahun sampai 40 tahun

23 persen dan kelompok usia lanjut (> 50 tahun) hanya sekitar 20 persen. Dengan

demikian kelompok usia responden yang mendominasi pemilikan usaha berada

pada kelompok usia yang produktif.

5.4.2 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan Tabel 5 dari catatan tingkat pendidikan responden, rata-rata

mendapatkan tingkat pendidikan formal yang relatif baik. Untuk pola usahatani

polikultur responden yang mendapatkan tingkat pendidikan SD mendominasi dan

menunjukan tingkat pendidikan yang terbesar berada dikisaran 50 persen, diikuti

selanjutnya oleh SMP dan SMA yang memiliki kisaran masing-masing sebesar

27 persen dan 20 persen, sedangkan sisanya hanya sebagian kecil yang duduk di

Perguruan Tinggi yaitu sekitar 3 persen. Untuk pola usahatani monokultur

responden yang mendapatkan tingkat pendidikan SD mendominasi dan

menunjukan tingkat pendidikan yang terbesar berada dikisaran 67 persen, diikuti

selanjutnya oleh SMP dan SMA yang memiliki kisaran masing-masing sebesar

17 persen dan 13 persen, sedangkan sisanya hanya sebagian kecil yang duduk di

Perguruan Tinggi yaitu sekitar 3 persen.

Implikasi dari kondisi ini diperlihatkan dengan pengelolaan usaha yang

ditangani dengan baik. Hal ini ditandai dengan pengaturan administrasi dan

pencatatan aktivitas produksi per unit melalui pembukuan yang teratur, pen

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

35

jadwalan tanam dan panen yang dilakukan berdasarkan variasi umur ikan. Selain

itu pemberian pakan diperhitungkan dengan nilai konversi pakan terhadap berat

dan hasil, juga kemampuan dalam memperkirakan harga jual ikan saat musim

panen berdasarkan siklus permintaan.

5.4.3 Pengalaman Usaha

Pengalaman usaha mempunyai kontribusi yang penting dalam penentuan

hasil penerimaan usaha. Pengalaman akan memberikan kesempatan kepada

petani untuk beradapatasi atau menyesuaikan diri, sehingga petani dapat

menerapkan pola budidaya yang efisien. Pengalaman usaha yang dimiliki oleh

petani polikultur keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur yang paling lama

tercatat 30 tahun dan yang paling singkat 2 tahun. Responden memiliki rata-rata

pengalaman usaha yang cukup yaitu berada dikisaran 11 tahun sampai 15 tahun

yaitu sebesar 30 persen sedangkan Pengalaman usaha yang dimiliki oleh petani

monokultur yang paling lama tercatat 30 tahun dan yang paling singkat 1 tahun.

Responden memiliki rata-rata penglaman usaha yang cukup yaitu berada dikisaran

11 tahun sampai 15 tahun yaitu sebesar 33 persen

Pengalaman bagi petani cukup penting sebagai bekal dalam menjalankan

usaha. Petani yang berpengalaman akan mengetahui kapan produksi harus

dihentikan untuk sementara waktu, dan kapan harga panen akan melonjak, serta

berapa ton produksi yang akan dicapai. Aspek pengalaman pengalaman yang

berkaitan dengan penerimaan usaha dapat diilustrasikan dengan adanya kasus

kematian massal ikan yang disebabkan oleh virus ikan dan Umbalan. Hal ini

diperkirakan dapat merugikan petani hingga ratusan juta rupiah. Petani dituntut

harus mengetahui tindakan yang harus dilakukan agar kejadian ini dapat segera

diatasi dan tidak terulang.

5.5 Karakteristik Usahatani

Pengelolaan dan pembesaran budidaya ikan mas dan nila secara monokultur

dan polikultur umumnya tidak memiliki karakteristik khusus. Hal ini dikarenakan

luasan unit KJA yang sama antara petani satu sama lainnya yaitu berukuran 196

(14mx14m). Pola budidaya secara monokultur berarti membudidayakan ikan

mas sebagai komoditas utama pada jaring lapisan atas saja sedangkan untuk pola

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

36

budidaya secara polikultur, ikan mas sebagai komoditas utama dan ikan nila

sebagai komoditas sampingan dengan pemeliharaan jaring dilapisan bawah. Pada

sistem monokultur ikan mas dibudidayakan selama tiga bulan. Untuk pemberian

pakan berupa pelet konsentrat dapat disesuaikan dengan musim tanam ikan. Pakan

diberikan oleh petani setiap hari dengan manajemen waktu dari pagi, siang,

hingga sore. Tidak ada pakan tambahan, oksigen dan obat selama masa

pemeliharaan. Benih ikan mas yang umunya digunakan oleh petani adalah benih

yang berukuran 10 sampai 12 cm dengan berat 15 sampai 25 gram per ekor atau

sering disebut dengan gelondongan besar. Kebutuhan benih ikan mas untuk pola

budidaya secara monokultur adalah 157 kg per unit per musim tanam sedangkan

pola budidaya ikan secara polikultur adalah 144 kg per unit per musim tanam

untuk pembesaran ikan mas sedangkan 153 kg per unit per musim tanam untuk

ikan nila.

Usaha pembenihan ikan di Kabupaten Purwakarta disokong oleh Usaha

Pembenihan Rakyat (UPR) serta dukungan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Balai Benih Ikan (BBI) Dinas Pertenakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta.

Benih ikan mas dijual dengan harga Rp 25.000 per kg dengan ukuran yang

seragam sedangkan benih ikan nila dijual dengan harga Rp 18.000 per kg. Dari

budidaya ini dapat menghasilkan ikan konsumsi segar sebanyak 5 sampai 8 ekor.

Ikan mas umumnya dipasarkan secara hidup dari tingkat petani hingga ke tingkat

konsumen akhir sedangkan ikan nila dipasarkan dengan bantuan balok es agar

kesegaran ikan tetap terjamin mutunya.

Pada sistem budidaya ikan secara polikultur ikan mas dibudidayakan selama

3 bulan dan ikan nila selama 6 bulan tanpa pakan tambahan. Pakan ikan nila

berasal dari sisa pemberian pakan ikan mas yang tidak termakan atau dari kotoran

ikan mas. Akibat pemberian pakan sisa ini dan tidak diberikan pakan tambahan

secara khusus maka pertumbuhan ikan nila menjadi semakin lama dibandingkan

dengan pertumbuhan ikan mas. Ukuran panen yang digunakan didaerah penelitian

meliputi ukuran kecil (8 ekor per kg), sedang (5 ekor per kg), dan besar (1-2 ekor

per kg). Pada umumnya ukuran panen ikan yang besar jarang sekali ditemukan,

rata-rata petani memanen ikan berukuran kecil dan sedang. Ikan mas dapat

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

37

mencapai ukuran besar jika diberi perlakuan yang intensif dalam pemberian pakan

tambahan yang khusus dan lamanya mencapai 6 bulan.

Kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani

juga permintaan dari konsumen yang rata-rata diminati oleh kalangan konsumen

rumah tangga. Keterbatasan modal dalam hal ini yaitu dalam hal lamanya masa

budidaya ikan mas, umumnya dialami oleh petani yang membudidayakan ikan

secara monokultur. Sementara itu disisi lain petani sangat tergantung kepada

perputaran uang yang lebih cepat agar usahataninya bisa terus berjalan sehingga

budidaya ikan dalam kurun waktu ini tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Secara umum, petani pembudidaya ikan di daerah Waduk Jatiluhur dapat

memperoleh modal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan pinjaman lembaga

keuangan (bank). Usaha budidaya Keramba Jaring Apung di Purwakarta

merupakan salah satu contoh usaha lokal yang sudah mendapat akses pembiayaan

dari perbankan.

Tabel 6 Akses Modal Pembiayaan Usaha Budidaya KJA di Waduk Jatiluhur

Sumber Modal

N = 60

Petani Monokultur Petani Polikultur

Jumlah

(N)

Persentase

(%)

Jumlah

(N)

Persentase

(%)

Lembaga Keuangan (Perbankan)

10 33 15 50

Modal Sendiri 18 60 14 47

Tengkulak, Pedagang 2 7 1 3

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Berdasarkan data responden petani monokultur pada Tabel 6 menunjukkan

sebesar 60 persen sumber modal yang digunakan berasal dari modal sendiri

sedangkan sisanya sebesar 33 persen dan 7 persen yang berasal dari Bank dan

Tengkulak. Kondisi ini jauh berbeda dengan data responden petani polikultur

yang sudah memanfaatkan akses permodalan dari Bank sekitar 50 persen. Namun

tidak sedikit juga sumber modal yang digunakan berasal dari modal milik sendiri

yaitu sekitar 47 persen, biasanya mereka yang menggunakan modal pribadi adalah

pemilik keramba yang memiliki skala usaha dalam jumlah yang besar dan usaha

KJA ini dijadikan sebagai ladang berinvestasi dalam prospek bisnisnya.

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

38

Bantuan permodalan dari lembaga keuangan perbankan bagi petani

pembudidaya KJA di Waduk Jatiluhur Purwakarta sudah bekerjasama antara

Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta dengan pihak perbankan antara lain

Bank Jabar, BRI dan BNI. Bentuk skema yang digunakan adalah menggunakan

sistem plasma, dimana satu orang bapak plasma bersama-sama dengan puluhan

petani binaannya mengajukan pinjaman kepada bank yang sudah bekerja sama

dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Bapak plasma biasanya adalah petani

dengan skala usaha besar yang memiliki jaminan yang sudah dianggap layak oleh

bank.

Umumnya seorang petani pembudidaya Keramba Jaring Apung perlu

menyediakan modal antara 30 – 100 juta rupiah untuk memulai usaha budidaya

Keramba Jaring Apung. Besarnya modal awal ini membuat tidak semua penduduk

lokal di sekitar Waduk Jatiluhur mampu memulai usaha budidaya ikan Keramba

Jaring Apung. Sebagian penduduk yang memiliki modal cukup dapat menjadi

pemilik budidaya, dan sisanya yang tidak memiliki kecukupan modal untuk

membuka usaha sendiri, harus cukup puas untuk menjadi tenaga upahan yang

bertugas menjaga petak jaring apung.

Tenaga kerja dibutuhkan terutama untuk proses pemberian pakan dan

penjagaan kolam. Setiap orang diberi tugas untuk mengelola satu unit (empat

kolam). Tarif upah yang berlaku untuk setiap orang adalah Rp 750.000 per bulan.

Tidak ada perbedaan antara status tenaga kerja yang digunakan berasal dari

keluarga atau dari tenaga kerja luar yang diupah, karena curahan waktu kerja yang

mereka dapatkan sama yaitu 90 hari per musim tebar.

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

39

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Usahatani

Analisis usahatani dilakukan dengan mengukur penerimaan, biaya, dan

pendapatan yang diperoleh dari usahatani yang dijalankan dalam periode tertentu.

Perhitungan ini memberikan gambaran dari kegiatan usahatani selama periode

tersebut. Selain itu analisis ini memberikan penilaian apakah usahatani

pembesaran ikan mas dan nila di daerah penelitian memberikan tingkat

keuntungan yang memungkinkan petani mengembangkan usahanya.

6.1.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan budidaya ikan mas dan nila yang ada didaerah penelitian

dihitung dari jumlah output yang dihasilkan oleh budidaya jaring apung tersebut.

Perhitungan penerimaan ini dibedakan berdasarkan cara budidaya ikan yang yang

dilakukan oleh masing-masing petani (responden). Untuk perhitungan penerimaan

usahatani budidaya ikan dengan pola monokultur, komponen yang dihitung adalah

penjualan ikan mas yang dilakukan selama satu tahun, sedangkan untuk

perhitungan penerimaan usahatani budidaya ikan dengan pola polikultur (kolor)

yang dilakukan oleh petani adalah dengan menghitung penjualan ikan mas dan

ikan nila yang dilakukan selama satu tahun. Penjualan ikan mas hasil budidaya

ikan secara monokultur yang dilakukan sebanyak empat kali selama satu tahun

karena panen yang dilakukan untuk ikan mas yang dibudidayakan dengan sistem

ini adalah tiga bulan sekali dalam satu tahun. Penjualan yang dilakukan dari hasil

budidaya ikan secara polikultur terdiri dari dua jenis penjualan yaitu penjualan

ikan mas sebagai komoditas utama yang dilakukan sebanyak empat kali dalam

satu tahun dan penjualan ikan nila yang dilakukan sebanyak dua kali dalam satu

tahun.

Jumlah produksi ikan mas yang dihasilkan dari budidaya ikan mas secara

monokultur mencapai 407 Kg/kolam/musim tebar. Hal ini berarti dalam satu

Musim Tebar (MT) satu unit KJA menghasilkan ikan mas sebanyak 1.628 Kg.

Setiap satu unit jaring apung yang terdiri dari empat kolam selama satu tahun

dapat dihasilkan ikan mas sebanyak 6.512 Kg, sedangkan untuk produk yang

dihasilkan dari usaha budidaya ikan secara sistem polikultur terbagi atas dua

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

40

produk yaitu produksi ikan mas dan ikan nila. Jumlah produksi ikan mas yang

dihasilkan dari budidaya ikan mas secara polikultur mencapai 394

Kg/kolam/musim tebar sehingga dalam satu musim tanam satu unit KJA

menghasilkan ikan mas sebanyak 1.576 Kg.

Produksi ikan mas dalam empat kolam bagian atas selama satu tahun

sebanyak 6.304 Kg dan untuk jumlah produksi ikan nila dalam satu kolam bagian

bawah mencapai 1.097 Kg/kolam/musim tebar sehingga dalam satu tahun

menghasilkan 2.194 Kg. Harga ikan mas dan ikan nila dihitung berdasarkan harga

yang berlaku didaerah penelitian untuk tingkat petani yaitu Rp 18.000/Kg dan

untuk ikan nila yaitu Rp 11.500/Kg. Penerimaan usahatani dari petani sebagai

responden dihitung berdasarkan dua jenis usahatani yaitu budidaya ikan mas

secara monokultur untuk satu unit keramba, budidaya ikan mas dan nila secara

polikultur untuk satu unit keramba.

Tabel 7 Penerimaan usahatani budidaya ikan mas dan nila per unit KJA (14x14m)

selama satu tahun menurut pola usahatani di Waduk Jatiluhur

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa penerimaan usahatani budidaya ikan mas

secara monokultur dalam satu unit keramba menghasilkan penerimaan sebesar

Rp 117.216.000/unit/tahun selama satu tahun, sedangkan untuk budidaya ikan

mas dan nila secara polikultur (kolor) untuk satu unit keramba jaring apung

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 138.703.000/unit/tahun.

Pola Usahatani Jumlah

Produksi/

MT

(Kg)

Periode

MT dalam

satu tahun

Jumlah

Produksi/Tahun

(Kg)

Harga Jual

di Tingkat

Petani

(Rp/kg)

Penerimaan

(Rp)

Monokultur :

Ikan Mas

1.628

4

6.512

18.000

117.216.000

Polikultur :

- Ikan Mas

- Ikan Nila Total

1.576

1.097

4

2

6.304

2.194

18.000

11.500

113.472.000

25.231.000 138.703.000

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

41

6.1.2 Biaya Usahatani

Biaya usahatani untuk budidaya ikan mas dan ikan nila baik secara

monokultur maupun polikultur terbagi atas tiga komponen biaya yaitu biaya

variabel, biaya tetap dan biaya yang diperhitungkan (tidak tunai). Biaya variabel

terdiri atas pembelian benih, pakan, dan upah tenaga kerja,sedangkan untuk biaya

tetap terdiri atas biaya SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan), biaya perawatan, dan

retribusi ke PJT II. Tenaga kerja dalam usahatani terdiri dari tenaga kerja dalam

keluarga (TKDK) dan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK). Tenaga kerja luar

keluarga termasuk ke dalam komponen biaya variabel tunai sedangkan TKDK

termasuk komponen biaya non tunai. Usahatani budidaya ikan mas secara

monokultur dan budidaya ikan mas dan nila secara polikultur yang dilakukan di

Waduk Jatiluhur menggunakan beberapa TKLK dan TKDK. Tenaga kerja yang

digunakan adalah sama dari penebaran benih sampai panen. Sistem biaya pada

tenaga kerja yang dilakukan oleh petani budidaya adalah dengan memberikan

upah atau bayaran kepada pekerja. Bayaran yang diberikan oleh pemilik kepada

pekerja dilihat secara keseluruhan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan pekerja

yaitu dimulai dari penebaran benih, pemeliharaan, perawatan jaring, sampai waktu

panen.

Setiap jenis kegiatan pekerjaan dilakukan oleh tenaga kerja yang sama.

Penebaran benih ikan dilakukan petani sesuai dengan musim tanam dari masing-

masing ikan. Kegiatan penebaran benih ini dilakukan selama satu hari.

Pemeliharaan ikan mas dan nila dengan memberikan pakan ikan setiap hari

sebanyak tiga kali yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Perawatan jaring dan

pembersihan kolam ikan dilakukan setiap habis panen. Sistem upah atau bayaran

tenaga kerja pada usahatani budidaya ikan mas dan nila pada KJA secara

monokultur dan polikultur di Waduk Jatiluhur ini tidak dilakukan pembayaran

disetiap kegiatan melainkan sistem yang diterapkan adalah pembayaran gaji

pekerja yang dibayar setiap bulan.

Selain itu untuk biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya tenaga kerja

dalam keluarga dan penyusutan. Biaya penyusutan pada kontruksi KJA atau alat-

alat yang digunakan pada usaha tersebut. Biaya penyusutan yang dihitung

berdasarkan banyaknya jumlah masing-masing barang atau kontruksi KJA

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

42

terhadap umur ekonomis dan teknisnya. Biaya penyusutan dikeluarkan bila alat-

alat KJA atau kontruksi KJA sudah tidak dapat digunakan kembali dan harus

diganti yang baru. Biaya penyusutan ini bersifat diperhitungkan karena besarnya

biaya yang dikeluarkan tersebut tidak dikeluarkan secara tunai (Lampiran 6 - 7).

Perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh petani sebagai responden

dibedakan berdasarkan pola dan jenis usahatani yang dijalankan oleh petani

tersebut, yaitu budidaya ikan mas secara monokultur dalam satu unit keramba,

budidaya ikan mas dan nila secara polikultur dalam satu unit keramba.

Tabel 8 Rincian biaya budidaya ikan mas secara Monokultur per unit KJA

(14x14m) selama satu tahun di Waduk Jatiluhur

Komponen Biaya

Satuan

Jumlah

Harga Satuan

(Rp)

Periode

dalam

satu

tahun

Nilai

(Rp)

Biaya Variabel

a. Benih Ikan Mas

(10-12 cm)

Kg/MT 157 25.000 4 15.700.000

b. Pakan (Jatra)

c. Tenaga Kerja luar

Keluarga

Kg/MT

Orang/bln

2.000

1

7.000

468.750

4

12

56.000.000

5.625.000

Total Biaya Variabel (1) 77.325.000

Biaya Tetap

a. Retribusi Wajib

(PJT II)

Unit 1 119.000 1 119.000

b. Perawatan KJA Unit 1 1.000.000 1 1.000.000

Total Biaya Tetap (2) 1.119.000

Biaya Tunai (1) + (2) 78.444.000

Biaya Tidak Tunai

a. Tenaga Kerja

dalam Keluarga

b. Penyusutan KJA

Orang/bln

1 281.250 12 3.375.000

5.690.426

Biaya Tidak Tunai 9.065.426

Total Biaya Usahatani 87.509.426

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Dari Tabel 8 dapat dilihat total biaya usahatani yang dikeluarkan selama

satu tahun untuk satu unit keramba jaring apung (4 kolam bagian atas) adalah

sebesar Rp 87.509.426/unit/tahun. Biaya ini sepenuhnya dkeluarkan oleh petani

sebagai pembudidaya ikan mas didaerah penelitian, sedangkan biaya tunai yang

dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp 78.444.000/unit/tahun dan biaya tidak

tunai (diperhitungkan) yang dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp

9.065.426/unit/tahun. Sementara itu untuk biaya tetap pada satu unit jaring apung

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

43

pola budidaya monokultur belum dikenakan SIUP dikarenakan jumlah petakan

kolam belum melebihi lima petakan. Standar petakan kolam yang dikenakan SIUP

di Waduk Jatiluhur berdasarkan Perda no 6 tahun 2010 berkisar diantara 5 – 20

petakan kolam per tiga bulan.

Tabel 9 Rincian biaya budidaya ikan mas dan nila secara Polikultur per unit KJA

(14x14m) selama satu tahun di Waduk Jatiluhur

Komponen Biaya

Satuan

Jumlah

Harga Satuan

(Rp)

Periode

dalam

satu

tahun

Nilai

(Rp)

Biaya Variabel

a. Benih Ikan Mas

(10-12 cm)

Kg/MT 144 25.000 4 14.400.000

b. Benih Ikan Nila

(10-12 cm)

Kg/MT 153 18.000 2 5.508.000

c. Pakan (Jatra)

d. Tenaga Kerja Luar

Keluarga

Kg/MT

Orang/bln

2.000

1

7.000

468.750

4

12

56.000.000

5.625.000

Total Biaya Variabel (1) 81.533.000 Biaya Tetap

a. Retribusi Wajib

(PJT II)

Unit 1 119.000 1 119.000

b. Perawatan KJA Unit 1 1.000.000 1 1.000.000

Total Biaya Tetap (2) 1.119.000

Biaya Tunai (1) + (2) 82.652.000

Biaya Tidak Tunai

c. Tenaga Kerja dalam

Keluarga

e Penyusutan KJA

Orang/bln 1 281.250 12 3.375.000

6.646.426

Biaya Tidak Tunai 10.021.426 Total Biaya Usahatani 92.673.426

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Dari Tabel 9 dapat dilihat total biaya usahatani yang dikeluarkan selama

satu tahun untuk satu unit keramba jaring apung (4 kolam bagian atas dan 1 kolam

bagian bawah) adalah sebesar Rp 92.673.426/unit/tahun. Biaya ini sepenuhnya

dikeluarkan oleh petani sebagai pembudidaya ikan mas didaerah penelitian,

sedangkan biaya tunai yang dikeluarkan selama satu tahun Rp

82.652.000/unit/tahun. Biaya tidak tunai pola usahatani polikultur adalah sebesar

Rp 10.021.426/unit/tahun. Biaya tetap hanya dibayarkan kepada pihak PJT II

dalam bentuk retribusi wajib per tahun sebesar Rp 119.000 sebagai pengelola

Waduk Jatiluhur.

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

44

6.1.3 Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani dihitung dengan mengurangi penerimaan usahatani

yang diterima selama satu tahun dengan biaya usahatani yang dikeluarkan selama

satu tahun untuk setiap jenis usahatani yang dijalankan. Pendapatan ini dibagi ke

dalam dua macam pendapatan yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan

atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah biaya yang secara utuh

dikeluarkan sepenuhnya oleh petani, sedangkan pendapatan atas biaya total

seluruh input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya. Perhitungan

pendapatan ini dibagi atas dua jenis usahatani yang dijalankan. Secara lengkap

pendapatan usahatani selama satu tahun dari masing-masing jenis usahatani

tersebut dapat dilihat pada Tabel 10

Tabel 10 Pendapatan usahatani budidaya ikan mas dan nila per unit KJA

(14x14m) selama satu tahun menurut pola usahatani di Waduk Jatiluhur Rp/tahun

Pola

Usahatani

Penerimaan

Usahatani

Jumlah

Biaya Tunai

Jumlah

Biaya Total

Pendapatan

Atas Biaya

Tunai

Pendapatan

Atas Biaya

Total

Monokultur :

Ikan Mas

117.216.000

78.444.000

87.509.426

38.772.000

29.706.574

Polikultur : Ikan Mas

dan Nila

138.703.000

82.652.000

92.673.426

56.051.000

46.029.574

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa pendapatan petani atas biaya tunai dan

pendapatan petani atas biaya total untuk pola ushatani monokultur adalah

sebesar Rp 38.772.000/unit/tahun dan Rp 29.706.574/unit/tahun sedangkan untuk

pola usahatani polikultur adalah sebesar Rp 56.051.000/unit/tahun dan Rp

46.029.574/unit/tahun selama satu tahun. Artinya usaha ini masih sangat

menguntungkan selama satu tahun.

6.1.4 Biaya per Satuan Produksi

Biaya per satuan produksi diperoleh dengan membagi total biaya usahatani

yang dikeluarkan dari masing-masing jenis usahatani selama satu tahun dengan

total produksi ikan yang dihasilkan selama satu tahun. Perhitungan biaya per

satuan produksi yang terjadi di Waduk Jatiluhur dibagi atas dua jenis usahatani

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

45

seperti pada perhitungan penerimaan usahatani dan biaya usahatani. Perhitungan

ini dapat dijelaskan secara jelas pada Tabel 11.

Tabel 11 Biaya dan keuntungan per satuan produksi budidaya ikan mas dan nila

menurut pola usahatani di Waduk Jatiluhur

Pola

Usahatani

Biaya

Total

Usahatani

(Rp)

Jumlah

Produksi

Ikan

(Kg)

BiayaPer

Satuan

Produksi

(Rp/kg)

Harga

Ikan di

Tingkat

Petani

(Rp/kg)

Keuntungan

Per Satuan

Produksi

(Rp/kg)

Persentase

Keuntungan

(%)

Monokultur

:

Ikan Mas.

87.509.426

6.512

13.438

18.000

4.562

25,34

Polikultur :

Ikan Mas

dan Nila

92.673.426

8.498

10.905

16.322

5.417

33,18

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Dari perhitungan Tabel 11 didapat biaya per satuan produksi dari budidaya

ikan mas dan nila yang terbagi atas dua jenis pola usahatani masing-masing

adalah sebesar Rp 13.438 dan Rp 10.905. Untuk harga ditingkat petani pada pola

budidaya ikan mas dan nila secara polikultur digunakan harga rata-rata gabungan

yaitu Rp 16.322 harga ini didapat dari membagi penerimaan usahatani yang

diterima dengan jumlah produksi ikan mas dan nila yang dihasilkan dari jenis

usahatani yang dibudidayakan. Keuntungan yang diperoleh petani untuk masing-

masing jenis usahatani adalah Rp 4.562, Rp 5.417 atau 25,34 persen dan 33,18

persen dari harga jual daging ikan ditingkat petani.

6.1.5 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya

Analisis imbangan penerimaan dan biaya dihitung dari perbandingan antara

total penerimaan usahatani yang diterima selama satu tahun dengan total biaya

usahatani yang dikeluarkan selama satu tahun. Analisis imbangan penerimaan dan

biaya ini ditunjukan dengan nilai rasio R/C yang dihasilkan oleh oleh usahatani

yang dijalankan. Perhitungan rasio R/C ini dibagi atas dua jenis pola usahatani

dan secara lengkap disajikan pada Tabel 12.

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

46

Tabel 12 Rasio R/C usahatani budidaya ikan mas dan nila selama satu tahun

menurut pola usahatani di Waduk Jatiluhur Pola Usahatani Penerimaan

Usahatani

(Rp)

Biaya Total

Usahatani

(Rp)

Rasio R/C

Monokultur :

Ikan Mas.

117.216.000 87.509.426 1,34

Polikultur :

Ikan Mas

dan Nila

138.703.000

92.673.426

1,49

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai rasio R/C dari masing-masing jenis

usahatani adalah sebesar 1,34, 1,49. Nilai rasio R/C ini menunjukan nilai yang

lebih besar dari satu (R/C > 1). Hal ini berarti bahwa masing-masing jenis

usahatani tersebut layak untuk dijalankan atau menguntungkan. Nilai rasio R/C

juga menunjukkan bahwa setiap Rp 1 biaya total yang dikeluarkan petani untuk

usahatani dengan menerapkan pola monokultur dan polikultur maka masing-

masing akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,34 dan Rp 1,49.

6.1.6 Perbedaan Pendapatan Usahatani Budidaya Ikan Mas dan Nila Secara

Monokultur dan Polikultur

Pada dasarnya petani yang melakukan usaha budidaya ikan mas secara

monokultur dengan petani yang melakukan usaha budidaya ikan mas dan nila

secara polikultur keduanya memiliki perbedaan hasil pendapatan. Perbedaan

pendapatan ini secara statistik dapat diuji menggunakan metode uji t, melalui

metode ini dapat dilihat perbedaan pendapatan usahatani dari kedua jenis

budidaya ikan berdasarkan perbedaan perlakuan yang dilakukan oleh kedua

petani budidaya ikan dalam jaring apung.

Dari hasil pengujian perbedaan pendapatan monokultur (ikan mas) dan

polikultur (ikan mas dan nila) atas biaya tunai dan biaya total dengan uji t pada

Tabel 12 didapat hasil uji beda pendapatan Sig (2-tailed) 0,001 < 0,05 (taraf nyata

5 persen). Hal tersebut menunjukkan bahwa ditolak atau diterima, artinya

terdapat perbedaan pendapatan secara statistik antara pola monokultur (ikan mas)

dan pola polikultur (ikan mas dan nila). Pendapatan atas biaya tunai dan biaya

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

47

total pola polikultur lebih besar dibandingkan dengan pendapatan atas biaya tunai

dan total pola monokultur.

Tabel 13 Hasil uji beda pendapatan monokultur (ikan mas) dengan polikultur

(ikan mas dan nila)

Pola Usahatani

Pendapatan Usahatani (Rp/tahun)

Atas biaya tunai Atas biaya total

Monokultur :

Ikan Mas

Max Min Mean Max Min Mean

64.431.000 11.256.000 38.750.833 55.915.574 2.440.574 29.767.074

Polikultur :

Ikan Mas

dan Nila

99.011.000

8.011.000

56.028.667

87.614.574

3.114.574

46.545.241

Uji Beda Statistik

Sig (2-tailed)

0,001

Sig (2-tailed)

0,001

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Taraf Signifikansi α : 5 persen

Tabel 13 juga menunjukkan hasil pendapatan maksimum atas biaya tunai

dan biaya total dari pola polikultur sebesar Rp 99.011.000 dan Rp 87.614.574

lebih besar dibandingkan dengan pendapatan maksimum atas biaya tunai dan

biaya total dari pola monokultur sebesar Rp 64.431.000 dan Rp 55.915.574. Hal

ini berarti bahwa petani monokultur dan polikultur lainnya mempunyai potensi

untuk meningkatkan pendapatan atas biaya tunai dan biaya total sebesar nilai

maksimum tersebut.

6.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Usahatani

Model regresi logit akan diduga untuk menganalisis pengaruh variabel –

variabel penjelas (independent variable) terhadap peluang petani dalam pemilihan

pola usahatani budidaya ikan mas dan nila yang lebih baik dari segi finansial.

Variabel independen yang diduga mempengaruhi keputusan tersebut diantaranya

adalah lama pendidikan formal (PDDKN), luas areal KJA (LAKJA), umur petani

(UMR), jumlah tanggungan keluarga (JTK), lama usaha budidaya ikan (LMUB),

dan pendapatan (PDPT). Variabel dependen dalam model (Zi) ini merupakan

output kualitatif yaitu keputusan petani dalam memilih budidaya ikan secara

polikultur (i=1) dan keputusan petani dalam memilih budidaya ikan secara

monokultur (i=0). Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan SPSS

16.

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

48

Tabel 14 Hasil Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani untuk

Pemilihan Pola Usahatani Predictor Coef Sig Odds Ratio

Constant -8,693 0,003 0

UMR 0,050 0,158 1,052

PDDK 0,168 1,183

LMUB 0,100 1,106

JTK

PDPT

1,075

0,003

2,930

1,003

Log - Likelihood = 63,684

Test that all slopes are zero ; G = 19,313 ; Df = 5 ; Sig = 0,002

Goodness of fit

Cox snell R Square = 0,275

Nagelkerke R Square = 0,367 Hosmer and Lemeshow Test ; Chi-Square = 8,029 ; Df = 8 ; Sig = 0,431

Classification Table

Overall Precentage = 70

Sumber : Data Primer, diolah (2013)

Signifikansi pada taraf nyata (α) a : 15 persen

Berdasarkan hasil uji-G di pada tabel 14 diperoleh p-value 0,002 (p-value <

α) Sig pada tabel Omnibus Test of Model Coefficients maka tolak artinya

secara bersama-sama variable Independent berpengaruh terhadap Zi. Dari hasil

analisis regresi logistik -2 Log likelihood sebesar 63,684, Cox and Snell R

Square sebesar 0,275 dan Nagelkerke R Square sebesar 0,367. Besarnya nilai

Nagelkerke R Square menunjukkan kemampuan empat peubah bebas dalam

menjelaskan pemilihan pola usahatani sebesar 27,5 persen sedangkan sebesar 72,5

persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Hasil uji goodness of fit dapat

dilihat dengan melihat nilai chi–square dalam Tabel Hosmer and Lemeshow Test

(Lampiran 1). Berdasarkan pengolahan data, nilai chi-square sebesar 0,431 (Sig

pada Tabel Hosmer and Lemeshow Test), berarti nilai Sig > α = 15 persen. Selain

itu, nilai Overall Percentage diperoleh 70 persen artinya Kebaikan model dalam

mengklasifikasikan Z sebesar 70 persen. Hasil analisis regresi logistik juga

menunjukkan peubah bebas yang berpengaruh nyata dalam taraf alpha. Hal ini

terlihat dari besarnya nilai Sig < α dan hipotesis Interpretasi peubah bebas

yang berpengaruh nyata maupun tidak nyata akan dijelaskan dalam subbab berikut

ini :

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

49

6.2.1 Umur Petani

Berdasarkan hasil uji-wald diperoleh p-value sebesar 0,158 (p-value.> α 15

persen) maka terima artinya UMR tidak berpengaruh significant terhadap Z.

Koefisien umur petani bertanda positif yang menunjukkan ketidaksesuaian

terhadap hipotesis. Umur petani yang sudah lanjut maupun yang masih dalam

katergori usia produktif sama-sama mempunyai peluang untuk melakukan

pengambilan keputusan terhadap pemilihan pola usahatani polikultur dan

monokultur. Berdasarkan kondisi dilapang baik petani yang berada dikisaran rata-

rata usia produktif (40 tahun) maupun yang sudah memasuki usia lanjut (63

tahun) memiliki lama pengalaman yang hampir sama yaitu sekitar 11 – 15 tahun,

sehingga dalam hal ini petani dari kedua pola budidaya memiliki motivasi untuk

berusaha yang sama dalam menentukan pilihan peluang usahatani budidaya ikan

yang lebih baik dari segi finansial.

6.2.2 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil uji-wald diperoleh p-value sebesar 0,143 (p-value< α 15

persen) maka tolak artinya PDDK berpengaruh significant terhadap Z. Semakin

tinggi tingkat pendidikan petani maka kecenderungan akan memilih menjadi

petani polikultur. Berdasarkan kondisi dilapang rata-rata tingkat pendidikan

petani kedua pola usahatani sudah mendapatkan pendidikan yang cukup baik.

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap sikap petani dalam menentukan

keputusan pola usahatani yang lebih baik, kondisi ini didukung oleh fakta

dilapang bahwa mayoritas petani sudah lebih mengetahui akan konsep usaha yang

dapat memberikan keuntungan yang besar apalagi diketahui bahwa mayoritas

petani sudah menempuh jenjang pendidikan formal selama 6 – 8 tahun atau setara

dengan tingkat SD dan SMP. Hal ini juga menunjukkan bahwa pola pikir petani

sudah cukup kreatif untuk menentukan pemilihan pola budidaya. Koefisien lama

pendidikan petani bertanda positif yang menunjukkan kesesuaian terhadap

hipotesis. Nilai odds ratio yang dihasilkan sebesar 1,183. Artinya, setiap kenaikan

PDDK satu tahun maka peluang untuk menjadi petani Polikultur adalah 1,183 kali

lebih tinggi dari petani monokultur.

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

50

6.2.3 LamaUsaha Budidaya

Berdasarkan hasil uji-wald diperoleh p-value 0,055 (p-value< α 15 persen)

maka tolak artinya LMUB berpengaruh significant terhadap Z. Semakin lama

pengalaman petani dalam budidaya ikan maka kecenderungan akan memilih

menjadi petani polikultur. Koefisien lama usaha budidaya yang bertanda positif

menunjukkan kesesuaian terhadap hipotesis. Nilai odds ratio yang dihasilkan

sebesar 1,106. Artinya, setiap kenaikan LMUB satu tahun maka peluang untuk

menjadi petani Polikultur adalah 1,106 kali lebih tinggi dari petani monokultur.

Berdasarkan survey lapang, petani yang sudah menjalankan usaha budidaya ikan

mas dan nila lebih lama berarti memiliki pengalaman lebih baik dalam

menjalankan usaha budidaya ikan mas dan nila khususnya pengalaman dalam

menentukan keputusan yang bijak dalam mencari solusi untuk menghadapi

kenaikan harga input usahatani, kematian massal ikan, dan permainan harga dari

tengkulak. Rata-rata petani ikan di Waduk Jatiluhur sudah terjun ke dalam usaha

budidaya ikan mas dan nila lebih dari 10 tahun ini berarti pengalaman mereka

lebih matang dalam menentukan prospek usaha budidaya ikan yang lebih baik.

Hanya sekitar 6 responden yang baru merintis usaha budidaya ikan dalam KJA

selama 1 – 3 tahun.

6.2.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Berdasarkan hasil uji-wald diperoleh p-value sebesar 0,005 (p-value< α 15

persen) maka tolak artinya JTK berpengaruh significant terhadap Z. Semakin

banyak jumlah anggota keluarga petani maka kecenderungan memilih menjadi

petani polikultur. Koefisien jumlah tanggungan keluarga yang bertanda positif

menunjukkan kesesuaian terhadap hipotesis. Nilai odds ratio yang dihasilkan

sebesar 2,930. Artinya, setiap kenaikan JTK satu orang maka peluang untuk

menjadi petani Polikultur adalah 2,930 kali lebih tinggi dari petani monokultur.

Hal ini karena apabila jumlah tanggungan keluarga petani semakin bertambah

maka kebutuhan hidup petani akan semakin bertambah sehingga upaya petani

untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya dinilai lebih baik dengan

mengandalkan dari usaha budidaya ikan secara polikultur yang dapat

menghasilkan keuntungan besar, juga semakin banyak jumlah tanggungan maka

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

51

akan semakin bertambah jumlah anggota keluarga sehingga dapat diandalkan oleh

petani dalam mengembangkan usaha budidayanya. Rata-rata jumlah tanggungan

keluarga petani ikan di Waduk Jatiluhur 3 – 5 orang, minimal setiap Rumah

Tangga Petani (RTP) mengikutsertakan 1 atau 2 orang anggota keluarga sebagai

Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) tujuannya selain sebagai sektor pekerjaan

agar keahlian dalam hal membudidayakan ikan dapat diturunkan.

6.2.5 Pendapatan Petani

Berdasarkan hasil uji-wald diperoleh p-value 0,120 (p-value< α 15 persen)

maka tolak artinya PDPT berpengaruh significant terhadap Z. Semakin besar

pendapatan yang diterima petani budidaya ikan maka kecenderungan akan

memilih menjadi petani polikultur. Koefisien pendapatan yang bertanda positif

menunjukkan kesesuaian terhadap hipotesis. Nilai odds ratio yang dihasilkan

sebesar 1,003. Artinya, setiap kenaikan PDPT sebesar seratus ribu rupiah maka

peluang untuk menjadi petani Polikultur adalah 1,003 kali lebih tinggi dari petani

monokultur. Berdasarkan survey lapang, petani yang menjalankan usaha

budidaya ikan secara polikultur memiliki taraf hidup yang lebih sejahtera,

fenomena ini berkaitan dengan ukuran kesejahteraan yang memang masih banyak

mengandalkan masalah uang dan aset (Aniri NB dan Hartoyo, 2010). Pendapatan

yang tinggi memungkinkan semua kebutuhan keluarga petani terpenuhi. Rata –

rata pendapatan petani polikultur (mean income) sebesar Rp 46.545.241/tahun

atau sebesar Rp 11.636.310/Musim Tebar dinilai para petani sudah cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

6.2.6 Luas Areal KJA

Luas Areal KJA tidak dimasukan karena secara analisis data ragam yang

dimiliki oleh Luas Areal KJA Budidaya Ikan mas secara monokultur memiliki

karakteristik ragam yang homogen yaitu bernilai nol artinya luas areal KJA

tersebut memiliki ukuran yang sama rata sehingga komponen tersebut tidak layak

dimasukan ke dalam model logistik.

Hal ini didukung dengan fakta berdasarkan survey dilapang dimana setiap

petani pemilik keramba memiliki luasan untuk satu unit yang sama yaitu

berukuran 196 (14mx14m).

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

52

VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Pendapatan rata-rata yang dihasilkan dari perhitungan per unit pola usahatani

polikultur lebih menguntungkan dibandingkan dengan pola usahatani

monokultur. Rata – rata Pendapatan atas biaya total dari pola polikultur dan

monokultur adalah Rp 46.545.241/tahun dan Rp 29.767.074/tahun. Rata –

rata Pendapatan polikultur sebesar 36 persen lebih besar dari pendapatan

monokultur. Tingkat pendapatan petani pola polikultur secara statistik

berbeda nyata dengan pendapatan petani pola monokultur.

2. Faktor – faktor sosial ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap keputusan

petani dalam menentukan pilihan sistem budidaya ikan adalah tingkat

pendidikan formal petani (PDDK), jumlah tanggungan anggota keluarga

petani (JTK), pengalaman melakukan usaha budidaya ikan (LMUB), dan

pendapatan petani (PDPT).

7.2 Saran

1. Usaha budidaya ikan dalam KJA sistem polikultur dapat memberikan

keuntungan yang besar serta produksi ikan yang maksimal. Hal ini menarik

perhatian masyarakat sekitar dan pendatang untuk terus melakukan usaha

budidaya, sehingga menyebabkan populasi KJA terus bertambah setiap

tahunnya. Pemerintah daerah seharusnya mengontrol perkembangan jumlah

KJA melalui penerapan regulasi yang bertujuan untuk mengendalikan

populasi KJA di Waduk Jatiluhur.

2. Perlu adanya perhatian secara serius antara pihak pengelola (PJT II) dan

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Puwakarta terhadap penurunan

kualitas lingkungan waduk akibat limbah sisa pakan dan bahan pencemar

yang semakin bertambah. Bentuk perhatian ini dapat diwujudkan melalui

kegiatan penyuluhan kepada petani tentang cara pemberian pakan yang

optimal. Pola pemberian pakan yang disesuaikan dengan bobot ikan dan

diberikan tiga kali sehari sehingga tidak banyak sisa pakan yang tidak

termakan.

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

53

3. Mengingat jumlah populasi KJA yang terus meningkat, maka pengadaan

input (benih dan pakan ikan) serta material lain perlu dipersiapkan dengan

baik untuk memenuhi kebutuhan input yang terus meningkat.

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

54

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir, I., 2010.KJA. [Internet] [Januari, 2010]. Tersedia dari :

http://www.farraqafy.com.

Aniri NB dan Hartoyo. 2010. Analisis Tingkat Kesejahteraan Keluarga

Pembudidaya Ikan dan Non Pembudidaya Ikan di Kabupaten Bogor. Jurnal

Ilmu Keluarga dan Konsumen. Vol. 3. No.1.

Anggawati. 1991. Budidaya laut dengan Keramba Jaring Mini. Penas VII. Pertasi

Kencana 13 – 20 Juli. Magelang.

Badan Pusat Data Statistik dan Informasi. 2011. KKP Gapai Ekspor Perikanan.

[internet]. [13 Desember 2013]. Tersedia dari: http://www.kkp.go.id

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. 2012. Menuju Pengelolaan Sungai Citarum

yang Lebih Baik [Internet]. [26 Februari 2014]. Tersedia dari :

https://www.google.com/search/citarum.org/knowledge_center/indexlist.ph

p.

Badan Pusat penelitian Limnologi. 2009. Introduksi Sistem Keramba Jaring

Apung [internet]. [25 Januari 2013]. Tersedia dari: http://2009.lipi.go.id/.pdf

Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kab. Purwakarta. 2009.

Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan. Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kab. Purwakarta. Jatiluhur.

Biro Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Purwakarta dalam Angka BPS. Jakarta.

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Prenada

Media Group Cahyono, Bambang. 2001. Budi Daya Ikan di Perairan

Umum. Yogyakarta (ID): Kanisius

BBRSE, 2009. Panduan lptekmas BRKP. Balai Besar Riset Sosial Ekonomi

Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta. 2012. Data Stastistik

Pembenihan dan Perikanan Budidaya Kabupaten Purwakarta Tahun 2012.

Purwakarta (ID): Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta

Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta. 2011. Data Laporan

Akhir Tahun Kabupaten Purwakarta Tahun 2011. Purwakarta (ID): Dinas

Perikanan dan Peternakan Kabupaten Purwakarta

Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. 2005. Teknologi

untuk Masyarakat Pesisir : Seri Budidaya Perikanan. Direktorat Jenderal

Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Departemen Kelautan

danPerikanan. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 1994. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan

dalam Jaring Terapung. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen

Pertanian, Jakarta.

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

55

Direktori Data dan Informasi Kementerian Pekerjaan Umum. 2010. Bendungan

Juanda (Jatiluhur) [Internet]. [10 Januari 2014]. Tersedia dari :

http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan detail.asp.id

Evy, R. 2008. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Swadaya Widya. Jakarta

Firdaus M. 2004. Ekonometrika suatu pendekatan aplikatif. Jakarta (ID): PT Bumi

Aksara.

Gujarati DN. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta (ID): Erlangga.

Hanafi A, et al. 1990. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Prospek

Pengembangan. Laporan Akhir. Balitbang. Jakarta.

Herdiansyah, I. 2005. Analisis Aspek Ekonomi dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Adopsi Sistem Usahatani Padi Organik (Studi Kasus di

Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Barat). Skripsi. Program Studi Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hosmer, D.W., Lemeshow., S. 2000. Applied Logistic Regression. New York

(US) : John Wiley&Sons, Inc.

Hendayana, Dadan.2002. Analisis Usaha Perikanan Budidaya Perairan Waduk

Dengan Jaring Apung Kasus Waduk Cirata Kabupaten Cianjur Jawa Barat

Skripsi. Program Studi Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Juanda B. 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPBPress.

Kartamihardja, E. S. 1997. Pengembangan dan Pengelolaan Budidaya Ikan dalam

Keramba Jaring Tancap Ramah Lingkungan di Perairan Waduk dan Danau

Serbaguna. Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II.

Kurniawan, Muhammad. 2012. Rantai Hidup Budidaya Ikan Keramba Jaring

Apung [Internet]. [21 Juni 2013]. Tersedia dari :

http://regional.kompas.com/read/2012/07/23/04512694/Rantai.HidupKera

mba.Jaring.Apung

Maulana, A. B. 2003. Analisis Kelayakan Usahatani Pembesaran dan Pemasaran

Ikan Nila Gift Budidaya Keramba Jaring Apung, Desa Cikidang

Bayabang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Skirpsi.

Fakultas Pertanian IPB (tidak dipublikasikan). Bogor.

Martyana, Rina. 2013. Analisis Pengaruh Dukungan Perbankan Terhadap Tingkat

Ekonomi Pembudidaya Keramba Jaring Apung di Waduk Jatiluhur,

Thesis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran. Jatinangor.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT. Pustaka LP3ES Indonesia,

Jakarta.

Nazir, M. 1985. Metode Penelitian Sosial. Jakarta (ID) : Ghalia Indonesia.

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

56

Perdana, Haris. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas

dan Nila pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor di

Waduk Cikoncang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten.

Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian. IPB.

Perum Jasa Tirta II. 2002. Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung secara

Terpadu di Waduk Ir.H. Juanda. PJT II. Kabupaten Purwakarta, Jawa

Barat.

Ridwan. 2008. Analisis Usahatani Padi Ramah Lingkungan dan Padi Anorganik

Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Skripsi.

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Setianingsih et al. 1993. Aspek Sosial Ekonomi Budidaya Keramba Jaring Apung

di Waduk Saguling. Buletin Penelitian Perikanan Darat. Balai Ikan Air

Tawar. Bogor.

Soekartawi et al. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan

Petani Kecil. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta.

Soekarwati, 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia,

Jakarta.

Soekartawi, et al. 2006. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan

Petani Kecil. Jakarta: Penerbit UI.

Soeharjo, A dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-sendi pokok Ilmu Usahatani.

Departemen Sosial Ekonomi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sudrajat, Maman. 2009. Dampak Budidaya Ikan Jaring Apung di Waduk Cirata

Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Lokasi Dan Pembangunan

Ekonomi Kabupaten Cianjur. Tesis Magister Sains. Program Studi Ilmu-

Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan. Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sukamto dan S. Maryam. 2005. Buletin Litkayasa Akuakultur. Pusat Riset

Perikanan Budidaya. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Vol. 4 No. 1,

Hal 5.

Sumaryanto. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani

Menerapkan Pola Tanam Diversifikasi. Jurnal Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Unit Pelaksana Teknis Dinas. Waduk Jatiluhur. Data produksi ikan dalam KJA

Jatiluhur 2013. UPTD Jatiluhur. Purwakarta.

Unit Pelaksana Teknis Dinas. Waduk Jatiluhur. Data penggunaan jumlah areal

KJA Jatiluhur 2012. UPTD Jatiluhur. Purwakarta.

Wiryanta, Bernard, et al. 2010. Buku Pintar Budidaya dan Bisnis Ikan Nila.

Agromedia Pustaka. Jakarta.

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

57

LAMPIRAN

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

58

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN SISTEM

BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA JARING APUNG

(Studi kasus Waduk Jatiluhur Kabupaten Purwakarta)

Oleh Arief Ridwan (H44090047)

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Tanggal Wawancara

No. Responden

Nama Responden

Alamat

Desa/ Kelurahan

Kecamatan

Kabupaten

Provinsi

A. Karakteristik Responden

1. Umur Responden : Tahun

2. Pendidikan formal terakhir : Tahun

3. Pendidikan non formal yang terkait dengan pertanian :

4. Jumlah tanggungan keluarga : orang

B. Karakteristik Usahatani

1. Alasan melakukan usahatani : 1. Harga komoditas tinggi, 2. Memenuhi

kebutuhan keluarga, 3. Ikut petani lain mengikuti program pemerintah, 4.

Biaya lebih murah,

5. Lainnya,

2. Waktu tanam :

3. Waktu panen:

4. Status usahatani*) : 1. Penghasilan utama 2. Penghasilan sampingan

5. Jika sebagai pekerjaan sampingan, sebutkan pekerjaan

utamanya:...............

6. Pengalaman bertani : tahun

7. Tergabung dalam kelompok tani: 1. Ya 2. Tidak

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

59

Jika ya, nama kelompok tani..........................., tergabung sejak tahun........

Peran dalam kelompok tani sebagai...................................

8. Tergabung dalam Koperasi : 1. Ya 2. Tidak

Jika ya, nama koperasi..................................., tergabung sejak tahun..........

Peran dalam koperasi sebagai ........................................

9. Ukuran kolam yang digunakan :........x.........m

10. Jumlah unit :

11. Status kepemilikan areal : 1. Pemilik 2. Non Pemilik

12. Status penguasaan areal : 1. Milik 2. Sewa 3. Sakap/bagi hasil 4. Gadai

13. Jenis sistem Budidaya : 1. Polikultur 2. Monokultur

14. Modal usahatani dari : 1. Sendiri 2. Koperasi 3. Lainnya...............

Besarnya modal Rp

15. Memperoleh input produksi dari: 1. Sendiri 2.Koperasi 3.Lainnya...........

16. Input produksi yang digunakan:

Jenis Input Jumlah (satuan)

Harga

satuan(Rp) Biaya (Rp)

A. Input Tetap (biaya

diperhitungkan)

1. Untuk jaring atas Bahan jarring Kg/unit

Drum plastic Buah/unit

Drum besi Buah/unit

Bambu kecil batang/unit

Bambu besar Batang/unit Kayu kaso batang/unit

Busa Batang/unit Besi batang/unit

Baut Buah

Paku Kg/unit

Tambang jaring Kg/unit

Tambang jangkar Kg/unit Bandul/pemberat Buah/unit

Jangkar luar Buah/unit

Rumah jaga Unit

2. Untuk jaring kolorBawah

Bahan jaring kolor Kg/unit Bandul/ pemberat Buah/unit

Tambang Kg/unit B. Input Variabel (biaya tunai)

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

60

MT (Musim Tebar)1

Pakan Kg/unit

Obat-obatan Pot

Isi ulang oksigen Ulangan

Benih ikan mas Kg/unit Benih ikan nila Kg/unit

MT 2 Pakan Kg

Obat-obatan Pot

Isi ulang oksigen Ulangan Benih ikan mas Kg

Benih ikan nila Kg MT 3

Pakan Kg

Obat-obatan Pot

Isi ulang oksigen Ulangan

Benih ikan mas Kg Benih ikan nila Kg

MT 4 Pakan Kg

Obat-obatan Pot

Isi ulang oksigen Ulangan Benih ikan mas Kg

Benih ikan nila Kg E. Lainnya (biaya tunai)

Biaya pengerjaan hari

bunga pinjaman %

Pajak /tahun

Retribusi izin usaha perikanan Unit Upah Tenaga kerja (4 kali musim

tanam) Orang

Upah panen Orang

Biaya perawatan jaring Orang x hari x

MT

17. Tenaga kerja yang digunakan

No Kegiatan Waktu penyelesaian

(jamxhari)

Jumlah TK Total

(orang)

Jumlah TKDK

(orang)

Jumlah TKLK

(orang)

Upah (Rp/Bln)

Biaya Sewa

(Rp)

L P L P L P

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

61

18. Biaya usahatani lainnya

Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Retribusi Pengelola Waduk (PJT II)

2. Bunga Pinjaman

3. Biaya Sewa (SIUP)

4. ..............................

5. ..............................

19. Penyusutan peralatan yang digunakan:

No Jenis

Alat

Jumlah

(buah)

Nilai

Pembelian

(Rp)

Waktu

Pembelian

(tahun)

Estimasi

Umur

Ekonomis

(tahun)

Biaya

Penyusutan

(Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Total Penyusutan

20. Penanganan hasil panen dan Pascapanen:

Uraian Satuan Volume Persentae (%)

Harga (Rp/kg)

Nilai (Rp)

Total Produksi

- Dijual:

1.Pedagang Pengumpul

2.Pabrik Pengolahan

3.KUD

4.Gapoktan

5.Pasar

6.Lainnya........................

- Disimpan untuk konsumsi

-Lainnya.......................

Total Produksi Lain-lain

1.

2.

3.

4.

5.

6.Lainnya.......................

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

62

21. Sumber modal usahatani selama setahun terakhir

No. Sumber Modal Jumlah (Rp) Share (%) Alasan

1. Sendiri

2. Pinjaman dari bank

komersial

3. Kredit program

4. Pinjaman dari pedagang input

5. Pedagang pengumpul

6. Pelepas uang (rentenir)

7. Saudara

8. Hibah dari

pemerintah/swasta

9. Lainnya .......................

22. Permasalahan yang dihadapi selama ini :

a. Masalah pengadaan input (ketersediaan, harga, cara mendapatkan,dll):

.............................................................................................................................

...............................................................................................................

b. Masalah teknik budidaya usahatani (ketersediaan air,

hama/penyakit,bencana alam):

...............................................................................................................................

.............................................................................................................

c. Masalah pasca panen :

..............................................................................................................................

..............................................................................................................

d. Masalah pemodalan :

..............................................................................................................................

..............................................................................................................

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

63

Lampiran 2 Lokasi Penelitian

Sumber : Google Map (2011)4

4 http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-detail.asp?id=119 [diakses tanggal 10 Januari 2014]

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

64

Lampiran 3 Analisis Regresi Logistik

Logistic Regression

Block 1 : Method (enter)

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 19.313 5 .002

Block 19.313 5 .002

Model 19.313 5 .002

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 63.864a .275 .367

a. Estimation terminated at iteration number 5 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 8.029 8 .431

Dependent Variable Encoding

0

1

Original Value

Monokultur

Polikultur

Internal Value

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

65

Classification Tablea

Observed

Predicted

Z Percentage

Correct Monokultur Polikultur

Step 1 Z Monokultur 20 10 66.7

Polikultur 8 22 73.3

Overall Percentage 70.0

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step 1a UMR .050 .036 1.991 1 .158 1.052 .981 1.128

PDDK .168 .115 2.148 1 .143 1.183 .945 1.481

LMUB .100 .052 3.691 1 .055 1.106 .998 1.225

JTK 1.075 .382 7.934 1 .005 2.930 1.387 6.189

PDPT .003 .002 2.414 1 .120 1.003 .999 1.006

Constant -8.692 2.959 8.630 1 .003 .000

a. Variable(s) entered on step 1: UMR, PDDK, LMUB, JTK, PDPT.

Lampiran 4 Uji Beda Pendapatan atas Biaya Tunai Budidaya Ikan Mas dan Nila

dalam per unit KJA selama satu tahun

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PolikulturT .088 30 .200* .977 30 .737

MonokulturT .109 30 .200* .972 30 .609

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

66

Gambar 4 Pendapatan PolikulturT Terdistribusi Normal

Gambar 5 Pendapatan MonokulturT Terdistribusi Normal

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PolikulturT 5.6029E7 30 2.39724E7 4.37673E6

MonokulturT 3.8751E7 30 1.26555E7 2.31057E6

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

67

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

PolikulturT -

MonokulturT 1.72778E7 2.44452E7 4.46306E6 8.14985E6 2.64058E7 3.871 29 .001

Lampiran 5 Uji Beda Pendapatan atas Biaya Total Budidaya Ikan Mas dan Nila

dalam per unit KJA selama satu tahun

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Polikultur .077 30 .200* .981 30 .853

Monokultur .075 30 .200* .973 30 .628

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Gambar 6 Pendapatan Polikultur Terdistribusi Normal

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

68

Gambar 7 Pendapatan Monokultur Terdistribusi Normal

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Polikultur 2.9767E7 30 1.26554E7 2.31054E6

Monokultur 4.6545E7 30 2.31332E7 4.22352E6

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Polikultur -

Monokultur

-

1.67782E7 2.37588E7 4.33774E6

-

2.56498E7

-

7.90649E6

-

3.868 29 .001

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

69

Lampiran 6 Biaya Penyusutan Konstruksi KJA Pola Monokultur

Lampiran 7 Biaya Penyusutan Konstruksi KJA Pola Polikultur

Komponen Biaya

non Tunai

Jumlah barang

(satuan)

Harga

(Rp/satuan)

Umur teknis

(tahun)

Nilai

(Rp/unit/tahun)

Penyusutan kontruksi KJA

Bahan Jaring Atas 4 Jaring 1.000.000 4 1.000.000

Drum Besi 37 buah 110.000 2 2.035 000

Bambu 84 batang 6.000 1 504.000

Kayu Kaso 22 batang 3.000 1 66.000

Besi 40 batang 100.000 7 571.426

Pemberat Jaring

(Bandul) 24 buah 22 500 1 139 000

Tambang jangkar 4 buah 125.000 4 125.000

Rumah Jaga 1 unit 10.000.000 8 1.250.000

Total Penyusutan 5.690.426

Komponen Biaya

non Tunai

Jumlah barang

(satuan)

Harga

(Rp/satuan)

Umur teknis

(tahun)

Nilai

(Rp/unit/tahun)

Penyusutan kontruksi KJA

Bahan Jaring Atas 4 Jaring 1.000.000 4 1.000.000

Bahan Jaring Bawah 1 Jaring 1.500.000 4 375.000

Drum Besi 37 buah 110.000 2 2.035 000

Bambu 84 batang 6.000 1 504.000

Kayu Kaso 22 batang 3.000 1 66.000

Besi 40 batang 100.000 7 571.426

Pemberat Jaring

(Bandul) 32 buah 22 500 1 720.000

Tambang jangkar 4 buah 125.000 4 125.000

Rumah Jaga 1 unit 10.000.000 8 1.250.000

Total Penyusutan 6.646.426

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

70

Lampiran 8 Data penerimaan total usahatani pola monokultur (Rp/unit/tahun)

Responden Produksi ikan mas Harga Penerimaan ikan mas

Said 6.400 18.000 115.200.000

Solihin 6.400 18.000 115.200.000

Nur 6.400 18.000 115.200.000

Mista 6.400 18.000 115.200.000

Abas 6.400 18.000 115.200.000

Supriyanto 5.200 18.000 93.600.000

Ateng 5.200 18.000 93.600.000

Ahmad 6.400 18.000 115.200.000

Daryo 6.400 18.000 115.200.000

Apandi 7.200 18.000 129.600.000

Budi 6.400 18.000 115.200.000

Kosidin 5.440 18.000 97.920.000

Oding 7.600 18.000 136.800.000

Kokom 5.200 18.000 93.600.000

Hidayat 5.120 18.000 92.160.000

Ayud 5.840 18.000 105.120.000

Dedeng 7.600 18.000 136.800.000

Latip 7.600 18.000 136.800.000

Mansur 6.400 18.000 115.200.000

Ohing 7.600 18.000 136.800.000

Takrim 5.200 18.000 93.600.000

Opik 7.200 18.000 129.600.000

Uman 7.200 18.000 129.600.000

Didi 6.400 18.000 115.200.000

Karyadi 7.600 18.000 136.800.000

Sobur 6.400 18.000 115.200.000

Mamat 7.600 18.000 136.800.000

Ahman 7.200 18.000 129.600.000

Ato 7.600 18.000 136.800.000

Tarya 5.840 18.000 105.120.000

6.515 117.264.000

74

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

71

Lampiran 9 Data penerimaan total usahatani pola polikultur (Rp/unit/tahun)

Responden Produksi ikan mas Harga Penerimaan ikan mas Produksi ikan nila Harga Penerimaan ikan nila Total

Penerimaan

Warisdi 7.200 18.000 129.600.000 1.800 11.500 20.700.000 150.300.000

Harun 5.920 18.000 106.560.000 900 11.500 10.350.000 116.910.000

Asmita 7.520 18.000 135.360.000 1.800 11.500 20.700.000 156.060.000

Kodir 7.200 18.000 129.600.000 1.080 11.500 12.420.000 142.020.000

Haryo 4.960 18.000 89.280.000 60 11.500 690.000 89.970.000

Ade 7.200 18.000 129.600.000 1.260 11.500 14.490.000 144.090.000

Dodeng 6.880 18.000 123.840.000 960 11.500 11.040.000 134.880.000

Tahim 7.200 18.000 129.600.000 3.600 11.500 41.400.000 171.000.000

Ijal 6.880 18.000 123.840.000 960 11.500 11.040.000 134.880.000

Matsur 7.840 18.000 141.120.000 2.400 11.500 27.600.000 168.720.000

Tukin 4.960 18.000 89.280.000 3.600 11.500 41.400.000 130.680.000

Wasta 4.960 18.000 89.280.000 1.440 11.500 16.560.000 105.840.000

Anang 6.880 18.000 12.384.0000 1.440 11.500 16.560.000 140.400.000

Bambang 4.960 18.000 89.280.000 1.260 11.500 14.490.000 103.770.000

Usep 4.960 18.000 89.280.000 2.940 11500 33.810.000 123.090.000

Ujang 6.880 18.000 123.840.000 4.200 11.500 48.300.000 172.140.000

Ajidin 6.880 18.000 123.840.000 6.000 11.500 69.000.000 192.840.000

Nano 7.840 18.000 141.120.000 4.200 11.500 48.300.000 189.420.000

Sardani 7.840 18.000 141.120.000 2.520 11.500 28.980.000 170.100.000

Dimas 7.200 18.000 129.600.000 2.880 11.500 33.120.000 162.720.000

Rahmat 7.200 18.000 129.600.000 1.920 11.500 22.080.000 151.680.000

71

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

72

Responden Produksi ikan mas Harga Penerimaan ikan mas Produksi ikan nila Harga Penerimaan ikan nila Total

Penerimaan

Juhri 5.920 18.000 106.560.000 720 11.500 8.280.000 114.840.000

Aang 5.920 18.000 106.560.000 1.800 11.500 20.700.000 127.260.000

Dayat 4.960 18.000 89.280.000 3.000 11.500 34.500.000 123.780.000

Mustam 4.960 18.000 89.280.000 3.000 11.500 34.500.000 123.780.000

Didi 4.960 18.000 89.280.000 1.200 11.500 13.800.000 103.080.000

Hasim 6.880 18.000 123.840.000 3.780 11.500 43.470.000 167.310.000

Acim 7.200 18.000 129.600.000 2.400 11.500 27.600.000 157.200.000

Soleh 4.960 18.000 89.280.000 2.400 11.500 27.600.000 116.880.000

Endang 7.840 18.000 141.120.000 300 11.500 3.450.000 144.570.000

6.432 115.776.000 2.194 25.231.000 141.007.000

72

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

73

Lampiran 10 Data Biaya Variabel dan Biaya Tetap Tunai Pola Monokultur

Responden Biaya Tetap Tunai Biaya Variabel Tunai

Retribusi Perawatan Total Biaya

Tetap Tunai

Biaya Benih

ikan mas

Biaya pakan

ikan mas

Biaya Tenaga Kerja

Luar Keluarga

Total Biaya

Variabel Tunai

Said 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 56.000.000 5.625.000 76.625.000

Solihin 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 56.000.000 5.625.000 76.625.000

Nur 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 42.000.000 5.625.000 62.625.000

Mista 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 56.000.000 0 71.000.000

Abas 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 51.800.000 5.625.000 72.425.000

Supriyanto 119.000 1.000.000 1.119.000 7.500.000 47.600.000 5.625.000 60.725.000

Ateng 119.000 1.000.000 1.119.000 7.500.000 56.000.000 5.625.000 69.125.000

Ahmad 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 56.000.000 5.625.000 76.625.000

Daryo 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 44.800.000 6.750.000 66.550.000

Apandi 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 56.000.000 6.750.000 82.750.000

Budi 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 56.000.000 6.750.000 77.750.000

Kosidin 119.000 1.000.000 1.119.000 9.000.000 88.200.000 5.625.000 102.825.000

Oding 119.000 1.000.000 1.119.000 22.500.000 88.200.000 5.625.000 116.325.000

Kokom 119.000 1.000.000 1.119.000 7.500.000 88.200.000 5.625.000 101.325.000

Hidayat 119.000 1.000.000 1.119.000 7.000.000 65.800.000 5.625.000 78.425.000

Ayud 119.000 1.000.000 1.119.000 11.500.000 56.000.000 5.625.000 73.125.000

Dedeng 119.000 1.000.000 1.119.000 11.500.000 56.000.000 6.750.000 74.250.000

Latip 119.000 1.000.000 1.119.000 22.500.000 56.000.000 5.625.000 84.125.000

Mansur 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 63.000.000 4.500.000 82.500.000

73

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

74

Ohing 119.000 1.000.000 1.119.000 22.500.000 61.600.000 0 84.100.000

Takrim 119.000 1.000.000 1.119.000 7.500.000 56.000.000 6.750.000 70.250.000

Opik 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 56.000.000 6.750.000 82.750.000

Uman 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 56.000.000 6.750.000 82.750.000

Didi 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 56.000.000 5.625.000 76.625.000

Karyadi 119.000 1.000.000 1.119.000 22.500.000 56.000.000 6.750.000 85.250.000

Sobur 119.000 1.000.000 1.119.000 15.000.000 56.000.000 6.750.000 77.750.000

Mamat 119.000 1.000.000 1.119.000 22.500.000 50.400.000 6.750.000 79.650.000

Ahman 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 51.800.000 6.750.000 78.550.000

Ato 119.000 1.000.000 1.119.000 22.500.000 42.000.000 6.750.000 71.250.000

Tarya 119.000 1.000.000 1.119.000 11.500.000 56.000.000 4.500.000 72.000.000

74

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

75

Lampiran 11 Pendapatan atas biaya tunai pola Monokultur (Rp/tahun)

Responden Total Penerimaan Total Biaya Tetap Tunai Total Biaya Variabel Tunai Total Biaya Tunai Pendapatan atas

biaya tunai

Said 115.200.000 1.119.000 76.625.000 77.744.000 37.456.000

Solihin 115.200.000 1.119.000 76.625.000 77.744.000 37.456.000

Nur 115.200.000 1.119.000 62.625.000 63.744.000 51.456.000

Mista 115.200.000 1.119.000 71.000.000 72.119.000 43.081.000

Abas 115.200.000 1.119.000 72.425.000 73.544.000 41.656.000

Supriyanto 93.600.000 1.119.000 60.725.000 61.844.000 31.756.000

Ateng 93.600.000 1.119.000 69.125.000 70.244.000 23.356.000

Ahmad 115.200.000 1.119.000 76.625.000 77.744.000 37.456.000

Daryo 115.200.000 1.119.000 66.550.000 67.669.000 47.531.000

Apandi 129.600.000 1.119.000 82.750.000 83.869.000 45.731.000

Budi 115.200.000 1.119.000 102.825.000 103.944.000 11.256.000

Kosidin 97.920.000 1.119.000 69.125.000 70.244.000 27.676.000

Oding 136.800.000 1.119.000 101.325.000 102.444.000 34.356.000

Kokom 93.600.000 1.119.000 69.125.000 70.244.000 23.356.000

Hidayat 92.160.000 1.119.000 78.425.000 79.544.000 12.616.000

Ayud 105.120.000 1.119.000 73.125.000 74.244.000 30.876.000

Dedeng 136.800.000 1.119.000 85.250.000 86.369.000 50.431.000

Latip 136.800.000 1.119.000 84.125.000 85.244.000 51.556.000

Mansur 115.200.000 1.119.000 82.500.000 83.619.000 31.581.000

75

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

76

Responden Total Penerimaan Total Biaya Tetap Tunai Total Biaya Variabel Tunai Total Biaya Tunai Pendapatan atas

biaya tunai

Ohing 136.800.000 1.119.000 84.100.000 85.219.000 51.581.000

Takrim 93.600.000 1.119.000 70.250.000 71.369.000 22.231.000

Opik 129.600.000 1.119.000 82.750.000 83.869.000 45.731.000

Uman 129.600.000 1.119.000 82.750.000 83.869.000 45.731.000

Didi 115.200.000 1.119.000 76.625.000 77.744.000 37.456.000

Karyadi 136.800.000 1.119.000 85.250.000 86.369.000 50.431.000

Sobur 115.200.000 1.119.000 77.750.000 78.869.000 36.331.000

Mamat 136.800.000 1.119.000 79.650.000 80.769.000 56.031.000

Ahman 129.600.000 1.119.000 78.550.000 79.669.000 49.931.000

Ato 136.800.000 1.119.000 71.250.000 72.369.000 64.431.000

Tarya 105.120.000 1.119.000 72.000.000 73.119.000 32.001.000

Mean 38.750.833,33

Min 11.256.000

Max 64.431.000

76

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

77

Lampiran 12 Pendapatan atas Biaya Total Pola Monokultur (Rp/tahun)

Responden Total

Penerimaan

Total Biaya

Tunai

Total Biaya non-Tunai Biaya Total Pendapatan atas biaya total

Penyusutan Biaya Tenaga Kerja

Dalam Keluarga

Said 115.200.000 77.744.000 5.690.426 3.375.000 86.809.426 28.390.574

Solihin 115.200.000 77.744.000 5.690.426 3.375.000 86.809.426 28.390.574

Nur 115.200.000 63.744.000 5.690.426 3.375.000 72.809.426 42.390.574

Mista 115.200.000 72.119.000 5.690.426 0 77.809.426 37.390.574

Abas 115.200.000 73.544.000 5.690.426 3.375.000 82.609.426 32.590.574

Supriyanto 93.600.000 61.844.000 5.690.426 3.375.000 70.909.426 22.690.574

Ateng 93.600.000 70.244.000 5.690.426 3.375.000 79.309.426 14.290.574

Ahmad 115.200.000 77.744.000 5.690.426 3.375.000 86.809.426 28.390.574

Daryo 115.200.000 67.669.000 5.690.426 5.625.000 78.984.426 36.215.574

Apandi 129.600.000 83.869.000 5.690.426 5.625.000 95.184.426 34.415.574

Budi 115.200.000 103.944.000 5.690.426 3.125.000 112.759.426 2.440.574

Kosidin 97.920.000 70.244.000 5.690.426 3.375.000 79.309.426 18.610.574

Oding 136.800.000 102.444.000 5.690.426 3.375.000 111.509.426 25.290.574

Kokom 93.600.000 70.244.000 5.690.426 3.375.000 79.309.426 14.290.574

Hidayat 92.160.000 79.544.000 5.690.426 3.375.000 88.609.426 3.550.574

Ayud 105.120.000 74.244.000 5.690.426 3.125.000 83.059.426 22.060.574

Dedeng 136.800.000 86.369.000 5.690.426 5.625.000 97.684.426 39.115.574

Latip 136.800.000 85.244.000 5.690.426 3.375.000 94.309.426 42.490.574

Mansur 115.200.000 83.619.000 5.690.426 3.375.000 92.684.426 22.515.574

Ohing 136.800.000 85.219.000 5.690.426 0 90.909.426 45.890.574

Takrim 93.600.000 71.369.000 5.690.426 2.825.000 79.884.426 13.715.574

77

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

78

Opik 129.600.000 83.869.000 5.690.426 5.625.000 95.184.426 34.415.574

Uman 129.600.000 83.869.000 5.690.426 5.625.000 95.184.426 34.415.574

Didi 115.200.000 77.744.000 5.690.426 0 83.434.426 31.765.574

Karyadi 136.800.000 86.369.000 5.690.426 2.500.000 94.559.426 42.240.574

Sobur 115.200.000 78.869.000 5.690.426 3.375.000 87.934.426 27.265.574

Mamat 136.800.000 80.769.000 5.690.426 3.375.000 89.834.426 46.965.574

Ahman 129.600.000 79.669.000 5.690.426 2.825.000 88.184.426 41.415.574

Ato 136.800.000 72.369.000 5.690.426 2.825.000 80.884.426 55.915.574

Tarya 105.120.000 73.119.000 5.690.426 2.825.000 81.634.426 23.485.574

Mean 29.767.074

Max 55.915.574

Min 2.440.574

78

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

79

Lampiran 13 Data Biaya Variabel dan Biaya Tetap Tunai Pola Polikultur

Responden Biaya Tetap Tunai Biaya Variabel Tunai

Retribusi Perawatan Total Biaya

Tetap Tunai

Biaya Benih

ikan mas

Biaya Benih

ikan nila

Biaya pakan

ikan mas

Biaya Tenaga Kerja

Luar Keluarga

Total Biaya

Variabel Tunai

Warisdi 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 7.200.000 56.000.000 5.625.000 88.825.000

Harun 119.000 1.000.000 1.119.000 12.000.000 3.600.000 56.000.000 5.625.000 77.225.000

Asmita 119.000 1.000.000 1.119.000 22.000.000 7.200.000 42.000.000 5.625.000 76.825.000

Kodir 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 4.320.000 56.000.000 0 80.320.000

Haryo 119.000 1.000.000 1.119.000 6.000.000 720.000 51.800.000 5.625.000 64.145.000

Ade 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 5.040.000 47.600.000 5.625.000 78.265.000

Dodeng 119.000 1.000.000 1.119.000 18.000.000 5.760.000 56.000.000 5.625.000 85.385.000

Tahim 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 7.200.000 56.000.000 5.625.000 88.825.000

Ijal 119.000 1.000.000 1.119.000 18.000.000 5.760.000 44.800.000 6.750.000 75.310.000

Matsur 119.000 1.000.000 1.119.000 24.000.000 7.200.000 56.000.000 6.750.000 93.950.000

Tukin 119.000 1.000.000 1.119.000 5.000.000 7.200.000 56.000.000 6.750.000 74.950.000

Wasta 119.000 1.000.000 1.119.000 5.500.000 5.760.000 56.000.000 5.625.000 72.885.000

Anang 119.000 1.000.000 1.119.000 18.000.000 5.760.000 56.000.000 5.625.000 85.385.000

Bambang 119.000 1.000.000 1.119.000 6.000.000 5.040.000 56.000.000 5.625.000 72.665.000

Usep 119.000 1.000.000 1.119.000 6.000000 5.040.000 65.800.000 5.625.000 82.465.000

Ujang 119.000 1.000.000 1.119.000 18.000.000 7.200.000 56.000.000 5.625.000 86.825.000

Ajidin 119.000 1.000.000 1.119.000 18.000.000 7.200.000 56.000.000 6.750.000 87.950.000

Nano 119.000 1.000.000 1.119.000 24.000.000 5.040.000 56.000.000 5.625.000 90.665.000

Sardani 119.000 1.000.000 1.119.000 12.000.000 5.040.000 63.000.000 4.500.000 84.540.000

Dimas 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 5.760.000 61.600.000 0 87.360.000

Rahmat 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 5.760.000 60.200.000 6.750.000 92.710.000

79

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

80

Juhri 119.000 1.000.000 1.119.000 12.000.000 4.320.000 61.600.000 6.750.000 84.670.000

Aang 119.000 1.000.000 1.119.000 12.000.000 4.320.000 56.000.000 6.750.000 79.070.000

Dayat 119.000 1.000.000 1.119.000 5.500.000 7.200.000 56.000.000 5.625.000 74.325.000

Mustam 119.000 1.000.000 1.119.000 5.000.000 7.200.000 56.000.000 6.750.000 74.950.000

Didi 119.000 1.000.000 1.119.000 5.000.000 7.200.000 56.000.000 6.750.000 74.950.000

Hasim 119.000 1.000.000 1.119.000 18.000.000 5.040.000 50.400.000 6.750.000 80.190.000

Acim 119.000 1.000.000 1.119.000 18.000.000 3600000 51800000 6.750.000 80.150.000

Soleh 119.000 1.000.000 1.119.000 5.000.000 3600000 42000000 6.750.000 57.350.000

Endang 119.000 1.000.000 1.119.000 20.000.000 3600000 56000000 4.500.000 84.100.000

80

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

81

Lampiran 14 Pendapatan Atas Biaya Total Pola Polikultur (Rp/Tahun)

Responden Total

Penerimaan

Total Biaya

Tunai

Total Biaya non-Tunai Biaya Total Pendapatan atas biaya total

Penyusutan Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Warisdi 150.300.000 89.944.000 6.646.426 3.375.000 99.965.426 50.334.574

Harun 116.910.000 78.344.000 6.646.426 3.375.000 88.365.426 28.544.574

Asmita 156.060.000 95.069.000 6.646.426 3.375.000 105.090.426 50.969.574

Kodir 142.020.000 81.439.000 6.646.426 0 88.085.426 53.934.574

Haryo 89.970.000 65.264.000 6.646.426 3.375.000 75285.426 14.684.574

Ade 144.090.000 79.384.000 6.646.426 3.375.000 89.405.426 54.684.574

Dodeng 134.880.000 86.504.000 6.646.426 3.375.000 96.525.426 38.354.574

Tahim 171.000.000 89.944.000 6.646.426 3.375.000 99.965.426 71.034.574

Ijal 134.880.000 76.429.000 6.646.426 5.625.000 88.700.426 46.179.574

Matsur 168.720.000 95.069.000 6.646.426 5.625.000 107.340.426 61.379.574

Tukin 130.680.000 76.069.000 6.646.426 3.125.000 85.840.426 44.839.574

Wasta 105.840.000 86.504.000 6.646.426 3.375.000 96.525.426 9.314.574

Anang 140.400.000 86.504.000 6.646.426 3.375.000 96.525.426 43.874.574

Bambang 103.770.000 73.784.000 6.646.426 3.375.000 83.805.426 19.964.574

Usep 123.090.000 83.584.000 6.646.426 3.375.000 93.605.426 29.484.574

Ujang 172.140.000 87.944.000 6.646.426 3.125.000 97.715.426 74.424.574

Ajidin 192.840.000 93.829.000 6.646.426 5.625.000 106.100.426 86.739.574

Nano 189.420.000 91.784.000 6.646.426 3.375.000 101.805.426 87.614.574

Sardani 170.100.000 85.659.000 6.646.426 3.375.000 95.680.426 74.419.574

Dimas 162.720.000 88.479.000 6.646.426 0 95.125.426 67.594.574

Rahmat 151.680.000 93.829.000 6.646.426 2.825.000 103.300.426 48.379.574

Juhri 114.840.000 85.789.000 6.646.426 5.625.000 98.060.426 16.779.574

81

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

82

Aang 127.260.000 80.189.000 6.646.426 5.625.000 92.460.426 34.799.574

Dayat 123.780.000 75.444.000 6.646.426 0 82.090.426 41.689.574

Mustam 123.780.000 76.069.000 6.646.426 2.500.000 85.215.426 38.564.574

Didi 103.080.000 89.944.000 6.646.426 3.375.000 99.965.426 3.114.574

Hasim 167.310.000 81.309.000 6.646.426 3.375.000 91.330.426 75.979.574

Acim 157.200.000 81.269.000 6.646.426 2.825.000 90.740.426 66.459.574

Soleh 116.880.000 95.069.000 6.646.426 2.825.000 104.540.426 12.339.574

Endang 144.570.000 85.219.000 6.646.426 2.825.000 94.690.426 49.879.574

Mean 46.545.241

Max 87.614.574

Min 3.114.574

82

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

83

Lampiran 15 Pendapatan atas biaya tunai pola Polikultur (Rp/tahun)

Responden Total

Penerimaan

Total Biaya Tetap

Tunai

Total Biaya

Variabel

Tunai

Total Biaya

Tunai

Pendapatan

atas biaya

tunai

Warisdi 150.300.000 1.119.000 88.825.000 89.944.000 60.356.000

Harun 116.910.000 1.119.000 77.225.000 78.344.000 38.566.000

Asmita 156.060.000 1.119.000 93.950.000 95.069.000 60.991.000

Kodir 142.020.000 1.119.000 80.320.000 81.439.000 60.581.000

Haryo 89.970.000 1.119.000 64.145.000 65.264.000 24.706.000

Ade 144.090.000 1.119.000 78.265.000 79.384.000 64.706.000

Dodeng 134.880.000 1.119.000 85.385.000 86.504.000 48.376.000

Tahim 171.000.000 1.119.000 88.825.000 89.944.000 81.056.000

Ijal 134.880.000 1.119.000 75.310.000 76.429.000 58.451.000

Matsur 168.720.000 1.119.000 93.950.000 95.069.000 73.651.000

Tukin 130.680.000 1.119.000 74.950.000 76.069.000 54.611.000

Wasta 105.840.000 1.119.000 93.950.000 95.069.000 10.771.000

Anang 140.400.000 1.119.000 85.385.000 86.504.000 53.896.000

Bambang 103.770.000 1.119.000 72.665.000 73.784.000 29.986.000

Usep 123.090.000 1.119.000 82.465.000 83.584.000 39.506.000

Ujang 172.140.000 1.119.000 86.825.000 87.944.000 84.196.000

Ajidin 192.840.000 1.119.000 92.710.000 93.829.000 99.011.000

Nano 189.420.000 1.119.000 90.665.000 91.784.000 97.636.000

Sardani 170.100.000 1.119.000 84.540.000 85.659.000 84.441.000

Dimas 162.720.000 1.119.000 87.360.000 88.479.000 74.241.000

Rahmat 151.680.000 1.119.000 92.710.000 93.829.000 57.851.000

Juhri 114.840.000 1.119.000 84.670.000 85.789.000 29.051.000

Aang 127.260.000 1.119.000 79.070.000 80.189.000 47.071.000

Dayat 123.780.000 1.119.000 74.325.000 75.444.000 48.336.000

Mustam 123.780.000 1.119.000 74.950.000 76.069.000 47.711.000

Didi 103.080.000 1.119.000 93.950.000 95.069.000 8.011.000

Hasim 167.310.000 1.119.000 80.190.000 81.309.000 86.001.000

Acim 157.200.000 1.119.000 80.150.000 81.269.000 75.931.000

Soleh 116.880.000 1.119.000 93.950.000 95.069.000 21.811.000

Endang 144.570.000 1.119.000 84.100.000 85.219.000 59.351.000

Mean 56.028.667

Max 99.011.000

Min 8.011.000

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

84

Lampiran 16 Input data analisis logistik

Z UMR PDDK LMUB JTK PDPT

1 30 6 10 4 503,34574

0 55 4 1 3 374,56

0 41 6 6 3 374,56

1 41 6 10 3 285,44574

1 59 6 18 2 509,69574

0 40 5 12 3 514,56

1 40 6 22 3 539,34574

1 56 6 5 4 146,84574

0 43 4 25 2 430,81

0 35 12 16 2 416,56

0 55 15 3 3 317,56

0 40 9 15 3 233,56

1 48 6 12 3 546,84574

1 36 9 6 3 383,54574

1 45 12 20 4 710,34574

1 34 9 15 3 461,79574

0 49 6 12 2 374,56

1 50 6 24 2 613,79574

1 32 9 13 5 448,39574

1 43 9 9 4 93,14574

0 50 6 1 2 475,31

0 52 12 15 1 457,31

0 48 1 12 3 112,56

1 36 9 10 3 438,74574

0 40 4 10 3 276,76

1 42 9 8 5 199,64574

1 31 6 18 3 294,84574

1 50 6 20 1 744,24574

0 25 7 21 1 343,56

1 48 6 21 2 867,39574

0 30 9 16 4 233,56

0 30 6 10 2 126,16

0 30 6 6 2 308,76

1 44 6 20 2 876,14574

1 63 6 13 1 744,19574

1 30 9 15 3 675,94574

0 63 7 3 1 504,31

1 28 9 10 1 483,79574

0 26 6 24 3 515,56

0 25 6 15 2 315,81

1 61 6 16 1 167,79574

1 36 6 22 6 347,99574

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

85

0 45 6 20 3 515,81

0 30 6 30 2 222,31

1 40 6 24 3 416,89574

1 31 6 24 4 385,64574

1 32 12 12 3 31,14574

0 26 8 15 1 457,31

1 33 12 31 4 759,79574

1 25 12 14 4 664,59574

0 34 12 11 3 644,31

0 32 4 9 4 320,01

1 26 12 13 3 123,39574

1 35 12 12 3 498,79574

0 65 3 1 1 457,31

0 45 12 15 2 374,56

0 35 6 15 2 504,31

0 60 6 10 1 363,31

0 60 6 6 1 560,31

0 33 6 1 3 499,31

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

86

Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian

Wawancara Ketua Kelompok Petani Ikan

Petak KJA - Wawancara Petani Ikan Monokultur

Pendampingan oleh Wakil PJT 2 - Pakan Ikan

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN DAN … · faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani ikan dalam pemilihan pola ... Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah budidaya

87

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bogor pada tanggal 29 Juli 1991. Penulis merupakan putra

kedua dari dua bersaudara dari pasangan Yusuf Asnawi dan Yeyet Sumiati.

Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri

Panaragan 2 Bogor lulus tahun 2003, kemudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama Negeri 14 Bogor lulus tahun 2006. Tahun 2009 penulis lulus

Sekolah Menengah Atas Kophri Dharma Wanita (KORNITA) IPB Bogor dan

pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif pada organisasi di kampus.

Penulis aktif sebagai staff divisi Business Sharia and Fund Rising FORMASI

(Forum Mahasiswa dan Studi Islam) pada tahun 2011-2012. Selain itu, selama

menjadi mahasiswa penulis juga aktif dalam kegiatan atau acara kampus baik

sebagai panitia maupun sebagai peserta.