faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani melakukan diversifikasi...
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI
MELAKUKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI KELAPA
DALAM DENGAN PINANG DAN PENDAPATAN
DI KECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT
JURNAL
EDI RAHMAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
PENGESAHAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI
MELAKUKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI KELAPA
DALAM DENGAN PINANG DAN PENDAPATAN
DI KECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT
EDI RAHMAN
D1B011013
Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Ir.Ernawati HD., M.P Ardhiyan Saputra, S.P, M.Si
NIP. 196208171988032003 NIP. 197008181999031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Ir. Emy Kernalis, M.P
NIP. 19590520 198603 2 002
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MELAKUKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI KELAPA DALAM DENGAN PINANG DAN PENDAPATAN DI
KECAMATAN PENGABUAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Edi Rahman 1), Ernawati HD. 2), Ardhiyan Saputra 2) 1) Alumni Jurusan Agribisnis Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unja
2) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)gambaran diversifikasi usahatani kelapa
dalam dengan pinang di Kecamatan Pengabuan. (2) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pemilihan dan penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan karena lokasi merupakan salah satu daerah dengan usahatani kelapa dalam terluas di Provinsi Jambi.Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, Chi-Square, dan Regresi Linier Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah (47,2%) petani diversifikasi kelapa dalam memiliki lahan sempit dan lebih dari setengah (52,8%) petani monokulturmemiliki lahan diatas rata-rata.Terdapat tiga pola tanam diversifikasi usahatani kelapa dalam yaitu empat-tiga, empat-dua, dan empat-satu. Faktor pendidikan dan pendapatan tidak hubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi, sedangkan faktor jumlah tanggungan, pengalaman berusahatani, dan luas lahan, menunjukkan berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Faktor Jumlah Produksi, Tenaga Kerja, dan Harga Jual berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam, sementara faktor Luas Lahan, dan Modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam. Faktor JumlahProduksi, dan Harga Jual berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani pinang, sementara faktorLuas Lahan, dan Modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani pinang. Jumlah Produksi, tenaga kerja, dan Harga Jual berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani pinang. Kata kunci : Diversifikasi, Usahatani Kelapa Dalam dan Pinang, Keputusan, Pendapatan
ABSTRACT
This study aims to determine (1) a picture of diversification of coconut farming with areca nut in Pengabuan District. (2) the factors that influence the decision of the farmers to diversify the coconut farm with areca nut. (3) the factors that influence the diversification income of coconut farming with betel nut. This research was conducted in Pengabuan District of TanjungJabung Barat Regency. The selection and determination of the location is done purposively with the reasoning because the location is one of the areas with the largest coconut and areca nut farm in Jambi Province. Data analysis method used is descriptive analysis, Chi-Square, and Multiple Linear Regression.
The results showed almost half (47.2%) of coconut diversified farmers had narrow land and more than half (52.8%) of monoculture farmers had above average land. There are three planting patterns of diversification of coconut farming ie four-three, four-two, and four-one. Educational and income factors are not closely related to farmer's decision to diversify, while the dependent factor, experience of farming, and land area, shows closely related to the decision of farmers to diversify the coconut farm with areca nut.
Factor of Total Production, Labor, and Selling Price significantly influence to the income of coconut farming, while land area, and capital factor have no significant effect to the income of
coconut farming. Factor of Total Production, Labor, and Selling Price significantly influence to areca nutfarming income, while land area and capital factor have no significant effect to the income of areca nut farming. Total Production, Labor, and Selling Price have positive effect to the income of areca nut farming. Keywords: Diversification, Coconut and areca nut Farming, Decision, Income
PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam penggerak perekonomian di
Indonesia. Ada lima subsektor dalam pertanian yaitu pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Salah satu subsektor yang penting meningkatkan perekonomian Indonesia adalah subsektor perkebunan. Subsektor ini merupakan penyumbang devisa terbanyak karena sebagian besar komoditi perkebunan adalah komoditi ekspor. Komoditi perkebunan yang menjadi salah satu unggulan adalah kelapa dalam (BPS, 2015).Kelapa dalam merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki banyak keunggulan, karena hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Mulai dari daging buah, sabut, tempurung, air kelapa, batang, lidi, bahkan akarnya mempunyai nilai ekonomis (Bustami et al, 2014). Selain itu, tanaman kelapa dalam memiliki karakteristik yang mudah dibudidayakan baik dalam bentuk kebun, tanaman sela maupun tanaman naungan. Sebagian besar komoditi kelapa dalam di Provinsi Jambi dibudidayakan secara diversifikasi.
Sentra produksi komoditi kelapa dalam dan pinang Provinsi Jambi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan produksi sebesar 53.382 Ton dan luas sebesar 53.724 Ha untuk kelapa dalam. Sama halnya dengan komoditi kelapa dalam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki produksi pinang tertinggi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 9.843 Ton dengan luas 8.714 Ha. Sentra produksi kelapa dalam dan pinang di Kabupaten Tanjung Jabung Baratadalah Kecamatan Pengabuan. Pada tahun 2014 Kecamatan Pengabuan memiliki luas tanaman kelapa dalam sebesar 13.446 Ha (25% dari luas komoditi kelapa dalam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan 11,5% dari luas komoditi kelapa dalam Provinsi Jambi) dan produksi 13.564 Ton (25,4% dari produksi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan 12,6% dari produksi kelapa dalam di Provinsi Jambi). Sedangkan komoditi pinang Kecamatan Pengabuan juga merupakan sentra pinang dengan luas sebesar 4.655 Ha (53,4 % dari luas komoditi pinang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan 23,6 % dari luas komoditi pinang Provinsi Jambi) serta produksi sebesar 5.118 Ton (51,9% dari produksi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan 30,9% dari produksi Provinsi Jambi).
Penyuluh BP3K Kecamatan Pengabuan menjelaskan produksi pinang hanya mampu menghasilkan produksi 1,6 ton/Ha/Tahun karena pemanfaatan lahan yang tidak maksimal karena pinang hanya sebagai tanaman sela bagi kelapa dalam. Akan tetapi petani tetap menerapkan diversifikasi kelapa dalam dengan pinang sebagai cara berusahataninya. Keputusan petani ini tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Fenomena ini menarik penulis untuk meneliti apa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani tetap mendiversifikasi pada kelapa dalam dan pinang, dan bagaimana pendapatan petani diversifikasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani diversifikasi kelapa dalam. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Keputusan Petani Melakukan Diversifikasi Usahatani Kelapa Dalam dengan Pinang di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi”.
METODOLOGIPENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pemilihan dan penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan jumlah luas dan produksi usahatani kelapa dalam kecamatan Pengabuan merupakan yang tertinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran diversifikasi kelapa dalam dengan pinang dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatandiversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Penelitian lapangan dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan pengumpulan data, data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoeh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui daftar ertanyaan (kuisioner), dan data skunder.
Penarikan sampel dilakukan dengan cara sengaja (purposive) dengan menggunakan formula dari Taro Yamane yang dikenal dengan metode Slovin. Pada penelitian ini populasi lebih dari 100 orang, maka presisi yang diambil sebesar 11,5%. Diperoleh sampel petani sebanyak 72 responden yaitu masing-masing 36 responden dari Desa Sungai Baung dan 36 responden dari Desa Parit Pudin.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang digunakan statistik non parametrik melalui uji chi-square (X2). Selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan digunakan analisis regresi linier berganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Diversifikasi Usahatani Kelapa Dalam
Diversifikasi merupakan suatu sistem pertanaman dengan menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Di Kecamatan Pengabuan, diversifikasi dilakukan dengan menanam tanaman pinang di sela-sela tanaman kelapa dalam. Diversifikasi ini dilakukan oleh sebagian besar petani yang mengusahakan tanaman kelapa dalam.Diversifikasi tanaman kelapa dalam dengan pinang banyak dilakukan oleh petani yang memiliki lahan yang sempit, namun bukan berarti petani dengan lahan yang luas tidak melakukan diversifikasi dengan pinang.
Jumlah tanaman kelapa dalam dan pinang dalam satu hektar tergantung pada pola tanaman yang digunakan. Idealnya pola tanam yang digunakan petani di lokasi penelitian menggunakan pola bujur sangkar (8m x 8m), dalam satu hektar biasanya tanaman kelapa berjumlah ±150 batang, sedangkan tanaman pinang sebanyak 161-270 batang. Terdapat tiga pola tanam diversifiasi kelapa dalam dengan pinang yang ditemukan yaitu empat-tiga, empat-dua, empat-satu.
Gambar 1. Pola Tanam Diversifikasi Kelapa Dalam dengan Pinang
Pemeliharaan tanaman kelapa dalam dilokasi penelitian terdiri atas beberapa kegiatan diantaranya adalah penyiangan dan pemberantasan gulma, keruk lumpur parit untuk drainase. Kegiatan pemeliharaan tanaman dilakukan setiap 3 bulan untuk penyiangan dan pemberantasan gulma, dan 6 bulan sekali untuk keruk lumpur untuk drainase.Kegiatan panen dilakukan jika telah memenuhi beberapa kriteria. Kriteria panen pada kelapa dalam apabila buah telah berumur ±12 bulan, bagian buah kelapa sudah berubah warnanya dari hijau menjadi kecoklatan, kandungan air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring atau buah sudah jatuh dari pohonnya. Kegiatan panen kelapa dalam dilakukan setiap tiga bulan sekali atau sebanyak 3 kali panen dalam satu tahun. Kegiatan panen untuk usahatani pinang dilakukan lebih cepat daripada pada usahatani kelapa dalam yaitu setiap satu bulan. Kriteria buah pinang yang siap panen (tua) yaitu kulit pinang telah berubah warna menjadi kuning atau kemerahan, selanjutnya ada yang telah rontok jatuh dari pohon, atau buah telah berumur 7-8 bulan. Hubungan Pendidikan dengan Keputusan Petani Melakukan Diversifikasi
Hubungan Pendidikan dengan keputusan petani melakukan diversifikasi dapat dilihat pada hasil analisis chi-square berikut.
Tabel 1. Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Faktor Pendidikan Terhadap Keputusan Petani
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.018a 5 .697
Likelihood Ratio 3.834 5 .573
Linear-by-Linear Association .029 1 .866
N of Valid Cases 72
a. 8 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
Hasil analisis dengan SPSS 16.0 menunjukkan angka Asymp. Sig > 0,05 yaitu 0,697 > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam. Jika dilihat dari nilai chi-square hitung, juga didapatkan bahwa nilai chi-square hitung < chi-square tabel yang artinya terima H0. Nilai chi-square tabel diperoleh dari nilai derajat kebebasan yaitu 5 = 11,07 pada tabel chi-square α 5%, jika dibandingkan dengan chi-square hitung menjadi 3,018 < 11,07 yang artinya tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Hasil analisis ini tidak sejalan dengan penelitian Sumaryanto (2000) yang mengatakan mereka yang berpendidikan tinggi berpengaruh terhadap keputusan untuk berdiversifikasi. Di lokasi penelitian tinggi rendahnya pendidikan petani bukan dasar keputusan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang, namun pendidikan petani membantu petani dalam hal memperoleh informasi dari luar dan membantu petani dalam memperhitungkan untung rugi dalam berusahatani. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Keputusan Petani Melakukan Diversifikasi
Hubungan jumlah tanggungan dengan keputusan petani melakukan diversifikasi dapat dilihat pada hasil analisis chi-square berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Faktor Jumlah Tanggungan Terhadap
Keputusan Petani
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 13.514a 6 .036
Likelihood Ratio 17.464 6 .008
Linear-by-Linear Association 9.861 1 .002
N of Valid Cases 72
a. 10 cells (71,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
Hasil analisis dengan SPSS 16.0 menunjukkan angka Asymp. Sig < 0,05 yaitu 0,036 < 0,05 artinya terdapat hubungan jumlah tanggungan terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam. Jika dilihat dari nilai chi-square hitung, juga didapatkan bahwa nilai chi-square hitung > chi-square tabel yaitu untuk nilai derajat kebebasan 6 = 12,59 jika dibandingkan dengan chi-square hitung menunjukkan 13,514 > 12,59 yang artinya jumlah tanggungan berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian Sumaryanto (2000) yang menyatakan semakin banyak anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani. Jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarga, mengingat bahwa semakin banyak anggota yang menjadi tangungan membutuhkan
biaya hidup yang harus dipenuhi. Dalam hal ini melakukan diversifikasi usahatani kelapa dengan pinang merupakan salah satu inovasi yang diambil petani untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar. Hubungan Pengalaman Usahatani dengan Keputusan Petani Melakukan Diversifikasi
Hubungan pengalaman berusahatani dengan keputusan petani melakukan diversifikasi dapat dilihat pada hasil analisis chi-square berikut. Tabel 3. Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Faktor Pengalaman Berusahatani Terhadap
Keputusan Petani
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 46.848a 14 .000
Likelihood Ratio 58.263 14 .000
Linear-by-Linear Association 34.863 1 .000
N of Valid Cases 72
a. 26 cells (86,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
Hasil analisis dengan SPSS 16.0 menunjukkan angka Asymp. Sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya pengalaman berusahatani berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam. Jika dilihat dari nilai chi-square hitung, juga didapatkan bahwa nilai chi-square hitung > chi-square tabel yaitu untuk nilai derajat kebebasan 14 = 23,68 jika dibandingkan dengan chi-square hitung menunjukkan 46,848 > 23,68 yang artinya pengalaman berusahatani berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Hasil analisis sejalan dengan penelitian Yulian Junaidi (2007) yang menyatakan pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh terhadap adopsi pola usahatani diversifikasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi sebesar 0,003. Hubungan Luas Lahan dengan Keputusan Petani Melakukan Diversifikasi
Hubungan luas lahan dengan keputusan petani melakukan diversifikasi dapat dilihat pada hasil analisis chi-square berikut. Tabel 4. Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Faktor Luas Lahan Terhadap Keputusan
Petani
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 36.574a 7 .000
Likelihood Ratio 46.431 7 .000
Linear-by-Linear Association 20.773 1 .000
N of Valid Cases 72
a. 12 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
Hasil analisis dengan SPSS 16.0 menunjukkan angka Asymp. Sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 artinya luas lahan berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam. Jika dilihat dari nilai chi-square hitung, juga didapatkan bahwa nilai chi-square hitung > chi-square tabel yaitu untuk nilai derajat kebebasan 7 = 14,07 jika dibandingkan dengan chi-square hitung menunjukkan 36,574 > 14,07 yang artinya luas lahan berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Luas lahan dinyatakan memiliki hubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Hal ini dikarenakan petani yang memiliki luas lahan yang lebih sedikit cenderung melakukan diversifikasi
alasannya adalah untuk menambah pendapatan yang semula hanya dari satu komoditi menjadi dua komoditi. Penambahan komoditi sebenarnya bukan hanya menambah pendapatan, disisi lain jika salah kelola petani bukanlah menjadikan mereka untung namun membuat mereka rugi karena dengan bertambahnya komoditi juga akan menambah biaya yang dikeluarkan. Hubungan Pendapatan dengan Keputusan Petani Melakukan Diversifikasi
Hubungan pendapatan dengan keputusan petani melakukan diversifikasi dapat dilihat pada hasil analisis chi-square berikut. Tabel 51. Hasil Analisis Chi-Square Hubungan Faktor Pendapatan Terhadap
Keputusan Petani
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 72.000a 61 .158
Likelihood Ratio 99.758 61 .001
Linear-by-Linear Association .103 1 .748
N of Valid Cases 72
a. 124 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
Hasil analisis dengan SPSS 16.0 menunjukkan angka Asymp. Sig > 0,05 yaitu 0,158 > 0,05 artinya pendapatan tidak berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam. Jika dilihat dari nilai chi-square hitung, juga didapatkan bahwa nilai chi-square hitung < chi-square tabel yaitu untuk nilai derajat kebebasan (df) 61 = 80,23 jika dibandingkan dengan chi-square hitung menunjukkan 82,00 < 80,23 yang artinya jumlah pendapatan tidak berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Pendapatan ternyata tidak berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang didaerah penelitian. Bertentangan dengan pendapat yang menyatakan petani yang berpendapatan tinggi akan cepat dalam adopsi inovasi dan petani yang berpenghasilan rendah akan lambat dalam melakukan difusi inovasi. Di daerah penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tinggi rendahnya pendapatan usahatani petani terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yulian Junaidi 2007 yang menyatakan bahwa pendapatan tidak mempengaruhi adopsi pola usahatani diversifikasi usahatani kopi. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikasi sebesar 0,065. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Diversifikasi Usahatani Kelapa Dalam dengan Pinang
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang menggunakan analisis regresi linier berganda dengan faktor jumlah produksi (X1), luas lahan (X2), tenaga kerja (X3), modal (X4), dan harga jual (X5) dipilih menjadi variabel yang mempengaruhi pendapatan usahatani.
Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Tabel Anova Hasil Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kelapa Dalam
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.292E14 5 1.858E14 913.687 .000a
Residual 6.102E12 30 2.034E11
Total 9.353E14 35
a. Predictors: (Constant), Harga Jual, Modal, Luas Lahan, Jumlah Produksi, Tenaga Kerja
b. Dependent Variable: Pendapatan
Dari hasil uji F dapat dijelaskan bahwa F hitung > F tabel yaitu F hitung 913,687 sedangkan nilai F tabel dari derajat bebas (df) 5 dan 30 dengan probabilita 0,05 adalah 2,53 artinya H0 ditolak dan terima H1 atau ada pengaruh variabel jumlah produksi, luas lahan, tenaga kerja, modal, dan harga jual terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam. Tabel 7. Tabel Anova Hasil Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Usahatani Pinang
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.648E14 4 6.620E13 34.159 .000a
Residual 6.008E13 31 1.938E12
Total 3.249E14 35
a. Predictors: (Constant), Harga Jual, Luas Lahan, Modal, Jumlah Produksi
b. Dependent Variable: Pendapatan
Dari hasil uji F dapat dijelaskan bahwa F hitung > F tabel yaitu F hitung 34,159 sedangkan nilai F tabel dari derajat bebas (df) 4 dan 31 dengan probabilita 0,05 adalah 2,68 artinya H0 ditolak dan terima H1 atau ada pengaruh variabel jumlah produksi, luas lahan, tenaga kerja, modal, dan harga jual terhadap pendapatan usahatani pinang. Tabel 82. Tabel Coefficients Hasil Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Kelapa Dalam
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.685E7 960727.419 -17.541 .000
Jumlah Produksi 2329.633 50.638 1.199 46.006 .000
Luas Lahan -329929.278 455325.183 -.032 -.725 .474
Tenaga Kerja -1.051 .134 -.371 -7.824 .000
Modal -.515 .992 -.008 -.519 .608
Harga Jual 7550.185 447.843 .273 16.859 .000
a. Dependent Variable: Pendapatan R2 = 0.993
Nilai R2 dari hasil regresi linier berganda faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kelapa dalam cukup tinggi yaitu 0,993. Nilai dari R2 dapat diartikan bahwa kemampuan variabel bebas untuk menjelaskan besarnya variasi dalam variabel terikat adalah sebesar 99,3% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak masuk dalam persamaan.
Tabel 9. Tabel Coefficients Hasil Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Pinang
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -1.359E7 2.567E6 -5.294 .000
Jumlah Produksi 8047.099 1611.287 1.075 4.994 .000
Luas Lahan -1.849E6 1.186E6 -.338 -1.558 .129
Tenaga Kerja 1.835 .063 .949 29.145 .000
Modal -1.368 3.626 -.031 -.377 .709
Harga Jual 1433.946 259.206 .441 5.532 .000
a. Dependent Variable: Pendapatan R2 = 0.815
Nilai R2 dari hasil regresi linier berganda faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani pinang cukup tinggi yaitu 0,815. Nilai dari R2 dapat diartikan bahwa kemampuan variabel bebas untuk menjelaskan besarnya variasi dalam variabel terikat adalah sebesar 81,5% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak masuk dalam persamaan. Jumlah Produksi (X1)
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa jumlah produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,00. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan α = 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel jumlah produksi (X1), t hitung > t tabel yaitu 46,006> 2,02809 artinya H0 ditolak dan H1 diterima atau ada pengaruh jumlah produksi terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam. Nilai t hitung bernilai positif artinya setiap penambahan jumlah produksi akan mengakibatkan bertambahnya pendapatan usahatani kelapa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mawardati (2014) bahwa produksi berpengaruh terhadap pendapatan usahatani pinang yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,00. Sedangkan untuk pendapatan usahatani pinang yang berdiversifikasi dengan kelapa pada penelitian ini jumlah produksi tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap pendapatan, hal ini karena dipengaruhi oleh faktor lain.
Pada usahatani pinang, faktor jumlah produksi menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan a= 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel jumlah roduksi (X1), t hitung > t tabel yaitu 4,994< 2,02809 artinya H0 diterima dan H1 ditolak atau tidak ada pengaruh jumlah produksi terhadap pendapatan usahatani pinang. Luas Lahan (X2)
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa luas lahan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,474. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan α = 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel luas lahan (X2), t hitung < t tabel yaitu
0,725< 2,02809 artinya H0 diterima dan H1 ditolak atau tidak ada pengaruh luas lahan terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam.
Dalam usahatani pinang, faktor luas lahan menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,129. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan a= 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel luas lahan (X2), t hitung < t tabel yaitu 1,558< 2,02809 artinya H0 diterima dan H1 ditolak atau tidak ada pengaruh luas lahan terhadap pendapatan usahatani pinang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mawardati yaitu besar kecilnya luas lahan sangat berpengaruh terhadap produksi pertanian dan pendapatan usahatani. Tenaga Kerja (X3)
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tenaga kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,00. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan α = 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel tenaga kerja (X3), t hitung > t tabel yaitu 7,824> 2,02809 artinya H0 ditolak dan H1 diterima atau ada pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam. Nilai t hitung adalah negatif artinya setiap penambahan ada variabel tenaga kerja akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan usahatani kelapa dalam.
Dalam usahatani pinang, faktor tenaga kerja (X3) menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih besar dari 0,05 yaitu 0,00. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan a= 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel luas lahan (X2), t hitung > t tabel yaitu 29,145 > 2,02809 artinya H0 ditolak dan H1 diterima atau terdapat pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani pinang.
Jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan dikarenakan besar kecilnya jumlah tenaga kerja yang digunakan berpengaruh terhadap jumlah biaya yang akan dikeluarkan. Modal (X4)
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa modal tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,608. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan α = 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel modal (X4), t hitung < t tabel yaitu 0,519< 2,02809 artinya H0 diterima dan H1 ditolak atau tidak ada pengaruh modal terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam.
Dalam usahatani pinang, faktor Modal menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,709. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan a= 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel modal (X4), t hitung > t tabel yaitu 0,377< 2,02809 artinya H0 diterima dan H1 ditolak atau tidakada pengaruh modal terhadap pendapatan usahatani pinang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mawardati (2014)bahwa modal tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani pinang yang ditunjukkan dari nilai probabilitas sebesar 0,489. Harga Jual (X5)
Berdasarkan hasil analisis, diketahui harga jual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih keil dari 0,05 yaitu sebesar 0,00. Dan dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan α = 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel harga jual (X5), t hitung > t tabel yaitu 16,859 > 2,02809 artinya H0 ditolak dan H1 diterima atau ada pengaruh harga jual terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam. Nilai t hitung adalah positif artinya setiap penambahan pada variabel harga jual akan mengakibatkan bertambahnya pendapatan usahatani kelapa dalam.
Dalam usahatani pinang, faktor harga jual menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan diversifikasi usahatani pinang. Hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikasinya yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Dilihat dari nilai t tabel untuk tingkat kepercayaan a= 0,05 dan jumlah responden 36 dan variabel bebas 5 adalah 2,02809. Variabel harga jual (X5), t hitung > t tabel yaitu 5,532> 2,02809 artinya H0 ditolak dan H1 diterima atau ada pengaruh jumlah produksi terhadappendapatan usahatani pinang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mawardati (2014) bahwa harga jual berpengaruh terhadap pendapatan usahatani pinang yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,00.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hampir setengah (47,2%) petani diversifikasi kelapa dalam memiliki lahan sempit dan dibawah rata-rata (1,4 Hektar), sedangkan petani kelapa dalam monokultur memiliki lahan diatas rata-rata (3,17 Hektar) yaitu sebesar (52,8%). Ditemukan tiga pola tanam yaitu empat-tiga, empat-dua, dan empat-satu. Pemeliharaan yang dilakukan berupa menebas rumput setiap tiga bulan, keruk lumpur untuk drainase setiap enam bulan. Panen dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk kelapa dalam, sedangkan pinang dilakukan setiap bulan.
Faktor pendidikan dan pendapatan tidak hubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi, sedangkan faktor jumlah tanggungan, pengalaman berusahatani, dan luas lahan, menunjukkan berhubungan erat terhadap keputusan petani melakukan diversifikasi usahatani kelapa dalam dengan pinang.
Faktor Jumlah Produksi (X1), Tenaga Kerja (X3), dan Harga Jual (X5) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam, sementara faktor Luas Lahan (X2), dan Modal (X4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam. Jumlah Produksi (X1) dan Harga Jual (X5) berpengaruh positif, sedangkan Tenaga Kerja (X3) berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani kelapa dalam. Faktor Jumlah Produksi (X1), dan Harga Jual (X5) berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani pinang, sementara faktorLuas Lahan (X2), dan Modal (X4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan usahatani pinang. Jumlah Produksi (X1), dan Harga Jual (X5) berpengaruh positif terhadap pendapatan usahatani pinang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih disampaikan pada Dekan Fakultas dan Ketua Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang telah memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini, selain itu ucapan terimakasih kepada Bapak Camat Kecamatan
Pengabuan, Kepala Desa Sungai Baung, Kepala Desa Parit Pudin, serta warga Desa Sungai Baung dan Desa Parit Pudin yang telah membantu melancarkan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2015. Jambi Dalam Angka. BPS Provinsi Jambi. Jambi.
. 2015. Kabupaten Tanjung Jabung Barat Dalam Angka. BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jambi.
. 2014. Statistik Perdagangan Luar Negeri Provinsi Jambi. Jambi. Bustami, 2014. Usahatani Kelapa Dalam di Lahan Pasang Surut Sungai Kepayang Tanjung
Jabung Barat. Jurnal Prosiding Konferensi Nasional Kelapa VIII.
Dinas Perkebunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2015. Luas dan Jumlah Produksi Tanaman Pinang, Kelapa, Kopi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Perkecamatan. Tanjung Jabung Barat. Jambi.
Mawardati. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Pinang Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara. Universitas Malikussaleh. Lhokseumawe. Jurnal Agrisep Vol (16) No. 1 2015
Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Shinta, Agustina. 2011. Ilmu Usahatani. Universitas Brawijaya Press. Malang. Sumaryanto. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani Menerapkan
Pola Tanam Diversifikasi: Kasus di Wilayah Persawahan Irigasi Teknis DAS Brantas. Jurnal Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor.
Yulian Junaidi, M. Yamin. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Pola Usahatani Diversifikasi dan Hubungannya dengan Pendapatan Usahatani Kopi di Sumatera Selatan. Jurnal BALITBANG SUMSEL. Palembang.