analisis perbandingan penetapan suku bunga kredit

20
ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA KRISIS EKONOMI GLOBAL Studi Kasus Pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk PUTRI ARI WINARNI ABSTRAK Krisis ekonomi global yang dimulai dari krisis ekonomi yang menimpa Amerika Serikat (AS) berasal dari kredit macet sektor perumahan yang terjadi disana atau yang dikenal dengan nama subprime mortgage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan suku bunga KPR yang terjadi akibat adanya krisis ekonomi global dan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi dalam prosedur pemberian kredit pemilikan rumah pada Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk krisis ini berdampak pada penetapan suku bunga KPR walaupun pengaruhnya kecil yaitu hanya berpengaruh pada biaya dana atau cost of fund (COF) dan premi resiko karena suku bunga KPR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ditetapkan oleh base lending rate BI, lending rate BRI dan persaingan-persaingan bank lain dalam menetapkan suku bunga KPR. Kata Kunci : Suku Bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Krisis Ekonomi Global I. PENDAHULUAN Dewasa ini pertumbuhan perekonomian Indonesia sedang tidak stabil, hal ini disebabkan karena terjadinya krisis ekonomi global yang menyebabkan keadaan perekonomian di dunia mengalami ketidakpastian. Yang berdampak pada harga saham yang turun, fluktuasi dollar yang tidak stabil, banyak investor-investor asing yang menarik dana yang telah diinvestasikan di Indonesia yang membuat banyak perusahaan baik perusahaan lokal maupun perusahaan asing di Indonesia mengalami kebangkrutan dan hasilnya menutup perusahaannya. Salah satu yang mengalami perubahan yang cukup signifikan dan berpengaruh pada kegiatan perekomian di Indonesia adalah fluktuasi harga dollar yang mengalami naik turun hal ini berdampak pada kegiatan perekonomian dalam hal ini khususnya di bidang perbankan. Dalam kegiatan perbankan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi dollar khususnya dollar amerika, fluktuasi dollar yang mengalami naik turun menyebabkan tingkat suku bunga yang mengalami naik turun pula, baik suku bunga deposito, tabungan maupun pada perkreditan. Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan/aktivitas yang terbesar dari perbankan baik kredit investasi, kredit modal kerja, kredit usaha kecil maupun kredit pemilikan rumah (KPR). Sejalan dengan kemajuan perekonomian dalam memberikan berbagai kemudahan baru untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan, para pelaku ekonomi dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, baik secara domestik maupun

Upload: vuanh

Post on 21-Dec-2016

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SEBELUM DAN SESUDAH ADANYA KRISIS EKONOMI GLOBAL Studi Kasus Pada PT. BANK RAKYAT

INDONESIA (Persero) Tbk

PUTRI ARI WINARNI

ABSTRAK

Krisis ekonomi global yang dimulai dari krisis ekonomi yang menimpa Amerika Serikat (AS) berasal dari kredit macet sektor perumahan yang terjadi disana atau yang dikenal dengan nama subprime mortgage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan suku bunga KPR yang terjadi akibat adanya krisis ekonomi global dan untuk mengetahui penerapan sistem akuntansi dalam prosedur pemberian kredit pemilikan rumah pada Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk krisis ini berdampak pada penetapan suku bunga KPR walaupun pengaruhnya kecil yaitu hanya berpengaruh pada biaya dana atau cost of fund (COF) dan premi resiko karena suku bunga KPR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ditetapkan oleh base lending rate BI, lending rate BRI dan persaingan-persaingan bank lain dalam menetapkan suku bunga KPR.

Kata Kunci : Suku Bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Krisis Ekonomi

Global

I. PENDAHULUAN Dewasa ini pertumbuhan perekonomian Indonesia sedang tidak stabil, hal ini

disebabkan karena terjadinya krisis ekonomi global yang menyebabkan keadaan perekonomian di dunia mengalami ketidakpastian. Yang berdampak pada harga saham yang turun, fluktuasi dollar yang tidak stabil, banyak investor-investor asing yang menarik dana yang telah diinvestasikan di Indonesia yang membuat banyak perusahaan baik perusahaan lokal maupun perusahaan asing di Indonesia mengalami kebangkrutan dan hasilnya menutup perusahaannya.

Salah satu yang mengalami perubahan yang cukup signifikan dan berpengaruh pada kegiatan perekomian di Indonesia adalah fluktuasi harga dollar yang mengalami naik turun hal ini berdampak pada kegiatan perekonomian dalam hal ini khususnya di bidang perbankan. Dalam kegiatan perbankan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi dollar khususnya dollar amerika, fluktuasi dollar yang mengalami naik turun menyebabkan tingkat suku bunga yang mengalami naik turun pula, baik suku bunga deposito, tabungan maupun pada perkreditan. Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan/aktivitas yang terbesar dari perbankan baik kredit investasi, kredit modal kerja, kredit usaha kecil maupun kredit pemilikan rumah (KPR).

Sejalan dengan kemajuan perekonomian dalam memberikan berbagai kemudahan baru untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan, para pelaku ekonomi dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, baik secara domestik maupun

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

internasional, sehingga harus mencari berbagai terobosan baru dalam bentuk inovasi mengenai produk, produser, maupun teknik kerja, agar tetap pada posisi yang stabil, tidak terkecuali hal ini pun terjadi dikalangan perbankan. Salah satu jenis produk yang ditawarkan oleh beberapa bank yaitu kredit pemilikan rumah (KPR). Memiliki rumah sendiri kini bukan lagi sesuatu yang sulit, karena ada fasilitas kredit pemilikan rumah yang diberikan oleh kalangan perbankan yang biasa disebut Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Kredit Pemilikan Rumah adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. KPR merupakan salah satu alternatif cara untuk memiliki sebuah hunian rumah dengan cara kredit. Hal ini banyak diminati beberapa orang yang ingin segera memiliki sebuah hunian tetapi tidak mempunyai uang yang cukup untuk membelinya jika secara tunai (cash). Karena investasi yang paling aman saat ini adalah investasi kepemilikan rumah karena harga rumah tidak akan mengalami penurunan sebaliknya setiap tahunnya harga perumahan akan mengalami kenaikan. Beberapa kemudahan yang diberikan oleh pihak bank salah satunya dengan memilih jangka waktu kreditnya bisa dalam waktu 5tahun, 10 tahun, 15 tahun atau 20 tahun sesuai kemampuan calon nasabahnya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah pada perhitungan suku bunga KPR sebelum dan sesudah adanya krisis ekonomi global dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga KPR, perhitungan angsuran KPR berdasarkan jangka waktu KPR 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun angsuran serta perlakuan akuntansinya dan tindakan yang dilakukan bank jika terjadi kredit macet dalam pelunasannya serta penerapan sistem informasi akuntansi dalam prosedur pemberian kredit pemilikan rumah. Permasalahan dibatasi pada perhitungan suku bunga KPR dengan sistem suku bunga Annuitas pada tahun 2007 (sebelum adanya krisis ekonomi global) dan tahun 2008/2009 (setelah adanya krisis ekonomi global).

II. METODE PENELITIAN

Metode pengumpulan data untuk memperoleh atau mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan dalam rangka penyusunan skripsi ini, adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Skripsi ini dilakukan dengan membaca buku acuan dan materi yang di

dapat selama masa perkuliahan maupun dari berbagai sumber lainnya yang masih berhubungan dengan materi yang penulis gunakan serta mencari beberapa sumber dari internet.

2 Penelitian Lapangan (Field Research).

Dalam skripsi ini dilakukan juga penelitian lapangan, dengan cara meninjau secara langsung pada perusahaan, guna mendapatkan data yang jelas dan akurat tentang perusahaan.

Alat Analisis Yang Digunakan

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Alat Analisis yang dipergunakan adalah rumus yang digunakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI), yaitu:

1. Perhitungan Base Lending Rate

Besarnya tingkat bunga kredit (Base Lending Rate) dihitung berdasarkan beberapa komposisi, adapun cara menghitung base lending rate adalah sebagai berikut

Cost of Loanable Fund : xxx

Overhead Cost (misalnya) : xxx

Cost of Money (COM) : xxx

Spread : xxx

COM Spread : xxx

Pajak (mis 20%) : xxx

Premi Resiko : xxx

Base Lending Rate : xxx

2. Perhitungan bunga :

Bunga yang berlaku ialah bunga efektif, dengan perhitungan secara anuitas dimana jumlah angsuran perbulannya tetap, tetapi komposisi angsuran bunganya akan semakin mengecil sedangkan angsuran pokoknya akan semakin membesar.

rumus:

Bunga per bulan = SA x 1 /12 Dimana : SA = Saldo akhir periode i = Suku bunga per tahun 3. Rumus angsuran KPR dengan metode Annuity : (1 + r/12 ) nx12 Cr x r A = X (1 + r/12 )nx12 – 1 12

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Dimana : A = angsuran perbulan r = bunga pertahun n = jangka waktu (tahun) Cr = kredit/plafond

III. TELAAH PUSTAKA Pengertian bank menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yaitu: Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Sedangkan pengertian bank menurut Siamat (2004: 21) yaitu: Bank adalah lembaga keuangan yang berdasarkan peraturan perundangan dapat

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Penggolongan Bank Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara

penggolongannya. Menurut Dendawijaya (2005:15), Penggolongan bank dapat dilakukan

berdasarkan hal-hal sebagai berikut. 1. formalitas berdasarkan undang-undang. 2. kepemilikan. 3. penekanan kegiatan usahanya. 4. pembayaran bunga atau pembagian hasil usaha. Definisi Kredit Menurut Hasibuan (2008:87) Kredit adalah semua jenis pinjaman yang

harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Menurut PSAK No.31 (Revisi tahun 2007) menerangkan bahwa Kredit adalah peminjaman atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama.

Tujuan pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2004:96) adalah sebagai

berikut : 1. Mencari Keuntungan Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil

keuntungan yang diperoleh bank berbentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan oleh nasabah.

2. Membantu Pemerintah

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Tujuan lainnya membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor terutama sector riil.

Kebijaksanaan dalam penentuan suku bunga kredit Pengertian bunga bank

Bunga bank menurut Kasmir (2004:121) diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga bank

Besar kecilnya suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman saling mempengaruhi. Disamping pengaruh fakto-faktor jaminan, jangka waktu, kebijakan pemerintah, dan target laba,

faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga bank menurut Kasmir (2002:134) secara garis besar adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan dana 2. Persaingan 3. Kebijakan Pemerintah 4. Target laba yang diinginkan 5. Jangka waktu 6. Kualitas jaminan

Faktor-faktor Penentu Tingkat Bunga Kredit

Menurut Siamat (2004:128) menentukan besarnya tingkat bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah debitur (loan pricing) sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel yaitu: berapa besar biaya dana bank (cost of loanable funds), spread, baiaya overhead, pajak dan premi resiko yang diperkirakan yang semuanya dinyatakan dalam persentasi tertentu.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) :

Pengertian & jenis-jenis KPR:

Menurut ketentuan Bank Indonesia, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:

1. KPR Subsidi

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa: Subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah. Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakat yang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.

2. KPR Non Subsidi

Yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

IV PEMBAHASAN

4.1. Syarat & Ketentuan KPR BRI 1. Suku bunga:

Anuitas sesuai ketentuan suku bunga KPR BRI yang berlaku 2. Tujuan Pemberian Kredit:

• Pembelian Baru/bekas • Pembangunan • Renovasi • Take Over

3. Objek Pembiayaan: • Rumah • Ruko • Rukan • Apartemen

4. Maksimal Kredit : Rp.5000.000.000,00 5. Usia Debitur:

• Minimal 21 tahun dan • Maksimal :

Pegawai : 55 tahun Guru/Dosen : 60 tahun Profesional/wiraswasta: 65 tahun

6. Jaminan : SHM/SHGB Tanah dan Bangunan 7. Uang Muka : Minimal 20% 8. Jangka Waktu : Maksimal 20 tahun 9. Asuransi : Asuransi Jiwa & Asuransi Kerugian

Persyaratan Dokumen Tabel 4.1

Persyaratan Dokumen

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

No. Dokumen Karyawan Profesional Wiraswasta1. Foto copy KTP Pemohon dan

suami/istri √ √ √

2. Foto copy Kartu Keluarga √ √ √

3. Foto copy NPWP pribadi/SPT PPh 21 (untuk plafond ≥ Rp.100 juta)

√ √ √

4. Foto copy rekening giri/tabungan 3 bulan terakhir atas nama pemohon dan suami/istri

√ √ √

5. Asli Slip Gaji dan Surat Keterangan Kerja/ Foto copy SK Pegawai yang dilegalisir

6. Foto copy Surat Ijin Praktek/SK legalitas dari intansi terkait

7. Foto copy Akte SIUP, TDP, Akte Pendirian dan Perubahan

8. Laporan Keuangan 2 tahu terakhir dan rekapitulasi penghasilan bulanan

√ √

9. Foto copy Dokumen Rumah √ √ √ Sumber : PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Kelengkapan Dokumen Rumah • SHM/SHGB. IMB, PBB terakhir dan AJB • Surat penawaran atau bukti pemesanan dari penjual (untuk

pembelian) • Rencana anggaran biaya (untuk renovasi dan pembangunan rumah) • Laporan sisa KPR dari Bank lain (untuk take over)

4.2. Prosedur Permohonan Kredit 1. Nasabah mengajukan permohonan KPR dengan mengisi Form aplikasi

permohonan KPR BRI. 2. Pengumpulan data oleh Account Officer (AO). 3. Menanyakan objek yang dibeli apakah beli perorangan atau melalui

developer. 4. Account Officer melakukan survei lapangan

• Karyawan : Mendatangi tempat kerjanya • Profesional : Wawancara ke kantornya

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

• Wiraswasta : Mendatangi ke tempat usahanya 5. Account Officer menilai Analisa Kredit dengan mengunakan prinsip “5C”

yang meliputi:

a. Character Dalam hal ini pihak bank menilai berdasarkan karakter calon debitur apakah calon debitur tersebut memiliki watak atau sifat yang bertanggung jawab terhadap kredit yang akan diambilnya. Penilaianya berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, riwayat hidup, dan hasil wawancara serta tentunya berdasarkan BI Checking (melihat track record SID (Sistem Informasi Debitur) calon debitur terhadap kredit yang pernah dilakukan sebelumnya dengan bank lain)

b. Capacity Dalam hal ini pihak bank menilai berdasarkan kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bagi karyawan pihak bank melihat dari gaji bersih calon debitur yang telah dikurangi dengan pinjaman-pinjaman lainnya. Sedangkan bagi wiraswasta dilihat berdasarkan laporan keuangan perusahaan atau usahanya.

c. Capital Pada kredit pemilikan rumah (KPR) modal yang dimaksud ialah uang muka, pihak bank menilai berdasarkan uang muka yang harus dibayar calon debitur sebelum akad kredit apakah ia mampu membayar uang muka yang telah ditentukan oleh bank atau tidak. Jika ia mampu dan membayar uang muka tersebut maka nasabah akan merasa memiliki rumah tersebut sehingga temotivasi untuk segera melunasi angsurannya secara tepat waktu.

d. Condition Pihak bank juga melihat kondisi umum saat ini dan akan akan dating seperti kondisi ekonomi, keamanan dan sosial masyarakat.

e. Collateral Pada kredit pemilikan rumah (KPR) jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam rangka pembiayaan kredit yang diajukan ialah objek yang dibiayai dalam hal ini adalah rumah.

6. Setelah menilai analisa kredit, Account Officer membuat MAK (Memorandum Analisa Kredit).

7. Account Officer mengajukan MAK (Memorandum Analisa Kredit) tersebut ke pejabat pemutus berdasarkan plafond kredit yang diajukan.

8. Putusan Kredit, apakah kredit yang diajukan diterima atau tidak. 9. Setelah ada putusan kredit, ADK (Administrasi Kredit) membuat Overing

Letter. 10. Overing Letter disampaikan ke calon debitur jika melalui developer maka

disampaikan ke pihak developer tapi jika perorangan maka disampaikan langsung ke calon debitur tersebut.

11. Debitur menandatangani Overing Letter sebagai tanda persetujuan. 12. Bank dan calon debitur melakukan Akad Kredit. 13. Pencairan Kredit melalui teller.

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

4.3. Faktor-faktor Penentu Tingkat Bunga Kredit Menentukan besarnya tingkat bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah

debitur (loan pricing) sangat dipengaruhi oleh berbagai variable yaitu: berapa besar biaya dana bank (cost of loanable funds), spread, baiaya overhead, pajak dan premi resiko yang diperkirakan yang semuanya dinyatakan dalam persentasi tertentu. 1. Cost of Loanable funds

Perhitungan cost of loanable funds adalah biaya dana yang dikeluarkan bank setelah diperhitungkan ketentuan cadangan likuiditas wajib (reserve reqirement). Perhitungan ini memperlihatkan berapa besar sesungguhnya biaya dana bank atas dana yang dihimpun setelah dikeluarkan bagian untuk cadangan likuiditas wajib untuk selanjutnya disalurkan dalam bentuk kredit. Semakin besar jumlah cadangan yang ditahan semakin meningkatkan jumlah biaya dana bank karena semakin kecil jumlah dan yang disalurkan.

2. Spread Istilah spread sering disamakan penggunaanya dengan margin meskipun

kedua istilah ini sebenarnya memiliki pengertian yang lebih spesifik. Spread dalam pengertian umum adalah selisih antara biaya dana (borrowing rate) dengan tingkat bunga kredit (lending rate) atau selisih antara bidding dan offering rate yang sering digunakan dalam transaksi pasar uang. Sementara istilah margin sering dikaitkan dengan perbedaaan tingkat resiko antara kedua jenis suatu investasi atau surat berharga. Spread selalu dinyatakan dalam persentase.

3. Biaya Overhead Komponen biaya yang diperhitungkan dalam biaya overhead ini adalah

semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba antara lain adalah beban personalia, administrasi dan umum, dan beban lainnya.

4. Premi Risiko Faktor resiko sebagai salah satu komponen penentu tingkat bunga kredit

dapat dihitung dengan dengan menggunakan metode pembentukan cadangan (penyisihan) penghapusan kredit yang dikaitkan dengan presentasi tertentu terhadap kualitas atau kolektibilitas kredit dibagi dengan rata-rata outstanding loan (saldo debet).

Perhitungan cadangan (penyisihan) penghapusan adalah sebagai berikut : a. Cadangan Umum:

- 1 % dari total aktiva produktif (dalam hal ini kredit) b. Cadangan Khusus:

- 5 % dari kredit dalam perhatian khusus (special mention) - 15 % dari kredit kurang lancar (substandard) - 50 % dari kredit diragukan (doubtful) - 100 % dari kredit macet (loss)

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

• Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penentuan tingkat bunga kredit (loan pricing).

Tingkat bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah berbeda antara jenis kredit satu dengan yang lain atau antara nasabah satu dengan nasabah yang lain. Menurut Siamat (2004:128) perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa pertimbangan antara lain misalnya faktor jangka waktu kredit, kecukupan dan kualitas agunan, kepekaan perusahaan (segmen usaha) terhadap persaingan reputasi perusahaan (nasabah), jaminan pihak ketiga, hubungan bank dengan nasabah dan tentunya pertimbangan sumber dana untuk membiayai proyek tersebut.

4.4. Perhitungan Tingkat Suku Bunga Kredit

Untuk menghitung tingkat suku bunga kredit yang dikenakan kepada nasabah debitur (loan pricing) sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel yaitu biaya dana (cost of loanable funds), spread, biaya overhead, pajak dan premi resiko yang diperkirakan yang semuanya dinyatakan dalam persentase tertentu.

4.4.1. Perhitungan Tingkat Suku Bunga Kredit Tahun 2007

1. Perhitungan Biaya Dana (Cost of Fund) Terdapat 3 konsep yang dapat dipergunakan untuk menghitung biaya

dana bank yaitu : a. Konsep biaya dana rata rata historis b. Konsep biaya dana rata rata tertimbang c. Konsep biaya dana marginal

Dalam penelitian ini penulis menggunakan konsep biaya dana rata rata tertimbang karena pada konsep inilah yang paling menggambarkan biaya dana bank yang sesungguhnya. Pendekatan ini memperhatikan struktur sumber dana dan faktor lain bank yang mempengaruhi langsung besarnya biaya dana antara lain tingkat bunga dan ketentuan reserve Requirement.

Berikut ini adalah perhitungan biaya dana (cost of fund) PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2007.

Tabel 4.2 Konsep Biaya Dana Rata rata Tertimbang

Tahun 2007

Sumber Dana

Jumlah Dana (Rp)

Komposisi Dana (%)

Tingkat Bunga

Rata rata (%)

RR (%)

Bunga Efektif

(%)

Kontribusi Biaya (%)

Giro 37.120.467 22.48 1.40 5 1.47 1.47 Tabungan 72.105.826 43.67 3.75 5 3.95 1.72 Deposito 55.895.155 33.85 7.60 5 8 2.71

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

(dalam jutaan rupiah)

Berjangka Jumlah 165.121.448 100 4.76

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Th. 2007 2. Spread

Spread selalu dinyatakan dalam persentase, adapun nilai spread PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2007 adalah sebagai berikut :

4.838.001 = 4.29% 112.838.806

3. Biaya Overhead Biaya overhead pada tahun 2007 diestimasikan sebesar 2 %.

4. Premi Resiko Faktor resiko sebagai salah satu komponen penentu tingkat bunga kredit

dapat dihitung dengan menggunakan metode pembentukan cadangan (penyisihan) penghapusan kredit yang dikaitkan dengan persentasi tertentu terhadap kualitas atau kolektibilitas kredit dibagi dengan rata-rata outstanding loan (saldo debet).

Perhitungan cadangan (penyisihan) penghapusan adalah sebagai berikut : c. Cadangan Umum:

- 1 % dari total aktiva produktif (dalam hal ini kredit) d. Cadangan Khusus:

- 5 % dari kredit dalam perhatian khusus (special mention) - 15 % dari kredit kurang lancar (substandard) - 50 % dari kredit diragukan (doubtful) - 100 % dari kredit macet (loss)

Berikut ini adalah perhitungan premi resiko PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2007.

Tabel 4.3 Cadangan Penghapusan Piutang

(dalam jutaan rupiah) Kolektibilitas

Kredit Kolektibilitas

Kredit (%)

Kredit yang diklasifikasikan

Cadangan Penghapusan

(%)

Jumlah Cadangan

penghapusan Cadangan Umum - - 1 1.128.388,06

92.74 104.646.708 - -

Cadangan Khusus 1. Lancar 2. Dalam Perhatian

Khusus 4.58 5.168.017 5 258.400,85

0.52 586.762 15 88.014,3 0.69 778.588 50 398.294

3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet 1.47 165.873 100 165.873 Jumlah 100 2.029.970,21

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2007 Dari perhitungan diatas maka premi resiko kredit adalah sebagai berikut: 2.029.970,21 Premi Resiko = = 1.79 % 112.838.806 Setelah perhitungan tersebut diatas didapat maka dapat ditentukan besarnya tingkat bunga kredit sebagai base lending rate. Adapun base lending rate tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Cost of Loanable Fund : 4.76 %

Overhead Cost (misalnya) : 1.25 %

Cost of Money (COM) : 6.01 %

Spread : 4.29 %

COM Spread : 10.30 %

Pajak (mis 20%) : 2.06 %

Premi Resiko : 1.79 %

Base Lending Rate : 14.15 %

4.4.2. Perhitungan Tingkat Suku Bunga Kredit Tahun 2008

1. Perhitungan Biaya Dana (Cost of Fund) Berikut ini adalah perhitungan biaya dana (cost of fund) PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2008.

Tabel 4.4 Konsep Biaya Dana Rata rata Tertimbang

Tahun 2008

Sumber Dana

Jumlah Dana (Rp)

Komposisi Dana

(%)

Tingkat Bunga

Rata rata (%)

RR (%)

Bunga Efektif

(%)

Kontribusi Biaya

(%)

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

(dalam jutaan rupiah)

Giro 39.848.005 19.32 1.25 5 1.32 0.26 Tabungan 87.836.201 43.70 3 5 3.16 1.38 Deposito Berjangka 73.320.676 36.48 7.25 5 7.63 2.78

Jumlah 201.004.882 4.42

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Th. 2008

2. Spread Spread selalu dinyatakan dalam persentase, adapun nilai spread PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2008 adalah sebagai berikut : 5.958.368 = 3.14 % 189.855.426

3. Biaya Overhead Biaya overhead pada tahun 2008 diestimasikan sebesar 1.5 %.

4. Premi Resiko Berikut ini adalah perhitungan premi resiko PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2008.

Tabel 4.5 Cadangan Penghapusan Piutang

(dalam jutaan rupiah) Kolektibilitas

Kredit Kolektibilitas

Kredit (%)

Kredit yang diklasifikasikan

Cadang Penghapusann

(%)

Jumlah Cadangan

penghapusan Cadangan Umum - - 1 1.898.554,26

94.85 180.072.173 - -

Cadangan Khusus : 1. Lancar 2. Dalam Perhatian

Khusus 2.76 5.241.767 5 262.088,35

0.51 974.037 15 146.105,55 0.44 827.998 50 413.999

3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet 1.44 2.739.451 100 2.739.451 Jumlah 100 189.855.426 5.460.198 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2008 Dari perhitungan diatas maka premi resiko kredit adalah sebagai berikut: 5.460.198 Premi Resiko = = 2.87 % 189.855.426

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Setelah perhitungan tersebut diatas didapat maka dapat ditentukan besarnya tingkat bunga kredit sebagai base lending rate. Adapun base lending rate tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Cost of Loanable Fund : 4.42 %

Overhead Cost (misalnya) : 1.50 %

Cost of Money (COM) : 5.92 %

Spread : 3.14 %

COM Spread : 9.06 %

Pajak (mis 20%) : 1.36 %

Premi Resiko : 2.87 %

Base Lending Rate : 13.29 %

4.5.3. Perhitungan Tingkat Suku Bunga Kredit Tahun 2009

1. Perhitungan Biaya Dana (Cost of Fund) Berikut ini adalah perhitungan biayadana (cost of fund) PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2009.

Tabel 4.6 Konsep Biaya Dana Rata rata Tertimbang

Tahun 2009

Sumber Dana

Jumlah Dana (Rp)

Komposisi Dana (%)

Tingkat Bunga

Rata rata (%)

RR (%)

Bunga Efektif

(%)

Kontribusi Biaya (%)

Giro 28.487.953 18.12 1.5 5 1.58 0.29 Tabungan 84.070.601 43.27 3.5 5 3.68 1.59 Deposito 74.711.109 38.61 7.5 5 7.89 3.05

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

(dalam jutaan rupiah)

Berjangka Jumlah 194.275.548 100 4.93

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Th. 2009

2. Spread Spread selalu dinyatakan dalam persentase, adapun nilai spread PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2009 adalah sebagai berikut : 15.043.341 = 4.17 % 6.273.073

3. Biaya Overhead Biaya overhead pada tahun 2009 diestimasikan sebesar 1 %

4. Premi Resiko Berikut ini adalah perhitungan premi resiko PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk Tahun 2009. Tabel 4.7

Cadangan Penghapusan Piutang (dalam jutaan rupiah)

Kolektibilitas Kredit

Kolektibilitas Kredit

(%)

Kredit yang diklasifikasikan

Cadangan Penghapusan

(%)

Jumlah Cadangan

penghapusan Cadangan Umum - - 1 2.437.326,45

93.44 227.750.856 - -

Cadangan Khusus 1. Lancar 2. Dalam Perhatian

Khusus 4.09 9.957.432 5 497.871,6

0.50 1.229.148 15 184.372,2 0.54 1.315.969 50 1.739.620

3. Kurang Lancar 4. Diragukan 5. Macet 1.43 3.479.240 100 3.479.240 Jumlah 100 243.732.645 8.338.430,25

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Tahun 2009

Komposisi Suku Bunga Kredit (Lending Rate Pricing)

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

Cost of Loanable Fund 4.76 4.42 4.93

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Dari perhitungan diatas maka premi resiko kredit adalah sebagai berikut:

8.338.430,25

Overhead Cost 1.25 1.50 1.00

Cost of Money (COM 6.01 5.92 5.93

Spread 4.29 3.14 4.17

COM + Spread 10.30 9.06 10.1

Pajak 2.96 1.36 1.01

Premi Resiko 1.79 2.87 3.42 Base Lending Rate 14.15 13.29 14.53

Premi Resiko = = 3.42 % 243.732.645 Setelah perhitungan tersebut diatas didapat maka dapat ditentukan besarnya tingkat bunga kredit sebagai base lending rate. Adapun base lending rate tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Cost of Loanable Fund : 4.93 %

Overhead Cost (misalnya) : 1.00 %

Cost of Money (COM) : 5.93 %

Spread : 4.17 %

COM Spread : 10.1 %

Pajak (mis 20%) : 1.01 %

Premi Resiko : 3.42 %

Base Lending Rate : 14.53 %

Base lending rate merupakan dasar penentuan suku bunga kredit untuk jasa perkreditan yang ditawarkan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit investasi, kredit usaha kecil dan menengah serta jasa perkreditan yang lainnya. Untuk suku bunga KPR ditetapkan berdasarkan lending rate Bank Indonesia pada tahun yang berlaku dan dengan melihat persaingan bank-bank swasta maupun bank BUMN yang lain dalam menetapkan suku bunga KPR. Dari perhitungan diatas

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Analisis : Dari tabel 4.8 di atas kita dapat melihat besarnya base lending rate pada

tahun 2007, 2008, dan 2009. Pada tahun 2007 sebelum krisis ekonomi global terjadi, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk menetapkan tingkat bunga kredit sebesar 14.15% hal ini didapat berdasarkan perhitungan cost of loanable fund, spread, pajak dan premi resiko. Di tahun ini biaya dana bank adalah sebesar 4.76% nilai ini didapat dari total biaya dana pihak ketiga seperti tabungan, giro, dan deposito berjangka. Nilai spread didapat berdasarkan estimasi keuntungan yang akan diperoleh bank dibanding dengan proyeksi penyaluran kredit. Pada tahun 2007 spread PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah sebesar 4.29%, premi resiko sebesar 1.79% dengan pajak 20% dari COM ditambah spread yaitu sebesar 10.30%.

Pada tahun 2008, base lending rate PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk mengalami penurunan sebesar 0.86% dari yang semula 14.15% turun menjadi 13.29%. hal ini disebabkan karena komposisi untuk menghitung base lending rate juga mengalami penurunan. Ditahun ini cost of loanable fund adalah sebesar 4.42%, spread sebesar 3.14% premi resiko sebesar 2.87% dengan pajak sebesar 30% dari COM dan spread sebesar 2.87%.

Pada tahun 2009, besarnya base lending rate mengalami kenaikan hal ini disebabkan oleh krisis ekonomi global yang terjadi di akhir tahun 2008, hal ini terjadi karena komposisi untuk menghitung base lending rate juga mengalami kenaikan seperti pada biaya dana baik giro, tabungan maupun deposito berjangka. Angka kenaikan cukup terasa bagi nasabah debitur walaupun hanya sebesar 1.24% tetapi sangat memberatkan debitur karena hal ini menyebabkan kenaikan suku bunga KPR. Hal ini terjadi sebagai dampak krisis ekonomi global yang membuat pihak bank menaikan dasar suku bunga kreditnya karena pihak bank khawatir pada kondisi perekonomian saat ini yang sedang tidak stabil sehingga pihak bank menaikan premi resikonya hingga sebesar 3.42% hal ini dikarenakan pihak bank takut apabila banyak terjadi kredit macet yang akan berpengaruh pada laba yang akan diperoleh bank karena kredit adalah aktiva yang paling produktif dibandingkan dengan jasa bank lainnya dan merupakan sumber laba terbesar bagi bank tersebut.

4.6. Penetapan Suku Bunga KPR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Tabel 4.9 Suku Bunga KPR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Jangka Tahun Bulan Waktu 2007 2008 2009

Januari s/d 10 th 14% - 19% 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 20% 15% - 18% 15% - 18% Februari s/d 10 th 14% - 19% 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 20% 15% - 18% 15% - 18%

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

Maret s/d 10 th 14% - 19% 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 20% 15% - 18% 15% - 18% April s/d 10 th 14% - 19% 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 20% 15% - 18% 15% - 18% Mei s/d 10 th 14% - 19% 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 20% 15% - 18% 15% - 18% Juni s/d 10 th 01Juni: 14% - 19% 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 20% 15% - 18% 15% - 18% s/d 10 th 08Juni: 10% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 18% 15% - 18%

Jangka Tahun Bulan Waktu 2007 2008 2009

Juli s/d 10 th 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 18% 15% - 18% Agustus s/d 10 th 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 18% 15% - 18% September s/d 10 th 14% - 17% 13% - 16% > 10 th 15% - 18% 14% - 17% Oktober s/d 10 th 14% - 17% 01Okt: 13% - 16% > 10 th 15% - 18% 14% - 17% 20Okt: 14% - 17% 15% - 18% November s/d 10 th 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 18% 15% - 18% Desember s/d 10 th 14% - 17% 14% - 17% > 10 th 15% - 18% 15% - 18%

Belum Ditetapkan

Sumber : PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Analisis :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penetapan suku bunga KPR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk mengalami perubahan yang cukup signifikan pada tahun 2007 sebelum terjadinya krisis ekonomi global, suku bunga KPR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah sebesar 14%-19% untuk masa angsuran sampai dengan 10 tahun dan 15%-20% untuk masa angsuran lebih dari 10 tahun. Besarnya bunga KPR ini tidak mengalami perubahan (tetap) dari bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Mei 2007, pada bulan Juni 2007 besarnya suku bunga KPR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk mengalami penurunan pada tanggal 8 Juni 2007 sebesar 2% yaitu adalah sebesar 14%-17% untuk masa angsuran sampai dengan 10 tahun dan 15%-18% untuk masa angsuran lebih dari 10 tahun.

Hal ini disebabkan karena base lending rate PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk mengalami penurunan dari tahun 2006 penurunan yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor yang menjadi penentu dalam menghitung base lending rate tersebut seperti cost of loanable fund (COF), spread, pajak dan premi resiko, dari itu semua yang paling berpengaruh terhadap penetapan suku bunga KPR ialah Cost of Loanble Fund atau yang biasa dikenal dengan biaya dana. Biaya dana pada pertengahan tahun 2007 mengalami penurunan karena sumber dana pihak ketiga seperti giro, tabungan dan deposito berjangka yang

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

menjadi dasar perhitungan COF ini juga mengalami penurunan hal ini digambarkan pada laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada tahun 2007. Setelah bulan Juni tidak ada lagi perubahan suku bunga KPR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk sampai dengan Agustus 2008.

Pada bulan September 2008, besarnya suku bunga KPR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 1%. Dari yang semula sebesar 14%-17% menjadi 13%-16% untuk masa angsuran sampai dengan 10 tahun dan 15%-18% menjadi 14%-17% untuk masa angsuran lebih dari 10 tahun. Penyebab penurunan suku bunga KPR masih disebabkan oleh hal yang sama seperti pada penurunan tahun 2007 yang lalu yaitu disebabkan oleh biaya dana PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yang mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya minat nasabah untuk menghimpun dananya pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk baik dalam bentuk giro, tabungan maupun deposito berjangka. Hal ini berlangsung sampai dengan tanggal 19 Oktober 2008, karena pada tanggal 20 Oktober 2008 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk kembali menaikan suku bunga KPR ke posisi yang semula yaitu sebesar 14%-17% untuk masa angsuran sampai dengan 10 tahun dan 15%-18% untuk masa angsuran lebih dari 10 tahun.

Kenaikan suku bunga ini terjadi karena pada bulan Oktober jumlah biaya dana (COF) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yang meningkat karena PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk berusaha menarik dana sebesar-besarnya untuk menutupi likuiditas bank dengan cara menaikan suku bunga deposito agar menarik minat nasabah untuk menghimpun dananya pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tersebut. Selain biaya dana yang menyebabkan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk menaikan kembali suku bunga KPR ialah karena PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ingin memperkecil resiko terjadinya kredit macet karena pada akhir 2008 merupakan puncak dari terjadinya krisis ekonomi global, dan krisis ini sangat mempengaruhi kemampuan debitur dalam mengangsur KPR karena perusahaan tempat debitur bekerja atau usaha milik debitur sedikit banyak terkena dampak krisis ekonomi global ini sehingga dapat menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dimana-mana dan kelangsungan perusahaan juga tidak pasti sehingga PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk memutuskan untuk menaikan suku bunga KPRnya dan besarnya suku bunga tersebut masih sampai dengan hari ini (tahun 2009).

Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa krisis ekonomi global berpengaruh pada penetapan suku bunga KPR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk walaupun pengaruhnya kecil hanya pada biaya dana (COF) dan premi resiko tetapi membuat perubahan suku bunga pada tahun 2007-2008 yaitu mengalami naik turun dan tidak stabil serta hal ini juga membuat menurunnya minat calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk hal ini disebabkan karena calon debitur takut apabila suku bunga KPR akan mengalami kenaikan terus-menerus dari tahun ketahun karena suku bunga KPR pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk bersifat efektif akan mengalami perubahan dan calon debitur beranggapan bahwa krisis ekonomi global seperti sekarang ini,

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN PENETAPAN SUKU BUNGA KREDIT

membuat suku bunga KPR pasti sangat tinggi sehingga mereka enggan untuk mengambil rumah dengan cara angsuran apalagi krisis ekonomi global yang terjadi saat ini menyebabkan ketidakpastian perekonomian dunia perbankan khususnya pada penetapan suku bunga.