analisis penggunaan kata kerja transitif dalam berita utama jawa pos 1

27
1 PENGGUNAAN VERBA TRANSITIF DALAM JAWA POS A. Latar Belakang Hubungan antar manusia dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam suasana resmi maupun tidak resmi, selalu terikat oleh suatu alat yang dapat menentukan bisa-tidaknya hubungan tersebut berlangsung secara wajar. Alat itu adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk keperluan komunikasi antara sesama manusia. Dengan bahasa kita dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan serta dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan kita kepada orang lain. Dalam buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia karangan Chaer (1988: 1) menyatakan : Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan untuk mengidentifikasi diri. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat terganggu.

Upload: kutukanlaut

Post on 21-Nov-2015

111 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

e

TRANSCRIPT

18

PENGGUNAAN VERBA TRANSITIF DALAM JAWA POS

A. Latar Belakang Hubungan antar manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam suasana resmi maupun tidak resmi, selalu terikat oleh suatu alat yang dapat menentukan bisa-tidaknya hubungan tersebut berlangsung secara wajar. Alat itu adalah bahasa.Bahasa digunakan untuk keperluan komunikasi antara sesama manusia. Dengan bahasa kita dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan serta dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kemauan kita kepada orang lain. Dalam buku Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia karangan Chaer (1988: 1) menyatakan : Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan untuk mengidentifikasi diri. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat terganggu.

Berdasarkan perbedaan-perbedaan sifat atau perangainya, para ahli bahasa mengadakan pembagian kelas kata seperti kata benda, kata kerja, kata sifat, kata ganti, dan seterusnya. Masing-masing kelas kata tersebut dapat mengalami perubahan melalui proses morfologis (dengan pembubuhan afiks) pada kelas kata tersebut. Misalnya kata jalan, yang berupa kata kerja, dibubuhi awalan ber-, berubah bentuk menjadi berjalan, yang berjenis kata benda atau nomina : kata laut (kata benda) dibubuhi awalan meng- menjadi melaut (kata kerja), dan sebagainya. Perubahan-perubahan kelas kata menyebabkan adanya perubahan arti kata. Kata jalan tidak sama artinya dengan kata berjalan. Kata jalan yang berarti tempat untuk lalu lintas orang ( kendaraan dsb), sedangkan kata berjalan yang berarti gerakkan maju mundur. Perbedaan kelas dan arti kata pada kata-kata tersebut tidak lain disebabkan oleh proses pembentukan kata atau morfologis.Kata kerja atau verba dibatasi sebagai berikut : semua kata yang menyatakan perbuatan atau laku digolongkan dalam kata kerja. Kata kerja menghendaki adanya suatu pelengkap maka disebut kata kerja transitif, misalnya : memukul, menangkap, melihat, mendapat dan sebagainya. Sebaliknya bila kata kerja tersebut tidak memerlukan pelengkap maka disebut kata kerja intransitif, misalnya menangis, meninggal, berjalan, berdiri, dan sebagainya.Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, verba dibagi menjadi dua yaitu verba transitif dan verba Intransitif. Namun verba transitif belum mendapat perhatian atau belum diperhitungkan secara khusus. Memang sudah dijelaskan apa itu kata kerja transitif, namun belum dijelaskan atau belum dideskripsikan secara tuntas. Di samping itu, sepengetahuan peneliti juga belum ada yang mengangkat atau mengungkapkan fenomena kebahasaan ini. Penelitian ini menggunakan jawa pos karena pada jawa pos berita yang digunakan berupa berita kisah dan ringan. Selain itu terdapat penggunaan verba transitif dengan berita harian yang lebih banyak berita langsung.Karena alasan itulah maka dilakukan penelitian tentang Penggunaan verba transitif dalam jawa pos.Hal tersebut di atas menarik perhatian peneliti untuk mengangkat dan mengungkapkan fenomena kebahasaan ini secara tuntas.B. Rumusan Masalah Perubahan kelas kata atau transposisi dapat terjadi secara sintaksis dan morfologis.Namum dalam hal ini yang akan diteliti perubahan kelas kata yang terjadi secara morfologis.Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Pengertian Verba transitif?2. Jenis-jenis verba transitif?3. Bagaimana bentuk Verba transitif?4. Bagaimana proses pembentukan verba transitif?5. Apa fungsi dan makna verba transitif?C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Mendeskripsikan pengertian verba transitif.2. Mendiskripsikan jenis verba transitif.3. Mendiskripsikan bentuk verba transitif4. Mendeskripsikan bagaimana proses pembentukan verba transitif.5. Mendeskripsikan fungsi dan makna verba transitif.

D. Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.1. Manfaat Teoretis Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap fakta-fakta baru mengenai fenomena kebahasaan khususnya kata kerja transitif. Oleh karena itu, peneliti ini pada tataran teori mampu memberi sumbangan yang berharga bagi ilmu bahasa.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan fakta baru fenomena kebahasaan yang diteliti. Sehubungan dengan itu, diharapkan hasilnya dapat lebih melengkapi deskripsi kebahasaan dalam bidang tata bahasa, dan juga dapat melengkapi bahan-bahan yang mungkin diperlukan atau dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan pengajaran bahasa Indonesia.E. Definisi Istilah Berikut ini adalah penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:0. Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan untuk mengidentifikasi diri. Bahasa terbentuk oleh suatu aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka komunikasi dapat terganggu.0. Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.0. Verba adalah semua kata yang menyatakan perbuatan atau laku digolongkan dalam kata kerja.0. Verba transitif adalah verba yang membutuhkan objek (O). Kata kerja transitif dapat diubah menjadi bentuk pasif. Sedangkan kata kerja (verba) intransitif tidak dapat diubah ke bentuk pasif.0. Bentuk adalah penampakan atau rupa satuan gramatikal atau leksikal dipandang secara fonis atau grafemis ( Kridalaksana, 1982: 23)0. Pembentukan adalah konsep umum yang mencakup infleksi, derivasi, afiksasi, reduplikasi, dan penggabungan morfem dasar ( Kridalaksana, 1982: 123).0. Alwi, dkk (1998: 328) mengungkapkan bahwa objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh Predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu langsung setelah Predikatnya.0. Fungsi adalah hubungan antara satu satuan dengan unsur-unsur gramatikal, leksikal, atau fonologis dalam suatu deret satuan-satuan (Kridalaksana, 1982: 48)C. KAJIAN TEORIPada bagian ini dikaji beberapa hal yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Hal tersebut berupa teori yang dijadikan landasan dalam melakukan analisis Penggunaan Verba Transitif dalam Jawa Pos yang menjadi objek penelitian. Aspek-aspek teori yang dikaji meliputi (1) pengertian verba transitif (2) jenis-jenis verba transitif (3) Bentuk verba transitif (4) fungsi dan makna verba transitif (5) pembentukan verba transitif.1. Pengertian Verba Transitif Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu diikuti oleh unsur subjek, contoh: membeli, membunuh memotong, dll. Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu: Kata kerja transitif berimbuhan dan kata kerja transitif tak berimbuhan. 2. Jenis Verba Transitif Kusno (1985: 69) Dalam buku Pengantar Tata Bahasa Indonesia kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan suatu perbuatan atau laku. Dilihat dari bentuknya, kata kerja dapat dibedakan atas :a. Kata kerja aktif : yaitu kata kerja yang berdasarkan bentuk katanya berawalan me-, atau ber-, sedanngkan berdasarkan fungsinya dalam kalimat, kata kerja tersebut akan berfungsi sebagai predikat yang subyeknya melakukan pekerjaan.Contoh : membaca, menangis, memakai melangkah, berjalan, berpikir, berjualan, dan sebagainya.b. Kata kerja pasif : yaitu kata kerja yang berdasarkan bentuk katanya yang berawalan di-, ter-, atau ke- sedangkan berdasarkan jabatan predikat yang subyeknya dikenai pekerjaan atau perbuatan.Contoh : dimulai, ditulis, disentuh, terjatuh, kehujanan, kejatuhan, dan sebagainya.c. Kata kerja aus : yaitu kata kerja aktif yang tidak memerlukan awalan me-, atau ber-,. Kata kerja ini dapat juga disebut kata kerja tanggap atau kata kerja mandiri, karena pekerjaan atau perbuatan tersebut mengenai diri sendiri. Dikatakan kata kerja aus, karena mula-mula kata kerja ini berawalan me-, tetapi oleh karena awalan tersebut tidak berfunsgi, maka lama-kelamaan hilang atau aus tanpa disadari.Contoh : Makan semula memakani diriTidur semula menidurkan diriDemikian hubungannya dengan fungsinya sebagai predikat dalam kalimat, maka kata kerja dapat dibedakan atas kata kerja transitif dan intransitif. Kata kerja transitif adalah kerja yang memerlukan objek langsung, seperti: menulis, membeli, menjaga, mendirikan, diambil, dibawa, dipukul, dan sebagainya. Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang memerlukan obyek yang langsung, seperti : menangis, meludah, langkah, berjanji, bekerja, terkejut, dan sebagainya. Di samping beberapa macam kata kerja seperti yang telah disebutkan berdasarkan arti yang dimilikinya, kita mengenal juga kata resiproque (resiprok), yaitu kata kerja yang menyatakan balasan-balasan. Misalnya : berpelukan, berpandang.Verba transitif adalah verba yang membutuhkan objek (O). Kata kerja transitif dapat diubah menjadi bentuk pasif. Sedangkan kata kerja (verba) intransitif tidak dapat diubah ke bentuk pasif.Contoh kalimat transitif 1. Berakhiran me-, contoh: membawa, menolong.Adik membawa rotiKakak menolong ibu2. memper-, Contoh: memperbesarBupati akan memperbesar taman kota3. memper-kan, Contoh: mempersoalkanRoni senang mempersoalkan sebuah masalah4. me-i, Contoh: mengurangiPemerintah mengurangi pasokan BBM bersubsidi.5. memper-i, contoh:memperbaiki Kakak memperbaiki kursi6. me-kan, contoh: mengerjakanToni mengerjakan tugas

Berdasarakan Verba transitif yaitu verba yang bisa mempunyai atau harus mendampingi obyek. Berdasarkan banyaknya obyek, terdapat :(a) Verba monotransitif,Verba yang mempunyai 1 obyek.Contoh : Saya menulis suratSubyek Obyek

(b) Verba Bitransitif,Yaitu verba yang mempunyai 2 obyek.Contoh: Ibu memberi adik kue.Subyek Obyek tak langsung Obyek Langsung

Kata kerja Bitransitif atau dwitransitif adalah kata kerja transitif semacam ini disebut juga kata kerja transitif ganda. Misalnya membelikan, menuliskan, menulis, menganugerahkan, menganugerahi, menghadiahkan, membawakan, mengirimi, menyerahi.Contohnya dalam kalimat :Ayah menghadiahkan sebuah buku kepada sayaAyah menghadiahi sebuah bukuPemerintah menganugerahi saya bintang kehormatan kepada kuPemerintah menganugerahi bintang kehormatan Dilihat dari contoh-contoh diatas, kata kerja yang mengadung dua macam objek, yaitu obyek langsung dan obyek tidak langsung. Kata kerja mengandung Me-N-Kan menempatkan barang seperti obyek langsung, sedangkan orang sebagai obyek tak langsung, yaitu pelengkap.Sebaliknya, kata kerja dengan Men-i menempatkan orang sebagai obyek tak langsung. Perbedaan lain adalah kata kerja dengan me-N-Kan menghendaki kata perangkat untuk, bagi, dan kepada sebagai penanda yang tak langsung, sedangkan kata kerja dengan me-N-i tidak menghendaki kata perangkai. Secara rinci dan lebih khusus mengurakan fungsi masing-masing frase dan memberi ciri positif posisi masing-masing verba turunan dan proses penurunan. Verba turunan adalah verba yang sudah mengalami afiksasi, reduplikasi pada kata atau kelompok kata. Ada tiga afiks yang dipakai untuk menurunkan verba, yaitu prefiks, infik dan sufiks. Prefiks adalah diletakan di muka dasar, infiks ditempatkan di tengah dasar, dan sufiks ditempatkan di akhir dasar kata.( c ) Verba ditransitif Yaitu verba transitif yang obyeknya tidak muncul. Contoh : Adik sedang makanDilihat dari hubungan verba dengan nomina, dapat dibedakan :(1) Verba aktifYaitu verba yang subyeknya berperan sebagai pelaku. Verba demikian biasanya berprefiks me-, ber-, atau tanpa prefiks.Contoh :Ia mengapur dindingSaya makan nasiRakyat mencintai pemimpinnya yang jujur.Apabila ditandai oleh sufiks kan, maka verba itu bermakna benefaktif atau kausatif.Contoh :Ia membuatkan saya bajuIbu memasakkan kami makananApabila ditandai oleh sufiks I, maka verba bermakna lokatif atau repetitif.Contoh : Pak tani menanami sawahAdik menyirami bungaOrang yang kejam itu memukuli anjingnyaPaman menguliti kambing.(2) Verba PasifYaitu verba yang subyeknya berperan sebagai penderita,sasaran, atau hasil. Verba demikian biasanya diawali dengan prefiks di- atau ter-. Apabila ditandai dengan prefiks ter- yang berarti dapat di atau tidak dengan sengaja maka verba itu bermakna perfektif.Contoh Adik dipukul ayahBuku itu terinjak olehkuMeja itu terangkat oleh adikPada umumnya verba pasif dapat diubah menjadi verba aktif, yaitu dengan mengganti afiksnya.ContohAdik disayangi ayah- ayah menyayangi adikMeja itu terangkat oleh adik- adik dapat mengangkat meja itu.(3) Verba anti aktif (ergative)yaitu verba pasif yang tidak dapat diubah menjadi verba aktif, dan subyeknya merupakan penanggap (yang merasakan, menderita, menderita, mengalami)Contoh :Kakinya terantuk batuDadanya tembus oleh tombakAmin kena pukulSaya kena marah tadi(4) Verba anti-pasif,Yaitu verba aktif yang tidak dapat diubah menjadi verba pasif.Contoh :Ia haus akan kasih sayangPemuda ini benci terhadap perempuanPak tani bertanam singkong

(5) Verba resiprokalVerba resiprokal yaitu verba yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak, dan perbuatan tersebut dilaukan dengan saling berbalasan. Kedua belah pihak terlibat perbuatanContoh:Berkelahi, berperang, bersentuhan, berpegangan, bermaaf-maafan, bersalam-salaman.(6) Verba non resirokalVerba nonresiprokal adalah verba yang tidak menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh dua pihak dan tidak saling berbalasan.Dilihat dari sudut referensi argumennya:(1) Verba refleksifverba refleksif yaitu verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang sama . verba ini mempunyai dua bentuk, yaitu:(a) Verba yang berprefiks ber-, dan nominanya berpadu dengan prefiks itu.Contoh: bercermin, berdandan, berjemur.(b) Verba yang berprefiks me-, bersufiks kan, dan berobyek diri.Contoh: melarikan diri, membaringkan diri.

(2) Verba non-refleksifVerba non refleksif yaitu verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang berbeda atau berlainan.Dilihat dari sudut hubungan identifikasi antara argumen-argumennya, dapat dibedakan:(1) Verba KopulatifYaitu Verba yang mempunyai potensi untukditanggalkan tanpa mengubah konstruksi preduktirf yang bersangkutan.Contoh:adalah, merupakan.(2) Verba EkuatifAdalah Verba yang mengungkapkan ciri salah satu argumennya.Contoh: menjadi, terdiri dari, berdasarkan, bertambah, berasaskan.(3) Verba Telis dan Verba atelisVerba Telis biasanya berprefik me-, dan Verba Atelis berfrefik ber.Verba Telis menyatakan bahwa perbuatan tuntas, sedangkan Verba Atelis menyatakan bahwa perbuatan belum tuntas atau belum selesai.Contoh:Pak tani menanam padiPak tani bertanam padiIa menukar pakaian ituIa bertukar pakaian

(4) Verba performatif dan Verba KonstatatifVerba performatif, yaitu Verba dalam kalimat yang secara langsung mengungkapkan pertuturan yang dibuat pembicara pada waktu mengajarkan kalimat.Contoh:berjanji, menanamkan, menyebutkan, mengucapkan.(5) Verba KonstatatifYaitu Verba dalam kalimat yang menyatakan atau mengandung gambaran tentang suatau peristiwa.Contoh:menembaki, menulisBerdasarkan contoh-contoh sebelumnya, tentang macam-macam dari imbuhan meng- maka akan didapati fungsi imbuhan meng-. memiliki dua fungsi, yaitu:1. Membentuk kata kerja yang transitif, contoh: Adik sedang mencari pekerjaan. meng + cari mencari Ibu membeli sayur di pasar. meng + beli membeli2. Membentuk kata kerja tidak transitif, contohnya: Sejak pagi petani itu terus mencangkul. meng + cangkul mencangkul Ayahnya sudah lama tidak melaut. meng + laut melaut Makna imbuhan meng-Ada beberapa makna dari imbuhan meng-, yaitu:1. Melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh kata dasar, contoh: Adik membeli buku di toko buku. meng + beli membeli2. Berubah menjadi, contoh: Es itu telah membatu. meng + batu membatu3. Berfungsi sebagai / menyerupai kata dasar, contoh: Wanita itu sudah lama menjanda. meng + janda menjanda4. Makan / minum, contoh: Ayah tidak pernah mengopi. meng + kopi mengopi5. Menuju tempat, contoh: Kapal itu sudah menepi sejak pagi tadi. meng + tepi menepi6. Mencari / mengumpulkan, contoh: Pemuda itu sedang mendamar di dekat hutan. meng + damar mendamar7. Mengeluarkan bunyi, contoh: Kucing itu mengeong terus-menerus. meng + ngeong mengeongF. Metode PenelitianDi dalam Metode penelitian ini dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan metode dalam penelitian yang terkait dengan metode penelitian meliputi (1) bentuk penelitian, (2) tempat dan waktu penelitian, (3) data dan sumber data, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, dan (6) teknik analisis data.0. Bentuk penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan masalah dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.0. Tempat dan Waktu PenelitianVerba transitif dalam Jawa pos dilakukan di Universitas Katholik Widya Mandala Madiun.0. Sumber data Data yang diperlukan dalam ini berupa data tertulis yang menjadi sumber data ini adalah kalimat kalimat transitif yang terdapat dalam Jawa Pos.0. Instrumen PenelitianMencari dan menganalisis sendiri data-data tentang Kalimat Verba trasnsitif dalam berita utama Jawa Pos.

0. Teknik pengumpulan data Membaca surat kabar jawa pos, mencari dan mencatat kalimat verba transitif,dan mengklasifikasikan yang termaksud dalam kalimat Verba transitif.1. Teknik pengumpulan dataDengan menggunakan daya simak. Membaca Koran sendiri dan menganalisis kalimat Verba.

DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia untuk SMA. Ende, Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti.2005. kelas kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.

Kusno, B. S. 1985. Pengantar Tata Bahasa Indonesia. Bandung: CV Rosda.

Chaer, Abdul.1988. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia