analisis pengaruh stabilitas politik dan faktor …

101
ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Tugas Akhir Pemenuhan Persyaratan untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: MUHAMMAD AMINUL WAHID 11140860000020 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H./ 2018 M.

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN

FAKTOR EKONOMI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC

INDEX (JII)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai Tugas Akhir Pemenuhan Persyaratan untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh:

MUHAMMAD AMINUL WAHID

11140860000020

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H./ 2018 M.

Page 2: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

ii

Page 3: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

iii

Page 4: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

iv

Page 5: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

v

Page 6: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama : Muhammad Aminul Wahid

Tempat/ Tanggal Lahir : Banyuwangi, 15 Februari 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Tinggi dan Berat Badan : 162 cm/ 60 kg

Agama : Islam

Alamat : Dusun Pekarangan RT/RW 04/02, Desa Kelir,

Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi

Nomor Hp : 085881337768

Email : [email protected]

[email protected]

Riwayat Pendidikan

2002 - 2008 : SD Unggulan Habibulloh Banyuwangi

2008 - 2011 : SMP Unggulan Habibullah Banyuwangi

2011 - 2014 : MA Unggulan Amanatul Ummah Surabaya

2014 - 2018 : Program Sarjana (S1) Ekonomi Syariah,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2015 – sekarang : Darus-sunnah International Institute for Hadth

Sciences

Pengalaman Organisasi

1. Koordinator Departemen Pendidikan MA Unggulan Amanatul Ummah

Surabaya Periode 2012-2013

2. Anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) sejak 2012

Page 7: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

vii

3. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sejak 2014

4. Anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa

Jurusan Ekonomi Syariah periode 2014-2015

5. Koordinator Departemen Sosial dan Agama Dewan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode

2016-2017.

6. Koordinator Perpustakaan Darus-sunnah International Institute for Hadth

Sciences

7. Wakil Ketua Ikatan Mahasantri Darus-sunnah periode 2017-2018.

Page 8: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

viii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh stabilitas politik,

inflasi, dan Dow Jones Islamic Market World Index terhadap Jakarta Islamic Index

(JII) pada tahun 2007–2016. Penelitian ini menggunakan saham syariah yang

konsisten masuk dalam Jakarta Islamic Index selama 2007-2016, yaitu TLKM,

KLBF, INTP, dan UNVR sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial

variabel stabilitas politik dan Dow Jones Islamic Market World Index mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap Jakarta Islamic Index. Sedangkan variabel

inflasi tidak berpengaruh signifikan. Adapun secara simultan, variabel stabilitas

politik, inflasi dan Dow Jones Islamic Market World Index berpengaruh signifikan

terhadap Jakarta Islamic Index.

Kata kunci: Stabilitas Politik, Inflasi, Dow Jones Islamic Market World Index, JII.

Page 9: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

ix

ABSTRACT

This research goal is to know the influence of political stability, inflation,

and Dow Jones Islamic Market World Index toward Jakarta Islamic Index (JII) in

year 2007-2016 period. This research use sharia stocks that consistently on Jakarta

Islamic Index board in 2007-2016 period, such as TLKM, KLBF, INTP, and UNVR

as samples. Analysis method is done by using data panel regression analysis.

Research result shows that political stability and Dow Jones Islamic Market World

Index partially have positive and significant influence toward Jakarta Islamic

Index, but inflation has no significant effect to Dow Jones Islamic Market World

Index. Simultaneously, political stability, inflation, and Dow Jones Islamic Market

World Index have significant influence toward Jakarta Islamic Index.

Keywords: Political Stability, Inflation, Dow Jones Islamic Market World Index,

JII.

Page 10: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

x

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkankan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Stabilitas Politik dan Faktor Ekonomi

Terhadap Jakarta Islamic Index” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan

tanpa adanya bantuan baik berupa dukungan, bimbingan, maupun nasehat dari

berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Masrun, dan Ibu Mahmudah serta kedua

saudara penulis, Muhammad Yusuf Nuruzzaan, dan Faridatul Mufidah,

yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat, dan kesabaran yang luar

biasa dalam kehidupan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak.,M.Si., QIA., BKP selaku Wakil Dekan

I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil

Dekan II Bid Administrasi Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A

selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan

bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, SE., M.Si selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing dan memberikan arahan serta ilmu yang bermanfaat dan

motivasi kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

Page 11: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

xi

5. Bapak Dr. H. Burhanuddin Yusuf, MM. selaku dosen pembimbing

akademik yang telah membantu penulis dalam mengikuti dan

menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh jajaran dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak

ternilai serta berbagai bantuan selama penulis menempuh pendidikan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Teman-teman penulis selama berada di Fakultas Ekonomi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: Sahid Al-Hudri, Muhammad Azmi Nurkarim, Angga

Wiguna, Lauhul Mahfuzh, Andre Reva Utama, Ilham Irsyad Risyadi, dan

Dwi Wahyu Ramadhan. Terima kasih atas segala bentuk bantuan yang telah

diberikan kepada penulis.

8. Seluruh teman-teman penulis di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu. Terima

kasih atas pertemanan yang telah terjalin selama ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah dengan

tulus serta ikhlas memberikan doa dan motivasi sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,

karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan

penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Jakarta, 20 April 2018

Penulis,

Muhammad Aminul Wahid

Page 12: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

xii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi .................................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................. iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................................... v

Daftar Riwayat Hidup Penulis.......................................... .................................... vi

Abstrak .................................................................................................................. vii

Kata Pengantar ...................................................................................................... x

Daftar Isi................................................................................................................ xii

BAB I. PENDAHULUAN.. ................................................................................. 1

A. Latar Belakang.. .............................................................................................. ..1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

A. Landasan Teori ................................................................................................ 12

1. Pasar Modal Syariah ................................................................................ 12

2. Jakarta Islamic Index. .............................................................................. 13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jakarta Islamic Index ...................... 15

4. Inflasi........................................................................................................ 17

5. Dow Jones Islamic Market World Index. ................................................. 19

6. Stabilitas Politik. ...................................................................................... 21

7. Indeks Stabilitas Politik.. ......................................................................... 24

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 25

C. Keterkaitan Antar Variabel .......................................................................... 28

Page 13: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

xiii

1. Inflasi terhadap Jakarta Islamic Index .................................................... 29

2. Dow Jones Islamic Market World Index terhadap Jakarta Islamic Index

3. Stabilitas Politik. ...................................................................................... 30

D. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 30

E. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 33

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 35

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 35

B. Metode Penentuan Data ................................................................................. 35

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 34

D. Metode Penentuan Sampel. ............................................................................ 37

E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 37

F. Metode Pemilihan Model. .............................................................................. 41

G. Uji Statistik. ................................................................................................... 43

F. Model Penelitian. ........................................................................................... 43

G. Operasional Varibel Penelitian. ..................................................................... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 48

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 48

1. Jakarta Islamic Index. ............................................................................... 48

2. Inflasi......................................................................................................... 55

3. Stabilitas Politik. ....................................................................................... 58

4. Dow Jones Islamic Market World Index. .................................................. 60

B. Analisis dan Pembahasan ............................................................................... 62

BAB V. KESIMPULAN ....................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA.. .......................................................................................77

LAMPIRAN-LAMPIRAN. ...............................................................................81

Page 14: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Saham Syariah dan Kapitalisasinya......................3

Tabel 1.2 Perkembangan Inflasi, ISP, DJIM, dan JII..............................................5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...............................................................................26

Tabel 4.1 Hasil Regresi Data Panel dengan Berbagai Model..................................63

Tabel 4.2 Hasil Uji Chow........................................................................................64

Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman..................................................................................64

Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi dengan Fixed Effect Model......................................... 65

Tabel 4.5 Uji F-statistik..........................................................................................67

Tabel 4.6 Uji Adjusted R-square ............................................................................67

Tabel 4.7 Koefisien Variabel..................................................................................68

Page 15: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perkembangan Nilai Jakarta Islamic Index...........................................49

Grafik 4.2 Perkembangan Inflasi di Indonesia........................................................57

Grafik 4.3 Perkembangan Indeks Stabilitas Politik.................................................59

Grafik 4.4 Perkembangan Nilai Dow Jones Islamic Market World Index...............61

Page 16: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasar Modal

adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan

Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Menurut undang-undang tersebut,

surat berharga yang dikategorikan efek adalah saham, obligasi, serta bukti lainnya

yang lazim dikenal sebagai efek.

Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

global saat ini. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, sudah

sepatutnya memaksimalkan peran pasar modal dalam perekonomiannya, baik

sebagai tempat untuk menghimpun dana, tempat alternatif investasi melalui

penjualan saham dan penerbitan obligasi, maupun sebagai indikator stabilitas

kondisi makroekonomi. Keberadaan pasar modal diharapkan dapat meningkatkan

aktivitas perekonomian. Hal ini disebabkan pasar modal merupakan alternatif

pendanaan bagi perusahaan sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih

besar dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran

masyarakat luas (Manan, 2009).

Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam tentu

membutuhkan tempat investasi yang sesuai dengan syariah. Agama Islam tidak

memperbolehkan penganutnya bermuamalah dengan bermitra kepada perusahaan-

Page 17: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

2

perusahaan yang bergerak pada sektor yang tidak halal. Keadaan yang demikian

mendorong munculnya pasar modal syariah di Indonesia. Perbedaan umum antara

pasar modal konvensional dan pasar modal syariah terlihat pada instrumen dan

mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks konvensional dan

indeks syariah terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-

prinsip syariah (Pratama, 2012).

Kehadiran pasar modal syariah di Indonesia mendapat respon positif, baik

dari investor maupun emiten. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya produk

investasi syariah yang bermunculan, seperti obligasi syariah (sukuk), reksadana

syariah, dan Daftar Efek Syariah (DES) yang kemudian bertransformasi menjadi

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Bahkan jumlah saham syariah yang

terdaftar di bursa terus mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu hampir dua

kali lipat dalam kurun waktu sepuluh tahun, mulai 2007 hingga 2016, sebagaimana

ditunjukkan oleh Tabel 1.1.

Pada periode tahun 2007-2016, peningkatan jumlah saham syariah tertinggi

terjadi pada tahun 2012 periode satu, yaitu terjadi penambahan saham syariah

sebanyak 51 saham. Peningkatan jumlah saham syariah terus berlangsung hingga

pada tahun 2015 total saham syariah sudah mencapai 331 saham. Jika dibandingkan

dengan jumlah seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

sebanyak 539 saham (tahun 2016) maka dapat diambil kesimpulan bahwa 61,41

persen saham di BEI sudah sesuai dengan syariah.

Page 18: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

3

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Saham Syariah dan Kapitalisasinya

Tahun Periode Jumlah Saham Kapitalisasi (Rp Miliar)

2007 1 174 1.105.897,25

2 183

2008 1 191 428.525,74

2 195

2009 1 198 937.919,08

2 199

2010 1 210 1.134.632

2 228

2011 1 234 1.414.938,81

2 253

2012 1 304 1.671.004,23

2 321

2013 1 310 1.672.099,91

2 336

2014 1 322 1.944.531,70

2 334

2015 1 331 1.732.290,98

2 331

2016 1 321 2.041.070,80

2 347

Sumber: Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Peningkatan jumlah saham syariah yang signifikan diikuti oleh peningkatan

kapitalisasi saham syariah yang pesat pula, hanya saja pada tahun 2008 sempat

mengalami penurunan sebagai dampak dari subprime crisis di Amerika Serikat.

Namun sebagaimana yang ditunjukkan oleh Tabel 1.1 nilai kapitalisasi saham

syariah kembali menunjukkan kenaikan mulai tahun 2009 hingga 2014. Ini

menunjukkan bahwa kinerja saham syariah di Indonesia mengalami peningkatan

yang cukup baik.

Page 19: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

4

Perkembangan saham syariah yang mengalami peningkatan signifikan tentu

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Syahrir (1995) dalam Suciningtias

(2015) terdapat faktor-faktor penting yang mampu mempengaruhi perkembangan

saham syariah, diantaranya adalah variabel makroekonomi dan moneter seperti

inflasi, jumlah uang beredar, nilai tukar dan lain-lain. Adapun faktor non ekonomi

yang mempengaruhi adalah kondisi keamanan nasional, kondisi politik, kebijakan

pemerintah dan lain-lain.

Kismawadi (2013) menyatakan bahwa faktor fundamental makroekonomi

seperti inflasi, tingkat bunga, kurs dan pertumbuhan ekonomi merupakan faktor-

faktor yang sangat diperhatikan oleh para pelaku pasar bursa. Perubahan-perubahan

yang terjadi pada faktor ini dapat mengakibatkan perubahan-perubahan di pasar

modal, yaitu meningkat atau menurunnya harga saham yang kemudian berpengaruh

terhadap indeks harga saham, termasuk Jakarta Islamic Index.

Inflasi sebagai indikator makroekonomi mempunyai pengaruh terhadap

tingkat investasi. Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif terhadap

perekonomian, tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan

dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan (Samsul, 2006). Peningkatan

inflasi membuat daya beli masyarakat menjadi menurun sebab nilai uang yang

dipegang mengalami penurunan nilai. Keadaan demikian akan mengurangi tingkat

investasi masyarakat di pasar modal yang nantinya akan berpengaruh terhadap

harga saham.

Page 20: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

5

Tabel 1.2 Perkembangan Inflasi, DJIM, PSI, dan JII

Tahun Inflasi DJIM PSI JII

2007 6.59% 2414.48 13.04 493.01

2008 11.06% 1475.93 15.38 216.19

2009 2.78% 1974.80 20.85 417.18

2010 6.96% 2227.70 20.85 532.9

2011 3.79% 2069.15 22.27 537.03

2012 4.30% 2298.30 27.96 594.79

2013 8.38% 2740.45 28.91 585.11

2014 8.36% 2863.52 30.00 691.04

2015 8.35% 2800.01 24.76 603.35

2016 3.02% 2873.00 27.39 694.13

Sumber: bi.go.id, us.spindices.com, TheGlobalEconomy.com, yahoo.finance

Berdasarkan Tabel 1.2 tingkat inflasi Indonesia selama 2007-2016 masuk

kategori inflasi ringan, yaitu dibawah 10 persen, kecuali pada tahun 2008 sebesar

11.06 persen. Tingginya inflasi pada tahun 2008 disebabkan oleh kenaikan harga

BBM, adanya konversi minyak tanah ke LPG, dan tingginya harga komoditas

internasional (perpustakaan.bappenas.go.id). Pergerakan Inflasi mampu

mempengaruhi pergerakan harga saham. Peningkatan inflasi yang tajam pada 2008

diikuti oleh penurunan nilai Jakarta Islamic Index yang tajam pula. Begitu juga

sebaliknya, penurunan inflasi yang tajam pada 2009 diikuti oleh peningkatan nilai

Jakarta Islamic Index yang tajam pula

Penelitian yang dilakukan oleh Kismawadi (2013) dan Mulyani (2014)

tentang pengaruh variabel makroekonomi terhadap Jakarta Islamic Index

Page 21: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

6

menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Jakarta Islamic Index. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Rusbariand

dkk (2012) bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jakarta

Islamic Index. Perbedaan hasil penelitian tersebut mendorong penulis untuk

meneliti kembali tentang pengaruh inflasi terhadap Jakarta Islamic Index.

Pada era globalisasi ini perekonomian suatu negara akan dipengaruhi oleh

kondisi perekonomian dunia. Hal ini terjadi sebagai akibat semakin

terintegrasikannya perekonomian yang ada di dunia, sehingga gejolak yang terjadi

di suatu negara dapat mempengaruhi kondisi negara lain secara signifikan.

Sehubungan dengan pasar modal syariah, bergairah atau lesunya pasar modal

syariah di negara kuat akan mempengaruhi kondisi pasar modal syariah di negara

lain, terutama negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. Hal ini sesuai

dengan teori contagion effect yaitu teori yang menyatakan bahwa pasar modal yang

lebih besar akan mempengaruhi pasar modal yang lebih kecil.

Kondisi pasar saham syariah di dunia bisa dicerminkan oleh pergerakan

nilai Dow Jones Islamic Market World Index (DJIM). Berdasarkan Tabel 1.2 nilai

DJIM selalu mengalami peningkatan yang signifikan kecuali pada tahun 2008. Pada

tahun 2008 nilai DJIM menurun tajam hingga 1475.9 setelah sebelumnya pada

2007 nilainya sebesar 2414.4, artinya pada tahun 2008 telah terjadi penurunan

sebesar 39 persen. Penurunan drastis pada tahun 2008 merupakan dampak dari

terjadinya krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Krisis tersebut juga

berdampak pada menurunnya nilai Jakarta Islamic Index. Sebagaimana DJIM,

Pada tahun 2008 nilai JII juga mengalami penurunan tajam, yaitu dari 493.01 pada

Page 22: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

7

2007 menjadi 216.19. Fenomena ini menandakan adanya integrasi antar pasar

saham di dunia

Menurut Beik dan Fatmawati (2014) kinerja pasar saham syariah di

Indonesia dipengaruhi oleh gejolak yang terjadi di pasar saham internasional.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya tentang pengaruh Indeks Saham

Syariah Internasional terhadap Jakarta Islamic Index (JII) bahwa Indeks Saham

Syariah Eropa (Dow Jones Islamic Index Europe), dan Indeks Saham Syariah

Malaysia (Dow Jones Islamic Index Malaysia) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap JII. Adapun Indeks Saham Syariah Amerika (Dow Jones Islamic Index

US), dan Indeks Saham Syariah Jepang (Dow Jones Islamic Index Japan)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap JII. Indeks saham syariah pada empat

negara tersebut adalah indeks saham syariah dengan nilai yang cukup tinggi

dibandingkan di negara-negara lain. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa

pasar modal yang lebih besar dapat mempengaruhi pasar modal yang lebih kecil.

Kegiatan pasar modal merupakan bagian dari aktivitas ekonomi yang

diatur oleh pemerintah tentunya tak luput dari pengaruh kondisi politik yang terjadi.

Mankiw (2000) mengungkapkan bahwa perekonomian sebuah negara tidak akan

terlepas dari peranan faktor politik. Kondisi politik yang aman dan stabil akan

berpengaruh positif terhadap perekonomian. Menurut Grindle (2007),

ketidakstabilan politik dapat menurunkan investasi-investasi produktif, sehingga

akan berdampak pula pada penurunan produksi. Situasi politik yang stabil akan

menciptakan iklim ekonomi yang kondusif, dan situasi seperti ini merangsang

Page 23: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

8

pertumbuhan ekonomi, terbukanya akses untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang

produktif, sehingga produksi dapat ditingkatkan (Tarmidi, 2009).

Peristiwa politik, seperti kerusuhan politik, pemilu legislatif, pemilu

presiden dan wakil presiden, pengumuman kabinet dan peristiwa politik lainnya

mampu mempengaruhi kegiatan di lantai bursa. Informasi tersebut mempengaruhi

pengambilan keputusan investor dan akhirnya pasar bereaksi terhadap informasi

tersebut untuk mencapai keseimbangan baru, sehingga dapat dikatakan bahwa

peristiwa politik secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas bursa efek. Tingkat

pengaruh politik terhadap iklim pasar modal juga dapat dilihat dari sudut pandang

undang-undang dan kebijakan yang diambil pemerintah. Dalam skala yang lebih

besar, pemerintah bukan hanya memiliki kontrol melalui regulasinya, tetapi juga

memiliki kontrol langsung atas sistem keuangan. Walaupun tidak terkait langsung

dengan dinamika yang terjadi di pasar modal, pengaruh lingkungan non ekonomi

tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pasar modal.

Stabilitas politik suatu negara akan mempengaruhi iklim investasi di

negara tersebut, utamanya investasi di pasar saham. Kondisi politik yang tidak

kondusif dapat menurunkan ekspektasi investor di pasar saham, sehingga investor

yang tidak nyaman dengan kondisi politik yang sedang terjadi akan menjual

sahamnya. Menurut penelitian Anwar (2004) tentang reaksi pasar modal pada

peristiwa pemilu 5 April 2004 bahwa terdapat perbedaan rata-rata return tidak

normal sebelum dan sesudah peristiwa pemilu. Terjadinya reaksi pasar terhadap

pemilu menandakan bahwa peristiwa politik dipergunakan investor dalam membuat

keputusan investasi saham.

Page 24: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

9

Tingkat stabilitas politik suatu negara bisa dilihat melalui Indeks Stabilitas

Politik (Political Stability Index). Indeks tersebut mengukur stabilitas suatu negara,

standar pemerintahan yang baik, catatan tatanan konstitusional, penghormatan

terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), dan kekuatan demokrasi secara keseluruhan.

Indeks ini diterbitkan oleh Bank Dunia (World Bank). Berdasarkan Tabel 1.2 nilai

Indeks Stabilitas Politik Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sejak

2007 sampai 2014, walaupun kemudian pada tahun 2015 kembali merosot.

Menurunnya nilai Indeks Stabilitas Politik pada 2015 dari 30 (tahun 2014) menjadi

24.76 disebabkan karena pada tahun 2015 banyak terjadi kegaduhan politik pada

tataran pemerintahan, seperti konflik pada pencalonan Kapolri, konflik antara

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lembaga kepolisian, dan lain-lain

Peningkatan stabilitas politik diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan

investor untuk berinvestasi di pasar saham syariah. Namun berdasarkan Tabel 1.2

peningkatan stabilitas politik ternyata tidak selalu diikuti dengan peningkatan

kinerja saham. Pada tahun 2008 nilai Indeks Stabilitas Politik mengalami

peningkatan menjadi 15.38 dari yang sebelumnya (2007) sebesar 13.04, namun

nilai JII justru mengalami penurunan yang drastis yaitu menjadi 216.19 dari yang

sebelumnya (2007) sebesar 493.01. Keadaan serupa juga terjadi pada tahun 2013.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Jakarta

Islamic Index. Selain itu, terbatasnya penelitian yang menganalisis pengaruh faktor

politik terhadap Jakarta Islamic Index juga menjadi salah satu alasan mengapa

penelitian ini penting untuk dilakukan.

Page 25: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

10

B. Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang yang sudah penulis tuliskan, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh Indeks Stabilitas Politik, Dow

Jones Islamic Market World Index, dan tingkat inflasi terhadap Jakarta Islamic

Index ?”.

C. Tujuan Peneltian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh Indeks Stabilitas Politik, Dow Jones Islamic Market

World Index, dan tingkat inflasi terhadap Jakarta Islamic Index secara

parsial

2. Menganalisis pengaruh Indeks Stabilitas Politik, Dow Jones Islamic Market

World Index, dan tingkat inflasi terhadap Jakarta Islamic Index secara

simultan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan masukan bagi

berbagai pihak sebagai berikut:

1. Pemerintah dapat menjadikan penelitian ini sebagai masukan dalam

pengambilan kebijakan khususnya dalam pengembangan pasar modal

syariah di Indonesia

2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh kalangan akademisi maupun

praktisi pasar modal syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya untuk

menambah literatur penelitian dalam perencanaan strategi pengembangan

Page 26: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

11

pasar modal syariah dan juga diharapkan dapat menambah referensi bagi

penelitian-penelitian mendatang.

3. Secara praktis penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar/

stake holder pasar modal terutama pasar modal syariah sebagai masukan

untuk menyusun strategi dalam mencapai tujuan dan aspirasi terhadap

pasar modal syariah.

4. Bagi penulis penelitian ini dijadikan sebagai media pembelajaran dan

penerapan teori-teori yang terkait yang sudah didapatkan penulis selama

perkuliahan.

Page 27: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan

penjualan efek syariah, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana

semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan

dengan Hukum Muamalat Islamiyah. Peluncuran pasar modal dengan

prinsip syariah secara formal dilakukan pada Maret 2003. Pada kesempatan

itu ditandatangani nota kesepahaman antara Bapepam dan Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), yang dilanjutkan dengan

nota kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO (Self Regulatory

Organizations) (Hamid, 2009).

Perbedaan antara pasar modal syariah dengan pasar modal

konvensional adalah pasar modal syariah tidak mengenal kegiatan

perdagangan semacam Short selling, beli atau jual dalam waktu yang amat

singkat untuk mendapat keuntungan antara selisih jual dan beli. Pemegang

saham syariah merupakan pemegang saham untuk jangka relatif panjang.

Pola pemikiran saham yang demikian membawa dampak positif, yaitu

perusahaan tentunya akan mendapatkan pemegang saham yang jelas lebih

menaruh perhatian dan mempunyai rasa memiliki. Perusahaan dan

Page 28: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

13

pemegang saham merupakan mitra yang saling menghargai. Pola pemegang

saham yang demikian tidak akan menciptakan fluktuasi kegiatan

perdagangan yang tajam dan bersifat spekulasi (Nasarudin, 2008).

2. Jakarta Islamic Index

Jakarta Islamic Index (JII) merupakan subset dari Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan

menggunakan tanggal 1 Januari 1995 sebagai Base Date dengan nilai 100.

JII melakukan penyaringan terhadap saham yang listing. Rujukan dalam

penyaringannya adalah fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah

Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa inilah BEJ memilih emiten yang unit

usahanya sesuai dengan syariah (Rodoni, 2009).

Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham yang terdiri dari 30

jenis saham dari emiten-emiten yang kegiatan usahanya memenuhi ketentuan

tentang hukum syariah, (Nasution, 2007). Adapun proses pemilihan 30

saham yang masuk ke dalam JII adalah sebagai berikut:

a. Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk

ke dalam DES yang diterbitkan oleh Bapepam & LK. Dikatakan saham

syariah jika kegiatan usahanya bukan termasuk yang diharamkan seperti

(Rodoni, 2009):

1) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang

2) Lembaga keuangan ribawi, termasuk bank dan asuransi konvensional

Page 29: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

14

3) Memproduksi, mendistribusikan serta memperdagangkan makanan

dan minuman yang haram

4) Memproduksi, mendistribusikan dan atau menyediakan barang-

barang atau jasa yang dapat merusak moral dan dapat membawa

kemudharatan

5) Melakukan investasi pada emiten yang pada transaksinya tingkat

hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan

dari modalnya.

b. Berdasarkan saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham

berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir

c. Berdasarkan 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut,

kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan

nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.

Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam

kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT Danareksa

Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugas

pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam - LK, bekerja

sama dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan

Bapepam - LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek

Syariah (Indonesia Stock Exchange, 2010).

Adapun evaluasi dan penggantian saham JII dilakukan setiap 6

bulan,yaitu setiap bulan Januari dan Juli berdasarkan periode yang ditetapkan

oleh Bapepam LK (sekarang OJK). Sedangkan perubahan jenis usaha

Page 30: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

15

emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang

tersedia.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jakarta Islamic Index

Indeks harga saham syariah dipengaruhi oleh banyak faktor, baik itu

faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Sertifikat Bank Indonesia Syariah, sesuai dengan hasil penelitian Beik

dan Fatmawati (2014), dan Setiawan (2015).

b. Inflasi, sesuai dengan hasil penelitian Setiawan (2015), Suciningtias dan

Khoiroh (2015), Rusbariand dkk (2012), Thobarry (2009), Mulyani

(2014), Utoyo (2016), Pribadi (2017) dan Kristanti (2013).

c. Nilai tukar, sesuai dengan hasil penelitian Kristanti (2013), Haryogo

(2013), dan Firdausi dkk (2016)

d. Indeks Harga Saham Internasional, sesuai dengan hasil penelitian Beik

dan Fatmawati (2014), Oktaviani (2017), Haryogo (2013), Kinine

(2017), Larasati (2017) Andi (2017), dan Firdausi dkk (2016)

e. Earning per share, sesuai dengan penelitian Safitri (2013), dan Hanani

(2011)

f. Price earning ratio, sesuai dengan penelitian Safitri (2013), Susilawati

(2005), dan Carlo (2014)

g. Return on Asset, sesuai dengan penelitian Safitri (2013) dan Susilawati

(2005)

Page 31: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

16

h. Debt to Equity Ratio, sesuai dengan penelitian Safitri (2013), dan

Hanani (2011)

i. Kondisi Politik, sesuai dengan penelitian Anggarini (2012) dan

Trisnawati (2009).

j. Kebijakan pemerintah

Dari sepuluh faktor yang terbukti mempengaruhi Jakarta Islamic

Index, pada penelitian ini hanya memfokuskan pada pengaruh yang berasal

dari faktor eksternal perusahaan, yaitu faktor makroekonomi dan faktor non

ekonomi. Pada beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan diatas,

variabel makroekonomi yang paling sering digunakan dalam penelitian

adalah variabel inflasi. Variabel inflasi terbukti konsisten berhubungan

negatif dengan Jakarta Islamic Index. Selain inflasi, Indeks saham

Internasional juga konsisten berpengaruh signifikan terhadap Jakarta

Islamic Index

Faktor fundamental makroekonomi seperti inflasi, dan lain-lain

merupakan faktor-faktor yang sangat diperhatikan oleh para pelaku bursa.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor ini dapat mengakibatkan

perubahan-perubahan di pasar modal, yaitu meningkat atau menurunnya

harga saham.

Menurut Beik (2014) kinerja saham syariah di Indonesia

dipengaruhi oleh gejolak yang terjadi di pasar saham internasional. Hal ini

terjadi sebagai akibat semakin terintegrasikannya pasar-pasar saham yang

Page 32: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

17

ada di dunia, sehingga gejolak yang terjadi di suatu negara dapat

mempengaruhi kondisi negara lain secara signifikan.

Kegiatan pasar modal, sebagi bagian dari aktivitas ekonomi yang

diatur oleh pemerintahan tak luput dari pengaruh kondisi politik yang terjadi.

Mankiw (2000) mengungkapkan bahwa perekonomian sebuah negara tidak

akan terlepas dari peranan faktor politik. Situasi politik yang stabil akan

menciptakan iklim ekonomi yang kondusif, dan situasi seperti ini akan

meningkatkan kepercayaan investor dalam menginvestasikan dananya di

pasar modal yang nantinya akan mempengaruhi harga saham.

4. Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum

dan terus menerus (Rahardja dan Manurung, 2008). Definisi tersebut

memberikan makna bahwa kenaikan harga barang tertentu tidak termasuk

inflasi. Syarat adanya kenaikan harga secara terus menerus perlu

diperhatikan. Kenaikan harga-harga karena musiman, menjelang hari

raya,bencana, dan sebagainya yang sifatnya hanya sementara tidak disebut

inflasi. Ukuran inflasi yang paling banyak digunakan adalah Indeks Harga

Konsumen. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang

dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen. Menurut Putong (2002),

Inflasi dibedakan atas tiga jenis, antara lain:

a. Menurut sifatnya, Inflasi dibagi menjadi empat kategori utama, yaitu:

Page 33: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

18

1) Inflasi rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang besarnya

kurang dari 10% per tahun.

2) Inflasi menengah (galloping inflation), yaitu inflasi yang besarnya

antara 10-30 % per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya

harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada

kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit.

3) Inflasi berat (High inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-

100% per tahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik

dan berubah.

4) Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang ditandai

oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai empat digit

(diatas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi

menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga

lebih baik ditukarkan dengan barang.

b. Inflasi jika dilihat dari penyebabnya, yaitu:

1) Demand Pull Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena dominannya

tekanan permintaan agregat.

2) Cost Push Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena kenaikan biaya

produksi. Biasanya menyebabkan penawaran agregat berkurang.

c. Inflasi jika dilihat dari asalnya, yaitu:

1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestik inflation) yang

timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja

negara yang terlihat pada anggaran dan belanja negara.

Page 34: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

19

2) Inflasi yang berasal dari luar negeri. Terjadi ketika negara-negara

yang menjadi mitra dagang mengalami inflasi yang tinggi, sehingga

ketika mengimpor barang dari negara tersebut maka harga jualnya

di dalam negeri akan bertambah tinggi.

5. Dow Jones Islamic Market World Index

Dow Jones adalah salah satu indeks pasar saham yang didirikan oleh

editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones & Company yaitu

Charles Dow. Dow membuat indeks ini sebagai suatu cara untuk mengukur

performa komponen industri di pasar saham Amerika Serikat. Secara resmi

indeks ini dimulai sejak 26 Mei 1896. Bursa saham Dow Jones merupakan

salah satu indeks pasar saham AS tertua yang masih berjalan. Jumlah

keanggotaan bursa awalnya hanya 12 perusahaan kemudian diperbanyak

menjadi 20 pada tahun 1916, akhirnya ditambahkan menjadi 30 perusahaan

sejak tahun 1928 dan terus berkembang sampai sekarang (Oktaviani, 2017).

Menurut Huda (2007), Dow Jones Islamic Market Index (DJIM)

merupakan bagian dari kelompok indeks-indeks global Dow Jones (DJGI),

yang meliputi saham-saham DJIM terdiri dari 34 negara sesuai dengan

prinsip syariah dan mencakup 10 sektor ekonomi, 18 sektor pasar, 40

kelompok dan 70 sub kelompok. Saat ini DJIM family indeks terdiri dari

636 stock, diantaranya adalah 234 di dalam DJIM US, 32 di dalam DJIM

Kanada, 218 di dalam DJIM Pasific, 117 di dalam DJIM Jepang, 127 di

Page 35: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

20

dalam DJIM Eropa, 43 di dalam DJIM UK, dan 100 di dalam DJIM Extra

Liquid & DJIM Technology Index.

Dow Jones Islamic Market Index tidak memasukkan kelompok

indeks industri dengan bisnis yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Penilaian terhadap kesesuaian syariah dilakukan oleh Shariah Supervisory

Board (SSB). SSB secara lebih spesifik langsung mengeluarkan perusahaan

yang memiliki usaha dalam bidang-bidang berikut (Guide to The Dow Jones

Islamic Market Indexes, 2011):

a. Alkohol

b. Rokok

c. Daging babi

d. Jasa keuangan konvensional

e. Pertahanan dan persenjataan

f. Hiburan (hotel/ kasino/ perjudian/ cinema/ musik)

Perusahaan yang bisnisnya sudah sesuai syariah akan ada saringan

kedua berupa ketentuan atas rasio finansial untuk mengeluarkan perusahaan

dengan utang dan atau tingkat pendapatan dari bunga. Perusahaan akan

dikeluarkan dari DJIM jika:

a. Total utang / total aset = atau > 33%

b. Total piutang / total aset = atau > 47%

c. Non Operating Interest Income / operating income = atau > 9%.

Page 36: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

21

Untuk menjaga integritas dari investasi syariah, Dewan Pengawas

Syariah di AS yang terdiri dari ulama islam terkemuka mengawasi dan

meninjau ulang komponen tersebut. Langkah ini dilakukan untuk melisting

perusahaan yang melanggar prinsip syariah. Komposisi DJIM dievaluasi

setiap tiga bulan yaitu Maret, Juni, September, dan Desember. Data pasar

pada akhir Januari, April, dan Oktober digunakan sebagai dasar proses

revisi. Suatu perubahan pada indeks diperlukan jika terjadi kejadian luar

biasa seperti kebangkrutan, merger, dan pengambilalihan yang

mempengaruhi komponen indeks. Selanjutnya, saat ada masalah-masalah

baru dan hal tersebut ditambahkan pada indeks-indeks global Dow Jones,

hal tersebut juga dievaluasi berdasarkan kriteria DJIM untuk menentukan

apakah akan dimasukkan atau tidak dalam DJIM (Guide to The Dow Jones

Islamic Market Indexes, 2011).

6. Stabilitas Politik

Stabilitas adalah suatu kondisi dari sebuah sistem yang

komponennya cenderung ke dalam, atau kembali kepada suatu hubungan

yang sudah mantap. Stabilitas sama dengan tiadanya perubahan yang

mendasar atau kacau di dalam suatu sistem politik, atau perubahan yang

terjadi pada batas-batas yang telah disepakati atau telah ditentukan (Jack,

et al, 1989).

Sedangkan kata politik secara etimologis berasal dari bahasa

Yunani/latin, yaitu politikus dan politicos “relating to citizen”. Politik juga

Page 37: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

22

berasal dari kata polis (negara kota). Dari kata ini muncul beberapa kata

seperti polities, politikos (kewarganegaraan), politike tehne (kemahiran

politik), dan politike episteme (ilmu politik). Secara terminologi banyak

para ahli yang memberi arti politik dalam bahasa yang berbeda, sehingga

ada banyak arti yang melekat pada kata politik, seperti Power (kekuasaan),

justice (keadilan), dan order (tatanan masyarakat).

Stabilitas politik dapat dipahami sebagai kondisi dimana tidak

adanya perubahan mendasar atau revolusioner dalam sistem politik

(pemerintah), atau perubahan yang terjadi pada batas-batas yang telah

ditentukan (Jack, 1985). Menurut Crouch (1982), stabilitas politik ditandai

dengan dua hal. Pertama, adanya pemerintahan yang stabil dalam arti dapat

memerintah bertahun-tahun atau dapat menjalankan programnya sesuai

dengan batas-batas yang telah ditentukan. Kedua, sistem pemerintahan

stabil, dalam arti sistem tersebut mampu menerima perubahan-perubahan

yang terjadi dalam masyarakat dengan tidak mengubah sistem pemerintahan

yang ada.

Sedangkan menurut Sanit (1982), secara teoritis stabilitas politik

ditentukan oleh tiga variabel yang saling berkaitan, yaitu perkembangan

ekonomi yang memadai, perkembangan pelembagaan baik struktur maupun

proses politik dan partisipasi politik. Perkembangan ekonomi meliputi

adanya tingkat pertumbuhan yang cukup dalam masyarakat. Sedangkan

pelembagaan politik mengarah pada pengertian tidak timbulnya konflik

antara kekuatan-kekuatan politik. Dan partisipasi politik lebih mengacu

Page 38: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

23

pada konsep partisipasi menurut pola pemerintahan dimana bentuk

partisipasi lebih bersifat mobilized. Maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan stabilitas politik adalah pola sikap dan tingkah laku

segenap komponen sistem politik yang membangun kelestarian susunan dan

hubungan kekuasaan sehingga menjamin efektivitas pemerintahan (Sanit,

1995).

Blanchard (2006) dalam Septiani (2014) mengungkapkan bahwa

perekonomian sebuah negara tidak akan terlepas dari peranan faktor politik.

Kondisi politik yang aman dan stabil berpengaruh positif terhadap

perekonomian. Sebuah institusi akan berperan penting dalam menjaga

kestabilan politik sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

suatu negara.

Menurut Barro (1991) dalam Grindle (2007), ketidakstabilan politik

dapat menurunkan investasi-investasi produktif, sehingga akan berdampak

pula pada penurunan produksi. Situasi politik yang stabil akan menciptakan

iklim ekonomi yang kondusif, dan situasi seperti ini merangsang

pertumbuhan ekonomi, terbukanya akses untuk melakukan aktivitas-

aktivitas yang produktif, sehingga produksi dapat ditingkatkan (Tarmidi,

2009). Meningkatnya produksi ini lebih lanjut dapat berimplikasi terhadap

turunnya impor dan meningkatnya ekspor suatu negara.

Page 39: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

24

7. Indeks Stabilitas Politik

Indeks Stabilitas Politik (Political Stability Index) adalah indeks

yang mengukur stabilitas suatu negara, standar pemerintahan yang baik,

catatan tatanan konstitusional, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia

(HAM), dan kekuatan demokrasi secara keseluruhan. Indeks ini diterbitkan

oleh World Bank. Indeks Stabilitas Politik ini dihitung berdasarkan catatan

transisi kekuasaan yang berlaku di suatu negara, kemampuan pemerintah

untuk melaksanakan kebijakannya.

Indeks ini mengukur dinamika antara kualitas pemerintah suatu

negara dan ancaman yang dapat membahayakan dan melemahkan stabilitas.

Ancaman yang dimaksud di sini di antaranya adalah kudeta, ketidakstabilan,

terorisme, dan lain-lain.

Penghitungan nilai Indeks Stabilitas Politik dilakukan dengan survei

berdasarkan 10 kriteria, yaitu:

1. Catatan transisi kekuasaan (pemilihan umum yang bebas dan adil;

kepatuhan terhadap kesepakatan politik)

2. Catatan representasi demokrasi

3. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), penghormatan

terhadap hak-hak sipil

4. Kekuatan sistem yurisprudensi, kepatuhan pada tatanan

konstitusional, dan pemerintahan yang baik.

5. Kemampuan pemerintah untuk melaksanakan kebijakannya

Page 40: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

25

6. Ancaman kudeta, dan pemberontakan

7. Tingkat kejahatan yang tidak terkendali dan korupsi

8. Risiko terorisme dan ancaman lain terhadap keamanan nasional

9. Hubungan dengan kekuatan regional dan komunitas internasional,

catatan kerja sama bilateral atau multilateral

10. Tingkat perselisihan ekonomi (yaitu tantangan ekonomi dan

keuangan).

Berdasarkan penilaian terhadap 10 kriteria tersebut, dihasilkan skor

indeks dengan rentang 0 sampai 100. Skor 0 menunjukkan tingkat terendah

stabilitas politik, sementara skor 100 menunjukkan tingkat tertinggi

stabilitas politik. Namun pada kenyataannya tidak ada negara yang

memperoleh skor 0 atau 100 karena kenyataan bahwa negara-negara

memiliki bentang permasalahan yang kompleks. Dengan demikian, indeks

ini memberikan penilaian mulai dari yang terendah hingga stabilitas yang

terbesar (countrywatch.com).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 41: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

26

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti/ Judul

Penelitian

Metode Variabel yang

Digunakan

Hasil Penelitian

1. Hafidz Ash-Shidiq

dan Aziz Budi

Setiawan/ Analisis

Pengaruh Suku

Bunga SBI, Uang

Beredar, Inflasi, dan

Nilai Tukar Terhadap

Jakarta Islamic Index

Regresi

linier

berganda

Variabel Y:

Jakarta Islamic

Index

Variabel X:

SBI, inflasi,

Nilai Tukar dan

Jumlah Uang

beredar.

Berdasarkan hasil

analisis data, secara

parsial suku bunga SBI,

Jumlah Uang Beredar

(M2), dan Inflasi tidak

berpengaruh signifikan

terhadap JII. Sedangkan

nilai tukar rupiah

mempunyai pengaruh

negatif signifikan

terhadap JII. Adapun

secara simultan SBI,

jumlah Uang Beredar,

nilai tukar, dan inflasi

berpengaruh positif

signifikan terhadap JII.

2 Neni Mulyani/

Analisis pengaruh

inflasi, suku bunga,

nilai tukar rupiah dan

produk domestik

bruto terhadap

Jakarta Islamic index

Regresi

linier

berganda

Variabel Y:

Jakarta Islamic

Index

Variabel X:

inflasi, suku

bunga SBI,

nilai tukar

rupiah terhadap

Hasil analisis

menunjukkan, secara

parsial inflasi dan PDB

berpengaruh positif

terhadap JII, suku

bunga dan nilai tukar

berpengaruh negatif

terhadap JII. Semua

variabel bebas secara

Page 42: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

27

dolar, dan

PDB.

simultan berpengaruh

terhadap indeks saham

JII

3 Early Ridho

Kismawadi/

Pengaruh Variabel

Makro Ekonomi

Terhadap Jakarta

Islamic Index

Regresi

berganda

Variabel Y:

Jakarta Islamic

Index

Variabel X1:

Inflasi, Suku

Bunga, Kurs,

ICP, dan IHSG

Secara parsial,

Pengaruh Inflasi dan

IHSG terhadap JII

adalah positif dan

signifikan, Pengaruh

Suku Bunga dan kurs

terhadap JII adalah

negatif dan signifikan, ,

Pengaruh ICP terhadap

JII adalah Positif dan

tidak signifikan. secara

bersama-sama variabel

ICP, IHSG, Inflasi,

Kurs dan suku bunga

berpengaruh terhadap

Jakarta Islamic Index

4 Irfan Syauqi Beik dan

Sri Wulan

Fatmawati/ Pengaruh

Indeks Harga Saham

Syariah Internasional

dan Variabel

makroekonomi

Terhadap Jakarta

Islamic Indeks

Vector

Error

Correction

Model

(VECM)

Variabel Y:

Jakarta Islamic

Index

Variabel X:

DJIEU,

DJIMY, DJIP,

IMUS,IPI,

Jumlah Uang

Beredar (M2),

SBIS.

Hasil studi

menunjukkan bahwa JII

dipengaruhi secara

positif dan signifikan

oleh DJIEU, DJIMY

dan IPI, serta

dipengaruhi secara

negatif dan signifikan

oleh DJIJP, IMUS, M2

dan SBIS.

Page 43: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

28

5 Ipak Kinine/

Pengaruh Dow Jones

Islmaic Market

(DJIM), Kurs, dan

Harga Emas Dunia

Terhadap Jakarta

Islamic Index periode

2012-2016

Analisi

Regresi

Berganda

Variabel Y:

Jakarta Islamic

Index

Variabel X:

Dow Jones

Islamic Market

(DJIM), Kurs,

dan Harga

Emas Dunia

Secara parsial, DJIM

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap JII,

Harga Emas Dunia

berpengaruh positif dan

tidak signifikan,

terhadap JII, dan Kurs

berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap

JII. Adapun secara

simultan, DJIM, Kurs

dan Harga Emas Dunia

berpengaruh signifikan

terhadap JII.

Sumber: Berbagai sumber

C. Keterkaitan Antar Variabel

Berikut ini akan dijelaskan hubungan antar variabel-variabel independen

dengan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Inflasi terhadap Jakarta Islamic Index

Adanya inflasi menyebabkan biaya modal dari suatu proyek investasi

akan menjadi semakin mahal karena harga-harga barang naik relatif cepat.

Daya beli masyarakat semakin melemah sehingga terjadi kelesuan hampir

di segala sektor riil. Di sektor industri penerimaan laba menurun, sehingga

dividen yang diberikan pun menurun. Keadaan ini akan menjadi

Page 44: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

29

pertimbangan investor dalam membeli saham yang nantinya akan

mempengaruhi terhadap harga saham.

Menurut Samsul (2006) tingkat inflasi dapat berpengaruh positif atau

negatif terhadap perekonomian tergantung pada derajat inflasi itu sendiri.

Penelitian Mulyani (2014) mengungkapkan bahwa inflasi berpengaruh

positif terhadap JII sedangkan penelitian Rusbariand dkk (2012)

mengungkapkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap JII.

2. Dow Jones Islamic Market World Index (DJIM ) terhadap Jakarta

Islamic Index (JII)

Dow Jones Islamic Market World Index (DJIM) adalah indeks yang

mengukur kinerja pasar saham syariah yang ada di dunia (Guide to the Dow

Jones Islamic Market Indexes, 2011). Saat ini DJIM family indeks terdiri

dari 636 stock, diantaranya adalah 234 di dalam DJIM US, 32 di dalam

DJIM Kanada, 117 di dalam DJIM Jepang, 127 di dalam DJIM Eropa, 43

di dalam DJIM UK, dan 100 di dalam DJIM Extra Liquid & DJIM

Technology Index.

Menurut Beik dan Fatmawati (2014), kinerja pasar saham syariah

sangat dipengaruhi oleh gejolak yang terjadi di pasar saham internasional.

Hal ini terjadi sebagai akibat semakin terintegrasinya pasar-pasar saham

yang ada di dunia, sehingga gejolak yang terjadi di suatu negara, dapat

mempengaruhi kondisi negara lain secara signifikan.

Page 45: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

30

3. Stabilitas Politik terhadap Jakarta Islamic Index (JII)

Stabilitas Politik dalam penelitian ini menggunakan data Political

Stability Index. Indeks tersebut mengukur stabilitas suatu negara, standar

pemerintahan yang baik, catatan tatanan konstitusional, penghormatan

terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), dan kekuatan demokrasi secara

keseluruhan. Nilai Indeks ini menggambarkan tingkat stabilitas politik suatu

negara yang mana hal ini merupakan salah satu hal yang menjadi bahan

pertimbangan pelaku pasar saham. seorang investor hanya akan berinvestasi

pada negara yang memiliki keamanan dan stabilitas politik yang baik karena

hal tersebut berkaitan dengan perbandingan risiko dan return investasi

Menurut Barro (1991) dalam Grindle (2007), ketidakstabilan politik

dapat menurunkan investasi, sehingga akan berdampak pula pada

penurunan produksi. Situasi politik yang stabil akan menciptakan iklim

ekonomi yang kondusif, dan situasi seperti ini merangsang pertumbuhan

investasi. Pertumbuhan investasi, yang dalam hal ini adalah investasi di

pasar modal, akan meningkatkan nilai pasar suatu saham yang nantinya juga

meningkatkan nilai indeks harga saham. sehingga dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi stabilitas politik suatu negara akan semakin tinggi pula

tingkat investasinya.

D. Kerangka Pemikiran

Menurut Rodoni (2010), kerangka pemikiran merupakan sintesa dari

serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya

Page 46: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

31

merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi

atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Interpretasi

Pemilihan Model Regresi Panel

Uji Chow Uji Hausman

Fixed Effect Common Effect Random Effect

Objek Penelitian

Variabel Dependen (X) Variabel Independen (Y)

Model Estimasi Data

Pengujian Hipotesis

Uji t Adjusted R2 Uji F

Page 47: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

32

Variabel dependen pada penelitian ini adalah harga saham di Jakarta

Islamic Index. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi JII, baik faktor

ekonomi maupun faktor non ekonomi. Dalam penelitian ini variabel

dependen yang digunakan adalah inflasi, Dow Jones Islamic Market World

Index, dan stabilitas politik. Inflasi adalah variabel makroekonomi yang

mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Dow Jones Islamic

Market World Index adalah indeks saham syariah internasional yang diduga

mempunyai pengaruh terhadap pasar modal syariah nasional, dan stabilitas

politik adalah faktor non ekonomi yang menjadi bahan pertimbangan investor

dalam berinvestasi.

Langkah pertama yang dilakukan untuk mengolah data dalam

penelitian ini adalah dengan meregresikan data tersebut dengan pendekatan

Common Effect (Pooling Least Square). Pada model ini data cross section

digabungkan dengan data time series. Kemudian digunakan metode OLS

terhadap data panel tersebut. Langkah kedua adalah dengan menggunakan

pendekatan Efek Tetap (Fixed effect). Dalam menganalisis data time series,

kita dapat memakai asumsi berdasarkan kriteria berikut ini: teknik yang

paling sederhana mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada

menunjukkan kondisi yang sesungguhnya. Hasil analisis regresi dianggap

berlaku pada semua objek dan pada semua waktu.

Page 48: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

33

Langkah selanjutnya adalah dengan pendekatan Efek Acak (Random

Effect). Pendekatan ini digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek

tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami

ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode random effect

menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan

antarobjek. Selanjutnya, dilakukan pemilihan model regresi panel dengan

menggunakan dua uji, yaitu uji chow dan uji hausman. Hasil kedua uji

tersebut menentukan apakah hasil olah regresi data panel akan menggunakan

model fixed effect, random effect, atau common effect.

Setelah hasil pengolahan data diperoleh, hasil tersebut diinterpretasi

melalui proses analisa statistik beserta pembahasannya sehingga diperoleh

kesimpulan akhir penelitian serta implikasi dan manfaatnya bagi akademisi

maupun stake holders pasar modal syariah.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Hipotesis yang diajukan sebagai jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0: β1 = 0; Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara inflasi, Dow

Jones Islamic Market World Index, dan stabilitas politik terhadap Jakarta

Islamic Index.

Page 49: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

34

Ha: β1 ≠ 0; Terdapat pengaruh secara simultan antara inflasi, Dow Jones

Islamic Market World Index, dan stabilitas politik terhadap Jakarta

Islamic Index.

2. H0: β2 = 0; Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara inflasi terhadap

Jakarta Islamic Index.

Ha: β2 ≠ 0; Terdapat pengaruh secara parsial antara inflasi terhadap

Jakarta Islamic Index

3. H0: β4 = 0; Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Dow Jones

Islamic Market World Index terhadap Jakarta Islamic Index.

Ha: β4 ≠ 0; Terdapat pengaruh secara parsial antara Dow Jones Islamic

Market World Index terhadap Jakarta Islamic Index.

4. H0: β5 = 0; Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara stabilitas politik

terhadap Jakarta Islamic Index.

Ha: β5 ≠ 0; Terdapat pengaruh secara parsial antara stabilitas politik

terhadap Jakarta Islamic Index.

Page 50: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh faktor-faktor ekonomi,

(Inflasi, Indeks Saham Syariah Internasional) dan stabilitas politik terhadap

harga saham syariah di Jakarta Islamic Index pada periode tahun 2007-2016.

Saham syariah yang diteliti adalah saham syariah yang konsisten masuk Jakarta

Islamic Index pada periode penelitian (tahun 2007-2016), yaitu INTP (PT.

Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk), KLBF (PT Kalbe Farma, Tbk), TLKM

(PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk), dan UNVR (PT. Unilever Indonesia,

Tbk).

Indeks saham syariah Internasional yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Dow Jones Islamic Market World Index, yaitu indeks yang mengukur

pasar modal syariah di dunia. Adapun stabilitas politik dalam penelitian ini

menggunakan data Political Stability Index (PSI).

B. Metode Penentuan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham

syariah yang konsisten masuk Jakarta Islamic Index pada periode penelitian,

yaitu tahun 2007-2016, nilai Dow Jones Islamic Market World Index, inflasi,

dan data stabilitas politik Indonesia selama periode tahun 2007 – 2016. Data

yang digunakan adalah data tahunan. Alasan pemilihan periode tahun tersebut

Page 51: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

36

adalah untuk melihat pergerakan harga saham syariah yang masuk Jakarta

Islamic Index dan faktor yang mempengaruhinya secara lebih akurat dan

relevan selama sepuluh tahun terakhir. Selain itu pemilihan tahun penelitian

2007 - 2016 juga disebabkan data Indeks Stabilitas Politik hanya tersedia

sampai tahun 2016.

Data harga saham syariah yang digunakan diperoleh dari

yahoo.finance.com. Data inflasi diperoleh dari publikasi Bank Indonesia. Data

Dow Jones Islamic Market World Index diperoleh dari us.spindices.com.

Adapun data Stabilitas Politik Indonesia diperoleh dari

TheGlobalEconomy.com, The World Bank.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Field Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni

data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak kedua (data eksternal)

atau data yang telah dipublikasikan, seperti pusat referensi Bank Indonesia

(BI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS).

2. Library Research

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari literatur,

buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan dengan aspek yang

diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.

Page 52: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

37

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur yang dimiliki atau tersedia

di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena

ilmu selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut

penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu

internet sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan

perkembangan zaman.

D. Metode Penentuan Sampel

Metode sampling yang digunakan adalah metode Judgment Sampling

atau biasa disebut dengan Purposive Sampling yaitu penelitian yang

pengumpulan datanya atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi

semata. Dalam penelitian ini data harga saham syariah yang digunakan adalah

data harga saham syariah yang konsisten masuk Jakarta Islamic Index selama

periode penelitian (2007 sampai 2016), yaitu INTP (PT Indocement Tunggal

Prakasa, Tbk), KLBF (PT Kalbe Farma, Tbk), TLKM (PT Telekomunikasi

Indonesia, Tbk), dan UNVR (PT Unilever Indonesia, Tbk).

E. Metode Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan penelitian yang diajukan, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode regresi data panel dengan didukung

Page 53: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

38

oleh analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrik untuk

mendapatkan gambaran yang jelas tentang hubungan antara variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian.

Data panel merupakan kombinasi data cross section dengan time

series. Jika setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series

yang sama, maka disebut sebagai balanced panel (total jumlah observasi = N

x T). Sebaliknya juka jumlah observasi berbeda untuk setiap unit cross

section maka disebut unbalanced panel.

Menurut Gujarati (2004), keunggulan penggunaan data panel

memberikan banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:

1. Data panel mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga dapat

memberikan informasi yang lebih lengkap, selanjutnya diperoleh degree

of freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi data yang dihasilkan

lebih baik;

2. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross

section, maka masalah yang timbul karena adanya masalah penghilangan

variabel (omitted variable) dapat diatasi;

3. Data panel mampu mengurangi kolinearitas antarvariabel;

4. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek yang secara

sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni dan cross

section murni;

5. Data panel dapat menguji dan membangun model yang lebih kompleks,

contohnya seperti skala ekonomi dan perubahan teknologi.

Page 54: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

39

6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat

individu, karena data yang diobservasi lebih banyak.

Analisis regresi data panel memiliki tiga macam model, yaitu:

Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect.

1. Common Effect Model

Model Common Effect merupakan model sederhana yang

menggabungkan seluruh data time series dengan cross section dan

selanjutnya dilakukan estimasi model dengan menggunakan metode

Ordinary Least Square (OLS). Model ini menganggap bahwa intersep

dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap objek observasi.

Kelemahan model ini adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan

sebenarnya. Kondisi setiap objek pada satu waktu dengan waktu yang

lain dapat berbeda.

Bentuk persamaan model common effect dapat ditulis sebagai

berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽𝑗𝑥𝑖𝑡𝑗

+ 𝜀𝑖𝑡

Keterangan:

Yit = variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i

α = intersep

βj = parameter untuk variabel ke-j

𝑥𝑖𝑡𝑗

= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i

Page 55: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

40

𝜀𝑖𝑡 = komponen error di waktu t untuk unit cross section i

𝑖 = urutan saham syariah yang diobservasi (cross section)

𝑡 = periode waktu (time series)

𝑗 = urutan variable

2. Fixed Effect Model (FEM)

Model data panel dengan Fixed Effects Model (FEM)

mengasumsikan bahwa perbedaan mendasar antarindividu dapat

diakomodasikan melalui perbedaan intersepnya, namun intersep

antarwaktu sama (time invariant). Fixed effect berarti bahwa koefisien

regresi (slope) tetap antarindividu dan antarwaktu.

Intersep setiap individu merupakan parameter yang tidak diketahui

dan akan diestimasi pada umumnya dengan memasukkan variabel

dummy, sehingga FEM sering disebut dengan Least Square Dummy

Variable (LSDV).

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼𝑖 + 𝛽𝑗𝑥𝑖𝑡𝑗

+ ∑ 𝛼𝑖

𝑛

𝑖=2𝐷𝑖 + 𝜀𝑖𝑡

Keterangan:

𝑌𝑖𝑡 : variabel terikat di waktu t untuk unit cross section i

𝛼𝑖 : intersep yang berubah-ubah antar-cross section unit

𝛽𝑗 : parameter untuk variabel ke-j

𝑥𝑖𝑡𝑗

: variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i

Page 56: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

41

𝐷𝑖 : dummy variable

𝜀𝑖𝑡 : komponen error di waktu t untuk unit cross section i

3. Random Effect Model (REM)

Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi

kelemahan model efek tetap yang menggunakan dummy variable,

sehingga model mengalami ketidakpastian. Penggunaan dummy variable

akan mengurangi derajat bebas (degree of freedom) yang pada akhirnya

akan mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. REM

menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan

antarindividu sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap individu

memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random.

Model REM secara umum dapat diformulasikan sebagai berikut:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽𝑗𝑥𝑖𝑡𝑗

+ 𝜀𝑖𝑡

𝜀𝑖𝑡 = 𝑢𝑖 + 𝑣𝑡 + 𝑤𝑖𝑡

𝑢𝑖𝑡~𝑁(0, 𝜎𝑢2) merupakan komponen cross section error

𝑣𝑡~𝑁(0, 𝜎𝑣2) merupakan komponen time series error

𝑤𝑡~𝑁(0, 𝜎𝑤2 ) merupakan time series dan cross section eror

F. Metode Pemilihan Model

Keputusan untuk memilih jenis model yang digunakan dalam analisis

regresi data panel didasarkan pada dua uji, yaitu Uji Chow dan Uji Hausman.

Page 57: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

42

Uji Chow digunakan untuk memutuskan apakah penelitian akan menggunakan

Common Effect atau Fixed Effect Model, sedangkan Uji Hausman digunakan

untuk memilih antara Fixed Effect atau Random Effect Model.

Prosedur kedua uji tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Chow (Uji Common Effect dengan Fixed Effect)

Hipotesis:

H0 : α1= α2= … = αi (intercept sama)

H1 : Sekurang-kurangnya ada 1 intercept yang berbeda

Pengambilan keputusan:

Tolak H0 jika F hitung > F a; db1; db2 atau jika nilai Probability < α

Kesimpulan:

Jika H0 ditolak, maka Fixed Effect Model lebih baik daripada Common

Effect Model.

2. Uji Hausman (Uji Fixed Effect dengan Random Effect)

Hipotesis:

H0: E (τi ǀ xit) = 0 atau REM adalah model yang tepat

H1: E (τi ǀ xit) ≠ 0 atau FEM adalah model yang tepat

Statistik uji yang digunakan adalah uji Hausman dan keputusan

menolak H0 dilakukan dengan membandingkannya dengan Chi Square.

Jika nilai 𝑋𝑜𝑏𝑠2 > 𝑋𝑡𝑎𝑏

2 maka H0 ditolak sehingga model yang digunakan

adalah Fixed Effect, sebaliknya jika penolakan H0 tidak signifikan

maka yang digunakan adalah Random Effect Model.

Page 58: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

43

G. Uji Statistik

1. Uji t-Statistik

Uji t-statistik adalah uji parsial (individu) dimana uji ini

dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (independen)

secara masing-masing parsial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%)

dengan menganggap variabel bebas bernilai konstan. Menurut Sugiyono

(2008) uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu

variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel

terikat. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk uji t dengan

pengujian sebagai berikut (Nachrowi, 2006):

Hipotesis:

H0 : β1; β2; β3 = 0 (Masing-masing variabel bebas tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel terikat)

H1 : β1; β2; β3 ≠ 0 (Masing-masing variabel bebas memiliki pengaruh

signifikan terhadap variabel terikat)

Jika probabilitas βi > 0,05 → Tidak signifikan, H0 diterima, tolak H1

Jika probabilitas βi < 0,05 → Signifikan, H0 ditolak, terima H1

2. Uji F-Statistik

Uji Fisher (Uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah seluruh

variabel bebas (independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Page 59: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

44

variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%). Menurut

Sugiyono (2008) uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Selain itu dengan uji F ini

dapat diketahui pula apakah model regresi linier yang digunakan sudah

tepat atau belum. Pengujian semua koefisien regresi secara bersama-sama

dilakukan dengan uji-F dengan pengujian sebagai berikut (Nachrowi,

2006):

Hipotesis:

H0: β1 = 0 (secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat).

H1: β1 ≠ 0 (secara bersama-sama terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat).

Jika probability βi > 0,05 → Tidak signifikan, H0 diterima, Tolak H1

Jika probability βi < 0,05 → Signifikan, H0 ditolak, Terima H1

3. Uji Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan dan mengukur

seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh

variabel bebas X. Jika nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0),

artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.

Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat

diterangkan oleh X, dengan kata lain jika Adjusted R2 mendekati 1 (satu)

maka variabel independen mampu menjelaskan perubahan variabel

Page 60: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

45

dependen, tetapi jika Adjusted R2 mendekati 0 (nol), maka variabel

independen tidak mampu menjelaskan variabel dependen. Jika R2 = 1,

maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.

Dengan demikian baik buruknya persamaan regresi ditentukan

oleh R2- nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu. R2 didefinisikan

atau dirumuskan dengan (Nachrowi, 2006):

𝑅2 = 𝑆𝑆𝑅

𝑆𝑆𝑇= 1 −

𝑆𝑆𝐸

𝑆𝑆𝑇

H. Model Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Inflasi, Jumlah

Uang Beredar, Dow Jones Islamic Market World Index, dan stabilitas politik

terhadap Jakarta Islamic Index yang secara matematis dapat digambarkan

dalam fungsi sebagai berikut:

JIIit = α + β1 Inflasit + β2 ISPt + β3 DJIMt + εit

Keterangan:

JIIit = Harga saham di JII untuk perusahaan i pada tahun t

Inflasit = Tingkat Inflasi pada tahun t

ISPt = Indeks Stabilitas Politik pada tahun t

DJIMt = Nilai Dow Jones Islamic Market World pada tahun t

Page 61: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

46

I. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi

nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun cara pengukuran dari

variabel ini adalah dengan menggunakan skala pengukuran rasio. Berikut ini

adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Jakarta Islamic

Index. Data yang digunakan adalah data harga saham syariah yang

konsisten di JII selama tahun 2007 -2016, yaitu INTP, KLBF, TLKM, dan

UNVR. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

tahunan yang diperoleh dari yahoo.finance.com.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen (X) pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Dow Jones Islamic Market World Index (DJIM) (X1)

DJIM adalah Indeks yang mengukur kinerja pasar saham syariah

secara global. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari us.spindices.com. Data yang digunakan adalah data DJIM

tahunan dalam periode 2007 -2016.

2) Inflasi (X2)

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat

umum dan terus menerus (Rahardja dan Manurung, 2008). Besarnya

tingkat inflasi merupakan salah satu pembentuk keputusan investor

Page 62: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

47

dalam menginvestasikan dananya yang nantinya akan berpengaruh pada

harga saham. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Bank Indonesia. Data yang digunakan adalah data tahunan selama

periode tahun 2007 -2016. Satuan data tersebut berupa persentase.

3) Stabilitas Politik (Political Stability) (X3)

Stabilitas politik nasional berkaitan dengan menciptakan kondisi

dalam negeri yang stabil secara politik, ekonomi, dan sosial dengan

peran aktif pemerintah dalam melakukan mobilisasi atas sumber daya

manusia dan alamnya yang dapat mendukung modernisasi dan

perkembangan politik dan ekonomi serta kontrol pemerintah atas setiap

individu untuk menciptakan keamanan dan ketertiban bersama

(Palmer, 1989).

Data yang digunakan adalah indeks stabilitas politik Indonesia

sejak tahun 2007 sampai tahun 2016 yang diperoleh dari publikasi situs

World Bank. Indeks ini mengukur stabilitas suatu negara, standar

pemerintahan yang baik, catatan tatanan konstitusional, penghormatan

terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), dan kekuatan demokrasi secara

keseluruhan. Data tersebut berupa indeks yang diukur dengan range 0

– 100 (0 = lemah; 100 = kuat).

Page 63: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

48

BAB 1V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Jakarta Islamic Index

Jakarta Islamic Index adalah subset dari Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang diterbitkan pada tanggal 3 Juli tahun 2000 dengan

tanggal 1 Januari 1995 sebagai base date dengan nilai 100. Jakarta Islamic

Index merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh Bursa Efek

Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) yang bekerja sama dengan

Danareksa Investment Management. Pembentukan Jakarta Islamic Index

adalah sebagai bentuk respons atas kebutuhan informasi yang berkaitan

dengan investasi syariah (Rodoni, 2009).

Saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index adalah saham-

saham pilihan. Total dari 568 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI), hanya 30 saham yang masuk di Jakarta Islamic Index (JII). Untuk

masuk ke dalam saham daftar saham JII terdapat kriteria-kriteria yang harus

dipenuhi. Adapun kriteria pemilihannya adalah pertama, Saham-saham

yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES). Kedua, memilih

60 saham dari DES berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama satu

tahun terakhir. Dan ketiga, Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham

berdasarkan tingkat likuiditas.

Page 64: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

49

Berdasarkan kriteria yang disyaratkan JII dapat disimpulkan bahwa

saham saham di JII adalah saham syariah terbaik, yaitu yang mempunyai

tingkat kapitalisasi dan likuiditas teratas. Oleh karenanya, untuk mengetahui

kinerja saham saham syariah di Indonesia cukup melakukan pengamatan

terhadap JII. Jika JII mengalami anjlok artinya saham saham syariah di

Indonesia juga mengalami anjlok, begitu juga sebaliknya. Dalam

perkembangannya, nilai Jakarta Islamic Index mengalami fluktuasi,

sebagaimana pada Grafik 4.1 berikut:

Grafik 4.1

Perkembangan Nilai Jakarta Islamic Index

Sumber: yahoo.finance.com

Pada Grafik 4.1 ditunjukkan perkembangan nilai JII selama 2007

sampai 2016. Dalam periode tersebut JII mengalami penurunan paling

anjlok pada tahun 2008. Nilai JII yang sebelumnya (2007) sebesar 493.01

493.01

216.19

417.18

532.9

537.03

594.79

585.11

691.04

603.35

694.13

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 65: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

50

menurun 56% menjadi 216.19. Penurunan drastis tersebut merupakan akibat

goncangan dari terjadinya krisis subprime mortage di Amerika Serikat. Hal

ini sesuai dengan teori Contagion effect yang menyatakan bahwa gejolak

perekonomian di suatu negara akan berpengaruh atau menular ke negara

lain. Pasca krisis subprime mortgage 2008, nilai JII mengalami peningkatan

terus menerus sampai 2014. Bahkan satu tahun pasca krisis subprime

mortgage yaitu tahun 2009, nilai JII meningkat 93% dari yang sebelumnya

216.19 menjadi 417.18. Hal ini menunjukkan bahwa saham saham di JII

memiliki tingkat recovery yang baik.

Pada tahun 2015 nilai Jakarta Islamic Index mengalami penurunan

dari yang sebelumnya sebesar 691.04 menjadi 603.35. Penurunan tersebut

disebabkan karena berbagai faktor, baik itu faktor dalam negeri maupun

faktor luar negeri. Faktor dalam negeri yang mempengaruhi adalah

melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia

pada tahun 2015 hanya mencapai 4.79 persen, lebih kecil dari pertumbuhan

ekonomi tahun 2014 yang mencapai 5.02 persen (bps.go.id). Di sisi lain,

laporan keuangan para emiten pada dua kuartal awal 2015 menunjukkan

kinerja yang buruk, yaitu mengalami pertumbuhan laba yang negatif.

Faktor luar negeri yang mempengaruhi adalah adanya kenaikan suku

bunga Amerika Serikat (The Fed rate) menjadi 0.25-0.5 persen setelah

sebelumnya 0 persen (ekonomi.kompas.com). Akibat faktor-faktor tersebut,

investor yang sebelumnya optimis dengan pasar modal Indonesia menjadi

Page 66: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

51

ragu-ragu dan menjual portofolio sahamnya di Indonesia yang kemudian

berdampak pada menurunnya harga saham.

a. Saham Syariah yang Konsisten di JII Selama Periode 2006-2016

1) PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR)

Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5

Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. Induk

usaha Unilever Indonesia adalah Unilever Indonesia Holding B.V.

dengan persentase kepemilikan sebesar 84,99%, adapun induk usaha

utama adalah Unilever N.V., Belanda. Sesuai dengan Anggaran

Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha UNVR meliputi

bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi

yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es

krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh

dan minuman sari buah (wikipedia).

Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh

pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham UNVR (IPO) kepada masyarakat sebanyak

9,200,000 dengan nilai nominal Rp1,000,- per saham dengan harga

penawaran Rp3,175.- per saham (Britama.com).

Page 67: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

52

2) PT. Kalbe Farma, Tbk (KLBF)

Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September

1966..Pada Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,

perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak

dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan

farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan

minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan

kesehatan primer (wikipedia).

Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

(IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10,000,000 dengan nilai

nominal Rp1,000,- per saham dengan harga penawaran Rp7,800,-

per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991 (Britama.com).

3) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TLKM)

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk biasa dikenal dengan

nama Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) pada mulanya

merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan

pada tahun 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan

Page 68: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

53

Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Telkom diubah menjadi

perseroan terbatas milik negara (“Persero”). Pada Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Telkom Indonesia adalah

menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi, informatika,

serta optimalisasi sumber daya perusahaan, dengan memperhatikan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan usaha utama Telkom Indonesia adalah menyediakan

layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel

tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi

selular, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan

komunikasi data. Selain itu, Telkom Indonesia juga menyediakan

berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment,

termasuk cloud-based dan server-based managed services, layanan

e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.

Anak Usaha Telkom Indonesia dibagi menjadi empat kelompok dan

pemimpin bisnisnya, yaitu bisnis selular (Telkomsel), bisnis

internasional (Telin), bisnis multimedia (Telkom Metra), dan bisnis

infrastruktur (Telkom Infra) (wikipedia).

Jumlah saham TLKM sesaat sebelum penawaran umum

perdana (Initial Public Offering atau IPO) adalah 8,400,000,000,

yang terdiri dari 8,399,999,999 saham Seri B dan 1 saham Seri A

Dwiwarna yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik

Page 69: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

54

Indonesia. Pada tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual

saham Telkom yang terdiri dari 933,333,000 saham baru Seri B dan

233,334,000 saham Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat

melalui IPO di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) (dahulu Bursa Efek

Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Telkom hanya menerbitkan 1

saham Seri A Dwiwarna yang dimiliki oleh Pemerintah dan tidak

dapat dialihkan kepada siapapun, dan mempunyai hak veto dalam

RUPS Telkom berkaitan dengan pengangkatan dan penggantian

Dewan Komisaris dan Direksi, penerbitan saham baru, serta

perubahan Anggaran Dasar Perusahaan (Britama.com).

4) PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (INTP)

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) didirikan tanggal

16 Januari 1985 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada

tahun 1985. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham

Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, yaitu: Brichwood Omnia

Limited, Inggris (induk usaha) (51,00%). Adapun induk usaha

terakhir kelompok usaha Indocement adalah HeidebergCement AG.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan INTP antara lain pabrikasi semen dan bahan-bahan

bangunan, pertambangan, konstruksi dan perdagangan. Indocement

dan anak usahanya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang

meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan

Page 70: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

55

beton siap pakai, serta tambang agregat dan trass. Produk semen

Indocement adalah Portland Composite Cement, Ordinary Portland

Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen

Putih dan TR-30 Acian Putih. Semen yang dipasarkan Indocement

dengan merek dagang "Tiga Roda" (wikipedia).

Pada tahun 1989, INTP memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

INTP (IPO) kepada masyarakat sebanyak 89,832,150 dengan nilai

nominal Rp1,000,- per saham dengan harga penawaran Rp10,000,-

per saham (Britama.com).

2. Inflasi

Inflasi adalah naiknya harga-harga barang secara umum dan terus

menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,

kecuali kenaikan tersebut meluas dan memicu kenaikan harga pada sebagian

besar barang lain (Boediono, 2001). Adanya inflasi bisa memberikan efek

negatif dan positif bagi perekonomian, tergantung pada tinggi rendahnya

tingkat inflasi. Inflasi yang tinggi akan memberikan efek negatif pada

perekonomian. Tingginya inflasi menciptakan kenaikan harga-harga barang

secara drastis. Hal ini menjadikan daya beli masyarakat menurun. Jika hal

ini terjadi secara terus menerus maka akan mengurangi tingkat investasi

masyarakat. Ketika harga-harga barang tinggi, masyarakat cenderung

Page 71: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

56

mengurangi porsi investasinya demi mengejar pemenuhan kebutuhannya

yang harganya telah naik.

Inflasi bisa memberikan efek positif, yaitu mengurangi pengangguran.

Hal ini terjadi ketika jenis inflasinya adalah demand pull inflation, yaitu

inflasi yang disebabkan oleh tekanan permintaan. Tingkat permintaan yang

tinggi akan mendorong perusahaan untuk menambah jumlah produksinya.

Penambahan jumlah produksi tentu melalui penambahan atau perluasan

pabrik, yang mana hal ini akan menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Hubungan antara inflasi dan pengangguran yang demikian digambarkan

oleh kurva Philips. Kurva tersebut didasarkan pada penelitian A.W. Philips

tentang perekonomian Inggris periode 1861-1957 (Manurung, 2008).

Hubungan positif antara Inflasi dan Pengangguran tidak berlaku di

Indonesia. Hal ini disebabkan jenis inflasi di Indonesia bukanlah demand

pull inflation, melainkan cost push inflation (Biro Analisa dan Pelaksanaan

APBN, 2015).

cost push inflation yang terjadi di Indonesia mengakibatkan

keuntungan perusahaan-perusahaan berkurang. Keadaan demikian akan

memicu penurunan minat investor untuk berinvestasi di pasar saham,

sehingga harga saham mengalami penurunan. Dalam perkembangannya,

tingkat inflasi di Indonesia mengalami fluktuasi, akan tetapi masih

tergolong inflasi rendah, sebagaimana pada grafik 4.2 berikut:

Page 72: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

57

Grafik 4.2

Perkembangan Inflasi di Indonesia

Sumber: bi.go.id

Dalam Grafik 4.2 tertera bahwa dalam periode 2007-2016 inflasi di

Indonesia masih tergolong rendah, yaitu masih dibawah 10% kecuali pada

tahun 2008, yaitu sebesar 11.06%. Tingginya inflasi pada tahun 2008

disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kenaikan harga BBM, adanya konversi

minyak tanah ke LPG, dan tingginya harga komoditas internasional.

Tingkat inflasi terendah dalam periode 2007-2016 adalah 2.78%,

yaitu pada tahun 2009. Hal itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa

mengingat satu tahun sebelumnya (tahun 2008) tingkat inflasi tergolong

inflasi sedang, yaitu sebesar 11.06%. Rendahnya tingkat inflasi pada tahun

2009 disebabkan oleh beberapa hal, yaitu adanya apresiasi nilai tukar rupiah

sepanjang 2009 sebesar 15 persen, dan menurunnya harga barang-barang

yang ditetapkan pemerintah seperti bahan bakar minyak (BBM) dan listrik

(perpustakaan.bappenas.go.id).

6.59

11.06

2.78

6.96

3.79

4.3

8.38 8.36

3.353.02

0

2

4

6

8

10

12

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 73: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

58

Pada tahun 2014-2015 tingkat inflasi Indonesia kembali mengalami

penurunan yang tajam, yaitu dari 8.36 persen pada 2014 menjadi 3.35

persen pada 2015. Tingginya inflasi pada tahun 2014 ( 8.36 persen)

disebabkan oleh kenaikan harga BBM, kenaikan tarif listrik, kenaikan tarif

angkutan udara, dan kenaikan bahan pangan (setkab.go.id). Adapun

penyebab rendahnya inflasi pada tahun 2015 adalah adanya penyesuaian

harga BBM dan tarif listrik, dan keberhasilan Bank Indonesia dalam

mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar dan

mengarahkan ekspektasi inflasi (bi.go.id).

3. Stabilitas Politik

Perkembangan tingkat stabilitas politik Indonesia dapat dilihat

melalui Indeks Stabilitas Politik. Indeks tersebut mengukur persepsi tentang

kemungkinan bahwa pemerintah Indonesia akan tidak stabil atau

digulingkan oleh cara-cara yang tidak konstitusional atau kekerasan,

termasuk kekerasan dan terorisme bermotif politik. Indeks tersebut

merupakan rata-rata dari beberapa indeks lainnya, antara lain dari

Economist Intelligence Unit, World Economic Forum, dan Political Risk

Services. Indeks ini diukur dengan range 0 - 100. Angka 0 merupakan titik

terendah yang berarti bahwa tingkat stabilitas politik berada pada level yang

lemah atau tidak stabil, sedangkan angka 100 menunjukkan bahwa tingkat

Page 74: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

59

stabilitas politik berada pada level kuat atau sangat stabil. Adapun

perkembangan Indeks Stabilitas Politik Indonesia adalah sebagai berikut:

Grafik 4.3

Perkembangan Indeks Stabilitas Politik

Sumber: TheGlobalEconomy.com

Tingkat stabilitas politik Indonesia pada periode tahun 2007-2016

mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007, tingkat

stabilitas politik Indonesia berada pada poin 13.04, dan pada tahun 2016

meningkat menjadi 27.39. Tingkat stabilitas politik tertinggi terjadi pada

tahun 2014 dengan nilai sebesar 30.00 poin, yang berarti bahwa situasi

politik yang paling stabil pada periode tersebut adalah pada tahun 2014.

Sedangkan nilai terendah terdapat pada tahun 2007 sebesar 13.04 poin.

Rendahnya nilai Indeks Stabilitas politik pada tahun 2007

disebabkan pada tahun tersebut sedang berjalan Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada) dan banyak diwarnai dengan konflik politik, seperti yang terjadi

13.0415.38

20.85

20.8522.27

27.96

28.91

30.00

24.7627.39

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 75: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

60

di provinsi Aceh dan provinsi Maluku Utara. Pada tahun-tahun berikutnya

nilai Indeks Stabilitas Politik mengalami peningkatan kecuali pada tahun

2009-2010. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2009 sedang berjalan

Pemilihan Umum Presiden.

Pada tahun 2015 nilai Indeks Stabilitas Politik kembali menurun

tajam dari 30 (tahun 2014) menjadi 24.76. Hal ini disebabkan karena pada

tahun 2015 banyak terjadi kegaduhan politik pada tataran pemerintahan,

seperti konflik pada pencalonan Kapolri, konflik antara Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lembaga kepolisian, dan lain-lain.

Secara umum, banyaknya isu-isu yang mengandung sara dan memicu

konflik antar golongan, serta kekuatan oposisi pemerintah yang cenderung

kuat merupakan diantara penyebab rendahnya nilai Indeks Stabilitas

Politik Indonesia.

4. Dow Jones Islamic Market World Index

Pada bulan Februari 1999, Dow Jones meluncurkan indeks pasar

syariah yang pertama, yaitu Dow Jones Islamic Market Index (DJIM)

yang merupakan bagian dari kelompok indeks-indeks global Dow Jones

(Huda dan Nasution, 2008). Dow Jones Islamic Market Index meliputi

saham-saham dari 34 negara, serta mencakup 10 sektor ekonomi, 18

sektor pasar, 51 kelompok industri dan 89 subkelompok industri.

Beberapa negara yang termasuk ke dalam Dow Jones Islamic Market

Index diantaranya adalah Dow Jones Islamic Market Index Europe

Page 76: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

61

(DJIEU), Dow Jones Islamic Market Index Malaysia (DJIMY), Dow

Jones Islamic Market Index US (IMUS),dan Dow Jones Islamic Market

Index Japan (DJIJP). Saham-saham syariah yang ada di negara-negara

tersebut merupakan saham dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan

dengan negara-negara lainnya.

Kehadiran Dow Jones Islamic Market Index diharapkan mampu

menjadi indikator kinerja saham syariah di dunia. Dalam

perkembangannya, nilai Dow Jones Islamic Market World Index

mengalami perubahan yang signifikan, sebagaimana dalam Grafik 4.4

berikut:

Grafik 4.4

Perkembangan Nilai Dow Jones Islamic Market World Index

Sumber: us.spindices.com

Dalam Grafik 4.4 ditunjukkan bahwa dalam periode 2007 sampai

tahun 2016 nilai Dow Jones Islamic Market World Index (DJIM) selalu

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

DJIM 2414.41475.91974.82227.72069.12298.32740.42863.52800.02872.9

0.00

500.00

1000.00

1500.00

2000.00

2500.00

3000.00

3500.00

Page 77: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

62

mengalami peningkatan yang signifikan kecuali pada tahun 2008. Pada

tahun 2008 nilai DJIM menurun tajam hingga 1475.9 setelah sebelumnya

pada 2007 nilainya sebesar 2414.4, artinya pada tahun 2008 telah terjadi

penurunan sebesar 39 persen.

Penurunan drastis pada tahun 2008 merupakan dampak dari

terjadinya krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Namun

demikian, pada tahun-tahun berikutnya nilai DJIM kembali meningkat

secara terus menerus. Hal ini menandakan bahwa saham-saham syariah

secara global mempunyai tingkat recovery yang baik.

B. Analisis dan Pembahasan

Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, Dow Jones Islamic

Market World Index (DJIM), dan Indeks Stabilitas Politik terhadap harga

saham di Jakarta Islamic Index. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya

(Bab III), metode yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini

adalah regresi data panel. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

Eviews 9.0. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat

perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti.

Hasil pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

Page 78: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

63

1. Pemilihan Model Regresi Data Penel

Tabel 4.1

Hasil Regresi Data Panel dengan Berbagai Model

Model

Variable

Common Effect Fixed Effect Random Effect

t-Statistic Prob. t-Statistic Prob. t-

Statistic Prob.

C 0.246783 0.8065 1.081729 0.2872 1.034906 0.3076

ISP 1.068624 0.2924 4.684114 0.0000 4.684114 0.0000

INFLASI 0.092991 0.9264 0.407608 0.6862 0.407608 0.6860

DJIM 0.798406 0.4299 3.499664 0.0014 3.499664 0.0013

Adj. R-squared 0.056067 0.950871 0.717694

F-statistic 1.772158 126.8054 34.04928

Prob. (F-

statistic)

0.169902 0.000000 0.000000

Sumber: Data diolah, 2018

Tabel 4.1 merupakan hasil regresi data Panel dengan menggunakan

model Common effect, fixed effect, dan random effect. Langkah selanjutnya

adalah memilih model terbaik yang akan digunakan. Pemilihan model

dilakukan dengan dua tahap yaitu pertama uji chow dan kedua uji hausman.

Uji chow dilakukan untuk menentukan model terbaik antara Common effect

atau fixed effect. Sedangkan uji hausman dilakukan untuk menentukan

model terbaik antara fixed effect atau random effect. adapun hasil uji chow

adalah sebagai berikut:

Page 79: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

64

Tabel 4.2

Hasil Uji Chow

Effects Test Statistic d.f Prob.

Cross-section F 219.561441 (3,33) 0.0000

Cross-section Chi-square 121.704884 3 0.0000

Sumber: Data diolah, 2018.

Berdasarkan hasil uji chow pada Tabel 4.2 bahwa nilai probabilitas

Cross-section F adalah 0.0000 yang menunjukkan bahwa 0.0000 < 0.05,

maka kesimpulannya H0 ditolak, artinya model yang terbaik adalah fixed

effect. Langkah selanjutnya adalah menentukan model terbaik antara fixed

effect dan random effect melalui uji hausman. Berikut hasil uji hausman:

Tabel 4.3

Hasil Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f Prob.

Cross-section random 0.000000 3 1.0000

Cross-section test variance is invalid

Sumber: Data diolah, 2018.

Hasil uji hausman pada Tabel 4.3 menunjukkan cross-section test

variance yang tidak valid sehingga hasil tersebut tidak dapat digunakan.

Maka penentuan model mengacu pada hasil uji chow, yaitu model yang

dipilih adalah fixed effect.

Page 80: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

65

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Uji Signifikansi Parsial (uji-t)

1) Berdasarkan probabilitas

Tabel 4.4

Hasil Uji Regresi dengan Fixed Effect Model

Model

Variabel

Fixed Effect

t-Statistic Prob.

C 1.081729 0.2872

ISP 4.684114 0.0000

INFLASI 0.407608 0.6862

DJIM 3.499664 0.0014

Sumber: Data diolah, 2018

Tabel 4.4 merupakan hasil dari pengujian variabel

independen yaitu inflasi, Dow Jones Islamic Market World Index

(DJIM), dan Indeks Stabilitas Politik (ISP) terhadap harga saham

di Jakarta Islamic Index secara parsial menggunakan fixed effect

model. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat nilai probabilitas dari masing-

masing variabel bebas yang digunakan, yaitu variabel inflasi

sebesar 0.6862, yaitu lebih besar dari alfa (0.05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap

variabel Y (harga saham di JII). Adapun variabel ISP (Indeks

Stabilitas Politik) nilai probabilitasnya sebesar 0.0000 dan

variabel DJIM (Dow Jones Islamic Market World Index) sebesar

Page 81: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

66

0.0014. Variabel ISP dan DJIM nilai probabilitasnya lebih kecil

dari alfa (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ISP

dan DJIM berpengaruh signifikan terhadap variabel Y (harga

saham di JII).

2) Berdasarkan t-tabel

Dalam penelitian ini, digunakan tingkat kepercayaan α = 5%,

dengan df (n-k) = (40-3) = 37 maka diperoleh t-tabel 2.021.

Berdasarkan output pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai t-

statistik inflasi sebesar 0.407608, yaitu lebih kecil dari t-tabel

(2.021). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak

berpengaruh terhadap harga saham di JII. Adapun nilai t-statistik

variabel ISP adalah sebesar 4.684114 dan variabel DJIM sebesar

3.499664. Variabel ISP dan DJIM nilai t-statistiknya lebih besar

dari t-tabel (2.021). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ISP dan

DJIM berpengaruh signifikan terhadap harga saham di JII.

b. Uji Signifikansi Simultan (uji-F)

1) Berdasarkan Probabilitas

Pada Tabel 4.4 Output prob F statistik diperoleh hasil

0.000000 lebih kecil dari α = 5%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa semua variabel x (inflasi, DJIM, dan ISP) berpengaruh

secara simultan terhadap variabel Y.

Page 82: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

67

Tabel 4.5

Uji-F Statistik

Prob (F-statistic) 0.000000

F-statistic 126.8054

Sumber: Data diolah, 2018

2) Berdasarkan F-tabel

Dengan n = 40 dan k = 3, maka diperoleh nilai F tabel

sebesar 2.84. Pada Tabel 4.4 ditunjukkan bahwa nilai F-statistik

sebesar 126.8054, artinya F-statistik lebih besar dari F-tabel

(2.84). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel x

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel Y.

c. Uji Adjusted R2

Tabel 4.6

Uji Adjusted R-Squared

Adjusted R-squared 0.950871

Sumber: Data diolah, 2018

Berdasarkan hasil regresi sebagaimana yang tertera pada tabel,

diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R-squared)

sebesar 0.950871. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel

dependen (harga saham di JII) secara simultan dapat dijelaskan oleh

variabel independen (inflasi, DJIM, dan ISP) sebesar 95.0871%

Page 83: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

68

sedangkan sisanya 4.9129% dijelaskan oleh faktor lain di luar

variabel yang diteliti.

3. Model Penelitian

Berdasarkan hasil olah data regresi data panel (fixed effect) yang

telah dilakukan sebelumnya, maka model penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Koefisien Variabel

Variabel Koefisien

C -2.846404

ISP 0.062412

INFLASI -0.852074

DJIM 1.268545

Sumber: Data diolah, 2018

JIIit = -2.846404 + 0.062412 ISPt – 0.852074 INFLASIt + 1.268545

DJIMt + εit

Model di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (c) sebesar -2.846404. Hal ini menunjukkan bahwa

jika variabel independen (inflasi, ISP, DJIM) pada observasi saham

i dan tahun t adalah konstan, maka harga saham di JII adalah

sebesar -2.846404.

Page 84: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

69

b. Nilai koefisien variabel ISP (Indeks Stabilitas Politik) adalah

sebesar 0.062412. Hal ini menunjukkan bahwa ISP berpengaruh

positif terhadap harga saham di JII. Setiap kenaikan variabel ISP

sebesar 1 (satu) akan meningkatkan harga saham di JII sebesar

0.062412.

c. Nilai koefisien variabel inflasi sebesar -0.852074. hal ini

menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap harga

saham di JII. Setiap kenaikan variabel inflasi sebesar 1 (satu) akan

menurunkan harga saham di JII sebesar -0.852074.

d. Nilai koefisien variabel DJIM (Dow Jones Islamic Market World

Index) adalah sebesar 1.268545. Hal ini menunjukkan bahwa

DJIM berpengaruh positif terhadap harga saham di JII. Setiap

kenaikan variabel DJIM sebesar 1 (satu) akan meningkatkan harga

saham di JII sebesar 1.268545.

4. Interpretasi Hasil Penelitian

a. Hubungan Inflasi dengan Harga Saham di Jakarta Islamic Index

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi tidak

berpengaruh signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai probabilitas

0.6862 dan berhubungan negatif dengan nilai koefisien sebesar

-0.852074. Hasil ini menunjukkan bahwa jika tingkat inflasi naik

sebesar 1 (satu), maka harga saham syariah di Jakarta Islamic Index

akan menurun sebesar -0.852074.

Page 85: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

70

Hasil tersebut sesuai dengan teori dan hasil penelitian-penelitian

terdahulu. Suciningtias dan Khoiroh (2015) dalam hasil penelitiannya

menyatakan bahwa inflasi berhubungan negatif terhadap harga saham

syariah. Hasil yang demikian juga diperkuat oleh penelitian Hafidz dan

Setiawan (2015) dan Andi (2017) yang menyimpulkan bahwa inflasi

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham.

Kenaikan inflasi menyebabkan kenaikan harga-harga secara

umum. Kondisi demikian mampu meningkatkan biaya produksi dan

meningkatnya harga bahan baku sedangkan daya beli masyarakat akan

semakin melemah. Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan

beberapa perusahaan kurang mampu menjual produk perusahaan

sehingga menurunkan profitabilitas perusahaan. Menurunnya profit

perusahaan dinilai kurang menarik dan kurang menguntungkan bagi

investor, sebab return yang akan dibagikan perusahaan kepada

pemegang saham juga akan menurun, sehingga investor enggan

berinvestasi ke pasar saham. Keadaan ini mampu menyebabkan

turunnya harga saham. Selain itu, penurunan profit suatu perusahaan

yang disebabkan inflasi juga menyebabkan pemegang saham

perusahaan tersebut memutuskan untuk menjual sahamnya. Penjualan

saham jika dilakukan secara besar tentu akan menurunkan harga

saham.

Page 86: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

71

b. Hubungan Stabilitas Politik dengan Harga Saham di Jakarta

Islamic Index

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stabilitas politik

nasional mempunyai pengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%

dengan nilai probabilitas 0.0000 dan berhubungan positif dengan nilai

koefisien 0.062412 yang berarti bahwa jika stabilitas politik naik

sebesar 1 (satu), maka harga saham di Jakarta Islamic Index akan naik

sebesar 0.062412.

Hasil tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

stabilitas politik nasional berpengaruh positif terhadap tingkat

investasi, yang dalam hal ini adalah investasi di pasar modal. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan penelitian terdahulu. Penelitian yang

dilakukan Anggaraini (2012) menunjukkan bahwa peristiwa politik

memberikan pengaruh signifikan terhadap harga saham. Trisnawati

(2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa peristiwa politik

mampu mempengaruhi harga saham. Menurut Trisnawati (2012),

peristiwa pemilu 2009 mengakibatkan adanya perbedaan rata-rata

return tidak normal antara sebelum dan sesudah pemilu 2009.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor pasar saham

sangat mempertimbangkan kondisi politik nasional dalam memutuskan

investasinya, semakin stabil kondisi politik maka akan semakin

meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di pasar saham,

sehingga dapat meningkatkan harga saham. Selain faktor

Page 87: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

72

makroekonomi, faktor politik juga merupakan faktor penting

pembentuk iklim investasi.

c. Hubungan Dow Jones Islamic Market World Index dengan Harga

Saham di Jakarta Islamic Index

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dow Jones Islamic

Market World Index mempunyai pengaruh secara signifikan pada taraf

nyata 5% dengan nilai probabilitas 0.0014 dan berhubungan positif

dengan nilai koefisien 1.268545 yang berarti bahwa jika Dow Jones

Islamic Market World Index naik sebesar 1 (satu), maka harga saham

di Jakarta Islamic Index akan naik sebesar 1.268545.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Kinine (2017) yang

menyatakan bahwa Dow Jones Islamic Market World Index

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Jakarta Islamic

Index. Hasil demikian juga diperkuat oleh penelitian Oktaviani (2017),

Beik dan Fatmawati (2014), dan Larasati (2017) yang menyimpulkan

bahwa Dow Jones Islamic Market World Index berpengaruh positif

terhadap Jakarta Islamic Index.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan

antar bursa saham Indonesia dengan bursa saham luar negeri. Sehingga

perubahan kondisi perekonomian berbasis syariah di seluruh dunia

yang tercermin di Dow Jones Islamic Market World Index, yang

merupakan benchmark bagi pasar saham syariah di seluruh dunia, akan

Page 88: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

73

memberikan pengaruh bagi perekonomian berbasis syariah di

Indonesia, yang tercermin dari Jakarta Islamic Index.

Pengaruh positif Dow Jones Islamic Market World Index

terhadap Jakarta Islamic Index mengindikasikan telah

terintegrasikannya pasar modal syariah Indonesia dengan pasar modal

syariah di dunia. Dengan adanya hal tersebut maka pergerakan pasar

modal di Indonesia akan dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal

dunia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 89: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

74

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Tingkat stabilitas politik berpengaruh signifikan terhadap harga saham

di Jakarta Islamic Index dengan taraf signifikansi 5 persen yang berarti bahwa

jika variabel stabilitas politik meningkat maka harga saham di Jakarta Islamic

Index juga meningkat. Nilai probabilitas variabel stabilitas politik sebesar

0.0000 dengan nilai koefisien korelasi 0.062412 yang berarti bahwa jika

stabilitas politik naik sebesar 1 (satu), maka harga saham di Jakarta Islamic

Index akan naik sebesar 0.062412.

Dow Jones Islamic Market World Index berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index dengan taraf

signifikansi 5 persen yang berarti bahwa jika variabel Dow Jones Islamic

Market World Index meningkat maka harga saham di Jakarta Islamic Index juga

meningkat. Nilai probabilitas Dow Jones Islamic Market World Index sebesar

0.0014 dengan nilai koefisien korelasi 1.268545 yang berarti bahwa jika Dow

Jones Islamic Market World Index naik sebesar 1 (satu), maka harga saham di

Jakarta Islamic Index akan naik sebesar 1.268545.

Inflasi memiliki hubungan negatif dengan harga saham di Jakarta

Islamic Index yang berarti bahwa jika variabel inflasi meningkat maka harga

saham di Jakarta Islamic Index akan menurun, namun tidak memiliki pengaruh

yang signifikan. Nilai probabilitas inflasi sebesar 0.6862 dengan nilai koefisien

korelasi sebesar -0.852074. Hasil ini menunjukkan bahwa jika tingkat inflasi

Page 90: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

75

naik sebesar 1 (satu), maka harga saham syariah di Jakarta Islamic Index akan

menurun sebesar -0.852074.

Stabilitas politik, Inflasi, dan Dow Jones Islamic Market World Index

secara simultan berpengaruh terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index

dengan taraf signifikansi 5 persen. Nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.0000

dengan nilai Adjusted R-square sebesar 0.950871. hal ini menunjukkan bahwa

95.0871% variabel bebas dalam penelitian ini dapat menjelaskan variabel

terikatnya, yaitu harga saham di Jakarta Islamic Index.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis memberikan

beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat. Investor di pasar modal syariah

sebaiknya memperhatikan pergerakan indeks saham syariah internasional. Hal

ini disebabkan pasar modal syariah di Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar

modal yang ada di dunia. Sehingga pergerakan atau gejolak yang terjadi di pasar

modal negara lain akan dapat mempengaruhi pasar modal di Indonesia.

Disamping itu, investor juga harus memperhatikan faktor non ekonomi yang

dalam hal ini adalah stabilitas politik. Sebab berdasarkan hasil penelitian ini,

stabilitas politik ternyata mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap

JII.

Pemerintah Indonesia sebagai pemangku kebijakan, diharapkan

mampu menciptakan dan menjaga kondisi makroekonomi dan keadaan politik

yang stabil. Hal ini bertujuan agar dapat terciptanya iklim investasi pasar modal

Page 91: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

76

yang bagus. Ketika gairah investor dalam berinvestasi di pasar modal

meningkat, maka besar kemungkinan akan banyak perusahaan (emiten) yang

mendapat suntikan dana lebih besar. Hal ini akan menciptakan pertumbuhan

ekonomi yang signifikan.

Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan hanyalah variabel

eksternal perusahaan, yaitu indeks saham syariah Dow Jones, inflasi, dan

stabilitas politik. Adapun metode analisis yang digunakan adalah regresi data

panel. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan faktor

eksternal perusahaan, melainkan juga menggunakan faktor internal perusahaan,

seperti rasio keuangan dan lain-lain, serta menggunakan metode analisis lain,

sehingga memberikan hasil penelitian yang lebih komprehensif.

Page 92: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

77

DAFTAR PUSTAKA

Anggaraini, Diany Ayudana. (2012). Analisis Pengaruh Kondisi Politik Dalam

Negeri Terhadap Abnormal Return Indeks LQ 45 (Studi Kasus Pergantian

Kepemimpinan di Indonesia Tahun 1999, 2001, 2004, dan 2009). Tesis

tidak dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Anwar, Chairul. (2004). Studi Peristiwa Reaksi Pasar Modal Terhadap Pemilihan

Umum Tanggal 5 April 2004 pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis. 2 (9): 98-107.

Ath Thobarry, Achmad. (2009). Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju

Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor

Properti. Tesis tidak dipublikasikan. Semarang: Program Pascasarjana

Universitas Diponegoro.

Beik, Irfan Syauqi dan Sri Wulan Fatmawati. (2014). Pengaruh Indeks Harga

Saham Syariah Internasional & Varibel Makroekonomi terhadap Jakarta

Islamic Index. Al Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of Islamic

Economics). 4 (2): 155-178.

Boediono. (2001). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.

Bursa Efek Indonesia. (2008). Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek

Indonesia. Jakarta: Bursa Efek Indonesia.

Carlo, Michael Aldo. (2014). Pengaruh Return on Equity, Dividend Payout Ratio,

dan Price to Earning Ratio pada Reaturn Saham. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana. 7 (1): 151-164.

Crouch, Harold. (1982). Perkembangan Ekonomi & Modernisasi. Jakarta: Yayasan

Pengkhidmatan.

Dow Jones Indexes. (2011). Guide to the Dow Jones Islamic Market Indexes.

Firdausi, Aurora Nur. (2016). Pengaruh Indeks Harga Saham Regional Asean dan

Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham Syariah Indonesia.

Jurnal Al-Muzara’ah. 4 (2): 76-96.

Grindle, Merilee S. (2007). Good Enough Governance Revisited. Development

Policy Review. 25 (5): 553-574.

Gujarati, Damodar N. (2004). Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi 3. Jilid 2.

Terjemahan oleh Julius A. Mulyadi. Jakarta: Erlangga.

Page 93: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

78

Hamid, Abdul. (2009). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Hanani, Anisa Ika. (2011). Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On

Equity (ROE), dan Debt TO Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham

Pada Perusahaan-Perusahaan dalam Jakarta Islamic Index (JII) Periode

Tahun 2005-2007. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro.

Haryogo, Ardi. (2013). Pengaruh Nilai Tukar dan Indeks Dow Jones Terhadap

Composite Index di Bursa Efek Indonesia. Finesta. 1 (1): 1-6.

Husen, M Rahmi. (2016). Konflik Elit Politik dalam Pemilihan Umum Gubernur

Provinsi Maluku Utara Tahun 2007. Jurnal Holistik No.18/ Juli-Desember.

Kinine, Ipak. (2017). Pengaruh Dow Jones Islamic Market (DJIM), Kurs, dan

Harga Emas Dunia Terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Periode Januari

2012-Desember 2016. Skripsi tidak dipublikasikan. Jakarta: Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Uin Syarif Hidayatullah.

Kismawadi, Farli Ridho. (2013). Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap

Jakarta Islamic Index. Tesis tidak dipublikasikan. Medan: Program Pasca

Sarjana Institut Islam Negeri Sumatera Utara.

Kristanti, Farida Titik dan Nur Taufiqoh. (2013). Pengujian Variabel Makro

Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index. Jurnal Keuangan dan Perbankan.

17 (1): 220-229.

Larasati, Metika. (2017). Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia (SBIS), Dow Jones

Islamic Market Index (DJIMI), Kurs Rupiah, dan Inflasi terhadap Jakarta

Islamic Index. Skripsi tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Manan, Abdul. (2009). Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar

Modal Syariah Indonesia. Jakarta: Prenada Media Group.

Mankiw, N.G. (2000). Teori Makroekonomi. Edisi ke-5. Terjemahan dari Principles

of Macroeconomics oleh Imam N. Jakarta: Erlangga.

Manurung, Mandala & Pratama Rahardja. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi. Edisi

ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mulyani, Neni. (2014). Analisis pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah

dan produk domestik bruto terhadap Jakarta Islamic index. Jurnal Bisnis

dan Manajemen Eksekutif. 1 (1): 1-13.

Page 94: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

79

Nachrowi, Nachrowi D. (2006). Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan

Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Nasaruddin, dkk. (2008). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana.

Nasution, Mustafa Edwin dan Nurul Huda. (2007). Investasi Pada Pasar Modal

Syariah. Cetakan ke I. Jakarta: Kencana.

Oktaviani. (2017). Indeks Harga Saham Islamic Internasional terhadap Jakarta

Islamic Index. Jurnal Ekonomika dan Manajemen. 6 (1): 1-15.

Plano, Jack C. et al. (1989). Kamus Analisa Politik. Terjemahan Edi S. Siregar.

Jakarta: Rajawali Press.

Pratama, Yoghi Citra. (2012). Pengaruh Indeks Regional terhadap Jakarta Islamic

Index. Jurnal Etikonomi. 2 (11): 126-141.

Pribadi, Andi Kharisma dan RR. Indah Mustikawati. (2017). Pengaruh Harga

Minyak Mentah Dnia, Dow Jones Industrial Average, dan Inflasi Terhadap

Harga Saham Perusahaan Pertambangan, Konsumsi, dan Transportasi

Periode 2011-2015. Jurnal Profita. Edisi 3: 1-12.

Putong, Iskandar. (2002). Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi Kedua. Jakarta:

Penerbit Ghalia Indonesia.

Rodoni, Ahmad. (2009). Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Rusbariand, Septian Prima dkk. (2012). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga

Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah Terhadap Jakarta

Islamic Index di Bursa Efek Indonesia. Forum Bisnis & Keuangan I: 724-

740.

Safitri, Abied Luthfi. (2013). Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio,

Return on Asset, Debt to Equity, dan Market Value Added terhadap Harga

Saham dalam Kelompok Jakarta Islamic Index. Management Analysis

Journal. 2 (3): 1-18.

Samsul, Mohammaad. (2008). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:

Erlangga.

Sanit, Arbi. (1982). Sistem Politik Indonesia; Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan

Pembangunan. Jakarta: Rajawali Press.

Page 95: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

80

Septiani, Pipit Dwi. (2014). Pertumbuhan Ekonomi dan Kestabilan Politik di

Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Setiawan, Aziz Budi dan Hafidz Ash-Shidiq. (2015). Analisis Pengaruh Suku

Bunga SBI, Uang Beredar, Inflasi, dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga

Saham Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2009-2014. Jurnal Ekonomi dan

Perbankan Syariah. 3 (2): 25-46.

Suciningtias, Siti Aisiyah dan Rizki Khoiroh. (2015). Analisis Dampak Variabel

Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Conference in

Business, Accounting, and Management. 2 (1): 398-412.

Sugiyono. (2004). Statistika Untuk Penelitian. Edisi Keenam. Bandung:

CV. Alfabeta.

Susilawati, Christine Dwi Karya. (2005). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmiah Akuntansi. 5

(2): 57-75.

Tarmidi, D. (2009). Aspek Politik dan Pemerintahan dalam Pemulihan Ekonomi

Indonesia. Buletin Ilmiah Litbang perdagangan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

Trisnawati, Fenny. (2011). Pengaruh Peristiwa Politik Terhadap Perubahan

Harga Saham. Pekbis Jurnal. 3 (3): 528-535.

Utoyo, Novita Ndari. (2016). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Harga Emas

Dunia, dan Kurs Rupiah pada Jakarta Islamic Index. Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi. 5 (8): 1-17.

www.bi.go.id

www.Britama.com

www.countrywatch.com

www.finance.yahoo.com

www.ojk.go.id

www.perpustakaan.bappenas.com

www.TheGlobalEconomy.com

www.us.spindices.com

Page 96: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

81

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian

NO PERUSAHAAN TAHUN INFLASI DJIM ISP HARGA

1 INTP 2007 6.59% 2414.48 13.04 7750

2 INTP 2008 11.06% 1475.93 15.38 4500

3 INTP 2009 2.78% 1974.80 20.85 13500

4 INTP 2010 6.96% 2227.70 20.85 13550

5 INTP 2011 3.79% 2069.15 22.27 16950

6 INTP 2012 4.30% 2298.30 27.96 21750

7 INTP 2013 8.38% 2740.45 28.91 22400

8 INTP 2014 8.36% 2863.52 30.00 25000

9 INTP 2015 8.35% 2800.01 24.76 19700

10 INTP 2016 3.02% 2873.00 27.39 15.025

11 KLBF 2007 6.59% 2414.48 13.04 240

12 KLBF 2008 11.06% 1475.93 15.38 93

13 KLBF 2009 2.78% 1974.80 20.85 308

14 KLBF 2010 6.96% 2227.70 20.85 565

15 KLBF 2011 3.79% 2069.15 22.27 705

16 KLBF 2012 4.30% 2298.30 27.96 1090

17 KLBF 2013 8.38% 2740.45 28.91 1405

18 KLBF 2014 8.36% 2863.52 30.00 1865

19 KLBF 2015 8.35% 2800.01 24.76 1335

20 KLBF 2016 3.02% 2873.00 27.39 1450

21 TLKM 2007 6.59% 2414.48 13.04 1850

22 TLKM 2008 11.06% 1475.93 15.38 1260

23 TLKM 2009 2.78% 1974.80 20.85 1870

24 TLKM 2010 6.96% 2227.70 20.85 1510

25 TLKM 2011 3.79% 2069.15 22.27 1370

26 TLKM 2012 4.30% 2298.30 27.96 1940

27 TLKM 2013 8.38% 2740.45 28.91 2275

28 TLKM 2014 8.36% 2863.52 30.00 2830

29 TLKM 2015 8.35% 2800.01 24.76 3870

30 TLKM 2016 3.02% 2873.00 27.39 3340

31 UNVR 2007 6.59% 2414.48 13.04 6900

32 UNVR 2008 11.06% 1475.93 15.38 7900

33 UNVR 2009 2.78% 1974.80 20.85 11300

34 UNVR 2010 6.96% 2227.70 20.85 15050

Page 97: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

82

35 UNVR 2011 3.79% 2069.15 22.27 19600

36 UNVR 2012 4.30% 2298.30 27.96 20050

37 UNVR 2013 8.38% 2740.45 28.91 28550

38 UNVR 2014 8.36% 2863.52 30.00 35825

39 UNVR 2015 8.35% 2800.01 24.76 36700

40 UNVR 2016 3.02% 2873.00 27.39 41200

NO PERUSAHAAN TAHUN INFLASI LN DJIM ISP LN HARGA

1 INTP 2007 6.59% 7.79 13.04 8.95

2 INTP 2008 11.06% 7.30 15.38 8.41

3 INTP 2009 2.78% 7.59 20.85 9.51

4 INTP 2010 6.96% 7.71 20.85 9.51

5 INTP 2011 3.79% 7.63 22.27 9.73

6 INTP 2012 4.30% 7.74 27.96 9.98

7 INTP 2013 8.38% 7.92 28.91 10.01

8 INTP 2014 8.36% 7.96 30.00 10.12

9 INTP 2015 8.35% 7.94 24.76 9.88

10 INTP 2016 3.02% 7.96 27.39 9.61

11 KLBF 2007 6.59% 7.79 13.04 5.48

12 KLBF 2008 11.06% 7.30 15.38 4.53

13 KLBF 2009 2.78% 7.59 20.85 5.73

14 KLBF 2010 6.96% 7.71 20.85 6.33

15 KLBF 2011 3.79% 7.63 22.27 6.55

16 KLBF 2012 4.30% 7.74 27.96 6.99

17 KLBF 2013 8.38% 7.92 28.91 7.24

18 KLBF 2014 8.36% 7.96 30.00 7.53

19 KLBF 2015 8.35% 7.94 24.76 7.19

20 KLBF 2016 3.02% 7.96 27.39 7.29

21 TLKM 2007 6.59% 7.79 13.04 7.52

22 TLKM 2008 11.06% 7.30 15.38 7.14

23 TLKM 2009 2.78% 7.59 20.85 7.53

24 TLKM 2010 6.96% 7.71 20.85 7.32

25 TLKM 2011 3.79% 7.63 22.27 7.22

26 TLKM 2012 4.30% 7.74 27.96 7.57

27 TLKM 2013 8.38% 7.92 28.91 7.73

28 TLKM 2014 8.36% 7.96 30.00 7.95

29 TLKM 2015 8.35% 7.94 24.76 8.11

30 TLKM 2016 3.02% 7.96 27.39 8.11

31 UNVR 2007 6.59% 7.79 13.04 8.84

Page 98: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

83

32 UNVR 2008 11.06% 7.30 15.38 8.97

33 UNVR 2009 2.78% 7.59 20.85 9.33

34 UNVR 2010 6.96% 7.71 20.85 9.62

35 UNVR 2011 3.79% 7.63 22.27 9.88

36 UNVR 2012 4.30% 7.74 27.96 9.91

37 UNVR 2013 8.38% 7.92 28.91 10.26

38 UNVR 2014 8.36% 7.96 30.00 10.49

39 UNVR 2015 8.35% 7.94 24.76 10.51

40 UNVR 2016 3.02% 7.96 27.39 10.62

Lampiran 2 Pemilihan Model Regresi Data Panel

1. Common Effect Model

Dependent Variable: HARGA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/06/18 Time: 02:42

Sample: 2007 2016

Periods included: 10

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI -0.852074 9.162988 -0.092991 0.9264

DJIM 1.268545 1.588848 0.798406 0.4299

ISP 0.062412 0.058405 1.068624 0.2924

C -2.846404 11.53402 -0.246783 0.8065 R-squared 0.128677 Mean dependent var 8.380000

Adjusted R-squared 0.056067 S.D. dependent var 1.544919

S.E. of regression 1.500985 Akaike info criterion 3.744760

Sum squared resid 81.10642 Schwarz criterion 3.913648

Log likelihood -70.89519 Hannan-Quinn criter. 3.805824

F-statistic 1.772158 Durbin-Watson stat 0.039215

Prob(F-statistic) 0.169902

2. Fixed Effect Model

Dependent Variable: HARGA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/06/18 Time: 02:43

Sample: 2007 2016

Periods included: 10

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

Page 99: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

84

INFLASI -0.852074 2.090424 -0.407608 0.6862

DJIM 1.268545 0.362476 3.499664 0.0014

ISP 0.062412 0.013324 4.684114 0.0000

C -2.846404 2.631346 -1.081729 0.2872 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.958429 Mean dependent var 8.380000

Adjusted R-squared 0.950871 S.D. dependent var 1.544919

S.E. of regression 0.342431 Akaike info criterion 0.852138

Sum squared resid 3.869557 Schwarz criterion 1.147691

Log likelihood -10.04275 Hannan-Quinn criter. 0.959001

F-statistic 126.8054 Durbin-Watson stat 0.821956

Prob(F-statistic) 0.000000

3. Random Effect Model

Dependent Variable: HARGA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/06/18 Time: 02:44

Sample: 2007 2016

Periods included: 10

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 40

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI -0.852074 2.090424 -0.407608 0.6860

DJIM 1.268545 0.362476 3.499664 0.0013

ISP 0.062412 0.013324 4.684114 0.0000

C -2.846404 2.750398 -1.034906 0.3076 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 1.600886 0.9562

Idiosyncratic random 0.342431 0.0438 Weighted Statistics R-squared 0.739410 Mean dependent var 0.565543

Adjusted R-squared 0.717694 S.D. dependent var 0.644486

S.E. of regression 0.342431 Sum squared resid 4.221335

F-statistic 34.04928 Durbin-Watson stat 0.753460

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.128677 Mean dependent var 8.380000

Sum squared resid 81.10642 Durbin-Watson stat 0.039215

Page 100: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

85

4. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIX

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 219.561441 (3,33) 0.0000

Cross-section Chi-square 121.704884 3 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: HARGA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/20/18 Time: 07:48

Sample: 2007 2016

Periods included: 10

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. INFLASI -0.852074 9.162988 -0.092991 0.9264

DJIM 1.268545 1.588848 0.798406 0.4299

ISP 0.062412 0.058405 1.068624 0.2924

C -2.846404 11.53402 -0.246783 0.8065 R-squared 0.128677 Mean dependent var 8.380000

Adjusted R-squared 0.056067 S.D. dependent var 1.544919

S.E. of regression 1.500985 Akaike info criterion 3.744760

Sum squared resid 81.10642 Schwarz criterion 3.913648

Log likelihood -70.89519 Hannan-Quinn criter. 3.805824

F-statistic 1.772158 Durbin-Watson stat 0.039215

Prob(F-statistic) 0.169902

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RANDOM

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.000000 3 1.0000 * Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.

Cross-section random effects test comparisons:

Page 101: ANALISIS PENGARUH STABILITAS POLITIK DAN FAKTOR …

86

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. INFLASI -0.852074 -0.852074 -0.000000 NA

DJIM 1.268545 1.268545 -0.000000 NA

ISP 0.062412 0.062412 -0.000000 NA

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: HARGA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/20/18 Time: 07:50

Sample: 2007 2016

Periods included: 10

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 40 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.846404 2.631346 -1.081729 0.2872

INFLASI -0.852074 2.090424 -0.407608 0.6862

DJIM 1.268545 0.362476 3.499664 0.0014

ISP 0.062412 0.013324 4.684114 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.958429 Mean dependent var 8.380000

Adjusted R-squared 0.950871 S.D. dependent var 1.544919

S.E. of regression 0.342431 Akaike info criterion 0.852138

Sum squared resid 3.869557 Schwarz criterion 1.147691

Log likelihood -10.04275 Hannan-Quinn criter. 0.959001

F-statistic 126.8054 Durbin-Watson stat 0.821956

Prob(F-statistic) 0.000000