analisis pengaruh produksi perikanan, kesejahteraan

147
ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN PEMBUDIDAYA, DAN ANGKA KONSUMSI IKAN TERHADAP PDRB SEKTOR PERIKANAN (Studi kasus : Perikanan Budidaya di Enam Provinsi Pulau Sulawesi Periode 2014-2018) Diajukan kepadaFakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ismi Restu Palilah NIM: 11160840000073 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

Upload: others

Post on 22-Apr-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

PEMBUDIDAYA, DAN ANGKA KONSUMSI IKAN TERHADAP PDRB SEKTOR

PERIKANAN

(Studi kasus : Perikanan Budidaya di Enam Provinsi Pulau Sulawesi Periode 2014-2018)

Diajukan kepadaFakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ismi Restu Palilah

NIM: 11160840000073

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS (FEB)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/ 2021 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

PEMBUDIDAYA, DAN ANGKA KONSUMSI IKAN TERHADAP PDRB

SEKTOR PERIKANAN

(Studi Kasus : Perikanan Budidaya di Enam Provinsi Pulau Sulawesi Periode

2014-2018)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Ismi Restu Palilah

NIM : 11160840000073

Di bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS

NIDN : 2001027301

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA

1442 H/ 2021 M

Page 3: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 10 Juni 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Ismi Restu Palilah

2. NIM : 11160840000073

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produksi Perikanan, Kesejahteraan

Pembudidaya, dan Angka Konsumsi Ikan terhadap PDRB

sektor perikanan (Studi Kasus : Perikanan Budidaya di

Enam Provinsi Pulau Sulawesi Periode 2014-2018)

Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juni 2020

1. Dr. Fitri Amalia, M.Si ........................................... )

NIP . 198207102009122002 Penguji I

2. Djaka Badranaya, M.Si ( ......................................... )

NIP. 197705302007011008 Penguji II

Page 4: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH

Page 5: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 23 Februari 2021 telah dilakukan sidang skripsi atas mahasiswa:

Nama : Ismi Restu Palilah

NIM : 11160840000073

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produksi Perikanan, Kesejahteraan

Pembudidaya, dan Angka Konsumsi Ikan terhadap PDRB

Sektor Perikanan (Studi Kasus: Perikanan Budidaya di Enam

Provinsi Pulau Sulawesi Periode 2014-2018)

Setelah mengamati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses sidang skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan “LULUS” dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Maret 2021

1. Dr.Fitri Amalia, M.Si (...................................)

NIP : 198207102009122002 Ketua

2. Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS (...................................)

NIDN : 2001027301 Pembimbing

3. Zaenal Muttaqin, MPP (...................................)

NIP : 197905032011011006 Penguji Ahli

Page 6: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi

1. Nama : Ismi Restu Palilah

2. Tempat/ Tanggal lahir : Jakarta, 6 Mei 1998

3. Alamat : Jl. Tawang Mangu I No.51, Cengkareng,

4. No. Handphone : 089630072065

5. Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN Kedaung Kaliangke 03 Jakarta Barat 2005-2011

2. SMPN 132 Jakarta 2011-2013

3. SMKN 19 Bendungan Hilir, Jakarta 2013-2016

4. S1 UIN Syarifhidayatullah Jakarta 2016- saat ini

C. Partisipasi Terkait

1. Praktik Kerja Lapangan (PKL) Koperasi Mina Kementerian Kelautan dan

Perikanan, Juni 2015

2. Seminar Nasional “Peningkatan Sumber Daya Kelautan Nasional Sebagai

Pilar Pembangunan Ekonomi”, November 2016

3. Seminar 50 Tahun ASEAN : Pengelolaan Laut Indonesia, Oktober 2017

Page 7: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of aquaculture production, the welfare of

fish cultivators, and the level of fish consumption in six provinces of Sulawesi Island

on the Gross Regional Domestic Product (GRDP). This study used time series and

cross section datas and used panel datas regression for data analysis, using the

Random Effect Model approach, with the independent variables analyzed including

the volume of aquaculture production, Fish Cultivator Exchange Rate, and Fish

Consumption Rate, and the dependent variable Gross Regional Domestic Product

(GRDP) of the fisheries sector in six provinces of Sulawesi Island from 2014-2018.

The results showed that the volume of aquaculture production had a positive

and significant effect on the GRDP of the fisheries sector, the Fish Cultivator

Exchange Rate had a positive and significant effect on the GRDP of the fisheries

sector, and the Fish Consumption Rate had a positive and significant effect on the

GRDP of the fisheries sector in six provinces of Sulawesi Island in 2014-2018.

Keywords: Fish Production, Aquaculture, Welfare, Fish Cultivator Exchange Rate,

Fish Consumption Rate

Page 8: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh produksi perikanan

budidaya, kesejahteraan pembudidaya ikan, dan tingkat konsumsi ikan di enam

provinsi Pulau Sulawesi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Penelitian ini menggunakan data time series dan cross section dan menggunakan

analisis data regresi data panel, dengan menggunakan pendekatan Random Effect

Model, dengan variabel independen yang dianalisis antara lain volume produksi

perikanan budidaya, Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi), dan Angka Konsumsi

Ikan (AKI), dan variabel dependen Produk Domestik Regiona Bruto (PDRB) sektor

perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi dari tahun 2014-2018.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume produksi perikanan budidaya

berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sektor perikanan, Nilai Tukar

Pembudidaya ikan (NTPi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sektor

perikanan, dan Angka konsumsi Ikan (AKI) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PDRB sektor perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi tahun 2014-2018.

Kata Kunci : Produksi Ikan, Perikanan Budidaya, Kesejahteraan, Nilai Tukar

Pembudidaya ikan (NTPi), Angka Konsumsi Ikan (AKI)

Page 9: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia,

rizki, danhidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Analisis Pengaruh Produksi Perikanan, Kesejahteraan

Pembudidaya, dan Angka Konsumsi Ikan Terhadap PDRB Sektor Perikanan

(Studi Kasus : Perikanan Budidaya di Enam Provinsi Pulau Sulawesi Periode

2014-2018)” dengan baik. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada nabi besar

Muhammah SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan ke zaman

yang terang benderang. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Unversitas Islam Negeri (UIN)

Syarifhidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan adanya dukungan, bimbingan,

semangat, dan doa dari orang-orang terbaik yang ada disekeliling penulis

selamaproses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu izinkan penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-bearnya kepada :

1. Allah SWT, yang selalu memberikan rahmat, nikmat, da ilahm serta

keridhoannya kepada penulis sehingga penulis senantiasa dimudahkan dan

diberikan kelancaran terhadap segala urusan penulis untuk menyelesaikan

Page 10: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

ix

skripsi ini.

2. Do’a di setiap ibadahnya dari Mamah Iklimah Fatala yang tak pernah

putus di sepanjang hidupnya. Serta bantuan Bapak dan Papah yang selalu

menguatkan, mendorong, dan memberikan setiap ilmu dan pelajaran yang

takkan pernah ada batasnya. Selain itu kasih sayang Adik-adik saya,

Bobby, Aura, Dimas, dan Ibrahim yang saya cintai, karena selalu

menyayangi dan mendukung Kaka-nya dalam menyelesaikan skrispi.

3. Ibu Prof. Dr. Hj, Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA. Selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Amili, SE. Ak., M.Si., CA., QIA.,BKP.,SRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarifhidayatullah Jakarta.

5. Bapak Muhammad Hartana Iswandi Putra M.Si selaku Ketua Jurusan

Ekonomi Pembangunan dan Bapak Deni Pandu Nugraha M.Sc selaku

Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarifhidayatullah Jakarta atas kesempatan yang telah diberikan

kepada peulis untuk belajar dan berkarya.

6. Ibu Najwa Khairina selaku Dosen Pembimbing Akademik Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarifhidayatullah Jakarta. Terimakasih atas bimbingan, ilmu, motivasi,

serta arahan yang berharga kepada saya dan seluruh mahasiswa/mahasiswi

yang telah dibimbing.

Page 11: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

x

7. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS selaku dosen pembimbing skripsi.

Terimakasih telah menjadi pembimbing, memberikan motivasi, ilmu, dan

nasihat, serta arahan yang sangat berharga dalam penelitian yang

dilakukan penulis, hingga skripsi ini selesai.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan secara khusus,

dan umumnya kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarifhidayatullah Jakarta,

yang telah memberikan, membagikan berupa wawasan, ilmu,

pembelajaran, dan nasihat yang berharga, bermanfaat, dan membangun

begi penulis.

9. Adinda, Ghina, Ica, Fatimah, Alma, Elita, Suci, Syahrul, dan Fakhri

selaku teman, sahabat, motivator dan berbagi ilmu yang membuat saya

dapat selalu semangat dan berkembang melampaui batas selama

perkuliahan. Semoga kalian akan tetap rendah hati dan sampai bertemu di

dunia yang lebih luas dan keras.

10. Dr. Zakir Naik selaku motivator yang dapat memberikan ilmu,

kepercayaan yang lebih, ketenangan, dan mengajarkan kebaikan sebagai

umat muslim, yang memuat penulis memiliki ketabahan, dan tidak mudah

putus asa disetiap langkah penulis.

11. Tempat fasilitas belajar seperti Perpustakaan pemerintah, Perpustakan

nasional, tempat kopi, dan kamar kos yang sangat membantu saya

menyelesaikan penelitian.

Page 12: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xi

12. Teman-teman baru yang selalu memberikan pengaruh yang positif dalam

kehidupan saya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kesalahan dan

ketidaksempurnaan. Kritik dan saran yang membangun penulis diharapkan untuk

menjadi perbaikan bagi peneliti selanjutnya. Semoga skripsi ini mampu memberikan

pengaruh yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dijadikan sebagai

bahan referensi terutama bagi peneliti selanjutnya yang memiliki kemiripan.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Jakarta, 15 Januari 2021

(Ismi Restu Palilah)

Page 13: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ILMIAH .......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... v

ABSTRACT ...................................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvi

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................ xvii

DAFTAR PERSAMAAN .............................................................................................. xviii

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 12

C. Batasan Masalah ............................................................................................ 13

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 13

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 14

1. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 14

2. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 16

A. Landasan Teori .............................................................................................. 16

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................................................ 16

Page 14: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xiii

2. Budidaya Perikanan.............................................................................................. 27

3. Produksi ............................................................................................................... 33

4. Kesejahteraan ...................................................................................................... 39

5. Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) ......................................................................... 43

6. Teori Konsumsi .................................................................................................... 47

B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 51

C. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 57

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 60

BAB III

METODE PENELITIAN................................................................................................. 62

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 62

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 63

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 63

D. Metode Analisis Data ..................................................................................... 64

1. Analisis Data Panel .............................................................................................. 66

2. Estimasi Model Regresi ........................................................................................ 67

3. Langkah Penentuan Model Data Panel .................................................................. 70

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 73

3. Uji Statistik .......................................................................................................... 75

E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 77

1. Variabel Dependen ............................................................................................... 78

2. Variabel Independen ............................................................................................ 78

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 82

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................. 82

B. Temuan Hasil Penelitian ................................................................................ 99

1. Estimasi Model Regresi ........................................................................................ 99

2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................................. 105

3. Uji Hipotesis ...................................................................................................... 107

C. Analisis Hasil Penelitian ................................................................................111

Page 15: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xiv

BAB V

PENUTUP .......................................................................................................................116

A. Kesimpulan ....................................................................................................116

B. Saran...................................................................................................................117

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................119

LAMPIRAN – LAMPIRAN ...........................................................................................124

Page 16: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 ................................................................................................................. 7

Tabel 2. 1 ............................................................................................................... 31

Tabel 3. 1 ............................................................................................................... 77

Tabel 4. 1 ............................................................................................................... 83 Tabel 4. 2 ............................................................................................................... 86 Tabel 4. 3 ............................................................................................................... 89

Page 17: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 ........................................................................................................... 30 Gambar 2. 2 ........................................................................................................... 31 Gambar 2. 3 ........................................................................................................... 35 Gambar 2. 4 ........................................................................................................... 42 Gambar 2. 5 ........................................................................................................... 58

Page 18: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 .......................................................................................................................... 4

Grafik 4. 1 ........................................................................................................................ 84 Grafik 4. 2 ........................................................................................................................ 87 Grafik 4. 3 ........................................................................................................................ 91 Grafik 4. 4 ........................................................................................................................ 92 Grafik 4. 5 ........................................................................................................................ 94

Page 19: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

xviii

DAFTAR PERSAMAAN

Persamaan 2. 1 ................................................................................................................. 38 Persamaan 2. 2 ................................................................................................................. 39 Persamaan 2. 3 ................................................................................................................. 45 Persamaan 2. 4 ................................................................................................................. 45 Persamaan 2. 5 ................................................................................................................. 45 Persamaan 2. 6 ................................................................................................................. 46 Persamaan 2. 7 ................................................................................................................. 46 Persamaan 2. 8 ................................................................................................................. 46

Persamaan 3. 1 ................................................................................................................. 64 Persamaan 3. 2 ................................................................................................................. 68 Persamaan 3. 3 ................................................................................................................. 69 Persamaan 3. 4 .................................................................................................................. 70 Persamaan 3. 5 ................................................................................................................. 72

Page 20: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia diketahui sebagai negara kepulauan terbesar ke-6 di dunia,

sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, dengan luas

wilayah perairan sebesar 6,32 juta km2, dan wilayah daratan di Indonesia

sebesar 1,91 juta km2 (KKP, 2019). Perairan di Indonesia yaitu terdiri dari

lautan dan perairan umum (air tawar), dan mempunyai sekitar 12,54 juta ton per

tahun potensi sumber daya ikan baik di perairan Indonesia dan perairan Zona

Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang berpotensi pada sumber daya

perikanan. Potensi dari sumber daya perikanan yang dimiliki oleh perairan

tersebut, baik untuk kegiatan penangkapan (capture) maupun budidaya

(Aquaculture) (Saka, 2018).

Besarnya wilayah perairan Indonesia dan sumber daya ikan yang ada

didalamnya secara potensi merupakan yang terbesar di dunia, baik perikanan

tangkap dan perikanan budidaya, potensi produksi lestari diperkirakan sebesar

67 juta ton/tahun, dari angka ini potensi produksi lestari (Maximum Sustainable

Yield =MYS) perikanan tangkap laut sebesar 9,4 juta ton/tahun dan perikanan

tangkap darat (danau, sungai, waduk, dan rawa) sekitar 0,9 juta ton/tahun dan

Page 21: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

2

sisanya merupakan potensi perikanan budidaya sebesar 56,8 juta ton/tahun, baik

budidaya laut, budidaya perairan payau, dan budidaya perairan tawar.

Indonesia yang mempunyai sumber daya alam yang sangat mendukung

untuk pengembangan pakan ikan mandiri (aquaqulture) guna mengurangi

ketergantungan akan pakan pabrikan yang sangat tergantung pada bahan baku

impor, juga berguna untuk melestarikan sumber daya ikan yang bersifat fugitive

(dapat hilang) seiring dengan semakin banyaknya permintaan akan ikan dari

dalam maupun luar negeri. Selain menjaga sumber daya ikan yang ada,

produksi perikanan dengan budidaya (aquaculture) juga berpotensi dalam

sektor perikanan dengan jumlah produksi yang jauh lebih besar dapat

memberikan manfaat yang maksimal secara berkelanjutan baik bagi negara dan

diharapkan juga bagi masyarakat Indonesia jika pengelolaannya dengan baik

dan bertanggung jawab sesuai peraturan pemerintah. Pengelolaan sumber daya

alam di Indonesia, khususnya pada sektor perikanan telah diamanatkan dalam

Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 45 tahun 2009 pasal 6

ayat 1 yang menegaskan bahwa pengelolaan perikanan ditujukan untuk

tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya

kelestarian sumber daya ikan.

Hingga kini aktivitas perikanan nasional belum cukup memperlihatkan

kinerja yang optimal, berkelanjutan, dan menjamin kelestarian sumber daya

ikan seperti yang diamanatkan dalam UU RI No.45/2009 tersebut, karena

keterbatasannya teknologi, modal, sumber daya manusia yang belum dapat

Page 22: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

3

memaksimalkan potensi tersebut, belum maksimalnya pengalokasian dana

khusus sektor perikanan dan kebijakan harga ikan oleh pemerintah yang masih

belum diterapkan dengan baik di tempat pelelangan ikan, dan masih banyak

permasalahan lain yang belum terselesaikan yang telah disusun dalam roadmap

pembangunan sektor perikanan oleh Kadin Kelautan dan Perikanan untuk tahun

2015-2019.

Dalam ekonomi kelautan bukan hanya tentang produksi perikanan tangkap

atau budidaya saja, akan tetapi ada 11 sektor ekonomi kelautan yang 5

diantaranya diawasi langsung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

yaitu antara lain perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan

hasilikan, industri bioteknologi kelautan dan sumber daya wilayah pulau-pulau

kecil. Baik perairan laut dan darat, keduanya memiliki potensi kekayaan sumber

daya ikan yang melimpah, khususnya bagi produksi perikanan budidaya yang

dapat menghasilkan produksi yang jauh lebih besar.

Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan suatu upaya peningkatan

kapasitas produksi untuk mencapai penambahan output baik barang maupun

jasa. Setiap negara selalu mengharapkan adanya pertumbuhan ekonomi

dinegaranya karena pertumbuhan ekonomi akan dapat memajukan kualitas

hidup masyarakat, mensejahterakan masyarakat dan menaikan tingkat konsumsi

barang dan jasa. Menurut Prof. Simon Kuznet pertumbuhan ekonomi

merupakan kenaikan jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk

menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

Page 23: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

4

kapasitas output dimungkinkan oleh adanya kemajuan ataupun pengesuaian

teknologi, institusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang ada dan

diperkirakan dimasa depan.

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi pada periode waktu tertentu

secara agregat atau menyeluruh. Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor

perikanan adalah jumlah nilai tambah pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sektor perikanan. Pertumbuhan perekonomian sektor perikanan merupakan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) sektor perikanan dari satu periode

ke periode berikutnya. PDB Perikanan tersebut hanya didasarkan pada sektor

primer yang mencakup perikanan tangkap dan budidaya.

Grafik 1. 1

PDB ADHK Sektor Perikanan Tahun 2014-2018

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2019

189.09204.02

214.46226.85

238.64

0

50

100

150

200

250

300

2014 2015 2016 2017 2018

PDRB ADHK

Page 24: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

5

Dalam grafik 1.1 diatas dapat dilihat bahwa Nilai PDB Atas Dasar Harga

Konstan (ADHK) terus mengalami kenaikan yang menunjukkan kontribusi

PDB Sektor Perikanan dengan persentase rata-rata sebesar 2,32% (2014)

menjadi rata-rata sebesar 2,60% (2018) yang memiliki kenaikan dari periode

ditahun 2014 sampai dengan 2018 sebesar 0,28% dengan nilai kenaikan rata-

rata sebesar 5,99/tahun dari Rp189,08 triliun pada tahun 2014 menjadi

Rp238,64 triliun pada tahun 2018 (BPS, 2019). Pertumbuhan nilai PDB sektor

perikanan pada grafik tersebut menunjukkan bahwa sektor perikanan

merupakan sektor yang memiliki potensi besar dalam perekonomian di

Indonesia yang diharapkan akan memiliki pertumbuhan yang positif dan

meningkat.

Salah satu upaya suatu negara untuk memajukan perekonomian negaranya

adalah dengan melihat potensi dan sektor apa yang harus dimaksimalkan

dinegara tersebut, salah satunya adalah dengan melihat potensi dari sumber

daya alam yang ada disetiap wilayah di negaranya baik secara regional maupun

secara agregat. Indonesia sebagai negara dengan beribu pulau didalamnya patut

dikatakan sebagai negara maritim yang harusnya dapat memaksimalkan sumber

daya yang ada seperti sumber daya yang ada diperairan laut, khususnya sumber

daya pakan ikan .

Untuk memaksimalkan potensi tersebut, pemerintah regional bekerja sama

dengan pemerintah pusat untuk mengoptimalkan produksi perikanan dengan

Page 25: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

6

potensi sumber daya yang ada. Potensi perekonomian yang terdapat pada

wilayah-wilayah tertentu dan memiliki kelayakan untuk dibangun dan dapat

selalu bertumbuh sehingga berguna bagi masyarakyat di daerah tersebut sebagai

sumber pendapatan juga bisa menjadi pendorong ekonomi di daerah tersebut

secara universal, dan daerah tersebut dapat berkembang dengan sendirinya serta

berkelanjutan (Suparmoko, 2002). Pembangunan regional dilaksanakan untuk

mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai pertumbuhan (growth),

pemerataan (equility), serta keberlanjutan (sustainability). Maka dari itu perlu

adanya keseimbangan antara pembangunan daerah dan pembangunan sektoral,

sehingga pembanguan sektoral yang berlangsung di daerah-daerah dilakukan

dengan melihat potensi dan prioritas daerah.

Salah satu wilayah Indonesia dengan produksi perikanan terbesar yaitu

Pulau Sulawesi Sektor perikanan di Pulau Sulawesi baik untuk perikanan

tangkap dan perikanan budidaya yang memiliki potensi tinggi pada wilayah

tersebut yang diharapkan akan berpengaruh untuk menaikkan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia khususnya di Pulau Sulawesi sendiri.

Produksi perikanan merupakan produksi sumber daya yang unik karena

sifat sumber dayanya yang fugitive (dapat hilang) dan kompleksitas

pengelolaannya menuntut kajian tersendiri. Berikut merupakan perbandingan

banyaknya produksi perikanan di Indonesia berdasarkan Pulau besar pada tahun

2014 dengan 2018 (Fauzi dalam Akhmad, 2018).

Page 26: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

7

Tabel 1. 1

Volume Produksi Perikanan di Indonesia tahun 2014 dan 2018 (Ton)

PULAU

PERIKANAN

TANGKAP

PERIKANAN

BUDIDAYA

2014 2018 2014 2018

SUMATERA 1,808,479 1,955,139 1,396,839 1,585,139

JAWA 1,173,264 1,404,032 2,732,301 3,128,703

BALI-

NUSANTENGGARA 460,301 475,835 2,959,973 3,033,452

KALIMANTAN 696,133 819,362 677,640 1,088,137

SULAWESI 1,169,454 1,336,727 5,913,751 6,101,243

MALUKU – PAPUA 1,176,715 1,328,309 678,625 853,619

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, diolah.

Tabel 1.1 menunjukkan banyaknya produksi ikan di Indonesia cenderung

meningkat selama kurun waktu 4 tahun tersebut, tabel tersebut juga

menunjukkan bahwa Pulau Sulawesi memiliki potensi maritim yang sangat

besar, khususya pada perikanan budidaya. Jika dibandingkan dengan produksi

di wilayah lainnya, produksi perikanan budidaya di Sulawesi yaitu sebesar

5,913,751 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi 6,101,243 ton pada 2018.

Potensi produksi perikanan budidaya tersebut baik diharapkan dapat menaikan

kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian

diwilayah tersebut. masing-masing wilayah di Indonesia memiliki potensi

sumber daya perikanan yang berbeda, namun pemerintah daerah terus

mengoptimalkan produksi perikanan dan tetap menjaga sumber daya alam

tersebut.

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan

Page 27: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

8

kapasitas produksi untuk mencapai penambahan output. Maka dapat dikatakan

jumlah produksi suatu barang atau jasa yang meningkat akan menaikan tingkat

pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Untuk itu setiap wilayah yang memiliki

potensi suatu komoditas haruslah memaksimalkan dan menjaga potensi yang

ada, seperti halnya produksi sektor perikanan di Pulau Sulawesi tersebut. Untuk

memaksimalkan sektor kelautan dan perikanan, hal tersebut membutuhkan

dukungan berupa: (1) Kapasitas produksi yang besar, dengan dukungan

pemerintah yang terus meningkat ; (2) Outputnya yang berupa ikan dan industri

pengolahan perikanan dapat di eskpor, dan inputnya dari dalam negeri ; (3)

Potensi industri dari hulu ke hilir dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah

besar ; serta (4) Produk yang dapat diperbaharui sehingga mendukung

pembangunan berkelanjutan. (KKP, 2016:14). Karena itu untuk

memaksimalkan sektor perikanan di Indonesia, perikanan budidaya merupakan

potensi yang dapat terus di maksimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi.

Kecenderungan baru dalam paradigma ekonomi di Indonesia merupakan

pemberdayaan masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir yang dikenal memiliki

karakteristik yang cukup unik dan memiliki keragaman potensi sumber daya

laut, menjadikan masyarakat pesisir memiliki kecenderungan untuk lebih

memaksimalkan potensi yang ada dalam wilayah tinggalnya. Namun

pemaksimalan produksi dalam sektor perikanan wilayah laut dan pesisir di

Indonesia oleh pemerintah cukup terabaikan dan dilupakan dalam pembangunan

Page 28: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

9

di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat masih belum terealisasinya kebijakan

yang telah ditentukan oleh Kadin sektor perikanan, serta hasil kajian

Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014) yang menunjukkan jumlah warga

miskin di Indonesia terbesar didominasi oleh para penduduk pesisir, dengan

jumlahnya yang mencapai 7,9 juta jiwa atau 25% dari total penduduk miskin di

Indonesia. Hal tersebut patut dipertanyakan karena kesejahteraan nelayan atau

masyarakat pesisir adalah hal yang cukup penting untuk melihat apakah

pertumbuhan sektor perikanan diiringi oleh adanya kesejahteraan pada

masyarakat nelayan dan pesisir yang memiliki peran penting dalam

produktivitas sektor perikanan tersebut.

Selama ini upaya untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan masih

menggukanan indikator perubahan pendapatan nelayan, indikator tersebut

menurut Basuki, dkk (2001) kurang tepat karena belum menggambarkan secara

tepat perbaikan kesejahteraan nelayan karena belum membandingkan dengan

pengeluaran nelayan, baik untuk konsumsi rumah tangganya, ataupun besar dari

modal yang dikeluarkan dalam produksi perikanan yang dilakukan. Hal tersebut

juga dikemukakan oleh Hutabarat (1996) yang menyatakan nilai tukar petani

(nelayan) atau penurunan tingkat hasil perikanan relatif terhadap harga barag

dan jasa laindapat mengakibatkan peurunan pendapatan riil petani (nelayan),

oleh karena itu indikator Nilai Tukar Nelayan (NTN) atau Nilai Tukar

Pembudidaya (NTPi) pada perhitungan pembudidaya ikan lebih sesuai untuk

mempertimbangkan pendapatan dan pengeluaran bagi nelayan pembudidaya

Page 29: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

10

ikan. NTPi bagi nelayan pembudidaya dapat menjadi alat ukur kemampuan nilai

tukar barang yang dihasilkan terhadap barang/jasa yang diperlukan untuk

kebutuhan konsumsi rumah tangga ataupun kebutuhan produksi (Sembiring,

2017). Namun konsep dengan nilai tukar ini hingga kini masih amat terbatas,

dengan Pedoman Umum dan Teknis Nilai Tukar Nelayan yang disusun pada

tahun 2001 yang diterbitkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan.

Jika nilai penerimaan atau pendapatan lebih kecil dari pada pengeluaran

maka nelayan belum bisa dikatakan sejahtera, begitu pula sebaliknya. Dengan

usaha terus menerus untuk mengembangkan keterampilan dan usaha nelayan,

baik dari usaha penangkapan, budi daya maupun pengolaan, kita dapat terus

berharap kesejahteraan nelayan terus meningkat pada tahun yang akan datang.

Kesejahteraan yang diukur dengan permasalahan ekonomi yaitu dapat melalui

pertumbuhan ekonomi yang merupakan indikator dari dampak kebijaksanaan

pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai macam

sektor ekonomi di suatu negara, yang secara tidak langsung akan

menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.

Di Indonesia konsumsi akan ikan masih dianggap rendah dan tidak merata

antar wilayah, sehingga pemerintah terus melakukan berbagai program

peningkatan konsumsi ikan. Kebijakan yang mendukung persoalan tersebut

dilakukan untuk mengoptimalkan peran sektor perikanan dalam perekonomian.

Page 30: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

11

Meskipun berbagai program peningkatan konsumsi ikan telah dilakukan namun

konsumsi ikan Indonesia dianggap masih rendah.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengkategorikan daerah

yang memiliki angka konsumsi rendah adalah dengan nilai konsumsi kurang

dari 20 kg/kapita/tahun, sedangkan nilai konsumsi ikan sedang pada angka 20–

31.4 kg/kapita/tahun, dan konsumsi ikan yang tinggi di atas 31.4

kg/kapita/tahun. Untuk itu diperlukannya peningkatan angka konsumsi ikan di

Indonesia.

Angka Konsumsi Ikan (AKI) yang tinggi juga dapat menunjukkan bahwa

produksi perikanan diserap dan industri perikanan bergerak di pasar masyarakat

wilayah Pulau Sulawesi. Meningkatnya produksi ikan nasional telah

mendorong meningkatnya ketersediaan ikan untuk konsumsi nasional, dan

secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di

Indonesia.

Dalam mengembangkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) di suatu

wilayah regional di Indonesia, pemerintah daerah harus memperhatikan

kontribusi suatu sektor terhadap PDRB maupun PDRB per kapita dengan

optimalisasi penggunaan SDA yang dimiliki. Penggunaan SDA harus

diprioritaskan pada sektor yang belum dimanfaatkan secara maksimal, agar

keputusan yang diambil dapat mememenuhi sasaran yang optimal dengan

menggunakan sumber daya yang ada. Dalam hal tersebut data statistik memiliki

Page 31: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

12

peranan yang penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan evaluasi

hasil yang telah dicapai guna menentukan kebijakan dimasa depan, dengan

begitu kita dapat melihat bagaimana pertumbuhan sektor perikanan, khususnya

perikanan budidaya yang ada di masing-masing wilayah provinsi di Pulau

Sulawesi.

Berdasarkan pemaparan diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul ”Analisis Pengaruh Produksi Perikanan, Kesejahteraan

Pembudidaya, dan Angka Konsumsi Ikan Terhadap PDRB Sektor

Perikanan (Studi Kasus : Perikanan Budidaya Enam Provinsi di Pulau

Sulawesi Periode 2014-2018”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, penulis kemudian

dapat mengidentifikasi masalah yang kemudian dijadikan sebagai analisis dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1) Potensi Produksi Perikanan Budidaya yang sangat besar terdapat di

Pulau Sulawesi

2) Tingkat Kesejahteraan Pembudidaya Ikan di Pulau Sulawesi yang

relatif rendah berdasarkan Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi)

3) Angka Konsumsi Ikan yang besar menunjukkan adanya penyerapan

output yang baik di Pulau Sulawesi

Page 32: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

13

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi permasalahan yang diteliti,

antara lain :

1) Variabel produksi perikanan budidaya, Nilai Tukar Pembudidaya

Ikan (NTPi), dan Angka Konsumsi Ikan (AKI) adalah sebagai

variabel bebas (X). Ketiga variabel bebas tersebut yang akan

dianalisis sebagai variabel yang mempengaruhi PDRB Sektor

Perikanan (Y).

2) Penelitian ini mengkaji mengenai pertumbuhan perekonomian dalam

sektor perikanan pada Enam Provinsi di Pulau Sulawesi

3) Penelitian dilakukan selama periode tahun 2014-2018.

D. Rumusan Masalah

Ada beberapa variabel yang ingin diteliti oleh penulis yang diperkirakan

memiliki keterkaitan dengan PDRB sub sektor perikanan, variabel-variabel

yang diambil tersebut antara lain adalah produksi perikanan budidaya, Nilai

Tukar Pembudidaya ikan (NTPi), dan Angka Konsumsi Ikan (AKI).

Berdasarkan latar belakang dan faktor penentu tersebut, maka dapat di

identifikasikan rumusan masalah sebagai berikut :

1) Bagaimana Pengaruh Produksi Perikanan Budidaya terhadap PDRB sub

sektor Perikanan di Enam Provinsi Pulau Sulawesi?

Page 33: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

14

2) Bagaimana Pengaruh Kesejahteraan Pembudidaya ikan terhadap PDRB sub

sektor Perikanan di Enam Provinsi Pulau Sulawesi?

3) Bagaimana Angka Konsumsi Ikan (AKI) terhadap PDRB sub sektor

Perikanan di Enam Provinsi Pulau Sulawesi?

4) Bagaimana Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap PDRB

sub sektor perikanan di Enam Provinsi Pulau Sulawesi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat diatas, maka adapun tujuan

penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk mengetahui pengaruh Produksi Perikanan Budidaya terhadap

PDRB Sub Sektor Perikanan

b. Untuk mengetahui pengaruh Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) terhadap

PDRB Sub Sektor Perikanan

c. Untuk mengetahui pengaruh Angka Konsumsi Ikan (AKI) terhadap

PDRB Sub Sektor Perikanan

d. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan

terhadap PDRB sub sektor perikanan

Page 34: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

15

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat diatas, penelitian ini

diharapkan bermanfaat sebagai :

a. Memberikan informasi dan memberikan kontribusi terhadap

pengembangan ilmu, khususnya kajian dan penelitian mengenai

hubungan dari kegiatan produksi perikanan terhadap pertumbuhan

ekonomi.

b. Sebagai bahan informasi untuk pengembangan penelitian selanjutnya,

selanjutnya untuk mencari dan mengetahui alternatif untuk peningkatan

produksi sektor perikanan dan pengembangan ilmu ekonomi yang

bersifat sumber daya alam.

c. Sebagai salah satu sarana penyampaikan saran maupun kritik bagi

pemerintah dalam mebuat kebijakan dan regulasi yang baik, agar dapat

menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat, khususnya

masyarakat maritim.

Page 35: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

a. Pengertian PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah

yang dihasilkan untuk setiap wilayah usaha dan jasa dalam suatu wilayah,

dengan menerapkan jumlah seluruh nilai barang atau jasa yang dihasilkan

seluruh unit ekonomi diakhir periode. PDRB sendiri dapat diartikan sebagai

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau merupakan

jumlah seluruh nilai barang dan jasa oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah

(BPS, 2016).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu dari

indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam

suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan (Bank Indonesia, 2014). Sedangkan menurut Prof. Rahardjo Adisasmita

(2014), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran prestasi

(keberhasilan) ekonomi dari seluruh kegiatan ekonomi.

Sadono Sukino berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan

Page 36: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

17

adanya perkembangan fiskal produksi barang dan jasa disuatu negara, seperti

pertambahan jumlah produksi barang dan jasa seperti barang industri,

infrastruktur, jumlah sekolah, produksi sektor jasa, dan barang modal. (Sukirno,

2011).

Menurut Mankiw (2003) dalam analisis makro pengukuran dalam

perekonomian suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB

mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian selama

periode tertentu. Dalam perekonomian dua sektor aliran pengeluaran

perekonomian terdiri dari dua komponen pengeluaran agregat konsumsi dan

investasi.

Menurut teori perekonomian dua sektor, adanya pertumbuhan ekonomi

juga diukur dengan besarnya pendapatan nasional. Menurut teori ini

pertumbuhan terjadi karena adanya dua komponen pengeluaran agregat, antara

lain konsumsi rumah tangga dan investasi. Dengan rumus Y= C+I, Y adalah

pendapatan nasional, C sebagai konsumsi rumah tangga, dan I sebagai

investasi.

b. Manfaat PDRB

1) PDRB atas dasar harga konstan (PDRB riil) memiliki manfaat untuk

menunjukkan kinerja perekonomian secara sektoral maupu secara

keseluruhan di suatu wilayah tertentu dalam satu kurun waktu

tertentu. Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan

Page 37: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

18

menggambarkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) disuatu wilayah.

2) PDRB atas dasar harga berlaku (PDRB nominal) bermanfaat untuk

menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan di

suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Persentase distribusi PDRB

atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur

perekonomian yang menggambarkan peranan masing-masing sektor

ekonomi tertentu dalam suatu wilayah. Sektor-sektor ekonomi yang

berperan besar menunjukkan basis kegiatan ekonomi yang

mendominasi perekonomian wilayah tersebut.

3) PDRB atas dasar harga berlaku bila dibagi dengan jumlah penduduk

pada pertengahan tahun, maka akan didapatkan PDRB perkapita atas

dasar harga berlaku yang digunakan sebagai pendekatan (proxy) untuk

menunjukkan rata- rata pendapatan per satu orang penduduk secara

nominal.

4) PDRB atas dasar harga konstan bila dibagi dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun, maka akan didapatkan PDRB perkapita atas dasar

harga konstan yang berguna untuk mengetahui rata-rata pendapatan

per satu orang penduduk secara riil (tanpa memperhitungkan faktor

fluktuasi harga).

Page 38: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

19

c. Konsep dan Definisi

PDRB menurut badan pusat statistik (BPS) memiliki tiga cara perhitungan

yang diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi,

pendekatan pendapatan, dan pendekatan pegeluaran (BPS,2010)

1) Pendekatan Produksi (Production Approach)

Menurut pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai tambah

atas barang dan jasa yang dihasilkan berbagai unit sektor produksi

dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun) di wilayah suatu

daerah. Unit- unit produksi dalam pendekatan produksi ini

dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha (sektor), (Katalog BPS,

2010) yaitu:

(a) Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

(b) Pertambangan dan penggalian

(c) Industri pengolahan

(d) Listrik, gas dan air bersih

(e) Bangunan dan konstruksi

(f) Perdagangan, hotel dan restoran

(g) Pengangkutan dan komunikasi

(h) Jasa keuangan, real estate dan jasa perusahaan, dan

(i) Jasa-jasa lainnya (termasuk jasa pemerintah).

2) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Menurut pendekatan pengeluaran, PDRB merupakan penjumlahan

Page 39: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

20

semua komponen permintaan akhir (Ibid) yang terdiri dari :

(a) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba

(b) Konsumsi pemerintah

(c) Pembentukan modal tetap domestik bruto

(d) Perubahan inventori, dan

(e) Ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).

3) Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Menurut pendekatan pedapatan, PDRB merupakan penerimaan

jumlah balas jasa oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam

proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu

(biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud dapat berupa upah

dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; balas jasa

tersebut didapat sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak

langsung lainnya. Dalam pendekatan pendapatan ini, mencakup juga

penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung

dikurangi subsidi).

(a) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun berjalan, baik

pada saat menilai produksi, biaya antara, maupun komponen nilai

tambah.

(b) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

PDRB yang dinilai berdasarkan harga pada tahun tertentu sebagai

Page 40: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

21

tahun dasar, baik pada saat menilai produksi, biaya antara,

maupun komponen tambah lain

(c) PDRB per Kapita

PDRB dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

(d) Pendapatan Regional

PDRB ditambah dengan balas jasa faktor produksi milik

penduduk wilayah tersebut (yang berasal dari luar) dikurangi

dengan balas jasa produksi yang mengalir keluar.

(e) Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita merupakan hasil bagi antara pendapatan

regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Namun sampai saat ini, perhitungan PDRB melalui pendekatan

pendapatan masih sulit dilakukan karena belum tersedianya data arus

pendapatan yang mengalir antar provinsi (baik masuk maupun keluar). Oleh

karena keterbatasan tersebut, maka publikasi ini masih menggunakan

pendekatan PDRB per kapita.

d. Metode Perhitungan PDRB

1) Metode Perhitugan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilakukan dengan dua

metode, yaitu :

(a) Metode Langsung

Page 41: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

22

Metode langsung dapat dilakukan dengan pendekatan produksi,

pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Ketiga

pendekatan tersebut akan memberikan hasil yang sama.

(b) Metode Tidak Langsung

Dalam metode tidak langsung, nilai tambah disuatu wilayah diperoleh

dengan mengalokasikan nilai tambah suatu kegiatan ekonomi

nasional ke dalam masing-masing kegiatan ekonomi pada tingkat

regional menggunakan indikator yang memiliki pengaruh paling kuat

terhadap kegiatan ekonomi tersebut.

2) Metode Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (2000)

Ada empat cara yang digunakan untuk menghitung nilai tambah bruto

(NTB) atas dasar harga konstan 2000, yaitu :

(a) Revaluasi

Metode ini dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara

masing-masing tahun dengan harga pada tahun dasar 2000. Hasilnya

merupakan outuput dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000.

Selanjutnya NTB atas dasar harga konstan diperoleh selisih antara

output dan biaya antara. Biaya antara atas dasar harga konstan

biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga

konstan masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara

terhadap output pada tahun dasar.

Page 42: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

23

(b) Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan 2000

diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar

2000 dengan indeks produksi. Indeks produksi yang digunakan

sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing

produksi yang dihasilkan maupun indeks dari berbagai indikator

produksi, mislanya tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan lainnya yang

dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung. Ekstrapolasi

juga dapat dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga

konsta. Kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah

terhadap output akan diperolej perikaraan nilai tambahatas dasar

harga konstan.

(c) Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara

membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku pada masing-masing

tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai

deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks

Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan sebagainya. Indeks-indeks

harga tersebut dapat juga digunakan sebagai inflator dengan

mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks

harga tersebut.

Page 43: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

24

(d) Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda, komponen yang dideflasi adalah output dan

biaya antaranya. Sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara

output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang

digunakan sebagai inflator untuk perhitungan output atas dasar harga

konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga

perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditasnya. Pada

perhitungan PDRB atas dasar harga konstan, metode deflasi berganda

ini belum banyak digunakan. Perhitungan komponen penggunaan

PDRB atas dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan

cara-cara di atas. Namun mengingat keterbatasan data yang tersedia,

maka digunakan metode deflasi maupun ekstrapolasi.

e. Cakupan Data

Cakupan: PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor

ekonomi sesuai dengan International Standard Industrial Classification of

All Economic Activities (ISIC) sebagai berikut:

1) Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

(a) Subsektor Tanaman bahan makanan

(b) Subsektor Tanaman perkebunan

Page 44: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

25

(c) Subsektor Peternakan

(d) Subsektor Kehutanan

(e) Subsektor Perikanan

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian

(a) Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

(b) Subsektor Pertambangan Bukan Migas

(c) Subsektor Penggalian

3) Sektor Industri Pengolahan

(a) Subsektor Industri Migas (Pengilangan Minyak Bumi dan Gas Alam

Cair (LNG))

(b) Subsektor Industri Bukan Migas.

4) Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

(a) Subsektor Listrik

(b) Subsektor Gas

(c) Subsektor Air Bersih

5) Sektor Konstruksi

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

(a) Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran

(b) Subsektor Hotel

Page 45: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

26

(c) Subsektor Restoran

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

(a) Subsektor Pengangkutan (Angkutan Rel - Angkutan Jalan Raya -

Angkutan Laut - Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan -

Angkutan Udara - Jasa Penunjang Angkutan)

(b) Subsektor Komunikasi

8) Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

(a) Subsektor Bank

(b) Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank

(c) Subsektor Jasa Penunjang Keuangan

(d) Subsektor Real Estate

(e) Subsektor Jasa Perusahaan

(f) Jasa-Jasa

(g) Subsektor Pemerintahan Umum

(h) Subsektor Swasta - Jasa Sosial Kemasyarakatan – Jasa Hiburan dan

Rekreasi - Jasa Perorangan dan Rumah Tangga.

Sementara itu, PDRB berdasarkan penggunaan dikelompokkan dalam 6

komponen yaitu :

1) Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran

untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto

barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun.

Page 46: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

27

2) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk

belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang pemerintah daerah,

tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang

dihasilkan.

3) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan dan

pembelian barang-barang modal baru dari dalam daerah dan barang

modal bekas atau baru dari luar daerah. Metode yang dipakai adalah

pendekatan arus barang.

4) Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDRB hasil

penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen

permintaan akhir lainnya.

5) Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on

board (fob).

6) Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance

freight (cif).

2. Budidaya Perikanan

a. Definisi Budidaya Perikanan

Budidaya perikanan memiliki beberapa istilah antara lain; akuakultur,

perikanan budidaya, budidaya ikan dan budidaya perairan. Istilah akualkultur

diambil dari bahasa Inggris aquaculture (aqua = perairan, culture = budidaya).

Page 47: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

28

Budidaya perikanan itu sendiri didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk

memproduksi biota (organisme) akuatik (air) untuk men-dapatkan keuntungan

(Effendi, 1997) Dengan tujuannya yang dilaksanakan pada kondisi terkontrol

dan orientasi untuk mendapat keuntungan. Definisi tersebut bermakna bahwa

kegiatan budidaya perikanan adalah kegiatan ekonomi (prinsip ekonomi) yang

mengarah pada industri (tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dan tepat harga).

Menurut Bardach et al (1972) akuakultur adalah kegiatan dalam

membentuk pengembangan organisme perairan atau produksi dari biota yang

digunakan beragam teknik domestikasi, yang merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk membuat habitat asli yang disesuaikan dengan kondisi dari

tempat pengembangbiakan hingga pengolahan. Definisi lain budidaya perikanan

adalah kegiatan campur tangan atau upaya-upaya manusia untuk meningkatkan

profitivitas perairan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya yang

dimaksud adalah usaha pemeliharaan untuk mempertahankan kelangsungan

hidup (survival), menumbuhkan (growth) dan memperbanyak (reproduction)

biota akuatik. Definisi tersebut berkembang dengan melihat evolusi produksi

yang berlangsung di dalam perikanan. Selain budidaya perikanan, dalam sektor

perikanan produksi biota akuatik dapat dilakukan dengan cara penangkapan atau

perikanan tangkap. Produksi dari budidaya berbeda dengan penangkapan,

budidaya perikanan diperoleh melalui kegiatan pemeliharaan biota akuatik

dalam wadah dan lingkungan terkontrol. Kegiatan pemeliharaan tersebut

mencakup pembenihan dan pembesaran. Sedangkan dalam perikanan tangkap

Page 48: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

29

produksi diperoleh dengan cara memanen (berburu) biota akuatik dari alam

tanpa ada pemeliharaan. Budaya perikanan dan perikanan tangkap merupakan

tujuan utama sektor perikanan dalam menyediakan pangan dan sumber protein

bagi manusia.

Perikanan budidaya ternyata memiliki lebih dari satu definisi yang

berhubungan dengan perkembangan perikanan budidaya itu sendiri,baik sebagai

suatu kegiatan ekonomi, teknologi, produksi maupun konservasi. Ruang lingkup

budidaya dapat ditinjau dari kegiatan, keruangan (spasial), dan sumber air yang

digunakan. Peninjauan ruang lingkup memberikan pengertian akan luasnya

cakupan budidaya perikanan.

Kegiatan budidaya perikanan diawali dengan kegiatan perikanan tangkap,

suatu kegiatan yang sudah berlangsung dari masa primitif manusia, yaitu zaman

purba. Produksi perikanan tangkap dibatasi oleh produktivitas alamiah suatu

perairan (laut, sungai, danau, dan waduk). Produktivitas alamiah tersebut dapat

ditingkatkan puluhan bahkan ribuan kali degan kegiatan budidaya perikanan.

b. Ruang Lingkup Budidaya Perikanan berdasarkan Spasial

Budidaya perikanan dapat dilakukan didarat dan dilaut, seperti pantai,

muara sungai, teluk, selat, perairan dangkal terlindung, terumbu karang, bahkan

pegunungan dan perbukitan hingga ke laut lepas. Selama masih tersedia sumber

daya air yang memadai secara kuantitatif dan kualitatif, kegiatan budidaya

perikanan dapat berlangsung.

Page 49: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

30

Gambar 2. 1

Perikanan Budidaya berdasarkan Kawasan

Sumber : Irzal Effendi (UT), 2019

Di kawasan pegunungan, perbukitan, dan dataran tinggi terdapat sumber

daya air berupa mata air, sungai, dan danau dataran tinggi (danau vulkanik),

sedangkan pada kawasan dataran rendah terdapat sungai. Di kawasan pesisir

terdapat pantai, muara sungai dan rawa payau sedangkan dikawasan laut

terdapat perairan laut dangkal, teluk, selat, dan perairan laut lepas/laut dalam.

Berdasarkan zonasi darat dan laut dikenal dengan inland aquaculture dan

marine aquacultire (mariculture). Indland aquaculture adalah perikanan yang

dilakukan di darat dengan menggunakan sumber air berupa (mata air, sungai,

waduk, danau, saluran irigasi, air hujan, air sumur, serta genangan air lainnya)

atau air payau. Mariculture adalah kegiatan budidaya perikanan yang dilakukan

di laut.

Page 50: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

31

Tabel 2. 1

Zona Kegiatan Sektor Perikanan

Sumber : Irzal Effendi (UT), 2019

c. Ruang Lingkup Budidaya Berdasarkan Sumber Air

Berdasarkan sumber air yang digunakan untuk kegiatan produksi budidaya

perikanan maka dikenal buidaya air tawar (freshwater culture), budidaya air

payau (brackishwater culture) dan budidaya laut (marieculture). Budidaya air

tawar dilakukan dengan menggunakan sumber air dari perairan tawar,

sedangkan budidaya air payau dan marikultur masing-masing menggunakan

perairan payau dan laut sebagai sumber airnya.

Gambar 2. 2

Budidaya berdasarkan Sumber Air

Sumber : Irzal Effendi (UT), 2019

d. Ruang Lingkup Budidaya Perikanan Berdasarkan Kegiatan

Kegiatan budidaya mencakup pengadaan sarana dan prasarana produksi,

Perikanan Budidaya

Budidaya Air Tawar (Fresh-water Culture)

Budidaya Air Payau (Brackish-water Culture)

Budidaya Air Laut (Mariculture)

Page 51: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

32

proses produksi hingga panen, penanganan pascapanen, dan pemasaran.

Kegiatan budidaya tersebut dapat dikelompokkan menjadi kegiatan on-farm,

yakni mulai dari proses produksi hingga panen, dan off-farm, yakti pengadaan

sarana dan prasarana, penanganan pascapanen dan pemasaran. Dari uraian

tersebut dapat diketahui bahwa perikanan budidaya bukan hanya proses

produksi hingga panen saja, tetapi juga input dan output proses.

Budidaya perikanan adalah kegiatan bisnis karena bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan sehingga dapat diistilahkan sebagai akua bisnis yang

terdiri dari beberapa subsistem, antara lain :

1) Subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi

2) Subsistem proses produksi

3) Subsistem penanganan pascapanen dan pemasaran

4) Subsistem pendukung

e. Tujuan Akuakultur

Budidaya perikanan bertujuan untuk memproduksi biota akuatik dalam

upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia akan pangan (food uses) dan bukan

pangan (non-food uses), antara lain kebutuhan akan hiburan, dan lingkungan

alam. Tujuan budidaya perikanan akuakultur tersebut antara lain :

1) Memproduksi pangan

2) Memperbaiki stok biota akuatik di alam (stock enhancement)

3) Rekreasi

Page 52: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

33

4) Penyediaan ikan umpan

5) Memproduksi ikan hias

6) Mendaur ulang bahan organik

7) Memproduksi bahan baku industri

3. Produksi

a. Pengertian Produksi

Produksi adalah seluruh kegiatan usaha yang bermanfaat untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia dalam menghasilkan barang dan jasa (Gilarso

2004:83). Produksi merupakan hasil akhir dari proses ekonomi dengan

memanfaatkan masukan atau input guna menghasilkan suatu output (Joesron,

2003). Menurut Sofyan Assourry (2001;11)Produksi adalah kegiatan

menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung

atau usaha untuk menghasilkan produksi tersebut. Sedangkan menurut Barry

Render dan Jay Holzer (2001;2) Produksi adalah penciptaan barang dan jasa.

Dan menurut Magfuri (1987;72) Produksi adalah suatu proses mengubah barang

agar memiliki nilai guna untuk kebutuhan manusia, Disimpulkan bahwa

produksi adalah salah satu dari proses ekonomi yang dilakukan oleh manusia

dalam menghasilkan berbagai macam output berupa barang atau jasa yang dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hidup manusia.

Dengan menggunakan analisis input - output, sektor perikanan memiliki

Page 53: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

34

keterkaitan yang sangat erat dengan berbagai sektor lainnya. Sebagai sektor

unggulan dalam perekonomian, perikanan akan sangat penting untuk

dikembangkan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Salah satu penunjuk

tingkat kemajuan pembangunan dan kesejahteraan suatu lapangan usaha di

suatu wilayah ditunjukkan pada ukuran PDRB Lapangan usaha.

Gilarso (2004:89) menyebutkan bahwa terdapat empat kelompok dasar

faktor produksi, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, peralatan atau

modal, dan kegiatan pengusaha. Disimpulkan bahwa produksi adalah hasil

gabungan antara empat kelompok faktor produksi tersebut. Empat kelompok

dasar tersebut jika digabungkan akan menjadi suatu kegiatan usaha.

Teori produksi akan membahas bagaimana penggunaan input untuk

menghasilkan sejumlah output tertentu. Hubungan antara input dan output

seperti yang diterangkan pada teori produksi akan dibahas lebih lanjut

dengan menggunakan fungsi produksi. Dalam hal ini, akan diketahui

bagaimana penambahan input sejumlah tertentu secara proporsional akan

dapat dihasilkan sejumlah output tertentu. Teori produksi dapat diterapkan

pengertiannya untuk menerangkan sistem produksi yang terdapat pada

sektor pertanian. Dalam sistem produksi yang berbasis pada pertanian

berlaku pengertian input atau output dan hubungan diantara keduanya sesuai

dengan pengertian dan konsep teori produksi.

Page 54: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

35

Gambar 2. 3

Proses Produksi

Sumber : Khoiri, 2020

b. Proses Produksi

Ditinjau dari pengertian secara ekonomis, produksi merupakan suatu

proses memberdayakan segala sumber daya yang tersedia untuk

memperoleh hasil yang terjamin kualitasnya dengan kuantitas yang terkelola

dengan baik sehingga merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan.

Adanya hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan

output yang dihasilkan akan dinyatakan dalam suatu fungsi produksi.

c. Faktor Produksi

Faktor produksi yang dimaksud adalah benda-benda yang disediakan

oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa. Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam

perekonomian dibedakan menjadi 4 golongan (Sadono, Sukirno, 2005)

antara lain :

1) Tanah dan Sumber alam

Tanah dan sumber alam merupakan faktor produksi yang

OUTPUT

(Barang &

Jasa)

FUNGI

PRODUKSI

(Dengan

Teknologi

Tertentu)

INPUT

(Kapital, Tenaga

Kerja, Tanah, Sumber

Daya Alam,

Kewirausahaan)

Page 55: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

36

disediakan oleh alam. Faktor produksi tersebut meliputi tanah, hasil

hutan, hasil laut, dan sumber daya alam lain yang dapat dijadikan

modal.

2) Tenaga Kerja

Keberhasilan pembangunan ekonomi akan dipengaruhi oleh

banyak faktor produksi. Faktor produksi tersebut diantaranya

adalah penduduk atau Sumber Daya Manusia (SDM). Yang

dimaksud dengan sumber daya manusia adalah penduduk dalam

usia kerja. Dari segi penduduk sebagai faktor produksi maka tidak

semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi,hanya

penduduk usia kerja dalam arti sudah bekerja atau mencari kerja.

3) Modal

Modal adalah faktor produksi buatan yang merupakan input

sekaligus output dalam perekonomian (Paul Samuelson dkk).

Modal dalam kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu modal tetap dan modal variabel. Perbedaan ini

disebabkan karena ciri yang dimiliki modal tersebut. Faktor

produksi seperti tanah, bangunan, mesin-mesin sering

dikategorikan sebagai modal tetap. Dengan demikian modal tetap

dapat didefinisikan sebagai biaya yang tidak habis dalam sekali

proses produksi tersebut. Misalnya biaya yang dikeluarkan untuk

membeli bahan baku dan bahan penolong atau yang dibayarkan

Page 56: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

37

untuk pembayaran tenaga kerja. Besar kecilnya modal sangat

tergantung dari berbagai hal, antara lain :

(a) Skala Usaha

Besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar kecilnya

yang dipakai, makin besar skala usaha maka semakin besar pula

modal yang dibutuhkan.

(b) Macam Komoditas

Komoditas tertentu dalam produksi juga menentukan besar

kecilnya modal yang dipakai.

(c) Tersedianya Kredit

Kredit sangat menentukan suatu usaha. Dalam banyak kegiatan

sering dijumpai adanya pengusaha yang kekurangan modal dan

akan dibutuhkannya modal seperti kredit usaha.

(d) Keahlian Kewirausahaan

Keahlian kewirausahaan meliputi kemahiran para pengusaha

mengorganisasikan berbagai faktor produksi yanah dan sumber

alam, tenaga kerja, dan modal sehingga usahanya tersebut

berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan

jasa.

d. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah

Page 57: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

38

maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu

(Ferguson dan Gould ,1975:345). Fungsi produksi menunjukkan sifat

hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang

dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan

jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu

dinyatakan dalam rumus seperti berikut (Sukirno, 1997:194):

Q = f (K,L,R,T) ...................... 2. 1

Di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja

dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian kewirausahawan, R

adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan.

Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis

faktor-faktor tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi

barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Persamaan tersebut

merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa

tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah

tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.

Di dalam ekonomi, pengertian fungsi produksi lainnya yaitu suatu

fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output)

dengan faktor–faktor produksi (input). Dalam bentuk matematika sederhana

fungsi produksi ini dituliskan sebagai berikut.

Page 58: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

39

Y = f(x1,x2,…..xn) ............... 2. 2

Dimana :

Y = hasil produksi fisik

x1, x2,...xn = faktor – faktor produksi

4. Kesejahteraan

Secara umum istilah kesejahteraan sering diartikan sebagai kondisi

sejahtera, yaitu suatu keadaan kebutuhan hidup yang terpenuhi, khususnya yang

bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan

tingkat kesehatan. Kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang diperoleh

seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima. Menurut Sunarti

(2012), Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial,

material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan

ketentraman lahir dan batin. Adapun menurut Imron (2012), kesejahteraan

hidup masyarakat dipahami sebagai kesejahteraan sosial. Imron (2012)

menambahkan pada Pasal 1 ayat 1 UU No. 11 Tahun 2009 tentang

kesejahteraan sosial : “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara Pengertian kesejahteraan

sosial dalam artian yang luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan

manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, taraf hidup bukan hanya

dhitung secara ekonomi dan fisik belaka, tapi juga memperhatikan aspek sosial.

Page 59: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

40

Kesejahteraan merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil

maupun sosial spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan

ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk

mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan

sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan

menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan

Pancasila (Undang-undang Nomor 6 tahun 1974 Pasal 2 ayat 1).

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pembangunan juga

menumbuhkan aspirasi dan tuntutan masyarakat untuk mewujudkan kehidupan

yang lebih baik. Pembangunan tidak hanya dilihat dari aspek pertumbuhan saja.

Salah satu aspek akibat pembangunan yang hanya mengharapkan pertumbuhan

semata akan memunculkan kesenjangan antara yang kaya dan miskin, serta

pengangguran yang merajalela. Maka dari itu pertumbuhan selalu dikaitkan

dengan peningkatan pendapatan nasional (gross nation products) (Todaro,

1998).

Menurut Jayadinata (1999), menyatakan bahwa pembangunan meliputi

tiga kegiatan yang saling berhubungan, antara lain :

1) Menimbulkan peningkatan kemakmuran dan peningkatan pendapatan

serta kesejahteraan sebagai tujuan, dengan tekanan perhatian pada

lapisan terbesar (dengan pendapatan terkecil) dalam masyarakat;

2) Memilih tujuan yang sesuai untuk mencapai tujuan itu;

Page 60: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

41

3) Menyusun kembali (restructuring) masyarakat dengan maksud agar

terjadinya pertumbuhan sosial ekonomi yang kuat.

Apabila fungsi pembangunan nasional disederhanakan, maka dapat

dirumuskan dalam tiga tugas utama yang harus dilakukan sebuah Negara

(nation-state), yakni pertumbuhan ekonomi (economic growth), perawatan

masyarakat (community care) dan pengembangan manusia (human

development). Fungsi pertumbuhan ekonomi mengacu pada bagaimana

melakukan “wirausaha” (misalnya melalui industrialisasi, penarikan pajak) guna

memperoleh pendapatan finansial yang diperlukan untuk membiayai kegiatan

pembangunan.

Fungsi perawatan masyarakat menunjuk pada bagaimana merawat dan

melindungi warga negara dari berbagai macam risiko yang mengancam

kehidupannya (misalnya menderita sakit, terjerembab kemiskinan atau tertimpa

bencana alam dan sosial). Sedangkan pengembangan manusia merupakan

peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (human resoursces) yang

menjamin tersedianya angkatan kerja yang berkualitas yang mendukung mesin

pembangunan. Agar pembangunan nasional berjalan optimal dan mampu

bersaing dipasar global, ketiga aspek tersebut harus terpenuhi dan seimbang.

Page 61: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

42

Gambar 2. 4

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dalam Konteks Pembangunan Nasional

Sumber : Human Developement Report, 2004

Berdasarkan Indonesian Human Development Report tahun 2004

bahwasanya Kesejahteraan masyarakat pada dasarnya adalah buah dari

pelayanan publik yang dilakukan pemerintah. Dengan pelayanan publik yang

baik maka kesejahteraan masyarakat juga berpeluang besar untuk membaik.

Kesejahteraan masyarakat sendiri dapat dilihat dari berbagai indikator. Salah

satu indikator yang dapat dipakai adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang mengukur capaian umum suatu daerah dalam tiga dimensi utama

pembangunan manusia, yaitu panjangnya usia (diukur dengan angka harapan

hidup), pengetahuan (diukur dengan capaian pendidikan), dan kelayakan hidup

(diukur dengan pendapatan yang telah disesuaikan). Namun untuk mengukur

kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya indikator yang dapat

digunakan adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya

(NTPi).

Pertumbuhan Ekonomi

(Keuangan, Industri)

Pengembangan

Manusia

(Pendidikan, Pelatihan)

Perawatan Masyarakat

(Kesehatan,

Kesejahteraan)

Page 62: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

43

5. Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi)

Menurut Frank J Fabozzi dan Franco Modigliani (1995) definisi mengenai

nilai tukar sebagai berikut “An exchange rate is defined as the amount of one

currency that can be exchanged per unit of another currency, or the price of one

currency in terms of another currency”. Disimpulkan bahwa nilai tukar adalah

sejumlah uang yang dipertukarkan dengan satu unit mata uang lain, atau dapat

dikatakan sebagai unit barang lain.

Sedangkan konsep nilai tukar (terms of trade) umumnya digunakan untuk

menyatakan perbandingan antara harga barang-barang dan jasa yang

diperdagangkan antara dua atau lebih negara, sektor, atau kelompok sosial

ekonomi, walaupun asal mula dan penggunaan yang lebih luas dari konsep ini

berasal dari perdagangan internasional, dewasa ini konsep nilai tukar juga sering

digunakan untuk membuat gambaran mengenai perubahan sistem harga dari

barang-barang yang dihasilkan oleh sektor produksi yang berbeda dalam suatu

negara. Dari penggunaan seperti ini timbul konsep mengenai nilai tukar antar

sektor.

Nilai tukar dapat digunakan untuk keperluan dua macam analisis.

Penggunaan yang pertama adalah sebagai alat deskripsi (descriptive tool).

Sebagai alat deskripsi konsep ini digunakan untuk menerangkan dan

menjelaskan secara statistik atau indeks mengenai kecendrungan jangka pendek

dan jangka panjang tentang sejarah kelakuan harga barang-barang yang

diperdagangkan. (Soeharjo :1980) Penggunaan yang kedua yang sangat erat

Page 63: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

44

hubungannya dengan yang pertama, adalah sebagai alat untuk keperluan

penetapan kebijakan (tool forpolicy).

Konsep nilai tukar nelayan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konsep Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi), yang pada dasarnya merupakan

indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan

pembudidaya ikan secara relatif. Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) sebagai

alat ukur kesejahteraan yang diperoleh dari perbandingan besarnya harga yang

diterima, dengan harga yang dibayarkan oleh nelayan. Jadi, angka ini

menunjukkan perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan (IT) dan

indeks harga yang dibayar nelayan (IB). IT adalah indeks pergerakan harga

paket komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan

dibandingkan dengan tahun dasar. Oleh karena indikator tersebut juga

merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan

subsistensinya, NTPi ini juga disebut sebagai Nilai Tukar Subsisten

(Subsistence Terms of Trade).

Menurut Basuki, dkk (2001), Nilai Tukar Nelayan (NTN) atau dapat

dikatakan juga NTPi adalah rasio total pendapatan terhadap total pengeluaran

rumah tangga nelayan selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, pendapatan

yang dimaksud adalah pendapatan kotor atau dapat disebut sebagai penerimaan

rumah tangga nelayan. Konsep tersebut akan diaplikasikan sebagai pendekatan

pengukuran tingkat kesejahteraan nelayan di Indonesia. Apabila dari hasil

perhitungannya nanti diperoleh besaran NTPi yang kurang menguntungkan,

Page 64: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

45

maka diperlukan langkah-langkah pengaturannya kembali kearah peningkatan

NTPi. Karena nilai tukar yang rendah dapat dianggap sebagai hal yang tidak

merangsang pertumbuhan produksi hasil tangkapan atau budidaya dan memberi

peluang terhadap keluarnya beberapa sumber daya dari sektor perikanan ini ke

sektor lain. Bila hal ini terjadi, maka sumbangan (share) sektor perikanan dan

kelautan yang masih relatif kecil terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) sulit untuk ditingkatkan.

NTPi dapat dirumuskan sebagai berikut :

NTPi = Yt/Et ........................... 2. 3

Yt = YFt + YNFt ................... 2. 4

Et = EFt +Ekt ........................ 2. 5

Dimana :

YFt = Total penerimaan nelayan dari usaha perikanan (Rp)

YNFt = Total penerimaan nelayan dari non perikanan (Rp)

EFt = Total pengeluaran nelayan untuk usaha perikanan(Rp)

EKt = Total pengeluaran nelayan untuk konsumsi keluarga

Nelayan (Rp) t = Periode waktu (bulan, tahun,dll)

Perkembangan NTPi dapat ditunjukan dalam Indeks Nilai Tukar

Pembudidaya ikan (INTPi). INTPi adalah rasio antara indeks total pendapatan

terhadap indeks total pengeluaran rumah tangga nelayan selama waktu tertentu.

Page 65: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

46

Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

INTPi = (IYt/IEt) x 100 % ............... 2. 6

IYt = (Yt/Ytd) x 100 % .................... 2. 7

IEt = (Et/Etd) x 100% ................... 2. 8

Dimana :

INTPi = indeks nilai tukar pembudidaya periode t

IYt = indeks total pendapatan keluarga nelayan periodet

Yt = total pendapatan keluarga nelayan periode t (harga bulan berlaku)

Ytd = total pendapatan keluarga nelayan periode dasar (harga bulan dasar)

IEt = indeks total pengeluaran keluarga nelayan periode t

Et = total pengeluaran keluarga nelayan periodet

Etd = total pengeluaran keluarga nelayan periode dasar

t = periode (bulan, tahun, dll) sekarang

Td = periode dasar (bulan, tahun,dll).

Dalam perhitungan ini INTPi tahun dasar =100

Asumsi dasar dalam penggunanaan konsep NTPi dan INTPi tersebut

adalah semua hasil usaha perikanan budidaya dipertukarkan atau

diperdagangkan dengan hasil sektor non perikanan budidaya. Barang non

perikanan budidaya yang diperoleh dari pertukaran ini dipakai untuk keperluan

usaha pembudidayaan ikan, baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi

keluarga pembudidaya, karena data yang tersedia tidak memungkinkan untuk

Page 66: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

47

memisahkan barang non nelayan yang benar-benar dipertukarkan dengan bahan

pangan. Pengeluaran subsisten rumah tangga pembudidaya dapat

diklasifikasikan sebagai : (a) konsumsi harian makanan dan miniman; (b) harian

non makanan dan minuman; (c) pendidikan; (d) kesehatan; (e) perumahan; (f)

pakaian; dan (g) rekreasi.

6. Teori Konsumsi

a. Pengertian Konsumsi

Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Konsumsi adalah semua penggunaan barang dan

jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Barang dan

jasa yang digunakan dalam proses produksi tidak termasuk konsumsi, karena

barang dan jasa itu tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Barang dan jasa dalam proses produksi ini digunakan untuk memproduksi

barang lain (Ghalia, 2001).

Konsumsi menurut Sayuti (1989) adalah pengeluaran total untuk

memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu

tertentu. Faktor lain yang paling penting untuk menentukan pengeluaran rumah

tanga diantaranya tingkat pendapatan rumah tangga, namun menurut teori

keynes, selalu terdapar pengeluaran untuk konsumsi meskipun tidak adanya

pendapatan, hal ini disebut sebagai pengeluaran konsumsi otonomus,

Page 67: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

48

38

pengeluaran konsumsi ini contohnya yaitu konsumsi makananm karena manusia

harus tetap mengkonsumsi makanan untuk bertahan hidup, walaupun manusia

tidak memiliki pendapatan sekaligus.

Meningkatnya konsumsi ikan di Indonesia dapat menunjukkan

meningkatnya kegemaran dan preferensi masyarakat terhadap ikan, Hal tersebut

juga menunjukkan bahwa produksi perikanan diserap pasar dalam negeri dan

industri perikanan bergerak. Apabila konsumsi mengalami peningkatan maka

akan mengakibatkan terjadinya kenaikan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya

apabila konsumsi mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi juga akan

mengalami penurunan.

b. Konsumsi Ikan di Indonesia

Keunggulan ikan sebagai bahan pangan sebagai salah satu sumber protein

hewani bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat Indonesia, ikan memiliki

berbagai keunggulan sebagai sumber nutrisi esensial, sebagai bahan pangan,

ikan tidak hanya sebagai sumber protein, ikan juga sebagai sumber lemak,

vitamin, dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Data Susenas BPS

menunjukkan bahwa sumbangan protein ikan terhadap konsumsi protein hewani

masyarakat Indonesia mencapai 57% (Saefudin, 2015).

Kelebihan ikan sebagai salah satu sumber protein hewani adalah karena

ditunjukkan dengan kelengkapan asam amino esensialnya serta tingkat

kecernaaanya yang mencapai angka 95% (Rahayu dkk., 1992). Selain itu, ikan

Page 68: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

49

juga mengandung asam lemak omega-3 yang sangat penting bagi perkembangan

jaringan otak dan mencegah terjadinya penyakit jantung, stroke dan darah tinggi

serta mengurangi resiko beberapa jenis penyakit lainnya. Begitu pula peneliti

lain, Leaf dan Weber (1988) melaporkan bahwa mengkonsumsi ikan mampu

melindungi dari serangan penyakit jantung diduga karena faktor keberadaan

asam lemak omega-3 dalam ikan. Asam lemak tersebut memiliki peran penting

dalam metabolisme seperti menghambat platelet agregation dan menurunkan

level dari serum triglyceride yang akan memegang peranan dalam pencegahan

penyakit jantung. Peneliti sebelumnya, Kremhout et.al (1985) juga

mengindikasikan adanya perbandingan terbalik antara jumlah konsumsi ikan

dengan kejadian kematian karena serangan jantung. Heruwati (2002)

menyatakan bahwa ikan diakui sebagai fungtional food yang memiliki arti

penting bagi kesehatan karena mengandung asam lemak tidak jenuh berantai

panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega 3).

Konsumsi ikan di Indonesia dianggap masih rendah dan tidak merata antar

wilayah sehingga Pemerintah sejak era Presiden Megawati terus melakukan

berbagai program peningkatan konsumsi ikan. Kebijakan ini juga dilakukan

untuk mengoptimalkan peran sektor perikanan dalam perekonomian karena

menurut Dahuri (2018) potensi ekonomi sektor kelautan perikanan mencapai

1.6 kali lipat PDB nasional namun hingga saat ini peran sektor perikanan dalam

PDB Nasional hanya 3.25% (KKP 2016). Upaya peningkatan konsumsi ikan

juga berkaitan dengan kebijakan pangan dan gizi yang ditetapkan pemerintah

Page 69: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

50

(Hariyadi, 2015).

Meskipun berbagai program peningkatan konsumsi ikan telah dilakukan

namun konsumsi ikan Indonesia dianggap masih rendah. Rendahnya angka

konsumsi ikan di Indonesia terlihat jika dibandingkan dengan negara lain seperti

dikutip dari Helgilibrary (2013) lima besar negara dengan tingkat konsumsi ikan

tertinggi ditempati oleh Maldives (166 kg/kapita/tahun), Islandia (90,1

kg/kap/tahun), Hongkong (71 kg/ kapita/tahun), Malaysia (58,8 kg/kapita/tahun)

dan Macao (58,4 kg/kapita/tahun). Data lain juga menunjukkan angka konsumsi

ikan Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara ASEAN dimana

Indonesia menduduki peringkat ke 6 dari 8 negara (Yee et al., 2017).

Dalam mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi ikan

maka dapat digunakan pendekatan model sistem permintaan. Teori permintaan

berlandaskan kepada teori perilaku konsumen yang kemudian menjadi

permintaan. Salah satu model permintaan yang sering digunakan dalam

penelitian pola konsumsi adalah Almost Ideal Demand System (AIDS) yang

dikembangkan oleh Deaton & Muellbauer (1980). Model ini dianggap

memenuhi sifat-sifat dari fungsi permintaan sehingga secara teoritis dianggap

model paling ideal dalam menganalisis permintaan seperti yang telah dilakukan

oleh Harianto (1994).

Page 70: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

51

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang analisis pengaruh PDRB di beberapa wilayah Indonesia

cukup banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Namun masih jarang dilakukan

pada perikanan budidaya. Penelitian yang dilakukan menghasilkan berbagai

hasil yang berbeda, oleh karena itu penulis akan memaparkan penelitian-

penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis yang sesuai dengan penelitian

saat ini, yaitu antara lain :

No. Penulis dan

Tahun Judul Metode Hasil

1. 1 Retno Dea

Gitawati

(2018)

Analisis

Pengaruh Nilai

Produksi

Budidaya

Terhadap

Produk

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) Pada

Sembilan

Kabupaten di

Provinsi Jawa

Barat.

Variabel: Nilai

Produksi Perikanan

Budidaya, PDRB

sektor perikanan.

Analisis: OLS,

Analisis model

regresi data panel

Menunjukan

bahwa secara

simultan maupun

parsial tambak,

kolam dan

minapadi

mempunyai

pengaruh yang

signifikan

terhadap Produk

Domestik

Regional Bruto

Page 71: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

52

No. Penulis dan

Tahun Judul Metode Hasil

2. 2 Nela Layali

Hilwa, (2016)

Analisa Peran

Sektor

Perikanan

Terhadap

Produk

Domestik

Bruto di

Indonesia

Tahun 2002-

2014

Variabel: Ekspor

Perikanan,Perusahaa

n, Investasi PMA,

dan PDRB di

Indonesia.

Analisis: Ordinary

Least Square

Variabel Ekpor

Perikanan dan

Investasi PMA

berpengaruh

positif dan

signifikan, dan

selanjutnya

Jumlah

Perusahaan dan

Investasi PMDN

tidak

berpengaruh atau

tidak signifikan

terhadap Produk

Domestik Bruto

di Indonesia.

3. 3 Pramitha

Dianissa

(2018)

Analisis

Pengaruh

Faktor-faktor

subsektor

Variabel: Jumlah

nelayan, Trip

Penangkapan Ikan,

Jumlah unit

Jumlah produksi

perikanan

tangkap

berpengaruh

Page 72: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

53

No. Penulis dan

Tahun Judul Metode Hasil

Perikanan

Terhadap

Produk

Domestik

Regional Bruto

Provinsi

Sumatera Utara

penagkapan, jumlah

produksi, Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB)

Analisis:

Model Regresi

Linear, Panel

positif dan

signifikan,

terhadap Produk

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) Provinsi

Sumatera Utara.

4. 4 Mayang Sari,

Rahmita

B.Ningsih

(2011)

Kontribusi

Sektor

Perikanan

Dalam

Peningkatan

Perekonomian

Provinsi Riau

Variabel: Konsumsi

ikan dalam negeri,

ekspor ikan, bahan

baku, kesejahteraan

nelayan

Model : algoritma

Menunjukkan

bahwa Konsumsi

ikan dalam

negeri, ekspor

ikan, bahan

baku,

kesejahteraan

nelayan

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pertumbuhan

Page 73: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

54

No. Penulis dan

Tahun Judul Metode Hasil

kontribusi sektor

perikanan.

5. 5 Mochamad

Syawie (2011)

Pertumbuhan

Ekonomi dan

Kesejahteraan

Masyarakat

Variabel: Tingkat

tabungan dan

investasi, penawaran

tenaga kerja,

kemajuan tehnologi

produksi,dan

perdagangan atau

ekspor

Analisis: OLS,

regresi berganda

Kesejahteraan

masyarakat

berpengaruh

positif terhadap

pertumbuhan

ekonomi namun

terkadang tidak

signifikan, hal

tersebut dapat

disebabkan oleh

meningkatnya

kebutuhan hidup

masyarakat

6. 6 Tajerin (2009) Dampak

Peningkatan

Konsumsi

Produk

Perikanan

Variabel: Konsumsi

rumah tangga pada

produk perikanan,

PDB, Pendapatan

rumah tangga,

Peningkatan

konsumsi produk

perikanan

berdampak

positif dan

Page 74: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

55

No. Penulis dan

Tahun Judul Metode Hasil

Terhadap

Perekonomian

Nasional

Penyerapan Tenaga

Kerja

Analisis: Multiplier

analysis, dengan

metode Input Output

I-O

signifikan

terhadap

pertumbuhan

output ekonomi,

pendapatan

rumah tangga,

dan penyerapan

tenaga kerja

7. 7 Freshty Yulia

Arthatiani,

Nunung

Kusnadi dan

Harianto

(2018)

Analisis Pola

Konsumsi dan

Model

Permintaan Ikan

menurut

Karakteristik

Rumah Tangga

di Indonesia

Variabel: Rata-rata

Konsumsi Ikan,

Kelompok rumah

tangga

Analisis: Linnear

Approximation

Almost Ideal

Demand System

(LA/AIDS).

Pola konsumsi

berpengaruh

signifikan

terhadap fungsi

permintaan

kelompok ikan

dan koefisien

determinasi

sebesar 27.06%.

8. 8 Heldo Parulia

Siregar,

Achmad Rizal,

The

Contribution of

Fisheries Sector

Variabel: Indeks

Pertumbuhan, PDRB

sektor perikanan

PDRB sektor

perikanan di

Kota Batam

Page 75: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

56

No. Penulis dan

Tahun Judul Metode Hasil

Herman

Hamdani,

Iwang Gumilar

(2020)

in Regioal

Development of

Batam City of

Riau Islands

Province,

Indonesia

Analisis: (TAC),

(PF) (MRA).

mengalami

peningkatan

sebesar 126%

pada periode

2013-2018.

9. 9 Tiptiwa

Sampantamit,

Long Ho, Carl

Lachat,

Nantida

Sutummawong,

Patrick

Sorgeloos, and

Peter Goethals

(2020)

Aquaculture

Production and

Its

Environmental

Sustainability in

Thailand:

Challenges ad

Potential

Solutions

Variabel: Produksi

Perikanan Budidaya,

PDRB

Analisis: Metode

Nesbitt, et al.

Produksi

akuakultur

Thailand telah

meningkat secara

signifikan

selama beberapa

dekade terakhir

dan

berkontribusi

signifikan

terhadap

pembangunan

sosial ekonomi.

Page 76: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

57

No. Penulis dan

Tahun Judul Metode Hasil

10. 10 Chyi-Lu Jang,

Chun-Ping

Chang (2012)

National

Income and

Fishery

Consumption :

A Global

Investigation.

Variabel: Konsumsi

Ikan, GDP

Analisis: Analisis

kointegrasi panel

heterogen, dan

model koreksi

kesalahan berbasis

panel (ECM), dan

DOLS

Hasil empiris

menunjukan

dukungan yang

jelas untuk

hubungan positif

jangka panjang

yang terintegrasi

bersama antara

pendapatan

nasional dan

konsumsi

perikanan setelah

memungkinkan

efek negara yang

heterogen.

C. Kerangka Berfikir

Penulis mengemukakan penelitian ini untuk mencari pengaruh dan

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dimana variabel

dependent-nya adalah PDRB sub sektor perikanan yang hendak diprediksi

Page 77: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

58

dengan adanya pengaruh variabel-variabel independent yang terdiri dari

banyaknya produksi perikanan budidaya, Nilai Tukar Pembudidaya ikan

(NTPi), dan konsumi ikan yang diprediksi mempunyai pengaruh yang positif

terhadap variabel dependent. Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka

berfikir penelitian sebagai berikut.

Gambar 2. 5

Kerangka Berfikir

Analisis Pengaruh Produksi Perikanan, Kesejahteraan Pembudidaya,

dan Angka Konsumsi Ikan Terhadap PDRB Sektor Perikanan

(Studi Kasus Perikanan Budidaya 6 Provinsi di Pulau Sulawesi Periode

2014-2018)

Potensi Sektor

Perikanan di

Indonesia

Pertumbuhan

Ekonomi

Angka Konsumsi

Ikan (AKI)

Nilai Tukar Pembudidaya ikan

(NTPi)

Produksi Perikanan

Budidaya

Produk Domestik

Regional Bruto

(PDRB) Sektor

Perikanan

Metode Analisis Regresi Data

Panel

Page 78: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

59

Negara Indonesia yang merupakan negara maritim yang mempunyai

potensi sektor perikanan yang besar, karena sumber daya perikanan yang

melimpah, luasnya wilayah perairan di Indonesia baik perairan lautan, maupun

perairan yang berada di daratan, memiliki banyak sumber daya alam

didalamnya, namun permintaan akan suatu sumber daya yang terus menerus

akan terus mengurangi persediaan sumber daya alam, untuk itulah produksi

budidaya perikanan diperlukan untuk terus menyediakan permintaan akan

perikanan yang terus meningkat. Perikanan budidaya yang dapat memproduksi

output perikanan yang besar diharapkan memiliki hubungan yang berjalan

positif terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya dalam sektor perikanan.

Angka PDRB yang tinggi pada sektor perikanan menunjukkan bahwa

perekonomian mengalami peningkatan dilihat dari output yang dihasilkan oleh

produksi sektor perikanan di Pulau Sulawesi, khususya output pada perikanan

budidaya. Namun apakah produksi yang tinggi dalam sektor perikanan

budidaya memiliki dampak yang baik terhadap kesejahteraan masyarakat

pembudidaya. Diketahui nilai tukar rata-rata para pembudidaya ikan di Pulau

Sulawesi menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan pembudidaya masih

rendah, yaitu dibawah angka 100, yang berarti penerimaan masyarakat

pembudidaya ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi yang dikeluarkan.

Sementara itu rata-rata nilai Angka Konsumsi Ikan (AKI) di Pulau

Sulawesi tahun 2014-2018 yaitu diatas 40 kg/kapita/tahun, yang berarti tingkat

konsumsi ikan di enam Provinsi di Pulau Sulawesi cukup tinggi, hal tersebut

Page 79: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

60

merupakan salah satu penyebab produksi perikanan di Pulau Sulawesi sangat

besar, karena adanya perilaku/pola mengkonsumsi ikan yang tinggi,

menyebabkan permintaan yang besar terhadap ikan di Pulau Sulawesi.

D. Hipotesis Penelitian

Dengan mengacu pada pemikiran dasar teoritis dan studi empiris yang

pernah dilakukan dengan penelitian di bidang ini, maka dapat dirumuskan

hipotesis, sebagai berikut:

1) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh produksi perikanan budidaya

secara parsial terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan

H1: Diduga terdapat pengaruh produksi perikanan budidaya secara

parsial terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan

2) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Kesejahteraan Pembudidaya ikan

secara parsial terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan.

H1: Diduga terdapat pengaruh Kesejahteraan Pembudidaya ikan secara

parsial terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan.

3) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Angka Konsumsi Ikan (AKI)

secara parsial terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan.

H1: Diduga terdapat pengaruh Angka Konsumsi Ikan (AKI) secara

parsial terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan.

4) H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Jumlah Produksi Perikanan ,

Nilai Tukar Nelayan (NTN), dan Angka Konsumsi Ikan (AKI) secara

Page 80: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

61

simultan terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan.

H1 : Diduga terdapat pengaruh Jumlah Produksi Perikanan , Nilai

Tukar Nelayan (NTN), dan Angka Konsumsi Ikan (AKI) secara

simultan terhadap jumlah PDRB Sektor Perikanan.

Page 81: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

62

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hal yang berkaitan

dengan langkah-langkah sistematis yang akan digunakan dalam menjawab

pertanyaan penelitian. Langkah – langkah yang digunakan dalam menjawab

pertanyaan penelitian tersebut adalah metodologi penelitian apa yang akan

digunakan. Maka dari itu, diperlukan beberapa hal sebagai berikut ini yaitu

pengumpulan data penelitian, penjelasan objek penelitian, metode penelitian

serta analisis data.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan pengungkapan latar belakang yang dikemumakakan didalam

bab sebelumnya, maka peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan

Penelitian ini, yang merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

menggunakan data sekunder. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

melihat dan mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas yang berupa

produksi perikanan budidaya, Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi), dan

Angka Konsumsi Ikan (AKI), terhadap variabel terikat yaitu PDRB sektor

perikanan. Ruang lingkup penelitian ini mencakup periode tahun 2014 sampai

dengan 2018 di enam provinsi Pulau Sulawesi yaitu Provinsi Gorontalo,

Page 82: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

63

Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan

Sulawesi Utara.

Adapun data penelitian ini yaitu berbentuk data panel, yang

menggabungkan data cross-section dan data time-series. Metode analisis yang

digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan skala periode waktu

per tahun.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukkan dengan teknik

sampling non-probabilitas yang berupa purposive sampling. Teknik purposive

sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan adanya

pertimbangan yang memiliki tujuan tertentu, bukan pengambilan sampel

berdasarkan random daerah atau strata. Penelitian ini mengambil sampel Pulau

Sulawesi (per provinsi) sebagai wilayah dengan produksi perikanan budidaya

terbesar di Indonesia dalam periode tahun 2014-2018. Sampel tersebut dipilih

untuk melihat bagaimana sektor perikanan berkembang di Pulau tersebut

berdasarkan data pertumbuhan ekonomi yang dilihat berdasarkan variabel

PDRB sektor perikanan.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data sekunder dengan

Page 83: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

64

skala tahunan. Data sekunder tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik

(BPS) nasional maupun regional di Pulau Sulawesi, Kementerian Kelautan dan

Perikanan (KKP), serta publikasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan model regresi berganda data panel yang akan

dianalisis menggunakan program Eviews 9. Analisis dalam penelitian ini

bertujuan untuk mengatahui apakah dan bagaimanakah pengaruh variabel bebas

yaitu produksi perikanan, Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi), dan Angka

Kosumsi Ikan (AKI) terhadap variabel terikat PDRB Sektor Perikanan di enam

provinsi di Pulau Sulawesi.

Analisis regresi linier berganda merupakan hubungan secara linear antara

dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen

(Y). Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi nilai serta

mengetahui adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen apakah adanya pengaruh positif atau negatif dalam masing-masing

variabel indepen dan variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan.

Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X2 + β2 X2 + βn Xn + eit ................. 3. 1

Page 84: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

65

Keterangan:

Y= Variabel terikat atau response.

X=Variabel bebas atau predictor.

α = Konstanta.

β = Slope atau koefisien estimate.

e = error term

it = waktu periode yang digunakan

Hubungan antara variabel dependen dengan independen pada penelitian

ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

Y= f(X1,X2,X3)

Keterangan:

Y(PDRBik) = PDRB sektor perikanan

X1(VPB) = Volume Produksi Budidaya

X2(NTPi) = Nilai Tukar Pembudidaya ikan

X3(AKI) = Angka Konsumsi Ikan (AKI)

A = Konstanta (nilai Y’ apabila X1,X2…..Xn)

Β = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupunpenurunan)

e = Error term

PDRBik = α + β1VPB+ β2NTPi + β3AKI + eit

Page 85: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

66

it = waktu periode yang digunakan

1. Analisis Data Panel

Data panel (pooled data) atau dapat disebut juga dengan data longitudinal

merupakan analisis data gabungan atara cross section dan data time series

(Gujarati, 2003). Dalam teknik pengolahaan data jenis penelitian panel

menggunakan model analisis regresi linear berganda. Data panel terbentuk dari

kombinasi unit-unit deret waktu dari beberapa unit data, sehingga terbentuklah

kumpulan data. Jika jumlah periode observasi memiliki jumlah yang sama

banyaknya untuk tiap-tiap untit cross-section maka dinamakan balanced panel.

Sebaliknya jika jumlah periode observasi tidak sama untuk tiap-tiap unit cross-

section maka disebut unbalanced panel (Agus, 2013). Penelitian ini dapat

disebut dengan unbalanced panel, pada penelitian ini data cross-section adalah

6 Provinsi di Pulau Sulawesi, sedangkan data time-series adalah menggunakan

data 5 tahun yaitu periode 2014-2018.

Menurut Baltagi (2005), terdapat beberapa keuntungan dalam penggunaan

data panel dalam regresi berganda, diantaranya :

a) Dengan menggabungkan data time-series dan cross-section, maka

terdapat kesediaan banyak data dan informasi yang lebih lengkap

serta bervariasi. Dengan demikian akan dihasilkan degress of

freedom (derajat bebas) yang lebih besar dan mampu meningkatkan

presisi dan estimasi yang dilakukan.

Page 86: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

67

b) Data panel dapat mengakomodasi tingkat heterogenitas individu-

individu yang tidak diobservasi namun dapat mempengaruhi hasil

dari permodelan (individual heterogenety). Hal ini tidak dapat

dilakukan oleh studi time-series maupun cross-section sehingga

dapat menyebabkan hasil yang diperoleh melalui kedua studi ini

akan menjadi bias.

c) Data panel dapat digunakan untuk mempelajari kedinamisan data.

Artinya dapat digunakan untuk memperoleh informasi bagaimana

kondisi individu-individu pada waktu tertentu dibandingkan

kondisinya pada waktu yang lainnya.

d) Data panel dapat mengidentifikasikan dan mengukur efek yang

tidak dapat ditangkap oleh data cross-section murni maupun data

time-series murni.

e) Data panel dapat membangun dan menguji model yang bersifat

cukup rumit dibandingkan cross-section murni maupun data time-

series murni.

f) Data panel dapat meminimalkan basis yang dihasilkan oleh

agregasi individu karena unit observasi terlalu banyak.

2. Estimasi Model Regresi

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk

ngestimasi model regresi data panel untuk pemilihan model terbaik, yaitu antara

Page 87: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

68

lain : Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Random Effect Model

(Agus, 2013).

a) Model Common Effect

Teknik common effect merupakan teknik paling sederhana yang

digunakan untuk mengestimasi data panel, yaitu hanya dengan

mengkombinasikan data time series dan cross section. Teknik ini hanya

menggabungkan data tersebut tanpa melihat perbedaan antar waktu dan

individu maka kita dapat menggunakan metode OLS untuk mengestimasi

model data panel. Metode ini dikenalkan dengan estimasi Common Effect

Model. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu

maupun waktu. Adapun bentuk umum dari Common Effect Model adalah

sebagai berikut:

Yit = b0 + b1Xit +b2Xit+ b3Xit + εit ........................ 3. 2

Y = Koefisien variabel terikat

Βo = Intersep / Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5, β6 = Koefisien variabel bebas

D = Variabel Dummy

ℇit = Variabel gangguan / Error Correction Term

Page 88: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

69

b) Model Fixed Effect

Model ini merupakan model yang mangasumsikan adanya perbedaan

intersep di dalam persamaan dikenal dengan model regresi Fixed Effect.

Teknik model Fixed Effect mengestimasi data panel menggunakan variabel

dummy untuk menangkap adanya intersep.

Pengertian Model Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan

intersep, namun intersepnya sama antar waktu. Disamping itu, model ini

mengasumsikan bahwa koefisien regresi tetap antar perusahaan dan antar

waktu. Model estimasi ini seringkali disebut Least Squares Dummy

Variables (LSVD). Adapun bentuk umum dari Fixed Effect Model adalah

sebagai berikut :

Yit = b0 + b1Xit + b2Xit+ b3Xit + β4D1i + β5D2i + β6D3i + ....+εit ................. 3. 3

Y

βo

β1, β2, β3, β4, β5,

β6

= Koefisien variabel terikat

= Intersep / Konstanta

= Koefisien variabel bebas

D = Variabel Dummy

ℇit = Variabel gangguan / Error Correction Term

Page 89: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

70

c) Model Random Effect

Dengan diikutsertakannya variabel dummy di dalam model fixed

effect memiliki tujuan untuk mengetahui ketidaktahuan kita tentang model

yang sebenarnya. Namun, hal ini memiliki konsekuensi berkurangnya

derajat kebebasan (degree of freedom) yang akhirnya akan mengurangi

efisiensi parameter. Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan variabel

gangguan (error terms) dikenal sebagai metode random effect. Dalam

menjelaskan model random effect, parameter-parameter yang berbeda antar

daerah maupun antar waktu dimasukkan ke dalam error. Adapun bentuk

umum dari model random effect adalah sebagai berikut :

Yit = α1 + bjXit + ɛit dengan ɛit = ui + vt + wit .................... 3. 4

Dimana:

ui ~ N (0, δu2) = komponen cross section error

vt ~ N (0, δv2) = komponen time series error

wit ~ N (0, δw2) = komponen eror kombinasi

3. Langkah Penentuan Model Data Panel

a. Uji Chow

Uji Chow merupakan uji untuk membandingkan model common effect

dengan fixed effect (Widarjono, 2013). Uji Chow dalam penelitian ini

menggunakan program Eviews . Hipotesis yag dibentuk dalam Uji Chow adalah

Page 90: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

71

sebagai berikut :

H0 : Model Common Effect

H1: Model Fixed Effect

H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai α . Sebaliknya, H0 diterima

jika P-value lebih besar dari nilai α . Nilai F-tabel meggunakan α sebesar 1%

dan 5%. Perbandingan tersebut dilakukan dengan menggunakan hipotesis

sebagai berikut :

H0 = menerima model common effect, jika nilai Uji Chow < F-tabel

H1 = menerima model fixed effect, jika nilai Uji Chow > F-tabel

b. Uji Hausman

Pengujian ini membandingkan model fixed effect dengan random effect

dalam menentukan model yang terbaik untuk menentukan model yang terbaik

untuk digunakan sebagai model regresi data panel (Gujarati, 2012). Uji

Hausman menggunakan program yang serupa dengan Uji Chow yaitu program

Eviews Hipotesis yang dibentuk dalam Uji Huasman adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai α. Sebaliknya,

H0 diterima jika P-value lebih besar dari nilai α. Nilai α digunakan

sebesar 5%.

Page 91: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

72

c. Uji Lagrange Multiplier (Uji ML)

Uji LM dilakukan untuk membandingkan model yang terbaik antara

model common effect dengan random effect. Dalam melakukan uji LM biasanya

menggunakan metode Breusch Pagan. Adapun rumus untuk menghitung nilai

statistik ML sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah Individu

T = Periode waktu

e = residual metode common effect

Adapun hipotesis dalam menentukan model LM yang terbaik yaitu :

H0 : Model Common Effect

H1 : Model Random Effect

Melalui distribusi chi-square dengan degree of freedom sebesar jumlah

variabel independen didapatkan uji LM. Jika nilai kritis statistik chi-square

lebih kecil dari pada LM maka hipotesis satu diterima, sehingga estimasi yang

sesuai dalam regresi data panel adalah model random effect. Sedangkan jika

nilai krisis chi-square lebih besar daripada nilai LM statistik maka hipotesis no

diterima, sehingga estimasi yang sesuai dalam regresi data panel adalah model

common effect.

................. 3. 5

Page 92: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

73

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunaan dalam regresi linear dengan pendekatan

Ordinary Least Squares (OLS) antara lain meliputi uji liniearitas, autokorelasi,

heterokedastisitas, multikolinearits, dan normalitas. Namun tidak semua uji

asumsi klasik dilakukan pada model Ordinary Least Squares (OLS) Pada saat

melakukan pengujian analisis regresi berganda, maka diperlukan beberapa

asumsi klasik. Menurut Basuki & Yuliadi (2015), dalam model regresi data

panel kita hanya perlu menggunakan beberapa uji asumsi klasik, yaitu hanya uji

multikolinaeritas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dan variabel

dependen. Efek dari multikolinearitas ini menyebabkan tingginya

variabel pada sampel. Hal tersebut diartikan bahwa standar error besar,

akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari t-tabel.

Hal ini menunjukkan tidak adaya hubungan linear antara variabel

independen yag dipengaruhi dengan variabel dependen.

Menurut Gujarati (2006) untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas dapat dilihat dengan nilai R2 > 0,8 tetapi hanya sedikit

hasil uji-t statistik yang signifikan atau bahkan tidak ada yang signifikan.

Kemudian, jika uji F-statistik menunjukkan nilai yang signifikan, tetapi

Page 93: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

74

tidak didukung oleh uji t-statistik tiap variabel bebas yang juga

signifikan. Selain itu, ketika menguji ada tidaknya multikonieritas dapat

dilakukan dengan melihat nilai koefisien dari variabel bebas. Jika nilai

koefisien korelasi < 0,8 maka artinya tidak terdapat multikolinearitas

dan sebaliknya.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroketastisitas bertujuan melihat apakah terjadi

ketidaknyamanan varian dari residual pada suatu model regresi dalam

satu pengamatan kepengamatan lainnya. Apabila variabel berbeda, maka

disebut heterokedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya

heteroketastisitas pada suatu model regresi linear berganda, yaitu dengan

melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat yaitu

SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Apabila tidak terdapat

pola tertentu dan tidak menyebar diatas maupun dibawah angka nol pada

sumbu y, maka dapat disimpulkan tidak adanya heterokedastisitas.

Dalam peneliitan ini membandingkan nilai probabilitas dari masing-

masing variabel dengan tingkat signifikansi α sebesar 5% atau 0,5. Jika

nilai probabilitas dari masing-masing variabel > 0,05 maka dapat

dikatakan tidak terdapat masalah Heterokedastisitas. Model penelitian

dikatakan baik jika tidak terdapat heterokedastisitas di dalamnya.

Page 94: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

75

3. Uji Statistik

a. Uji Parsial (Uji t-statistik)

Uji Parsial digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara individual. Digunakan uji satu

arah dengan tingkat kepercayaan 5% dengan hipotesis sebagai berikut :

1) Hipotesis 1

H0 : β1 = 0 → Produksi Perikanan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap PDRB

H1 : β1 ≠ 0 → Produksi Perikanan berpengaruh secara

signifikan terhadap PDRB

2) Hipotesis 2

H0 : β2 = 0 → Kesejahteraan Pembudidaya ikan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadapa PDRB

H1 : β2 ≠ 0 → Kesejahteraan Pembudidaya ikan

berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB

3) Hipotesis 3

H0 : β3 = 0 → Angka Konsumsi Ikan (AKI) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB

H1 : β3 ≠ 0 → Angka Konsumsi Ikan (AKI) berpengaruh

secara signifikan terhadap PDRB

Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel maka H0 ditolat atau menerima H1,

artinya varibel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Jika

Page 95: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

76

nilai t-hitung < nilai t-tabel maka H0 diterima atau menolak H1 maka

artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Uji F-statisik

Uji statistik akan menunjukkan apakah semua variabel independen

memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

variabel terikat dalam modelyang dianalisis. Berikut merupakan langkah-

langkah dalam uji F-statistik pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat

kebebasan df1 = (k-1) dan df2 = _n-k).

H0 :β1, β2, β3 = 0 → Paling tidak salah satu variabel independen tidak

mampu mempengatuhi variabel dependen secara bersama-sama.

H1 :β1, β2, β3 ≠ 0 → Paling tidak salah satu variabel independen mampu

mempengaruhi variabel independen secara bersama-sama.

Untuk menguji hipotesis-hipotesis ini digunakan F-statistik yang memiliki

kriteria pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan

nilai F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, artinya secara bersama-

sama variabel bebas berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Jika F-hitung

< F-tabel maka menerima H0, artinya secara bersama-sama variabel bebas tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat.

Page 96: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

77

c. Penafsiran Koefisien Determinasi (R2)

Koefisian determinasi berfungsi untuk menunjukkan seberapa baik model

yang diperoleh sesuai dengan data aktual (goodness of fit), yang akan mengukur

seberapa persen variasi dalam perubahan terikat mampu dijelaskan oleh

informasi perubah variabel bebas (Gujarati, 2003). Nilai koefesien determinasi

adalah 0 ≤ R2 ≤ model, dikatakan semakin baik apabila nilai R2 mendekati 1

atau 100%.

E. Operasional Variabel Penelitian

Dibawah ini merupakan penjelasan variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian Analisis Pengaruh Produksi Perikanan, Kesejahteraan

Pembudidaya, dan Angka Konsumsi Ikan Terhadap PDRB Sektor Perikanan

(Studi Kasus : Perikanan Budidaya Enam Provinsi di Pulau Sulawesi Periode

2014-2018).

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Penelitian

No. Variabel Simbol

Satuan Sumber Data Variabel

1 Produk Domestik Regional

PDRBik Miliar Rupiah

Badan Pusat Statistik

Bruto (PDRB) Sektor Perikanan (BPS)

2 Volume Produksi Perikanan

VPB Ton Kementerian Kelautan

Budidaya dan Perikanan (KKP)

3 Nilai Tukar Pembudidaya

NTPi Persen Badan Pusat Statistik

ikan (NTPi) (BPS)

4 Angka Konsumsi Ikan (AKI) AKI Kg/Kapita Kementerian Kelautan

dan Perikanan (KKP)

Page 97: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

78

1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel terikat yang mendasari penelitian,

variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen

dapat ditulis sebagai Y, variabel dependen merupakan variabel yang nilainya

mempengaruhi perilaku dari variabel terikat. Berdasarkan tinjauan pustaka dan

hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan PDRB, maka penelitian ini

menspesifikasikan variabel dependen dan definisi operasional sebagai

Y(PDRB) atas dasar harga konstan yang digunakan untuk menunjukkan kinerja

perekonomian baik secara sektoral maupun kinerja perekonomian secara

keseluruhan, dan melihat bagaimana laju pertumbuhan ekonomi di suatu

wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Dalam penelitian ini data

operasional yang digunakan adalah data sekunder berbentuk panel 6 provinsi

dalam kurun waktu 5 tahun yaitu tahun 2014-2018.

2. Variabel Independen

a. Produksi Perikanan

Produksi merupakan hasil akhir dari proses ekonomi dengan

memanfaatkan masukan atau input guna menghasilkan suatu output (Joesron,

2012). Disimpulkan bahwa produksi adalah proses ekonomi yang dilakukan

manusia dalam menghasilkan suatu output berupa barang atau jasa yang dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hidup manusia.

Menurut Sukirno (2011) pertambahan jumlah produksi barang atau jasa

Page 98: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

79

disuatu negara akan mendukung pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Pertambahan produksi sektor perikanan yang meningkan akan mendukung

pertumbuhan ekonomi dan sektor perikanan itu sendiri. Menurut ML Effendi

(1997) budidaya perikanan merupakan kegiaan memproduksibiota akuatik

untuk mendapatkan keuntungan.

b. Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi)

Menurut Jayadinata (1999) Pembangunan ekonomi memiliki kegiatan

yang saling berhubungan, salah satunya adalah kesejahteraan masyarakat.

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara tidak langsung meggambarkan

adanya perubahan ekonomi yang terjadi. Unntuk mengukur kesejahteraan

pembudidaya ikan, pemerintah menggunakan Nilai Tukar Pembudidaya ikan

(NTPi). Menurut Basuki, dkk (2001), Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) adalah

rasio total pendapatan terhadap total pengeluaran rumah tangga nelayan selama

periode waktu tertentu. Dalam hal ini, pendapatan yang dimaksud adalah

pendapatan kotor atau dapat disebut sebagai penerimaan rumah tangga nelayan.

Konsep tersebut akan diaplikasikan sebagai pendekatan pengukuran tingkat

kesejahteraan nelayan di Indonesia. Apabila dari hasil perhitungannya nanti

diperoleh besaran NTPi yang kurang menguntungkan, maka diperlukan

langkah-langkah pengaturannya kembali kearah peningkatan NTPi. Karena

NTPi yang rendah dapat dianggap sebagai hal yang tidak merangsang

pertumbuhan produksi hasil tangkapan dan memberi peluang terhadap

Page 99: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

80

keluarnya beberapa sumber daya dari sektor perikanan ini ke sektor lain. Bila

hal ini terjadi, maka sumbangan (share) sektor perikanan dan kelautan yang

masih relatif kecil terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sulit

untuk ditingkatkan.

c. Angka Konsumsi Ikan (AKI)

Menurut teori perekonomian dua sektor, pertumbuhan ekonomi salah

satunya karena adanya konsumsi rumah tangga masyarakat. Pada teori perilaku

konsumen yang menunjukkan kebiasaan mengkonsumsi kemudian akan

menjadi permintaa dalam penelitian pola konsumsi Almost Ideal Demand

System (AIDS).

Menurut Mankiw (2003) dalam analisis makro, pengukuran dalam

perekonomian suatu negara adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB

mengukur aliran pendapatan dan pengeluaran dalam perekonomian selama

periode tertentu. Dalam perekonomian dua sektor aliran pengeluaran

perekonomian terdiri dari dua komponen pengeluaran agregat konsumsi dan

investasi. Sedangkan pengukuran konsumsi pada sektor dan wilayah tertentu

dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut, maka

untuk mengukur aliran tersebut dapat diukur menggunakan PDRB.

Meningkatnya konsumsi ikan di Indonesia dapat menunjukkan

meningkatnya kegemaran dan preferensi masyarakat terhadap ikan, hal tersebut

juga menunjukkan bahwa produksi perikanan diserap pasar dalam dan luar

negeri maka industri perikanan bergerak. Apabila konsumsi mengalami

Page 100: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

81

peningkatan maka akan mengakibatkan terjadinya kenaikan pertumbuhan

ekonomi. Sebaliknya apabila konsumsi mengalami penurunan maka

pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan.

Page 101: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

82

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Indonesia memiliki potensi sektor perikanan baik perikanan tangkap maupun

perikanan budidaya, khususnya potensi perairan di Pulau Sulawesi. Laut Sulawesi

yang memiliki keindahan juga memiliki sumber daya alam yang tersimpan di

dalamnya. Potensi kekayaan di laut Sulawesi adalah potensi Perikanan. Potensi

perikanan di laut Sulawesi yang besar, terutama pada potensi beberapa jenis ikan

dan hasil laut yang nantinya dikelola untuk kebutuhan lokal maupun ekspor

menunjukkan bahwa sektor perikanan dalam wilayah tersebut memiliki hasil yang

positif. Pulau Sulawesi sendiri merupakan Pulau terbesar ke-11 di dunia yang

mencapai 174.600 km2. Pulau Sulawesi juga merupakan Pulau yang kaya akan

potensi alam. Pulau Sulawesi yang dahulu dikenal sebagai Celebes adalah sebuah

Pulau di Indonesia, yang merupakan salah satu dari empat Kepulauan Sunda Besar

dan merupakan Pulau terbesar ke-11 di dunia yang luasnya mencapai 174.600 km2.

Pulau Sulawesi juga merupakan Pulau yang kaya akan potensi alam. Pulau

Sulawesi terkenal dengan luas laut terbesar di Indonesia, untuk itu dapat dikatakan

potensi kekayaan di laut Sulawesi adalah potensi pada sektor perikanan. Potensi

perikanan di laut Sulawesi cukup tinggi terutama pada potensi beberapa jenis ikan

dan hasil laut yang nantinya dikelola untuk kebutuhan lokal maupun ekspor. Pulau

Sulawesi terdiri dari 6 (enam) provinsi, antara lain yaitu provinsi Gorontalo,

Page 102: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

83

Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan

Sulawesi Utara.

Tabel 4. 1

Distribusi PDRB ADHK di Enam Provinsi Pulau Sulawesi Tahun 2018

LAPANGAN USAHA GORONTALO

SULAWESI SULAWESI SULAWESI SULAWESI SULAWESI

BARAT SELATAN TENGAH TENGGARA UTARA

Pertanian, Kehutanan, 38.65 40.61 40.96 28.33 23.96 20.95

dan Perikanan

Pertambangan dan 1.11 2.26 1.05 14.81 20.9 4.96

Penggalian

Pengadaan listrik dan Gas 4.11 8.81 7.70 12.91 6.11 9.16

Pengadaan Air, Pengolaan 0.05 0.04 0.58 0.05 0.04 0.09

sampah, limah, daur ulang 0.06 0.14 0.24 0.13 0.17 0.12

Konstruksi 11.12 9.17 5.99 10.83 13.49 11.78

Perdagangan Besar dan 11.84 10.08 16.52 8.72 12.63 12.15

Eceran

Transportasi dan pergudangan 5.85 1.33 3.45 3.86 4.59 11.2

Sumber : Badan Pusat Statistik, Diolah.

Pada tabel 4.1 Distribusi PDRB di enam provinsi pulau dapat dilihat

Indonesia sebagai negara berkembang masih mengandalkan sektor pertanian

dalam pembangunan perekonomiannya, PDRB sektor pertanian merupakan

lapangan usaha dengan persentase PDRB terbesar di 6 Provinsi di Pulau

Sulawesi tersebut.

Pada tingkat regional, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi

salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur pertumbuhan ekonomi

suatu wilayah dalam periode waktu tertentu, dengan melihat PDRB kita dapat

Page 103: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

84

melihat laju pertumbuhan ekonomi di wilayah regional serta dapat melihat

perubahan struktur di wilayah tersebut. Dalam PDRB kita dapat melihat adanya

peningkatan nilai tambah dari suatu bahan baku menjadi sebuah produk, yang

akan menunjukan adanya perkembangan suatu sektor wilayah regional. Karena

pentingnya ekonomi di dalam wilayah regional untuk menentukan besarnya

pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah, maka para ekonom menciptakan

ekonomi wilayah, yang merupakan kajian ekonomi yang difokuskan untuk

melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dan membandingkannya dengan

wilayah lain, untuk melihat kesenjangan ekonomi yang ada. Khususnya

pertumbuhan ekonomi wilayah pada sektor tertentu. Sektor perikanan

merupakan sektor yang cukup merata adanya di seluruh wilayah Indonesia,

karena Indonesia merupakan negara maritim, untuk itu kita harus mengkaji hal-

hal apa saja yang akan memaksimalkan pertumbuhan ekonomi pada sektor

perikanan.

Grafik 4. 1

PDRB Sektor Perikanan di Enam Provinsi Pulau Sulawesi Tahun 2014 dan 2018

Sumber : Badan Pusat Statistik (2019), diolah.

Page 104: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

85

Pada grafik 4.1 diatas, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

sektor perikanan meningkat dalam kurun waktu 5 tahun tersebut, PDRB yang

meningkat dinilai dapat meningkatkan juga pertumbuhan ekonomi wilayah

tersebut, dan meningkatkan perekonomian di Indonesia. Dapat dilihat

peningkatan produksi perikanan di Pulau Sulawesi tersebut menyebabkan

peningkatan juga terhadap PDRB sektor perikanan dalam kurun waktu tersebut.

Maka diharapkan baik pemerintah maupun masyarakat maritim dapat terus

mengoptimalkan produksi sektor perikanan di Pulau Sulawesi.

Sektor perikanan yang merupakan sektor yang memiliki potensi terbesar

untuk dikembangkan di Indonesia, khususnya di Pulau Sulawesi harusnya

mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah disamping berkembangnya

industri pertanian lainnya. Sektor perikanan di Pulau Sulawesi memiliki potensi

yang dapat lebih dimaksimalkan degan pemudidayaan ikan. Jika dikelola

dengan baik seiring meningkatnya produksi sektor perikanan, hal tersebut

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian baik secara regional dan

agregat dengan bantuan pemerintah, masyarakat, dan faktor pembentuk lainnya.

1. Produksi Perikanan di Pulau Sulawesi

Berdasarkan data BPS, produksi perikanan di Pulau Sulawesi jika

dibandingkan dengan Pulau besarlainnya memiliki potensi yang paling besar

dan dapat dimaksimalkan dilihat melalui besarnya volume produksi baik

produksi perikanan tangkap maupun perikaan budidaya.

Page 105: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

86

Dari kedua grafik diatas dapat dilihat, bahwa produksi perikanan budidaya

memiliki produksi lebih besar dibandingkan sektor perikanan tangkap di Pulau

Sulawesi, hal tersebut dapat disebabkan karena perikanan budidaya dapat

memaksimalkan produksi perikanan hingga berkali-kali lipat dibandingkan

perikanan tangkap karena proses membudidayakan ikan. Cara tersebut baik

untuk pertumbuhan sektor perikanan di Indonesia, jauh dari adanya kerusakan

laut dan terumbu karang, serta menjaga keberlangsungan sumber daya

perikanan yang bersifat dapat hilang seiring perminaan ikan yang terus

mengingkat. Adanya permintaan konsumsi ikan yang meningkat akan

memberikan permintaan (demand) yang besar terhadap produksi perikanan di

Indonesia.

Tabel 4. 2

Volume Produksi Perikanan di Indonesia Berdasarkan Pulau tahun 2014-2018

(Ton)

PULAU

PERIKANAN

TANGKAP

PERIKANAN

BUDIDAYA

2014 2018 2014 2018

SUMATERA 1,808,479 1,955,139 1,396,839 1,585,139

JAWA 1,173,264 1,404,032 2,732,301 3,128,703

BALI-

NUSANTENGGARA 460,301 475,835 2,959,973 3,033,452

KALIMANTAN 696,133 819,362 677,640 1,088,137

SULAWESI 1,169,454 1,336,727 5,913,751 6,101,243

MALUKU – PAPUA 1,176,715 1,328,309 678,625 853,619

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan, diolah.

Tabel 4.2 tersebut menunjukkan banyaknya produksi ikan di Indonesia

cenderung meningkat selama kurun waktu 5 tahun tersebut, dan menunjukkan

Page 106: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

87

bahwa Pulau Sulawesi memiliki potensi maritim yang sangat besar dibanding

produksi Pulau besar lain di Indonesia, khususya pada perikanan budidaya. Jika

dibandingkan dengan produksi di wilayah lainnya, produksi perikanan budidaya

di Sulawesi yaitu sebesar 5,913,751 ton pada tahun 2014 meningkat menjadi

6,101,243 ton pada 2018.

Grafik 4. 2

Produksi Perikanan Budidaya di Pulau Sulawesi

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2019), diolah.

Berikut merupakan volume produksi perikanan budidaya di Pulau

Sulawesi, periode tahun 2014 dengan 2018. Meskipun tidak begitu besar

kenaikannya produksi perikanan di Pulau Sulawesi cenderung meningkat.

Produksi perikanan budidaya menempatkan Pulau Sulawesi menjadi Pulau

dengan produksi budidaya ikan terbesar di Indonesia Besarnya produksi

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

PROVINSI Gorontalo SulawesiBarat

SulawesiSelatan

SulawesiTengah

SulawesiTenggara

SulawesiUtara

2014 2018

Page 107: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

88

perikanan, yang merupakan sebuah output di sektor perikanan, diharapkan

secara langsung dapat meningkatkan PDRB sektor perikanan.

2. Kesejahteraan Pembudidaya Ikan

Keinginan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dalam arti

sebenarnya adalah keinginan yang kenyataanya cukup sulit untuk dicapai oleh

masyarakat Indonesia, khusunya masyarakat maritim yang memanfaatkan

sumber daya alam sebagai sumber pendapatan. Potensi sumber daya perikanan

sebenarnya dapat dimanfaakan secara maksimal guna meningkatkan

pendapatan para masyarakat maritim, namun faktanya masyarakat maritim

serta pembudidaya ikan masih belum bisa meningkatkan pendapatanya guna

memenuhi kebutuhan hidup mereka, meskipun produksi perikanan budidaya

yang sudah cukup besar di wilayah Pulau Sulawesi, hal tersebut patut

dipertanyakan, karena tingkat kesejahteraan masyarakat maritim di Indonesia

yang masih sangat rendah. Apakah pemerintah belum membantu secara

maksimal, atau ada permasalahan lain yang menimpa pembudidaya ikan

sehingga mereka tidak cukup sejahtera meskipun sudah memaksimalkan

produksi ikan dengan membudidaya.

Kehidupan nelayan atau pembudidaya ikan masih belum sejahtera di

negara ini seolah-olah bisnis perikanan saja yang hanya mereka andalkan.

Namun melihat bagaimana potensi Indonesia sebagai negara maritim,

harusnya para masyarakat nelayanlah yang paling sejahtera. Besarnya

Page 108: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

89

pendapatan merupakan patokan untuk melihat apakah para nelayan dan

pembudidaya semakin sejahtera atau tidak. Namun untuk melihat

kesejahteraan masyarakat kita juga harus melihat faktor lain dari pendapatan

yang diterima. Pengeluaran yang dikeluarkan untuk konsumsi serta modal

usaha para nelayan juga harusnya diperhitungkan, untuk melihat konsumsi apa

saja yang dikeluarkan oleh masyarakat nelayan, untuk itu pada tahun 2001

pemerintah menjadikan nilai tukar nelayan sebagai indikator untuk melihat

tingkat kesejahteraan nelayan, begitu pula nilai tukar pembudidaya ikan

sebagai indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan.

Konsep nilai tukar biasanya digunakan untuk menyatakan

perbandingan antara harga barang dan jasa, namun dalam sektor perikanan

terdapat Nilai Tukar Nelayan, Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi), dll.

Konsep nilai tukar ini merupakan indikator untuk menggambarkan besarnya

penerimaan dan pegeluaran oleh para nelayan dan pembudidaya ikan.

Tabel 4. 3

Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) di Pulau Sulawesi tahun 2014-2018

PROVINSI NTPi

2014 2015 2016 2017 2018

GORONTALO 91.9 92.04 89.23 84.86 82.45

SULAWESI BARAT 98.2 99.2 96.21 94.92 94.86

SULAWESI

SELATAN 103.2 102.08 99.13 97.97 101.45

SULAWESI

TENGAH 95.7 92.8 88.95 85.5 85.83

SULAWESI

TENGGARA 99.1 97.71 96.29 97.33 99.92

SULAWESI UTARA 97 95.18 92.98 91.48 94.24

Page 109: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

90

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, diolah.

Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) merupakan alat ukur

kesejahteraan yang diperoleh dari perbandingan besarnya harga yang diterima

oleh pembudidaya dengan harga yang dibayarkan oleh pembudidaya. Angka

capaian NTPi diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh

KKP dan dilaporkan secara berkala setiap bulannya. NTPi merupakan rasio

antara indeks harga yang diterima nelayan (It) atau indeks harga yang dibayar

nelayan (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. Jika NTPi lebih dari 100

maka diartikan nelayan memiliki pendapatan lebih tinggi dari pada

pengeluaran, atau surplus sedangkan jika NTPi kurang dari 100 diartikan

bahwa pengeluaran nelayan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga dan

juga biaya produksi lebih tinggi daripada penghasilan yang didapatkannya.

Sedangkan jika NTPi sama dengan 100 berarti pendapatan hasil usaha sama

besarnya dengan pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi keluarga dan biaya

produksi, atau dikatakan bahwa penerimaan dan pengeluaran rumah tangga

nelayan pembudidaya seimbang.

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata NTPi di Pulau Sulawesi

tahun 2014 adalah 97.51 dan rata-rata pada tahun 2018 adalah 93.12, yang

berarti menurut NTPi kesejahteraan pembudidaya ikan di Pulau Sulawesi

masih kurang baik. Dapat dikatakan bahwa besarnya produksi budidaya di

Pulau Sulawesi tidak menjamin kesejahteraan masyarakat pembudidaya

Page 110: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

91

diwilayah tersebut. Belum tercapainya NTPi yang baik dapat disebabkan

karena peningkatan margin keuntungan penjualan ikan sebagai akibat dari

semakin turunya biaya produksi karena penggunaan pakan mandiri juga

diiringi dengan meningkatnya harga-harga kebutuhan rumah tangga yang

mengakibatkan indeks bayar konsumsi rumah tangga juga meningkat.

Grafik 4. 3

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) di Enam Provinsi Pulau Sulawesi

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah.

Meskipun produksi perikanan budidaya di enam provinsi Pulau Sulawesi

dinilai sangat tinggi, namun dalam grafik 4.3 dapat dilihat bahwa

kesejahteraan pembudidaya ikan di Pulau Sulawesi masih cenderung kurang

dari 1% ( kurang dari 100) yang berarti bahwa kesejahteraan bagi para

pembudidaya di Pulau Sulawesi masih rendah. Maka dapat dikatakan bahwa

pengeluaran oleh rumah tangga pembudidaya ikan lebih besar dibandingkan

GORONTALOSULAWESI

BARATSULAWESISELATAN

SULAWESITENGAH

SULAWESITENGGARA

SULAWESIUTARA

2014 91.9 98.2 103.2 95.7 99.1 97

2015 92.04 99.2 102.08 92.8 97.71 95.18

2016 89.23 96.21 99.13 88.95 96.29 92.98

2017 84.86 94.92 97.97 85.5 97.33 91.48

2018 82.45 94.86 101.45 85.83 99.92 94.24

0

20

40

60

80

100

120

Page 111: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

92

dengan penerimaan yang didapat dengan melakukan pembudidayaan ikan atau

dengan tambahan pendapatan lainnya.

Grafik 4. 4

Pengeluaran Rumah Tangga Petani Ikan di Pulau Sulawesi

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah.

Rendahnya tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan di Pulau Sulawesi

dapat dilihat melalui besarnya pengeluaran yang terus meningkat tiap tahunnya

secara signifikan. Pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan yang diterima

oleh para pembudidaya ikan merupakan faktor kesejahteraan pembudidaya ikan

belum tercapai. Pengeluaran tersebut dapat berupa konsumsi rumah tangga,

biaya hidup, dan modal usaha budidaya ikan. Untuk itu peran pemerintah sangat

di butuhkan untuk memberikan subsidi terhadap bisnis perikanan budidaya

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

700000

800000

900000

1000000

GORONTALO SULAWESIBARAT

SULAWESISELATAN

SULAWESITENGAH

SULAWESITENGGARA

SULAWESIUTARA

2014

2015

2016

2017

2018

Page 112: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

93

tersebut di Indonesia.

3. Permintaan Konsumsi Ikan

Konsumsi ikan merupakan salah satu konsumsi pangan hewani yang

sudah tidak asing oleh masyarakat di Indonesia, protein hewani yang

terkandung didalamnya dengan presentase lemak yang sangat rendah

menjadikan ikan merupakan salah satu pangan yang baik dan memiliki banyak

manfaat untuk dikonsumsi. Permintaan akan ikan tidak hanya datang dari dalam

negeri, namun permintaan ikan juga cukup besar dari luar negeri khususnya

negara yang tidak memiliki sumber daya alam tersebut. Pemanfaatan

sumberdaya alam khususnya ikan yang bersifat dapat hilang jika di manfaatkan

terus menerus memerlukan kajian khusus untuk memaksimalkan produksinya.

Besarnya permintaan akan ikan tersebut dapat mendorong negara dengan

sumber daya tersebut juga memaksimalkan produksi perikanannya. Besarnya

output sektor perikanan tentunya diiringi dengan permintaan pada konsumsi

ikan yang cukup besar di Pulau Sulawesi, berikut merupakan grafik tingkat

permintaan ikan di Pulau Sulawesi.

Page 113: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

94

Grafik 4. 5

Tingkat Angka Konsumsi Ikan Enam Provinsi di Pulau Sulawesi tahun 2014-

2018

Sumber : Badan Pusat Statistik (2019), diolah.

Meskipun Angka Konsumsi Ikan (AKI) nasional masih terbilang cukup

rendah, namun dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahunnya

konsumsi ikan di Pulau Sulawesi sangat besar dan terus meningkat, khususnya

di provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki Angka Konsumsi Ikan (AKI)

yang cukup besar dibanding wilayah lain di Pulau tersebut yaitu sebesar 65,14

kg/kapita/tahun. Dapat dikatakan bahwa tingkat konsumsi ikan di Pulau

Sulawesi cukup tinggi berdasarkan pengkategorian oleh Kementerian Kelautan

dan Perikanan (KKP) (2016) yang mengkategorikan, bahwa daerah yang

memiliki angka konsumsi rendah adalah dengan nilai konsumsi di bawah

kurang dari 20 kg/kapita/tahun sedangkan konsumsi sedang pada angka 20–31,4

GorontaloSulawesi

BaratSulawesiSelatan

SulawesiTengah

SulawesiTenggara

SulawesiUtara

2014 47.74 46.16 45.4 45.07 50.77 47.83

2015 50.56 49.78 48.97 46.03 52.6 48.99

2016 51.34 49.96 51.08 47.27 54.82 52.05

2017 58.55 54.21 60.88 52.34 64.02 61.94

2018 61.28 59.42 62.29 56.6 65.14 62.63

0

10

20

30

40

50

60

70

Axi

s Ti

tle

Page 114: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

95

kg/kapita/tahun dan konsumsi tinggi di atas 31.4 kg/kapita/tahun. Selain

menunjukkan meningkatnya preferensi masyarakat akan konsumsi ikan,Tingkat

konsumsi ikan yang terus meningkat di Pulau Sulawesi melambangkan bahwa

adanya permintaan ikan yang terus meningkat dan besar di Pulau Sulawesi

sesuai ketentuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2016 yang

mengkategorikan daerah yang memiliki angka konsumsi rendah adalah dengan

nilai konsumsi di bawah kurang dari 20 kg/kapita/tahun sedangkan konsumsi

sedang pada angka 20–31.4 kg/kapita/tahun dan konsumsi tinggi di atas 31.4

kg/kapita/tahun. Maka dari grafik 4.5 tersebut dapat dilihat bahwa Pulau

Sulawesi memiliki angka konsumsi ikan yang tinggi, karena angka konsumsi

ikan di Pulau Sulawesi dalam kurun waktu 2014-2018 memiliki nilai diatas

40kg/kapita/tahunnya. Permintaan konsumsi ikan yang besar diharapkan akan

menaikan output ekonomi, serta pertumbuhan ekonomi khusus sektor perikanan

di 6 Provinsi Pulau Sulawesi.

4. Gorontalo

Provinsi Gorontalo terletak pada semenanjung Gorontalo di Pulau

Sulawesi, tepatnya di bagian barat dari Provinsi Sulawesi Utara. Luas wilayah

provinsi Gorontalo adalah 12.435,00 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak

1.166.142 jiwa (2018), dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,91%.

Berdasarkan data BPS tahun 2018, distribusi PDRB terbesar di Provinsi

Gorontalo yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, dengan distribusi

Page 115: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

96

sebesar 38,65% terhadap total PDRB di provinsi Gorontalo. Dalam sektor

perikanan budidaya, provinsi Gorontalo memiliki luas lahan budidaya ikan

sebesar 64.381.172 hektar, pada tahun yang sama produksi perikanan budidaya

di Gorontalo sebesar 57.561,07 ton, dengan Angka Konsumsi Ikan (AKI) yang

besar yaitu 61.28 kg/kapita/tahun, dan Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi)

sebesar 82.45 yang diketahui bahwa kesejahteraan pembudidaya di Provinsi

Gorontalo tahun 2018 terbilang rendah, atau tidak memiliki kesejahteraan yang

baik menurut NTPi.

5. Sulawesi Barat

Provinsi Sulawesi Barat resmi terbentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun

2004. Luas wilayah Sulawesi Barat adalah 16.796,19 km2, dengan jumlah

populasi penduduk sebanyak 1.355.554 jiwa. Berdasarkan data BPS 2018,

distribusi PDRB terbesar di Provinsi Sulawesi Barat yaitu sektor pertanian,

kehutanan, dan perikanan, dengan distribusi sebesar 40,61% terhadap total

PDRB di provinsi Sulawesi Barat. Dalam sektor perikanan, provinsi Sulawesi

Barat memiliki luas lahan budidaya sebesar 279.534.000 hektar, pada tahun

yang sama produksi perikanan budidaya di Sulawesi Barat sebesar 102.501,16

ton, dengan Angka Konsumsi Ikan (AKI) yang besar yaitu 59.42

kg/kapita/tahun, dan Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) sebesar 94.86 yang

diketahui bahwa kesejahteraan pembudidaya ikan di Sulawesi Barat terbilang

masih rendah, atau tidak memiliki kesejahteraan yang baik menurut NTPi.

Page 116: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

97

6. Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas wilayah sebesar 45.764,53 km2

dengan jumlah penduduk 8.771.970 jiwa (2018), memiliki kepadatan penduduk

191,68 jiwa/km2. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 4 suku asli yaitu suku

Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Berdasarkan data BPS 2018, distribusi

PDRB terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu pada sektor pertanian,

kehutanan, dan perikanan, dengan distribusi sebesar 40,96% terhadap total

PDRB di provinsi Sulawesi Selatan. Dalam sektor perikanan, provinsi Sulawesi

Barat memiliki luas lahan budidaya yang sangat besar yaitu sebesar

1.667.665.402 hektar, pada tahun yang sama produksi perikanan budidaya di

Sulawesi Selatan sebesar 3.551.150,37 ton, dengan Angka Konsumsi Ikan

(AKI) yang besar yaitu 62.29 kg/kapita/tahun, dan Nilai Tukar Pembudidaya

ikan (NTPi) sebesar 101.45 yang diketahui bahwa kesejahteraan pembudidaya

ikan di Provinsi Sulawesi Selatan cukup baik, atau pembudidaya ikan memiliki

kesejahteraan yang baik menurut NTPi.

7. Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi dibagian tengah Pulau Sulawesi,

yang memiliki luas wilayah terluas diantara provinsi di Pulau Sulawesi, dengan

luas wilayahnya sebesar 61.841,29 km2, dan memiliki jumlah penduduk

sebanyak 3.054.020 jiwa. Berdasarkan data BPS 2018, distribusi PDRB terbesar

di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan,

Page 117: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

98

dengan distribusi sebesar 28,33% terhadap total PDRB di provinsi Sulawesi

Sulawesi. Dalam sektor perikanan, provinsi Sulawesi Barat memiliki luas lahan

budidaya yaitu sebesar 615.723.778 hektar, pada tahun yang sama produksi

perikanan budidaya di Sulawesi Selatan sebesar 1.270.551,07 ton, dengan

Angka Konsumsi Ikan (AKI) yang besar yaitu 56.6 kg/kapita/tahun, dan Nilai

Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) sebesar 85.83 yang diketahui bahwa

kesejahteraan pembudidaya pada tahun tersebut cukup rendah, atau

pembudidaya ikan tidak memiliki kesejahteraan yang cukup baik menurut

NTPi.

8. Sulawesi Tenggara

Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki luas wilayah sebesar 38.140 km2,

dengan total jumlah populasi penduduk sebanyak 2.704.737 jiwa. Berdasarkan

data BPS 2018, distribusi PDRB terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu

sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, dengan distribusi sebesar 23,96%

terhadap total PDRB di provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam sektor perikanan,

provinsi Sulawesi Barat memiliki luas lahan budidaya yaitu sebesar

408.014.279 hektar, pada tahun yang sama produksi perikanan budidaya di

Sulawesi Selatan sebesar 631.232,2 ton, dengan Angka Konsumsi Ikan (AKI)

yang besar yaitu 65.14 kg/kapita/tahun, dan Nilai Tukar Pembudidaya ikan

(NTPi) sebesar 99.92 yang diketahui bahwa kesejahteraan pembudidaya pada

provinsi Sulawesi Tenggara terbilang masih rendah, atau pembudidaya ikan

Page 118: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

99

tidak memiliki kesejahteraan yang cukup baik menurut NTPi.

9. Sulawesi Utara

Provinsi Sulawesi Utara memiliki luas wilayah seluas 13.892,47 km2,

dengan total jumlah penduduk sebanyak 2.506.981 jiwa, dengan kepadatan

penduduk sebesar 180,45 / km2. Berdasarkan data BPS 2018, distribusi PDRB

terbesar di Provinsi Sulawesi Utara yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan, dengan distribusi sebesar 20,95% terhadap total PDRB di provinsi

Sulawesi Utara. Dalam sektor perikanan, provinsi Sulawesi Barat memiliki luas

lahan budidaya yaitu sebesar 90.419.852 hektar, pada tahun yang sama produksi

perikanan budidaya di Sulawesi Selatan sebesar 488.247,35 ton, dengan Angka

Konsumsi Ikan (AKI) yang besar yaitu 62.63 kg/kapita/tahun, dan Nilai Tukar

Pembudidaya ikan (NTPi) sebesar 94.24 yang diketahui bahwa kesejahteraan

pembudidaya pada provinsi Sulawesi Utara cukup rendah, atau pembudidaya

ikan tidak memiliki kesejahteraan yang cukup baik menurut NTPi.

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Estimasi Model Regresi

a. Uji Chow

Dalam pemilihan model yang sesuai antara Common Effect Model dan

Fixed Effect Model yaitu menggunakan uji chow. Untuk melihat hasil uji chow

Page 119: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

100

yaitu dengan perbandingan nilai probabilitas (P-Value) dengan signifikansi =

5% , melalui hipotesis yaitu :

H0 : Model Common Effect

H1 : Model Fixed Effect

Jika tingkat nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi = 5%

maka H1 diterima, yang berarti model Common Effect merupakan model yang

tidak sesuai dan model Fixed Effect yang tepat digunakan. Tetapi, jika tingkat

nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi = 5% maka H0 diterima,

yang berarti model Common Effect adalah model yang tepat digunakan,

dibanding dengan model Fixed Effect.

Berdasarkan hasil Uji Chow yang sudah dilakukan dalam penelitian ini

yaitu dengan menggunakan Redundant Fixed Effect-Likehood Ratio yaitu

sebagai berikut.

Tabel 4. 3

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 98.632327 (5,21) 0.0000

Cross-section Chi-square 95.940457 5 0.0000

Sumber : Hasil olah data dengan E-Views 9

Page 120: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

101

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui nilai probabilitas pada Cross-section F

yaitu 0.0000, yang berarti probabilitas yaitu sebesar 0.0000 mempunyai nilai

yang lebih kecil dari P-value yaitu 0.05 (5%) , apabila ditulis dalam simbol

(0.0000>0.05). Maka hasil uji chow menunjukkan model Fixed Effect adalah

model yang sesuai, hal ini dikarenakan hasil Uji Chow menerima H1 dan H0

ditolak.

b. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pemilihan regresi data panel untuk menentukan

model mana yang paling tepat antara model Random Effect dan model Fixed

Effect dengan ketentuan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Untuk melakukan pemilihan model terbaik dalam Uji Hausman, yaitu

melalui probabilitas pada cross-section random dan tingkat signifikansi = 5%,

Jika nilai probabilitas pada cross-section random lebih kecil dari tingkat

signifikansi = 5% maka H1 diterima, yang berarti model Fixed Effect adalah

model yang sesuai dan Random Effect adalah model yang tidak digunakan.

Tetapi jika nilai probabilitas pada cross-section random lebih besar dari tingkat

signifikansi = 5% maka H0 diterima, yang berarti model Random Effect adalah

model yang lebih sesuai dibanding model Fixed Effect.

Page 121: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

102

Berdasarkan hasil Uji Hausman yang sudah dilakukan dalam penelitian ini

yaitu dengan menggunakan Correlated Random Effect-Hausman Test sebagai

berikut :

Tabel 4. 4

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.514583 3 0.0630

Sumber : Hasil olah data dengan E-views 9

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui nilai chi-square statistik probabilitas

sebesar 0.514583, dan memiliki probabilitas sebesar 0.0630 yang berarti

memiliki nilai yang lebih besar dari alpha yaitu 0.05 (5%) apabila ditulis dalam

simbol (0.0630>0.05). Maka hasil uji hausman menunjukkan model Random

Effect adalah model yang sesuai, hal ini dikarenakan H0 diterima sedangkan H1

ditolak.

Dari ketiga uji tersebut, model random effect merupakan model yang

terbaik dibuktikan dengan hasil dari uji chow dan uji hausman, maka

kesimpulan model regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah model

random effect. Berikut adalah hasil regresi menggunakan model random effect

yang menunjukkan nilai koefisien dan probabilitas variabel sebagai berikut :

Page 122: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

103

Tabel 4. 5

Hasil Analisis Regresi dengan Model Random Effect

Variabel Coefficient Prob.

C -3.523003 0.0072

LOG_VPB 0.310211 0.0000

LOG_NTPI 1.786126 0.0019

LOG_AKI 1.140237 0.0000

Sumber : Hasil olah data dengan E-views 9

Model Random Effect dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut.

PDRBik = -3.523003+ 0.310211 (LOG_VPB) + 1.786126 (LOG_NTPi) +

1.140237 (LOG_AKI) + ei

Dimana:

PDRBik = Produk Domestik Regional Bruto Sektor Perikanan

VPB = Volume Produksi Budidaya

NTPi = Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

AKI = Angka Konsumsi Ikan

Berdasarkan hasil estimasi data panel pada tabel 4.3 maka dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

a) Variabel volume produksi budidaya (VPB) (X1) mempunyai hubungan

yang positif terhadap variabel PDRB sektor perikanan yaitu dengan nilai

sebesar 0.310211. Yang berarti, setiap kenaikan penambahan 1 ton

Page 123: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

104

volume produksi ikan budidaya akan menaikan nilai PDRB sektor

perikanan sebesar 0.310211 dengan asumsi variabel yang lain adalah tetap

atau konstan. Variabel produksi budidaya ikan mempunyai nilai

probabilitas 0.000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat

signifikansi = 5% (0.000<.0.5) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel produksi perikanan budidaya signifikan terhadap perubahan nilai

PDRB sektor perikanan.

b) Variabel Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) (X2) mempunyai

hubungan positif terhadap variabel PDRB sektor perikanan, yaitu dengan

nilai sebesar 1.786126. Yang berarti, penambahan 1% Nilai Tukar

Pembudidaya Ikan akan meningkatkan nilai PDRB sektor perikanan

sebesar 1.786126 dengan asumsi variabel lain adalah tetap atau konstan .

Variabel NTPi mempunyai nilai probabilitas 0.0019 dimana nilai tersebut

lebih kecil dari tingkat signifikansi = 5% (0.0019>0.05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

signifikan terhadap perubahan nilai PDRB Sektor Perikanan.

c) Variabel Angka Konsumsi Ikan (AKI) (X4) mempunyai hubungan yang

positif terhadap variabel PDRB sektor perikanan yaitu sebesar 1.140237.

Yang berarti, setiap kenaikan penambahan 1 Kg/Kapita konsumsi ikan

akan meningkatkan nilai PDRB sektor perikanan sebesar 1.140237 dengan

asumsi variabel lain adalah tetap atau konstan. Variabel AKI mempunyai

Page 124: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

105

nilai probabilitas 0.0000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat

signifikansi = 5% (0.0000<0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Angka Konsumsi Ikan (AKI) signifikan terhadap perubahan nilai

PDRB sektor perikanan.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan uji asumsi klasik untuk meneliti

apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yang

berarti terdapat hubungan linear antara variabel independen dalam

model regresi. Penyebab terjadinya multikoniearitas adalah ketika nilai

determinasi (R2) yang diteliti menghasilkan nilai regresi linear yang

tinggi akan tetapi perbandingan antara nilai t-statikstik, f-statistik,t-tabel,

dan f-tabel tidak dapat menjelaskan mengenai hubungan signifikansi

terhadap variabel yang dijelaskan. Melalui E-views maka hasil uji

multikolinearitas yang didapati oleh penulis sebagai berikut:

Tabel 4. 6

Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil olah data dengan E-views 9

VPB NTPi AKI

VPB 1.000000 0.427179 0.019864

NTPi 0.427179 1.000000 -0.154100

AKI 0.019864 -0.154100 1.000000

Page 125: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

106

Tabel diatas menunjukkan hasil yang diperoleh dari uji

multikolinearitas yang dilakukan dengan aplikasi E-views9 yang

memperlihatkan nilai koefisien yang dihasilkan dari variabel

independen. Volume Produksi Budidaya, Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

(NTPi), dan Angka Konsumsi Ikan (AKI) merupakan variabel

independen dalam penelitian ini yang menunjukkan hasil yaitu nilai

koefisien berada dibawah 0.8 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

masalah multikolinearitas dalam penelitian ini.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah pada sebuah

model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual dalam satu

pegamatan ke pengamatan lainnya. Pada penelitian ini uji

heterokedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser dengan α = 5%. Berikut

adalah hasil uji heterokedastisitas pada penelitian ini :

Tabel 4. 7

Uji Heterokedastisitas

Variabel Prob.

LOG_VPB 0,4020

LOG_NTPi 0,4922

LOG_AKI 0,0731

Sumber : Hasil olah data dengan EViews 9

Page 126: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

107

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas diatas, nilai probabilitas

ketiga variabel bebas lebih besar dari 0.05 (>0.05) maka dapat

disimpulkan bahwa data penelitian ini lolos uji asumsi klasik non-

heterokedastisitas. Atau tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam

penelitian ini.

3. Uji Hipotesis

a. Uji t-Statistik (Uji Parsial)

Uji t-statistik dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas

(independent) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel terikat (dependen). Berikut adaah nilai probabilitas ketiga

variabel.

Tabel 4. 8

Uji t-statistik

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.523003 1.207532 -2.917524 0.0072

LOG_VPB 0.310211 0.043832 7.077335 0.0000

LOG_NTPI 1.786126 0.515467 3.465066 0.0019

LOG_AKI 1.140237 0.152525 7.475736 0.0000

Sumber : Hasil olah data dengan E-views 9

Secara parsial variabel bebas akan berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat apabila nilai probabilitasnya < α = 5%. Berdasarkan

ketentuan uji t-statistik penulis memiliki rincian hipotesis sebagai

berikut :

Page 127: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

108

1) H01 : Volume produksi perikanan budidaya tidak memiliki pengaruh

secara parsial terhadap nilai PDRB sektor perikanan di 6 provinsi

Pulau Sulawesi

H11 : Volume produksi perikanan budidaya memiliki pengaruh

secara parsial terhadap nilai PDRB sektor perikanan di 6 provinsi

Pulau Sulawesi

2) H02 : Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) tidak memiliki

pengaruh secara parsial terhadap nilai PDRB sektor perikanan di 6

provinsi Pulau Sulawesi

H12 : Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) memiliki pengaruh

secara parsial terhadap nilai PDRB sektor perikanan di 6 provinsi

Pulau Sulawesi

3) H03 : Angka Konsumsi Ikan (AKI) tidak memiliki pengaruh secara

parsial terhadap nilai PDRB sektor perikanan di 6 provinsi Pulau

Sulawesi

H13 : Angka Konsumsi Ikan (AKI) memiliki pengaruh secara

parsial terhadap nilai PDRB sektor perikanan di 6 provinsi Pulau

Sulawesi

Page 128: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

109

Dari hasil hipotesis yang telah dianalisis maka dapat ditentukan

beberapa kesimpulan, yaitu : variabel volume produksi perikanan

memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti volume

produksi budidaya berpengaruh signifikan terhadap PDRB Sektor

perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi. Nilai Tukar Pembudidaya

Ikan (NTPi) memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0019 > 0,05 yang

berarti NTPi berpengaruh signifikan terhadap PDRB sektor perikanan di

enam provinsi Pulau Sulawesi. Begitu juga dengan variabel angka

konsumsi ikan yang memiliki nilai probabilitas 0,000 < 0,05, yang

berarti angka konsumsi ikan berpengaruh positif terhadap PDRB sektor

perikanan di enam provinsi di Pulau Sulawesi. Uji F-Statistik (Uji

Simultan)

Uji F-statistik dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat.

Tabel 4. 9

Hasil Uji F-Statistic

R-squared 0.655043 Mean dependent var 0.606413

Adjusted R-squared 0.615240 S.D. dependent var 0.074137

S.E. of regression 0.045987 Sum squared resid 0.054984

F-statistic 16.45725 Durbin-Watson stat 1.556089

Prob(F-statistic) 0.000003

Sumber : Hasil olah data dengan E-views 9

Page 129: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

110

Pada uji F-statistik penelitian ini yang dipaparkan melalui tabel

4.8, dapat dilihat bahwa nilai probabilitasnya adalah 0,000003 < 0,05,

yang berarti signifikan secara statistik. Maka, volume produksi budidaya

ikan, Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) dan Angka Konsumsi Ikan

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PDRB sektor

perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi.

b. Uji Koefisien Determinasi

Fungsi koefisien determinasi yaitu untuk mengukur proporsi atau

persentase dari variasi total variabel bebas yang mampu dijelaskan oleh

model regresi, maka diperlukannya uji koefisien determinasi. Ukuran

besaran ditinjau melalui pengaruh antar variabel yang didapat dari hasil

nilai koefisien determinasi variabel tersebut yaitu : range angka regresi

menggunakan angka antara nol dan satu yang digunakan dalam

menganalisis. Bila nilai koefisien yang dihasilkan adalah nol (R2= 0),

yang memiliki arti bahwa jika varian yang dihasilkan melalui variabel

dependen secara menyeluruh tidak dapat dipresentasikan oleh variabel

independen. Namun jika nilai koefisien determinasi yang dihasilkan yatu

sama dengan 1 (R2 = 1), maka diartikan bahwa varian yang dihasilkan

melalui variabel dependen secara menyeluruh dapat dan bisa

dipresentasikan oleh variabel independen.

Page 130: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

111

Pada penelitian ini melalui tabel 4.8 analisis koefisien

determinasi yang diketahui menunjukkan bahwa, R-squared bernilai

0,655043 atau 65,50%. Maka volume produksi perikanan budidaya,

NTPi, dan AKI dapat menjelaskan PDRB sektor perikanan di enam

provinsi Pulau Sulawesi sebesar 65,50%. Sedangkan 34,86% lainnya

dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

C. Analisis Hasil Penelitian

1. Volume Perikanan Budidaya terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB)

Dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa variabel volume perikanan

budidaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB sektor perikanan.

Hal ini berarti peningkatan volume perikanan budidaya dapat meningkatkan

PDRB sektor perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi. Hasil penelitian ini

sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan, yaitu adanya pengaruh produksi

perikanan budidaya secara positif dan signifikan terhadap PDRB sektor

perikanan seperti penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh (Retno Dea

Gitawati,2018) yang menunjukkan produksi perikanan budidaya mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap Produk Domstik Regional Bruto

(PDRB). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

Sukirno (2011) bahwa pertumbuhan ekonomi didapat berdasarkan adanya

pertumbuhan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara,

Page 131: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

112

seperti pertambahan jumlah produksi barang dan jasa, semakin besar jumlah

produksi barang atau jasa (output) yang dihasilkan suatu negara atau wilayah

maka semakin besar pula pendapatan yang dihasilkan oleh negara tersebut,

maka terdapat pertumbuhan perekonnomian didalamnya. Penelitian ini juga

didukung oleh penelitian terdahulu oleh (Nela Layali Hilwa, 2016) yang

menunjukkan produksi perikanan yang diekspor memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB, dan penelitian yang dilakukan oleh (Pramitha

Dianissa, 2018) yang menunjukkan produksi perikanan tangkap berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PDRB. Penelitian lain yang mendukung yaitu

penelitian yang dilakukan oleh (Tiptiwa Sampanta et al, 2020) menyatakan

bahwa, sektor budidaya di Thailand yang meningkat berkontribusi positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial.

2. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB)

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel NTPi berpengaruh

positif dan signifikan. Hal ini berarti peningkatan Nilai Tukar Pembudidaya

Ikan (NTPi) akan meningkatkan PDRB sektor perikanan di enam provinsi Pulau

Sulawesi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan,

yaitu adanya pengaruh kesejahteraan secara positif terhadap PDRB atau

pertumbuhan ekonomi sektor perikanan secara signifikan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa produksi yang terus meningkat dalam sektor perikanan

Page 132: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

113

budidaya memperlihatkan pembudidaya ikan memiliki keuntungan yang juga

meningkat atau membaik, meskipun nilai tukar pembudidaya ikan di Pulau

Sulawesi masih dikatakan rendah. Rendahnya kesejhtaraan pembudidaya yang

dihitung dengan indikator nilai tukar faktanya bukan hanya melihat pendapatan

yang diterima oleh pembudidaya ikan saja, namun juga melihat pengeluara yang

harus dikeluarkan oleh pembudidaya ikan. Nilai Tukar Pembudidaya ikan

(NTPi) sebagai indikator kesejahteraan pembudidaya ikan bukan hanya

mengukur pendapatan rata-rata pembudidaya namun juga pengeluaran rumah

tangga pembudidaya ikan, menurut KKP NTPi yang rendah (< 100) dapat

diartikan bahwa nilai pengeluaran rumah tangga pembudidaya ikan lebih besar

dibanding laba yang dihasilkan, pengeluaran tersebut salah satunya adalah

semakin meningkatnya modal yang harus dikeluarkan pembudidaya karena

harga benih ikan yang semakin mahal, selain itu ada kebutuhan yang harus tetap

dikeluarkan seperti kebutuhan konsumsi makanan pada rumah tangga

pembudidaya ikan yaitu konsumsi yang harus tetap dikeluarkan dapat diiring

dengan pendapatan yang membaik. Untuk meningkatkan kesejahteraan

pembudidaya ikan di Pulau Sulawesi yang relatif kecil diharapkan pemerintah

memberikan insentif akan produksi ikan yang sudah berhasil didapat oleh para

pembudidaya, atau memberikan subsidi berupa benih sebagai bantuan modal.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh (Mayang Sari, Rahmita B.Ningsih,

2011) mendukung hasil penelitian ini, penelitian tersebut menyatakan

kesejahteraan masyarakat berkontribusi positif dan signifikan terhadap

Page 133: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

114

pertumbuhan ekonomi.

3. Angka Konsumsi Ikan (AKI) terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB)

Dalam penetian ini menunjukkan bahwa variabel Angka Konsumsi Ikan

(AKI) berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini berarti peningkatan konsumsi

ikan akan meningkatkan PDRB sektor perikanan di enam provinsi Pulau

Sulawesi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan,

yaitu adanya pengaruh konsumsi ikan secara positif terhadap PDRB sektor

perikanan. Penelitian ini didukung oleh juga oleh teori perekonomian dua sektor

yang menunjukkan bahwa pendapatan nasional yang merupakan salah satu

penentu pertumbuhan ekonomi dapat ditentukan besarnya melalui dua

komponen yaitu salah satunya adalah konsumsi. Dalam hal ini konsumsi ikan

yang dilakukan oleh masyarakat pesisir terdapat pada teori perilaku konsumen

Almost Ideal Demand System (AIDS) yang menunjukkan bahwa adanya

kebiasaan dan kegemaran mengkonsumsi ikan, akan meningkatkan permintaan

produksi ikan. Karena tingkat konsumsi ikan di enam provinsi Pulau Sulawesi

tersebut terbilang sangat tinggi, maka hal tersebut secara langsung akan

meningkatkan permintaan (demand) akan output produksi ikan yang semakin

besar. Maka dari itu konsumsi ikan yang semakin meningkat akan berpengaruh

terhadap pembangunan sektor perikanan karena produksi yang besar dan

terserap pasar akan memberikan keuntungan dan akan meningkatkan PDRB

Page 134: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

115

pada sektor perikanan. Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian terdahulu

yang telah dilakukan oleh (Yulia Arthatiani et al, 2018) yang mendukung hasil

penelitian ini, bahwa dalam penelitiannya konsumsi ikan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap determinasi permintaan ikan dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini

adalah oleh (Chyi-Lu Jang et al, 2012) yang menyatakan bahwa konsumsi ikan

memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB)

Page 135: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

116

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini membahas tentang pengaruh produksi perikanan budidaya,

Kesejahteraan Pembudidaya yang diproksikan sebagai Nilai Tukar Pembudidaya

ikan (NTPi), dan Angka Konsumsi Ikan (AKI) terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) sektor perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi periode tahun

2014-2018. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel volume perikanan budidaya berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel PDRB sektor perikanan, hal ini berarti peningkatan

volume produksi pada perikanan budidaya dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi sektor perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi.

2. Variabel Nilai Tukar Pembudidaya ikan (NTPi) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel PDRB sektor perikanan, hal ini berarti

peningkatan NTPi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor

perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi.

3. Variabel Angka Konsumsi Ikan (AKI) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap variabel PDRB sektor perikanan, hal ini berarti peningkatan

konsumsi ikan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor

perikanan di enam provinsi Pulau Sulawesi.

Page 136: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

117

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Bagi Akademisi

a. Diperlukan penambahan variabel bebas dalam penelitian ini untuk

mengetahui faktor-faktor selain dalam penelitian ini yang dapat

memengaruhi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor perikanan di

Pulau Sulawesi.

b. Diperlukan penelitian lebih lanjut lagi, khususnya mengenai hubungan

kesejahteraan pembudidaya ikan dengan indikator pemakaian Nilai Tukar

Pembudidaya ikan (NTPi) dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Bagi Pemerintah Terkait

a. Karena produksi pada Sumber Daya Alam (SDA) yang sifatnya dapat hilang

(fugitive) maka stock SDA akan terus berkurang jika terus dimanfaatkan

untuk memenuhi permintaan yang akan terus meningkat seiring peningkatan

penduduk di Indonesia, maka pemerintah memerlukan kajian khusus dan

lebih lanjut serta penguatan kebijakan dalam sektor perikanan guna untuk

memanfaatkan serta melestarikan sumber daya yang ada.

b. Kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tukar pembudidaya

Page 137: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

118

dapat dilakukan dengan dua strategi yaitu pertama dengan berfokus pada

indeks penerimaan, yaitu faktor-faktor yang yang mempengaruhi kuantitas

hasil budidaya, peningkatan harga jual adalah pilihan yang mungkin tepat

dilakukan untuk menaikan tingkat pendapatan pembudidaya ikan. Kedua

dapat berfokus pada indeks pengeluaran, dengan menurunkan indeks

pengeluaran yaitu dapat dilakukan dengan bantuan subsidi oleh pemerintah

sebagai modal produksi perikanan budidaya agar menekan biaya modal

yang harus dikeluarkan oleh pembudidaya ikan, khusunya pembelian benih

ikan yang cukup sulit didapat.

c. Angka konsumsi Ikan (AKI) di Pulau Sulawesi yang sangat tinggi

menggambarkan bahwa produksi ikan diserap dengan baik oleh penduduk di

Pulau Sulawesi, gemar makan ikan yang dilakukan oleh penduduk

memberikan dampak yang baik selain untuk kesehatan karena diserapnya

protein hewani, juga memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan

perekonomian di Pulau Sulawesi. Diharapkan pemerintahan regional lain

juga dapat menyerap output berpotensi besar yang dihasilkan oleh masing-

masing wilayah regional lain.

Page 138: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

119

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. (2001). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Bardach, J.E., Ryther, J.H., W.L.Mc Larney. (1972). Aquaculture : Alabama

Agriculture Experiment Station. Auburn University.

Barry Render, J. H. (2001). Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba

empat.

C.E. Ferguson, J. G. (1975). Micro Economics Theory. Illonois.

Effendi, M. (1997). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Frank J. Fabozzi, M. F. (1995). Capital Markets. New Jersey: Prentice Hall.

Gilarso, T. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.

Hutabarat, B. (1996). Analisis Deret Waktu Kecenderungan Nilai Tukar Petani di

Jawa. Jurnal Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD .

Joesron, Tiati Suhartiati, M. Fathorrozi. (2003). Teori Ekonomi Makro, Dilengkapi

Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Magfuri. (1987). Manajemen Produksi. Jakarta: Rineka Cipta.

R. Basuki, P. U. (2001). Pedoman Umum Nilai Tukar Nelayan. Jakarta: Direktoral

Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau kecil.

Suparmoko. (2002). Ekonomi publik untuk keungan dan pembangunan daerah.

Yogyakarta: Andi.

A Leaf, P.C. Weber. (1988). Cardiovascular effects of n-3 fatty. England: J Med.

Agus, W. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Jakarta: Ekonosia.

Amirus Saleh, Dahlan Fanani,M.Kholid. (2016). Pengaruh Produksi,Harga

Internasional, dan Nilai tukar terhadap Volume Ekspor.

Baltagi, H Budi. (2005). Econometric Analysis of. New York: John Wiley & Son.

Page 139: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

120

Beattie BR, Taylor cr, Wtss MJ. (1985). The economis of Productions. 1st edition.

Florida (US): Kriger Publishing Company.

Clara ayu monica, T. M. (2017). Analisis potensi daerah sebagai upaya meningkatkan

perekonomian daerah di Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Ekonomi

Pembangunan , 60- 68.

Dahuri, R. (2018). Pembangunan Ekonomi Kelautan dan Peningkatan Daya Saing

dan Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas secara Berkelanjutan Menuju

Indonesia yang Maju, Sejahtera, dan Berdaulat. Bandung: Universitas

Padjajaran.

Djunaidah, I. S. (2017). Tingkat Konsumsi Ikan di Indonesia:. Jurnal Penyuluhan

Perikanan dan Kelautan , 12-24.

Dr. Arif Satria, SP, M.Si., Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si., Dr. Ir. Anna. (2013).

Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Usaha Perikanan. Jakarta: CV.

Josevindo.

Freshty Yulia, Nunung Kusnadi, Harianto. (2018). Analisis Pola Konsumsi dan Moel

Perimntaan Ikan menurut Karakteristik Rumah Tangga di Indonesia. Jurnal Sosek ,

73- 86.

Ghalia. (2001). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta.

Gujarati dalam Dias S. (2012). Analisis regresi: model data panel. Analisis Regresi .

Gujarati, D. (2003). Ekonometrika Dasar (Z. Sumarno, Trans). Jakarta: Erlangga.

Harianto. (1994). An Empirical Analysis of Food Demand. Victoria: La Trobe

University.

Hariyadi, P. (2015). Peranan Pangan Hewani dalam Pembangunan SDM Bangsa.

Expert Opinion , 12-15.

Heruwati. (2002). Pengolahan Ikan Secara Tradisional : Prospes dan peluang

pengembangan. Jurnal Litbang Pertanian , 92-99.

Page 140: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

121

Hidayat, A. (2014). Penjelasan Metode Analisis Regresi Data Panel. Hipotesis

Komputerisasi Regresi .

Indriani, Rahman, Makmur Kambolong. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perkembangan Usaha Kripik Oblong. Business .

Komalasari, A. (2009). Analisis Tentang Pelaksanaan Plant Layout Dalam Usaha

Meningkatkan Efisiensi. Bandung: Universitas Widyatama.

Krisna Fery, Anggie destitie, Dadang, Tri wahyuni, Walim Abdul. (2016). Informasi

kelautan dan perikanan. Jakarta: Pusat data, statistik, dan informasi.

Liony Wijayanti, Ihsannudin. (2013). Strategi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Nelayan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Agriekonomika , 2.

M.Subri. (2005). Ekonomi Kelautan . Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Marindi Briska Yusni , Eko Budi Santoso. (2017). Analisis Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Pengembangan Subsektor Perikanan Tangkap. Jurnal Teknik

ITS Vol.6, 2337-3520.

Ministry of Marine Affairs and Fisheries (MMAF), Republic of Indonesia and

USAID Sustainable. (2018). State of the Sea: Indonesia, Volume One: An

Overview of Marine Resource Management for Small-Scale Fisheries and

Critical Marine Habitats in Indonesia. Project , 156.

Monintja, D. R. (2000). Strategi Pengembangan Perikanan Tangkap Berbasis

Ekonomi Kerakyatan. Sumberdaya perikanandankelautan , 12.

Nailatul Husna, Irwan Noor, Mochammad Rozikin. (n.d.). Analisis Pengembangan

Potensi Ekonomi Lokal Menguatkan Daya Saing Daerah di Kabupaten Gresik.

Jurnal Administrasi Publik , 190.

Paolo, B. (2018). Indonesia kaya potensi kelautan dan perikanan.

Rahayu, W.P Slamet, M. Suliantari dan Srikandi. (1992). Teknologi Fermentasi

Produk Perikanan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 140.

Sadono, Sukirno. (2005). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi ketiga. Jakarta: Raja

Page 141: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

122

Grafindo Persada.

Saefudin, D. (2015). Esensi Hari Ikan Nasional.

Saka, A. A. (2018). Ekonomi Perikanan. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Samuelson, A Paul, William , Nordhaus. (1992). Ekonomi Mikro. Jakarta:

PT.Erlangga.

Satrawidjaya. (2002). Nelayan dan Kemiskinan. Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita.

Sekretariat Jenderal . (2019). Laporan Tahunan KKP 2019. Jakarta: Kementerian

Kelautan dan Perikanan.

Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2018). Laporan Tahunan

KKP 2018. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sembiring, R. (2017). Pengaruh Nilai Tukar Nelayan Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat di Desa Pahlawan.

Septifitri, Daniel Monintja, Sugeng Hari, Sulaeman. (2010). Peluang Pengembangan

Perikanan Tngkap Di Provinsi Sumatera Selatan. Saintek Perikanan , 8-21.

Soekartawi. (1986). Ilmu Usaha Tani dan Penelitian untukPengembangan Petani

Kecil .Jakarta: UI Press.

Sukirno, sadono. (2010). Makro Ekonomi Modern :Perkembangan Pemikiran Dari

Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta: Grafindo Persada.

T, G. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. 2004: Kanisius.

Umi Muawanaha, Gellwynn Yusufb, Luky Adriantoc, Jimy Kaltherd, Robert

Pomeroye,Habibi Abdullahf, Toni Ruchimat. (2019). Review of national laws

and regulation in Indonesia in relation to an ecosystem approach to fisheries

management. Marine Policy , 150-160.

Walter, N. (1995). Teori Mikro Ekonomi, Prinsip dasar dan Perluasa, Alih Bahasa

Daniel Wirajaya. 3.

Page 142: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

123

Widarjono, A. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya disertai Panduan

EViews. Yogyakarta: UPPM STIM YKPN.

Yee, C.C., N.Tran , C.D. Dao, T.B. Sulser, M.J. Phillips,. (2017). Fish in 2050 in the

ASEAN region. Working Paper .

Zisca Veybe, Tri Oldy, Daisy. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Industri Kecil Olahan Ikan di Kota Medan. Ekonomi .

N Mankiw, Gregory. (2003). Teori Makro Ekonomi. Edisi keempat. Jakarta:

Erlangga.

Page 143: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

124

LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Model Common Effect (CEM)

Dependent Variable: LOG_PDRB

Method: Panel Least Squares

Date: 03/19/21 Time: 08:55

Sample: 2014 2018

Periods included: 5

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -9.494892 1.491088 -6.367761 0.0000

LOG_VPB 0.445967 0.026634 16.74420 0.0000

LOG_NTPI 3.887784 0.687153 5.657817 0.0000

LOG_AKI 1.749314 0.311816 5.610089 0.0000

2. Model Fixed Effect (FEM)

Dependent Variable: LOG_PDRB

Method: Panel Least Squares

Date: 03/19/21 Time: 08:56

Sample: 2014 2018

Periods included: 5

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 30 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.942992 1.417129 0.665424 0.5130

LOG_VPB -0.059372 0.076089 -0.780297 0.4439

LOG_NTPI 0.695895 0.557876 1.247400 0.2260

LOG_AKI 1.014263 0.156968 6.461570 0.0000

Page 144: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

125

3. Model Random Effect (REM) (Using)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.523003 1.207532 -2.917524 0.0072

LOG_VPB 0.310211 0.043832 7.077335 0.0000

LOG_NTPI 1.786126 0.515467 3.465066 0.0019

LOG_AKI 1.140237 0.152525 7.475736 0.0000 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.080573 0.8806

Idiosyncratic random 0.029675 0.1194 Weighted Statistics R-squared 0.655043 Mean dependent var 0.606413

Adjusted R-squared 0.615240 S.D. dependent var 0.074137

S.E. of regression 0.045987 Sum squared resid 0.054984

F-statistic 16.45725 Durbin-Watson stat 1.556089

Prob(F-statistic) 0.000003

4. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 35.179245 (5,21) 0.0000

Cross-section Chi-square 67.144631 5 0.0000

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 0.514583 3 0.0630

Page 145: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

126

6. Uji t-Statistic

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -3.523003 1.207532 -2.917524 0.0072

LOG_VPB 0.310211 0.043832 7.077335 0.0000

LOG_NTPI 1.786126 0.515467 3.465066 0.0019

LOG_AKI 1.140237 0.152525 7.475736 0.0000

7. Uji F-Statistic

R-squared 0.655043 Mean dependent var 0.606413

Adjusted R-squared 0.615240 S.D. dependent var 0.074137

S.E. of regression 0.045987 Sum squared resid 0.054984

F-statistic 16.45725 Durbin-Watson stat 1.556089

Prob(F-statistic) 0.000003

Page 146: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

127

8. Variabel Penelitian Sebelum Log

PROVINSI TAHUN Y (Milyar Rupiah)

X1 (Ton) X2 (Persen) X3

(Kg/Kapita)

PROVINCE YEARS PDRB VPB NTPi AKI

GORONTALO

2014 2107 57404.23 91.9 47.74

2015 2442 60230.3 92.04 50.56

2016 2780 42008.86 89.23 51.34

2017 3146 94849.84 84.86 58.55

2018 3459 57561.07 82.45 61.28

SULAWESI BARAT

2014 3151 67548.68 98.2 46.16

2015 3561 89729.96 99.2 49.78

2016 3888 126779.54 96.21 49.96

2017 4392 104320.78 94.92 54.21

2018 4782 102501.16 94.86 59.42

SULAWESI SELATAN

2014 22857 3103433.51 103.2 45.4

2015 27580 3479419.93 102.08 48.97

2016 31080 3564787.66 99.13 51.08

2017 35074 3902808.25 97.97 60.88

2018 38802 3551150.37 101.45 62.29

SULAWESI TENGAH

2014 5674 1218405.51 95.7 45.07

2015 6472 1396700.74 92.8 46.03

2016 7207 1341619.79 88.95 47.27

2017 8069 971924.48 85.5 52.34

2018 9091 1270551.07 85.83 56.6

SULAWESI TENGGARA

2014 8262 1037416.04 99.1 50.77

2015 8955 994055.86 97.71 52.6

2016 10636 912609.82 96.29 54.82

2017 12013 1016381.96 97.33 64.02

2018 13372 631232.2 99.92 65.14

SULAWESI UTARA

2014 3693 429542.63 97 47.83

2015 4053 478701.89 95.18 48.99

2016 4182 432695.84 92.98 52.05

2017 4747 459514.32 91.48 61.94

2018 5510 488247.35 94.24 62.63

Page 147: ANALISIS PENGARUH PRODUKSI PERIKANAN, KESEJAHTERAAN

128

9. Variabel Penelitian Setelah Log

PROVINSI TAHUN LOG PDRB LOG VPB LOG NTPi LOG AKI

GORONTALO

2014 3.226483906 4.758944 1.963316 1.678882

2015 3.257640182 4.779815 1.963977 1.703807

2016 3.289218708 4.623341 1.950511 1.710456

2017 3.325843928 4.977037 1.928703 1.767527

2018 3.347175789 4.760129 1.916191 1.787319

SULAWESI 2014 3.339811051 4.829617 1.992111 1.664266

BARAT 2015 3.365781783 4.952937 1.996512 1.697055

2016 3.395022193 5.103049 1.98322 1.698622

2017 3.422806441 5.018371 1.977358 1.734079

2018 3.446381812 5.010729 1.977083 1.773933

SULAWESI 2014 4.210657421 6.491842 2.01368 1.657056

SELATAN 2015 4.257435206 6.541507 2.008941 1.68993

2016 4.289850387 6.552034 1.996205 1.708251

2017 4.324338025 6.591377 1.991093 1.784475

2018 4.357243044 6.550369 2.006252 1.794418

SULAWESI 2014 3.753889331 6.085792 1.980912 1.653888

TENGAH 2015 3.675520804 6.145103 1.967548 1.663041

2016 3.704493697 6.127629 1.949146 1.674586

2017 3.72956406 5.987633 1.931966 1.718834

2018 3.755390004 6.103992 1.933639 1.752816

SULAWESI 2014 3.917085191 6.015953 1.996074 1.705607

TENGGARA 2015 3.95206559 5.997411 1.989939 1.720986

2016 4.026778329 5.960285 1.983581 1.738939

2017 4.079651477 6.007057 1.988247 1.806316

2018 4.126196368 5.800189 1.999652 1.813848

SULAWESI 2014 3.666287669 5.633006 1.986772 1.6797

UTARA 2015 3.652194106 5.680065 1.978546 1.690107

2016 3.66232143 5.636183 1.96839 1.716421

2017 3.68184521 5.662299 1.961326 1.791971

2018 3.700939833 5.68864 1.974235 1.796782