analisis pengaruh pemberian kredit koppas binus …repository.utu.ac.id/231/1/i-v.pdf · pemberian...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT KOPPAS
BINUS TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG
KELONTONG DI GAMPONG UJONG BAROH
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH :
F E R A W A T I
NIM : 07C20101062
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2015
ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT KOPPAS
BINUS TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG
KELONTONG DI GAMPONG UJONG BAROH
KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH :
F E R A W A T I
NIM : 07C20101062
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Pada Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2015
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Struktur perekonomian Indonesia membagi kegiatan ekonomi menjadi tiga
(3) kelompok badan usaha, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), koperasi
dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Dari ketiga kekuatan ekonomi nasional
tersebut pemerintah mengharapkan agar dikembangkan menjadi komponen-
komponen yang saling mendukung dan terpadu di dalam sistem ekonomi
nasional.
Koperasi merupakan lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha dan
pelayanan yang sangat membantu dan diperlukan oleh anggota koperasi dan
masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan
keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat
dilihat pada peran beberapa koperasi kredit dalam menyediakan dana yang relatif
mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh
untuk memperoleh dana dari Bank.
Koppas Binus (Koperasi Pedagang pasar Bina Bina Usaha) merupakan
salah satu lembaga peminjaman uang dari sekian banyak lembaga pengkreditan
lainnya seperti Bank, PNPM Mandiri, serta lembaga swasta lainnya yang relatif
memiliki bunga yang sangat tinggi. Hal tersebutlah yang memicu para pedagang
untuk memilih Koppas Binus sebagai tempat peminjaman bagi para pedagang.
Hadirnya Koppas Binus (Koperasi Pedagang pasar Bina Bina Usaha)
merupakan suatu anugerah bagi para usahaan kecil atau pedagang kecil yang ada
di Kabupaten Aceh Barat. Pemberian kredit yang dilakukan oleh Koppas Binus
(Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) sangat penting sekali bagi para
2
anggotanya karena dengan pemberian kredit ini maka koperasi ini dapat
meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya. Pemberian kredit yang
dilakukan oleh Koppas Binus merupakan suatu pendapatan utama bagi Koperasi
Bina Usaha karena dengan kegiatan pemberian kredit maka Koppas Binus akan
memperoleh suatu penghasilan sehingga semakin besar kredit yang diberikan
maka semakin besar pula koperasi ini untuk memperoleh pendapatan dari
pinjaman tersebut. Fasilitas kredit yang diberikan Kopps Binus kepada anggota
selain membantu para anggota, usaha ini juga bertujuan untuk mendapatkan laba
atau dalam koperasi dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diinginkan.
Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya.
Bentuk pinjaman yang ditawarkan oleh Koperasi Bina Usaha sangat
beragam, berdasarkan kebutuhan pihak yang membutuhkan. Hal ini juga yang
menyebabkan banyaknya kebijaksanaan yang dikeluarkan dalam pemberian
kredit. Sebab apabila sedikit saja kelonggaran ataupun kesalahan yang tidak
disengaja, maka akan menyebabkan masalah bagi pihak koperasi.
Jumlah pinjaman yang diberikan Koperasi Pasar Bina Usaha (Koppas
Binus) setiap tahun mengalami peningkatan karena permintaan kredit yang
semakin tinggi.
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan jumlah
jumlahpeminjam/nasabah kredit Koppas Binus Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat dibawah ini ¨
3
Tabel 1
Jumlah Nasabah Koppas Binus Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat
No Uraian Jumlah (orang)
1 Pedagang Kelontong 120
2 Pedagang Sayur 5
3 Pedagang Ikan 4
4 Industri Rumah Tangga 12
5 Warung Nasi 23
6 Warung Kopi 43
Total 200 Sumber : Koppas Binus Aceh Barat (Dilolah, Juli 2015)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin meneliti dengan judul
penelitian “Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Koppas Binus (Koperasi
Pedagang Pasar Bina Usaha) terhadap Pendapatan Pedagang Kelontong di
Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”.
1.2. Rumusan Masalah.
Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana
Pengaruh Pemberian Kredit Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha)
terhadap Pendapatan Pedagang Kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat ?
1.3. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Pemberian Kredit Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) Terhadap
Pendapatan Pedagang Kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diharapkan dan diperoleh dari hasil penelitian
ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1.4.1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti terutama untuk
menambah wawasan dalam hal mengetahui bagaimana Pengaruh pemberian
Kredit Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) Terhadap
Pendapatan Pedagang Kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat serta menjadi suatu kesempatan yang berharga
bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah di proleh selama
masa kuliah
b. Bagi Akademik
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai dokumentasi di
perpustakaan Fakultas Ekonomi dan perpustakaan Universitas Teuku Umar serta
dapat dikembangkan lebih luas dalam penelitian selanjutnya.
1.4.2. Secara Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini khususnya bagi Koppas Binus
(Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) atau bagi pihak lainnya yaitu sebagai
informasi dan arahan yang baik, sehingga akan mendapatkan gambaran secara
global tentang pengaruh pemberian kredit terhadap Pendapatan Pedagang
Kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat.
5
1.5. Sistematikan Pembahasan
Penelitian ini terdiri dari :
Bagian Pertama, Pendahuluan adalah berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian,
serta sistematika pembahasan.
Bagian Kedua, Tinjauan Pustaka berisi tentang landasan teori dari
penelitian yang berjudul analisis pengaruh kredit Koppas Binus (Koperasi
Pedagang Pasar Bina Usaha) terhadap peningkatan pendapatan pedagang
kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat mengenai pengertian antar variabel dalam judul tersebut, Hubungan kredit
dengan pendapatan, Kondisi Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina
Usaha) di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, Peneliitan
terdahulu, Kerangka Pemikiran penelitian serta perumusan hipotesis.
Bagian Ketiga, Metode Penelitian berisi tentang ruang lingkup penelitian
yang didalamnya mengenai Populasi dan Sampel, Jenis dan sumber data, Metode
Penelitian, pengumpulan data, model analisis data, definisi operasional serta
pengujian hipotesis.
Bagian Keempat Hasil dan Pembahasan berisi tentang hasil dan
pembahasan yang didalamnnya dijelaskan mengenai statistik desktriptif, variabel
penelitian, hasil pengujian dan pembahasan hasil penelitian.
Bagian Kelima, Penutup berisi Kesimpulan dan Saran di dalamnya
dijelaskan mengenai simpulan – simpulan yang diambil dari keseluruhan hasil
penelitian serta saran-saran. Serta dalam skripsi ini dilengkapi dengan daftar
pustaka yan gpenulis gunakan untuk melengkapi penyusunan skripsi ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kredit
2.1.1. Pengertian Kredit
Menurut Johanes (2004, h.7) kata "kredit" berasal dari bahasa Romawi
"credere" yang berarti percaya atau credo atau creditum yang berarti saya
percaya. Seseorang yang mendapatkan kredit adalah seseorang yang telah
mendapat kepercayaan dari kreditur.
Undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 menyebutkan pengertian
kredit, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau
pembagian hasil tertentu. Kredit juga didefinisikan sebagai penyerahan atas dasar
kepercayaan sejumlah uang atau barang yang dipersamakan dan wajib
dikembalikan sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati bersama.
Adapun menurut Hasibuan (2007, h.87) mengemukakan pengertian kredit
yang lebih jelas bahwa: " Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang harus
dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati".
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 pada pasal 1 ayat 12
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara kreditur dan pihak lain yang
7
dapat mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. (Untung,
2000, h.1).
Sedangkan menurut Suyatni, (2002, h.12) memberikan definisi kredit
sebagai berikut: Kredit dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan
prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontra
prestasi akan diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu".
Berdasarkan pengertian diatas nampak bahwa suatu fungsi pokok dari
kredit pada dasaraya adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan
masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan kegiatan usaha berbagai
bidang yang semua itu untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dalam hal ini
mempermudah mendapatkan modal usaha.
Jadi tujuan suatu pemberian kredit antara lain:
a. Mencari Keuntungan
Yaitu bank yang dalam kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat bertujuan untuk
memperoleh hasil dari pemberian kredit dalam bentuk bunga yang diterima oleh
bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah yang menggunakan jasa bank tersebut.
b. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang mengalami
devisit anggaran (kekurangan dana), baik dana investasi maupun dana modal
kerja. Adapun dana tersebut akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya.
8
c. Membantu pemerintah
Keuntungan bagi pemerintah dengan pemberian kredit adalah:
1. Penerimaan pajak
2. Membuka kesempatan kerja
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat.
2.1.2. Unsur-Unsur Kredit
Oleh karena itu ada 4 (empat) kredit yang digambarkan sebagi berikut :
(Untung, 2000, h.2)
1. Kepercayaan berarti bahwa pemberi kredit dalam memberi kredit yakin
bahwa prestasi yang diberikanya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa,
akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa
yang akan datang.
2. Tenggang waktu yaitu waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontra prestasi yang akan diterima pada masa yang datang.
3. Degree of risk (resiko) yang akan dihadapi sebagai berikut adanya jangka
waktu yang memisakan antara pemberi prestasi dan kontra prestasi yang akan
diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu keredit yang
diberikan maka semakin tinggi pula tingkat resikonya,sehingga terdapat unsur
ketidak tentuan yang tidak dapat diperhitungkan.
4. Prestasi atau obyek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang tetapi
juga dapat berbentuk barang atau jasa namun karena kehidupan ekonomi
modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi kredit yang
menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
9
Gambar 1. Unsur – Unsur Kredit
2.1.3. Jenis-jenis kredit
Kredit terdiri dari beberapa jenis, bila dilihat dari berbagai sudut pandang,
dalam hal ini macam atau jenis kredit yang ada juga tidak bisa dipisahkan dari
kebijaksanaan perkreditan yang digariskan sesuai dengan tujuan pembangunan.
Pada mulanya kredit didasarkan atas dasar kepercayaan murni yaitu berbentuk
kredit perorangan karena kedua bela pihak saling mengenal. Dengan
berkembangnya waktu, maka bekembang pula unsur-unsur lain yang menjadi
landasan kredit, sehingga berkembang berbagai jenis kredit. (Untung, 2000, h.4-
5).
Dari segi lembaga pemberi kepada penerima kredit yang menyangkut
struktur pelaksanaan kredit di indonesia, maka jenis kredit dapat digolongkan
sebagi berikut : (Untung, 2000, h. 5 )
1. Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha.
2. Kredit likuidasi yaitu kredit yang diberikan oleh Bank sentral kepada bank-
bank yang beroperasi di Indonesia.
3. Kredit langnsung, kredit ini diberikan oleh Bank Indonesia kepada lembaga
pemerintah.
Kepercayaan
Resiko
Unsur Kredit
prestasi
waktu
10
Dari segi tujuan penggunaanya kredit dikelompokan menjadi :
1. Kredit kumulatif yaitu kredit uang diberikan oleh bnak pemerintah atau bank
swasta kepada perorangan untuk pembiayaan keperluan konsumsinya.
2. Kredit produktif yaitu terbagi atas 2 makna :
a. Kredit investasi adalah kredit yang ditujukan untuk pembiayaan modal tetap,
berupa peralatan produksi,gedung dan mesi-mesin.
b. Kredit eksploitasi yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai kebutuhan
dan usaha akan modal kerja yang berupa, persediaan bahan baku, persediaan
produk akhir, barang dalam proses serta piutang.
c. Perpaduan antara kredit konsumtif dan kredit produktif.
Secara umum jenis-jenis kredit yang dikeluarkan oleh bank dapat dilihat
dari berbagai segi adalah:
1) Dari segi jangka waktu
a) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau
paling lama satu tahun dan biasanya untuk keperluan modal kerja. Contohnya
untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian
misalnya tanaman padi dan palawija
b) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai tiga tahun,
dan biasanya kredit ini untuk melakukan investasi.
c) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling lama, yaitu diatas
tiga tahun atau lima tahun dan biasanya untuk keperluan investasi jangka panjang.
11
2) Dari segi kolektibilitas
a) Kredit lancar (pas)
Adalah kredit yang kriterianya antara lain pembayaran angsuran pokok
dan bunga tepat waktu, memiliki mutasi rekening yang aktif, dan bagian dari
kredit yang dijamin dengan angsuran tunai.
Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila :
1. Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu.
2. Memiliki mutasi rekening yang aktif.
3. Bagian kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).
b) Kredit dalam perhatian khusus (special mention)
Adalah kredit yang kriterianya antara lain terdapat tunggakan angsuran
pokok dan atau bunga yang belum melampaui sembilan puluh hari, kadang-
kadang terjadi cerukan, mutasi rekening relatif aktif jarang teriadi pelanggaran
terhadap kontrak vang dijanjikan dan didukung oleh pinjaman baru.
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain:
1. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum
melampaui 90 hari.
2. Kadang - kadang terjadi cerukan
3. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.
4. Mutasi rekening relatif rendah.
5. Didukung dengan pinjaman baru.
c) Kurang lancar (substandard)
Yang dimaksud kredit kurang lancar adalah kredit yang mempunyai
kriteria antara lain terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah
12
melampaui sembilan puluh hari, sering terjadi cerukan, frekuensi mutasi rekening
relatif rendah, terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah diperjanjikan lebih
dari sembilan puluh hari dan dokumen pinjaman lemah.
Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria diantaranya ;
1. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang
melampaui 90 hari.
2. Sering terjadi cerukan.
3. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari
4. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.
5. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.
6. Dokumen pinjaman yang lemah.
d) Kredit diragukan (doubtful)
Kredit diragukan adalah kredit yang kriterianya terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari, terjadi cerukan
yang permanen terjadi wan prestasi lebih dari 180 hari, terjadi kapitalisasi bunga
dan dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun
peningkatan jaminan.
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya :
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180
hari.
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen.
c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.
d. Terjadi kapitalisasi bunga.
13
e. Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan
jaminan.
e) Kredit macet
Adalah kredit yang memiliki kriteria antara lain terdapat tunggakan
angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, kerugian
operasional ditutupi dengan pinjaman baru, dari segi hukum maupun kondisi
pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.
Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain :
a. Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 270 hari.
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.
c Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai
yang wajar.
Menurut Suharno (2003, h.102). "Kredit macet atau problem loon adalah
kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur
kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur".
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan kredit
sehingga perlu dilakukan analisis sebelum dana disalurkan kepada calon debitur
antara lain:
a. Faktor Internal
1) Adanya self dealing atau tindak kecurangan dari aparat pengelola kredit.
2) Bank terlalu mengfokuskan terhadap jaminan
3) Bank terlalu mengejar target
4) Bank terlambat mencairkan pinjaman.
14
5) Kekurangan pengetahuan teknis pada pengelolaan kredit.
6) Pengelola kredit tidak tegas dan lemah melakukan monitoring penggunaan
kredit.
7) Kebijakan kredit yang tidak tepat.
b. Faktor Eksternal
1. Kebijakan pemerintah (sosial, politik, ekonomi) yang berpengaruh
terhadap operasional perusahaan.
3) Terjadinya bencana alam, kerusuhan yang merusak usaha debitor.
4) Itikad buruk dari debitur.
5) Adanya penyalahgunaan fasilitas kredit.
6) Pemalsuan usaha.
7) Menggunakan anggunan milik pihak ketiga.
8) Debitur melarikan diri.
9) Jaminan yang tidak marketable, sehingga sulit melakukan likuidasi pada saat
kredit macet. .
Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan
penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian. Usaha penyelesaian
tingkat awal dilakukan dengan cara memberikan teguran atau peringatan lisan
atau tertulis kepada debitur.
3) Dari Segi Tujuan Dan Kegunaannya
a) Kredit investasi
Kredit yang biasanya untuk perluasan usaha atau untuk membangun
proyek/pabrik dimana masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih
15
lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu
perusahaan.
b) Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang dipergunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya. Kredit modal kerja merupakan kredit yang
dicairkan untuk mendukung kredit investasi yang sudah ada.
c) Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang dipergunakan untuk konsumsi secara pribadi,
misalnya untuk perumahan, kredit mobil dan lain sebagainya.
4) Dari segi jaminan
a) Kredit Dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu artinya
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi oleh jaminan yang diberikan
debitur.
b) Kredit Tanpa Jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan ataupun orang tertentu. Hanya
melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas sicalon debitur selama
berhubungan dengan yang bersangkutan.
2.1.4. Analisa Pemberian Kredit
Kredit pada awal perkembanganya mengarahkan fungsinya untuk
merangnsang kedua bela pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam
bidang usaha maupun untuk kebutuhan sehari-hari. Adapun pihak yang memberi
kredit secara material dan harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan
16
perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan obyek kredit dan secara
spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk
mencapai kemajuan.
Secara garis besar fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian
perdagangan dan keuangan yaitu sebagai berikut :
1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang
3. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalulintas uang
4. Kredit adalah salah satu stabilitas ekonomi
5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat
6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
7. Kredit juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional
Dari segi lembaga pemberi dan penerima kredit yang menyangkut
pelaksanaan kredit di Indonesia, maka jenis kredit dapat digolongkan menjadi :
1. Kredit perbankan kepada masyarakat untuk kegiatan usaha dan
konsumsi.Kredit ini diberikan oleh bank pemerintah atau bank swata kepada
dunia usaha guna membiayai sebagian kebutuhan permodalan dan atau kredit
dari bank kepada indifidu untuk membiayai pembelian kebutuhan hidup yang
berupa barang maupu jasa.
2. Kredit likuiditas yaitu kredit yang diberikan oleh bank sentral kepada bank-
bank yang beroprasi di Indonesia yang selanjutnya digunakan sebagai dunia
usaha untuk membiayai kegiatan perkreditan.
3. Kredit langsung merupakan kredit yang diberikan oleh Bank Indonesia
kepada lembaga pemerintah, atau semi pemerintah misalnya Bank Indonesia
17
memberikan kredit langnsung kepada bulog dalam rangka pelaksanaan
program pengadaan pangan atau pemberian kredit langnsung kepada
pertanian atau kepada pihak ketiga lainya.
Dalam menanggapi permohonan kredit, pihak bank melakukan evaluasi
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan calon debitur dalam
menjalankan kewajibanya. Hal ini damaksudkan untuk menghindari
(memperkecil) resiko yang mungkin timbul dan memastikan bahwa kredit yang
diberikan akan aman, artinya baik kredit maupun bunganya dapat dibayar sesuai
dengan waktu yang disepakati..
Menurut Dendawijaya (2005. h.88), bahwa :
Analisis atau nilai kredit suatu proses yang dimaksudkan untuk
menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon
debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa
proyek yang dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible)
Pelaksanaan analisis kredit berpedoman pada UU No. 10 Tahun 1998
tentang perubahan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, khususnya pasal 1
ayat (11), pasal 8, dan pasal 29 ayat (3). Dengan adanya analisis kredit ini, dapat
dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur.
Menurut Kasmir (2000) bahwa untuk mengetahui layak atau tidaknya
suatu kredit, perlu dilakukan analisis kepada calon debitur yaitu analisis 5 C dan 7
P. Penilaian kredit dengan metode analisis 5 C adalah sebagai berikut:
a. Character (watak)
Analisis ini untuk mengetahui watak yang berkaitan dengan integritas dari
calon nasabah, integritas ini sangat menentukan kemauan membayar kembali
18
nasabah atas kredit yang telah dinikmatinya. Orang yang memiliki karakter yang
baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
b. Capital (modal)
Analisis ini berkaitan dengan nilai kekayaan yang dimiliki calon nasabah
yang biasanya diukur dari modal sendiri yaitu total aktiva dikurangi total
kewajiban (untuk perusahaan).
c. Capacity (kemampuan)
Adalah penilaian terhadap calon debitur dan dalam kemampuan untuk
memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian akad kredit yaitu
melunasi utang pokok dan bunga.
d. Collateral (jaminan)
Berdasarkan ketentuan pemerintah/Bank Indonesia, setiap pemberian kredit
harus didukung oleh adanya agunan yang memadai, kecuali untuk program-
program pemerintah, karena kredit pada dasarnya mengandung risiko.
e. Condition of economy (kondisi ekonomi)
Kondisi perekonomian akan mempengaruhi kegiatan dan prospek usaha
peminjam, dalam rangka proyeksi pemberian kredit,kondisi perekonomian harus
pula dianalisis (paling sedikit selama jangka waktu kredit).
Penilain kredit dengan menggunakan metode analisis 7 P adalah
sebagai berikut:
a. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-
hari maupun masa Iaiunya yang mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan
tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
19
b. Party
Mengklasiflkasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya, sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas
berbeda dari bank.
c. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin
banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah
satu usahanya merugi akan dapat ditutupi sektor lainya.
d. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa
mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.
e. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam-macam. Seperti modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif.
f. Profitability .
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan
semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang diperolehnya.
20
g. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau maupun jaminan
asuransi.
2.1.5. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur perkreditan adalah rangkaian kegiatan pemberian kredit yang
terkoordinir dilakukan berulang ulang untuk melaksanakan aktivitas
perusahaan. Proses permohonan kredit simpan pinjam dapat digambarkan
sebagi berikut :
Gambar 2. Skema Prosedur Pemberian Kredit
Permohonan Kredit
Keputusan Menyetujui/
Menolak
Pencairan Kredit
Analisa Kredit
Pelunasan Kredit
Administrasi Kredit
Pengawasan Kredit
ditolak disetujui
21
2.2. Pendapatan
2.2.1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan menurut Tuanakotta (2004, h.152) menyatakan bahwa
“Pendapatan (Revenue) dapat didefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahaan. Pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan.
Mengingat pentingnya sangat sulit mendefinisikan pendapatan sebagai unsur
akuntansi pada dirinya sendiri. Pada dasarnya pendapatan adalah kenaikan laba.
Seperti laba pendapatan adalah proses arus penciptaan barang atau jasa oleh suatu
perusahaan selama suatu kurun waktu tertentu. Umumnya, pendapatan dinyatakan
dalam satuan moneter (uang)”.
Pengertian pendapatan adalah salah satu aktiva lancar yang penting, karena
menyangkut kegiatan operasi perusahaan. Pendapatan merupakan bagian yang
penting baik untuk perusahaan jasa maupun perusahaan perdagangan.
Pengertian pendapatan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002, h.23)
dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan” adalah sebagai berikut “Pendapatan
adalah Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan
ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Sedangkan pendapatan menurut Kusnadi (2000, h.9) bahwa “Pendapatan
adalah suatu penambahan aktiva (harta) yang mengakibatkan bertambahnya
modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang
melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena
pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa
yang telah diberikan kepada pihak lain“.
22
Pendapatan menurut Tuanakotta (2004, h.153) bahwa “Pendapatan adalah
inflow of assets ke dalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa”.
Dari pengertian di atas Peneliti menyimpulkan bahwa pendapatan adalah
suatu jumlah yang diperoleh dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukan
oleh suatu perusahaan.
2.2.2. Jenis-jenis Pendapatan
Jenis-jenis pendapatan menurut Kusnadi (2000, h.19) adalah sebagai
berikut :
1. Pendapatan Operasi
Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :
a. Penjualan kotor
Penjualan kotor adalah penjualan sebagaimana tercantum dalam faktur atau
jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan return dan potongan
penjualan.
b. Penjualan bersih
Penjualan bersih adalah penjualan yang diperoleh dari penjualan kotor
dikurangi return penjualan ditambah dengan potongan penjualan lain-lain.
2. Pendapatan non operasi
Pendapatan non operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :
a. Pendapatan bunga
Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena telah
meminjamkan uangnya kepada pihak lain
23
b. Pendapatan sewa
Pendapatan sewa adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena telah
menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain.
Berdasarkan uraian diatas Peneliti menyimpulkan bahwa jenis-jenis
pendapatan terdiri dari pendapatan operasi yang diperoleh dari penjualan kotor
dan penjualan bersih, pendapatan non operasi diperoleh dari pendapatan bunga
dan poendapatan sewa.
2.3. Hubungan Kredit dengan Pendapatan
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang harus dibayar kembali
bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Sedangkan kredit adala suatu jumlah yang diperoleh dari hasil penjualan barang
atau jasa yang dilakukan oleh suatu usaha.
Kredit dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan prestasi baik
berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontra prestasi akan
diterima kemudian dalam jangka waktu tertentu. Sehingga pemberian kredit
kepada pedagang kelontong akan memberikan suatu motivasi dan semangat
karena dapat menunjang kondisi baru dalam dunia usahanya.
Jadi pada dasarnya hubungan pemberian kredit dengan pendapatan sangat
erat karena pemberian kredit merupakan salah satu pendukung dalam kelancaran
peningkatan pendapatan. Oleh karena itu, dengan adanya pemberian kredit maka
pihak pedagang kelontong akan sangat terbantu dalam pengembangan usahanya.
24
2.4. Pengaruh Kredit Terhadap Pendapatan
Pemberian kredit oleh pihak pemberi pinjaman mempunyai fungsi dan
tujuan tertentu yang untuk mencari keuntungan, membantu nasabah, dan
membantu pemerintah dalam meningkatkan stabilitas ekonomi. Menurut Kasmir
yang dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Perbankan” : pemberian kredit
itu sendiri meningkatkan daya guna uang maupun barang, mendorong dan
memperlancar produksi dan konsumsi yang pada akhirnya untuk meningkatkan
taraf hidup orang banyak.
Dengan demikian pemberian kredit memiliki peran yang sangat penting
dalam perkembangan perokonomian karena adanya dorongan terhadap
peningkatan pendapatan setiap jenis usaha.
2.5. Kondisi Koppas Binus di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat
Dewasa ini banyak bermunculan koperasi-koperasi baru, baik yang sudah
mandiri maupun yang belum mandiri, sehingga mengakibatkan persaingan dalam
rangka mengembangkan usahanya. Untuk mengantisipasi persaingan antar
koperasi maupun badan usaha lainnya, diperlukan suatu sistem pengolahan dan
manajemen koperasi yang baik.
Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha (Koppas Binus) merupakan salah
satu koperasi yang masih aktif dan telah berdiri diantara banyak pesaing disekitar
lokasi di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Sebagai salah satu
Koperasi, Koppas Binus mendapat apresiasi dari berbagai pedagang pasar bina
usaha. Hal ini dikarenakan Koppas Binus memberikan pelayanan jasa yang baik
25
sehingga bagi nasabah dapat dipergunakan untuk meningkatkan pendapatan juga
memberikan peluang usaha/kerja melalui peminjaman krdit yang diberikan. Selain
itu Koppas Binus terus mendapatkan pinjaman modal dari berbagai Instansi
terkait dengan terus bertambahnya jumlah nasabah.
Namun, Koppas Binus juga mengalami kendala dalam penagihan kredit
karena terdapat beberapa nasabah yang mengalami penunggakan. Penunggakan
yang terjadi dikomunikasikan dengan baik dan akan memberikan teguran lisan
serta teguran secara tertulis. Sehingga resiko yang terjadi bagi nasabah dan
Koppas Binus itu sendiri dapat teratasi.
2.6. Penelitan Terdahulu
Penelitian ini dengan judul Analisis Pengaruh Kredit Koppas Binus
(Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) Terhadap Pendapatan Pedagang
Kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat belum pernah di lakukan penelitian, tapi penelitian ini sudah
pernah di lakukan oleh beberapa peneliti sebelumnnya, namun hasil dan
kesimpulannya berbeda karena metode analisis dan konsentrasi penelitian yang
mengarah pada satu kajian yang lebih spesifik. Berikut beberapa penelitian
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis :
1. Dalam penelitian Rita (2004) meneliti tentang Analisis Pengaruh
Pemberian Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil dan
Menengah (Studi kasus : PT. BPR Laksana Abadi Sunggal Medan).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pendapatan nasabah
sebelum menerima kredit sama saja dengan pendapatan nasabah setelah
26
menerima kredit. Ini berarti kredit tidak dapat meningkatkan pendapatan. Hal
ini bisa disebabkan karena jumlah kredit yang diberikan kecil, sedangkan
jumlah penambahan pendpatan yang terjadi kecil (perubahan tidak begitu
berarti). Penyebab lain bisa terjadi karena penggunaan kredit yang diberikan
tidak seluruhnya untuk pengembangan usaha tetapi untuk konsumsi pribadi
yang bukan membantu produktivitas usaha, halini dapat menimbulkan
dampak yang kurang baik baik pengembangan usaha debitur. Dengan jumlah
pendapatan pelaku usaha kecil antara sebelum dan sesudah mendapat
pinjaman dari PT. BPR Laksana Abadi Sunggal menunjukkan tidak ada
perbedaan yang berarti. Maka itu berarti PT. BPR Laksana Abadi Sunggal
dinilai tidak dapat memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan
usaha yang berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan para
pelaku usaha kecil di Medan yang telah diberikan kredit
2.7. Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian ini adalah “Diduga bahwa pemberian kredit
dari Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) berpengaruh positif
terhadap Pendapatan Pedagang Kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
3.1.1. Populasi
Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh kelompok peminjam pada
Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Arikunto (2001, h.107) mengemukakan bahwa
apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya dan
apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka diambil 10-15% atau 20-25%
atau lebih.
Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh kelompok peminjam pada
Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) Kabupaten Aceh Barat
sebanyak 120 orang.
3.1.2. Sampel
Berdasarkan populasi diatas maka teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik secara acak (Random Samplng) sebanyak 15 orang dari 120
orang
3.2. Data Penelitian
Untuk keperluan analisis, maka dalam penelitian ini digunakan data
sekunder dan primer yaitu :
a. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh berupa data yang sudah diolah
maupun belum diolah. Dalam penelitian ini data – data sekunder yang digunakan
28
yaitu Data dari Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha) Kabupaten
Aceh Barat, Buku – buku ekonomi, kredit dan pendapatan yang diperoleh dari
perpustakaan Fakultas Ekonomi dan perpustakaan Universitas Teuku Umar,
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Aceh Barat serta literatur –
literatur penunjang lainnya.
b. Data Primer
Sumber data yang diperoleh terdiri dari data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari nasabah Koppas Binus khususnya Pedagang Kelontong
Pasar Bina Usaha Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat dengan cara wawancara dengan menggunakan quisioner/angket.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik kuantitatif antara lain :
a. Studi Pustaka (Library Research)
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan yaitu
dengan cara membaca buku – buku dan literature lainnya yang diperlukan.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Pada metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data secaralangsung
yaitu penulis mendatangi instansi-instansi yang relevan misalnya Kantor Koppas
Binus, Pedagang-Pedagang Kelontong, Pedagang sayur, Pedagang Ikan serta
Warung Warung Kopi dan Warung nasi di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat.
29
3.4. Model Analisis Data
Untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana, Analisis Korelasi, dan Uji t.
a. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis ini untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel
bebas (X) terhadap variabel tertikat (Y), dengan rumusan sebagai berikut
(Supranto 2011, h.179) :
Y = a + bx + e ........................................................................... (1)
Dimana :
Y = Variabel terikat (Pendapatan)
a = Intercept
b = Koefisien Regresi
X = Variabel bebas (Kredit)
e = Errror term
b. Koefisien Determinasi (r)
Model ini untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y), dengan rumusan sebagai berikut
(Hasan 2002, h.233)
𝐫 =𝐧Ʃ𝐗𝐘− Ʃ𝐗Ʃ𝐘
𝒏Ʃ𝐗𝟐 (Ʃ𝐗)𝟐 − 𝒏Ʃ𝐘𝟐 − (Ʃ𝐘)𝟐 ……………… . . (𝟐)
30
Dimana :
r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
X = Kredit
Y = Pendapatan
c. Koefisien Determinasi (r2)
Model Koefisien Determinasi ini sering juga disebut dengan koefisien
penentu digunakan untuk melihat besarnya pengaruh nilai variabel X dengan
variabel Y, dengan rumusan sebagai berikut :
(Hasan 2002, h.233)
KP = r2x100% ……………………………………………. (3)
Dimana :
KP = Besarnya koefisien penentu (determinasi)
r = Koefisien korelasi
d. Uji t
Uji t merupakan uji yang digunakan untuk melihat signifikan dari
pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas (Koppas Binus) terhadap
variabel terikat (Pendapatan UKM), dapat dirumuskan sebagai berikut :
(Hasan 2002, h.233)
𝒕 =𝐫 𝒏 − 𝒓𝟐
𝟏 − 𝒓𝟐……………………… . . (𝟒)
31
Dimana :
n = Jumlah sampel
r = Koefisien korelasi
3.5. Defenisi Operasional Variabel
Agar tidak menimbulkan perngetian ganda tentang variabel - variabel
utama pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing-masing variabel
sebagai berikut:
a. Kredit (X) adalah kredit KOPPAS BINUS pedagang kelontong di
Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat tahun 2014 diukur dalam satuan rupiah (Rp)
b. Pendapatan (Y) adalah pendapatan pedagang kelontong di Gampong
Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat tahun
2015 diukur dalam satuan rupiah (Rp) .
3.6. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian hipotesis dalam penilitian ini maka diperoleh
apabila:
a. H0 ; β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel
X (Kredit) terhadap variabel Y (Pendapatan) di Kabupaten Aceh Barat.
b. H1 ; β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel X
(Kredit) terhadap variabel Y (Pendapatan) di Kabupaten Aceh Barat.
32
Kriteria pengujian hepotesis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Apabila th > tt , maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh
pemberian kredit Koppas Binus terhadap peningkatan pendapatan
pedagang kelontong di Gampong Ujong Baroh Baroh Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
b. Apabila th < tt , maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada
pengaruh pemberian kredit Koppas Binus terhadap peningkatan
pendapatan pedagang kelontong di Gampong Ujong Baroh Baroh
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Bagian ini penulis akan menjelaskan tentang Analisis Pengaruh pemberian
Kredit KOPPAS BUNUS terhadap Pendapatan Pedagang Kelontong di Gampong
Ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.
Salah satu kelengkapan agar perusahaan dapat berjalan, tumbuh dan
berkembang dengan baik adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia
dengan tingkat kemampuan yang baik sesuai dengan standart kebutuhan dunia
perbankan sangat di perlukan untuk menyokong perkembangan dan pertumbuhan
perusahaan. Begitu juga dengan Bq Bina Usaha ,Kebutuhan akan karyawan yang
professional dan memiliki loyalitas merupakan suatu kebutuhan yang sangat
penting di tengah persaingan dunia perbankan yang sangat ketat, Khususnya
Mikro.
Koppas Binus Adalah lembaga Keuangan yang berbadan hukum Koperasi.
Koperasi Bina Usaha Adalah unit dari Koperasi Pasar Bina Usaha Yang berbadan
Hukum 366/ BH / KOP /1.6 /II /2006 yaitu Unit Jasa Keuangan Syariah ( UJKS )
Yang Memperhatikan Undang-undang perkoperasian yaitu :
a. Undang-undang R.I.No : 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Intruksi
Presiden R.I. Nomor 18 Tahun 1998 Tentang peningkatan Pembinaan dan
Pengembangan Perkoperasian,
b. Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah R.I. Nomor 21/KEP /MENEG /IV /2001 tentang penunjukan
Pejabat yang berwenang untuk memberikan Akte Pendirian Perusahaan
Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi.
c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil danMenegah R.I.
Nomor 104.1 /Kep/ M.KUKM/X/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan ,Pegesahan Akta Pendiriandan Perubahan Anggaran Dasar
Koperasi.
Koperasi Bina Usaha Lahir pada tanggal 27 Februari 2006 yang
beranggotakan 30 Orang. Yang semua Anggota berprofesi sabagai Pedagang
Pakaian,Pecah Belah dan Kelontong, Jumlah anggota pada tahun 2012 adalah 87
Orang dengan Jumlah peminjam sebanyak 984 orang dan jumlah penabung 1412
orang yang bersumber dari berbagai profesi.
Koperasi Pasar Bina Usaha ( Koppas Binus ) Adalah salah satu Koperasi
yang mendapat dana Program BRR Pada tahun 2006. Koperasi Bina Usaha
Membuka Unitnya yaitu Unit Simpan Pinjam ( USP) BQ Bina Usaha.Yang
Sekarang sudah di ubah menjadi Unit Jasa Keuangan Syariah ( U J K S ) BQ
Bina Usaha resmi di buka pada tanggal 28 Maret 2006.
Tabel 3Pendapatan Pedagang Kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh BaratNo Nama Nasabah Jumlah Kredit
(Rp)Pendapatan Per
Bulan1 Nurhabibah 5,000,000 6,200,0002 Zulhafni 15,000,000 18,200,0003 Nurhikmah 15,000,000 17,700,0004 Rita Karmila 5,000,000 5,900,000
2
5 Zahari 10,000,000 12,300,0006 Erna 10,000,000 13,100,0007 Masruddin 10,000,000 12,600,0008 Sabaruddin 10,000,000 12,500,0009 Abdullah HR 20,000,000 23,600,00010 Armansyah Armiga 13,000,000 15,000,00011 Hamid B 5,000,000 6,500,00012 Junaidi 5,000,000 7,000,00013 Roni Andrian 5,000,000 6,500,00014 Mahmud 5,000,000 6,800,00015 Nurbaiti 10,000,000 12,800,000
Sumber : Hasil penelitian (Diolah 2015)
Berdasarkan tabel 3 diatas maka penulis dapat menjelaskan bahwa Jumlah
pendapatan pedagang kelontong di gampong Ujong Baroh Kecamaan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat selama 1 (satu) bulan untuk Nurhabibah sebesar
Rp. 6.200.000, untuk Zulhafni sebesar Rp18.200.000 untuk Nurhikmah sebesar
Rp.17.700.000 untuk Rita Karmita sebesar Rp. 5.900.000 untuk Zahari sebesar
Rp. 12.300.000 untuk Erna sebesar Rp.13.100.000 untuk Masruddin sebesar Rp.
12.600.000 untuk Sabaruddin sebesar Rp. 12.500.000 untuk Abdullah HR
sebesar Rp. 23.600.000 untuk Armansyah Arniga sebesar Rp. 15.000.000 untuk
Hamid B sebesar Rp. 6.500.000 untuk Junaidi sebesar Rp. 7.000.000 untuk Roni
Adrian sebesar Rp. 6.500.000 untuk Mahmud sebesar Rp. 6.800.000 untuk
Nurbaiti sebesar Rp. 12.800.000.
Berdasarkan hasil pengamatan tabel diatas dapat peneliti simpulkan bahwa
Jumlah pendapatan pedagang kelontong di gampong Ujong Baroh Kecamaan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat selama 1 (satu) bulan bervariasi sesuai
dengan jumlah kredit yang di berikan oleh KOPPAS BINUS.
3
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis
Dari hasil penelitian pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa pemberian
Krdit Koppas Binus berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pedagang
kelontong di Gampong Ujong Baroh Kecamaan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat. Karena dengan adanya suplay modal yang di berikan oleh Koppas Binus
maka Jumlah pendapatan pedagang kelontong di Gampong Ujong Baroh
Kecamaan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat akan terus meningkat.
4.4 Pembahasan Penelitian
Bagian ini penulis akan membahas tentang pengaruh kredit Koppas Binus
Terhadap pendapatan pedagang kelontong di gampong Ujong Baroh Kecamaan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh yang akan dianalisis dengan menggunakan
model analisis regresi sederhana yang akan diolah melalui Program Statistik SPSS
17. Dari hasil penelitian diperoleh hasil akhirnya sebagai berikut :
Tabel 4Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi
No. Variabel Rata-rata Std. Deviasi Observasi
1. Pendapatan 16.1800 .45766 15
2. Kredit 16.8733 .74218 15 Sumber : Hasil Regresi (diolah 2015)
Pada tabel 4 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa rata-rata variabel
Pendapatan adalah 16.1800, dengan standar deviasi .45766, sedangkan Pengaruh
Kredit terhadap Pendapatan adalah untuk rata-rata diperoleh 16.8733 dan untuk
Standar Deviasi diperoleh .74218, ini berarti pemberian Kredit oleh KOPPAS
BINUS berpengaruh terhadap Pendapatan pedagang Kelontong di Gampong
ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4
4.4.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
Tabel 5
Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi
No VariabelPendapa
tanKredit
1
Person Correltion
a. Pendapatan
b. Kredit
1.000
.791
.791
1.000
2
Model
a. Koefisien Korelasi (R)
b. Koefisien Determinasi Adjusted
c. Koefisien Determinasi (R²)
.791
.626
.597
Sumber : Hasil Regresi (diolah Juli 2012)
Berdasarkan tabel 5. diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa koefisien
korelasi pendapatan diperoleh R = 0,791 secara positif menjelaskan terdapat
hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Kredit (X) terhadap Pendapatan (Y)
dengan keeratan hubungan 79.1 persen. Dikarenakan apabila Kredit yang di
berikan tinggi maka Pendapatan pedagang kelontong juga akan lebih baik, begitu
juga sebaliknya, Sehingga pengaruh yang ditimbulkan juga sangat berarti.
5
Adapun mengetahui kriteria pengujian hubungan atau koefisien korelasi
(KK) antar variabel menurut Hasan (2003, h.234) adalah sebagai berikut :
a. KK = 0, artinya tidak ada korelasi
b. 0 < KK ≤ 0,20 artinya korelasi sangat rendah atau lemah sekali
c. 0,20 < KK ≤ 0,40 artinya korelasi rendah atau lemah tapi pasti
d. 0,40 < KK ≤ 0,70 artinya korelasi yang cukup berarti
e. 0,70 < KK ≤ 0,90 artinya korelasi yang tinggi dan kuat
f. 0,90 < KK ≤ 1,00 korelasi yang sangat tinggi dan kuat
g. KK = 1, artinya korelasi yang sempurna.
Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat diketahui pengaruh Koppas
Binus (X) terhadap Pendapatan UKM Koefisien determinasi dalam penelitian ini
dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
Koefisien determinasi = R2 x 100%
Koefisien determinasi = (0,597) x 100%
Koefisien determinasi = 59.7 %
Berdasarkan perhitungan Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi
penulis dapat menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) Adjusted
bernilai 59,7 persen. Dan menghasilkan R2 (R square) sebesar 0.791, yang dapat
diartikan bahwa 79.1 persen dapat dijelaskan oleh variabel Kredit (X). Sedangkan
sisanya sebesar 20,9 persen dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model
penelitian.
4.4.2 Uji Regresi Linear Sederhana
Tabel 6
6
Coeffesient
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
95.0% Confidence Interval forB
B Std. Error Beta Lower Bound
Upper
Bound
1 (Constant) 24.413 1.766 13.824 .000 20.598 28.229
Kredit_X .488 .105 .791 4.666 .000 .714 .262
Sumber : Hasil Regresi (diolah 2015)
Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh persamaan regresi linear
sederhana akhir estimasi sebagai berikut :
Y = a + bx + ɛ
Y = 24.413 + 0.488X
Persamaan Regresi linear tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta
Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai konstanta bernilai
positif yaitu sebesar 24.413 Nilai konstanta ini menggambarkan apabila Kredit
sama dengan nol maka Pengaruh Pendapatan 24.413.
b. Koefisien Regresi dari variabel Pengaruh Kredit (X)
Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien Kredit
bernilai positif yaitu sebesar 0.488 Dapat diartikan bahwa setiap kenaikan
kredit 1 %, maka pendapatan juga akan meningkat sebesar 0.488.
4.4.3 Uji t (parsial atau individual)
Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar
variabel bebas Kredit (X) terhadap Pendapatan (Y) secara individual dengan
tingkat kepercayaan (level of confidence 95%) yaitu :
7
Berdasarkan tabel diatas nilai thitung dapat dijelaskan bahwa untuk variabel
Kredit nilai thitung > ttabel (4.666 > 1.761 .maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga
secara individual variabel kredit berpengaruh secara signifikan terhadap
Pendapatan pedagang Kelontong di Gampong ujong Baroh Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil output dari penelitian diatas variabel Kredit mempunyai
hubungan secara positif signifikan terhadap Pendapatan pedagang Kelontong di
Gampong ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat yaitu
nilai thitung > ttabel thitung > ttabel (4.666 > 1.761) Hasil ini mengidentifikasikan
pemberian kredit Sangat berkaitan terhadap Pendapatan pedagang Kelontong di
Gampong ujong Baroh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat t.
Sedangkan jika dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan
bahwa Hubungan yang diberikan oleh kredit dalam mempengaruhi pendapatan R2
(R square) sebesar 0.791, yang dapat diartikan bahwa 79.1 persen dapat dijelaskan
oleh variabel Kredit (X). Sedangkan sisanya sebesar 20,9 persen dapat dijelaskan
oleh variabel lain diluar model penelitian.
8
33
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai Manfaat Program
Simpan Pinjam Perempuandi Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel Independan (Manfaat, Pelayanan, Distribusi dan Modal Usaha)
dan Variabel Dependen (Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi) memilki
nilai validitas dan reliabilitas butir yang valid.
2. Variabel Independan (Manfaat, Pelayanan, Distribusi dan Modal Usaha)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Variabel Dependen
(Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi) yang dibuktikan melalui persamaan
Y = 4,582+0,419Manfaat+0,282Pelayanan+0,085Distribusi+ 0,185Modal
Usaha dengan variable manfaat yang paling dominan mempengaruhi
daripada variable lain yaitu 0,419.
3. Variabel Independan (Manfaat, Pelayanan, Distribusi dan Modal Usaha)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Variabel Dependen
(Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi) dengan pembuktian R square 0,573
atau 57,3%.
34
5.2. Saran
1. PNPM dapat terus mempertahankan program simpan pinjam
perempuan karena dapat memberikan perubahan kondisi sosil
ekonomi perempuan di kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh
Barat.
2. Kepada karyawan dapat terus meningkatkan pelayanan, distribusi
dan modal usaha yang berkelanjutan kepada perempuan masyarakat
luas.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI.
Rineka Cipta. Jakarta.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan ; Edisi Kedua. Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hasibuan, Melayu. 2007. Dasar – Dasar Perbankan. Bumi Aksara. Jakarta
Yohanes, Ibrahim. 2004. Mengupas Tuntas Kredit Komersil dan Konsumtif dalam
perjanjian kredit Bank (Perspektif Hukum Dan Ekonomi). Mandar
maju. Bandung.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Jakarta.
Kasmir, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Kusnadi. 2001. Akuntansi Keuangan Menengah (Prinsip, Prosedur,dan Metode)
Universitas Brawijaya. Malang.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Republik Indonesia. UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 Tahun
1992 tentang Perbankan. Jakarta
Rita, Sofia. 2004. Skripsi : Analisis Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap
Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus : PT. BPR
Laksana Abadi Sunggal Medan). FE USU. Medan.
Suharno. 2003. Analisis Kredit. Djambatan. Jakarta.
Supranto. 2011. Statistika Teori dan Aplikasi. Erlangga. Jakarta
Suyatni. Thomas, 2002. Kelembagaan Perbankan. LP FE. Jakarta.
Untung, Budi. 2000. Kredit Perbankan di Indonesias. Penerbit Andi. Yogyakarta.
32