jurnal efektifitas kebijakan pemberian kredit …

23
JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO BERDASARKAN SURAT EDARAN DIREKSI NOSE: S.09c – DIR/ADK/03/2010 ATAS KETENTUAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO (Studi di Bank Rakyat Indonesia Unit Sleko Cabang Madiun) Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum Oleh: Firmansyah Deckiyanto NIM. 0910113119 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG 2013

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

JURNAL

EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO

BERDASARKAN SURAT EDARAN DIREKSI NOSE: S.09c – DIR/ADK/03/2010 ATAS

KETENTUAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO

(Studi di Bank Rakyat Indonesia Unit Sleko Cabang Madiun)

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan

Dalam Ilmu Hukum

Oleh:

Firmansyah Deckiyanto

NIM. 0910113119

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

MALANG

2013

Page 2: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

ABSTRAKSI

FIRMANSYAH DECKIYANTO, Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya, Februari 2013, Efektifitas Kebijakan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Mikro Berdasarkan Surat Edaran Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro (Studi di Bank Rakyat Indonesia Unit Sleko Cabang

Madiun), Agus Yulianto S.H., M.H.; Dr. Shinta Handayantinan S.H., M.H.

Dalam skripsi ini membahas mengenai Efektifitas Pelaksanaan Kebijakan Pemberian

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro Berdasarkan Surat Edaran Direksi Nose: S.09c –

DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro (Studi di Bank Rakyat

Indonesia Unit Sleko Cabang Madiun) yang memberlakukan kebijakan Kredit Usaha Rakyat

yang ditujukan untuk meningkatkan sektor riil dan memberdayakan UMKM (Usaha mikro, kecil

dan menengah). Pada awal diberlakukannya kebijakan tersebut, banyak masyarakat Kota Madiun

yang masih tidak mengerti tentang kebijakan kredit tersebut yang diterapkan oleh pemerintah

dan dilaksanakan oleh PT. BRI, sehingga banyaknya terjadi kredit macet. Hal ini dikarenakan

ketidakpahaman masyarakat mengenai kebijakan pemerintah tentang KUR yang tanpa agunan,

apalagi kurangnya informasi secara detail kepada masyarakat mengenai KUR.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris (empirical legal research) yang

dilakukan di lapangan secara langsung dengan cara mewawancarai narasumber guna

mendapatkan data primer. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan yuridis sosiologi, yaitu pendekatan yang mengkaji perilaku masyarakat yang timbul

akibat berinteraksi dengan sistem norma yang ada.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektifitas Kebijakan Pemberian Kredit Usaha

Rakyat (KUR) Mikro Berdasarkan Surat Edaran Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas

Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Dalam hal melaksanakan kebijakan pemerintah

dan dilaksanakan oleh BRI Unit Sleko Cabang Madiun dalam hal pemberian KUR mikro tidak

berjalan efektif karena kaidah hukum tidak dapat diberlakukan secara sosiologis dan masyarakat

atau para UMKM yang masih belum paham tentang kebijakan pemerintah dalam hal pemberian

KUR mikro yang mempunyai kesadaran hukum yang sangat rendah, hal ini disebabkan tingkat

SDM yang rendah. Hambatan yang dialami oleh BRI Unit Sleko Cabang Madiun dalam

melaksanakan kebijakan pemberian KUR mikro ialah hambatan teknis; hambatan non teknis dan

hambatan yang berasal dari kondisi eksternal yang kurang menguntungkan.

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepada pemerintah hendaknya membuat aturan

dari suatu jenis kredit yang lebih mudah dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh nasabah

debitur, pihak bank dan lembaga penjamin sehingga tidak menimbulkan salah pengertian, bagi

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Unit Sleko Cabang Madiun pejabat pemrakarsa dan pejabat

pemutus kredit yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur pemberian kredit KUR Mikro yang

telah sesuai dengan pedoman, maka sebaiknya untuk ditingkatkan lagi ketelitian dalam

menganalisis kelayakan calon debitur dengan benar-benar memperhatikan hasil wawancara serta

mencocokkan kelengkapan dokumen calon debitur sehingga KUR Mikro tidak terjadi kredit

macet, bagi pelaku UMKM dan nasabah atau debitur untuk memberikan keterangan yang

sebenar-benarnya atas usaha yang dijalankan, menggunakan secara tepat fasilitas kredit yang

diberikan, berusaha keras untuk meningkatkan usaha baik dari segi kualitas maupun kuantitas

produk usahanya, mengembalikan kredit tepat pada waktunya dan diharapkan kooperatif dalam

memberikan informasi sehingga mempermudah pihak PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Unit

Sleko Cabang Madiun dalam melakukan analisis kredit.

Page 3: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

ABSTRACT

FIRMANSYAH DECKIYANTO, State Administrative Law, Faculty of Law Brawijaya

University, September 2012, Effectiveness of Giving Wisdom Implementation on Kredit

Usaha Rakyat (KUR) Micro Based on Circular of the Board of Directors Nose: S.09c –

DIR/ADK/03/2010 Above The Provision of Kredit Usaha Rakyat (KUR) Micro (Studies in

Bank Rakyat Indonesia Sleko Unit in Madiun Branch), Agus Yulianto SH, MH; Dr. Shinta

Handayantina SH, M.H.

This the sisdiscussed about the Effectiveness of Giving Wisdom Implementation on

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Micro Based on Circular of the Board of Directors Nose: S.09c-

TermsDIR/ADK/03/2010 Above The Provision of Kredit Usaha Rakyat (KUR) Micro (Studies

in Bank Rakyat Indonesia Sleko Unit in Madiun Branch) which imposed Kredit Usaha Rakyat

policy aimed atimproving the real sectorand empower MSMEs (micro, small and medium

enterprises). At the beginning ofthe implementation of the policy, many citizen of Madiun city

that still do not understand aboutthe credit policy adopted by the government and carried out by

PT. BRI, so many bad loansoccurred. This is due tothelack of government policy on KUR

without collateral, especially the lack of detailed information to the public regarding the KUR.

This research isan empiricallaw research (empirical legal research) which is performed

directly in the field by interview ingin formants to obtain primary data. The approachused in this

study isa sociological juridical approach, that is an approach that examines the behaviorarising

from the interaction with the existing system of norms.

The results showed that the Effectiveness of Giving Wisdom Implementation on Kredit

Usaha Rakyat (KUR) Micro Based on Circular of the Board of Directors Nose: S.09c-Terms

DIR/ADK/03/2010 Above The Provision of Kredit Usaha Rakyat (KUR) Micro (Studies in Bank

Rakyat Indonesia Sleko Unit in Madiun Branch). In terms of implementing government policy

and implemented by BRI Sleko Unit in Madiun Branchin disbursing KUR micro in effective

because the rule of law cannot been forced in a sociological and society or the MSMEsare still

not aware about the government's policy on the provision of micro KUR having legal aware

nessvery low, this is due tothelowlevel of human resources. Barriers experienced by BRI Sleko

Unit in Madiun Branchin implementing the policy of KUR micro is technical barriers; non-

technical barriers and obstacless temming from unfavorable external conditions.

Based on the results of this research, it is expected that the government should make the

rules of a type of loan that is more easily to be understood and implemented by the debtor, the

guarant or of banks and institutions so as to avoid any misunderstanding, for PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Sleko Unit in Madiun Branch officials and officials proponent breaker

credits relating to the implementation of the KUR micro-credit granting procedures that are in

accordance with the guidelines, so it is better to improve the accuracy inanalyzing the feasibility

of a prospective borrower to actually pay attention to the results of interviews and completeness

of documents matching prospective borrowers so KUR micro-credit crunch does not happen, for

MSMEsmay give testimony in truthth ebusiness carried on, make appropriate use of credit

facilities provided, trying hard to improve the businessin terms of both quality and quantity of its

products, to repay loan son time and to the custom error debtorin granting KUR micro expected

cooperative inproviding information that makes the PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Sleko

Unit in Madiun Branchin performing credit analysis.

Page 4: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

A. PENDAHULUAN

Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Inpres Nomor 6 tanggal 8 Juni

2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan

UMKM yang diikuti dengan nota kesepahaman bersama antara Departemen Teknis,

Perbankan dan Perusahaan Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM. Akhirnya

pada tanggal 5 November 2007, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang

Yudhoyono meresmikan kredit bagi UMKM dengan pola penjaminan dengan nama

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan didukung oleh Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang

Fokus Program Ekonomi 2008-2009 untuk menjamin implementasi atau percepatan

pelaksanaan kredit usaha rakyat ini. Beberapa diantaranya adalah penyelesaian kredit

bermasalah UMKM dan pemberian kredit UMKM hingga Rp. 500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah). Inpres tersebut didukung dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

135/PMK.05/2008 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.

159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat. Jaminan KUR

sebesar 70 % bisa ditutup oleh pemerintah melalui PT. Asuransi Kredit Indonesia

(Askrindo) dan Perusahaan Sarana Pembangunan Usaha dan 30 % ditutup oleh Bank

Pelaksana.

Tahap awal program, KUR ini disediakan hanya terbatas oleh bank-bank yang

ditunjuk oleh pemerintah saja, yaitu : Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara

Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Tabungan Negara dan

Bank Bukopin. Penyaluran pola penjaminan difokuskan pada lima sektor usaha, yaitu :

pertanian, perikanan dan kelautan, koperasi, kehutanan serta perindustrian dan

perdagangan. KUR ini ditujukan untuk membantu ekonomi usaha rakyat kecil dengan

cara memberi pinjaman untuk usaha yang didirikannya. Peluncuran KUR merupakan

tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (MoU) pada tanggal 9

Oktober 2007 tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi

antara Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan, Menteri

Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian,

Perusahaan Penjamin (Perum Sarana Pengembangan Usaha dan PT. Asuransi Kredit

Indonesia) dan Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank

Bukopin dan Bank Syariah Mandiri). KUR ini didukung oleh Kementerian Negara

Page 5: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bank Indonesia. Atas

diajukannya permohonan peminjaman kredit tersebut, tentu saja harus mengikuti

berbagai prosedur yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, pemohon

harus mengetahui hak dan kewajiban yang akan timbul dari masing-masing pihak, yaitu :

debitur dan kreditur dengan adanya perjanjian KUR, mengingat segala sesuatu dapat saja

timbul menjadi suatu permasalahan apabila tidak ada pengetahuan yang cukup tentang

KUR.

KUR merupakan fasilitas kredit yang khusus diberikan kepada kegiatan UMKM

serta koperasi yang usahanya cukup layak namun tidak memiliki agunan yang cukup

sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak perbankan. Bank Rakyat

Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah dan

dipercaya untuk melaksanakan kebijakan mengenai KUR dan menindaklanjuti kebijakan

tersebut maka BRI mengeluarkan Surat Edaran Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010

Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. KUR baru dilaksanakan oleh BRI

pada Maret 2008 dimana KUR ini dibagi menjadi dua, yaitu : KUR Retail dan KUR

Mikro. Untuk plafond KUR Retail sebesar Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),

sedangkan KUR MIKRO maksimum plafond sebesar Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta

rupiah), untuk saat ini BRI baru menyediakan KUR Mikro, hal ini karena KUR

merupakan kredit yang tidak menggunakan agunan sehingga BRI tidak ingin mengambil

resiko yang tinggi. Selain itu, BRI fokus terhadap UMKM.

Namun, kebijakan mengenai KUR Mikro yang telah dilaksanakan oleh BRI tidak

berjalan lancar dan terdapat hambatan/kendala-kendala di lapangan. Penulis disini

meneliti jalannya kebijakan KUR Mikro ini di BRI Unit Sleko Cabang Madiun. Bahwa di

BRI Unit Sleko Cabang Madiun telah terjadi permasalahan pada saat pemberian KUR

Mikro oleh BRI tanpa adanya agunan 80% terjadi tunggakan dan persepsi masyarakat

yang salah mengenai KUR Mikro tersebut, anggapan masyarakat mengenai kebijakan

pemerintah tentang KUR tersebut merupakan dana yang telah dijamin pemerintah bukan

merupakan kredit Bank tetapi merupakan dana bantuan/hibah.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

Page 6: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

1. Bagaimana efektifitas pelaksanaan kebijakan pemberian KUR Mikro pada BRI Unit

Sleko Cabang Madiun yang berdasarkan Surat Edaran Direksi Nose: S.09c –

DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro?

2. Apa hambatan-hambatan dalam pemberian KUR Mikro di BRI Unit Sleko Cabang

Madiun?

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah yuridis empiris, yaitu penelitian yang

dilakukan secara teratur dan mendalam terhadap suatu lembaga atau gejala tertentu yang

dihubungkan dengan peraturan yang ada. Data yang digunakan adalah data primer

melalui wawancara dan dokumentasi, serta data sekunder melalui studi kepustakaan.

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Pendekatan Yuridis Sosiologis, yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap keadaan

nyata di masyarakat dengan maksud dan tujuan untuk menemukan fakta (fact finding),

kemudian dilanjutkan dengan menemukan masalah (problem finding) yang terkait

dengan penelitian, selanjutnya menuju kepada penyelesaian masalah (problem solution).

Pendekatan ini dilakukan dengan cara deskriptif, yaitu memaparkan secara

lengkap, rinci, jelas dan sistematis serta mencermati hal-hal yang berkaitan dengan

efektifitas pelaksanaan kebijakan pemberian KUR Mikro beserta hambatan-hambatan

dalam pemberian KUR Mikro di BRI Unit Sleko Cabang Madiun.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai nara sumber yaitu

Kepala BRI Unit Sleko Cabang Madiun, Mantri KUR BRI Unit Sleko Cabang Madiun,

Customer Service KUR BRI Unit Sleko Cabang Madiun serta kunjungan pada 10

nasabah KUR Mikro. Teknik wawancara dengan menggunakan pedoman pertanyaan

yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan dimungkinkan wawancara dapat dikembangkan

lepas dari pedoman pertanyaan asalkan masih ada hubungan erat dengan permasalahan

yang hendak diteliti untuk memperjelas jawaban dari responden.

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penelitian, dianalisis dengan metode

deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menjelaskan atau menggambarkan sesuatu yang

diperoleh dari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, peraturan-peraturan yang

berlaku dan kenyataan-kenyataan yang terjadi pada obyek penelitian secara tepat dan

Page 7: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

jelas. Dengan demikian diperoleh suatu kesimpulan untuk dapat memahami dan

menjawab permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

D. PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kota Madiun yang merupakan Ibukota Madiun, Jawa Timur ini memiliki

wilayah seluas 33,23 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 5.145 jiwa (sensus

penduduk 2012). Kota Madiun merupakan kota transit pada jalur selatan yang

menghubungkan kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat seperti

Surabaya, Jombang, Madiun, Solo, Yogyakarta sampai DKI Jakarta, sehingga Kota

Madiun sangat cocok dan menarik untuk mengembangkan sektor industri,

perdagangan, jasa maupun angkutan. Hal ini tampak dari keberadaan sarana dan

prasarana di Kota Madiun sehingga dapat melayani kepentingan dalam skala regional

dan nasional seperti pendidikan, kesehatan serta komoditi hasil produk industri. Salah

satu sarana yang mendukung peranan perekonomian dalam skala regional adalah

jaringan jalan yang kondisinya sangat baik untuk menghubungkan Kota Madiun

dengan daerah di luar Kota Madiun, yaitu Magetan, Nganjuk, Ponorogo, Jombang,

Ngawi dan Kediri.

Secara astronomis terletak di antara 111º29’45”-111º33’30” Bujur Timur dan

7º35’45”- 7º40’ Lintang Selatan. Adapun batas-batas administrasinya adalah sebagai

berikut:

1. Batas wilayah utara : Kecamatan Sawahan

Kecamatan Madiun

2. Batas wilayah timur : Kecamatan Wungu

3. Batas wilayah selatan : Kecamatan Geger

4. Batas wilayah barat : Kecamatan Jiwan

Wilayah Kota Madiun terletak di lembah Sungai Madiun, yaitu 30 km di

sebelah selatan pertemuan antara sungai Madiun dengan Sungai Bengawan Solo dan

berada pada ketinggian rata-rata 65 m diatas permukaan laut. Perbedaan ketinggian

antara bagian wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya sangat kecil dengan

kemiringan rata-rata 0-2% atau dapat dikatakan relatif datar. Oleh karenanya, kondisi

seperti itu merupakan potensi besar untuk pengembangan fisik kota.

Page 8: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

Struktur geologi Kota Madiun sebagian besar termasuk jenis alluvium

sedangkan jenis tanahnya termasuk alluvial yang mempunyai kadar mineral dan

organisme yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan jenis tanah tersebut merupakan

campuran dari tanah liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu dengan daya

penahan air yang cukup baik dan dapat menyerap air.

Kota Madiun secara fisik dibagi oleh sungai Madiun yang membujur dari arah

utara-selatan, menjadi dua bagian. Selatan itu terdapat pula anak-anak Sungai

Madiun, yaitu Sungai Catur dan Sungai Sono yang merupakan saluran irigasi lahan

pertanian di wilayah kota. Untuk sumber air yang ada, yaitu sumber air dangkal

dengan kedalaman sekitar 8 meter dari muka air tanah, sedangkan sumber air artesis

terdapat pada kedalaman kurang lebih 90 meter.

Kota Madiun beriklim tropis dengan temperature harian rata-rata 24-32ºC dan

mempunyai curah hujan rata-rata pertahun sekitar 100 hari dan besarnya curah hujan

2000 mm pertahun. Pada umumnya dalam setahun terjadi 4-5 bulan kering dan 2-3

bulan lembah serta 5-6 bulan basah. Arah mata angin di Kota Madiun dari arah

selatan ke utara rata-rata 78%.

Kota Madiun merupakan daerah urban sehingga dominasi penggunaan

tanahnya adalah untuk kawanan terbangun yang terdiri dari perumahan, fasilitas

umum dan lainnya. Luas kawasan terbangun ini pada tahun 2000 mencapai 55% dari

luas keseluruhan atau sekitar 1.860.323 ha.

Dalam penelitian mengambil lokasi di di PT. BRI Unit Sleko Cabang Madiun

yang beralamat di Jalan Trunojoyo No. 26 dan BRI Teras di Pasar Djoyo Jalan

Pelitatama.. Pengambilan lokasi tersebut dikarenakan PT. BRI Unit Sleko Cabang

Madiun melayani adanya fasilitas KUR Mikro tanpa jaminan dengan lokasi strategis

dan berdekatan dengan beberapa UMKM yang menjadi sasaran KUR Mikro.

2. Tahap Proses Pengajuan Kredit

Berdasarkan hasil penelitian pada BRI Unit Sleko Cabang Madiun, maka proses

pemberian KUR dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Permohonan Kredit

Calon debitur mengajukan permohonan KUR secara tertulis kepada pihak

BRI Unit Sleko Cabang Madiun. Calon debitur KUR datang ke BRI Unit

Page 9: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

Sleko Cabang Madiun, kemudian ketika calon debitur datang, diterima dan

dilayani oleh Customer Service KUR, calon debitur KUR mengisi formulir

pendaftaran atau formulir pengajuan permohonan KUR yang sudah disediakan

oleh pihak bank, kemudian ditandatangani oleh debitur.

Calon debitur KUR diharuskan memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan dalam hal pengajuan permohonan KUR oleh pihak bank. Syarat-

syarat yang perlu disertakan adalah bukti identitas diri berupa fotokopi Kartu

Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku, fotokopi Kartu Keluarga (KK)

dan Surat Keterangan Usaha. Customer Service KUR juga memberikan

informasi tentang KUR sebagai kredit yang mudah didapat dan syarat-syarat

yang ditetapkan pun sangat sederhana. Hal tersebut adalah salah satu cara

untuk mempromosikan KUR kepada calon debitur yang bertujuan oleh bank

agar dapat diinformasikan secara cuma-cuma dari calon debitur kepada

nasabah atau calon nasabah yang lainnya di BRI Unit Sleko Cabang Madiun.

b. Tahap Verifikasi Berkas

Customer Service KUR mencocokkan berkas calon debitur apakah sudah

lengkap atau belum yang meliputi: Kartu Tanda Penduduk (KTP) Suami-Istri,

Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Usaha (SKU). Setelah itu pada tahap

selanjutnya melihat hasil track record calon debitur pada sistem BI yakni

dengan menggunakan data SID (Sistem Informasi Nasabah), hal ini dilakukan

untuk persyaratan utama program KUR pada calon debitur yang sebelumnya

harus sama sekali belum pernah punya riwayat pinjaman Bank atau belum

mengenal Bank (Tidak mempunyai tabungan, tidak mempunyai pinjaman dll)

dikecualikan pada calon debitur yang mempunyai kredit sepeda motor.

c. Tahap Analisis Kredit atau Tahap Pemeriksaan

Menurut arahan Bank Indonesia berdasar Surat Keterangan Direksi Bank

Indonesia No. 27/162/KEP/DIR Tanggal 31 Maret 1995, setiap permohonan

kredit yang telah memenuhi syarat harus dianalisis secara tertulis dengan

ketentuan-ketentuan :

1) Bentuk, format dan kedalaman analisis kredit ditetapkan oleh pihak

bank yang disesuaikan dengan jumlah dan jenis kredit.

Page 10: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

2) Survei ke tempat nasabah dengan melihat laporan BI Checking,

menanyakan kepada tetangga kanan kiri tentang karakter calon debitur

jika nasabah baru, tapi jika nasabah lama dilihat dari track record

pembayaran selama ini apakah tertib membayar/kah terlambat yang

mengakibatkan kredit macet pada Bank.

3) Analisis kredit harus menggambarkan konsep hubungan total

permohonan kredit. Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat

dan obyektif yang sekurang-kurangnya meliputi:

a) Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha

dan data calon debitur termasuk hasil penelitian pada daftar kredit

macet.

b) Penilaian kelayakan jumlah permohonan kredit dengan kegiatan

usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari

kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat merugikan pihak bank.

c) Menyajikan penilaian yang obyektif dan tidak dipengaruhi oleh

pihak-pihak yang berkepentingan dengan permohonan kredit.

4) Analisis kredit harus mencakup penilaian tentang prinsip 5C

perkreditan dan penilaian terhadap sumber pelunasan kredit

berdasarkan pada hasil usaha yang dilakukan calon debitur serta

menyediakan aspek yuridis perkreditan dengan tujuan untuk

melindungi bank atas resiko yang mungkin timbul.

Dari hal-hal yang sudah dijelaskan, tetap tidak menutup kemungkinan

bagi pihak bank untuk mengatur kebijakan kredit sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan dari BRI Unit Sleko Cabang Madiun memberikan kebijakan

fasilitas KUR yang disediakan adalah KUR mikro sampai dengan

20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). BRI Unit Sleko Cabang Madiun dalam

melakukan analisis kredit juga mempunyai kebijakan sendiri yang tentunya

tetap berpedoman pada arahan Bank Indonesia. Laporan keuangan calon

debitur merupakan salah satu data pokok dalam hal analisis.

Pada tahap pemeriksaan dan setelah syarat-syarat dilengkapi, Mantri

KUR BRI Unit Sleko Cabang Madiun akan melakukan pemeriksaan serta

Page 11: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

peninjauan langsung ke lapangan tentang layak atau tidaknya calon debitur

KUR diberikan pinjaman dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan

permohonan KUR tersebut antara lain:

1) Mencocokkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai

dengan aslinya,

2) Menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha calon

debitur KUR,

3) Menanyakan tentang keuntungan dari usaha calon debitur KUR.

d. Tahap Pemberian Putusan Kredit

Pada tahap ini, calon debitur akan memperoleh keputusan kredit yang

berisi persetujuan akan adanya pemberian KUR sesuai permohonan yang

diajukannya. Keputusan persetujuan permohonan kredit berupa mengabulkan

sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Pihak BRI Unit

Sleko Cabang Madiun akan memberitahukan kepada calon debitur untuk

mengkonfirmasi kembali sekitar satu sampai dua hari (pengajuan kredit di

BRI Unit tidak boleh lama sejak pendaftaran sampai dengan putusan Bank

tidak lebih dari 7 hari). Setelah itu mantra sebelum pemberian putusan kredit,

Kepala Unit BRI Unit Sleko Cabang Madiun wajib meneliti dan memastikan

bahwa dokumen-dokumen yang berkaitan atau yang mendukung pemberian

keputusan kredit masih berlaku lengkap, sah dan memiliki kekuatan hukum.

e. Tahap Pencairan Kredit atau Akad Kredit

Setelah semua persyaratan terpenuhi dan pemberian kredit telah

dilengkapi dengan pelaksanaan pembuatan perjanjian kredit maka calon

debitur dapat mengambil dana pinjaman yang telah dimohonkan kepada

bagian Teller BRI Unit Sleko Cabang Madiun. Tahap pencairan kredit

meliputi:

1) Persiapan pencairan dana

Setelah Surat Keterangan Permohonan Pinjam (SKPP) diputus oleh

Kepala Unit, Customer Service KUR menghubungi calon debitur untuk

datang ke kantor dan setelah calon debitur datang maka Customer

Service KUR mencatatnya pada register dan segera mempersiapkan

Page 12: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

pencairan dana. Customer Service KUR memastikan bahwa yang

datang harus benar-benar calon debitur beserta pasangannya yang asli

dengan dibuktikan dengan meminta KTP asli. Tahap pencairan kredit

meliputi:

a) Memberitahukan pada calon debitur bahwa permohonan KUR

yang diajukan telah mendapat persetujuan atau putusan dan

kepastian tanggal pencairan dana,

b) Menyiapkan Surat Pengakuan Hutang,

c) Mengisi kwitansi pencairan dana KUR dan biaya materai KUR.

2) Customer Service KUR membacakan pada calon debitur yang datang

yang berisikan jumlah pinjaman, jangka waktu pinjaman, jumlah

angsuran pinjaman beserta biayanya.

3) Penandatanganan perjanjian pencairan dana KUR

Berkas atau kelengkapan pencairan yaitu Surat Pengakuan Hutang,

sebelum penandatanganan berkas pencairan KUR, Customer Service

KUR harus memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan pencairan KUR telah ditandatangani oleh calon debitur sebagai

bukti persetujuan debitur. Setelah itu, Customer Service KUR meminta

calon debitur untuk membaca, memahami dan menandatangani Surat

Pengakuan Hutang tersebut, selanjutnya diserahkan pada Kepala Unit

BRI Unit Sleko Cabang Madiun untuk diperiksa. Untuk menjaga

keamanan dan melaksanakan prinsip kehati-hatian maka Customer

Service KUR mencocokkan tanda tangan dengan tanda tangan debitur

pada waktu pendaftaran, kemudian menyerahkan semua berkas kepada

Kepala Unit BRI Unit Sleko Cabang Madiun untuk melakukan

pengaktifan rekening pinjaman/simpanan dan verifikasi akhir bagi

melakukan fiat bayar..

4) Fiat bayar

Kepala Unit BRI Unit Sleko Cabang Madiun memeriksa berkas

tentang kebenaran dan kelengkapan pengisian berkas KUR untuk

dicocokkan dengan syarat yang disebutkan dalam putusan kredit,

Page 13: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

setelah semua persyaratan lengkap maka Kepala Unit BRI Unit Sleko

Cabang Madiun memberikan tanda tangan sebagai persetujuan fiat

bayar. Setelah selesai, kwitansi diserahkan pada Teller dan berkas

diserahkan pada Customer Service KUR yang kemudian berguna

sebagai arsip bank dan dimasukkan/diregister pada lembaga

penjaminan KUR.

5) Pembayaran pencairan dana KUR

Pembayaran pencairan dana KUR kepada debitur dilakukan oleh

Teller berdasarkan kwitansi pinjaman dan biaya-biaya yang diterima

dari Kepala Unit BRI Unit Sleko Cabang Madiun dengan terlebih

dahulu meneliti kebenaran dan kejelasan kwitansi tersebut. Teller juga

akan meminta calon debitur suami istri untuk menghadap dihadapan

Teller untuk dijelaskan sekali lagi tentang para pihak yang pinjam

(dibuktikan dengan dimintanya KTP oleh Teller), jumlah pinjaman,

jangka waktu, angsuran, jumlah potongan dan sisa uang yang diterima

oleh calon debitur.

3. Efektifitas pelaksanaan kebijakan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro pada

Bank Rakyat Indonesia Unit Sleko Cabang Madiun yang berdasarkan Surat Edaran

Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Mikro

Seperti yang tercantum pada BAB II bahwa agar hukum atau peraturan dapat

berfungsi secara efektif senantiasa dikembalikan pada penegakan atau pelaksanaan

hukum dengan memperhatikan faktor-faktor penegakan hukum, yaitu:

1. Kaidah hukum

2. Penegak hukum

3. Sarana atau fasilitas

4. Kesadaran hukum warga masyarakat

Dari keempat faktor-faktor di atas dapat diukur bagaimana Efektifitas

pelaksanaan kebijakan pemberian KUR Mikro pada Bank Rakyat Indonesia Unit

Sleko Cabang Madiun yang berdasarkan Surat Edaran Direksi Nose: S.09c –

Page 14: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro yang

diterapkan dalam lingkungan masyarakat demikian pembahasannya:

1. Kaidah Hukum

Faktor yang pertama mengenai kaidah hukum atau peraturan mengenai

pemberian KUR mikro, peraturan yang dimaksud adalah aturan hukum yang

memayungi pemberian KUR oleh BRI Unit Sleko Cabang Madiun yaitu Surat

Edaran Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Dalam ketentuan tersebut dijelaskan KUR mikro

yaitu Kredit Modal Kerja dan/atau investasi dengan plafond kredit secara total

eksposure sampai dengan Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) yang

diberikan kepada usaha mikro perorangan yang memiliki usaha produktif

yang dilayani oleh BRI Unit yang dimintakan penjaminan.

Bahwa peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah haruslah dapat berlaku

atau dapat dilaksanakan di lingkungan masyarakat secara yuridis, sosiologis

dan filosofis agar dapat berfungsi dalam pelaksanaannya. Dilihat dari sisi

yuridis, Surat Edaran Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas

Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dalam hal melaksanakan

kebijakan KUR mikro yang diterapkan di masyarakat yang didasarkan pada

kaidah yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 135/PMK.05/2008 perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.

159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat. Dalam

pasal 1 ayat 1 dan 2:

(1) Program penjaminan kredit/pembiayaan kepada usaha mikro, kecil,

menengah dan koperasi (UMKM-K) adalah upaya meningkatkan akses

pembiayaan UMKM-K pada sumber pembiayaan yang didukung

fasilitas penjaminan.

(2) Kredit usaha rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah

kredit/pembiayaan kepada UMKM-K dalam bentuk pemberian modal

kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha

produktif.

Page 15: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

Selanjutnya ditinjau secara sosiologis Peraturan Menteri Keuangan Nomor

135/PMK.05/2008 perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.

159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat dalam

hal melaksanakan kebijakan KUR mikro belum memenuhi unsur tersebut.

Peraturan tersebut tidak bisa dipaksakan dalam pelaksanaannya maupun

masyarakatnya tidak mengetahui akan adanya peraturan tersebut dan

masyarakat juga tidak memahami isi dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor

135/PMK.05/2008 perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.

159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat dalam

hal melaksanakan kebijakan KUR mikro disebabkan karena masyarakat yang

mayoritas penduduknya berpendidikan rendah dan lemahnya SDM yang ada

di daerah tersebut.

Sedangkan ditinjau secara filosofis Peraturan Menteri Keuangan Nomor

135/PMK.05/2008 perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.

159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat dalam

hal melaksanakan kebijakan KUR mikro sesuai dengan cita hukum sebagai

nilai positif yang tertinggi, yaitu UMKM dalam tujuan peraturan tersebut

bahwa setiap para pelaku UMKM dalam melakukan usahanya. UMKM yang

beroperasi atau melakukan kegiatan usahanya pada akhirnya akan berdampak

pada kebutuhan permodalannya untuk mengembangkan usahanya dan

mempertahankan usahanya agar tidak sampai terjadi kebangkrutan/gulung

tikar.

2. Penegak Hukum

Peningkatan pelayanan di BRI Unit Sleko Cabang Madiun dibarengi

dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) para pegawai bank untuk

melaksanakan kebijakan pemberian KUR mikro yang dikeluarkan oleh

pemerintah. Dengan adanya kebijakan dan pelayanan yang telah diberikan

oleh BRI Unit Sleko Cabang Madiun tersebut diharapkan dapat membantu

dan sekaligus memberikan dana berupa kredit untuk mengembangkan dan

memperluas usaha para UMKM dalam usahanya yang dapat dimanfaatkan

dan digunakan dengan baik oleh para UMKM.

Page 16: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

3. Sarana dan Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di BRI Unit Sleko Cabang Madiun untuk

melaksanakan kebijakan pemberian KUR mikro tersebut nasabah atau pelaku

UMKM diwajibkan untuk memiliki formulir pendaftaran. Dari beberapa

fasilitas yang ada di BRI Unit Sleko Cabang Madiun dalam melaksanakan

kebijakan pemberian KUR mikro diantaranya adalah formulir pendaftaran

atau formulir pengajuan permohonan KUR. Juga terdapat fasilitas-fasilitas

dalam melakukan pendataan dan survey ke lokasi usaha yang umumnya

berada jauh dari perkotaan, terdapat satu sepeda motor buat masing-masing

Mantri sebagai fasilitas dalam menjalankan kegiatannya di Kota Madiun.

4. Kesadaran Hukum Warga Masyarakat

Faktor yang terakhir merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

efektifitas hukum, dalam pelaksanaannya kesadaran hukum adalah kesadaran

yang dilaksanakan atau ditaati oleh warga masyarakat. Pada awalnya dapat

dilihat dari syarat-syarat yang berupa syarat fisik dan syarat administrasi di

antaranya: mengisi/melengkapi formulir pendaftaran atau formulir pengajuan

permohonan KUR serta menyertakan bukti identitas diri berupa fotokopi

Kartu Tanda Penduduk (KTP), fotokopi Kartu Keluarga (KK) dan Surat

Keterangan Usaha. Surat keterangan usaha di sini di dapat dari pengajuan

usahanya kepada RT setempat tentang jenis usahanya dan kemudian diajukan

ke kelurahan setempat dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan

Kartu Keluarga (KK) dan menunggu hasil dari kelurahan sampai surat

keterangan usahanya keluar dan jadi. Hal ini untuk melihat seberapa taat para

pelaku usaha dalam mengurus surat keterangan usahanya yang sebagai syarat

administrasi yang diminta oleh pihak bank dalam pengajuan permohonan

KUR. Menurut informasi yang didapat dari Mantri KUR kebanyakan warga

masyarakat pada saat mengajukan permohonan kredit KUR ini tidak taat dan

warga masyarakat tidak tahu dalam memenuhi persyaratan permohonan kredit

(KUR) ini . Mulai dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sudah mati dan

tidak mau mengurus perpanjangan KTPnya, calon debitur belum cukup umur

sudah mengajukan permohonan kredit KUR dan usaha para nasabah/pelaku

Page 17: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

usaha yang mengajukan permohonan kredit KUR belum 1 tahun atau baru 1

bulan atau baru akan usaha atau baru akan ada.

5. Hambatan dalam pemberian KUR Mikro di BRI Unit Sleko Cabang Madiun

Pelaksanaan kebijakan pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro pada

Bank Rakyat Indonesia Unit Sleko Cabang Madiun yang berdasarkan Surat Edaran

Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Mikro ini juga tidak terlepas dari adanya hambatan, baik hambatan teknis, non

teknis maupun hambatan eksternal. Yang diantaranya yaitu:

1. Hambatan Teknis

Kesalahan bank dalam menganalisa permohonan kredit merupakan

sumber utama terjadinya kredit bermasalah. Faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kredit bermasalah dilihat dari sisi bank:

a. Kurangnya penggalian informasi data terhadap calon debitur

b. Kurangnya informasi yang diperoleh Mantri mengenai kondisi keuangan

calon debitur dan karakter nasabah yang dapat berpotensi menimbulkan

kredit bermasalah

c. Pemantauan secara berkala sejak dini bertujuan untuk mengantisipasi

gejala ketidakmampuan debitur dalam membayar cicilan kredit

d. Proses pencairan penjaminan memakan waktu yang lama sekitar satu

bulan

e. Apabila pihak bank selaku pihak terjamin sebelumnya tidak melaksanakan

ketetapan sesuai dengan yang disepakati antara pihak penjamin dengan

pihak terjamin maka permintaan penjaminan akan ditolak dan diberi

waktu maksimal 20 hari untuk melengkapi

2. Hambatan Non Teknis

Salah satunya merupakan hambatan dari pihak nasabah atau debitur dalam

menjalankan usahanya. Adapun hambatan dari pihak nasabah dalam hal upaya

penanganan kredit bermasalah bagi kreditur adalah

a. Calon nasabah debitur tidak memberikan informasi yang benar dan

terperinci tentang keadaan usahanya

Page 18: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

b. Calon nasabah terkadang mengalokasikan kredit tersebut semuanya untuk

kepentingan usahanya tetapi terkadang juga digunakan untuk hal lain dan

hal inilah yang memicu terjadinya kredit macet

c. Debitur perorangan menggunakan kredit tidak sesuai dengan tujuan yang

diajukan dalam permohonan kredit

d. Kesalahan pengelolaan usaha debitur, terjadinya kesalahan pengelolaan

seringkali tidak terdeteksi pada saat kredit telah disalurkan

e. Kesalahan pemasaran, kesalahan strategi usaha pemasaran debitur

seringpula menjadi penyebab atau pemicu kegagalan membayar kredit

f. Lemahnya pengawasan keuangan debitur, debitur perorangan seringkali

tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan pengeluarannya

3. Hambatan yang berasal dari kondisi eksternal yang kurang menguntungkan

a. Perubahan ekonomi, kebijakan pemerintah, kompetisi dan perkembangan

trend bisnis lainnya yang seringkali menjadi faktor dominan yang

mempengaruhi jalannya usaha debitur

b. Pinjaman tidak diasuransikan oleh pihak Bank jadi jika debitur meninggal

ahli waris harus membayar sisa pinjaman. Hal ini berbeda dengan

penjaminan KUR, kalau penjaminan KUR untuk mengatasi keragaan BRI

E. Penutup

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan hambatan yang diperoleh serta dijelaskan ditarik sebuah

kesimpulan sebagai berikut:

a. Proses pemberian KUR dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: tahap

permohonan kredit, tahap verifikasi berkas, tahap analisis kredit atau tahap

pemeriksaan, tahap pemberian putusan kredit dan tahap pencairan kredit atau

akad kredit. Calon debitur mengajukan permohonan KUR secara tertulis beserta

syarat-syarat lain, yaitu fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP). fotocopy Kartu

Keluarga (KK) serta surat keterangan usaha dari Kepala Desa kepada pihak BRI

Unit Sleko Cabang Madiun. Setelah syarat-syarat dilengkapi, BRI Unit Sleko

Cabang Madiun Customer Service KUR melakukan verifikasi/pencocokkan

berkas sudah lengkap atau belum sehabis itu melakukan penelitian dan peninjauan

Page 19: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

langsung kepada calon debitur termasuk usaha calon debitur. BRI Unit Sleko

Cabang Madiun akan memberikan keputusan atas permohonan kredit yang

diajukan oleh calon debitur. Setelah itu adalah tahap pencairan atau akad kredit,

dalam tahap ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan pencairan,

tahap penandatanganan perjanjian pencairan dana KUR, fiat bayar serta

pembayaran pencairan dana KUR. Berkas atau kelengkapan pencairan disini

adalah surat pengakuan hutang, dengan ditandatanganinya surat pengakuan

hutang oleh kedua belah pihak maka tahap-tahap dalam proses pelaksana

pemberian KUR telah selesai sehingga timbullah hak dan kewajiban bagi masing-

masing pihak.

b. Surat Edaran Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) Mikro dalam hal melaksanakan kebijakan pemberian KUR

mikro tidak berjalan efektif. Dikatakan tidak efektif ini dikarenakan faktor kaidah

hukum dan faktor dari masyarakatnya. Dari faktor kaidah hukum, Surat Edaran

Direksi Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Mikro tidak berlaku secara sosiologis, yaitu masyarakat atau para pelaku

UMKM di Kota Madiun belum menerima dan mengakui akan adanya Peraturan

Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang perubahan atas Peraturan

Menteri Keuangan No. 159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit

Usaha Rakyat dan didukung dengan dikeluarkannya Surat Edaran Direksi Nose:

S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro

permasalahan ini disebabkan karena para pelaku UMKM kurang mengetahui serta

memahami isi dari peraturan tersebut dengan pola fikir masyarakat yang masih

tradisional dan rendahnya SDM. Selanjutnya dari segi faktor masyarakat, yaitu

kesadaran pelaku UMKM dalam mematuhi hukum khususnya tentang isi dari

Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang perubahan atas

Peraturan Menteri Keuangan No. 159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan

Kredit Usaha Rakyat dan didukung dengan dikeluarkannya Surat Edaran Direksi

Nose: S.09c – DIR/ADK/03/2010 Atas Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Mikro masih sangat rendah.

Page 20: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

c. BRI Unit Sleko Cabang Madiun dalam melaksanakan kebijakan KUR Mikro di

Kota Madiun mengalami beberapa hambatan di antaranya:

1) Hambatan Teknis

a) Lemahnya wawancara ataupun penilaian terhadap calon debitur

b) Kurangnya informasi yang diperoleh Mantri mengenai kondisi keuangan

calon debitur berpotensi menimbulkan kredit bermasalah

c) Pemantauan secara berkala sejak dini bertujuan untuk mengantisipasi

gejala ketidakmampuan debitur dalam membayar cicilan kredit

d) Proses pencairan penjaminan memakan waktu yang lama sekitar satu

bulan

e) Apabila pihak bank selaku pihak terjamin sebelumnya tidak melaksanakan

ketetapan sesuai dengan yang disepakati antara pihak penjamin dengan

pihak terjamin maka permintaan penjaminan akan ditolak dan diberi

waktu maksimal 20 hari untuk melengkapi

2) Hambatan Non Teknis

a) Calon nasabah debitur tidak memberikan informasi yang benar dan

terperinci tentang keadaan usahanya

b) Calon nasabah terkadang mengalokasikan kredit tersebut semuanya untuk

kepentingan usahanya tetapi terkadang juga digunakan untuk hal lain dan

hal inilah yang memicu terjadinya kredit macet

c) Debitur perorangan menggunakan kredit tidak sesuai dengan tujuan yang

diajukan dalam permohonan kredit

d) Kesalahan pengelolaan usaha debitur

e) Kesalahan pemasaran, kesalahan strategi usaha pemasaran debitur/nasabah

f) Lemahnya pengawasan keuangan debitur, debitur perorangan seringkali

tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan pengeluarannya

3) Hambatan yang berasal dari kondisi eksternal yang kurang menguntungkan

a) Perubahan ekonomi, kebijakan pemerintah, kompetisi dan perkembangan

trend bisnis lainnya

Page 21: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

b) Pinjaman tidak diasuransikan oleh pihak Bank jadi jika debitur meninggal

ahli waris harus membayar sisa pinjaman. Hal ini berbeda dengan

penjaminan KUR, kalau penjaminan KUR untuk mengatasi keragaan BRI

2. Saran

Saran yang dapat diberikan penulis dalam hal melaksanakan KUR mikro antara lain:

a. Pihak pembuat kebijakan dalam hal ini Pemerintah hendaknya membuat aturan

dari suatu jenis kredit yang lebih mudah dipahami dan dilaksanakan dengan baik

oleh nasabah debitur, pihak bank dan lembaga penjamin sehingga tidak

menimbulkan salah pengertian.

b. Kepada PT. BRI (Persero) Unit Sleko Cabang Madiun pejabat pemrakarsa dan

pejabat pemutus kredit yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur pemberian

kredit KUR Mikro yang telah sesuai dengan pedoman, maka sebaiknya untuk

ditingkatkan lagi ketelitian dalam menganalisis kelayakan calon debitur dengan

benar-benar memperhatikan hasil wawancara serta mencocokkan kelengkapan

dokumen calon debitur sehingga kredit KUR Mikro tidak terjadi kredit macet.

c. Pelaku UMKM untuk memberikan keterangan yang sebenar-benarnya atas usaha

yang dijalankan, menggunakan secara tepat fasilitas kredit yang diberikan,

berusaha keras untuk meningkatkan usaha baik dari segi kualitas maupun

kuantitas produk usahanya, mengembalikan kredit tepat pada waktunya.

d. Kepada nasabah atau debitur dalam pemberian kredit KUR Mikro diharapkan

kooperatif dalam memberikan informasi sehingga mempermudah pihak PT. BRI

(Persero) Unit Sleko Cabang Madiun dalam melakukan analisis kredit.

Page 22: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Wahab, Solichin, 2002, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta,

Farida Indrati Soeprapto, Maria, 1998, Ilmu Perundang-undangan, Kanisius,

Yogyakarta

Handayadiningrat, Soewono, 1994, Pengantar Studi Ilmu Hukum Administrasi

dan Manajemen, Alumni, Bandung

Hermansyah, 2008, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta

J. Kurniawan, Lutfi dan Lutfi, Mustafa, 2011, Perihal Negara, Hukum dan

Kebijakan Publik, Setara Press, Malang

Kasmir, 1998, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Muladi, 2001, Metode Risert, BPFE, Yogyakarta

Singarubin, Masri Singarubin dan Efendi, Sofian, 1998, Metode Penelitian

Survey, LP3ES, Jakarta

Soekanto, Soerjono, 1983, Beberapa Aspek Sosio Yuridis Masyarakat, Alumni,

Bandung

Soekanto, Soerjono, 1985, Efektifitas Hukum dan Peranan Sanksi, Remadja

Karya, Bandung

Soekanto, Soerjono, 2004, Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum.

Raja Grafindo Persada, Jakarta

Soekanto, Soerjono, 1985, Penegakan Hukum, Binacipta, Bandung

Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta

Soekanto, Soerjono dan Abdullah, Mustafa, 1980, Sosiologi Hukum dalam

Masyarakat, Rajawali, Jakarta

Sunggono, Bambang, 2003, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Sutarno, 2003, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Alfabeta, Bandung

Page 23: JURNAL EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT …

Usman, Rachmadi, 2001, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta

Yandianto, 2002, Kamus Bahasa Indonesia, M2S, Bandung

Zainuddin, Ali, 2005, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Palu

Zainudi, Ali, 2009, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 4

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, kecil dan Menengah

Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Keuangan No. 159/PMK.05/2011 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha

Rakyat

Internet

Soerjono Soekanto dalam Bahan Kuliah Sosiologi Hukum,

http://hukum.uns.ac.id/downloadmateri.php?id=137, diakses tanggal 3 september 2012

http://rya89.wordpress.com/2010/04/04/kredit-usaha-rakyat-kur/, diakses pada tanggal 11

September 2012

Pengertian Metode Penelitian, Menurut Para Ahli, 2011, http//www.metodepenelitian.com,

diakses pada tanggal 17 September 2012