analisis pengaruh label halal, word of...

146
ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL, WORD OF MOUTH, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA MAHASISWA IAIN SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun oleh: Lutfi Rosita 63020160034 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL, WORD OF MOUTH,

    DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN

    PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DENGAN BRAND

    IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    (STUDI PADA MAHASISWA IAIN SALATIGA)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun oleh:

    Lutfi Rosita

    63020160034

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL, WORD OF MOUTH,

    DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN

    PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DENGAN BRAND

    IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

    (STUDI PADA MAHASISWA IAIN SALATIGA)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun oleh:

    Lutfi Rosita

    63020160034

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • viii

  • ix

    MOTTO DAN PEMBAHASAN

    MOTTO

    Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya dengan baik maka ia akan

    memanfaatkanmu. HR. Muslim

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    Kedua orang tuaku dan keluarga tercinta

    Almamaterku IAIN Salatiga

    Sahabat-sahabatku yang setia menemani dan membantuku

    Teman-teman seperjuanganku

  • x

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh

    Label Halal, Word Of Mouth, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan

    Pembelian Kosmetik Wardah Dengan Brand Image Sebagai Variabel Intervening

    (Studi Pada Mahasiswa Iain Salatiga)”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan

    kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan dari zaman

    kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

    Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE).

    Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu baik secara moril

    maupun spiritual, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag selaku Rektor Insitut Agama Islam Negeri

    Salatiga

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam IAIN Salatiga

    3. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.Si, selaku ketua program studi Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

    4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si, selaku Pembimbing skripsi yang telah sabar

    membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini

    5. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar M, Lc.,M.SI selaku dosen pembimbing

    akademik yang telah memberikan motivasi serta masukan selama penulis

    menjalani perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

    6. Seluruh Dosen Program Studi S1-Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan serta wawasan

    kepada penulis selama menempuh pendidikan.

    7. Seluruh staf dan karyawan Institut Agama Islam Negeri Salatiga

    8. Bapakku M. Makhrus dan Ibuku Sri Pujiati yang selalu memberiku dukungan dan

    semangat baik moral maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa

    9. Kakakku Anis Karyani dan Nova Kusdiantoro yang selalu memberiku dukungan

  • xi

    10. Sahabatku Irfan, Umi, Laras, dan Eka yang selalu memberi nasihat, motivasi, dan

    mendengarkan keluh kesahku.

    11. Teman-temanku Wulan, Iin, Rezki, Alfi, Ary, Effina yang telah menjadi teman

    seperjuanganku dalam mendapatkan gelar S-1

    12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena itu

    kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya

    pengetahuan penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-

    pihak yang mempelajarinya.

    Salatiga, 11 Juni 2020

    Penulis

  • xii

    ABSTRAK

    Rosita, Lutfi. 2020. Analisis Pengaruh Label Halal, Word Of Mouth, Dan Kualitas

    Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Dengan Brand

    Image Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Mahasiswa Iain Salatiga).

    Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Ekonomi

    Syariah IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, M.Si

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh label halal, word of mouth,

    dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah dengan brand

    image sebagai variabel intervening. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

    penyebaran kuesioner menggunakan skala interval (1-5) kepada konsumen kosmetik

    Wardah Mahasiswa IAIN Salatiga. Sampel yang diambil sebanyak 154 responden

    dengan teknik purposive random sampling. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji

    validitas, uji statistic melalui uji Ttest, uji F serta koefisien determinan (R2) dan uji

    asumsi klasik. Serta menggunakan analisis path untuk menguji variabel intervening.

    Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa label halal dan word of mouth perpengaruh

    positif tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan kualitas produk

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Label halal, word

    of mouth, dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand

    image. Hasil uji path analisys menunjukkan label halal dan kualitas produk

    berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan dimediasi brand image,

    sedangkan word of mouth tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan

    dimediasi brand image.

    Kata kunci: Label Halal, Word Of Mouth, Kualitas Produk, Keputusan Pembelian,

    Brand Image

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL SAMPUL ......................................................................... i

    LEMBAR LOGO IAIN ...................................................................................... ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM ....................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... vi

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................ vii

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ x

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi

    ABSTRAK ......................................................................................................... xii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................... 8

    C. Tujuan Penelilitian .......................................................... 9

    D. Manfaat Penelitian ........................................................... 10

    E. Sistematika Penulisan ...................................................... 11

    BAB II. KAJIAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka ................................................................. 12

    B. Landasan Teori ................................................................ 20

    1. Theory Plan of Behavior ........................................... 20

    2. Label Halal ................................................................ 23

    3. Word Of Mouth .......................................................... 26

    4. Kualitas Produk ........................................................ 29

    5. Brand Image ............................................................. 31

    6. Keputusan Pembelian ............................................... 33

    C. Kerangka Berfikir ............................................................ 37

    D. Hipotesis ......................................................................... 38

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ................................................................ 51

  • xiv

    B. Lokasi Penelitian ............................................................. 51

    C. Populasi dan Sampel ....................................................... 51

    1. Populasi .................................................................... 51

    2. Sampel ...................................................................... 52

    D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 53

    1. Pengertian Data ........................................................ 54

    2. Sumber dan Jenis Data ............................................. 54

    3. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 54

    E. Skala Pengukuran ............................................................ 54

    F. Definisi Konsep dan Operasional .................................... 55

    G. Instrumen Penelitian ........................................................ 58

    1. Uji Instrumen ............................................................ 58

    2. Uji Statistik ............................................................... 60

    3. Uji Asumsi Klasik .................................................... 61

    4. Uji Analisis Jalur Path Analisys ................................ 63

    H. Alat Analisis ......................................................................... 65

    BAB IV. ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................. 66

    B. Karakteristik Responden ................................................ 67

    1. Fakultas ..................................................................... 68

    2. Tingkat Pendidikan ................................................... 68

    3. Memakai Wardah Lebih Dari Satu ........................... 69

    C. Hasil Uji Instrumen .............................................................. 69

    1. Uji Validitas dan Reabilitas ............................................ 70

    2. Uji Statistik ..................................................................... 71

    3. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 76

    4. Uji Analisis Jalur Path Analisys ..................................... 80

    BAB V. PENUTUP

    A. Kesimpulan ...................................................................... 95

    B. Saran ................................................................................ 96

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 97

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 102

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Top Brand Award ............................................................................... 3

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 14

    Tabel 2.2 Hipotesis ............................................................................................. 50

    Tabel 3.1 Skala.................................................................................................... 56

    Tabel 3.2 Definisi Konsep dan Operasional ....................................................... 57

    Tabel 4.1 Fakultas .............................................................................................. 67

    Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan ............................................................................ 68

    Tabel 4.3 Memakai Wardah Lebih Dari Satu .................................................... 69

    Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas ............................................................................ 69

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 70

    Tabel 4.6 Hasil Uji T .......................................................................................... 72

    Tabel 4.7 Hasil Uji F .......................................................................................... 74

    Tabel 4.8 Hasil Uji R2 ........................................................................................ 75

    Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 76

    Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 78

    Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 79

    Tabel 4.12 Hasil Uji Persamaan Model 1 ........................................................... 80

    Tabel 4.13 Hasil Uji Coefficients Persamaan 1 ................................................. 80

    Tabel 4.14 Hasil Uji Persamaan 2....................................................................... 81

    Tabel 4.15 Hasil Uji Coefficients Persamaan 2 ................................................. 82

    Tabel 4.16 Tabel Kesimpulan ............................................................................ 93

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action ............................................................. 21

    Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior ........................................................... 23

    Gambar 2.3 Logo Halal....................................................................................... 26

    Gambar 2.4 Tahap-tahap Keputusan Pembelian ................................................. 35

    Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ...................................................................... 37

    Gambar 3.1 Bagan Analisis Jalur ....................................................................... 63

    Gambar 4.1 Analisis Path ................................................................................... 83

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Industri kosmetik di Indonesia saat ini menunjukkan pertumbuhan

    pengguna yang terus meningkat dengan presentase pertumbuhannya pada

    tahun 2017 mencapai 6,35% dan naik pada tahun 2018 mencapai sebesar

    7,33% pertumbuhan industri kosmetik diperkirakan berada di rentang 7% -

    9% pada tahun 2019 (m.bisnis.com). Pertumbuhan pasar indutri kosmetik

    didorong adanya pergeseran tren kebutuhan masyrakat terhadap produk

    kecantikan dan perawatan tubuh yang menimbulkan berbagai jenis produk

    kosmetik kecantikan bagi konsumen (duniaindustri.com). Oleh karena itu,

    persaingan dalam industri kosmetik semakin ketat dan mengharuskan

    setiap perusahaan untuk meningkatkan keunggulan produk, dan

    perusahaan juga harus memahami setiap sisi prilaku konsumen dalam

    pengambilan keputusan yang dimana nantinya dapat merebut pangsa

    pasar.

    Negara Indonesia merupakan salah satu Negara muslim terbesar di

    dunia, oleh karena itu pengusaha kosmetik dari dalam negeri maupun luar

    negeri sadar bahwa Negara Indonsia merupakan sasaran empuk untuk

    dijadikan konsumen dalam produknya. Salah satu strategi pemasaran yang

    digunakan untuk mempengaruhi keputusan konsumen umat muslim adalah

    dengan mencantumkan label halal pada bungkus sebuah produk, karena

    konsumen Islam cenderung memilih produk yang dinyatakan halal

  • 2

    dibandingkan produk yang belum dinyatakan halal oleh lembaga

    berwenang (Rakhi, 2019) .

    Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Islam mensyariatkan agar

    umat muslim memperjatikan aspek kehalalan suatu barang. Dalam surat

    Al-Baqarah ayat 168 Allah SWT berfirman:

    “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

    terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan;

    Karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.(Qs

    Al-Baqarah ayat 168).

    Oleh karena itu konsumen dituntut selektif dalam pemilihan produk untuk

    dikonsumsi maupun digunakan.

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga merupakan salah satu

    perguruan tinggi yang memiliki banyak mahasiswa. Berdasarkan data yang

    diperoleh dari bagian akademik IAIN Salatiga, jumlah seluruh

    mahasiswanya saat ini mencapai 12.829 orang di tahun 2019

    (forlap.ristekdikti.go.id). Mahasiswa IAIN Salatiga merupakan segmentasi

    pasar yang potensial bagi perusahaan kosmetik yang memillik label halal

    karena, mereka sudah mempelajari halal haram suatu produk, sehingga

    mereka tidak akan salah pilih terhadap suatu produk kosmetik. Kosmetik

    merupakan kebutuhan pokok yang wajib dimiliki untuk merawat diri,

    Diamana kosmetik halal merupakan acuan yang penting bagi kaum

    muslimah untuk merawat diri sesuai dengan syariat Islam.

  • 3

    Salah satu produk kosmetik yang memiliki sertifikasi LPPOM

    MUI adalah kosmetik Wardah. Wardah adalah perusahaan kosmetik

    Indonesia yang didirikan oleh dr Sari Chairunisa, S.pkk pada tahun1995

    dan menjadi pelopor kosmetik halal di Indonesia dan di mancanegara.

    Wardah menggunakan bahan-bahan yang bebas alkohol dan aman bagi

    konsumen. Perkembangan Wardah di Indonesia ini didorong oleh

    mayoritas penduduk Indonesia beragama Muslim, karena halal merupakan

    salah satu faktor yang penting bagi umat Muslim (Wardah, 2018).

    Tabel 1.1

    Top Brand Award

    Sumber: www.topbrand-award.com(diakses:2019)

    LIPSTIK

    BEDAK MUKA PADAT

    BRAND TBI 2019 TOP BRAND TBI 2019 TOP

    Wardah 33,4% TOP Wardah 34,6% TOP

    Revlon 9,2%

    Pixy 10,1% TOP

    Maybelline 7,7%

    Caring 5,5%

    Pixy 6,0%

    Viva 5,1%

    Viva 4,5%

    Maybellin 4,3%

    BLUSH ON BEDAK MUKA TABUR

    BRAND TBI 2019 TOP BRAND TBI 2019 TOP

    Wardah 26,3% TOP Wardah 23,9% TOP

    Maybelline 15,5% TOP Marcks 19,6% TOP

    La Tulipe 10,1% TOP Viva 8,3%

    Revlon 7,7%

    Pixy 5,2%

    Oriflame 6,4%

    Sariayu 4,5%

  • 4

    Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa pada Top Brand Index periode

    2019 pada hasil survei lembaga Frontier Consulting Group dan majalah

    Marketig terhadap ratusan merek dari berbagai kategori industri. Kosmetik

    merek Wardah berhasil memperoleh TBI (Top Brand Index) tertinggi dari

    indeks produk sejenis yang beredar di pasar. Untuk kategori lipstick pada

    tahun 2019 memperoleh nilai sebesar 33,4%. Untuk kategori Blush On

    Wardah memperoleh TBI sebesar 26,3%. Selanjutnya untuk kategori

    bedak muka padat wardah memperoleh nilai TBI sebesar 34,6% hal ini

    merupakan pencapaian tertinggi dari beberapa kategori TOP. Dan untuk

    kategori bedak muka tabur nilai yang di capai merek wardah sebesar

    23,9%.

    Selain aspek kehalalan, faktor yang harus diperhatikan adalah

    mereka yang mendapat informasi tentang produk kosmetik dari rekan atau

    keluarga atau kenalan mereka yang telah menggunakan produk kosmetik

    yang kemudian hal ini akan mempengaruhi tentang presepsi mereka

    tentang produk kosmetik itu sendiri. Dalam Hasan (2009) Kotler dan

    Keller menyatakan bahwa Word of mouth didefinisikan sebagai

    komunikasi orang ke orang melalui ucapan, tulisan, atau komunikasi

    elektronik yang terkait dengan manfaat atau pengalaman pembelian atau

    penggunaan produk atau jasa.

    Kehalalan produk dan word of mouth belum menjadi jaminan

    bahwa produk tersebut akan dibeli. Kualitas produk menjadi faktor penting

    untuk memutuskan pembelian konsumen karena kualitas adalah

  • 5

    keselurusan ciri atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk

    memuaskan kebutuhan pelanggan (Kotler, 2005). Kualitas produk

    merupakan salah satu faktor yang membuat keberhasilan perusahaan

    dalam ketertarikan konsumen untuk melakukan pembelian. Jika kualitas

    produk mampu memberikan nilai yang baik terhadap pelanggan, maka

    keberhasilan perusahaan dapat dipertahankan. Salah satu tujuan konsumen

    membeli produk karena memiliki kualitas produk yang bagus.

    Selain aspek kehalalan, word of mouth, dan kualitas produk dalam

    pemasaran produk, perusahaan harus memeiliki brand image (citra

    merek) yang baik, karena brand image merupakan salah satu aset bagi

    perusahaan. Merek bukan hanya sekedar nama melainkan sebuah nilai,

    konsep, karakteristik, dan citra dari sebuah produk. Merek yang baik akan

    menciptakan citra merek yang unggul dalam benak konsumen (Sukma,

    dkk 2016). Dengan adanya brand image yang baik akan memberikan

    dampak kepada presepsi konsumen, dimana konsumen akan memiliki

    kesan positif terhadap merek tersebut. Hal ini merupakan salah satu cara

    supaya mempunyai posisi strategis di pasar dan mampu bertahan di pasar

    dan mampu bertahan dipasaran dengan jangka waktu yang panjang serta

    dapat bersaing dengan produk lainnya di pasaran (Ambarwati, 2015).

    Dari penelitian terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda disetiap

    variabel. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum (2016),

    Tarigan (2016), Hayet (2019), Waahyuni dan Nurvita (2018) menunjukkan

    bahwa label halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

  • 6

    pembelian. Penelitian yang dilakukakan Madevi, Edy, dan Aniesa (2019)

    menunjukkan label halal mempengaruhi brand Image, jadi dapat

    disimpulkan bahwa label halal dapat mempengaruhi keputusan pembelian

    secara tidak langsung melalui brand image. Namun dalam penelitian yang

    dilakukan Anggraeni (2017) menghasilkan label hala tidak mempengaruhi

    keputusan bembelian.

    Dalam penelitian yang dilakukan Robustin dan Anisatul (2018),

    Sari, Widiartanto, danListyorini (2015), Paputungan, Soegoto, dan Roring

    (2018), Arifa, Hartono, dan Robustin (2018) menunjukkan hasil penelitian

    variabel word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    keputusan pembelian. Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of

    mouth berpengaruh terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa

    word of mouth ber pengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand

    image. Sedangkan penelitian yang dilakukan Syamsiah, Muttaqien, dan

    Ato’illah (2018), menunjukkan variabel word of mouth tidak berpengaruh

    terhadap keputusan pembelian.

    Dalam penelitian yang dilakukan Habibah dan Sumati (2016),

    Mahmudah dan Monika (2018), Erdalina dan Susi (2015), Robustin dan

    Anisatul (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel kualitas produk

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

    Penelitian Situmorang (2017) menghasilkan kualitas produk berpengaruh

    terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

    berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.

  • 7

    Sedangkan penelitian yang dilakukan Nurendah (2014), menunjukkan

    variabel kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

    Dalam penelitian yang dilakukan Sukma, Nurcahya, dan Alit

    suryani (2016), Khoiriyah dan Endang (2016), Rizky dan Donant (2018)

    menunjukkan hasil penelitian variabel brand image berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian yang

    dilakukan Valentine, Altjie, dan Rudy (2014), Putri, Marwan, dan

    Rahmidani (2018), menunjukkan variabel brand image tidak ada pengaruh

    terhadap keputusan pembelian.

    Dilatar belakangi oleh hal-hal diatas, maka penyusun tertarik meneliti

    masalah keputusan pembelian kosmetik Wardah dengan mengambil judul

    “Analisis Pengaruh Label Halal, Word Of Mouth, dan Kualitas Produk

    terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah dengan Brand Image

    sebagai Variabel Intervenig (Studi Pada Mahasiwa IAIN Salatiga)”

    B. Rumusan Masalah

    Dengan memperhatikan permasalahan yang telah dikemukakan,

    untuk lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka

    permasalahan yang akan diteliti nantinya ini ditulis dalam bentuk

    pertanyaan :

    1. Bagaimana pengaruh label halal terhadap brand image

    kosmetik Wardah ?

  • 8

    2. Bagaimana pengaruh word of mouth terhadap brand image

    kosmetik Wardah ?

    3. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap brand image

    kosmetik Wardah ?

    4. Bagaimana Pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian

    kosmetik Wardah ?

    5. Bagaimana pengaruh word of mouth terhadap keputusan

    pembelian kosmetik Wardah ?

    6. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

    pembelian kosmetik Wardah ?

    7. Bagaimana pengaruh brand image terhadap keputusan

    pembelian kosmetik Wardah ?

    8. Bagaimana kemampuan brand image memediasi pengaruh

    label halal terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah?

    9. Bagaimana kemampuan brand image memediasi pengaruh

    word of mouth terhadap keputusan pembelian kosmetik

    Wardah?

    10. Bagaimana kemampuan brand image memediasi pengaruh

    kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik

    wardah?

    C. Tujuan Penelitian

    Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

    jawaban dari masalah yang telah dirumuskan diatas, diantaranya:

  • 9

    1. Untuk mengetahui pengaruh label halal terhadap brand image

    kosmetik Wardah

    2. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth terhadap brand image

    kosmetik Wardah

    3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap brand image

    kosmetik Wardah

    4. Untuk mengetahui Pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian

    kosmetik Wardah

    5. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth terhadap keputusan

    pembelian kosmetik Wardah

    6. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan

    pembelian kosmetik Wardah

    7. Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan

    pembelian kosmetik Wardah

    8. Untuk mengetahui kemampuan brand image memediasi pengaruh

    label halal terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah

    9. Untuk mengetahui kemampuan brand image memediasi pengaruh

    word of mouth terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah

    10. Untuk mengetahui kemampuan brand image memediasi pengaruh

    kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah

    D. Manfaat

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut:

  • 10

    1. Memberikan hasil dari penelitian untuk dikembangkan serta

    dijadikan sebagai refrensi guan membandingkan dan ditinjau

    ulang untuk penelitian selanjutnya.

    2. Manfaat bagi IAIN Salatiga, Sebagai bahan wacana maupun

    bahan refrensi dalam karya tulis ilmiah mengenai analisis

    pengaruh label halal, word of mouth, kualitas produk dan brand

    image terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah.

    3. Manfaat bagi Perusahaan, Perusahaan dapat lebih mengetahui

    betapa pentingnya pengaruh label halal, word of mouth,

    kualitsa produk, dan brand image terhadap keputusan

    pembelian konsumen kosmetik Wardah.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penyusunan penelitian yang digunakan penulis dalam

    penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan,

    dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka penunjang penelitian, penelitian

    terdahulu yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis yang diajukan

    dalam penelitian.

  • 11

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Bab ini berisi variabel penelitian yang digunakan, definisi operasional,

    penentuan sampel, jenis, dan sumber data, metode pengumpulan data, dan

    metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

    BAB IV ANALISIS DATA

    Bab ini meliputi analisis berisi deskripsi objek penelitian, analisis

    kuantitatif, interpretasi hasil, dan argumentasi terhadap hasil penelitian.

    BAB V PENUTUP

    Dalam bab ini membahas kesimpulan dan saran. Pada bab ini dilampiri

    dengan daftar pustaka.

  • 12

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    Telaah pustaka penelitian terdahulu hubungan antara penelitian

    yang pernah dilakukan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

    Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian

    yang sedang diteliti penulis. Variabel-variabel yang penulis diambil dari

    penelitian terdahulu yang telah dilakukan, kemudian dimodifikasi oleh

    penulis. Seperti penelitian terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda

    disetiap variabel. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum

    (2016), Tarigan (2016), Hayet (2019), Waahyuni dan Nurvita (2018)

    menunjukkan bahwa label halal berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukakan Madevi, Edy,

    dan Aniesa (2019) menunjukkan label halal mempengaruhi brand Image,

    jadi dapat disimpulkan bahwa label halal dapat mempengaruhi keputusan

    pembelian secara tidak langsung melalui brand image. Namun dalam

    penelitian yang dilakukan Anggraeni (2017) menghasilkan label hala tidak

    mempengaruhi keputusan bembelian.

    Dalam penelitian yang dilakukan Robustin dan Anisatul (2018),

    Sari, Widiartanto, dan Listyorini (2015), Paputungan, Soegoto, dan Roring

    (2018), Arifa, Hartono, dan Robustin (2018) menunjukkan hasil penelitian

    variabel word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap

  • 13

    keputusan pembelian. Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of

    mouth berpengaruh terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa

    word of mouth ber pengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand

    image. Sedangkan penelitian yang dilakukan Syamsiah, Muttaqien, dan

    Ato’illah (2018), menunjukkan variabel word of mouth tidak berpengaruh

    terhadap keputusan pembelian.

    Dalam penelitian yang dilakukan Habibah dan Sumati (2016),

    Mahmudah dan Monika (2018), Erdalina dan Susi (2015), Robustin dan

    Anisatul (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel kualitas produk

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

    Penelitian Situmorang (2017) menghasilkan kualitas produk berpengaruh

    terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

    berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan Nurendah (2014), menunjukkan

    variabel kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

    Dalam penelitian yang dilakukan Sukma, Nurcahya, dan Alit

    suryani (2016), Khoiriyah dan Endang (2016), Wulandari dan Iskandar

    (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel brand image berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian

    yang dilakukan Valentine, Altjie, dan Rudy (2014), Putri, Marwan, dan

    Rahmidani (2018), menunjukkan variabel brand image tidak ada pengaruh

    terhadap keputusan pembelian. Berikut tabel penelitian terdahulu yang

    dijadikan acuan oleh penulis guna untuk melakukan penelitian.

  • 14

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian

    No. Judul Variabel Peneliti Hasil

    1 Pengaruh Label Halal dan

    Celebrity Endorser

    terhadap Keputusan

    Pemebelian (Survei pada

    konsumen Wardah di

    Ponorogo)

    Independen (X)

    1. Label Halal

    2. Celebrity Endorser

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Widyaningrum

    (2016)

    Variabel label halal

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian konsumen

    Wardah di Ponorogo

    2 Pengaruh Gaya Hidup,

    Label Halal dan Harga

    terhdap Keputusan

    Pembelian kosmetik

    Wardah pada Mahasiswa

    Program Studi

    Manajemen Fakultas

    Ekonomi Universitas

    Medan Area Medan

    Independen (X)

    1. Gaya Hidup

    2. Label Halal

    3. Harga

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Tarigan (2016) Label Halal secara persial

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    kosmetik Wardah pada

    Mahasiswa Program Studi

    Manajemen Fakultas

    Ekonomi Universitas

    Medan Area Medan

    3 Pengaruh Labelisasi

    Halal terhadap Keputusan

    Pembelian poduk

    kosmetik (Studi kasus di

    Kota Pontianak,

    Kalimantan Barat,

    Indonesia)

    Independen (X)

    1. Label Halal

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Hayet (2019) Labelisasi halal

    berpengaruh yang

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    kosmetik

  • 15

    4 Analisis Pengaruh Label

    Halal dan Harga terhadap

    Keputusan Pembelian

    kosmetik Wardah

    Independen (X)

    1. Label Halal

    2. Harga

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Wahyurini dan

    Nurvita (2020) Variabel Label Halal

    berpengaruh positif dan

    signifikna terhadap

    keputusan pembelian

    ksmetik Wardah

    5 Pengaruh Label Halal,

    Kualitas Produk, dan

    Harga terhadap

    Keputusan Pembelian

    Konsumen pada Produk

    Kosmeti Wardah

    Independen (X)

    1. Label Halal

    2. Kualitas Produk

    3. Harga

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Anggraeni

    (2017)

    Label halal yang terdapat

    pada kemasan kosmetik

    Wardah tidak berpengaruh

    secara signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    konsumen produk Wardah

    Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian melalui Brand Image

    6 Pengaruh Label Halal dan

    Electronic Word Of

    Mouth terhadap

    Keputusan Pembelian

    dengan Citra Merek

    sebagai Intervening pada

    Sariayu Martha Tilaar

    Independen (X)

    1. Label Halal

    2. Electronic Word Of

    Mouth

    Intervening (Z)

    Citra Merek

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Amelia,

    (2019)

    Label halal berpengaruh

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    melalui citra merek

    sebagai intervening

    Pengaruh Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian

    1 Pengaruh Kualitas

    Produk dan Word Of

    Mouth terhadap

    Keputusan Pembelian

    Kosmetik Wardah pada

    Masyarakat di Kota

    Jember

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Word Of Mouth

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Robustin dan

    Anisatul

    (2018)

    Variabel Word Of Mouth

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian Kosmetik

    Wardah pada Masyarakat

    di Kota Jember

  • 16

    2 Pengaruh Atribut Produk,

    Celebrity Endorser, dan

    Word Of Mouth terhadap

    Keputusan Pembelian

    Produk Kosmetik

    Wardah (Studi Kasus

    pada Mahasiswa S-1

    Fisip Undip)

    Independen (X)

    1. Atribut Produk

    2. Celebrity Endorser

    3. Word Of Mouth

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Sari,

    Widiartanto,

    dan Listyorini

    (2015)

    Variabel word of mouth

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    kosmetik Wardah pada

    Mahasiswa S-1 Fisip

    Undip

    3 Pengaruh Promosi dan

    Word Of Mouth terhadap

    Keputusan Pembelian di

    Oriflame Manado

    Independen (X)

    1. Promosi

    2. Word Of Mouth

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Paputungan,

    Soegoto, dan

    Roring (2018)

    Variabel word of mouth

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian di Oriflame

    Manado

    4 Pengaruh Kualitas

    Produk, Harga , Serta

    Word Of Mouth terhadap

    Keputusan Pembelian

    Kosmetik Wardah

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Harga

    3. Word Of Mouth

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Arifa,

    Hartono, dan

    Robustin

    (2018)

    Variabel word of mouth

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian Kosmetik

    Wardah

    5 Analisis pengaruh Brand

    Image, Brand Awareness,

    dan Word Of Mouth

    terhadap Keputusan

    Pembelian kosmetik

    Wardah pada Toko SJ

    Tempeh Lumajang

    Independen (X)

    1. Brand Image

    2. Brand Awareness

    3. Word Of Mouth

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Muttaqien, dan

    Ato’illah

    (2018)

    Variabel word of mouth

    tidak berpengaruh

    signifikan terhadap

    keputusan Pembelian

    kosmetik Wardah pada

    Toko SJ Tempeh

    Lumajang

    Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Brand Image

    6 Pengaruh Word Of Mouth Independen (X) Dinawati Word Of Mouth

  • 17

    dan Celebrity Endorser

    terhadap keputusan

    pembelin melalui Brand

    Image

    1. Word Of Mouth

    2. Celebrity Endorser

    Intervening (Z)

    Brand Image

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    (2017) berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian

    melalui citra merek

    sebagai variabel

    interveing

    Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

    1 Pengaruh Kualitas

    Produk dan Harga

    terhadap Keputusan

    Pembelian produk

    kosmetik Wardah di Kota

    Bangkala Madura

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Harga

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Ummu

    Habibah dan

    Sumiati (2016)

    Variabel kualitas produk

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian produk

    kosmetik Wardah di Kota

    Bangkala Madura

    2 Pengaruh Kualitas

    Produk, Citra Merek, dan

    Harga terhadap

    Keputusan pembelin

    Pond’s Flawless White

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Citra Merek

    3. Harga

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Mahmudah

    dan Monika

    (2018)

    Variabel kualitas produk

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian Pond’s

    Flawless White

    3 Pengaruh Kualitas

    Produk, Harga , dan Iklan

    Televisi terhadap

    Keputusan Pembelian

    Produk kosmetik merek

    Citra Hand Body Lotion

    di Pariaman

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Harga

    3. Iklan Televisi

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Wahyu

    Erdalina dan

    Susi Evanita

    (2015)

    Variabel kualitas produk

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian Citra Hand

    body lotion

  • 18

    4 Pengaruh Kualitas

    Produk dan Word Of

    Mouth terhadap

    Keputusan Pembelian

    Kosmetik Wardah pada

    Masyarakat di Kota

    Jember

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Word Of Mouth

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Robustin dan

    Anisatul

    (2018)

    Variabel kualitas produk

    berpengaruh signifikan

    terhadap keputusan

    pembelian Kosmetik

    Wardah pada Masyarakat

    di Kota Jember

    5 Pengaruh Kualitas

    Produk dan Citra Merek

    terhadap Keputusan

    Pembelian Konsmen

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Citra

    Merek

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Nurendah

    (2014)

    Variabel kualitas produk

    tidak berpengaruh

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    Konsumen

    Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Brand Image

    6 Pengaruh Kualitas

    Produk dan Harga

    terhadap Keputusan

    Pembelian Produk Bedak

    Tabur Marcks dengan

    Citra Merek sebagai

    Variabel Intervening

    Independen (X)

    1. Kualitas Produk

    2. Harga

    Intervening (Z)

    Brand Image

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Dinawati

    (2018)

    Kualitas produk

    berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian

    melalui citrsa merek

    sebagai vasriabel

    interveings pada

    konsumen

    Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian

    1 Pengaruh Celebrity

    Endorser, Brand image

    dan Kepercayaan

    terhadap Keputusan

    Pembelian Produk

    Pembersih Wajah Men's

    Biore

    Independen (X)

    1. Celebrity Endorser

    2. Brand Image

    3. Kepercayaan

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Kadek Ayu

    Dwi Kumala

    Sukma, I

    Ketut

    Nurcahya, dan

    Alit Suryani

    (2016)

    Celebrity endorser, Brand

    Image, dan kepercaysaan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    produk Men's Biore

  • 19

    2 Pengaruh Brand

    Awareness dan Brand

    Image terhadap

    Keputusan Pembelian

    Independen (X)

    1. Brand Awareness

    2. Brand Image

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Khoiriyah

    Indra Cahyani

    dan Rr.Endang

    Sutrasmawati

    (20s16)

    Variabel Brand

    Awareness dan Brand

    image berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    3 Anilis Pengaruh Brand

    Image dan Celebrity

    Endorsment Terhadap

    Keputusan Pembelian

    Produk Shampo Head

    And Shoulders di 24 Mart

    Manado

    Independen (X)

    1. Brand Image

    2. Celebrity Endorsment

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Valentine

    Parengkuan,

    Altje Tumbel,

    dan Rudy

    Wenas (2014)

    Variabel brand image

    secara persial tidak

    berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian

    Shampo Head And

    Shoulders di 24 Mart

    Manado

    4 Penaruh Citra Merek dan

    Kualitas Produk terhadap

    Keputusan Pembelian

    pada produk Kosmetik

    Independen (X)

    1. Citra Merek

    2. Kualitas Produk

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Rezky Desty

    Wulandari dan

    Donant

    Alananto

    Iskandar

    (2018)

    Variabel citra merek

    berpengaruh secara

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    produk Viva kosmetik

    5. Pengaruh Citra Merek

    dan Harga terhadap

    Keputusan Pembelian

    pada Sekolah Tinggi Ilmu

    Manajemen Sukma

    Medan

    Independen (X)

    1. Citra Merek

    2. Harga

    Dependen (Y)

    Keputusan Pembelian

    Desy Irana

    Dewi Lubis

    dan Rahmat

    Hidayat

    (2019)

    Vaariabel citra merek

    secara persial tidak

    berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian,

    sedangkan variabel harga

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada

    objek penelitian dan variabel-variabel peneitian yang digunakan. Variabel

  • 20

    yang digunakan penelitian ini ditambah maupun dikurangi dari masing-

    masing penelitian. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan uji path

    analysis dengan variabel brand image sebagai variabel intervening. Dalam

    penelitian terdahulu terdapat inkonsistensi hasil dari beberapa penelitian

    variabel Label halal, word of mouth, dan kualitas produk terhadap

    keputusan pembelian dan brand Image sebagai variabel intervening .

    Sehingga membuat penulis ingin meneliti pengaruh Label halal, word of

    mouth, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian dan brand

    Image sebagai variabel intervening.

    B. Landasan Teori

    1. Theory of Planned Behavior

    Prilaku yang dimiliki serta ditampilkan oleh manusia sangatlah

    unik dan beragam. Keunikan serta keberagaman ini membuat para ahli

    tertarik untuk meneliti. Terdapat banyak teori yang menjelaskan

    tentang prilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli

    memaparkan pendapat mereka mengenai bagaimana suatu prilaku

    dapat terbentuk.

    Teori ini pada awalnya dinamai dengan Theory of Reasoned

    Action (TRA), dan dikembangkan pada tahun 1967 kemudian terus

    diperluas dan dikembangkan oleh Icak Ajzen dan Martin Fishbein.

    Pada tahun 1980 teori ini digunakan untuk meneliti prilaku manusia

    secara lebih mengena. Diperbarui menjadi Theory of Planned Behavior

  • 21

    (TPB) untuk mengatasi kekurangan pada teori sebelumnya. Teori

    tindakan beralasan Ajzen dan Fishbein (1980) mengasumsikan prilaku

    manusia ditentukan oleh keinginan manusia untuk melakukan sesuatu

    atau ketidak inginan seseorang melakukan sesuatu (mahyarni, 2013).

    Awalnya Theory of Reasoned Action memiliki dua faktor, yaitu faktor

    sikap dan faktor norma subjektif. Berikut gambar penjelasan mengenai

    Theory of Reasoned Action:

    Gambar 2.1

    Theory of Reasoned Action

    Sumber: Fishbien dan Ajzen (1975)

    Beberapa tahun berikutnya Ajzen (1988) menambahkan

    satu faktor yaitu presepsi individu perceived behavior control dan

    menjadi Theory of Planned Behavior. Theory of Planned Behavior

    memiliki 3 faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap

    prilaku dimana seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau

    tidak menguntungkan. Kedua merupakan faktor sosial atau yang

    Beliefs and

    evaluations

    Normative

    beliefs and

    motivation

    to copy

    Attitude to

    ward

    behavior

    Subjective

    norm

    Behavior

    intention

    Actual

    behavior

  • 22

    sering disebut norma subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial

    atau yang dirasakan seseorang untuk melakukan atau tidak

    melakukan tindakan. Faktor yang terakhir adalah faktor prilaku

    kontrol. Prilaku kontrol yang dirasakan adalah persepsi individu

    pada betapa mudahnya prilaku tertentu akan dilakukan (Ajzen,

    1991).

    Asumsi utama dari teori tindakan beralasan dan teori

    tindakan beralasan adalah individu rasional dalam

    mempertimbangkan prilaku yang akan mereka lakukan dan

    implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,

    2013). Rasional pengambil keputusan mengasumsikan bahwa

    keputusan yang diambil di bawah ketidakpastian. Dan rasionalitas

    akan mengharapkan keputusan yang diambil menghasilkan

    keoptimalan.

    Teori tindakan beralasan dikembangkan untuk menguji

    hubungan sikap dengan prilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975, Ajzen,

    1988, Werner, 2004). Konsep yang menyatakan keinginan prilaku

    memotivasi individu untuk terlibat dalam perilaku yang

    didefinisikan oleh sikap yang mempengaruhi prilaku (Fishbein dan

    Ajzen 1975). Semakin tinggi sikap seseorang dalam berkomitmen

    sebanding lurus dengan semakin tinggi seseorang untuk melakukan

    sesuatu. Berikut adalah gambar penjelasan tentang teori prilaku

    direncanakan:

  • 23

    Gambar: 2.2

    Theori of Planned Behavior

    Sumber : Ajzen, I. (1991)

    2. Label Halal

    a. Pengertian Label

    Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa

    keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya

    (Sunyoto, 2014). Label erat dengan kaitannya dengan pemasaran,

    dari label konsumen dapat mengetahui inforrmasi produk. Secara

    umum, informasi yang ada di label adalah nama atau merek

    produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi,

    tanggal kadaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas

    (Apriyantono dan Nurbowo, 2003).

  • 24

    b. Jenis-jenis Label

    1) Label Merek (a brand label), label yang berisikan merek

    produk.

    2) Label tingkat kualitas (grade label), yaitu label yag

    mengidentifiksi kualitas produk, biasanya melalui huruf angka

    atau abjad.

    3) Label diskriptif (descriptive label), yaitu label yang

    memberikan informasi tentang penggunaan, pemeliharaan

    penampilan dan lainnya.

    c. Fungsi Label

    1) Mengidentifikasi produk atau merek

    2) Menggolongkan produk

    3) Menjelaskan beberapa hal mengenai produk

    4) Sebagai alat promosi

    d. Halal

    Secara bahasa, halal berasal dari kata bahasa arab yaitu

    halal, halaal yang berarti “diizinkan” atau “boleh”. Secara istilah,

    halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas

    atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarang

    (Qardhawi, 2007) . Umat muslim diharuskan mengonsumsi barang

    yang halal seperti yang difirmankan Allah surah Al-Baqarah ayat

    168:

    “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan

    baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti

  • 25

    langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang

    nyata baagimu”.

    Majelis Ulama Indonesia adalah sebuah lembaga

    pemerintahan yang mengeluarkan sertifikat halal yang nantinya

    produk tersebut akan dapat memiliki label halal. Dalam

    pengeluaran sertifikasi halal suatu produk MUI akan mengadakan

    pemeriksaan. Berikut adalah hal-hal yang diperhatikan dalam

    pemberian sertifikasi halal suatu produk sesui dengan keputusan

    Menteri Agama Repulik Indonesia Nomor 519 Tahun 2001 Pasal 2

    Menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pemeriksaan pangann

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Meliputi:

    1) Pemeriksaan dan/atau verifikasi data pemohon;

    2) Pemeriksaan proses produksi;

    3) Pemeriksaan laboratorium;

    4) Pemeriksaan pengepakan, pengemasan dan penyimpanan

    produk;

    5) Pemeriksaan sistem transportasi, distribusi, pemasaran, dan

    penyajian;

    6) Pemrosesan dan penetpan Sertifikasi Halal

    e. Labelisasi Halal

    Sertifikat labelisasi halal merupaka fatwa yang dikeluarkan

    oleh Majelis Ulama Indonesia dan diberikan kepada perusahaan

    yang mengajukan uji kehalalan (Taraingan, 2016). Sertifikat halal

  • 26

    adalah fatwa tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu

    produk sesuai dengan syariat Islam (www.halalmui.org). dapat

    disimpulkan label halal merupakan pemberian tanda haal yang

    dikeluarkan oleh MUI setelah diperiksa kehalalnya.

    Gambar 2.3

    Logo Label Halal

    Sumber : halalMUI.org

    Berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia Nomor 69

    Tahun 1999 pasal 1 ayat (5) tentang label dan iklan pangan

    menyebutkan, label adalah setiap keterangan mengenai suatu

    produk yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya,

    atau bentuk lain yang disertakan pada produk, dimasukkan ke

    dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan

    produk.

    3. Word Of Mouth

    Word of mouth termasuk dalam bauran komunikasi pemasaran

    yang cukup dipertimbangkan. Komunikasi pemasaran sendiri menurut

    Kotler dan Keller dalam Hasan (2009) didefinisikan sebagai sesuatu

    http://www.halalmui.org/

  • 27

    yang digunakan perusahaan dalam usahanya untuk menginformasikan,

    membujuk, dan mengingatkan para konsumen secara langsung maupun

    tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.

    Menurut Kotler dan Keller dalam Hasan (2009), Word of

    mouth didefinisikan sebagai komunikasi orang ke orang melalui

    ucapan, tulisan, atau komunikasi elektronik yang terkait dengan

    manfaat atau pengalaman pembelian atau penggunaan produk atau

    jasa. Serta menurut Philip Kotler (2001) menyatakan bahwa

    pengembangan bauran pemasaran komunikasi perlu dilakukan dengan

    tujuh langkah komunikasi pemasaran efektif sebagai berikut:

    a. Identifikasi audiens sasaran.

    b. Menentukan Tujuan komunikasi.

    c. Merancang pesan

    d. Memilih saluran komunikasi, memiliki dua sifat yakni

    personal (inidividu) dan non personal.

    e. Menetapkan total anggaran secara menyeluruh.

    f. Memutuskan mengenai bauran promosi.

    g. Mengukur hasil komunikasi.

    Menurut Kotler dan Keller dalam Hasan (2009),

    menyampaikan beberapa konsep bagaimana word of mouth

    dibentuk dan berpindah, yaitu Buzz dab Viral Marketing,

    Pemimpin Opini dan Blog. Buzz Marketing mengembangkan

    kejutan, membuat publisitas, dan mengadakan informasi baru

  • 28

    terkait dengan merekmelalui sesuatu yang tidak diharapkan bahkan

    yang kasar sekalipun. Sedangkan Viral Marketing adalah bentuk

    lan dari word of mouth, atau dengan kata lain disebut juga “word of

    mouse”, yang mendorong para konsumen meneruskan produk dan

    jasa yang dkembangkan perusahaan, audio,video atau informasi

    tertulis kepada pihak lain secara online. Sedangkan Pemimpin

    Opini adalah orang yang mempengaruhi para pengikutnya

    mengenai apa yang dipatuhi. Jika dapat mempengaruhi Pemimpin

    Opini maka akan dengan mudah kita melakukan penyebarkan word

    of mouth secara cepat. Namun ada hal yang perlu diwaspadai

    bahwa Pemimpin Opini dapat menyebarkan informasi negatif.

    Karena pada dasarnya word of mouth terdapat dua kategori yakni yang

    bersifat positif dan negatif. Beberapa tindakan yang dapat diadopsi

    untuk meningkatkan word of mouth adalah sebagai berikut (Hasan,

    2009):

    a. Agar produk berada dalam tangan konsumen yang serba tahu

    atau penyebar berita.

    b. Gunakan pemimpin opini atau selebritas sebagai penyampai

    pesan.

    c. Berikan secara luas dan gratis, atau dengan harga yang murah

    pada ahli industri, tokoh masyarakat dan pemimpin opini.

    d. Pelihara pengguna awal dan berikan inssentif penjualan pada

    mereka.

  • 29

    e. Berikan contoh produk dan perlihatkan pada berbagai

    pertemuan, sekolah, dan pusat-pusat komunita.

    f. Tawarkan wisata di pabrik perusahaan pada anak-anak

    sekolah, klub, konsumen potensial dan sebagainya.

    g. Sediakan cerita-cerita tentang bagaimana produk melampaui

    harapan atau bagaimana perusahaan keluar dari jalur (untuk

    menunjukkan keseriusannya) dalam menyelesaikan masalah

    yang dihadapi konsumen.

    h. Pasangkan konsumen yang puas dengan prospek konsumen

    dalam satu kegiatan.

    i. Gunakan atau buat daftar contoh, seperti mempublikasikan

    “daftar terbaik” atau “10 terbaik”.

    j. Kirimkan surat kabar kepada bukan pengguna

    k. Secara sadar, dapatkan dan distribusikan kesaksian yang

    digunakan dalam surat kabar.

    4. Kualitas Produk

    Kualitas produk merupakan kombinasi dari berbagai karakteristik,

    atribut dan sifat yang memberikan nilai sebagai bahan pangan atau

    kesenangan (Gardjito, 2015). Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap

    produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu

    pada berbagai faktor atau dimensi. Berikut ini delapan dimensi kualitas

    produk yang diungkpkan oleh Tjiptono (2008), antara lain:

  • 30

    a. Performance (Kinerja), hal ini berkaitan dengan aspek

    fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama

    yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang

    tersebut.

    b. Features (fitur), yaitu aspek formasi yang berguna untuk

    menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan

    produk dan gambarannya.

    c. Reliability (reliabilitas), hal yang berkaitan dengan probabilitas

    atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan

    fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu

    dan dalam kondisi tertentu pula.

    d. Conformance to spercification (kesesuaian dengan spesifikasi),

    hal ini berkaitan dengan tingkat kersesuaian terhadap

    spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan

    keinginan pelanggan.

    e. Durability (daya tahan), yaitu suatu refleksi umur ekonomis

    berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.

    f. Serviceability (kemampuan), yaitu karakteristik yang berkaitan

    dengan kecepatan, kompetisi, kemudahan, dan akurasi dalam

    memberikan layanan untuk perbaikan barang.

    g. Aesthetics (estetika), merupakan karakteristik yang bersifat

    subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan

    pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

  • 31

    h. Quality (kesan kualitas), konsumen tidak selalu memiliki

    informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk.

    Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi

    tentang produk secara tidak langsung.

    5. Brand Image (Citra Merek)

    a. Pengertian Brand Image

    Menurut Rangkunti (2009) brand image atau citra merek

    merupakan presepsi merek yang dihubungkan dengan asosiasi

    merek yang melekat dalam ingatan konsumen. Sedangkan menurut

    Suryati (2015) brand image adalah presepsi pelanggan terhadap

    suatu merek yang digambarkan melalui asosiasi merek yang ada

    diingatan pelanggan. Brand image juga diartikan sebagai citra atas

    suatu merek yang tujuannya menciptakan kecenderungan bagi

    konsumen atas merek tersebut (Rahman, 2010).

    b. Unsur Brand Image

    Menurut Firmansyah (2019) Brand image yang kuat di

    benak pelanggan dibentuk dari 3 unsur, yaitu:

    1) Favorability of brand association

    Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya

    bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu merek

    dapat memuasakan kebutuhan dan keinginan konsumen

    sehingga mencapai sikap yang positif terhadap merek tersebut.

    2) Strenght of brand association

  • 32

    Kekuatan asosiasi merek, tergantung pada bagaimana informasi

    masuk dlam ingatan konsumen dan bagaimana informasi

    tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari

    brand image.

    3) Uniqueness of brand association

    Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk

    tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh para

    produsen pesaing.

    c. Komponen Brand Image

    Menurut Firmansyah (2019) komponen pembentuk brand

    image ada 3, yaitu:

    1) Citra pembuat (corporate image)

    Merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersiapkan konsumen

    terhadap perusahaan yang membuat suatu produk dan jasa.

    2) Citra pemakai (user image)

    Merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersiapkan konsumen

    terhadap pemkai yang menggunakan barang atau jasa, meliputi

    pemakaian itu sendiri, gaya hidup atau kepribadian dan status

    sosial.

    3) Citra produk (product image)

  • 33

    Merupakan sekumpilan asosiasi yang dipersiapkan konsumen

    terhadap suatu produk, yang meliputi atribut produk tersebut,

    manfaat bagi konsumen, penggunaanya, serta jaminan.

    6. Keputusan Pembelian

    a. Pengertian Keputusan Pembelian

    Pada satu titik dalam proses pembelian, konsumen harus

    berhenti mencari dan berhenti melakukan evaluasi untuk membuat

    keputusan pembelian. Sebagai hasil dari kegiatan evaluasi

    alternatif, konsumen mulai mengarah pada niat atau keinginan

    untuk membeli (purchase intention) dengan kecenderungan untuk

    membeli merek tertentu. Keinginan membeli secara umum

    didasarkan pada upaya mencocokkan motif pembelian dengan

    atribut atau karakteristik merek yang tengah dipertimbangkan

    dengan melibatkan aspek psikologis, seperti motivasi, presepsi,

    sikap, dan intergrasi (Morissan, 2010).

    Keputusan pembelian (purchase decision) adalah tahap

    selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun

    keputusan pembelian adalah tidak sama dengan pembelian yang

    sebenarnya (actual purchase). Ketika konsumen memilih untuk

    membeli suatu merek, ia masih harus melaksanakan keputusan dan

    melakukan pembelian yang sebenarnya. Keputusan tambahan

    diperlukan dalm hal: kapan membeli, di mana membeli, serta

    berapa banyak uang yang haru dikeluarkan. Sering kali, terdapat

  • 34

    penundaan antara keputusan membeli dengan pembelian yang

    sebenarnya (Morissan, 2010).

    b. Faktor-Faktor Keputusan Pembelian

    1) Sikap Orang lain

    Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang

    disukai seseorang akan bergantung pada dua hal: (1) intensitas

    sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai

    konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti

    keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain

    dan semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, semakin

    besar konsumen akan mengubah niat pembeliannya.

    2) Situasi Tidak Tarantisipasi

    Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan

    mengubah niatpembelian. Seseorang mungkin kehilangan

    pekerjaannya yang menyebabkan ia harus membeli produk lain

    yang dirasa lebih mendesak, atau seorang pelayan toko yang

    dimintakan pendapatnya ternyata mematahkan semangat

    konsumen untuk membeli produk yang diinginkan dan

    menyarankan produk merek lain.

    3) Resiko Disarankan

    Keputusan konsumen untuk memodifikasi menunda, atau

    menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh

    resiko yang dirasakan (perceived risk). Besar kecilnya risiko

  • 35

    yang dirasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang

    dikeluarkan, besarnya ketikpastian atribut dan besarnya

    kepercayaan diri konsumen. Konsumen mengembangkan

    tindakan tertentu untuk mengurangi resiko seperti

    mengumpulkan informasi dari teman atau memastikan garansi

    terhadap suatu produk. Dalam halini, pemasar harus memahami

    faktor-faktor yang dapat menimbulkan risiko dengan

    memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi risiko

    yang dirasakan (Morissan, 2010).

    c. Proses Keputusan Pembelian

    Dalam proses keputusan pembelian terdapat lima tahap yaitu

    pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative,

    keputusan pembelian, dan prilaku pasca pembelian. Model ini

    menyiratkan bahwa konsumen melalui semua dari kelima tahap

    dalam membeli suatu produk. Tetapi konsumen tidak selalu

    melalui lima tahap pembeliannya. Mungkin melewatkan atau

    membalik beberapa tahap ketika dalam pembelian dengan

    keterlibatan rendah (Kotler & Keller, 2008).

    Pengenalan Masalah

    Pencarian Informasi

    Evaluasi Alternatif

    Pengenalan Masalah

    Keputusan Pembelian

    Evaluasi Alternatif

    Pengenalan Masalah

  • 36

    Gambar 2.4

    Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen

    Sumber: Kotler dan Keller (2008)

    1) Pengenalan Masalah

    Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari mengenal suatu

    masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau

    eksternal.

    2) Pencarian informasi

    Seorang konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha utuk mencari

    lebih banyak informasi. Perhatian utama pemasar adalah sumber informasi

    yang akan dicari konsumen dan kepentingan relatifnya terhadap keputusan

    pembelian sesudahnya. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari

    empat kelompok yaitu: suber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan),

    sumber komersial (iklan,situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan,

    tampilan), publik (media massa, organisasi peringkat konsumen), dan

    eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).

    3) Evaluasi Alternatif

    Bagaimana konsumen memproses informasi mengenai merek yang

    bersaing dan membuat pertimbangan terdapat pada beberapa evaluasi

    keputusan. Konsumen dalam memilih suatu produk akan membuat

    pertimbangan secara sadar dan rasional.

    4) Keputusan Pembelian

    Prilaku Pasca Pembelian

    Pengenalan Masalah

  • 37

    Dalam proses evaluasi konsumen membentuk refrensi antar merek dalam

    kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud

    pembelian untuk membeli merek yang disukai.

    5) Prilaku Pasca Pembelian

    Setelah membeli produk knsumen mungkin mengalami konflik

    dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-

    hal yang menyenangkan tentang merek-merek lain dan waspada terhadap

    informasi yang mendukung keputusannya (Kotler & Keller, 2008).

    C. Kerangka Berfikir

    Dari hasil analisa penelitian yang telah diakukan peneliti lain serta

    penjabaran teori mengenai masing masing variabel, maka dapat

    dirumuskan suatu kerangka penelitian sebagai berikut:

    Gambar 2.5

    Kerangka Konseptual

    Label Halal

    (X1)

    Word Of

    Mouth (X2)

    Kualitas

    Produk (X3)

    Brand Image

    (Z)

    Keputusan

    Pembelian (Y)

    H1

    H9 H2

    H3

    H4

    H5

    H6

    1

    H7 H8

    H10

  • 38

    D. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

    masalah peneltian,diamana rumusan maslah penelitian telah dinyatakan

    dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016). Berdasarkan tinjauan

    dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang relevan, maka hipotesis

    yang akan diajukan sebagai berikut:

    1. Pengaruh Label Halal terhadap Brand Image

    Berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia Nomor 69 Tahun

    1999 tentang label dan iklan menyebutkan, label adalah setiap

    keterangan mengenai sesuatu produk yang berbentuk gambar, tuliasan

    kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada produk

    dimasukkan kedalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian

    kemasan produk. Dengan adanya mencantumkan label halal maka

    umat muslim akan memberikan presepsi baik apabila produk tersebut

    memiliki kualitas yang baik. Terlebih lagi bagi umat muslim terdapat

    faktor halal yang diwajibkan dalam mengonsumsi suatu produk. Maka

    label halal dapat mempengaruhi brand image konsumen muslim. Hal

    ini didukung oleh Widyaningrum (2016), Tarigan (2016),

    menunjukkan bahwa Label Halal berpengaruh positif terhadap

    keputusan pembelian. Dikarenakan Label Halal berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian, sebelum seseorang berkeputusan untuk membeli

    ia cenderung melihat citra merek terhadap suatu produk. Sehingga

    hipotesis yang dapat diambil adalah:

  • 39

    H1 = Label Halal berpengaruh positif signifikan terhadap brand image

    2. Pengaruh Word Of Mouth terhadap Brand Image

    Menurut Kotler dan keller dalam Hasan (2009) word of mouth

    merupakan komunikasi orang ke orang melalui ucapan, tulisan, atau

    kominikasi elektronik yang terkait dengan manfaat atau pengalaman

    pembelian atau penggunaan produk atau jasa. Word of mouth menjadi

    elemen penting dalam penjualan suatu produk. Word of mouth

    merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan

    pembelian konsumen. Apabila informasi tentang produk kosmetik dari

    rekan atau keluarga atau kenalan mereka yang telah menggunakan

    produk kosmetik itu baik, maka kemudian hal ini akan mempengaruhi

    citra merek produk kosmetik itu sendiri. Hal ini didukung oleh

    Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of mouth berpengaruh

    signifikan terhadap brand image. Sehingga hipotesis yang dapat

    diambil adalah:

    H2 = Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand

    image

    3. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Brand Image

    Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Kualitas Produk

    terhadap Brand Image adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini

    memiliki 3 faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku

    dimana seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak

    menguntungkan. Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering

  • 40

    disebut norma subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang

    dirasakan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan.

    Faktor yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol

    yang dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya

    perilaku tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari

    teori tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu

    rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan

    dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,

    2013).

    Kualitas produk memiliki peran penting dalam memengaruhi

    brand image, artinya ketika suatu produk memiliki kualitas yang baik

    maka mampu mewakili citra yang positif. Hal ini didukung oleh

    Situmorang (2017) menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap brand image. Sehingga hipotesis yang

    dapat diambil adalah:

    H3 = Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    brand image

    4. Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian

    Dasar dari keputusan pembelian menggunakan teori perilaku

    konsumen. Maka hubungan antara label halal terhadap keputusan

    pembelian didasarkan oleh teori perilaku konsumen. Menurut Tjiptono

    (2008), perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan-tindakan

    individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,

  • 41

    menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses

    pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-

    tindakan tersebut. Sedangkan menurut Setiadi (2003), perilaku

    konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

    mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses

    keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

    Konsumen pada era saat ini berpikir kritis dalam penentuan

    pembelian dalam mengkonsumsi suatu produk. Terlebih lagi bagi umat

    muslim yang di dalam agamanya disyariatkan atau diwajibkan dalam

    mengonsumsi seuatu harus yang halal. Maka label halal dapat

    mempengaruhi keputusan pembelian.

    Hal ini didukung oleh Wahyurini (2016), Tarigan (2016),

    menunjukkan bahwa label halal berpengaruh positif terhadap

    keputusan pembelian. Namun dalam penelitian yang dilakukan

    Anggraeni (2017) menghasilkan label halal tidak berpengaruh terhadap

    keputusan pembelian. Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:

    H4 = Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

    pembelian

    5. Pengaruh Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian

    Word of mouth merupakan faktor penting dalam penentuan

    keputusan pembelian suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2002)

    menyatakan bahwa pengaruh dari pendapat orang lain dapat secara

    kuat mengbah keputusan pembelian seseorang. Ini artiya word of

  • 42

    mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini di dukung

    oleh penelitian yang dilakukan oleh Paputungan, dkk (2018), Arifa,

    dkk (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel word of mouth

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

    Namun penelitian Muttaqien, dan Ato’illah (2018), menunjukkan

    variabel word of mouth tidak berpengaruh terhadap keputusan

    pembelian. Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:

    H5 = Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    keputusan pembelia

    6. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

    Menurut Kotler (2005) kualitas adalah keselurusan ciri atau

    pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan

    kebutuhan pelanggan. Semakin tinggi kualitas yang diberikan kepada

    konsumen maka keputusan pembelian juga tinggi. Jadi dalam

    keputusan pembelian akan terbangun jika konsumen mendapatkan

    maanfaat dari suatu produk yang ada di pasaran. Hal ini di dukung

    oleh penelitian yang dilakukan Mahmudah dan Monika (2018),

    Robustin dan Anisatul (2018), menunjukkan hasil kualitas produk

    mempengaruhi keputusan pembelian. Namun dalam penelitian yang

    dilakukan Nurendah (2014) menghasilkan kualitas produk tidak

    berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sehingga hipotesis yang

    dapat diambil adalah:

  • 43

    H6 = Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    keputusan pembelian

    7. Penagruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian

    Brand image adalah citra atas suatu merek yang tujuannya

    menciptakan kecenderungan bagi konsumen atas merek tersebut

    (Rahman, 2010). Brand image mempunyai peran penting terhadap

    keputusan pembelian, yang artinya brand image dapat dinilai bisa

    mencerminkan atas mutu dan kualitas produknya yang dapat

    mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hal ini didukung

    penelitian yang dilakukan Khoiriyah dan Endang (2016), Kadek, dkk

    (2016), menunjukkan hasil penelitian variabel brand image

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

    Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri, dkk (2018)

    menunjukkan variabel brand image tidak ada pengaruh terhadap

    keputusan pembelian. Sehingga hipotesis yang di dapat diambil adalah:

    H7 = Brand image berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

    pembelian

    8. Pengaruh pengar Label Halal terhadap Keputusan Pembelian

    dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening

    Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Label Halal

    terhadap Keputusan Pembelian dengan Brand Image sebagai Variabel

    Intervening adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini memiliki 3

  • 44

    faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku dimana

    seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak menguntungkan.

    Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering disebut norma

    subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang dirasakan

    seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Faktor

    yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol yang

    dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya perilaku

    tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari teori

    tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu

    rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan

    dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,

    2013).

    Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum

    (2016), Tarigan (2016), Hayet (2019), Waahyuni dan Nurvita (2018)

    menunjukkan bahwa label halal berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukakan Madevi,

    dkk (2019) menunjukkan label halal mempengaruhi brand Image. Dan

    Dalam penelitian yang dilakukan Sukma, dkk (2016), Khoiriyah dan

    Endang (2016), Wulandari dan Iskandar (2018) menunjukkan hasil

    penelitian variabel brand image berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap keputusan pembelian. Maka dapat disimpulkan label halal

    bisa jadi mempengaruhi keputusan pembelian melalui brand image.

    Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:

  • 45

    H8 = Label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan

    brand image sebagai variabel Intervening

    9. Pengaruh pengar Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian

    dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening

    Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Harga terhadap

    Keputusan Pembelian dengan Brand Image sebagai Variabel

    Intervening adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini memiliki 3

    faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku dimana

    seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak menguntungkan.

    Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering disebut norma

    subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang dirasakan

    seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Faktor

    yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol yang

    dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya perilaku

    tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari teori

    tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu

    rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan

    dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,

    2013).

    Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Robustin dan

    Anisatul (2018), Sari, dkk (2015), Paputungan, dkk (2018), Arifa, dkk

    (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel word of mouth

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

  • 46

    Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of mouth berpengaruh

    terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa word of mouth

    ber pengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan Syamsiah, Muttaqien, dan

    Ato’illah (2018), menunjukkan variabel word of mouth tidak

    berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Maka dapat disimpulkan

    word of mouth bisa jadi mempengaruhi keputusan pembelian melalui

    brand Image. Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:

    H9 = Word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian

    dengan brand image sebagai variabel Intervening

    10. Pengaruh pengar Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

    dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening

    Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Kualitas Produk

    terhadap Keputusan Pembelian dengan Brand Image sebagai Variabel

    Intervening adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini memiliki 3

    faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku dimana

    seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak menguntungkan.

    Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering disebut norma

    subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang dirasakan

    seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Faktor

    yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol yang

    dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya perilaku

    tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari teori

  • 47

    tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu

    rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan

    dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,

    2013).

    Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Habibah dan

    Sumati (2016), Mahmudah dan Monika (2018), Erdalina dan Susi

    (2015), Robustin dan Anisatul (2018) menunjukkan hasil penelitian

    variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    keputusan pembelian. Penelitian Situmorang (2017) menghasilkan

    kualitas produk berpengaruh terhadap brand image. Dan Dalam

    penelitian yang dilakukan Sukma, dkk (2016), Khoiriyah dan Endang

    (2016), Rizky dan Donant (2018) menunjukkan hasil penelitian

    variabel brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    keputusan pembelian.. Maka dapat disimpulkan kualitas produk bisa

    jadi mempengaruhi keputusan pembelian melalui brand image.

    Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:

    H10 = Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian

    dengan Brand image sebagai variabel Intervening

    Berdasarkan pemaparan diatas maka hipotesis dapat disimpulkan

    dalam tabel hipotesis sebagai berikut:

  • 48

    Tabel 2.2

    Tabel Hipotesis

    H1 Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap brand image

    H2 Word of mouth berpengaruh positif signifikan terhadap brand

    image

    H3 Kualitas produk produk berpengaruh positif signifikan terhadap

    brand image

    H4 Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

    pembelian

    H5 Word of mouth berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

    pembelian

    H6 Kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

    pembelian

    H7 Brand image berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

    pembelian

    H8 Label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan

    brand image sebagai variabel Intervening

    H9 Word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan

    brand image sebagai variabel Intervening

    H10 Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian

    dengan brand image sebagai variabel Intervening

  • 51

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

    penelitian kuantitatif. Metode kuatitatif adalah metode penelitian yang

    berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

    populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

    instrument penelitian, analisi data bersifat statistik dengan tujuan untuk

    menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011). Dalam

    penelitian ini peneliti berusaha untuk menemukan pengaruh dari variabel

    label halal, word of mouth, dan kualitas produk terhadap keputusan

    pembelian dengan brand image sebagai variabel intervening.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan oleh penulis dilakukan pada konsumen

    kosmetok Wardah di Kampus IAIN Salatiga.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

    obyek/subyek yang mempunyai kuantias dan karakteristik tertentu

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah

    Mahasiswa IAIN Salatiga yang menggunakan kosmetik Wardah.

  • 52

    Jumlah populasi pada penelitian ini adalah berjumlah 12.829

    pada tahun 2019 (forlap.ristekdikti.go.id).

    2. Sampel

    Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.

    Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi

    besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada

    populasi karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat

    mengambil sampel sebagai perwakilan dari semua populasi, namun

    sempel yang diambil harus benar-benar presentative.

    Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

    purposive random sampling. Menurut Sugiyono (2016) sampling

    purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

    tertentu. Karena dalam penelitian ini meneliti tentang sebuah

    keputusan pembelian suatu produk maka sampel yang diambil adalah

    seorang yang menggunakan produk tersebut. Dan random karena

    siapapun pengguna produk ini yang memenuhi kriteria bisa dijadikan

    sampel. Teknik ini digunakan karena adanya keterbatasan waktu dan

    dana dalam melaksanakan penelitian. Jumlah populasi mahasiswa

    IAIN Salatiga yaitu 12.829 orang (forlap.ristekdikti.go.id). Adapun

    kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

    a. Sampel adalah orang yang menggunakan produk kosmetik

    Wardah

  • 53

    b. Sampel adalah orang yang menggunakan produk Wardah dan

    Mahasiswi IAIN Salatiga.

    Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus

    Solvin (Sugiyono, 2010) yaitu:

    𝑛 =𝑁

    1 + 𝑁𝑒2

    Keterangan :

    n = Ukuran Sampel

    N = Ukuran Populasi

    e = Batas toleransi kesalahan (eror tolerance) 8%

    𝑛 =12829

    1 + 12829(0,08)2

    𝑛 = 154,36

    Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel sebanyak 154,36

    responden atau dibulatkan menjadi 154 responden.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengambilan data atau metode penambilan data adalah

    teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data

    yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan

    (Bawono, 2006).

    1. Pengertian Data

    Data adalah sekumpulan informasi yang dapat dibuat, diolah,

    dikirimkan, dan dianalisis (Nurdin dan Sri, 2019).

  • 54

    2. Sumber dan Jenis Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

    Menurut Sugiyono (2016) sumber data primer adalah sumber data

    yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun yang

    menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah angket yang

    disebarkan kepada Mahasisiwi IAIN Salatiga yang menggunakan

    produk kosmetik Wardah.

    3. Teknik Pengumpulan Data

    a. Angket (Ku