analisis pengaruh label halal, word of...
TRANSCRIPT
-
ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL, WORD OF MOUTH,
DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DENGAN BRAND
IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(STUDI PADA MAHASISWA IAIN SALATIGA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun oleh:
Lutfi Rosita
63020160034
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL, WORD OF MOUTH,
DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH DENGAN BRAND
IMAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(STUDI PADA MAHASISWA IAIN SALATIGA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun oleh:
Lutfi Rosita
63020160034
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
-
viii
-
ix
MOTTO DAN PEMBAHASAN
MOTTO
Waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memanfaatkannya dengan baik maka ia akan
memanfaatkanmu. HR. Muslim
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku dan keluarga tercinta
Almamaterku IAIN Salatiga
Sahabat-sahabatku yang setia menemani dan membantuku
Teman-teman seperjuanganku
-
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh
Label Halal, Word Of Mouth, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Kosmetik Wardah Dengan Brand Image Sebagai Variabel Intervening
(Studi Pada Mahasiswa Iain Salatiga)”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan dari zaman
kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE).
Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu baik secara moril
maupun spiritual, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag selaku Rektor Insitut Agama Islam Negeri
Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga
3. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.Si, selaku ketua program studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si, selaku Pembimbing skripsi yang telah sabar
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini
5. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar M, Lc.,M.SI selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan motivasi serta masukan selama penulis
menjalani perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
6. Seluruh Dosen Program Studi S1-Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan serta wawasan
kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7. Seluruh staf dan karyawan Institut Agama Islam Negeri Salatiga
8. Bapakku M. Makhrus dan Ibuku Sri Pujiati yang selalu memberiku dukungan dan
semangat baik moral maupun spiritual serta yang senantiasa berkorban dan berdoa
9. Kakakku Anis Karyani dan Nova Kusdiantoro yang selalu memberiku dukungan
-
xi
10. Sahabatku Irfan, Umi, Laras, dan Eka yang selalu memberi nasihat, motivasi, dan
mendengarkan keluh kesahku.
11. Teman-temanku Wulan, Iin, Rezki, Alfi, Ary, Effina yang telah menjadi teman
seperjuanganku dalam mendapatkan gelar S-1
12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya
pengetahuan penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang mempelajarinya.
Salatiga, 11 Juni 2020
Penulis
-
xii
ABSTRAK
Rosita, Lutfi. 2020. Analisis Pengaruh Label Halal, Word Of Mouth, Dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Dengan Brand
Image Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Mahasiswa Iain Salatiga).
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Ekonomi
Syariah IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, M.Si
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh label halal, word of mouth,
dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah dengan brand
image sebagai variabel intervening. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
penyebaran kuesioner menggunakan skala interval (1-5) kepada konsumen kosmetik
Wardah Mahasiswa IAIN Salatiga. Sampel yang diambil sebanyak 154 responden
dengan teknik purposive random sampling. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji
validitas, uji statistic melalui uji Ttest, uji F serta koefisien determinan (R2) dan uji
asumsi klasik. Serta menggunakan analisis path untuk menguji variabel intervening.
Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa label halal dan word of mouth perpengaruh
positif tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Label halal, word
of mouth, dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand
image. Hasil uji path analisys menunjukkan label halal dan kualitas produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan dimediasi brand image,
sedangkan word of mouth tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan
dimediasi brand image.
Kata kunci: Label Halal, Word Of Mouth, Kualitas Produk, Keputusan Pembelian,
Brand Image
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SAMPUL ......................................................................... i
LEMBAR LOGO IAIN ...................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... vi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................ vii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 8
C. Tujuan Penelilitian .......................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 10
E. Sistematika Penulisan ...................................................... 11
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ................................................................. 12
B. Landasan Teori ................................................................ 20
1. Theory Plan of Behavior ........................................... 20
2. Label Halal ................................................................ 23
3. Word Of Mouth .......................................................... 26
4. Kualitas Produk ........................................................ 29
5. Brand Image ............................................................. 31
6. Keputusan Pembelian ............................................... 33
C. Kerangka Berfikir ............................................................ 37
D. Hipotesis ......................................................................... 38
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................ 51
-
xiv
B. Lokasi Penelitian ............................................................. 51
C. Populasi dan Sampel ....................................................... 51
1. Populasi .................................................................... 51
2. Sampel ...................................................................... 52
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 53
1. Pengertian Data ........................................................ 54
2. Sumber dan Jenis Data ............................................. 54
3. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 54
E. Skala Pengukuran ............................................................ 54
F. Definisi Konsep dan Operasional .................................... 55
G. Instrumen Penelitian ........................................................ 58
1. Uji Instrumen ............................................................ 58
2. Uji Statistik ............................................................... 60
3. Uji Asumsi Klasik .................................................... 61
4. Uji Analisis Jalur Path Analisys ................................ 63
H. Alat Analisis ......................................................................... 65
BAB IV. ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian .............................................. 66
B. Karakteristik Responden ................................................ 67
1. Fakultas ..................................................................... 68
2. Tingkat Pendidikan ................................................... 68
3. Memakai Wardah Lebih Dari Satu ........................... 69
C. Hasil Uji Instrumen .............................................................. 69
1. Uji Validitas dan Reabilitas ............................................ 70
2. Uji Statistik ..................................................................... 71
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 76
4. Uji Analisis Jalur Path Analisys ..................................... 80
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 95
B. Saran ................................................................................ 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 102
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Top Brand Award ............................................................................... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 14
Tabel 2.2 Hipotesis ............................................................................................. 50
Tabel 3.1 Skala.................................................................................................... 56
Tabel 3.2 Definisi Konsep dan Operasional ....................................................... 57
Tabel 4.1 Fakultas .............................................................................................. 67
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan ............................................................................ 68
Tabel 4.3 Memakai Wardah Lebih Dari Satu .................................................... 69
Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas ............................................................................ 69
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 70
Tabel 4.6 Hasil Uji T .......................................................................................... 72
Tabel 4.7 Hasil Uji F .......................................................................................... 74
Tabel 4.8 Hasil Uji R2 ........................................................................................ 75
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 76
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 78
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 79
Tabel 4.12 Hasil Uji Persamaan Model 1 ........................................................... 80
Tabel 4.13 Hasil Uji Coefficients Persamaan 1 ................................................. 80
Tabel 4.14 Hasil Uji Persamaan 2....................................................................... 81
Tabel 4.15 Hasil Uji Coefficients Persamaan 2 ................................................. 82
Tabel 4.16 Tabel Kesimpulan ............................................................................ 93
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action ............................................................. 21
Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior ........................................................... 23
Gambar 2.3 Logo Halal....................................................................................... 26
Gambar 2.4 Tahap-tahap Keputusan Pembelian ................................................. 35
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ...................................................................... 37
Gambar 3.1 Bagan Analisis Jalur ....................................................................... 63
Gambar 4.1 Analisis Path ................................................................................... 83
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri kosmetik di Indonesia saat ini menunjukkan pertumbuhan
pengguna yang terus meningkat dengan presentase pertumbuhannya pada
tahun 2017 mencapai 6,35% dan naik pada tahun 2018 mencapai sebesar
7,33% pertumbuhan industri kosmetik diperkirakan berada di rentang 7% -
9% pada tahun 2019 (m.bisnis.com). Pertumbuhan pasar indutri kosmetik
didorong adanya pergeseran tren kebutuhan masyrakat terhadap produk
kecantikan dan perawatan tubuh yang menimbulkan berbagai jenis produk
kosmetik kecantikan bagi konsumen (duniaindustri.com). Oleh karena itu,
persaingan dalam industri kosmetik semakin ketat dan mengharuskan
setiap perusahaan untuk meningkatkan keunggulan produk, dan
perusahaan juga harus memahami setiap sisi prilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan yang dimana nantinya dapat merebut pangsa
pasar.
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara muslim terbesar di
dunia, oleh karena itu pengusaha kosmetik dari dalam negeri maupun luar
negeri sadar bahwa Negara Indonsia merupakan sasaran empuk untuk
dijadikan konsumen dalam produknya. Salah satu strategi pemasaran yang
digunakan untuk mempengaruhi keputusan konsumen umat muslim adalah
dengan mencantumkan label halal pada bungkus sebuah produk, karena
konsumen Islam cenderung memilih produk yang dinyatakan halal
-
2
dibandingkan produk yang belum dinyatakan halal oleh lembaga
berwenang (Rakhi, 2019) .
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Islam mensyariatkan agar
umat muslim memperjatikan aspek kehalalan suatu barang. Dalam surat
Al-Baqarah ayat 168 Allah SWT berfirman:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan;
Karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.(Qs
Al-Baqarah ayat 168).
Oleh karena itu konsumen dituntut selektif dalam pemilihan produk untuk
dikonsumsi maupun digunakan.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga merupakan salah satu
perguruan tinggi yang memiliki banyak mahasiswa. Berdasarkan data yang
diperoleh dari bagian akademik IAIN Salatiga, jumlah seluruh
mahasiswanya saat ini mencapai 12.829 orang di tahun 2019
(forlap.ristekdikti.go.id). Mahasiswa IAIN Salatiga merupakan segmentasi
pasar yang potensial bagi perusahaan kosmetik yang memillik label halal
karena, mereka sudah mempelajari halal haram suatu produk, sehingga
mereka tidak akan salah pilih terhadap suatu produk kosmetik. Kosmetik
merupakan kebutuhan pokok yang wajib dimiliki untuk merawat diri,
Diamana kosmetik halal merupakan acuan yang penting bagi kaum
muslimah untuk merawat diri sesuai dengan syariat Islam.
-
3
Salah satu produk kosmetik yang memiliki sertifikasi LPPOM
MUI adalah kosmetik Wardah. Wardah adalah perusahaan kosmetik
Indonesia yang didirikan oleh dr Sari Chairunisa, S.pkk pada tahun1995
dan menjadi pelopor kosmetik halal di Indonesia dan di mancanegara.
Wardah menggunakan bahan-bahan yang bebas alkohol dan aman bagi
konsumen. Perkembangan Wardah di Indonesia ini didorong oleh
mayoritas penduduk Indonesia beragama Muslim, karena halal merupakan
salah satu faktor yang penting bagi umat Muslim (Wardah, 2018).
Tabel 1.1
Top Brand Award
Sumber: www.topbrand-award.com(diakses:2019)
LIPSTIK
BEDAK MUKA PADAT
BRAND TBI 2019 TOP BRAND TBI 2019 TOP
Wardah 33,4% TOP Wardah 34,6% TOP
Revlon 9,2%
Pixy 10,1% TOP
Maybelline 7,7%
Caring 5,5%
Pixy 6,0%
Viva 5,1%
Viva 4,5%
Maybellin 4,3%
BLUSH ON BEDAK MUKA TABUR
BRAND TBI 2019 TOP BRAND TBI 2019 TOP
Wardah 26,3% TOP Wardah 23,9% TOP
Maybelline 15,5% TOP Marcks 19,6% TOP
La Tulipe 10,1% TOP Viva 8,3%
Revlon 7,7%
Pixy 5,2%
Oriflame 6,4%
Sariayu 4,5%
-
4
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa pada Top Brand Index periode
2019 pada hasil survei lembaga Frontier Consulting Group dan majalah
Marketig terhadap ratusan merek dari berbagai kategori industri. Kosmetik
merek Wardah berhasil memperoleh TBI (Top Brand Index) tertinggi dari
indeks produk sejenis yang beredar di pasar. Untuk kategori lipstick pada
tahun 2019 memperoleh nilai sebesar 33,4%. Untuk kategori Blush On
Wardah memperoleh TBI sebesar 26,3%. Selanjutnya untuk kategori
bedak muka padat wardah memperoleh nilai TBI sebesar 34,6% hal ini
merupakan pencapaian tertinggi dari beberapa kategori TOP. Dan untuk
kategori bedak muka tabur nilai yang di capai merek wardah sebesar
23,9%.
Selain aspek kehalalan, faktor yang harus diperhatikan adalah
mereka yang mendapat informasi tentang produk kosmetik dari rekan atau
keluarga atau kenalan mereka yang telah menggunakan produk kosmetik
yang kemudian hal ini akan mempengaruhi tentang presepsi mereka
tentang produk kosmetik itu sendiri. Dalam Hasan (2009) Kotler dan
Keller menyatakan bahwa Word of mouth didefinisikan sebagai
komunikasi orang ke orang melalui ucapan, tulisan, atau komunikasi
elektronik yang terkait dengan manfaat atau pengalaman pembelian atau
penggunaan produk atau jasa.
Kehalalan produk dan word of mouth belum menjadi jaminan
bahwa produk tersebut akan dibeli. Kualitas produk menjadi faktor penting
untuk memutuskan pembelian konsumen karena kualitas adalah
-
5
keselurusan ciri atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan (Kotler, 2005). Kualitas produk
merupakan salah satu faktor yang membuat keberhasilan perusahaan
dalam ketertarikan konsumen untuk melakukan pembelian. Jika kualitas
produk mampu memberikan nilai yang baik terhadap pelanggan, maka
keberhasilan perusahaan dapat dipertahankan. Salah satu tujuan konsumen
membeli produk karena memiliki kualitas produk yang bagus.
Selain aspek kehalalan, word of mouth, dan kualitas produk dalam
pemasaran produk, perusahaan harus memeiliki brand image (citra
merek) yang baik, karena brand image merupakan salah satu aset bagi
perusahaan. Merek bukan hanya sekedar nama melainkan sebuah nilai,
konsep, karakteristik, dan citra dari sebuah produk. Merek yang baik akan
menciptakan citra merek yang unggul dalam benak konsumen (Sukma,
dkk 2016). Dengan adanya brand image yang baik akan memberikan
dampak kepada presepsi konsumen, dimana konsumen akan memiliki
kesan positif terhadap merek tersebut. Hal ini merupakan salah satu cara
supaya mempunyai posisi strategis di pasar dan mampu bertahan di pasar
dan mampu bertahan dipasaran dengan jangka waktu yang panjang serta
dapat bersaing dengan produk lainnya di pasaran (Ambarwati, 2015).
Dari penelitian terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda disetiap
variabel. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum (2016),
Tarigan (2016), Hayet (2019), Waahyuni dan Nurvita (2018) menunjukkan
bahwa label halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
-
6
pembelian. Penelitian yang dilakukakan Madevi, Edy, dan Aniesa (2019)
menunjukkan label halal mempengaruhi brand Image, jadi dapat
disimpulkan bahwa label halal dapat mempengaruhi keputusan pembelian
secara tidak langsung melalui brand image. Namun dalam penelitian yang
dilakukan Anggraeni (2017) menghasilkan label hala tidak mempengaruhi
keputusan bembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan Robustin dan Anisatul (2018),
Sari, Widiartanto, danListyorini (2015), Paputungan, Soegoto, dan Roring
(2018), Arifa, Hartono, dan Robustin (2018) menunjukkan hasil penelitian
variabel word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of
mouth berpengaruh terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa
word of mouth ber pengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand
image. Sedangkan penelitian yang dilakukan Syamsiah, Muttaqien, dan
Ato’illah (2018), menunjukkan variabel word of mouth tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan Habibah dan Sumati (2016),
Mahmudah dan Monika (2018), Erdalina dan Susi (2015), Robustin dan
Anisatul (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Penelitian Situmorang (2017) menghasilkan kualitas produk berpengaruh
terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.
-
7
Sedangkan penelitian yang dilakukan Nurendah (2014), menunjukkan
variabel kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan Sukma, Nurcahya, dan Alit
suryani (2016), Khoiriyah dan Endang (2016), Rizky dan Donant (2018)
menunjukkan hasil penelitian variabel brand image berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian yang
dilakukan Valentine, Altjie, dan Rudy (2014), Putri, Marwan, dan
Rahmidani (2018), menunjukkan variabel brand image tidak ada pengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Dilatar belakangi oleh hal-hal diatas, maka penyusun tertarik meneliti
masalah keputusan pembelian kosmetik Wardah dengan mengambil judul
“Analisis Pengaruh Label Halal, Word Of Mouth, dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah dengan Brand Image
sebagai Variabel Intervenig (Studi Pada Mahasiwa IAIN Salatiga)”
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan permasalahan yang telah dikemukakan,
untuk lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
permasalahan yang akan diteliti nantinya ini ditulis dalam bentuk
pertanyaan :
1. Bagaimana pengaruh label halal terhadap brand image
kosmetik Wardah ?
-
8
2. Bagaimana pengaruh word of mouth terhadap brand image
kosmetik Wardah ?
3. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap brand image
kosmetik Wardah ?
4. Bagaimana Pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian
kosmetik Wardah ?
5. Bagaimana pengaruh word of mouth terhadap keputusan
pembelian kosmetik Wardah ?
6. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian kosmetik Wardah ?
7. Bagaimana pengaruh brand image terhadap keputusan
pembelian kosmetik Wardah ?
8. Bagaimana kemampuan brand image memediasi pengaruh
label halal terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah?
9. Bagaimana kemampuan brand image memediasi pengaruh
word of mouth terhadap keputusan pembelian kosmetik
Wardah?
10. Bagaimana kemampuan brand image memediasi pengaruh
kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik
wardah?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan
jawaban dari masalah yang telah dirumuskan diatas, diantaranya:
-
9
1. Untuk mengetahui pengaruh label halal terhadap brand image
kosmetik Wardah
2. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth terhadap brand image
kosmetik Wardah
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap brand image
kosmetik Wardah
4. Untuk mengetahui Pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian
kosmetik Wardah
5. Untuk mengetahui pengaruh word of mouth terhadap keputusan
pembelian kosmetik Wardah
6. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian kosmetik Wardah
7. Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan
pembelian kosmetik Wardah
8. Untuk mengetahui kemampuan brand image memediasi pengaruh
label halal terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah
9. Untuk mengetahui kemampuan brand image memediasi pengaruh
word of mouth terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah
10. Untuk mengetahui kemampuan brand image memediasi pengaruh
kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik wardah
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
-
10
1. Memberikan hasil dari penelitian untuk dikembangkan serta
dijadikan sebagai refrensi guan membandingkan dan ditinjau
ulang untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat bagi IAIN Salatiga, Sebagai bahan wacana maupun
bahan refrensi dalam karya tulis ilmiah mengenai analisis
pengaruh label halal, word of mouth, kualitas produk dan brand
image terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah.
3. Manfaat bagi Perusahaan, Perusahaan dapat lebih mengetahui
betapa pentingnya pengaruh label halal, word of mouth,
kualitsa produk, dan brand image terhadap keputusan
pembelian konsumen kosmetik Wardah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan penelitian yang digunakan penulis dalam
penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan,
dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka penunjang penelitian, penelitian
terdahulu yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis yang diajukan
dalam penelitian.
-
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi variabel penelitian yang digunakan, definisi operasional,
penentuan sampel, jenis, dan sumber data, metode pengumpulan data, dan
metode analisis yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini meliputi analisis berisi deskripsi objek penelitian, analisis
kuantitatif, interpretasi hasil, dan argumentasi terhadap hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini membahas kesimpulan dan saran. Pada bab ini dilampiri
dengan daftar pustaka.
-
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka penelitian terdahulu hubungan antara penelitian
yang pernah dilakukan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian
yang sedang diteliti penulis. Variabel-variabel yang penulis diambil dari
penelitian terdahulu yang telah dilakukan, kemudian dimodifikasi oleh
penulis. Seperti penelitian terdahulu terdapat hasil yang berbeda-beda
disetiap variabel. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum
(2016), Tarigan (2016), Hayet (2019), Waahyuni dan Nurvita (2018)
menunjukkan bahwa label halal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukakan Madevi, Edy,
dan Aniesa (2019) menunjukkan label halal mempengaruhi brand Image,
jadi dapat disimpulkan bahwa label halal dapat mempengaruhi keputusan
pembelian secara tidak langsung melalui brand image. Namun dalam
penelitian yang dilakukan Anggraeni (2017) menghasilkan label hala tidak
mempengaruhi keputusan bembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan Robustin dan Anisatul (2018),
Sari, Widiartanto, dan Listyorini (2015), Paputungan, Soegoto, dan Roring
(2018), Arifa, Hartono, dan Robustin (2018) menunjukkan hasil penelitian
variabel word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap
-
13
keputusan pembelian. Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of
mouth berpengaruh terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa
word of mouth ber pengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand
image. Sedangkan penelitian yang dilakukan Syamsiah, Muttaqien, dan
Ato’illah (2018), menunjukkan variabel word of mouth tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan Habibah dan Sumati (2016),
Mahmudah dan Monika (2018), Erdalina dan Susi (2015), Robustin dan
Anisatul (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Penelitian Situmorang (2017) menghasilkan kualitas produk berpengaruh
terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Nurendah (2014), menunjukkan
variabel kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan Sukma, Nurcahya, dan Alit
suryani (2016), Khoiriyah dan Endang (2016), Wulandari dan Iskandar
(2018) menunjukkan hasil penelitian variabel brand image berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian
yang dilakukan Valentine, Altjie, dan Rudy (2014), Putri, Marwan, dan
Rahmidani (2018), menunjukkan variabel brand image tidak ada pengaruh
terhadap keputusan pembelian. Berikut tabel penelitian terdahulu yang
dijadikan acuan oleh penulis guna untuk melakukan penelitian.
-
14
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian
No. Judul Variabel Peneliti Hasil
1 Pengaruh Label Halal dan
Celebrity Endorser
terhadap Keputusan
Pemebelian (Survei pada
konsumen Wardah di
Ponorogo)
Independen (X)
1. Label Halal
2. Celebrity Endorser
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Widyaningrum
(2016)
Variabel label halal
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian konsumen
Wardah di Ponorogo
2 Pengaruh Gaya Hidup,
Label Halal dan Harga
terhdap Keputusan
Pembelian kosmetik
Wardah pada Mahasiswa
Program Studi
Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas
Medan Area Medan
Independen (X)
1. Gaya Hidup
2. Label Halal
3. Harga
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Tarigan (2016) Label Halal secara persial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian
kosmetik Wardah pada
Mahasiswa Program Studi
Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas
Medan Area Medan
3 Pengaruh Labelisasi
Halal terhadap Keputusan
Pembelian poduk
kosmetik (Studi kasus di
Kota Pontianak,
Kalimantan Barat,
Indonesia)
Independen (X)
1. Label Halal
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Hayet (2019) Labelisasi halal
berpengaruh yang
signifikan terhadap
keputusan pembelian
kosmetik
-
15
4 Analisis Pengaruh Label
Halal dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian
kosmetik Wardah
Independen (X)
1. Label Halal
2. Harga
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Wahyurini dan
Nurvita (2020) Variabel Label Halal
berpengaruh positif dan
signifikna terhadap
keputusan pembelian
ksmetik Wardah
5 Pengaruh Label Halal,
Kualitas Produk, dan
Harga terhadap
Keputusan Pembelian
Konsumen pada Produk
Kosmeti Wardah
Independen (X)
1. Label Halal
2. Kualitas Produk
3. Harga
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Anggraeni
(2017)
Label halal yang terdapat
pada kemasan kosmetik
Wardah tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
keputusan pembelian
konsumen produk Wardah
Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian melalui Brand Image
6 Pengaruh Label Halal dan
Electronic Word Of
Mouth terhadap
Keputusan Pembelian
dengan Citra Merek
sebagai Intervening pada
Sariayu Martha Tilaar
Independen (X)
1. Label Halal
2. Electronic Word Of
Mouth
Intervening (Z)
Citra Merek
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Amelia,
(2019)
Label halal berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
melalui citra merek
sebagai intervening
Pengaruh Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian
1 Pengaruh Kualitas
Produk dan Word Of
Mouth terhadap
Keputusan Pembelian
Kosmetik Wardah pada
Masyarakat di Kota
Jember
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Word Of Mouth
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Robustin dan
Anisatul
(2018)
Variabel Word Of Mouth
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian Kosmetik
Wardah pada Masyarakat
di Kota Jember
-
16
2 Pengaruh Atribut Produk,
Celebrity Endorser, dan
Word Of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian
Produk Kosmetik
Wardah (Studi Kasus
pada Mahasiswa S-1
Fisip Undip)
Independen (X)
1. Atribut Produk
2. Celebrity Endorser
3. Word Of Mouth
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Sari,
Widiartanto,
dan Listyorini
(2015)
Variabel word of mouth
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian
kosmetik Wardah pada
Mahasiswa S-1 Fisip
Undip
3 Pengaruh Promosi dan
Word Of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian di
Oriflame Manado
Independen (X)
1. Promosi
2. Word Of Mouth
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Paputungan,
Soegoto, dan
Roring (2018)
Variabel word of mouth
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian di Oriflame
Manado
4 Pengaruh Kualitas
Produk, Harga , Serta
Word Of Mouth terhadap
Keputusan Pembelian
Kosmetik Wardah
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Harga
3. Word Of Mouth
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Arifa,
Hartono, dan
Robustin
(2018)
Variabel word of mouth
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian Kosmetik
Wardah
5 Analisis pengaruh Brand
Image, Brand Awareness,
dan Word Of Mouth
terhadap Keputusan
Pembelian kosmetik
Wardah pada Toko SJ
Tempeh Lumajang
Independen (X)
1. Brand Image
2. Brand Awareness
3. Word Of Mouth
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Muttaqien, dan
Ato’illah
(2018)
Variabel word of mouth
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan Pembelian
kosmetik Wardah pada
Toko SJ Tempeh
Lumajang
Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Brand Image
6 Pengaruh Word Of Mouth Independen (X) Dinawati Word Of Mouth
-
17
dan Celebrity Endorser
terhadap keputusan
pembelin melalui Brand
Image
1. Word Of Mouth
2. Celebrity Endorser
Intervening (Z)
Brand Image
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
(2017) berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
melalui citra merek
sebagai variabel
interveing
Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
1 Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga
terhadap Keputusan
Pembelian produk
kosmetik Wardah di Kota
Bangkala Madura
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Harga
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Ummu
Habibah dan
Sumiati (2016)
Variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian produk
kosmetik Wardah di Kota
Bangkala Madura
2 Pengaruh Kualitas
Produk, Citra Merek, dan
Harga terhadap
Keputusan pembelin
Pond’s Flawless White
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Citra Merek
3. Harga
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Mahmudah
dan Monika
(2018)
Variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian Pond’s
Flawless White
3 Pengaruh Kualitas
Produk, Harga , dan Iklan
Televisi terhadap
Keputusan Pembelian
Produk kosmetik merek
Citra Hand Body Lotion
di Pariaman
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Harga
3. Iklan Televisi
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Wahyu
Erdalina dan
Susi Evanita
(2015)
Variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian Citra Hand
body lotion
-
18
4 Pengaruh Kualitas
Produk dan Word Of
Mouth terhadap
Keputusan Pembelian
Kosmetik Wardah pada
Masyarakat di Kota
Jember
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Word Of Mouth
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Robustin dan
Anisatul
(2018)
Variabel kualitas produk
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian Kosmetik
Wardah pada Masyarakat
di Kota Jember
5 Pengaruh Kualitas
Produk dan Citra Merek
terhadap Keputusan
Pembelian Konsmen
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Citra
Merek
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Nurendah
(2014)
Variabel kualitas produk
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
Konsumen
Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Brand Image
6 Pengaruh Kualitas
Produk dan Harga
terhadap Keputusan
Pembelian Produk Bedak
Tabur Marcks dengan
Citra Merek sebagai
Variabel Intervening
Independen (X)
1. Kualitas Produk
2. Harga
Intervening (Z)
Brand Image
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Dinawati
(2018)
Kualitas produk
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
melalui citrsa merek
sebagai vasriabel
interveings pada
konsumen
Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian
1 Pengaruh Celebrity
Endorser, Brand image
dan Kepercayaan
terhadap Keputusan
Pembelian Produk
Pembersih Wajah Men's
Biore
Independen (X)
1. Celebrity Endorser
2. Brand Image
3. Kepercayaan
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Kadek Ayu
Dwi Kumala
Sukma, I
Ketut
Nurcahya, dan
Alit Suryani
(2016)
Celebrity endorser, Brand
Image, dan kepercaysaan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian
produk Men's Biore
-
19
2 Pengaruh Brand
Awareness dan Brand
Image terhadap
Keputusan Pembelian
Independen (X)
1. Brand Awareness
2. Brand Image
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Khoiriyah
Indra Cahyani
dan Rr.Endang
Sutrasmawati
(20s16)
Variabel Brand
Awareness dan Brand
image berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
keputusan pembelian
3 Anilis Pengaruh Brand
Image dan Celebrity
Endorsment Terhadap
Keputusan Pembelian
Produk Shampo Head
And Shoulders di 24 Mart
Manado
Independen (X)
1. Brand Image
2. Celebrity Endorsment
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Valentine
Parengkuan,
Altje Tumbel,
dan Rudy
Wenas (2014)
Variabel brand image
secara persial tidak
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
Shampo Head And
Shoulders di 24 Mart
Manado
4 Penaruh Citra Merek dan
Kualitas Produk terhadap
Keputusan Pembelian
pada produk Kosmetik
Independen (X)
1. Citra Merek
2. Kualitas Produk
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Rezky Desty
Wulandari dan
Donant
Alananto
Iskandar
(2018)
Variabel citra merek
berpengaruh secara
signifikan terhadap
keputusan pembelian
produk Viva kosmetik
5. Pengaruh Citra Merek
dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian
pada Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen Sukma
Medan
Independen (X)
1. Citra Merek
2. Harga
Dependen (Y)
Keputusan Pembelian
Desy Irana
Dewi Lubis
dan Rahmat
Hidayat
(2019)
Vaariabel citra merek
secara persial tidak
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian,
sedangkan variabel harga
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada
objek penelitian dan variabel-variabel peneitian yang digunakan. Variabel
-
20
yang digunakan penelitian ini ditambah maupun dikurangi dari masing-
masing penelitian. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan uji path
analysis dengan variabel brand image sebagai variabel intervening. Dalam
penelitian terdahulu terdapat inkonsistensi hasil dari beberapa penelitian
variabel Label halal, word of mouth, dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian dan brand Image sebagai variabel intervening .
Sehingga membuat penulis ingin meneliti pengaruh Label halal, word of
mouth, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian dan brand
Image sebagai variabel intervening.
B. Landasan Teori
1. Theory of Planned Behavior
Prilaku yang dimiliki serta ditampilkan oleh manusia sangatlah
unik dan beragam. Keunikan serta keberagaman ini membuat para ahli
tertarik untuk meneliti. Terdapat banyak teori yang menjelaskan
tentang prilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli
memaparkan pendapat mereka mengenai bagaimana suatu prilaku
dapat terbentuk.
Teori ini pada awalnya dinamai dengan Theory of Reasoned
Action (TRA), dan dikembangkan pada tahun 1967 kemudian terus
diperluas dan dikembangkan oleh Icak Ajzen dan Martin Fishbein.
Pada tahun 1980 teori ini digunakan untuk meneliti prilaku manusia
secara lebih mengena. Diperbarui menjadi Theory of Planned Behavior
-
21
(TPB) untuk mengatasi kekurangan pada teori sebelumnya. Teori
tindakan beralasan Ajzen dan Fishbein (1980) mengasumsikan prilaku
manusia ditentukan oleh keinginan manusia untuk melakukan sesuatu
atau ketidak inginan seseorang melakukan sesuatu (mahyarni, 2013).
Awalnya Theory of Reasoned Action memiliki dua faktor, yaitu faktor
sikap dan faktor norma subjektif. Berikut gambar penjelasan mengenai
Theory of Reasoned Action:
Gambar 2.1
Theory of Reasoned Action
Sumber: Fishbien dan Ajzen (1975)
Beberapa tahun berikutnya Ajzen (1988) menambahkan
satu faktor yaitu presepsi individu perceived behavior control dan
menjadi Theory of Planned Behavior. Theory of Planned Behavior
memiliki 3 faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap
prilaku dimana seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau
tidak menguntungkan. Kedua merupakan faktor sosial atau yang
Beliefs and
evaluations
Normative
beliefs and
motivation
to copy
Attitude to
ward
behavior
Subjective
norm
Behavior
intention
Actual
behavior
-
22
sering disebut norma subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial
atau yang dirasakan seseorang untuk melakukan atau tidak
melakukan tindakan. Faktor yang terakhir adalah faktor prilaku
kontrol. Prilaku kontrol yang dirasakan adalah persepsi individu
pada betapa mudahnya prilaku tertentu akan dilakukan (Ajzen,
1991).
Asumsi utama dari teori tindakan beralasan dan teori
tindakan beralasan adalah individu rasional dalam
mempertimbangkan prilaku yang akan mereka lakukan dan
implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,
2013). Rasional pengambil keputusan mengasumsikan bahwa
keputusan yang diambil di bawah ketidakpastian. Dan rasionalitas
akan mengharapkan keputusan yang diambil menghasilkan
keoptimalan.
Teori tindakan beralasan dikembangkan untuk menguji
hubungan sikap dengan prilaku (Fishbein dan Ajzen, 1975, Ajzen,
1988, Werner, 2004). Konsep yang menyatakan keinginan prilaku
memotivasi individu untuk terlibat dalam perilaku yang
didefinisikan oleh sikap yang mempengaruhi prilaku (Fishbein dan
Ajzen 1975). Semakin tinggi sikap seseorang dalam berkomitmen
sebanding lurus dengan semakin tinggi seseorang untuk melakukan
sesuatu. Berikut adalah gambar penjelasan tentang teori prilaku
direncanakan:
-
23
Gambar: 2.2
Theori of Planned Behavior
Sumber : Ajzen, I. (1991)
2. Label Halal
a. Pengertian Label
Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa
keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya
(Sunyoto, 2014). Label erat dengan kaitannya dengan pemasaran,
dari label konsumen dapat mengetahui inforrmasi produk. Secara
umum, informasi yang ada di label adalah nama atau merek
produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi,
tanggal kadaluwarsa, isi produk, dan keterangan legalitas
(Apriyantono dan Nurbowo, 2003).
-
24
b. Jenis-jenis Label
1) Label Merek (a brand label), label yang berisikan merek
produk.
2) Label tingkat kualitas (grade label), yaitu label yag
mengidentifiksi kualitas produk, biasanya melalui huruf angka
atau abjad.
3) Label diskriptif (descriptive label), yaitu label yang
memberikan informasi tentang penggunaan, pemeliharaan
penampilan dan lainnya.
c. Fungsi Label
1) Mengidentifikasi produk atau merek
2) Menggolongkan produk
3) Menjelaskan beberapa hal mengenai produk
4) Sebagai alat promosi
d. Halal
Secara bahasa, halal berasal dari kata bahasa arab yaitu
halal, halaal yang berarti “diizinkan” atau “boleh”. Secara istilah,
halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas
atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarang
(Qardhawi, 2007) . Umat muslim diharuskan mengonsumsi barang
yang halal seperti yang difirmankan Allah surah Al-Baqarah ayat
168:
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan
baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
-
25
langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang
nyata baagimu”.
Majelis Ulama Indonesia adalah sebuah lembaga
pemerintahan yang mengeluarkan sertifikat halal yang nantinya
produk tersebut akan dapat memiliki label halal. Dalam
pengeluaran sertifikasi halal suatu produk MUI akan mengadakan
pemeriksaan. Berikut adalah hal-hal yang diperhatikan dalam
pemberian sertifikasi halal suatu produk sesui dengan keputusan
Menteri Agama Repulik Indonesia Nomor 519 Tahun 2001 Pasal 2
Menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan pemeriksaan pangann
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Meliputi:
1) Pemeriksaan dan/atau verifikasi data pemohon;
2) Pemeriksaan proses produksi;
3) Pemeriksaan laboratorium;
4) Pemeriksaan pengepakan, pengemasan dan penyimpanan
produk;
5) Pemeriksaan sistem transportasi, distribusi, pemasaran, dan
penyajian;
6) Pemrosesan dan penetpan Sertifikasi Halal
e. Labelisasi Halal
Sertifikat labelisasi halal merupaka fatwa yang dikeluarkan
oleh Majelis Ulama Indonesia dan diberikan kepada perusahaan
yang mengajukan uji kehalalan (Taraingan, 2016). Sertifikat halal
-
26
adalah fatwa tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu
produk sesuai dengan syariat Islam (www.halalmui.org). dapat
disimpulkan label halal merupakan pemberian tanda haal yang
dikeluarkan oleh MUI setelah diperiksa kehalalnya.
Gambar 2.3
Logo Label Halal
Sumber : halalMUI.org
Berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia Nomor 69
Tahun 1999 pasal 1 ayat (5) tentang label dan iklan pangan
menyebutkan, label adalah setiap keterangan mengenai suatu
produk yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya,
atau bentuk lain yang disertakan pada produk, dimasukkan ke
dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan
produk.
3. Word Of Mouth
Word of mouth termasuk dalam bauran komunikasi pemasaran
yang cukup dipertimbangkan. Komunikasi pemasaran sendiri menurut
Kotler dan Keller dalam Hasan (2009) didefinisikan sebagai sesuatu
http://www.halalmui.org/
-
27
yang digunakan perusahaan dalam usahanya untuk menginformasikan,
membujuk, dan mengingatkan para konsumen secara langsung maupun
tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.
Menurut Kotler dan Keller dalam Hasan (2009), Word of
mouth didefinisikan sebagai komunikasi orang ke orang melalui
ucapan, tulisan, atau komunikasi elektronik yang terkait dengan
manfaat atau pengalaman pembelian atau penggunaan produk atau
jasa. Serta menurut Philip Kotler (2001) menyatakan bahwa
pengembangan bauran pemasaran komunikasi perlu dilakukan dengan
tujuh langkah komunikasi pemasaran efektif sebagai berikut:
a. Identifikasi audiens sasaran.
b. Menentukan Tujuan komunikasi.
c. Merancang pesan
d. Memilih saluran komunikasi, memiliki dua sifat yakni
personal (inidividu) dan non personal.
e. Menetapkan total anggaran secara menyeluruh.
f. Memutuskan mengenai bauran promosi.
g. Mengukur hasil komunikasi.
Menurut Kotler dan Keller dalam Hasan (2009),
menyampaikan beberapa konsep bagaimana word of mouth
dibentuk dan berpindah, yaitu Buzz dab Viral Marketing,
Pemimpin Opini dan Blog. Buzz Marketing mengembangkan
kejutan, membuat publisitas, dan mengadakan informasi baru
-
28
terkait dengan merekmelalui sesuatu yang tidak diharapkan bahkan
yang kasar sekalipun. Sedangkan Viral Marketing adalah bentuk
lan dari word of mouth, atau dengan kata lain disebut juga “word of
mouse”, yang mendorong para konsumen meneruskan produk dan
jasa yang dkembangkan perusahaan, audio,video atau informasi
tertulis kepada pihak lain secara online. Sedangkan Pemimpin
Opini adalah orang yang mempengaruhi para pengikutnya
mengenai apa yang dipatuhi. Jika dapat mempengaruhi Pemimpin
Opini maka akan dengan mudah kita melakukan penyebarkan word
of mouth secara cepat. Namun ada hal yang perlu diwaspadai
bahwa Pemimpin Opini dapat menyebarkan informasi negatif.
Karena pada dasarnya word of mouth terdapat dua kategori yakni yang
bersifat positif dan negatif. Beberapa tindakan yang dapat diadopsi
untuk meningkatkan word of mouth adalah sebagai berikut (Hasan,
2009):
a. Agar produk berada dalam tangan konsumen yang serba tahu
atau penyebar berita.
b. Gunakan pemimpin opini atau selebritas sebagai penyampai
pesan.
c. Berikan secara luas dan gratis, atau dengan harga yang murah
pada ahli industri, tokoh masyarakat dan pemimpin opini.
d. Pelihara pengguna awal dan berikan inssentif penjualan pada
mereka.
-
29
e. Berikan contoh produk dan perlihatkan pada berbagai
pertemuan, sekolah, dan pusat-pusat komunita.
f. Tawarkan wisata di pabrik perusahaan pada anak-anak
sekolah, klub, konsumen potensial dan sebagainya.
g. Sediakan cerita-cerita tentang bagaimana produk melampaui
harapan atau bagaimana perusahaan keluar dari jalur (untuk
menunjukkan keseriusannya) dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi konsumen.
h. Pasangkan konsumen yang puas dengan prospek konsumen
dalam satu kegiatan.
i. Gunakan atau buat daftar contoh, seperti mempublikasikan
“daftar terbaik” atau “10 terbaik”.
j. Kirimkan surat kabar kepada bukan pengguna
k. Secara sadar, dapatkan dan distribusikan kesaksian yang
digunakan dalam surat kabar.
4. Kualitas Produk
Kualitas produk merupakan kombinasi dari berbagai karakteristik,
atribut dan sifat yang memberikan nilai sebagai bahan pangan atau
kesenangan (Gardjito, 2015). Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap
produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu
pada berbagai faktor atau dimensi. Berikut ini delapan dimensi kualitas
produk yang diungkpkan oleh Tjiptono (2008), antara lain:
-
30
a. Performance (Kinerja), hal ini berkaitan dengan aspek
fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama
yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang
tersebut.
b. Features (fitur), yaitu aspek formasi yang berguna untuk
menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan
produk dan gambarannya.
c. Reliability (reliabilitas), hal yang berkaitan dengan probabilitas
atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan
fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu
dan dalam kondisi tertentu pula.
d. Conformance to spercification (kesesuaian dengan spesifikasi),
hal ini berkaitan dengan tingkat kersesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
keinginan pelanggan.
e. Durability (daya tahan), yaitu suatu refleksi umur ekonomis
berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
f. Serviceability (kemampuan), yaitu karakteristik yang berkaitan
dengan kecepatan, kompetisi, kemudahan, dan akurasi dalam
memberikan layanan untuk perbaikan barang.
g. Aesthetics (estetika), merupakan karakteristik yang bersifat
subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
-
31
h. Quality (kesan kualitas), konsumen tidak selalu memiliki
informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk.
Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi
tentang produk secara tidak langsung.
5. Brand Image (Citra Merek)
a. Pengertian Brand Image
Menurut Rangkunti (2009) brand image atau citra merek
merupakan presepsi merek yang dihubungkan dengan asosiasi
merek yang melekat dalam ingatan konsumen. Sedangkan menurut
Suryati (2015) brand image adalah presepsi pelanggan terhadap
suatu merek yang digambarkan melalui asosiasi merek yang ada
diingatan pelanggan. Brand image juga diartikan sebagai citra atas
suatu merek yang tujuannya menciptakan kecenderungan bagi
konsumen atas merek tersebut (Rahman, 2010).
b. Unsur Brand Image
Menurut Firmansyah (2019) Brand image yang kuat di
benak pelanggan dibentuk dari 3 unsur, yaitu:
1) Favorability of brand association
Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya
bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh suatu merek
dapat memuasakan kebutuhan dan keinginan konsumen
sehingga mencapai sikap yang positif terhadap merek tersebut.
2) Strenght of brand association
-
32
Kekuatan asosiasi merek, tergantung pada bagaimana informasi
masuk dlam ingatan konsumen dan bagaimana informasi
tersebut dikelola oleh data sensoris di otak sebagai bagian dari
brand image.
3) Uniqueness of brand association
Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk
tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh para
produsen pesaing.
c. Komponen Brand Image
Menurut Firmansyah (2019) komponen pembentuk brand
image ada 3, yaitu:
1) Citra pembuat (corporate image)
Merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersiapkan konsumen
terhadap perusahaan yang membuat suatu produk dan jasa.
2) Citra pemakai (user image)
Merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersiapkan konsumen
terhadap pemkai yang menggunakan barang atau jasa, meliputi
pemakaian itu sendiri, gaya hidup atau kepribadian dan status
sosial.
3) Citra produk (product image)
-
33
Merupakan sekumpilan asosiasi yang dipersiapkan konsumen
terhadap suatu produk, yang meliputi atribut produk tersebut,
manfaat bagi konsumen, penggunaanya, serta jaminan.
6. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Pada satu titik dalam proses pembelian, konsumen harus
berhenti mencari dan berhenti melakukan evaluasi untuk membuat
keputusan pembelian. Sebagai hasil dari kegiatan evaluasi
alternatif, konsumen mulai mengarah pada niat atau keinginan
untuk membeli (purchase intention) dengan kecenderungan untuk
membeli merek tertentu. Keinginan membeli secara umum
didasarkan pada upaya mencocokkan motif pembelian dengan
atribut atau karakteristik merek yang tengah dipertimbangkan
dengan melibatkan aspek psikologis, seperti motivasi, presepsi,
sikap, dan intergrasi (Morissan, 2010).
Keputusan pembelian (purchase decision) adalah tahap
selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun
keputusan pembelian adalah tidak sama dengan pembelian yang
sebenarnya (actual purchase). Ketika konsumen memilih untuk
membeli suatu merek, ia masih harus melaksanakan keputusan dan
melakukan pembelian yang sebenarnya. Keputusan tambahan
diperlukan dalm hal: kapan membeli, di mana membeli, serta
berapa banyak uang yang haru dikeluarkan. Sering kali, terdapat
-
34
penundaan antara keputusan membeli dengan pembelian yang
sebenarnya (Morissan, 2010).
b. Faktor-Faktor Keputusan Pembelian
1) Sikap Orang lain
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal: (1) intensitas
sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen, dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain
dan semakin dekat orang tersebut dengan konsumen, semakin
besar konsumen akan mengubah niat pembeliannya.
2) Situasi Tidak Tarantisipasi
Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan
mengubah niatpembelian. Seseorang mungkin kehilangan
pekerjaannya yang menyebabkan ia harus membeli produk lain
yang dirasa lebih mendesak, atau seorang pelayan toko yang
dimintakan pendapatnya ternyata mematahkan semangat
konsumen untuk membeli produk yang diinginkan dan
menyarankan produk merek lain.
3) Resiko Disarankan
Keputusan konsumen untuk memodifikasi menunda, atau
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh
resiko yang dirasakan (perceived risk). Besar kecilnya risiko
-
35
yang dirasakan berbeda-beda menurut besarnya uang yang
dikeluarkan, besarnya ketikpastian atribut dan besarnya
kepercayaan diri konsumen. Konsumen mengembangkan
tindakan tertentu untuk mengurangi resiko seperti
mengumpulkan informasi dari teman atau memastikan garansi
terhadap suatu produk. Dalam halini, pemasar harus memahami
faktor-faktor yang dapat menimbulkan risiko dengan
memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi risiko
yang dirasakan (Morissan, 2010).
c. Proses Keputusan Pembelian
Dalam proses keputusan pembelian terdapat lima tahap yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative,
keputusan pembelian, dan prilaku pasca pembelian. Model ini
menyiratkan bahwa konsumen melalui semua dari kelima tahap
dalam membeli suatu produk. Tetapi konsumen tidak selalu
melalui lima tahap pembeliannya. Mungkin melewatkan atau
membalik beberapa tahap ketika dalam pembelian dengan
keterlibatan rendah (Kotler & Keller, 2008).
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pengenalan Masalah
Keputusan Pembelian
Evaluasi Alternatif
Pengenalan Masalah
-
36
Gambar 2.4
Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen
Sumber: Kotler dan Keller (2008)
1) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari mengenal suatu
masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau
eksternal.
2) Pencarian informasi
Seorang konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha utuk mencari
lebih banyak informasi. Perhatian utama pemasar adalah sumber informasi
yang akan dicari konsumen dan kepentingan relatifnya terhadap keputusan
pembelian sesudahnya. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari
empat kelompok yaitu: suber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan),
sumber komersial (iklan,situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan,
tampilan), publik (media massa, organisasi peringkat konsumen), dan
eksperimental (penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk).
3) Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi mengenai merek yang
bersaing dan membuat pertimbangan terdapat pada beberapa evaluasi
keputusan. Konsumen dalam memilih suatu produk akan membuat
pertimbangan secara sadar dan rasional.
4) Keputusan Pembelian
Prilaku Pasca Pembelian
Pengenalan Masalah
-
37
Dalam proses evaluasi konsumen membentuk refrensi antar merek dalam
kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud
pembelian untuk membeli merek yang disukai.
5) Prilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk knsumen mungkin mengalami konflik
dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-
hal yang menyenangkan tentang merek-merek lain dan waspada terhadap
informasi yang mendukung keputusannya (Kotler & Keller, 2008).
C. Kerangka Berfikir
Dari hasil analisa penelitian yang telah diakukan peneliti lain serta
penjabaran teori mengenai masing masing variabel, maka dapat
dirumuskan suatu kerangka penelitian sebagai berikut:
Gambar 2.5
Kerangka Konseptual
Label Halal
(X1)
Word Of
Mouth (X2)
Kualitas
Produk (X3)
Brand Image
(Z)
Keputusan
Pembelian (Y)
H1
H9 H2
H3
H4
H5
H6
1
H7 H8
H10
-
38
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah peneltian,diamana rumusan maslah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2016). Berdasarkan tinjauan
dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang relevan, maka hipotesis
yang akan diajukan sebagai berikut:
1. Pengaruh Label Halal terhadap Brand Image
Berdasarkan peraturan pemerintah Indonesia Nomor 69 Tahun
1999 tentang label dan iklan menyebutkan, label adalah setiap
keterangan mengenai sesuatu produk yang berbentuk gambar, tuliasan
kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada produk
dimasukkan kedalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian
kemasan produk. Dengan adanya mencantumkan label halal maka
umat muslim akan memberikan presepsi baik apabila produk tersebut
memiliki kualitas yang baik. Terlebih lagi bagi umat muslim terdapat
faktor halal yang diwajibkan dalam mengonsumsi suatu produk. Maka
label halal dapat mempengaruhi brand image konsumen muslim. Hal
ini didukung oleh Widyaningrum (2016), Tarigan (2016),
menunjukkan bahwa Label Halal berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. Dikarenakan Label Halal berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, sebelum seseorang berkeputusan untuk membeli
ia cenderung melihat citra merek terhadap suatu produk. Sehingga
hipotesis yang dapat diambil adalah:
-
39
H1 = Label Halal berpengaruh positif signifikan terhadap brand image
2. Pengaruh Word Of Mouth terhadap Brand Image
Menurut Kotler dan keller dalam Hasan (2009) word of mouth
merupakan komunikasi orang ke orang melalui ucapan, tulisan, atau
kominikasi elektronik yang terkait dengan manfaat atau pengalaman
pembelian atau penggunaan produk atau jasa. Word of mouth menjadi
elemen penting dalam penjualan suatu produk. Word of mouth
merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Apabila informasi tentang produk kosmetik dari
rekan atau keluarga atau kenalan mereka yang telah menggunakan
produk kosmetik itu baik, maka kemudian hal ini akan mempengaruhi
citra merek produk kosmetik itu sendiri. Hal ini didukung oleh
Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of mouth berpengaruh
signifikan terhadap brand image. Sehingga hipotesis yang dapat
diambil adalah:
H2 = Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand
image
3. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Brand Image
Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Kualitas Produk
terhadap Brand Image adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini
memiliki 3 faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku
dimana seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak
menguntungkan. Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering
-
40
disebut norma subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang
dirasakan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan.
Faktor yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol
yang dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya
perilaku tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari
teori tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu
rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan
dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,
2013).
Kualitas produk memiliki peran penting dalam memengaruhi
brand image, artinya ketika suatu produk memiliki kualitas yang baik
maka mampu mewakili citra yang positif. Hal ini didukung oleh
Situmorang (2017) menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap brand image. Sehingga hipotesis yang
dapat diambil adalah:
H3 = Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
brand image
4. Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian
Dasar dari keputusan pembelian menggunakan teori perilaku
konsumen. Maka hubungan antara label halal terhadap keputusan
pembelian didasarkan oleh teori perilaku konsumen. Menurut Tjiptono
(2008), perilaku konsumen sendiri merupakan tindakan-tindakan
individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh,
-
41
menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-
tindakan tersebut. Sedangkan menurut Setiadi (2003), perilaku
konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
Konsumen pada era saat ini berpikir kritis dalam penentuan
pembelian dalam mengkonsumsi suatu produk. Terlebih lagi bagi umat
muslim yang di dalam agamanya disyariatkan atau diwajibkan dalam
mengonsumsi seuatu harus yang halal. Maka label halal dapat
mempengaruhi keputusan pembelian.
Hal ini didukung oleh Wahyurini (2016), Tarigan (2016),
menunjukkan bahwa label halal berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. Namun dalam penelitian yang dilakukan
Anggraeni (2017) menghasilkan label halal tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:
H4 = Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian
5. Pengaruh Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian
Word of mouth merupakan faktor penting dalam penentuan
keputusan pembelian suatu produk. Menurut Kotler dan Keller (2002)
menyatakan bahwa pengaruh dari pendapat orang lain dapat secara
kuat mengbah keputusan pembelian seseorang. Ini artiya word of
-
42
mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini di dukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Paputungan, dkk (2018), Arifa,
dkk (2018) menunjukkan hasil penelitian variabel word of mouth
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Namun penelitian Muttaqien, dan Ato’illah (2018), menunjukkan
variabel word of mouth tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:
H5 = Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelia
6. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2005) kualitas adalah keselurusan ciri atau
pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan. Semakin tinggi kualitas yang diberikan kepada
konsumen maka keputusan pembelian juga tinggi. Jadi dalam
keputusan pembelian akan terbangun jika konsumen mendapatkan
maanfaat dari suatu produk yang ada di pasaran. Hal ini di dukung
oleh penelitian yang dilakukan Mahmudah dan Monika (2018),
Robustin dan Anisatul (2018), menunjukkan hasil kualitas produk
mempengaruhi keputusan pembelian. Namun dalam penelitian yang
dilakukan Nurendah (2014) menghasilkan kualitas produk tidak
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sehingga hipotesis yang
dapat diambil adalah:
-
43
H6 = Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian
7. Penagruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian
Brand image adalah citra atas suatu merek yang tujuannya
menciptakan kecenderungan bagi konsumen atas merek tersebut
(Rahman, 2010). Brand image mempunyai peran penting terhadap
keputusan pembelian, yang artinya brand image dapat dinilai bisa
mencerminkan atas mutu dan kualitas produknya yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Hal ini didukung
penelitian yang dilakukan Khoiriyah dan Endang (2016), Kadek, dkk
(2016), menunjukkan hasil penelitian variabel brand image
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri, dkk (2018)
menunjukkan variabel brand image tidak ada pengaruh terhadap
keputusan pembelian. Sehingga hipotesis yang di dapat diambil adalah:
H7 = Brand image berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian
8. Pengaruh pengar Label Halal terhadap Keputusan Pembelian
dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening
Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Label Halal
terhadap Keputusan Pembelian dengan Brand Image sebagai Variabel
Intervening adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini memiliki 3
-
44
faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku dimana
seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering disebut norma
subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang dirasakan
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Faktor
yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol yang
dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya perilaku
tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari teori
tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu
rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan
dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,
2013).
Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum
(2016), Tarigan (2016), Hayet (2019), Waahyuni dan Nurvita (2018)
menunjukkan bahwa label halal berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukakan Madevi,
dkk (2019) menunjukkan label halal mempengaruhi brand Image. Dan
Dalam penelitian yang dilakukan Sukma, dkk (2016), Khoiriyah dan
Endang (2016), Wulandari dan Iskandar (2018) menunjukkan hasil
penelitian variabel brand image berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Maka dapat disimpulkan label halal
bisa jadi mempengaruhi keputusan pembelian melalui brand image.
Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:
-
45
H8 = Label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan
brand image sebagai variabel Intervening
9. Pengaruh pengar Word Of Mouth terhadap Keputusan Pembelian
dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening
Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Harga terhadap
Keputusan Pembelian dengan Brand Image sebagai Variabel
Intervening adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini memiliki 3
faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku dimana
seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering disebut norma
subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang dirasakan
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Faktor
yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol yang
dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya perilaku
tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari teori
tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu
rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan
dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,
2013).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Robustin dan
Anisatul (2018), Sari, dkk (2015), Paputungan, dkk (2018), Arifa, dkk
(2018) menunjukkan hasil penelitian variabel word of mouth
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
-
46
Penelitian Rahman (2016) menghasilkan word of mouth berpengaruh
terhadap brand image, jadi dapat disimpulkan bahwa word of mouth
ber pengaruh terhadap keputusan pembelian melalui brand image.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Syamsiah, Muttaqien, dan
Ato’illah (2018), menunjukkan variabel word of mouth tidak
berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Maka dapat disimpulkan
word of mouth bisa jadi mempengaruhi keputusan pembelian melalui
brand Image. Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:
H9 = Word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian
dengan brand image sebagai variabel Intervening
10. Pengaruh pengar Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
dengan Brand Image sebagai Variabel Intervening
Teori yang digunakan dalam penelitian pengaruh Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian dengan Brand Image sebagai Variabel
Intervening adalah Theory Planned of Behavior. Teori ini memiliki 3
faktor independen. Pertama adalah sikap terhadap perilaku dimana
seseorang menilai sesuatu menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Kedua merupakan faktor sosial atau yang sering disebut norma
subjektif, hal ini mengacu pada tekanan sosial atau yang dirasakan
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan. Faktor
yang terakhir adalah faktor perilaku kontrol. Perilaku kontrol yang
dirasakan adalah persepsi individu pada betapa mudahnya perilaku
tertentu akan dilakukan (Ajzen, 1991). Asumsi utama dari teori
-
47
tindakan beralasan dan teori tindakan beralasan adalah individu
rasional dalam mempertimbangkan perilaku yang akan mereka lakukan
dan implikasi dari tindakan mereka (pengambil keputusan) (Mahyarni,
2013).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Habibah dan
Sumati (2016), Mahmudah dan Monika (2018), Erdalina dan Susi
(2015), Robustin dan Anisatul (2018) menunjukkan hasil penelitian
variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian. Penelitian Situmorang (2017) menghasilkan
kualitas produk berpengaruh terhadap brand image. Dan Dalam
penelitian yang dilakukan Sukma, dkk (2016), Khoiriyah dan Endang
(2016), Rizky dan Donant (2018) menunjukkan hasil penelitian
variabel brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.. Maka dapat disimpulkan kualitas produk bisa
jadi mempengaruhi keputusan pembelian melalui brand image.
Sehingga hipotesis yang dapat diambil adalah:
H10 = Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
dengan Brand image sebagai variabel Intervening
Berdasarkan pemaparan diatas maka hipotesis dapat disimpulkan
dalam tabel hipotesis sebagai berikut:
-
48
Tabel 2.2
Tabel Hipotesis
H1 Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap brand image
H2 Word of mouth berpengaruh positif signifikan terhadap brand
image
H3 Kualitas produk produk berpengaruh positif signifikan terhadap
brand image
H4 Label halal berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian
H5 Word of mouth berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian
H6 Kualitas produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian
H7 Brand image berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan
pembelian
H8 Label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan
brand image sebagai variabel Intervening
H9 Word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan
brand image sebagai variabel Intervening
H10 Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
dengan brand image sebagai variabel Intervening
-
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif. Metode kuatitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisi data bersifat statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011). Dalam
penelitian ini peneliti berusaha untuk menemukan pengaruh dari variabel
label halal, word of mouth, dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian dengan brand image sebagai variabel intervening.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis dilakukan pada konsumen
kosmetok Wardah di Kampus IAIN Salatiga.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantias dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa IAIN Salatiga yang menggunakan kosmetik Wardah.
-
52
Jumlah populasi pada penelitian ini adalah berjumlah 12.829
pada tahun 2019 (forlap.ristekdikti.go.id).
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti.
Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi
besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada
populasi karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat
mengambil sampel sebagai perwakilan dari semua populasi, namun
sempel yang diambil harus benar-benar presentative.
Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah
purposive random sampling. Menurut Sugiyono (2016) sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Karena dalam penelitian ini meneliti tentang sebuah
keputusan pembelian suatu produk maka sampel yang diambil adalah
seorang yang menggunakan produk tersebut. Dan random karena
siapapun pengguna produk ini yang memenuhi kriteria bisa dijadikan
sampel. Teknik ini digunakan karena adanya keterbatasan waktu dan
dana dalam melaksanakan penelitian. Jumlah populasi mahasiswa
IAIN Salatiga yaitu 12.829 orang (forlap.ristekdikti.go.id). Adapun
kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
a. Sampel adalah orang yang menggunakan produk kosmetik
Wardah
-
53
b. Sampel adalah orang yang menggunakan produk Wardah dan
Mahasiswi IAIN Salatiga.
Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus
Solvin (Sugiyono, 2010) yaitu:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Batas toleransi kesalahan (eror tolerance) 8%
𝑛 =12829
1 + 12829(0,08)2
𝑛 = 154,36
Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel sebanyak 154,36
responden atau dibulatkan menjadi 154 responden.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data atau metode penambilan data adalah
teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data
yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan
(Bawono, 2006).
1. Pengertian Data
Data adalah sekumpulan informasi yang dapat dibuat, diolah,
dikirimkan, dan dianalisis (Nurdin dan Sri, 2019).
-
54
2. Sumber dan Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Menurut Sugiyono (2016) sumber data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun yang
menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah angket yang
disebarkan kepada Mahasisiwi IAIN Salatiga yang menggunakan
produk kosmetik Wardah.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket (Ku