111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/andi... ·...

101
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA WANITA YANG MENGALAMI OBESITAS Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi 111 dari . T 1. : . l g . ..\.. 0, ..... \. :.J. 'Jo. 1nctuk , '.\ ldasifikasi · '1 Oleh: . · ............................................ . ANDI SAKINAH TENRIPADA MUKHSIN NIM : 205070000482 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/ 1430 H

Upload: vongoc

Post on 11-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN

INTERAKSI SOSIAL PADA WANITA YANG MENGALAMI

OBESITAS

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

• 111 iterin~.

dari . T 1. : 'i'''/C":T'l'[~''(;i'l'i"""'"'"~

. l

g . ..\ .. 0, ..... \. :.J. 'Jo. 1nctuk , o.Vi.:::.::r:1:::~::::;g::c& '.\ ldasifikasi · '1 Oleh: . · ............................................ .

ANDI SAKINAH TENRIPADA MUKHSIN

NIM : 205070000482

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M/ 1430 H

Page 2: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

HUBUNGAN ANT ARA PENERIMAAN DlRI DE NGAN INTERAKSI

SOSIAL PADA WANITA YANG MENGALAMI OBESITAS

----u111. Unlveraitas .Islam Ncgeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

UST/\KAfl~TA;.,::i SYAHID J/i,KARTA . I --~--~

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

ANDI SAKINAH TENRIPADA MUKHSIN

NIM : 205070000482

Di bawah Bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Yufi Adriani, M.Psi, Psi NIP. 198209182009012006

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 3: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA WANITA OBESITAS telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 September 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 10 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Ketua Merangkap Anggota

Jahja Umar Ph.D NIP. 130 885 522

Penguji I

~-Neneng Tali Sumiati, M.Si, Psi NIP. 150 300 679

Pembimbing I

Anggota:

Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota

Ora. ·ana Muti'ah, M.Si NIP. 19671029 1996032001

Pembimbing II

Yufi Adriani, M.Psi, Psi NIP. 19820918200912006

Page 4: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

MOTTO

~~~~~~

~~~~/U:a«vha-ua~

~·~~~·~~

~

(:Jf9£~)

l(arya ini kupersembahkan untuk

Allah Ar-Rahman dan Rasul-Nya yang kucinta

Mamaku, Ayahku, Adikku dan Sahabat setiaku

Page 5: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Abstraksi

(A) Fakultas Psikologi

(B) September 2009

(C) Andi Sakinah Tenripada Mukhsin

(D) Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan lnteraksi Sosial Pada

Wanita Yang Mengalami Obesitas

(E) xiv + 70 Halaman

(F) Slim is beauty. Ungkapan itu sering kali diinterpretasikan sebagai suatu standar kecantikan, bahwa perempuan dapat dikatakan cantik apabila memiliki tubuh yang langsing (Annastasia Melliana, 2006). Karena cantik di zaman ini identik dengan tubuh minim lemak atau langsing, maka ada sebagian wanita, yang kemudian amat merasa terganggu dan tidak nyaman dengan penampilan fisiknya yang terlalu gemuk. Obesitas atau yang biasa di kenal sebagai kegemukan merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan wanita. Menurut mereka, kegemukan menjadi permasalahan yang cukup berat, karena keinginan untuk tampil sempurna seringkali diartikan dengan memiliki tubuh langsing dan proporsional. Sehingga banyak diantara mereka menjadi kurang percaya diri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan diri dengan interaksi sosial pada wanita yang mengalami obesitas.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Penelitian dilaksanakan di Universitas Moestopo (Beragama) sebanyak 60 orang, yang diambil dengan teknik non-probability sampling dengan bentuk teknik accidental sampling. lnstrumen pengumpul data yang digunakan adalah skala model Likert. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi korelasi Product Moment Pearson untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data, dan Uji Korelasi Spearman untuk pengujian hipotesis penelitian.

Page 6: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Jumlah item valid untuk skala penerimaan diri sebanyak 32 item, dan untuk skala interaksi sosial sebanyak 35 item. Reliabilitas skala penerimaan diri adalah 0,9308, dan untuk skala interaksi sosial adalah 0,9371. Berdasarkan uji korelasional Spearman, diperoleh hasil r hitung

(0.514) > r tabel (0.254 ). Terdapat hubungan antara penerimaan diri dengan interaksi sosial pada wanita yang mengalami obesitas.

(G) Bahan Bacaan: 21 (dari tahun 1969 - 2008) + 8 pustaka online + 1 skripsi + 1 Majalah

vi

Page 7: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Penerimaan Diri

dengan lnteraksi Sosial Pad a Wanita yang Mengalami Obesitas".

Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, alas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya

hidup di bawah naungan Islam.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Jahja Umar, Ph.D Dekan Fakultas Psikologi, beserta jajarannya di

Fakultas Psikologi yang telah memberikan banyak hal untuk penulis

jadikan sebagai bekal kehidupan.

2. Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si dosen pembimbing I yang telah banyak

membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis selama belajar

dan menyelesaikan penulisan skripsi ini di Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Yufi Adriani, M.Psi, Psi dosen pembimbing II yang tidak pernah

bosan untuk menyumbangkan pendapatnya, memberikan saran yang

membangun, motivasi, sehingga penulis dapat mengatasi kendala

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Neneng Tati Sumiati, M.Psi, Psi dosen pembimbing seminar

proposal skripsi atas segala dukungan, arahan, saran, dan

motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

vii

Page 8: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

5. Seluruh Dosen, Staff Administrasi, dan Tata Usaha Fakultas

Psikologi UIN atas segala bantuan selama penulis menuntut ilmu.

6. Drs. Andi Mukhsin Rahman, M.Si dan Dra. Erlina Tallu Rahim

orang tuaku yang baik alas segenap kasih sayang dan limpahan

kesabaran telah membesarkan, membimbing dan mengajarkan penulis

akan arti setiap langkah hidup yang harus dijalani. Semoga Allah

meridhai segala yang telah penulis lakukan.

7. Andi Adnan Mukhsin adikku yang baik, yang juga memberikan

semangat kepada penulis agar skripsi ini cepat terselesaikan.

8. Teruntuk sahabat-sahabat penulis Widia, Uris, Mesti, lka, Ayu,

Septi, Berry, Jelita, Pipit, Thania, Ega, Rurry, Nju, lis. Sangat

bersyukur memiliki kalian, benar-benar menjadi warna dalam hidup

penulis dan tak pernah berenti memberikan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini kepada penulis. May our friendship last

forever.

9. Teruntuk sahabatku Mohammad Iqbal yang selama ini banyak

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Memberikan

semangat, motivasi dan sumbangan pikiran kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebaga

balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Dan

semoga Allah SWT senantiasa meridhai setiap langkah yang penulis lakukan.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, 1 O Desember 2009

Penulis

viii

Page 9: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISi

MOTTO................................................. iv

ABSTRAKSI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

KATA PENGANTAR...................................... vii

DAFTARISI.. ... .... .. ...... .. .. ........ .. . . .. .. .. ... .. . ix

DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv

DAFT AR GAMBAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv

BABIPENDAHULUAN 1-11

1.1 Latar Belakang Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.2 ldentifikasi Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . 7

1.3.1 Pembatasan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

1.3.2 Perumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

1.4.1 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 9

ix

Page 10: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

1.4.2 Manfaat Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

1.4.2.1

1.4.2.2

Manfaat Teoritis. . . . . . . . . . . . . . . . .. 9

Manfaat Praktis. . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

1.5 Sistematika Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 12-41

2.1 Penerimaan Diri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

2.1.1 Definisi Penerimaan Diri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

2.1.2 Kondisi yang Mendukung Penerimaan Diri. . . . . . .. 13

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Diri. 14

2.1.4 Dampak Penerimaan Diri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

2.1.5 Proses Penerimaan Diri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

2.2 I nteraksi Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

2.2.1 Definisi lnteraksi Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25

2.2.2 Syarat terjadinya lnteraksi Sosial. . . . . . . . . . . . . .. 27

2.2.3 Macam-macam lnteraksi Sosial. . . . . . . . . . . . . . . 29

2.2.4 Faktor-faktor yang Mendasari Berlangsungnya lnteraksi

Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30

2.3 Obesitas ..................................... . 34

x

Page 11: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

2.4

2.5

2.3.1 Definisi Obesitas. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34

2.3.2 Tingkatan Golongan dalam Obesitas. . . . . . . . . .. 36

2.3.3 Faktor-faktor Penyebab Obesitas. . . . . . . . . . . . .. 36

Kerangka Berpikir ............................... .

Hipotesis ..................................... ..

39

41

BAB 3 METODE PENELITIAN 42-57

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . 42

3.2 Variabel Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 42

3.3 Populasi dan Sampel. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43

3.3.1 Populasi. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 43

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. . . . . . . 43

3.4 Definisi Variabel. .............................. .. 44

3.4.1 Definisi Konseptual. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 44

3.4.2 Definisi Operasional. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................... .. 46

3.5.1 Metode dan lnstrumen Penelitian. . . . . . . . . . . . . . 49

3.6 Teknik Analisis Data. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54

3.6.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas. . . . . . . . . . . . . . . 54

xi

Page 12: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

3.6.2 Analisis data kontrol penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . 55

3.6.3 Analisis data variable penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . 55

3. 7 Prosedur Penelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA 58-64

4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian. . . . . . . . . . . . . . 58

4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia. . 58

4.2 Distribusi Penyebaran Skor Responden. . . . . . . . . . . . . . . 59

4.2.1 Statistik Deskriptif Penyebaran Skor Responden Skala

Penerimaan Diri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

4.2.2 Statistik Deskriptif Penyebaran Skor Responden Skala

I nteraksi Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 60

4.2.3 Uji Persyaratan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61

4.2.3.1 Uji Normalitas. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61

4.2.4 Uji Hipotesis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 63-67

5.1 Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 63

5.2 Diskusi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 63

5.3 Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65

5.3.1 Saran Teoritis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65

5.3.2 Saran Praktis ................... . 66

DAFTAR PUSTAKA 68-70

xii

Page 13: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

LAMPI RAN

Lampiran 1 Blue Print Skala Penerimaan Diri

Lampiran 2 Blue Print Skala lnteraksi Sosial

Lampiran 3 Angket Kuesioner

Lampiran 4 Reliabilitas dan Validitas Penerimaan Diri

Lampiran 5 Reliabilitas dan Validitas lnteraksi Sosial

Lampiran 6 Tests of Normaity

Lampiran 7 Nonparametric Correlations

xiii

Page 14: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 4.1

Tabel 4.2

Tabel 4.3

Tabel 4.4

Tabel 4.5

DAFTAR TABEL

Bobot Skala Liker! ............................ .

Blue Print Try Out Penerimaan Diri ............... .

Blue Print Try Out lnteraksi Sosial. .............. ..

Kategori Tingkat Hubungan .................... ..

Distribusi Respnden Berdasarkan Usia ........... ..

Kategorisasi Skar Penerimaan Diri ............... .

Kategorisasi Skar lnteraksi Sosial. ............... .

Uji Normalitas Penerimaan Diri dengan lnteraksi sosial

Nonparametric Correlations ..................... .

xiv

45

46

48

51

54

55

56

57

60

Page 15: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

DAFT AR GAMBAR

Gambar 4.1 Scatterplot Penerimaan Diri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58

Gambar 4.2 Scatterplot lnteraksi Sosial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

xv

Page 16: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1

Pada masa ini peran masyarakat dan media, sangat membawa pengaruh

yang besar dalam mendorong seseorang untuk begitu peduli pada

penampilan dan image tubuhnya. Contohnya saja, sejak dulu di dalam

masyarakat sudah terlihat pola-pola, bahwa cantik, ganteng, keren, langsing,

akan lebih populer, disukai dan banyak mendapatkan peluang untuk

bersosialisasi. Berbagai media dan iklan bermunculan di mana-mana untuk

memperkenalkan keampuhan produk mereka yang tentu saja banyak

mendapat sambutan hangat dari masyarakat, baik tua, muda, pria maupun

wanita. Kehadiran media, tidak dipungkiri semakin mendorong pribadi

seseorang untuk meletakkan standard ideal di dalam dirinya bahwa cantik itu

adalah wanita yang bertubuh langsing. Kecantikan dan kesempurnaan fisik,

menjadi ukuran bagi seseorang sehingga banyak yang berusaha mengejar

kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran,

fashion, ke salon untuk menata rambut mode terkini, sampai dengan

melakukan koreksi wajah dan tubuh. Bagi wanita agaknya kegemukan

merupakan suatu masalah besar yang harus diatasi. Maka tidak aneh bila

Page 17: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

berbagai produk makanan atau ramuan yang diiklankan dapat menghambat

bahkan menurunkan berat badan sangat laku di pasaran.

2

Sedangkan pada jaman dahulu orang jawa kuno mengenal salah satu tipe

kecantikan yang di simbolkan lewat patung Dewi Parwati. lstri Dewa Siwa ini

digambarkan bertubuh gendut, dada besar, pinggang melar, dengan

pandangan mata teduh. Bahkan masyarakat Maori masih percaya bahwa

wanita gemuk adalah lambang kecantikan. Namun, cantik di zaman ini identik

dengan tubuh minim lemak. Malah kalau bisa, bebas lemak. (Taklukan

Obesitas, Maja/ah Femina No: 41, 2009).

Slim is beauty. Ungkapan itu sering kali diinterpretasikan sebagai suatu

standar kecantikan, bahwa perempuan dapat dikatakan cantik apabila

memiliki tubuh yang langsing (Annastasia Melliana, 2006). Karena cantik di

zaman ini identik dengan tubuh minim lemak atau langsing, maka ada

sebagian wanita, yang kemudian amat merasa terganggu dan tidak nyaman

dengan penampilan fisiknya yang terlalu gemuk. Mereka merasa punya

kekurangan yang fatal dan sulit diperbaiki, mereka merasa buruk rupa.

Begitu besarnya perhatian mereka akan kekurangan dan keburukan (yang

padahal orang lain tidak memandangnya demikian), sehingga seluruh daya

upaya, tenaga dan biaya, digunakan untuk menutupi kekurangan. Namun

Page 18: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

3

semua itu tidak memberikan hasil yang maksimal. Hingga akhirnya tidak bisa

kerja, tidak bisa sosialisasi, bahkan tidak bisa menikmati hidup.

Obesitas atau yang biasa di kenal sebagai kegemukan merupakan suatu

masalah yang cukup merisaukan di kalangan wanita. Menurut mereka,

kegemukan menjadi permasalahan yang cukup berat, karena keinginan untuk

tampil sempurna seringkali diartikan dengan memiliki tubuh langsing dan

proporsional. Sehingga banyak diantara mereka menjadi kurang percaya diri.

Dalam Davison, Gerald. C (2006) dikatakan bahwa, tubuh kurus yang ideal

berdasarkan standar sosiokultural kemungkinan merupakan sarana yang

membuat orang-orang mempelajari rasa takut menjadi gemuk atau bahkan

merasa gemuk. Selain menciptakan bentuk fisik yang tidak diinginkan,

menjadi gemuk memiliki berbagai konotasi negatif, seperti ketidak suksesan

dan kurang memiliki kontrol diri. Orang lain memandang orang-orang yang

mengalami obesitas sebagai orang yang kurang cerdas dan dicap sebagai

orang yang kesepian, pemalu dan haus kasih-sayang. Dejong & Kleck

(1986).

Menu rut Spigelman & Schutz (1981) disebutkan bahwa para wanita di

Amerika Utara dituntut untuk bertubuh langsing, karena obesitas merupakan

pemicu penilaian yang kurang baik bagi wanita maupun pria. Dalam sebuah

Page 19: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

4

kasus, ratusan pengunjung mendatangi acara pekan musim panas, para

penyelenggara mengadakan pertunjukan bayangan atau siluet yang dimana

ditampilkan wanita dan pria masing-masing yang bertubuh obesitas dan

langsing. Ternyata para penonton memberikan respon yang kurang bagus

kepada bayangan wanita bertubuh obesitas dibandingkan pria yang bertubuh

obesitas. (Lips, Hillary. M, 2003).

Gambaran masyarakat tentang fenomena wanita obesitas yang telah di

jelaskan diatas dalam hubungannya pada penerimaan diri wanita obesitas itu

sendiri, ditanggapi dengan berbagai macam, ada yang sudah mati rasa

menerima ejekan dari orang lain tetapi ada juga yang menjadi benci pada

dirinya sendiri karena mereka ingin sekali mendapatkan pengakuan dari

masyarakat namun ha! itu sulit sekali didapatkan oleh wanita obesitas.

Mereka (wanita obesitas) yang sudah menerima dirinya sendiri, kebanyakan

mencari kelebihan lain yang ada didalam diri mereka. Seperti mengasah

personality dan knowledge. Berpenampilan menarik yang bisa bagus

dipandang oleh orang lain. (Taklukan Obesitas, Majalah Femina No: 41,

2009). Di tempat lain ada seorang wanita yang berprofesi sebagai penulis

menceritakan pengalaman pribadi mengenai tubuh obesitasnya. Sejak usia

11 tahun sampai dengan 33 tahun ia nyaris menghancurkan kesehatannya

dan sempat ingin bunuh diri. Setiap berkaca ia selalu menghina dirinya

sendiri dan tidak pernah melihat sesuatu yang baik yang ada pada dirinya.

Page 20: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

5

(www.pearlsong.com/MakingLoveonObesitv.pdf). Menurut Psikolog Raina

Adam (2009) mengatakan setiap orang ingin mendapat pengakuan dan

penghargaan. Namun, hal yang demikian ini sulit didapat oleh orang obesitas.

(Taklukan Obesitas, Majalah Femina No: 41, 2009).

Penerimaan diri wanita obesitas nanti akan mempengaruhi ke dalam interaksi

sosial. Brehm (1999) menyatakan dalam lnteraksi sosial, bentuk fisik adalah

hal yang pertama kali dinilai dari seseorang perempuan. Masyarakat tidak

akan menilai seseorang perempuan dari kecerdasan intelektualnya atau

kelebihan lain di balik bentuk fisiknya terlebih dahulu. Budaya kesan pertama

(first impression culture) di masyarakat kita menunjukkan bahwa lingkungan

sering kali menilai seseorang berdasarkan kriteria luar, seperti tampilan fisik.

Tampilan yang baik sering diasosiasikan dengan status yang lebih tinggi,

kesempatan yang lebih luas untuk dapat menarik pasangan dan kualitas

positif lainnya. Orang cenderung menilai orang gemuk sebagai orang yang

malas dan suka memanjakan diri sendiri, sedangkan orang langsing dinilai

sebagai orang yang teratur dan disiplin Annastasia Melliana (2006). Dalam

sebuah kasus disebutkan ada seorang wanita obesitas yang bekerja sebagai

staf disalah satu lembaga konsultasi kehumasan, mengatakan, dibanding

rata-rata koleganya, ia agak sulit membuat klien mengingat dirinya. Karena

pada umumnya seorang Public Relation memiliki bentuk tubuh yang tinggi,

langsing, dan cantik. Katanya "sementara, saya bertubuh subur. Saya perlu

Page 21: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

usaha yang lebih keras agar orang mengingat saya", ujarnya. Sehingga

wanita obesitas tersebut memerlukan usaha yang keras agar orang lain bisa

mengingat mereka. (Tak/ukan Obesitas, Maja/ah Femina No: 41, 2009).

6

Pada nantinya obesitas tidak hanya membuat daya tarik seseorang menjadi

kurang baik, tetapi menjadi sebuah dilema yang menimbulkan rasa rendah

diri, mudah iri pada orang lain dan kurang percaya diri. Hal ini yang menjadi

pemicu penerimaan diri yang kurang baik atau negatif. Namun ada juga yang

sudah bisa menerima dirinya dengan baik. Sehingga mereka bisa lebih

leluasa untuk berinteraksi sosial. Disisi lain ada juga yang sudah bisa

menerima dirinya sendiri tetapi masih saja membutuhkan waktu untuk

berinteraksi sosial. Jika kita melihat di media televisi, ada beberapa artis yang

yang memiliki bentuk tubuh obesitas, akan tetapi mereka memiliki tingkat

kepercayaan diri yang tinggi dan berani tampil di depan orang banyak.

Bahkan ketika mereka di wawancarai tentang keadaan bentuk tubuhnya,

mereka tidak terlalu mempermasalahkan bentuk tubuh mereka. Peneliti

melihat ada dua perbedaan antara wanita yang bertubuh obesitas dalam

penerimaan diri pada interaksi sosialnya. Yang menjadi menarik perhatian

peneliti untuk meneliti apakah ada hubungannya antara penerimaan diri

dengan interaksi sosial pada wanita obesitas dan berdasarkan uraian di alas

peneliti ingin mengetahui tentang "HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN

Page 22: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

DIR/ OENGAN INTERAKS/ SOS/AL PADA WANITA YANG MENGALAMI

OBESITAS".

1.2 ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

beberapa masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerimaan diri wanita yang mengalami obesitas?

2. Bagaimana interaksi sosial wanita yang mengalami obesitas?

3. Apakah ada hubungan antara penerimaan diri dengan interaksi sosial

pada wanita yang mengalami obesitas?

4. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap wanita obesitas

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis membatasi masalah

penelitian pada hubungan antara interaksi sosial dan penerimaan diri pada

wanita yang mengalami obesitas. Untuk memperjelas pokok masalah

penelitian, penulis memberi batasan sebagai berikut:

7

Page 23: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

a. Penerimaan Diri

ialah suatu sikap kemampuan individu untuk mau merasa puas dengan

dirinya sendiri dan mau menerima keterbatasan dirinya tanpa merasa

bersalah. Menurut Kubler-Ross (1969) ialah fase dimana seseorang

mencapai tahap ia tidak merasa depresi, maupun marah terhadap

nasibnya dan selalu mengekspresikan perasaannya, kecemburuannya

akan kehidupan.

b. lnteraksi Sosial

8

lnteraksi sosial disini menurut definisi-definisi dari beberapa tokoh yaitu,

hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok

manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. lnteraksi sosial

terjadi ketika dua orang atau lebih saling mempengaruhi baik secara

verbal, fisik, atau emosional, yang menghasilkan suatu proses pengaruh

mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya

memungkinkan pembentukan struktur sosial.

c. Obesitas

Obesitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

pengukuran secara umum, yaitu: tinggi badan dikurangi 110. jadi subjek

yang dipakai obesitas sedang yang kelebihan 41-100%. Rentangan

tersebut termasuk dalam tingkatan obesitas sedang.

Page 24: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

1.3.2 Perumusan Masalah

Terkait dengan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara penerimaan diri

dengan interaksi sosial pada wanita yang mengalami obesitas?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

penerimaan diri dengan interaksi sosial pada wanita yang mengalami

obesitas

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.1 Manfaat Teoritis

I. Dapat memberikan gambaran penerimaan diri wanita yang mengalami

obesitas.

2. Untuk mengetahui interaksi sosial pada wanita obesitas.

3. Memperkaya khasanah ilmu psikologi terutama psikologi sosial dan

psikologi klinis.

1.4.2.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini jika hipotesisnya teruji, maka diharapkan nantinya dapat

digunakan sebagai pertimbangan dan acuan ataupun masukan baik bagi

wanita obesitas sehingga wanita tersebut mempunyai penerimaan diri yang

akan mempengaruhi proses intreaksi sosialnya.

9

Page 25: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

1.5 Sistematika Penulisan

Agar dalam penyusunan penelitian ini lebih terarah dan sistematis, maka

penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari :

BAB 1 : PENDAHULUAN

10

Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2: KAJIAN PUSTAKA

Membahas mengenai Penerimaaan Diri (Self Acceptance), Definisi

Penerimaan Diri, Kondisi yang Mendukung Penerimaan Diri, Faktor­

faktor yang mempengaruhi Penerimaan Diri, Dampak Penerimaan

Diri, Proses Penerimaan Diri, lnteraksi Sosial, Syarat Terjadinya

lnteraksi Sosial, Definisi lnteraksi Sosial, Macam-macam lnteraksi

Sosial, Macam-macam lnteraksi Sosial, Obesitas, Definisi Obesitas,

Tingkatan Golongan dalam Obesitas, Faktor-faktor Penyebab

Obesitas, Kerangka Berpikir.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Meliputi Pendekatan dan Metode Penelitian, Populasi, Sampel dan

Teknik Pengambilan Sampel, Teknik Pengumpulan Data dan

Metode Pengolahan Data.

Page 26: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

11

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

Meliputi Gambaran Umum Subjek dan Hasil pengumpulan data dari

kuesioner.

BAB 5 : PENUTUP

Berisi kesimpulan. Diskusi dan Saran.

Page 27: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penerimaaan Diri (Self Acceptance)

2.1.1 Definisi Penerimaan diri

12

Chaplin (2006) mendefinisikan penerimaan diri (self acceptance) sebagai

sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas

dan bakat-bakat sendiri dan pengakuan akan keterbatasan sendiri.

"Degree to wich an a individual, having considered his personal

characteristic, is able and willing to live with them" Hurlock (1973). Hurlock

mendefinisikan penerimaan diri sebagai tingkat kemampuan individu untuk

mempertimbangkan karateristik dirinya serta mampu dan mau menerimanya

tanpa merasa bersalah.

Dalam Hurlock (1971 ), Jersild (1971) mendefinisikan penerimaan diri adalah

penilaian yang realistis terhadap potensi yang dimilikinya, memahami

karakteristik dirinya dan mampu menerima kondisi yang ada dengan

sesungguhnya.

Menurut Kubler-Ross (1969) Penerimaan diri adalah fase dimana seseorang

mencapai tahap ia tidak merasa depresi, maupun marah terhadap nasibnya

dan selalu mengekspresikan perasaannya, kecemburuannya akan

Page 28: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

kehid u pan. (http://a yura/. word press. com/2009/06/08/pendekatan-spiritual­

terhadappenerimaan-acceptance-keadaan-sakitl)

Jadi penerimaan diri menurut penulis ialah suatu sikap kemampuan individu

untuk mau merasa puas dengan dirinya sendiri dan mau menerima

keterbatasan dirinya tanpa merasa bersalah. Menurut Kubler-Ross (1969)

ialah fase dimana seseorang mencapai tahap ia tidak merasa depresi,

maupun marah terhadap nasibnya dan selalu mengekspresikan

perasaannya, kecemburuannya akan kehidupan

2.1.2 Kondisi yang Mendukung Penerimaan Diri

13

Dalam Hurlock (1973:544) menyebutkan lima kondisi yang dapat membantu

dalam pembentukan penerimaan diri, yaitu :

a. Aspirasi yang realistis

Untuk dapat menerima diri harus realistis mengenai diri sendiri dan

tidak memilih tujuan yang tidak mungkin. lni bukan berarti tidak

memiliki ambisi atau tujuan. Tetapi ini berarti bahwa tujuan yang

ditetapkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

b. Keberhasilan

Jika tujuan sudah realistis, kesempatan untuk sukes semakin tinggi.

Untuk dapat menerima diri harus mengembangkan keberhasilan untuk

meningkatkan potensi yang dimiliki. Keberhasilan ini termasuk

Page 29: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

memberikan inisiatif mengenai apa yang ingin dikatakan dan

dilakukan, teliti dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan.

c. Self Insight

Mampu dan mau menghargai diri sendiri dengan realistis dan

mengakui serta menerima kelemahan seperti halnya kelebihan dapat

meningkatkan penerimaan diri.

d. Social Insight

Mampu untuk melihat diri sendiri seperti orang lain melihatnya. lni

dapat menjadi pembimbing dalam bertingkah laku karena

memungkinkan untuk menyesuaikan dengan lingkungan.

e. Konsep diri yang stabil

lndividu dapat merasa bahagia dan tidak bahagia diwaktu yang

berbeda, hal ini menjadikan ambivalent mengenai dirinya. Untuk

mencapai konsep diri yang stabil, lebih penting bagi individu untuk

selalu memandang dirinya dengan menyenangkan.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Diri

Terdapat beberapa faktor yang menentukan bagaimana seseorang dapat

menyukai dan menerima dirinya sendiri, dimana faktor tersebut berperan

penting bagi terwujudnya penerimaan dalam diri setiap individu (dalam

Hurlock, 1974: 435) faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:

14

Page 30: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

15

1. Self Understanding (pemahaman diri)

Pemahaman akan diri sendiri adalah persepsi tentang diri sendiri yang

dapat timbul jika seseorang mengenali kemampuan dan

ketidakmampuannya serta mau kemampuannya tersebut. Dimana

individu dapat memahami dirinya sendiri tidak hanya tergantung pada

kemampuan intelektual dirinya saja, melainkan juga pada setiap

kesempatannya untuk mengenali dirinya sendiri. Pemahaman diri dan

penerimaan diri berjalan secara berdampingan. lndividu yang

memahami dirinya dengan baik, maka akan menerima keadaan dirinya

sendiri dan tidak ada keinginan untuk berpura-pura menjadi orang lain,

begitu juga sebaliknya. Hal ini berarti semakin orang dapat memahami

dirinya sendiri, maka senantiasa ia dapat menerima dirinya.

2. Realistic expectations (harapan yang realistis)

Ketika harapan seseorang akan sesuatu hal adalah realistis, maka

kesempatan untuk mencapainya akan terwujud sesuai dengan

harapannya. Hal ini dapat memberikan kepuasan pada diri sendiri

yang sangat berkaitan dengan penerimaan diri. Adanya harapan yang

realistis bisa timbul bila individu menentukan sendiri harapannya

dengan disesuaikan pemahaman mengenai kemampuannya, dan

bukan diarahkan oleh orang lain dalam mencapai tujuannya. Jadi,

ketika individu memiliki harapan, seharusnya ia telah

Page 31: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam mencapai tujuan

terse but.

3. Absence of environmental obstacies (tidak adanya hambatan

lingkungan)

16

Ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuannya dapat

ditimbulkan dari lingkungan. Jika lingkungan sekitarnya menghalangi

individu menunjukkan potensinya atau untuk mengekspresikan dirinya,

maka penerimaan dirinya tentu akan sulit tercapai. Sebaliknya, apabila

didalam lingkungan individu memberikan dukungan seperti orang tua,

guru, dan teman-teman, maka individu dapat mencapai tujuannya,

merasa puas atas apa yang telah diraihnya, dan harapannya pun

menjadi realistis.

4. Favorable social attitudes (tingkah laku sosial yang sesuai)

Ketika individu menunjukan tingkah laku yang dapat diterima oleh

masyarakat, maka hal tersebut akan membantu dirinya untuk dapat

menerima diri. Yang dimaksud favourable social attitudes disini adalah

tidak adanya prasangka terhadap diri atau anggota keluarganya,

pengakuan individu terhadap kemampuan sosial orang lain, tidak

memandang buruk terhadap orang lain, serta adanya kesediaan

individu untuk menerima kebiasaan atau norma lingkungan.

Page 32: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

5. Absence of severe emotional stress (tidak adanya stress emosional

yang berat)

Stress menandai kondisi tidak seimbang dalam diri individu yang

menyebabkan individu bertingkah \aku yang dipandang tidak sesuai

oleh lingkungannya. Perubahan pandangan ini dapat menyebabkan

pandangan individu terhadap dirinya juga berubah kearah yang

negatif, sehingga berpengaruh terhadap penerimaan dirinya. Se\ain

itu, tidak adanya gangguan stress emosional yang berat

memungkinkan seseorang untuk melakukan yang terbaik dan tidak

hanya mementingkan kepentingan dirinya saja.

6. Preponderance of successes (kenangan akan keberhasi\an)

Kegagalan yang dia\ami o\eh individu akan menimbulkan penolakan

dalam dirinya, sedangkan keberhasilan dapat berpengaruh pada

penerimaan dirnya. Seseorang yang berhasil atau gaga\ akan

mendapatkan penilaian sosial dari lingkungannya. Penilaian sosial

inilah yang akan diingat oleh individu karena dapat menjadi suatu

penilaian tambahan mengenai dirinya. Ketika seseorang mengalami

kegagalan, maka ketika ia mengingat keberhasilan dapat membantu

memunculkan penerimaan diri. Sebaliknya, kegagalan yang dialami

dapat mengakibatkan penolakan diri.

17

Page 33: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

18

7. Identification with well-adjusted people (identifikasi dengan orang yang

memiliki penyesuaian diri yang baik)

Seseorang yang mengidentifkasikan dirinya dengan orang yang

mampu beradaptasi dengan baik, maka hal ini dapat membantu

dirinya untuk mengambangkan sikap-sikap yang positif dalam

hidupnya dan bersikap baik yang bisa menimbulkan penilaian diri dan

penerimaan diri yang baik.

8. Self perspective (perspektif diri)

Seseorang yang mampu memperhatikan pandangan orang lain

terhadap dirinya seperti ia memandang dirinya sendiri adalah

seseorang yang memiliki pemahaman diri yang cukup baik daripada

seseorang yang memiliki perspektif yang sempit mengenai dirinya, hal

inilah yang membuat ia dapat menerima dirinya dengan baik.

Perspektif diri yang luas diperoleh melalui pengalaman dan belajar.

Dalam hal ini, usia dan tingkat pendidikan memegang pernan penting

bagi seseorang untuk dapat mengembangkan perspektif dirinya.

9. Good childhood training (pola asuh masa kecil yang baik)

Meskipun ada bermacam cara penyesuaian diri yang dilakukan

seseorang untuk membuat perubahan dalam hidupnya, namun yang

menentukan penyesuaian diri seseorang dalam hidupnya adalah pola

asuh dimasa kecil. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis

Page 34: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

19

dimana di dalammya terdapat peraturan yang mengajarkan kepada

anak bagaimana ia menerima dirinya sebagai individu dan cenderung

berkembang untuk menghargai dirinya sendiri. Konsep diri mulai

terbentuk pada masa kanak-kanak dimana pola asuh diterapkan,

sehingga pengaruhnya terhadap penerimaan diri tetap ada meskipun

usia individu terus bertambah.

10. Stable self-concept (konsep diri yang stabil)

Konsep diri yang stabil adalah satu cara bagaimana seseorang

mampu melihat dirinya sendiri dengan cara yang sama dari waktu ke

waktu. Hanya pada konsep diri yang sesuai seseorang mampu

menerima dirinya sendiri. Karena apabila individu memilki konsep diri

yang tidak stabil, bisa saja pada satu waktu ia menyukai dirinya, pada

waktu lain ia membenci dirinya sendiri. lni akan membuatnya kesulitan

untuk menunjukkan siapa dirinya kepada orang lain karena ia sendiri

merasa bertentangan terhadap dirinya sendiri.

2.1.4 Dampak Penerimaan diri

Hurlock (1973: 340-341) membagi dampak dari penerimaan diri menjadi dua

macam, yaitu:

a. Dalam penyesuaian diri

Page 35: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

20

Orang yang memiliki penerimaan diri mampu mengenali kelebihan dan

kekurangannya secara akurat dan realistik. lni akan membangun

tingkah laku untuk penyesuaian diri yang baik. Selain itu mereka juga

lebih dapat menerima kritik, dibandingkan dengan orang yang kurang

dapat menerima dirinya. Dengan demikian, orang yang memiliki

penerimaan diri dapat mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga

ia dapat menggunakan semua potensinya secara efektif.

b. Dalam penyesuaian sosial

Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan diri

orang lain. Orang yang memiliki penerimaan diri dapat menyamakan

dengan orang lain dan membangun hubungan yang baik pula. lni

menandakan bahwa oang yang memiliki penerimaan diri dapat

mengadakan penyesuaian sosial yang baik.

2.1.5 Proses Penerimaan Diri

Proses penerimaan seseorang memiliki keunikan pada masing-masing

individu. Beberapa orang mengalami reaksi tertentu dan langsung melompat

pada reaksi selanjutnya, ada juga yang tidak mengalami kemajuan dan

berhenti pada tahap tertentu di individu tersebut. Ada juga yang menerima

dan menyesuaikan lebih cepat (dalam Gargiulo, 1985).

Page 36: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

21

Proses penerimaan Kubler-Ross (dalam Gargiulo, 1985) dimaksudkan untuk

lebih dapat melihat bagaiman proses seseorang menerima suatu keadaan,

sebelum ia mampu untuk menerima dirinya sendiri. Berikut adalah tahapan

proses penerimaan diri:

1. Primary Phase

a. Shock (Keterkejutan)

Pada periode ini ditandai dengan tingkah laku, seperti menangis

berlebihan dan rasa ketidakberdayaan.

b. Denial (penolakan)

Yaitu sikap lari dari kenyataan (menolak) yang terjadi pada dirinya.

Dampak dari penolakan yang terjadi biasanya adalah dengan

merasionalisasi keadaan dengan sebaliknya. Penolakan dapat

bertahan jika orang tersebut terus-menerus menyalahkan takdir yang

terjadi pada dirinya. Tetapi, penolakan juga bisa menjadi hal yang

positif jika pada tahap ini orang yang bersangkutan belajar untuk

memahami keadaan yang dialaminya dengan baik.

c. Grief and Depression (sedih dan depresi)

Menurut Ross (dalam Gargiulo, 1985) perasaan kecewa akan

menghancurkan konsep ideal tentang hal yang berkaitan dengan

rasa kecewa tersebut pada diri seseorang. Sedih merupakan reaksi

yang penting dan berguna dan tidak harus disangkal. Perasaan ini

Page 37: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

22

juga dapat sebagai tanda adanya perubahan konsep ideal. Pada

tahapan ini tidak memiliki batas waktu, ada yang terus menerus

merasa sedih sepanjang hidupnya. Depresi seringkali merupakan

penyebab dari proses kesedihan, depresi juga merupakan rasa

marah yang mendalam. Rasa depresi juga bisa timbul karena

seseorang merasa yakin bahwa sesuatu hal yang buruk tidak akan

menimpa dirinya. Moses (1977) dalam Gargiulo (1985) meyakini

kebanyakan orang memiliki rasa kemarahan pada dirinya.

Karenanya ketika sesuatu yang buruk itu terjadi, mereka akan marah

terhadap dirinya sendiri dan merasa lemah dan merasa tidak mampu

akan dirinya. Hal inilah yang membuat mereka depresi. Banyak

masyarakat berpendapat bahwa depresi merupakan perasaan yang

tidak pantas dan tidak dapat ditoleransi padahal depresi merupakan

suatu proses yang wajar dan penting yang dialami oleh setiap orang.

Depresi dapat diubah menjadi hal yang pantas dan masuk akal,

karena keadaan ini memungkinkan seseorang untuk menerima

segala yang tidak mungkin untuk di rubah (dalam Gargiulo, 1985).

2. Secondary phase

a. Ambivalence (perasaan yang bertentangan)

Adanya perasaan yang saling bertentangan antara penerimaan dan

menolak terhadap kenyataan yang dihadapi. Semakin kuat perasaan

Page 38: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

frustasi pada kenyataan, maka perasaan ini akan menjadi biasa

terjadi dalam orang tersebut.

b. Guilt (perasaan bersalah)

23

Moses (dalan Gargiulo, 1985) percaya bahwa inti dari rasa bersalah

ialah apa yang menyebabkan rasa bersalah. Hal itulah yang

menyebabkan rasa sakit. Rasa bersalah dalam diri seseorang

biasanya karena memandang apa yang ia jalani sebagai sebuah

hukuman. Rasa bersalah identik dengan kata-kata pengandaian,

misalkan "seandainya saya tidak mengalami hal ini. .. " reaksi yang

umumnya terjadi pada tahap ini adalah keinginan untuk membayar

rasa bersalah tersebut. Rasa bersalah merupakan hal yang normal

dan penting, jika dirasakan tidak secara irasional dan berlebihan.

Apabila rasa bersalah tersebut dapat di mengerti dan diterima maka

akan melaju ke tahap selanjutnya.

c. Anger (rasa marah)

Marah merupakan sebuah penghadang untuk menuju penerimaan.

Penyebab marah ada dua tipe. Pertama, mengekspresikan keadilan

dan bertanya "kenapa saya?''. Kedua, merubah marah itu kepada

orang lain, jauh dari orang lain dengan alasan harus ada yang

disalahkan atas hal yang menimpanya. Wentworth (1974) dalam

Gargiulo (1985) meninjau bahwa kemarahan tidaklah menyelesaikan

Page 39: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

apapun. Perasaan marah hanyalah bersifat merusak. Lebih dari

memikirkan objek yang menjadi kemarahannya, maka yang

dibutuhkan adalah bimbingan dan petunjuk. Jika perasaan ini

semakin meningkat maka dukungan dan penyadaran bahwa

perasaan itu adalah hal yang normal dan alami dari lingkungannya

sangat dibutuhkan (Gargiulo, 1985).

d. Shame and Embarrassment (perasaan malu dan keadaan

memalukan)

Perasaan ini timbul ketika menghadapi lingkungan sosial yang

menolak, menghasihani atau mengejek.

3. Tertiary Phase

a. Bargaining (tawar-menawar)

24

ialah strategi tersendiri yang biasanya tidak di ketahui oleh banyak

orang. Dimana seseorang mulai membuat "perjanjian" dengan Tuhan

atau pihak yang di pandang mampu untuk memberikan yang

diinginkan.

b. Adaptation and Reorganization

Merupakan proses yang bertahap yang membutuhkan waktu,

berkurangnya rasa cemas serta reaksi emosional lainnya. Tahap ini

seseorang akan mulai merasa nyaman dengan situasi yang ada dan

Page 40: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

25

berani untuk menunjukkan rasa percaya dirinya. Hal lainnya adalah

mengorganisir kembali, sehingga meningkatkan prodiktifitas dirinya.

2.2 lnteraksi Sosial

2.2.1 Definisi Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto (2006) interaksi sosial merupakan hubungan­

hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang­

orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara

orang perorangan dengan kelompok manusia. Mereka saling menegur,

berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Walaupun

orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak

saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing­

masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan­

perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan,

yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan

dan sebagainya.

Menurut H. Bonner yang dikutip dalam Abu Ahmadi (2002) interaksi sosial

merupakan, hubungan antara dua individu atau lebih, di mana kelakuan

Page 41: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan

individu yang Jain atau sebaliknya.

Chaplin (2006) mendefinisikan interaksi sosial ialah proses interpersonal

yang terus berlangsung antara dua atau lebih pribadi.

26

Menurut Amin Nurdin dan Ahmad Arori (2006) interaksi sosial adalah adanya

hubungan dua orang atau lebih yang perilaku atau tindakannya direspon oleh

orang lain.

Sears, David. 0 (1970) menyatakan bahwa lnteraksi sosial terjadi ketika dua

orang atau lebih saling mempengaruhi baik secara verbal, fisik, atau

emosional. Berbicara dengan seorang terapis, debat pendapat di kelas,

marah karena berargumen dengan teman, dan menabrak seseorang dalam

lift yang penuh sesak merupakan contoh dari interaksi sosial.

Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, interaksi sosial adalah

kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar

individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Pendapat lain

dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), interaksi sosial

adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh

mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya

memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Page 42: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

27

http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk-

ciri.html.

Jadi interaksi sosial dari berbagai definisi dapat disimpulkan ialah hubungan

antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,

maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Dimana

kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki

kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. lnteraksi sosial terjadi ketika dua

orang atau lebih saling mempengaruhi baik secara verbal, fisik, atau

emosional, yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang

menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan

pembentukan struktur sosial.

2.2.2 Syarat Terjadinya lnteraksi Sosial

Menurut Sears, David. 0 (1970) syarat terjadinya interaksi sosial ialah Ketika

dua orang berinteraksi, mereka saling mempengijlruhi: yaitu tiap orang saling Si

mempengaruhi satu dengan yang lain. Cara orang saling mempengaruhi

sangat beragam. Orang lain dapat membuat kita merasa bahagia atau sedih,

memberitahukan sebuah kabar terkini atau mengkritik pendapat kita,

membantu kita untuk menyelesaikan sesuatu masalah atau menyelesaikan

dengan cara kita sendiri, membuat kita tertawa atau membuat kita terjaga di

malam hari pada saat khawatir, memberikan saran atau beritahukan sebuah

rahasia, membawa kita hadiah, atau membuat kita menghabiskan uang.

Page 43: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

~

, PERPUSTt\KAAN UTAMA ··

1

1

UIN SYAHID JAKARTA

Seperti contoh-contoh ini menggambarkan, pengaru a a 1 ~ra1Zs1 sostal

yang melibatkan perasaan, keyakinan dan perilaku. lntinya adalah bahwa

dua orang telah saling mempengaruhi satu sama lain.

28

Menurut Soerjono Soekanto (2006) suatu interaksi sosial tidak akan mungkin

terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat utama, yaitu adanya kontak sosial

(Social Contact) dan komunikasi.

a. Kontak Sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya "kontak" antara

pasukan kita dengan pasukan musuh. Suatu kontak dapat bersifat

primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan

hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti misalnya

apabilaorang-orang tersebut berjabat tangan, sambil senyum, dan

seterusnya. Sedangkan kontak sekunder memerlukan suatu perantara.

Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui

alat-alat misalnya telepon, telegraf, radio dan seterusnya.

b. Komunikasi adalah tindakan seseorang menyampaikan pesan kepada

orang lain. Arti terpenting komunikasi adalah seseorang memberikan

tafsiran pada perilaku orang lain (yang terwujud pembicaraan, gerak-

gerak badaniah atau sikap ), perasaan-perasaan apa yang ingin

disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian

Page 44: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh

orang lain tersebut.

2.2.3 Macam-macam lnteraksi Sosial

Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga

macam, yaitu:

1. lnteraksi antara individu dan individu

Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. lnteraksi

positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. lnteraksi negatif,

jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya

(bermusuhan).

2. lnteraksi antara individu dan kelompok

29

lnteraksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk

interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan

kondisinya.

3. lnteraksi sosial antara kelompok dan kelompok

lnteraksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan

kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk

membicarakan suatu proyek.

http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk­

ciri.html.

Page 45: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

2.2.4 Faktor-Faktor yang Mendasari Berlangsungnya lnteraksi Sosial

Abu Ahmadi (2002) dan W. A. Gerungan (2004):

1. Faktor lmitasi

30

lmitasi adalah meniru orang lain mulai dari sikap, perilaku, gaya, cara berfikir,

penampilan, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain. lmitasi yang baik perlu

didahului oleh penerimaan, penghormatan, pengaguman pada sesuatu yang

hendak ditiru tersebut. (http://organisasi.orglunsur-faktor-psiko/ogi­

pendorong-interaksi-sosial-imitasi-sugesti-simpati-empati-identifikasi).

Dengan cara imitasi, pandangan dan tingkah laku seseorang mewujudkan

sikap-sikap, ide-ide dan adat istiadat dari suatu keseluruhan kelompok

masyarakat, dan dengan demikian pula seseorang itu dapat lebih melebarkan

dan meluaskan hubungan-hubungannya dengan orang lain. (W. A. Gerungan

: 2004)

2. Faktor Sugesti

Yang dimaksud dengan sugesti di sini ialah pengaruh psychis, baik yang

datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang baik pada umumnya

diterima tanpa adanya daya kritik. Karena itu dalam psikologi sugesti ini

dibedakan adanya :

1. Auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri yang dating dari dirinya sendiri.

2. Hetero-sugesti yaitu sugesti yang dating dari orang lain.

Page 46: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

31

Dalam lapangan psikologi social hetero sugesti akan lebih menonjol daripada

auto sugesti. (Abu Ahmadi: 2002). Terdapat beberapa keadaan tertentu

serta syarat-syarat yang memudahakn sugesti terjadi :

a. Sugesti karena hambatan berpikir;

hambatan berpikir yang dimaksud adalah sugesti itu akan diterima

oleh orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Oleh karena itu

apabila seseorang bersikap kritis maka sugesti yang dilakukan akan

sulit diterima. Makin kurang daya kemampuan seseorang menerima

kritik, maka makin mudah pula orang tersebut menerima sugesti.

b. Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-belah (disosiasi);

orang akan mudah menerima sugesti dari orang lain apabila

kemampuan berpikirnya terpecah belah. Karena itu orang yang

sedang mengalami kebingungan pada umumnya akan mudah

menerima apa yang dikemukakan oleh orang lain tanpa difikir

terlebih dahulu.

c. Sugesti karena otoritas atau prestise

Dalam W. A Gerungan (2004) disebutkan bahwa orang cenderung

menerima pandangan-pandangan atau sikap-sikap tertentu apabila

pandangan atau sikap tersebut dimiliki oleh para ahli dalam

bidangnya sehingga dianggap otoritas pada bidang tersebut atau

Page 47: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

memiliki prestise sosial yang tinggi. Hal ini dipergunakan pula pada

bidang propaganda ketika massa lebih cenderung untuk menerima

suatu ucapan apabila ucapan itu berasal dari seorang ahli dalam

bidang tersebut, atau mempunyai prestise sosial yang tinggi

berkaitan dengan bidang itu sehingga dapat dipercaya.

d. Sugesti karena mayoritas

Dalam W. A Gerungan (2004) disebutkan bahwa orang lebih

cenderung akan menerima suatu pandangan atau ucapan itu

didukung oleh mayoritas, oleh sebagian besar dari golongannya,

kelompoknya, atau masyarakatnya.

e. Sugesti karena "will to believe"

Dalam W. A Gerungan (2004) yang terjadi dalam sugesti will to

believe ialah diterimanya suatu sikap pandangan tertentu karena

sikap pandangan itu sebenarnya sudah terdapat padanya tetapi

dalam keadaan terpendam. Dalam hal ini, isi dari sugesti akan

diterima tanpa pertimbangan lebih lanjut karena ada pribadi orang

yang bersangkutan sudah terdapat suatu kesediaan untuk lebih

sadar dan yakin akan hal-hal disugesti itu yang sebenarnya sudah

terdapat padanya.

32

Page 48: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

33

3. Faktor ldentifikasi

ldentifikasi adalah imitasi yang mendalam sehingga ingin menjadi sama

dengan pihak lain baik secara disengaja maupun tanpa disengaja.

(http:llorganisasi.orglunsur-faktor-psikologi-pendorong-interaksi-sosial­

imitasi-sugesti-simpati-empati-identifikasi). ldentifikasi merupakan

kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadikan sama

(identik atau serupa) dengan pihak lain. ldentifikasi ini lebih mendalam

daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar

proses ini.

(http://bumikupijak. comlindex2.php ?option=com_ content&do _pdf= 1&id=115).

ldentifikasi adalah sebuah istilah dari psikologi Sigmund Freud. Proses

identifikasi pertama berlangsung secara tidak sadar, keduanya secara

irasional- jadi berdasarkan persaan-perasaan atau kecendrungan­

kecendrungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional dan

ketiganya identifikasi mempunyai manfaat untuk melangkapi sistem norma,

cita-cita dan pedoman tingkah laku orang yang mengidentifikasikan itu.

4. Faktor Simpati

Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertariknya seseorang terhadap

orang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan

penilaian perasaan sebagaimana proses identifikasi. Orang tiba-tiba merasa

dirinya tertarik kepada orang lain seakan-akan dengan sendirinya dan

Page 49: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

tertariknya itu bukan karena salah satu ciri tertentu, melainkan karena

keseluruhan cara bertingkah laku orang tersebut. Timbulnya proses simpati

itu merupakan proses yang sadar bagi diri manusia terhadap orang lain

2.3 Obesitas

2.3.1 Definisi Obesitas

34

Menurut Dr. Anjali Arora (2008) obesitas merupakan salah satu penyakit

gaya hidup masa kini. Obesitas merupakan istilah yang digunakan untuk

menyebut kelebihan lemak tubuh. Oleh karena itu Dr. Anjali Arora dalam

bukunya menyimpulkan obesitas itu ialah kelebihan jaringan adiposa (lemak)

di tubuh. Kelebihan 20% dari berat badan ideal disebut "kelebihan berat",

sedangkan kelebihan 30% dari berat badan ideal disebut "obesitas".

Menurut Nevid, Jefferey. S (2003) obesitas adalah suatu kondisi kelebihan

lemak tubuh, biasanya ditentukan oleh IMT (lndeks Massa Tubuh) diatas 30.

Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan

kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang

berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan

menyebabkan gangguan psikologis yang serius.

(http://www.cintaabadi.com!come insidelnews.php?item.29)

Page 50: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan

lemak tubuh yang berlebihan. (http://id.wikipedia.org!wiki/Obesitas)

35

Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Hoetomo: 2005), obesitas adalah:

Penumpukan lemak yang berlebihan didalam badan. Derajat obesitas

biasanya diukur dengan menghitung Body Mass Index (BMI) atau lndeks

Massa Tubuh (IMT). Nilai BMI diperoleh dari membagi berat badan dalam

kilogram (kg) dengan kuadrat tinggi dalam meter (m2). Nilai 25-29,9

dikategorikan sebagai berat badan lebih (overweight), sedangkan nilai 30

atau lebih dikatakan sebagai obesitas.

(http://www.cintaabadi.com/come inside/news.php?item.29)

Contoh Penghitungan BMI:

Berat: 60 Kg

Tinggi: 158 Cm = 1 ,58 M

BMI = 60 : (1,58x1 ,58)

Obesitas terjadi jika seseorang mengkonsumsi kalori melebihi jumlah kalori

yang dibakar. Pada hakikatnya, tubuh memerlukan asupan kalori untuk

kelangsungan hidup dan aktivitas fisik. Namun untuk menjaga berat badan,

perlu adanya keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang

keluar. Ketidakseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada

kelebihan berat badan dan obesitas. Ketidakseimbangan energi yang masuk

Page 51: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

dan keluar ini berbeda pada tiap individu. Beberapa faktor yang

mempengaruh diantaranya genetik dan lingkungan.

2.3.2 Tingkatan Golongan dalam Obesitas

Berdasarkan situs http://medicastore.com/penyakit/42/0besitas.html

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah

kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%

b. Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41-100%

c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%.

Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang

gemuk.

2.3.3 Faktor-faktor Penyebab Obesitas

36

Berdasarkan situs http://medicastore.com/penyakit/42/0besitas.html bahwa

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari

yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara

asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas

melibatkan beberapa faktor:

Page 52: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

1. Faktor genetik.

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab

genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga

makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya

obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan

faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor

genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan

seseorang.

2. Faktor lingkungan.

37

Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas,

tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti.

Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang

dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana

aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola

genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

3. Faktor psikis.

Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan

makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya

dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri

yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak

wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran

Page 53: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

38

yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam

pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi

penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan

makan di malam hari (sindroma makan pada ma/am hari).

Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge

mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah

sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan

memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori

yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari,

adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan

yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

4. Faktor kesehatan.

Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:

- Hipotiroidisme

- Sindroma Cushing

- Sindroma Prader-Willi

- Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak

makan.

5. Obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa

menyebabkan penambahan berat badan.

Page 54: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

39

6. Faktor perkembangan.

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)

menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.

Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak­

kanak, bisa memiliki sel lemak sampak 5 kali lebih banyak dibandingkan

dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak

dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan

dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

7. Aktivitas fisik.

Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab

utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat

yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit

kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak

dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami

obesitas.

2.4 Kerangka Berpikir

Obesitas merupakan masalah yang serius bagi sebagian wanita, hal itu

terjadi karena belum adanya proses penerimaan diri yang baik. Sehingga

dapat mempengaruhi pada kehidupan interaksi sosial. Namun ada juga

beberapa wanita yang menganggap bahwa berat badan yang berlebihan atau

Page 55: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

40

obesitas bukanlah suatu halangan untuk berinteraksi sosial, menurut mereka

tidak ada gambaran tubuh sempurna, karena berat tubuh yang dicapai pada

seseorang belum tentu ideal untuk seseorang yang Jain. Sehingga wanita

perlu diingatkan bagaimana cara untuk mencapai berat tubuh yang sehat.

Jnteraksi sosial yang positif atau negatif hasilnya dapat mempengaruhi

penerimaan diri yang positif atau negatif.

Obesitas

Kerangka Berpikir

Penerimaan

Diri (+)

Penerimaan

Diri (-)

lnteraksi

Sosial l+l

lnteraksi

Sosial (-)

Berdasarkan skema diatas dapat dijelaskan bahwa wanita yang mengalami

obesitas harus mempunyai interaksi sosial yang positif karena akan

mempengaruhi penerimaan diri yang positif sedangkan interaksi sosial yang

negatif dapat mempengaruhi penerimaan diri yang negatif.

Page 56: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

2.5 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

H1 • Tak ada hubungan yang signifikan antara Penerimaan Diri dengan

lnteraksi Sosial pada wanita yang mengalami obesitas.

Ha Ada hubungan yang signifikan antara Penerimaan Diri dengan

lnteraksi Sosial pada wanita yang mengalami obesitas.

41

Page 57: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

BAB3

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Pendekatan Penelitan

42

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif

dengan jenis penelitian korelasional. Menurut Gay (dalam Sevilla dkk., 1993),

metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam

rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut

keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.

Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk

menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu

populasi (Sevilla dkk., et al., 1993).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel menurut Sevilla dkk., dkk (1993) adalah suatu karakteristik yang

memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Sedangkan

Kerlinger (1973, dalam Sevilla dkk., 1993) menyebutkan bahwa variabel

sebagai konstruk atau sifat yang diteliti. Variabel terbagi ke dalam dua

macam, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat

(dependent variabel).

Page 58: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

43

Dalam penelitian ini dilibatkan dua jenis variabel yaitu, variabel bebas

(independent variable), yaitu Penerimaan Diri dan variabel terikat (dependent

variable), yaitu lnteraksi Sosial.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Gay (1976, dalam Sevilla dkk. dkk., 1993) mendefinisikan populasi sebagai

kelompok di mana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya.

Sedangkan dalam Sevilla dkk. (1993), Kerlinger mendefinisikan populasi

sebagai keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah

ditetapkan dengan baik.

Populasi dalam penelitian ini adalah wanita obesitas yang kuliah di

Universitas Swasta daerah Jakarta Selatan, sejumlah 60 orang.

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel menurut Ferguson (1976) adalah beberapa bagian kecil atau

cuplikan yang ditarik dari populasi (Sevilla dkk., 1993). Sedangkan proses

yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi secara keseluruhan

menurut Ary dan Razavieh (1981 dalam Sevilla dkk., 1993) disebut sampling

atau pengambilan sampel. Dalam penelitian ini sampel diambil sebanyak 35

wanita obesitas yang kuliah di Universitas Swasta daerah Jakarta Selatan,

Page 59: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

sebagaimana ketentuan jumlah sampel yang ditawarkan oleh Isaac dan

Michael (dalam Sugiyono, 2005) untuk pengambilan sampel yang dapat

diterima dalam penelitian korelasi.

44

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sampling yang

termasuk kedalam nonprobability sampling, nonprobability sampling adalah

teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam hal ini, bentuk yang

digunakan dalam non-probability sampling adalah teknik accidental sampling

yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu yang tidak dirancang

pertemuannya terlebih dahulu (Arikunto, 2006).

3.4 Definisi Variabel

3.4.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual untuk penerimaan diri (Self Acceptance) menurut Kubler­

Ross (1969) Penerimaan diri adalah fase dimana seseorang mencapai tahap

ia tidak merasa depresi, maupun marah terhadap nasibnya dan selalu

mengekspresikan perasaannya, kecemburuannya akan kehidupan.

Sedangkan definisi konseptual interaksi sosial yang dikemukakan dari

beberapa definisi ialah hubungan antara orang-orang perorangan, antara

kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan

kelompok manusia. Dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi,

Page 60: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

46

kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki

kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. lnteraksi sosial terjadi ketika

dua orang atau lebih saling mempengaruhi baik secara verbal, fisik, atau

emosional, yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi

yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan

pembentukan struktur sosial.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah self report dalam

bentuk kuisioner atau angket. Menurut Arikunto (2006), kuisioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui. Kuisioner ini digunakan karena dinilai mampu menampilkan contoh

tingkah laku yang akan diteliti. Selain itu, responden terbantu untuk dapat

jujur dan bebas menampilkan contoh tingkah lakunya, karena identitasnya

tidak diketahui oleh peneliti. Namun, metode ini memiliki kekurangan ketika

ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab sehingga jawaban yang

diberikan kurang mendalam, dan tidak dapat dilakukan penyelidikan lebih

lanjut oleh peneliti (Arikunto, 2006).

lnstrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

Page 61: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

47

1. Skala Penerimaan Diri

Skala ini disusun berdasarkan Skala ini disusun berdasarkan aspek-

aspek penerimaan diri yang dikemukakan oleh Kubler-Ross (dalam

Gargiulo, 1985) dan Kubler-Ross (1969) dimaksudkan untuk lebih dapat

melihat bagaimana proses seseorang menerima keadaan, sebelum ia

mampu untuk menerima dirinya sendiri. Adapun rincian butir item

terdapat dalam blue print berikut ini :

Tabel 3.1

Blue Print Penerimaan Diri

No. Dimensi lndikator Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1. Primary Phase a. Shock 1, 18 2, 19 4 b. Denial 3, 20, 34 4, 21, 35 6 c. Grief and Depression 5,22, 36 6, 23, 37 6

2. Secondary a. Ambivalence 7,24 8,25 4 Phase b. Guilt 9,26 10,27 4

c. Anqer 11, 28 12,29 4 d. Shame and Embarrassment 13, 30 14, 31 4

3. Tertiary Phase a. Barqaininq 15 38 2 b. Adaptation and Orqanization 17, 32, 39 16, 33,40 6

Total 20 20 40

2. Skala lnteraksi Sosial

Pada skala ini disusun berdasarkan definisi dari beberapa definisi yaitu

hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok

Page 62: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

48

manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. lnteraksi sosial

terjadi ketika dua orang atau lebih saling mempengaruhi baik secara

verbal, fisik, atau emosional, yang menghasilkan suatu proses pengaruh

mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhimya

memungkinkan pembentukan struktur sosial .. Adapun rincian butir item

terdapat dalam blue print berikut ini :

Tabel 3.2

Blue Print lnteraksi Sosial

No. Aspek Item

Favourable Unfavorable I. Hubungan antara orang-orang

perorangan, antara kelompok- 7, 13, 15, 23 8, 14, 16, 24 kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelornpok manusia.

2. lndividu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki 1, 5, 17, 19, 21 2,6, 18,20,22 kelakuan individu yang lain atau '

sebaliknya. 3. Saling mempengaruhi baik secara

verbal, fisik, atau emosional. 3, 9, 11, 25, 33 4, 10, 12, 26, 34

4. yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang 27, 29, 31, 35, 28, 30, 32, 36, menghasilkan hubungan tetap dan 37,39 38,40 pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Page 63: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

49

Skala yang digunakan adalah skala model Liker!. Item-item pada skala

model Likert disusun berdasarkan keharusan bahwa semua item di

dalamnya mengukur hal yang sama. Dalam skala ini subjek diharuskan

memilih jawaban yang paling menggambarkan dirinya sendiri, bukan

pendapat orang lain. Skala ini mengukur derajat persetujuan dan

ketidaksetujuan (strongly agree-strongly disagree) yang menggambarkan

kadar sikap positif dan negatif subjek terhadap objek sikap.

Tabel 3.1

Bobot nilai Skala Likert

NILAI PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN

Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3.5.1 Metode dan lnstrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode skala. Azwar (2005), mendefinisikan skala sebagai daftar

pernyataan yang akan mengungkapkan performansi yang menjadi

karakter tipikal pada subyek yang diteliti, yang akan dimunculkan

dalam bentuk respon-respon terhadap situasi yang dihadapi.

Page 64: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

50

Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala model

likert. Azwar (2005), menyatakan bahwa skala model likert adalah

metode penskalaan pernyataan individu yang menggunakan distribusi

respon sebagai dasar penentuan nilai skornya.

Instrument penelitian adalah alat yang dilakukan dalam pengukuran.

lnstrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua skala

yaitu:

1. Skala Penerimaan Diri

Skala ini disusun berdasarkan aspek-aspek penerimaan diri yang

dikemukakan oleh Kubler-Ross (dalam Gargiulo, 1985) dan Kubler-Ross

(1969) dimaksudkan untuk lebih dapat melihat bagaimana proses

seseorang menerima keadaan, sebelum ia mampu untuk menerima

dirinya sendiri. Adapun rincian butir item terdapat dalam blue print berikut

ini:

Page 65: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

r~~-~~~--~~. 51 --·--.......

Tabel 3.2

PERPUSTAKAAN UTAM/\ I UIN SYAHID JAKAHTA _j

Blue Print Try Out Penerirnaan Diri

No. Dirnensi lndikator Item Jumlah Favorable Unfavorable

1. Primary Phase a. Shock 1, *18 *2, *19 4 b. Denial *3, *20, *34 *4, *21, *35 6 c. Grief and Deoression *5, *22, 36 *6, *23, *37 6

2. Secondary a. Ambivalence 7, *24 *8, 25 4 Phase b. Guilt *9, *26 *10, *27 4

c. Anaer 11, *28 *12, *29 4 --d. Shame and Embarrassment *13, *30 *14, *31 4

3. Tertiary Phase a. Baraainina *15 38 2 b. Adaptation and Oraanization *17, *32, *39 16, *33, *40 6

Total 20 20 40 *item valid

Perhitungan uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini rnenggunakan

program SPSS versi 11.5 for windows. Pada uji coba ini diteliti 35 responden,

yang mana responden yang telah di uji coba, tidak dapat lagi menjadi

responden pada ta hap penelitian. Untuk uji hasil coba (try out) pada skala

penerimaan diri, memperoleh 32 item yang valid dengan koefisien reliabilitas

0,9308 dan taraf signifikan 0,05 dari total item yang diberikan. Nomor-nomor

item yang dan akan digunakan dalam penelitian adalah 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10,

12, 13, 14, 15, 17, 18, 19,20,21,22,23,24,26,27,28,29,30,31,32,33,

34, 35, 37, 39, 40. Skor untuk butir-butir yang terdapat dalam ska la

dijumlahkan atau dijumlah rata-rata untuk mendapatkan skor sikap individu

(Kerlinger, 1993)

Page 66: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

52

2. Skala lnteraksi Sosial

Pada skala ini disusun berdasarkan definisi dari beberapa definisi yaitu

hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok

manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. lnteraksi sosial

terjadi ketika dua orang atau lebih saling mempengaruhi baik secara verbal,

fisik, atau emosional, yang menghasilkan suatu proses pengaruh

mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya

memungkinkan pembentukan struktur sosial. Adapun rincian butir item

terdapat dalam blue print berikut ini :

Tabel 3.3

Blue Print Try Out lnteraksi Sosial

No. Aspek Item

Favourable Unfavorable 1. Hubungan antara orang-orang

perorangan, antara kelompok- *7, *13, *15, *8, *14, 16, kelompok manusia, maupun antara *23 *24 orang perorangan dengan kelompok rnanusia.

2. lndividu yang satu rnempengaruhi, rnengubah, atau rnernperbaiki l,*5,*17, *2, *6, *18, kelakuan individu yang lain atau *19,*21 20, *22 sebaliknya.

3. Saling mernpengaruhi baik secara verbal, fisik, atau emosional. *3, *9, *11, *4,*10,*12,

*25, *33 *26, *34

Page 67: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

53

4. yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang *27, *29, *31, 28, *30, *32, menghasilkan hubungan tetap dan *35,*37,*39 36,*38,*40 pada akhimya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Total 20 20 *item valid

Untuk hasil uji coba (try out) pada skala penerimaan diri, memperoleh 35 item

yang valid dengan koefisien reliabilitas 0,9371 dan taraf signifikansi 0,05 dari

total 40 item yang diberikan. Nomor-nomor item yang valid dan akan

digunakan dalam penelitian adalah 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

17, 18, 19,21,22,23,24,25,26,27,29,30,31,32,33,34, 35, 37,38,39,

40.

Pernyataan atau item dalam skala model liker! ini terdiri dari pernyataan

positive dan negatif. Beberapa hal harus diperhatikan dalam skala liker!

antara lain adalah bentuk jawaban menggunakan em pat kemungkinan

jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS) sedangkan Ragu-Ragu tidak digunakan. Menurut Sevilla.

et al., (1993) banyak peneliti yang memberikan penekanan pada

kecenderungan responden untuk "mengamankan" dan menempatkan

jawaban mereka di tengah sebagai angka netral.

Hal ini disebut "pengaruh kecenderungan sentral". lndividu yang mempunyai

kecenderungan tersebut selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan

Page 68: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

54

yang ekstrim, dengan demikian tidak digunakannya kategori jawaban yang

bersifat netral atau ragu-ragu dilakukan untuk mendorng responden

memutuskan jawaban yang bersifat positif atau negatif.

3.6 Teknik Analisis Data

3.4.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas

Azwar (2005), menjelaskan bahwa tujuan pengujian validitas adalah untuk

mengetahui apakah yang dipakai mampu menghasilkan data yang akurat

sesuai dengan tujuan ukurnya. Untuk menguji validitas dari setiap item

pernyataan dilakukan analisis item, yaitu mengkorelasikan setiap item

dengan skor total. Koefisien korelasinya diperhitungkan sebagai validitas

untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan rumus Product Moment

Pearson, dengan rumus sebagai berikut :

Dimana:

r = nilai korelasi

x = skor pertanyaan

y = skor total pertanyaan

Selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas. Azwar (2005), menjelaskan

bahwa tujuan dilakukan pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui

Page 69: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

55

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya jika dalam beberapa

kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri

subyek tidak dirubah.

Untuk menguji reliabilitas skala, peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbac

dalam Azwar (2005), yaitu dengan rumus :

o==[ k ][1-L,S2i] (k-1) S2i

Dimana:

K = Jumlah item

Is 2 l = Jumlah varian skor total

s2 l =Varian responden untuk item ke 1

3.4.2. Analisis data kontrol penelitian

Data kontrol dalam penelitian dianalisis dengan teknik perhitungan statistik

deskriptif, yaitu frekuensi dan persentase

3.4.3 Analisis data variabel penelitian

1. Uji Persyaratan

Uji persyaratan yang dilakukan adalah uji normalitas untuk mengetahui

penyebaran distribusi data (normal atau tidak). Uji normalitas dilakukan

Page 70: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

56

dengan menggunakan analisis Shapiro-Wilk, karena jumlah responden

kurang dari 100.

2. Uji Hipotesis

untuk melakukan anlisi lebih lanjut dalam mengolah data, peneliti

menggunakan uji statistik parametrik Prouduct Moment Pearson. Dalam

penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis, yaitu apakah ada hubungan

antara penerimaan diri dengan interaksi sosial pada wanita obesitas. Hasil

out put korelasi yang diperoleh dari program SPSS versi 11.5

Tabel 3.4

Kategori tingkat hubungan

Sugiyono & Wibowo (2001), Statistika Penelitian.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0, 199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

I 0,60-0, 799 Ku at

0,80-1,00 Sangat kuat

Selain itu, untuk mengetahui perbandingan antar aspek demografi terhadap

penerimaan diri, peneliti menggunakan analisis kategorisasi atau tabulasi

silang (Crostabb). Menurut Kuncono (2003), tabulasi silang (crostab)

bertujuan untuk melihat proporsi masing-masing kategori yang telah dibuat.

Page 71: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

57

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini berjalan dengan melalui empat tahapan prosedur penelitian,

yaitu tahap persiapan, uji coba, pengambilan data serta pengolahan data.

Persiapan : Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel yang

ingin diteliti, melakukan studi pustaka untuk mendaptkan gambaran dan

landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian. Kemudian

menentukan menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan.

Uji coba : Penulis menyebar kuesioner ke responden, mengolah data yang

sudah terkumpul sehingga diperoleh item-item yang reliabel dan valid untuk

digunakan di penelitian. Pengolahan Data : Menentukan sampel penelitian,

memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan

subyek untuk mengisi kuesioner penelitian serta melakukan pengambilan

data dengan memberikan alat ukur yang telah disiapkan. Pengolahan Data :

Melakukan skoring untuk setiap hasil skala yang telah diisi oleh responden

penelitian.

Page 72: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Rentangan usia 19 - 25 dan 26 - 30 tahun, mempunyai interaksi sosial dan

penerimaan diri yang sama.

4.2 Distribusi Penyebaran Skor Responden

59

Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti menentukan interaksi sosial

terhadap penerimaan diri terlebih dahulu. Pengkategorisasien yang dilakukan

menggunakan kategorisasi jenjang ordinal yaitu menempatkan individu dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2003).

4.2.1. Statistik Deskriptif Penyebaran Skor Responden Skala

Penerimaan Diri

Untuk mengetahui tingkat penerimaan diri pada mahasiswi yang mengalami

obesitas di daerah Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Kategorisasi Skor Penerimaan Diri

Kategori Rentang Skar Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 111 - 125 9 15%

Sedang 82 - 108 45 75%

Rendah 72 - 74 6 10%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel di atas, maka data yang diperoleh berdasarkan sampel

yang diambil yaitu responden yang mendapatkan jumlah skor 111 - 125

Page 73: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

60

adalah responden yang memiliki tingkat penerimaan diri yang tinggi, yang

berjumlah 9 orang dengan persentase 15%. Responden yang mendapatkan

jumlah skor 82 - 108 adalah respond en yang memiliki tingkat penerimaan diri

sedang, yang berjumlah 45 orang dengan persentase 75%. Dan responden

yang mendapatkan jumlah skor 72- 74 adalah yang memiliki tingkat

penerimaan diri rendah, yang berjumlah 6 orang dengan persentase 10%.

4.2.2 Statistik Deskriptif Penyebaran Skor Responden Skala lnteraksi

Sosial

Untuk mengetahui tingkat interaksi sosial pada mahasiswi yang mengalami

obesitas di daerah Jakarta Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Kategorisasi Skor lnteraksi Sosial

Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 103-119 10 17%

Sedang 97 - 101 42 70%

Rendah 68 - 72 8 13%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan label di alas, maka data yang diperoleh berdasarkan sampel

yang diambil yaitu respond en yang mendapatkan jumlah skor 103 - 119

adalah responden yang memiliki tingkat interaksi sosial yang tinggi, yang

Page 74: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

61

berjumlah 1 O orang dengan persentase 17%. Respond en yang mendapatkan

jumlah skor 97 - 101 adalah responden yang memiliki tingkat interaksi sosial

sedang, yang berjumlah 42 orang dengan persentase 70%. Dan responden

yang mendapatkan jumlah skor 68 - 72 adalah yang memiliki tingkat interaksi

sosial rendah, yang berjumlah 8 orang dengan persentase 13%.

4.2.3 Uji Persyaratan

Sebelum melakukan analisis data harus dipenuhi persyaratan analisis

terlebih dahulu. Dalam uji persyaratan tersebut, peneliti menggunakan

bantuan sistem komputer SPSS Versi 11.5. Uji persyaratan yang dilakukan

adalah uji normalitas.

4.2.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi normal atau

tidak.

Tabel 4.4

Uji Normalitas Penerimaan Diri dengan lnteraksi Sosial

Tests of Normality

Shapiro-Wilk

Statistic di Sig.

lnteraksi Sosial .942 60 .007

Penerimaan Diri .963 60 .067

.. a Lilliefors S1gnif1cance Correction

Page 75: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

62

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa angka probabilitas untuk

skala penerimaan diri 0.067 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha

5%. Dengan demikian diketahui bahwa nilai probabilitas 0.067 > 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini juga dapat terlihat

dari gambar diagram scatterplot keluaran SPSS versi 11.5.

Gambar4.1

Scatterplot Penerimaan Diri

• '"

Sedangkan hasil uji normalitas pada skala interaksi sosial diperoleh angka

probabilitas sebesar 0.007 dengan taraf signifikansi alpha 5%. Dengan

demikian diketahui bahwa nilai probabilitas 0.007 < 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Hal ini juga dapat terlihat

dari gambar diagram scatterplot keluaran SPSS versi 11.5.

Page 76: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

63

Gambar4.2

Scatterplot lnteraksi Sosial

4.2.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik Spearman's rho

moment, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor variabel Penerimaan Diri

dengan lnteraksi Sosial. Rumus korelasi ini digunakan untuk mengetahui

kekuatan hubungan antar dua variabel.

Tabel 4.5

Nonparametric Correlations

Penerimaan Diri lnteraksi Sosial

Speannan's rho Penerimaan Diri Correlation Coefficient 1.000 .477( .. )

Sig. (2·tailed) .000

N 60 60

lnteraksi Sosial Correlation Coefficient .477( .. ) 1.000

Sig. (2-tailed) .000

N 60 60

** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2~tatled).

Page 77: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Hasil penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Spearman rho

dihasilkan nilai r hitung sebesar 0.477. Sementara nilai r tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan N 60 adalah sebesar 0.364.

Keputusan:

Ho diterima jika rhitung < rtabel

64

Karena nilai r hitung yang didapat (0.477) > r tabel (Sig. 5%; N 60 = 0.364 ),

maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara penerimaan diri dengan interaksi sosial ditolak.

Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara Penerimaan Diri dengan lnteraksi Sosial

diterima. Arah hubungan yang dihasilkan adalah positif, yang bermakna

bahwa semakin tinggi penerimaan diri yang dilakukan maka makin

meningkatk pula interaksi sosial.

Page 78: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

BAB5

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5.1 Kesimpulan

63

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Universitas Moestopo

(Beragama) Jakarta Selatan, dari hasil data interpretasi hasil penelitian serta

pengujian hasil hipotesis dengan menggunakan metode statistik program

SPSS versi 11.5 antara variable penerimaan diri dengan interaksi sosial

diperoleh nilai koefisien sebesar r hitung = 0,514 dan r table= 0,254 pada

taraf signifikansi 5% dan 0,330 pada taraf signifikansi 1 % sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho (hipotesis nihil) ditolak Ha (hipitesis alternatif)

diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri

dengan interaksi sosial pada wanita yang mengalami obesitas. Tidak adanya

tanda negatif (-)di depan angka 0,514 pada tampilan output menunjukkan

bahwa korelasi memiliki pola positif atau searah. Dengan demikian bahwa

semakin tinggi penerimaan diri yang dilakukan maka makin meningkatkan

interaksi sosial wanita yang mengalami obesitas.

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat (ada) hubungan yang

signifikan antara penerimaan diri dengan interaksi sosial pada wanita

Page 79: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

obesitas. Hal ini didasari penghitungan Kore/asi Product Moment Pearson

terhadap skor penerimaan diri dan skor interaksi sosial.

64

Dari penelitian terdahulu oleh A. Rahman Sofyan (2008) disimpulkan bahwa

"tidak ada hubungan kepercayaan diri dengan motovasi menurunkan berat

badan artinya mahasiswa yang mengalami kegemukan tetap memiliki

kepercayaan diri hal ini membuktikan bahwa kepercayaan diri bukanlah

merupakan faktor utama dalam memotivasi individu untuk menurunkan berat

badannya tetapi karena adanya beberapa faktor lain".

Obesitas menurut Anjali Arora merupakan salah satu penyakit gaya hidup

masa kini. Obesitas merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut

kelebihan lemak tubuh. Oleh karena itu Anjali Arora menyimpulkan obesitas

ialah kelebihan jaringan adiposa (lemak) ditubuh. Kelebihan 20 % dari berat

badan ideal disebut" kelebihan berat'', sedangkan kelebihan 30% dari berat

badan ideal disebut "obesitas". Gambaran proses penerimaan diri itu

berdasarkan tiga dimensi yakni dimensi primary phase yang terdiri dari shock,

denial, dan grief and depression, dimensi secondary phase yang terdiri dari

ambivalence, guilt, anger, shame and embarssment dan dimensi teritary

phase yang terdiri dari bargaining, dan adaptation and reorganization.

Sedangkan interaksi sosial pada wanita yang mengalami obesitas ialah

berdasarkan definisi-definisi dari beberapa tokoh yaitu, hubungan antara

orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun

antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Dimana kelakuan

Page 80: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan

individu yang lain atau sebaliknya. lnteraksi sosial terjadi ketika dua orang

atau lebih saling mempengaruhi baik secara verbal, fisik, atau emosional,

yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang

menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan

pembentukan struktur sosial. Sedangkan wanita yang mengalami obesitas

seharusnya mempunyai penerimaan diri yang positif sehingga dalam

berinteraksi sosial mereka (wanita obesitas) tidak mengalami suatu

kecanggungan dengan lingkungannya. Karena antara penerimaan diri

dengan interaksi sosial ada hubungan yang signifikan.

5.3 Saran

65

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang

dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian berikutnya,

antara lain adalah :

5.3.1 Saran Teoritis

1. Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 60 wanita obesitas dan

diambil dari Universitas Moestopo (Beragama). Untuk penelitian

selanjutnya disarankan untuk meneliti di berbagai Universitas yang lain

atau dilingkungan pekerjaan, agar dapat memperoleh hasil yang lebih

mendalam dan dapat melihat apakah ada hubungan antara penerimaan

Page 81: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

66

diri dengan interaksi sosial pada wanita yang mengalami obesitas.

2. Dengan mengkombinasikan metode kuantitatif (misalkan skala) dan

kualitatif (misalkan wawancara dan observasi), sehingga akan dihasilkan

temuan yang lebih baik.

3. Untuk penelitian selanjutnya, diperiksa kembali item-item pada instrumen

penelitian. Agar tidak ada item yang ambigu, yang dapat membuat rancu

responden sehingga dapat membuat hasil penelitian tidak maksimal.

5.3.2 Saran Praktis

• Untuk para wanita yang mengalami obesitas seharusnya ditanamkan

pola pikir tidak ada gambaran tubuh sempurna, karena berat tubuh

yang dicapai pada seseorang belum tentu ideal untuk seseorang yang

lain.

• Obesitas bukan merupakan halangan untuk berinteraksi sosial dengan

lawan jenis, karena seseorang lebih melihat kelebihan atau potensi

yang ada didalam dirinya. Semakin banyak wanita obesitas yang

berpikiran positif maka pandangan masyarakat pun akan akan

berubah kepada wanita yang mengalmi obesitas.

• Menurut Hurlock (1980) penampilan fisik yang menarik merupakan

potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk

Page 82: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

67

memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya.

Wanita obesitas dapat berpenampilan menarik dengan cara mengasah

personality, knowledge, dan juga keterampilan. Tidak lupa pula untuk

memperhatikan cara berpakaian yang serasi dan pas. Tidak

berlebihan dan tidak pula kekurangan.

• Wanita obesitas pun dapat bergabung di support group atau

komunitas-komunitas wanita obesitas, yang dibantu dengan fasilitator

seperti ahli gizi, psikolog, personal trainer, atau konsultan kepribadian

dan penampilan. Karena jika tidak dibantu dengan salah satu fasilitator

tersebut mereka (wanita obesitas) akan merasa senasib, sehingga

makin menjadikan mereka sikap dan gaya hidup yang tidak sehat.

Sehingga dengan adanya beberapa saran tersebut wanita obesitas dapat

semakin menerima dirinya dan berinteraksi sosial dengan lingkungan

sekitarnya.

Page 83: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Daftar Pustaka

Abu Ahmadi. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Amin Nurdin & Ahmad Arori. (2006). Mengerli Sosiologi: Pengantar

memahami konsep-konsep sosiologi. Jakarta: UIN Jakarta Press

Annastasia Melliana. (2006). Menjelajah Tubuh Perempuan dan Mitos

Kecantikan. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara

Anjali, Arora. (2008). 5 Langkah Mengendalikan Obesitas. Jakarta: PT.

Bhuana llmu Populer

68

Arikunto Suharsimi. (2006). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineke Cipta

Chaplin, J.P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Kartini Kartono(terj).

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Davison, Gerald. C. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Gargiulo, Richard. M. (1985). Working With Parents of Exceptional Children.

USA : Hughton Miffilin Company

Hoetomo. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Mitra

Pelajar

Hurlock, Elizabeth. (1973). Adolescent development. USA: Mc. Graw Hill

-------------------------. (197 4 ). Personality Development. New Delhi : Mc. Graw

Hill

-------------------------. A Life-Span Approach, 5th ed. Psikologi Perkembangan

Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (terj). (1980). Jakarta:

Erlangga

Kerlinger, Fred. N. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press

Page 84: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

69

Lips, Hillary. M. (2003). A New Psychology of Women. Gender, Culture, and

Ethnicity 2nd ed. USA: Mc Graw Hill

Nevid, Jeffrey. S; Rathus, Spencer. A; Green, Beverly. (2003). Abnormal

Psychology. Inc. Publishing as prentice Hall: Paerson Education

Ross, Kubler Elisabeth. (1969). On Death and Dying. New York: Macmillan

Publishing Company

Saifudin Azwar. (2006). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

--------------------. (2006). Penysunan Skala Psiko/ogi. Yogyakarta: Pustaka

Pe/ajar

Sears, David. 0 (et.al). (1970). Social Psychology ih edition. USA: Prentice­

Hall International, inc

Sevilla, Consuelo. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Depok: Ul-Press

Soerjono Soekanto. (2006). Sosio/ogi suatu pengantar. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada

W. A. Gerungan. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

http://jurnalsdm.bloqspot.com/2009/05/interaksi-sosial-definisi-bentuk­

ciri.html.

http://orqanisasi.org/unsur-faktor-psikoloqi-pendoronq-interaksi-sosial-imitasi­

suqesti-simpati-empati-identifikasi

http://bumikupijak.com/index2.php?option=com content&do pdf=1 &id=115

www.pearlsonq.com/MakinqloveonObesity.pdf

http://medicastore.com/penyakit/42/0besitas.html

http://www.cintaabadi.com/come inside/news.php?item.29

http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas

Page 85: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

70

PERPUSTAKAAN ~MA·~·1 UIN SYAHIO JAKARTA I

http: 11 a yu ra I.word press. coml20091061081pend ekata n-s pi ritu a I-

terhadappenerimaan-acceptance-keadaan-sakitl

Skripsi

A. Rahman Sofyan. (2008). Hubungan Kepercayaan Diri Dengan

Motivasi Menurunkan Berat Badan Wanita Dewasa Awai Yang

Mengalami Obesitas.

Page 86: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

•MPIRAN 1

No Dimensi Indikator 1. Primwy a.Shock

Phase (Keterkejutan)

b. Denial (Penolakan)

c. Grief and Depression (Sedih dan Depresi)

2. Secondwy a. Ambivalence Phase (P eras a an yang

bertentangan)

BLUEPRINT SKALA PENERIMAAN DIRI

Favorable 18. Saya suka sedih melihat

tubuh saya ketika berkaca. 1. Saya merasa tidak berdaya

dengan kondisi tubuh saya yang gemuk.

3. Saya menganggap diri saya sebagai seorang model.

20. Saya suka menyalahkan tubuh saya yang gernuk.

34. Merupakan suatu kebiasaan untuk rnernuntahkan rnakanan yang telah saya rnakan.

5. Saya kecewa dengan diri saya.

36. Tubuh yang ideal menurut saya adalah kurus tanpa lemak.

22. Keadaan tubuh saya membuat saya depresi.

7. Menjadi gemuk merupakan rnirnpi buruk bagi saya.

24. Diet yang saya lakukan

Unfavorable Jumlah 2. Saya merasa nyaman

dengan keadaan tubuh sa ya saat ini. 4

19. Tubuh saya yang gemuk tidak menghalangi aktifitas saya sehari-hari.

21. Sa ya menerima keadaan tubuh saya saat ini.

35. Saya belajar untuk rn emaharni diri sa ya. 6

4. Saya enggan mernuntahkan makanan yang telah saya rnakan.

23. Tidak ada Konsep tubuh yang ideal untuk wanita.

37. Saya tidak pemah marah dengan diri saya. 6

6. Tiada guna menangisi tubuh saya yang gemuk.

25. Menjadi gemuk merupakan ha! yang hams saya hadapi. 4

8. Saya sudah terbiasa

Page 87: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

-"

selama ini belum berhasil. dengan tubuh gemuk" b" Guilt 9" Sa ya merasa bersalah jika 27. Memuntahkan makanan (P eras a an bersalah) makan terlalu ban yak. mempakan ha! yang wajar

26. Saya akan berolah raga bagi saya. 4 agar lemak didalam tubuh 10. Sa ya akan membuat tubuh saya terbakar. saya langsing seperti artis

Agnes Monica c. Anger 11. Kenapa hams saya yang 29. Waktu saya terbuang (Rasa Marah) bertubuh gemuk. percuma jika hanya selalu

28. Ketika berkaca saya selalu mengeluh. 4 ingin memarahi diri saya. 12. Saya sangat mensyukuri

nikmat yang ada pada diri saya.

d. Shame and 30. Saya agak canggung 14. Bukan masalah bagi saya Embarrassment ketika berkenalan dengan memakai pakaian apapun. (Perasaan malu dan seorang pna. 31. Saya tidak merasa Keadaan 13. Saya memakai pakaian canggung ketika hams 4 memalukan) wama gelap untuk berkenalan dengan

menyamarkan bentuk seorang pna. tubuh saya.

3. Teritiary a. Bargaining 15. J ika mau saya bis a 38. Saya enggan membah Phase (Tawar Menawar) menjadi langsing. bentuk tubuh saya. 2

b. Adaptation and 32. Sa ya merasa percaya diri. 40. Saya merasa minder. Reorganization 39. Bagi saya pola hidup sehat 33. Saya akan diet dengan

hams di tingkatkan. cara instan. 17. Saya berpikir tidak ada 16. Paha dan pinggul yang 6

yang salah pada tubuh saya miliki terlalu besar. saya.

Page 88: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

Item No Aspek Favourable Unfavourable l. Hubungan antara orang- 7. Walaupun saya obesitas tetapi saya tidak malu 8. Sebenarnya saya malu untuk bersosialisasi

orang perorangan, antara untuk bersosialisasi. 14.Saya sangat khawatir untuk 13.Saya tidak takut untuk berinteraksi sosial berinteraksi sosial dengan lawan jenis.

kelompok-kelompok dengan lawanjenis. 16.Saya merasa sebagai kaum

inanusia, n1aupun antara 15.Saya tidak merasa sebagai kaum minoritas. minoritas. 23.Saya mudah akrab dengan 24.Saya tidak mudah akrab dengan

orang perorangan dengan orang yang baru saya kenal. orang yang baru saya kenal.

kelompok manusia

2. Individu yang satu l. Saya tidak akan mengikuti saran teman saya 2. Saya akan mengikuti saran teman saya

mempengaruhi, untuk mengubah tubuh saya menjadi untuk mengubah tubuh saya menjadi langsing. langsing.

mengubah, atau 5. Saya akan menjadi trendsetter fashion untuk 6. Saya enggan untuk menjadi trendsetter

memperbaiki kelakuan wanita obesitas. karena tidak ada yang menarik di diri 17.Hinaan orang-orang sekitar tentang saya saya.

individu yang lain atau tidak mempengaruhi kehidupan saya 18.Hinaan orang-orang sekitar sangat

sebaliknya selanjutnya mempengaruhi kehidupan saya 19 .Sa ya berniat untuk membuat klub Wanita selanjutnya.

obesitas. 20.Saya enggan untuk membuat klub 21.Saya sudah sering mencoba beberapa kali wanita obesitas.

Jamu pelangsing tubuh yang di tampilkan 22.Saya tidak mudah dipengaruhi oleh iklan. untuk membeli jamu pelangsing

yang di tampilkan oleh iklan. 0 Saling mempengaruhi 0 Saya akan membuat wanita yang 4. Saya lebih memilih nntuk membuat .). .) .

baik secara verbal, fisik. obesitas menjadi lebih percaya diri. diri saya percaya diri terlebih dahulu. 9. Lingkungan saya tidak memandang rendah 10.Lingkungan sekitar memandang saya

atau emosional. say a. sebagai wanita obesitas yang bodoh. 11.0rang sekitar tidak ada yang menghina 12.0rang sekitar menghina tubuh saya

Tubuh gemuk saya. yang gemuk. 25.Dukungan moril dari orang-orang non 20.Saya enggan untuk membuat klub wanita

obes1tas obesitas.

Page 89: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

··~,· ·--·-... ·-·-- -I membuat saya semakin percaya d1ri. saya, membuat saya menj adi kurang

33.Tatapan orang lain yang merendahkan saya. percaya diri. Tidak mempengaruhi kepercayaan diri saya.

4. yang menghasilkan suatu 27.Saya tidak main memakai baju model masa 28.Saya lebih memilih pakaian yang gelap.

proses pengaruh kini yang juga dipakai oleh wanita non- walaupun banyak sekali model-model obesitas. pakaian yang menarik.

mempengaruhi yang 29.Saya akan membuat orang lain percaya 30.Saya terima saja apa yang dikatakan

menghasilkan hubungan bahwa wanita obesitas bukan wanita yang orang lain, kalau wanita obesitas itu bodoh. bodoh.

tetap dan pada akhirnya 3 1 .Bukan masalah untuk mengekspresikan 32.Saya agak mengalami kesulitan untuk

rnemungkinkan perasaan saya terhadap orang lain. mengekspresikan perasaan saya kepada

35.Walaupun tubuh saya gemuk saya yakin orang lain. pembentukan struktur akan menemukanjodoh saya. 36. Sa ya kurang yakin dengan tubuh yang

sosial. 37.Sikap sosialisasi yang saya tunjukkan gemuk ini akan menemukanjodoh saya.

kepada orang sekitar membuat orang 38.Saya kurang bisa membuat orang lain tersebut merasa nyaman. nyaman. Karena saya merasa memiliki

39.Dengan atau tanpa teman saya tetap banyak kekurangan. percaya diri untuk pergi kemanapun. 40.Saya kurang percaya diri ketika harus

pergi sendiri. TOTAL 20 20

Page 90: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

:salamu'alaikurn Wr. Wb.

lam Sejahtera.

PENGANTAR

ya Andi Sakinah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta ingin rnerninta kesediaan

.tdara untuk mengisi angket ini. Angket ini tidak menilai benar atau salah, saya mengharapkan

.1dara menjawab dengan sejujur-jujurnya dan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Karena

\laban saudara sangat mernpengaruhi hasil penelitian ini. Dan kerahasiaan anda akan te1jarnin.

eh karena itu sebelurn peng1sian angket harap terlebih dahulu 111eng1s1 lembar pernyataan

sediaan.

:rima kasih alas kesediaan saudara meluangkan waktunya demi rnembantu terwujudnya proses

nelitian ini. Semoga dapat berrnanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya, serta

gi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

karta, Desember 2009

neliti,

1di Sakinah

kultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 91: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

DALAM KONSTRUKSI ALAT UKUR

~ngan secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam pembuatan

nstruksi tes yang dilakukan oleh peneliti.

ya dipilih menjadi responden karena saya memenuhi karakteristik-karakteristik yang

nginkan, yaitu Wanita Dewasa Awal.

da saat pelaksanaan, saya akan diminta untuk melengkapi kuesioner dan sebuah data identitas

ibadi.

mua jawaban yang saya berikan akan dijamin kerahasiaannya dan saya hanya alcan digunakan

tuk kepentingan konstruksi tes ini. Oleh karena itu, saya tidak perlu mencantumkan nama pada

esioner maupun identitas akhir.

mgan mengikuti penelitian ini, anda sudah be1jasa bagi perkembangan ilmu psikologi. Selain

1, penelitian ini juga dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya .

. ya yang bertanda tangan di bawah ini :

mda tangan dan inisial nama

enyatakan bersedia untuk berpartisipasi

mggal : _______ _

Page 92: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

)hon periksa jangan sampai ada yang terlewat!

ala Penerimaan Diri

'· Pernyataan SS - ------ ·---· 1. Saya merasa nyaman dengan keadaan

tubuh saya saat ini. 2. Saya menganggap diri saya sebagai

seorang model. 3. Saya berani memakai pakaian model apa

sap. 4. Saya kecewa dengan diri saya. ~

5. Tiada guna menangisi tubuh saya yang gemuk.

6. Saya sudah terbiasa dengan tubuh gemuk.

7. Saya merasa bersalahjika makan terlalu ban yak.

8. Saya akan membuat tubuh saya langsing sepe1ii artis Agnes Monica

9. Saya sangat mensyukuri nikmat yang ada pada diri saya.

10. Saya memakai pakaian warna gelap untuk menyamarkan bentuk tubuh saya.

11. Bukan masalah bagi saya memakai pakaian apapun.

12. Jika mau saya bisa menjadi langsing. 13. Saya berpikir tidak ada yang salah pada

tubuh saya. 14. Saya suka sedih melihat tubuh saya

ketika berkaca. 15. Tubuh saya yang gemuk tidak

rnenghalangi aktifitas saya sehari-hari. 16. Saya suka kesal tubuh saya yang

gemuk. 17. Saya menerirna keadaan tubuh saya saat

1111. 18. Keadaan tubuh saya rnernbuat saya

depresi. 19. Tidak ada Konsep tubuh yang ideal

untuk wanita. 20. Diet yang saya lakukan selarna ini

belurn berhasil. 21. Saya akan berolah raga agar lernak

clidalam tubuh saya terbakar. 22. Saya merasa tidak bersalah untuk tidak

makan dimalam hari.

23. Ketika berkaca saya selalu ingin

s TS STS

Page 93: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

rnernarahi diri saya. 24. W aktu sa ya terbuang percurna j ika

hanya selalu mengeluh. 25. Saya agak canggung ketika berkenalan

dengan seorang pria. 26. Saya tidak rnerasa canggung ketika

barns berkenalan dengan seorang pria. 27. Saya merasa percaya diri. 28. Saya akan diet dengan cara instan. 29. Saya enggan memakai pakaian

berwama cerah. 30. Saya belajar untuk memahami diri saya. 31. Saya tidak pernah marah dengan diri

saya. 32. Bagi saya pola hidup sehat harus

ditingkatkan.

ala Interkasi Sosial

'· Pernyataan SS s TS STS

1. Saya akan mengikuti saran teman saya untuk mengubah tubuh saya menjadi langsing.

2. Saya akan membuat wanita yang obesitas menjadi lebih percaya diri.

3. Saya lebih memilih untuk membuat diri saya percaya diri terlebih dahulu.

4. Saya akan menjadi trendsetter fashion untuk wanita obesitas.

5. Saya enggan untuk menjadi trendsetter karena tidak ada yang menarik di diri saya.

6. Walaupun saya obesitas tetapi saya tidak rnalu untuk bersosialisasi.

7. Sebenarnya saya malu untuk bersosialisasi dengan orang lain.

8. Lingkungan saya tidak memandang rendah saya.

9. Lingkungan sekitar memandang saya sebagai wanita obesitas yang bodoh.

10. Orang sekitar tidak ada yang menghina tubuh gemuk saya.

11. Orang sekitar menghina tubuh saya yang gemuk.

12. Saya tidak takut untuk berinteraksi sosial dengan lawan jenis

Page 94: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

13. Saya sangat khawatir untuk berinteraksi sosial dengan lawanjenis.

14. Saya tidak merasa sebagai kaum minoritas.

15. Hinaan orang-orang sekitar tentang saya tidak mempengaruhi kehidupan saya selaniutnya.

16. Hinaan orang-orang sekitar sangat mempengaruhi kehidupan saya selanjutnya.

17. Saya berniat untuk membuat !dub wanita Obesitas.

-··-· -- --~·---· '-------- ----------·--18. Saya sudah sering mencoba beberapa kali

jamu pelangsing tubuh yang ditampilkan oleh iklan.

19. Saya tidak mudah dipengaruhi untuk membeli jamu pelangsing yang ditampilkan oleh iklan.

20. Saya mudah akrab dengan orang yang baru saya kenal.

21. Saya tidak mudah akrab dengan orang yang baru saya kenal.

--·-22. Dukungan moril dari orang-orang non

obesitas membuat saya semakin percaya diri.

23. Dukungan moril dari orang non-obesitas jarang saya dapatkan.

24. Saya tidak malu memakai baju model masa kini yangjuga dipakai oleh wanita non-obesitas.

25. Saya akan membuat orang lain percaya bahwa wanita obesitas bukan wanita yang bodoh.

26. Saya terima saja apa yang dikatakan orang lain, kalau wanita obesitas itu bodoh.

27. Bukan masalah untuk mengekspresikan perasaan saya terhadap orang lain.

28. Saya agak mengalami kesulitan untuk mengekspresikan perasaan saya kepada orang lain.

29. Tatapan orang lain yang merendahkan saya, tidak mempengaruhi kepercayaan cliri saya.

-30. Tatapan renclah seseorang terhaclap saya,

membuat saya menjadi kurang percaya diri.

31. Walaupun tubuh saya gemuk saya yakin akan menemukan jodoh saya.

Page 95: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

32. Sikap sosialisasi yang saya tunjukkan kepada orang sekitar membuat orang tersebut merasa nyaman.

33. Sa ya kurang bisa membuat orang lain nyaman. Karena saya merasa memiliki banyak kekurangan.

34. Dengan atau tanpa teman saya tetap percaya diri untuk pergi kemanapun.

35. Saya kurang percaya diri ketika harus pergi sendiri keluar rumah.

Page 96: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

1MPIRAN 4 ~liability Penerimaan Diri

·*** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** N of

ttistics for SCALE

Mean 110.6857

E L I A B I L I T Y

~m-total Statistics

tOOOOl W0002 W0003

W0004 (00005 W0006 t00007 W0008 W0009 WOOlO t00011 (00012 (00013 W0014 <00015 t00016 <00017 l.00018 <00019 <00020 <00021 (00022 (00023 (00024 l.00025 (00026 (00027 (00028 (00029 (00030 l.00031 l.00032 (00033 l.00034 (00035 l.00036 (00037 <O 0 03 8

Scale Mean

if Item Deleted

108.2286 107.7429 107.8286 108.0000 107.5143 107.9714 107.6000 107.7429 107.4000 108.3143 108.0857 108.1429 108.0000 108.0571 107.8000 108.0857 107. 6571 107.8857 108.4000 107.8000 108.0286 108. 4571 107.8857 108.0286 108.0857 107.7429 107.9714 107.8857 107.8571 107.6000 107.9714 107.7143 108.1429 107.8000 108.0000 108.1714 107.6000 108.3143

Variance 220.1042

Std Dev 14.8359

Variables 40

A N A L Y S I S S C A L E

Scale Variance if Item Deleted

216.0050 202.7849 206.8521 211.5882 211. 4924 201.8521 214.0118 202.7849 213.6000 213.6336 212.8454 210.4790 206.0588 211. 2319 204. 8118 2l.4.3748 208.0555 204.2218 210.4235 204.8118 204.7345 213.4908 207.2807 204.7345 221. 6689 202.7849 201.8521 204.2218 211.1849 212.7176 201.8521 212.6807 214.0084 204.8118 206.0588 224.0874 212.7176 214.5748

Corrected Item­Total

Correlation

.2587

.6663

.5157

.3232

.4234

.7167

.2266

.6663

.4114

.3860

.2646

.4821

.5869

.3177

.6130

.2580

.4576

.5852

.5631

.6130

.5850

.5166

.4449

.5850 -.0961

.6663

.7167

.5852

. 4101

.3368

.7167

.3608

.3949

.6130

.5869 -.2793

.3368

.2501

(A L P HA)

Alpha if Item Deleted

.9188

. 9144

.9164

. 9187

.9175

. 9138

.9198

. 9144

.9177

. 9179

.9195

. 9169

.9155

.9189

. 9152

.9191

.9171

.9154

.9163

.9152

. 9155

. 9172

.9174

.9155

.9229

.9144

.9138

. 9154

. 9176

.9183

. 9138

.9181

.9178

. 9152

.9155

.9227

.9183

. 9192

Page 97: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

~o o o 3 9 l00040

107.4000 107.8286

E L I A B I L I T Y

.iability Coefficients

Jf Cases 35.0

. 9191

tELIABILITY

ltistics for SCALE

Mean 89.6000

~m-total Statistics

l.00002 l.00003 l.00004 <00005 <00006 l.00008 <00009 lOOOJ.O <00012 <OOOJ.3 l.00014 l.00015 l.00017 l.00018 <O 0019 l.00020 l.00021 <00022 '(00023 '(00024 '(00026 <00027 '(00028

Scale Mean

if Item Deleted

86.6571 86.7429 86.9143 86.4286 86.8857 86. 6571 86.3143 87.2286 87.0571 86.9143 86.9714 86.7143 86.5714 86.8000 87.3143 86.7143 86.9429 87.3714 86.8000 86.9429 86. 6571 86.8857 86.8000

213.6000 215.8521

. 4114

.2444

A N A L Y S I S S C AL E

N of Items 40

A N A L Y S I S S C A L E

Variance 195.0706

Scale Variance if Item Deleted

177.8790 183.4908 188.3160 186.8992 177.8689 177.8790 188.5160 187.8286 185.6437 181.1983 186.3815 181.1513 182.8992 179.7529 186.2218 181.1513 180.4084 188.1815 183.9294 180.4084 177.8790 177.8689 179.7529

Std Dev 13. 9668

N of variables

32

Corrected Item­Total

Correlation

.7059

.4745

.2654

.4261

.7177

.7059

.4414

.4631

.5023

.6178

.3306

.5905

.4934

.6004

.5454

.5905

.5931

.5738

.4058

. 5931

.7059

.7177

.6004

.9177

.9190

(AL P HA)

(A L P HA)

Alpha if Item Deleted

. 9264

. 9294

. 9319

. 9298

.9262

. 9264

. 9297

.9295

. 9290

.9276

.9313

. 9279

. 9292

. 9278

.9288

. 9279

.9279

.9290

.9305

.9279

.9264

.9262

. 9278

Page 98: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

•MPIRAN 5 ~liability lnteraksi Sosial

'*** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

( E L I A B I L I T Y

ltistics for SCALE

Mean 112.1143

c E L I A B I L I T Y

~rn-total Statistics

l.00001 l.00002 l.00003 l.00004 'W0005 '<00006 ;(00007 R00008 R00009 ROOOlO ROOOll R00012 R00013 R00014 '<00015 R00016 R00017 R00018 R00019 R00020 R00021 R00022 R00023 R00024 R00025 R00026 R00027 R00028 R00029 R00030 R00031 R00032 R00033 R00034 R00035

Scale Mean

if Item Deleted

109.5143 109.2857 109.2857 109.1429 108.9714 109.2857 109.8857 109.1429 109.5429 109.0857 109.2286 109.5714 109.3429 108.8000 109 .1143 109.6286 109.0286 109.2857 109.7143 109.2286 109.3143 109.0286 109.3143 109.2857 109.2286 109.3429 109.8857 109.6000 109.3143 108.8000 109. 3714 109.0286 109.5429 109.3143 109.4286

ANALYSIS S C A L E

Variance 250.4571

Std Dev 15.8258

N of Variables

40

A N A L Y S I S S C A L E

Scale Variance if Item Deleted

247.0218 238.3866 238.3866 231. 8908 240.5580 231.6807 241.5748 231.8908 242. 6672 240.0218 233.5345 238.2521 230.8202 242.5176 236.0454 254.9462 239.3815 231.6807 241.6807 245.2403 238.0454 241. 0286 238.9866 232.1513 233.5345 230.8202 241.5748 247.2471 238.0454 242.5176 232.0639 239.9109 242. 6672 238.9866 234.6639

Corrected Item­Total

Correlation

.1353

.4489

.4489

.6301

.4388

.6379

.6570

.6301

.4819

.3653

.6382

.5803

.6800

. 4642

.5309 -.2931

.4112

.6379

.4128

.1563

.5052

.3851

.3536

.6205

.6382

.6800

.6570

.1139

.5052

.4642

.6524

.4957

.4819

.3536

.5923

(A L P HA)

(A L P HA)

Alpha if Item Deleted

.9293

. 9266

.9266

.9246

. 9267

. 9245

. 9258

.9246

. 9266

.9275

. 9246

. 9255

. 9240

.9266

. 9257

.9314

.9270

.9245

.9269

. 9299

.9260

. 9272

. 9279

.9247

. 9246

.9240

. 9258

.9297

. 9260

.9266

. 9244

. 9262

.9266

.9279

. 9251

Page 99: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

:00036 109.2000 245.6941 .2524 . 9281 :00037 109.0286 241.0286 .3851 .9272 :00038 109. 7714 239.7109 .5679 . 9257 :o 0 0 3 9 109.2286 233.5345 .6382 . 9246 :00040 109.3429 230.8202 .6800 .9240

~ E L I A B I L I Ty ANALYS I s s C A L E (A L P HA)

.iability Coefficients

>f Cases 35.0 N of Items 40

>ha = . 9280

'* * ** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******

tELIABILITY

ttistics for SCALE

Mean 98.7143

IELIABILITY

~m-total Statistics

{00002 {00003 {00004 rnooo5 ,00006 {00007 ,00008 {00009 {00010 {00011 <00012 {00013 <OO 014 <00015 <00017 <00018 {00019 {00021 <00022 {00023

Scale Mean if Item Deleted

95.8857 95.8857 95.7429 95.5714 95.8857 96. 4857 95.7429 96 .1429 95.6857 95.8286 96.1714 95.9429 95.4000 95.7143 95.6286 95.8857 96.3143 95.9143 95.6286 95.9143

ANALYSIS S C AL E

Variance 238.9160

Std Dev 15.4569

N of Variables

35

ANALYSIS S C A L E

Scale Variance if Item Deleted

227.4571 227.4571 220.8437 229.4874 220. 7513 230.1983 220.8437 231.6555 228.5160 222.0286 227.3815 219. 9966 230.8941 224.2101 227.5933 220.7513 230.5748 226. 5513 229.4756 226.3748

Corrected Item­Total

Correlation

. 4349

. 4349

.6277

.4268

.6312

.6603

. 6277

.4585

.3730

.6531

.5602

.6700

.4808

.5564

.4317

.6312

.4006

.5158

.3952

.4003

(A L P HA)

(A L P HA)

Alpha if Item Deleted

.9363

.9363

.9343

.9363

.9343

.9352

.9343

. 9361

.9370

.9341

.9352

. 9339

.9360

.9351

.9364

. 9343

. 9365

.9355

.9366

. 9370

Page 100: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

R00024 95.8857 221.3983 .6067 .9346 R00025 95.8286 222.0286 .6531 . 9341 R00026 95.9429 219.9966 .6700 .9339 R00027 96. 4857 230.1983 .6603 .9352 R00029 95.9143 226.5513 .5158 .9355 R00030 95.4000 230.8941 .4808 .9360 R00031 95.9714 221.4403 .6330 .9343 R00032 95.6286 228.7697 .4876 . 9358 R00033 96.1429 231.6555 .4585 .9361 R00034 95.9143 226.3748 .4003 .9370 R00035 96. 0286 223.0286 .6114 .9345 R00037 95.6286 229.4756 .3952 . 9366 R00038 96.3714 228.7697 .5477 .9354 R00039 95.8286 222.0286 .6531 . 9341 R00040 95.9429 219. 9966 .6700 .9339

R E L I A B I L I T Y ANALYSIS S C AL E (A L P HA)

liability Coefficients

of Cases 35.0 N of Items 35

pha = . 9371

Page 101: 111 - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28533/1/ANDI... · kecantikan dan kesempurnaan, dengan bantuan kosmetik, pusat kebugaran, fashion,

LAMPIRAN 6

[\-·;tf'l.P\JSTAKAAN UT;;;;:\ UlN SVAHIO JAl<ART~-

-Tests of Normality

Penerimaan Diri lnteraksi Sosial

______ Kolmog_Q[QY::§mirnov(§L ..

Statistic ' df i Siq.

.103

.140 60 60

.186

.005

a Lilliefors Significance Correction

LAMPIRAN 7

Nonparametric Correlations

Correlations

Spearman's rho Penerimaan Diri Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N

lnteraksi Sosial Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)

N . .

.. Correlation 1s s1grnf1cant at the 0.01 level (2-tailed) .

. L--- ___ ,§.haQiro-Wi!kr·-- _____ _

i Statistic df I Siq.

.963

.942

Penerimaan Diri

1.000

60

.477( .. )

.000

60

60 60

.067

.007

lnteraksi Sosial

.477(")

.000

60

1.000

60