analisis pengaruh bauran promosi terhadap hasil penjualan produk kartu seluler pada pt indosat...
TRANSCRIPT
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
115
ANALISIS PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP HASIL
PENJUALAN PRODUK KARTU SELULER PADA PT INDOSAT
CABANG JEMBER
Abdul Halim
Fakultas Ekonomi Universitas Jember, Jurusan Manajemen
Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp. 0331-337990
Rumah PPLI 40-41 Arjasa Jember
Telp. 0331-540247 HP.081249994760
Abstract
This Research aim to check the variable-variabel of promotion mix in the
form of sales promotion expense, advertisement expense, and personnel selling
expense anticipated influence the sale value of PT Indosat Tbk, branch the Jember.
Data used represent the primary data. Analyse multiple Linear Regresion to know
the free influence variable-variabel in the form of promotion mix to sales revenue.
In this research, also conducted by a classic assumption examination which in it
there are test of normalitas data, autokorelasi, multikoliniearitas and
heterokedastisitas, and also use Test the t and Test F. Result of analysis multiple
linear regression indicate that third the variable promotion mix proven by statistic
have an effect on by simultan to sale value of PT Indosat branch the Jember. This
Result is inferential from value F hitung of equal to 100,577 by sig α equal to 0,000
or smaller than storey;level signifikansi 5%. While variable of expense of sales
promotion and variable of personnel expense of selling represent two variable
having an effect on by parsial to sale value of PT Indosat branch the Jember. This
Result pursuant to result Test the t with the value t hitung of each of 3,218 and
3,221 while sig α equal to 0,003 and 0,003. Variable of personnel expense of
Selling own the dominant influence to sale value with the coefficient determinasi
parsial of equal to 23,91.
Keyword : sales promotion expense, expense of advertising,personal selling
expense, Sale value
1. Pendahuluan
Sejalan dengan berkembangnya perekonomian suatu negara banyak kemajuan
dan perubahan yang terjadi dalam dunia bisnis yaitu pada cara membagi pasar dan cara
mengoptimalkan pasar . Seperti dalam situasi kompetisi pada saat ini, perusahaan
dihadapkan pada kebutuhan untuk mengubah strategi pemasarannya. Perubahan dan
kemajuan secara tidak langsung akan mempengaruhi cara dalam memperoleh pelanggan,
akibatnya timbul persaingan antar perusahaan dalam menawarkan produknya di pasar.
Persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan pada saat ini semakin ketat
sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan
strategi promosi agar dapat memenangkan persaingan yang semakin kompetitif.
Pemasaran dewasa ini membutuhkan lebih dari sekedar mengembangkan produk
yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah dijangkau.
Abdul Halim, Analisis Pengaruh Bauran Promosi
116
Perusahaan wajib melakukan komunikasi yang baik terhadap para pemegang saham,
pelanggan potensial, serta masyarakat umum. Setiap perusahaan tidak dapat menghindari
perannya sebagai komunikator dan promotor. Bagi sebagian besar perusahaan,
pertanyaannya bukan apakah akan melakukan komunikasi tersebut atau tidak, melainkan
lebih kepada apa yang akan dikomunikasikan, kepada siapa dan seberapa sering.
Menurut Philip Kotler dalam Manajemen Pemasaran (2002) lima cara
komunikasi utama adalah :
a) Periklanan: semua bentuk penyajian dan promosi non personal atas ide,
barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu.
b) Promosi Penjualan: berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
c) Publisitas: berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi
citra perusahaan dan masing-masing produknya.
d) Penjualan Pribadi: interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih
guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan.
e) Pemasaran Langsung: penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan
atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan
tertentu.
Dalam teori Philip Kotler diatas yang mengemukakan tentang lima cara dalam
melakukan komunikasi produk terhadap masyarakat atau calon konsumen. Maka apabila
kita melihat dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa usaha
telekomunikasi selular, dapat dikatakan bahwa masyarakat cukup membutuhkan produk
dan pelayanan usaha jasa telekomunikasi selular saat ini. Sehingga dianggap perlu
dilakukan adanya komunikasi pemasaran dalam rangka memudahkan pemasaran produk
jasa seluler tersebut kepada masayarakat konsumen.
PT Indosat dalam hal ini melakukan komunikasi pemasaran secara khusus di
wilayah Jawa Timur bagian Timur sampai dengan selatan. Yang selanjutnya disebut
sebagai PT Indosat cabang Jember, yang terbentang mulai dari kabupaten Probolinggo,
Jember sampai Banyuwangi dan sekitarnya. Pada saat yang bersamaan sebenarnya telah
berdiri beberapa usaha telekomunikasi selular yang menawarkan jasa telephone selular
kepada masyarakat antara lain, Telkom Flexy, Telkomsel, Axis, Esia, Fren, dan Smart
telecom. Banyak dari perusahaan tersebut mengeluarkan bermacam-macam produknya,
sementara itu produk selular dari PT Indosat Jember adalah IM3, Mentari, Matrix dan
Starone.
Seiring bertambahnya kebutuhan komunkasi dan layanan internet dari pelanggan,
Indosat telekomunikasi selular menambah beberapa peralatan teknis untuk meningkatkan
produktivitas kerja. Pada tahun 2005, KPPTI – Kantor Pusat PT Indosat mengeluarkan
investasi untuk pembelian mesin transmisi dan pembangunan BTS (Building Tranceiver
Station). Hal ini tentu berimbas pada jenis usahanya yang tidak hanya melayani jasa
telekomunikasi selular tetapi juga internet, komunikasi data, transaksi anjungan tunai
mandiri, satelite dan lain sebagainya. Dengan adanya penambahan alat-alat transmisi dan
kapasitas jaringan, tentu bertambah pula target penjualan yang diharapkan oleh PT
Indosat pusat terhadap PT Indosat cabang Jember dimana cabang ini memiliki wilayah
pemasaran yang tersebar di 6 kabupaten mulai dari kabupaten Probolinggo, Lumajang,
Jember, Bondowoso, Situbondo dan terakhir Banyuwangi
Banyak produk dari PT Indosat seperti yang telah disebutkan diatas, namun
produk kartu selluler hanya IM3, Mentari, Matrix, dan Starone. Produk yang sudah
masuk di wilayah pemasaran Jember ini hanya produk IM3, Mentari dan Matrix,
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
117
sedangkan Starone belum di pasarkan, mengingat jenis tekhnologi yang berbeda dari
Starone yang berbasis CDMA terhadap produk IM3, Mentari dan Matrix yang berbasis
GSM. Sehingga hal ini membuat Starone membutuhkan pembangunan infrastruktur
tambahan supaya dapat digunakan. Produk IM3, Mentari dan Matrix menurut
manajemen perusahaan PT Indosat cabang Jember merupakan produk yang eksklusif
karena memiliki nilai lebih dibandingkan yang lain. Hal ini disebabkan produk tersebut
bersifat lebih dekat kepada pelanggan dengan keputusan-keputusan personal atas fitur-
fiturnya, produk IM3 dan Mentari misalnya, merupakan produk dengan program layanan
prabayar, dimana pelanggan bisa menentukan banyaknya jumlah pulsa sesuai dengan
kebutuhan, tentunya ini adalah produk kartu selluler yang sangat fleksibel. Sehingga bagi
perusahaan sangat penting untuk memperoleh calon pelanggan dan merawat pelanggan
yang sudah setia berlangganan lewat program ini, karena perusahaan menganggap bahwa
produk selluler lebih memiliki jaminan pendapatan ketimbang produk-produk yang lain.
Apabila berhasil membuat hubungan interaktif selama tahap pra penjualan dan pasca
penjualan.
Menyadari akan berbagai hal di atas maka dalam penelitian ini, memilih PT Indosat
cabang Jember sebagai objek penelitian, dengan maksud untuk mengetahui seperti apa
dan bagaimana pemahaman promosi dan penjualan produk IM3, Mentari dan Matrix
pada pelanggan sehingga berpengaruh terhadap pencapaian jumlah pelanggan
perusahaan.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis:
a) Pengaruh bauran promosi baik secara simultan maupun parsial terhadap
hasil pencapaian penjualan.
b) Variabel yang mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap peningkatan
penjualan.
3. Metode Penelitian
Penelitian mengenai bauran promosi ini merupakan jenis penelitian korelasi /
explanatory. Menurut Travers (1978) dalam Husein Umar (2004 : 22) metode ini
bertujuan menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset
dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Penelitian ini
berdasarkan pada data sekunder yang diambil dari data hasil bulanan pada PT Indosat
cabang Jember di enam kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso,
Situbondo dan Banyuwangi yang menggunakan layanan IM3, Mentari dan Matrix.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi linier lebih dari dua variable disebut analisis regresi linier berganda
(Multiple Linier Regression) yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variable
biaya periklanan (X1 ) biaya promosi penjulan (X2) dan biaya personal selling (X3)
terhadap nillai penjualan (Y) adapun persamaan regresi linier bergandanya menurut
Hasan dan Iqbal (2003:308), yaitu :
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Abdul Halim, Analisis Pengaruh Bauran Promosi
118
Keterangan :
Y = nilai penjualan
a = konstanta
b1 .. b4 = koefisien regresi
X1 = biaya periklanan
X2 = biaya promosi penjualan
X3 = biaya personal selling
e = variable lain di luar variable bebas
Penelitian ini menggunakan metode BLUE sebagai asumsi klasik. BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator) adalah pendugaan atau estimasi tidak bias yang terbaik.
Metode BLUE mempunyai beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu tidak ada
multikolinearitas dan tidak autokorelasi, oleh karena itu untuk mengetahui asumsi
tersebut maka penelitian ini menggunakan uji normalitas data, multikolinearitas,
autokorelasi dan heterokedastisitas.
a Uji Normalitas Data
pengujian normalitas data digunakan sebagai tolak ukur dalam sebuah regresi
apakah sebuah distribusi data mengikuti atau mendekati normal. Pengujian normalitas
data menggunakan Kolmogorov Smirnov. Dengan kriteria pengujian menggunakan angka
signifikansi 0,05 atau 5 %. artinya apabila seluruh variabel yang diuji yaitu X1, X2, X3
memiliki nilai signifikansi lebih besar daripada 5%. maka dianggap bahwa data yang
digunakan dalam proses analisis memiliki distribusi normal.
b. Multikolinearitas
Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan yang sempurna atau hampir
sempurna antara variable bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh tiap-tiap
variable itu secara individu terhadap variable terikat (gujarati, 2003:128) melalui
program SPSS, gejala terjadinya hubungan multikolinearitas dapat diketahui dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) criteria untuk mengetahui gejala
terjadinya multikolinearitas dapat dilihat pada table.1 berikut ini.
Tabel 1 Kriteria nilai VIF tentang terjadi tidaknya Multikolinearitas
No Nilai Keterangan
1
2
3
< 1
1 – 10
> 10
Terjadi Multikolinearitas
Tidak terjadi Multikolinearitas
Terjadi Multikolinearitas
Sumber : Santoso (2001:54)
c. Autokorelasi
Dalam suatu analisis regresi dimungkinkan terjadinya hubungan antara variable-
variabel bebas itu sendiri atau korelasi sendiri (Gujarati, 2003:158) dalam prosedur
pendeteksian masalah autokorelasi dapat digunakan pengujian Durbin Watson. Uji
Durbin Watson dalam menentukan ada tidaknya autokorelasi dalam regresi
menggunakan pengujian terhadap e dari suatu regresi linier
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
119
Rumus yang digunakan disebut Durbin Watson yaitu:
n
n
t
t
e
ee
D2
2
2
11
Adapun kaidah keputusan dari uji D-W adalah sebagai berikut:
a) Angka D-Wdibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
b) Angka D-W di antara -2 sampai 2, berarti tidak ada autokorelasi
c) Angka D-W di atas 2 berarti ada autokorelasi negative
d. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santoso,
2001:2008) salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser. Pengujian Glejser dilakukan
dengan meregresikan variable-variabel bebas dengan nilai absolute residual dari
persamaan regresi awal. Heteroskedastisitas terjadi apabila variable-variabel
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai absolute residual regresi. Hasil uji Glesjer
didasarkan pada kriteria keputusan sebagai berikut : (a) jika α > 0,05 maka tidak terjadi
heterokedastisitas; (b) jika α < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Analisis data penelitian
Dalam penelitian ini analisis regresi linier berganda digunakan unutk mengetahui
pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti terhadap nilai penjualan produk PT Indosat
Jember. Melalui perhitungan regresi linier berganda diperoleh persamaan sebagai
berikut:
eXXXY 321 704.66512.130059.130573.158362910
Dimana :
Y = nilai penjualan
X1 = biaya periklanan
X2 = biaya promosi penjualan
X3 = biaya personal selling
e = Residual regresi
Dari persamaan regresi berganda tersebut diperoleh pengertian bahwa:
β0 = Constanta = 1,292E-16 ; apabila X1, X2, X3 = 0 maka penjualan adalah sebesar
1,292E-16
β1 ; Artinya bahwa setiap kenaikan 1 rupiah biaya periklanan maka akan diikuti
penurunan penjulan sebesar -130,059
β2 ; bahwa setiap kenaikan 1 rupiah biaya promosi maka penjualan akan meningkat
sebesar 130,512
β3 ; bahwa setiap kenaikan 1 rupiah biaya personal selling maka akan diikuti kenaikan
penjulan sebesar 66,704.
Abdul Halim, Analisis Pengaruh Bauran Promosi
120
Berikut ringkasan hasil analisis regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas
biaya promosi dan satu variabel terikat yaitu nilai penjualan ditunjukkan tabel 2.
Tabel 2 Hasil Regresi Linier Berganda
Variabel Beta
(Unstandardized)
Standard Error Beta
(Standarized)
T hitung Sig
Constant -158362910.573 76030036.535 -2.083 0.045
X1 -130.059 312.0147 -.050 -.417 0.679
X2 130.512 40.588 .437 3.216 0.003
X3 66.704 20.706 .432 3.221 0.003
R2 = 0.852 Ftabel = 4,9646
Fhitung = 100.577 α = 5%
Sig.of F = 0.000
Sumber : data sekunder diolah, 2010
Berdasarkan data hasil analisis regresi pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa
nilai R square adalah sebesar 0,852 yang menunjukkan proporsi variasi variabel terikat
(Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas adalah sebesar 85.2%. sedangkan
sisanya 14.8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model (seperti faktor jumlah
distribusi dan jangka waktu produksi)
Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan sebagai persayaratan diperolehnya estimasi
persamaan regersi yang BLUE. Asumsi BLUE yang harus dipenuhi antara lain : (1)
memiliki distribusi yang normal. (2) Homokedastisitas. (3) tidak terdapat
multikolinieritas, dan (4) tidak terdapat autokorelasi. Hasil oengujian asumsi-asumsi
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Data
pengujian normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah dalam regresi
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati normal. Pengujian normalitas data
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, dengan kriteria pengujian menggunakan angka
signifikansi 0,05. hasil pengujian normalitas data dapat dilihat dari tabel 3 sebagai
berikut.
Tabel 3 Uji Normalitas data
No. Variabel Asymp.Sig Dsitribusi
1. X1 .249 Normal
2. X2 .118 Normal
3. X3 .383 Normal
4. Y .813 Normal
Sumber : data sekunder diolah, 2010.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data diatas, dapat dilihat bahwa seluruh
variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 5% sehingga dapat disimpulkan
bahwa data yang digunakan dalam proses analisis memiliki distribusi normal.
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
121
b. Uji Multikoliniearitas
Multikoliniearitas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel bebas
terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel bebas merupakan
fungsi linier dari variabel bebas lainya. Dikatakan bebas multikoliniearitas apabila nilai
Variance Inflation Factor (VIF) di sekitar angka 1 atau koefisien korelasi antar variabel
bebas dibawah 0.5 ringkasan hasil pengujian terhadap asumsi non-multikoliniearitas
dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4 Hasil Uji Multikoliniearitas
No. Variabel VIF Multikoliniearitas
1. X1 1.364 Tidak Terjadi
2. X2 1.050 Tidak Terjadi
3. X3 1.327 Tidak Terjadi
Sumber : data sekunder diolah, 2010.
Dari hasil pengujian multikoliniearitas di atas dapat disimpulkan bahwa
persamaan regresi telah memenuhi asumsi dimana tidak terdapat multikoliniearitas. Atau
dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen dalam persamaan regresi tidak
saling berkorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas
pengujian dilakukan dengan metode glejser dimana heteroskedastisitas terjadi
apabila variabel-variabel berpengaruh secara signifikan terhadap nilai absolut residual
regresi. Kriteria keputusan yang digunakan adalah jika sig (α) lebih besar daripada 0,05.
maka tidak terjadi heterokedastisitas. Sedangkan sebaliknya jika sig (α) kurang dari 0,05
dapat dikatakan terjadi heterokedastisitas ditunjukkan tabel 5.
Tabel 5 Uji Heterokedastisitas
Variabel T hitung Sig (α) Keterangan
X1 0.766 0.449 Homokedastisitas
X2 -1.800 0.088 Homokedastisitas
X3 1.820 0.078 Homokedastisitas
Sumber : data sekunder diolah, 2010
Berdasarkan hasil pengujian asumsi non-heterokedastisitas yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan bahwa tidak satupun variabel yang berpengaruh terhadap absolute
residual regresi, oleh sebab itu dapat dikatakan persamaan regresi yang digunakan dalam
estimasi bebas dari heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
pengujian yang dipergunakan disini adalah uji Durbin Watson, digunakan untuk
mendeteksi adanya korelasi dari dalam setiap model. Adapun kaidah keputusan dari uji
D-W adalah jika angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, jika angka D-W
diantara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi, sedangkan bila angka D-W diatas 2
berarti terdapat autokorelasi negatif. Hasil analisis regresi menunjukkan angka statistik
Durbin-Watson sebsar 1,142. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi
dalam persamaan regresi.
Abdul Halim, Analisis Pengaruh Bauran Promosi
122
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis menggunakan regresi linier berganda dan pengujian
statistic menggunakan metode inferensial baik secara parsial (Individu) dengan
menggunakan uji t maupun secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan uji F,
maka dapat dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai hasil analisis persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Hasil Analisis Data Metode Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui signifikansi besarnya pengaruh variabel bebas secara simultan
terhadap variabel terikat dapat diketahui dari koefisien determinasi berganda (R2) dengan
nilai 0,852. hal ini menjelaskan bahwa secara bersama-sama besarnya proporsi yang
diberikan oleh variabel biaya periklanan, biaya promosi penjualan, dan biaya personal
selling terhadap variabel hasil penjualan sebesar 85.2% sedangkan sisanya 14.8%
dipengaruhi oleh faktor lain yaitu faktor jumlah distribusi dan jangka waktu produksi.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa secara simultan variabel bebas mempunyai
pengaruh yang nyata dan signifikan dengan nilai 0.996 atau 99.6%. pengaruh yang besar
ini menunujkkan bahwa ke tiga variable bebas yang diteliti secara simultan mempunyai
peranan yang sangat penting terhadap total hasil penjualan PT Indosat Jember.
Berikut penjelasan persamaan regresi berganda dari masing-masing faktor yang
diteliti :
a) Faktor β0 dengan constanta 1.292E-16 yang menunjukkan bahwa apabila variabel
bebas X1, X2, X3 = 0 maka penjualan akan terjadi sebesar 1.292E-16
b) Faktor β1 pemberian biaya periklanan X1 secara parsial merupakan faktor yang
mempunyai pengaruh negatif terhadap total hasil penjualan hal ini dapat dilihat
dari koefisien regresi sebesar -130.059 dihasilkan -.417 yang berarti bahwa
dengan meningkatnya biaya promosi sebesar 1 rupiah akan mengurangi total hasil
penjualan sebesar 130.059 unit atau 0.417 rupiah. Dengan demikian kenaikan
biaya periklanan akan menurunkan pendapatan dari PT Indosat Jember yang
disebabkan oleh turunnya total hasil penjualan.
c) Faktor β2 pemberian biaya promosi penjualan X2 secara parsial dalam penelitian
ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap total hasil penjualan. Hal ini dapat
dilihat dari koefisien regresi sebesar 130.512 dihasilkan 3.216 yang berarti bahwa
dengan meningkatnya biaya promosi sebesar 1 rupiah maka akan meningkatkan
hasil penjualan sebesar 130.512 unit atau 3.216 rupiah. Dengan demikian
kenaikan biaya promosi penjualan akan meningkatkan pendapatan dari PT
Indosat Jember
d) Faktor β3 pemberian biaya Personal Selling X3 secara parsial dalam penelitian ini
mempunyai pengaruh yang positif terhadap total hasil penjualan. Hal ini dapat
dilihat dari koefisien regresi sebesar 66.704 dihasilkan 3.221 yang berarti bahwa
dengan meningkatnya biaya promosi sebesar 1 rupiah maka akan meningkatkan
hasil penjualan sebesar 66.704 unit atau 3.221 rupiah. Dengan demikian kenaikan
biaya promosi penjualan akan meningkatkan pendapatan dari PT Indosat Jember.
Pengaruh Biaya Periklanan Terhadap Nilai Penjualan Produk PT Indosat Jember
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable biaya periklanan terbukti tidak
berpengaruh secara parsial terhadap nilai penjualan produk pada PT Indosat Jember.
Hasil ini diperkuat dengan angka koefisien determinasi parsial yang sangat kecil dan
tidak signifikan yaitu sebesar 0,5%.
Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa biaya periklanan yang timbul dari
berbagai kegiatan periklanan yang dilaksanakan oleh perusahaan seperti melalui media
cetak, radio brosur, pamflet, baliho dan billboard tidak memberikan pengaruh yang
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
123
signifikan terhadap volume penjualan produk. Hal ini diduga disebabkan karena
kuantitas maupun kualitas kegiatan periklanan yang dijalankan perusahaan relatif sedikit
atau kecil, ini dapat disimpulkan dari jumlah biaya periklanan yang dikeluarkan
perusahaan per bulannya lebih kecil dari biaya-biaya bauran promosi lain. Semua itu
tidak terlepas dari kebijakan strategi perusahaan yang lebih mengandalkan Personal
Selling sebagai kiat utama dalam memperoleh pelanggan.
Pengaruh Biaya Promosi Penjualan Terhadap Nilai Penjualan Produk PT Indosat Jember
Hasil uji Regresi menunjukkan bahwa variable Biaya Promosi Penjualan
berpengaruh positif terhadap variable nilai penjualan produk pada PT Indosat Jember
dengan koefisien determinasi parsial sebesar 23,81%. Artinya apabila variable lain
(Biaya Periklanan dan Biaya Personal Selling) tetap, maka kenaikan variable biaya
Promosi Penjualan akan meningkatkan variable nilai penjualan produk pada PT Indosat
Jember.
Pengaruh Biaya Personal Selling Terhadap Nilai Penjualan Produk PT Indosat Jember
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variable Biaya Personal Selling
berpengaruh positif terhadap variable nilai penjualan produk pada PT Indosat Jember
dengan koefisien determinasi parsial sebesar 23.91%. artinya apabila variable lain (Biaya
Promosi Penjualan dan Biaya Periklanan) tetap, maka kenaikan variable biaya promosi
penjualan akan meningkatkan variable nilai penjualan produk pada PT Indosat Jember.
Hasil ini menunjukkan bahwa strategi utama perusahaan berupa pengefektifan
peran tenaga penjualan sebagai bagaian dari konsep Personal Selling dalam memasarkan
produk memberikan kontribusi optimal terhadap peningkatan volume penjualan
perusahaan. Personal Selling merupakan cara promosi yang menggunakan komunikasi
secara langsung. Disini penjual dengan aktif mendatangi konsumen dan menawarkan
berbagai macam barang, menjawab berbagai macam pertanyaan yang diajukan, dan
melayani transaksi pembelian, sehingga dengan demikian terbuka kemungkinan untuk
komunikasi dua arah. Kedua pihak, penjual dan pembeli dapat bertukar pendapat tentang
suatu pokok masalah. Pembeli diberi kesempatan untuk mengemukakan komplainnya
tentang mutu dan harga barang, sementara penjual dapat menangkap peluangnya.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a) Sesuai dengan rumusan masalah dan berdasarkan hasil analisis regresi linier
berganda diperoleh nilai F hitung yang signifikan pada tingkat keyakinan 95%,.
Hasil ini membuktikan bahwa variabel-variabel bauran promosi (Biaya
Periklanan, Biaya Promosi Penjualan, dan Biaya Personal Selling) memiliki
pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap nilai penjualan produk IM3,
Mentari dan Matrix pada PT Indosat Jember. Variable-variabel tersebut
berpengaruh sebesar 85,2% terhadap nilai penjualan, sedangkan sisanya sebesar
14,8% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variable-variabel di luar variabel bauran
promosi yaitu faktor jumlah distribusi dan jangka waktu produksi.
b) Sesuai dengan rumusan masalah maka pengujian secara parsial menunjukkan
bahwa variable-variabel Biaya Promosi Penjualan dan Biaya Personal Selling
memiliki nilai t hitung dengan angka koefisien determinasi parsial masing-
masing sebesar 23.81% dan 23,91%. artinya variable biaya Personal Selling
memiliki pengaruh dominan terhadap nilai penjualan produk kartu seluller IM3,
Mentari dan Matrix pada PT Indosat Jember.
Abdul Halim, Analisis Pengaruh Bauran Promosi
124
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, terdapat beberapa saran yang dapat
diberikan bagi perusahaan PT Indosat cabang Jember yaitu:
a) Perusahaan sebaiknya lebih memberikan penekanan kepada peningkatan biaya
Personal Selling dan Biaya Promosi Penjualan dalam pengalokasian atau
penganggaran dana untuk biaya promosi, karena kedua kegiatan tersebut lebih
memberikan hasil yang nyata, dan memberikan pengaruh positif terhadap
peningkatan nilai penjualan produk IM3, Mentari, dan Matrix pada PT Indosat
Jember.
b) Penentuan biaya promosi secara keseluruhan memerlukan perhitungan yang lebih
hati-hati karena melalui promosi yang tepat perusahaan dapat meningkatkan nilai
penjualannya. Kegiatan-kegiatan seperti mensponsori even-even atau perlombaan
yang bertujuan meningkatkan minat masyarakat sebagai calon konsumen
terhadap produk PT Indosat Jember perlu terus ditingkatkan selain dengan tetap
mempertahankan efektifitas peran tenaga penjual dalam mempromosikan produk
melalui Personal Selling.
c) Untuk meningkatkan pangsa pasar produk IM3, Mentari dan Matrix perlu adanya
perhatian secara khusus terhadap faktor-faktor dari Promotional Mix yang
terbukti dalam penelitian ini memberikan kontribusi pengaruh dalam
pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian produk yang
ditawarkan.
Daftar Referensi Terpilih
Gunawan, Sudarmanto. R. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda Dengan SPSS,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kotler, Philip dan A. B Susanto. 2000. Manajemen Pemasaran Di Indonesia, Jakarta:
Salemba Empat.
Pawitra, Teddy. 2001. Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT.
Rusda Karya.
Santoso, Singgih. 2002. Buku Pelatihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1998. Metode Penelitian Dan Survei, Jakarta:
Erlangga.
Suharsimi, Arikunto. 1992. Metodologi Penelitian, Jakarta:Rineka Cipta.
Supranto, J. 2003. Metode Riset Aplikasi Dalam Pemasaran. Edisi Revisi Ke-7, Jakarta:
Rineka Cipta.
Yarnest. 2003. Panduan Aplikasi Statistik, Malang: Dioma.