analisis penerapan surat edaran bi no. 14/33/dpbs...

111
ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN 2013 TERHADAP JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT PADA PT. BNI SYARIAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh: Sahla Komalasari NIM. 1111046100007 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016

Upload: lyhuong

Post on 04-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN 2013

TERHADAP JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN PEMILIKAN KENDARAAN

BERMOTOR RODA EMPAT PADA PT. BNI SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh:

Sahla Komalasari

NIM. 1111046100007

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H/ 2016

Page 2: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN
Page 3: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN
Page 4: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN
Page 5: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

v

ABSTRACT

Sahla Komalasari, 1111046100007, "analysis of the application of BI Circulars

No. 14/33/DPBS 2013 Against the number of Customer Financing four-wheeled

motor vehicle Ownership in PT. BNI Syariah ", strata program I, Program of

study, the concentration of Muamalat Islamic banking Shariah and law faculty,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015

This Thesis aims to analyze the influence of circulars BI No

14/33/DPBS 2013 about cash advance restrictions on motor vehicle ownership

financing four wheels against the number of clients at the BNI Syariah KC North

Meruya Ilir, and analyze the strategies undertaken by Bank BNI Syariah post

issuance of Circulars BI No 14/33/DPBS by 2013.

Data collection was done through the primary data and the data of

skunder. Primary data obtained from direct interviews with the BNI Syariah,

whereas data skunder retrieved from WEB-related research and quantitative

analysis of simple Linear Regression mengunakkan SPSS Software versi 20,0

for Windows.

From the results of a simple linear regression test with a Dummy variable

SEBI known t =-2.298, by 0.031 significant 0.05 then, Ho < rejected and

accepted Ha which means there is a noticeable influence of the variable (X)

against variable (Y). The conclusion is that the Dummy variable SEBI has a very

significant influence against the number of customer financing period of four-

wheeled motor vehicle April 2012 until March 2014.

Keywords: BI Circulars No. 14/33/Dpbs 2013, Dummy SEBI

Advisor: Sofyan Rizal, SE, M.Si

Page 6: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

vi

ABSTRAK

Sahla Komalasari, 1111046100007, “Analisis Penerapan Surat Edaran BI

No. 14/33/DPBS Tahun 2013 Terhadap Jumlah Nasabah Pembiayaan

Pemilikan Kendaraan Bermotor Roda Empat Pada PT.BNI Syariah”,

program strata I, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh surat edaran BI No

14/33/DPBS tahun 2013 tentang batasan uang muka pada pembiayaan pemilikan

kendaraan bermotor roda empat terhadap jumlah nasabah pada BNI Syariah KC

Meruya Ilir Utara, dan menganalisis strategi yang dilakukan oleh Bank BNI

Syariah pasca dikeluarkannya Surat Edaran BI No 14/33/DPBS tahun 2013.

Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data skunder. Data

primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pihak BNI Syariah,

sedangkan data skunder diperoleh dari WEB yang berkaitan dengan penelitian

serta analisis Kuantitatif Regresi Linier sederhana mengunakkan Software SPSS

versi 20,0 for Windows.

Dari hasil uji regresi linier sederhana dengan variabel Dummy SEBI

diketahui t = -2,298, dengan signifikan 0,031 < 0,05 maka, Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti ada pengaruh yang nyata dari variabel (X) terhadap

variabel (Y). Kesimpulannya adalah bahwa variabel Dummy SEBI mempunyai

pengaruh yang sangat signifikan terhadap jumlah nasabah pembiayaan

kendaraan bermotor roda empat periode April 2012 sampai Maret 2014.

Kata Kunci : Surat Edaran BI No. 14/33/Dpbs Tahun 2013, Dummy SEBI

Pembimbing : Sofyan Rizal, SE, M.Si

Page 7: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah

serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

2013 TERHADAP JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN PEMILIKAN

KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT PADA PT. BNI SYARIAH”

Shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW. yang telah membawa umat dari jaman jahiliyah sampai ke

zaman yang terang-benderang dan penuh dengan keilmuan yang sangat

berkembang saat ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, Kerja

keras, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara lagsung ataupun

tidak langsung. oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih yang tulus kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A

2. Ketua program Studi Muamalat A.M. Hasan Ali M.A. dan Bapak Abdurrauf,

M.A Sekertaris Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarifhidayatullah Jakarta.

Page 8: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

viii

3. Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Sofyan Rizal, SE, M.Si yang telah

memberikan ilmu, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing penulis

hingga terselesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan bapak.

4. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM selaku dosen

penasihat akademik yang telah memberikan bantuan dan masukan dalam

berbagai hal.

5. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang

bermanfaat selama ini.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakan Utama, Perpustakan Syariah dan Hukum,

yang telah menyediakan buku-buku yang diperlukan penulis sehingga

selesainya skripsi ini.

7. Seluruh Karyawan dan Karyawati BNI Syariah cabang Meruya Ilir Utara,

khususnya kepada Bapak Ahmad Syarifudin yang telah banyak membantu

penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Kedua orang tuaku tersayang Masyhuri,S.Ag dan Yuyun Wahyuni, yang

dengan tulus selalu mendo’akan, memberi motivasi yang tiada henti kepada

penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga

selalu berada dalam lindungan dan Ridho Allah SWT.

9. Kakak- kakakku tercinta Ulfa Ulufia,S.Sos.I dan Sefi Selfia,SE.Sy yang

menberikan motivasi dan membantu dalam penelitian serta my little hero

Adhwa El faiz yang selalu menghibur penulis.

Page 9: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

ix

10. Sahabat-sahabatku Dewi, Mellia, Icha, Maliza, April, Ziah, Ocha, Darma,

Azri, Rizca, Rafiah, indah sari, widya, fipit, mawadah, ida, dan amel yang

telah menjadi sahabat terbaik selama ini, telah membantu dan memberikan

motivasi, yang tak henti-hentinya mendorong penulis agar menyelesaikan

skripsinya, terimakasih untuk kebaikan dan kasih sayang yang tulus kalian

berikan, semoga tali persaudaraan kita tetap terjaga dan selalu dalam

lindungan dan Ridho Allah SWT.

11. Sahabat-sahabat terbaikku Farah Azizah dan Asih Mulianty yang telah

membantu penulis dalam penelitian, yang mau diajak bersusah payah, panas-

panasan. Terimakasih untuk waktu yang berharga bersama kalian.

12. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan PS A 2011 dan teman-teman

seperjuangan selama masa kuliah, kebaikan dan kebersamaan kalian tidak

pernah terlupakan.

13. Teman-teman KKN BARAYA 2014, Asih, Farah, Fahmi, Arif, Fia, Zulmi,

Haikal, Ulfa, Amy, Ama, Adi, Syaifa Terimakasih untuk semua kenangan dan

pengalaman hidup bermafaat yang tak terlupakan selama menjalani KKN

Semoga kalian bahagia dunia akhirat dan tali silaturahmi kita tetap terjaga

serta terimakasih banyak Septian Eko Suciyanto untuk kenangan-kenangan

manis selama KKN, dan banyak berjasa sampai akhir penulisan skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung

maupun tidak langsung atas doa dan bantuannya kepada penulis, saya

ucapkan terima banyak. Semoga doa yang baik di ijabah oleh Allah SWT dan

kembali kepada kalian. Amiin amiin yaa robal alamin.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

x

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak

yang turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Karya Ini

dapat Bermanfaat bagi seluruh kalangan masyarakat dan para akademisi.

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 03 Desember 2015

Sahla Komalasari

Page 11: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i

LEMBAR PENGESHAN ............................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ iv

ABSTRACT .................................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

G. Review Studi Terdahulu ......................................................................... 9

H. Sistematika Penulisan ............................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 14/33/DPBS

Tahun 2013 .............................................................................................. 13

B. Pembiayaan .............................................................................................. 15

C. Nasabah ................................................................................................... 35

D. Strategi Pemasaran ................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ................................................................................... 41

Page 12: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

xii

B. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 42

C. Metode Analisis Data ............................................................................... 44

D. Metode Pengolahan Data ......................................................................... 44

E. Hipotesis .................................................................................................. 52

F. Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................ 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT Bank BNI Syariah ................................................ 54

B. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BNI Syariah ..................................... 57

C. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 61

D. Uji Regresi Linier (Sederhana) ................................................................ 66

E. Uji Hipotesis ............................................................................................ 68

F. Interpretasi ............................................................................................... 73

G. Strategi Pemasaran BNI Syariah .............................................................. 76

BAB V PENUTUP.

A. Kesimpulan ............................................................................................. 78

B. Saran ....................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Profil Bank BNI Syariah ................................................................................. 54

Tabel 4.2 Batasan Uang Muka ....................................................................................... 59

Table 4.3 Persyaratan Dokumen .................................................................................... 59

Table 4.4 Persamaan Regresi Linier Sederhana ............................................................. 66

Table 4.5 Hasil Uji F (Simultan) .................................................................................... 69

Table 4.6 Hasil Uji Determinasi (R2).. ........................................................................... 71

Table 4.7 Hasil Uji t parsial.. ......................................................................................... 71

Page 14: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Proses Pembiayaan ...................................................................................... 26

Gambar 4.1 : Uji Normalitas dengan Normal P-Plot.. ...................................................... 63

Gambar 4.2 : Uji Heteroskedastisitas .. ............................................................................. 65

Page 15: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan Syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan

yang dikembangkan berdasarkan prinsip Syariah (hukum) Islam. Karena Islam

adalah suatu pandangan/cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia,

maka tidak ada satupun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran Islam,

termasuk aspek ekonomi.1 Manusia yang merupakan makhluk sosial tentunya

tidak lepas dari suatu kebutuhan. Dalam hal bidang ekonomi, kebutuhan hidup

manusia meliputi pangan, sandang, dan papan. Banyak berbagai macam upaya

dan tindakan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut.

Kita bisa lihat perbankan yang berlandaskan syariah muncul sebagai

dinamika perkembangan bank konvensional. Dengan di revisinya UU No.7 Tahun

1992 menjadi UU No.10 Tahun 1998 kini kedudukan bank syariah di Indonesia

secara hukum mulai menjadi kuat. Bahkan bukan hanya itu saja, di situ tertulis

bahwa bank konvensional diperbolehkan membuka unit yang berbasis syariah.

Sejak saat itu mulailah bermunculan bank konvensional yang membuka unit-unit

syariah.2 Bank syariah menjadi solusi dalam dunia perbankan pada saat ini, karena

pemerintah atau Bank Indonesia telah membuat undang-undang yang mengatur

tentang perbankan syariah yang terbaru yaitu Undang-undang Perbankan Syariah

1 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makro Ekonomi Islam: Konsep, Teori, dan Analisis,

(Jakarta: ALFABETA, 2010), hlm: 4. 2 Amir Machmud, Rukmana, Bank Syariah Teori, kebijakan dan studi Empiris di

Indonesia (Jakarta: Erlangga,2010), h. 6.

Page 16: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

2

No. 21 tahun 2008 yang mengatur tentang perbankan syariah. Sehingga

Perbankan syariah makin berkembang hal itu terbukti dengan banyaknya bank

konvensional yang membuka unit syariah.

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan

prinsip syariah. Perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan

pemerataan kesejahteraan rakyat. Dalam mencapai tujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional, perbankan syariah tetap berpegang pada prinsip syariah

secara menyeluruh (kaffah) dan konsisten (istiqomah).3 Salah satu tujuan

perbankan syariah adalah untuk mensejahterakan masyarakat dengan

menggunakan prinsip prinsip syariah dalam kegiatan perbankannya.

Pada dasarnya kegiatan Bank syariah dapat di kelompokan kedalam 3 jenis

produk, yaitu produk simpanan (liability based product), seperti giro, deposito

dan tabungan. Produk asset (assets based product), seperti pembiayaan, dan

produk jasa-jasa (service based product), seperti pengiriman uang, save deposito

box, bank garansi, letter of credit dan sebagainya. Pendapatan bank sebagian

besar syariah sebagian besar masih dari imbalan (bagi hasil/margin/fee). Imbalan

tersebut diperoleh bank syariah dalam kegiatan usaha berupa pembiayaan. Oleh

karena itu pembiayaan masih merupakan kegiatan yang paling dominan pada bank

syariah.4 Kegiatan bank yang paling dominan adalah pembiayaan karena semakin

hari perkembangan perekonomian semakin berkembang.

3 Burhanudin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 29-30. 4 A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: Kompas Gramedia, 2012), h.

87.

Page 17: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

3

Dengan demikian semakin berkembangnya perekonomian suatu Negara,

semakin meningkatnya pula permintaan kebutuhan pendanaan selain dalam

proyek proyek pembangunan, Kebutuhan akan pendanaan transportasi kini juga

diminati oleh pihak konsumen itu sendiri. Salah satu pembiayaan transportasi

yang diminati adalah pembiayaan terhadap kepemilikan kendaran bermotor roda

empat.

Seiring dengan meningkatnya permintaan kredit kendaraan mobil atau yang

dikenal dalam bank yaitu pembiayaan terhadap kredit kendaraan bermotor (KKB)

berpotensi menimbulkan berbagai risiko maka bank perlu meningkatkan kehati-

hatian dalam penyaluran KKB. Selanjutnya untuk tetap menjaga perekonomian

yang produktif dan mampu menghadapi tantangan sektor keuangan dimasa yang

akan datang, Bank Indonesia membuat suatu kebijakan yang dapat memperkuat

ketahanan sektor keuangan untuk meminimalisir sumber sumber kerawanan yang

timbul, termasuk pertumbuhan KPR dan KKB yang berlebihan, sehingga

meningkatkan kehati-hatian bank dalam memberikan KPR dan KKB.

Pembiayaan terhadap permintaan kendaraan bermotor roda empat khususnya.

Semakin hari semakin meningkat bahkan setiap tahunnya tercatat hampir mobil

penumpang dengan 10,54 juta unit, atau juga naik 11% dari tahun sebelumnya,

9,524 juta unit.5 Oleh karena itu Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran No.

14/33/DPBS tahun 2013 tentang penerapan kebijakan produk Pembiayaan

Kendaraan Bermotor dan Pembiayaan Kepemilikan Rumah bagi Bank Umum

5 Agung Kurniawan, “Populasi Kendaraan Bermotor di Indonesia Tembus 104,2 Juta

Unit”,http://otomotif.kompas.com/read/2014/04/15/1541211/Populasi.Kendaraan.Bermotor.di.Ind

onesia.Tembus.104.2.Juta.Unit (diakses pada 20 Maret 2015).

Page 18: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

4

Syariah dan Unit Usaha Syariah. Langkah tersebut diambil sebagi prinsip kehati-

hatian dan menekan pertumbuhan kendaraan bermotor.

Bank Indonesia (BI) telah meliris aturan tentang batasan uang muka pada

Kredit Kendaran Bermotor (KKB) di perbankan syariah. Aturan adanya uang

muka (Down Payment) di perbankan syariah itu sama dengan regulasi di

perbankan konvensional. Direktur Eksekutif Direktorat Perbankan Syariah Bank

Indonesia telah menjelaskan latar belakang kebijakan ini pada intinya bertujuan

menjaga stabilitas sistem keuangan dan memperkuat ketahanan perbankan dengan

mengedepankan prinsip kehati-hatian, adanya uang muka (Down Payment) untuk

pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor roda empat (mobil) pribadi, di

syaratkan kepada nasabah adanya uang muka (Down Payment) yaitu 30 persen.6

Setiap peraturan atau keputusan yang diambil akan membawa dampak tersendiri.

Begitu pula kebijakan peraturan yang diambil Bank Indonesia tentang batasan

uang muka terhadap kredit pembiayaan bermotor roda empat. Dengan batasan

uang muka yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia pertumbuhan kredit

kendaraan bermotor roda empat yang sebelumnya meningkat kini dengan adanya

peraturan tersebut membuat pertumbuhan bank menurun.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui pelaksanaan dari

penerapan Down Payment pada kredit kendaraan bermotor roda empat dan

bagaimana strategi yang dilakukan perbankan syariah dalam meningkatkan

pembiayaan kredit setelah diterapkannya peraturan adanya uang muka (Down

6 Bank Indonesia “ SE No.14/33/DPbS perihal Penerapan Kebijakan Produk Pembiayaan

Kepemikikan Rumah dan Pembiayaan Kendaraan Bermotor bagi Bank Umun Syari’ah dan Unit

Syariah” http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/se_143312.htm (diakses 22 November

2013).

Page 19: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

5

Payment) pada Kredit Kendaraan Bermotor Roda Empat (KKB). Untuk itu

penulis mencoba mengangkat pembahasan skripsi ini dengan judul “ANALISIS

PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN 2013

TERHADAP JUMLAH NASABAH PEMBIAYAAN PEMILIKAN

KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT PADA PT. BNI SYARIAH”.

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan di atas, penulis tertarik untuk mengidentifikasi masalah

secara umum. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengidentifikasi

masalah dengan sebuah kalimat.

1. Pengaruh pelaksanaan Surat Edaran BI No. 14/33/DPbS tahun 2013

tentang aturan batasan uang muka pada pembiayaan pemilikan

kendaraan bermotor roda empat.

2. Pembiayaan terhadap permintaan kendaraan bermotor roda empat

khususnya, semakin hari semakin meningkat bahkan setiap tahunnya

hal ini akan mengakibatkan timbulnya bubble kendaraan.

3. Analisis Strategi Pemasaran Kredit Kendaraan Bermotor Roda Empat

pada sistem Konvensional dan Syariah.

C. Pembatasan Masalah

Peneliti tidak mengidentifikasi semua masalah yang diteliti dikarenakan

adanya keterbatasan, waktu, tenaga dan teori-teori lain sebagainya serta

supaya penelitian yang dilakukan ini tidak diteliti secara mendalam. Untuk itu

peneliti memberikan batasan masalah

Page 20: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

6

1. Tempat Penelitian : PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah cabang

Meruya Ilir Utara

2. Variable yang diteliti :

a. Analisis Pengaruh penerapan Surat Edaran BI No. 14/33/DPbs

tahun 2013 tentang uang muka terhadap pembiayaan pemilikan

kendaraan bermotor roda empat pada PT. Bank Negara Indonesia

(BNI) Syariah cabang Meruya Ilir Utara.

b. Strategi pemasaran bank dalam mengatasi penerapan Surat Edaran

BI No. 14/33/DPbs tahun 2013 tentang uang muka terhadap

pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor roda empat pada PT.

Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah cabang Meruya Ilir Utara.

c. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah

nasabah periode April 2012- Maret 2014

d. Dummy DP sebagai variable control yang berkaitan dengan

pembiayaan di bank syariah

D. Perumusan Masalah

Di dalam penulisan skripsi ini diperlukan adanya penelitian yang dapat

memberikan arah yang menuju pada tujuan yang ingin dicapai, sehingga

dalam hal ini diperlukan adanya perumusan masalah yang akan menjadi

pokok pembahasan di dalam penulisan skripsi ini. Agar dapat terhindar dari

kesimpangsiuran dan ketidak konsistenan di dalam penulisan.

Berdasarkan hasil uraian dan latar belakang di atas dapat dirumuskan

permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai beikut:

Page 21: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

7

1. Bagaimana pengaruh penerapan Surat Edaran BI No. 14/33/DPbs tahun

2013 tentang uang muka pada pembiayaan pemilikan kendaraan

bermotor roda empat terhadap jumlah nasabah bank BNI Syariah?

2. Bagaimana strategi pemasaran bank untuk mengatasi peraturan BI No.

14/33/DPbs tahun 2013 tentang uang muka pada pembiayaan pemilikan

kendaraan bermotor roda empat terhadap minat nasabah?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini sebenarnya ada kaitan dengan

permasalahan. Tujuan ini tidak sama dengan tujuan yang ada pada

sampul skripsi, yang merupakan tujuan formal (misalnya untuk

memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana), tetapi tujuan

disini berkenaan dengan tujuan dan manfaat peneliti dalam melakukan

penelitian.

Adapun tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis pengaruh dari surat edaran yang di berlakukan

Surat Edaran BI No. 14/33/DPbs tahun 2013 tentang Finance To

Value tentang Down Payment (uang muka) pada pembiayaan

pemilikan kendaraan bermotor roda empat pada PT. Bank Negara

Indonesia (BNI) Syariah cabang Meruya Ilir Utara?

b. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan PT. Bank

Negara Indonesia (BNI) Syariah cabang Meruya Ilir Utara terhadap

peraturan BI No. 14/33/DPbs tahun 2013 Finance To Value tentang

Page 22: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

8

Down Payment (uang muka) pada pembiayaan pemilikan

kendaraan bermotor roda empat?

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan

mengenai prosedur, pelakasanaan, pembiayaan pemilikan

kendaraan bermotor roda empat.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai suatu informasi baru dan juga evaluasi untuk kedepannya

bagi lembaga-lembaga terkait guna mewujudkan sistem perbankan

yang murni berbasis syariah dalam melakukan pembiayaan

pemilikan kendaraan bermotor roda empat.

c. Bagi Pihak-pihak lain

Sebagai bahan pembelajaran dan pemahaman tambahan informasi

baru yang positif tentang bagaimana strategi Bank Syariah dalam

meningkatkan pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor roda

empat setelah diberlakukannya peraturan BI No, 14/33/DPbs tahun

2013. Serta tambahan informasi kenapa Bank Indonesia

menerapkan Finance To Value (FTV) tentang Down Payment

(uang muka) pada pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor roda

empat.

Page 23: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

9

G. Riview Studi Terdahulu

Dalam penelitian mengenai dampak dari peraturan BI No. 14/33/DPbs

tahun 2013 tentang Finance To Value terhadap Down Payment (uang muka)

pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor roda empat dan strategi yang

dilakukannya, maka penulis akan memperlihatkan beberapa refrensi dari

beberapa judul laporan ilmiah, skripsi seperti di bawah ini:

1. Ana Fiandani Sofyana, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program

Studi Muammalat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014. Dampak

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP Tahun 2013.

Fokus masalah tersebut adalah terhadap pembiayaan kendaraan

bermotor PT. Bank Syariah Mandiri.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif regresi

dengan variabel dummy dan regresi linier berganda menggunakan

software spss versi 21,0 for windows. Hasil dari penelitian ini

adalah dari uji regresi linier berganda, variabel (X) berpengaruh

secara keseluruhan terhadap pembiayaan kendaraan bermotor (

49,6% ) dan uji f menunjukan pengaruhnya secara keseluruhan.

Sedangkan secara parsial ketiga variabel bebas yaitu: SE BI No.

15/40/DKMP, Inflasi, BI Rate tidak berpengaruh secara signifikan

karena nilai t-hitung ketiga variabel bebas lebih besar taraf alpha

0,05. Hal ini karena BSM telah melakukan strategi khusus guna

mengantisipasi kebijakan tersebut yaitu adanya program COP (Car

Ownership Program). Sehingga pembiayaan kendaraan bermotor di

Page 24: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

10

BSM setelah adanya kebijakan DP tersebut relatif stabil dan

cenderung meningkat setiap bulannya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah sama-sama

membahas tentang uang muka kendaraan bermotor. Perbedaannya

penelitian yang saya lakukan adalah Surat Edaran BI No.

14/33/DPbs tahun 2013 dan lebih memfokuskan kepada kendaraan

bermotor roda empat dan tempat penelitian yaitu BNI Syariah KC

Meruya.

2. Muhamad Afiyudin Fakultas Agama Islam/ Perbankan Syariah,

Universtitas Prof.DR.Hamka, tahun 2013. Dampak Penerapan

Peraturan BI No. 14/33/Dpbs Terhadap Pembiayaan Kredit

Pemilikan Rumah. (studi kasus Bank Syariah Mandiri KCP

PalMerah). Fokus masalah dalam penelitian tersebut adalah untuk

mengetahui dengan jelas bagaimana dampak yang terjadi pada

pembiayaan kepemilikan rumah dan strategi pemasaran yang

dilakukan oleh bank syariah pasca dikeluarkannya Peraturan BI No.

14/33/DPbs.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa

adanya uang muka pada pembiayaan kredit pemilikan rumah

membawa dampak negatif juga positif untuk bank. Dampak

negatifnya nasabah yang melakukan pembiayaan rumah di atas 70

Page 25: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

11

m2 agak berkurang, sedangkan untuk dampak positifnya bank

terhindar dari pembiayaan bermasalah.

Persamaan penelitian ini dengan saya adalah sama-sama membahas

tentang uang muka (Downt Payment). Perbedaan penelitian saya

adalah terhadap objeknya yaitu terhadap jumlah nasabah pemilikan

kendaraan bermotor roda empat dan juga lokasi penelitian yaitu

BNI Syariah KC Meruya Ilir.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulsan diperlukan agar dapat dijadikan arah dalam

pembahasan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu sesuai dengan masalah

yang dirumuskan, maka dalam karya ilmiah skripsi ini, penulis bagi menjadi

5 (lima) bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Sebagai gambaran umum tentang penulisan skripsi. Pada bab ini

diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka (Review Kajian

Terdahulu), Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Menjelaskan tentang peraturan BI No. 14/33/DPbs tahun 2013 tentang,

Pembiayaan Pemilikan Kendaraan Bermotor Roda Empat, Down Payment

dalam Finance To Value pada pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor,

bagaimana strategi terhadap pembiayaan yang akan dilakukan oleh bank

syariah.

Page 26: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ketiga akan diuraikan metode penelitian yang digunakan

dalam penyusunan skripsi ini. Sub bab dari metode penelitian ini adalah

tentang objek penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis penelitian, teknik

pengumpulan data, metode analisa data dan metode pengolahan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dimana pada bab ini penulis akan memaparkan tentang suatu penelitian

yang dilakukan pada bank syariah mengenai analisis pengaruh penerapan

surat edararan yang diterapkan oleh BI No. 14/33/DPbs tahun 2013 tentang

pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor roda empat. Dan bagaimana

strategi yang akan dilakukan oleh bank syariah untuk bisa menarik minat

suatu nasabah agar bisa menaikan pembiayaan terhadap pemilikan kendaraan

bermotor roda empat.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan memuat suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah dialakukan dan memberikan suatu saran yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang dialami untuk memperoleh suatu solusi atas

permasalahan tersebut.

Page 27: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 14/33/DPBS tahun 2013

Terhadap Pembiayaan Kendaraan Bermotor

pembiayaan KKB iB yang terlalu ekspansif dapat meningkatkan risiko

kredit bagi bank. Dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian dan

peningkatan peran perbankan syariah dalam mendukung pertumbuhan

perekonomian nasional melalui pembiayaan yang produktif maka

sebagaimana yang telah diberlakukan untuk perbankan konvensional,

perbankan syariah perlu menetapkan kebijakan terkait dengan pembiayaan

KPR iB dan KKB iB. Kebijakan dalam pembiayaan KPR iB dan KKB iB

pada perbankan syariah dilakukan dengan tetap memperhatikan karakteristik

produk perbankan syariah termasuk fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan

Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Pembiayaan KKB iB pada perbankan syariah dipersyaratkan adanya

uang muka (Down Payment) dari nasabah yaitu1:

1. untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua atau roda tiga = 25%

2. untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan non

produktif = 30%

3. untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk

keperluan produktif = 20%

1 Otoritas Jasa Keuangan, “Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/33/DPbS”

http://www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia-nomor-14-33-dpbs (diakses 22 April 2015).

Page 28: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

14

yaitu bila memenuhi salah satu syarat:

a. merupakan kendaraan angkutan orang atau barang yang memiliki

izin yang dikeluarkan oleh pihak berwenang untuk melakukan

kegiatan usaha tertentu; atau

b. diajukan oleh perorangan atau badan hukum yang memiliki izin

usaha tertentu yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan

digunakan untuk mendukung kegiatan operasional usaha yang

dimiliki.

Keluarnya peraturan untuk pembiayaan kendaraan bermotor syariah ini

mempunyai tujuan,salah satunya, untuk memberikan kesetaraan pengaturan

sehingga tidak terjadi regulatory arbitrage antara pembiayaan konvensional

dan pembiayaan syariah.2 Dengan dikeluarkannya pembatasan atas uang

muka kredit pemilikan kendaraan bermotor baik secara syariah maupun

konvensional diharapkan meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran

pembiayaan dalam meningkatkan perekonomian nasional.

Oleh karena itu, bank menerapkan peraturan Down Payment. Agar

dapat membantu meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional melalui

pembiayaan produktif maka perbankan syariah harus menetapkan kebijakan

terkait dalam pembiayaan kendaraan bermotor (KKB iB) khususnya roda

empat.

2 Khandra, “Down Payment Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Syariah”

http://pencaricerah.com/2012/12/27/downpayment-pembiayaan-kepemilikan-kendaraan-bermotor-

syariah/ (diakses 22 April 2015).

Page 29: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

15

B. Pembiayaan

1. Definisi Pembiayaan

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan

pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah

kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan

yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.

Menurut Pasal 1 butir 25 Undang-undang No. 21 tahun 2008

pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan

itu berupa3:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli

dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

istishna’.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang Qardh.

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi

fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

3 Bank Indonesia, “ Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008”

http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf. (diakses 27

September 2015).

Page 30: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

16

tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. Sebagaimana

firman Allah swt, dalam surat Shad [38] : 24

Artinya : Daud berkata “sesungguhnya dia telah berbuat zalim

kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada

kambingnya.”“Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang

lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;

dan amat sedikitlah mereka ini.”4

Istilah pembiayaan juga pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I

trust, yaitu „saya percaya‟ atau „saya menaruh kepercayaan‟. Perkataan

pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh

kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan

oleh bank selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan

benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta

saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.5 Sebagaimana firman Allah

swt, dalam surat An-Nisa [4] : 29.

4 QS Shad : 24

5 Veithzal Rivai H dan Arviyan Arifin H, Islamic Banking: Sebuah Teori ,Konsep, dan

Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 698

Page 31: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

17

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan

yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.” 6

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin menjelaskan, pembiayaan adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dan/atau lembaga keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan bagi hasil.7 Oleh karena itu ketika kita ingin melakukan

peminjaman terhadap bank/ lembaga keuangan kita harus mempunyai

konsekuensi terhadap aturan yang diberlakukan oleh bank/ lembaga

keuangan.

Dalam perbankan konvensional, pembiayaan biasa disebut kredit.

Kredit sering diartikan memperoleh barang dengan membayar cicilan atau

angsuran sesuai dengan membayar cicilan atau angsuran sesuai dengan

perjanjian. Dapat diartikan bahwa kredit bisa berbentuk barang atau

berbentuk uang. Baik kredit berbentuk barang atau berbentuk uang dalam hal

6 QS An Nisa : 29.

7 Veithzal Rivai H dan Arviyan Arifin H, Islamic Banking: Sebuah Teori ,Konsep, dan

Aplikasi, h. 700.

Page 32: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

18

pembayarannya adalah dengan menggunakan metode angsuran.8 Di dalam

perbankan syariah, istilah kredit tidak dikenal, karena bank syariah memiliki

skema yang berbeda dengan bank konvensional dalam menyalurkan dananya

kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan.9 Oleh sebab itu perbedaan antara

bank konvensional dan bank syariah dalam menyalurkan pembiayaaan dan

kredit itu sangat berbeda dikarenakan prinsip dan skema yang berbeda.

Di dalam perbankan syariah, pembiayaan yang diberikan kepada pihak

pengguna dana berdasarkan pada prinsip syariah. Aturan yang digunakan

yaitu sesuai dengan hukum Islam.10

Jadi bank syariah akan memilah dalam

menyalurkan dananya kepada pihak lain.

Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah berbeda dengan kredit

yang diberikan bank konvensional. Dalam perbankan syariah, return atass

pembiayaan tidak dalam bentuk bunga, akan tetapi dalam bentuk lain sesuai

dengan akad – akad yang disediakan di bank syariah.

Bank syariah dalam memberikan pembiayaan kepada nasabah sangat

berhati-hati, agar pembiayaan yang diberikan tidak digunakan untuk hal-hal

yang dilarang oleh syariah, seperti terdapat unsur riba dalam usaha nasabah,

memproduksi minuman beralkohol, perjudian, diskotik, rokok dan lain

sebagainya. Berbeda dengan bank konvensional dalam memberikan kredit

8 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),

h. 72. 9 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenada Group, 2011), h. 103 .

10 Ismail, Manajemen Perbankan, h. 94.

Page 33: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

19

kepada nasabah, bank tidak perduli pinjaman yang diberikan kepada nasabah

akan digunakan untuk usaha halal atau haram. Hal inilah yang membedakan

pembiayaan bank syariah dengan bank konvensional.

2. Jenis-Jenis Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang

merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat

dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan

usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal

berikut:

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan11

: 1) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu

jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan

kualitas atau mutu hasil produksi; dan 2) untuk keperluan perdagangan

atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

11

M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),

h. 160

Page 34: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

20

Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponen-komponen alat

likuid (cash), piutang dagang dan persediaan yang umumnya terdiri atas

persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan

barang jadi. Oleh karena itu, pembiayaan modal kerja merupakan salah

satu atau kombinasi dari pembiayaan likuiditas, pembiayaan piutang dan

pembiayaan persediaan.

Bank syariah dapat membantu memenuhi seluruh kebutuhan modal

kerja tersebut bukan dengan meminjamkan uang, melainkan dengan

menjalin hubungan partnership dengan nasabah, di mana bank bertindak

sebagai penyandang dana (shahibul maal), sedangkan nasabah sebagai

pengusaha (mudharib). 12

Pembiayaan semacam ini disebut dengan

mudharabah (trust financing).

Fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu,

sedangkan bagi hasil dibagi secara periodik dengan nisbah yang

disepakati. Setelah jatuh tempo, nasabah mengembalikan jumlah dana

tersebut beserta porsi bagi hasil (yang belum dibagikan) yang menjadi

bagian bank.

Sementara itu, bank konvensional dapat kita jumpai adanya kredit

modal kerja yang dipergunakan untuk mendanai pengadaan persediaan.

Pola pembiayaan ini pada prinsipnya sama dengan kredit untuk mendanai

komponen modal kerja lainnya, yaitu memberikan pinjaman dengan

bunga. Bank syariah mempunyai mekanisme tersendiri untuk memenuhi

12

M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, h. 161

Page 35: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

21

kebutuhan pendanaan persediaan tersebut, yaitu antara lain dengan

menggunakan prinsip jual beli dalam dua tahap. Tahap pertama, bank

mengadakan (membeli dari supplier secara tunai) barang-barang yang

dibutuhkan oleh nasabah. Tahap kedua, bank menjual kepada nasabah

pembeli dengan pembayaran tangguh dan dengan mengambil keuntungan

yang disepakati bersama antara bank dan nasabah.13

Oleh karena itu

dapat kita lihat bahwa sangat berbeda antara pembiayaan di bank

konvensional dengan syariah.

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk

keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna

mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun pendirian proyek baru.

Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah untuk pengadaan barang-

barang modal, mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan

terarah dan berjangka waktu menengah dan panjang. Pada umumnya,

pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan pengendapannya

cukup lama.

Oleh karena itu, perlu disusun proyeksi arus kas yang mencakup

semua komponen biaya dan pendapatan-pendapatan sehingga akan dapat

diketahui berapa dana yang tersedia setelah semua kewajiban terpenuhi.

Setelah itu, barulah disusun jadwal amortisasi yang merupakan

angsuran (pembayaran kembali) pembiayaan. Skema yang digunakan

13

M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, h. 163

Page 36: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

22

adalah al-ijarah al-muntahia bit-tamlik, yaitu menyewakan barang

modal dengan opsi diakhiri dengan kepemilikan.14

3. Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk

meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan

nilai-nilai Islam.15

Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-

banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan

perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi

dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi

kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

4. Fungsi Pembiayaan

Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah berfungsi membantu

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya.

Masyarakat merupakan individu, pengusaha, lembaga, badan usaha, dan lain-

lain yang membutuhkan dana.16

Secara perinci pembiayaan memiliki fungsi

antara lain:

a. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa

Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar barang, hal ini

seandainya belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka

pembiayaan akan membantu melancarkan lalu lintas pertukaran barang

dan jasa.

14

M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, h. 167 15

Gokmat, “Definisi Pembiayaan” http://gokmat20.blogspot.com/2010/07/definisi-

pembiayaan.html, (diaskses 22 September 2015). 16

Ismail, Perbankan Syariah, h. 108.

Page 37: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

23

b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaat idle fund

Bank dapat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan

pihak yang memerlukan dana. Pembiayaan merupakan satu cara untuk

mengatasi gap antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

membutuhkan dana. Bank dapat memanfaatkan dana yang idle untuk

disalurkan kepada pihak yang membutuhkan. Dana yang berasal dari

golongan yang kelebihan dana, apabila disalurkan kepada pihak yang

membutuhkan dana, maka efektif, karena dana tersebut dimanfaatkan

oleh pihak yang membutuhkan dana.

c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga

Ekspansi pembiayaan akan mendorong meningkatnya jumlah uang

yang berdedar, dan peningkatan peredaran uang akan mendorong

kenaikan harga. Sebaliknya, pembatasan pembiayaan, akan

berpengaruh pada jumlah uang yang beredar, dan keterbatasan uang

yang beredar di masyarakat memiliki dampak pada penurunan harga.

5. Unsur-Unsur Pembiayaan

Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan. Dengan

demikian, pemberian pembiayaan adalah pemberian kepercayaan. Hal ini

berarti prestasi yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat dikembalikan

oleh penerima pembiayan sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah

Page 38: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

24

disepakati bersama.17

Berdasarkan hal di atas, unsur-unsur dalam pembaiyaan

adalah:

a. Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul mal) dan

penerima pembiayaan (mudharib). Hubungan pemberi pembiayaan dan

penerima pembiayaan merupakan kerja sama yang saling

menguntungkan, yang artinya pula sebagai kehidupan tolong menolong.

b. Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang didasarkan

atas prestasi dan potensi mudharib.

c. Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak shahibul mal dengan

pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib kepada shahibul

mal. Janji membayar tersebut dapat berupa janji lisan, tertulis (akad

pembiayaan) atau berupa instrument (Credit Instrumen).

d. Adanya penyertaan barang, jasa atau uang dari shahibul mal kepada

mudharib.

e. Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu merupakan unsur

esensial pembiayaan. Pembiayaan terjadi karena unsur waktu, baik kita

lihat dari shahibul mal maupun dilihat dari mudharib.18

Misalnya,

pemilik uang memberikan pembiayaan sekarang untuk konsumsi lebih

besar di masa yang akan datang. Produsen memerlukan pembiayaan

karena adanya jarak waktu antara produksi dan konsumsi.

17

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori,

Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktisi Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan

Mahasiswa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 4. 18

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management: Teori,

Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktisi Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, dan

Mahasiswa, h. 4.

Page 39: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

25

f. Adanya unsur risiko (degree of risk) baik di pihak shahibul mal maupun

dipihak mudharib. Risiko di pihak shahibul mal adalah risiko gagal

bayar (risk of default), baik karena kegagalan usaha (pinjaman

komersil) atau ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau

karena ketidaksediaan membayar. Risiko di pihak mudharib adalah

kecurangan dari pihak pembiayaan, antara lain berupa shahibul mal

yang dari bermaksud untuk mencaplok perusahaan yang diberi

pembiayaan atau tanah yang dijaminkan.

6. Proses Pembiayaan

Proses pembiayaan meliputi aplikasi, analisis permohonan pembiayaan,

penyusunan struktur pembiayaan dan penyiapan dokumen pembiayaan,

realisasi pembiayaan, pembinaan dan pengawasaan serta penyelesaian

pembiayaan.

Masing-masing struktur pembiayaan dapat mempunyai struktur

organisasi yang berbeda. Alasan perbedaan tersebut adalah karena perbedaan

ruang lingkup pengawasan yang harus dilakukan oleh pejabat pembiayaan.19

Pejabat pembiayaan komersial biasanya melakukan pengawasan menyeluruh

atas pembinaan.

19

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabet-Anggota

IKAPI, 2002), h. 239.

Page 40: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

26

Gambar 2.1.20

Pejabat komersial pembiayaan tidak hanya bertanggung jawab

mengadministrasikan pembiayaan, penagihan saja, tapi juga harus

bertanggung jawab kepada hubunngan dengan nasabah (total customer

relationship), termasuk fungsi memperoleh sumber dana dari nasabah yang

bersangkutan.

7. Proses Review dan Klasifikasi Kualitas Pembiayaan

Terhadap pembiayaan yang berpotensi untuk tidak dapat dilunasi sesuai

dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dan disetujui bersama, bank wajib

memberikan penilaian kualitas pembiayaan tersebut. Penilaian kualitas bank

itu harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh Bank Sentral.

20

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h. 240.

Aplikasi Pembiayaan Analisis Pembiayaan

Evaluasi masing-masing permohonan

Evaluasi kesesuaian dengan kebijakan

Struktur Pembiayaan Realisasi Pembiayaan

Pembianaan & Pengawasaan (monitoring)

Kesesuaian dengan peraturan dan kebijakan

Penyelesaian Pembiayaan

Review pembiayaan

Pemecahan masalah pembiayaan

Page 41: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

27

Bank dapat melakukan klasifikasi-klasifikasi pokok sebagai ukuran

kualitas investasi dan pembiayaan adalah tingkat kolektabilitasnya, yaitu

apakah tergolong lancar (pass), dalam perhatian khusus (special mention),

kurang lancar (substandard), diragukan (doubtful) dan macet (loss).21

Supaya

dalam melakukan pembiayaan tidak adanya kredit macet.

8. Prinsip Analisis Pembiayaan

Pemberian pembiayaan kepada seorang customer agar dapat

dipertimbangkan. Dalam pemberian pembiayaan terdapat prinsip analisis

pembiayaan dengan menggunakan 5C.22

Prinsip analisis pembiayaan harus

terpenuhi persyaratan dengan prinsip 5C, yaitu:

a. Character

Character adalah keadaan watak atau sifat customer, baik dalam

kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian

terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad

atau kemauan customer untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay)

sesuai dengan perjanjian yang teah ditetapkan. Analisa ini merupakan analisa

kualitatif yang tidak dapat dideteksi secara numeric. Namun demikian, hal ini

merupakan pintu gerbang utama proses persetujuan pembiayaan. Seorang

calon nasabah aka nada kecenderungan mempunyai itikad atau karakter yang

baik atau tidak. Idealnya, karakter calon nasabah mempunyai nilai-nilai yang

berimbang pada diri pribadinya. Hal ini pulalah yang ditekankan dalam Al-

Quran Surat An- Nisa ayat 58:

21

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, h. 241. 22

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul

Hakim, 2007), h. 153.

Page 42: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

28

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu

mnetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran

yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah

Maha Mendengar lagi Maha Melihat.23

Untuk memperkuat data ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Wawancara

Karakter seseorang dapat terdeteksi dengan melakukan verifikasi

data dengan interview. Apabila datanya benar, maka calon nasabah

seharusnya dapat menjawab semua pertanyaan dengan mudah dan

yakin. Apabila terdapat kesalahan yang prinsip, maka hal ini bias

merupakan indikasi awal sebuah itikad buruk.

2) BI (Bank Indonesia) Checking

BI checking dilakukan untuk mengetahui riwayat pembiayaan yang

telah diterima oleh nasabah berikut status nasabah yang ditetapkan oleh

BI. Tunggakan pinjaman nasabah di bank lain juga memberikan

indikasi yang buruk terhadap karakter nasabah.

3) Bank Checking

23

QS An-Nisa (4) : 58

Page 43: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

29

Bank checking dilakukan secara personal antara sesama officer

bank, baik dari bank yang sama maupun bank yang berbeda. Biasanya,

setiap officer memiliki pengalaman tersendiri dalam berhubungan

dengan calon nasabah. Tunggakan pinjaman di bank lain juga

memberikan indikasi yang buruk terhadap karakter nasabah.

4) Trade Checking

Analisa dilakukan terhadap usaha-usaha sejenis, pesaing, pemasok,

dan konsumen. Pengalaman kemitraan semua pihak terkait pasti

meninggalkan kesan tersendiri yang dapat memberikan indikasi tentang

karakter calon nasabah, terutama masalah keuangan seperti cara

pembayaran.24

Oleh karena itu hal ini dilakukan untuk dapat

mengetahui tingkat kemampuaan nasabah dalam melakukan

pembiayaan.

b. Capacity (Kapasitas/ Kemampuan)

Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami

kemampuan seseorang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami karena watak

yang baik semata-mata tidak menjamin seseorang mampu berbisnis dengan

baik. Dan analisis capacity ini juga untuk mengetahui kemampuan keuangan

calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu

pembiayaan. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan keuangan

calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya setelah bank syariah

memberikan pembiayaan.

24

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 153.

Page 44: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

30

c. Capital (Modal)

Analisa modal diarahkan untuk menegtahui seberapa besar tingkat

keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri. Jika nasabah sendiri

tidak yakin akan usahanya, maka orang lain akan lebih tidak yakin.25

Untuk

mengetahui hal ini, maka bank harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Melakukan analisa neraca sedikitnta 2 tahun terakhir

2) Melakuakn analisa rasio untuk mengetahui likuditas, solvabilitas,

dan rentabilitas dari perusahaan dimaksud.

Untuk pembiayaan konsumtif, hal ini dapat tercermin dari uang muka yang

sanggup dibayar oleh calon nasabah.

d. Condition (Kondisi)

Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun

tidak langsung berpengaruh terhadap usaha calon nasabah, seperti kebijakan

pembatasan usaha property, pelarangan ekspor pasir laut, tren PHK besar-

besaran usaha sejenis dan lain-lain. Kondisi yang harus diperhatikan bank

antara lain:

1) Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha

calon nasabah

2) Kondisi usaha calon nasabah, perbandingannya dengan usaha

sejenis, dan lokasi lingkungan wilayah usahanya

3) Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon nasabah

4) Prospek usaha dimasa yang akan datang

25

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 154.

Page 45: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

31

5) Kebijakan pmerintah yang mempengaruhi prospek industry dimana

perusahaan calon nasabah terkait di dalamya.

e. Colletral (Jaminan)

Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan

dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon nasabah.26

Analisa

dilakukan antara lain:

1) Meneliti kepemilikan jaminan yang diserahkan

2) Mengukur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud

3) Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu

relatif singkat tanpa harus mengurangi nilainya

4) Memperhatikan pengikatannya, sehingga legal bank dapat

dilindungi

5) Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan. Semakin tinggi rasio

tersebut, maka semakin tinggi kepercayaan bank terhadap

kesungguhan calon nasabah

6) Marketabilitas jaminan, jenis dan lokasi jaminan sangat

menentukan tingkat marketable suatu jaminan. Rumah yang

berharga jutaan rupiah bias turun hanya karena terletak di lokasi

yang sulit dijangkau.

9. Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan bermasalah yaitu pembiayaan yang kolektibilitasnya

terganggu. Dalam perspektif manajemen keuangan, ada empat penggolongan

26

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 155.

Page 46: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

32

terhadap pembiayaan bermasalah. Pertama, kemampuan kolektibilitasnya

sudah masuk dalam kategori perlu “perhatian khusus” (special mention).

Kedua, kolektibilas tergolong “kurang lancar”, sehingga terjadi penundaan

pembayaran (un-scheduled payment).27

Ketiga, tergolong “diragukan”, dan

keempat, kolektibilitas terkategori “macet”.

Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet.28

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio ini,

menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.

Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang dikategorikan sebagai

berikut:29

a. Didalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang

diinginkan Bank (pembayaran margin atau bagi hasil, angsuran pokok

pembiayaan, penyampaian laporan dsb).

b. Memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi Bank

(tidak tertagihnya pokok pembiayaan dan bagi hasil atau margin).

c. Mengalami kesulitan di dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya

kepada Bank. Kondisi kesulitan nasabah tersebut harus tercermin dalam

tingkat kolektibilitas pembiayaannya.

10. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

27

Syafarudin Alwi, Memahami Sistem Perbankan Syariah (Jakarta: Buku Republika,

2013), h. 154. 28

Taswan, Manajemen Perbankan Konsep Teknik & Aplikasi + Banking Risk Assessment

(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006), h. 390. 29

Misbahul Munir, Implementasi Prudential Banking Dalam Perbankan Syariah

(Malang: UIN-Malang Press, 2009), h. 83.

Page 47: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

33

Penyelesaian pembiayaan bermasalah dilakukan melalui prinsip-prinsip

sebagai berikut:30

a. Bank tidak membiarkan atau menutup-nutupi adanya pembiayaan

bermasalah.

b. Bank tidak melakukan pengecualian dalam penyelesaian pembiayaan

bermasalah termasuk pembiayaan kepada group

c. Bank harus melakukan pengawasan khusus sebagai upaya

meningkatkan pemantauan secara dini terhadap pembiayaan yang akan

diduga akan merugikan bank.

d. Bank melakukan penilaian secara berskala terhadap daftar pembiayaan

dalam pengawasan khusus termasuk hasil penyelesaiannya.

11. Resturkturisasi Pembiayaan Bermasalah

Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam

rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya antara

lain melalu penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali

(reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).31

a. Penjadwalan kembali (rescheduling)

Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal

pembayaran kembali nasabah atau jangka waktunya, tidak termasuk

perpanjangan atas pembiayaan mudarabah atau musharakah yang memenuhi

kualitas lancar dan telah jatuh tempo serta bukan disebabkan nasabah

mengalami penurunan kemampuan membayar.

30

Misbahul Munir, Implementasi Prudential Banking Dalam Perbankan Syariah, h. 83. 31

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012), h. 448.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

34

b. Persyaratan kembali (reconditioning)

Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau

seluruh persyaratan pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban

nasabah yang harus dibayarkan kepada bank, antara lain meliputi:32

1) Perubahan jadwal pembayaran

2) Perubahan jumlah angsuran

3) Perubahan jangka waktu

4) Perubahan nisbah

5) Perubahan proyeksi bagi hasil

6) Pembrian potongan

c. Penataan kembali (restructuring)

Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan

pembiayaan yang antara lain meliputi:

1) Penambahan dana fasilitas pembiayaan BUS dan UUS

2) Konversi akad pembiayaan

3) Konversi pembiayaan menjadi Surat Berharga Syariah Berjangka

Waktu Menengah

4) Konversi pembiayaan menjadi Penyertaan Modal Sementara pada

peusahaan nasabah yang dapat disertai dengan rescheduling atau

reconditioning.

Langkah-langkah tersebut dalam pelaksanaannya dapat dilakukan

secara bersamaan, misalnya pemberian keringanan jumlah angsuran disertai

32

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 449.

Page 49: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

35

kelonggaran jadwal pembayaran, dan sebagainya. Tentu saja kombinasi tidak

diperlukan apabila restrukturisasi dilakukan dengan cara konversi

pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah,

karena dengan cara tersebut kewajiban nasabah penerima fasilitas kepada

BUS dan UUS menjadi pemegang saham dari perusahaan nasabah tersebut.

Penyertaan modal ini bersifat sementara karena berdasarkan peraturan

Bank Indonesia, bank syariah tersebut wajib untuk melepaskan penyertaan

apabila telah sampai jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun atau perusahaan

nasabah tempat penyertaan modal sementara telah memperoleh modal

sementara.33

C. Nasabah

1. Pengertian Nasabah

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan

jasa bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah

nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha

Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau

Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah investor adalah

nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha

Syariah dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara Bank Syariah dan

atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah penerima

33

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, h. 450.

Page 50: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

36

fasilitas adalah nasabah yang memperoleh fasilitas dana atau yang

dipersamakan dengan itu, berdasarkan prinsip syariah.34

2. Klasifikasi Nasabah

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 26 /PBI/2009

tentang prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan kegiatan structured product

bagi Bank Umum, nasabah diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu35

:

a. Nasabah Profesional

Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah

tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan

risiko dari structured product dan terdiri dari:

Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yang terdiri dari

bank, perusahaan efek, perusahaan pembiayaan atau pedagang

berjangka sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang perbankan, pasar

modal, lembaga pembiayaan dan perdagangan berjangka komoditi

yang berlaku. Perusahaan dengan modal lebih dari Rp.

20.000.000.000,-(dua puluh miliar rupiah) atau ekuivalennya dalam

valuta asing dan telah melakukan kegiatan usaha paling kurang 36

bulan berturut-turut. Pemerintah Republik Indonesia atau

34

Bank Indonesia, “ Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008”

http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah.pdf. ( diakses 27

September 2015). 35

Chandra.Syamsurizal, “ Pengertian Nasabah” http://pengertiannassabah.blogspot.com/ (

diakses 27 September 2015).

Page 51: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

37

pemerintah negara lain. Bank central atau bank negara lain atau

lembaga pembangunan multilateral.

b. Nasabah Eligible

Nasabah digolongkan sebagai nasabah profesional apabila nasabah

tersebut memiliki pemahaman terhadap karakteristik, fitur, dan

risiko dari structured product dan terdiri dari:

Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan berupa dana pensiun

atau perusahaan perasuransian sepanjang tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun dan

usaha perasuransian yang berlaku.

Perusahaan dengan modal setidaknya Rp. 5.000.000.000,-(lima

miliar rupiah) atau ekuivaennya dalam valuta asing dan telah

melakukan kegiatan paling kurang 12 bulan berturut-turut. Nasabah

perorangan yang mempunyai portofolio aset berupa kas, giro,

tabungan paling kurang Rp. 5.000.000.000 (lima miliar rupiah).

c. Nasabah Retail

nasabah yang tidak termasuk dalam nasabah profesional dan

eligible. Structured Products adalah produk Bank yang merupakan

penggabungan antara 2 (dua) atau lebih instrumen keuangan berupa

instrumen keuangan non derivatif dengan derivatif atau derivatif

dengan derivatif dan paling kurang memiliki karakteristik sebagai

berikut:

Page 52: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

38

1) Nilai atau arus kas yang timbul dari produk tersebut

dikaitkan dengan satu atau kombinasi variabel dasar seperti

suku bunga, nilai tukar, komoditi dan/ atau ekuitas.

2) Pola perubahan atas nilai atau arus kas produk bersifat tidak

reguler apabila dibandingkan dengan pola perubahan

variabel dasar sebagaimana dimaksud pada huruf a

sehingga mengakibatkan perubahan nilai atau arus kas

tersebut tidak mencerminkan keseluruhan perubahan pola

dari variabel dasar secara linear.

D. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian straregi pemasaran

yang berbeda meskipun pada umumnya sama. Para ahli tersebut diantaranya

adalah:

a. Menurut Bygrave, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai

kumpulan petunjuk dan kebijakan yang digunakan secara efektif untuk

mencocokan program pemasaran dengan peluang pasar sasaran guna

untuk mencapai sasaran usaha.36

Dalam bahasa yang lebih sederhana

adalah, suatu strategi pemasaran pada dasarnya menunjukkan

bagaimana sasaran pemasaran dapat dicapai.

36

Ismail Yusanto dan M Karebet Widyakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta: GIP,

2002), h. 169

Page 53: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

39

b. Menurut Bennet, Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik

secara implisit atau eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini

produk mencapai tujuannya.

c. Menurut Tull dan Kahle, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai

alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan

dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan

melalui pasar yang dimasuki dengan program pemasaran yang

digunakan untuk mencapai pasar sasaran tersebut.37

Secara sederhana

yaitu suatu alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan.

2. Jenis-Jenis Strategi Pemasaraan

Jenis-jenis strategi pemasaran terbagi atas 4 diantaranya adalah:

a. Strategi Pemimpin Pasar (Market Leader)

Pemimpin pasar adalah perusahaan yang diakui oleh industri yang

bersangkutan sebagi pemimpin.

b. Strategi Penantang Pasar (Market Challenger)

Penantang pasar adalah perusahaan “ runer up ” yang secara konstan

yang secara besar mencoba memperbesar pangsa pasar mereka.

c. Strategi Pengikut Pasar

Pengikut pasar adalah perusahaan yang mengambil sikap tidak

mengusik pemimpin pasar dan hanya puas dengan cara menyesuaikan

diri terhadap kondisi-kondisi pasar. Strategi umum yang bisa

37

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press, 2004), Cet. Ke-5, h. 6

Page 54: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

40

dimanfaatkan, yaitu: Clanor, imitator, dan adepter.38

Oleh karena itu

kita harus dapat mengetahui pengikut pasar.

d. Strategi Penggarap Ceruk Pasar (Market Nicher)

Penggarap ceruk pasar adalah suatu perusahaan yang mengkhususkan

diri melayani sebagian besar pasar yang diabaikan perusahaan besar,

dan menghindari bentrok dengan perusahaan besar.

3. Tujuan Strategi Pemasaran

Tujuan strategi pemasaran terbagi atas 3 yaitu:

a. Menetapkan arah kegiatan perusahaan.

b. Memberiakan informasi kepada manajemen puncak dalam meneruskan

tujuan. Sasaran untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan

keadaan yang berubah dimasa yang akan mendatang.

38

Ismail Yusanto dan M Karebet Widyakusuma, Menggagas Bisnis Islam, h. 319.

Page 55: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh

Penerapan Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/33/DPbs Tahun 2013

terhadap Jumlah Nasabah Pembiayaan Kendaraan Bermotor Roda

Empat Periode Tahun 2012 Sampai 2014. Objek penelitian ini adalah

laporan jumlah nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda empat di

Bank BNI Syariah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang

menggunakan data runtun dan waktu (time series) dengan data bulanan

dari April 2012 sampai dengan Maret 2014.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. BNI Syari’ah KC Ruko Mediterania

No. 1 Jl. Meruya Ilir Utara, Jakarta Barat 11630, (021) 5866388 / (021)

58901202.

3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang menjadi objek penelitian adalah:

a. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan hasil dari

pengamatan dan pengolahan bebas. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah data jumlah nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda

Page 56: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

42

empat BNI Syariah KC Meruya Ilir periode April 2012 sampai

Maret 2014.

b. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang dipilih dan diolah oleh

peneliti untuk dicari keterkaitan atau pengaruhnya oleh variabel

terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya berupa Surat Edaran

Bank Indonesia No. 14/33/DPbs Tahun 2013 yang diukur dengan

menggunakan variabel dummy, dimana bernilai 1 untuk data jumlah

nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda empat setelah

diberlakukanya surat edaran tersebut, dan bernilai 0 untuk data

jumlah nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda empat

sebelum diberlakukanya Surat Edaran Bank Indonesia No.

14/33/DPbs Tahun 2013 tersebut.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki.1 Untuk mendapatkan suatu data tentang berapa jumlah

nasabah yang melakukan produk pembiayaan pemilikan kendaraan

bermotor roda empat (KKB ib) di Bank BNI Syariah dan memastikan

1 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,

2010), cet. Ke-11, h. 70.

Page 57: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

43

benar atau tidaknya dalam penerapan Surat Edaran Bi No. 14/33/DPbs

tahun 2013 tentang aturan batasan uang muka pada produk pembiayaan

pemilikan kendaraan bermotor roda empat (KKB ib) mempengaruhi

minat nasabah untuk melakukan pembiayaan.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan.2 Percakapan yang dilakukan melibatkan

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Tujuan wawancara ini dilakukan adalah agar dalam penelitian

mendapatkan data-data yang akurat dan benar sehingga dapat

dipertanggung jawabkan. Dalam pengumpulan data ini penulis bertanya

langsung kepada pihak-pihak Bank BNI syariah yang bertugas di

bidang produk pembiayaan, dalam hal ini penulis mewawancarai

kepada Ahmad Syarifudin sebagai pihak marketing pembiayaan BNI

Syariah KC Meruya Ilir.

3. Studi Pustaka (library research)

Data sekunder yang penulis peroleh sebagai sumber data dalam

skripsi ini adalah berasal dari literatur–literatur dan laporan yang

diberikan oleh pihak perusahan serta studi kepustakaan atau library

2 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, h. 83.

Page 58: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

44

research yaitu dengan cara mengumpulkan, membaca, mempelajari

serta menelaah buku-buku bacaan, majalah, brosur internet, serta

sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan skripsi yang sedang

dibahas sebagi penunjang teori.

C. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi dengan Variabel

Dummy serta menggunakan Uji Beda dua rata-rata (independent sample t-

test). Metode analis ini adalah untuk menganalisis pengaruh suatu variabel

bebas terhadap variabel terikat. Untuk mendukung penelitian, software

pengolahan data statistik yang digunakan adalah SPSS 20.

Setelah data-data yang dikumpulkan telah diikhtisarkan dalam tabel,

maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah analisis data terhadap

hasil-hasil yang telah diperoleh. Analisis data merupakan membandingkan

dua hal atau dua variabel untuk mengetahui hubungan diantara variable

dimaksud untuk menyimpulkannya, atau dapat diartikan juga analisis data

adalah memperkirakan atau memperhitungkan besar pengaruh secara

kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap suatu kejadian lainnya,

kemudian meramalkannya.3

D. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data penelitian dilaksanakan berdasarkan metode statistika

inferensial dengan menggunakan aplikasi SPSS 20. Hasil pengolahan data

statistik akan disajikan dalam bentuk tabel.

3 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistika 1: Statistika Deskriptif (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2008), h. 31.

Page 59: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

45

1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah persamaan regresi yang

menggambarkan dan menjelaskan pengaruh satu variabel bebas

terhadap variabel terikat, dimana hubungan keduanya dapat

digambarkan sebagai suatu garis lurus.4

Rumus persamaan regresinya adalah : Y = a + b1 Dummy SEBI

Keterangan :

Y : Jumlah Nasabah Pembiayaan Kendaraan Bermotor Roda

Empat Periode April 2012 sampai Maret 2014

a : Konstanta

b1 : Dummy SEBI

Untuk menghasilkan hasil regresi yang baik maka Model OLS

harus menghasilkan pendugaan variabel yang memenuhi syarat“BLUE”

yaitu Best, Linear, Unbiased Estimator, dan kriteria tersebut dapat

diperoleh apabila tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik dari Model

OLS. Selain itu model yang diperoleh juga harus melalui proses uji

statistik yang dipersyaratkan. Jadi metode-metode pengujian keakuratan

model yang digunakan meliputi uji asumsi klasik, uji signifikansi

simultan (uji statitik F), koefisien determinasi (R2), dan uji signifikansi

parameter individual (uji statistik t).

4 Puspowarsito A.H, Metode Penelitian Organisasi Dengan Aplikasi Program SPSS,

(Bandung: Humaniora, 2008), h. 49-50.

Page 60: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

46

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini dilakukan agar memperoleh model regresi

yang dapat dipertanggung jawabkan dan mempunyai hasil yang tidak

biasa. Berdasarkan pengujian tersebut asumsi-asumsi yang harus

dipenuhi adalah tidak terdapat korelasi yang erat antara variabel

independen (multikolinearitas), tidak terdapat korelasi residual periode t

dengan t-1 (autokorelasi), dan tidak terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (heterokedastisitas),

sehingga data yang dihasilkan berdistribusi normal.5

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat

analisis grafik normal probability plot dan uji statistik melalui

nilai skewness dari descriptive statistic. Melalui grafik,

pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal., maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

5 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h. 113.

Page 61: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

47

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram, tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

Pengujian normalitas dengan grafik apabila tidak cermat

dan hati-hati maka akan terjadi kemungkinan salah persepsi atas

grafik yang terlihat karena secara visual akan terlihat normal.

Sebaiknya analisis grafik dilengkapi dengan uji statistik,

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) lebih besar dari 5% maka data terdistribusi secara

normal.

Uji Normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-

Smirnov, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Pengambilan Keputusan:

Jika probabilitas < 0,05, maka H0ditolak.

Jika probabilitas > 0,05, maka H0diterima.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah

terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan

Page 62: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

48

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homokedastistas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedastistas atau yang

tidak terjadi heterokedastistas.

Penelitian ini menggunakan dasar melihat grafik Plot antara

nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heterokedastistas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dimana sumbu Y

adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized.Deteksi ada

tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi (atau otokorelasi) menunjukkan korelasi di

antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut

Page 63: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

49

waktu atau ruang.6 Adapun pengertian autokorelasi adalah

korelasi (hubungan) yang terjadi di antara anggota-anggota dari

serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu

(seperti pada data runtun waktu atau time series data) atau

tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu

atau cross-sectional data).7 Namun umumnya banyak dihadapi

dalam penelitian yang menggunakan data time series.

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan

variabel sebelumnya. Untuk data time series autokorelasi sering

terjadi. Tapi untuk data yang sampelnya crossection jarang terjadi

karena variabel pengganggu satu berbeda dengan yang lain.8

Apabila ada korelasi maka dapat dikatakan bahwa terdapat

masalah autokorelasi. Masalah ini muncul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke

observasi lainnya.

Salah satu cara ukuran untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi adalah dengan Uji Durbin –Watson (DW test).

Mendeteksi autokorelasi melalui uji ini merupakan cara yang

paling populer, bahkan beberapa program siap pakai, termasuk

6 Shochrul Rohmatul Ajija, dkk, Cara Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat,

2011) h. 40. 7 Gunawan Sumodiningrat, Ekonometrika: Pengantar, (Yogyakarta: 2004) h. 231.

8 V. Wiratna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru

Press, 2014) h. 186

Page 64: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

50

SPSS menyediakan fasilitas untuk melakukan uji tersebut.

Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2), maka terjadi

autokorelasi positif.

2. Jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 (-2 < DW < +2),

maka tidak terjadi autokorelasi.

3. Jika nilai DW di atas +2 (DW > +2), maka terjadi

autokorelasi negatif.

3. Uji Hipotesis

a. Uji F-statistik

Pengujian ini untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan pengaruh dari seluruh variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan

melihat signifikansi pada Table of Summary.

Rumusan hipotesis dalam pengujian secara simultan (Uji F)

adalah:

H0 :Diduga tidak terdapat pengaruh secara simultan seluruh

variabel independen (tidak terikat) terhadap variabel dependen

(terikat).

Ha: Diduga terdapat pengaruh secara simultan seluruh variabel

independen (tidak terikat) terhadap variabel dependen (terikat).

Page 65: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

51

Kesimpulan yang diambil jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak

dan menerima Ha. artinya secara simultan variabel independen

bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

b. Koefisien Determinasi

Pada dasarnya Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur

seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara

nol sampai satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memperediksi variasi variabel dependen.

Dalam menginterprestasikan koefisien determinasi dapat dilihat

dari R2

dan adjusted R2. Secara matematis, R

2 = 1, maka adjusted R

2 =

R2

= 1, sedangkan jika nilai R2

= 0, maka adjusted R2

= (1-k) / (n/k).

Jika k > 1, maka adjusted R2

akan bernilai negatif.

c. Uji t-Statistik

Uji Statistik t merupakan uji signifikansi parameter individual.

Nilai statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel

independen secara individual terhadap variabel dependennya. Hasil

uji statistik t dapat dilihat pada tabel coefficients. Langkah pengujian:

1) Merumuskan Hipotesis

Page 66: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

52

H0: β = 0, artinya variabel independen bukan merupakan

penjelas variabel dependen

Ha: β≠0, artinya variabel independen merupakan

penjelas variabel dependen.

2) Merumuskan Kesimpulan

Jika Probabilitas > dari 0,05 maka H0 diterima

Jika Probabilitas < dari 0,05 maka H0 ditolak

E. Hipotesis

Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan

yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus

disertai dengan hipotesis alternatif (Ha), seperti yang tercantum di bawah ini:

Ho tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Dummy SEBI (X1) terhadap jumlah Jumlah Nasabah Pembiayaan

Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode April 2012 sampai Maret

2014 (Y).

Ha terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Dummy

SEBI (X1) terhadap jumlah Jumlah Nasabah Pembiayaan Kendaraan

Bermotor Roda Empat Periode April 2012 sampai Maret 2014 (Y).

Dugaan sementara adalah bahwa adanya Surat Edaran Bank Indonesia

No. 14/33/DPbs tahun 2013 menyebabkan turunnya jumlah nasabah

pembiayaan kendaraan bermotor roda empat di BNI Syariah.

Page 67: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

53

F. Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang

disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka berpikir

berbeda dengan sekumpulan informasi atau hanya sekedar sebuah pemahaman.

Lebih dari itu kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi

pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar

dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya.

Kerangka berfikir ini digunakan sebagai dasar untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat atau bisa diartikan sebagai

mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis atau kerangka konseptual yang

relevan untuk menjawab penyebab terjadinya masalah. Untuk membuktikan

kecermatan penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan.

Dalam penerapan surat edaran yang dikeluarkan oleh BI No. 14/33/DPBS

Tahun 2013 terhadap pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor roda empat,

untuk melihat pengaruh penerapan surat edaran yang dikeluarkan BI terhadap

jumlah nasabah dan mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan oleh bank

syariah.

Page 68: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

54

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. BNI Syariah

1. Profil BNI Syariah

Tabel 4.1.

Profile Bank BNI Syariah1

1. Profil

Nama : PT. Bank BNI Syariah

Alamat :

Gedung Tempo Pavilion 1 Jl. HR Rasuna

Said Kav 10-11, Lt 3-6, Jakarta 12950,

Indonesia

Telepon : +62-21 2970 1946 (T)

Faksimili : +62-21 2966 7947 (F)

Situs Web : www.bnisyariah.co.id/[email protected]

Tanggal Beroprasi : 19 Juni 2010

Dasar Hukum

pendirian :

Surat Keputusan Menteri Hukum & HAM

Nomor: AHU-15574, AH.01.01.TAHUN

2010, TANGGAL 25 MARET 2010

Modal Dasar : Rp 4.004.000.000.000,-

Modal Disetor : Rp 1.501.500.000.000

Jaringan :

- 67 Kantor Cabang

- 165 Kantor Cabang Pembantu

- 17 Kantor Kas

1 Diakses pada tanggal 15 september 2015 hhttp://www.bnisyariah.co.id/profile-perusahaan

Page 69: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

55

- 8 Kantor Fungsional

- 22 Mobil Layanan Gerak

- 20 Payment Point

- 202 Mesin ATM BNI

2. Sejarah Singkat BNI Syariah

Selain adanya demand dari masyarakat terhadap perbankan syariah, untuk

mewujudkan visinya (yang lama) menjadi “universal banking” , BNI

membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah dengan

konsep dual system banking, yakni menyediakan layanan perbankan umum

dan syariah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang

memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan syariah.

Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem

perbankan syariah.Prinsip Syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil,

transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap

sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang

No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha

Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang. Selanjutnya UUS BNI terus

berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.

Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor

Cabang BNI Konvensional (Office Channelling) dengan lebih kurang 750

outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Di dalam pelaksanaan

Page 70: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

56

operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap

aspek syariah.Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai

oleh KH.Ma'ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian

dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.

Dari awal beroperasi hingga kini, BNI Syariah menunjukkan pertumbuhan

yang signifikan.Asset meningkat dari Rp. 160 Milyar di Tahun 2001 menjadi

460 Milyar di Tahun 2002. Seiring dengan itu kinerja usaha juga mengalami

peningkatan dengan pencapaian laba sebesar Rp. 7,2 Milyar dibanding tahun

2001 yang masih rugi sebesar 3,1 Milyar. Data di atas menunjukkan bahwa

perbankan syariah memiliki prospek yang baik dan akan terus berkembang di

masa yang akan datang. Pada akhir tahun 2003 dana pihak ketiga meningkat

97.56% menjadi Rp405 milyar, pembiayaan meningkat sebesar 67.57%

menjadi Rp490milyar sedangkan laba mencapai peningkatan sebesar 281.39%

menjadi Rp.27.46 milyar. Pada tahun 2004 BNI Syariah mendapatkan

penghargaan The Most Profitable Islamic Bank untuk yang kedua kalinya,

penghargaan ini berdasarkan penilaian oleh Karim Business Consulting

bekerja sama dengan Majalah Manajemen dan PPM.

3. Visi dan Misi BNI Syariah

Visi BNI Syariah :

Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja

Page 71: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

57

Misi BNI Syariah :

1) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada

kelestarian lingkungan.

2) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan

syariah.

3) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

4) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.

5) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.2

B. Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bank BNI Syariah

Produk pembiayaan kendaraan bermotor yang ditawarkan oleh bank

BNI Syariah adalah OTO IB hasanah dan COP ( Car Ownership Program).

Pembiayaan OTO IB Hasanah merupakan pembiayaan untuk

perseorangan/individual. sedangkan pembiayaan COP merupakan pembiayaan

yang dilakukan oleh perusahaan. Pembiayaan BNI Syariah OTO IB hasanah

dan COP merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor baik

baru maupun bekas dengan menggunakan akad murabahah dengan cicilan

tetap dan margin yang kompetitif.

Keunggulan yang diberikan BNI Syariah Oto kepada nasabah yang akan

melakukan pembiayaan kendaraan bermotor yaitu :

2 Diakses pada tanggal 15 september2015http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-perusahaan

Page 72: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

58

BNI OTO Adalah fasilitas kredit untuk pembelian kendaraan bermotor roda

dua dan roda empat dengan jaminan berupa kendaraan bermotor yang

dibiayai tersebut

Fasilitas

Minimal kredit Rp5 juta dan maksimal Rp1 miliar.

Manfaat

Leluasa dalam penggunaan dana, misalnya untuk :

Pembelian kendaraan roda empat baru (segala jenis / merek)

Pembelian kendaraan roda dua baru (hanya untuk merek Yamaha,

Honda dan Suzuki)

Fleksibel, jangka waktu pembayaran maksimal 5 (lima) tahun atau

disesuaikan dengan kemampuan

Bunga kompetitif dan bebas propisi.

Persyaratan

Warga Negara Indonesia.

Berpenghasilan, masa kerja minimal 2 tahun,

Usia minimal 21 tahun dan pada usia 55 tahun kredit sudah lunas.

Nasabah yang ingin melakukan pembiayaan kendaraan bermotor di Bank

BNI Syariah, harus membayar uang muka yang telah ditetapkan oleh Bank

BNI Syariah sesuai dengan Surat Edaran peraturan BI. No. 14/33/DPBS

terhadap pembiyaan kendaraan bermotor, yaitu:

Page 73: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

59

Tabel 4.2

Batasan Uang Muka

Harga Mobil Minimal Uang Muka

< Rp. 500 Juta 20 %

> Rp. 500 Juta 30 %

Sedangkan untuk dokumen-dokumen yang diperlukan oleh bank

sebagai syarat dan gambaran tentang data diri nasabah yang harus dilengkapi

dan diisi oleh nasabah yang ingin melakukan pembiayaan kendaraan bermotor

adalah:

Table 4.3

Persyaratan Dokumen

Jenis Dokumen Pegawai

Tetap Profesional Pegusaha/Wiraswasta

FC KTP (Suami

Istri) X X X

FC Kartu

Keluarga X X X

FC Surat Nikah X X X

FC NPWP

Pribadi / SPT

PPh 21

X X X

FC Rek 3 Bln

Terkahir X X X

Page 74: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

60

Asli Surat

Keterangan Kerja

& Slip Gaji

X

FC Ijin Praktek

Profesional X

FC Legalitas

Usaha / Surat Ijin

Usaha / Surat

Keterangan

Usaha (Akte

Pendirian/AD-

ART, SIUP,

NPWP,

SITU/SKDU &

TDP) Perusahaan

dari Pemerintah

Daerah setempat.

X

Pas Foto 4x6

(Pemohon :

Suami/Istri)

X X X

FC Dokumen

Jaminan X X X

Laporan

Keuangan X

Setelah semua persyaratan yang diperlukan oleh bank sudah dipenuhi

oleh nasabah dan semua tidak mengalami masalah. Setelah itu, pihak bank,

nasabah, notaris serta penjual akan melakukan akad kredit dengan akad

murabahah (jual beli). Setelah itu petugas akan mencairkan dana sesuai

dengan jumlah pembiayaan yang telah disepakati untuk dilakukan

pembayaran.

Page 75: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

61

Semua proses pembiayaan kendaraan bermotor memakan waktu

hingga 14 hari kerja dari proses nasabah memulai mengajukan untuk

pembiayaan kepihak bank, sampai pihak bank memberikan kepastian kepada

nasabah tersebut. Setelah itu jika disetujui maka pihak bank dan pihak

nasabah akan melakukan penandatanganan sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati.3 Setelah semua telah selesai dan disepakati oleh dua belah

pihak, lalu bank dan nasabah akan melakukan serah terima barang yang telah

diinginkan oleh nasabah.

C. Uji Asumsi Klasik

Analisis kuantitatif digunakan untuk melihat pola hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Untuk menjelaskan pola hubungan

tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan analisi regresi linier

sederhana.

Sebelum dilakukan analisis regresi linier sederhana, untuk menjamin

kenormalan distribusi data agar hasil analisis penelitian ini tidak biasa, maka

terlebih dahulu data akan dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini

dilakukan agar memperoleh model regresi yang dapat dipertanggung

jawabkan dan mempunyai hasil yang tidak biasa. Berdasarkan pengujian

tersebut asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah tidak terdapat korelasi

3 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Syarifudin, Jakarta 5 September 2015

Page 76: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

62

residual periode t dengan t-1 (autokorelasi), dan tidak terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

(heterokedastisitas), sehingga data yang dihasilkan berdistribusi normal.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.4

Penelitian ini menggunakan analisis grafik. Analisis grafik

menggunakan grafik normal probability plot yang dihasilkan dari residual

berdasarkan output perhitungan SPSS.

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram normal probability plot yang

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati

distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal dan plotting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Dasar pengambilan keputusan adalah jika distribusi data residual

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya.

Gambar 4.1

Uji Normalitas dengan Normal P-Plot

4 Imam Ghozali, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2005), h. 110.

Page 77: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

63

Berdasarkan grafik normal probability plot terlihat bahwa data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hipotesis uji normalitas adalah

data berdistribusi normal sehingga memenuhi asumsi klasik uji normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang

Page 78: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

64

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.5 Pengujian

heteroskedastisitas ini menggunakan grafik.

Uji grafik dalam menguji heteroskedastisitas adalah dengan melihat

grafik output scatterplot yang dihasilkan dalam pengujian menggunakan

SPSS. Analisis yang dilakukan adalah dengan melihat penyebaran data

yang terjadi dalam grafik scatterplot. Dasar analisa dan pengambilan

keputusan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu dan teratur, maka hal tersebut mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka disimpulkan

tidak terdapat gejala heteroskedastisitas (data homoskedastis).

Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada

sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi sehingga model regresi layak untuk memprediksi

tingkat profitabilitas berdasarkan masukan variabel independen.

5 Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linier Berganda Dengan SPSS, (Bandar Lampung:

Pustaka Ilmu, 2004), h. 105.

Page 79: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

65

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).6 Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk

mendetekasi ada atau tidak gejala autokorelasi dapat menggunakan

beberapa cara diantaranya Run Test, Durbin-Watson Test, uji statistik Q:

6 Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linier Berganda Dengan SPSS, h. 102.

Page 80: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

66

Box-Pierce, Ljung Box dan uji Langrange Multiplier. Pada penelitian ini

menggunakan uji Durbin-Watson dalam menguji gejala autokorelasi.

Kemudian kriteria yang digunakan dalam uji autokorelasi ini adalah

sebagai berikut:

Jika nilai du < dw < 4-du maka tidak terjadi autokorelasi

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan SPSS dapat diketahui

bahwa nilai Durbin Watson dilihat di tabel Durbin Watson dengan

diperoleh nilai du adalah 1,4458 dan dl adalah 1,2728. Maka nilai

autokorelasi diantara 1,4458 < 1,739 < 2,4452. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi

autokorelasi.

D. Uji Regresi Linier ( Sederhana )

Tabel 4.4

Persamaan Regresi Linier Sederhana

Page 81: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

67

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,750 1,179 10,811 ,000

Dummy

SEBI

-3,833 1,668 -,440 -2,298 ,031

a. Dependent Variable: Jumlah Nasabah

Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS versi 20

Berdasarkan hasil analisis coefficients regresi di atas, maka rumus

persamaan regresi linier sederhana adalah :

Y = 12,750 -3,833X

Untuk dapat membaca koefisien regresi yang dimiliki oleh variabel bebas

dapat menggunakan kolom t dengan membandingkan nilai nyata t hitung lebih

besar dari alpha yang ditetapkan yaitu 0,05. Jika perolehan nilai nyata t hitung < α

(0,05), maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh X terhadap Y. Dari hasil

perbandingan nyata tersebut, diketahui bahwa ternyata adanya pengaruh terhadap

variabel terikat Jumlah Nasabah Pembiayaan Kendaraan Bermotor Roda Empat

Periode April 2012 sampai Maret 2014. Hal ini disebabkan oleh kecilnya nilai

nyata t hitung yang kurang dari taraf alpha yang telah ditetapkan (0,05).

Page 82: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

68

Dari hasil olahan data yang diperoleh, maka model regresi linier sederhana

di atas dapat diinterpresentasikan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien konstanta adalah 12,750. Hal ini dapat diartikan, apabila

nilai variabel bebas konstan, maka besar nilai variabel terikat menjadi

12,750.

2. Variabel X1 (Dummy SEBI) memiliki tingkat nyata t hitung 0,031 dengan

taraf alpha 0,05. Karena nilai t hitung < 0,05, maka variabel dummy

SEBI memiliki pengaruh nyata terhadap variabel Jumlah Nasabah

Pembiayaan Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode April 2012

sampai Maret 2014. Nilai koefisien beta negatif 3,833, diartikan bahwa

jika variabel X1 memiliki pengaruh nyata terhadap variabel Y, maka

jika terjadi kenaikan batasan uang muka pada Surat Edaran Bank

Indonesia (SEBI), hal ini akan menurunkan jumlah nasabah

pembiayaan kendaraan bermotor roda empat sebesar -3,833.

E. Uji Hipotesis

1. Uji F (Uji simultan)

Uji statistik F pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah

semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen atau terikat. Pengujian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh

secara simultan variabel Dummy SEBI terhadap jumlah nasabah

Page 83: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

69

pembiayaan kendaraan bermotor roda empat periode April 2012 sampai

Maret 2014 dapat dilihat dari hasil uji F. Hipotesis untuk uji simultan F

adalah sebagai berikut:

H0: Diduga tidak terdapat pengaruh dari variabel Dummy SEBI

terhadap jumlah nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda

empat periode April 2012 sampai Maret 2014.

Ha: Diduga terdapat pengaruh dari varibel Dummy SEBI terhadap

jumlah nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda empat

periode April 2012 sampai Maret 2014.

Berdasarkan hasil uji F pada Tabel ANOVAb diperoleh Fhitung= 5,283

dengan nilai sig.= 0,031b. Nilai signifikansi menunjukkan angka yang lebih

kecil dari nilai alpha sebesar 5% yakni (0,031b<0,05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha yang berarti terdapat

pengaruh secara simultan variabel Dummy SEBI terhadap jumlah nasabah

pembiayaan kendaraan bermotor roda empat periode April 2012 sampai

Maret 2014.

Tabel 4.5

Hasil Uji F (Simultan)

Page 84: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

70

Model Signifikansi Nilai Kritis Keterangan

Regression ,031b 0,05 Berpengaruh Simultan

Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS versi 20

2. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Namun

penggunaan koefisien determinasi R2

memiliki kelemahan, yaitu bisa

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel maka R2

meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau

tidak. Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan nilai R square.7

Berdasarkan hasil perhitungan uji determinasi pada tabel di atas,

tampak bahwa besarnya koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,194.

Hal ini menunjukkan bahwa 19,4% variabel dependen jumlah nasabah

pembiayaan kendaraan bermotor roda empat periode April 2012 sampai

Maret 2014 dipengaruhi oleh variabel independen Dummy SEBI.

Sedangkan sisanya 80,6% (100% - 19,4%) dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model persamaan regresi ini.

7 Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linier Berganda Dengan SPSS, h. 87.

Page 85: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

71

Tabel 4.6

Hasil Uji Determinasi(R2)

Model R Square Adjusted R Square

Regression 0,194 0,157

Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS versi 20

3. Uji t (Uji parsial)

Uji t (uji parsial) pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian dapat dilakukan

dengan membandingkan nilai probabilitas (signifikansi). Ketentuan tentang

pengambil keputusan adalah:

Jika Probabilitas > dari 0,05 maka H0 diterima

Jika Probabilitas < dari 0,05 maka H0 ditolak

Berikut ringkasan hasil regresi berdasarkan perhitungan statistik

menggunakan SPSS 20, yaitu:

Tabel 4.7

Hasil Uji t parsial

Page 86: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

72

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 12,750 1,179 10,811 ,000

Dummy

SEBI

-3,833 1,668 -,440 -2,298 ,031

a. Dependent Variable: Jumlah Nasabah

Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS versi 20

Hipotesis penelitian dinyatakan dengan hipotesis null dan hipotesis

alternatif yang akan diuji secara statistik sbb:

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari varibel Dummy

SEBI terhadap jumlah nasabah pembiayaan pemilikan kendaraan

bermotor roda empat periode April 2012 sampai Maret 2014.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Dummy SEBI

terhadap jumlah nasabah pembiayaan pemilikan kendaraan

bermotor roda empat periode April 2012 sampai Maret 2014.

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diketahui t = -2,298,

dengan signifikan 0,031 < 0,05 maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang

berarti ada pengaruh yang nyata dari variabel (X) terhadap variabel (Y).

Page 87: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

73

Koefisien regresi dari variabel Dummy SEBI terhadap jumlah nasabah

pembiayaan kendaraan bermotor roda empat periode April 2012 sampai Maret

2014 dengan tingkat signifikan sebesar 0,031 < dari 0,05. Berdasarkan hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa varibel Dummy SEBI memiliki pengaruh

signifikan terhadap jumlah nasabah pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor

roda empat periode April 2012 sampai Maret 2014.

F. Interpretasi

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Ana Fiandani Sofyana

(2014) yang menyebutkan bahwa kebijakan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI)

tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan kendaraan

bermotor.

Hasil pengolahan data diatas diketahui t = -2,298, dengan signifikan 0,031

< 0,05 maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang nyata

dari variabel (X) terhadap variabel (Y). Hal ini menunjukkan bahwa Surat

Edaran BI No.14/DPBS tahu 2013 memiliki pengaruh yang signifikan tetapi

negatif artinya jumlah nasabah menurun dengan adanya surat edaran ini.

Secara teoritis yang benar adalah peningkatan uang muka yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia dengan dikeluarkannya kebijakan Surat Edaran Bank

Indonesia (SEBI) dapat mempengaruhi tingkat jumlah nasabah pembiayaan

kendaraan bermotor roda empat, hal ini yang menyebabkan penelitian ini

berbeda dengan sebelumnya yang menyatakan bahwa kenaikan uang muka (DP)

Page 88: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

74

tidak berpengaruh secara signifikan dikarenakan adanya variabel yang lain yang

diteliti oleh peneliti sebelumnya.

Pada dasarnya Bank Indonesia mengeluarkan surat edaran KKB iB :

1. untuk roda dua/roda tiga minimum 25% dari harga kendaraan

2. untuk roda empat yang tidak digunakan untuk kegiatan produktif sebesar

30%

3. untuk roda empat yang digunakan untuk kegiatan produktif sebesar 20%

bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan memperkuat

ketahanan perbankan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Peningkatan

permintaan pembiayaan kepemilikan rumah, dan pembiayaan kendaraan

bermotor yang sangat tinggi berpotensi menimbulkan berbagai risiko bagi BUS

dan UUS.8

Pertumbuhan pembiayaan kepemilikan rumah yang sangat tinggi juga

dapat mendorong peningkatan harga aset properti yang tidak mencerminkan

harga sebenarnya (bubble), sehingga dapat meningkatkan risiko kredit bagi BUS

dan UUS yang memiliki eksposur pembiayaan properti yang besar. Maka dari itu

untuk tetap dapat menjaga perekonomian yang produktif dan mampu

menghadapi tantangan sektor keuangan di masa yang akan datang, perlu adanya

kebijakan yang dapat memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk

8 Otoritas Jasa Keuangan, “Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/33/DPbS”

http://www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia-nomor-14-33-dpbs (diakses 22 April 2015).

Page 89: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

75

meminimalisir sumber-sumber kerawanan yang dapat timbul, termasuk

pertumbuhan pembiayaan kepemilikan rumah dan pembiayaan kendaraan

bermotor yang berlebihan.

Kebijakan dalam rangka meningkatkan kehati-hatian BUS dan UUS dalam

penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah dan pembiayaan kendaraan bermotor

serta untuk memperkuat ketahanan sektor keuangan dilakukan melalui penetapan

besaran Financing to Value, penyertaan (sharing), dan uang jaminan (deposit)

untuk pembiayaan kepemilikan rumah dan uang muka (down payment) untuk

pembiayaan kendaraan bermotor dengan memperhatikan karakteristik produk

perbankan syariah.

Setelah berlakunya SEBI No.14/33/DPBS Tahun 2013 menurunkan jumlah

nasabah pada Bank BNI Syariah, berdasarkan hukum penawaran bahwa semakin

tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya

semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit.

Inilah yang disebut hukum penawaran. Artinya jika uang muka atau down

payment semakin tinggi maka jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan

kendaraan bermotor khususnya roda empat semakin berkurang. Dengan

diberlakukannya SEBI No.14/33/DPBS Tahun 2013 ini nasabah mesti berfikir

ulang untuk melakukan pembiayaan di bank syariah karena uang muka atau

down payment yang terlalu besar. Maka dari itu bank melakukan beberapa

strategi untuk meminimalisir resiko yang akan terjadi.

Page 90: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

76

G. Strategi Pemasaran BNI Syariah

Banyak cara dan strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak Bank BNI

Syariah untuk melakukan pemasaraan produk Pembiayaan Kendaraan Bermotor

Roda Empat. Surat Edaran BI No. 14/33/DPBS tahun 2013 membuat banyak

nasabah menarik diri untuk melakukan pembiayaan di bank syariah khususnya

Bank BNI Syariah. Untuk meningkatkan jumlah nasabah yang melakukan

pembiayaan kendaraan bermotor maka bank membuat startegi pemasaran yang

baru dalam mengatasi peraturan BI No. 14/33/DPBS tahun 2013 tentang uang

muka. Bank BNI Syariah melakukan strategi khusus yaitu temporal melihat

kasus yang terjadi, dengan cara cash by cash. Bank BNI Syariah banyak

memberikan Promo baik dari margin atau bebas biaya administrasi ppromo ini

dilakukan untuk menarik nasabah.9

Strategi pemasaraan lain yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah yaitu :

a. Membangun kerjasama.

Untuk mempermudah bank dengan nasabah maka bank menjalin

kerjasama kepada perusahaan Swasta/ BUMN non bank yang biasa

disebut (Car Owner Shipp Program) dengan keuntungan margin yang

kompetitif.

b. Membuka gerai-gerai

Bank BNI Syariah bekerjasama juga dengan pihak-pihak lessing

membuka gerai-gerai dalam pameran-pameran Otomotif.

9 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Syarifudin, Jakarta 5 September 2015

Page 91: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

77

c. Brosur-Brosur Pembiayaan Kendaraan Bermotor

Pihak Bank Syariah Mandiri juga membuat suatu brosur-brosur yang

nantinya akan dibagikan kepada nasabah. Baik dalam gerai-gerai

pameran mau maupun dalam kantor.

Strategi pemasaraan yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah dalam rangka

meningkatkan nasabah yang ingin melakukan pembiayaan kendaraan bermotor

roda empat, melaikan pihak bank membuat strategi pemasaran yang baru

sehingga membuat minat nasabah semakin meningkat, dan adanya syarat yang

sangat mudah bagi nasabah yang ingin melakukan pembiayaan kendaraan

bermotor roda empat.

Setiap bank memiliki target yang berbeda-beda untuk setiap produk yang

dikeluarkan, seperti produk pembiayaan kendaraan bemotor roda empat (mobil)

Bank BNI Syariah mempunyai target dalam perbulannya. Tidak semua bank

dapat mencapai target sesuai dengan mulus, apalagi dengan adanya surat Edaran

BI No. 14/33/DPBS tahun 2013 perihal kenaikan uang muka pada produk

pembiayaan kendaraan bermotor roda empat.

Dalam hal ini tugas seorang marketing tentu sangatlah berat, akan tetapi

semua bisa dilakukan dengan mudah apabila seorang marketing mau berusaha

dan bekerja keras dalam memperoleh nasabah. Apalagi Bank BNI Syariah

mempunyai team yang solid dalam melakukan strategi pemasaran dari berbagai

macam produk khususnya produk pembiayaan kendaraan bermotor roda empat.

Page 92: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis

menarik kesimpulan mengenai peraturan Bank Indonesia No. 14/33/DPBS

tahun 2013 tentang Down Payment (DP) terhadap pembiayaan kendaraan

bermotor khususnya roda empat.

1. Berdasarkan hasil pengolahan data diatas diketahui t = -2,298, dengan

signifikan 0,031 < 0,05 maka, Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada

pengaruh yang nyata dari variabel (X) terhadap variabel (Y).

Kesimpulannya adalah bahwa variabel Dummy SEBI mempunyai

pengaruh yang sangat signifikan terhadap jumlah nasabah pembiayaan

kendaraan bermotor roda empat periode April 2012 sampai Maret 2014.

2. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Bank BNI Syariah sudah sangat

baik. Bank BNI Syariah bekerja sama dengan dealer-dealer, mengikuti

pameran-pameran, dan memberikan kemudahan kepada nasabah yang

ingin melakukan pembiayaan kendaraan bermotor roda empat dan strategi

khususnya memberikan promo kepada nasabah untuk menarik minat

nasabah.

Bank BNI Syariah juga mempunyai staf marketing khusus untuk

mencari nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda empat.

Page 93: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

79

B. Saran

Adapun saran atau rekomendasi yang penulis dapat berikan terkait

dengan penggunaan peraturan Bank Indonesia No. 14/33/DPBS tahun 2013

tentang Down Payment (DP) sebesar 20% sampai 30% untuk kendaraan

bermotor roda empat baik baru maupun bekas.

1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan regresi linier sederhana

dengan variabel dummy masih belum sempurna, maka penulis berharap

ada penelitian selanjutnya yang menggunakan variabel-variabel yang lain

dalam pengaruh surat edaran BI No. 14/33/DPbs tahun 2013 terhadap

jumlah nasabah pembiayaan kendaraan bermotor roda empat periode

2012 sampai 2014 di BNI Syariah KC Meruya Ilur Utara.

2. Dengan melihat data yang telah diolah penulis berharap diadakannya

kebijakan – kebijakan baru untuk mengubah uang muka atau down

payment sehingga bank syariah tidak banyak menanggung resiko dari

pembiaayaan property maupun kendaraan bermotor.

3. Penulis berharp untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan

variabel lain yang lebih banyak dan menggunkan lebih dari satu objek

bank syariah, serta data yang digunakan lebih banyak lagi.

4. Bank BNI Syariah terutama pihak marketing pembiayaan dan pihak

marketing dealer harus bekerja sama lebih maksimal lagi dalam

memasarkan pembiayaan kendaraan bermotor roda empat, guna mencapai

target yang ditetapkan oleh pihak bank.

Page 94: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, Shochrul Rohmatul. dkk, Cara Menguasai Eviews, Jakarta: Salemba Empat,

2011.

Al Arif, M Nur Rianto. Teori makro Ekonomi Islam: Konsep, Teori dan Analisis,

Jakarta: Alfabeta, 2010.

Alwi, Syafarudin. Memahami Sistem Perbankan Syariah, Jakarta: Buku

Republika, 2013.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet-Anggota

IKAPI, 2002.

AL-Quran.

Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Bank Indonesia “ SE No.14/33/ DPbS perihal Penerapan Kebijakan Produk

Pembiayaan Kepemikikan Rumah dan Pembiayaan Kendaraan Bermotor

bagi Bank Umun Syari’ah dan Unit Syariah”

http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Perbankan/se_143312.htm (diakses

22 November 2014).

Bank Indonesia, “ Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008”

http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Documents/UU_21_08_Syariah.

pdf. (diakses 27 September 2015).

BNI Syariah : Diakses pada tanggal 15 September 2015

http://www.bnisyariah.co.id/profile-perusahaan

BNI Syariah : Diakses pada tanggal 15 September 2015

http://www.bnisyariah.co.id/sejarah-perusahaan

Ghozali, Imam. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 3, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005)

, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.

Gokmat. “Definisi Pembiayaan” http://gokmat20.blogspot.com/2010/07/definisi-

pembiayaan.html, (diaskses 22 September 2015).

H, Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin H. Islamic Banking: Sebuah Teori ,Konsep,

dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Page 95: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok Materi Statistika 1: Statistika Deskriptif Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2008.

Ismail. Perbankan Syariah, Jakarta: Prenada Group, 2011.

. Manajemen Perbankan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005.

Khandra. “Down Payment Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor

Syariah” http://pencaricerah.com/2012/12/27/downpayment-pembiayaan-

kepemilikan-kendaraan-bermotor-syariah/ (diakses 22 April 2015).

Kurniawan, Agung. “Populasi Kendaraan Bermotor di Indonesia Tembus 104,2

Juta Unit”,

http://otomotif.kompas.com/read/2014/04/15/1541211/Populasi.Kendaraan

.Bermotor.di.Indonesia.Tembus.104.2.Juta.Unit (diakses pada 19 Juli

2014).

Munir, Misbahul. Implementasi Prudential Banking Dalam Perbankan Syariah,

Malang: UIN-Malang Press, 2009.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi

Aksara, 2010.

Otoritas Jasa Keuangan, “Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/33/DPbS”

http://www.ojk.go.id/surat-edaran-bank-indonesia-nomor-14-33-dpbs

(diakses 22 April 2015).

Puspowarsito A.H, Metode Penelitian Organisasi Dengan Aplikasi Program

SPSS, Bandung: Humaniora, 2008.

Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. Islamic Financial Management:

Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktisi Untuk Lembaga Keuangan,

Nasabah, Praktisi, dan Mahasiswa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

Rukmana, Amir Machmud, Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di

Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2010.

S, Burhanudin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010.

Sudarmanto, Gunawan. Analisis Regresi Linier Berganda Dengan SPSS, Bandar

Lampung: Pustaka Ilmu, 2004.

Page 96: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

Sujarweni, V. Wiratna. SPSS untuk Penelitian, Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru

Press, 2014.

Sumodiningrat, Gunawan. Ekonometrika: Pengantar, Yogyakarta: 2004.

Syamsurizal, Chandra. “ Pengertian Nasabah” http://pengertian

nassabah.blogspot.com/ ( diakses 7 September 2015).

Taswan. Manajemen Perbankan Konsep Teknik & Aplikasi + Banking Risk

Assessment, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2006.

Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi Press, 2004.

Wangsawidjaja, A. Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: Kompas Gramedia, 2012.

. Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2012.

Wawancara Pribadi dengan Ahmad Syarifudin (Marketing Pembiayaan BNI

Syariah) diakses paada 5 September 2015.

Yusnanto, Ismail dan M Karebet Widyakusuma, Menggagas Bisnis Islam, Jakarta:

GIP, 2002.

Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul

Hakim, 2007.

Page 97: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

No. 14/ 33 /DPbS Jakarta, 27 November 2012

S U R A T E D A R A N

Kepada

SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

DI INDONESIA

Perihal : Penerapan Kebijakan Produk Pembiayaan Kepemilikan

Rumah dan Pembiayaan Kendaraan Bermotor bagi

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor

10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 137,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896) dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

(Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 103, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5247) serta dalam rangka meningkatkan kehati-hatian

bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang melakukan

penyaluran pembiayaan kepemilikan rumah dan pembiayaan

kendaraan bermotor, perlu untuk mengatur mengenai penerapan

kebijakan produk pembiayaan kepemilikan rumah dan pembiayaan

kendaraan bermotor oleh Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS) dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut:

I. KETENTUAN …

Page 98: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

I. KETENTUAN UMUM

A. Latar Belakang

1. Peningkatan permintaan pembiayaan kepemilikan rumah,

dan pembiayaan kendaraan bermotor yang sangat tinggi

berpotensi menimbulkan berbagai risiko bagi BUS dan

UUS.

2. Pertumbuhan pembiayaan kepemilikan rumah yang

sangat tinggi juga dapat mendorong peningkatan harga

aset properti yang tidak mencerminkan harga sebenarnya

(bubble), sehingga dapat meningkatkan risiko kredit bagi

BUS dan UUS yang memiliki eksposur pembiayaan

properti yang besar.

3. Untuk tetap dapat menjaga perekonomian yang produktif

dan mampu menghadapi tantangan sektor keuangan di

masa yang akan datang, perlu adanya kebijakan yang

dapat memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk

meminimalisir sumber-sumber kerawanan yang dapat

timbul, termasuk pertumbuhan pembiayaan kepemilikan

rumah dan pembiayaan kendaraan bermotor yang

berlebihan.

4. Kebijakan dalam rangka meningkatkan kehati-hatian BUS

dan UUS dalam penyaluran pembiayaan kepemilikan

rumah dan pembiayaan kendaraan bermotor serta untuk

memperkuat ketahanan sektor keuangan dilakukan

melalui penetapan besaran Financing to Value, penyertaan

(sharing), dan uang jaminan (deposit) untuk pembiayaan

kepemilikan rumah dan uang muka (down payment)

untuk pembiayaan kendaraan bermotor dengan

memperhatikan karakteristik produk perbankan syariah.

B. Pengertian …

Page 99: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

B. Pengertian

1. Pembiayaan Kepemilikan Rumah yang selanjutnya disebut

KPR iB adalah pemberian pembiayaan kepada nasabah

dalam rangka kepemilikan rumah dengan menggunakan

akad berdasarkan prinsip syariah.

2. Pembiayaan Kendaraan Bermotor yang selanjutnya

disebut KKB iB adalah pemberian pembiayaan kepada

nasabah dalam rangka kepemilikan kendaraan bermotor

dengan menggunakan akad berdasarkan prinsip syariah.

3. Financing to Value yang selanjutnya disebut FTV adalah

perbandingan antara nilai pembiayaan yang dapat

diberikan oleh BUS atau UUS terhadap nilai agunan pada

saat awal pemberian pembiayaan dalam rangka

kepemilikan rumah.

4. Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) adalah musyarakah atau

syirkah dalam rangka kepemilikan rumah antara BUS

atau UUS dengan nasabah, dimana penyertaan (sharing)

kepemilikan rumah oleh BUS atau UUS akan berkurang

yang disebabkan pembelian secara bertahap oleh

nasabah.

5. Uang Jaminan (Deposit) adalah uang yang harus

diserahkan oleh nasabah kepada BUS atau UUS dalam

rangka kepemilikan rumah yang dilakukan dengan akad

Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT).

6. Uang Muka (Down Payment) adalah pembayaran di muka

atau uang muka secara tunai yang sumber dananya dari

debitur (self financing) dalam rangka pembelian kendaraan

bermotor.

II. PENERAPAN…

Page 100: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

II. PENERAPAN KEBIJAKAN PRODUK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN

RUMAH DAN PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR

Dalam menyalurkan KPR iB dan KKB iB, BUS dan UUS wajib:

A. menerapkan manajemen risiko sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tanggal 2 November 2011

tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah, dalam rangka memitigasi

berbagai risiko yang melekat pada penyaluran KPR iB dan KKB

iB, terutama risiko kredit dan risiko likuiditas; dan

B. menerapkan prinsip kehati-hatian antara lain dengan

menyusun kebijakan dan prosedur secara tertulis yang akan

menjadi acuan dalam penyaluran KPR iB dan KKB iB dengan

berpedoman pada:

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011

tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah;

2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/17/PBI/2008

tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah;

3. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 tentang

Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan

Perkreditan Bank bagi Bank Umum;

4. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/31/DPbS tanggal

7 Oktober 2008 perihal Produk Bank Syariah dan Unit

Usaha Syariah; dan

5. Surat Edaran Bank Indonesia ini.

III. RUANG …

Page 101: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

III. RUANG LINGKUP PENGATURAN KPR iB DAN KKB iB

A. KPR iB

1. Ruang lingkup KPR iB meliputi pembiayaan KPR iB yang

diberikan oleh BUS dan UUS kepada nasabah perorangan

dalam rangka kepemilikan rumah tinggal, termasuk

rumah susun atau apartemen dengan tipe bangunan

lebih dari 70 m2 (tujuh puluh meter persegi), namun tidak

termasuk rumah kantor dan rumah toko.

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, tidak

berlaku untuk KPR iB dalam rangka pelaksanaan program

perumahan Pemerintah Indonesia berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

B. KKB iB

Ruang lingkup KKB iB meliputi pembiayaan yang diberikan

oleh BUS dan UUS kepada nasabah untuk pembelian

kendaraan bermotor.

IV. PENGATURAN FINANCING TO VALUE PADA KPR iB

A. FTV diberlakukan terhadap KPR iB yang menggunakan akad

murabahah atau akad istishna’.

B. Perhitungan FTV yang merupakan perbandingan antara nilai

pembiayaan terhadap nilai agunan, adalah sebagai berikut:

1. nilai pembiayaan ditetapkan berdasarkan harga pokok

pembiayaan yang diberikan kepada nasabah sebagaimana

tercantum dalam akad pembiayaan; dan

2. nilai agunan ditetapkan berdasarkan nilai pengikatan

agunan oleh BUS dan UUS.

C. FTV …

Page 102: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

C. FTV KPR iB sebagaimana dimaksud pada huruf B ditetapkan

paling tinggi sebesar 70% (tujuh puluh persen).

V. PENGATURAN PENYERTAAN (SHARING) DAN UANG JAMINAN

(DEPOSIT) PADA KPR iB

A. Penyertaan (sharing) BUS atau UUS dalam rangka kepemilikan

rumah diberlakukan terhadap KPR iB dengan skema

Musyarakah Mutanaqisah (MMQ).

B. Penyertaan (sharing) BUS atau UUS sebagaimana dimaksud

pada huruf A ditetapkan paling tinggi sebesar 80% (delapan

puluh persen) dari harga perolehan rumah.

C. Uang Jaminan (Deposit) dalam rangka kepemilikan rumah

diberlakukan terhadap KPR iB dengan akad IMBT.

D. Uang Jaminan (Deposit) sebagaimana dimaksud pada huruf C

ditetapkan paling rendah sebesar 20% (dua puluh persen) dari

harga perolehan rumah yang disewakan kepada nasabah.

E. Uang Jaminan (Deposit) sebagaimana dimaksud pada huruf D

akan diperhitungkan sebagai uang muka pembelian rumah

pada saat akad IMBT jatuh tempo. Dalam hal nasabah tidak

mengambil opsi untuk membeli rumah, maka Uang Jaminan

(Deposit) tersebut dikembalikan kepada nasabah.

VI. PENGATURAN UANG MUKA (DOWN PAYMENT) PADA KKB iB

A. Uang Muka (Down Payment) KKB iB ditetapkan sebesar

persentase tertentu dari harga pembelian kendaraan bermotor

yang dibiayai oleh BUS atau UUS.

B. Uang …

Page 103: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

B. Uang Muka (Down Payment) sebagaimana dimaksud pada

huruf A ditetapkan sebagai berikut:

1. paling rendah 25% (dua puluh lima persen), bagi

kendaraan bermotor roda dua atau roda tiga;

2. paling rendah 30% (tiga puluh persen), bagi kendaraan

bermotor roda empat untuk keperluan non produktif;

3. paling rendah 20% (dua puluh persen), bagi kendaraan

bermotor roda empat atau lebih untuk keperluan

produktif.

Kriteria kendaraan bermotor untuk keperluan produktif

adalah sebagai berikut:

a. merupakan kendaraan yang memiliki izin untuk

angkutan orang atau barang yang dikeluarkan oleh

pihak berwenang; dan/atau

b. diajukan oleh perorangan atau badan hukum yang

memiliki izin usaha tertentu yang dikeluarkan oleh

pihak berwenang dan digunakan untuk mendukung

kegiatan operasional dari usaha yang dimilikinya.

VII. TATA CARA PENGENAAN SANKSI

1. Bank Indonesia meminta BUS atau UUS untuk menghentikan

kegiatan produk KPR iB dan/atau KKB iB sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 Peraturan Bank Indonesia Nomor

10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit

Usaha Syariah dalam hal BUS atau UUS melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam butir IV.C, butir V.B, butir V.D,

dan butir VI.B Surat Edaran Bank Indonesia ini.

2. BUS…

Page 104: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

2. BUS atau UUS yang tidak menghentikan kegiatan produk KPR

iB dan/atau KKB iB sesuai permintaan Bank Indonesia

sebagaimana dimaksud pada huruf A, dikenakan sanksi

administratif sebagaimana diatur dalam Pasal 11 Peraturan

Bank Indonesia Nomor 10/17/PBI/2008 tentang Produk

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

VIII. KETENTUAN LAIN-LAIN

A. Besaran FTV untuk KPR iB sebagaimana dimaksud dalam

butir IV.C, besaran penyertaan (sharing) untuk KPR iB

sebagaimana dimaksud dalam butir V.B, dan besaran Uang

Jaminan (Deposit) untuk KPR iB sebagaimana dimaksud dalam

butir V.D, serta besaran Uang Muka (Down Payment) untuk

KKB iB sebagaimana dimaksud dalam butir VI.B dapat

disesuaikan dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi

perekonomian Indonesia.

B. Bank Indonesia melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan Surat Edaran Bank Indonesia ini antara lain

melalui pelaporan Sistem Informasi Debitur (SID) oleh BUS

dan UUS maupun melalui pengawasan dan pemeriksaan BUS

dan UUS.

IX. KETENTUAN PERALIHAN

BUS dan UUS yang telah memiliki kebijakan dan prosedur tertulis

mengenai penyaluran KPR iB dan/atau KKB iB sebelum Surat

Edaran ini berlaku, wajib menyesuaikan kebijakan dan prosedur

KPR iB dan/atau KKB iB serta menyampaikannya kepada Bank

Indonesia paling lambat pada tanggal 31 Maret 2013.

X. KETENTUAN…

Page 105: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

X. KETENTUAN PENUTUP

Ketentuan mengenai besaran FTV untuk KPR iB sebagaimana

dimaksud dalam butir IV.C, besaran penyertaan (sharing) untuk

KPR iB sebagaimana dimaksud dalam butir V.B, dan besaran Uang

Jaminan (Deposit) untuk KPR iB sebagaimana dimaksud dalam

butir V.D, serta besaran Uang Muka (Down Payment) untuk KKB iB

sebagaimana dimaksud dalam butir VI.B mulai berlaku pada

tanggal 1 April 2013.

Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada tanggal

27 November 2012

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman

Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita

Negara Republik Indonesia.

Demikian agar Saudara maklum.

BANK INDONESIA,

HALIM ALAMSYAH

DEPUTI GUBERNUR

DPbS

Page 106: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

FORMUTIR PERMOHONAN PEMBIAYAAN KONSUMTIF

Jenis Pembiayaan

Tujuan Pembiayaan

langka Waktu

Total Pembiayaan

Uang MLrka

Pembiayaan Bank

Nama lnstansi

Bidang Usaha

Alamat Instansi

labatan

Lama Bekerja

Telepon Gntor

Nama lnstansi

Bida ng Usaha

Alamat lrstansi

labatan

Lama Bekerja

Telepon Kantor

: OGriya OMultigunaO Talangan Haji O Fleksi

O Multijasa

Bulan

Rp

Rp

Rp

Nama Lengkap

Jenis Kelamin

Tempat / Tanggal Lahir

Status

Pendidikan

Nama Gadis lbu Kandung

Nomor KTP / Paspor

Alamat Domisila

Nomor Telepon Rumah

Nomor l-landphone

Status Te m pat Tinggal

Nama lsteri/ Suami

lumlah Tanggungan

Jenis Pekerjaa n

Nama Instansi

Bidang Usaha

Jallatan

Lama Bekerja

Telepon Kantor

Fax

Email

O LakiLaki O Perempuan

O Belum Menikah O Menikah O Janda/Duda

O S3/s2 Osl/D3 OSMA/SMP OLainnya

O Pribadi OKeluarga O Sewa ODinas

GirlTab/ Dep

Gt/rab/Dep

GirlTab / Dep

... Kode Pos

Kode pos

1. Penghasilan Sersih Per'8ulan Pemohon

2. Penghasilan Bersih Per-Bulan Pasangan

3. Penghasrian tarnbehan ijika acia)

4, Pengeluaran Per-Bulan

5. An8sulan Pembiayaan Lainnya

6. Sisa Penghasilan {1 + 2+ 3 - 4 -5}

: Rp.

: Rp.

: Rp.

: Rp.

: Rp.

:Rp.

Orang

Jenis Agunan

[okasiABunan

tuas T/KSB/TBMerek Kendaraan :

Jenis Dokumen I

Harga NilaiAgunan :

:OTlKSB OTB OMobil OMotor Otainnya

Rp.

: O PNS O Swasta OBUMN/D O Profesional

O Wiraswasta OlainnyaNama Lengkap

Hubungan

Alamat

Telepon Rumah

HP

Saya menyatakan bahwa semua informasiyang diberikan adalah b€nar Informasi inidib€rikan untuk tujuan permohonan pembiayaan dan dengan inisaya mengijinkan 8NlSyariah untuk mendapatkan dan memeriksa seluruh informasi yang dip€rlukan.Sersam. iri Saya m€mbe.i ku:sa kep.c!3 Bank uituk memotong dari rekening Giro /Tabungan / Deposito Saya di BNI/ SNlSyariah guna m elunasi aogsu ra n pembiayaan danatau kewajiban lainnya kepada Bank jika terjadi penundaan pembayaran. Dengan inipula Saya menyatakan b€rsedia dan akan patuh pada peraturan dan persyaratan yangditentukan Bank dan Saya mengetahui bahwa Bank berhak menyetujui atau m€nolakpermohonan jni tanpa memberitahukan alasannya.

Kode Pos

Kode Pos

lsteri/ Suami PemohonKode Pos

Fax

Kode Pos

Fax

Page 107: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

-ic0iItt !

{;;tr6 >=

6.:

i9

'-a

,ffi

-tIEI

-O2 E E

i E 9a E.- F 9- v5 -d, E'f F:*e< t

;iT3 3fiJ!:iF -!!Y!9Y;io o;<t: clz " !, or Y

Eg:=s -EEtss!!>e*i€: -. -.k e E:E: t t e E

q!I3 aAN i 6 i

E

6

-ss

s€

=.3r. 5 ->+: x -L= E X Cbs_s i : 3,'E6+P P ,o a@

o,; q d =F;.l! ! ; r6.:_€F : 5 t;_gi.d 5 F ,ilE-P-- * : t€FsqE! Eg9 Ep:e!?! F;s iP'€E

=F*ei :5e EilrH*F€ 5}E ?i;+i;no91 F*c 9.6=6fEF! EBq 1E\EF -;,. :_E; En 3dr=Fi5 5:E o't3Eo i o @ ? P I c F! iE=F0 :F: -n;6

*lr* a:t* t:;c;EESFFP{-PgF*+FF!E 5 :SiI * j ji5d|i rEt...;....

.le=v so= o

:'i I r-:- ts:!t'. j:E *3-e : =.o

:6 !d i:_ c<ii sctg i^:< ;cc;.;i=E 9ccE F!1 X qt !-\

= ! a.i;3 F; +:+6€ <:HA 6J;.: r.:@Y :

-!!a 5:E€ !?-to: '-*Y;- 4; E E:.e ii co

3:FE -"9hs r- iq H' co! r o

=!*: c-E!6 P

E;{F!q_ts9;E*lidg 3XEe5 Pa.S 3 : q e,E : e g 9;==E b 5^q,=-a5 9,95,!C€E:: j;f-.'

>

T

e

I

I

)

:

{E

.!

E€s9l'e

3 t*E \N

* ;;P 5!

h !R

I :i

E .d. -:1; i:

: a *€R5 ;":

-: -- :; r'-E XZ= c = L

<E6: t q

8i*E 3 ;rt= E d Fo)6 ! = ! g

"<;.r x o :*z;

= F

EESb "?; P Fr*-: T, 6E;l e b3 ! +:E*E- PA.P ;E = e: or;

:9"-aq aa,io -E6eEAe F?6* ()o.F'-EX-tr4.2ife€as:EEe:sEF6 90qP iqoc\ F:EEEsil ii6eBs;!'-gE s B; ;iqi€ HglL[!nooY. r..o..

E

.9

\

.1

6

E

i

66

>

>:tr;E Fg= (t

t2iq .o!d - i'=r = X

Po lj o)

;E Es 'ul= !:l?: = 6 n i

-t lr)i: -:\ox,.4 Y;.=; ri: Fad o,> :6a;q fi! 6s

r c *,: " F; - 6o P-: 9q,!cDoE;eo, :+otqqa6j?c trf ;itjdtTna-o*Eo;E EE P; qi 9i*EF:.: ;3,ie.=!5cP!P9:?Y'E'i;'3;6=:j45i€Or'E:t

€ffi

Eil

E

E

E

f

E

6

i3

>

2

e

3

t

E:;p*:s.:Aj ! sE

E

EE 6i E6X h5 F-9a3a;3363-,;F;,ip3'

E

3

?

E

!

3-:

9-

tide.

E!;2

Page 108: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

DATA NASABAH PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

BNI SYARIAH

PERIODE April 2012 – Maret 2014

Bulan/Tahun Jumlah Nasabah Dummy SEBI

Apr-12 10 0

May-12 23 0

Jun-12 18 0

Jul-12 16 0

Aug-12 7 0

Sep-12 10 0

Oct-12 16 0

Nov-12 9 0

Dec-12 13 0

Jan-13 10 0

Feb-13 14 0

Mar-13 7 0

Apr-13 11 1

May-13 9 1

Jun-13 9 1

Jul-13 15 1

Aug-13 14 1

Sep-13 8 1

Oct-13 8 1

Nov-13 7 1

Dec-13 6 1

Jan-14 7 1

Feb-14 4 1

Mar-14 9 1

Page 109: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 Dummy SEBIb . Enter

a. Dependent Variable: Jumlah Nasabah

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,440a ,194 ,157 4,085 1,739

a. Predictors: (Constant), Dummy SEBI

b. Dependent Variable: Jumlah Nasabah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 88,167 1 88,167 5,283 ,031b

Residual 367,167 22 16,689

Total 455,333 23

a. Dependent Variable: Jumlah Nasabah

b. Predictors: (Constant), Dummy SEBI

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 12,750 1,179 10,811 ,000

Dummy SEBI -3,833 1,668 -,440 -2,298 ,031

a. Dependent Variable: Jumlah Nasabah

Page 110: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 8,92 12,75 10,83 1,958 24

Std. Predicted Value -,979 ,979 ,000 1,000 24

Standard Error of Predicted

Value 1,179 1,179 1,179 ,000 24

Adjusted Predicted Value 8,36 13,27 10,83 1,991 24

Residual -5,750 10,250 ,000 3,995 24

Std. Residual -1,407 2,509 ,000 ,978 24

Stud. Residual -1,470 2,621 ,000 1,022 24

Deleted Residual -6,273 11,182 ,000 4,359 24

Stud. Deleted Residual -1,512 3,087 ,021 1,086 24

Mahal. Distance ,958 ,958 ,958 ,000 24

Cook's Distance ,000 ,312 ,045 ,067 24

Centered Leverage Value ,042 ,042 ,042 ,000 24

a. Dependent Variable: Jumlah Nasabah

Page 111: ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42586/1/SAHLA... · ANALISIS PENERAPAN SURAT EDARAN BI No. 14/33/DPBS TAHUN