analisis penerapan green banking pada bri syariah...

132
ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) MADIUN SKRIPSI Oleh: RATNA AYU WIDYANINGRUM NIM : 210816010 Dosen Pembimbing: Dr. H. LUTHFI HADI AMINUDDIN, M.Ag. NIP : 197207142000031005 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO 2020

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH

KANTOR CABANG (KC) MADIUN

SKRIPSI

Oleh:

RATNA AYU WIDYANINGRUM

NIM : 210816010

Dosen Pembimbing:

Dr. H. LUTHFI HADI AMINUDDIN, M.Ag.

NIP : 197207142000031005

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020

Page 2: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

ii

Abstrak

Widyaningrum, Ratna Ayu. Analisis Penerapan Green Banking Pada BRI Syariah

Kantor Cabang (KC) Madiun. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam, Program Studi Perbankan Syariah

Kata kunci: Keuangan Berkelanjutan, Dokumen Lingkungan, Risiko

Kompleksitas permasalahan lingkungan mendorong perbankan melakukan

transformasi dalam perilaku dan kegiatannya yang dikenal dengan istilah green

banking atau secara terminologis keuangan berkelanjutan menurut Otoritas Jasa

Keuangan, disini perbankan memiliki andil untuk turut serta dalam menjaga

keseimbangan pemeliharaan lingkungan hidup melalui aktivitas yang

dilakukannya. Di Indonesia OJK dan WWF turut serta menggandeng 8 (delapan)

bank dalam implementasi integrasi lingkungan, sosial dan tata kelola salah

satunya yakni BRI Syariah. Konsep green banking sangat erat kaitannya dengan

istilah green financing, namun green banking tidak hanya berkutat pada

pembiayaan saja tapi juga dalam hal program-program lainnya yang berwawasan

lingkungan. Berlanjut dari permasalahan ini merupakan hal yang penting untuk

melihat bagaimana penerapannya dan turut serta BRI Syariah KC Madiun dalam

hal tersebut.

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah (1) untuk mengetahui aplikasi

green banking dalam pemberian atau penyaluran pembiayaan di BRI Syariah KC

Madiun. (2) Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan dalam

implementasi konsep green banking di BRI Syariah KC Madiun.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian yang

digunakan yakni penelitian lapangan dan juga dengan menggunakan pendekatan

deskriptif. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan juga

dokumen, sedangkan untuk analisa data dengan menggunakan pola reduksi data,

penyajian data dan juga penarikan kesimpulan.

Adapun hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) BRI Syariah KC Madiun

memahami konsep green banking adalah upaya mitigasi risiko pada aspek risiko

sosial dan lingkungan dari penyaluran pembiayaannya yang merupakan salah satu

dari aktifitas perbankan yang dilakukannya, pelaksanaannya itu dalam bentuk

memperhatikan upaya pengelolaan lingkungan dari calon debitur maupun debitur

yang dapat dilihat dari dokumen lingkungan, segmen kegiatan usaha

berkelanjutan yang sesuai dengan konsep green banking di BRI Syariah KC

Madiun PSKRD (Pasar Sasaran dan Kriteria Bisnis yang Diperbolehkan) yakni

pada segmen mikro dan SME. (2) Kebijakan-kebijakan terkait konsep green

banking yang belum terpenuhi di BRI Syariah KC Madiun yakni aspek

penyesuaian SPO terkait adanya tambahan tupoksi tentang keuangan

berkelanjutan dan juga desain pengembangan dan inovasi produk dan/atau jasa

keuangan berkelanjutan bank sesuai dengan permintaan pasar.

Page 3: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

iii

Page 4: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

iv

Page 5: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

v

Page 6: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

vi

Page 7: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-21, perhatian terhadap permasalahan lingkungan

menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Kompleksitas

permasalahan lingkungan secara global, regional, dan lokal saling terkait.

Kerusakan-kerusakan lingkungan hidup saat ini sudah semakin parah dan

telah memancing keprihatinan yang berakibat pada pemanasan global,

penipisan lapisan stratosfir ozon, pencemaran laut dan sungai. Kerusakan

itu mengarah pada degradasi lingkungan yang mana masalah-masalah

lingkungan yang utama saat ini adalah seperti penebangan hutan secara

liar, polusi air akibat limbah industri, perambahan kawasan konservasi

dan menurunnya kualitas keanekaragaman hayati.1

Permasalahan tersebut berimbas dengan terjadinya degradasi

sumber alam, sumber daya energi, lingkungan dan sumber daya pangan,

dan juga eksploitasi sumber daya alam tak terbarukan semakin

memperburuk sumber daya lingkungan.2 Indonesia sebagai salah satu

bagian dari benua maritim yang memiliki keunggulan komparatif

membuat Indonesia memiliki peluang untuk membangun sustainable

economy sangatlah besar.3 Green economy adalah respons atas global

warming, ekonomi hijau merupakan model pembangunan ekonomi yang

1 Moch. Amin Nurdin, “Kesadaran Bankir Akan Kelesatarian Lingkungan,”

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, 2019, 1. 2 Makmun, “Green Economy: Konsep, Implementasi, Dan Peranan Keuangan,”

Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Vol. 19, No. 2 (2011): 1. 3 Zuhal, Gelombang Ekonomi Inovasi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2013), 159.

Page 8: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

2

paralel, dan secara spesifik mengaitkan diri dengan upaya mengurangi

emisi karbon.4

Konsep green economy ini memberi penekanan khusus terhadap

efisiensi penggunaan sumber daya, serta pola konsumsi dan produksi

yang berkesinambungan dalam proses economic development. Ekonomi

hijau pada dasarnya merupakan konsep pembangunan berkelanjutan

(sustainable development), yang menyaratkan harmonisasi antara

kepentingan ekonomi, biaya sosial dan lingkungan dikenal dengan triple

bottom line dalam setiap pengambilan keputusan terkait pembangunan.5

Green economy juga merupakan suatu lompatan besar meninggalkan

praktik-praktik ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek

yang telah mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk

ditangani termasuk menggerakkan perekonomian yang rendah karbon.6

Ekonomi hijau sebagai konsep sudah lama digulirkan oleh berbagai

lembaga internasional khususnya UNEP. Ekonomi hijau dalam konteks

pembangunan berkelanjutan sudah bukan hal baru, karena Indonesia

telah mempertimbangkan tentang pentingnya pembangunan

berkelanjutan sejak tahun 1972, oleh Prof. Otto Sumarwoto.7 Konsep

green economy melengkapi konsep pembangunan berkelanjutan, dimana

diketahui prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah

4 Ibid., 160. 5 Ibid. 6 Makmun, “Green Economy: Konsep, Implementasi, Dan Peranan Keuangan,” 2. 7 Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Green Economy: Prakarsa

Strategis Pengembangan Konsep Green Economy (Jakarta: Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 2014),

3.

Page 9: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

3

“memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan

kebutuhan generasi masa depan”, sehingga dapat dikatakan bahwa green

economy merupakan motor utama penggerak pembangunan

berkelanjutan.8 Jadi sustainable development merupakan pelaksanaan

dari konsep green economy yang berarti suatu model pembangunan untuk

mencegah meningkatnya emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan

iklim.9

Pembangunan nasional yang berkelanjutan merupakan upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh aspek

kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dalam jangka panjang.

Pembangunan berkelanjutan menitikberatkan pada bagaimana cara

memajukan perekonomian masyarakat, bangsa dan negara dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.10 Pembangunan ini sangat

diperlukan karena selama ini selalu ada benturan kepentingan antara

pemanfaatan ekonomi dengan pelestarian lingkungan, dan berbagai

permasalahan pengelolaan sumber daya alam yang sudah kita alami.11

The world economic forum pada laporan tahun 2013 menempatkan

ekonomi dan lingkungan sebagai risiko utama dunia. Keduanya memiliki

keterkaitan dimana diyakini bahwa kerusakan lingkungan yang

8 Rizka Zulfikar, Prihatini Ade Mayvita, and Purboyo, Pengantar Green Economy

(Yogyakarta: DeePublish, 2019), 4. 9 Leonard Tiopan Panjaitan, Bank Ramah Lingkungan: Panduan Keberlanjutan

(Sustainability), Cet. 1 (Jakarta Timur: PenebarPlus+, 2015), 38. 10 Tia Yuliawati, Asni Mustika Rani, dan Allya Roosallyn Assyofa, “Efektivitas

Implementasi Green Financing Sebagai Alternatif Pembiayaan Berkelanjutan Bagi

UMKM Sektor Industri Pengolahan Alas Kaki di Kota Bandung,” Unisba (Universitas

Islam Bandung) Vol. 17, No. 2 (2017): 152. 11 Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Green Economy: Prakarsa

Strategis Pengembangan Konsep Green Economy, 3.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

4

diakibatkan tata kelola industri yang tidak sustainable memberikan

dampak negatif pada perekonomian global. Hal ini yang mendorong

semakin menguatnya upaya rekontruksi kebijakan pembangunan dimana

ada keseimbangan antara upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,

pemerataan sosial dan pemeliharaan lingkungan hidup (green

economy).12

Seiring dengan menguatnya perhatian dunia terhadap persoalan-

persoalan lingkungan, perbankan melakukan transformasi dalam perilaku

dan kegiatannya. Konsep “Green Economy”, yang pada dasarnya

mendorong agar setiap kegiatan ekonomi harus meminimalisasi

dampaknya bagi lingkungan, juga diadopsi oleh dunia perbankan. Salah

satunya melalui konsep green banking atau “bank hijau”.13 Gerakan

penghijauan ini dalam ranah perbankan dikenal dengan istilah green

banking, istilah green banking mempunyai cakupan lebih luas dari

sekedar hijau alias terkait dengan pembangunan lingkungan hidup. Tapi

istilah ini juga mencakup pemberdayaan masyarakat menuju kehidupan

sosial yang lebih baik.14

Bank hijau ini diterjemahkan sebagai upaya perbankan untuk

mengutamakan pemenuhan keberlanjutan dalam penyaluran pembiayaan

atau kegiatan operasionalnya. Bank secara langsung memang tidak

12 Ronald Waas, “Sambutan Deputi Gubernur Bank Indonesia Pada Acara Media

Briefing ‘Green Banking’ Kerjasama Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Lingkungan

Hidup (KLH)” (Media Briefing “Green Banking,” Jakarta: Bank Indonesia, 2013), 1. 13 Zulfikar dan Ade Mayvita, Pengantar Green Economy, 27. 14 H. Robbani dan Sofyan Aris Saputra, “Analisis Implementasi Green Banking

Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon),” t.th,

4.

Page 11: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

5

tergolong sebagai penyumbang pencemaran lingkungan yang tinggi.

Penggunaan energi, air, dan sumber daya alam lainnya dalam kegiatan

perbankan tidaklah separah penggunaan oleh sektor-sektor lain seperti

pertambangan dan industri pengolahan. Meski demikian, perbankan tidak

lantas dapat dilepaskan dari persoalan meningkatnya degradasi

lingkungan hidup. Melalui pemberian atau penyaluran pinjaman atau

pembiayaan kepada nasabahnya, bank dapat menjadi pemicu bagi

kegiatan-kegiatan yang berdampak pada lingkungan.15

Terdapat alasan kepentingan mengapa Bank Indonesia menilai

penting untuk mengembangkan perbankan ramah lingkungan (green

banking) ini, dimana merespons Undang-Undang No. 32 tahun 2009

tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

mengharuskan semua aktivitas ekonomi untuk patuh mendorong

kelestarian lingkungan dengan pemberian sanksi baik pidana bagi

pelakunya hingga pencabutan ijin lingkungan.16

Komitmen Indonesia dalam penerapan perbankan hijau atau yang

dalam terminologi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut keuangan

berkelanjutan (sustainable finance) ditunjukkan dengan diluncurkannya

peta jalan (roadmap) keuangan berkelanjutan pada Desember 2014, dan

juga kerangka regulasi terkait perbankan hijau di Indonesia yakni OJK

mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51

15 Zulfikar dan Ade Mayvita, Pengantar Green Economy, 27. 16 Waas, “Sambutan Deputi Gubernur Bank Indonesia Pada Acara Media Briefing

‘Green Banking’ Kerjasama Bank Indonesia (BI) Dan Kementerian Lingkungan Hidup

(KLH),” 2.

Page 12: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

6

/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi

Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik ditegaskan pada

pasal 2 ayat 1 bahwa seluruh LJK, Emiten dan Perusahaan Publik wajib

menerapkan keuangan berkelanjutan dan kegiatan usahanya.17 Yang

mana sebelumnya regulasi yang mengatur kebijakan perbankan hijau di

Indonesia yakni Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/15/PBI/2012

tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, dalam pasal 11 ayat 1-point

e PBI yang menyatakan penilaian terhadap prospek usaha termasuk

upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan

hidup.18

Konsep green banking ini sangat erat kaitannya dengan istilah

green financing, green financing dapat diartikan sebagai fasilitas

pinjaman dari lembaga keuangan kepada debitur yang bergerak di sektor

bisnis yang tidak berdampak pada penurunan kualitas lingkungan

maupun kondisi sosial masyarakat. Meski demikian, green banking tidak

hanya berkutat pada dunia pembiayaan, namun juga program-program

lain yang berwawasan lingkungan. Pemberian pembiayaan oleh

perbankan syariah dapat merupakan suatu masalah, bila pembiayaan itu

dipergunakan untuk usaha ataupun kegiatan yang pada akhirnya

17 “Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang

Penerapan Keuangan Berkelanjutam Bagi Lembaga Jasa Keuangan , Emiten dan

Perusahaan Publik,” n.d., 6. 18 Richard Sahetapy et al., Indeks Investasi Hijau Sektor Industri Berbasis Lahan

(Jakarta Selatan: International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) -

Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF), 2018), 6–7.

Page 13: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

7

menimbulkan atau mengakibatkan pencemaran atau perusakan

lingkungan hidup.19

BRI Syariah adalah salah satu dari delapan bank yang

menandatangani Pilot Project Implementasi Panduan Integrasi

Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) bagi bank, yang diinisiasi

oleh World Wildlife Fund for Nature (WWF) dan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK). Kedelapan bank ini kerap disebut sebagai “First Mover on

Sustainable Banking”.20 BRI Syariah juga merupakan anggota dari IKBI

(Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia)21 keterlibatannya dalam

anggota “First Movers on Sustainable banking dan IKBI merupakan

bentuk nyata peran bank dalam mendukung sistem keuangan yang dapat

mencegah terjadinya pendanaan atau investasi pada kegiatan usaha yang

menggunakan sumber daya berlebihan, dapat meningkatkan kesenjangan

sosial dan berdampak pada kerusakan lingkungan hidup.

Bank BRI Syariah juga mengklaim sebelum penandatanganan pilot

project green banking, BRI Syariah sudah memiiki kepedulian yang

tinggi terhadap lingkungan.22 Namun berdasarkan hasil wawancara

dengan Bapak Hengki Suhartanto selaku Pimpinan Cabang BRI Syariah

19 Rahmayati Nasution, “Sinergi Dan Optimalisasi Green Banking Perbankan

Syariah Dalam Mewujudkan Suistainable Finance,” Ekonomikawan: Jurnal Ilmu

Ekonomi Dan Studi Pembangunan Vol. 18, no. 1 (2018): 37. 20 PT Bank BRIsyariah Tbk, Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report 2017):

Persiapan Menatap Masa Depan (Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2018), 106. 21 Rian Erisman, “Delapan Bank Nasional Lahirkan Inisiatif Keuangan

Berkelanjutan (IKBI) bersama WWf-Indonesia”, https://www.wwf.or.id/?66383/Delapan-

Bank-Nasional-Lahirkan-Inisiatif-Keuangan-Berkelanjutan-Indonesia-IKBI--WWF-

Indonesia (diakses pada 19 Desember 2019). 22 PT Bank BRIsyariah Tbk, Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2018:

Merintis Faedah Green Banking (Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2019), 153.

Page 14: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

8

Kantor Cabang (KC) Madiun menyatakan bahwa di BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun terkait dengan produk khusus keuangan

berkelanjutan yang membidik sasaran pada usaha-usaha yang ramah

lingkungan tidak ada, hal ini disebabkan BRI Syariah Kantor Cabang

(KC) Madiun membidik sasaran atau fokus target market dari mereka

adalah semua kalangan pengusaha.23

Hal ini pun diperjelas oleh Bapak Mohamad Ali Najamudin selaku

Marketing Manager BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun,

menyatakan bahwa di BRI Syariah Kantor Cabang Madiun itu ada

PSKRD atau Pasar Sasaran dan Kriteria Bisnis yang Diperbolehkan dan

terkait dengan produk pembiayaan yang dibutuhkan itu juga sesuai

dengan kebutuhan nasabah sendiri.24 BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun merupakan salah satu lembaga jasa keuangan yang berada pada

lingkup Kabupaten dan Kota Madya Madiun yang berdiri pada tahun

2013, dimana BRI Syariah KC Madiun merupakan bagian dari BRI

Syariah Kantor Pusat Abdul Muis Jakarta yang telah berkomitmen dalam

penerapan kebijakan keuangan berkelanjutan dan BRI Syariah sendiri

juga merupakan salah satu bank yang ikut dalam pilot project

implementasi tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bersama

delapan bank lainnya

Delapan bank lainnya yakni Bank Artha Graha Indonesia, Bank

Central Asia,Bank Mandiri, Bank Muamalat, Bank Negara Indonesia,

23 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 24 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020

Page 15: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

9

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Bank Rakyat

Indonesia dan BRI Syariah yang menjadi salah satu bagian di dalamnya.

Yang mana pemilihan BRI Syariah KC Madiun untuk mengetahui

bagaimana penerapannya pada tingkat kantor cabang dan juga lokasi

BRI Syariah KC Madiun sendiri berada di tengah-tengah Kota Madiun

yang mana kawasan atau wilayah yang strategis yang merupakan wilayah

perdagangan, pendidikan dan perindustrian. Berdasarkan pada uraian

yang penulis jabarkan, dengan ini sehingga penulis tertarik untuk

meneliti tentang “Analisis Penerapan Green Banking Pada BRI Syariah

Kantor Cabang (KC) Madiun”.

B. Rumusan Masalah

Bagi Perseroan, penandatanganan pilot project implementasi

panduan lingkungan, sosial dan tata kelola (LST) itu merupakan sebuah

sikap dan komitmen untuk menjadi penggerak utama green banking

utamanya adalah BRI Syariah yang juga merupakan salah satu bank yang

ikut turut adalah dalam pencapaian tujuan sustainable development goals

(SDGs) Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini:

1. Bagaimana aplikasi green banking dalam pemberian atau penyaluran

pembiayaan di BRI Syariah KC Madiun?

2. Kebijakan-kebijakan apa saja yang telah diterapkan dalam

implementasi konsep green banking di BRI Syariah KC Madiun?

Page 16: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang mengangkat judul “Analisis

Penerapan Green Banking Pada BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun” antara lain:

1. Untuk mengetahui aplikasi green banking dalam pemberian atau

penyaluran pembiayaan di BRI Syariah KC Madiun.

2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan dalam

implementasi konsep green banking di BRI Syariah KC Madiun.

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian yang mengangkat judul “Analisis Penerapan

Green Banking Pada BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun”:

1. Teoritis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu

perbankan syariah guna menambah wawasan terkait lingkup

perbankan secara luas dan memperkaya konsep keilmuan yang

berkaitan dengan green banking.

2. Bagi Praktisi

a. Bagi BRI Syariah KC Madiun

Bagi BRI Syariah KC Madiun hasil penelitian ini

diharapkan bisa menjadi referensi untuk menjadikan acuan

urgensi dalam wujud nyata penerapan green banking yang lebih

Page 17: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

11

optimal dalam mendukung sustainable development goals

(SDGs) di sektor perbankan.

b. Bank Pihak Lain

Bagi pihak lain baik itu Bank Umum Syariah (BUS), Unit

Usaha Syariah (UUS) maupun lainnya hasil penelitian ini dapat

dijadikan informasi ataupun referensi dalam rangka sebagai

acuan dalam penerapan green banking yang lebih optimal.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yang baik dalam penelitian adalah yang

mampu memberikan kemudahan kepada pembaca untuk memahami

gambaran dalam skripsi tersebut, secara garis besar dalam skripsi ini

terbagi menjadi 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini peneliti memberikan gambaran umum yang

memberikan acuan dalam mengantarkan pembahasan skripsi. Disini

penulis memaparkan alasan yang mendasari penulis untuk mengangkat

tema dan judul pada penelitian ini. Bab ini terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika pembahasan.

BAB II Penerapan Green Banking Pada Perbankan Syariah

Pada bab ini berisikan teori yang relevan yang akan dijadikan

rujukan dalam analisa data dan sesuai dengan rumusan masalah, yaitu

mengenai analisa penerapan green banking pada BRI Syariah KC

Page 18: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

12

Madiun. Bahasan dalam bab ini mengenai teori green economy, green

banking, pembangunan berkelanjutan, keuangan berkelanjutan, tujuan

dan prinsip keuangan berkelanjutan, pedoman teknis bagi bank terkait

implementasi POJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan

Publik serta terkait perbankan syariah, tujuan dan fungsinya.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini berisikan pembahasan terkait metode dan desain

penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, lokasi

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data dan teknik pengecekan keabsahan data.

BAB IV Data Dan Analisa

Bab ini menyajikan gambaran umum atau profil ringkas mengenai

objek penelitian itu sendiri yakni BRI Syariah secara umumnya dan juga

BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun secara khususnya, serta juga

menguraikan dan memaparkan data serta juga analisa berdasarkan

rumusan masalah dan menyajikan hasil penelitian. Rumusan masalah

yang telah dirumuskan dan akan dipaparkan datanya serta dianalisa pada

bab ini yakni analisa terkait aplikasi green banking dalam pemberian atau

penyaluran pembiayaan di BRI Syariah KC Madiun, serta analisa

kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan dalam implementasi konsep

green banking di BRI Syariah KC Madiun

Page 19: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

13

BAB V Penutup

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari rumusan masalah

berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan serta juga adanya

saran dan rekomendasi terkait penelitian.

Page 20: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

14

BAB II

PENERAPAN GREEN BANKING PADA PERBANKAN SYARIAH

A. Deskripsi Teori

1. Green Economy

a. Pengertian Green Economy

Kesepakatan untuk menempatkan lingkungan dan

pembangunan dalam satu konteks telah memberikan arahan dan

penyediaan kelembagaan multinasional agar masa depan dapat

berkelanjutan. Perubahan geo-politik dan kemunculan kekuatan

ekonomi baru memunculkan konflik antara pembangunan ekonomi

dan lingkungan. Konflik antara pembangunan ekonomi dan

lingkungan dapat terekonsiliasi jika aktifitas produktif tidak

menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.1 UNEP

mencetuskan gagasan ekonomi “Green Economy” dalam rangka

mendukung upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Gagasan

green economy bertujuan memberikan peluang yang besar

bagaimana upaya memanfaatkan konsepsi “green economy” dalam

rangka menunjang pelaksanaan pembangunan yang berorientasi

pada aspek lingkungan dan ekosistem.2

1 Direktorat Lingkungan Hidup, Kumpulan Pemikiran Pengembangan Green

Economy di Indonesia (Tahun 2010-2012) (Jakarta: Direktorat Lingkungan Hidup Deputi

Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KEMENTERIAN

PPN/BAPPENAS), 2013), 13. 2 Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Langkah Menuju Ekonomi

Hijau Sintesa dan Memulainya (Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2020), 3.

Page 21: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

15

Menurut Cato (Direktorat Lingkungan Hidup, 2013)

perekonomian dalam ekonomi hijau, tidak ditujukan untuk terus-

menerus tumbuh dan berkembang tetapi ekonomi dengan kondisi

yang mapan (steady-state), dan masyarakat (manusia) menjadi

ramah tidak mengancam spesies lain maupun planet bumi itu

sendiri.3 Sampai saat ini belum ada definisi ekonomi hijau yang

telah disepakati secara internasional, akan tetapi terdapat beberapa

definisi dan pandangan yang dikemukakan oleh berbagai pihak.

Sebagian besar mengikuti definisi yang dikemukakan oleh UNEP.

Berbagai definisi dan pandangan tentang ekonomi hijau meliputi:

1) UNEP (2011) mendefinisikan ekonomi hijau sebagai sebuah

sistem kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan distribusi,

produksi dan konsumsi barang dan jasa yang menghasilkan

peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang,

sekaligus tidak menyebabkan generasi mendatang menghadapi

risiko lingkungan yang signifikan atau kelangkaan ekologis.

2) UNCTAD (United Nations Conference on Trade and

Development) (2011) mendefinisikan ekonomi hijau sebagai

ekonomi yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia

dan mengurangi kesenjangan, dengan tidak menyebabkan

3 Direktorat Lingkungan Hidup, Kumpulan Pemikiran Pengembangan Green

Economy, 25.

Page 22: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

16

generasi mendatang menghadapi risiko lingkungan yang

signifikan dan kelangkaan ekologis.4

3) UNCSD (United Nations Conference on Sustainable

Development) menyatakan bahwa ekonomi hijau dapat dilihat

sebagai lensa yang focus dalam menangkap peluang untuk

meningkatkan tujuan ekonomi dan lingkungan secara

bersamaan.

4) Koalisi Ekonomi Hijau (2011) berpandangan bahwa ekonomi

hijau adalah ekonomi tangguh yang dapat memberikan kualitas

hidup yang lebih baik untuk semua dan dibatasi oleh daya

dukung ekologi bumi.

5) International Chamber of Commerce menggambarkan ekonomi

hiaju sebagai ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi dan

tanggung jawab lingkungan bekerjasama dengan cara saling

memperkuat sekaligus mendukung kemajuan dalam

pembangunan sosial.

6) Danish 92 Group (2012) menyatakan bahwa ekonomi hijau

bukanlah sebuah kondisi tapi sebuah proses transformasi dan

kemajuan dinamis yang konstan. Ekonomi hijau menghasilkan

kesejahteraan manusia dan akses terhadap kesempatan yang adil

bagi semua orang, dengan tetap menjaga integritas lingkungan

4 Ibid., 26.

Page 23: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

17

dan ekonomi agar tetap sesuai dengan kemampuan daya dukung

bumi yang terbatas.5

Dari berbagai definisi dan pandangan tersebut pada intinya

menggambarkan bahwa ekonomi hijau bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, member kesempatan yang

sama/adil dan meminimalkan kerusakan lingkungan dan

pembangunan ekonomi yang sesuai dengan daya dukung

lingkungan. Atau dapat dinyatakan bahwa ekonomi hijau adalah

kondisi membaiknya kehidupan (well being) dan keadilan sosial

(social equity) dengan secara signifikan mengurangi resiko

lingkungan dan kelangkaan ekologi.

Indonesia mengartikan ekonomi hijau sebagai (Republic of

Indonesia, 2010):

“a development paradigm that based on resources efficiency

approach with strong emphasizes on internalizing cost of natural

resources depletion and environmental degradation, efforts on

alleviate the proverty, creating decent jobs, and ensuring

sustainable economic growth.”

“Paradigma pembangunan yang didasarkan pada pendekatan

efisiensi sumber daya dengan penekanan kuat pada internalisasi

biaya lingkungan dan degradasi lingkungan, upaya mengurangi

kemiskinan, penciptaan lapangan kerja yang layak, dan

memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.”6

Pada dokumen submisi Indonesia untuk outcome document

pertemuan UNCSD pada tahun 2012 atau Rio+20, pemerintah

5 Ibid. 6 Ibid., 27.

Page 24: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

18

Indonesia mendefinisikan ekonomi hijau sebagai berikut (Republic

of Indonesia, 2012):

“Indonesia considers the Green Economy as a development

paradigm that hinges on resources efficiency, which eventually

would lead to more sustainable consumption and production

patterns. In the same spirit, Indonesia’s development is based on a

four strategy of pro-poor, pro-joob, pro-growth and pro-

environment to ensure that economic growth, as one of the pillars,

moves in concert with the other elements of sustainable

development.”

“Indonesia menganggap ekonomi hijau sebagai paradigma

pembangunan yang bertumpu pada efisiensi sumber daya, yang

pada akhirnya akan mengarah pada pola konsumsi dan produksi

yang lebih berkelanjutan. Dalam spirit yang sama, pola

pembangunan di Indonesia berdasarkan pada empat strategi yaitu

berpihak pada pertumbuhan, berpihak pada rakyat, penyediaan

tenaga kerjadan pembangunan lingkungan untuk memastikan

bahwa pertumbuhan ekonomi, sebagai salah satu pilar, bergerak

seiring dengan elemen-elemen lain dari pembangunan

berkelanjutan.”

Konsep ekonomi hijau Indonesia tersebut, selain menekankan

pada efisiensi pemanfaatan sumber daya, juga menekankan pada

internalisasi biaya lingkungan, upaya pengentasan kemiskinan,

penciptaan lapangan kerja yang layak, serta memastikan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.7 UNEP (2011)

memfokuskan pengembangan transisi menuju ekonomi hijau pada

11 (sebelas) sektor, berikut uraian mengenai kesebelas sektor

tersebut:

1) Pertanian

2) Bangunan

7 Ibid., 27-28.

Page 25: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

19

3) Kota

4) Energi

5) Perikanan

6) Hutan

7) Manufaktur

8) Pariwisata

9) Transportasi

10) Limbah

11) Air8

b. Desain Tata Ekonomi Hijau

Desain dan pengembangan konsep tata ekonomi hijau harus

difokuskan pada 2 (dua) hal berikut:

1) Harus mengintegrasikan kepentingan ekonomi, sosial dan

lingkungan saat ini dan yang akan datang tanpa mengabaikan

atau mengorbankan kepentingan generasi-generasi berikutnya

untuk hidup secara layak.

2) Dalam desain sistem tata ekonomi hijau, pemerintah hendaknya

memfokuskan pada “struktur dan proses” ekonomi hijau.9

Desain struktur ekonomi hijau (green structure) difokuskan

pada lima sektor berikut:

8 Ibid., 41. 9 Andreas Lako, Green Economy: Menghijaukan Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi

(Jakarta: Erlangga, 2014), 25.

Page 26: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

20

a) Produksi hijau (green production) yaitu tata kelola proses

produksi dalam industri/bisnis untuk menghasilkan produk-

produk ekonomi harus ramah lingkungan.

b) Konsumsi hijau (green consumption) yaitu pemakaian

produk/jasa dan perlakuan terhadap limbahnya harus ramah

lingkungan.

c) Investasi hijau (green investment) yaitu tata kelola investasi

ekonomi yang dilakukan pemerintah dan swasta harus ramah

lingkungan.

d) Pengeluaran Hijau (green expenditure) harus ramah

lingkungan.

e) Ekspor-impor hijau (green export-green import) yaitu tata

kelola serta kebijakan ekspor dan impor yang dilakukan

pemerintah dan swasta harus juga ramah terhadap

lingkungan.10

Sedangkan desain proses ekonomi hijau (green process)

difokuskan pada:

1) Pemerintah hijau (green government), yaitu organisasi

birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang selama ini

kurang ramah lingkungan perlu didesain ulang dan

didorong agar lebih ramah lingkungan.

10 Ibid, 25.

Page 27: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

21

2) Manajemen ekonomi hijau (green economy governance)

yaitu desain proses perencanaan, pengoordinasioan,

pengendalian, pelaksanaan, pengevaluasian, dan umpan

balik ekonomi dan bisnis harus lebih ramah terhadap

lingkungan.

3) Industri dan bisnis hijau (green industry and business)

yaitu paradigm dan tata kelola industri atau bisnis yang

selama ini lebih berorientasi pada upaya mendapatkan

return on investment (ROI) atau laba sebesar mungkin

dengan cara “mengeksploitasi masyarakat dan lingkungan

harus direformasi kembali ke arah yang ramah lingkungan.

4) Korporasi hijau (green corporation) yaitu korporasi yang

selama ini menjadi alat negara untuk menggerakkan

perekonomian dan pertumbuhan ekonomi perlu didorong

ke arah yang lebih ramah lingkungan dalam tata kelola

serta aktivitas lainnya.11

c. Pilar Ekonomi Hijau

Untuk mendorong aplikasi Sistem Ekonomi Hijau (SEH)

dalam tata kelola perekonomian nasional, enam pilar ekonomi hijau

yang diusulkan UNEP dapat ditindaklanjuti untuk diadopsi

Pemerintah Indonesia termasuk pemerintah daerah (Pemda), enam

pilar tersebut yakni:

11 Ibid., 25–26.

Page 28: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

22

1) Pemerintah perlu memberikan prioritas investasi dan

pembelanjaan negara untuk menstimulasi kegiatan ekonomi

hijau.

2) Pemerintah perlu menghijaukan kebijakan pajak dan penguatan

mekanisme pasar dalam invetasi energi terbarukan sebagai

instrument untuk mempromosikan ekonomi hijau kepada para

pelaku ekonomi.

3) Pemerintah harus menghentikan belanja negara dan daerah, baik

secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat merusak

lingkungan.

4) Pemerintah perlu membuat desain kebijakan insentif fiscal yang

terintegrasi, mulai dari pusat hingga daerah, sehingga

mendorong terciptanya green investment dalam investasi

ekonomi atau bisnis.

5) Pemerintah perlu mengaloakasikan belanja pemerintah dan

mendorong sektor swasta agar melaksanakan capacity building

dan pendidikan kepada pihak-pihak terkait mengenai pentingnya

ekonomi hijau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan

bisnis berkelanjutan.

6) Pemerintah perlu memperkuat kerja sama dan tata kelola di

tingkat internasional untuk mendorong terwujudnya

implementasi ekonomi hijau.12

12 Ibid, 33.

Page 29: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

23

2. Green Banking

a. Pengertian Green Banking

Institusi keuangan, khususnya sektor perbankan memiliki

peran penting dalam masyarakat. Lewat produk dan layanannya,

perbankan mempengaruhi arah dan laju pembangunan ekonomi

suatu negara untuk jangka pendek dan jangka panjang. Sektor ini

menjadi salah satu sumber utama pembiayaan pembangunan dan

berbagai industri. Namun harus diakui lewat produk dan layanan

perbankan seperti pemberian pembiayaan untuk membiayai

aktivitas pembangunan dan industri terkadang sedikit banyak telah

berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan.13

Merespon penurunan kualitas lingkungan, muncul kepedulian

global dari sektor perbankan untuk lebih memperhatikan dampak

sosial dan lingkungan dari investasi dan pembiayaan yang bank

berikan. Istilah praktik “hijau” (green) dalam perbankan atau

dikenal dengan perbankan hijau (green banking) bisa diartikan

sebagai kegiatan perbankan yang mendorong praktik ramah

lingkungan melalui berbagai aktivitas perbankan. Praktik

perbankan hijau saat ini dipraktikkan dalam berbagai bentuk,

seperti menggunakan transaksi secara online bukan

mengirimkannya lewat pos, mengurangi penggunaan kertas

(paperless) dalam transaksi, penggunaan hemat energi di kantor

13 Richard Sahetapy et al., Indeks Investasi Hijau Sektor Industri Berbasis Lahan

(Jakarta Selatan: International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan

Indonesian Working Group on Forest Finance (IWGFF), 2018), 1.

Page 30: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

24

bank, memberi pinjaman bagi perusahaan yang mempraktikkan

kepedulian lingkungan.14

Green banking berarti juga mempromosikan praktik-praktik

ramah lingkungan (environmental -friendly) dan mengurangi

tingkat emisi karbon dalam aktivitas perbankan yang dilakukan,

segmen nasabah green banking adalah entitas-entitas bisnis yang

memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan dan

pengurangan emisi karbon. Pada umumnya, perusahaan yang

diberikan pembiayaan oleh green banking adalah perusahaan yang

memiliki sertifikasi ramah lingkungan dalam operasional bisnisnya

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara masing-masing.15

Pada pelaksanaannya perbankan hijau beroperasi seperti bank

normal, hanya saja pertimbangan utama bukan lagi semata-mata

keuntungan (profit), tetapi juga pertimbangan lingkungan/ekologi

dan sosial untuk melindungi keberlanjutan lingkungan dan

melestarikan sumber daya alam. Bank seperti ini tetap dikendalikan

oleh otoritas manajemen yang sama, hanya saja ada agenda

tambahan untuk menjaga lingkungan/ habitat/ sumberdaya alam.16

Green banking atau perbankan ramah lingkungan merupakan

konsep atau paradigma baru dalam industri perbankan internasional

yang sedang berkembang selama satu dekade terakhir.

14 Ibid. 15 Direktorat Perbankan Syariah, Kajian Model Bisnis Perbankan Syariah (Jakarta:

Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2012), 38. 16 Sahetapy et al., Indeks Investasi Hijau Sektor Industri Berbasis Lahan, 2.

Page 31: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

25

Konsep ini muncul sebagai respons atas tuntutan masyarakat

global yang meminta industri perbankan turut berpartisipasi aktif

dalam upaya-upaya mengatasi krisis lingkungan dan pemanasan

global yang semakin serius. Konsep ini juga timbul sebagai respons

atas kian berkembangnya kolaborasi global demi mewujudkan

agenda-agenda aksi untuk Pembangunan Berkelanjutan dan

penghapusan kemiskinan yang telah disepakati para kepala negara

pada KTT Bumi 1992 di Brasil.17

Pasca KTT Bumi Rio +20 di Rio de Janeiro (Brasil) pada 20-

22 Juni 2012, seiring dengan disepakatinya model pembangunan

berbasis green economy (ekonomi hijau) sebagai strategi untuk

mempercepat tercapainya Pembangunan Berkelanjutan dan

penghapusan kemiskinan, konsep green banking mulai

dikembangkan oleh pelaku perbankan.18 Ekonomi hijau sendiri

mengandung kepedulian terhadap keadilan sosial, ekonomi hijau

juga memperbesar kepedulian terhadap sistem di planet bumi baik

dari segi ekologisnya maupun spesies yang berada di dalamnya.19

Konsep green banking bertujuan untuk membuat proses

operasi perbankan dan penggunaan teknologi serta infrastruktur

fisik perbankan bisa dilakukan seefisien dan seefektif mungkin.

Green banking diharapkan mampu memberikan zero effect atau

17 Lako, Green Economy: Menghijaukan Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi, 94. 18 Ibid. 19 Rita Parmawati, Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Menuju

Ekonomi Hijau, Cet. Pertama (Malang: UB Press, 2019), 83–84.

Page 32: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

26

dampak negatif yang minimal terhadap lingkungan dan

masyarakat.20 Definisi green banking beragam, diantaranya

beranggapan bahwa green banking serupa dengan ethical bank,

dimana bank memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan

hidup.21

Secara khusus, green banking bermakna bahwa korporasi

perbankan tidak lagi hanya berfokus pada tanggung jawab secara

keuangan yaitu mengelola bisnisnya sebaik mungkin untuk

menghasilkan laba (profit) sebesar-besarnya bagi para pemegang

saham, tetapi juga harus memfokuskan tanggung jawabnya pada

upaya-upaya untuk memelihara kelestarian lingkungan dan alam

semesta (planet) serta meningkatkan kesejahteraan sosial kepada

masyarakat (people). Integrase pada pilar itu disebut triple bottom-

line of banking accountability.22

Triple bottom line (TBL) sendiri adalah konsep pengukuran

kinerja perusahaan secara “holistic” dengan memasukkan 3 ukuran

kinerja secara simultan 3P (profit, planet,people), yaitu economic,

environmental, social (EES). Selanjutnya variabel economic,

dikaitkan dengan usaha bisnis dalam meraih keuntungan usaha atau

profit, sementara variabel lingkungan (environment) diorientasikan

pada sikap eksekutif perusahaan dalam menyikapi mengenai

20 Lako, Green Economy: Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi, 94. 21 Sari Yuniarti, “Peran Perbankan dalam Implementasi Bisnis Hijau dan

Pembangunan Berkelanjutan,” Jurnal Keuangan Dan Perbankan Vol. 17, No. 3 (2013):

464. 22 Lako, Green Economy: Menghijaukan Ekonomi, 95.

Page 33: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

27

kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, dan variabel social

diasosiasikan manajemen terhadap kepedulian sosial

kemasyarakatan.23

Prinsip dasar green banking adalah upaya memperkuat

kemampuan manajemen risiko bank khususnya terkait dengan

lingkungan hidup dan mendorong perbankan untuk meningkatkan

portofolio pembiayaan ramah lingkungan hidup seperti energi

terbarukan, efisiensi energi, pertanian organik, eco-tourism,

transportasi ramah lingkungan, ini merupakan bentuk kesadaran

bank terhadap risiko kemungkinan terjadinya masalah lingkungan

pada proyek yang dibiayainya yang mungkin berdampak negatif

berupa penurunan kualitas kredit dan reputasi bank yang

bersangkutan.24

Konsep green banking ini sangat erat kaitannya dengan

istilah green financing. Green financing dapat diartikan sebagai

fasilitas pinjaman dari lembaga keuangan kepada debitur yang

bergerak di sektor bisnis yang tidak berdampak pada penurunan

kualitas lingkungan maupun kondisi sosial masyarakat. Meski

demikian, green banking tidak hanya berkutat pada dunia

23 Jaja Suteja, Green Financial Management: Model Solusi Meningkatkan Nilai

Perusahaan Berkelanjutan (Bandung: UNPAS Press, 2018), 19–20. 24 Yuniarti, “Peran Perbankan Dalam Implementasi Bisnis Hijau Dan

Pembangunan Berkelanjutan,” 464–65.

Page 34: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

28

pembiayaan, namun juga program-program lain yang berwawasan

lingkungan.25

b. Kerangka Regulasi Green Banking di Indonesia

Inisiasi bank untuk mengadopsi praktik green banking di

Indonesia tidak terlepas dari dikeluarkannya regulasi relevan yang

memberikan dorongan untuk pelaksanaan bank berwawasan

lingkungan. Bank Indonesia telah mewajibkan perbankan untuk

memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup dalam

mengembangkan bisnisnya, pedoman BI untuk menerbitkan

kebijakan pro lingkungan ini merujuk pada Undang-Undang No.

32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup.26 Green banking juga telah dicanangkan dalam bentuk MoU

antara Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Bank Indonesia

tahun 2011-2013 melalui kegiatan seperti pelatihan analisis

lingkungan untuk menilai kelayakan penyaluran kredit/pembiayaan

kepada debitur seperti AMDAL,27 kesepakatan ini dilatarbelakangi

meningkatnya kesadaran dunia untuk menerapkan prinsip

25 Rahmayati Nasution, “Sinergi dan Optimalisasi Green Banking Perbankan

Syariah dalam Mewujudkan Suistainable Finance,” Ekonomikawan: Jurnal Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan Vol. 18, No. 1 (2018): 37. 26 PT Bank BRIsyariah Tbk, Laporan Tahunan (Annual Report) 2017: Hijrah

Untuk Terbuka dan Lebih Amanah (Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2018), 444. 27 Lilik Handajani, Ahmad Rifai, dan L. Hamdani Husnan, “Kajian Tentang

Inisiasi Praktik Green Banking Pada Bank BUMN,” Jurnal Economia Vol. 15, No. 1

(2019): 3.

Page 35: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

29

pembangunan berkelanjutan berbagai industri, termasuk industri

perbankan.28

Sebagai entitas bisnis, perbankan memiliki tujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat, hal tersebut telah didukung pula oleh Undang-Undang

No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas dalam rangka

pemenuhan tanggung jawab sosial perusahaan terkait dengan

Corporate Social Responsibility (CSR)29 dan juga kerangka hukum

untuk melihat praktik perbankan hijau bisa dilihat pada Pasal 67

UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UUPLH) yang menyatakan “Setiap orang

berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta

mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup”.

Lebih lanjut dalam pasal 68 menyatakan bahwa Setiap orang yang

melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban: (a) Memberikan

informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu;

(b) Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan (c)

28 H. Robbani dan Sofyan Aris Saputra, “Analisis Implementasi Green Banking

Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon),” t.th,

4. 29 Muliaman D. Hadad dan Istiana Maftuchah, Sustainable Financing: Industri

Jasa Keuangan dalam Pembiayaan Berkelanjutan (Jakarta: Elex Media Komputindo,

2015), 133.

Page 36: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

30

Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau

kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.30

Kewajiban di atas menjadi dapat menjadi relevan bagi

perbankan untuk menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential

principles) dalam aktivitas perbankan seperti:

1) Undang-Undang No. 10/1998 tentang Perubahan atas Undang-

Undang No. 7/1992 tentang Perbankan dimana peranan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bagi perusahaan

berskala besar dan atau berisiko tinggi. (Penjelasan ketentuan

umum paragraph V).

2) Undang-Undang Nomor 21/1998 tentang Perbankan Syariah,

penjelasan dalam melaksanakan prinsip syariah diutamakan

untuk melakukan kegiatan yang berkesinambungan dan

berkeseimbangan, salah satu prinsip keseimbangan itu sendiri

adalah pendekatan kelestarian alam.

3) Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian

Kualitas Aset Bank Umum, dalam rangka pelaksanaan prinsip

kehati-hatian Direksi wajib menilai, memantau, dan mengambil

langkah-langkah yang diperlukan agar kualitas aset senantiasa

baik (Pasal 2), Bank melakukan analisa kualitas kredit

berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kemampuan

membayar (Pasal 10), Salah satu penilaian prospek usaha yang

30 Sahetapy et al., Indeks Investasi Hijau Sektor Industri Berbasis Lahan, 7.

Page 37: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

31

dimaksud adalah upaya-upaya yang dilakukan debitur dalam

rangka upaya pengelolaan lingkungan hidup sesuai peraturan

yang berlaku (Pasal 11).

4) Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli

2013 tentang Bank Umum Konvensional dan Surat Edaran Bank

Indonesia No. 13/10/DPBS tanggal 13 April 2011 tentang Bank

Umum Syariah, menegaskan:

a) PBI No. 14/15/2012 surat edaran ini mewajibkan bank untuk

melakukan evaluasi terhadap upaya pengelolaan lingkungan

hidup dari debitur atau calon debitur, dalam rangka penilaian

kualitas aset (kredit) yang diberikan.

b) Salah satu komponen penilaian prospek usaha debitur

berskala besar dan atau berisiko tinggi dalam rangka menjaga

kelestarian lingkungan hidup adalah memastikan adanya

AMDAL.

c) Bank harus memperhatikan jenis rencana usaha dan/atau

kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.

d) Bank juga harus memperhatikan hasil penilaian Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PROPER) yang dikeluarkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup.31

31 Indonesia Clean Energy Development (ICED) dan United States Agency for

International Development (USAID), Buku Pedoman Memahami Dokumen Lingkungan

Hidup Sektor Energi Bersih Untuk Lembaga Jasa Keuangan 2015 (Jakarta: Otoritas Jasa

Keuangan, 2015), 26–27.

Page 38: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

32

5) Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/15/PBI/2012 telah

memasukkan penilaian terhadap pengelolaan lingkungan hidup

oleh debitur dalam persyaratan penyaluran kredit/pembiayaan.32

6) Regulasi terkini yang relevan dengan praktik green banking

adalah dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

(POJK) No.51/POJK.03/2017 mengenai penerapan keuangan

berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan, emiten, dan

perusahaan publik. Perubahan yang terjadi dari PBI No.

14/15/PBI tahun 2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank

Umum menjadi POJK No. 51/POJK.03/2017 dimana pada PBI

No. 14/15/PBI tahun 2012 LJK Perbankan dibebankan

kewajiban memenuhi aspek lingkungan dalam pemberian

kredit/pembiayaan, sementara pada POJK No.51/POJK.03/2017

disebutkan bahwa perbankan harus menerapkan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan tidak hanya pada pemberian

kredit/pembiayaan tetapi juga pada keseharian aktifitas

perbankan.33

c. Tahapan Praktik Green Banking

Tahapan praktik green banking dapat dilihat dari elaborasi

yang dibuat ole Marcel H A Jeucken (Sustainable Finance &

32 Handajani, Rifai, dan Husnan, “Kajian Tentang Inisiasi Praktik Green Banking

Pada Bank BUMN,” 3. 33 Muhammad Agus Salim, “Kesiapan Pemerintah Menerapkan Green Banking

Melalui POJK Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Hukum

Positif Di Indonesia,” Universitas Padjajaran, 2018, 122.

Page 39: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

33

Banking: The Financial Sector and the Future of the Planet,

EarthScan, 2011) sebagai berikut:

1) Tipe pertama defensive banking. Dalam tipe ini, bank

merupakan follower dan menantang aturan pemerintah dalam

masalah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan karena

kepentingan bank, baik secara langsung maupun tidak langsung

terancam.34 Faktor lingkungan hidup dan sosial tidak dianggap

penting dan memandang undang-undang lingkungan hidup

sebagai sebuah ancaman karena dapat merugikan kepentingan

industri jasa keuangan langsung (melalui kerusakan

profitabilitas pelanggan).35 Bank tipikal ini belum memiliki

kepedulian terhadap lingkungan hidup sehingga aspek

manajemen lingkungan hidup dan sosial ini hanya dianggap

sebagai biaya yang perlu dihindari.36

2) Tipe kedua preventive banking. Dalam tipe ini, bank telah

memulai mempertimbangkan potensi pengurangan biaya,

misalnya untuk pemakaian kertas, pengurangan energi,

penghematan air, dan perjalanan dinas pegawainya. Bank dalam

tipe ini juga sudah mulai menginternalisasi produk perbankan

agar lebih ramah kepada lingkungan hidup (kredit/pembiayaan)

34 Tiopan Panjaitan Leonard, Bank Ramah Lingkungan: Panduan Keberlanjutan

(Sustainability), Cet. 1 (Jakarta Timur: PenebarPlus+, 2015), 46. 35 D. Hadad dan Maftuchah, Sustainable Financing: Industri Jasa Keuangan

Dalam Pembiayaan Berkelanjutan, 102. 36 Leonard, Bank Ramah Lingkungan, 46.

Page 40: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

34

dalam kaitannya dengan meminimalisir risiko dan kerugian

investasi yang berhubungan dengan risiko lingkungan.37

3) Tipe ketiga offensive banking. Dalam tipe ini, bank sudah

mengintegrasikan biaya, risiko, dan imbal balik potensial kepada

operasional harian perbankan. Bank berupaya mengurangi risiko

eksternal dengan menerapkan kontrol terhadap risiko

lingkungan dan melakukan penilaian (assessment) terhadap

risiko kredit atau pembiayaan.38

4) Tipe keempat disebut sustainable banking. Dalam tipe ini, bank

sudah bersifat kreatif, inovatif dan proaktif dalam melihat

potensi bisnis, baik dalam membiayai proyek-proyek yang

ramah lingkungan maupun berinvestasi dalam teknologi yang

hemat energi dan teknologi bersih.39

d. Klasifikasi Kegiatan Usaha Berkelanjutan dalam Penerapan

Green Banking

Sebagai bagian dari implementasi perbankan hijau atau yang

dalam terminologi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut keuangan

berkelanjutan, bank harus melakukan pencatatan portofolio

pembiayaan/kredit berdasarkan kategori kegiatan usaha

berkelanjutan, berikut kategori kegiatan usaha berkelanjutannya:

37 Ibid. 38 Ibid. 39 Ibid., 46-47.

Page 41: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

35

1) Energi Terbarukan

Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan

dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan

baik, antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari,

aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan

laut. Adapun contoh dari kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain

yang memanfaatkan energi terbarukan antara lain pembangunan

mini hydro dan penggunaan tenaga surya untuk pembangkit

tenaga listrik. (POJK No.60/POJK.04/2017)40

2) Efisiensi Energi

Efisiensi energi adalah langkah, metode, atau prinsip yang

diharapkan dengan menggunakan energi secara efisien. Adapun

contoh dari kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain yang

memanfaatkan efisiensi energi antara lain:

a) Pembangunan gedung baru dan gedung renovasi yang ramah

lingkungan yaitu dengan mengurangi pemakaian listrik untuk

pencahayaan dan sirkulasi udara yang memungkinkan

mengurangi penggunaan Air Conditioner (AC).

b) Penyimpanan energi

c) District heating; atau

40 Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Pedoman Teknis Bagi Bank

Terkait Implementasi POJK Nomor 51/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK), Emiten, dan Perusahaan Publik

(Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2018), 22.

Page 42: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

36

d) Smart grids41

3) Pencegahan dan Pengendalian Polusi

Yang dimaksud dengan pencegahan dan pengendalian

polusi termasuk pengolahan air limbah, pengurangan emisi

udara, pengendalian gas rumah kaca, remediasi tanah,

pencegahan limbah, pengurangan limbah, daur ulang limbah

untuk energi menambah nilai produk dan rekondisi limbah, dan

analisis pemantauan lingkungan (POJK No.

60/POJK.04/2017).42

4) Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan Penggunaan Lahan

yang Berkelanjutan

Pada dasarnya semua sumber daya alam termasuk sumber

daya alam hayati harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

masyarakat dan umat manusia sesuai dengan kemampuan dan

fungsinya. Yang dimaksud dengan pengelolaan sumber daya

alam hayati dan penggunaan lahan yang berkelanjutan termasuk

pertanian yang berkelanjutan, peternakan yang berkelanjutan,

perikanan, budidaya perairan, kehutanan dan pertanian yang

tahan terhadap perubahan iklim serta konservasi tanaman

pangan hayati atau irigasi (POJK No. 60/POJK.04/2017).43

41 Ibid., 23. 42 Ibid., 25. 43 Ibid., 25–26.

Page 43: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

37

5) Konservasi Keanekaragaman Hayati Darat dan Air

Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan

sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara

bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya

dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas

keanekaragaman dan nilainya (UU No. 5 Tahun 1990). Yang

dimaksud dengan konservasi keanekaragaman hayati darat dan

air termasuk perlindungan lingkungan pesisir pantai, laut, dan

daerah aliran sungai (POJK No. 60/POJK.04/2017).44

6) Transportasi Ramah Lingkungan

Transportasi berkelanjutan/ramah lingkungan /transport

hijau adalah bentuk moda transport yang tidak

menggunakan/tergantung pada sumber daya fosil yang dapat

habis jumlahnya tetapi tergantung pada energi yang dapat

diperbaharui yang berkelanjutan. Transportasi ramah lingkungan

antara lain transportasi listrik, hybrid, transportasi publik, kereta

listrik, kendaraan tidak bermotor, transportasi multi moda,

infrastruktur untuk kendaraan dengan energi yang ramah

lingkungan dan pengurangan emisi berbahaya (POJK No.

60/POJK.04/2017).45

44 Ibid., 26–27. 45 Ibid., 28.

Page 44: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

38

7) Pengelolaan Air dan Air Limbah yang Berkelanjutan

Pengelolaan sumber daya air berkelanjutan adalah

pengelolaan sumber daya air yang tidak hanya ditujukan untuk

kepentingan generasi sekarang tetapi juga termasuk untuk

kepentingan generasi yang akan datang (UU No. 7 Tahun

2004).46

8) Adaptasi Perubahan Iklim

Adaptasi perubahan iklim berarti meningkatkan

pembangunan berkelanjutan untuk menjadi lebih tahan terhadap

dampak perubahan iklim yang sedang terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi di masa yang akan datang. Adaptasi

perubahan iklim termasuk dukungan sistem informasi seperti

observasi iklim dan sistem peringatan dini (POJK

No.60/POJK.04/2017).47

9) Produk yang Dapat Mengurangi Penggunaan Sumber Daya dan

Menghasilkan Lebih Sedikit Polusi (Eco Efficient)

Produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya

dan menghasilkan lebih sedikit polusi (eco-efficient) antara lain

pengembangan dan pengenalan produk ramah lingkungan

dengan eko-label atau sertifikasi lingkungan serta kemasan dan

distribusi hemat sumber daya (POJK No. 60/POJK.04/2017).48

46 Ibid., 29. 47 Ibid., 30. 48 Ibid., 31.

Page 45: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

39

10) Bangunan Berwawasan Lingkungan yang Memenuhi Standar

atau Sertifikasi yang Diakui Secara Nasional, Regional, atau

Internasional

Bangunan ramah lingkungan (green building) adalah suatu

bangunan yang menerapkan prinsip lingkungan dalam

perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan pengelolaannya

dan aspek penting penanganan dampak perubahan iklim

(Permen Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2010).49

11) Kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan Lain Dari Kegiatan Usaha

Berwawasan Lingkungan Lainnya

12) Kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan Lain Dari Kegiatan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah

a) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria

usaha mikro sebagaimana diatur UU No. 20 Tahun 2008.

Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

(1). Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(2). Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)50

49 Ibid. 50 Ibid.,34.

Page 46: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

40

b) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha

Kecil sebagaimana diatur UU No. 20 tahun 2008.

Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

(1). Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).51

c) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang-perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha

Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

51 Ibid., 34.

Page 47: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

41

hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur UU No. 20 tahun

2008. Usaha menengah dilarang memiliki dan/atau

menguasai Usaha Mikro dan/atau Usaha Kecil mitra

usahanya.

Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai

(1). Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.

10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

(2). Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).52

e. Dokumen-Dokumen Lingkungan

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan berdasarkan dokumen

lingkungan hidup dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan

yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha

52 Ibid., 34-35.

Page 48: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

42

dan/atau kegiatan.53 Penyusunan AMDAL dituangkan ke dalam

dokumen AMDAL yang terdiri dari dari

a) Kerangka Acuan (KA): ruang lingkup kajian AMDAL yang

merupakan hasil pelingkupan (scoping).

b) ANDAL: Penelaahan secara cermat dan mendalam tentang

dampak penting suatu rencana dan/atau kegiatan.

c) RKL-RPL:

(1). Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

merupakan upaya penanganan dampak terhadap

lingkungan yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha

dan/atau kegiatan.

(2). Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) merupakan

upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang

terkena dampak akibat dari rencana dan/atau kegiatan.54

2) UKL-UPL

Pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan

yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

53 Indonesia Clean Energy Development (ICED) dan United States Agency for

International Development (USAID, Buku Pedoman Memahami Dokumen Lingkungan

Hidup Sektor Energi Bersih Untuk Lembaga Jasa Keuangan 2015, 33. 54 Otoritas Jasa Keuangan et al., Tata Kelola Aspek Resiko Sosial Dan Lingkungan

(Jakarta: USAID, 2016), 18.

Page 49: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

43

3) SPPL

Pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau

kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha

dan/atau kegiatannya.55

f. Insentif Penerapan Green Banking

Sustainable banking atau green banking secara singkat adalah

suatu institusi keuangan yang memberikan prioritas pada

sustainability dalam praktik bisnisnya. Pemahaman green banking

bersendikan empat unsur kehidupan yakni nature, well-being,

economy, dan society. Bank yang “hijau” akan memadukan ke-

empat unsur tersebut ke dalam prinsip bisnis yang peduli pada

ekosistem dan kualitas hidup manusia.56

Green banking memberikan manfaat yaitu mengubah

kesadaran individu menjadi kesadaran kolektif dalam hal

pelestarian lingkungan, dengan demikian ancaman resiko

kerusakan alam pun dapat ditanggulangi. Selain itu, perusahaan

yang menerapkan konsep penghijauan ini juga mendapat sertifikasi

ramah lingkungan sehingga mampu mendongkrak citra perusahaan.

Di mata dunia, awal penerapan Green Banking ini muncul

karena adanya kesadaran di mata dunia tentang pemeliharaan

55 Indonesia Clean Energy Development (ICED) dan United States Agency for

International Development (USAID, Buku Pedoman Memahami Dokumen Lingkungan

Hidup, 33. 56 Leonard, Bank Ramah Lingkungan: Panduan Keberlanjutan (Sustainability),

48–49.

Page 50: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

44

lingkungan menjadi tanggung jawab setiap orang. Dengan

menerapkannya konsep ini, maka perbankan di Indonesia akan

mengalami pembangunan yang berkelanjutan. Adapun Green

Banking yang baik harus tercermin pula dari bank itu sendiri dalam

segala aspek. Misalnya menekan penggunaan energi, penghematan

penggunaan kertas dalam operasionalnya, dan peduli akan

lingkungan sekitar bank. Jika ingin menerapkan konsep peduli

lingkungan, maka kita sendiri harus memulainya terlebih dahulu.57

g. Perlunya Korporasi Perbankan Nasional Merespons dan

Mengaplikasikan Konsep Green Banking

Green banking tidak terlepas dari istilah bisnis hijau, menurut

Glen Croston (Ajeng Radyati, 2014), bisnis hijau merupakan

konsep bisnis yang menguntungkan karena dapat memberi

keuntungan dan skala ekonomi yang memadai sehingga sangat

bermanfaat bagi kelangsungan usaha secara keseluruhan.58

Perbankan sendiri merupakan suatu entitas usaha yang turut

memberikan kontribusi dalam pembangunan negara. Kontribusi

bank dalam pembangunan negara ini juga merupakan bagian dari

peran bank sebagai agent of development (agen pembangunan),

perbankan sendiri memiliki peran salah satunya menyalurkan dana

kepada setiap sektor usaha, namun dengan disadari bahwa peran

57 Ati Daniati Rahmah dan Desi Fitriani, “Analisa Penerapan Green Banking Pada

PT Bank Negara Indonesia, Tbk.,” Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, 2015, 10. 58 Ajeng Radyati, Sihabudin, dan Siti Hamidah, “Urgensi Pengaturan Green

Banking dalam Kredit Perbankan Di Indonesia,” Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,

2014, 2.

Page 51: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

45

bank masih melihat aspek ekonomi sebagai salah satu aspek yang

dipandang masih utama dalam penyaluran pembiayaan tanpa

mengindahkan aspek lainnya yang lebih luas dampaknya yakni

misal terkait dengan lingkungan hidup. Oleh karena itu ada

beberapa hal yang mana sektor perbankan perlu merespons terkait

aspek lingkungan hidup dan mengimplementasikan konsep green

banking dalam entitasnya:

1) Korporasi perbankan memiliki peran strategis sebagai lembaga

intermediasi yang memiliki peran strategis dimana perbankan

memiliki peran krusial untuk turut mendorong atau bahkan

“memaksa” para debitur (korporasi bisnis dan individu-individu)

yang mengajukan kredit agar lebih peduli pada isu-isu tanggung

jawab sosial serta lingkungan, atau lebih ramah terhadap isu-isu

green economy dan green business dalam pengelolaan bisnis

atau usahanya.59

2) Sebagai entitas ekonomi dan sosial, korporasi perbankan juga

harus berperan aktif membantu pemerintah dan masyarakat

dalam upaya mewujudkan gerakan green economy serta green

business untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,

menghapus kemiskinan, serta mengatasi krisis sosial dan

lingkungan yang kian serius.

59 Lako, Green Economy, 95.

Page 52: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

46

3) Green banking sedang mendapat perhatian luas dari kalangan

pelaku industri perbankan dan keuangan internasional.60

h. Strategi Menghijaukan Perbankan

Untuk menghijaukan perbankan nasional menuju green

banking, ada beberapa langkah manajerial yang perlu dilakukan

pelaku industri perbankan:

1) Menghijaukan visi, misi, tujuan, sasaran dan budaya korporasi

perbankan.

2) Menghijaukan struktur organisasi, proses manajemen, dan

strategi korporasi serta output (produk dan jasa) korporasi

perbankan.

3) Menghijaukan sistem tata kelola korporasi dan infrastuktur

perbankan.

4) Penghijauan terhadap akuntabilitas korporasi dan transparansi

informasi kepada publik.61

3. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Banyaknya kasus yang menyebabkan turunnya kualitas

lingkungan hidup saat ini menjadi perbincangan bagi semua kalangan

baik secara nasional maupun global, kerusakan lingkungan hidup

disebabkan oleh dua hal yakni faktor alam dan faktor manusia.

Dimana salah satu contoh dampak kerusakan lingkungan yaitu

60 Ibid, 95–96. 61 Ibid., 96-98.

Page 53: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

47

pemanasan global (global warming) yang berdampak pada perubahan

iklim (climate change).

Diterbitkannya buku Silent Spring (1962), telah menginspirasi

PBB untuk menyelenggarakan Konferensi tentang Lingkungan Hidup

pada 5 Juni 1972 di Stockholm. Komitmen pada konferensi tersebut

adalah bersama-sama memelihara bumi antara pihak yang pro

pembangunan dan pro lingkungan hidup dengan resolusi pembentukan

UNEP (United Nations Environmental Program), UNEP merupakan

pelaksana komitmen mengenai lingkungan hidup dan telah melahirkan

gagasan mengenai pembangunan berkelanjutan.62

Sustainable development adalah sebuah konsep yang bertujuan

untuk menciptakan keseimbangan diantara dimensi pembangunan

seperti ekonomi, sosial dan lingkungan. Sustainable development

(pembangunan berkelanjutan) merupakan proses pembangunan (kota,

bisnis, sosial, lahan, masyarakat, dsb) dimana proses dalam

pembangunan tersebut mempunyai prinsip memenuhi kebutuhan saat

ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi yang akan

datang.63

Menurut dokumen PBB hasil world summit tahun 2005,

pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan dimana

kebijakan tersebut saling berhubung satu sama lain serta merupakan

62 D. Hadad dan Maftuchah, Sustainable Financing: Industri Jasa Keuangan

dalam Pembiayaan Berkelanjutan, 52–53. 63 Rizka Zulfikar, Prihatini Ade Mayvita, dan Purboyo, Pengantar Green Economy

(Yogyakarta: DeePublish, 2019), 30.

Page 54: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

48

pilar pendorong pembangunan berkelanjutan, kebijakan tersebut

antara lain kebijakan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial

serta perlindungan lingkungan. Dalam aspek ekonomi, pembangunan

berkelanjutan berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi serta

mencari cara untuk bagaimana memajukan perekonomian dalam

jangka panjang tanpa mengharuskan modal alam.64

Lalu dalam aspek sosial, pembangunan berkelanjutan adalah

pembangunan yang berkutat pada manusia dalam hal intereelasi,

interaksi dan interdependensi. Sedangkan dalam aspek lingkungan,

pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan perlindungan

lingkungan, dimana pembangunan yang dilakukan harus senantiasa

melibatkan aspek – aspek lingkungan agar pesatnya pembangunan

tidak lantas menghancurkan kelestarian lingkungan hidup.65

Sidang umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada 25

September 2015 di NewYork, Amerika Serikat, secara resmi telah

mengesahkan agenda pembangunan berkelanjutan atau SDGs sebagai

kesepakatan pembangunan global. Sekurangnya 193 kepala negara

hadir, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla, turut mengesahkan

agenda pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia. Mulai tahun

2016, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015-2030 secara

resmi menggantikan Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000-

64 Ibid., 31. 65 Ibid.

Page 55: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

49

2015. SDGs berisi seperangkat tujuan normatif yang disepakati dan

berlaku bagi seluruh bangsa tanpa terkecuali.66

Berakhirnya MDGs pada 2015 masih menyisakan sejumlah

pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pada periode Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)

yang akan dilaksanakan sampai dengan 2030, target yang belum

tercapai dalam MDGs diantaranya adalah tingkat kemiskinan nasional,

angka kematian bayi, angka kematian ibu, prevalensi gizi buruk,

prevalensi HIV dan AIDS serta beberapa indikator terkait

lingkungan.67

Sejak awal tahun 2016 hingga akhir tahun 2030 seluruh negara

di dunia telah sepakat untuk mulai menerapkan konsep pembangunan

berkelanjutan skala global sebagaimana yang telah dirumuskan oleh

Sustainable Development Goals (SDGs). Indonesia sendiri menjadi

salah satu negara yang telah menyatakan komitmennya untuk bersama

sama dengan warga dunia lainnya, berupaya mencapai tujuan

pembangunan pembangunan berkelanjutan skala global dalam

SDGs.68

Rumusan tujuan pembangunan dimaksud, disebut juga global

goals meliputi tiga aspek dasar dalam prinsip berkelanjutan, yakni 3-

66 Mickael B. Hoelman et al., Sustainable Development Goals-SDGs Panduan

Untuk Pemerintah Daerah (Kota dan Kabupaten) dan Pemangku Kepentingan Daerah,

Ed. Revisi (Jakarta Selatan: Infid (International NGO Forum on Indonesian Development,

2016), 9. 67 Ali Said, Indah Budiarti, et al., Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development Goals) di Indonesia (Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2016), 3. 68 PT Bank BRIsyariah Tbk, Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2018:

Merintis Faedah Green Banking (Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2019), 62.

Page 56: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

50

P, planet, people dan profit yang kemudian dijabarkan ke dalam 17

rumusan tujuan sebagai berikut

Gambar 2.1 Sustainable Development

Tujuan dari SDGs (Sustainable Development Goals) antara lain

sebagai berikut.

a. Tanpa Kemiskinan,

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun. Tujuan ini

berbicara tentang meningkatkan pendapatan bagi penduduk miskin,

menjamin akses terhadap pelayanan dasar dan melindungi seluruh

masyarakat dari segala bentuk bencana.69

b. Tanpa Kelaparan.

Mengakhiri kelaparan mencapai ketahanan pangan dan

meningkatkan gizi dan mendukung pertanian berkelanjutan. Tujuan

2 (dua) ini mengupayakan penyelesaian berkelanjutan untuk

mengakhiri segala jenis kelaparan pada tahun 2030 dan

mengupayakan ketahanan pangan. Tujuannya untuk menjamin

setiap orang di manapun ia berada, memiliki ketahanan pangan

69 United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG-ASPAC), Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan Yang Perlu Diketahui Oleh Pemerintah Daerah (Jakarta:

European Commision, 2014), 5.

Page 57: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

51

yang baik untuk menuju kehidupan sehatnya. Pencapaian tujuan ini

membutuhkan akses yang lebih baik terhadap pangan dan ajakan

budidaya pertanian secara luas dan berkelanjutan.70

c. Kesehatan Yang Baik dan Kesejahteraan.

Menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan

bagi semua di segala usia. tujuan 3 (tiga) berupaya untuk

memastikan kesehatan dan kesejahteraan bagi semua penduduk

pada setiap tahap kehidupan. Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kesehatan reproduksi serta kesehatan ibu dan anak,

mengakhiri epidemic HIV/AIDS, malaria, TBC, dan penyakit

tropis, mengurangi penyakit menular dan environmental, mencapai

cakupan kesehatan universal, dan menjamin akses universal untuk

aman terjangkau serta obat-obatan dan vaksin yang efektif.71

d. Pendidikan Berkualitas.

Menjamin pendidikan yang inklusif dan setara secara kualitas

dan mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.

Tujuan 4 (empat) bertujuan untuk menjamin dan memastikan

bahwa semua orang memiliki akses terhadap pendidikan yang

berkualitas dan memiliki kesempatan belajar yang merata selama

hidupnya. Tujuan ini berfokus pada perolehan keterampilan dasar

dan tinggi di semua jenjang pendidikan, akses yang lebih besar dan

lebih adil terhadap pendidikan berkualitas di semua jenjang,

70 Said et al., Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable

Development Goals) di Indonesia, 25. 71 Ibid., 45.

Page 58: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

52

termasuk pendidikan teknis dan kejuruan, dan pengetahuan,

keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk berfungsi dan

berkontribusi dengan baik di kehidupan sosial.72

e. Kesetaraan Gender.

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua

perempuan dan anak perempuan. Tujuan ini memiliki maksud

untuk meningkatkan pemberdayaan kaum perempuan untuk

mengembangkan bakat dan potensinya sehingga mereka memiliki

kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki. Hal ini berarti,

segala bentuk diskriminasi dan kekerasan kaum perempuan harus

dihilangkan, selain itu pembangunan yang adil dan berkelanjutan

juga harus menjamin akses perempuan ke sumber daya produktif

dan hak partisipasi yang setara dengan laki-laki dalam kehidupan

politik, ekonomi, bermasyarakat, serta memiliki hak membuat

keputusan dalam bidang politik dan swasta.73

f. Air Bersih dan Sanitasi.

Menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi yang

berkelanjutan untuk semua.74

g. Energi Bersih dan Terjangkau.

Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat

diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua.75

72 Ibid., 65. 73 Ibid., 81. 74 United Cities and Local Goverments (UCLG), Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan Yang Perlu Diketahui Oleh Pemerintah Daerah (Jakarta: European

Commision, 2014), 10.

Page 59: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

53

h. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan Yang Layak.

Mendukung pertumbuhan ekonom yang inklusif dan

berkelanjutan, penyerapan tenaga kerja penuh dan produktif serta

pekerjaan yang layak bagi semua. Pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan dan inklusif merupakan prasyarat untuk

pembangunan berkelanjutan, yang dapat berkontribusi untuk

meningkatkan mata pencaharian bagi orang-orang di seluruh

wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan kesempatan

kerja baru dan lebih baik dan memberikan jaminan ekonomi yang

lebih besar untuk semua. Selain itu, pertumbuhan yang cepat dapat

membantu mengurangi kesenjangan upah sehingga dapat

mengurangi kesenjangan yang mencolok antara kaya dan miskin.76

i. Industri, Inovasi dan Infrastruktur

Membangun infrastruktur berketahanan mendukung

industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong

inovasi.77

j. Mengurangi Kesenjangan.

Mengurangi kesenjangan intra dan antar negara. Tujuan 10

(sepuluh) yaitu untuk mengurangi kesenjangan pendapatan,

75 Ibid., 11. 76 Said et al., Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable

Development Goals) Di Indonesia, 121. 77 United Cities and Local Goverments (UCLG), Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan Yang Perlu Diketahui Oleh Pemerintah Daerah, 2014, 13.

Page 60: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

54

berdasarkan jenis kelamin, usia, cacat, ras, kelas, etnis, agama dan

kesempatan-baik di dalam dan antar negara.78

k. Keberlanjutan Kota dan Komunitas.

Mewujudkan kota-kota dan permukiman yang inklusif, aman,

tangguh dan berkelanjutan. Dimana tujuan ini membahas mengenai

memposisikan kota-kota pada inti pembangunan berkelanjutan di

tengah pesatnya urbanisasi.

l. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab

Menjamin konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Tujuan ini berbicara tentang mengurangi dampak lingkungan yang

ditimbulkan terhadap bumi melalui pola produksi dan konsumsi

yang sewajarnya.79

m. Penangangan Terhadap Perubahan Iklim.

Tujuan ini berhubungan dengan cara menghadapi dampak

dari pemanasan global.80

n. Kehidupan Bawah Laut.

Tujuan ini berhubungan dengan melindungi pantai dan

lautan.81

o. Kehidupan di Darat.

Tujuan ini berhubungan dengan melindungi sumber daya

alam dan margasatwa.82

78 Said et al., Potret Awal, 159. 79 United Cities and Local Goverments (UCLG),Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan, 17. 80 Ibid., 18. 81 Ibid., 19.

Page 61: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

55

p. Institusi Peradilan Yang Kuat dan Perdamaian.

Pada tujuan 16 (enam belas), pembangunan yang

berkelanjutan agenda 2030 bertujuan untuk melahirkan masyarakat

yang inklusif dan damai didasarkan dengan penghormatan terhadap

HAM, peraturan hukum, tata pemerintahan yang baik di semua

tingkat, serta lembaga yang transparan, efektif dan akuntabel.83

q. Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

Pada tujuan 17 (tujuh belas), untuk mencapai target yang

ambisius dari agenda 2030 membutuhkan revitalisasi dan perbaikan

kerjasama global yang memobilisasi semua sumber daya alam yang

tersedia mulai dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta,

sistem PBB dan aktor-aktor lainnya.84

4. Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance)

Mengeksplorasi konsep green finance sebagai pendekatan

strategis untuk mengatasi kekurangan yang ada terkait dengan mitigasi

risiko memungkinkan sektor keuangan memberikan kontribusi besar

dalam proses transformasi menuju ekonomi hijau, dan dalam konteks

adaptasi terhadap munculnya perubahan iklim. Permasalahan yang

muncul pada sektor ekonomi, sosial dan lingkungan, sejatinya adalah

82 Ibid., 20. 83 Said et al., Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable

Development Goals) Di Indonesia, 227. 84 Ibid., 249.

Page 62: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

56

tiga bidang yang berbeda, karena mereka memiliki karakteristik

masing-masing.85

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah membuktikan bahwa ketiga

bidang tersebut dapat disatukan dalam satu konsep yang dikenal

dengan “Sustainable Finance” atau keuangan berkelanjutan.

Keuangan berkelanjutan di Indonesia didefinisikan sebagai dukungan

menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan

berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan

ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Keuangan berkelanjutan terdiri dari empat dimensi yang dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Mencapai keunggulan industri, sosial dan ekonomi dalam rangka

mengurangi ancaman pemanasan global dan pencegahan terhadap

permasalahan lingkungan hidup dan sosial lainnya.

b. Memiliki tujuan untuk terjadinya pergeseran target menuju

ekonomi rendah karbon yang kompetitif.

c. Secara strategis mempromosikan investasi ramah lingkungan hidup

di berbagai sektor usaha.ekonomi dan

d. Mendukung prinsip-prinsip pembangunan Indonesia sebagaimana

tercantum dalam RPJM, yaitu 4P (pro-growth, pro-jobs, pro-poor,

dan pro-environtment).86

85 Suteja, Green Financial Management: Model Solusi Meningkatkan Nilai

Perusahaan Berkelanjutan, 66. 86 Otoritas Jasa Keuangan, Roadmap Keuangan Berkelanjutan Di Indonesia 2015-

2019 (Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2014), 16.

Page 63: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

57

5. Tujuan dan Prinsip Keuangan Berkelanjutan

Tujuan program keuangan berkelanjutan di Indonesia adalah

untuk:

a. Meningkatkan daya tahan dan daya saing LJK sehingga mampu

tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

b. Menyediakan sumber pendanaan yang dibutuhkan masyarakat

mengacu kepada RPJP dan RPJM.

c. Berkontribusi pada komitmen nasional atas permasalahan

pemanasan global melalui aktivitas bisnis yang bersifat

pencegahan/mitigasi maupun adaptasi atas perubahan iklim menuju

ekonomi rendah karbon yang kompetitif.87

Prinsip-prinsip program keuangan berkelanjutan di Indonesia

mencakup:

a. Prinsip pengelolaan risiko yang mengintegrasikan aspek

perlindungan lingkungan hidup dan sosial dalam manajemen risiko

LJK guna menghindari, mencegah dan meminimalisir dampak

negatif yang timbul serta mendorong peningkatan kemanfaatan

kegiatan pendanaan dan operasional LJK.

b. Prinsip pengembangan sektor ekonomi prioritas berkelanjutan yang

bersifat inklusif dengan meningkatkan pendanaan terutama pada

sektor industri, energi, pertanian (dalam arti luas), infrastruktur dan

UMKM dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, lingkungan

87 Ibid., 17.

Page 64: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

58

hidup dan sosial, serta menyediakan layanan keuangan kepada

komunitas yang umumnya memiliki keterbatasan atau tidak

memiliki akses ke layanan keuangan di sektor formal.

c. Prinsip tata kelola lingkungan hidup dan sosial dan pelaporan

dengan menyelenggarakan praktek-praktek tata kelola lingkungan

hidup dan sosial yang kokoh dan transparan di dalam kegiatan

operasional LJK dan terhadap praktek-praktek tata kelola

lingkungan hidup dan sosial yang diselenggarakan oleh nasabah-

nasabah LJK, serta secara berkala melaporkan kemajuan LJK, serta

secara berkala melaporkan kemajuan LJK dalam menerapkan

prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan ini kepada masyarakat.

d. Prinsip peningkatan kapasitas dan kemitraan kolaboratif dengan

mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, teknologi

informasi dan proses operasional dari masing-masing LJK terkait

penerapan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan, serta menjalin

kerjasama antar LJK, regulator, pemerintah dan memanfaatkan

kemitraan dengan lembaga-lembaga domestik maupun

internasional guna mendorong kemajuan keuangan berkelanjutan.88

88 Ibid., 17–18.

Page 65: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

59

6. Pedoman Teknis Bagi Bank terkait Implementasi POJK No.

51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan

bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik

Penetapan POJK Keuangan Berkelanjutan harus ditindaklanjuti

dengan upaya bank untuk secara bertahap menginternalisasikan

prinsip Keuangan Berkelanjutan dalam rencana dan aktivitas bisnis,

serta pengembangan produk bisnisnya. Langkah strategis dalam upaya

internalisasi prinsip Keuangan Berkelanjutan terdiri dari beberapa

tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap implementasi awal, (3)

tahap implementasi lanjutan. Tahapan-tahapan internalisasi prinsip

keuangan berkelanjutan dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan adalah periode bank dalam melakukan

kegiatan-kegiatan persiapan intern untuk menjalankan

implementasi penuh Keuangan Berkelanjutan. Kegiatan persiapan

tersebut, antara lain:

1) Edukasi intern

2) Penyesuaian SPO

3) Penyesuaian RAKB jangka panjang dan jangka pendek.89

89 Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan , Pedoman Teknis Bagi Bank

Terkait Implementasi POJK Nomor 51/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa Keuangan (LJK), Emiten, dan Perusahaan Publik,

2018, 10.

Page 66: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

60

b. Tahap Implementasi Awal

Dalam tahap ini bank membangun sistem Keuangan

Berkelanjutan dalam organisasi perusahaannya. Tahap ini dimulai

dari tahun pertama periode implementasi penuh yang dilakukan

secara bertahap sesuai dengan kondisi keuangan, struktur, dan

kompleksitas masing-masing bank. Tahap ini meliputi kegiatan-

kegiatan antara lain:

1) Pengembangan SDM

2) Penyesuaian SPO pada unit yang sudah ada atau unit khusus

terkait keuangan berkelanjutan

3) Penyesuaian sistem teknologi informasi dan pelaporan

4) Pengelolaan lingkungan internal yang ramah lingkungan

5) Penyesuaian klasifikasi kegiatan usaha bank dengan kriteria dan

kategori kegiatan usaha berkelanjutan

6) Desain, pengembangan, dan inovasi produk dan/atau jasa

Keuangan Berkelanjutan bank sesuai dengan permintaan pasar

7) Inisiasi portofolio dan/atau

8) Edukasi eksternal.90

c. Tahap Implementasi Lanjutan

Tahap ini dilakukan pada tahun kedua periode implementasi

penuh atau disesuaikan dengan kondisi keuangan, struktur, dan

kompleksitas masing-masing bank. Tahap ini meliputi:

90 Ibid., 12.

Page 67: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

61

1) Pengembangan SDM tingkat lanjut.

2) Pengembangan portofolio.

3) Pengawasan dan pelaporan.

4) Penyusunan sistem pengelolaan bisnis yang mengintegrasikan

komponen sosial, lingkungan hidup, dan tata kelola dalam

pengelolaan risiko.

5) Edukasi nasabah.91

7. Perbankan Syariah

Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang berperan

penting dalam perekonomian di sebuah negara termasuk Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, Bank merupakan

lembaga perantara keuangan, dimana bank bertugas untuk

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak atau

dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa peran bank adalah suatu

lembaga perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-

pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-

pihak yang memerlukan dana (deficit of funds).92

Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam

sistem operasional perbankan, yakni bank konvensional dan bank

syariah. Sesuai UU No 21 tahun 2018 tentang Perbankan Syariah,

Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha

91 Ibid., 13. 92 Otoritas Jasa Keuangan, Buku 2 Literasi Keuangan OJK Perbankan (Jakarta:

Otoritas Jasa Keuangan, 2016), 2.

Page 68: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

62

berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum Islam yang diatur

dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan

keseimbangan (‘adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),

universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir,

riba, zalim dan obyek yang haram.93

Kegiatan bank syariah dalam hal penetuan harga produknya

sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank

syariah didasarkan pada kesepakatan bagi hasil antara bank dengan

nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka

waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang

akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku

pada bank syariah:

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan

(murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan

(ijarah)

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari

pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa Iqtina).94

93 https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan-

Kelembagaan.aspx diakses pada 31 Oktober 2018. 94 Ibid.

Page 69: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

63

8. Tujuan dan Fungsi Perbankan Syariah

Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-

hatian. Perbankan syariah menunjang pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan

pemerataan kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi dari perbankan

syariah adalah:

a. Bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan

menyalurkan dana masyarakat.

b. Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam

bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari

zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan

menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

c. Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal

dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf

(nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

d. Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan

ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.95

B. Studi Penelitian Terdahulu

Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada awal penelitian yakni

melakukan studi kepustakaan, hal ini dilakukan untuk memperoleh

informasi dari penelitian-penelitian terdahulu. Menelaah dan menelusuri

95 Ibid.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

64

penelitian-penelitian terdahulu digunakan untuk mengetahui sejauh mana

perkembangan penelitian yang telah dilakukan dalam konteks penelitian

ini berkaitan dengan penerapan green banking, untuk menghindari

adanya plagiasi dan duplikasi terhadap penelitian lainnya, maka penulis

menjadikan hasil karya penelitian berikut sebagai pijakannya:

Penelitian pertama tugas akhir dari Winny Perwithosuci (2014) dari

Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul skripsi “Mekanisme

Pemberian Kredit dalam Konsep Green Banking di PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Solo Slamet Riyadi”.

Perbandingan dalam penelitian yang dilakukan oleh Winny dengan

peneliti adalah, dari segi persamaan sama-sama membahas tentang green

banking, rumusan masalah pertama sama membahas terkait green

banking dalam pemberian pembiayaan serta penggunaan metode

penelitian yang sama juga. Perbedaannya dari rumusan masalah pertama

penelitian Winny menekankan pada konsep, sedangkan peneliti pada

aplikasinya dan untuk objek penelitian Winny Perwithosuci mengambil

di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Solo Slamet

Riyadi sedangkan peneliti mengambil di BRI Syariah Kantor Cabang

(KC) Madiun. Dari segi rumusan masalah Winny Perwithosuci memiliki

2 (dua) masalah lagi yang berbeda dimana membahas tentang izin dari

Pemda terkait konsep green banking dan mekanisme green banking

dalam pengambilan keputusan kredit modal kerja sedangkan peneliti

membahas tentang kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan dalam

Page 71: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

65

implementasi konsep green banking itu sendiri. Penelitian tersebut

menghasilkan, PT BRI (Persero) Tbk KC Solo Slamet Riyadi dalam

prosedurnya telah melakukan konsep green banking namun belum untuk

praktiknya. Dokumen lingkungan yang harus dilampirkan ketika

mengajukan perizinan Izin Gangguan (HO) adalah SPPL, UKL-UPL dan

AMDAL dan PT BRI (Persero) Tbk melaksanakan prosedur terkait

analisis kredit yaitu AMDAL dimana dalam lembar kontrol berkas

pembiayaan mencantumkan HO sebagai syarat kredit.96

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Ajeng Radyati, Sihabudin

dan Siti Hamidah (2014) dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Urgensi

Pengaturan Green Banking dalam Kredit Perbankan di Indonesia”

dimana perbandingan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ajeng

Radyati dkk. ini dengan peneliti yaitu: dari segi persamaannya ini sama-

sama membahas terkait green banking, perbedaannya pada penelitian

Ajeng dkk. membahas tentang pentingnya aturan green banking dalam

kredit perbankan, sedangkan peneliti membahas aplikasi green banking

itu sendiri dalam penyaluran pembiayaan di BRI Syariah Kantor Cabang

(KC) Madiun dan juga kebijakan terkait konsep green banking yang

diimplementasikan di BRI Syariah KC Madiun. Penelitian tersebut

menghasilkan bahwa pelaksanaan kredit green banking di bidang

perbankan nasional belum memperhatikan aspek lingkungan dalam

96 Winny Perwithosuci, “Mekanisme Pemberian Kredit dalam Konsep Green

Banking di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Solo Slamet

Riyadi,” Skripsi (Surakarta, Universitas Sebelas Maret, 2014).

Page 72: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

66

menjalankan usahanya karena belum adanya kepastian hukum yang

mengatur green banking dalam kredit perbankan.97

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Heri Setiawan (2017) dalam

tugas akhir yang berjudul “Analisis Implementasi Model Bisnis Green

Banking di Perbankan Syariah (Studi Kasus PT. Bank X Kota Palangka

Raya)” dimana perbandingan penelitian yang dilakukan Heri Setiawan

dengan peneliti yaitu: dari segi persamaan sama-sama membahas terkait

penerapan green banking, terkait dengan rumusan masalah sama

membahas tentang green banking dalam implementasinya dan

penggunaan metode penelitian yang sama. Perbedaannya untuk objek

penelitian Heri Setiawan mengambil di PT. Bank X Kota Palangka Raya

sedangkan peneliti mengambil di BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun, dari segi rumusan masalah kedua Heri Setiawan membahas

tentang strategi optimalisasi model bisnis green banking pada perbankan

syariah. Penelitian tersebut menghasilkan, PT Bank X Kota Palangka

Raya telah mengimplementasikan model bisnis green banking dalam

operasional dan aturan AMDAL dalam proses pengajuan pembiayaan,

dan untuk strategi optimalisasi model bisnisnya melalui budaya kerja

yang ramah lingkungan, portofolio pembiayaan yang ramah lingkungan

dan menjadikan green banking visi perbankan.98

97 Ajeng Radyati, Sihabudin dan Siti Hamidah, “Urgensi Pengaturan Green

Banking dalam Kredit Perbankan di Indonesia,” Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

(2014). 98 Heri Setiawan, “Analisis Implementasi Model Bisnis Green Banking di

Perbankan Syariah (Studi Kasus PT. Bank X Kota Palangka Raya)” Skripsi

(Palangkaraya, IAIN Palangkaraya, 2017).

Page 73: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

67

Penelitian keempat yang dilakukan oleh Marleni Dwi Ambar Sari

(2019) dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis Implementasi Green

Banking di Bank Syariah (Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang

Solo) dimana perbandingan penelitian yang dilakukan oleh Marleni Dwi

Ambar Sari dengan Peneliti adalah sebagai berikut: dari segi persamaan

sama-sama membahas tentang penerapan green banking pada bank

syariah. Dari segi perbedaannya dimana dari rumusan masalah dimana

Marleni membahas pengaruh sikap karyawan dan kesadaran karyawan

terhadap implementasi green banking, dari segi metode penelitian juga

berbeda dimana Marleni menggunakan kuantitatif sedangkan peneliti

menggunakan metode kualitatif. Dari penelitian yang dilakukan oleh

Marleni tersebut menghasilkan bahwa sikap karyawan berpengaruh

terhadap implementasi green banking sedangkan kesadaran tidak

berpengaruh terhadap implementasi green banking.99

Jadi kesimpulan dari penelitian terdahulu dengan peneliti yang

membedakannya adalah penelitian pertama dari Winny Perwithosuci

mengambil teori dari jurnal Nicholas F. Maramis dengan judul jurnal

“Tanggung Jawab Perbankan dalam Penegakan Green Banking

Mengenai Kebijakan Kredit”. Sedangkan peneliti menggunakan teori dari

Richard Sahetapy dkk dengan judul buku “Indeks Investasi Hijau Sektor

Industri Berbasis Lahan”, Direktorat Perbankan Syariah dengan judul

buku “Kajian Model Bisnis Perbankan Syariah”, Andreas Lako dengan

99 Marleni Dwi Ambar Sari, “Analisis Implementasi Green Banking di Bank

Syariah (Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang Solo)”, Skripsi (Surakarta: IAIN

Surakarta, 2019).

Page 74: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

68

judul buku “Green Economy Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan

Akuntansi”, Rita Parmawati dengan judul buku “Valuasi Ekonomi

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Menuju Ekonomi Hijau”, Sari

Yuniarti dalam jurnal dengan judul “Peran Perbankan dalam

Implementasi Bisnis Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan”, Jaja Suteja

dengan judul buku “Green Financial Management: Model Solusi

Meningkatkan Nilai Perusahaan Berkelanjutan, Rahmayati Nasution

dalam jurnal yang berjudul “Sinergi dan Optimalisasi Green Banking

Perbankan Syariah dalam Mewujudkan Sustainable Finance”, PT Bank

BRI Syariah dengan judul e-book berupa “Laporan Tahunan (Annual

Report) 2017: Hijrah Terbuka untuk Lebih Amanah”, H. Robbani dan

Sofyan Aris Saputra dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis

Implementasi Green Banking Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon)”, Indonesia Clean Energy

Development (ICED) dan United States Agency for International

Development (USAID) dengan judul buku “Buku Pedoman Memahami

Dokumen Lingkungan Hidup Sektor Energi Bersih Untuk Lembaga Jasa

Keuangan”, Muhammad Agus Salim dalam jurnal yang berjudul

“Kesiapan Pemerintah Menerapkan Green Banking Melalui POJK dalam

Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Hukum Positif di

Indonesia”, Otoritas Jasa Keuangan dkk dalam bukunya “Tata Kelola

Aspek Resiko Sosial dan Lingkungan”, Departemen Penelitian dan

Pengaturan Perbankan dalam bukunya yang berjudul “Pedoman Teknis

Page 75: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

69

Bagi Bank Terkait Implementasi POJK Nomor 51/POJK/03.2017 tentang

Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan,

Emiten dan Perusahaan Publik”, Ati Daniati Rahmah dalam jurnalnya

yang berjudul “Analisa Penerapan Green Banking pada PT Bank Negara

Indonesia, Tbk.,”, Ajeng Radyati dkk dalam jurnalnya yang berjudul

“Urgensi Pengaturan Green Banking dalam Kredit Perbankan di

Indonesia”, Muliaman D. Hadad dan Istiana Maftuchah dengan judul

buku Sustainable Financing: Industri Jasa Keuangan dalam Pembiayaan

Berkelanjutan, Otoritas Jasa Keuangan dengan judul buku “Tata Kelola

Aspek Risiko dan Lingkungan” dan Leonard Tiopan Panjaitan dengan

judul buku “Bank Ramah Lingkungan”.

Penelitian yang kedua dari Ajeng Radyati dkk. perbedaan dalam

hal teori dimana Ajeng Radyati dkk. mengambil teori dari Hasanuddin

Rahman dengan judul buku “Kebijakan Kredit Perbankan Yang

Berwawasan Lingkungan”, sedangkan peneliti menggunakan teori dari

Richard Sahetapy dkk dengan judul buku “Indeks Investasi Hijau Sektor

Industri Berbasis Lahan”, Direktorat Perbankan Syariah dengan judul

buku “Kajian Model Bisnis Perbankan Syariah”, Andreas Lako dengan

judul buku “Green Economy Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan

Akuntansi”, Rita Parmawati dengan judul buku “Valuasi Ekonomi

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Menuju Ekonomi Hijau”, Sari

Yuniarti dalam jurnal dengan judul “Peran Perbankan dalam

Implementasi Bisnis Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan”, Jaja Suteja

Page 76: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

70

dengan judul buku “Green Financial Management: Model Solusi

Meningkatkan Nilai Perusahaan Berkelanjutan, Rahmayati Nasution

dalam jurnal yang berjudul “Sinergi dan Optimalisasi Green Banking

Perbankan Syariah dalam Mewujudkan Sustainable Finance”, PT Bank

BRI Syariah dengan judul e-book berupa “Laporan Tahunan (Annual

Report) 2017: Hijrah Terbuka untuk Lebih Amanah”, H. Robbani dan

Sofyan Aris Saputra dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis

Implementasi Green Banking Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon)”, Indonesia Clean Energy

Development (ICED) dan United States Agency for International

Development (USAID) dengan judul buku “Buku Pedoman Memahami

Dokumen Lingkungan Hidup Sektor Energi Bersih Untuk Lembaga Jasa

Keuangan”, Muhammad Agus Salim dalam jurnal yang berjudul

“Kesiapan Pemerintah Menerapkan Green Banking Melalui POJK dalam

Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan Hukum Positif di

Indonesia”, Otoritas Jasa Keuangan dkk dalam bukunya “Tata Kelola

Aspek Resiko Sosial dan Lingkungan”, Departemen Penelitian dan

Pengaturan Perbankan dalam bukunya yang berjudul “Pedoman Teknis

Bagi Bank Terkait Implementasi POJK Nomor 51/POJK/03.2017 tentang

Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan,

Emiten dan Perusahaan Publik”, Ati Daniati Rahmah dalam jurnalnya

yang berjudul “Analisa Penerapan Green Banking pada PT Bank Negara

Indonesia, Tbk.,”, Ajeng Radyati dkk dalam jurnalnya yang berjudul

Page 77: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

71

“Urgensi Pengaturan Green Banking dalam Kredit Perbankan di

Indonesia”, Muliaman D. Hadad dan Istiana Maftuchah dengan judul

buku Sustainable Financing: Industri Jasa Keuangan dalam Pembiayaan

Berkelanjutan, Otoritas Jasa Keuangan dengan judul buku “Tata Kelola

Aspek Risiko dan Lingkungan” dan Leonard Tiopan Panjaitan dengan

judul buku “Bank Ramah Lingkungan”.

Penelitian ketiga oleh Heri Setiawan perbedaan dalam hal teori

dimana mengambil teori dari internet dengan penulis Christoph Zott dan

Raphael Amit dengan judul “Business Model Design: An Activity System

Perspective, kemudian teori dari buku Croston Glen dengan judul

“Starting Green: From Business Plan to Profit, Entrepreneur, dan teori

dari buku Emil Salim dengan judul “Pembangunan Berwawasan

Lingkungan”. Sedangkan peneliti menggunakan teori dari Richard

Sahetapy dkk dengan judul buku “Indeks Investasi Hijau Sektor Industri

Berbasis Lahan”, Direktorat Perbankan Syariah dengan judul buku

“Kajian Model Bisnis Perbankan Syariah”, Andreas Lako dengan judul

buku “Green Economy Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi”,

Rita Parmawati dengan judul buku “Valuasi Ekonomi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Menuju Ekonomi Hijau”, Sari Yuniarti dalam

jurnal dengan judul “Peran Perbankan dalam Implementasi Bisnis Hijau

dan Pembangunan Berkelanjutan”, Jaja Suteja dengan judul buku “Green

Financial Management: Model Solusi Meningkatkan Nilai Perusahaan

Berkelanjutan, Rahmayati Nasution dalam jurnal yang berjudul “Sinergi

Page 78: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

72

dan Optimalisasi Green Banking Perbankan Syariah dalam Mewujudkan

Sustainable Finance”, PT Bank BRI Syariah dengan judul e-book berupa

“Laporan Tahunan (Annual Report) 2017: Hijrah Terbuka untuk Lebih

Amanah”, H. Robbani dan Sofyan Aris Saputra dalam jurnalnya yang

berjudul “Analisis Implementasi Green Banking Pada Perbankan Syariah

(Studi Kasus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon)”, Indonesia

Clean Energy Development (ICED) dan United States Agency for

International Development (USAID) dengan judul buku “Buku Pedoman

Memahami Dokumen Lingkungan Hidup Sektor Energi Bersih Untuk

Lembaga Jasa Keuangan”, Muhammad Agus Salim dalam jurnal yang

berjudul “Kesiapan Pemerintah Menerapkan Green Banking Melalui

POJK dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan

Hukum Positif di Indonesia”, Otoritas Jasa Keuangan dkk dalam

bukunya “Tata Kelola Aspek Resiko Sosial dan Lingkungan”,

Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan dalam bukunya yang

berjudul “Pedoman Teknis Bagi Bank Terkait Implementasi POJK

Nomor 51/POJK/03.2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan

bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik”, Ati

Daniati Rahmah dalam jurnalnya yang berjudul “Analisa Penerapan

Green Banking pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk.,”, Ajeng Radyati

dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Urgensi Pengaturan Green Banking

dalam Kredit Perbankan di Indonesia”, Muliaman D. Hadad dan Istiana

Maftuchah dengan judul buku Sustainable Financing: Industri Jasa

Page 79: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

73

Keuangan dalam Pembiayaan Berkelanjutan, Otoritas Jasa Keuangan

dengan judul buku “Tata Kelola Aspek Risiko dan Lingkungan” dan

Leonard Tiopan Panjaitan dengan judul buku “Bank Ramah

Lingkungan”.

Penelitian keempat yang dilakukan oleh Marleni Dwi Ambar Sari

perbedaan dalam hal teori dimana Marleni mengambil teori dari Leonard

Tiopan Panjaitan dengan judul buku “Bank Ramah Lingkungan”.

Sedangkan peneliti menggunakan teori dari Richard Sahetapy dkk

dengan judul buku “Indeks Investasi Hijau Sektor Industri Berbasis

Lahan”, Direktorat Perbankan Syariah dengan judul buku “Kajian Model

Bisnis Perbankan Syariah”, Andreas Lako dengan judul buku “Green

Economy Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi”, Rita

Parmawati dengan judul buku “Valuasi Ekonomi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Menuju Ekonomi Hijau”, Sari Yuniarti dalam jurnal dengan

judul “Peran Perbankan dalam Implementasi Bisnis Hijau dan

Pembangunan Berkelanjutan”, Jaja Suteja dengan judul buku “Green

Financial Management: Model Solusi Meningkatkan Nilai Perusahaan

Berkelanjutan, Rahmayati Nasution dalam jurnal yang berjudul “Sinergi

dan Optimalisasi Green Banking Perbankan Syariah dalam Mewujudkan

Sustainable Finance”, PT Bank BRI Syariah dengan judul e-book berupa

“Laporan Tahunan (Annual Report) 2017: Hijrah Terbuka untuk Lebih

Amanah”, H. Robbani dan Sofyan Aris Saputra dalam jurnalnya yang

berjudul “Analisis Implementasi Green Banking Pada Perbankan Syariah

Page 80: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

74

(Studi Kasus Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon)”, Indonesia

Clean Energy Development (ICED) dan United States Agency for

International Development (USAID) dengan judul buku “Buku Pedoman

Memahami Dokumen Lingkungan Hidup Sektor Energi Bersih Untuk

Lembaga Jasa Keuangan”, Muhammad Agus Salim dalam jurnal yang

berjudul “Kesiapan Pemerintah Menerapkan Green Banking Melalui

POJK dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Berdasarkan

Hukum Positif di Indonesia”, Otoritas Jasa Keuangan dkk dalam

bukunya “Tata Kelola Aspek Resiko Sosial dan Lingkungan”,

Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan dalam bukunya yang

berjudul “Pedoman Teknis Bagi Bank Terkait Implementasi POJK

Nomor 51/POJK/03.2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan

bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik”, Ati

Daniati Rahmah dalam jurnalnya yang berjudul “Analisa Penerapan

Green Banking pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk.,”, Ajeng Radyati

dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Urgensi Pengaturan Green Banking

dalam Kredit Perbankan di Indonesia”, Muliaman D. Hadad dan Istiana

Maftuchah dengan judul buku Sustainable Financing: Industri Jasa

Keuangan dalam Pembiayaan Berkelanjutan, Otoritas Jasa Keuangan

dengan judul buku “Tata Kelola Aspek Risiko dan Lingkungan” dan

Leonard Tiopan Panjaitan dengan judul buku “Bank Ramah

Lingkungan”.

Page 81: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

75

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini termasuk penelitian

lapangan (field research) atau dapat juga dianggap sebagai metode

untuk mengumpulkan data kualitatif dimana peneliti berangkat ke

lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sebuah fenomena

dalam suatu keadaan ilmiah1 atau yang pada hakikatnya dimana jenis

penelitian ini memaparkan dan menggambarkan keadaan serta

fenomena yang lebih jelas mengenai situasi yang terjadi dan dalam

penelitian ini peneliti langsung terjun pada tempat atau lokasi

penelitian.2 Pada penelitian yang dilakukan ini peneliti terjun langsung

pada objek penelitian yakni lembaga yang diteliti, objek penelitian

tersebut yakni ke BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun untuk

mengamati penerapan green banking pada BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun.

2. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan ini menggunakan pendekatan

kualitatif dimana pendekatan itu sendiri adalah persoalan yang

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi, Cet. Ke- 38

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018), 26. 2 Johnston, “2 Metode Penelitian Lapangan Field

ResearchMetode”,https://www.coursehero.com/file/p686oog/2-Metode-Penelitian-

Lapangan-Field-Research-Metode-ini-digunakan-dalam/ (diakses pada Rabu 9 Oktober

2019).

Page 82: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

76

berhubungan dengan cara orang meninjau dan bagaimana seseorang

menghampiri persoalan tersebut sesuai disiplin ilmunya. Adapun

pendekatan kualitatif sebagaimana yang diungkapkan Bodgan dan

Taylor (Moleong, 2018) sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.3 Peneliti sendiri menggunakan

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti tertarik

dengan fenomenologi di lapangan yaitu untuk mengetahui bagaimana

wujud implementasi nyata green banking dalam rangka mendukung

praktik sustainability di BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun.

B. Lokasi/Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bank BRI Syariah KC Madiun yang

berlokasi di Kota Madiun dan beralamatkan di Jl. S. Parman No. 44,

Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.

Adapun alasan pengambilan lokasi penelitian di Bank BRI Syariah KC

Madiun adalah BRI Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan

yang telah berkomitmen dalam penerapan kebijakan keuangan

berkelanjutan dan BRI Syariah sendiri juga merupakan salah satu bank

yang ikut dalam pilot project implementasi TJSL bersama delapan bank

lainnya dan juga ingin melihat bagaimana penerapannya pada tingkat

kantor cabang dan juga lokasi BRI Syariah KC Madiun sendiri berada di

tengah-tengah kota Madiun letaknya strategis dan yang mana memiliki

3 J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 4.

Page 83: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

77

julukan kota “Gadis” yang mana akronim dari daerah perdagangan,

pendidikan dan perindustrian.

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam skripsi ini adalah data primer dan

data sekunder, adapun sumber data yang dibutuhkan oleh penulis untuk

memecahkan masalah yang menjadi pokok bahasan dalam penyusunan

skripsi ini adalah

1. Data Primer

Data primer adalah data dalam bentuk variabel atau kata-kata

yang diucapkan secara lisan.4 Sumber data primer dalam penelitan ini

adalah hasil wawancara dengan karyawan BRI Syariah Kantor Cabang

(KC) Madiun yang berjumlah 4 (empat) orang yakni Bapak

Fakhrurozi Bosman, Bapak Tunggul Hery Wibowo, Bapak Hengki

Suhartanto serta Bapak Mohamad Ali Najamudin.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen grafis seperti catatan dan foto yang mana data ini merupakan

data yang akan menunjang data primer.5 Pada penelitian ini data

diperoleh dari foto terkait dengan praktik green banking di BRI

Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun, foto pada saat wawancara

dengan narasumber, dokumen lingkungan hidup berupa dokumen ijin

gangguan, dan peneliti juga menggunakan studi pustaka berupa buku-

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet. 15

(Jakarta: Rineka Cipta, 2014), 22. 5 Ibid.

Page 84: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

78

buku cetak, jurnal ataupun e-book yang berkaitan dengan green

banking yang mana menjadi sumber bahan rujukan dalam melakukan

penelitian ini, serta peneliti juga membuat form catatan observasi yang

digunakan untuk mencatat hasil pengamatan di objek penelitian yakni

BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena dengan

data peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini digunakan beberapa

metode atau teknik yang tepat untuk mengumpulkan data, yaitu:

1. Observasi

Menurut Matthews and Ross (Haris Herdiansyah, 2015)

observasi merupakan metode pengumpulan data melalui indra

manusia.6 Observasi didefinisikan juga sebagai proses melihat,

mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara

sistematis untuk suatu tujuan tertentu, atau observasi ialah suatu

kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu

kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi adalah adanya perilaku

yang tampak dan adanya tujuan yang dicapai.7 Pada penelitian skripsi

ini observasi dilakukan dengan mengamati bagaimana penerapan

green banking di BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun, hasil

observasi ini dicatat dalam catatan lapangan.

6 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif, Ed. 1, Cet. 3 (Depok: Rajawali Pers, 2019), 129. 7 Ibid., 131–32.

Page 85: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

79

2. Wawancara

Wawancara yaitu sebuah metode pengumpulan data melalui

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilakukan

oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu.8 Wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data.

Data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan konsep green

banking dalam penyaluran pembiayaan dan kebijakan-kebijakan

dalam implementasi konsep green banking di BRI Syariah KC

Madiun.

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.9

Pengumpulan data dalam penelitian skripsi ini menggunakan

dokumen yang berupa gambar terkait penerapan green banking di BRI

Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun dalam pemilahan penggunaan

kertas yang bekas yang masih bisa dipakai, hal ini diambil saat

peneliti melakukan penelitian di lapangan dan juga berupa dokumen

lingkungan hidup berupa dokumen ijin gangguan atau HO (Hinder

Ordonantie).

8 J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 186. 9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cet. Ke- 26

(Bandung: Alfabeta, 2017), 240.

Page 86: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

80

E. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul dan diperoleh dari lapangan diolah melalui 3

(tiga) tahapan, penulis menggunakan teknik pengolahan data dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Editing adalah tahap pertama dalam pengolahan data, editing ini

merupakan proses memeriksa data yang telah dikumpulkan.10

Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada

tahapan ini penulis kembali memeriksa data yang telah terkumpul

dari narasumber, apakah sudah relevan dengan permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini. Peneliti melakukan penelitian 2 (dua)

kali di BRI Syariah KC Madiun, pada tahap pertama peneliti merasa

data yang dikumpulkan dari wawancara belum cukup dan melakukan

penelitian lagi yang kedua di BRI Syariah KC Madiun untuk

memperoleh kelengkapan data.

2. Organizing adalah teknik yang digunakan oleh penulis dalam

pengolahan data yang diperoleh penulis dalam penelitian yakni

dengan cara menyusun data tersebut secara sistematis sesuai yang

telah direncanakan dalam rumusan masalah. Pada penelitian ini

penulis menyusun data tersebut berdasarkan penyusunan rumusan

masalah yaitu terkait konsep green banking dalam penyaluran

pembiayaan di BRI Syariah KC Madiun dan kebijakan-kebijakan

10 I Ketut Swarjana, Statistik Kesehatan, Ed. 1 (Yogyakarta: Andi, 2016), 43.

Page 87: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

81

dalam implementasi konsep green banking di BRI Syariah KC

Madiun.

3. Penemuan hasil riset adalah data yang diperoleh dalam penelitian

yang dilakukan ini diolah melalui dua tahapan utama yakni editing

dan organizing yang untuk selanjutnya dilakukan analisa data dengan

menggunakan teori tertentu sehingga diperoleh kesimpulan atas

permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.11

Analisa dalam penelitian skripsi ini menggunakan model Miles dan

Huberman, dalam penelitian ini alur logika yang digunakan oleh penulis

adalah penalaran deduktif, analisa data dengan penalaran deduktif adalah

alur logika yang menduduk perkarakan masalah dalam kerangka

teoritis.12 Analisa data dalam penelitian ini dimulai dimulai dari data

reduction (reduksi data), penyajian data dan penarikan kesimpulan,

ketiga unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2017, 244–45. 12 Monika Handayani, Metodologi Penelitian Akuntansi (Bagi Pendidikan Vokasi)

(Yogyakarta: Poliban Press, 2019), 19.

Page 88: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

82

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Kegiatan reduksi ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Data yang telah

dikumpulkan dan didapat dari lapangan melalui observasi dan

wawancara direduksi dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang

pokok dan penting, mengklasifikasikan sesuai fokus yang ada pada

masalah dalam penelitian ini.13

Aspek-aspek yang direduksi dalam penelitian ini adalah hasil

observasi maupun wawancara menyangkut konsep green banking

dalam pemberian atau penyaluran pembiayaan di BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun serta kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan

dalam implementasi konsep green banking di BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun. Pemenuhan aspek-aspek dimaksud

memudahkan peneliti dalam melakukan penyajian data dan berlanjut

pada penarikan kesimpulan dari hasil penelitian ini.

2. Display Data (Penyajian Data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2017, 247.

Page 89: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

83

kategori. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.14

3. Conclusion drawing/verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

menggunakan metode deduktif dimana diawali dengan menggunakan

teori dan mengungkapkan fenomena yang terjadi berdasarkan teori

dan kemudian menarik kesimpulan.

G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan dalam

penelitian kualitatif yakni derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability). Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data

hasil penelitian kualitatif dengan:

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan yakni sebagaimana telah

dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrument

itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam

14 Ibid., 249.

Page 90: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

84

pengumpulan data, perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal

di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.15

Perpanjangan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah

mendatangi kembali narasumber dari objek penelitian yakni karyawan

BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun. Dengan melakukan

perpanjangan pengamatan di BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah

data yang sudah terkumpul sebelumnya sudah benar dan lengkap atau

belum.

2. Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Ketekunan/Keajegan Pengamatan yakni mencari secara

konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan

proses analisis yang konstan atau tentatif. Ketekunan pengamatan

bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur. 16 Sebagai bekal

peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca

berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-

dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.17 Ketekunan

yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang

diuraikan di atas dimana peneliti menggunakan studi pustaka berupa

buku ataupun hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan hasil

temuan penelitian.

15 J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 327. 16 Ibid., 329. 17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 272.

Page 91: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

85

BAB IV

DATA DAN ANALISA

A. Gambaran Umum

1. Sejarah Berdirinya Bank BRI Syariah

Sejarah pendirian PT Bank BRIsyariah (selanjutnya disebut

BRIsyariah atau Bank) tidak lepas dari akuisisi yang dilakukan PT

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terhadap Bank Jasa Arta pada

19 Desember 2007. Setelah mendapatkan izin usaha dari Bank

Indonesia melalui surat No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008 pada 16

Oktober 2008 BRIsyariah resmi beroperasi pada 17 November 2008

dengan nama PT Bank BRISyariah dan seluruh kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah Islami.

Pada 19 Desember 2008, Unit Usaha Syariah PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk melebur ke dalam PT Bank BRISyariah.

Proses spin off tersebut berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009

dengan penandatangan yang dilakukan oleh Sofyan Basir selaku

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan Ventje

Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRISyariah.1

Tepat pada tanggal 1 Juli 2009 diselenggarakan grand launching

BRI Syariah oleh Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, kemudian

pada tahun 2010 ada peluncuran 7 nilai budaya kerja BRI Syariah

yakni PASTI OKE dan live core banking system SYIAR (Syariah

1 PT Bank BRIsyariah Tbk, Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2018:

Merintis Faedah Green Banking (Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2019), 38.

Page 92: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

86

Integrated & Automated Realtime) yang dilengkapi dengan aplikasi

electronic Financing Originating System (eFOS) dan Management

Information System (MIS).

Selang tahun kemudian tepatnya tahun 2011 adanya

implementasi layanan syariah Bank BRI Syariah di 18 kantor cabang

BRI, lanjut tahun 2012 dimana BRI Syariah mengukuhkan diri

sebagai bank syariah pertama di dunia yang memiliki layanan mobile

banking 4 (empat) market online yaitu Blackberry App World,

Google Play, Apple Store dan Nokia Store.2 Pada tahun 2013, BRI

syariah mengembangkan program Sharia Officer Development

Program (SODP) untuk menciptakan bankir-bankir yang memiliki

kompetensi besar dalam perbankan syariah serta kesamaan

pemahaman terhadap bisnis syariah, rebranding Tabungan BRI

Syariah iB menjadi Tabungan Faedah BRI Syariah iB dan Bank BRI

Syariah disetujui oleh Bank Indonesia sebagai bank devisa.3

Pada tahun 2014 adanya agenda peluncuran i-Bank BRI

Syariah, implementasi Aplikasi Penunjang Pembiayaan Elektronik

(APPEL) untuk mendukung proses penyaluran pembiayaan secara

cepat dan akurat. Selang 1 (satu) tahun kemudian tepatnya tahun 2015

BRI Syariah ditunjuk oleh OJK sebagai Indonesia First Movers on

Sustainable Banking, BRI Syariah juga sebagai bank pertama di

Indonesia yang meluncurkan Laku Pandai Syariah BRISSMART dan

2 Ibid., 41. 3 Ibid., 40.

Page 93: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

87

juga bank BRI Syariah mendapatkan persetujuan dari Kementerian

Keuangan Republik Indonesia sebagai peserta lelang Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN).

Untuk semakin memperkuat citranya di mata seluruh pemangku

kepentingan, sejak tahun 2016 BRI Syariah kembali mencatatkan

sejarah penting dalam perjalanan bisnisnya. Proses rebranding logo

dilakukan, untuk menumbuhkan brandequity BRI Syariah semakin

kuat seiring diraihnya predikat sebagai bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan jumlah aset. Pada tahun 2017, BRI Syariah menjadi

bank syariah pertama yang menyalurkan KUR syariah sebesar Rp.

58,1 miliar dengan jumlah nasabah 2.578 nasabah.

Bank juga ditunjuk oleh Kementerian Keuangan RI sebagai

bank penerima pajak Negara secara elektronik melalui Modul

Penerimaan Negara (MPN) Generasi kedua bagi nasabah korporasi

maupun perorangan. Pada tahun 2018, BRI Syariah mengambil

langkah pasti lagi dengan melaksanakan Initial Public Offering pada

tanggal 9 Mei 2018 di Bursa Efek Indonesia.4 Pada tahun 2019 di

miladnya yang ke 11 BRI Syariah mengembangkan inovasi teknologi

untuk internal business process guna mempercepat layanan kepada

nasabah, yaitu kemaslahatan untuk Rakyat Madani (i-Kurma).5

Hingga tahun 2019 tercatat sejumlah jaringan layanan dimana 57

Kantor Cabang (KC), 215 Kantor Cabang Pembanti (KCP), 10 Kantor

4 Ibid., 40–41. 5 PT Bank BRIsyariah Tbk, Laporan Tahunan (Annual Report) 2019: Berinovasi

Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan (Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2020), 45.

Page 94: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

88

Kas (KK), 12 Unit Mikro Syariah (UMS) dan 2209 Kantor Layanan

Syariah (KLS).6

2. Sejarah Berdirinya Bank BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun

BRI Syariah Kantor Cabang Madiun merupakan salah satu

lembaga jasa keuangan syariah yang berada di lingkup Kabupaten dan

Kota Madya Madiun. BRI Syariah berdiri pada tahun 2013 dulu

awalnya masih berstatus Kantor Cabang Pembantu (KCP) yang

merupakan bagian dari supervisi BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Kediri, kemudian pada September 2015 BRI Syariah Madiun beralih

status dari Kantor Cabang Pembantu (KCP) menjadi Kantor Cabang

(KC) sendiri dengan 3 (tiga) supervisi atau 3 Kantor Cabang

Pembantu (KCP) yakni BRI Syariah KCP Magetan, BRI Syariah KCP

Ponorogo dan BRI Syariah KCP Ngawi.

Sejak beralihnya status menjadi Kantor Cabang (KC) gedung

kantor berpindah dari kantor lama di Jl. Thamrin No. 34 Kelurahan

Klegen Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun kemudian berpindah di

kantor baru yang beralamatkan di Jl. S. Parman No. 44 Kelurahan

Oro-Oro Ombo Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun. Dari sejak awal

berdirinya BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun sudah beberapa

kali mengalami peralihan kepemimpinan dari status masih Kantor

Cabang Pembantu (KCP) dulu dipimpin oleh Bapak Ahmad Nurhudin

6 Ibid., 33.

Page 95: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

89

begitu beralih status menjadi Kantor Cabang (KC) itu mengalami 3

kali peralihan kepemimpinan yakni dari Bapak Kurniawan kemudian

Bapak Fakhrurozi Bosman dan yang terakhir hingga sekarang Bapak

Hengki Suhartanto.7

3. Visi, dan Misi BRI Syariah

a. Visi

“Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan

finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah

untuk kehidupan lebih bermakna”.8

b. Misi

1) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam

kebutuhan finansial nasabah.

2) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

3) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan

pun dan dimana pun.

4) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas

hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.9

7 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020. 8 BRI Syariah, Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) BRI Syariah 2017:

Persiapan Menata Masa Depan (Jakarta: BRI Syariah, 2018), 29. 9 Ibid., 30.

Page 96: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

90

4. Struktur Organisasi BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun

Berikut struktur organisasi BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun per Februari 2020 sesuai SK No.KEP.B.039-PDR/07-2019

(Lampiran asli terlampir):

Pemimpin Kantor Cabang

Hengki Suhartanto

Marketing Manager

Mohamad Ali Najamudin

Account Officer

1. Swara Asa Pratiwi

2. Annas Indhadzil ArsyM

3. Eko Febri Nugroho

4.Muh Kholid Nasrulloh

AO NPF

Eko Susanto

Funding & Relationship Officer

1. Siska Ayu Fitria

2. Oczin Ermawati

Micro Marketing Manager

Sunaryo

Micro Account Officer

1. Andika Feky Ardianto

2. Deny Miftahul Rizqi

3. Anasrul Setiawan

4. Tofan Irawadi

5. Dwi Purwanti

6. Riza Danu

7. Agita Apriliawan

8. Bakti Setia Lencana

AOM NPF

Operation & Service Manager

Yayuk Setiyo Rahayu

Financing Support

Supervisor

Penaksir Emas

Financing Administration

Eko Hari Setiawan

Branch Operation Supervisor

Anita Budi Lestari

Customer Service

Dwi Riana Sari

Teller

1. Novika Januar K

2. Afinda Adha Laili

Back Office

Nur Ahmadi

General Affairs

Eka Dewi Aryani

Resident Auditor

Sunarji

Page 97: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

91

B. Data

1. Aplikasi Green Banking dalam Pemberian atau Penyaluran

Pembiayaan di BRI Syariah KC Madiun

BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun yang merupakan

salah satu bagian dari institusi keuangan yang memiliki peranan vital

dalam melakukan penyaluran dana, bank sebagai lembaga

intermediasi atau perantara keuangan kepada nasabah-nasabahnya

baik itu untuk industri kecil maupun industri besar. Bank yang

memiliki peranan tersebut memang secara tidak langsung dapat

menjadi salah satu penyumbang atau mediator dalam kerusakan

lingkungan dari usaha-usaha yang dibiayainya.

Di abad ke-21 ini isu lingkungan hidup memang sangat krusial

disuarakan dan menjadi isu global yang bisa dibilang urgent atau

penting, dimana akibat dari kerusakan lingkungan tersebut salah

satunya pemanasan global dan itu sekarang menjadi utang moral dan

ekonomi yang menumpuk dan terakumulasi dari beberapa abad lalu

dan sudah jatuh tempo. Yang mana akibat dari itu sudah mulai kita

rasakan dan untuk meminimalisir dampaknya seluruh elemen dari

intitusi lembaga hingga masyarakat mulai melakukan gerakan-gerakan

penghijauan dengan label apapun disuarakan tak terkecuali oleh

lembaga jasa keuangan yang memang memiliki andil yang cukup

penting dalam perekonomian negara.

Page 98: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

92

Perbankan sebagai salah satu lembaga jasa keuangan tentunya

juga merupakan salah satu institusi keuangan yang dibilang cukup

strategis untuk mengurangi atau memberi penekanan dampak

kerusakan lingkungan yang cukup parah melalui produk

pembiayaannya, Pemerintah melalui Bank Indonesia sendiri telah

mewajibkan seluruh perbankan nasional untuk memperhatikan

kelangsungan lingkungan hidup dalam menjalankan bisnisnya.

Bank dalam prosedural pemberian atau penyaluran pembiayaan

juga harus memperhatikan aspek risiko yang berkaitan dengan

lingkungan dimana, pada hasil wawancara ini peneliti membahas

mengenai pendapat narasumber atau informan terkait aplikasi green

banking tersebut. Dimana perbankan syariah sendiri untuk

mewujudkan perbankan yang ramah lingkungan tentu sebelumnya

terkait aplikasi green banking tersebut, bank terlebih dahulu harus

mengetahui bagaimana konsep green banking itu sendiri, adapun itu

yakni dengan menyelaraskan konsep green banking itu sendiri berikut

pernyataan beberapa dari internal BRI Syariah KC Madiun,

berdasarkan wawancara pada UH AOM UMS Madiun sebagai

berikut:

“Green banking itu upaya dari perbankan itu sendiri sebagai

lembaga keuangan, tugas salah satunya sebagai penyalur dana

yang mana dari pembiayaan itu bisa jadi berdampak juga pada

lingkungan dari usaha tersebut, selain itu penerapannya juga

pada kegiatan bank lainnya.”10

10 Tunggul Hery Wibowo, Wawancara, Madiun 18 September 2019.

Page 99: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

93

Dimana pernyataan dari UH AOM UMS Madiun Bapak

Tunggul Hery Wibowo menjelaskan bahwa green banking atau

perbankan hijau sesuai dengan pemahamaan atas pemaknaan tersebut

berbeda hal dengan yang diutarakan oleh Marketing Manager Bapak

Mohamad Ali Najamudin yang memberikan penjelasan bahwa green

banking berkaitan dengan analisa dampak lingkungan (ANDAL),

berikut penjelasannya:

“Konsep green banking pada dasarnya juga penting, soalnya apa

ya green banking sendirikan mengutamakan analisa dampak

lingkungan. Ya, bank sendiri kan saling bergantung jadi intinya

terutama dalam hal penyaluran pembiayaan, penyaluran

pembiayaan kan risiko lingkungan menjadi pasti dan

diperhatikan”11

Berdasarkan wawancara dari dua informan/narasumber tersebut

mengenai pandangan tentang konsep green banking dapat dibilang

bahwa konsep green banking merupakan upaya perbankan yang

memitigasi risiko pada kerusakan lingkungan melalui pembiayaannya

dengan analisa dampak lingkungan (ANDAL) dan juga menerapkan

praktik ramah lingkungan dalam aktivitas lainnya.

Selanjutnya dalam prasyarat penyaluran pembiayaan biasanya

nasabah diharuskan untuk memenuhi dokumen-dokumen pelengkap

untuk permohonan pembiayaannya sebagai prasyarat sebelum

pembiayaan tersebut direalisasikan seperti misalnya identitas pribadi

maupun prasyarat lainnya yang diberikan oleh pihak bank. Dimana

penyaluran pembiayaan berdasarkan konsep green banking sendiri,

11 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, Madiun 13 Februari 2020.

Page 100: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

94

perbankan selain melakukan penilaian yang seksama terhadap nasabah

dengan aspek 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral dan

Condition) juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan

hidupnya yakni dilihat dari hasil penilaian terhadap pengelolaan

lingkungan hidup yang dibuktikan dengan pemenuhan dokumen

lingkungan,

Dalam melakukan penilaian pada analisa prospek usaha nasabah

sesuai konsep green banking, sebagaimana dengan keterangan yang

disampaikan oleh Pemimpin Cabang BRI Syariah Kantor Cabang

Madiun Bapak Fakhrurozi Bosman pada wawancara yang dilakukan

pada 19 September 2019 berikut pernyataannya:

“BRI Syariah sini itu (KC Madiun) dalam pembiayaan ke

peternakan yang banyak di mikro, selain itu juga ada pabrik tahu

terkait limbahnya, genteng juga ada dan pembuatan roti juga.

Yang pastinya mereka juga harus ada ijin HO atau ijin gangguan

lingkungan.”12

Keterangan yang disampaikan Bapak Fakhrurozi Bosman

tersebut kemudian dipertegas oleh Pemimpin Cabang BRI Syariah

Kantor Cabang Madiun yang baru Bapak Hengki Suhartanto, dimana

penjelasannya sebagai berikut:

“Kalau Mikro itu kita sudah mewajibkan Surat Keterangan

Usaha (SKU) dari dinas atau instansi terkait. Yang paling nyata

itu di pembiayaan SME, iya kan. SME produk kita itu plafond di

atas Rp. 500 Juta, kita itu mewajibkan setiap pengusaha yang

bekerjasama dengan BRI Syariah itu wajid mempunyai SIUP

dan TDP dimana SIUP dan TDP tersebut itukan selalu

mensyaratkan untuk perusahaan yang berproduksi barang itu

wajib ada ijin lingkungan HO dari instansi masyarakat terkait itu

12 Fakhrurozi Bosman, Wawancara, 19 Sepetmber 2019.

Page 101: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

95

buktinya jadi wajib untuk nasabah sini itu surat ijinnya berupa

SIUP dan TDP”13

Dan juga oleh Marketing Manager Bapak Mohamad Ali

Najamudin terkait dengan risiko analisa dampak lingkungan dimana

ijin lingkungan menjadi suatu perhatian khusus seperti keterangan

beliau dalam wawancara yang dilakukan pada Kamis, 13 Februari

2020:

“Pada penyaluran pembiayaankan risiko lingkungan menjadi

diperhatikan,”

“kalau ijin lingkungannya enggak keluar yo enggak bisa.”14

Hal ini bank sendiri juga memperhatikan adanya ijin lingkungan

juga, jika bank tidak memperhatikan risiko sosial dan lingkungan

dalam penilaian prospek usaha nasabah seperti pemenuhan dokumen

lingkungan tidak ada, tentunya akan menimbulkan masalah

dikemudian hari seperti penutupan usaha atau industri tersebut dan

berakhir pada pembiayaan yang macet sesuai lanjutan keterangan

yang disampaikan oleh Bapak Mohamad Ali Najamudin:

“AMDAL itu analisa dampak lingkungan besar, AMDAL itu

biasanya perusahaan.”

“Tapi yang jelas seperti ijin dampak lingkungan itu mulai

pertokoan biasapun diminta toko perdagangan biasa, biasanya

SITU (Surat Ijin Tempat Usaha), lebih tinggi lagi HO, rumah

sakit itu UKL-UPL.”

“Pembiayaan SME usaha pengolahan tahu di tengah kota, itu

kan itu kan paling tidak analisa dampak lingkungannya bisa, la

kita pastikan dulu ijinnya HO itu keluar atau tidak dari

Pemerintah Daerah.”

“Seperti rumah sakit UKL-UPL itu, perusahaan-perusahaan

yang ada limbahnya itu AMDAL. Tidak keluar kita iya enggak

13 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020. 14 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020.

Page 102: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

96

berani resiko itu kan, kalau demo terus diberhentikan usahanya,

pembiayaannya bermasalah juga akhirnya.”15

Hal ini pun terjadi di BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun

yang mana memang memasukkan analisa pembiayaan dan lingkungan

dalam menjalankan praktik bisnis syariahnya, sesuai dengan

pemaparan yang disampaikan oleh Bapak Mohamad Ali Najamudin:

“Seperti rumah sakit (nama instansi disensor) itu pengurusannya

ke kita mau bangun ada UKL-UPL dan IMB ya, itu salah satu

tidak keluar, kita tidak bisa jalan padahal sudah diputus.”

“itu putusannya tidak dijalankan karena salah satu dokumennya

tidak dipenuhi.”16

Dari pemaparan 3 (tiga) informan atau narasumber di atas

adalah bahwa BRI Syariah sangat memperhatikan analisa pembiayaan

dan lingkungan dimana dalam setiap permohonan pembiayaan dan

analisa prospek usaha nasabah dipastikan dahulu apakah usaha

tersebut sudah memenuhi dokumen lingkungannya atau belum dari

usaha atau industri yang dimilikinya dan bank juga bertindak tegas

dan berhak membatalkan pembiayaannya jika salah satu dokumen

apalagi yang berkaitan dengan lingkungan tidak ada.

Tentunya dalam penyaluran pembiayaan berdasarkan konsep

green banking tentunya ada klasifikasi usaha seperti apa yang

termasuk dalam kategori berkelanjutan, dan produk pembiayaan apa

yang sesuai dengan konsep green banking di BRI Syariah KC Madiun

sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Bapak Hengki

Suhartanto:

15 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020. 16 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020.

Page 103: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

97

“Konsep green banking di BRI Syariah sini itu sudah

menerapkannya, tapi khusus untuk nasabah SME dan Mikro.”17

Dari pemaparan Bapak Hengki Suhartanto dapat dilihat bahwa

penyaluran pembiayaan disalurkan pada sektor SME dan Mikro,

lanjut lagi dipertegas oleh Bapak Mohamad Ali Najamudin namun ada

sedikit yang membedakan pernyataan beliau dengan Bapak Hengki

berikut pernyataannya:

“Ada (Klasifikasi Usaha), tapi gini kaya disini PSKRD (Pasar

Sasaran dan Kriteria Bisnis yang Diperbolehkan), la itu

sebenarnya dari segmennya ya mikro, retail, konsumer. Itu

sudah ada pasar sasarannya.”

“Kalau produk perbankan tergantung kebutuhan nasabah.”18

Dari pemaparan Bapak Mohamad Ali Najamudin selaku

Marketing Manager di BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun ada

klasifikasi bisnis dan sasarannya yang dikenal dengan PSKRD, dan

untuk produk pembiayaannya beliau memaparkan bahwa itu

tergantung dengan kebutuhan nasabah itu sendiri.

Dari pemaparan 2 (dua) narasumber diatas dapat diketahui

bahwa penyaluran pembiayaan di BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun ada klasifikasi bisnisnya yang tertuang dalam PSKRD (Pasar

Sasaran dan Kriteria Bisnis yang Diperbolehkan) dan untuk

pembiayaannya berdasarkan pada konsep green banking pada produk

SME dan Mikro.

Kesimpulan dari pemaparan di atas adalah bahwa

pengaplikasian konsep green banking sendiri di BRI Syariah Kantor

17 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020. 18 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020.

Page 104: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

98

Cabang (KC) Madiun sebagai bentuk atau tindakan memitigasi risiko

terhadap lingkungan melalui produk pembiayaannya, dengan tindakan

berupa penilaian pengelolaan pada aspek lingkungan dan sosial yang

dilihat dengan pemenuhan dokumen lingkungan.

2. Kebijakan-Kebijakan yang Telah Diterapkan dalam

Implementasi Konsep Green Banking di BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun

BRI Syariah sendiri merupakan salah satu lembaga jasa

keuangan syariah yang menjadi salah satu bank diantara 8 (delapan)

bank lainnya yang ditunjuk oleh OJK pada tahun 2015 dalam pilot

project the first movers on sustainable banking di Indonesia, green

banking atau perbankan hijau yang secara terminologis keuangan

berkelanjutan yakni dukungan dari lembaga jasa keuangan untuk

menjaga keselarasan antara ekonomi, sosial dan lingkungan.

BRI Syariah merupakan bank BUKU 3, dalam konsep green

banking dalam keuangan berkelanjutan ini mengharuskan bank tidak

hanya menerapkannya hanya pada segi pembiayaannya saja tetapi

juga dalam seluruh aktivitas kegiatan perbankan itu sendiri. Ada

beberapa tahapan dan langkah strategis dalam upaya penerapan

Peraturan OJK No. 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan

Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan

Publik bagi bank itu sendiri. Dimana ada pemilihan kriteria yang

Page 105: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

99

setidaknya bisa dilakukan penilaian di tingkat kantor cabang yakni

sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

1) Edukasi Internal

Edukasi internal ini untuk melihat apakah sudah ada

sharing education bagi para pegawai di tingkat manajerial

ataupun pegawai yang memiliki tambahan tupoksi mengenai

keuangan berkelanjutan, berikut ini pemaparan dari narasumber

mengenai edukasi yang sudah ada di BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun:

“Bisnis perbankan berkelanjutan itu program dari kantor

pusat sebetulnya jadi kita memang ada program yang telah

ditetapkan di kantor pusat bahwa semua usaha-usaha itu

apa sebagian persentasenya adalah yang untuk

usaha-usaha yang berkelanjutan dan ramah

lingkungan i tu sudah. Kemarin bahkan kita di

pertengahan tahun 2019 kita melarang untuk

pemberian kepada pengusaha-pengusaha yang

memproduksi plastik atau plastik bekas ya, kan banyak itu

pengusaha-pengusaha pengumpul plastik la itu kita untuk

lebih berhati-hati untuk lebih apa Namanya meminimalkan

pembiayaan kepada pengusaha-pengusaha yang tidak

ramah lingkungan seperti itu. Sudah ada itu langkah -

langkah yang nyata dari BRI Syariah sebetulnya.”19

“Setiap briefing pagi pasti, kita sharing pagi ya kita

arahnya seperti itu.”20

Dari pemaparan Bapak Hengki Suhartanto di atas dapat

diketahui bahwa keuangan berkelanjutan ini merupakan

program dari kantor pusat upaya untuk menjalankannya itu

sudah ada dalam hal pembiayaan dimana hal yang dilakukan

19 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 20 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020

Page 106: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

100

adalah untuk meminimalkan dalam pemberian pembiayaan

kepada usaha yang tidak ramah lingkungan selain itu edukasi

ini dijalankan pada saat briefing pagi yang mana arahnya juga

pada seperti keuangan berkelanjutan.

Hal tersebut juga didukung oleh pemaparan Marketing

Manager Bapak Mohamad Ali Najamudin namun ada sedikit

perbedaan dimana bahwa pada saat briefing pagi ada sharing

knowladge:

“Jadi kaya diulas product knowledge produk kita

produknya BRI Syariah yang dijual apa saja. Adanya

sharing knowledge jadi operation memaparkan produk-

produk yang sedang ditawarkan, seperti customer service

(CS) menawarkan jadi yasudah seperti itu menawarkan

produk apa ya knowledge-knowladge kerjaan dia.”21

Pemaparan yang disampaikan oleh 2 (dua) informan atau

narasumber diatas memiliki kesamaan yakni adanya sharing

education atau sharing knowledge adanya perbedaan itu

menggambarkan edukasi mengenai keuangan berkelanjutan

tersebut belum terlalu intens atau sering sharing itu hanya

sebatas pada mitigasi pembiayaan pada usaha yang tidak ramah

lingkungan dan juga penyampaian tugas sesuai divisinya

masing-masing.

2) Penyesuaian SPO

Penyesuaian ini dimana adanya perubahan tanggung jawab

pada unit yang ada dengan penambahan unit khusus yang

21 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020

Page 107: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

101

menjalankan program keuangan berkelanjutan, seperti ini

pemaparan narasumber mengenai unit khusus tersebut:

“Kalau untuk pelaksanaan di cabang insyaAllah masih

belum ada unit khusus, yang ada hanya di kantor pusat.

Tapi mereka selalu instruksi langkah-langkah ke kantor

cabang, sebetulnya jadi kalau unit khusus di cabang

karena keterbatasan formasi cabang. Itu tidak ada unit

khusus untuk melayani itu.”22

“Masih belum jadi kalau di cabang belum ada formasi

yang khusus untuk menangani apa masalah ekonomi

berkelanjutan itu hanya di kantor pusat.”23

Pemaparan tersebut juga didukung oleh Marketing

Manager Bapak Mohamad Ali Najamudin, pernyataannya

sebagai berikut:

“Disini enggak ada unit khusus seperti itu.”24

Berdasarkan pemaparan dari 2 (dua) informan di atas

dapat diketahui bahwa di BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun belum ada unit khusus yang membawahi program-

program keuangan berkelanjutan dan juga tidak ada tambahan

tupoksi mengenai keuangan berkelanjutan karena keterbatasan

formasi pada cabang.

b. Tahap Implementasi Awal

1) Penyesuaian Sistem Teknologi Informasi dan Pelaporan

Upaya penerapan konsep green banking salah satunya

adalah pemanfaatan teknologi sebagai salah satu upaya dalam

praktik ramah lingkungan dalam aktivitas perbankan dan juga

22 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 23 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 24 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020

Page 108: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

102

untuk membantu bank sendiri dalam menyalurkan produk atau

jasa keuangan dari bank itu sendiri. Praktiknya di BRI Syariah

Kantor Cabang (KC) Madiun seperti yang dipaparkan oleh

Bapak Hengki Suhartanto Pimpinan Cabang BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun:

“Jadi gini kalau menggunakan teknologi informasi untuk

sosialisasi itu kan kita pakai media sosial baik itu dari

kantor pusat Jakarta maupun dari cabang. Jadi di setiap

cabang itu punya alamat web atau alamat Instagram, setiap

cabang khusus untuk mempromosikan produk-produknya

tapi kita juga sosialisasikan lewat instansi-instansi

pemerintah yang kita lakukan seperti itu. Jadi tidak cuma

lewat media massa dari informasi teknologi tapi juga

langsung kita sampaikan lewat sosialisasi ke instansi.”25

“Di setiap ATM yang kita punya itu kan promosi-promosi

produk layanan kita sudah ada, ya semua ATM mobile

BRIS juga begitu. Kita juga punya mobile banking di

mobile BRIS itu juga semua tentang produk kita sudah

sampaikan disitu.”26

Sedangkan menurut Bapak Mohamad Ali Najamudin

selaku Marketing Manager di BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun, pemaparannya adalah sebagai berikut:

“Sudah buka di website nya BRI Syariah keluar to produk

BRI Syariah kan, di Madiun kadang lewat Instagramnya

marketing terus teknologinya selalu update. Ya internal

(kurang jelas suaranya) marketingnya mikro enggak perlu

ke kantor langsung pakai hp-kan aplikasi.”

“Aplikasinya ya APPEL, sekarang malah ada i-kurma

yang buat konsumer yang mikro itu sudah jalan itu.”27

Berdasarkan pemaparan dari 2 (dua) narasumber atau

informan di atas dapat diketahui bahwa pada BRI Syariah sudah

25 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 26 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 27 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020

Page 109: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

103

mengaplikasikan teknologi baik dalam internalnya dalam hal

korespondensi dan aplikasi untuk penyaluran produknya.

2) Pengelolaan Lingkungan Internal yang Ramah Lingkungan

Hidup

Penerapan konsep green banking dalam lingkungan

internal perbankan juga penting seperti penerapan efisiensi

energi dan juga pengurangan penggunaan kertas juga

diaplikasikan di BRI Syariah KC Madiun seperti pemaparan dari

Bapak Hengki Suhartanto sebagai berikut:

“Kalau efisiensi penggunaan daya listrik energi ya sudah

kita maksimalkan, jadi teman-teman di kantor cabang

khususnya AO (Account Officer) itu lebih memaksimalkan

jam kerjanya terbukti apa untuk posisi officer atau

marketing kita harus maksimalkan jam kerja setiap hari

kalaupun lewat merekapun harus minta ijin Sabtu –

Minggu pun saat mereka masuk kerja dan menggunakan

fasilitas kantor komputer dan listrik segala macam itu

harus seijin PUK (Pimpinan Unit Kerja), jadi untuk

ngontrol pemakaian listrik dan segala macam itu sudah

kita lakukan.”28

Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Mohamad Ali

Najamudin selaku Marketing Manager di BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun mengenai penerapan praktik ramah

lingkungan di lingkup internal:

“Hemat listrik, apa lagi ya AC, lampu, air yasudah

macam-macam penggunaan kertas juga dibatasi sampai

sekarangpun kertas bekas juga dipakai bolak-balik, dan

juga sistem yang gag perlu komputer gag perlu printerkan

aplikasi cukup soft copy itu termasuk ramah lingkungan

otomatis mengurangi bahan sampah.”29

28 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 29 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020

Page 110: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

104

Lebih lanjut dari hasil observasi yang peneliti lakukan di

BRI Syariah KC Madiun bahwa penerapan konsep green

banking dalam pengelolaan lingkungan internal yang ramah

lingkungan digambarkan sebagai berikut:

“Penggunaan kertas yang tidak hanya pada satu sisi tapi

juga menggunakan kertas pada kedua sisinya, ada 2 (dua)

kardus yang disediakan di samping mesin foto copy di

lantai 2 (dua) kantor dimana satu kardus bertuliskan kertas

bekas banget dan kardus lainnya bertuliskan kertas bekas

masih bisa dipakai”

“Pemilihan kertas dilakukan oleh Pramubakti dan

terkadang para pegawai juga memilah sendiri mana kertas

yang setidaknya layak dipakai untuk mencetak file yang

tidak formal, selain itu kertas yang tidak dipakai dan ada

data penting pada kertas tersebut akan dikemasi dan

dihancurkan sendiri oleh pramubakti.”30

Dari semua pemaparan di atas dapat diketahui bahwa

dalam internal BRI Syariah KC Madiun sudah menerapkan

praktik ramah lingkungan seperti efisiensi energi dan juga

penggunaan kertas dua sisi selain itu juga memanfaatkan

teknologi berupa soft copy atau aplikasi dalam menunjang

kinerja internal yang mana dapat mengurangi penggunaan

kertas.

3) Desain Pengembangan, dan Inovasi Produk dan/atau Jasa

Keuangan Berkelanjutan Bank sesuai dengan Permintaan Pasar

Dalam konsep green banking tentunya dibutuhkan juga

produk atau layanan jasa yang mendukung juga dalam

implementasi keuangan berkelanjutan dalam rangka upaya

30 Ratna Ayu Widyaningrum, Observasi, 18 September 2019.

Page 111: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

105

menyelaraskan antara ekonomi, sosial dan lingkungan. Berikut

pemaparan dari Bapak Hengki Suhartanto selaku Pimpinan

Cabang BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun:

“Jadi kalau khusus untuk produk yang ekonomi

(perbankan) berkelanjutan. Itu gini fokus atau target

market kita itu adalah semua pengusaha, semua nasabah

semua masyarakat yang ada disekitar cabang atau di

wilayah Madiun. Kita tidak ada produk khusus

konsentrasi misalkan usaha-usaha yang ramah lingkungan

seperti itu cuma saat persetujuannya nanti pada saat kita

lihat ternyata usaha itu dampak terhadap lingkungannya

itu tidak bagus iya itu mungkin itu jadi bahan

pertimbangan dalam pengambilan putusan pembiayaan.”31

Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Bapak

Mohamad Ali Najamudin selaku Marketing Manager BRI

Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun:

“Enggak ada produknya.”

Dari pemaparan 2 (dua) informan diatas dapat diketahui

bahwa di BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun belum ada

produk mengenai keuangan berkelanjutan dan dari mereka lebih

menekankan bahwa hanya memperhatikan aspek lingkungan

pada saat penilaian prospek usaha nasabah.

4) Edukasi Eksternal

Untuk memperluas basis nasabah dan juga memberikan

pemahaman keuangan berkelanjutan kepada konsumen atau

calon nasabah nantinya diperlukan juga edukasi terkait

31 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020

Page 112: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

106

keuangan berkelanjutan itu seperti apa dan bagaimana, begini

praktiknya di lingkup BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun

seperti yang dipaparkan oleh Bapak Hengki Suhartanto selaku

Pimpinan Cabang BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun:

“Belum kalau itu belum, jadi kalau kita melakukan

edukasi kepada nasabah instansi-instansi yang terkait itu

belum kita lakukan artinya internal kita dalam

pengambilan keputusan dalam setiap pengajuan

pembiayaan itu sudah kita lakukan.”32

Pemaparan tersebut juga dipertegas juga oleh Marketing

Manager BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun Bapak

Mohamad Ali Najamudin, berikut pemaparannya:

“Enggak ada edukasi ke eksternal.”33

Berdasarkan dari pemaparan dari 2 (dua) informan atau

narasumber di atas dapat diperoleh informasi bahwa di BRI

Syariah KC Madiun belum ada edukasi eksternal hanya

penerapan pada konsep green banking dalam terminologis

keuangan berkelanjutan pada penyaluran pembiayaan saja.

Kesimpulan dari pemaparan diatas menjelaskan terkait

dengan kebijakan implementasi konsep green banking di BRI

Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun dimana pada aspek

edukasi internal, penyesuaian SPO (Standar Prosedur

Operasional), penyesuaian sistem teknologi informasi dan

pelaporan, pengelolaan lingkungan internal yang ramah

32 Hengki Suhartanto, Wawancara, 11 Februari 2020 33 Mohamad Ali Najamudin, Wawancara, 13 Februari 2020

Page 113: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

107

lingkungan, desain pengembangan dan inovasi produk dan/atau

jasa keuangan berkelanjutan bank sesuai dengan permintaan

pasar, serta edukasi eksternal. Pihak BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun belum maksimal pada beberapa aspek

yakni penyesuaian SPO (Standar Prosedur Operasional), desain

pengembangan dan inovasi produk dan/atau jasa keuangan

berkelanjutan bank sesuai dengan permintaan pasar, serta

edukasi eksternal hal ini dikarenakan ada beberapa kendala

seperti terbatasnya pada formasi pada kantor cabang, BRI

syariah Kantor Cabang Madiun juga memaksimalkan produk

keuangan yang ada dan juga belum adanya sosialisasi terkait

dengan green banking atau keuangan berkelanjutan pada

nasabah maupun calon nasabah.

C. Analisa

1. Analisa Terhadap Aplikasi Green Banking dalam Pemberian atau

Penyaluran Pembiayaan di BRI Syariah KC Madiun

Berdasarkan pemaparan data sebelumnya dari hasil wawancara

yang telah dilakukan dengan narasumber atau informan, maka untuk

langkah berikutnya adalah melakukan analisa pada data tersebut.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari BRI Syariah Kantor

Cabang (KC) Madiun, berkaitan dengan aplikasi green banking dalam

pemberian atau penyaluran pembiayaan. Green banking bukanlah

hanya sekedar perbankan hijau, ditilik dari deskripsi teori pada bab 2

Page 114: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

108

(dua) bahwa green banking adalah kegiatan perbankan yang

mendorong praktik ramah lingkungan melalui berbagai aktivitas

perbankan.

Dihubungkan dengan hasil penelitian dari para narasumber

tersebut mengenai pendapat terkait dengan konsep green banking

pihak internal BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun memberikan

keterangan sesuai dengan yang peneliti sampaikan namun selain itu

pada narasumber pertama memberikan penekanan secara tersirat

bahwa pada sisi penyaluran dananya, bank secara tidak langsung dapat

memberikan dampak buruk pada sosial dan lingkungan hidup dari

industri atau usaha yang dibiayai, dengan konsep green banking

inilah menurut narasumber pertama dengan konsep ini dapat

memberikan mitigasi risiko dari pembiayaan yang disalurkan dan juga

dengan memperhatikan pada aspek sosial dan lingkungan hidupnya.

Lebih lanjut, pernyataan dari narasumber kedua terkait dengan

konsep green banking, bahwa konsep ini sangat penting dimana dalam

penyaluran pembiayaan juga memperhatikan risiko lingkungan

dengan melakukan analisa dampak lingkungan (ANDAL). Dalam

penyaluran pembiayaan jika berdasarkan pada konsep green banking

adalah pentingnya aspek sosial dan lingkungan hidup itu diperhatikan

dan ditinjau dari regulasi terkait green banking bahwa dalam

persyaratan dalam kredit atau pembiayaan itu sendiri juga diharuskan

memasukkan penilaian terhadap pengelolaan lingkungan hidup hal

Page 115: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

109

ini dapat dilihat pada dokumen lingkungan yang diterbitkan oleh

instansi terkait.

Dihubungkan dengan hasil penelitian di BRI Syariah KC

Madiun bahwa jadi konsep green banking itu sendiri dapat dikatakan

upaya perbankan sendiri untuk memitigasi risiko yang terjadi

dikemudian hari dari aktivitas perbankan yang dijalaninya salah

satunya yakni dari penyaluran pembiayaannya mulai dari risiko

reputasi dan risiko pembiayaan itu sendiri. Hal ini merupakan salah

satu penerapan dari prinsip pengelolaan risiko dalam perbankan itu

sendiri dengan menggunakan hasil analisa dampak lingkungan maka

dapat melihat dari sisi kegiatan yang dilakukan oleh nasabah apakah

memiliki dampak merugikan bagi sosial dan lingkungannya, dimana

dengan pemenuhan dokumen yang berkaitan dengan lingkungan dari

usaha atau industri tersebut.

Sesuai dengan pembagian dokumen lingkungan pada deskripsi

teori pada bab 2 (dua) bahwa dokumen lingkungan terbagi menjadi 3

(tiga) kategori dari tingkat high (tinggi) menggunakan AMDAL,

kemudian tingkat risiko yang medium (menengah) dengan dokumen

UKL-UPL sedangkan untuk tingkatan low (rendah) menggunakan

SPPL. Dapat diketahui upaya yang telah ditempuh di BRI Syariah

Kantor Cabang (KC) Madiun dalam penyaluran pembiayaannya yakni

dengan memberikan prasyarat berupa dokumen lingkungan yang

harus dipenuhi hal ini sebagai upaya pengelolaan lingkungan hidup,

Page 116: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

110

dimana usaha dengan kategori tingkat ringan mensyaratkan adanya

SITU, SIUP dan ijin HO serta adanya UKL-UPL dan untuk risiko

yang tinggi pemenuhan dokumen lingkungan dengan menggunakan

dokumen AMDAL.

SIUP sendiri merupakan salah satu legalitas usaha dimana

dalam proses pembuatannya juga melampirkan ijin gangguan (HO),

dan SITU sendiri merupakan surat ijin atas tempat usaha dengan

maksud agar tidak menimbulkan gangguan pada pihak-pihak tertentu

dan juga lingkungan. Upaya yang telah dilakukan oleh BRI Syariah

KC Madiun ini merupakan langkah awal yang baik dalam rangka

turut serta mengurangi dampak yang merugikan pada aspek sosial dan

lingkungan.

Dalam konsep green banking sendiri, dalam melakukan

penyaluran pembiayaannya tentunya juga memperhatikan kegiatan

usaha yang mendukung serta memperdulikan aspek sosial dan

lingkungan hidup atau kegiatan usaha berkelanjutan, sesuai dengan

deskripsi teori pada bab 2 (dua) ini ada 12 (dua belas) yakni salah satu

dari keduabelas itu adalah kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain dari

kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah dan juga berdasarkan

prinsip program keuangan berkelanjutan UMKM merupakan salah

satu sektor ekonomi prioritas berkelanjutan. Lebih lanjut,

dihubungkan dengan hasil penelitian di BRI Syariah KC Madiun

Page 117: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

111

bahwa di BRI Syariah ada PSKRD (Pasar Sasaran dan Kriteria Bisnis

yang Diperbolehkan).

Salah satu dari PSKRD tersebut adalah segmen mikro hal ini

sesuai dan masuk dalam salah satu pada klasifikasi kegiatan usaha

berkelanjutan, kegiatan penyaluran dana di BRI Syariah KC Madiun

ini yang sesuai dengan konsep green banking yakni di segmen SME

(Small Medium Enterprise) dan Mikro. SME itu sendiri pembiayaan

produktif kepada pelaku UKM dengan plafond Rp. 200 juta ke atas

sampai dengan Rp. 25 miliar yang memiliki potensi berkembang dan

memiliki kredibilitas baik,34 sedangkan Mikro bertujuan untuk

memenuhi pembiayaan mikro baik untuk pembiayaan modal kerja

maupun investasi dengan plafond sampai dengan Rp. 200 juta.35

BRI Syariah kantor Cabang (KC) Madiun dalam penyaluran

pembiayaannya berdasar konsep green banking pada segmen

pembiayaan mikro seperti pada debitur yang memiliki usaha

peternakan, pabrik tahu, genteng dan pembuatan roti yang mana dari

usaha-usaha debitur tersebut tentunya sudah memiliki sertifikat atau

ijin HO. Pada segmen pembiayaan SME BRI Syariah KC Madiun

pernah menyalurkan pembiayaan pada salah satu rumah sakit namun

diberhentikan ketika proses pembiayaan dikarenakan tidak

terpenuhinya dokumen lingkungan, hal ini tentunya merupakan pola

kehati-hatian yang diambil oleh BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

34 PT Bank BRIsyariah Tbk, Laporan Tahunan (Annual Report) 2019: Berinovasi

Untuk Pertumbuhan Berkelanjutan, 88. 35Ibid., 85.

Page 118: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

112

Madiun karena jika pembiayaan tersebut sampai terealisasikan akan

menimbulkan masalah dikemudian hari

Jika BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun tetap

melanjutkan pembiayaan tersebut tentunya banyak risiko yang akan

diterimanya mulai dari risiko pembiayaan dengan melanjutkan

pembiayaan tersebut tentunya akan menimbulkan pembiayaan

bermasalah karena debitur tidak dapat mengembalikan dana yang

telah dipinjamnya, dikarenakan operasional dihentikan karena

menimbulkan kerugian kepada beberapa pihak, selanjutnya risiko

reputasi hal ini menyangkut dengan kredibilitas dari BRI Syariah KC

Madiun sendiri yang akan memberikan dampak negatif salah satunya

adalah turunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut

karena bank tersebut mendanai usaha yang illegal dan memiliki

dampak buruk pada segia aspek sosial dan lingkungannya.

Dari uraian hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa BRI

Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun dalam melakukan penyaluran

pembiayaan telah menjalankannya sesuai dengan konsep green

banking yakni pelaksanaannya itu dengan melakukan mitigasi risiko

terhadap penyaluran dananya dengan memperhatikan hasil upaya

pengelolaan lingkungan. Yang dibuktikan dengan dokumen

lingkungan dimana upaya pengelolaan lingkungan hidup dari debitur

atau calon debitur adalah hal yang perlu diperhatikan yang dapat

dilihat dari hasil AMDAL yang berupa dokumen lingkungan seperti

Page 119: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

113

SIUP, SITU, Ijin HO, UKL-UPL serta AMDAL. Untuk klasifikasi

usaha yang ada pada BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun yakni

pada PSKRD itu merupakan salah satu bagian dari kegiatan usaha

yang berkelanjutan, selain itu BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun tentunya juga melakukan pola kehati-hatian dalam penyaluran

dananya pada debitur yang tidak mendukung atau peduli pada aspek

sosial dan lingkungan hidup dengan bukti nyata dibatalkannya proses

pembiayaan tersebut.

2. Analisa terhadap Kebijakan-Kebijakan yang Telah Diterapkan

dalam Implementasi Konsep Green Banking di BRI Syariah

Kantor Cabang (KC) Madiun

Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya maka untuk

langkah berikutnya adalah melakukan analisa pada data tersebut. Pada

awalnya Bank Indonesia telah mewajibkan seluruh perbankan

nasional untuk memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup dalam

mengembangkan bisnisnya. Dimana Bank Indonesia (BI) yang

awalnya menerbitkan kebijakan pro-lingkungan yang mana

berpedoman pada UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan dan kemudian berlanjut kesungguhan

Pemerintah melalui OJK yang menunjuk 8 (delapan) bank yang mana

salah satunya adalah BRI Syariah sebagai salah satu pilot project first

movers on sustainable banking.”

Page 120: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

114

Hal ini merupakan langkah awal dalam industri jasa keuangan

untuk turut andil dalam mendukung pembangunan berkelanjutan

(sustainable development goals) dan langkah nyatanya yakni

dikeluarkannya regulasi dari Peraturan OJK No. 51/POJK.03/2017

tentang Penerapan Keuangan Berkalanjutan Bagi Lembaga Jasa

Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik. Adapun kebijakan-

kebijakan apa yang sudah diterapkan di BRI Syariah Kantor Cabang

Madiun yakni dapat dilihat pada tahapan-tahapan penerapan konsep

green banking berdasarkan POJK Keuangan Berkelanjutan POJK No.

51/ POJK.03/2017 yakni sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

1) Edukasi Internal

Menilik teori pada bab 2 (dua) terkait prinsip keuangan

berkelanjutan bahwa pada prinsip peningkatan kapasitas dan

kemitraan kolaboratif bahwa salah satunya adalah

mengembangkan kapasitas sumber daya manusia. Jika

dihubungkan dengan hasil penelitian, penerapan konsep green

banking berdasarkan POJK Keuangan Berkelanjutan di BRI

Syariah KC Madiun adalah adanya sharing knowledge ataupun

product knowledge dan ada juga sharing yang mengarah pada

keuangan berkelanjutan namun tidak intens dalam hal

edukasinya hanya terkadang sharing yang tersirat maknanya

dimana lebih menekankan mitigasi risiko dalam hal penyaluran

Page 121: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

115

pembiayaan yang ada di BRI Syariah Kantor Cabang (KC)

Madiun dengan meminimalkan penyaluran dana pada usaha

ataupun industri yang tidak ramah lingkungan.

Belum intensnya sharing pembahasan terkait green

banking atau terminologis OJK keuangan berkelanjutan di ranah

internal BRI Syariah KC Madiun bank ini, Bank dapat

menggandeng praktisi ataupun internal bank dapat mengikuti

pendidikan atau pelatihan seperti diklat, workshop maupun TOT

(Training of Trainer) sehingga dapat memberikan tingkat

pemahaman lebih terkait green banking atau keuangan

berkelanjutan.

2) Penyesuaian SPO

Penyesuaian ini berkaitan dengan divisi atau unit yang ada

di bank itu sendiri apa sudah ada penambahan tupoksi pada unit

yang sudah ada atau unit khusus yang akan menangani atau

pendampingan dalam implementasi keuangan berkelanjutan, di

BRI Syariah Kantor Cabang (KC) Madiun belum ada unit

tersebut dan tidak ada unit atau divisi yang diberikan tugas

untuk mengemban pendampingan dalam implementasi keuangan

berkelanjutan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya formasi

pada kantor cabang itu sendiri dan untuk satuan kerja atau unit

khusus yang menangani pendampingan implementasi keuangan

berkelanjutan tersebut hanya ada di kantor pusat yakni di BRI

Page 122: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

116

Syariah Kantor Pusat Abdul Muis. Karena dalam penyesuaian

SPO ini tentunya dibutuhkan SDM yang paham terhadap proses

AMDAL, UKL-UPL dan izin Lingkungan serta aspek teknis

lingkungan hidup, sehingga dapat mampu menjalankan,

mendampingi serta mengawal program-program keuangan

berkelanjutan.

b. Tahap Implementasi Awal

1) Penyesuaian Sistem Teknologi Informasi dan Pelaporan

Penerapan konsep green banking berdasarkan POJK

Keuangan Berkelanjutan dimana bank salah satunya adalah

implementasi pada penyesuaian sistem teknologi informasi dan

pelaporan sebagai salah satu langkah nyata bank dalam praktik

ramah lingkungan. Berdasarkan kenyataan di lapangan BRI

Syariah Kantor Cabang Madiun sudah melakukan penyesuaian

dalam hal ini, dimana memanfaatkan media sosial sebagai

sarana pengenalan produk yang mana dapat diakses dengan

mengunjungi langsung website resmi BRI Syariah maupun

lewat sosial media seperti Instagram dari para marketing BRI

Syariah Kantor Cabang Madiun. Selain itu dalam internal

sendiri juga memanfaatkannya dengan penggunaan aplikasi

APPEL dan juga i-Kurma untuk divisi atau unit mikro.

Page 123: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

117

2) Pengelolaan Lingkungan Internal yang Ramah Lingkungan

Hidup

Penerapan konsep green banking dalam lingkungan

internal di BRI Syariah juga diterapkan mulai dari efisiensi

penggunaan energi baik itu listrik dimana para AO

memaksimalkan jam kerjanya dan juga pengendalian dalam

pemakaian air selain itu pemanfaat aplikasi berupa soft copy itu

juga merupakan upaya pengurangan penggunaan kertas di

internal, selain itu juga adanya penggunaan kertas dua sisi jadi

memanfaatkan kertas bekas yang mana belakangnya digunakan

lagi untuk mencetak sekiranya bukan sesuatu yang formal. Yang

mana dalam pemilahan kertas yang mana yang layak atau tidak

dilakukan oleh pramubakti di BRI Syariah KC Madiun.

3) Desain, Pengembangan dan Inovasi Produk dan/atau jasa

Keuangan Berkelanjutan sesuai dengan Permintaan Pasar

Implementasi dalam tahapan ini belum ada di BRI Syariah

KC Madiun untuk produk keuangan berkelanjutan itu sendiri,

karena sasaran-sasaran dari BRI Syariah itu sendiri adalah

membidik seluruh pengusaha namun juga ada aspek yang

ditekankan di sini bahwa pihak BRI Syariah sendiri selalu

menilai usaha tersebut apakah usaha tersebut memiliki dampak

yang baik atau tidak terhadap lingkungan dan sosial itu cara

mitigasi yang dilakukan dari BRI syariah KC Madiun sendiri.

Page 124: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

118

Jadi BRI Syariah KC Madiun itu lebih menekankan dalam

pemasaran produk-produk keuangan yang ada di mereka namun

juga dalam penyaluran tetap memperhatikan aspek lingkungan

hidup dan sosialnya.

4) Edukasi Eksternal

Edukasi ekternal kepada nasabah maupun calon nasabah

mengenai konsep green banking yang secara terminologis yakni

keuangan berkelanjutan belum ada dari pihak Bank BRI Syariah

dan kembali ditekankan bahwa internal sendiri hanya terbatas

pada setiap keputusan dalam pembiayaan apakah lagi-lagi usaha

atau industri tersebut memiliki pengaruh atau dampak terhadap

lingkungan dan sosial atau tidak.

Bahwa secara umum penerapan green banking pada BRI

Syariah KC Madiun ada beberapa aspek yang sudah terpenuhi

dan sebagian lagi belum terpenuhi, merujuk pada deskripsi teori

pada bab 2 (dua) bahwa konsep green banking ini mempunyai

tujuan untuk membuat proses operasi perbankan dan

penggunaan teknologi serta infrastruktur fisik perbankan bisa

dilakukan seefisien dan seefektif mungkin.

Lebih lanjut, dihubungkan dengan penelitian yang

dilakukan di BRI Syariah KC Madiun bahwa secara umum

aspek yang telah terpenuhi pada BRI Syariah KC Madiun seperti

adanya edukasi internal terkait green banking yang mana dalam

Page 125: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

119

terminologis OJK adalah keuangan berkelanjutan kemudian

penyesuaian sistem teknologi informasi dan pelaporan serta

pengelolaan lingkungan hidup.

Untuk aspek yang belum terpenuhi seperti belum adanya

penyesuaian SPO (Standar Prosedur Operasional) terkait adanya

divisi yang khusus akan mendampingi jalannya implementasi

keuangan berkelanjutan di satuan kerja atau unit yang ada di

BRI Syariah KC Madiun hal ini disebabkan terbatasnya formasi,

selain itu divisi ini sejauh pengetahuan penulis adanya pada

tingkat pusat yakni di BRI Syariah kantor pusat Abdul Muis

Jakarta. Selain itu ada aspek terkait produk bahwa di BRI

Syariah sendiri belum ada produk keuangan khusus yang

berkaitan dengan keuangan berkelanjutan, produk yang ada di

BRI Syariah KC Madiun ini merupakan produk yang membidik

seluruh pengusaha dan juga belum adanya edukasi eksternal

terkait dengan keuangan berkelanjutan ini hal ini hanya sebatas

pada internal saja. Dimana jika merujuk pada deskripsi teori

pada bab 2 terkait dengan tahapan praktik green banking, bahwa

BRI Syariah KC Madiun ini sudah dalam preventive banking

bahwa BRI Syariah mulai meminimalisir risiko penyaluran

pembiayaan dengan risiko sosial dan lingkungan, serta juga

telah menjalankan praktik ramah lingkungan dalam kegiatan

operasionalhariannya.

Page 126: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

120

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang mengacu pada rumusan masalah dan

tujuan penelitian, maka kesimpulan dari penelitian ini yakni:

1. Konsep green banking itu merupakan upaya mitigasi risiko pada

aspek risiko sosial dan lingkungan yang terjadi di kemudian hari, dari

aktivitas perbankan yang dijalani salah satunya dari penyaluran

pembiayaannya. BRI Syariah KC Madiun telah melaksanakan konsep

green banking pelaksanaannya itu dalam bentuk penyaluran

pembiayaan yang memperhatikan hasil upaya pengelolaan lingkungan

yang dilihat dari dokumen lingkungan. Dalam penyaluran pembiayaan

BRI Syariah memiliki PSKRD yang mana dalam segmen bisnis atau

usaha ada segmen UMKM yang merupakan salah satu bagian dari

kegiatan usaha berkelanjutan dan sektor ekonomi yang diprioritaskan,

pendanaan yang dilaksanakan pada BRI Syariah KC Madiun yang

berdasarkan konsep green banking yakni pada segmen SME dan

Mikro.

2. Kebijakan-kebijakan dalam penerapan konsep green banking

berdasarkan pedoman bagi bank terkait POJK No. 51/POJK.03/2017

tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa

Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik bahwa pada BRI Syariah

KC Madiun ada beberapa aspek yang belum terpenuhi yakni

Page 127: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

121

penyesuaian SPO terkait adanya tambahan tupoksi tentang keuangan

berkelanjutan dan juga desain, pengembangan dan inovasi produk dan

/atau jasa keuangan berkelanjutan bank sesuai dengan permintaan

pasar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan beberapa hal

yaitu sebagai berikut:

1. Untuk BRI Syariah KC Madiun dalam penyaluran pembiayaan yang

telah menjalankan sesuai dengan konsep green banking, upaya

tersebut agar dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan lebih baik

lagi dalam penilaian tingkat risiko lingkungan kedepannya.

2. Untuk kebijakan dalam aspek yang belum terpenuhi: pada aspek

penyesuaian SPO pada tingkat KC karena terbatasnya formasi,

sehingga dapat ditingkatkan lagi SDMnya. Dan untuk pada aspek

desain, pengembangan dan inovasi produk dan/atau jasa keuangan

berkelanjutan bank sesuai dengan permintaan pasar, bank dapat

melakukan riset dari sektoral lingkup pemasaran bank atau melihat

dari segmen nasabah. Untuk aspek edukasi eksternal dapat dilakukan

dengan cara sosialisasi dengan menggandeng praktisi atau regulator

yang terkait.

Page 128: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2014.

B. Hoelman, Mickael, Bona Tua Parlinggoman Parhusip, Sutoro Eko, Sugeng

Bahagijo, dan Hamong Santono. Sustainable Development Goals-SDGs:

Panduan Untuk Pemerintah Daerah (Kota Dan Kabupaten) dan Pemangku

Kepentingan Daerah. Ed. Revisi. Jakarta Selatan: Infid (International NGO

Forum on Indonesian Development), 2016.

D. Hadad, Muliaman, dan Istiana Maftuchah. Sustainable Financing : Industri

Jasa Keuangan Dalam Pembiayaan Berkelanjutan. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2015.

Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan.

Pedoman Teknis Bagi Bank Terkait Implementasi POJK Nomor

51/POJK.03/2017 Tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi

Lembaga Jasa Keuangan (LJK), Emiten, dan Perusahaan Publik. Jakarta:

Otoritas Jasa Keuangan, 2018.

Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Green Economy : Prakarsa

Strategis Pengembangan Konsep Green Ekonomi. Jakarta: Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 2014.

------. Langkah Menuju Ekonomi Hijau Sintesa dan Memulainya. Jakarta:

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, 2020.

Direktorat Lingkungan Hidup. Kumpulan Pemikiran Pengembangan Green

Economy Di Indonesia (Tahun 2010-2012). Jakarta: Direktorat Lingkungan

Hidup Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS), 2013.

Direktorat Perbankan Syariah. Kajian Model Bisnis Perbankan Syariah. Jakarta:

Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2012.

Page 129: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

Handayani, Monika. Metodologi Penelitian Akuntansi (Bagi Pendidikan Vokasi).

Yogyakarta: Poliban Press, 2019.

Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Ed. 1. Cet. 3. Jakarta: Rajawali Pers,

2019.

Indonesia Clean Energy Development (ICED), and United States Agency for

International Development (USAID). Buku Pedoman Memahami Dokumen

Lingkungan Hidup Sektor Energi Bersih Untuk Lembaga Jasa Keuangan

2015. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2015.

J. Moleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif. Ed. Revisi. Cet. Ke-38

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2018.

Lako, Andreas. Green Economy Menghijaukan Ekonomi, Bisnis dan Akuntanis.

Jakarta: Erlangga, 2014.

Naja, Daeng. Bank Hijau Kebijakan Kredit Yang Berwawasan Lingkungan.

Yogyakarta: MedPress, 2007.

Otoritas Jasa Keuangan. Roadmap Keuangan Berkelanjutan di Indonesia 2015-

2019. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2014.

Otoritas Jasa Keuangan, USAID, ICED II, and LPEM UI. Tata Kelola Aspek

Resiko Sosial Dan Lingkungan. Jakarta: USAID, 2016.

Parmawati, Rita. Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Menuju

Ekonomi Hijau. Malang: UB Press, 2018.

PT Bank BRIsyariah Tbk. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2018 :

Merintis Faedah Green Banking. Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2019.

---------. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) BRI Syariah 2017:

Persiapan Menata Masa Depan. Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2018.

---------. Laporan Tahunan 2017: Hijrah Untuk Terbuka Dan Lebih Amanah.

Jakarta: PT Bank BRISyariah, 2018.

Page 130: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

---------. Laporan Tahunan BRI Syariah 2019: Berinovasi Untuk Pertumbuhan

Berkelanjutan. Jakarta: PT Bank BRIsyariah Tbk, 2020.

Sahetapy, Richard, Willem Pattinasarany, Frans R. Siahaan, Marius Gunawan,

Panca Pramudya, and Anita. Indeks Investasi Hijau Sektor Industri Berbasis

Lahan. Jakarta Selatan: International NGO Forum on Indonesian

Development (INFID) - Indonesian Working Group on Forest Finance

(IWGFF), 2018.

Said, Ali, Indah Budiati, Henri Asri Reagan, Riyadi, Adwi Hastuti, Chairul Anam,

Putri Larasaty, et al. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development Goals) di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat

Statistik, 2016.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta, 2017.

Suteja, Jaja. Green Financial Management: Model Solusi Meningkatkan Nilai

Perusahaan Berkelanjutan. Bandung: UNPAS PRESS, 2018.

Swarjana, I Ketut. Statistik Kesehatan. Ed. I. Yogyakarta: Andi, 2016.

Tiopan Panjaitan, Leonard. Bank Ramah Lingkungan : Panduan Keberlanjutan

(Sustainability). Cet. 1. Jakarta: Penebar Plus+, 2015.

United Cities and Local Goverments (UCLG). Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan Yang Perlu Diketahui Oleh Pemerintah Daerah. Jakarta:

European Commision, 2014.

United Cities and Local Governments Asia-Pacific (UCLG-ASPAC). Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan Yang Perlu Diketahui Oleh Pemerintah

Daerah. Jakarta: European Commision, 2014.

Zuhal. Gelombang Ekonomi Inovasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2013.

Zulfikar, Rizka, Prihatini Ade Mayvita, dan Purboyo. Pengantar Green Economy.

Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2019.

Page 131: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

Jurnal dan Skripsi

Perwithosuci, Winny. “Mekanisme Pemberian Kredit dalam Konsep Green

Banking di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Solo

Slamet Riyadi,” (Skripsi-Surakarta, Universitas Sebelas Maret, 2014).

Setiawan, Heri. “Analisis Implementasi Model Bisnis Green Banking di

Perbankan Syariah (Studi Kasus PT. Bank X Kota Palangka Raya)”,

(Skripsi-Palangkaraya, IAIN Palangkaraya, 2017).

Dwi Ambar Sari, Marleni. “Analisis Implementasi Green Banking di Bank

Syariah (Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang Solo)”, (Skripsi-

Surakarta: IAIN Surakarta, 2019).

Agus Salim, Muhammad. “Kesiapan Pemerintah Menerapkan Green Banking

Melalui POJK dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia.” Universitas Padjajaran, 2018.

Daniati Rahmah, Ati, dan Desi Fitriani. “Analisa Penerapan Green Banking Pada

PT Bank Negara Indonesia, Tbk.” Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang,

2015.

H. Robbani, dan Sofyan Aris Saputra. “Analisis Implementasi Green Banking

Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Cirebon),” t.th.

Handajani, Lilik, Ahmad Rifai, dan L. Hamdani Husnan. “Kajian Tentang Inisiasi

Praktik Green Banking Pada Bank BUMN” Vol. 15, No. 1 (2019).

Makmun. “Green Economy: Konsep, Implementasi, dan Peranan Kementerian

Keuangan.” Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Vol. 19, No. 2

(2011).

Nasution, Rahmayati. “Sinergi dan Optimalisasi Green Banking Perbankan

Syariah dalam Mewujudkan Suistanable Finance.” Ekonomikawan: Jurnal

Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Vol. 18, No. 1 (2018).

Nurdin, Moch. Amin. “Kesadaran Bankir Akan Kelestarian Lingkungan.”

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia, 2019.

Page 132: ANALISIS PENERAPAN GREEN BANKING PADA BRI SYARIAH …etheses.iainponorogo.ac.id/9050/1/210816010-RATNA AYU... · 2020. 5. 14. · A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21, ... The

“Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 /POJK.03/2017 Tentang

Penerapan Keuangan Berkelanjutam Bagi Lembaga Jasa Keuangan , Emiten

Dan Perusahaan Publik,” n.d.

Radyati, Ajeng, Sihabudin, dan Siti Hamidah. “Urgensi Pengaturan Green

Banking Dalam Kredit Perbankan Di Indonesia.” Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya, 2014.

Tiopan Panjaitan, Leonard. Bank Ramah Lingkungan : Panduan Keberlanjutan

(Sustainability). Cet. 1. Jakarta: Penebar Plus+, 2015.

Waas, Ronald. “Sambutan Deputi Gubernur Bank Indonesia Pada Acara Media

Briefing ‘Green Banking’ Kerjasama Bank Indonesia (BI) dan Kementerian

Lingkungan Hidup (KLH).” Jakarta: Bank Indonesia, 2013.

Yuliawati, Tia, Asni Mustika Rani, dan Allya Roosallyn Assyofa. “Efektivitas

Implementasi Green Financing Sebagai Alternatif Pembiayaan

Berkelanjutan Bagi UMKM Sektor Industri Pengolahan Alas Kaki Di Kota

Bandung.” Unisba (Universitas Islam Bandung) Vol. 17, No. 2 (2017).

Yuniarti, Sari. “Peran Perbankan Dalam Implementasi Bisnis Hijau Dan

Pembangunan Berkelanjutan.” Jurnal Keuangan Dan Perbankan Vol. 17,

No. 3 (2013).

Internet

https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/Pages/PBS-dan

Kelembagaan.aspx diakses pada 31 Oktober 2018.

Johnston, “2 metode penelitian lapangan field research metode”,

https://www.coursehero.com/file/p686oog/2-Metode-Penelitian-Lapangan-

Field-Research-Metode-ini-digunakan-dalam/ diakses pada Rabu 9 Oktober

2019.

Rian Erisman, “Delapan Bank Nasional Lahirkan Inisiatif Keuangan

Berkelanjutan (IKBI) bersama WWf-Indonesia”,

https://www.wwf.or.id/?66383/Delapan-Bank-Nasional-Lahirkan-Inisiatif-

Keuangan-Berkelanjutan-Indonesia-IKBI--WWF-Indonesia (diakses pada

19 Desember 2019).