analisis penentuan komoditas unggulan sub sektor …repository.utu.ac.id/1450/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
SUHARNINIM : 12101058
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT2017
ANALISIS PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar sarjana Pertanian
Oleh
SUHARNI12101058
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT2017
ANALISIS PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar sarjana Pertanian
Oleh
SUHARNI12101058
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT2017
ANALISIS PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PERKEBUNAN KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar sarjana Pertanian
Oleh
SUHARNI12101058
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT2017
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIANMEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected]
Meulaboh, 02 Februari 2017Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi saudara :Nama : SuharniNim : 12101058
Dengan judul : Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Sub SektorPerkebunan Kabupaten Aceh Barat.
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperolehgelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku UmarMeulaboh.
Mengesahkan :
Pembimbing Utama
Liston Siringo-ringo, SP., M.SiNIP. 19820626 201504 1 001
Pembimbing Kedua
Yoga Nugroho, SP., MMNIP. 19880106 201504 1 002
Mengetahui :
Fakultas PertanianDekan,
Ir. Rusdi Faizin, M.SiNIP. 19630811 199203 1 001
Jurusan Sosial Ekonomi PertanianKetua,
Sri Handayani, SP., M.SiNIDN. 01 0608 8201
Tanggal Lulus, 20 Desember 2016
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIANMEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected]
Meulaboh, 02 Februari 2017Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi saudara :Nama : SuharniNim : 12101058
Dengan judul : Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Sub SektorPerkebunan Kabupaten Aceh Barat.
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperolehgelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku UmarMeulaboh.
Mengesahkan :
Pembimbing Utama
Liston Siringo-ringo, SP., M.SiNIP. 19820626 201504 1 001
Pembimbing Kedua
Yoga Nugroho, SP., MMNIP. 19880106 201504 1 002
Mengetahui :
Fakultas PertanianDekan,
Ir. Rusdi Faizin, M.SiNIP. 19630811 199203 1 001
Jurusan Sosial Ekonomi PertanianKetua,
Sri Handayani, SP., M.SiNIDN. 01 0608 8201
Tanggal Lulus, 20 Desember 2016
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIANMEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected]
Meulaboh, 02 Februari 2017Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi saudara :Nama : SuharniNim : 12101058
Dengan judul : Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Sub SektorPerkebunan Kabupaten Aceh Barat.
Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperolehgelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku UmarMeulaboh.
Mengesahkan :
Pembimbing Utama
Liston Siringo-ringo, SP., M.SiNIP. 19820626 201504 1 001
Pembimbing Kedua
Yoga Nugroho, SP., MMNIP. 19880106 201504 1 002
Mengetahui :
Fakultas PertanianDekan,
Ir. Rusdi Faizin, M.SiNIP. 19630811 199203 1 001
Jurusan Sosial Ekonomi PertanianKetua,
Sri Handayani, SP., M.SiNIDN. 01 0608 8201
Tanggal Lulus, 20 Desember 2016
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIANMEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected], 02 Februari 2017
Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara :
Nama : SuharniNim : 12101058
Dengan judul : Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Sub SektorPerkebunan Kabupaten Aceh Barat.
Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada Tanggal 20 Desember 2016
MenyetujuiKomisi Ujian
Tanda Tangan
1. Ketua : Liston Siringo-ringo, SP., M.Si …………………………….
2. Sekretaris : Yoga Nugroho, SP., MM …………………………….
3. Anggota : Khairun Nisa, SP., MP ………………………….....
4. Anggota : Ir. Aswin Nasution ., M.Si. …………………………….
Mengetahui,Jurusan Sosial Ekonomi PertanianKetua,
Sri Handayani, SP., M.SiNIDN. 01 0608 8201
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIANMEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected], 02 Februari 2017
Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara :
Nama : SuharniNim : 12101058
Dengan judul : Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Sub SektorPerkebunan Kabupaten Aceh Barat.
Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada Tanggal 20 Desember 2016
MenyetujuiKomisi Ujian
Tanda Tangan
1. Ketua : Liston Siringo-ringo, SP., M.Si …………………………….
2. Sekretaris : Yoga Nugroho, SP., MM …………………………….
3. Anggota : Khairun Nisa, SP., MP ………………………….....
4. Anggota : Ir. Aswin Nasution ., M.Si. …………………………….
Mengetahui,Jurusan Sosial Ekonomi PertanianKetua,
Sri Handayani, SP., M.SiNIDN. 01 0608 8201
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS TEUKU UMAR
FAKULTAS PERTANIANMEULABOH, ACEH BARAT 23615; PO BOX 59
Laman : www.utu.ac.id, Email : [email protected], 02 Februari 2017
Program Studi : AgribisnisJenjang : Strata 1 ( S1 )
LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara :
Nama : SuharniNim : 12101058
Dengan judul : Analisis Penentuan Komoditas Unggulan Sub SektorPerkebunan Kabupaten Aceh Barat.
Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada Tanggal 20 Desember 2016
MenyetujuiKomisi Ujian
Tanda Tangan
1. Ketua : Liston Siringo-ringo, SP., M.Si …………………………….
2. Sekretaris : Yoga Nugroho, SP., MM …………………………….
3. Anggota : Khairun Nisa, SP., MP ………………………….....
4. Anggota : Ir. Aswin Nasution ., M.Si. …………………………….
Mengetahui,Jurusan Sosial Ekonomi PertanianKetua,
Sri Handayani, SP., M.SiNIDN. 01 0608 8201
LEMBARAN PERYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : SUHARNI
NIM : 12101058
Tempat Tangal Lahir : Kuta Blang, 18 Oktober 1992
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Penentuan KomoditasUnggulan Sub Sektor Perkebunan Kabupaten Aceh Barat” benar berdasarkanhasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuknaskah laporan maupun kegiatan penilitian yang tercantum sebagai bagian darisikripsi ini. Seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah dikutipdengan cara penulisan referensi yang sesuai.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudianhari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam peryataan ini, maka sayabersedia menerima sanksi akademik berupa mencabut gelar yang telah diperolehkarena sikripsi ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku diUniversitas Teuku Umar.
Demikian peryataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihakmanapun.
Meulaboh, 02 Februari 2017
Yang membuat pernyataan,
MateraiRp 6000
SuharniNIM. 12101058
PERSEMBAHANKU
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan “(Q.S. Ath-Thalaq : 3)
Alhamdulillah... Segala puji bagi Mu ya Allah....Sujud syukurku dihadapan Mu Rabb atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadahambaMu ini sehingga hamba mampu meraih hasil perjuangan selama beberapa tahun ini,sungguh hanya atas izin Mu ya Allah..tiada daya upaya melainkan pertolongan Mu ya
Allah. Shalawat dan rinduku kepada Rasulullah yang telah meninggalkan pedomanmenjalani hidup bagi semua insan tak terkecuali untukku.
Ya Allah...Jadikanlah keberhasilan ini menjadi langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita. Berikanlahbagiku ilmu yang berkah dan bermanfaat bagi orang banyak.. jangan jadikan aku orang yangsombong, semua adalah milikMu ya Allah..
Hari-hari yang berganti mejadikan bulan hingga tercipta tahun, dalam doa tak berhentikubersyukur, persembahanku yang teristimewa untuk ibunda dan ayahanda tercinta (M. Sayuti& Suhalmi T), terimakasihku atas pengorbanan , doa, dan segalanya yang telah ayah dan ibuberikan untuk anak-anakmu. inilah karya kecilku yang kupersembahkan bukti bahwa janjikutelah ku tunaikan. Anakmu ini telah berjanji akan menyelesaikan perjuangan ini sampai titik
akhir dan tidak akan membuat ayah dan ibu kecewa atas semua pengorbanan.
Alhamdulillah ....Atas izin Allah dan berkat doa ayah dan ibu yang tak pernah putus siang dan malam untukputra putrimu. Anakmu ini baru memberikan sedikit kebahagian dari impian-impian besardan harapan yang ayah dan ibu impikan. Maaf ayah, ibu, anakmu masih menyusahkanmu,semoga doa yang selalu engkau kirimkan mampu membuka pintu Rahmat Allah sehinggaanakmu mampu membahagiakan lebih dari ini. Amin..
Kepada Abang-abangku (Safwan, Erit Sasura, Surkanis), dan adek-adekku ( Ismawardi danRiza Ulvika), dan kakakku (Rona Fernanda) terimakasih tak terhingga atas pengorbanan,
doa, dan motIvasinya sehingga dedek bisa menyelesaikan perjuangan ini, dan Insyaallahuntuk berikutnya kita akan memperjuangkan cita-cita adek kita bersama-sama.
Untuk kakakku dan juga sebagai belahanjiwaku (Suharna), kita telah terlahir pada dentingjam yang sama, tumbuh bersama-sama dan kita menyelesaikan perjuangan ini bersama darigaris start yang sama sampai pada garis finist yang sama. Engkau bukan hanya sekedarsaudara kembar tetapi bagian dari hidupku. Terimakasih atas cinta dan selama ini salingmemberi semangat, sehingga kita mampu menyelesaikan semua ini, meskipun kadang-kadang
kita tak sepaham. Semoga dengan pencapaian ini ibu, ayah dan keluarga kita bangga, danmenjadi awal yang baik untuk masa depan kita,Amin..
Untuk keluarga besarku.....Terimakasih atas doa, dukungan dan semangatnya selama ini. Hanya Allah SWT yang akanmembalas semua kebaikan keluarga besarku semua..aku akan mengingatnya,,, Hidup tidakberhenti disini, Insyaallah ada waktunya aku akan lakukan pengorbanan lebih besar dariyang pernah kalian berikan, Amin..
Untuk sahabat-sahabatku tercinta....Ada waktunya kita bercanda, bercerita, berjuang, hingga lupa akan masalah yang kita
hadapi, semua karena kalian sahabat.. Namun terkadang kita lupa, kita tak saling bicara,saling menyalahkan, hingga semua terasa jauh,, namun itu semua adalah proses yang
menjadikan kita lebih dewasa dan lebih baik..
Terimakasih untuk sahabat satu kost (Novi Haswirda, Irawati, Ainal Marziah, RidaSawitri, dan Suharna) kalian adalah keluargaku, bukan Cuma sekedar sahabat, sekeping rotikita bagi bersama dan setumpuk hidangan kita rasa nikmatnya... I miss you all...
Dan untuk semua sahabat-sahabatku tersayang khususnya SEP 2012 (rafniar, linda, wari,lisa2, , rina, ahis, jasman, junaidi, yanto, wildan, reza, surya, nur, fitri, sarah, dan temanseangkatan semua), Sahabat-sahabat KKN, kakak Senior yang telah mendukung(laboratorium MIPA: riska, sri, budiman, mayhilda), dan semua shabat-sahabat yang tidakbisa aku sebutkan satu persatu.... kalian adalah yang terbaik, akan kuceritakan perjuangankita pada anak cucuku he he.. untuk teman-teman yang sudah merasa jenuh kuliah,,semangat ya... karena dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, yakinlah Allah membantu kita..Jampok thank you juga ya untuk semuanya...
Terimakasih tak terhingga untuk para guru-guru dan dosen-dosen yang telah memberikanilmunya kepada saya, mengajarkan membaca, menulis, sehingga saat ini skripsi ini selesai saya
tulis... Engkau adalah adalah pelita guruku...
Special untuk yang sudah hadir selama ini (my love Jamal). Terimakasih untuk semangat danmotivasinya, semoga selamanya kesabaran itu tetap terjaga, terutama untuk sicuek ini...
Semoga yang kita harapkan adalah impian terindah yang kita doakan jadi sebuah kenyataan,dan jodoh kita bertemu dalam RidhoNya, Amin..
Semua yang telah kucapai adalah anugerah, rahmat, dan kasih sayang Allah SWT, atasperjuangan dan keyakinan, namun tanpa doa dan dukungan dari orang-orang terdekat ini takberarti apa-apa. Sujud Syukur dan airmata ku berdoa semoga ini menjadi berkah dan tidaksia-sia... You are everything to me..
by; Suharni, SP
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas Karunia dan
AnugerahNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat dan
salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
tauladan baik dan membawa umat di dunia ini ke alam yang berilmu pengetahuan.
Terimakasih dan rasa hormat penulis kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas
kasih sayang, dukungan, doa, dan pengorbanan kepada penulis sehingga skripsi
ini berhasil diselesaikan dengan Judul yang dipilih adalah “ANALISIS
PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN
KABUPATEN ACEH BARAT’’
Penelitian ini dilaksanakan awal bulan Juni 2016 sampai selesai, yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata
(SI) Pada Program Studi Agribisnis (Pertanian) Universitas Teuku Umar. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan serta bimbingan yang tidak ternilai harganya dari
semua pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan, karena itu
izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Liston Siringo-Ringo SP,M.Si selaku Dosen Pembimbing ketua, dan
Bapak Yoga Nugroho SP,MM selaku dosen pembimbing anggota yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan motivasi
kepada penulis.
2. Ibu Khairun Nisa SP,MP selaku Dosen Penelaah pertama, dan Bapak Ir.
Aswin Nasution M.Si selaku Dosen Penelaah kedua yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis.
viii
3. Ibu Sri Handayani SP.,M.Si selaku ketua jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
dan beserta civitas akademik Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
4. Bapak Ir. Rusdi Faizin, M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar
5. Keluarga besar, Abang Safwan, Erik Sasura, Surkanis, kakak Suharna, adik
Ismawardi dan Riza Ulvika beserta semua saudara yang penulis cintai,
terimakasih atas dukungan doa dan motivasinya yang tak hentinya kepada
penulis.
6. Teman-teman seperjuangan, hanna, novi, ira, yuli, lisa, rina, wari, jasman,
ahis, wildan, lisa, ainal, surya, reza, junaidi, rafniar, linda, yuliana (agrotek),
dan teman-teman angkatan 2012 khususnya SEP yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, dan juga kepada kakak senior (Sri, Riska, Imel,
Budiman), dan teman-teman semua yang senantiasa setia mendampingi serta
memberikan masukan-masukan yang berharga bagi penulis selama masa
penulisan Skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan
skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Meulaboh, Februari 2017
Penulis
ix
ABSTRACT
Suharni, 2016 " Analysis determination superior commodity of plantation sub-sector in West Aceh District" under the guidance of Liston Siringo-Ringo aschairman and as a member of Yoga Nugroho.
This study aims to determine the superior commodity each Subdistrict inWest Aceh District and define the main development priorities first, second, andthird. Method analyze the data used Location Quotient (LQ), Shift Share, andcombination LQ and Shift Share. The data used of plantation sub-sector valueproduction in West Aceh District regency over 2009-2014. The results shows thatthe commodities have LQ>1 each sub-district as follows: Johan Pahlawansubdistrict namely hybrid coconuts, local coconut, cocoa and areca; Samatiganamely commodity nutmeg, local coconut, rubber, coffee beans, pepper, cocoaand areca; Bubon Subdistrict namely commodity rubber, areca, cocoa andpepper; Arongan Lambalek Subdistrict namely hybrid coconuts, local coconutand rubber; Woyla Subdistrict namely commodities pepper, coffee beans, palmoil, areca and cocoa; Southwestern Woyla Subdistrict namely commodity rubber,pepper, coffee beans, cocoa and areca; East Woyla Subdistrict namely commodityrubber, pepper, coffee bean, areca and nutmeg; Kaway XVI Subdistrict namelycommodity randu and palm oil; Meureubo Subdistrict namely commodity areca,cocoa, palm oil and hybrid coconuts; Pante Ceureumen Subdistrict namely thelocal coconuts, coffee beans, and cocoa; Panton Reu Subdistrict namelycommodity rubber, pepper, areca, cocoa, randu, coffee beans, local coconut andnutmeg; Sungai Mas commodity rubber, coffee beans, randu, nutmeg, cocoa andareca. Shift Share analysis results commodities to be major developmentpriorities, namely commodity rubber, are in the Subdistrict of East Woyla, PantonReu and Sungai Mas, while other commodities included in the second and thirdpriorities or alternatives.
Keywords: Superior Commodity, Location Quotien (LQ) and Shift Share
x
ABSTRAK
Suharni, 2016 “Analisis penentuan komoditas unggulan sub sektor perkebunanKabupaten Aceh Barat” dibawah bimbingan Liston Siringo-Ringo sebagai ketuadan Yoga Nugroho sebagai anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komoditi unggulan setiapKecamatan di Kabupaten Aceh Barat dan menentukan prioritas pengembanganutama, kedua, dan ketiga. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisisLocation Quotient (LQ), Shift Share, dan penggabungan analisis LQ dan ShiftShare. Data yang digunakan yaitu nilai produksi komoditi sub sector perkebunanKabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwakomoditi yang memiliki nilai LQ >1 masing-masing Kecamatan sebagai berikut:Kecamatan Johan Pahlawan yaitu komoditi kelapa hibrida, kelapa dalam, kakaodan pinang; Kecamatan Samatiga yaitu komoditi pala, kelapa dalam, karet, bijikopi, lada, kakao dan pinang; Kecamatan Bubon yaitu komoditi karet, pinang,kakao dan lada; Kecamatan Arongan Lambalek yaitu komoditi kelapa hibrida,kelapa dalam dan karet; Kecamatan Woyla yaitu komoditi lada, biji kopi, kelapasawit, pinang dan kakao; Kecamatan Woyla Barat yaitu komoditi karet, lada, bijikopi, kakao, dan pinang; Kecamatan Woyla Timur yaitu komoditi Karet, lada, bijikopi, pinang dan pala; Kecamatan Kaway XVI yaitu komoditi kapuk dan kelapasawit; Kecamatan Meureubo yaitu komoditi pinang, kakao, kelapa sawit dankelapa hibrida; Kecamatan Pante Ceureumen yaitu komoditi kelapa dalam, bijikopi, dan kakao; Kecamatan Panton Reu yaitu komoditi karet, lada, pinang,kakao, kapuk, biji kopi, kelapa dalam dan pala; Kecamatan Sungai Mas komoditikaret, biji kopi, kapuk, pala, kakao dan pinang. Hasil analisis Shift Sharekomoditi yang menjadi prioritas pengembangan utama yaitu komoditi karet,terdapat di Kecamatan Woyla Timur, Panton Reu dan Sungai Mas, sedangkankomoditi lainya termasuk kedalam prioritas kedua dan ketiga atau alternatif.
Kata Kunci : Komoditi Unggulan , Location Quotien (LQ), dan Shift Share
xi
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL...................................................................................... iLEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI........................................................ iiLEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN........................................... iiiLEMBARAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. ivLEMBARAN PERSEMBAHAN .................................................................... vKATA PENGANTAR ..................................................................................... viiABSTRACT....................................................................................................... ixABSTRAK ....................................................................................................... xDAFTAR ISI................................................................................................... xiDAFTAR TABEL............................................................................................ xiiiDAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1I.1 Latar Belakang................................................................................. 1I.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3I.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 3I.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 52.1 Sub Sektor Perkebunan..................................................................... 52.2 Pembangunan Wilayah ..................................................................... 62.3 Komoditas Unggulan....................................................................... 92.4 Teori Ekonomi Basis ....................................................................... 102.5 Analisis Location Quotient (LQ)..................................................... 122.6 Analisis Shift Share ......................................................................... 132.7 Penelitian Terdahulu........................................................................ 14
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 193.1 Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................... 193.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 193.3 Metode Analisis Data ...................................................................... 193.4 Batasan-Batasan Variabel................................................................ 243.5 Kerangka Pemikiran Operasional .................................................... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 274.1 Gambaran umum Kabupaten Aceh Barat ........................................ 27
1.1.1 Geografis ............................................................................. 271.1.2 Keadaan Iklim...................................................................... 28
4.2 Sub Sektor Perkebunan.................................................................... 284.3 Hasil Analisis dan Pembahasan....................................................... 30
4.3.1 Identifikasi Komoditi Perkebunan Basis diWilayah Masing-Masing Kecamatan KabupatenAceh Barat ........................................................................... 30
xii
4.3.2 Analisis Petumbuhan Proporsional danPertumbuhan Pangsa Wilayah KomoditiPerkebunan Basis di Masing-Masing KecamatanKabupaten Aceh Barat ......................................................... 50
4.3.3 Penentuan Prioritas Pengembangan KomoditiPerkebunan Masin-Masing Kecamatan diKabupaten Aceh Barat ......................................................... 65
V. PENUTUP .............................................................................................. 705.1. Kesimpulan..................................................................................... 705.2. Saran ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72LAMPIRAN..................................................................................................... 74RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... 89
xiii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1. Total Luas Areal dan Produksi Komoditi Sub SektorPerkebunan Rakyat Kabupaten Aceh Barat.......................................... 6
2. Kriteria Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditi SubSektor Perkebunan pada Masing-Masing Kecamatan diKabupaten Aceh Barat .......................................................................... 23
3. Potensi Luas Lahan Sub Sektor Perkebunan RakyatKabupaten Aceh Barat Tahun 2014...................................................... 29
4. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun2009-2014............................................................................................. 32
5. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ...................................................................................................... 34
6. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Bubon Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014.............. 35
7. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh BaratTahun 2009-2014.................................................................................. 36
8. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014.............. 38
9. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ...................................................................................................... 39
10. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat Tahun2009-2014............................................................................................. 40
11. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ...................................................................................................... 41
12. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ...................................................................................................... 43
xiv
13. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat Tahun2009-2014............................................................................................. 44
14. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ...................................................................................................... 45
15. Nilai LQ Produksi Komoditi Perkebunan di WilayahKecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ...................................................................................................... 46
16. Komoditi Sub Perkebunan Unggulan di Wilayah Masing-Masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............ 47
17. Peringkat LQ Tertinggi Komoditi Sub Sektor Perkebunan diMasing-Masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat............................. 48
18. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Johan PahlawanKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 52
19. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan SamatigaKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 53
20. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Bubon KabupatenAceh Barat Tahun 2009-2014............................................................... 55
21. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan AronganLambalek Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ........................... 56
22. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Woyla KabupatenAceh Barat Tahun 2009-2014............................................................... 57
23. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Woyla BaratKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 58
24. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Woyla TimurKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 59
xv
25. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 60
26. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan MeureuboKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 61
27. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Pante CeureumenKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 62
28. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Panton ReuKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 63
29. Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Perkebunan Basis di Kecamatan Sungai MasKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............................................ 64
30. Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditi Sub SektorPerkebunan di Wilayah Masing-Masing KecamatanKabupaten Aceh Barat Berdasarkan Analisis LocationQuotient, Komponen Pertumbuhan Proporsional danPertumbuhan Pangsa Wilayah Tahun 2009-2014 ................................ 66
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 26
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1. Produksi Tanaman Sub Sektor Perkebunan Masing-MasingKecamatan Kabupaten Aceh Barat ......................................................... 74
2. Total Produksi Tanaman Sub Sektor Perkebunan KabupatenAceh Barat .............................................................................................. 78
3. Rata-rata Location Quotient (LQ) Masing-Masing KeamatanKabupaten Aceh Barat ............................................................................ 79
4. Komoditi Basis Pertumbuhan Proporsional (PP) danPertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Masing-MasingKecamatan Kabupaten Aceh Barat ......................................................... 83
5. Luas Lahan Komoditi Sub Sektor Perkebunan Setiap Kecamatan diKabupaten Aceh Barat tahun 2014 ................................................................... 86
6. Surat Keterangan Izin Pengumpulan Data Dari Badan PusatStatistik Kabupaten Aceh Barat.............................................................. 88
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan pembangunan daerah sangat penting dalam meningkatkan
perekonomian daerah. Perencanaan pembangunan juga sebagai perencanaan untuk
memperbaiki sumber-sumber daya yang ada di daerah dengan harapan dapat
mencapai keadaan perekonomian yang lebih baik. Perekonomian di daerah sangat
tergantung oleh pengembangan sektor-sektor dan bidang-bidang tertentu, baik itu
sektor pertanian, perindustrian, sektor jasa dan bidang lain yang mempengaruhi
pendapatan daerah. Hal ini juga berkaitan dengan kebijakan pemerintah daerah
dalam menentukan konsep pengembanganya.
Pendekatan perencanaan dapat dilakukan dengan lebih menitikberatkan
terhadap pembangunan sektor-sektor atau bidang-bidang tertentu. Disini tujuan
perencanaan dapat di arahkan kepada pemecahan masalah pada sektor-sektor yang
menjadi bottleneck (kemacetan) dalam pembangunan, ataupun untuk
mengembangkan sektor-sektor yang merupakan leader (pemimpin) dalam
perekonomian daerah (Daryanto dan Hafizrianda, 2010). Masing-masing daerah
mempunyai potensi sumber daya alam yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan semaksimal mungkin dalam
pengelolaanya. Hal ini sangat berkaitan dengan pengembangan potensi lokal yang
dapat diunggulkan, berdaya saing, sehingga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat dan daerah.
Pembangunan pertanian merupakan salah satu cara dalam peningkatan
pendapatan suatu daerah dan dalam rangka menciptakan kesejahteraan
masyarakatnya. Dengan pemanfaatan sumber daya alam dan potensi suatu daerah
2
merupakan perencanaan pembangunan yang mampu mencapai tujuan yang lebih
terarah. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang mempunyai peran cukup
besar dalam pembangunan.
Kesanggupan sektor pertanian untuk menyediakan bahan makanan yang
cukup menghindarkan bahaya kelaparan, selanjutnya perkembangan sektor
pertanian dapat menunjang perkembangan di sektor industri, kenaikan
produktivitasnya akan memperluas pasar untuk berbagai kegiatan industri, baik itu
industri-industri penghasil input pertanian modern seperti mesin pertanian dan
pupuk kimia, dan akhirnya sumbangan lain dari kemajuan sektor pertanian
terhadap pembangunan adalah untuk menciptakan tabungan yang dapat digunakan
oleh sektor lain, terutama sektor industri sehingga mempertinggi tingkat
penanaman modal (Sukirno, 2007).
Daerah Aceh mempunyai banyak sektor-sektor yang mampu menunjang
pendapatan daerahnya, salah satunya adalah sektor pertanian di samping adanya
sektor seperti pertambangan, sektor jasa, dan sektor- sektor lain. Sektor pertanian
memiliki beberapa sub sektor diantaranya adalah sub sektor perkebunan. Potensi
hasil produksi sub sektor perkebunan dapat dijadikan andalan ekspor di masa
yang akan datang sebenarnya sangat besar dengan adanya penguasaan manajemen
usaha tani dan akses terhadap teknologi baru, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan baik petani maupun pendapatan daerah tersebut. Selain untuk di
ekspor, komoditas sub sektor perkebunan juga sebagai penyedia bahan baku
industri dalam negeri, baik industri minyak goreng, sarung tangan, pembuatan
ban, tekstil, rokok, minuman dan kosmetik. Aceh Barat mempunyai perkebunan
Besar dan perkebunan Rakyat dalam menopang pendapatan daerahnnya. Adapun
3
komoditi perkebunan Rakyat di Aceh Barat yaitu kelapa sawit, karet, kelapa
dalam, kelapa hibrida, kakao, kapuk, pinang, biji kopi, lada, dan pala. Untuk
melihat sektor yang mampu menunjang perekonomian daerah tersebut, salah satu
cara adalah dengan penentuan sektor yang menjadi andalan atau sektor unggulan
daerah, mempunyai daya saing, sehingga mampu menciptakan kekayaan daerah.
Kabupaten Aceh Barat juga mempunyai sektor pertanian yang berpengaruh
dalam pendapatan daerahnya. Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
tahun 2013, sektor penyumbang Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor
pertanian (36,58 persen ditahun 2013), dimana sub sektor dominan disini adalah
perkebunan dan tanaman bahan makanan. Sub sektor perkebunan memberikan
konstribusi terbesar yaitu sebesar 13,97 persen, kemudian tanaman bahan
makanan sebesar 8,64 persen, perikanan sebesar 7,29 persen, peternakan sebesar
4,08 persen dan kehutanan sebesar 2,60 persen (BPS Aceh Barat, 2014). Untuk
melihat komoditi sub sektor perkebunan yang berpengaruh,oleh karena itu
penentuan komoditas unggulan sub sektor perkebunan perlu dilakukan untuk
menentukan potensi daerah. Penentuan komoditas unggulan ditingkat Kecamatan
ini cukup efektif untuk menentukan potensi Kecamatannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka yang
menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah komoditi unggulan sub sektor
perkebunan apa sajakah yang ada pada masing-masing Kecamatan, dan apa yang
menjadi prioritas pengembanganya pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten
Aceh Barat tersebut?
4
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komoditi unggulan sub
sektor perkebunan masing-masing Kecamatan dan prioritas pengembangan pada
masing-masing Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai
penentuan komoditas unggulan dengan metode Location Quotion (LQ)
dan Shift Share.
2. Bagi Pemerintah dan Badan Usaha
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan
mengenai komoditi unggulan sub sektor perkebunan di setiap
Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat dengan melihat komoditi basis
setiap tahun, tingkat pertumbuhannya lebih cepat atau lebih lambat,
sehingga dapat ditetapkan prioritas pengembangan komoditi sub sektor
perkebunan yang menjadi andalan atau unggulan di tingkat Kecamatan.
3. Bagi Akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian
lanjutan atau penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sub Sektor Perkebunan
Sub sektor perkebunan merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian.
Berdasarkan pengusahaanya subsektor perkebunan dikenal adanya perkebunan
rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat pada umumnya usahatani
tanaman perkebunan yang juga diusahakan oleh para petani terutama untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya. Perkebunan besar biasanya merupakan usaha
pertanian dalam bentuk perusahaan pertanian untuk memproduksi hasil tanaman
tertentu dengan sistem pertanian dan cara modern dengan pengelolaan, metode
dan tehnik pengolahan yang efesien (Su’ud, 2004). Perkebunan besar terdiri dari
perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. Produk-produk
perkebunan besar menitikberatkan pada komoditi ekspor, dan biasanya tanaman
yang diusahakan adalah tanaman tunggal. Sedangkan kebun campuran diusahakan
sebagai perkebunan rakyat, namun jika ditinjau dari luas lahanya perkebunan
rakyat lebih luas dari perkebunan negara (Nurmala,dkk, 2012).
Perkebunan rakyat yang banyak tersebar di seluruh pelosok tanah air
umumnya berkonsentrasi pada tanaman yang cepat menghasilkan uang tunai,
seperti: karet, kelapa rakyat, lada, kopi, tembakau, dan lain-lain. Perkebunan besar
yang umumnya mempunyai pabrik pengolahan mengusahakan tanaman yang
berpotensi mempunyai nilai tambah tinggi, seperti: kelapa sawit, tebu, kelapa
hibrida, teh, dan lain-lain (Arifin,2001).
Pendekatan pengembangan pembangunan yang menitikberatkan perkebunan
rakyat sebagai urat nadi pembangunan dengan dukungan perkebunan besar telah
meningkatkan kenerja perkebunan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
6
peningkatan luas areal. Areal perkebunan yang pada tahun 1969 baru mencapai
4,6 juta ha telah meningkat jadi lebih dari 18,8 juta ha pada tahun 2009 atau
meningkat empat kali lipat. Perkebunan telah mampu menunjukkan peran dan
keuntunganya dalam perekonomian nasional. Saat ini dan yang akan datang sektor
perkebunan akan tetap menjadi sektor yang penting (Suwarto dan Yuke, 2012).
Perekonomian di Aceh Barat beberapa tahun terakhir ini sangat di topang
oleh sub sektor perkebunan. Ada 10 komoditi sub sektor perkebunan yang
tercatat, yaitu yang berasal dari perkebunan rakyat yang ada di Kabupaten Aceh
Barat.
Tabel 1. Total Luas Areal Dan Produksi Komoditi Sub Sektor PerkebunanRakyat Kabupaten Aceh Barat
Komoditi Luas Areal (Hektar) Produksi (Ton)2012 2013 2014 2012 2013 2014
Karet 24.096,77 24.602,77 25.179,90 17.270,43 22.633,45 22.667,09KelapaSawit
6.481,00 7.060,00 7.545,00 60.965,35 63.240,00 64.722,00
KelapaDalam
2.739,10 2.853,90 3.060,90 1.172,70 1.178,40 1.207,20
KelapaHibrida
93,00 103,00 57,70 29,00 29,00 21,50
Kakao 722,01 759,01 886,61 235,16 181,05 193,45Kapuk 79,15 81,29 81,39 12,45 12,57 12,61Pinang 561,50 593,64 641,56 237,15 247,25 266,26Biji Kopi 548,00 548,00 549,40 81,33 81,33 81,33Lada 6,85 6,95 6,95 0,08 0,08 0,12Pala 63,60 63,60 64,50 12,72 12,72 12,90
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat (2015)
2.2. Pembangunan Wilayah
Menurut Mangiri (2000) dalam Daryanto dan Hafizrianda (2010) bahwa
konsep pengembangan wilayah secara garis besar terbagi atas empat, yaitu:
a. Pengembangan wilayah berbasis sumber daya. Sumber daya merupakan
semua potensi yang di miliki oleh alam dan manusia. Bentuk sumber daya
7
tersebut yaitu tanah, bahan mentah, modal, tenaga kerja, keahlian,
keindahan alam, maupaun aspek sosial budaya.
b. Pengembangan wilayah berbasis komoditas unggulan. Penekanan
konsep ini pada motor penggerak pembangunan wilayah pada komoditas
yang di nilai dapat menjadi unggulan atau andalan, baik di tingkat domestik
dan Internasional.
c. Pengembangan wilayah berbasis efesiensi. Penekanan pada konsep ini
adalah pengembangan wilayah melalui pembangunan bidang ekonomi yang
mempunyai porsi lebih besar dibandingkan bidang-bidang lainya.
Pembangunan ekonomi tersebut dijalankan dalam kerangka pasar bebas atau
pasar persaingan sempurna (free market mechanism).
d. Pengembangan wilayah menurut pelaku pembangunan. Strategi
pengembangan wilayah ini mengutamakan peranan setiap pelaku
pembangunan ekonomi (rumah tangga, lembaga sosial, lembaga keuangan
dan bukan keuangan, pemerintah maupun koperasi).
Menurut Suryana (2000) dalam Sitorus (2014), keberhasilan suatu
pembangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari pengalaman pembangunan
negara-negara yang sekarang sudah maju, keberhasilan pembangunan pada
dasarnya dipengaruhi oleh dua unsur pokok yaitu unsur ekonomi yang termasuk
sumber daya alam, sumber daya manusia, pembentukan modal dan tekhnologi,
dan juga unsur non ekonomi di dalamnya yaitu politik, sosial, dan kebiasaan.
Pembangunan daerah sangat di pengaruhi oleh pengembangan berbasis
sumber daya alam, komoditas unggulan, efesiensi, pelaku pembangunanya
sehingga keberhasilan pembangunan daerah dapat tercapai. Sumber daya manusia
8
tidak kalah penting dalam pembangunan daerah dan dengan tekhnologi yang terus
berkembang pembangunan dapat efektif dan efesien.
Menurut Daniel (2002) pembangunan ekonomi nasional yang
mengandalkan sektor pertanian selain industri dan pariwisata, perlu di dukung
oleh perumusan kebijaksanaan sekuensial sebagai berikut:
a. Reposisi sektor pertanian dengan menempatkanya sebagai sektor pemimpin
dan penggerak pembangunan nasional
b. Restrukrisasi dalam sektor pertanian sendiri, khususnya sub sektor
perkebunan, peternakan, dan perikanan dengan keberpihakan kepada petani
dan nelayan.
c. Kebijaksanaan makro ekonomi, khususnya fiskal, dan moneter harus di
arahkan untuk menunjang restrukturisasi perekonomian nasional dan
pertanian.
d. Pendekatan pembangunan pertanian berdasarkan pemanfaatan dan
keunggulan sumber daya lokal (sumber daya alam, tenaga kerja, dan
kapital) secara efesien dan optimal melalui pengembangan dan penataan
kelembagaan pertanian dan pedesaan.
e. Pengembangan agroindustri di pedesaan sehingga mampu meningkatkan
nilai tambah, produktivitas, dan pendapatan masyarakat luas.
f. Mengembangkan kebijaksanaan pendukung dalam pengembangan sistem
komoditas (produksi, pascapanen/pengembangan produk, pemasaran dan
perdagangan, serta pengembangan konsumsi/ permintaan domestik dan
ekspor) secara komprehensif dan kondusif dengan sasaran peningkatan
9
produksi, kesempatan kerja, pendapatan/kesejahteraan petani, dan devisa
sektor pertanian.
2.3. Komoditas Unggulan
Badan Litbang Pertanian (2003) dalam Firdaus (2009), komoditas unggulan
adalah komoditas andalan yang memiliki posisi strategis, dimana berdasarkan
pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim) maupun sosial ekonomi dan
kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumberdaya manusia,
infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat) layak untuk dikembangkan di
suatu wilayah.
Menurut Tarigan (2005) keunggulan komparatif suatu komoditi bagi suatu
negara atau daerah adalah bahwa komoditi itu lebih unggul secara relatif dengan
komoditi lain di daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk
perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riel. Komoditi yang memiliki
keunggulan walaupun hanya dalam bentuk perbandingan, lebih menguntungkan
untuk dikembangkan dibanding dengan komoditi lain yang sama-sama diproduksi
oleh kedua negara atau daerah. Jadi keunggulan komparatif adalah suatu kegiatan
ekonomi yang menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi pengembangan
daerah. Selain keunggulan komporatif, pada saat ini istilah yang lebih sering
dipakai adalah keunggulan kompetitif.
Keunggulan kompetitif menganalisis kemampuan suatu daerah untuk
memasarkan produknya di luar daerah/ luar negeri/ pasar global. Keunggulan ini
cukup cukup melihat apakah produk yang kita hasilkan bisa dijual di pasar secara
menguntungkan, tidak lagi membandingkan potensi komoditi yang sama di suatu
negara dengan negara lainnya melainkan membandingkan potensi komoditi suatu
10
negara terhadap komoditi semua negara pesaingnya di pasar global. Namun
banyak komoditi yang hanya diproduksi untuk kebutuhan lokal atau dipasarkan ke
wilayah tetangga tetapi tidak mampu masuk ke pasar global. Sehingga
keunggulan komperatif dapat digunakan untuk melihat komoditi yang mempunyai
prospek untuk dikembangkan dan punya prospek untuk memiliki ke unggulan
kompetitif meskipun belum mampu memasuki pasar global.
Kriteria-kriteria komoditas unggulan menurut Daryanto dan Hafizrianda
(2010) adalah sebagai berikut :
a. Harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian
b. Mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat, baik sesama
komoditas unggulan maupun komoditas lainnya
c. Mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional
dan pasar internasional, baik dalam harga produk, biaya produksi dan
kualitas pelayanan
d. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain (regional linkages), baik dalam
pasar ( konsumen) maupun pemasokan bahan baku
e. Memiliki status teknologi yang terus meningkat, terutama melalui inovasi
teknologi
f. Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan
skala produksinya
g. Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu
h. Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal
11
i. Pengembanganya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan, misalnya
keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan,
fasilitas insentif/ disinsentif dan lain-lain
j. Pengembanganya berorientasi pada kelestarian sumber daya dan
lingkungan.
2.4. Teori Ekonomi Basis
Menurut Adisasmita (2005), menjelaskan bahwa aktivitas basis memiliki
peranan sebagai penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu
wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain akan semakin maju
pertumbuhan wilayah tersebut, dan demikian sebaliknya. Bertambah banyaknya
kegiatan basis dalam suatu wilayah akan menambah arus pendapatan ke dalam
wilayah yang bersangkutan, yang selanjutya menambah permintaan terhadap
barang atau jasa di dalam wilayah tersebut, sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan kenaikan volume kegiatan non basis. Sebaliknya berkurangnya
aktivitas basis akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan yang mengalir ke
dalam suatu wilayah, sehingga akan menyebabkan turunnya produk dari aktivitas
non basis.
Oleh sebab itu, Budiharsono (2001) dalam Dewi (2008), metode yang
digunakan untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non
basisdapat digunakan beberapa metode yaitu metode pengukuran langsung dan
metode pengukuran tidak langsung. Metode pengukuran langsung dapat dengan
survei langsung untuk mengidentifikasi sektor mana yang merupakan sektor basis.
Metode ini dapat menentukan sektor basis dengan tepat. Akan tetapi penelitian
ini menggunakan metode pengukuran tidak langsung yaitu metode pendekatan
12
Location Quotient (LQ). Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah, salah
satu teknik yang lazim digunakan adalah kuosien lokasi (Location Quotient). LQ
digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sekor-sektor basis
atau unggulan/leading sectors (Adisasmita, 2005). Sektor basis di sini adalah
sektor yang mampu mengekspor ke luar daerah. Dalam pengertian ekonomi
regional, ekspor adalah menjual produk/jasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain
dalam negara itu maupun ke luar negeri.
2.5. Analisis Location Quotient (LQ)
Rusastra dkk (2000) dalam Safrifal dan Shalih (2013), LQ adalah suatu alat
pengembangan ekonomi yang lebih sederhana. Teknik LQ merupakan salah satu
pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi yang didasarkan pada
teori basis ekonomi untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai
tambah sebuah sektor di suatu region (kabupaten/ kota) terhadap sumbangan nilai
tambah sektor yang bersangkutan secara propinsi/nasional atau menghitung
perbandingan antara shareoutput sektor i di kabupaten terhadap share output
sektor di propinsi.
Dalam praktiknya penggunaan pendekatan LQ meluas tidak terbatas pada
bahasan ekonomi saja akan tetapi juga dimanfaatkan untuk menentukan sebaran
komoditas atau melakukan identifikasi wilayah berdasarkan potensinya.
Berdasarkan pemahaman terhadap teori ekonomi basis, teknik LQ relevan
digunakan sebagai metoda dalam menentukan komoditas unggulan khususnya
dari sisi penawaran (produksi atau populasi). Untuk komoditas yang berbasis
lahan seperti tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, perhitungannya di
dasarkan pada (areal tanam atau areal panen), produksi atau produktivitas.
13
Sedangkan untuk komoditas pertanian yang tidak berbasis lahan seperti usaha
ternak, dasar perhitungannya digunakan populasi atau ekor (Hendayana, 2003).
Indeks Location Quotient yaitu metode untuk menganalisis komoditas
unggulan yang mempunyai beberapa kelebihan yaitu, penerapannya yang
sederhana, mudah, tidak memerlukan program pengolahan data yang rumit.
Keterbatasan metode LQ antara lain diperlukan akurasi data untuk mendapatkan
hasil yang akurat ( Safrizal dan Shalih, 2013).
Dalam literatur ekonomi wilayah disebutkan bahwa suatu sektor yang
memiliki angka LQ>1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis yang menjadi
kekuatan daerah untuk mengekspor produknya ke luar daerah. Sebaliknya jika
LQ≤ 1, maka sektor tersebut menjadi pengimpor dan ada kecendrungan sektor ini
bersifat tertutup karena tidak melakukan transaksi ke dan dari wilayah, namun
kondisi seperti ini sulit ditentukan dalam sebuah perekonomian wilayah.
(Daryanto dan Hafizriada, 2010).
2.6. Analisis Shift Share
Menurut Budiharsono (2001) dalam Dewi (2008) menyatakan bahwa
analisis Shift Share menganalisis berbagai indikator perubahan ekonomi, seperti
produksi dan kesempatan kerja, pada dua titik waktu pada suatu wilayah. Dari
analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan suatu sektor disuatu wilayah
jika dibandingkan secara relatif dengan sekto-sektor lainya, apakah bertumbuh
cepat atau lambat.
Analisis shift share dalam analisis ekonomi wilayah dimaksudkan untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan dari perhitungan–perhitungan indeks
konsentrasi seperti LQ. Analisis ini mengansumsikan bahwa perubahan
14
pendapatan, produksi, atau tenaga kerja suatu wilayah dapat dibagi dalam tiga
komponen pertumbuhan yaitu komponen pertumbuhan regional, komponen
pertumbuhan proporsional, dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah
(Daryanto dan Hafizrianda, 2010).
Defenisi terkait juga dijelaskan Tarigan (2005), ia menyatakan pertambahan
lapangan kerja (employment) regional total dapat diurai menjadi komponen shift
dan share. Komponen share sering disebut komponen national share yaitu
banyaknya pertambahan lapangan kerja regional seandainya proporsi perubahanya
sama dengan laju pertambahan nasional selama periode studi. Hal ini dapat di
pakai sebagai kriteria lanjutan bagi daerah yang bersangkutan untuk mengukur
apakah daerah itu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari pertumbuhan nasional
rata-rata. Sedangkan komponen shift adalah penyimpangan (deviation) dari
national share dalam pertumbuhan lapangan kerja regional. Penyimpangan ini
positif di daerah-daerah yang tumbuh lebih cepat dan negatif di daerah-daerah
yang tumbuh lebih lambat/ merosot dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan
kerja secara nasional. Jadi, analisis shift share digunakan untuk menganilis
perubahan ekonomi suatu wilayah dengan menjelaskan pertumbuhan persektor
(Oktavia, dkk. 2015).
2.7. Penelitian Terdahulu
Sitorus (2014) dalam penelitianya berjudul Analisis Penentuan Komoditi
Perkebunan basis di Wilayah Masing-masing Kecamatan Kabupaten Simalungun,
dengan menggunakan analisis data yaitu analisis Location Quotient, analisis Shift
Share, serta gabungan analisis Location Quotient dan Shift Share. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komoditi yang menjadi basis di Kabupaten Simalungun yaitu
15
karet, kelapa sawit, kopi, kelapa, cokelat, cengkeh, kulit manis, kemiri, lada, aren,
pinang, vanili dan tembakau. Kecamatan yang paling banyak menghasilkan
komoditi perkebunan basis adalah Kecamatan Sidamanik dan Panei yaitu
sebanyak sembilan jenis komoditi perkebunan. Komoditi basis yang mempunyai
pertumbuhan cepat di Kabupaten Simalungun yaitu: karet, kopi, kelapa, cokelat,
cengkeh, lada, pinang, vanili tembakau. Komoditi perkebunan basis yang
berdayasaing adalah karet, kelapa sawit, kopi, kelapa, cokelat, cengkeh, kulit
manis, kemiri, lada, aren, pinang, vanili dan tembakau. Komoditi perkebunan
basis yang paling banyak menjadi prioritas utama yaitu komoditi pinang
sebanyak 12 kecamatan, komoditi kopi, ada 16 kecamatan, prioritas ketiga yaitu
kulit manis, kemiri dan aren.
Fadhil (2012) memuat memory Agriculture of Counseling potensi lahan dan
komoditi unggulan Kabupaten Aceh Barat, Perkebunan Rakyat di lihat dari
pengembangan luas areal dan produksinya di Kabupaten Aceh Barat kondisi tahun
2000 bahwa tanaman karet menduduki urutan teratas dalam hal luas areal tanaman
sebesar 34.728 Ha. Sedangkan bila dilihat dari segi produksi perkebunan rakyat
maka tanaman sawit menduduki urutan teratas yaitu 63.657 (ton/tahun). Sehingga
produksi perkebunan karet dan kelapa sawit merupakan primadona perkebunan
bagi masyarakat Aceh Barat, untuk itu perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
Dari hasil pernyataan Fadhil (2012) tersebut, bahwa keunggulan komoditi
perkebunan di Kabupaten Aceh Barat ditetapkan dari luas lahan dan dari segi
produksi pertahun. Namun perencanaan penelitian penentuan komoditi unggulan
sektor perkebunan Kabupaten Aceh Barat yang akan dilakukan peneliti kedepan
yaitu dengan menggunakan analisis Location Quotient dan Shift Share.
16
Selanjutnya Hapsari (2007) dalam penelitiannya berjudul Identifikasi
Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Semarang, menyimpulkan hasil
penelitian bahwa komoditi pertanian yang banyak diusahakan di banyak
kecamatan di Kabupaten Semarang adalah padi sawah, kacang tanah,ubi kayu,
pepaya, kelapa, ayam buras, itik, kambing, ikan nila merah, dan pohon/kayu jati.
Berdasarkan pada analisis Kuosien Spesialisasi (KS) dan Kuosien Lokalisasi (LQ)
diketahui bahwa komoditi padi sawah, sapi potong dan sapi perah merupakan
komoditi yang terspesialisasi di Kabupaten Semarang dan komoditi pertanian
unggulan yang keberadaannya memusat di suatu kecamatan sebanyak 83
komoditi dan yang menyebar dibeberapa kecamatan sebanyak 31 komoditi.
Sedangkan berdasarkan analisis gabungan LQ dan KS dapat diketahui bahwa
komoditi pertanian yang diprioritaskan untuk dikembangkan pada masing-masing
kecamatan di Kabupaten Semarang adalah komoditi pinus di Kecamatan Getasan,
mengkudu di Kecamatan Sumowono, mangga di Kecamatan Bringin, sengon di
Kecamatan Tengaran, nanas di Kecamatan Suruh, melondi Kecamatan Susukan,
sonokeling di Kecamatan Pabelan, wijen di Kecamatan Bancak, jeruk
siam/keprok di Kecamatan Kaliwungu, kangkung di Kecamatan Bawen, kapulogo
di Kecamatan Banyu biru, kajibeling di Kecamatan Jambu, sirsak di Kecamatan
Pringapus, anggrek di Kecamatan Ambarawa, jeruk besar di Kecamatan Bergas,
jambu air di Kecamatan Tuntang.
Dewi (2008) dalam penelitian Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis
Komoditi Pertanian Di Kabupaten Ponorogo (Pendekatan Location Quotient dan
Shift Share, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komoditi pertanian di
Kabupaten Ponorogo yang menjadi komoditi pertanian basis adalah ubi jalar,
17
manggis, nangka, pepaya, salak, jeruk keprok, sawo, alpukat, belimbing, jambu
air, jambu biji, durian, sirsak, melon, mangga, pisang, rambutan, bawang putih,
bawang merah, buncis, sawi, tomat, bayam, cabai rawit, terong, kangkung,
cabaibesar, ketimun, labu, kacang panjang, cengkeh, tebu, panili, lada, kakao,
jahe, kopi, jambu mete, tembakau, kerbau, kuda, kambing,domba, ayam kampung,
itik, mentok, sapi, kelinci tawes, mujaer, lele,udang, katak, jati, mahoni, sono dan
pinus.
Kecamatan yang memiliki komoditi pertanian basis terbanyak adalah
Kecamatan Ngebel yaitu sebanyak 25 komoditi sedangkan Kecamatan Ponorogo
dan Jetis memiliki jumlah komoditi pertanian basis terkecilyaitu satu komoditi.
Komoditi basis yang memiliki daya saing wilayah baik di Kabupaten
Ponorogo adalah labu, buncis, bayam, kangkung, cabai rawit, ketimun, salak,
rambutan, mangga, pepaya, jambu biji, jambu air, melon, manggis, jeruk keprok,
pisang, sirsak, belimbing, nangka, cabai besar, tomat, kopi, jambu mete,
tembakau, kakao, lada, panili, tebu, ayam kampung, kelinci, ayamras, domba, itik,
mentok, kuda, kerbau, mujaer, katak, tawes, udang, pinus, jati, mahoni dan sono.
Kecamatan Ngebel memiliki jumlah komoditi pertanian yang mampu bersaing
terbanyak yaitu 14 komoditi dan Kecamatan Ponorogo memiliki memiliki jumlah
komoditi pertanian yang mampu bersaing terkecil yaitu satu komoditi. Komoditi
pertanian yang menjadi unggulan di Kabupaten Ponorogo adalah pepaya, salak,
jambu biji, mangga, pisang, rambutan, tomat, cabai besar, jeruk keprok, jambu air,
melon, manggis, buncis, bayam, belimbing, sirsak, tebu, panili, kakao, kopi,
jambu mete, tembakau, lada, kuda, kambing, domba, ayam kampung, itik, mentok,
kelinci, ayamras, sapi, kerbau, tawes, mujaer, udang, lele, katak, jati, mahoni,
18
sono, pinus. Kecamatan Ngebel memiliki komoditi pertanian unggulan terbanyak
yaitu 12 komoditi dan Kecamatan Ponorogo memiliki komoditi pertanian
unggulan terkecil yaitu satu komoditi.
Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut,
dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian yang akan dilakukan, dengan
menggunakan metode yang sama yaitu Location Quotien dan Shift Share dalam
penentuan komoditas unggulan sub sektor perkebunan yang ada di Kabupaten
Aceh Barat.
19
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Metode pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
yaitu Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh, berdasarkan pertimbangan daerah ini
mempunyai potensi besar pada sub sektor perkebunan yang mampu memberikan
kontribusi yang tinggi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2016 di Kabupaten
Aceh Barat Provinsi Aceh.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi
pemerintah yang terkait dengan penelitian ini. Data yang dicatat berupa nilai
produksi komoditi pertanian (sub sektor perkebunan) setiap Kecamatan di
Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014. Data yang digunakan berupa data dari
Perkebunan Rakyat. Data sekunder tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kabupaten Aceh Barat, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Aceh Barat.
3.3. Metode Analisis Data
Penentuan komoditi pertanian yang dihasilkan masing-masing Kecamatan di
Kabupaten Aceh Barat menjadi komoditi sub sektor perkebunan basis (unggul)
dan non-basis (tidak unggul) menggunakan pendekatan analisis Location
Quotient. Analisis Location Quotient (Di Adaptasi dari Daryanto dan Hafizrianda,
2010) dapat dirumuskan sebagai berikut:
20= // ......................................................................................... (1)
Keterangan:
LQ : Indeks Location Quotient komoditi sub sektor perkebunan i
pada tingkat Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat
Vij : Produksi komoditi sub sektor perkebunan i di Kecamatan j
Kabupaten Aceh Barat
Vj : Produksi total komoditi sub sektor perkebunan di Kecamatan j
Kabupaten Aceh Barat
Yin : Produksi komoditi sub sektor perkebunan i di Kabupaten Aceh
Barat.
Yn : Produksi total komoditi sub sektor perkebunan di Kabupaten
Aceh Barat
Indikator:
a. LQ>1, artinya komoditi sub sektor perkebunan tersebut termasuk
komoditi basis. Produksi komoditi sub sektor perkebunan tersebut mampu
memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan surplusnya dapat dijual ke
wilayah lain.
b. LQ=1, artinya komoditi tersebut termasuk komoditi non basis. Produksi
komoditi sub sektor perkebunan tersebut hanya mampu memenuhi
kebutuhan wilayah sendiri dan tidak dapat menjual ke wilayah lain.
c. LQ <1, artinya komoditi sub sektor perkebunan tersebut termasuk
komoditi nonbasis. Produksi komoditi sub sektor perkebunan tersebut
21
belum cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan
kekurangannya dipenuhi dari luar wilayah.
Pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah komoditi
perkebunan basis diwilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
dianalisis menggunakan analisis Shift Share. Dalam penelitian ini, analisis
pertumbuhan komoditi sub sektor perkebunan basis difokuskan pada
pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah.
Analisis Shift Share secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
(Daryanto dan Hafizrianda, 2010)∆ = + + . .......................................................................... (2)
atau secara rinci dapat dinyatakan:
′ − = = − 1 + − + − ....................... (3)
Penelitian ini difokuskan pada Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan
Pangsa Wilayah, secara matematis yaitu sebagai berikut :∆ = + ......................................................................................(4)= − ...................................................................................... (5)
= − ..................................................................................... (6)
= ( ′ )⁄ .................................................................................... (7)
= ( ′ )⁄ .................................................................................................. (8)
= ( ′ ) .................................................................................................. (9)
22
Keterangan:
Δ Yij : Perubahan produksi komoditi sub sektor perkebunan i di Kecamatan j
Kabupaten Aceh Barat
Yij : Produksi komoditi sub sektor perkebunan i di Kecamatan j
KabupatenAceh Barat pada tahun dasar analisis.
Y’ij : Produksi komoditi sub sektor perkebunan i di Kecamatan j
Kabupaten Aceh Barat pada akhir tahun analisis
Yi : Produksi komoditi sub sektor perkebunan i Kabupaten Aceh Barat
pada tahun dasar analisis
Y’i : Produksi komoditi sub sektor perkebunan i Kabupaten Aceh Barat
pada akhir tahun analisis.
Y... : Produksi komoditi sub sektor perkebunan Kabupaten Aceh Barat
pada tahun dasar analisis.
Y’... : Produksi komoditi sub sektor perkebunan Kabupaten Aceh Barat
pada tahun akhir analisis.
Ri–Ra : Persentase perubahan produksi komoditi sub sektor perkebunan i di
Kecamatan j Kabupaten Aceh Barat yang disebabkan komponen
pertumbuhan proporsional.
ri–Ri : Persentase perubahan produksi komoditi sub sektor perkebunan i di
Kecamatan j Kabupaten Aceh Barat yang disebabkan komponen
pertumbuhan pangsa wilayah.
Indikator:
a. Apabila PPij positif, maka komoditi sub sektor perkebunan i diKecamatan j
Kabupaten Aceh Barat pertumbuhannya cepat.
23
b. Apabila PPij negatif, maka komoditi sub sektor perkebunan i diKecamatan j
Kabupaten Aceh Barat pertumbuhannya lambat.
c. Apabila PPWij positif, maka komoditi sub sektor perkebunan i di Kecamatan
j Kabupaten Aceh Barat mempunyai daya saing yang baik jika dibandingkan
dengan komoditi sub sektor perkebunan i wilayah Kecamatan lainnya atau
dapat dikatakan bahwa wilayah tersebut mempunyai keunggulan untuk
komoditi sub sektor perkebunan i apabila dibandingkan dengan wilayah
Kecamatan lainnya.
d. Apabila PPWij negatif, maka komoditi sub sektor perkebunan i di Kecamatan
j Kabupaten Aceh Barat tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan
dengan komoditi sub sektor perkebunan i wilayah Kecamatan lainnya.
Penentuan prioritas pengembangan komoditi sub sektor perkebunan basis di
wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat dengan menggunakan
gabungan analisis Location Quotient, komponen Pertumbuhan Proporsional (PP)
dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) dengan kriteria seperti berikut
(Wulandani,2008 dalam Sitorus 2014).
Tabel 2. Kriteria Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditi Sub SektorPerkebunan Pada Masing-Masing Kecamatan Di Kabupaten AcehBarat
PrioritasPengembangan
LQ PP PPW
Utama >1 Positif PositifKedua >1
>1NegatifPositif
PositifNegatif
Ketiga >1 Negatif Negatif
24
3.4. Batasan- Batasan Variabel
Berdasarkan metode penelitian yang akan dilakukan, maka perlu adanya
batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Komoditas unggulan yaitu komoditas basis yang layak dan menguntungkan
untuk dikembangkan di suatu daerah, mampu memenuhi kebutuhan di
daerah (Kecamatan) tersebut dan surplus dijual ke daerah (Kecamatan)
lain.
2. Komoditas basis atau unggulan yaitu komoditas yang dapat memenuhi
kebutuhan di dalam wilayah itu sendiri dan surplus dapat dijual ke wilayah
lain.
3. Komoditas non basis adalah komoditas yang tidak mampu menjual
kedaerah lain di luar wilayah tersebut.
4. Produksi Sub Perkebunan adalah produksi dicatat dari Perkebunan Rakyat
saja.
5. Produksi komoditi i adalah total produksi yang dihasilkan oleh suatu sub
sektor perkebunan di suatu daerah selama jangka waktu setahun.
6. Total produksi sub sektor perkebunan adalah total volume produksi yang
dihasilkan oleh seluruh komoditi yang ada pada sub sektor perkebunan
pada suatu daerah dalam jangka waktu setahun.
7. Prioritas pengembangan komoditi sub sektor perkebunan, apabila PP positif
dan PPW positif maka komoditi tersebut dijadikan prioritas utama, apabila
PP positif dan PPW negatif atau PP negatif dan PPW positif maka komoditi
tersebut merupakan prioritas kedua, apabila PP negatif dan PPW negatif
maka komoditi tersebut menjadi prioritas ketiga.
25
3.5. Kerangka Pemikiran Operasional
Perencanaan pembangunan daerah dilakukan untuk menciptakan daerah
yang lebih baik, masyaraksat sejahtera dan pendapatan daerah meningkat. Oleh
karena itu pemerintah dan masyarakat maupan sektor swasta dapat bekerja sama
dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam daerahnya. Pemerintah harus
memperhatikan potensi daerah yang sangat besar pengaruhnya terhadap
pendapatan daerah, sektor mana yang produktif dan mempunyai daya saing tinggi.
Hal ini sangat berpengaruh dalam kebijakan pembangunan ekonomi wilayah
jangka panjang. Tidak semua sektor dapat tumbuh dengan kemampuan yang sama
sehingga perlu dimanfaatkan sektor basis yang dianggap mampu mendorong
pembangunan daerah.
Salah satu cara mengidentifikasi prioritas pengembangan komoditi sub
sektor perkebunan di Aceh Barat adalah dengan pendekatan LQ. Komoditi sub
sektor perkebunan yang mempunyai nilai LQ>1, maka komoditi ini ditetapkan
sebagai komoditi sub sektor perkebunan unggulan daerah Kabupaten Aceh Barat
yang dapat dipertahankan dan ditingkatkan pengembangannya. Diharapkan
komoditi ini nantinya dapat mendorong pertumbuhan pembangunan daerah Aceh
Barat. Komoditi yang mempunyai nilai LQ>1, akan di analisis menggunakan
analisis shift share untuk menentukan pertumbuhanya. Komoditi sub sektor
perkebunan yang dianalisis adalah komoditi yang mempunyai nilai basis,
sedangkan nilai nonbasis tidak dianalisis pertumbuhanya.
26
Kerangka Pemikiran Operasional
Gambar 1: Kerangka Pemikiran
KENYATAAN :
Aceh Barat memiliki potensi sub sektorPerkebunan, di antarannya :
- Tersedianya lahan tidur- Keadaan tanah dan iklim yang
mendukung
TEORI :
Strategi pengembangan sub sektorperkebunan sesuai dengan potensi daerahnya
MASALAH
Menentukan komoditas unggulan sub sektor perkebunan di AcehBarat
JENIS DAN SUMBER DATA
Data Sekunder :- Luas lahan dan produksi komoditi sub sektor
perkebunan per Kecamatan di Kabupaten AcehBarat tahun 2009-2014
- Komoditi sub sektor perkebunan ini meliputikelapa sawit, karet, kelapa dalam, kelapa hibrida,kakao, kapuk, pinang, biji kopi, lada, dan pala.
Analisis LQ
Komoditi Unggulan(Basis/Unggul)
Komoditi unggulan(Non Basis/ Tidak
unggul)
AnalisisShift Share
Hasil/Output
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kabupaten Aceh Barat
4.1.1. Geografis
Kabupaten Aceh Barat terletak antara 04006’-04047’ Lintang Utara dan
95052-96030’ Bujur Timur dengan luas mencapai 2.927,95 Km2. Dengan
mekarnya desa Keuramat pada tahun 2013, Kabupaten Aceh Barat terdiri atas 12
Kecamatan, 33 mukim dan 322 gampong. Sebanyak 192 desa diantaranya berada
di datarn dan 83 desa terletak di lembah. Hanya 47 desa yang terletak di lereng.
Kabupaten Aceh Barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie Jaya dan Aceh Jaya di
sebelah Utara, kemudian di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Nagan
Raya dan Samudera Indonesia. Sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Tengah dan Nagan Raya, sebelah Barat berbatasan dengan
Samudera Indonesia.
Letak Geografis Kabupaten Aceh Barat :
Nama Daerah : Kabupaten Aceh Barat
Letak : 04006’- 04047’ Lintang Utara
: 95052’- 96030’ Bujur Timur
Luas Daerah : 2927,95 Km2
Batas- Batas Daerah
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Pidie Sebelah Selatan : Samudera Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Nagan Raya Sebelah Barat : Samudera Indonesia
Kecamatan terluas adalah Sungai Mas yang menempati 26,70% wilayah
Aceh Barat. Daerah ini sebagian besar masih berupa hutan.Sedangkan Kecamatan
terkecil adalah Johan Pahlawan yang merupakan ibukota Kabupaten Aceh Barat
28
yang diberi nama kota Meulaboh. Luas Kecamatan ini hanya 44,91 Km2 atau
hanya 1,53% dari luas Kabupaten Aceh Barat. Kecamatan terdekat dari pusat kota
Meulaboh adalah Meureubo, Samatiga dan Kaway XVI. Sedangkan Kecamatan
terjauh adalah Woyla Timur, Panton Reu, dan Sungai Mas.
4.1.2. Keadaan Iklim
Suhu udara rata-rata sepanjang tahun 2014 adalah 26,6oC dengan suhu
terendah 19,0oC pada bulan Februari dan suhu tertinggi 31,9oC di bulan Maret.
Kelembaban udara berkisar pada 88,1%. Curah hujan pada tahun 2014 meningkat
dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 curah hujan Kabupaten Aceh Barat
sebanyak 4.170 mm per tahun. Sedangkan curah hujan tahun sebelumnya
mencapai 3.458 mm per tahun. Curah hujan tertinggi tahun 2014 terjadi pada
bulan Juni, yaitu 499 mm dan terendah dibulan Januari yakni 151 mm. Sementara
pada tahun sebelumnya, curah hujan tertinggi pada bulan Nopember (537 mm)
dan terendah terjadi pada bulan Maret (88 mm).
4.2. Sub Sektor Perkebunan
Secara geografis Kabupaten Aceh Barat terletak pada ketinggian 0-150 m
diatas permukaan laut (dpl), jika ditinjau dari tingkat kesesuaian lahan di beberapa
Kecamatan dalam Kabupaten Aceh Barat sangat cocok untuk pengembangan sub
sektor perkebunan, mayoritas penduduk Kabupaten Aceh Barat lebih cenderung
menekuni sub sektor perkebunan (Disbun, 2015). Hal ini juga di dukung oleh
faktor alam seperti iklim dan jenis tanah. Komoditi sub sektor perkebunan yang
ada di Kabupaten Aceh Barat umumnya berupa komoditi kelapa sawit, karet,
kebun campuran baik yang diusahakan oleh masyarakat umum dan pihak swasta.
29
Perkebunan campuran lebih banyak dikuasai oleh rakyat, umumnya berada di
sekitar kawasan pedesaan, dengan potensi yang ada sangat mendukung
perekonomian masyarakat di pedesaan, namun jika ditinjau dari luas lahannya
maka perkebunan rakyat lebih luas dari pada perkebunan besar.
Peranan pertanian terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Barat
cukup dominan dan terus meningkat setiap tahunnya yaitu dari sebesar 19,95
persen pada tahun 2010 hingga mencapai 23,48 persen pada tahun 2014,
kontribusi terbesar adalah komoditi tanaman perkebunan yaitu mencapai 11-13
persen (BPS, 2014). Perekonomian ini didukung oleh komoditi kelapa sawit yang
sebagian besar dikuasai oleh pihak swasta dan karet yang sebagian besar dikuasai
oleh rakyat.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Barat terletak diwilayah pesisir
pantai dengan tanaman pohon kelapa tumbuh subur dimana-mana. Sebagian besar
produk kelapa yang dihasilkan masih dalam bentuk kopra, buah bulat dan kelapa
muda. Tanaman ini tumbuh sepanjang garis pantai dari Kecamatan Meureubo
sampai Arongan Lambalek. Pada tahun 2013 produksi kelapa Kabupaten Aceh
Barat mencapai 1.178 ton, produksi ini selain memenuhi permintaan dalam daerah
juga untuk memasok kebutuhan Kabupaten lain seperti Aceh Besar, Kotamadya
Banda Aceh dan Pidie (BAPPEDA, 2014). Produksi komoditi lainnya seperti
Kakao, Kapuk, Pinang, Biji Kopi, Lada dan Pala tersebar secara merata di semua
Kecamatan namun dalam skala yang tidak besar.
Tabel 3. Potensi Luas Lahan Sub Sektor Perkebunan Rakyat KabupatenAceh Barat Tahun 2014.
No Komoditi Luas Lahan (hektar) Persen (%)1 Karet 25.179,90 66,122 Kelapa Sawit 7.545,00 19,813 Kelapa dalam 3.068,90 8,06
30
4 Kelapa Hibrida 57,70 0,155 Kakao 886,61 2,336 Kapuk 81,39 0,217 Pinang 641,56 1,688 Biji Kopi 549,40 1,449 Lada 6,95 0,0210 Pala 64,50 0,17
Jumlah 38.081,91 100,00Sumber : BPS Aceh Barat (2015)
Dari tabel 3 dapat dilihat luas lahan komoditi karet lebih besar dibandingkan
dengan luas lahan komoditi sub sektor perkebunan lain. Komoditi karet memiliki
luas lahan 25.179,90 hektar atau sebesar 66,12 % dari total luas lahan komoditi
sub sektor perkebunan yang ada di Kabupaten Aceh Barat. Komoditi selanjutnya
yaitu kelapa sawit yang memiliki luas lahan 7.545,00 hektar atau sebesar 19,81%
dari total luas lahan komoditi sub sektor perkebunan Kabupaten Aceh Barat.
Sedangkan komoditi yang memiliki luas lahan paling kecil adalah komoditi lada,
dengan luas lahan 6,95 hektar atau 0,02% dari total luas lahan perkebunan
Kabupaten Aceh Barat. Untuk luas lahan setiap Kecamatan komoditi sub sektor
perkebunan tahun 2014, dapat dilihat pada lampiran 5.
4.3. Hasil Analisis dan Pembahasan
4.3.1. Identifikasi Komoditi Sub Sektor Perkebunan Basis di WilayahMasing-Masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
Pengidentifikasian komoditi sub sektor perkebunan basis di wilayah
masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat digunakan pendekatan
Location Quotient (LQ), yaitu menghitung nilai LQ dari setiap komoditi sub
sektor perkebunan yang dihasilkan di Kabupaten Aceh Barat. Pengidentifikasian
komoditi sub sektor perkebunan yang diprioritaskan untuk dikembangkan masing-
masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat difokuskan pada komoditi sub sektor
31
perkebunan basis, selanjutnya akan dianalisis pertumbuhannya. Komoditi sub
sektor perkebunan di wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
tahun 2009-2014 berdasarkan hasil analisis LQ rata-rata yaitu sebagai berikut :
1. Kecamatan Johan Pahlawan
Dari tabel 4 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa terdapat empat jenis
komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai nilai LQ> 1 yaitu komoditi
kelapa dalam, kelapa hibrida, kakao, dan pinang. Jika mengacu pada nilai LQ
maka dari empat jenis komoditi tersebut yang paling unggul adalah komoditi
kelapa hibrida. Nilai LQ komoditi ini meningkat mulai tahun 2012, dan paling
tinggi yaitu pada tahun 2013 dengan nilai LQ sebesar 18,8. Kecamatan Johan
Pahlawan memiliki luas areal komoditi kelapa hibrida sebesar 5,50 hektar dari
tahun 2009- 2014, dan tidak ada penambahan maupun penurunan luas areal
tanam, namun adanya peningkatan produksi dari tahun 2012. Pada tahun
sebelumnya produksi kelapa hibrida di Kecamatan ini mencapai 1,70 ton dan
mengalami peningkatan sebesar 2,50 ton.
Disini yang menarik adalah komoditi kelapa hibrida merupakan komoditi
yang paling unggul di Kecamatan Johan Pahlawan, yang memiliki nilai LQ rata-
rata sebesar 9,57. Padahal produksi komoditi kelapa hibrida di Kecamatan Johan
Pahlawan tidak terlalu besar, hal ini bisa mengacu pada pengertian LQ sendiri
yang merupakan pembagian antara share terhadap share (Hendayana, 2003).
Mengingat share produksi komoditi kelapa hibrida terhadap total produksi
komoditi sub sektor perkebunan di Kecamatan Johan Pahlawan lebih besar
dibandingkan share produksi komoditi kelapa hibrida Kabupaten Aceh Barat
terhadap total produksi komoditi sub sektor perkebunan Kabupaten Aceh Barat,
32
maka hasilnya nilai LQ komoditi kelapa hibrida di Kecamatan Johan Pahlawan
relatif lebih tinggi. Oleh karena itu, nilai LQ yang tinggi bukan mencerminkan
produksi yang banyak (tinggi), akan tetapi merupakan cerminan nilai relatif
terhadap share komoditas dalam Kecamatan.
Urutan kedua komoditi sub sektor perkebunan unggul di Kecamatan Johan
Pahlawan adalah komoditi kelapa dalam yang mempunyai nilai LQ rata-rata
sebesar 4,22, sebagian wilayah Kecamatan Johan Pahlawan berada di sepanjang
pesisir pantai. Hal ini sangat mendukung untuk pertumbuhan kelapa dalam
meskipun produksi kelapa dalam di Kecamatan Johan Pahlawan tidak terlalu
besar dibandingkan Kecamatan lain. Selanjutnya diikuti komoditi kakao sebagai
urutan ketiga dengan nilai LQ sebesar 3,91 dan komoditi pinang sebagai komoditi
unggulan ke empat yang mempunyai nilai LQ rata-rata yaitu 3,75.
Tabel 4. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 0,78 0,72 0,72 0,69 1,00 0,58 4,49 0,75 -
2KelapaSawit 0,93 0,95 0,95 0,99 0,90 1,09 5,80 0,97 -
3Kelapadalam 4,21 4,25 4,25 4,61 4,76 3,25 25,34 4,22 Unggulan
4KelapaHibrida 1,94 2,00 2,58 17,21 18,81 14,88 57,41 9,57 Unggulan
5 Kakao 4,43 4,18 4,56 3,44 4,42 2,43 23,45 3,91 Unggulan
6 Kapuk 0,00 0,00 0,00 0,00 1,74 1,01 2,75 0,46 -
7 Pinang 3,91 3,62 3,62 4,41 4,19 2,76 22,52 3,75 Unggulan
8 Biji Kopi 0,62 0,60 0,70 0,81 0,80 0,47 4,01 0,67 -
9 Lada - - - - - - - - -
10 Pala - - - - - - - - -
Sumber: Data Diolah (2016)
33
2. Kecamatan Samatiga
Berdasarkan hasil analisis LQ pada tabel 5 menunjukkan bahwa Kecamatan
Samatiga mempunyai tujuh jenis komoditi sub sektor perkebunan yang menjadi
unggulan dengan nilai LQ> 1, yaitu komoditi karet, kelapa dalam, kakao, pinang,
biji kopi, lada, dan pala. Komoditi pala merupakan komoditi yang paling unggul
di Kecamatan Samatiga, yang memiliki nilai LQ rata-rata sebesar 8,50. Seperti
halnya kelapa hibrida komoditi paling unggul di Kecamatan Johan Pahlawan,
Kecamatan Samatiga mempunyai keunggulan relatif paling tinggi untuk komoditi
pala, padahal luas areal tanam dan produksi komoditi pala di Kecamatan Samatiga
tidak terlalu besar, akan tetapi karena yang dihitung adalah pangsa relatifnya
terhadap komoditi sub sektor perkebunan di Kecamatan Samatiga terhadap pangsa
relatif komoditi sub sektor perkebunan Kabupaten maka nilai LQ komoditi pala
tersebut menjadi lebih tinggi.
Kecamatan Samatiga memiliki luas areal tanam dan produksi pala lebih
besar dibandingkan dengan Kecamatan-Kecamatan lain. Pada tahun 2014 luas
areal pala Kecamatan Samatiga yaitu 21,00 hektar dengan besar produksi yaitu
4,20 ton, nilai ini merupakan yang paling tinggi dibandingkan dengan Kecamatan
lain. Komoditi dengan nilai LQ besar selanjutnya yaitu komoditi kelapa dalam
dengan nilai LQ rata-rata yaitu 4,93. Sebelah Selatan Kecamatan Samatiga
berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia sehingga komoditi kelapa dapat
tumbuh dengan baik di daerah pesisir. Kecamatan Samatiga sebagian wilayahnya
juga menghasilkan komoditi karet, sehingga komoditi karet juga temasuk kedalam
komoditi unggulan yang mempunyai nilai LQ rata-rata 3,20.
34
Tabel 5. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 3,46 3,54 3,54 3,15 2,75 2,77 19,21 3,20 Unggulan
2KelapaSawit 0,29 0,25 0,25 0,29 0,30 0,30 1,68 0,28 -
3Kelapadalam 5,47 4,55 4,55 5,33 4,81 4,89 29,60 4,93 Unggulan
4KelapaHibrida 0,19 0,16 0,21 0,86 0,85 1,16 3,44 0,57 -
5 Kakao 3,55 2,76 3,01 3,09 1,60 1,66 15,67 2,61 Unggulan
6 Kapuk 0,84 0,73 0,73 0,88 0,81 0,81 4,81 0,80 -
7 Pinang 1,67 1,28 1,28 1,36 1,30 1,26 8,15 1,36 Unggulan
8 Biji Kopi 1,66 1,34 1,54 1,66 1,49 1,51 9,19 1,53 Unggulan
9 Lada 4,38 3,11 3,88 3,27 3,09 1,79 19,52 3,25 Unggulan
10 Pala 9,77 8,14 8,13 8,86 7,98 8,14 51,02 8,50 Unggulan
Sumber: Data Diolah (2016)
3. Kecamatan Bubon
Berdasarkan hasil analisis LQ pada tabel 6 menunjukkan bahwa Kecamatan
Bubon mempunyai empat jenis komoditi sub sektor perkebunan yang menjadi
unggulan dengan nilai LQ> 1, yaitu komoditi karet, kelapa dalam, kakao, dan
pinang. Komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai nilai LQ paling besar
merupakan komoditi karet (LQ = 1,67), kemudian komoditi pinang (LQ =1,20),
komoditi kakao ( LQ = 1,16) dan nilai LQ paling kecil adalah komoditi kelapa
dalam (LQ =1,08). Kecamatan Bubon termasuk Kecamatan yang jauh dengan
pantai, sehingga dimungkinkan komoditi kelapa kurang berproduksi dengan baik
di Kecamatan ini dibandingkan dengan komoditi lain seperti karet, pinang dan
kakao. Komoditi karet di Kecamatan Bubon memiliki nilai LQ paling besar
dibandingkan dengan komoditi lain yang ada di Kecamatan ini.
35
Tabel 6. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Bubon Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 1,67 2,06 2,06 1,73 1,30 1,23 10,04 1,67 Unggulan
2KelapaSawit 0,83 0,73 0,73 0,80 0,89 0,92 4,89 0,82 -
3Kelapadalam 1,30 1,12 1,12 0,93 1,02 0,98 6,46 1,08 Unggulan
4KelapaHibrida 0,33 0,29 0,37 1,32 1,56 2,01 5,88 0,98 -
5 Kakao 1,38 1,11 1,21 0,94 1,31 0,99 6,94 1,16 Unggulan
6 Kapuk 0,80 0,73 0,73 0,68 0,72 0,69 4,34 0,72 -
7 Pinang 1,46 1,15 1,15 1,07 1,18 1,15 7,17 1,20 Unggulan
8 Biji Kopi 0,97 0,84 0,96 0,82 0,88 0,84 5,30 0,88 -
9 Lada - - - - - - - - -
10 Pala 0,80 0,69 0,69 0,66 0,71 0,67 4,23 0,70 -
Sumber: Data Diolah (2016)
4. Kecamatan Arongan Lambalek
Berdasarkan hasil analisis LQ pada tabel 7 menunjukkan bahwa Kecamatan
Arongan Lambalek mempunyai tiga jenis komoditi sub sektor perkebunan yang
menjadi unggulan dengan nilai LQ> 1, yaitu komoditi karet, kelapa dalam, dan
kelapa hibrida. Komoditi kelapa hibrida merupakan komoditi yang relatif lebih
unggul di Kecamatan Arongan Lambalek, yang memiliki nilai LQ rata-rata
sebesar 8,28. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa komoditi kelapa hibrida
mempunyai nilai LQ paling tinggi yaitu pada tahun 2009-2011 dan menurun
mulai tahun 2012, hal ini bisa disebabkan berkurangnya luas areal tanam dan
produksi kelapa hibrida mulai tahun 2012. Pada Tahun 2011 luas areal tanam
kelapa hibrida di Kecamatan Arongan Lambalek mencapai 160,00 hektar dengan
produksi sebesar 82,00 ton. Sedangkan pada tahun 2012 luas areal tanam kelapa
hibrida mulai menurun. Luas areal tanam hanya 31,00 hektar dengan produksi
36
sebesar 15,50 ton. Untuk komoditi lain, tidak mengalami perbedaan nilai LQ yang
terlalu besar. Komoditi yang mempunyai nilai LQ tinggi selanjutnya yaitu
komoditi kelapa dalam dengan nilai LQ sebesar 3,45, dan komoditi yang paling
kecil nilai LQ adalah komoditi karet sebesar 1,33. Letak Kecamatan Arongan
Lambalek sebalah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sehingga
wilayah yang berada dipesisir pantai ini cukup baik untuk budidaya komoditi
kelapa. Di wilayah bagian lain komoditi karet juga banyak berproduksi di
Kecamatan Arongan Lambalek. Komoditi karet merupakan komoditi yang
memiliki nilai LQ rata-rata ketiga terbesar setelah komoditi kelapa hibrida dan
kelapa dalam, potensi sebagian wilayah Kecamatan Arongan Lambalek cocok
untuk pertumbuhan komoditi karet.
Tabel 7. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 1,73 1,56 1,61 0,93 1,05 1,06 7,95 1,33 Unggulan
2KelapaSawit 0,73 0,72 0,74 0,98 0,95 0,95 5,06 0,84 -
3Kelapadalam 4,06 3,96 4,16 3,02 2,73 2,74 20,67 3,45 Unggulan
4KelapaHibrida 10,66 10,62 10,69 5,27 5,26 7,18 49,67 8,28 Unggulan
5 Kakao 0,58 0,53 0,60 0,64 0,75 0,92 4,01 0,67 -
6 Kapuk 0,61 0,63 0,65 0,52 0,47 0,47 3,37 0,56 -
7 Pinang 1,07 0,98 1,02 0,72 0,66 0,68 5,12 0,85 -
8 Biji Kopi 0,53 0,50 0,60 0,27 0,24 0,24 2,38 0,40 -
9 Lada - - - - - - - - -
10 Pala 0,30 0,30 0,31 0,26 0,23 0,23 1,62 0,27 -
Sumber: Data Diolah (2016)
37
5. Kecamatan Woyla
Dari tabel 8 hasil analisis LQ disimpulkan bahwa Kecamatan Woyla
mempunyai lima jenis komoditi sub sektor perkebunan yang menjadi komoditi
unggulan yang ditandai dengan nilai LQ rata-rata >1. Adapun jenis komoditi
tersebut adalah komoditi kelapa sawit, kakao, pinang, biji kopi dan lada. Komoditi
lada merupakan komoditi yang mempunyai nilai LQ rata-rata paling besar
dibandingkan komoditi lain yaitu sebesar 3,36, nilai LQ ini sama halnya dengan
kelapa hibrida di Kecamatan Johan Pahlawan dan komoditi pala di Kecamatan
Samatiga. Apabila ditinjau dari besarnya produksi, lada merupakan komoditi
paling kecil produksinya di Kecamatan Woyla. Namun, karena yang dihitung
adalah pangsa relatifnya terhadap komoditi sub sektor perkebunan di Kecamatan
Woyla terhadap pangsa relatif komoditi sub sektor perkebunan Kabupaten maka
nilai LQ komoditi lada tersebut menjadi lebih tinggi.
Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa komoditi pinang merupakan komoditi
unggulan kedua yang mempunyai nilai LQ= 2,19, di ikuti dengan komoditi kakao
(LQ= 1,80) dan biji kopi (LQ= 1,49). Komoditi sub sektor perkebunan yang
paling kecil nilai LQ di Kecamatan Woyla adalah komoditi kelapa sawit yaitu
1,04. Di Kecamatan Woyla, komoditi kelapa sawit mengalami peningkatan
produksi setiap tahunnya, pada tahun 2011 produksinya sebesar 4.460,24 ton,
pada tahun 2012 sebesar 6.542 ton dan terus meningkat hingga mencapai
7.407,00 ton pada tahun 2014, hal ini juga dipengaruhi dengan adanya
penambahan luas areal tanam kelapa sawit di Kecamatan Woyla.
38
Tabel 8. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 0,86 1,01 1,01 1,02 0,71 0,69 5,30 0,88 -
2KelapaSawit 1,03 1,00 1,00 1,01 1,11 1,12 6,27 1,04 Unggulan
3Kelapadalam 0,36 0,35 0,34 0,27 0,28 0,27 1,87 0,31 -
4KelapaHibrida - - - - - - - - -
5 Kakao 2,19 1,96 2,14 1,32 1,62 1,57 10,81 1,80 Unggulan
6 Kapuk 0,65 0,66 0,66 0,60 0,64 0,62 3,83 0,64 -
7 Pinang 2,66 2,33 2,33 1,91 2,01 1,92 13,15 2,19 Unggulan
8 Biji Kopi 1,60 1,52 1,75 1,31 1,41 1,36 8,95 1,49 Unggulan
9 Lada 3,43 3,34 4,17 3,35 3,78 2,09 20,15 3,36 Unggulan
10 Pala 1,00 0,96 0,96 0,88 0,95 0,94 5,70 0,95 -
Sumber: Data Diolah (2016)
6. Kecamatan Woyla Barat
Dari tabel 9 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa terdapat lima jenis
komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai nilai LQ> 1 yaitu komoditi
karet, kakao, pinang, biji kopi, dan lada. Jika mengacu pada nilai LQ maka dari
lima jenis komoditi tersebut yang paling unggul adalah komoditi karet dengan
nilai LQ rata-rata 3,07. Dari tabel juga dapat dilihat nilai LQ komoditi ini
menurun pada tahun 2013 dan 2014, padahal dari nilai produksinya tahun 2013
dan 2014 mulai meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini kembali
mengacu pada pengertian LQ sendiri yang merupakan pembagian antara share
terhadap share. Mengingat share produksi komoditi karet Kecamatan terhadap
share produksi komoditi karet Kabupaten tahun 2012 lebih besar dibandingkan
share produksi komoditi karet Kecamatan terhadap share produksi komoditi karet
Kabupaten tahun 2013 dan 2014 maka hasilnya nilai LQ komoditi karet di
39
Kecamatan Woyla Barat tahun 2012 relatif lebih tinggi dibandingkan tahun 2013
dan 2014. Oleh karena itu, nilai LQ yang tinggi bukan mencerminkan produksi
yang banyak, akan tetapi merupakan cerminan nilai relatif terhadap share
komoditas perkebunan. Urutan kedua komoditi sub sektor perkebunan unggul di
Kecamatan Woyla Barat adalah komoditi lada yang mempunyai nilai LQ rata-rata
sebesar 2,46. Sedangkan komoditi yang paling kecil nilai LQ adalah komoditi
kakao dan pinang yang mempunyai LQ rata-rata yang sama yaitu 1,22.
Tabel 9. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 3,41 3,18 3,17 3,06 2,80 2,82 18,44 3,07 Unggulan
2KelapaSawit 0,46 0,47 0,47 0,43 0,37 0,38 2,56 0,43 -
3Kelapadalam 0,27 0,27 0,27 0,28 0,23 0,23 1,54 0,26 -
4KelapaHibrida - - - - - - - - -
5 Kakao 0,87 0,82 0,89 1,56 1,59 1,57 7,30 1,22 Unggulan
6 Kapuk 0,56 0,52 0,52 0,78 0,64 0,64 3,67 0,61 -
7 Pinang 1,36 1,26 1,25 1,36 1,08 1,02 7,32 1,22 Unggulan
8 Biji Kopi 1,56 1,52 1,75 1,78 1,47 1,48 9,56 1,59 Unggulan
9 Lada 1,83 1,89 2,35 3,32 2,87 2,48 14,74 2,46 Unggulan
10 Pala 0,86 0,87 0,87 0,88 0,72 0,72 4,91 0,82 -
Sumber: Data Diolah (2016)
7. Kecamatan Woyla Timur
Dari tabel 10 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Woyla
Timur terdapat lima jenis komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai nilai
LQ> 1 yaitu komoditi karet, pinang, biji kopi, lada dan pala. Komoditi yang
40
mempunyai nilai paling tinggi LQ rata-rata yaitu komoditi lada (LQ = 4,64),
meskipun produksi lada di Kecamatan Woyla Timur tidak terlalu besar.
Tabel 10. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 1,23 1,14 1,14 0,96 0,94 0,96 6,36 1,06 Unggulan
2KelapaSawit 0,95 0,97 0,97 1,02 1,03 1,02 5,96 0,99 -
3Kelapadalam 0,55 0,55 0,55 0,43 0,42 0,42 2,92 0,49 -
4KelapaHibrida - - - - - - - - -
5 Kakao 0,59 0,55 0,60 0,29 0,28 0,39 2,69 0,45 -
6 Kapuk 0,89 0,94 0,94 0,72 0,67 0,66 4,81 0,80 -
7 Pinang 2,61 2,45 2,45 1,97 1,82 1,80 13,08 2,18 Unggulan
8 Biji Kopi 3,16 3,06 3,53 2,83 2,66 2,64 17,88 2,98 Unggulan
9 Lada 3,87 3,97 4,95 5,32 5,26 4,47 27,83 4,64 Unggulan
10 Pala 1,36 1,37 1,37 1,05 0,99 0,97 7,11 1,19 Unggulan
Sumber: Data Diolah (2016)
Di Kecamatan Woyla Timur komoditi lada mengalami penurunan produksi
yang besar mulai tahun 2012. Pada tahun 2009- 2011 produksi lada yaitu 0,30 ton,
dan mengalami penurunan produksi menjadi 0,02 ton pada tahun 2012 dan 2013,
sedangkan pada tahun 2014 produksi lada yaitu 0,03 ton. Namun jika dilihat dari
nilai LQ pada tahun 2009-2011 lebih kecil dibandingkan tahun 2012 dan 2013.
Hal ini mengingat share produksi komoditi lada terhadap total produksi komoditi
sub sektor perkebunan di Kecamatan Woyla Timur lebih besar dibandingkan
share produksi komoditi lada Kabupaten Aceh Barat terhadap total produksi
komoditi sub sektor perkebunan Kabupaten Aceh Barat, maka hasilnya nilai LQ
komoditi lada di Kecamatan Woyla Timur pada tahun 2012 relatif lebih tinggi.
41
Oleh karena itu, nilai LQ yang tinggi bukan mencerminkan produksi yang banyak
(tinggi) , akan tetapi merupakan cerminan nilai relatif terhadap share komoditas
dalam Kecamatan. Komoditi selanjutnya yang memiliki nilai LQ>1 yaitu
komoditi biji kopi (LQ=2,98), pinang (LQ=2,18), pala (LQ=1,19) dan komoditi
LQ paling kecil adalah karet (LQ=1,06).
8. Kecamatan Kaway XVI
Dari tabel 11 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Kaway
XVI hanya terdapat dua jenis saja komoditi sub sektor perkebunan yang
mempunyai nilai LQ> 1 yaitu komoditi kelapa sawit, dan kapuk.
Tabel 11. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 0,31 0,29 0,29 0,29 0,35 0,35 1,88 0,31 -
2KelapaSawit 1,19 1,21 1,21 1,22 1,25 1,24 7,33 1,22 Unggulan
3Kelapadalam 0,30 0,30 0,30 0,34 0,36 0,36 1,97 0,33 -
4KelapaHibrida 0,20 0,21 0,10 0,28 0,32 - 1,12 0,19
5 Kakao 0,43 0,40 0,44 0,44 0,25 0,27 2,23 0,37 -
6 Kapuk 1,52 1,48 1,47 1,50 1,58 1,60 9,16 1,53 Unggulan
7 Pinang 0,27 0,25 0,25 0,24 0,26 0,30 1,58 0,26 -
8 Biji Kopi 0,49 0,48 0,16 0,43 0,45 0,46 2,47 0,41 -
9 Lada 0,72 0,56 0,05 - - - 1,32 0,22 -
10 Pala 0,73 0,74 0,74 0,77 0,82 0,82 4,63 0,77 -
Sumber: Data Diolah (2016)
Dari dua jenis komoditi tersebut yang paling unggul adalah komoditi kapuk
dengan nilai LQ rata-rata 1,53, sedangkan kelapa sawit memiliki nilai LQ rata-rata
1,22. Seperti halnya terjadi pada Kecamatan lain, Kaway XVI memiliki produksi
kelapa sawit lebih besar. Luas areal tanam kelapa sawit di Kecamatan Kaway
42
XVI pada tahun 2014 yaitu 2.454,00 hektar dengan produksi mencapai 25.326,00
ton. Jika dibandingkan dengan Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Aceh Barat
maka luas areal dan produksi ini adalah yang paling tinggi. Namun hal ini tidak
terlepas dari pengertian LQ yang merupakan pembagian antara share terhadap
share.
9. Kecamatan Meureubo
Dari tabel 12 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Meureubo
terdapat empat jenis komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai nilai
LQ> 1 yaitu komoditi kelapa sawit, kelapa hibrida, kakao, dan pinang. Komoditi
yang mempunyai nilai paling tinggi LQ rata-rata yaitu komoditi pinang dengan
nilai LQ rata-rata yaitu 1,14, komoditi selanjutnya yaitu kakao dan kelapa
hibrida masing-masing memiliki nilai LQ rata-rata 1,10, kedua komoditi ini
memiliki peran yang sama besar dalam kecamatannya. Komoditi kakao
mengalami penurunan produksi mulai tahun 2012 dan masih berproduksi hingga
tahun 2014. Namun beda halnya dengan komoditi kakao, meskipun komoditi
kelapa hibrida juga mengalami penurunan produksi mulai tahun 2012, akan
tetapi komoditi kelapa hibrida tidak mempunyai produksi tahun 2014. Pada
tahun 2009-2011 produksi kelapa hibrida di Kecamatan Mereubo mencapai
27,20 ton, sedangkan pada tahun 2012-2013 produksinya hanya 4,50 ton, dan
pada tahun 2014 tidak ada produksi. Hal ini disebabkan oleh banyaknya tanaman
yang rusak sehingga produksi menurun. Apabila kedepanya juga tidak ada lagi
maka berdasarkan kriteria komoditas unggulan maka komoditi ini tidak dapat
dikatakan dengan komoditas unggulan karena tidak dapat bertahan dalam jangka
panjang. Komoditi selanjutnya yang memiliki nilai LQ terkecil yaitu komoditi
43
kelapa sawit sebesar 1,09. Menurut wilayah, Kecamatan Meureubo terletak
mulai di daratan, lereng dan lembah ( BPS, 2015), topografi ini memungkinkan
beberapa komoditi-komoditi sub sektor perkebunan tersebut dapat tumbuh
dengan baik di Kecamatan Meureubo. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa
komoditi kelapa hibrida dan kakao memiliki nilai LQ rata-rata yang sama yaitu
masing-masing sebesar 1,10.
Tabel 12. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Keterangan2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 0,53 0,50 0,50 0,82 0,85 0,86 4,05 0,68 -
2KelapaSawit 1,11 1,13 1,13 1,05 1,05 1,05 6,53 1,09 Unggulan
3Kelapadalam 0,86 0,87 0,84 0,98 1,08 1,11 5,73 0,95 -
4KelapaHibrida 1,19 1,23 1,58 1,18 1,43 - 6,62 1,10 Unggulan
5 Kakao 0,93 0,87 0,95 1,07 1,38 1,40 6,61 1,10 Unggulan
6 Kapuk 0,22 0,23 0,23 0,34 0,38 0,41 1,81 0,30 -
7 Pinang 1,04 0,96 0,96 1,20 1,34 1,31 6,82 1,14 Unggulan
8 Biji Kopi 0,44 0,43 0,49 0,56 0,62 0,63 3,16 0,53 -
9 Lada - - - - - - - - -
10 Pala 0,14 0,14 0,14 0,20 0,22 0,22 1,04 0,17 -
Sumber: Data Diolah (2016)
10. Kecamatan Pante Ceuremen
Dari tabel hasil 13 analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Pante
Ceuremen terdapat tiga jenis komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai
nilai LQ>1 yaitu komoditi kelapa dalam, kakao, dan biji kopi. Komoditi yang
mempunyai nilai paling tinggi LQ rata-rata yaitu komoditi kelapa dalam dan biji
kopi dengan nilai LQ rata-rata yang sama yaitu 1,66, sedangkan komoditi
selanjutnya kakao memiliki nilai LQ rata-rata 1,05. Jika ditinjau dari segi
produksinya komoditi kelapa dalam, kakao, dan biji kopi mengalami penurunan
44
mulai tahun 2012. Sedangkan untuk komoditi karet dan kelapa sawit terus
meningkat mulai tahun 2012. Hal ini dimungkinkan tingginya harga karet dan
kelapa sawit saat itu dibandingkan komoditi yang lain sehingga banyak
masyarakat lebih memilih budidaya karet dan kelapa sawit dibandingkan
komoditi sub sektor perkebunan lain.
Tabel 13. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No Komoditi LQ Jumlah Rata-rata Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 1,05 0,97 0,97 0,98 0,90 0,92 5,79 0,97 -
2KelapaSawit 0,96 0,98 0,98 1,00 1,03 1,02 5,98 1,00 -
3Kelapadalam 1,97 1,98 1,98 1,33 1,36 1,36 9,97 1,66 Unggulan
4KelapaHibrida - - - 1,08 - - 1,08 0,18 -
5 Kakao 1,37 1,29 1,40 0,96 0,65 0,62 6,30 1,05 Unggulan
6 Kapuk 0,73 0,78 0,78 0,65 0,66 0,67 4,26 0,71 -
7 Pinang 0,80 0,74 0,74 0,58 0,62 0,68 4,16 0,69 -
8 Biji Kopi 1,90 1,85 2,13 1,32 1,35 1,37 9,94 1,66 Unggulan
9 Lada - - - - - - - - -
10 Pala 0,90 0,91 0,91 0,73 0,74 0,75 4,93 0,82 -
Sumber: Data Diolah (2016)
11. Kecamatan Panton Reu
Dari tabel 14 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Panton
Reu terdapat delapan komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai nilai
LQ> 1 yaitu komoditi karet, kelapa dalam, kakao, kapuk, pinang, biji kopi, lada
dan pala. Komoditi yang mempunyai nilai paling tinggi LQ rata-rata yaitu
komoditi lada sebesar 8,50, disusul komoditi pinang sebesar 7,77, kakao sebesar
5,60, biji kopi sebesar 3,57, kapuk sebesar 2,45, pala sebesar 1,22, kelapa
dalam 1,56, dan karet 1,51. Jika dibandingkan dengan Kecamatan lain,
45
umumnya produksi perkebunan di Kecamatan Panton Reu memiliki produksi
yang kecil, namun memiliki komoditi yang nilai LQ>1 atau komoditi unggulan
yang banyak. Kecamatan Panton Reu merupakan pemekaran dari Kecamatan
Kaway XVI, berdiri pada bulan April 2007. Menurut Dinas Perkebunan, tahun
2009 banyak komoditi sub sektor perkebunan belum berproduksi di Kecamatan
Panton Reu sehingga tidak tersedia data tahun 2009 kecuali komoditi karet.
Tabel 14. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Panton Reu Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ Jlh Rata-
rata Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 5,48 0,28 0,29 1,09 1,00 0,95 9,08 1,51 Unggulan
2KelapaSawit - 1,03 1,08 0,88 0,94 0,96 4,90 0,82 -
3Kelapadalam - 2,24 2,36 2,12 1,65 1,54 9,91 1,65 Unggulan
4KelapaHibrida - - - - - - - - -
5 Kakao - 9,26 - 8,47 8,23 7,65 33,62 5,60 Unggulan
6 Kapuk - 3,08 3,23 3,44 2,55 2,42 14,73 2,45 Unggulan
7 Pinang - 10,40 10,92 10,43 7,57 7,26 46,59 7,77 Unggulan
8 Biji Kopi - 5,28 6,40 3,95 2,96 2,81 21,40 3,57 Unggulan
9 Lada - 10,42 13,67 5,10 - 21,80 50,99 8,50 Unggulan
10 Pala - 2,16 2,26 1,18 0,88 0,83 7,31 1,22 Unggulan
Sumber: Data Diolah (2016)
12. Kecamatan Sungai Mas
Dari tabel 15 hasil analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Sungai
Mas terdapat enam jenis komoditi sub sektor perkebunan yang mempunyai
nilai LQ> 1 atau komoditi unggulan yaitu komoditi karet, kakao, kapuk, pinang,
biji kopi, dan pala. Dari enam komoditi yang termasuk unggulan tersebut,
komoditi yang mempunyai nilai paling tinggi LQ rata-rata yaitu komoditi biji
46
kopi sebesar 2,91, disusul komoditi kapuk sebesar 2,32, kakao sebesar 1,97,
pala sebesar 1,41, dan karet sebesar 1,04. Komoditi biji kopi, kakao, kapuk,
pinang, dan pala mengalami penurunan produksi mulai tahun 2012, berbeda
halnya dengan karet dan kelapa sawit yang mengalami peningkatan produksi
yang besar dari tahun 2013 meskipun pada tahun 2012 juga mengalami
penurunan produksi. Hal ini juga di mungkinkan banyak masyarakat yang lebih
memilih budidaya karet atau kelapa sawit yang mempunyai pangsa pasar dan
harga yang tinggi pada saat itu dibandingkan komoditi sub sektor perkebunan
yang lain.
Tabel 15. Nilai LQ Produksi Komoditi Sub Sektor Perkebunan di WilayahKecamatan Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Karet 0,83 0,77 0,77 1,11 1,37 1,38 6,22 1,04 Unggulan
2KelapaSawit 1,04 1,06 1,06 0,97 0,88 0,88 5,89 0,98 -
3Kelapadalam 0,42 0,42 0,42 0,67 0,36 0,35 2,64 0,44 -
4KelapaHibrida - - - - - - - - -
5 Kakao 2,31 2,17 2,37 1,76 1,66 1,57 11,84 1,97 Unggulan
6 Kapuk 2,10 2,23 2,23 2,99 2,19 2,21 13,95 2,32 Unggulan
7 Pinang 1,21 1,12 1,11 1,36 0,99 0,93 6,71 1,12 Unggulan
8 Biji Kopi 2,77 2,69 3,10 3,58 2,65 2,68 17,46 2,91 Unggulan
9 Lada - - - - - - - - -
10 Pala 1,38 1,39 1,39 1,70 1,26 1,33 8,47 1,41 Unggulan
Sumber: Data Diolah (2016)
Masing-masing Kecamatan memiliki potensi yang berbeda-beda antara
Kecamatan dengan Kecamatan lain, sehingga potensi yang dimiliki dapat
menghasilkan komoditas unggulan yang sesuai dengan potensi wilayahnya. Dari
47
pembahasan nilai LQ komoditi sub sektor perkebunan setiap Kecamatan diatas,
maka dapat dilihat perbandingan jumlah komoditi yang menjadi unggulan di
wilayah masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat seperti pada tabel
16 berikut.
Tabel 16. Komoditi Sub Sektor Perkebunan Unggulan di Wilayah Masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014
Kecamatan JumlahKomoditi
Komoditi sub sektor perkebunan
Johan Pahlawan 4 Kelapa dalam, Kelapa Hibrida, Kakao,Pinang
Samatiga 7 Karet, Kelapa dalam, Kakao, Pinang, BijiKopi, Lada, Pala
Bubon 4 Karet,Kelapa dalam, Kakao, Pinang,Arongan Lambalek 3 Karet, Kelapa dalam, Kelapa HibridaWoyla 5 Kelapa Sawit, Kakao, Pinang, Biji Kopi,
Lada,Woyla Barat 5 Karet, Kakao, Pinang, Biji Kopi, Lada,Woyla Timur 5 Karet, Pinang, Biji Kopi, Lada, PalaKaway XVI 2 Kelapa Sawit, KapukMeureubo 4 Kelapa Sawit, Kelapa Hibrida, Kakao,
Pinang,Pante Ceureumen 3 Kelapa dalam, Kakao, Biji Kopi,Panton Reu 8 Karet, Kelapa dalam, Kakao, Kapuk,
Pinang, Biji Kopi, Lada, PalaSungai Mas 6 Karet, Kakao, Kapuk, Pinang, Biji Kopi,
PalaSumber : Data Diolah (2016)
Komoditi basis ini merupakan komoditi unggulan yang mempunyai nilai LQ
rata-rata >1, dimana komoditi ini mampu memenuhi Kecamatan sendiri dan
surplusnya dapat di jual atau didistribusikan ke luar Kecamatan (wilayah lain).
Kecamatan yang paling banyak memiliki komoditi basis adalah Kecamatan
Panton Reu yaitu sebanyak delapan jenis komoditi sub sektor perkebunan, diikuti
Kecamatan Samatiga sebanyak tujuh jenis komoditi sub sektor perkebunan,
Kecamatan Sungai Mas yaitu enam jenis komoditi, Kecamatan Woyla, Woyla
Barat dan Woyla Timur sebanyak lima jenis komoditi, Kecamatan Bubon dan
48
Mereubo sebanyak empat komoditi, Kecamatan Arongan Lambalek dan
Kecamatan Pante Cereumen mempunyai tiga jenis komoditi dan yang sedikit
komoditi basis adalah Kaway XVI hanya dua jenis komoditi.
Tabel 17. Peringkat LQ Tertinggi Komoditi Sub Sektor Perkebunan DiMasing-Masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
Kecamatan
Komoditas Unggulan Perkebunan
Karet Kelapa SawitKelapaDalam
KelapaHibrida Kakao
LQ Rangking LQ Rangking LQ Rangking LQ Rangking LQ RangkingJohanPahlawan 0,75 0,97 4,22 2 9,57 1 3,91 2
Samatiga 3,20 1 0,28 4,93 1 0,57 2,61 3
Bubon 1,67 3 0,82 1,08 6 0,98 1,16 7AronganLambalek 1,33 5 0,84 3,45 3 8,28 2 0,67
Woyla 0,88 1,04 3 0,31 0 1,80 5WoylaBarat 3,07 2 0,43 0,26 0 1,22 6WoylaTimur 1,06 6 0,99 0,49 0 0,45
Kaway XVI 0,31 1,22 1 0,33 0,19 0,37
Meureubo 0,68 1,09 2 0,95 1,10 3 1,10 8PanteCeureumen 0,97 1,00 1,66 4 0,18 1,05 9
Panton Reu 1,51 4 0,82 1,65 5 0 5,60 1
Sungai Mas 1,04 7 0,98 0,44 0 1,97 4
KecamatanKomoditas Unggulan Perkebunan
Kapuk Pinang Biji Kopi Lada Pala
LQ Rangking LQ Rangking LQ Rangking LQ Rangking LQ RangkingJohanPahlawan 0,46 3,75 2 0,67 0 0Samatiga 0,80 1,36 5 1,53 6 3,25 3 8,50 1
Bubon 0,72 1,20 7 0,88 0 0,70AronganLambalek 0,56 0,85 0,40 0 0,27Woyla 0,64 2,19 3 1,49 7 3,36 2 0,95WoylaBarat 0,61 1,22 6 1,59 5 2,46 5 0,82WoylaTimur 0,80 2,18 4 2,98 2 2,64 4 1,19 4
Kaway XVI 1,53 3 0,26 0,41 0,22 0,77
Meureubo 0,30 1,14 8 0,53 0 0,17PanteCeureumen 0,71 0,69 1,66 4 0 0,82
Panton Reu 2,45 1 7,77 1 3,57 1 8,50 1 1,22 3Sungai Mas 2,32 2 1,12 9 2,91 3 0 1,41 2
Sumber : Data Diolah (2016)
49
Dari data komoditi sub sektor perkebunan basis setiap Kecamatan di
Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-2014, berdasarkan analisis LQ rata-rata
menunjukkan bahwa yang menjadi komoditi basis Kabupaten Aceh Barat adalah
komoditi kakao dan pinang yang tersebar di sembilan Kecamatan. Komoditi
kakao terdapat di Kecamatan Johan Pahlawan, Samatiga, Bubon, Woyla, Woyla
Barat, Meureubo, Pante Ceureumen, Panton Reu dan Sungai Mas, sedangkan
komoditi pinang terdapat di Kecamatan Johan Pahlawan, Samatiga, Bubon,
Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur, Meureubo, Panton Reu dan Sungai Mas.
Komoditi karet terdapat di tujuh Kecamatan (Kecamatan Samatiga, Bubon,
Arongan Lambalek, Woyla Barat, Woyla Timur, Panton Reu dan Sungai Mas),
biji kopi terdapat di tujuh Kecamatan (Samatiga, Woyla, Woyla Barat, Woyla
Timur, Pante Ceureumen, Panton Reu, dan Sungai Mas), kelapa dalam terdapat di
enam Kecamatan (Kecamatan Johan Pahlawan, Samatiga, Bubon, Arongan
Lambalek, Pante Ceureumen, dan Panton Reu), lada terdapat di lima Kecamatan
(Samatiga, Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur, dan Panton Reu), kelapa sawit
terdapat di tiga Kecamatan (Woyla, Kaway XVI, Meureubo), pala terdapat di
empat Kecamatan (Samatiga, Woyla Timur, Panton Reu, dan Sungai Mas), kelapa
hibrida terdapat di tiga Kecamatan (Johan Pahlawan, Arongan Lambalek,
Meureubo), dan kapuk juga terdapat di tiga Kecamatan (Kaway XVI, Panton Reu,
dan Sungai Mas).
Komoditi sub sektor perkebunan yang paling banyak menjadi basis adalah
komoditi kakao dan pinang yang diusahakan di sembilan Kecamatan di
Kabupaten Aceh Barat. Kecamatan Woyla merupakan Kecamatan yang Paling
banyak memproduksi komoditi kakao dan komoditi pinang. Tahun 2009-2014
50
Kecamatan Woyla mampu memproduksi kakao sebanyak 272,91 ton, meskipun
hasil produksinya mengalami penurunan sejak tahun 2012. Berdasarkan database
tahun 2014, Kecamatan Woyla memiliki luas lahan komoditi kakao seluas 113,22
Ha dengan luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) yaitu 77,94 Ha, luas areal ini
lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan-Kecamatan lain di Kabupaten Aceh
Barat. Sedangkan komoditi pinang mampu berproduksi sebesar 324,20 ton dalam
tahun 2009-2014 di Kecamatan Woyla. Komoditi ini sempat mengalami
penurunan produksi walaupun tidak begitu besar pada tahun 2012, namun
berangsur naik pada tahun 2013 dan 2014. Berdasarkan database tahun 2015,
Kecamatan Woyla memiliki luas lahan komoditi pinang seluas 114,00 Ha, dengan
luas areal Tanaman Menghasilkan (TM) yaitu 104,60 Ha, luas areal ini juga lebih
besar dibandingkan dengan Kecamatan-Kecamatan lain di Kabupaten Aceh Barat.
4.3.2. Analisis Pertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan PangsaWilayah Komoditi Sub Sektor Perkebunan di Masing-masingKecamatan di Kabupaten Aceh Barat
Komoditi sub sektor perkebunan yang menjadi basis atau unggul di wilayah
masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat di analisis menggunakan
Shift share, untuk menentukan pertumbuhanya dan komoditi non basis tidak
dianalisis pertumbuhannya. Analisis komponen pertumbuhan komoditi sub sektor
perkebunan basis di wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
difokuskan pada komponen pertumbuhan proporsional dan pertumbuhan pangsa
wilayah.
Pertumbuhan Proporsional (PP) yaitu perbedaan pertumbuhan daerah
dengan pertumbuhan nasional. Komoditi sub sektor perkebunan basis yang
mempunyai jumlah positif menunjukkan bahwa komoditi tersebut di Kecamatan
51
pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan pertumbuhan komoditi secara
keseluruhan.
Pertumbuhan yang dianalisis berikutnya adalah Pertumbuhan Pangsa
Wilayah (PPW). Komponen ini menunjukkan adanya pergeseran wilayah yang
diakibatkan oleh adanya sektor perekonomian tertentu yang tumbuh lebih cepat
atau lebih lambat di suatu wilayah yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional
intern artinya bagi suatu wilayah yang mempunyai keuntungan lokasional seperti
adanya sumber daya (alam, manusia, modal) akan mempunyai komponen
pertumbuhan pangsa wilayah yang positif, berarti bahwa komoditi tersebut lebih
tinggi daya saingnya dari pada komoditi lain pada tingkat yang lebih tinggi
(wilayah acuan/wilayah himpunannya). Begitu juga sebaliknya, wilayah yang
faktor lokasionalnya kurang atau tidak menguntungkan akan mempunyai
komponen pertumbuhan pangsa wilayah yang negatif. Hasil analisis pertumbuhan
proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah komoditi sub sektor perkebunan
basis di wilayah masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat tahun 2009-
2014 adalah sebagai berikut.
1. Kecamatan Johan Pahlawan
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Johan Pahlawan tidak memiliki komoditi sub sektor perkebunan yang
memiliki pertumbuhan cepat, atau yang ditunjukkan dengan PP positif. Tetapi
semua komoditi sub sektor perkebunan basis di Kecamatan Johan Pahlawan
mempunyai jumlah PP negatif artinya pertumbuhan lambat dibandingkan dengan
komoditi lain di Kabupaten Aceh Barat atau Kecamatan Johan Pahlawan tidak
52
berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut
yang secara regional tumbuh lambat.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa Kecamatan Johan Pahlawan mempunyai
dua jenis komoditi sub sektor perkebunan basis yang bernilai PPW positif, yaitu
komoditi elapa dalam dan kelapa hibrida. Nilai yang positif menunjukkan bahwa
kelapa dalam dan kelapa hibrida mempunyai daya saing jika dibandingkan dengan
komoditi wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat. Komoditi yang
tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditi sub sektor
perkebunan yang sama wilayah Kecamatan lainya yaitu kakao dan pinang, yang
ditunjukka dengan nilai PPW negatif.
Tabel 18. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan JohanPahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Kelapa dalam -14,56 Lambat 1,66 Berdaya SaingKelapa Hibrida -2,07 Lambat 2,26 Berdaya SaingKakao -6,32 Lambat -1,22 Tidak Berdaya SaingPinang -2,00 Lambat -0,19 Tidak Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
2. Kecamatan Samatiga
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Samatiga terdapat satu komoditi sub sektor perkebunan yang memiliki
pertumbuhan yang cepat, yang ditunjukkan dengan nilai PP positif. Komoditi
yang mempunyai pertumbuhan cepat tersebut adalah karet. Jumlah PP positif
menunjukkan bahwa komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut tumbuh relatif
cepat dibandingkan dengan komoditi sub sektor perkebunan lain di Kabupaten
53
Aceh Barat atau Kecamatan Samatiga berspesialisasi dalam menghasilkan
komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh cepat.
Komoditi sub sektor perkebunan basis yang lain di Kecamatan Samatiga
yaitu kelapa dalam, kakao, pinang, biji kopi, lada, dan pala mempunyai
pertumbuhan lambat yang ditunjukkan dengan jumlah PP negatif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa komoditi sub sektor perkebunan tersebut mempunyai
pertumbuhan lambat dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh
Barat atau Kecamatan Samatiga tidak berspesialisasi dalam menghasilkan
komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh
lambat. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa Kecamatan Samatiga mempunyai tiga
jenis komoditi sub sektor perkebunan basis yang bernilai PPW positif yaitu kelapa
dalam, biji kopi, pala. Nilai yang positif menunjukkan bahwa komoditi sub sektor
perkebunan ini mempunyai daya saing jika dibandingkan dengan komoditi
wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat. Komoditi yang tidak dapat
bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditi sub sektor perkebunan
yang sama wilayah Kecamatan lainya yaitu karet, kakao, pinang, dan lada yang
ditunjukkan dengan nilai PPW negatif.
Tabel 19. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan SamatigaKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Karet 719,13 Cepat -42,90 Tidak Berdaya SaingKelapa dalam -107,88 Lambat 20,84 Berdaya SaingKakao -28,91 Lambat -9,48 Tidak Berdaya SaingPinang -4,90 Lambat -1,06 Tidak Berdaya SaingBiji Kopi -4,97 Lambat 0,50 Berdaya SaingLada -0,39 Lambat -0,01 Tidak Berdaya SaingPala -2,34 Lambat 0,09 Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
54
3. Kecamatan Bubon
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Bubon terdapat satu komoditi sub sektor perkebunan yang memiliki
pertumbuhan yang cepat, yang ditunjukkan dengan nilai PP positif. Komoditi
yang mempunyai pertumbuhan cepat tersebut juga karet. Jumlah PP positif
menunjukkan bahwa komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut tumbuh relatif
cepat dibandingkan dengan komoditi sub sektor perkebunan lain di Kabupaten
Aceh Barat atau Kecamatan Bubon berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi
sub sektor perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh cepat.
Komoditi sub sektor perkebunan basis yang lain di Kecamatan Bubon
mempunyai pertumbuhan lambat yang ditunjukkan dengan jumlah PP negatif,
yaitu kelapa dalam, kakao, dan pinang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
komoditi sub sektor perkebunan tersebut mempunyai pertumbuhan lambat
dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh Barat atau Kecamatan
Samatiga tidak berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor
perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh lambat.
Kecamatan Bubon tidak mempunyai komoditi sub sektor perkebunan yang
berdaya saing, hal ini dapat dilihat dari tabel 20 bahwa komoditi karet, kelapa
dalam, kakao dan pinang bernilai PPW negatif. Nilai PPW negatif menunjukkan
bahwa komoditi sub sektor perkebunan ini tidak mempunyai daya saing jika
dibandingkan dengan komoditi yang sama di wilayah Kecamatan lainya.
Komoditi yang tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan
55
komoditi sub sektor perkebunan yang sama wilayah Kecamatan lainya yaitu karet,
kakao, pinang, dan lada yang ditunjukkan dengan nilai PPW negatif.
Tabel 20. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan BubonKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Karet 505,80 Cepat -179,69 Tidak Berdaya Saing
Kelapa dalam -37,44 Lambat -6,16 Tidak Berdaya Saing
Kakao -16,40 Lambat -1,58 Tidak Berdaya Saing
Pinang -6,25 Lambat -0,93 Tidak Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
4. Kecamatan Arongan Lambalek
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Arongan Lambalek terdapat satu komoditi sub sektor perkebunan
yang memiliki pertumbuhan yang cepat, yang ditunjukkan dengan nilai PP positif.
Komoditi yang mempunyai pertumbuhan cepat tersebut juga merupakan komoditi
karet. Jumlah PP positif menunjukkan bahwa komoditi sub sektor perkebunan
basis tersebut tumbuh relatif cepat dibandingkan dengan komoditi sub sektor
perkebunan lain di Kabupaten Aceh Barat atau Kecamatan Arongan Lambalek
berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut
yang secara regional tumbuh cepat. Sedangkan komodi perkebunan lain bernilai
PP negatif, yaitu komoditi kelapa dalam, dan kelapa hibrida sehingga komoditi ini
relatif tumbuh lambat dibandingkan dengan komoditi lain di Kecamatan lain.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa Kecamatan Arongan Lambalek
mempunyai dua jenis komoditi sub sektor perkebunan basis yang bernilai PPW
positif, yaitu kelapa dalam dan kelapa hibrida. Nilai yang positif menunjukkan
56
bahwa komoditi sub sektor perkebunan ini mempunyai daya saing jika
dibandingkan dengan komoditi wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh
Barat. Komoditi yang tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan
komoditi sub sektor perkebunan yang sama wilayah Kecamatan lain yaitu karet
yang ditunjukkan dengan nilai PPW negatif.
Tabel 21. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan AronganLambalek Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Karet 735,37 Cepat -189,58 Tidak Berdaya SaingKelapa dalam -163,47 Lambat 5,83 Berdaya SaingKelapa Hibrida -132,51 Lambat 0,26 Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
5. Kecamatan Woyla
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Woyla tidak mempunyai Komoditi sub sektor perkebunan yang
pertumbuhannya cepat. Komoditi basis di Kecamatan Woyla mempunyi nilai
negatif yaitu komoditi kelapa sawit, kakao, pinang, biji kopi dan lada, artinya
pertumbuhannya lambat dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh
Barat atau Woyla tidak berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor
perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh lambat meskipun
Kecamatan Woyla menghasilkan komoditi kakao dan pinang terbanyak
dibandingkan Kecamatan lainnya.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa Kecamatan Woyla mempunyai tiga
jenis komoditi sub sektor perkebunan basis yang bernilai PPW positif, yaitu
kakao, biji kopi, dan lada. Nilai yang positif menunjukkan bahwa komoditi sub
57
sektor perkebunan ini mempunyai daya saing jika dibandingkan dengan komoditi
wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat. Komoditi yang tidak dapat
bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan komoditi sub sektor perkebunan
yang sama wilayah Kecamatan lain yaitu kelapa sawit dan pinang yang
ditunjukkan dengan nilai PPW negatif
Tabel 22. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan WoylaKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Kelapa Sawit -443,65 Lambat -512,47 Tidak Berdaya SaingKakao -45,78 Lambat 13,24 Berdaya SaingPinang -19,89 Lambat -4,80 Tidak Berdaya SaingBiji kopi -12,27 Lambat 0,51 Berdaya SaingLada -0,77 Lambat 0,01 Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
6. Kecamatan Woyla Barat
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Woyla Barat mempunyai satu komoditi sub sektor perkebunan yang
pertumbuhannya cepat. Komoditi basis di Kecamatan Woyla mempunyai nilai
positif yaitu komoditi karet, artinya pertumbuhannya cepat dibandingkan dengan
komoditi lain di Kabupaten Aceh Barat atau Kecamatan Woyla Barat
berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut
yang secara regional relatif tumbuh lebih cepat. Sedangkan komodi perkebunan
lain yaitu komoditi kakao, pinang, biji kopi, dan lada bernilai PP negatif,
sehingga komoditi ini tumbuh lambat dibandingkan dengan komoditi lain di
Kecamatan lain Kabupaten Aceh Barat. Untuk PPW Kecamatan Woyla Barat
mempunyai tiga komoditi sub sektor perkebunan basis yang berdaya saing, hal ini
58
dapat dilihat dari tabel 23 bahwa komoditi kakao, biji kopi dan lada mempunyai
nilai PPW positif. Nilai PPW positif menunjukkan bahwa komoditi sub sektor
perkebunan ini mempunyai daya saing jika dibandingkan dengan komoditi yang
sama di wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat. Sedangkan
komoditi yang tidak dapat bersaing jika dibandingkan dengan komoditi sub sektor
perkebunan yang sama wilayah Kecamatan lainya yaitu karet dan pinang yang
ditunjukkan dengan nilai PPW negatif.
Tabel 23. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan WoylaBarat Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Karet 1.700,24 Cepat -512,47 Tidak Berdaya SaingKakao -16,91 Lambat 13,24 Berdaya Saingpinang -9,49 Lambat -4,80 Tidak Berdaya Saingbiji kopi -11,16 Lambat 0,51 Berdaya SaingLada -0,39 Lambat 0,01 Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
7. Kecamatan Woyla Timur
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Woyla Timur mempunyai satu komoditi sub sektor perkebunan yang
pertumbuhannya cepat. Komoditi basis di Kecamatan Woyla Timur yang
mempunyai nilai positif yaitu komoditi karet, artinya pertumbuhannya cepat
dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh Barat atau Kecamatan
Woyla Barat berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor perkebunan
basis tersebut yang secara regional relatif tumbuh lebih cepat.
Komoditi sub sektor perkebunan basis yang lain di Kecamatan Woyla
Timur mempunyai pertumbuhan lambat yang ditunjukkan dengan jumlah PP
59
negatif, yaitu komoditi pinang, biji kopi, lada dan pala. Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditi sub sektor perkebunan tersebut mempunyai pertumbuhan lambat
dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh Barat atau Kecamatan
Woyla Timur tidak berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor
perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh lambat.
Untuk nilai PPW Kecamatan Woyla Timur mempunyai tiga komoditi sub
sektor perkebunan basis yang berdaya saing yaitu karet, biji kopi dan lada
mempunyai nilai PPW positif. Nilai PPW positif menunjukkan bahwa komoditi
sub sektor perkebunan ini mempunyai daya saing jika dibandingkan dengan
komoditi yang sama di wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat.
Sedangkan komoditi yang tidak dapat bersaing jika dibandingkan dengan
komoditi sub sektor perkebunan yang sama wilayah Kecamatan lainya yaitu
pinang dan pala yang ditunjukkan dengan nilai PPWnya negatif.
Tabel 24. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan WoylaTimur Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Karet 289,66 Cepat 13,20 Berdaya SaingPinang -8,63 Lambat -2,69 Tidak Berdaya SaingBiji kopi -10,69 Lambat 0,82 Berdaya SaingLada -0,39 Lambat 0,01 Berdaya SaingPala -0,37 Lambat -0,05 Tidak Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
8. Kecamatan Kaway XVI
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Kaway XVI tidak mempunyai komoditi sub sektor perkebunan yang
pertumbuhannya cepat. Komoditi yang pertumbuhannya lambat yaitu komoditi
60
kelapa sawit dan kapuk yang ditunjukkan dengan nilai PP negatif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa komoditi sub sektor perkebunan tersebut mempunyai
pertumbuhan lambat dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh
Barat atau Kecamatan Kaway XVI tidak berspesialisasi dalam menghasilkan
komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh
lambat.
Untuk PPW Kecamatan Kaway XVI juga tidak mempunyai komoditi sub
sektor perkebunan basis yang berdaya saing, yang ditunjukkan nilai PPW negatif.
Nilai PPW negatif menunjukkan bahwa komoditi sub sektor perkebunan ini tidak
berdaya saing jika dibandingkan dengan komoditi yang sama di wilayah
Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat.
Tabel 25. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi sub sektor perkebunan Basis Di Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Kelapa Sawit -2.429,03 Lambat -5.258,06 Tidak Berdaya SaingKapuk -7,45 Lambat -1,28 Tidak Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
9. Kecamatan Meureubo
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Meureubo tidak mempunyai Komoditi sub sektor perkebunan yang
pertumbuhannya cepat. Komoditi basis di Kecamatan Meureubo mempunyai nilai
negatif yaitu komoditi kelapa sawit, kelapa hibrida, kakao, dan pinang, artinya
pertumbuhannya lambat dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh
61
Barat atau Meureubo tidak berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub
sektor perkebunan basis tersebut yang secara regional tumbuh lambat.
Kecamatan Meureubo memepunyai dua komoditi basis yang bernilai positif
yaitu komoditi kakao dan pinang. Nilai PPW positif menunjukkan bahwa
komoditi sub sektor perkebunan ini mempunyai daya saing jika dibandingkan
dengan komoditi yang sama di wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh
Barat. Sedangkan komoditi yang tidak dapat bersaing jika dibandingkan dengan
komoditi sub sektor perkebunan yang sama wilayah Kecamatan lainya yaitu
kelapa sawit dan kelapa hibrida yang ditunjukkan dengan nilai PPWnya negatif.
Tabel 26. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan MeureuboKabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Kelapa Sawit -849,84 Lambat -3.464,42 Tidak Berdaya SaingKelapa Hibrida -33,13 Lambat -3,81 Tidak Berdaya SaingKakao -34,47 Lambat 2,35 Berdaya SaingPinang -55,00 Lambat 37,40 Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
10. Kecamatan Pante Cereumen
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Pante Cereumen tidak mempunyai komoditi sub sektor perkebunan
yang pertumbuhannya cepat. Komoditi basis di Kecamatan Pante Cereumen yang
mempunyai nilai negatif yaitu komoditi kelapa dalam, kakao, dan biji kopi artinya
pertumbuhannya lambat jika dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten
Aceh Barat atau Kecamatan Pante Cereumen tidak berspesialisasi dalam
62
menghasilkan komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut yang secara regional
relatif tumbuh lebih lambat.
Sedangkan PPW Kecamatan Pante Ceuremen juga tidak mempunyai
komoditi sub sektor perkebunan basis yang berdaya saing, komoditi tersebut yaitu
kelapa dalam, kakao, dan biji kopi yang mempunyai nilai PPW negatif. Nilai
PPW negatif menunjukkan bahwa komoditi sub sektor perkebunan ini tidak
mempunyai mempunyai daya saing jika dibandingkan dengan komoditi yang
sama di wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat.
Tabel 27. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan PanteCereumen Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Kelapa dalam -79,83 Lambat -23,04 Tidak Berdaya SaingKakao -22,94 Lambat -7,75 Tidak Berdaya SaingBiji Kopi -11,70 Lambat -1,07 Tidak Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
11. Kecamatan Panton Reu
Khusus untuk Kecamatan Panton Reu, tahun dasar analisis pertumbuhannya
diambil pada tahun 2010, berbeda dengan Kecamatan lain tahun dasar analisis
diambil pada tahun 2009. Hal ini disebabkan hampir seluruh komoditi sub sektor
perkebunan di Kecamatan Panton Reu belum berproduksi tahun-tahun
sebelumnya, sehingga data komoditi sub sektor perkebunannya tersedia mulai
tahun 2010.
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Panton Reu mempunyai satu komoditi sub sektor perkebunan yang
pertumbuhannya cepat yang ditunjukkan dengan nilai PP positif. Komoditi basis
63
di Kecamatan yang mempunyai nilai posistif yaitu komoditi Karet artinya
pertumbuhannya cepat dibandingkan dengan komoditi lain di Kabupaten Aceh
Barat atau Kecamatan Panton Reu berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi
sub sektor perkebunan tersebut yang secara regional relatif tumbuh lebih cepat.
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa Kecamatan Panton Reu mempunyai lima
jenis komoditi sub sektor perkebunan basis yang bernilai PPW positif yaitu
komoditi karet, kakao, kapuk, pinang dan lada. Nilai positif menunjukkan bahwa
komoditi basis tersebut mempunyai daya saing jika dibandingkan dengan
komoditi wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat. Sedangkan
komoditi yang tidak dapat bersaing dengan baik jika dibandingkan dengan
komoditi sub sektor perkebunan yang sama wilayah Kecamatan lainya yaitu
kelapa dalam, biji kopi dan pala, yang ditunjukkan dengan nilai PPW negatif.
Tabel 28. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan PantonReu Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Karet 17,98 Cepat 217,44 Berdaya SaingKelapa dalam -13,20 Lambat -0,47 Tidak Berdaya SaingKakao -24,66 Lambat 3,02 Berdaya SaingKapuk -0,32 Lambat 0,04 Berdaya SaingPinang -12,31 Lambat 0,02 Berdaya SaingBiji Kopi -4,68 Lambat -1,15 Tidak Berdaya SaingLada -0,26 Lambat 0,03 Berdaya SaingPala -0,15 Lambat -0,11 Tidak Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
12. Kecamatan Sungai Mas
Berdasarkan hasil analisis Pertumbuhan Proporsional (PP) komoditi sub
sektor perkebunan basis masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat,
Kecamatan Sungai Mas mempunyai satu komoditi sub sektor perkebunan yang
64
pertumbuhannya cepat yaitu komoditi karet yang mempunyai nilai PP positif.
Nilai PP positif artinya pertumbuhannya cepat dibandingkan dengan komoditi lain
di Kabupaten Aceh Barat atau Kecamatan Sungai Mas berspesialisasi dalam
menghasilkan komoditi sub sektor perkebunan basis tersebut yang secara regional
relatif tumbuh lebih cepat. Adapun komoditi sub sektor perkebunan basis yang
mempunyai nilai PP negatif yaitu komoditi kakao, kapuk, pinang, biji kopi, dan
pala. Komoditi sub sektor perkebunan ini mempunyai kemampuan tumbuh lambat
dibandingkan dengan komoditi lain di Kecamatan lain atau Kecamatan Sungai
Mas tidak berspesialisasi dalam menghasilkan komoditi sub sektor perkebunan
basis tersebut yang secara regional relatif tumbuh lebih lambat.
Sedangkan PPW Kecamatan Sungai Mas mempunyai empat komoditi sub
sektor perkebunan basis yang berdaya saing, komoditi tersebut yaitu karet, kapuk,
biji kopi dan pala yang mempunyai nilai PPW positif, bahwa komoditi sub sektor
perkebunan ini mampu bersaing jika dibandingkan dengan komoditi yang sama di
wilayah Kecamatan lainya di Kabupaten Aceh Barat dan komoditi sub sektor
perkebunan yang tidak mempunyai daya saing di Kecamatan Sungai Mas yaitu
kakao dan pinang yang ditunjukkan dengan nilai PPW negatif.
Tabel 29. Pertumbuhan Proporsional Dan Pertumbuhan Pangsa WilayahKomoditi Sub Sektor Perkebunan Basis Di Kecamatan SungaiMas Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014
Komoditi Basis PPij Kriteria PPWij Kriteria
Karet 191,45 Cepat 557,00 Berdaya SaingKakao -21,00 Lambat -4,25 Tidak Berdaya SaingKapuk -0,94 Lambat 0,14 Berdaya SaingPinang -3,94 Lambat -1,93 Tidak Berdaya SaingBiji Kopi -9,21 Lambat 0,43 Berdaya SaingPala -0,37 Lambat 0,03 Berdaya Saing
Sumber : Data Diolah (2016)
65
4.3.3.Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditi Sub Sektor PerkebunanMasing-Masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat.
Berdasarkan gabungan pendekatan Location Quotient (LQ), komponen
Pertumbuhan Proporsional (PP) dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) dapat
diketahui prioritas pengembangan komoditi sub sektor perkebunan di wilayah
masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat. Komoditi sub sektor
perkebunan yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan adalah komoditi
yang mempunyai nilai LQ>1, PP positif, PPW positif, prioritas kedua adalah yang
mempunyai nilai LQ>1, PP positif dan PPW negatif, atau LQ>1, PP negatif, PPW
positif, sedangkan yang menjadi Prioritas ketiga atau alternatif adalah komoditi
yang mempunyai nilai LQ>1, PP negatif dan PPW negatif. Jika dilihat dari
pertumbuhan dan daya saing, komoditi yang memiliki nilai LQ paling tinggi
belum dapat dikatakan sebagai komoditi prioritas utama, namun dianalisis terlebih
dahulu komponen PP dan PPWnya.
Berdasarkan prioritas pengembangan komoditi pertanian basis masing-
masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat berdasarkan pendekatan LQ, PP,
PPW, pada tabel 30 dapat diketahui komoditi-komoditi pertanian basis yang
menempati prioritas utama , kedua dan ketiga atau alternatif. Komoditi Karet
merupakan komoditi sub sektor perkebunan basis yang banyak menjadi prioritas
utama pengembangan di masing-masing Kecamatan. Ada tiga Kecamatan yang
prioritas utamanya Karet yaitu Kecamatan Woyla Timur, Panton Reu dan Sungai
Mas, selain komoditi karet tidak ada komoditi lain yang menjadi prioritas utama
di masing-masing Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat.
66
Tabel 30. Penentuan Prioritas Pengembangan Komoditi Sub SektorPerkebunan di Wilayah Masing-Masing Kecamatan KabupatenAceh Barat Berdasarkan Analisis Location Quotient, KomponenPertumbuhan Proporsional dan Pertumbuhan Pangsa WilayahTahun 2009-2014
Kecamatan Prioritas PengembanganUtama Kedua Ketiga
Johan Pahlawan - Kelapa dalam, Kelapa Hibrida Kakao, Pinang
Samatiga -Karet, Kelapa dalam, BijiKopi, Pala Kakao, Pinang, lada
Bubon - KaretKelapa dalam, Kakao,Pinang
Arongan Lambalek -Karet, Kelapa dalam, KelapaHibrida, -
Woyla - Kelapa Sawit, Biji Kopi, Lada Kakao, Pinang
Woyla Barat - Karet, Kakao, Biji kopi, Lada Pinang
Woyla Timur Karet Biji Kopi, Lada Pinang, Pala
Kaway XVI - - Kelapa Sawit, Kapuk
Meureubo - Kakao, PinangKelapa Sawit, KelapaHibrida
Pante Ceureumen - -Kelapa dalam, Kakao, BijiKopi
Panton Reu Karet Kakao, Kapuk, Pinang, LadaKelapa dalam, Biji Kopi,Pala
Sungai Mas Karet Kapuk, Biji Kopi, Pala Kakao, Pinang
Sumber : Data Diolah (2016)
Komoditi sub sektor perkebunan yang banyak menjadi prioritas kedua
adalah biji kopi yang terdapat di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Samatiga,
Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur, dan Sungai Mas. Komoditi yang sedikit
menjadi prioritas kedua di masing-masing Kecamatan adalah kelapa hibrida
(Johan Pahlawan dan Arongan Lambalek), pinang (Meureubo dan Panto Reu),
dan pala (Samatiga dan Sungai Mas), dan komoditi yang paling sedikit adalah
komoditi kelapa sawit hanya di Kecamatan Woyla.
67
Kecamatan yang paling banyak mempunyai komoditi sub sektor perkebunan
Prioritas kedua adalah Kecamatan Samatiga, Woyla Barat dan Panton Reu
masing-masing sebanyak empat komoditi. Kecamatan yang paling sedikit
mempunyai komoditi sub sektor perkebunan prioritas kedua adalah Kecamatan
Bubon hanya memiliki satu komoditi yaitu karet. Sedangkan Kecamatan yang
tidak memiliki perkebunan yang digolongkan kedalam prioritas kedua adalah
Kecamatan Kaway XVI dan Kecamatan Pante Ceureumen.
Komoditi yang paling banyak menjadi prioritas ketiga adalah komoditi
pinang yang terdapat di tujuh Kecamatan yaitu Kecamatan Johan Pahlawan,
Samatiga, Bubon, Woyla, Woyla Barat, Woyla Timur, dan Sungai Mas. Komoditi
yang sedikit menjadi prioritas ketiga atau alternatif pengembangan adalah kelapa
hibrida hanya di Kecamatan Mereubo, kapuk hanya di Kecamatan Kaway XVI,
dan lada hanya di Kecamatan Samatiga, sedangkan Kecamatan yang tidak
mempunyai komoditi prioritas ketiga adalah Kecamatan Arongan Lambalek.
Kecamatan yang paling banyak mempunyai prioritas ketiga adalah
Kecamatan Samatiga, Bubon, Pante Ceureumen dan Panton Reu masing-masing
mempunyai tiga komoditi prioritas ketiga. Kecamatan Samatiga yaitu komoditi
kakao, pinang, dan lada, Kecamatan Bubon yaitu komoditi kelapa dalam, kakao
dan pinang, Kecamatan Pante Ceureumen yaitu komoditi kelapa dalam, kakao,
dan biji kopi, dan Kecamatan Panton Reu yaitu komoditi kelapa dalam, biji kopi,
dan pala. Kecamatan yang paling sedikit mempunyai komoditi prioritas ketiga
adalah Woyla Barat yang memiliki satu komoditi yaitu pinang.
Berdasarkan hasil analisis di atas, masing-masing Kecamatan mempunyai
peluang dan kesempatan yang sama untuk mengembangkan komoditi sub sektor
68
perkebunan basis atau unggulan yang sesuai dengan kondisi masing-masing
Kecamatan yang bersangkutan. Pengembangan komoditi bagi Kecamatan yang
memiliki lebih dari satu jenis komoditi perlu mempertimbangkan aspek-aspek lain
yang juga dimiliki oleh Kecamatan lainya seperti kemudahan dalam akses pasar
maupun sarana dan prasarana produksi perkebunan. Besarnya nilai PPW dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam pengembangan komoditi di Kecamatan
karena besarnya nilai PPW menunjukkan adanya keuntungan lokasional di
wilayah Kecamatan tersebut sehingga Kecamatan yang bersangkutan mempunyai
daya saing wilayah yang lebih baik.
Komoditi yang hanya menjadi prioritas utama adalah komoditi Karet,
prioritas ini sesuai dengan yang di prioritaskan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh
Barat. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat menentukan prioritas
pengembangan dengan kriteria kecocokan lahan, pangsa pasar yang luas, dan
menguntungkan untuk dikembangkan. Kriteria yang digunakan menurut hasil
penelitian dalam penentuan prioritas pengembangan komoditi sub sektor
perkebunan adalah menghitung produksi masing-masing komoditi kemudian
dianalisis menggunakan gabungan pendekatan LQ, komponen PP dan PPW
masing-masing komoditi sub sektor perkebunan.
Berdasarkan hasil analisis komoditi unggulan ini, Karet merupakan
komoditi yang menjadi prioritas utama pengembangan, namun dilapangan sudah
banyak masyarakat sekarang ini memilih mengembangkan komoditi kelapa sawit
dibandingkan budidaya karet, bahkan ada juga masyarakat menggantikan lahan
karet dengan ditanami kelapa sawit. Hal ini diakibatkan karet yang mengalami
fluktuasi harga akhir-akhir ini, sehingga masyarakat memilih budidaya kelapa
69
sawit. Oleh karena itu diharapkan adanya kebijakan dari pemerintah agar komoditi
sub sektor perkebunan yang sudah menjadi prioritas dapat dipertahankan seperti
karet. Selain itu komoditi sub sektor perkebunan lain yang menjadi prioritas kedua
dan ketiga diharapkan juga adanya perhatian dari pemerintah pengadaan sarana
dan prasarana produksi dan lain-lain sehingga mampu menjadi komoditi sub
sektor perkebunan prioritas utama untuk kedepanya. Selain kebijakan pemerintah,
keputusan masyarakat untuk membudidaya komoditi sub sektor perkebunan selain
karet juga berpengaruh, hal ini dapat dipertimbangkan menurut potensi wilayah
masing-masing.
70
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
komoditi yang mempunyai nilai LQ>1 atau komoditi unggulan di masing-masing
kecamatan di Kabupaten Aceh Barat yaitu sebagai berikut :
- Kecamatan Johan Pahlawan memiliki empat komoditi unggulan yaitu
kelapa dalam dan kelapa hibrida (prioritas kedua), kakao dan pinang
(prioritas ketiga).
- Kecamatan Samatiga mempunyai tujuh komoditi unggulan karet, kelapa
dalam, biji kopi dan pala (prioritas kedua), lada, kakao dan pinang (prioritas
ketiga).
- Kecamatan Bubon mempunyai empat komoditi unggulan yaitu karet
(prioritas kedua), kelapa dalam, kakao dan pinang (prioritas ketiga).
- Kecamatan Arongan Lambalek mempunyai tiga komoditi unggulan yaitu
karet, kelapa dalam dan kelapa hibrida (prioritas kedua).
- Kecamatan Woyla mempunyai lima komoditi unggulan yaitu kelapa sawit,
biji kopi dan lada (prioritas kedua), kakao dan pinang (prioritas ketiga).
- Kecamatan Woyla Barat mempunyai lima komoditi unggulan yaitu karet,
kakao, biji kopi dan lada (prioritas kedua), pinang (prioritas ketiga).
- Kecamatan Woyla Timur mempunyai lima komoditi unggulan yaitu karet
(prioritas pertama), biji kopi dan lada (prioritas kedua), pinang dan pala
(prioritas ketiga).
- Kecamatan Kaway XVI mempunyai dua komoditi unggulan yaitu kelapa
sawit dan kapuk (prioritas ketiga).
71
- Kecamatan Meureubo mempunyai empat komoditi unggulan yaitu kakao
dan pinang (prioritas kedua), kelapa sawit dan kelapa hibrida (prioritas
ketiga).
- Kecamatan Pante Ceureumen mempunyai tiga komoditi unggulan yaitu
kelapa dalam, kakao dan biji kopi (prioritas ketiga).
- Kecamatan Panton Reu mempunyai delapan komoditi unggulan yaitu karet
(prioritas pertama), kakao, kapuk, pinang dan lada (prioritas kedua), biji
kopi, kelapa dalam dan pala (prioritas ketiga).
- Kecamatan Sungai Mas mempunyai enam komoditi unggulan yaitu karet
(prioritas pertama), kapuk, biji kopi dan pala (prioritas kedua), kakao dan
pinang (prioritas ketiga).
5.2. Saran
1. Untuk menjadikan komoditi andalan dalam pembangunan perkebunan,
diharapkan di daerah Kabupaten Aceh Barat, perlu mengembangkan
komoditi yang menjadi prioritas utama yaitu Karet tanpa mengabaikan
komoditi perkebunan lain agar tetap menjadi prioritas pengembangan
kedepan. Selain itu, pemerintah juga harus menyesuaikan dengan trend yang
sedang berlangsung dalam masyarakat.
2. Penelitian ini masih terbatas yaitu menggunakan nilai produksi yang berasal
dari perkebunan rakyat sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan
kombinasi dari perkebunan besar yang ada di Kabupaten Aceh Barat, dan
menggunakan pendekatan lain seperti pendekatan Analisis Komoditi
andalan Prioritas (AKAP), Pendekatan Priority Plus Indeks (PPI) atau
Indeks Unggulan Prioritas (IUP).
72
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta : GrahaIlmu
Arifin, Bustanul. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia. Jakarta :Erlangga
BAPPEDA. 2014. Potensi Ekonomi Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014: AcehBarat
Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Aceh Barat Dalam Angka 2010 : AcehBarat.
. 2011. Kabupaten Aceh Barat Dalam Angka 2011: AcehBarat
. 2012. Kabupaten Aceh Barat Dalam Angka 2012: AcehBarat
. 2013. Kabupaten Aceh Barat Dalam Angka 2013: AcehBarat
. 2014. Kabupaten Aceh Barat Dalam Angka 2014: AcehBarat
. 2015. Kabupaten Aceh Barat Dalam Angka 2015: AcehBarat
Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara
Daryanto, Arief dan Yundy Hafizrianda. 2010. Model-Model Kuantitatif UntukPerencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor : IPB Press
Dewi, Noeke K. 2008. Pembangunan Wilayah Kecamatan Berbasis KomoditiPertanian Di Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Surakarta. FakultasPertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tersedia dihttps://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/7628/MjAxMDU%3D/Pembangunan-wilayah-kecamatan-berbasis-komoditi-pertanian-di-Kabupaten-Ponorogo-abstrak.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id.(Diakses 16 Maret 2016)
DISHUTBUN. 2014. Buku Database Kehutanan Dan Perkebunan Tahun 2014:Aceh Barat
. 2015. Buku Database Kehutanan Dan Perkebunan Tahun 2015:Aceh Barat
73
Fadhil, Muhammad. 2012. Potensi Lahan Dan Komoditi Unggulan Kabupaten DiAceh Barat. http://Fadhil-paktani.blogspot.com/2012/03/potensi-lahan-dan-komoditi-unggulan.html (Diakses 17 Desember 2015)
Firdaus, Muhammad, et all. 2009. Penentuan Komoditas Pertanian Unggulan DiKabupaten Jember. Jurnal SEP. Vol 3 No 1
Hapsari, Paramita. 2007. Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan di KabupatenSemarang. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.Surakarta. Tersedia di http: //digilib. uns.ac.id/ dokumen/ download/7595 /MjAwMzY%3D /Identifikasi-komoditi-pertanian-unggulan-di-kabupaten-semarangabstrak.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id (Diakses2 Februari 2016)
Hendayana, Rachmat. 2003. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) DalamPenentuan Komoditas Unggulan Nasional. Jurnal InformatikaPertanian. Vol 12
Nurmala, Tati, et all. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian . Yogyakarta: Graha Ilmu
Oktavia, Zalika, et all. 2015. Sektor Pertanian Unggulan Di Sumatera Selatan.Jurnal Agraris. Vol 1 No 2
Safrizal, Alvian dan Osmar Shalih. 2013. Aplikasi Metode Location Quotient (LQ)Dalam Penentuan Komoditas Palawija Unggulan Pada ProvinsiTermuda NKRI: Sulawesi Barat. Tersedia dihttps://alviansaf.wordpress.com/2013/03/14/aplikasi-metode-location-quotient-lq-dalam-penentuan-komoditas-palawija-unggulan-pada-provinsi-termuda-nkri-sulawesi-barat/+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id(Diakses 7 Maret 2016)
Sitorus, Nurmely V. 2014. Analisis Penentuan Komoditi Perkebunan Basis DiWilayah Masing-Masing Kecamatan Kabupaten Simalungun. Tesis.Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian UniversitasSumatera Utara. Medan
Sukirno, Sadono. 2007. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, Dan DasarKebijakan. Jakarta : Kencana
Su’ud, Hassan. 2004. Pengenalan Pembangunan Pertanian dan Keterkaitanya.Jakarta : YCMC
Suwarto dan Yuke Octavianty. 2012. Budidaya 12 Tanaman PerkebunanUnggulan. Jakarta : Penebar Swadaya
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional teori dan Aplikasi Edisi Revisi.Jakarta : PT Bumi Aksara
Lampiran 1. Produksi Tanaman Sub Sektor Perkebunan Masing-Masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
1. Kecamatan Johan Pahlawan
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 53,10 53,10 53,10 54,30 103,50 103,002 Kelapa Sawit 273,60 273,60 273,60 273 261,00 551,003 Kelapa Dalam 32,11 32,11 32,11 24,70 25,70 30,704 Kelapa Hibrida 1,70 1,70 1,70 2,50 2,50 2,505 Kakao 8,26 8,26 8,26 3,67 3,67 3,676 Kapuk 0 0 0,00 0,00 0,10 0,107 Pinang 5,85 5,85 5,85 4,75 4,75 5,758 Biji Kopi 0,45 0,45 0,45 0,30 0,30 0,309 Lada 0 0 0 0 0 010 Pala 0 0 0 0 0 0
Jumlah 375,07 375,07 375,07 363,22 401,52 697,02Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-20152. Kecamatan Samatiga
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 1.349,92 1.799,80 1.799,80 1.981,00 2.519,87 2.509,372 Kelapa Sawit 486,72 491,72 491,72 652,00 757,00 786,003 Kelapa Dalam 237,85 237,85 237,85 228,70 228,95 235,954 Kelapa Hibrida 0,96 0,96 0,96 1,00 1,00 1,005 Kakao 37,75 37,75 37,75 26,43 11,68 12,886 Kapuk 0,50 0,50 0,50 0,40 0,41 0,417 Pinang 14,30 14,30 14,30 11,70 12,95 13,468 Biji Kopi 6,90 6,90 6,90 4,90 4,90 4,909 Lada 0,30 0,25 0,25 0,01 0,01 0,0110 Pala 4,75 4,75 4,75 4,10 4,10 4,20
Jumlah 2.139,95 2.594,78 2.594,78 2.910,24 3.540,87 3.568,18Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-20153. Kecamatan Bubon
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 949,46 1.483,36 1.483,36 1.772,23 1.615,43 1.615,432 Kelapa Sawit 2.042,04 2.057,04 2.057,04 2.880,00 3.109,00 3.428,003 Kelapa Dalam 82,55 82,55 82,55 65,00 66,00 68,504 Kelapa Hibrida 2,40 2,40 2,40 2,50 2,50 2,505 Kakao 21,42 21,42 21,42 13,11 13,11 11,116 Kapuk 0,70 0,70 0,70 0,50 0,50 0,507 Pinang 18,25 18,25 18,25 15,10 16,10 17,608 Biji Kopi 5,88 6,10 6,10 3,94 3,94 3,949 Lada 0 0 0 0 0 010 Pala 0,57 0,57 0,57 0,50 0,50 0,50
Jumlah 3.123,27 3.672,39 3.672,39 4.752,88 4.827,08 5.148,08Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
No Komoditi Tahun Produksi (Ton)
Tahun Produksi (Ton)No Komoditi
Tahun Produksi (Ton)KomoditiNo
4. Kecamatan Arongan Lambalek
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 1.380,40 1.380,40 1.380,40 1.480,21 2.420,67 2.420,312 Kelapa Sawit 2.480,64 2.495,64 2.495,64 5.495,00 6.107,00 6.151,003 Kelapa Dalam 360,42 360,42 366,02 326,80 326,80 331,804 Kelapa Hibrida 108,80 108,80 82,00 15,50 15,50 15,505 Kakao 12,64 12,64 12,64 13,78 13,78 17,786 Kapuk 0,75 0,75 0,75 0,60 0,60 0,607 Pinang 18,60 19,10 19,10 15,60 16,60 18,108 Biji Kopi 4,50 4,50 4,50 2,00 2,00 2,009 Lada 0 0 0 0 0 010 Pala 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Jumlah 4.367,05 4.382,55 4.361,35 7.349,79 8.903,25 8.957,39Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
5. Kecamatan Woyla
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 859,99 1.146,85 1.146,85 1.872,97 1.604,31 1.604,312 Kelapa Sawit 4.440,24 4.460,24 4.460,24 6.542,00 6.972,00 7.407,003 Kelapa Dalam 40,20 40,20 40,20 33,50 33,00 34,004 Kelapa Hibrida 0 0 0 0 0 05 Kakao 59,79 59,79 59,79 33,18 29,18 31,186 Kapuk 1,00 1,00 1,00 0,80 0,80 0,807 Pinang 58,10 58,10 58,10 48,30 49,30 52,308 Biji Kopi 17,04 17,50 17,50 11,35 11,35 11,359 Lada 0,60 0,60 0,60 0,03 0,03 0,0310 Pala 1,25 1,25 1,25 1,20 1,20 1,24
Jumlah 5.478,21 5.785,53 5.785,53 8.543,33 8.701,17 9.142,21Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
6. Kecamatan Woyla Barat
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 3.191,62 3.191,62 3.191,62 3.791,68 5.521,86 5.521,862 Kelapa Sawit 1.834,56 1.842,56 1.842,56 1.863,00 2.024,00 2.097,003 Kelapa Dalam 27,96 27,96 27,96 23,30 23,50 24,054 Kelapa Hibrida 0 0 0 0 0 05 Kakao 22,08 22,08 22,08 26,32 25,12 26,326 Kapuk 0,80 0,70 0,70 0,70 0,70 0,707 Pinang 27,72 27,72 27,72 23,10 23,35 23,358 Biji Kopi 15,50 15,50 15,50 10,40 10,40 10,409 Lada 0,30 0,30 0,30 0,02 0,02 0,0310 Pala 1,00 1,00 1,00 0,80 0,80 0,80
Jumlah 5.121,54 5.129,44 5.129,44 5.739,32 7.629,75 7.704,51Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
Tahun Produksi (Ton)
Tahun Produksi (Ton)
No Komoditi Tahun Produksi (Ton)
No Komoditi
No Komoditi
7. Kecamatan Woyla Timur
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 543,74 543,74 543,74 743,00 1.011,24 1.041,242 Kelapa Sawit 1.803,36 1.818,36 1.818,36 2.782,00 3.097,00 3.170,003 Kelapa Dalam 27,12 27,12 27,12 22,60 23,60 24,104 Kelapa Hibrida 0 0 0 0 0 05 Kakao 7,07 7,07 7,07 3,04 2,40 3,606 Kapuk 0,60 0,60 0,60 0,40 0,40 0,407 Pinang 25,20 25,70 25,70 20,90 21,40 22,908 Biji Kopi 14,85 14,85 14,85 10,30 10,30 10,309 Lada 0,30 0,30 0,30 0,02 0,02 0,0310 Pala 0,75 0,75 0,75 0,60 0,60 0,60
Jumlah 2.422,99 2.438,49 2.438,49 3.582,86 4.166,96 4.273,17Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
8. Kecamatan Kaway XVI
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 1.477,15 1.477,15 1.477,15 1.675,00 2.520,42 2.523,422 Kelapa Sawit 24.310,80 24.335,80 24.335,80 25.336,79 25.253,00 25.326,003 Kelapa Dalam 159,65 159,65 159,65 135,30 136,30 138,304 Kelapa Hibrida 12,48 12,48 4,68 3,00 3,00 05 Kakao 55,22 55,22 55,22 35,23 14,52 16,526 Kapuk 11,10 10,10 10,10 6,35 6,35 6,357 Pinang 28,05 28,55 28,55 19,40 20,75 25,258 Biji Kopi 24,98 24,98 6,98 11,80 11,80 11,809 Lada 0,60 0,45 0,03 0 0 010 Pala 4,35 4,35 4,35 3,34 3,34 3,34
Jumlah 26.084,38 26.108,73 26.082,51 27.226,21 27.969,48 28.050,98Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-20159. Kecamatan Meureubo
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 949,47 949,47 949,47 1.692,00 2.071,46 2.078,962 Kelapa Sawit 8.505,60 8.525,60 8.525,60 7.625,56 7.192,00 7.236,003 Kelapa Dalam 170,64 170,64 164,64 137,20 137,70 142,704 Kelapa Hibrida 27,20 27,20 27,20 4,50 4,50 05 Kakao 45,02 45,02 45,02 30,06 27,01 29,016 Kapuk 0,60 0,60 0,60 0,50 0,51 0,557 Pinang 40,50 40,50 40,50 33,90 35,90 37,408 Biji Kopi 8,30 8,30 8,30 5,44 5,44 5,449 Lada 0 0 0 0 0 010 Pala 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30
Jumlah 9.747,63 9.767,63 9.761,63 9.529,46 9.474,82 9.530,36Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
Tahun Produksi (Ton)
Tahun Produksi (Ton)
Tahun Produksi (Ton)
No Komoditi
No Komoditi
No Komoditi
10. Kecamatan Pante Ceureumen
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 840,88 840,88 840,88 1.465,00 1.726,97 1.731,472 Kelapa Sawit 3.317,76 3.337,76 3.337,76 5.272,00 5.516,00 5.516,003 Kelapa Dalam 176,02 176,02 176,02 135,50 135,65 136,154 Kelapa Hibrida 0 0 0 3,00 0 05 Kakao 29,96 29,96 29,96 19,56 9,99 9,996 Kapuk 0,90 0,90 0,90 0,70 0,70 0,707 Pinang 14,10 14,10 14,10 11,80 13,05 15,058 Biji Kopi 16,25 16,25 16,25 9,30 9,30 9,309 Lada 0 0 0 0 0 010 Pala 0,90 0,90 0,90 0,80 0,80 0,80
Jumlah 4.396,77 4.416,77 4.416,77 6.917,66 7.412,46 7.419,46Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
11. Kecamatan Panton Reu
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 33,75 33,75 33,75 175,79 281,25 281,252 Kelapa Sawit 0 491,72 491,72 503,00 742,00 815,003 Kelapa Dalam 0 27,96 27,96 23,30 24,30 24,304 Kelapa Hibrida 0 0 0 0 0 05 Kakao 0 30,22 0 18,60 18,60 19,406 Kapuk 0 0,50 0,50 0,40 0,40 0,407 Pinang 0 27,72 27,72 23,10 23,35 25,358 Biji Kopi 0 6,50 6,50 3,00 3,00 3,009 Lada 0 0,20 0,20 0,00 0 0,0410 Pala 0 0,30 0,30 0,14 0,14 0,14
Jumlah 33,75 618,87 588,65 747,33 1.093,04 1.168,88Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
12. Kecamatan Sungai Mas
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 359,38 359,38 359,38 567,25 1.236,47 1.236,472 Kelapa Sawit 1.951,20 1.961,20 1.961,20 1.741,00 2.210,00 2.239,003 Kelapa Dalam 20,28 20,28 20,28 23,30 16,90 16,654 Kelapa Hibrida 0 0 0 0 0 05 Kakao 27,42 27,42 27,42 12,19 11,99 11,996 Kapuk 1,40 1,40 1,40 1,10 1,10 1,107 Pinang 11,50 11,50 11,50 9,50 9,75 9,758 Biji Kopi 12,80 12,80 12,80 8,60 8,60 8,609 Lada 0 0 0 0 0 010 Pala 0,75 0,75 0,75 0,64 0,64 0,68
Jumlah 2.384,73 2.394,73 2.394,73 2.363,58 3.495,45 3.524,24Sumber : BPS, Aceh Barat 2010-2015
Tahun Produksi (Ton)
Tahun Produksi (Ton)
Tahun Produksi (Ton)
No Komoditi
No Komoditi
No Komoditi
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 11.988,86 13.259,50 13.259,50 17.270,43 22.633,45 22.667,092 Kelapa Sawit 51.446,52 52.091,24 52.091,24 60.965,35 63.240,00 64.722,003 Kelapa Dalam 1.334,80 1.362,76 1.362,36 1.179,20 1.178,40 1.207,204 Kelapa Hibrida 153,54 153,54 118,94 32,00 29,00 21,505 Kakao 326,63 356,85 326,63 235,17 181,05 193,456 Kapuk 18,35 17,75 17,75 12,45 12,57 12,617 Pinang 262,17 291,39 291,39 237,15 247,25 266,268 Biji Kopi 127,45 134,63 116,63 81,33 81,33 81,339 Lada 2,10 2,10 1,68 0,08 0,08 0,14
10 Pala 14,92 15,22 15,22 12,72 12,72 12,90Jumlah 65.675,34 67.684,98 67.601,34 80.025,88 87.615,85 89.184,48
Sumber : BPS Aceh Barat 2010-2015
Lampiran 2. Total Produksi Tanaman Sub Sektor Perkebunan Kabupaten Aceh Barat
No Komoditi Tahun Produksi (Ton)
Lampiran 3. Rata-Rata Location Quotient (LQ) Masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
1. Kecamatan Johan Pahlawan
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 0,78 0,72 0,72 0,69 1,00 0,58 4,49 0,75 -2 Kelapa Sawit 0,93 0,95 0,95 0,99 0,90 1,09 5,80 0,97 -3 Kelapa Dalam 4,21 4,25 4,25 4,61 4,76 3,25 25,34 4,22 Unggulan4 Kelapa Hibrida 1,94 2,00 2,58 17,21 18,81 14,88 57,41 9,57 Unggulan5 Kakao 4,43 4,18 4,56 3,44 4,42 2,43 23,45 3,91 Unggulan6 Kapuk 0,00 0,00 0,00 0,00 1,74 1,01 2,75 0,46 -7 Pinang 3,91 3,62 3,62 4,41 4,19 2,76 22,52 3,75 Unggulan8 Biji Kopi 0,62 0,60 0,70 0,81 0,80 0,47 4,01 0,67 -9 Lada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - -10 Pala 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - -
Sumber : Data diolah (2016)
2. Kecamatan Samatiga
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 3,46 3,54 3,54 3,15 2,75 2,77 19,21 3,20 Unggulan2 Kelapa Sawit 0,29 0,25 0,25 0,29 0,30 0,30 1,68 0,28 -3 Kelapa Dalam 5,47 4,55 4,55 5,33 4,81 4,89 29,60 4,93 Unggulan4 Kelapa Hibrida 0,19 0,16 0,21 0,86 0,85 1,16 3,44 0,57 -5 Kakao 3,55 2,76 3,01 3,09 1,60 1,66 15,67 2,61 Unggulan6 Kapuk 0,84 0,73 0,73 0,88 0,81 0,81 4,81 0,80 -7 Pinang 1,67 1,28 1,28 1,36 1,30 1,26 8,15 1,36 Unggulan8 Biji Kopi 1,66 1,34 1,54 1,66 1,49 1,51 9,19 1,53 Unggulan9 Lada 4,38 3,11 3,88 3,27 3,09 1,79 19,52 3,25 Unggulan10 Pala 9,77 8,14 8,13 8,86 7,98 8,14 51,02 8,50 Unggulan
Sumber : Data diolah (2016)
3. Kecamatan Bubon
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 1,67 2,06 2,06 1,73 1,30 1,23 10,04 1,67 Unggulan2 Kelapa Sawit 0,83 0,73 0,73 0,80 0,89 0,92 4,89 0,82 -3 Kelapa Dalam 1,30 1,12 1,12 0,93 1,02 0,98 6,46 1,08 Unggulan4 Kelapa Hibrida 0,33 0,29 0,37 1,32 1,56 2,01 5,88 0,98 -5 Kakao 1,38 1,11 1,21 0,94 1,31 0,99 6,94 1,16 Unggulan6 Kapuk 0,80 0,73 0,73 0,68 0,72 0,69 4,34 0,72 -7 Pinang 1,46 1,15 1,15 1,07 1,18 1,15 7,17 1,20 Unggulan8 Biji Kopi 0,97 0,84 0,96 0,82 0,88 0,84 5,30 0,88 -9 Lada - - - - - - - - -10 Pala 0,80 0,69 0,69 0,66 0,71 0,67 4,23 0,70 -
Sumber : Data diolah (2016)
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
4. Kecamatan Arongan Lambalek
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 1,73 1,56 1,61 0,93 1,05 1,06 7,95 1,33 Unggulan2 Kelapa Sawit 0,73 0,72 0,74 0,98 0,95 0,95 5,06 0,84 -3 Kelapa Dalam 4,06 3,96 4,16 3,02 2,73 2,74 20,67 3,45 Unggulan4 Kelapa Hibrida 10,66 10,62 10,69 5,27 5,26 7,18 49,67 8,28 Unggulan5 Kakao 0,58 0,53 0,60 0,64 0,75 0,92 4,01 0,67 -6 Kapuk 0,61 0,63 0,65 0,52 0,47 0,47 3,37 0,56 -7 Pinang 1,07 0,98 1,02 0,72 0,66 0,68 5,12 0,85 -8 Biji Kopi 0,53 0,50 0,60 0,27 0,24 0,24 2,38 0,40 -9 Lada - - - - - - - - -10 Pala 0,30 0,30 0,31 0,26 0,23 0,23 1,62 0,27 -
Sumber : Data diolah (2016)
5. Kecamatan Woyla
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 0,86 1,01 1,01 1,02 0,71 0,69 5,30 0,88 -2 Kelapa Sawit 1,03 1,00 1,00 1,01 1,11 1,12 6,27 1,04 Unggulan3 Kelapa Dalam 0,36 0,35 0,34 0,27 0,28 0,27 1,87 0,31 -4 Kelapa Hibrida - - - - - - - - -5 Kakao 2,19 1,96 2,14 1,32 1,62 1,57 10,81 1,80 Unggulan6 Kapuk 0,65 0,66 0,66 0,60 0,64 0,62 3,83 0,64 -7 Pinang 2,66 2,33 2,33 1,91 2,01 1,92 13,15 2,19 Unggulan8 Biji Kopi 1,60 1,52 1,75 1,31 1,41 1,36 8,95 1,49 Unggulan9 Lada 3,43 3,34 4,17 3,35 3,78 2,09 20,15 3,36 Unggulan10 Pala 1,00 0,96 0,96 0,88 0,95 0,94 5,70 0,95 -
Sumber : Data diolah (2016)
6. Kecamatan Woyla Barat
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 3,41 3,18 3,17 3,06 2,80 2,82 18,44 3,07 Unggulan2 Kelapa Sawit 0,46 0,47 0,47 0,43 0,37 0,38 2,56 0,43 -3 Kelapa Dalam 0,27 0,27 0,27 0,28 0,23 0,23 1,54 0,26 -4 Kelapa Hibrida - - - - - - - - -5 Kakao 0,87 0,82 0,89 1,56 1,59 1,57 7,30 1,22 Unggulan6 Kapuk 0,56 0,52 0,52 0,78 0,64 0,64 3,67 0,61 -7 Pinang 1,36 1,26 1,25 1,36 1,08 1,02 7,32 1,22 Unggulan8 Biji Kopi 1,56 1,52 1,75 1,78 1,47 1,48 9,56 1,59 Unggulan9 Lada 1,83 1,89 2,35 3,32 2,87 2,48 14,74 2,46 Unggulan10 Pala 0,86 0,87 0,87 0,88 0,72 0,72 4,91 0,82 -
Sumber : Data diolah (2016)
Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
KeteranganNo KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
7. Kecamatan Woyla Timur
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 1,23 1,14 1,14 0,96 0,94 0,96 6,36 1,06 Unggulan2 Kelapa Sawit 0,95 0,97 0,97 1,02 1,03 1,02 5,96 0,99 -3 Kelapa Dalam 0,55 0,55 0,55 0,43 0,42 0,42 2,92 0,49 -4 Kelapa Hibrida - - - - - - - - -5 Kakao 0,59 0,55 0,60 0,29 0,28 0,39 2,69 0,45 -6 Kapuk 0,89 0,94 0,94 0,72 0,67 0,66 4,81 0,80 -7 Pinang 2,61 2,45 2,45 1,97 1,82 1,80 13,08 2,18 Unggulan8 Biji Kopi 3,16 3,06 3,53 2,83 2,66 2,64 17,88 2,98 Unggulan9 Lada 3,87 3,97 4,95 5,32 5,26 4,47 27,83 4,64 Unggulan10 Pala 1,36 1,37 1,37 1,05 0,99 0,97 7,11 1,19 Unggulan
Sumber : Data diolah (2016)
8. Kecamatan Kaway XVI
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 0,31 0,29 0,29 0,29 0,35 0,35 1,88 0,31 -2 Kelapa Sawit 1,19 1,21 1,21 1,22 1,25 1,24 7,33 1,22 Unggulan3 Kelapa Dalam 0,30 0,30 0,30 0,34 0,36 0,36 1,97 0,33 -4 Kelapa Hibrida 0,20 0,21 0,10 0,28 0,32 - 1,12 0,19 -5 Kakao 0,43 0,40 0,44 0,44 0,25 0,27 2,23 0,37 -6 Kapuk 1,52 1,48 1,47 1,50 1,58 1,60 9,16 1,53 Unggulan7 Pinang 0,27 0,25 0,25 0,24 0,26 0,30 1,58 0,26 -8 Biji Kopi 0,49 0,48 0,16 0,43 0,45 0,46 2,47 0,41 -9 Lada 0,72 0,56 0,05 - - - 1,32 0,22 -10 Pala 0,73 0,74 0,74 0,77 0,82 0,82 4,63 0,77 -
Sumber : Data diolah (2016)
9. Kecamatan Meureubo
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 0,53 0,50 0,50 0,82 0,85 0,86 4,05 0,68 -2 Kelapa Sawit 1,11 1,13 1,13 1,05 1,05 1,05 6,53 1,09 Unggulan3 Kelapa Dalam 0,86 0,87 0,84 0,98 1,08 1,11 5,73 0,95 -4 Kelapa Hibrida 1,19 1,23 1,58 1,18 1,43 - 6,62 1,10 Unggulan5 Kakao 0,93 0,87 0,95 1,07 1,38 1,40 6,61 1,10 Unggulan6 Kapuk 0,22 0,23 0,23 0,34 0,38 0,41 1,81 0,30 -7 Pinang 1,04 0,96 0,96 1,20 1,34 1,31 6,82 1,14 Unggulan8 Biji Kopi 0,44 0,43 0,49 0,56 0,62 0,63 3,16 0,53 -9 Lada - - - - - - - - -10 Pala 0,14 0,14 0,14 0,20 0,22 0,22 1,04 0,17 -
Sumber : Data diolah (2016)
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
10. Kecamatan Pante Ceureumen
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 1,05 0,97 0,97 0,98 0,90 0,92 5,79 0,97 -2 Kelapa Sawit 0,96 0,98 0,98 1,00 1,03 1,02 5,98 1,00 -3 Kelapa Dalam 1,97 1,98 1,98 1,33 1,36 1,36 9,97 1,66 Unggulan4 Kelapa Hibrida - - - 1,08 - - 1,08 0,18 -5 Kakao 1,37 1,29 1,40 0,96 0,65 0,62 6,30 1,05 Unggulan6 Kapuk 0,73 0,78 0,78 0,65 0,66 0,67 4,26 0,71 -7 Pinang 0,80 0,74 0,74 0,58 0,62 0,68 4,16 0,69 -8 Biji Kopi 1,90 1,85 2,13 1,32 1,35 1,37 9,94 1,66 Unggulan9 Lada - - - - - - - - -10 Pala 0,90 0,91 0,91 0,73 0,74 0,75 4,93 0,82 -
Sumber : Data diolah (2016)
11. Kecamatan Panton Reu
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 5,48 0,28 0,29 1,09 1,00 0,95 9,08 1,51 Unggulan2 Kelapa Sawit - 1,03 1,08 0,88 0,94 0,96 4,90 0,82 -3 Kelapa Dalam - 2,24 2,36 2,12 1,65 1,54 9,91 1,65 Unggulan4 Kelapa Hibrida - - - - - - - - -5 Kakao - 9,26 - 8,47 8,23 7,65 33,62 5,60 Unggulan6 Kapuk - 3,08 3,23 3,44 2,55 2,42 14,73 2,45 Unggulan7 Pinang - 10,40 10,92 10,43 7,57 7,26 46,59 7,77 Unggulan8 Biji Kopi - 5,28 6,40 3,95 2,96 2,81 21,40 3,57 Unggulan9 Lada - 10,42 13,67 5,10 - 21,80 50,99 8,50 Unggulan10 Pala - 2,16 2,26 1,18 0,88 0,83 7,31 1,22 Unggulan
Sumber : Data diolah (2016)
12. Kecamatan Sungai Mas
2009 2010 2011 2012 2013 20141 Karet 0,83 0,77 0,77 1,11 1,37 1,38 6,22 1,04 Unggulan2 Kelapa Sawit 1,04 1,06 1,06 0,97 0,88 0,88 5,89 0,98 -3 Kelapa Dalam 0,42 0,42 0,42 0,67 0,36 0,35 2,64 0,44 -4 Kelapa Hibrida - - - - - - - - -5 Kakao 2,31 2,17 2,37 1,76 1,66 1,57 11,84 1,97 Unggulan6 Kapuk 2,10 2,23 2,23 2,99 2,19 2,21 13,95 2,32 Unggulan7 Pinang 1,21 1,12 1,11 1,36 0,99 0,93 6,71 1,12 Unggulan8 Biji Kopi 2,77 2,69 3,10 3,58 2,65 2,68 17,46 2,91 Unggulan9 Lada - - - - - - - - -10 Pala 1,38 1,39 1,39 1,70 1,26 1,33 8,47 1,41 Unggulan
Sumber : Data diolah (2016)
Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata Keterangan
No KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
KeteranganNo KomoditiLQ
Jumlah Rata-rata
Lampiran 4. Komoditi Basis Pertumbuhan Proporsional (PP) dan Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) Masing-masing Kecamatan Kabupaten Aceh Barat
1. Kecamatan Johan PahlawanKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKelapa Dalam 30,70 32,11 0,96 1.207,20 1.334,80 0,90 89.184,48 65.675,34 1,36 11,49 -14,56 1,66 -1,41 -1,41Kelapa Hibrida 2,50 1,70 1,47 21,50 153,54 0,14 89.184,46 65.675,34 1,36 0,61 -2,07 2,26 0,80 0,80Kakao 3,67 8,26 0,44 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 2,96 -6,32 -1,22 -4,59 -4,59Pinang 5,75 5,85 0,98 266,26 262,17 1,02 89.184,46 65.675,34 1,36 2,09 -2,00 -0,19 -0,10 -0,102. kecamatan SamatigaKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKaret 2.509,37 1.349,92 1,86 22.667,09 11.988,86 1,89 89.184,46 65.675,34 1,36 483,22 719,13 -42,90 1.159,45 1.159,45Kelapa Dalam 235,95 237,85 0,99 1.207,20 1.334,80 0,90 89.184,46 65.675,34 1,36 85,14 -107,88 20,84 -1,90 -1,90Kakao 12,88 37,75 0,34 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 13,51 -28,91 -9,48 -24,87 -24,87Pinang 13,46 14,30 0,94 266,26 262,17 1,02 89.184,46 65.675,34 1,36 5,12 -4,90 -1,06 -0,84 -0,84Biji Kopi 4,90 6,90 0,71 81,33 127,45 0,64 89.184,46 65.675,34 1,36 2,47 -4,97 0,50 -2,00 -2,00Lada 0,01 0,30 0,03 0,14 2,10 0,07 89.184,46 65.675,34 1,36 0,11 -0,39 -0,01 -0,29 -0,29Pala 4,20 4,75 0,88 12,90 14,92 0,86 89.184,46 65.675,34 1,36 1,70 -2,34 0,09 -0,55 -0,553. kecamatan BubonKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKaret 1.615,43 949,46 1,70 22.667,09 11.988,86 1,89 89.184,46 65.675,34 1,36 339,87 505,80 -179,69 665,97 665,97Kelapa Dalam 68,50 82,55 0,83 1.207,20 1.334,80 0,90 89.184,46 65.675,34 1,36 29,55 -37,44 -6,16 -14,05 -14,05Kakao 11,11 21,42 0,52 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 7,67 -16,40 -1,58 -10,31 -10,31pinang 17,60 18,25 0,96 266,26 262,17 1,02 89.184,46 65.675,34 1,36 6,53 -6,25 -0,93 -0,65 -0,654. Kecamatan Arongan LambalekKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKaret 2.420,31 1.380,40 1,75 22.667,09 11.988,86 1,89 89.184,46 65.675,34 1,36 494,13 735,37 -189,58 1.039,91 1.039,91Kelapa Dalam 331,80 360,42 0,92 1.207,20 1.334,80 0,90 89.184,46 65.675,34 1,36 129,02 -163,47 5,83 -28,62 -28,62Kelapa Hibrida 15,50 108,80 0,14 21,50 153,54 0,14 89.184,46 65.675,34 1,36 38,95 -132,51 0,26 -93,30 -93,305. Kecamatan WoylaKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKelapa Sawit 7.407,00 4.440,24 1,67 64.722,00 51.446,52 1,26 89.184,46 65.675,34 1,36 1.589,43 -443,65 1.820,98 2.966,76 2.966,76Kakao 31,18 59,79 0,52 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 21,40 -45,78 -4,23 -28,61 -28,61pinang 52,30 58,10 0,90 266,26 262,17 1,02 89.184,46 65.675,34 1,36 20,80 -19,89 -6,71 -5,80 -5,80biji kopi 11,35 17,04 0,67 81,33 127,45 0,64 89.184,46 65.675,34 1,36 6,10 -12,27 0,48 -5,69 -5,69lada 0,03 0,60 0,05 0,14 2,10 0,07 89.184,46 65.675,34 1,36 0,21 -0,77 -0,01 -0,57 -0,57Sumber : Data diolah (2016)
6. Kecamatan Woyla BaratKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKaret 5.521,86 3.191,62 1,73 22.667,09 11.988,86 1,89 89.184,46 65.675,34 1,36 1.142,47 1.700,24 -512,47 2.330,24 2.330,24Kakao 26,32 22,08 1,19 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 7,90 -16,91 13,24 4,24 4,24pinang 23,35 27,72 0,84 266,26 262,17 1,02 89.184,46 65.675,34 1,36 9,92 -9,49 -4,80 -4,37 -4,37biji kopi 10,40 15,50 0,67 81,33 127,45 0,64 89.184,46 65.675,34 1,36 5,55 -11,16 0,51 -5,10 -5,10lada 0,03 0,30 0,10 0,14 2,10 0,07 89.184,46 65.675,34 1,36 0,11 -0,39 0,01 -0,27 -0,277. Kecamatan Woyla TimurKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKaret 1.041,24 543,74 1,91 22.667,09 11.988,86 1,89 89.184,46 65.675,34 1,36 194,64 289,66 13,20 497,50 497,50Pinang 22,90 25,20 0,91 266,26 262,17 1,02 89.184,46 65.675,34 1,36 9,02 -8,63 -2,69 -2,30 -2,30Biji kopi 10,30 14,85 0,69 81,33 127,45 0,64 89.184,46 65.675,34 1,36 5,32 -10,69 0,82 -4,55 -4,55Lada 0,03 0,30 0,10 0,14 2,10 0,07 89.184,46 65.675,34 1,36 0,11 -0,39 0,01 -0,27 -0,27Pala 0,60 0,75 0,80 12,90 14,92 0,86 89.184,46 65.675,34 1,36 0,27 -0,37 -0,05 -0,15 -0,158. Kecamatan Kaway XVIKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKelapa Sawit 25.326,00 24.310,80 1,04 64.722,00 51.446,52 1,26 89.184,48 65.675,34 1,36 8.702,29 -2.429,03 -5.258,06 1.015,20 1.015,20Kapuk 6,35 11,10 0,57 12,61 18,35 0,69 89.184,46 65.675,34 1,36 3,97 -7,45 -1,28 -4,75 -4,759. Kecamatan MeureuboKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKelapa Sawit 7.236,00 8.505,60 0,85 64.722,00 51.446,52 1,26 89.184,46 65.675,34 1,36 3.044,66 -849,84 -3.464,42 -1.269,60 -1.269,60Kelapa Hibrida - 27,20 - 21,50 153,54 0,14 89.184,46 65.675,34 1,36 9,74 -33,13 -3,81 -27,20 -27,20Kakao 29,01 45,02 0,64 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 16,12 -34,47 2,35 -16,01 -16,01Pinang 37,40 40,50 0,92 266,26 262,17 89.184,46 65.675,34 1,36 14,50 -55,00 37,40 -3,10 -3,1010. Kecamatan Pante CeureumenKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKelapa Dalam 136,15 176,02 0,77 1.207,20 1.334,80 0,90 89.184,46 65.675,34 1,36 63,01 -79,83 -23,04 -39,87 -39,87Kakao 9,99 29,96 0,33 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 10,72 -22,94 -7,75 -19,97 -19,97Biji Kopi 9,30 16,25 0,57 81,33 127,45 0,64 89.184,46 65.675,34 1,36 5,82 -11,70 -1,07 -6,95 -6,9511. Kecamatan Panton ReuKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKaret 281,25 33,75 8,33 22.667,09 11.988,86 1,89 89.184,46 67.684,98 1,32 12,08 17,98 217,44 247,50 247,50Kelapa Dalam 24,30 27,96 0,87 1.207,20 1.362,76 0,89 89.184,46 67.684,98 1,32 10,01 -13,20 -0,47 -3,66 -3,66Kakao 19,40 30,22 0,64 193,45 356,85 0,54 89.184,46 67.684,98 1,32 10,82 -24,66 3,02 -10,82 -10,82Kapuk 0,40 0,50 0,80 12,61 17,75 0,71 89.184,46 67.684,98 1,32 0,18 -0,32 0,04 -0,10 -0,10Pinang 25,35 27,72 0,91 266,26 291,39 0,91 89.184,46 67.684,98 1,32 9,92 -12,31 0,02 -2,37 -2,37Biji Kopi 3,00 6,50 0,46 81,33 127,45 0,64 89.184,46 67.684,98 1,32 2,33 -4,68 -1,15 -3,50 -3,50Lada 0,04 0,20 0,20 0,14 2,10 0,07 89.184,46 67.684,98 1,32 0,07 -0,26 0,03 -0,16 -0,16Pala 0,14 0,30 0,47 12,90 15,22 0,85 89.184,46 67.684,98 1,32 0,11 -0,15 -0,11 -0,16 -0,16Sumber : Data diolah (2016)
12. Kecamatan Sungai MasKomoditi Basis Y'ij Yij ri Y'i Yi Ri Y' Y Ra PR PP PPW Y'ij-Yij Y'ij-Yij
a b c = a/b d e f = d/e g h i = g/h j = b (i-1) k = b (f-i) l = b (c-f) m = a-b n = j+k+lKaret 1.236,47 359,38 3,44 22.667,09 11.988,86 1,89 89.184,46 65.675,34 1,36 128,64 191,45 557,00 877,09 877,09Kakao 11,99 27,42 0,44 193,45 326,63 0,59 89.184,46 65.675,34 1,36 9,82 -21,00 -4,25 -15,43 -15,43Kapuk 1,10 1,40 0,79 12,61 18,35 0,69 89.184,46 65.675,34 1,36 0,50 -0,94 0,14 -0,30 -0,30Pinang 9,75 11,50 0,85 266,26 262,17 1,02 89.184,46 65.675,34 1,36 4,12 -3,94 -1,93 -1,75 -1,75Biji Kopi 8,60 12,80 0,67 81,33 127,45 0,64 89.184,46 65.675,34 1,36 4,58 -9,21 0,43 -4,20 -4,20Pala 0,68 0,75 0,91 12,90 14,92 0,86 89.184,46 65.675,34 1,36 0,27 -0,37 0,03 -0,07 -0,07Sumber : Data diolah (2016)
Lampiran 5. Luas Lahan Komoditi Sub Sektor Perkebunan Setiap Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat tahun 2014
Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%)
1 Karet 397,00 52,27 2.285,06 71,50 1.802,00 71,51 2.565,66 54,55
2 Kelapa Sawit 215,00 28,31 169,00 5,29 398,50 15,81 1.021,00 21,71
3 Kelapa Dalam 111,00 14,61 561,50 17,57 187,00 7,42 893,00 18,99
4 Kelapa Hibrida 5,50 0,72 13,00 0,41 7,20 0,29 32,00 0,68
5 Kakao 14,00 1,84 68,51 2,14 47,28 1,88 114,00 2,42
6 Kapuk 2,00 0,26 3,00 0,09 3,03 0,12 4,75 0,10
7 Pinang 13,25 1,74 38,81 1,21 48,50 1,92 49,50 1,05
8 Biji Kopi 1,75 0,23 35,00 1,10 24,00 0,95 22,00 0,47
9 Lada 0,00 0,00 0,90 0,03 - 0,00 - 0,00
10 Pala 0,00 0,00 21,00 0,66 2,50 0,10 1,50 0,03
Total 759,50 100,00 3.195,78 100,00 2.520,01 100,00 4.703,41 100,00
Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan ( Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%)
1 Karet 2.210,76 65,72 4.502,00 88,49 2.133,91 79,07 2.849,21 47,48
2 Kelapa Sawit 741,50 22,04 318,00 6,25 365,00 13,52 2.454,00 40,89
3 Kelapa Dalam 101,00 3,00 65,00 1,28 55,00 2,04 324,10 5,40
4 Kelapa Hibrida - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
5 Kakao 113,32 3,37 78,70 1,55 22,20 0,82 157,20 2,62
6 Kapuk 5,51 0,16 4,00 0,08 3,00 0,11 37,25 0,62
7 Pinang 114,00 3,39 52,50 1,03 50,54 1,87 66,20 1,10
8 Biji Kopi 69,75 2,07 62,20 1,22 64,70 2,40 95,50 1,59
9 Lada 2,00 0,06 1,00 0,02 1,50 0,06 1,25 0,02
10 Pala 6,20 0,18 4,00 0,08 3,00 0,11 16,70 0,28
Total 3.364,04 100,00 5.087,40 100,00 2.698,85 100,00 6.001,41 100,00
Arongan LambalekJohan PahlawanNo Komoditi
Samatiga Bubon
Woyla Timur Kaway XVINo Komoditi
Woyla Woyla Barat
Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%) Luas Lahan (Ha) Persen (%)
1 Karet 2.098,69 57,35 2.078,00 67,12 903,50 71,75 1.354,11 77,96
2 Kelapa Sawit 963,00 26,32 546,00 17,64 150,00 11,91 204,00 11,74
3 Kelapa Dalam 362,50 9,91 302,00 9,75 62,00 4,92 44,80 2,58
4 Kelapa Hibrida - 0,00 - 0,00 - 0,00 - 0,00
5 Kakao 104,10 2,84 59,20 1,91 60,60 4,81 47,50 2,73
6 Kapuk 4,95 0,14 4,00 0,13 2,75 0,22 7,15 0,41
7 Pinang 90,50 2,47 37,90 1,22 56,30 4,47 23,56 1,36
8 Biji Kopi 34,00 0,93 65,00 2,10 23,00 1,83 52,50 3,02
9 Lada - 0,00 - 0,00 0,30 0,02 - 0,00
10 Pala 1,50 0,04 4,00 0,13 0,70 0,06 3,40 0,20
Total 3.659,24 100,00 3.096,10 100,00 1.259,15 100,00 1.737,02 100,00
Meureubo Pante Ceureumen Panton Reu Sungai MasNo Komoditi
RIWAYAT HIDUP
Suharni adalah nama penulis skripsi ini. Penulis lahir di
Gampong Kuta Blang Kecamatan Samadua Kabupaten
Aceh Selatan pada tanggal 18 Oktober 1992 dari pasangan
suami istri M. Sayuti dan Suhalmi.T sebagai anak ke-lima
dari tujuh bersaudara. Penulis menempuh pendidikan
dimulai dari MIN Blang Dalam Desa Kuta Blang (lulus
tahun 2004), melanjutkan ke SMPN 2 Samadua (lulus
tahun 2007) dan SPP-SPMA Negeri Saree- Aceh (lulus tahun 2010), kemudian ia
mulai mengikuti Program S1 di Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Universitas
Teuku Umar pada tahun 2012.
Semasa kuliah penulis juga salah satu mahasiswa yang aktif di kampus, telah
mengikuti berbagai macam seminar yang diadakan oleh Universitas Teuku Umar,
juga aktif dalam mengikuti ajang perlombaan di Bidang Program Kreatifitas
Mahasiswa (PKM) yang diadakan oleh Menristek Dikti pada tahun 2014-2015,
dan pernah memenangkan Juara Harapan Satu lomba Riset Unggulan Berbasis
Entrepreneurship pada perlombaan UTU Award 2015 se Aceh.
Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah
berhasil menyelesaikan pekerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan
penulisan tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia
pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “ Analisis Penentuan Komoditas Unggulan
Sub Sektor Perkebunan di Kabupaten Aceh Barat”.