analisis pendapatan usaha tani kacang tanah ...repository.utu.ac.id/334/1/bab i_v.pdf1. sebagai...

32
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hipogea L) DI GAMPONG SEUMARA KECAMATAN PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARAT Oleh ZUL ASRA 07C10404092 Skripsi Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANIKACANG TANAH (Arachis hipogea L) DI GAMPONG

    SEUMARA KECAMATAN PANTE CEUREUMENKABUPATEN ACEH BARAT

    Oleh

    ZUL ASRA07C10404092

    Skripsi Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas

    Teuku Umar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TEUKU UMAR

    ACEH BARAT2013

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea L), yang sudah tersebar luas dan

    ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan tanaman,

    tepatnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Pada waktu itu di daerah tersebut

    sudah terdapat lebih dari 6-17 Spesies Arachis. Mula-mula kacang tanah ini

    dibawa dan disebarluaskan ke Benua Eropa kemudian menyebar ke benua Asia

    (Purwono, et al, 2005).

    Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian. Mayoritas

    penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian baik itu sub

    sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, maupun

    kehutanan. Hal tersebut didukung pula oleh keadaan tanah dan iklim yang sesuai

    sehingga memungkinkan produksi yang lebih besar dari berbagai sub sektor

    pertanian yang ada di Indonesia (Mosher 1987:89).

    Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa kacang tanah

    mempunyai kemampuan untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga pada

    akhirnya dapat memberikan sumbangan devisa bagi Negara. Oleh karena itu

    produksi kacang tanah harus ditingkatkan. Adapun penyumbang terhadap devisa

    pada subsektor petanian terhadap sektor pertanian terhadap Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari tanaman bahan

    makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dapat

    dilihat pada tabel berikut:

  • 2

    Tabel 1.Produk Domestik Regional Bturo (PDRB) Sektor Pertanian menurut

    Subsektor Pertanian Kabupaten Aceh Barat Tahun 2011.

    Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat, 2011

    Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa PDRB Sektor Pertanian Kabupaten

    Aceh Barat dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Disamping itu juga

    Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari kelima Sub Sektor Pertanian maka sub

    Sektor Tanaman Bahan Makanan merupakan penyumbang PDRB Sektor

    Pertanian tertinggi, sedangkan Sub Sektor Perikanan merupakan penyumbang

    PDRB terendah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.

    Dengan adanya analisis usahatani yang jelas berarti petani akan dapat

    mengetahui dengan persis berapa biaya usahataninya, serta faktor-faktor apa saja

    yang berperan dalam keberhasilan suatu usahatani yang akan berdampak langsung

    pada pendapatan petani itu sendiri.

    Kecamatan Pante Ceureumen merupakan salah satu kecamatan yang

    berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat. Pada daerah ini sangat potensi

    dikembangkan tanaman palawija seperti kacang tanah, dimana faktor pendukung

    UIU NO LapanganUsaha

    PDRB ADHB (jutaan)

    2007 2008 2009 2010 20111 Tanaman

    BahanMakanan

    201.684 232.717, 263.751 266.827 297.843

    2 Tanamanperkebunan

    155.530 169.403 181.276 193.149 205.022

    3 Peternakan 119.422 126.977 134.532 142.087 149.642

    4 Kehutanan 97.787 103.068 108.350 113.240 118.5205 Perikanan 77.229 79.205 81.182 83.158. 85.128

    Jumlah 651.654 711.372, 769.092 952.281 856157Rerata 130.330 142.274 153.818 190.456 171.231

  • 3

    diantaranya adalah iklim, curah hujan, kondisi tanah, topografi dan keadaan alam

    yang sangat baik untuk pengembangan kacang tanah. Sehingga berapa

    keuntungan yang didapatkan dalam sekali panen hampir tidak diketahui. Hal ini

    disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan pengetahuan petani itu sendiri.

    Adapun perkembangan luas lahan, produktivitas kacang tanah dapat

    dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2. Perkembangan Keadaan Luas lahan, Produksi dan ProdukvitasKacang Tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten AcehBarat, Tahun 2008-2012

    Sumber: Kantor BPS Kabupaten Aceh Barat, 2012

    Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa luas lahan kacang tanah meningkat dari

    tahun ketahun di wilayah Kecamatan Pante Ceureumen. Hal ini disebabkan

    meningkatnya produksi yang naik dari tahun ke tahun, dengan produktivitas yang

    tidak begitu jauh berbeda antara tahun 2008 dengan tahun 2012. Produksi

    tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 807,5 ton dan tahun 2012 sebesar 700

    ton dengan peningkatan produktivitas sebesar 1 ton per hektar dari tahun 2011

    sampai 2012.

    Untuk pengembangan kacang tanah yang ditanam di gampong-gampong di

    wilayah Kecamatan ini, Gampong Seumara merupakan wilayah yang sangat

    potensial dalam pengembangan kacang tanah seperti yang terlihat pada tabel 4.

    No TahunLuas Lahan

    (ha)Produksi

    (ton)Produktivitas

    (ton/ha)

    1.2.3.4.5.

    20082009201020112012

    103123250425350

    206184,5450807,5700

    2,01,51,81,92,0

    Jumlah 1251 1628 9,2

    Rerata 250,2 325,6 1,84

  • 4

    Tabel 3. Perkembangan Luas lahan, Produksi dan Produkvitas KacangTanah di Gampong Seumara Kecamatan Pante CeureumenKabupaten Aceh Barat, 2012

    No TahunLuas Lahan

    (ha)Produksi

    (ton)Produktivitas

    (ton/ha)

    1.2.3.4.5.

    20082009201020112012

    1015132015

    1222,519,538

    22,8

    1,21,51,51,91,9

    Jumlah 70 114,8 25,1

    Rerata 14 22,96 5,02

    Sumber: Monografi Gampong Seumara Kecamatan Pante Ceuremeun, 2012

    Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Gampong Seumara

    mempunyai luas lahan yang sangat bervariasi, mulai dari 10 hektar sampai dengan

    20 hektar. Pencapaian produksi kacang tanah yang terbesar terjadi pada tahun

    2011 sebesar 38 ton, dan menurun pada tahun 2012 sebesar 22,8 ton. Hal ini

    disebabkan oleh berbagai kendala, diantara kurangya masukan faktor-faktor

    produksi dalam menghasilkan produksi yang tinggi, tetapi produktiviats

    menunjukkan angka yang sama yaitu sebesar 1,9 ton per hektar.

    Realita yang terjadi di kalangan petani setelah produksi tanamannya tidak

    masih jarang petani yang menghitung detail analisis usahatani secara ekonomi.

    Artinya mereka tidak pernah membuat perincian biaya-biaya yang dikeluarkan

    baik berupa biaya pembelian pupuk, pestisida, sewa lahan, maupun biaya tenaga

    kerja serta tidak pernah menghitung jumlah penerimaan dalam sekali panen.

    Sehingga berapa keuntungan yang didapatkan dalam sekali panen hampir tidak

    diketahui. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan pengetahuan

    petani itu sendiri. Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh petani sangat

    mempengaruhi motivasi petani itu sendiri dalam melakukan usahatani. Semakin

  • 5

    besar pendapatan yang diperoleh petani maka semakin giat dan bersemangat

    petani tersebut melakukan usahataninya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil

    pendapatan yang diperoleh oleh petani maka semakin malas dan tidak

    bersemangat petani tersebut dalam melakukan usahataninya.

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terhadap faktor-faktor

    yang mempengaruhi pendapatan kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen

    Kabupaten Aceh Barat, hal ini mendorong penulis untuk menjawab latar

    belakang maka melakukan penelitian dengan judul “Analisis pendapatan dan

    kelayakan usahatani kacang tanah di Desa Seumara Kecamatan Pante Ceureumen

    Kabupaten Aceh Barat.”

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dapat dirumuskan masalah

    yaitu :

    1. Berapa besar pendapatan usahatani kacang tanah, di Desa Seumara

    Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat, dan

    2. Apakah usahatani kacang tanah di Desa Seumara layak diusahakan.

    1.3. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani kacang tanah di

    Desa Seumara Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

    2. Untuk melihat kelayakan usahatani kacang tanah Desa Seumara

    Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat

    1.4. Kegunaan Penelitian

  • 6

    Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :

    1. Sebagai bahan masukan bagi petani Kacang Tanah dalam usaha perbaikan

    tingkat pendapatan dan pola usahatani yang lebih efisien.

    2. Sebagai bahan studi dan referensi bagi mahasiswa yang berhubungan dengan

    penelitian khususnya mahasiswa jurusan ekonomi pertanian.

    1.5. Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka

    dapat diturunkan hipotesis bahwa di dalam pendapatan dan kelayakan usahatani

    kacang tanah di Gampong Seumara Kecamatan Pante Ceureumen layak di

    usahakan.

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogea L )

    Tanaman Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan tanaman pangan

    berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia.

    Penanaman pertama kali dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang tanah ini

    pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang

    Cina dan portugis.

    2.2. Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani

    Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk

    membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil usahatani kacang tanah.

    Sementara pendapatan adalah hasil yang diterima dari penjualan hasil produksi

    kacang tanah maupun penerimaan dari usaha-usaha sampingan.

    Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah

    biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu produksi seperti sewa

    tanah, serta penyusutan alat-alat pertanian beserta perawatannya. Untuk biaya

    variabel antara lain bibit, pupuk , obat-obat pembasmi hama, upah tenaga kerja

    (Rahardi, 2007: 67). Kemampuan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    pendapatan usahatani kacang tanah ini dipengaruhi oleh perhitungan analisis

    diantaranya Break Even Point (BEP), Return of Investment (RoI), dan Benefit

    Cost Ratio (B/C ratio (Rahardi, 2007 : 67

  • 8

    Total biaya1.) BEP = ------------------

    Harga produksi

    Laba Usaha2.) ROI = --------------------

    Modal produksi

    Modal penjualan3.) B/C ratio= ----------------------

    Modal produksi

    4.) L= TR- TCKeterangan:

    L= laba/rugi

    TR= Penerimaan Total

    TC= pengeluaran (biaya total)

    Kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha

    dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali. Hal yang ter penting dalam

    usahatani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik dalam ukurannya

    maupun susunannya. Hal ini karena petani selalu mencari metode usahatani yang

    baru dan efesien serta dapat meningkatkan produksi yang sangat tinggi (Mosher,

    1987:45,)

    Pendapatan Usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual.

    Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang di keluarkan usahatani dan

    pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan pengeluaran

    usahatni (Soekartawi, 1995:30). Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang

    diperoleh dari kegiatan pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan

    tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani.pendapatan yang besar

  • 9

    mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam usahatani (Soekartawi,

    1995:35).

    Kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha

    dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali. Hal yang terpenting dalam

    usahatani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik dalam ukuranya

    maupun susunaanya. Hal ini karena petani selalu mencari selalu mencari metode

    usahatani yang baru dan efesien serta dapat meningkan produksi yang sangat

    tinggi (mosher,1987:45).

    Pendapatan Usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual.

    Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang di pergukan dalam suatu

    usahatani. Dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan

    pengeluaran usahatani (Soekartawi, 1995, 30).

    Pendapatan usahatani adalah kegiatan yang diperoleh dari kegiatan

    pertanian. Pendapatan kelurga di harapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan

    besarnya modal yang dimiliki petani . pendapatan yang besar mencerminkan

    tersedianya dana yang cukup dalam usahatani (soekartawi, 1995:35).

    Kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan suatu kegiatan usaha

    dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali dalam usahatani .Hal yang

    terpenting dalam usahatani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik

    ukuran maupun susunannya. Hal ini karna petani selalu mencari metode

    usahatani yang baru dan efesien serta dapat meningkatkan produksi yang sangat

    tinggi (Mosher, 1987).

  • 10

    Pendapatan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual.

    Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu

    usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan

    pengeluaran usahatani. Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang

    diperoleh dari kegiatan pertanian pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan

    tingkat kekayaan dan modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar

    mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam usahatani (Soekartawi ,

    1995:15).

    Dengan demikian proses produksi yang dilakukan oleh seorang produser

    akan menghasilkan sejumlah barang, atau produk,produk Inilah yang merupakan

    jumlah barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan sejumlah penerimaan

    bagi seorang produser atas penjualan produk yang dihasilkan (Soekartawi,

    1995:25)

  • 11

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi, Objek Penelitian dan Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Seumara Kecamatan Pante

    Ceureumen Kabupaten Aceh Barat dengan pertimbangan pemilihan daerah

    merupakan penghasil kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen. Objek

    penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani kacang tanah. Ruang

    lingkup penelitian ini terbatas pada masalah pendapatan usahatani dan tingkat

    kelayakan kacang tanah di Gampong Seumara Kecamatan Pante Ceureumen.

    3.2 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

    1. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung

    dilapangan.

    2. Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan

    data melalui keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen-dokumen

    yang ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

    3. Wawancara langsung dengan pihak yang berkompoten.

    4. Questioner yaitu suatu teknik atau alat pengumpulan data dengan jalan

    mengajukan daftar pertanyaan mengenai masalah yang hendak diteliti kepada

    responden untuk dijawab.

  • 12

    3.3 Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang mengusahakan

    usahatani Kacang tanah yang tersebar di Gampong Seumara Kecamatan Pante

    Ceureumen. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, mengingat

    keterbatasan waktu, tenaga dan biaya penelitian.

    2. Sampel

    Penentuan sampel sebanyak 3 (tiga) dusun di Desa Seumara yang

    dilakukan secara random sampling (pengacakan). Metode pengambilan sampel

    dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Stratified

    Sampling), dalam hal ini setiap petani mempunyai kesempatan dipilih menjadi

    sampel. Besarnya sampel yang diambil adalah 25 persen dari jumlah populasi.

    Berdasarkan jumlah populasi petani kacang tanah, maka sampel diambil 10 orang

    untuk petani Dusun Nyak Kuala dan 10 orang untuk Dusun Pante Rahmat, dan

    dusun Lhok Sukon sebanyak 10 orang secara acak sederhana, dimana jumlah

    sampel petani kacang tanah sebanyak 30 petani sampel. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

  • 13

    Tabel 4. Jumlah sampel Petani Kacang Tanah pada Desa SeumaraKecamatan Pante Ceureumen, Tahun 2012

    No Nama Dusun Jumlah Populasi(Orang)

    Jumlah Sampel(orang)

    1 Nyak Kuala 40 10

    2 Pante Rahmat 38 10

    3 Lhok Sukon 38 10

    Jumlah 116 30

    Sumber: Data Primer (diolah), 2012

    Bedasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah populasi di desa

    seumara 116 orang,dalam desa seumara tersebut di bagi 3 dusun yaitu dusun nyak

    kuala 40 orang, pante rahmad 38 orang dan lhok sukon 38 orang dari jumlah

    populasi.

    Jumlah sampel yang di ambil dari jumlah populasi tiap-tiap dusun 10

    orang, jumlah sampel keseluruhan adalah 30 sampel petani,

    3.4 Batasan Variabel

    Adapun batasan variabel-variabel dalam penelitia ini adalah:

    a. Produksi adalah hasil panen kacang tanah yang diperoleh dalam satu kali

    panen dinyatakan dalam kg/ha/musim tanam.

    b. Nilai produksi adalah jumlah total hasil di kali produksi dengan harga yang

    berlaku dalam satu kali panen dalam satuan rupiah.

    c. Luas lahan adalah lahan yang digarap untuk mengusahakan usahatani kacang

    tanah dimana luas lahan dinyatakan dengan satuan hektar.

  • 14

    d. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan usahatani

    kacang tanah yang dikonversikan menurut fase kegiatan baik berasal dari

    keluarga maupun diluar keluarga.

    e. Bibit, adalah pertumbuhan vegetatif untuk menjadi tanaman induk, yang

    dihitung dalam jumlah batang per hektar.

    f. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan petani (tunai dan tidak

    tunai) dalam proses produksi usahatani kacang tanah yang dinyatakan dalam

    (Rp/tiap kali musim tanam).

    g. Pengalaman petani adalah pengalaman petani dalam berusahatani dalam

    menanam kacang tanah dinayatakan dalam tahun (thn).

    h. Modal petani adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam berusahatani dalam

    menanam kacang tanah yang dinyatakan dalam Rp/kali musim tanam.

    3.5 Teknik Analisis Data

    Data yang telah diperoleh dari lapangan diolah dan ditabulasikan ke dalam

    bentuk tabelaris sesuai dengan kebutuhan analisis.

    1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani kacang tanah, digunakan rumus

    sebagai berikut:

    L = TR – TC

    Keterangan:

    L = Laba/rugi

    TR = Total Revenue (penerimaan total)

    TC = Total Cost (Seluruh Biaya tetap dan tidak tetap)

    TR = P x Q

  • 15

    Dimana :

    P = Harga (Price)

    Q = Jumlah (Quantity)

    TC = FC + VC

    FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

    VC = Biaya Variabel (Variabel Cost)

    (Mosher, 1987:45)

    2. Untuk mengetahui Titik Balik Modal (Break Even Point) menggunakan rumus:Total Biaya (Rp)

    BEP Produksi =Harga Penjualan (Rp)

    Total Biaya (Rp)BEP Harga =

    Total Produksi (Rp)

    (Rahardi, 2007:67)

    3. Untuk mengetahui Tingkat Pengembalian Modal (Return of Insvesment)

    menggunakan rumus:

    Laba UsahaRoI =

    Modal Usaha

    (boediono 1992:180)

    4. Untuk mengetahui Benefit Cost ratio (B/C ratio) menggunakan rumus,

    pendapatan (Rp)B/C ratio=

    Total biaya (Rp)

    B/C ratio< 1 =Usahatani tanaman kacang tanah mengalami kerugian (tidak

    layak)

  • 16

    B/C ratio > 1=Usahatani Tanaman Kacang tanah mengalami

    keuntungan(Layakdi usahakan)

    B/C ratio=1 = Usahatani tanaman kacang tanah mencapai titik impas (pulang

    pokok)

    (Noor, 2007)

  • 16

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

    Kecamatan Pante Ceureumen merupakan salah satu kecamatan dari 12

    (dua belas) kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat, yang

    terletak di sebelah Timur Kecamatan Pante Ceureumen. Jarak Kecamatan Pante

    Ceureumen dengan Ibu Kota Kabupaten lebih kurang 20 km dengan waktu

    tempuh 60 menit perjalanan.

    Kecamatan Pante Ceureumen yang pusat pemerintahannya berkedudukan

    di Pante Ceureumen dibagi dalam 6 pemukiman dan 26 desa, yang berpenduduk

    sebanyak 35.863 jiwa dengan luas wilayah 559,08 Km2. Luas wilayah tersebut

    terdiri dari tanah pertanian tanaman pangan, tanah perkebunan rakyat dan swasta,

    hutan negara dan pemukiman penduduk.

    4.2. Letak geografis

    Jika dilihat dari keadaan topografinya, maka Kecamatan Pante ceureumen

    merupakan dataran terendah yang terdiri dari rawa-rawa, bukit dan mempunyai

    tingkat kesuburan tanah yang baik. Kecamatan Pante ceureumen memiliki batas-

    batas wilayah sebagai berikut:

    - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Seumantok

    - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Menuang Kinco

    - Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Alue Keumang

    - Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung

  • 17

    4.3. Karakteristik Petani

    Dalam penelitian ini, unsur-unsur karakteristik petani yang dianalisa

    meliputi umur, pendidikan, pengalaman, besarnya jumlah tanggungan dan luas

    lahan garapan yang mempunyai hubungan dengan kemampuan petani dalam

    mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.

    Jumlah tanggungan yang relatif besar akan menekan biaya produksi

    yang dibayarkan petani akan kecil. Dengan penambahan tenaga kerja dalam

    keluarga akan menambah pendapatan yang diterima petani. Keseriusan dalam

    penerapan teknologi juga akan semakin baik apabila diusahakan oleh anggota

    keluarga bila dibandingkan dengan tenaga kerja borongan (luar keluarga). Data

    karakteristik petani sampel usahatani Kacang tanah di daerah penelitian

    tercantum pada Lampiran 1. Rata-rata karakteristik petani sampel di daerah

    penelitian diperlihatkan pada Tabel 5 berikut :

    Tabel 5 Rata-rata Karakteristi Petani Sampel pada Usahatani Kacangtanah per Musim tanam di Daerah Penelitian, Tahun 2013.

    No Karakteristik Satuan Rata-rata

    1 Umur Tahun 362 Pendidikan Tahun 73 Jumlah tanggungan Jiwa 24 Pengalaman Tahun 45 Luas lahan garapan Hektar 0,55

    Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013.

    Tabel 5 menjelaskan bahwa rata-rata umur petani sampel di daerah

    penelitian 36 tahun, hal ini membuktikan bahwa rata-rata usia petani sampel

    masih tergolong usia produktif. Sukirno (2001) menyatakan umur produktif di

  • 18

    negara berkembang antara 38-50 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan petani

    sampel di daerah penelitian adalah 6 tahun, berarti sudah menamatkan Sekolah

    Dasar (SD).

    Berdasarkan uraian di atas bahwa pengalaman petani turut

    mempengaruhi kemampuan petani dalam menerima inovasi baru dalam upaya

    peningkatan produksi. Rata-rata pengalaman petani sampel adalah 4 tahun

    dalam berusahatani. Keadaan ini menunjukkan bahwa petani sampel telah

    cukup berpengalaman dalam mengelola usahataninya. Rata-rata tanggungan

    keluarga petani sampel di daerah penelitian adalah 2 jiwa. Dengan jumlah

    tanggungan yang besar, pencurahan tenaga kerja dalam keluarga relatif lebih

    besar pula terhadap kegiatan usahatani kacang tanah di daerah penelitian. Hal

    ini penggunaan pencurahan tenaga kerja dalam keluarga (DK) harus di

    prioritaskan, dengan alasan tidak ada biaya untuk membayar tenaga kerja

    upahan.

    Soeharjo dan Patong (2005) mengatakan bahwa umur petani akan

    mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berfikir. Petani yang lebih

    muda biasanya cenderung lebih agresif dan lebih dinamis dalam berusahatani

    bila dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Di samping itu umur juga

    mempengaruhi seorang petani dalam mengelola usahataninya. Petani dengan

    umur yang relatif muda akan mampu bekerja keras bila dibandingkan dengan

    petani yang lebih tua.

    Tingkat pendidikan merupakan faktor yang menentukan dalam

    kemampuan seorang petani mengadopsi teknologi. Tingkat pendidikan yang

  • 19

    rendah akan mengakibatkan daya serap petani terhadap perkembangan

    teknologi menjadi lambat, sehingga terjadi kesulitan dan membutuhkan waktu

    yang lama untuk mengadopsi hal-hal yang baru. Semakin tinggi tingkat

    pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kemampuan yang dimilikinya

    dalam mengembangkan dan menerapkan segala sesuatu yang menyangkut

    usahataninya.

    Jumlah tanggungan atau jumlah orang yang menjadi tanggung jawab

    petani terhadap kelangsungan hidup dan pendidikannya juga mempengaruhi

    pendapatan dan pengeluaran keluarga petani. Jumlah tanggungan juga

    merupakan aset tersendiri bagi keluarga petani. Dengan jumlah tanggungan

    yang besar maka petani akan memiliki tenaga kerja dalam keluarga yang lebih

    besar pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya tunai yang sebenarnya

    termasuk dalam penerimaan keluarga tani.

    Pengalaman dalam berusahatani juga menentukan keberhasilan suatu

    usahatani. Petani dengan pengalaman kerja yang lebih lama akan lebih mudah

    mengambil keputusan yang baik pada saat yang tepat. Selain dari pada itu

    pengalaman seseorang merupakan indikator terhadap kemampuan dalam

    mengembangkan usahataninya. Dengan pengalaman yang lebih lama,

    pengalokasian sumber daya yang dimiliki akan lebih efektif.

  • 20

    4.4. Penggunaan Tenaga Kerja

    Pencurahan tenaga kerja dari setiap jenis pekerjaan yang dilakukan,

    dihitung dengan mengkonversikan ke dalam Fase kegiatan dengan rata-rata

    waktu kerja 8 jam per hari per orang bersih dalam per orang. Tenaga kerja

    setara pria menerima upah sangat bervariasi terhadap pencurahan tenaga kerja

    pada usahatani kacang tanah. Adapun upah berkisar antara 50.000 rupiah per

    rante. Tenaga kerja yang dicurahkan dalam usahatani Kacang tanah di daerah

    penelitian pada umumnya bersumber dari dalam keluarga (DK). adapun jenis-

    jenis kegiatan yang dilakukan meliputi pengolahan tanah, penamanan,

    pemupukan, penyulaman, pengairan, penyiangan, pembubunan, pengendalian

    hama penyakit tanaman dan pasca panen.

    Perincian pencurahan tenaga kerja menurut fase kegiatan di daerah

    penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2. Untuk distribusi penggunaan tenaga

    kerja pada setiap fase kegiatan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :

    Untuk lebih jelas tentang rata-rata penggunaan tenaga kerja dari tiap-

    tiap fase kegiatan pada usahatani tersebut dapat dilihat pada tabel 6 sebagai

    berikut :

  • 21

    Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja dari Tiap-tiap FaseKegiatan pada Usahatani Kacang tanah per Musim Tanam diDaerah Penelitian Tahun 2013.

    No Uraian KegiatanPenggunaan Tenaga Kerja

    Per musim tanam1 Pengolahan tanah 5,582 Penamanan 7,153 Pemupukan 0,654 Penyulaman 0,255 Pengairan 0,056 Penyiangan 6,837 Pembubunan 0,688 Pengendalian hama penyakit 0,039 Tanaman 12,65

    10 Pasca Panen 2,48Total 33,86

    Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013

    Tabel 6 menjelaskan bahwa rata-rata penggunaan tenaga kerja per

    usahatani per musim tanam untuk seluruh jenis kegiatan adalah sebesar 33,86.

    Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan pasca panen sebesar 12,65,

    penyiangan sebesar 6,83 dan penanaman sebesar 7,15. serta pengolahan tanah

    sebesar 5,58. Dari ketiga fase kegiatan ini, diharapkan kepada petani lebih

    memperhatikan usahataninya dalam hal apapun. Pada fase pasca panen

    kebutuhan tenaga kerja sunguh besar sekali, karena kebutuhan tenaga kerja

    pada fase ini memang tidak boleh diabaikan oleh petani kacang tanah di

    Daerah Penelitian.

    4.5. Penggunaan Sarana Produksi

    Penggunaan Sarana produksi dalam usahatani kacang tanah di daerah

    penelitian, dalam penggunaan sarana produksi ini petani banyak yang

    menggunakan sarana poduksi yang meliputi bibit serta peralatan yang terdiri

  • 22

    dari cangkul, sprayer, tugal dan karung. Di daerah penelitian petani

    menggunakan pupuk lengkap dalam upaya menjaga pertumbuhan tanaman

    Kacang tanah untuk tumbuh subur dan produksi yang baik.

    Sedangkan pengunaan herbisida adalah untuk membasmi tanaman

    pengganggu serta menjaga agar lahan perkebunan tetap bersih, tidak

    dimasukkan dalam perhitungan, ini disebabkan hanya sedikit penggunaannya.

    Sedangkan peralatan yang dipergunakan dalam rangka produksi adalah karung

    untuk mengangkat buah Kacang tanah dari lahan. Perincian pencurahan sarana

    dan prasarana produksi menurut fase kegiatan di daerah penelitian dapat dilihat

    pada Lampiran 3. Adapun rata-rata penggunaan sarana produksi pada daerah

    penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

    Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Sarana dan Alat Produksi pada UsahataniKacang tanah di Daerah Penelitian per Musim Panen, Tahun2013.

    NoJenis Sarana

    ProduksiSatuan

    Penggunaan SaranaProduksi

    Biaya

    1 Bibit Kg 52 9.0002 Cangkul Buah 1 50.0003 Spayer Buah 1 350.0004 Tugal Buah 4 10.0005 Karung Unit 37 5.000

    Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013

    Table 7 menjelaskan bahwa rata-rata penggunaan sarana Biaya

    produksi dalam usahatani kacang tanah terbesar terdapat pada penggunaan

    bibit sebanyak 52 kg 9000 per Kg , cangkul sebanyak 1 buah dengan harga

    50.000, sprayer 1 buah dengan harga 350.000, tugal sebanyak 4 buah dengan

  • 23

    harga, 10.000 per buah dan karung sebanyak 37 karung. Dengan harga 5000

    per unit.

    Hal ini akan menyebabkan terjaganya kondisi lahan yang subur dalam

    menghasilkan produksi buah kacang tanah di daerah penelitian.

    4.6. Analisis Biaya

    Biaya produksi yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah seluruh

    pengeluaran yang dibayar tunai maupun tidak tunai untuk satu kali musim

    panen. Perhitungan didasarkan atas harga-harga yang berlaku di daerah

    penelitian.

    4,61 Biaya tetap

    Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam

    satu produksi seperti sewa tanah, serta penyusutan alat-alat peratanian beserta

    perawatannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.

    4,62 Biaya variabel

    Untuk biaya variabel antara lain Adalah biaya pembelian bibit, pupuk ,

    obat-obat pembasmi hama,dan upah tenaga kerja (Rahardi, 2007). Adapun

    perincian penggunaan rata–rata biaya-biaya sarana produksi dan peralatan

    pertanian ini dapat di lihat pada tabel 8 berikut:

  • 24

    Tabel 8. Rata-rata Penggunaan Biaya Produksi Pada Usahatani KacangTanah Per Musim Tanam di Daerah Penelitian, Tahun 2013.

    No Komponen BiayaBiaya Tetap

    (Rp)Biaya Variabel

    (Rp)Jumlah

    (Rp)1 Tenaga Kerja 5.126.267 5.126.2672 Sarana Produksi

    - Bibit 471.600 471.600 471.600- Cangkul 50.000 50.000 50.000- Spayer 350.000 350.000 350.000- Tugal 40.000 40.000 40.000- Karung 185.000 185.000 185.000

    Total 1.096.600 6.222.867 6.222.867Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013.

    Tabel 8 menjelaskan bahwa pengeluaran terbesar dalam penggunaan

    biaya produksi dikeluarkan dalam bentuk tidak tunai yaitu sebesar Rp2.

    642.327 ,Biaya tunai terdiri dari biaya tenaga kerja karena tenaga kerja berasal

    dari dalam keluarga. Sedangkan biaya tunai terdiri dari biaya pembelian pupuk

    dan herbisida serta alat-alat pertanian. Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan

    oleh petani sampel adalah Rp. 6.222.867

    .

    4.7 Pendapatan Usahatani

    Pendapatan usahatani yang dimaksud dalam penelitian adalah

    pendapatan usahatani Kacang tanah yang diperoleh dalam satu kali musim

    panen. Pendapatan usahatani dalam penelitian ini adalah pendapatan yang

    merupakan hasil pengurangan antara hasi produksi dengan seluruh biaya

    produksi yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Rata-rata

    pendapatan pada usahatani Kacang tanah di daerah penelitian dapat dilihat

    pada Tabel 9 berikut:

  • 25

    Tabel 9: Rata-rata Nilai Produksi per petani Kacang tanah di DaerahPenelitian per Musim Tanam, Tahun 2013.

    No Uraian Per Petani1 Produksi 524/ Kg

    2 Harga jual 10.000/Rp

    3 Nilai produksi 5.246.667/Rp

    4 Biaya produksi 5.126.267/Rp

    5 Penerimaan bersih 120.400/Rp

    Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013

    Tabel 9, menjelaskan bahwa rata-rata pendapatan bersih per hektar

    usahatani Kacang tanah adalah sebesar Rp. 120.400. Perincian pendapatan

    usahatani Kacang tanah tercantum pada Lampiran 8.

    4.71 Benefit Cost Ratio (B/C ratio)

    Perhitungan Benefit Cost Ratio adalah memperhitungakan antara

    pendapatan total dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi

    usahatani kacang tanah di daerah penelitian. Dalam perhitungan ini hanya

    memasukan nilai produksi rata-rata petani sampel sebesar Rp 5.246.667 , dan

    nilai biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi sebesar Rp

    5.126.267

    . Maka nilai B/C ratio sebagai berikut:

    5.246.667B/C ratio = -------------

    5.126.267

    = 1,02

  • 26

    Nilai B/C ratio 1,02 memberikan arti bahwa dengan modal Rp. 1

    menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,02

    Hal ini menunjukkan bahwa (B/C ratio > 1), artinya usahatani kacang

    tanah layak diusahakan oleh petani.(Noor,2007).

    4.72. Break Event Point (Titik Pulang Pokok) harga produksi

    Perhitungan break event poin (BEP) produksi mengambarkan harga

    terendah dari produksi kacang tanah yang dihasilkan. Harga BEP produksi dapat

    dilihat sebagai berikut:

    5.126.267BEP (P) = ------------

    524

    = Rp 9.782

    BEP (P) sebesar 9.782 menunjukkan bahwa masih berada di bawah

    harga pasar (Rp 10.000), berarti usahatani kacang tanah menguntungkan, bila

    harga Rp. 9.782 Petani Pulang pokok.menurut (Rahardi 2007)

    4,73 Break Event Point (Titik Pulang Pokok)volume produksi

    Perhitungan Break Event Point (BEP) atas dasar unit produksi

    mengambarkan produksi minimal yang harus di hasilkan dalam usahatani agar

    Tidak mengalami kerugian.

    Volume produksi ini Adalah membandingkan antara rata-rata biaya yang

    dikeluarkan dengan rata-rata harga produksi yang diperjualbelikan.

    Dapat Dilakukan mengunakan Rumus:

  • 27

    5.126.267.BEP(Q) = ---------------

    10.000

    = 512,6 kg

    Artinya pada pada produksi 512,6 kg Usahatani kacang tanah tidak rugi

    dan tidak laba. Karena angka produksi 512,6 kg berada di bawah angka produksi

    (524,3 kg) maka usahatani ini impas/menguntung kan.

    4.74 Return on Invesment (ROI)

    Dalam perhitungan tingkat efesiensi pengunaan modal terhadap

    pengembalian-nya, yaitu membandingkan antara ke untungan usahatani kacang

    tanah di daerah penelitian dengan modal atau biaya yang dikeluarkan petani di

    daerah penelitian sebagai berikut:

    120.400ROI = -----------------

    5.126.267

    = 0,02 x 100 %

    ROI = 2 %

    Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap usahatani kacang

    tanah, maka tingkat penggunaan modal terhadap pendapatan yang dihasilkan

    petani kacang tanah di Desa Seumara menunjukan tingkat Produktifitas dari

    seluruh biaya yang digunakan oleh petani sebesar 2 persen .Berarti usahatani

    kacang tanah di Gampong Seumara layak dijalankan.

  • 28

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    I. Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

    1.) Besar pendapatan usahatani kacang tanah per musim tanam di daerah

    penelitian pendapatan kotornya sebesar Rp.3,751,260.53’pendapatan bersih

    yang Di dapatkan oleh usahatani kacang tanah per musim tanam di Gampong

    Seumara Kecamatan Pante Ceureumen rata-rata sebesar Rp 1,492,073 -

    Dengan produksi kacang tanah rata-rata 524,33 Kg dan rata-rata harga jual

    Rp.10.000,.

    2.) Dengan perhitungan binefit cost ratio (B/C ratio) usahatani kacang tanah di

    daerah penelitian sebesar Rp. 1,09 BEP produksi 375,1 kg,BEP harga Rp

    7.154.38, RoI 39,77% bearti usahatani kacang tanah di Gampong Seumara

    layak di usahakan.

    2. Saran

    1) Untuk memperbesar produksi kacang tanah dan harga yang terjadi di tingkat

    petani di Gampong Seumara diharapkan kepada petani dapat meningkatkan

    produksi kacang tanah dan pendapatan petani di Kecamatan Pante Ceureumen

    Kabupaten Aceh Barat.

    2) Diharapkan Pemerintah Kecamatan khususnya PPL setempat agar hendaknya

    berperan aktif dalam berhubungan langsung dengan petani serta dapat

  • 29

    memberikan masukan-masukan terhadap peningkatan produksi kacang tanah

    di Gampong Seumara.

    3) Pemerintah daerah hendaknya dapat memberikan akses kepada petani dalam

    hal pendistribusian hasil produksi dan dapat memberikan pinjaman modal

    dengan tingkat bunga yang kecil kepada petani di daerah penelitian.

  • 30

    DAFTAR PUSTAKA

    BPS, 2012. Data Perkembangan Produksi Tanaman Kacang Tanah. Kabupaten

    Aceh Barat

    Boediono, 1992. Ekonomi mikro,BPFE. Yogyakarta.

    Mosher, A. T., 1987, Menggerakan dan Membangun Pertanian, Cetakan

    Ketujuh, Penerbit CV Yasaguna, Jakarta.

    Mubyarto. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

    Niswonger. 1992. Prinsip-prinsip Akuntansi 1. Jakarta : Erlangga

    Noor. Hendri faisal.2007. Ekonomi Manajerial, Jakarta: Raja Grafindo

    Persada.Erlangga . Jakarta.

    Purwono, Hartono, R, 2005. Bertanam Kacang Tanah dan Perkembangannya,

    Cetakan I, Seri Agribisnis, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

    Rahardi, F 2007. Agribisnis Buah-buahan. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

    Rohim, ABD, dan Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian. Penebar

    swadaya.Jakarta.

    Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI Press, Jakarta

    Soekartawi, 1997. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press. Jakarta.

    Sudjana 2004. Metode Statistik. Edisi Revisi. Jakarta Press.

    Sukirno.1981. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bina Grafik Indonesia. Jakarta.

    Seoharjo, A dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. IPB,

    Bogor.

    Winardi. 1992. Promosi dan Reklame. PT Mandar Maju. Bandung.

    ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI KACANG TANAH(Arachis hipogaea) DI DESA SEUMARA KECAMATAN PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARATI PENDAHULUANIIBAB IIIBAB IIISlide 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN GAMBIR DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT, 2007 (Studi pada Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kerajaan dan Tinada) Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi MagisterDAFTAR PUSTAKA