-
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANIKACANG TANAH (Arachis hipogea L) DI GAMPONG
SEUMARA KECAMATAN PANTE CEUREUMENKABUPATEN ACEH BARAT
Oleh
ZUL ASRA07C10404092
Skripsi Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh GelarSarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas
Teuku Umar Meulaboh Kabupaten Aceh Barat
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TEUKU UMAR
ACEH BARAT2013
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea L), yang sudah tersebar luas dan
ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan tanaman,
tepatnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Pada waktu itu di daerah tersebut
sudah terdapat lebih dari 6-17 Spesies Arachis. Mula-mula kacang tanah ini
dibawa dan disebarluaskan ke Benua Eropa kemudian menyebar ke benua Asia
(Purwono, et al, 2005).
Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian. Mayoritas
penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian baik itu sub
sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, maupun
kehutanan. Hal tersebut didukung pula oleh keadaan tanah dan iklim yang sesuai
sehingga memungkinkan produksi yang lebih besar dari berbagai sub sektor
pertanian yang ada di Indonesia (Mosher 1987:89).
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa kacang tanah
mempunyai kemampuan untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga pada
akhirnya dapat memberikan sumbangan devisa bagi Negara. Oleh karena itu
produksi kacang tanah harus ditingkatkan. Adapun penyumbang terhadap devisa
pada subsektor petanian terhadap sektor pertanian terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari tanaman bahan
makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dapat
dilihat pada tabel berikut:
-
2
Tabel 1.Produk Domestik Regional Bturo (PDRB) Sektor Pertanian menurut
Subsektor Pertanian Kabupaten Aceh Barat Tahun 2011.
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat, 2011
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa PDRB Sektor Pertanian Kabupaten
Aceh Barat dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Disamping itu juga
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa dari kelima Sub Sektor Pertanian maka sub
Sektor Tanaman Bahan Makanan merupakan penyumbang PDRB Sektor
Pertanian tertinggi, sedangkan Sub Sektor Perikanan merupakan penyumbang
PDRB terendah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
Dengan adanya analisis usahatani yang jelas berarti petani akan dapat
mengetahui dengan persis berapa biaya usahataninya, serta faktor-faktor apa saja
yang berperan dalam keberhasilan suatu usahatani yang akan berdampak langsung
pada pendapatan petani itu sendiri.
Kecamatan Pante Ceureumen merupakan salah satu kecamatan yang
berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat. Pada daerah ini sangat potensi
dikembangkan tanaman palawija seperti kacang tanah, dimana faktor pendukung
UIU NO LapanganUsaha
PDRB ADHB (jutaan)
2007 2008 2009 2010 20111 Tanaman
BahanMakanan
201.684 232.717, 263.751 266.827 297.843
2 Tanamanperkebunan
155.530 169.403 181.276 193.149 205.022
3 Peternakan 119.422 126.977 134.532 142.087 149.642
4 Kehutanan 97.787 103.068 108.350 113.240 118.5205 Perikanan 77.229 79.205 81.182 83.158. 85.128
Jumlah 651.654 711.372, 769.092 952.281 856157Rerata 130.330 142.274 153.818 190.456 171.231
-
3
diantaranya adalah iklim, curah hujan, kondisi tanah, topografi dan keadaan alam
yang sangat baik untuk pengembangan kacang tanah. Sehingga berapa
keuntungan yang didapatkan dalam sekali panen hampir tidak diketahui. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan pengetahuan petani itu sendiri.
Adapun perkembangan luas lahan, produktivitas kacang tanah dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Perkembangan Keadaan Luas lahan, Produksi dan ProdukvitasKacang Tanah di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten AcehBarat, Tahun 2008-2012
Sumber: Kantor BPS Kabupaten Aceh Barat, 2012
Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa luas lahan kacang tanah meningkat dari
tahun ketahun di wilayah Kecamatan Pante Ceureumen. Hal ini disebabkan
meningkatnya produksi yang naik dari tahun ke tahun, dengan produktivitas yang
tidak begitu jauh berbeda antara tahun 2008 dengan tahun 2012. Produksi
tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 807,5 ton dan tahun 2012 sebesar 700
ton dengan peningkatan produktivitas sebesar 1 ton per hektar dari tahun 2011
sampai 2012.
Untuk pengembangan kacang tanah yang ditanam di gampong-gampong di
wilayah Kecamatan ini, Gampong Seumara merupakan wilayah yang sangat
potensial dalam pengembangan kacang tanah seperti yang terlihat pada tabel 4.
No TahunLuas Lahan
(ha)Produksi
(ton)Produktivitas
(ton/ha)
1.2.3.4.5.
20082009201020112012
103123250425350
206184,5450807,5700
2,01,51,81,92,0
Jumlah 1251 1628 9,2
Rerata 250,2 325,6 1,84
-
4
Tabel 3. Perkembangan Luas lahan, Produksi dan Produkvitas KacangTanah di Gampong Seumara Kecamatan Pante CeureumenKabupaten Aceh Barat, 2012
No TahunLuas Lahan
(ha)Produksi
(ton)Produktivitas
(ton/ha)
1.2.3.4.5.
20082009201020112012
1015132015
1222,519,538
22,8
1,21,51,51,91,9
Jumlah 70 114,8 25,1
Rerata 14 22,96 5,02
Sumber: Monografi Gampong Seumara Kecamatan Pante Ceuremeun, 2012
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Gampong Seumara
mempunyai luas lahan yang sangat bervariasi, mulai dari 10 hektar sampai dengan
20 hektar. Pencapaian produksi kacang tanah yang terbesar terjadi pada tahun
2011 sebesar 38 ton, dan menurun pada tahun 2012 sebesar 22,8 ton. Hal ini
disebabkan oleh berbagai kendala, diantara kurangya masukan faktor-faktor
produksi dalam menghasilkan produksi yang tinggi, tetapi produktiviats
menunjukkan angka yang sama yaitu sebesar 1,9 ton per hektar.
Realita yang terjadi di kalangan petani setelah produksi tanamannya tidak
masih jarang petani yang menghitung detail analisis usahatani secara ekonomi.
Artinya mereka tidak pernah membuat perincian biaya-biaya yang dikeluarkan
baik berupa biaya pembelian pupuk, pestisida, sewa lahan, maupun biaya tenaga
kerja serta tidak pernah menghitung jumlah penerimaan dalam sekali panen.
Sehingga berapa keuntungan yang didapatkan dalam sekali panen hampir tidak
diketahui. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan pengetahuan
petani itu sendiri. Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh petani sangat
mempengaruhi motivasi petani itu sendiri dalam melakukan usahatani. Semakin
-
5
besar pendapatan yang diperoleh petani maka semakin giat dan bersemangat
petani tersebut melakukan usahataninya. Begitu juga sebaliknya semakin kecil
pendapatan yang diperoleh oleh petani maka semakin malas dan tidak
bersemangat petani tersebut dalam melakukan usahataninya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi pendapatan kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat, hal ini mendorong penulis untuk menjawab latar
belakang maka melakukan penelitian dengan judul “Analisis pendapatan dan
kelayakan usahatani kacang tanah di Desa Seumara Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat.”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka dapat dirumuskan masalah
yaitu :
1. Berapa besar pendapatan usahatani kacang tanah, di Desa Seumara
Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat, dan
2. Apakah usahatani kacang tanah di Desa Seumara layak diusahakan.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani kacang tanah di
Desa Seumara Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.
2. Untuk melihat kelayakan usahatani kacang tanah Desa Seumara
Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat
1.4. Kegunaan Penelitian
-
6
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi petani Kacang Tanah dalam usaha perbaikan
tingkat pendapatan dan pola usahatani yang lebih efisien.
2. Sebagai bahan studi dan referensi bagi mahasiswa yang berhubungan dengan
penelitian khususnya mahasiswa jurusan ekonomi pertanian.
1.5. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diturunkan hipotesis bahwa di dalam pendapatan dan kelayakan usahatani
kacang tanah di Gampong Seumara Kecamatan Pante Ceureumen layak di
usahakan.
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogea L )
Tanaman Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan tanaman pangan
berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia.
Penanaman pertama kali dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang tanah ini
pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang
Cina dan portugis.
2.2. Biaya Produksi dan Pendapatan Usahatani
Biaya produksi merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk
membudidayakan tanaman hingga diperoleh hasil usahatani kacang tanah.
Sementara pendapatan adalah hasil yang diterima dari penjualan hasil produksi
kacang tanah maupun penerimaan dari usaha-usaha sampingan.
Biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah
biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam satu produksi seperti sewa
tanah, serta penyusutan alat-alat pertanian beserta perawatannya. Untuk biaya
variabel antara lain bibit, pupuk , obat-obat pembasmi hama, upah tenaga kerja
(Rahardi, 2007: 67). Kemampuan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pendapatan usahatani kacang tanah ini dipengaruhi oleh perhitungan analisis
diantaranya Break Even Point (BEP), Return of Investment (RoI), dan Benefit
Cost Ratio (B/C ratio (Rahardi, 2007 : 67
-
8
Total biaya1.) BEP = ------------------
Harga produksi
Laba Usaha2.) ROI = --------------------
Modal produksi
Modal penjualan3.) B/C ratio= ----------------------
Modal produksi
4.) L= TR- TCKeterangan:
L= laba/rugi
TR= Penerimaan Total
TC= pengeluaran (biaya total)
Kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha
dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali. Hal yang ter penting dalam
usahatani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik dalam ukurannya
maupun susunannya. Hal ini karena petani selalu mencari metode usahatani yang
baru dan efesien serta dapat meningkatkan produksi yang sangat tinggi (Mosher,
1987:45,)
Pendapatan Usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual.
Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang di keluarkan usahatani dan
pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan pengeluaran
usahatni (Soekartawi, 1995:30). Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang
diperoleh dari kegiatan pertanian. Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan
tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki petani.pendapatan yang besar
-
9
mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam usahatani (Soekartawi,
1995:35).
Kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan suatu bagian usaha
dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali. Hal yang terpenting dalam
usahatani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik dalam ukuranya
maupun susunaanya. Hal ini karena petani selalu mencari selalu mencari metode
usahatani yang baru dan efesien serta dapat meningkan produksi yang sangat
tinggi (mosher,1987:45).
Pendapatan Usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual.
Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang di pergukan dalam suatu
usahatani. Dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan
pengeluaran usahatani (Soekartawi, 1995, 30).
Pendapatan usahatani adalah kegiatan yang diperoleh dari kegiatan
pertanian. Pendapatan kelurga di harapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan
besarnya modal yang dimiliki petani . pendapatan yang besar mencerminkan
tersedianya dana yang cukup dalam usahatani (soekartawi, 1995:35).
Kegiatan produksi dalam setiap usahatani merupakan suatu kegiatan usaha
dimana biaya dan penerimaan sangat penting sekali dalam usahatani .Hal yang
terpenting dalam usahatani adalah bahwa usahatani senantiasa berubah baik
ukuran maupun susunannya. Hal ini karna petani selalu mencari metode
usahatani yang baru dan efesien serta dapat meningkatkan produksi yang sangat
tinggi (Mosher, 1987).
-
10
Pendapatan usahatani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual.
Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu
usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dengan
pengeluaran usahatani. Pendapatan keluarga petani adalah kegiatan yang
diperoleh dari kegiatan pertanian pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan
tingkat kekayaan dan modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar
mencerminkan tersedianya dana yang cukup dalam usahatani (Soekartawi ,
1995:15).
Dengan demikian proses produksi yang dilakukan oleh seorang produser
akan menghasilkan sejumlah barang, atau produk,produk Inilah yang merupakan
jumlah barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan sejumlah penerimaan
bagi seorang produser atas penjualan produk yang dihasilkan (Soekartawi,
1995:25)
-
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi, Objek Penelitian dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Seumara Kecamatan Pante
Ceureumen Kabupaten Aceh Barat dengan pertimbangan pemilihan daerah
merupakan penghasil kacang tanah di Kecamatan Pante Ceureumen. Objek
penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani kacang tanah. Ruang
lingkup penelitian ini terbatas pada masalah pendapatan usahatani dan tingkat
kelayakan kacang tanah di Gampong Seumara Kecamatan Pante Ceureumen.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:
1. Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati langsung
dilapangan.
2. Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengumpulkan
data melalui keterangan secara tertulis yang merupakan dokumen-dokumen
yang ada hubungannya dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
3. Wawancara langsung dengan pihak yang berkompoten.
4. Questioner yaitu suatu teknik atau alat pengumpulan data dengan jalan
mengajukan daftar pertanyaan mengenai masalah yang hendak diteliti kepada
responden untuk dijawab.
-
12
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani yang mengusahakan
usahatani Kacang tanah yang tersebar di Gampong Seumara Kecamatan Pante
Ceureumen. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey, mengingat
keterbatasan waktu, tenaga dan biaya penelitian.
2. Sampel
Penentuan sampel sebanyak 3 (tiga) dusun di Desa Seumara yang
dilakukan secara random sampling (pengacakan). Metode pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel berstrata (Stratified
Sampling), dalam hal ini setiap petani mempunyai kesempatan dipilih menjadi
sampel. Besarnya sampel yang diambil adalah 25 persen dari jumlah populasi.
Berdasarkan jumlah populasi petani kacang tanah, maka sampel diambil 10 orang
untuk petani Dusun Nyak Kuala dan 10 orang untuk Dusun Pante Rahmat, dan
dusun Lhok Sukon sebanyak 10 orang secara acak sederhana, dimana jumlah
sampel petani kacang tanah sebanyak 30 petani sampel. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
-
13
Tabel 4. Jumlah sampel Petani Kacang Tanah pada Desa SeumaraKecamatan Pante Ceureumen, Tahun 2012
No Nama Dusun Jumlah Populasi(Orang)
Jumlah Sampel(orang)
1 Nyak Kuala 40 10
2 Pante Rahmat 38 10
3 Lhok Sukon 38 10
Jumlah 116 30
Sumber: Data Primer (diolah), 2012
Bedasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah populasi di desa
seumara 116 orang,dalam desa seumara tersebut di bagi 3 dusun yaitu dusun nyak
kuala 40 orang, pante rahmad 38 orang dan lhok sukon 38 orang dari jumlah
populasi.
Jumlah sampel yang di ambil dari jumlah populasi tiap-tiap dusun 10
orang, jumlah sampel keseluruhan adalah 30 sampel petani,
3.4 Batasan Variabel
Adapun batasan variabel-variabel dalam penelitia ini adalah:
a. Produksi adalah hasil panen kacang tanah yang diperoleh dalam satu kali
panen dinyatakan dalam kg/ha/musim tanam.
b. Nilai produksi adalah jumlah total hasil di kali produksi dengan harga yang
berlaku dalam satu kali panen dalam satuan rupiah.
c. Luas lahan adalah lahan yang digarap untuk mengusahakan usahatani kacang
tanah dimana luas lahan dinyatakan dengan satuan hektar.
-
14
d. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan usahatani
kacang tanah yang dikonversikan menurut fase kegiatan baik berasal dari
keluarga maupun diluar keluarga.
e. Bibit, adalah pertumbuhan vegetatif untuk menjadi tanaman induk, yang
dihitung dalam jumlah batang per hektar.
f. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan petani (tunai dan tidak
tunai) dalam proses produksi usahatani kacang tanah yang dinyatakan dalam
(Rp/tiap kali musim tanam).
g. Pengalaman petani adalah pengalaman petani dalam berusahatani dalam
menanam kacang tanah dinayatakan dalam tahun (thn).
h. Modal petani adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam berusahatani dalam
menanam kacang tanah yang dinyatakan dalam Rp/kali musim tanam.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari lapangan diolah dan ditabulasikan ke dalam
bentuk tabelaris sesuai dengan kebutuhan analisis.
1. Untuk mengetahui pendapatan usahatani kacang tanah, digunakan rumus
sebagai berikut:
L = TR – TC
Keterangan:
L = Laba/rugi
TR = Total Revenue (penerimaan total)
TC = Total Cost (Seluruh Biaya tetap dan tidak tetap)
TR = P x Q
-
15
Dimana :
P = Harga (Price)
Q = Jumlah (Quantity)
TC = FC + VC
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variabel Cost)
(Mosher, 1987:45)
2. Untuk mengetahui Titik Balik Modal (Break Even Point) menggunakan rumus:Total Biaya (Rp)
BEP Produksi =Harga Penjualan (Rp)
Total Biaya (Rp)BEP Harga =
Total Produksi (Rp)
(Rahardi, 2007:67)
3. Untuk mengetahui Tingkat Pengembalian Modal (Return of Insvesment)
menggunakan rumus:
Laba UsahaRoI =
Modal Usaha
(boediono 1992:180)
4. Untuk mengetahui Benefit Cost ratio (B/C ratio) menggunakan rumus,
pendapatan (Rp)B/C ratio=
Total biaya (Rp)
B/C ratio< 1 =Usahatani tanaman kacang tanah mengalami kerugian (tidak
layak)
-
16
B/C ratio > 1=Usahatani Tanaman Kacang tanah mengalami
keuntungan(Layakdi usahakan)
B/C ratio=1 = Usahatani tanaman kacang tanah mencapai titik impas (pulang
pokok)
(Noor, 2007)
-
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kecamatan Pante Ceureumen merupakan salah satu kecamatan dari 12
(dua belas) kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat, yang
terletak di sebelah Timur Kecamatan Pante Ceureumen. Jarak Kecamatan Pante
Ceureumen dengan Ibu Kota Kabupaten lebih kurang 20 km dengan waktu
tempuh 60 menit perjalanan.
Kecamatan Pante Ceureumen yang pusat pemerintahannya berkedudukan
di Pante Ceureumen dibagi dalam 6 pemukiman dan 26 desa, yang berpenduduk
sebanyak 35.863 jiwa dengan luas wilayah 559,08 Km2. Luas wilayah tersebut
terdiri dari tanah pertanian tanaman pangan, tanah perkebunan rakyat dan swasta,
hutan negara dan pemukiman penduduk.
4.2. Letak geografis
Jika dilihat dari keadaan topografinya, maka Kecamatan Pante ceureumen
merupakan dataran terendah yang terdiri dari rawa-rawa, bukit dan mempunyai
tingkat kesuburan tanah yang baik. Kecamatan Pante ceureumen memiliki batas-
batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Seumantok
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Menuang Kinco
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Alue Keumang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung
-
17
4.3. Karakteristik Petani
Dalam penelitian ini, unsur-unsur karakteristik petani yang dianalisa
meliputi umur, pendidikan, pengalaman, besarnya jumlah tanggungan dan luas
lahan garapan yang mempunyai hubungan dengan kemampuan petani dalam
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki.
Jumlah tanggungan yang relatif besar akan menekan biaya produksi
yang dibayarkan petani akan kecil. Dengan penambahan tenaga kerja dalam
keluarga akan menambah pendapatan yang diterima petani. Keseriusan dalam
penerapan teknologi juga akan semakin baik apabila diusahakan oleh anggota
keluarga bila dibandingkan dengan tenaga kerja borongan (luar keluarga). Data
karakteristik petani sampel usahatani Kacang tanah di daerah penelitian
tercantum pada Lampiran 1. Rata-rata karakteristik petani sampel di daerah
penelitian diperlihatkan pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5 Rata-rata Karakteristi Petani Sampel pada Usahatani Kacangtanah per Musim tanam di Daerah Penelitian, Tahun 2013.
No Karakteristik Satuan Rata-rata
1 Umur Tahun 362 Pendidikan Tahun 73 Jumlah tanggungan Jiwa 24 Pengalaman Tahun 45 Luas lahan garapan Hektar 0,55
Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013.
Tabel 5 menjelaskan bahwa rata-rata umur petani sampel di daerah
penelitian 36 tahun, hal ini membuktikan bahwa rata-rata usia petani sampel
masih tergolong usia produktif. Sukirno (2001) menyatakan umur produktif di
-
18
negara berkembang antara 38-50 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan petani
sampel di daerah penelitian adalah 6 tahun, berarti sudah menamatkan Sekolah
Dasar (SD).
Berdasarkan uraian di atas bahwa pengalaman petani turut
mempengaruhi kemampuan petani dalam menerima inovasi baru dalam upaya
peningkatan produksi. Rata-rata pengalaman petani sampel adalah 4 tahun
dalam berusahatani. Keadaan ini menunjukkan bahwa petani sampel telah
cukup berpengalaman dalam mengelola usahataninya. Rata-rata tanggungan
keluarga petani sampel di daerah penelitian adalah 2 jiwa. Dengan jumlah
tanggungan yang besar, pencurahan tenaga kerja dalam keluarga relatif lebih
besar pula terhadap kegiatan usahatani kacang tanah di daerah penelitian. Hal
ini penggunaan pencurahan tenaga kerja dalam keluarga (DK) harus di
prioritaskan, dengan alasan tidak ada biaya untuk membayar tenaga kerja
upahan.
Soeharjo dan Patong (2005) mengatakan bahwa umur petani akan
mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berfikir. Petani yang lebih
muda biasanya cenderung lebih agresif dan lebih dinamis dalam berusahatani
bila dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Di samping itu umur juga
mempengaruhi seorang petani dalam mengelola usahataninya. Petani dengan
umur yang relatif muda akan mampu bekerja keras bila dibandingkan dengan
petani yang lebih tua.
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang menentukan dalam
kemampuan seorang petani mengadopsi teknologi. Tingkat pendidikan yang
-
19
rendah akan mengakibatkan daya serap petani terhadap perkembangan
teknologi menjadi lambat, sehingga terjadi kesulitan dan membutuhkan waktu
yang lama untuk mengadopsi hal-hal yang baru. Semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kemampuan yang dimilikinya
dalam mengembangkan dan menerapkan segala sesuatu yang menyangkut
usahataninya.
Jumlah tanggungan atau jumlah orang yang menjadi tanggung jawab
petani terhadap kelangsungan hidup dan pendidikannya juga mempengaruhi
pendapatan dan pengeluaran keluarga petani. Jumlah tanggungan juga
merupakan aset tersendiri bagi keluarga petani. Dengan jumlah tanggungan
yang besar maka petani akan memiliki tenaga kerja dalam keluarga yang lebih
besar pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya tunai yang sebenarnya
termasuk dalam penerimaan keluarga tani.
Pengalaman dalam berusahatani juga menentukan keberhasilan suatu
usahatani. Petani dengan pengalaman kerja yang lebih lama akan lebih mudah
mengambil keputusan yang baik pada saat yang tepat. Selain dari pada itu
pengalaman seseorang merupakan indikator terhadap kemampuan dalam
mengembangkan usahataninya. Dengan pengalaman yang lebih lama,
pengalokasian sumber daya yang dimiliki akan lebih efektif.
-
20
4.4. Penggunaan Tenaga Kerja
Pencurahan tenaga kerja dari setiap jenis pekerjaan yang dilakukan,
dihitung dengan mengkonversikan ke dalam Fase kegiatan dengan rata-rata
waktu kerja 8 jam per hari per orang bersih dalam per orang. Tenaga kerja
setara pria menerima upah sangat bervariasi terhadap pencurahan tenaga kerja
pada usahatani kacang tanah. Adapun upah berkisar antara 50.000 rupiah per
rante. Tenaga kerja yang dicurahkan dalam usahatani Kacang tanah di daerah
penelitian pada umumnya bersumber dari dalam keluarga (DK). adapun jenis-
jenis kegiatan yang dilakukan meliputi pengolahan tanah, penamanan,
pemupukan, penyulaman, pengairan, penyiangan, pembubunan, pengendalian
hama penyakit tanaman dan pasca panen.
Perincian pencurahan tenaga kerja menurut fase kegiatan di daerah
penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2. Untuk distribusi penggunaan tenaga
kerja pada setiap fase kegiatan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :
Untuk lebih jelas tentang rata-rata penggunaan tenaga kerja dari tiap-
tiap fase kegiatan pada usahatani tersebut dapat dilihat pada tabel 6 sebagai
berikut :
-
21
Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja dari Tiap-tiap FaseKegiatan pada Usahatani Kacang tanah per Musim Tanam diDaerah Penelitian Tahun 2013.
No Uraian KegiatanPenggunaan Tenaga Kerja
Per musim tanam1 Pengolahan tanah 5,582 Penamanan 7,153 Pemupukan 0,654 Penyulaman 0,255 Pengairan 0,056 Penyiangan 6,837 Pembubunan 0,688 Pengendalian hama penyakit 0,039 Tanaman 12,65
10 Pasca Panen 2,48Total 33,86
Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013
Tabel 6 menjelaskan bahwa rata-rata penggunaan tenaga kerja per
usahatani per musim tanam untuk seluruh jenis kegiatan adalah sebesar 33,86.
Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan pasca panen sebesar 12,65,
penyiangan sebesar 6,83 dan penanaman sebesar 7,15. serta pengolahan tanah
sebesar 5,58. Dari ketiga fase kegiatan ini, diharapkan kepada petani lebih
memperhatikan usahataninya dalam hal apapun. Pada fase pasca panen
kebutuhan tenaga kerja sunguh besar sekali, karena kebutuhan tenaga kerja
pada fase ini memang tidak boleh diabaikan oleh petani kacang tanah di
Daerah Penelitian.
4.5. Penggunaan Sarana Produksi
Penggunaan Sarana produksi dalam usahatani kacang tanah di daerah
penelitian, dalam penggunaan sarana produksi ini petani banyak yang
menggunakan sarana poduksi yang meliputi bibit serta peralatan yang terdiri
-
22
dari cangkul, sprayer, tugal dan karung. Di daerah penelitian petani
menggunakan pupuk lengkap dalam upaya menjaga pertumbuhan tanaman
Kacang tanah untuk tumbuh subur dan produksi yang baik.
Sedangkan pengunaan herbisida adalah untuk membasmi tanaman
pengganggu serta menjaga agar lahan perkebunan tetap bersih, tidak
dimasukkan dalam perhitungan, ini disebabkan hanya sedikit penggunaannya.
Sedangkan peralatan yang dipergunakan dalam rangka produksi adalah karung
untuk mengangkat buah Kacang tanah dari lahan. Perincian pencurahan sarana
dan prasarana produksi menurut fase kegiatan di daerah penelitian dapat dilihat
pada Lampiran 3. Adapun rata-rata penggunaan sarana produksi pada daerah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7. Rata-rata Penggunaan Sarana dan Alat Produksi pada UsahataniKacang tanah di Daerah Penelitian per Musim Panen, Tahun2013.
NoJenis Sarana
ProduksiSatuan
Penggunaan SaranaProduksi
Biaya
1 Bibit Kg 52 9.0002 Cangkul Buah 1 50.0003 Spayer Buah 1 350.0004 Tugal Buah 4 10.0005 Karung Unit 37 5.000
Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013
Table 7 menjelaskan bahwa rata-rata penggunaan sarana Biaya
produksi dalam usahatani kacang tanah terbesar terdapat pada penggunaan
bibit sebanyak 52 kg 9000 per Kg , cangkul sebanyak 1 buah dengan harga
50.000, sprayer 1 buah dengan harga 350.000, tugal sebanyak 4 buah dengan
-
23
harga, 10.000 per buah dan karung sebanyak 37 karung. Dengan harga 5000
per unit.
Hal ini akan menyebabkan terjaganya kondisi lahan yang subur dalam
menghasilkan produksi buah kacang tanah di daerah penelitian.
4.6. Analisis Biaya
Biaya produksi yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah seluruh
pengeluaran yang dibayar tunai maupun tidak tunai untuk satu kali musim
panen. Perhitungan didasarkan atas harga-harga yang berlaku di daerah
penelitian.
4,61 Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dipakai dalam
satu produksi seperti sewa tanah, serta penyusutan alat-alat peratanian beserta
perawatannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.
4,62 Biaya variabel
Untuk biaya variabel antara lain Adalah biaya pembelian bibit, pupuk ,
obat-obat pembasmi hama,dan upah tenaga kerja (Rahardi, 2007). Adapun
perincian penggunaan rata–rata biaya-biaya sarana produksi dan peralatan
pertanian ini dapat di lihat pada tabel 8 berikut:
-
24
Tabel 8. Rata-rata Penggunaan Biaya Produksi Pada Usahatani KacangTanah Per Musim Tanam di Daerah Penelitian, Tahun 2013.
No Komponen BiayaBiaya Tetap
(Rp)Biaya Variabel
(Rp)Jumlah
(Rp)1 Tenaga Kerja 5.126.267 5.126.2672 Sarana Produksi
- Bibit 471.600 471.600 471.600- Cangkul 50.000 50.000 50.000- Spayer 350.000 350.000 350.000- Tugal 40.000 40.000 40.000- Karung 185.000 185.000 185.000
Total 1.096.600 6.222.867 6.222.867Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013.
Tabel 8 menjelaskan bahwa pengeluaran terbesar dalam penggunaan
biaya produksi dikeluarkan dalam bentuk tidak tunai yaitu sebesar Rp2.
642.327 ,Biaya tunai terdiri dari biaya tenaga kerja karena tenaga kerja berasal
dari dalam keluarga. Sedangkan biaya tunai terdiri dari biaya pembelian pupuk
dan herbisida serta alat-alat pertanian. Besarnya biaya tunai yang dikeluarkan
oleh petani sampel adalah Rp. 6.222.867
.
4.7 Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani yang dimaksud dalam penelitian adalah
pendapatan usahatani Kacang tanah yang diperoleh dalam satu kali musim
panen. Pendapatan usahatani dalam penelitian ini adalah pendapatan yang
merupakan hasil pengurangan antara hasi produksi dengan seluruh biaya
produksi yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Rata-rata
pendapatan pada usahatani Kacang tanah di daerah penelitian dapat dilihat
pada Tabel 9 berikut:
-
25
Tabel 9: Rata-rata Nilai Produksi per petani Kacang tanah di DaerahPenelitian per Musim Tanam, Tahun 2013.
No Uraian Per Petani1 Produksi 524/ Kg
2 Harga jual 10.000/Rp
3 Nilai produksi 5.246.667/Rp
4 Biaya produksi 5.126.267/Rp
5 Penerimaan bersih 120.400/Rp
Sumber: Data Primer (diolah), Tahun 2013
Tabel 9, menjelaskan bahwa rata-rata pendapatan bersih per hektar
usahatani Kacang tanah adalah sebesar Rp. 120.400. Perincian pendapatan
usahatani Kacang tanah tercantum pada Lampiran 8.
4.71 Benefit Cost Ratio (B/C ratio)
Perhitungan Benefit Cost Ratio adalah memperhitungakan antara
pendapatan total dengan biaya total yang dikeluarkan selama proses produksi
usahatani kacang tanah di daerah penelitian. Dalam perhitungan ini hanya
memasukan nilai produksi rata-rata petani sampel sebesar Rp 5.246.667 , dan
nilai biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi sebesar Rp
5.126.267
. Maka nilai B/C ratio sebagai berikut:
5.246.667B/C ratio = -------------
5.126.267
= 1,02
-
26
Nilai B/C ratio 1,02 memberikan arti bahwa dengan modal Rp. 1
menghasilkan pendapatan sebesar Rp 1,02
Hal ini menunjukkan bahwa (B/C ratio > 1), artinya usahatani kacang
tanah layak diusahakan oleh petani.(Noor,2007).
4.72. Break Event Point (Titik Pulang Pokok) harga produksi
Perhitungan break event poin (BEP) produksi mengambarkan harga
terendah dari produksi kacang tanah yang dihasilkan. Harga BEP produksi dapat
dilihat sebagai berikut:
5.126.267BEP (P) = ------------
524
= Rp 9.782
BEP (P) sebesar 9.782 menunjukkan bahwa masih berada di bawah
harga pasar (Rp 10.000), berarti usahatani kacang tanah menguntungkan, bila
harga Rp. 9.782 Petani Pulang pokok.menurut (Rahardi 2007)
4,73 Break Event Point (Titik Pulang Pokok)volume produksi
Perhitungan Break Event Point (BEP) atas dasar unit produksi
mengambarkan produksi minimal yang harus di hasilkan dalam usahatani agar
Tidak mengalami kerugian.
Volume produksi ini Adalah membandingkan antara rata-rata biaya yang
dikeluarkan dengan rata-rata harga produksi yang diperjualbelikan.
Dapat Dilakukan mengunakan Rumus:
-
27
5.126.267.BEP(Q) = ---------------
10.000
= 512,6 kg
Artinya pada pada produksi 512,6 kg Usahatani kacang tanah tidak rugi
dan tidak laba. Karena angka produksi 512,6 kg berada di bawah angka produksi
(524,3 kg) maka usahatani ini impas/menguntung kan.
4.74 Return on Invesment (ROI)
Dalam perhitungan tingkat efesiensi pengunaan modal terhadap
pengembalian-nya, yaitu membandingkan antara ke untungan usahatani kacang
tanah di daerah penelitian dengan modal atau biaya yang dikeluarkan petani di
daerah penelitian sebagai berikut:
120.400ROI = -----------------
5.126.267
= 0,02 x 100 %
ROI = 2 %
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap usahatani kacang
tanah, maka tingkat penggunaan modal terhadap pendapatan yang dihasilkan
petani kacang tanah di Desa Seumara menunjukan tingkat Produktifitas dari
seluruh biaya yang digunakan oleh petani sebesar 2 persen .Berarti usahatani
kacang tanah di Gampong Seumara layak dijalankan.
-
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1.) Besar pendapatan usahatani kacang tanah per musim tanam di daerah
penelitian pendapatan kotornya sebesar Rp.3,751,260.53’pendapatan bersih
yang Di dapatkan oleh usahatani kacang tanah per musim tanam di Gampong
Seumara Kecamatan Pante Ceureumen rata-rata sebesar Rp 1,492,073 -
Dengan produksi kacang tanah rata-rata 524,33 Kg dan rata-rata harga jual
Rp.10.000,.
2.) Dengan perhitungan binefit cost ratio (B/C ratio) usahatani kacang tanah di
daerah penelitian sebesar Rp. 1,09 BEP produksi 375,1 kg,BEP harga Rp
7.154.38, RoI 39,77% bearti usahatani kacang tanah di Gampong Seumara
layak di usahakan.
2. Saran
1) Untuk memperbesar produksi kacang tanah dan harga yang terjadi di tingkat
petani di Gampong Seumara diharapkan kepada petani dapat meningkatkan
produksi kacang tanah dan pendapatan petani di Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat.
2) Diharapkan Pemerintah Kecamatan khususnya PPL setempat agar hendaknya
berperan aktif dalam berhubungan langsung dengan petani serta dapat
-
29
memberikan masukan-masukan terhadap peningkatan produksi kacang tanah
di Gampong Seumara.
3) Pemerintah daerah hendaknya dapat memberikan akses kepada petani dalam
hal pendistribusian hasil produksi dan dapat memberikan pinjaman modal
dengan tingkat bunga yang kecil kepada petani di daerah penelitian.
-
30
DAFTAR PUSTAKA
BPS, 2012. Data Perkembangan Produksi Tanaman Kacang Tanah. Kabupaten
Aceh Barat
Boediono, 1992. Ekonomi mikro,BPFE. Yogyakarta.
Mosher, A. T., 1987, Menggerakan dan Membangun Pertanian, Cetakan
Ketujuh, Penerbit CV Yasaguna, Jakarta.
Mubyarto. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Niswonger. 1992. Prinsip-prinsip Akuntansi 1. Jakarta : Erlangga
Noor. Hendri faisal.2007. Ekonomi Manajerial, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.Erlangga . Jakarta.
Purwono, Hartono, R, 2005. Bertanam Kacang Tanah dan Perkembangannya,
Cetakan I, Seri Agribisnis, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahardi, F 2007. Agribisnis Buah-buahan. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Rohim, ABD, dan Hastuti. 2008. Ekonomika Pertanian. Penebar
swadaya.Jakarta.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI Press, Jakarta
Soekartawi, 1997. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press. Jakarta.
Sudjana 2004. Metode Statistik. Edisi Revisi. Jakarta Press.
Sukirno.1981. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bina Grafik Indonesia. Jakarta.
Seoharjo, A dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. IPB,
Bogor.
Winardi. 1992. Promosi dan Reklame. PT Mandar Maju. Bandung.
ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI KACANG TANAH(Arachis hipogaea) DI DESA SEUMARA KECAMATAN PANTE CEUREUMEN KABUPATEN ACEH BARATI PENDAHULUANIIBAB IIIBAB IIISlide 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN GAMBIR DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT, 2007 (Studi pada Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kerajaan dan Tinada) Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi MagisterDAFTAR PUSTAKA