analisis pendapatan nelayan bagan apung di desa …

12
16 ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA REROROJA, KECAMATAN MAGEPANDA, KABUPATEN SIKKA 1 Barnabas Pablo Puente Wini Bhokaleba, 2 Bonifasius Laki 1 Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan 2 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Email :[email protected] ABSTRAK Kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap bagan apung di Desa Reroroja merupakan salah satu kegiatan usaha yang memberikan kontribusi bagi ekonomi perikanan Kabupaten Sikka. Hasil tangkapan para nelayan bagan apung biasanya dijual untuk kebutuhan umpan bagi nelayan pemancing tuna dan cakalang. Peningkatan permintaan akan umpan tuna dan cakalang di Kabupaten Sikka menjadi faktor penentu bagi keberlanjutan usaha nelayan bagan apung Desa Reroroja. Metode yang digunakan Metode Survei. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pendapatan nelayan bagan apung di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka. Penelitian survei dengan teknik purposive sampling untuk penentuan desa sampel dan teknik total samplingatau sensus untuk penentuan responden. Jumlah responden sebanyak 6 orang sebagai pemilik unit bagan apung. Analisis data menggunakan analisis pendapatan.Berdasarkan hasil analisis, total penerimaan rata-rata per tahun usaha bagan apung di Desa Reroroja sebesar Rp 356.400.000.Total biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan sebesar Rp 46.472.160.Upah ABK bagan perahu rata-rata per tahun sebesar Rp 154.963.920.Pendapatan bersih rata-rata per tahun pemilik bagan apung sebesar Rp 154.963.920. Kata Kunci : Analisis Pendapatan, Bagan Apung, Reroroja. PENDAHULUAN Latang Belakang Kabupaten Sikka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Nusa Tenggara Timur dengan luas wilayah sebesar 7.553,24 km² terdiri atas luas daratan (Pulau Flores) 1.613,18 km 2 , pulau-pulau (17 buah) 118,73 km 2 dan luas lautan 5.821,33 km² atau sebesar 77,07 % dari total luas wilayah. Kabupaten Sikka memiliki panjang garis pantai 444,50 km dan terdiri dari 18 gugusan pulau; sebanyak 9 pulau merupakan pulau yang dihuni dan 9 pulau lainnya tidak dihuni.Gambaran wilayah tersebut mengandung potensi sumberdaya alam pesisir dan laut yang dapat memberikan bahkan meningkatkan kontribusi ekonomi bagi daerah dan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat ( social well being). Peningkatan kontribusi sektor perikanan terutama dapat dilaksanakan melalui peningkatan produktivitas yang berorientasi pada perluasan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas

Upload: others

Post on 16-Mar-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

16

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA

REROROJA, KECAMATAN MAGEPANDA, KABUPATEN SIKKA

1Barnabas Pablo Puente Wini Bhokaleba,

2 Bonifasius Laki

1 Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

2 Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Email :[email protected]

ABSTRAK

Kegiatan penangkapan ikan menggunakan alat tangkap bagan apung di Desa Reroroja

merupakan salah satu kegiatan usaha yang memberikan kontribusi bagi ekonomi perikanan

Kabupaten Sikka. Hasil tangkapan para nelayan bagan apung biasanya dijual untuk kebutuhan

umpan bagi nelayan pemancing tuna dan cakalang. Peningkatan permintaan akan umpan tuna dan

cakalang di Kabupaten Sikka menjadi faktor penentu bagi keberlanjutan usaha nelayan bagan

apung Desa Reroroja. Metode yang digunakan Metode Survei. Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui pendapatan nelayan bagan apung di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda,

Kabupaten Sikka. Penelitian survei dengan teknik purposive sampling untuk penentuan desa

sampel dan teknik total samplingatau sensus untuk penentuan responden. Jumlah responden

sebanyak 6 orang sebagai pemilik unit bagan apung. Analisis data menggunakan analisis

pendapatan.Berdasarkan hasil analisis, total penerimaan rata-rata per tahun usaha bagan apung di

Desa Reroroja sebesar Rp 356.400.000.Total biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan sebesar

Rp 46.472.160.Upah ABK bagan perahu rata-rata per tahun sebesar Rp 154.963.920.Pendapatan

bersih rata-rata per tahun pemilik bagan apung sebesar Rp 154.963.920.

Kata Kunci: Analisis Pendapatan, Bagan Apung, Reroroja.

PENDAHULUAN

Latang Belakang

Kabupaten Sikka merupakan salah satu kabupaten di wilayah Nusa Tenggara Timur

dengan luas wilayah sebesar 7.553,24 km² terdiri atas luas daratan (Pulau Flores) 1.613,18 km2,

pulau-pulau (17 buah) 118,73 km2 dan luas lautan 5.821,33 km² atau sebesar 77,07 % dari total

luas wilayah. Kabupaten Sikka memiliki panjang garis pantai 444,50 km dan terdiri dari 18

gugusan pulau; sebanyak 9 pulau merupakan pulau yang dihuni dan 9 pulau lainnya tidak

dihuni.Gambaran wilayah tersebut mengandung potensi sumberdaya alam pesisir dan laut yang

dapat memberikan bahkan meningkatkan kontribusi ekonomi bagi daerah dan masyarakat dalam

rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat (social well being).

Peningkatan kontribusi sektor perikanan terutama dapat dilaksanakan melalui peningkatan

produktivitas yang berorientasi pada perluasan kesempatan kerja, peningkatan produktivitas

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

17

tenaga kerja, peningkatan nilai tambah, efisiensi usaha dan peningkatan pendapatan usaha

perikanan. Kabupaten Sikka memiliki beberapa faktor penunjang yang mendukung potensi

tersebut antara lain sumberdaya manusia, sumberdaya alam, teknologi dan dukungan pemerintah.

Kegiatan usaha penangkapan ikan menggunakan alat tangkap bagan apung di Desa

Reroroja, Kecamatan Magepanda merupakan salah satu kegiatan usaha yang mendukung

kontribusi bagi ekonomi perikanan Kabupaten Sikka. Hasil tangkapan para nelayan bagan apung

biasanya dijual untuk kebutuhan umpan bagi nelayan pemancing Tuna dan Cakalang. Kegiatan

pemanfaatan sumberdaya ikan dengan menggunakan alat tangkap bagan apung ini juga masih

tergolong rendah dengan jumlah unit sebesar 114 unit dari total unit penangkapan berjumlah

9.573 unit (BPS Sikka, 2016).

Rumusan Masalah

Peningkatan permintaan akan umpan bagi usaha penangkapan Tuna dan Cakalang di

Kabupaten Sikka menjadi faktor penentu bagi keberlanjutan usaha nelayan bagan apung Desa

Reroroja. Namun disisi lain, ketersediaan stok ikan yang menjadi tujuan penangkapan dengan

alat tangkap bagan apung menjadi terancam. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka perlu

adanya kajian pendapatan nelayan bagan apung dalam upaya keberlanjutan usahanya.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan nelayan bagan apung di

Desa Reroroja.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 12 Agustus 2017 sampai Tanggal 12

September 2017 di Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Metode

Survei. Menurut Nazir (1988), metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan

secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok

ataupun suatu daerah. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan-

perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

18

masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan

pengambilan keputusan di masa mendatang.

Prosedur Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ialah jenis data primer dan data sekunder.Data

sekunder diperoleh dari publikasi resmi yang dikeluarkan oleh instansi terkait seperti Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sikka, Dinas Perikanan Kabupaten Sikka dan Kantor Desa

Reroroja. Data primer diperoleh dari hasil wawancara terhadap nelayan bagan perahu yang ada di

Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda.

Metode Pengambilan Sampel

Penentuan sampel lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling yakni memilih

secara pasti suatu tempat tertentu untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Sampel yang dipilih

oleh peneliti di Desa Reroroja atas pertimbangan sebagian nelayan Desa Reroroja melakukan

penangkapan ikan menggunakan alat tangkap bagan perahu.

Penentuan sampel untuk mengumpulkan data primer dilakukan dengan menggunakan

metode total sampling atau sensus. Metode sensus digunakan apabila dalam penelitian seluruh

anggota populasi diambil sebagai sumber data. Metode ini berlaku jika anggota populasi relatif

kecil dan relatif mudah dijangkau. Penggunaan metode pengambilan sampel ini diharapkan

hasilnya dapat cenderung lebih mendekati nilai sesungguhnya dan dapat pula memperkecil

kesalahan atau penyimpangan terhadap nilai populasi (Usman dan Akbar, 2008). Dalam

penelitian ini, jumlah populasi unit usaha perikanan bagan apung relatif sedikit dan mudah

dijangkau yaitu ada 6 unit bagan apung.

Analisis Data

Analisis Pendapatan Nelayan

Perhitungan pendapatan dalam berbagai literatur biasa menggunakan istilah analisis

keuntungan. Menurut Djamin (1984) dalam Laitupa (2013), analisis keuntungan bertujuan untuk

mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dilakukan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung pendapatan yaitu:

π=TR-TC

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

19

Dimana:

π : Pendapatan

TR : Total penerimaan

TC : Total biaya

Menurut Soekartawi (2003) perhitungan penerimaan diperoleh dari persamaan :

TR = P x Q

Dimana :

TR (Total Revenue) : Total Penerimaan (Rp)

P (Price) : Harga Jual (Rp/Kg)

Q (Quantity) : Jumlah Ikan yang Dijual (Kg)

Sedangkan perhitungan total biaya yang dikeluarkan diperoleh dari persamaan :

TC = FC + VC

Dimana :

TC (Total Cost) : Total Biaya (Rp)

FC (Fixed Cost) : Biaya Tetap (Rp)

VC (Variable Cost) : Biaya Tidak Tetap (Rp)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Geografis Wilayah Penelitian

Desa Reroroja terletak di Kecamatan Magepanda dan berada pada posisi antara koordinat

8°5666’ LS dan 122

°01’29” BT pada ketinggian 166 Mdpl dengan batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tou Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Magepanda dan Desa Done

Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Parabubu, Kecamatan Mego

Desa Reroroja dengan ibu kota Mageloo merupakan salah satu desa dari 5 desa di wilayah

Kecamatan Magepanda. Luas wilayah Desa Reroroja sebesar 41,97 km2 atau 25,26% dari total

luas Kecamatan Magepanda sebesar 166,15 km2.

Secara administratif, Desa Reroroja terdiri atas 3 dusun, 7 RW dan 24 RT. Ketiga dusun

tersebut antara lain Dusun Mageloo, Dusun Duli, dan Dusun Koro. Desa Reroroja sendiri

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

20

memiliki beberapa kampung antara lain Kampung Ndete, Mageloo, Tanah Merah, Duli,

Woloboa, Koro, dan Kolisoro (Profil Desa Reroroja, 2016 dan BPS, 2015).

Karakteristik Responden

Umur

Umur responden cukup bervariasi dan berada pada dua kelompok umur yaitu kelompok

umur 25-34 tahun dan kelompok umur 35-44 tahun. Jumlah responden untuk kelompok umur

25-34 tahun sebanyak 1 orang atau 16,67% dan jumlah responden untuk kelompok umur

35-44 tahun sebanyak 5 orang atau 83,33%. Klasifikasi umur responden nelayan bagan apung di

Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi umur responden nelayan bagan apung

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 25-34 1 16,67

2 35-44 5 83,33

Total 6 100

Sumber: Data Primer (2017)

Jenis Kelamin

Responden yang diwawancarai seluruhnya berjenis kelamin laki-laki.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan para responden cukup rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata responden

yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 4 orang. Sedangkan dua responden lainnya

menyelesaikan pendidikan sampai tamat SD.

Unit Penangkapan Bagan Apung

Unit penangkapan bagan apung merupakan satu kesatuan teknis dalam operasi

penangkapan ikan. Sebuah unit terdiri dari wahana apung (kapal/ perahu), alat tangkap, tenaga

kerja/ ABK serta alat bantu lainnya. Keempat komponen tersebut menentukan berhasil tidaknya

suatu operasi penangkapan, sehingga kelemahan dari satu elemen unit dapat mempengaruhi

kelancaran proses operasi penangkapan ikan.

Kapal

Bagan apung di Desa Reroroja, Kabupaten Sikka terdiri atas perahu yang dilengkapi

dengan rumah bagan, bingkai jaring, lampu, roller, mesin listrik, dan alat bantu lainnya misalnya

serok dan basket. Adapun ukuran perahu yaitu panjang, lebar dan dalam masing-masing 25 m × 3

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

21

m × 2 m. Bagan perahu juga dilengkapi ruang kemudi yang di dalamnya terdapat generator

(dinamo), mesin penggerak, dan saklar untuk mematikan dan menyalakan lampu. Perahu ini

menggunakan mesin merk Dongfeng dengan kekuatan 24 PK.

Pelataran bagan terdapat alat penggulung (roller) yang berfungsi untuk menaikkan dan

menurunkan jaring pada saat dioperasikan. Penangkapan dengan bagan hanya dilakukan pada

saat malam hari, dan menggunakan lampu sebagai alat bantu penangkapan.

Alat Tangkap

Alat tangkap yang digunakan disebut waring atau jaring. Jaring ini berbentuk seperti

kelambu terbalik, terbuat dari waring yang berwarna hitam dengan ukuran mata 0,5 cm hasil

produksi pabrik. Pada bagian tepi jaring dipasang tali ris sebagai penguat pinggiran jaring.

Panjang dan lebar jaring masing-masing 21 m × 21 m, dengan dalam 11 m, sehingga berbentuk

bujur sangkar.

Nelayan

Tenaga kerja/ sumberdaya manusia pada perikanan bagan adalah unsur yang paling

menentukan karena segala kegiatan operasi penangkapan tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga

kerja atau nelayan. Nelayan bagan apung di Desa Reroroja, Kabupaten Sikka berjumlah 5 orang.

Nelayan pemilik bagan apung bertindak sebagai juru mudi (fishing master) dan juru mesin.

Keempat nelayan lainnya bertugas sebagai ABK yang membantu pengoperasian bagan apung

dengan tugas penarik jaring, penarik jangkar dan koki (tukang masak).

Alat Bantu Lainnya

Alat bantu dalam pengoperasian bagan apung yaitu serok, gentong, dan lampu. Serok

digunakan untuk mengambil hasil tangkapan yang telah terkumpul pada jaring. Serok dibuat

sendiri oleh nelayan dari sisa jaring yang dijahit. Kayu atau bambu yang digunakan sebagai

pegangan serok memiliki panjang 2 m - 2,5 m, besi kerangka mulut serok diameternya 30-40 cm

dan panjang kantong serok dari bahan jaring yaitu 60 cm -75 cm.

Gentong biasanya digunakan untuk menampung ikan hasil tangkapan. Gentong biasanya

terbuat dari bahan plastik berwarna biru. Dalam satu bagan apung hanya terdapat 1 gentong.

Lampu sangat menentukan didalam keberhasilan penangkapan ikan, baik dari jumlah

lampu, jenis lampu, daya/kekuatan lampu, sistem pembangkit listriknya maupun jenis kap/ wadah

yang dipakai oleh lampu. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu merkuri. Jumlah lampu yang

Page 7: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

22

digunakan adalah 24 buah. Adapun daya/ kekuatan untuk satu lampu yaitu sebesar 250 watt.

Lampu tersebut dipasang di haluan kapal, buritan kapal dan di tengah rangka bagan.

Untuk memudahkan proses penyalaan dan mematikan lampu, maka lampu dilengkapi

dengan saklar yang tersusun rapi pada suatu panel dalam ruang kemudi. Berdasarkan fungsinya

lampu yang terdapat pada bagan dibedakan atas dua yaitu lampu utama untuk menarik ikan dan

lampu pengurung yang berfungsi memusatkan ikan pada satu titik lampu, lampu ini digunakan

ketika jaring akan ditarik ke permukaan.

Hasil Tangkapan Nelayan Bagan Apung

Target penangkapan nelayan bagan apung di Desa Reroroja adalah jenis ikan teri hidup

(Stolephorus sp). Namun dalam proses penangkapan kadang dijumpai beberapa jenis ikan pelagis

lainnya seperti tembang (Sardinella spp), kembung (Rastrelliger spp), selar (Selaroides spp),

layang (Decapterus spp), dan cumi-cumi (Loligo sp).

Analisis Pendapatan Nelayan Bagan Apung

Biaya Investasi

Investasi merupakan modal awal yang dikeluarkan untuk memulai atau melakukan suatu

usaha. Investasi sangat penting diperhatikan karena dapat menunjang peningkatan usaha yang

dijalankan. Total biaya investasi rata-rata yang dikeluarkan nelayan pemilik bagan apung di Desa

Reroroja sebesar Rp 197.400.000 yang terdiri dari investasi kapal, mesin penggerak, alat tangkap,

lampu dan mesin lampu. Biaya investasi terbesar adalah investasi kapal, sedangkan biaya

investasi terkecil adalah investasi lampu. Biaya investasi rata-rata bagan apung di Desa Reroroja,

Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Biaya Investasi Rata - Rata Bagan Apung

No Jenis Investasi Nilai Investasi (Rp)

1 Kapal 160.000.000

2 Mesin Penggerak 20.000.000

3 Alat Tangkap 5.000.000

4 Lampu 2.400.000

5 Mesin Lampu 10.000.000

Total 197.400.000

Sumber: Olahan Data (2017)

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

23

Biaya Usaha

Biaya adalah salah satu faktor penentu kelancaran dalam menjalankan suatu usaha sebab

besarnya tingkat produktivitas hasil tangkapan tergantung pada besar biaya yang dikeluarkan

selama operasi penangkapan berjalan dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan

suatu usaha penangkapan akan menentukan besarnya harga pokok dari hasil tangkapan. Ada dua

jenis biaya yang digunakan dalam menjalankan suatu usaha yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi yang

sifatnya tidak dipengaruhi oleh produksi dan besarnya tidak tergantung dari jumlah produk yang

dihasilkan. Sutawi (2002); Pujianto et.al (2013) dalam Rahmawati et.al (2017), biaya tetap

adalah jenis-jenis biaya yang selama satu periode kerja adalah tetap jumlahnya dan tidak

mengalami perubahan. Komponen biaya tetap usaha bagan apung di Desa Reroroja terdiri dari

biaya perawatan kapal, mesin penggerak, alat tangkap,lampu dan mesin lampu.Biaya perawatan

dikeluarkan setiap tahun dengan nilai biaya 10% dari nilai investasi.

Tabel 3. Biaya Tetap Rata - Rata Bagan Apung

No Jenis Biaya Tetap Nilai Biaya Tetap (Rp)

1 Perawatan Kapal 16.000.000

2 Perawatan Mesin Penggerak 2.000.000

3 Perawatan Alat Tangkap 500.000

4 Perawatan lampu 240.000

5 Perawatan Mesin Lampu 1.000.000

Total 19.740.000

Sumber: Olahan Data (2017)

Berdasarkan Tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa nilai biaya tetap rata-rata nelayan bagan

apung sebesar Rp 19.740.000 dalam satu tahun.

b. Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh nelayan pada usaha penangkapan yang

habis dipakai dalam satu kali operasi penangkapan. Biaya variabel dikeluarkan selama operasi

penangkapan dan biaya variabel ini berubah-ubah tergantung jauhnya daerah penangkapan dan

lama operasi penangkapan. Komponen biaya variabel yang dikeluarkan nelayan bagan apung

adalah biaya BBM, oli, konsumsi, dan rokok. Biaya variabel rata-rata usaha bagan apung

disajikan pada Tabel 4.

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

24

Tabel 4. Biaya Variabel Rata - Rata Bagan Apung

Jenis Biaya Kebutuhan Satuan Harga Per

Satuan (Rp)

Biaya Per

Trip (Rp)

Biaya Per

Tahun (Rp)

BBM 5 Liter 7.000 35.000

Oli 0,17 Liter 28.000 4.760

Konsumsi 2 Kg 12.000 24.000

Rokok 4 Bungkus 15.000 60.000

Total 123.760 26.732.160

Sumber: Data Olahan (2017)

Berdasarkan Tabel 4 diatas, biaya variabel yang dikeluarkan nelayan bagan apung sebesar

Rp 123.760 per trip. Total biaya variabel yang dikeluarkan nelayan bagan apung dalam satu

tahun sebesar Rp 26.732.160 dengan jumlah trip sebanyak 18 trip dalam sebulan.

c. Total Biaya (Total Cost)

Biaya total adalah penjumlahan antara biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable

cost). Nilai biaya total yang dikeluarkan dalam usaha bagan apung di Desa Reroroja dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Total Biaya Usaha Bagan Apung

No Jenis Biaya Nilai Biaya (Rp)

1 Biaya Tetap 19.740.000

2 Biaya Variabel 26.732.160

Total 46.472.160

Sumber: Olahan Data (2017)

Berdasarkan Tabel 5 diatas, dapat diketahui bahwa nilai biaya tetap yang dikeluarkan

nelayan bagan apung sebesar Rp 19.740.000 dan nilai biaya variabel sebesar Rp 26.732.160

sehingga nilai total biaya yang dikeluarkan oleh nelayan bagan apung dalam satu tahun di Desa

Reroroja sebesar Rp 46.472.160.

Penerimaan

Penerimaan merupakan hasil kali jumlah tangkapan dengan harga hasil tangkapan pada saat

itu. Ikan yang menjadi target penangkapan nelayan bagan perahu adalah ikan teri hidup

(Stolephorus sp). Musim penangkapan ada tiga musim yaitu musim puncak (Oktober-November-

Desember), musim sedang (Mei-Juni-Juli) dan musim paceklik (Januari-Februari-Maret-April-

Agustus-September).

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

25

Pada musim penangkapan ikan akan mempengaruhi penerimaan nelayan karena harga

ikan dan jumlah ikan yang selalu berubah berdasarkan musim penangkapan. Pada musim puncak

jumlah ikan teri hidup yang dijual rata-rata sebanyak 5 ember dengan harga Rp 500.000 per

ember. Pada musim sedang, jumlah ikan teri hidup yang dijual rata-rata sebanyak 3 ember

dengan harga Rp 700.000 per ember. Sedangkan pada musim paceklik, jumlah ikan teri hidup

yang dijual rata-rata sebanyak 1 ember dengan harga ikan per ember untuk semua musim sebesar

Rp 1.000.000.

Tabel 6. Hasil Tangkapan Per Trip, Jumlah Trip Per Bulan, Jumlah Bulan Per Musim Dan

Harga Jual Ikan Berdasarkan Tiga Musim Ikan

Musim

Ikan

Hasil Tangkapan

per trip (Ember)

Jumlah

Trip/bulan

Jumlah

Bulan/Musim

Harga Jual Ikan

(Rp/Ember)

Paceklik 1 18 6 1.000.000

Sedang 3 18 3 700.000

Puncak 5 18 3 500.000

Sumber: Data Primer (2017)

Berdasarkan Tabel 6, maka dapat dilakukan perhitungan penerimaan per trip, penerimaan

per bulan dan penerimaan per tahun. Penerimaan per trip merupakan hasil kali hasil tangkapan

per trip dan harga ikan. Penerimaan per bulan merupakan hasil kali hasil tangkapan per trip

dengan jumlah trip per bulan dan harga jual ikan. Sedangkan penerimaan per tahun merupakan

hasil kali hasil tangkapan per trip dengan jumlah trip per bulan, jumlah bulan per musim dan

harga jual ikan. Total penerimaan per trip sebesar Rp 5.600.000; total penerimaan per bulan

sebesar Rp 100.800.000; total penerimaan per tahun sebesar Rp 356.400.000. Total penerimaan

rata-rata nelayan bagan perahu disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Total Penerimaan Rata - Rata Nelayan Bagan Apung Berdasarkan Musim

Musim

Ikan Penerimaan (Rp/Trip) Penerimaan (Rp/Bulan) Penerimaan (Rp/Tahun)

Paceklik 1.000.000 18.000.000 108.000.000

Sedang 2.100.000 37.800.000 113.400.000

Puncak 2.500.000 45.000.000 135.000.000

Total 5.600.000 100.800.000 356.400.000

Sumber: Olahan Data (2017)

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

26

Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil penerimaan dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi berlangsung. Nilai penerimaan rata-rata nelayan bagan apung dalam satu tahun sebesar

Rp 356.400.000. Total biaya yang dikeluarkan nelayan bagan apung selama satu tahun sebesar

Rp 46.472.160. Pendapatan nelayan bagan apung sebesar Rp 309.927.840.

Pendapatan bersih pemilik bagan apung diperoleh dari penerimaan dikurangi biaya dan

upah ABK. Sistem bagi hasil yang disepakati pemilik dan nelayan ABK adalah 50% untuk

pemilik dan 50% untuk nelayan ABK dari pendapatan. Nilai upah ABK per tahun sebesar Rp

154.963.920. Nilai upah ABK rata-rata per tahun untuk 1 orang sebesar Rp 38.740.980 atau nilai

upah ABK rata-rata per bulan untuk 1 orang ABK sebesar Rp 3.228.415.

Pendapatan bersih pemilik bagan apung di Desa Reroroja selama satu tahun sebesar

Rp 154.963.920 atau pendapatan bersih rata-rata per bulan sebesar Rp 12.913.660.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Total penerimaan rata-rata per tahun usaha bagan perahu di Desa Reroroja, Kecamatan

Magepanda adalah sebesar Rp 356.400.000.

2. Total biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan nelayan bagan perahu di Desa Reroroja,

Kecamatan Magepanda adalah sebesar Rp 46.472.160.

3. Upah ABK nelayan bagan perahu rata-rata per tahun di Desa Reroroja, Kecamatan

Magepanda adalah sebesar Rp 154.963.920.

4. Pendapatan bersih rata-rata per tahun pemilik bagan perahu di Desa Reroroja, Kecamatan

Magepanda adalah sebesar Rp 154.963.920.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka. 2015. Kecamatan Magepanda Dalam Angka.

Maumere.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka. 2016. Sikka dalam Angka. Perkembangan

Produksi Hasil Perikanan di Kabupaten Sikka.Maumere.

Kadariah, L Karlina & C Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN BAGAN APUNG DI DESA …

27

Laitupa, J.P. 2013. Strategi Pengelolaan Perikanan Tuna Secara Optimal dan Berkelanjutan di

Kabupaten Buru Provinsi Maluku [Tesis]. Institut Pertanian Bogor. 126 Hal.

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi Analisis Fungsi Cobb-Douglass. Rajawali. Jakarta.

Usman & Akbar, 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi, Edisi

Pertama. Alvabeta, Bandung.