analisis pelaksanaan perjanjian kerja bersama...

96
ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS DENGAN SERIKAT PEKERJA (Studi Kasus Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di PT Pahala Kencana Kudus) Skripsi Diajukan Guna Memehuni Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Syariah Oleh : NAILIS SA’ADAH NIM : 2103002 FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Upload: vuongtu

Post on 16-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA

BUS DENGAN SERIKAT PEKERJA (Studi Kasus Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di

PT Pahala Kencana Kudus)

Skripsi Diajukan Guna Memehuni Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S1

dalam Ilmu Syariah

Oleh :

NAILIS SA’ADAH NIM : 2103002

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2008

Page 2: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Dra. Ma’rifatul Fadhilah, M.Ed.

Beringin Timur RT/RW 1/IV

Tambakaji Ngaliyan Semarang

PERSETUJUAN PEMBINGBING

Lamp. : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

An. Sdri. Nailis Sa’adah

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya

kirim naskah saudari:

Nama : Nailis Sa’adah

Nomor Induk : 2103002

Judul : Analisis Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama Antara

Pengusaha Bus Dengan Serikat Pekerja (Studi Kasus

Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Pahala Kencana

Kudus)

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera

dimunaqasahkan.

Demikian harap menjadikan maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 15 Januari 2008

Pembimbing I

Dra. Ma’rifatul Fadhilah, M.Ed NIP. 150 240 104

Page 3: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SYARI’AH SEMARANG

Jl. Raya Ngaliyan Km. 2 (Kampus III) Ngaliyan, Semarang 50185 Telp. 7606405

PENGESAHAN

Skripsi Saudara:

Atas Nama : Nailis Sa’adah

NIM : 2103002

Jurusan : Mu’amalah

Judul : ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS DENGAN SERIKAT PEKERJA (Studi Kasus Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Pahala Kencana Kudus)

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang pada tanggal:

Semarang, 22 Januari 2008

Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir Program Sarjana (S1) Tahun

Akademik 2008 guna memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Syari’ah.

Semarang, 22 Januari 2008

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. Maksun, M.Ag. Moh. Arifin, S.Ag., M.Hum. NIP. 150 263 040 NIP. 150 279 720 Penguji I Penguji II Dr. Imam Yahya, M.Ag. Drs. Wahab, M.M. NIP. 150 275 331 NIP. 150 299 492 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Ma’rifatul Fadhilah, M.Ed. Moh. Arifin, S.Ag. M.Hum. NIP. 150 240 104 NIP. 150 279 720

Page 4: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi

materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain

atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak

berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang

dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 10 Januari 2008

Deklarator,

Nailis Sa’adah

Page 5: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

ABSTRAK

Manusia terlahir sebagai individu yang saling berhubungan dengan sesamanya, sehingga manusia disebut juga sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, manusia harus saling bertukar keperluan, bahkan tidak hanya terbatas dalam hal materi saja, melainkan juga jasa dan keahlian atau ketrampilan.

Kemudian dari bersosial dan bermasyarakat tersebut akan menimbulkan suatu interaksi untuk melakukan perbuatan hukum antar sesamanya. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya dalam literatur hukumIslam disebut Mu’amalat. Salah satu bentuk mu’amalat adalah Perjanjian Kerja Bersama di PT Pahala Kencana Kudus yang merupakan kajian dalam penulisan ini.

Perjanjian Kerja Bersama di PT Pahala Kencana Kudus dilakukan melalui akad yang disetujui antara pengusaha bus dengan serikat pekerja PT Pahala Kencana. Konsekuensi yang timbul dari adanya perjanjian ini adalah adanyahak dan kewajiban bagi masing-masing. Salah satu kewajiban pengusaha antara lain memberikan kesejahteraan sosial bagi tenaga kerja yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Kajian ini merupakan kajian lapangan, maka dalam pengumpulan data menggunakan teknik metode dan wawancara dengan Kepala HRD dan beberapa Serikat Pekerja Pahala Kencana Kudus, serta dengan data-data dokumentasi yang berupa surat Perjanjian Kerja Bersama dan data-data penunjang lain. Kemudian penelitian ini menggunakan pendekatan Normatif yaitu cara mendekati masalah yang diteliti boleh atau tidak berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan mengenai pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama ini adalah adanya hak dan kewajiban masing-masing pihak, serta hak kesejahteraan sosial bagi tenaga kerja adalah sudah sesuai ditinjau dari perspektif hukum positif Indonesia dan hukum Islam

Page 6: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta alam, hanya kepada-Nya seluruh

alam ini bersujud, juga karena izin-Nya penulia dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

ANTARA PENGUSAHA BUS DENGAN SERIKAT PEKERJA (Studi Kasus

Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di PT Pahala Kencana Kudus). Untuk

memenuhi syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang.

Shalawat dan salam semoga tercurah keharibaan Nabi Agung Muhammad

SAW yang mengorbankan seluruh hidupnya semata-mata untuk berjuang di jalan-

Nya, juga kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak sekali kekurangan dan

kelemahan baik dalam bidang metodologi maupun substansi kajiannya. Namun

akhirnya dapat terselesaikan dengan bantuan dan masukan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini merupakan suatu keharusan bagi

penulis untuk mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada:

Yang terhormat, Bapak Drs. H. Muhyidin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas

Syari’ah IAIN Walisongo Semarang, yang memberikan izin kepada penulis

untuk mengkaji masalah dalam bentuk skripsi ini.

Bapak Abdul Ghofur, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Mu’amalah dan Bapak

Moh. Arifin, S.Ag., M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Mu’amalah Fakultas

Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.

Page 7: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Ibu Dra. Ma’rifatul Fadhilah, M.Ed. dan Bapak Moh. Arifin, S.Ag., M.Hum.

selaku pembimbing dan asisten pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

Dosen pengajar di lingkungan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang

yang tulus ikhlas dan tanpa pamrih memberikan bekal keilmuan kepada

penulis semasa kuliah serta anggota civitas akademika Fakultas Syari’ah

IAIN Walisongo Semarang.

Bapak Haryadi selaku Kepala HRD PT Pahala Kencana Kudus beserta

seluruh karyawan yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

(Alm) Bapak dan Ibunda tercinta yang telah membimbing dan memberikan

dorongan moral, spiritual dan material kepada penulis dengan penuh

keikhlasan dan segenap kasih sayangnya yang tidak terhingga.

Kakak dan adik-adikku tersayang yang telah memberikan motivasi dan

bantuan demi penyelesaian skripsi ini.

Teman-temanku semua yang ikut berperan dalam penyelesaian skripsi ini.

Tidak ada kata yang pantas diucapkan selain jazakumullahu khairan

katsira kehadirat Ilahi Rabbi, semoga semua amal baik mereka memperoleh

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga membawa berkah di

dunia dan akhirat, amin.

Penulis menyadari sepenuh hati dengan keterbatasan dan kemampuan,

bahwa dalam penulisan serta penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kealpaan, sehingga hasilnya jauh dari sempurna.

Page 8: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Akhirnya penulis senantiasa mengharap kritik yang konstruktif dan saran

inovatif demi kesempurnaan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini memberikan

manfaat yang besar dan mempunyai arti penting dalam proses perkembangan

pemikiran hukum Islam, amin..

Semarang, 10 Januari 2008

Penulis

Page 9: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

MMOOTTTTOO

غرابسيدرآهااذاشـابال¤ ومـن طلب العلـوم بغير درس “Barang siapa mencari ilmu tanpa mau belajar, maka dia akan mendapatkan ilmu tersebut ketika burung gagak sudah beruban”

يكون وراءه فرج قريب¤ عسـى الكرب الذي امسيت فيه “ (janganlah kamu putus asa), barangkali kesusahan yang kamu alami saat ini nanti akan membawa sebuah kebahagiaan yang nyata”

Page 10: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

PERSEMBAHAN

Atas nama cinta dan kasih sayangMu Kupersembahkan karya ini teruntuk:

Almamaterku IAIN Walisongo Semarang,

(Alm) Bapak dan Ibundaku tercinta yang selalu mendo’akanku dan mencurahkan segala tenaga dan fikirannya.

Mbak ocid, yusrun, izdiy and falah yang selalu memotivasi dan membantu segala keperluanku dalam penyelesaian skripsi ini,

Segenap keluarga besarku yang selalu mendo’akan kesuksesan untukku,

My soulmate yang selalu memberi support dalam segala aktivitasku and selalu saying ma aku,

Lia, pur, etik and muniroh yang membantu and saling mensupport dalam menyelesaikan skripsi,

Temen-temen MUA 03 yang selalu mendukung yang tidak bisa kusebut satu persatu,

Temen-temen fasya laen yang ga bisa juga kusebut satu persatu namanya yang selalu baek ma aku and ngedo’akan aku,

Fitri and temen-temen kost J 30 Bpi yang selalu setia nemeni and mendukung aku,

Dan semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Page 11: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................................ ii

Halaman Pengesahan.................................................................................... iii

Halaman Deklarasi ....................................................................................... iv

Halaman Abstrak .......................................................................................... v

Kata Pengantar ............................................................................................. vi

Halaman Motto ............................................................................................. ix

Halaman Persembahan................................................................................. x

Halaman Daftar Isi ....................................................................................... xi

Halaman Daftar Tabel .................................................................................. xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 7

D. Telaah Pustaka .................................................................... 8

E. Metode Penelitian ............................................................... 13

F. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................. 16

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA

BERSAMA

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Kerja Bersama .. 18

1. Pengertian Perjanjian Kerja Bersama............................ 18

Page 12: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

2. Dasar Hukum Perjanjian Kerja Bersama ...................... 21

B. Fungsi dan Manfaat Perjanjian Kerja Bersama................... 24

C. Syarat-Syarat Perjanjian Kerja Bersama............................. 26

D. Pihak-Pihak dalam Perjanjian Kerja Bersama .................... 27

E. Tata Cara Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama ................ 28

F. Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama................................ 30

G. Kewajiban Para Pihak ......................................................... 31

H. Berakhirnya Perjanjian Kerja Bersama............................... 32

BAB III : PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

PT PAHALA KENCANA 2005-2007

A. Profil PT Pahala Kencana Kudus........................................ 33

1. Sejarah Berdiri PT Pahala Kencana ............................ 33

2. Pemegang Saham ........................................................ 32

3. Struktur Organisasi .................................................... 35

4. Relokasi Bangunan .................................................... 36

5. Pemasaran ................................................................... 38

B. Perjanjian Kerja Bersama.................................................... 40

1. Pihak-Pihak dalam Perjanjian Kerja Bersama

PT Pahala Kencana 2005-2007 ..................................... 40

2. Isi Perjanjian Kerja Bersama PT Pahala Kencana ........ 43

3. Jangka Waktu Berlakunya Perjanjian Kerja Bersama .. 45

4. Kesejahteraan Sosial Pekerja dan Keluarganya............ 45

Page 13: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

C. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama PT Pahala

Kencana 2005 – 2007 ......................................................... 47

BAB IV : ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN

KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

DENGAN SERIKAT PEKERJA DI PT PAHALA

KENCANA KUDUS

A. Analisis Terhadap Perjanjian Kerja Bersama Antara

Pengusaha Bus dengan Serikat Pekerja di PT Pahala

Kencana Kudus ................................................................... 62

B. Analisis Terhadap Isi Perjanjian Kerja Bersama PT Pahala

Kencana............................................................................... 66

C. Analisis Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama di

PT Pahala Kencana Kudus .................................................. 70

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 75

B. Saran-Saran ......................................................................... 76

C. Penutup ............................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pemegang Saham PT Pahala Kencana...................................................... 35

2. Prosentase Iuran Program Jamsostek ....................................................... 59

3. Perhitungan Iuran Jamsostek ................................................................... 59

Page 15: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia terlahir sebagai individu yang saling berhubungan dengan

sesamanya, karena manusia disebut sebagai makhluk sosial. Setiap individu

memiliki beraneka ragam kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidupnya.

Untuk memnuhi kebutuhan tersebut manusia harus saling berinteraksi satu

sama lain, saling bertukar keperluan, bahkan tidak hanya terbatas soal materi

saja, melainkan juga jasa dan keahlian atau ketrampilan.1

Manusia yang mau bekerja2 terutama yang telah mencapai usia kerja,

adalah manusia yang tahu akan tanggung jawab bagi kelangsungan dan

perkembangan hidupnya, bukan hanya sekedar untuk mencari nafkah,

melainkan harus pula didasari I’tikad baik bahwa dengan jasa-jasa yang

1Soerjono Soekanto, Sosiologi (suatu Pengantar), Jakarta: Radja Grafindo Persada,

Cet.ke-38, 2005, hlm. 57. 2 Bekerja ditinjau dari segi kepentingan individu adalah pengerahan tenaga dan fikiran

seseorang dengan mana yang bersangkutan akan memperoleh sesuatu yang bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya.

Ditinjau dari segi kepentingan masyarakat, bekerja adalah pengerahan tenaga dan fikiran seseorang dalam lingkungan masyarakat, untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan disuguhkan kepada masyarakat guna mencukupi sesuatu kebutuhan para anggota masyarakat, dengan mana yang bersangkutan akan memperoleh pendapatan guna kepentingan kelangungan hidupnya. Dengan demikian para anggota masyarakatakan terpenuhi kebutuhannya dan yang bersangkutanpun demikian pula sama halnya.

Ditinjau dari segi spiritual, bekerja adalah hak-hak dan kewajiban seseorang dalam memuliakan serta mengabdi kepada Tuhan YME dengan bersungguh-sungguh penuh ketekunan untuk memperoleh ridho-Nya. Baca G. Kartasapoetra dalam Hukum Perburuhan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, Cet.ke-4, 1994, hlm. 15.

Dalam Pernyataan Cairo mengenai HAM (1990) Pasal 13 bekerja adalah hak yang dijamin oleh pemerintah dan masyarakat untuk setiap orang yang siap bekerja. Setiap orang harus bebas untuk memilih kerja yang paling sesuai dan berguna bagi dirinya dan masyarakat. Baca Baharuddin Lopa dalam Al-Qur’an dan Hak Asasi Manusia, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yassa, 1996, hlm. 208.

Page 16: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

dijualnya itu dapat pula merupakan sumbangan untuk turut melancarkan

usaha dan kegiatan dalam pengembangan masyarakat.3

Dalam konsep ekonomi Islam, Islam mengangkat nilai tenaga kerja4

dan menyuruh orang untuk bekerja, baik bekerja untuk mencapai

penghidupan yang layak dan menghasilkan barang-barang dan jasa yang

menjadi keperluan manusia, maupun hal-hal yang bersifat ibadah semata-

mata kepada Allah.5 Hal ini dijelaskan Allah dalam Firman-Nya surat At-

Taubah ayat 105.

“Artinya : Dan katakanlah, bekerjalah kamu maka Allah dan Rasul-Nya

serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaan itu dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang Maha Mengetahui yang Ghaib dan yang Nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At-Taubah: 105)6

Surat At-Taubah ini menegaskan juga bahwa setiap pekerjaaan itu

harus dapat dipertanggungjawabkan yaitu harus yang benar dan bermanfaat.

3 R.G. Kartasapoetra, Hukum Perburuhan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, Cet.ke-4,

1994, hlm. 13. 4 Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Baca UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Menurut Sendjung H. Manulang dalam Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, hlm. 3, menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melaksanakan kegiatan yang lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praktisnya dapat dikatakan tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja.

5 Maryam Batubara, Perburuhan ditinjau dari Perspektif Islam dalam Menyikapi Problema Perburuhan di Indonesia, dalam Majalah Ekonomi Syari’ah, Vol. 5, no. 6-2006/1427 H, hlm. 43.

6 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1992, hlm. 298.

Page 17: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Oleh karena itu, suatau pekerjaan harus dikerjakan sebaik mungkin dengan

penuh tanggung jawab.

Di sisi lain, Allah tidak memaksa manusia untuk bekerja di luar

kemampuannya, melainkan sesuai kesanggupanya. Hal ini dijelaskan oleh

Allah dalam Firman-Nya surat Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi :

“Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (QS Al-Baqarah: 286)7

Dengan adanya bersosial dan bermasyarakat tersebut akan

menimbulkan suatu interaksi atau hubungan untuk melakukn suatu perbuatan

hukum8 antar sesamanya. Hubungan manusia satu dengan manusia yang

lainnya dalam literature hukum Islam disebut Mu’amalat.9 Adapun hukum

yang mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat disebut

hukum mu’amalat.

Dalam hukum Islam, mu’amalat dapat dipahami sebagai hukum

perdata Islam tetapi terbatas pada hukum kebendaan dan hukum perikatan.10

7 Departemen Agama, Op.Cit. hlm. 72. 8 Perbuatan hukum adalah segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia secara sengaja

untuk menimbulkan hak dan kewajiban. Baca Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, Cet.ke-2, 1996, hlm. 1.

9 Mu’amalah secara harfiah berarti “pergaulan” atau hubungan antara manusia. Dengan kata lain, mu’amalah adalah perbuatan atau pergaulan manusia di luar ibadah. Mu’amalah adalah perbuatan manusia dalam menjalin hubungan atau pergaulan antar sesame manusia, sedang ibadah adalah hubungan atau pergaulan manusia dengan Tuhan. Baca Ghufron A. mas’adi, Fiqh Mu’amalah Kontekstual, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2002, hlm. 1.

10 Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Mu’amalah Kontekstual, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2002, hlm. 2.

Page 18: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Hukum kebendaan mencakup pembahasan mengenai harta (al-mal), hak (al-

huquq), dan tentang hak milik (al-milkiyah). Sedangkan mengenai hukum

perikatan mencakup hal-hal yang meliputi perjanjian-perjanjian (aqad).11

Salah satu bentuk usaha manusia dalam rangka pemenuhan

kebutuhannya adalah melakukan perjanjian kerja dengan tujuan bahwa

keduanya akan saling memberikan keuntungan. Perjanjian kerja menurut

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Pasal 1601 a, adalah

perjanjian dengan mana pihak yang satu, si buruh mengikatkan dirinya untuk

dibawah perintah yang lain si majikan, untuk sesuatu waktu tertentu,

melakukan pekerjaan dengan menerima upah.12 Sedangkan dalam Undang-

Undang Nomr 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjan, perjanjian kerja adalah

perjanjian antara pengusaha dengan pekerja atau buruh yang memuat syarat-

syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

Salah satu perusahaan yang melakukan perjanjian kerja adalah PT

Pahala Kencana Kudus. PT Pahala Kencana Kudus adalah perusahaan yang

bergerak dibidang angkutan atau jasa transportasi yang berbadan hukum

yang pada pengelolaannya terjadi kerja sama atau perikatan antara pengusaha

dengan Serikat Pekerja Pahala Kencana (SPPK). Kerja sama ini berpegang

pada surat Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang memuat segala ketentuan-

ketentuan yang berlaku dan harus dipenuhi para pihak yang bersangkutan.

11 Perjanjian secara etimologis adalah perbuatan dimana seseorang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap seseorang lain atau lebih. Dalam bahasa arab perjanjian diistilahkan dengan aqad. Baca Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 1.

12 R. Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), Jakarta: Pradnya paramitha, Cet.ke-32, 2001, hlm. 391.

Page 19: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Konsekuensi dari adanya perjanjian kerja bersama ini adalah adanya hak dan

kewajiban bagi para pihak.

Serikat Pekerja Pahala Kencana (SPPK) yang di dalamnya mencakup

kru bus akan memperoleh hak dan kewajibannya. Salah satu hak dari adanya

perjanjian kerja bersama tersebut adalah hak jaminan sosial bagi mereka.

Dalam melaksanakan pekerjaannya dibidang jasa, kru bus akan

menghadapi berbagai ketidakpastian, baik ketidakpastian yang bersifat

spekulasi maupun ketidakpastian yang bersifat murni. Ketidakpastian murni

(pure risk) ini misalnya adalah kematian. Sedangkan ketidakpastian spekulasi

(speculative risk) misalnya terjadi kecelakaan dalam hubungan kerja atau

sedang dalam melakukan pekerjaan. Dalam hal ini kecelakaan yang menimpa

kru bus adalah kecelakaan yang bias menimbulkan cacat total atau cacat

sebagian bagi yang mengalami kecelakaan. Jika hal ini terjadi, maka dapat

membawa kerugian bagi mereka, karena secara tidak langsung akan

mengurangi penghasilan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Oleh

Karena itu, adanya ketidakpastian tersebut perlu ada pengelolaan yang baik.

Peneglolaan tersebut dapat dikelola melalui bentuk perlindungan sosial.

Dalam hal ini, pengusaha PT Pahala Kencana dapat mengajukan kepesertaan

untuk menjadi anggota dari badan perlindungan sosial yaitu PT Jamsostek

untuk melindungi hak-hak para pekerja. Adapun syarat bagi pengusaha atau

suatu perusahaan mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan

sosial tenaga kerja adalah setiap perusahaan dibatasi dengan ketentuan bahwa

hanya pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau

Page 20: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp 1.000.000,00 sebulan (PP No.

14 tahun 1993 Pasal 2 ayat 3).13

Sanksi atas tidak dipenuhinya kewajiban menyelenggarakan

Jamsostek bagi perusahaan yang diwajibkan, bila telah diberikan peringatan

tetapi tidak melaksanakan kewajibannya adalah dikenakan sanksi

administrative yaitu pencabutan ijin usaha (Pasal 47 huruf a PP No. 14 tahun

1993).14 Selain sanksi administrative, terdapat sanksi kurungan atas

pelanggaran dari kewajiban menyelenggarakan jamsostek selama-lamanya 6

(enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,00 dan hal ini

telah disebutkan dalam UU No. 3 tahun 1992 Pasal 29 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja.

Oleh karena itu, maksud dan tujuan Badan Penyelenggara Program

Jamsostek adalah menyelenggarakan jaminan terhadap tenaga kerja dalam

hal jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan

jaminan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja.15

Maka dari adanya kesepakatan yang terjadi antara pengusaha bus

dengan serikat pekerja di PT Pahala Kencana Kudus yang melahirkan adanya

Perjanjian Kerja Bersama (PKB), perlu adanya upaya peningkatan

perlindungan terhadap tenaga kerja dengan semakin meningkatnya peranan

tenaga kerja dalam perkembangan perusahaan yang dapat mengakibatkan

13 Hardijan Rusli, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004,

hlm. 128. 14 Ibid, hlm. 129. 15 Kesejahteraan tenaga kerja atau buruh adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan atau

keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja yang aman dan sehat yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja. Baca UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Page 21: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

semakin tinggi resiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan

kesejahteraan tenaga kerja. Bentuk perlindungan, pemeliharaan dan

peningkatan kesejahteraan tenaga kerja diselenggarakan oleh perusahaan

dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek).

Bertumpu pada deskripsi di atas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui lebih jelas lagi persoalan yang muncul berkaitan dengan

konsekuensi dari adanya perjanjian kerja bersama terkait dengan jaminan

sosial tenaga kerja dengan judul “Analisis Pelaksanaan Perajanjian Kerja

Bersama Antara Pengusaha Bus Dengan Serikat Pekerja (Studi Kasus

Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Pahala Kencana Kudus)

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang di atas, maka penulis memutuskn

pokok permasalahnnya sebagai berikut:

1. Bagaimana Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di PT Pahala Kencana

antara pengusaha bus dengan serikat pekerja Pahala Kencana Kudus

dibuat?

2. Apa saja yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di PT

Pahala Kencana Kudus?

3. Bagaimana pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) di PT Pahala

Kencana Kudus?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

Page 22: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

1. Untuk mengetahui bagaimana proses Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

di PT Pahala Kencana Kudus antara pengusaha bus dengan serikat

pekerja Pahala Kencana dibuat.

2. Untuk mengetahui apa saja yang diatur dalam Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) di PT Pahala Kencana Kudus.

3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama

(PKB) di PT Pahala Kencana Kudus.

D. Telaah Pustaka

Dalam membahas masalah ini, penulis melakukan penelaahan

terhadap berbagai karya ilmuwan untuk mengetahui lebih dalam mengenai

persoalan yang penulis kaji. Pada dasarnya pelaksanaan perjanjian kerja

antara majikan dengan buruh tidak dilarang dalam Islam asalkan tidak

bertentangan dengan hukum Islam dan norma-norma yang berlaku.

Sudah menjadi kodrat bahwa manusia itu berkeluarga dan

berkewajiban menanggung kebutuhan keluarganya. Oleh karenanya

kesejahteraan yang perlu dikembangkan bukan hanya bagi tenaga kerj itu

sendiri, melainkan bagi keluarga tenaga kerja dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang harus tetap terpelihara

termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian atau seluruh

penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko-resiko sosial antara lain

kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua.

Fungsi dari adanya telaah pustaka adalah sebagai bahan perbandingan

apakah masalah yang akan dibahas sudah ada yang membahas atau belum,

dan sebagai bahan masukan untuk permasalahan yang akan kita kaji. Oleh

Page 23: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

karena itu, penulis menulis skripsi ini tidak lepas dari pada penelaahan buku-

buku maupun karya yang lain yang ada hubungannya dengan permasalahan

yang akan penulis kaji. Oleh karena itu, penulis akan menelaah beberapa

karya ilmuwan, diantaranya yaitu:

Berikut ini beberapa penelitian yang pernah dikaji sebelumnya

berkitan dengan masalah perjanjian kerja, walaupun tidak secara spesifik

mengkaji perjanjian kerja antara pengusaha bus dengan serikat pekerjanya di

PT Pahala Kencana Kudus antara lain sebagai berikut: skripsi yang ditulis

oleh Siti Rokhayati dengan judul “ Tinjauan Hukum Islam terhadap

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sopir Taksi dengan Pengusaha Taksi (studi di

Koperasi Taksi PATAGA Yogyakarta)” yang membahas tentang hak dan

kewajiban antara pengusaha taksi dengan sopir taksi. Pengusaha taksi di sini

adalah badan hukum yang berbentuk Koperasi Taksi PATAGA. Hak dan

kewajiban yang terbentuk adalah sebagai konsekuensi dari adanya perjanjian

kerja antara pengusaha taksi dengan sopir taksi PATAGA Yogyakarta telah

sesuai dengan hukum Islam, karena telah terpenuhinya syarat dan rukun-

rukunnya, sehingga tercipta keadilan antara pengusaha taksi dengan sopir

taksi. Kemudian mengenai penanggungan resiko terhadap kerusakan yang

dibebankan kepada pihak sopir adalah boleh, karena masalah penanggungan

kerusakan atau resiko di dalam koperasi taksi PATAGA Yogyakarta telah

Page 24: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

disepakati pada waktu aqad, dan hal tersebut menurut hukum Islam adalah

boleh.16

Skripsi yang ditulis oleh Moh. Arifin dengan judul “ Anlisis Hukum

Islam Terhadap Perjanjian Franchise (studi kasus Rumah Makan Wong Solo

di Semarang)” membahas tentang tidak adanya perjanjian kerja yang tertulis

antara pemilik Rumah Makan Wong Solo dengan pemilik Rumah Makan

Wong Solo Outlet Semarang dimana hal tersebut dapat membuat status

hukum dari perjanjian kerja tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan

secara hukum. Perjanjian tersebut terjadi karena sikap saling percaya satu

sama lain. Jika dipandang dari sisi hukum positif yang berlaku hal tersebut

tidaklah sesuai dengan peraturan yang berlaku, namun secara hukum Islam

perjanjian yang terjadi adalah sah dan boleh karena didasari sikap saling

ridho dan percaya.17

“Perjanjian Kerja” karangan F. X. Djumialdji di dalamnya membahas

mengenai rambu-rambu bagaimana perjanjian kerj itu bias saling

menguntungkan para pihak yang bersangkutan. Dalam buku tersebut juga

dijelaskan secara lengkap perihal perjanjian kerja bersama, hak dan

kewajiban bagi pengusaha dan tenaga kerja. Buku ini terdiri dari sembilan

bab. Bab yang menjelaskan kewajiban bagi para pihak yaitu pada bab 5

(lima) dan 6 (enam). Kemudian pada bab 9 (sembilan) adalah menerangkan

16 Siti Rokhayati, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sopir

Taksi dengan Pengusaha Taksi (studi di Koperasi Taksi PATAGA Yogyakarta)”, skripsi ini tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2006.

17Moh. Arifin, “ Analisis Hukum Islam terhadap Perjanjian Franchise (studi Kasus Rumah Makan Wong Solo di Semarang)”, skripsi tidak diterbitkan Semarang: Fakultas IAIN Walisongo, 2006.

Page 25: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

tentang perjanjian kerja bersama. Bab ini menjelaskan pengertian perjanjian

kerja bersama, syarat-syaratnya, fungsi dan manfaat, para pihak dalm

perjanjian kerja bersama, tata cara pembuatan dan hal-hal yang berkaitan

dengan perjanjian kerja bersama.

“Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja” karangan Djumadi banyak

menyinggung persoalan mengenai perburuhan terutama lebih menjelaskan

seputar masalah perjanjian kerja, mulai dari pengertian, syarat, asas-asas

perjanjian kerja dan perkembangan hukum perjanjian kerja pada umumnya.

Buku ini terdiri dari 6 (enam) bab.

Buku yang berjudul “Himpunan Undang-Undang Lengkap tentang

Asuransi Jaminan Sosial” karangan Dr. Sentosa Sembiring yang membahas

mengenai berbagai undang-undang terkait dengan jaminan sosial tenaga

kerja. Undang-Undang tersebut antara lain UU No.3 tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nasional (UUSJSN), PP No. 14 tahun 1993

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan

Peraturan Pemerintah yang lain yang mengatur tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

Peraturan perundang-undangan yang menjadi rujukannya adalah UU

No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang saat ini berlaku, disamping

berbagai peraturan perundang-undangan yang relevan dengan pelaksanaan

dibidang ketenagakerjaan saat ini.

Page 26: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Di Indonesia pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja ini

mengacu pada peraturan yang diberlakukan. Konsekuensi pemerintah dalam

penentuan jaminan sosial tenaga kerja ini harus menekankan pada

perlindungan tenaga kerja yang relative mempunyai kedudukan yang lebih

lemah.

Pengusaha berkewajiban memberikan ganti kerugian terhadap tenaga

kerja yang mengalami kecelakaan kerja di tempat kerja, ganti kerugian

kesehatan dan keamanan kerja bagi tenaga kerja yang diakibatkan dari

adanya pekerjaan-pekerjaan yang dijalankan oleh tenaga kerja. Selain ganti

rugi kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja bagi tenaga kerja,

perusahaan juga wajib memberikan tunjangan kematian bagi keluarga yang

ditinggalkan dan memberikan tunjangan hari tua bagi tenaga kerja.

Kesemuanya itu merupakan hak-hak bagi tenaga kerja yang tercakup dalam

program jaminan sosial tenaga kerja.

Karya-karya yang penulis paparkan di atas akan berbeda dengan

skripsi yang penulis akan kaji, yang berjudul “Analisis Pelaksanaan

Perjanjian Kerja Bersama antara Pengusaha Bus dengan Serikat Pekerja

(Studi Kasus Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Pahala Kencana Kudus)”.

Dalam skripsi ini penulis akan mengkaji apa isi perjanjian kerja

bersamaitu dan bagaimana pelaksanaan dari perjanjian kerja bersama di PT

Pahala Kencana Kudus.

E. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian,

antara lain:

Page 27: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)18 yaitu

penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa yang

terjadi pada masyarakat yang dilakukan oleh peneliti dengan terjun

langsung pada objek penelitian untuk megumpulkan data dan berbagai

informasi. Dalam hal ini adalah mengenai pelaksanaan dari jaminan

sosial tenaga kerja sebagai konsekuensi adanya perjanjian kerja bersama

di PT Pahala Kencana Kudus.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan faktor yang penting yang

menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data.

Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber

data sekunder.

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber data asli (tidak melalui media

perantara).19 Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti

untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data primer dapat berupa

opini subyek (orang) secara individual atau kelompok. Penelitian

dengan menggunakan data primer ini dapat memperoleh data sesuai

yang diinginkan. Data primer ini dapat dikumpulkan dengan dua

18 Hadari Nawawi dan Mimi Martini, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gadjahmada

University Press, hlm. 24. 19Nur Indriantoro, Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi dan Manejemen, Yogyakarta:

BPFE, 1999, hlm. 147.

Page 28: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

metode, yaitu: metode survei dan metode observasi. Metode survei

ini dapat dilakukan antara lain dengan metode wawancara. Dalam

penelitian ini, data primer iperoleh dengan wawancara dengan kepala

HRD PT Pahala Kencana Kudus.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara.20 Pada umumnya, data

sekunder ini sebagai penunjang data primer. Dalam kaitannya dengan

masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, data sekunder ini dapat

berupa buku, majalah atau bulletin, internet dan lain sebagainya. Atau

dengan kata lain, data sekunder ini berupa data dokumenter.21

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data ini dibagi menjadi dua, yaitu:

pengumpulan data primer dan pengumpilan data sekunder.

Data ini diperoleh dengan menggunakan:

a. Wawancara

Yaitu suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang

atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan kepada

suatu masalah tertentu.22 Wawancara juga dapat diartikan sebagai

20Nur Indriantoro, Op.Cit. Hlm. 147. 21Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogayakarta: Pustaka Pelajar, Cet.ke-1, 1998,

hlm. 91. 22 Kartini Kartono, Metodologi Reseach Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1990, hlm. 187.

Page 29: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh

informasi dari terwawancara.23

Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada daftar

wawancara yang telah disusun. Wawancara dilakukan secara terbuka,

artinya informan diberikan keluasan untuk menjawab tanpa harus

dibatasi dengan jawaban yang sudah tersedia.

Metode ini penulis gunakan dalam melaksanakan wawancara

dengan kepala HRD PT Pahala Kencana dan beberapa Serikat Pekerja

Pahala Kencana Kudus.

b. Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal yang ada hubungnnya

dengan masalah yang hendak penulis kaji yang berupa catatan,

notulen rapat, surat perjanjian kerja bersama dan lain sebagainya.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa

dokumentasi di PT Pahala Kencana Kudus.

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data yang terkumpul ini, penulis

menggunakan metode deskriptif analitis. Proses analisis dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu

wawancara dan dokumentasi. Kemudian mengadakan reduksi data yaitu

data yang diperoleh dari lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal

yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga menjadi data yang

23 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 132.

Page 30: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

benar-benar terkait dengan permasalahan yang dibahas. Deskriptif

analitis yaitu mendeskripsikan pelaksanaan ketentuan dalam perjnjian

kerja bersama, dalam hal ini difokuskan pada bagaimana proses

pelaksanaan perjanjian kerja bersama antara pengusaha bus dengan

serikat pekerja PT Pahala Kencana Kudus, kemudian disesuaikan dengan

perjanjian kerja yang sudah disepakati dalam surat perjanjian kerja

bersama maupun dalam hukum perjanjian yang dimuat dalam hukum

perdata. Analisis ini akan digunakan dalam bab IV.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Agar pembahasan ini lebih mengarah, maka penulis membagi

pembahasan menjadi beberapa bab. Tiap bab terdiri dari sub bab dengan

maksud untuk mempermudah dalam mengetahui hal-hal yang dibahas di

dalam skripsi ini dan tersusun rapi serta terarah.

Adapun susunan dari bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Yang berisikan latar belakng masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA

BERSAMA

Yang berisikan pengertian perjanjian kerja bersama dan dasar

Hukumnya, fungsi dan manfaat perjanjian kerja bersama, syarat-

syarat perjanjian kerja bersama, pihak-pihaknya, tata cara

Page 31: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

pembuatan perjanjian kerja bersama, pendaftaran, kewajiban

para pihak dan berakhirnya perjanjian kerja bersama.

BAB III : PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

PAHALA KENCANA 2005-2007

Yang berisikan profil PT Pahala Kencana Kudus, perjanjian

Kerja bersama, isi perjanjian kerja bersama dan pelaksanaan

Perjanjian kerja bersama Pahala Kencana.

BAB IV : ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN

KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS DENGAN

SERIKAT PEKERJA DI PT PAHALA KENCANA KUDUS

Yang berisikan analisis pelaksanaan perjanjian kerja ber

Pengusaha bus dengan serikat pekerja di PT Pahala Kencana

Kudus, analisis terhadap isi perjanjian kerja bersama dan

Analisis terhadap pelaksanaan perjanjian kerja bersama di PT

Pahala Kencana Kudus.

BAB V : PENUTUP

Yang berisikan kesimpulan, saran, dan kata penutup.

Page 32: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA

A. Pengertian Perjanjian Kerja Bersama dan Dasar Hukumnya

1. Pengertian Perjanjian Kerja Bersama

Perjanjian yang dalam bahasa arabnya diistilahkan dengan akad

atau kontrak secara etimologi dapat diartikan sebagai persetujuan yang

tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih yang

masing-masing pihak berjanji akan menaati apa yang tersebut dalam

persetujuan itu. Sedangkan makna kerja adalah perbuatan melakukan

sesuatu, sesuatu yang dilakukan atau diperbuat, sesuatu yang dilakukan

untuk mencari nafkah.24

Perjanjian kerja secara terminologi dapat diartikan sebagai

persetujuan dua pihak atau lebih yang mengadakan kesepakatan baik

secara lisan maupun secara tertulis dimana masing-masing pihak berjanji

akan melakukan apa yang sudah disepakati bersama itu.

Dati dua definisi dia atas, dapat disimpulkan bahwa perjanjian

kerja adalah suatu perbuatan kesepakatan antara seseorang atau beberapa

orang dengan beberapa orang lainnya untuk melakukan perbuatan tertentu.

Dengan kata lain, suatu kontrak atau perjanjian harus memenuhi syarat

sahnya perjnajian yaitu kata sepakat, kecakapan, hal tertentu dan suatu

sebab yang halal, sebagaimana dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Sebab

halal yang dimaksud adalah isi dari perjanjian kerja itu sendiri. Maksudnya

24 Wjs. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985,

hlm. 402.

Page 33: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

adalah isi perjanjian tersebut tidaka boleh bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, tidak bertentangan dengan kesusilaan

dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum. Dengan dipenuhinya

empat syarat sahnya perjanjian kerja tersebut, maka suatu perjanjian

menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang

membuatnya. Dalam aturan hukum, kalau suatu perbuatan hukum itu

mempunyai akibat hukum, maka perbuatan tersebut diistilahkan dengan

perbuatan hukum. Perjanjian yang diadakan dan dibuat oleh para pihak

juga termasuk dalam perbuatan hukum.

Berhubungan dengan apa yang telah diperjanjikan, masing-masing

pihak haruslah saling menghormati terhadap apa yang telah mereka

perjanjikan.25 Sebagimana dalam firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat

1, yaitu:

“Artinya: hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu...” (QS

Al-Maidah: 1)26

Dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagkerjaan

Pasal 1 angka21 dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomr: KEP-48/MEN/IV/2004 disebutkan bahwa Perjanjian Kerja

Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara

serikat pekerja atau serikat buruh atau beberapa serikat pekerja yang

25 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, Cet.ke-2, 1996, hlm. 2.

26 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1992, hlm. 156.

Page 34: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan

dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha

yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Jadi, dalam pembuatan perjanjian kerja bersama selalu ada

kolektivitas di pihak pekerja atau buruh. Maksud semula mengadakan

perjanjian kerja bersama selalu ada kolektivitas adalah untuk

mempengaruhi syarat-syarat kerja dengan alat serikat pekerja. Dengan kata

lain, perjanjian kerja bersama berkaitan dengan pergerakan serikat pekerja

atau serikat buruh.27

Di dalam perjanjian kerja bersama, pekerja atau buruh berada di

pihak yang lemah sedangkan pengusaha memiliki wewenang untuk

memimpin atau memberi perintah. Akibatnya, segala sesuatu pengusaha

yang menentukan. Dalam hal pekerja ingin memperbaiki nasibnya ke

tingkat hidup yang lebih baik, harus disalurkan melalui serikat pekerja atau

serikat buruh.

Bagi pengusaha tidak harus berbentuk kolektivitas, tetapi dapat

berbentuk pengusaha orang perorangan atau beberapa pengusaha. Jika

berbentuk kolektivitas, maka berbentuk badan hukum.

2. Dasar Hukum Perjanjian Kerja Bersama

Adapun dasar hukum perjanjian kerja bersama dapat dilihat dari

Al-Qur’an maupun dalam As-Sunnah28

27 F.X. Djumialdji, Perjanjian Kerja, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hlm. 72. 28 Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2000, hlm. 52.

Page 35: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

a. Al-Qur’an

1) Surat Al-Qashash ayat 26

“Artinya: berkatalah salah seorang dari (kedua gadis itu), wahai

ayahku! Terimalah ia sebagi pekerja upahan, sebaiknya yang diterima bekerja adalah orang yang kuat yang bisa dipercaya.” (QS. Al-Qashash: 26)29

Dari ayat di atas, menunujkkan bahwa sebaiknyadalam

memberikan pekerjaan kepada orang, maka orang tersebut

haruslah orang yang dapat dipercaya sehingga apabila orang

tersebut dipercaya dalam membuat kesepakatan perjanjian kerja,

maka orang tersebut sudahlah pantas dan telah memenuhi kriteria

dalam membuat kesepakatan, yaitu termasuk dalam orang yang

cakap.

2) Surat Az-Zukhruf ayat 32

“Artinya: apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat

Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat

29 Departemen Agama, Op.Cit, hlm. 613.

Page 36: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

mempergunakan sebagian yang lain...” (QS Az-Zukhruf : 32)30

Ayat di atas menerangkan bahwa orang yang dianggap

mampu membayar upah untuk melaksanakan pekerjaan darinya,

maka orang tersebut sebaiknya memberikan pekerjaan kepada

yang membutuhkan.

b. As-Sunnah

1) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori

ول اهللا صلى اهللا عليه وسلم وابـوبـكررجالمن استـأجررس الديل هـاديا خر يـتاوهوعلى دين آفارقريش فدفعااليه بنـي

ووعدا ه غار ثوربعد ثالث ليال فـاتاهما راحلتـيهمارواه (فاخذبهم طريق الساحل يهماصبح ثالثبراحلت

)البخارى“Artinya: Rasulullah SAW dan Abu Bakar R.A. pernah menyewa

seorang laki-laki dari kalangan Bani Dail sebagi penunjuk jalan karena keahliannya, padahal ia pemeluk agama orang-orang kafir Quraisy. Maka Nabi dan Abu Bakar menyerahkan kedua kendaraannya kepada laki0laki itu dan keduanya akan menjanjikannnya menunggunya di Gua Tsaur sesudah tiga malam. Maka laki-laki itu datang membawa dua ekor kendaraannya pada pagi hari malam yang ketiga. Lalu laki-laki itu membawa mereka melalui jalan pantai.” (HR Bukhori)31

Al-Khirrit adalah orang yang mahir dalam mengetahui

jalan-jalan. Nama orang tersebut adalah Abdullah Ibnu Uraiqith, ia

adalah seorang yang masih kafir tapi karena kemahirannya dalam

mengetahui jalan-jalan yang menuju ke Madinah, maka Nabi dan

30 Departemen Agama, Op.Cit., hlm. 798. 31 Imam Bukhori Al-Ja’fiyyi, Shahih Bukhori Juz 3 hadits nomor2264, Beirut: Darul

Kutub Al-‘Ilmiyah, hlm. 68.

Page 37: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Abu Bakar menyewanya agar membawa keduanya ke Madinah.

Lalu keduanya memberikan dua ekor kendaraan mereka kepada

laki-laki tersebut dan menjanjikannya akan bertemu di Gua Tsaur

Tiga malam dan laki-laki tersebut menepati janjinya lalu berangkat

bersama keduanya ke Madinah.32

2) Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah

قال رسول اهللا صلى اهللا : وعن ابن عمررضي اهللا عنهماقالرواه ابن (عليه وسلم اعطوا االجير اجره قبل ان يجف عرقه

)ماجه

“Artinya: dari Ibnu ‘Umar R.A. berkata, Rasulullah SAW bersabda: berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya”. (HR Ibnu Majah)33

Hadits di atas memberi perintah kepada seseorang yang

mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang

diperintahnya agar memberikan upah yang menjadi haknya.

Sedangkan dasar hukum positif yang berlaku di Indonesia

mengenai perjanjian kerja bersama ini adalah sebagai berikut:34

a) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan.

b) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:

KEP-48/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan

32 Syekh Manshur Ali Nashif, Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW jilid 2,

Bandung: Sinar baru Algensindo, 1993, hlm. 657. 33 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram haidts nomor 937, Surabaya: Darul ‘Ilm,

hlm. 934. 34 F.X. Djujmialdji, Op.Cit., hlm. 71.

Page 38: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan

Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.

c) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat

Pekerja atau Serikat Buruh.

B. Fungsi dan Manfaat Perjanjian Kerja Bersama35

Adapun fungsi perjanjian kerja bersama adalah sebagai berikut:

1. Memudahkan pekerja atau buruh untuk membuat perjanjian kerja.

Sebelum ada lembaga perjanjian kerja bersama, pekerja pada

waktu membuat perjanjian kerja harus merumuskan dan menentukan

sendiri hak dan kewajibannya dengan pengusaha. Dengan adanya lembag

perjanjian kerja bersama yang merupakan pedoman dan aturan yang

menjadi induk mengenai hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha yang

menyangkut kedudukan hukum pekerja sebagai anggota serikat pekerja ,

maka pekerja akan mudah dalam membuat perjanjian kerja meskipun

sederhana, karena kedudukan hukumnya telah terjamin dalam hubungan

kerja yang ditimbulakan oleh perjanjian kerja.

Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa, pekerja pada umumnya

buta akan hukum untuk membuat perjanjian kerja, sehingga dengan

adanay perjanjian kerja bersama, kedudukan pekerja secara yuridis dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, menjadi tugas serikat pekerja

bahkan kalau diperlukan dengan bantuan ahli hukum untuk merumuskan

kedudukan hukum pekerja sebagai anggota serikat pekerja dia dalam

perjanjian kerja bersama antara pengusaha.

35 Ibid.

Page 39: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

2. Sebagai jalan keluar atau way out dalam hal perundang-undangan

Ketenagakerjaan belum mengatur hal-hal yang baru atau menunjukkan

kelemahan di bidang tertentu. Seperti diketahui, bahwa perundang-

undangan Ketenagakerjaan belum mengatur selengkapnya atau kalau

sudah mengatur secara lengkap, ternyata terbelakng dari kemajuan

masyarakat. Dengan demikian, adanya perjanjian kerja bersama dapat

melengkapi atau mengaturnya.

3. Sebagai sarana untuk menciptakan ketenangan kerja bagi pekerja demi

kelangsungan usaha bagi perusahaan.

4. Merupakan partisipasi pekerja dalam penentuan atau pembuatan

kebijaksanan pengusaha dalam bidang ketenagakerjaan.

Adapun manfaat perjanjian kerja bersama adalah:

1. Para pihak akan mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.

2. Meminimalkan perselisihan industrial sehingga dapat menjamin

kelancaran proses produksi dan peningkatan usaha.

3. Tercipta ketenangan kerja dan memotivasi pekerja untuk lebih

produktif.

4. Pengusaha dapat menyusun rencana-rencana pengembangan

perusahaan selama masa berlakunya perjanjian kerja bersama.

5. Dapat menciptakan suasana musyawarah dan kekeluargaan dalam

perusahaan.

C. Syarat-Syarat Perjanjian Kerja Bersama

1. Syarat Formil

Page 40: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Perjanjian kerja bersama harus dibuat secara tertulis dengan huruf

latin dan menggunakan bahasa Indonesia. Dalam hal perjanjian kerja

bersama yang dibuat tidak menggunakan bahasa Indonesia, perjanjian

kerja bersama harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh

penerjemah tersumpah (sworn translator) dan terjemhan tersebut sudah

memenuhi ketentuan.36

Dalam hal perjanjian dibuat dengan menggunakan bahasa

Indonesia dan diterjemahkan dalam bahasa lain, kemudian terjadi

perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah perjanjian kerja bersama

yang menggunakan bahasa Indonesia.

Adapun syarat-syarat perjanjian kerja bersama adalah memuat:37

a. Identitas serikat pekerja atau seriakt buruh,

b. Identitas pengusaha,

c. Nomor dan tanggal pencatatan serikat pekerja pada instansi yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten atau Kota,

d. Hak dan kewajiban pengusaha,

e. Hak dan kewajiban serikat pekerjaatau serikat buruh,

f. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama,

dan

g. Tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.

36 Ibid, hlm.73. 37 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: KEP-48/MEN/IV/2004

tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama Pasal 21.

Page 41: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Apabila perjanjian kerja bersama ditanda tangani oleh wakilnya,

maka harus ada surat kuasa khusus yang dilampirkan pada perjanjian kerja

bersama.

2. Syarat Materiil

Adapun isi perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maksudnya, kualitas

dan kuantitas isi perjanjian kerja bersama tidak boleh lebih rendah dari

peraturan perundang-undangan.

Dalam hal perjanjian kerja bersama bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, maka yang bertentangan tersebut batal

demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan. Dengan demikian, tidak seluruh isi perjanjian kerja

bersama batal demi hukum, namun yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan saja yang batal demi hukum.38

D. Pihak-Pihak dalam Perjanjian Kerja Bersama

Seperti pada definisi pada perjanjian kerja bersama pada penjelasan di

atas, bahwa perjanjian kerja bersama dibuat antara pengusaha dengan serikat

pekerja. Dari definisi tersebut, maka perjanjian kerja bersama dibuat oleh:

1. Serikat pekerja atau serikat buruh yang tercatat pada instansi yang

bertanggung jawab pada bidang ketenagakerjaan.

Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja

atau Serikat Buruh, serikat pekerja atau serikat buruh adalah organisasi

yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun

38 F.X. Djumialdji, Op.Cit. hlm. 74.

Page 42: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

di luar perusahaan yang bersifat terbuka, bebas, mandiri, demokratis, dan

bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi

hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja

dan keluarganya.

Adapun yang dapat membuat perjanjian kerja bersama adalah serikat

pekerja di perusahaan, yaitu serikat pekerja yang didirikan oleh pekerja di

satu perusahaan atau beberapa perusahaan.

2. Pengusaha

Yang dimaksud dengan pengusaha adalah orang perseorangan,

persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik

sendiri atau bukan milik sendiri atau yang berada di luar Indonesia.

E. Tata Cara Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama

Perjanjian kerja bersama yang merupakan perundingan antara

pengusaha dengan serikat pekerja dalam pembuatannya harus didasarkan

dengan i’tikad baik dan kemauan bebas kedua belah pihak yang dilakukan

secara musyawarah untuk mufakat. Adapun lamanya perundingan untuk

membuat perjanjian kerja bersama ditetapkan berdasarkan kesepakatan

kedua belah pihak dan dituangkan dalam tata tertib perundingan.

Mengenai tempat perundingan untuk membuat perjanjian kerja bersama

dapat dipilih, yaitu:

1. Di kantor perusahaan,

2. Di kantor serikat pekerja, atau

3. Di tempat lain sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

Page 43: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Biaya dalam rangka perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama

menjadi beban pengusaha kecuali disepakati bersama kedua belah pihak.

Perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama dimulai dengan

menyepakati tata tertib perundingan yang sekurang-kurangnya memuat:39

1. Tujuan membuat tata tertib,

2. Susunan tim perundingan,

3. Materi perundingan,

4. Tempat perundingan,

5. Tata cara perundingan,

6. Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan perundingan,

7. Sahnya perundingan, dan

8. Biaya perundingan.

Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama belum

sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam tata tertib, maka kedua

belah pihak dapat menjadual kembali perundingan paling lama 30 (tiga

puluh) hari setelah perundingan gagal.

Dan apabila terjadi ketidaksepakatan perundingan, maka salah satu

pihak atau kedua belah pihak dapat melaporkan kepada instansi yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. Penyelesaian oleh

instansi yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan dilakukan dengan

mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Dan apabila

penyelesaian pada instansi yang dilakukan melalui mediasi dan para pihak

39 F.X. Djumialdji, Op.Cit. hlm. 78.

Page 44: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

atau salah satu pihak tidak menerima anjuran mediator, maka atas

kesepakatan kedua belah pihak, mediator dapat melaporkan kepada Menteri

Ketenagakerjaan.

F. Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama

Maksud dari adanya pendaftaran perjanjian kerja bersama adalah:40

1. Sebagai alat monitoring dan evaluasi pengaturan syarat-syarat kerja

yang dilaksanakan di perusahaan, dan

2. Sebagai rujukan utama dalam hal terjadi perselisihan pelaksanaan

perjanjian kerja bersama.

Sedangkan pendaftaran perjanjian kerja bersama dilakukan oleh:

1. Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan

Kabupaten atau Kota untuk perusahaan yang terdapat hanya dalam 1

(satu) wilayah Kabupaten atau Kota,

2. Kepala instansi yang bertanggung jawab di bidang Ketenagakerjaan di

Provinsi untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu)

Kabupaten atau Kota dalam 1 (satu) Provinsi.

3. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial untuk perusahaan

yang terdapat pada lebih dari 1 (satu) Provinsi.

Adapun prosedur pendaftaran perjanjian kerja bersama adalah sebagai

berikut:41

1. Nama dan alamat perusahaan,

40 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: KEP-48/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama Pasal 26.

41 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: KEP-48/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama Pasal 27.

Page 45: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

2. Nama pimpinan perusahaan,

3. Wilayah operasi perusahaan,

4. Status permodalan perusahaan,

5. Jenis usaha,

6. Jumlah pekerja menurut jenis kelamin,

7. Status hubungan kerja,

8. Upah tertinggi dan terendah,

9. Nama dan alamat serikat pekerja,

10. Nomor pencatatan serikat pekerja,

11. Jumlah anggota serikat pekerja,

12. Masa berlakunya perjanjian kerja bersama,

13. Pendaftaran perjanjian kerja bersama yang keberapa (dalam hal

perpanjangan atau pembaharuan).

G. Kewajiban para pihak

1. Kewajiban Serikat Pekerja42

a. Membela dan melindungi anggota dari pelanggaran hak-hak dan

memperjuangkan kepentingannya,

b. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan

keluarganya,

c. Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya

sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

2. Kewajiban Pengusaha

42 Undang-Undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh

Pasal 27.

Page 46: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

a. Membayar upah,

b. Memberi waktu istirahat dan libur resmi,

c. Memberikan perlindungan,

d. Bertindak sebagai pengusaha yang baik.

H. Berakhirnya Perjanjian Kerja Bersama

Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja bersama,43

1. Adanya putusan pengadilan atau putusan dan penetapan lembaga

penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap.

2. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam

perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan

kerja,

3. Pekerja meninggal dunia.

43 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 61.

Page 47: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA DI PT PAHALA

KENCANA KUDUS

A. Profil PT Pahala Kencana Kudus

1. Sejarah Berdiri PT Pahala Kencana

Perusahaan PT Pahala Kencana didirikan pada tahun 1972 dengan

Nama CV Pahala Kencana. Kemudian pada tanggal 2 November 1976

berubah menjadi perseroan dengan nama PT Pahala Kencana dengan

pengelolaan manajemen yang lebih profesional. Perseroan bergerak dalam

bidang jasa transportasi yaitu jasa pengangkutan bus umum, jasa titipan,

persewaan angkutan mobil dan bus angkutan pariwisata. Di samping itu,

perseroan ini juga menjalankan usaha perbengkelan dan karoseri

kendaraan bermotor. Didukung dengan manajemen dan staf yang

memadahi serta mengetahui seluk beluk usaha perbengkelan tersebut,

perseroan termasuk dalam kelompok besar di bidang usaha pengangkutan

umum yang beroperasi pada malam hari. Prestasi ini dapat dicapai karena

perusahaan senantiasa mengutamakan keselamatan dan kenyamanan

penumpang. Perseroan yakin dapat menjamin bahwa pelanggan mereka

dapat pelayanan yang baik secara kontinyu.44

Perubahan dari CV menjadi Perseroan Terbatas ini dikukuhkan

dengan akta pendirian No. 2 tanggal 2 November 1976 dari Notaris

S.T. Soetanto, S.H. di Jakarta kemudian dikukuhkan dalam Tambahan

44 Dokumen PT Pahala Kencana Kudus. Buku Gambaran Umum Perusahaan PT Pahala

Kencana Kudus. Hlm. 1.

Page 48: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Berita Negara RI No. 53 tanggal 3 Juli 1987. Pada awal berdiri,

perusahaan hanya mempunyai dua kendaraan bus dengan merk “Ford” dan

beroperasi pada rute Kudus - Surabaya (siang hari). Kemudian dalam

perkembangannya sampai sekarang ini, perusahaan hanya mengoperasikan

usaha pada malam hari dengan pertimbangan pangsa pasar yang

membutuhkan pengangkutan umum jarak jauh yang cenderung pada

malam hari. Seiring dengan perkembangannya, pada akhir tahun 1975

perusahaan dapat menambah jumlah armada menjadi 12 unit. Awal tahun

1976 sebagian bus sudah diperbahrui dan diganti. Dan saat itu pula merk

armada diganti menjadi “Mercedez Benz” yang dinilai lebih baru dari

“Ford”. Hal ini dirasa sangat tepat untuk mengantisipasi pesaing yang

ada.

Seiring dengan kemajuannya, akta pendirian perseroan telah

mengalami perubahan dan data yang terakhir dengan akta pendirian No. 73

tanggal 25 November 1991 dari Notaris Benyamin Kusuma, S.H. di

Kudus.

2. Pemegang Saham

Oleh karena bentuk perusahaan jasa transportasi ini berbentuk

Perseroan Terbatas, pemilik perusahaan adalah orang yang menanamkan

saham terbanyak pada perusahaan sebagaimana tabel berikut:

Page 49: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Tabel: 1

Pemegang Saham PT Pahala Kencana

Nama Pemegang Saham Istimewa Lembar

Biasa Lembar

Total Rp (000)

%

Tn. Hendro Tedjokusumo 90 14.000 1.422.500 71,125

Ny. Christine Hendranata 40 2.500 260.000 18,00

Nn. Dewi Tresnawati, S.E. 20 1.000 105.000 5,25

Tn. Bambang Triyoso, S.E. 20 1.000 105.000 5,25

Tn. Ir. Sandy Rizal 20 1.000 105.000 5,25

Tn. Tedjo Purnomo 10 2.500 0,125

Jumlah 200 19.500 2.000.000 100 Sumber: dokumen PT Pahala Kencana Kudus

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Tn. Hendro Tedjokusumo

adalah pemegang terbesar di PT Pahala Kencana, sekarang ia memegang

peranan penting dalam perusahaan yaitu sebagai Komisaris Utama.

Struktur Organisasi

Bentuk dari struktur organisasi perusahaan adalah Organisasi

Lini / Garis. Artinya bahwa setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan

tertentu yang masing-masing bertanggung jawab atas pelaksanaan

tugasnya kepada atasan itu dan tidak seorangpun dalam organisasi ini

mempunyai atasan lebih dari satu.

Pimpinan tertinggi dipegang oleh Dewan Komisaris yang

dipimpin oleh seorang Komisaris Utama yang mempunyai fungsi

sebagai penentu kebijakan atau putusan perusahaan bagi jalannya

perusahaan, pemberi nasihat-nasihat yang dibutuhkan untuk direksi dan

melakukan pengawasan terhadap jalannya perusahaan kemudian di

Page 50: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

bawah dewan komisaris terhadap Direktur Utama dibantu Direktur I dan

Direktur II yang mempunyai tugas menentukan dan membuat strategi

perusahaan baik di bidang operasi perusahaan maupun bidang

keuangan. Masing-masing direksi tersebut dibantu kepala bagian.

Adapun struktur organisasi di Kantor cabang Kudus adalah :

Sumber : Wawancara dengan kepala HRD Pahala Kencana Kudus Bapak Hariyadi tanggal 27 November 2007

3. Relokasi Bangunan

Pada awalnya perusahaan yang berkantor pusat di Kudus

tepatnya di jalan AKBP. R. Agil Kusumadya Km. 4 Kudus dimana

tugas kantor pusat tersebut mengatur rute-rute perjalanan semua bus

Page 51: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

yang dimiliki oleh perusahaan. Seiring dengan perkembangannya,

perusahaan memerlukan penambahan dana dari bank yang ditunjuk

untuk memproyeksikan pemindahan kantor pusat dari Kudus ke Jakarta

yaitu dengan membuat bangunan baru yang terletak di pinggiran kota

Jakarta yang beralamatkan di Kompl. Gading Bukit Indah Blok C No. 1

Jalan Bukit Gading Raya Kelapa Gading Permai Jakarta.

Keuntungan dari pemindahan Kantor pusat ke Jakarta ini adalah:

a. Perusahaan dapat mengkoordinasi rute-rute perjalanan di Kota besar

dengan adanya informasi yang akurat.

b. Adanya kontrol yang baik terhadap pengawasan produksi dan

perbaikan bus.

c. Penghematan tenaga kerja dan waktu.

d. Penghematan biaya operasi dan administrasi.

e. Pangsa pasar yang lebih besar di Jakarta.

f. Adanya tenaga yang profesional di Kota besar yang dapat

mengembangkan staf perusahaan yang lebih baik.

Kantor pusat PT Pahala Kencana di Jakarta mempunyai cabang-

cabang yaitu:

a. Cabang Jakarta dengan 9 agen tunggal.

b. Cabang Semarang atau Jawa Tengah dengan 11 agen tunggal.

c. Cabang Surabaya.

d. Cabang Malang (Jawa Timur) dengan 150 agen umum.

Page 52: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Adapun bangunan pusat di Kudus sebelum pindah ke Jakarta

adalah seluas ± 3000 m2 terdiri atas dua lantai yaitu pos penjagaan dekat

pintu masuk. Kemudian dalam bangunan utama terdiri dari bagian

tiketing dan resepsionis, ruang musholla, toilet, ruang pemaketan

barang, di belakang ruang paket adalah ruang keuangan, kemudian

ruang personalia dan bagian paling belakang dari kantor adalah ruang

workshop yang terdiri dari gudang, bengkel dan servis.45

4. Pemasaran

Adanya pangsa pasar yang cukup kompetitif dalam persaingan,

PT Pahala Kencana mempunyai pangsa pasar tersendiri yaitu kelas

menengah ke atas, di mana pangsa pasar pesaingnya hanya dua yaitu

perusahaan angkutan bus “LORENA” dan perusahaan angkutan bus

“KRAMAT JATI”, maka Pahala Kencana telah menambah armada

untuk mengantisipasi pesaing juga melihat keadaan pasar yang ada yang

mana setiap tahun ada penambahan konsumen dan keadaan ekonomi

masyarakat yang meningkat yang tentunya konsumen menginginkan

suatu angkutan yang lebih baik dengan fasilitas yang baik pula.

Dalam hal pemasaran, perusahaan mempunyai strategi

pemasaran tersendiri yaitu jasa shopping. Jasa shopping ini adalah jasa

konsumen yang dipilih atau dibeli oleh masyarakat sesudah

mengadakan perbandingan kualitas, harga dan reputasi. Strategi jasa

shopping ini dilakukan dengan penjagaan mutu pelayanan dan usaha-

45 Wawancara dengan Kepala HRD Pahala Kencana Kudus Bapak Haryadi tanggal 27

November 2007.

Page 53: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

usaha promosi. Adapun strategi pemasaran yang lebih mendasar adalah

sebagai berikut:46

a. Memperbanyak armada

b. Penambahan bus baru

Alasan perusahaan melakukan penambahan bus baru adalah

untuk mengkover adanya gejolak ekonomi yang akan terjadi. Di

samping itu juga untuk memenuhi rute-rute baru. Oleh karena itu,

perusahaan mempunyai strategi untuk investasi bus baru, sebab harga

bus dari tahun ke tahun terus naik.

a. Adanya kelas super eksekutif

b. Adanya makan prasmanan.

Sampai saat ini Kantor cabang Kudus menjalankan 13 unit

armada setiap harinya. Di Kantor cabang Kudus ini hanya melayani

transportasi Antar Kota Antar Propinsi. Sedangkan yang melayani

transportasi antar Kota hanya dilayani di Jakarta. Rute yang dilayani

adalah Kudus – Jakarta dan Kudus – Bogor dengan harga tiket yang

bervariasi yaitu untuk rute Kudus – Jakarta dengan harga tiket Rp

120.000,00 ke tujuan Rawamangun dan Lebak Bulus. Sedangkan tiket

dengan harga Rp 180.000,00 adalah tujuan ke Pulo Gadung dan

Cikarang. Kemudian untuk Kudus – Bogor, tiketnya sebesar Rp

150.000,00.47

46 Dokumen perusahaan Pahala Kencana. Op Cit. hlm. 28. 47 Wawncara dengan Kepala HRD Bapak Haryadi tanggal 27 November 2007 pukul

14.00-15.30 WIB di Kantor Pahala Kencana Kudus.

Page 54: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Jumlah kru bus yang dipekerjakan di kantor cabang Kudus ini

adalah 115 awak bus dengan perincian, sopir bus sebanyak 74 orang dan

kenek sebanyak 41 orang. Dalam kru bus AKAP ini hanya dikenal

istilah sopir dan kenek serta sopir cadangan, tidak ada istilah kondektur

karena hanya melayani transportasi pada malam hari. Armada yang

ditawarkan kepada konsumen ada 3 (tiga) jenis kelas yaitu kelas regular

dengan 36 kursi, kelas eksekutif dengan 32 kursi dan kelas super

ekekutif dengan 19 kursi.48

B. Perjanjian Kerja Bersama

1. Pihak-Pihak dalam Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana 2005–2007

Adanya perjanjian kerja dalam suatu perusahaan dibuat karena

bertujuan untuk mengatur segala tata tertib dan hal-hal yang berkaitan

dengan perusahaan itu sendiri. Demikian juga dengan perusahaan PT

Pahala Kencana, perusahaan tersebut juga membuat surat perjanjian kerja

yang telah disepakati oleh pengusaha dan serikat pekerja. Dalam hal ini

surat perjanjian kerja tersebut dikenal dengan surat Perjanjian Kerja

Bersama Pahala Kencana 2005-2007.

Dalam Perjanjian Kerja Bersama yang telah disepakati antara

pengusaha dengan serikat kerja Pahala Kencana, mempunyai tujuan utama

yaitu agar terwujud suatu Hubungan Industrial yang harmonis, mantap dan

bertanggung jawab antara pengusaha dan para pekerja yang dijiwai oleh

nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945.

48 Ibid.

Page 55: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Di samping itu, perjanjian dalam suatu perusahaan dibuat adalah

untuk memberi batasan ruang gerak bagi pengusaha agar tidak berlaku

sewenang-wenang terhadap para pekerjanya. Oleh karena itu, isi dari

Perjanjian Kerja Bersama ini, secara tegas menentukan syarat-syarat kerja,

jaminan sosial, hak dan kewajiban pengusaha, serikat pekerja dan para

pekerja. Hal tersebut selaras dengan misi pengusaha yaitu meningkatkan

mutu hidup dan tingkat kehidupan pekerja, serta meningkatkan mutu

pelayanan kepada pelanggan dan para pemegang saham.

Dengan adanya Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana ini,

diyakini bahwa pengusaha bersama-sama dengan serikat pekerja beserta

seluruh pekerja dari segala lapisan, akan berupaya dengan sungguh-

sungguh meningkatkan mutu pelaksanaan Hubungan Industrial Pancasila

dalam lingkungan perusahaan dalam segala bentuknya agar tercapai

peningkatan produktivitas dan efisiensi yang pada nantinya akan

meningkatkan kesejahteraan pekerja. Perjanjian Kerja Bersama

dirumuskan dengan berlandaskan sikap saling menghomati dan saling

mempercayai satu sama lain yang merupakan satu-satunya pedoman yang

dianut oleh seluruh pekerja agar terhindar dari kesalahpahaman dan

tercapai misi bersama antara pekerja dan perusahaan.

Adapun pihak-pihak yang menandatangani Surat Perjanjian Kerja

Bersama Pahala Kencana yang ditandatangani oleh masing-masing Dewan

Pimpinan Wilayah di Jakarta pada tanggal 27-28 Juli 2005 adalah:49

49 Surat Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana. Hlm. 45

Page 56: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Pimpinan Perusahaan : Bambang T. Tedjokusumo

Manajemen : Mujianto

Ika Kuswardhani

Bambang Dwi Winanto

DPP-SPPK : Budi Sumadiyo

Rafi Simanjuntak

Yohanes Mulyono

M. Hartowo

Sigit Haryono

Sondang Sitompul

Misran Efendi

Bambang Suhandoyono

Nanang Iskandar

Eko Hery Kiswanto

DPW-SPPK Jakarta : Samsul Arifin

Didi Z.A.

A. Efendi

M. Rofiq

Sukiswanto

Johana Tri K.

Gentur

Busri

Alimin

Page 57: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Heri Sarwono

DPW-SPPK Kudus : Haryadi

Moh. Rondhi A.R.

Darto

Tukul M. Kabul

DPW-SPPK Malang : Kanisius Nanggang

Kasiyanto

Miftahul Ansori

Moh. Ansori Setiawan

Moderator : Arief Army

2. Isi Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana

Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya,

bahwa Surat Perjanjian Kerja Bersama yang telah disepakati antara

pengusaha dengan serikat pekerja adalah memuat tentang tentang syarat-

syarat kerja yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman oleh kedua

belah pihak dalam pelaksanaan hubungan kerja dan sebagai rujukan

pertama dalam hal terjadi perselisihan. Adapun isi Perjanjian Kerja

Bersama Pahala Kencana diantaranya sebagai berikut:

a. Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana

Telah menjadi kesepakatan antara pengusaha dan serikat

pekerja bahwa Perjanjian Kerja Bersama ini terbatas ruang lingkupnya

dan hanya berlaku terhadap hal-hal yang umum saja.

Page 58: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Mengenai adanya peraturan tambahan yang bersifat lokal,

sepanjang tidak bertentangan dengan isi dari Perjanjian Kerja

Bersama, maka dapat diadakan antara Wakil Pengusaha dan Serikat

Pekerja setempat. Perjanjian Kerja Bersama ini hanya berlaku untuk

pekerja tetap dan kru bus. Selama masa berlakunya Perjanjian Kerja

Bersama ini, Pengusaha, Serikat Pekerja beserta anggotanya secara

sadar, beri’tikad baik dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan isi

Perjanjian Kerja Bersama ini. Selain itu Pengusaha dan Serikat Pekerja

tidak akan mengajukan perubahan yang menambah ataupun

mengurangi isi Perjanjian Kerja Bersama yang telah disepakati,

kecuali Peraturan Pemerintah (PP) menentukan lain.50

b. Hubungan Serikat Pekerja dengan Pengusaha

Hubungan yang terjalin antara pengusaha dengan serikat

pekerja dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Dalam rangka mengembangkan fungsi pertemuan Bipartit sebagai

suatu wadah kerja sama yang bersifat konsultatif dan komunikatif,

maka pelaksanaanya diatur pada pertemuan Bipartit yang

diselenggarakan antara wakil pengusaha dengan serikat pekerja.

2) Pertemuan Bipartit akan diadakan berdasarkan kebutuhan yang

diminta oleh perusahaan maupun serikat pekerja.

3) Dalam hal perbedaan pendapat dan tidak dapat dipecahkan, maka

masalah yang menjadi permasalahan itu dapat diteruskan kepada

50 Wawancara dengan Kepala HRD Pahala Kencana Kudus bapak Haryadi pada tanggal

27 November 2007 di Kantor Pahala Kencana Kudus.

Page 59: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

instansi Pemerintah yang berwenang yaitu Dinas Tenaga Kerja

setempat.

4) Masing-masing bertekad untuk menciptakan hubungan yang

harmonis diantara pekerja dengan pengusaha.

c. Jangka Waktu Berlakunya Perjanjian Kerja Bersama

Adapun jangka waktu berlakunya Perjanjian Kerja Bersama ini

adalah selama 2 (dua) tahun yaitu mulai 01 agustus 2005 sampai

tanggal 31 Juli 2007 dan mengikat bagi kedua belah pihak. Selain itu

Perjanjian Kerja Bersama ini dapat diperpanjang dengan waktu

perpanjangan 1 (satu) tahun dan hanya dilakukan satu kali

perpanjangan.

d. Kesejahteraan Sosial Pekerja dan Keluarganya

Kesejahteraan sosial merupakan salah satu hak dari pekerja

yang harus diberikan oleh pengusaha. Kesejahteraan sosial ini tidak

hanya berlaku pada tenaga kerja dengan ketentuan-ketentuan yang

berlaku. Kesejahteraan sosial yang dimaksud dalam surat Perjanjian

Kerja Bersama ini adalah sebagai berikut:

1) Jaminan Sosial

Program jaminan sosial yang diberikan pengusaha kepada tenaga

kerjanya adalah jaminan sosial yang meliputi jaminan kecelakaan

kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan kesehatan

yang diberikan kepada tenaga kerja dalam bentuk pengikutsertaan

dalam program jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang

Page 60: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

didaftarkan oleh pengusaha kepada badan penyelenggara. Jaminan

sosial yang diberikan pengusaha kepada tenaga kerja dalam rangka

meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan juga memberikan

rasa kenyamanan dan keamanan dalam bekerja. Jaminan sosial

tidak hanya diberikan kepada tenaga kerja melainkan juga keluarga

tenaga kerja.

2) Bantuan Kelahiran

Untuk bantuan kelahiran diberikan pengusaha bagi pekerja wanita

dan istri dari tenaga kerja dengan ketentuan hanya terbatas sampai

dengan anak ke-3 sesuai dengan kartu keluarga yang terdaftar di

perusahaan. Bantuan kelahiran ini hanya diberikan bagi pekerja

yang sudah melampaui masa percobaan selama 3 (tiga) bulan

kerja. Adapun besar bantuan tersebut adalah:

a) Pekerja tetap : Rp 350.000,00

b) Istri pekerja tetap : Rp 300.000,00

c) Istri kru bus : Rp 300.000,00.51

3) Bantuan Duka Cita

Selain bantuan kelahiran, pengusaha juga memberikan

kesejahteraan sosial bagi tenaga kerja dan keluarganya yaitu

berupa bantuan duka cita. Akan tetapi bantuan duka cita ini lebih

dikhususkan untuk diberikan kepada ahli waris dari tenaga kerja

yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja maupun bukan

51 Surat Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana. Hlm. 34.

Page 61: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

karena kecelakaan kerja yang besarnya telah ditentukan oleh

perusahaan yaitu sebesar Rp 350.000,00. Yang dimaksud oleh

perusahaan dengan keluarga pekerja disini adalah istri atau suami

dan anak yang sah.52

4) Bantuan Suka Cita

Sama dengan halnya dengan pemberian kesejahteraan sosial di

atas, pengusaha juga memberikan bantuan suka cita kepada tenaga

kerja yang sudah melampaui masa percobaan 3 (tiga) bulan kerja.

Bantuan suka cita ini diberikan kepada tenaga kerja yang baru

menikah dengan bantuan sebesar Rp 350.000,00. namun bila

terjadi pernikahan antar sesame pekerja di perusahaan PT Pahala

Kencana berikut cabang-cabangnya, maka bantuan suka cita ini

hanya diberikan kepada salah satu pekerja saja.

C. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana 2005-2007

Adapun pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana di

lingkungan perusahaan itu sendiri penulis bahas dari waktu kerja, sistem

pengupahan yang dijalankan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan

pelaksanaan program jamsostek di lingkungan perusahaan, sebagai berikut:

1. Waktu Kerja

a. Waktu Kerja Pekerja Tetap

Adapun waktu kerja bagi pekerja tetap adalah 8 (delapan) jam

sehari sudah termasuk jam istirahat. Hari istirahat mingguan diatur

oleh Kepala Bagian masing-masing. Dengan demikian hari istirahat

52 Ibid.

Page 62: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

mingguan tidak harus jatuh pada hari minggu. Apabila ada kelebihan

waktu kerja yang dibutuhkan, maka akan diberikan kompensasi dan

diatur secara sendiri oleh perusahaan.

b. Waktu Kerja Kru Bus AKAP

Waktu kerja kru bus AKAP adalah tidak teratur. Akan tetapi setiap

pekerja harus memberitahukan atasan dan mengisi formulir Hari Kerja

sewaktu tiba atau hari kedatangan dari perjalanan setiap Pulang Pergi.

Seperti pada pekerja tetap, apabila waktu kerja kru bus di luar

kewajaran karena macet atau apapun, maka kru bus akan mendapat

kompensasi yang diatur tersendiri oleh perusahaan.

2. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan atau penggajian dalam perusahaan ini adalah

diberikan kepada pekerja tetap, pekerja harian dan kru bus AKAP karena

cabang Kudus ini hanya melayani transportasi Antar Kota Antar Propinsi:

a. Pekerja Tetap

Sistem pengupahan atau penggajian pekerja dilakukan dengan

mempertimbangkan:

1) Jenis pekerjaan.

2) Tanggung jawab pekerjaan.

3) Keahlian yang dimiliki.

4) Pengalaman kerja.53

53 Surat Perjanjian Kerja Bersama. Hlm. 28.

Page 63: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Dalam menentukan upah pekerja tetap, perusahaan minimal

berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang

Upah Minimum Propinsi yang berlaku dan komponen upah masing-

masing pekerja tetap yang dituangkan dalam perjanjian kerja.

Upah atau gaji pekerja tetap akan diberikan apabila pekerja

tersebut telah melakukan pekerjaannya dan dibayarkan pada setiap

akhir bulan minimal dengan standar UMK yaitu sebesar Rp

650.000,00.

b. Kru bus AKAP

Adapun sistem pengupahan yang diterapkan di Kantor cabang

Kudus ini bagi kru bus AKAP adalah:54

1) Bagi Sopir tujuan Kudus – Jakarta

a) Untuk masa 0 – 3 bulan, uang PP adalah Rp 60.000,00.

b) Untuk masa 3 bulan – 3 tahun, uang PP adalah Rp 65.000,00.

c) Untuk masa 3 tahun lebih, uang PP adalah Rp 70.000,00.

d) Bagi Sopir tujuan Kudus – Bogor

(1) Untuk masa 0 – 3 bulan, uang PP adalah Rp 65.000,00.

(2) Untuk masa 3 bulan – 3 tahun, uang PP adalah Rp

70.000,00.

(3) Untuk masa 3 tahun lebih, uang PP adalah Rp 75.000,00.

e) Bagi Kenek

54 Wawancara dengan Kepala HRD Bapak Haryadi tanggal 27 November 2007 pukul

14.00-15.30 WIB di kantor cabang Pahala Kencana Kudus.

Page 64: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Uang PP yang diberikan bagi kenek adalah sebesar 50%

dari uang PP sopir.

Adapun pengupahan bagi pekerja harian akan ditentukan

sendiri oleh perusahaan. Dalam hal wajihb setor, pengemudi tidaka ada

kewajiban wajib setor, karena kewajiban hanya dibebankan kepada

tiap-tiap agen.55

c. Hak dan Kewajiban Bagi Pengusaha dan Serikat Pekerja

Dengan memperhatikan hal-hal yang secara jelas diatur dalam

Perjanjian Kerja Bersama beserta Peraturan Pemerintah yang berlaku,

maka telah disepakati hak dan Kewajiban Pengusaha dan Serikat

Pekerja.

d. Hak Pengusaha

1) Pengawasan terhadap operasional perusahaan.

2) Pengelolaan perusahaan.

3) Penanganan jalannya operasional perusahaan dan para pekerja.

4) Memberi perintah.

5) Menerima hasil pekerjaan.

e. Kewajiban Pengusaha

1) Membayar upah.

2) Mengikutsertakan pekerja dalam program jamsostek (jaminan

sosial tenaga kerja).

3) Memberi pekerjaan.

55 Ibid.

Page 65: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

4) Bertindak sebagai pengusah yang baik.

5) Memberi waktu istirahat dan hari libur resmi.

f. Hak Serikat Pekerja

1) Menyalurkan aspirasi kolektif anggotanya dalam upaya

perlindungan dan keselamatan kerja serta peningkatan

kesejahteraan pekerja.

2) Sebagai penasihat bagi anggotanya yang memerlukan di bidang

ketenagakerjaan.

3) Sebagai motivator dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja

dan partisipasi pekerja.

4) Sebagai unsur pemantap ketenangan usaha dan ketenangan bekerja

di perusahaan.

5) Berhak memperoleh upah yang layak.

6) Berhak memperoleh fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan.

7) Berhak memperoleh tunjangan-tunjangan.

g. Kewajiban Serikat Pekerja

1) Melindungi dan membela hak-hak anggotanya dari pelanggaran-

pelanggaran hak serta memperjuangkan kepentingan anggota-

anggotanya.

2) Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan

keluarganya.

Page 66: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

3) Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya

sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah

Tangga (ART).

3. Hak Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Serikat Pekerja

Resiko56 merupakan salah satu kata yang tidak dikehendaki oleh

setiap orang. Secara sadar atau tidak, dalam kehidupan manusia pasti akan

menghadapi resiko. Akan tetapi seberapa besar resiko yang akan dihadapi

oleh orang yang bersangkutan tergantung dari aktivitas yang dilakukan.

Demikian juga dalam bidang usaha, hampir semua dapat dipastikan tidak

ada usaha yang bebas dari resiko, misalnya saja terjadi kebakaran pada

tempat usaha, pengelola usaha atau karyawan mendapatkan kecelakaan

atau meninggal dunia, dan lain-lain. Apabila hal ini terjadi, maka akan

membawa dampak yang cukup besar apalagi yang terkena musibah

tersebut adalah sebagai tulang punggung keluarga. Dengan mencermati

resiko yang dapat datang setiap saat, maka perlu adanya pengelolaan yang

baik. Dalam hubungan kerja, apabila resiko tersebut muncul tidaklah perlu

khawatir, sebab segala kerugian dapat ditanggung oleh pihak pengelola

resiko yang pada umumnya berbentuk badan usaha.

Resiko erat kaitannya dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini

menyiratkan arti dari istilah jaminan di samping mempunyai arti

56 Resiko adalah kondisi dimana ada kemungkinan arus deviasi dari hasil yang diinginkan,

diharapkan atau yang dinantikan. Dalam kaitannya dengan suatu bisnis, resiko dapat didefinisikan sebagai kemnungkinan kerugian yang berhubungan dengan aset-aset dan potensial pendapatan dari perusahaan. Aset disini berarti tidak hanya inventaris dan perlengkapan, tapi juga faktor-faktor lain seperti para pegawai atau tenaga kerja dan reputasinya. Baca Justin G. longenecker. Kewirausahaan manajemen Usaha Kecil. Jakarta: Salemba Empat. 2001. hlm. 675.

Page 67: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

ketidakterjaminan dan ancaman.57 Adanya ketidakterjaminan dan

ketidakpastian tersebut diberikan suatu bentuk perlindungan,

pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan yang diselenggarakan dalam

bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat dasar, dengan

berasaskan usaha bersama, kekeluargaan dan gotong royong.

Kemudian istilah Jaminan Sosial Tenaga Kerja sendiri adalah

suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang

sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang

dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh

tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan

meninggal dunia.58

Sebagai program publik, JAMSOSTEK memberkan hak dan

memberikan kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan

tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 1992, berupa

santunan tunai dan pelayanan medis, sedangkan kewajiban peserta adalah

tertib administrasi dan membayar iuran.59

Pada dasarnya jaminan sosial tenaga kerja merupakan salah satu

hak bagi tenaga kerja sebagai imbalan dari sebagian atau seluruh

penghasilan yang telah hilang. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk

perlindungan yang bersifat sosial. Sehingga pada dasarnya, jaminan sosial

57 Anne Friday Safaria, Dadi Suhanda, dkk. Hubungan Perburuhan di Sektor Informal

Permasalahan dan Prospek. Bandung: Yayasan AKATIGA. 2003. hlm. 17. 58 Sentosa Sembiring. Himpunan Undang-Undang Lengkap tentang Asuransi Jaminan

Sosial disertai Peraturan Per-Undang-Undangan yang terkait. Bandung: Nuansa Aulia. 2006. hlm. 62.

59 Brosur PT JAMSOSTEK

Page 68: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

sebagai aktualisasi bentuk perlindungan tenaga kerja di mana perlindungan

adalah salah satu hak asasi setiap manusia yang bekerja. Hak asasi tersebut

dapat diartikan sebagai hak dasar atau hak pokok yang meliputi hak hidup

dan hak untuk mendapatkan perlindungan.

Dalam hal ini badan penyelanggara yang dipercayakan PT Pahala

Kencana Kudus untuk program Jamsostek bagi tenaga kerjanya adalah PT

Jamsostek yang beralamatkan di Jl. Pramuka No. 368 Kudus.

Program Jamsostek yang dijalankan meliputi:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Sudah menjadi ketetapan PT Pahala Kencana, bahwa setiap

pekerja yang mengalami kecelakaan kerja pada saat bekerja, maka

tenaga kerja tersebut akan mendapat ganti kerugian sebagai berikut:60

1) Biaya Transportasi (maksimum) adalah Rp 150.000,00.

2) Untuk Biaya Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) adalah

a) 4 (empat) bulan I (pertama) 100% * upah sebulan

b) 4 (empat) bulan II (kedua) 75% * upah sebulan

c) Selanjutnya 50% * upah sebulan

3) Untuk biaya pengobatan dan perawatan maksimum, tenaga kerja

akan mendapat ganti Rp 8.000.000,00.61

4) Untuk santunan cacat

a) Sebagian-Tetap %tabel62 * 70 bulan upah

60 www.jamsostek.go.id. 61 Wawncara dengan Kepala HRD Bapak Haryadi tanggal 27 November 2007 di Kantor

Pahala Kencana Kudus. 62 Tabel dapat dilihat pada halaman lampiran

Page 69: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

b) Total-Tetap

(1) Sekaligus 70% * 70 bulan upah

(2) Santunan Berkala (2 tahun) Rp 200.000,00/bulan

(3) Kurang fungsi %kurang fungsi * %tabel * 70 bulan

upah

5) Santunan Kematian

a) Sekaligus 60% * 70 bulan upah

b) Berkala (2tahun) Rp 200.000,00/bulan

c) Biaya Pemakaman Rp 1.500.000,00.

Untuk memperoleh santunan jaminan kecelakaan kerja tersebut

terlebih dahulu pengusaha dalam hal ini adalah wakil dari perusahaan

yaitu Kepala HRD (bapak Hariyadi) wajib mengisi form

JAMSOSTEK 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada

Depnakertrans atau Disnakertrans dan PT Jamsostek tidak lebih dari 2

x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan disertai dengan foto

kopi kartu peserta dan surat keterangan dokter. Kemudian setelah

tenaga kerja dinyatakan sembuh atau meninggal dunia oleh dokter

yang merawat, perusahaan yang diwakili oleh Kepala HRD wajib pula

mengisi form 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim ke

Depnakertrans/Disnakertrans serta PT Jamsostek tidak lebih dari 2 x

24 jam sejak tenaga kerja dinyatakn sembuh / meninggal dunia.

Selanjutnya PT Jamsostek akan menghitung dan membayar santunan

dang anti rugi kecelakaan kerja yang menjadi tenaga kerja atau ahli

Page 70: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

waris.63 Adapun mengenai kecelakaan kerja yang ditimpa oleh

penumpang ketika terjadi kecelakaan adalah ditanggung oleh Jasa

Raharja dan bukan menjadi kewajiban dari Jamsostek.64

b. Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan

sistemTabungan Hari Tua yang iurannya ditanggung pengusaha dan

tenaga kerja. Kemanfaatan Jaminan Hari Tua sebagai iuran yang

terkumpul ditambah hasil pengembangan. Jaminan Hari Tua akan

dikembalikan atau dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah

dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja:

1) Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia atau cacat total

tetap.

2) Mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) setelah menjadi

peserta sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dengan masa tunggu 6

bulan.

3) Pergi ke luar negeri tidak kembali lagi atau menjadi PNS atau TNI

atau POLRI.

Untuk memperoleh Jaminan Hari Tua ini, tenaga kerja harus

mengisi dan menyampaikan form Jamsostek 5 kepada Kantor

Jamsostek disertai kartu peserta Jamsostek asli dan kartu identitas diri.

Sedangkan untuk tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri

dengan Surat Keterangan Dokter. Untuk tenaga kerja yang

63 Ibid. 64 Wawancara dengan Kepala HRD Pahala Kencana Kudus Bapak Haryadi pada tanggal

27 November 2007 di kantor.

Page 71: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

meninggalkan wilayah RI dilampiri dengan surat pernyataan tidak

bekerja lagi di Indonesia disertai foto kopi paspor dan visa. Sedangkan

untuk tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 tahun

dilampiri dengan surat keterangan kematian dan foto kopi kartu

keluarga. Kemudian bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja sebelum

usia 55 tahun dan telah memenuhi masa kepesertaan minimal 5 dengan

masa tunggu 6 bulan dilampiri dengan surat keterangan berhenti

bekerja dari perusahaan dan surat pernyataan belum bekerja lagi.

c. Jaminan Kematian (JK)

Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja

dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja

sebagai tambahan bagi Jaminna Hari Tua yang jumlahnya yang

jumlahnya belum optimal.

Perusahaan PT Pahala Kencana Kudus memberikan santunan

kematian kepada ahli waris tenaga kerja yaitu sebesar Rp 350.000,00.65

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diberikan kepada tenaga kerja

dan keluarga maksimum dengan 3 (tiga) orang anak. PT Pahala

Kencana dalam memberikan program Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan ini yaitu berupa pelayanan medis yang terdiri dari rawat

jalan tingkat pertama, rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap,

pemeriksaan kehamilan dan persalinan dengan biaya persalinan

65 Surat Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana. hlm. 34.

Page 72: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

sebesar Rp 400.000,00 per anak, penunjang diagnostic, pelayanan

khusus, dan gawat darurat.

Pelayanan khusus untuk penggantian biaya:

Kacamata Rp 150.000,00 prothese atau alat Bantu dengar Rp

300.000,00.

Prothese gigi Rp 250.000,00, prothese tangan Rp 350.000,00 dan

prothese kaki Rp 500.000,00.

Cara perolehan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah untuk

rawat jalan tingkat pertama berupa pemeriksaan dan berobat jalan pada

balai pengobatan umum atau gigi yang dipilih dengan menunjukkan

Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK) yang masih berlaku dan

perusahaan masih membayar iurannya.

Kemudian untuk rawat jalan tingkat lanjutan adalah diperoleh

setelah ada rujukan dari perawatan tingkat pertama. Pelayanan tingkat

lanjutan ini berupa rawat inap dan tindakan medis yang diperlukan.

Untuk pengambilan obat atau kacamata dapat dilakukan pada apotek

atau optic yang ditunjuk oleh PT Jamsostek berdasarkan rujukan resep

dokter spesialis yang ditunjuk.

Page 73: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Tabel : 2

Prosentase Iuran Program Jamsostek

Iuran Program JAMSOSTEK (% Upah Bulanan) IURAN

PROGRAM JAMSOSTEK Tanggungan Pengusaha

Tanggungan Tenaga Kerja

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 0,24 – 1,74

(5 tarif) -

Jaminan Kematian (JK) 0,30 -

Jaminan Hari Tua (JHT) 3,70 2,00

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) 3,00 (Lajang) 6,00 (Keluarga)

- -

Sumber data diperoleh dari: brosur PT Jamsostek

Tabel : 3

Perhitungan Iuran Program Jamsostek

Besarnya Iuran Jumlah

JKK JPK (lajang)

JPK (kel) JHT Upah

(000)

Dasar Upah (000) 1,27% 3% 6% 3,7% 2%

Lajang Kel.

500-699 600 7.620 18.000 36.000 22.200 12.000 59.820 77.820

700-899 800 10.160 24.000 48.000 29.600 16.000 79.760 103.760

900-1.199 1.050 13.335 30.000 60.000 38.850 21.000 103.185 133.185 1.200-1.499 1.350 17.145 40.500 81.000 49.950 27.000 134.595 175.095

1.500-1.899 1.700 21.590 51.000 102.000 62.900 34.000 169.490 220.490

1.900-2.499 2.200 27.490 66.000 132.000 81.400 44.000 218.890 284.890

Sumber: hasil wawancara dengan kepala HRD Pahala Kencana, Bapak Haryadi di kantor Pahala Kencana Kudus.

Perhitungan iuran jamsostek menggunakan pada upah dasar dari

tenaga kerja sesuai dengan jabatannya karena bentuk ganti rugi yang

diberikan adalah berupa santunan yang wujudnya berupa uang.

Apabila pekerja dengan dasar upah Rp 600.000,00 maka untuk setiap

Page 74: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

program jamsostek, pengusah mengeluarkan prosentase yang berbeda-

beda dari setiap program jamsostek. Seperti yang terlihat pada tabel di

atas, maka untuk program JKK, pengusaha mengeluarkan Rp 7.620,00

untuk setiap pekerja per bulannya. Begitu pun dengan program-

program lainnya sesuai dengan peraturan yang diberlakukan.

Seperti contoh, untuk perhitungan upah tenaga kerja yang

distandarkan UMK yaitu Rp 650.000,00 per bulannya, maka

pengusaha akan mengeluarkan iuran JKK sebesar Rp 8.255,00, iuran

JHT sebesar Rp 37.050,00, dan iuran JPK (lajang) adalah Rp

19.500,00 serta iuran JPK (kel) adalah Rp 39.000,00 per pekerja per

bulannya. Jadi pengusaha mengeluarkan uang iuran jamsostek setiap

bulannya untuk seorang pekerja yang masih lajang adalah Rp

64.805,00. Sedangkan untuk pekerja yang sudah berkeluarga adalah

Rp 84.305,00.

Sedangkan untuk jumlah santunan yang akan diterima oleh

pekerja yang mengalami kecelakaan kerja pada saat bekerja,66 seperti

pada Peraturan Pemerintah yang berlaku yaitu PP No. 14 tahun 1993

tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek, maka contoh perolehan

santunan yang akan diterima oleh pekerja sebagai ganti rugi atas

kecelakaan kerja yang menimpa saat bekerja yang distandarkan pada

UMK adalah:

66 Wawancara dengan Bapak Haryadi tanggal 27 November 2007 jam 14.00-15.30 WIB

di Kantor Pahala Kencana cabang Kudus.

Page 75: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Contoh perhitungan santunan JKK yang meninggal dan

diberikan sekaligus kepada tenaga kerja sebagai berikut:

= 60% * 70 (Rp 650.000,00)

= 60 % * Rp 45.500.000,00

= Rp 27.300.000,00.

Page 76: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

ANTARAPENGUSAHA BUS DENGAN SERIKAT PEKERJA DI PT

PAHALA KENCANA KUDUS

A. Analisis Terhadap Perjanjian Kerja Bersama Antara Pengusaha Bus

Dengan Serikat Pekerja PT Pahala Kencana Kudus

Sebelum penulis menganalisis lebih jauh mengenai pelaksanaan

Perjanjian Kerja Bersama di PT Pahala Kencana Kudus, ada baiknya kita

lihat kembali duduk permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, yaitu

mengenai bagaimana perjanjian kerja ini dibuat, apa isi perjanjian kerja ini

dan bagaimana pelaksanaan dari perjanjian kerja bersama ini.

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa perjanjian kerja bersama telah

diatur dalam Bab XI bagian ketiga Undang-Undang No. 13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja bersama dalam UU No.13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan ini telah mencabut berlakunya UU No. 21

tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dan Majikan.

Ketentuan perjanjian kerja bersama lebih sesuai dengan keadaaan sekarang

karena sudah mengatur lebih dari 1 (satu) serikat pekerja pada 1 (satu)

perusahaan, sedangkan perjanjian perburuhan belum mengatur lebih dari 1

(satu) serikat pekerja pada 1 (satu) perusahaan.67

67 F.X. Djumialdji, Perjanjian Kerja, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, hlm. 68.

Page 77: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Disebutkan dalam Pasal 1 angka 21 UU No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan jo. Pasal 1 ayat 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No: KEP-48/MEN/IV/2004, Perjanjian Kerja Bersama adalah

perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau

serikat buruh yang tercatat pada instasi yang bertanggung jawab dibidang

ketenagakerjaan dengan pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang

memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.68 Dalam

hal ini Serikat Pekerja Pahala Kencana telah tercatat secara resmi pada Suku

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kodya Jakarta Timur dengan No.

226/SPPK/BW/II/2001.

Sedangkan dalam Pasal 1601 n ayat 2 Burgelijk Wetboek (BW)

disebutkan bahwa yang dinamakan Persetujuan Perburuhan Kolektif adalah

suatu peraturan yang dibuat oleh seorang majikan atau lebih maupun suatu

perkumpulan majikan atau lebih yang berbentuk badan hukum disatu pihak

dan suatu perkumpulan buruh atau lebih yang berbentuk badan hukum

tentang syarat-syarat pekerjaan yang harus diindahkan sewaktu membuat

persetujuan perburuhan.

Dengan adanya UU No. 21 tahun 1954 tentang perjanjian perburuhan,

maka Pasal 1601 n ayat 2 KUH Perdata (BW) dianggap tidak berlaku lagi.

Kemudian pada tahun 1985 Perjanjian Perburuhan diubah namanya menjadi

Kesepakatan Kerja Bersama (KKB), namun isinya sama dengan UU No. 21

tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan. Dan dengan adanya UU No. 13

68 Ibid, hlm. 72.

Page 78: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka UU No. 21 tahun 1954 tentang

Perjanjian Perburuhan tidak berlaku lagi.

Adapun dasar hukum dari pembuatan perjanjian kerja bersama ini

mengacu pada:69

1. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-

48/MEN/IV/2004 tanggal 8 April 2004 tentang Tata Cara Pembuatan

dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran

Perjanjian Kerja Bersama.

3. Undang-Undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat

Buruh.

Jadi dalam pembuatan perjanjian kerja bersama di pihak pekerja atau

buruh selalu ada kolektivitas. Maksud semula mengadakan perjanjian kerja

bersama secara kolektivitras adalah untuk mempengaruhi syarat-syarat kerja

dengan alat serikat pekerja atau buruh. Dengan demikian, adanya perjanjian

kerja bersama berkaitan dengan pergerakan serikat pekerja.

Sedangkan jika dipandang dari sudut hokum Islam, kesepakatan

perjanjian kerja bersama didasarkan pada rasa saling rela diantara para pihak

yang bersepakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

النساء (عن تراض منكم ...

“Artinya: ...dengan suka sama suka diantara kamu.” (QS An-Nisa : 29)

69 Ibid, hlm. 71.

Page 79: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Di dalam perjanjian kerja, pekerja berada di pihak yang lemah,

sedangkan pengusaha memiliki wewenang untuk memerintah. Akibatnya,

seluruh kegiatan yang berada di lingkungan perusahaan, pengusahalah yang

menentukan. Oleh Karena itu, dengan adanya Perjanjian Kerja BERSAMA

yang merupakan kesepakatan antara pengusaha dengan serikat pekerja dalam

hal pekerja ingin merubah atau memperbaiki nasibnya ke tingkat hidup yang

lebih baik, harus disalurkan melalui serikat pekerja.

Dalam pembuatan perjanjian kerja bersama ini harus memuat:70

1. Nama, tempat kedudukan, serta alamat serikat pekerja.

2. Nama, tempat kedudukan serta alamat pengusaha.

3. Nomor dan tanggal pencatatan serikat pekerja pada intansi yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten atau Kota.

4. Hak dan kewajiban pengusaha.

5. Hak dan kewajiban serikat pekerja.

6. Jangka waktu dan tanggal berlaku perjanjian kerja bersama.

7. Tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.

Dalam Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana yang dapat dilihat

dalam halaman lampiran, telah disebutkan mengenai identitas dari serikat

pekerja, identitas dari pengusaha, jangka waktu berlakunya perjanjian kerja

bersama dan tanda tangan para pihak dalam pembuatan perjanjian kerja

bersama. Akan tetapi dalam hal hak dan kewajiban masing-masing pihak

tidak disebutkan secara jelas. Dalam Perjanjian Kerja Bersama Pahala

70 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP-48/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama Pasal 21.

Page 80: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Kencana, hanya disebutkan mengenai hak dari serikat pekerja saja. Tidak

disebutkan mengenai kewajiban dari serikat pekerja serta hak dan kewajiban

pengusaha. Kemudian mengenai pihak-pihak yang menandatangani

perjanjian kerja bersama di PT Pahala Kencana adalah antara pengusaha

dengan Serikat Pekerja Pahala Kencana yang telah tercatat secara resmi pada

Dinas Tenaga Kerja yang ditunjuk. Dan mengenai tempat pembuatan

Perjanjian Kerja Bersama adalah di Kantor PT Pahala Kencana yang

beralamatkan di Kompl. Gading Bukit Indah Blok C No.1 Jl. Bukit Gading

Raya Kelapa Gading Permai Jakarta Utara.

Dengan demikian, pembuatan perjanjian kerja bersama yang

dilakukan oleh PT Pahala Kencana sudah sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Indonesia.

B. Analisis Terhadap Isi Perjanjian Kerja Bersama PT Pahala Kencana

Pada Bab 3 (tiga) sebelumnya, telah disebutkan bahwa isi dari

perjanjian kerja bersama meliputi ruang lingkup perjanjian kerja bersama,

hubungan serikat pekerja dengan pengusaha PT Pahala Kencana, jangka

waktu berlakunya Perjanjian Kerja Bersama dan kesejahteraan sosial bagi

pekerja dan keluarganya. Dalam Undang-Undang tidak disebutkan secara

rinci mengenai bagaimana bentuk dan isi dari perjanjian kerja bersama. Akan

tetapi Undang-Undang menyebutkan bahwa isi perjanjian kerja bersama

adalah ditentukan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dan isi

perjanjian kerja bersama tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dimana kesepakatan pembuatannya

Page 81: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

adalah berdasar i’tikad yang baik untuk mencapai kesepakatan. Maksud dari

tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang disini adalah bahwa

perjanjian kerja bersama yang dibuat kualitas dan kuantitas dari isi perjanjian

kerja tersebut tidak boleh lebih rendah dari peraturan perundang-undangan.

Adapun mengenai jangka waktu berlakunya perjanjian kerja bersama

di PT Pahala Kencana ini adalah selama 2 (dua) tahun yaitu mulai tanggal 01

Agustus 2005 sampai dengan tanggal 31 Juli 2007 dan sampai sekarang

masih diberlakukan perjanjian kerja bersama ini dalam perusahaan dengan

perpanjangan satu kali selama 1 (satu) tahun ke depan. Dan selama kurun

waktu tersebut, di PT Pahala Kencana tidak terdapat perubahan-perubahan

mengenai isi dari perjanjian kerja bersama tersebut. Berhubungan dengan hal

ini, Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana yang disepakati telah sesuai

dengan Pasal 123 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Kemudian dalam hal kesejahteraan sosial bagi tenaga kerja dalam

hubungan kerja atau di luar hubungan kerja wajib diberikan dan diperhatikan

oleh pengusaha dalam rangka memberikan perlindungan dan memberikan

rasa aman serta kenyamanan bekerja bagi tenaga kerja. Hal ini dapat

meningkatkan produktivitas kerja bagi tenaga kerja. Namun perlu juga

diperhatikan oleh pengusaha bahwa kesejahteraan sosial tidak hanya berlaku

bagi tenaga kerja saja, melainkan berlaku juga bgi keluarga tenaga kerja

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas, yang

harus tetap terpelihara termasuk pada saat tenaga kerja kehilangan sebagian

Page 82: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya resiko-resiko sosial

seperti kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua.

Sistem kesejahteraan yang telah diberlakukan oleh pengusaha PT

Pahala Kencana meliputi jaminan sosial, bantuan kelahiran, bantuan suka cita

dan bantuan duka cita. Jaminan sosial yang diberikan pengusaha kepada

tenaga kerja adalah dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja yang berupa

jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan

pemeliharaan kesehatan. Dalam Pasal 99 UU No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan disebutkan bahwa setiap pekerja dan keluarganya berhak

memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. Dalam hal ini PT Pahala Kencana

telah memberlakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dimana pengusaha memberikan kesejahteraan tidak hanya bagi

tenaga kerja saja, melainkan juga kepada kelurga dari tenaga kerja. Dan

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pemberian kesejahteraan ini,

pengusaha telah bekerja sama dengan badan penyelenggara jaminan sosial

tenaga kerja yang telah ditunjuk yaitu PT Jamsostek.

Jika dilihat dalam hukum Islam, kesejahteraan yang diberikan oleh

pengusaha kepada tenaga kerja adalah salah satu bentuk kewaspadaan

terhadap segala resiko yang mungkin dapat menimpa tenaga kerja setiap saat.

Dalam hal ini ada sebuah hadits yang terkait, yaitu hadits tentang

menghindari resiko

اهللا صلى اهللا رسول قال: قال عنه اهللا رضي مالك بن انس عن توآل او اعقلها : قال ؟ اتوآل او اعقلها وسلم عليه

)الترمذي رواه(

Page 83: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

"Artinya : Dari Anas bin Malik r.a., bertanya seseorang kepada Rasulullah

tentang (untanya) : Apa (unta) ini saya ikat saja atau langsung saya

bertaawakal pada Allah? " Bersabda Rasulullah : pertama ikatlah

itu, kemudian bertawakallah pada Allah" (HR Turmudzi)71

Hadits riwayat turmudzi di atas, merupakan salah satu tuntunan

Rasulullah agar selalu bersiakp waspada terhadap kerugian atau musibah

yang akan terjadi, bukannya langsung menyerahkan segalanya atau tawakal

kepada Allah SWT. Hadits di atas secara implisit mengandung nilai agar kita

selalu menghindar dari resiko yang membawa kerugian bagi diri kita, baik

berbentuk kerugian materi atau kerugian yang berkaitan langsung dengan diri

manusia atau jiwa. Pada dasarnya program jaminan sosial adalah

memberikan perlindungan kepada masyarakat yang bersangkutan.

Perlindunag disini dimaksud dalam rangka menghindari resiko yang

mungkin akan terjadi sehingga dapat diminimalisasi serendah mungkin.

Resiko tersebut akan terasa ringan jika antara pengusaha dengan tenaga kerja

mengadakan kesepakatan untuk mengikutsertakan diri dalam program

jaminan sosial tenaga kerja.

Dengan demikian, sekali lagi mengenai pembuatan dan isi dari

perjanjian kerja bersama tersebut telah sesuai dengan peraturan yang berlaku

yaitu yang mengacu pada UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-

48/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Perusahaan dan

71 Sunan at-Turmudzi, Kitab Al Sifat Al Qiyanah Wa Ar Rakaik Al Wara, Bab 60 No.

2517, hlm. 668.

Page 84: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran

Perjanjian Kerja Bersama.

C. ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA DI PT

PAHALA KENCANA KUDUS

Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bertindak sebaik

mungkin dalam setiap amal perbuatan dan hendaknya kita menjadi manusia

yang dapat berguna bagi orang lain, karena sebaik-baik manusia adalah yang

paling banyak manfaatnya bagi manusia yang lain.

Agama Islam mengatur sedemikian rupa terhadap tatanan hidup

pemeluknya, bahkan tidak hanya itu, Islam adalah sebagai agama yang

rahmatal lil ‘alamin. Islam memberi penerangan kepada sesama manusia

tanpa pandang bulu, apakah ia tua atau muda, dari penjuru dunia manapun,

bahkan ia dilahirkan dalam komunitas yang menolak Islam sekalipun, Islam

tetap sebagai agama yang memberi rahmat kepada sekalian alam. Namun

hanya orang yang mau beriman dan berserah diri kepada-Nyalah uang akan

selamat kelak dihari kiamat.

Di dunia ini Islam memberikan ruang gerak yang sama dalam hal

bermu’malah dan tidak memaksakan kepada siapapun untuk mengadopsi

hukum Islam, artinya dalam bermu’malah orang bebas memilih cara apa saja

asal tidak melanggar hak orang lain, akan tetapi umat Islam harus bisa

mengadopsi dan membedakan tatanan hukum yang bersumber dari Al-

Qur’an dan Hadits karena pada hakikatnya, hanya orang yang bersih hatinya

Page 85: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

dan mau merefleksi diri (muhasabah) bisa menerima Islam dengan utuh

meski ia tidak mau masuk Islam.

Dalam hal mu’malah Islam memeberikan anjuran bahkan perintah

untuk berbuat adil dan memnuhi janji (aqad) kepada siapapun termasuk

kepada non muslim sepanjang janji tersebut tidak melanggar ketentuan

agama. Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 1

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu... (QS

Al-Maidah: 1).72

Ayat tersebut di atas menyiratkan kepada kita untuk memnuhi akad

dalam arti perjanjian yang mencakup janji prasetia hamba kepada Allah dan

perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya, bukan saja

orang yang seiman saja, akan tetapi kepada siapa saja yang kita pernah

melakukan akad kepadanya termasuk janji kepada non muslim, selama janji

itu tidak melanggar ketentuan agama.

Adanya perjanjian kerja yang dibuat oleh perusahaan adalah untuk

menciptakan suasana keadilan. Tujuan dari perintah berbuat adil adalah

untuk menciptakan hubungan yang harmonis, saling memberikan manfaat,

mengambil manfaat dan menguatkan tali silaturrahim diantara manusia.

Perjanjian Kerja Bersama yang diselenggarakan oleh PT Pahala

Kencana Kudus membuat status hukum hubungan kerja yang tercipta dan

status hukum dari perjanjian tersebut bisa dipertanggungjawabkan secara

72 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1997, hlm. 156.

Page 86: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

hukum. Artinya apabila dikemudian hari terjadi peristiwa-peristiwa yang

menyimpang dari perjanjian kerja bersama itu, maka akan ada sanksi yang

tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut yang telah diatur sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kesejahteraan sosial bagi pekerja merupakan salah satu hak yang

haru diberikan oleh pengusaha atau majikan. Kesejahteraan pekerja sesuai

dengan Pasal 1 angka 31 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

adalah suatu pemenuhan kebutuhan atau keperluan yang bersifat jasmani atau

rohani, baik di dalam atau di luar hubungan kerja yang aman dan sehat yang

secara langsung atau tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas di

lingkungan kerja. Kesejahteraan sosial bagi pekerja ini berupa jaminan sosial

tenaga kerja.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat, bahwa jaminan sosial

tenaga kerja di PT Pahala Kencana Kudus yang diselenggarakan oleh

pengusaha PT Pahala Kencana adalah meliputi jaminan kecelakaan kerja,

jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Untuk jaminan

kematian, PT Pahala Kencana telah sepakat mengadakan sendiri jaminan

kematian yang tertuang dalam perjanjian kerja bersama dan telah

menentukan besar santunan kematian atau duka cita sebesar Rp 350.000,00.73

Jaminan sosial tenaga kerja telah diatur dalam UU No. 3 tahun 1992

tentang Jaminan Soaial Tenaga Kerja dan Peraturan-Peraturan Pemerintah

yang terkait. Sesuai dengan Pasal 4 ayat 1 UU No. 3 tahun 1992 tentang

73 Surat Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana, hlm. 34.

Page 87: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Jamsostek dan Pasal 2 ayat 3 PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, PT Pahla Kencana telah

menyerahkan pengelolaannya kepada PT Jamsostek. Hal tersebut telah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dimana hal tersebut

merupakan salah satu kewajiban bagi pengusaha dalam rangka meningkatkan

taraf hiup tenaga kerja dan keluarganya, walaupun penyelenggaraan program

jamsostek tidak sepenuhnya diikutkan oleh pengusaha sesuai dengan PP

yang berlaku. Ini dilakukan oleh pengusaha berdasarkan kemampuan dari

pengembangan perusahaan mengingat perusahaan ini adalah perusahaan

yang tidak bergerak dalam bidang produksi.74

Dalam Pasal 1 ayat 4 PP No. 14 tahun 1993 disebutkan bahwa dalam

hal perusahaan telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan

kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat yang lebih baik dari paket

jaminan kesehatan dasar menurut PP ini, tidak ada kewajiban bagi pengusaha

mengikuti paket program jaminan pemeliharaan kesehatan yang

diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara. Hal ini dapat penulis analogikan

bahwa apabila suatu perusahaan mengikuti program jamsostek yang

diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara yang ditunjuk, dan perusahaan

tersebut telah meneyelenggarakan sendiri salah satu dari program jamsostek,

maka perusahaan tersebut dapat mengikuti program jamsostek lain yang

diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara. Hal inilah yang dilakukan oleh

74 Wawancara dengan kepala HRD Pahala Kencana Kudus, Bapak Haryadi pada tanggal

27 Nopember 2007 di kantor Pahala Kencana Kudus.

Page 88: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

perusahaan dengan tidak mengikuti salah satu dari program jamsostek yaitu

tidak mengikuti program Jaminan Kematian.

Jadi jelaslah disini bahwa Perjanjian Kerja Bersama yang disepakati

antara pengusaha dengan serikat pekerja PT Pahala Kencana Kudus adalah

sudah sesuai dengan hukum Islam dan hukum positif yang mengaturnya

yaitu yang bersandar pada firman Allah surat Al-Maidah ayat 1, walaupun

secara spesifik belum diatur dan bersumber pada hukum positif Indonesia

yaitu UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Keputusan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-48/MEN/IV/2004 tentang Tata

Cara Pembuatan dan Pengesahan serta Pembuatan dan Pendaftaran

Perjanjian Kerja Bersama dan UU No. 21 tahun 2000 tentang Seriakat

Pekerja atau Serikat Buruh.75

75 F. X. Djumialdji, Op.Cit., hlm. 71.

Page 89: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, setelah

menagadakan penelitian dan penelaahan secara seksama tentang “Analisis

Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama antara Pengusaha Bus dengan Serikat

Pekerja (Studi Kasus Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT Pahala Kencana

Kudus)”, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Perjanjian Kerja Bersama di PT Pahala Kencana Kudus adalah perjanjian

yang disepakati antara pengusaha dengan serikat pekerja Pahala Kencana

dimana pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama tersebut adalah sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu

mengacu pada UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan juga

mengacu pada peraturan pemerintah yang lainnya dan Keputusan Menteri

Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP/MEN/IV/ 2004 tentang Tata

Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan

dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.

2. Hal-hal yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama meliputi hak

dan kewajiban masing-masing pihak serta syarat-syarat kerja yang

mencakup dalam hubungan kerja.

3. Adapun pelaksanaan program Jamsostek sepenuhnya diserahkan kepada

Badan Penyelenggara yang ditunjuk yaitu PT Jamsostek setempat. Dalam

perspektif hukum positif di Indonesia, pengusaha diwajibkan

Page 90: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja

dimana pengusaha tersebut telah memenuhi persyaratan dalam mengikuti

program jamsostek yang bersandar pada UU No. 3 tahun 1992 tentang

Jamsostek dan Peraturan Pemerintah (PP) yang berlaku.

B. Saran-Saran

1. Dalam Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana 2005-2007 ini agar

lebih dijelasakan secara rinci mengenai hak dan kewajiban masing-

masing pihak agar dapat lebih jelas dilaksanakan oleh masing-masing

pihak.

2. Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana ini agar segera dilakukan

perevisian lagi terhadap isi dari perjanjian kerja tersebut mengingat

jangka waktu yang akan segera berakhir.

3. PT Pahala Kencana cabang Kudus agar terus meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia yang ada dengan adanya kepatuhan dalam

memenuhi waktu kerja.

4. Hendaknya lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang inovatif

dalam rangka persaingan yang sehat dengan perusahaan yang bergerak

dalam bidang yang sama.

C. Penutup

Teriring rasa syukur alhamdulillah yang tak terhingga kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dengan segala

daya dan upaya semaksimal mungkin dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

Page 91: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Apa yang penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini hanyalah

merupakan sebagian dari ilmu Allah Yang Maha Mengetahui, bagikan setitik

air yang tertuang dalam samudera, itupun tidak lepas dari kekurangan dan

kesalahan. Untuk itu kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini sangat

penulis harapkan.

Namun tidak kurang harapan penulis, mudah-mudahan melalui

penulisan ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca, dapat kita jadikan ke

rah yang lebih baik dalam melangkah.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua, Amin.

Page 92: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

DAFTAR PUSTAKA

Agama, Departemen. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra. 1992.

Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Bulughul Maram hadits nomor 937. Surabaya: Darul

‘Ilm.

Al-Ja’fiyyi, Imam Bukhori. Shahih Bukhori Juz 3 hadits nomor2264. Beirut:

Darul Kutub Al-‘Ilmiyah.

Arifin, Moh. Semarang: Fakultas IAIN Walisongo, 2006.

At-Turmudzi, Sunan. Kitab Al Sifat Al Qiyanah Wa Ar Rakaik Al Wara. Bab 60

No. 2517.

Azwar, Saifuddin. Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet.ke-1.

1998.

Batubara, Maryam. Perburuhan ditinjau dari Perspektif Islam dalam Menyikapi

Problema Perburuhan di Indonesia. dalam Majalah Ekonomi Syari’ah.

Vol. 5, no. 6-2006/1427 H.

Brosur PT JAMSOSTEK

Djumialdji, F.X. Perjanjian Kerja. Jakarta: Sinar Grafika. 2006.

Dokumen PT Pahala Kencana Kudus. Buku Gambaran Umum Perusahaan PT

Pahala Kencana Kudus.

Indriantoro, Nur. Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi dan Manejemen.

Yogyakarta: BPFE. 1999.

Kartasapoetra, R.G. Hukum Perburuhan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Cet.ke-4. 1994.

Page 93: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Kartono, Kartini. Metodologi Reseach Sosial. Bandung: Mandar Maju. 1990.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: KEP-

48/MEN/IV/2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan

Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian

Kerja Bersama.

Longenecker, Justin G. Kewirausahaan manajemen Usaha Kecil. Jakarta:

Salemba Empat. 2001.

Lopa, Baharuddin. Al-Qur’an dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Dana Bhakti

Prima Yassa. 1996.

Lubis, Suhrawardi K. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2000.

Manulang, Sendjung H. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

Jakarta: Rineka Cipta. 2001

Mas’adi, Ghufron A. Fiqh Mu’amalah Kontekstual. Jakarta: Radja Grafindo

Persada. 2002.

Nashif, Syekh Manshur Ali. Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW jilid

2. Bandung: Sinar baru Algensindo. 1993.

Nawawi, Hadari dan Mimi Martini. Penelitian Terapan. Yogyakarta:

Gadjahmada University Press.

Pasaribu, Chairuman. Hukum Perjanjian dalam Islam. Jakarta: Sinar Grafika,

Cet.ke-2. 1996.

Poerwadarminto, Wjs. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

1985.

Rokhayati, Siti. Yogyakarta: Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Page 94: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

Rusli, Hardijan. Hukum Ketenagakerjaan 2003. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2004.

Safaria, Anne Friday. Hubungan Perburuhan di Sektor Informal Permasalahan

dan Prospek. Bandung: Yayasan AKATIGA. 2003.

Sembiring, Sentosa. Himpunan Undang-Undang Lengkap tentang Asuransi

Jaminan Sosial disertai Peraturan Per-Undang-Undangan yang terkait.

Bandung: Nuansa Aulia. 2006.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi (suatu Pengantar). Jakarta: Radja Grafindo

Persada. Cet.ke-38. 2005.

Subekti, R. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer). Jakarta: Pradnya

paramitha. Cet.ke-32. 2001.

Surat Perjanjian Kerja Bersama Pahala Kencana.

Undang-Undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh.

UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

www.jamsostek.go.id.

Page 95: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

TABEL PRESENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP

SEBAGIAN DAN CACAT LAINNYA

No. Macam Cacat Tetap Sebagian % X Upah

1. Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40

2. Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35

3. Lengan kanan dari atau dari atas siku bawah 35

4. Lengan kiri dari atau dari atas siku ke bawah 30

5. Tangan kanan dari atau dari atas siku pergelangan ke bawah 32

6. Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28

7. Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah 70

8. Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 35

9. Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50

10. Sebelah kaki dari amata kaki ke bawah 25

11. Kedua belah mata 70

12. Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat 35

13. Pendengaran pada kedua belah telinga 40

14. Pendengaran pada sebelah telinga 20

15. Ibu jari tangan kanan 15

16. Ibu jari tangan kiri 12

17. Telunjuk tangan kanan 9

18. Telunjuk tangan kiri 7

19. Cacat hilangnya cuping hidung 30

Page 96: ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/80/jtptiain-gdl... · ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA PENGUSAHA BUS

20. Perforasi sekat rongga hidung 15

21. Kehilangan daya penciuman 10

22. Hilangnya kemampuan kerja fisik

• 50% - 70% 40

• 25% -50% 20

• 10% - 25% 5

23. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70

24. Kehilangan sebagian fungsi penglihatan setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%

7

25. Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, maka efisiensi penglihatan binokuler dengan rumus kehilangan efisiensi penglihatan (3% ef. Peng. Terbaik) + % ef. Peng. Terburuk. Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%

7

26. Kehilangan penglihatan warna 10

27. Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7