analisa perjanjian kerja bersama

28
ANALISA PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. NO : DIR/061 NO : PKB – 007/DPP-SP/2011 A. Pihak-pihak dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Adanya perjanjian kerja dalam suatu perusahaan dibuat karena bertujuan untuk mengatur segala tata tertib dan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan itu sendiri. Demikian juga dengan perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Yang selanjutnya disingkat dan disebut PT BNI, perusahaan tersebut juga membuat surat perjanjian kerja yang telah disepakati oleh pengusaha dan serikat pekerja. Dalam Perjanjian Kerja Bersama yang telah disepakati antara pengusaha dengan serikat kerja Bank BNI, mempunyai tujuan utama yaitu agar terwujud terwujudnya tingginya produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat, terwujudnya kedisiplinan, sikap dan etos kerja yang menjamin kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja Pekerja/Pegawai serta kepastian jalannya Perusahaan. Tujuan tersebut tercantum dalam bagian sebab-akibat PKB PT BNI. Pihak-pihak yang dalam PKB PT BNI adalah sebagai berikut : 1. Pengusaha Nama : 1. Gatot Mudiantoro Soewondo 2. Felia Salim 1

Upload: berry

Post on 09-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

ANALISA PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. NO : DIR/061

NO : PKB 007/DPP-SP/2011

A. Pihak-pihak dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB)Adanya perjanjian kerja dalam suatu perusahaan dibuat karena bertujuan untuk mengatur segala tata tertib dan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan itu sendiri. Demikian juga dengan perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Yang selanjutnya disingkat dan disebut PT BNI, perusahaan tersebut juga membuat surat perjanjian kerja yang telah disepakati oleh pengusaha dan serikat pekerja. Dalam Perjanjian Kerja Bersama yang telah disepakati antara pengusaha dengan serikat kerja Bank BNI, mempunyai tujuan utama yaitu agar terwujud terwujudnya tingginya produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat, terwujudnya kedisiplinan, sikap dan etos kerja yang menjamin kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja Pekerja/Pegawai serta kepastian jalannya Perusahaan. Tujuan tersebut tercantum dalam bagian sebab-akibat PKB PT BNI. Pihak-pihak yang dalam PKB PT BNI adalah sebagai berikut :1. Pengusaha

Nama: 1. Gatot Mudiantoro Soewondo 2. Felia SalimJabatan : 1. Gatot Mudiantoro Soewondo sebagai Direktur Utama PT BNI

2. Felia Salim sebagaiWakil Direktur Utama PT BNI

Alamat: Jalan Jenderal Sudirman Kavling 1 (Alamat Kantor)

Berwenang dan bertindak untuk dan atas nama PT BNI, berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan beserta perubahan-perubahannya yang terakhir sebagaimana termaktub dalam Akta No. 46 tanggal 18 Mei 2011 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH. Notaris di Jakarta, yang telah dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHU-AH.01.10-21192 tanggal 6 Juli 2011.

2. Serikat PekerjaNama: 1. Agus Setia Permana

2. Rosady T.A. Montol

Jabatan: 1. Agus Setia Permana sebagai Ketua Umum PT BNI

2. Rosady T.A. Montol Dewan Pengurus Pusat Serikat Pekerja PT BNI

Alamat: Jl. Pejompongan V No. 24 Jakarta PusatBertindak dalam jabatannya, dengan demikian berwenang bertindak untuk dan atas nama Serikat Pekerja PT BNI yang telah tercatat pada Kantor Departemen Tenaga Kerja Jakarta Pusat dengan bukti pencatatan No.62/I/P/VI/2001 tanggal 21 Juni 2001.

B. Analisa Terkait Unsur-unsur Hukum Perburuhan / KetenagakerjaanUnsur-unsur yang terdapat dalam hukum perburuhan/ ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:1. Peraturan Tertulis

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) PT BNI Merupakan sebuah peraturan tertulis yang dibuat oleh Pengusaha. Pengusaha yang dimaksud disini oleh PT BNI dengan diwakili oleh Gatot Mudiantoro Soewondo sebagai Direktur Utama PT BNI dan Felia Salim sebagai Wakil Direktur Utama PT BNI. PKB PT BNI sebagai peraturan tertulis yang dibuat oleh pengusaha termasuk dalam hukum perburuhan heteronom. Hal tersebut dapat diketahui dalam ketentuan-ketentuan PKB yang merupakan ketentuan standar dari perusahaan, tanpa ada peraturan tertulis yang pembuatannya melibatkan pekerja.2. Adanya Suatu Kejadian

Unsur adanya suatu kejadian dapat diartikan sebagai adanya suatu pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pengusaha. Yang dimaksud pekerjaan dalam PKB PT BNI ini adalah adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pekerja/Pegawai untuk kepentingan Perusahaan dalam suatu hubungan kerja dengan menerima Upah/Gaji. Pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan, dengan demikian dapat dikatakan apabila pekerjaan yang diberikan oleh pengusaha merupakan bagian dari kewajiban pekerja. Dalam PKB PT BNI, pekerja berkewajiban untuk :

a. Pekerja/Pegawai wajib berperilaku dan bertindak sesuai Visi, Misi, Budaya Kerja Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Prinsip 46, Code of Conduct dan Good Corporate Governance. b. Pekerja/Pegawai wajib menjaga nama baik Perusahaan. c. Pekerja/Pegawai wajib mentaati PKB, tata tertib dan segala bentuk peraturan yang berlaku di lingkungan Perusahaan. d. Pekerja/Pegawai wajib melaksanakan semua tugas/perintah dan Pekerjaan yang diberikan oleh Pimpinan Perusahaan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab sepanjang sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku. Dalam hal Pimpinan Perusahaan memberikan tugas/perintah yang bertentangan dengan ketentuan Perusahaan maka Pekerja/Pegawai wajib menolak perintah/tugas tersebut dan pada hari yang sama penolakan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada atasan Pimpinan Perusahaan dengan tembusan Quality Assurance Unit yang bersangkutan atau melalui sarana yang tersedia di Perusahaan. e. Dalam hal tugas/perintah Pimpinan Perusahaan sebagaimana huruf d di atas tidak dapat diketahui secara jelas bertentangan dengan ketentuan Perusahaan maka Pekerja/Pegawai dapat melaksanakan tugas/perintah tersebut. Pelaksanaan tugas/perintah tersebut dilaporkan dituangkan dalam formulir dan pada hari yang sama Pekerja/Pegawai melaporkan secara tertulis kepada atasan Pimpinan Perusahaan dengan tembusan Quality Assurance Unit yang bersangkutan atau melalui sarana yang tersedia di Perusahaan. f. Pekerja/Pegawai wajib bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Perusahaan. g. Pekerja/Pegawai wajib menciptakan dan memelihara suasana kerja dan lingkungan kerja yang mendorong produktivitas dan harmonis. h. Pekerja/Pegawai wajib saling menghormati dengan sesama Pekerja/Pegawai. i. Pekerja/Pegawai wajib menjaga kesopanan serta norma kesusilaan dan norma pergaulan yang baik dalam lingkungan Perusahaan. j. Pekerja/Pegawai wajib memberikan contoh dan teladan yang baik di lingkungan kerja. 3. Adanya Orang yang Bekerja Pada Orang LainDalam PKB PT BNI ini terdapat hubungan antara pekerja dan pengusaha. Hubungan tersebut tercipta ketika pekerja bekerja pada pengusaha. Hubungan kerja pada PKB PT BNI adalah sebagai berikut :

1) Status Pekerja/Pegawai terdiri dari:

a. Pekerja/Pegawai Tetap; dan

b. Pekerja/Pegawai Tidak Tetap.2) Penerimaan Pekerja/Pegawai :Persyaratan umum penerimaan Pekerja/Pegawai di PT BNI adalah : a. WNI atau WNA pemegang visa dengan maksud bekerja di Indonesia.

b. Berusia minimal 18 tahun.

c. Berbadan dan berjiwa sehat.

d. Berkelakuan baik.

e. Lulus seleksi yang diadakan oleh Perusahaan.

f. Bersedia menandatangani surat perjanjian kerja.

g. Bersedia mematuhi setiap peraturan/tata tertib yg berlaku di dalam Perusahaan.

Penerimaan Pekerja/Pegawai adalah hak dan wewenang Pengusaha, yang dalam pelaksanaannya:

a. Memperhatikan kepentingan Perusahaan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta Pedoman Kepegawaian.

b. Penerimaan Pekerja/Pegawai baru melalui jalur rekrutmen tenaga berpengalaman dengan syarat mengacu pada Competency Profile yang ditentukan oleh Pengusaha, dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan atau pengembangan bisnis.

c. Perusahaan memprioritaskan Pekerja/Pegawai untuk mengisi jabatan yang lowong sesuai dengan persyaratan dan kualifikasi yang dibutuhkan Perusahaan. 3) Penempatan dan Pengembangan Karir Pekerja/Pegawai a. Pengusaha mengelola sumber daya manusia antara lain dengan menerapkan sistem/pola pengembangan Pekerja/Pegawai yang didasarkan pada jenjang jabatan yang berbasis kompetensi dengan mengacu pada prinsip persamaan hak, asas keadilan dan asas transparansi untuk semua grade posisi Pekerja/Pegawai. b. Untuk kepentingan jalannya usaha atau guna meningkatkan kinerja atau pengembangan karir Pekerja/Pegawai, Pengusaha berhak menempatkan dan memutasikan Pekerja/Pegawai dari satu posisi ke posisi lain. c. Pengusaha memberikan pertimbangan khusus terhadap permohonan mutasi yang diajukan oleh pekerja yang sudah 3 (tiga) tahun terus menerus menduduki suatu posisi tertentu ke posisi lain sesuai dengan ketersediaan posisi yang kosong, persyaratan jabatan dan kelancaran operasional Perusahaan. d. Mutasi dilaksanakan pada kesempatan pertama. Dalam hal terdapat kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/Pegawai maka mutasi dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan kalender sejak surat keputusan mutasi diterima oleh Pekerja/Pegawai. e. Pelaksanaan mutasi dilakukan dengan memperhatikan prestasi kerja, kecakapan, disiplin, konduite dan keahlian/kemampuan Pekerja/Pegawai, masa kerja, jangka waktu serta kebutuhan dan kepentingan Perusahaan yang dilakukan secara obyektif dan tidak diperkenankan adanya penyimpangan atas sistem yang ada. f. Pemimpin Unit dilarang menahan mutasi Pekerja/Pegawai yang sudah menerima surat keputusan mutasi. g. Bila Pekerja/Pegawai dipindahkan atau dimutasikan atas kebutuhan Perusahaan dari satu daerah ke daerah lain tetap memperhatikan kesejahteraan dan fasilitas. h. Ketentuan penempatan dan pengembangan karir Pekerja/Pegawai diatur lebih lanjut dalam Pedoman Kepegawaian.

4) Penilaian Kinerja Pekerja/Pegawai a. Pekerja/Pegawai berhak atas penilaian prestasi kerja secara periodik. b. Hasil penilaian sebagaimana dimaksud Ayat (1) digunakan antara lain: a) Bagi Pekerja/Pegawai Tetap untuk melakukan penyesuaian Upah/Gaji, pemberian reward, rencana penempatan dan/atau pengembangan, serta pengakhiran hubungan kerja Pekerja/Pegawai. b) Bagi Pekerja/Pegawai Tidak Tetap untuk menentukan dapat tidaknya diangkat sebagai Pekerja/Pegawai Tetap atau untuk menentukan perpanjangan/pembaharuan atau pengakhiran hubungan kerja, sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku. c. Pengusaha wajib melaksanakan penilaian secara transparan dan obyektif serta dikomunikasikan dengan Pekerja/Pegawai.

4. Adanya UpahPengupahan atau penggajian atas pekerjaan yang dilakukan pekerja diatur melalui sistem penggajian yang bedasarkan pada ketentuan Pengupahan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu :

1) Sistem Penggajian

a. Sistem Penggajian kepada Pekerja/Pegawai ditetapkan berdasarkan Upah/Gaji bulanan yang disebut Total Cash.

b. Kebijakan umum sistem penggajian yang diterapkan di Perusahaan menggunakan sistem range, bersifat clean wages dengan menganut asas pay for position and performance dan asas no work no pay.

c. Besarnya Total Cash yang diterima Pekerja/Pegawai ditetapkan berdasarkan:

a) Status Kepegawaian b) Posisi yang dijabat c) Hasil Evaluasi Jabatan d) Prestasi dan Kinerja

e) Indeks Konjungtur

d. Pengusaha membuat dan memelihara Data Upah/Gaji Pekerja/Pegawai. e. Perusahaan akan melakukan peninjauan range gaji Pekerja/Pegawai paling lambat 2 (dua) tahun.2) Upah/Gaji Bagi Pekerja/Pegawai Yang Ditahan Pihak Berwajib, Mangkir, Penugasan Negara atau Ditempatkan di Luar Perusahaana. Pekerja/Pegawai yang ditahan oleh pihak berwajib yang terkait dengan pelaksanaan tugas kedinasan, dan Pekerja/Pegawai tersebut memperoleh perlindungan hukum berdasarkan Surat Keputusan Perlindungan Hukum, mendapat upah/gaji dan fasilitas sebagaimana Pekerja/Pegawai aktif.

b. Pekerja/Pegawai yang ditahan oleh pihak berwajib karena diduga melakukan tindak pidana yang tidak memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud Ayat (1), maka Pengusaha tidak wajib membayar Upah/Gaji tetapi wajib memberikan bantuan kepada Keluarga Pekerja/Pegawai dengan perhitungan sebagai berikut:

a) Untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25% (dua puluh lima perseratus) dari Upah/Gaji;

b) Untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35% (tiga puluh lima perseratus) dari Upah/Gaji:

c) Untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45% (empat puluh lima perseratus) dari Upah/Gaji;

d) Untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 50% (lima puluh perseratus) dari Upah/Gaji.

c. Pekerja/Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa keterangan (mangkir) diberikan Upah/Gaji sebesar proporsional berdasarkan jumlah kehadiran pada hari kerja.

d. Pekerja/Pegawai yang mendapatkan Penugasan Negara :

a) Perusahaan wajib membayar upah/gaji Pekerja/Pegawai apabila dalam menjalankan kewajiban negara pegawai tidak mendapat upah/gaji atau tunjangan lainnya dari negara;

b) Perusahaan wajib membayar selisih upah/gaji Pekerja/Pegawai apabila jumlah imbalan yang diperolehnya selama menjalankan kewajiban negara kurang dari yang biasanya diterima dari Perusahaan;

c) Perusahaan tidak wajib membayar upah Pekerja/Pegawai, apabila dalam menjalankan kewajiban negara tersebut Pekerja/Pegawai menerima imbalan dan tunjangan lainnya yang besarnya sama atau lebih dari upah/gaji yang biasa diterima dari Perusahaan.

e. Pekerja/Pegawai yang ditempatkan/ ditugaskan oleh Perusahaan pada perusahaan lain:

a) Perusahaan wajib membayar upah/gaji dan fasilitas/tunjangan Pekerja/Pegawai apabila dalam melaksanakan pekerjaan, Pekerja/Pegawai tidak mendapat upah/gaji atau fasilitas/tunjangan lainnya dari perusahaan tersebut;

b) Perusahaan wajib membayar selisih upah/gaji atau fasilitas/tunjangan Pekerja/Pegawai apabila jumlah upah/gaji atau fasilitas/tunjangan yang diperoleh pada perusahaan tersebut kurang dari yang biasanya diterima dari Perusahaan;

c) Perusahaan tidak wajib membayar upah Pekerja/Pegawai, apabila jumlah upah/gaji atau fasilitas/tunjangan yang diperoleh pada perusahaan tersebut besarnya sama atau lebih dari upah/gaji atau fasilitas/tunjangan yang biasa diterima dari Perusahaan.

f. Ketentuan pelaksanaan Upah/Gaji dan fasilitas Pekerja/Pegawai yang ditahan pihak berwajib, Pekerja/Pegawai mangkir, penugasan ke perusahaan lain, dan Penugasan Negara diatur lebih lanjut dalam Pedoman Kepegawaian.

3) Penyesuaian Upah/Gaji a. Pengusaha wajib meninjau dan menyesuaikan Upah/Gaji setiap setahun sekali selambat-lambatnya bulan Maret dan diberlakukan sejak bulan Januari tahun yang bersangkutan.

b. Penyesuaian Upah/Gaji Pekerja/Pegawai sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) mempertimbangkan:

a) Hasil survey penggajian pada industri perbankan nasional termasuk harga kebutuhan hidup.

b) Kemampuan Perusahaan. c) Prestasi dan Kinerja individu Pekerja/Pegawai.

d) Posisi Upah/Gaji Pekerja/Pegawai dalam range Gaji sesuai dengan grade.

c. Penyesuaian Upah/Gaji sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2), dirumuskan secara bersama-sama melalui Tim Remunerasi yang beranggotakan perwakilan Pengusaha dan perwakilan Serikat Pekerja. C. Berlakunya Hubungan KerjaHubungan kerja antara pekerja dan pengusaha dalam PKB PT BNI berlaku selama terjadinya perjanjian. Dimulainya hubungan kerja saat ditandatanganinya PKB dan berakhirnya hubungan kerja diatur lebih lanjut dalam ketentuan PKB :a. PKB berlaku dan mengikat kedua belah pihak untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 5 Juli 2011 dan apabila Para Pihak tidak mengajukan perundingan untuk pembaharuan maka diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.b. Apabila salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri PKB maka harus disampaikan kepada pihak lain dalam waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sebelum jangka waktu pengakhiran yang dikehendakinya dan disepakati oleh kedua belah pihak.D. Tujuan Hukum Perburuhan / KetenagakerjaanTujuan hukum perburuhan / ketenagakerjaan yang pertama adalah untuk melindungi buruh yang perekonomiannya lemah dari perbuatan sewenang-wenang oleh majikan. Sedangkan Tujuan yang kedua adalah untuk mencapai adanya keadilan sosial dalam perimbangan antara kepentingan buruh dengan kepentingan majikan. Dari kedua tujuan tersebut diatas, secara peraturan rasanya sudah terpenuhi dan terjamin.

Perlindungan buruh dari segi perekonomian tertuang dalam ketentuan yang mengatur tentang pengupahan, selain itu terdapat pengaturan tentang tunjangan-tunjangan, reward, bonus serta upah lembur. hal tersebut menunjukan bahwa PKB PT BNI disusun dengan memperhatikan hukum perburuhan / ketenagakerjaan yang berlaku serta berpedoman pada undang-undang yang berlaku.Pencapaian keadilan sosial antara kepentingan buruh dan pengusaha sendiri tertuang pada bagian hak hak & kewajiban pengusaha dan pekerja yaitu :

1) Hak Pekerja/Pegawai

a. Pekerja/Pegawai berhak atas Upah/Gaji sebagai imbalan atas Pekerjaan yang dilakukannya.b. Pekerja/Pegawai berhak atas Upah lembur untuk kelebihan Jam Kerja dari waktu yang ditetapkan dalam PKB dengan mendasarkan kepada ketentuan yang berlaku dibidang ketenagakerjaan.c. Pekerja/Pegawai berhak memperoleh cuti.d. Pekerja/Pegawai berhak memperoleh penggantian biaya kesehatan sesuai dengan PKB.e. Pekerja/Pegawai berhak mengemukakan pendapat, usul dan saran yang baik demi membangun perbaikan kinerja khususnya dan kemajuan Perusahaan pada umumnya.f. Pekerja/Pegawai berhak untuk mengajukan pengakhiran hubungan kerja sesuai dengan PKB.g. Pekerja/Pegawai berhak Pensiun sesuai ketentuan yang berlaku.h. Pekerja/Pegawai berhak untuk memperoleh informasi tentang kebijakan Perusahaan dalam hal Kepegawaian.i. Pekerja/Pegawai untuk jabatan non pimpinan berhak mengajukan mutasi atas permintaan sendiri 1 (satu) kali selama masa kerjanya.j. Pekerja/Pegawai berhak mengajukan tuntutan hak apabila Pengusaha melanggar kesepakatan sebagaimana yang tertuang dalam PKB sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.k. Pekerja/Pegawai berhak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

2) Kewajiban Pekerja/Pegawai:

a. Pekerja/Pegawai wajib berperilaku dan bertindak sesuai Visi, Misi, Budaya Kerja Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Prinsip 46, Code of Conduct dan Good Corporate Governance.b. Pekerja/Pegawai wajib menjaga nama baik Perusahaan.c. Pekerja/Pegawai wajib mentaati PKB, tata tertib dan segala bentuk peraturan yang berlaku di lingkungan Perusahaan. d. Pekerja/Pegawai wajib melaksanakan semua tugas/perintah dan Pekerjaan yang diberikan oleh Pimpinan Perusahaan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab sepanjang sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku. Dalam hal Pimpinan Perusahaan memberikan tugas/perintah yang bertentangan dengan ketentuan Perusahaan maka Pekerja/Pegawai wajib menolak perintah/tugas tersebut dan pada hari yang sama penolakan tersebut dilaporkan secara tertulis kepada atasan Pimpinan Perusahaan dengan tembusan Quality Assurance Unit yang bersangkutan atau melalui sarana yang tersedia di Perusahaan. e. Dalam hal tugas/perintah Pimpinan Perusahaan sebagaimana huruf d di atas tidak dapat diketahui secara jelas bertentangan dengan ketentuan Perusahaan maka Pekerja/Pegawai dapat melaksanakan tugas/perintah tersebut. Pelaksanaan tugas/perintah tersebut dilaporkan dituangkan dalam formulir dan pada hari yang sama Pekerja/Pegawai melaporkan secara tertulis kepada atasan Pimpinan Perusahaan dengan tembusan Quality Assurance Unit yang bersangkutan atau melalui sarana yang tersedia di Perusahaan. f. Pekerja/Pegawai wajib bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Perusahaan. g. Pekerja/Pegawai wajib menciptakan dan memelihara suasana kerja dan lingkungan kerja yang mendorong produktivitas dan harmonis. h. Pekerja/Pegawai wajib saling menghormati dengan sesama Pekerja/Pegawai. i. Pekerja/Pegawai wajib menjaga kesopanan serta norma kesusilaan dan norma pergaulan yang baik dalam lingkungan Perusahaan. j. Pekerja/Pegawai wajib memberikan contoh dan teladan yang baik di lingkungan kerja.

3) Hak Pengusaha:

a. Memberikan Pekerjaan atau perintah yang layak kepada Pekerja/Pegawai selama waktu kerja.

b. Menugaskan Pekerja/Pegawai untuk bekerja lembur/shift dengan memperhatikan Pasal 25 PKB.

c. Menetapkan peraturan di lingkungan Perusahaan termasuk tata tertib.

d. Menempatkan Pekerja/Pegawai di unit kerja manapun di Perusahaan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

e. Memberikan pembinaan dan sanksi administratif kepada Pekerja/Pegawai yang melanggar peraturan di lingkungan Perusahaan termasuk tata tertib yang diatur dalam PKB.

f. Memutuskan hubungan kerja dengan memperhatikan PKB dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. g. Menetapkan anggaran dan sasaran kerja Perusahaan. 4) Kewajiban Pengusaha:

a. Memberikan Upah/Gaji, Upah Lembur dan fasilitas-fasilitas lain kepada Pekerja/Pegawai sesuai PKB yang disesuaikan dengan kemampuan Perusahaan serta perundang-undangan yang berlaku.

b. Memenuhi/memberikan hak-hak Pekerja/Pegawai sesuai PKB maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Memperhatikan, memelihara keselamatan dan kesehatan kerja Pekerja/Pegawai serta mengupayakan terbentuknya ruangan kerja yang bebas asap rokok.

d. Mentaati perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

e. Menampung, memperhatikan dan semaksimal mungkin memenuhi aspirasi Pekerja/Pegawai yang disesuaikan dengan kemampuan Perusahaan.

f. Memberikan perlindungan hukum kepada Pekerja/Pegawai yang mengalami permasalahan hukum dalam rangka menjalankan tugas untuk kepentingan Perusahaan yang diatur dalam ketentuan Perusahaan.

g. Mengupayakan terciptanya hubungan industrial yang harmonis.

h. Memberikan perlindungan kepada Pekerja/Pegawai yang melaporkan adanya indikasi/dugaan perbuatan pelanggaran dengan ketentuan:

a) Pelaporan dilakukan dengan itikad baik dan disertai identitas pelapor .

b) Disampaikan sesuai sarana yang tersedia di Perusahaan. E. Berakhirnya Hubungan KerjaBerakhirnya perjanjian kerja menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dapat terjadi apabila :1. Adanya putusan pengadilan atau putusan dan penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.2. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

3. Pekerja meninggal dunia.Di dalam PKB PT BNI sendiri sudah dirumuskan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan berakhirnya hubungan kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut berdasarkan pada peraturan perundangan diatas, yaitu sebagai berikut :1) Berakhirnya Hubungan Kerja Hubungan kerja antara Pengusaha dengan Pekerja/Pegawai berakhir karena:

a. Berakhir jangka waktu perjanjian kerja;

b. Pekerja/Pegawai Meninggal dunia;

c. Adanya kejadian atau keadaan tertentu lainnya yang dicantumkan dalam PKB ini yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

2) Pengakhiran Hubungan Kerja Atas Kemauan Pekerja/Pegawai a. Pekerja/Pegawai yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, maka surat permohonan pengunduran diri Pekerja/Pegawai harus diajukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengunduran diri Pekerja/Pegawai.

b. Dengan sengaja tidak masuk kantor selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh Pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis dikualifikasikan mengundurkan diri.

c. Pekerja/Pegawai yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri memperoleh hak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan diatur lebih lanjut dalam Pedoman Kepegawaian.

3) Pengakhiran Hubungan Kerja Karena Perkawinan Sesama Pekerja/Pegawai a. Pekerja/Pegawai yang melangsungkan perkawinan dengan sesama Pekerja/Pegawai Perusahaan wajib mengajukan surat pengunduran diri paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak melaksanakan perkawinan dengan ketentuan:

a. Pekerja/Pegawai yang berhenti wajib melunasi seluruh kewajibannya;

b. Pasangan wajib mengingatkan pasangan lainnya yang akan berhenti untuk berhenti bekerja, apabila hal tersebut tidak dilaksanakan kepada Pekerja/Pegawai yang bersangkutan akan dilakukan Pembinaan;

c. Apabila sampai dengan batas waktu tersebut di atas tidak ada pengajuan pengunduran diri maka salah satu Pekerja/Pegawai yang melangsungkan perkawinan sesama Pekerja/Pegawai tersebut dianggap mengundurkan diri.

b. Ketentuan lebih lanjut mengenai perkawinan sesama Pekerja/Pegawai diatur lebih lanjut dalam Pedoman Kepegawaian.

4) Pengakhiran Hubungan Kerja Karena Rangkap Jabatan a. Pekerja/Pegawai wajib mengundurkan diri dan berlaku efektif sejak Ybs menjabat di jabatan tersebut apabila menjadi:

a) Pejabat Umum meliputi Notaris/PPAT;

b) Pejabat Yudikatif meliputi Hakim Ad Hoc; atau

c) Pejabat pada jabatan lain yang mensyaratkan tidak adanya rangkap jabatan. Apabila ybs tidak mengajukan pengunduran diri, maka dianggap mengundurkan diri.

b. Pekerja/Pegawai wajib mengundurkan diri dan berlaku efektif sejak Ybs mencalonkan diri menjadi:

a) Anggota , Pengurus/Fungsionaris Partai Politik;

b) Pejabat Eksekutif meliputi antara lain : Kepala Daerah, Kepala Desa;

c) Anggota Legislatif meliputi DPD, DPR atau DPRD;

Apabila ybs tidak mengajukan pengunduran diri, maka dianggap mengundurkan diri.

c. Ketentuan lebih lanjut akan diatur dalam peraturan perusahaan .

5) Pengakhiran Hubungan Kerja Atas Kesepakatan Para Pihak a. Dengan memperhatikan kondisi dan kemampuan Perusahaan, Pengusaha dapat menawarkan program pensiun sukarela bagi Pekerja/Pegawai dan pelaksanaannya dilakukan secara terbuka, bersifat sukarela dan tanpa ada unsur paksaan. b. Kompensasi yang diberikan pada Program Pensiun Sukarela diatur lebih lanjut dalam Pedoman Kepegawaian 6) Pengakhiran Hubungan Kerja Karena Usia Pensiun a. Pengusaha wajib memberikan hak-hak Pekerja/Pegawai sebagaimana diatur dalam PKB kepada Pekerja/Pegawai yang hubungan kerjanya berakhir karena usia pensiun.

b. Pekerja/Pegawai akan pensiun setelah yang bersangkutan mencapai usia pensiun dengan mendapatkan hak-hak sebagaimana diatur dalam Pedoman Kepegawaian dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

7) Pengakhiran Hubungan Kerja Karena Meninggal Dunia Dalam hal Pekerja/Pegawai meninggal dunia, maka kepada ahli waris yang sah diberikan hak-hak sebagaimana diatur dalam Pedoman Kepegawaian dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku. 8) Penyelesaian Kewajiban Pekerja/Pegawai a. Pada saat putusnya hubungan kerja, Pekerja/Pegawai wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada Perusahaan termasuk pelunasan pinjaman Pekerja/Pegawai (UMG), pinjaman khusus (persekot THT), dan pengembalian kerugian atau kewajiban-kewajiban lain yang wajib dibayarkan oleh Pekerja/Pegawai kepada Perusahaan.

b. Pekerja/Pegawai diwajibkan mengembalikan kepada Perusahaan:

a) Inventaris Perusahaan yang dikuasainya;

b) Alat-alat kerja dan dokumen Perusahaan;

c) Tanda Pengenal Pegawai;

d) Hutang kepada Perusahaan berdasarkan bukti yang sah (kecuali UMG karena Pekerja/Pegawai meninggal).

9) Pengakhiran Hubungan Kerja Karena Kinerja a. Pengusaha dapat melakukan pengakhiran hubungan kerja kepada Pekerja/Pegawai yang tidak memenuhi kinerja sesuai dengan standar yang ditetapkan

b. Ketentuan pelaksanaan mengenai Ayat (1) di atas diatur lebih lanjut dalam Pedoman Kepegawaian

10) Pengakhiran Hubungan Kerja Karena Sakit a. Pekerja/Pegawai berhak mengajukan pengunduran diri karena sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaan dengan persyaratan :

a) Melampirkan Medical Record dari dokter yang merawat.

b) Melampirkan Surat Keterangan Dokter yang menyebutkan karena penyakitnya Pekerja/Pegawai tidak dapat melaksanakan pekerjaan untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan

c) Pekerja/pegawai tersebut telah menjalani istirahat sakit sebagaimana pasal 32, paling sedikit selama 12 (dua belas) bulan. b. Pengusaha berhak untuk meminta second opinion /dari dokter /rumah sakit lain yang ditunjuk pengusaha. c. Pengusaha dapat menyetujui permohonan pengunduran diri pegawai tersebut pada ayat 1 apabila atas dasar second opinion pada ayat 2 Pekerja/Pegawai sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaan untuk waktu yang dapat ditentukan. d. Pengusaha dapat mengakhiri hubungan kerja terhadap Pekerja/Pegawai yang sakit menahun atau berkepanjangan sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaan paling sedikit selama 24 (dua puluh empat) bulan. F. KesimpulanSetelah melakukan analisa Perjanjian Kerja Bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. NO : DIR/061, NO : PKB 007/DPP-SP/2011 antara Pengusaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dengan Serikat Pekerja Bank BNI, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1. Perjanjian Kerja Bersama di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah perjanjian yang telah disepakati antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sebagai pengusaha dan Serikat Pekerja Bank BNI. Dimana pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama tersebut adalah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu mengacu pada UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan juga mengacu pada peraturan pemerintah yang lainnya dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP/MEN/IV/ 2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.2. Ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama meliputi hak dan kewajiban masing-masing pihak, syarat-syarat kerja, jam kerja, pengupahan/penggajian, unjangan-tunjangan, berakhirnya hubungan kerja, dan ketentuan-ketentuan lain yang mencakup dalam hubungan kerja. Pasal 8 ayat (2) Perjanjian Kerja Bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. NO : DIR/061 NO : PKB 007/DPP-SP/2011

Pasal 11-14 Perjanjian Kerja Bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. NO : DIR/061 NO: PKB 007/DPP-SP/2011

Pasl 21-23 Perjanjian Kerja Bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. NO : DIR/061 NO: PKB 007/DPP-SP/2011

Pasal 79 Perjanjian Kerja Bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. NO : DIR/061 NO: PKB 007/DPP-SP/2011

Pasal 8-10 Perjanjian Kerja Bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. NO : DIR/061 NO: PKB 007/DPP-SP/2011

Pasal 61 ayat (1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pasal 67-76 Perjanjian Kerja Bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. NO : DIR/061 NO: PKB 007/DPP-SP/2011

17