analisis parkir kendaraan mobil di ruas jalan walikota mustajab
TRANSCRIPT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5
1
Jalan Walikota Mustajab Surabaya merupakan salah
satu pusat (kegiatan) yang mempunyai tarikan cukup besar.
Tarikan perjalanan yang besar akan meningkatkan arus lalu
lintas yang besar pula, dengan kata lain semakin besar tarikan
perjalanan, maka semakin besar pula area parkir yang
dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis parkir
kendaraan mobil di ruas Jalan Walikota Mustajab
Surabaya.Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan
solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi kejenuhan
di ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
studi ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan meliputi : data
jumlah kendaraan parkir, durasi parker dan volume lalu lintas,
sedangkan data sekunder didapatkan dari peta ruas Jalan
Walikota Mustajab Surabaya.
Berdasarkan hasil analisis studi ini dapat disimpulkan
bahwa ruas jalan Walikotan Mustajab telah mengalami
kejenuhan dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1.31.
alternatif yang diambil untuk menanggulangi hal ini adalah
dengan membuat off street parking dan mengubah tipe jalan
Walikota Mustajab menjadi satu arah. Volume kendaraan dari
jalan Walikota Mustajab akan dialihkan ke Jalan Ketabang Kali
dan Jimerto dengan metode Smock. Setelah mendapatkan
pengalihan volume dari jalan Walikota Mustajab, derajat
kejenuhan di jalan Ketabang Kali adalah sebesar 0.573 dan di
jalan Jimerto sebesar 0.281.
Kata kunci : Parkir, Kapasitas jalan
I. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan salah satu elemen penting
dari suatu daerah perkotaan dimana kemajuan suatu kota
dapat diukur dari seberapa jauh perkembangan dan
kemajuan transportasi yang ada di kota tersebut. Fasilitas
transportasi memiliki potensi untuk mengendalikan arah dan
besarnya perkembangan kota baik dalam sektor
perekonomian maupun sektor lainnya.
Kota Surabaya dengan jumlah penduduk 2765478
jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010) merupakan kota terbesar
di Jawa Timur. Sebagai kota besar, Surabaya tidak terlepas
dari permasalahan yang berkaitan dengan transportasi.
Contoh masalah transportasi yang terdapat di kota Surabaya
antara lain kemacetan yang timbul karena berbagai
penyebab, kesadaran tertib berlalu lintas yang kurang dari
pengguna jalan serta banyaknya pelanggaran lalu lintas yang
menyebabkan kecelakaan.
Salah satu permasalahan yang dijumpai dalam
transportasi perkotaan adalah masalah perparkiran.
Kegagalan dalam pengendalian perparkiran dapat
menyebabkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya lalu
lintas, tidak efektifnya penggunaan jalan, pencemaran
lingkungan yang diakibatkan oleh antrian kendaraan pada
ruas jalan tertentu dalam keadaan mesin hidup, dan bahkan
menyebabkan kecelakaan lalu lintas (Tamin, O.Z, 2000).
Selama bepergian kendaraan tidak lepas dari kegiatan parkir,
baik kegiatan bekerja, berdagang, belanja, sekolah, rekreasi
dan kegiatan lain.
Pada akhir dekade ini pembangunan kota Surabaya
telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat
dilihat dengan berdirinya pusat perbelanjaan, gedung-
gedung perkantoran dan bangunan-bangunan lainnya sebagai
konsekuensi tuntutan kebutuhan masyarakat kota. Salah satu
pusat kegiatan yang mempunyai tarikan cukup besar adalah
pusat penjualan makanan di ruas Jalan Walikota Mustajab.
Dengan adanya pusat penjualan makanan yang dibangun di
daerah dengan tingkat keramaian yang cukup tinggi di Kota
Surabaya, maka mengakibatkan adanya pergerakan yang
cukup pesat menuju pusat penjualan makanan tersebut.
Selain pusat penjualan makanan di ruas jalan Walikota
Mustajab juga terdapat gedung perkantoran sehingga akan
mengakibatkan tarikan pengunjung maupun tarikan
kendaraan. Tarikan perjalanan yang besar akan
meningkatkan arus lalu lintas yang besar pula, dengan kata
lain semakin besar tarikan perjalanan, maka semakin besar
pula area parkir yang dibutuhkan.
Apabila peningkatan jumlah mobil yang parkir di
ruas jalan Walikota Mustajab tidak diimbangi dengan
menejemen lalu lintas yang baik maka pengguna jalan yang
tidak berniat parkir di ruas jalan tersebut pun akan
merasakan akibat dari berkurangnya lebar jalan sehingga
terjadi kemacetan. Dari pengamatan sementara, durasi parkir
kendaraan khususnya untuk mobil membutuhkan waktu yang
lama (disesuaikan dengan kebutuhan para pengunjung),
sehingga merugikan pengguna jalan lainnya dan tentu sangat
berpengaruh terhadap waktu perjalanan, ketidak nyamanan
pengemudi, dan terbatasnya ruang gerak kendaraan. Selain
itu, adanya manuver kendaraan yang parkir dan belum
optimalnya penataan parkir menyebabkan berkurangnya
lebar badan jalan sehingga terjadi kemacetan.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pengelola
gedung perkantoran dan pusat penjualan makanan kurang
memperhatikan kebutuhan ruang parkir sehingga pemilik
kendaraan cenderung memarkir kendaraannya di badan jalan
(on street parking). Apabila hal ini dibiarkan semakin lama,
maka akan menimbulkan dampak berupa berkurangnya
kapasitas jalan, kemacetan dan rawan kecelakaan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisis parkir kendaraan mobil
pada ruas jalan Walikota Mustajab.
Analisis Parkir Kendaraan Mobil
Di Ruas Jalan Walikota Mustajab
Surabaya
Dewi Maulita, Cahya Buana, ST., MT., Istiar, ST., MT.
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5
2
II. METODOLOGI
Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Primer
Pada analisis parkir ini, dilakukan beberapa survei terkait
kondisi jalan dan kondisi kendaraan yang parkir. Kondisi
jalan dan kapasitasny diperlukan untuk mengetahui kinerja
jalan dan data kondisi kendaraan parkir untuk mengetahui
karakteristik parkir. Data yang digunakan dalam tugas akhir
ini dapat dilihat pada tabel 1 hingga 3.
1 11.00 - 11.15 230.2 383.8 614
2 11.15 - 11.30 229.4 394.6 624
3 11.30 - 11.45 172.9 292.5 465.4
4 11.45 - 12.00 254 308 562 2265.4
5 12.00 - 12.15 244.9 366.5 611.4 2262.8
6 12.15 - 12.30 174.7 288.1 462.8 2101.6
7 12.30 - 12.45 187.4 302.2 489.6 2125.8
8 12.45 - 13.00 176.2 290 466.2 2030
9 16.00 - 16.15 198.1 262.3 460.4 1879
10 16.15 - 16.30 218.2 246.6 464.8 1881
11 16.30 - 16.45 261.6 263.3 524.9 1916.3
12 16.45 - 17.00 280.8 249.3 530.1 1980.2
13 17.00 - 17.15 327.6 268.8 596.4 2116.2
14 17.15 - 17.30 407.9 320.5 728.4 2379.8
15 17.30 - 17.46 353.5 276.4 629.9 2484.8
16 17.45 - 18.00 249 242.2 491.2 2445.9
Akumulasi
Volume
Volume
Total Arah
Balaikota
Volume Total
Arah Genteng
Kali
Jam SurveyNoJumlah
Volume
Tabel 1. Arus Total di Ruas Jalan Walikota Mustajab
06.00 - 07.00 15 15 2 2 13
07.00 - 08.00 15 30 14 16 14
08.00 - 09.00 21 51 27 43 8
09.00 - 10.00 18 69 14 57 12
10.00 - 11.00 39 108 38 95 13
11.00 - 12.00 33 141 20 115 26
12.00 - 13.00 44 185 41 156 29
13.00 - 14.00 17 202 23 179 23
14.00 -15.00 28 230 40 219 11
15.00 - 16.00 53 283 36 255 28
16.00 - 17.00 52 335 53 308 27
17.00 - 18.00 37 372 48 356 16
18.00 - 19.00 35 407 34 390 17
19.00 -20.00 22 429 27 417 12
Kend
Masuk
Akumulasi
Masuk
Kend
Keluar
Akumulasi
Keluar
Kendaraan
ParkirJam
Tabel 2. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan
Menuju Genteng Kali
06.00 - 07.00 30 30 17 17 13
07.00 - 08.00 35 65 32 49 16
08.00 - 09.00 45 110 50 99 11
09.00 - 10.00 32 142 30 129 13
10.00 - 11.00 29 171 29 158 13
11.00 - 12.00 38 209 26 184 25
12.00 - 13.00 59 268 59 243 25
13.00 - 14.00 48 316 56 299 17
14.00 -15.00 32 348 34 333 15
15.00 - 16.00 36 384 25 358 26
16.00 - 17.00 58 442 67 425 17
17.00 - 18.00 42 484 47 472 12
18.00 - 19.00 26 510 22 494 16
19.00 -20.00 24 534 25 519 15
Kendaraan
ParkirJam
Kend
Masuk
Akumulasi
Masuk
Kend
Keluar
Akumulasi
Keluar
Tabel 3. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan
Menuju Balai Kota
B. Karakteristik Parkir
1. Akumulasi Parkir
Berdasarkan tabel 3, dapat disimpulkan bahwa volume
parkir maksimum pada ruas jalan menuju Genteng Kali
adalah 29 mobil dan pada ruas jalan menuju Balai Kota
sebesar 26 mobil.
2. Durasi Parkir
Durasi parkir pada kedua ruas jalan Walikota Mustajab
dapat dilihat pada tabel 4.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5
3
0-1516-
30
31-
45
46-
60
61-
75
76-
90
91-
105
106-
120Total
Jumlah 36 50 63 64 43 18 12 1 287
% 12.54 17.42 21.95 22.30 14.98 6.27 4.18 0.35 100
Jumlah 34 28 47 58 51 24 12 3 257
% 13.23 10.89 18.29 22.57 19.84 9.34 4.67 1.17 100
Walikota Mustajab
Arah Balai Kota
Nama Jalan
Walikota Mustajab
Arah Genteng Kali
Durasi Parkir (Menit)
Tabel 3. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan
Menuju Balai Kota
C. Kinerja Jalan
1. Kinerja Jalan Walikota Mustajab
Untuk menghitung derajat kejenuhan, harus didapatkan
nilai kapasitas jalan dan jumlah volume arus lalu lintas.
Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia, persamaan
dasar untuk menentukan kapasitas suatu ruas jalan adalah
sebagai berikut :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
C = 2900 x 0.87 x 1 x 0.73 x 1.03
C = 1897.04 SMP/jam
Berikut ini disajikan perhitungan Derajat Kejenuhan
pada ruas Jalan Walikota Mustajab
DS =
DS =
DS = 1,310
Karena jalan Walikota Mustajab mengalami kejenuhan
dnegan derajat kejenuhan diatas 0.75, maka langkah yang
diambil untuk mengatasi hal masalah ini adalah dengan
membuat lahan parkir diluar badan jalan. Setelah itu,
kinerjanya dihitung kembali dengan persamaan :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
C = 2900 x 1.34 x 1 x 0.73 x 1.03
C = 2921.88 SMP/jam
Berikut ini disajikan perhitungan Derajat Kejenuhan
pada ruas Jalan Walikota Mustajab
DS =
DS =
DS = 0.85
Walaupun sudah dibuatkan lahan parkir di luar badan
jalan, jalan ini masih mengalami kejenuhan dengan nilai
0.85. Jalan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
ini adalah memanajemen jalan Walikota Mustajab dan
sekitarnya, seta membuat jalan Walikota Mustajab menjadi
jalan satu arah menuju Balai Kota. Kapasitas jalan Walikota
Mustajab setelah dibuat satu arah :
C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
C = 3300 x 1.08 x 1 x 0.73 x 1.03
C = 2679.77 SMP/jam
Derajat Kejenuhan jalan Walikota Mustajab setelah
diberlakukan jalan satu arah :
DS =
DS =
DS = 0.51 2. Pengalihan volume kendaraan dengan metode Smock
Metode Smock adalah metode pembagian volume lalu
lintas pada suatu jalan secara bertahap pada dua atau lebih
alternatif jalan dengan mengacu pada travel time (waktu
yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu titik ke titik
lainnya) jalan alternatif setelah dibebankan volume baru.
Jalan yang menjadi alternatif untuk pengalihan volume
kendaraan dari Walikota Mustajab adalah jalan Ketabang
Kali dan Jalan Jimerto. Berikut ini disajikan penghitungan
derajat kejenuhan pada jalan Ketabang Kali dan Jimerto.
Jalan Ketabang Kali Jalan Jimerto
Nilai Nilai
CO 1650 2900
FCW 1.08 0.87
FCSP 1 1
FCSF 0.94 0.94
FCCS 1.03 1.03
C 1725.3324 2442.77
Q 538.5 190.3
DS 0.312 0.078
Travel time (mins) 1.84 2.43
Panjang Rute (km) 0.638 1.031
To 2.88 2.36
Parameter
Tabel 4. Nilai dari setiap parameter yang dibutuhkan untuk
penghitungan melalui metode Smock
Perbedaan travel time antara jalan Ketabang Kali dan
Jimerto inilah yang akan menentukan pembagian volume
kendaraan dari jalan Walikota Mustajab. Volume kendaraan
dari jalan Walikota Mustajab adalah sebesar 1115 smp, dan
akan dibagikan berkala per 30 smp. Pembagian 30 smp
pertama akan dikenakan kepada jalan alternatif yang
mempunyai travel time paling kecil. Pada perhitungan
sebelumnya telah diketahui bahwa travel time terkecil pada
kedua jalan alternatif berada pada jalan Jimerto dengan
travel time sebesar 2.36 menit per kilometer, oleh karena itu
30 smp pertama dari jalan Walikota Mustajab dibebankan ke
jalan Jimerto.
Jumlah volume kendaraan sebesar 30 smp itu akan
berpengaruh pada travel time awal, oleh karena itu, setiap
selesai membebankan volume pada suatu jalan alternatif,
perlu dihitung kembali nilai travel time kedua jalan tersebut
dan dibandingkan kembali. Jalan alternatif dengan travel
time paling kecil lah yang akan menerima beban 30 smp
berikutnya. Perhitungan pembobotan volume kendaraan
pada dua jalan alternatif dapat dilihat pada tabel 5.
0 0 0 0 2.884 0 0 0 2.360
30 0 0 0 2.884 30 30 0.0269 2.425
30 0 0 0 2.884 30 60 0.0538 2.491
30 0 0 0 2.884 30 90 0.0807 2.559
30 0 0 0 2.884 30 120 0.1076 2.628
30 0 0 0 2.884 30 150 0.1345 2.700
30 0 0 0 2.884 30 180 0.1614 2.774
30 0 0 0 2.884 30 210 0.1883 2.849
30 0 0 0 2.884 30 240 0.2152 2.927
30 30 30 0.0269 2.963 0 240 0.2152 2.927
30 0 30 0.0269 2.963 30 270 0.2422 3.007
30 30 60 0.0538 3.043 0 270 0.2422 3.007
30 0 60 0.0538 3.043 30 300 0.2691 3.089
30 30 90 0.0807 3.126 0 300 0.2691 3.089
30 0 90 0.0807 3.126 30 330 0.2960 3.173
30 30 120 0.1076 3.212 0 330 0.2960 3.173
30 0 120 0.1076 3.212 30 360 0.3229 3.260
30 30 150 0.1345 3.299 0 360 0.3229 3.260
30 0 150 0.1345 3.299 30 390 0.3498 3.348
30 30 180 0.1614 3.389 0 390 0.3498 3.348
Segmen
Rute Ketabang Kali Rute Jimerto
V1V1 Incr V1/Q1 t1 V2 Incr V2 V2/Q2 t2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5
4
30 0 180 0.1614 3.389 30 420 0.3767 3.440
30 30 210 0.1883 3.482 0 420 0.3767 3.440
30 0 210 0.1883 3.482 30 450 0.4036 3.534
30 30 240 0.2152 3.577 0 450 0.4036 3.534
30 0 240 0.2152 3.577 30 480 0.4305 3.630
30 30 270 0.2422 3.674 0 480 0.4305 3.630
30 0 270 0.2422 3.674 30 510 0.4574 3.729
30 30 300 0.2691 3.774 0 510 0.4574 3.729
30 0 300 0.2691 3.774 30 540 0.4843 3.831
30 30 330 0.2960 3.877 0 540 0.4843 3.831
30 0 330 0.2960 3.877 30 570 0.5112 3.935
30 30 360 0.3229 3.983 0 570 0.5112 3.935
30 0 360 0.3229 3.983 30 600 0.5381 4.042
30 30 390 0.3498 4.092 0 600 0.5381 4.042
30 0 390 0.3498 4.092 30 630 0.5650 4.153
30 30 420 0.3767 4.203 0 630 0.5650 4.153
30 0 420 0.3767 4.203 30 660 0.5919 4.266
30 30 450 0.4036 4.318 0 660 0.5919 4.266
5 0 450 0.4036 4.318 5 665 0.5964 4.285 Tabel 5. Perbandingan Panjang Rute dan Travel Time antara
jalan Rute Ketabang Kali dan Jimerto
3. Kinerja Jalan pada Jalan Alternatif
Jalan-jalan yang berada di sekitar ruas jalan Walikota
Mustajab dan terkena akibat dari pengubahan jalan Walikota
Mustajab menjadi satu arah antara lain jalan Ketabang Kali,
jalan Jimerto dan jalan Kecilung. Berdasarakan perhitungan
dengan metode Smock, jalan Ketabang kali mendapat
tambahan 450 smp dari jalan Walikota Mustajab dan jalan
Jimerto mendapat 665 smp. Pada manajemen lalu lintas
ketiga jalan ini, jalan Jimerto dan Kecilung diubah tipenya
menjadi jalan satu arah.
Gambar 2 Peta jalan Walikota Mustajab dan sekitarnya
sebelum diadakan manajemen lalu lintas
Gambar 3 Peta jalan Walikota Mustajab dan sekitarnya
setelah diadakan manajemen lalu lintas
Pada peta diatas terlihat bahwa jalan Jimerto dan jalan
Kecilung diubah menjadi satu arah. Jalan Jimerto dibuat
menuju Genteng Kali sedangkan jalan Kecilung ke arah
Balai Kota. Derajat kejenuhan dari ketiga jalan tersebut
setelah di manajemen dapat dilihat pada tabel 6.
CO 1650 3300 3300
FCW 1.08 0.92 0.92
FCSP 1 1 1
FCSF 0.94 0.94 0.94
FCCS 1.03 1.03 1.03
C 1725.332 2939.4552 2939.455
Q 988.5 827.3 428.4
DS 0.573 0.281 0.146
ParameterJalan
Ketabang
Jalan
Kecilung
Jalan
Jimerto
Tabel 5. Perbandingan Derajat Kejenuhan ketiga jalan
alternatif setelah diadakan manajemen lalu lintas
D. Perancangan Gedung Parkir
1. Perhitungan Kebutuhan Ruang Parkir
Perhitungan kebutuhan ruang parkir menggunakan
Perumusan Dirjen Perhubungan Darat. Berdasarkan laporan
akhir studi kriteria perancangan dan kebutuhan ruang parkir
pada pusat-pusat kegiatan yang dilakukan oleh Dirjen
Perhubungan Darat, maka total besarnya kebutuhan ruang
parkir dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
Kebutuhan Ruang Parkir di Ruas Jalan Walikota Mustajab
Arah Genteng Kali :
F1 =
F1 =
F1 = 0.0676 ≈ 6.76 %
KRPGK = F1 x F2 x Volume Parkir Harian
= 6.76% x 1.1 x 429
= 31.9 SRP ≈ 32 SRP
Kebutuhan Ruang Parkir di Ruas Jalan Walikota Mustajab
Arah Balai Kota :
F1 =
F1 =
F1 = 0.0487 ≈ 4.87 %
KRPBK = F1 x F2 x Volume Parkir Harian
= 4.87% x 1.1 x 534
= 28.6 SRP ≈ 29 SRP
KRPtot = KRPGK + KRPBK
= 32 + 29
= 61 SRP
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Volume Parkir pada ruas jalan Walikota Mustajab
menuju Genteng Kali adalah sebesar 287 mobil
sedangkan ruas jalan menuju Balai Kota sebesar 257
mobil.
2. Nilai tiap karakteristik parkir adalah sebagai berikut :
a. Kapasitas parkir badan jalan adalah sebesar 58
Satuan Ruang Parkir.
b. Akumulasi parkir maksimum per jam pada ruas
jalan menuju Genteng Kali adalah sebesar 29
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5
5
mobil dan pada ruas jalan menuju Balai Kota
adalah sebesar 26 mobil
c. Durasi parkir terlama di kedua ruas jalan adalah
60 menit dengan nilai 22.30% pada ruas jalan
menuju Genteng Kali dan 22.57% pada ruas jalan
menuju Balai Kota.
3. Kinerja lahan parkir dapat dilihat dari Indeks Parkir
dimana rata-rata tertinggi kendaraan mobil adalah
sebesar 96.67% yang terjadi pada ruas jalan menuju
Balai Kota yang berarti lahan parkir yang ada masih
sanggup menampung kendaraaan yang parkir.
4. Kapasitas efektif untuk menampung kendaraan
maksimum yang ditinjau dari pengaruh sudut parkir
yaitu menggunakan sudut 0°.
5. Kinerja jalan pada jalan Walikota Mustajab telah
menunjukkan bahwa jalan tersebut jenuh dengan nilai
derajat kejenuhan sebesar 1,310.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perparkiran dan Retribusi
Parkir
[2] Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual
Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina
Marga, Jakarta
[3] Munawar, A., 2005, Dasar Dasar Teknik
Transportasi, Penerbit Beta Offset, Jogjakarta
[4] Munawar, A., 2004, Manajemen Lalu Lintas
Perkotaan, Penerbit Beta Offset, Jogjakarta
[5] Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan
Transportasi, Edisi Kedua Penerbit Institut Teknologi
Bandung, Bandung
[6] Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998,
Pedoman Pengumpulan Data Lalu Lintas Jalan,
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta
[7] Warpani, S., 1990, Merencanakan Sistem
Perangkutan, Penerbit Institut Teknologi Bandung,
Bandung
[8] Warpani, S., 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Penerbit Institut Teknologi Bandung,
Bandung
[9] Maulita, Dewi. 2013. Analisis Parkir Kendaraan
Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya.
Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil