analisis parkir kendaraan mobil di ruas jalan walikota mustajab

5
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Jalan Walikota Mustajab Surabaya merupakan salah satu pusat (kegiatan) yang mempunyai tarikan cukup besar. Tarikan perjalanan yang besar akan meningkatkan arus lalu lintas yang besar pula, dengan kata lain semakin besar tarikan perjalanan, maka semakin besar pula area parkir yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis parkir kendaraan mobil di ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya.Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi kejenuhan di ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam studi ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan meliputi : data jumlah kendaraan parkir, durasi parker dan volume lalu lintas, sedangkan data sekunder didapatkan dari peta ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya. Berdasarkan hasil analisis studi ini dapat disimpulkan bahwa ruas jalan Walikotan Mustajab telah mengalami kejenuhan dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1.31. alternatif yang diambil untuk menanggulangi hal ini adalah dengan membuat off street parking dan mengubah tipe jalan Walikota Mustajab menjadi satu arah. Volume kendaraan dari jalan Walikota Mustajab akan dialihkan ke Jalan Ketabang Kali dan Jimerto dengan metode Smock. Setelah mendapatkan pengalihan volume dari jalan Walikota Mustajab, derajat kejenuhan di jalan Ketabang Kali adalah sebesar 0.573 dan di jalan Jimerto sebesar 0.281. Kata kunci : Parkir, Kapasitas jalan I. PENDAHULUAN Transportasi merupakan salah satu elemen penting dari suatu daerah perkotaan dimana kemajuan suatu kota dapat diukur dari seberapa jauh perkembangan dan kemajuan transportasi yang ada di kota tersebut. Fasilitas transportasi memiliki potensi untuk mengendalikan arah dan besarnya perkembangan kota baik dalam sektor perekonomian maupun sektor lainnya. Kota Surabaya dengan jumlah penduduk 2765478 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010) merupakan kota terbesar di Jawa Timur. Sebagai kota besar, Surabaya tidak terlepas dari permasalahan yang berkaitan dengan transportasi. Contoh masalah transportasi yang terdapat di kota Surabaya antara lain kemacetan yang timbul karena berbagai penyebab, kesadaran tertib berlalu lintas yang kurang dari pengguna jalan serta banyaknya pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan kecelakaan. Salah satu permasalahan yang dijumpai dalam transportasi perkotaan adalah masalah perparkiran. Kegagalan dalam pengendalian perparkiran dapat menyebabkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya lalu lintas, tidak efektifnya penggunaan jalan, pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh antrian kendaraan pada ruas jalan tertentu dalam keadaan mesin hidup, dan bahkan menyebabkan kecelakaan lalu lintas (Tamin, O.Z, 2000). Selama bepergian kendaraan tidak lepas dari kegiatan parkir, baik kegiatan bekerja, berdagang, belanja, sekolah, rekreasi dan kegiatan lain. Pada akhir dekade ini pembangunan kota Surabaya telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya pusat perbelanjaan, gedung- gedung perkantoran dan bangunan-bangunan lainnya sebagai konsekuensi tuntutan kebutuhan masyarakat kota. Salah satu pusat kegiatan yang mempunyai tarikan cukup besar adalah pusat penjualan makanan di ruas Jalan Walikota Mustajab. Dengan adanya pusat penjualan makanan yang dibangun di daerah dengan tingkat keramaian yang cukup tinggi di Kota Surabaya, maka mengakibatkan adanya pergerakan yang cukup pesat menuju pusat penjualan makanan tersebut. Selain pusat penjualan makanan di ruas jalan Walikota Mustajab juga terdapat gedung perkantoran sehingga akan mengakibatkan tarikan pengunjung maupun tarikan kendaraan. Tarikan perjalanan yang besar akan meningkatkan arus lalu lintas yang besar pula, dengan kata lain semakin besar tarikan perjalanan, maka semakin besar pula area parkir yang dibutuhkan. Apabila peningkatan jumlah mobil yang parkir di ruas jalan Walikota Mustajab tidak diimbangi dengan menejemen lalu lintas yang baik maka pengguna jalan yang tidak berniat parkir di ruas jalan tersebut pun akan merasakan akibat dari berkurangnya lebar jalan sehingga terjadi kemacetan. Dari pengamatan sementara, durasi parkir kendaraan khususnya untuk mobil membutuhkan waktu yang lama (disesuaikan dengan kebutuhan para pengunjung), sehingga merugikan pengguna jalan lainnya dan tentu sangat berpengaruh terhadap waktu perjalanan, ketidak nyamanan pengemudi, dan terbatasnya ruang gerak kendaraan. Selain itu, adanya manuver kendaraan yang parkir dan belum optimalnya penataan parkir menyebabkan berkurangnya lebar badan jalan sehingga terjadi kemacetan. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pengelola gedung perkantoran dan pusat penjualan makanan kurang memperhatikan kebutuhan ruang parkir sehingga pemilik kendaraan cenderung memarkir kendaraannya di badan jalan (on street parking). Apabila hal ini dibiarkan semakin lama, maka akan menimbulkan dampak berupa berkurangnya kapasitas jalan, kemacetan dan rawan kecelakaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis parkir kendaraan mobil pada ruas jalan Walikota Mustajab. Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya Dewi Maulita, Cahya Buana, ST., MT., Istiar, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 [email protected]

Upload: hoangkhanh

Post on 19-Dec-2016

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

1

Jalan Walikota Mustajab Surabaya merupakan salah

satu pusat (kegiatan) yang mempunyai tarikan cukup besar.

Tarikan perjalanan yang besar akan meningkatkan arus lalu

lintas yang besar pula, dengan kata lain semakin besar tarikan

perjalanan, maka semakin besar pula area parkir yang

dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis parkir

kendaraan mobil di ruas Jalan Walikota Mustajab

Surabaya.Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan

solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi kejenuhan

di ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam

studi ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan meliputi : data

jumlah kendaraan parkir, durasi parker dan volume lalu lintas,

sedangkan data sekunder didapatkan dari peta ruas Jalan

Walikota Mustajab Surabaya.

Berdasarkan hasil analisis studi ini dapat disimpulkan

bahwa ruas jalan Walikotan Mustajab telah mengalami

kejenuhan dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1.31.

alternatif yang diambil untuk menanggulangi hal ini adalah

dengan membuat off street parking dan mengubah tipe jalan

Walikota Mustajab menjadi satu arah. Volume kendaraan dari

jalan Walikota Mustajab akan dialihkan ke Jalan Ketabang Kali

dan Jimerto dengan metode Smock. Setelah mendapatkan

pengalihan volume dari jalan Walikota Mustajab, derajat

kejenuhan di jalan Ketabang Kali adalah sebesar 0.573 dan di

jalan Jimerto sebesar 0.281.

Kata kunci : Parkir, Kapasitas jalan

I. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan salah satu elemen penting

dari suatu daerah perkotaan dimana kemajuan suatu kota

dapat diukur dari seberapa jauh perkembangan dan

kemajuan transportasi yang ada di kota tersebut. Fasilitas

transportasi memiliki potensi untuk mengendalikan arah dan

besarnya perkembangan kota baik dalam sektor

perekonomian maupun sektor lainnya.

Kota Surabaya dengan jumlah penduduk 2765478

jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010) merupakan kota terbesar

di Jawa Timur. Sebagai kota besar, Surabaya tidak terlepas

dari permasalahan yang berkaitan dengan transportasi.

Contoh masalah transportasi yang terdapat di kota Surabaya

antara lain kemacetan yang timbul karena berbagai

penyebab, kesadaran tertib berlalu lintas yang kurang dari

pengguna jalan serta banyaknya pelanggaran lalu lintas yang

menyebabkan kecelakaan.

Salah satu permasalahan yang dijumpai dalam

transportasi perkotaan adalah masalah perparkiran.

Kegagalan dalam pengendalian perparkiran dapat

menyebabkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya lalu

lintas, tidak efektifnya penggunaan jalan, pencemaran

lingkungan yang diakibatkan oleh antrian kendaraan pada

ruas jalan tertentu dalam keadaan mesin hidup, dan bahkan

menyebabkan kecelakaan lalu lintas (Tamin, O.Z, 2000).

Selama bepergian kendaraan tidak lepas dari kegiatan parkir,

baik kegiatan bekerja, berdagang, belanja, sekolah, rekreasi

dan kegiatan lain.

Pada akhir dekade ini pembangunan kota Surabaya

telah menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat

dilihat dengan berdirinya pusat perbelanjaan, gedung-

gedung perkantoran dan bangunan-bangunan lainnya sebagai

konsekuensi tuntutan kebutuhan masyarakat kota. Salah satu

pusat kegiatan yang mempunyai tarikan cukup besar adalah

pusat penjualan makanan di ruas Jalan Walikota Mustajab.

Dengan adanya pusat penjualan makanan yang dibangun di

daerah dengan tingkat keramaian yang cukup tinggi di Kota

Surabaya, maka mengakibatkan adanya pergerakan yang

cukup pesat menuju pusat penjualan makanan tersebut.

Selain pusat penjualan makanan di ruas jalan Walikota

Mustajab juga terdapat gedung perkantoran sehingga akan

mengakibatkan tarikan pengunjung maupun tarikan

kendaraan. Tarikan perjalanan yang besar akan

meningkatkan arus lalu lintas yang besar pula, dengan kata

lain semakin besar tarikan perjalanan, maka semakin besar

pula area parkir yang dibutuhkan.

Apabila peningkatan jumlah mobil yang parkir di

ruas jalan Walikota Mustajab tidak diimbangi dengan

menejemen lalu lintas yang baik maka pengguna jalan yang

tidak berniat parkir di ruas jalan tersebut pun akan

merasakan akibat dari berkurangnya lebar jalan sehingga

terjadi kemacetan. Dari pengamatan sementara, durasi parkir

kendaraan khususnya untuk mobil membutuhkan waktu yang

lama (disesuaikan dengan kebutuhan para pengunjung),

sehingga merugikan pengguna jalan lainnya dan tentu sangat

berpengaruh terhadap waktu perjalanan, ketidak nyamanan

pengemudi, dan terbatasnya ruang gerak kendaraan. Selain

itu, adanya manuver kendaraan yang parkir dan belum

optimalnya penataan parkir menyebabkan berkurangnya

lebar badan jalan sehingga terjadi kemacetan.

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pengelola

gedung perkantoran dan pusat penjualan makanan kurang

memperhatikan kebutuhan ruang parkir sehingga pemilik

kendaraan cenderung memarkir kendaraannya di badan jalan

(on street parking). Apabila hal ini dibiarkan semakin lama,

maka akan menimbulkan dampak berupa berkurangnya

kapasitas jalan, kemacetan dan rawan kecelakaan. Oleh

karena itu, perlu dilakukan analisis parkir kendaraan mobil

pada ruas jalan Walikota Mustajab.

Analisis Parkir Kendaraan Mobil

Di Ruas Jalan Walikota Mustajab

Surabaya

Dewi Maulita, Cahya Buana, ST., MT., Istiar, ST., MT.

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

[email protected]

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

2

II. METODOLOGI

Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Metodologi Tugas Akhir

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Primer

Pada analisis parkir ini, dilakukan beberapa survei terkait

kondisi jalan dan kondisi kendaraan yang parkir. Kondisi

jalan dan kapasitasny diperlukan untuk mengetahui kinerja

jalan dan data kondisi kendaraan parkir untuk mengetahui

karakteristik parkir. Data yang digunakan dalam tugas akhir

ini dapat dilihat pada tabel 1 hingga 3.

1 11.00 - 11.15 230.2 383.8 614

2 11.15 - 11.30 229.4 394.6 624

3 11.30 - 11.45 172.9 292.5 465.4

4 11.45 - 12.00 254 308 562 2265.4

5 12.00 - 12.15 244.9 366.5 611.4 2262.8

6 12.15 - 12.30 174.7 288.1 462.8 2101.6

7 12.30 - 12.45 187.4 302.2 489.6 2125.8

8 12.45 - 13.00 176.2 290 466.2 2030

9 16.00 - 16.15 198.1 262.3 460.4 1879

10 16.15 - 16.30 218.2 246.6 464.8 1881

11 16.30 - 16.45 261.6 263.3 524.9 1916.3

12 16.45 - 17.00 280.8 249.3 530.1 1980.2

13 17.00 - 17.15 327.6 268.8 596.4 2116.2

14 17.15 - 17.30 407.9 320.5 728.4 2379.8

15 17.30 - 17.46 353.5 276.4 629.9 2484.8

16 17.45 - 18.00 249 242.2 491.2 2445.9

Akumulasi

Volume

Volume

Total Arah

Balaikota

Volume Total

Arah Genteng

Kali

Jam SurveyNoJumlah

Volume

Tabel 1. Arus Total di Ruas Jalan Walikota Mustajab

06.00 - 07.00 15 15 2 2 13

07.00 - 08.00 15 30 14 16 14

08.00 - 09.00 21 51 27 43 8

09.00 - 10.00 18 69 14 57 12

10.00 - 11.00 39 108 38 95 13

11.00 - 12.00 33 141 20 115 26

12.00 - 13.00 44 185 41 156 29

13.00 - 14.00 17 202 23 179 23

14.00 -15.00 28 230 40 219 11

15.00 - 16.00 53 283 36 255 28

16.00 - 17.00 52 335 53 308 27

17.00 - 18.00 37 372 48 356 16

18.00 - 19.00 35 407 34 390 17

19.00 -20.00 22 429 27 417 12

Kend

Masuk

Akumulasi

Masuk

Kend

Keluar

Akumulasi

Keluar

Kendaraan

ParkirJam

Tabel 2. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan

Menuju Genteng Kali

06.00 - 07.00 30 30 17 17 13

07.00 - 08.00 35 65 32 49 16

08.00 - 09.00 45 110 50 99 11

09.00 - 10.00 32 142 30 129 13

10.00 - 11.00 29 171 29 158 13

11.00 - 12.00 38 209 26 184 25

12.00 - 13.00 59 268 59 243 25

13.00 - 14.00 48 316 56 299 17

14.00 -15.00 32 348 34 333 15

15.00 - 16.00 36 384 25 358 26

16.00 - 17.00 58 442 67 425 17

17.00 - 18.00 42 484 47 472 12

18.00 - 19.00 26 510 22 494 16

19.00 -20.00 24 534 25 519 15

Kendaraan

ParkirJam

Kend

Masuk

Akumulasi

Masuk

Kend

Keluar

Akumulasi

Keluar

Tabel 3. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan

Menuju Balai Kota

B. Karakteristik Parkir

1. Akumulasi Parkir

Berdasarkan tabel 3, dapat disimpulkan bahwa volume

parkir maksimum pada ruas jalan menuju Genteng Kali

adalah 29 mobil dan pada ruas jalan menuju Balai Kota

sebesar 26 mobil.

2. Durasi Parkir

Durasi parkir pada kedua ruas jalan Walikota Mustajab

dapat dilihat pada tabel 4.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

3

0-1516-

30

31-

45

46-

60

61-

75

76-

90

91-

105

106-

120Total

Jumlah 36 50 63 64 43 18 12 1 287

% 12.54 17.42 21.95 22.30 14.98 6.27 4.18 0.35 100

Jumlah 34 28 47 58 51 24 12 3 257

% 13.23 10.89 18.29 22.57 19.84 9.34 4.67 1.17 100

Walikota Mustajab

Arah Balai Kota

Nama Jalan

Walikota Mustajab

Arah Genteng Kali

Durasi Parkir (Menit)

Tabel 3. Akumulasi Parkir Kendaraan Pada Ruas Jalan

Menuju Balai Kota

C. Kinerja Jalan

1. Kinerja Jalan Walikota Mustajab

Untuk menghitung derajat kejenuhan, harus didapatkan

nilai kapasitas jalan dan jumlah volume arus lalu lintas.

Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia, persamaan

dasar untuk menentukan kapasitas suatu ruas jalan adalah

sebagai berikut :

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

C = 2900 x 0.87 x 1 x 0.73 x 1.03

C = 1897.04 SMP/jam

Berikut ini disajikan perhitungan Derajat Kejenuhan

pada ruas Jalan Walikota Mustajab

DS =

DS =

DS = 1,310

Karena jalan Walikota Mustajab mengalami kejenuhan

dnegan derajat kejenuhan diatas 0.75, maka langkah yang

diambil untuk mengatasi hal masalah ini adalah dengan

membuat lahan parkir diluar badan jalan. Setelah itu,

kinerjanya dihitung kembali dengan persamaan :

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

C = 2900 x 1.34 x 1 x 0.73 x 1.03

C = 2921.88 SMP/jam

Berikut ini disajikan perhitungan Derajat Kejenuhan

pada ruas Jalan Walikota Mustajab

DS =

DS =

DS = 0.85

Walaupun sudah dibuatkan lahan parkir di luar badan

jalan, jalan ini masih mengalami kejenuhan dengan nilai

0.85. Jalan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

ini adalah memanajemen jalan Walikota Mustajab dan

sekitarnya, seta membuat jalan Walikota Mustajab menjadi

jalan satu arah menuju Balai Kota. Kapasitas jalan Walikota

Mustajab setelah dibuat satu arah :

C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS

C = 3300 x 1.08 x 1 x 0.73 x 1.03

C = 2679.77 SMP/jam

Derajat Kejenuhan jalan Walikota Mustajab setelah

diberlakukan jalan satu arah :

DS =

DS =

DS = 0.51 2. Pengalihan volume kendaraan dengan metode Smock

Metode Smock adalah metode pembagian volume lalu

lintas pada suatu jalan secara bertahap pada dua atau lebih

alternatif jalan dengan mengacu pada travel time (waktu

yang dibutuhkan untuk berpindah dari satu titik ke titik

lainnya) jalan alternatif setelah dibebankan volume baru.

Jalan yang menjadi alternatif untuk pengalihan volume

kendaraan dari Walikota Mustajab adalah jalan Ketabang

Kali dan Jalan Jimerto. Berikut ini disajikan penghitungan

derajat kejenuhan pada jalan Ketabang Kali dan Jimerto.

Jalan Ketabang Kali Jalan Jimerto

Nilai Nilai

CO 1650 2900

FCW 1.08 0.87

FCSP 1 1

FCSF 0.94 0.94

FCCS 1.03 1.03

C 1725.3324 2442.77

Q 538.5 190.3

DS 0.312 0.078

Travel time (mins) 1.84 2.43

Panjang Rute (km) 0.638 1.031

To 2.88 2.36

Parameter

Tabel 4. Nilai dari setiap parameter yang dibutuhkan untuk

penghitungan melalui metode Smock

Perbedaan travel time antara jalan Ketabang Kali dan

Jimerto inilah yang akan menentukan pembagian volume

kendaraan dari jalan Walikota Mustajab. Volume kendaraan

dari jalan Walikota Mustajab adalah sebesar 1115 smp, dan

akan dibagikan berkala per 30 smp. Pembagian 30 smp

pertama akan dikenakan kepada jalan alternatif yang

mempunyai travel time paling kecil. Pada perhitungan

sebelumnya telah diketahui bahwa travel time terkecil pada

kedua jalan alternatif berada pada jalan Jimerto dengan

travel time sebesar 2.36 menit per kilometer, oleh karena itu

30 smp pertama dari jalan Walikota Mustajab dibebankan ke

jalan Jimerto.

Jumlah volume kendaraan sebesar 30 smp itu akan

berpengaruh pada travel time awal, oleh karena itu, setiap

selesai membebankan volume pada suatu jalan alternatif,

perlu dihitung kembali nilai travel time kedua jalan tersebut

dan dibandingkan kembali. Jalan alternatif dengan travel

time paling kecil lah yang akan menerima beban 30 smp

berikutnya. Perhitungan pembobotan volume kendaraan

pada dua jalan alternatif dapat dilihat pada tabel 5.

0 0 0 0 2.884 0 0 0 2.360

30 0 0 0 2.884 30 30 0.0269 2.425

30 0 0 0 2.884 30 60 0.0538 2.491

30 0 0 0 2.884 30 90 0.0807 2.559

30 0 0 0 2.884 30 120 0.1076 2.628

30 0 0 0 2.884 30 150 0.1345 2.700

30 0 0 0 2.884 30 180 0.1614 2.774

30 0 0 0 2.884 30 210 0.1883 2.849

30 0 0 0 2.884 30 240 0.2152 2.927

30 30 30 0.0269 2.963 0 240 0.2152 2.927

30 0 30 0.0269 2.963 30 270 0.2422 3.007

30 30 60 0.0538 3.043 0 270 0.2422 3.007

30 0 60 0.0538 3.043 30 300 0.2691 3.089

30 30 90 0.0807 3.126 0 300 0.2691 3.089

30 0 90 0.0807 3.126 30 330 0.2960 3.173

30 30 120 0.1076 3.212 0 330 0.2960 3.173

30 0 120 0.1076 3.212 30 360 0.3229 3.260

30 30 150 0.1345 3.299 0 360 0.3229 3.260

30 0 150 0.1345 3.299 30 390 0.3498 3.348

30 30 180 0.1614 3.389 0 390 0.3498 3.348

Segmen

Rute Ketabang Kali Rute Jimerto

V1V1 Incr V1/Q1 t1 V2 Incr V2 V2/Q2 t2

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

4

30 0 180 0.1614 3.389 30 420 0.3767 3.440

30 30 210 0.1883 3.482 0 420 0.3767 3.440

30 0 210 0.1883 3.482 30 450 0.4036 3.534

30 30 240 0.2152 3.577 0 450 0.4036 3.534

30 0 240 0.2152 3.577 30 480 0.4305 3.630

30 30 270 0.2422 3.674 0 480 0.4305 3.630

30 0 270 0.2422 3.674 30 510 0.4574 3.729

30 30 300 0.2691 3.774 0 510 0.4574 3.729

30 0 300 0.2691 3.774 30 540 0.4843 3.831

30 30 330 0.2960 3.877 0 540 0.4843 3.831

30 0 330 0.2960 3.877 30 570 0.5112 3.935

30 30 360 0.3229 3.983 0 570 0.5112 3.935

30 0 360 0.3229 3.983 30 600 0.5381 4.042

30 30 390 0.3498 4.092 0 600 0.5381 4.042

30 0 390 0.3498 4.092 30 630 0.5650 4.153

30 30 420 0.3767 4.203 0 630 0.5650 4.153

30 0 420 0.3767 4.203 30 660 0.5919 4.266

30 30 450 0.4036 4.318 0 660 0.5919 4.266

5 0 450 0.4036 4.318 5 665 0.5964 4.285 Tabel 5. Perbandingan Panjang Rute dan Travel Time antara

jalan Rute Ketabang Kali dan Jimerto

3. Kinerja Jalan pada Jalan Alternatif

Jalan-jalan yang berada di sekitar ruas jalan Walikota

Mustajab dan terkena akibat dari pengubahan jalan Walikota

Mustajab menjadi satu arah antara lain jalan Ketabang Kali,

jalan Jimerto dan jalan Kecilung. Berdasarakan perhitungan

dengan metode Smock, jalan Ketabang kali mendapat

tambahan 450 smp dari jalan Walikota Mustajab dan jalan

Jimerto mendapat 665 smp. Pada manajemen lalu lintas

ketiga jalan ini, jalan Jimerto dan Kecilung diubah tipenya

menjadi jalan satu arah.

Gambar 2 Peta jalan Walikota Mustajab dan sekitarnya

sebelum diadakan manajemen lalu lintas

Gambar 3 Peta jalan Walikota Mustajab dan sekitarnya

setelah diadakan manajemen lalu lintas

Pada peta diatas terlihat bahwa jalan Jimerto dan jalan

Kecilung diubah menjadi satu arah. Jalan Jimerto dibuat

menuju Genteng Kali sedangkan jalan Kecilung ke arah

Balai Kota. Derajat kejenuhan dari ketiga jalan tersebut

setelah di manajemen dapat dilihat pada tabel 6.

CO 1650 3300 3300

FCW 1.08 0.92 0.92

FCSP 1 1 1

FCSF 0.94 0.94 0.94

FCCS 1.03 1.03 1.03

C 1725.332 2939.4552 2939.455

Q 988.5 827.3 428.4

DS 0.573 0.281 0.146

ParameterJalan

Ketabang

Jalan

Kecilung

Jalan

Jimerto

Tabel 5. Perbandingan Derajat Kejenuhan ketiga jalan

alternatif setelah diadakan manajemen lalu lintas

D. Perancangan Gedung Parkir

1. Perhitungan Kebutuhan Ruang Parkir

Perhitungan kebutuhan ruang parkir menggunakan

Perumusan Dirjen Perhubungan Darat. Berdasarkan laporan

akhir studi kriteria perancangan dan kebutuhan ruang parkir

pada pusat-pusat kegiatan yang dilakukan oleh Dirjen

Perhubungan Darat, maka total besarnya kebutuhan ruang

parkir dapat dihitung dengan menggunakan persamaan

berikut:

Kebutuhan Ruang Parkir di Ruas Jalan Walikota Mustajab

Arah Genteng Kali :

F1 =

F1 =

F1 = 0.0676 ≈ 6.76 %

KRPGK = F1 x F2 x Volume Parkir Harian

= 6.76% x 1.1 x 429

= 31.9 SRP ≈ 32 SRP

Kebutuhan Ruang Parkir di Ruas Jalan Walikota Mustajab

Arah Balai Kota :

F1 =

F1 =

F1 = 0.0487 ≈ 4.87 %

KRPBK = F1 x F2 x Volume Parkir Harian

= 4.87% x 1.1 x 534

= 28.6 SRP ≈ 29 SRP

KRPtot = KRPGK + KRPBK

= 32 + 29

= 61 SRP

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN

Dari hasil analisis yang dilakukan, didapatkan beberapa

kesimpulan antara lain :

1. Volume Parkir pada ruas jalan Walikota Mustajab

menuju Genteng Kali adalah sebesar 287 mobil

sedangkan ruas jalan menuju Balai Kota sebesar 257

mobil.

2. Nilai tiap karakteristik parkir adalah sebagai berikut :

a. Kapasitas parkir badan jalan adalah sebesar 58

Satuan Ruang Parkir.

b. Akumulasi parkir maksimum per jam pada ruas

jalan menuju Genteng Kali adalah sebesar 29

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5

5

mobil dan pada ruas jalan menuju Balai Kota

adalah sebesar 26 mobil

c. Durasi parkir terlama di kedua ruas jalan adalah

60 menit dengan nilai 22.30% pada ruas jalan

menuju Genteng Kali dan 22.57% pada ruas jalan

menuju Balai Kota.

3. Kinerja lahan parkir dapat dilihat dari Indeks Parkir

dimana rata-rata tertinggi kendaraan mobil adalah

sebesar 96.67% yang terjadi pada ruas jalan menuju

Balai Kota yang berarti lahan parkir yang ada masih

sanggup menampung kendaraaan yang parkir.

4. Kapasitas efektif untuk menampung kendaraan

maksimum yang ditinjau dari pengaruh sudut parkir

yaitu menggunakan sudut 0°.

5. Kinerja jalan pada jalan Walikota Mustajab telah

menunjukkan bahwa jalan tersebut jenuh dengan nilai

derajat kejenuhan sebesar 1,310.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2009

tentang Penyelenggaraan Perparkiran dan Retribusi

Parkir

[2] Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual

Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jenderal Bina

Marga, Jakarta

[3] Munawar, A., 2005, Dasar Dasar Teknik

Transportasi, Penerbit Beta Offset, Jogjakarta

[4] Munawar, A., 2004, Manajemen Lalu Lintas

Perkotaan, Penerbit Beta Offset, Jogjakarta

[5] Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan

Transportasi, Edisi Kedua Penerbit Institut Teknologi

Bandung, Bandung

[6] Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998,

Pedoman Pengumpulan Data Lalu Lintas Jalan,

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta

[7] Warpani, S., 1990, Merencanakan Sistem

Perangkutan, Penerbit Institut Teknologi Bandung,

Bandung

[8] Warpani, S., 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, Penerbit Institut Teknologi Bandung,

Bandung

[9] Maulita, Dewi. 2013. Analisis Parkir Kendaraan

Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya.

Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil