analisis novel orang2 proyek
TRANSCRIPT
ANALISIS NOVEL ORANG-ORANG PROYEK
KARYA AHMAD TOHARI
Analisis Novel disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Apresiasi Prosa
Pengampu : Prof. Dr. Herman J.Waluyo
Oleh
Nama :Anda Mas
NIM: K1209007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2011
Latar Belakang
Karya sastra sebagai hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga sarat dengan
nilai, baik nilai keindahan maupun nilai-nilai ajaran hidup. Orang dapat mengetahui nilai-
nilai hidup, susunan adat istiadat, suatu keyakinan, dan pandangan hidup orang lain atau
masyarakat melalui karya sastra.
Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan
eksistensinya sebagai manusia yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh
imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan media bahasa sebagai
penyampaiannya (Aminuddin, 1990: 57).
Kriteria utama yang dikenalkan pada karya sastra adalah “kebenaran” penggambaran
atau apa saja yang ingin digambarkan pengarang ke dalam karyanya. Melalui penggambaran
tersebut pembaca dapat menangkap gambaran seorang pengarang mengenai dunia sekitarnya,
apakah itu sudah sesuai dengan hati nuraninya atau belum (Pradopo, 2002: 26).
Novel sebagai cerita tentang suatu pencarian yang tergradasi akan nilai-nilai yang
otentik adalah nilai-nilai yang mengorganisasikan dunia novel secara keseluruhan meskipun
hanya secara implisit tidak eksplisit (Goldman dalam Faruk, 1994 : 79). Novel sebagai salah
satu produk sastra memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk
menyikapi hidup secara artistik imajinatif. Hal ini dimungkinkan karena persoalan yang
dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan.
Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis oleh pengarang
pada suatu kurun waktu tertentu pada umumnya berkaitan dengan norma-norma dan adat
istiadat jaman itu (Luxemburg dalam Sangidu, 2004: 41). Sastra yang baik tidak hanya
merekam kenyataan yang ada dalam masyarakat seperti sebuat tustel foto, tetapi merekam
dan melukiskan kenyataan dalam keseluruhannya.
Oleh karena itulah penulis membahas atau menganalisis cerpen Orang Orang Proyek
karya Ahmad Tohariuntuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam novel tersebut.
Pembahasan
A. Biografi Ahmad Tohari
Ahmad Tohari, (lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13
Juni 1948; umur 62 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Ia menamatkan SMA di
Purwokerto. Namun demikian, ia pernah mengenyam bangku kuliah, yakni Fakultas Ilmu
Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman,
Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976).
Sosok tubuhnya kecil jauh dari pada bayangan figur seorang yang mempunyai
prestasi internasional.Cara berpakaiannya sederhana mengingatkan pada seorang santri
saleh yang mempunyai wawasan terbuka bisa menerima semua insan di dunia dari segala
lapisan untuk hidup berdampingan secara damai sebagai sesama ciptaan Tuhan.Rendah
hati, itulah sosok Ahmad Tohari, yang ternyata merupakan salah seorang kawan dekat
Gus Dur.
Siapa yang sangka pula kalau ia seorang haji yang mempunyai pesantren di daerah
Banyumas, tempat kelahirannya. Orangnya terbuka, mempunyai rasa kemanusian yang
sangat tinggi.Dalam buku yang ditulisnya banyak mengangkat penderitaan rakyat yang
pernah disaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Contohnya beberapa novel diangkat
dengan menceritakan keganasan Peristiwa September 1965, dimana ia melihat dengan
mata kepala sendiri seorang anak muda dibunuh secara biadab karena diduga PKI. Lalu
ada juga kisah tentang keganasan tentara terhadap Gali yang dibunuh secara misterius.
Karya-karyanya sudah banyak yang diterjemahkan ke bahasa Belanda, Jepang,
Jerman, Inggris dan Mandarin.Pernah mendapat penghargaan Southeast Asian Writers
Award dan Fellowship International Writers Program di Iowa.
Bersama Rene Lysloff dari University California of Riverside (UCR) ia ke
Amerika Serikat dalam rangka penterjemahan bukunya ke dalam Bahasa Inggris yang
akan diterbitkan oleh Hawaii University Press bekerja sama dengan Yayasan Lontar
Indonesia. Selain itu waktu yang ada ia, manfaatkan dengan memberikan ceramah di
UCR dan UCLA, sekaligus juga bertatap muka dengan masyarakat Indonesia di Duarte
Inn Center. Dalam dialog di Duarte Inn, ia memaparkan keadaan Indonesia terakhir
menurut pengetahuannya.
Aktif menulis di Kompas dan Tempo. Jika ada kesempatan, ia akan menulis
Peristiwa Mei ‘98 agar bisa dikenang sebagai sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Ia
pernah bekerja di majalah terbitan BNI 46, Keluarga, dan Amanah. Ia mengikuti
International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat (1990) dan menerima
Hadiah Sastra ASEAN (1995).
Karyanya
Kubah (novel, 1980)
Ronggeng Dukuh Paruk (novel, 1982)
Lintang Kemukus Dini Hari (novel, 1985)
Jantera Bianglala (novel, 1986)
Di Kaki Bukit Cibalak (novel, 1986)
Senyum Karyamin (kumpulan cerpen, 1989)
Bekisar Merah (novel, 1993)
Lingkar Tanah Lingkar Air (novel, 1995)
Nyanyian Malam (kumpulan cerpen, 2000)
Belantik (novel, 2001)
Orang Orang Proyek (novel, 2002)
Rusmi Ingin Pulang (kumpulan cerpen, 2004)
Ronggeng Dukuh Paruk Banyumasan (novel bahasa Jawa, 2006; meraih Hadiah
Sastera Rancagé 2007
Karya-karya Ahmad Tohari telah diterbitkan dalam bahasa Jepang, Tionghoa,
Belanda dan Jerman. Edisi bahasa Inggris Ronggeng Dukuh Paruk , Lintang Kemukus
Dini Hari , Jantera Bianglala diterbitkan oleh Lontar Foundation dalam satu buku
berjudul The Dancer diterjemahkan oleh Rene T.A. Lysloff.
B. Sinopsis Novel
Hasil pembacaan heuristic terhadap novel Orang-Orang Proyek menghasilkan
sinopsis cerita sebagai berikut: novel Orang-Orang Proyek ini adalahsebuah karya
seseorang pengarang Indonesia yang pernah kuliah di beberapa fakultasseperti ekonomi,
sospol, dan kedokteran, Ahmad Tohari. Novel ini bercerita tentangsuasana pengerjaan
proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor di DesaCibawor.
Cerita diawali dengan penggambaran seorang lelaki bernama Pak Tarya. PakTarya
berada di bawah pohon mbulu di tepi Sungai Cibawor di Desa Cibawor. PakTarya
merupakan orang yang terpandang di desa Cibawor. Pak Tarya adalah pensiunan pegawai
Kantor Penerangan dan pernah bekerja sebagai wartawan.KetikaPak Tarya sedang asyik
memainkan seruling, Kabul menghampirinya.
Kabul seorang pimpinan pelaksana proyek bercerita dengan Pak
Tarya.Kabulmenceritakan bahwa gara-gara banjir kemarin beton pancang tiang sudah
miring,pekerjaan harus diulang lagi dari awal.Kabul pusing atas kerusakan itu
yangmembuat kerugian yang cukup besar serta memberi beban batin karena hasil
kerjabeberapa hari dengan biaya jutaan lenyap seketika.Kerugian itu sesungguhnya
bisadihindari bila awal pelaksanaan pembangunan jembatan itu ditunda sampai musim
kemarau tiba beberapa bulan lagi.Itulah rekomendasi para perancang.Namun,rekomendasi
itu diabaikan, konon demi mengejar waktu.Penguasa yang punyaproyek dan para
pemimpin politik lokal menghendaki jembatan itu selesai sebelumpemilu 1992. Kabul
memperkirakan bahwa peresmian jembatan akan dimanfaatkansebagai ajang kampanye
partai golongan penguasa.
Ketika suara radio di pinggang Kabul terdengar, Kabul pun pamit untukkembali
ke kantor kepada Pak Tarya karena Pak Dalkijo kepala proyekmemanggilnya ke kantor.
Kabul berjalan menuju bangunan bedeng tak jauh darilokasi proyek itu.Pada bangunan itu
tersedia ruangan kerja dan tempat istirahatKabul.Wati ada di ruangan kerja. Wati bekerja
sebagai penulis kantor proyek itu.Wati diterima kerja dalam proyek itu yaitu dalam
rangka pemberdayaan tenaga kerjasetempat untuk menekan dampak sosial negatif proyek.
Tanpa terasa proyek sudah tiga bulan berlangsung. Proyek ini yang
dibiayaidengan dana pinjaman luar negeri dan akan menjadi beban masyarakat, yang
merekaanggap sebagai milik pribadi. Kabul tahu bagaimana bendahara proyek
wajibmengeluarkan dana untuk kegiatan partai golongan penguasa. Dan ternyata orang-
orang kampung juga ikut-ikutan nakal. Mandor yang mencatat penerimaan materialpun
pandai berhitung. Namun, menghadapi semua tingkat kebocoran itu, insinyurDalkijo,
atasan Kabul, seperti taidak menanggung beban apa pun. Sebagai insinyur,Kabul tahu
betul dampak semua permainan. Mutu bangunan menjadi taruhannya.Padahal bila mutu
bangunan dipermainkan masyarakatlah yang pasti akanmenanggung akibat buruknya.
Bagi Kabul, hal itu adalah pengkhianatan terhadapderajat keinsinyurannya.
Kabul dan Wati sering makan bersama di warung Mak Sumeh. Selain itu,mereka
juga sering nonton bersama. Dari situlah awal mula percintaan timbuldiantara mereka.
Selain itu pun, mereka dibantu oleh gossip-gosip yang dibuat olehMak Sumeh, pemilik
warung yang berada di dekat proyek. Wiyoso, pacar Wati, yangmasih kuliah, akhirnya
memutuskan Wati karena Wiyoso tidak bisa memenuhipermintaan Wati yang
menginginkan secepatnya untuk menikah.
Banyak terjadi kejanggalan-kejanggalan dalam proyek itu. Banyak
danadigelapkan untuk dapat memperkaya diri. Mereka menggelapkan dana dengan
caramengurangi mutu takaran bangunan jembatan yang berkualitas baik. Tiba. PakBaldun
sebagai ketua panitia renovasi masjid bersama Pak Basar yang sebagai kepaladesa datang
ke proyek. Tujuan mereka untuk meminta bantuan sumbangan untukmerenovasi masjid,
yang nantinya masjid ini digunakan oleh orang-orang pentingdari partai golongan
penguasa yaitu Golongan Lestari Menang (GLM) sebagai tempatsalat jumat. Kabul
membaca surat permohonannya. Setelah membacanya Kabulmemutuskan bahwa Kabul
tidak bias memberi sumbangan karena dana proyek masihkurang. Kabul mau
memberikan sumbangan setelah proyek selesai.
Kabul menuntut untuk pemasangan lantai jembatan harus digunakan besi barudan
pasir yang bermutu baik. Kabul juga menuntut penyelesaiannya tidak
dipaksakanbersamaan dengan HUT GLM. Pak Dalkijo pun tidak menghiraukan tuntutan
Kabul.Dalkijo bersikeras dengan anjurannya agar Kabul cepat menyelesaikan
proyekpembangunan jembatan itu agar dapar digunakan pada HUT GLM.
Dalkijomenganjurkan agar menggunakan besi bekas dan pasir dari sungai cibawor itu
untukmembangun lantai jembatannya. Akhirnya, Kabul pun menyerah, dia tidak kuasa
lagi,keidealisannya itu ditentang oleh pimpinan proyek dan suasana di proyek.
Kabulmengundurkan diri dari pekerjaanya di proyek pembangunan jembatan di
sungaicibawor.
Pada desember 1992, hanya satu tahun setelah Kabul meninggalkan
proyekpembangunan jembatan di Sungai Cibawor, Kabul bekerja di proyek milik swasta
terlaksana ketika dia mendapat kepercayaan menjadi site manager pembangunanhotel di
Cirebon. Liburan akhir tahun ingin dinikmatinya di rumah Biyung bersamaWati yang
sudah menjadi Nyonya Kabul. Mereka baru sebulan menikah. Ketika diperjalanan ke
rumah biyung di mulut jalan simpang tiga, Kabul harus menghentikanmobil. Ada papan
melintang dengan tulisan “jembatan rusak”. Ada tanda panah yangmenunjukkan jalan
alternatif. Mobil Kabul pun berputar dan melaju cepatmeninggalkan jembatan Sungai
Cibawor. Jembatan yang sekilas tampak gagah itulantainya sudah jebol meski umurnya
baru saru tahun. Rasa sakit tiba-tiba menusukdada Kabul.
C. Unsur Intrinsik Novel
1. Tema
Tema adalah pokok persoalan yang ingin disampaikan pengarang
melaluikaryanya. Seperti yang dikemukakan oleh Gorys Keraf (1980: 107), tema
adalahsuatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangannya.
KemudianAtar Semi 91984: 34) mengatakan, tema itu tercakup persoalan dan tujuan
atauamanat pengarang kepada pembaca.
Berdasarkan tema pokoknya, novel Orang-Orang Proyek ini dapat
disebutnovel politik dan cinta karena di dalam novel ini menceritakan politik
dalammembangun jembatan pastilah orang-orang di dalam pengerjaan proyek
itumelakukan korupsi dalam apa saja. Selain itu seorang tokoh utama di
sampingdilanda dilema atas tindakan korupsi itu, percintaanlah yang berkecamuk di
diriseorang tokoh utama yaitu Kabul.
Keidealisan dan kejujuran Kabul dalam pekerjaannya membangun
proyekjembatan dikalahkan oleh sikap pemimpin proyek yang lebih
mengutamakankepentingan pribadi yaitu melakukan tindak korupsi di dalam
pembangunanjembatan. Pemimpin proyek, Dalkijo dendam dengan kemiskinan, hal
ini berdampakpada pembangunan jembatan yaitu mutu bangunan berkurang karena
korupsi berjalandi proyek jembatan di Sungai Cibawor. Tindakan korupsi terjadi di
dalam pengerjaanpembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Hal ini dapat kita lihat
pada kutipan dibawah ini.
”Pertanyaan apa? Kalau sulit saya tak bisa.”
”Mudah saja. Mengapa beberapa penduduk di sini suka menyuap
kuli-kuliuntuk mendapat, atau tepatnya, dicurikan semen?”
Mendapat pertanyaan yang tak terduga Pak Tarya mengerutkandahi.
”Begitu?”
”Pura-pura tidak tahu?”
”Saya benar-benar tidak tahu.”
”Nah, sekarang sudah tahu, kan?”
”Ya...! Hup!”
Sisi percintaan muncul di dalam proyek pembangunan jembatan. Wati
yangkerja sebagai administrasi proyek kagum dengan Kabul seorang pelaksana
proyekyang berstatus bujangan. Tetapi Kabul tahu bahwa Wati mempunyai pacar.
Wati tetapsuka pada Kabul itu yang dikatakan Mak Sumeh tiap Kabul istirahat di
warungnya.Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di bawah ini.
”Mumpung belum banyak orang, Pak insinyur, boleh aku bicara
sedikit?”
”Pasti boleh. Soal apa? Banyak tukang yang belum bayar utang?
Itu urusanmandor, bukan urusanku.”
”Bukan itu, Pak Insinyur. Ini soal pribadi.”
”Pribadi siapa?”
“Pribadi Pak Insinyur sendiri.”
”Kok?”
Mak Sumeh senyum-senyum.
”Ya. Begini. Ini salah Pak Insinyur kenapa masih bujangan. Jadi
ada gadisyang naksir.” Mak Sumeh senyum lagi.
”Ah, Mak Sumeh mau bilang apa?”Kabul menarik kopi yang
sudahdisajikanpelayan.
”Anu. Tapi sebelumnya aku minta maaf. Apa Pak Insinyur
belum tahuWati...anu...suka sama Pak Insinyur?” Mak Sumeh menatap
lurus ke arah mataKabul. Yang ditatap mengangkat alis.
”Ah, yang benar.”
2. Alur Cerita atau Plot
Menurut U.U. Hamidy (1983: 26) alur suatu cerita atau plot dapat
dipandangsebagai pola atau kerangka cerita dari bagian-bagian lain cerita itu
disangkutkansehingga cerita itu kelihatan menjadi suatu bangunan yang utuh.
Mochtar Lubis (1981: 17) mengatakan bahwa suatu cerita terdiri dari
limabagian, yaitu:
a. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan),
b. Generating Circumstance (peristiwa yang bersangkut-paut dan mulai
bergerak),
c. Racing Action (kedaan mulai memuncak),
d. Climax (peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya), dan
e. Denoument (pengarang memberikan pemecahan soal dari semua peristiwa).
Alur yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek masih mengikuti
polaalur biasa atau alur maju. Bagian-bagian alur cerita ini dapat digambarkan
dandimulai dari pemaparan (situation).
a. Situation
Pemaparan (situation) merupakan suatu kondisipermulaanyangmenyampaikan
informasi permulaan kepada pembaca.Kondisi ini mendorongkeingintahuan
pembaca selanjutnya.
”itulah yang membuat saya tertekan, pusing. Karena beton pancang sudah
miring, pekerjaan harus diulang dari awal lagi. Nah, bila pusing Pak Tarya bisa
menghibur diri dengan main seruling. Tapi saya?”
”O, begitu? Rupanya sampeyan pusing karena banjir telah merusak pekerjaan
sampeyan?”
”Dan kerusakan itu membuat kerugian yang cukup besar.Serta memberibeban
batin karena hasil kerja beberapa hari dengan biaya jutaan lenyap seketika.”
”Tapi, Mas Kabul, banjir adalah urusan alam.Jadi, buat apa disesali dan dibuat
sedih?”
Awal cerita novel Orang-Orang Proyek memberikan gambaran tentangkondisi
proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor yang mengalami kendalayaitu
banyak tindakan korupsi terjadi di dalamnya.
b. Generating Circumstances
Peristiwa yang tersangkut paut mulai bergerak. Pada tahap ini, pembaca mulai
memahami bahwa cerita akan diceritakan sedikit demi sedikit oleh pengarang,
tetapicerita belum jelas, masih samar-samar.
Ya, mau apa? Pertanyaan itu menggantung. Pak Tarya hanya
menanggapinyadengan tawa ringan. Kemudian, sambil melambaikan tangan,
pemancing tua itumeneruskan perjalanan. Pulang. Kabul pun berjalan menuju
bangunan bedeng takjauh dari proyek itu. Di sana ada kamr berdinding tripleks
dengan kelengkapan yanglumayan memadai; tempat tidur, lemari, televisi, kamar
mandi. Kamar sebelahnyaadalah ruang kerja sederhana, namun cukup luas
karena di ditulah administrasiproyek diselenggarakan. Wati, yang disodorkan
tokoh setempat, bekerja sebagaipenulis kantor proyek itu (Hal. 23).
c. Ricing Action
Tahap ini berisi peristiwa-peristiwa yang mulai mengarah ke puncak cerita,
namun belum sampai menimbulkan klimaks (puncak cerita).Konflik dalam cerita
ini dimulai dengan konflik batin di dalam diri Kabulyaitu keidealismeannya
ditentang oleh Dalkijo selaku pimpinan proyek. Dalkijomemperkaya diri sendiri
dengan melakukan tindak korupsi di proyek pembangunanjembatan.
Sebelumnya Kabul seorang anak kuliahan serta dia juga aktivis kampus.Dalam
hal menghadapi ini, Kabul tidak sedikit pun tergoda oleh apa yang
telahditawarkan pimpinan proyek kepada Kabul untuk berbuat curang dalam
bekerja.Kabul yang memiliki keidealismean yang tinggi tidak terpengaruh dengan
situasi didalam proyek yang banyak perangkat di dalamnya melakukan tindakan
korupsi.
Konflik berikutnya dalam novel Orang-Orang Proyek adalah ketika
Kabulhendak shalat Jumat. Ketika Kabul hendak shalat Jumat itulah, Wati
menyediakanperangkat untuk shalat berupa kopiah, baju shalat, dan sarung.
d. Climax
Apabila tahap ketiga tadi menceritakan tentang berbagai macam konflik kecil
dan sifatnya menjurus ke konflik besar, maka pada tahap keempat atau
puncak,konflik pecah.
Pada tahap ini dapat dilihat dengan jelas bahwa ada beberapa konflik
besaryang terjadi dalam novel Orang-Orang Proyek. Konflik besar pertama
dimulaidengan manajer proyek, Dalkijo, memerintahkan Kabul untuk
menggunakan pasirSungai Cibawor sebagai bahan untuk pengecoran jembatan
tersebut digunakan besibekas. Hal di atas dapat kita lihat pada kutipan di bawah
ini.
Proyek jadi lebih ramai. Ir. Dalkijo, manajer proyek, menyuruh
Kabulmenambah jumlah tukang dan kuli. ”jembatan harus selesai dan diresmikan
tepatHUT GLM,” itu kata-kata Dalkijo yang telah diulang-ulang belasan kali.
Dan HUTgolongan penguasa itu makin dekat. Dalam hitungan Kabul, HUT GLM
tinggal 52hari lagi. Bila tak ada hambatan, waktu sepanjang itu cukup untuk
menyelesaikanproyek jembatan dengan tuntas. (Hal. 179-180).
e. Denoument
Tahap denoument adalah suatu tahap yang bersifat final. Pada tahap ini
ceritaberakhir yang biasanya mempunyai dua pilihan, pertama berakhir
dengankegembiraan. Kedua akan berakhir dengan tragis ataupun berakhir dengan
kesedihan.Dalam novel Orang-Orang Proyek ini cerita diakhiri oleh pengarang
dengan rasakebahagian bercampur dengan rasa duka. Rasa duka itu muncul ketika
Kabul melihathasil proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor yang
mengecewakan.Standar mutu suatu jembatan tidak terdapat pada jembatan Sungai
Cibawor.
Kabul akhirnya mengundurkan diri dari proyek pembangunan jembatan
diSungai Cibawor yang dipimpin oleh Pak Dalkijo. Kabul mengundurkan diri
karenasudah tidak tahan lagi melihat keadaan proyek yang di dalamnya
terjadipenyelewengan dana yang mengakibatkan mutu jembatan yang diharapkan
Kabultidak terlaksana. Dengan terjadinya tindakan korupsi di dalam pengerjaan
proyek,mutu jembatan tidak baik yang nantinya berdampak pada masyarakat
setempatsebagai pengguna fasilitas umum. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di
bawah ini.
Akhirnya Desember 1992, hanya satu tahun setelah Kabul meninggalkan
proyek pembangunan jembatan Sungai Cibawor. Keinginan Kabul bekerja di
proyekmilik swasta terlaksana ketika dia mendapat kepercayaan menjadi site
managerpembangunan hotel di Cirebon. Liburan akhir tahun ingin dinikmatinya
di rumahBiyung bersama Wati yang sudah menjadi nyonya Kabul. Mereka baru
sebulanmenikah.(Hal. 216-217)
3. Penokohan
Di bawah ini akan diberikan gambaran penokohan dari tokoh-tokoh yang
adadalam novel Orang-Orang Proyek adalah :
a. Kabul
Kabul adalah seorang pemuda yang mempunyai idealis yang kuat,
komitmenyang tinggi terhadap janji dan serius dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Diamerupakan tamatan dari fakultas teknik, ia juga mantan
aktivis.Dengan keidealisannya itu, Kabul dalam menjalankan pekerjaannya,
iamemiliki sikap dalam bekerja yaitu memiliki kejujuran yang tinggi dan
kesungguhanuntuk melaksanakan tugas yang telah ditugaskan kepada Kabul,
b. Wati
Wati adalah seorang wanita yang bekerja di proyek pembangunan jembatan
diSungai Cibawor sebagai penulis di kantor. Wati merupakan tamatan dari
pendidikansarjana muda kesertariatan dan biasa mengoprasikan komputer.Orang
tua Watimerupakan anggota DPRD.Wati anak yang periang, memang biasa
menyapa siapa saja dengan bahasadan senyum yang sama hangatnya. Usia Wati
kurang lebih 23 tahun.
Wati seorang wanita yang memiliki perhatian. Apalagi kepada lelaki yang
iasuka.
c. Pak Karta
Pak Tarya adalah seorang lelaki yang sudah berumur, yang kesehariannyadiisi
dengan kegiatan memancing karena memancing merupakan hobinya. Pak
Taryamerupakan pensiunan pegawai kantor penerangan. Pernah juga bekerja di
penerbitandan bekerja sebagai wartawan.
Pak Tarya yang hobinya memancing, selain memancing ia suka
memainkanalat musik seruling, memiliki kerendahan hati yang sangat baik.Sikap
kepedulian terhadap sesama warga Desa Cibawor membuat Pak Taryadihormati di
Desa Cibawor tersebut.
d. Dalkijo
Dalkijo adalah atasan dari Kabul di proyek pembangunan jembatan.
Dalkijobenci dengan kemiskinan. Dalkijo merupakan anggota parta GLM.Dalkijo
memiliki sifat ketamakan atau keserakahan, keserakahannya itudengan melakukan
suatu tindakan memperkaya diri di suatu proyek yang ia pimpin.
e. Mak Sumeh
Mak Sumeh adalah seorang wanita yang sudah berumur. Dia adalah
penjualmakanan dan minuman di proyek. Setiap ada proyek dimana pun dia selalu
ada.Mak Sumeh pemilik warung di proyek pembangunan jembatan di
SungaiCibawor memiliki sifat nyinyir.
4. Latar
Di dalam novel Orang-Orang Proyek, latar tempat dalam kerangka
struktursangat organis dengan tema, alur, dan penokohan. Atas dasar itulah,
makapembicaraan tentang latar, alur bertolak dari latar tempat kemudian dari latar
tempatitu dikaitkan dengan penokohan sebagai pendukung utama makna keseluruhan
novel.
Hal-hal di atas dihubungkan dengan alur dan tema, atau unsur lain yang berkaitanerat.
Ada pun tentang latar waktu dan situasi akan disinggung seperlunya
dalamhubungannya dengan latar tempat.
Pengarang secara jelas menerangkan latar waktu kejadian dalam novel Orang-
Orang Proyek. Cerita dimulai ketika pagi ini Sungai Cibawor kelihatan penuh
dengansampah-sampah karena kemarin malam Sungai Cibawor banjir. Tiga hari yang
laluhujan deras di hulu membuat sungai ini banjir besar. Untung sudah jadi watak
sungaipegunungan, banjir yang terjadi berlangsung cepat. Air yang semula jernih
mulaimengeruh di pagi hari ini. Sungai Cibawor seperti sedang digelontor dari hulu
denganair bah besar yang pekat berlumpur serta membawa segala macam sampah,
darisandal karet, bekas botol plastik, batang pisang, sampai batang mahoni. Di
tepiSungai Cibawor tampak lelaki tua yaitu Pak Tarya. Pak Tarya berada di tempat
ituuntuk memancing
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap novel Orang-Orang Proyek maka dapatdiambil
beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Tema novel ini bercerita tentang kecurangan atau tindakan-tindakan korupsi
terjadi di proyek pembangunan jembatan di Sungai Cibawor. Dengan terjadinya
tindakan korupsi maka dapat digambarkan kekuatan iman masyarakat tidak kuat.
Selain menggambarkan tentang tindakan korupsi, novel Orang-Orang Proyek juga
menggambarkan tentang percintaan. Percintaan terjadi antara Kabul dan Wati.
2. Alur yang terjadi pada novel Orang-Orang proyek adalah alur maju. Ceritadisusun
dalam bentuk alur maju yang hubungan-hubungannya begitu logis,yaitu hubungan
sebab akibat.
3. Penggarapan watak tokoh dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: fisiologis,sosiologis,
dan psikologis. Jumlah tokoh sekitar delapan orang, terdiri atastokoh utama dan
tokoh pembantu. Kabul sebagai tokoh utama memiliki watakyang kuat. Kabul
memiliki keidealismean yang kuat. Wati sebagai tokohpembantu memiliki watak
tidak sombong walaupun orang tuanya anggotaDPRD.
4. Latar dibedakan atas latar waktu, latar tempat, dan latar situasi. Latar waktuyang
terjadi dalam novel Orang-Orang Proyek adalah pada tahun 90-an. Latartempat
peristiwa-peristiwa pada novel Orang-Orang Proyek adalah di SungaiCibawor
tepatnya di Desa Cibawor. Latar situasi novel Orang-Orang Proyekadalah pada
situasi pengerjaan pembangunan jembatan.
5. Nilai-nilai sosial yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek ini antaralain:
nilai budaya, nilai politik, dan nilai percintaan.