analisis metode direktif bagi karyawan pt. isi...

114
ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA INTERNUSA) UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Disusun Oleh: IsmailSiregar NIM: 1110052000022 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./ 2014 M.

Upload: vucong

Post on 30-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT.

ISI (INDOMUDA SATRIA INTERNUSA) UNTUK

MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I)

Disusun Oleh:

IsmailSiregar

NIM: 1110052000022

J U R U S A N B I M B I N G A N D A N P E N Y U L U H A N I S L A M

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H./ 2014 M.

Page 2: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

Ismail Siregar (1110052000022)

Analisis Metode Direktif Bagi Karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) Untuk

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual di Perusahaan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa) Jl. Prapanca Raya Blok: P. I No. 116 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) adalah merupakan salah satu perusahaan yang

bekerja sekaligus mengelola jasa teknik, pengadaan dan konstruksi untuk pekerjaan listrik

dan instrument, pekerjaan mekanis dan pemasangan pipa, pembangkit tenaga listrik dan

saluran transmisi. PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) memiliki kurang lebih 150 karyawan

dan mempunyai banyak proyek di Negara lain, seperti Malaysia, Jepang, Al-Jazair. PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) merupakan salah satu perusahaan yang menanamkan nilai-nilai

dakwah di dalamnya. Namun, nilai-nilai dakwah yang ditanamkan kepada karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) adalah melalui bimbingan kecerdasan spiritual dengan

menggunakan metode direktif. Metode direktif yang digunakan bagi karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) dilatarbelakangi dengan terbatasnya waktu mereka untuk

mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual.

Penelitian ini dilakukan di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) yang terletak di Jl.

Prapanca Raya, Blok: P. I No. 116 Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana metode direktif bagi karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) diterapkan, dan bagaimana respon karyawan PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa) terhadap metode direktif untuk meningkatkan kecerdasan spiritual dalam

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kualitatif

deskriptif dengan pendekatan triangulasi. Data yang diperoleh adalah hasil dari wawancara,

observasi, dan dokumentasi yang kemudian dikumpulkan dan dideskripsikan berdasarkan

ungkapan, sudut pandang, dan cara berfikir penulis. Interviewee dalam penelitian ini terdiri

dari 1 (satu) pembimbing dan 8 (delapan) karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) yang

menjadi terbimbing dalam kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode direktif yang pembimbing gunakan

bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) untuk meningkatkan kecerdasan spiritual,

melalui pengetahuan agama seperti materi tentang ketauhidan melalui tahapan syariat, tarikat,

hakikat dan diakhiri dengan makrifat hingga pada pengarahan kepada zikir. Metode direktif

yang diterapkan disini memang bukan sepenuhnya menggunakan metode direktif adakalanya

pembimbing juga menggunakan metode yang lain seperti bimbingan kelompok. Namun,

dipenghujung kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual metode yang tidak pernah luput dari

kegiatan ini adalah metode direktif. Metode direktif dilakukan pada saat zikir dan ruqyah. Dengan penggunaan metode direktif diatas, ternyata untuk meningkatkan kecerdasan spiritual

karyawan melalui metode direktif dapat dikatakan berhasil. Dengan sebab karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) mengikuti bimbingan kecerdasan spiritual tersebut, maka

kejujuran, produktivitas kerja hingga karir mereka pun meningkat. Hal ini berdasarkan

wawancara yang telah penulis lakukan dengan beberapa karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa) yang selalu mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual. Pengaruh dan

dampak positif telah mereka dapati, baik secara rohani maupun jasmani dengan sebab

mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa).

Kata Kunci: Meningkatkan Kecerdasan Spiritual, Bimbingan Kecerdasan Spiritual, dan

Produktivitas Kerja

Page 3: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA
Page 4: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA
Page 5: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Mei 2014

Ismail Siregar

NIM: 1110052000022

Page 6: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hendak berkata :

“Minta Fatwalah Kepada Qalbumu Walaupun Orang Banyak Berfatwa Kepadamu”

Ketika engkau mau melangkah :

“Ikutilah petunjuk (Allah), karena keselamatan beserta orang-orang yang mengikuti

petunjuk, (Al-ayat)”

Ingatlah! pada saat berkata maka berkatalah dengan :

“Penuh kejujuran! Kejujuran adalah siasat yang paling bagus”

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibu tercinta serta Abang dan Adik-adik tersayang.

2. Para guru dan dosen yang telah bersusah payah membimbing dan mengajari saya.

3. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya

Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

4. Para Mursyid yang telah membimbing dan mengarahkan saya dalam menjalani

kehidupan yang penuh dengan pengetahuan, pengamalan dan pengalaman.

Page 7: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 11

E. Metodologi Penelitian ................................................................... 13

F. Rancangan Penelitian .................................................................... 12

G. Sistematika Penulisan ................................................................... 23

BAB II LANDASAN TEORI

A. Analisis ......................................................................................... 25

B. Metode .......................................................................................... 25

1. Pengertian Metode ................................................................ . 25

2. Jenis-Jenis Metode dalam Bimbingan dan Penyuluhan ........ . 26

C. Metode Direktif dalam Bimbingan dan Penyuluhan ..................... 28

D. Bimbingan ..................................................................................... 30

E. Kecerdasan Spiritual ..................................................................... 31

F. Unsur-Unsur Kecerdasan Spiritual ............................................... 37

1. Zero Mind Proccess ............................................................... 37

2. Membangun Mental ............................................................... 38

3. Ketangguhan Pribadi .............................................................. 38

4. Ketangguhan Sosial ............................................................... 39

G. Tahapan Spiritual .......................................................................... 39

H. Tahap Perkembangan Spiritual ..................................................... 42

1. Tahap Perkembangan Kepercayaan Fowler .......................... 42

2. Tahap Perjalanan Pertumbuhan Spiritual Peck ...................... 44

3. Tahap Transisi Spiritual Moody ............................................. 48

4. Tahap Perkembangan Spiritual Sufistik ................................ 53

I. Spirtiual Sufistik ........................................................................... 54

1. Nafs Ammarah (The Commanding self) ................................ 55

2. Nafs Lawwamah (The Regretful Self) .................................... 56

3. Nafs Mulhimah (The Inspired Self) ....................................... 56

4. Nafs Muthma’innah (The Contented Self) ............................. 57

5. Nafs Radhiyah (The Pleased Self) ......................................... 58

6. Nafs Mardhiyah (The Self Pleasing to God) .......................... 58

7. Nafs Safiyah (The Pure Self) ................................................. 59

Page 8: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

ii

J. Manfaat Spiritual dalam Kehidupan ............................................. 60

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Latar Belakang Berdirinya PT. ISI ............................................... 66

1. PT. ISI ...................................................................... .............. 66

2. Bentuk Layanan Jasa PT. ISI ................................................. 67

3. Pekerjaan Pembangkit Tenaga Listrik dan Saluran

Transmisi ............................................................................... 68

4. Jasa Pengadaan ...................................................................... 69

5. Kalibrasi, Uji Layak Operasi, dan Pemeliharaan ................... 69

6. Jasa Mekanik dan Pemasangan Pipa ..................................... 70

B. Badan Hukum dan Susunan Kepengurusan PT. ISI ..................... 71

C. Moto PT. ISI ................................................................................. 72

D. Visi dan Misi PT. ISI .................................................................... 73

E. Layanan Bimbingan Kecerdasan Spiritual PT. ISI ....................... 73

F. Sarana dan Prasarana PT. ISI ........................................................ 75

G. Kantor Perusahaan ..................................................................... ... 76

1. Kantor Pusat I ...................................................................... 76

2. Kantor II ............................................................................... 76

3. Workshop ............................................................................... 76

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISA

A. Temuan ......................................................................................... 77

1. Profil Subjek Penelitian ......................................................... 77

2. Pembimbing ........................................................................... 79

3. Terbimbing ............................................................................ 80

B. Metode Direktif Untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Karyawan PT. ISI ......................................................................... 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 94

B. Saran ............................................................................................. 96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 98

LAMPIRAN ................................................................................................ ... 101

Page 9: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dari segi

penciptaan dibanding makhluk yang lainnya. Manusia juga adalah makhluk Tuhan

yang tidak pernah lepas dari masalah dalam kehidupannya. Manusia juga adalah

makhluk ciptaan Tuhan yang tidak pernah lepas dari berinteraksi, komunikasi,

aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari.

Dari sekian banyak dinamika yang terjadi dalam kehidupan manusia,

baik dalam bentuk sosial dan agama semua itu sudah ketetapan dari Tuhan.

Namun, tidak sedikit manusia yang sadar serta menyadari bahwa solusi dari

semua dinamika tersebut juga tidak lepas dari ketetapan Tuhan.

Seiring dengan berkembangnya zaman, seiring pula berkembangnya

spiritual manusia. Berkembangnya alat teknologi membuktikan bahwa

menurunnya tingkat spiritual manusia akhir zaman ini, sebab mereka lebih

meyakini dan mendewakan buatan manusia dibanding ciptaan Tuhan.

Kritik kepada ilmu pengetahuan dan teknologi modern dari sudut

pandang Islam ialah karena iptek modern tersebut hanya absahsecara metodologis,

tetapi miskin dari segi moral dan etika. Pandangan masyarakat modern yang

bertumpu pada prestasi iptek, telah meminggirkan dimensi transedental.

Akibatnya, kehidupan masyarakat modern menjadi kehilangan salah satu

aspeknya yang paling fundamental yaitu aspek spiritual. Hal inilah yang menurut

Page 10: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

2

DR. Nurcholish Madjid akan menjadi sumber ancaman lebih lanjut bagi umat

manusia.1

Banyak contoh yang dapat disaksikan melalui layar kaca dan media,

seperti masalah korupsi, pembunuhan, pemerkosaan/pencabulan dan perampokan

semua itu adalah masalah besar yang tiada habis-habisnya di tanah air ini. Sekian

banyak masalah yang muncul, bukan karena kurangnya alat teknologi, informasi

dan bukan juga karena tidak memahami hukum agama ataupun UUD 1945

melainkan mereka jauh dari Sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT.

Jika dilihat dari beberapa hasil penelitian, sebagaimana penelitian tentang

yang dilakukan lembaga penelitian UIN Syarif Hidayatullah beberapa tahun yang

lalu,adapun kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan pada kawasan industri (KI) dilihat dalam cakupan spasial

(area/ kewilayahan) ternyata memiliki pola pembinaan agama dan moral

yang cukup variatif. Yakni dapat ditilik dari aspek sarana dan prasarana

yang dimiliki, aspek modal pengembangan pembinaan agama dan moral

(bentuk-bentuk kegiatannya), aspek waktu pembinaan yang diluangkan,

serta aspek metode atau cara pembinaan yang diterapkan.

2. Dalam praktiknya, pembinaan agama dan moral perusahaan di kawasan

industri tidak memadai dan belum maksimal. Indeks kelayakan hasil

temuan penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kelayakan berada

1 DR. Nurcholish Madjid et. al., Kehampaan Spiritual Masyarakat Modern: Respondan

Transformasi Nilai-Nilai Islam Menuju Masyarakat Madani, (Jakarta : PT Mediacita 2005), h.

101.

Page 11: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

3

pada rating kelayakan: kurang layak - cukup layak (dengan rentangan

nilai skor: antara 2 sampai 6). Hal ini dikuatkan oleh data bahwa bentuk-

bentuk kegiatan yang diselenggarakan tidak cukup merata disemua

perusahaan yang ada dikawasan industri, terutama pada KBN Marunda

dan kawasan KBN Tanjung Priok (kurang terpenuhi). Dimana rating skor

tertinggi nilai kelayakan pembinaan agama dan moral diberikan kepada

perusahaan di kawasan PT JIEP Pulo Gadung dan selanjutnya KBN

Cakung.

3. Dimensi keberagamaan yang ditemukan pada karyawan dan pihak

manajemen di perusahaan kawasan industri masih bernuansa ritual

keagamaan dan belum menyentuh aspek-aspek aktivitas spiritual yang

hakiki dan lebih luas. Dengan itu, aspek penguatan keyakinan,

pengalaman keberagamaan dan praktik-praktik keberagamaan masih

dalam taraf yang kurang tersentuh, terutama oleh pihak manajemen dan

karyawan sendiri. Sentral keberagamaan masih terpusat pada keberadaan

fasilitas masjid dan musala, dimana tingkat kelayakan keberadaannya

juga masih relatif kurang mendukung bagi pengembangan pembinaan

agama dan moral, seperti fasilitas keberadaan kitab suci (Al-Qur’an) dan

kitab-kitab agama, perpustakaan, buletin dan majalah agama, termasuk

penyediaan konsultasi agama, pembentukan kelompok-kelompok

pengajian.

4. Perspektif pembinaan agama dan moral diperusahaan pada kawasan

industri, dalam waktu lama masih kental pada praktik hubungan vertikal

Page 12: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

4

ketimbang hubungan horisontal (sosial), sehingga implikasinya pada etos

kerja kurang berarti.2

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa di beberapa kawasan industri di

DKI Jakarta, kebijakan perusahaan umumnya kurang memperhatikan aspek

pembinaan agama dan moral. Akibatnya penguatan basis agama di kawasan

industri lama berkembang.

Sebaliknya pada perusahaan yang telah menetapkan pembinaan agama

dan moral pada perusahaannya, akan terus berkembang, bukan saja keakraban,

emosi spiritual diantara manajemen dengan karyawan saja yang meningkat akan

tetapi juga etos kerja dan kejujuran. Akibatnya omset dan provit perusahaan pun

meningkat seiring dengan naiknya produktivitas karyawan.3

Mengingat, bahwa penyakit orang akhir zaman ini adalah jiwa (jati diri),

pikiran dan akhlak serta mental yang kurang sehat. Menurut Hawari (2002:5),

kesehatan mental manusia seutuhnya dalam perkembangan kepribadian seseorang

mempunyai empat pilar; yaitu (a) sehat secara jasmani/fisik (biologis), (b) sehat

secara kejiwaan (psikiatris/psikologis), (c) sehat secara sosial, (d) sehat secara

spiritual (kerohanian/agama). Manusia akan selalu diambang kehancuran tanpa

pembekalan yang baik dari keempat unsur di atas. Unsur yang perlu perhatian

tinggi adalah sehat secara spiritual/kerohanian. Rohani yang sehat dan

dikembangkan dengan baik akan membentuk seseorang jauh lebih maju dan baik.

2 Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, M.A., Agama di Kawasan Industri, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005), h. 129-130. 3Ibid, h. 128.

Page 13: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

5

Kesehatan spiritual akan terwujud dengan mengetahui segala

kebutuhannya. Salah satu faktor keberhasilan sesuatu apa pun tetap tergantung

dari pemenuhan kebutuhan pokoknya. Semakin terpenuhi kebutuhan, maka akan

semakin mudah untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya.4

Oleh karena itu, sumbangan agama Islam yang terpenting dalam hal ini

ialah sistem keimanan berdasarkan tauhid. Tauhid adalah ajaran yang menegaskan

bahwa Tuhan adalah asal-usul dan tujuan hidup manusia, termasuk peradaban dan

ilmu pengetahuannya.Dengan Tauhid kaum Muslim diharapkan mampu

menawarkan penyelesaian atas masalah kehampaan spiritual dan krisis moral serta

etika yang menimpa ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Ilmu pengetahuan

berasal dari Tuhan dan harus digunakan dalam semangat untuk mengabdi kepada-

Nya. Pada saat bersamaan, manusia harus didasarkan kembali akan fungsinya

sebagai ciptaan Tuhan yang dipilih menjadi khalifah-Nya.

Dengan demikian sangat dibutuhkan pembimbing agama yang handal

dan profesional serta berwawasan luas tentang spiritual, karena dengan adanya

bimbingan spiritual diharapkan menjadi solusi dalam menghadapi dinamika

kehidupan setiap manusia serta menjadikannya sebagai penawar penyelesaian

masalah yang ada.

Disisi lain, inteligensi spiritual juga merupakan akses manusia untuk

menggunakan makna, visi dan nilai-nilai dalam jalan yang kita pikirkan dan

keputusan yang kita buat. Manusia menggunakan inteligensi spiritual untuk

4 Rafy Sapuri, M. Si., Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta:

Rajawali Pers 2009), h. 217-218.

Page 14: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

6

mentransformasikan diri mereka dan orang lain, menyembuhkan luka dalam

hubungan, bertahan dalam kedukaan, dan bergerak dari kebiasaan di masa lalu.

Inteligensi spiritual merupakan pemikiran tentang diri seseorang dan ekspresi dari

realitas yang lebih tinggi. Dengan inteligensi spiritual, manusia menyadari sumber

daya yang tersedia bagi mereka. Manusia menyadari bahwa alam bukan

merupakan sesuatu yang harus dieksploitasi. Manusia menemukan kebebasan dari

keterbatasan sebagai manusia dan mencapai keilahian. Inteligensi spiritual

membuat manusia dapat mencapai keutuhan dan memberi integritas kemanusiaan.

Dengan inteligensi ini seseorang dapat menggali dirinya sendiri, mempertanyakan

pertanyaan mendasar dan membentuk kerangka jawaban yang diperoleh. Semakin

jauh mereka berjalan, semakin dalam tingkatan seseorang yang terbuka, yang

membutuhkan penyempurnaan. Inteligensi spiritual memotivasi orang untuk

memiliki keseimbangan bekerja. Inteligensi spiritual juga memberi kebutuhan

manusia dalam konteks nilai kehidupan. Inteligensi spiritual membuat seseorang

berkembang sebagai seorang manusia.5

Perusahaan dan kawasan industri di ibu kota selalu dipenuhi dengan

pekerjaan. Sebagaimana dapat dilihat di televisi, koran dan media lainnya banyak

karyawan di perusahaan diberlakukan seperti budak (hamba), disuruh bekerja

tanpa mengenal waktu dan keluarga, dengan banyaknya pekerjaan yang diberikan

kepada karyawan, maka tidak sedikit karyawan yang lupa terhadap kewajibannya

kepada Allah SWT. Dengan kata lain, waktu yang digunakan dalam sehari-hari

5 Aliah B. Purwakania Hasan., Psikologi Perkembangan Islami Menyingkap Rentang

Kehidupan Manusia dari Prakelahiran Hingga Pascakematian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada

2008), h. 312.

Page 15: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

7

hanya untuk bekerja sehingga mereka lupa kewajiban terhadap perintah Allah

yang telah dituliskan di dalam Al-Quran dan Al-Hadits.

PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) adalah merupakan salah satu

perusahaan yang bekerja sekaligus mengelola jasa teknik, pengadaan dan

konstruksi untuk pekerjaan listrik dan instrument, pekerjaan mekanis dan

pemasangan pipa, pembangkit tenaga listrik dan saluran transmisi. Perusahaan ini

terletak di Jl. Prapanca Raya, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. PT. ISI memiliki

kurang lebih 150 karyawan dan mempunyai banyak proyek di negara lain, seperti

Malaysia, Jepang, Al-jazair dan negara lainnya. Namun ada hal yang menarik di

PT. ISI, yaitu bimbingan kecerdasan spiritual bagi para karyawannya.

PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) merupakan salah satu perusahaan

yang menanamkan nilai-nilai dakwah di dalamnya. Berdakwah kepada semua

orang pada dasarnya adalah salah satu tugas manusia di muka bumi, namun yang

membedakannya adalah cara berdakwah yang digunakan kepada

mad’unya.Dakwah pada umumnya hanya dilakukan dengan bil-lisan dan

adakalanya bil-qalam.Namun, nilai-nilai dakwahyang ditanamkan kepada

karyawanPT. ISI adalah melalui bimbingan kecerdasan spiritual dengan

menggunakan metode direktif.

Metode direktif pada umumnya banyak digunakan para guru, ahli hukum,

dokter dan pembimbing agama. Dalam rangkausaha mencari tahu tentang keadaan

klien. Dengan mengetahui keadaan masing-masing klien tersebut, konselor dapat

Page 16: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

8

memberikan bantuan pemecahan problem yang dihadapi.6Metode direktif yang

digunakan bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) dilatarbelakangi

dengan terbatasnya waktu mereka untuk mengikuti bimbingan kecerdasan

spiritual. Metode direktif yang digunakan bagi karyawan PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa)lebih santai danlebih mudah, karena tidak terikat dengan tempat

dan waktu, bisa dilakukan di kantor dan di luar kantor, seperti di rumah

pembimbing ataupun terbimbing, dengan kata lainmetode direktif bisa dilakukan

di kantor dan di tempat umum. Dengan alasan demikianlah bimbingan kecerdasan

spiritual bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) menggunakan

metode direktif. Kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) sudah dilakukan sejak dari 20 tahun yang lalu. Oleh

karena itu, penulis merasa ini merupakan hal yang baru khsususnya bagi

pembimbing agama, karena selama ini bimbingan lebih sering dilakukan di

lembaga formal, ditambah lagi sangat sedikit terdapat bimbingan, khususnya

dalam bentuk spiritual yang dilakukan di perusahaan ataupun kawasan industri.

Berdasarkan uraian di atas, maka sangat perlu dilakukan penelitian dan

pengkajian terhadap kecerdasan spiritual dalam bentuk karya ilmiah atau skripsi

dengan judul “ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT.

ISI (INDOMUDA SATRIA INTERNUSA) UNTUK MENINGKATKAN

KECERDASAN SPIRITUAL ”.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

6Drs. Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: PT. Perpustakaan

Nasional, 2010), h. 73.

Page 17: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

9

1. BatasanMasalah

Banyak bentuk bimbingan Islam yang dapat diberikan kepada

karyawan di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) mulai dari bimbingan Islam

secara kelompok (pengajian) maupun individu (konseling). Namun penulis

lebih tertarik terhadap bimbingan kecerdasan spiritual secara individu melalui

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual yang dilakukan bagi karyawan di

PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), karena penulis merasa bahwa kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa) tersebut berisi bimbingan dan pesan-pesan spiritual serta nasehat-

nasehat dan pengarahan kepada ketauhidan dengan tahapan syariat, tarikat,

hakikat dan makrifat melalui metode direktif.

Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan tentang spiritual yang

begitu luas, maka penelitian ini fokus dan penulis hanya membatasi pada

analisis metode direktif bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)

untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, karena metode direktif ini efektif

digunakan bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) dikarenakan

waktu dan tempat mereka sangat terbatas untuk mengikuti kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual disebabkan pekerjaan. Sementara itu, metode

direktif merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena

konselor dalam metode ini bisa secara langsung memberikan jawaban-

jawaban terhadap problem yang dihadapi oleh para karyawan, baik masalah

pribadi, keluarga maupun pekerjaan. Tujuan penulis membatasi masalah pada

analisis metode direktif bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)

Page 18: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

10

untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, agar menghasilkan penelitian dan

kajian yang komprehensif.

2. Rumusan Masalah

Dari uraian pembatasan masalah di atas, maka penulis menyusun

rumusan masalah menjadi dua rumusan, sebagai beikut:

a. Bagaimana metode direktif bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa) diterapkan?

b. Bagaimana respon karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)

terhadap metode direktif untuk meningkatkan kecerdasan spiritual?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dari penelitian ini antara

lain :

a. Untuk mengetahui bagaimana metode direktif bagi karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) diterapkan.

b. Untuk mengetahui bagaimanarespon karyawan PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa) terhadap metode direktif untuk meningkatkan

kecerdasan spiritual.

2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

di antaranya adalah :

a. Manfaat Akademik

Page 19: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

11

1) Khususnya untuk memperluas dan pengetahuan bagi penulis,

khususnya dibidang teori dan metode.

2) Untuk melatih penulis dalam mendiskripsikan masalah-masalah

yang sedang terjadi, khususnya di Bidang Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

b. Manfaat Praktis

1) Dengan adanya penelitian ini penulis dapat berinterkasi,

komunikasi dan bercampur dengan khalayak sasaran yang latar

belakangnya berbeda.

2) Peneliti akan lebih mudah menyesuaikan metode, strategi atau

pendekatan yang akan digunakan pada khalayak sasaran/klein.

3) Hasil penelitian ini juga menjadi syarat bagi penulis dalam

rangka memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

4) Hasil penelitian ini juga merupakan suatu investasi akhirat bagi

penulis dan semoga menjadi manfaat bagi penulis berikutnya

yang menjadikan hasil penlitian ini sebagai rujukan.

D. TINJAUN PUSTAKA

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis menelaah dan melakukan

tinjauan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan bagi peneliti pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih

Page 20: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

12

luas dan mendalam.Penulis belum menemukan skripsi yang membahas secara

mendalam tentang metode direktif khususnya dalam proses bimbingan kecerdasan

spiritual.Penulis hanya menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang

kecerdasan spiritual dengan menggunakan metode yang berbeda-beda, dengan

kata lain tidak menetapkan metode yang digunakan secara luas dan mendalam

pada kegiatan tersebut. Adapun skripsiyang penulis jadikan tinjauan pustaka

antara lain adalah :

1. Ina Nurul Lestari (105052001747) dengan judul skripsi “Pelaksanaan

Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Anak di

Sekolah Alam Depok”. Penelitian ini menjelaskan proses pelaksanaan

bimbingan agama yang dilakukan dalam upaya meningkatkan kecerdasan

spiritual anak di sekolah alam Depok. Tetapi, penelitian ini kurang

menekankan pada metode yang digunakan pada saat proses kegiatan

bimbingan spiritual, hanya fokus pada proses pelaksanaan bimbingan

agama dalam meningkatkan keceredasan spiritual.

2. Mulia Rahmawati (105052001760) dengan judul skripsi “Upaya

Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui Pelaksanaan Bina Mental dan

Spiritual di Kantor Pemerintahan Daerah (PEMDA) Kabupaten

Tangerang”. Skripsi ini menjelaskan tentang upaya peningkatan kinerja

pegawai melalui pelaksanaan bina mental dan spiritual. Dengan kata lain,

bina mental dan spiritual di sini hanya sebagai upaya peningkatan kinerja

pegawai. Selain itu, skripsi ini juga membahas bagaimana pengaruh bina

mental dan spiritual terhadap kinerja pegawai. Skripsi ini tidak

Page 21: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

13

menjelaskan dengan jelas metode yang digunakan dalam pelaksanaan

dan pengamalan dari spiritual itu sendiri.

3. Tita Ernawati (10705200276) dengan judul skripsi “Efektivitas

Penyuluhan Agama Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual

Wanita Tuna Susila Di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) “Mulya Jaya”

Jakarta”. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana efektivitas

penyuluhan agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual wanita

tuna susila di Panti Sosial Karya Wanita. Jadi, skripsi ini tidak

memaparkan metode dan teknik mengembangkan kecerdasan spiritual

hanya membahas bagaimana efektivitas penyuluhan agama yang telah

dilakukan. Dengan demikian, dapat kita lihat kekurangan dari skripsi ini.

Adapun kekurangannya adalah skripsi ini tidak melihat metode apa yang

digunakan pada kegiatan penyuluhan agama tersebut.

E. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Untuk mengetahui analisis metode direktif bagi karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) untuk meningkatkan kecerdasan spiritual,dalam

penelitian ini penulis berusaha menguraikan atau menggambarkan

metodeanalisis metode direktif bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa) untuk meningkatkan kecerdasan spiritual dalam mengikuti

bimbingan kecerdasan spiritual.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif

dengan pendekatan triangulasi. Metode triangulasi pada hakikatnya

Page 22: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

14

merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti pada saat

melakukan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya

adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga

diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang.

Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan

memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal.7

Metode penelitian dengan teknik triangulasi digunakan dengan

adanya dua asumsi. Yaitu, pertama, pada level pendekatan, teknik triangulasi

digunakan karena adanya keinginan melakukan penelitian dengan

menggunakan dua metode sekaligus yakni, metode penelitian kualitatif dan

metode penelitian kuantitatif. Hal ini didasarkan karena, masing-masing

metode memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu, dan memiliki pendapat

dan anggapan yang berbeda dalam memandang dan menanggapi suatu

permasalahan. Asumsi kedua yang mendasari penggunaan teknik triangulasi

yakni, pada level pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan dan analisis

data membutuhkan sebuah prosedur untuk menguji hasil analisis data. Dalam

penelitian dengan mengunakan metode triangulasi, peneliti lebih menekankan

pada metode kualitaitif, metode kuantitaif di sini digunakan sebagai fasilitator

dalam membantu melancarkan kegiatan peneliatian.8

7http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/270-triangulasi-dalam-penelitian-

kualitatif.html.Dikutip pada hari Selasa, 21 Januari 2014, pukul: 20:29.

8http://8tunas8.wordpress.com/2011/07/23/metode-penelitian-triangulasi/ Dikutip pada

hari Selasa, 21 Januari 2014, pukul: 20:08

Page 23: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

15

Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam proses kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan di PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa). Peneliti terlibat langsung dalam kegiatan bimbingan kecerdasan

spiritual bagi karyawan PT. ISI lebih kurang sebanyak tiga puluh kali

mengikuti, yang di mulai dari 12 Januari 2014 hingga 27 April 2014. Selain

itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) yang mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan

Spiritual tersebut. Selanjutnya, untuk memperkuat dan mengecek validitas

data hasil observasi atau wawancara tersebut maka dilengkapi dengan data

hasil kuesioner. Data yang diperoleh dari metode triangulasi tersebut

dilakukan terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis

data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-

perbedaan,dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan,

serta akan disajikan dalam berbagai sudut pandang yang utuh, yang bertujuan

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian.

2. Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada dasarnya banyak lokasi yang bisa dijadikan tempat penelitian.

Namun, lokasi yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian adalah PT.

ISI (Indomuda Satria Internusa) Jl. Prapanca Raya Blok: P. I No. 116

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Di mulai pada tanggal 12 Januari 2014

sampai 27 April 2014. Alasan peneliti mengambil penelitian PT. ISItersebut

adalah pertama, belum ada yang meneliti tentang bimbingan kecerdasan

spiritual bagi karyawan khususnya di bidang perusahaan. Di lain sisi,

Page 24: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

16

ditempat penelitian pun belum ada yang meneliti tentang metodedirektif

dalam bimbingankecerdasan spiritual bagi karyawan. Kedua, pihak

perusahaan bersedia untuk dijadikan sebagai tempat penelitian dan siap

memberikan data dan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

peneliti.Ketiga, PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) adalah salah satu

perusahaan yang bekerja sekaligus mengelola jasa teknik, pengadaan dan

konstruksi untuk pekerjaan listrik dan instrument, pekerjaan mekanis dan

pemasangan pipa, pembangkit tenaga listrik dan saluran transmisi.

Olehkarena itu,peneliti merasa tertarik karena sangat jarang perusahaan-

perusahaan di Indonesia yang melakukan bimbingan kecerdasan spiritual

terhadap karyawannya, kalaupun ada hanya bersifat ritual dan pengajian saja.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan, pemilik

perusahaan, hingga karyawan perusahaan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa).

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah analisis metode direktif bagi

karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) untuk meningkatkan

kecerdasan spiritual.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan:

a. Observasi

Page 25: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

17

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan

terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Observasi dilakukan untuk

memperoleh fakta-fakta tentang tingkah laku objek dalam melakukan

segala aktifitas yang bisa menjadi sumber analisis permasalahan.9

Adadua model observasi yang sudah biasa dilakukan sesuai

dengan standar yang ditetapkan.Pertama, observasi secara langsung dan

ikut terlibat dalam peristiwa yang sedang dijadikan objek observasi, atau

sering disebut dengan observasi partisipasi (participant observacy).

Dalam hal ini pembimbing ikut berbaur dengan objek yang

diidentifikasi, atau mungkin pula ikut serta bermain peranan seperti yang

diperankan objeknya. Sehingga data yang diperoleh secara akurat dan

objektif sebagaimana adanya.Kedua,observasi non partisipan, yakni

pembimbing berada di luar objek atau peran yang sedang diidentifikasi,

bisa dari jarak dekat atau jarak jauh. Artinya, pihak observer hanya

mengamati dan mencatat fakta atau kejadian-kejadian yang tampak

sebagaimana layaknya orang yang sedang mengamati sesuatu. Namun,

pihak observer tetap mengikuti dan mencermati secara teliti atau seksama

dari fakta-fakta yang sesungguhnya.10

Teknik observasi (Daymon dan Holloway, 2008: 321-322) tidak

melakukan intervensi dan dengan demikian tidak mengganggu

9Maman Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi: Orientasi Dasar

Pengembangan Profesi Konselor, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 208. 10

M. Lutfi. MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam,( Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 124.

Page 26: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

18

objektivitas penelitian. Lebih lanjut, observasi mensyaratkan pencatatan

dan perekaman sistematis semua data. Observasi pada gilirannya

menampilkan data dalam bentuk perilaku yang disadari tersebut.11

Dalam hal ini, peneliti mengikuti langsung proses kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan di PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa). Dalam observasipeneliti melakukan pencatatan apa

yang bisa dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, kemudian peneliti

tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan

dan ditentukan. Karena tujuan dari observasi adalah semata-mata untuk

memberikan gambaran tentang sesuatu.12

b. Wawancara

Wawancara (Interview) merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan menggunakan komunikasi langsung. Dalam komunikasi

tersebut pewawancara (interviewer) bertemu langsung dengan responden

mengemukakan pertanyaan-pertanyaan secara lisan yang dijawab secara

lisan pula.13

Di sisi lain, wawancara adalah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta

mental/kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien. Fakta

dan data itu dapat dijadikan bahan dan gambaran empiris dari kondisi

11

Nyoman Kutha Ratna,Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial

Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 217. 12

DR. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2008), h. 53. 13

Prof. DR. Nana Syaodin Sukmadinata,Bimbingan & Konseling Praktek, (Bandung:

Maestro, 2007), h. 231.

Page 27: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

19

kejiwaan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan 1 (satu)

Pembimbing dan 8 (Delapan) terbimbing.

Sebab, secara umum wawancara lazimnya dilakukan dalam

bentuk interpersonal (face to face) antara konselor dengan kliennya yang

bertujuan untuk mengungkapkan sekitar hal-hal yang berkaitan dengan

diri dan pribadi klien.14

Wawancara dilakukan dengan bantuan alat

komunikasi dan teknologi lainnya, seperti buku catatan, alat tulis,

handphone, dan camera digital. Adanya alat bantu wawancara di atas,

mengingat bahwa alat bantu tersebut dapat berfungsi sebagai berikut:

1) Alat kontrol materi, materi selalu dikembalikan pada permasalahan

dalam bentuk pertanyaan.

2) Alat kontrol waktu, bagi interviewer dapat memperkirakan berapa

waktu yang diperlukan untuk menghadapi satu responden guna

menjawab setiappermasalahan secara tuntas.

3) Membantu untuk menghindari hasil wawancara yang mubazir (sia-

sia) sehingga tidak dapat dipergunakan untuk menganalisa

permasalahan.15

Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan

cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan klien, di

antaranya:

14

M. Lutfi. MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam,( Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah 2008), h. 122, 123. 15

P. Joko Subagyo, S. H, Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet, Ke-5, h. 41.

Page 28: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

20

1. Agus Sugiharto

2. Budi Sulistiono

3. M. Nelson Simanjuntak

4. Tofan Efendi

5. Feri Afriady

6. Supriyadi

7. Jubad

8. Prayitno

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.16

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan, membaca,

memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui

pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di PT. ISI(Indomuda Satria

Internusa) serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan

bahan analisa untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan

untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan

majalah sesuai dengan masalah yang diteliti.

5. Sumber Data

Adapun yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subjek dari penelitian yang dimaksud. Sumber data ialah unsur utama yang

dijadikan sasaran dalam penelitian untuk memperoleh data-data kongkret dan

16

Husaini Husman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 73.

Page 29: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

21

yang dapat memberikan informasi untuk memperoleh yang diperlukan dalam

penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data, yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari

narasumber dalam bentuk wawancara dengan 1 orang pembimbing

dan 8 orang terbimbing dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Karyawan tetap perusahaan

2) Laki-laki

3) Beragama islam

4) Telah mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun

b. Data skunder,yaitu data yang diperoleh melalui sumber-sumber

tertulis yang terdapat dalam buku atau dokumen yang berkaitan

dengan penelitian.

6. Analisa Data

Analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian

dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan

dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif.17

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis

besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

17

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Bulan

Bintang, 2003), Cet. Ke-9, h. 11.

Page 30: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

22

a. Reduksi data yang merupakan bentuk analisis yang relevan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara

sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat

ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data, setelah data mengenai pelayanan dan bimbingan

diperoleh, maka data tersebut disajikan dalam bentuk narasi, visual,

gambar, matriks, bagan, tabel, dan lain sebagainya sehingga tujuan

dari penelitian dapat terjawab.

c. Penyimpulan, data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya

yang berisi jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara

singkat, sehingga dapat pengambilan kesimpulan mengenai metode

direktif dalam kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual terhadap

karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa).

7. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada buku

“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.” Yang diterbitkan oleh CeQDA, April 2007, Cet. Ke-2.

F. RANCANGAN PENELITIAN

Mulai

Membuat Latar Belakang dan Rumusan Masalah

Membuat Kerangka Permasalahan Seputar Kecerdasan Spiritual

Mengumpulkan data Terkait Perusahaan, Responden, Hasil Wawancara dan Observasi

Page 31: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

23

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan penulis, maka penulis membagi pembahasan skripsi

ini menjadi lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Mengemukakan tentang Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Rancangan Penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini penulis membahas tentang

Analisis, Metode, Metode Direktifdalam Bimbingan dan Penyuluhan, Bimbingan,

Kecerdasan Spiritual, Unsur-Unsur Kecerdasan Spiritual, Tahapan Spiritual,

Tahap Perkembangan Spiritual, Manfaat Spiritual dalam Kehidupan.

BAB III PROFIL PT. ISI (Indomuda Satria Internusa).Pembahasan

pada bab ini meliputi: Latar Belakang Berdirinya PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa), Badan Hukum dan Susunan Kepengurusan PT ISI,Moto PT. ISI, Visi

Melakukan Observasi dan Wawancara Kepada Karyawan, PT. ISI.

Memetakan Wilayah Prapanca Sebagai Objek Penelitian, yakni PT. ISI

Menganalisa Data

Membuat Kesimpulan dan Saran

Menyusun Laporan Penelitian

Selesai

Page 32: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

24

dan Misi PT. ISI, Layanan Bimbingan Kecerdasan Spiritual PT. ISI, Sarana dan

Prasarana PT. ISI, Kantor PT. ISI.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA.Menjelaskan tentang

Temuan, (Profil Subjek Penelitian, Pembimbing, Terbimbing), Metode Direktif

untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa).

BAB IV PENUTUP.Bab terakhir yang menjelaskan tentang kesimpulan

dari hasil penelitian dan saran-saran diajukan kepada pihak-pihak yang terkait

dalam masalah ini.

Page 33: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. ANALISIS

Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk

perkaranya, dan sebagainya).1 Analysis dalam kamus lengkap (Inggeris –

Indonesia – 316 hal, Indonesia Inggeris 332 hal) diartikan dengan ‘uraian’2.

Sedangkan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia analisis diartikan

sebagai cara memeriksa suatu masalah untuk menemukan unsur dasar dan

hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan.3

Dapat disimpulkan bahwa analisis adalah penguraian suatu bagian

(karangan, perbuatan, dan sebagainya) kemudian bagian itu di telaah serta di cari

tahu hubungannya dengan bagian yang lain untuk memperoleh pengertian dan

pemahaman yang utuh dan tepat dari bagian tersebut.

B. METODE

1. Pengertian Metode

Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari

penggalan kata “meta” yang berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan”.

Bila digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yanag harus dilalui”.

1 Drs. Tri Rama K,. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Agung), h. 37.

2 Prof. Drs. S. Wojowasito – W.J.S. Poerwadarminta., Kamus Lengkap Inggeris-

Indonesia- 316 hal Indonesia- Inggeris – 332 hal, (Bandung: Penerbit Hasta, Cetakan Ke-16), h. 6. 3 Ensiklopedia Nasional Indonesia, (Jakarta: PT. Delta Pamungkas, Jilid 2, 2004), h. 19.

Page 34: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

26

Dalam pengertian yang luas, metode bisa pula diartikan sebagai “segala

sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan”.4

Sedangkan dalam kamus ilmiah populer metode diartikan secara

singkat sebagai cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu.5

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara

yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan sistematis dan teratur.

2. Jenis-Jenis Metode Dalam Bimbingan

Jenis-jenis metode dalam bimbingan sangatlah banyak, namun ada

beberapa metode yang populer dalam bimbingan, diantaranya adalah:6

a) Metode interview7

Interview (wawancara) merupakan suatu alat untuk

memperoleh fakta/data/informasi. Dengan tujuan untuk mendapatkan

data yang diperlukan bimbingan. Sebagai salah satu cara untuk

memperoleh data/fakta, metode wawancara masih tetap banyak

dimanfaatkan karena interview bergantung pada tujuan fakta apa yang

dikehendaki serta untuk siapa fakta tersebut digunakan. Fakta-fakta

tersebut sangat diperlukan untuk pemberian-pemberian bimbingan.

4 Drs. M. Lutfi, MA,. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 120. 5 Achmad Maulana, dkk,. Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2009), h. 306.

6 Drs. Samsul Munir Amin,. Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: PT. Perpustakaan

Nasional, 2010), h. 69-73. 7 Drs. M. Lutfi, MA,. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 304.

Page 35: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

27

b) Group guidance8

Dengan menggunakan kelompok, pembimbing dan konselor

akan dapat mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan

anak bimbing dalam lingkungannya. Dalam metode kelompok

diberikan group therapy (penyembuhan gangguan melalui terapi).

Terapi tersebut dapat diwujudkan dengan penyesuaian situasi

kebersamaan hak secara keterkaitan antara yang satu dengan yang

lain. Tujuan utama dari bimbingan kelompok adalah penyebaran

informasi mengenai penyesuaian diri dengan berbagai kehidupan

klien.

c) Client centered method (metode yang dipusatkan pada klien)

Metode ini sering juga disebut nondirektif (tidak

mengarahkan). Dalam metode ini terdapat dasar pandangan bahwa

klien sebagai makhluk yang memiliki kemampuan berkembang

sendiri; dan sebagai pencarian kemantapan diri sendiri.

Jika pembimbing mempergunakan metode ini, ia harus

bersikap sabar mendengarkan dengan penuh perhatian segala

ungkapan batin klien yang diutarakan kepadanya. Dengan demikian

pembimbing seolah-olah pasif, tetapi sesungguhnya bersikap aktif

menganalisa segala apa yang dirasakan oleh klien sebagai beban

batinnya.

8 Drs. Samsul Munir Amin,. Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: PT. Perpustakaan

Nasional, 2010), h. 125.

Page 36: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

28

d) Educative method

Metode ini sebenarnya hampir sama dengan metode client-

centered, hanya bedanya terletak pada usaha mengorek sumber

perasaan yang menjadi beban tekanan batin klien serta mengaktifkan

kekuatan/tenaga kejiwaan melalui pengertian realitas situasi yang

dialami olehnya. Oleh karena itu, inti dari metode ini adalah

pemberian pencerahan terhadap unsur-unsur kejiwaan yang menjadi

konflik seseorang.

Selain di atas masih banyak lagi metode yang sering digunakan

pembimbing dalam mengatasi masalah kliennya, seperti metode direktif dan

metode lainnya.

C. METODE DIREKTIF DALAM BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

Konseling direktif adalah suatu teori konseling yang berasosiasi dengan

E.G. Williamson, dimana konselor adalah aktif seperti penasehat dan guru dan

menerapkan tes-tes dan melaksanakan diagnosis untuk memecahkan kerisauan

pendidikan dan pekerjaan.9

Direktif, secara umum menunjuk pada sifat arahan atau mengarahkan

suatu aktifitas terapi; suatu ancangan atau model yang banyak mengarahkan.

Sejumlah ancangan bimbingan dan konseling, misalnya behavioral, sifat dan

9 Andi Mappiare A.T., Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2006), h. 88-89.

Page 37: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

29

faktor kognitif, pernah disebut bersifat direktif, sementara ancangan humanisme

dan eksistensialisme pernah digolongkan sebagai bersifat nondirektif.

Direktif adalah metode yang bersifat mengarahkan. Metode ini lebih

bersifat mengarahkan klien untuk berusaha mengatasi masalah yang dihadapinya.

Pengarahan yang diberikan kepada klien ialah dengan memberikan secara

langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sumber kesulitan

yang dihadapi klien.

Direktif konseling sebenarnya merupakan bentuk psikoterapi yang paling

sederhana, karena konselor dalam metode ini secara langsung memberikan

jawaban-jawaban terhadap problem yang oleh klien disadari menjadi sumber

kecemasannya. Metode ini tidak hanya dipergunakan oleh konselor, melainkan

juga dipergunakan oleh para guru, dokter, ahli hukum dan sebagainya. Dalam

rangka usaha mencari tahu tentang keadaan klien. Dengan mengetahui keadaan

masing-masing klien tersbut, konselor dapat memberikan bantuan pemecahan

masalah.10

Secara ringkas konseling direktif adalah suatu metode dalam bimbingan

yang bersifat mengarahkan klien untuk memecahkan masalah yang sedang dan

atau akan dihadapi oleh klien.

Oleh karena itu, seorang pembimbing harus memahami proses pelayanan

metode direktif. Konselor yang berpegang pada pendekatan konseling direktif

mengikuti rangkaian kerja yang agak mirip dengan pelaksanaan studi kasus dan

10

Drs. Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: PT. Perpustakaan

Nasional, 2010), h. 69-73.

Page 38: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

30

pelayanan dokter terhadap seorang pasien, yaitu: analisis atau pengumpulan data

yang relevan; diagnosis atau kesimpulan tentang semua unsur pokok dalam

masalah klien dan sebab musababnya; konseling atau wawancara perseorangan

untuk memikirkan penyelesaian terhadap problem yang dihadapi; tindak lanjut

(follow up) atau bantuan terhadap klien bila timbul masalah lagi dan evaluasi

terhadap efektivitas bimbingan.

D. BIMBINGAN

Secara etimologi (bahasa), kata bimbingan merupakan terjemahan dari

bahasa Inggris “guidance” yang berarti: “menunjukkan, memberikan jalan,

menuntun, bimbingan bantuan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata dasar dari

“guidance” adalah “to guide”, yang artinya “menunjukkan, menuntun,

mempedomani, menjadi penunjuk jalan, dan mengemudikan”. Dari berbagai

pengertian itu, maka yang paling umum digunakan adalah pengertian

“memberikan bimbingan, dan arahan”.11

Kemudian pengertian utuhnya adalah usaha membantu orang lain dengan

mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan

potensi itu, ia akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara

wajar dan optimal, yakni dengan cara memahami dirinya, mengenal

lingkungannya, mengarahkan dirinya, mampu mengambil keputusan untuk

11

Drs. M. Lutfi, MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 5-6.

Page 39: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

31

hidupnya, dan dengannya ia akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik,

berguna, dan bermanfaat di masa kini dan masa yang akan datang.12

Secara sederhana bimbingan adalah proses membimbing atau

memberikan arahan kepada klien untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah

melalui proses pengungkapan atau pembangkitan potensi yang dimiliki klien.

Dengan demikian klien mampu mengembangkan diri, potensi serta bisa

memahami dirinya, dan lingkungan di sekitarnya, sehingga ia bisa mengambil

keputusan yang baik untuk dirinya dan bisa bermanfaat untuk dirinya dan orang

lain.

E. KECERDASAN SPIRITUAL

Dalam Kamus Bahasa Indonesia kecerdasan berawal dari kata benda

(nomina) “Cerdas” yang berawalan “Ke-, dan berakhiran -an” sehingga menjadi

“kecerdasan” yang berarti “sempurna perkembangan akal budinya, tajam pikiran,

pandai”.13

Selain itu, dalam Kamus Lengkap Inggeris- Indonesia, Indonesia-

Inggeris dijelaskan “educated, clever, inteligent”, yang berarti “cerdas”.14

Simpulnya, bahwa kecerdasan adalah seseorang yang mempunyai kepandaian atau

berpendidikan.

12

Drs. M. Lutfi, MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6. 13

Drs. Tri Rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Agung), h.

112. 14

Prof. Drs. S. Wojowasito – W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggeris-

Indonesia- 316 hal Indonesia- Inggeris – 332 hal, (Bandung: Penerbit Hasta, Cetakan Ke-16), h.

65.

Page 40: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

32

Secara (etimologi) bahasa “Spiritual/‘spiritual” - (‘Spiritjual), dalam

bahasa Inggris diartikan sebagai “rohani, intelektuil”.15

Spiritual menurut kamus

Webster (1963) kata “spirit” berasal dari kata benda bahasa Latin “spiritus” yang

berarti napas dan kata kerja “spirare” yang berarti untuk bernapas. Melihat asal

katanya, untuk hidup adalah untuk bernapas, dan memiliki napas artinya memiliki

spirit. Menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang

bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau

material. Spiritualitas merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam

mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas merupakan bagian esensial dari

keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang.16

Kemudian secara (terminologi) istilah pengertian spiritual banyak

pendapat para tokoh di antaranya adalah:17

1. Schreurs mendefenisikan spiritualitas sebagai hubungan personal

seseorang terhadap sosok transenden. Spiritualitas mencakup inner life

individu, idealisme, sikap, pemikiran, perasaan, dan pengharapannya

kepada Yang Mutlak. Spiritualitas juga mencakup bagaimana individu

mengekspresikan hubungannya dengan sosok transenden tersebut

dalam kehidupan sehari-harinya.

2. Elkins menunjuk spiritualitas sebagai cara individu memahami

keberadaan maupun pengalaman dirinya. Bagaimana individu

15

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 207. 16

Ibid, h. 288. 17

Dr. Abdul Jalil, M. EI, Spiritual Enterpreneurship Transformasi Spiritualitas

Kewirausahaan, (Yogyakarta: LkiS Cemerlang, 2013), h. 23.

Page 41: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

33

memahami keberadaan maupun pengalamannya dimulai dari

kesadarannya mengenai adanya realitas transenden (berupa

kepercayaan kepada Tuhan, ataupun yang dipersepsikan individu

sebagai sosok transenden) dalam khidupan, dan dicirikan oleh nilai-

nilai yang dipegangnya.

3. Maslow mendefenisikan spiritualitas sebagi sebuah tahapan aktualisasi

diri, di mana seseorang berlimpah dengan kreativitas, intuisi,

keceriaan, sukacita, kasih, kedamaian, toleransi, kerendahhatian, serta

memiliki tujuan hidup yang jelas. Pengalaman spiritual adalah peak

experience, plateau, dan farthest reaches of human nature.18

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah

kepandaian seseorang berhubungan dengan Tuhan melalui rohaninya atau

intelektuilnya, karena dalam spiritualitas itu sendiri mencakup perasaan, sikap,

pemikiran, dan sebagainya, yang kemudian bisa diekspresikan dalam kehidupan

sehari-hari sebagai bentuk realisai kepada Tuhan. Spiritualitas juga adalah sebagai

bentuk pengalaman batin seseorang yang meninggalkan kesan dan pesan yang

mendalam. Spiritualitas merupakan bagian esensial dalam unsur kehidupan

manusia, karena dengan spiritualitas menjadi penentu dalam perjalanan hidup

manusia, baik secara vertikal maupun horizontal.

Sebagai bukti bahwa kecerdasan spiritual merupkan hal yang amat

penting dalam kehidupan, sebagaimana telah diketahui berdasarkan ilmu

18

Dr. Abdul Jalil, M. EI, Spiritual Enterpreneurship Transformasi Spiritualitas

Kewirausahaan, (Yogyakarta: LkiS Cemerlang, 2013), h. 24.

Page 42: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

34

pengetahuan dalam Islam, begitu juga dalam ilmu pengetahuan Barat. Dalam ilmu

pengetahuan Islam dan Barat selalu dijelaskan tentang metode yang bersifat

ilmiah dan non ilmiah. Namun, spirtualitas merupakan wilayah yang hanya bisa

dicapai dengan metode non ilmiah dan merupakan hal yang paling esensial dalam

kehidupan.

Menurut Nashori (2002: 84-107), ilmu pengetahuan dalam Islam bukan

hanya bekerja pada wilayah yang teramati (observable area), tapi juga bekerja

pada wilayah yang terpikirkan (conceivable area) dan wilayah yang tidak

terpikirkan (unconceivable area). Hal ini memaksa dirinya untuk membuat secara

garis besar metode-metode psikologi Islam sebagai berikut:19

a. Metode keyakinan

Sumber yang sah dan harus diyakini adalah wahyu ilahi, yaitu

Al-Qur’an al-karim dan Hadis. Dari dua pokok rujukan ini kemudian

berupaya untuk menangkap pesan-pesan psikologis yang terkandung, baik

dari segi kandungan materi (matan) atau dari segi sebab-sebab turunnya

ayat (asbab an-nuzul) dan sebab turunnya Hadis (asbab al-wurud).

b. Metode rasionalisasi

Manusia harus menggunakan rasio sambil menyadari

keterbatasannya. Kerelatifan rasio harus dijadikan landasan bahwa rasio

dapat menangkap hal-hal yang berbentuk (tipu muslihat), perencanaan atau

19

Rafy Safuri, M. Si, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Mansuia Modern, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), h. 39.

Page 43: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

35

strategi, dan koreksi. Fritjof Schoun mengatakan bahwa rasionalisme itu

keliru bukan karena ia berupaya untuk mengekspresikan realitas secara

rasional, sejauh hal itu memungkinkan. Akan tetapi karena ia berupaya

merangkul seluruh realitas ke dalam alam rasio, seakan-akan hal ini sesuai

dengan prinsip segala sesuatu.

c. Metode ilmiah

Meneliti (observe) hal-hal yang dibatas oleh ruang lingkup

benda-benda yang bersifat indrawi (observable fact). Menurut M. D.

Dahlan, metode ilmiah terdiri atas metode deskriptif dan metode

eksperimen. Termasuk metode deskriptif adalah observasi dan riset

korelasional. Di bawah ini dipaparkan contoh metode ilmiah.20

(1) Metode observasi

(2) Riset korelasional

(3) Metode eksperimental

(4) Metode fenomenologi

d. Metode non ilmiah21

(1) Metode ototritas. Sumber otoritas yang dapat dijadikan rujukan

adalah Nabi, Sahabat, Tabi’in, Tabi’uttabi’in, para wali dan alim

ulama, juga orang-orang yang memilki ilmu pengetahuan dan

mengalami suatu peristiwa penting dalam hidupnya dapat juga

20

Rafy Safuri, M. Si, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Mansuia Modern, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), h. 40. 21

Ibid, h. 41.

Page 44: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

36

dijadikan sumber pengetahuan untuk mengetahui realitas yang

tidak tampak oleh mata.

(2) Metode intuisi. Tiga alasan menggunakan metode ini. Yang

pertama, banyak digunakan orang dan efektif bagi mereka yang

bergelut di dunia spiritual. Yang kedua, dapat diuji

kemampuannya dalam memahami realitas secara objektif. Yang

ketiga, dapat dipelajari oleh siapa pun dengan usaha yang intens

dan terbimbing. Puncak dari pendalaman metode ini adalah

ketersingkapan (kasyaf) dan keterbukaan (futuh). Contoh teladan

kenabian adalah Nabi Khidir (mampu melihat waktu yang akan

datang) dan Nabi Yusuf (membuka rahasia mimpi) keduanya

menggunakan mata batin.

(3) Metode eksperimen spiritual. Metode ini mengedepankan rasa

(dzauq) dan penghayatan (wijdan). Semakin tinggi tingkat

sensivitas seseorang, maka ia akan semakin mudah merasakan

getaran dan kondisi kejiwaan makhluk yang ada disekitarnya.22

Psikologi islami tidak diam pada sebatas pemahaman hakikat sesuatu,

tapi lebih menekankan pada aktivitas merasakan dan mengalami. Kedua unsur

inilah yang sebenarnya dicari dari pengkajian ilmu tentang jiwa.

Metode eksperimen dalam metode non ilmiah di atas sebagai salah satu

bukti bahwa spiritual itu merupakan hal non ilmiah, namun merupakan hal yang

22

Rafy Safuri, M. Si, Psikologi Islam Tuntunan Jiwa Mansuia Modern, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), h. 42.

Page 45: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

37

mendasar dalam kehidupan manusia. Ilmu rasa dan penghayatan adalah suatu hal

yang mudah dipahami dan dijelaskan tapi sulit untuk dapat dirasakan oleh setiap

orang, karena rasa harus dicapai melalui kedekatan kepada sang pemberi rasa,

yakni Allah SWT. Jika seseorang sudah memakan berbagai jenis makana tapi rasa

kenyang belum ia dapatkan, maka ada faktor yang menyebabkannya tidak

kenyang, yaitu ia belum diberi rasa oleh Allah, sehingga ia tidak merasakan

bahwa makanan yang ia makan adalah nikmat dari Allah yang harus disyukuri dan

dinikmati dengan sebaik mungkin.

F. UNSUR-UNSUR KECERDASAN SPIRITUAL23

1. Zero mind proccess (Penjernihan emosi)

Pada masa Rasulullah diceritakan, ada seseorang hamba sahaya

bernama Bilal, yang dipaksa agar meninggalkan agamanya dan disiksa secara

fisik oleh kaum Quraisy. Namun bilal tetap bertahan dan hanya berucap

Ahad... Ahad... Ahad, meski bilal adalah budaknya yang tidak merdeka secara

fisik tetapi Bilal tetap memegang teguh prinsip, mempertahankan keyakinan,

apapun resiko yang akan dihadapinya, termasuk nyawa sekalipun. Bilal

melalui kekuatan prinsipnya, mampu mengeluarkan dan memisahkan antara

fisik yang terbatas dan terbelenggu, dengan hatinya yang bebas merdeka.

Tetapi batu itu tidak mampu menekan jiwanya yang bebas. Bilal tidak pernah

mengizinkan pikirannya sendiri untuk merasa tertekan. Bilal adalah raja atas

pikiran, logika dan hatinya sendiri.

23

Skripsi Arie Mutya Wulan sari (0052019823), Pelaksanaan Bimbingan Islam dalam

Mengembangkan kecerdasan Spiritual Kaum Dhuafa di Yayasan Irtiqo Kebajikan Ciputat

Tangerang, 2008, h. 26.

Page 46: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

38

Ia telah mengetahui bagaimana menguasai batinnya, ia mampu keluar

dari dirinya sendiri melihat jasadnya yang dihimpit batu. Inilah makna

“Ahad”, satu prinsip, tidak ada yang lain, bahkan tidak pula untuk jasadnya

sendiri.

2. Membangun mental

Dalam membangun mental dibutuhkan prinsip :

a. Suara hati manusia itu pada dasarnya bersifat universal.

b. Keteladanan malaikat. Keteladanan yang bisa diambil dari sifat

malaikat secara umum adalah kepercayaan yang dimiliki, loyalitas

dan integrasinya yang sangat mengagumkan.

c. Kepemimpinan semua orang adalah pemimpin minimal terhadap

dirinya sendiri. Diharapkan pemimpin dapat menjadi pemimpin

yang dicintai, dipercaya, membimbing, mempunyai kepribadian

baik dan pemimpin abadi yang dikenang sepanjang masa.

d. Pembelajaran. Diharapkan untuk tidak berhenti belajar.

e. Memiliki visi yang jelas.

f. Mengerjakan segala sesuatu dengan manajemen yang baik dan

benar.24

3. Ketangguhan pribadi

Untuk mengikuti pribadi yang tangguh diperlukan prinsip-prinsip :

24

Skripsi Arie Mutya Wulan sari (0052019823), Pelaksanaan Bimbingan Islam dalam

Mengembangkan kecerdasan Spiritual Kaum Dhuafa di Yayasan Irtiqo Kebajikan Ciputat

Tangerang, 2008, h. 28.

Page 47: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

39

a. Menetapkan misi secara benar

b. Membangun karakter lewat shalat sebagai kekuatan afirmasi

(untuk menyelaraskan nilai-nilai keimanan dengna realitas

kehidupan)

c. Melatih pengendalian diri dengan puasa

4. Ketangguhan sosial

Ketangguhan sosial dapat dibangun dengan prinsip zakat. Prinsip

zakat adalah “memberi” memberi kepada lingkungan sosial adalah salah satu

modal awal untuk membentuk sinergi dalam rangka membangun

“ketangguhan sosial” zakat adalah bentuk pelatihan dan aplikasi konkrit dari

“prinsip dan keseimbangan bismillah”.25

G. TAHAPAN SPIRITUAL26

Tahapan-tahapan di dalam thariqah ada empat. Pertama, taubat dari

kemaksiatan. Kedua, istiqomah di dalam ketaatan kepada Allah dan meninggalkan

larangan-larangan Allah tanpa terkecuali. Sementara, untuk dua tahapan yang

berikutnya; marilah kita simak maqalah Abuya Dimyathi selanjutnya :

Tahapan ketiga yaitu membersihkan diri. Untuk itu, bagi seseorang santri

penempuh jalan amat disyaratkan meninggalkan manusia, tidak bicara, tidak

25

Skripsi Arie Mutya Wulan sari (0052019823), Pelaksanaan Bimbingan Islam dalam

Mengembangkan kecerdasan Spiritual Kaum Dhuafa di Yayasan Irtiqo Kebajikan Ciputat

Tangerang, 2008, h. 28-29. 26

H. Murtadho Hadi, Tiga Guru Sufi Tanah Jawa (Wejangan-Wejangan Ruhani Abuya

Dimyathi Banten, Syaikh Romli Tamim Rejoso, Syaikh Muslih Mranggen), (Yogyakarta PT. LkiS

Printing cemerlang, cet-ke I, 2011), h. 85.

Page 48: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

40

makan, dan tidak tidur. Tahapan keempat yaitu taqrib atau taqarrub dalam

mendekatkan diri kepada Allah.

Tahapan ketiga di atas maksudnya adalah bahwa para santri dianjurkan

menyedikitkan bergaul dengan manusia, sedikit bicara, dan sedikit tidur.

Sedangkan maksud Abuya Dimyathi dengan “Taqrib” pada tahap keempat yaitu

melanggengkan zikir (dawam adz-dzikri) sehingga sampai-sampai zikir itu sudah

menjadi tabiatnya, dan zikir itu tertanam jauh pada dasar hati.

Menurut Abuya Dimyathi empat poin di atas merupakan tahapan-tahapan

yang harus dilalui seseorang jika ingin mendalami spiritual. Jika telah mampu

melaksanakan empat tahapan di atas maka seogyanya ia akan naik ke tahap

perkembangan spiritual selanjutnya sesuai dengan izin pembimbingnya

(Mursyid).27

Perlu diingat juga, siapa saja yang mendalami profesi spiritual ini maka

tidak boleh tidak harus memiliki keimanan, kemakrifatan dan ketauhidan yang

berkualitas. Karena bagaimana mungkin ia dapat menggunakan metode-metode

yang sangat erat kaitannya dengan Allah SWT., seperti metode kenabian (mimpi,

ilham dan kasysyaf); serta dengan para malaikat-Nya yang bertugas

menyampaikan berita, peristiwa dan hal-hal yang bersifat rohaniyah, tersembunyi,

27

H. Murtadho Hadi, Tiga Guru Sufi Tanah Jawa (Wejangan-Wejangan Ruhani Abuya

Dimyathi Banten, Syaikh Romli Tamim Rejoso, Syaikh Muslih Mranggen), (Yogyakarta PT. LkiS

Printing cemerlang, cet-ke I, 2011), h. 85.

Page 49: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

41

rahasia dan transendental. Maka syarat-syarat utama spiritual yang paling utama

harus dimiliki adalah bermakrifat kepada Allah SWT.28

Dengan bermakrifat dan dekat dengan Allah SWT., maka semua tabir

alam transendental khusus insan akan terbuka dan dibukakan oleh-Nya. Masalah

ini merupakan kunci yang paling utama, karena apabila makrifat yang utama ini

sukses, pasti akan membuka tabir-tabir selanjutnya. Seseorang yang telah dapat

menemukan Tuhannya, ridha-Nya, cinta-Nya dan wajah-Nya, maka Dia bukakan

segala rahasia perbuatan dan kebijaksanaan-Nya (af’al), rahasia nama-nama-Nya

yang Maha Baik (al Asma’ al Husna) dan nama-nama-Nya yang agung (Ismul

A’zham), rahasia sifat-sifat-Nya dan rahasia-rahasia Dzat-Nya. Melalui itulah

akan tersibak rahasia seluruh makhluk dan alam.29

Suatu kewajiban bagi seseorang yag mendalami dunia spiritual harus

memahami dan mampu mengamalkan ilmu tentang makrifat, karena seorang

pembimbing sudah seharusnya mengajak kliennya ke jalan Allah, bukan hanya

sekedar pemberian solusi terhadap masalah yang dihadapi akan tetapi memberikan

suatu cara bagaimana cara menyelesaikan masalah diri sendiri dengan benar dan

baik. Prinsip zikrullah harus ditanamkan dalam hati dan benak klien sebagai

bentuk psikoterapis dalam kehidupannya sehari-hari.

Prinsip psikoterapi islam hendaknya selalu membawa klien untuk ingat

kepada Allah, dalam keadaan bagaimanapun ia selalu ingat kepada-Nya. Bila

28

M. Hamdani Bakrah Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam (Penerapan Metode

Sufistik), (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, Cet ke-2, 2002), h. 300. 29

Ibid, h. 300.

Page 50: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

42

klien mengalami dan menghadapi suatu kesusahan, sifat Allah yang teringat

olehnya adalah Allah Maha Penolong, Maha Penyayang dan Maha Kuasa, hatinya

harus bergetar ketika menyebut Asma’ Allah, lidahnya mengucapkan do’a. Bila

klien sedang mendapat nikmat dan kesenangan, hatinya bersyukur kepada Allah

dan lisannya mengucapkan hamdalah. Hati yang selalu ingat kepada Allah, akan

mendatangkan kelegaan dan ketentraman di dalam hati serta memberikan manfaat

terhadap jasmani.30

H. TAHAP PERKEMBANGAN SPIRITUAL

Untuk mencapai suatu ketenangan dalam hidup Tuhan menganugerahi

manusia dengan diciptakannya ruh dan Nur Muhammad di dalam dirinya.

Kemudian Tuhan menciptakan qalbu sebagai sarana menuju ruh dan Nur

Muhammad tersebut, karena melalui qalbu tersebut manusia bisa beraudiensi dan

berkomunikasi dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang ingin

memahami dasar kehidupan dan mencapai tujuan perjalanan kosmik, ia harus

memahami spiritualitas secara keseluruhan, baik dari awal memulai spiritualitas

hingga tahap perkembangan spiritual itu sendiri.

Mengenai tahap perkembangan spiritual banyak para tokoh yang

mengembangkan teori spiritual, di antaranya adalah:

1. Tahap perkembangan kepercayaan Fowler31

30

Zakiah Daradjat, Psikoterapi Islami, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002), h. 139. 31

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 297.

Page 51: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

43

Menurut Fowler kepercayaan merupakan orientasi holistik yang

menunjukkan hubungan antara individu dengan alam semesta. Teori

perkembangan spiritual Fowler terbagi atas enam tahap, yang meliputi

kepercayaan intuitif-proyektif (intuitive-projective), mythikal-literal (mythical-

literal), sintetik-konvensional (synthetic-conventional), individuatif-reflektif

(individuative-reflective), konjungtif (conjungtive) dan universal

(universalizing).

Pada tahap pertama, kepercayaan intuitif proyektif (usia 3 – 7 tahun),

masih terdapat karakter kejiwaan yang belum terlindungi dari ketidaksadaran.

Anak masih belajar untuk membedakan khayalannya dengan realitas yang

sesungguhnya. Pada tahap kedua, kepercayaan mythikal-literal (usia sekolah),

seseorang telah mulai mengembangkan keimanan yang kuat dalam

kepercayaannya. Anak juga sudah mengalami prinsip saling ketergantungan

dalam alam semesta, namun ia masih melihat kekuatan kosmik dalam bentuk

seperti yang terdapat pada manusia. Pada tahap ketiga, kepercayaan sintetik-

konvensional (usia remaja), seseorang mengembangkan karakter keimanan

terhadap kepercayaan yang dimilikinya. Ia mempelajari sistem kepercayaan

dari orang lain di sekitarnya, namun masih terbatas pada sistem kepercayaan

yang sama.32

Tahap keempat, kepercayaan individuatif-reflektif (usia dua puluhan

samapi awal empat puluhan), merupakan tahap percobaan dan pergolakan, di

32

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 297.

Page 52: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

44

mana individu mulai mengembangkan tanggung jawab pribadi terhadap

kepercayaan dan perasaannya. Individu memperluas pandangannya untuk

mencapai jalan dalam kehidupannya. Pada tahap kelima kepercayaan

konjungtif, seseorang mulai mengenali berbagai pertentangan yang terdapat

dalam realitas kepercayaannya. Terjadi transedensi terhadap kenyataan dibalik

simbol-simbol yang diwariskan oleh sistem. Pada tahap keenam, kepercayaan

universal, terjadi sesuatu yang disebut pencerahan. Manusia mengalami

transedensi pada tingkat pengalaman yang lebih tinggi sebagai hasil dari

pemahamannya terhadap lingkungan yang konfliktual dan penuh paradoksal.

2. Tahap perjalanan pertumbuhan spiritual Peck33

Menurut M. Scott Peck (1997), perkembangan spiritual bersifat

sukarela. Seseorang akan mengalami perkembangan spiritual atau tidak adalah

merupakan pilihan otonom. Peck banyak mendasari teorinya dalam buku

Further Along The Road Less Traveled – The Unending Journey Toward

Spiritual Growth berdasarkan pemikiran Karl Gustav Jung. Peck, dengan

melakukan analisis hubungan yang terjadi pada spiritualitas seseorang,

menyatakan bahwa perjalanan spiritual seseorang terdiri dari empat tahap

perkembangan, yaitu: kekacauan/antisosial, formal/institusional,

skeptik/individual, dan mistikal/komunal.

a. Kekacauan/antisosial

33

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 299.

Page 53: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

45

Orang yang berada pada tahap perkembangan ini memiliki karakter

egosentrik, berfokus pada diri sendiri, dan hanya memerhatikan

pemuasan diri. Hal ini tidak berarti bahwa mereka jahat, kejam atau

memiliki penyakit jiwa. Mereka mungkin masih anak-anak atau orang

dewasa yang secara emosional dan psikologis tidak matang, karena itu

tidak dapat memerhatikan kepentingan terbaik, kecuali bagi diri mereka

sendiri. Tahap ini juga termasuk orang-orang kriminal, mereka yang

mengalami kecanduan obat, dan mereka yang selalu menyakiti orang

lain; yang menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadi.

Kehidupan mereka membingungkan, penuh kekacauan, dan

menyakitkan. Secara umum, individu ini tidak memiliki konsep pribadi

terhadap Tuhan, dan walaupun mereka mengakui adanya Tuhan, mereka

tidak dapat menghubungkannya dengan keberadaan diri mereka sendiri.

b. Formal/institusional34

Membutuhkan jawaban yang jelas dan pasti terhadap masalah

kehidupan, dan belum dapat hidup dalam dikotomi paradoks kehidupan.

Banyak orang yang memilih organisasi dan memberikan kehidupan

mereka pada kontrol institusi. Beberapa orang masuk militer atau masuk

agama yang memberi mereka daftar prilaku yang benar dan salah secara

rinci. Tahap perkembangan ini berfungsi bagi orang dewasa yang

mengalami kebingungan dan tanggung jawab pengasuhan, pembayaran

34

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 300.

Page 54: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

46

tagihan, dan persyaratan untuk memiliki pekerjaan tetap. Ketika bebas

dari kontrol orang tua, mereka mencari figur orang tua dalam bentuk

institusi yang dapat mengarahkan perilaku mereka dan memberikan

mereka ganjaran pelanggaran disiplin. Bahaya yang terdapat pada tahap

ini adalah menyerahkan kekuatan kehidupan pada orang lain yang tidak

dapat memenuhi kepentingan jiwa yang terbaik.

c. Skeptik/individual35

Orang dalam tahap perkembangan ini memercayai terdapat

kekuatan tertinggi yang mengatur alam semesta, tetapi mereka lebih

mengarah pada sumber tertinggi. Orang ini dapat mengatur diri sendiri

dan tidak membutuhkan orang tua spiritual yang bersifat eksternal.

Mereka umumnya memiliki tingkat pendidikan yang baik dan merupakan

pemimpin di dalam komunitasnya, melayani dengan cara yang dapat

mereka lakukan, memberi konstribusi sesuai waktu dan sumber daya.

Sering kali, mereka jug seorang ilmuwan, profesional dalam pendidikan

tinggi dan umumnya mereka pemikir ilmiah. Mereka adalah orang tua

yang baik dan menjaga keluarga sebagai tanggung jawab tertinggi

mereka. Mereka memiliki komitmen tinggi terhadap idealisme, dan

menjadi contoh teladan bagi warga negara dan masyarakat. Mereka

umumnya setuju bahwa agama sangat fungsional bagi banyak orang,

namun mereka tidak harus menggunakannya. Individu ini memiliki

35

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 300.

Page 55: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

47

ikatan terhadap tujuan dan bahkan takdir. Mereka sering kali

menekankan pentingnya karakteristik cinta, kebaikan hati dan

menghindarkan diri dari menyakiti orang lain. Mereka menunjukkan

kehidupan spiritual, namun sering kali tidak melakukan praktik

keberagamaan.

d. Mistikal/Komunal36

Istilah komunal dipergunakan untuk menggambarkan orang-orang

yang berada pada tingkat perkembangan spiritual, karena bangunan

komunitas merupakan prioritas: bekerja untuk kesatuan dan komunitas di

tempat kerja, tetangga, rumah, sekolah, dan tempat ibadah. Orang-orang

ini membuat kedamaian, mereka adalah orang dengan kebijaksanaan dan

pengorbanan. Mereka berfungsi dengan visi yang lebih luas dari

kebanyakan orang dan memahami sistem. Istilah mistikal dipergunakan

untuk mendefenisikan perasaan kebahagiaan mutlak ketika menemukan

misteri kehidupan. Mereka melihat bahwa kehidupan dari sudut humor,

meskipun bagi kebanyakan orang situasi tersebut menimbulkan frustasi.

Mereka memiliki pandangan global yang terdapat pada kejadian tunggal.

Mereka memiliki visi jangka panjang dan pemahaman terhadap dinamika

masing-masing peristiwa. Mereka menanam kebijaksanaan dan

menganjurkan kesatuan sehingga memiliki kontribusi pada kesehatan

sosial. Orang dalam tahap ini melihat asal mereka sebagai yang awal dan

36

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 301.

Page 56: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

48

yang akhir, pada waktu yang sama, baik dengan mereka atau tanpa

mereka. Mereka memiliki kebahagiaan dalam penyatuan dengan Tuhan.

3. Tahap transisi spiritual Moody37

Harry C. Moody dn David Carrol (1997) juga melakukan penelitian

tentang perkembangan spiritual, yang disebut tahap transisi spiritual (the

stages of spiritual transition). Tahap transisi spiritual ini terdiri dari lima

tahap, yang meliputi sebagaimana berikut:

a. Tahap panggilan

Tahap panggilan merupakan tahap tumbuhnya kesadaran terhadap

kekosongan diri dan ketidakmampuan untuk memenuhi tujuan kehidupan.

Dalam menghadapi kepahitan hidup reaksi setiap orang berbeda. Orang-

orang tertentu merasakan kekosongan hidup meskipun kehidupan terlihat

berjalan baik. Ada sesuatu yang hilang dan membingungkan dalam

kehidupan. Ketika panggilan untuk menjawab masalah ini datang,

seseorang memiliki dua pilihan: memilih komitmen diri untuk menjawab

panggilan dengan jawaban pribadi atau menutup segala perasaan dan

bertindak seperti biasanya sehingga ia tidak merasa tertekan. Jika

individu mulai mempertanyakan penyebab kekosongan pada diri mereka

dengan menjawab berbagai pertanyaan pribadi, mereka mulai proses

perkembangan spiritual selanjutnya yang disebut tahap pencarian untuk

mencari kebenaran diri.

37

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 302.

Page 57: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

49

Usia pertengahan merupakan titik di mana orang mulai mengalami

kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan spiritual mereka.

Manusia merasakan pentingnya makna hidup, krisis yang tidak

terpecahkan membutuhkan penjelasan. Panggilan terjadi pada semua

orang setiap waktu, namun pada usia pertengahan individu menjadi lebih

sadar bahwa kebutuhan untuk menjawab hal itu tidak dapat dihindari. Ia

telah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup tentang

dinamika kehidupan, dan melihat berbagai pikiran yang kaku dapat

mengacaukannya.

b. Tahap pencarian38

Tahap pencarian adalah titik di mana individu mulai mencari jalan

spiritual dengan melihat ke dalam dan mempertanyakan diri mereka

sebagai pertanyaan serius tentang prinsip integritas dan menguji

kepercayaan inti mereka. Mereka mulai menguji berbagai agama dan

kepercayaan spiritual yang berbeda untuk menemukan jawaban

pertanyaan yang tidak dapat dituliskan dengan kata-kata. Seseorang

mungkin mendapatkan kedamaian dengan menjadi lebih dekat dengan

alam, mempelajari mitos atau kembali ke tempat ibadah. Jika mereka

kehilangan kepercayaan awal mereka, mereka mungkin akan mencari

kembali tempat ibadah mereka pada waktu kecil atau mencari filsafah

religius agama yang berbeda-beda. Jika mereka tidak religius, mereka

38

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 303.

Page 58: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

50

mungkin mencari sistem kepercayaan lain yang bersifat tradisional atau

modern. Selama pencarian, orang terus mencari jawaban, makna dan

tujuan hidup, serta tempat yang mereka miliki. Orang dalam tahap ini

menghubungkan diri mereka lebih pribadi dengan kepercayaan,

komunitas atau pemimpin spiritual yang dapat memberi nasihat dalam

perjalanan mereka dan membantu mereka mencapai jalannya. Prinsip

spiritualitas dari integritas, kejujuran, ketenangan, dan kesabaran menjadi

lebih penting dan mengganti fokus utama pada tujuan material dan karir

di masa lampau. Orang ini mulai memiliki misi dan pencarian menjadi

alasan untuk hidup. Ketika mereka lebih menjalankan sistem kepercayaan

mereka lebih dalam, mereka menemukan informasi baru seperti kelaparan

di tengah pesta makanan. Orang yang berada dalam tahap pencarian mulai

memiliki konsep pribadi yang baru dari kekuatan yang lebih tinggi.

Mereka membicarakan perasaan mereka secara pribadi, dan menemukan

kegairahan di dalamnya.

c. Tahap pergolakan39

Begitu seseorang menemukan proses spiritual diri dalam

memahami makna hidup, masing-masing orang mulai menyesuaikan diri

terhadap pikiran dan perilaku yang membawa mereka keluar dari konflik.

Mulai dengan kegembiraan dan kegairahan seperti jika terlibat kisah

asmara baru, mereka mulai mengikat diri mereka pada gaya hidup baru.

39

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 303-304.

Page 59: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

51

Hidup dengan menemukan hubungan baru dengan kehiudpan menjadi

tantangan yang berada di dalam ataupun di luar realitas. Melakukan

rekonsiliasi terhadap kebenaran spiritual dalam kehidupan dunia yang

kadang sangat tidak spiritual merupakan hal ang sulit. Kadang-kadang

seseorang harus mengganti karir, merasa tersakiti, mengalami gangguan

hubungan interpersonal, dan mengalami kekecewaan ketika berpindah

dari masa lalu menuju ke depan. Pergolakan dapat menjadi sesuatu proses

yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, seperti rasa sakit pada

proses kelahiran. Kebutuhan perkembangan psikologis penting dalam

tahap ini. psikoterapi, praktik agama yang teratur, doa dan meditasi,

latihan spiritual seperti yoga, taichi atau proses pemulihan 12 langkah,

dapat memberi jalan dalam tahap ini dengan mengimplementasikan diri

sejati (true self) dalam situasi kehidupan sehari-hari.

d. Tahap terobosan40

Tahap terobosan merupakan resolusi yang sangat besar dan

kejernihan mental yang baru. Hal ini dapat digambarkan sebagai

“kebangkitan” dari tugas spiritual, karena orang pada tahap ini bangun

dari keadaan mimpinya. Perubahan yang terjadi, menurut orang yang

pernah mengalaminya, adalah tercapainya ketenangan dari kebahagiaan

dan kedamaian. Pada tahap ini orang menemukan “pemahaman” bahwa

segalanya mengikuti keteraturan, dan segalanya seperti seharusnya terjadi.

40

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 304.

Page 60: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

52

Perubahan terdapat di dalam dan orang-orang menggambarkannya

sebagai perubahan paradigma dalam jiwa mereka. Namun, setelah tahap

ini segalanya memiliki makna, memberikan pengajaran spiritual, dan

memberikan pemahaman ke dalam diri. Dengan alasan ini, individu

bergerak dari pekerjaan yang sulit menuju tahap selanjutnya. Segalanya

dapat dipahami, segalanya sempurna. Orang terlihat indah, unik dan

berharga. Segala kehidupan berharga. Kemakmuran, kesehatan dan

kegembiraan mengalir dalam diri orang-orang ini. Perjuangan untuk

bertahan telah berakhir. Orang menjadi lebih mudah memahami

timbulnya mitos dan tulisan spiritual.

e. Tahap kembali41

Tahap yang merupakan tahap pertanggung jawaban pribadi ini

melengkapi kebaikan dan makna yang diberikan dunia kepada semua

orang. Pada tahap ini orang menumbuhkan kesatuan dan melakukan

pertobatan. Pengalaman dalam tahap ini adalah kedamaian sejati. Orang

melaporkan keinginan yang dalam untuk kembali kepada akarnya.

Mereka melanjutkan usaha untuk menyelesaikan tugas yang belum

terselesaikan dan memenuhi tujuan yang mereka susun untuk diri mereka

sendiri, terutama berkaitan dengan hubungannya dengan orang lain.

Mereka banyak membicarakan pengalaman mereka yang semakin kaya

dengan orang yang mereka kasihi, dengan diri mereka sendiri, dan dengan

41

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 305.

Page 61: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

53

kekuatan tertinggi. Pada tahap ini, orang kembali pada kehidupan yang

telah mereka jalani. Mereka memberikan kontribusi yang lebih lengkap

kepada kehidupan dunia dan kepada semua orang. Kontribusi ini biasanya

tidak dipublikasikan, karena orang pada tahap kembali tidak melakukan

sesuatu karena ingin mendapatkan penghargaan. Memberi adalah untuk

memberi. Orang pada tahap ini hidup tenang, menyentuh kehidupan dan

membawa kebaikan, kedamaian dan jalan keluar bagi semuanya.

f. Tahap perkembangan spiritual Sufistik42

Menurut Islam, manusia yang lahir dengan jiwa yang suci (nafsi

zakiya). Namun, manusia juga lahir di dunia dengan memiliki eksistensi fisik

yang terdiri dari daging dan tulang. Keberadaan fisik manusia menimbulkan

keterikatan dengan dunia tempat mereka tinggal, dan dapat memberikan

kegelapan serta menutupi keindahan dan kebijaksanaan yang tersimpan di

dalam diri mereka. Pada asalanya, manusia dapat menjadi lupa dan terus-

menerus hidup dalam kesombongan. Allah yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang memberikan wahyu kepada manusia melalui kitab-kitab suci-Nya,

dan mengirimkan Nabi-Nabinya untuk memimpin dan memberikan contoh

bagi manusia untuk kembali menuju cahaya kebenaran dari kegelapan yang

menutupi diri manusia.

Tujuan dari sufisme adalah untuk membersihkan hati, mendidik

dan mentransformasikan jiwa untuk menemukan Tuhan. Tingkat terendah

42

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 305.

Page 62: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

54

dari jiwa manusia didominasi oleh dorongan-dorongan yang untuk

memuaskan diri yang bersifat egois dan tamak yang menjauhkan seseorang

untuk mendapatkan kebenaran.

I. SPIRITUAL SUFISTIK43

Untuk dapat bersatu dengan Tuhan, haruslah diadakan latihan melakukan

renungan tasawuf tanpa henti-hentinya, harus membuang pengetahuan indera dan

pekerjaan akal, serta pergi dengan kekuatan yang melebihi alam menuju Wujud

yang berada dibelakang esensi dan pikiran. Keadaan tersebut tidak dapat difahami

oleh orang-orang yang mengira bahwa dengan kekuatan akalnya, ia dapat

mencapai wujud yang menjadikan kegelepan sebagai tempat-Nya.

Apabila jiwa telah dapat terhindar dari alam indera dan alam fikiran

bersama-sama, maka ia masuk dalam gelapnya kebodohan yang suci dan

meninggalkan semua pengetahuan dari proses pemikiran, serta melebur dalam

wujud yang tidak terlihat dan tidak diketahui, kemudian bersatu dengan-Nya,

seimbang dengan pembuangannya terhadap alasan-alasan pikiran. Dengan

demikian, dari kebodohan mutlak tersebut jiwa mengambil suatu pengetahuan

yang tidak bisa dicapai oleh akal. Ia berani meniadakan segala sesuatu dari Zat

Tuhan, agar kita memasuki kebodohan yang tinggi itu.

Oleh karena itu, untuk memasuki kebodohan yang terhindar dari alam

indera dan pikiran bersama-sama, dengan kata lain masuk dalam kebodohan yang

suci. Oleh karena itu, banyak guru sufistik yang membuat tingkatan spiritual

43

A. Hanafi, M.A, Filsafat Skolastik, (Jakarta: Pustaka Alhusna, Cet Ke-11, 1983), h.

135-136.

Page 63: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

55

manusia, tergantung aliran sufistik yang diikuitnya. Tujuan dibuatnya tingkatan

tersebut agar para pengikutnya dapat memahami dan mengajarkannya secara

bertahap.

Secara umum menurut guru sufistik Jalaludin Rumi, terdapat tujuh

tingkat spiritual manusia, dari yang bersifat egoistik sampai yang suci secara

spiritual, yang dinilai bukan oleh manusia, namun langsung Allah. Mereka yang

mencari jalannya, harus menyadari karakter dan prilaku dirinya secara jujur,

sebelum naik pada tingkat perjalanan yang lebih tinggi. Tingkatan ini terdiri dari:

1. Nafs Ammarah (The Commanding self)44

Orang yang berada pada tahap ini adalah orang yang nafsunya

didominasi godaan yang mengajaknya ke arah kejahatan. Pada tahap ini,

seseorang tidak dapat mengontrol kepentingan dirinya dan tidak memiliki

moralitas atau perasaan kasih. Dendam, kemarahan, ketamakan, gairah

seksual, dan iri hati merupakan contoh sifat-sifat yang muncul pada tahap ini.

Pada tahap ini, manusia seperti pecandu yang menyangkal dirinya sendiri

kehidupan mereka dikontrol oleh kecanduan mereka kearah sifat dan perilaku

negatif, namun mereka menolak bahwa mereka memiliki masalah. Pada tahap

ini kesadaran dan akal manusia dikalahkan oleh keinginan dan nafsu hewani.

Manusia tidak menghargai batasan moral untuk mendapatkan apa yang ia

inginkan. Manusia mementingkan diri sendiri, sombong, ambisius, cemburu,

sinis, pemalas dan bodoh.

44

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 306.

Page 64: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

56

2. Nafs Lawwamah (The Regretful Self)45

Pada tahap ini manusia mulai memiliki kesadaran terhadap

perilakunya, ia dapat membedakan yang baik dan yang benar, dan menyesali

kesalahan-kesalahannya. Namun, ia belum memiliki kemampuan untuk

mengubah gaya hidupnya dengan cara yang signifikan. Pada tahap ini, orang

seperti pecandu yang mulai memahami rasa sakit yang mereka sebabkan bagi

diri mereka dan orang lain, namun kecanduan terlalu kuat untuk membuat

mereka dapat berubah. Mereka yang berada pada tingkat ini tidak bebas dari

godaan. Kekecewaan terhadap penghargaan orang lain atas perubahan

perilakunya dapat membuatnya kembali pada tahap sebelumnya. Ia merasa

mengambil jalan yang salah, karena merasa kurang dihargai. Ia kemudian

terpengaruh oleh nafsu hewani yang dimilikinya. Jika ia cukup cerdas dalam

menghadapi kekecewaannya, ia dapat mengatasi kemunafikan, kesombongan

dan kemarahan yang dialaminya, dan akan melewati tahap ini dengan cepat.

Semakin lama orang berada pada tahap ini, semakin banyak godaan yang ia

terima.

3. Nafs Mulhimah (The Inspired Self)46

Pada tahap ini orang mulai merasakan ketulusan dari ibadahnya. Ia

benar-benar termotivasi pada cinta kasih, pengabdian dan nilai-nilai moral.

Tahap ini merupakan awal dari praktik sufisme yang sesungguhnya. Pada saat

45

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 307. 46

Ibid, h. 307.

Page 65: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

57

ini, manusia mulai mendapatkan pesan dari nuraninya sendiri: semacam

bisikan tanpa kata-kata yang memberinya inspirasi tentang arah tujuan,

mendorongnya dan memperkuat usahanya. Namun, terkadang kejahatan

menyamar dalam bisikan tersebut dengan mendorong sesuatu yang

tampaknya baik padahal tidak. Untuk belajar membedakannya, orang ini

harus belajar dengan bantuan orang yang lebih berpengalaman, yaitu orang

yang mampu membedakan ilham yang sesungguhnya dengan imajinasi palsu

yang jahat.

4. Nafs Muthma’innah (The Contented Self)47

Pada tahap ini orang merasakan kedamaian. Pergolakan pada tahap

awal telah lewat. Kebutuhan dan ikatan-ikatan lama tidak lagi penting.

Kepentingan diri mulai lenyap, membuat seseorang lebih dekat Tuhannya.

Tingkat ini membuat seseorang menjadi berpikiran terbuka, bersyukur, dapat

dipercaya, dan penuh kasih sayang. Jika seseorang menerima segala kesulitan

dengan kesabaran dan ketakwaan, tidak berbeda ketika ia memperoleh

kenikmatan, dapat dikatakan bahwa seseorang telah mencapai tingkat jiwa

yang tenang. Dari segi perkembangan, tahap ini menandai periode transisi.

Seseorang mulai dapat melepaskan semua belenggu diri sebelumnya dan

mulai melakukan integrasi kembali semua aspek universal kehidupan dalam

dirinya.

47

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 308-309.

Page 66: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

58

5. Nafs Radhiyah (The Pleased Self)48

Pada tahap ini seseorang tidak hanya tenang dengan dirinya, namun

juga tetap bahagia dalam keadaan sulit, musibah atau cobaan dalam

kehidupannya. Ia menyadari bahwa segala kesulitan datang dari Allah untuk

memperkuat imannya. Keadaan bahagia tidak bersifat hedonistik atau

materialistik, dan sangat berbeda dengan hal yang biasa dialami orang-orang

yang berorientasi pada hal yang bersifat duniawi, prinsip memenuhi

kesenangan dan menghindari rasa sakit. Jika seseorang telah sampai pada

tingkat mencintai dan bersyukur pada Allah, ia telah mencapai tahap

perkembangan spiritual ini.

6. Nafs Mardhiyah (The Self Pleasing to God)49

Tahap ini termanifestasi melalui ikatan antara Sang Pencipta dengan

yang diciptakan-Nya, melalui perasaan cinta yang mendasarinya. Sang

Pencipta menemukan manusia yang sempurna dalam kualitas yang

dianugerahi-Nya ketika Ia menciptakannya. Nama atau sifat Allah

termanifestasi dalam diri manusia pada tingkat ini. Manusia yang sempurna

ini telah kehilangan semua karakteristik fisik hewan yang membuatnya

menjadi tidak sempurna di bawah perintah nafsu. Sifat keilahian melekat

dalam dirinya, dan ia telah melihat realitas sejati, yaitu kebenaran, karena ia

telah dianugerahi Ayn al-Yaqin, keyakinan.

48

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 309. 49

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, (Jakarta: RajaGrafindo

Persada, 2008), h. 310.

Page 67: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

59

7. Nafs Safiyah (The Pure Self)50

Mereka yang telah mencapai tahap akhir telah mengalami transedensi

diri yang seutuhnya. Tidak ada nafas yang tersisa, hanya penyatuan dengan

Allah. Pada tahap ini, seseorang telah menyadari kebenaran sejati, “Tidak ada

Tuhan selain Allah”. Ia sekarang menyadari bahwa tidak ada apa-apa lagi

kecuali Allah, dan hanya keilahian yang ada, dan setiap indra manusia atau

keterpisahan adalah sebuah ilusi. Titik ini tanpa panjang dan lebar, tidak

menutupi daerah atau ruang tertentu. Inilah kesucian. Tidak ada keinginan

atau keluhan. Inilah yang awal dan yang akhir. Pada setiap titik, segala

pengetahuan meliputinya. Jika mereka yang memiliki jiwa yang murni

bergerak, gerakannya merupakan kekuatan yang penyayang; jika ia berbicara

kata-katanya adalah kebijaksanaan dan musik yang indah didengar telinga.

Jika ia muncul, terlihat indah dan menggembirakan yang melihatnya. Secara

keseluruhan keberadaannya adalah ibadah, setiap sel dari tubuhnya tidak

henti-hentinya memuji Allah. Dia sederhana, meskipun ia tidak berdosa, ia

selalu mengeluarkan air mata pertaubatan. Kebahagiaannya adalah melihat

manusia dapat mencapai Tuhannya. Rasa sakitnya adalah jika melihat

manusia menjauhi-Nya. Ia mencintai orang yang mengabdi pada Allah lebih

dari segalanya. Ia marah jika melihat orang durhaka. Ia seorang yanga adil,

dan lebih daripada adil. Ia adalah orang yang berusaha untuk menyadarkan

orang yang berdosa.

50

Ibid, h. 311.

Page 68: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

60

Dengan adanya tingkatan spiritual diatas menunjukkan bahwa untuk

mendalami spiritual harus melalui beberapa tingkatan terlebih dahulu. Apabila

proses tingkatan tersebut telah dilalui sampai pada tingkatakan yang tertinggi

maka pada setiap titik pengetahuan meliputinya. Dalam setiap detik dan gerak ia

tidak pernah luput dari mengingat Allah, prilaku yang berakhlak, akidah yang

bertauhid serta syariat yang kokoh itulah yang tergambar dari orang telah sampai

pada tingkatan yang paling tinggi, yaitu nafs safiyah.

J. MANFAAT SPIRITUAL DALAM KEHIDUPAN

Mengingat bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi

beragama ini dapat dilihat melalui bukti historis dan antropologis. Melalui bukti-

bukti historis dan antropologis kita mengetahui bahwa pada manusia primitif yang

kepadanya tidak pernah datang informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka

mmepercayai adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan yang mereka percayai itu

terbatas pada daya khayalnya. Mereka misalnya, mempertuhan pada benda-benda

alam yang menimbulkan kesan misterius dan mengagumkan. Pohon kayu yang

usianya ratusan tahun tidak tumbang dianggap memiliki kekuatan misterius yang

selanjutnya mereka pertuhankan.51

Proses perjalanan hidup manusia tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan

dan spiritual. Dalam ilmu psikologi ada yang disebut dengan mekanisme coping.

Mekanisme coping disini sering digunakan untuk tujuan mengurangi,

menghilangkan serta menghidari dampak negatif dari suatu hubungan sosial.

51

Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, cet ke-9, 2004, h. 19.

Page 69: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

61

Dalton (2001) mengemukakan tiga sumber kekuatan dari coping, yaitu:

1. Dukungan sosial (social support)52

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak hidup sendiri, bersama yang

lain mereka membentuk komunitas. Di dalam komunitas inilah manusia

mendapatkan dukungan sosial. Komunitas merupakan salah satu sumber daya

sosial untuk mengatasi masalah. Dukungan sosial merupakan konsep penting

di dalam Psikologi komunitas karena sangat berpengaruh untuk membantu

kita dalam memahami hubungan antara individu dengan komunitas.

Dukungan sosial sangat diperlukan ketika seseorang menghadapi

masalah. Ada tiga bentuk dukungan sosial yang mengarah pada problem

focused coping, (a) berupa dorongan atau pemberian semangat, (b) pemberian

informasi, petunjuk, atau pengetahuan, dan (c) berupa dukungan nyata.

Dukungan atau dorongan dapat diperoleh dari keluarga atau teman

dekat. Informasi merupakan dukungan yang diberikan lewat nasehat atau

bimbingan menekankan aspek kognitif daripada aspek emosional. Dukungan

nyata merupakan dukungan sosial yang diberikan langsung dan dapat

digunakan secara nyata, seperti uang atau barang yang dibutuhkan.

2. Kompetensi psikososial53

52

Dr. Istiqomah Wibowo, Dipl, Soc. Plan dkk, Psikologi Komunitas , (UI Depok:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), Cetakan

Pertama, 2011), h. 34-35. 53

Ibid, h. 35.

Page 70: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

62

Kompetensi sosial terdiri dari dua bagian, yaitu kemampuan personal

dan kemampuan sosial. Kemampuan personal misalnya mengatur emosi,

motivasi, kognisi, dan hal lain yang berhubungan dengan mekanisme coping,

dalam membina dan mempertahankan hubungan interpersonal. Kemampuan

personal ini terdiri dari (a) self and emotional regulation, (b) self and

emotional awareness, dan (c) problem solving. Self and emotional regulation

merupakan pengetahuan emosi atau perasaan yang ada dalam diri individu

melalui cara yang mudah diterima. Self and emotional awareness lebih

menekankan pada kepekaan diri terhadap emosi dan intuisi yang dimiliki

seseorang. Kedua bentuk kemampuan personal ini diperlukan untuk proses

adaptasi.

Dalam mengatasi masalah, seseorang mengidentifikasi masalah

terlebih dahulu, membentuk tujuan, membuat strategi alternatif,

mempertimbangkan konsekuensi, dan kemudian membuat keputusan.

3. Agama dan Spiritualitas.54

Agama dan spiritualitas memberikan ketrampilan personal dan sosial

bagi individu. Keduanya merupkan hal penting dalam mengatasi stress berat dan

situasi yang tidak dapat dikontrol. Religi dan spiritual merupakan metode yang

dapat dijadikan prediktor yang signifikan dari keberhasilan coping. Tiga dampak

positif yang diketahui yaitu: (1) subyek mencintai Tuhan, (2) menjadikan orang

54

Dr. Istiqomah Wibowo, Dipl, Soc. Plan dkk, Psikologi Komunitas , (UI Depok:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), Cetakan

Pertama, 2011), h. 34.

Page 71: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

63

rajin berdoa dan beribadah, (3) menigkatkan kesadaran yang tumbuh baik

pengalaman stress, maupun dari dukungan teman-teman anggota kelompok

religius tersebut.

Salah satu bukti bahwa spiritual ini memberikan manfaat, yaitu

sebgaiamana Gus Badawi, putra K.H. Ahmad Basyir, seorang ulama ahli spiritual,

menyatakan bahwa banyak pengusaha di Kudus yang sukses dan besar karena

sebelumnya melakukan wirid, puasa dan, dalail al-Khayrat. Kebiasaan melakukan

puasa tersebut sebagian telah mereka jalani sewaktu masih muda hingga saat ini.

Mereka mengaku bahwa hikmah yang terkandung dalam puasa sangat besar

manfaatnya, yang salah satunya adalah kesuksesan yang mereka raih saat ini.55

Dengan mengucapkan zikir tertentu, dan disertai dengan kesadaran

transedensi (hudhur al-Qalb), maka makna yang terkandung di dalamnya akan

masuk dalam arus kesadaran para pengusaha. Pengulangan zikir dan puasa adalah

upaya untuk menumbuhkan komitmen, kesadaran dan konsentrasi, yakni upaya

memusatkan dinamika arus kesadaran pada suatu titik yang dikehendaki,

sebagaimana teknik meditasi sebagai salah satu cara untuk memperoleh

pengalaman konsentrasi dengan mengulang-mengulang sesuatu atau kalimat.56

Selain penjelasan di atas masih banyak lagi manfaat yang ditemukan dari

spiritual, seperti menjadikan manusia menikmati ketenangan, kebahagiaan,

55

Dr. Abdul Jalil, M. EI, Spiritual Enterpreneurship Transformasi Spiritualitas

Kewirausahaan, (Yogyakarta: LkiS Cemerlang, 2013), h. 182. 56

Ibid, h. 182-183.

Page 72: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

64

keselamatan, kemuliaan, kesuksesan, dan kejayaan dalam perjalanan

kehidupannya di bumi ini.57

Manfaat dari sisi lain juga dijelaskan bahwa kecerdasan spiritual

dianggap sebagai kecerdasan tertinggi dari kecerdasan-kecerdasan lain dalam

multiple intelligence seperti kecerdasan fisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ)

maupun kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan batin

dari pikiran dan jiwa untuk membangun diri menjadi manusia dengan seutuhnya

dengan selalu berfikir positif dalam menyikapi setiap kejadian yang dialaminya.

Manfaat kecerdasan spiritual (SQ) :

a. Membantu seseorang melihat hal-hal dari sudut pandang yang lebih luas

dan kompleks

b. Membantu berfikir lebih jernih

c. Membuat pikiran lebih tenang

d. Membuka wawasan dan motivasi seseorang tentang bagaimana cara

memaknai hidup

e. Menurunkan sifat egoisme dalam diri seseorang

f. Memunculkan sikap menghargai orang lain dengan menempatkan orang

lain di posisi yang lebih tinggi daripada diri sendiri

g. Menyadari pentingnya nilai-nilai kehidupan seperti keadilan, kejujuran,

kebenaran dan kehormatan

h. Memunculkan sikap belas kasih terhadap orang lain

57

http://www.spiritual-astrology-reading.com. Selasa, 26 Maret 2014, Pukul : 00:29

Page 73: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

65

i. Memunculkan rasa kasih terhadap diri sendiri, orang lain maupun pada

alam semesta.58

Penjelasan di atas membuktikan bahwa manfaat kecerdasan spiritual

sangatlah luas dan merupakan hala yang amat penting dalam setiap kehidupan

manusia. Jika dalam kehidupan seseorang banyak hal yang dilakukannya

melanggar hukum ataupun ketentuan Allah salah satu faktornya adalah seseorang

tersebut belum sampai pada puncak spiritual yang sesungguhnya. Oleh karena itu,

kecerdasan spiritual sangatlah berarti dalam kehidupan.

58

http://www.gelombangotak.com/manfaat- kecerdasan- spiritual (SQ).htm. Selasa, 26

Maret 2014, Pukul : 00:44.

Page 74: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

66

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA PT. ISI

PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) adalah perusahaan yang bekerja

sekaligus mengelola jasa teknik, pengadaan dan konstruksi untuk pekerjaan listrik

dan instrumen, pekerjaan mekanis dan pemasangan pipa, pekerjaan pembangkit

tenaga listrik dan saluran transmisi.

1. PT. ISI

PT. ISI berdiri pada 9 Maret 1992. PT. ISI dapat memenuhi segala

jenis pekerjaan yang berkaitan dengan listrik dan instrumen, pekerjaan

mekanis dan pemasangan pipa, serta pekerjaan pembangkit tenaga listrik dan

saluran transmisi yang dibutuhkan dalam setiap jenis proyek pembangunan

pabrik perindustrian dengan kemampuan terpadu kami untuk ;1

“Rancangan rinci kegiatan, pengadaan, konstruksi, uji layak operasi

(commissioning), bantuan, pemeliharaan konsultasi dan pengelolaan

proyek.

PT. ISI memiliki banyak pekerja untuk pekerjaan kelistrikan,

mekanis, pemasangan pipa, sipil, dan instrumentasi yang ;

1 http://www.indomuda.co.id/. Dikutip pada 12 Februari 2014.

Page 75: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

67

“Memberikan kontribusi pada penghargaan pelanggan kami yang

diberikan pada perusahaan ini.2

2. Bentuk Layanan Jasa PT. ISI3

a. Kehandalan dan Keamanan

1) Jasa teknik

Jasa teknis terpadu mencakup perancangan kelistrikan dan

instrumentasi dengan penggunaan sistem komputer yang aktif.

a) Pengembangan, perancangan dan pembuatan peralatan

b) Pemilihan peralatan dan bahan

c) Evaluasi teknis

d) Pembuatan rancangan rinci

e) Persiapan dan peninjauan spesifikasi dan gambar

f) Pembuatan gambar konstruksi dan dokumen pendukung

g) Material take off

h) Peninjauan gambar-gambar vendor

2) Pekerjaan pembangunan kelistrikan dan instrumentasi

PT. Indomuda Satria Internusa telah bekerja di berbagai lokasi

pembangkit listrik besar berperingkat pertama di Indonesia dalam nilai

kontrak dan perputaran.

Kami telah melaksanakan berbagai pekerjaan kelistrikan dan

instrumentasi untuk beragam kategori pabrik termasuk pabrik-pabrik

2 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

3 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

Page 76: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

68

petrokimia, pengolahan gas, kimia, bahan kimia, pemurnian, pupuk

dan pembangkit listrik. Dalam pekerjaan konstruksi :

a) Kami mempertimbangkan terlebih dahulu “kehandalan dan

keselamatan” sistem pengendalian dan menunjuk staf yang

memiliki keterampilan terbaik dan berpengalaman untuk

pengalaman tersebut.

b) Kami bertanggung jawab penuh untuk pekerjaan pembangunan

dengan mempertimbangkan baik kelancaran operasional maupun

pemeliharaan setelah penyelesaian.

c) Kami memperpendek periode pembangunan bila mungkin

dilakukan dengan menggunakan metode prefabrikasi awal.

Dengan cara ini, kami memiliki reputasi yang terdepan dan

unggul dalam penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu.

3. Pekerjaan Pembangkit Tenaga Listrik dan Saluran Transmisi4

a. Pembangkit Listrik

PT. Indomuda Satria Internusa telah berpengalaman untuk

membangun pelataran langsir 150 kV & 500 kV dan beragam pembangkit

listrik (Pembangkit Tenaga Listrik Batubara dan Pembangkit Listrik

GTG/STG).

b. Saluran Transmisi

4 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

Page 77: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

69

PT. Indomuda Satria Internusa memiliki berbagai sumber daya

untuk merancang, membuat, dan memasang sistem saluran transmisi di

atas. Kami telah memasang sistem transmisi dari 11 kV hingga 272 kV di

seluruh kepulauan Indonesia.

4. Jasa Pengadaan5

PT. Indomuda Satria Internusa menyediakan dan mengirimkan ke

lokasi yang telah ditentukan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan

spesifikasi pelanggan dan dengan tepat waktu sesuai dengan jadwal.

Pengadaan ini dilakukan baik dari vendor Indonesian maupun luar negeri dan

vendor-vendor di lokasi agar proyek dapat dilaksanakan dengan lancar dari

sudut pandang kualitas, biaya dan jadwal.

PT. Indomuda Satria Internusa selalu memastikan jaminan mutu

dengan mengawasi semua tahap pengadaan termasuk pengemasan, pemuatan

dan transportasi.

5. Kalibrasi, Uji Layak Operasi, dan Pemeliharaan6

Sebagai mitra dan dalam menyediakan pengoperasian pabrik yang

aman, handal dan hemat biaya, kami menawarkan :

a. Program kalibrasi, uji layak operasi, dan pemeliharaan yang terpadu

dan pasti untuk semua jenis instrumentasi dalam industri minyak, gas,

kimia dan lainnya.

5 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

6 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

Page 78: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

70

b. On-site service yang lengkap dilaksanakan oleh tim insinyur dan

teknisi berpengalaman yang bekerja dalam ruang kerja yang

dilengkapi dengan berbagai peralatan digital dan pengujian terkini dan

paling maju.

c. Layanan pengiriman staf berkualitas dan bersertifikat untuk

melaksanakan kalibrasi, uji layak operasi, dan pemeliharaan setiap

jenis instrumentasi dan peralatan listrik.

6. Jasa Mekanik dan Pemasangan Pipa7

PT. Indomuda Satria Internusa juga telah berpengalaman selama

bertahun-tahun dalam penyediaan penanganan bahan-bahan serbuk dan

curah dengan sistem pengiriman ke industri-industri kimia, petrokimia,

makanan, plastik rekayasa, dan mineral. Jasa-jasa kami dalam kontrak

EPC termasuk, tapi tidak terbatas pada :

a. Instalasi Pipa

Carbon steel, Stainless steel, dan Alumunium Steel.

b. Instalasi Peralatan

Pellet Screener, Blower, Cooler, In Line Filter, Elutriator, Was Air

Fan, Cyclone, Air Compressor, dan Air Fin Fan, dsb.

c. Instalasi Katup Kontrol

Rotary Feeder, Diverter Valve, Slide Gate, Butterfly Valve, dsb.

7 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

Page 79: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

71

B. BADAN HUKUM DAN SUSUNAN KEPENGURUSAN PT. ISI

(INDOMUDA SATRIA INTERNUSA)

Badan hukum dan susunan kepengurusan yang terdapat di PT. ISI

berawal dari Akta Pendirian No. 27 Tgl. 9 Maret 1992 Notaris Ny. Yetty Taher,

S.H. Pengesahan Badan Hukum – Kehakiman No. C2-3359. HT.01.01. Th 93 Tgl.

18 Mei 1993. Pada Tahun ini susunan kepengurusan di PT. ISI adalah sebagai

berikut :8

Direktur Utama = Ir. Hariyanto

Direktur = Ir. Yahya Setiabudi Hadinata

Komisaris Utama = Ir. Agus Subekti

Kemudian terjadi beberapa kali perubahan akta, atau pada setiap tahun

terjadi perubahan akta. Akta Perubahan I No. 43 Tgl. 18 Juni 1996 Notaris Sri

Nanning, S.H. Kemudian Akta Perubahan II No. 1 Tgl. 13 Maret 1998 Notaris Sri

Nanning, S.H. Pengesahan Kehakiman No. : C2-15.011 HT.01.04 Th 1998 Tgl.

24 Sep 1998. Akta Perubahan III No. 6 Tgl. 18 Februari 2004 Notaris Leo

Hutabarat, S.H. Pengesahan Kehakiman No. : C-UM.02.01.2423 Tgl. 3 Maret

2004. Akta Perubahan IV No. 02 Tgl. 7 Desember 2005 Notaris Leo Hutabarat,

S.H. Pengesahan Kehakiman No. C-UM.02.01.18458 Tgl. 19 Desember 2005.

Akta Perubahan V No.12 Tgl. 11 Desember 2007 Notaris Eva Syahrial Litoto,

S.H. Pengesahan Kehakiman No. : AHU-06494.AH.01.02 TH 2008 Tgl. 11

Februari 2008. Akta Perubahan VI No. 06 Tgl. 06 Oktober 2010 Notaris Eva

8 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

Page 80: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

72

Syahrial Litoto, S.H. Pengesahan Kehakiman No. AHU-AH.01.10-26280 Tgl. 18

Oktober 2010. Akta Perubahan VII No. 18 Tgl. 22 Februari 2013 Notaris Eva

Syahrial Litoto, S.H. Pengesahan Kehakiman No. AHU-18420.AH.01.02.Tahun

2013 Tgl. 9 April 2013.9

Kemudian perubahan Akta yang terakhir kalinya adalah Akta Perubahan

VIII No. 07 Tgl. 16 Oktober 2013 Notaris Eva Syahrial Litoto, S.H. Pengesahan

Kehakiman No. AHU-64829.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 11 Desember 2013.

Adapun pengurus PT. ISI pada tahun yang tercantum di akta tersebut adalah

sebagai berikut :

Direktur Utama = Ir. Hariyanto

Direktur = Ir. Handri Triatmoko

Direktur = Ir. Purnama

Direktur = Budi Nurcahyo Trianto, S.T.

Komisaris Utama = Andhy Rahardjo

Komisaris = Iwan Ridwan Sutija Adnan

C. MOTO PT. ISI10

“ Mengambil Tanggung Jawab Penuh Untuk Kualitas”

9 PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

10 http://www.indomuda.co.id/. Dikutip pada 12 Februari 2014.

Page 81: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

73

D. VISI DAN MISI PT. ISI11

VISI :

“Untuk menjadi perusahaan besar dan kompetitif melalui bisnis yang

handal”.

MISI :

1. Memiliki kemampuan yang tinggi dan kualitas sumber daya

manusia.

2. Melayani dengan baik kepuasaan pelanggan dengan respon cepat,

tepat dan kualitas yang baik.

3. Untuk menjalankan program kesehatan, keselamatan, dan

lingkungan, sesuai dengan peraturan internasional.

4. Untuk memberikan kesejahteraan yang tinggi bagi karyawan yang

berdedikasi.

E. LAYANAN BIMBINGAN KECERDASAN SPIRITUAL PT. ISI

Bimbingan kecerdasan spiritual merupakan salah satu unsur terpenting

dalam kehidupan, jika seseorang sudah taat kepada Allah melalui bimbingan

kecerdasan spiritual tersebut maka kejujuran, akhlak yang mulia pun akan muncul

dari dalam dirinya. Demikian juga kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual yang

dilakukan terhadap karyawan di PT. ISI. Kegiatan keagamaan ini dilakukan secara

terus menerus dengan tujuan agar karyawan merasa tenang dalam menjalankan

tugasnya, dan merasa bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarga, perusahaan

11

http://www.indomuda.co.id/. Dikutip pada 12 Februari 2014.

Page 82: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

74

dan kepada Allah SWT. Kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI tidak

seperti kegiatan keagamaan di perusahaan lain sebagaimana umumnya. Kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI dilakukan 1 (satu) kali dalam

seminggu.12

Sebagaimana Mas Topan juga mengungkapan tentang kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI ini ;

“Setiap malam Jumat dan kegiatan tersebut biasanya dilakukan di

rumah Pimpinan Perusahaan PT. ISI (Bapak Ir. Hariyanto dan Bapak

Purnama Jarkomi), dan kalau pimpinan pergi ke luar negeri atau lagi

ada halangan maka kegiatan di lakukan di kantor yang di Prapanca”.13

Kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI dilakukan setiap

malam jumat, yang diadakan di rumah Pimpinan perusahaan, di rumah direktur

utama dan di rumah direktur perusahaan dan di kantor perusahaan. Kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI tidak seperti kegiatan bimbingan

spiritual yang dilakukan di perusahaan lain, dengan kata lain penuh dengan

ketentuan, kegiatan ini hanya bersifat internal oleh perusahaan PT. ISI dan

ketentuan yang dibuat pun hanya melibatkan pimpinan perushaan dan karyawan

serta yang sudah diundang.

Adapun seksi bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI ditugaskan

sebagaimana berikut :

1. Menyusun bahan/ materi bimbingan kecerdasan spiritual serta anggaran

sesuai dengan lingkup kegiatan.

12

Wawancara Pribadi dengan Bapak Purnama, Prapanca, 12 Februari 2014. Lokasi: di

Ruang Meeting SBU I PT. ISI 13

Wawancara Pribadi dengan Topan, Prapanca, 5 April 2014. Pukul 07:00-08:10. Lokasi:

Ruang Meeting, SBU III PT. ISI.

Page 83: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

75

2. Menyusun standar prosedur bimbingan kecerdasan spiritual secara

individu, kelompok dan massa.

3. Mengembangkan kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual oleh

pembimbing, karyawan dilingkungan sekitar perusahaan dengan perantara

surat undangan.

4. Melaksanakan bimbingan kecerdasan spiritual individu, kelompok dan

massa.

5. Melaksanakan bimbingan kecerdasan spiritual lanjut baik secara

controling, konsultasi dan pemantapan.

6. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan bimbingan

kecerdasan spiritual kepada pihak manajemen perusahaan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa).14

F. SARANA DAN PRASARANA PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

INTERNUSA)

PT. ISI memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut:

1. Kantor (ruang kerja)

2. Parkiran (Mobil dan motor)

3. Ruang bimbingan spiritual

4. Musholla

5. Toilet (Kamar mandi)

6. Tempat Wudu

14

Wawancara Pribadi dengan Budi Sulistiono (selaku koordinator kegiatan bimbingan

kecerdasan spiritual PT. ISI), Prapanca, 5 Mei 2014. Ruang Kerja Budi Sulistiono, SBU I PT. ISI.

Page 84: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

76

7. Ruang Meeting (SBU I, SBU III)

8. Ruang pertemuan15

G. KANTOR PT. ISI (INDOMUDA SATRIA ITERNUSA)16

1. Kantor Pusat I

Jl. K. H. Mansyur No. 98 Jakarta 10230 Indonesia

Phone. [+6221] 3915512-15

Fax. [+6221] 31922043

Email. [email protected]

[email protected]

2. Kantor II

Jl. Anggrek Cendrawasih XI No. 18

Kemanggisan Jakarta 11480 Indonesia

Phone. [+6221] 5328407, 5328335

Fax. [+6221] 5495207

3. Workshop

Kawasan Pergudangan Taman Tekno

Bumi Serpong Damai Blok L-2 No. 46

Tangerang 15322 Indonesia.

15

Hasil observasi Penulis (Prapanca: 2014) 16

PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

Page 85: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

77

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA

A. TEMUAN

1. Profil Subjek Penelitian

Berdasarkan dari jumlah data yang telah ditetapkan, ini penting

untuk diteliti, dikarenakan sebagai titik awal gambaran kondisi karyawan PT.

ISI (Indomuda Satria Internusa). Dengan demikian, pola dan bentuk

bimbingan kecerdasan spiritual pun dapat diselaraskan dan dibedakan antara

kondisi yang satu dengan lainnya.

a. Data berdasarkan karyawan tetap dan tidak tetap1

Tabel. 1

No Karyawan Jumlah

1 Tetap (T:I) 56 Orang

2 Tidak tetap (T:2) 68 Orang

Sumber : Data Karyawan PT. Indomuda Satria Internusa Februari 2014

Dari data di atas, diketahui bahwa jumlah karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) pada tahun 2014 sejumlah 124 orang. 56 orang

sebagai karyawan tetap atau permanen, dan 68 sebagai karyawan yang tidak

tetap. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa lebih banyak karyawan tidak

tetap dibanding karyawan yang tetap.

1 Wawancara Pribadi dengan Bapak Setia Budi (Sekretaris PT. ISI), Prapanca, 12

Februari 2014. Lokasi: Ruang Meeting SBU 1 PT. ISI.

Page 86: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

78

Dalam proses bimbingan kecerdasan spiritual yang sangat dianjurkan

untuk mengikutinya adalah karyawan yang tetap, tapi tidak mengapa jika

karyawan tidak tetap juga ingin mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan

spiritual tersebut. Hal ini dilakukan, karena karyawan yang tidak tetap lebih

sering berada di luar kota atau di mana proyek tersebut sedang berlangsung,

sehingga sangat tidak memungkinkan bagi karyawan yang tidak tetap untuk

bisa mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual tersebut.

b. Karyawan berdasarkan agama2

Tabel. 2

No Agama Jumlah

1 Islam 119 Orang

2 Kristen 5 Orang

Sumber : Data Karyawan PT. Indomuda Satria Internusa Februari 2014

Sejumlah data karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)

terdapat 5 orang yang beragama Kristen. Hal ini dipisahkan karena ketetapan

yang mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual adalah yang

beragama Islam, sedangkan yang beragam Kristen tidak. Hasil wawancara

dan obsrvasi penulis juga membuktikan bahwa yang selalu mengikuti

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa) adalah yang beragama Islam.

2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Setia Budi (Sekretaris PT. ISI), Prapanca, 12

Februari 2014. Lokasi: Ruang Meeting SBU 1 PT. ISI.

Page 87: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

79

c. Data berdasarkan karyawan tetap dan sudah lama bekerja3

Tabel. 3

No Karyawan tetap Jumlah

1

Karyawan tetap yang sudah lama bekerja

mulai dari tahun 2000

24 Orang

Sumber : Data Karyawan PT. Indomuda Satria Internusa Februari 2014

Dari data di atas dapat diketahui bahwa karyawan tetaplah yang bisa

secara rutin mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual, dan mereka

telah mulai bekerja di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) dari tahun 2000.

Hal ini dilakukan adalah untuk tujuan menentukan responden pada saat

wawancara akan dilakukan.

2. Pembimbing

Pembimbing adalah seorang yang bertugas memberikan arahan dan

masukan kepada para kliennya agar masalah yang dihadapi atau yang ada

pada klien tersebut dapat terselesaikan, dan berupaya agar klien dengan

arahan pembimbing dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungannya.

Secara umum, pembimbing harus memiliki wawasan dan

pengetahuan yang luas, namun tidak lepas juga pengamalan dari ilmu yang

telah ia miliki. Banyak ilmu dan banyak amal begitulah semestinya yang

terlihat dari seorang pembimbing, apalagi pembimbing agama dan spiritual.

3 Wawancara Pribadi dengan Bapak Setia Budi (Sekretaris PT. ISI), Prapanca, 12

Februari 2014. Lokasi: Ruang Meeting SBU 1 PT. ISI.

Page 88: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

80

Selayaknya pembimbing juga harus bisa menjawab atau menyelesaikan dari

berbagai macam bentuk masalah yang dihadapi oleh kliennya, bukan hanya

yang berkaitan dengan psikologis atau kejiwaan saja, tetapi yang berkaitan

dengan ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya, dengan tujuan agar

pembimbing tersebut bisa menjadi panutan dan pembimbing bagi kliennya

dan orang lain pada umumnya, karena akhir zaman ini permasalahan yang

muncul semakin kompleks.

Dalam hal ini, pembimbing di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)

adalah Bapak Wiwan R Setiawan, kelahiran Subang, 12 Maret 1969. Beliau

adalah pembimbing spiritual sekaligus Advisor di PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa). Beliau sebagai pembimbing di perusahaan ini sering dipanggil

dengan sebutan Pak Ustadz, atau Pak Hamim. Beliau ditugaskan sebagai

pembimbing spiritual terhadap karyawan untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual mereka, agar meningkatnya produktifitas kerja mereka, semangat,

kejujuran dan ketenangan dalam menghadapi masalah, sehingga kualitas

perusahaan pun terjaga dan otomatis profit pun akan meningkat.4

3. Terbimbing (peserta)

Terbimbing adalah seseorang yang mendapat bimbingan, arahan,

pembinaan dari pembimbingnya. Terbimbing yang dimaksud di sini adalah

para karyawan hingga pimpinan perusahaan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa). Secara khusus peserta kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual di

4 Wawancara Pribadi dengan Bapak Hamim (Pembimbing Kecerdasan Spiritual di PT.

ISI), Prapanca, 16 Maret. Lokasi: Ruang Bimbingan Kecerdasan Spiritual PT. ISI.

Page 89: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

81

PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) adalah para karyawan. Selain itu, ada

juga karyawan perusahaan lain yang mengikuti kegiatan bimbingan

kecerdasan spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa). Pada umumnya,

masyarakat sekitar ada juga yang ingin mengikuti kegiatan ini diperbolehkan

tanpa dipungut biaya apapun.

Adapun karyawan yang mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan

spiritual yang penulis jadikan responden diantaranya adalah :5

Tabel. 4

No Nama

Karyawan Usia Jabatan

Asal/

Suku

Lama

Mengikuti

1

Agus

Sugiharto

Lk 33 Thn Project Manager

Madura

(Madura)

8

Tahun

2

Budi

Sulistiono

Lk 43 Thn

Staff

Procurement

Jawa Timur

(Jawa)

7

Tahun

3

M. Nelson

Simanjuntak

Lk 51 Thn HRD Manager

Sumut

(Batak)

7

Tahun

4 Tofan Efendi Lk 25 Thn HRD Staff

Sumsel

Melayu

3.5

Tahun

5 Feri Afriady Lk 43 Thn Finance staff

Jawa Barat

(Sunda)

8

Tahun

6 Supriyadi Lk 48 Thn Site manager Jawa Timur

(Jawa)

8 Tahun

5 Wawancara Pribadi dengan Bapak Setia Budi (Sekretaris PT. ISI), Prapanca, 12

Februari 2014. Lokasi: Ruang Meeting SBU 1 PT. ISI.

Page 90: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

82

7 Jubad Lk 42 Thn HRD Contractor

Jawa Timur

(Jawa)

8 Tahun

8 Prayitno Lk 52 Thn Konstruksi

Jawa Timur

(Jawa)

8 Tahun

Sumber : Data Karyawan PT. Indomuda Satria Internusa Februari 2014

Dari beberapa karyawan di atas penulis mengajak mereka untuk

menceritakan masalah yang pernah mereka konsultasikan kepada

pembimbing spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa). Adapun dari

mereka yang pernah konsultasi tentang masalah yang mereka hadapi kepada

pembimbing adalah : yang pertama, Agus Sugiharto (Ugik), dan yang kedua,

yaitu Budi Sulistiono.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Agus Sugiharto yang

telah mengkonsultasikan seputar masalah yang sedang ia hadapi kepada

pembimbing.

“Kejadian ini baru beberapa minggu yang lalu. Hari Jum’at, 5 April

2014. Waktu itu saya konsultasi ke Pak Hamim tentang orang tua

saya yang sedang lagi sakit.

Agus : Pak, Ayah saya lagi sakit sekarang di Madura.

Pembimbing : Sakit apa Pak?

Agus : Kata ibu saya sakit gulanya kambuh. Waktu itu

Pak Hamim juga ngasih tau obatnya, tapi saya lupa. Saya juga minta

saran ke Pak Hamim sebaiknya saya pulang gak Pak, saya bilang

gitu?

Pembimbing : Gak usah Pak.

Kemudian sorenya ibu saya ngabari lagi, kalau Ayah sudah masuk

rumah sakit.

Agus : Saya belilah tiket Pesawat, dan saya kasih tahulah

ke Pak Hamim hari sabtu saya pulang ke Madura. Mau melihat Ayah

saya.

Page 91: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

83

Pembimbing : Iya Pak Ugik, Semoga Bapak cepat sembuh dan

saya berdoa’ kepada Allah. Semoga selamat diperjalanan.

Malamnya ibu saya ngasih tau saya lagi, kalau Bapak dah

meninggal.

Agus : Malam itu juga saya beli tiket pesawat ke

Surabaya, biarlah tiket yang pertama itu hangus. Saya beli tiket lagi

untuk saya dan istri saya. Saya teleponlah Pak Hamim meminta agar

di bacakan Fatihah kepada orang tua saya.

Pembimbing : Iya Pak, Insya Allah nanti saya bacakan bersama

kawan-kawan.6

Selain Agus Sugiharto, Budi Sulistiono juga misalnya, dia juga

sering meminta pendapat sekaligus bimbingan dari pembimbing spiritual di

PT. ISI (Indomuda Satria Internusa). Budi Sulistiono menceritakan dan

meminta bimbingan dari pembimbing tentang peningkatan spiritual yang

dialaminya, karena semakin lama ia mengikuti bimbingan kecerdasan

spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), ia menemukan hal-hal positif

baru yang belum pernah ia alami sebelumnya. Sebagaimana hasil wawancara

penulis dengan Budi Sulistiono di bawah ini :

“Kalau saya sering konsultasi ke Pak Hamim paling tentang Tauhid

ataupun Makrifat. Saya menanyakan kepada beliau. Bagaimana saya

bisa menemukan jati diri yang sebenarnya. Pak Hamim jawab,

perbanyakalah berzikir dan tafakur. Saya bilang, hanya itu Pak. Pak

Hamim bilang, ia Pak, semoga dengan pengalaman itu Bapak lebih

meyakini tentang keesaan Allah, karena ketika orang sudah mau

mengenal jati dirinya, insya Allah dia gak lama lagi akan merasakan

dan menikmati keberadaan Allah dalam dirinya, sekian banyak orang

yang mengikuti kegiatan bimbingan spiritual, mungkin hanya sedikit

yang dipilih dan terpilih, Alhamdulillah Bapak Masuk di dalamnya.

Kalau masalah pekerjaan saya tidak terlalu memikirkan, cukup

dijalani aja dengan ikhlas dan jujur, kalau masalah istri dan anak

serahkan kepada Allah saja.

Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan Mas Ismail”.7

6 Wawancara Pribadi dengan Sugiharto, Prapanca, 5 Mei 2014. Lokasi: di Ruang Kerja

Sugiharto.

Page 92: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

84

Hasil wawancara di atas sebagai bukti bahwa karyawan di PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) selain mereka mengikuti kegiatan bimbingan

kecerdasan spiritual, mereka juga sering konsultasi seputar masalah yang

sedang dan akan mereka hadapi, baik masalah pribadi, keluarga dan

pekerjaan. Dengan keberadaan pembimbing spiritual di PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa) serta metode direktif yang digunakan sebagai penunjang

berjalannya kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual di PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa).

Tempat adalah merupakan suatu penentu untuk berjalannya kegiatan

bimbingan. Tempat yang sering digunakan untuk melakukan kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa), yaitu di kantor PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), Jl. Prapanca

Raya Blok: P. I No. 116 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kemudian di

rumah Direktur Utama, yaitu berlokasi di Jl. Intan Ujung No. 7 B, Cilandak,

Jakarta Selatan dan di rumah Direktur Perusahaan, yaitu berlokasi di

Komplek Puspita Loka Blok: L/1 No 17, BSD, Tangerang.

Sebagaimana hasil wawancara penulis :

“Awal memang kita lakuin di kantor. Setelah melihat

perkembangan pengikut juga semakin banyak, berganti ke tempat

pimpinan kita yaitu Pak Haji Purnama. Di samping ada juga

permintaan Pak Hariyanto selaku Direktur Utama dari PT.

Indomuda sendiri untuk dilakukan dirumahnya”.8

7 Wawancara Pribadi dengan Budi Sulistiono, Prapanca, 5 Mei 2014. Ruang Kerja Budi

Sulistiono, SBU I PT. ISI. 8 Wawancara Pribadi dengan Budi Sulistiono, Prapanca, 14 Maret 2014. Pukul 18:58-

19:20. Lokasi: Ruang Kerja Budi Sulistiono, SBU I PT. ISI.

Page 93: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

85

Kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) dilaksanakan pada malam jum’at. Malam jum’at

pertama dilaksanakan di rumah Direktur PT. ISI (Indomuda Satria Internusa),

Ir. H. Purnama Jarkomi yang berlokasi di BSD, malam Jum’at berikutnya

dilaksanakan di rumah Direktur Utama PT. ISI (Indomuda Satria Internusa),

Ir. H. Haryanto yang berlokasi di Cilandak, kemudian pada malam jum’at

selanjutnya dilaksanakan di kantor PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) yang

berlokasi di Prapanca.

Mengenai waktu yang dilakukan selama bimbingan, sekitar 2 (dua)

jam. Hal ini berdasarkan dari hasil wawancara penulis dengan responden.

“Biasanya kegiatan bimbingan spiritual itu pada malam Jumat

dimulai pukul 22:00 s/d 00:00. Bisa juga lebih, tapi jarang sekali”.9

Adapun waktu atau durasi yang digunakan pada saat pelaksanaan

bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa), lebih kurang 2 sampai 3 jam. Sedangkan pada saat sefty tok

dilakukan hanya 5 atau sampai 7 menit. Sedangkan untuk bimbingan

kecerdasan spiritual untuk person (pribadi) tidak dijadwalkan, hanya sesuai

dengan jadwal yang ditentukan oleh pembimbing dan yang terbimbing.

Media ataupun alat bantu yang digunakan dalam proses bimbingan

kecerdasan spiritual bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)

adalah ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. Selain itu, alat bantu pendukung lain

9 Wawancara Pribadi dengan Topan Efendi, Prapanca, 5 April 2014. Pukul 07:00-08:10.

Lokasi: Ruang Kerja Budi Sulistiono, SBU I PT. ISI.

Page 94: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

86

yang sering digunakan adalah pengeras suara, laptop, proyektor, sound

system dan alat bantu lainnya.

Faktor pendukung dan penghambat dalam suatu kegiatan bimbingan

adalah suatu hal yang tidak bisa dinafikan, namun kesuksesan akan tercapai

apabila hambatan tersebut bisa diselesaikan dengan sebaik mungkin.

Demikian juga dengan kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual yang

dilakukan di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), tidak lepas dari faktor

pendukung dan penghambat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

dengan para karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) yang mengikuti

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual, penulis menyimpulkan bahwa ada

beberapa hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat di dalam

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual bagi karyawan PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa).

a. Faktor pendukung

1) Sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis diketahui

terdapat sarana dan prasarana yang memadai juga merupakan suatu

lingkungan yang bersih dan rapi pada saat kegiatan bimbingan kecerdasan

spiritual dilaksanakan. Sarana dan prasarana tersebut antara lain

tersedianya ruang indoor yang dapat menampung semua peserta

terbimbing serta tersedianya konsumsi setelah peserta selesai mengikuti

Page 95: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

87

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual tersebut. Sebagaimana

pengakuan karyawan di bawah ini :

Faktor penunjangnya adalah karyawan/ jamaah diberikan fasilitas

seperti rumah untuk berzikir & karyawan/ jamaah disediakan

transportasi seperti mobil, motor & disediakan konsumsi bagi para

jamaah yang hadir.10

2) Team work

Tim kerja di sini adalah koordinator kegiatan bimbingan

kecerdasan spiritual dan Direktur. Koordinator di sini ditugaskan oleh

direktur Utama dan Direktur PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) untuk

menginformasikan kepada peserta terbimbing tentang tempat dan waktu

akan dilaksanakannya kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual.

Kerjasama yang baik di antara para karyawan dalam mengikuti

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual terjalin dengan baik. Mereka

menjaga solidaritas, kedisiplinan serta saling membantu dalam

membagikan konsumsi kepada peserta terbimbing yang hadir. Mereka

mempunyai semangat dan kemauan yang tinggi.

Dari hasil observasi penulis, penulis melihat kemauan dan

semangat yang tinggi dari para karyawan pada saat mengikuti bimbingan

kecerdasan spiritual sangat antusias.

b. Faktor penghambat

1) Terbenturnya waktu bimbingan dengan jam kerja karyawan

10

Wawancara Pribadi dengan Mas Topan, Prapanca, 5 April 2014. Lokasi: Ruang

Meeting SBU 1 PT. ISI.

Page 96: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

88

Pada saat-saat tertentu adakalanya sebagian karyawan yang

bertugas ke luar kota, sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan bimbingan

kecerdasan spiritual tersebut.

2) Kondisi fisik

Faktor kondisi fisik di sini hanya bersifat individu, hasil

wawancara yang penulis dapatkan, hanya beberapa responden yang

menganggap kondisi fisik yang lelah, ngantuk sebagai faktor penghambat

dalam mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual tersebut.

Namun kebanyakan dari responden mengatakan bahwa faktor

penghambat dalam mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual

tersebut tidak ada apabila ada kemauan dan semangat yang tinggi. Hal di

atas berdasarkan jawaban dari responden pada saat melakukan

wawancara, sebagaimana di bawah ini :

“Kalau faktor-faktor yang menghambat itu sebenarnya secara

pribadi itu, secara personal ya. Dalam artian kalau kita

membicarakan secara pribadi menghambat mungkin karena

kemauan pribadi masing-masing ada yang memang tertarik untuk

mau mengikuti ada yang memang ogah-ogahan atau cuman

sekedar enggaan atau sungkan karena yang lain ikut dia tidak ikut,

jadi ikut-ikutan aja. Terus, kalau faktor lain karena mungkin kita

sebagai karyawan ini kan memang sudah memaksimalkan aktivitas

kerja. Ya kurang lebih delapan jam kerja kita sudah beraktivitas

otomatis kan sedikit banyak merasa capek, ngantuk itu pasti ada.

Sementara kita melakukan zikir itu harus menunggu lama lagi jam

22.00 itu nahan kantuk akhirnya kebanyakan itu tadi, malas jadi

ngantuk. Disamping juga mungkin kalau yang tidak pas kondisi di

kantor faktor jarak. Kebanyakan kita kan sebagai karyawan banyak

Page 97: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

89

rumahnya yang tidak satu daerah maksudnya tidak satu area tetap

pisah-pisah”.11

B. METODE DIREKTIF UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN

SPIRITUAL KARYAWAN PT. ISI

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan,

metode bimbingan kecerdasan spiritual yang pembimbing lakukan di PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa) menggunakan metode direktif yang dilakukan untuk

perorangan (individu) dan bimbingan kelompok pada saat-saat tertentu.

Sebagaimana hasil wawancara penulis :

“Sebetulnya (pengarahan, bimbingan) ini, apa yang kamu

sampaikan itu sudah kita lakukan, maupun bentuk perorangan ya,

kelompok maupun secara perusahaan. Tapi ini lebih kita titik

beratkan kepada pembinaan itu. Pembinaan dan hubungannya nanti

bisa kepada sumber daya manusia, bagaimana membuat orang atau

manajemen, namun orang-orang di sekitar kita itu memahami

tentang nilai-nilai ketuhanan dan dia bisa diimplementasikan pada

saat bekerja”.12

Dari hasil wawancara di atas penulis menemukan jawaban bahwa metode

yang dilakukan di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) bukan hanya metode

direktif saja tetapi meliputi metode bimbingan kelompok yang dilakukan pada

saat-saat tertentu. Hasil dari responden lain juga mengatakan :

“Dari sisi jiwa, dari sisi rohani itu dengan berzikir. Dengan metode

pengarahan atau mengarahkan mereka untuk berzikir. Bagaimana

caranya dengan zikir kan jiwa kita akan tenang otomatis dengan

jiwa kita tenang itu bekerja kita akan lebih nikmat, dalam bekerja

kita akan lebih gampang menyelesaikan masalah dan masalah itu

11

Wawancara Pribadi dengan Budi Sulistiono, Prapanca, 14 Maret 2014. Pukul 18:58-

19:20. Lokasi: Ruang Kerja Budi Sulistiono, SBU I PT. ISI. 12

Wawancara Pribadi dengan Nelson, Prapanca, 19 Maret 2014. Pukul 10:12-11:22.

Lokasi: Ruang Meeting, SBU III PT. ISI.

Page 98: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

90

akan selesai dengan sendirinya sebelum kita menyelesaikan

masalah itu”.13

Jawaban dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa bimbingan

kecerdasan spiritual yang dilakukan di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)

meliputi pengetahuan agama hingga pada pengarahan kepada zikir (makrifat).

Secara umum, metode direktif adalah salah satu metode yang digunakan

bagi karyawan yang mengalami kesulitan dalam memahami dan memecahkan

masalahnya. Pengarahan yang diberikan pembimbing ialah memberikan secara

langsung jawaban-jawaban terhadap faktor-faktor yang dianggap menjadi

timbulnya masalah pada karyawan tersebut. Kemudian pembimbing membantu

mengarahkan karyawan kepada kemungkinan atau peluang-peluang yang bersifat

bermanfaat sesuai dengan kemampuan terbimbingnya.

Untuk mengetahui kenapa metode pengarahan zikir yang dilakukan

pembimbing di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), dapat dipahami dari hasil

wawancara penulis dengan responden.

“Dengan zikir kita merasa dekat dengan sang pencipta dan selalu

dalam lindungan serta pengawasan-Nya, serta rukiyah dapat

menetralisir penyakit-penyakit hati”.14

Selain di atas, ada juga yang mengatakan :

“Sejauh ini metode zikir itu kita ambil atau lakukan karena memang

lebih efektif menenangkan jiwa, mencerdaskan otak juga. Disamping

itu juga mencerdaskan religi kita, mengasah untuk lebih cerdas”.15

13

Wawancara Pribadi dengan Sugiharto, Cinangka, Sawangan, 16 Maret 2014. Pukul

19:20-20:16. Lokasi: di Rumah Kediaman Bapak Sugiharto (Wismamas Blok E- 1 No.18). 14

Wawancara Pribadi dengan Jubad, Prapanca, 19 April 2014. Pukul 12:28-13:25.

Lokasi: Ruang Meeting, SBU III PT. ISI.

Page 99: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

91

Dengan kata lain dapat dipahami bahwa metode pengarahan zikir ini

sudah efektif diterapkan bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa),

karena di sini mereka bisa mengungkapkan semua keluhan atau masalah yang

dihadapi serta mendapatkan solusi yang bersifat spiritual.

Dalam menyampaikan materi di berbagai kegiatan keagamaan atau

aktivitas agama banyak metode yang digunakan oleh para da’i dan pembimbing.

Namun, adakalanya metode tersebut sesuai dan tidak sesuai, selain itu ada juga

metode yang bersifat umum untuk seluruh sasaran dan ada juga yang bersifat

khusus untuk individu atau kelompok. Metode yang dipilih untuk menyampaikan

pesan seputar kecerdasan spiritual sangat berdampak apabila metode yang

digunakan sesuai dengan harapan atau keinginan khalayak sasaran.

Metode direktif yang diterapkan disini memang bukan sepenuhnya

menggunakan metode direktif adakalanya pembimbing juga menggunakan

metode yang lain seperti bimbingan kelompok. Namun, dipenghujung kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual metode yang tidak pernah luput dari kegiatan ini

adalah metode direktif. Metode direktif dilakukan pada saat zikir dan ruqyah16

akan dilaksanakan. Pada saat kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual tersebut

berlangsung, seorang pembimbing mengarahkan kliennya untuk bisa beraudiensi

dengan Allah melalui zikir. Di sini, seorang pembimbing hanya mengarahkan

tidak memaksa agar kliennya bisa beraudiensi dengan Allah, karena tugas

15

Wawancara Pribadi dengan Budi Sulistiono, Prapanca, 14 Maret 2014. Pukul 18:58-

19:20. Lokasi: Ruang Kerja Budi Sulistiono, SBU I PT. ISI. 16

Ruqyah: azimat, tangkal, penangkal dari gangguan Jin.

Page 100: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

92

pembimbing hanya sampai di situ. Tetapi bagi klien yang belum bisa beruadiensi

dengan Allah melalui zikir, maka pembimbingpun akan memberi arahan kepada

klien, terkait tips atau cara apa yang harus dilakukan, sehingga klien tersebut tetap

mau, mampu berusaha agar bisa beraudiensi dengan Allah hingga pada akhirnya

dia tahu siapa dirinya dan Tuhannya, sebagaiaman yang sering dijelaskan Ustadz :

“Siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya”.

Dengan efektifnya kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual bagi

karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) untuk meningkatkan

kecerdasan spiritual, maka memberikan beberapa hasil dan manfaat. Secara

umum dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan.

“Ya manfaatnya sangat banyak ya. Terutama kita kan mengalami

perubahan hidup atau perilaku dan kita sudah merasa dekat dengan

Tuhan gitu. Jadi setiap aktivitas kita itu tidak ada yang

mengendalikan kita kecuali yang punya hidup. Jadi kita merasa

nyaman dan merasa enak, tidak merasa mengeluh lagi, atau merasa

susah lagi. Kita sudah mensyukuri hidup ini sekalipun gaji kita kecil

sudah kita syukuri, karena ini rizki yang diberikan sama Allah. Jadi

merasa nyaman tentunya”.17

Hal lain diungkapkan oleh Sugiharto :

“Sangat banyak. Yang pertama dari sisi pengetahuan syariat. Ilmu-

ilmu syariat itu kan sangat luas, sangat luas. Sedangkan pengetahuan

kita pribadi kan sangat sedikit. Itu yang pertama dari sisi syariat kita

sangat banyak mendapat tambahan ilmu. Kemudian dari sisi

spiritual, kejiwaan, ruhani itu jadi kita lebih tenang. Kita lebih jadi

nyaman dalam bekerja.

Secara fisik otomatis dengan jiwa kita itu tenang otomatis fisik kita

juga akan lebih sehat”.18

17

Wawancara Pribadi dengan Nelson, Prapanca, 19 Maret 2014. Pukul 10:12-11:22.

Lokasi: Ruang Meeting, SBU III PT. ISI. 18

Wawancara Pribadi dengan Sugiharto, Cinangka, Sawangan, 16 Maret 2014. Pukul

19:20-20:16. Lokasi: di Rumah Kediaman Bapak Sugiharto (Wismamas Blok E- 1 No.18).

Page 101: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

93

Para karyawan merasakan banyak manfaat yang mereka dapatkan setelah

mengikuti kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual tersebut, sebagaimana dari

hasil wawancara penulis di atas dapat disimpulkan diantaranya :

1. Kesehatan secara fisik

2. Merasa tenang dan nyaman secara rohani

3. Perubahan perilaku menjadi lebih baik19

4. Menambah ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu

umum20

5. Menambah produktivitas kerja

6. Menambah etos kerja

7. Menambah peningkatan dalam hal ibadah kepada Allah

8. Merasa selalu diawasi Allah, dan merasa dekat dengan Allah

19

Wawancara Pribadi dengan Nelson, Prapanca, 19 Maret 2014. Pukul 10:12-11:22.

Lokasi: Ruang Meeting, SBU III PT. ISI. 20

Wawancara Pribadi dengan Budi Sulistiono, Prapanca, 14 Maret 2014. Pukul 18:58-

19:20. Lokasi: Ruang Kerja Budi Sulistiono, SBU I PT. ISI.

Page 102: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

94

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai

analisis metode direktif bagi karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)untuk

meningkatkan kecerdasan spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), Jl.

Prapanca Raya Blok: P. I No. 116 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, diperoleh

fakta mengenai metode direktif yang diterapkan bagi karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa):

1. Munculnya metode direktif yang diterapkan di PT. ISI (Indomuda

Satria Internusa) karena tidak terbatasnya waktu dan tempat bagi

karyawan PT. ISI (Indomuda Satri Internusa) pada saat bimbingan

kecerdasan spiritual.

2. Karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)merasa terbukadalam

menyampaikan masalah dan keluhan yang mereka hadapi, baik

masalah pekerjaan maupun masalah yang lain, karena para karyawan

dihadapkan langsung (face to face) dengan pembimbing spiritual yang

ditugaskan di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), yang menggunakan

metode direktif sebagai metode utamanya.

3. Metodedirektif dapat menanggulangi permasalahan perbedaan latar

belakang karyawan yang cukup variatif. Hal ini disebabkan oleh

peluang yang diberikan pada metode direktif ini untuk menyampaikan

Page 103: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

95

pertanyaan sesuai dengan kebutuhan karyawan itu sendiri. yang

diterapkan di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) para karyawan

merasa tidak jenuh (membosankan) pada saat bimbingan dilakukan,

karena metode ini diterapkan dengan santai tapi masuk akal. Dengan

adanya metode ini merekamerasa lebih enjoy dalam menerima ilmu

pengetahuan agama yang disampaikan.

4. Metode direktif yang digunakan pembimbing bisa digunakan sebagai

salah satu upaya untuk selalu mengingatkan para karyawan PT. ISI

(Indomuda Satria Internusa)tentang bagaimana bekerja itu semata-

mata bukan hanya mencari nafkah, tetapi merupakan pengabdian

kepada nusa, bangsa dan terutama kepada Tuhan yang Maha Esa.

Berdasarkan hal itu mereka bekerja secara baik, loyal, bukan hanya

loyal kepada perusahaan, tapi loyal juga kepada diri mereka sendiri

dan terutama kepada Tuhan.

Selanjutnya, bagaimana respon karyawan PT. ISI (Indomuda Satria

Internusa)terhadap metode direktif yang diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Mayoritas karyawan PT. ISI(Indomuda Satria Internusa)menjawab

“sangat bagus, sangat baik”. Artinya, respon karyawan PT.

ISI(Indomuda Satria Internusa)terhadap metode direktif yang

diterapkan sangatlah postif. Namun, sebagian lain memberikan respon

yang baik, karena mereka merasa metode ini efektif dalam

menyampaikan bimbingan kecerdasan spiritual. Merekajuga

Page 104: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

96

menganggap metode ini merupakan hal yang baru mereka temui di

beberapa perusahaan yang mereka pernah bekerja di dalamnya.

2. Pengaruh yang dirasakan oleh karyawan saat mengikuti kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual melalui metode direktif,di antaranya

adalah hati yang tenang, perubahan perilaku, jasmani yang sehat dan

merasa nyaman dalam bekerja.

B. SARAN

Dari hasil penelitian yang berjudul “Analisis Metode Direktif Bagi

Karyawan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa) Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual”, maka saran-saran pun ingin penulis sampaikan

kepadasegenap pengurus perusahaan PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)agar

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual ini tetap harus ditekankan bagi para

karyawan, agar kinerja dan produktivitas kerja mereka semakin bertambah dan

lebih bagus, sehingga dengan berlanjutnya kegiatan bimbingan kecerdasan

spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa)dapat memberikan banyak manfaat

dan hasil positif, baik kepada perusahaan, begitu juga kepada para karyawan.

Selanjutnya, untuk pembimbing agar lebih meningkatkan serta

mengingatkan para karyawan agar selalu mengikuti kegiatan bimbingan

kecerdasan spiritual di PT. ISI (Indomuda Satria Internusa), karena kegiatan

bimbingan spiritual ini bukan seperti kegiatan bimbingan lain pada umumnya.

Kegiatanbimbingan kecerdasan spiritual ini bertujuan untuk mengingatkan para

karyawan untuk jujur dalam bekerja, semangat, rajin dan ikhlas. Selain itu,

kegiatan bimbingan kecerdasan spiritual ini memperkenalkan dan mengajak para

Page 105: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

97

karyawan untuk mengenal Allah melalui tahapan syariat, tarikat, hakikat, makrifat

hingga pada puncaknya, yaitu bertauhid atau mentauhidkan Allah Swt, baik dalam

bekerja maupun aktivitas lainnya.

Page 106: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

98

DAFTAR PUSTAKA

BUKU, SKRIPSI :

Abudin, H. Nata. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, cet ke-9.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Bulan Bintang.

B., Purwakania Hasan, Aliah. 2008. Psikologi Perkembangan Islami Menyingkap

Rentang Kehidupan Manusia dari Prakelahiran Hingga Pascakematian.

Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Daradjat, Zakiah. 2002. Psikoterapi Islami. Jakarta: Bulan Bintang.

Hamdani, Bakrah M. Adz-Dzaky. 2002. Konseling dan Psikoterapi Islam

(Penerapan Metode Sufistik). Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Hanafi, A. 1983. Filsafat Skolastik. Jakarta: Pustaka Alhusna.

Husman, Husaini. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Jalil, Abdul, M. EI,. Spiritual Enterpreneurship Transformasi Spiritualitas

Kewirausahaan. Yogyakarta: LkiS Cemerlang.

Joko, P. Subagyo. 2006. Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Kutha, Nyoman, Ratna. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lutfi, M,. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam.

Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Maulana, Achmad dkk,. 2009. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.

Mappiare, Andi A.T,. 2006. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Madjid, Nurcholish et. al,. 2005. Kehampaan Spiritual Masyarakat Modern:

Respon dan Transformasi Nilai-Nilai Islam Menuju Masyarakat Madani.

Jakarta : PT Mediacita.

Munir, Samsul, Amin. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: PT.

Perpustakaan Nasional.

Page 107: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

99

Murtadho, H. Hadi,. 2011. Tiga Guru Sufi Tanah Jawa (Wejangan-Wejangan

Ruhani Abuya Dimyathi Banten, Syaikh Romli Tamim Rejoso, Syaikh

Muslih Mranggen). Yogyakarta PT. LkiS Printing cemerlang, cet-ke I.

Rama, Tri K,. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung.

Safuri, Rafy. 2009. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta:

Rajawali Pers.

Supriatna, Maman. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi:

Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor, Jakarta: Rajawali

Press.

Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian

Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Syaodin, Nana, Sukmadinata. 2007. Bimbingan & Konseling Praktek. Bandung:

Maestro, 2007.

Skripsi Arie Mutya Wulan sari (0052019823). 2008. Pelaksanaan Bimbingan

Islam dalam Mengembangkan kecerdasan Spiritual Kaum Dhuafa di

Yayasan Irtiqo Kebajikan Ciputat Tangerang.

Wibowo, Istiqomah, Dipl, Soc. Plan dkk,. 2011. Psikologi Komunitas. UI Depok:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi

(LPSP3), Cet ke-1.

Wojowasito, S – Poerwadarminta, W.J.S,. Kamus Lengkap Inggeris- Indonesia-

316 hal Indonesia- Inggeris – 332 hal. Bandung: Penerbit Hasta.

Tumanggor, Rusmin. 2005. Agama di Kawasan Industri. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

MEDIA MASSA (INTERNET) :

http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/270-triangulasi-dalam-

penelitian-kualitatif.html. Dikutip pada hari Selasa, 21 Januari 2014,

pukul: 20:29.

http://8tunas8.wordpress.com/2011/07/23/metode-penelitian-triangulasi/ Dikutip

pada hari Selasa, 21 Januari 2014, pukul: 20:08

http://www.spiritual-astrology-reading.com. Dikutip pada hari Selasa, 26 Maret

2014, Pukul : 00:29

Page 108: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

100

http://www.gelombangotak.com/manfaat- kecerdasan- spiritual (SQ).htm. Dikutip

pada hari Selasa, 26 Maret 2014, Pukul : 00:44.

http://www.indomuda.co.id/. Dikutip pada 12 Februari 2014.

PT. Indomuda Satria Internusa, Profil PT. ISI, (Jakarta Selatan: 2014).

WAWANCARA :

Hasil observasi Penulis (Prapanca: 2014).

Wawancara Pribadi dengan Bapak Purnama, Prapanca, 12 Februari 2014. Lokasi:

di Ruang Meeting SBU I PT. ISI.

Wawancara Pribadi dengan Topan, Prapanca, 5 April 2014. Pukul 07:00-08:10.

Lokasi: Ruang Meeting, SBU III PT. ISI.

Wawancara Pribadi dengan Budi Sulistiono (selaku koordinator kegiatan

bimbingan kecerdasan spiritual PT. ISI), Prapanca, 5 Mei 2014. Ruang

Kerja Budi Sulistiono, SBU I PT. ISI.

Wawancara pribadi dengan Pak Setia Budi (Sekretaris PT. ISI), Jakarta, 12

Februari 2014.

Wawancara pribadi dengan Pak Ustadz Hamim (Pembimbing Kecerdasan

Spiritual di PT. ISI), Jakarta, 16 Maret 2014.

Wawancara Pribadi dengan Sugiharto, Prapanca, 5 Mei 2014. Lokasi: di Ruang

Kerja Sugiharto.

Wawancara Pribadi dengan Nelson, Prapanca, 19 Maret 2014. Pukul 10:12-11:22.

Lokasi: Ruang Meeting, SBU III PT. ISI.

Wawancara Pribadi dengan Jubad, Prapanca, 19 April 2014. Pukul 12:28-13:25.

Lokasi: Ruang Meeting, SBU III PT. ISI.

Page 109: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Publikasi PT. ISI melalui media online.

a. Web

- http://www.indomuda.co.id/

- https://foursquare.com/v/pt-indomuda-satria-

internusa/4d8960b999c2a1cdd6c27ad7

b. Facebook

- https://www.facebook.com/pages/PT-INDOMUDA-SATRIA-

INTERNUSA/117240784973262

PT. INDOMUDA

SATRIA

INTERNUSA

Perusahaan

Facebook © 2014 · Bahasa Indonesia

Page 111: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

103

2. Dokumentasi ruangan bimbingan kecerdasan spiritual bagi

karyawan PT. I.

Page 112: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

104

Page 113: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

105

3. Dokumentasi konsultasi salah satu karyawan PT. ISI dengan

pembimbing spiritual di PT. ISI.

Page 114: ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26798/1/ISMAIL...ANALISIS METODE DIREKTIF BAGI KARYAWAN PT. ISI (INDOMUDA SATRIA

106

4. Dokumentasi kegiatan bimbingan kecerdasan spirtual bagi

karyawan PT. ISI.