analisis masalah & li

10
Analisis Masalah 1(A) Apa akibat menderita DM tipe 1 pada usia 14 tahun ? Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan karena kerusakan sel beta pancreas yang bertugas menghasilkan insulin, karena sel beta tidak dapat menghasilkan insulin sehingga penderita DM tipe 1 ini harus menerima injeksi insulin setiap harinya. . Konsekuensinya adalah manifestasi efek hipoglikemia pada otak. Otak membutuhkan pasokan glukosa terus-menerus sebagai nutrisinya, selain itu penyerapan glukosa pada otak tidak tergantung hormon insulin. Pada kelebihan insulin, glukosa yang terdorong masuk ke dalam sel-sel dependen insulin jauh lebih banyak dari seharusnya. Akibatnya, kadar glukosa darah menurun dan tidak tersedia cukup glukosa untuk disalurkan ke otak. Pada hakikatnya otak mengalami kelaparan sehingga gejala yang muncul berkaitan dengan depresi fungsi otak, yang jika cukup parah, dapat mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Pengidap diabetes dapat pingsan bahkan meninggal akibat koma ketoasidosis diabetik disebabkan hipoglikemia akut karena syok insulin. 1(C) Apa ciri fisik dari penderita dm tipe 1? Gejala DM tipe 1 pada anak timbul secara tiba-tiba. Berat badan menurun secara drastis meskipun anak banyak makan, banyak minum dan banyak buang air kecil. Anak yang tadinya tidak mengompol kini mengompol lagi. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali ialah tanda-tanda akibat hiperglikemia, glikosuria, dan ketoasidosis. Anak-anak

Upload: bayuardianto

Post on 17-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sippp

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Masalah & LI

Analisis Masalah

1(A) Apa akibat menderita DM tipe 1 pada usia 14 tahun ?

Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan karena kerusakan sel beta pancreas yang bertugas

menghasilkan insulin, karena sel beta tidak dapat menghasilkan insulin sehingga penderita

DM tipe 1 ini harus menerima injeksi insulin setiap harinya. . Konsekuensinya adalah

manifestasi efek hipoglikemia pada otak. Otak membutuhkan pasokan glukosa terus-menerus

sebagai nutrisinya, selain itu penyerapan glukosa pada otak tidak tergantung hormon insulin.

Pada kelebihan insulin, glukosa yang terdorong masuk ke dalam sel-sel dependen insulin jauh

lebih banyak dari seharusnya. Akibatnya, kadar glukosa darah menurun dan tidak tersedia

cukup glukosa untuk disalurkan ke otak. Pada hakikatnya otak mengalami kelaparan sehingga

gejala yang muncul berkaitan dengan depresi fungsi otak, yang jika cukup parah, dapat

mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Pengidap diabetes dapat pingsan bahkan

meninggal akibat koma ketoasidosis diabetik disebabkan hipoglikemia akut karena syok

insulin.

1(C) Apa ciri fisik dari penderita dm tipe 1?

Gejala DM tipe 1 pada anak timbul secara tiba-tiba. Berat badan menurun secara drastis

meskipun anak banyak makan, banyak minum dan banyak buang air kecil. Anak yang

tadinya tidak mengompol kini mengompol lagi.

Tanda-tanda yang paling mudah dikenali ialah tanda-tanda akibat hiperglikemia, glikosuria,

dan ketoasidosis. Anak-anak juga menjadi irritable, mudah marah, dan sering ngambek,

namun gejala utama hiperglikemia ialah akibat diuresis osmotik dan glikosuria. Glikosuria itu

sendiri merupakan peningkatan frekuensi dan volume urin (poliuri) sehingga sering membuat

anak-anak sering mengompol di malam hari. Gejala ini mudah dikenali pada bayi karena se-

ring sekali minum dan banyak sekali urin pada diapernya.

Polidipsia terjadi karena terdapat diuresis osmotik sehingga menyebabkan dehidrasi.

Penurunan berat badan terjadi karena terjadi pemecahan lemak dan protein dalam jumlah

banyak, meskipun nafsu makan anak relatif normal.

Gejala lain yang sangat perlu dikenali ialah gejala-gejala pada ketoasidosis, yakni dehidrasi

berat, tercium bau keton di mulut, napas asidosis (Kussmaul) yang mirip respiratory distress,

nyeri abdomen, muntah, somnolen hingga koma. Selain itu anak juga akan rentan terhadap

Page 2: Analisis Masalah & LI

infeksi karena terdapat penurunan imunitas akibat hiperglikemia, terutama infeksi saluran

napas, saluran kemih, dan kulit, sehingga dapat ditemukan kandidosis. Yang paling sering

dan mudah dikenali ialah kandidosis di daerah selangkangan.

Selain gejala malaise dan dehidrasi, anak-anak dengan diabetes dini tidak memiliki tanda

yang khas pada tubuhnya. Mengingat penyakit endokrin autoimun banyak terjadi pada anak

dengan IDDM, mungkin dapat ditemukan gejala endokrinopati lain, misalnya hipertiroidisme

dengan gejala overaktivitas, cepat lelah, atau teraba gondok. Katarak dapat terjadi namun

sangat jarang, kalaupun ada biasanya pada anak perempuan dengan hiperglikemia pada

jangka waktu lama.

Dapat ditemukan nekrobiosis lipoidika, berupa daerah atrofi berwarna merah yang berbatas

tegas. Kondisi ini terjadi akibat luka pada kolagen kulit dan sulit untuk diobati.

1(D) Apa dampak dm tipe 1 terhadap tubuh doni?

Dm tipe satu akan berpengaruh pada :

1) Sistem kardiovaskuler (peredaran darah jantung) seperti hipertensi, infarck miokard

( gangguan pada otot jantung).

2) Mata: retinopathy diabetika, katarak

3) Saraf: neropathy diabetika

4) Paru-paru: TBC (tuberculosis)

5) Ginjal: pielonefritis (infeksi pada piala ginjal), Glumerulosklerosis (Pengerasan pada

glomerolus).

6) Hati: Sirosis Hepatis (Pengerasan pada hati)

7) Kulit: Gangren (jaringan mati pada kulit, jaringan), ulcus (luka)

1( E) Bagaimana patofisiologi IDDM?

DM tipe 1 adalah kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai

dengan hiperglikemia kronis. Keadaan tersebut disebabkan kerusakan sel beta pankreas baik

oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti.

Gangguan hormon insulin merupakan dasar terjadinya gejala pada DM. Insulin diproduksi

organ pankreas yang terletak di dekat hati dan berperan dalam melepaskan dan menyimpan

Page 3: Analisis Masalah & LI

bahan bakar tubuh. Hormon insulin diproduksi sesuai “pesanan” artinya kadarnya dapat naik

dan turun tergantung kebutuhan.

Pada DM, kadar insulin terus menerus rendah atau kadarnya cukup tetapi tidak efektif

sehingga meskipun penyandang DM sudah makan banyak, insulin tidak meningkat dan tubuh

tidak dapat menyimpan gula berlebihan.

Faktor keturunan (genetik) diduga sebagai penyebab utama meskipun kebanyakan anak

ternyata tidak punya riwayat DM pada keluarga. Sebaliknya, dapat pula terjadi dalam satu

keluarga terdapat lebih dari satu anak yang mengidap DM tipe 1. Seseorang yang memiliki

gen tertentu lebih rentan terkena DM tipe 1. Gen itu akan aktif bila dicetuskan faktor

lingkungan seperti virus atau racun. Enterovirus merupakan pencetus yang paling jelas dan

paling sering diteliti, salah satunya pada penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and

mouth disease) dan polio. Diduga virus mengubah gen tersebut sehingga gen yang tadinya

“adem ayem” menjadi aktif membentuk antibodi yang menyerang tubuh sendiri disebut

autoantibodi. Defisiensi vitamin D belakangan ini juga dikaitkan dengan terjadinya DM pada

anak.

Organ tubuh yang diserang adalah sel beta pankreas yang kerja utamanya memproduksi

insulin. Walhasil, pankreas tak mampu lagi memenuhi kebutuhan insulin tubuh bahkan

produksinya dapat terhenti sama sekali. Sebagai perbandingan, normalnya pankreas

memproduksi 31 unit insulin perhari, sedangkan pasien DM tipe 1 memproduksi hanya 0-4

unit perhari; sehingga membutuhkan tambahan insulin dari luar. Faktor genetik dan

lingkungan akan menentukan kapan dan seberapa parah DM yang mengenai anak.

3(D) Apa saja dampak dari mencret yang berkelanjutan?

Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium,

klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan

kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis

metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena

dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati

dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi

isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat

dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau dehidrasi berat

(Juffrie, 2010).

Page 4: Analisis Masalah & LI

Learning Issue

IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus)

Definisi

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang dapat disebabkan berbagai macam

etiologi, disertai dengan adanya hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi insulin atau

gangguan kerja dari insulin, atau keduanya. Sedangkan Diabetes Mellitus tipe 1 lebih

diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β-pankreas yang

didasari proses autoimun.

Istilah diabetes mellitus berasal dari bahasa Yunani yaitu diabetes yang berarti “sypon”

menunjukan pembentukan urine yang berlebihan, dan mellitus berasal dari kata “meli” yang

berarti madu.

Etiologi

Etiologi DM tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan sel beta pankreas karena paparan agen infeksi

atau lingkungan, yaitu racun, virus (rubella kongenital, mumps, coxsackievirus dan

cytomegalovirus) dan makanan (gula, kopi, kedelai, gandum dan susu sapi).

Beberapa teori ilmiah yang menjelaskan penyebab diabetes mellitus tipe 1 sebagai berikut:

1. Hipotesis sinar matahari

Teori yang paling terakhir adalah "hipotesis sinar matahari," yang menyatakan bahwa waktu

yang lama dihabiskan dalam ruangan, dimana akan mengurangi paparan sinar matahari

kepada anak-anak, yang akan mengakibatkan berkurangnya kadar vitamin D. Bukti

menyebutkan bahwa vitamin D memainkan peran integral dalam sensitivitas dan sekresi

insulin (Penckofer, Kouba, Wallis, & Emanuele, 2008). Berkurangnya kadar vitamin D, dan

jarang terpapar dengan sinar matahari, dimana masing-masing telah dikaitkan dengan

peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 1.

2. Hipotesis higiene "Hipotesis kebersihan"

Teori ini menyatakan bahwa kurangnya paparan dengan prevalensi patogen, dimana kita

menjaga anak-anak kita terlalu bersih, dapat menyebabkan hipersensitivitas autoimun, yaitu

kehancuran sel beta yang memproduksi insulin di dalam tubuh oleh leukosit. Dalam

penelitian lain, peneliti telah menemukan bahwa lebih banyak eksposur untuk mikroba dan

virus kepada anak-anak, semakin kecil kemungkinan mereka menderita penyakit reaksi

Page 5: Analisis Masalah & LI

hipersensitif seperti alergi. Penelitian yang berkelanjutan menunjukkan bahwa "pelatihan"

dari sistem kekebalan tubuh mungkin berlaku untuk pencegahan tipe 1 diabetes (Curry,

2009). Kukrija dan Maclaren menunjukkan bahwa pencegahan diabetes tipe 1 mungkin yang

akan datang melalui penggunaan imunostimulasi, yakni memaparkankan anak-anak kepada

bakteri dan virus yang ada di dunia, tetapi yang tidak menyebabkan efek samping

imunosupresi.

3. Hipotesis Susu Sapi

Teori ini menjelaskan bahwa eksposur terhadap susu sapi dalam susu formula pada 6 bulan

pertama pada bayi dapat menyebabkan kekacauan pada sistem kekebalan tubuh dan

meningkatkan risiko untuk mengembangkan diabetes mellitus tipe 1 di kemudian hari.

Dimana protein susu sapi hampir identik dengan protein pada permukaan sel beta pankreas

yang memproduksi insulin, sehingga mereka yang rentan dan peka terhadap susu sapi maka

akan direspon oleh leukosit, dan selanjutnya akan menyerang sel sendiri yang menyebabkan

kerusakan sel beta pankreas sehingga terjadi dibetes mellitus tipe 1. Peningkatan pemberian

ASI di 1980 tidak menyebabkan penurunan terjadinya diabetes tipe 1, tetapi terjadi

peningkatan dua kali lipat diabetes mellitus tipe 1. Namun, kejadian diabetes tipe 1 lebih

rendah pada bayi yang diberi ASI selama 3 bulan (Ekoe, Zimmet, & Williams, 2001).

4. Hipotesis POP

Hipotesis ini menjelaskan bahwa eksposur terhadap polutan organik yang persisten (POP)

meningkatkan risiko kedua jenis diabetes. Publikasi jurnal oleh Institut Nasional Ilmu

Kesehatan Lingkungan menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam

tingkat rawat inap untuk diabetes dari populasi yang berada di tempat Kode ZIP yang

mengandung limbah beracun (Kouznetsova, Huang, Ma, Lessner, & Carpenter, 2007).

5. Hipotesis Akselerator

Sebuah teori yang menunjukkan bahwa tipe 1 diabetes merupakan bagian sederhana dari

kontinum yang sama dari tipe 2, tetapi muncul lebih dulu. Hipotesis akselerator menyatakan

bahwa peningkatan berat dan tinggi anak-anak pada abad terakhir ini telah "dipercepat",

sehingga kecenderungan mereka untuk mengembangkan tipe 1 dengan menyebabkan sel beta

di pankreas di bawah tekanan untuk produksi insulin. Beberapa kelompok mendukung teori

ini, tetapi hipotesis ini belum merata diterima oleh profesional diabetes (O'Connell, Donath,

& Cameron, 2007).

Page 6: Analisis Masalah & LI

Patofisiologi IDDM

DM tipe 1 adalah kelainan sistemik akibat gangguan metabolisme glukosa yang ditandai

dengan hiperglikemia kronis. Keadaan tersebut disebabkan kerusakan sel beta pankreas baik

oleh proses autoimun maupun idiopatik sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti.

Gangguan hormon insulin merupakan dasar terjadinya gejala pada DM. Insulin diproduksi

organ pankreas yang terletak di dekat hati dan berperan dalam melepaskan dan menyimpan

bahan bakar tubuh. Hormon insulin diproduksi sesuai “pesanan” artinya kadarnya dapat naik

dan turun tergantung kebutuhan.

Pada DM, kadar insulin terus menerus rendah atau kadarnya cukup tetapi tidak efektif

sehingga meskipun penyandang DM sudah makan banyak, insulin tidak meningkat dan tubuh

tidak dapat menyimpan gula berlebihan.

Faktor keturunan (genetik) diduga sebagai penyebab utama meskipun kebanyakan anak

ternyata tidak punya riwayat DM pada keluarga. Sebaliknya, dapat pula terjadi dalam satu

keluarga terdapat lebih dari satu anak yang mengidap DM tipe 1. Seseorang yang memiliki

gen tertentu lebih rentan terkena DM tipe 1. Gen itu akan aktif bila dicetuskan faktor

lingkungan seperti virus atau racun. Enterovirus merupakan pencetus yang paling jelas dan

paling sering diteliti, salah satunya pada penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and

mouth disease) dan polio. Diduga virus mengubah gen tersebut sehingga gen yang tadinya

“adem ayem” menjadi aktif membentuk antibodi yang menyerang tubuh sendiri disebut

autoantibodi. Defisiensi vitamin D belakangan ini juga dikaitkan dengan terjadinya DM pada

anak.

Organ tubuh yang diserang adalah sel beta pankreas yang kerja utamanya memproduksi

insulin. Walhasil, pankreas tak mampu lagi memenuhi kebutuhan insulin tubuh bahkan

produksinya dapat terhenti sama sekali. Sebagai perbandingan, normalnya pankreas

memproduksi 31 unit insulin perhari, sedangkan pasien DM tipe 1 memproduksi hanya 0-4

unit perhari; sehingga membutuhkan tambahan insulin dari luar. Faktor genetik dan

lingkungan akan menentukan kapan dan seberapa parah DM yang mengenai anak.

Daftar Pustaka

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31092/4/Chapter%20II.pdf

http://aulanni.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/MAKALAH-DIABETES-MELITUS-TIPE-I.pdf