analisis marketing syariah dalam menghadapi …
TRANSCRIPT
ANALISIS MARKETING SYARIAH
DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19
(Studi Kasus Toko Arpi Hijab Kuningan)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
pada Program Studi Ekonomi Syariah
Oleh :
FERI HARDIYANTO
NIM. 2016.2.5.1.00542
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2020
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul
“ANALISIS MARKETING SYARIAH DALAM MENGHADAPI PANDEMI
COVID-19 (Studi Kasus Toko Arpi Hijab Kuningan”. Beserta isinya adalah
benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.
Atas pernyataan di atas, saya siap menanggung resiko atau sanksi apapun
yang dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila
dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau ada
klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, Mei 2020
Yang membuat pernyataan,
FERI HARDIYANTO
NIM. 2014.1.3.00135
ii
PERSETUJUAN
ANALISIS MARKETING SYARIAH
DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19
(Studi Kasus Toko Arpi Hijab Kuningan)
Oleh :
FERI HARDIYANTO
NIM.2016.2.5.1.00542
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Taufik Ridwan M.Hum
NIDN.2118018201
Mohammad Ridwan, M.E.Sy
NIDN. 2121048904
iii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “ANALISIS MARKETING SYARIAH DALAM
MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Toko Arpi Hijab
Kuningan)” Oleh Feri Hardiyanto NIM 2016.2.5.1.00542, telah di ajukan dalam
Sidang Munaqosah Program Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Bunga Bangsa Cirebon pada tanggal
Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi ( S.E ) pada Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.
Cirebon,
Mei 2020
Sidang Munaqosah,
Ketua
Sekretaris
Merangkap Anggota,
Merangkap Anggota,
Dr. H. Oman Fathurohman,M.A
Drs. Sulaiman, M.Mpd
NIDN. 8886160017 NIDN. 21180962021
Penguji I,
Penguji II,
iv
NOTA DINAS
Kepada Yth.
Dekan FEBI
IAI Bunga Bangsa Cirebon
Di
Cirebon
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan
skripsi dari Feri Hardiyanto Nomor Induk Mahasiswa 2016.2.5.1.00542, berjudul
“Analisis Marketing Syariah Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 (Studi
Kasus Pada Toko Arpi Hijab Kuningan).” Bahwa skripsi tersebut sudah dapat
diajukan kepada Dekan FEBI untuk dimunaqosahkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pembimbing I, Pembimbing II,
Taufik Ridwan M.Hum Mohammad Ridwan, M.E.Sy
NIDN. 2118018201 NIDN. 2121048904
v
ABSTRAK
FERI HARDIYANTO NIM. 2016.2.5.1.00542 ANALISIS
MARKETING SYARIAH DALAM MENGHADAPI PANDEMI
COVID-19 (Studi Kasus Pada Toko Arpi Hijab Kuningan)
Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah, yaitu tentang strategi pemasaran syariah pada saat pandemi Covid 19, kendala pemasaran syariah pada
saat pandemi Covid 19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran syariah pada Toko Arpi hijab Kuningan pada masa pandemi
Covid-19 dalam perspektif ekonomi Islam serta apa saja kelebihan dan kekurangannya.
Pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan
dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Di
samping penafsiran tersebut juga terdapat pandangan yang luas, yang menyatakan
pemasaran merupakan proses kegiatan usaha yang berkaitan mengalirnya barang-
barang atau bahan-bahan masuk dalam proses produksi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif lapangan. Metode ini dipilih
karena data yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Dalam pembahasannya peneliti menjelaskan cara marketing pada toko Arpi
Hijab, karakteristik marketing syariah, dan strategi marketing syariah dalam praktik
pemasaran produk. Dan disini peneliti menemukan cara yang unik pada setiap
jawaban yang diajukan terhadap narasumber, namun adapula jawaban yang serupa
yang sebenarnya memiliki maksud yang sama.
Dari penelitian yang dilakukan penulis diperoleh hasil sebagai berikut:
strategi marketing syariah yang relevan menggunakan empat key success factors
yaitu Shiddiq, Amanah, Fathanah, dan Tablight. Dalam hal ini materi dan biaya
marketing menjadi tanggung jawab pihak penjual. Keempat key success factors ini
sesuai dengan tinjauan perspektif Islam setiap praktik jual beli harus dilihat dari
seberapa besar kemaslahatan dan kemudharatannya, agar transaksi menjadi sah
sesuai dengan ajaran islam.
Kata Kunci : Marketing Syariah, Menghadapi Pandemi, Covid-19
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik , hidayah,
dan inayahNya, Shalawat dan salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Alhamdulillah berkat RidhoNya, bantuan.
Bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak skripsi ini dapat selesai tapat
waktunya.
Skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tersusunnya
skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr. H. Oman Fathurohman, MA Rektor IAI Bunga Bangsa Cirebon
2. Bapak Taufik Ridwan M.Hum selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Mohammad Ridwan, M.E.Sy selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mensupport dan mendoakan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Teman-teman kuliah yang banyak membantu dan membagi ilmu nya dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
vii
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT, dan
tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, skripsi ini penulis suguhkan kepada segenap
pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
perbaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan mendapat ridho Allah SWT.
Cirebon, Mei 2020
Feri Hardiyanto
2016.2.5.2.00542
viii
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................1
BAB I ................................................................................................................1
Latar Belakang Masalah ................................................................................1
Fokus Penelitian ............................................................................................3
Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................4
Tujuan Penelitian ...........................................................................................4
Manfaat Penelitian .........................................................................................4
BAB II ...............................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA .........................................................................................7
Kajian Pustaka ...............................................................................................7
Kerangka Teoritik ........................................................................................47
Penelitian Terdahulu ....................................................................................50
BAB III ........................................................... Error! Bookmark not defined.
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................52
Pendekatan Penelitian ..................................................................................52
Desain Penelitian .........................................................................................53
Data dan Sumber Data Penelitian ................................................................54
Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................55
Pemeriksaan Keabsahan Data .....................................................................56
Teknik Analisis Data ...................................................................................58
BAB IV ...........................................................................................................60
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................................60
Hasil Penelitian ............................................................................................60
Pembahasan .................................................................................................61
BAB V ............................................................. Error! Bookmark not defined.
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................80
Kesimpulan ..................................................................................................80
Saran-Saran .................................................................................................82
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingkat persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasar
untuk mampu melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif
dan efisien. pemasaran tersebut membutuhkan sebuah konsep pemasaran
yang mendasar sesuai dengan kepentingan pemasar dan kebutuhan serta
keinginan pelanggan. Dalam hal ini, pemasaran syariah atau marketing
syariah memiliki posisi yang sangat strategis, karena pemasaran syariah
merupakan salah satu strategi pemasaran yang didasarkan pada Al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah SAW. Pemasaran syariah merupakan sebuah
disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran,
dan perubahan values (nilai) dari satu inisiator (pemrakarsa) kepada
stakeholder-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad
serta prinsip-prinsip syariah dan muamalah dalam Islam (Ridhawati, 2015)
Pada level intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran
secara fungsional teknikal, dengan menggunakan berbagai teknik
pemasaran, kualitas, harga lokasi, layanan, positioning, branding dan
sebagainya. Pada level emosional pemasar berusaha memahami dan
menyentuh emosi atau perasaan pelanggan. Beberapa konsep pemasaran
yang ada pada level emosional ini antara lain experiaental marketing dan
emotional branding, dan terakhir era pemasaran telah bergeser lagi ke arah
spiritual marketing (Kalimah, 2018)
2
Dalam dunia bisnis, pemasar dituntut untuk mampu melaksanakan
kegiatan pemasaran secara efektif dan efisien. Kegiatan pemasaran
tersebut membutuhkan konsep yang mendasar sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingan konsumen. Salah satu keinginan masyarakat sebagai
konsumen dalam memenuhi kehidupan hidupnya adalah tercukupinya
seluruh kebutuhan primer dan sekunder bahkan tersier. Sebagaimana dalam
kegiatan pemasaran, untuk memenuhi kebutuhan tersebut tentu lapangan kerja
dalam bidang pemasaran dibutuhkan dan perekonomian harus tersedia
(Ridwan, 2020). Pada perspektif Islam, bisnis sebagai bagian dari usaha
merupakan suatu keharusan bahkan kewajiban yang perlu dilakukan oleh
setiap individu yang beriman untuk mempersiapkan kehidupannya yang
lebih baik kedepannya. sebagaimana Firman Allah SWT: “Allah Swt telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Qs. Al-Baqarah: 275).
Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa Allah SWT telah menghalalkan
jual beli bagi manusia sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan serta
menggapai keberkahan hidup (NURMUIZZ & Rosyadi, 2020)
Pemikiran manajemen dalam Islam bersumber dari nash-nash
Alquran dan petunjuk-petunjuk sunnah. Selain itu, ia juga berasaskan pada
nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang dalam masyarakat pada waktu
tersebut. Berbeda dengan manajemen konvensional, ia merupakan suatu
sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai serta hanya berorientasi pada
pencapaian manfaat duniawi semata. Manajemen konvensional berusaha
unuk diwarnai dengan nilai-nilai, namun dalam perjalanannya tidak
3
mampu, karena ia tidak bersumber dan berdasarkan petunjuk syariah yang
bersifat sempurna, komprehensif dan sarat kebenaran (Ahmad Ibrahim
Abu Sinn, 2012)
Di Indonesia mayoritas masyarakatnya beragama Islam, marketing
yang dilakukan secara konvensional menimbulkan persoalan dikalangan
umat Islam diantaranya tidak ada kepastian hukum Islam yang mengatur
tentang penjualan, transaksi dan halal atau tidaknya marketing yang
dilakukan. Hal ini membuat masyarakat mengalami keraguan untuk
melakukan bisnis tersebut serta keraguan tentang keabsahannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS MARKETING SYARIAH
DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus Pada
Toko Arpi Hijab Kuningan)”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka fokus penelitian ini
adalah Analisis Marketing Syariah dalam menghadapi Pandemi Covid-19
(Studi Kasus Arpi Hijab Kuningan) .
4
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dengan memperhatikan latar belakang dan uraian yang telah
diungkapkan maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana Strategi Pemasaran Syariah Pada Saat Pandemi Covid
19 ?
2. Apa Saja Kendala Pemasaran Syariah Pada Saat Pandemi Covid
19 ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian yang akan dicapai antara lain
1. Strategi Pemasaran Syariah pada Toko Arpi Kuningan dalam
menghadapi Pandemi Covid-19 dalam perspektif ekonomi Islam.
2. Apa saja kendala pemasaran syariah pada Toko Arpi Kuningan
dalam menghadapi Pandemi Covid-19 dalam perspektif ekonomi
Islam.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
1. Penulis
Agar menambah pengetahuan, pemahaman serta wawasan tentang
bagaimana strategi pemasaran syariah pada saat pandemi Covid-
19 pada Instansi atau perusahaan khususnya pada Toko Arpi
Kuningan.
2. Perusahaan
5
Untuk ditambahkan sebagai referensi dan pertimbangan Toko
Arpi Kuningan dalam menentukan Strategi Pemasaran Syariah
pada saat Pandemi Covid-19.
3. Kampus
Bagi Kampus hasil penelitian ini bisa dijadikan temuan yang
didapatkan dalam penelitian dan menambah Khasanah ilmu
pengetahuan pada bidang teoritis maupun praktis dalam
perkembangan ilmu pengetahuan yang inspiratif.
6
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Kajian Pustaka
1) Marketing
a. Pengertian Marketing
Menurut American Marketing Association dalam
penelitian ilmiah (Assauri, 2013) yang menyatakan bahwa
pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang
berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen
sampai ke konsumen. Disamping penafsiran tersebut juga
terdapat pandangan yang luas, yang menyatakan pemasaran
merupakan proses kegiatan usaha yang berkaitan mengalirnya
barang-barang atau bahan-bahan masuk dalam proses produksi.
Menurut Kotler dalam (Veithzal Rivai, 2012) pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau
sekelompok orang memperoleh apa yang dibutuhkan dan
diinginkannya melalui penciptaan dan pertukaran produk dan
nilai.
Menurut (Indriyo Gitosudarmo, 2014) Pemasaran dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar
produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi
oleh pasar.
Berdasarkan dari berbagai pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses, fungsi
8
dan sekumpulan di mana bisnis dan organisasi lainnya
menciptakan pertukaran nilai di antara bisnis dan perusahaan
itu sendiri dan para pelanggannya.
b. Strategi Marketing
Strategi pemasaran memiliki peranan penting dalam
sebuah perusahaan maupun organisasi. Karena dengan begitu
perusahaan tersebut harus selalu mampu untuk menyesuaikan
strategi. Strategi harus tetap dilakukan untuk keberlangsungan
perusahaan dan kepuasan pelanggan. Pemasaran membutuhkan
suatu kegiatannya guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh
perusahaan. Program pemasaran tersebut terdiri dari sejumlah
keputusan tentang bauran alat pemasaran disebut bauran
pemasaran yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran
pemasaran merupakan kebijakan yang digunakan pada
perusahaan untuk mampu memasarkan produknya dan
mencapai keuntungan. Setiap perusahaan tentunya tidak
menginginkan kehilangan pelanggan dan dapat menembus
pasar yang potensial. Dengan demikian, perusahaan harus bisa
melayani dan memenuhi permintaan pasar yang ada. Untuk
bisa memenuhi hal itu perusahaan harus membuat produknya
lebih unggul untuk menarik minat konsumen. Hal tersebut bisa
ditempuh dengan mengadakan perubahan-perubahan warna,
9
bentuk, ukuran, kualitas atau menambah variasi yang ada
(Nurbaya, Suaib, & Bintari, 2017).
Dilansir dari Wikipedia menurut Boeing strategi
pemasaran adalah lengkap disini logika pemasaran, dan
berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai
sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari
pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari
perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.
Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan
yang mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu
perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang
selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Strategi pemasaran biasanya direalisasikan lewat strategi
penjualan, yang merupakan proses akhir ("ujung tombak")
antara produsen / distributor / retailer dengan pembeli.
Strategi pemasaran adalah alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang
digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Perusahaan
Konsultan manajemen Arthur D. Little yang berpusat di
Cambridge, Massachussetts, Amerika Serikat, menggolongkan
10
posisi perusahaan dalam bersaing di dunia industri sebagai
berikut.
1. Dominan. Perusahaan mampu mengendalikan pesaing-
pesaing yang lain serta memiliki banyak pilihan dalam
menentukan strategi.
2. Kuat. Perusahaan mampu bertindak bebas tanpa
membahayakan posisi jangka panjangnya walaupun
pesaing-pesaing berbuat apa saja yang dikehendaki.
3. Baik. Perusahaan mempunyai kekuatan dalam strategi
tertentu serta mempunyai peluang di atas rata-rata untuk
meningkatkan posisinya.
4. Sedang. Prestasi perusahaan cukup memuaskan untuk
kelangsungan usahanya, namun sering kalah dari
perusahaan yang dominan dan peluang yang dimiliki untuk
meningkatkan posisinya cenderung rendah.
5. Lemah. Perusahaan tampil tidak memuaskan tetapi memiliki
peluang untuk perbaikan. Jika tidak ingin keluar dari
industri solusinya harus mengubah diri berinovasi.
6. Tidak ada harapan. Perusahaan berprestasi dengan sangat
tidak memuaskan serta tidak memiliki peluang perbaikan
(“Strategi Pemasaran,” 2019).
11
Menurut Boeing yang dilansir dari Wikipedia
bahwasanya perusahaan pemimpin pasar cenderung akan
mencari pemakai baru, kegunaan baru, dan penggunaan yang
lebih banyak atas produknya. Setiap kelas produk mempunyai
peluang menarik pembeli yang belum mengenal produknya
atau menolaknya karena harga atau kurangnya ciri tertentu
pada produk.
1. Pemakai baru. Contohnya pada kasus Boeing yang
mengalami kemunduran mencolok dalam pesanan Jumbo
Jet B-747 karena perusahaan penerbangan menyatakan
jumlah pesawat sudah cukup untuk melayani pasar yang
ada. Boeing kemudian menyimpulkan bahwa untuk
menaikkan penjualan B-747 adalah dengan membantu
perusahaan penerbangan memikat lebih banyak orang
untuk terbang. Pada saat itu, perusahaan penerbangan
saling bersaing ketat menarik konsumen yang ada
dibanding konsumen baru. Boeing melakukan analisis
segmen pasar dan menemukan temuan bahwa kalangan
pekerja tidak banyak terbang meski biaya terjangkau.
Boeing kemudian menganjurkan kalangan perushaaan dan
biro jasa perjalanan agar mencoba menawarkan satu paket
wisata carteran bagi serikat buruh, kelompok agama, dan
12
tempat-tempat penginapan. Strategi itu berhasil dijalankan
Boeing di kawasan Eropa.
2. Kegunaan baru. Pasar dapat diperluas dengan menemukan
dan memperkenalkan kegunaan baru suatu produk.
Contohnya selama tahun 70-an di Indonesia, Unilever
sibuk mengkampanyekan Blue Band yang sebelumnya
hanya dikenal untuk mengoles roti tawar dan adonan kue,
sebagai suatu yang melezatkan masakan bila dicampurkan
ke dalamnya.
3. Penggunaan yang lebih baik. Strategi berikutnya adalah
meyakinkan masyarakat konsumen agar menggunakan
produk lebih banyak pada setiap kesempatan. Contohnya
adalah strategi yang dilakukan Michelin Tire Company
dari Prancis, Michelin menghendakisupaya pemilik mobil
di Prancis mengendarai mobilnya lebih sering karena
dengan begitu penggantian ban akan lebih sering juga.
Michelin juga mencetak buku pedoman dengan peta dan
pemandangan sepanjang jalan agar membuat perjalanan
lebih memikat. (“Strategi Pemasaran,” 2019).
Sambil memperluas pasar, perusahaan yang
dominan juga harus mempertahankan pangsa pasarnya
supaya tidak lepas ke pesaing. Dalam kenyataannya,
13
terdapat enam strategi pertahanan militer yang bisa
diadopsi oleh perusahaan sebagai berikut:
1. Kedudukan bertahan. Pertahanan mendasar dengan
membangun kubu benteng yang kokoh dan sulit direbut di
sekitar daerahnya.
2. Pertahanan sisi (Flanking defense). Perusahaan market
leader tidak hanya menjaga daerah kekuasaannya, tetapi
juga membangun beberapa sayap atau pos-pos di luar
daerahnya.
3. Pertahanan aktif mendahului (Preemptive defense).
Menyerang lawan sebelum lawan tersebut menyerangnya
atau dikenal pertahanan dengan menyerang.
4. Pertahanan serang-balas (Counteroffensive defense). Bila
perusahaan pemimpin pasar diserang, maka reaksi pertama
adalah serangan balasan. Pimpinan pasar tidak boleh
tinggal diam dalam menghadapi tindakan-tindakan
pesaing.
5. Pertahanan mobil. Pertahanan ini dilakukan dengan jalan
memperluas daerah penjualannya yang di masa depan bisa
dimanfaatkan sebagai pusat pertahanan maupun
penyerangan. Perusahaan dalam memperluas daerah
penjualan tidak hanya melalui pengembangbiakan merk,
14
namun dengan cara pembaruan pada dua front, misalnya
memperluas pasar dan diversifikasi pasar.
6. Aksi penciutan. Terkadang perusahaan besar menyadari
bahwa tidak mungkin seluruh daerah penjualannya
dipertahankan. Kekuatan tersebar terlalu luas sehingga
terasa kurang efektivitasnya, apalagi para pesaing secara
terus-menerus menggerogoti berbagai sudut
pertahanannya. Maka jalan terbaik adalah kontraksi atau
juga sering disebut pengunduran diri/penarikan diri.
Kontraksi yang terencana bukanlah suatu tindakan
menyerah pada pasar tetapi lebih ke melepaskan daerah
penjualan yang kurus dan mengatur kembali kekuatan
daerah yang gemuk. Strategi ini merupakan konsolidasi
atas kekuatan bersaing perusahaan di pasar serta
memusatkan sumber daya pada posisi-posisi yang sangat
penting (“Strategi Pemasaran,” 2019)
2) Marketing Syariah
a. Pengertian Marketing Syariah
Pemasaran syariah adalah disiplin sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholdes-nya
yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dan Islam, dan merupakan
15
salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan Islam, sepanjang
dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang
terlarang oleh ketentuan syariah (Nurul Huda, 2017)
Dalam jurnal Ilmiah yang di teliti oleh (Srisusilawati,
Ibrahim, & Ganjar, 2019) Pemasaran syariah adalah sebuah
disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan nilai dalam pemasaran dan satu
inisiator kepada Stakeholders-nya yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip muamalah dalam
islam.
Menurut (Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, 2014)
pemasaran syariah sebuah disiplin bisnis strategis yang
menarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari satu inisiator kepada stakeholder-nya, yang dalam
keseluruhann prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip-
prinsip syariah dan muamalah dalam Islam.
Pemasaran dalam Islam adalah bentuk muamalah yang
dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam segala proses
transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang oleh ketentuan
syariah. Menurut Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir
Sula yang dilansir dari Wikipedia Pemasaran Syariah adalah
sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator
16
kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya
sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (business)
dalam Islam. Hal ini berarti bahwa dalam pemasaran syariah,
seluruh proses baik proses penciptaan, penawaran, maupun
perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang
bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah
Islam. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan
penyimpangan prinsip-prinsip muamalah Islami tidak terjadi
dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka
bentuk transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.
Syariah Manajemen marketing syariah adalah sebagai suatu
ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan
dan mengkomunikasikan nilai yang unggul kepada pelanggan
dengan berorientasi pada ketentuan-ketentuan
syariah. Manajemen dalam organisasi bisnis (perusahaan)
merupakan suatu proses aktivitas penentuan dan pencapaian
tujuan bisnis melalui pelaksanaan empat fungsi dasar, yaitu
POAC (planning, organizing, actuating, dan controlling)
dalam penggunaan sumber daya organisasi. Pada dasarnya
strategi pemasaran adalah mencarikan kecocokan antara
kemampuan internal perusahan dengan peluang eksternal yang
ada dipasar. Mengenali karekteristik pasar dan struktur pasar
17
sangatlah menguntungkan bagi perusahaan untuk dapat tetap
bersaing surviove (kelangsungan hidup perusahaan). Dalam
strategi marketing organisasi bisnis perlu juga merumuskan
suatu manajemen strategi untuk bisa mengedentifikasi
kekuatan (strength) dan kekurangan (weakness) internal dan
dibandingkan dengan peluang (opportunity) dan tantangan
(threath) external, sehingga organisasi tersebut dapat membuat
dan memilih strategi apa yang layak untuk digunakan. Setelah
menyusun strategi, kita harus menyusun taktik untuk
memenangkan market-share yang disebut Syariah Marketing
Tactic. Pertama-tama, setelah mempunyai positiong yang jelas
di benak masyarakat, perusahaan harus membedakan diri dari
perusahaan lain yang sejenis. Untuk itu diperlukan
differensiasi sebagai core tactic dalam segi content (apa yang
ditawarkan), context (bagaimana menawarkannya) dan
infrastrukture (yang mencakup karyawan, faslitas dan
teknologi) (Afwan Rifqi Muhammad, 2019).
Konsep pemasaran syariah baru berkembang seiring
berkembangnya ekonomi syariah. Beberapa perusahaan dan
bank khususnya yang berbasis syariah telah menerapkan
konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Ke
depannya dipredikan marketing syariah ini akan terus
berkembang dan dipercaya masyarakat karena nilainilainya
18
yang sesuai dengan apa yang masyarakat, yaitu strategi yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dari inisiator kepada stakeholdernya yang dalam
kesulurahan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-
prinsipnya muamalah dalam islam. Artinya dalam pemasaran
syariah, seluruh proses baik proses penciptaan, proses
penawaran, maupun proses perubahan nilai, tidak boleh ada
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat (M.Nur
Rianto, 2012)
Berdasarkan dalam berbagai pendapat tersebut dapat
disimpulkan marketing syariah merupakan proses yang sesuai
dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam baik
dari proses penciptaan, proses penawaran maupun proses
perubahan nilai.
b. Karakteristik Marketing Syariah
Menurut (M.Nur Rianto, 2012) Ada 4 karakteristik yang
terdapat pada syariah marketing. Antara lain :
1) Ketuhanan (rabbaniyah)
Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah sifatnya
yang religus. Jiwa seorang syariah marketer menyakini
bahwa hukum-hukum syariat yang bersifat ketuhanan
merupakan hukum yang paling adil, sehingga aakan
mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang
19
dilakukan. Dalam setiap langkah, aktivitas, dan kegiatan
yang dilakukan harus selalu menginduk kepada syariat
Islam. Pemasaran syariah menyakini bahwa hukum-hukum
ke Tuhanan ini adalah hukum yang paling ideal, paling
sempurna, paling tepat untuk segala bentuk kebaikan serta
paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan. Seorang
pemasar syariah meskipun ia tidak mampu melihat Allah, ia
akan selalu merasa merasa bahwa Allah senantiasa
mengawasinya. Sehingga ia akan mampu untuk
menghindari segala macam perbuatan yang menyebabkan
orang lain tertipu atas produk-produk yang dijualnya. Sebab
seorang pemasar syariah akan selalu merasa bahwa setiap
perbuatan yang dilakukan akan dihisab dan dimintai
pertanggungjawabannya kelak pada hari kiamat. Dengan
konsep ini seorang pemasar syariah akan sangat hati-hati
dalam perilaku pemasarannya dan berusaha untuk tidak
merugikan konsumen. Apabila seorang pemasar dengan
memberikan janji palsu. Namun seorang pemasar syariah
memiliki orientasi maslahah, sehingga tidak hanya mencari
keuntungan namun diimbangi pula dengan keberkahan
didalamnya. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar 88
20
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.
(Q.S.Al-Zalzalah:7-8).
2) Etis (akhlaqiyyah)
Keistimewaan yang lain dari syariah marketer adalah
mengedapankan masalah akhlak dalam seluruh aspek
kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran
yang sangat mengedapankan nilai-nilai moral dan etika
tanpa peduli dari agama manapun, karena hal ini bersifat
universal. Terjadinya kasus Enron, worldcom adalah karena
ketiadaan etika mengakibatkan perusahaan tersebut jatuh.
Enron pada masa jayanya terkenal sebagai salah satu
perusahaan pesaingnya. Namun setelah disediliki ternyata
keuntungan tersebar tersebut didapat dari mengalihkan
kerugian yang dimiliki kepada anak-anak perusahannya
sehingga seakan-akan Enron mampu menghasilkan
keuntungan yang besar. Selain itu praktik manipulasi
laporan keuangan dilakukan untuk mendukung praktik
keuangan yang ada. Setelah semua terbongkar tidak hanya
Enron yang hancur akan tetapi kantor akuntan publik dan
kantor konsultan hukum yang selama ini mendukung Enron
turut hancur. Contoh yang terjadi pada Enron ini
menandakan bahwa hilangnya etika dalam bisnis akan
menyebabkan kehancuran tidak hanya kepada Enron sendiri
21
namun turut pula melibatkan selurruh pihak yang terkait
dengannya. Seorang pemasar syariah harus menjunjung
tinggi etika dalam melakukan aktivitas pemasarannya salah
satunya dengan tidak memberikan janji manis yang tidak
benar selalu mengedepankan kejujuran dalam menjelaskan
tentang kualitas produk yang sedang ditawarkan.
3) Realitas (al-waqi’yyah)
Syariah marketing bukanlah konsep yang ekslusif,
fanatik, anti modernitas, dan kaku, melainkan konsep
pemasaran yang fleksibel. Syariah marketer bukanlah
berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsa
arab dan mengharamkan dasi. Namun syariah marketer
haruslah tetap berpenampilan bersih, rapi, dan bersahaja
apapun model atau gaya berpakaian yang dikenakan. Sifat
realistis dikarenakan pemasaran syariah sangat fleksibel
dan luwes dalam tafsir hukum dan implementasinya
terhadap pemasaran konvensional.
4) Humanistis (insaniyyah)
Keistimewaan yang lain adalah sifatnya yang
humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa
syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat,
sifat kemanusiannya terjaga dan terpelihara, 90 serta sifat-
sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan
22
syariah. Syariah Islam adalah syariah humanistis,
diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapitasnya tanpa
memperdulikan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status.
Sehingga syariah marketing bersifat universal. Marketing
syariah yang humanitis diciptakan untuk manusia sesuai
dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan agama, suku, ras,
warna kulit, kebangsaan, dan status. Hal ini membuat
syariah memiliki universal sehingga menjadi syariah
humanistis universal, setiap nasabah yang membutuhkan
pelayanan bank syariah harus dilayani tanpa memandang
apakah ia seorang muslim ataupun non muslim, apakah ia
dari status sosial yang rendah ataukah status sosial yang
tinggi semuanya harus dilayani dalam industri perbankan
syariah. Pemasar syriah tidak boleh melakukan segmentasi
pasar hanya berdasarkan kepada ras, warna kulit,
kebangsaan, dan status, seluruh masyarakat merupakan
pasar potensial bagi produk-produk syariah.
Selain itu karakteristik berupaya menjelaskan posisi
antara perusahaan dan konsumen. Posisi perusahaan dan
konsumen berada pada tingkatan yang sama yaitu mitra
sejajar dan posisi antara perusahaan dan konsumen diikat
oleh persaudaraan. Sehingga konsumen dalam konsep
pemasaran syariah bukanlah obyek belaka namun 91
23
bertindak pula sebagai subyek dalam pemasaran. Dengan
meletakkan konsumen sebagai subyek dalam aktivitas
pemasaran menunjukkan bahwa posisi konsumen bukanlah
hanya “sapi perah” bagi perusahaan, namun ia merupakan
aset berharga yang dimiliki bagi kemajuan perusahaan ke
depan. Sehingga pemasar syariah sebagai ujung tombak
perusahaan harus mampu mmerangkul konsumen agar
dapat menjadi kunci kemanjuan perusahaan.
c. Stratergi Marketing Syariah
Dalam sebuah pemasaran, dibutuhkannya strategi
pemasaran syariah yang relevan untuk memimpikan penerapan
bisnis agar sesuai dengan nilai dan kaidah agama. Ada empat
hal yang menjadi Key Success Factors (KSF) dalam mengelola
suatu bisnis, agar mendapat nilai-nilai moral yang tinggi. Ke
empat Key Succsess Factors tersebut menurut jurnal ilmiah
yang diteliti oleh (Tresnati & Maharani, 2014) yaitu :
1) Shiddiq (benar dan jujur),
Jika seorang pemimpin senantiasa berperilaku benar dan
jujur dalam sepanjang kepemimpinannya, jika seorang
pemasar sifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh
perilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam
berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan
24
nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan mitra
bisnisnya.
2) Amanah (terpercaya, kredibel)
Artinya, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel,
juga bermakna keinginan untuk untuk memenuhi sesuatu
sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan
kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.
3) Fathanah (cerdas)
dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin
yang memahami, mengerti dan menghayati secara
mendalam segala hal yang menjadi tugas dan
kewajibannya.
4) Thabligh (komunikatif)
Artinya komunikatif dan argumentatif. Orang yang
memiliki sifat ini akan menyampaikannya dengan benar
dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah). Berbicara
dengan orang lain dengan sesuatu yang mudah
dipahaminya, berdiskusi dan melakukan presentasi bisnis
dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga orang
tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin kita
sampaikan. Kiat membangun citra sesuai dengan
Rasulullah SAW:
25
1) Penampilan: tidak membohongi pelanggan, baik
menyangkut besaran (kuantitas).
2) Pelayanan: pelanggan yang tidak sanggup membayar
kontan hendaknya memberi tempo untuk melunasinya.
Selanjutnya, pengampunan (bila memungkinkan)
hendaknya diberikan jika ia benar-benar tidak sanggup
membayarnya.
3) Persuasi: menjahui sumpah yang berlebihan dalam
menjual suatu barang.
4) Pemuasan: hanya dengan kesepakatan bersama, dengan
seatu usulan dan penerimaan, penjualan akan sempurna
(Kampus, 2016)
Sebelum mencapai kepada titik loyalitas,
pelanggan/nasabah akan melewati tahapan kepuasan terlebih
dahulu. Dengan pelayanan yang dapat memuaskan
pelanggan/nasabah perusahan memiliki peluang untuk
mendapatkan pelanggan yang loyal. Pemahaman loyalitas
pelanggan sebenarnya tidak hanya diliat dari transaksinya saja
atau pembelian berulang (repeat customer). Ada beberapa ciri
pelanggan bisa dianggap loyal. Antara lain.
1) Pelanggan yang melakukan pembelian secara teratur
2) Pembelian yang membeli untuk produk yang lain ditempat
yang sama
26
3) Pelanggan yang mereferensikan kepada orang lain
4) Pelanggan yang tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing untuk
pindah.
Customer loyal merupakan invisible advocate bagi
kita. Mereka akan berupaya membela produk kita dan secara
sukarela akan selalu berusaha merekomendasikan kepada
orang lain. Secara otomatis word of mount akan bekerja.
Sedangkan dimensi loyalitas ada 4 yaitu: Transaction,
Relationship, Partnership dan Ownership. Bahwasanya ketika
pelanggan loyal, maka tidak hanya ada keinginan untuk
bertransaksi tetapi juga berelasi, menjalin kerjasama bahkan
mungkin rasa memiliki. Loyalitas pelanggan merupakan
kekuatan kita dalam menciptakan barrier to new entrans
(mengalangi pemain baru masuk). Dalam rangkan
menciptakan customer satisfaction terlebih dahulu. Salah
satunya yaitu melalui Relationship Marketing yang tidak hanya
mengutamakan pada bagaimana menciptakan penjualan saja
tetapi bagaimana menciptakan penjualan saja tetapi bagaimana
mempertahankan pelanggan dengan dasar hubungan kerjasama
dan kepercayaan supaya tercipta kepuasan pelanggan yang
maksimal dan sustainability marketing. Islam menawarkan
solusi dan strategy jitu dalam sistem pemasaran yaitu pasar
syariah. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pasar
27
syariah adalah pasar yang bersifat emosional sedangkan pasar
konvensional adalah pasar yang lebih rasional. Maksud dari
pernyataan tersebut adalah orang lebih tertarik berbisnis pada
pasar syariah hanyalah karena alasan emosional keagamaan
semata dan bukan karena ingin mendapatkan keuntungan
finansial yang menurut sebagian pihak dikatakan sebagai
sesuatu yang bersifat rasional. Sebaliknya pada pasar
konvensional, orang ingin mendapatkan keuntungan finansial
sebesar-besarnya tanpa terlalu peduli apakah bisnis yang
digelutinya mungkin menyimpang atau malah bertentangan
dengan ajaran Islam atau apakah cara yang dipergunakann
cara-cara yang kotor ataukah tidak. Benarkah telah terjadi
dikotomi antara pasar emosional dan pasar rasional? Dan
apakah pasar syariah itu awalnya hanyalah pasar emosional
kemudian bergeser ke pasar rasional? Pakar ekonomi syariah
K.H Didin Hafidhudin membantah argumentasi di atas,
menurut beliau orang-orang yang selama ini dikatakan berada
di pasar emosional justru sangat rasional dalam menentukan
pilihan.orang yang berada dalam kategori pasar emosional
biasanya justru lebih kritis, lebih teliti dan lebih cermat dalam
membandingkan dengan lembaga keuangan konvensional yang
selama ini digunakan sebelum menentukan pilihan ke pasar
syariah. Pendapat ini diperkuat oleh salah seorang praktisi
28
perbankan syariah yang merupakan salah satu mantan direksi
Bank Muamalat Indonesia Budi Wisakseno yang mengatakan
bahwa pemahaman dikotomi antara nasabah rasional dan
nasaba emosional adalah keliru. Cara berpikir seperti itu,
dilandasi oleh teori pemasaran konvensional yang berpaham
sekuler yang memisahkan kehidupan dunia dengan spiritual-
spiritual, dimana segala hal yang berlandaskan cara berpikir
keagamaan serta merta akan dianggap sebagai sesuatu yang
tidak rasional.Ketika seorang nasabah rasional mendapatkan
informasi bahwa suku bunga bank konvensional sedang tinggi,
ia akan menarik dananya di bank syariah dan memindahkannya
ke bank konvensional. Menurut teori pemasaran konvensional
ini adalah sikap yang rasional karena dia mencoba menghindar
dari situasi yang kurang menguntungkan. Namun sebenarnya
ini juga bisa dikatakan cara berpikir emosonal, karena
mengedepankan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam setiap
pengambilan keputusan investasi sebenarnya mempunyai dua
prespektif waktu. Pertama, perspektif waktu sekarang yaitu
ketika ia masih hidup di dunia. Kedua, prespektif waktu
setelah mati, yaitu periode sejak nasabah meninggal atau
kehidupan alam kubur sampai dengan waktu saat manusia akan
dihitung amal baik dan buruknya selama hidup di dunia
(hisab). Salah satu hal yang menarik dalam marketing syariah
29
adalah implementasi model marketing yang dikenal dengan
nama Sustainable Marketing Enterprise (SME). Dalam model
SME, konsep pemasaran disini tidaklah berarti pemasaran
sebagi sebuah fungsi atau departemen dalam perusahaan, tetapi
bagaimana kita bisa melihat pasar secara kreatif dan inovatif.
Pemasaran bukanlah hanya seperti anggapan orang, yaitu study
untuk menjual. Atau seperti yang dipahami beberapa kalangan
hanyalah marketing mix semata, yaitu pembuatan strategi
untuk produk (product), harga (price), tempat (place) atau
promosi (promotion). Namun pengertian terhadap pemasaran
itui sendiri cakupannya lebih luas. Dalam syariah marketing
strategy yang pertama harus dilakukan dalam mengeksplorasi
pasar. Besarnya ukuran pasar (market size), pertumbuhan pasar
(market growth),, keunggulan kompetitif (competitive
advantages) dan situasi persaingan (competitive situation).
Setelah menyusun strategi, kita harus menyusun taktik untuk
memenangkan market-share yang disebut Syariah Marketing
Tactic. Pertama-tama, setelah mempunyai positiong yang jelas
di benak masyarakat, perusahaan harus membedakan diri dari
perusahaan lain yang sejenis. Untuk itu diperlukan
differensiasi sebagai core tactic dalam segi content (apa yang
ditawarkan), context (bagaimana menawarkannya) dan
infrastruktur (yang mencakup karyawan, faslitas dan
30
teknologi). Kemudian menerapkan differensiasi secara kreatif
pada marketing mix (product, price, place, promotion). Karena
itu marketing-mix disebut sebagai creation tactic. Walaupun
bergitu selling yang memegang peranan penting sebagai
capture tactic juga harus diperhatikan karena merupakan
elemen penting yang berhubungan dengan kegiatan transaksi
dan langsung mampu menghasilkan pendapatan.
Dari penjelasan tersebut mengenai kajian tentang pemasaran
syariah, dapat ditarik kesimpulan bahwa marketing syariah
merupakan sebuah solusi dalam menghadapi praktik
pemasaran konvensional yang kurang menjunjung tinggi nilai
– nilai moralitas serta hak dan kewajiban pembeli kurang
dihargai dalam transaksi jual beli, keadaan ini dirasa
masyarakat sangat merugikan konsumen, sehingga terjadi
perubahan persepsi masyarakat yang menginginkan kondisi
pasar yang jauh dari praktik kebohongan dan kecurangan yang
sering dilakukan penjual atau pebisnis saat ini. Dalam
marketing syariah, seluruh proses, baik proses penciptaan,
proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value),
tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan
prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut
dapat dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip muamalah
islami tidak terjadi dalam suatu transaksi apapun dalam
31
pemasaran dapat dibolehkan. Rasulullah sendiri telah
memberikan contoh kepada kita, tentang cara-cara berbisnis
yang berpegang teguh pada kebenaran, kejujuran, sikap
amanah serta tetap memperoleh keuntungan. Nilai-nilai inilah
yang menjadi landasan atau hukum dalam melakukan suatu
bisnis. Rasulullah adalah profile kesuksesan dalam melakukan
spititualisasi pemasaran. Oleh karena itu, kita bisa mencontoh
sikap nabi dengan mengutamakan nilai-nilai spiritual (Islam).
Dalam melakukan pemasaran dan bisnis hendaknya kita
memenuhinya dengan nilai-nilai ibadah. Selain itu menjadikan
Allah sebagai persinggahan terakhir dari spirit aktifitas
ekonomi yang kita lakukan. Dalam Al-Quran (QS. Al-An’am
(6):162) dinyatakan ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup
dan matiku hanyalah untuk Allah”. Praktik marketing syariah
ini tidak hanya berlaku bagi kaum Muslim saja, melainkan
kaum non – Muslim pun dapat menjalankan praktik syariah
karena Nabi Muhammad itu menyebarkan ajaran Islam pasti
bukan hanya untuk umat Islam saja. Jadi tidak apa-apa jika
nilai marketing syariah ini inisiatif orang Islam supaya bisa
menginspirasikan orang lain. Makin banyak non-Muslim yang
ikut menerapkan nilai ini, makin bagus agar tercipta kondisi
pemasaran yang mensejahterakan penjual dan pembeli dengan
menjauhi praktik – praktik yang bersifat penipuan atau
32
kecurangan dalam pemasaran. Konsep marketing syariah ini
sendiri saat ini baru berkembang seiring berkembangnya
ekonomi syariah. Beberapa perusahaan dan bank khususnya
yang berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan telah
mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya diprediksikan
marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya
masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan masyarakat yaitu kejujuran. Akhirnya, seorang
pebisnis hendaknya menerapkan praktik pemasaran syariah ini
sebagai bentuk ibadah kepada Allah sehingga usaha yang
dijalankan akan mendapat ridho dan rahmat dari Allah dengan
bentuk kesuksesan di dunia dan akherat kelak dan pemasaran
spiritual ini jangan sampai menjadi tren saja, tapi terbentuk
secara sistemik dalam aktivitas bisnis sehari-hari kita.
Kejujuran adalah instrumen penting dalam merengguh
keunggulan bersaing. Dengan demikian persaingan tak lagi
dilumuri oleh kecurangan dan penindasan (Nabila Amalia,
2015).
3) Covid-19
a. Pengertian Covid-19
Suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit
pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus
diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia
33
mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19 (World Health
Organization, 2020)
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi
sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti infeksi paru-paru (pneumonia) (dr. Merry Dame Cristy
Pane, 2020).
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar
virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan
hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi
virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya (dr. Rizal Fadli,
2020).
b. Dampak Covid-19 terhadap Ekonomi
Peningkatan negara yang terdampak virus Covid-19 di
seluruh dunia seperti Amerika, Spanyol dan Italia membuat
situasi ekonomi dunia semakin memburuk. Beberapa lembaga
bahkan memprediksikan perlemahan ekonomi dunia, antara
lain International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan
ekonomi global tumbuh minus di angka 3%.
34
Menteri Keuangan (Menkeu) menjelaskan Pendapatan Negara
pada bulan Maret 2020 tumbuh positif. Meskipun kemudian
Pemerintah waspada terhadap dampak pandemi di bulan
mendatang, mengingat wabah ini baru mulai meluas di
Indonesia pada minggu kedua Maret 2020. “Untuk Indonesia
kita lihat sudah ada 5.516 kasus baru Covid-19 sesuai data
kemarin dan masih terkonsentrasi mayoritas ada di Daerah
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Ini yang menyebabkan bahwa
DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, serta Banten adalah
tempat terbesar dari penularan positif dari kasus Covid-19”,
jelas Menkeu. Menkeu juga menambahkan bahwa pulau Jawa
adalah pulau yang memberikan kontribusi sangat besar bagi
perekonomian Indonesia. “Lebih dari 57% ini nanti akan
mempengaruhi cukup besar dari sisi prospek ekonomi dan
kegiatan dari ekonomi masyarakat”, tukas Menkeu dalam video
conference APBN KITA April 2020.
1) Pendapatan Negara Masih Mampu Tumbuh Positif
Akhir Triwulan I Namun Tekanan Di Depan Harus
Diwaspadai
Menkeu mengungkapkan pendapatan negara dan
hibah pada akhir Triwulan I 2020 telah mencapai
Rp375,95 triliun. Capaian pendapatan negara tersebut
35
tumbuh 7,75% (yoy) jauh lebih baik dibandingkan
pertumbuhan di bulan Februari lalu sebesar minus 0,5%
(yoy). "Namun demikian, kita melihat refleksi
penerimaan negara di bulan Maret yg tumbuh 7,7%
terlihat cukup baik dibandingkan tahun lalu yang
tumbuh 4,46%, meskipun basis supporting-nya bukan
basis ekonomi secara luas", ungkap Menkeu.
Hal ini menunjukkan dukungan berbagai sumber
pendapatan negara dalam upaya memperkuat Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tengah
tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Realisasi
Pendapatan Negara yang bersumber dari Penerimaan
Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) masing-masing secara nominal telah mencapai
Rp279,89 triliun dan Rp95,99 triliun. Sementara itu,
realisasi dari Hibah pada periode yang sama baru
mencapai Rp0,08 triliun. Penerimaan Perpajakan dan
PNBP tumbuh masing-masing sebesar 0,43% dan 37%
(yoy).
Sementara itu, secara keseluruhan pertumbuhan
komponen penerimaan Pajak hingga akhir bulan Maret
2020 masih bersumber dari pajak atas konsumsi rumah
36
tangga, meskipun penerimaan pajak juga masih
dibayangi tekanan akibat tren pelemahan industri
manufaktur dan aktivitas perdagangan internasional,
serta pelemahan aktivitas ekonomi akibat penyebaran
Covid-19.
Kemudian, seiring adanya aturan terkait Work From
Home (WFH) baik untuk sektor pemerintah maupun
sektor swasta, maka mulai terjadi perlambatan kegiatan
usaha di akhir bulan Maret 2020 yang berpotensi
menurunkan penyerahan dalam negeri yang kemudian
akan menekan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Dalam Negeri (PPN DN) di bulan April 2020. Kondisi
tersebut kemungkinan akan berlanjut dan semakin
terkontraksi di bulan Mei, mengingat di bulan April
sebagian daerah sudah melaksanakan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah
terdampak. Sejalan dengan penerapan WFH dan PSBB
tersebut, Pemerintah memberikan fasilitas perpajakan
berupa relaksasi pembayaran PPh Pasal 29 OP dan
pelaporan SPT PPh OP, yang mana berimbas pada
belum optimalnya realisasi penerimaan PPh Pasal 29
OP.
37
Lebih lanjut, penerimaan Kepabeanan dan Cukai
secara nominal utamanya masih didukung oleh
penerimaan dari Cukai dan Bea Masuk (BM). Dilihat
dari pertumbuhannya, penerimaan Kepabeanan dan
Cukai tumbuh mencapai 23,60% (yoy), yang terutama
berasal dari pertumbuhan penerimaan Cukai yang
tercatat sebesar 36,50% (yoy). Di sisi lain, realisasi
penerimaan Bea Keluar (BK), pertumbuhannya secara
kumulatif masih tumbuh negatif 32,56% (yoy).
Kontraksi pada pertumbuhan pajak perdagangan
internasional terjadi akibat turunnya volume impor,
penurunan harga komoditas, dan melambatnya aktivitas
ekspor barang mentah sebagai dampak mewabahnya
Covid-19 di berbagai negara.
Realisasi PNBP sampai dengan Triwulan I Tahun
2020 tumbuh positif sebesar 36,80 % dibandingkan
periode yang sama tahun 2019 (Rp70,16 triliun). Secara
lebih terperinci, pencapaian realisasi triwulan ini
terutama bersumber dari PNBP SDA migas tercatat
sebesar Rp28,64 triliun (22,5% dari APBN 2020) atau
tumbuh 7,42% (yoy). Penerimaan PNBP nonmigas
sampai akhir Maret mengalami penurunan sebesar
22,41%. Sementara itu, capaian pendapatan dari
38
Kekayaan Negara yang Dipisahkan hingga Maret 2020
menunjukkan pertumbuhan 907.314,82% dibandingkan
periode yang sama tahun 2019. Demikian juga dengan
pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) hingga
Maret 2020 mencatatkan pertumbuhan positif 37,17%
dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu dari
Rp9,38 triliun menjadi Rp12,87 triliun.
2) Akselerasi Belanja Maret 2020
Menkeu menyampaikan Realisasi Belanja
Pemerintah Pusat sampai dengan Maret 2020 tumbuh
sebesar 6,58% (yoy) dari tahun sebelumnya. “Karena
adanya Covid-19 dan adanya prioritas yang lebih
ditujukan kepada kesehatan, bansos, dan pemulihan
ekonomi diperkirakan belanja modal akan mengalami
perlambatan”, jelas Menkeu.
Realisasi Belanja Negara tersebut meliputi realisasi
Belanja Pemerintah Pusat dan realisasi Transfer ke
Daerah dan Dana Desa (TKDD). Meningkatnya kinerja
realisasi Belanja Pemerintah Pusat tersebut utamanya
dipengaruhi oleh kinerja realisasi belanja modal sebesar
Rp11,95 triliun dan bantuan sosial sebesar Rp47,17
triliun. Realisasi belanja modal hingga Maret 2020
39
mengalami peningkatan sebesar 32,06% (yoy),
sedangkan realisasi bantuan sosial tumbuh sebesar
27,61% (yoy) jika dibandingkan tahun sebelumnya
sebagai upaya Pemerintah untuk melaksanakan
program-program jaring pengaman sosial. Peningkatan
kinerja realisasi belanja tersebut mencerminkan
komitmen Pemerintah untuk melakukan percepatan
belanja produktif serta peningkatan pelayanan,
termasuk melindungi masyarakat miskin dan rentan.
Realisasi TKDD sampai dengan Maret 2020
mencapai Rp174,50 triliun yang meliputi Transfer ke
Daerah (TKD) sebesar Rp167,30 triliun dan Dana Desa
Rp7,20 triliun. Realisasi TKDD sampai dengan Maret
2020 lebih rendah sekitar Rp16,82 triliun atau 8,79%
(yoy) apabila dibandingkan dengan periode yang sama
tahun 2019. Secara umum hal ini terutama disebabkan
belum optimalnya penyaluran dana TKDD sampai
dengan Triwulan I 2020 karena adanya proses
pemenuhan persyaratan penyaluran TKDD oleh
Pemerintah Daerah.
Realisasi TKD sampai dengan Maret 2020 lebih
rendah Rp13,94 triliun atau sekitar 7,69% bila
40
dibandingkan realisasi TKD pada periode yang sama
tahun 2019. Rendahnya realisasi TKD tersebut terutama
disebabkan karena: (1) Realisasi Dana Bagi Hasil
(DBH) hanya sekitar 38,39% dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya. (2) Realisasi Dana
Alokasi Umum (DAU) hanya sekitar 6,10%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal ini terutama disebabkan karena adanya penyaluran
DAU yang berbasis kinerja, sehingga penyaluran hanya
dapat dilakukan setelah Menkeu (c.q Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan) menerima laporan
belanja pegawai dari daerah sebagaimana amanah dari
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 139 Tahun
2019 tentang Pengelolaan Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum, dan Dana Otonomi Khusus.
Sementara itu, realisasi penyaluran Dana Desa
sampai dengan Maret 2020 sebesar Rp7,20 triliun.
Secara spesifik, kinerja penyaluran TKDD sampai
dengan Maret 2020 juga dipengaruhi oleh faktor lain
yaitu dampak mewabahnya pandemi Covid-19 di
ibukota dan berbagai daerah di Indonesia, sehingga
turut mempengaruhi implementasi penyaluran TKDD di
daerah karena Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
41
masih terfokus pada penanganan dampak akibat Covid-
19 tersebut.
Pada dasarnya pemotongan TKDD tersebut
digunakan untuk penanganan Covid-19 secara
terkoordinasi di Pemerintah Pusat, antara lain untuk
pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), pembayaran
insentif dan santunan kematian tenaga medis, berbagai
jenis bantuan sosial, dan insentif untuk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM). Dengan demikian,
uang pemotongan tersebut pada dasarnya juga kembali
kepada masyarakat di daerah. Selain itu, telah
dikeluarkan pula Surat Keputusan Bersama Menkeu dan
Menteri Dalam Negeri yang isinya mengatur
penyesuaian APBD. Hal ini utamanya agar daerah
melakukan penghematan di seluruh aspek (belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal)
dan merealokasinya untuk fokus kepada belanja
penanganan Covid-19 serta bantuan sosial dan insentif
untuk mengatasi dampak ekonomi di daerah. Dalam
pelaksanaan bantuan sosial ini, harus dilakukan
koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah agar
tidak terjadi tumpang tindih dalam pencapaian
sasarannya.
42
3) Pengelolaan Fiskal Untuk Menjaga Keberlanjutan
Keuangan Negara
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga
keberlanjutan fiskal di tahun 2020, dimana realisasi
defisit APBN hingga Maret 2020 mencapai 0,44%
Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu posisi
defisit keseimbangan primer pada Maret 2020 telah
turun hampir Rp30 triliun dibandingkan periode yang
sama di tahun sebelumnya. Dengan kondisi tersebut,
realisasi pembiayaan APBN melalui utang hingga
Maret 2020 juga mengalami penurunan sebesar 57,17%
jika dibandingkan realisasi pada periode tahun
sebelumnya. Penurunan tersebut juga didorong oleh
adanya tekanan di pasar keuangan pada bulan Maret,
yang berdampak pada menurunnya likuiditas karena
meningkatnya volatilitas pasar keuangan yang
ditunjukkan oleh peningkatan yield, turunnya IHSG,
dan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, Pemerintah
menjalankan strategi pengelolaan pembiayaan utang
secara hati hati (prudent) dan terukur. Sejalan dengan
hal ini, Pemerintah telah mengubah jadwal penerbitan
43
Surat Berharga Negara (SBN) dalam valuta asing, dari
semula di bulan Maret menjadi di bulan April 2020.
4) Kebijakan Penanganan Pandemi ke Depan Dalam
Menjaga Keuangan Negara
Menkeu menyatakan bahwa stimulus yang sudah
disampaikan kepada seluruh dunia usaha dan
masyarakat itu sifatnya broadbase. “Jadi APBN meng-
cover kebutuhan kesehatan, bidang sosial, dan bidang
ekonomi yang semuanya mengalami dampak seperti
domino efek, kesehatan memukul sosial, sosial
memukul ekonomi dan nanti ekonomi juga pasti akan
mempengaruhi dari sektor keuangan, terutama dari
lembaga-lembaga keuangan bank dan bukan bank”,
ucap Menkeu.
Menkeu juga menambahkan dari sisi sosial
masyarakat Kementerian Keuangan mencoba
melancarkan stimulus/kebijakan-kebijakan untuk bisa
mengurangi dampak shock Covid-19 yang sangat besar
ini. “Untuk masyarakat, tentu tidak bisa
seluruhnya shock di absorb oleh APBN. Namun APBN
berusaha untuk bisa mendukung ketahanan sosial
masyarakat. Dari sisi sosial ekonomi APBN mencoba
44
untuk memberikan dukungan agar shock itu tidak
merusak atau dalam hal ini menyebabkan kebangkrutan
yang sifatnya masif”, ungkap Menkeu. Pemerintah
menyadari bahwa dampak kerusakan akibat wabah
Covid-19 akan amat masif ke depannya sehingga
kewaspadaan dan kehati-hatian dalam penetapan
kebijakan serta pengelolaan Keuangan Negara akan
dilakukan ke depan. Kebijakan extraordinary kemudian
dilakukan Pemerintah untuk mengurangi dampak akibat
penyebaran virus Covid-19 di Indonesia melalui
penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang No. 1 Tahun 2020 (PERPPU 1/2020) yang baru
saja disahkan pada bulan April 2020.
Dalam rangka menunjang perekonomian,
pemerintah telah menerbitkan PMK-23/2020 dan PMK
28/2020 yang mengatur mengenai insentif fiskal dalam
rangka menghadapi pandemic Covid-19. Dengan
adanya insentif fiskal ini, diperkirakan penerimaan
pajak di bulan April akan menurun. Terkait dengan
(PERPPU 1/2020) yang antara lain mengatur penurunan
tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak
2020 (SPT PPh Badannya disampaikan di April 2021),
diperkirakan akan terjadi penurunan angsuran PPh Pasal
45
25 badan mulai bulan Mei 2020. Lebih lanjut
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga industri dalam
negeri ditengah pandemi Covid-19. Melalui PMK-
30/2020, Pemerintah memberikan relaksasi penundaan
pembayaran cukai akibat tersendatnya logistik di
lapangan karena Covid-19.
Pemerintah berharap dengan adanya penundaan ini
dapat membantu arus kas perusahaan sehingga
perusahaan dapat terus menjalankan usahanya.
Keberlangsungan industri sangat penting untuk
mengatasi terhambatnya penyediaan logistik dan
penyerapan tenaga kerja agar tidak terjadi pemutusan
hubungan kerja. Selain itu Pemerintah juga telah
mengantisipasi keadaan kahar ini dengan berbagai
kebijakan yang relevan seperti relaksasi aturan impor
untuk bahan baku pembuatan alat kesehatan.
Insentif fiskal dan prosedural dari segi kepabeanan dan
cukai juga dilakukan Pemerintah untuk mereduksi
dampak pandemi Covid-19 ini yang terdiri atas
larangan sementara atas ekspor Alat Kesehatan,
relaksasi Free Alongside Ship (FAS) Impor,
pembebasan cukai alkohol dalam rangka penanganan
46
Covid-19, relaksasi ijin impor untuk Alat Kesehatan,
relaksasi PPh impor untuk perusahaan Kemudahan
Impor Untuk Tujuan Ekspor (KITE), percepatan
layanan online untuk penanganan Covid-19, relaksasi
pelunasan cukai dan produksi rokok, percepatan logistik
dengan sistem National Logistik Ecosystems (NLE),
dan relaksasi penjualan lokal dari perusahaan
KB/KITE. Komitmen Pemerintah untuk menjaga
keberlanjutan keuangan negara guna mewujudkan
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat ditunjukkan
dengan upaya-upaya Pemerintah untuk mengelola fiskal
dengan sebaik-baiknya melalui peningkatan pendapatan
negara secara optimal, pengelolaan utang yang pruden
dan terus berupaya melakukan perbaikan kinerja
penyerapan anggaran. Hal ini diarahkan agar
pelaksanaan APBN dapat memberikan manfaat yang
optimal dan berkeadilan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
47
b. Kerangka Teoritik
Pemasaran merupakan suatu proses, fungsi dan sekumpulan di
mana bisnis dan organisasi lainnya menciptakan pertukaran nilai di antara
bisnis dan perusahaan itu sendiri dan para pelanggannya. Menurut
American Marketing Association dalam penelitian ilmiah (Assauri, 2013)
yang menyatakan bahwa pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan
usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen
sampai ke konsumen.
Menurut (Indriyo Gitosudarmo, 2014) Pemasaran dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang mengusahakan agar produk yang
dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.
Menurut (Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, 2014) pemasaran
syariah sebuah disiplin bisnis strategis yang menarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari satu inisiator kepada
stakeholder-nya, yang dalam keseluruhann prosesnya sesuai dengan akad
serta prinsip-prinsip syariah dan muamalah dalam Islam.
Konsep pemasaran syariah baru berkembang seiring
berkembangnya ekonomi syariah. Beberapa perusahaan dan bank
khususnya yang berbasis syariah telah menerapkan konsep ini dan telah
mendapatkan hasil yang positif. Ke depannya dipredikan marketing
syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya masyarakat karena
nilainilainya yang sesuai dengan apa yang masyarakat, yaitu strategi yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari
inisiator kepada stakeholdernya yang dalam kesulurahan prosesnya sesuai
48
dengan akad dan prinsip-prinsipnya muamalah dalam islam. Artinya dalam
pemasaran syariah, seluruh proses baik proses penciptaan, proses
penawaran, maupun proses perubahan nilai, tidak boleh ada yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat (M.Nur Rianto, 2012).
Suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan
infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang
lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang
ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19 (World Health
Organization, 2020).
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus
yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali
dalam hidupnya (dr. Rizal Fadli, 2020).
Peningkatan negara yang terdampak virus Covid-19 di seluruh
dunia seperti Amerika, Spanyol dan Italia membuat situasi ekonomi dunia
semakin memburuk. Beberapa lembaga bahkan memprediksikan
perlemahan ekonomi dunia, antara lain International Monetary Fund
(IMF) yang memproyeksikan ekonomi global tumbuh minus di angka 3%.
Ekonomi dunia saat ini sedang berperang dengan virus Covid-19
yang sangat mematikan. Akibatnya pergerakan ekonomi saat ini menjadi
lumpuh. Berbagai strategi yang dirancang oleh tatanan dunia untuk
49
mengubah model bisnis dan menaklukkan Covid-19 agar pergerakan
ekonomi dunia kembali normal. Pesiapan yang dibutuhkan dalam
pembangkitan ini antara lain kesiapan mental dan menguatkan daya tahan
tubuh agar terhindar dari Virus Covid-19.
Dari beberapa teori yang sudah dijelaskan diatas maka kerangka
berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Marketing Syariah Pandemi Covid-19
Toko Arpi Hijab
50
c. Penelitian Terdahulu
1. Nia dalam penelitiannya yang berjudul “Strategi dalam Meningkatkan
Kepuasan Anggota Penabung dengan Akad Wadiah di Baitul Maal
Wat Tamwil (BMT) Pahlawan Tulungagung”, bertujuan untuk
mengetahui strategi apa yang digunakan BMT Pahlawan dalam
meningkatkan kepuasan anggota penabung dengan akad wadiah. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Strategi BMT Pahlawan Tulungagung
dalam meningkatkan kepuasan anggota penabung adalah dengan
menjaga kepuasan dari anggota dengan cara membangun kepercayaan
antar anggota dan karyawan yang berdasarkan hubungan kemitraan
serta dengan strategi peningkatan kinerja perusahaan terbukti mampu
meningkatkan kepuasan anggota. Persamaan dalam penelitian ini
adalah terletak pada tujuan penelitian yaitu sama-sama berupaya untuk
meningkatkan kepuasan anggota (NURGIANTI, 2017).
2. Aditya Indra Febrianto yang berjudul Penerapan Strategi Marketing
Mix pada Biro Jasa transportasi Safara Tour Travel Bojonegoro Jawa
Timur, penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Perbedaan dari penelitian terdahulu adalah penelitian lebih
ke pemasaran dengan menggunakan empat variable atau dengan
bauran pemasaran yaitu strategi promosi, strategi produk, dan strategi
harga dan strategi layout (tempat) sedangkan penelitian yang sekarang
menggunakan Sembilan variable yaitu strategi Marketing Mix
(Febrianto, 2014).
51
3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Nur Azizah, mahasiswa STAIN Jember
tahun 2009 dengan judul ”Sistem Produksi Dan Pemasaran 17 Krupuk
Barokah Mangli Jember Dalam Perspektif Ekonomi Islam”.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-
sama mengkaji tentang sistem produksi dan pemasaran serta
bagaimana aplikasi bisnis Islam dalam menjalankan suatu bisnis,
perbedaannya dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada produksi
dan pemasaran batu bata UD. Andri Putra yang terjadi di desa
Alassapi, sedangkan penelitian sebelumnya adalah terletak pada obyek
penelitian. Penelitian ini lebih pada bagaimana penerapan ekonomi
Islam serta pandangan hukum Islam dalam penerapan pabrik krupuk
barokah Mangli Jember (KHADIJAH, 2016).
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif (qualitative research). Menurut Bogdan dan Taylor
dalam jurnal ilmiah penelitian (Lestari & Sukmawan, 2018) menjelaskan
bahwa metode kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut Sugiyono dalam penelitian (NURGIANTI, 2017)
menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada
penggunaan metode studi kasus. Penelitian kualitatif ini secara spesifik
lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Sebagaimana
pendapat Lincoln dan Guba dalam jurnal Socius (Hasanah &
Ratumbuysang, 2017) yang menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif
53
dapat juga disebut dengan case study ataupun qualitative, yaitu penelitian
yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan subjek penelitian.
Menururt Lincoln dan Guba dalam journal student (Mutawakkil,
2017) penggunaan studi kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif
memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
1) Studi kasus dapat menyajikan pandangan dari subjek yang
diteliti.
2) Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip
dengan apa yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
3) Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan
hubungan antara peneliti dan responden.
4) Studi kasus dapat memberikan uraian yang mendalam yang
diperlukan bagi penilaian atau transferabilitas.
Pada dasarnya penelitian dengan jenis studi kasus bertujuan untuk
mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Maka dalam penelitian
ini, peneliti akan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkap
tentang strategi marketing syariah dalam menghadapi pandemic Covid-19.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.
Yang memiliki maksud bahwa data yang dikumpulkan bukan berupa data
angka, melainkan data yang berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo peneliti dan dokumen
resmi lain yang mendukung. Tujuanya menggunakan pendekatan ini
54
adalah agar peneliti dapat menggambarkan realita empiris dibalik
fenomena yang terjadi terkait dengan analisis marketing syariah dalam
menghadapi Covid-19 dalam mengembangkan strategi marketing nya dan
potensi meningkatnya Omset dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Kemudian, peneliti meneliti obyek serta kondisi alamiah yang dapat
mendukung peneliti dalam mendapatkan data yang valid.
C. Data dan Sumber Data Penelitian
Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan observasi di
mana penulis memperoleh data dari Toko Arpi Hijab dan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap dinamika penjual pada pandemic
ini. Data ini diperoleh dengan menyebarkan wawancara langsung
bersama owner Arpi Hijab di Kuningan.
Menurut Arikunto yang dikutip oleh (Miftahuddin & Yohanes, 2017)
sumber data adalah subyek penelitian dimana data menempel. Sumber
data dapat berupa benda, gerak, manusia, tempat dan sebagainya. Sumber
data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
1) Informasi dari Toko Arpi Hijab di Kuningan.
2) Arsip dan dokumen Toko Arpi Hijab di Kuningan.
3) Tempat dan peristiwa di Toko Arpi Hijab di Kuningan.
4) Pihak-pihak yang berkompeten dan terkait dengan penelitian ini.
55
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Menurut Sugiyono sebagaimana dikutip (WIDAWATI, n.d.) , teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan 4
data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumentasi dan studi kepustakaan. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan
wawancara.
1) Dokumentasi
Menurut Sugiyono dalam kutipan (Laraswati, 2018)
mengemukakan dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan
kebijakan.
2) Observasi
Menurut Nasution dalam buku Sugiyono yang dikutip pada jurnal
ilmiah (Nurhusni, Syaefuddin, Oktiwanti, & Yuliani, 2020)
menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu. Para ilmuwan
hanya dapat bekerja berdasarkan data yang di peroleh melalui
observasi. Lebih lanjut, Sugiyono (2016:226), mengklasifikasikan
observasi menjadi tiga yaitu, observasi partisipatif (participant
56
observation), observasi terus terang dan tersamar (Overt Observation
and covert observation), observasi tak berstruktur (unstructure
observation) maksudnya didalam pengamatan fokus peneliti belum
jelas dan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah baku,
tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
3) Wawancara
Wawancara merupakan komunikasi antara dua orang atau lebih
yang bertukar informasi dan pikiran dengan maksud tertentu.
Esterberg dalam buku Sugiyono yang dikutip pada jurnal ilmiah
(Nurhusni et al., 2020) mendefinisikan interview (wawancara) sebagai
berikut:“A meeting of two persons to exchange information and idea
through question and responses, resulting in communiction and join
contruction of meaning about a particular topic.” Wawancara
biasanya dilakukan sebelum melakukan kajian penelitian lebih lanjut
artinya, wawancara ini dilakukan sebagai pendahuluan untuk
menemukan masalah yang dapat jadikan sebagai penelitian.
E. Pemeriksaan Keabsahan Data
Menurut Moleong yang dikutip pada jurnal ilmiah oleh (Al-husaini,
2013) Keabsahan data sudah sah jika memiliki empat kriteria yaitu :
1) Kredibilitas
2) Transferabilitas
3) Dependabilitas
4) Konfirmabilitas
57
Menurut Moleong yang dikutip dalam jurnal ilmiah (Al-husaini, 2013)
dalam penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan triangulasi untuk
mengecek keabsahan data/uji kredibilitas data . Metode Triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak
digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Triangulasi
berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi ke waktu
menyimpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
berbagai pandangan.
Menurut Patton yang dikutip dalam jurnal ilmiah oleh (Al-husaini,
2013) dalam penelitian ini uji kredibilitas data dilakukan dengan teknik
triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik drajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Setelah
peneliti mendapatkan data, baik itu berupa data hasil wawancara, data
dokumentasi, maupun data observasi, maka selanjutnya peneliti
melakukan triangulasi sumber, antara lain dengan cara :
a. Membandingkan data observasi yang didapatkan dengan
wawancara pada informan.
b. Membandingkan data wawancara antar informan satu dengan
yang lainnya.
58
c. Membandingkan data wawancara dengan dokumentasi yang telah
dikumpulkan.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Patton yang dikutip (Herman & Catatan, n.d.) mengatakan
bahwa analisis data merupakan mengatur urutan data mengorganisasikan
ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data
dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam
catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
sebagainya.
Menurut Miles dan Huberman dalam jurnal ilmiah yang dikutip (Al-
husaini, 2013) pada dasarnya analisis data ini didasarkan pada pandangan
paradigmanya yang positivisme. Analisis data itu dilakukan dengan
mendasarkan diri pada penelitian lapangan apakah : satu atau lebih dari
satu situs. Jadi seorang analis hendak mengadakan analisis data harus
menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang telah
dilakukannya satu situs atau lebih. Langkah –langkah yang harus
ditempuh dalam menganalisis data :
1) Reduksi Data Setelah peneliti mendapatkan data berupa catatan
lapangan, lalu peneliti memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan
itu kemudian peneliti susun secara sistematis sehingga memberikan
59
gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali
apabila sewaktuwaktu data diperlukan kembali.
2) Kategorisasi Peneliti memilah–milah setiap sesuatu dalam bagian–
bagian yang memiliki kesamaan. Dalam setiap kategori diberi nama
yang disebut label. Hal ini digunakan agar memudahkan dalam proses
analisis dan agar tidak tertukar dengan yang lain.
3) Sintesisasi Setelah peneliti melakukan kategorisasi data, lalu peneliti
akan mensintesiskan antara satu kategori data yang didapatkan dengan
yang lainnya agar mudah dipahami dan tidak tertukar.
4) Menyusun “ Hipotesis Kerja” Hal ini dilakukan dengan jalan
mermuskan suatu pertanyaan yang proporsional. Hipotesis kerja ini
sudah merupakan teori yang subtantif (yaitu teori yang berasal dan
berkaitan dengan data).
60
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Toko Arpi Hijab merupakan outlet busana Muslim yang aktif dan bergerak
dalam bidang fashion dari salah satu brand ternama yang salah satu distributornya
adalah Pitriah Indriani. Fashion Muslim yang ditawarkan sifatnya cenderung
millennial yang dimodifikasi dalam berbagai model dan tidak meninggalkan
unsur-unsur syariat Islam. Toko ini didirikan pada tanggal 18 September 2018
oleh pasangan suami istri yakni Aris Firmansyah dan Pitria Indriani. Nama Arpi
sendiri merupakan singkatan dari kedua nama tersebut yaitu Aris dan Fitri. yang
berlokasi pada Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan
Jawa Barat. Pasangan suami istri ini mulai mengembangkan sayapnya untuk
memasarkan brand kekinian yang dijualnya sehingga diberi nama Arpi House.
Kami memilih lokasi tersebut karena tempatnya dekat dengan daerah pemasaran
yaitu sekolah terkemuka dan alun-alun yang dekat dengan lokasi usaha tersebut,
sehingga akan mudah untuk kegiatan pemasaran setiap saat. Dari nama yang telah
disebutkan sang pemilik merencanakan untuk menggabungkan nama tersebut
menjadi Arpi Shop.
Pada bab ini penelti akan menguraikan serta menerangkan data dan hasil
penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada bab I hasil penelitian
ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam secara langsung kepada
informan sebagai bentuk pencarian dan dokumentasi langsung dilapangan.
Kemudian peneliti juga memakai teknik observasi sebagai cara untuk melengkapi
data yang telah ditemukan. Penelitian ini berfokus pada strategi marketing syariah
61
pada masa pendemi Covid-19 di Kuningan. Peneliti juga menggunakan
pendekatan kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena.pendekatan
ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang
kompleks. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif (qualitative research). Menurut Bogdan dan Taylor dalam
jurnal ilmiah penelitian (Lestari & Sukmawan, 2018) menjelaskan bahwa metode
kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.
B. Pembahasan
1) Strategi Marketing Toko Arpi Hijab Kuningan
Dalam pembagian jenis pemasaran secara umum Toko Arpi Hijab
Kuningan termasuk dalam strategi pemasaran yang terkonsentrasi
(Concertrated Marketing).
Dengan strategi ini, Toko Arpi Hijab mengkhususkan pemasaran
produknya dalam beberapa segmen pasar terutama kalangan
masyarakat yang beragama Islam, tujuh puluh persen (70%)
sasaranya adalah kalangan millennial selebihnya adalah kalangan
umum. Pada segmen pasar tertentu, spesialisasi dalam produksi
harus diutamakan. Setelah segmen pasar tersusun, pemasaran
produk dari Toko Arpi Hijab ini akan berhasil melalui usaha
promosi. (Wawancara dengan bapak Aris selaku Owner Arpi Hijab
Kuningan).
Selain itu marketing syariah di Toko Arpi Hijab sudah diterapkan, tidak
sampai pada itu saja. Toko Arpi Hijab harus mempunyai inovasi strategi yang
tiada henti untuk mengembangkan bisnis yang dijalankan. Toko Arpi Hijab
sebagai perusahaan Muslim harus bisa melakukan inovasi-inovasi produk
yang baik dan bermanfaat bagi pengguna produk. (Anton Ramdan, 2013).
62
Pengertian strategi menurut Chandler, strategi merupakan alat untuk
mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Sedangakan
menurut Porter strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai
keunggulan bersaing (Husein Umar, 2013).
Michel Porter mempunyai rumusan yang sudah dikenal banyak kalangan
yang disebut Porter’s Competitive Strategies, yang sudah diikuti para manajer
dalam menentukan strategi bersaing. Ada dua strategi bisnis yang dikenal
sebagai strategic generik Porter yaitu seperti yang telah dipaparkan di atas
yaitu strategi cost leadership dan differensiasi (Taufiq Amir, 2012)
Hasil wawancara dengan bapak Aris yang akan membahas Toko Arpi
dalam menghadapi masa pandemi ini, strategi yang diterapkan Toko Arpi
lebih sesuai pada strategi differenisasi. Toko Arpi lebih menekankan pada
memberikan keunikan, ciri khas dan pembedaan pembedaan pada barang yang
diproduksi diantara pesaing. Toko Arpi menomor satukan kualitas dan
kepuasan konsumen yang menjadi faktor utama dalam pencapaian tujuan,
sehingga semakin melengkapi koleksi produknya yang pada awal hanya
memproduksi hijab, kini menghadirkan atasan muslimah wanita, baju koko,
mukena, sajadah, sarung, dan gamis yang merupakan hasil dari salah satu
brand ternama pada Toko Arpi itu sendiri.
Selain mengedepankan unsur syar’i Toko Arpi juga menampilkan fashion
yang trendy, stylist sehingga membuat para konsumennya semakin nyaman
dan lebih bisa mengambil hati para konsumen. Selain itu, jilbab yang ada di
63
Toko Arpi menghadirkan berbagai macam pilihan ukuran dari XS (Extra
Small) sampai XL (Extra Large) dengan beraneka ragam jenis terdiri dari
jilbab segiempat, pashmina, jilbab instan khusus pelajar dan umum. Namun
untuk sekarang ini Toko Arpi Hijab lebih menitik beratkan pada unsur ajakan
dan berdagang yang sekaligus berdakwah dengan cara bagaimana mengajak
para masyarakat yang semula belum berjilbab.
Menurut (Taufiq Amir, 2012) agar dapat menjalankan strategi
diferensiasinya dengan baik Toko Arpi harus memenuhi syarat bagaimana
mengembangkan diferensiasi atau faktor pembeda untuk mendukung
produknya. Faktor pembeda tersebut harus bermanfaat bagi konsumen yang
berakhir pada keuntungan yang dapat diperoleh, syaratnya adalah sebagai
berikut :
a) Meguntungkan perusahaan
Positioning yang tepat dalam menjalankan bisnisnya, memberikan
keuntungan yang banyak. Toko Arpi Hijab yang masih menjadi leader
dalam fashion muslim menjadikan konsumennya dapat membedakan
Toko Arpi Hijab diantara para pesaingnya. Selain Toko Arpi Hijab
menciptakan hasil rancangannya berbagai macam ukuran yang tidak
hanya ada pada baju tetapi jilbab juga. Unsur kesyariannya yang
melekat menjadikan hal paling menonjol yang dikenal masyarakat,
meskipun ada sebagian yang berpendapat bahwa harga yang ditetapkan
Toko Arpi Hijab lumayan mahal. Namun, itu tidak menjadi
penghalang, konsumen yang semakin cerdas pasti akan mengetahui
64
kualitas yang ditawarkan oleh Toko Arpi Hijab dan bisa dibuktikan
kebenaran kualitasnya diantara para pesaing.
b) Penting bagi konsumen
Perbedaan yang ditonjolkan oleh Toko Arpi Hijab menjadikan
anggapan penting oleh para konsumennya. Terutama para konsumen
yang memang sudah berjilbab dan paham bagaimana menutup aurat
dengan benar pasti akan lebih memilih Toko Arpi Hijab dengan
sendirinya. Selain berbisnis Toko Arpi Hijab juga berisikan dakwah
atau ajakan kepada para konsumen yang belum berjilbab diwujudkan
dengan penawaran macam-macam kerudung yang terdiri dari berbagai
ukuran. Dengan unsur kejujuran yang Toko Arpi Hijab terapkan dalam
hal kualitasnya terbukti dengan memenangkan kepercayaan di hati
para konsumen, Toko Arpi Hijab yang semula hanya memproduksi
jilbab saja, kini sudah merambah ke berbagai fashion karena
permintaan para konsumen. Dari situlah sudah jelas terlihat bahwa
konsumen sudah menganggap penting dalam keseharian konsumen
terutama para Muslimah yang sudah berhijab.
c) Dapat dikomunikasikan
Perbedaan yang ditonjolkan dapat dikomunikasikan oleh Toko
Arpi Hijab dengan melalui penjelasan yang disampaikan pada
konsumen melalui, promosi, iklan, logo, sampai dengan desainnya.
Selain itu pertumbhan fashion yang begitu mengerikan menjadikan
Toko Arpi Hijab semakin giat dalam menawarkan produknya, Toko
65
Arpi Hijab tidak hanya beriklan dan menunggu para konsumen untuk
datang ke Toko, tetapi Toko Arpi Hijab juga melakukan Baling (Bazar
keliling) dan motor store dengan cara memberikan penjelasan tentang
keistimewaan produk, selain itu hal yang dilakukan Toko Arpi Hijab
juga memberikan tawaran lebih berupa diskon 10% disetiap
produknya.
d) Tidak mudah untuk ditiru
Untuk produk diluar sana banyak sekali pesaing yang menciptakan
produk sejenis dengan meniru model Toko Arpi Hijab . Namun hal
tersebut tidak ditakutkan oleh Toko Arpi Hijab karena barang tersebut
sudah jelas berbeda dari kualitas kain, jahitan dan pasti jels terlihat
pada harga. Karena yang tiruan pasti lebih murah dibandingkan dengan
yang asli.
2) Strategi Marketing Syariah Toko Arpi Kuningan
Toko Arpi Hijab adalah outlet busana yang dikenal oleh
konsumennya sebagai penyedia busana muslim, yang berdasarkan dan
berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam. Yang tidak lepas selalu
menghadapi persaingan-persaingan yang semakin ketat, dari perusahaan
sejenis yang sudah ada dan perusahaan pendatang baru. Toko Arpi Hijab
harus semakin memperkaya inovasi dan tidak boleh kehabisan kreatifitasnya
untuk menciptakan produk baru dan bagaimana memasarkan produknya.
Dalam setiap hal pencapaian yang dilakukan Toko Arpi Hijab untuk
66
mencapai tujuan perusahaan merupakan bagian dari strategi pemasaran, yang
harus tetap dilakukan dalam koridor Islam.
Menurut (Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, 2014) dalam praktik
bisnis syariah, keuntungan yang diperoleh harus proposional dengan tidak
memberikan kerugian kepada orang lain. Penekanan etika bisnis dalam bisnis
syariah menjadi penting sebagai pembatas agar pebisnis syariah tidak
terjerumus pada keserakahan. Pemasaran syariah adalah strategi bisnis, yang
harus memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi
seluruh proses, menciptakan, menwarkan, pertukaran, atau perorangan yang
sesuai dengan ajaran Islam. Pemasaran syariah adalah pemasaran spiritual
yang memandang bahwa pesaing bukanlah musuh, namun mitra sejajar yang
mampu kreativitas dan inovasi perusahaan. Persaingan adalah hal yang baik
karena akan turut membesarkan pasar. Pemasaran spiritual bertujuan untuk
mencapai seuah solusi yang adil dan transparan bagi semua pihak yang
terlibat.
Menurut (Anton Ramdan, 2013) dalam etika bisnis Islam marketing
yang baik adalah salah satu stategi bisnis. Marketing adalah nyawa dari suatu
bisnis yang sedang dijalankan, sekaligus sebagai alat untuk mengenalakan,
memasarkan, dan menarik konsumen sehingga membeli produk yang
dipasarkan. Dengan cara menawarkan produk sesuai dengan kenyataannya,
tidak berlebihan dan juga tidak mengurangi kelebihan yang terdapat dalam
produk yang dipasarkan. Karena dalam Islam, sumpah palsu untuk
melariskan produk termasuk haram atau dilarang. Akan tetapi dalam
67
memasarkan produk harus benar-benar bisa menunjukkan bahwa produk
sesuai dengan kualitasnya, sehingga membuat konsumen tertarik dan brand
atau merek yang digunakan memberi kesan baik dan mudah diingat oleh
konsumen.
Setiap perusahaan salah satunya Toko Arpi Hijab , sudah pasti
memerlukan strategi pemasaran tentang bagaimana cara dan upaya yang
harus Toko Arpi Hijab lakukan dalam mencapai tujuan, menarik minat
konsumen, dan keberlangsungan perusahaan mengingat persaingan yang
semakin ketat yang sudah siap mengambil peluang pasar. Unsur strategi
persaingan dalam pemasaran yang dilakukan Toko Arpi Hijab dalam
perumusan pemasaran yang digunakan yaitu strategi segmentasi, targeting,
dan positioning. Selain itu, dalam melakukan pertahanan untuk mengahadapi
persaingan, Toko Arpi Hijab menggunakan taktik pemasaran marketing mix
atau yang dikenal dengan bauran pemasaran yang terdiri dari empat kegiatan
yaitu product, place, promosion dan price.
Untuk lebih jelasnya mengenai strategi pemasaran yang dilakukan
oleh Toko Arpi Hijab, berikut penjelasannya antara lain:
a) Segmentasi pasar atau segmenting
Segmentasi pasar (market segmentation), yaitu tindakan untuk
mengenali dan memprofil kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin
memerlukan produk dan atau bauran pemasaran yang terpisah. Pasar
terdiri dari para pembeli, dan pembeli berbeda di dalam satu aspek atau
lebih. Pembeli mungkin berbeda keinginannya, daya belinya, umurnya,
68
gaya hidupnya, kepribadiannya, lokasi geografisnya, sikap pembelinya dan
praktik pembeliannya. Setiap variabel-variabel ini bisa dipergunakan untuk
membentuk segmen suatu pasar (Supranto dan Nandan Limakrisna, 2011).
Segmentasi geografis membagi pasar menjadi beberapa unit secara
geografi seperti negara, komplek, atau perumahan. Toko Arpi Hijab dalam
menentukan segmentasi geografisnya memfokuskan pada daerah
Kabupaten Kuningan tepatnya di Jalaksana. Karena di daerah tersebut
dekat pusat kota, universitas, perusahaan, dan gedung kepemerintahan
Kabupaten Kuningan yang tidak jauh dari Pendopo Bupati Kuningan,
berdekatan dengan jalan utama sehingga banyak orang yang melintas dan
semakin memudahkan Toko Arpi Hijab dalam usaha pemasarannya. Untuk
segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan
variabel seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, agama, ras,
pendidikan dan kebangsaan. Berdasarkan segmentasi demografisnya Toko
Arpi Hijab membidik semua variabel yang ada pada segmentasi
demografis seperti kelompok umur, agama, ras dan jenis kelamin, mulai
dari anak-anak, dewasa, bapak-bapak, ibu-ibu, wanita dan laki-laki,
tentunya yang beragama Islam, sebagian besar difokuskan untuk pelajar
yang prosentasenya sebesar 70%. Dari yang tidak mengenakan jilbab
sampai yang sudah mengenakan jilbab bagi wanita. Dan untuk segmentasi
psikografis yang membagi pembeli menjadi kelompok yang berbeda yang
berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
Toko Arpi Hijab untuk segmentasi psikografisnya lebih fokus pada kelas
69
sosisal menengah ke atas, karena pada dasarnya Toko Arpi Hijab berdiri
dekat pusat kota yang lingkungannya berdekatan dengan banyak
perusahaan, sekolah, universitas dan kepemerintahan yang sudah
dipastikan rata-rata penduduknya berpenghasilan tinggi.
b) Targeting
Pada targeting atau penetapan sasaran merupakan suatu tindakan
memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Karena pentingnya
peran pasar sasaran, maka proses pensegmentasian pasar perlu dilakukan
pemilihan yang jitu atas segmen pasar yang menarik untuk dapat
ditetapkan sebagai pasar sasaran. Pemilihan besar atau luasnya segmen
yang sesuai dengan kemampuan Toko Arpi Hijab untuk memasuki segmen
tersebut. Berdasarkan pada segmentasi yang telah dijelaskan di atas, Toko
Arpi Hijab dalam menargertkan pasarnya adalah masyarakat yang
beragama Islam dari anak-anak, dewasa, laki-laki dan perempuan. Karena
Toko Arpi Hijab adala perusahaan retail yang khusus memperjualbelikan
baju muslim dan muslimah.
c) Positioning
Dan untuk positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan
positioning adalah untuk membangun dan mengomunikasikan keunggulan
bersaing produk yang ada dipasar ke dalam benak konsumen. dalam
konteks positioning yang sering disalah artikan sebagai posisi atau tempat
produk dalam rak pajangan di Toko pengecer. Akan tetapi, posisi
mengandung makna tempat suatu produk, merek, atau sekelompok produk
70
di dalam benak konsumen, relatif terhadap penawaran pesaingnya. Posisi
produk lebih menitik beratkan pada pandangan dan preferensi pembeli
mengenai suatu produk atau merk yang ada di pasar tertentu. Toko Arpi
Hijab memposisikian perusahaannya berbeda dari para pesaingnya yang
merupakan perusahaan sejenis. Hal yang membedakan Toko Arpi Hijab
dengan perusahaan lainnya adalah para pesaing yang menciptakan
berbagai produk yang sesuai trend masakini. Toko Arpi Hijab tetap tidak
terpengaruh dan masih mengutamakan kesyar’iannya dengan tetap
menciptakan produk yang syar’i tidak memperlihatkan bentuk lekuk
tubuh, dan harus menutup aurat sesuai ketentuan-ketentuan dalam hukum
Islam, namun tetap menciptakan produk yang stylist dan modern. Toko
Arpi Hijab yang sudah diakui kualitasnya. karena Toko Arpi Hijab sudah
mempunyai pabrik sendiri dari perajutan, bahan baku sampai distribusi
dilakukan sendiri oleh pihak Toko Arpi Hijab , sudah dipastikan terlihat
bagaimana kualitas kain, jahitan dan kerapihannya.
Beberapa hal yag dilakukan Toko Arpi Hijab Kuningan dalam
mengembangkan strategi produknya adalah sebagai berikut:
1) Membuat Logo
Logo merupakan ciri khas perusahaan yang dimiliki Toko
Arpi Hijab yang membedakan dengan lainnya, biasanya tertera
pada produk yang dipasarkan. Logo Toko Arpi berupa gambar
yang terdapat huruf alif dan bertuliskan Hijaber Indonesia. Tujuan
dari logo ini merupakan salah satu cara atau strategi agar
71
masyarakat tertarik dan bahwasanya lebih mengenal Toko Arpi
Hijab sebagai salah satu perusahaan yang terkonsep sesuai syariah
dari produk yang diciptakan.
2) Kualitas Tinggi
Toko Arpi Hijab adalah perusahaan dalam bidang fashion
muslim yang dari pembuatan bahan baku, produksi, dan distribusi
dilakukan oleh Toko Arpi Hijab yang berkerjasama dengan Toko
Kicik. Toko Arpi menunjukkan kualitasnya berupa bahan kain
yang digunakan, jahitan yang rapi, dan menciptakan produk hasil
rancangannya sendiri.
3) Fasilitas Kartu Member
Toko Arpi Hijab memberikan pelayanan berupa membership
yang ada dua jenis yaitu membership untuk pelajar yang khusus
pelajar dengan biaya pendaftaran Rp. 10.000 masa aktif satu tahun,
dan membership tingkat global berlaku umum dengan biaya
pendaftaran Rp. 50.000 sedangkan pendaftaran online Rp. 25.000
dengan masa aktif satu tahun. Dan selanjutnya biro, untuk
membership biro ditujukan untuk para reseller dengan biaya
pendaftaran Rp. 100.000 untuk pembelanjaan pertama sebesar Rp.
1000.000 mendapat potongan 30%. Keistimewaan menggunakan
membership adalah tingkat pelajar mendapat potongan 10% untuk
produk sekolah, setiap belanja lima kerudung bukti transaksi
supaya disimpan untuk ditukarkan dengan aksesoris yang telah
72
disediakan, dan untuk member global mendapat potongan 10%
untuk setiap pembelian dan mendapatkan point dengan batas
minimum belanja dalam jangka satu tahun dengan batas minimum
sebanyak 300 point, dengan berbelanja sebesar Rp. 100.000
mendapatkan satu point.
4) Produk Sesuai Syariah
Toko Arpi Hijab tetap tidak terpengaruh dengan munculnya
trend atau model pakaian muslimah saat ini, Toko Arpi Hijab lebih
mengutamakan kesyar’iannya dengan tetap menciptakan produk
yang syar’i tidak memperlihatkan bentuk lekuk tubuh, dan harus
menutup aurat dengan sesuai ketentuan-ketentuan dalam hukum
Islam. Namun tidak menghapus kemungkinan Toko Arpi Hijab
untuk memproduksi jilbab yang semakin bervariasi, stylist, tidak
terlalu besar namun tetap dengna ketentuan syar’i. Dalam
menciptakan produknya Toko Arpi Hijab secara tidak langsung
mengajak para konsumen untuk berpakaian yang benar, yang
bukan hanya membalut tubuh tapi benar-benar menutup aurat.
5) Memberikan Hak Khiyar
Hak khyar merupakan cara pembatalan jual beli seandainya
terdapat kerusakan. Arpi Hijab memberikan kelonggaran pada
konsumen, Apabila dalam produk mengalami kerusakan atau pun
jahitan yang kurang rapi dari pihak Toko Arpi bertanggung jawab
dengan memberi kelonggaran untuk konsumen diperbolehkan
73
menukar barang atau produk dalam jangka waktu satu hari setelah
pembelian. Dan apabila kesalahan sangat fatal dari pihak Toko
Arpi bersedia untuk mengganti barang tersebut dengan yang baru.
Adapun beberapa promosi yang dilakukan Toko Arpi Kuningan
adaah sebagai berikut :
1) Personal selling, Toko Arpi menyebutnya dengan promosi MO
(Mobilisasi Online) yang memanfaatkan media sosial. Dengan
cara MO ini, toko arpi akan mengupload artikel baru melalui
media sosial dengan cara berkala.
2) Advertising Toko Arpi memasang iklan dengan cara endorse
dengan orang yang berpengaruh seperti artis Instragram
(selebgram) dan orang berpengaruh lainnya.
3) Publicity, berupa pemuatan berita di Facebook adds,
Fanspage, Instagram, Website yang berisikan pruduk-produk
yang hendak ingin di pasarkan.
4) Sale promotion, Toko Arpi sering kali menggadakan promo
yang tidak mengganti harga, hanya saja dalam pembelian
tertentu menerapkan buy one get one ketika omset tidak
memenuhi target.
Toko Arpi juga harus sesuai dengan karakteristik pemasaran
syariah yang terdiri dari beberapa unsur yaitu Ketuhanan, etis,
realistis, dan humanitis (Buchari Alma dan Donni Juni Priansa,
2014).
74
1) Ketuhanan/Theitis (Rabbaniyah)
Teitis atau ketuhanan (Rabbaniyyah) adalah satu keyakinan
yang bulat, bahwa semua gerak-gerik manusia selalu berada di
bawah pengawasan Alah SWT.
Bapak Aris yang memberikan penjelasan bahwa:
“Kita (Toko Arpi) tidak seperti perusahaan yang lain, kalau
perusahaan lain diawasi dengan CCTV tetapi Toko Arpi
gampang, owner-nya sendiri bilang yang mengawasi Allah,
saya sendiri pada saat pertama kali masuk Toko Arpi menjadi
aneh dalam hati kok bisa ya?”. (wawancara dengan bapak Aris
selaku Owner Toko Arpi).
Dari keterangan tersebut sudah menjadi bukti bahwa
karakteristik ketuhana sudah diterapkan dalam perusahaan
Toko Arpi. Bahwa segala sesuatu sudah ada yang mengawasi
yang tidak bisa diragukan lagi, dengan keyakinan tersebut
Toko Arpi percaya bahwa pelanggan akan lebih maksimal dan
tetap pada kebenaran, nilai Rabbaniyyah tersebut melekat atau
menjadi darah daging dalam pribadi setiap Muslim, sehingga
dapat mencegah perbuatan-perbuatan tercela dalam dunia
bisnis. Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya, yaitu :
ة خيرا يرهۥ ومن يعم ا يرهۥ لها يومئذ مثقال ذر ة شر ل مثقال ذر
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al-Zalzalah
:7-8)
75
2) Etis (Akhlaqiyyah)
Etis atau akhlaqiyyah artiya semua perilaku berjalan di atas
norma etika yang berlaku umum. hal ini menjadipanduan para
marketer syariah selalu memelihara setiap tutur kata, perilaku
dalam berhubungan bisnis dengan siapa saja, konsumen,
penyalur, Toko, pemasok ataupun saingannya (Buchari Alma
dan Donni Juni Priansa, 2014). Dalam pelaksanaan
karakteristik ini dapat ditunjukkan Toko Arpi dalam
pengelolaan karyawan, Toko Arpi memilih karyawan dalam
kesehariaannya mengenakan jilbab, rajin sholat dan dapat
membaca Al-Qur’an. Untuk masalah kecantikan, Toko Arpi
mempunyai anggapan tersendiri. Memang dalam perusahaan
lain kecantikan salah satu yang di utamakan, namun jika di
Toko Arpi kecantikan bukanlah hal yang utama. Ibu Pitria
menjelskan bahwa dalam unsur marketing Toko Arpi
melakukan jual beli dengan Allah SWT. Jadi apabila ketiga
kriteria karyawan diperoleh meskipun dengan karyawan yang
tidak cantik sekalipun. Toko Arpi percaya pasti akan tetap
mendapat keuntungan yang luar biasa karena kesholihannya.
Sifat theitis atau ketuhanan yang sudah Toko Arpi praktikkan
melahirkan sifat etis (Toko Arpi). Selain penjelasan diatas etis
terlihat pada pengelolaan karyawan Toko Arpi memperlakukan
sistem yang diberi nama “Majlis Istighfar” yang
76
pelaksanaanya pada hari senin melakukan Istighfar bersama
semacam istighasah. Yang sangat bermanfaat untuk
menggugurkan dosa-dosa dan selalu mengingat Allah SWT.
Toko Arpi menganjurkan sholat dhuha untuk semua karyawan.
Pada dasarnya Sholat dhuha adalah sebagai pembuka pintu
rezeki. Dianjurkan juga bagi karyawan untuk berpuasa senin
dan kamis dan puasa Nabi Daud bagi yang bisa, serta untuk
para karyawan laki-laki sholat shubuhnya harus di masjid.
Toko Arpi bekerja bukan hanya untuk duniawi semata seperti
mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Allah SWT
menjelaskan dalam firman-Nya, yaitu :
رين إن الل ابين ويحب المتطه يحب التو
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
(Al-Baqarah: 222)
3) Realistis (Al-Waqi’iyyah)
Realistis atau al-waqi’iyyah yang artinya sesuai dengan
kenyataan, tidak mengada-ada apalagi yang menjurus kepada
kebohongan. Semua transaksi yang dilakukan harus
berlandaskan pada realita, tidak membedabedakan orang, suku,
warna kulit, semua tindakan penuh dengan kejujuran (Buchari
Alma dan Donni Juni Priansa, 2014). Dalam penetapan harga
Toko Arpi jujur sesuai dengan kualitasnya, karena Toko Arpi
77
mempunyai pabrik sendiri, dari perajutan, bahan baku sampai
distribusi dilakukan sendiri oleh pihak Toko Arpi . Dari
pernyataan tersebut sudah terlihat bagaimana kualitas kain,
jahitan dan kerapiaannya.
Bapak Aris juga menjelaskan bahwa:
“Dilihat dari harga Toko Arpi tidak terlalu mahal jika
dibandingkan dengan merk-merk lain yang memberikan harga
yang begitu tinggi. Karena Toko Arpi sudah terpercaya akan
kualitasnya. Toko Arpi pada dasarnya segmen pasarnya yaitu
menengah ke atas, jadi tidak terlalu tinggi jika dibandingkan
dengan pesaingnya”. (Wawancara dengan Bapak Aris Owner
Arpi Hijab)
Allah SWT menjelaskan dalam firmanNya, yaitu :
ل ياأيها الذين آمنوا ل تسألوا عن أشياء إن تبد لكم تسؤكم وإن تسألوا عنها حين ينز
غفور حليم عنها والل القرآن تبد لكم عفا الل
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menanyakan (kepada Nabimu) halhal yang jika diterangkan
kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu
menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan
diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-
hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” (QS.
Al-Maidah : 101).
4) Humanistis (Al-Insaniyyah)
Humanistis atau al-insaniyyah yang artiya
berperikemanusiaan, hormat menghormati sesama. Pemasaran
berusaha membuat kehidupan menjadi lebih baik bukan
78
merusak tatanan hidup di masyarakat. Keistimewaan syariah
marketing yang lain yaitu humanistis universal, dengan
memiliki nilai humanistis seorang pemasar akan terkontrol dan
seimbang (tawazun), bukan menjadi manusia yang serakah,
yang menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang
sebesar-besarnya.
Bapak Aris menjelaskan bahwa:
“Owner dari Toko Arpi menyatakan bahwa Toko Arpi adalah
perusahaan kemanusiaan yang dimana dalam satu produk
jilbab beberapa persen keuntungan itu dikhususkan infaq untuk
kaum duafa. Alasan kenapa pelanggan menjaga loyalitas
dengan Toko Arpi karena para pelanggan beranggapan bahwa
didalam satu penjualan jilbab terdapat infaq untuk kaum duafa
dan dengan penjualan tersebut tentunya pelanggan akan
mendapatkan efek yang berupa pahala dan keberkahan setiap
membelinya, pahala tersebut merupakan bonus yang tak
terlihat namun sangat berarti untuk kehidupan akhirat”
(Wawancara dengan Bapak Aris Owner Arpi Hijab)
Sifat humanistis dan universal syariat Islam adalah prinsip
ukhuwwah insaniyyah (persaudaraan antar manusia), yang
sudah jelas diterapkan dalam Toko Arpi yang tidak
memperdulikan semua faktor yang membeda-bedakan
manusia, baik asal daerah, warna kulit, maupun status sosial.
Toko Arpi juga menambahkan bahwa mereka bekerja sambil
ibadah yang tidak mencari keuntungan duniawi semata
melainkan pencapaian akhirat itu yang lebih penting. Allah
SWT menjelaskan dalam firman-Nya, yaitu:
ن ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا وقبائل لتعارفوا إن ياأيها الناس إنا خلقناكم م
عليم خبير أتقاكم إن الل أكرمكم عند الل
79
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. AlHujuraat :13)
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian yang sudah disampaikan diatas, maka dapat kita Tarik dua kesimpulan,
antara lain :
1. Toko Arpi Kuningan termasuk dalam jenis strategi pemasaran terkonsentrasi
(Concentrated Marketing). Dengan strategi ini, Toko Arpi mengkhususkan
pemasaran dengan strategi ini, Toko Arpi mengkhususkan pemasaran produknya
dalam beberapa segmen pasar terutama untuk kalangan masyarakat yang
beragama Islam, yang 70% sasarannya adalah kalangan pelajar, selebihnya
adalah kalangan umum. Dari analisis strategi bersaing yang dilakukan Toko Arpi
dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, strategi bisnis yang
dikemukakan Michael Porter yang disebut dengan Porter’s Competitive
Strategies yang terdiri dari dua strategi yaitu strategi cost leadership dan strategi
differensiasi. Dalam pelaksanaannya Toko Arpi sesuai dengan praktik
differensiasi-nya. Toko Arpi yang lebih menekankan pada memberikan
keunikan, ciri khas dan pembedaan pada barang yang diproduksi diantara para
pesaing. Dengan menghadirkan hasil rancangannya sendiri, yang
mengedapankan unsur syar’i yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah.
Selain itu Toko Arpi juga memenuhi syarat untuk strategi differensiasi yang
baik, sebagai berikut: meguntungkan perusahaan, penting bagi konsumen, dapat
dikomunikasikan, dan yang terakhir tidak mudah untuk ditiru. Toko Arpi
ditinjau dari perspektif ekonomi yang dikaji kesesuaiannya dengan marketing
syariah, Toko Arpi termasuk dalam penerapan marketing syariah yang sesuai
dengan empat karakteristik marketing syariah yaitu, Teitis atau ketuhanan (Toko
Rabbaniyah), Etis (Akhlaqiyyah), Realistis (Al-Waqiiyyah), dan Humanitis (Al-
Insaniyyah). Toko Arpi telah menyesuaikan pemasarannya dengan meneladani
praktik marketing Rasulullah yaitu:
81
a) Segementing, Toko Arpi mengkhususkan pemasaran produknya dalam
beberapa segmen pasar terutama untuk kalangan masyarakat yang beragama
Islam, yang 70% sasarannya adalah kalangan pelajar, selebihnya adalah
kalangan umum.
b) Targeting, Toko Arpi dalam menargertkan pasarnya adalah masyarakat yang
beragama Islam dari anak-anak, dewasa, laki-laki dan perempuan. Karena
Toko Arpi adala perusahaan retail yang khusus memperjualbelikan baju
muslim dan muslimah.
c) Positioning, Toko Arpi mengutamakan kesyar’ian dengan tetap menciptakan
produk yang syar’i tidak memperlihatkan bentuk lekuk tubuh, dan harus
menutup aurat sesuai ketentuan-ketentuan dalam hukum Islam, namun tetap
menciptakan produk yang stylist dan modern
d) Bauran pemasaran (marketing mix), strategi produk pada Toko Arpi fokus
pada kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, menciptakan model
sendiri dan selal mengedepankan kesyar’iannya. Strategi harga yang
ditentukan oleh Toko Arpi disesuaikan dengan total bahan baku, bahan
produksi, semua biaya pembuatan dijumlah dan keuntugan dari setiap produk
diambil sebesar 40%. Dalam strategi dstribusi menetapkan bisnis dekat pusat
kota, universitas, perusahaan, dan gedung kepemerintahan kabupaten
Kuningan yang tidak jauh dari Pendopo Bupati Kuningan. Toko Arpi dalam
pemilihan strategi promosinya Toko Arpi telah melakukan berbagai promosi
diantaranya, personal selling, advertising, sale promotion dan publicity.
82
2. Dalam hal ini Toko Arpi memiliki beberapa kendala yang menjadikan sulit
untuk mengantarkan pesanan kapada para pelangganya. Semenjak terjadinya
Pandemi Covid-19 ini pemerintah mulai membuat peraturan tentang social
distancing untuk menghindari kontak langsung dengan pelanggan dan
peraturan sistem berskala besar yang membatasi waktu keluar rumah. Hasilnya
toko Arpi dalam hal pengiriman barang kepada pelanggan menggunakan jasa
ekpedisi yang dalam pengantaran jarak dekat cukup memakan waktu.
B. Saran-Saran
Berdasarkan penelitian dan kesimpulan diatas, terdapat saran-saran yang akan
diberikan penulis berkaitan dengan strategi marketing syariah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Dalam menetapkan strategi promosi, baik yang dilakukan sebelum atau
setelahnya. Perusahaan harus berusaha menarik konsumen untuk lebih
mengenal produk dengan melalui beberapa cara yang lebih agresif dan insentif
seperti facebook, radio, Instagram, Website, dan media social lainnya. Setelah
itu promosi tindakan harus dilakukan terutama pada pelayanan terhadap produk
yang akan di jual kepada konsumen. Dalam hal pelayanan yang diberikan
perusahaan haruslah pelayanan terbaik dalam melayani setiap konsumen guna
merasa nyaman dan mengesankan. Dalam penyaluran distribusi sebaiknya
Toko Arpi Hijab menambahkan cabang di daerah lain seperti Cirebon, Jakarta,
Bandung dan kota-kota besar lainnya.
83
2. Bagi Masyarakat
Dalam penelitian ini agar masyarakat memahami tentang marketing
syariah yang sudah ditetapkan perusahaan. Kemudian dapat membedakan
antara marketing syariah dan marketing konvensional.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini selanjutnya dapat menambah jumlah sample yang
diteliti dan populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan, tetapi
dapat diperluas pada kelompok perusahaan lainnya.
84
DAFTAR PUSTAKA
Afwan Rifqi Muhammad. (2019). “Karakteristik & Prinsip Pemasaran Syariah
(Marketing Syariah).” Retrieved September 24, 2019, from
http://hes.unida.gontor.ac.id/karakteristik-prinsip-pemasaran-syariah-
marketing-syariah/
Ahmad Ibrahim Abu Sinn. (2012). Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen
Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer. Jakarta: Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Al-husaini, F. F. M. (2013). Peran Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Dalam Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Kulon
Progo. Jur. Ilmu adm. Negara fak. Ilmu Sos. Univ. Negeri yogyakarta.
Anton Ramdan. (2013). Etika Bisnis dalam Islam,. Jakarta: Bee Media Indonesia.
Assauri, S. (2013). Manajemen Pemasaran: Dasar Konsep dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa. (2014). Manajemen Bisnis Syariah:
Menanamkan Nilai dan Praktik dalam Bisnis Kontemporer (Edisi Revi).
Bandung: Afabeta.
dr. Merry Dame Cristy Pane. (2020). Virus Corona (COVID-19). Retrieved from
https://www.alodokter.com/virus-corona
dr. Rizal Fadli. (2020). Coronavirus. Retrieved from
https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus
Febrianto, A. I. (2014). Penerapan strategi marketing mix pada biro jasa
transportasi Safara Tour Travel Bojonegoro Jawa Timur. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Hasanah, M., & Ratumbuysang, M. F. N. G. (2017). Strategi Peningkatan Minat
Wirausaha Mahasiswa Melalui Program Kreativitas Mahasiswa–
Kewirausahaan (PKM-K) di Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP
Universitas Lambung Mangkurat. Jurnal Socius, 6(02).
Herman, E., & Catatan, N. K. L. H. (n.d.). D. Teknik Pengumpulan Data.
85
Husein Umar. (2013). Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali
Pers.
Indriyo Gitosudarmo. (2014). Manajemen Pemasaran. yogyakarta: BPFE.
Kalimah, S. (2018). Marketing Syariah: Studi Analisis Produk Kenzie di Gudo
Jombang. An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah, 4(2), 1–29.
Kampus, P. (2016). Pengertian, konsep dan strategi pemasaran syariah. Retrieved
from https://perpuskampus.com/pengertian-konsep-dan-strategi-pemasaran-
syariah/
Khadijah, S. (2016). Sistem produksi dan pemasaran batu bata ud. Andri putra di
desa alassapi kecamatan banyuanyar kabupaten probolinggo dalam
perspektif etika bisnis islam. IAIN JEMBER.
Laraswati, A. (2018). Analisis Implementasi Guru Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Di Sd Negeri 03 Cilangkap Kecamatan Gumelar
Kebupaten Banyumas. Universitas Peradaban.
Lestari, Y. D., & Sukmawan, S. (2018). puitika pentas sabda tama catur wedha
dalam prosesi malam midodareni. Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, 9(1), 84–
89.
M.Nur Rianto. (2012). Dasar-dasar pemasaran bank syariah (Bandung).
Alfabeta.
Miftahuddin, M., & Yohanes, A. (2017). penentuan strategi untuk meningkatkan
kinerja karyawan di bni kantor cabang semarang dengan menggunakan
metode ahp (analytical hierarcy process). Jurnal Ilmiah Dinamika Teknik,
10(2).
Mutawakkil, I. (2017). atensi peserta didik dalam pembelajaran pjok serta faktor-
faktor yang mempengaruhi (studi kasus di smp negeri 15 yogyakarta).
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, 6(9).
Nabila Amalia. (2015). Marketing Syariah, Strategi dan Solusi yang Dinanti.
Retrieved June 29, 2015, from
https://www.kompasiana.com/nabillaamalia/55915baaad927352048b4567/m
arketing-syariah-strategi-dan-solusi-yang-dinanti
Nurbaya, S., Suaib, H., & Bintari, W. C. (2017). peran strategi marketing untuk
meningkatkan kepemilikan kendaraan bermotor bagi masyarakat pada pt.
86
astra motor sorong. Gradual, 6(1), 40–53.
NURGIANTI, A. (2017). penerapan model discovery learning untuk
meningkatkan percaya diri dan hasil belajar siswa pada tema indahnya
kebersamaan subtema kebersamaan dalam keberagaman (Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Neglasari 4 Kota Bandung). FKIP Unpas.
Nurhusni, S. A., Syaefuddin, S., Oktiwanti, L., & Yuliani, L. (2020).
pemberdayaan masyarakatmelalui kelompok usaha peningkatan pendapatan
keluarga sejahtera (UPPKS). Jendela PLS, 4(1), 6–18.
NURMUIZZ, R., & Rosyadi, I. (2020). Analisis Strategi Pemasaran Syariah
Terhadap Pengembangan Usaha Kopi Robusta Dan Arabika Temanggung
(Studi Kasus UMKM Kopi AS Temanggung). Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Nurul Huda, K. H. & D. (2017). Pemasaran Syariah Teori & Aplikasi. Kencana.
Ridhawati, R. R. (2015). Analisis strategi marketing syariah dalam menghadapi
persaingan bisnis pada Toko Rabbani Semarang. UIN Walisongo.
Ridwan, M. (2020). Upaya Masyarakat Dalam Publikasi Destinasi Wisata Untuk
Peningkatan Ekonomi Desa Leuwikujang Kec. Leuwimunding Kab.
Majalengka. Ecopreneur: Jurnal Program Studi Ekonomi Syariah, 1(1), 30–
45.
Srisusilawati, P., Ibrahim, M. A., & Ganjar, R. (2019). Komunikasi Pemasaran
Syariah Dalam Minat Beli Konsumen. JESI (Jurnal Ekonomi Syariah
Indonesia), 9(1), 65–71.
Strategi Pemasaran. (2019). Retrieved February 8, 2019, from Wikipedia website:
https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi_pemasaran?veaction=edit§ion=1
Supranto dan Nandan Limakrisna. (2011). Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran: untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Taufiq Amir. (2012). Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Tresnati, R., & Maharani, N. (2014). Kajian tentang strategi pemasaran syariah
dalam penguatan daya saing UKM menghadapi AEC 2015 di Indonesia.
SNEB.
87
Veithzal Rivai. (2012). Islamic Marketing: Membangun dan Mengembangkan
Bisnis dengan Praktik Marketing Rasulullah SAW. Jakarta: Gramedia.
WIDAWATI, T. R. I. (n.d.). ANALISIS kesenjangan peran kepolisian negara
republik indonesia (POLRI).
World Health Organization. (2020). Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus.
Retrieved from https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-
for-public