analisis margin pemasaran komuditi merica di …
TRANSCRIPT
i
ANALISIS MARGIN PEMASARAN
KOMUDITI MERICA DI TELLULIMPOE
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
SATRIANI
NIM. 1401031075
Pembimbing :
1. Dr. Amir Hamzah, M.Ag
2. Kusnadi, Lc. M.Pd.I
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
2018
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
ا ر ه مدلله س ي هلح لهين المرس و الانبهي اءه فه ا شر مع ل ى السلا ةو الصلا و ين هالع ل مه ن اب ده
ا له ع لى دو م اب عدمح ينا م عه ا جم
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak,
yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan
selama penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Dr. Firdaus, M.Ag., selaku Rektor IAIM Sinjai
2. Dr. Amir Hamzah, M. Ag., selaku Wakil Rektor I yang
telah membantuk kelancaran akademik.
3. Ismail, S.Pd.I.,M.Pd., selaku Wakil Rektor II yang telah
membantu kelancaran akademik.
4. Dr. Muh. Anis,.selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Hukum Islam yang telah membantu kelancaran akademik.
5. Muh.Ikbal, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah yang telah banyak membantu
kelancaran akademik.
6. Dr. Amir Hamzah M.Ag, selaku pembimbing I yang telah
banyak membantu dan mengarahkan, membimbing, dan
memberikan dorongan sampai skripsi ini terwujud.
vi
7. Kusnadi, Lc.M.Pd.I, selaku pembimbing II yang telah
banyak membantu dan mengarahkan, membimbing, dan
memberikan dorongan sampai skripsi ini terwujud.
8. Orang tua selaku pembimbing utama dalam rumah yang
selalu turut mendukung dan mendo’akan saya selama ini
sampai saat ini sehingga peyusunan proposal ini dapat
diselesaikan dengan baik
9. Teman-teman Mahasiswa IAIM Sinjai dan berbagai pihak
yang tidak dapat disebut satupersatu, yang telah
memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai
studi.
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai
pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari
Allah swt.,dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya. Amin.
Sinjai,20 April 2018
Satriani
NIM. 140103075
vii
DAFTAR ISI
Halaman sampul .............................................................. i
Lembar persetujuan ......................................................... ii
Lembar pengesahan ......................................................... iii
Pernyataan keaslian ......................................................... iv
Kata pengantar ................................................................ v
Daftar isi ......................................................................... vii
Daftar tabel ..................................................................... ix
Abstrak ........................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................... 1
B. Rumusan masalah .......................................... 6
C. Hipotesis ........................................................ 6
D. Devenisi Operasional ..................................... 7
E. Hasil Penelitian yang Relevan ........................ 8
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Analisis Margin Pemasaran ............................ 14
B. Teori-Teori Pemasaran ................................... 25
1. Pengertian pemasaran ............................... 25
2. Tujuan pemasaran .................................... 26
3. Fungsi pemasaran ..................................... 27
4. Konsep pemasaran ................................... 29
5. Pentingnya pemasaran .............................. 33
6. Model pemasaran merica di Tellulimpoe .. 34
C. Komoditi ....................................................... 35
BAB III Metode Penelitian
A. Jenis dan pendekatan penelitian ..................... 38
B. Subjek dan Objek Penelitian .......................... 39
viii
C. Tekhnik pengumpulan data ............................ 40
D. Instrumen penelitian....................................... 41
E. Tekhnik analisis data...................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum objek penelitian .................. 44
B. Pembahasan ................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................... 72
B. Saran ............................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Potensi pertanian, Perkebunan dan
Peternakan .................................................... 51
Tabel 4.2 Jumlah angka menurut jenjang pendidikan .... 53
Tabel 4.3 sarana pendidikan.......................................... 53
Tabel 4.4 Jumlah penduduk desa menurut mata
Pencaharian .................................................. 55
Tabel 4.5 Jumlah Pemeluk Agama tempat ibadah ......... 57
x
ABSTRAK
SATRIANI : Analisis Margin Pemasaran Komoditi Merica
di Tellulmpoe. Skripsi, sinjai: Program Studi Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam Institut
Agama Islam Muhammadiyah Sinjai 2018.
Setelah melakukan penelitian untuk mendapatkan yang
diperlukan serta menguraikan secara sederhana semua
permasalahan yang menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan skripsi ini mengenai Analisis Margin Pemasaran
Komoditi Merica maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
ini termasuk jenis penelitian kualitatif menggunakan jenis
pendekatan naturalistic yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah berdasarkan persepsi dan pemikiran orang secara
individual, yang melibatkan produksi merica dan pedagang
merica sebagai subjek penelitian. Dan hasil penelitian
diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi kemudian
data yang terkumpul berupa kata-kata dianalisa dengan
tekhnik reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan mengenai Analisis
Margin Pemasaran Komoditi Merica di Tellulimpoe yaitu
sebagai berikut: 1. Dalam pemasaran merica, masyarakat
memproduksi merica menjadi suatu produk yang lebih
mahal. Sistem pemasaran merica yang dilakukan di Desa
Tellulimpoe adalah dengan memasarkan hasil produk
dipedagang pengumpul atau pedagang pengumpul
memasarkan langsung produksi merica tersebut dipasaran.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam berbagai buku atau tulisan, kita sering
menjumpai pembagian pertanian ke dalam pertanian dalam
arti luas dan pertanian dalam arti sempit. Pertanian dalam
arti luas mencakup:Pertanian rakyat atau di sebut pertanian
dalam arti sempit, Perkebunan, termasuk di dalamnya
perkebunan rakyat dan perkebunan besar, Kehutanan,
Peternakan, Perikanan.
Praktik pembagian secara konvensional tersebut
ternyata kurang konsisten dan tidak jarang menimbulkan
kesulitan. Misalnya, perkebunan rakyat secara ekonomis
juga dapat disamakan dengan pertanian rakyat karena
perbedaannya hanya terletak pada macam komoditidan
hasilnya saja, yaitu tanaman bahan makanan bagi pertanian
rakyat dan tanaman perdagangan terutama bahan bahan
ekspor bagi perkebunan rakyat.1
Di Negara-negara agraris seperti Indonesia,
pertanian berperan sebagai sumber penting bagi
1 Muhammad Firdaus, Manajemen Agribisnis, (Cet, 5 ; Jakarta :
Bumi Aksara, 2015),h.44.
1
2
pertumbuhan permintaan domestic bagi produk-produk dari
sektor-sektor ekonomi lainnya. Ekspansi dari sektor-sektor
ekonomi laiinya sangat tergantung pada pertumbuhan output
di sektor pertanian, baik dari sisi permintaan sebagai sumber
pemasokan makanan yang kontinu mengikuti pertumbuhan
penduduk, maupun dari sisi penawaran sebagai sumber
bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain
seperti industry manufaktur dan perdagangan.2
Tanaman merica merupakan salah satu komoditas
ekspor tradisional dan merupakan produk tertua dari rempah-
rempah yang di pasarkan. Merica sudah lama kita kenal baik
sebagai penyedap makanan. Budidaya tanaman merica ini
mulai tersebar di beberapa kabupaten. Merica sebagai salah
satu komoditas primer sub sektor perkebunan masih
merupakan andalan utama untuk menambah perekonomian
masyarakat. Oleh karena itu, sektor pertanian masih tetap
memegang peranan penting dalam perekonomian.
Merica merupakan salah satu komoditas perkebunan
yang digemari masyarakat. Selain dapat sebagai bahan
pangan sebagai bumbu masakan dan juga sebagai bahan
baku industry. Merica juga merupakan salah satu komuditas
2 Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia Beberapa
Masalah Penting (Cet. 1 ; Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003). h. 197.
3
perkebunan yang memiliki nilai ekonomi penting
dimasyarakat. Karena, buahnya selain dijadikan bumbu
masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan
petani. Kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa merica
merupakan bahan makanan penting, sehingga dapat menjadi
sumber pendapatan yang penting pula bagi petani
dipedesaan. Berbagai usaha dilakukan untuk memulihkan
kembali potensi merica dimana usaha-usaha ini
dititikberatkan pada penerapan intensifikasi dan
meningkatkan penelitian-penelitian dalam rangka
pengembangan merica. Daya tarik pengembangan komoditas
merica bagi petani terletak pada nilai ekonominya yang
tinggi. Komoditas merica sangat besar peranannya dalam
menunjang usaha pemerintah untuk meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup petani.
Keadaan pemasaran komoditi merica di Tellulimpoe
tidak hanya dipasarkan dipasar tradisional melainkan banyak
pedagang yang membeli dengan batangnya sebelum merica
itu terlalu tua. Dimana dalam hal ini banyak pedagang yang
membeli buahnya sebelum buah merica itu dipetik dari
pohonnya, dilokasi ini pemasaran merica tidak terlalu
menentu karena banyak pedagang membeli merica itu
4
beserta dengan pohonnya tapi ada juga pedagang yang
membeli merica tersebut jika sudah berhasil baik itu dari
pedagang kecil maupun pedagang besar.
Di lokasi penelitian komoditi merica yang
dihasilkan oleh petani produsen dijual kepada para
konsumen melalui beberapa saluran pemasaran. Adapun
keadaan pemasaran merica di Tellulimpoe yaitu dimana
petani langsung menjual kepedagang pengumpul desa
dengan harga yang relative murah, kemudian pedagang
pengumpul desa menjual kepedagang pengumpul kecamatan
dengan harga yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Pedagang pengumpul kecamatan menjaul keluar daerah
dengan harga yang lebih tinggi daripada dengan pedagang-
pedagang lainnya.
Pada usaha memasarkan merica yang dihasilkan
oleh petani, kadang-kadang para petani sering mengalami
kendala-kendala dalam memasarkan hasil pertaniannya.
Dalam hal ini kesulitan yang biasa dialami yaitu tidak
adanya fasilitas kendaraan yang akan digunakan untuk
mengangkut hasil produksi merica tersebut, selain itu jarak
tempat memasarkan hasil mericanya cukup jauh ke
Kecamatan, sebenarnya dalam memasarkan hasil mericanya
5
petani dapat menjual kepedagang pengumpul desa yang
biasanya bisa langsung kepetani-petani merica. Tetapi
biasanya harga yang ditawarkan lebih murah. Sehingga
biasanya jika hasil produksi merica tersebut banyak maka
para petani langsung menjualnya kepedagang pengumpul
kecamatan dengan harga yang lebih tinggi guna untuk
mendapatkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan
pendapatan petani merica, dengan demikian harapan petani
merica untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan rumah
tangganya dapat terpenuhi.
Di dalam melakukan pemasaran hasil mericanya
persaingan ditingkat petani dapat dikatakan sangat besar
karena mengingat produksi merica ditellulimpoe sangat
banyak, sehingga dapat dikatakan persaingan dalam
memasarkan hasil produksinya dapat dikatakan sempurna,
karena disini petani sebagai produsen merica dapat menjual
mericanya dengan pilihan-pilihan yang telah ada, dimana
petani dapat menjual mericanya kepedagang pengumpul desa
atau kepedagang pengumpul kecamatan tanpa ada paksaan
atau intimidasi pihak manapun. Jadi petani dapat memilih
mau yang dekat atau yang praktis yaitu kepedagang
pengumpul desa tetapi dengan harga yang relative murah
6
atau pilihan kedua yaitu menjualnya kepedagang pengumpul
kecamatan dengan harga yang lebih tinggi.
Kecamatan Tellulimpoe saat ini merupakan salah
satu daerah yang sangat potensial untuk pengembangan
produksi komoditas merica ditellulimpoe. Petani di Desa
Tellulimpoe Kecamatan Tellulimpoe melakukan usaha tani
sebagai sumber pendapatan ekonomi dimasyarakat
tellulimpoe. Komoditas perkebunan mempunyai prospek
cukup baik karena cocok diusahakan dipedesaan dan
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehungga mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat petani.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di
atas, maka rumusan masalah yang menjadi sentral penelitian
ini adalah bagaimana analisis margin pemasaran komoditi
merica di Tellulimpoe.
1. Bagaimana Model pemasaran merica di tellulimpoe ?
2. Bagaimana Analisis pemasaran merica ditellulimpoe ?
C. Hipotesis
1. Analisis margin pemasaran tidak berpengaruh terhadap
komoditi merica di tellulimpoe
7
2. Analisis margin pemasaran berpengaruh terhadap
komoditi merica di tellulimpoe.
D. Devinisi Operasional
Proposal skripsi ini berjudul “Analisis Margin
Pemasaran Komoditi Merica di Tellulimpoe”. Untuk lebih
memahami judul Proposal Skripsi ini, maka penulis
menguraikan pengertian judul yang perlu mendapatkan
penjelasan, yaitu:
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.3
2. Margin adalah tingkat selisih antara biaya produksi dan
harga jual di pasar.4
3. Pemasaran berarti proses, cara, pembuatan
memasarkan suatu barang dagangan.5
4. Komoditi berarti komoditas.6
5. Merica berarti tanaman merambat.7
3 Departemen Pendidikan Nasaional, Kamus Pelajar Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama, (Cet. II; Bandung: Rosda, 2003), h. 20. 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Cet. 4; Jakarta Balai Pustaka, 2002) h.715. 5 Ibid. h. 834. 6 Ibid. h. 584. 7 Ibid. h. 736.
8
Dari devenisi operasional diatas dapat disimpulkan
bahwa mengetahui tingkat selisih harga produk pemasaran
komoditas merica yang ada baik itu dari pedagang kecil
maupun pedagang besar.
E. Hasil Penelitian Relevan
Dalam penulisan proposal skripsi ini, penulis
menggunakan sejumlah buku-buku atau karya ilmiah yang
memiliki hubungan dengan yang ditulis peneliti adalah:
1. Hastirullah Fitrah, dalam penelitiannya tentang
“Analisis Pemasaran Agribisnis Lada (Piper Ningrum)
di Desa Mangkauk Kecamatan Pengaron Kabupaten
Banjar Kalimantan selatan”. Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan
dilapangan dan analisis tabulasi data mengenai
pemasaran lada di Desa Mangkauk dapat disimpulkan
bahwa.
a. Terdapat 2 pola saluran pemasaran lada, yakni
petani produsen menjual kekonsumen akhir dan
petani produsen menjual kepedagang pengumpul,
pedagang pengecer.
9
b. Margin dan Share yang tertinggi adalah pada pola
ke-2, pada tingkat pedagang pengecer yakni: margin
sebesar Rp. 22.000/Kg dan Share sebesar 84.722%.
c. Pada pola ke-2 ditingkat pedagang pengecer,
pemasaran lada lebih efisien.8
2. Tjetjep Nurasa, dalam penelitiannya tentang “Analisis
Kelayakan Finansial Lada Putih di Kabupaten
Bangka”. Hasil penelitiannya menyimpulkan:
a. Pada tahun ke-4, lada mulai berproduksi dengan
nilai produksi mencapai Rp. 7.682 juta dan
pendapatan sebanyak Rp. 4.376 juta. Nilai produksi
tertinggi terjadi pada tahun ke-6, yaitu mencapai
Rp. 9.849 juta dengan nilai pendapatan sebanyak
Rp. 7816 juta. Sedangkan nilai produksi terendah
dicapai pada tahun kesepuluh, yaitu mencapai Rp.
5.318 juta dengan nilai pendapatan mencapai Rp.
3.028 juta. Pada tingkat bunga 24 persen
keuntungan bersih (NPV) usaha tani mencapai Rp.
0,27 juta per hektar dengan nilai B/C Ratio1,02.
Sedangkan pada tingkat bunga 30 persen, usaha tani
8 Hastirullah Fitrah, ‘Analisis Pemasaran Agribisnis Lada (piper
ningrum) di Desa Mangkuak Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar
Kalimantan Selatan’. Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani
Banjarbaru, 2013.
10
akan mengalami kerugian sebanyak Rp. 2,0 juta per
hektar dengan nilai B/C Ratio 0,83. Pada tingkat
imput-output aktual, titik impas usaha tani berada
pada nilai IRR 24,63 persen.
b. Perdagangan panili ditingkat pedagang pengumpul
besar telah membentuk struktur pasar oligopolistik,
dimana beberapa pedagang pengumpul besar
menghadapi dan menentukan harga pembelian
ditingkat petani dan pedagang pengumpul kecil.
Sementara itu struktur pasar serupa juga terjadi pada
komoditas lada putih, sedangkan untuk komoditas
lada hitam struktur pasar oligopolistik terbentuk
pada tingkat pedagang pengumpul kecil.
c. Analisis daya saing lada putih menurut segmen
waktu (tahun ke 3, 4, dan 6 ) terkesan
memperlihatkan kecenderungan yang konsisten.
Tingkat keunggulan komparatif tertinggi dicapai
pada tahun ke=4 dengan nilai DRCR=0,18.
Sementara untuk tahun ke-3 dan ke-6, nilai DRCR
masing-masing sebesar 0,25 dan 0,34. Disamping
itu, tingkat keunggulan kompetitif juga tampak
11
memadai, yaitu 0,36 (tahun ke-3), 0,38 (tahun ke-4)
dan 0,26 (tahun ke-6).
d. Transfer output negatif yang diterima petani
menunjukkan terjadinya proses pengalihan surplus
petani produsen kepada konsumen (masyarakat),
sebagaimana tercermin dari rendahnya harga jual
yang diterima oleh petani dibanding harga yang
seharusnya diterima. Sementara transfer input
negatf terutama berasal dari pembayaran biaya
pupuk, sehingga harga pupuk yang relative mahal
ini dapat menghambat upaya pengembangan
produksi dan produktivitas.9
Persamaan yang dilakukan peneliti terdahulu
dengan yang dilakukan penulis yaitu masing-masing
menjelaskan tentang mengenai pemasaran dan margin
pemasaran. Adapun perbedaannya yaitu peneliti terdahulu
menggunakan sistem metode penelitian kuantitatif,
sedangkan penelitian yang dilakukan penulis yaitu meneliti
tentang analisis margin pemasaran komoditi merica
ditellulimpoe dengan mengarah kemetode kualitatif.
9 Tjetjep Nurasa, ‘Analisis Kelayakan Finansial Lada Putih di
Kabupaten Bangka’. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian. T. d.
12
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin di capai penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
a. Model pemasaran komoditi merica di Tellulimpoe
b. Analisis margin komoditi merica di Tellulimpoe
2. Manfaat penelitian
a. Manfaat Praktis
1) Bagi petani, terutama di Desa Tellulimpoe agar
dapat menganalisis margin pemsaran komoditi
merica
2) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
sumbangsi ilmu pengetahuan tentang analisis
margin pemasaran komoditi merica
ditellulimpoe.
3) Diharapkan menjadi sumbangsi pemikiran
kepada semua pihak yang terkait khususnya bagi
peneliti untuk lebih memantapkan hasil
penelitian ini.
b. Manfaat Teoritis
13
Memberikan hasil penelitian sebagai referensi
penulisan karya tulis ilmiah untuk mahasiswa
program studi ekonomi syariah.
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Analisis Margin Pemasaran
1. Analisis Margin Pemasaran
Margin pemasaran merupakan perbedaan harga
ditingkat produsen dengan harga di tingkat pengecer. Margin
pemasaran hanya menjelaskan perbedaan harga dan tidak
menyatakan tentang kuantitas dari produk yang dipasarkan.
Selain itu margin pemasaran dapat didefinisikan sebagai
perbedaan harga yang dibayar konsumen dengan harga yang
diterima produsen. Tetapi dapat juga di nyatakan sebagai
nilai dan jasa-jasa pelaksanaan kegiatan tataniaga sejak dari
tingkat produsen hingga tingkat konsumen akhir. Indicator
margin pemasaran lebih sering digunakan dalam analisa atau
penelitian efisiensi pemasaran, karena melalui analisis
margin pemasaran dapat dapat diketahui tingkat efisiensi
operasional (tekhnologi) serta efisiensi harga (ekonomi) dari
pemasaran.
Margin pemasaran juga merupakan perbedaan harga
suatu barang yang diterima produsen dengan harga yang
14
15
dibayarkan konsumen, yang terdiri atas biaya pemasaran dan
keuntungan lembaga pemasaran. Yang dimaksud dengan
margin pemasaran secara umum adalah perbedaan harga-
harga pada berbagai tingkat sistem pemasaran. Dalam bidang
pertanian, margin pemasaran dapat diartikan sebagai
perbedaan harga pada tingkat usaha tani dengan harga
ditingkat konsumen, atau dengan kata lain perbedaan harga
antara dua tingkat pasar.
Secara matematis :
MP = Pr - Pf
MP = Marjin Pemasaran
Pr = Harga di tingkat pedagang eceran
Pf = Harga di tingkat petani10
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di antara
tingkat lembaga dalam sistem pemasaran atau perbedaan
antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang
diterima produsen atas produk pertanian yang
diperjualbelikan. Selain secara verbal, marjin pemasaran
dapat dinyatakan secara matematis dan secara grafis.
10 Suwanto, Analisis Daya Saing dan Pemasaran Lada Hitam di
Kabupaten Lampung timur, (Program Pascasarjana Magister Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas lampung), h. 37
16
Ada tiga metode untuk menghitung marjin
pemasaran yaitu:
a. Memilih dan mengikuti saluran pemasaran dari
komoditi spesifik,
b. Membandingkan harga pada berbagai level
pemasaran yang berbeda
c. Mengumpulkan data penjualan dan pembelian kotor
tiap jenis pedagang.
Margin pemasaran atau margin tataniaga
menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran.
Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan
harga eceran (retail). Margin tataniaga hanya
merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak
menunjukkan jumlah quantitas produk yang dipasarkan.
Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya
tataniaga dan margin keuntungan. Nilai margin pemasaran
adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran
dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara
perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (value
added).
17
Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah
harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang
merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan
penawaran produk–produk tersebut. Oleh karena itu nilai
margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing
costs dan marketing charges. tataniaga yang berbeda
memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan
bergantung pada perilaku dari margin pemasaran.
Marjin pemasaran dalam teori harga diasumsikan
bahwa penjual dan pembeli bertemu langsung, sehingga
harga hanya ditentukan oleh kekuatan penalaran dan
permintaan secara agregat. Dengan demikian disimpulkan
tidak ada perbedaan antara harga di tingkat petani dengan
harga ditingkat pengecer atau konsumen akhir. Bedasarkan
penelitian-penelitian dari ilmu ekonomi pertanian, ternyata
terdapat perbedaan harga di tingkat pengecer (konsumen
akhir ) dengan harga di tingkat petani.
Marjin dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu :
1. Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara
harga yang dibayarkan konsumen dengan harga
yang diterima petani.
18
2. Marjin pemasaran merupakan biaya dari jasa 0 jasa
pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat
prmintaan dan penawaran dari jasa - jasa
pemasaran.
Dengan menggunakan definisi pertama yang
menyebutkan bahwa marjin pemasaran merupakan
perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dengan
harga yang diterima petani, maka lebih lanjut dapat dianalisa
sebagai berikut : Harga yang dibayarkan konsumen
merupakan harga ditingkat pengecer , yaitu merupakan
perpotongan antara kurva permintaan primer ( primary
demand curve ) dengan kura penawaran turunan ( derived
supply curve ). Sedangkan harga ditingkat petani petani
merupakan potongan antara kurva permintaan turunan
(derived demand curve) dengan kurva penawaran primer
(primary supply curve).11
2. Analisis Permintaan dan Penawaran
Analisis permintaan dan penawaran sangat berguna
untuk memahami beberapa peristiwa ekonomi yang terjadi di
sekitar kita. Teori permintaan dan penawaran terutama
berguna untuk menerangkan interaksi antara para penjual
11 Dewiayu-dewiayu Analisis Margin pemasaran.
Blogspot.co,id, 21 april 2018
19
dan para pembeli dipasar persaingan sempurna, yaitu pasar
dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Pasar untuk
hasil pertanian dan hasil industri primer lainnya.12
Dalam jangka pendek harga hasil pertanian
cenderung mengalami fluktuasi yang sangat besar. Harga
mencapai tingkat yang tinggi sekali pada suatu saat dan
mengalami kemerosotan yang tajam pada saat
berikutnya.ketidakstabilan harga tersebut disebabkan oleh
permintaan dan penawaran barang pertanian yang sifatnya
tidak elastis. Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan
harga pertanian dalam jangka pendek dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu, fluktuasi permintaan dan fluktuasi
penawaran.13
a. Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri
hubungan antara jumlah permintaan dan harga.
Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan
harga dapat dibuat grafik kurfa permintaan. Analisis
dalam bagian ini akan menerangkan ciri perhubungan
12 Muhammad firdaus, Manajemen Agribisnis, (Cet.5; Jakarta:
Bumi Aksara, 2015), h. 85 13 Ibid, h. 88
20
antara permintaan dan harga dan pembentukan kurva
permintaan.14
Hukum permintaan pada hakikatnya
merupakan suatu hipotesis yang menyatakan “Makin
rendah harga suatu barang maka makin banyak
permintaan terhadap barang tersebut”. Sebaliknya,
“Makin tinggi harga suatu barang maka makin
sedikit permintaan terhadap barang tersebut”.
Dalam menganalisis permintaan perlu disadari
perbedaan antara dua istilah berikut: permintaan dan
jumlah barang yang diminta. Permintaab terhadap
suatu barang dapat dilihat dari dua sudut pandang
yaitu permintaan yang dilakukan oleh seseorang dan
permintaan yang dilakukan oleh semua orang dalam
pasar.15
b. Penawaran
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan
yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara
harga sesuatu barang dan jumlah barang tersebut
yang ditawarkan pada penjual. Dalam hukum ini
14 Sadono Sukirno, Makroekonomi, Teori Pengantar, (Cet.29;
Jakarta: Rajawali, 2014), h. 75. 15 Ibid, h. 77.
21
dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk
menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan
bagaimana pula keinginan untuk menawarkan
barangnya tersebut apabila harganya sudah rendah.16
Penawaran dan permintaan barang-barang
pertanian bersifat tidak elastis. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan penawaran barang-barang
pertanian bersifat tidak elastis, yaitu sebagai berikut.
1) Barang pertanian sangat tergantung oleh faktor
alam dan dihasilkan secara musiman.
2) Kapasitas memproduksi sektor pertanian
cenderung untuk mencapai tingkat yang tinggi
dan tidak terpengaruh oleh perubahan
permintaan.
Tingkat produksi sektor pertanian sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada diluar
kemampuan para petani untuk mengendalikannya.
Pada umumnya produksi hasil pertanian selalu
berubah-ubah dari satu musim kemusim lainnya.
Perubahan musim dipengaruhi oleh cuaca, iklim, dan
faktor alamiah lain, seperti banjir dan hujan yang
16 Ibid, h. 86.
22
terlalu banyak atau kemarau yang terlalu panjang.
Disamping itu, serangan hama dan dan penyakit
dapat mempengaruhi produksi hasil pertanian.17
Ada beberapa alat analisis yang dapat
digunakan untuk menentukan potensi relative
perekonomian suatu wilayah. Alat analisis itu antara
lain, keunggulan komparatif, location quotient, dan
analisis shift-share.
1. Keunggulan komparatif
Apabila sektor yang memiliki keunggulan
komparatif bagi suatu daerah telah diketahui lebih
dahulu, pembangunan sektor itu dapat disegerakan
tanpa menunggu tekanan mekanisme pasar yang
sering berjalan lambat. Keunggulan komparatif
adalah suatu kegiatan ekonomi yang menurut
perbandingan lebih menguntungkan bagi
pengembangan daerah.18
Pada saat ini istilah yang lebih sering
dipakai adalah competitive advantage (Keunggulan
Kompetitif). Keunggulan kompetitif menganalisis
17 Ibid, h. 88. 18 Robinson Tarigan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi
(Cet. 4 ; Jakarta : Bumi Aksara, 2007), h. 80.
23
kemampuan suatu daerah untuk memasarkan
produknya diluar daerah/luar negeri/pasar global.
Istilah keunggulan kompetitif lebih mudah
dimengerti, yaitu cukup melihat apakah produk yang
kita hasilkan bisa dijual dpasar global secara
menguntungkan.19
2. Location Quotient (kuosien Lokasi)
Location Quotient (kuosien lokasi) atau
disingkat LQ adalah suatu perbandingan tentang
besarnya peranan suatu sektor/industri disuatu daerah
terhadap besarnya peranan sektor/ industri tersebut
secara nasional.20
3. Analisis Shift-Share
Analisis Shift-Share juga membandingkan
perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor
(industri) didaerah kita dengan wilayah nasional.
Akan tetapi, metode ini lebih tajam dibandingkan
dengan metode LQ.21
19 Ibid, h. 81. 20 Ibid, h. 82. 21 Ibid, h. 85.
24
4. Analisis kelayakan finansial
Analisis kelayakan finansial adalah landasan
untuk menentukan sumber daya finansial yang di
perlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba
yang bisa di harapkan kebutuhan finansial dan
pengembalian (return) bisa sangat berbeda,
tergantung pada pemilihan alternative yang ada bagi
sebagian besar usaha baru.22
5. Analisis SWOT
Analisis dari Strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (kesempatan), dan Threat
(ancaman) atau SWOT merupakan perangkat analisis
untuk mengetahui posisi usaha bisnis yang akan di
pilih. Analisis ini terdiri dari analisis internal
merupakan elemen dari kekuatan (strength) yang
menggambarkan faktor-faktor keunggulan yang
dimiliki oleh usaha bisnis, dan kelemahan (weakness)
menggambarkan kelemahan yang dimiliki usaha
bisnis tersebut.23
22Masykur Wiratmo,, Pengantar Kewiraswastaan kerangka
dasar memasuki dunia bisnis (Ed. 1, Cet. 2 ; Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta, 2001), h. 60. 23Hamdi Agustin, Study Kelayakan Bisnis Syariah, (Ed. 1, Cet.
1, Depok : Rajawali, 2017), h. 45
25
Analisis eksternal terdiri dari kesempatan
(opportunity) yang menggambarkan peluang
keberhasilan usaha bisnis, dan ancaman (threat) yang
menggambarkan tantangan, ancaman, dan kegagalan
usaha bisnis tersebut. Analisis SWOT menjadi
pedoman perusahaan dalam membuat analisis
berikutnya, sehingga keberhasilan usaha bisnis tidak
terlepas dari aspek kekuatan dan kesempatan untuk
memberi daya gerak keberhasilan usaha tersebut.24
B. Teori-teori Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan
pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termasuk
pengusaha tani (Agribusinesman) dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival), untuk
mendapatkan laba, dan untuk berkembang. Berhasil tidaknya
usaha tersebut sangat tergantung pada keahliannnya dibidang
pemasaran, produksi, keuangan dan sumber daya manusia.
a. William J. Stantom dalam kutipannya mengemukakan
bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan untuk
24 Ibid, h.46
26
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.
b. The American Marketing Association dalam
kutipannya mengemukakan bahwa pemasaran
merupakan pelaksanaan kegiatan dalam dunia usaha
yang dapat mengakibatkan aliran barang dan jasa dari
para produsen kepara konsumen.
c. Philip Kotler dalam kutipannya mengemukakan bahwa
pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu
sama lain.25
2. Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran secara umum adalah untuk
mengetahui dan memahami pelanggang dengan baik
sehingga tercipta kesesuaian antara produk atau jasa yang di
harapkan dengan yang di rasakan (compatibility between the
25 Muhammad Firdaus, manajemen agribisnis…….,h. 161
27
products or services that are expected with the perceived)
guna mencapai kepuasan konsumen.26
3. Fungsi Pemasaran
a. Fungsi merchandising, yaitu usaha mendekatkan
barang dari produsen ke konsumen, dalam
pengertian bahwa barang tersebut harus di
sesuaiakan kebutuhan dan keinginankonsumen dan
harus di promosikan.
b. Fungsi buying, yaitu melakukan pembelian terlebih
dahulu. Barang yang akan di pasarkan harus di beli
lebih dahulu ke sumber-sumber pemasok baru di
jual dengan mengambil keuntungan yang tidak
terlalu tinggi.
c. Fungsi selling, yaitu melakukan penjualan yang
menghasilkan kepuasan bagi konsumen. Penjualan
ini dilakukan dengan berbagai tekhnik promosi agar
barang yang di jual dapat dikenal oleh konsumen.
Fungsi ini sangat penting dalam pemasaran.
26 Asnawi Nur dan Muhammasd asnan fanani, Pemasaran
Syariah:Teori, Filosofi, dan isu-isu Kontemporer ,(ed.1, Cet. 1.: Depok:
rajawali Pers, 2017), h.124
28
d. Fungsi grading dan standardization, yaitu memilah-
milah barang agar di himpun menjadi satu
kelompok yang memenuhi standar tertentu.
e. Fungsi storage and warehousing, yaitu
penyimpanan dan penggudangan.
f. Fungsi pengangkutan yaitu barang yang akan di
pasarkan perlu di angkut ketempat lain.
g. Fungsi pembelanjaan (financing), yaitu permodalan
untuk menggerakkan usaha. Pengusaha
membutuhkan permodalan dari pinjaman-pinjaman
melalui perbankan atau memperoleh barang-barang
dari pemasok.
h. Funsi komunikasi, yaitu fungsi untuk melancarkan
kegiatan bisnis dengan menjalin komunikasi yang
baik antara perusahaan dan pelanggan atau antara
sesame karyawan dalam perusahaan.
i. Fungsi pengambilan risiko. Dalam kegiatan usaha
selalu saja terjadi kemungkinan adanya risiko,
seperti risiko kebakaran, pencurian, dan
sebagainya.27
27 H. idri, hadis ekonomi, (ed. 1, cet. 2 ; Jakarta : kencana,
2016), h. 274
29
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyebutkan bahawa kunci
untuk meraih tujuan perusahaan adalah mnentukan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberi
kepuasan secara lebih efisien dan efektif daripada apa yang
telah dilakukan oleh pesaing.28
Dalam kegiatan pemasaran terdapat interaksi antara
penjual dan pembeli suatu barang atau jasa melaui
penawaran. Pembeli menginginkan barang atau jasa melalui
suatu permintaan. Sementara itu, penjual menawarkan
barang atau jasa yang di sebut dengan penawaran.29
Pemasaran sebagai salah satu subsistem dalam
kegiatan agribisnis, dalam kebijakannya di arahkan untuk
terbentuknya perbaikan sistem pemasaran yakni
terbentuknya mekanisme penentuan harga yang layak bagi
produsen dan pelaku pemasaran.
Konsep pemasaran holistik di dasarkan pada
pengembangan, perencanaan, dan implementasi program
pemasaran, proses pemasaran, dan kegiatan-kegiatan
pemasaran yang mengakui keluasan dan interdependensi
28 Hendro, Dasar-dasar kewirausahaan, (Ciracas, Jakarta :
Erlangga, 2011). h. 375 29 Kasmir, Kewirausahaan, (Ed. 1 ; Jakarta : RajaGrafindo
Prasada, 2007), h. 160.
30
mereka. Pemasaran holistik, mengakui bahwa “Segala
sesuatu bisa terjadi” pada pemasaran dan bahwa pemasaran
membutuhkan perspektif yang luas dan terpadu.30
Dimensi pemasaran holistik terdiri dari 4
komponen, yaitu:
a. Pemasaran Relasi/Hubungan
Tujuan utamanya adalah untuk
mengembangkan hubungan agar bertahan lama dan
mendalam dengan semua orang atau organisasi yang
dapat secara langsung atau tidak langsung
memengaruhi keberhasilan kegiatan pemasaran
perusahaan.
b. Pemasaran terpadu
Tugas pemasar adalah merencanakan kegiatan
pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk
menciptakan, mengomunikasikan dan menyerahkan
nilai bagi konsumen.
c. Pemasaran internal
Tugas pemasaran internal adalah merekrut,
melatih dan memotivasi karyawan yang mampu untuk
melayani pelanggan dengan baik.
30 Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen
Pemasaran, (Ed. 1, Cet. 5 ; Jakarta : Rajawali, 2016), h. 22
31
d. Pemasaran yang bertanggung jawab sosial
Pemasaran holistik menggabungkan
pemasaran yang bertanggung jawab sosial dan
pemahaman masalah-masalah yang lebih luas serta
konteks etis, lingkungan hidup, hukum dan sosial dari
kegiatan dan program pemasaran. Tanggung jawab
sosial juga menuntut para pemasar untuk secara cermat
mempertimbangkan peran yang dapat mereka mainkan
daro segi kesejahteraan sosial.31
Saluran pemasaran dapat dilihat sebagai
sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu
sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan
sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau
dikonsumsi.
Sebuah saluran pemasaran melakukan kerja
dengan dengan memindahkan barang dari produsen
kekonsumen. Saluran ini mengatasi kesenjangan
waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan
barang dan jasa dari yang akan menggunakannya. Ada
beberapa fungsi utama dan berpartisipasi dalam arus
pemasaran yaitu:
31 Ibid, h. 23 dan 24
32
a. Informasi: pengumpulan dan penyebaran
informasi riset pemasaran mengenai pelanggan
potensial dan pelanggan saat ini ,pesaing dan
pelakukekuatan lain dalam lingkungan
pemasaran.
b. Promosi: pengembangan dan penyebaran
komunikasi persuasive mengenai penawaran
yang dirancang untuk menarik pelanggan.
c. Negoisasi: usaha untuk mencapai persetujuan
akhir mengenai harga dan syarat-syarat lain
sehingga pengalihan kepemilikan dapat
dipengaruhi
d. Pesanan: komunikasi kebelakang, yang
bermaksud mengadakan pembelian oleh anggota
saluran pemasaran kepada produsen
e. Pendanaan: penerimaan dan pengalokasian dana
yang dibutuhkan untuk penyediaan persediaan
pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda
f. Pengambilan risiko: asumsi risiko yang terkait
dengan pelaksanaan kerja saluran pemasaran
33
g. Kepemilikan fisik: gerakan penyimpanan dan
pemindahan produk fisik mulai dari bahan
mentah hingga produk jadi kepelanggan
h. Pembayaran: pembeli yang membayar melalui
bank dan lembaga keuangan lainnya kepada
penjual
i. Kepemilikan: pengalihan kepemilikan dari suatu
organisasi atau individu kepada organisasi atau
individu lainnya.32
5. Pentingnya pemasaran
Pentingnya pemasaran dapat di jelaskan dari
pernyataan Peter F. Drucker berikut ini:
a. Dalam bisnis hanya ada dua fungsi penting, yaitu
pemasaran dan inovasi; di luar itu semua adalah
biaya
b. Pemasaran pada Negara-negara yang baru
berkembang merupakan bagian paling
“terbelakang” perekonomian yang bersangkutan.
Akibatnya, Negara-negara tersebut tidak dapat
menggunakan sumber-sumber mereka secara
efektif.
32 Ibid, h. 209
34
c. Perkembangan sistem pemasaran pada Negara-
negara yang baru berkembang dengan sendirinya
dapat mengubah keadaan ekonomi Negara yang
bersangkutan tanpa harus melakukan perubahan
dalam bidang produksi, distribusi penduduk,
ataupun distribusi pendapatan.33
6. Model Pemasaran Merica di Tellulimpoe
Merica ditellulimpoe tidak hanya dipasarkan
melalui pedagang-pedagang kecil atau pedagang pengumpul
desa, tetapi banyak pedagang-pedagang besar yang masuk
untuk membeli merica tersebut dengan harapan harga yang
telah disepakati antara pedagang dan penjual. Pemasaran
merica ditellulimpoe tidak hanya bisa dijual dengan hasil
produksinya tetapi ada juga pedagang yang berbisnis merica
yang belum dipetik dari pohonnya denga harga yang
desepakati antara pedagang dan pemilik merica tersebut
dengan jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemilik
merica, sehingga banyak petani merasa mudah dengan
adanya bisnis seperti itu karena kewalahan lagi untuk
memetik mericanya sendiri.
33 Muhammad Firdaus, Manajemen Agribisnis……., h. 163
35
Petani merica selalu menjual ladanya dengan
pilihan-pilihan yang telah ada, dimana petani dapat menjual
mericanya kepedagang pengumpul desa atau pedagang
pengumpul kecamatan tanpa ada paksaan dari pihak
manapun. Jadi petani dapat memilih mau yang dekat atau
praktis yaitu kepedagang pengumpul desa tetapi dengan
harga yang relative murah atau pilihan kedua yaitu
menjualnya kepedagang pengumpul kecamatan dengan harga
yang lebih tinggi daripada pilihan yang pertama.
C. Komoditi
1. Pengertian Komoditi
Komoditi adalah makanan, logam, atau hal lainnya
yang memiliki substansi fisik tertentu dan investor membeli
atau menjuak barang melalui kontrak berjangka (Campbell).
Komoditi adalah sesuatu yang umumnya belum diolah, baik
yang dapat diproses maupun dijual kembali. Komoditas yang
diperdagangkan dipasar keuangan seperti biji-bijian, logam,
dan mineral. Komoditi umumnya diperdagangkan dalam
jumlah yang sangat besar.
Komoditi adalah bahan curah atau bahan baku
seperti biji-bijian, logam, hewan ternak, minyak, kapas, kopi,
gula, dan kakao yang dapat digunakan untuk menghasilkan
36
produk konsumen. Komoditas dibeli dan dijual dipasar tunai
dan diperdagangkan di bursa berjangka dalam bentuk
kontrak berjangka. Komoditi adalah sesuatu yang digunakan
dalam perdagangan yang dapat dipertukarkan dengan
komoditi lain dari jenis yang sama. Komoditi sebagian besar
yang sering digunakan sebagai bahan baku dalam produksi
barang atau jasa lainnya. Komoditi merupakan bentuk dasar
dari produksi kapitalis, sehingga menjadi sangat penting
untuk menjelaskan terlebih dahulu. komoditi adalah benda
diluar kita, sesuatu yang sifatnya dengan satu atau lain cara
memenuhi kebutuhan manusia. Komoditi ini dapat berupa
barang dan jasa, yang artinya sudah ribuan tahun yang
diproduksi oleh manusia. Nilai dari komoditi ini dapat dilihat
dengan dua cara yaitu:
a. Sebagai nilai pakai karena barang dan jasa ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai pakai ini berwujud adalah ketika komoditi
tersebut dipakai atau digunakan, sehingga barang
dan jasa dapat dijual karena manusia menggunakan
nilai pakai atau nilai guna dari barang dan jasa
tersebut.
37
b. Sebagai nilai tukar. Dalam komoditi memiliki nilai
tukar yakni sebagai suatu hubungan kuantitas,
sebagai proporsi atau jumlah yang dipakai untuk
mempertukarkan nilai pakai komoditi tertentu
dengan nilai pakai komoditi jenis lainnya.34
34 Arifnovianto, Materi Komoditi. Wordpress.com, 1 Mei 2018.
38
BAB III
PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian;
Jenis penelitian yang di gunakan penulis adalah
penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian natralistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);
disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih
bersifat kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filasafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, tekhnik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
38
39
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi.35
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian adalah survey. Pendekatan survey digunakan
untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi
yang besar dengan menggunakan sampel yang relative
kecil.Penelitian survey merupakan kegiatan penelitian yang
mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan
penting yatu:
a. Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat ini,
b. Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang
untuk Dibandingkan, dan
c. Menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara
kejadian spesifik.36
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang dimaksud subjek penelitian adalah orang,
tempat, atau benda yang diamati dalam rangka
35 Sugiyono, Metode Penelitan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D
(Cet. 26; Bandung : Alfabeta 20017), h. 14-15. 36 Sukardi, metode penelitian pendidikan, kompetensi dan
praktiknya (Cet. 7; jakarta : bumi aksara, 2009), h. 193
40
pembubutan sebagai sasaran. Adapun subjek penelitian
dalam penulisan proposal skripsi adalah para petani
dan pedagang di tellulimpoe.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diteliti disini adalah Analisis
Magin Pemasaran Komoditi Merica di Tellulimpoe.
C. Tekhnik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dapat didefinisikan sebagai “ interaksi
bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi
saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan
wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang
yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan
keyakinannya.
Wawancara harus mempunyai tujuan tertentu agar
tidak menjadi suatu percakapan yang tidak sistematis atau
melakukan pengamatan yang tidak mempunyai ujung
pangkal.37
37 Prof. Dr. Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis
Data (Cet. 1 ; Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2010), h. 50.
41
2. Dokumen
Cara lain untuk memperoleh data dari responden
adalah menggunakan tekhnik dokumentasi. Pada tekhnik ini,
peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dan
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden atau tempat, dimana responden bertempat
tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari.38
D. Instrumen Penelitian
1. Lembar Wawancara
Wawancara dapat didefinisikan sebagai “ interaksi
bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi
saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan
wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang
yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan
keyakinannya.
Wawancara harus mempunyai tujuan tertentu agar
tidak menjadi suatu percakapan yang tidak sistematis atau
melakukan pengamatan yang tidak mempunyai ujung
pangkal.
38 Sukardi, metode penelitian pendidikan, kompetensi dan
praktiknya (Cet. 7; jakarta : bumi aksara, 2009), h. 81
42
2. Alat Dokumen.
Cara lain untuk memperoleh data dari responden
adalah menggunakan tekhnik dokumentasi. Pada tekhnik ini,
peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dan
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden atau tempat, dimana responden bertempat
tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari.
E. Tekhnik Analisis Data
Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data
adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh
bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah
dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil
penelitian yang dilakukan. Mendeskripsikan informasi dari
responden ini ada dua macam. Jika data yang ada adalah data
kualitatif, maka deskripsi data ini dilakukan dengan cara
menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga
memberikan gambaran nyata terhadap responden.
Analisis data yang paling sederhana dan sering
digunakan oleh seorang peneliti adalah menganalisis data
dengan menggunakan prinsip deskriktif. Dengan
menganalisis secara deskriktif ini mereka dapat
43
mempresentasikan secara lebih ringkas sederhana dan lebih
mudah dimengerti.39
39 Ibid, h. 86
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Desa Tellulimpoe
Terungkap dalam cerita rakyat bahwa sekitar abad
ke 18 Desa Tellulimpoe (sebelumnya Desa Mannanti) ini
telah di diami dan diprakarsai oleh keturunan kerajaan
tondong yaitu Puang Laijo. Puang Laijo ini sebagai peletak
dasar pemukiman di Laha-laha yang sampai sekarang ini
atau daerah ini maju dengan pesatnya, khususnya di sektor
pertanian dan perkebunan. Adapun maksud kedatangannya
adalah untuk berburu dan meramu ditempat yang sangat
didominasi oleh populasi rusa.
Namun dilain pihak ada yang mengatakan bahwa
kedatangan orang-orang Tondong bermaksud untuk menjaga
Daerah perbatasan kerajaan Tondong, sehingga yang datang
atau yang dikirim oleh Raja untuk didaerah ini adalah orang
MASE’GGE (Orang yang berkekuatan sebagai pagar lintas
batas antara kerajaan kajang (Ammatoa) dan tondong.
Kedatangan orang-orang tondong yang
berkelompok ini akhirnya membuka pemukiman di Laha-
44
45
Laha yang berbatasan langsung dengan Daerah Kerajaan
Kajang (Ammatoa), istilah Laha-Laha menurut orang bugis
adalah ditahan, kemungkinan besar bahwa antara orang
kajang (Ammatoa) harus ditahan manakala ia akan lintas
kedaerah kerajaan Tondong.
Pada tahun 1980 Tellulimpoe menjadi salah satu
daerah transmigrasi, dari kedatangan transmigrasi ini
didominasi oleh 3 asal yakni Sinjai, Bulukumba, dan
Selayar, yang mendiami daerah ini dengan budaya dan adat
istiadat yang berbeda walaupun dilain pihak ada kesamaan
alirannya, dan melahirkan kebudayaan baru yang tidak jauh
dari sistem adat yang ada di Tondong, Bulo-Bulo dan
Lamatti.
Kedatangan Transmigrasi ini menggambarkan
dengan sangat terbuka menerima kedatangan orang dari luar
untuk bermukim didaerah ini guna memanfaatkan lahan
yang sangat subur, kedatangan orang-orang ini sebagai cikal
bakal lahirnya Tellulimpoe karena 3 penjuru yang datang
dengan kelebihan masing-masing budaya dan adat istiadat
sehingga ketiganya ini melahirkan kebudayaan baru yang
kita kenal dengan Tellulimpoe.
46
Nama Tellulimpoe tidak lepas dari dari nama
kerajaan Tellulimpoe (Tondong, Bulo-Bulo, Lamatti) salah
satu pejuang yang kokoh, pemberani, mempertahankan
Daerah perbatasan adalah Puang Laijo dan sebagai mitos,
bukti sejarah adalah kuburan Puang Laijo yang terletak
disebelah Selatan jazirah Mannanti (Dusun Laha-laha).
Pada tahun 1985 Desa Mannanti (sekarang
Kelurahan Mannanti) dimekarkan dan Desa Tellulimpoe
merupakan salah satu Desa dari hasil pemekaran tersebut.
Desa tellulimpoe adalah Desa yang berada diwilayah
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai yang membawahi
5 Lima) Dusun :
a. Dusun Laha-Laha
b. Dusun Pakokko
c. Dusun Lambari
d. Dusun Koro
e. Dusun Manajo
Adapun Kepala Desa yang memerintah di Desa
Tellulimpoe Kecamatan Tellulimpoe yaitu sebagai berikut:
a. A. Ruslan Hamka tahun 1985-1990
b. A. Tonra tahun 1992-2002
c. Bachtiar tahun 2002-2007
47
d. Muh. Amin Maddi tahun 2008-2013
e. Muh. Tahun 2015-Sekarang.
2. Visi-Misi Desa
a. Visi
1) Terwujudnya Tellulimpoe yang maju dan aman
merupakan tekad dan komitmen dalam
memimpin dan menyelenggarakan
pembangunan dan membawa masyarakat
tellulimpoe kearah peningkatan dan keamanan.
2) Pemberdayaan masyarakat adalah upaya
peningkatan kemampuan dan kapasitas
masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya
dan meningkatkan peran aktif masyarakat
dalam semua aspek pembangunan.
b. Misi
1) Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik dalam penyelenggaraan pemerintahan
2) Membentuk kualitas sumber daya manusia
yang religius
3) Menguatkan kelembagaan pemerintah Desa
dan kelebagaan masyarakat.
4) Peningkatan partisipasi dan kualitas
48
5) Mengupayakan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan mewujudkan
pemerintah desa yang transparan,bebas dari
koropsi, kolusi, nepotisme serta mendahulukan
kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi dan golongan
6) Mengembangkan dan memfasilitasi arti
daripada demokrasi kepada nasyarakat melalui
sosialisasi hak dan kewajiban masyarakat
secara berimbang agar bisa menjadi masyarakat
madani, mendengarkan dan menindaklanjuti
aspirasi dan keluhan masyarakat serta bersifat
terbuka terhadap saran dan kritikan dari warga
7) Mengupayakan pemberdayaan masyarakat
dengan mengembangkan program untuk lebih
meningkatkan kemampuan dan memberikan
kesempatan kepada masyarakat, berperan aktif
dalam memanfaatkan dan mendayagunakan
sumber daya produktif yang tersedia sehingga
memiliki nilai tambah tinggi guna
meningkatkan kesejahteraan
8) Menjaga ketertiban dan keamanan didesa
49
9) Peningkatan infrastruktur perdesaan (PIP) dan
sarana sosial seperti rabat beton/pengecoran,
pengaspalan jalan poros, rehabilitasi posyandu,
pembangunan pasar, pembangunan gedung
serba guna, perbaikan puskesdes, perbaikan
pembangunan masyarakat, dan pembangunan
tempat pelayanan kesehatan
10) Pengaktifan remaja masjid untuk mengadakan
pengajian dasar, menengah dan lanjutan
disetiap masjid bekerjasama dengan guru
mengaji yang ada didusun bersama toko
masyarakat dan toko agama
11) Menumbuhkan kehidupan beragama serta
menjadikan masjid adalah pusat kegiatan
ibadah juga sebagai wahana dialog informal
antara pemerintah desa dengan masyarakat
12) Mendorong tumbuh kembangnya potensi
masyarakat desa Tellulimpoe dengan
memfasilitasi upaya membentuk kelembagaan
dan kelompok masyarakat yang tumbuh dari
bawah untuk berbagai minat dan kebutuhan
masysrakat
50
13) Mendorong untuk menguatkan peran dan
fungsi lembaga-lembaga yang telah ada
14) Memfasilitasi dan mendorong tumbuhnya
kreatifitas generasi muda serta membina
persatuan dan kesatuan melalui kegiatan
olahraga dan seni
15) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat dalam meningkatkan produksi
pertanian dan perkebunan sebagai usaha pokok
masyarakat selain dari usaha yang lain.
3. Kondisi Geografis
Desa Tellulimpoe merupakan salah satu Desa yang
berada dikecamatan Tellulimpoe, kabupaten Sinjai, Provinsi
Sulawesi Selatan, memiliki luas wilayah 26,73
Ha.Kepadatan penduduk Desa Tellulimpoe mencapai 3.750
jiwa, yang tersebar di 5 Dusun, dengan distribusi penduduk
yakni laki-laki 1900 jiwa dan perempuan 1850 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 1.003 KK.
Secara geografis Desa Tellulimpoe berbatasan
dengan wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah utara : Kelurahan Mannanti
b. Sebelah timur : Desa Sukamaju/Desa Erabaru
51
c. Sebelah selatan : Kecamatan Kajang
Kabupaten Bulukumba
d. Sebelah barat : Kelurahan Mannanti
Dilihat dari topografi dan kultur tanah Desa
Tellulimpoe Kecamatan tellulimpoe berupa tanah pertanian
yang berada pada ketinggian 5.000 meter dari diatas
permukaan laut dengan suhu 30 derajat Celcius, dengan
musim hujan selama 6 bulan dengan tingkat ketinggian dari
laut setinggi 300 mdi. Adapun potensi pertanian, perkebunan
dan peternakan dapat dilihat pada table 1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Potensi Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan
No Komoditi Keterangan
1. Tanaman Pangan
- Padi 4 Ha
- Jagung 3 Ha
2 Tanaman Buah-
Buahan
- Rambutan 1 Ha
- Langsat 1 Ha
- Durian 1,5 Ha
52
3. Tanaman perkebunan
- Merica 12,5 Ha
- Cengkeh 12 Ha
- Coklat 5 Ha
- Lombok 3 Ha
4. Peternakan
- Sapi 1015 ekor
- Kuda 36 ekor
- Kambing 30 ekor
- Ayam 4380 ekor
- Kerbau 6 Ekor
4. Pendidikan
Dalam rangka memajukan pendidkan, Desa
Tellulimpoe akan secara bertahap merencanakan dan
menganggarkan bidang pendidikan baik melalui ADD,
swadaya masyarakat dan sumber-sumber dana yang sah
lainnya, guna mendukung program pemerintah yang termuat
dalam RPJM Daerah Kabupaten Sinjai.
53
Untuk melihat taraf/tingkat pendidikan penduduk
Desa Tellulimpoe, jumlah sekolah dan siswa menurut
jenjang pendidikan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2
Jumlah Angka Menurut Jenjang Pendidikan
Tingkat pendidikan Laki-
laki
Perempuan
Usia 3-6 tahun yang sedang
TK/TPA/Play Group
49 49
Usia 7-18 tahun yang
sedang sekolah
330 348
Tamat SD/Sederajat 496 506
SMP/Sederajat 96 91
SMA/Sederajat 88 79
Akademi D1-D3 21 17
S1/Sederajat 23 16
Tabel 4.3
Sarana Pendidikan
No Nama Sekolah Jumlah
1 TK/TPA 4 unit
2 PAUD 3 unit
54
3 SD 5 unit
4 Perpustakaan Desa 1 unit
Permasalahan pendidkan secara umum antara lain masih
rendahnya kuaitas pendidikan, rendahnya tingkat partisipasi
masyarakat dalam pendidikan, terbatasnya sarana dan
prasarana pendidikan, rendahnya kualitas tenaga pengajar
dan tingginya angka putus sekolah. Namun demikian
langkah dan upaya peningkatan di sector pendidikan terus di
genjot mulai dari tingkat Desa hingga pusat dengan
banyaknya anggaran yang dialokasikan di sektor pendidikan.
5. Perekonomian Desa
Secara umum kondisi perekonomian Desa
Tellulimpoe di topang oleh beberapa mata pencaharian
warga masyarakat dan dapat teridentifikasi kedalam
beberapa bidang mata pencaharian, seperti: petani, peternak,
PNS/TNI/POLRI, Guru swasta, Guru honor, karyawan
swasta, pedagang, wirausaha, pensiunan, tukang kayu, dan
lain-lain. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
55
Tabel 4.4
Jumlah penduduk Desa Tellulimpoe menurut mata
pencaharian
No Pekerjaan Laki-
laki
Perempuan Jumlah
1 Petani 590 81 671
2 Buruh tani 0 0 0
3 Buruh migran 27 16 43
4 PNS 16 8 24
5 Pengrajin 0 3 3
6 Pedagang
barang
kelontongan
0 3 3
7 Peternak 600 526 1126
8 Honorer 32 33 65
9 TNI 2 0 2
10 Perawat 3 0 3
11 POLRI 3 0 0
12 Bidan 0 8 8
13 Tukang 29 0 29
Jumlah
1303 681 1977
56
Dengan melihat kondisi mata pencaharian masyarakat yang
ada di Desa Tellulimpoe terlihat bahwa masyarakat memiliki
mata pencaharian terbesar adalah disektor pertanian dan
perkebunan. Selain itu jg terlihat bahwa jumlah peternak
juga banyak dengan populasi ternak terdiri dari Sapi, Ayam
kampung, kerbau, kambing,dan kuda.
6. Keagamaan
Dilihat dari penduduknya, Desa Tellulimpoe
mempunyai penduduk yang tidak memiliki keberagaman
keyakinan dilihat dari agama dan keyakinan mereka.
Perkembangan pembangunan dibidang spiritual dapat dilihat
dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama,
adapun sarana ibadah di Desa Tellulimpoe yaitu masjid yang
berjumlah 11 buah.
Dari hasil pendataan penduduk yang beragama
islam, Kristen, katholik, Buddha, hindu, konghucu
sebagaimana terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5
Jumlah pemeluk Agama dan tempat ibadah
No Agama pemeluk Tempat
ibadah
1 Islam 3.750 11
57
3 Kristen 0 0
3 Protestan 0 0
4 Buddha 0 0
5 Hindu 0 0
B. Pemasaran Merica di Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe
Pemasaran adalah merupakan suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik dari konsumen saat ini maupun konsumen potensial dan
baik itu dari para penjual maupun pembeli.
Merica merupakan salah satu komoditas perkebunan
yang digemari masyarakat. Selain dapat sebagai bahan
pangan, sebagai bumbu masakan, dan juga sebagai bahan
baku industry. Merica juga merupakan salah satu komoditas
perkebunan yang memiliki nilai ekonomi penting
dimasyarakat. Karena, buahnya selain dijadikan bumbu
masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan
petani.
58
Produk merupakan sesuatu yang diproduksi oleh
tenaga kerja dari bahan menjadi bahan jadi, yang dapat
ditawarkan atau diperjualbelikan. Untuk mempertahankan
daya saing terhadap produk yang ada, yaitu dengan cara
menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan
kepada pelanggang, agar pelanggang tetap percaya bahwa
produk merica yang dihasilkan memiliki kualitas yang cukup
baik. Maka para petani merica harus menciptakan kualitas
yang cukup baik, untuk menciptakan kualitas yang baik.
maka harus dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang
dikemukakan oleh petani merica.
Mudding mengemukakan bahwa untuk memperoleh
kualitas merica yang baik maka yang harus
dilakukan adalah petiklah merica yang sudah
menguning atau memerah lalu masukkan kedalam
karung terus rendam kesungai kurang lebih 7-9 hari
lalu bilas dengan air bersih kemudian jemur
dibawah terik matahari kurang lebih 5 jam.40
Dari pendapat yang dikemukakan Mudding untuk
menghasilkan kualitas yang baik harus memperhatikan
langkah-langkah yang harus dikemukakan oleh Mudding
40 Mudding, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoé, “wawancara” tanggal 04 Juli 2018.
59
yaitu petiklah merica yang sudah menguning atau memerah
lalu masukkan kedalam karung terus rendam kesungai
kurang lebih 7-9 hari dengan air bersih kemudian jemur
dibawah terik matahari kurang lebih sampai 5 jam.
Sedangkan menurut tamring, ia mengatakan bahwa
dalam memproduksi kualitas merica yang baik,
petiklah merica yang sudah tua, kemudian masak
sampai benar-benar mendidih jika telah selesai
dimasak maka bilas dengan air sampai bersih lalu
jemur dibawah terik matahari selama kurang lebih 5
jam.41
Dari kedua pendapat diatas untuk menghasilkan
produksi merica yang baik sebenarnya hampir sama yang
dikemukakan oleh kedua pendapat tersebut yang menjadi
letak perbedaannya adalah ada dengan cara direndam yang
dikemukakan oleh Mudding, sedangkan yang dikemukakan
oleh Tamring adalah dengan cara dimasak.
Setelah menghasilkan produksi merica yang baik
maka ada namanya distribusi atau cara penyaluran barang,
41 Tamring, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 05 Juli 2018.
60
berikut penjelasan mengenai distribusi dan pendapat petani
dan pedagang mengenai penyaluran barang tersebut.
Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan
barangnnya, melalui dari tangan perusahaan sampai ketangan
konsumen akhir. Strategi distribusi penting dalam upaya
perusahaan melayani konsumen tepat waktu dan tepat
sasaran, keterlambatan dalam penyaluran mengakibatkan
perusahaan kehilangan waktu dan kualitas barang serta
diambilnya kesempatan oleh pesaing.
Menurut Haderia sistem penyaluran yang digunakan
yaitu dengan cara menyalurkan produk merica
kepedagang pengumpul, karena untuk menyalurkan
langsung kepasar harus memiliki strategi tertentu
dan memakan waktu 2 atau 3 hari baru bisa
menyalurkan, berbeda ketika menyalurkan langsung
ke pedagang pengumpul, hanya dengan memanggil
pedagang atau pedagang pengumpul langsung
ketempat untuk mengambil produk yang sudah
dihasilkan.42
Dari pendapat yang dikemukakan Haderia mengenai
penyaluran barang adalah dengan cara menyalurkan produk
merica kepedagang pengumpul, karena untuk menyalurkan
42 Haderia, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 06 Juli 2018.
61
langsung kepasar harus memiliki strategi tertentu dan
memakan waktu beberapa hari baru bisa menyalurkan,
berbeda ketika menyalurkan langsung ke pedagang
pengumpul, hanya dengan memanggil pedagang atau
pedagang pengumpul langsung ketempat untuk mengambil
produk yang sudah dihasilkan.
Dari pendapat mengenai distribusi atau penyaluran
barang ada beberapa pendapat masyarakat laiinya mengenai
penyaluran barang yang telah dihasilkan.
Sedangkan menurut Becce sistem penyaluran yang
digunakan yaitu menyalurkan langsung kepasaran
dengan harga yang lebih tinggi daripada
menyalurkan kepedagang atau pedagang pengumpul
dengan harga yang lebih murah.43
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Becce
mengenai distribusi atau penyaluran barang adalah
menyalurkan langsung kepasaran dengan harga yang lebih
tinggi daripada menyalurkan barang kepedagang atau
pedagang pengumpul dengan harga yang lebih murah. Jadi
kedua pendapat diatas sangat berbeda dengan yang
dikemukakan oleh Haderia.
43 Becce, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 07 Juli 2018.
62
Sedangkan hal yang dikatakan oleh Naheria selaku
pedagang adalah penyaluran yang digunakan yaitu
hanya mengambil dan mengumpulkan dari beberapa
produksi merica yang sudah dibeli, dan langsung
menyalurkan kepasar.44
Adapun yang dikemukakan oleh Naheria selaku
pedagang merica di Dusun Pakokko mengenai distribusi atau
penyaluran barang adalah hanya mengambil dan
mengumpulkan dari beberapa produksi yang telah dihasilkan
oleh para petani merica dan langsung menyalurkan langsung
kepasar.
Harga merupakan sejumlah nilai yang harus dibayar
konsumen untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
Harga jual suatu produk perlu ditetapkan, dimaksudkan
untuk memperoleh laba. Penentuan harga menjadi sangat
penting, mengingat harga merupakan satu penyebab laku
tidaknya produk barang atau jasa yang ditawarkan.
Penentuan harga merupakan satu keputusan yang
paling sulit untuk suatu usaha baru adalah harga yang tepat
44 Naheria, Pedagang merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 08 Juli 2018.
63
untuk produk atau jasa. Produk atau jasa mengkin ditetapkan
pada harga tinggi untuk mempertahankan citranya. Dalam
keputusan penentuan harga, faktor lain harus
dipertimbangkan seperti biaya, diskon, pengangkutan dan
laba. Penentuan harga tergantung pada permintaan produk
karena kemampuan untuk membeli bahan dalam jumlah
besar mengurangi biaya. Dari hasil wawancara yang
dikemukakan oleh beberapa petani merica yaitu:
Nabi mengatakan bahwa harga produksi merica
tergantung dari permintaan dan penawaran pasar,
ketika permintaan dan penawaran pasar naik, maka
harga produk merica juga naik, jika harga
permintaan dan penawaran pasar turun maka harga
produk merica juga turun. Jadi kesimpulannya
adalah harga produk kopra tidak menentu.45
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Nabi
mengenai harga dan penentuan harga adalah harga produksi
tergantung dari permintaan dan penawaran pasar, ketika
permintaan pasar dan penawaran pasar naik, maka harga
produk merica juga naik. Begitupun sebaliknya jika
permintaan pasar dan penawaran pasar turun maka harga
45 Nabi, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 09 Juli 2018.
64
produk merica juga turun. Jadi dapat disimpulkan bahwa
harga produk merica tidak menentu.
Sedangkan yang dikatakan oleh Imma adalah biaya
produksi tidak terlalu besar dengan harga jual,
karena dalam memproduksi merica kita bisa
melakukannya sendiri tanpa membutuhkan jasa
seseorang yang harus dibayar.46
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Imma
mengenai apakah biaya produksi terlalu besar dengan harga
jual adalah biaya produksi tidak terlalu besar dengan harga
jual, karena dalam memproduksi merica kita bisa
melakukannya sendiri tanpa membutuhkan jasa seseorang
yang harus dibayar.
Menurut Hasni kenaikan dan penurunan harga
(sesuai permintaan) ditentukan oleh pedagang besar.
Jika harga turun maka terlebih pedagang enceran
menurunkan juga harga merica tersebut, begitu pula
dengan sebaliknya jika harga naik maka pedagang
enceran tersebut menaikkan harga merica.47
46 Imma, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 10 Juli 2018. 47 Hasni, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 11 Juli 2018.
65
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Hasni
mengenai kenaikan dan penurunan harga (sesuai
permintaan) ditentukan oleh pedagang besar. Karena Jika
harga turun maka terlebih pedagang enceran menurunkan
juga harga merica tersebut, begitu pula dengan sebaliknya
jika harga merica dipasaram naik maka pedagang enceran
tersebut menaikkan harga merica agar tidak ada namanya
kerugian diantara dua belah pihak.
Pemasaran merupakan sesuatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa
baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial
dan baik itu dari para penjual maupun pembeli. Ada
beberapa yang mencakup kegiatan pemasaran yaitu:
a. Menyediakan dan mengetahui apa yang
diinginkan konsumen
b. Kemudian merencanakan dan mengembangkan
sebuah produk atau jasa yang akan memenuhi
keinginan konsumen
66
c. Dan kemudian memutuskan cara terbaik untuk
menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan produk atau jasa.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan
terkait dengan sistem pemasaran merica di Desa Tellulimpoe
sesuai yang dijelaskan oleh beberapa petani merica yaitu:
Ati yang mengemukan bahwa merica yang
dihasilkan oleh petani dijual kepada pedagang
melalui beberapa saluran pemasaran baik itu dari
pedagang pengumpul desa maupun pedagang
pengumpul Kecamatan.48
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Ati
mengenai pemasaran merica adalah petani merica menjual
langsung kepada pedagang melalui beberapa saluran
pemasaran baik itu dari pedagang pengumpul desa maupun
pedagang pedagang pengumpul kecamatan.
Sedangkan menurut Masna dalam memasarkan
merica jika jumlah yang dihasilkan Cuma sedikit
maka langsung menjual kepedagang yang datang
dirumah untuk membeli merica yang telah
dihasilkan, jadi kita tidak perlu repot-repot
48 Ati, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan Tellulimpoe,
“wawancara” tanggal 12 Juli 2018.
67
kepasaran hanya untuk menjual hasil merica
tersebut. Dan jika yang dihasilkan cukup banyak
dapat menjual langsung dipasaran atau pengumpul
kecamatan dengan harga yang tinggi daripada
menjual kepedagang yang datang dirumah.49
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Masna
mengenai pemasaran merica adalah memasarkan merica jika
jumlah yang dihasilkan Cuma sedikit maka langsung
menjual kepedagang yang datang dirumah untuk membeli
merica yang telah dihasilkan, jadi tidak perlu repot-repot
kepasaran hanya untuk menjual hasil merica tersebut. Dan
jika yang dihasilkan cukup banyak maka dapat menjual
langsung dipasaran atau pengumpul kecamatan dengan harga
yang tinggi daripada menjual kepedagang yang datang
dirumah.
Sedangkan hal yang dikatakan oleh Esse adalah
dalam memasarkan merica tidak hanya yang telah
dihasilkan oleh petani itu sendiri. Tetapi, ada
pedagang dari luar yang datang untuk membeli
merica yang ada dipohonnya dengan yang
memetiknya hanya pedagang tersebut yang telah
49 Masna, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 13 Juli 2018.
68
disepakati harganya baik itu dari pemilik merica
maupun pedagang.50
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Esse
mengenai pemasaran merica adalah dalam memasarkan
merica tidak hanya yang telah dihasilkan oleh petani itu
sendiri. Tetapi, ada pedagang dari luar yang datang untuk
membeli merica yang ada dipohonnya dengan yang
memetiknya hanya pedagang tersebut yang telah disepakati
harganya diantara dua belah pihak.
Jadi bisa disimpulkan model pemasaran merica di
Tellulimpoe tidak hanya dipasarkan melalui pedagang-
pedagang kecil atau pedagang pengumpul Desa, tetapi
banyak juga pedagang-pedagang besar yang masuk membeli
merica tersebut dengan harga yang telah disepakati antara
pedagang dan penjual. Pemasaran merica tidak hanya dijual
dengan hasil produksinya tetapi bisa dengan cara berbisnis
merica yang belum dipetik dari pohonnya dengan harga yang
telah disepakati antara pedagang dan pemilik merica dengan
jangka waktu yang telah disepakati diantara kedua belah
pihak tersebut, sehingga petani merasa mudah dengan
50 Esse, Petani Merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 14 Juli 2018.
69
adanya bisnis seperti itu karena tidak kewalahan lagi untuk
memetik mericanya sendiri.
Petani merica selalu menjual mericanya dengan
pilihan-pilihan yang ada, dimana petani dapat menjual
kepedagang enceran dengan harga yang relatif murah atau
dipasaran dengan harga yang lebih tinggi atau bahkan
melakukan bisnis merica yang belum dipetik dari pohonnya
tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Margin pemasaran merupakan perbedaan harga
diantara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran, atau
perbedaan antara jumlah yang dibayar konsumen dengan
jumlah yang diterima produsen atas suatu produk pertanian
yang diperjualbelikan pada waktu, volume, dan kualitas yang
sama. Margin pemasaran dapat didefenisikan sebagai selisih
harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang
diterima produsen.
Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi yaitu
sudut pandang harga dan biaya pemasaran. Margin tataniaga
merupakan penjumlahan antara biaya tata niaga dan margin
keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga
dikedua tingkat sistem pemasaran dikalikan dengan kuantitas
produk yang dipasarkan.
70
Secara matematis:
MP= Pr-Pf
Dimana: MP: Margin pemasaran
Pr: harga ditingkat pedagang eceran
Pf: harga ditingkat petani
Menurut wawancara dari Naheria selaku pedagang
didusun pakokko selisih harga merica tidak jauh
berbeda dengan harga yang ditetapkan dipasaran
seperti jika harga merica dipasaran seharga
Rp.100.000/Kg, maka harga perliter ditingkat
keliling didusun-dusun bisa mencapai seharga
70.000/ liter.51
Dari pendapat yang dikemukakan oleh Naheria
selaku pedagang didusun pakokko selisih harga merica tidak
jauh berbeda dengan harga yang ditetapkan dipasaran seperti
jika harga merica dipasaran seharga Rp.100.000/Kg, maka
harga perliter ditingkat keliling didusun-dusun bisa mencapai
seharga 70.000/ liter.
Sedangkan yang dikemukakan oleh suriati selaku
pedagang didusun lambari selisih harga merica itu
tidak terlalu jauh beda dengan pedagang didusun
lain-lain seperti halnya jika harga merica
51 Hj.Naheria, Pedagang merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 08 Juli 2018.
71
70.000/liter dipedagang yang satu bisa jadi
dipedagang yang lain 65.000/liter tergantung
masing-masing pedagang mengekspor merica
tersebut kemana.52
Suriati selaku pedagang dilambari mengemukakan
pendapatnya mengenai selisih harga merica tidak jauh
berbeda dengan pedagang didusun lain seperti halnya jika
harga merica seharga Rp. 70.000/liter dipedagang yang satu
bisa jadi dipedagang yang lain seharga Rp. 65.000/liter
tergantung masing-masing pedagang mengekspor merica
tersebut kemana.
jika dijabarkan dalam bentuk rumus maka:
MP = Pr-Pf =70.000- 65.000
= 5.000
Dari hasil diatas maka selisih harga diantara pedagang yang
satu dengan pedagang yang lain selisihnya adalah Rp.5000.
Dari perbandingan diantara kedua pedagang
tersebut, kenapa harus ada perbedaan karena diantara salah
satu pedagang tersebut berpatokan kepada harga pasaran.
Sedangkan pedagang yang satunya mengekspor langsung,
maka dari itu ada sedikit selisih harga.
52 Suriati, Pedagang merica Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe, “wawancara” tanggal 15 Juli 2018.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setalah melakukan penelitian untuk mendapatkan data
yang diperlukan serta menguraikan secara sederhana
semua permasalahan yang menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan skripsi ini menganai Analisis Margin
Pemasaran Komoditi Merica di Tellulimpoe maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil penelitian, pemasaran merica yang
dilakukan di Desa Tellulimpoe Kecamatan
Tellulimpoe adalah dengan memasarkan hasil produk
merica dipedagang pengumpul, dan pedagang
pengumpul memasarkan langsung produksi merica
dipasar terdekat. Model pemasaran merica di
Tellulimpoe tidak hanya dilakukan dipasaran tapi bisa
juga melakukan bisnis dengan cara berbisnis merica
yang belum dipetik dari pohonnya dengan harga yang
telah disepakati antara pedagang dengan pemilik
merica dengan jangka waktu yang telah disepakati
antara kedua belah pihak tersebut, sehingga petani
72
73
merasa mudah dengan adanya bisnis seperti itu karena
tidak kewalahan lagi untuk memetik mericanya sendiri.
2. Selisih harga merica tidak terlalu jauh dengan harga
ditingkat pedagang enceran dengan harga yang ada
dipasaran, karena pedagang sebagian berpatokan harga
yang ada dipasaran sedangkan pedagang yang lain
mengekspor langsung mericanya dengan harga yang
lebih tinggi sehingga dapat mengalami selisih harga.
B. Saran
Berdasarkan teori dan hasil penelitian, beberapa saran
yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagi penjual dan pembeli,keduanya harus menghargai
hak-hak dan kewajibannya masing-masing agar dapat
menghindari hal-hal yang dapat merugikan kedua
belah pihak.
2. Bagi pelaku produksi merica sebaiknya menerapkan
secara sungguh-sungguh mengenai prnsip-prinsip
ekonomi sebagai landasan dasar dalam melakukan
aktivitas usaha yang dilakukan agar mendapatkan
keridhaan Allah SWT.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat
mengembangkan secara luas lagi tentang judul ini,
74
untuk mengetahui lebih dalam apa saja yang dilakukan
oleh pelaku usaha untuk tetap bertahan didunia bisnis
dan memberikan keuntungan yang cukup baik dari apa
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri, Manajemen
Pemasaran, Ed. 1, Cet. 5 ; Jakarta : Rajawali, 2016.
Agustin, Hamdi, Studi Kelayakan Bisnis, Ed. 1, Cet. 1,
Depok : Rajawali, 2017
Departemen Pendidikan Nasaional, Kamus Pelajar
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Cet. II;
Bandung: Rosda, 2003
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Cet. 4; Jakarta Balai Pustaka, 2002
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data, Cet. 1;
Jakarta : RajaGrafindo Persada 2010
Firdaus, Muhammad, Manajemen Agribisnis, Cet. 5 ; Jakarta
: Bumi Aksara, 2015.
Fitrah, Hastirullah, ‘Analisis Pemasaran Agribisnis Lada
(piper ningrum) di Desa Mangkuak Kecamatan
Pengaron Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan’.
Fakultas Pertanian Universitas Achmad Yani
Banjarbaru, 2013.
H. idri, hadis ekonomi, ed. 1, cet. 2 ; Jakarta : kencana, 2016.
Hendro, Dasar-dasar kewirausahaan, Ciracas, Jakarta :
Erlangga, 2011.
Kasmir, Kewirausahaan, Ed. 1 ; Jakarta : RajaGrafindo
Prasada, 2007.
Nurasa Tjetjep, ‘Analisis Kelayakan Finansial Lada Putih di
Kabupaten Bangka’.Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Nur, Asnawi dan Muhammad asnan fanani, Pemasaran
Syariah:Teori, Filosofi, dan isu-isu Kontemporer
,ed.1, Cet. 1.: Depok: rajawali Pers, 2017.
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan RD, Cet. 21 Bandung :
Alfabeta, 2015.
Sukardi, metode penelitian pendidikan, kompetensi dan
praktiknya, cet. 7 jakarta : bumi aksara, 2009
Sukirno, Sadono, Makroekonomi, Teori Pengantar, Ed. 3
Cet. 29 ; Jakarta : Rajawali, 2014.
Tarigan, Robinson, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi,
Cet. 4 ; Jakarta : Bumi Aksara, 2007.
Tambunan, tulus , Perekonomian Indonesia beberapa
masalah penting, Cet. 1 ; Jakarta : Ghalia Indonesia,
2003.
Wiratmo, Masykur, Pengantar Kewiraswastaan kerangka
dasar memasuki dunia bisnis, Ed. 1, Cet. 2 ;
Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2001.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Masna
Tempat/tanggal lahir : Sinjai,
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Petani
1. Berapa lama bapak menanam merica.?
Jawaban: 10 Tahún
2. Bagaimana cara anda menjual (memasarkan)
merica.?
Jawaban: dibawa dipasaran dengán hárgá yang tinggí
daripada dijual dipedagáng enceran.
3. Bagaimana cara anda menentukan harga jual.?
Jawaban: menentukan harga jual hanya ditentukan
oleh pedagang.
4. Dengan harga tersebut apakah dapat menentukan
untung.?
Jawaban: tergantung dari berapa yang diproduksi dan
berapa harga yang telah disepakati.
5. Jika anda ingin menanam merica apakah anda
membeli bibit.?
Jawaban: semenjak saya menanam merica saya tidak
pernah membeli bibit hanya dengan menggunakan
stek yang diambil dari pohon yang sudah tua.
6. Apakah dalam menanam merica lahan anda sendiri
yang gunakan atau lahan orang lain.?
Jawaban: lahan sendiri
7. Dalam pemupukan merica, berapa pupuk yang anda
butuhkan.?
Jawaban: tergantung seberapa luas yang ingin
dipupuk karena jika kita ingin hasilnya lebih baik,
maka banyak juga yang digunakan karena selama ini
dalam pemupukan dalam satu pohon sebanyak 3 liter
pupuk per pohon.
8. Apa yang anda lakukan jika terjadi kenaikan harga
dan penurunan harga.?
Jawaban: jika harga naik maka merica yang telah
diproduksi tetap dijual daripada harus ditunda,,jika
harga turun maka merica tersebut disimpan sampai
harga tersebut benar-benar naik.
9. Berapa target yang ingin anda capai.?
Jawaban: tergantung seberapa yang diproduksi dan
seberapa harga yang telah ditentukan pedagang
karena dalam produksi tidak tentu berapa hasil
produksinya, jika dalam harga tidak pernah stabil
kadang naik begitupun juga sebaliknya.
10. Apakah biaya produksi tidak terlalu besar dengan
harga jual.?
Jawaban: tidak, karena jika kita memproduksi merica
tersebut dengan sendiri maka tidak ada biaya yang
kita keluarkan.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Hj.Naheria
Tempat/tanggal lahir : Sinjai,
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang
1. Berapa lama anda berdagang merica.?
Jawaban: 8 tahun
2. Bagaimana cara anda membeli dan menjual kembali
merica tersebut.?
Jawaban: membeli kepada para petani yang telah
diproduksi, lalu dijual dipasaran, dalam hal membeli
saya kadang melakukan bisnis dengan cara membeli
buah merica yang belum dipetik dari pohonnya
dengan jangka waktu yang telah disepakati.
3. Bagaimana cara anda menentukan harga beli.?
Jawaban: dalam menentukan harga beli itu
tergantung dari pasaran, jika kita menetukan dengan
sendiri bisa saja kita mengalami kerugian
4. Apakah dalam membeli merica anda mendapatkan
untung.?
Jawaban: tergantung dari apa yang diperoleh dan
harga yang ditetapkan
5. Apakah modal tidak terlalu besar dalam membeli
merica tersebut.?
Jawaban: pasti memerlukan modal yang besar
6. Berapa selisih harga antara anda dengan pedagang
yang lain.?
Jawaban: selisih harga tidak terlalu jauh paling
selisihnya tidak mencapai Rp.10.000/liter
7. Berapa target yang ingin anda capai dalam berdagang
tersebut.?
Jawaban: semua pasti ingin mencapai target yang
besar tapi itu tergantung yang didapatkan.
8. Apakah barang yang disiapkan petani mempunyai
kualitas dan keaslian barang tersebut.?
Jawaban: barang yang disiapkan selalu mempunyai
kualitas dan keaslian yang baik, karena dapat
berpengaruh dengan harga.
9. Apa yang anda lakukan jika terjadi kenaikan dan
penurunan harga yang diinginkan petani.?
Jawaban: menurut dari pedagang besar.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Nabi
Tempat/tanggal lahir : Sinjai,
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
1. Berapa lama bapak menanam merica.?
Jawaban: 6 Tahun
2. Bagaimana cara anda menjual (memasarkan)
merica.?
Jawaban: dijual dipedagang enceran karena harga
harga dipasaran tidak terlalu jauh beda.
3. Bagaimana cara anda menentukan harga jual.?
Jawaban: menentukan harga jual hanya ditentukan
oleh pedagang.
4. Dengan harga tersebut apakah dapat menentukan
untung.?
Jawaban: tergantung dari berapa yang diproduksi dan
berapa harga yang telah disepakati.
5. Jika anda ingin menanam merica apakah anda
membeli bibit.?
Jawaban: semenjak saya menanam merica saya tidak
pernah membeli bibit hanya dengan menggunakan
stek yang diambil dari pohon yang sudah tua.
6. Apakah dalam menanam merica lahan anda sendiri
yang gunakan atau lahan orang lain.?
Jawaban: lahan sendiri
7. Dalam pemupukan merica, berapa pupuk yang anda
butuhkan.?
Jawaban: tergantung seberapa luas yang ingin
dipupuk karena jika kita ingin hasilnya lebih baik,
maka banyak juga yang digunakan karena selama ini
dalam pemupukan dalam satu pohon sebanyak 3 liter
pupuk perbatang.
8. Apa yang anda lakukan jika terjadi kenaikan harga
dan penurunan harga.?
Jawaban: jika harga naik maka merica yang telah
diproduksi tetap dijual daripada harus ditunda,,jika
harga turun maka merica tersebut disimpan sampai
harga tersebut benar-benar naik.
9. Berapa target yang ingin anda capai.?
Jawaban: tergantung dari apa yang telah diproduksi.
10. Apakah biaya produksi tidak terlalu besar dengan
harga jual.?
Jawaban: tidak, karena jika kita memproduksi merica
tersebut dengan sendiri maka tidak ada biaya yang
kita keluarkan.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama : Suriati
Tempat/tanggal lahir : Sinjai,
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pedagang
1. Berapa lama anda berdagang merica.?
Jawaban: 6 tahun
2. Bagaimana cara anda membeli dan menjual kembali
merica tersebut.?
Jawaban: keliling disekitar rumah membeli merica,
lalu dijual dipasaran
3. Bagaimana cara anda menentukan harga beli.?
Jawaban:
4. Apakah dalam membeli merica anda mendapatkan
untung.?
Jawaban: tergantung dari harga yang telah ditetapkan
dipasaran.
5. Apakah modal tidak terlalu besar dalam membeli
merica tersebut.?
Jawaban: dalam berdagang kita membutuhkan modal
yang cukup besar.
6. Berapa selisih harga antara anda dengan pedagang
yang lain.?
Jawaban: selisihnya tidak terlalu jauh dipasaran
ataupun dipedagang lain, kadang tidak menentu.
7. Berapa target yang ingin anda capai dalam berdagang
tersebut.?
Jawaban: tergantung dari apa yang didapatkan
dipetani-petani, karena dalam berdagang tidak bisa
adanya unsur pemaksaan
8. Apakah barang yang disiapkan petani mempunyai
kualitas dan keaslian barang tersebut.?
Jawaban: semenjak berdagang tidak ada yang tidak
mempunyai kualitas yang baik, karena para petani
memperhatikan betul ini yang baik untuk diproduksi
9. Apa yang anda lakukan jika terjadi kenaikan dan
penurunan harga yang diinginkan petani.?
Jawaban: jika terjadi kenaikan dan penurunan harga,
itu semua tergantung dari pedagang besar, jadi kita
sebagai pedagang enceran hanya bisa mengikuti.
BIODATA PENULIS
Satriani adalah nama penulis
skripsi ini. Penulis lahir dari
orang tua yang bernama
Alimuddin dan Masna, dari
anak pertama dari dua orang
bersaudara. Penulis ini
dilahirkan di Daerah
Pakokko, Desa Tellulimpoe
Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai pada tanggal 26
desember 1995. Penulis ini mulai menempuh bangku
pendidikan SDN 228 Pakokko Desa Tellulimpoe, lalu
melanjutkan pendidikan di SMPN 5 Sinjai Selatan
Kecamatan Tellulimpoe, dan pendidikan SMAN 1
Tellulimpoe Kecamatan Tellulimpoe kabupaten sinjai, dan
hingga akhirnya bisa menempuh bangku perkuliahan di
Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai, dan
mengambil Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Hukum Islam.
Penulis juga aktif disalah satu UKM di IAIM sinjai dengan
mengambil organisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
IAI Muhammadiyah sinjai pada tahun 2015 sampai
sekarang.
Dengan ketentuan motivasi yang tinggi untuk terus belajar,
penulis telah berhasil mencapai semester akhir, dan penulis
telah berhasil menyusun tugas akhir skripsi ini. Semoga
dengan tugas akhir skripsi ini, mampu memberikan
konstribusi bagi dunia pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-
besarnya atas terselesainya skripsi ini yang berjudul
“Analisis Margin Pemasaran Komoditi Merica di
Tellulimpoe”.