analisis makna idiomatik pada kumpulan puisi …eprints.ums.ac.id/55850/13/naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
ANALISIS MAKNA IDIOMATIK PADA KUMPULAN PUISI PERJALANAN
PENYAIR SAJAK-SAJAK KEGELISAHAN HIDUP KARYA PUTU OKA SUKANTA
SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN SMA KELAS X
Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh :
Siti Muslimatun Mutingah
A310130040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
ii
1
ANALISIS MAKNA IDIOMATIK PADA KUMPULAN PUISI PERJALANAN
PENYAIR SAJAK-SAJAK KEGELISAHAN HIDUP KARYA PUTU OKA
SUKANTA SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN SMA KELAS X
Abstrak
Penelitian ini mempunyai tiga tujuan. (1) Mendeskripsikan bentuk makna idiomatik
pada Kumpulan Puisi Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup karya
Putu Oka Sukanta sebagai Alternatif Pembelajaran SMA Kelas X, (2) menjelaskan
makna idiomatik, (3) memaparkan implikasi makna idiomatik. Metode dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dimulai dari 1 Februari
sampai dengan Juli. Data penelitian berupa makna idiomatik yang diambil dari
Kumpulan Puisi Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup karya Putu Oka
Sukanta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak
dan catat, untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih,
sedangkan untuk teknik keabsahan data menggunakan metode Triangulasi. Ada tiga
hasil dari penelitian ini. Satu, bentuk makna idiomatik pada Kumpulan Puisi
Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup karya Putu Oka Sukanta ada dua
bentuk: makna idiomatik penuh dan makna idiomatik sebagian. Kedua, hasil
penelitian makna idiomatik dijadikan rujukan bahan ajar dalam menganalisis makna
yang terkandung dalam puisi di SMA Kelas X pada kurikulum 2013 KD: 3.16
Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam
antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca. Ketiga, hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan ajar bahasa Indonesia di SMA Kelas X.
Kata kunci: puisi, bahan ajar.
Abstract
This research have three aims. (1) To describe the form of idiomatic meaning A
group of poems Perjalanan Sajak-sajak Kegelisahan Hidup from Putu Oka Sukanta
as an alternative learning at Senior High School Tenth Grade students, (2) to explain
idiomatic meaning, (3) to explain the implication of idiomatic meaning. The research
used qualitative research. The research start from 1 February until July. The data of
the research is idiomatic meaning taken from A group of Poems Perjalanan Penyair
Sajak-sajak Kegelisahan Hidup from Putu Oka Sukanta. The technique of collecting
data used „simak-catat‟. Technique of analyze data used „agih method‟, while the
technique of validity data used triangulation method. The result of the research there
are three are three. First, the form of idiomatic meaning A group of Poems
Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup from Putu Oka Sukanta three
two form are full idiomatic meaning and a part idiomatic meaning. Second, the result
of the research on idiomatic meaning become reference the impertinent analyze
meaning on poetry at Senior High School tenth grade students at Curriculum 2013,
KD.3.16 Identify the ambience, theme, and meaning of some poems contained in the
anthology of poetry that is played or read. Third, the result of the research can be
the impertinent Indonesian language at Senior High School tenth grade students.
Keywords: poetry, teaching materials.
2
1. PENDAHULUAN
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung untuk
menyampaikan tujuan komunikasi. Ketika komunikasi non lisan antar penerima
informasi dan pemberi informasi menggunakan perantara seperti halnya buku,
penerima informasi dapat mengetahui maksud atau pesan yang diberikan oleh
pemberi informasi. Kridalaksana (2008:17) mengungkapkan bahwa sebuah
bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi yang bersifat mana suka atau
arbitrer yang dipergunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerjasama dan
beriteraksi satu sama lain, serta mengidentifikasikan diri. Bahasa memiliki
maknanya tersendiri yang tersirat ataupun tidak tersirat. Setiap ragam makna
memiliki ciri dan arti tersendiri. Makna-makna dalam ragam makna tersebut
dapat ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia atau melalui logika sesuai
dengan konteks kalimat.
Penelitian ini mengkaji tentang makna idiomatik pada puisi , di kumpulan
puisi “Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup” karya Putu Oka
Sukanta. Peneliti memilih puisi sebagai objek penelitian karena, puisi
menggunakan kata-kata yang banyak mengandung makna idiomatik. Jadi,
peneliti mengambil kesimpulan dalam judul Analisis Makna Idiomatik pada
Kumpulan Puisi “ Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup” karya
Putu Oka Sukanta sebagai Alternatif Pembelajaran SMA Kelas X”.
Implementasi penelitian ini sesuai Kompetensi Dasar: 3.16 Mengidentifikasi
suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi
yang diperdengarkan atau dibaca. Sesuai dengan empat aspek kebahasaan yaitu
menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Tujuan utama pembelajaran
bahasa Indonesia adalah agar siswa memahami konsep-konsep secara sederhana
dan mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih menyadari kebesaran
dan kekuasaan pencipta alam (Depdikbud, 2012: 2).
Makna idiomatik termasuk dalam pembahasan semantik. Semantik
membahas tentang makna pada suatu ungkapan berupa lisan ataupun tulisan.
Mulyono (dalam Suwandi, 2011:2) menjelaskan bahwa semantik adalah cabang
3
linguistik yang bertugas menelaah makna kata, bagaimana mula bukanya,
bagaimana perkembangannya, dan apa sebabnya terjadi perubahan makna dalam
sejarah bahasa. Idiom merupakan ungkapan, karena memiliki makna yang sama.
Chaer (2009: 74) menyatakan bahwa idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa
berupa frasa, kata, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat “diramalkan”
dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan
tersebut. Ada dua macam idiom yaitu idiom penuh dan idiom sebagian.
Penelitian mengenai makna idiomatik banyak dilakukan oleh para ahli.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Cacciary (1988), Laval (2003),
Anagnostopoulou (2011), Levorato (2004), Cook (2007). Cacciary (1988)
melakukan penelitian “ The Comprehension of Idioms”, dengan hasil percobaan
penggunaan makna idiomatik dengan menggunakan model langsung.
Laval (2003) melakukan penelitian “Idiom Comprehension and
Metapragmatic Knowledge In French Children”, dengan hasil kemampuan anak
mengenai ekspresi idiomatik. Anagnostopoulou (2011) melakukan penelitian
”Idioms Meaning and The Strcture of Participles” dengan hasil posisi makna
yang paling unggul di dunia memfokuskan pada makna idiomatik yang sejajar
dengan morfologi. Levorato (2004) melakukan penelitian “Reading
Comprehension and Understanding Idiomatic Expressions: A Developmental
Study”, dengan hasil anak di itali memiliki kemampuan tentang pemahaman
makna idiomatik yang berbeda-beda. Cook (2007) melakukan penelitian
“Pulling Their Weight: Expressions in Context”, dengan hasil fokus pada
identifikasi bentuk ekspresi idiomatik.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang naturalistik artinya bahwa penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) (Sugiyono, 2012:14).
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai dengan Juli 2017.
Data merupakan unsur terpenting dalam penelitian. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari bahasa tulis pada Kumpulan
4
Puisi “Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup karya Putu Oka
Sukanta”. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat.
Pada teknik analisis data peneliti ingin menggunakan metode agih dan
metode padan. Metode padan merupakan metode yang alat penentunya di
luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (Sudaryanto, 2013:25).
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dan pembahasan mengenai bentuk makna idiomatik
yang terdapat pada Kumpulan Puisi “Perjalanan Penyair Sajak-sajak
Kegelisahan Hidup karya Putu Oka Sukanta” sebagai Alternatif
Pembelajaran SMA Kelas X.
1.1 Tabel Data Makna Idiomatik
No. Idiomatik Penuh Idiomatik Sebagian
1. Pelukan kesejukan Merajut harkat manusia
2. Mata pengemis Sejuknya cinta
3. Mengusir lelah Dibakar hati
4. Seberkas cahaya Menampar ombak
5. Mata penguasa Angin menyusur
6. Bulat hati Bingkai hati
7. Memancing ceria Menelusuri malam
8. Debur gelisah Jerit hati
9. Rendah hati Segumpal keberanian
10. Menggapai langit Membasuh kelelahan
11. Matahari telah meninggi Bulan mengintip
12. Nafsu pengucilan Merancang hidup
13. Debar jantung berkejaran Mata dunia
14. Ancaman maut Dendam membara
15. Nafsu kebuasan Terpanggang matahari
16. Bergelut jiwa Perempuan perkasa
17. Nafas bumi Duka dunia
5
18. Ruang gamang Memagari diri
19. Berpayung langit kelabu Perut sungai
20. Desahmu padam Telapak kaki telanjang
21. Jantungmu lunglai Membaca rona
22. Daki polusi Senyap hati
23. Menafasi harapannya Jendela dunia
24. Memupuk harapannya Pangkuan tanah airmu
25. Sorot curiga Di pulas senyum
26. Kambing hitam Dipangang matahari
27. Jalan hukum Matahari memanggang
28. Kubukakan pintu hatiku Tertancap diladang hati
29. Merajut pelangi Penantang martabat
30. Membunuh keterasingan
31. Dekapan persahabatan
3.1 Bentuk Makna Idiomatik
Bentuk idiom yang terdapat di dalam kumpulan puisi, yaitu
idiom penuh dan idiom sebagian. Data yang ditemukan di dalam
kumpulan puisi ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu kelompok kata
berimbuhan dan kelompok kata tidak berimbuhan.
3.1.1 Idiom Penuh
Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara
keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna
(Chaer, 2009:75).
a. Kelompok kata berimbuhan
1) Perjalanan penyair melangkahi keterbatasan
Geliat kegelisahan percik kemanusiaan
Sejenak aku beristirahat dalam pelukan kesejukan (PP, 2)
Data yang menunjukkan idiom penuh adalah pelukan
6
kesejukan. Pelukan kesejukan muncul dalam frasa, yang
dibentuk dalam: kata kerja+kata sifat=
peluk(an)+(ke)sejuk(an) sehingga menjadi pelukan
kesejukan. Konfiks (imbuhan gabungan) melekat bersama-
sama dengan bentuk dasarnya ke-an+sejuk=kesejukan
menyatakan pembentuk kata pasif (Rohmadi dan Yakub,
2012: 70&71). Makna denotasi/makna nyata dari frasa
“pelukan kesejukan” adalah pelukan yang sejuk, jika
dilihat dari konteks kalimat adalah pelukan yang sejuk
tidak tergambarkan dari kata pelukan kesejukan, maka
kata itu termasuk makna konotasi/kias.
b. Kelompok kata tidak berimbuhan (tunggal)
1) Langit semakin rendah
Pada rendah hati
Tenggelamkan hambar ke dasar laut
Samudra yang luas garamnya kepastian(PP,34)
Data yang menunjukkan idiomatik penuh adalah rendah
hati. Rendah hati muncul dalam frasa yang dibentuk
dalam: kata kerja+kata benda= rendah+hati menjadi kata
rendah hati. Makna denotasi/nyata dari frasa “rendah hati”
adalah hati yang rendah, jika dilihat dari konteks kalimat
adalah rendah hati tidak tergambar pada kata rendah hati,
maka kata itu bermakna konotasi/kias.
3.1.2 Idiom Sebagian
Idiom sebagian adalah idiom yang masih
memiliki makna leksikalnya sendiri (Chaer, 2009: 75).
a. Kelompok kata berimbuhan
1) Kemarin pagi ayah pergi
Tadi sore ibu lari sejuknya cinta sejuknya cinta
Dua dua pergi mati
Dibakar hati dibakar hati (PP,3&4)
7
Data yang menunjukkan idiom sebagian adalah
dibakar hati. Dibakar hati muncul pada frasa
yang terbentuk dalam : kata kerja+kata benda=
(di)bakar+hati menjadi kata dibakar hati. Kata
bakar mendapat prefiks di- , imbuhan awalan di-
hanya melekat pada kata kerja pasif dan prefiks -
di- tidak mempunyai fungsi mengubah jenis kata
(Rohmadi, 2012:58). Makna nyata/denotasi dari
frasa “dibakar hati” adalah hati yang dibakar, jika
dilihat dari konteks kalimatnya makna hati yang
dibakar masih tergambar pada kata hati. Kalimat
tersebut membentuk makna konotasi/makna kias.
b. Kelompok kata tidak berimbuhan (tunggal)
1) Airmata gerimis pagi, duka dunia
Langit menyembunyikan cahaya
Cahaya tersimpan di dalam kelam
Kelam memancar di wajah kusam
Wajah berdarah terhantam popor senapan
Siapa yang sudah lupa bahwa mesin juga dibeli
dari hasil hutanmu, Riya
Makanan dan minuman dari lumbung dan mata
air bagi yang katanya penjaga merdeka (PP,59)
Data yang menujukkan idiom sebagian adalah
duka dunia. Duka dunia muncul pada frasa
yang dibentuk dalam: kata kerja+kata benda=
duka+dunia menjadi duka dunia. Makna
nyata/denotasi dari frasa “duka dunia” adalah
kejadian yang menyedihkan yang terjadi di dunia,
jika dilihat dari konteks kalimat maknanya masih
tergambar pada kata dunia. Kalimat tersebut
membentuk makna konotasi/kias.
8
3.2 Makna Idiomatik yang terdapat dalam Kumpulan Puisi
Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup.
Makna idiomatik yang terdapat di Kumpulan Puisi Perjalanan
Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup di analisis menurut
bentuknya, yaitu : idiom penuh dan idiom sebagian.
a. Idiom penuh
1) Langit semakin rendah
Pada rendah hati
Tenggelamkan hambar ke dasar laut
Samudra yang luas garamnya kepastian(PP,34)
Topik merupakan inti dari suatu bacaan. Inti pada bait
tersebut adalah merasa sangat rendah. Makna idiomatik
penuh yang ditemukan pada bait tersebut adalah rendah
hati. Debur gelisah apabila disisipi kata di yang menjadi
rendah di hati maknanya tidak berubah, ketika dibalik
menjadi hati rendah maknanya tidak ada dan akan berbeda
dengan konteks kalimat. Oleh karena itu, rendah hati
maknanya bukan hati yang rendah, melainkan tidak
sombong .
c. Idiom sebagian
1) Kemarin pagi ayah pergi
Tadi sore ibu lari sejuknya cinta sejuknya cinta
Dua dua pergi mati
Dibakar hati dibakar hati (PP,3&4)
Topik merupakan inti dari suatu bacaan. Inti pada bait
tersebut adalah mencari inspirasi untuk menulis puisi.
Makna idiomatik sebagian yang ditemukan pada bait
tersebut adalah dibakar hati. Dibakar hati apabila disisipi
kata di yang menjadi dibakar di hati maknanya tidak
berubah, ketika dibalik menjadi hati dibakar maknanya
9
hati yang dibakar dan akan berbeda dengan konteks
kalimat. Oleh karena itu, dibakar hati maknanya bukan
hati yang sedang dibakar, melainkan marah.
3.3 Rincian Bentuk dan Prosesnya Ungkapan
Makna idiom dan ungkapan mempunyai pengertian yang sama.
Penelitian ini memfokuskan pada makna idiomatik atau ungkapan
yang ada pada puisi, sesuai dengan Kompetensi Dasar: 3.16
Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang
terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca,
yang terdapat pada materi Kelas X kurikulum 2013.
Menurut Tarigan (1990: 164) ungkapan adalah perkataan atau
kelompok kata yang khusus untuk menyatakan sesuai maksud dengan
makna kiasan, seperti: celaka tiga belas „celaka sekali‟.
1) Menurut Jumlah kata
a. Dua Kata
Rendah Hati= tidak sombong
Kambing Hitam= orang disalahkan
b. Tiga kata
Kubukakan pintu hatiku= memberi kesempatan
Matahari telah meninggi
2) Menurut zaman
a. Ungkapan lama
Dalam kumpulan puisi “Sajak-sajak Perjalanan
Penyair” karya Putu Oka Sukanta.
b. Ungkapan baru
Pelukan kesejukan= kedamaian
Bulat hati= tekat yang kuat
10
4. PENUTUP
Ada 3 simpulan yang dapat diperoleh dari hasil analisis dan
pembahasan dalam penelitian ini. (1) Makna idiomatik yang terdapat dalam
penelitian ini sejumlah 60 makna idiomatik. Klasifikasi makna idiomatik
yang terdapat dalam Kumpulan Puisi Perjalanan Penyair Sajak-sajak
Kegelisahan Hidup karya Putu Oka Sukanta adalah idiom penuh sebanyak 31
dan idiom sebagian sebanyak 29. (2) Makna idiom dan ungkapan mempunyai
pengertian yang sama. Rincian bentuk dan proses ungkapan yaitu: menurut
jumlah kata dikelompokkan menjadi 2, yaitu ; dua kata dan tiga kata, menurut
zaman dikelompokkan menjadi 2, yaitu; ungkapan lama dan ungkapan baru.
(3) Hasil penelitian ini berupa bentuk makna idiomatik yang bersumber pada
Kumpulan Puisi yang berupa puisi. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan alternatif kepada siswa untuk lebih memahami makna dari puisi.
Siswa dapat mengetahui kata-kata yang memiliki makna konotasi/kias.
Kegiatan ini sesuai dengan Kompetensi Dasar: 3.16 Mengidentifikasi
suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi
puisi yang diperdengarkan atau dibaca. Sesuai dengan empat aspek
kebahasaan yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Penelitian ini
mendiskripsikan mengenai pembelajaran mengenai makna yang terdapat pada
puisi. Bahan yang digunakan adalah Kumpulan Puisi “Perjalanan Penyair
Sajak-sajak Kegelisahan Hidup karya Putu Oka Sukanta” yang akan dikaitkan
dengan pembelajaran di SMA/SMK kelas X.
DAFTAR PUSTAKA
Anagnostopoulou, Elen. “Idiomatic Meaning and The Structure of
Participles”. University of Crete, Department of Philology, Division of
Linguistics di laman https//scholar.google.co.id.
Cacciari, Cristina, dan Patrizia Tabossi. 1998. ”The Comprehension of
Idioms”. Dipartimento di Psicologia, University di Bologna di laman
https//scholar.google.co.id.
Chaer, Abdul. 1984. Kamus Idiom Bahasa Indonesia. Ende-Flores: Nusa
Indah.
11
------------------. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
------------------. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Cook, Paul, Afsaneh Fazly and Suzanne Stevenson. 2007. “Pulling their
Weight: Exploiting Syntactic Forms for the Automatic Identification of
Idiomatic Expressions in Context”. Proceedings of the Workshop on A
Broader Perspective on Multiword Expressions, June 2007, pages 41-48,
Prague. Canada: University of Toronto.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat: Pusat
Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Laval, Virgine. 2003. “Idiom Comprehension and Metapragmatic Knowledge
in French Children”. Volume 35, Issue 5. 723-739 dilaman
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378216602001376.
Levorato, Maria Chiar. “Reading Comprehension and Understanding
Idiomatic Expressions: A Developmental Study”. Dipartimento di
Psicologiadello Sviluppo e della Socializzazione, University of Padova,
Padova, Italy di laman https//www.sciencedirect.com.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Rohmadi, Muhammad, Yakub Nasucha dan Agus Budi Wahyudi 2012.
Morfologi Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sudaryanto. 2013. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Suwandi, Sarwiji. 2003. Semantik: Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta:
Media Perkasa.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Cetakan
ke-19. Bandung: Alfabeta.