analisis lq

2
Berikut ini analisis hasil perhitungan LQ pada Kabupaten Bandung : Untuk kecamatan Arjasari, hampir seluruh komoditas memiliki potensi untuk di ekspor kecuali komoditas bawang merah, kentang, dan tomat. Komoditas bawang merah, kentang, dan tomat memiliki nilai LQ kurang dari 1, sehingga ketiga komoditas tersebut tidak memiliki potensi untuk di ekspor melainkan memiliki kecenderungan untuk impor. Pada kecamatan Soreang, komoditas yang memiliki kecenderungan untuk impor adalah komoditas ubi jalar dan kentang. Selain kedua komoditas tersebut memiliki potensi untuk di ekspor karena nilai LQ pada masing-masing komoditas lebih besar dari 1. Pada kecamatan Pacet terdapat 3 komoditas yang memiliki nilai LQ kurang dari 1, yaitu ubi jalar, kentang, dan ketimun. Ketiga komoditas tersebut termasuk ke dalam sektor non basis dan memiliki kecenderungan untuk impor. Pada kecamatan Cilengkrang komoditas yang berpotensi untuk ekspor adalah jagung, padi sawah, ubi kayu, dan ketimun. Sedangkan untuk komoditas yang memiliki kecenderungan untuk impor adalah tomat, kentang, bawang merah, dan ubi jalar. Pada kecamatan Rancabali hanya komoditas ubi jalar saja yang berpotensi untuk di ekspor dan masuk ke dalam sektor basis, komoditas lainnya seperti jagung, padi sawah, ubi kayu, bawang merah, kentang, ketimun, dan tomat.

Upload: yurifany-afiyatika

Post on 20-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

analisis LQ

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis LQ

Berikut ini analisis hasil perhitungan LQ pada Kabupaten Bandung :

Untuk kecamatan Arjasari, hampir seluruh komoditas memiliki potensi untuk di ekspor

kecuali komoditas bawang merah, kentang, dan tomat. Komoditas bawang merah, kentang,

dan tomat memiliki nilai LQ kurang dari 1, sehingga ketiga komoditas tersebut tidak

memiliki potensi untuk di ekspor melainkan memiliki kecenderungan untuk impor.

Pada kecamatan Soreang, komoditas yang memiliki kecenderungan untuk impor adalah

komoditas ubi jalar dan kentang. Selain kedua komoditas tersebut memiliki potensi untuk di

ekspor karena nilai LQ pada masing-masing komoditas lebih besar dari 1.

Pada kecamatan Pacet terdapat 3 komoditas yang memiliki nilai LQ kurang dari 1, yaitu ubi

jalar, kentang, dan ketimun. Ketiga komoditas tersebut termasuk ke dalam sektor non basis

dan memiliki kecenderungan untuk impor.

Pada kecamatan Cilengkrang komoditas yang berpotensi untuk ekspor adalah jagung, padi

sawah, ubi kayu, dan ketimun. Sedangkan untuk komoditas yang memiliki kecenderungan

untuk impor adalah tomat, kentang, bawang merah, dan ubi jalar.

Pada kecamatan Rancabali hanya komoditas ubi jalar saja yang berpotensi untuk di ekspor

dan masuk ke dalam sektor basis, komoditas lainnya seperti jagung, padi sawah, ubi kayu,

bawang merah, kentang, ketimun, dan tomat.

Pada kecamatan Pangalengan hanya kentang dan tomat yang berpotensi untuk ekspor.

Komoditas lainnya tidak berpotensi untuk ekspor. Komoditas yang termasuk ke dalam sektor

basis hanya kentang saja, sisanya termasuk dalam sektor non basis.

Pada kecamatan Ciwidey nilai LQ tertinggi ada pada komoditas tomat dan yang terendah

komoditas kentang. Jagung, padi sawah, ketimun, dan tomat memiliki potensi untuk ekspor

dan termasuk ke dalam sektor basis. Sedangkan untuk komoditas ubi kayu, ubi jalar, bawang

merah, dan kentang termasuk ke dalam sektor non basis dan memiliki kecenderungan untuk

impor.

Pada kecamatan Ibun, hanya komoditas tomat saja yang memiliki nilai LQ dibawah 1 yang

artinya pada komoditas tomat memiliki kecenderungan untuk impor. Ke-tujuh komoditas

lainnya memiliki nilai diatas 1 dan termasuk ke dalam sektor basis.

Pada kecamatan Majalaya hanya dua komoditas saja yang memiliki nilai LQ di atas 1 yaitu

padi sawah dan ketimun. Padi sawah memiliki nilai LQ paling besar di kecamatan Majalaya.

Page 2: Analisis LQ

Delapan komoditas lainnya memiliki nilai LQ dibawah 1 dan memiliki kecenderungan untuk

impor.

Pada kecamatan Cimenyan ubi kayu memiliki nilai LQ paling besar yaitu sebesar 17,13.

Pada kecamatan ini terdapat 5 komoditas yang memiliki potensi untuk ekspor, yaitu jagung,

padi sawah, ubi kayu, bawang merah, dan tomat. Sedangkan tiga komoditas lainnya memiliki

kecenderungan untuk impor dan termauk ke dalam sektor non basis.