penentuan sektor unggulan di kabupaten barito kuala provinsi kalimantan selatan berdasarkan analisis...

25
MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN REGIONAL “ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN BARITO KUALA, KALIMANTAN SELATAN” DI SUSUN OLEH: 1. KINANTI NAWANG WULAN B01112039 i. MUHAMMAD RIDWAN ii. HERUANDRA KELAS B JURUSAN ILMU EKONOMI

Upload: kinanti-nawang-wulan

Post on 19-Jan-2016

298 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dalam pengertian ekonomi regional dikenal adanya pengertian sektor basis dan sektor non basis. Pengertian sektor basis (sektor unggulan) pada dasarnya harus dikaitkan dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional maupun nasional. Dalam kaitannya dengan lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggul jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan dengan lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain di pasar nasional atau domestik (Wijaya, 1996). Inti dari teori basis ekonomi menurut Arsyad, dalam Sadau (2002) menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation).Pendekatan basis ekonomi sebenarnya dilandasi pada pendapat bahwa yang perlu dikembangkan di sebuah wilayah adalah kemampuan berproduksi dan menjual hasil produksi tersebut secara efisien dan efektif. Secara umum, analisis ini digunakan untuk menentukan sector basis/pemusatan dan non basis, dengan tujuan untuk melihat keunggulan komparatif suatu daerah dalam menentukan sektor andalannya. Pentingnya ditetapkan komoditas unggulan di suatu wilayah (nasional, provinsi dan kabupaten) dengan metode LQ, didasarkan pada pertimbangan bahwa ketersediaan dan kapabilitas sumberdaya (alam, modal dan manusia) untuk menghasilkan dan memasarkan semua komoditas yang dapat diproduksi di suatu wilayah secara simultan relatif terbatas. Selain itu hanya komoditas-komoditas yang diusahakan secara efisien yang mampu bersaing secara berkelanjutan, sehingga penetapan komoditas unggulan menjadi keharusan agar sumberdaya pembangunan di suatu wilayah lebih effisien dan terfokus (Handewi, 2003). Provinsi Kalimantan Selatan daerahnnya kaya akan hasil buminya, baik sektor migas maupun non migas. Dalam catatan sejarah Kalimantan Selatan, pernah sebagai daerah pemasok lada di nusantara untuk kawasan indonesia bagian tengah. Pada abad ke -19 Kalimantan Selatan juga menjadi penghasil emas hitam atau batu bara sehingga ditinjau dari aspek ekonomi Kalimantan Selatan sangat menjanjikan bagi kehidupan sosial masyarakat.Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang mayoritas masyarakatnnya bergerak dalam sektor pertanian perkebunan, dan banyak sekali terdapat lahan kosong, sampai dirumah penduduk dibelakang rumahnnya di temukan lahan Barito kuala tercatat pada tahun 2009 berhasil berswasembada beras. sebuah prestasi yang tentunya memberikan dampak yang sangat besar kontribusinya dalam peningkatan kualitas pertanian. Selain itu dari segi perkebunan, karet dan sawit juga menjadi prioritas untuk digalakkan penanamannya. Walaupun sedikit warga yang menanam tanaman perkebunan yang akan menghasilkan keuntungan yang tinggi ini.

TRANSCRIPT

Page 1: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN REGIONAL

“ANALISIS SEKTOR BASIS DI KABUPATEN BARITO KUALA,

KALIMANTAN SELATAN”

DI SUSUN OLEH:

1. KINANTI NAWANG WULAN B01112039

i. MUHAMMAD RIDWAN

ii. HERUANDRA

KELAS B

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

Page 2: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang

berjudul "Analisis sektor unggulan di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan”. Atas

dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Erni Panca selaku dosen pengampu mata kuliah ekonomi pembangunan regional

2. Teman- teman civitas jurusan Ilmu Ekonomi untan 2012

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Pontianak, 7 April 2014

Penulis

Page 3: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

DAFTAR ISI

Page 4: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam pengertian ekonomi regional dikenal adanya pengertian sektor basis dan sektor

non basis. Pengertian sektor basis (sektor unggulan) pada dasarnya harus dikaitkan

dengan suatu bentuk perbandingan, baik itu perbandingan berskala internasional, regional

maupun nasional. Dalam kaitannya dengan lingkup internasional, suatu sektor dikatakan

unggul jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain.

Sedangkan dengan lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor

unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama

yang dihasilkan oleh wilayah lain di pasar nasional atau domestik (Wijaya, 1996). Inti

dari teori basis ekonomi menurut Arsyad, dalam Sadau (2002) menyatakan bahwa faktor

penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan

permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang menggunakan

sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor akan

menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation).

Pendekatan basis ekonomi sebenarnya dilandasi pada pendapat bahwa yang perlu

dikembangkan di sebuah wilayah adalah kemampuan berproduksi dan menjual hasil

produksi tersebut secara efisien dan efektif. Secara umum, analisis ini digunakan untuk

menentukan sector basis/pemusatan dan non basis, dengan tujuan untuk melihat

keunggulan komparatif suatu daerah dalam menentukan sektor andalannya. Pentingnya

ditetapkan komoditas unggulan di suatu wilayah (nasional, provinsi dan kabupaten)

dengan metode LQ, didasarkan pada pertimbangan bahwa ketersediaan dan kapabilitas

sumberdaya (alam, modal dan manusia) untuk menghasilkan dan memasarkan semua

komoditas yang dapat diproduksi di suatu wilayah secara simultan relatif terbatas. Selain

itu hanya komoditas-komoditas yang diusahakan secara efisien yang mampu bersaing

secara berkelanjutan, sehingga penetapan komoditas unggulan menjadi keharusan agar

sumberdaya pembangunan di suatu wilayah lebih effisien dan terfokus (Handewi, 2003).

Provinsi Kalimantan Selatan daerahnnya kaya akan hasil buminya, baik  sektor migas

maupun non migas. Dalam catatan sejarah Kalimantan Selatan, pernah sebagai daerah

pemasok lada di nusantara untuk kawasan indonesia bagian tengah. Pada abad ke -19

Page 5: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

Kalimantan Selatan juga menjadi penghasil emas hitam atau batu bara sehingga ditinjau

dari aspek ekonomi Kalimantan Selatan sangat menjanjikan bagi kehidupan sosial

masyarakat.

Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Selatan yang

mayoritas masyarakatnnya bergerak dalam sektor pertanian perkebunan, dan banyak

sekali terdapat lahan kosong, sampai dirumah penduduk dibelakang rumahnnya di

temukan lahan Barito kuala tercatat pada tahun 2009 berhasil berswasembada beras.

sebuah prestasi yang tentunya memberikan dampak yang sangat besar kontribusinya

dalam peningkatan kualitas pertanian. Selain itu dari segi perkebunan, karet dan sawit

juga menjadi prioritas untuk digalakkan penanamannya. Walaupun  sedikit warga yang

menanam tanaman perkebunan yang akan menghasilkan keuntungan yang  tinggi ini.

Penetapan suatu komoditas sebagai komoditas unggulan daerah harus disesuaikan

dengan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang dimiliki oleh daerah.

Komoditas yang dipilih sebagai komoditas unggulan daerah adalah komoditas yang

memiliki produktifitas yang tinggi dan dapat memberikan nilai tambah sehingga

berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu, penetapan komoditas

unggulan daerah juga harus mempertimbangkan kontribusi suatu komoditas terhadap

pertumbuhan ekonomi dan aspek pemerataan pembangunan pada suatu daerah (Syahroni,

2005). Komoditi unggulan merupakan komoditas yang memiliki keunggulan komparatif

dan daya saing yang tinggi terhadap komoditas sejenis pada suatu daerah dibanding

daerah lain. Pada era globalisasi, setiap komoditas dituntut untuk memiliki daya saing

dalam pasar, baik pasar domestik maupun internasional. Hal ini berarti setiap komoditas

harus mampu bersaing dengan komoditas lain di daerah yang sama atau komoditas yang

sama di daerah lain. Kemampuan daya saing setiap komoditas ditandai dengan

penerimaan yang diperoleh pelaku ekonomi. Penerimaan akan lebih besar diperoleh dari

komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dan berdaya saing dari pada komoditas

biasa (Darmawansyah, 2003). Pengembangan suatu komoditas unggulan sebaiknya

dilakukan pada daerah yang memang menunjang terhadap pengembangan komoditas

tersebut, baik dari aspek tanah/alam, iklim, sosial budaya, maupun kebijakan pemerintah

yang berlaku pada daerah pengembangan. Pengembangan komoditas unggulan akan

berlangsung dengan baik apabila semua aspek saling mendukung satu sama lain.

Page 6: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

1.2 RUMUSAN MASALAH

Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:

1. PDRB Kalimantan Selatan dan PDRB Kabupaten Barito kuala dalam segi lapangan

usaha

2. Mengidentifikasi sektor-sektor basis maupun non basis di Kabupaten Barito Kuala

3. Mengidentifikasi komoditi dari subsesktor sektor basis yang berpotensi untuk

dikembangkan di Kabupaten Barito Kuala

4. Kebijakan apa yang dapat dilakukan agar komoditi unggulan tersebut dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kabupaten Barito Kuala

1.3 MANFAAT PENULISAN

1. Bagi penulis, sebagai sarana dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

analisis mengenai perkembangan dan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di

Kabupaten Barito Kuala.

2. Bagi mahasiswa yang lain dapat menjadi proses pembelajaran dan pengkajian dengan

menggunakan disiplin ilmu yang telah dipelajari serta tercipta output yang dapat

dijadikan sumber data, informasi, serta literatur bagi kegiatan penulisan maupun

penelitian selanjutnya.

3. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Kuala, dapat menjadi bahan masukan

dalam mengelola dan mengembangkan wilayahnya berdasarkan potensi yang ada

Page 7: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 PDRB KALIMANTAN SELATAN BERDASARKAN LAPANGAN USAHA

Pada dasarnya besarnya PDRB Kalimantan Selatan didominasi oleh empat sektor usaha yaitu

pertambangan yang memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 24,42%, lalu sektor

pertanian sebesar 20,10%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,36%, dan sektor

jasa-jasa sebesar 10,69%. Sedangkan keempat sektor lainnya bila diakumulasikan

memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 29,44%. Berikut merupakan data

PDRB Kalimantan Selatan berdasarkan lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 tahun

2009- 2012 dalam jutaan rupiah.

LAPANGAN USAHA

Prov. Kalimantan Selatan

2009 2010 2011 2012

Sektor Bangunan 1603456,8 1707343,74 1838543,18 2019648,46

Sektor Industri Pengolahan 3157342,87 3247973,75 3351184,86 3485904,61

Sektor Jasa-Jasa 2602535,47 2815703,36 3061388,96 3322737.4

Sektor Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan

1175552,14 1260123,08 1342551,05 1452927,41

Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih

144309,45 155552,82 166337,95 177866,82

Sektor Pengangkutan dan

Komunikasi

2522354,93 2684843,7 2872516,05 3075250,68

Sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran

4426975,4 4731901,96 5120553,99 5631058,69

Sektor Pertambangan dan

Penggalian

6331865,08 6811199,68 7256241,35 7411442,64

Sektor Pertanian 7087238,41 7259481,76 7543532,15 7836475,96

PDRB KALIMANTAN

SELATAN 29051630,55 30674123,85 32552849,54 31090575,27

Sumber: Badan Pusat Statistik provinsi Kalimantan Selatan

Dari data PDRB Kalimantan Selatan diatas dapat diketahui bahwa semua sektor selalu

mengalami peningkatan dari tahun 2009- 2012. Pada tahun 2009- 2012 sektor pertanian

memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kalimantan Selatan. Sektor pertambangan

Page 8: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

dan penggalian di urutan kedua, sedangkan sektor perdangangan, hotel, dan restoran

menempati urutan ketiga.

2.1.2 PDRB KABUPATEN BARITO KUALA BERDASARKAN LAPANGAN USAHA

ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 ( DALAM JUTAAN RUPIAH )

LAPANGAN USAHA

Kab. Barito Kuala

2009 2010 2011 2012

Sektor Bangunan 189681,6 201554,65 215374,6 230512,62

Sektor Industri Pengolahan 492106,61 473962,01 484025,32 498294,67

Sektor Jasa-Jasa 159440,18 174104,66 190068,71 206062,74

Sektor Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan

60849,53 67557,5 75197,77 84571,73

Sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih

3015,2 3242,69 3511,23 3864,58

Sektor Pengangkutan dan

Komunikasi

29517,25 30165,66 31990,7 34089,86

Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran

289869,79 315565,09 324966,85 336308,96

Sektor Pertambangan dan

Penggalian

0 20 20,71 22,22

Sektor Pertanian 658002,8 688782,08 729450,61 779225,03

PDRB KAB BARITO KUALA 1882482,96 1954954,34 2054606,5 2172952,41

Sumber: Badan Pusat Statistik provinsi Kalimantan Selatan

Data diatas merupakan PDRB Kab Barito Kuala tahun 2009-2012 atas dasar harga konstan

2000 tahun 2009-2012. Kesembilan sektor selalu mengalami peningkatan dari tahun 2009-

2012 walaupun bukan merupakan peningkatan yang drastis. Dari data diatas dapat

didiketahui bahwa terdapat 3 sektor yang memberikan konstribusi terbesar terhadap PDRB

kabupaten Barito Kuala yaitu: sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor Industri

pengolahan. Dilihat dari segi kontribusinya terhadap PDRB, sektor pertanian merupakan

sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB kabupaten Barito Kuala dari

tahun 2009-2012.

Page 9: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

2.2 PENENTUAN SEKTOR BASIS DAN NON BASIS KABUPATEN BARITO

KUALA TERHADAP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki kabupaten Barito Kuala yaitu sektor

mana yang merupakan sektor basis dan non basiis digunakan analisis Location Quotient

(LQ). Yang menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor antara

kabupaten barito kulala dengan kemampuan sektor yang sama pada provinsi Kalimantan

Selatan. LQ diinterpretasi dengan menggunakan kriteria (Ron hood, 1988 dalam Sari 2010)

sebagai berikut:

LQ > 1 menunjukkan terdapat konsentrasi relative disuatu wilayah dibandingkan dengan

keseluruhan wilayah. Hal ini berarti komoditas i disuatu wilayah merupakan sektor basis

yang berarti komoditas i di wilayah itu memiliki keunggulam komparatif.

LQ = 1, merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki

keunggulan komparatif, produksi komoditas yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi

kebutuhan sendiri dalam wilayah itu.

LQ < 1, merupakan sektor non basis, artinya komoditas i disuatu wilayah tidak memiliki

keunggulan komparatif, produksi komoditas i di wilayah itu tidak dapat memenuhi kebutuhan

sendiri dan harus mendapat pasokan dari luar wilayah.

Untuk menentukan komoditas unggulan di suatu wilayah maka nilai LQ dari komoditas

tersebut harus lebih besar daripada 1 .Perbandingan relatif ini dapat dinyatakan dengan rumus

(Warpani, 1984, 68) sebagai berikut:

LQ = PDRB sektor i di Kabupaten Barito Kuala/ PDRB total di Kabupaten Barito Kuala

PDRB sektor i di Kalimantan Selatan/ PDRB total di Kalimantan selatan

Berikut merupakan data olahan perhitungan indeks LQ 9 sektor di kabupaten Barito

Kuala terhadap Kalimantan selatan tahun 2009- 2012 ( perhitungan pertahun terdapat pada

lampiran)

Page 10: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

INDEKS LOCATION QUOTIENT (LQ) KABUPATEN BARITO KUALA

TERHADAP KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2009-2012

SektorINDEKS LOCATION QUOTIENT (LQ)

2009 2010 2011 2012

Sektor Bangunan 1,82561 1,85505 1,85601 1,80757

Sektor Industri Pengolahan 2,40534 2,29306 2,28839 2,26385

Sektor Jasa-Jasa 0,94545 0,97165 0,98368 0,98215

Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,79883 0,84245 0,88743 0,92184

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 0,32245 0,03280 0,33445 0,34410

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 0,18060 0,17655 0,17645 0,17556

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,01050 1,04794 1,00550 0,94586

Sektor Pertambangan dan Penggalian - 0,00005 0,00005 0,00005

Sektor Pertanian 1,43282 1,49094 1,53208 1,57440

Pada tahun 2009 terdapat 4 sektor yang merupakan sektor basis di kab Barito Kuala

yaitu sektor bangunan, sektor industri pengolahan, sektor PHR, dan sektor pertanian. 5 sektor

lainnya tidak termasuk sektor basis karena memiliki nilai dibawah 1. Tahun 2009 Sektor

Industri pengolahan memimpin dengan angka 2,40 diikuti dengan sektor bangunan, sektor

pertanian dan sektor PHR. Pada tahun 2010, keempat sektor tersebut masih sebagai sektor

basis di kab Barito kuala, namun terjadi penurunan pada sektor industri pengolahan karena

terjadinya penurunan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB. Kemudian pada tahun 20101

terjadi penurunan pada sektor pengolahan dan perdagangan sedangkan kedua sektor lainnya

masih stabil dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pdrb. Pada tahun 2012,

terjadi penurunan pada sektor perdagangan, Hotel, dan restoran (PHR) sehingga sektor ini

tidak lagi merupakan sektor basis. Ketiga sektor lainnya masih termasuk kategori sektor basis

walaupun terjadi penurunan pada sektor industri pengolahan dan sektor bangunan. Sektor

pertanian menunjukkan kenaikan setiap tahunnya, walaupun bukan merupakan kenaikan yg

terlalu besar namun dapat tidak menutup kemungkinan bahwa sektor pertanian ini akan terus

melonjak di tahun- tahun berikutnya. Kenaikan ini berdampak positif terhadap PDRB kab

Barito kuala sehingga dapat dikatakan bahwa sektor pertanian merupakan sektor unggul di

kabupaten ini.

Page 11: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

2.3 Subsektor sektor basis yang berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Barito

Kuala

Dari perhitungan LQ sebelumnya, telah diketahui bahwa sektor pertanian merupakan

sektor basis di kabupaten Barito Kuala. Pertanian memiliki lima subsektor antara lain: bahan

pangan dan holtikura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan perhutanan. Disini kami

mengambil sample subsektor terbesar yaitu subsektor bahan pangan dan holtikura yang

terdiri dari beberapa komoditi. Berikut merupakan data produksi subsektor pertanian di kab

Barito kuala dan Kalimantan selatan (dalam ton) tahun 2009- 2012

SEKTOR PERTANIAN PERSUBSEKTOR DI KALIMANTAN SELATAN 2009(DALAM TON)

KOMODITI KALIMANTAN SELATAN

2009 2010 2011 2012PADI 1956993 1842089 2039116 2086221JAGUNG 113885 116449 99779 112066KEDELAI 3838 3809 4376 3860KACANG TANAH 15221 14445 12181 12377UBI KAYU 121656 76202 86504 90043UBI JALAR 29968 25007 23918 19608

Sumber: Badan Pusat Statistik provinsi Kalimantan Selatan

SEKTOR PERTANIAN PERSUBSEKTOR DI KABUPATEN BARITO KUALA 2009(DALAM TON)

KOMODITI KABUPATEN BARITO KUALA

2009 2010 2011 2012PADI 317605 329089 342869 365627JAGUNG 89 442 197 403KEDELAI 1 20 2 5KACANG TANAH 38 27 0 12UBI KAYU 4551 4855 4084 4187UBI JALAR 523 364 254 212

Sektor pertanian di kalimantan selatan

Sumber: Badan Pusat Statistik provinsi Kalimantan Selatan

KOMODITI SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN BARITO KUALA DAN KALIMANTAN SELATAN

Page 12: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2009-2012 (dalam Juta rupiah)

KOMODITI KABUPATEN BARITO KUALA KALIMANTAN SELATAN

2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012PADI 83395,52 863529,54 899688,26 959405,25 5135149,63 4833641,54 5350640,38 5474243,9JAGUNG 103,09 511,98 228,19 466,81 131916,41 134886,37 115577,01 129809,41KEDELAI 2,31 46,17 4,62 11,54 8859,37 8792,43 10101,25 8910,15KACANG TANAH 216,92 154,12 0 68,5 86886,49 82456,83 69533,17 70652UBI KAYU 4224,83 4507,04 3791,3 3886,92 112936,91 70740,6 80304,26 83589,62UBI JALAR 581,84 404,95 282,58 235,85 33339,4 27820,29 26608,78 21813,9

TOTAL 88524,51 869153,8 903994,95964074,87 5509088,21 5158338,06 5652764,85 5789018,98

.Sumber: Data bps kalimantan selatan yang telah diolah

Perhitungan LQ komoditi pertanian di kabupaten Barito Kuala terhadap Kalimantan Selatan

dilakukan untuk menentukan komoditi terunggul dari sektor pertanian yang berpotensi untuk

dikembangkan. Perhitungan indeks LQ dilakukan dengan rumus:

LQ = PDRB komoditi i di Kabupaten Barito Kuala/ PDRB total sektor pertanian di Kabupaten Barito Kuala

PDRB komoditi i di Kalimantan Selatan/ PDRB total sektor pertanian di Kalimantan selatan

Berikut merupakan perhitungan indeks LQ komoditi pertanian di Kab Barito Kuala terhadap

Kalimantan Selatan tahun 2009-2012

KOMODITI LQ2009 LQ2010 LQ2011 LQ2012PADI 1,01 1,06 1,05 1,05JAGUNG 0,05 0,02 0,01 0,02KEDELAI 0,02 0,03 0,00 0,01KACANG TANAH 0,16 0,01 0,00 0,01UBI KAYU 2,33 0,38 0,30 0,28UBI JALAR 1,09 0,09 0,07 0,06

Pada tahun 2009, terdapat tiga komoditi yang basis di Kab Barito Kuala yaitu

Komoditi padi ( penjumlahan padi ladang dan padi sawah) ubi kayu dan ubi jalar. Namun 3

tahun berikutnya, hanya komoditi padi yang terus menunjukkan eksistensinya sebagai

komoditi basis di sektor pertanian . Kabupaten ini mampu memberi kontribusi sebesar hampir

20% dari total produksi padi di Kalimantan Selatan. Pada tahun 2004, total produksi padi di

Kabupaten Barito Kuala adalah sebesar 269.198 ton. Sedangkan total produksi padi di

Page 13: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

seluruh Kalimantan Selatan adalah 1.403.249 ton (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Barito Kuala). Sehingga dapat dikatakan bahwa Kabupaten Barito Kuala merupakan salah

satu wilayah produksi dan penyangga ketahanan pangan yang penting bagi Kalimantan

Selatan

2.3.1 Padi sebagai komoditi unggulan di kabupaten Barito Kuala

Pertanian merupakan sektor potensial di Kabupaten Barito Kuala, dengan luas sawah pasang

surut mencapai 101.424 Ha. Dari luas sawah tersebut, memberikan hasil 317.605 ton gabah

kering giling di Tahun 2009. Hal ini menjadikan Kabupaten Barito Kuala sebagai penghasil

beras terbesar di Kalimantan Selatan yang mampu menyumbang kurang lebih 18,87% dari

total produksi Kalimantan Selatan. Dari data dibawah ini terlihat jelas bahwa kabupaten

Barito Kuala merupakan sentra produksi padi di wilayah Kalimantan Selatan. Kabupaten

Barito Kuala setiap tahunnya memproduksi padi terbanyak jika dibandingkan dengan

Kabupaten- kabupaten lainnya di provinsi yang sama.

Sumber: Dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura provinsi kalimantan selatan

Page 14: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

Varietas yang paling banyak ditanam oleh petani di Kabupaten Barito Kuala adalah

varietas lokal Siam, yaitu Siam Unus dan Siam Perak. Meskipun varietas lokal mempunyai

tingkat produksi yang lebih rendah dibandingkan varietas unggul, namun varietas lokal ini

disukai oleh sebagian besar petani karena varietas ini memiliki beberapa keunggulan.

Varietas lokal memiliki sifat yang lebih adaptif terhadap kondisi lingkungan lahan pasang

surut yang bersifat masam, memerlukan biaya yang lebih sedikit karena agroinput (pupuk dan

insektisida) yang diberikan tidak sebanyak pada varietas unggul, pemasarannya lebih

terjamin dengan harga jualnya yang lebih tinggi dan lebih stabil, serta lebih disukai oleh

konsumen karena sesuai dengan preferensi masyarakat setempat (suku banjar) yang

menyukai beras pera, terutama jika dibuat nasi goreng. Berdasarkan hal ini maka di lahan

pasang surut varietas lokal masih banyak diusahakan oleh petani (Pribadi, 2002).

Perkembangan produksi padi di Kabupaten Barito Kuala dari tahun ketahun mengalami

fluktuasi yang cukup besar. Pada tahun 2009-2012 , produksi padi tertinggi dicapai pada

tahun 2012 yaitu sebesar 365627 ton. Perkembangan produksi padi di Kabupaten Barito

Kuala selama tahun 2009- 2012 dapat dilihat pada Grafik dibawah ini.

TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012290000

300000

310000

320000

330000

340000

350000

360000

370000

317605

329089

342869

365627

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BARITO KUALA 2009-2012

(DALAM TON)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BARITO KUALA 2009-2012 (DALAM TON)

Posisi Kabupaten Barito Kuala yang sebagian besardari luas lahannya adalah lahan pasang

surut (287.922 ha = 96,07%) dan sedikit lahan lebak (11.774 ha = 3,93%), adalah penyedia

utama beras (329.095 ton GKG = 16,65%) di Provinsi Kalimantan Selatan.  Lahan sawah

fungsional saat ini baru mencapai 95.869 ha, berarti Kabupaten Barito Kuala masih sangat

Page 15: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

memungkinkan untuk melakukan peningkatan produksi berasnya melalui ekstensifikasi. 

Apabila juga dilakukan peningkatan produksi melalui intensifikasi maka Kabupaten Barito

Kuala yang notabene adalah lahan rawa benar-benar akan menjadi lumbung beras nasional.  

2.4 Multiplier Effect sektor pertanian terhadap sektor lainnya

sektor pertanian sudah selakyaknya dijadikan suatu sektor ekonomi yang sejajar

dengan sektor lainnya, sektor ini tidak lagi hanya berperan sebagai faktor pembantu apalagi

figuran bagi pembangunan nasional, tetapi harus menjadi pemeran utama yang sejajar dengan

sektor industri. Tidak dipungkiri keberhasilan sektor industri sangat bergantung dari

pembangunan sektor pertanian yang dapat menjadi landasan pertumbuhan ekonomi. Dua

alasan penting sektor pertanian harus dibangun terlebih dahulu, jika industrialisasi akan

dilakukan pada suatu Negara, yakni alasan : pertama, barang-barang hasil industri

memerlukan dukungan daya beli masyarakat petani yang merupakan mayoritas penduduk

Kalimantan Selatan, maka pendapatan petani sudah semestinya ditingkatkan melalui

pembangunan pertanian dan alasan kedua, sektor industri membutuhkan bahan mentah yang

berasal dari sektor pertanian, sehingga produksi hasil pertanian ini menjadi basis bagi

pertumbuhan sektor industri itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhan disektor pertanian

diyakini memiliki efek pengganda (multiplier effects) yang tinggi karena pertumbuhan di

sektor ini mendorong pertumbuhan yang pesat disektor-sektor perekonomian lain, misalnya

sektor pengolahan dan jasa pertanian.

Dalam hal ini terdapat 4 keterkaitan yang menghubungkn sektor pertanian dengan sektor

lainnya. Antara lain:

1. Keterkaitan Produk

Penggunaan produk dari sektor pertanian dapat digunakan oleh sektor lain sebagai bahan

baku sektor tersebut misalnya sektor industri pengolahan bubur instan yang mengolah bahan

dasar beras dari sektor pertanian untuk dijadikan produk akhir berupa bubur instan siap saji.

2. Keterkaitan Konsumsi

Suatu masyarakat mempunyai nilai selera yang tinggi terhadap suatu produk pertanian

misalnya buah durian dan adanya produk olahan dari suatu industri yang mengolah durian

tersebut menjadi produk baru berupa permen rasa durian menyebabkan permen durian laku

dipasaran. Industri pengolahan mengambil keuntungan dengan menciptakan produk baru dari

produk dasar durian yang sebelumnya memiliki nilai rasa yang tinggi di suatu masyarakat.

Page 16: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

Sehingga keterkaitan konsumsi durian oleh masyarakat menyebabkan meningkatnya

konsumsi permen durian yang dihasilkan suatu industri.

3. Keterkaitan Investasi

Pendapatan yang besar ketika sektor pertanian mengalami peningkatan produksi dapat

digunakan sebagai modal. Modal ini digunakan untuk tujuan investasi ke sektor non

pertanian. Sehingga ada transfer modal dari sektor pertanian ke sektor non pertanian.

Contohnya ketika subsektor tanaman pangan meningkat dan menghasilkan pendapatan,

pendapatan tersebut digunakan sebagai modal untuk berinvestasi ke sektor perdagangan.

Investasi ke sektor perdagangan ini dipilih karena sektor ini dapat berperan sebagai tempat

penyalur maupun pemasaran produk-produk tanaman pangan tersebut. Sehingga keterkaitan

sektor pertanian terhadap sektor perdagangan dapat dikaitkan melalui media investasi.

4. Keterkaitan fiskal

Pajak yang ditarik dari sektor pertanian dapat digunakan untuk membiayai investasi atau

pelayanan pemerintahan seperti contoh pembangunan jalan raya. Pembangunan jalan raya

untuk menghubungkan daerah pedesaan tempat dimana sektor pertanian melaksanakan

aktivitasnya ke daerah perkotaan tempat dimana produk pertanian tersebut di pasarkan

menyebabkan alur distribusi produk pertanian lancar. Dengan keadaan seperti itu, sektor

perhubungan dan pengangkutan dapat berkembang seiring kebutuhan pelayanan

pengangkutan produk pertanian. Sehingga keterkaitan antara sektor pertanian terhadap sektor

pengangkutan melalui media keterkaitan fiskal dari pembangunan jalan raya

tersebut dapat terjadi.

Keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor lain ternyata dapat mempengaruhi pertumbuhan

atau pembangunan ekonomi. Alasannya adalah ketika sektor pertanian dapat menunjang

pertumbuhan sektor lain melalui keterkaitan yang dimiliki maka secara agregat pertumbuhan

ekonomi akan meningkat. Kuznets (1964) menjelaskan pertanian di negara sedang

berkembang merupakan suatu sektor yang sangat potensial dalam empat bentuk

kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu:

1. Kontribusi Produk

Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat tergantung pada produk-produk

sektor pertanian. Bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplai makanan tetapi juga

untuk penyediaan bahan baku kegiatan produksi di sektor non pertanian. Misalnya industri

pengolahan seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi yang bahan

Page 17: Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Berdasarkan Analisis LQ

inputnya berasal dari produk pertanian kapas, barang-barang dari kulit dan farmasi dari

tanaman holtikultura.

2. Kontribusi Pasar

Kuatnya bias agraris dari ekonomi selama tahap-tahap awal pembangunan maka populasi di

sektor pertanian (daerah pedesaan) membentuk bagian yang sangat besar dari pasar

(permintaan) domestik. Sehingga permintaan produkproduk dari industri dan sektor-sektor

lain sangat besar mengalir di daerah pedesaan.

3. Kontribusi Faktor-Faktor Produksi

Pentingnya pertanian (dilihat dari sumbangan pertanian dalam PDB dan penyerapan tenaga

kerja) tanpa bisa dihindari menurun dengan semakin tingginya tingkat pembangunan

ekonomi. Sektor ini dilihat sebagai sumber modal untuk investasi di dalam ekonomi. Jadi,

pembangunan ekonomi melibatkan transfer surplus modal dari sektor pertanian ke sektor non

pertanian.

4. Kontribusi Devisa

Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca

perdagangan baik melalui ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditi

pertanian menggantikan impor.

2.4.1 Multiplier Effect produksi komoditi unggulan di Barito Kuala terhadap sektor-

sektor lainnya

Multiplier effect yang ditimbulkan oleh komoditi beras di kabupaten Barito Kuala adalah

terdapat pada sektor sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan, dan sektor

industri. Efek multiplier yang ditimbulkan dari produksi komoditi ini terhadap sektor

perdagangan adalah sebagai komoditi pokok yang dikonsumsi seluruh masyarakat yang harus

dikonsumsi masyarakat sehari- hari