analisis life skill siswa melalui pendekatan...

157
ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP PADA MATERI KOLOID SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: NIDA NURMILADIA RAHMAH NIM. 1112016200024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Upload: ngokhuong

Post on 01-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI

PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

PADA MATERI KOLOID

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

NIDA NURMILADIA RAHMAH

NIM. 1112016200024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

i

i

Page 3: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul: "Analisis Life Skill Siswa Melalui Pendekatan Chemo-

Entrepreneurship Pada Mated Koloid" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh Nida Nurmiladia

Rahmah, 1112016200024 dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah

pada, 1 Desember 2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperolèh gelar sarjana Si (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Kimia.

Jakarta, 1 Desember 2016

Panitia Uj ian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia

Burhanudin Milama, M.Pd 017. NIP. 19770201 200801 1 011

Pengujil

Nanda Saridewi. M.Si

NIP. 19841021200912 2 004

Penguji 11

Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd

/ NIP.

Mengetahui,

Dekan FakulAks Ilmu Tarbiya n Keguruan

Prof. Dr. Ahm Thib Raya, MA

Nip. 195 42 8203 1 007

Page 4: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

iii

iii

Page 5: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

iv

iv

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Analisis Life Skill Siswa melalui Pendekatan

Chemo-Entrepreneurship pada Materi Koloid” ini bertujuan untuk mengetahui

life skill siswa pada pembelajaran Koloid dengan pendekatan chemo-

entrepreneurship. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode deskriptif kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI

SMA Negeri 87 Jakarta tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 34 orang. Instrumen

yang digunakan adalah Lembar Observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecakapan generik yang

dikembangkan oleh siswa tergolong sangat baik dengan persentase sebesar

81,10% dan kecakapan spesifik yang dikembangkan siswa tergolong baikdengan

persentase sebesar 67,96%.

Kata kunci: Life Skill, Pendekatan Chemo-Entrepreneurship, Koloid

Page 6: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

v

v

ABSTRACT

The study, entitled "Analysis of Student’s Life Skill through Chemo-

Entrepreneurship Approach to Content Colloids" have a purpose to find out how

the students in learning life skills Colloidal when done with chemo-

entrepreneurship approach. The research method that was used in this research

descriptive qualitative method. Subjects in this research were 34 students of class

XI SMA Negeri 87 Jakarta of 2016/2017 school year. The instrument that were

used the observation sheet, student worksheet, and documentation. The results

showed that the generic life skills developed by students classified as excellent

with a percentage of 81.10% and specific life skills developed by students

classified as good with a percentage of 67.96%.

Keywords : Life Skills, Chemo-Entrepreneurship Approach, Colloid

Page 7: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

vi

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Salawat serta salam senantiasa dicurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat doa, perjuangan,

kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari

berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Terutama

penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Burhanudin Milama, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

3. Tonih Feronika, M,Pd selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, waktu, arahan dan motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini

4. Dewi Murniati, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, waktu, arahan dan semangat kepada penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini

5. Seluruh Dosen dan Staff Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK)

6. Patra Patiyah, M.Biomed selaku Kepala SMA Negeri 87 Jakarta yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut

7. Debbi Tjakradirana, M.Pd selaku guru Kimia SMA Negeri 87 Jakarta yang

telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis

8. Papap Efendi, M.MPd, Mamah Juju Junaenah (Alm.), dan Ibu Aah Robiah,

S.Pd, yang tak henti selalu mendoakan, melimpahkan kasih sayang,

memberikan semangat, memberikan dukungan moril dan materil kepada

penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 8: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

vii

vii

9. Selfy Luthfiany Humaira, Imam Luthfi Hakim, adik penulis tercinta yang

selalu memberi keceriaan bagi penulis

10. Elda Fajar Ristianto, S.T. yang tak pernah lelah memberikan semangat,

motivasi, dan kasih sayangnya setiap hari, yang selalu mengingatkan saat

penulis mulai merasa lelah dan malas.

11. Sahabat-sahabat penulis tercinta, Pipin, Tria, Otun, Ajeng, Fifi, Dewi, Fitri,

dan Indah yang selalu menebarkan senyum tawa saat penulis merasa penat.

12. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Kimia angkatan

2012 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan informasi yang bermanfaat

bagi penulis

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata

semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Jakarta, 3 Oktober 2016

Nida Nurmiladia Rahmah

Page 9: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

viii

viii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan .......................................................................................... i

Lembar Pengesahan Panitia Ujian ................................................................... ii

Surat Pernyataan Karya Sendiri ...................................................................... iii

Abstrak ........................................................................................................... iv

Kata Pengantar ............................................................................................... vi

Daftar Isi ....................................................................................................... viii

Daftar Gambar ..................................................................................................x

Daftar Tabel ................................................................................................... xi

Daftar Lampiran ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................6

C. Pembatasan Masalah .....................................................................7

D. Rumusan Masalah .........................................................................7

E. Tujuan Penelitian ...........................................................................7

F. Manfaat Penelitian .........................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ....................................................................................8

1. Life Skill ....................................................................................8

2. Kewirausahaan berbasis Kimia (Chemo-entrepreneurship) ..15

3. Tinjauan Pembelajaran Materi Koloid ...................................19

B. Penelitian Relevan ........................................................................26

C. Kerangka Konseptual ...................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................29

B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................29

C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................31

D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................32

E. Instrumen Penelitian .....................................................................32

F. Validasi Instrumen .......................................................................35

Page 10: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

ix

ix

G. Teknik Analisis Data ....................................................................35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil .............................................................................................38

1. Lembar Observasi ..................................................................38

2. LKS ........................................................................................42

B. Pembahasan ..................................................................................45

1. Life Skill Generik ....................................................................45

2. Life Skill Spesifik ...................................................................52

3. Life Skill melalui Pendekatan Chemo-entrepreneurship pada

Materi Koloid .........................................................................56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .........................................................................................58

B. Saran ...................................................................................................58

Daftar Pustaka ................................................................................................59

Lampiran-lampiran .........................................................................................62

Page 11: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

x

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Life Skill .........................................................................11

Gambar 2.2 Penghamburan Cahaya Efek Tyndall .........................................20

Gambar 3.1 Desain Penelitian Deskriptif Kualitatif ......................................29

Gambar 4.1 Pembuatan Produk Koloid .........................................................47

Gambar 4.2 Penentuan Sketsa Langkah Percobaan .......................................48

Gambar 4.3 Siswa Membaca Slide saat Presentasi ........................................50

Gambar 4.4 Perhitungan Keuangan ...............................................................54

Gambar 4.5 Pembuatan Kemasan ..................................................................55

Gambar 4.6 Grafik Aspek Life Skill ................................................................56

Page 12: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

xi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Macam-macam Koloid ...................................................................24

Tabel 3.1 Pedoman Pembuatan Instrumen .....................................................32

Tabel 3.2 Kisi-kisi LKS .................................................................................33

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi ...........................................................34

Tabel 3.4 Kriteria Life Skill ............................................................................37

Tabel 4.1 Persentase Life Skill Lembar Observasi .........................................38

Tabel 4.2 Persentase Life Skill LKS ...............................................................42

Tabel 4.3 Rata-rata Persentase Life Skill ........................................................45

Page 13: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

xii

xii

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran : 1 Perhitungan Persentase Life Skill Lembar Observasi ...............68

Lampiran : 2 Perhitungan Persentase Life Skill LKS .....................................71

Lampiran : 3 RPP Pertemuan Ke-1 ................................................................74

Lampiran : 3 RPP Pertemuan Ke-2 ................................................................80

Lampiran : 3 RPP Pertemuan Ke-3 ................................................................86

Lampiran : 3 RPP Pertemuan Ke-4 ................................................................94

Lampiran : 7 Lembar Observasi ...................................................................104

Lampiran : 8 Rubrik Lembar Observasi .......................................................108

Lampiran : 9 LKS ........................................................................................113

Lampiran : 10 Rubrik LKS ..........................................................................131

Lampiran : 11 Rekap Hasil Validasi Lembar Observasi ..............................135

Lampiran : 12 Rekap Hasil Validasi LKS ...................................................136

Lampiran : 13 Analisis Kompetensi Dasar (KD) Koloid ...............................13

Page 14: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap umat manusia,

tidak hanya materi yang diajarkan didalamnya tetapi pendidikan juga

mengajarkan moral untuk membentuk pribadi manusia menjadi pribadi yang

lebih baik. Tanpa adanya pendidikan, hidup manusia tidak akan terarah, tak

mengenal etika, tak mengerti tatakrama, dan tidak dapat meningkatkan

kualitas hidup serta sumber daya manusia. Surya (2004, hlm. 139)

menjelaskan mengenai pendidikan bahwa setiap manusia memiliki hak asasi

untuk menyiapkan dirinya menuju masa depan yang lebih baik. Pemerintah

berkewajiban untuk memenuhi hak setiap warga negara dalam bidang

pendidikan.

Pemerintah telah merumuskan sistem pendidikan dalam undang-undang pasal

3 nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk membentuk karakter anak agar cakap akan segala hal, kecakapan

hidup (life skill) seorang anak harus digali. Dalam Konsep Pengembangan

Model Integrasi Kurikulum yang diterbitkan oleh depdiknas (2007, hlm.1)

yang mengacu pada peraturan perundangan, pada jenjang pendidikan dasar

serta menengah, pendidikan kecakapan hidup (life skill education) merupakan

salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian. Aspek pendidikan kecakapan

hidup diatur dalam PP 19 tahun 2005 Pasal 13 ayat (1) yang berbunyi

Page 15: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

2

“kurikulum untuk SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajat,

SMA/MA/SMALB atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukkan

pendidikan kecakapan hidup.” Selanjutnya dijelaskan dalam ayat (2) yang

berbunyi “pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mencakup kecakapan personal (pribadi), kecakapan sosial, kecakapan

akademik, dan kecakapan vokasional. Atas dasar itu, baik sekolah formal

maupun non-formal memiliki kepentingan untuk mengembangkan

pembelajaran berorientasi kecakapan hidup.”

Dikutip dari Ali (2009, hlm. 355) bahwa pendidikan yang tidak dapat

dilaksanakan oleh keluarga dan masyarakat, hendaknya dilaksanakan di

sekolah untuk melayani kebutuhan pendidikan. Banyak harapan dari para

orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah agar mereka dapat

menjadi manusia-manusia yang terdidik, mengenal etika, mengerti tatakrama,

pandai bergaul dengan lingkungan sosial, berjiwa kritis, cakap akan segala

hal agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang membanggakan.

Life skill sangat diperlukan pada era modern seperti sekarang ini.

Persaingan dalam dunia kerja yang nantinya akan dihadapi oleh seorang

siswa sangat menuntut life skill yang mereka miliki. Life skill siswa

merupakan kemampuan, keterampilan, dan kesanggupan yang diperlukan

seorang siswa untuk menjalankan kehidupan nyata yang akan dihadapinya.

Melihat realita yang ada, ITB News (2014, hlm.1) merilis data siswa

yang diterima di perguruan tinggi negeri pada tahun 2014 hanya bejumlah

133.406 orang saja dari 777.536 siswa SMA/SMK dan MA yang mendaftar

SNMPTN tahun 2014. Bila dipersentasekan, hanya 17,15% saja siswa yang

diterima. Hal ini menunjukkan perbandingan antara mereka yang melanjutkan

ke perguruan tinggi negeri lewat seleksi SNMPTN jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan mereka yang tidak melanjutkan. Apabila peserta didik

tidak diberikan bekal life skill, tentu hal ini akan menambah angka

pengangguran di negara kita. Belakangan ini, menurut pemerintah,

perekonomian Negara Indonesia dikatakan sudah mulai membaik. Namun,

kenyataan sebenarnya yang ditemukan di lapangan tidaklah seoptimis seperti

yang diungkap oleh pemerintah. Tingkat kemiskinan masih memprihatinkan,

Page 16: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

3

pengangguran juga terlihat di mana-mana. Tak heran, tingkat kejahatan terus

meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini sesuai dengan data yang diunggah

oleh Badan Pusat Statistik (2011, hlm.62), mengenai jumlah penduduk

Indonesia yang berada di garis kemiskinan, bahwa terdapat 30,02 juta orang

atau 12,49% dari seluruh warga Indonesia yang berada pada garis

kemiskinan. 30,02 juta orang merupakan angka yang sangat besar. Bila

dibiarkan, dalam hal ini tidak ada upaya dan langkah nyata untuk mengurangi

angka penduduk miskin di negara kita, tidak bisa dibayangkan akan seperti

apa nasib bangsa kita kelak. Oleh sebab itu, life skill seorang anak harus

diasah melalui pendidikan kecakapan hidup.

Konsep pendidikan kecakapan hidup (life skill) pertama kali

dikembangkan dalam dunia kesehatan. Dengan adanya pendidikan kecakapan

hidup diharapkan orang-orang akan lebih paham dan dapat meningkatkan

kualitas kesehatannya sehingga dapat melangsungkan kehidupannya. Seperti

yang dinyatakan oleh organisasi kesehatan dunia, WHO (1997, hlm.1) bahwa

life skill merupakan kemampuan untuk beradaptasi dan memiliki kebiasaan

yang positif, sehingga dapat memutuskan sesuatu dengan tepat dan dapat

menjawab tantangan hidup dalam kesehariannya.

Pendidikan bisa didapatkan dari mana saja. Sekolah, lembaga bimbingan

belajar, program home schooling, keluarga, serta lingkungan sekitar. Sekolah

sebagai lembaga formal dapat menjadi wadah sebagai sarana untuk

membentuk manusia yang terdidik dan memiliki life skill. Sudah saatnya

sekolah menerapkan pendidikan berorientasi pada life skill untuk memberi

bekal kepada anak didiknya agar mampu mengatasi berbagai permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari dan dapat menjawab tantangan dunia.

Berdasarkan pernyataan tersebut, sudah jelas bahwa siswa dituntut untuk

memiliki life skill agar mampu bersaing dalam dunia kerja.

Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari. Namun seringkali ilmu kimia yang diajarkan di sekolah

hanya terpaku pada materi yang ada di dalam buku, bahkan penyampaian

materi dari seorang guru pun terjebak dengan pengetahuan yang sudah biasa

mereka ajarkan tanpa mempertimbangkan kemajuan zaman dan tidak

Page 17: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

4

memerhatikan realita yang ada. Studi Blazely, dkk. dalam Rusman (2009,

hlm.501) melaporkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah

cenderung sangat teoritik dan tidak sesuai dengan lingkungan siswa di

sekitarnya. Padahal, hal dasar dari dunia pendidikan ini adalah memberi

pengetahuan dan pengalaman baru bagi anak didiknya. Namun fenomena yang

terjadi hanya terbatas pada pemberian pengetahuan saja, tidak diimbangi

dengan pengalaman yang dapat menjadikan peserta didik lebih terampil,

kreatif, dan memiliki kecakapan hidup yang sangat dibutuhkan untuk dapat

melangsungkan hidupnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kubudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan

Pendidikan Dasar dan Menengah, yang menyebutkan bahwa kualifikasi

kemampuan dalam dimensi keterampilan yakni, “Memiliki kemampuan pikir

dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai

pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.” Agar dapat

mengembangkan kemampuan peserta didik dari pelajaran yang telah mereka

terima, dibutuhkan suatu pengajaran yang mampu untuk mewujudkan hal

tersebut.

Menurut Supartono dalam Paristiowati, Slamet, & Sebastian (2014,

hlm.2) tujuan pendekatan chemo-entrepreneurship atau yang biasa disingkat

CEP adalah untuk memotivasi siswa untuk memiliki perilaku saintifik, mampu

berpikir kreatif dan inovatif sehingga mereka memiliki semangat dan memiliki

jiwa berwirausaha. Penelitian lain juga dilakukan oleh Kusuma dan Siadi

(2010, hlm.551), mereka menyimpulkan pembelajaran dengan menggunakan

bahan ajar kimia berorientasi chemo-entrepreneurship dapat meningkatkan life

skill siswa. Pendekatan chemo-entrepreneurship merupakan suatu pendekatan

pembelajaran kimia yang mampu memotivasi peserta didik untuk

berwirausaha. Dengan pendekatan ini konten pengajaran kimia akan lebih

menarik serta memupuk daya kreatifitas, inovasi, serta life skill peserta didik

sehingga tidak ada lagi ungkapan bahwa ilmu kimia itu adalah sesuatu yang

abstrak. Dengan pendekatan chemo-entrepreneurship ini ilmu kimia akan

lebih mudah diterima oleh peserta didik dan lebih terasa manfaatnya secara

langsung oleh para peserta didik.

Page 18: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

5

Dengan adanya pendekatan chemo-entrepreneurship ini diharapkan

peserta didik memiliki bekal life skill yang telah diberikan dari masa

sekolahnya. Peserta didik dapat memanfaatkan life skill yang mereka miliki

dari pendekatan chemo-entrepreneurship untuk dapat berwirausaha atas dasar

ilmu kimia. Dengan demikian akan mengurangi angka pengangguran yang ada

di negara kita ini. Seperti hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh

Paristiowati, Slamet, & Sebastian (2014), dalam penelitiannya yang berjudul

Chemo-Entrepreneurship: Learning Approach for Improving Student’s

Cooperation and Communication menyimpulkan, bahwa terjadi perbaikan

kemampuan atau kecakapan bekerjasama dan berkomunikasi siswa melalui

pendekatan pembelajaran Chemo-entrepreneurship. Dapat terlihat dari

pencapaian indikator kemampuan atau kecakapan bekerjasama dan

berkomunikai siswa.

Metode praktikum aplikatif dirasa sangat tepat untuk pengajaran yang

berorientasi pada chemo-entrepreneurship untuk mengasah life skill siswa.

Agar dapat mendidik siswanya dengan baik, tentu harus dapat mengajarkan

konten-konten pelajaran di sekolah dengan baik pula. Melihat fenomena yang

ada, dalam proses pembelajaran yang berlangsung banyak guru yang terjebak

mengajarkan materi hanya menggunakan metode pengajaran klasikal dan

ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode pengajaran yang menantang

agar siswa berusaha.

Menurut Aunurrahman (2009, hlm.142) setiap guru pada dasarnya

menginginkan untuk dapat menyampaikan materi yang mereka ajarkan sejelas

mungkin agar dapat dipahami oleh para siswanya. Namun secara tidak

langsung, ketika seorang guru melakukan proses pembelajaran hanya dengan

menggunakan metode ceramah, hanya akan membuat para siswa menerima

apa adanya yang diberikan oleh guru tersebut. Siswa tidak dapat ikut berperan

aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga cara berfikir dan

kreativitas siswa tidak akan berkembang karena tidak ada stimulus yang

diberikan. Padahal, yang terpenting dari seorang guru adalah bagaimana

mereka dapat memahami perasaan para siswa sehingga mereka dapat

Page 19: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

6

menggali potensi yang dimiliki oleh siswanya secara optimal. (Elfindri,

Rumengan, Wello, Tobing, Yanti, Eriyani, & Indra, 2011, hlm.2)

Dalam pembelajaran IPA, khususnya dalam bidang studi kimia pada

materi koloid, akan menjadi suatu bumerang bagi guru apabila materi tersebut

diajarkan dengan metode yang klasikal. Siswa hanya mengerti sebatas apa

yang disampaikan oleh guru, tidak memahami apa yang mereka pelajari

sebenarnya, dan manfaat apa yang mereka dapatkan setelah mempelajari

materi tersebut.

Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor harus dilibatkan dalam proses

pengajaran ini. Oleh karena itu, praktikum aplikatif dirasa sangat tepat untuk

mengasah ketiga aspek tersebut sehingga peserta didik akan terbiasa

mengkonstruk pemahamannya dari apa yang telah mereka lakukan.

Dengan latar belakang masalah tersebut maka diperlukan adanya

pengkajian terhadap life skill siswa pada pembelajaran kimia khususnya materi

koloid yang berorientasi pada chemo-entrepreneurship dengan metode

praktikum aplikatif.

B. Identifikasi Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka

diperlukan identifikasi masalah. Dalam penelitian ini masalah yang ada

sebagai berikut:

1. Belum adanya keterselengaraan kegiatan pembelajaran yang berorientasi

pada life skill sehingga siswa kurang dapat menggali potensi, kreativitas,

dan jiwa usaha mereka sehingga mereka dapat memecahkan berbagai

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan mampu hidup secara

mandiri dengan bekal life skill yang mereka miliki.

2. Siswa kurang mengetahui manfaat yang dapat dirasakan langsung setelah

melakukan pembelajaran di sekolah

3. Kurangnya inisiatif guru untuk memberikan pengalaman belajar pada

siswa yang dapat meningkatkan life skill siswa

Page 20: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

7

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas mengenai permasalahan yang akan diteliti,

maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Life skill peserta didik yang akan diteliti yaitu:

a. Kecakapan Hidup Generik (General Life skill), yang meliputi:

1) Kecakapan Personal (Personal Skill), yang mencakup Kecakapan

Mengenal Diri (Self Awareness) dan Kecakapan Berpikir (Thinking

Skill)

2) Kecakapan Sosial (Social Skill), yang mencakup Kecakapan

Berkomunikasi (Communication Skill) dan Kecakapan

Bekerjasama (Cooperative Skill)

b. Kecakapan Hidup Spesifik (Specific Life skill) yang mencakup

Kecakapan Akademik (Academic Skill) dan Kecakapan Vokasional

(Vocational Skill)

2. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedekatan

chemo-entrepreneurship dengan metode praktikum aplikatif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan, maka dalam penelitian ini

masalah yang akan diteliti yaitu: Bagaimanakah life skill siswa pada

pembelajaran koloid melalui pendekatan chemo-entrepreneurship?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui life skill

siswa pada pembelajaran Koloid dengan pendekatan chemo-entrepreneurship.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa;

meningkatkan life skill siswa, meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran, meningkatkan motivasi belajar dan berwirausaha siswa. Bagi guru;

Membantu guru memperbaiki pembelajaran, memberikan referensi alternatif

pendekatan pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan

kompetensi guru dalam pengembangan profesi. Bagi peneliti;

Page 21: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

8

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Life Skill

Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia.

Di zaman modern seperti ini, yang berpendidikan tinggi sekali pun

masih banyak yang menganggur, bisa kita bayangkan apabila kita tidak

dibekali dengan pendidikan yang cukup. Pendidikan adalah modal

utama untuk membangun bangsa, tentu pendidikan yang dapat

membangun suatu bangsa ialah pendidikan yang bermutu, yaitu

pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,

sehingga peserta didik mampu menghadapi dan memecahkan problema

kehidupan yang dihadapinya. Dewasa ini pengembangan kurikulum

lebih berorientasi pada upaya penyiapan para peserta didik yang cerdas

melalui pengembangan keterampilan atau keahlian khusus sesuai

dengan konsentrasi studinya. Sekolah memiliki peranan yang penting

untuk mencetak manusia-manusia yang terdidik. Tyler dan Seller dalam

Hakim (2009, hlm.216) mengemukakan, program pendidikan yang

dilaksanakan oleh sekolah harus memberikan bekal dan pemahaman

kepada siswa tentang kehidupan bermasyarakat yang mencakup dunia

kerja sebab pada dasarnya tujuan dari sekolah dan program pendidikan

adalah untuk membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Banyak harapan dari para orang tua murid yang

menyekolahkan anaknya agar anaknya memiliki bekal ilmu

pengetahuan, memiliki etika dan tatakrama, memiliki kemampuan dan

life skill dengan harapan agar mereka dapat memiliki kehidupan yang

layak nantinya.

Pengertian life skill menurut Suyono dan Hariyanto (2011,

hlm.174) jangan dimaknai secara sempit hanya dengan melihat

keterampilan fisik saja, tetapi juga bermakna sebagai sikap, perilaku,

dan motivasi yang diperlukan para siswa untuk terampil menghadapi

Page 22: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

9

berbagai persoalan hidup yang akan dihadapinya. Pendidikan life skill

sangat luas cakupannya. Tidak hanya dari segi kesehatan, pendidikan

life skill juga dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Mutu

pendidikan harus terus ditingkatkan guna untuk meningkatkan mutu

sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan harus dapat

mengembangkan potensi peserta didik untuk dapat mnghadapi berbagai

masalah yang akan dihadapinya. Pendidikan life skill sangat penting

diberikan kepada para siswa untuk memberikan bekal agar mereka

dapat menyelesaikan berbagai macam tantangan hidup yang akan

mereka hadapi nantinya. Pendidikan life skill melatih para siswa agar

mereka terampil dalam memecahkan masalah-masalah yang ada karena

pendidikan life skill tidak hanya bergelut pada aspek kognitif saja,

namun afektif dan psikomorik pun merupakan bagian dari pendidikan

life skill. Sehingga siswa akan dibekali dengan kemampuan dan life skill

yang cukup.

Tim Broad Based Education Depdiknas (2003, hlm.2)

menyatakan bahwa pendidikan life skill ini bukanlah suatu mata

pelajaran baru, sehingga tidak perlu merubah kurikulum. Yang harus

dilakukan adalah reorientasi pendidikan yang semula subject mater

oriented menjadi life skill oriented. Adanya reorientasi pendidikan

tersebut, diharapkan siswa dapat memiliki life skill pada dirinya. Tim

Pengembang Ilmu Pendidikan (2007, hlm. 356) merumuskan life skill

sebagai keterampilan para siswa untuk memahami dirinya sendiri serta

potensi yang mereka miliki. Sehingga siswa tahu apa tujuan hidupnya

serta mereka mampu untuk memecahkan masalah serta dapat hidup

bersama orang lain. Sehingga dengan adanya pendidikan life skill ini

siswa diharapkan mampu memasuki kehidupan sebagai orang dewasa

yang sukses.

Pendidikan life skill merupakan pendidikan yang bersifat aplikatif

dan konseptual. Peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu, namun

dengan adanya pendidikan life skill, siswa didorong untuk memiliki

kemampuan lain dari ilmu yang telah mereka dapatkan. Sehingga

Page 23: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

10

dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan terasa langsung

manfaatnya bahwa apa yang mereka pelajari memang benar nyata ada

di sekeliling mereka dan mereka dapat mengaplikasikannya langsung.

Dengan pendidikan life skill, peserta didik dilatih untuk

mengenali siapa diri mereka, mengenali lingkungan sekitar mereka.

Sehingga akan terbentuk motivasi di dalam diri mereka bahwa mereka

memiliki kemampuan, mereka memiliki potensi dari apa yang telah

mereka pelajari, dan mereka mampu menyelesaikan masalah dan

tantangan hidup mereka.

Life skill sangat penting dimiliki oleh setiap individu untuk dapat

melangsungkan hidupnya. Bahkan orang pengangguran pun tetap

memerlukan life skill karena akan tetap menghadapi berbagai masalah.

Apalagi bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan, sudah pasti

diharuskan memiliki life skill yang mumpuni karena mereka juga

memiliki permasalahan yang harus dipecahkan. Setiap manusia tentu

tidak akan terlepas dari masalah. Selama ia hidup, pasti akan

dihadapkan dengan masalah. Kemampuan untuk menyelesaikan

masalah inilah yang akan dilatih melalui pendidikan life skill. Menurut

Satori dalam Susiwi (2007, hlm.1), life skill bukan hanya memiliki

kemampuan tertentu saja (vocational job), namun ia juga harus

memiliki kemampuan dasar pendukungnya seperti membaca, menulis,

menghitung, merumuskan dan memecahlan masalah, mengelola

sumber-sumber daya yang ada, bekerja dalam tim atau kelompok, dapat

menggunakan teknologi, dan masih banyak lagi lainnya.

Departemen pendidikan nasional pun turut andil dalam

pengembangan pendidikan life skill. Mengutip pernyataan Barrie

Hopson dan Scally dalam dokumen depdiknas (2007, hlm.5), mereka

mengemukakan bahwa life skill merupakan pengembangan diri yang

dilakukan oleh siswa untuk dapat bertahan hidup, tumbuh, dan

berkembang, serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan

berhubungan dengan baik secara individu, kelompok ataupun melalui

sistem dalam menghadapi situasi tertentu.

Page 24: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

11

Menurut konsepnya, yang dirumuskan oleh depdiknas (2007,

hlm.6), kecakapan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

life skill generik, dan life skill spesifik. Kedua jenis kecakapan itu dapat

dibagi lagi menjadi sub-sub life skill. Life skill generik terdiri atas

kecakapan personal yang terdiri dari kecakapan mengenal diri dan

kecakapan berpikir, dan kecakapan sosial yang terdiri atas kecakapan

berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama. Sedangkan life skill

spesifik terdiri atas kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.

Secara skematik, kecakapan hidup dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Skema life skill

a. Kecakapan Mengenal Diri

Kecakapan mengenal diri menurut Anwar (2012, hlm.29), yakni

penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai

bagian dari anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari

serta mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang telah diberikan oleh

Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikan kesemua itu sebagai modal

Life skill

Life skill generik

Kecakapan Personal

Kecakapan Mengenal Diri

Kecakapan Berpikir

Kecakapan Sosial

Kecakapan Berkomunikasi

Kecakapan Bekerjasama

Life skill spesifik

Kecakapan Akademik

Kecakapan Vokasional

Page 25: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

12

dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang memiliki manfaat

bagi dirinya sendiri serta lingkungannya. Susiwi (2007, hlm.2)

menambahkan, dengan mengenal diri akan mendorong seseorang

bersikap jujur, memiliki kerja keras, disiplin, dapat dipercaya,

memiliki toleransi untuk sesama, suka menolong serta dapat

memelihara lingkungannya. Sikap tersebut dapat dikembangkan

melalui pembelajaran kimia. Sikap jujur yang sesuai dengan

pembelajaran kimia misalnya ketika saat melaksanakan praktikum

menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan apa yang didapat, tidak

mengada-ada.

b. Kecakapan Berpikir

Manusia sebagai makhluk yang dibekali akal pasti akan selalu

berpikir akan sesuatu hal. Manusia berbeda dengan makhluk hidup

lainnya karena manusia mempunyai akal budi dan kemauan yang kuat.

Dengan akal budi dan kemauan yang kuat, manusia dapat menjadi

makhluk yang lebih dari makhluk lainnya. Manusia mempunyai ciri

khas, ia selalu ingin tahu, dan setelah memperoleh pengetahuan

tentang sesuatu, maka ia memiliki kecenderungan untuk ingin lebih

tahu lagi. Susiwi (2007, hlm.2) menjelaskan, kecakapan berpikir

merupakan kemampuan untuk menggunakan pikiran atau akalnya

secara optimal, untuk mengasah kecakapan berpikir siswa, mereka

dilatih mengenai mengenali, menggali, dan mengolah informasi,

mengambil keputusan secara cerdas, dapat memecahkan masalah

dengan tegas, dan kreatif.

c. Kecakapan Berkomunikasi

Tidak ada satu manusia pun yang tidak berkomunikasi. Selama

manusia itu hidup, pasti akan berkomunikasi. Salah satu keunikan

manusia adalah kemampuannya menggunakan bahasa. Dengan

kemampuannya itu, manusia mengembangkan diri dan dunia

sosialnya. Kemampuan berkomunikasi inilah yang membedakan

manusia dengan makhluk lainnya. Seperti yang dikatakan oleh

Roudhonah (2007, hlm.45) pada dasarnya komunikasi adalah proses

Page 26: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

13

penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang yang ditujukan

kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol). Pikiran

tersebut bisa berupa gagasan, informasi, opini, ide, peristiwa dan

lainnya. Dari definisi tersebut, diperlukan teknik-teknik agar kita dapat

berkomunikasi dengan baik, sehingga apa yang kita komunikasikan

dapat dipahami oleh penerima pesan. Mengingat berkomunikasi itu

sesuatu hal yang penting, maka kecakapan berkomunikasi harus

dilatih.

Berkomunikasi dilakukan oleh semua makhluk hidup. Dalam

dunia pendidikan, salah satu pelaku komunikasi ialah guru dan siswa.

Dikutip dari Iriantara dan Syaripudin (2013, hlm.72) yang menyatakan

bahwa komunikasi pembelajaran adalah interaksi yang dilakukan

antara guru dengan siswanya di kelas. Tanya jawab adalah bagian

dari proses berinteraksi. Untuk dapat berinteraksi dengan individu lain,

bertanya memegang peranan yang penting agar proses interaksi dapat

berjalan dengan baik. Di dalam dunia pendidikan, bertanya merupakan

proses pembelajaran. Adanya tanya jawab, menunjukkan adanya suatu

interaksi timbal balik antara guru dengan siswa. Ketika siswa

mengajukan pertanyaan, berarti siswa tersebut memiliki keingin tahuan

yang lebih yang mengindikasikan bahwa siswa tersebut merespon

dengan baik selama proses pembelajaran. Namun, tidak semua siswa

berani untuk mengajukan pertanyaan. Ada siswa yang cenderung aktif,

ketika mereka penasaran akan sesuatu atau ada hal yang tidak

sepemikiran dengan mereka, mereka akan langsung mengajukan

pertanyaan. Namun tidak sedikit siswa yang tidak berani bahkan

enggan untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini menunjukkan bahwa

keterampilan atau kecakapan berkomunikasi mereka masih rendah.

Keterampilan bertanya haruslah dilatih. Harsanto (2007, hlm.72)

mengatakan, latihan bertanya dapat dimulai dengan mengajukan

pertanyaan tentang apa, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana.

Page 27: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

14

d. Kecakapan Bekerjasama

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat

hidup sendiri. Artinya, manusia memerlukan orang lain untuk

keberlangsungan hidupnya. Relasi antar individu sangat dibutuhkan

demi terjalinnya hubungan yang baik antar sesama individu. Hal ini

dapat terwujud apabila kita dapat bekerjasama dengan individu lain.

Menurut Susiwi, (2007, hlm.3) saling pengertian, saling menghargai,

dan saling membantu merupakan aspek dari kecakapan bekerjasama.

Kecakapan ini dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan di dalam kelas atau laboratorium ketika melakukan suatu

praktikum.

e. Kecakapan Akademik

Kecakapan akademik yang seringkali juga disebut kemampuan

berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan pengembangan dari

kecakapan berpikir rasional yang masih bersifat umum. Kecakapan

akademik sudah lebih mengarah kepada kegiatan yang bersifat

akademik/keilmuan. Kecakapan akademik mencakup antara lain

kecakapan melakukan identifikasi variabel dan menjelaskan

hubungannya pada suatu fenomena tertentu, merumuskan hipotesis

terhadap suatu rangkaian kejadian, serta merancang dan melaksanakan

penelitian untuk membuktikan sesuatu gagasan atau keingintahuan.

Anwar (2012, hlm. 30)

f. Kecakapan Vokasional

Kecakapan vokasional dijelaskan oleh Aqib (2011, hlm.3).

Menurutnya, kecakapan vokasional merupakan kecakapan yang

berkaitan dengan bidang pekerjaan yang berkembang di masyarakat.

Sehingga kecakapan vokasional ini seringkali disebut kecakapan

kejuruan. Sementara menurut Hakim (2009, hlm.221) setiap siswa

harus memiliki kecakapan vokasional. Kecakapan vokasional ini

meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk bekerja sebagai

wirausahawan. Kecakapan vokasional ini dikembangkan agar siswa

memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi, kreatif serta mampu

Page 28: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

15

bersaing secara sehat dan produktif. Sehingga siswa dapat membantu

memperbaiki kualitas hidupnya sendiri seta meningkatkan taraf

ekonominya, dengan harapan dapat menciptakan pekerjaan baru dalam

masyarakat, serta memberantas kemiskinan dan mengurangi

kesenjangan sosial.

Anwar (2012, hlm. 20) menyatakan, program pendidikan life

skills merupakan suatu program yang dapat memberikan bekal

keterampilan yang berguna terkait dengan kebutuhan pasar kerja,

peluang usaha dan potensi ekonomi atau industri yang ada berkembang

di masyarakat pada era ini. Untuk mewujudkan siswa yang memiliki

sikap dan keterampilan untuk bekerja sebagai wirausahawan,

dilakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan chemo-

entrepreneurship.

Arifin, (2011, hlm.241) menjelaskan tujuan diadakannya

pendidikan life skill ini. Tujuannya adalah menggali potensi peserta

didik, memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karier

peserta didik, memberikan bekal dengan diselenggarakannya latihan

dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

sekolah diberi kesempatan untuk mengembangkan pembelajaran yang

fleksibel dan kontekstual, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya

yang ada di lingkungan sekolah dengan prinsip manajemen berbasis

sekolah (school-based management), dan mengembangkan kualitas

hidup para siswa untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

2. Kewirausahaan berbasis Kimia (Chemo-entrepreneurship)

Kewirausahaan telah menjadi penggerak utama dalam perekonomian

global. Para pembuat kebijakan di seluruh dunia menyadari bahwa

pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan terletak di tangan para

wirausahawan, yakni orang-orang yang dinamis dan yang berkomitmen

untuk meraih kesuksesan dengan menciptakan serta memasarkan berbagai

produk dan jasa baru yang inovatif. Ali dan Faizin (2010, hlm.11)

menjelaskan, pada awal abad ke-17 dan 18 muncul istilah-istilah ekonomi

Page 29: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

16

dalam bahasa Perancis. Istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan

individu-individu yang gemar berpetualang untuk meningkatkan ekonomi

dengan menemukan cara yang lebih baik dan cara yang baru, istilah

tersebut dikenal sebagai entrepreneur. Hal ini diperkuat oleh pernyataan

Suryana dan Bayu (2011, hlm. 24) yang menyatakan bahwa,

entrepreneurship berawal dari bahasa Perancis yaitu ‘entreprende’ yang

memiliki arti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Selanjutnya

Suryana (2009, hlm. 2) juga menjelaskan, entrepreneurship adalah

kemampuan kreatif dan inovatif yang dimiliki oleh seseorang yang

dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju

sukses.

Seperti catatan dalam mempelajari entrepreneurship menurut

Astamoen (2008, hlm. 67), entrepreneur itu dibuat, bukan masalah bakat

atau turunan. Dulu, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan

melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang

dibawa sejak lahir, sehingga kewirausahaan dianggap tidak dapat

dipelajari dan diajarkan. Namun sekarang, kewirausahaan bukan hanya

urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan

diajarkan.

Pendidikan kewirausahaan sangat penting untuk diberikan pada

peserta didik untuk mengasah keterampilan, kreativitas, dan kecakapan

mereka. Pendidikan kewirausahaan ini dapat diberikan melalui

pembelajaran di sekolah. Pengetahuan mengenai kewirausahaan harus

masuk dalam kurikulum pendidikan bahkan sejak sekolah

dasar. (Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, 2016).

Seiring berkembangnya zaman, kurikulum pun ikut berkembang.

Dimulai dari Kurikulum tahun 1976, Kurikulum 1994 (KBK), Kurikulum

2006 (KTSP), dan sekarang yang sedang berjalan Kurikulum 2013.

Perubahan ini meemiliki maksud dan tujuan sesuai dengan perkembangan

dan tuntutan kebutuhan masyarakat seperti ilmu pengetahuan, sains,

teknologi, sosial, seni, keterampilan/prakarya dan bidang lainnya. Pada

kurikulum 2013 ini pemerintah berupaya untuk memberikan pendidikan

Page 30: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

17

kewirausahaan yakni dengan adanya mata pelajaran Prakarya dan

Kewirausahaan guna untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

mengeksplorasi dirinya menjadi manusia yang kreatif, inovatif, dan

mandiri sebagai bekal untuk kelangsungan hidupnya. Di samping mata

pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, mata pelajaran lain pun dapat

digunakan untuk berkontribusi menciptakan peserta didik yang memiliki

jiwa entrepreneur, terutama pelajaran yang kontekstual seperti sains

khususnya kimia.

Berdasarkan penjelasan Brady (1992, hlm. 22), ilmu kimia

merupakan cabang ilmu yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.

Semua bahan-bahan yang sehari-hari dapat dipegang, dilihat, dan dicium

baunya merupakan bahan-bahan kimia. Batu-batuan, pasir, besi, emas,

perak, tembaga, katun, wol, gula, garam, dan masih banyak lagi lainnya

merupakan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan kimia inilah yang digunakan

sebagai bahan utama untuk membuat tempat tinggal, pakaian, dan

makanan.

Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang erat kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari. Menurut Oxtoby, Gillis, dan Nachtrieb (2001,

hlm.5) kimia bukanlah hanya sekedar seperangkat fakta dan rumus yang

tertutup, kimia bukanlah hanya sekedar teori, kimia merupakan metode

yang hidup yang terus berkembang mengikuti perubahan zaman.

Menurut Chang (2005, hlm.4) kimia merupakan suatu ilmu yang

logis kaya akan gagasan dan dapat diaplikasikan dengan menarik. Kita

dapat bereksperimen atau mengaplikasikan teori-teori kimia yang ada

untuk membuat suatu produk yang dapat mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, serta kecakapan kita.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan mengenai entrepreneurship dan

ilmu kimia dari pandangan beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa kita

dapat berinovasi mengasah keterampilan dan kecakapan kita untuk

bereksperimen membuat suatu produk. Sehingga sangat dimungkinkan

untuk menjadi seorang entrepreneur yang berdasarkan pada konsep kimia

yang populer dengan istilah chemo-entrepreneurship.

Page 31: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

18

Pendidikan entrepreneurship menjadi sangat penting, ada dua

tahapan umum dalam pendidikan entrepreneurship, yakni mengajarkan

dan mencoba. Pada tahapan mengajarkan, dilakukan pengajaran secara

tradisional menggunakan buku pelajaran oleh pengajar. Materi yang

diajarkan menyangkut hal-hal mendasar entrepreneurship, seperti

pembuatan laporan, keuangan, pemasaran, dan lain-lain. Sedangkan tahap

mencoba, siswa diajak untuk berperan aktif, terjun langsung mencoba

menjadi seorang entrepreneur. Crispin, Dibben, Auley, Hoell, dan Miles

(2013, hlm.104) menggabungkan kedua tahapan tersebut dan merumuskan

tahapan pendekatan pendidikan entrepreneur menjadi 4 tahapan: (1)

mempelajari, (2) melakukan, (3) mencerminkan, (4) meninjau kembali.

Tahapan yang pertama, mempelajari, siswa diarahkan untuk

mempelajari inti dari entrepreneurship, dimulai dari menentukan produk,

alat dan bahan, menyesuaikan anggaran belanja, dan memilih pasar.

Selanjutya, pada tahap melakukan, siswa membuat produk yang dapat

dijadikan sebagai usaha. Siswa mengkaji lebih dalam lagi produk yang

dibuat agar usahanya lebih efektif (sesuai dengan konten kimia) pada

tahap mencerminkan. Tahapan yang terakhir, yakni meninjau kembali,

siswa mempresentasikan hasil percobaannya.

Dengan metode ini, siswa di sekolah diajarkan untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki, mengasah

keterampilan dan kecakapan hidup mereka untuk mengolah suatu bahan

menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Pembuatan

produk akan memotivasi minat belajar siswa sehingga siswa bisa

mengingat lebih banyak konsep atau proses kimia yang dipelajari.

Salah satu materi kimia yang sesuai adalah materi koloid karena pada

materi tersebut dijelaskan berbagai macam contoh olahan yang dapat

diaplikasikan untuk membuat berbagai macam produk yang bermanfaat

dan bernilai ekonomis.

Dengan bekal kecakapan hidup yang baik, diharapkan para lulusan

akan mampu memecahkan problema kehidupan yang dihadapi, termasuk

mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang tidak melanjutkan

Page 32: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

19

pendidikannya. Orientasi pembelajarannya mengikuti alur konsep

pengajaran kecakapan hidup (life skill) yang meliputi materi-materi

kecakapan berpikir, kecakapan individu, kecakapan sosial, kecakapan

akademik, dan kecakapan vokasional. Fokus akhirnya terletak pada

pemberian kecakapan vokasional.

4. Tinjauan Pembelajaran Materi Koloid

Dalam kurikulum 2013 tentang Kompetensi Dasar, untuk materi

koloid pada KI 3 tercantum pada KD 3.15 yakni menganalisis peran koloid

dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya. Sedangkan pada KI 4

tercantum pada KD 4.15 yakni mengajukan ide/gagasan untuk

memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat

beberapa jenis koloid. Berdasarkan KD tersebut, dapat dibuat indikator

yang mendukung pengembangan life skill siswa melalui pendekatan

chemo-entrepreneurship yakni membuat produk dengan sistem koloid

dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar.

“Dalam pembicaraan larutan telah dikenal adanya perbedaan antara

campuran homogen dan heterogen. Ternyata pembedaan tersebut tidak

tepat betul. Ada sistem yang tidak dapat dikategorikan homogen maupun

heterogen; senyawa tersebut dikenal sebagai koloid.” (Sastrohamidjojo,

2010, hlm.244)

Menurut Brady (1992, hlm.597) “Koloid adalah campuran yang

berada antara larutan sejati dan suspensi.” Istilah koloid pertama kali

diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya

terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi,

padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Koloid berasal dari

kata “kolia”, yang artinya lem.

Agar bahan dapat digolongkan sebagai koloid, satu atau lebih

dimensinya (panjang, lebar, atau tebal) harus berukuran di antara 1

sampai 100 nm. Jika semua dimensi kurang dari 1 nm, partikel

berada dalam kisaran ukuran molekul. Jika semua dimensi lebih dari

Page 33: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

20

100 nm, partikel, berukuran makroskopis (walaupun hanya dapat

dilihat di bawah mikroskop).” (Petrucci, 1985, hlm. 80)

“Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan dan suatu

suspensi. Bila suatu bahan berbeda dalam keadaan subdivisi ini, bahan itu

memperagakan sifat-sifat yang menarik dan penting yang tidak merupakan

ciri dari bahan dalam agregat yang lebih besar”. Keenan (1984, hlm 455).

Sistem koloid perlu kita pelajari karena berkaitan erat dengan hidup dan

kehidupan kita sehari–hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem

koloid; bahan makanan, seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sistem

koloid; cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga

merupakan sistem koloid.

a. Sifat Sistem Koloid

1) Efek Tyndall

Menurut Petrucci (1985, hlm. 80), “Untuk menentukan

larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid. Jika

cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari

arah tegak lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam

suspensi koloid cahaya dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat

dengan mudah.”

Gambar 2.2 Penghamburan Cahaya Efek Tyndall

Kita dapat mengenali suatu sistem koloid dengan cara

melewatkan seberkas cahaya (sinar) kepada obyek yang akan kita

kenali. Bila dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya, maka

akan terlihat sebagai berikut :

Page 34: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

21

a) Jika obyek adalah larutan, maka cahaya akan diteruskan

(transparan).

b) Jika obyek adalah koloid, maka cahaya akan dihamburkan dan

partikel terdispersi-nya tidak tampak.

c) Jika obyek adalah suspensi, maka cahaya akan dihamburkan

tetapi partikel terdispersinya dapat terlihat kelihatan

Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut efek

Tyndall. Partikel koloid dan suspensi cukup besar untuk dapat

menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan

berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan

cahaya.

Keenan (1984, hlm. 458) mengungkapkan, “efek tyndall

dapat digunakan untuk memperbedakan dispersi koloid dan suatu

larutan biasa, karena atom, molekul kecil, ataupun ion yang berada

dalam suatu larutan tidak menghamburkan cahaya secara jelas

dalam contoh-contoh yang tebalnya tak seberapa.”

Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati

antara lain pada:

a) Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan

berdebu

b) Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut

c) Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada

pagi hari yang berkabut.

2) Gerakan Brown

“Jika suatu mikroskop optis difokuskan pada suatu dispersi

koloid pada arah yang tegak lurus pada berkas cahaya dan dengan

latar belakang gelap, akan nampak partikel-partikel koloid, bukan

sebagai partikel dengan batas yang jelas, melainkan sebagai bintik

yang berkilauan.” Keenan (1984, hlm. 458). Apabila partikel

Page 35: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

22

koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang tinggi

(atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang

bergerak terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau

patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut

gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya Robert Brown

seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris. Gerak Brown terjadi

sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi

terhadap partikel terdispersi, sehingga partikel terdispersi akan

terlontar. Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel

terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain dan akibatnya

partikel yang tertumbuk akan terlontar. Peristiwa ini terjadi terus

menerus yang diakibatkan karena ukuran partikel yang terdispersi

relatif besar dibandingkan medium pendispersinya.

3) Adsorpsi

Menurut Petrucci (1985, hlm. 80), “Ciri penting dari partikel

koloid ialah tingginya nisbah antara luas permukaan dengan

volumenya.” Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap

ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu,

partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada

permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah

permukaan disebut absorpsi. Kemampuan menarik ini disebabkan

adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga

apabila ada partikel yang menempel akan canderung dipertahankan

pada permukaannya. Contoh: pemutihan gula tebu, penjernihan air,

pembuatan obat norit.

4) Koagulasi

Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid.

Penggumpalan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara

mekanis, fisis, dan kimia. Mekanis dilakukan dengan cara

pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar-agar dan selai

Page 36: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

23

merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis,

karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat

cottrel digunakan untuk menggumpalkan asap atau debu dari

cerobong pabrik, hal ini merupakan contoh dari cara fisis.

Sedangkan penggumpalan dengan cara kimia dilakukan dengan

menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam koloid.

5) Koloid Pelindung

Sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain disebut

koloid pelindung. Yang berperan sebagai koloid pelindung disebut

emulgator. Seperti pada susu, mayones, margarin, dan jeli.

Mayones merupakan suatu emulsi lemak cair, seperti minyak

zaitun atau minyak jagung dalam air. Kuning telur dalam mayones

berfungsi sebagai bahan penstabil emulsi.

b. Tipe Sistem Koloid

Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut

dan pelarut, maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua

komponen, yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan medium pendispersi

(pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel tanah liat sebagai fase

terdispersi, sedangkan air merupakan medium pendispersi.

Menurut Keenan (1984, hlm.457) dalam campuran homogen

dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom ataupun ion

disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip,

materi koloid dapat dihamburkan atau disebarkan dalam suatu

medium sinambung, sehingga dihasilkan suatu dispersi

(Sebaran) koloid atau sistem koloid. Selai, mayones, tinta cina,

susu, dan kabut merupakan contoh yang dikenal. Dalam sistem-

sistem semacam itu, partikel koloid dirujuk sebagai zat

terdispersi (tersebarkan) dan materi kontinu dalam mana partikel

itu tersebar disebut zat pendispersi atau medium pendispersi.

Dalam sistem koloid, baik fase terdispersi maupun medium

pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita

mengenal delapan macam sistem koloid. Berikut tabel macam-macam

koloid menurut Keenan (1984, hlm.457).

Page 37: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

24

Tabel 2.1 Macam-macam Koloid

Zat

terdispersi

Zat

pendispersi

Nama Tipe Contoh

Gas Cairan Busa Krim kocok,

busa bir, busa

sabun

Gas Padat Busa padat Batu apung,

karet busa

Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan

Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu

Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega

Padat Gas Aerosol padat Asap, debu

Padat Cair Sol Kebanyakan

cat, pati dalam

air, selai

Padat Padat Sol padat Banyak aliase.

Intan hitam,

kaca rubi

c. Pembuatan Koloid

Menurut Tine, Ernavita, Ratih, dan Elly (2014, hlm.300)

pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yakni cara

kondensasi dan cara dispersi.

1) Cara Kondensasi

Cara kondensasi yaitu dengan mengubah partikel-partikel yang

lebih kecil menjadi partikel yang lebih besar yaitu partikel koloid.

Cara kondensasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan

beberapa reaksi, diantaranya reaksi hidrolisis, penggantian pelarut,

dan dekomposis rangkap.

Page 38: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

25

2) Cara Dispersi

cara dispersi dapat dilakukan dengan cara menghaluskan zat

yang kasar menjadi halus. Cara dispersi dapat dilakukan dengan

dengan cara mekanik, peptisasi, dan cara busur bredig.

a) Cara mekanik (dispersi langsung)

Butir-butir kasar diperkecil ukurannya dengan menggiling atau

menggerus koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,

kemudian diaduk dengan medium pendispersi.

Contoh: Pembuatan selai buah. Buah yang awalnya berbentuk

utuh, dipotong-potong kemudian dihaluskan kemudian diaduk,

hingga menjadi selai.

b) Cara Peptisasi

Dengan cara memecah partikel-partikel besar menjadi partikel

koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau endapan dengan

bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).

Contoh: Agar-agar dipeptisasi oleh air.

c) Cara Busur Bredig

Sol-sol logam dibuat dengan cara busur bredig, yakni dengan

menggunakan elektrode, medium pendispersi, serta pemberian

loncatan listrik.

d. Koloid dalam Pembelajaran melalui Pendekatan Chemo-

entrepreneurship dengan metode praktikum aplikatif

Pembelajaran ini didesain untuk membuat siswa aktif belajar.

Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek

belajar. Materi koloid disampaikan dalam bentuk praktikum aplikatif.

Praktikum tersebut merupakan aplikasi yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari dan pada akhirnya akan menghasilkan suatu

produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis sehingga siswa lebih

tertarik dalam mempelajari pokok bahasan koloid dan diharapkan

dapat memotivasi siswa untuk berwirausaha. Contoh produk yang

dihasilkan dari praktikum aplikatif melalui pendekatan chemo-

Page 39: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

26

entrepreneurship ini adalah selai yang ada kaitannya dengan bahasan

jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terhadap kecakapan hidup siswa telah dilakukan oleh:

Ersanghono Kusuma dan Kusoro Siadi (2010) dalam penelitiannya

yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo-

Entrepreneurship Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Life skill

Mahasiwa menyimpulkan bahwa pertama, pembelajaran dengan

menggunakan bahan ajar kimia berorientasi chemo-entrepreneurship (CEP)

dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Kedua, pembelajaran dengan

menggunakan bahan ajar kimia berorientasi chemo-entrepreneurship (CEP)

dapat meningkatkan kecakapan hidup khusus (specific life skill)

mahasiswa.

Maria Paristiowati, Riskiono Slamet, & Rizqi Sebastian. (2014) dalam

penelitiannya yang berjudul Chemo-Entrepreneurship: Learning Approach

for Improving Student’s Cooperation and Communication menyimpulkan

bahwa terjadi perbaikan kemampuan atau kecakapan bekerjasama dan

berkomunikasi siswa melalui pendekatan pembelajaran Chemo-

entrepreneurship.

Sri Susilogati Sumarti, Supartono, & Hidayah Hidzyam Diniy. (2014)

dalam penelitiannya yang berjudul Material Module Development of Colloid

Orienting on Local-Advantage-Based Chemo-Entrepreneurship to Improve

Student’s Soft Skill menyimpulkan bahwa pertama, modul pembelajaran pada

mata pelajaran koloid yang dikembangkan menggunakan orientasi chemo-

entrepreneurship dapat memperbaiki kecakapan hidup (life skill) siswa.

Kedua, siswa memberikan respon yang positif pada materi koloid yang

menggunakan modul berorientasi pendekatan chemo-entrepreneurship.

Singh, Harshvardhan dan Gera, Manju. (2015). Dalam penelitiannya

yang berjudul Strategies for Developpment of Life skills and Global

Competencies menyimpulkan bahwa pertama, sistem pendidikan harus

memiliki fokus bahwa setiap siswa memiliki potensi yang dimilikinya sejak

Page 40: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

27

lahir dan potensi tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan life skill

ini. Kedua, sistem pendidikan seharusnya memperbolehkan siswa untuk lebih

mengenal lingkungannya, dan memiliki kesempatan untuk mampu

menghadapi tantangan dalam kehidupan bermasyarakatnya

Page 41: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

28

28

C. Kerangka Konseptual

Mempelajari

Melakukan

Mencerminkan

Meninjau Kembali

Kecakapan Mengenal diri: jujur, disiplin,

memelihara lingkungan

Life Skill Tahapan Kompetensi

Dasar

Kecakapan Berpikir: melakukan

pengamatan, berpikir kritis dan kreatif

Kecakapan Berkomunikasi:

menyampaikan pendapat, menyampaikan

ide

Kecakapan Bekerjasama: tanggungjawab,

saling membantu

Kecakapan Akademik: merancang

dan melaksanakan penelitian,

melakukan identifikasi

Kecakapan Vokasional: dikaitkan

dengan bidang entrepreneur, memiliki motivasi dan etos kerja,

sikap dan keterampilan

wirausahawan, kreatif, mampu

bersaing

KD 3.15:

menganalisis peran

koloid

dalam kehidupan

berdasark

an sifat-

sifatnya

4. 15 Mengajuk

an ide / gagasan

untuk

memodifikasi

pembuatan

koloid berdasarka

n

pengalama

n membuat

beberapa

jenis

koloid

Mendiskusi-

kan produk koloid yang

akan dibuat

Indikator

Membuat

produk koloid

dengan

sistem koloid dengan

menggunakan bahan-

bahan yang

ada di sekitar

G

E

N E

R

I K

S

P

E S

I

F I

K

Kecakapan Sosial

Kecakapan Personal

Page 42: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil yang bertempat di SMA

Negeri 87 Jakarta.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif. Deskriptif-kulitatif menurut Wibowo (2011, hlm.43)

adalah penggambaran fakta, data, atau objek material yang bukan berupa

angka, melainkan berupa narasi melalui interpretasi yang tepat dan sistematis.

Desain penelitian merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk

melakukan suatu riset. Adapun desain penelitian yang digunakan yakni desain

penelitian kualitatif tentatif yang disusun sebelum melakukan penelitian ke

lapangan (Buchari, 2012, hlm. 37)

Gambar 3.3 Desain Penelitian Deskriptif Kualitatif

1. Persiapan

a. Menganalisis pembelajaran materi Koloid dalam kurikulum 2013

Dalam Kurikulum 2013 tentang Kompetensi Dasar, untuk materi

koloid pada KI 3 tercantum pada KD 3.15 yakni menganalisis peran

Persiapan

Evaluasi

Pelaksanaan

Uji Coba

Page 43: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

30

koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya. Sedangkan pada KI

4 tercantum pada KD 4.15 yakni mengajukan ide/gagasan untuk

memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat

beberapa jenis koloid. Berdasarkan KD tersebut, dapat dibuat indikator

yang mendukung pengembangan life skill siswa melalui pendekatan

chemo-entrepreneurship yakni membuat produk dengan sistem koloid

dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar dan

menganalisis sifat-sifat sistem koloid dari produk yang dibuat.

b. Membuat instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kerja siswa, lembar observasi, dan dokumentasi.

2. Uji Coba

Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk

praktikum.

a. Menguji validasi instrumen

Instrumen yang divalidasi adalah lembar kerja siswa dan lembar

observasi. Validasi instrumen dilakukan kepada expert judgment. Bila

hasilnya belum valid maka instrumen tersebut diperbaiki dan divalidasi

kembali.

b. Memilih dan melakukan pengarahan terhadap observer

c. Uji coba praktikum dan instrumen.

3. Pelaksanaan

a. Pelaksanaan praktikum untuk pokok bahasan Koloid secara

berkelompok

Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menentukan produk

apa yang akan mereka buat, sesuai dengan sifat koloid. Kemudian

masing-masing kelompok membuat produk koloid tersebut pada

kegiatan praktikum.

b. Pengisian LKS, lembar observasi, dan pembuatan dokumentasi.

Page 44: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

31

Pengisian LKS dan pembuatan dokumentasi berupa foto dan

video dilakukan oleh siswa pada saat kegiatan pembuatan produk

koloid. Siswa diarahkan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan

langkah percobaan yang ada pada LKS serta mengisi kelengkapan

LKS yang telah dibagikan, serta merekam kegiatan pembuatan produk

koloid secara utuh dari awal hingga akhir. Lembar observasi diisi oleh

observer untuk menilai life skill siswa selama melaksanakan kegiatan

praktikum.

c. Pengumpulan data LKS, lembar observasi, dan hasil dokumentasi.

Pengumpulan data LKS, lembar observasi, dan dokumentasi

dilaksanakan bersamaan pada akhir proses penelitian, yakni pada saat

pelaksanaan presentasi dari masing-masing kelompok.

d. Pemeriksaan LKS, lembar observasi, dan hasil dokumentasi.

Pemeriksaan instrumen dilakukan pada saat kegiatan penelitian

telah selesai. Pemeriksaan ini berguna untuk mengoreksi kelengkapan

data yang telah terkumpul.

4. Evaluasi

a. Analisis hasil data instrumen.

Analisis hasil data instrumen dilakukan dengan menggunakan

metode triangulasi data untuk mendapatkan hasil yang lebih valid.

b. Membuat kesimpulan.

Kesimpulan dibuat setelah seluruh kegiatan penelitian selesai

dan telah didapat hasil life skill siswa yang muncul pada saat kegiatan

praktikum dengan pendekatan chemo-entrepreneurship berlangsung.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA

Negeri 87 Jakarta, dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA

1 SMA Negeri 87 Jakarta.

Page 45: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

32

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Juliandi, Irfan, dan Manurung (2014,

hlm.115) adalah data apa dan bagaimana data tersebut bisa didapatkan oleh

peneliti. Pada penelitian ini, pengumpulan data diambil secara langsung pada

kegiatan pembelajaran berlangsung saat praktikum. Data-data yang akan

diteliti didapatkan dari isian LKS, lembar observasi, serta hasil dokumentasi.

Tabel 3.2 Pedoman Pembuatan Instrumen

Life skill Indikator Life skill LKS Lembar

Observasi

Dokumen

tasi

Kecakapan

mengenal diri

Disiplin √ √

Memelihara lingkungan √ √

Kecakapan

Berpikir Berpikir kreatif √ √

Kecakapan

Berkomunikasi

Menyampaikan pendapat √ √

Menyampaikan ide √ √

Kecakapan

Bekerjasama Saling membantu √ √ √

Kecakapan

Alademik

Melaksanakan penelitian √ √

Melakukan Identifikasi √ √

Kecakapan

Vokasional

Keterampilan √ √

Mampu bersaing √ √ √

Etos kerja √ √

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu:

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dibuat sebagai panduan siswa untuk melaksanakan praktikum.

LKS merupakan lembar kerja yang diberikan oleh guru berupa informasi

dan perintah/instruksi yang diberikan kepada siswa untuk mengajarkan

Page 46: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

33

suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek (lampiran: 9, hlm.109)

untuk mencapai suatu tujuan.

Tabel 3.3 Kisi-kisi LKS

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kecakapan hidup

yang tampak saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi

adalah pedoman terperinci untuk mengukur beberapa aspek yang ingin

ditiliti seperti sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Observasi yang

dilakukan pada proses pelaksanaan pengumpulan data menggunakan

observasi nonpartisipan terstruktur, menurut Sugiyono, (2015, hlm.204)

peniliti hanya berperan sebagai pengamat, tidak terlibat secara langsung

pada saat proses pelaksanaan eksperimen, namun peneliti telah merancang

secara sistematis mengenai proses eksperimen, apa yang akan diamati,

waktu, serta tempat pelaksanaannya. Lembar observasi ini terdiri dari 22

pernyataan yang berisikan 6 aspek life skill yang diteliti (lampiran: 8,

hlm.104). Pernyataan menggunakan skala likert (selalu, sering, kadang-

Life skill Indikator Aktivitas

Pembelajaran Jumlah

Life skill

General

Berpikir Berpikir Kreatif 6 1

Berkomunikasi Menyampaikan ide 4, 5 2

Bekerjasama Saling Membantu Keseluruhan

Life skill

Spesifik

Akademik

Melaksanakan

penelitian 8, 11 2

Melakukan

Identifikasi 12, 13, 14 3

Vokasional

Keterampilan 9, 10 2

Mampu Bersaing 15 1

Etos Kerja 16 1

Page 47: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

34

kadang, dan tidak pernah). Pernyataan-pernyataan yang ada pada lembar

observasi tersebut mewakili aspek life skill yang akan diteliti. Life skill

siswa yang diukur antara lain adalah Generic Life skill dan Specific Life

skill sesuai dengan kisi-kisi berikut:

Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi

3. Dokumen

Dokumen merupakan data mengenai peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen ini bisa dalam bentuk tulisan (catatan harian,

biografi catatan sejarah kehidupan), gambar (foto, sketsa, dll), atau

karya-karya monumental seperti film, video, dan lain-lain (Sugiyono,

2015, hlm.329). Dalam penelitian ini, selama proses eksperimen

didokumentasikan dengan membuat sebuah video proses pembuatan

produk koloid serta menyantumkan foto pada setiap langkah percobaan

yang terdapat dalam LKS. Mengingat observasi yang dilakukan

merupakan observasi tidak langsung, dokumentasi dalam bentuk video

dan foto ini akan menjadi instrumen yang sangat penting untuk menilai

life skill yang dimiliki oleh siswa.

Life skill Indikator Pernyataan Jumlah

Life skill

General

Mengenal

Diri

Disiplin 1

2 Memeilihara

lingkungan 2

Berpikir Berpikir kreatif 3,4 2

Berkomunika

si

Menyampaikan

pendapat 5,6

4

Menyampaikan ide 7,8

Bekerjasama Saling Membantu 9,10

2

Life skill

Spesifik

Akademik

Melaksanakan

penelitian 11, 12

6 Melakukan

identifikasi

13, 14, 15,

16

Vokasional

Keterampilan 17, 18

6 Mampu Bersaing 19

Etos Kerja 20, 21, 22

Page 48: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

35

F. Validasi Instrumen

Instrumen yang divalidasi adalah LKS dan Lembar Observasi. Menurut

Setyosari (2015, hlm.213) suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen

tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Artinya, instrumen itu

dapat menunjukkan data dari variabel yang dikaji secara tepat.

Validitas yang digunakan untuk LKS dan lembar observasi adalah

validitas konstruksi. Untuk menguji validitas suatu instrumen dengan validitas

konstruksi, menurut Sugiyono (2012, hlm.172) dapat digunakan melalui

pendapat ahli (expert judgement) yaitu dosen ahli serta praktisi pendidikan di

sekolah tempat pelaksanaan penelitian. Instrumen dikonstruksi mengenai

aspek-aspek yang akan diteliti berlandaskan teori tertentu. Tujuan validasi

instrumen ini untuk mengukur apakah instrumen yang dikembangkan sudah

tepat, dan sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Bila hasilnya belum valid

maka instrumen tersebut diperbaiki dan divalidasi kembali

G. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Data yang diperoleh berupa penilaian LKS, hasil observasi, dan hasil

dokumentasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan triangulasi data.

Hasil instrumen tersebut berisi aspek life skill yang muncul pada siswa saat

praktikum berlangsung. Pengolahan data dilakukan dengan cara memberikan

daftar cek (√), skoring menggunakan skala likert, dikelompokkan sesuai

dengan aspek life skill yang diukur, kemudian dipersentasekan rata-ratanya.

Tahap yang dilakukan terhadap data-data instrumen adalah sebagai berikut:

1. Data Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pada LKS berisi langkah kegiatan praktikum yang diorientasikan

pada pendekatan chemo-entrepreneurship dimana setiap langkah pada

LKS berisikan kolom yang harus diisi oleh siswa mengenai aspek-aspek

life skill sesuai dengan tahapan pelaksanaan praktikum pembuatan produk

koloid. Setiap kolom yang diisi oleh siswa diberikan penilain sesuai

dengan rubrik penilaian yang telah dibuat dengan interval 3 = selalu, 2 =

sering, 1 = kadang-kadang, dan 0 = tidak pernah. Skoring dilakukan untuk

memberi nilai pada setiap jawaban atau aspek yang muncul pada siswa.

Page 49: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

36

Skoring menggunakan skala likert, yakni skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang (Sugiyono, 2015,

hlm.134). Setelah dilakukan skoring, data dikelompokkan sesuai dengan

aspek life skill, kemudian dirata-ratakan dengan menjumlahkan seluruh

skor yang diperoleh dan dibagi sesuai dengan jumlah indikatornya,

setelah itu dipersentasekan.

2. Data Hasil Observasi

Cara mencatat hasil observasi dilakukan dengan daftar cek.

Menurut Zuriah (2007, hlm.174) lembar observasi diisi oleh observer

dengan memberikan tanda cek (√) pada gejala yang muncul pada saat

diamati.

Data hasil observasi yang telah diberi tanda cek (√) oleh observer

pada gejala yang muncul kemudian dikumpulkan dan dibuat dalam

bentuk interval. Data interval tersebut kemudian dianalisis dengan

menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap aspek yang

muncul dari siswa. Skoring dilakukan untuk memberi nilai pada setiap

jawaban atau aspek yang muncul pada siswa dengan interval 3 = selalu, 2

= sering, 1 = kadang-kadang, dan 0 = tidak pernah sesuai dengan rubrik

yang telah dibuat. Skoring menggunakan skala likert, yakni skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

(Sugiyono, 2015, hlm.134). Setelah dilakukan skoring, data

dikelompokkan sesuai dengan aspek life skill, kemudian dirata-ratakan

dengan menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh dan dibagi sesuai

dengan jumlah indikatornya, setelah itu dipersentasekan.

3. Data Hasil Dokumentasi

Foto dan video digunakan sebagai bahan dokumentasi diamati

dengan teliti sebagai alat untuk menilai aspek life skill yang akan diteliti

pada lembar observasi.

Page 50: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

37

Untuk mengetahui seberapa besar informasi kecakapan hidup yang

muncul pada siswa, data hasil LKS dan lembar observasi tersebut dihitung

besar persentase jumlah siswa yang mengembangkan setiap aspek kecakapan

hidup. Persentase tersebut dihitung dengan perhitungan sederhana yaitu:

% siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Arikunto (1999, hlm.269) menyarankan agar analisis kualitatif

berkualitas, harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada

pernyataan ukuran. Oleh karena itu, untuk mengambil kesimpulan kriteria

seberapa besar life skill yang muncul dari hasil data yang diperoleh, dapat

dikategorikan melalui perhitungan persantase menurut Arikunto (1999,

hlm.44) dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Life skill

Persentase (%) Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan terhadap data-data

instrumen yang dikumpulkan, yaitu data hasil LKS, hasil observasi, dan

dokumentasi dengan menggunakan pendekatan triangulasi agar data yang

didapat lebih akurat. Menurut Pawito (2008, hlm. 99), triangulasi data

merupakan upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih

bervariasi agar memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama.

Pendekatan ini terdiri dari tiga tahap: pertama dilakukan reduksi data, yaitu

kegiatan memilah dan memilih data mana yang pantas dipaparkan. Kedua

melakukan pemaparan data, dan ketiga dilakukan pengambilan simpulan.

Page 51: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dalam bab ini akan diberikan data hasil penelitian life skill siswa

melalui pendekatan chemo-entrepreneurship pada materi koloid. Life skill

siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah life skill generik dan life skill

spesifik. Hasil pengukuran aspek-aspek life skill ini diukur melalui suatu

instrumen yakni lembar observasi dan LKS yang diamati oleh observer dalam

hal ini adalah peneliti sendiri. Penilaian lembar observasi berdasarkan

pengisian LKS dan video dokumentasi proses pembuatan produk koloid yang

dibuat oleh masing-masing kelompok. Hasil penilaian instrumen tersebut akan

menggambarkan seberapa besar persentase life skill yang dikembangkan oleh

siswa.

1. Lembar Observasi

Tabel 4.6 Persentase Life Skill Lembar Observasi

Life

Skill Aspek Indikator Persentase Rata-rata Kategori

Generik

Kecakapan

Personal

Kecakapan

Mengenal Diri 83,33%

80,39%

81,67

%

Sangat

Baik

Kecakapan

Berpikir 77,45%

Kecakapan

Sosial

Kecakapan

Berkomunikasi 77,69%

82,96% Kecakapan

Bekerjasama 88,24%

Spesifik

Kecakapan

Akademik

Melaksanakan

Penelitian 73,04%

78,30%

67,74

% Baik

Melakukan

Identifikasi 83,57%

Kecakapan

Vokasional

Keterampilan 39,21%

57,19% Mampu

Bersaing 92,16%

Etos Kerja 40,19%

Page 52: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

39

a. Life skill Generik

Life skill generik yang diukur dalam penelitian ini adalah

kecakapan personal dan kecakapan sosial. Berikut ini adalah data hasil

pengukuran kecakapan personal dan kecakapan sosial berdasarkan

lembar observasi.

1) Kecakapan Personal

Berdasarkan data hasil observasi, life skill generik pada

aspek kecakapan personal yang meliputi indikator kecakapan

mengenal diri menunjukkan bahwa pada sub indikator disiplin

dikembangkan oleh siswa sebesar 81,37% dan memelihara

lingkungan sebesar 85,29%. Kecakapan mengenal diri

dikembangkan oleh siswa dengan sangat baik yang ditunjukkan

oleh rata-rata sebesar 83,33%.

Pada indikator kecakapan berpikir menunjukkan bahwa pada

sub indikator berinovasi memodifikasi produk koloid yang dipilih

dengan kreatif dikembangkan oleh siswa sebesar 85,29%,

sedangkan pada sub indikator membuat sketsa pembuatan produk

koloid dengan kreatif sebesar 69,61%. Kecakapan berpikir

dikembangkan dengan baik oleh siswa yang ditunjukkan dengan

rata-rata sebesar 77,45%.

Kecakapan personal pada pembelajaran koloid melalui

pendekatan chemo-entrepreneurship dikembangkan dengan baik

oleh siswa dengan persentase sebesar 80,39%. Indikator kecakapan

mengenal diri lebih banyak dikembangkan oleh siswa yakni

sebesar 83,33% dibandingkan dengan indikator kecakapan berpikir

yang dikemabangkan sebanyak 77,45%. Sub indikator kecakapan

personal yang paling besar dikembangkan oleh siswa adalah

menjaga kebersihan selama praktikum berlangsung dengan

persentase sebasar 85,29%, sedangkan sub indikator yang paling

Page 53: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

40

sedikit dikembangan adalah membuat sketsa pembuatan produk

koloid dengan kreatif yaitu sebesar 69,61%.

2) Kecakapan Sosial

Aspek kecakapan sosial yang diamati dalam penelitian ini

adalah kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama.

Pada kecakapan berkomunikasi diukur menggunakan instrumen

lembar observasi berdasarkan video dokumenter proses pembuatan

produk koloid dan pengamatan langsung pada saat proses

presentasi di kelas dan proses penjualan produk yang dilaksanakan

di sekolah serta LKS yang diisi oleh siswa.

Indikator kecakapan berkomunikasi menunjukkan bahwa

mempresentasikan kepada pembeli mengenai produk koloid yang

dibuat untuk menawarkan produk koloid pada saat menjual

produk koloid dikembangkan oleh siswa sebesar 76,47%,

mempresentasikan dan menyampaikan pendapat mereka

mengenai laporan hasil eksperimen di depan kelas sebesar

72,55%, menyampaikan ide dengan menuliskan produk koloid

apa yang akan dibuat sebesar 88,24%, dan menyampaikan ide

dengan menuliskan bahan baku yang akan digunakan untuk

membuat produk koloid sebesar 73,53%. Kecakapan

berkomunikasi dikembangkan dengan baik oleh siswa yang

ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 77,69%.

Pada indikator kecakapan bekerjasama, bekerjasama dengan

anggota kelompok pada saat bereksperimen dikembangkan oleh

siswa sebesar 88,24%, hal ini sama banyaknya dengan membantu

memberi saran pada kelompok selama proses praktikum sebesar

88,24% juga. Kecakapan bekerjasama dikembangkan dengan

sangat baik oleh siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata sebesar

88,24%.

Kecakapan sosial siswa pada pembelajaran koloid melalui

pendekatan chemo-entrepreneurship dikembangkan dengan sangat

Page 54: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

41

baik, yaitu sebesar 82,96%. Indikator paling banyak yang

dikembangkan oleh siswa adalah kecakapan bekerjasama dengan

persentase sebesar 88,24%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

mengembangkan kecakapan bekerjasama yang sangat baik,

sedangkan indikator yang paling sedikit dikembangkan oleh siswa

adalah kecakapan berkomunikasi dengan persentase sebesar

77,69%.

b. Life Skill Spesifik

Life skill spesifik yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek

kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.

1) Kecakapan Akademik

Aspek kecakapan akademik pada indikator melaksanakan

penelitian dikembangkan oleh siswa sebesar 73,04%,

merencanakan dan merancang pembuatan produk koloid dengan

menuliskan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melaksanakan penelitian sebesar 88,24% serta merencanakan dan

merancang pembuatan produk koloid dengan menuliskan langkah

percobaan pada saat pelaksanaan penelitian sebesar 57,84%.

Sedangkan pada indikator melakukan identifikasi,

mengidentifikasi jenis koloid dari produk koloid yang dibuat

sebesar 89,22%, mengidentifikasi sifat koloid dari produk koloid

hasil eksperimen sebesar 87,25%, mengidentifikasi dengan

menuliskan kesesuaian produk koloid yang dibuat dengan materi

koloid sebesar 78,43%, dan mengidentifikasi dengan menuliskan

peran dari sifat produk koloid yang dibuat dalam kehidupan

sehari-hari sebesar 79,41%. Kecakapan akademik dikembangkan

dengan baik oleh siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata sebesar

78,30%.

Page 55: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

42

2) Kecakapan Vokasional

Kecakapan vokasional siswa pada pembelajaran koloid

melalui pendekatan chemo-entrepreneurship dikembangkan

dengan cukup, yaitu sebesar 57,19%. Indikator paling banyak yang

dikembangkan oleh siswa adalah mampu bersaing dengan

persentase sebesar 92,16% sedangkan indikator paling sedikit yang

dikembangkan adalah keterampilan dengan persentase sebesar

39,21%.

2. LKS

Tabel 4.7 Persentase Life Skill LKS

Life

Skill Aspek Indikator Persentase Rata-rata Kategori

Generik

Kecakapan

Personal

Kecakapan

Berpikir 69,61% 69,61%

77,09

% Baik

Kecakapan

Sosial

Kecakapan

Berkomunikasi 80,88%

84,56% Kecakapan

Bekerjasama 88,24%

Spesifik

Kecakapan

Akademik

Melaksanakan

Penelitian 73,04%

79,17%

68,18

% Baik

Melakukan

Identifikasi 85,29%

Kecakapan

Vokasional

Keterampilan 39,22%

57,19% Mampu

Bersaing 92,16%

Etos Kerja 40,20%

a. Life skill Generik

Life skill generik yang diukur dalam penelitian ini adalah

kecakapan personal dan kecakapan sosial. Berikut ini adalah data hasil

pengukuran kecakapan personal dan kecakapan sosial berdasarkan

LKS.

Page 56: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

43

1) Kecakapan Personal

Berdasarkan penilaian LKS, life skill generik pada

indikator kecakapan berpikir menunjukkan bahwa pada sub

indikator membuat sketsa pembuatan produk koloid dengan kreatif

sebesar 69,61% dengan kategori baik.

2) Kecakapan Sosial

Aspek kecakapan sosial yang diamati dalam penelitian ini

adalah kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama.

Indikator kecakapan berkomunikasi menunjukkan bahwa

menyampaikan ide dengan menuliskan produk koloid apa yang

akan dibuat sebesar 88,24%, dan menyampaikan ide dengan

menuliskan bahan baku yang akan digunakan untuk membuat

produk koloid sebesar 73,53%. Kecakapan berkomunikasi

dikembangkan dengan baik oleh siswa yang ditunjukkan dengan

rata-rata sebesar 80,88%.

Pada indikator kecakapan bekerjasama, penilaian sub

indikator saling membantu dinilai secara keseluruhan dilihat dari

kolom “yang mengusulkan” yang terdapat di dalam LKS.

Kecakapan bekerjasama dikembangkan dengan sangat baik oleh

siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata sebesar 88,24%.

Kecakapan sosial siswa pada pembelajaran koloid melalui

pendekatan chemo-entrepreneurship dikembangkan dengan sangat

baik, yaitu sebesar 84,56%. Indikator paling banyak yang

dikembangkan oleh siswa adalah kecakapan bekerjasama dengan

persentase sebesar 88,24%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

mengembangkan kecakapan bekerjasama yang sangat baik,

sedangkan indikator yang paling sedikit dikembangkan oleh siswa

adalah kecakapan berkomunikasi dengan persentase sebesar

80,88%.

Page 57: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

44

b. Life Skill Spesifik

Life skill spesifik yang diukur dalam penelitian ini adalah aspek

kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.

1) Kecakapan Akademik

Aspek kecakapan akademik pada indikator melaksanakan

penelitian dikembangkan oleh siswa sebesar 73,04%,

merencanakan dan merancang pembuatan produk koloid dengan

menuliskan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

melaksanakan penelitian sebesar 88,24% serta merencanakan dan

merancang pembuatan produk koloid dengan menuliskan langkah

percobaan pada saat pelaksanaan penelitian sebesar 57,84%.

Sedangkan pada indikator melakukan identifikasi,

mengidentifikasi jenis koloid dari produk koloid yang dibuat

sebesar 89,22%, mengidentifikasi sifat koloid dari produk koloid

hasil eksperimen sebesar 87,25%, dan mengidentifikasi dengan

menuliskan peran dari sifat produk koloid yang dibuat dalam

kehidupan sehari-hari sebesar 79,41%. Kecakapan akademik

dikembangkan dengan baik oleh siswa yang ditunjukkan dengan

rata-rata sebesar 79,17%.

2) Kecakapan Vokasional

Kecakapan vokasional siswa pada pembelajaran koloid

melalui pendekatan chemo-entrepreneurship dikembangkan

dengan cukup, yaitu sebesar 57,19%. Indikator paling banyak yang

dikembangkan oleh siswa adalah mampu bersaing dengan

persentase sebesar 92,16% sedangkan indikator paling sedikit yang

dikembangkan adalah keterampilan dengan persentase sebesar

39,21%.

Page 58: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

45

Berdasarkan penilaian lembar observasi dan LKS, diperoleh rata-rata life

skill siswa seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3

Tabel 4.8 Rata-rata Persentase Life Skill

Life

Skill Aspek Indikator Persentase Rata-rata Kategori

Generik

Kecakapan

Personal

Kecakapan

Mengenal Diri 83,33%

78,43%

81,10

%

Sangat

Baik

Kecakapan

Berpikir 73,53%

Kecakapan

Sosial

Kecakapan

Berkomunikasi 79,28%

83,76% Kecakapan

Bekerjasama 88,24%

Spesifik

Kecakapan

Akademik

Melaksanakan

Penelitian 73,04%

78,73%

67,96

% Baik

Melakukan

Identifikasi 84,43%

Kecakapan

Vokasional

Keterampilan 39,21%

57,19% Mampu

Bersaing 92,16%

Etos Kerja 40,20%

B. Pembahasan

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan data instrumen yaitu LKS,

lembar observasi, dan dokumentasi berdasarkan hasil penelitian analisis life

skill siswa melalui pendekatan chemo-entrepreneurship pada materi koloid.

Dalam analisis ini penulis akan memaparkan aspek life skill yang muncul pada

siswa.

1. Life Skill Generik

Life skill generik diperlukan oleh siswa untuk menghadapi

permasalahan yang bersifat umum atau general. Life skill generik terkait

dengan kecakapan personal dan sosial. Berdasarkan penelitian,

menunjukkan bahwa life skill generik siswa termasuk kategori sangat baik

dengan persentase 81,10%.

Page 59: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

46

a. Kecakapan Personal

Kecakapan personal terbagi atas indikator kecakapan mengenal

diri dan kecakapan berpikir.

Kecakapan mengenal diri menurut Anwar (2012, hlm.29), yakni

penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai

bagian dari anggota masyarakat dan warga negara, serta menyadari

serta mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang telah diberikan oleh

Tuhan Yang Maha Esa, serta menjadikan kesemua itu sebagai modal

dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang memiliki manfaat

bagi dirinya sendiri serta lingkungannya. Susiwi (2007, hlm.2)

menambahkan, dengan mengenal diri akan mendorong seseorang

bersikap jujur, memiliki kerja keras, disiplin, dapat dipercaya,

memiliki toleransi untuk sesama, suka menolong serta dapat

memelihara lingkungannya. Kecakapan mengenal diri ini terlihat oleh

observer pada saat pelaksanaan pembuatan produk koloid.

Perolehan persentase indikator kecakapan mengenal diri lebih

tinggi dibandingkan dengan indikator kecakapan berpikir. Kecakapan

mengenal diri termasuk kategori sangat baik dengan persentase sebesar

83,33% . Hal ini dikarenakan pada indikator mengenal diri, siswa

dapat memelihara lingkungan ditunjukkan dengan menjaga kebersihan

selama praktikum berlangsung, terlihat dalam video proses pembuatan

produk koloid dimana hampir semua kelompok membuat produk

koloid dengan bersih, meja tertata rapih dan tidak meninggalkan

sampah seperti yang terlihat pada gambar 4.1.

Page 60: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

47

Gambar 4.1 Pembuatan Produk Koloid

Hampir semua kelompok mampu menjaga kebersihan selama

proses pembuatan produk koloid. Mereka membuat produk koloid

dengan menata meja dengan rapih serta tidak membuang sampah

secara sembarangan.

Memelihara lingkungan dapat dilakukan dari hal yang sangat

sederhana, bekerja rapih, bersih, dan tidak meninggalkan sampah

merupakan 3 dari sekian banyaknya ciri memelihara lingkungan.

Memelihara lingkungan merupakan bagian dari life skill, artinya

hal itu dapat diajarkan dan dijadikan kebiasaan. Dengan memelihara

lingkungan siswa telah berkontribusi untuk melestarikan alam ini.

Kecakapan berpikir meliputi berpikir kreatif untuk berinovasi

membuat produk koloid yang baru dan berpikir kreatif untuk membuat

sketsa pembuatan produk koloid.

Susiwi (2007, hlm.2) menjelaskan, kecakapan berpikir merupakan

kemampuan untuk menggunakan pikiran atau akalnya secara optimal.

Untuk mengasah kecakapan berpikir siswa, mereka dilatih mengenai

mengenali, menggali, dan mengolah informasi, mengambil keputusan

secara cerdas, dapat memecahkan masalah dengan tegas, dan kreatif.

Page 61: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

48

Projek pembuatan produk koloid dilaksanakan untuk melatih

keterampilan berpikir siswa. Siswa tidak hanya diminta untuk

membuat suatu produk, namun siswa dituntut untuk merencanakan,

memilih, merancang, dan berinovasi terhadap produk koloid yang akan

dibuat yang kesemua itu merupakan proses berpikir kreatif siswa untuk

membuat suatu produk koloid.

Kecakapan berpikir termasuk kategori baik dengan persentase

sebesar 73,53%. Bila dibandingkan dengan kecakapan mengenal diri,

kecakapan berpikir memiliki persentase yang lebih rendah hal ini

disebabkan karena hanya beberapa orang saja yang menyampaikan

idenya pada saat membuat sketsa pembuatan produk koloid pada setiap

kelompoknya, terlihat pada gambar 4.4 membuat sketsa pembuatan

produk koloid.

Gambar 4.2 Penentuan Sketsa Langkah Percobaan

Kecakapan personal terdiri dari dua indikator, yakni kecakapan

mengenal diri dan kecakapan berpikir. Berdasarkan data yag diperoleh

dari lembar obervasi yang berdasarkan pada LKS dan video

dokumentasi, diperoleh rata-rata persentase kecakapan personal yang

dikembangkan siswa selama eksperimen berlangsung. Kecakapan

Page 62: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

49

personal yang paling banyak dikembangkan oleh siswa adalah

kecakapan mengenal diri, sedangkan yang paling sedikit

dikembangkan adalah kecakapan berpikir. Secara umum siswa telah

mampu mengenali dirinya sendiri, memiliki rasa tanggung jawab untuk

menjaga lingkungan dan mampu berkomitmen untuk disiplin.

b. Kecakapan Sosial

Kecakapan sosial merupakan kemampuan yang berkaitan

dengan orang lain, kecakapan sosial mencakup kecakapan

berkomunikasi dan kecakapan bekerjasama.

Kecakapan berkomunikasi termasuk kategoi baik dengan

persentase sebasar 79,28% namun jumlah persentase tersebut lebih

rendah dibandingkan dengan kecakapan bekerjasama. Hal ini

dikarenakan pada saat mempresentasikan hasil kegiatan praktikum

berdasarkan video dokumentasi ada beberapa siswa yang kurang

percaya diri dan terbata-bata saat mempresesntasikan seperti yang

terlihat pada menit 03.34 salah satu siswa mengatakan “Pada

mayones zat terdes-sipir-si” lalu teman kelompok lainnya mengoreksi

kalimat yang diucapkan secara terbata-bata tersebut. Selain itu,

hampir seluruh siswa mempresentasikan dengan cara membaca

tulisan yang ada di slide, tidak dengan penjelasan sendiri seperti yang

ditunjukkan pada gambar 4.3.

Page 63: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

50

Gambar 4.3 Siswa Membaca Slide saat Presentasi

Perilaku membaca slide pada saat presentasi ini menunjukkan

ketidakpercayaan diri siswa pada saat mempresentasikan hasil

kegiatan praktikum. Banyak siswa yang kurang percaya diri dan

terpaku pada tulisan yang ada pada slide pada saat penyampaian

materi, tidak mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya sehingga

penyampaian pendapat akan lebih bermakna. Padahal, dengan dapat

menjelaskan tanpa harus membaca slide merupakan ajang untuk

melatih kemampuan berkomunikasinya.

Perolehan persentase indikator kecakapan berkomunikasi ini

sebanding dengan perolehan persentase yang diteliti oleh

Paristiowati, Slamet, dan Bastian (2015, hlm.1729) yakni sebesar

71% dalam kategori baik dan menjadi kategori sangat baik pada

pengumpulan data ketiga. Menurutnya, hal ini terjadi karena siswa

tertarik saat mendapatkan pengalaman yang baru. Kecakapan

komunikasi siswa dapat terlihat saat melakukan presentasi projek

akhir dan menjawab semua pertanyaan ang diajukan.

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan

oleh seseorang yang ditujukan kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (simbol) Roudhonah (2007, hlm.45). Pikiran

Page 64: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

51

tersebut bisa berupa gagasan, informasi, opini, ide, peristiwa dan

lainnya.

Kecakapan bekerjasama dinilai oleh peneliti selama proses

eksperimen berlangsung, dimulai pada saat proses diskusi sampai

dengan proses presentasi akhir.

Kecakapan bekerjasama termasuk kategori sangat baik dengan

persentase sebesar 88,24%. Siswa mau ikut serta membantu teman

kelompoknya, mau memberi saran pada kelompok dan menghargai

keputusan yang diambil oleh kelompok tidak mementingkan egonya

masing-masing. Hal ini patut diapresiasi, mengingat usia siswa yang

masih sangat muda tentu ego yang timbul sangatlah tinggi, tapi

mereka mampu meredam itu semua dan mau saling bekerjasama

dengan kelompok. Mereka sadar bahwa segala sesuatunya tidak dapat

dikerjakan oleh seorang diri.

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat

hidup sendiri. Artinya, manusia memerlukan orang lain untuk

keberlangsungan hidupnya. Relasi antar individu sangat dibutuhkan

demi terjalinnya hubungan yang baik antar sesama individu. Hal ini

dapat terwujud apabila kita dapat bekerjasama dengan individu lain.

Siswa telah melaksanakan tugas mereka dengan sangat baik,

saling membantu dan bekerjasama dengan teman kelompoknya, baik

turut serta membantu pengerjaan saat bereksperimen maupun memberi

saran pada kelompok selama proses pembuatan produk koloid. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarti, Supartono, dan

Diniy (2014, hlm.45) pada saat melaksanakan projek pembuatan

produk koloid, yakni jenang dan dodol, terlihat persentase indikator

bekerjasama siswa sebesar 83,33%.

Kecakapan sosial yang paling banyak dikembangkan oleh siswa

adalah kecakapan bekerjasama, sedangkan yang paling sedikit

dikembangkan oleh siswa adalah kecakapan berkomunikasi.

Page 65: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

52

2. Life Skill Spesifik

Life skill spesifik tergolong kategori baik dengan persentase 67,96%.

Life skill spesifik diperlukan oleh siswa untuk menghadapi permasalahan

di bidang khusus tertentu. Life skill spesifik terkait dengan bidang

kependidikan (akademik) dan bidang kejuruan (vokasional) yang ditekuni

atau yang akan dihadapi siswa.

a. Kecakapan Akademik

Life skill spesifik yang diamati oleh peneliti adalah

kecakapan akademik dan kecakapan vokasional.

Kecakapan akademik yang seringkali juga disebut

kemampuan berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan

pengembangan dari kecakapan berpikir rasional yang masih

bersifat umum. Kecakapan akademik sudah lebih mengarah kepada

kegiatan yang bersifat akademik/keilmuan. Anwar (2012, hlm. 30).

Indikator melaksanakan penelitian dikembangkan dengan

baik oleh siswa dengan persentase sebesar 73,04%. Sementara

indikator melakukan identifikasi memiliki persentesase yang lebih

tinggi dibandingkan dengan melaksanakan penelitian, yakni

sebesar 84,43% dan termasuk kategori sangat baik. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa mampu mengidentifikasi dengan sangat

baik produk koloid yang dibuat berdasarkan pada jenis, sifat, serta

peranannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa tidak hanya membuat produk koloid, namun mereka

memahami dengan betul kaitan produk koloid yang mereka buat

dengan konten materi koloid.

b. Kecakapan Vokasional

Setiap siswa harus memiliki kecakapan vokasional.

Kecakapan vokasional ini meliputi pengetahuan, sikap dan

keterampilan untuk bekerja sebagai wirausahawan (Hakim, 2009,

hlm.221). Mata pelajaran kimia erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk membuat

Page 66: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

53

suatu usaha berbasis kimia. Materi koloid dapat menjadi wadah

bagi siswa untuk membuat suatu usaha. Mampu bersaing memiliki

persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan etos kerja dan

keterampilan karena terlihat siswa sangat bersemangat saat

melaksanakan projek pembuatan produk koloid sehingga timbul

daya saing antar kelompok dan hal itu menjadi sumber motivasi

untuk mampu membuat produk koloid yang menarik sehingga

dapat bersaing dengan kelompok lainnya.

Terlihat perbedaan yang sangat mencolok pada aspek

kecakapan vokasional, dimana indikator mampu bersaing jauh

lebih tinggi dari indikator keterampilan dan etos kerja. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yang terlihat pada gambar 4.4 dan

4.5.

Page 67: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

54

Gambar 4.4 Perhitungan Keuangan

Dari gambar 4.4 terlihat bahwa tidak semua siswa terlibat

di dalam perhitungan keuangan yang digunakan pada saat

membuat dan menjual produk koloid. Sehingga memengaruhi

persentase indikator etos kerja yang didapat. Begitu pula dengan

indikator keterampilan, pada kolom pembuatan kemasan hanya

satu dari seluruh anggota kelompok yang mengusulkan.

Page 68: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

55

Gambar 4.5 Pembuatan Kemasan

Seharusnya seluruh anggota kelompok terlibat dalam proses

pembuatan kemasan, tidak hanya pada saat proses pembuatan,

penjualan, dan pelaporannya saja. Sehingga kedua aspek,

keterampilan dan etos kerja, mendapatkan perolehan persentase

yang paling mencolok dibandingkan dengan aspek yang lainnya.

Page 69: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

56

3. Life Skill Siswa melalui Pendekatan Chemo-Entrepreneurship pada

Materi Koloid

Gambar 4.6 Grafik Aspek Life Skill

Life skill yang paling banyak dikembangkan oleh siswa adalah

kecakapan sosial, sedangkan yang paling kecil dikembangkan oleh siswa

adalah kecakapan vokasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada

umumnya kemampuan siswa dalam interaksi terhadap lingkungan

sosialnya sangat baik, sedangkan kemampuan dalam hal pengembangan

kualitas individu masih kurang. Terlihat dalam persentase kecakapan

sosial siswa yang paling tinggi dibandingkan dengan indikator life skill

lainnya, yakni sebesar 83,76%. Siswa sangat antusias selama proses

penelitian. Dimulai dari tahap kegiatan tatap muka sampai dengan

kegiatan praktikum, seluruh siswa bekerjasama dengan baik antar teman

kelompoknya. Terlihat dari video proses pembuatan produk sampai

dengan tahap penjualan, semua anggota kelompok terlibat dalam proses

tersebut. Banyak siswa yang merasa senang jika melaksanakan tugas

secara berkelompok dibandingkan dengan kerja individu. Kecakapan

vokasional masih sangat kurang, hanya 57,19% siswa saja yang

mengembangkannya. Pada saat perencanaan pembuatan kemasan, serta

penghitungan modal, keuntungan/kerugian, serta persentase

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

KecakapanPersonal

KecakapanSosial

KecakapanAkademik

KecakapanVokasional

78,43% 83,76%

78,73%

57,19%

Page 70: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

57

keuntungan/kerugian, hanya beberapa orang saja dari setiap kelompok

yang mengerjakannya, tidak seperti pada saat proses pembuatan produk

dan presentasi kelompok yang selalu dilakukan bersama-sama.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

bagaimana life skill siswa pada pembelajaran koloid bila dilakukan dengan

pendekatan chemo-entrepreneurship. Karena life skill sangat dibutuhkan

pada zaman ini. Life skill siswa dapat diasah dengan pemberian pendidikan

life skill yang diterapkan oleh sekolah.

Pendidikan life skill merupakan pendidikan yang bersifat aplikatif

dan konseptual. Peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu, namun

dengan adanya pendidikan life skill, siswa didorong untuk memiliki

kemampuan lain dari ilmu yang telah mereka dapatkan. Sehingga dengan

demikian, pembelajaran di sekolah akan terasa langsung manfaatnya

bahwa apa yang mereka pelajari memang benar nyata ada di sekeliling

mereka dan mereka dapat mengaplikasikannya langsung. Tanpa mereka

sadari, mereka mampu mengembangkan konsep koloid menjadi suatu hal

yang memiliki nilai jual, terbukti dengan persentase kecakapan vokasional

sebesar 57,19%. Meskipun tergolong rendah, mereka memiliki potensi

untuk terus mengembangkannya. Didukung dengan kecakapan sosial yang

sangat bagus, tercatat 83,76% siswa yang mengembangkannya, siswa

mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik hal ini menjadi

modal untuk dapat terus mengembangkan kemampuan mereka di bidang

entrepreneur berdasarkan konsep koloid.

Page 71: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian analisis life skill

siswa melalui pendekatan chemo-entrepreneurship pada materi koloid, life

skill generik siswa tergolong sangat baik dengan persentase 81,10% dan life

skill spesifik siswa tergolong baik dengan persentase 67,96%.

B. Saran

1. Pendidikan life skill perlu dikembangkan oleh guru agar siswa memiliki

bekal untuk masa depannya kelak. Pendekatan chemo-entrepreneurship

disarankan untuk diterapkan kepada siswa karena mampu menggali

potensi dan life skill siswa terutama di bidang entrepreneur.

2. Perlu dikembangkan lagi penelitian yang dapat memotivasi kecakapan

vokasional siswa

Page 72: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

59

59

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H., & Faizin, H. (2010). Teologi Entrepreneurship. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Jakarta: Grasindo.

Anwar. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta.

Anto. (2014). Panitia Umumkan Rekapitulasi SNMPTN 2014. Bandung: ITB

News.

Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya Offset

Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Astamoen, M. P. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa

Indonesia. Bandung: Alfabeta.

Aqib, Z. (2011). Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (Life Skill). Bandung:

CV. Yrama Widya.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Badan Pusat Statistik. (2011). Data Strategis BPS. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Brady, J. E. (1992). Kimia Universitas Asas & Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Crispin, S., Dibben, M., Auley, A. Mc., Hoell, R. C., & Miles, M. P. (2013). To Teach or

Try: A Continuum of Approaches to Entrepreneurship Education in Australia.

American Journal of Entrepreneurship Vol. 6, no.2, pp. 94-109.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

. (2007). Konsep Pengembangan Model

Integrasi Kurikulum Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas.

Elfindri., Rumengan, J., Wello, M. B., Tobing, P., Yanti, F., Eriyani, E., & Indra,

R. (2011). Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media.

Hakim, L. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Harsanto, R. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.

Page 73: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

60

60

Iriantara, Y., & Syaripudin, U. (2013). Komunikasi Pendidikan. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Juliandi, A., Irfan., & Manurung, S. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis Konsep

dan Aplikasi. Medan: UMSU Press.

Keenan, C. W., Kleinfelter., & Wood. (1984). Kimia Untuk Universitas.

Jakarta: Erlangga.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Salinan Lampiran Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang

Standar Kompetensi Lulusan Penidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Kemendikbud.

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2016). Wirausaha Perlu

Ditanamkan Sejak Dini. Jakarta: Kemenperin.

Kusuma, E., & Siadi, K. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi

Chemo-Entrepreneurship Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Life

Skill Mahasiwa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.4, No.1.

Kuswati, T. M., Ernavita., Ratih., & Elly M. (2014). Konsep dan Penerapan

Kimia SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Lapau, B. (2012). Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan

Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Oxtoby, D. W., Gills, H. P., & Nachtrieb, N. H. (2001). Prinsip-prinsip Kimia

Modern. Jakarta:Erlangga.

Paristiowati, M., Slamet, R., & Sebastian, R. (2014). Chemo-entrepreneurship:

learning approach for improving student’s cooperation and

communication. Procedia-Social and Behavioral Sciences 174 (2015)

1723 – 1730.

Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lukis Pelangi

Aksara.

Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat

– Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Roudhonah. (2007). Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sastrohamidjojo, H. (2010). Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group.

Page 74: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

61

61

Singh, H., & Gera, M. (2015). Strategies for Developpment of Life Skills and

Global Competencies. International Journal of Scientific Research

Volume: 4, Issue: 6, June 2015 ISSN No 2277-8179.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumarti, S. S., Supartono., & Diniy, H. H. (2014). Material Module Development

of Colloid Orienting on Local-Advantage-Based Chemo-Entrepreneurship

to Improve Student’s Soft Skill. International Journal of Humanities and

Management Sciences (IJHMS) Volume 2, Issue 1 (2014) ISSN 2320-4044.

Supartono. (2006). Upaya Peningkatan dan Kreativitas Siswa SMA melalui

Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Chemo-entrepreneurship

(CEP). Proceeding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia.

Surya, M. (2004). Bunga Rampai Guru dan Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.

Suryana. (2009). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Susiwi. (2007). Kecakapan Hidup (Life Skill) Handout Perencanaan

Pembelajaran Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suyono., & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Tim Broad Based Education Depdiknas. (2003). Pola Pelaksanaan Pendidikan

Kecakapan Hidup. Surabaya: Surabaya Intellectual Club.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.

Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang

Dasar, Fungsi dan Tujuan. diakses dari

http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf. Pada 6 November 2015

pukul 17.07

World Health Organization. (1997). Life Skill Education For Children and

Adolescents in School. Geneva: Division of Mental Health and

Prevention of Substance Abuse.

Wibowo, W. (2011). Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta: PT. Kompas

Media Nusantara

Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Page 75: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 76: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

62

Lampiran: 1

PERHITUNGAN PERSENTASE LIFE SKILL

LEMBAR OBSERVASI

Kel

om

pok

Life Skill Generik Life Skill Spesifik

Kecakapan Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik Kecakapan Vokasional

Kecakapan Mengenal

Diri

Kecakapan

Berpikir Kecakapan Berkomunikasi

Kecakapan

Bekerjasama

Melaksanakan Penelitian

Melakukan Identifikasi Keterampilan Mampu Bersaing

Etos Kerja

Dis

ipli

n

Mem

elih

ara

Lin

gk

ung

an

Ber

pik

ir

Kre

atif

Men

yam

pai

kan

Pen

dap

at

Men

yam

pai

kan

Ide

Sal

ing

Mem

ban

tu

No

Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

1

Adibah 1 0 0 3 2 2 3 3 3 3 1 1 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3

Zeifar 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 3 3 0 0 1 0 0 0

Alfian 1 0 0 3 1 1 0 0 0 0 3 1 3 1 3 3 0 0 1 0 0 0

Wahid 1 0 0 3 1 1 0 0 0 0 3 1 1 1 3 3 0 0 1 0 0 0

Ardana 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 3 3 0 0 1 0 0 0

2

Dwi Cahyo 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 0 0

Iqbal 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3

Nurafni 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3

Iftias 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0

Dinda 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 0 0 0

Page 77: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

63

3

Novitasari 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0

Dewi 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 2 2 0 0 3 3 3 0

Septia 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 0 3

Nur Irpan 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0

Vina 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0

Rizqi 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 0

4

wais 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 3 0 0 3

Siti 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 0 3

Risya 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 3 0

Hadifahli 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 0 3 3 0 0 3

Galuh 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 1 0 0 3 3 3 0

Kukuh 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 0

5

Hanif 2 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 0 0

Yazid 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 0 0

Hafizha 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3

Fauzyanti 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 3 0

Annysa 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3

Veronica 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 3 0

6

Sagita 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0

Fauzan 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 0 0 0

Anas 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 0 0 0

Rosa 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 0 3 0

Irbach 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 3 0 3 0

Vegi 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 3 3 0 0 3

JUMLAH 83 87 87 71 78 74 90 75 90 90 90 59 91 89 80 81 35 45 94 54 39 30

Page 78: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

64

MAKS 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102

PERSENTASE 81,37 85,29 85,29 69,61 76,47 72,55 88,24 73,53 88,24 88,24 88,24 57,84 89,22 87,25 78,43 79,41 34,31 44,12 92,16 52,94 38,24 29,41

RATA-RATA

83,33 77,45 74,51 80,88 88,24

73,04 83,57 39,21 92,16 40,20

80,39 77,69

78,30 57,19 82,96

81,67 67,75

Page 79: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

65

Lampiran: 2

PERHITUNGAN PERSENTASE LIFE SKILL

LKS

Kel

om

po

k

Life Skill Generik Life Skill Spesifik

Kecakapan

Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik Kecakapan Vokasional

Kecakapan

Berpikir

Kecakapan

Berkomunikasi

Kecakapan

Bekerjasama Melaksanakan

Penelitian

Melakukan

Identifikasi Keterampilan

Mampu

Bersaing Etos Kerja

Berpikir

Kreatif

Menyampaikan

Ide

Saling

Membantu

Aktifitas

Nama 6 4 5 Keseluruhan 8 11 12 13 14 9 10 15 16a 16b 16c

1

Adibah 3 3 3 3 1 1 0 0 3 3 3 3 3 3 3

Zeifar 0 0 0 0 1 1 0 0 3 0 0 1 0 0 0

Alfian 3 0 0 0 3 1 3 1 3 0 0 1 0 0 0

Wahid 3 0 0 0 3 1 1 1 3 0 0 1 0 0 0

Ardana 0 0 0 0 1 1 0 0 3 0 0 1 0 0 0

2

Dwi Cahyo 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 0 0

Iqbal 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3

Nurafni 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

Iftias 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0

Dinda 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 0

3 Novitasari 1 3 0 3 2 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0

Page 80: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

66

Dewi 1 3 0 3 2 3 3 3 2 0 0 3 3 3 0

Septia 1 3 0 3 2 3 3 3 3 0 0 3 3 0 3

Nur Irpan 1 3 3 3 2 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0

Vina 1 3 0 3 2 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0

Rizqi 1 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 0 0

4

Wais 2 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 3 0 0 3

Siti 2 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 0 3

Risya 2 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 3 0

Hadifahli 2 3 3 3 3 3 3 3 2 0 3 3 0 0 3

Galuh 3 3 3 3 3 3 3 3 1 0 0 3 3 3 0

Kukuh 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 0

5

Hanif 0 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 0 0

Yazid 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 0 0

Hafizha 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 3 3

Fauzyanti 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 3 0

Annysa 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

Veronica 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 3 0

6

Sagita 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 3 0 0

Fauzan 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 0 0 0

Anas 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 0 0 0

Rosa 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 0 3 0

Irbach 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 3 0 3 0

Vegi 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 0 0 3

JUMLAH 71 90 75 90 90 59 91 89 81 35 45 94 54 39 30

MAKS 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102

Page 81: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

67

PERSENTASE 69,61 88,24 73,53 88,24 88,24 57,84 89,22 87,25 79,41 34,31 44,12 92,16 52,94 38,24 29,41

RATA-RATA 69,61

80,88 88,24 73,04 85,29 39,22 92,16 40,20

84,56 79,17 57,19

77,09 68,18

Page 82: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

68

68

Lampiran : 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Materi : Koloid

Kelas/Semester : XI IPA / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan ke- : 1 (Satu)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,

procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,

kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME

dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran

kreatif manuasia yang kebenarannya bersifat tentatif

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,

terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,

Page 83: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

69

kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan

melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari

3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan

pengalaman membuat beberapa jenis koloid

C. Indikator Pembelajaran

3.15.1 Mendiskusikan produk koloid yang akan dibuat

4.14.1 Mengajukan ide untuk menentukan produk koloid yang akan dibuat

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mendiskusikan produk koloid yang akan dibuat melalui diskusi

kelompok

2. Siswa mampu mengajukan ide untuk menentukan produk koloid yang akan

dibuat melalui diskusi kelompok

E. Materi

Berdasarkan pada ukuran partikel zat yang ada dalam campuran maka

campuran dapat dibedakan menjadi larutan, suspensi, dan koloid.

Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut dan pelarut,

maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi (zat

terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel

tanah liat sebagai fase terdispersi, sedangkan air merupakan medium pendispersi.

Dalam sistem koloid, baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa

gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita mengenal delapan macam sistem koloid.

Macam-macam sistem koloid adalah sebagai berikut:

Zat

terdispersi

Zat

pendispersi

Jenis Koloid Contoh

Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir,

busa sabun

Gas Padat Busa padat Batu apung, karet

busa

Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan

Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu

Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega

Padat Gas Aerosol padat Asap, debu

Padat Cair Sol Kebanyakan cat, pati

dalam air, selai, agar-

agar/puding

Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi

Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel

berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau mengubah

Page 84: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

70

partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat

dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.

Susu, es krim, puding/agar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi

makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka ternyata

kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan pada prinsip

kimia, yakni koloid.

Sistem koloid memiliki beberapa sifat antara lain:

1. Efek Tyndall

Untuk menentukan larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid.

Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak

lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam suspensi koloid cahaya

dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah.

2. Gerakan Brown

Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang

tinggi (atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak

terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-

zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown.

3. Adsorpsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik

pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.

Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah

permukaan disebut absorpsi.

4. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Penggumpalan

ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara mekanis, fisis, dan kimia.

Mekanis dilakukan dengan cara pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar-

agar dan selai merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis,

karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat cottrel

digunakan untuk menggumpalkan asap atau debu dari cerobong pabrik, hal ini

merupakan contoh dari cara fisis. Sedangkan penggumpalan dengan cara kimia

dilakukan dengan menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam koloid.

5. Koloid Pelindung

Sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain disebut koloid pelindung.

Yang berperan sebagai koloid pelindung disebut emulgator. Seperti pada susu,

mayones, margarin, dan jeli. Mayones merupakan suatu emulsi lemak cair,

seperti minyak zaitun atau minyak jagung dalam air. Kuning telur dalam

mayones berfungsi sebagai bahan penstabil emulsi.

Pembuatan selai buah menggunakan prinsip koloid yakni pembuatan koloid

dengan cara mekanik (dispersi langsung). Cara mekanik dilakukan dengan

memperkecil ukuran butir-butir kasar dengan cara menggiling atau menggerus koloid

sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium

pendispersi. Pada pembuatan selai buah, buah yang awalnya berbentuk utuh,

dipotong-potong kemudian dihaluskan dan diaduk, hingga menjadi selai.

Page 85: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

71

Cara peptisasi dilakukan pada pembuatan agar-agar, dengan cara memecah

partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Agar-agar ini dipeptisasi

oleh air, sehingga terbentuk gumpalan atau endapan.

Mayonaise dibuat menjadi koloid dengan cara kondensasi atau

penggumpalan partikel yang sangat kecil. Untuk membentuk koloid ini, digunakan

zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat menarik zat cair, emulgatornya

adalah kuning telur.

F. Pendekatan dan Metode

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Diskusi kelompok

G. Media dan Sumber Belajar

1. Media : Gambar produk koloid (agar-agar, selai, dan

mayonnaise)

2. Sumber Belajar : - Buku paket pelajaran kimia kelas XI (Kuswati, Tine

Maria.,

Ernavita., Ratih., & Elly Marwati. (2014). Konsep dan

Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.)

- Lembar Kerja Siswa

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Waktu

1. Kegiatan

awal

(Apersepsi)

Guru mengorientasikan perhatian siswa dengan

mengucapkan salam

Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara

demokratis, sesuai dengan keinginan siswa

Guru menanyakan kepada siswa jenis makanan

yang biasa mereka makan saat sarapan

10

menit

2. Kegiatan Inti

Mengamati

Guru memberikan gambar jenis makanan

produk koloid (agar-agar, selai, dan mayones)

untuk membangun motivasi dan rasa ingin tahu

siswa bagaimana produk itu dapat dibuat

berdasarkan prinsip koloid sebagai wujud rasa

syukur kepada Tuhan YME

Guru mengarahkan siswa untuk membuat

produk koloid (puding, selai, dan mayones).

70

menit

Page 86: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

72

Setiap 2 kelompok diarahkan untuk membuat

produk koloid yang sama

Guru mengarahkan setiap kelompok untuk

melihat sumber (https://cookpad.com) lalu

menuliskan produk koloid yang akan dibuat

pada kolom pencarian sebagai referensi

pembuatan produk koloid sesuai dengan produk

yang telah mereka pilih,

Menanya

Siswa bertanya dengan kritis mengenai

mekanisme percobaan yang akan dilakukan

Mencoba

Siswa berdiskusi dengan disiplin bersama

kelompoknya untuk menentukan produk koloid

apa yang akan mereka buat

Siswa menuliskan ide bahan baku yang akan

digunakan untuk pembuatan produk koloid

dengan teliti

Menalar

Siswa berdiskusi dan berpikir kreatif untuk

berinovasi membuat produk yang baru

Siswa berdiskusi dan berpikir kreatif untuk

membuat sketsa pembuatan produk koloid

Mengomunikasikan

Siswa menyampaikan dengan komunikatif

kepada guru tentang hasil diskusi yang telah

mereka lakukan dengan teman kelompoknya

3. Kegiatan

Akhir

(Penutup)

Guru membimbing dan mengarahkan siswa

untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan

Siswa disarankan untuk tetap semangat belajar

10

menit

I. Penilaian

Aspek yang dinilai adalah life skill siswa berdasarkan indikator life skill berikut:

Penilaian Life Skill

No Aspek yang

diamati

Indikator Pernyataan Skor

4

Skor

3

Skor

2

Skor

1

1.

Kecakapan

Berkomuni-

kasi

Menyampai-

kan ide

Menyampaikan ide dengan

menuliskan produk koloid

apa yang akan dibuat

2.

Menyampaikan ide dengan

menuliskan bahan baku yang

akan digunakan untuk

membuat produk koloid

3. Kecakapan

Berpikir

Berpikir

kreatif

Berinovasi memodifikasi

produk koloid yang dipilih

dengan kreatif

4. Membuat sketsa pembuatan

produk koloid dengan kreatif

Page 87: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

73

Rubrik Penilaian:

Penilaian Life Skill

Pernyataan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 0

Menyampaikan

ide dengan

menuliskan

produk koloid apa

yang akan dibuat

1. Menuliskan jenis produk

koloid yang akan dibuat

2. Sesuai dengan materi

pembelajaran

3. Merupakan produk

koloid yang beda dari

yang lain

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan 1

dari 2 kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Menyampaikan

ide dengan

menuliskan bahan

baku yang akan

digunakan untuk

membuat produk

koloid

1. Menuliskan bahan baku

yang akan digunakan

untuk membuat produk

koloid

2. Merupakan bahan baku

yang beda dari yang lain

3. Sesuai dengan produk

koloid

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan 1

dari 2 kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Berinovasi

memodifikasi

produk koloid

yang dipilih

dengan kreatif

Membuat produk yang:

1. Belum ada di pasaran

2. Unik

3. Menarik

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan 1

dari 2 kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Membuat sketsa

pembuatan

produk koloid

dengan kreatif

Membuat sketsa pembuatan

produk koloid secara:

1. Berurutan

2. Rapih

3. Dapat dipahami

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan 1

dari 2 kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Penilaian life skill siswa:

% siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Dengan kriteria life skill siswa sebagai berikut:

Persentase (%) Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. H. Sentot Sumitro

NIP. 195912221987031004

Page 88: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

74

Lampiran : 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Materi : Koloid

Kelas/Semester : XI IPA / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan ke- : 2 (Dua)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,

procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,

kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME

dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran

kreatif manuasia yang kebenarannya bersifat tentatif

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,

terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,

kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan

melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari

Page 89: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

75

3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid

berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

C. Indikator Pembelajaran

3.15.2 Membaca materi koloid untuk menentukan kesesuaian produk yang

akan dibuat dengan jenis koloid

3.15.3 Memberi label pada produk koloid yang dibuat

4.15.2 Merancang pembuatan produk koloid

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu membaca materi koloid untuk menentukan kesesuaian produk

yang akan dibuat dengan jenis koloid melalui kegiatan mandiri

2. Siswa mampu memberi label pada produk koloid yang dibuat

3. Siswa mampu merancang pembuatan produk koloid melalui diskusi kelompok

E. Materi

Berdasarkan pada ukuran partikel zat yang ada dalam campuran maka

campuran dapat dibedakan menjadi larutan, suspensi, dan koloid.

Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut dan pelarut,

maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi (zat

terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel

tanah liat sebagai fase terdispersi, sedangkan air merupakan medium pendispersi.

Dalam sistem koloid, baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa

gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita mengenal delapan macam sistem koloid.

Macam-macam sistem koloid adalah sebagai berikut:

Zat

terdispersi

Zat

pendispersi

Jenis Koloid Contoh

Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir, busa sabun

Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa

Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan

Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu

Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega

Padat Gas Aerosol padat Asap, debu

Padat Cair Sol Kebanyakan cat, pati dalam air,

selai, agar-agar/puding

Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi

Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel

berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau mengubah

partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat

dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.

Susu, es krim, puding/agar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi

makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka ternyata

Page 90: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

76

kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan pada prinsip

kimia, yakni koloid.

Sistem koloid memiliki beberapa sifat antara lain:

6. Efek Tyndall

Untuk menentukan larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid.

Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak

lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam suspensi koloid cahaya

dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah.

7. Gerakan Brown

Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang

tinggi (atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak

terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-

zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown.

8. Adsorpsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik

pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.

Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah

permukaan disebut absorpsi.

9. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Penggumpalan

ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara mekanis, fisis, dan kimia.

Mekanis dilakukan dengan cara pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar-

agar dan selai merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis,

karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat cottrel

digunakan untuk menggumpalkan asap atau debu dari cerobong pabrik, hal ini

merupakan contoh dari cara fisis. Sedangkan penggumpalan dengan cara kimia

dilakukan dengan menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam koloid.

10. Koloid Pelindung

Sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain disebut koloid pelindung.

Yang berperan sebagai koloid pelindung disebut emulgator. Seperti pada susu,

mayones, margarin, dan jeli. Mayones merupakan suatu emulsi lemak cair,

seperti minyak zaitun atau minyak jagung dalam air. Kuning telur dalam

mayones berfungsi sebagai bahan penstabil emulsi.

Pembuatan selai buah menggunakan prinsip koloid yakni pembuatan koloid

dengan cara mekanik (dispersi langsung). Cara mekanik dilakukan dengan

memperkecil ukuran butir-butir kasar dengan cara menggiling atau menggerus koloid

sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium

pendispersi. Pada pembuatan selai buah, buah yang awalnya berbentuk utuh,

dipotong-potong kemudian dihaluskan dan diaduk, hingga menjadi selai.

Cara peptisasi dilakukan pada pembuatan agar-agar, dengan cara memecah

partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Agar-agar ini dipeptisasi

oleh air, sehingga terbentuk gumpalan atau endapan.

Page 91: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

77

Mayonaise dibuat menjadi koloid dengan cara kondensasi atau

penggumpalan partikel yang sangat kecil. Untuk membentuk koloid ini, digunakan

zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat menarik zat cair, emulgatornya

adalah kuning telur.

F. Pendekatan dan Metode

3. Pendekatan : Saintifik

4. Metode : Diskusi kelompok dan tanya jawab

G. Media dan Sumber Belajar

3. Media : Gambar puding, gambar selai, gambar mayones, dan

powerpoint

4. Sumber Belajar : - Buku paket pelajaran kimia kelas XI (Kuswati, Tine

Maria.,

Ernavita., Ratih., & Elly Marwati. (2014). Konsep dan

Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013.

Jakarta: Bumi Aksara.)

- Lembar Kerja Siswa

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Waktu

4. Kegiatan awal

(Apersepsi) Guru mengorientasikan perhatian siswa

dengan mengucapkan salam

Guru memastikan bahwa siswa telah

duduk berdasarkan kelompoknya masing-

masing

10 menit

5. Kegiatan Inti

Mengamati

Guru mengarahkan siswa untuk

mengamati dengan teliti landasan teori

yang ada pada LKS

70 menit

Menanya

Siswa bertanya dengan kritis apakah

produk koloid yang mereka buat telah

sesuai dengan materi koloid

Siswa bertanya dengan terbuka mengenai

progress produk koloid yang telah mereka

diskusikan pada pertemuan sebelumnya

Mencoba

Siswa membaca dengan teliti untuk lebih

memahami materi koloid

Siswa diarahkan untuk merancang

pembuatan produk koloid yang akan

mereka buat dengan menuliskan alat dan

bahan yang diperlukan serta menuliskan

langkah percobaan yang akan mereka

lakukan dengan teliti untuk pembuatan

Page 92: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

78

produk koloid

Siswa diarahkan untuk merencanakan label

nama serta kemasan yang akan mereka

pakai dengan kreatif untuk produk koloid

yang akan mereka buat

Menalar

Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi

dengan teliti apakah produk koloid yang

dibuat sesuai dengan materi koloid

Mengomunikasikan

Siswa menyampaikan dengan komunikatif

kepada guru tentang hasil diskusi yang

telah mereka lakukan dengan teman

kelompoknya

6. Kegiatan

Akhir

(Penutup)

Guru membimbing dan mengarahkan

siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

yang telah dilakukan

Siswa disarankan untuk tetap semangat

belajar

10 menit

I. Penilaian

Aspek yang dinilai adalah life skill siswa berdasarkan indikator life skill berikut:

Penilaian Life Skill

No Aspek

yang

diamati

Indikator Pernyataan Skor

4

Skor

3

Skor

2

Skor

1

1. Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi jenis

koloid dari produk koloid

yang dibuat

Melaksana

kan

Penelitian

Merencanakan dan

merancang pembuatan

produk koloid dengan

menuliskan alat dan bahan

yang akan digunakan

untuk melaksanakan

penelitian

2. Kecakapan

Vokasional

Keterampil

an

Ikut berkontribusi

merencanakan pembuatan

label nama pada produk

koloid yang dibuat untuk

mengasah keterampilan

Ikut berkontribusi

merencanakan pembuatan

kemasan untuk produk

koloid yang dibuat untuk

mengasah keterampilan

Page 93: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

79

Rubrik Penilaian:

Penilaian Life Skill

Pernyataan Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

Mengidentifikasi

jenis koloid dari

produk koloid yang

dibuat

1. Menuliskan wujud

zat terdispersi (bahan

1) yang benar

2. Menuliskan wujuc

zat pendispersi

(bahan 2) yang benar

3. Menuliskan jenis

koloid yang benar

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan 1

dari 2 kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Merencanakan dan

merancang

pembuatan produk

koloid dengan

menuliskan alat dan

bahan yang akan

digunakan untuk

melaksanakan

penelitian

1. Menuliskan alat dan

bahan yang sesuai

dengan percobaan

2. Lengkap

3. Praktis

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan 1

dari 2 kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Ikut berkontribusi

merencanakan

pembuatan label

nama pada produk

koloid yang dibuat

untuk mengasah

keterampilan

Ikut berkontribusi

merencanakan pembuatan

label nama pada produk

koloid yang dibuat untuk

mengasah keterampilan

Selalu ikut

berkontribusi

membuat label

nama produk dan

menghasilkan

label nama produk

yang menarik

Sering ikut

berkontribusi

membuat label

nama produk

dan

menghasilkan

label nama

produk yang

menarik

Pernah ikut

berkontribusi

membuat label

nama produk

dan

menghasilkan

label nama

produk yang

kurang menarik

Ikut berkontribusi

merencanakan

pembuatan kemasan

untuk produk koloid

yang dibuat untuk

mengasah

keterampilan

Selalu ikut berkontribusi

membuat kemasan produk

dan menghasilkan

kemasan yang menarik

Sering ikut

berkontribusi

membuat

kemasan produk

dan menghasilkan

kemasan yang

menarik

Pernah ikut

berkontribusi

membuat

kemasan produk

dan

menghasilkan

kemasan yang

kurang menarik

Tidak pernah

ikut

berkontribusi

membuat

kemasan produk

Penilaian life skill siswa:

% siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Dengan kriteria life skill siswa sebagai berikut:

Persentase (%) Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. H. Sentot Sumitro

NIP. 195912221987031004

Page 94: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

80

Lampiran : 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Materi : Koloid

Kelas/Semester : XI IPA / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan ke- : 3 (Tiga)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,

procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,

kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME

dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran

kreatif manuasia yang kebenarannya bersifat tentatif

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,

terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,

kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan

melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari

3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid

berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

Page 95: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

81

C. Indikator Pembelajaran

3.15.4 Menentukan jenis koloid dari produk koloid yang dibuat

3.15.5 Menentukan sifat-sifat sistem koloid dari produk koloid yang dibuat

3.15.6 Menentukan peran koloid dalam kehidupan sehari-hari

3.15.7 Menghitung hasil penjualan produk koloid yang dibuat

4.15.3 Membuat produk koloid dengan beberapa jenis koloid

4.15.4 Memproduksi dan menjual produk koloid yang dibuat

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menuliskan hasil pengamatan pada saat pembuatan produk koloid

melalui diskusi kelompok

2. Siswa mampu menghitung hasil penjualan produk koloid yang dibuat melalui

diskusi kelompok

3. Siswa mampu menentukan jenis koloid dari produk koloid yang dibuat melalui

diskusi kelompok

4. Siswa mampu menentukan sifat-sifat sistem koloid dari produk koloid yang

dibuat melalui diskusi kelompok

5. Siswa mampu menentukan peran koloid dalam kehidupan sehari-hari melalui

diskusi kelompok

6. Siswa mampu membuat produk koloid dengan beberapa jenis koloid melalui

kegiatan praktikum

7. Siswa mampu memproduksi dan menjual produk koloid yang dibuat melalui

kegiatan praktikum

E. Materi

Berdasarkan pada ukuran partikel zat yang ada dalam campuran maka

campuran dapat dibedakan menjadi larutan, suspensi, dan koloid.

Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut dan pelarut,

maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi (zat

terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel

tanah liat sebagai fase terdispersi, sedangkan air merupakan medium pendispersi.

Dalam sistem koloid, baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa

gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita mengenal delapan macam sistem koloid.

Macam-macam sistem koloid adalah sebagai berikut:

Zat

terdispersi

Zat

pendispersi Jenis Koloid Contoh

Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir, busa sabun

Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa

Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan

Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu

Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega

Padat Gas Aerosol padat Asap, debu

Padat Cair Sol Kebanyakan cat, pati dalam air, selai,

agar-agar/puding

Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi

Page 96: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

82

Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel

berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau mengubah

partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat

dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.

Susu, es krim, puding/agar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi

makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka ternyata

kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan pada prinsip

kimia, yakni koloid.

Sistem koloid memiliki beberapa sifat antara lain:

1. Efek Tyndall

Untuk menentukan larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid.

Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak

lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam suspensi koloid cahaya

dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah.

2. Gerakan Brown

Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang

tinggi (atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak

terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-

zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown.

3. Adsorpsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik

pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.

Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah

permukaan disebut absorpsi.

4. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Penggumpalan

ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara mekanis, fisis, dan kimia.

Mekanis dilakukan dengan cara pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar-

agar dan selai merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis,

karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat cottrel

digunakan untuk menggumpalkan asap atau debu dari cerobong pabrik, hal ini

merupakan contoh dari cara fisis. Sedangkan penggumpalan dengan cara kimia

dilakukan dengan menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam koloid.

5. Koloid Pelindung

Sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain disebut koloid pelindung.

Yang berperan sebagai koloid pelindung disebut emulgator. Seperti pada susu,

mayones, margarin, dan jeli. Mayones merupakan suatu emulsi lemak cair,

seperti minyak zaitun atau minyak jagung dalam air. Kuning telur dalam

mayones berfungsi sebagai bahan penstabil emulsi.

Pembuatan selai buah menggunakan prinsip koloid yakni pembuatan koloid

dengan cara mekanik (dispersi langsung). Cara mekanik dilakukan dengan

memperkecil ukuran butir-butir kasar dengan cara menggiling atau menggerus koloid

sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium

Page 97: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

83

pendispersi. Pada pembuatan selai buah, buah yang awalnya berbentuk utuh,

dipotong-potong kemudian dihaluskan dan diaduk, hingga menjadi selai.

Cara peptisasi dilakukan pada pembuatan agar-agar, dengan cara memecah

partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Agar-agar ini dipeptisasi

oleh air, sehingga terbentuk gumpalan atau endapan.

Mayonaise dibuat menjadi koloid dengan cara kondensasi atau

penggumpalan partikel yang sangat kecil. Untuk membentuk koloid ini, digunakan

zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat menarik zat cair, emulgatornya

adalah kuning telur.

Perhitungan koloid diawali dengan menghitung modal lalu menghitung

banyaknya produk koloid yang terjual. Untuk mengetahui keuntungan atau kerugian

dengan menghitung selisih modal dan total penjualan, sedangkan untuk menghitung

persentase keuntungan atau kerugian menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑥 100%

F. Pendekatan dan Metode

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Kegiatan praktikum dan diskusi kelompok

G. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat : Panci, kompor, wadah, pengaduk, agar-agar, buah-

buahan, gula, telur ayam, minyak, dll.

2. Sumber Belajar : - Buku paket pelajaran kimia kelas XI (Kuswati, Tine

Maria., Ernavita., Ratih., & Elly Marwati. (2014).

Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI

Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.)

- Lembar Kerja Siswa

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Waktu

1. Kegiatan

awal

(Apersepsi)

Guru mengorientasikan perhatian siswa dengan

mengucapkan salam

Siswa berkumpul dengan teman kelompoknya

5 menit

2. Kegiatan

Inti

Mengamati

Siswa mengamati dengan teliti kelengkapan alat

dan bahan yang mereka perlukan untuk

pembuatan produk koloid

80

menit

Menanya

Siswa bertanya dengan kritis mengenai

bagaimana mekanisme percobaan yang akan

dilakukan

Page 98: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

84

Mencoba

Siswa membaca dengan teliti LKS yang telah

diberikan oleh guru

Siswa melakukan percobaan pembuatan olahan

makanan sesuai dengan prinsip koloid dengan

teliti, ulet, dan menggunakan kreativitas mereka

menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan

produk yang akan mereka buat dengan alat dan

bahan yang tekah mereka tentukan

Siswa menjual hasil produk yang telah mereka

buat dengan disiplin

Guru membimbing dan mengarahkan siswa

dalam mengisi lembar kerja siswa berdasarkan

hasil percobaan yang telah didapat

Menalar

Siswa mencatat hasil percobaan dengan jujur

sesuai dengan apa yang didapat

Siswa menganalisis produk koloid yang mereka

buat dan menentukan jenis dan sifat koloid dari

produk yang telah mereka buat

Siswa menganalisis keuangan (modal, dan

keuntungan/kerugian) dengan teliti dari produk

yang mereka jual

Mengomunikasikan

Siswa menyajikan produk koloid yang telah

mereka buat

3. Kegiatan

Akhir

(Penutup)

Guru membimbing dan mengarahkan siswa

untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan

Siswa disarankan untuk tetap semangat belajar

5 menit

I. Penilaian

Aspek yang dinilai adalah life skill siswa berdasarkan indikator life skill berikut:

Penilaian Life Skill

No Aspek

yang

diamati

Indikator Pernyataan Skor

4

Skor

3

Skor

2

Skor

1

1. Kecakapan

Akademik

Melaksana

kan

Penelitian

Merencanakan dan

merancang pembuatan

produk koloid dengan

menuliskan langkah

percobaan pada saat

pelaksanaan penelitian

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi jenis

koloid dari produk koloid

yang dibuat

Mengidentifikasi sifat

koloid dari produk koloid

hasil eksperimen

Mengidentifikasi dengan

Page 99: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

85

menuliskan kesesuaian

produk koloid yang dibuat

dengan materi koloid

Mengidentifikasi dengan

menuliskan peran dari sifat

produk koloid yang dibuat

dalam kehidupan sehari-

hari

2

Kecakapan

Bekerjasa

ma

Saling

Membantu

Bekerjasama dengan

anggota kelompok pada

saat bereksperimen

Memberi saran pada

kelompok selama proses

praktikum

3. Kecakapan

Vokasional Etos Kerja

Ikut berkontribusi

menghitung keuntungan atau

kerugian dari penjualan

produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Ikut berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian dari

penjualan produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Rubrik Penilaian:

Penilaian Life Skill

Pernyataan Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

Merencanakan dan

merancang

pembuatan produk

koloid dengan

menuliskan langkah

percobaan pada saat

pelaksanaan

penelitian

1. Menuliskan langkah

percobaan

2. Menempelkan foto pada

setiap langkah percobaan

3. Memberikan keterangan

pada langkah percobaan

Melaksanakan

2 dari 3

kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Mengidentifikasi jenis

koloid dari produk

koloid yang dibuat

1. Menuliskan wujud zat

terdispersi (bahan 1)

yang benar

2. Menuliskan wujuc zat

pendispersi (bahan 2)

yang benar

3. Menuliskan jenis koloid

yang benar

Melaksanakan

2 dari 3

kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Mengidentifikasi sifat

koloid dari produk

koloid hasil eksperimen

1. Menuliskan pengamatan

sesuai dengan perlakuan

2. Menuliskan sifat koloid

yang benar

3. Sesuai dengan konten

pembelajaran (sifat

tersebut ada)

Melaksanakan

2 dari 3

kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Page 100: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

86

Mengidentifikasi

dengan menuliskan

kesesuaian produk

koloid yang dibuat

dengan materi koloid

Menuliskan kesesuaian

produk koloid yang dibuat

dengan:

1. Jenis koloid

2. Sifat koloid

3. Cara pembuatan

yang sesuai dengan materi

koloid

Melaksanakan

2 dari 3

kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Mengidentifikasi

dengan menuliskan

peran dari sifat produk

koloid yang dibuat

dalam kehidupan

sehari-hari

1. Menuliskan sifat dari

produk koloid yang

dibuat

2. Menuliskan peran sifat

koloid tersebut dalam

kehidupan sehari-hari

3. Sifat dan perananannya

sesuai

Melaksanakan

2 dari 3

kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Ikut berkontribusi

menghitung modal yang

digunakan untuk

berkesperimen dengan

teliti untuk memiliki

etos kerja yang baik

Selalu ikut berkontribusi

menghitung modal yang

digunakan untuk

berkesperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Sering ikut

berkontribusi

menghitung

modal yang

digunakan

untuk

berkesperimen

dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Pernah ikut

berkontribusi

menghitung

modal yang

digunakan

untuk

berkesperimen

dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Tidak pernah

ikut

berkontribusi

menghitung

modal yang

digunakan

untuk

berkesperime

n dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Ikut berkontribusi

menghitung keuntungan

atau kerugian dari

penjualan produk koloid

hasil eksperimen

dengan teliti untuk

memiliki etos kerja

yang baik

Selalu ikut berkontribusi

menghitung keuntungan atau

kerugian dari penjualan

produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Sering ikut

berkontribusi

menghitung

keuntungan

atau kerugian

dari penjualan

produk koloid

hasil

eksperimen

dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Pernah ikut

berkontribusi

menghitung

keuntungan

atau kerugian

dari penjualan

produk koloid

hasil

eksperimen

dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Tidak pernah

berkontribusi

menghitung

keuntungan

atau kerugian

dari penjualan

produk koloid

hasil

eksperimen

dengan teliti

untuk mmiliki

etos kerja yg

baik

Ikut berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian

dari penjualan produk

koloid hasil eksperimen

dengan teliti untuk

memiliki etos kerja

yang baik

Selalu ikut berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian dari

penjualan produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Selalu ikut

berkontribusi

menghitung

persentase

keuntungan/ke

rugian dari

penjualan

produk koloid

hasil

eksperimen

dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Pernah ikut

berkontribusi

menghitung

persentase

keuntungan/ke

rugian dari

penjualan

produk koloid

hasil

eksperimen

dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Tidak pernah

berkontribusi

menghitung

persentase

keuntungan/k

erugian dari

penjualan

produk koloid

hasil

eksperimen

dengan teliti

untuk

memiliki etos

kerja yang

baik

Penilaian life skill siswa:

% siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Page 101: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

87

Dengan kriteria life skill siswa sebagai berikut:

Persentase (%) Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. H. Sentot Sumitro

NIP. 195912221987031004

Page 102: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

88

Lampiran : 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta

Mata Pelajaran : Kimia

Materi : Koloid

Kelas/Semester : XI IPA / Genap

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan ke- : 4 (Empat)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,

procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi,

kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME

dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran

kreatif manuasia yang kebenarannya bersifat tentatif

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,

terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,

kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan

melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari

3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid

berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

Page 103: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

89

C. Indikator Pembelajaran

4.15.5 Melaporkan hasil eksperimen di depan kelas

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu melaporkan hasil eksperimen di depan kelas melalui presentasi

kelompok

E. Materi

Berdasarkan pada ukuran partikel zat yang ada dalam campuran maka

campuran dapat dibedakan menjadi larutan, suspensi, dan koloid.

Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut dan pelarut,

maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi (zat

terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel

tanah liat sebagai fase terdispersi, sedangkan air merupakan medium pendispersi.

Dalam sistem koloid, baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa

gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita mengenal delapan macam sistem koloid.

Macam-macam sistem koloid adalah sebagai berikut:

Zat

terdispersi

Zat

pendispersi Jenis Koloid Contoh

Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir, busa sabun

Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa

Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan

Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu

Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega

Padat Gas Aerosol

padat Asap, debu

Padat Cair Sol Kebanyakan cat, pati dalam air, selai,

agar-agar/puding

Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi

Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel

berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau mengubah

partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat

dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.

Susu, es krim, puding/agar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi

makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka ternyata

kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan pada prinsip

kimia, yakni koloid.

Sistem koloid memiliki beberapa sifat antara lain:

1. Efek Tyndall

Untuk menentukan larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid.

Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak

Page 104: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

90

lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam suspensi koloid cahaya

dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah.

2. Gerakan Brown

Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang

tinggi (atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak

terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-

zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown.

3. Adsorpsi

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik

pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik.

Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah

permukaan disebut absorpsi.

4. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Penggumpalan

ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara mekanis, fisis, dan kimia.

Mekanis dilakukan dengan cara pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar-

agar dan selai merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis,

karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat cottrel

digunakan untuk menggumpalkan asap atau debu dari cerobong pabrik, hal ini

merupakan contoh dari cara fisis. Sedangkan penggumpalan dengan cara kimia

dilakukan dengan menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam koloid.

5. Koloid Pelindung

Sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain disebut koloid pelindung.

Yang berperan sebagai koloid pelindung disebut emulgator. Seperti pada susu,

mayones, margarin, dan jeli. Mayones merupakan suatu emulsi lemak cair,

seperti minyak zaitun atau minyak jagung dalam air. Kuning telur dalam

mayones berfungsi sebagai bahan penstabil emulsi.

Pembuatan selai buah menggunakan prinsip koloid yakni pembuatan koloid

dengan cara mekanik (dispersi langsung). Cara mekanik dilakukan dengan

memperkecil ukuran butir-butir kasar dengan cara menggiling atau menggerus koloid

sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium

pendispersi. Pada pembuatan selai buah, buah yang awalnya berbentuk utuh,

dipotong-potong kemudian dihaluskan dan diaduk, hingga menjadi selai.

Cara peptisasi dilakukan pada pembuatan agar-agar, dengan cara memecah

partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Agar-agar ini dipeptisasi

oleh air, sehingga terbentuk gumpalan atau endapan.

Mayonaise dibuat menjadi koloid dengan cara kondensasi atau

penggumpalan partikel yang sangat kecil. Untuk membentuk koloid ini, digunakan

zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat menarik zat cair, emulgatornya

adalah kuning telur.

Page 105: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

91

F. Pendekatan dan Metode

5. Pendekatan : Saintifik

6. Metode : Presentasi kelompok

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : Powerpoint

2. Alat : Proyektor, laptop

H. Sumber Belajar : - Buku paket pelajaran kimia kelas XI (Kuswati, Tine

Maria., Ernavita., Ratih., & Elly Marwati. (2014).

Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI

Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.)

- Lembar Kerja Siswa

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Waktu

1. Kegiatan

awal

(Apersepsi)

Guru mengorientasikan perhatian siswa dengan

mengucapkan salam

Siswa berkumpul dengan teman kelompoknya

5 menit

2. Kegiatan

Inti

Mengamati

Siswa mengamati dengan disiplin arahan guru

tentang sistematika presentasi

80 menit

Menanya

Siswa bertanya dengan terbuka mengenai hal

yang kurang jelas dari arahan guru

Mencoba

Setiap kelompok diundi untuk melakukan

presentasi

Kelompok yang mendapatkan undian maju ke

dapan kelas untuk mempresentasikan hasil

kerjanya dengan disiplin

Siswa yang tidak melakukan presentasi

diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan

kepada kelompok yang melakukan presentasi

Menalar

Siswa memerhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh kelompok lain dengan kritis

Kelompok yang diberikan pertanyaan

mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai

pertanyaan yang diajukan

Mengomunikasikan

Siswa yang melakukan presentasi menjawab

setiap pertanyaan yang diajukan kepada

kelompoknya

3. Kegiatan

Akhir

(Penutup)

Guru membimbing dan mengarahkan siswa

untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan

Siswa disarankan untuk tetap semangat belajar

5 menit

Page 106: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

92

J. Penilaian

Aspek yang dinilai adalah life skill siswa berdasarkan indikator life skill berikut:

Penilaian Life Skill

No

Aspek

yang

diamati

Indikator

Pernyataan Skor

4

Skor

3

Skor

2

Skor

1

1.

Kecakapan

Berkomuni

kasi

Menyampai

kan

Pendapat

Mempresentasikan dan

menyampaikan pendapat

mereka mengenai laporan

hasil eksperimen di depan

kelas

Rubrik Penilaian:

Penilaian Life Skill

Pernyataan Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

Mempresentasikan

dan menyampaikan

pendapat mereka

mengenai laporan

hasil eksperimen di

depan kelas

1. Mempresentasikan laporan

di depan kelas dengan

menggunakan bahasa yang

sopan santun

2. Percaya diri

3. Ilmiah (sesuai dengan

materi koloid)

Melaksanakan

2 dari 3

kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Penilaian life skill siswa:

% siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

Dengan kriteria life skill siswa sebagai berikut:

Persentase (%) Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. H. Sentot Sumitro

NIP. 195912221987031004

Page 107: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

93

Lampiran : 7

LEMBAR OBSERVASI

Berilah skor pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan!

Keterangan:

Skor 3 : Selalu Skor 1 : Jarang

Skor 2 : Sering Skor 0 : Tidak Pernah

Kelompok : ..................................

Penilaian Life Skill

No Aspek yang

diamati Indikator Pernyataan

Siswa 1

....

Siswa 2

....

Siswa 3

....

Siswa 4

....

Siswa 5

....

Siswa 6

....

1. Kecakapan

Mengenal

Diri

Disiplin

Ikut serta secara utuh (dari awal sampai

akhir) di dalam kelompok selama proses

pembuatan produk koloid

2. Memelihara

lingkungan

Menjaga kebersihan selama praktikum

berlangsung

3. Kecakapan

Berpikir

Berpikir

kreatif

Berinovasi memodifikasi produk koloid

yang dipilih dengan kreatif

4. Membuat sketsa pembuatan produk koloid

dengan kreatif

Page 108: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

94

5.

Kecakapan

Berkomuni-

kasi

Menyampai-

kan pendapat

Mempresentasikan kepada pembeli

mengenai produk koloid yang dibuat untuk

menawarkan produk koloid pada saat

menjual produk koloid

6.

Mempresentasikan dan menyampaikan

pendapat mereka mengenai laporan hasil

eksperimen di depan kelas

7.

Menyampai-

kan ide

Menyampaikan ide dengan menuliskan

produk koloid apa yang akan dibuat

8.

Menyampaikan ide dengan menuliskan

bahan baku yang akan digunakan untuk

membuat produk koloid

9. Kecakapan

Bekerja

sama

Saling

membantu

Bekerjasama dengan anggota kelompok

pada saat bereksperimen

10. Memberi saran pada kelompok selama

proses praktikum

11.

Kecakapan

Akademik

Melaksana-

kan penelitian

Merencanakan dan merancang pembuatan

produk koloid dengan menuliskan alat dan

bahan yang akan digunakan untuk

melaksanakan penelitian

12.

Merencanakan dan merancang pembuatan

produk koloid dengan menuliskan langkah

percobaan pada saat pelaksanaan

penelitian

13. Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi jenis koloid dari produk

koloid yang dibuat

Page 109: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

95

14. Mengidentifikasi sifat koloid dari produk

koloid hasil eksperimen

15.

Mengidentifikasi dengan menuliskan

kesesuaian produk koloid yang dibuat

dengan materi koloid

16.

Mengidentifikasi dengan menuliskan peran

dari sifat produk koloid yang dibuat dalam

kehidupan sehari-hari

17.

Kecakapan

Vokasional

Keterampilan

Ikut berkontribusi merencanakan

pembuatan kemasan untuk produk koloid

yang dibuat untuk mengasah keterampilan

18.

Ikut berkontribusi merencanakan

pembuatan label nama pada produk koloid

yang dibuat untuk mengasah keterampilan

19. Mampu

bersaing

Ikut berkontribusi menjual produk koloid

hasil eksperimen untuk bersaing dengan

kelompok lain

20.

Etos Kerja

Ikut berkontribusi menghitung modal yang

digunakan untuk berkesperimen dengan

teliti untuk memiliki etos kerja yang baik

21.

Ikut berkontribusi menghitung keuntungan

atau kerugian dari penjualan produk koloid

hasil eksperimen dengan teliti untuk

memiliki etos kerja yang baik

Page 110: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

96

22.

Ikut berkontribusi menghitung persentase

keuntungan/kerugian dari penjualan

produk koloid hasil eksperimen dengan

teliti untuk memiliki etos kerja yang baik

Jakarta, ................................ 2016

Observer,

(.....................................................)

Page 111: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

97

Lampiran : 8

RUBRIK LEMBAR OBSERVASI

Penilaian Life Skill

No Aspek yang

diamati Indikator Pernyataan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 0

1.

Kecakapan

Mengenal

Diri

Disiplin

Ikut serta secara utuh (dari

awal sampai akhir) di dalam

kelompok selama proses

pembuatan produk koloid

Selalu ikut serta (100%)

secara utuh di dalam

kelompok selama proses

pembuatan produk koloid

Sering ikut serta (75%)

secara utuh di dalam

kelompok selama

proses pembuatan

produk koloid

Pernah ikut serta

(50%) secara utuh di

dalam kelompok

selama proses

pembuatan produk

koloid

Tidak pernah ikut serta

(0%) secara utuh di

dalam kelompok selama

proses pembuatan

produk koloid

2.

Kecakapan

Mengenal

Diri

Memelihara

lingkungan

Menjaga kebersihan selama

praktikum berlangsung

1. Meja kerja tertata rapih

2. Bersih

3. Tidak meninggalkan

sampah

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

3. Kecakapan

Berpikir

Berpikir

kreatif

Berinovasi memodifikasi

produk koloid yang dipilih

dengan kreatif

Membuat produk yang:

4. Belum ada di pasaran

5. Unik

6. Menarik

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

4. Kecakapan

Berpikir

Berpikir

kreatif

Membuat sketsa pembuatan

produk koloid dengan

kreatif

Membuat sketsa pembuatan

produk koloid secara:

4. Berurutan

5. Rapih

6. Dapat dipahami

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

5.

Kecakapan

Berkomuni-

kasi

Menyampai

kan

pendapat

Mempresentasikan kepada

pembeli mengenai produk

koloid yang dibuat untuk

menawarkan produk koloid

pada saat menjual produk

koloid

1. Menawarkan produk

menggunakan bahasa

yang sopan santun sesuai

dengan siapa

konsumennya

2. Tidak memaksa

3. Menarik minat pembeli

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

Page 112: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

98

6.

Kecakapan

Berkomuni-

kasi

Menyampai

-kan

pendapat

Mempresentasikan dan

menyampaikan pendapat

mereka mengenai laporan

hasil eksperimen di depan

kelas

4. Mempresentasikan

laporan di depan kelas

dengan menggunakan

bahasa yang sopan

santun

5. Percaya diri

6. Ilmiah (sesuai dengan

materi koloid)

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

7.

Kecakapan

Berkomuni-

kasi

Menyampai

-kan ide

Menyampaikan ide dengan

menuliskan produk koloid

apa yang akan dibuat

4. Menuliskan jenis produk

koloid yang akan dibuat

5. Sesuai dengan materi

pembelajaran

6. Merupakan produk

koloid yang beda dari

yang lain

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

8.

Kecakapan

Berkomuni-

kasi

Menyampai

-kan ide

Menyampaikan ide dengan

menuliskan bahan baku

yang akan digunakan untuk

membuat produk koloid

4. Menuliskan bahan baku

yang akan digunakan

untuk membuat produk

koloid

5. Merupakan bahan baku

yang beda dari yang lain

6. Sesuai dengan produk

koloid

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

9.

Kecakapan

Bekerjasam

a

Saling

membantu

Saling membantu dengan

anggota kelompok pada saat

bereksperimen

Selalu saling membantu

dengan anggota kelompok

pada saat bereksperimen

Sering saling membantu

dengan anggota

kelompok pada saat

bereksperimen

Pernah saling

membantu dengan

anggota kelompok

pada saat

bereksperimen

Tidak pernah saling

membantu dengan

anggota kelompok pada

saat bereksperimen

10.

Kecakapan

Bekerjasam

a

Saling

membantu

Membantu memberi saran

pada kelompok selama

proses praktikum

Selalu membantu memberi

saran pada kelompok selama

proses praktikum

Sering membantu

memberi saran pada

kelompok selama

proses praktikum

Pernah membantu

memberi saran pada

kelompok selama

proses praktikum

Tidak pernah membantu

memberi saran pada

kelompok selama

proses praktikum

11.

Kecakapan

Akademik

Melaksana

kan

penelitian

Merencanakan dan

merancang pembuatan

produk koloid dengan

menuliskan alat dan bahan

yang akan digunakan untuk

4. Menuliskan alat dan

bahan yang sesuai

dengan percobaan

5. Lengkap

6. Praktis

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

Page 113: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

99

melaksanakan penelitian

12.

Kecakapan

Akademik

Melaksana

kan

penelitian

Merencanakan dan

merancang pembuatan

produk koloid dengan

menuliskan langkah

percobaan pada saat

pelaksanaan penelitian

4. Menuliskan langkah

percobaan

5. Menempelkan foto pada

setiap langkah percobaan

6. Memberikan keterangan

pada langkah percobaan

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

13. Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi jenis

koloid dari produk koloid

yang dibuat

4. Menuliskan wujud zat

terdispersi (bahan 1)

yang benar

5. Menuliskan wujuc zat

pendispersi (bahan 2)

yang benar

6. Menuliskan jenis koloid

yang benar

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

14. Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi sifat

koloid dari produk koloid

hasil eksperimen

4. Menuliskan pengamatan

sesuai dengan perlakuan

5. Menuliskan sifat koloid

yang benar

6. Sesuai dengan konten

pembelajaran (sifat

tersebut ada)

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

15. Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi dengan

menuliskan kesesuaian

produk koloid yang dibuat

dengan materi koloid

Menuliskan kesesuaian

produk koloid yang dibuat

dengan:

4. Jenis koloid

5. Sifat koloid

6. Cara pembuatan

yang sesuai dengan materi

koloid

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

16. Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi dengan

menuliskan peran dari sifat

produk koloid yang dibuat

dalam kehidupan sehari-hari

4. Menuliskan sifat dari

produk koloid yang

dibuat

5. Menuliskan peran sifat

koloid tersebut dalam

kehidupan sehari-hari

6. Sifat dan perananannya

Melaksanakan 2 dari 3

kriteria

Melaksanakan 1 dari

2 kriteria

Tidak melaksanakan

sama sekali

Page 114: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

100

sesuai

17. Kecakapan

Vokasional

Keterampila

n

Ikut berkontribusi

merencanakan pembuatan

kemasan untuk produk

koloid yang dibuat untuk

mengasah keterampilan

Selalu ikut berkontribusi

membuat kemasan produk

dan menghasilkan kemasan

yang menarik

Sering ikut

berkontribusi membuat

kemasan produk dan

menghasilkan kemasan

yang menarik

Pernah ikut

berkontribusi

membuat kemasan

produk dan

menghasilkan

kemasan yang kurang

menarik

Tidak pernah ikut

berkontribusi membuat

kemasan produk

18. Kecakapan

Vokasional

Keterampila

n

Ikut berkontribusi

merencanakan pembuatan

label nama pada produk

koloid yang dibuat untuk

mengasah keterampilan

Selalu ikut berkontribusi

membuat label nama produk

dan menghasilkan label nama

produk yang menarik

Sering ikut

berkontribusi membuat

label nama produk dan

menghasilkan label

nama produk yang

menarik

Pernah ikut

berkontribusi

membuat label nama

produk dan

menghasilkan label

nama produk yang

kurang menarik

Tidak pernah ikut

berkontribusi membuat

label nama produk

19. Kecakapan

Vokasional

Mampu

bersaing

Ikut berkontribusi menjual

produk koloid hasil

eksperimen untuk bersaing

dengan kelompok lain

Selalu ikut berkontribusi

menjual produk koloid hasil

eksperimen untuk bersaing

dengan kelompok lain

Sering ikut

berkontribusi menjual

produk koloid hasil

eksperimen untuk

bersaing dengan

kelompok lain

Pernah ikut

berkontribusi menjual

produk koloid hasil

eksperimen untuk

bersaing dengan

kelompok lain

Tidak pernah ikut

berkontribusi menjual

produk koloid hasil

eksperimen untuk

bersaing dengan

kelompok lain

20. Kecakapan

Vokasional Etos Kerja

Ikut berkontribusi

menghitung modal yang

digunakan untuk

berkesperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Selalu ikut berkontribusi

menghitung modal yang

digunakan untuk

berkesperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Sering ikut

berkontribusi

menghitung modal yang

digunakan untuk

berkesperimen dengan

teliti untuk memiliki

etos kerja yang baik

Pernah ikut

berkontribusi

menghitung modal

yang digunakan untuk

berkesperimen dengan

teliti untuk memiliki

etos kerja yang baik

Tidak pernah ikut

berkontribusi

menghitung modal yang

digunakan untuk

berkesperimen dengan

teliti untuk memiliki

etos kerja yang baik

21. Kecakapan

Vokasional Etos Kerja

Ikut berkontribusi

menghitung keuntungan

atau kerugian dari penjualan

produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Selalu ikut berkontribusi

menghitung keuntungan atau

kerugian dari penjualan

produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Sering ikut

berkontribusi

menghitung keuntungan

atau kerugian dari

penjualan produk koloid

hasil eksperimen

dengan teliti untuk

memiliki etos kerja

yang baik

Pernah ikut

berkontribusi

menghitung

keuntungan atau

kerugian dari

penjualan produk

koloid hasil

eksperimen dengan

teliti untuk memiliki

Tidak pernah

berkontribusi

menghitung keuntungan

atau kerugian dari

penjualan produk koloid

hasil eksperimen

dengan teliti untuk

mmiliki etos kerja yg

baik

Page 115: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

101

etos kerja yang baik

22. Kecakapan

Vokasional Etos Kerja

Ikut berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian dari

penjualan produk koloid

hasil eksperimen dengan

teliti untuk memiliki etos

kerja yang baik

Selalu ikut berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian dari

penjualan produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti

untuk memiliki etos kerja

yang baik

Selalu ikut

berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian

dari penjualan produk

koloid hasil eksperimen

dengan teliti untuk

memiliki etos kerja

yang baik

Pernah ikut

berkontribusi

menghitung

persentase

keuntungan/kerugian

dari penjualan produk

koloid hasil

eksperimen dengan

teliti untuk memiliki

etos kerja yang baik

Tidak pernah

berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian

dari penjualan produk

koloid hasil eksperimen

dengan teliti untuk

memiliki etos kerja

yang baik

Page 116: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

102

102

Lampiran : 9

Page 117: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

103

103

A. Tujuan

Membuat produk makanan berdasarkan sistem koloid

B. Landasan Teori

Perhatikan bahan-bahan seperti mentega, susu,

tinta, asap, dan kabut. Bahan-bahan tersebut sukar

digolongkan sebagai zat padat, cairan, atau gas. Dalam

ilmu kimia bahan seperti itu dinamakan koloid.

Koloid sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu,

tetapi dipelajari secara ilmiah baru dimulai awal abad

sembilan belas. Pada tahun 1907 Ostwald

mengemukakan istilah Sistem Dispersi untuk koloid.

Ostwald kemudian menggolongkan sistem koloid atas

dasar ketiga fasa materi yaitu padat, cair, dan gas.

Jika suatu larutan tersusun dari komponen-

komponen zat terlarut dan pelarut, maka suatu sistem

koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase

terdispersi (zat terlarut) dan medium pendispersi

(pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel tanah

liat sebagai fase terdispersi, sedangkan air merupakan

medium pendispersi. Dalam sistem koloid, baik fase

terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa

gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita mengenal

delapan macam sistem koloid.

Macam-macam sistem koloid adalah sebagai

berikut:

Zat

terdispersi

Zat

pendispersi

Jenis

Koloid

Contoh

Gas Cairan Busa Krim kocok,

busa bir, busa

sabun

Friedrich Wilhelm

Ostwald (lahir pada

2 Seeptember 1853 –

meninggal 4 April

1932 pada umur 78

tahun) adalah

seorang kimiawan

Jerman. Ia menerima

penghargaan Nobel

untuk kimia pada

tahun 1909 untuk

pekerjaannya di

bidang katalisis,

ekuilibria kimia dan

kecepatan reaksi.

Page 118: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

104

104

Gas Padat Busa

padat

Batu apung,

karet busa

Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu

Cairan Padat Emulsi

padat

Keju, mentega

Cairan Gas Aerosol

cair

Kabut, awan

Padat Cair Sol Kebanyakan

cat, pati dalam

air, selai, agar-

agar/puding

Padat Padat Sol padat Intan hitam,

kaca rubi

Padat Gas Aerosol

padat

Asap, debu

Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel

berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau

mengubah partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid

dapat dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.

Susu, es krim, puding/agar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi

makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka

ternyata kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan

pada prinsip kimia, yakni koloid.

Page 119: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

105

105

Pembuatan selai buah menggunakan prinsip koloid yakni pembuatan koloid

dengan cara mekanik (dispersi langsung). Cara mekanik dilakukan dengan

memperkecil ukuran butir-butir kasar dengan cara menggiling atau menggerus

koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan

medium pendispersi. Pada pembuatan selai buah, buah yang awalnya berbentuk

utuh, dipotong-potong kemudian dihaluskan dan diaduk, hingga menjadi selai.

Cara peptisasi dilakukan pada pembuatan agar-agar, dengan cara memecah

partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Agar-agar ini dipeptisasi

oleh air, sehingga terbentuk gumpalan atau endapan.

Mayonaise dibuat menjadi koloid dengan cara kondensasi atau penggumpalan

partikel yang sangat kecil. Untuk membentuk koloid ini, digunakan zat pengemulsi atau

emulgator yaitu zat yang dapat menarik zat cair, emulgatornya adalah kuning telur.

Di pasaran, sudah banyak produk koloid yang dipasarkan dengan berbagai cita

rasa, berbagai kemasan yang menarik serta harga yang bersaing seperti pada gambar

berikut

Page 120: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

106

106

Dapatkah kalian membuat suatu produk koloid dengan cita rasa yang berbeda

dan kemasan yang unik dan menarik untuk dipasarkan namun dengan harga yang

ekonomis?

C. Langkah Kerja

1. Buatlah 6 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5-6 orang

2. Buatlah satu produk koloid (puding, selai, dan mayones). Setiap 2 kelompok

membuat produk koloid yang sama

3. Bukalah link https://cookpad.com lalu tuliskan produk koloid yang akan

dibuat pada kolom pencarian sebagai referensi pembuatan produk koloid

sesuai dengan produk yang telah dipilih

4. Diskusikan dengan kelompokmu, tuliskan produk apa yang akan dibuat

Produk Koloid yang Dibuat Yang Mengusulkan

Ide 1:

Ide 2:

Ide 3:

Yang disepakati:

5. Diskusikan dengan kelompok, tuliskan bahan baku yang akan digunakan untuk

membuat produk koloid. Produk yang dibuat harus inovatif, unik, menarik, dan

beda dari yang lainnya.

Kami bisa! Kami mau mencoba!

Page 121: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

107

107

Bahan Baku Produk Koloid Yang Mengusulkan

Ide 1:

Ide 2:

Ide 3:

Yang disepakati:

6. Diskusikan dengan kelompok, buatlah sketsa langkah pembuatan produk koloid

No Sketsa Langkah Pembuatan Produk Koloid Yang Mengusulkan

Page 122: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

108

108

7. Berdasarkan materi koloid yang telah dibaca, tentukan dan tuliskan apakah

produk koloid yang dibuat telah sesuai dengan materi?

Kesesuaian Produk dengan Materi Yang

Mengusulkan

8. Tentukan dan tuliskan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan

penelitian untuk pembuatan produk koloid

Page 123: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

109

109

No. Alat Banyaknya Yang

Mengusulkan

No. Bahan Banyaknya Yang

Mengusulkan

9. Tuliskan label nama yang menarik untuk produk koloid yang akan dibuat untuk

mengasah keterampilanmu

Label nama produk Yang

Mengusulkan

Ide 1:

Ide 2:

Ide 3:

Yang disepakati:

10. Buatlah kemasan yang menarik untuk produk koloid yang akan dibuat untuk

mengasah keterampilanmu

Page 124: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

110

110

Kemasan

(tempelkan foto / sketsa kemasan)

Yang

Mengusulkan

Ide 1:

Ide 2:

Ide 3:

Yang disepakati:

Page 125: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

111

111

11. Tulislah langkah percobaan dari produk koloid yang dibuat pada saat penelitian

No Langkah Percobaan Foto Langkah Percobaan Keterangan

Page 126: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

112

112

Page 127: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

113

113

12. Identifikasi dan tuliskan kesesuaian produk koloid yang dibuat dengan jenis

koloid

Wujud

Bahan 1

(jumlahnya

lebih sedikit)

Bahan 2

(jumlahnya

lebih banyak)

Hasil Akhir

Berdasarkan wujud dari bahan 1 dan bahan 2, jenis koloid produk tersebut adalah

.................................................................................................................................

13. Identifikasi dan tuliskan kesesuaian produk koloid yang dibuat dengan sifat

koloid

Perlakuan Pengamatan Sifat

Koloid

Disorot dengan

cahaya (senter/laser)

Dipanaskan

Kemampuan

menstabilkan sistem

koloid lain

Page 128: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

114

114

14. Berdasarkan sifat dari produk koloid yang dibuat, tuliskan peran koloid dalam

kehidupan sehari-hari

Sifat Peran dalam Kehidupan Sehari-hari

15. Jual produk koloid yang telah dibuat, lalu tuliskan tempat berjualan, yang

menjual, dan pembelinya

No Tempat Berjualan Yang Menjual Pembeli

16. Hitung dan tuliskan modal, keuntungan/kerugian, serta persentase

keuntungan/kerugian

Page 129: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

115

115

a. Hitung dan tuliskan modal pembuatan produk koloid

No. Jenis Barang Banyaknya

Harga

Produk

Satuan

Jumlah Yang

Menghitung

Total

b. Hitung dan tuliskan penjualan produk koloid

Penjualan Banyaknya

Harga

Produk

Satuan

Jumlah Yang

Menghitung

Total

Page 130: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

116

116

c. Hitung dan tuliskan keuntungan/kerugian dari penjualan produk koloid

Total Modal Total

Penjualan Selisih

Keterangan

(Untung/Rugi)

Yang

Menghitung

d. Hitung dan tuliskan persentase keuntungan/kerugian dari penjualan produk

koloid

Total Modal Total

Penjualan

Persentase

(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑥 100%)

Yang

Menghitung

17. Presentasikan hasil laporan kelompokmu di depan kelas

D. Tuliskan kesimpulan dari seluruh rangkaian eksperimen

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Page 131: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

117

Lampiran : 10

RUBRIK LKS

Penilaian Life Skill

No Aspek yang

diamati Indikator Aktivitas Pembelajaran Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 0

1 Kecakapan

Berpikir

Berpikir

Kreatif

Berinovasi memodifikasi

produk koloid yang dipilih

dengan kreatif

Menuliskan 3 pilihan produk

koloid

Menuliskan 2

pilihan produk

koloid

Menuliskan 1

pilihan produk

koloid

Tidak

menuliskan

sama sekali

2

Kecakapan

Berkomunik

asi

Menyampaika

n ide

Menyampaikan ide dengan

menuliskan bahan baku

yang akan digunakan

untuk membuat produk

koloid

Menuliskan 3 bahan baku

yang akan digunakan untuk

membuat produk koloid

Menuliskan 2

bahan baku

yang akan

digunakan untuk

membuat

produk koloid

Menuliskan 1

bahan baku

yang akan

digunakan

untuk

membuat

produk koloid

Tidak

menuliskan

sama sekali

3 Kecakapan

Berpikir

Berpikir

Kreatif

Membuat sketsa

pembuatan produk koloid

dengan kreatif

Menggambar sketsa

pembuatan produk koloid

secara:

7. Berurutan

8. Rapih

9. Dapat dipahami

Menuliskan 2

dari 3 kriteria

Menuliskan 1

dari 2 kriteria

Tidak

menuliskan

sama sekali

4 Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi dengan

menuliskan kesesuaian

produk koloid yang dibuat

dengan materi koloid

Menuliskan kesesuaian

produk koloid yang dibuat

dengan:

7. Jenis koloid

8. Sifat koloid

9. Cara pembuatan

yang sesuai dengan materi

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Page 132: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

118

koloid

5

Kecakapan

Akademik

Melaksana

kan penelitian

Merencanakan dan

merancang pembuatan

produk koloid dengan

menuliskan alat dan bahan

yang akan digunakan

untuk melaksanakan

penelitian

7. Menuliskan alat dan

bahan yang sesuai

dengan percobaan

8. Lengkap

9. Praktis

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

6 Kecakapan

Vokasional Keterampilan

Ikut berkontribusi

merencanakan pembuatan

label nama pada produk

koloid yang dibuat untuk

mengasah keterampilan

Menuliskan 3 label nama Menuliskan 2

label nama

Menuliskan1

label nama

Tidak

menuliskan

sama sekali

7 Kecakapan

Vokasional Keterampilan

Ikut berkontribusi

merencanakan pembuatan

kemasan untuk produk

koloid yang dibuat untuk

mengasah keterampilan

Menggambarkan 3 kemasan

untuk produk koloid yang

akan dibuat

Menggambarka

n 2 kemasan

untuk produk

koloid yang

akan dibuat

Menggambark

an 1 kemasan

untuk produk

koloid yang

akan dibuat

Tidak

menggambark

an sama sekali

8

Kecakapan

Akademik

Melaksana

kan penelitian

Merencanakan dan

merancang pembuatan

produk koloid dengan

menuliskan langkah

percobaan pada saat

pelaksanaan penelitian

7. Menuliskan langkah

percobaan

8. Menempelkan foto pada

setiap langkah

percobaan

9. Memberikan keterangan

pada langkah percobaan

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Page 133: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

118

9 Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi jenis

koloid dari produk koloid

yang dibuat

7. Menuliskan wujud zat

terdispersi (bahan 1)

yang benar

8. Menuliskan wujuc zat

pendispersi (bahan 2)

yang benar

9. Menuliskan jenis koloid

yang benar

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

10 Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi sifat

koloid dari produk koloid

hasil eksperimen

7. Menuliskan pengamatan

sesuai dengan perlakuan

8. Menuliskan sifat koloid

yang benar

9. Sesuai dengan konten

pembelajaran (sifat

tersebut ada)

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

11 Kecakapan

Akademik

Melakukan

Identifikasi

Mengidentifikasi dengan

menuliskan peran dari sifat

produk koloid yang dibuat

dalam kehidupan sehari-

hari

7. Menuliskan sifat dari

produk koloid yang

dibuat

8. Menuliskan peran sifat

koloid tersebut dalam

kehidupan sehari-hari

9. Sifat dan perananannya

sesuai

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

12 Kecakapan

Vokasional

Mampu

bersaing

Ikut berkontribusi menjual

produk koloid hasil

eksperimen untuk bersaing

dengan kelompok lain

1. Menuliskan tempat

berjualan

2. Menuliskan siapa yang

menjual

3. Menuliskan siapa

pembelinya

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

13 Kecakapan

Vokasional Etos Kerja

Ikut berkontribusi

menghitung modal yang

digunakan untuk

1. Menuliskan kuantitas

(banyaknya) barang

2. Menuliskan harga

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Page 134: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

118

berkesperimen dengan

teliti untuk memiliki etos

kerja yang baik

satuan

3. Menuliskan jumlah

modal yang dibutuhkan

untuk membuat produk

koloid

14 Kecakapan

Vokasional Etos Kerja

Ikut berkontribusi

menghitung keuntungan

atau kerugian dari

penjualan produk koloid

hasil eksperimen dengan

teliti untuk memiliki etos

kerja yang baik

1. Menuliskan total modal

dan total penjualan

2. Menuliskan selisah

modal dan penjualan

3. Menuliskan keuntungan

atau kerugiannya

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

15 Kecakapan

Vokasional Etos Kerja

Ikut berkontribusi

menghitung persentase

keuntungan/kerugian dari

penjualan produk koloid

hasil eksperimen dengan

teliti untuk memiliki etos

kerja yang baik

1. Menuliskan total modal

2. Menuliskan total

penjualan

3. Menghitung persentase

Melaksanakan 2

dari 3 kriteria

Melaksanakan

1 dari 2

kriteria

Tidak

melaksanakan

sama sekali

Page 135: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

121

121

Lampiran: 11

REKAP HASIL VALIDASI

LEMBAR OBSERVASI

Pernyataan Awal Saran Pernyataan yang Sudah

Diperbaiki

Berpikir kreatif untuk

berinovasi membuat

produk yang baru

Ganti dengan

memodifikasi produk

yang dipakai dengan

kreatif

Berinovasi memodifikasi

produk koloid yang

dipilih dengan kreatif

Berpikir kreatif untuk

membuat sketsa

pembuatan produk koloid

Ganti dengan membuat

sketsa pembuatan produk

koloid dengan kreatif

Membuat sketsa

pembuatan produk koloid

dengan kreatif

Menyampaikan pendapat

tentang keunggulan

produk yang mereka buat

pada saat presentasi

laporan

Sudah tercakup dalam

laporan hasil.

Sudah terwakilkan

Dihapus

Saling membantu dengan

anggota kelompok pada

saat bereksperimen

Ganti kata saling

membantu dengan

bekerjasama

Bekerjasama dengan

anggota kelompok pada

saat bereksperimen

Membantu memberi saran

pada kelompok selama

proses praktikum

Hilangkan kata

membantu

Memberi saran pada

kelompok selama proses

praktikum

Mengidentifikasi jenis

koloid dari produk koloid

hasil eksperimen

Produk koloid yang

mana? harus jelas

Mengidentifikasi jenis

koloid dari produk koloid

yang dibuat

Page 136: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

122

122

Lampiran: 12

REKAP HASIL VALIDASI

LEMBAR KERJA SISWA

Pernyataan Awal Saran Pernyataan yang Sudah

Diperbaiki

Siswa berdiskusi dan

berpikir kreatif untuk

berinovasi membuat

produk yang baru

Ganti dengan

memodifikasi

Siswa berdiskusi dan

berpikir kreatif untuk

berinovasi memodifikasi

produk koloid yang telah

dipilih

Kesimpulan Jelaskan kesimpulan yang

mana

Tuliskan kesimpulan dari

seluruh rangkaian

eksperimen

Page 137: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

123

Lampiran: 13

ANALISIS KOMPETENSI DASAR (KD) KOLOID

Mata Pelajaran : Koloid

Kelas/Semester : XI/Genap

Tahun Pembelajaran : 2015/2016

Komptensi Dasar :

3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya

4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid

Indikator

Pembelajaran

Materi

Pembelajaran Tahapan Aktivitas Pembelajaran

Indikator Life

Skill Life Skill

PERTEMUAN KE-1

1.1

Mempelajari

Siswa bertemu di dalam kelas dan dibagi menjadi 6

kelompok

1.2

Mempelajari

Guru mengarahkan siswa untuk membuat produk koloid

(puding, selai, dan mayones). Setiap 2 kelompok

diarahkan untuk membuat produk koloid yang sama

1.3

Mempelajari

Guru mengarahkan setiap kelompok untuk melihat

sumber (https://cookpad.com) lalu menuliskan

produk koloid yang akan dibuat pada kolom

pencarian sebagai referensi pembuatan produk

koloid sesuai dengan produk yang telah mereka pilih

4.15.1 Mengajukan

ide untuk

menentukan

produk koloid yang

akan dibuat

2.1

Mempelajari

Siswa berdiskusi untuk menyampaikan ide dengan

menuliskan produk koloid apa yang akan dibuat

Menyampaikan

Ide

Kecakapan

Berkomunikasi

3.15.1 2.2 Siswa berdiskusi untuk menyampaikan ide dengan Menyampaikan Kecakapan

Page 138: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

124

Mendiskusikan

produk koloid yang

akan dibuat

Mempelajari menuliskan bahan baku apa yang akan digunakan untuk

produk koloid yang akan dibuat

Ide Berkomunikasi

2.3

Mempelajari

Siswa berdiskusi dan berpikir kreatif untuk berinovasi

membuat produk yang baru Berpikir Kreatif

Kecakapan

Berpikir

2.4

Mempelajari

Siswa berdiskusi dan berpikir kreatif untuk membuat

sketsa pembuatan produk koloid Berpikir Kreatif

Kecakapan

Berpikir

PERTEMUAN KE-2

3.15.2 Membaca

materi koloid

untuk menentukan

kesesuaian produk

yang akan dibuat

dengan jenis koloid

Jenis koloid 3.1

Mempelajari

Guru mengarahkan siswa untuk membaca materi koloid

sebagai landasan teori untuk mengidentifikasi apakah

produk koloid yang dibuat sesuai dengan jenis koloid

yang ada

Melakukan

Identifikasi

Kecakapan

Akademik

4.15.2 Merancang

pembuatan produk

koloid

4.1 Melakukan

Siswa merencanakan dan merancang pembuatan produk

koloid dengan menuliskan alat dan bahan yang akan

digunakan untuk melaksanakan penelitian

Melaksanakan

Penelitian

Kecakapan

Akademik

4.2 Melakukan Siswa merencanakan pembuatan label nama pada produk

koloid yang dibuat untuk mengasah keterampilan Keterampilan

Kecakapan

Vokasional

3.15.3 Memberi

label pada produk

koloid yang dibuat

4.3 Melakukan Siswa merencanakan pembuatan kemasan untuk produk

koloid yang dibuat untuk mengasah keterampilan Keterampilan

Kecakapan

Vokasional

Page 139: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

125

PERTEMUAN KE-3

4.15.3 Membuat

produk koloid

dengan beberapa

jenis koloid

Koloid dalam

kehidupan

sehari-hari

5.1 Melakukan

Siswa bereksperimen membuat produk koloid dengan

menyantumkan foto setiap langkah pembuatan pada saat

pelaksanaan penelitian

Melaksanakan

Penelitian

Kecakapan

Akademik

5.2 Melakukan Siswa saling membantu dengan anggota kelompok pada

saat bereksperimen

Saling

Membantu

Kecakapan

Bekerjasama

3.15.4 Menentukan

jenis koloid dari

produk koloid yang

dibuat

Jenis Koloid 5.3

Mencerminkan

Siswa mengidentifikasi jenis koloid dari produk koloid

hasil eksperimen

Melakukan

Identifikasi

Kecakapan

Akademik

3.15.5 Menentukan

sifat-sifat sistem

koloid dari produk

koloid yang dibuat

Sifat-sifat

koloid

5.4

Mencerminkan

Siswa mengidentifikasi sifat koloid dari produk koloid

hasil eksperimen

Melakukan

Identifikasi

Kecakapan

Akademik

3.15.6 Menentukan

peran koloid dalam

kehidupan sehari-

hari

Peran Koloid

dalam

Kehidupan

Sehari-hari

5.5

Mencerminkan

Siswa mengidentifikasi sifat koloid dari produk koloid

hasil eksperimen untuk mengetahui peran koloid dalam

kehidupan sehari-hari

Melakukan

Identifikasi

Kecakapan

Akademik

4.15.4

Memproduksi dan

menjual produk

koloid yang dibuat

5.6

Mencerminkan

Siswa menjual produk koloid hasil eksperimen untuk

bersaing dengan kelompok lain

Mampu

Bersaing

Kecakapan

Vokasional

3.15.7 Menghitung

hasil penjualan

produk koloid yang

5.7 Meninjau

kembali

Siswa ikut berkontribusi menghitung modal yang

digunakan untuk berkesperimen dengan teliti untuk

memiliki etos kerja yang baik

Etos Kerja Kecakapan

Vokasional

Page 140: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

126

dibuat 5.8 Meninjau

kembali

Siswa ikut berkontribusi menghitung keuntungan atau

kerugian dari penjualan produk koloid hasil eksperimen

dengan teliti untuk memiliki etos kerja yang baik

Etos Kerja Kecakapan

Vokasional

5.9 Meninjau

kembali

Siswa ikut berkontribusi menghitung persentase

keuntungan/kerugian dari penjualan produk koloid hasil

eksperimen dengan teliti untuk memiliki etos kerja yang

baik

Etos Kerja Kecakapan

Vokasional

PERTEMUAN KE-4

4.15.5 Melaporkan

hasil eksperimen di

depan kelas

5.11 Meninjau

kembali

Siswa mempresentasikan dan menyampaikan pendapat

mereka mengenai laporan hasil eksperimen di depan

kelas

Menyampaikan

Pendapat

Kecakapan

Berkomunikasi

5.12 Meninjau

kembali

Siswa menyimpulkan dari kegiatan eksperimen dan

pembelajaran yang telah dilaksanakan

Page 141: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

127

127

Page 142: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

128

Page 143: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

129

Page 144: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

130

Page 145: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

131

Page 146: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

132

Page 147: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

133

Page 148: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

134

Page 149: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

135

Page 150: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

136

Page 151: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

137

Page 152: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

138

Page 153: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

139

Page 154: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

140

Page 155: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

141

Page 156: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

142

Page 157: ANALISIS LIFE SKILL SISWA MELALUI PENDEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33727/1/... · program studi pendidikan kimia fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan

143