analisis kuat tekan dan porositas beton dengan menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton...

20
238 Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017 Andi Rumpang Yusuf Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Bosowa Email: [email protected] . ABSTRAK Penelitian ini dilakukan atas dasar pemanfaatan dan pengurangan limbah industri slag baja dan batu kapur sebanyak mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh slag baja dan batu gamping sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan beton dan porositas beton dengan proporsi 0%, 7,5%, 15%, 22,5%, dan 30% volume agregat kasar. Hal ini dilakukan di Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil, mulai Desember 2016 sampai Februari 2017. Prosedur penelitian dilakukan dari bahan preparasi, inspeksi material, desain campuran beton, spesimen uji, perlakuan spesimen, dan uji porositas beton dan kekuatan tekan beton. Hasil penelitian kekuatan tekan beton menunjukkan bahwa perbandingan antara variasi agregat beton normal dengan penambahan slag baja dan batu kapur. Nilai kuat tekan untuk beton normal adalah 35,76 MPa dan nilai kuat tekan tertinggi 28,46 MPa diperoleh pada beton dengan aspal 7,5% campuran baja dan nilai kekuatan tekan tertinggi 42,84 MPa diperoleh pada beton dengan campuran kapur sebesar 7,5%. Dari hasil penelitian ini semakin besar penambahan terak besi sebagai agregat kasar maka kekuatan tekan yang menurun dihasilkan namun tidak lebih rendah dari kekuatan tekan yang direncanakan dari fc '25 Mpa dan sebaliknya dari hasil penelitian ini semakin besar pula penambahan. Batu kapur sebagai agregat kasar semakin menurun kekuatan tekan yang dihasilkan. Nilai porositas untuk beton normal adalah 6,66% dan nilai porositas tertinggi 4,27% diperoleh pada beton dengan campuran slag 30% baja, dan nilai porositas tertinggi 10,82% diperoleh pada beton dengan campuran batu kapur 7.5%. Dari hasil penelitian ini semakin besar penambahan terak besi sebagai agregat kasar semakin tinggi porositas yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin besar penambahan batu kapur sebagai agregat kasar, semakin rendah porositas yang dihasilkan. Kata Kunci: Beton, Beton Ringan, Slag Baja dan Batu Kapur 1. PENDAHULUAN Dunia industri akhir-akhir ini berkembang cukup pesat seiring dengan perkembangan jaman. Seperti kita ketahui bahwa suatu industri seringkali menghasilkan limbah yang merupakan sisa hasil pengolahan produk industri tersebut. Limbah yang dihasilkan jika tidak dikelola secara baik akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, yang pada akhirnya berimbas pada kesehatan masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pengadaaan sarana pengolahan limbah yang dibutuhkan guna mengurangi dampak limbah tersebut. Salah satu bidang industri yang saat ini makin maju perkembangannya adalah industri pengolahan baja dan batu kapur. Seiring dengan berkembangnya industri pengolahan baja tersebut maka limbah yang dihasilkan akan meningkat pula. Dalam perkembangannya, limbah baja padat (steel slag) yang dihasilkan oleh industri peleburan baja (dalam hal ini PT. Barawaja Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan Limbah Industri Besi dan Batu Kapur

Upload: letu

Post on 18-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

238

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

Andi Rumpang Yusuf Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Bosowa

Email: [email protected]

.

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan atas dasar pemanfaatan dan pengurangan limbah industri slag baja dan batu

kapur sebanyak mungkin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh slag baja dan

batu gamping sebagai pengganti agregat kasar terhadap kuat tekan beton dan porositas beton dengan

proporsi 0%, 7,5%, 15%, 22,5%, dan 30% volume agregat kasar. Hal ini dilakukan di Laboratorium Beton

Jurusan Teknik Sipil, mulai Desember 2016 sampai Februari 2017. Prosedur penelitian dilakukan dari bahan

preparasi, inspeksi material, desain campuran beton, spesimen uji, perlakuan spesimen, dan uji porositas

beton dan kekuatan tekan beton. Hasil penelitian kekuatan tekan beton menunjukkan bahwa

perbandingan antara variasi agregat beton normal dengan penambahan slag baja dan batu kapur. Nilai

kuat tekan untuk beton normal adalah 35,76 MPa dan nilai kuat tekan tertinggi 28,46 MPa diperoleh pada

beton dengan aspal 7,5% campuran baja dan nilai kekuatan tekan tertinggi 42,84 MPa diperoleh pada

beton dengan campuran kapur sebesar 7,5%. Dari hasil penelitian ini semakin besar penambahan terak

besi sebagai agregat kasar maka kekuatan tekan yang menurun dihasilkan namun tidak lebih rendah dari

kekuatan tekan yang direncanakan dari fc '25 Mpa dan sebaliknya dari hasil penelitian ini semakin besar

pula penambahan. Batu kapur sebagai agregat kasar semakin menurun kekuatan tekan yang dihasilkan.

Nilai porositas untuk beton normal adalah 6,66% dan nilai porositas tertinggi 4,27% diperoleh pada beton

dengan campuran slag 30% baja, dan nilai porositas tertinggi 10,82% diperoleh pada beton dengan

campuran batu kapur 7.5%. Dari hasil penelitian ini semakin besar penambahan terak besi sebagai

agregat kasar semakin tinggi porositas yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin besar penambahan batu

kapur sebagai agregat kasar, semakin rendah porositas yang dihasilkan.

Kata Kunci: Beton, Beton Ringan, Slag Baja dan Batu Kapur

1. PENDAHULUAN

Dunia industri akhir-akhir ini berkembang cukup pesat seiring dengan perkembangan

jaman. Seperti kita ketahui bahwa suatu industri seringkali menghasilkan limbah yang

merupakan sisa hasil pengolahan produk industri tersebut. Limbah yang dihasilkan jika tidak

dikelola secara baik akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, yang pada akhirnya

berimbas pada kesehatan masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Oleh karena itu

dibutuhkan pengadaaan sarana pengolahan limbah yang dibutuhkan guna mengurangi

dampak limbah tersebut.

Salah satu bidang industri yang saat ini makin maju perkembangannya adalah industri

pengolahan baja dan batu kapur. Seiring dengan berkembangnya industri pengolahan baja

tersebut maka limbah yang dihasilkan akan meningkat pula. Dalam perkembangannya, limbah

baja padat (steel slag) yang dihasilkan oleh industri peleburan baja (dalam hal ini PT. Barawaja

Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan Limbah Industri Besi dan Batu Kapur

Page 2: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

239

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

Steel, Makassar) semakin menumpuk hingga mencapai 10 – 15 ton per hari dan perlu dilakukan

penanganan yang serius karena dapat merusak lingkungan.

Adapun batu Kapur (limestone) yang dihasilkan dari penambangan galian kelas C yang

tersebar di seluruh Indonesia. Dari hasil penambangan tersebut dihasilkan. Pada proses

pengolahan tersebut banyak menghasilkan pecahan- pecahan berukuran kecil kurang dari 5 cm

yang disebut dengan Deposit Batu Kapur. Dengan melihat ukuran dari deposit tersebut, maka

sangat cocok digunakan sebagai agregat kasar yang ada pada campuran beton.

Adapun maksud dari penelitian ini adalah menciptakan beton ramah lingkungan yang

memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar

dan Batu Kapur dari Kab. Maros sebagai pengganti agregat kasar.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Beton

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari suatu material hasil

dari campuran semen (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan kadang-kadang

dengan bahan tambah (admixture atau additive) yang bervariasi. Sifat-sifat utama beton

umumnya ialah kekuatan (strength), sifat mudah dikerjakan/kelecakan (workability), dan daya

tahan (durability).

Tabel 1. Jenis beton berdasarkan kuat tekannya (Tjokrodimulko, 2007)

Kuat Tekan (MPa) Tujuan Konstruksi

Beton sederhana < 15 Non-struktur

Beton normal (beton biasa) 15-30 Struktur, bagian struktur

penahan beban

Beton prategang 30-40 Balok prategang, tiang

pancang

Beton kuat tekan tinggi 40-80 Stuktur khusus

Beton kuat tekan sangat

tinggi

>80 Stuktur khusus

Tabel 2. Jenis beton berdasarkan berat jenisnya (Tjokrodimulko, 2007)

Jenis Beton Berat Jenis (kg/m3) Tujuan Konstruksi

Beton sangat ringan <1000 Non-struktur

Beton ringan 1000-2000 Struktur ringan

Beton normal (beton biasa) 2300-2500 Struktur

Beton berat >3000 Perisai sinar-X

2.2. Kuat Tekan & Porositas Beton

Kekuatan tekan beton adalah kriteria untuk menentukan kualitas beton, dimana

prosedur pengukuran didasarkan pada SNI 03-1974-1990. Pembebanan pada pengujian kuat

tekan termasuk pembebanan statik monotonic dengan menggunakan compressive test.

Beban yang bekerja akan terdistribusi secara continue melalui titik berat, atau dengan

Persamaan (1) dan kuat tekan rata-rata pada Persamaan (2).

f′c28 =P

A ...................................................................................................(1)

Page 3: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

240

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

fcr =∑ f"c28

n

n ...................................................................................................(2)

Keterangan:

f'c28 = kuat tekan masing-masing benda uji (kg/cm2)

fcr = kuat tekan rata-rata benda uji (kg/cm2)

P = beban maksimum (kg)

A = luas penampang (cm2)

n = jumlah benda uji

Untuk menentukan mutu beton atau kekuatan tekan karakteristik beton dihitung

berdasarkan Persamaan (3).

f’c = fcr - 1,64 Sr jika Sr< 4 MPa, atau

f’c = fcr - (2,64 Sr – 4) jika >Sr 4 MPa ........................(3)

Dengan menganggap bahwa hasil pengujian menyebar normal, maka deviasi standar

dapat dihitung berdasarkan Persamaan (4):

Sr = √∑(f′

c − f′cr)2

n−1 ..............................................................................................(4)

Keterangan:

Sr = Deviasi standar (MPa)

f’c = Kekuatan masing-masing benda uji (MPa)

f’cr = Kuat tekan rata-rata benda uji (MPa)

n = Jumlah benda uji(buah)

Sedangkan porositas beton adalah jumlah/besarnya kadar pori yang terkandung dalam

beton. Pori-pori beton tidak semuanya tertutup oleh pasta semen. Pori tersebut biasanya terisi

udara (air void) atau berisi air (water filled space) yang saling berhubungan dan dinamakan

kapiler beton. Kapiler beton ini akan tetap ada walaupun air yang digunakan telah menguap,

sehingga kapiler ini akan mengurangi kepadatan beton yang dihasilkan. Nilai porositas dapat

diukur dengan menggunakan perbandingan antara berat air dan udara yang berada dalam

sampel (B-C) dengan berat sampel padat/volume mortar padat (B-A) dan dihitung dengan

persamaan 5.

Porositas = B−C

B−A x 100% ………………………………(5)

Keterangan:

A = berat sampel dalam air (gr)

B = berat sampel dalam kondisi SSD (gr)

C = berat sampel kering oven (gr)

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium bahan dan beton Politeknik Negeri Ujung

Pandang, Jln. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar selama 3 (tiga) bulan yaitu dari

bulan Desember 2016 – Februari 2017.

Pada penelitian ini, perancangan campuran beton dilakukan dengan ”SNI” (Standar

Nasional Indonesia) yang diterbitkan oleh Balitbang Kimpraswil (2003b) dimana perencanaan

adukan dapat menggunakan tabel dan grafik dalam mix design dengan mutu beton f’c 25 Mpa.

Adapun prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut:

Page 4: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

241

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

b. Melakukan pengujian sifat karakteristik agregat halus dan agregat kasar berat jenis,

analisa saringan, kadar air, berat volume dan lain-lain.

c. Melakukan perhitungan penggabungan agregat halus dan kasar untuk mendapatkan

komposisi yang sesuai.

d. Merancang campuran beton (mix design) fc’ 25 Mpa “Tata Cara Pembuatan Rencana

Campuran Beton Normal’’

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian terhadap beton dilakukan sejak beton masih dalam keadaan segar sampai

dalam keadaan keras. Pengujian dalam keadaan segar dan sebelum proses pencetakan, meliputi

pengujian slump dan berat isi beton segar. Sedangkan pengujian beton dalam keadaan keras

yakni umur 28 hari meliputi berat isi beton dan pengujian kuat tekan beton. Hasil penelitian

yang diperoleh melalui pengujian beton menghasilkan berupa nilai kuat tekan dan porositas

beton dengan menggunakan slag baja dan batu kapur sebagai pengganti agregat kasar

dengan persentase 0%, 7,5%, 15%, 22,5% dan 30% terhadap volume agregat kasar. Adapun

penelitian yang dilakukan berdasarkan Balitbang Kimpraswil (2003) meliputi:

4.1 Pemeriksaan Karakteristik Agregat

Berdasarkan pemeriksaan agregat di laboratorium diperoleh hasil karakteriktik agregat

halus dan agregat kasar yang ditunjukkan pada tabel 4.1

Tabel 1. Hasil pemeriksaan karakteristik agregat halus dan agregat kasar

No. Jenis Pengujian Sat

Syarat SNI

Pasir Batu

pecah

Slag

Baja

Batu

Kapur Pasir Batu

Pecah

1 Kadar air % 3 - 5 0,5 - 2 4.69 1.01 0.54 2.55

2 Kadar lumpur % 0,2 - 6 0,2 - 1 1.73 0.83 0.75 0.64

3 Berat volume kg/ltr 1,4 - 1,9 1,6 - 1,9 1.44 1.63 1.62 1.45

4 Berat jenis % 1,6 - 3,3 1,6 - 3,2 2.37 2.37 3.712 2.65

5 Penyerapan % 0,2 - 2 0,2 - 4 1.94 1.94 0.778 0.44

6 Kadar organik - < No. 3 2,5 - 8,5 No. 1 6.71 6.75 6.75

7 Analisa saringan % 2,2 - 3,1 - 2.71 - - -

8 Keausan Agregat % - 15 - 50 - 18.83 14.38 14.62

Dari Tabel 1., menujukkan bahwa semua hasil untuk pengujian karakteristik agregat

halus dan agregat kasar masuk dalam interval yang telah ditetapkan dan memenuhi persyaratan

yang ditetapkan. Dengan demikian material agregat halus ini dapat digunakan untuk mix

designbeton normal dengan mengacu pada Tata Cara Pembuatan Rencana Campuan Beton

Normal (SNI 03-2834-2002).

4.2 Rencana Campuran Beton (Mix Design)

Kebutuhan bahan yang digunakan pada saat pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 2.

berikut ini.

Page 5: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

242

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

Tabel 2. Kebutuhan bahan untuk empat benda uji silinder pada beton

normal

Bentuk Jumlah Volume Semen

Agregat Agregat Air

Berat

benda benda uji benda uji halus kasar total

uji (buah) (m³) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)

Silinder 3 0.00530 6.86 12.11 20.54 4.36 43.87

1 0.00530 2.29 4.04 6.85 1.45 14.62

Rancangan campuran beton dengan slag baja dan batu kapur pada dasarnya sama

dengan rancangan campuran beton normal, hanya pada beton tersebut agregat kasar (batu

pecah) digantikan oleh slag baja dan batu kapur dengan masing-masing variasi sebesar 7,5%,

15%, 22,5%, dan 30% terhadap volume agregat kasar di dalam campuran beton.

Untuk memperoleh berat slag baja dan batu kapur serta bahan beton lainnya, dimulai dari

perhitungan jumlah bahan dalam satuan berat (kg) yang dikonversi ke dalam satuan volume

(liter) menggunakan Persamaan (1). Volume Slag baja dan batu kapur dan bahan lainnya

kemudian dikonversi kembali dalam satuan berat (kg) yang akan digunakan dalam menakar

bahan campuran beton menggunakan Persamaan (2)

Setelah diperoleh kebutuhan bahan dalam satuan berat kemudian dikonversi ke satuan

volume untuk memperoleh kebutuhan pellet plastik. Nilai konversi yang digunakan adalah berat

satuan batu pecah dari hasil pengujian laboratorium, yaitu:

Berat volume batu pecah = 1,63 kg/ltr

Berat volume slag baja = 0,73 kg/ltr

Berat volume batu kapur = 1,45 kg/ltr

Apabila telah diperoleh kebutuhan bahan untuk 1 adukan campuran beton dalam satuan

volume, kemudian dilakukan variasi kadar slag baja dan batu kapur sebagai pengganti batu

pecah di dalam campuran beton. Variasi kadar slag baja dan batu kapur di dalam campuran

beton adalah prosentase volume yang telah ditentukan terhadap volume batu pecah. Adapun

variasi volume tersebut terhadap volume batu pecah untuk benda uji silinder:

BN (Normal) = 0%

BNS (Normal+Slag) = 7,5%, 15%, 22,5% dan 30%

BNK (Normal +B.Kapur) = 7,5%, 15%, 22,5% dan 30%

Setelah perhitungan kebutuhan batu pecah dan pellet plastik, dibuat rekapitulasi

kebutuhan bahan untuk beton plastik pada Tabel 4.3.

Tabel 3. Kebutuhan bahan untuk beton normal dan beton plastik

Bentuk Persentase

Campuran

Jumlah

Benda

Uji

(buah)

Semen

(kg)

Halus

(kg)

Kasar

(kg)

Air

(kg)

Slag

Baja

(kg)

Batu

Kapur

(kg)

Berat

benda total

Uji (%) (kg)

Silinder

0 3 6.86 12.11 20.54 4.36 0.00 0.00 43.87

7.5 3 6.86 12.11 19.00 4.36 1.53 1.37 45.23

15 3 6.86 12.11 17.46 4.36 3.05 2.74 46.59

22.5 3 6.86 12.11 15.92 4.36 4.58 4.11 47.94

30 3 6.86 12.11 14.38 4.36 6.11 5.48 49.30

Page 6: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

243

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

6.66

3.23 3.143.92 4.27

0

2

4

6

8

10

12

BN BNS 7,5% BNS 15% BNS 22,5% BNS 30%

Po

rosi

tas

Ra

ta-R

ata

(%

)

Variasi beton

Porositas Beton Normal dan Slag Baja (%)

6.66

10.829.90

7.696.89

0

2

4

6

8

10

12

BN BNK 7,5% BNK 15% BNK 22,5% BNK 30%

Po

rosi

tas

Ra

ta-R

ata

(%

)

Variasi beton

Porositas Beton Normal dan Batu Kapur (%)

4.3 Pengujian Porositas Beton

Pengujian porositas beton betujuan untuk mengetahui jumlah/besarnya kadar pori yang

terkandung dalam beton. Pori-pori beton tidak semuanya tertutup oleh pasta semen. Pori

tersebut biasanya terisi udara (air void) atau berisi air (water filled space) yang saling

berhubungan dan dinamakan kapiler beton. Kapiler beton ini akan tetap ada walaupun air yang

digunakan telah menguap, sehingga kapiler ini akan mengurangi kepadatan beton yang

dihasilkan.

Dari data pada Tabel 4 diperoleh grafik hubungan porositas dengan variasi beton

normal penambahan slag baja dan beton normal penambahan batu kapur ukuran agregat kasar

pada gambar berikut :

Gambar 1. Porositas beton

Tabel 4. Hasil Pengujian Porositas Beton

No Kode Benda Uji

Kondisi

SSD

(kg)

Kering

Oven

(kg)

Dalam

Air (kg)

Porositas

(%)

Porositas

Rata-Rata

(%)

1 BN 1 12.37 11.95 6.78 7.51

6.66 2 BN 2 12.63 12.31 7.03 5.71

3 BN 3 12.36 11.99 6.87 6.74

4 BNS 1 (7,5%) 13.16 12.97 7.28 3.23

3.23 5 BNS 2 (7,5%) 13.13 12.93 7.27 3.41

6 BNS 3 (7,5%) 12.89 12.71 6.98 3.05

7 BNS 1 (15%) 12.72 12.55 7.41 3.20

3.14 8 BNS 2 (15%) 12.63 12.48 7.50 2.92

9 BNS 3 (15%) 12.55 12.37 7.10 3.30

10 BNS 1 (22.5%) 12.76 12.59 7.69 3.35

3.92 11 BNS 2 (22.5%) 12.93 12.82 7.60 2.06

12 BNS 3 (22.5%) 12.75 12.41 7.39 6.34

13 BNS 1 (30%) 13.07 12.68 7.43 6.91 4.27

14 BNS 2 (30%) 13.01 12.88 7.60 2.40

Page 7: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

244

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

35.76

28.46 26.8023.36 22.31

0

10

20

30

40

50

BN BNS 7,5% BNS 15% BNS 22,5% BNS 30%

Ku

at

tek

an

, f'

c (

MP

a)

Variasi beton

Kuat Tekan Beton Normal dan Slag Baja (f'c)

35.7642.84

39.44

29.1825.12

0

10

20

30

40

50

BN BNK 7,5% BNK 15% BNK 22,5% BNK 30%

Ku

at

tek

an

, f'c

(M

Pa)

Variasi beton

Kuat Tekan Beton Normal dan Batu Kapur (f'c)

15 BNS 3 (30%) 12.95 12.76 7.52 3.50

16 BNK 1 (7,5%) 12.36 11.64 6.35 11.98

10.82 17 BNK 2 (7,5%) 12.16 11.60 6.38 9.69

18 BNK 3 (7,5%) 12.23 11.60 6.40 10.81

19 BNK 1 (15%) 12.30 11.74 6.40 9.49

9.90 20 BNK 2 (15%) 12.43 11.88 6.74 9.67

21 BNK 3 (15%) 12.25 11.65 6.56 10.54

22 BNK 1 (22.5%) 12.50 12.15 6.75 6.09

7.69 23 BNK 1 (22.5%) 12.35 11.97 6.70 6.73

24 BNK 1 (22.5%) 12.25 11.66 6.50 10.26

25 BNK 1 (30%) 12.52 12.16 6.90 6.41

6.89 26 BNK 2 (30%) 12.52 12.01 6.78 8.89

27 BNK 3 (30%) 12.69 12.38 6.93 5.38

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbandingan antara variasi agregat kasar beton

normal dengan penambahan slag baja dan beton normal dengan penambahan batu kapur.

Adapun nilai porositas untuk beton normal adalah 6,66% dan nilai porositas tertinggi 4,27%

diperoleh pada beton dengan campuran 30% slag baja, serta nilai porositas tertinggi 10,82%

diperoleh pada beton dengan campuran 7,5% batu kapur. Dari hasil penelitian ini semakin besar

penambahan iron slag dalam campuran beton sebagai agregat kasar maka semakin tinggi

porositas yang dihasilkan. Sebaliknya semakin besar penambahan batu kapur dalam campuran

beton sebagai agregat kasar maka semakin rendah porositas yang dihasilkan.

4.4 Pengujian Kuat tekan Beton

Tujuan pengujian kuat tekan beton (compressive strength) adalah untuk mengetahui

dan memperoleh nilai kuat tekan beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat dan

dimatangkan (curing) di laboratorium maupun di lapangan. Kuat tekan beton adalah beban per

satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan

tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan (Balitbang Kimpraswil 2003b).

Dari data pada Tabel 5 diperoleh grafik hubungan kuat tekan dengan variasi beton

normal penambahan slag baja dan beton normal penambahan batu kapur ukuran agregat kasar

pada gambar berikut :

Gambar 2. Kuat Tekan Beton

Page 8: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

245

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbandingan antara variasi agregat kasar beton

normal dan slag baja. Adapun nilai kuat tekan untuk beton normal adalah 35,76 Mpa dan nilai

kuat tekan tertinggi 28,46 Mpa diperoleh pada beton dengan campuran 7,5% slag baja dan

nilai kuat tekan tertinggi 42,84 Mpa diperoleh pada beton dengan campuran 7,5% batu kapur.

Dari hasil penelitian ini semakin besar penambahan iron slag dalam campuran beton sebagai

agregat kasar maka semakin menurun kuat tekan yang dihasilkan tetapi tidak lebih rendah dari

kuat tekan yang direncanakan yaitu fc’ 25 Mpa dan sebaliknya dari hasil penelitian ini semakin

besar penambahan batu kapur dalam campuran beton sebagai agregat kasar maka semakin

menurun kuat tekan yang dihasilkan.

Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

No Kode Benda

Uji

A P

(KN)

fc P/A

(Mpa)

fcr P/A

(Mpa)

(f'c-

f'cr)²

Σ Sr fcr fcr

(cm²) (f'c-f'cr)² (MPa) (MPa) (kg/cm²)

1 BN 1 176.63 454.

9

38.82

7

39.20

0.14

13.20 2.10 35.76 430.82 2 BN 2 176.63 421.2 41.934 7.48

3 BN 3 176.63 479.

5

36.83

5 5.59

10 BNS 1 (7,5%) 176.63 581.8 30.35

8

30.01

0.12

2.66 0.94 28.46 342.93 11 BNS 2 (7,5%) 176.63 570.

8

30.94

3 0.88

12 BNS 3 (7,5%) 176.63 615 28.72

0 1.66

4 BNS 1 (15%) 176.63 593.

4

29.76

5

30.72

0.92

17.15 2.39 26.80 322.93 5 BNS 2 (15%) 176.63 519.3 34.012 10.81

6 BNS 3 (15%) 176.63 622 28.39

6 5.42

7 BNS 1 (22,5%) 176.63 734.

3

24.05

4

28.36

18.56

27.90 3.05 23.36 281.46 8 BNS 2 (22,5%) 176.63 575.

8

30.67

5 5.35

9 BNS 3 (22,5%) 176.63 581.8 30.35

8 3.98

13 BNS 1 (30%) 176.63 466.

9

37.82

9 30.73

50.33

79.12 5.14 22.31 268.83

14 BNS 2 (30%) 176.63 619 28.53

4 4.84

Page 9: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

246

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

15 BNS 3 (30%) 176.63 683.

5 25.841 23.95

16 BNS 1 (7,5%) 176.63 404.

8

43.63

3

43.69

0.00

0.81 0.52 42.84 516.17 17 BNS 2 (7,5%) 176.63 409.

9

43.09

0 0.36

18 BNS 3 (7,5%) 176.63 398.

2

44.35

6 0.44

19 BNS 1 (15%) 176.63 408 43.29

0

47.20

15.32

67.24 4.73 39.44 475.18 20 BNS 2 (15%) 176.63 397.

3

44.45

6 7.55

21 BNS 3 (15%) 176.63 327.

9

53.86

6 44.37

22 BNS 1 (22,5%) 176.63 304.

9

57.92

9

45.55

153.16

299.08 9.98 29.18 351.55 23 BNS 2 (22,5%) 176.63 390.

3

45.25

4 0.09

24 BNS 3 (22,5%) 176.63 527.

6

33.47

7 145.83

25 BNS 1 (30%) 176.63 563.

2 31.361

34.89

12.49

106.61 5.96 25.12 302.63 26 BNS 2 (30%) 176.63 588.1 30.03

3 23.64

27 BNS 3 (30%) 176.63 408 43.29

0 70.49

Sumber : Hasil Perhitungan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, maka dapat kami simpulan beberapa

hal:

1. Dari hasil pengujian kuat tekan beton normal dengan campuran beton menggunakan

iron slag dan batu kapur sebagai pengganti agregat kasar dengan persentase tertentu,

maka diperoleh kuat tekan untuk beton normal 25,33 Mpa serta pada penggunaan slag

baja sebagai pengganti agregat kasar nilai kuat tekan tertinggi 35,70 Mpa diperoleh

pada campuran slag baja 15%dan kuat tekan paling tinggi pada penggunaan batu

kapur sebagai pengganti angregat kasar 29,43 Mpa diperoleh pada campuran batu

kapur 30%.

2. Dari hasil pengujian porositas beton normal dengan campuran beton menggunakan

iron slag dan batu kapur sebagai pengganti agregat kasar dengan persentase tertentu,

maka diperoleh porositas untuk beton normal 6,66% serta pada penggunaan slag baja

sebagai pengganti agregat kasar nilai porositas tertinggi 4,27% Mpa diperoleh pada

Page 10: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

247

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

campuran slag baja 30% dan porositas paling tinggi pada penggunaan batu kapur

sebagai pengganti angregat kasar 10,82% diperoleh pada campuran batu kapur 7,5%.

Berdasarkan poin-poin diatas, diperoleh bahwa penggunaan iron slag dan batu kapur

sebagaiagregatkasarpenggantibatu pecah sangatlah efektif tergantung presentasenya, ditinjau

dari mutu beton yang diperoleh, keramahan lingkungan maupun sisi ekonomisnya mengingat

iron slag dan batu kapur saat ini masih termasuk dalam kategori limbah yang tidak

dimanfaatkan.

5.2. Saran

Mengingat masih kurangnya penelitian menyengkut limbah baja iron slagdan batu

kapur maka kami dari pihak penulis sangat mengharapkan adanya penelitian-penelitian lanjutan

tentang masalah ini. Penelitian semacam ini sangatlah efektif untuk dilakukan untuk mengurangi

kadar limbah yang dapat merusak lingkungan yang semakin hari semakin bertumpuk.

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmadi, Ali. 2009. Kajian Beton Mutu Tinggi Menggunakan Slag sebagai Agregat Halus

dan Agregat Kasar dengan Aplikasi Superplasticizer dan Silicafume. Semarang: Universitas

Diponegoro.

2. Amalia, 2009. Studi Eksperimental Perilaku Mekanik Beton Normal dengan Substitusi Limbah

Debu Pengolahan Baja (Dry Dust Collector). Semarang : Universitas Diponegoro.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.

2003b. Metoda, Tata Cara dan Spesifikasi, Bagian 3: Beton, Semen, Perkerasan Jalan Beton

Semen. Jakarta.

4. Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi.

5. Murdock, L.J. dan Brook, K.M. Bahan dan Praktek Beton. Edisi Keempat. Terjemahan oleh Ir.

Stephanus Hendarko.1999. Jakarta: Erlangga.

6. Saputra Awal dan LD. M. Nasran. 2011. Kuat Tekan Beton dengan Menggunakan Iron Slag

PT. Barawaja Makassar Sebagai Agregat Kasar. Makassar: Skripsi D3, Politeknik Negeri Ujung

Pandang.

7. Sujatmika Heri. 2011. Optimalisasi Penggunaan Limbah Batu Kapur sebagai Pengganti

Agregat Kasar terhadap Kuat Tekan Beton 17,5 Mpa dan Pengaruhnya terhadap Analisis

Waktu dan Biaya di Banyuwang.

8. Tjaronge Wihardi. 2012. Teknologi Bahan Lanjut Semen dan Beton Berongga Makassar. CV.

Telaga Zam-Zam.

9. Tjokrodimulyo, Kardiyono. 2000. Teknologi Beton. Yogyakarta : Nafiri

10. Tjokrodimuljo, Kardiyono. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro Penerbit KMTS Fakultas

Teknik Universitas Gadjah Mada.

11. Wahyudi, L dan Syahril A. Rahim. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia.

12. Zulmi Utari dan Yosi Komala Sari. 2015. Pengaruh Penggunanan Batu Kapur Sebagai

Agregat Kasar Untuk Kuat Tekan Beton Normal.

Page 11: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

249

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

Motivasi kerja ini memiliki peranan yang penting dalam mengoptimalkan efektivitas

kerja, yang nantinya akan meningkatkan produktivitas kerja proyek konstruksi. Untuk dapat

meninggatkan efektivitas kerja, diperlukan pengetahuan serta pemahaman mengenai motivasi

kerja. Tetapi perlu diingat bahwa motivasi kerja ini memang tidak dapat mengubah kemampuan

kerja seseorang, peranannya hanya sekedar menentukan tingkat kegiatan, meninggi atau

merendahkan usaha orang itu.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau

menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang

menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat

memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki,

sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang

cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan

tertentu.

Adapun indikator yang mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut :

1. Faktor Upah Pekerjaan

Upah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha dan pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan

dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang undangan,

termasuk tunjangan bagi pekerja/buruhdan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa

yang telah atau akan dilakukan.

2. Faktor Tunjangan kerja

Tunjangan adalah unsur-unsur balas jasa yang diberikan dalam nilai rupiah secara langsung

kepada karyawan individual dan dapat diketahui secara pasti. Tunjangan diberikan kepada

karyawan dimaksud agar dapat menimbulkan/meningkatkan semangat kerja dan kegairahan

bagi para karyawan.

3. Faktor Lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang

berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak

terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat

hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi

dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan

pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar

tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap pegawai

akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja.

4. Faktor Hubungan kerja

Pada dasarnya, hubungan kerja dapat diartikan sebagai hubungan antar pekerja dan

pengusaha yang terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan pengusaha, di mana

pekerja menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah

dan dimana pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk memperkerjakan dengan

membayar uapah. Perjanjian tersebut kemudian di sebut sebagai perjanjian kerja. Dari definisi

Page 12: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

250

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

tersebut dapat di definisikan sebagai bentuk hubungan hokum lahir atau tercipta setelah

adanya perjanjian kerja antara pekerja dengan pengusaha. Di samping itu hubungan kerja

dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi antara bagian bagian atau individu individu baik

antara mereka di dalam organisasi sebagai akibat penyelenggaraan tugas dan fungsi masing

masing dalam mencapai sasaran dan tujuan dari orgnisasi tersebut.

2.2. Pengertian Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berart prestasi

kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi

kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Indikator untuk mengukur kinerja buruh secara individu ada enam indikator, yaitu :

1. Kualitas.

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan

serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas.

Merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,

jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3. Ketepatan waktu.

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari

sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk

aktivitas lain.

4. Efektivitas.

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi,

bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam

penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian.

Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi

kerjanya. Komitmen kerjam merupakan suatu tingkat dimana seseorang mempunyai

komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

3. METODE PENELITIAN

PT. Makmur jaya adalah perseroan terbatas yang bergerak dibidang manufacture dan

telah berdiri sejak tahun 2008 yang berkedudukan di Surabaya, jawa timur serta telah memiliki

sektor dibeberapa provinsi termasuk di Makassar provinsi Sulawesi selatan. Adapun proyek

yang sedang dikerjakan di Makassar, Sulawesi selatan adalah pembangunan rumah sakit

bersalin bunda 10 lantai dengan kapasitas 100 kamar di jl. Ap. Pettarani Makassar.

Penelitian ini mengambil objek pada salah satu proyek yang dilaksanakan di Makassar

yakni proyek pembangunan Rumah Sakit Bersalin Bunda di Makassar yang beralamat di Jl. A. P.

Pettarani. Proyek ini dikerjakan atas kerjasama antara PT. Makmur Jaya sebagai owner dan PT.

Pembangunan Perumahan (PP) Precast sebagai kontraktor pelaksana.

Page 13: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

251

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

Tenaga kerja proyek konstruksi adalah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu proyek

yang ditugaskan untuk menjalankan suatu kegiatan dalam proyek konstruksi. Tenaga kerja

dimasa yang akan datang haruslah benar-benar tenaga kerja yang mempunyai kemampuan

dan keahlian dibidangnya meskipun sebagai tukang. Berikut ini adalah beberapa daftar tenaga

kerja pada proyek PT. Makmur Jaya pada Pembangunan RSB. Bunda Di Makassar.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Upah pekerjaan

Tabel 1. Klasifikasi Skor Responden Variabel Upah Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat sesuai 5 25.0 25.0 25.0

Sesuai 12 60.0 60.0 85.0

Kurang sesuai 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Hasil olah data SPSS

Tabel 1. menunjukan dari 20 responden yang diteliti lebih banyak responden yang

mengangap variabel upah pekerjaan pada penelitian ini berada dalam kategori sesuai yaitu

sebanyak 12 responden atau (60 %).

Gambar 1. Grafik histogram variabel upah pekerjaan

Diagram histogram diatas menunjukkan sebaran tabulasi frekuensi dari skor responden

yang dipaparkan pada tabel 4.26 menggambarkan hasil bahwa pada variabel upah pekerjaan

menggunakan empat respon jawaban dengan skor terendah 0 dan skor tertinggi adalah 3.

Aitem valid dalam skala ini berjumlah 4. Kemungkinan skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi

adalah 14, dengan mean hipotetik sebesar 5 dan standar deviasi sebesar 3 Data penelitian

menunjukkan skor terendah 6 dan skor tertinggi adalah 13, dengan mean empirik sebesar 9,1

Page 14: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

252

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

dan standar deviasi sebesar 1,8. Mean empirik atau rerata skor data penelitian yakni 9,1 lebih

tinggi dibandingkan dengan mean hipotetik 5 sehingg a dapat disimpulkan rata-rata skor

perolehan dari kuesioner pada variabel upah pekerjaan.

4.2. Tunjangan Pekerjaan

Tabel 2. menunjukan dari 20 responden yang diteliti lebih banyak responden yang

menganggap variabel tunjangan pekerjaan pada penelitian ini berada dalam kategori sesuai

yaitu sebanyak 15 responden atau (75 %).

Tabel 2. Klasifikasi skor responden variabel tunjangan pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat sesuai 4 20.0 20.0 20.0

Sesuai 15 75.0 75.0 95.0

Kurang sesuai 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Hasil olah data SPSS

Gambar 2. Grafik Histogram variabel tunjangan pekerjaan

Diagram histogram di atas menunjukkan sebaran tabulasi frekuensi dari skor responden

yang dipaparkan pada table 4.28 menggambarkan hasil bahwa pada variabel tunjangan

pekerjaan menggunakan empat respon jawaban dengan skor terendah 0 dan skor tertinggi

adalah 3. item valid dalam skala ini berjumlah 4. Kemungkinan skor terendah adalah 0 dan skor

tertinggi adalah 12, dengan mean hipotetik sebesar 4 dan standar deviasi sebesar 1 Data

penelitian menunjukkan skor terendah 4 dan skor tertinggi adalah 10, dengan mean empirik

sebesar 7,3 dan standar deviasi sebesar 1,3. Mean empirik atau rerata skor data penelitian yakni

Page 15: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

253

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

7,3 lebih tinggi dibandingkan dengan mean hipotetik 4 sehingga dapat disimpulkan rata-rata

skor perolehan dari kuesioner pada variabel tunjangan pekerjaan.

4.3. Lingkungan Kerja

Tabel 3. menunjukan dari 20 responden yang diteliti lebih banyak responden yang

mengangap variabel lingkungan kerja pada penelitian ini berada dalam kategori sesuai yaitu

sebanyak 16 responden atau ( 80 % ).

Tabel 3. Klasifikasi Skor Responden variabel lingkungan kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat sesuai 1 5.0 5.0 5.0

Sesuai 16 80.0 80.0 85.0

Kurang sesuai 3 15.0 15.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Hasil olah data SPSS

Gambar 3. Grafik histogram variabel lingkungan kerja

Diagram histogram di atas menunjukkan sebaran tabulasi frekuensi dari skor responden

yang dipaparkan pada table 4.30 menggambarkan hasil bahwa pada variabel lingkungan kerja

menggunakan empat respon jawaban dengan skor terendah 0 dan skor tertinggi adalah 3. item

valid dalam skala ini berjumlah 4. Kemungkinan skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi

adalah 16, dengan mean hipotetik sebesar 1 dan standar deviasi sebesar 3 Data penelitian

menunjukkan skor terendah 4 dan skor tertinggi adalah 10, dengan mean empirik sebesar 11,4

Page 16: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

254

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

dan standar deviasi sebesar 1,1. Mean empirik atau rerata skor data penelitian yakni 11,4 lebih

tinggi dibandingkan dengan mean hipotetik 1 sehingga dapat disimpulkan rata-rata skor

perolehan dari kuesioner pada variabel lingkungan kerja.

4.4. Hubungan Kerja

Tabel 4. menunjukan dari 20 responden yang diteliti lebih banyak responden yang

menganggap variabel hubungan kerja pada penelitian ini berada dalam kategori sesuai yaitu

sebanyak 14 responden atau ( 70 % ).

Tabel 4. Klasifikasi Skor Responden variabel ingkungan kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Sangat sesuai 4 20.0 20.0 20.0

sesuai 14 70.0 70.0 90.0

Kurang sesuai 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Sumber: Hasil olah data SPSS

Gambar 4. Grafik Histogram variabel hubungan kerja

Diagram histogram di atas menunjukkan sebaran tabulasi frekuensi dari skor responden

yang dipaparkan pada table 4 menggambarkan hasil bahwa pada variabel hubungan kerja

menggunakan empat respon jawaban dengan skor terendah 0 dan skor tertinggi adalah 3. item

valid dalam skala ini berjumlah 4. Kemungkinan skor terendah adalah 0 dan skor tertinggi

adalah 20, dengan mean hipotetik sebesar 4 dan standar deviasi sebesar 2. Data penelitian

menunjukkan skor terendah 9 dan skor tertinggi adalah 18, dengan mean empirik sebesar 12,6

dan standar deviasi sebesar 2,6. Mean empirik atau rerata skor data penelitian yakni 12,6 lebih

Page 17: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

255

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

tinggi dibandingkan dengan mean hipotetik 4 sehingga dapat disimpulkan rata-rata skor

perolehan dari kuesioner pada variabel hubungan kerja.

4.5. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji asusmsi bahwa data penelitian yang diperoleh

merupakan data dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas secara ringkas

dapat dilihat pada tabel 5.

Teknik analisis yang digunakan untuk uji normalitas adalah dengan uji Kolmogorov Smirnov

dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa data

dari populasi penelitian adalah berdistribusi normal yang dilihat dari signifikansi 0,988 > 0,05

atau p > 0,05.

Tabel 5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Skor total

responden

N 20

Normal Parametersa Mean 40.40

Std. Deviation 4.784

Most Extreme

Differences

Absolute .100

Positive .100

Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .448

Asymp. Sig. (2-tailed) .988

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan maka akan dibahas beberapa hasil

penelitian sebagai berikut :

1. Variabel upah pekerjaan.

Hasil penelitian menunjukan dari 20 responden yang diteliti lebih banyak responden yang

menganggap variabel upah pekerjaan pada penelitian ini berada dalam kategori tinggi

sebanyak 12 responden atau (60%) pada Pembangunan Rumah Sakit Bersalin Bunda Di

Makassar.

Melihat skor dari hasil penelitian yang berada pada kategori tinggi sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel upah pekerjaan yang dalam hal ini pekerja atau buruh pada

pembangunan rumah sakit bersalin bunda merasa sesuai terhadap upah yang berikan oleh PT.

Makmur Ujung Jaya.

2. Variabel tunjangan pekerjaan

Page 18: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

256

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

Dari hasil penelitian, banyak responden yang menganggap variabel tunjangan pekerjaan

berada dalam kategori tinggi sebanyak 15 responden atau (75%) pada Pembangunan Rumah

Sakit Bersalin Bunda Di Makassar.

Melihat skor pada variabel tunjangan pekerjaan yang berada pada kategori tinggi, dapat

disimpulkan bahwa pemberian tunjangan kepada para pekerja/buruh cukup baik sehingga pada

pembangunan rumah sakit bersalin bunda berjalan dengan cukup efektif.

3. Variabel Lingkungan Kerja

Hasil penelitian dari variabel lingkungan kerja menunjukkan bahwa banyak responden

menganggap penelitian ini berada dalam kategori tinggi sebanyak 16 responden atau (80%)

pada Pembangunan Rumah Sakit Bersalin Bunda Di Makassar.

Melihat skor pada variabel lingkungan kerja yang berada pada kategori tinggi sehingga

dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang baik akan membawa dampak positif terhadap

motivasi para pekerja, khususnya pada proyek pembangunan rumah sakit bersalin bunda di

kota Makassar.

4. Variabel hubungan kerja

Hasil penelitian dari variabel hubungan kerja menunjukan 20 responden yang diteliti,

banyak responden menganggap penelitian ini berada pada kategori tinggi sebanyak 14

responden atau (70%) pada Pembangunan Rumah Sakit Bersalin Bunda Di Makassar.

Melihat skor pada variabel hubungan kerja yang berada pada kategori tinggi, dapat

disimpulkan bahwa hubungan kerja yang dilakukan antara sesama pekerja atau kepada atasan

sangat baik sehingga mampu memberikan dampak yang positif terhadap kualiatas

pekerjaannya.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, maka dapat kami simpulan beberapa

hal:

1. Dari hasil pengujian kuat tekan beton normal dengan campuran beton menggunakan

iron slag dan batu kapur sebagai pengganti agregat kasar dengan persentase tertentu,

maka diperoleh kuat tekan untuk beton normal 25,33 Mpa serta pada penggunaan slag

baja sebagai pengganti agregat kasar nilai kuat tekan tertinggi 35,70 Mpa diperoleh

pada campuran slag baja 15%dan kuat tekan paling tinggi pada penggunaan batu

kapur sebagai pengganti angregat kasar 29,43 Mpa diperoleh pada campuran batu

kapur 30%.

2. Dari hasil pengujian porositas beton normal dengan campuran beton menggunakan

iron slag dan batu kapur sebagai pengganti agregat kasar dengan persentase tertentu,

maka diperoleh porositas untuk beton normal 6,66% serta pada penggunaan slag baja

sebagai pengganti agregat kasar nilai porositas tertinggi 4,27% Mpa diperoleh pada

campuran slag baja 30% dan porositas paling tinggi pada penggunaan batu kapur

sebagai pengganti angregat kasar 10,82% diperoleh pada campuran batu kapur 7,5%.

Berdasarkan poin-poin diatas, diperoleh bahwa penggunaan iron slag dan batu kapur

sebagaiagregatkasarpenggantibatu pecah sangatlah efektif tergantung presentasenya, ditinjau

dari mutu beton yang diperoleh, keramahan lingkungan maupun sisi ekonomisnya mengingat

Page 19: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

257

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

iron slag dan batu kapur saat ini masih termasuk dalam kategori limbah yang tidak

dimanfaatkan.

5.2. Saran

Mengingat masih kurangnya penelitian menyengkut limbah baja iron slagdan batu

kapur maka kami dari pihak penulis sangat mengharapkan adanya penelitian-penelitian lanjutan

tentang masalah ini. Penelitian semacam ini sangatlah efektif untuk dilakukan untuk mengurangi

kadar limbah yang dapat merusak lingkungan yang semakin hari semakin bertumpuk.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sedarmayanti. (2011) “ Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja” cetakan Ketiga, bandung, mandar

maju

2. Bambang kussriyanto (1991). “Meningkatkan Produktivitas Karyawan” Pustaka binaan

pressindo: Jakarta

3. Ishak dan Hendri Tanjung (2003). “Manajemen Sumber Daya Manusia”Jakarta : Universitas

Trisakti

4. Utomo (2002). “ Kepemimpinan Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku” Riset ekonomi dan

manajemen vol.2 no. 2 mei 2002 Hal 34 – 52

5. Hartono widodo dan judiantoro (1989). “Segi Hukum Penyelesaian Perburuhan” Edisi ke-1

jakarta : rajawali Pers, 1989

6. Tjepi F. Aloewir (1996). “Pemutusan Hubungan Kerja dan penyelesaian Perselisihan

Industrial”, Cetakan ke-11, (Jakarta: BPHN,1996), hal. 32.

7. Frederrick herzberk (2003). “Dasar – Dasar Manajemen” edisi kedua, Jakarta : bumi aksara.

8. McClelland (1971), “Motivating Economic Achievement”, Newyork Macmillian company.

9. Sinungan (1985). “Produktivitas : Apa Dan Bagaimana” edisi II Jakarta : Penerbit bumi aksara

10. Riyanto J, (1986). “Produktivitas dan Tenaga Kerja” Jakarta : SIUP

11. Wulfram I. Ervianto, (2005). “Manajemen Proyek Konstruksi” Yogyakarta Andi offset, 2005

12. Hadari Nawawi, (2008). “Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif”

Yogyakarta : gadjah madaUniversity press

13. Istimawan, Dipohusodo (1995). “Manajemen Proyek Dan Konstruksi” Yogyakarta : badan

penerbit kanisius.

14. Nurlaila (2010). “Manajemen Sumber Daya Manusia ” Ternate: Penerbit lepkhair.

15. Luthans (2005), “Perilaku Organisasi” edisi sepuluh penerbit andi,Yogyakarta

16. Dressler (2000).“Manajemen Sumber Daya Manusia” edisi terjemahan Penerbit PT.

prenhallindo, Jakarta.

17. Anwar Prabu Mangkunagara, (2002).”Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”

bandung, PT. Remaja rosda karya.

18. Prawirosentono, (1999). “Kebijakan Kinerja Karyawan” Yogyakarta BPFE

19. Sugiyono (2010). “Metode Penelitian Kualitatif” bandung, alfabeta.

20. Azwar s. (2011). “Norma Kategorisasi Sikap Dan Perilaku” Yogyakarta Pustaka pelajar.

21. Anonim,. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat

Buruh.

22. Anonim. Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

Page 20: Analisis Kuat Tekan dan Porositas Beton dengan Menggunakan ... · memenuhi standar fungsi beton dengan menggunakan Iron Slag dari PT. Barawaja Makassar dan Batu Kapur dari Kab

258

Seminar Ilmiah Nasional Teknik Sipil Universitas Bosowa SINALTSUB – I , 4 DESEMBER 2017

23. Anonim. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

24. Anonim. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2005 PP No.14 Tahun 1993 tentang

Penyelengagaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

25. Anonim. Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena

Hubungan Kerja.

26. Anonim. peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/MEN/1996 tentang Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

27. Anonim. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan

Pemeliharaan Kesehatan bagi Pekerja.