penentuan clinker rasio semen pcc trass dan slag

78
LAPORAN KERJA PRAKTEK PENENTUAN CLINKER RASIO SEMEN PCC TRASS DAN SLAG DENGAN MENGGUNAKAN XRD DI PCL 1-4 PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK CITEUREUP-BOGOR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Studi S1 Teknik Kimia Disusun Oleh : Mulyani : 11210020 Siti Robiatul Adawiyah : 11210021 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDOCEMENT TEKNIK KIMIA 2015

Upload: adinda-mulyani

Post on 17-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Penentuan Clinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag menggunakan XRD

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KERJA PRAKTEK

    PENENTUAN CLINKER RASIO SEMEN PCC TRASS DAN

    SLAG DENGAN MENGGUNAKAN XRD DI PCL 1-4

    PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK

    CITEUREUP-BOGOR

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Studi

    S1 Teknik Kimia

    Disusun Oleh :

    Mulyani : 11210020

    Siti Robiatul Adawiyah : 11210021

    SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDOCEMENT

    TEKNIK KIMIA

    2015

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    ii Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    LEMBAR PENGESAHAN

    CATATAN / KOMENTAR

    Tempat Kerja Praktek : Proses Control Laboratory (PCL) 1-4

    PT.Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Citeureup-

    Bogor

    Waktu Kerja Praktek : 12 Januari 13 Februari 2015

    Disusun Oleh:

    Mulyani : 11210020

    Siti Robiatul Adawiyah : 11210021

    Bogor, Februari 2015

    Menyetujui,

    Pembimbing Lapangan

    Fuad M. Muhsin

    NIK 0610321

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    iii Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai civitas akademik Sekolah Tinggi Teknologi Indocement, kami yang

    bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Mulyani dan Siti Robiatul Adawiyah

    Program Studi : Teknik Kimia

    Jenis Karya : Laporan Akhir Kerja Praktek

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-

    exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul :

    PENENTUAN CLINKER RASIO SEMEN PCC TRASS DAN SLAG

    DENGAN MENGGUNAKAN XRD DI PCL 1-4

    Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

    Nonekslusif ini PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berhak menyimpan,

    mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

    merawat, dan mempublikasihkan tugas akhir semester kami tanpa meminta izin

    dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/ pencipta dan

    sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini kami buat dengan

    sebenarnya.

    Dibuat di : Bogor

    Pada tanggal : Februari 2015

    Yang menyatakan

    (Mulyani) (Siti Robiatul Adawiyah)

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    i Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya

    kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul Penentuan

    Clinker Rasio Semen PCC Trass dan Slag dengan Menggunakan XRD di

    PCL 1-4. Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan S-1

    Teknik Kimia Sekolah Tinggi Teknologi Indocement (STTI).

    Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

    membantu selama proses pelaksanaan kerja praktek dan pengerjaan laporan kerja

    praktek ini, diantaranya diberikan kepada :

    1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, karunia, serta kekuatan yang

    diberikan kepada penulis untuk melaksanakan serta menyelesaikan kerja

    praktek ini,

    2. Orang tua dan keluarga yang penulis cintai, yang selalu memberi motivasi dan

    mendoakan kelancaran serta kesuksesan pelaksanaan kerja praktek,

    3. Ketua Bidang Akademik Jurusan Teknik Kimia Bapak Thomas Arista dan

    Bapak Gunawan, ST, MT pembimbing akademik di Sekolah Tinggi Teknologi

    Indocement (STTI)

    4. PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Citeureup-Bogor yang telah

    mengijinkan kami untuk kerja praktek,

    5. Bapak Dedi A. Dasuki di bagian CPDD (Corporate People Dev. Department)

    yang telah membantu dan mengarahkan penulis selama kerja praktek,

    6. Bapak Fuad M. Mushin selaku pembimbing lapangan, serta seluruh staff, analyst

    dan operator XRD PCL 1-4. Terima kasih telah membantu, meluangkan waktu

    dan memberi informasi kepada penulis.

    Mohon maaf penulis sampaikan bila ada salah kata dalam penulisan

    laporan kerja praktek. Penulis sadar laporan ini masih memiliki banyak

    kekurangan. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran yang bersifat

    membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

    Bogor, Februari 2015

    Tim Penulis

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    ii Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    ABSTRAK

    PT. Indocement Tunggal Prakarsa merupakan produsen semen yang memproduksi

    berbagai jenis semen bermutu. Dinamika yang berkembang secara pesat di bidang

    industri menuntut perusahaan untuk menghasilkan semen yang berkualitas dan

    tetap mempertahankan mutu tersebut. Beberapa departmen yang bertugas untuk

    melakukan pengujian serta mengontrol terhadap setiap produk yang dikeluarkan

    oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Salah satunya adalah Process

    Control Laboratory (PCL). PCL department merupakan salah satu laboratorium di

    bawah naungan QARD yang memiliki tugas melakukan pengujian kontrol serta

    pengendali kualitas untuk setiap masing masing plan. Pengujian tersebut terdapat beberapa metode, diantaranya dengan menggunakan teknologi alat X-ray

    Fluoresence atau X-ray Diffraction. Kedua metode ini digunakan untuk

    menganalisa kualitatif dan kuantitatif. Namun dalam hal ini pembahasan

    ditekankan pada pengujian terhadap material pembuatan semen PCC dengan

    menggunakan metode X-Ray Diffraction yang nantinya dapat diperoleh kurva

    kalibrasi pembuatan semen PCC. Sehingga dapat diketahui mineral mineral utama penyusun material semen PCC.

    Kata kunci : PCL, XRD, Semen PCC

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    iii Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

    ABSTRAK .................................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

    1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2

    1.3 Batasan Masalah............................................................................................. 2

    1.4 Metodologi Penulisan .................................................................................... 2

    1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 3

    BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN .......................................................................... 4

    2.1 Sejarah PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ............................................ 4

    2.2. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan .................................................................. 5

    2.3 Organisasi Perusahaan ................................................................................... 6

    2.4 Jenis Semen yang di Produksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ....... 8

    2.5 Deskripsi Umum QARD .............................................................................. 10

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 12

    3.1 Definisi Semen ............................................................................................. 12

    3.2 Komposisi Bahan Baku Semen .................................................................... 14

    3.3 Limestone ..................................................................................................... 15

    3.4 Trass (Pozzolana) ......................................................................................... 17

    3.5 Gypsum ........................................................................................................ 20

    3.6 Clinker .......................................................................................................... 21

    3.7 Pesawat Sinar-X XRD D4 Endeavor .......................................................... 22

    3.7.1 Spesifikasi Alat ..................................................................................... 25

    3.7.2 Prinsip Dasar Sinar-X dan Prinsip Kerja XRD .................................... 26

    3.7.3 Kegunaan XRD ..................................................................................... 30

    3.7.4 Proses Preparasi Sampel ....................................................................... 31

    3.7.5 Proses Pengujian Sampel ...................................................................... 31

    BAB IV METODOLOGI PENGUJIAN ..................................................................... 33

    4.1 Peralatan dan Bahan ..................................................................................... 33

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    iv Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    4.2 Tahapan Pengujian ....................................................................................... 33

    4.2.1 Uji Moisture Content (MC) ................................................................... 33

    4.2.2 Uji Kehalusan/Blaine ............................................................................ 34

    4.3 Uji XRD ....................................................................................................... 35

    BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ................................................... 39

    5.1 Analisa Standar Semen PCC - Trass ............................................................ 39

    5.1.1 Hasil Pengujian ..................................................................................... 40

    5.1.2 Kurva Kalibrasi Semen PCC-Trass ....................................................... 45

    5.2 Analisa Standar Semen PCC - Slag ............................................................. 50

    5.2.1 Hasil Pengujian ..................................................................................... 51

    5.2.1 Kurva Kalibrasi Semen PCC - Slag ...................................................... 56

    5.3 Pembahasan .................................................................................................. 60

    BAB VI PENUTUP .................................................................................................... 65

    6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 65

    6.2 Saran ............................................................................................................. 65

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 66

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    v Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    DAFTAR TABEL Tabel 3-1. Hubungan Tekanan Dengan Perubahan Temperature ......................... 16 Tabel 3-2. Reaksi Pembentukan Clinker ............................................................... 21 Tabel 5-1. Standar Semen PCC-Trass ................................................................... 39

    Tabel 5-2. Hasil Pengujian Moisture Content Semen PCC-Trass ........................ 40 Tabel 5-3. Data Hasil XRD Sampel Semen PCC-Trass ....................................... 41 Tabel 5-4. Data Raw Material Semen PCC-Trass ................................................ 42 Tabel 5-5. Kurva Kalibrasi Semen PCC-Trass ..................................................... 45 Tabel 5-6. Perbandingan Standar & Hasil Analisa Semen PCC-Trass ................. 47

    Tabel 5-7. Eliminasi Data Sampel Semen PCC-Trass .......................................... 47 Tabel 5-8. Perbandingan Data Standar & Hasil Analisa Semen PCC-Trass ........ 49 Tabel 5-9. Standar Semen PCC-Slag .................................................................... 50 Tabel 5-10. Hasil Pengujian Moisture Content Semen PCC-Slag ........................ 51 Tabel 5-11. Data Hasil XRD Sampel Semen PCC-Slag ....................................... 52

    Tabel 5-12. Data Raw Material Semen PCC-Slag ................................................ 53 Tabel 5-13. Kurva Kalibrasi Semen PCC-Slag ..................................................... 56

    Tabel 5-14. Perbandingan Standard dan Hasil Analisa Semen PCC- Slag ........... 58 Tabel 5-15. Eliminasi Data Sampel Semen PCC-Slag.......................................... 58 Tabel 5-16. Perbandingan Standard dan Hasil Analisa Semen PCC-Slag ............ 60

    DAFTAR GAMBAR Gambar 2-1. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................... 7 Gambar 2-2. Struktur Departement QARD .......................................................... 11

    Gambar 3-1. Prinsip Kerja Difraksi Sinar X ......................................................... 23 Gambar 3-2. Proses Penghamburan Sinar-X oleh Detector .................................. 24 Gambar 3-3. XRD D4 Endeavor .......................................................................... 25

    Gambar 3-4. Difraksi Sinar-X ............................................................................... 27

    Gambar 3-5. Skema Proses Penghamburan Difraksi Sinar-X .............................. 29 Gambar 3-6. Spektrum XRD ................................................................................ 30 Gambar 4-1. Oven Material .................................................................................. 33 Gambar 4-2. Alat Uji Toni Blaine......................................................................... 34

    Gambar 4-3. Oven Untuk Drying material ........................................................... 35 Gambar 4-4. Alat Crusher Material ...................................................................... 36 Gambar 4-5. Mesin Grinding dan Vessel Disk ..................................................... 37 Gambar 4-6. Homogenizing Sampel ..................................................................... 37 Gambar 4-7. Alat Press dan Sampel Uji ............................................................... 38

    Gambar 5-1. Grafik Peak to Peak Material ........................................................... 62

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    1 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Seiring perkembangan jaman yang tumbuh kian pesat konsumsi

    semen untuk menunjang proses pembangunan juga semakin meningkat

    baik untuk kebutuhan pangsa pasar ekspor maupun penjualan skala

    domestik. Industri semen merupakan industri yang sejalan dengan

    perkembangan ekonomi. Menurut data Asosiasi Semen Indonesia (ASI),

    konsumsi semen domestik pada tahun 2013 meningkat 5.5 %. Dan rata

    rata pertumbuhan pasar semen selama lima tahun terakhir yaitu 8.9, angka

    pertumbuhan ini semakin tinggi terutama karena semakin meningkatnya

    pertumbuhan konsumsi semen tahun 2010 dan 2011. Akan tetapi jika

    dilihat dari konsumsi per kapita dibanding dengan negara negara Asia

    Tenggara, Indonesia masih dibilang tertinggal cukup jauh. (Deustche

    Bank, 2013).

    PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan salah satu

    perusahaan yang bergerak dibidang industri semen. Kontribusi perusahaan

    terhadap pembangunan khususnya dalam negeri tentu sangat berpengaruh

    sekali untuk menunjang proses pembangunan. Berbagai jenis semen

    bermutu di produksi guna memenuhi kebutuhan, salah satu untuk

    mempertahankan mutu agar kualitas semen tetap terjaga adalah dengan

    adanya peran depertement QARD, depertement ini memiliki sub bagian

    department lainnya yaitu salah satunya adalah untuk mengetahui serta

    mengontrol kualitas selama proses produksi semen berlangsung.

    Pengecekan kualitas tersebut dipantau secara kontinyu sampai akhir shift

    sehingga kualitas semen yang diharapkan dapat terjaga. Hal ini lah fungsi

    serta peran Process Control Laboratory untuk mempertahankan agar

    kualitas semen dapat terpantau.

    Setiap plant memiliki Process Control Laboratory masing

    masing. PT. Indocement Tunggal Prakrasa Tbk. Memiliki 3 PCL

    department, diantaranya adalah PCL 1-4 mengontrol kualitas semen yang

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    2 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    diproduksi di plant 1-2 dan plant 3-4, PCL 6-11 yaitu mengontrol kualitas

    semen yang diproduksi di plant 7-8 dan plant 6-11 serta PCL 5 yaitu

    mengontrol kualitas semen yang memproduksi white semen di plant 5.

    1.2 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisa kualitatif

    material dari limestone, slag, gypsum, clinker dengan menggunakan X-Ray

    Diffraction (XRD) yang nantinya dapat dilihat dari kurva kalibrasi dari

    jenis Portland Composite Cement (PCC), kemudian dari hasil kurva

    kalibrasi tersebut kita dapat membandingkan hasil analisa yang dilakukan

    dengan data awal atau standar yang telah ditetapkan. Serta dapat

    mengetahui komposisi masing masing material yang dibutuhkan untuk

    memenuhi standar yang dibuat.

    1.3 Batasan Masalah

    Permasalahan penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup bagaimana

    cara mengetahui analisa kualitatif dari material limestone, slag, gypsum

    serta clinker pada proses pembuatan semen jenis PCC dengan

    menggunakan alat X-Ray Diffraction (XRD) yang nantinya jumlah mineral

    masing masing material semen dapat terukur oleh XRD. Sehingga

    metode perlakuan preparasi sampel uji dapat diketahui standarnya

    kemudian hasilnya dapat tervisualisasikan pada kurva kalibrasi yang di

    buat dengan Ms. Excel.

    1.4 Metodologi Penulisan

    Data yang diperoleh merupakan sumber dari pengujian langsung

    dengan melakukan praktikum di laboratorium PCL 1-4 dari mulai proses

    sampling yaitu pengambilam sample uji ke lapangan, proses preparasi

    sample hingga proses scan dengan menggunakan alat XRD dan XRF.

    Kemudian untuk pengolahan dan penyusunan Laporan Kerja Praktek,

    metode yang digunakan adalah kepustakaan dan literature, serta sumber

    yang berasal dari media digital baik itu intranet maupun internet.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    3 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    1.5 Sistematika Penulisan

    Laporan Kerja Praktek ini terdiri dari 6 bab, antara lain :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi mengenai Latar belakang dari department QARD, Tujuan

    penelitian, Batasan Masalah, Metodologi Penulisan serta Sistematika

    Penulisan.

    BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

    Berisi mengenai tinjauan umum mengenai PT. Indocement Tunggal

    Prakarsa Tbk.

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini berisi Deskripsi Semen, Komposisi Bahan Baku Semen,

    disini di deskripsikan mengenai landasan teori yang mendasari

    pembahasan dari Judul Laporan Kerja Praktek serta kerangka

    Pemikiran Penyusunan dari laporan yang kami buat.

    BAB IV METODOLOGI PENGUJIAN

    Berisi mengenai metodologi yang dilakukan selama Kerja Praktek

    dalam pengujian sampel dan dalam dalam menyelesaikan

    permasalahan yang diambil.

    BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    Berisi data pengujian sampel yang dilakukan selama Kerja Praktek

    dengan metode XRD disertai dengan data hasil perhitungan dan

    pengolahan data.

    BAB VI PENUTUP

    Berisi mengenai kesimpulan dan saran dari hasil penelitian Kerja

    Praktek di PCL 1-4 PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Tbk

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    4 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    BAB II

    DESKRIPSI PERUSAHAAN

    2.1 Sejarah PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (perseroan) berdiri pada

    tanggal 16 Januari 1985. Pabrik pabrik yang telah bergabung antara lain :

    Pada tanggal 4 Agustus 1975, pabrik pertama dari PT District

    Indonesia Cement Enterprice (DICE) dengan kapasitas produksi

    sebesar 500.000 ton klinker per tahun diresmikan menjadi pabrik

    pertama. Pada tanggal 4 Agustus 1976, pabrik kedua dari PT DICE

    dengan kapasitas produksi sebesar 500.000 ton klinker per tahun

    diresmikan menjadi pabrik kedua.

    Pada tanggal 26 Desember 1978, pabrik milik PT Perkasa

    Indonesia Cement Enterprise (PICE) dengan kapasitas produksi

    sebesar 1.000.000 ton klinker per tahun diresmikan menjadi pabrik

    ketiga. Dan pada tanggal 17 November 1980 pabrik kedua dari PT

    Perkasa Indonesia Cement Enterprise (PICE) menjadi pabrik ke

    empat.

    Pada tanggal 11 Maret 1981, Indocement Group mengembangkan

    produksi semen putih yaitu dengan mendirikan PT. Perkasa Indah

    Indonesia Cement Putih Enterprice (PIICPE) dengan kapasitas

    produksi terpasang 150.000 ton semen putih per tahun dan 50.000

    ton semen minyak (oil well cement) per tahun.

    PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprice

    (PAUICE) yang didirikan oleh Indocement Group meresmikan

    pabrik semennya pada tanggal 5 September 1983 dengan kapasitas

    produksi terpasang 1.500.000 ton klinker per tahun yang menjadi

    pabrik ke enam PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Pabrik

    ketujuh dan kedelapan diresmikan pada tanggal 26 Juli 1985 oleh

    Indocement Group dengan pengelola PT Perkasa Inti Abadi

    Indonesia Cement Enterprice (PIACE) dan PT Perkasa Abadi

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    5 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Mulia Indonesia Cement Enterprice (PAMICE). Akhirnya, PT

    Indocement Tunggal Prakarsa secara sah berdiri pada tanggal 16

    Januari 1985 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan nomor

    surat: C2-3641.ht.01.01 TH.85 pada tanggal 17 Mei 1985.

    Kemudian pada tanggal 11 Juni 1985 PT Indocement Tunggal

    Prakarsa mengambil alih seluruh saham dari keenam perusahaan

    tersebut.

    Pada tahun 1991 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengambil

    alih saham PT Tridaya Manunggal Perkasa Cement (TMPC) yang

    menjadi pabrik kesembilan dengan kapasitas 1.200.000 ton klinker

    per tahun. Pada tahun 1996, perseroan berhasil menyelesaikan

    pembangunan pabrik ke-10 dengan kapasitas 1.200.000 ton klinker

    per tahun. Pabrik kesebelas terletak di Citeureup, Bogor, Jawa

    Barat yang diresmikan pada tanggal 1 Maret 1999 dengan kapasitas

    terpasang 2.400.000 ton klinker per tahun.

    Sebagai hasil merger antara perseroan dengan PT Indocement

    Investama dan PT Indo Kodeco Cement (IKC) pada 29 Desember 2000,

    maka PT Indocement Tunggal Prakarsa menjadi pemilik pabrik semen di

    Tarjun, Kota Baru, Kalimantan Selatan (sebelumnya dimiliki oleh IKC).

    Pabrik tersebut menjadi pabrik kedua belas.

    2.2. Visi, Misi, dan Motto Perusahaan

    Visi Perseroan

    Pemimpin pasar semen yang berkualitas dan pemain penting di

    bidang beton siap-pakai di dalam negeri.

    Misi Perseroan

    Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, semen dan

    bahan bangunan yang terkait, serta jasa terkait yang bermutu dengan

    harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan

    berkelanjutan.

    Motto Perseroan

    Turut membangun kehidupan bermutu.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    6 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    2.3 Organisasi Perusahaan

    Demi kelancaran dan kelangsungan jalannya suatu perusahaan

    yang bergerak dalam industri maka suatu perusahaan harus memiliki

    struktur organisasi perusahaan yang baik, yang memberikan wewenang

    dan tugas serta tanggung jawab pada setiap bagian dengan jelas.

    Organisasi di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk disusun secara

    fungsional, dengan tidak terlepas dari sistem yang dianjurkan dalam ISO

    (International Standart Organisation).

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    7 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    (Sumber: Materi Ajar Management Trainee, 2013)

    PT

    . IN

    DO

    CE

    ME

    NT

    TU

    NG

    GA

    L P

    RA

    KA

    RS

    A T

    bk

    .

    OR

    GA

    NIZ

    AT

    ION

    ST

    RU

    CT

    UR

    E

    BO

    ARD

    OF C

    OM

    MIS

    SIO

    NERS

    TH

    E S

    AREH

    OLD

    ERS G

    EN

    ERAL M

    EETIN

    G

    BO

    ARD

    OF D

    IRECTO

    RS

    PRESID

    EN

    T D

    IRECTO

    R

    NO

    N

    EXEC

    UTIV

    E

    DIR

    EC

    TO

    R

    NO

    N

    EXEC

    UTIV

    E

    DIR

    EC

    TO

    R

    NO

    N

    EXEC

    UTIV

    E

    DIR

    EC

    TO

    R

    TAXATION &

    TREASURY

    DIVISION

    DEPUTY

    FINANCIAL

    DIRECTOR CORPORATE

    FINANCE

    ACCOUNTING &

    CONTROLLING

    DIVISION

    MANAGEMENT INFORMATION

    SYSTEM DIV.

    CORPORATE SECRETAIAT

    DIV

    INTERNAL AUDIT

    DIVISION

    CO

    RPO

    RATE

    LEG

    AL

    TEC

    HN

    ICAL

    DIR

    EC

    TO

    R

    FIN

    AN

    CE

    DIR

    EC

    TO

    R

    MARKET

    DEVELOPMENT

    DIVISION

    SALES &

    MARKETING

    LOGISTIC

    DIVISION

    READY MIX DIV

    CO

    MM

    ERC

    IAL

    DIR

    EC

    TO

    R

    EXECUTIVE

    DIRECTOR OFFICE

    CORPORATE

    HUMAN RESOURCE

    DEVELOPOMEN

    T PUBLIC AND INTERNAL

    AFFAIRS

    DIVISION

    HU

    MAN

    RESO

    URC

    E

    DIR

    EC

    TO

    R

    GM OPERATION

    CITEUREUP

    GM OPERATION CIREBON

    GM OPERATION TARJUN

    DEPUTY TECHNICAL

    DIRECTOR

    PPC/

    ADVISORS

    PAPER BAG DIV

    UTILITY DIV

    GENERAL

    ENGINEERING

    & CONSTRUCTIO

    N DIVISION

    PLANT 12

    PPC/

    ADVISORS

    OP. SUPPLY DIV

    HR / GA

    PLANT

    ACCOUNTING

    PPC/

    ADVISORS

    OP. SUPPLY DIV

    COMM. DEV

    HR / GA

    PLANT ACCOUNTING

    PLANT 9/10

    PPC/

    ADVISORS

    DEPUTY GM

    OPERATION

    MINING DIV

    HR / GA

    COMM DEV

    PLANT

    ACCOUNTING

    SPPLY DIV

    QAR DIV

    TECH SERV DIV

    PLANT 6,11

    PLANT 7,8

    PLANT 3,4

    PLANT 1,2,5

    Gambar 2-1. Struktur Organisasi Perusahaan

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    8 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Dewan komisaris yang beranggotakan 8 orang dibentuk untuk

    mewakili para pemegang saham, yang memiliki tugas melaksanakan

    pengawasan terhadap kinerja direksi. Adapun anggaran dasar yang

    mengatur tata kerja dalam perseroan telah disusun dan telah memperolah

    pengesahan dari Departemen Kehakiman pada tanggal 11 Juni 1987.

    Setiap department memiliki tugas dan wewenangnya masing masing.

    Quality Assurance and Research Division adalah salah satu divisi

    penunjang yang menentukan jaminan kualitas secara laboratorium fisika

    maupun kimia. sebagai penjamin mutu material masuk atau material jadi

    dengan menerbitkan sertifikat analisa. QARD dipimpin oleh seorang

    kepala department atau Dept Head. Bagian dari divisi tersebut adalah

    department Process Control Laboratory Departement sebagai penjamin

    mutu material masuk atau material jadi dengan menerbitkan sertifikasi

    analisa. Laboratorium ini menangani kontrol kualitas di setiap PCL masing

    masing plant. PCL memiliki wewenang penuh atas sampel material dari

    awal proses hingga menjadi semen, untuk PCL 1-4 memiliki tanggung

    jawab terhadap sampel dari plant 1, plant 2, plant 3, dan plant 4. PCL 6-11

    memiliki tanggung jawab terhadap sampel dari plant 6, plant 7, plant 8,

    serta plant 11. Dan PCL 5 bertanggung jawab terhadap sampel yang

    diproduksi oleh plant 5.

    2.4 Jenis Semen yang di Produksi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

    PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk merupakan salah satu

    perodusen semen terbesar di Indonesia, dan memiliki berbagai jenis

    produk semen yang di dihasilkan, hingga saat ini indocement telah

    memproduksi sebanyak 5 jenis produk antara lain :

    1. Ordinary Portland Cement (OPC)

    OPC juga dikenal dengan semen abu-abu terdiri dari OPC type 1, type

    2 dan type 5.

    OPC type 1 merupakan semen kualitas tinggi yang sesuai untuk

    berbagai penggunaan seperti kondisi rumah, gedung tinggi,

    jembatan dan jalan.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    9 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    OPC type 2 dan type 5 memberikan perlindungan tambahan

    terhadap kandungan sulfat di air dan tanah. OPC type 2 merupakan

    jenis semen yang cocok untuk berbagai macam aplikasi beton di

    daerah-daerah yang berkadar sulfat sedang, seperti daerah-daerah

    rawa dan bangunan-bangunan tepi pantai, bendungan, pondasi

    jembatan dll.

    OPC type 5 banyak digunakan di daerah-daerah yang berkadar

    sulfat tinggi, misal daerah-daerah rawa dengan tingkat keasaman

    tinggi, dermaga (bangunan-bangunan pantai), bendungan, pondasi

    jembatan, silo bahan-bahan kimia dll.

    2. Portland Composit Cement (PCC)

    PCC dibuat untuk penggunaan umum seperti rumah, bangunan tinggi,

    jembatan, jalan beton, beton precast dan beton prestress. PCC

    mempunyai kuat tekan yang sama dengan Ordinary Portland Cement

    Type 1.

    3. Oil Well Cement (OWC)

    OWC adalah type semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas

    baik didarat maupun lepas pantai. Quality standard yang digunakan

    adalah dengan API Standards (American Petroleum Institute).

    4. White Cement (Semen Putih)

    Semen putih digunakan untuk dekorasi eksterior gedung. Sebagai satu

    satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini Indocement dapat

    mencukupi kebutuhan semen putih pasar domestik.

    5. White Mortar TR30

    Sama seperti white semen, white mortar digunakan untuk eksterior

    gedung. Fungsi mortar yaitu untuk meratakan permukaan tembok

    sehingga mudah untuk di cat dan untuk menambah keawetan pasangan

    bata.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    10 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    6. Semen Curah Atau Bulk Cement

    Semen curah/bulk cement adalah semen tanpa kemasan pada

    umumnya dipergunakan oleh konsumen yang memerlukan semen

    dalam jumlah yang besar dan dengan jangka waktu pemakaian yang

    relative panjang serta memiliki sarana pembongkaran dan

    penyimpanan semen (silo). Untuk penerimaan semen curah ini

    dipergunakan sarana angkutan bulk truck dengan kapasitas angkut 25-

    35 ton setiap penerimaannya.

    7. Ready-Mix Concrete

    Beton Siap-Pakai diproduksi dengan mencampur OPC dengan bahan

    campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air dan kemudian di

    kirimkan ke tempat pelanggan menggunakan truk semen untuk

    dicurahkan.

    2.5 Deskripsi Umum QARD

    Quality Assurance and Research Division (QARD) merupakan

    salah satu divisi di Indocement yang menjamin kualitas mutu dari setiap

    produk perusahaan. QARD berpusat di plant 1-2, QARD ini memiliki

    tugas serta wewenang mengontrol kualitas material pada setiap proses

    produksi semen, serta mengembangkan inovasi inovasi baru yang

    mendukung perjalanan produksi dan mutu produk. Oleh karena itu

    pelaksanaan seluruh tugas tersebut berpusat di laboratorium QARD.

    Laboratorium terbagi menjadi dua yakni laboratorum fisika dan kimia.

    Pengujian dilakukan sesuai dengan parameter sifat yang ingin diketahui.

    Laboratorium juga terdapat di setiap plant guna pengenadalian rutin mutu

    produksi untuk setiap masing masing jenis semen yang di produksi di

    setiap plant nya. Salah satunya adalah Process Control Laboratory 1-4

    yang berada di plant 3-4.

    PCL ini memiliki tugas mengendalikan mutu produk untuk plant 1,

    plant 2, Plant 3, serta plant 4. Terdapat beberapa laboratorium pengujian di

    PCL 1-4 ini, diantaranya adalah physical laboratory, chemical laboratory,

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    11 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    ruang uji batu bara, radiography, test (XRD & XRF), ruang preparasi

    sample, serta ruang penyimpanan untuk sampel yang telah di lakukan

    pengujian maupun sampel yang belum dilakukan pengujian. Sampel

    tersebut tidak langsung dibuang terlebih dahulu, akan tetapi di simpan

    selama 3 hari guna jika terdapat suatu kekeliruan dari hasil pengujian

    maupun mengantisipasi hari libur maka sampel tersebut dapat digunakan

    dan dilakukan pengujian kembali.

    Gambar 2-2. Struktur Departement QARD

    (Sumber : Intranet Indocemet)

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    12 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Definisi Semen

    Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat

    yang mampu mempersatukan atau mengikat bahan bahan padat menjadi

    satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi

    sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga menjadi suatu

    bagian yang kompak atau secara luas semen bisa dikatakan dengan

    material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan batuan

    konstruksi bangunan.

    Usaha untuk membuat semen pertama dilakukan oleh seorang

    berkebangsaan Inggris bernama Josep Aspdin berhasil membuat semen

    dengan cara membakar batu kapur Argilaceo yang dicampur dengan tanah

    liat. Pada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran

    batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan dan di bakar menjadi

    lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur menjadi

    batu tohor dan karbon dioksida. Batu kapur tohor bereaksi dengan

    senyawa lain membentuk clinker yang kemudian digiling sampai menjadi

    tepung yang kemudian disebut dengan Portland. Josep Aspdin pula lah

    yang mematenkan penemuannya yang kemudian semen tersebut dikenal

    dengan nama semen Portland.

    Produksi semen terjadi dengan proses yang cukup panjang. Semua

    pabrik Indocement menggunakan teknologi proses kering dengan tanur

    putar serta precalsiner yang memproduksi clinker OPC, semen OPC dan

    PCC (Annual Report Indocement, 2013). Proses pembuatan semen secara

    singkat dijelaskan dibawah ini :

    1. Penambangan dan Penghancuran Bahan Utama (Mining and Crushing)

    Batu kapur (limestone) tanah liat, pasir silika, dan pasir besi sebagai

    bahan utama semen ditambang di quarry. Penambangan dengan cara

    pengobaran dan metode peledakan. Begitu pula dengan gypsum

    sebagai bahan aditif semen. Semua bahan utama dihancurkan

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    13 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    menggunakan alat penghancur (crusher). Bahan tersebut kemudian

    dikirimkan ke storage masing masing.

    2. Pengeringan dan penggilingan Bahan Utama (Drying dan Grinding)

    Bahan yang disimpan di storage dikeringkan dalam rotary dryer di

    dalam kiln agar kadar air dalam material berkurang lalu disimpan di

    Raw Meal Feed Bin. Kemudian bahan tersebut digiling di dalam Raw

    Mill. Semua bahan di lakukan proses homogenisasi lalu disimpan di

    dalam silo pencampur (Air Blending Silo).

    3. Pembakaran Raw Meal dan Pendinginan Clinker (Burning and

    Cooling)

    Raw meal dibakar pada suhu 1350oC 1450oC di dalam kiln yang

    sebelumnya dilakukan proses kalsinasi di suspension preheater. Proses

    kalsinasi adalah proses pembentukan CaO dan terlepasnya CO2 pada

    senyawa CaCO3. Keluaran dari kiln adalah berbentuk clinker, dengan

    suhu 1000oC-1200

    oC, di dalam pendingin (cooler) ini clinker di

    dinginkan secara mendadak hingga temperature 120oC-160

    oC.

    4. Pencampuran Bahan Aditif dan Penggilingan Clinker (Finishing

    Grinding)

    Penggilingan clinker dilakukan agar pencampurannya dengan gypsum

    dapat mencapai tingkat kehalusan sesuai standar yang ditentukan.

    Penggilingan ini dilakukan dengan closed circuit system untuk

    menjaga efisiensi dan mutu produk sesuai yang diharapkan. Proses ini

    dilakukan di cement mill dan kemudian di transportasikan ke dalam

    silo cement mill.

    5. Pengepakan Semen

    Semen dari silo dikirim ke unit packing untuk dilakukan pengepakan

    dan dimuat kedalam truk maupun bulk, dalam bentuk kantong atau

    curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan mesin

    pembungkus dengan kecepatan tinggi (Rotary Packer).

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    14 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    3.2 Komposisi Bahan Baku Semen

    Sesuai dengan fungsinya, bahan mentah dalam produksi semen di

    bagi menjadi 3 kelompok yaitu:

    a. Bahan Baku Utama (Raw Materials)

    Bahan mentah ini merupakan bahan yang tidak bisa diganti

    kedudukannya dengan bahan lain, semen ini terdiri batu gamping dan

    batu lempung. Kedua bahan ini memegang peranan penting karena pada

    material ini terdapat mineral calcareous (CaCO3) yang mencapai 75%

    dan mineral argillaceaus CaCO3

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    15 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    keseluruhan bahan semen. Gypsum (CaSO4.2H2O) adalah batuan

    sedimen CaSO4 yang mengandung dua molekul hidrat yang berfungsi

    sebagai penghambat pengerasan awal semen. Sehingga dapat mengatur

    waktu pengikatan semen. Pemakaian gypsum tergantung pada

    kandungan C3A, kadar alkali, kualitas gypsum, suhu gypsum, suhu

    pengerasan dan masa testing. Penambahan gypsum dilakukan pada

    penggilingan akhir dengan perbandingan tertentu.

    3.3 Limestone

    Limestone adalah batuan padat yang mengandung banyak kalsium

    Pada dasarnya adalah batuan alam yang mengandung banyak mineral CaO

    dan terbentuk karena adanya proses pengendapan kimiawi maupun

    pengendapan sisa-sisa organisme seperti algae, foraminifer atau coral.

    Selain batu kapur dapat juga digunakan chalk marly lime stone, coral lime

    stone, marble lime sand, shell deposit, dsb. Batu kapur dengan kadar kapur

    tinggi disebut lime component (komponen kapur). Batu kapur merupakan

    sumber CaO yang utama dalam reaksi sintering, reaksi ini terjadi di kiln

    membentuk mineral kristal yang terdapat dalam semen yaitu C3S, C2S,

    C3A, C4AF.

    Sifat Fisika dari Batu Kapur:

    Fase : Padat

    Warna : Putih Kekuningan

    Spesifik Gravity : 2,67

    Nilai Kekerasan : 1.8 3.0 Mohs

    BM : 100 gr/mol

    Kuat tekan : 31, 6 N / mm

    Titik lebur : 1339 C

    Kadar Air : 8 %

    Sifat Kimia Batu Kapur:

    Batu Kapur mengalami kalsinasi pada suhu 600oC-900oC, dengan

    reaksi:

    CaCO3 CaO + CO2

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    16 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Kalsinasi batu kapur pada suhu 9800C akan melepaskan gas CO2

    dan sisanya disebut quicklime yang terdiri dari Calcium Oksida

    (CaO). Apabila quicklime tersebut diberi air maka akan terjadi

    penghidratan yang cepat menjadi kalsium hidroksida (Ca(OH)2)

    atau disebut dengan hidrate lime. Komposisi batu kapur terdiri

    dari :

    - Calcium (Ca) : 92,1 %

    - Besi (Fe) : 2.38 %

    - Silika (Si) : 3 %

    - Titanium, Mangan : 2.52 %

    Warna batu kapur menggambatkan tingkat kealamian dari adanya

    pengotor (impurity). Warna putih mempunyai kemurnian yang tinggi,

    warna abu abu dan corak gelap disebabkan oleh material karbon atau

    sulfide besi. Dan warna kuning atau merah mengindikasikan adanya

    campuran besi dan mangan jadi impurity pada batuan kapur akan

    menghasilkan warna dan pola yang berbeda.

    Tabel 3-1. Hubungan Tekanan Dengan Perubahan Temperature

    Temperatur (C) Tekanan (atm)

    600 0,003

    700 0,026

    750 0,079

    800 0,24

    850 0,50

    900 1,00

    Tabel diatas mengindikasikan bahwa pada suhu 9000C, tekanan

    akan mencapai 1 atm, hal ini menunjukan bahwa pada suhu tersebut terjadi

    penguraian kalsium karbonat. Zat pengotor yang umumnya ada pada

    limestone yaitu Galena (PbS), Sphalerite (ZnS), Barite (BaCO3),

    Haematite (Fe2O3) dan Fluorite (CaF2). Kalsinansi batu kapur mengacu

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    17 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    kepada proses thermal decomposition menjadi quicklime dan karbon

    dioksida. Reaksi untuk thermal decomposition kalsium karbonat adalah

    CaCO3 + heat CaO + CO2

    Reaksi untuk thermal decomposition dolomite adalah

    CaCO3.MgCO3 + heat(1) CaCO3.MgO + CO2

    CaCO3.MgO + heat(2) CaO.MgO + CO2

    CaCO3.MgCO3 + heat (1+2) CaO.MgO + 2CO2

    Proses penguraian limestone pada proses kalsinasi dipengaruhi oleh :

    a. Karakteristik batu kapur

    b. Distribusi ukuran partikel

    c. Bentuk partikel

    d. Temperature saat proses kalsinasi

    e. Rate heat transfer antara gas dan partikel

    Menurut Boynton (1980), untuk mengurangi proses pembakaran

    yang tidak sempurna atau tidak merata dengan cara memperkecil ukuran

    partikel limestone pada saat proses pembakaran, sehingga akan

    mengurangi zat pengotor sehingga kandungan CaO hasil pembakaran

    menjadi lebih tinggi.

    3.4 Trass (Pozzolana)

    Trass merupakan salah satu pozzolan alam yang digunakan sebagai

    bahan aditif pembuat semen. Selain itu, trass dikenal sebagai agregat

    alternative untuk campuran beton, campuran pasta semen, campuran

    plester dan pembuatan batako (Susilorini, 2003). Hal-hal ini dikarenakan

    karakteristik trass dalam bentuk halus pada saat lembab akan bereaksi

    secara kimiawi dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar untuk

    membentuk senyawa yang sementitis (ASTM C618, 2008). Hal ini

    dikarenakan adanya senyawa silika aktif dan senyawa alumina reaktif,

    seperti pada reaksi berikut :

    2Al2O3. 2SiO2 + 7Ca(OH)2 3CaO2SiO2H2O+

    2(2CaOAl2O3SiO2.2H2O)

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    18 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Trass didefinisikan sebagai batuan asli letusan gunung berapi yang

    telah mengalami pelapukan sampai tingkat tertentu dan berwarna abu-abu

    putih.

    Reaksi Pozzolan

    Pada dasarnya reaksi pozzolan merupakan sebuah reaksi asam-basa

    sederhana antar kalsium hidroksida, juga dikenal sebagai portlandite atau

    (Ca(OH)2), dan asam silikat (H4SiO4, atau Si(OH)4). Reaksi ini secara

    skematik dapat direpresentasikan sebagai berikut :

    Ca(OH)2 + H4SiO4 Ca2+

    + H2SiO42-

    + 2H2O CaH2SiO4 . 2H2O

    Atau diringkas dalam notasi ahli kimia semen : CH + SH CSH

    Produk dari formula umum (CaH2SiO4. 2H2O) membentuk hidrat

    kalsium silikat, yang disingkat CSH dalam notasi kimia semen. Rasio

    Ca/Si, atau C/S dan jumlah molekul air dapat bervarisi dan stoikiometri

    yang disebutkan di atas mungkin berbeda. Seperti kepadatan CSH adalah

    lebih rendah dari silika portlandite dan murni, konsekuensi dari reaksi ini

    adalah pembengkakan pada produk reaksi.

    Bahan Pozzolan terbagi 2, yaitu :

    1. Pozzolan Alam (Natural) : dihasilkan dari deposite bahan alam,

    contohnya tufa, abu vulkanis dan tanah diatomae. Di Indonesia,

    pozzolan alam dikenal dengan nama Trass.

    2. Pozzolan Buatan (sintetis) : yang termasuk dalam jenis ini adalah

    hasil pembakaran dari tanah liat dan hasil pembakaran baru bara (Fly

    Ash).

    Karakteristik Material Pozzolan

    Beberapa contoh fungsi dan karakteristik material pozzolan yaitu :

    a. Calcined clay digunakan pada kontruksi beton, sebagai material

    pengganti semen 15-35% dan dapat meningkatkan kekuatan dan

    ketahanan semen terhadap serangan sulfat, mengontrol reaksi silika

    alkali dan mengurangi permeabilitas. Densitas relativenya 2, 4-2, 62

    g/cm3 dengan kehalusan 650-1350 m

    2/ kg.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    19 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    b. Calcined Shale mengandung 5-20% kalsium sehingga material ini

    memiliki sifat semen. Pengolahan lebih lanjut dihasilkan burnt shale

    yang dibuat di kiln pada suhu 800oC.

    c. Metakaolin terbuat dari kaolin dengan kemurnian yang tinggi

    dikalsinasi pada suhu rendah kemudian dihaluskan sampai menjadi

    partikel yang berukuran 1-2 mikron, 10 kali lebih halus dibandingkan

    semen. Metakaolin digunakan untuk aplikasi khusus yang

    membutuhkan permeabilitas yang sangat rendah dan kekuatan yang

    tinggi. Pada beton, metakaolin sebagai bahan aditif dimana jumlahnya

    10% dari semen.

    d. Trass adalah bahan alam yang mengandung silika dan alumina yang

    digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan silika alumina. Bahan

    galian trass yang terdapat pada umumnya berasal dari batuan

    piroklastik dengan komposisi andesit yang telah mengalami pelapukan

    secara intensif sampai dengan derajat tertentu.

    Warna trass diantaranya putih kemerahan, kecoklatan, kehitaman,

    kelabu, kekuning-kuningan, coklat tua, coklat muda, abu-abu. Dalam

    keadaan sendiri, material ini tidak mempunyai sifat mengeras, namun

    bila ditambahkan batu kapur tohor dan air, akan memiliki masa seperti

    semen dan tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh senyawa

    silika aktif dan senyawa alumina reaktif dengan reaksi :

    2 Al2O32SiO2 + 7Ca(OH)2 3CaO2SiO2H2O+ 2(2CaO.Al2O3SiO2

    2H2O)

    Mengerasnya semen pozzolan lebih lambat daripada Portland

    meski kekuatannya terus bertambah. Trass tahan terhadap agregat alkalin,

    memiliki nilai penyusutan dan pemuaian yang kecil, kelulusan air kecil

    (kedap air), tahan terhadap asam tanah maupun air laut, memiliki sifat

    lentur dan tidak mudah retak.

    Berikut ini komposisi kimia yang dimiliki oleh trass :

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    20 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    a. SiO2 : 66,7 %

    b. Al2O3 : 15,27 %

    c. Fe2O3 : 4,00 %

    d. CaO : 2,35 %

    e. MgO : 1,19 %

    f. K2O : 3,31 %

    g. Na2O : 3,37 %

    3.5 Gypsum

    Gypsum merupakan bahan tambahan yang sangat penting dalam

    industri semen, dari segi sifatnya gypsum digunakan untuk mengatur

    waktu ikat pada proses pengerasan semen. Gypsum mengandung air hidrat

    (CaSO4.2H2O). Air hidrat tersebut akan rusak karena pemanasan yang

    tinggi sehingga untuk menjaga kualitas semen yang dihasilkan suhu

    pemanasan gypsum harus dijaga ketat 45oC -50

    oC, karena apabila lebih

    dari suhu tersebut akan kehilangan kandungan kristal air sehingga

    mengakibatkan berkurangnya sifat kimianya. Pemanasan yang tinggi akan

    merubah air dihidrat menjadi hemi hidrat (CaSO4. H2O) dan bahkan bila

    suhu dinaikkan lebih tinggi, air hidrat dalam gypsum akan hilang menjadi

    CaSO4. Penambahan gypsum yang yeng terlalu banyak dalam semen akan

    meyebabkan terjadinya pemuaian (sulfate expansion) pada semen yang

    akan digunakan, sehingga dalam penambahan gypsum dalam semen harus

    dipertimbangkan sesuai dengan kadar alkali C3A dan kehalusan dari semen

    tersebut.

    Karakteristik Gypsum

    Gypsum adalah mineral halus yang memiliki senyawa kalsium

    sulfat dihidroksida (CaSO4. 2H2O) atau termasuk mineral sulfat. Kata

    gypsum berasal dari bahasa Yunani gypsos yang berarti perekat dan

    pertama ditemukan di Montmere-Paris. Umumnya gypsum larut dalam air,

    berbeda dengan kebanyakan garam lainnya, semakin tinggi suhu maka

    solubility gypsum akan semakin naik. Pada gypsum terdapat anion dan

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    21 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    ikatan hydrogen yang membentuk kristal. Gypsum memiliki warna putih,

    namun kadang terdapat warna-warna lain sebagai impuritis yaitu kuning,

    biru, pink/merah jambu, dan sebagainya. Susunan kristalnya paralel dan

    memiliki elongasi yang cukup besar dan kebanyakan membentuk kristal

    prismatik.

    3.6 Clinker

    Clinker merupakan bahan setengah jadi selama produksi semen,

    dihasilkan dengan pembakaran limestone (batu kapur) dan material yang

    mengandung alumina-silikat seperti clay. Pembakaran dilakukan dua tahap

    yakni pembakaran di preheater (proses kalsinasi) dan pembakaran di kiln

    (Yanuar, 2010). Komposisi clinker adalah kalsium silikat yaitu termasuk

    alite (C3S) dan belite (C2S). Trikalsium alumina (C3A) dan kalsium

    alumina ferriete (C4AF) merupakan komponen pendukung. Komposisi

    tersebut didapatkan dari pembakaran limestone dan clay yang bervariasi

    pada suspension heat (Sprung, 2012). Reaksi pembentukan clinker terjadi

    dalam beberapa tahapan berdasarkan suhu. Spesifikasinya dapat dilihat

    dalam tabel berikut :

    Tabel 3-2. Reaksi Pembentukan Clinker

    Suhu (oC) Proses

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    22 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    3.7 Pesawat Sinar-X XRD D4 Endeavor

    X-Ray Diffraction (XRD) merupakan instrument yang digunakan

    untuk mengidentifikasi material yang termasuk polikristal dimana XRD

    akan menunjukkan karakteristik dari suatu sudut difraksi Bragg (2) pada

    posisi tertentu dalam kristal, tergantung pada struktur kristal material

    tersebut (Michler & Domman, 2011). Hukum Bragg merupakan

    perumusan matematika tentang persyaratan yang harus dipenuhi agar

    berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut merupakan berkas difraksi.

    Tujuan analisis untuk kandungan pada bahan pembuat semen

    dilakukan agar dapat mengetahui peran masing-masing unsur dalam jenis

    sampel diuji, serta karakteristik yang diperlukan pada setiap jenis sampel

    dengan mempertimbangkan efisiensi waktu serta validasi hasilnya

    terutama dalam industri dengan skala besar. Oleh karena itu, XRD menjadi

    alat yang digunakann untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    Output dari scanning dengan metode XRD berupa grafik intensitas

    terhadap sudut difraksi atau disebut pola difraksi. Keduanya sangat

    menentukan analisis kualitatif dan kuantitatif sampel yang diuji. Terdapat

    tiga aspek krisyal yang teridentifikasi dari grafik, yaitu geometri kristal,

    struktur kristal dan kesempurnaan kristal (Smith, 1999). Geometri kristal

    dipengaruhi oleh posisi 2. Struktur kristal dipengaruhi oleh intensitas saat

    2 tertentu. Sedangkan kesempurnaan kristal dipengaruhi oleh bentuk 2

    yang dihasilkan.

    Disamping itu, informasi yang dihasilkan dari pengujian

    menggunakan metode XRD adalah karakteristik sifat kisi, identifikasi fasa,

    kemurnian fasa, ukuran kristal, analisis kuantitatif fasa dan lainnya. Akan

    tetapi metode XRD tidak dapat menjelaskan dan menganalisis elemen

    (unsur) yang terdapat dalam suatu material (Loye, 2013).

    Analisis struktur pada suatu XRD akan menunjukkan informasi

    struktur yang tepat, jarak antar atom serta sudut ikatannya. Hal tersebut

    diperoleh dari sinar-X dimana sinar-X menyediakan informasi tentang

    struktur apabila ingin diselidiki jarak atom-atomnya (dengan ketentuan

    panjang gelombang sebesar 1).

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    23 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Difraksi sinar-X ini berdasarkan pada prinsip dengan mengukur

    sudut hamburan sinar-X hasil dari radiasi yang ditembakkan ke dalam

    suatu material tersebut. Ketika sinar-X mengenai atom maka akan terjadi

    fenomena :

    Sinar X-ray lepas dari atom dan memberikan sumbangan terhadap

    sifat radiasi dari atom

    Sinar diserap di dalam atom itu sendiri, sebagai jalan keluarnya

    ionisasi atom pada kulit yang lebih luar

    Gambar 3-1. Prinsip Kerja Difraksi Sinar X

    (Sumber : Jamaluddin, Makalah Fisika Material XRD)

    Dalam XRD terdapat beberapa komponen, antara lain :

    1. Slit

    Slit atau celah akan menghamburkan sinar yang datang dari tabung

    sinar-X sehingga akan menghasilkan pola cahaya dengan intensitas

    yang berbeda dimana nantinya sinar menuju ke sampel.

    2. Monokromator

    Monokromator berfungsi mamantulkan sinar yang telah ditembakkan

    ke sampel menuju detector.

    3. Tabung X-Ray

    Dalam tabung ini, sinar-X dihasilkan untuk menembakkan sampel.

    Sinar-X dihasilkan dengan menembakkan elektron kecepatan tinggi

    yang teremisi dan filament panas (biasanya tungsten) kesebuah logam

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    24 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    target (Cu atau Mo). Proses penembakan ini akan mengionisasikan

    elektron dan sinar-X akan teremisi. Dari dasar prinsip ini, maka alat

    untuk menghasilkan sinar-X harus terdiri dari beberapa komponen

    utama yaitu sumber elektron (katoda), tegangan tinggi untuk

    mempercepat elektron, dan logam target (anoda). Ketiga komponen

    tersebut merupakan komponen utama suatu tabung sinar-X.

    4. Detector, dll

    Objek dan detector berputar untuk menangkap dan merekam intensitas

    refleksi sinar-X. Detector merekam dan memproses sinyal sinar-X lalu

    mengolahnya dalam bentuk grafik.

    Untuk jalannya proses penghamburan sinar-X sampai tertangkap

    oleh detector diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

    Gambar 3-2. Proses Penghamburan Sinar-X oleh Detector

    (Sumber : Jamaluddin, Makalah Fisika Material XRD)

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    25 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    3.7.1 Spesifikasi Alat

    Gambar 3-3. XRD D4 Endeavor

    (Sumber : Dok. Spesifikasi Alat PCL 1-4)

    Technical Spesifications

    Mechanical Spesifications:

    Weight : 440 kg

    Height : 166 cm

    Width : 84 cm

    Depth : 110 cm

    Environmental Specifications:

    Optimum room temp : 21C

    Temp operation range : 14-34 C

    Relative humidity : 20%-80%

    Electrical Spesifications:

    Frequency range : 47 Hz 63 Hz

    Max Power Consumption : Max 5 kVA

    Generator : max 4,5 kVA at 2,4 kW tube power

    High Voltage Generator:

    Output Power : Max. 2400 W

    Output Voltage : 20-50 kVDC (in step of 1 kV)

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    26 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Output Current : 5-50 mADC (in step of 1 mA)

    Generator settings : Cu: 40 kV/ 40 mA

    Co: 35 kV/ 40 mA

    Detector:

    Dynamic Scintillation : NaI or YAP Counter

    Proportional counter (Ca : Filled with Ne-CO2

    Channel)

    Energy-dispersive detector : SoI-X (Li drifted Si detector)

    Position-sensitive detector : VANTEC-1 (no gas supply) or

    (1dimensional) Mbraun (continous ArCH4

    gas flow)

    3.7.2 Prinsip Dasar Sinar-X dan Prinsip Kerja XRD

    A. Prinsip Dasar Sinar-X

    Sinar-X dihasilkan di suatu tabung katode dengan pemanasan

    kawat pijar untuk menghasilkan elektron-elektron. Kemudian elektron-

    elektron tersebut dipercepat terhadap suatau target dengan memberikan

    suatu voltase dan menembak target dengan elektron. Ketika elektron-

    elektron mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron-

    elektron dalam target, karakteristik spektrum sinar-X dihasilkan. Spektrum

    ini yang terdiri atas beberapa komponen. Yang paling umum adalah K

    dan K. K berisi dari sebagian K1 dan K2. K1 memiliki panjang

    gelombang sedikit lebih pendek dan dua kali lebih besar intensitasnya

    dibandingkan K2. Panjang gelombang yang spesifik merupakan

    karakteristik dari bahan target (Cu, Fe, Mo, Cr).

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    27 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Gambar 3-4. Difraksi Sinar-X

    (Sumber : Jamaluddin, Makalah Fisika Material XRD)

    Elektron elektron pada atom akan membiaskan berkas bidang yang

    tersusun secara periodik seperti yang ditunjukkan. Difraksi sinar-X oleh

    atom-atom pada bidang atom paralel a dan a1 yang terpisah oleh jarak d.

    Dianggap bahwa dua berkas sinar-X i1 dan i2 yang bersifat paralel,

    monokromatik dan koheren dengan panjang gelombang datang pada

    bidang dengan sudut . Jika kedua berkas sinar tersebut berturut turut

    terdifraksi oleh M dan N menjadi i1 dan i2 yang masing-masing

    membentuk sudut terhadap bidang dan bersifat paralel, monokromatik

    dan koheren, perbedaan panjang antara i1 M i1 dengan i2 N i2

    adalah sama dengan n kali panjang gelombang, maka persamaan difraksi

    dapat dituliskan sebagai berikut:

    Persamaan diatas dikenal sebagai Hukum Bragg, dengan ketentuan :

    n = bilangan refleksi yang bernilai bulat ( 1, 2, 3, 4, . . ).

    Karena nilai sin tidak melebihi 1, maka pengamatan berada pada interval

    0 < < /2. Karena difraksi untuk nilai n terkecil ( n = 1), persamaan

    tersebut dapat diubah menjadi : < 2 d

    Persamaan tersebut menjelaskan bahwa panjang gelombang sinar-

    X yang digunakan untuk menentukan struktur kristal harus lebih kecil dari

    jarak antar atom. Jadi, persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-

    n = ON + NP atau

    n = d sin + d sin = 2 d sin

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    28 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    X yang dihamburkan merupakan berkas difraksi disebut dengan hukum

    Bragg. Hukum bragg ini menyatakan bahwa perbedaan lintasan berkas

    difraksi sinar-X harus merupakan kelipatan panjang gelombangnya.

    Secara matematis di rumuskan :

    n = dsin

    n = bilangan bulat

    = panjang gelombang sinar-X

    = sudut diffraksi

    Untuk menentukan sudut dalam kristal yaitu dilihat dari system

    kristal atau atomnya. Sedangkan untuk mengetahui arah hamburan sinar

    ditentukan oleh bentuk dan ukuran sel satuannya.

    Pembangkitan Sinar-X

    Sinar-X dihasilkan dari penembakan target (logam anoda) oleh

    elektron berenergi tinggi yang berasal dari hasil pemanasan filamen dari

    tabung sinar-X (Rontgen). Tabung sinar-X tersebut terdiri atas empat

    komponen utama, yakni filamen (katoda) yang berperan sebagai sumber

    elektron, ruang vakum sebagai pembebas hambatan, target sebagai anoda,

    dan sumber tegangan listrik. Untuk dapat menghasilkan sinar-X dengan

    baik, maka logam yang digunakan sebagai target harus memiliki titik leleh

    tinggi dengan nomor atom (Z) yang tinggi agar tumbukan lebih efektif.

    Logam yang biasa digunakan sebagai target (anoda) adalah Cu, Cr, Fe,

    Co, Mo dan Ag.

    Tembaga (Cu) adalah bahan sasaran yang paling umum untuk

    difraksi kristal tunggal, dengan radiasi Cu, K = 0.5418. Sinar-X ini

    bersifat collimated dan mengarahkan ke sampel. Saat sampel dan detector

    diputar, intensitas sinar-X pantul itu direkam. Ketika geometri dari

    peristiwa sinar-X itu memenuhi persamaan Bragg, interferens konstruktif

    terjadi dan suatu puncak di dalam intensitas terjadi. Kemudian detector

    akan merekam dan memproses isyarat penyinaran ini dan mengkonversi

    isyarat itu menjadi suatu arus yang akan dikeluarkan pada printer atau

    layar komputer.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    29 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    B. Prinsip Kerja dan Skema Alat Difraksi Sinar-X XRD

    Salah satu teknik yang digunakan untuk menentukan struktur suatu

    padatan kristalin adalah metode difraksi sinar-X serbuk (X-ray powder

    diffraction). Sampel berupa serbuk padatan kristalin yang memiliki ukuran

    kecil dengan diameter butiran kristalnya sekitar 10-7 10-4 m ditempatkan

    pada suatu ring. Sinar-X diperoleh dari elektron yang keluar dari filamen

    panas dalam keadaan vakum pada tegangan tinggi, dengan kecepatan

    tinggi menumbuk permukaan logam Sinar-X tersebut menembak sampel

    padatan kristalin, kemudian mendifraksikan sinar ke segala arah dengan

    memenuhi Hukum Bragg.

    Detektor bergerak dengan kecepatan sudut yang konstan untuk

    mendeteksi berkas sinar-X yang didifraksikan oleh sampel. Sampel serbuk

    atau padatan kristalin memiliki bidang bidang kisi yang tersusun secara

    acak dengan berbagai kemungkinan orientasi, begitu pula partikel- partikel

    kristal yang terdapat di dalamnya. Setiap kumpulan bidang kisi tersebut

    memiliki beberapa sudut orientasi sudut tertentu, sehingga difraksi sinar-

    X memenuhi Hukum Bragg.

    Gambar 3-5. Skema Proses Penghamburan Difraksi Sinar-X

    (Sumber : Jamaluddin, Makalah Fisika Material XRD)

    Bentuk keluaran dari difraktometer dapat berupa data analog atau

    digital. Rekaman data analog berupa grafik garis-garis yang terekam per

    menit sinkron, dengan detektor dalam sudut 2 per menit, sehingga sumbu

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    30 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    x setara dengan sudut 2. Sedangkan rekaman digital menginformasikan

    intensitas sinar-X terhadap jumlah intensitas cahaya per detik. Pola

    difraktogram yang dihasilkan berupa deretan puncak-puncak difraksi

    dengan intensitas relatif bervariasi sepanjang nilai 2 tertentu.

    Besarnya intensitas relatif dari deretan puncak-puncak tersebut

    bergantung pada jumlah atom atau ion yang ada, dan distribusinya di dalam

    sel satuan material tersebut. Pola difraksi setiap padatan kristalin sangat

    khas, yang bergantung pada kisi kristal, unit parameter dan panjang

    gelombang sinar-X yang digunakan. Dengan demikian, sangat kecil

    kemungkinan dihasilkan pola difraksi yang sama untuk suatu padatan

    kristalin yang berbeda (Warren, 1969).

    Gambar 3-6. Spektrum XRD

    (Sumber : Jamaluddin, Makalah Fisika Material XRD)

    3.7.3 Kegunaan XRD

    Kegunaan XRD antara lain :

    - Membedakan antara material yang masih bersifat Kristal dengan amorf

    - Karakteristik material Kristal

    - Identifikasi mineral-mineral yang berbutir halus

    - Penentuan dimensi-dimensi sel satuan

    - Dengan teknik-teknik yang khusus, XRD dapat digunakan untuk :

    1. Menentukan struktur Kristal dengan menggunakan Rietveld

    Refinement

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    31 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    2. Analisa kuantitatif dari mineral

    3. Karakteristik sampel film

    Dari pengguanaan X-Ray Difraktometer tersebut, kita akan memperoleh

    suatu pola difraksi dari bahan yang kita analisa. Dari pola tersebut, kita

    akan mendapatkan beberapa informasi, antara lain :

    a. Panjang gelombang sinar X yang digunakan ()

    b. Orde pembiasan / kekuatan intensitas (n)

    Bilangan refleksi yang bernilai bulat, 1, 2, 3, 4 dst. Panjang gelombang

    sinar-X yang digunakan untuk struktur kristal harus lebih kecil dari

    jarak antar atom (Zakaria,2003)

    c. Sudut sinar datang dengan bidang normal ()

    Sudut sudut dapat terbentuk karena adanya pola interferensi yang

    saling menguatkan, untuk menentukan sudut () dapat dilihat pada

    kristal kristal dari material uji. Dan arah hamburannya dapat dilihat

    pada bentuk dan ukuran kristal material uji atau spesimen. Semakin

    besar sudut difraksi maka semakin kecil jarak antara bidangnya.

    3.7.4 Proses Preparasi Sampel

    Proses preparasi sampel XRD yaitu :

    a. Ambil sepersepuluh berat sample (murni lebih baik)

    b. Gerus sampel dalam bentuk bubuk, ukuran kurang ~10 m

    c. Letakkan dalam sampel holder

    d. Harus diperhatikan agar mendapatkan permukaan yang datar dan

    mendapatkan distribusi acak dari orientasi-orientasi kisi

    3.7.5 Proses Pengujian Sampel

    Untuk dapat mengetahui kandungan dalam sampel material, perlu

    melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut yakni preparasi sampel,

    pengambilan data dengan XRD, fitting data dan analisa komposisi.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    32 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Tahapan preparasi sampel dilakukan dengan metode pressing sampel data

    kedalam ring, dimana sebelumnya sampel harus ditimbang terlebih dahulu.

    Tahapan pengambilan data sampel menggunakan XRD Bruker D4

    ENDEAVOR di laboratorium PCL 1-4. Proses scanning dilakukan dengan

    program Bruker Diffrac Suite, dimana berlangsung selama 556. Dan

    output yang dihasilkan adalah kandungan dan kadar yang terdapat dalam

    sampel. Dengan demikian hasil yang terdeteksi berupa sudut difraksi (2)

    dan intensitas sinar-X. Peak to peak berada dalam kisaran 10o-65

    o. Hasil

    tersebut kemudian diinterprestasikan dalam bentuk grafik 2 terhadap

    intensitas.

    Tahap fitting data dilakukan dengan menggunakan software

    TOPAS. Dimana data komposisi sampel didapatkan dari tahap scanning.

    Dalam tahap ini dilakukan match antara data yang didapatkan dengan

    database standar difraksi sinar-X untuk semua jenis material (standar

    dikeluarkan oleh The International Centre for Diffraction Data atau

    ICDD)

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    33 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    BAB IV

    METODOLOGI PENGUJIAN

    4.1 Peralatan dan Bahan

    Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    XRD Bruker D4 Endeavor, XRF, Grinding Herzog, oven, piringm neraca

    digital, compressor, trass missi, slag, limestone, gypsum, clinker plant 3

    dan 4.

    4.2 Tahapan Pengujian

    4.2.1 Uji Moisture Content (MC)

    - Dengan menggunakan Moisture Analyzer

    1. Set temperature Moisture Analyzer 105oC

    2. Timbang 2.5 gram sample (coal, semen) kemudian tutup cover

    M.A

    3. Tungggu sampai data/hasil tampil di display

    4. Catat hasil sebagai % Kadar air.

    - Dengan oven

    Gambar 4-1. Oven Material

    (Sumber : Dok. Pribadi)

    1. Timbang 100 gram sample Limestone, Sandy Clay, Sand Koreksi,

    Trass, Gypsum)

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    34 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    2. Masukkan kedalam oven 100-110oC (untuk gypsum 40oC) selama

    1 jam

    3. Dinginkan dan timbang berat kering

    4.2.2 Uji Kehalusan/Blaine

    - Dengan alat Toni Blaine

    Gambar 4-2. Alat Uji Toni Blaine

    (Sumber : Dok. Pribadi)

    1. Dinginkan sampel semen dengan cara menebarkannya diatas kertas

    bersih/ piring sampel sampai mencapai suhu ruangan

    2. Lepaskan tabung silinder perangkat Toni Blaine dari tempatnya

    dan beri alas piringan tembanga berpori dan selembar kertas saring

    (khusus untuk pesawat Blaine)

    3. Timbang sampel semen sesuai dengan S.G dari jenis semen dengan

    ketelitian 0.1 gram (110 g OPC dan 108 g PCC)

    4. Masukkan semen tersebut dengan silinder tadi menggunakan

    corong yang tersedia, dan silinder diketuk-ketuk agar semua semen

    turun kedalam silinder

    5. Tutup silinder dengan kertas saring dan tekan dengan torak sampai

    menyentuh bibir silinder bagian atas

    6. Pilih program semen sesuai dengan jenis semen yang akan diuji

    7. Tekan tombol START

    8. Catat hasil analisa

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    35 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    4.3 Uji XRD

    Tahapan yang dilakukan sebelum melakukan uji XRD yaitu :

    a. Proses Drying Material

    Gambar 4-3. Oven Untuk Drying material (Sumber : Dok. Pribadi)

    1. Material yang termasuk dalam proses drying yaitu : Limestone,

    Trass, Slag dan Gypsum

    2. Pastikan wadah untuk menampung sampel material dalam keadaan

    kering dan bersih

    3. Hidupkan mesin oven dengan menghubungkan stop/contact ke

    power source dan setting pada temperature 110oC untuk material

    Limestone, Trass dan Slag. Dan setting temperature 40oC untuk

    material Gypsum

    4. Masukkan material sampel sebanyak 100g kedalam oven selama 1

    jam yang ditampung dengan wadah sampel dibawahnya

    5. Ambil material sampel dari oven setelah 1 jam

    6. Dinginkan material sampel di meja preparasi selama 10 menit

    (hingga temperature material sampel berada pada suhu kamar)

    7. Material sampel siap digunakan untuk pengujian selanjutnya.

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    36 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    b. Proses Crushing Material

    Gambar 4-4. Alat Crusher Material

    (Sumber : Dok. Pribadi)

    1. Material yang termasuk dalam proses crushing yaitu Limestone,

    Sandy Clay, Clay/Sand Koreksi, Limestone additive, Trass,

    Gypsum dan clinker

    2. Pastikan wadah yang nantinya akan menampung material yang

    akan di crushing sudah berada dibawah mesin crusher dan dalam

    keadaan bersih

    3. Hidupkan mesin crusher dengan menghubungkan stop/contact ke

    power source

    4. Masukkan material sampel sebanyak 500gram kedalam mesin

    crusher

    5. Ambil material sampel dari wadah penampung sampel

    6. Material sampel siap digunakan untuk pengujian selanjutnya

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    37 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    c. Proses Grinding

    Gambar 4-5. Mesin Grinding dan Vessel Disk

    (Sumber : Dok. Pribadi)

    1. Pastikan vessel disk (wadah untuk menampung sampel material)

    berada dalam kondisi bersih

    2. Timbang 15 gram contoh, masukkan kedalam Vessel Disk

    kemudian tambahkan 2 pil grinding aid dan tutup dengan

    penutupnya

    3. Letakkan Vessel Disk pada Grinding Machine dan operasikan

    alat tersebut selama 2 menit

    4. Material sampel siap digunakan untuk dipress dengan mesin press

    d. Homogenizing

    Gambar 4-6. Homogenizing Sampel

    (Sumber : Dok. Pribadi)

    1. Material yang termasuk dalam proses homogenizing yaitu seluruh

    material yaitu clinker, limestone, trass/slag dan gypsum

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    38 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    2. Pastikan plastik untuk menampung sampel material dalam kondisi

    bersih dan kering

    3. Masukkan sampel material sesuai dengan presentase yang telah

    ditentukan (beri nama pada plastik sampel)

    4. Lakukan mixing material dengan cara dikocok selama 15 menit,

    agar material homogen

    5. Lakukan proses yang sama untuk sampel nomer 2 sampai 7

    e. Pressing

    Gambar 4-7. Alat Press dan Sampel Uji

    (Sumber : Dok. Pribadi)

    1. Pastikan ring untuk sampel dan alat pres dalam keadaan bersih.

    2. Masukkan sampel sebanyak 15 gr kedalam ring sebagai media

    pencetak sampel, ratakan bagian atas sampel

    3. Tekan tombol START untuk memulai proses pressing sampel

    (sampel di press dengan kekuatan 100 kN dengan waktu 60 detik)

    4. Setelah proses pressing sampel selesai, bersihkan sampel dengan

    udara bertekanan agar tidak mengganggu hasil analisa dan beri

    nama identitas sampel

    5. Sampel siap untuk dilakukan pengujian selanjutnya

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    39 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    BAB V

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

    5.1 Analisa Standar Semen PCC - Trass

    Langkah Kerja :

    1. Pengambilan sampel di weighing feeder cement mill untuk masing-

    masing material (Limestone, Trass, Clinker, Gypsum) masing-masing

    1-2 kg

    2. Cek Moisture Content masing-masing sampel dan lakukan

    pengeringan sample Limestone, Trass dan Gypsum menggunakan

    oven.

    3. Cek blaine sampel

    4. Preparasi sampel, yang terdiri dari :

    - Crushing

    - Homogenizing

    - Grinding pertama (Tanpa pil) untuk sampel Limestone, Gypsum

    dan Trass

    5. Lakukan mixing sampel dengan komposisi sebagai berikut :

    6. Lakukan grinding untuk sampel yang telah dimixing (tambahkan 2 pil)

    kemudian press sampel

    Tabel 5-1. Standar Semen PCC-Trass

    No. Sampel Limestone Trass Gypsum Clinker

    1 11 19 3 67

    2 14 13 3 70

    3 17 7 3 73

    4 6 16 3 75

    5 20 12 3 65

    6 9 10 3 78

    7 3 14 3 80

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    40 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    7. Lakukan analisa untuk masing-masing sampel menggunakan XRD

    dengan program PCC Trass Misi, bandingkan hasilnya antara teori dan

    analisa

    5.1.1 Hasil Pengujian

    a. Moisture Content

    Tabel 5-2. Hasil Pengujian Moisture Content Semen PCC-Trass

    Material Berat Basah (gram) Berat Kering (gram)

    Limestone 100 93.39

    Trass 100 91.38

    Gypsum 100 95.21

    b. Blaine Clinker

    Dengan menggunakan alat Toni Blaine, didapatkan nilai blainenya =

    3690 cm2/gr

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    41 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    c. Data hasil analisa XRD Nilai existing

    Tabel 5-3. Data Hasil XRD Sampel Semen PCC-Trass

    No. Sampel Limestone Trass Gypsum Clinker

    1 13.24 10.74 2.49 73.52

    2 13.15 8.12 4.6 74.13

    3 13.41 8.68 2.49 75.41

    4 9.28 4.41 6.87 79.44

    5 15.6 10.76 6.87 71.19

    6 9.16 9.05 2.45 79.34

    7 6.61 9.21 2.45 81.73

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    41 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    42 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    d. Data Raw Material Semen PCC-Trass

    No. Sampel

    Alite Belite Alum. Sum

    Ferrite Free lime

    Portlan-dite

    Periclase Quartz Arcanite Langbeinit Aphtitalite Gypsum Hemi-hidrat

    Anhydrat Calcite Dolomite

    1 47.4 7.2 8.6 6.2 0.4 1.6 2.1 3.4 0.7 0.3 0.2 0.8 1.5 0 16 0.5

    2 48.2 8.1 8.5 6.8 0.7 0.1 2 2.6 1.1 0.3 0.3 0.6 1.4 0 15.9 0.5

    3 49.6 8.6 8.2 6.5 0.2 1.8 2.1 1.8 0.9 0.3 0.2 0.6 1.8 0 16.3 0.4

    4 53.4 8.6 9 7.1 0.9 0.1 2.4 3 0.4 0.1 0.3 0.5 1.2 0 10.3 0.5

    5 45.3 8 7.8 6.2 1.1 0.1 2.2 3 0.9 0.2 0.3 0.8 1.4 0 19.4 0.5

    6 51.4 10.5 8.6 7 1.2 0.4 2.4 2.1 0.8 0.3 0.3 0.7 1.4 0 10.3 0.3

    7 53.9 9.4 9.5 7.7 1.4 0.3 2.3 2.6 0.6 0.1 0.2 0.6 1.2 0 6.5 0.4

    Tabel 5-4. Data Raw Material Semen PCC-Trass

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    43 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Untuk membuat kurva kalibrasi, diperlukan beberapa parameter yaitu :

    - Clinker rasio atau nilai standar = Sumbu Y

    - Asli INP atau hasil analisa = Sumbu X

    Dan perhitungan untuk mendapatkan nilai asli INP untuk masing-masing sampel

    berdasarkan data-data diatas, yaitu diperoleh dari :

    - Limestone = Calcite + Dolomite

    - Gypsum = Gypsum + Hemi Hydrat + Anhydrat

    - Clinker = Alite + Belite + Alum.Sum + Ferriete + Freelime +

    Portlandite + Periclase + Quartz + Arcanite +

    Langbeinite + Aphtitalite

    - Trass = 100 (Limestone + Gypsum + Clinker)

    Sehingga, didapatkan :

    Sampel 1

    Limestone = 16.5 + 0.5 = 16.5

    Gypsum = 0.8 + 1.5 + 0 = 2.3

    Clinker = 47.4 + 7.2 + 8.6 + 6.2 + 0.4 + 1.6 + 2.1+3.4+0.7+0.3+0.2

    = 78.1

    Trass = 100 ( 16.5 + 2.3 + 78.1) = 3.1

    Sampel 2

    Limestone = 15.9 + 0.5 = 16.4

    Gypsum = 0.6 + 1.4 + 0 = 2.0

    Clinker = 48.2+8.1+8.5+ 6.8 + 0.7 + 0.1 + 2 + 2.6 + 1.1 + 0.3 + 0.3

    = 78.7

    Trass = 100 ( 16.4 + 2.0 + 78.7) = 8.12

    Sampel 3

    Limestone = 16.3 + 0.4 = 16.7

    Gypsum = 0.6 + 1.8 + 0 = 2.4

    Clinker = 49.6+8.6+8.2+6.5+0.2+1.8+2.1+1.8+0.9+0.3+0.2

    = 80.2

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    44 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Trass = 100 (16.7 + 2.4 + 80.2) = 0.7

    Sampel 4

    Limestone = 10.3 + 0.5 = 10.8

    Gypsum = 0.5 + 1.2 + 0 = 1.7

    Clinker = 53.4+8.6+ 9 + 7.1 + 0.9 + 0.1 + 2.4 + 3 + 0.4 + 0.1 + 0.3

    = 85.3

    Trass = 100 (10.8 + 1.7 + 85.3) = 4.41

    Sampel 5

    Limestone = 19.4 + 0.5 + = 19.9

    Gypsum = 0.8 + 1.4 + 0 = 2.2

    Clinker = 45.3 + 8 + 7.8 +6.2+ 1.1 + 0.1 + 2.2 + 3 + 0.9 + 0.2 + 0.3

    = 75.1

    Trass = 100 (19.9 + 2.2 + 75.1) = 10.76

    Sampel 6

    Limestone = 10.3 + 0.3 = 10.6

    Gypsum = 0.7 + 1.4 + 0 = 2.1

    Clinker = 51.4+ 10.5+8.6 + 7 +1.2 +0.4 +2.4 + 2.1 + 0.8 + 0.3 +0.3

    = 85

    Trass = 100 (10.6 + 2.1 + 85) = 9.05

    Sampel 7

    Limestone = 6.5 + 0.4 = 6.9

    Gypsum = 0.6 + 1.2 + 0 = 1.8

    Clinker = 53.9 +9.4+9.5+7.7+ 1.4 + 0.3 + 2.3 + 2.6 + 0.6 + 0.1+0.2

    = 88

    Trass = 100 (6.9 + 1.8 + 88) = 9. 21

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    45 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    5.1.2 Kurva Kalibrasi Semen PCC-Trass

    y = 1.2365x - 5.8469 R = 0.887

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    0 5 10 15 20 25

    STA

    ND

    AR

    ASLI INP

    LIMESTONE

    LIMESTONE

    Linear (LIMESTONE)

    Tabel 5-5. Kurva Kalibrasi Semen PCC-Trass

    No.

    Sampel

    Clinker Rasio / Standar (Y) Asli INP / Analisa (X)

    Limestone Trass Gypsum Clinker Limestone Trass Gypsum Clinker

    1 11 19 3 67 16.5 3.1 2.3 78.1

    2 14 13 3 70 16.4 2.9 2 78.7

    3 17 7 3 73 16.7 0.7 2.4 80.2

    4 6 16 3 75 10.8 2.2 1.7 85.3

    5 20 12 3 65 19.9 2.8 2.2 75.1

    6 9 10 3 78 10.6 2.3 2.1 85

    7 3 14 3 80 6.9 3.3 1.8 88

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    46 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    PEMBAHASAN SEMEN PCC-TRASS

    Hasil dari kurva :

    - Limestone : y = 1.2365x - 5.8469 ; R = 0.887

    - Clinker : y = 1.1494x - 21.088 ; R = 0.9318

    Dan jika hasil formula Y diatas dikalikan dengan hasil INP yang kita dapat,

    maka akan diperoleh data perbandingan antara clinker rasio/ nilai standar dengan

    nilai persamaan, yaitu sebagai berikut :

    y = 1.1494x - 21.088 R = 0.9318

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

    STA

    ND

    AR

    ASLI INP

    CLINKER

    CLINKER

    Linear(CLINKER)

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

    STA

    ND

    AR

    ASLI INP

    GYPSUM

    GYPSUM

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    47 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Jika kita lihat tabel perbandingan hasil untuk masing-masing material diatas,

    nilainya terlihat cukup berbeda antara nilai standard dan nilai hasil analisa, hal ini

    bisa disebabkan karena nilai Regresi (R2) dari limestone hanya 0.887 yang berarti

    kurang dari satu, sehingga persentase limestone meningkat atau lebih besar dari

    standarnya. Oleh karena itu kita dapat mengeliminasi beberapa sampel agar

    mendapatkan nilai Regresi (R2) limestone yang lebih dekat dengan sama dengan

    1.

    Dari ketujuh sampel ini yang kemudian datanya akan dieliminasi yaitu sampel no

    1 dan 4. Sehingga didapat data dan grafik sebagai berikut :

    Tabel 5-6. Perbandingan Standar & Hasil Analisa Semen PCC-Trass

    No.

    Sampel

    Clinker Rasio / Standar Data Hasil Analisa

    Limestone Trass Gypsum Clinker Limestone Trass Gypsum Clinker

    1 11 19 3 67 14.56 14.46 2.30 68.68

    2 14 13 3 70 14.43 14.20 2.00 69.37

    3 17 7 3 73 14.80 11.70 2.40 71.09

    4 6 16 3 75 7.51 13.84 1.70 76.96

    5 20 12 3 65 18.76 13.81 2.20 65.23

    6 9 10 3 78 7.26 14.03 2.10 76.61

    7 3 14 3 80 2.68 15.46 1.80 80.06

    Tabel 5-7. Eliminasi Data Sampel Semen PCC-Trass

    No.

    Sampel

    Clinker Rasio / Standar (Y) Asli INP / Analisa (X)

    Limestone Trass Gypsum Clinker Limestone Trass Gypsum Clinker

    2 14 13 3 70 16.4 2.9 2 78.7

    3 17 7 3 73 16.7 0.7 2.4 80.2

    5 20 12 3 65 19.9 2.8 2.2 75.1

    6 9 10 3 78 10.6 2.3 2.1 85

    7 3 14 3 80 6.9 3.3 1.8 88

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    48 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    y = 1.2689x - 5.2915 R = 0.9755

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    0 5 10 15 20 25

    NIL

    AI

    STA

    ND

    AR

    ASLI INP

    LIMESTONE

    LIMESTONE

    Linear (LIMESTONE)

    y = 1.1692x - 21.976 R = 0.9773

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

    NIL

    AI

    STA

    ND

    AR

    ASLI INP

    CLINKER

    CLINKER

    Linear (CLINKER)

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

    NIL

    AI

    STA

    ND

    AR

    ASLI INP

    GYPSUM

    GYPSUM

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    49 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Hasil dari kurva :

    - Limestone : y = 1.2689x - 5.2915 ; R = 0.9755

    - Clinker : y = 1.1692x - 21.976 ; R = 0.9773

    Sehingga didapat perbandingan antara nilai standard hasil analisa, yaitu :

    Dengan mengeliminasi dua data diatas, dapat kita lihat bahwa nilai regresi dari

    sampel meningkat dan semakin mendekati angka 1 hal ini berarti komposisi yang

    dibuat sesuai standar dan hasil yang didapatkan setelah dilakukan pengujian yaitu

    cukup akurat. Data dapat dikatakan akurat jika hasil pengujian dengan data

    standard nilai perolehan data pengujian mendekati data standar. Akan tetapi pada

    kenyataannya data hasil pengujian percobaan ini memang lazimnya selalu tidak

    bisa mendekati standarnya, hal ini dapat di telusuri penyebab penyebab

    mengapa data hasil pengujian tersebut tidak dapat sama persis. Ada beberapa

    faktor yang mempengaruhi baik itu faktor dari internal, misal dari alatnya itu

    sendiri dan faktor eksternal, misalnya pengaruh lingkungan, suhu ruangan maupun

    kondisi alat. Dan yang terpenting adalah faktor dari si penguji nya itu sendiri.

    Sebagian besar faktor kesalahan baik itu dalam pengukuran maupun pengujian

    sampai akhir disebabkan oleh manusia. Jadi, melakukan pengujian harus terlebih

    dahulu paham apa yang akan dikerjakan dan juga tentunya hati hati dalam

    melakukan pengujian.

    Tabel 5-8. Perbandingan Data Standar & Hasil Analisa Semen PCC-Trass

    No.

    Sampel

    Clinker Rasio / Standar Data Hasil Analisa

    Limestone Trass Gypsum Clinker Limestone Trass Gypsum Clinker

    2 14 13 3 70 15.52 12.44 2.00 70.04

    3 17 7 3 73 15.90 9.91 2.40 71.79

    5 20 12 3 65 19.96 12.01 2.20 65.83

    6 9 10 3 78 8.16 12.34 2.10 77.41

    7 3 14 3 80 3.46 13.82 1.80 80.91

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    50 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    5.2 Analisa Standar Semen PCC - Slag

    Langkah Kerja :

    1. Pengambilan sampel di weighing feeder cement mill untuk masing-

    masing material (Limestone, Slag, Clinker, Gypsum) masing-masing

    1-2 kg

    2. Cek Moisture Content masing-masing sampel dan lakukan

    pengeringan sample Limestone, Slag dan Gypsum menggunakan oven.

    3. Cek blaine sampel

    4. Preparasi sampel, yang terdiri dari :

    - Crushing

    - Homogenizing/splitting

    - Grinding pertama (Tanpa pil) untuk sampel Limestone, Gypsum

    dan Slag

    5. Lakukan mixing sampel dengan komposisi sebagai berikut :

    6. Lakukan grinding untuk sampel yang telah di mixing (tambahkan 2

    pil) kemudian press sampel

    7. Lakukan analisa untuk masing-masing sampel menggunakan XRD

    dengan program PCC Slag, bandingkan hasilnya antara teori dan

    analisa

    Tabel 5-9. Standar Semen PCC-Slag

    No. Sampel Limestone Slag Gypsum Clinker

    1 5 18 1 77

    2 10 13.5 1.5 75

    3 13 12 2 73

    4 17 10.5 2.5 70

    5 15 15 3 67

    6 19 12.5 3.5 65

    7 21 12 4 63

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    51 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    5.2.1 Hasil Pengujian

    a. Moisture Content

    Tabel 5-10. Hasil Pengujian Moisture Content Semen PCC-Slag

    b. Blaine Clinker

    Dengan menggunakan alat Toni Blaine, didapatkan nilai blainenya = 2710

    cm2/

    gr

    Material Berat Basah (gram) Berat Kering (gram)

    Limestone 100 92.758

    Slag 100.10 99.220

    Gypsum 100.004 94.676

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    52 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    c. Data hasil analisa XRD Nilai existing

    Tabel 5-11. Data Hasil XRD Sampel Semen PCC-Slag

    No. Sampel SO3 Limestone Slag Gypsum Clinker

    1 1.45 4.84 20.46 1.63 73.08

    2 1.7 20.25 7.31 2.21 70.23

    3 2.01 14.37 11.02 2.89 71.73

    4 2.28 18.24 10.58 3.49 67.69

    5 2.58 16.2 13.21 4.15 66.44

    6 2.86 20.56 10.3 4.77 64.38

    7 3.16 23.12 8.76 5.43 62.69

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    53 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    d. Data Raw Material Semen PCC-Slag

    No. Sampel

    Alite Belite Alum. Sum

    Ferrite Free-lime

    Portlan-dite

    Periclase Quartz Arcanite Langbei

    nit Aphtitalite Gypsum

    Hemi-hidrat

    Anhydrat Calcite Dolomite

    1 29.4 25.1 5.2 8.2 2.6 0.8 1.9 0.2 0.6 0.1 0.3 0.8 0.1 0 4 0.4

    2 30.1 24.1 5.5 8.9 2.6 0.4 2 0.9 0.9 0 0.3 1.2 0 0 15.5 1.9

    3 29.9 25.1 4.7 10.6 2.6 0.4 1.9 0.6 1 0.2 0.4 1.8 0 0 11 1.1

    4 28.5 23.6 5.4 8.6 2.5 0.5 1.8 0.9 0.9 0 0.2 2.2 0 0 13.9 1.7

    5 26.8 23.5 5.1 9.5 2.2 0.3 1.9 0.8 1.3 0 0.3 2.5 0 0 12.7 1

    6 27.3 22 5.2 8.4 2.3 0.2 1.9 0.9 0.9 0 0.4 2.7 0 0 15.9 1.7

    7 27 21.2 5.2 7.5 2 0.5 1.8 1.1 1.1 0 0.3 3.2 0 0 17.7 2.2

    Tabel 5-12. Data Raw Material Semen PCC-Slag

  • Sekolah Tinggi Teknologi Indocement 2015

    54 Laporan Kerja Praktek PCL 1-4

    Untuk membuat kurva kalibrasi, diperlukan beberapa parameter yaitu :

    - Clinker rasio atau nilai standar = Sumbu Y

    - Asli INP atau hasil analisa = Sumbu X

    Dan perhitungan untuk mendapatkan nilai asli INP untuk masing-masing sampel

    berdasarkan data-data diatas, yaitu diperoleh dari :

    - Limestone = Calcite + Dolomite

    - Gypsum = Gypsum + Hemi Hydrat + Anhydrat

    - Clinker = Alite + Belite + Alum.Sum + Ferriete + Freelime +

    Portlandi