analisis kuantitatif tetrasiklin.docx
TRANSCRIPT
Analisis Kuantitatif Tetrasiklin
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), merupakan suatu teknik kromatografi dengan fase gerak cairan dan fase diam cairan atau padat. Parameter KCKT yang digunakan untuk analisis kuantitatif ialah waktu retensi atau volume retensi. Perhitungan kuantitatif didasarkan pada pengukuran tinggi puncak atau luas puncak suatu komponen zat. Populernya penggunaan KCKT disebabkan teknik ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran, kecepatan analisis, kepekaan yang tinggi dan resolusi yang baik. Selain itu, kolom dapat digunakan kembali, dapat menggunakan bermacam-macam detektor, dan dapat menghindari terjadinya dekomposisi atau kerusakan bahan yang dianalisis (Adnan 1997). Berdasarkan perbedaan fase, KCKT terbagi menjadi dua, yaitu fase normal dan fase terbalik. Fase normal ialah fase diam yang berupa senyawa polar dan fase gerak senyawa nonpolar. Sementara fase terbalik ialah fase diam yang berupa senyawa nonpolar dan fase gerak senyawa polar (Adnan 1997).
Prinsip
Contoh diekstraksi dengan larutan Na2EDTA - buffer McIlvaine, fraksi buffer dipisahkan dengan sentrifuga. Supernatan dielusikan pada Solid Phase Extraction (SPE) C18 yang sebelumnya telah di deaktivasi dengan larutan silylasi. Hasil elusi dipekatkan menggunakan rotary-vacum-evaporator hingga tersisa volume 2 ml sampai 5 ml. Hasil pemekatan ditambah 5 ml etanol dan dipindahkan ke tabung reaksi selanjutnya dikeringkan dengan gas nitrogen. Residu dilarutkan kembali dengan 1 ml fase gerak (Asetonitril: Asam oksalat 0,02 M : Metanol = fraksi volume 15 % : 80 % : 5 %). Analit dalam fase gerak diinjeksikan pada kromatograf yang dilengkapi dengan kolom phenyl (150 mm x 4,6 mm) dengan prekolom CN 4 µm (20 mm x 3,9 mm) dan detektor fotometri pada 355 nm dengan menggunakan fase gerak (Asetonitril: Asam oksalat 0,02 M : Metanol = fraksi volume 15 % : 80 % : 5 %) . Respon KCKT berupa puncak-puncak kromatogram yang mempunyai waktu tambat (RT) yang spesifik. Identifikasi puncak dilakukan dengan membandingkan RT contoh terhadap RT baku pembanding. Luas (area) kromatogam sebanding dengan jumlah analit tersebut(BSN,2009).
Analisis Kuantitatif Kloramfenikol
Berbagai metode penentuan kadar kloramfenikol telah dikembangkan, di antaranya uji aktivitas hayati, kolorimetri, spektrofotometri [6] kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) [7] radio and enzyme imunoassay [8] gas kromatografispektroskopi masa (GK-SM) [9,10] dan kromatografi cair kinerja tinggi-spektroskopi masa (KCKT-SM)[11]. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan metode penentuan kadar kloramfenikol dengan metode polarografi pulsa diferensial. Pemilihan metode ini berdasarkan pertimbangan bahwa kloramfenikol memiliki gugus fungsi nitro elektroaktif yang dapat mengalami reaksi reduksi sehingga dapat membangkitkan arus difusi yang dapat diukur. Di samping itu, teknik polarografi ini relatif lebih murah biayanya dibandingkan dengan teknik KCKT (-SM), GK-SM, uji hayati maupun radio and enzyme imunoassay untuk penetapan kadar kloramfenikol dalam rentang konsentrasi yang tidak dapat dilakukan dengan titrasi, sehingga dapat digunakan untuk pemantauan(Tjahjono,2004).
Penetapan kadar kloramfenikol dalam tetes mata pada sediaan generik dan merk menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan detektor
ultraviolet pada panjang gelombang 280 nm. Fase diam yang digunakan adalah kolom Shimpack ODS CLC C18, fase gerak metanol:air (40:60) dengan kecepatan alir 1 mL/menit. Penentuan linearitas dengan kurva baku menunjukkan hubungan yang linier antara luas puncak dan konsentrasi baku kloramfenikol dengan konsentrasi 10-30 µg/mL (r=0,990). Persamaan regresi yang diperoleh adalah y=1,6429x- 5,5758. Nilai limit of detection (LOD) sebesar 5,2 µg/mL dan nilai limit of quantitation (LOQ) sebesar 17,3 µg/mL.(Sari,2009).
DAFTAR PUSTAKA
BSN. 2009. Cara Uji Kimia-Bagian 11: Penentuan Residu Tetrasiklin Dan Derivatnya Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Pada Produk Perikanan. SNI 2354.11:2009
Tjahjono , Daryono Hadi. Amir Musadad, dan Septy Mariana K. 2004. Pengembangan Metode Polarografi Pulsa Diferensial Untuk Penentuan Kadar Residu Kloramfenikol dalam Air Susu Sapi. Indonesian Journal of Chemistry, 2004, 4 (1), 43 – 48.
Sari, Febriyanti Daih Puspita, Pri Iswati U. 2009. Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Tetes Mata Pada Sediaan Generik Dan Merk Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ISSN 1693-3591.
Adnan, M. (1997). Teknik Kromatografi Untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta : Penerbit Andi. Halaman 10, 15-16.