analisis kuantitatif protein makalah.doc

16
ANALISIS KUANTITATIF PROTEIN METODE BIURET Oleh : Kelompok 5 Hikmah Puji Rahayu (12310070) Indah Septia (12310071) Irfa Rofiatul Millah (12310072) Irvan Hananto (12310073) POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG

Upload: indah-septia

Post on 26-Oct-2015

2.163 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KUANTITATIF PROTEIN

METODE BIURET

Oleh :

Kelompok 5

Hikmah Puji Rahayu (12310070)

Indah Septia (12310071)

Irfa Rofiatul Millah (12310072)

Irvan Hananto (12310073)

POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2012/2013

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa yang selslu melimpahkan karunia-Nya.Terima kasih juga kami haturkan kepada guru pembimbing kami dalam melakukan percobaan ini yaitu ibu Nawasari Indah Putri S., STP, dan tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada teman teman yang telah membantu dalam penyelesaian pratikum ini.sehinnga dapat diselesaikankan dengan tepat waktu.

Kunci keberhasilan dalam praktikum kimia ini adalah menyenangi kimia. Mahasiswa dapat dengan mudah memahami konsep-konsep apabila mereka dapat menemukan contoh-contih aplikatif dan unik yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,oleh karena itu kita sebagai siswa dapat mengembangkan materi metode yang telah diberikan oleh dosen kita.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini akan tetapi saya juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu dengan senang hati saya senantiasa menerima kritik maupun saran yang bersifat membangun dari para pembaca.akhir kata ,semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua .

Bandar lampung, 7 Mei 2013

(Kelompok 5)

Daftar isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

I. DASAR TEORIII. TUJUAN PERCOBAANIII. METODE PRAKTIKUM

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASILII. PEMBAHASAN

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

LAMPIRAN GAMBAR

Bab I

Pendahuluan

I. DASAR TEORI

Protein merupakan salah satu unsure makro yang terdapat pada bahan pangan selain

lemak dan karbohidrat. Protein merupakan sumber asam amino yang mengandung unsure-

unsure C, H, O dan N dalam ikatan kimianya. Molekul protein juga mengandung fosfor,

belerang dan ada beberapa jenis protein yang mengandung tembaga ( Winarno, 1984 ).

Protein sangat mudah mengalami perubahan fisis maupun aktivitas biologis yang disebabkan

oleh kandungan protein berupa polipeptida dengan BM ( berat molekul ) yang beragam.

Fungsi utama protein dalam tubuh adalah sebagai zat pembentuk jaringan baru dan

mempertahankan jaringan yang sudah ada agar tidak mudah rusak. Protein dapat juga

digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi tubuh tidak dapat terpenuhi oleh

karbohidrat dan lemak. Protein juga berperan dalam pengaturan proses dalam tubuh ( secara

langsung maupun tidak langsung ). Dengan cara mengatur zat-zat pengatur proses dalam

tubuh, protein dapat mengatur keseimbangan cairan dalam jarngan dan pembuluh darah, yaitu

dengan cara menimbulkan tekanan osmotik koloid. Tekanan osmotic tersebut dapat menarik

cairan jaringan kedalam pembuluh darah. Selain itu, sifat amfoter protein yang dapat bereaksi

dengan asam dan basa, dapat mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.

Protein dapat mengalami perubahan- perubahan yang disebabkan oleh beberapa hal sebagai

berikut:

1. Dapat terdenaturasi yang disebabkan oleh perlakuan pemanasan. Pada umumnya

protein akan terdenaturasi karena adanya kondisi ekstrim.

2. Dapat terkoagulasi atau membentuk endapan yang disebabkan oleh adanya perlakuan

pengasaman.

3. Dapat mengalami dekomposisi atau pemecahan oleh enzim- enzim proteolitik.

4. Dapat bereaksi dengan gula reduksi. Reaksi tersebut akan menimbulkan terbentuknya

warna cokelat.

Analisis protein dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode

kuantitatif dan kualitatif. Analisis protein secara kualitatif adalah analisis yang bertujuan

untuk mengetahui ada atau tidaknya protein dalam suatu bahan pangan. Analisis kualitatif

dapat dilakukan dengan reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi

Nitroprusida dan reaksi Sakaguchi. Sedangkan analisis protein secara kuantitatif adalah

analisis yang bertujuan untuk mengetahui kadar protein dalam suatu bahan pangan. Analisi

kuantitatif protein dapat dilakukan dengan metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode

Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret) dan metode spektrofotometri UV.

Pada praktikum kali ini, akan dilakukan analisis kuantitatif protein terhadap sampel SUSU

SKIM dengan menggunakan metode spektrofotometri visible ( Biuret ). Spektorofotometri

merupakan teknik analisis yang bertujuan untuk mengetahu jumlah ( konsentrasi) zat dalam

suatu bahan berdasarkan spektroskopi khusus untuk panjang gelombang UV Visible dan Infra

Red. Pengertian spektroskopi sendiri adalah istilah atau nama yang digunakan untuk ilmu

( secara teori ) yang mempelajari tentang hubungan antara radiasi/ sinar/ energy ( yang

memiliki fungsi panjang gelombang yang biasa disebut dengan frekuensi ) dengan benda.

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran

serapan  sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg

spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor

fototube. Metode ini dapat digunakan untuk sampel yang berupa larutan berwarna atau tidak

berwarna, karena pada umumnya suatu alat spektrofotometri dilengkapi sumber cahaya untuk

mengukur spectrum panjang gelombang pada daerah tertentu.

II. TUJUAN PERCOBAAN

Mengidentifikasi jenis-jenis Protein dengan metode Biuret

Menganalisis jenis-jenis Protein yang terdapat dalam contoh

Menentukan kadar protein dengan metode biuret

III. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

a. ALAT

Gelas

kimia

Penangas

air

Tabung

reaksi

Gelas

ukur

Pipet tetes

kufet

Rak

tabung reaksi

Penjepit Spektrofoto

metri

b. BAHAN

Larutan biuret

CuSO4 3 gr

5H2O

KI 9 gr

NaOH 0,2 mol/L

Bahan sample

(susu skim)

2. Prosedur Kerja

Pipet dengan tepat 2 ml larutan sample

Tambahkan 4 ml larutan biuret

Kocok dan panaskan dalam penangas air 37oC selama 10 menit. Dinginkan

Baca pada Spektrofotometri dengan panjang gelombang 540 nm

Ganti larutan protein dengan standar protein yang kosentrasi yang berbeda

dengan prosedur yang sama

Buat kurva standar protein

Bab iiHasil dan pembahasan

1. HASIL

2.PEMBAHASAN

Metode Biuret

Metode ini merupakan analisis protein terlarut. Metode ini didasarkan pada prinsip

bahwa senyawa yang mengandung ikatan peptida (-CO-NH-) dapat membentuk kompleks

berwarna biru ungu dengan garam Cu dalam larutan alkali (dalam suasana basa). Seluruh

protein mengandung ikatan peptida. Oleh karena itu metode biuret merupakan salah satu

metode terbaik untuk menentukan kandungan larutan protein. Metode ini sangat sederhana,

cepat, dan murah. Namun dalam menentukan protein secara kuantitatif dan memerlukan

jumlah protein relatif besar kisaran 1-20 mg.

Prinsip penetapan protein metode ini, ikatan peptida dari protein akan bereaksi dengan

ion Cu2+ membentuk komplek berwarna ungu. Intensitas warna ungu berbanding langsung

dengan konsentrasi protein. Semakin meningkat intensitas warnanya konsentrasi protein

semakin besar. Intensitas warna ungu diukur absorbansnya dengan spektofotometer pada λ =

540 nm). Nilai absorbans tidak tergantung pada jenis protein karena seluruh protein

mempunyai jumlah ikatan peptida yang sama per satuan berat. Sedikit senyawa yang

menganggu reaksi misalnya urea yang mengandung gugus –CO-NH- dan gula pereduksi

sedikit akan bereaksi dengan ion Cu2+.

Analisis protein menggunakan metode biuret (AOAC 935.11 yang dimodifikasi) adalah

sebagai berikut.

a.       Pereaksi

1)      Pereaksi buret: mengandung CuCO4.5H2O, Na-K-tartarat, NaOH, KI.

2)      Larutan protein standar: bovine serum albumin digunakan untuk membuat kurva standar.

b.      Persiapan contoh

1. Contoh untuk analisis harus berbentuk cairan. Sedangkan sampel dalam

bentuk padat harus dibuat dalam bentuk larutan terlebih dahulu.

2. Contoh yang diperlukan berkisar 1-10 mg protein per ml.

3. Contoh padat dicairkan dengan menghancurkan dalam waring blender dengan

penambahan air. Hancuran disaring lalu disentrifugasi sehingga terbentuk

supernatan yang digunakan dalam penngukuran (protein yang terukur adalah

protein terlarut).

4. Contoh cair dilakukaN pengenceran

5. Bila larutan contoh keruh atau mengandung komponen pengganggu (seperti

glukosa) maka perlu perlakuan menghilangkan komponen. Ekstrak hasil dari

waring blender lalu didistribusikan dalam tabung reaksi, tambahkan trichloro

acetic acid (TCA) 10% sehingga protein terdenaturasi (menggumpal).

Lakukan sentrifugasi dan protein mengendap. Selanjutnya supernatan dibuang,

endapan dicuci dengan etil eter untuk menghilangkan TCA. Lakukan

sentrifugasi, keringkan endapan, endapan kering dilarutkan dalam air dan

dicampur merata. Protein akan larut sempurna pada saat penambahan larutan

Biuret pada penetapan contoh.

c.       Pembuatan kurva standar

a. Membuat beberapa konsentrasi larutan bovine srum albumin yang diketahui

konsentrasinya. Penetapan contoh dengan preaiksi Biuret dan diukur pada

spektofotometer λ = 540 nm.

b. Kurva standar dibuat dnegan memplotkan konsentrasi larutan bovine pada

sumbu x dan absorbans pada sumbu y. Sehingga membentuk persamaan linier

y=a+bx (regresi linier), y adalah nilai absorbans, x adalah konsentrasi larutan

protein BSA, dimana a adalah titik potong pada sumbu y, dan b adalah

kemiringan garis.

2. Penetapan contoh

1. Larutan contoh didistribusikan dalam tabung reaksi dan

ditambahkan pereaksi biuret.

2. Disimpan pada suhu 370C (10 menit) atau suhu kamar 30

menit) hingga terbentuk warna ungu sempurna.

3. Absorbans diukur menggunakan spektrofotometer pada λ = 540

nm.

3. Perhitungan

1. Kandungan protein contoh ditentukan dengan kurva standar

BSA.

2. Nilai y pada persamaan linier disubtitusi dengan nilai absorbans

untuk contoh, sehingga iperoleh nilai x yang menunjukkan

konsentrasi protein contoh.

Bab iii

Penutup

1.Kesimpulan

Protein merupakan senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan

ikatan peptida.

Protein memiliki berbagai macam jenis, diantaranya adalah, golongan utama berdasarkan

peran biologi yaitu: enzim, protein transport, protein nutrient, protein kontraksi, protein

structural, protein pertahanan, protein pengatur dan yang lainnya.

Ternyata bahan yang dijadikan bahan uji protein, menunjukkan bahwa susu cair dengan putih

telur mengandung protein sedangkkan agar-agar tidak mengandung protein.

Bahan uji yang diamati dan yang mengandung protein kebanyakan mengalami penggumpalan

susu cair, dan putih telur merupakan bahan-bahan yang mengandung protein, dan agar-agar

bukan bahan yang mengandung protein.

2.Saran

Dalam praktikum praktikan harus mengamati dengan sekasama dan sedetail-detailnya agar

dapat mengetahui perubahan-perubahan warna yang terjadi dan lebih teliti ketika melihat

terjadinya perubahan wujud bahan yang mengandung dan tidak mengandung protein.

Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada sampel

telur puyuh, garis pada grafiknya hampir mendekati linier. Hal tersebut dapat dilihat dari

konsentrasi 2,770 yang memiliki nilai absorbansi 0,214. Kemungkinan dengan konsentrasi

2,770 absorbansi yang dihasilkan dapat melebihi 0,214 ( agar garis yang terbentu linier ).

Sedangkan pada sampel telur ayam, garis yang dihasilkan linier. Kemungkinan penyebab

kesalahan tersebut adalah adanya kesalahan praktikan dalam membaca nilai absorbansinya.

Selain itu, apabila membandingkan antara kadar protein pada telur puyuh dan telur ayam,

telur puyuh memiliki kadar protein yang lebih tinggi.

Daftar pustakaAnonima .2011. Analisis Protein. http://hobiikan.blogspot.com/20 11 /10/analisis-pakan-analisis-

protein.html diakses pada 11 Mei 2011.Winarno, F. G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia: Jakarta. 

Yoky Edy Saputra . 2009. Spektrofotometri. http://www.chem-is-try.org [07 MEI 2013].