analisis kuantitatif dan pengukuran ph.doc

19
ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH Putri Rizqi Zulhiyati 123020169 Asissten : Ganjar Ginanjar Arifin Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui normalitas, molaritas dan persen suatu zat dalam larutan. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat larutan baku. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik, yaitu asidimetri dan alkalimetri. Mengetahui jenis larutan indikator. Prinsip Percobaan : Berdasarkan teori asam basa Arrhenius. Asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen (H + ) dalam larutan. Basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH ) dalam larutan. Berdasarkan teori asam basa Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang mendonorkan proton (H + ) pada zat lain. Basa adalah zat yang menerima proton (H + ) dari zat lain. Berdasarkan teori asam basa Lewis. Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Basa adalah senyawa yang dapat member pasangan elektron bebas. Metode Percobaan :

Upload: zulhiyatiputri

Post on 21-Dec-2015

261 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH

Putri Rizqi Zulhiyati123020169

Asissten : Ganjar Ginanjar Arifin

Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui normalitas, molaritas dan persen suatu

zat dalam larutan. Mengetahui jenis larutan baku dan mengetahui cara membuat

larutan baku. Menentukan konsentrasi suatu zat dengan metode volumetrik, yaitu

asidimetri dan alkalimetri. Mengetahui jenis larutan indikator.

Prinsip Percobaan : Berdasarkan teori asam basa Arrhenius. Asam adalah zat

yang menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam larutan. Basa adalah zat yang

menghasilkan ion hidroksida (OH) dalam larutan. Berdasarkan teori asam basa

Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang mendonorkan proton (H+) pada zat lain.

Basa adalah zat yang menerima proton (H+) dari zat lain. Berdasarkan teori asam

basa Lewis. Asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas.

Basa adalah senyawa yang dapat member pasangan elektron bebas.

Metode Percobaan :

1. Metode Alkalimetri

HCl X N 50 ml

Na2B4O7 25 ml 0,05 N + 2 tetes MM

N HCl...?

“DUPLO”

Page 2: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

2. Metode Asidimetri

HCl X N 50 ml

NaOH X N 25 ml + 2 tetes MM

“DUPLO”

N NaOH…?

NaOH X N 50 ml

CH3COOH (A) + 2 tetes PP

“DUPLO”

NaOH X N 50 ml

H2C2O4 25 ml 0,1 N + 2 tetes PP

“DUPLO”

N NaOH…?

%Cuka ?

Page 3: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

Gambar 1. Metode Percobaan Analisis Kuantitatif

1. Menggunakan kertas lakmus merah

2. Menggunakan indikator universal

NaOH X N 50 ml

HCl X N 25 ml + 2 tetes PP

“DUPLO

N HCl…?

NaOH X N 50 ml

CH3COOH 25 ml (B) + 2 tetes PP

“DUPLO”

%Cuka ?

Page 4: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

3. Menggunakan pH meter

Gambar 2. Metode Percobaan Pengukuran pH

Hasil Pengamatan :

Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan analisis kuantitatif dan

pengukuran pH didapatkan hasil sebagai berikut:

Alkalimetri

1. Diketahui : V1 = 11,8 ml V2 = 11,9 ml

V HCl = = 11,85 ml

V Na2B4O7 = 25 ml N Na2B4O7 = 0,05 N

Ditanya : N HCl…?Jawab : Na2B4O7 = HCl

V1 x N1 = V2 x N2

25 x 0,05 = 11,85 x N2

1,25 = 11,85 x N2

= N2

N HCl = 0,1 N2. Diketahui : V1 = 31,3 ml

V2 = 31,5 ml

V HCl = = 31,4 ml

V NaOH = 25 ml

elektroda

larutan

Penunjuk harga cpH

Page 5: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

N HCl = 0, 1 NDitanya : N NaOH…?

Jawab : HCl = NaOH V1 x N1 = V2 x N2

31,4 x 0,1 = 25 x N2

3,14 = 25 x N2

= N2

N NaOH = 0,1256 0,1 N

3. Diketahui : V1 = 16 ml V2 = 13,7 ml

V NaOH = = 14,85 ml

V CH3COOH = 25 ml N NaOH = 0, 1 N

Ditanya : N CH3COOH …? dan % cuka…?Jawab : NaOH = CH3COOH

V1 x N1 = V2 x N2

14,85 x 0,1 = 25 x N2

1,485 = 25 x N2

= N2

N CH3COOH = 0,0594 0,06 N

% cuka = x 100%

= x 100%

Page 6: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

= x 100%

= x 100%

= 0,14 x 100%= 14%

Asidimetri

1. Diketahui : V1 = 25,5 ml V2 = 22,3 ml

V NaOH = = 23,9 ml

V H2C2O4 = 25 ml N H2C2O4 = 0,1 N

Ditanya : N NaOH…?Jawab : H2C2O4 = NaOH

V1 x N1 = V2 x N2

25 x 0,1 = 23,9 x N2

2,5 = 23,9 x N2

= N2

N NaOH = 0,1 N2. Diketahui : V1 = 21 ml

V2 = 22,5 ml

V NaOH = = 21,75 ml

V HCl = 25 ml N NaOH = 0, 1 N

Ditanya : N HCl…?Jawab : NaOH = HCl

V1 x N1 = V2 x N2

21,75 x 0,1 = 25 x N2

2,175 = 25 x N2

Page 7: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

= N2

N HCl = 0,087 0,09 N

3. Diketahui : V1 = 12 ml V2 = 19 ml

V NaOH = = 10,5 ml

V CH3COOH = 25 ml N NaOH = 0, 1 N

Ditanya : N CH3COOH …? dan % cuka…?Jawab : NaOH = CH3COOH

V1 x N1 = V2 x N2

10,5 x 0,1 = 25 x N2

1,05 = 25 x N2

= N2

N CH3COOH = 0,042 0,04 N

% cuka = x 100%

= x 100%

= x 100%

= x 100%

= 0,1 x 100%= 10%

Page 8: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Kuantitatif

No. Metode Hasil

1. Alkalimetri

Percobaan I :V Na2B4O7 = 25 mlV1 = 11,8 mlV2 = 11,9 mlV HCl = 11,85 mlN Na2B4O7 = 0,05 NN HCl = 0,1 N

Percobaan II :V NaOH = 25 mlV1 = 31,3 mlV2 = 31,5 mlV HCl = 31,4 mlN HCl = 0,1 NN NaOH = 0,1 N

Percobaan III :V CH3COOH = 25 mlV1 = 16 mlV2 = 13,7 mlV NaOH = 14,85 mlN NaOH = 0,1 NN CH3COOH = 0,06 NFP = 40Mr CH3COOH = 60% Cuka = 14%

2. Asidimetri Percobaan I :V H2C2O4 = 25 mlV1 = 25,5 mlV2 = 22,3 mlV NaOH = 23,9 mlN H2C2O4 = 0,1 N

Page 9: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

N NaOH = 0,1 N

Percobaan II :V HCl = 25 mlV1 = 21 mlV2 = 22,5 mlV NaOH = 21,75 mlN HCl = 0,09 NN NaOH = 0,1 N

Percobaan III :V CH3COOH = 25 mlV1 = 12 mlV2 = 15 mlV NaOH = 10,5 mlN NaOH = 0,1 NN CH3COOH = 0,04 NFP = 40Mr CH3COOH = 60% Cuka = 10%

(Sumber: Putri Rizqi Zulhiyati, Meja 12, Kelompok F, 2012)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengukuran pH Larutan

No. Larutan Lakmus Merah Indikator Universal pH meter

1. A Merah 1 0,81

2. B Merah 7 6,76

3. C Merah 5 3,41

(Sumber: Putri Rizqi Zulhiyati, Meja 12, Kelompok F, 2012)

Pembahasan :

Faktor-faktor kesalahan yang terjadi pada saat percobaan dengan metode

asidimetri dan alkalimetri adalah ketika praktikan menggunakan buret, praktikan

Page 10: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

kurang tepat menentukan jumlah volume karena kurang teliti pada saat

membacanya.

Titrasi adalah proses pengukuran volume titran yang dibutuhkan untuk

mencapai titik ekivalen. Larutan yang ada dalam buret disebut pentiter, Pentiter

adalah larutan dalam buret yang diteteskan secara perlahan melalui kran ke dalam

labu erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain (Brady, 1999). Analisis

semacam ini yang menggunakan pengukuran volume larutan reaktan disebut

analisis volumetri. Pada suatu titrasi, salah satu larutan yang mengandung suatu

reaktan dimasukkan ke dalam buret. Larutan dalam buret disebut penitrasi (titran)

dan selama titrasi, larutan ini diteteskan secara perlahan melalui kran ke dalam

labu erlenmeyer yang mengandung larutan reaktan lain (titrat).

Percobaan ini dilakukan secara duplo atau pengulangan secara dua kali

karena untuk mendapatkan perbandingan pada volume pertama dan volume

kedua, sehingga bisa diambil volume rata-rata dari kedua hasil tersebut.

Banyak faktor-faktor kesalahan yang mempengaruhi dalam percobaan

ini, diantaranya terlalu banyak meneteskan penitrasi kedalam larutan sampel

sehingga perubahan warna yang terjadi pada larutan tidak sesuai dengan yang

telah ditentukan, selain itu juga karena terlalu banyak menambahkan larutan

indikator terhadap sampel.

Alkalimetri merupakan pengukuran konsentrasi basa dengan

menggunakan larutan baku asam. Sedangkan asidimetri adalah pengukuran

konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa.

TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah titik dimana terjadi keseimbangan antara

asam dan basa yang dapat menimbulkan perubahan warna indikator yang dipakai.

Sedangkan TET (Titik Ekivalen Titrasi) adalah titik di mana asam telah bereaksi

sempurna atau telah dinetralkan oleh basa. Titik ini biasanya ditandai dengan

perubahan warna indikator yang tajam, yang telah ditambahkan sebelumnya ke

dalam larutan asam (Chang, 2004).

Page 11: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

Gambar 1. Kurva TAT dan TET

Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam

lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah, larutan

indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam basa. Indikator

sendiri merupakan zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam

rentang pH yang sempit.

Pemakaian indikator fenolftalein dan metil merah tidak bisa ditukar

penggunaannya karena mempunyai rentang pH masing-masing, fenolftalein

memiliki rentang pH 8,0 sampai 9,6 (bersifat basa) dan metil merah memiliki

rentang pH 4,2 sampai 6,2 (bersifat asam).

Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.

Terdapat dua macam larutan baku, yaitu larutan baku primer dan larutan baku

sekunder. Larutan baku primer adalah larutan yang mengandung zat padat murni

yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat melalui metode gravimetri

(perhitungan massa), dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain

yang belum diketahui. Sedangkan larutan baku sekunder adalah larutan suatu zat

yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat

yang tidak pernah murni. Konsentarasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan

dengan menggunakan larutan baku primer.

Syarat-syarat larutan baku primer adalah mempunyai kemurnian yang

tinggi, tidak mengalami perubahan selama penimbangan, massa relatif dan massa

ekivalennya yang besar, harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih, dan reaksi

yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometri dan langsung. Dan

syarat-syarat larutan baku sekunder yaitu, derajat kemurnian lebih rendah

Page 12: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

daripada larutan baku primer, berat ekivalen tinggi untuk memperkecil kesalahan

penimbangan, larutan relatif stabil dalam penyimpanan

Analisis kuantitatif dapat digunakan untuk menentukan persen boraks

yang ada dalam bakso atau bahan pangan lainnya, membuat garam dapur (NaCl)

dari pencampuran antara NaOH dan HCl, mengetahui zat-zat yang dapat dijadikan

bahan aditif makanan, membuat soda kue (natrium bikarbonat) untuk pengembang

kue, pembuatan yoghurt dan pembuatan nata de coco.

Pada pengukuran pH dengan menggunakan tiga sampel larutan didapatkan

bahwa larutan A harga pHnya 1 ketika diukur menggunakan indikator universal,

0,18 ketika menggunakan pH meter, dan ketika menggunakan kertas lakmus

merah, lakmus tetap berwarna merah setelah dicelupkan kedalam larutan,

sehingga diketaui bahwa larutan A bersifat asam. Pada larutan B harga pHnya 7

ketika diukur menggunakan indikator universal, 6,76 ketika menggunakan pH

meter, dan ketika menggunakan kertas lakmus merah, lakmus tetap berwarna

merah setelah dicelupkan, sehingga dapat diketahui bahwa larutan B bersifat

netral. Kemudian pada larutan C harga pHnya 5 ketika diukur menggunakan

indikator universal, 3,41 ketika menggunakan pH meter, dan ketika

menggunakan kertas lakmus merah, lakmus tetap berwarna merah sehingga

diketahui bahwa larutan C bersifat asam.

Faktor-faktor kesalahan pada saat pengukuran pH diantaranya ketika

pengukuran pH dengan menggunakan indikator universal yaitu ketidak telitian

mata dalam menyamakan warna pada indikator warna, dan ketika menggunakan

pH meter yaitu karena elektroda pH meter yang kurang sensitif.

PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman atau kebebasan yang dimiliki oleh suatu larutan. PH didefinisikan

sebagai kologaritma aktivitas ion hydrogen (H+) yang terlarut.

Untuk pengukuran pH larutan, alat yang digunakan yaitu kertas lakmus

merah, indikator universal dan pH meter. Alat yang paling efektif untuk

menentukan harga pH yaitu dengan menggunakan pH meter. Karena alat tersebut

Page 13: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

lebih teliti daripada alat pengukuran pH yang lainnya. Dengan alat ini harga pH

bisa diketahui dengan ketelitian dua angka dibelakang koma. Sedangkan jika

menggunakan kertas lakmus merah, praktikan dapat mengetahui larutan tersebut

termasuk kedalam larutan asam atau basa, tetapi tidak bisa mengetahui harga pH

larutan tersebut. Kemudian jika menggunakan indikator universal, praktikan bisa

mengetahui besarnya harga pH larutan tersebut, tetapi praktikan harus

mencocokan perubahan warna yang terjadi dengan warna masing-masing besaran

pH.

Larutan Buffer adalah larutan yang terdiri dari garam dengan asam

lemahnya atau garam dengan basa lemahnya. Komposisi ini menyebabkan larutan

memiliki kemampuan untuk mempertahankan pH jika kedalam larutan

ditambahkan sedikit asam kuat atau basa kuat. Hal ini desebabkan larutan

penyangga memiliki pasangan asam basa konyugasi.

Larutan Buffer yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH

kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam

lemah dan garammya seringkali garam natrium. Contoh yang biasa digunakan

yaitu campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Sedangkan

larutan Buffer yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang

bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya. Seringkali yang

digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan amonium

klorida.

Dalam bidang pangan pengukuran pH diaplikasikan untuk mengukur

tingkat keasaman yang terkandung dalam suatu makanan, buah-buahan,

mengetahui kandungan protein, vitamin, karbohidrat dalam bahan pangan.

Kesimpulan :

Berdasarkan percobaan analisis kuantitatif dan pengukuran pH dapat

disimpulkan bahwa, pada metode alkalimetri didapatkan N HCl yaitu 0,1 N, N

NaOH yaitu 0,1 N, N CH3COOH yaitu 0,06 N dan % cukanya sebesar 14%.

Kemudian pada metode asidimetri didapatkan N NaOH yaitu 0,1 N, N HCl yaitu

Page 14: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

0,09 N, N CH3COOH yaitu 0,04 N dan % cukanya sebesar 10%. Sedangkan pada

pengukuran pH digunakan tiga indikator untuk menentukan harga pH pada larutan

A, B dan C. Indikator pertama, dengan menggunakan kertas lakmus merah. Pada

larutan A lakmus merah tetap berwarna merah, pada larutan B lakmus merah tetap

berwarna merah dan pada larutan C lakmus merah pun tetap berwarna merah.

Indikator kedua yaitu menggunakan indikator universal. Pada larutan A

didapatkan harga pHnya yaitu 1, pada larutan B didapatkan harga pHnya yaitu 7,

dan pada larutan C didapatkan harga pHnya yaitu 5. Kemudian indikator yang

ketiga, dengan menggunakan pH meter. Pada larutan A didapatkan harga pHnya

yaitu 0,18, pada larutan B didapatkan harga pHnya yaitu 6,76 dan pada larutan C

didapatkan harga pHnya yaitu 3,41. Dalam pengukuran harga pH ini, alat

indikator yang paling efektif yaitu pH meter, karena dapat mengetahui harga pH

dua angka dibelakang koma.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Titrasi Asam Basa, www.lablog92.tumblr.com/titrasi-asam-basa, Acessed : 2 Desember 2012.

Chang, Raymond, 2004, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.

Brady, E.J, 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Bina Aksara, Jakarta.

Page 15: ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH.doc

Praktikum Kimia Dasar 2012

Zulfikar, Larutan Penyangga atau Buffer, www.chem-is-try.org/mater_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan -penyangga-atau-buffer/, Acessed : 2 Desember 2012.