analisis kuantitatif dan pengukuran ph
DESCRIPTION
analisis kuantitatif dan pengukuran pHTRANSCRIPT
LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH
MAKALAH
Oleh :
Nama : Citra Octapiani
NRP : 113020024
Kelompok : A
No.Meja : 12 (Dua Belas)
Tanggal Percobaan : 03 November 2011
Asisten : Nike Tria Juliandini
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2011
I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan
Percobaan dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Penetapan komposisi suatu zat atau campuran merupakan bagian dari ilmu
kimia. Misalnya, perhitungan rumus empiris dalam suatu senyawa. Apabila
senyawa tersebut merupakan hasil dari suatu reaksi kimia, maka untuk
mendapatkan informasi mengenai komposisinya , baik itu derajat keasamanya
ataupun konsentrasinya, haruslah melewati percobaan-percobaan ilmiah yang
disebut dengan analis kimia. Sedangkan analisis kimia dapat dibagi menjadi dua
bidang yang disebut analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif
membahas tentang identifikasi zat-zat misalnya unsur atau senyawa apa yang
terdapat dalam suatu contoh. Sedangkan analisis kuantitatif dengan penerapan
banyaknya suau zat tertentu yang ada dalam contoh.
Analisis kimia juga diperlukan dalam membuat larutan baku. Selain itu juga,
salah satu cara yang banyak dilakukan dalam analisis kimia adalah dengan
melakukan titrasi. Titrasi adalah prosedur analitis yang dapat mengukur larutan
tepat bereaksi dengan larutan lain sampai terjadi reaksi sempurna. Titrasi biasanya
dilakukan dalam reaksi penetralan asam-basa. Analisis volumetri dengan cara zat
yang akan dianalisis direaksikan dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui
dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan (Sutrisno,2011).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah adalah untuk menentukan pH larutan,
membuat dan membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih
indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan
tersebut.
1.3.Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri,
dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang di uji dengan di bantu oleh
indikator sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara
kuantitatif . berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron
melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel
negatif yang di sebut ion.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Pengertian analisis kuantitatif,
(2) Pengertian pH, (3) Pengukuran pH, (4) Penggunaan pH, dan (5) Titrasi asam
basa dan larutan baku.
2.1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu mengenai penentuan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terdapat dalam suatu sampel. Pengukuran dalam analisis kuantitatif
dapat dilakukan dengan cara-cara kimia, fisika, atau biologi. Teknik pengukuran
di laboratorium yang dilakukan mengarah ke penggolongan dari cara-cara
kuantitatif ke dalam subgolongan antara lain dengan menggunakan titimetri
(volumetrik), gravimetrik, dan instrumental.
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan
kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam
buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di
titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi
asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan
basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,
suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di
ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat
bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan mengunakan
indikator (Underwood, 1999).
2.2.Pengertian pH
pH adalah suatu acuan untuk menentukan derajat atau tingkat keasaman
sari suatu larutan. pH disebut juga derajat keasaman. Derajat keasaman atau pH
suatu larutan dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan. Salah satu caranya dengan
menambahkan senyawa basa atau asam. pH diperoleh sebagai hasil negatif
logaritma 10 dari konsentrasi H+ atau ion OH
-.
Adapun perhitungan pH larutan basa tidak dapat langsung di teneukan,
tetapi terlebih dahulu kita menentukan nilai pOH. Setelah diketahui maka, nilai
pH larutan basa bergantung pada harga keseimbangan air (KW).
Pada keadaan standar (suhu 25℃), harga KW = 10-14
sehingga pH larutan
basa menjadi :
2.3.Pengukuran pH
Pengkuran pH suatu larutan asam atau basa dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal, serta dapat di gunakan
pH-Meter (Purba, 2006)).
2.4.Penggunaan pH
Bagi setiap indikator asam atau basa, warna dari bentuk asam tidaklah sama
pH = - log [H+]
KW = [H+] [OH
-]
pH = 14 - pOH
Dengan warna basa konjugasinya. Jadi warna indikator yang terlihat melalui
kotak, disebabkan oleh bentuk asam an basanya yang terdapat dalam
perbandingan tertentu. Karena kedua bentuk ini terdapat dalam tempat yang
terpisah satu sama lain, maka perbandingan konsentrasinya pada setiap tempat
sepanjang kotak, dapat segera diketahui dan di hitung.
pH meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan pH suatu larutan
secar mudah, sederhana, dan cepat. pH meter juga digunakan untuk mengikuti
titrasi asam basa, dalam hal ini dapat dianggap sebagai suatu indikator tertentu,
pada dasarnya pH meter terdiri atas dua elektroda dan satu voltmeter untuk
mengukur beda potensial. Indikator yang peka terhadap keasamam larutan
elektroda yang lai tidak peka terhadap keasaman disebut elektroda referensi.
Kedua elektroda dicelupkan ke dalam larutan. Respions pada elektroda indikator
menyebabkan pergeseran pada volmeter yang tertera terhadap skala pH, nilai pH
yang tertera dalam pH meter dari skala nol sampai 14 (Purba, 2006).
2.5. Titrasi Asam Basa dan Larutan Baku
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan
kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam
buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di
titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi
asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan
basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,
suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di
ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat
bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan mengunakan
indikator. Titrasi menggunakan satu macam reaksi yaitu penetralam asam – basa
yang melibatkan pengukuran volume larutan pereaksi ( analisis volumetrik ).
Biasanya larutan basa yang merupakan titran ditempatkan di dalam buret dan
larutan asam di tempatkan di dalam labu erlenmeyer. Ada beberapa penggolongan
titrasi yaitu :
1.Titrasi berdasarkan reaksi metatetik, yaitu reaksi pertukaran ion. Tidak ada
unsur yang berubah tingkat oksidasinya. Macam titrasi ini di bedakan menjadi :
a.Titrasi asidimetri – alkalimetri, yaitu titrasi yang menyangkut asam atau basa.
Perubahan terpenting yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan
adalah perubahan pH titrat.
b.Titrasi Presipitimetri, yaitu titrasi dimana terbentuk endapan. Semakin kecil
kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya.
c.Titrasi Kompleksometri, yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks.
2.Titrasi berdasarkan reaksi redoks, yaitu terjadi perpindahan elektron. Titrasi ini
dibedakan menjadi :
a.Titrasi berdasarkan penggunaan oksidator kuat atau reduktor kuat
b.Titrasi yodimetri, yaitu titrasi yang menyangkut reaksi :
I2 + 2e → 2 I-
Larutan baku adalah larutan yng dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi
dari larutan lain. Prosedur analisis volumetrik memerlukan larutan-larutan lain
yang konsentasinya diketahui. Untuk konsentrasi suatu larutan asam-basa
diperlukan suatu larutan baku. Larutan baku ada dua macam yaitu :
1.Larutan Baku Primer : zat yang dipakai langsung untuk menentukan kadar atau
konsentrasi dari larutan yang lain. Zat baku primer mempunyai beberapa
persyaratan, diantaranya : stabil, mudah di timbang, dan mudah di dapat dalam
bentuk murni.
2.Larutan Baku Sekunder : zat yang dipakai untuk menentukan konsentrasi dari
larutan lain tapi harus di standarisasikan dahulu pada larutan primer
(Khopkar,1990).
III ALAT, BAHAN dan METODE PERCOBAAN
Bab ini menerangkan mengenai : (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang
digunakan, dan (3) Metode percobaan.
3.1. Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Buret, Klem dan Statif, Labu
Erlenmeyer, Gekas Ukur, Gekas Kimia, Ball Filter, Pipet Volumetrik, Corong,
Botol semprot, Kertas Lakmus (merah dan biru), Indikator Universal, dan pH
meter.
3.2. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaOH XN, HCl XN,
Na2B4O7, H2C2O4, CH3COOH (A), CH3COOH (B), Indikator Metil Merah,
Indikator Fenolphtalein, Air Sabun, Teh, Natrium Benzoat, NaCl, dan Sirup.
3.3. Metode Percobaan
1.Alakalimetri
- Larutan HCl xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml borax ditambah
dua tetes metil merah dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu larutan borax dan
mm itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan berwarna merah muda. Volume
akhir titrasi HCl dicatat dan normalitas HCl dicari sesuai dengan rumus yang
ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.
-Larutan HCl xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml
NaOH ditambah dua tetes metil merah dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu
larutan NaOH dan mm itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan berwarna
merah muda. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan normalitas NaOH dicari sesuai
dengan rumus yang ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.
- Larutan NaOH xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml CH3COOH
(A) ditambah dua tetes penolphtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu
larutan CH3COOH (A) dan pp itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan
berwarna merah muda. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan carilah persentase
cuka sesuai dengan rumus yang ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.
2.Asidimetri
Gambar 4. Percobaan Pertama Alkalimetri
Gambar 5. Percobaan Kedua Alkalimetri
Gambar 6. Percobaan Ketiga Alkalimetri
1. - Larutan NaOH xA dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml oxalat
ditambah dua tetes phenophtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu larutan oxalat
dan pp itu dititrasi oleh NaOH sampai berwarna merah muda. Volume akhir titrasi NaOH
dicatat dan normalitas NaOH dicari sesuai dengan rumus yang diberikan. Percobaan ini
dilakukan duplo.
Gambar 7. Percobaan Pertama Asidimetri
- Larutan NaOH XN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml HCl XN
ditambah dua tetes phenophtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu larutan
HCl XN dan pp itu dititrasi oleh NaOH sampai berwarna merah muda. Volume
akhir titrasi NaOH dicatat dan normalitas HCl dicari sesuai dengan rumus yang
diberikan. Percobaan ini dilakukan duplo
Gambar 8. Percobaan Kedua Asidimetri
- Larutan NaOH xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml CH3COOH
(B) ditambah dua tetes penolphtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu
larutan CH3COOH (B) dan pp itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan
berwarna merah muda. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan carilah persentase
cuka sesuai dengan rumus yang ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.
3.pH Meter
- Pengukuran pH dilakukan terhadap sampel air sabun, sampel teh, sampel
Natrium benzoat, sampel sampel NaCl, dan sampel sirup dengan cara
memasukkan pengukur pH dengan bacaan digital ke dalam sampel-sampel
tersebut. Hasil pengukuran dicatat dan berdasarkan hasil pengukuran tersebut
dapat ditentukan, apakah larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral.
Gambar 9. pH Meter
4.Indikator Universal
- Pertama siapakan dulu sampel yang ingin kita amati melalui indikator universal,
setelah itu bawalah satu kertas indikator universal lalu celupkan terhadap sampel-
sampel tersebut. Lalu amatilah perubahan warna pada kertas tersebut. Setelah itu
sesuaikan warna kertas itu dengan indikator warna yang terdapat dalam indikator
universal. Sampel itu basa atau asam.
Gambar 10. Percobaan Indikator Universal
5.Kertas Lakmus
- Pertama siapakan dulu sampel yang ingin kita amati melalui kertas lakmus,
setelah itu bawalah satu kertas lakmus lalu celupkan terhadap sampel-sampel
tersebut. Lalu amatilah perubahan warna pada kertas tersebut. Jika kertas lakmus
merah menjadi biru maka sampel itu bersifat basa dan begitu sebaliknya jika
kertas lakmus biru berubah menjadi merah maka sampel itu bersifat asam.
Gambar 11. Percobaan Kertas Lakmus
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan
4.1. Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai konsep analisis
kuantitatif , pH meter, Indikator universal dan kertas lakmus. Hasil pengamatan
yang diperoleh oleh praktikan dari metode alkalimetri, asidimetri, persentase asam
cuka, pH meter, Indikator universal dan kertas lakmus adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Pengamatan
NO Pengamatan Hasil 1 Alkalimetri 1. VNa2B4O7 : 25ml
N Na2B4O7: 0,05 N
VHCl : 7,50 ml
NHCl : 0,166 N
2. VHCl : 9,8 ml
NHCl : 0,166 N
VNaOH : 25 ml
NNaOH : 0,0650 N
3. % Cuka : 4,98 %
2 Asidimetri 1. VH2C2O4 : 25 ml
N H2C2O4 : 0,1 N
VNaOH : 23,3 ml
NNaOH : 0,107 N
2. VHCl : 25 ml
NHCl : 0,08 N
VNaOH : 18,8 ml
NNaOH : 0,107 N
3. % Cuka : 3,86 %
3 pH Meter Sampel A : 8,41
Sampel B : 4,73
Sampel 1 : 7,61
Sampel 2 : 7,61
Sampel 3 : 2,03
4 pH Universal Sampel A : 8
Sampel B : 4
Sampel 1 : 8
Sampel 2 : 7
Sampel 3 : 2
5 Kertas Lakmus Sampel A : Basa
Sampel B : Asam
Sampel 1 : Basa
Sampel 2 : Netral
Sampel 3 : Asam
(Sumber : Citra Octapiani, Meja 12, Kelompok A, 2011)
4.2.Pembahasan
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan
kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam
buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di
titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi
asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan
basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,
suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di
ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat
bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen adalah keadaan dimana seluruh zat
titra bereaksi tepat dengan zat penitrasi.Titik ekivalen dapat diketahui dengan
mengunakan indikator.
Larutan baku adalah larutan yang dapat dipakai untuk menentukan
konsentrasi dari larutan lain. Prosedur analisis volumetrik memerlukan larutan-
larutan lain yang konsentasinya diketahui. Untuk konsentrasi suatu larutan asam-
basa diperlukan suatu larutan baku. Larutan baku ada dua macam yaitu :
1.Larutan Baku Primer : zat yang dipakai langsung untuk menentukan kadar atau
konsentrasi dari larutan yang lain. Zat baku primer mempunyai beberapa
persyaratan, diantaranya : stabil, mudah di timbang, dan mudah di dapat dalam
bentuk murni.
2.Larutan Baku Sekunder : zat yang dipakai untuk menentukan konsentrasi dari
larutan lain tapi harus di standarisasikan dahulu pada larutan primer.
Alkalimetri adalah pengukuran larutan basa yang menggunakan larutan baku
asam. Asidimetri adalah pengukuran larutan asam yang menggunakan larutan
baku basa.
Hasil dari percobaan konsep analisis kuantitatif ini masih terdapat beberapa
kesalahan. Hal ini dapat dilihat diantaranya seperti penentuan konsentrasi dan
penentuan persentase cuka yang berbeda-beda , seharusnya percobaan antara
alkalimetri dan asidimetri menunjukan hasil yang sama. Ada beberapa hal yang
memungkinkan kesalahan ini terjadi, diantaranya buret yang digunakan untuk
praktikum tidak terisi penuh samapi batas sehingga terjadi perbedaan penglihatan
tinggi cairan pada batas akhir buret , alat percobaanya kurang bersih, terlalu
berlebih dalam menambahkan indikator dan pentiter, kebocoran dalam buret,
kekurang telitian dalam melakukan proses titrasi, kekurang tepatan dalam
mengambil jumlah sampel yang di butuhkan.
Pengukuran pH suatu larutan asam atau basa dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal, serta dapat di gunakan
pH-Meter. Cara penggunaan pH meter pertama tekan tombol ON, kemudian tekan
tombol BATT dan perhatikan jarum meter, jika kurang dari 11,5 baterai harus
diganti, geser tombol SET/RED ke arah SET, tekan tombol pH dan putar pengatur
AET sampai jarum menunjukan kira-kira titik nol dari elektroda , hubungkan
elektoda dengan meter dan celupkan elektroda keadaan buffer tertentu. Kemudian
geser tombol SET/RED ke arah RED dan putar pengatur SET sehingga jarum
menunjukan pH dari larutan buffer.
Cara penggunaan indikator universal Pertama siapakan dulu sampel yang ingin
kita amati melalui indikator universal, setelah itu bawalah satu kertas indikator
universal lalu celupkan terhadap sampel-sampel tersebut. Lalu amatilah perubahan
warna pada kertas tersebut. Setelah itu sesuaikan warna kertas itu dengan
indikator warna yang terdapat dalam indikator universal. Sampel itu basa atau
asam. Cara penggunaan kertas lakmus Pertama siapakan dulu sampel yang ingin
kita amati melalui kertas lakmus, setelah itu bawalah satu kertas lakmus lalu
celupkan terhadap sampel-sampel tersebut. Lalu amatilah perubahan warna pada
kertas tersebut. Jika kertas lakmus merah menjadi biru maka sampel itu bersifat
basa dan begitu sebaliknya jika kertas lakmus biru berubah menjadi merah maka
sampel itu bersifat asam. Pada perhitungan atau penentuan persen asam cuka
terjadi kesalahan, karena asam cuka yang seharusnya adalah 25%. Sedangkan
hasil percobaan pada acidimetri hanya didapat 22.4% dan pada alkalimetri sebesar
19.8%. Hal ini terjadi karena kelebihan dalam melarutkan asam cuka yang
melebihi tanda batas pada labu ukur 100 ml. Kesalahan juga terjadi dikarenakan
adanya kerusakan-kerusakan pada alat yang digunakan, misalnya karena kotornya
gelas kimia atau bocornya buret
Aplikasi dalam bidang pangan diantaranya dalam BOD (Biochemical Oxygen
Demand) atau KOB ( kebutuhan oksigen biokimia) adalah suatu pernyataan untuk
menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk degradasi biologis dari
senyawa organik dalam suatu sampel. Pengukuran BOD dengan sendirinya
digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi kemampuan senyaawa organik dapat
di degredasi (diurai) secara biologis dalam air. Selain itu juga membantu proses
analisa saat pengondisian sampel, menghitung knsentarsai suatu larutan,
mengahasilkan produk yang memiliki pH tertentu, membantu proses pengawetan
sampel yang sedang di uji, membantu proses pembuatan atau pembekuaan larutan,
dan memilih indikator yang tepat untuk di gunakan saat melakukan titrasi
penentuan kadar sampel.
V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah Analisis kuantitatif dan pH meter tidak
terlepas dari jalannya suatu reaksi kimia dan dapat dipakai dalam menentukan
sifat-sifat larutan yang berguna dalam menentukan reaksi yang terjadi dan hal-hal
lain yang diperlukan dalam suatu penelitian serta dapat menentukan pH larutan,
membuat larutan baku, menentukan konsentrasi dengan volumetric, memilih
indikator, menghitung normalitas, molaritas dan persen yang merupakan langkah-
langkah yang perlu diambil untuk mengolah zat hasil reaksi tersebut selanjutnya.
Dari hasil percobaan alkalimetri di dapat VNa2B4O7 : 25ml, N Na2B4O7: 0,05 N, VHCl :
7,50 ml, NHCl : 0,166 N, VHCl : 9,8 ml, NHCl : 0,166 N, VNaOH: 25 ml, NNaOH :
0,0650 N, dan % Cuka : 4,98 %. Sedangkan untuk asidimetri VH2C2O4 : 25 ml,
N H2C2O4 : 0,1 N, VNaOH : 23,3 ml, NNaOH : 0,107 N, VHCl : 25 ml, NHCl : 0,08 N,
VNaOH : 18,8 ml, NNaOH : 0,107 N, % Cuka : 3,86 %. Untuk penguran pH meter
hasilnya adalah Sampel A: 8,41, Sampel B : 4,73, Sampel 1 : 7,61,Sampel 2 :
7,61, Sampel 3 : 2,03. Kemudian percobaan pada Indikator Universal hasilnya
adalah Sampel A : 8, Sampel B : 4, Sampel 1 : 8, Sampel 2 : 7, Sampel 3 : 2, dan
yang terakhir percobaan menggunakan kertas lakmus dan hasilnya sebagai berikut
Sampel A : Basa, Sampel B : Asam, Sampel 1 : Basa, Sampel 2 : Netral, dan
Sampel 3 : Asam
5.2.Saran
Dalam melakukan praktikum praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam
mengukur pH suatu larutan, karena pengukuran menggunakan rumus dan pH
menentukan jalannya suatu reaksi kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2011, Analisis Kuantitatif, http:// id.wikipedia.org // wiki/
Kimia_Analitik.Accessed 04 November 2011
Anonym. 2011, Titrasi Asam Basa, http:// id.wikipedia.org/ wiki/ Asam.Accessed
04 November 2011
Khopkar.S.M.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik,Penerit Universitas Indonesia:
Jakarta
Purba, Michael.2006.Kima, Erlangga: Jakarta
Sutrisno, E.T dan I.S.Nurminabari 2011.Penuntun Praktikum Kimia Dasar,
Universitas Pasundan: Bandung
Underwood A. Dan Day JR. A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga:
Jakarta.
LAMPIRAN
Alkalimetri
1). (V.N)borax = (V.N)HCl
V borax x N borax = V HCl x N HCl
25 x 0,05 = 7,50 x N HCl
N HCl = 1,25 : 7,5
= 0,166 N
2). (V.N)NaOH = (V.N)HCl
V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl
25 x N NaOH = 9,8 x 0,166
N NaOH = 1,6268 : 25
= 0,0650 N
3). %Cuka = Fp x(VNaOH x NNaOH) x Mr CH3COOH x 100%
VCH3COOH x 1000
= 1000/25 x (9,00ml x 0,0650N)x 60 x 100%
25 x 1000
= 40 x 0,585 x 60 x 100 %
25.000
= 5,62 %
Asidimetri
1). (V.N)NaOH = (V.N)oxalat
Voxalat x Noxalat = VNaOH x NNaOH
25 x 0,1 = 23,3 x NNaOH
NNaOH = 0,107 N
2). (V.N)NaOH = (V.N)HCl
V HCl x N HCl = V NaOH x N NaOH
25 x N HCl = 18,8 x 0,107
N HCl = 0,08 N
3). %Cuka = Fp x(VNaOH x NNaOH) x Mr CH3COOH x 100%
VCH3COOH x 1000
= 1000/25 x (6,7 ml x 0,08 N)x 60 x 100%
25 x 1000
= 40 x 0,744 x 60 x 100 %
25.000
= 3,86 %