analisis kuantitatif dan pengukuran ph

25
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH MAKALAH Oleh : Nama : Citra Octapiani NRP : 113020024 Kelompok : A No.Meja : 12 (Dua Belas) Tanggal Percobaan : 03 November 2011 Asisten : Nike Tria Juliandini LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2011

Upload: citra-octha

Post on 22-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

analisis kuantitatif dan pengukuran pH

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH

MAKALAH

Oleh :

Nama : Citra Octapiani

NRP : 113020024

Kelompok : A

No.Meja : 12 (Dua Belas)

Tanggal Percobaan : 03 November 2011

Asisten : Nike Tria Juliandini

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2011

Page 2: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

Percobaan dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Penetapan komposisi suatu zat atau campuran merupakan bagian dari ilmu

kimia. Misalnya, perhitungan rumus empiris dalam suatu senyawa. Apabila

senyawa tersebut merupakan hasil dari suatu reaksi kimia, maka untuk

mendapatkan informasi mengenai komposisinya , baik itu derajat keasamanya

ataupun konsentrasinya, haruslah melewati percobaan-percobaan ilmiah yang

disebut dengan analis kimia. Sedangkan analisis kimia dapat dibagi menjadi dua

bidang yang disebut analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif

membahas tentang identifikasi zat-zat misalnya unsur atau senyawa apa yang

terdapat dalam suatu contoh. Sedangkan analisis kuantitatif dengan penerapan

banyaknya suau zat tertentu yang ada dalam contoh.

Analisis kimia juga diperlukan dalam membuat larutan baku. Selain itu juga,

salah satu cara yang banyak dilakukan dalam analisis kimia adalah dengan

melakukan titrasi. Titrasi adalah prosedur analitis yang dapat mengukur larutan

tepat bereaksi dengan larutan lain sampai terjadi reaksi sempurna. Titrasi biasanya

dilakukan dalam reaksi penetralan asam-basa. Analisis volumetri dengan cara zat

yang akan dianalisis direaksikan dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui

dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan (Sutrisno,2011).

Page 3: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah adalah untuk menentukan pH larutan,

membuat dan membakukan larutan, menentukan konsentrasi dan dapat memilih

indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan

tersebut.

1.3.Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini adalah berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri,

dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang di uji dengan di bantu oleh

indikator sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara

kuantitatif . berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron

melarut, sebagian dari elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel

negatif yang di sebut ion.

Page 4: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Pengertian analisis kuantitatif,

(2) Pengertian pH, (3) Pengukuran pH, (4) Penggunaan pH, dan (5) Titrasi asam

basa dan larutan baku.

2.1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yaitu mengenai penentuan berapa banyak suatu zat

tertentu yang terdapat dalam suatu sampel. Pengukuran dalam analisis kuantitatif

dapat dilakukan dengan cara-cara kimia, fisika, atau biologi. Teknik pengukuran

di laboratorium yang dilakukan mengarah ke penggolongan dari cara-cara

kuantitatif ke dalam subgolongan antara lain dengan menggunakan titimetri

(volumetrik), gravimetrik, dan instrumental.

Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan

kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam

buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di

titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi

asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan

basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,

suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di

ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat

bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan mengunakan

indikator (Underwood, 1999).

Page 5: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

2.2.Pengertian pH

pH adalah suatu acuan untuk menentukan derajat atau tingkat keasaman

sari suatu larutan. pH disebut juga derajat keasaman. Derajat keasaman atau pH

suatu larutan dapat dirubah sesuai dengan kebutuhan. Salah satu caranya dengan

menambahkan senyawa basa atau asam. pH diperoleh sebagai hasil negatif

logaritma 10 dari konsentrasi H+ atau ion OH

-.

Adapun perhitungan pH larutan basa tidak dapat langsung di teneukan,

tetapi terlebih dahulu kita menentukan nilai pOH. Setelah diketahui maka, nilai

pH larutan basa bergantung pada harga keseimbangan air (KW).

Pada keadaan standar (suhu 25℃), harga KW = 10-14

sehingga pH larutan

basa menjadi :

2.3.Pengukuran pH

Pengkuran pH suatu larutan asam atau basa dapat dilakukan dengan

menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal, serta dapat di gunakan

pH-Meter (Purba, 2006)).

2.4.Penggunaan pH

Bagi setiap indikator asam atau basa, warna dari bentuk asam tidaklah sama

pH = - log [H+]

KW = [H+] [OH

-]

pH = 14 - pOH

Page 6: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Dengan warna basa konjugasinya. Jadi warna indikator yang terlihat melalui

kotak, disebabkan oleh bentuk asam an basanya yang terdapat dalam

perbandingan tertentu. Karena kedua bentuk ini terdapat dalam tempat yang

terpisah satu sama lain, maka perbandingan konsentrasinya pada setiap tempat

sepanjang kotak, dapat segera diketahui dan di hitung.

pH meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan pH suatu larutan

secar mudah, sederhana, dan cepat. pH meter juga digunakan untuk mengikuti

titrasi asam basa, dalam hal ini dapat dianggap sebagai suatu indikator tertentu,

pada dasarnya pH meter terdiri atas dua elektroda dan satu voltmeter untuk

mengukur beda potensial. Indikator yang peka terhadap keasamam larutan

elektroda yang lai tidak peka terhadap keasaman disebut elektroda referensi.

Kedua elektroda dicelupkan ke dalam larutan. Respions pada elektroda indikator

menyebabkan pergeseran pada volmeter yang tertera terhadap skala pH, nilai pH

yang tertera dalam pH meter dari skala nol sampai 14 (Purba, 2006).

2.5. Titrasi Asam Basa dan Larutan Baku

Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan

kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam

buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di

titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi

asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan

basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,

suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di

Page 7: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat

bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan mengunakan

indikator. Titrasi menggunakan satu macam reaksi yaitu penetralam asam – basa

yang melibatkan pengukuran volume larutan pereaksi ( analisis volumetrik ).

Biasanya larutan basa yang merupakan titran ditempatkan di dalam buret dan

larutan asam di tempatkan di dalam labu erlenmeyer. Ada beberapa penggolongan

titrasi yaitu :

1.Titrasi berdasarkan reaksi metatetik, yaitu reaksi pertukaran ion. Tidak ada

unsur yang berubah tingkat oksidasinya. Macam titrasi ini di bedakan menjadi :

a.Titrasi asidimetri – alkalimetri, yaitu titrasi yang menyangkut asam atau basa.

Perubahan terpenting yang mendasari penentuan titik akhir dan cara perhitungan

adalah perubahan pH titrat.

b.Titrasi Presipitimetri, yaitu titrasi dimana terbentuk endapan. Semakin kecil

kelarutan endapan, semakin sempurna reaksinya.

c.Titrasi Kompleksometri, yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan

kompleks.

2.Titrasi berdasarkan reaksi redoks, yaitu terjadi perpindahan elektron. Titrasi ini

dibedakan menjadi :

a.Titrasi berdasarkan penggunaan oksidator kuat atau reduktor kuat

b.Titrasi yodimetri, yaitu titrasi yang menyangkut reaksi :

I2 + 2e → 2 I-

Page 8: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Larutan baku adalah larutan yng dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi

dari larutan lain. Prosedur analisis volumetrik memerlukan larutan-larutan lain

yang konsentasinya diketahui. Untuk konsentrasi suatu larutan asam-basa

diperlukan suatu larutan baku. Larutan baku ada dua macam yaitu :

1.Larutan Baku Primer : zat yang dipakai langsung untuk menentukan kadar atau

konsentrasi dari larutan yang lain. Zat baku primer mempunyai beberapa

persyaratan, diantaranya : stabil, mudah di timbang, dan mudah di dapat dalam

bentuk murni.

2.Larutan Baku Sekunder : zat yang dipakai untuk menentukan konsentrasi dari

larutan lain tapi harus di standarisasikan dahulu pada larutan primer

(Khopkar,1990).

Page 9: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

III ALAT, BAHAN dan METODE PERCOBAAN

Bab ini menerangkan mengenai : (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang

digunakan, dan (3) Metode percobaan.

3.1. Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Buret, Klem dan Statif, Labu

Erlenmeyer, Gekas Ukur, Gekas Kimia, Ball Filter, Pipet Volumetrik, Corong,

Botol semprot, Kertas Lakmus (merah dan biru), Indikator Universal, dan pH

meter.

3.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah NaOH XN, HCl XN,

Na2B4O7, H2C2O4, CH3COOH (A), CH3COOH (B), Indikator Metil Merah,

Indikator Fenolphtalein, Air Sabun, Teh, Natrium Benzoat, NaCl, dan Sirup.

3.3. Metode Percobaan

1.Alakalimetri

- Larutan HCl xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml borax ditambah

dua tetes metil merah dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu larutan borax dan

mm itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan berwarna merah muda. Volume

Page 10: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

akhir titrasi HCl dicatat dan normalitas HCl dicari sesuai dengan rumus yang

ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.

-Larutan HCl xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml

NaOH ditambah dua tetes metil merah dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu

larutan NaOH dan mm itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan berwarna

merah muda. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan normalitas NaOH dicari sesuai

dengan rumus yang ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.

- Larutan NaOH xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml CH3COOH

(A) ditambah dua tetes penolphtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu

larutan CH3COOH (A) dan pp itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan

berwarna merah muda. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan carilah persentase

cuka sesuai dengan rumus yang ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.

2.Asidimetri

Gambar 4. Percobaan Pertama Alkalimetri

Gambar 5. Percobaan Kedua Alkalimetri

Gambar 6. Percobaan Ketiga Alkalimetri

Page 11: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

1. - Larutan NaOH xA dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml oxalat

ditambah dua tetes phenophtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu larutan oxalat

dan pp itu dititrasi oleh NaOH sampai berwarna merah muda. Volume akhir titrasi NaOH

dicatat dan normalitas NaOH dicari sesuai dengan rumus yang diberikan. Percobaan ini

dilakukan duplo.

Gambar 7. Percobaan Pertama Asidimetri

- Larutan NaOH XN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml HCl XN

ditambah dua tetes phenophtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu larutan

HCl XN dan pp itu dititrasi oleh NaOH sampai berwarna merah muda. Volume

akhir titrasi NaOH dicatat dan normalitas HCl dicari sesuai dengan rumus yang

diberikan. Percobaan ini dilakukan duplo

Gambar 8. Percobaan Kedua Asidimetri

- Larutan NaOH xN dimasukkan ke dalam buret dan sebanyak 25 ml CH3COOH

(B) ditambah dua tetes penolphtalein dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Lalu

larutan CH3COOH (B) dan pp itu dititrasi oleh larutan HCl sampai larutan

berwarna merah muda. Volume akhir titrasi HCl dicatat dan carilah persentase

cuka sesuai dengan rumus yang ditentukan. Percobaan dilakukan duplo.

Page 12: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

3.pH Meter

- Pengukuran pH dilakukan terhadap sampel air sabun, sampel teh, sampel

Natrium benzoat, sampel sampel NaCl, dan sampel sirup dengan cara

memasukkan pengukur pH dengan bacaan digital ke dalam sampel-sampel

tersebut. Hasil pengukuran dicatat dan berdasarkan hasil pengukuran tersebut

dapat ditentukan, apakah larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral.

Gambar 9. pH Meter

4.Indikator Universal

- Pertama siapakan dulu sampel yang ingin kita amati melalui indikator universal,

setelah itu bawalah satu kertas indikator universal lalu celupkan terhadap sampel-

sampel tersebut. Lalu amatilah perubahan warna pada kertas tersebut. Setelah itu

sesuaikan warna kertas itu dengan indikator warna yang terdapat dalam indikator

universal. Sampel itu basa atau asam.

Page 13: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Gambar 10. Percobaan Indikator Universal

5.Kertas Lakmus

- Pertama siapakan dulu sampel yang ingin kita amati melalui kertas lakmus,

setelah itu bawalah satu kertas lakmus lalu celupkan terhadap sampel-sampel

tersebut. Lalu amatilah perubahan warna pada kertas tersebut. Jika kertas lakmus

merah menjadi biru maka sampel itu bersifat basa dan begitu sebaliknya jika

kertas lakmus biru berubah menjadi merah maka sampel itu bersifat asam.

Gambar 11. Percobaan Kertas Lakmus

Page 14: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan

4.1. Hasil Pengamatan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai konsep analisis

kuantitatif , pH meter, Indikator universal dan kertas lakmus. Hasil pengamatan

yang diperoleh oleh praktikan dari metode alkalimetri, asidimetri, persentase asam

cuka, pH meter, Indikator universal dan kertas lakmus adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Pengamatan

NO Pengamatan Hasil 1 Alkalimetri 1. VNa2B4O7 : 25ml

N Na2B4O7: 0,05 N

VHCl : 7,50 ml

NHCl : 0,166 N

2. VHCl : 9,8 ml

NHCl : 0,166 N

VNaOH : 25 ml

NNaOH : 0,0650 N

3. % Cuka : 4,98 %

2 Asidimetri 1. VH2C2O4 : 25 ml

N H2C2O4 : 0,1 N

VNaOH : 23,3 ml

NNaOH : 0,107 N

Page 15: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

2. VHCl : 25 ml

NHCl : 0,08 N

VNaOH : 18,8 ml

NNaOH : 0,107 N

3. % Cuka : 3,86 %

3 pH Meter Sampel A : 8,41

Sampel B : 4,73

Sampel 1 : 7,61

Sampel 2 : 7,61

Sampel 3 : 2,03

4 pH Universal Sampel A : 8

Sampel B : 4

Sampel 1 : 8

Sampel 2 : 7

Sampel 3 : 2

5 Kertas Lakmus Sampel A : Basa

Sampel B : Asam

Sampel 1 : Basa

Sampel 2 : Netral

Sampel 3 : Asam

(Sumber : Citra Octapiani, Meja 12, Kelompok A, 2011)

Page 16: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

4.2.Pembahasan

Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan

kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi di tempatkan dalam

buret. Larutan penitrasi diteteskan perlahan-lahan kedalam larutan yang akan di

titrasi. Proses ini dihentikan jika titik akhir titrasi telah tercapai. Dalam titrasi

asam basa suatu larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan

basa yang volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya,

suatu larutan basa dititrasi oleh asam yang volume dan konsentrasinya telah di

ketahui. Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana seluruh zat yang dititrasi tepat

bereaksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen adalah keadaan dimana seluruh zat

titra bereaksi tepat dengan zat penitrasi.Titik ekivalen dapat diketahui dengan

mengunakan indikator.

Larutan baku adalah larutan yang dapat dipakai untuk menentukan

konsentrasi dari larutan lain. Prosedur analisis volumetrik memerlukan larutan-

larutan lain yang konsentasinya diketahui. Untuk konsentrasi suatu larutan asam-

basa diperlukan suatu larutan baku. Larutan baku ada dua macam yaitu :

1.Larutan Baku Primer : zat yang dipakai langsung untuk menentukan kadar atau

konsentrasi dari larutan yang lain. Zat baku primer mempunyai beberapa

persyaratan, diantaranya : stabil, mudah di timbang, dan mudah di dapat dalam

bentuk murni.

2.Larutan Baku Sekunder : zat yang dipakai untuk menentukan konsentrasi dari

larutan lain tapi harus di standarisasikan dahulu pada larutan primer.

Page 17: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Alkalimetri adalah pengukuran larutan basa yang menggunakan larutan baku

asam. Asidimetri adalah pengukuran larutan asam yang menggunakan larutan

baku basa.

Hasil dari percobaan konsep analisis kuantitatif ini masih terdapat beberapa

kesalahan. Hal ini dapat dilihat diantaranya seperti penentuan konsentrasi dan

penentuan persentase cuka yang berbeda-beda , seharusnya percobaan antara

alkalimetri dan asidimetri menunjukan hasil yang sama. Ada beberapa hal yang

memungkinkan kesalahan ini terjadi, diantaranya buret yang digunakan untuk

praktikum tidak terisi penuh samapi batas sehingga terjadi perbedaan penglihatan

tinggi cairan pada batas akhir buret , alat percobaanya kurang bersih, terlalu

berlebih dalam menambahkan indikator dan pentiter, kebocoran dalam buret,

kekurang telitian dalam melakukan proses titrasi, kekurang tepatan dalam

mengambil jumlah sampel yang di butuhkan.

Pengukuran pH suatu larutan asam atau basa dapat dilakukan dengan

menggunakan kertas lakmus dan kertas indikator universal, serta dapat di gunakan

pH-Meter. Cara penggunaan pH meter pertama tekan tombol ON, kemudian tekan

tombol BATT dan perhatikan jarum meter, jika kurang dari 11,5 baterai harus

diganti, geser tombol SET/RED ke arah SET, tekan tombol pH dan putar pengatur

AET sampai jarum menunjukan kira-kira titik nol dari elektroda , hubungkan

elektoda dengan meter dan celupkan elektroda keadaan buffer tertentu. Kemudian

geser tombol SET/RED ke arah RED dan putar pengatur SET sehingga jarum

menunjukan pH dari larutan buffer.

Page 18: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Cara penggunaan indikator universal Pertama siapakan dulu sampel yang ingin

kita amati melalui indikator universal, setelah itu bawalah satu kertas indikator

universal lalu celupkan terhadap sampel-sampel tersebut. Lalu amatilah perubahan

warna pada kertas tersebut. Setelah itu sesuaikan warna kertas itu dengan

indikator warna yang terdapat dalam indikator universal. Sampel itu basa atau

asam. Cara penggunaan kertas lakmus Pertama siapakan dulu sampel yang ingin

kita amati melalui kertas lakmus, setelah itu bawalah satu kertas lakmus lalu

celupkan terhadap sampel-sampel tersebut. Lalu amatilah perubahan warna pada

kertas tersebut. Jika kertas lakmus merah menjadi biru maka sampel itu bersifat

basa dan begitu sebaliknya jika kertas lakmus biru berubah menjadi merah maka

sampel itu bersifat asam. Pada perhitungan atau penentuan persen asam cuka

terjadi kesalahan, karena asam cuka yang seharusnya adalah 25%. Sedangkan

hasil percobaan pada acidimetri hanya didapat 22.4% dan pada alkalimetri sebesar

19.8%. Hal ini terjadi karena kelebihan dalam melarutkan asam cuka yang

melebihi tanda batas pada labu ukur 100 ml. Kesalahan juga terjadi dikarenakan

adanya kerusakan-kerusakan pada alat yang digunakan, misalnya karena kotornya

gelas kimia atau bocornya buret

Aplikasi dalam bidang pangan diantaranya dalam BOD (Biochemical Oxygen

Demand) atau KOB ( kebutuhan oksigen biokimia) adalah suatu pernyataan untuk

menyatakan jumlah oksigen yang diperlukan untuk degradasi biologis dari

senyawa organik dalam suatu sampel. Pengukuran BOD dengan sendirinya

digunakan sebagai dasar untuk mendeteksi kemampuan senyaawa organik dapat

Page 19: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

di degredasi (diurai) secara biologis dalam air. Selain itu juga membantu proses

analisa saat pengondisian sampel, menghitung knsentarsai suatu larutan,

mengahasilkan produk yang memiliki pH tertentu, membantu proses pengawetan

sampel yang sedang di uji, membantu proses pembuatan atau pembekuaan larutan,

dan memilih indikator yang tepat untuk di gunakan saat melakukan titrasi

penentuan kadar sampel.

Page 20: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah Analisis kuantitatif dan pH meter tidak

terlepas dari jalannya suatu reaksi kimia dan dapat dipakai dalam menentukan

sifat-sifat larutan yang berguna dalam menentukan reaksi yang terjadi dan hal-hal

lain yang diperlukan dalam suatu penelitian serta dapat menentukan pH larutan,

membuat larutan baku, menentukan konsentrasi dengan volumetric, memilih

indikator, menghitung normalitas, molaritas dan persen yang merupakan langkah-

langkah yang perlu diambil untuk mengolah zat hasil reaksi tersebut selanjutnya.

Dari hasil percobaan alkalimetri di dapat VNa2B4O7 : 25ml, N Na2B4O7: 0,05 N, VHCl :

7,50 ml, NHCl : 0,166 N, VHCl : 9,8 ml, NHCl : 0,166 N, VNaOH: 25 ml, NNaOH :

0,0650 N, dan % Cuka : 4,98 %. Sedangkan untuk asidimetri VH2C2O4 : 25 ml,

N H2C2O4 : 0,1 N, VNaOH : 23,3 ml, NNaOH : 0,107 N, VHCl : 25 ml, NHCl : 0,08 N,

VNaOH : 18,8 ml, NNaOH : 0,107 N, % Cuka : 3,86 %. Untuk penguran pH meter

hasilnya adalah Sampel A: 8,41, Sampel B : 4,73, Sampel 1 : 7,61,Sampel 2 :

7,61, Sampel 3 : 2,03. Kemudian percobaan pada Indikator Universal hasilnya

adalah Sampel A : 8, Sampel B : 4, Sampel 1 : 8, Sampel 2 : 7, Sampel 3 : 2, dan

yang terakhir percobaan menggunakan kertas lakmus dan hasilnya sebagai berikut

Sampel A : Basa, Sampel B : Asam, Sampel 1 : Basa, Sampel 2 : Netral, dan

Sampel 3 : Asam

Page 21: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

5.2.Saran

Dalam melakukan praktikum praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam

mengukur pH suatu larutan, karena pengukuran menggunakan rumus dan pH

menentukan jalannya suatu reaksi kimia.

Page 22: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2011, Analisis Kuantitatif, http:// id.wikipedia.org // wiki/

Kimia_Analitik.Accessed 04 November 2011

Anonym. 2011, Titrasi Asam Basa, http:// id.wikipedia.org/ wiki/ Asam.Accessed

04 November 2011

Khopkar.S.M.1990.Konsep Dasar Kimia Analitik,Penerit Universitas Indonesia:

Jakarta

Purba, Michael.2006.Kima, Erlangga: Jakarta

Sutrisno, E.T dan I.S.Nurminabari 2011.Penuntun Praktikum Kimia Dasar,

Universitas Pasundan: Bandung

Underwood A. Dan Day JR. A. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga:

Jakarta.

Page 23: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

LAMPIRAN

Alkalimetri

1). (V.N)borax = (V.N)HCl

V borax x N borax = V HCl x N HCl

25 x 0,05 = 7,50 x N HCl

N HCl = 1,25 : 7,5

= 0,166 N

2). (V.N)NaOH = (V.N)HCl

V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl

25 x N NaOH = 9,8 x 0,166

N NaOH = 1,6268 : 25

= 0,0650 N

3). %Cuka = Fp x(VNaOH x NNaOH) x Mr CH3COOH x 100%

VCH3COOH x 1000

= 1000/25 x (9,00ml x 0,0650N)x 60 x 100%

25 x 1000

= 40 x 0,585 x 60 x 100 %

25.000

= 5,62 %

Page 24: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph

Asidimetri

1). (V.N)NaOH = (V.N)oxalat

Voxalat x Noxalat = VNaOH x NNaOH

25 x 0,1 = 23,3 x NNaOH

NNaOH = 0,107 N

2). (V.N)NaOH = (V.N)HCl

V HCl x N HCl = V NaOH x N NaOH

25 x N HCl = 18,8 x 0,107

N HCl = 0,08 N

3). %Cuka = Fp x(VNaOH x NNaOH) x Mr CH3COOH x 100%

VCH3COOH x 1000

= 1000/25 x (6,7 ml x 0,08 N)x 60 x 100%

25 x 1000

= 40 x 0,744 x 60 x 100 %

25.000

= 3,86 %

Page 25: Analisis Kuantitatif Dan Pengukuran Ph