analisis komparasi kebutuhan biaya pemeliharaan …

132
ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN NORMATIF KOMODITAS KUBIS DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANYA DI KABUPATEN KARO (Kasus: Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) SKRIPSI OLEH : MUAMMAR REZA SYAHPUTRA LUBIS 130304063 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA

PEMELIHARAAN NORMATIF KOMODITAS KUBIS

DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANYA DI KABUPATEN

KARO (Kasus: Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

MUAMMAR REZA SYAHPUTRA LUBIS

130304063

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA

PEMELIHARAAN NORMATIF KOMODITAS KUBIS

DENGAN PRAKTEK PELAKSANAANYA DI KABUPATEN

KARO (Kasus: Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)

SKRIPSI

MUAMMAR REZA SYAHPUTRA LUBIS

130304063

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program

Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 4: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 5: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

ABSTRAK

Muammar Reza Syahputra Lubis (130304063) dengan judul skripsi “Analisis

Komparasi Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Komoditas Kubis dengan

Praktek Pelaksanaannya di Kabupaten Karo (Kasus Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo). Penelitian ini di bimbing oleh

Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu

Siti Khadijah H.N., SP, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing.

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komparasi kebutuhan

biaya pemeliharaan normatif komoditas kubis dengan praktek

pelaksanaannya, pengaruh biaya pupuk dan biaya pengendalian hama dan

penyakit terhadap produksi usahatani kubis dan presentasi biaya

pemeliharaan khususnya bahan kimia usahatani kubis permusim tanam. Metode

penentuan daerah yang digunakan adalah metode purposive. Metode

penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simple random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 46

sampel, sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini ada tiga metode analisis yaitu analisis uji T untuk dua sampel

berpasangan, metode regresi linier berganda dan analisis proporsi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara biaya

pemeliharaan secara normatif komoditas kubis dengan yang dilakukan petani di

Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Berdasarkan hasil

Estimasi menunjukan biaya pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi,

sedangkan biaya pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.

Berdasarkan perhitungan diketahui persentase biaya pemeliharaan khususnya

bahan kimia adalah sebesar 28,98 % dari total biaya pemeliharaan yang di

keluarkan pada usahatani kubis.

Kata Kunci: komparasi, biaya pemeliharaan, kubis

Universitas Sumatera Utara

Page 6: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

ABSTRACT

Muammar Reza Syahputra Lubis (130304063) with the title of thesis is

"Comparative Analysis of the Cost Requirement Maintenance of Cabbage

Commodities with the Implementation Practices in Karo District (Surbakti

Village Case, Simpang Empat District, Karo Regency). This research is guided

by Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, as the chairman of the supervising

commission and Ibu Siti Khadijah H.N., SP, M. Si, as a member of the supervising

commission.

The purpose of this study aims to analyze the comparation of the normative cost of

raising the needs of cabbage commodities with the practice of implementation, the

effect of fertilizer costs and the cost of pest and disease control on cabbage farm

production and presentation of maintenance costs, especially chemicals cabbage

farming season. The method of determining the area used is purposive method.

The method of determining the number of samples used in this study is a simple

random sampling method, with a total sample is 46, while the data analysis

methods used in this study consists of three methods of analysis of T test analysis

for two paired samples, multiple linear regression method and analysis

proportion.

The results showed that there was a significant difference between normative

maintenance cost of cabbage commodities with that of farmers in Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Based on the results Estimation

shows the cost of fertilizer significantly affects the production, while the cost of

pesticides has no significant effect on production. Based on the calculation known

the percentage of maintenance costs, especially chemicals amounted to 28.98% of

the total maintenance costs incurred on cabbage farming.

Keywords: comparation, maintenance cost, cabbage

Universitas Sumatera Utara

Page 7: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

I

RIWAYAT HIDUP

Muammar Reza Syahputra Lubis lahir di Kota Medan, Sumatera Utara pada

tanggal 11 Juli 1995. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, putra

dari Bapak Alm.Syafruddin Lubis dan Ibu Rosmita.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2007 lulus dari Sekolah Dasar (SD) Swasta Al-Azhar Medan.

2. Tahun 2010 lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Al-Azhar

Medan.

3. Tahun 2013 lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Al-Azhar

Medan.

4. Pada tahun 2013 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SNMPTN).

Kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Anggota dalam Forum Silahturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi

Pertanian (FSMM SEP), Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

2. Melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juli-Agustus 2016 di

Desa Bingkat, Kecamatan Pengajahan, Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Seketaris Bidang Pengabdian Masyarakat dalam Ikatan Mahasiswa Sosial

Ekonomi Pertanian (IMASEP), Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera

Utara Periode 2016/2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

II

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara dengan judul skripsi Analisis Komparasi

Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Normatif Komoditas Kubis Dengan Praktek

Pelaksanaannya di Kabupaten Karo ( Studi kasus: Desa Surbakti, Kecamatan

Simpang Empat, Kabupaten Karo).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Almarhum Syafruddin Lubis dan Ibunda

Rosmita yang telah mendo’akan, memberikan banyak perhatian, kasih sayang,

motivasi serta dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan dengan baik.

2. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP. selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, serta saran dan

memotivasi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Siti Khadijah H.N., SP, M.Si. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang

telah meluangkan waktunya untuk membing penulis, memberikan arahan serta

saran dan memotivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. H. Hasman Hasyim, MSi selaku Dewan Penguji I yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan

dalam menyelesaikan skripsi dengan baik

Universitas Sumatera Utara

Page 9: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

III

5. Bapak Ir. M Jufri, Msi selaku Dewan Penguji II sekaligus Sekretaris Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan dalam menyelesaikan

skripsi dengan baik

6. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec. selaku Ketua Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian USU yang telah membantu penulis dalam

proses administrasi dan perkuliahan

7. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU, yang telah

membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Seluruh instansi dan responden yang terkait dengan penelitian penulis yaitu

Bapak Bahtera Ginting selaku Kepala Desa, Bapak Lukman selaku PPL serta

Ibu Marlinza selaku Koordinator PPL di Kecamatan Simpang Empat dan

masyarakat Desa Surbakti yang telah banyak membantu penulis

mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman Angkatan 2013 Program Studi Agribisnis yang selalu hadir

dalam suka dan duka selama menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis

menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan

skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, penulis mengucapkan

terima kasih.

Medan, Maret 2018

Penulis

Universitas Sumatera Utara

Page 10: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

IV

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..............................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9

1.4 Kegunaan Penulisan .............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 10

2.1.1 Tinjauan Agronomi Kubis ........................................................... 11

2.1.2 Tinjauan Ekonomi Usahatani Kubis ............................................ 14

2.1.3 Isu Lingkungan Usahatani Kubis ................................................ 19

2.1.4 Kondisi Eksisting Usahatani Kubis di Sumatera Utara

2.1.4.1 Sub Sistem Pra Produksi........................................................... 21

2.1.4.2 Sub Sistem Produksi ................................................................. 23

2.1.4.3 Sub Sistem Post Produksi ......................................................... 24

2.2 Landasan Teori ...................................................................................... 25

2.2.1 Usahatani ..................................................................................... 25

2.2.2 Biaya Produksi ............................................................................. 26

2.2.3 Teori Pendapatan ......................................................................... 27

2.2.4 Teori Komparasi .......................................................................... 27

2.3 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 29

2.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 31

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian .................................................... 35

3.2 Metode Penentuan Sampel .................................................................... 38

3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 40

3.4 Metode Analisis Data ............................................................................ 40

3.5 Definisi dan Batasan Operasional .......................................................... 45

3.5.1 Defenisi ........................................................................................ 46

Universitas Sumatera Utara

Page 11: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

V

3.5.2 Batasan Operasional .................................................................... 48

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Desa Daerah Penelitian .......................................................................... 49

4.2 Komposisi Penduduk .............................................................................50

4.2.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan........................... 50

4.3 Sarana dan Fasilitas Umum ................................................................... 51

4.4 Karakteristik Umum Petani Responden................................................. 52

4.4.1 Umur Petani ................................................................................. 52

4.4.2 Pendidikan Petani Sampel ........................................................... 53

4.4.3 Luas Lahan Petani Sampel .......................................................... 54

4.4.4 Jumlah Tanggungan ..................................................................... 55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perbedaan Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Secara Normatif

Komoditas Kubis dengan Biaya Praktek Pelaksanaannnya................... 56

5.1.1 Tahapan Kegiatan Dan Komponen Biaya Pemeliharaan

Komoditas Kubis Berdasarkan Praktek Pelaksanaannya ........... 56

5.1.2 Tahapan Kegiatan Dan Komponen Biaya Pemeliharaan

Normatif Komoditas Kubis ........................................................ 60

5.1.3 Perbandingan Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Komoditas

Kubis dengan Biaya Praktek Dikeluarkan Petani ...................... 64

5.2 Pengaruh Biaya Pupuk dan Biaya Pengendalian Hama Penyakit

Terhadap Produksi Kubis Di Desa Surbakti ......................................... 65

5.2.1 Uji Kesesuaian Model (Test Goodness of Fit) ............................ 66

5.2.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 67

5.2.3 Pengaruh Tiap Variabel Terhadap Biaya Pemeliharaan .............. 69

5.3 Persentase Biaya Pemeliharaan Khusus nya Bahan Kimia Pada

Usahatani Kubis Dari Seluruh Biaya Pemeliharaannya ..................... 71

BAB VI PENITUP

6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 72

6.2 Saran ...................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 12: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

VI

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1. Data Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan

Produktivitas Sayur- Sayuran Per Kabupaten/Kota

di Provinsi Sumatera Utara

3

2. Data Luas Tanam, Luas Panen, Jumlah Produksi dan

Jumlah Produktivitas Kubis di Sumatera Utara 16

3. Data Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan

Produktivitas Sayur- Sayuran Per Kabupaten/Kota

di Provinsi Sumatera Utara

17

4. Data Luas Panen, Rata-rata Produktivitas, dan

Produksi Sayur-Sayuran Menurut Kecamatan di

Kabupaten Karo

18

5. Produktivitas Komoditas Kubis di Provinsi

Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota

36

6. Luas Panen dan Produksi Komoditas Kol

Kubis Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo,

37

7. Jumlah Produksi Komoditas Kubis Menurut Desa

Di Kecamatan Simpang Empat

38

8. Jenis dan Luas Penggunaan Tanah di Desa Surbakti 49

9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok

Tenaga Kerja

50

10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di

Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo

50

11. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di

Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo

51

12. Sarana Dan Prasana di Desa Surbakti, Kecamatan

Simpang Empat, Kabupaten Karo

51

13. Keadaan umur petani sampel di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

52

14. Pendidikan petani sampel di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

53

15. Luas Lahan petani sampel di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

54

16. Jumlah Tanggungan petani sampel di Desa

Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten

Karo

54

17. Biaya Pembumbunan dan rata-rata Petani Sampel

Usahatani Kubis Per Petani Per Musim Tanam di

Desa Surbakti

56

18. Kebutuhan dan Biaya Pupuk pada Petani Sampel

Usahatani Kubis Per Musim Tanam di Desa

Surbakti

56

Universitas Sumatera Utara

Page 13: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

VII

19. Kebutuhan dan Biaya Penyiangan Petani Sampel

Usahatani Kubis Per Musim Tanam di Desa

Surbakti

57

20. Biaya Penyiraman Petani Sampel Usahatani Kubis

Per Petani Per Musim Tanam di Desa Surbakti

58

21. Jenis Pestisida Besereta Harga Yang Digunakan

Petani Sampel Usahatani Kubis Per Musim Tanam

di Desa Surbakti

59

22. Kebutuhan dan Biaya Pembumbunan Normatif

Kubis Per Hektar di Desa Surbakti

60

23. Kebutuhan dan Biaya Pupuk Normatif pada

Usahatani Kubis Per Musim Tanam

61

24. Kebutuhan dan Biaya Penyiangan Normatif pada

Usahatani Kubis Per Musim Tanam

61

25. Biaya Penyiraman Normatif Usahatani Kubis Per

Petani Per Musim Tanam di Desa Surbakti

62

26. Kebutuhan dan Biaya Pestisida Secara Normatif

pada Usahatani Kubis Per Musim Tanam

63

27. Hasil Uji Paired Sampels t-Test Untuk Biaya

Pestisida

64

28. Hasil Estimasi Pengaruh Biaya Pupuk dan Biaya

Pengendalian Hama Penyakit Terhadap Produksi

Tanamn

64

Universitas Sumatera Utara

Page 14: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

VIII

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1. Karakteristik Petani Sampel

2. Biaya Penggunaan Bibit Kubis Per Petani Per Musim Tanam

3 a. Penggunaan dan Biaya Pupuk Kubis yang Dilakukan Petani Per

Musim Tanam

3 b. Penggunaan dan Biaya Pupuk Kubis Normatif

4 a. Penggunaan dan Biaya Pestisida Kubis yang Dilakukan Petani Per

Musim Tanam

4 b. Penggunaan dan Biaya Pestisida Kubis Normatif Per Musim

Tanam

5. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja dan Upah Pemupukan Per

Musim Tanam Kubis

6 a. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja dan Upah Pembumbunan yang

Dilakukan Per Petani Per Musim Tanam

6 b. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja dan Upah Pembumbunan

Normatif Per Petani Per Musim Tanam

7 a. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja dan Upah Penyiangan yang

Dilakukan Petani Per Musim Tanam

7 b. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja dan Upah Penyiangan Normatif

Per Musim Tanam

8. Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Pengendalian HPT Per Musim

Tanam

9 a. Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Penyiraman yang Dilakukan

PetaniPer Musim Tanam

9 b. Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Penyiraman Normatif Per Musim

Tanam

10. Pendapatan Petani Sampel Per Musim Tanam

11. Hasil Uji Paired Sampels t-Test untuk biaya pemeliharaan

12. Hasil SPSS Regrsi Linier Berganda Pengaruh Biaya Pupuk dan

Biaya Pengendalian Hama Penyakit Terhadap Produksi Usahatani

Kubis

Universitas Sumatera Utara

Page 15: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

IX

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran 33

2. Grafik Uji Normalitas 67

3. Histogram Pengaruh Biaya Pupuk dan Biaya

Pengendalian Hama dan Penyakit Terhadap

Biaya Pemeliharaan

68

4. Grafik scatterplots 69

Universitas Sumatera Utara

Page 16: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai

penopang pembangunan juga sebagi sumber mata pencaharian penduduknya.

Sektor pertanian di Indonesia meliputi subsektor pangan, subsektor hortikultura,

subsektor perikanan, subsektor peternakan dan subsektor kehutanan. Pada tahap

awal pembangunan, sektor pertanian merupakan penopang perekonomian. Dapat

dikatakan demikian, karena pertanian membentuk proporsi yang sangat besar bagi

devisa negara, penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan masyarakat

(Khazanani, 2011).

Salah satu dari subsektor pertanian di Indonesia yang sedang semarak

dikembangkan adalah subsektor hortikultura. Hortikultura merupakan salah satu

subsektor penting dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar, komoditas

hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran (vegetables), buah (fruits),

tanaman berkhasiat obat (medicinal plants), tanaman hias (ornamental plants)

termasuk didalamnya tanaman air, lumut dan jamur yang dapat berfungsi sebagai

sayuran, tanaman obat atau tanaman hias.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi di

bidang pertanian yang cukup tinggi. Dengan topografi yang bervariasi dari mulai

datar, landai berombak, berbukit hingga bergunung merupakan tempat yang sesuai

untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman, seperti tanaman pangan, perkebunan,

Universitas Sumatera Utara

Page 17: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

2

dan hortikultura. Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas

hortikultura (sayur-mayur dan buah-buahan), misalnya:jeruk Medan, jambu Deli,

sayur kol, tomat, kentang, dan wortel yang sebagian besar dihasilkan oleh

Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut

telah diekspor ke Malaysia dan Singapura (Balitbang Sumut, 2005).

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang

memiliki sektor-sektor perekonomian dan antara lain sektor pertanian (peternakan,

perikanan, hortikultura dan kehutanan) dengan persentase kontribusi PDRB

(Produk Domestik Regional Bruto) menurut lapangan usaha sebesar 60 ,46%,

sektor jasa-jasa (12,88%), sektor lembaga keuangan dan bank (1,74%), sektor

pengangkutan dan komunikasi (7,73%), sektor perdagangan, hotel dan restoran

(11,97%), sektor bangunan/konstruksi (3,76%), sektor listrik, gas dan air (0,36%),

sektor industri pengolahan (0,75%), sektor penggalian dan pertambangan sebesar

0,36% (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2010).

Kubis merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten Karo

yang berfungsi sebagai sumber gizi, sumber pendapatan dan sumber devisa

negara. Besarnya kontribusi agroindustri kubis dalam meningkatkan pendapatan

akan menumbuhkan sentra pengembangan kubis baru. Ketersediaan varietas

unggul, baik mutu maupun produktivitas yang sesuai dengan kebutuhan

konsumen menjadi mutlak yang harus dipenuhi dalam era pasar bebas. Untuk

mencapai imbangan antara permintaan dan penawaran, maka produksi kubis

nasional perlu terus ditingkatkan (Karsinah, dkk, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

3

Tabel 1.1. Data LuasTanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Sayur- Sayuran Per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

N

o

Kabupaten Kubis

LuasPane

n (Ha)

JumlahProduks

i (Ton)

JumlahProduktivita

s (Kw/Ha)

1 Nias - - -

2 Mandailing

Natal

34 477 140,35

3 Tapanuli

Selatan

- - -

4 Tapanuli

Tengah

- - -

5 Tapanuli Utara 256 3,439 134,34

6 Toba Somosir 4 80 200,00

7 LabuhanBatu - - -

8 Asahan - - -

9 Simalungun 3.466 78.463 226,38

10 Dairi 569 12.727 223,67

11 Karo 2.927 69.530 237,55

12 Deli Serdang - - -

13 Langkat - - -

14 Nias Selatan - - -

15 Humb.

Hasundutan

243 4.822 198,42

16 Pak-Pak Barat - - -

17 Samosir 74 1.124 151,89

18 SerdangBedagai - - -

19 Batu Bara - - -

20 Paluta - - -

21 Palas - - -

22 Labusel - - -

23 Labura - - -

24 Nias Utara - - -

25 Nias Barat - - -

26 TanjungBalai - - -

27 PematangSianta

r

- - -

28 TebingTinggi - - -

29 Medan - - -

30 Binjai - - -

31 Padang

Sidempuan

6 3 5,00

32 GunungSitoli - - -

Jumlah 7.579 170.665 168,22 Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2016

Universitas Sumatera Utara

Page 19: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

4

Tabel1.1. memperlihatkan bahwa jumlah panen kubis sebesar 2.927 Ha, jumlah

produktivitas kubis sebesar 168.62 Kw/Ha dan produksi kol yaitu sebesar

69.530Ton terdapat di Kabupaten Karo. Produksi yang ada di Kabupaten

Simalungun lebih tinggi dibandingkan di Kabupaten Karo, akan tetapi

produktivitas kubis Kabupaten Karo jauh lebih tinggi dibandingkan produktivitas

kubis Kabupaten Simalungun.

Usahatanikubismerupakanusahatani yang memilikibeberapa kendala yang di

hadapi petani dalam kegiatan pemeliharaannya.Kurangnya pengetahuan petani

dalam kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dapat mengakibatkan kerugian bagi

petani, seperti pemberian dosis pupuk dan pestisida yang tidak tepat dapat

mengakibatkan menambah biaya produksi. Hal ini terjadi dikarenakan kebiasaan

yang sudah di lakukan sejak lama karena kurang nya pemahaman petani terhadap

kebutuhan tanaman itu sendiri, dan juga karena rasa kekhawatiran jika tanaman

mereka gagal panen.Peran penyuluh sebagai fasilitator dapat membatu petani

dalam usahataninya (Marlinza, 2017)

Penyiraman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan dan pengendalian hama

penyakit merupakan kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kubis.

Pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman kubis berupa pupuk organik dan

pupuk buatan. Pupuk buatan berupa urea 100 kg, ZA 250 kg, SP-36 250 kg dan

KCl 200 kg per hektar. Untuk tiap tanaman diperlukan urea sebanyak 4 gram, ZA

9 gram, SP-36 9 gram dan KCl 7 gram. Pengaplikasian pertama dilakukan

sebelum tanaman sebagai pupuk dasar yaitu pupuk organik 10 gram, setengah

dosis pupuk N (Urea 2 gram, ZA 4,5 gram), pupuk SP-36 9 gram, dan KCl 7 17

Universitas Sumatera Utara

Page 20: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

5

gram). Sisa pupuk N (Urea 2 gram dan ZA 4,5 gram) diberikan pada saat tanaman

berumur 4 minggu (Musriati, 2013).

Pola penggunaan pupuk di kalangan petani kubis juga menjadi sebuah masalah.

Berdasarkan pernyataan beberapa petani sayuran di Kecamatan Simpang Empat

yang menjadi salah satu sentra produksi sayuran di Kabupaten Karo mengatakan

bahwa pola penggunaan pupuk oleh petani sayuran di daerah tersebut masih

belum sesuai prosedur pemupukan yang benar. Hal ini di dasari, petani kubis di

sana menentukan dosis pupuk belum sesuai pemenuhannya, dikarenakan petani

kurang memahami kebutuhan pupuk pada tanaman usahatani nya, seringkali

petani masih belum tepatkomposisi pupuk yang diberikan, hal ini didasari

kebiasaan yang sudah berlangsung sekiaan lama. (Nasution, 2015).

Penggunaan dosis pemupukan yang belum tepat oleh petani sayuran secara tidak

langsung mengakibatkan kerusakan pada lapisan tanah. Dalam jangka panjang,

hal ini berdampak pada berkurangnya tingkat kesuburan tanah dan hal ini tentu

akan mengurangi jumlah produksi sayuran. Misalnya, untuk sayuran kubis bunga

dan kubis diperlukan pupuk buatan maksimal berupa Urea sebanyak100 Kg/Ha,

ZA 250 Kg/Ha. TSP atau SP-36 250 Kg/Ha dan KCl 200 Kg/Ha.Untuk tiap

tanaman diperlukan Urea sebanyak 4 g + ZA 9 g, TSP (SP-36) 9 g, dan KCl 7 g.

Namun ada saja petani sayuran yang menambah jumlah dosis pupuk dengan

harapan dapat meningkatkan jumlah produksi (Tim Prima TaniBalitsa, 2007).

Menurut Mahyuni (2015), isu lingkungan yang terjadi di kalangan petani di

Kabupaten Karo selama ini penggunaan pestisida oleh petani bukan atas dasar

keperluan secara indikatif, namun dilaksanakan secara “cover blanket system”

Universitas Sumatera Utara

Page 21: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

6

artinya ada atau tidak hama tanaman, racun berbahaya ini terus disemprotkan

ketanaman. Selain itu teknik penyemprotan yang kadang melawan arah angin,

menyebabkan petani menghirup pestisida tanpa disadarinya. Perilaku penggunaan

pestisida yang berlebihan seperti itu justru menyebabkan masalah baru yakni

adanya residu pestisida pada produk pertanian dan pada akhirnya membahayakan

petani dan masyarakat luas baik keselamatan maupun kesehatan kerjanya.

Pengendalian hama dan penyakit juga dapat dilakukam dengan pengaplikasian

pestisida. Untuk pencegahan itu sendiri, penyemprotan dilakukan sebelum hama

menyerang tanaman atau secara rutin di semprot 1-2 minggu sekali dengan dosis

ringan dan sesuai dengan kebutuhan tanaman kubis tersebut. Untuk

penanggulangan, penyemprotan dilakukan sendini mungkin dengan dosis tepat,

agar hama dapat segera ditanggulangi (cahyono, 1995).

Gejala yang paling sering dijumpai pada tanaman kubis adalah ulat perusak daun,

ulat krop/cabbage heart petsai caterpillar (Crocidalomia binotalis). Dengan

gejala yang ditimbulkan adalah adanya kerusakan pada bagian bawah permukaan

daun kubis. Daun-daun bisa habis dimakan ulat ini, khusus nya daun muda dan

titik tumbuh kubis atau krop. Pestisida yang umum digunakan untuk mengatasi

hama tersebut adalah Decis 2,5 EC 0,5-1 cc/l/ha, Dupont Valacor 35 wg 100 g/ha

Hostathion 40 EC 0,75-1,5 cc/l, dan Ambush 2 EC (Liferdi dan Saparinto, 2016).

Sementara yang dilakukan petani kubis di Kabupaten Karo dalam pengendalian

hama dan penyakit tidak selalu dilakukan dengan tepat. Penyemprotan dilakukan

setelah atau saat tanaman kubis terserang hama penyakit, tentu itu dapat

merugikan petani dalam usahatani mereka. Jika terlambat penangganannya

Universitas Sumatera Utara

Page 22: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

7

kualitas kubis akan menurun dan bahkan dapat terjadi kegagalan panen.

Penyemprotan juga dilakukan dengan sesuai kebutuhan, menurut Koordinator

PPL Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, penyemprotan di lakukan

dengan sesuai kebutuhan, jika tanaman Kubis tidak memerlukan penyemprotan di

saat tertentu maka jangan dilakukan dikarenakan dapat menambah biaya produksi

tanaman kubis sehingga dapat mengurangi pendapatan petani.

Dalam melakukan pekerjaannya untuk meningkatkan hasil pertaniannya para

petani selalu menggunakan pestisida untuk mengurangi serangan hama ataupun

serangga pada usaha pertaniannya. Pada tesis Adil Sitepu (2012) penggunaan

pestisida perharinya di kabupaten karo adalah sebanyak ±10 ton untuk

mengendalikan organisme tanaman pengganggu. Penggunaan pestisida oleh

petani masih kurang tepat, diantaranya penggunaan pestisida tidak sesuai dengan

dosis dan takaran yang dianjurkan, mengaduk campuran pestisida dengan tangan.

Petani juga mengaku sengaja melebihkan takaran pestisida yang digunakan agar

lebih efektif membunuh hama tanaman.

Menurut Untung (1984), hama yang sering menyerang tanaman kubis adalah ulat

daun. Mengatasi gangguan ulat daun pada tanaman kubis dengan mengunakan

insektisida kimia karena pengendalian hama kubis secara kimia dapat dilakukan

dengan cara yang sederhana. Penggunaan insektisida kimia secara terus-menerus

dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan ketidakseimbangan ekosistem.

Hasil survey yang dilakaukan pada petani sayuran menyebutkan bahwa petani

mengeluarkan 50% biaya produksi untuk pengendalian secara kimiawi dengan

mencampur berbagai macam pestisida, karena belum diketahui bagaimana

penggunaan pestisida yang tepat.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

8

Dampak negatatif lain pestisida terhadap lingkungan juga adanya residu pestisida

di dalam tanah yang dapat meracuni organisme non target, terbawa sampai ke

sumber-sumber air dan meracuni lingkungan bahkan terbawa pada mata rantai

makanan sehingga dapat meracuni konsumen sehingga membahayakan kesehatan,

pada hewan dan manusia (Nopriani, 2011).

1.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbedaan kebutuhan biaya pemeliharaan normatif komoditas

kubis dengan praktek pelaksanaannya di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang

Empat, KabupatenKaro?

2. Bagaimana pengaruh biaya pupuk dan biaya pengendalian hama dan penyakit

terhadap produksi kubis di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat,

KabupatenKaro?

3. Berapa presentasi biaya pemeliharaan khususnya bahan kimia usahatani kubis

per musim tanam di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat,

KabupatenKaro?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapuntujuanpenelitianiniadalah :

1. Untuk Menganalisis sejauh mana perbedaan kebutuhan biaya pemeliharaan

normatif komoditas kubis dengan praktek pelaksanaannya di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, KabupatenKaro.

2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh biaya pupuk dan biaya pengendalian

hama dan penyakit terhadap produksi usahatani kubis di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

9

3. Untuk menganalisis berapa presentasi biaya pemeliharaan khususnya bahan

kimia usahatani kubis permusim tanam.

1.4. ManfaatPenelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai sumber informasi dan masukan untuk petani agar dapat mengelola dan

mengembangkan usahataninya dengan baik.

2. Sebagai bahan masukan serta evaluasi bagi pemerintah daerah dalam

menentukan kebijakan di bidang pertanian dalam usaha penyempurnaan sistem

pertanian terutama untuk komoditikubis.

3. Sebagai bahan evaluasi bagi penelitian yang akan datang agar dapat

memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang ada.

4. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.

5. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kubis (Brassica oleraceae L.)

Menurut Rukmana (1994), sistematika tanaman kubis berdasarkan klasifikasinya

adalah :

Divisio : spermatophyta

Sub divisio : angiospermae

Kelas : dicotyledonae

Ordo : Papavorales

Famili : Cruciferae (Brassicaceae)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleraceae L. var. capitata L.

Kol atau kubis merupakan tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan

berbatang lunak yang dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) dan

merupakan tanaman yang dipuja dan dimuliakan masyarakat Yunani kuno. Kubis

dengan nama Latin (Brassica Oleracea Var Capitata) pada mulanya merupakan

tumbuhan liar di daerah subtropik. Tanaman ini berasal dari daerah Eropa yang

ditemukan pertama di Cyprus, Italia dan Mediteranian. Tanaman kubis termasuk

dalam golongan tanaman sayuran semusim atau umur pendek. Tanaman kubis

hanya dapat berproduksi satu kali setelah itu akan mati. Pemanenan kubis

dilakukan pada saat umur kubis mencapai 60 – 70 hari setelah tanam (Cahyono,

2001).

Syarat tumbuh tanaman kubis dapat hidup pada suhu udara 10-24˚ Celcius dengan

suhu optimum 17˚ Celcius. Untuk waktu singkat, kebanyakan varietas kol/ kubis

Universitas Sumatera Utara

Page 26: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

11

tahan dingin (minus 6-10˚ Celcius), tetapi untuk waktu lama, kubis akan rusak

kecuali kubis berdaun kecil (<3 cm). Untuk kelembaban udara, tanaman

kubis akan hidup dengan baik pada kisaran 60-90%. Kelembaban di atas 90%

maka muncul penyakit busuk lunak berair, penyakit semai rebah dan penyakit lain

yang disebabkan oleh cendawan. Pengaruh angin dirasakan pada evaporasi lahan

dan evapotranspirasi tanaman. Laju angin yang tinggi dalam waktu lama

mengakibatkan keseimbangan kandungan air antara tanah dan udara terganggu,

tanah kering dan keras, penguraian bahan-bahan organik terhambat, unsur hara

berkurang dan menimbulkan racun akibat tidak ada oksidasi gas-gas.

2.1.1 Tinjauan Agronomi Komoditas Kubis (Brassica oleraceae L.)

Kubis adalah salah satu sayuran dari keluarga cruciferae (brassicaceae) yang

dapat menjadi pilihan makanan yang baik karena memberikan serat dan vitamin

dasar namun rendah kalori. Sayuran ini lazim ditanam di Indonesia seperti

keluarga cruciferae yang lain seperti kubis bunga, kubis tunas, brokoli, sawi, dll.

Sayuran ini dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan

curah hujan rata-rata 850-900 mm. Daunnya bulat, oval, sampai lonjong,

membentuk roset akar yang besar dan tebal, warna daun bermacam-macam, antara

lain putih (forma alba), hijau, dan merah keunguan (forma rubra). Buahnya buah

polong berbentuk silindris, panjang 5-10 cm, berbiji banyak. Biji berdiameter 2-4

mm, berwarna cokelat kelabu (Kusumaningrum, 2013).

Kondisi fisik tanah yang sesuai adalah bertekstur sedang yaitu liat berpasir,

berstruktur remah (gembur), subur, banyak mengandung bahan organik, tetapi

masih toleran terhadap tanah yang agak berat. Jenis tanah yang sesuai untuk

tanaman kubis adalah latosol, regosol dan andosol, kubis masih dapat hidup pada

Universitas Sumatera Utara

Page 27: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

12

jenis tanah lain, tetapi hasilnya kurang baik. Keasaman tanah (pH) yang cocok

adalah 5,5-6,5. Sri Setyati Haryadi (1979) mengemukakan bahwa pH tanah yang

rendah (< 4) dan terlalu tinggi (> 9), merupakan racun bagi akar tanaman.

Kandungan air tanah yang baik adalah pada kandungan air tersedia, yaitu pF

antara 2,5-4. Dengan demikian lahan tanaman kol memerlukan pengairan yang

cukup baik ( Pracaya,1981).

Kubis merupakan jenis tanaman hortikultura yang paling baik ditanam di daerah

yang bersuhu rendah dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Namun harus

mendapatkan cukup air juga tapi jangan sampai tergenang. Kubis mengandung

banyak vitamin dan mineral yang berperan penting bagi kesehatan manusia.

Manfaat kubis bagi tubuh manusia adalah dapat membantu dalam mencerna

makanan, menetralisirkan zat-zat asam dan mempermudah membuang kotoran

yang banyak mengandung serat. Kebaikan yang ada didalam kubis antara lain

vitamin C, A, B1, B2, mineral-mineral dan protein (Anonim, 2015).

Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat perkecambahan benih dan

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Cara-cara

penyiapan adalah sebagai berikut: a. Sterilisasi benih, dengan merendam benih

dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam

benih dalam air panas 55 derajat C selama 15-30 menit.

b. Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik

akan tenggelam. c. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat

pecah agar benih cepat berkecambah. Kebutuhan benih per hektar tergantung

varietas dan jarak tanam, umumnya dibutuhkan 300 g/ha. Benih harus disemai dan

di bumbun sebelum dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan di

Universitas Sumatera Utara

Page 28: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

13

bedengan atau langsung di bumbung (koker). Bumbung dapat dibuat dari daun

pisang, kertas makanan berplastik atau polybag kecil (Md, dkk 2012).

Pemeliharaan komoditas kubis (Brassica oleraceae L.) adalah sebagai berikut:

1. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan persamaan dengan penyiangan gulma. Pembumbunan

dilakukan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran antar bedengan

kedalaman bedengan. Pembumbunan ini dilakukan untuk menjaga kedalaman

parit dan ketinggian bedeng serta meningkatkan kegemburan tanah sehingga akar

akan dapat menyerap air serta unsur hara secara optimal (Anonim, 2008).

2. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap sore hari. Tanaman disiram sampai benar-benar

hidup. Daun yang tertutup tanah segera disiram agar tidak menganggu proses

fotosintesis. Apabila temperatur udara tinggi dan matahari bersinar terik,

penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu dan diulang pada

umur 4 minggu setelah tanam. Pupuk yang digunakan berupa pupuk organik dan

pupuk buatan, sedangkan pupuk buatan berupa Urea 100 kg, ZA 250 kg, SP-36

250 kg dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap ktanaman diperlukan Urea sebanyak 4 gr,

ZA 9 gr, SP-36 9 gr dan KCl 7 gr. Pupuk organik 1 kg, setengah dosis pupuk N

(Urea 2 gr, ZA 4,5 gr), pupuk SP-36 9 gr dan KCl 7 gr) diberikan

sebelum tanam pada setiap ubang tanam sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk N

(Urea 2 gr dan ZA 4,5 gr/tanaman) diberikan pada saat tanaman berumur 4

minggu (Pracaya, 2001).

Universitas Sumatera Utara

Page 29: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

14

4. Penyiangan

Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah sebelum pemupukan

atau bila terdapat tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman.

Penyiangan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat

merusak sistem perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman sebaiknya

tidak dilakukan.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang paling sering menyerang tanaman kubis adalah ulat daun. Dalam

usaha peningkatan produksi tanaman kubis seringkali dihadapkan adanya

gangguan hama dan penyakit. Kerugian besar bahkan kegagalan panen dapat

terjadi bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik. Kehilangan hasil kubis

akibat serangan hama cukup tinggi yakni dapat mencapai 100% oleh Pluttela

xylostella (Rukmana, 1994). Kerusakan yang dihasilkan sangat khas, pada daun

terbentuk suatu lubang dengan diameter 0,5 cm sehingga daun berlubang-lubang

dan apabila serangan cukup berat, tanaman kubis gagal membentuk krop dan

gagal panen. Untuk 1 hektar tanaman kubis memerlukan 100 g insektisida cukup

diaplikasikan 4-5 kali dalam satu musim tanam.

2.1.2 Tinjauan Ekonomi Usahatani Kubis (Brassica oleraceae L.)

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi di

bidang pertanian yang cukup tinggi. Dengan topografi yang bervariasi dari mulai

datar, landai berombak, berbukit hingga bergunung merupakan tempat yang sesuai

untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman, seperti sub sektor pangan,

perkebunan, dan hortikultura. Sumatera Utara juga dikenal sebagai

penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan), misalnya:

Universitas Sumatera Utara

Page 30: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

15

jeruk Medan, jambu Deli, sayur Kubis, tomat, kentang, dan wortel yang sebagian

besar dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan

Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan

Singapura (Balitbang Sumut, 2005).

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang

memiliki sektor-sektor perekonomian dan antara lain sektor pertanian (peternakan,

perikanan, holtikultura dan kehutanan) dengan persentase kontribusi PDRB

(Produk Domestik Regional Bruto) menurut lapangan usaha sebesar 60 ,46%,

sektor jasa-jasa (12,88%), sektor lembaga keuangan dan bank (1,74%), sektor

pengangkutan dan komunikasi (7,73%), sektor perdagangan, hotel dan

restoran (11,97%), sektor bangunan/konstruksi (3,76%), sektor listrik, gas dan air

sebesar (0,36%), sektor industri pengolahan (0,75%), sektor penggalian dan

pertambangan sebesar 0,36% (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2010).

Kubis/kol juga merupakan salah satu sayuran yang berhasil menembus pasar

ekspor. Kubis/kol (Brassica oleracea) termasuk salah satu diantara 18 jenis

sayuran komersial yang dihasilkan di Indonesia dan mendapat prioritas

pengembangan dalam setiap repelita. Tanaman kubis/kol mempunyai nilai

ekonomi dan sosial cukup tinggi, karena dijadikan salah satu andalan sumber

nafkah para petani dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidup

mereka, juga sebagai komoditas ekspor (Rukmana, 1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 31: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

16

Tabel 2.1. Data Luas Tanam, Luas Panen, Jumlah Produksi dan Jumlah

Produktivitas Kubis di Sumatera Utara Tahun 2011-2015

Tahun Luas

Tanam

(Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Jumlah Produksi

(Ton)

Jumlah

Produktivitas

(Kw/Ha)

2012 7.348 7.906 173.565 219,54

2013 7.617 7.569 180.162 238,03

2014 6.880 6.958 165.589 237,98

2015 8.411 7.163 173.486 242,20

2016 7.508 7.579 170.665 225,18

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2016

Tabel 2.1. memperlihatkan bahwa produksi dari kubis di Sumatera Utara pada

tahun 2013 yaitu sebesar 180.162 Ton yang merupakan produksi tertinggi dari

tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan produksi terendah terjadi pada tahun 2014

yaitu sebesar 165.589 Ton. Terjadi naik turunnya atau fluktuasi setiap tahunnya

dari produksi kubis di Sumatera Utara.

Salah satu komoditi pertanian yang tumbuh subur di Kabupaten Karo adalah

komoditi hortikultura, baik hortikultura semusim maupun tahunan yang

cakupannya cukup luas yaitu meliputi tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman

hias dan obat-obatan. Komoditi tersebut banyak diusahakan oleh rumah tangga

pertanian di Kabupaten Karo yang hasilnya selain untuk memenuhi kebutuhan

lokal, beberapa hasil komoditi dari daerah ini juga dijual ke daerah lain, bahkan

ada yang di ekspor ke luar negeri (BPS Kabupaten Karo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 32: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

17

Tabel 2.2. Data Luas Tanam, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas

Sayur-sayuran Per Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

No Kabupaten Kubis

Luas

Tanam

(Ha)

Luas

Panen

(Ha)

Jumlah

Produksi

(Ton)

Jumlah

Produktivitas

(Kw/Ha)

1 Nias - - - -

2 Mandailing Natal 35 34 477 140,35

3 Tapanuli Selatan - - - -

4 Tapanuli Tengah - - - -

5 Tapanuli Utara 232 256 3,439 134,34

6 Toba Somosir 2 4 80 200,00

7 Labuhan Batu - - - -

8 Asahan - - - -

9 Simalungun 3.118 3.466 78.463 226,38

10 Dairi 539 569 12.727 223,67

11 Karo 3.308 2.927 69.530 237,55

12 Deli Serdang - - - -

13 Langkat - - - -

14 Nias Selatan - - - -

15 Humb. Hasundutan 241 243 4.822 198,42

16 Pak-Pak Barat - - - -

17 Samosir 33 74 1.124 151,89

18 Serdang Bedagai - - - -

19 Batu Bara - - - -

20 Paluta - - - -

21 Palas - - - -

22 Labusel - - - -

23 Labura - - - -

24 Nias Utara - - - -

25 Nias Barat - - - -

26 Tanjung Balai - - - -

27 Pematang Siantar - - - -

28 Tebing Tinggi - - - -

29 Medan - - - -

30 Binjai - - - -

31 Padang Sidempuan - 6 3 5,00

32 Gunung Sitoli - - - -

Jumlah 7.508 7.579 170.665 168,62

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2016

Tabel 2.2. memperlihatkan bahwa jumlah luas tanam kubis sebesar 3.308 Ha,

jumlah panen kubis sebesar 2.927 Ha, jumlah produktivitas kubis sebesar

168.62 Kw/Ha dan produksi kol yaitu sebesar 69.530 Ton terdapat di Kabupaten

Karo. Produksi yang ada di Kabupaten Simalungun lebih tinggi dibandingkan di

Universitas Sumatera Utara

Page 33: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

18

Kabupaten Karo, akan tetapi produktivitas kubis Kabupaten Karo jauh lebih tinggi

dibandingkan produktivitas kubis Kabupaten Simalungun.

Tabel 2.3 Data Luas Panen, Rata-rata Produktivitas, dan Produksi Sayur-

Sayuran Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo

Kecamatan Kubis

Luas Panen

(Ha)

Luas Produksi

(Ton)

Rata-Rata

Produktivitas

(Kw/Ha)

Mardingding 0 0 0,00

Laubaleng 0 0 0,00

Tigabinanga 0 0 0,00

Juhar 0 0 0,00

Munte 17 202 118,82

Kutabuluh 0 0 0,00

Payung 14 400 285,71

Tiganderket 63 753 119,52

Simpang Empat 756 19.062 252,14

Naman Teran 454 9.804 215,95

Merdeka 236 7.120 301,70

Kabanjahe 281 9.979 355,12

Berastagi 199 6.054 304,21

Tigapanah 356 4.355 122,32

Dolat Rayat 76 1.367 179,88

Merek 377 8.773 232,71

Barusjahe 91 2.862 314,51

Jumlah 2920 70.711 233,88

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2016

Tabel 2.3. memperlihatkan bahwa jumlah luas panen kubis terbesar terdapat di

Kabupaten Karo terdapat di Kecamatan Simpang Empat yaitu sebesar 753 Ha.

Jumlah produksi kubis terbesar terdapat di Kabupaten Karo terdapat di Kecamatan

Simpang Empat yaitu sebesar 19.062 Ton, Kecamatan Simpang Empat merupakan

salah satu kecamatan yang produktivitas nya tertinggi di Kabupaten Karoy aitu

sebesar 252,14 Kw/Ha..

Produk hortikultura yang sering dijadikan sumber pendapatan petani adalah

produk sayuran. Keunggulan sayuran dibandingkan dengan tanaman lainnya

adalah mempunyai produktivitas yang tinggi, pemasaran mudah, dan mempunyai

Universitas Sumatera Utara

Page 34: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

19

harga yang relatif stabil, sehingga dari ekonomi menguntungkan. Produksi

sayuran terbesar di Sumatera Utara adalah tanaman kubis. Perkembangan

produksi kubis selama empat tahun terakhir cenderung megalami peningkatan

dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,42 persen per tahun. Pada tahun 2010,

produksi kubis terbesar 196.718 Ton (BPS, 2011).

Bila ditinjau dari segi harga, sayuran kubis memiliki harga yang cukup tinggi

untuk dipasarkan. Sayuran ini memang tidak terlepas dari setiap hidangan yang

ada di Indonesia karena hampir semua rumah makan menggunakan sayuran kubis

sebagai bahan baku, seperti masakan mie, nasi goreng, dan berbagai jenis

masakan lainnya.

Kubis merupakan salah satu tanaman hortikultura yang masuk dalam kategori

sayuran. Tanaman kubis adalah salah satu jenis sayuran daun yang populer dan

banyak diusahakan para petani di sentra produksi sayuran dataran tinggi.

Penerapan usahatani intensif untuk memacu produktivitas tanaman yang tinggi

dengan mutu yang baik tetap merupakan faktor penentu keberhasilan usahatani.

Dalam usahatani kubis petani sering menghadapi resiko ekonomis diantaranya

disebabkan oleh fluktuasi harga kubis di pasaran komoditas umumnya petani

hanya sebagai “price taker” (Sihite, 2017).

Permintaan sayuran kubis semakin berkembang, oleh sebab itu, diharapkan

kepada para petani kubis untuk meningkatkan produksinya agar tetap

terpenuhinya kebutuhan terhadap kubis. Kesadaran masyarakat tentang

pentingnya mutu makanan, termasuk sayuran semakin meningkat seiring dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 35: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

20

meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Dengan demikian mutu

dan kesegaran sayur sangat menentukan harganya.

2.1.3 Isu Lingkungan Usahatani Komoditas Kubis (Brassica oleraceae L.)

Isu pelestarian lingkungan kini begitu kuat mempengaruhi aspek kehidupan,

sehingga segala usaha atau tindakan yang berkaitan dengan pembangunan perlu

memasukkan unsur pelestarian ke dalamnya. Berkaitan dengan hal itu, tekhnologi

pertanian yang banyak menimbulkan efek negatif terhadap keseimbangan

ekosistem perlu ditinjau kembali untuk dicarikan jalan keluar atau penggantinya.

Pertanian organik, pengendalian hama terpadu, dan biopestisida merupakan cara-

cara alternatif dalam menuju pertanian berwawasan lingkungan

Salah satu tujuan pengelolaan lingkungan hidup menurut undang undang adalah

terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi

sekarang dan yang mendatang. Berbagai cara yang dilakukan untuk

meminimalkan penggunaan pestisida kimiawi dalam mewujudkan pertanian

berwawasan lingkungan antara lain adalah pengendalian hama terpadu, pertanian

organik (Warsana, 1998).

Dalam usaha peningkatan produksi dan produktivitas pertanian sayuran

khususnya kubis, sering mengalami kerugian atau kerusakan akibat adanya

gangguan Organisme Penggangu Tanaman (OPT) atau hama, penyakit dan gulma.

Selain gangguan OPT, masalah lain dalam penyediaan pangan adalah para petani

saat ini mengalami perubahan lingkungan strategis yang disebabkan oleh

globalisasi, liberalisasi perdagangan (pasar bebas), isu lingkungan, adanya

kerjasama regional dan internasional yang menuntut adanya peningkatan mutu

Universitas Sumatera Utara

Page 36: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

21

dan kontiunitas hasil pertanian, aman dikonsumsi dan man bagi lingkungan

(Untung, 2001).

Dalam upaya memperkecil kerugian ekonomi usahatani kubis karena serangan

OPT, pada umumnya petani kubis menggunakan pestisida secara intensif.

Pestisida umumnya digunakan oleh petani secara tunggal maupun secara

campuran dari berbagai jenis pestisida dengan konsentrasi penyemprotan yang

melebihi rekomendasi dan interval penyemprotan yang pendek dan tidak benar

(Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran, 2001).

Dewasa ini, penggunaan pestisida di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan dan

lingkungan tempat tinggal kita telah mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dan menjadi bagian penting dari sistem pertanian modern.

Bersama-sama dengan adopsi varietas unggul, penggunaan pupuk anorganik,

perbaikan sistem pengairan (irigasi) dan penggunaan alat-alat berat (machinery),

penggunaan herbisida dan berbagai jenis pestisida lainnya telah memberikan

kontribusi yang sangat penting terhadap peningkatan produktivitas pertanian

(Cheng, 1990).

2.1.4 Kondisi Eksisting Usahatani Kubis di Sumatera Utara

Dalam rangka meningkatkan produksi komoditas hortikultura di Provinsi

Sumatera Utara, maka diperlukan strategi yang diimplementasikan dalam bentuk

kebijakan pengembangan yang berupa pengembangan komoditas unggulan. telah

menetapkan empat komoditas unggulan Provinsi Sumatera Utara yaitu; komoditas

kentang, jeruk, kubis, dan tanaman hias. Masing-masing komoditas tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 37: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

22

berada pada daerah sentra produksi Kabupaten Karo, Kabupaten Simalungun, dan

Kota Medan (Dirjen Hortikultura, 2008).

Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran yang telah berhasil menembus

pasar ekspor. Menurut salah seorang eksportir kubis besar di Kabupaten Karo,

upaya menembus pasar luar negeri ini sudah dimulai sejak 20 tahun yang lalu.

Salah satu ciri kubis yang diminta pasar ekspor adalah yang berbentuk pipih.

Bentuk kepala atau crop yang pipih masih menjadi idola pasar ekspor dan yang

lebih penting lagi bobotnya berkisar antara 1,5 – 2 Kg atau dalam 20 Kg kubis

berisi 10 hingga 14 buah (Tanindo, 2013)

Dalam pengembang selanjutnya, banyak negara penghasil benih kubis yang

memperkenalkan (memasarkan) benih kubis ke Indonesia. Termasuk diantaranya

Jepang dan Taiwan yang telah menghasilkan dan menyebarkan benih varietas

kubis yang tahan (toleran) terhadap suhu panas. Prospek pengembangan budidaya

kubis diperkirakan tetap cerah. Pada tahun 1991 luas panen kubis di Indonesia

sudah mencapai 52.657 Hektar dengan produksi 974.553 Ton, tersebar dan

dihasilkan di 24 provinsi (Rukmana, 1994).

2.1.4.1 Sub Sistem Pra Produksi

Sesuai dengan konsep agribisnis, dalam pengembangan bisnis dan budidaya

komoditas kubis terdapat beberapa sub sistem yang saling berkaitan untuk

membentuk satu kesatuan dalam sistem agribisnis. Sub sitem tersebut diantara nya

adalah sub sistem pengadaan sarana produksi. Budidaya komoditas kubis sangat

membutuhkan sarana penunjang terutama bibit, pupuk, obat-obatan, dan

peralatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

23

Permasalahan yang dihadapi adalah pupuk dan obat-obatan yang digunakan oleh

petani. Pola penggunaan pupuk yang dilakukan petani kubis tidak mengikuti pola

penggunaan pupuk sesuai dengan komposisi yang tepat. Petani kubis masih belum

mengikuti prosedur pemupukan yang benar. Hal ini didasari, petani sayuran di

sana menentukan jumlah pupuk yang akan diberikan berdasarkan tingkat produksi

panen yang diperoleh pada musim tanam sebelumnya. Jadi, apabila produksi

panen sebelumnya dinilai cukup memuaskan, maka petani sayuran di daerah

tersebut akan berupaya menambah dosis pupuk untuk musim tanam berikutnya.

Inilah yang kemudian menyebabkan biaya produksi akan semakin bertambah,

sementara hasil produksi belum tentu mengalami pertambahan juga. Dikarenakan

hal tersebut pendapatan petani kubis bisa menjadi berkurang.

Kemudian pada penggunaan pestisida, petani kubis menggunakaan pola

penyemprotan pestisida yang tidak sesuai, yaitu penggunaan pestisida oleh petani

bukan atas dasar keperluan secara indikatif, namun dilaksanakan

secara “cover blanket system” artinya ada atau tidak hama tanaman, racun

berbahaya ini terus disemprotkan ketanaman. Hal ini menyebabkan biaya akan

terus dikeluarkan sia-sia, dan juga penyemprotan yang dilakukan tidak efektif.

Pada dasarnya petani adalah penanggung jawab, pengelola dan penentu keputusan

di lahannya sendiri. Petugas dan orang-orang lain merupakan nara sumber,

pemberi informasi dan pemandu petani apabila diperlukan. Sebagai ahli PHT di

lahan sendiri petani harus mampu menjadi pengamat, pengambil keputusan

pengendalian dan sebagai pelaksana teknologi pengendalian sesuai dengan

prinsip-prinsip PHT.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

24

2.1.4.2 Sub Sistem Produksi

Dalam penanaman tanaman kubis di lapangan, ada tiga hal penting yang harus

diperhatikan yaitu jarak tanam, cara tanam dan saat tanam. Sebelum penanaman

dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah yang merupakan tindakan

pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Menurut Siswanto,

Sudarman, dan Kusumo (1995) pengolahan tanah bertujuan mengubah struktur

tanah yang semula padat menjadi gembur sehingga sesuai untuk perkembangan

akar tanaman, menstabilkan peredaran air, dan suhu di dalam tanah.

Penyulaman, penyiraman, penyiangan, pembumbunan, pemupukan dan

pengendalian hama penyakit merupakan kegiatan yang dilakukan

dalam pemeliharaan tanaman kubis. Pupuk yang digunakan dalam

budidaya tanaman kubis berupa pupuk organik dan pupuk buatan.

Pupuk buatan berupa urea 100 Kg, ZA 250 Kg, SP-36 250 Kg dan KCl 200 Kg

per Hektar. Untuk tiap tanaman diperlukan urea sebanyak 4 gram, ZA 9 gram,

SP-36 9 gram dan KCl 7 gram. Pengaplikasian pertama dilakukan sebelum

tanaman sebagai pupuk dasar yaitu pupuk organik 10 gram, setengah

dosis pupuk N (Urea 2 gram, ZA 4,5 gram), pupuk SP-36 9 gram, dan KCl 7

gram). Sisa pupuk N (Urea 2 gram dan ZA 4,5 gram) diberikan pada saat tanaman

berumur 4 minggu, Pengendalian hama dan penyakit juga dapat dilakukan dengan

pengaplikasian pestisida. Untuk pencegahan, penyemprotan dilakukan sebelum

hama menyerang tanaman atau secara rutin 1-2 minggu sekali dengan dosis

ringan. Untuk penanggulangan, penyemprotan dilakukan sedini mungkin dengan

dosis tepat, agar hama dapat segera ditanggulangi (Cahyono, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Page 40: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

25

Risiko kegagalan panen tanaman kubis dapat terjadi akibat keadaan cuaca yang

tidak menentu dan serangan hama penyakit tanaman (HPT). Kerugian yang

ditimbulkan oleh gangguan hama dan penyakit sangat besar nilainya sehingga

dapat menyebabkan terjadinya kegagalan panen. Hama yang sering menyerang

tanaman kubis antara lain ; ulat tritip, ulat tanah, ulat grayak, ulat jengkal, kutu

(aphids), jangkrik, dan siput. Penyakit pada tanaman kubis diantaranya : penyakit

cendawan ( rebah batang, bercakhitam, akar bengkak), penyakit bakteri (busuk

hitam, busuk lunak), penyakit virus (cincin hitam), penyakit nematoda dan

penyakit non-parasit. Untuk organisme pengganggu tanaman (OPT), pengendalian

dapat secara mekanis, kimia, biologis dan pergiliran tanaman (Pracaya, 2005).

2.1.4.3 Sub Sistem Post Produksi

Menurut Utama (2001), perlakuan-perlakuan pada pasca panen adalah bertujuan

memberikan penampilan yang baik dan kemudahan-kemudahan untuk konsumen,

memberikan perlindungan produk dari kerusakan dan memperpanjang masa

simpan. Sukses penanganan pasca panen memerlukan koordinasi dan integrasi

yang hati-hati dari seluruh tahapan dari operasi pemanenan sampai ke tingkat

konsumen untuk mempertahankan mutu produk awal. Beberapa tahapan

perlakuan umum pasca panen antara lain adalah pre-sorting, pencucian, pelilinan,

pengendalian penyakit, pengendalian insekta, dan grading.

Kelemahan sistem pemasaran konvensional bagi petani adalah bahwa petani tidak

memiliki daya tawar yang kuat dalam menentukan harga sehingga petani sebagai

pemilik produk hanya menerima harga yang lebih ditentukan oleh pedagang.

Sehingga hal inilah yang sering kali merugikan bagi petani. Keuntungan bagi

petani kubis dari sistem konvensional terbuka hanya sebatas menerima

Universitas Sumatera Utara

Page 41: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

26

pembayaran tunai dan keleluasaan menjual produknya kepada lembaga pemasaran

yang dikehendaki serta seberapa besar kubis yang dimiliki petani akan bisa dijual

(Istanto dkk, 2016).

Potensi pasar untuk bisnis budidaya tanaman kubis bisa dikatakan cukup baik.

Bahkan untuk komoditi ini peluang pasarnya tidak terbatas di dalam negeri saja,

melainkan sudah menjangkau ke berbagai negara lain. Misalnya saja seperti

Singapura, Jepang, Taiwan, Malaysia, Jerman, Hongkong dan negara lainnya.

Semakin bertambahnya jumlah permintaan sayuran kubis dan bertambahnya

jumlah negara yang meminta pasokan kubis bisa diperkirakan bahwa akan terjadi

sebuah peningkatan permintaan terhadap sayuran kubis setiap tahunnya. Belum

lagi, untuk permintaan sayuran kubis di dalam negeri sendiri juga terbilang cukup

besar. Kondisi seperti itulah yang menjadikan budidaya kubis sebagai peluang

bisnis yang cocok untuk pensiunan dan dapat mendatangkan keuntungan yang

besar. Kebutuhan akan sayur datang dari masyarakat, baik digunakan sebagai

konsumsi pribadi maupun untuk pemenuhan bahan baku untuk peluang bisnis

yang mereka jalankan. Mulai dari para ibu-ibu rumah tangga yang mencari

sayuran untuk memenuhi gizi anggota keluarganya, pelaku bisnis makanan yang

membutuhkan sayuran kubis sebagai lalapan maupun bahan baku, sampai dengan

pedagang sayuran segar di pasar atau supermarket (Redaksi Bisnis UKM, 2014).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Usahatani

Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari

bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya alam yang ada secara efektif

dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu

Universitas Sumatera Utara

Page 42: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

27

tertentu.Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang

mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan

sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input.

Menurut Daniel (2002). ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam

sekitarnya sebagai modal. Melalui kegiatan tersebut diharapkan mampu

memberikan manfaat. Lebih spesifik, ilmu usaha tani merupakan ilmu yang

mempelajari cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan

penggunaan faktor-faktor produksi secara efektif dan efisien. Kegiatan tersebut

bertujuan untuk memberikan pendapatan semaksimal mungkin.

Setiap petani mempertimbangkan biaya dan hasil, betapapun primitif atau

majunya metode bertaninya. Pertimbangannya mengenai biaya selain

mencangkup jerih payah yang harus dicurahkan. Biaya tunai untuk peralatan dan

bahan yang dipergunakan pun diperhitungkan. Petani memperhitungkan pula dana

untuk menghadapi resiko kegagalan panen, kemungkinan jatuhnya harga pasar

pada waktu panen dan ketidak-pastian tentang efektifnya metode baru yang

sedang dipertimbangkan (Mosher, 1987).

2.2.2 Biaya Produksi

Menurut Soekartawi (1986), biaya usahatani diklasifikasikan menjadi 2 (dua)

yaitu:

1. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap didefinikasikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus

dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya

Universitas Sumatera Utara

Page 43: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

28

biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh.

Misalnya : pajak tanah, pajak air dan penyusutan alat bangunan pertanian.

2. Biaya tidak tetap (variabel cost)

Sedangkan biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Yang tergolong biaya variabel antara

lain, biaya untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan penyakit, tenaga kerja

dan biaya panen.

2.2.3 Pendapatan

Pendapatan Bersih adalah penerimaan dikurangi jumlah biaya produksi. Petani

dalam memperoleh pendapatan bersih harus mengupayakan penerimaan yang

tinggi dan biaya produksi yang rendah. Jenis hasil yang pasarnya baik dan

mengupayakan biaya produksi yang rendah dengan mengatur biaya, menggunakan

teknologi yang baik, mengupayakan harga input yang rendah, dan mengatur skala

produksi yang efisien (Simanjuntak, 2004).

Penerimaan usahatani adalah perkalian antar produksi yang diperoleh dengan

harga jual. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam

satu usahatani dan pendapatan usahatani adalah selisih antar pengeluaran dan

penerimaan dalam usahatani (Soekartawi, 1995).

2.2.4 Komparasi

Kata komparasi dalam bahasa Inggris comparation, yaitu perbandingan. Makna

dari kata tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini peneliti bermaksud

mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kedua kondisi

Universitas Sumatera Utara

Page 44: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

29

tersebut sama, atau ada perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi di tempat

mana yang lebih baik antara keduanya (Arikunto, 2013).

Analisis data yang digunakan berupa analisis komparatif atau analisis komparasi

atau analisis perbedaan yaitu bentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui

perbedaan di antara dua kelompok data (variabel) atau lebih. Teknik statistik yang

digunakan adalah uji statistik yaitu, pengujian hipotesis komparatif. Analisis

komparatif atau uji perbedaan ini sering disebut uji signifikansi (Hasan, 2010).

Macam-macam penelitian komparasi yaitu :

1. Penelitian Non-hipotesis.

Dalam penelitian non-hepotesis peneliti mengadakan komparasi fenomena dengan

standarnya. Oleh karena itu, sebelum memulai penelitian kancah, harus ditetapkan

dahulu standarnya. Tentu saja penentuan standar ini harus dilakukan berdasarkan

landasan yang kuat misalnya hukum, peraturan, hasil lokakarya, dan sebagainya.

Selanjutnya standar ini di jadikan sejauh mana fenomena mencapai standar.

2. Penelitian Berhipotesis.

Ditinjau dari analisis data, perbedaan antara penelitian non-hipotesis dengan

penelitian berhipotesis terletak pada belum dan telah dirumuskannya kesimpulan

sementara oleh peneliti. Dalam peneliti non-hipotesis, peneliti belum mempunyai

ancer-ancer jawaban. Penelitian mulai dengan melakukan penelitiannya, akhirnya

sampai pada suatu kesimpulan yang didasarkan atas data yang diperoleh

setelahmelalui proses analisis. Sebenarnya langkah bagi penelitian hipotesis pun

sama seperti langkah penelitian non-hipotesis, sampai dengan analisis datanya.

Setelah diperoleh angka akhir dari analisis barulah peneliti menengok kembali

kepada hipotesis yang telah dirumuskannya (Meikalyan, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 45: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

30

2.3 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul

Penelitian

Identifikasi

Masalah

Metode

Analisis

Hasil

1 Siman-

juntak,.

D.E.G

(2016)

Analisis

Komparasi

Efisiensi

Tataniaga

Kubis

Secara

Ekspor

dan Lokal

(Kasus:

Kecama-

tan Purba,

Kabupaten

Simalu-

ngun)

Bagaimana

biaya

tataniaga, price

spread, share

margin

masing-masing

lembaga

tataniaga kubis

dan tingkat

efisiensi

tataniaga kubis

ekspor di

daerah

penelitian?

Bagaimana

biaya

tataniaga, price

spread, share

margin

masing-masing

lembaga

tataniaga kubis

dan tingkat

efisiensi

tataniaga kubis

secara lokal di

daerah

penelitian?

Bagaimana

perbandingan

efisiensi

tataniaga kubis

secara ekspor

dan lokal di

daerah

penelitian?

Metode

Efisiensi

dan Tata

niaga

(1) Hasil analisis biaya

tataniaga, price spread,

dan share margin terhadap

sistem tataniaga kubis

secara ekspor

menunjukkan bahwa

eksportir adalah lembaga

tataniaga yang memiliki

biaya, margin keuntungan

dan share margin paling

besar dan analisis efisiensi

tataniaga menujukkan

bahwa tataniaga kubis

secara ekspor sudah

efisien

(2) Hasil analisis biaya

tataniaga, price spread,

dan share margin terhadap

sistem tataniaga kubis

secara lokal menunjukkan

bahwa lembaga tataniaga

yang paling banyak

mengeluarkan biaya

adalah petani, margin

keuntungan dan share

margin yang paling besar

ada pada kelompok tani

dan analisis efisiensi

tataniaga menujukkan

bahwa tataniaga kubis

secara lokal sudah efisien

(3) Tataniaga kubis secara

ekspor lebih efisien

daripada tataniaga kubis

secara lokal.

2 Faleth

an,

F.H (2006

)

Analisis

Faktor-

Faktor yang Mempengar

uhi

Produksi

Kubis

(Studi

Apakah pupuk

organik dan

pupuk kimia berpengaruh

terhadap

produksi kubis

di daerah

penelitian?

Metode

Cobb-

Douglas

Pengunaan pengunaan

pupuk organik

berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat 5

persen, nilai koefisien

regresi pupuk organik

adalah 0,4137. Hal ini

menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

Page 46: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

31

kasus Desa

Cimenyan,

Kabupaten

Bandung,

Jawa Barat)

setiap penambahan pupuk

sebesar 1 persen akan

meningkatkan produksi

kubis sebesar 0,4137

persen. Sedangkan dengan

menggunakan pupuk

kimia berpengaruh positif

dan signifikan pada

tingkat 25 persen. Nilai

koefisien regresi pupuk

kimia sebesar 1 persen

akan meningkatkan

produksi kubis sebesar

0,2564 persen dengan

asumsi faktor produksi

lainnya tetap.

3 Rini

Utami

Sari

(2013)

Analisis

Efesiensi

Usahatani

Kubis

(Brassisca

Olearacea)

(Studi

kasus Desa

Sukomama

kmur,

Kecamatan

Kajoran,

Kabupaten

Magelang)

Bagaimana

kelayakan

usahatani

kubis di daerah

penelitian?

Faktor

produksi apa

saja yang

berpengaruh

terhadap

produksi

usahatani

kubis di daerah

penelitian?

Metode

Regresi

Linear

Berganda

dan

Analisis

Kelayaka

n

usahatani kubis di Desa

Sukomakmur dengan luas

lahan 0,57 hektar

total biaya yang

digunakan sebesar Rp

5.395.771, penerimaan

total

sebesar Rp 11.666.666,

pendapatan sebesar Rp

7.600.843, keuntungan

sebesar Rp 6.270.895 per

musim tanam. R/C ratio

sebesar 2,16 artinya setiap

pengunaan sebesar Rp 1

akan mendapatkan

penerimaan sebesar Rp

2,16, sehingga usahatani

kubis layak diusahakan.

Faktor produksi yang

berpengaruh nyata

terhadap prodksi kubis

adalah bibit, tenaga kerja

pria, pupuk, dan zat

tumbuh tanaman.

Sedangkan faktor yang

tidak berpengaruh adalah

luas lahan,tenaga kerja

wanita, pestisida.

4 Josia

Situmo

rang

(2012)

Kajian

faktor-

faktor

yang

Bagaimana

kinerja

penyuluh

pertanian

Metode

analisis

deskriptif

dan

Ada kinerja penyuluh

pertanian rendah dalam

penyuluhan penggunaan

pestisida menurut petani

Universitas Sumatera Utara

Page 47: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

32

mempenga

ruhi

adopsi

tatacara

penggunaa

n pestisida

pada

tanaman

kubis-

kubisan

dalam

penyuluhan

penggunaan

pestisida

menurut petani

di daerah

penelitian?

Bagaimana

adopsi tatacara

penggunaan

pestisida pada

tanaman kubis-

kubisan di

daerah

penelitian?

Apakah faktor

tingkat

pendidikan

petani, umur

petani,

lamanya

bertani, kinerja

penyuluh

pertanian dan

luas lahan

mempengaruhi

adopsi tatacara

penggunaan

pestisida pada

tanaman kubis-

kubisan di

daerah

penelitian?

mengguna

kan

metode

scoring

di daerah penelitian Ada

adopsi rendah terhadap

tatacara penggunaan

pestisida pada tanaman

kubis-kubisan di daerah

penelitian. Terdapat

faktor umur, lamanya

bertani, dan luas lahan

tidak berpengaruh nyata

terhadap adopsi tatacara

penggunaan pestisida.

Akan tetapi terdapat

faktor tingkat pendidikan

dan kinerja penyuluhan

pertanian berpengaruh

nyata terhadap adopsi

tatacara penggunaan

pestisida.

5 Roma

Kasihta

Sinaga

(2015)

Analisis

tataniaga

sayuran

kubis

ekspor

di desa

saribudolo

k

kecamatan

silimakuta

kabupaten

simalungu

n

Berapa saluran

tataniaga kubis

ekspor di

daerah

penelitian?

Fungsi-fungsi

tataniaga apa

saja yang

dilakukan oleh

masing-masing

lembaga yang

telibat dalam

tataniaga kubis

ekspor di

Metode

Analisis

Tataniaga

Hasil analisis

menunjukkan variabel

yang berpengaruh secara

signifikan terhadap

variabel ekspor kubis di

Kabupaten Karo adalah

harga domestik kubis,

harga internasional kubis

di Malaysia, nilai tukar

rupiah, produk domestik

bruto (PDB) Singapura,

PDB Malaysia, produksi

kubis Kabupaten Karo

Universitas Sumatera Utara

Page 48: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

33

daerah

penelitian?

Bagaimana

biaya tataniaga,

price spread,

dan share

margin masing-

masing

lembaga

tataniaga kubis

ekspor di

daerah

penelitian?

Bagaimana

tingkat efisiensi

tataniaga kubis

ekspor di

daerah penelitian?

dan kebijakan

perdagangan CAFTA.

Sedangkan variabel

harga internasional kubis

di Singapura tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap

ekspor kubis di

Kabupaten Karo.

2.4. Kerangka Pemikiran

Kubis/kol merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten

Karo yang berfungsi sebagai sumber gizi, sumber pendapatan petani di daerah

tersebut. Besarnya kontribusi kubis/kol dalam meningkatkan pendapatan akan

menumbuhkan sentra pengembangan kubis/kol baru. Ketersediaan varietas

unggul, baik mutu maupun produktivitas yang sesuai dengan kebutuhan

konsumen menjadi mutlak yang harus dipenuhi dalam era pasar bebas. Untuk

mencapai imbangan antara permintaan dan penawaran, maka produksi kubis/kol

nasional perlu terus ditingkatkan.

Dalan usahatani kubis akan dibandingkan antara peraktek pelaksanaannya dengan

teori agronomi yang seharusnya dilakukan. Perbandingan yang dilakkukan adalah

perbandingan antara biaya pemeliharaan yang terdiri dari biaya pupuk, biaya

Universitas Sumatera Utara

Page 49: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

34

pengendalian hama dan penyakit, biaya penyiraman, biaya pembumbunan, dan

biaya penyiangan. Dari biaya pemeliharaan tersebut ditemukan perbedaan-

perbedaaan antara praktek yang dilakukan petani dengan teori yang seharusnya

dilakukan oleh petani. Dari sini kemudian akan dianalisis masalah-masalah

tersebut sehingga akan didapatkan upaya untuk mengatasinya. Sekaligus dalam

penelitian ini saya akan mengetahui berapa besar pendapatan petani kubis. Setelah

proses pemeliharaan dilakukan makan akan diperoleh hasil produksinya. Untuk

mendapatkan penerimaan dikalikan hasil produksi dengan harga jual. Untuk

mendapatkan pendapatan dilakukan pengurangan dari penerimaan dengan biaya

produksi.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

35

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digambarkan dengan skema kerangka

pemikiran sebagai berikut:

v

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Komparasi Kebutuhan

Biaya Pemeliharaan Normatif Komoditas Kubis Dengan

Praktek Pelaksanaannya di Kabupaten Karo

Ket :

: Menyatakan Hubungan

Usahatani Kubis

Biaya Pemeliharaan :

- Biaya Pupuk

- Biaya Pengendalian

Hama dan Penyakit

- Biaya Penyiraman

- Biaya Pembumbunan

- Biaya Penyiangan

Usahatani Kubis

Berdasarkan

Praktek

Pelaksanaannya

Usahatani

Kubis

Berdasarkan

Teori

Agronomi

Masalah-

Masalah

Masalah-

Masalah

Upaya-upaya Upaya-upaya

Produksi

Penerimaan

Pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Page 51: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

36

2.5. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan landasan teori yang sudah diuraikan, maka diajukan hipotesis

sebagai berikut:

1. Ada perbedaan yang nyata antara kebutuhan biaya pemeliharaan normatif

komoditas kubis dengan biaya praktek pelaksanaannya yang dilakukan petani

kubis di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo?.

2. Biaya pupuk dan biaya pengendalian hama dan penyakit berpengaruh nyata

terhadap produksi usahatani kubis yang dilakukan petani di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo?

3. Presentasi biaya pemeliharaan khususnya bahan kimia pada usahatani kubis

mencapai 25 % dari seluruh biaya pemeliharaannya di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo?.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten

Karo. Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara purposive. Artinya daerah

penelitan ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu disesuaikan

dengan tujuan penelitian (Singarimbun, 1989).

Pemilihan daerah penelitan atas dasar pertimbangan sebagai berikut :

1. Kabupaten Karo dipilih atas dasar pertimbangan karena Kabupaten Karo

merupakan salah satu sentra produksi kubis terbesar di Sumatera Utara.

Kabupaten Karo memiliki produktivitas tertinggi sebagaimana disajikan

pada Tabel 2.2.

2. Kecamatan Simpang Empat dipilih karena merupakan Kecamatan yang

memiliki produksi kubis tertinggi di Kabupaten Karo sebagai mana

dilampirkan pada Tabel 2.3.

3. Desa Surbakti dipilih karena memiliki luas lahan dan produksi kubis

tertinggi di Kecamatan Simpang Empat sebagai mana dilampirkan pada

Tabel 3.3

Pada tabel di bawah ini dapat dilihat produktivitas komoditi kubis di Sumatera

Utara Menurut Kabupaten/Kota.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

36

Tabel 3.1. Produktivitas Komoditas Kubis di Provinsi Sumatera Utara

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2016

Kabupaten Produktivitas (Kw/Ha)

1. Nias -

2. Mandailing Natal 140,35

3. Tapanuli Selatan -

4. Tapanuli Tengah -

5. Tapanuli Utara 134,34

6. Toba Somosir 200,00

7. Labuhan Batu -

8. Asahan -

9. Simalungun 226,38

10. Dairi 223,67

11. Karo 237,55

12. Deli Serdang -

13. Langkat -

14. Nias Selatan -

15. Humb. Hasundutan 198,42

16. Pak-Pak Barat -

17. Samosir 151,89

18. Serdang Bedagai -

19. Batu Bara -

20. Paluta -

21. Palas -

22. Labusel -

23. Labura -

24. Nias Utara -

25. Nias Barat -

26. Tanjung Balai -

27. Pematang Siantar -

28. Tebing Tinggi -

29. Medan -

30. Binjai -

31. Padang Sidempuan 5,00

32. Gunung Sitoli -

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2016

Dari Tabel 3.1 memperlihatkan Kabupaten Karo dipilih atas dasar pertimbangan

bahwa kabupaten tersebut merupakan kabupaten yang produktivitas kubis nya

tertinggi di sumatera utara yaitu sebesar 237,55 Kw/Ha dibandingkan dengan

Kabupaten/Kota yang lainnya yang ada di Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

37

Tabel 3.2. Luas Panen dan Produksi Komoditas Kubis Menurut

Kecamatan di Kabupaten Karo, 2016 (Ha/Ton)

Kecamatan Kol

Luas Panen Produksi

Mardingding 0 0

Laubaleng 0 0

Tigabinanga 0 0

Juhar 0 0

Munte 17 202

Kutabuluh 0 0

Payung 14 400

Tiganderket 63 753

Simpang Empat 756 19062

Naman Teran 454 9804

Merdeka 236 7120

Kabanjahe 281 9979

Berastagi 199 6054

Tiga Panah 356 4355

Dolat Rayat 76 1367

Merek 377 8773

Barusjahe 91 2862

Jumlah 2920 70730

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2016

Tabel 3.2 memperlihatkan bahwa Kecamatan Simpang Empat dipilih atas dasar

pertimbangan karena Kecamatan Simpang Empat memiliki produksi tertinggi

diantara kecamatan yang lain yaitu 756 hektar. Kecamatan Simpang Empat juga

dipilih dikarenakan produksi kubis tertinggi di Kabupaten Karo

yaitu sebesar 19.062 Ton dibandingkan dengan kecamatan yaang lain yang ada di

Kabupaten Karo.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

38

Tabel 3.3. Jumlah Produksi Komoditas Kubis Menurut Desa Di Kecamatan

Simpang Empat tahun 2016 (Ton)

Desa/Kelurahan Produksi (Ton)

1. Berastepu 930

2. Pintubesi 1.010

3. Gamber 960

4. Kutatengah 990

5. Beganding 1.310

6. Jeraya 980

7. Tigapancur 980

8. Lingga 990

9. Surbakti 2.020

10. Perteguhen 960

11. Ndokum Siroga 1.010

12. Lingga Julu 1.100

13. Torong 1.001

14. Nangbelawan 980

15. Sirumbia 981

16. Gajah 1.610

17. Bulan baru 1.250

JUMLAH 19.062

Sumber : Penyuluh Pertanian Kecamatan Simpang Empat 2016

Tabel 3.3 memperlihatkan bahwa Desa Surbakti dipilih atas dasar pertimbangan

karena Desa Surbakti memiliki produksi kubis tertinggi di Kecamatan Simpang

Empat yaitu sebesar 2.020 Ton dibandingkan dengan desa yang lain yang ada di

Kecamatan Simpang Empat.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Simple Random Sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan

secara acak setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil

sebagai sampel tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut

(Sugiyono, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Page 56: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

39

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kol yang terdapat di Desa

Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Jumlah populasi petani

dalam penelitian ini sebanyak 84 petani.

Pada dasarnya semua anggota populsi mempunyai peluang yang sama menjadi

anggota sampel dalam sebuah penelitian. Menurut Arikunto (2006) sampel adalah

sebagai atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini yang

mewakili populasi yang terdiri sari seluruh petani kubis. Dimana dalam

menentukan besar sampel, dihitung dengan rumus Slovin, dengan mengunakan

rumus sebagai berikut ini:

n =

Keterangan :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e2

= Taraf kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (Umar, 2000).

Pada penelitian ini tingkat ketelitian atau keyakinan yang dikehendaki adalah 90%

atau dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir adalah 10%.

Berdasarkan rumus Slovin diperoleh besar sampel petani kol adalah sebagai

berikut :

n =

n = 46 petani

Universitas Sumatera Utara

Page 57: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

40

Berdasarkan perhitungan di atas di peroleh nilai sampel sebesar 46 petani kol

sebagai responden yang dianggap sudah mewakili dari kieseluruhan petani yaitu

84 petani.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data

primer yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan dan wawancara

langsung dengan petani responden dengan mengajukan pertanyaan yang dibuat

dalam bentuk kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder yang

dikumpulkan diperoleh dari berbagai instansi terkait, seperti Badan Pusat

Statistik, Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian, dan Pemerintah Daerah di

lokasi penelitian. Selain itu, data-data pendukung lainnya juga diperoleh melalui

internet, literatur dan jurnal yang relevan dengan penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menjawab Idenfifikasi Masalah 1 yaitu bagaimana perbedaan kebutuhan

biaya pemeliharaan normatif komoditas kubis dengan yang dilakukan di Desa

Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo digunakan analisis

Uji t Untuk Dua Sampel Berpasangan. Dengan membandingkan dua rata-rata

sampel yang berpsangan. Sampel berpasangan adalah sebuah sampel yang terdiri

dari satu subyek tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda (Supriana, 2016).

Rumus:

t =

(

√ ) (

√ )

Universitas Sumatera Utara

Page 58: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

41

Keterangan:

= Rata-rata sampel 1

= Rata-rata sampel 2

S1 = Simpangan baku sampel 1

S2 = Simpangan baku sampel 2

S12= Varian sampel 1

S22 = Varian sampel 2

T = Korelasi antar dua sampel

Untuk menjawab Identifikasi Masalah 2 yaitu bagaimana pengaruh biaya

pupuk dan biaya pengendalian hama dan penyakit terhadap produksi usahatani

kubis di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo dengan

mengunakan metode regresi linier berganda dengan variabel bebas adalah seperti

pada persamaan (Sugiono, 2001).

Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini, persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut:

Y’ = b0 + b1X1+ b2X2+ e

Dimana:

Y = Produksi (kg)

X1 = Biaya pupuk (Rp/Ha)

X2 = Biaya pengendalian hama dan penyakit (Rp/Ha)

b0 = Koefisien Intersep

e = Error

Universitas Sumatera Utara

Page 59: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

42

1. Uji asumsi klasik

a. Multikolinearitas

Salah satu asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa tidak terdapat

multikolinearitas diantara variabel bebas yang masuk ke dalam model. Uji asumsi

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi atau

hubungan antar variabel bebas dalam model regresi. Korelasi diantara variabel

bebas seharusnya tidak terjadi dalam model regresi yang baik.

Cara mendeteksi terjadinya multikolinearitas (Gujarati, 1988) adalah sebagai

berikut:

a. Jika nilai koefisien determinasi (R2) tinggi; dalam uji secara serempak (F-test),

variabel-variabel bebas secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel

terikat; tetapi dalam uji secara parsial (t-test), variabel-variabel bebas secara

parsial banyak yang tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, maka

hal ini mengindikasikan terjadinya multikolinearitas.

b. Menganalisis matriks korelasi antar variabel-variabel bebas. Jika antar variabel

bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi, umumnya di atas 0,90, maka hal ini

mengindikasikan terjadinya multikolinearitas.

c. Melihat nilai standart error besar mengindikasikan terjadi multikolinearitas.

d. Melihat nilai toleransi (tolerance) dav VIF.

Dengan kriteria uji sebagai berikut:

1. Jika toleransi ≤ , dan VIF ≥ : terjadi multikolinearitas.

2. Jika toleransi > 0,10 dan VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

43

b. Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam

model regresi. Jika varians dari residual yang satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 1988).

Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji heteroskedastisitas yaitu

(1) menggunakan metode grafik, metode ini lazim digunakan meskipun

menimbulkan bias, hal ini karena subjektivitas sangat tinggi sehingga pengamatan

antara satu dengan lainnya bisa menimbulkan perbedaan persepsi dan (2)

menggunakan uji statistik sehingga diharapkan dapat menghilangkan unsur bias

akibat subjektivitas. Statistik yang sering digunakan untuk menguji

heteroskedastisitas yaitu koefisien korelasi Sperman, uji glejser, uji park, dan uji

white (Sudarmanto, 2013).

c. Normalitas

Salah satu asumsi yang harus dipenuhi yaitu adanya distribusi normal atas data

yang diperoleh. Untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dan atau

uji-F, menuntut suatu asumsi yang harus diuji yaitu populasi harus berdistribusi

normal. Untuk menguji normalitas distribusi data adalah dapat menggunakan

dengan statistic nonparametric-Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan nilai

Asymp. Sig. (2-tailed), maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang

ditetapkan sebelumnya, apakah 10%, 5% atau 1%. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-

Universitas Sumatera Utara

Page 61: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

44

tailed) lebih besar dari tingkat alpha yang ditetapkan dapat dikatakan bahwa data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Sudarmanto, 2013).

2. Uji Kesesuaian Model

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi R2 merupakan suatu nilai statistik yang dihitung dari data

sampel. Koefisien ini menunjukkan persentase variasi seluruh variabel terikat

yang dapat dijelaskan oleh perubahan variabel bebas (explanatory variables).

Koefisien ini merupakan suatu ukuran sejauh mana variabel bebas dapat merubah

variabel terikat dalam suatu hubungan (Firdaus, 2011).Nilai koefisien determinasi

(R2) berkisar antara 0 < R

2 < 1, dengan kriteria pengujiannya adalah R

2 yang

semakin tinggi (mendekati 1) menunjukkan model yang terbentuk mampu

menjelaskan keragaman dari variabel terikat, demikian pula sebaliknya.

b. Uji F (Uji Pengaruh Variabel Secara Serempak)

Nilai f digunakan untuk mengetahui apakah variabel biaya faktor produksi

(X1, X2,) yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

variabel biaya pemeliharaan kol (Y). Pengujian f-hitung adalah sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 = Variabel faktor-faktor produksi (X1, X2,) secara serempak tidak berpengaruh

nyata terhadap produksi kubis(Y)

H1 = Variabel faktor-faktor produksi (X1, X2,) secara serempak berpengaruh nyata

terhadap produksi kubis(Y)

Kriteria Uji:

Berdasarkan nilai signifikansi α = . 5

1. Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima

Universitas Sumatera Utara

Page 62: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

45

2. Jika nilai signifikansi ≤ α maka H0 ditolak

Apabila nilai signifikansi ≤ α maka variabel biaya pupuk X1), biaya pengendalian

hama dan penyakit (X2), secara serempak berpengaruh tidak nyata terhadap

produksi kubis (Y).

c. Uji t (Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial)

Uji t adalah uji secara parsial yang menunjukkan pengaruh variabel independen

(bebas) terhadap variabel dependen (terikat) dan digunakan untuk mengetahui

apakah variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap

variabel terikat. Taraf signifikansi α yang digunakan dalam ilmu sosial adalah

5% (Firdaus, 2011).

Hipotesis:

H0 = Variabel biaya faktor produksi (X1, X2,) secara parsial tidak

berpengaruh nyata terhadap produksi ku (Y)

H1 = Variabel biaya faktor produksi (X1, X2,) secara parsial

berpengaruh nyata terhadap produksi kubis (Y)

Kriteria Uji:

Berdasarkan nilai signifikansi α = . 5

1. Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima

2. Jika nilai signifikansi ≤ α maka H0 ditolak

Apabila nilai signifikansi ≤ α maka variabel biaya pupuk (X1), biaya

pengendalian hama dan penyakit (X2), secara parsial berpengaruh tidak nyata

terhadap produksi kubis (Y).

3. Untuk mengetahui variabel bebas secara serempak berpengaruh nyata terhadap

variabel terikat digunakan uji-F sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 63: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

46

Untuk Membuktikan Hipotesis 3, yaitu berapa presentasi biaya pemeliharaan

khususnya bahan kimia usahatani kubis per hektar digunakan Analisis Proporsi.

Analisis Proprsi digunakan untuk mengetahui berapa presentasi biaya

pemeliharaan khususnya bahan kima usahatani kubis per musim tanam. Analisis

proporsi ditentukan dengan menggunakan rumus dari Tan (1977), yaitu:

Dimana :

Y = Presentase biaya pemeliharaan, khususnya bahan kimia

Ai = Biaya bahan kimia usahatani kubis

Bi = Total Biaya pemeliharaan usahatani kubis

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman atas pengertian dan penafsiran tentang

istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis membuat definisi dan batasan

operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Biaya produksi adalah pengeluaran yang dipakai untuk pembelian

pupuk,benih,pestisida,upah,tenaga kerja dan pembelian peralatan (Rp/bulan)

2. Komparasi atau analisis perbedaan yaitu bentuk analisis variabel (data) untuk

mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data (variabel) atau lebih.

3. Produktivitas adalah jumlah produksi dibagi dengan luas lahan

4. Penerimaan usahatani kubis adalah jumlah produksi kubis dikali dengan

harga jual jagung yang dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).

Universitas Sumatera Utara

Page 64: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

47

5. Pendapatan usahatani kol adalah selisih dari total pengeluaran usahatani kubis

yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk

usahatani kubis yang dinyatakan dalam satuan Rupiah (Rp).

6. Faktor produksi adalah berbagai input yang digunakan dalam proses produksi

yaitu luas lahan (ra), bibit (kg), pupuk (kg), obat-obatan dan tenaga kerja

untuk memperoleh output yang diinginkan.

7. TC (total cost) atau total biaya adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama

proses produksi dalam usahatani kubis atau jumlah biaya tetap dan biaya

tidak tetap usahatani kubis per musim tanam dinyatakan dalam Rupiah

(Rp).

8. FC (Fixed Cost) atau biaya tetap adalah biaya usahatani kubis permusim yang

besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan dinyatakan

dalam Rupiah (Rp).

9. VC (variabel cost) adalah biaya usahatani kubis per musim tanam yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan dan di nyatakan dalam

Rupiah (Rp).

10. Berpengaruh nyata artinya faktor-faktor produksi berpengaruh dalam

meningkatkan produksi tanaman kubis, sedangkan berpengaruh tidak nyata

artinya faktor-faktor produksi tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan

produksi.

11. Kubis merupakan jenis tanaman hortikultura yang paling baik ditanam di

daerah yang bersuhu rendah dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

48

12. Kebutuhan biaya adalah biaya input (biaya pupuk,biaya pengendalian hama

dan penyakit,biaya penyiraman, biaya pembumbunan, biaya penyiangan)

sesuai dengan teori agronomi.

13. Peraktek pelaksanaannya adalah kegiatan usahatani kol yang dilakukan

berdasarkan praktek petani.

14. Biaya Pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan pada serangkaian

tindakan penyiangan, penyiraman, pembumbunan, pemupukan, dan

pengendalian HPT setelah langkah penanaman pada budidaya.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat,

Kabupaten Karo.

2. Sampel penelitian adalah petani Kubis.

3. Penelitian dilakukan pada tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

49

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

Desa Surbakti terletak di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi

Sumatera Utara. Desa Surbakti Berjarak 1 km arah barat dari Kantor Camat

Simpang Empat dan berjarak 7 km ke ibu kota kabupaten yaitu Kota Kabanjahe.

Daerah ini bertopografi dataran tinggi yaitu berada pada ketinggian antara ± 1.000

m s/d 1.300 m diatas permukaan laut.Curah hujan rata-rata per tahun adalah 2.000

mm s/d 3.000 mm, dan suhu temperaturnya adalah 160 C s/d 270 C. Secara

administrasi Desa Surbakti mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

Di sebelah Utara berbatasa dengan Desa Perteguhan Kec. Simpang Empat

Di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lingga Kec.Simpang Empat

Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ndokum Siroga Kec. Simpang Empat

Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Beganding Kec. Simpang Empat

Tata Guna tanah dapat memberikan gambaran bagaimana tingkat kemampuan

tanah menurut fungsinya yang dapat digambarkan pada Tabel 4.1. :

Tabel 4.1. Jenis dan Luas Penggunaan Tanah di Desa Surbakti Tahun 2017

No Uraian Ha Jumlah

Persentase (%)

1 Jalan Umum/Jalan Dusun 100 11,6

2 Sawah/Perikanan 60 7,1

3 Pertanian/Perladangan 680 82,3

4 Perumahan/Pemukiman 10 1,0

Jumlah 850 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti 2017

Tabel 4.1. memperlihatkan bahwa penggunaan lahan kering sebagai pertanian

perladangan merupakan yang terluas yaitu 655 Ha (82.3 %). Lahan

Universitas Sumatera Utara

Page 67: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

50

Pertanian/Perladangan digunakan untuk mengusahakan tanaman palawija dan

hortikultura seperti jagung, kubis, jeruk, kopi, selada, cabe, tomat dan lainnya.

4.2. Komposisi Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala Desa Surbakti Kecamatan

Simpang Empat, jumlah penduduk desa penelitian berjumlah 2167 jiwa dan

jumlah rumah tangga 1050 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari perempuan

sebanyak 1164 jiwa dan laki-laki sebanyak 1003 jiwa. Jumlah dan distribusi

penduduk desa penelitian menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel.

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo Tahun 2017

No Jenis Kelamin Jumlah Jumlah

Persentase (%)

1 Laki-laki 1.003 46,29

2 Perempuan 1.164 53,71

Jumlah 2167 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti Tahun 2017

Tabel 4.2 memperlihatkan jumlah penduduk perempuan lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki dimana jumlah penduduk

perempuan sebanyak 1.164 jiwa dengan persentase 53,71 % sedangkan jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 1.003 jiwa dengan persentase 46,29 %. Jumlah

penduduk Desa Surabkti berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepala

Desa Surbakti tahun 2017 ialah 2.167 jiwa.

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Penduduk di Desa Surbakti memiliki jenis pekerjaan yang beraneka ragam. Jumlah

Kepala Keluarga (KK) di Desa Surbakti berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat

pada tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 68: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

51

Tabel 4.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa

Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo Tahun

2017

No Jenis Pekerjaan Jumlah

(KK)

Persentase

1 Petani 770 73,33

2

3

PNS

Wiraswasta

155

125

14,76

11,91

Jumlah 2167 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti Tahun 2017

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa penduduk Desa Surbakti yang Berjumlah 2.167

jiwa terbagi atas 1.050 kepala keluarga (KK). Sebagian besar penduduk di Desa

Surbakti bekerja sebagai petani dengan jumlah 770 KK dengan persentase 73,33

% dari jumlah kepala keluarga (KK) yang ada, sedangkan penduduk yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 155 kepala keluarga (KK) dengan persentase 14,76 % dan

penduduk yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 125 kepala Keluarga (KK)

dengan persentase 11,91 %.

4.3. Sarana dan Prasarana

Adapun kondisi sarana dan prasarana umum di Desa Surbakti dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.3. Sarana Dan Prasana di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang

Empat, Kabupaten Karo Tahun 2017

No Sarana dan Prasarana Jumlah

(Unit)

1 Balai Desa 1

2

3

4

5

TK/SD

Polindes

Masjid

Gereja

3

1

1

3

Jumlah 9

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti Tahun 2017

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa sarana / prasarana di Desa Surbakti sudah cukup

untuk menunjang kegiatan penduduk setempat. Hal ini dapat dilihat dari sudah

Universitas Sumatera Utara

Page 69: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

52

adanya fasilitas-fasilitas yang membantu kegiatan penduduk seperti fasilitas

kesehatan, rumah ibadah, balai desa, maupun fasilitas pendidikan. Hanya saja

fasilitas pendidikan yang ada hanya fasilitas pendidikan TK/SD.

4.4. Karakteristik Sampel

Petani sampel yang dimaksud disini ialah seluruh petani kubis yang memiliki

usahatani kubis dengan tanaman kubis yang menghasilkan di Desa Surbakti

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Karateristik petani sampel dalam

penelitian ini teriri dari umur petani, pendidikan petani, luas lahan usahatani kubis

dan jumlah tanggungan keluarga.

4.4.1 Umur Petani

Umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan langsung dengan

kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Semakin tua

umur petani maka kemampuan bekerjanya pun cenderung menurun. Hal ini

dikarenakan pekerjaan sebagai petani lebih banyak mengandalkan kondisi fisik

dari petani. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan umur petani sampel dapat

dilihat pada tabel berkut:

Tabel 4.4. Keadaan umur petani sampel di Desa Surbakti, Kecamatan

Simpang Empat, Kabupaten Karo Tahun 2017

No Rentang Umur

(Tahun)

Responden

(Orang)

(%)

1 20-29 6 13,04

2

3

4

5

30-39

40-49

50-59

>60

14

16

8

2

30,43

34,78

17,39

4,34

Jumlah 46 100%

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti Tahun 2017

Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa pada petani sampel komoditi kol terbanyak

berada pada kelompok umur 40-49 yakni sebanyak 16 orang dengan persentase

Universitas Sumatera Utara

Page 70: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

53

34,78% dan untuk petani sampel terkecil berada pada kelompok umur > 60

sebanyak 2 orang dengan persentase 4,34%.

4.4.2 Pendidikan Petani Sampel

Sampel Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam

mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang usahataninya. Pendidikan

petani yang semakin tinggi membuat petani lebih mudah dalam mengadopsi

teknologi baru yang diperoleh dari penyuluh pertanian maupun lemabaga swadaya

masyarakat (LSM) yang diharapkan dapat meningkatkan produksi dari usahatani

petani tersebut. Adapun tingkat pendidikan petani sampel yang ada di Desa

Surbakti sangat bervariasi dari tingkat SD, SMP, dan SMA. Untuk lebih jelas lagi

mengenai tingkat pendidikan petani sampel dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Pendidikan petani sampel di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang

Empat, Kabupaten Karo Tahun 2017

No Pendidikan Jumlah

(jiwa)

Presentase

(%)

1 SD 9 19,56

2

3

SMP

SMA

17

20

36,95

43,47

Jumlah 46 100 %

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti Tahun 2017

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa untuk jumlah petani sampel kubis terbanyak

berada pada tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 20 jiwa dengan persentase

43,47% dan terkecil berada pada tingkat pendidikan SD sebanyak 9 jiwa dengan

persentase 19,56%.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

54

4.4.3 Luas Lahan Petani Sampel

Luas lahan petani kubis di Desa Surbakti berbeda-beda sehingga berkaitan

langsung terhadap jumlah produksi kubis. Semakin luas lahan penanaman maka

hasil produksinya pun cenderung meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan

pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri, begitu pula sebaliknya

Tabel 4.6. Luas Lahan petani sampel di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang

Empat, Kabupaten Karo Tahun 2017

No Luas Lahan

(ha)

Jumlah

1 0,10-0,19 12

2

3

4

5

0,20-0,29

0,30-0,39

0,40-0,49

>0,50

8

7

4

15

Jumlah 46

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti Tahun 2017

Tabel 4.6 memperlihatkan bahwa luas lahan petani kubis terluas berada pada

kelompok luas lahan >0,50 ha dengan jumlah 15 jiwa. Sedangkan untuk luas

lahan terkecil berada pada kelompok luas lahan 0,40-0,49 ha dengan jumlah

petani kubis sebanyak 4 jiwa. Artinya petani kubis di Desa Surbakti memiliki luas

lahan yang beragam.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

55

4.4.4 Jumlah Tanggungan

Tabel 4.7. Jumlah Tanggungan petani sampel di Desa Surbakti, Kecamatan

Simpang Empat, Kabupaten Karo Tahun 2017

No Tanggungan

(orang)

Responden

(orang)

(%)

1 1 15 32,60

2

3

4

5

2

3

4

5

12

8

7

4

26,08

17,39

15,21

8,69

Jumlah 46

Sumber : Kantor Kepala Desa Surbakti Tahun 2017

Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa jumlah tanggungan petani kubis di Surbakti

terbesar dengan jumlah 1 orang dengan presentase 32,60 %. Dan yang terkecil

dengan jumlah tanggungan 5 orang yaitu sebesar 8,69 %.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

56

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Perbedaan Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Secara Normatif Komoditas

Kubis dengan Biaya Praktek Pelaksaannya di Desa Surbakti, Kecamatan

Simpang Empat, Kabupaten Karo

Kubis merupakan salah satu komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten Karo

yang berfungsi sebagai sumber gizi, sumber pendapatan dan sumber devisa

negara. Besarnya kontribusi agroindustri kubis dalam meningkatkan pendapatan

akan menumbuhkan sentra pengembangan kubis baru. Penyiraman, penyiangan,

pembumbunan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit merupakan kegiatan

yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kubis. Usahatani kubis merupakan

usahatani yang memiliki beberapa kendala yang di hadapi petani dalam kegiatan

pemeliharaannya. Kurangnya pengetahuan petani dalam kegiatan pemeliharaan

yang dilakukan dapat mengakibatkan kerugian bagi petani, seperti pemberian

dosis pupuk dan pestisida yang tidak tepat dapat mengakibatkan menambah biaya

produksi.

5.1.1 Tahapan Kegiatan dan Komponen Biaya Pemeliharaan Komoditas

Kubis Berdasarkan Praktek Pelaksanaannnya

1. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma. Pembumbunan

dilakukan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran antar bedengan

kedalaman bedengan. Pembumbunan ini dilakukan untuk menjaga kedalaman

parit dan ketinggian bedeng serta meningkatkan kegemburan tanah sehingga akar

akan dapat menyerap air serta unsur hara secara optimal. Adapun alat yang

digunakan untuk pembumbunan adalah arit dan jangkul.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

57

Tabel 5.1 Rata-rata Biaya Pembumbunan dan rata-rata Petani Sampel

Usahatani Kubis Per Petani Per Musim Tanam di Desa Surbakti

HK JK Jumlah TK HOK Upah

Pria 5 2,00 2 3,11 Rp 217,609

Wanita 5 2,00 1 3,78 Rp 264.580

Total

Rp 582.189

Sumber: Diolah dari Lampiran 6 a

Tabel 5.1 memperlihatkan Jumlah HK untuk pria 5 dengan 2 jam kerja, sehingga

HOK nya sebesar 1,55 dengan total upah Rp. 108.804. Jumlah HK untuk wanita

5 dengan 2 jam kerja, sehingga HOK nya sebesar 1,89 dengan total upah Rp.

132.289. Jadi total biaya pembumbunan yang di lakukan petani komoditas nya

sebesar Rp. 241.093.

2. Pemupukan

Pumupukan yang dilakukan petani sampel di Desa Surbakti berbeda-beda, ada

yang melakukan pemupukan 2 kali per rmusim tanam, ada juga yang 3 kali per

musim tanam, jenis pupuk yang digunakan juga bermacam-macam, antara lain

pupuk Phonska, Amophos, Urea, KCL, Hydro, TSP, dan NPK.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

58

Tabel 5.2 Rata-rata Kebutuhan dan Biaya Pupuk pada Petani Sampel

Usahatani Kubis Per Musim Tanam di Desa Surbakti

No. Jenis Pupuk Kebutuhan Per

Petani (Kg)

Harga Per Petani

(Rp/Kg)

Total

Biaya

Pupuk

1 Phonska 40 3900 156.000

2 Amophos 36 6000 216.000

3 Urea 59 6000 354.000

4 KCL 40 4000 160.000

5 Hydro 42 9000 378.000

6 TSP 55 3500 192.500

7 NPK 48 3500 168.000

Sumber: Diolah dari Lampiran 3 a

Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa pupuk yang digunakan petani sampel komoditas

kubis di Desa Surbakti adalah pupuk Phonska, Amophos, Urea, KCL, Hydro,

TSP, dan NPK. Pupuk yang paling banyak digunakan adalah Urea dengan rata-

rata 59 kg per petani.

3. Penyiangan

Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah bila terdapat

tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman biasa nya dilakukan 1-2

minggu sekali. Penyiangan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam

karena dapat merusak sistem perakaran tanaman, bahkan pada akhir penanaman

sebaiknya tidak dilakukan.

Tabel 5.3 Rata-rata Kebutuhan dan Biaya Penyiangan Petani Sampel

Usahatani Kubis Per Musim Tanam di Desa Surbakti

HK JK Jumlah TK HOK Upah

Pria 5 2,00 1 3,11 Rp 217.609

Wanita 5 2,00 1 3,78 Rp 264.580

Total

Rp 582.189

Sumber: Diolah dari Lampiran 7 a

Universitas Sumatera Utara

Page 76: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

59

Tabel 5.3 memperlihatkan Jumlah HK untuk pria 5 dengan 2 jam kerja, sehingga

HOK nya sebesar 1,53 dengan total upah Rp. 108.804. Jumlah HK untuk wanita 5

dengan 2 jam kerja, sehingga HOK nya sebesar 1,89 dengan total upah

Rp. 132.289. Jadi total biaya penyiangan yang di lakukan petani komoditas nya

sebesar Rp. 241.093

4. Penyiraman

Apabila temperatur udara tinggi dan matahari bersinar terik, penyiraman

dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Di daerah penelitian petani

memanfaatkan kondisi iklim yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, maka

penyiraman memanfaatkan air hujan.

Tabel 5.4 Rata-rata Biaya Penyiraman Petani Sampel Usahatani Kubis Per

Petani Per Musim Tanam di Desa Surbakti

HK JK Jumlah TK HOK Upah

Pria 18 2,00 2 3 Rp 62.609

Wanita 18 2,00 1 1 Rp 29.217

Total

Rp 91.826

Sumber: Diolah dari Lampiran 9 a

Tabel 5.4 memperlihatkan Jumlah HK untuk pria 18 dengan 2 jam kerja, sehingga

HOK nya sebesar 3 dengan upah Rp.62.609. Jumlah HK untuk wanita 18 dengan

2 jam kerja, sehingga HOK nya sebesar 1 dengan upah Rp. 29.217. Jadi total

biaya penyiraman yang di lakukan petani komoditas nya sebesar Rp. 91.826

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang paling sering menyerang tanaman kubis adalah ulat daun. Dalam

usaha peningkatan produksi tanaman kubis seringkali dihadapkan adanya

gangguan hama dan penyakit. Kerugian besar bahkan kegagalan panen dapat

terjadi bila gangguan tersebut tidak diatasi dengan baik. Kehilangan hasil kubis

Universitas Sumatera Utara

Page 77: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

60

akibat serangan hama cukup tinggi yakni dapat mencapai 100% oleh hama

tersebut. Adapun jenis pestisa yang digunakan di daerah penelitian adalah

pestisida Siklon, Lannate, Pirfos, Score, Sagribeat, Saaf, Prevathon, Endure,

Antracol, dan Albacel. Berikut adalah tabel jenis pestisida beserta harga yang

digunakan di Desa Surbakti:

Tabel 5.4 Rata-rata Pengunaan Pestisida Besereta Harga Yang Digunakan

Petani Sampel Usahatani Kubis Per Musim Tanam di Desa

Surbakti

No. Jenis Pestisia

Kebutuhan Per

Petani (Kg/botol)

Harga Per Petani

(Rp/Kg/Botol)

Biaya

Penggunan

Pestisida (Rp)

1 Prevathon 3 botol 75.000/botol 225.000

2 Endure 1 kg 150.000/kg 150.000

3 Antracol 1 kg 90.000/kg 90.000

4 Albacel 3 botol 75.000/botol 225.000

5 Score 3 botol 60.000/botol 180.000

6 Sagribeat 1 botol 60.000/kg 60.000

7 Saaf 1 botol 50.000/kg 50.000

8 Joker 1 kg 70.000/kg 70.000

9 Siklon 1 kg 80.000/kg 80.000

10 Lannate 1 kg 85.000/kg 85.000

11 Pirfos 1 botol 160.000/botol 160.000

12 Higrade 1 botol 170.000/botol 170.000

Sumber: Diolah dari Lampiran 4 a

Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa jenis pestisida yang digunakan di Desa Surbakti

adalah pestisida Prevathon, Endure, Antracol, Albacel, Score, Sagribeat, Saaf,

Joker, Siklon, Lannate, Pirfos, Higrade. harga pestisida termahal adalah higrade

dengan Rp. 170.000 per botol. Harga pestisida termurah adalah Saaf dengan harga

Rp. 50.000 per botol. Pestisida yang paling banyak digunakan adalah Prevathon,

Albacel, dan Score dengan jumlah 3 botol.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

61

5.1.2 Tahapan Kegiatan Dan Komponen Biaya Pemeliharaan Normatif

Komoditas Kubis

1. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan persamaan dengan penyiangan gulma. Pembumbunan

dilakukan dengan mengangkat tanah yang ada pada saluran antar bedengan

kedalaman bedengan. Pembumbunan ini dilakukan untuk menjaga kedalaman

parit dan ketinggian bedeng serta meningkatkan kegemburan tanah sehingga akar

akan dapat menyerap air serta unsur hara secara optimal. Adapun alat yang

digunakan untuk pembumbunan adalah arit dan jangkul.

Tabel 5.5 Rata-rata Kebutuhan dan Biaya Pembumbunan Normatif Kubis

Per Hektar di Desa Surbakti

HK JK Jumlah TK HOK Upah

Pria 5 2,00 1 1,52 Rp 106.141

Wanita 5 2,00 1 1,79 Rp 125.148

Total

Rp 231.289

Sumber: Diolah dari Lampiran 6 b

Tabel 5.5 memperlihatkan Jumlah HK untuk pria 5 dengan 2 jam kerja, sehingga

HOK nya sebesar 1,52 dengan total upah Rp. 106.141. Jumlah HK untuk wanita 5

dengan 2 jam kerja, sehingga HOK nya sebesar 1,79 dengan total upah

Rp. 125.148. Jadi total biaya pembumbunan normatif komoditas nya sebesar

Rp. 231.289

2. Pemupukan

Komposisi pupuk yang di aplikasikan untuk tanaman kubis antara lain berupa

pupuk urea 100 kg, ZA 250 kg, TSP 250 kg dan KCl 200 kg per hektar. Untuk

tiap tanaman diperlukan urea sebanyak 4 gram, ZA 9 gram, SP-36 9 gram dan

KCl 7 gram. Pengaplikasian pertama dilakukan sebelum tanaman sebagai pupuk

dasar yaitu pupuk organik 10 gram, setengah dosis pupuk N (Urea 2 gram, ZA 4,5

Universitas Sumatera Utara

Page 79: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

62

gram), pupuk SP-36 9 gram, dan KCl 7 17 gram). Sisa pupuk N (Urea 2 gram dan

ZA 4,5 gram) diberikan pada saat tanaman berumur 4 minggu (Musriati, 2013).

Tabel 5.6 Rata-rata Kebutuhan dan Biaya Pupuk Normatif pada Usahatani

Kubis Per Musim Tanam

No. Jenis

Pupuk

Kebutuhan

Pupuk

(Kg/Ha)

Penggunaan

Pupuk (kg)

Harga Pupuk

(Kg)

Biaya

penggunaan

pupuk (Rp)

1 Za 250 80 Rp. 2000 Rp. 180.000

2 Urea 100 32 Rp. 3000 Rp. 96.000

3 TSP 250 80 Rp. 3500 Rp. 280.000

4 KCL 200 64 Rp. 4000 Rp. 256.000

Jumlah Rp. 812.000

Sumber: Diolah dari Lampiran 3 b

Tabel 5.6 memperlihatkan bahwa kebutuhan pupuk per hektar adalah Za 250 kg,

Urea 100 kg, TSP 250 kg, KCL 200 kg dengan total 700 kg pupuk per hektar tiap

musim tanam, dengan harga rata-rata pupuk per kg nya sebesar Rp. 4875. Total

biaya pupuk per ha yang di keluarkan tiap musim tanam sebesar Rp. 3.575.000.

3. Penyiangan

Penyiangan dilakukan bersama dengan penggemburan tanah bila terdapat

tumbuhan lain yang mengganggu pertumbuhan tanaman biasa nya dilakukan 3

hari sekali. Penyiangan dilakukan ketika ditemukan gulma yang tumbuh di lahan

kubis.

Tabel 5.7 Rata-rata Kebutuhan dan Biaya Penyiangan Normatif pada

Usahatani Kubis Per Musim Tanam

HK JK Jumlah TK HOK Upah

Pria 5 2,00 1 1,52 Rp 106.141

Wanita 5 2,00 1 1,79 Rp 125.148

Total

Rp 231.289

Sumber: Diolah dari Lampiran 7 b

Universitas Sumatera Utara

Page 80: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

63

Tabel 5.7 memperlihatkan Jumlah HK untuk pria 5 dengan 2 jam kerja, sehingga

HOK nya sebesar 1,52 dengan total upah Rp. 106.141. Jumlah HK untuk wanita 5

dengan 2 jam kerja, sehingga HOK nya sebesar 1,79 dengan total upah

Rp. 125.148. Jadi total biaya penyiangan normatif komoditas nya sebesar

Rp. 231.289

4. Penyiraman

Tanaman disiram sampai benar-benar hidup. Daun yang tertutup tanah segera

disiram agar tidak menganggu proses fotosintesis. Apabila temperatur udara tinggi

dan matahari bersinar terik, penyiraman dilakukan dua kali sehari pada pagi dan

sore hari

Tabel 5.8 Rata-rata Biaya Penyiraman Normatif Usahatani Kubis Per

Petani Per Musim Tanam di Desa Surbakti

HK JK Jumlah TK HOK Upah

Pria 90 2,00 2 3 Rp 313.043

Wanita 90 2,00 1 1 Rp 146.086

Total

Rp 459.129

Sumber: Diolah dari Lampiran 9 b

Tabel 5.8 memperlihatkan Jumlah HK untuk pria 90 dengan 2 jam kerja, sehingga

HOK nya sebesar 3 dengan upah Rp.313.043. Jumlah HK untuk wanita 90 dengan

2 jam kerja, sehingga HOK nya sebesar 1 dengan upah Rp.146.086 Jadi total

biaya penyiraman yang di lakukan petani komoditas nya sebesar Rp. 459.132

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Menurut Liferdi dan Saparinto (2016). Hama yang paling sering menyerang kubis

adalah ulat daun. Dengan memakan daun-daun muda yang membetuk krop. Daun-

daun bisa habis dimakan ulat ini. Pestisida yang umum digunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 81: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

64

mengatasi hama tersebut adalah Decis 2,5 EC 0,5-1 cc/l/ha, Dupont Valacor 35

wg 100 g/ha Hostathion 40 EC 0,75-1,5 cc/l, dan Ambush 2 EC.

Tabel 5.9 Rata-rata Kebutuhan dan Biaya Pestisida Secara Normatif pada

Usahatani Kubis Per Musim Tanam

No. Jenis

Pestisida

Penggunaan

Pestisida Per

Ha (ml/g)

Penggunaan

Pestisidaper

petani (ml/g)

Harga

Pestisida

(ml/g)

Biaya

Penggunaan

Pestisida(Rp)

1 Decis 300 ml 95,74 Rp. 700 Rp. 67.017

2 Valacor 25 g 3,46 Rp. 4800 Rp. 82.957

3 Hostathion 750 ml 239,35 Rp. 140 Rp. 33.508

4 Ambush 450 ml 287,33 Rp. 233 Rp. 67.016

Jumlah Rp. 250.498

Sumber: Diolah dari Lampiran 4 b

Tabel 5.9 memperlihatkan pestisida yang digunakan secara normatif adalah

pestisida Decis 300 ml/ha, valacor 25 g/ha, Hostathion 750 ml/ha, dan Ambush

450 ml/ha dengan total biaya biaya pestisida yang dikeluarkan petani per musim

tanam adalah Rp. 539.850.

5.1.3 Perbandingan Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Normatif Komoditas

Kubis Dengan Biaya Praktek yang dilakukan Petani di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

Untuk membandingkan bagaimana perbedaan kebutuhan biaya pemeliharaan

secara normatif komoditas kubis dengan yang dilakukan oleh petani di Desa

Surbakti digunakan Analisis Uji t Dua Sampel Berpasangan. Dengan

membandingkan dua rata-rata sampel yang berpsangan. Sampel berpasangan

adalah sebuah sampel yang terdiri dari satu subyek tetapi mengalami dua

perlakuan yang berbeda (Supriana, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 82: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

65

Tabel 5.10 Hasil Uji Paired Sampels t-Test Untuk Biaya Pestisida Paired Samples Test

Mean N T Df

Sig. (2-

tailed)

Pair 1 biaya petani 1.54 46 -9.797 45 .000

biaya normatif 1.96 46

Sumber : Data diolah 2017

Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa hasil estimasi menunjukkan nilai

signifikansi t sebesar 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05. Maka H1 diterima yang

berarti ada perbedaan antara biaya normatif dengan biaya petani yang dilakukan

petani di Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Biaya

pemeliharaan normatif lebih besar dari biaya pemeliharaan yang di keluarkan

petani di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

Dapat dilihat dari tabel 5.10 nilai Mean untuk masing-masing variabel, biaya

petani dan biaya normatif adalah 1,54 dan 1,96. Dimana, ada perbedaan yang

nyata biaya normatif lebih besar dari pada biaya petani.

5.2 Pengaruh Biaya Pupuk dan Biaya Pengendalian Hama Penyakit

Terhadap Produksi Kubis di Desa Surbakti

Produksi kubis dipengaruhi oleh biaya pupuk dan biaya pengendalian hama

penyakit tanaman. Data yang digunakan diperoleh melalui wawancara langsung

kepada petani. Hasil estimasinya dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 5.11 Hasil Estimasi Pengaruh Biaya Pupuk dan Biaya Pengendalian Hama

Penyakit Terhadap Produksi Tanaman

Variabel Koefisien t-hitung Sig VIF

Intersep 1188789.387 2.931 .005

Biaya Pupuk 2.810 3.089 .004 4.725

Biaya Pestisida -141.268 -.070 .945 4.725

R-Squared .708 F-Hitung 21.647

Adj-R-Squared .502 Sig 0.000

Durbin Watson 1.950

Universitas Sumatera Utara

Page 83: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

66

5.2.1 Uji Kesesuaian Model (Test Goodness of Fit)

1. Uji Koefisien Determinasi (R-Squared)

Nilai R-Squared mencerminkan seberapa besar keragaman dari variabel

dependent yang dapat diterangkan oleh variabel independent. Nilai R-Squared

memiliki besaran yang positif dan besarannya adalah 0 < R-squared < 1.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 5.11 diperoleh koefisien biaya

pupuk 2.810 dan biaya pestisida -141.268. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

bebas yaitu biaya pupuk (X1) berpngaruh nyata terhadap produksi kubis dan biaya

pestisida (X2) tidak berpengaruh nyata tehadap produksi kubis.

2. Uji F (Uji Pengaruh Variabel Secara Serempak)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independent atau bebas (Xi)

secara bersama-sama terhadap variabel dependent atau terikat (Y). Berdasarkan

hasil pengolahan data pada Tabel 5.11 diperoleh nilai signifikansi yaitu 0,04 <

0,05. Artinya biaya pupuk (X1) berpengaruh nyata terhadap variabel terikat yaitu

produksi tanaman (Y).

3. Uji t (Uji Pengaruh Variabel Secara Parsial)

Uji t dilakukan untuk menghitung koefisien regresi masing-masing variabel

independent sehingga dapat diketahui pengaruh variabel independent tersebut

terhadap variabel dependentnya. Berdasarkan hasil pengolahan data pada

Tabel 5.11. dapat dilihat bahwa variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model

yaitu biaya pupuk (X1) secara nyata mempengaruhi produksi kubis (Y).

Sedangkan variabel bebas lainnya yaitu biaya pestisida (X2) secara nyata tidak

mempengaruhi produksi kubis

Universitas Sumatera Utara

Page 84: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

67

Namun, agar diperoleh Model Regresi Linear Berganda yang baik, maka model

harus memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). BLUE dapat

dicapai bila memenuhi asumsi klasik.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Berdasarkan Uji Asumsi Normalitas Residual menunjukkan bahwa data terlihat

menyebar mengikuti garis diagonal. Maka dapat dinyatakan model regresi linier

memenuhi asumsi normalitas. Hal tersebut dapat dilihat melalui gambar dibawah

ini.

Gambar 2 Grafik Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara

Page 85: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

68

Gambar 3. Histogram Pengaruh Biaya Pupuk dan Biaya Pengendalian Hama Penyakit Terhadap Biaya Pemeliharaan

b. Uji Autokorelasi

Dalam menguji ada tidaknya terjadinya autokorelasi pada sampel digunakan uji

statistik Durbin Watson. Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan

pada tabel 5.11 diperoleh nilai statistik Durbin Watson sebesar 1,950 yang

membuktikan bahwa autokorelasi tidak terjadi karena nilai tersebut berada pada

kisaran 0 sampai 4.

c. Uji Multikubisinearitas

Untuk menguji terjadi atau tidaknya multikubisinearitas dalam model, maka

digunakan nilai VIF dengan kriteria apabila nilai VIF yang dihasilkan dibawah 10,

maka dapat disimpulkan bahwa model tidak mengalami multikubisinearitas.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditampilkan pada gambar 3 dapat dilihat

Universitas Sumatera Utara

Page 86: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

69

bahwa variabel biaya pupuk (X1) dan biaya pestisida (X2) berada di bawah 10. Hal

ini membuktikan bahwa di dalam model tidak terjadi multikubisinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Adapun pengujian tidak terjadinya heteroskedastisitas ditunjukkan dari Grafik

Scatterplots berikut ini. Dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, baik

diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola

apapun.

Gambar 4. Grafik Scatterplots

5.2.3 Pengaruh Tiap Variabel Terhadap Produksi Kubis

Model hasil estimasi regresi faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi kubis

adalah:

Universitas Sumatera Utara

Page 87: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

70

Y = 1188789.3 + 2,8 X1 -141.2 X2+ ɛ

Dimana :

Y = Produksi kubis (Ton/Ha/Musim Tanam)

X1 = Biaya pupuk (Rp/Ha/Musim Tanam)

X2 = Biaya pengendalian hama dan penyakit (Rp/Ha/Musim Tanam)

b0 = Koefisien Intersep

e = Error

Pengaruh Biaya Pupuk (X1) terhadap Produksi kubis (Y)

Berdasarkan hasil estimasi, koefisien biaya pupuk bertanda positif dan memiliki

nilai signifikansi 0,004 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pupuk

berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi kubis di Desa Surbakti

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Tanda positif berarti semakin besar

biaya pupuk yang di keluarkan, maka semakin besar produksi tanaman kubis yang

dilakukan petani. Pengaruh biaya pupuk bepengaruh positif terhadap Produksi.

Pengaruh Biaya Pestisida (X2) Produksi kubis (Y)

Berdasarkan hasil estimasi, koefisien biaya pestisida bertanda negatif dan

memiliki nilai signifikansi 0,945 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa biaya

pestisida berpengaruh negatif dan tidak nyata terhadap produksi kubis di Desa

Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Pengaruh biaya pestisida

bepengaruh negatif terhadap produksi kubis, semakin besarnya biaya pestisida

yang dikeluarkan pada tanaman, tidak mempengaruhi hasil dari produksi tanaman

kubis.

Universitas Sumatera Utara

Page 88: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

71

5.3 Persentase Biaya Pemeliharaan Khusus nya Bahan Kimia pada

Usahatani Kubis dari Seluruh Biaya Pemeliharaannya

Persentase biaya pemeliharaan digunakan untuk mengetahui berapa persentase

biaya pemeliharaan khususnya bahan kimia usahatani kubis per musim tanam

menggunakan analisis proporsi.

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa persentase biaya

pemeliharaan khususnya bahan kimia adalah sebesar 28,98% dari total biaya

pemeliharaann kubis. Ini berarti hipotesis ke tiga yang menyatakan biaya

pemeliharaan pada usahatani kubis mencapai 25% dari seluruh biaya

pemeliharaan ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa biaya bahan kimia kubis di

Desa Surbakti lebih besar dari pradugaaan sementara.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

72

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan yang nyata antara biaya pemeliharaan secara normatif

Komoditas kubis dengan yang dilakukan petani di Desa Surbakti

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai signifikansi uji paired sampels dimana nilai sig.2.tailed 0,000 < 0,05.

2. Biaya pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi kubis, sedangkan biaya

pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kubis.

3. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa persentase biaya pemeliharaan

khususnya bahan kimia adalah sebesar 28,98 % dari total biaya

pemeliharaan yang di keluarkan pada usahatani kubis di Desa Surbakti,

Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.

6.2 Saran

1. Dalam meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan

petani di daerah penelitian dengan melakukan pemeliharaan sesuai dengan

teori agronomi yang ada agar mengurangi pengunaan bahan kimia berlebih

pada tanaman.

2. Pemerintah diharapkan memberikan penyuluhan dalam penggunaan bahan

kimia pada komiditi kubis, edukasi yang diberikan tentang kebutuhan bahan

kimia pada tanaman kubis selain dapat membatu petani dalam meningkatan

pendapatan usahatani yang dijalankan, juga dapat terlaksananya pertanian

berwawasan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

73

3. Peneliti selanjutkan diharapkan dapat membahas tentang komoditi kubis lebih

lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:

Jakarta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT.Rineka

Cipta: Jakarta.

A.T. Mosher. 1987. Budidaya Kubis Bunga & Broccoli. Kanisius: Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010. Profil Pertanian Kabupaten Karo 2010. Kabupaten

Karo.

Badan Pusat Statistik. 2011. Profil Pertanian Kabupaten Karo 2011. Kabupaten

Karo.

Badan Pusat Statistik. 2016. Profil Pertanian Kabupaten Karo 2016. Kabupaten Karo.

Balai Penelitian Tanaman dan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.

2010. Produksi Kubis Menurut Provinsi 2009-2010

Balitbangsumut. 2005. Kegiatan Diseminasi Mendukung Pengembangan:Medan.

Cahyo, M.D., N. Hanani, dan Fahriyah. 2012. Analisis efisiensi alokatif dan

faktor-faktor produksi yang mempengaruhi usahatani kubis (Brassica

oleracea L). Naskah Publikasi Jurnal Universitas Brawijaya: Malang

Cahyono, B. 2001. Budidaya Kubis Bunga dan Brocoli. Kanisius: Yogyakarta.

Cahyono, Bambang. 2002. Kubis bunga & brocoli : teknik budi daya dan analisis

usaha tani. Kanisius: Yogyakarta.

Cheng, H.H. 1990. Pesticide in The Soil Environment: Processes, Impact, and

modeling. Soil Sci. Soc.Am. Inc., Madison, Wisconsin, USA.

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. 2015. Produksi Kol/Kubis di Sumatera

Utara. Medan.

Edi, S dan Julista B. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Pengkajian

Teknologi Jambi: Jambi.

Firdaus, M. 2011. Ekonometrika: Suatu Pendekatan Aplikatif. Edisi Kedua.

Cetakan Pertama. Bumi Aksara: Jakarta.

Gujarati, D. 1998. Ekonometrika Dasar. Erlangga: Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 92: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Karsinah, S. Purnomo, Sudjidjo, dan Sukarmin. 2002. Perbaikan Tekstur Buah

Jeruk Siam melalui Hibridisasi. Seminar Hasil Penelitian tahun 2002.

Semarang.

Khazanani, Annora. 2011. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi

Usaha Tani Cabai Kabupaten Temanggung (Skripsi). Universitas

Diponegoro. Semarang.

Kusumaningrum, 2013. Pengaruh Pemberian Jus Kubis. Universitas Diponegoro:

Semarang.Vertikultur Tanaman Sayur. Penebar Swadaya Group.

Jakarta

Mahyuni,E.L. 2015. Faktor Risiko Dalam Penggunaan Pestisida Terhadap

Keluhan Kesehatan Pada Petani Di Kecamatan Berastagi Kabupaten

Karo 2014. Skripsi. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Musriati, A. 2013. Budidaya Tanaman Kubis.Pdf.

Nasution, Z. Analisis Efisiensi Penggunaan Pupuk Oleh Petani Pada Tanaman

Sayuran (Kubis, Kubis Bunga, dan Wortel) (Studi kasus : Kecamatan

Tigapanah, Kabupaten Karo)

Noprianti, L. S. 2011. Teknik Uji Cepat Untuk Identifikasi Pencemaran Logam

Berat Tanah Di Lahan Apel Batu. Disertasi. Universitas Brawijaya:

Malang.

Penelitian Tanaman Buah: Solok.Badan Pusat Statistik. 2015.Profil Pertanian

Sumatera Utara 2015.Sumatera Utar: Medan

Pracaya, 1981. Kol alias Kubis. Penebar Swadaya: Jakarta.

Pracaya, Ir. 2001. Kol Alias Kubis. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Pracaya. 2005. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya: Jakarta.

Rukmana, 1994. Budidaya Kubis Bunga dan Brocoli. Kanisius: Yogyakarta.

Sihite, S. 2017. Analisis Integrasi Pasar Kubis (Brassica Oleracea) Antara

Kabupaten Karo Dengan Pasar Induk Medan. Universitas Usmatera

Utara: Medan.

Simanjuntak, D. 2016. Analisis Komparasi Efisiensi Tataniaga Kubis Secara

Ekspor dan Lokal (Kasus:Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun).

Skirpsi. Sumatera Utara: Medan.

Simatupang, R. 1990. Pertanian Organik, Menuju Pertanian Alternatif dan

Berkelanjutan. Kanisius: Yogyakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Singarimbun, M dan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES : Jakarta.

Soekartawi. 1986. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Soekartawi. 1987. Prinsip-prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan

Aplikasinya. CV. Rajawali: Jakarta.

Sudarmanto, R dan Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan

Program IBM SPSS Statistics 19. PT Mitra Wacana Media: Jakarta.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Supriana, T. 2016. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Universitas Sumatera

Utara: Medan.

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya: Jakarta.

Tan.1977.Metode Penelitian Administrasi. Bandung: .

Tim Prima Tani Balitsa.2007. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. Balai

Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.

Umar, 2000. “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan tesis Bisnis”, Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Untung, K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (edisi kedua). Gadjah

Mada University Press: Yogyakarta.

Utama.2001. Kol Alias Kubis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Warsana. 1998. Introduksi Teknologi Tumpangsari Jagung dan Kacang. Tabloid

Sinar Tani: Jawa Tengah.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 1 Karakteristik Petani Sampel

Sampel Luas Lahan (Ha) Umur (Tahun) Tanggungan (Jiwa) Pengalaman Bertani (Tahun) Pendidikan

1 0,5 27 1 3 SMP

2 0,5 46 4 30 SMP

3 0,2 68 1 50 SD

4 0,5 49 2 30 SD

5 0,32 44 3 28 SD

6 0,2 27 0 15 SMA

7 0,32 32 2 20 SD

8 0,16 45 4 35 SD

9 0,5 56 4 45 SMP

10 0,16 42 5 35 SD

11 0,32 38 1 30 SMA

12 0,32 55 5 43 SMA

13 0,2 47 3 40 SMP

14 0,32 56 3 45 SMP

15 0,16 51 3 34 SD

16 0,5 27 1 15 SD

17 0,16 38 2 30 SMP

18 0,32 42 2 26 SD

19 0,16 46 5 33 SMA

20 0,5 29 0 20 SMP

21 0,5 33 3 15 SMP

22 0,24 35 1 15 SMA

23 0,4 37 2 20 SMA

24 0,5 31 1 16 SMA

25 0,16 46 3 36 SMA

26 0,2 61 1 50 SMA

27 0,24 24 2 10 SMP

28 0,16 36 2 15 SMP

29 0,16 44 4 29 SMP

Universitas Sumatera Utara

Page 95: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

30 0,5 47 4 34 SMA

31 0,4 48 3 36 SMA

32 0,16 53 4 45 SMA

33 0,32 34 1 16 SMA

34 0,4 56 2 40 SMP

35 0,5 47 2 36 SMA

36 0,2 57 2 40 SMP

37 0,5 29 1 15 SMA

38 0,5 31 1 10 SMA

39 0,24 35 2 14 SMP

40 0,16 36 1 13 SMP

41 0,2 46 2 30 SMA

42 0,5 39 1 23 SMA

43 0,16 44 1 28 SMA

44 0,4 37 3 21 SMP

45 0,5 41 4 30 SMP

46 0,16 55 5 36 SMA

jumlah 14,68 1947 109 1280

per petani 0,32 42,33 2,48 27,83

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 96: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 2. Tabel penggunaan bibit

No Sampel Luas Lahan

(Ha)

Kebutuhan Bibit

(batang)

Harga Bibit

(Rp/Benih) Total Biaya Bibit (Rp)

1 0,5 6.250 200 1.250.000

2 0,5 6.438 200 1.287.500

3 0,2 2.550 200 510.000

4 0,5 6.500 200 1.300.000

5 0,32 4.200 200 840.000

6 0,2 2.500 200 500.000

7 0,32 4.320 200 864.000

8 0,16 2.140 200 428.000

9 0,5 6.250 200 1.250.000

10 0,16 2.000 200 400.000

11 0,32 4.160 200 832.000

12 0,32 4.000 200 800.000

13 0,2 2.575 200 515.000

14 0,32 4.400 200 880.000

15 0,16 2.000 200 400.000

16 0,5 6.250 200 1.250.000

17 0,16 2.040 200 408.000

18 0,32 4.000 200 800.000

19 0,16 2.200 200 440.000

20 0,5 6.750 200 1.350.000

21 0,5 6.375 200 1.275.000

22 0,24 3.000 200 600.000

23 0,4 5.200 200 1.040.000

24 0,5 6.250 200 1.250.000

Universitas Sumatera Utara

Page 97: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

25 0,16 2.040 200 408.000

26 0,2 2.500 200 500.000

27 0,24 3.150 200 630.000

28 0,16 2.000 200 400.000

29 0,16 2.100 200 420.000

30 0,5 6.375 200 1.275.000

31 0,4 5.000 200 1.000.000

32 0,16 2.000 200 400.000

33 0,32 4.000 200 800.000

34 0,4 5.100 200 1.020.000

35 0,5 6.250 200 1.250.000

36 0,2 2.600 200 520.000

37 0,5 6.375 200 1.275.000

38 0,5 6.250 200 1.250.000

39 0,24 3.000 200 600.000

40 0,16 2.000 200 400.000

41 0,2 2.550 200 510.000

42 0,5 6.500 200 1.300.000

43 0,16 2.080 200 416.000

44 0,4 5.000 200 1.000.000

45 0,5 6.250 200 1.250.000

46 0,16 2.000 200 400.000

Jumlah 15 187.468 9.200 37.493.500

Per Petani 0.32 4,075 200 815,076

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 98: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 3 a. Penggunaan dan Biaya Pupuk Petani

No Sampel

Luas

Lahan

(Ha)

Pupuk

Phoska Amophos Urea KCL

Jumla

h (Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

1 0,5 80 4000 320000 0 0 0 60 6000 360000 0 0 0

2 0,5 0 0 0 0 0 0 80 6000 480000 50 8000 400000

3 0,2 20 4000 80000 40 6000 240000 40 6000 240000 0 0 0

4 0,5 0 0 0 50 6500 325000 100 6000 600000 40 8000 320000

5 0,32 80 3800 304000 0 0 0 60 5500 330000 0 0 0

6 0,2 0 0 0 30 6000 180000 30 6000 180000 0 0 0

7 0,32 20 4000 80000 0 0 0 75 6000 450000 0 0 0

8 0,16 30 4000 120000 0 0 0 0 0 0 30 8000 240000

9 0,5 40 4000 160000 0 0 0 100 6000 600000 0 0 0

10 0,16 35 4000 140000 20 6000 120000 30 6000 180000 0 0 0

11 0,32 0 0 0 0 0 0 70 5500 385000 0 0 0

12 0,32 50 3500 175000 0 0 0 60 6000 360000 0 0 0

13 0,2 45 4000 180000 0 0 0 60 5500 330000 0 0 0

14 0,32 0 0 0 0 0 0 50 6000 300000 30 8000 240000

15 0,16 0 0 0 0 0 0 20 6000 120000 20 8000 160000

16 0,5 20 4000 80000 0 0 0 0 0 0 60 8000 480000

17 0,16 20 4000 80000 30 6000 180000 20 5500 110000 0 0 0

18 0,32 0 0 0 30 6000 180000 50 6000 300000 0 0 0

19 0,16 0 0 0 0 0 0 80 6000 480000 0 0 0

20 0,5 0 0 0 30 6000 180000 0 0 0 50 8000 400000

21 0,5 0 0 0 0 0 0 100 5500 550000 0 0 0

22 0,24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45 8000 360000

Universitas Sumatera Utara

Page 99: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

24 0,4 0 0 0 80 6000 480000 80 6000 480000 0 0 0

24 0,5 60 4000 240000 0 0 0 100 6000 600000 0 0 0

25 0,16 20 4000 80000 0 0 0 30 6000 180000 0 0 0

26 0,2 50 4000 200000 20 6000 120000 30 5500 165000 0 0 0

27 0,24 50 3500 175000 20 6000 120000 50 6000 300000 0 0 0

28 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 0,16 30 4000 120000 0 0 0 40 6000 240000 0 0 0

30 0,5 30 4000 120000 40 6000 240000 0 0 0 0 0 0

31 0,4 40 3500 140000 0 0 0 80 6000 480000 0 0 0

32 0,16 0 0 0 30 6000 180000 30 5500 165000 0 0 0

33 0,32 20 3500 70000 0 0 0 0 0 0 50 8000 400000

34 0,4 0 0 0 20 6000 120000 0 0 0 0 0 0

35 0,5 0 0 0 60 6000 360000 100 5500 550000 0 0 0

36 0,2 50 3500 175000 0 0 0 60 6000 360000 0 0 0

37 0,5 50 3500 175000 0 0 0 100 6000 600000 0 0 0

38 0,5 0 0 0 50 6000 300000 80 6000 480000 50 8000 400000

39 0,24 0 0 0 0 0 0 45 5500 247500 30 8000 240000

40 0,16 20 4000 80000 0 0 0 50 6000 300000 0 0 0

41 0,2 20 4000 80000 0 0 0 0 0 0 30 8000 240000

42 0,5 60 4000 240000 0 0 0 100 5500 550000 0 0 0

43 0,16 0 0 0 0 0 0 30 6000 180000 0 0 0

44 0,4 60 4000 240000 0 0 0 60 5500 330000 0 0 0

45 0,5 0 0 0 0 0 0 30 5500 165000 0 0 0

46 0,16 30 4000 120000 20 6000 120000 20 5500 110000 0 0 0

Jumlah 14,68 1030 100800 3974000 570 96500 3445000 2200 215500 12837500 485 96000 3880000

Per Petani 0,32 40 3877 152846 36 6031 229667 59 5824 346959 40 8000 323333

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 100: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Sambungan Lampiran 3 a

No Sampel

Luas

Lahan

(Ha)

Pupuk

Hydro TSP NPK

Jumlah

(Kg) Harga (RP) biaya (Rp) Jumlah (Kg)

Harga

(RP) biaya (Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP) biaya (Rp)

1 0,5 60 9000 540000 0 0 0 0 0 0

2 0,5 0 0 0 0 0 0 50 8000 400000

3 0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0,32 0 0 0 30 3000 90000 0 0 0

6 0,2 0 0 0 0 0 0 30 8000 240000

7 0,32 30 9000 270000 30 3000 90000 0 0 0

8 0,16 0 0 0 0 0 0 20 8000 160000

9 0,5 0 0 0 100 3500 350000 0 0 0

10 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 0,32 20 8500 170000 0 0 0 30 8000 240000

12 0,32 0 0 0 50 3500 175000 0 0 0

13 0,2 0 0 0 30 3000 90000 0 0 0

14 0,32 30 8500 255000 0 0 0 0 0 0

15 0,16 0 0 0 0 0 0 20 8000 160000

16 0,5 0 0 0 0 0 0 100 8000 800000

17 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 0,32 50 9000 450000 0 0 0 0 0 0

19 0,16 0 0 0 40 3000 120000 0 0 0

20 0,5 0 0 0 0 0 0 80 8000 640000

21 0,5 80 8500 680000 0 0 0 0 0 0

22 0,24 0 0 0 0 0 0 30 8000 240000

Universitas Sumatera Utara

Page 101: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

23 0,4 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 0,5 0 0 0 50 3000 150000 0 0 0

25 0,16 0 0 0 0 0 0 30 8000 240000

26 0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

27 0,24 0 0 0 0 0 0 0 0 0

28 0,16 0 0 0 50 3000 150000 30 8000 240000

29 0,16 20 9000 180000 0 0 0 0 0 0

30 0,5 0 0 0 0 0 0 80 8500 680000

31 0,4 0 0 0 60 3000 180000 0 0 0

32 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 0,32 0 0 0 0 0 0 50 8000 400000

34 0,4 50 9000 450000 0 0 0 50 8000 400000

35 0,5 30 9000 270000 0 0 0 0 0 0

36 0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

37 0,5 60 9000 540000 0 0 0 0 0 0

38 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0

39 0,24 30 9000 270000 0 0 0 0

40 0,16 0 0 0 60 3500 210000 0

41 0,2 0 0 0 0 0 0 30 8000 240000

42 0,5 30 9000 270000 0 0 0 30 8000 240000

43 0,16 0 0 0 0 0 0 50 8000 400000

44 0,4 60 9000 540000 0 0 0 0 0 0

45 0,5 0 0 0 100 3000 300000 100 8000 800000

46 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 14,68 550 115500 4885000 600 34500 1905000 810 136500 6520000

Per Petani 0,32 42 8885 375769 55 2875 173182 48 8029 383529

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 102: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 3b. Penggunaan Pupuk Secara Normatif

No

Sampel

Luas

Lahan

(Ha)

Pupuk

Total

Biaya (Rp) ZA Urea TSP KCL

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

Jumlah

(Kg)

Harga

(RP)

biaya

(Rp)

1 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

2 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

3 0.2 50 2000 100000 20 3000 60000 50 3500 175000 40 4000 160000 495000

4 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

5 0.32 80 2000 160000 32 3000 96000 80 3500 280000 64 4000 256000 792000

6 0.2 50 2000 100000 20 3000 60000 50 3500 175000 40 4000 160000 495000

7 0.32 80 2000 160000 32 3000 96000 80 3500 280000 64 4000 256000 792000

8 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

9 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

10 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

11 0.32 80 2000 160000 32 3000 96000 80 3500 280000 64 4000 256000 792000

12 0.32 80 2000 160000 32 3000 96000 80 3500 280000 64 4000 256000 792000

13 0.2 50 2000 100000 20 3000 60000 50 3500 175000 40 4000 160000 495000

14 0.32 80 2000 160000 32 3000 96000 80 3500 280000 64 4000 256000 792000

15 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

16 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

17 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

18 0.32 80 2000 160000 32 3000 96000 80 3500 280000 64 4000 256000 792000

19 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

20 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

21 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

22 0.24 60 2000 120000 24 3000 72000 60 3500 210000 48 4000 192000 594000

23 0.4 100 2000 200000 40 3000 120000 100 3500 350000 80 4000 320000 990000

24 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

Universitas Sumatera Utara

Page 103: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

25 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

26 0.2 50 2000 100000 20 3000 60000 50 3500 175000 40 4000 160000 495000

27 0.24 60 2000 120000 24 3000 72000 60 3500 210000 48 4000 192000 594000

28 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

29 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

30 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

31 0.4 100 2000 200000 40 3000 120000 100 3500 350000 80 4000 320000 990000

32 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

33 0.32 80 2000 160000 32 3000 96000 80 3500 280000 64 4000 256000 792000

34 0.4 100 2000 200000 40 3000 120000 100 3500 350000 80 4000 320000 990000

35 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

36 0.2 50 2000 100000 20 3000 60000 50 3500 175000 40 4000 160000 495000

37 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

38 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

39 0.24 60 2000 120000 24 3000 72000 60 3500 210000 48 4000 192000 594000

40 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

41 0.2 50 2000 100000 20 3000 60000 50 3500 175000 40 4000 160000 495000

42 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

43 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

44 0.4 100 2000 200000 40 3000 120000 100 3500 350000 80 4000 320000 990000

45 0.5 125 2000 250000 50 3000 150000 125 3500 437500 100 4000 400000 1237500

46 0.16 40 2000 80000 16 3000 48000 40 3500 140000 32 4000 128000 396000

Jumlah 14.68 3670 92000 7340000 1468 138000 4404000 3670 161000 12845000 2936 184000 11744000 36333000

Per

Petani 0.32 80 2000 159565 32 3000 95739 80 3500 279239 64 4000 255304 789848

Lanjutan Lampiran 3b

Sumber: Data Sekunder (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 104: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 4 a. Penggunaan dan Biaya Pestisida yang dikeluarkan Petani

No

Sampel

Luas

Lahan

Pestisida

Prevathon Endure Antracol Albacel

Jumlah

(botol)

Harga

(Rp) Biaya (Rp)

Jumlah

(kg) Harga (Rp) Biaya (Rp)

Jumlah

(kg)

Harga

(Rp) Biaya (Rp)

Jumlah

(botol)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

1 0,5 5 75.000 375.000 1 148.000 148.000 1 90.000 90.000 0 0 0

2 0,5 0 0 0 0 0 0 1 100.000 100.000 3 75.000 225.000

3 0,2 3 75.000 225.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 75.000 225.000

5 0,32 0 0 0 1 148.000 148.000 1 100.000 100.000 0 0 0

6 0,2 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 2 75.000 150.000

7 0,32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 0,16 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 2 75.000 150.000

9 0,5 0 0 0 0 0 0 1 100.000 100.000 0 0 0

10 0,16 2 75.000 150.000 0 0 0 1 100.000 100.000 0 0 0

11 0,32 0 0 0 1 148.000 148.000 0 0 0 0 0 0

12 0,32 3 75.000 225.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 0,2 0 0 0 1 150.000 150.000 0 0 0 0 0 0

14 0,32 0 0 0 1 150.000 150.000 0 0 0 2 75.000 150.000

15 0,16 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 2 75.000 150.000

16 0,5 4 75.000 300.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

17 0,16 0 0 0 0 0 0 1 90.000 90.000 0 0 0

18 0,32 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 0 0

19 0,16 0 0 0 1 150.000 150.000 1 90.000 90.000 0 0 0

20 0,5 5 75.000 375.000 0 0 0 1 90.000 90.000 0 0 0

21 0,5 0 0 0 1 150.000 150.000 0 0 0 3 75.000 225.000

22 0,24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 75.000 150.000

23 0,4 3 75.000 225.000 0 0 0 1 90.000 90.000 0 0 0

24 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

25 0,16 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

26 0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 75.000 150.000

Universitas Sumatera Utara

Page 105: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

27 0,24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 75.000 150.000

28 0,16 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 2 75.000 150.000

29 0,16 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30 0,5 0 0 0 0 0 0 1 90.000 90.000 5 75.000 375.000

31 0,4 0 0 0 1 145.000 145.000 0 0 0 0 0 0

32 0,16 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

33 0,32 0 0 0 0 0 0 1 90.000 90.000 0 0 0

34 0,4 4 75.000 300.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

35 0,5 0 0 0 0 0 0 1 90.000 90.000 5 75.000 375.000

36 0,2 2 75.000 150.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

37 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

38 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

39 0,24 0 0 0 0 0 0 1 90.000 2 75.000 150.000

40 0,16 2 75000 150.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

41 0,2 0 0 0 0 0 0 1 90000 90.000 3 75000 225.000

42 0,5 5 75000 375.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

43 0,16 2 75000 150.000 0 0 0 1 90000 90.000 0 0 0

44 0,4 0 0 0 1 145000 145.000 0 0 0 0 0 0

45 0,5 4 75000 300.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

46 0,16 0 0 0 0 0 0 1 90000 90.000 0 0 0

Jumlah 14,68 60 1575000 4500000 9 1334000 1334000 16 1480000 1390000 40 1125000 3000000

Per

Petani 0,31913 2,8571 75000 214285,7 1 148222,222 148222,2 1 92500 92666,67 2,667 75000 3,466667

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 106: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Sambungan Lampiran 4 a.

No

Sampel

Luas

Lahan

Pestisida

Score Sagribeat Saaf Joker

Jumlah

(botol) Harga (Rp)

Biaya

(Rp) Jumlah (kgl)

Harga

(Rp)

Biaya

(Rp)

Jumlah

(kg)

Harga

(Rp) Biaya (Rp)

Jumlah

(kg) Harga (Rp)

Biaya

(Rp)

1 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0,5 2 60.000 120.000 2 60.000 120.000 0 0 0 0 0 0

3 0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 70.000 70.000

4 0,5 0 0 0 1 60.000 60.000 1 50.000 50.000 0 0 0

5 0,32 2 60.000 120.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0,2 0 0 0 0 0 0 1 50.000 50.000 0 0 0

7 0,32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 75.000 75.000

8 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 70.000 70.000

9 0,5 5 65.000 325.000 0 0 0 1 50.000 50.000 1 70.000 70.000

10 0,16 0 0 0 1 60.000 60.000 0 0 0 0 0 0

11 0,32 1 65.000 65.000 0 0 0 0 0 0 1 70.000 70.000

12 0,32 0 0 0 1 60.000 60.000 1 50.000 50.000 1 70.000 70.000

13 0,2 1 60.000 60.000 0 0 0 0 0 0 1 70.000 70.000

14 0,32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

16 0,5 4 60.000 240.000 0 0 0 1 50.000 50.000 1 70.000 70.000

17 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

18 0,32 2 60.000 120.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

19 0,16 0 0 0 1 60.000 60.000 0 0 0 0 0 0

20 0,5 0 0 0 1 60.000 60.000 0 0 0 1 70.000 70.000

21 0,5 0 0 0 0 0 0 1 50.000 50.000 2 70.000 140.000

22 0,24 2 60.000 120.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0

23 0,4 0 0 0 1 60.000 60.000 0 0 0 1 70.000 70.000

24 0,5 4 60.000 240.000 0 0 0 0 0 0 0 0

25 0,16 0 0 0 1 60.000 60.000 1 50.000 50.000 0 0 0

26 0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Universitas Sumatera Utara

Page 107: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

27 0,24 0 0 0 1 60.000 60.000 0 0 0 1 70.000 70.000

28 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

29 0,16 0 0 0 1 65.000 65.000 0 0 0 0 0 0

30 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 0,4 4 60.000 240.000 1 60.000 60.000 0 0 0 0 0 0

32 0,16 0 0 0 0 0 0 1 55.000 55.000 0 0 0

33 0,32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

34 0,4 0 0 0 1 60.000 60.000 0 0 0 1 70.000 70.000

35 0,5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 70.000 70.000

36 0,2 0 0 0 0 0 0 1 55.000 55.000 1 70.000 70.000

37 0,5 4 60.000 240.000 1 60.000 60.000 1 60.000 60.000 0 0 0

38 0,5 4 60.000 240.000 1 60.000 60.000 0 0 0 0 0 0

39 0,24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 70.000 70.000

40 0,16 0 0 0 0 0 0 1 55000 55.000 0 0 0

41 0,2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

42 0,5 0 0 0 2 60000 120.000 0 0 0 0 0 0

43 0,16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

44 0,4 3 60000 180.000 0 0 0 1 55000 55.000 1 70.000 70.000

45 0,5 0 0 0 1 60000 60.000 1 55000 55.000 0 0 0

46 0,16 2 60000 120.000 1 60000 60.000 0 0 0 0

Jumlah 14,68 40 850000 2430000 19

102500

0 1145000 13 685000 685000 18 1195000 1265000

Per Petani 0,31913 2,8571 60714,2857 173571,4 1,1176

60294,

1176 19,08333 0,2955

15222,22

22 14891,3043

1,058823

529 70294,1176

74411,76

5

Universitas Sumatera Utara

Page 108: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 4b. Penggunaan Pestisida Secara Normatif

No

Sampel

Luas

Lahan

(Ha)

Pestisida

Total Biaya

(Rp) Decis(35 rb/boto (300ML)l 1 ha) Valacor 24 rb (5 g) Per Ha Butuh 50 g Hostathion 140 ml/ha Ambush

Jumlah

(ml)

Harga

(RP/ml)

biaya

(Rp)

Jumlah

(bungkus)

Harga

(RP/bungkus)

biaya

(Rp) Jumlah Harga (RP) biaya (Rp)

Jumlah

(ml)

Harga

(RP/ml) biaya (Rp)

1 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

2 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

3 0.2 60 700 42000 2 24000 48000 150 140 21000 180 233.33 41999 152999

4 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

5 0.32 96 700 67200 4 24000 96000 240 140 33600 288 233.33 67199 263999

6 0.2 60 700 42000 2 24000 48000 150 140 21000 180 233.33 41999 152999

7 0.32 96 700 67200 4 24000 96000 240 140 33600 288 233.33 67199 263999

8 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

9 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

10 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

11 0.32 96 700 67200 4 24000 96000 240 140 33600 288 233.33 67199 263999

12 0.32 96 700 67200 4 24000 96000 240 140 33600 288 233.33 67199 263999

13 0.2 60 700 42000 2 24000 48000 150 140 21000 180 233.33 41999 152999

14 0.32 96 700 67200 4 24000 96000 240 140 33600 288 233.33 67199 263999

15 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

16 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

17 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

18 0.32 96 700 67200 4 24000 96000 240 140 33600 288 233.33 67199 263999

19 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

20 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

21 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

22 0.24 72 700 50400 3 24000 72000 180 140 25200 216 233.33 50399 197999

23 0.4 120 700 84000 4 24000 96000 300 140 42000 360 233.33 83999 305999

24 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

Universitas Sumatera Utara

Page 109: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

25 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

26 0.2 60 700 42000 2 24000 48000 150 140 21000 180 233.33 41999 152999

27 0.24 72 700 50400 3 24000 72000 180 140 25200 216 233.33 50399 197999

28 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

29 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

30 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

31 0.4 120 700 84000 4 24000 96000 300 140 42000 360 233.33 83999 305999

32 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

33 0.32 96 700 67200 4 24000 96000 240 140 33600 288 233.33 67199 263999

34 0.4 120 700 84000 4 24000 96000 300 140 42000 360 233.33 83999 305999

35 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

36 0.2 60 700 42000 2 24000 48000 150 140 21000 180 233.33 41999 152999

37 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

38 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

39 0.24 72 700 50400 3 24000 72000 180 140 25200 216 233.33 50399 197999

40 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

41 0.2 60 700 42000 2 24000 48000 150 140 21000 180 233.33 41999 152999

42 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

43 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

44 0.4 120 700 84000 4 24000 96000 300 140 42000 360 233.33 83999 305999

45 0.5 150 700 105000 5 24000 120000 375 140 52500 450 233.33 104999 382499

46 0.16 48 700 33600 2 24000 48000 120 140 16800 144 233.33 33600 132000

Jumlah 14.68 4404 32200 3082800 159 1104000 3816000 11010 6440 1541400 13212 10733.18 3082756 11522955.96

Per

Petani 0.32 95.74 700.00 67017.39 3.46 24000.00 82956.52 239.35 140.00 33508.70 287.22 233.33 67016.43 250499.04

Lanjutan Lampiran 4b.

Sumber: Data Sekunder (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 110: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 5. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Pemupukan

sampel

luas

lahan

TKDK TKLK

HK JK Jlh TK Pria

Jlh TK

Wanita

HOK

Pria

HOK

Wanita Upah HOK Pria

Upah HOK

Wanita L P L P

1 0,5 3 0 0 0 2 7 3 0 5,25 0,00 367500 0

2 0,5 1 1 0 0 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

3 0,2 1 1 0 0 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

4 0,5 0 0 2 1 3 8 2 1 6,00 3,20 420000 224000

5 0,32 1 0 1 0 2 7 2 0 3,50 0,00 245000 0

6 0,2 1 1 0 0 2 8 1 1 2,00 2,13 140000 149333

7 0,32 2 0 0 0 2 7 2 0 3,50 0,00 245000 0

8 0,16 1 1 0 0 2 8 1 1 2,00 2,13 140000 149333

9 0,5 1 1 1 0 2 7 2 1 3,50 1,87 245000 130667

10 0,16 1 0 0 1 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

11 0,32 2 1 0 0 2 7 2 1 3,50 1,87 245000 130667

12 0,32 2 0 0 0 2 8 2 0 4,00 0,00 280000 0

13 0,2 1 1 0 0 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

14 0,32 2 0 0 1 2 7 2 1 3,50 1,87 245000 130667

15 0,16 0 1 0 1 2 7 0 2 0,00 3,73 0 261333

16 0,5 3 0 0 0 2 7 3 0 5,25 0,00 367500 0

17 0,16 1 1 0 0 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

18 0,32 0 1 1 1 2 7 1 2 1,75 3,73 122500 261333

19 0,16 0 1 0 1 2 7 0 2 0,00 3,73 0 261333

20 0,5 2 1 0 0 2 8 2 1 4,00 2,13 280000 149333

21 0,5 1 2 0 1 2 7 1 3 1,75 5,60 122500 392000

22 0,24 0 2 1 0 2 7 1 2 1,75 3,73 122500 261333

23 0,4 1 1 1 0 2 7 2 1 3,50 1,87 245000 130667

24 0,5 1 0 1 1 2 7 2 1 3,50 1,87 245000 130667

25 0,16 0 1 1 0 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

26 0,2 1 0 0 0 2 8 1 0 2,00 0,00 140000 0

Universitas Sumatera Utara

Page 111: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

27 0,24 1 1 0 0 2 8 1 1 2,00 2,13 140000 149333

28 0,16 1 0 0 1 2 8 1 1 2,00 2,13 140000 149333

29 0,16 1 1 0 0 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

30 0,5 1 1 1 1 2 7 2 2 3,50 3,73 245000 261333

31 0,4 0 2 0 1 2 7 0 3 0,00 5,60 0 392000

32 0,16 1 0 1 0 2 7 2 0 3,50 0,00 245000 0

33 0,32 1 0 1 1 2 8 2 1 4,00 2,13 280000 149333

34 0,4 1 1 1 0 2 7 2 1 3,50 1,87 245000 130667

35 0,5 1 0 0 0 2 8 1 0 2,00 0,00 140000 0

36 0,2 0 1 0 0 2 8 0 1 0,00 2,13 0 149333

37 0,5 2 1 1 0 3 7 3 1 7,88 2,80 551250 196000

38 0,5 1 1 1 1 2 7 2 2 3,50 3,73 245000 261333

39 0,24 1 1 0 0 2 7 1 1 1,75 1,87 122500 130667

40 0,16 0 0 0 1 2 7 0 1 0,00 1,87 0 130667

41 0,2 1 1 0 0 2 8 1 1 2,00 2,13 140000 149333

42 0,5 2 1 0 0 2 7 2 1 3,50 1,87 245000 130667

43 0,16 1 1 0 0 2 8 1 1 2,00 2,13 140000 149333

44 0,4 0 1 0 2 2 7 0 3 0,00 5,60 0 392000

45 0,5 0 1 1 2 2 7 1 3 1,75 5,60 122500 392000

46 0,16 1 1 0 0 2 8 1 1 2,00 2,13 140000 149333

JUMLAH 14,68 46 34 16 18 94 336 62 52 117,375 102 8216250 7140000

PER

PETANI 0,32 1,00 0,74 0,35 0,39 2,04 7,30 1,35 1,13 2,55 2,22 178614,13 155217,39

PER HA 1 3,45 2,55 1,20 1,35 7,05 25,20 4,65 3,90 8,80 7,65 616218,75 535500,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 112: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 6a. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Pembumbunan

sampel

luas

lahan

TKDK TKLK

HK JK Jlh TK Pria

Jlh TK

Wanita

HOK

Pria

HOK

Wanita

Upah HOK

Pria

Upah HOK

Wanita L P L P

1 0,5 1 2 0 0 6 2 3 0 4,50 0,00 315000 0

2 0,5 1 2 0 0 8 2 1 2 2,00 4,27 140000 298667

3 0,2 0 0 2 1 8 2 2 1 3,00 1,60 210000 112000

4 0,5 0 0 3 0 6 2 3 0 4,5 0 315000 0

5 0,32 1 2 0 0 6 2 1 2 1,5 3,2 105000 224000

6 0,2 1 0 0 1 4 2 1 1 1 1 70000 74667

7 0,32 2 1 0 0 4 2 2 1 2 1 140000 74667

8 0,16 0 0 0 2 4 2 0 2 0 2 0 149333

9 0,5 2 1 0 0 6 2 2 1 3 2 210000 112000

10 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

11 0,32 2 1 0 0 4 2 2 1 2 1 140000 74667

12 0,32 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

13 0,2 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

14 0,32 1 1 1 0 6 2 2 1 3 2 210000 112000

15 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

16 0,5 1 1 0 1 8 2 1 2 2 4 140000 298667

17 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

18 0,32 0 1 0 2 4 2 0 3 0 3 0 224000

19 0,16 0 1 1 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

20 0,5 0 1 1 1 6 2 1 2 1,5 3 105000 224000

21 0,5 1 1 1 1 6 2 2 2 3 3 210000 224000

22 0,24 1 0 0 1 4 2 1 1 1 1 70000 74667

23 0,4 2 1 0 0 6 2 2 1 3 2 210000 112000

24 0,5 1 1 0 1 8 2 1 2 2 4 140000 298667

25 0,16 0 1 1 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

26 0,2 0 1 1 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

Universitas Sumatera Utara

Page 113: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

27 0,24 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

28 0,16 0 0 0 2 4 2 0 2 0 2 0 149333

29 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

30 0,5 2 1 0 0 4 2 2 1 2 1 140000 74667

31 0,4 1 2 0 0 6 2 1 2 1,5 3 105000 224000

32 0,16 0 2 0 0 4 2 0 2 0 2 0 149333

33 0,32 0 1 1 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

34 0,4 2 1 0 0 4 2 2 1 2 1 140000 74667

35 0,5 0 1 0 0 6 2 0 1 0 2 0 112000

36 0,2 1 0 0 0 4 2 1 0 1 0 70000 0

37 0,5 1 2 0 1 6 2 1 3 1,5 5 105000 336000

38 0,5 1 2 0 0 6 2 1 2 1,5 3 105000 224000

39 0,24 0 1 0 1 6 2 0 2 0 3 0 224000

40 0,16 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

41 0,2 0 1 1 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

42 0,5 1 1 1 0 8 2 2 1 4 2 280000 149333

43 0,16 1 0 0 1 4 2 1 1 1 1 70000 74667

44 0,4 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

45 0,5 1 2 1 1 4 2 2 3 2 3 140000 224000

46 0,16 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

JUMLAH 14,68 38 46 15 17 240 92 55 61 73,5 87 5145000 6048000

PER

PETANI 0,32 0,83 1,00 0,33 0,37 5,22 2,00 1,20 1,33 1,55 1,89 108.804 132.289

PER HA 1 2,85 3,45 1,13 1,28 18,00 6,90 4,13 4,58 5,51 6,48 385875,00 453600,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 114: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 6b. Biaya Tenaga Kerja Pembumbunan Secara Normatif

Sampel

Luas

Lahan

(Ha)

TKDK TKLK HK JK

Jlh TK

Pria

Jlh TK

Wanita

HOK

Pria

HOK

Wanita

Upah HOK

Pria

Upah HOK

Wanita

Total Upah

(Rp) L P L P

1 0.5 1 2 0 0 7.5 2 1 0 1.88 0.00 131250 0 131250

2 0.5 1 2 0 0 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

3 0.2 0 0 2 1 3 2 2 1 1.50 0.80 105000 56000 161000

4 0.5 0 0 3 0 7.5 2 3 0 5.63 0.00 393750 0 393750

5 0.32 1 2 0 0 4.8 2 1 2 1.20 2.56 84000 179200 263200

6 0.2 1 0 0 1 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

7 0.32 2 1 0 0 4.8 2 2 1 2.40 1.28 168000 89600 257600

8 0.16 0 0 0 2 2.4 2 0 2 0.00 1.28 0 89600 89600

9 0.5 2 1 0 0 7.5 2 2 1 3.75 2.00 262500 140000 402500

10 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

11 0.32 2 1 0 0 4.8 2 2 1 2.40 1.28 168000 89600 257600

12 0.32 1 1 0 0 4.8 2 1 1 1.20 1.28 84000 89600 173600

13 0.2 1 1 0 0 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

14 0.32 1 1 1 0 4.8 2 2 1 2.40 1.28 168000 89600 257600

15 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

16 0.5 1 1 0 1 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

17 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

18 0.32 0 1 0 2 4.8 2 0 3 0.00 3.84 0 268800 268800

19 0.16 0 1 1 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

20 0.5 0 1 1 1 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

21 0.5 1 1 1 1 7.5 2 2 2 3.75 4.00 262500 280000 542500

22 0.24 1 0 0 1 3.6 2 1 1 0.90 0.96 63000 67200 130200

23 0.4 2 1 0 0 6 2 2 1 3.00 1.60 210000 112000 322000

24 0.5 1 1 0 1 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

25 0.16 0 1 1 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

Universitas Sumatera Utara

Page 115: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

26 0.2 0 1 1 0 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

27 0.24 1 1 0 0 3.6 2 1 1 0.90 0.96 63000 67200 130200

28 0.16 0 0 0 2 2.4 2 0 2 0.00 1.28 0 89600 89600

29 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

30 0.5 2 1 0 0 7.5 2 2 1 3.75 2.00 262500 140000 402500

31 0.4 1 2 0 0 6 2 1 2 1.50 3.20 105000 224000 329000

32 0.16 0 2 0 0 2.4 2 0 2 0.00 1.28 0 89600 89600

33 0.32 0 1 1 0 4.8 2 1 1 1.20 1.28 84000 89600 173600

34 0.4 2 1 0 0 6 2 2 1 3.00 1.60 210000 112000 322000

35 0.5 0 1 0 0 7.5 2 0 1 0.00 2.00 0 140000 140000

36 0.2 1 0 0 0 3 2 1 0 0.75 0.00 52500 0 52500

37 0.5 1 2 0 1 7.5 2 1 3 1.88 6.00 131250 420000 551250

38 0.5 1 2 0 0 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

39 0.24 0 1 0 1 3.6 2 0 2 0.00 1.92 0 134400 134400

40 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

41 0.2 0 1 1 0 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

42 0.5 1 1 1 0 7.5 2 2 1 3.75 2.00 262500 140000 402500

43 0.16 1 0 0 1 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

44 0.4 1 1 0 0 6 2 1 1 1.50 1.60 105000 112000 217000

45 0.5 1 2 1 1 7.5 2 2 3 3.75 6.00 262500 420000 682500

46 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

Jumlah 14.68 38 46 15 17 220.2 92 53 61 69.75 82.24 4882500 5756800 10639300

Per

Petani 0.32 0.83 1.00 0.33 0.37 4.79 2.00 1.15 1.33 1.52 1.79 106141.30 125147.83 231289.13

Lanjutan Lampiran 6b.

Sumber: Data sekunder (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 116: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 7a. Jumlah Penggunaan Tenaga Kerja Penyiangan

sampel

luas

lahan

TKDK TKLK

HK JK Jlh TK Pria

Jlh TK

Wanita

HOK

Pria HOK Wanita

Upah HOK

Pria

Upah HOK

Wanita L P L P

1 0,5 1 2 0 0 6 2 3 0 4,5 0 315000 0

2 0,5 1 2 0 0 8 2 1 2 2 4 140000 298667

3 0,2 0 0 2 1 8 2 2 1 4 2 280000 149333

4 0,5 0 0 3 0 6 2 3 0 4,5 0 315000 0

5 0,32 1 2 0 0 6 2 1 2 1,5 3 105000 224000

6 0,2 1 0 0 1 4 2 1 1 1 1 70000 74667

7 0,32 2 1 0 0 4 2 2 1 2 1 140000 74667

8 0,16 0 0 0 2 4 2 0 2 0 2 0 149333

9 0,5 2 1 0 0 6 2 2 1 3 2 210000 112000

10 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

11 0,32 2 1 0 0 4 2 2 1 2 1 140000 74667

12 0,32 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

13 0,2 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

14 0,32 1 1 1 0 6 2 2 1 3 2 210000 112000

15 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

16 0,5 1 1 0 1 8 2 1 2 2 4 140000 298667

17 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

18 0,32 0 1 0 2 4 2 0 3 0 3 0 224000

19 0,16 0 1 1 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

20 0,5 0 1 1 1 6 2 1 2 1,5 3 105000 224000

21 0,5 1 1 1 1 6 2 2 2 3 3 210000 224000

22 0,24 1 0 0 1 4 2 1 1 1 1 70000 74667

23 0,4 2 1 0 0 6 2 2 1 3 2 210000 112000

24 0,5 1 1 0 1 8 2 1 2 2 4 140000 298667

25 0,16 0 1 1 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

26 0,2 0 1 1 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

Universitas Sumatera Utara

Page 117: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

27 0,24 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

28 0,16 0 0 0 2 4 2 0 2 0 2 0 149333

29 0,16 1 1 0 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

30 0,5 2 1 0 0 4 3 2 1 3 2 210000 112000

31 0,4 1 2 0 0 6 3 1 2 2,25 5 157500 336000

32 0,16 0 2 0 0 4 2 0 2 0 2 0 149333

33 0,32 0 1 1 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

34 0,4 2 1 0 0 4 2 2 1 2 1 140000 74667

35 0,5 0 1 0 0 6 2 0 1 0 2 0 112000

36 0,2 1 0 0 0 4 2 1 0 1 0 70000 0

37 0,5 1 2 0 1 6 2 1 3 1,5 5 105000 336000

38 0,5 1 2 0 0 6 2 1 2 1,5 3 105000 224000

39 0,24 0 1 0 1 6 2 0 2 0 3 0 224000

40 0,16 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

41 0,2 0 1 1 0 4 2 1 1 1 1 70000 74667

42 0,5 1 1 1 0 8 2 2 1 4 2 280000 149333

43 0,16 1 0 0 1 4 2 1 1 1 1 70000 74667

44 0,4 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

45 0,5 1 2 1 1 4 2 2 3 2 3 140000 224000

46 0,16 1 1 0 0 6 2 1 1 1,5 2 105000 112000

JUMLAH 14,68 38 46 15 17 242 94 55 61 76,25 87 5337500 6234666,667

PER

PETANI 0,32 0,83 1,00 0,33 0,37 5,26 2,04 1,20 1,33 1,55 1,89 116032,61 135536,23

PER HA 1 2,85 3,45 1,13 1,28 18,15 7,05 4,13 4,58 5,72 6,68 400312,50 467600,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 118: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 7b. Biaya Tenaga Kerja Penyiangan Secara Normatif

Sampel

Luas

Lahan

(Ha)

TKDK TKLK HK JK

Jlh TK

Pria

Jlh TK

Wanita

HOK

Pria

HOK

Wanita

Upah HOK

Pria

Upah HOK

Wanita

Total Upah

(Rp) L P L P

1 0.5 1 2 0 0 7.5 2 1 0 1.88 0.00 131250 0 131250

2 0.5 1 2 0 0 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

3 0.2 0 0 2 1 3 2 2 1 1.50 0.80 105000 56000 161000

4 0.5 0 0 3 0 7.5 2 3 0 5.63 0.00 393750 0 393750

5 0.32 1 2 0 0 4.8 2 1 2 1.20 2.56 84000 179200 263200

6 0.2 1 0 0 1 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

7 0.32 2 1 0 0 4.8 2 2 1 2.40 1.28 168000 89600 257600

8 0.16 0 0 0 2 2.4 2 0 2 0.00 1.28 0 89600 89600

9 0.5 2 1 0 0 7.5 2 2 1 3.75 2.00 262500 140000 402500

10 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

11 0.32 2 1 0 0 4.8 2 2 1 2.40 1.28 168000 89600 257600

12 0.32 1 1 0 0 4.8 2 1 1 1.20 1.28 84000 89600 173600

13 0.2 1 1 0 0 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

14 0.32 1 1 1 0 4.8 2 2 1 2.40 1.28 168000 89600 257600

15 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

16 0.5 1 1 0 1 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

17 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

18 0.32 0 1 0 2 4.8 2 0 3 0.00 3.84 0 268800 268800

19 0.16 0 1 1 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

20 0.5 0 1 1 1 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

21 0.5 1 1 1 1 7.5 2 2 2 3.75 4.00 262500 280000 542500

22 0.24 1 0 0 1 3.6 2 1 1 0.90 0.96 63000 67200 130200

23 0.4 2 1 0 0 6 2 2 1 3.00 1.60 210000 112000 322000

24 0.5 1 1 0 1 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

25 0.16 0 1 1 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

Universitas Sumatera Utara

Page 119: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

26 0.2 0 1 1 0 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

27 0.24 1 1 0 0 3.6 2 1 1 0.90 0.96 63000 67200 130200

28 0.16 0 0 0 2 2.4 2 0 2 0.00 1.28 0 89600 89600

29 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

30 0.5 2 1 0 0 7.5 2 2 1 3.75 2.00 262500 140000 402500

31 0.4 1 2 0 0 6 2 1 2 1.50 3.20 105000 224000 329000

32 0.16 0 2 0 0 2.4 2 0 2 0.00 1.28 0 89600 89600

33 0.32 0 1 1 0 4.8 2 1 1 1.20 1.28 84000 89600 173600

34 0.4 2 1 0 0 6 2 2 1 3.00 1.60 210000 112000 322000

35 0.5 0 1 0 0 7.5 2 0 1 0.00 2.00 0 140000 140000

36 0.2 1 0 0 0 3 2 1 0 0.75 0.00 52500 0 52500

37 0.5 1 2 0 1 7.5 2 1 3 1.88 6.00 131250 420000 551250

38 0.5 1 2 0 0 7.5 2 1 2 1.88 4.00 131250 280000 411250

39 0.24 0 1 0 1 3.6 2 0 2 0.00 1.92 0 134400 134400

40 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

41 0.2 0 1 1 0 3 2 1 1 0.75 0.80 52500 56000 108500

42 0.5 1 1 1 0 7.5 2 2 1 3.75 2.00 262500 140000 402500

43 0.16 1 0 0 1 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

44 0.4 1 1 0 0 6 2 1 1 1.50 1.60 105000 112000 217000

45 0.5 1 2 1 1 7.5 2 2 3 3.75 6.00 262500 420000 682500

46 0.16 1 1 0 0 2.4 2 1 1 0.60 0.64 42000 44800 86800

Jumlah 14.68 38 46 15 17 220.2 92 53 61 69.75 82.24 4882500 5756800 10639300

Per

Petani 0.32 0.83 1.00 0.33 0.37 4.79 2.00 1.15 1.33 1.52 1.79 106141.30 125147.83 231289.13

Lanjutan Lampiran 7b.

Sumber: Data Sekunder (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 120: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 8. Jumlah Tenaga Kerja Pengendalian HPT

sampel

luas

lahan

TKDK TKLK

HK JK

Jlh TK

Pria

Jlh TK

Wanita

HOK

Pria

HOK

Wanita

Upah HOK

Pria

Upah HOK

Wanita L P L P

1 0,5 1 0 0 0 22 7 1 0 19,25 0 1347500 0

2 0,5 1 0 0 0 22 7 1 0 19,25 0,000 1347500 0

3 0,2 1 0 0 0 34 4 1 0 17 0 1190000 0

4 0,5 0 0 2 0 22 7 2 0 38,5 0 2695000 0

5 0,32 0 0 1 0 22 7 1 0 19,25 0 1347500 0

6 0,2 0 0 1 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

7 0,32 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

8 0,16 1 0 0 0 11 4 1 0 5,5 0 385000 0

9 0,5 2 0 0 0 22 7 2 0 38,5 0 2695000 0

10 0,16 0 0 1 0 12 4 1 0 6 0 420000 0

11 0,32 1 0 0 0 22 7 1 0 19,25 0 1347500 0

12 0,32 1 0 1 0 22 7 2 0 38,5 0 2695000 0

13 0,2 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

14 0,32 1 0 1 0 22 4 2 0 22 0 1540000 0

15 0,16 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

16 0,5 1 0 0 0 34 7 1 0 29,75 0 2082500 0

17 0,16 1 0 0 0 11 4 1 0 5,5 0 385000 0

18 0,32 1 0 1 0 22 4 2 0 22 0 1540000 0

19 0,16 1 0 0 0 11 4 1 0 5,5 0 385000 0

20 0,5 2 0 0 0 34 4 2 0 34 0 2380000 0

21 0,5 0 0 1 0 34 7 1 0 29,75 0 2082500 0

22 0,24 0 0 1 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

23 0,4 1 0 1 0 22 4 2 0 22 0 1540000 0

24 0,5 2 0 0 0 11 4 2 0 11 0 770000 0

25 0,16 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

26 0,2 1 0 0 0 11 4 1 0 5,5 0 385000 0

27 0,24 2 0 0 0 11 4 2 0 11 0 770000 0

28 0,16 0 0 1 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

29 0,16 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

30 0,5 1 0 0 0 34 7 1 0 29,75 0 2082500 0

Universitas Sumatera Utara

Page 121: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

31 0,4 1 0 0 0 22 7 1 0 19,25 0 1347500 0

32 0,16 1 1 0 0 22 4 1 1 11 12 770000 821333

33 0,32 1 0 0 0 34 7 1 0 29,75 0 2082500 0

34 0,4 1 1 0 0 34 7 1 1 29,75 32 2082500 2221333

35 0,5 1 0 0 0 11 4 1 0 5,5 0 385000 0

36 0,2 1 0 0 0 11 4 1 0 5,5 0 385000 0

37 0,5 0 0 2 0 34 7 1 0 29,75 0 2082500 0

38 0,5 1 1 0 0 34 7 1 1 29,75 32 2082500 2221333

39 0,24 1 1 0 0 22 4 1 1 11 12 770000 821333

40 0,16 0 0 1 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

41 0,2 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

42 0,5 1 0 0 0 22 7 1 0 19,25 0 1347500 0

43 0,16 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

44 0,4 1 0 0 0 34 7 1 0 29,75 0 2082500 0

45 0,5 1 1 0 0 34 7 1 1 29,75 32 2082500 2221333

46 0,16 1 0 0 0 22 4 1 0 11 0 770000 0

JUMLAH 14,68 41 5 15 0 1046 238 55 5 830,75 118,6666667 58152500 8306666,667

PER

PETANI 0,32 0,89 0,11 0,33 0,00 22,74 5,17 1,20 0,11 18,06 2,58 1264184,78 180579,71

PER HA 1 3,08 0,38 1,13 0,00 78,45 17,85 4,13 0,38 62,31 8,90 4361437,50 623000,00

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 122: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 9a. Jumlah Tenaga Kerja dan Upah Penyiraman

sampel luas

lahan

TKDK TKLK HK JK Jlh TK Pria Jlh TK Wanita

HOK

Pria

HOK

Wanita

Upah HOK

Pria

Upah HOK

Wanita L P L P

1 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

2 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0,000 1050000 0

3 0,2 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

4 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

5 0,32 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

6 0,2 0 0 1 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

7 0,32 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

8 0,16 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

9 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

10 0,16 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

11 0,32 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

12 0,32 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

13 0,2 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

14 0,32 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

15 0,16 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

16 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

17 0,16 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

18 0,32 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

19 0,16 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

20 0,5 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

21 0,5 0 0 1 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

22 0,24 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

23 0,4 0 0 1 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

24 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

25 0,16 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

Universitas Sumatera Utara

Page 123: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

26 0,2 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

27 0,24 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

28 0,16 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

29 0,16 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

30 0,5 0 0 1 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

31 0,4 0 0 1 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

32 0,16 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

33 0,32 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

34 0,4 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

35 0,5 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

36 0,2 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

37 0,5 0 0 1 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

38 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

39 0,24 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

40 0,16 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

41 0,2 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

42 0,5 0 1 0 0 30 4 0 1 0 16 0 1120000

43 0,16 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

44 0,4 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

45 0,5 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

46 0,16 1 0 0 0 30 4 1 0 15 0 1050000 0

JUMLAH 14,68 26 14 6 0 1380 184 32 14 480 224 33600000 15680000

PER

PETANI 0,32 0,57 0,30 0,13 0,00 30,00 4,00 0,70 0,30 10,43 4,87 730434,78 340869,57

PER HA 1 1,95 1,05 0,45 0,00 103,50 13,80 2,40 1,05 36,00 16,80 2520000,00 1176000,00

Sumber: data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 124: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 9b. Biaya Tenaga Kerja Penyiraman Secara Normatif

Sampel

Luas

Lahan

(Ha)

TKDK TKLK HK JK

Jlh TK

Pria

Jlh TK

Wanita HOK Pria

HOK

Wanita

Upah HOK

Pria (Rp)

Upah HOK

Wanita (Rp)

Total Upah

(Rp) L P L P

1 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

2 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0.000 450000 0 450000

3 0.2 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

4 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

5 0.32 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

6 0.2 0 0 1 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

7 0.32 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

8 0.16 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

9 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

10 0.16 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

11 0.32 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

12 0.32 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

13 0.2 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

14 0.32 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

15 0.16 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

16 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

17 0.16 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

18 0.32 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

19 0.16 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

20 0.5 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

21 0.5 0 0 1 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

22 0.24 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

23 0.4 0 0 1 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

24 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

25 0.16 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

Universitas Sumatera Utara

Page 125: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

26 0.2 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

27 0.24 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

28 0.16 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

29 0.16 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

30 0.5 0 0 1 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

31 0.4 0 0 1 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

32 0.16 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

33 0.32 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

34 0.4 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

35 0.5 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

36 0.2 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

37 0.5 0 0 1 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

38 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

39 0.24 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

40 0.16 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

41 0.2 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

42 0.5 0 1 0 0 90 2 0 1 0 24 0 480000 480000

43 0.16 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

44 0.4 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

45 0.5 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

46 0.16 1 0 0 0 90 2 1 0 22.5 0 450000 0 450000

Jumlah 14.68 26 14 6 0 4140 92 32 14 720 336 14400000 6720000 21120000

Per

Petani 0.32 0.57 0.30 0.13 0.00 90.00 2.00 0.70 0.30 15.65 7.30 313043.48 146086.96 459130.43

Lanjutan Lampiran 9b.

Sumber: Data Sekunder (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 126: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 10. Pendapatan Petani Sampel

No Sampel Luas Lahan

(Ha)

Produksi

(kg)

Harga

(Rp)

Penerimaan

(Rp)

Total Biaya

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Pendapatan Per

bulan(Rp)

1 0,5 9750 2.000 19.500.000 4.824.500 14.675.500 4.891.833

2 0,5 10125 2.000 20.250.000 5.053.600 15.196.400 5.065.467

3 0,2 4075 2.000 8.150.000 4.091.387 4.058.613 1.352.871

4 0,5 9875 2.000 19.750.000 6.443.450 13.306.550 4.435.517

5 0,32 6400 2.100 13.440.000 4.276.009 9.163.991 3.054.664

6 0,2 4075 2.000 8.150.000 3.002.617 5.147.383 1.715.794

7 0,32 6400 1.800 11.520.000 3.556.783 7.963.217 2.654.406

8 0,16 3200 2.000 6.400.000 2.556.036 3.843.964 1.281.321

9 0,5 10313 2.000 20.625.000 6.173.317 14.451.683 4.817.228

10 0,16 3300 2.000 6.600.000 2.632.825 3.967.175 1.322.392

11 0,32 6400 1.800 11.520.000 4.218.150 7.301.850 2.433.950

12 0,32 6240 2.000 12.480.000 5.458.286 7.021.714 2.340.571

13 0,2 4000 1.900 7.600.000 3.044.100 4.555.900 1.518.633

14 0,32 6240 2.000 12.480.000 4.617.317 7.862.683 2.620.894

15 0,16 3240 2.000 6.480.000 2.882.317 3.597.683 1.199.228

16 0,5 9875 2.000 19.750.000 5.763.773 13.986.227 4.662.076

17 0,16 3200 1.900 6.080.000 2.612.875 3.467.125 1.155.708

18 0,32 6400 2.000 12.800.000 4.411.958 8.388.042 2.796.014

19 0,16 3200 1.900 6.080.000 2.604.317 3.475.683 1.158.561

20 0,5 9750 2.000 19.500.000 6.112.733 13.387.267 4.462.422

21 0,5 9500 2.000 19.000.000 5.941.600 13.058.400 4.352.800

22 0,24 4800 1.800 8.640.000 3.365.867 5.274.133 1.758.044

23 0,4 8200 2.000 16.400.000 4.764.769 11.635.231 3.878.410

24 0,5 9750 2.000 19.500.000 4.450.625 15.049.375 5.016.458

25 0,16 3200 2.000 6.400.000 3.139.667 3.260.333 1.086.778

26 0,2 4000 2.000 8.000.000 2.480.108 5.519.892 1.839.964

Universitas Sumatera Utara

Page 127: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

27 0,24 4800 2.000 9.600.000 3.192.667 6.407.333 2.135.778

28 0,16 3200 2.000 6.400.000 2.984.675 3.415.325 1.138.442

29 0,16 3200 1.800 5.760.000 2.916.900 2.843.100 947.700

30 0,5 10188 2.000 20.375.000 5.596.725 14.778.275 4.926.092

31 0,4 8150 2.000 16.300.000 4.752.995 11.547.005 3.849.002

32 0,16 3260 2.000 6.520.000 3.688.545 2.831.455 943.818

33 0,32 6400 2.000 12.800.000 4.944.458 7.855.542 2.618.514

34 0,4 8000 2.500 20.000.000 7.363.783 12.636.217 4.212.072

35 0,5 9625 2.200 21.175.000 3.281.125 17.893.875 5.964.625

36 0,2 4000 1.800 7.200.000 2.430.533 4.769.467 1.589.822

37 0,5 9750 2.000 19.500.000 6.180.500 13.319.500 4.439.833

38 0,5 9500 2.000 19.000.000 7.889.737 11.110.263 3.703.421

39 0,24 4560 1.800 8.208.000 4.101.786 4.106.214 1.368.738

40 0,16 3200 2.000 6.400.000 2.968.467 3.431.533 1.143.844

41 0,2 3850 2.100 8.085.000 3.157.017 4.927.983 1.642.661

42 0,5 9750 2.000 19.500.000 5.176.783 14.323.217 4.774.406

43 0,16 3260 2.000 6.520.000 2.922.042 3.597.958 1.199.319

44 0,4 8000 1.800 14.400.000 5.073.500 9.326.500 3.108.833

45 0,5 10125 1.800 18.225.000 8.026.108 10.198.892 3.399.631

46 0,16 3200 2.000 6.400.000 3.043.013 3.356.987 1.118.996

Jumlah 14,68 291.525 91.000 579.463.000 198.170.343 381.292.657 127.097.552

Rataan/petani 0,32 6.338 1.978 12.597.022 4.308.051 8.288.971 2.762.990

Rataan/hektar 1 20.343 6.350 40.436.440 13.828.843 26.607.596 8.869.199

Sumber: Data Primer (diolah), 2018

Universitas Sumatera Utara

Page 128: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 15. Hasil Uji Paired Sampels t-Test untuk biaya pemeliharaan

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 biaya petani & biaya normatif 46 .953 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 biaya petani - biaya normatif -4.15139E5 2.87408E5 42376.04536 -5.00488E5 -3.29789E5 -9.797 45 .000

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 biaya petani 1.5469E6 46 5.21548E5 76897.99001

biaya normatif 1.9621E6 46 7.36316E5 1.08564E5

Universitas Sumatera Utara

Page 129: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Lampiran 16 SPSS Regrsi Linier Berganda Pengaruh Biaya Pupuk dan Biaya Pengendalian Hama Penyakit Terhadap Produksi Usahatani

Kubis

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1188789.387 405524.765 2.931 .005

biaya pupuk 2.810 .910 .723 3.089 .004 .212 4.725

biaya pestisida -141.268 2023.300 -.016 -.070 .945 .212 4.725

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .708a .502 .479 8.89071E5 1.950

a. Predictors: (Constant), biaya pestisida, biaya pupuk

b. Dependent Variable: produksi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.422E13 2 1.711E13 21.647 .000a

Residual 3.399E13 43 7.904E11

Total 6.821E13 45

a. Predictors: (Constant), biaya pestisida, biaya pupuk

b. Dependent Variable: produksi

Universitas Sumatera Utara

Page 130: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1188789.387 405524.765 2.931 .005

biaya pupuk 2.810 .910 .723 3.089 .004 .212 4.725

biaya pestisida -141.268 2023.300 -.016 -.070 .945 .212 4.725

a. Dependent Variable: produksi

Universitas Sumatera Utara

Page 131: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 132: ANALISIS KOMPARASI KEBUTUHAN BIAYA PEMELIHARAAN …

Universitas Sumatera Utara