analisis pelaksanaan pemeliharaan mesin …/analisis... · i. hubungan pemeliharaan dengan biaya...
TRANSCRIPT
ANALISIS PELAKSANAAN PEMELIHARAAN MESIN PEMINTALAN
BENANG DALAM RANGKA PENINGKATAN EFISIENSI BIAYA
PEMELIHARAAN PADA PENGUSAHAAN SUTERA ALAM (PSA)
REGALOH KABUPATEN PATI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi Syarat – Syarat
Guna Mecapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
TEGUH ADITYA ARISUSILA
F0205144
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF MAINTENANCE MACHINE
PRODUCTION EFFICIENCY AND IMPROVEMENT IN ORDER TO
MAINTAIN COST NATURAL SILK CONCESSIONS (NSC) REGALOH
DISTRICT PATI
Teguh Aditya Arisusila F0205144
The purpose of this study is to determine the optimization of machine
maintenance which is applied by the company (companies), the problems that arise in the maintenance system, and the cost of both preventive maintenance and subsequent corrective maintenance activities, to determine the alternatives that is most optimal. The case study will be conducted in the company’s utilization of natural silk concessions (NSC) Regaloh in the district of Pati by focusing the research on spinning machine.
This machine in the study, consist of boiling engine, the search tip, reeling and re-reeling. The selection will done in this machine, that is to say, considering terms of maintenance, spare parts, and the high price of the machine.
To determine the level of corrective maintenance cost, the involves the cost analysis tools with engine failure probability and the average. Therefore, the average damage cost of each machine-year period from 2004 to 2008. then the formula cost analysis obtained will include corrective maintenance cost, it will be calculated in advance, the probability of engine damage is estimated each month and then calculated, there by giving the total cost of corrective maintenance, for the analysis of the amount of data required mechanical failure, the amount of maintenance cost includes the cost of corrective maintenance and preventive amount.
Based on the research results that have been done on NSC Regaloh, the engine maintenance activities, the general implementation of the engine maintenance, shows the company has been running pretty well, but not yet optimal. Out of the problems found in these, the author tried to find a solution by taking into account the cost efficient in carrying out maintenance and engine solutions to the problem of spare part procurement. Preventive maintenance system may be optimal for the efficiency of the company if the determination of the machine preventative maintenance period is predominant. Machine preventative maintenance period can be optimized with the average, that is, the average treatment which cab conducted once every 12 months.
Key word : maintenance, preventive maintenance, corrective maintenance
ABSTRAK
ANALISIS PELAKSANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DALAM
RANGKA PENINGKATAN EFISIENSI BIAYA PEMELIHARAAN PADA
PENGUSAHAAN SUTERA ALAM (PSA) REGALOH KABUPATEN PATI
Teguh Aditya Arisusila F0205144
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi pemeliharaan mesin
yang diterapkan oleh perusahaan, masalah –masalah yang muncul dalam sistem pemeliharaan, dan tingkat biaya pemeliharaan baik preventif maupun korektif yang selanjutnya menentukan alternatif kegiatan pemeliharaan yang paling optimal. Studi kasus dalam pemilihan ini adalah pada perusahaan Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh di Kabupaten Pati dengan memfokuskan penelitian pada mesin pemintalan. Mesin – mesin ini terdiri dari mesin boiling, pencari ujung, reeling, dan re-reeling. Pemilihan mesin ini mempertimbangkan dari segi perawatan, sparepart, dan harga mesin yang tinggi.
Untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan korektif digunakan alat analisis biaya yaitu dengan probabilitas kerusakan mesin dan rata – rata biaya kerusakan mesin setiap periode tahun 2004 – 2008. Kemudian dengan rumus analisis biaya korektif diperoleh besarnya biaya pemeliharaan korektif tahun 2004 – 2008. Sedangkan untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan preventif terlebih dahulu dihitung probabilitas kerusakan mesin yang diperkirakan tiap bulan dan kemudian dihitung biaya total pemeliharaan korektif. Untuk analisis tersebut dibutuhkan data berupa jumlah kerusakan mesin, jumlah biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan korektif dan jumlah biaya preventif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan pada PSA Regaloh, mengenai kegiatan maintenance mesin, maka secara umum pelaksanaan maintenance mesin pada perusahaan tersebut sudah berjalan cukup baik, namun belum optimal. Dari masalah yang ditemukan tersebut, penulis mencoba mencari solusi dengan memperhitungkan biaya efisien dalam melaksanakan maintenance mesin dan solusi-solusi terhadap masalah pengadaan spare part.. Sistem pemeliharaan preventif dapat optimal bagi efisiensi perusahaan apabila adanya penentuan periode pemeliharaan preventif mesin. Periode pemeliharaan preventif mesin dapat optimal dengan rata – rata perawatan setiap 12 bulan sekali.
Kata kunci : maintenance, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
Analisis Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Dalam Rangka
Peningkatan Efisiensi Biaya Pemeliharaan Pada Pengusahaan Sutera Alam
(Psa) Regaloh Kabupaten Pati
Surakarta, Februari 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Drs. Susanto Tirtoprojo, MM. NIP 19571106 198503 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi
syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Surakarta, Februari 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Dra. Anastasia Riani S, M.Si sebagai Ketua (..............................)
NIP. 19590330 198601 2 001
2. Drs. Susanto Tirtoprojo, MM sebagai Pembimbing (…………………...)
NIP. 19571106 198503 1 001
3. Muh. Juan Suam Toro, SE, M.Si sebagai Anggota (………………….. )
NIP. 19760613 200812 1 001
HALAMAN MOTTO
”Sesungguhnya din di sisi Allah adalah Al-Islam”
(QS. 3:19)
”Pilihlah jalanmu sendiri dan jangan pernah sesali itu. Karena sekali kau ikuti jalan orang lain maka kau akan kehilangan siapa dirimu...”
(penulis)
”The world we have created is a product of our way of thinking” (Albert Einstein)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: · Ibu, ayah dan adikku · Pendamping hidupku · MEPA-UNS · Setiap orang yang ingin
memperbaiki diri tanpa henti
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Yang telah
memberikan berkat dan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul, “Analisis Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Dalam Rangka
Peningkatan Efisiensi Biaya Pemeliharaan Pada Pengusahaan Sutera Alam (PSA)
Regaloh Kabupaten Pati”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Pada Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus
dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kepada semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis berikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Endang Sutari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Drs. Susanto Tirtoprojo, M.M, selaku Pembimbing Skripsi yang telah
banyak meluangkan waktunya guna memberikan pengarahan, petunjuk,
bimbingan yang sangat berguna dalam pengurusan skripsi ini.
4. Kepala PSA Regaloh beserta seluruh karyawan, yang telah memberikan
keterangan-keterangan yang penulis perlukan bagi penulisan skripsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini,
lebih berarti. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 25 Februari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………i ABSTRAK…………………………………………………………………………...ii HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………....iv HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................v HALAMAN MOTTO.................................................................................................vi HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................vii KATA PENGANTAR................................................................................................viii DAFTAR ISI………………………………………………………………………...ix DAFTAR TABEL…………………………………………………………………...x DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………..xi DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….…….....1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………..……….4 C. Batasan Masalah……………………………………………………...……..5 D. Tujuan Penelitian………………………………………………………..…..5 E. Manfaat Penelitian…………………………………………………………..5
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Produksi…………………………………………….7 B. Pengertian Dan Jenis – Jenis Mesin………………………………………….8 C. Pengertian Pemeliharaan……………………………………………...……..10 D. Elemen Keputusan Strategi Pemeliharaan…………………………………..11 E. Lingkup Pemeliharaan…………………………………………………...….12 F. Jenis – Jenis Pemeliharaan…………………………………………………..13 G. Fungsi Pemeliharaan…………………………………………………...…....16 H. Biaya – Biaya Pemeliharaan…………………………………………..….....17 I. Hubungan Pemeliharaan Dengan Biaya……………………………..……...17 J. Kerangka Pemikiran……………………………………………….………...22 K. Hipotesis……………………………………………………………………..23 L. Penelitian Terdahulu…………………………………………………………24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data……………………………………...………....26 B. Desain Penelitian……………………………………………...…………...27 C. Sumber Data…………………………………………………...…………..27 D. Metode Analisis Data………………………………………...…………....27
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan………………………………...…………...30 B. Deskripsi Data…………………………………………………………..…32 C. Identifikasi Biaya Pemeliharaan Mesin PSA Regaloh………..…………...40 D. Analisis Optimalisasi……………………………………….………………..43 E. Pembahasan……………………………………………….……………….....4
8 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………..…52 B. Saran………………………………………………………………………....53
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Tabel IV.1 Daftar Mesin Produksi PSA Regaloh Kabupaten Pati........................32 Tabel IV.2 Periode Pemeliharaan PSA Regaloh Kabupaten Pati..........................34 Tabel IV.3 Biaya Pemeliharaan Mesin PSA Regaloh Kabupaten Pati…………..35 Tabel IV.4 Jumlah Kerusakan Mesin PSA Regaloh Kabupaten Pati....................36 Tabel IV.5 Jumlah Kerusakan Mesin yang Diperkirakan (Bn) ............................44 Tabel IV.6 Biaya Pemeliharaan Korektif Bulanan................................................45 Tabel IV.7 Periode Pemeliharaan Preventif dengan Biaya Minimum…………...46 Tabel IV.8 Perbandingan Biaya Rata – Rata per Bulan antara Biaya
Pemeliharaan Preventif dan Biaya Pemeliharaan Korektif………….47
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Gambar 1.1 Kurva Total Biaya Pemeliharaan…………………………………...19 Gambar 1.2 Kerangka Toritis…………………………………………………….23
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Mesin Pemintalan Benang Sutra PSA Regaloh......................1 Lampiran 2 Biaya Pemeliharaan Korektif Mesin Pemintalan Benang
Sutera Tahun 2004 – 2008.................................................................2 Lampiran 3 Jumlah Kerusakan Mesin Pemintalan Benang Sutera
Tahun 2004 – 2008............................................................................7 Lampiran 4 Biaya Pemeliharaan Preventif Mesin Pemintalan Benang
Sutera Tahun 2004 – 2008.................................................................8 Lampiran 5 Probabilitas Kerusakan Mesin Pemintalan Benang Sutera
Tahun 2004 – 2008............................................................................9 Lampiran 6 Jumlah Kerusakan Mesin yang Diperkirakan...................................10 Lampiran 7 Contoh Perhitungan Rumus Jumlah Kerusakan Mesin yang
Diperkirakan Tahun 2004.................................................................15 Lampiran 8 Biaya Rata – Rata Tiap Kerusakan Mesin Pemintalan
Benang Sutera...................................................................................16 Lampiran 9 Biaya Korektif Bulanan yang Diperkirakan.....................................17 Lampiran 10 Total Biaya Pemeliharaan Mesin per Bulan.....................................18 Lampiran 11 Rata – Rata Umur Mesin Pemintalan Sebelum Rusak......................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembangunan dibidang ekonomi merupakan sasaran penting karena
mempengaruhi secara positif bagian dibidang lainnya, diantaranya adalah
disektor produksi. Agar pembangunan dibidang industri berlangsung dengan baik
diperlukan teknologi yang maju. Dengan maksud teknologi dapat mengelola dan
mengubah sumber daya yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat.
Pertumbuhan industri ditandai dengan kemampuan kemajuan pada bidang
industri baik dalam jenis industri, peningkatan kualitas dan volume kegiatan
produksi. Selain itu, suatu industri dituntut untuk memilki perencanaan yang baik.
Efisiensi dan efektifitas pada kegiatan operasional perusahaan harus mendapatkan
perhatian dari manajemen perusahaan agar tetap bertahan dalam menghadapi
kemungkinan – kemungkinan yang terjadi dalam dunia usaha.
Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang
digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan memajukan usahanya,
meningkatkan kesejahteraan karyawan dan memberi kepuasan pada pemilik
perusahaan. Untuk itu perusahaan beserta seluruh karyawannya harus dapat
mengelola dan memanfaatkan faktor – faktor produksi, bahan, mesin, metode
kerja dan dana dengan menggunakan teknik pengelolaan yang sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan barang atau jasa secara efektif dan efisien baik
jumlah, kualitas dan biaya yang diharapkan.
Mesin merupakan salah satu faktor produksi yang menentukan kelancaran
suatu proses produksi. Agar proses produksi berjalan secara efisien maka mesin
yang digunakan dalam proses produksi harus dalam keadaan yang baik. Dalam
usaha untuk dapat terus mempergunakan fasilitas dan peralatan tersebut agar
kontinuitas produksi tetap terjamin, maka dibutuhkan kegiatan pemeliharaan
(maintenance). Pemeliharaan adalah proses yang dipicu oleh kegagalan peralatan
atau direncanakan perbaikan. Proses ini memerlukan perencanaan, penjadwalan,
pengendalian dan penggelaran sumber daya pemeliharaan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan pemeliharaan ( Duffua et al, 2001:207-208).
Kegiatan pemeliharan tidak dapat diabaikan karena sebagian proses
pengolahan yang dilakukan pada kegiatan produksi pada perusahaan industri
menggunakan mesin. Pemeliharaan bertanggung jawab untuk menjaga peralatan
cocok, aman untuk beroperasi dan juga dikonfigurasi untuk melakukan tugasnya
(Duffua et al, 2001:207). Perusahaan yang berproduksi tanpa memperhatikan
kegiatan pemeliharaan mesin operasional berarti menghilangkan masa depan
perusahaan tersebut. Dalam jangka pendek memang perusahaan dapat menekan
biaya – biaya produksi karena tidak perlu mengeluarkan biaya pemeliharaan yang
cukup besar. Akan tetapi dalam jangka panjang perusahaan akan mengalami
kesulitan dalam proses produksi, karena membutuhkan biaya yang cukup besar
akibat perbaikan dari mesin dan fasilitas perusahaan yang tidak terpelihara
dengan baik. Secara umum, pemeliharaan terdiri dari dua kategori: pemeliharaan
terjadwal dan perawatan darurat. Kategori pertama adalah deterministik dan dapat
direncanakan, sedangkan kategori kedua adalah stokastik yang membuat sulit
untuk direncanakan. Kategori kedua adalah sumber utama ketidakpastian dalam
penjadwalan pemeliharaan dan menambah kompleksitas masalah penjadwalan
pemeliharaan. Jadwal yang realistis harus mencerminkan kedua kategori (Duffua
dan Al-Sultan, 1997:163).
Melalui pelaksanaan pemeliharan yang baik pada fasilitas dan peralatan
pabrik maka kemungkinan kerusakan yang akan dihadapi perusahaan dapat
dikurangi sehingga proses produksi berjalan lancar. Efektivitas pemeliharaan
dapat diketahui hanya jika seseorang mampu mengidentifikasi dan mengevaluasi
strategi pemeliharaan tertentu ( Pintelon et al, 2006:8)
Pengusahaan Sutera Alam (PSA) Regaloh merupakan salah satu tempat
pemintalan benang sutera yang terletak di Kabupaten Pati dan berada di bawah
pengelolaan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. PSA Regaloh merupakan
sebuah perusahaan yang mengajak masyarakat sekitar untuk menjadi mitra dalam
usaha pengembangan ulat sutera. PSA Regaloh merupakan salah satu pabrik
pemintalan benang Perhutani yang masih bertahan dengan dukungan mesin –
mesin yang sebagian besar merupakan mesin buatan tahun 1972. Peneliti
memandang bahwa kebijakan pemeliharaan mesin yang kurang optimal akan
berpengaruh pada efisiensi biaya bagi perusahaan. Melalui pelaksanaan
maintenance yang baik pada peralatan dan fasilitas pabrik maka kemungkinan
kerusakan yang akan terjadi dapat dikurangi atau dapat dihindarkan sama sekali,
sehingga produksi dapat berjalan dengan lancar. Untuk menentukan kegiatan
pemeliharaan yang optimal, terlebih dahulu harus dilihat total biaya yang harus
dikeluarkan untuk masing – masing kegiatan pemeliharaan, sehingga pihak
manajemen dapat mengambil kebijaksanaan dengan tepat.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk malakukan penelitian dengan
pendekatan studi kasus untuk mengumpulkan data. Berdasarkan latar belakang
diatas maka peneliti hendak menguji hal ini dalam penelitian yang berjudul
“Analisis Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Dalam
Rangka Peningkatan Efisiensi Biaya Pemeliharaan Pada Pengusahaan
Sutera Alam (PSA) Regaloh Kabupaten Pati”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ditarik beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Biaya apa saja yang timbul dalam pelaksanaan pemeliharaan mesin pada
PSA Regaloh ?
2. Bagaimanakah penerapan pemeliharaan mesin agar biaya yang dikeluarkan
PSA Regaloh dapat optimal ?
C. BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah. Hal ini
dilakukan agar penelitian yang dilakukan dapat lebih terarah dan jelas sehingga
dapat memberikan hasil yang baik dan dapat dimanfaatkan dengan baik pula.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah hanya meneliti sistem pemeliharaan
preventif dan korektif mesin produksi dari tahun 2004 sampai 2008 dan diteliti
dari segi efisiensi biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan studi kasus pada
PSA Regaloh.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi biaya – biaya yang timbul akibat pemeliharaan yang
dilakukan PSA Regaloh.
2. Mengetahui penerapan pemeliharaan mesin yang optimal bagi perusahaan
ditinjau dari tingkat biaya yang dikeluarkan pada PSA Regaloh.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian, diharapkan dapat mampu memberikan sumbangan
pemikiran yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan terutama yang berhubungan dengan pengambilan kebijakan untuk
menentukan alternatif pemeliharaan mesin yang baik untuk perusahaan.
2. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini berguna untuk menambah perbendaharaan wawasan
khususnya dalam bidang manajemen operasi.
3. Bagi Penulis
Dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai penerapan antara teori
dengan aplikasinya dan menambah pengetahuan serta dapat menerapkan
ilmu yang diperoleh selama bangku kuliah.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen Produksi
Banyak ahli telah berusaha mendefinisikan manajemen produksi. Menurut
Assauri (2004:11) manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan
mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang berupa sumber daya manusia,
sumber daya alat, dan sumber daya dana bahan secara efektif dan efisien untuk
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Sedangkan
menurut Tampubolon (2004:13) manajemen operasi didefinisikan sebagai
manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja,
modal, dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang
diinginkan, berupa barang atau jasa atau layanan.
Subagyo (2000:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi adalah
penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar
dapat dilakukan secara efisien. Menurut Prawirosentono (2001:1) manajemen
produksi (operasi) adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan
berbagai kegiatan (set of activities) untuk membuat barang (produk) yang berasal
dari bahan baku dan bahan penolong lainnya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik simpulan bahwa manajemen
adalah merupakan usaha atau kegiatan untuk menciptakan dan menambah
kegunaan atau nilai guna suatu barang atau jasa, melalui perencanaan,
pelaksanaan, dan mengkoordinasikan faktor – faktor produksi atau failitas –
fasilitas produksi yaitu tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen agar dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
B. Pengertian dan Jenis - Jenis Mesin
Mesin merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan perusahaan
manufaktur dalam berproduksi. Dengan menggunakan mesin perusahaan dapat
menekan tingkat kegagalan produk dan dapat meningkatkan standart kualitas serta
dapat mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan produknya sesuai dengan
permintaan pelanggan dan penggunaan sumber bahan baku akan lebih efisien
karena dapat lebih terkontrol penggunaannya.
Pengertian mesin menurut Assauri (2004:78) adalah suatu peralatan yang
digerakkan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu
manusia dalam mengerjakan produk atau bagian – bagian produk tertentu.
Mesin dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Mesin yang bersifat serba guna (general purpose machine)
Merupakan mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan – pekerjaan
tertentu untuk berbagai jenis produk. Ciri – ciri dari general purpose
machine adalah:
a. Mesin ini diproduksi dalam bentuk standard an atas dasar pasar
(ready stock).
b. Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar, maka
harganya relatif murah sehingga investasi dalam mesin lebih
murah
c. Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak.
d. Dipergunakan kegiatan pengawasan atau inspeksi atas apa yang
dikerjakan mesin tersebut.
e. Biaya operasi lebih mahal.
f. Biaya pemeliharaan lebih murah, karena bentuknya standart.
g. Mesin ini tidak mudah ketinggalan jaman.
2. Mesin yang bersifat khusus (general purpose machine)
Merupakan mesin yang dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa
jenis kegiatan yang sama. Ciri – ciri general purpose machine adalah:
a. Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah yang
kecil. Oleh karena itu harganya lebih mahal, sehingga investasi
menjad lebih mahal.
b. Mesin ini biasanya semi otomatis sehingga pekerjaan lebih cepat.
c. Biaya pemeliharaan mesin lebih mahal karena dibutuhkan tenaga
ahli khusus.
d. Biaya produksi relatif lebih rendah.
e. Mesin ini mudah ketinggalan jaman.
C. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi dalam suatu perusahaan yang
sama pentingnya dengan fungsi produksi. Suatu perencanaan produksi dapat
gagal bila ada bagian mesin yang rusak atau tidak dapat beroperasi. Dengan
adanya kegiatan pemeliharaan yang baik, perusahaan dapat mengurangi
kerusakan sehingga mendapatkan hasil yang optimal, karena proses produksi
yang berjalan dengan lancar.
Setiap perusahaan manufaktur menginginkan agar dapat menggunakan
peralatan atau fasilitas produksi setiap saat diperlukan, dalam usaha untuk dapat
mempergunakan fasilitas atau peralatan tersebut, sehingga kontinuitas produksi
terjamin. Maka dibutuhkan kegiatan – kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
meliputi kegiatan perbaikan atas kerusakan mesin yang ada serta penyesuaian
atau penggantian spare part atau komponen yang rusak. Ini dilakukan karena
mesin – mesin yang digunakan dalam proses produksi akan semakin memburuk
dengan bertambahnya umur dan pemakaian mesin.
Menurut Assauri (2004:94) maintenance adalah kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan produksi dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang direncanakan. Menurut Heizer
dan Render (2001:542) pemeliharaan adalah segala aktivitas yang terlibat dalam
penjagaan peralatan system dalam aturan kerja. Sedangkan menurut Tampubolon
(2004:247) pemeliharaan (maintenance) merupakan suatu aktivitas, termasuk
menjaga sistem peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan pesanan
pekerjaan.
Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan, fasilitas produksi dapat
digunakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan meminimalkan
terjadinya kerusakan selama fasilitas produksi tersebut digunakan untuk proses
produksi. Sistem pemeliharaan mampu menjaga peralatan tetap fit, aman untuk di
operasikan, dan siap untuk malaksanakan pekerjaan ( Duffuaa, et al : 2001)
D. Elemen Keputusan Strategi Pemeliharaan
Pintelon et al (2006) membagi elemen keputusan dalam strategi
pemeliharaan menjadi 2 yaitu structural decision dan infrastructure decision.
Kedua elemen ini saling berhubungan satu sama lain. Secara singkat, efektifitas
kegunaan dari pemeliharaan tergantung dari pengambilan keputusan dari elemen
infrastruktur. Elemen – elemen tersebut adalah :
· Structural decision elements
1. Kapasitas pemeliharaan
2. Fasilitas pemeliharaan
3. Teknologi pemeliharaan
4. Integrasi vertikal
· Infrastructure decision elements
1. Organisasi pemeliharaan
2. Aturan dan konsep pemeliharaan
3. Perencanaan dan sistem kontrol pemeliharaan
4. Sumber daya manusia
5. Modifikasi pemeliharaan
6. Pengukuran kinerja dan sistem
E. Lingkup Pemeliharaan
Assauri (2004:99) menyatakan bahwa lingkup pekerjaan pemeliharaan
umumnya meliputi:
1. Pemeliharaan bangunan
2. Pemeliharaan peralatan pabrik
3. Pemeliharaan peralatan elektrik
4. Pemeliharaan untuk tenaga pembangkit pabrik
5. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik
6. Pemeliharaan peralatan – peralatan material handling dan pangangkutan
7. Pemeliharaan halaman dan tanaman – tanaman pabrik
8. Pemeliharaan peralatan service
9. Pemeliharaan untuk pengecatan
10. Pemeliharaan peralatan gedung
Sedangkan menurut Tampubulon (2004:216) kegiatan yang dilakukan
dalam pemeliharaan meliputi:
a. Pengecekan (inspections)
b. Pelumasan (lubrication)
c. Perbaikan (reparation)
d. Penggantian spare part dengan penyesuaian pada reliabilitas.
F. Jenis - Jenis Pemeliharaan
Assauri (2004:95) mengklasifikasikan jenis - jenis maintenance yang
dilakukan perusahaan manufaktur kedalam dua jenis, yaitu preventive
maintenance dan corrective maintenance / breakdown maintenance.
a. Preventive maintenance
Pemeliharaan preventif merupakan kegiatan pemeliharaan atau
perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga,
yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada
waktu digunakan dalam proses produksi (Tampubolon, 2004:250).
Sedangkan menurut Assauri (2004:97) pemeliharaan preventif
merupakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
untuk mencegah kerusakan yang tidak terduga dan menemukan
kondisi atau kedaan yang dapat menyebabkan peralatan produksi
mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi
dengan demikian mesin atau peralatan produksi yang mendapatkan
preventive maintenance akan terjamin kelancaran proses produksinya
dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap digunakan
untuk kegiatan operasi atau proses produksi pada setiap saat.
Pemeliharaan preventif akan memilki fungsi yang sangat efektif
dalam menghadapi fasilitas – fasilitas produksi yang termasuk dalam
critical unit (Assauri, 2004:96). Fasilitas produksi yang termasuk
dalam critical unit antara lain:
1. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan
membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.
2. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas produk
yang dihasilkan.
3. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan
seluruh proses produksi.
4. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga
fasilitas tersebut cukup besar atau mahal.
Apabila pemeliharaan preventif dilaksanakan pada fasilitas yang
termasuk dalam critical unit, maka perencanaan dalam pemeliharaan
akan dapat dilakukan secara lebih intensif, sehingga rencana produksi
dapat dicapai dalam jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam
waktu yang relatif singkat.
Pemeliharaan preventif dapat mengurangi biaya dengan
meminimalkan penundaan produksi akibat reparasi dan perencanaan
operasi pemeliharaan yang lebih baik, mengurangi tingkat penggantian
mesin, mengurangi biaya pemeliharaan darurat, sedikit perbaikan
mayor, mengurangi perbaikan dan dapat meningkatkan keselamatan
kerja (Manipaz, 1984:627).
Menurut Assauri (2004:95) preventive maintenance dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan preventif yang dilakukan secara rutin. Yang termasuk
pemeliharaan rutin contohnya pembersihan fasilitas, pelumasan
atau pengecekan oli, serta pengecekan bahan bakarnya dan
mungkin termasuk didalamnya pemanasan mesin –mesin selama
beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
2. Pemeliharaan periodik
Pemeliharaan periodik adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka
waktu tertentu.
b. Corrective maintenance / breakdown maintenance
Menurut Tampubolon (2004:251) pemeliharaan korektif
merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya
kerusakan atau terjadinya kelainan pada fasilitas dan peralatan
sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perbaikan yang dilakukan
pada pemeliharaan korektif ini didasarkan atas prioritas atau
emergency ( Heizer dan Render, 2001:543).
G. Fungsi Pemeliharaan
Secara umum masalah pemeliharaan sering teraibaikan sehingga kegiatan
pemeliharaan sering tidak teratur. Yang pada akhirnya apabila mesin atau
peralatan mengalami kerusakan, dapat mempengaruhi kapasitas produksi. Dengan
demikian kegiatan pemeliharaan harus dilakukan secara tetap dan konsisten.
Sasaran utama fungsi pemeliharaan menurut Tampubolon (2004:250) adalah :
a. Menjaga kemampuan dan stabilitas produksi didalam mendukung proses
konversi.
b. Mempertahankan kualitas produksi pada tingkat yang tepat.
c. Mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar batas yang ditentukan,
serta menjaga modal yang diinvestasikan dalam peralatan dan mesin
selama waktu tertentu dapat terjamin dan produktif.
d. Mengusahakan tingkat biaya maintenance yang rendah dengan harapan
kegiatan maintenance dilakukan dengan efektif dan efisien.
e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan
keselamatan karyawan.
f. Mengadakan kerjasama dengan semua fungsi utama dalam perusahaan
agar dapat tercapai tujuan utama perusahaan (return on investment) yang
sebaik mungkin dengan biaya yang rendah.
H. Biaya – Biaya Pemeliharaan
Beberapa perusahaan menganggap bahwa biaya pemeliharaan merupakan
biaya yang tidak bisa di kontrol (uncontrollable), namun dengan perencanaan
yang baik maka biaya pemeliharaan akan menjadi biaya yang bisa dikontrol
dengan baik (controllable) ( Cavalier dan Knapp, 1996:21). Adapun biaya
tersebut adalah :
a. Direct Cost
Adalah biaya yang digunakan untuk memelihara peralatan operasi. Biaya
langsung meliputi inspeksi, pemelihraan preventif dan perbaikan.
b. Standby Cost
Merupakan biaya cadangan pemeliharaan yang digunakan untuk hal – hal
yang tidak terduga.
c. Lost Production Cost
Adalah biaya yang timbul akibat peralatan utama tidak dapat beroperasi
sehingga mengakibatkan proses produksi terhenti.
d. Degradation Cost
Adalah biaya yang timbul akibat kesalahan dalam perencanaan kegiatan
pemeliharaan.
I. Hubungan Pemeliharaan Dengan Biaya
Tujuan utama manajemen produksi adalah mengelola penggunaan sumber
daya berupa faktor – faktor produksi tersedia, baik berupa bahan baku, tenaga
kerja, mesin dan fasilitas produksi agar proses produksi berjalan efektif. Untuk
menunjang kelancaran proses produksi, diperlukan suatu kegiatan pemeliharaan
mesin. Tidak sedikit biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
menjaga kelancaran proses produksi.
Dalam hal ini makin intensif kegiatan maintenance dilakukan berarti makin
besar biaya yang dikeluarkan. Demikian pula makin besar skala / volume
produksi makin banyak tenaga perawat mesin, karena banyak pula tahap kegiatan
produksi yang perlu dimonitor. Jadi, biaya maintenance berbanding lurus dengan
frekuensi maintenance dan skala usaha.
Jadi seorang manajer produksi harus mengetahui bagaimana hubungan
kebijakan maintenance dengan biaya yang ditimbulkan. Manajer produksi perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara kedua biaya tersebut. Mengalokasikan
lebih banyak uang dan karyawan untuk preventive maintenance akan mengurangi
jumlah breakdown maintenance.
Biaya
Biaya Total Biaya Pemeliharaan
Preventif
Biaya Pemeliharaan
Korektif
Titik Optimal Frekuensi
Gambar 1.1
Kurva Total Biaya Pemeliharaan
Sumber : Manajemen Operasional, Tampubolon, 2004:253
Kurva tersebut menunjukan bahwa tingkat pemeliharaan preventif yang
tinggi menyebabkan timbulnya biaya pemeliharaan korektif yang rendah. Apabila
tingkat pemeliharaan preventif mengalami penurunan maka akan mengakibatkan
naiknya tingkat biaya pemeliharaan korektif. Kenaikan tingkat pemeliharaan
preventif ini akan mengakibatkan penurunan biaya total sampai titik optimum.
Apabila tingkat pemeliharaan preventif terus mengalami kenaikan maka melebihi
titik optimum maka penurunan biaya korektif tidak akan mampu untuk mengatasi
kenaikan biaya preventif sehingga mengakibatkan kabaikan biaya total. Biaya
total yang optimum akan diperoleh jika tingkat biaya preventif sama dengan
tingkat biaya korektif. Besarnya biaya total merupakan jumlah dari tingkat biaya
preventif dengan tingkat biaya korektif.
Syarat – syarat pekerjaan maintenance dapat efektif menurut Assauri
(2004:98) adalah :
a. Harus ada data
Yaitu mengenai keadaan mesin dan peralatan produksi yang ada
diperusahaan dan data tersebut biasanya diperoleh dari brosur yang
diberikan oleh pabrik pembuat mesin atau peralatan tersebut, cara – cara
pemakaian mesin, umur teknis peralatan tersebut.
b. Harus ada planning dan scheduling
Adanya perencanaan kegiatan maintenance seperti rencana pendidikan
dan pelatihan untuk personalia maintenance, berapa tenaga kerja
maintenance yang diperlukan, menentukan apa yang harus dikerjakan,
kapan pekerjaan itu dilakukan.
c. Harus ada persediaan spare part
Diperlukan adanya spare part yang disediakan dan diawasi untuk
digunakan pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang cukup.
d. Harus ada surat perintah yang tertulis
Surat perintah ini haruslah memberitahukan atau menyatakan tentang:
1. Apa yang harus dikerjakan
2. Siapa yang mengerjakan dan bertanggungjawab
3. Dimana dikerjakan, didalam atau diluar perusahaan
4. Berapa tenaga kerja yang diperlukan
5. Waktu yang diperlukan
e. Harus ada catatan
Berisi kegiatan maintenance yang dilakukan dan apa yang perlu untuk
kegiatan maintenance tersebut.
f. Harus ada laporan pengawasan dan analisis
Berisi laporan mengenai kemajuan – kemajuan setelah dilakukan
kegiatan maintenance dan menganalisis kegagalan - kegagalan yang
pernah terjadi sebelum diadakan kegiatan maintenance.
Duffuaa dan Al-Sultan (1997:163-164) menyatakan fungsi utama yang
mempengaruhi kegunaan maintenance adalah fungsi planning dan scheduling
dari sistem maintenance. Peran ini berfungsi untuk merencanakan sumber daya
untuk pemeliharaan proyek, yang meliputi tenaga kerja, perlengkapan dan
peralatan dan suku cadang. Jadwal tersebut kemudian dikembangkan berdasarkan
sumber daya yang tersedia dan prioritas pekerjaan.
Fungsi planning terdiri dari :
1. Identifiksi pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Penetapan kompleksitas dan komposisi kerja.
3. Estimasi dari kebutuhan tenaga kerja.
4. Identifikasi spare part dan material yang dibutuhkan serta
kegunaannya.
5. Identifikasi alat khusus yang diperlukan.
Fungsi scheduling mengembangkan jadwal untuk semua pekerjaan yang
telah direncanakan. Dalam penjadwalan pemeliharaan, kendala biasanya muncul
pada :
1. Ketersediaan berbagai jenis skill.
2. Ketersediaan perlengkapan dan alat.
3. Ketersediaan spare part.
4. Waktu kedatangan dan persyaratan pekerjaan dari semua pekerjaan
yang masuk.
5. Urutan kerja operasional.
J. KERANGKA PEMIKIRAN
Pemeliharaan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam suatu
perusahaan. Hal ini tidak dapat diabaikan karena setiap perusahaan selalu
berharap agar mesin produksi yang dimiliki selalu dalam keadaan yang baik dan
siap pakai, guna mendukung kelancaran proses produksi.
Kegiatan pemeliharaan tidak dapat terlepas dari proses produksi, karena
kegagalan dari proses pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses
produksi. Oleh karena itu kegiatan pemeliharaan dari sektor industri merupakan
hal yang mutlak harus dilakukan oleh perusahaan agar kegiatan produksi dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Skema dibawah menjelaskan bahwa perusahaan dalam melaksanakan
optimalisasi biaya pemeliharaan secara tepat diperlukan adanya analisis trade off
antara biaya pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif. Sehingga dari
data pemeliharan tersebut akan diperoleh atau diketahui biaya pemeliharan yang
paling minimum untuk efisensi kebijakan pemeliharaan mesin.
Gambar 1.2
Kerangka Toritis
K. HIPOTESIS
Perumusan hiotesis dari peneliti adalah:
Diduga adanya penentuan jumlah probabilitas kerusakan mesin dan
penentuan periode pemeliharaan preventif secara tepat akan dapat
mengoptimalkan biaya pemeliharaan mesin perusahaan.
Identifikasi Biaya Pemeliharaan Mesin
1. Pemeliharaan Preventif
Biaya Pemeliharaan Korektif Biaya Pemeliharaan Preventif
Analisis Trade Off Biaya Pemeliharaan Preventif dan
Biaya Pemeliharaan Korektif
Biaya Pemeliharaan Mesin Optimal
L. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan oleh Cavalier dan Knapp (1996) meneliti efek
dari kumpulan data kecil pada biaya pemeliharaan. Kesalahan perkiraan total
biaya untuk regresi pangkat, maksimum kemungkinan penilai, dan metode
hibrida ditandai, baik di sebuah tingkat agregat dan pada tingkat tertentu
kumpulan data kecil ukuran dan pemeliharaan rasio biaya. Juga disajikan
deskripsi singkat tentang bagaimana distribusi informasi ini dapat digunakan
untuk mengukur risiko. Selain itu, peningkatan estimasi prosedur (metode hibrid)
untuk digunakan dalam menentukan interval pemeliharaan preventif
dikembangkan untuk memberikan manajemen pemeliharaan yang lebih akurat,
yang dirancang untuk mengurangi kesalahan biaya total. Metode-metode ini dan
hasilnya dapat diterapkan oleh manajer pemeliharaan di dalam proses
pengambilan keputusan untuk memperbaiki keseluruhan operasi dan mengurangi
biaya.
Penelitian ini difokuskan pada dua aspek dari masalah ini:
1. Pengujian dan pengembangan teknik estimasi distribusi yang berbeda
kumpulan data kecil untuk menentukan solusi terbaik (yaitu akurasi
terbesar, paling risiko)
2. Karakterisasi risiko pemeliharaan preventif terlibat dalam pembuatan
keputusan berdasarkan kumpulan data kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Pintelon et al (2006) mengidentifikasi dan
mengevaluasi efektifitas dari suatu pemeliharaan di perusahaan. Kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian ini adalah pemeliharaan hanya sebagai fungsi sekunder
yang dapat menciptakan inkonsistensi antara pemeliharaan dan strategi bisnis
secara keseluruhan, dan antara pemeliharaan dan strategi fungsional lainnya
terutama manufaktur dan akhirnya keputusan di antara kategori (struktural dan
infrastruktur) yang menciptakan strategi pemeliharaan. Pemikiran tradisional ini
juga membantu perusahaan untuk mengenali potensi penuh dari fungsi
pemeliharaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemeliharaan, jika dikelola
dengan baik, juga dapat berkontribusi untuk meningkatkan persaingan
keuntungan dari perusahaan. Studi ini menunjukkan bahwa perusahaan-
perusahaan yang mencari keseimbangan keunggulan dalam semua fungsi mereka
bekerja lebih baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Duffua dan Al-Sultan (1997) menyatakan
pentingnya fungsi planning dan scheduling dalam pemeliharaan. Fungsi ini
meliputi tebaga kerja, perlengkapan, peralatan, suku cadang, dan jadwal untuk
semua kegiatan pemeliharaan yang akan dilakukan. Sedangkan penelitian Duffua
et al (2001) mengevaluasi kebutuhan akan kebutuhan kontrak pemeliharaan dan
dampak ketersediaan suku cadang untuk berbagai ukuran kinerja.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Lapangan
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung
terhadap objek penelitian. Penelitian langsung ini bertujuan untuk
memperoleh data secara primer. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah :
· Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengarahkan secara
langsung sumber data yang dianalisis kemudian dituangkan kedalam
bentuk uraian tulisan
· Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data dengan mengadakan tanya-
jawab langsung dengan bagian yang berwenang atau yang bersangkutan,
untuk mendapatkan data yang diperlukan.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data menggunakan buku
– buku kepustakaan yang dimaksud untuk memperoleh landasan teori yang
memadai. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder.
B. Desain Penelitian
Penelitian berdasarkan pengamatan pada bagian produksi pada PSA
Regaloh. Tujuan dari desain penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar tingkat optimalisasi perawatan mesin produksi dan direkomendasikan untuk
sumber informasi aktual perusahaan yang bersifat desain studi kasus pada PSA
Regaloh.
C. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari bagian produksi pada PSA Regaloh. Penelitian
ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung
dari subyek peneliti berupa data yang sudah ditampilkan oleh perusahaan. Adapun
data historis yang digunakan meliputi :
1. Biaya pemeliharaan preventif selama lima tahun, yaitu dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2008
2. Biaya pemeliharaan korektif selama lima tahun, yaitu dari tahun 2004
sampai dengan tahun 2008
3. Data jumlah kerusakan mesin yang terjadi selama lima tahun, yaitu dari
tahun 2004 sampai dengan tahun 2008
D. Metode Analisis Data
1. Deskripsi data
Deskripsi data ini berisi data histories perusahaan mengenai tingkat
frekuensi pemeliharaan preventif yang dijalankan dan dampak biaya yang
dikeluarkan.
2. Analisis optimalisasi
a. Untuk mengevaluasi periode waktu pemeliharaan preventif yang
optimal, terlebih dahulu menghitung jumlah kerusakan mesin pada tiap
alternative periode pemeliharaan yang dilakukan (tiap periode n bulan)
dengan rumus (Handoko,1999:162):
Keterangan :
Bn = Jumlah kerusakan yang diperkirakan selama n bulan jika
pemeliharaan preventif dilakukan tiap bulan
N = Jumlah mesin yang diobservasi
Pn = Probabilitas kerusakan mesin dalam periode n bulan
n = Periode kerusakan / bulan
b. Besarnya biaya pemeliharaan korektif yang dikeluarkan perusahaan
dihitung dengan rumus (Handoko,1999:162):
Keterangan:
TCr = Biaya pemeliharaan korektif bulanan
N = Jumlah mesin
C2 = Biaya rata – rata tiap kerusakan
Pi = Probabilitas terjadinya kerusakan
I = bulan ke – n
Untuk membandingkan dan memilih alternative periode waktu
pemeliharaan preventif yang efisien antara kebijakan yang ditetapkan
perusahaan dengan hasil perhitungan dapat dilakukan dengan melihat
perbandingan besarnya total biaya masing – masing metode pemeliharaan
tersebut.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Pengusahaan sutera alam (PSA) Regaloh merupakan salah satu proyek quick
yielding (proyek yang menghasilkan dalam waktu cepat) yang dirintis pada tahun
1965, dan mulai dilaksanakan dalam bentuk perusahaan pada bulan Maret 1966.
Pengelolaan PSA Regaloh dimulai dengan penanaman murbei jenis Morus Alba,
Morus Nigra, dan Morus Kathayana. Dipilihnya proyek sutera alam di Regaloh
tersebut, disamping terpenuhinya persyaratan iklim, lokasi, dan factor social
ekonomi penduduk disekitarnya, juga disebabkan karena tempat ini mempunyai
argunmentasi yang dibutuhkan saat itu, yakni:
1. Dalam rangka Penghijauan Nasional
2. Dalam rangka program sandang
3. Dalam rangka efisiensi penggunaan tanah hutan
4. Dalam rangka keamanan hutan
5. Dalam rangka usaha penambahan usaha rakyat
Seiring dengan perkenbangan jaman, pada tanggal 1 Juni 1966, proyek
sutera alam Regaloh ditetapkan oleh Menteri Pertanian RI (Bapak Soetjipto SH)
dalam SK. Nomor : 1/BP.U/Perh/Dep.Tan. dengan nama UPERA KPH Pati, yang
didukung oleh tanaman murbei di Regaloh seluas 887,4 Ha berasal dari tebang
habis hutan jati BKPH Regaloh. Dengan adanya dukungan tersebut, pada tahun
1969-1970 proyek ini telah mengalami kemajuan terutama dibidang tanaman
murbei, pembibitan ulat, pemeliharaan ulat, penyusunan organisasi, pembinaan
masyarakat pemelihara ulat, penambahan dan perbaikan sarana yang diperlukan.
Pada tahun 1970, kegiatan pemeliharaan ulat sutera keseluruhan yang semula
dilaksanakan di Pati (sekarang lokasi TPK Pati) dipindahkan di Regaloh yang
dilaksanakan di desa- desa sekitar hutan Regaloh.
Pada tanggal 1 Juni 1972 pilot proyek sutera alam Regaloh (PSA) atas
perintah Direksi Perhutani Jawa Tengah (sekarang Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah) secara organisatoris adsministratif dipisahkan dari KPH Pati, sehingga
proyek sutera alam langsung dibawah bagian produksi. Selain itu, juga telah
dibangun pabrik pemintalan benang sutera lengkap dengan mesin pintal semi
otomatis (Reeling, Re-reeling, Boiling, dan Oven) serta instalasi diesel dan ketel
uap.
Pada tahun 1984, secara organisatoris pengelolaan dan pengawasan PSA
Regaloh bergabung dengan KPH Pati, dan mulai tahun 1986, dalam upaya
peningkatan produksi dan penerimaan perusahaan, disusun rencana kerja lima
tahunan PSA Regaloh. Salah satu contoh adalah rencana lima tahunan pada tahun
1986 sampai dengan 1991, diantaranya adalah :
1. Penambahan areal kebun murbei seluas 54,5 Ha dari bekas tebang
habis hutan jati petak 124, 126, 129, 131 dengan jarak tanam 2 x 0,5
meter sehingga luasnya keseluruhan menjadi 421, 50 Ha.
2. Pembangunan brak pemeliharaan ulat besar sebanyak 15 unit,
dimana sarana pemeliharaan ulat besar yang semula dipelihara di
desa- desa dipusatkan di brak ulat besar yang letaknya tersebar di
areal tanaman murbei.
Sarana pemintalan benang sutera berupa bangunan pabrik dan kantor yang
letaknya terpisah dengan areal murbei. Luas areal yang digunakan untuk
bangunan pabrik dan kantor adalah 1330 m2.
B. Deskripsi Data
Secara garis besar pemeliharaan yang dilakukan oleh PSA Regaloh adalah
pemeliharaan korektif dan preventif. Kegiatan pemeliharaan peventif meliputi
pemanasan mesin, pembersihan fasilitas dan peralatan, pelumasan atau
pengecekan oli, pengecekan bahan bakar dan set up tiap periode satu tahun atau
satu semester. Sedangkan pemeliharaan korektif dilakukan apabila ada kerusakan
mesin.
Mesin produksi yang diteliti di PSA Regaloh adalah sebagai berikut:
Tabel IV.1 Daftar Mesin Produksi PSA Regaloh Kabupaten Pati
No Jenis Mesin Merk Mesin Tahun Pembuatan
1 Boiling Masuzawa Japan 1972 2 Pencari Ujung - 1991 3 Reeling Masuzawa Japan 1972 4 Re-reeling Masuzawa Japan 1972
Sumber : Lampiran 1
Mesin – mesin yang digunakan di PSA Regaloh bersifat khusus karena
mesin – mesin tersebut dibuat untuk mengerjakan satu jenis pekerjaan.
Pemeliharaan preventif yang dilakukan perusahaan meliputi pemeliharaan
rutin dan periodik. Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan perawatan yang
dilakukan tiap hari. Sedangkan pemeliharaan periodik dilakukan setiap periode
satu semester atau satu tahun sekali. Berikut adalah periode pemeliharaan yang
diterapkan oleh PSA Regaloh.
Tabel IV.2 Periode Pemeliharaan PSA Regaloh Kabupaten Pati
No Jenis Mesin Sparepart Periode Pemeliharaan
1 Boiling Kran Air 6 bulan Kran Uap 6 bulan
Tutup Boiling 6 bulan 2 Pencari Ujung Motor 1 Tahun
Kran Air 6 bulan Kran Uap 6 bulan Gigi 1 Tahun Cakar Pencari Ujung 6 bulan
3 Reeling Motor 1 Tahun Kran Air 6 bulan Kran Uap 6 bulan Mangkok 6 bulan Peluncur 6 bulan Haspel 1 Tahun V Belt 6 bulan Gigi 1 Tahun Rantai 6 bulan 4 Re-reeling Motor 1 Tahun
Kran Uap 6 bulan Haspel 1 Tahun
Penyangga Haspel 6 bulan V Belt 6 bulan Pembagi Benang 6 bulan
Sumber : Lampiran 1
Besarnya biaya pemeliharaan baik preventif maupun korektif yang
dikeluarkan oleh PSA Regaloh selama periode lima tahun adalah sebagai berikut:
Tabel IV.3 Biaya Pemeliharaan Mesin PSA Regaloh Kabupaten Pati
Tahun 2004 – 2008
Tahun Biaya Korektif Biaya Preventif Total 2004 48.243.000 43.167.200 91.314.000 2005 50.336.000 44.818.000 94.629.000 2006 45.265.000 45.623.000 98.523.000 2007 51.150.000 47.618.000 91.098.000 2008 56.927.000 51.540.800 103.844.000
Total 251.921.000 232.767.000 479.408.000 Rata – rata per tahun 50.384.200 46.553.400 95.881.600 Rata – rata per bulan 4.198.683.33 3.879.450 8.078.133,33
Sumber : : Lampiran 2 dan 4
Tabel diatas menunjukkan bahwa biaya pemeliharaan preventif
berpengaruh terhadap biaya pemeliharaan korektif. Peningkatan biaya
pemeliharaan preventif menimbulkan dampak berkurangnya jumlah kerusakan
mesin yang seharusnya mampu menurunkan biaya pemeliharaan korektif. Jumlah
kerusakan mesin selama periode lima tahun di PSA Regaloh dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel IV.4 Jumlah Kerusakan Mesin PSA Regaloh Kabupaten Pati
Tahun 2004 – 2008
Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 17 18 15 13 10 Februari 14 18 12 19 20 Maret 13 11 15 9 11 April 12 13 7 11 13 Mei 9 16 16 19 13 Juni 19 15 8 15 18 Juli 14 19 14 11 20 Agustus 9 12 11 13 11 September 18 13 20 8 21 Oktober 22 20 15 12 12 November 11 12 8 12 14 Desember 16 6 14 20 14 Jumlah 174 173 155 162 177
Sumber : : Lampiran 3
Namun di PSA Regaloh tingkat kerusakan juga dipengaruhi oleh jumlah
produksi kokon yang selanjutnya diproses menjadi benang sutra. Sehingga
semakin banyak jumlah produksi kokon maka semakin besar pula tingkat
kerusakan yang terjadi. Tingkat kerusakan juga di pengaruhi oleh umur mesin
yang sudah tua sehingga rawan terjadi kerusakan. Hal ini juga dipengaruhi
kurangnya tenaga ahli dalam pemeliharaan mesin.
2. Pelaksanaan Pemeliharaan Mesin PSA Regaloh
Kegiatan pemeliharaan mesin merupakan kegiatan yang penting
dilaksanakan di PSA Regaloh. Hal ini dikarenakan apabila mesin – mesin tersebut
mangalami kerusakan maka akan berakibat terganggunya proses produksi dan
mengakibatkan penambahan biaya untuk perbaikan mesin. Serta berakibat waktu
penyelesaian produk menjadi lama sehingga perusahaan mengalami kerugian.
Mesin – mesin yang dipakai di PSA Regaloh termasuk jenis mesin khusus
(special purpose machine) karena setiap mesin memiliki tugas dan fungsi khusus
dalam memproses.
Pemeliharaan yang dilakukan PSA Regaloh meliputi :
a. Pemeliharaan Preventif
Arti preventif bagi perusahaan yaitu mengurangi terjadinya
kerusakan dengan cara mengintensifkan pemeliharaan rutin seperti
pelumasan mesin dan set up. Pelumasan dilakukan untuk mencegah laju
keausan dan laju kerusakan yang terlalu cepat serta kerugian daya dan
tenaga yang terlalu cepat. Jadwal pelumasan yang diterapkan oleh
perusahaan saat ini adalah sebulan sekali.
Set up menurut perusahaan adalah penyetelan kembali mesin yang
akan digunakan untuk produksi. Kegiatan yang dilakukan perusahaan
antara lain :
1. Membongkar dan membersihkan bagian - bagian mesin.
2. Menyetel dan mengencangkan bagian – bagian mesin baik
bagian yang baru diganti maupun bagian yang longgar.
3. Pelumasan
b. Repair atau perbaikan
Repair dilakukan ketika terjadi kerusakan pada mesin dengan
tujuan memperingan kondisi yang tidak diinginkan yang diperoleh
selama control perawatan pencegahan agar mesin siap operasi, seperti
penggantian sparepart yang mengalami kerusakan.
Menurut perusahaan, hal – hal yang menyebabkan kerusakan
antara lain:
1. Masa pakai mesin yang sudah tidak layak pakai.
2. Mesin dibiarkan kotor yang mengakibatkan pada kelancaran
mesin berproduksi berkurang dan akhirnya mengalami
kerusakan.
3. Pemasangan yang tidak sesuai dengan procedure manual yang
telah ditetapkan.
4. Umur sparepart yang rata – rata kurang baik dan cepat rusak.
c. Jadwal pemeliharaan
Dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan, ada beberapa hal
yang diperhatikan oleh perusahaan, antara lain :
1. Ketersediaan sparepart untuk mengganti bagian yang rusak
untuk mengurangi waktu yang terbuang.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki bagian yang rusak.
3. Peningkatan keahlian teknisi mesin.
4. Tersedianya alat – akat yang menunjang proses pemeliharaan.
Sedangkan penjadwalan pemeliharaan disusun berdasarkan :
1. Manual mesin, yaitu berdasarkan buku petunjuk yang
dikeluarkan oleh produsen mesin, seperti kapan harus
dilakukan pelumasan dan sebagainya.
2. Pengalaman, yaitu didapat dari riwayat mesin tersebut seperti
apa yang rusak, mengapa terjadi kerusakan dan sebagainya.
Sehingga dapat dilakukan sebuah langkah pencegahan.
3. Rencana produksi, yaitu berapa lama mesin akan berproduksi.
Dalam kegiatan pemeliharaannya, perusahaan seringkali dihadapkan dengan
hal - hal yang harus segera ditanggulangi karena dapat mengganggu kelancaran
proses produksi. Hal – hal tersebut antara lain :
1. Sparepart
Mesin – mesin yang digunakan oleh PSA Regaloh merupakan
mesin keluaran Jepang dengan umur mesin yang sudah tua. Sehingga
untuk memperoleh sparepart yang diinginkan perusahaan seringkali
mengalami kesulitan dan memerlukan waktu yang lama. Demikian
pula dengan harga sparepart yang mahal sehingga membutuhkan
biaya yang besar. Pemecahan masalah kesukaran sparepart tersebut
dapat diatasi dengan :
0. Apabila dalam proses produksi terdapat sparepart yang
rusak dan sekiranya masih bisa diperbaiki, maka para teknisi bisa
memperbaiki dan tidak perlu mengganti.
b. Perusahaan mengadakan penelitian mengenai sparepart dalam
negeri yang sekiranya dapat dipergunakan untuk mengganti
sparepart impor.
c. Perusahaan dapat memperbaiki sistem penyimpanan sparepart di
gudang dengan cara mengklasifikasikan jenis sparepart
berdasarkan lamanya waktu untuk mendapatkannya dan berdasar
kebutuhan akan sparepart tersebut.
2. Biaya pemeliharaan
Mesin – mesin yang digunakan oleh PSA Regaloh adalah mesin
semi otomatis, maka kegiatan pemeliharaan menjadi lebih kompleks
dan perlu mendapat perhatian serius serta memerlukan biaya besar.
Dalam satu bulan rata – rata perusahaan mengeluarkan biaya
pemeliharaan preventif sebesar Rp. 3.879.450,00 dan biaya
pemeliharaan korektif sebesar Rp. 4.198.683.33. Sehingga perusahaan
merasa perlu meneliti bagaimana sistem pemeliharaan yang
memerlukan biaya yang lebih kecil.
a. Identifikasi Biaya Pemeliharaan Mesin PSA Regaloh
Dalam pelaksanaannya, pemeliharaan mesin di PSA Regaloh dibagi menjadi
dua jenis, yaitu pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif. Adapun biaya
– biaya yang timbul akibat pemeliharaan tersebut adalah :
a. Pemeliharaan Preventif
Dalam pelaksanaan pemeliharaan preventif biaya yang muncul antara
lain :
1. Biaya pembelian pelumas
2. Biaya set up mesin
Besarnya biaya pemeliharaan preventif yang dikeluarkan perusahaan
selama periode lima tahun mulai tahun 2004 – 2008 adalah Rp.
232.767.000,00 dengan rata – rata per bulan sebesar Rp. 3.879.450,00.
b. Pemeliharaan Korektif
Dalam pelaksanaan pemeliharaan preventif biaya yang muncul antara
lain :
1. Biaya perbaikan mesin boiling, meliputi :
a. Biaya perbaikan kran air
b. Biaya perbaikan kran uap
c. Biaya perbaikan tutup boiling
2. Biaya perbaikan mesin pencari ujung, meliputi :
a. Biaya perbaikan motor
b. Biaya perbaikan kran air
c. Biaya perbaikan kran uap
d. Biaya perbaikan gigi
e. Biaya perbaikan pencari ujung
3. Biaya perbaikan mesin reeling, meliputi :
a. Biaya perbaikan motor
b. Biaya perbaikan kran air
c. Biaya perbaikan kran uap
d. Biaya perbaikan mangkok
e. Biaya perbaikan peluncur
f. Biaya perbaikan haspel
g. Biaya perbaikan v belt
h. Biaya perbaikan gigi
i. Biaya perbaikan rantai
4. Biaya perbaikan mesin re-reeling, meliputi:
a. Biaya perbaikan motor
b. Biaya perbaikan kran uap
c. Biaya perbaikan haspel
d. Biaya perbaikan penyangga haspel
e. Biaya perbaikan v belt
f. Biaya perbaikan pembagi benang
Besarnya biaya pemeliharaan preventif yang dikeluarkan perusahaan
selama periode lima tahun mulai tahun 2004 – 2008 adalah Rp.
251.921.000,00 dengan rata – rata per bulan sebesar Rp. 4.198.683,33.
g. Analisis Optimalisasi
Analisis optimalisasi membahas penentuan periode waktu pemeliharaan
yang paling optimal ditinjau dari tingket biaya yang paling minimum. Langkah –
langkah penentuan periode waktu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah kerusakan yang diperkirakan.
Untuk menentukan jumlah kerusakan yang diperkiarakan maka sebelumnya
harus diketahui probabilitas kerusakan mesin (Pn). Probabilitas kerusakan
mesin dicari dengan cara membagi jumlah kerusakan mesin yang terjadi pada
bulan tertentu dengan jumlah kerusakan pada tahun yang bersangkutan.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 5.
Setelah mengetahui probabilitas kerusakan mesin yang terjadi, selanjutnya
dapat dihitung ekspektasi kerusakan mesin tiap bulannya dengan
menggunakan rumus :
Hasil perhitungan dari rumus tersebut dapat dilihat di tabel IV.5, sedangkan
untuk perhitungan lengkapnya dapat dilihat di lampiran 6.
Tabel IV.5 Jumlah Kerusakan Mesin yang Diperkirakan (Bn) Tahun 2004 – 2008
Bulan 2004 2005 2006 2007 2008
1 0.391 0.416 0.387 0.321 0.226 2 0.751 0.876 0.734 0.816 0.691 3 1.116 1.221 1.185 1.115 0.991 4 1.486 1.632 1.473 1.487 1.368 5 1.812 2.141 2.000 2.070 1.763 6 2.383 2.679 2.379 2.619 2.304 7 2.901 3.357 2.922 3.132 2.934 8 3.344 3.942 3.451 3.719 3.426 9 4.016 4.594 4.233 4.224 4.187 10 4.847 5.452 4.991 4.874 4.793 11 5.504 6.221 5.614 5.565 5.518 12 6.327 6.916 6.449 6.514 6.282
Sumber : : Lampiran 6
2. Menghitung biaya pemeliharaan korektif bulanan.
Untuk menentukan biaya pemeliharaan korektif maka terlebih dahulu
mencari rata – rata biaya pemeliharaan korektif tiap kerusakan. Rata – rata
biaya setiap kerusakan selama lima tahun berturut – turut adalah Rp.
277.258,62, Rp. 290.959,54, Rp. 292.032,26, Rp. 315.740,741, dan Rp.
321.621,47. Perbedaan tingkat biaya yang terjadi adalah akibat perbedaan
pada mesin dan sparepart yang rusak.
Setelah mengetahui rata – rata biaya kerusakan maka besarnya biaya
pemeliharaan korektif tiap bulannya dapat dihitung dengan rumus :
Hasil perhitungan biaya pemeliharaan korektif bulanan adalah sebagai
berikut:
Tabel IV.6 Biaya Pemeliharaan Korektif Bulanan
Tahun Biaya Pemeliharaan Korektif Bulanan
2004 166.930,80 2005 190.126,53 2006 178.913,04 2007 194.486,69 2008 195.122,54
Sumber : : Lampiran 9
Data biaya pemeliharaan korektif selanjutnya dapat digunakan untuk
menghitung biaya pemeliharaan yang minimum.
3. Menentukan periode optimal.
Periode waktu optimal merupakan periode waktu yang memberikan
hasil biaya yang paling minimum. Langkah yang harus dilakukan untuk
mengetahui periode optimal adalah :
a. membagi jumlah kerusakan mesin yang diperkirakan (Bn) dengan
bulan periode pemeliharaannya.
b. Hasil Bn per bulan dikalikan dengan biaya rata – rata korektif setiap
bulan, sehingga diperoleh biaya korektif per bulan.
c. Mencari biaya pemeliharaan preventif tiap bulan dengan cara
membagi biaya pemeliharaan preventif masing – masing mesin dengan
periode bulan pemeliharaan.
d. Mencari jumlah biaya pemeliharaan total dengan jalan menjumlahkan
biaya korektif per bulan dengan biaya pemeliharaan preventif per
bulan.
Alternatif periode yang paling optimal untuk setiap mesin pada tahun
2004 dengan periode optimal 12 bulan, tahun 2005 periode optimal 12 bulan,
tahun 2006 periode optimal 12 bulan, tahun 2007 periode optimal 12 bulan,
tahun 2008 periode optimal 12 bulan. Jadi alternatif periode pemeliharaan
yang paling optimal dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 adalah setiap
12 bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 10.
4. Menentukan periode optimum keseluruhan
Periode rata – rata keseluruhan diperoleh dari rata – rata periode
pemeliharaan preventif tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 yang memiliki
biaya minimum.
Tabel IV.7 Periode Pemeliharaan Preventif dengan Biaya Minimum
Tahun 2004 – 2008
Tahun Periode Preventif Total Biaya Per Bulan 2004 12 bulan 1.287.096,30 2005 12 bulan 1.354.517,91 2006 12 bulan 1.363.453,03 2007 12 bulan 1.428.304,10 2008 12 bulan 1.533.827,50
Total 60 bulan 6.967.198,85 Rata - Rata 12 bulan 1.393.743,77
Sumber : : Lampiran 10
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rata – rata periode pemeliharaan
preventif mesin yang menghasilkan biaya minimum adalah 12 bulan sekali
dengan rata – rata biaya pemeliharaan perbulan adalah sebesar Rp.
1.393.743,77. Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan rata – rata biaya
pemeliharaan yang selama ini dilakukan perusahaan yaitu sebesar Rp.
3.879.450. dengan demikian maka periode waktu kebijakan pemeliharaan
preventif mesin PSA Regaloh belum optimal.
5. Menentukan efisiensi pemeliharaan mesin
Efisiensi pemeliharaan mesin dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara tingkat biaya pemeliharaan korektif dan pemeliharaan
preventif. Untuk kemudian dicari jenis pemeliharaan mana yang paling kecil
tingkat biayanya.
Tabel IV.8 Perbandingan Biaya Rata – Rata per Bulan antara Biaya Pemeliharaan Preventif dan Biaya Pemeliharaan Korektif Periode Tahun 2004 – 2008
Tahun Biaya Preventif Biaya Korektif Selisih
2004 1.287.096,30 166.930,80 1.120.165,51 2005 1.354.517,91 190.126,53 1.164.370,37 2006 1.363.453,03 178.913,04 1.184.539,99 2007 1.428.304,10 194.486,69 1.233.817,41 2008 1.533.827,50 195.122,54 1.338.704,97
Total 6.967.198,85 925.579,60 6.041.619,25 Rata - Rata 1.393.743,77 185.115,92 1.208.323,85
Sumber : : Lampiran 9 dan 10
Tabel tersebut menunjukkan apabila PSA Regaloh menerapkan sistem
pemeliharaan preventif maka biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.
1.393.743,77, sedangkan sistem pemeliharaan korektif biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 185.115,92 dan total biaya pemeliharaan adalah Rp.
1.578.555,69. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan perusahaan selama ini yaitu Rp. 3.879.450 untuk pemeliharaan
preventif dan Rp. 4.198.683.33 untuk pemeliharaan korektif dengan total
biaya pemeliharaan sebesar Rp. 8.078.133,33. Hal ini menunjukkan
pemeliharaan yang diterapkan perusahaan belum efisien.
h. Pembahasan
Dari analisis penelitian studi kasus pada PSA Regaloh , peneliti
memperoleh hasil sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pemeliharaan mesin produksi di PSA Regaloh
menggunakan sistem pemeliharaan preventif dan pemeliharaan
korektif. Pemeliharaan preventif yang dilakukan perusahaan meliputi
pelumasan dan set up. Sedangkan pemeliharaan korektif yang
dilakukan perusahaan meliputi perbaikan mesin – mesin yang rusak.
Penjadwalan pemeliharaan dilakukan berdasarkan manual mesin,
pengalaman atau riwayat mesin, dan jadwal produksi.
2. Biaya – biaya yang timbul akibat pemeliharaan mesin antara lain:
a. Biaya pemeliharaan preventif
Biaya pemeliharaan preventif yang dilakukan perusahaan
meliputi:
1. Biaya pembelian pelumas
2. Biaya set up mesin
Besarnya biaya pemeliharaan preventif yang dikeluarkan
perusahaan selama periode lima tahun mulai tahun 2004 – 2008
adalah Rp. 232.767.000,00 dengan rata – rata per bulan sebesar
Rp. 3.879.450,00.
b. Pemeliharaan Korektif
Biaya pemeliharaan preventif yang dilakukan perusahaan
meliputi:
1. Biaya perbaikan mesin boiling, meliputi :
a. Biaya perbaikan kran air
b. Biaya perbaikan kran uap
c. Biaya perbaikan tutup boiling
2. Biaya perbaikan mesin pencari ujung, meliputi :
a. Biaya perbaikan motor
b. Biaya perbaikan kran air
c. Biaya perbaikan kran uap
d. Biaya perbaikan gigi
e. Biaya perbaikan pencari ujung
3. Biaya perbaikan mesin reeling, meliputi :
a. Biaya perbaikan motor
b. Biaya perbaikan kran air
c. Biaya perbaikan kran uap
d. Biaya perbaikan mangkok
e. Biaya perbaikan peluncur
f. Biaya perbaikan haspel
g. Biaya perbaikan v belt
h. Biaya perbaikan gigi
i. Biaya perbaikan rantai
4. Biaya perbaikan mesin re-reeling, meliputi:
a. Biaya perbaikan motor
b. Biaya perbaikan kran uap
c. Biaya perbaikan haspel
d. Biaya perbaikan penyangga haspel
e. Biaya perbaikan v belt
f. Biaya perbaikan pembagi benang
Besarnya biaya pemeliharaan preventif yang dikeluarkan
perusahaan selama periode lima tahun mulai tahun 2004 – 2008
adalah Rp. 251.921.000,00 dengan rata – rata per bulan sebesar
Rp. 4.198.683,33.
3. Sistem pemeliharaan korektif perusahaan dapat optimal apabila
probabilitas kerusakan mesin rata – rata per tahun adalah 6,645. Rata –
rata biaya pemeliharaan korektif adalah Rp. 185.115,92, lebih rendah
dari biaya yang dikeluarkan perusahaan yaitu Rp. 4.198.921,33.
sedangkan sistem pemeliharaan preventif dapat optimal apabila
dilaksanakan dengan waktu rata – rata tiap mesin adalah adalah 12
bulan sekali dengan rata – rata biaya pemeliharaan per periode adalah
sebesar Rp. 1.393.743,77.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan di PSA Regaloh, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Mesin yang dipakai di PSA Regaloh bersifat special purpose machine.
Sedangkan pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemeliharaan preventif dan
pemeliharaan korektif.
2. Biaya yang muncul akibat pemeliharaan preventif mesin antara lain biaya
pelumasan dan biaya set up. Sedangkan biaya yang muncul akibat
pemeliharaan korektif berupa biaya perbaikan sparepart mesin yang rusak
baik yang hanya diperbaiki dan harus diganti. Biaya pemeliharaan yang
dikeluarkan perusahaan rata – rata per bulan adalah. Rp. 3.879.450,00 untuk
pemeliharaan preventif dan Rp. 4.198.683,33 untuk pemeliharaan korektif
dengan total biaya pemeliharaan per bulan sebesar Rp. 8.290.133,33.
3. Besarnya biaya rata – rata pemeliharaan per bulan yaitu Rp. 3.879.450 untuk
pemeliharaan preventif dan Rp. 4.198.683,33 untuk pemeliharaan korektif
dengan total biaya pemeliharaan per bulan sebesar Rp. 8.290.133,33
menunjukkan bahwa kebijakan periode pemeliharaan yang dilakukan
perusahaan selama ini masih belum optimal karena lebih tinggi dari hasil
analisis yaitu Rp. 1.393.743,77 untuk pemeliharaan preventif, Rp. 185.115,92
untuk pemeliharaan korektif dan total biaya pemeliharaan adalah Rp.
1.578.555,69 dengan waktu periode pemeliharaan preventif 12 bulan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, penulis menyarankan kepada perusahaan
untuk :
1. Memperbaiki pencatatan data pemeliharaan mesin yang lebih terperinci
seperti jadwal pemeliharaan, biaya – biaya yang dikeluarkan, tingkat
kerusakan, perbaikan dan penggantian sparepart. Hal ini akan sangat
membantu dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan tindakan
perawatan dan perbaikan yang akan diambil diwaktu yang akan datang.
2. Mempertimbangkan kembali penerapan kebijakan pemeliharaan mesin
produksi dengan menerapkan periode pemeliharaan preventif 12 bulan.
Sehingga di peroleh sistem pemeliharaan yang lebih efisien dilihat dari hasil
analisis data biaya pemeliharaan yaitu analisis yaitu Rp. 1.393.743,77 untuk
pemeliharaan preventif, Rp. 185.115,92 untuk pemeliharaan korektif dan total
biaya pemeliharaan adalah Rp. 1.578.555,69.
3. Menjalankan kebijakan pemeliharaan preventif secara optimal serta
mengeluarkan biaya pemeliharaan secara efisien dengan pengoperasian dan
perbaikan mesin oleh teknisi – teknisi yang benar – benar memahami keadaan
mesin.
DAFTAR PUSTAKA
. Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia Duffuaa, S.O. & K.S. Al-Sultan, 1997. Mathematical Programming Approaches For
The Management of Maintenance Planning And Sheduling. Journal of Quality in Maintenance. Vol. 3 Mo 3 pp. 163-176
Duffuaa, S.O., M. Ben-Daya, K.S. Al-Sultan A.A. Andijani, 2001. A Generic
Conceptual Simulation Model For Maintenance Systems. Journal of Quality in Maintenance Vol. 7 No 3 pp 207-219
Handoko, T Hani. 1999. Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi
Pertama. Yogakarta. BPFE Heizer, Jay & Barry Render. 2001. Prinsip – Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta :
Salemba Empat. Manipaz, Ehud B.sc. Eng., M,Dc.Eng., M.B.A Ph.D., P.E. Prof. 1984 Essentials of
Production and Operation Management. Prentice Hall. Inc Englewood Cliffs, New Jersey. USA
P. Cavalier, Michael & Knapp, Gerald. 1996. Reducing Preventif Maintenance Cost
error Caused By Uncertainty. Journal of Quality In Maintenance. Vol 2 No 3 pp.21-36
Pintelon, Liliane Srinivas Kumar Pinjala & Ann Vereecke, 2006. Evaluating the
effectiveness of maintenance strategies. Journal of Quality in Maintenance Engineering. Vol. 12 No. 1 pp. 7-20
Prawirosentono, Suyadi. 2000. Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus, Edisi
Kedua. Jakarta : Bumi Aksara. Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen Operasi, Analisis, dan Studi Kasus. Edisi
Ketiga. Jakarta. Bumi Aksara. Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi, Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE Tampubolon, Manahan. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta : Ghalia Indonesia
Lampiran 1
Daftar Mesin Pemintalan Benang Sutra PSA Regaloh No Jenis Mesin Merk Mesin Tahun Pembuatan Sparepart Periode Preventif
1 Boiling Masuzawa Japan 1972 Kran Air 6 bulan Kran Uap 6 bulan
Tutup Boiling 6 bulan 2 Pencari Ujung - 1991 Motor 1 Tahun
Kran Air 6 bulan Kran Uap 6 bulan Gigi 1 Tahun Cakar Pencari Ujung 6 bulan
3 Reeling Masuzawa Japan 1972 Motor 1 Tahun Kran Air 6 bulan Kran Uap 6 bulan Mangkok 6 bulan Peluncur 6 bulan Haspel 1 Tahun V Belt 6 bulan Gigi 1 Tahun Rantai 6 bulan 4 Re-reeling Masuzawa Japan 1972 Motor 1 Tahun
Kran Uap 6 bulan Haspel 1 Tahun Penyangga Haspel 6 bulan V Belt 6 bulan Pembagi Benang 6 bulan
sumber : PSA Regaloh
Lampiran 2
Biaya Pemeliharaan korektif mesin pemintalan benang sutera 2004
(sparepart, jumlah kerusakan, dan total biaya)
Jenis Mesin Sparepart jan feb mar apr mei juni juli ags sep okt nov des kerusakan total biaya
Boiling Kran Air 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 2 6 1200000
Kran Uap 1 0 2 1 1 1 0 0 1 2 1 0 10 4200000
Tutup Boiling 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 2000000
Pencari Ujung Motor 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 3000000
Kran Air 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 4 1200000
Kran Uap 1 0 1 0 1 0 2 0 0 2 0 1 8 3360000
Gigi 0 1 1 0 0 2 1 2 2 1 0 1 11 6050000
Cakar Pencari Ujung 3 0 1 0 2 1 0 0 2 2 0 1 12 600000
Reeling Motor 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 5 3000000
Kran Air 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 6 1560000
Kran Uap 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 4 2000000
Mangkok 0 2 0 1 0 2 3 1 0 1 4 3 17 408000
Peluncur 3 2 0 1 0 2 0 0 2 2 1 1 14 1680000
Haspel 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4 2128000
V Belt 0 1 0 2 0 0 2 1 0 2 1 0 9 450000
Gigi 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 2 6 3300000
Rantai 0 1 0 1 0 2 0 0 0 2 1 0 7 315000
Re-reeling Motor 0 1 0 0 1 0 1 0 2 0 0 1 6 4500000
Kran Uap 0 1 2 0 1 0 0 2 0 1 0 1 8 4400000
Haspel 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 5 1800000
Penyangga Haspel 1 1 0 2 0 1 0 1 0 1 0 0 7 252000
V Belt 1 1 0 0 1 2 0 0 1 2 0 0 8 360000
Pembagi Benang 0 2 0 1 0 1 0 1 2 0 1 0 8 480000
jumlah 17 14 13 12 9 19 14 9 18 22 11 16 174 48243000
sumber : PSA Regaloh
lanjutan lampiran 2
Biaya Pemeliharaan korektif mesin pemintalan benang sutera 2005
(sparepart, jumlah kerusakan, dan total biaya)
Jenis Mesin Sparepart jan feb mar apr mei juni juli ags sep okt nov des kerusakan total biaya
Boiling Kran Air 0 1 0 0 0 1 0 1 0 2 0 0 5 1300000
Kran Uap 1 0 1 0 0 2 1 0 0 0 1 2 8 3960000
Tutup Boiling 1 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 5 2650000
Pencari Ujung Motor 0 1 0 0 1 0 1 0 0 2 0 0 5 3250000
Kran Air 0 1 0 1 1 0 0 0 2 0 1 0 6 1860000
Kran Uap 2 0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 0 7 3465000
Gigi 1 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 5 2750000
Cakar Pencari Ujung 1 0 0 2 3 0 5 1 1 1 0 1 15 750000
Reeling Motor 0 1 0 2 0 0 1 1 0 0 1 0 6 3900000
Kran Air 1 2 0 0 0 0 1 2 0 1 0 0 7 2205000
Kran Uap 0 2 1 0 0 1 0 0 2 1 0 0 7 3920000
Mangkok 0 1 2 3 1 0 2 2 3 2 1 0 17 510000
Peluncur 4 1 2 1 3 1 1 0 0 2 2 0 17 2550000
Haspel 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 0 6 3300000
V Belt 1 2 0 0 0 0 2 0 1 0 1 0 7 385000
Gigi 2 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 6 3450000
Rantai 1 0 2 0 0 1 0 1 0 1 0 0 6 300000
Re-reeling Motor 0 1 0 0 0 1 1 0 0 2 0 0 5 3750000
Kran Uap 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 2850000
Haspel 1 0 1 0 0 0 0 1 0 2 0 0 5 2000000
Penyangga Haspel 0 0 2 0 1 2 0 1 0 0 1 2 9 405000
V Belt 1 0 0 2 0 1 0 0 1 0 2 0 7 385000
Pembagi Benang 0 1 0 0 2 0 1 0 1 2 0 0 7 441000
Jumlah 18 18 11 13 16 15 19 12 13 20 12 6 173 50336000
sumber : PSA Regaloh
lanjutan lampiran 2
Biaya Pemeliharaan korektif mesin pemintalan benang sutera 2006 (sparepart, jumlah kerusakan, dan total biaya)
Jenis Mesin Sparepart jan feb mar apr mei juni juli ags sep okt nov des kerusakan total biaya Boiling Kran Air 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 4 1100000
Kran Uap 1 0 0 0 2 1 0 0 2 0 1 1 8 4000000 Tutup Boiling 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 2240000 Pencari Ujung Motor 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 1300000
Kran Air 0 1 1 0 1 0 0 0 2 1 0 0 6 1890000 Kran Uap 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 2000000 Gigi 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 6 3480000 Cakar Pencari Ujung 0 1 1 0 2 0 3 3 0 4 0 1 15 750000 Reeling Motor 0 0 2 0 0 0 1 0 1 0 0 1 5 3500000
Kran Air 0 1 0 1 0 1 1 0 0 2 0 1 7 2205000 Kran Uap 0 0 2 1 0 1 0 1 1 0 0 1 7 4130000 Mangkok 4 0 3 0 2 0 0 0 3 0 1 2 15 525000 Peluncur 2 2 0 1 1 1 0 0 1 2 0 0 10 1750000 Haspel 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 2240000 V Belt 1 0 0 0 1 1 0 0 0 2 1 0 6 330000 Gigi 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 1 5 2875000 Rantai 0 1 2 0 0 0 1 2 0 0 1 0 7 350000
Re-reeling Motor 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 4 3000000 Kran Uap 1 0 0 1 1 0 1 0 2 0 0 1 7 4095000 Haspel 1 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 5 2075000 Penyangga Haspel 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 2 10 500000 V Belt 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2 1 0 6 330000 Pembagi Benang 1 0 1 0 1 0 1 2 1 0 0 1 8 600000
jumlah 15 12 15 7 16 8 14 11 20 15 8 14 155 45265000 sumber : PSA Regaloh
lanjutan lampiran 2
Biaya Pemeliharaan korektif mesin pemintalan benang sutera 2007 (sparepart, jumlah kerusakan, dan total biaya)
Jenis Mesin Sparepart jan feb mar apr mei juni juli ags sep okt nov des kerusakan total biaya Boiling Kran Air 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 6 1800000
Kran Uap 0 0 0 2 2 1 1 0 0 0 0 1 7 3661000 Tutup Boiling 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3 1800000 Pencari Ujung Motor 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 2800000
Kran Air 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 6 1950000 Kran Uap 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 3 1569000 Gigi 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 2480000 Cakar Pencari Ujung 1 1 0 0 0 0 2 1 0 3 0 2 10 500000 Reeling Motor 0 1 0 0 2 1 0 1 0 0 0 1 6 4200000
Kran Air 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 2 1 7 2520000 Kran Uap 0 3 1 0 0 2 0 0 1 0 2 1 10 6050000 Mangkok 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 2 7 280000 Peluncur 2 2 0 0 4 3 2 0 0 1 0 2 16 2800000 Haspel 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 6 3390000 V Belt 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 6 330000 Gigi 0 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 5 2875000 Rantai 0 1 0 0 1 2 0 2 1 0 1 0 8 400000
Re-reeling Motor 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 0 1 5 3925000 Kran Uap 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0 0 0 5 3000000 Haspel 1 1 0 1 0 0 0 2 1 0 0 1 7 2905000 Penyangga Haspel 2 0 0 2 0 2 0 0 1 1 1 1 10 500000 V Belt 0 2 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 8 440000 Pembagi Benang 1 0 3 1 2 0 0 0 1 4 1 0 13 975000
Jumlah 13 19 9 11 19 15 11 13 8 12 12 20 162 51150000 sumber : PSA Regaloh
lanjutan lampiran 2
Biaya Pemeliharaan korektif mesin pemintalan benang sutera 2008 (sparepart, jumlah kerusakan, dan total biaya)
Jenis Mesin Sparepart jan feb mar apr mei juni juli ags sep okt nov des kerusakan total biaya Boiling Kran Air 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 1800000
Kran Uap 0 2 0 0 0 2 0 0 3 1 0 0 8 4184000 Tutup Boiling 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 3000000 Pencari Ujung Motor 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 5 3500000
Kran Air 0 0 1 0 0 3 1 0 0 0 1 0 6 1950000 Kran Uap 0 1 0 1 0 1 0 0 0 2 0 1 6 3138000 Gigi 0 2 0 1 0 1 0 1 2 1 0 0 8 4960000 Cakar Pencari Ujung 1 2 0 0 2 2 3 0 3 0 1 0 14 700000 Reeling Motor 0 1 1 2 0 0 0 0 1 1 0 0 6 4200000
Kran Air 0 1 2 0 1 2 0 0 0 0 1 1 8 2880000 Kran Uap 1 0 1 1 0 0 0 2 1 0 0 2 8 4840000 Mangkok 1 0 1 3 1 0 0 1 1 2 0 3 13 520000 Peluncur 2 0 0 1 0 0 3 1 4 1 0 0 12 2100000 Haspel 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 2 0 6 3390000 V Belt 1 2 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 7 385000 Gigi 0 1 0 1 0 2 0 0 1 0 0 1 6 3450000 Rantai 0 1 0 1 0 0 2 1 0 0 2 0 7 350000
Re-reeling Motor 1 0 0 0 2 0 1 0 2 0 0 0 6 4710000 Kran Uap 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 5 3000000 Haspel 0 0 1 0 2 0 0 0 2 0 0 0 5 2075000 Penyangga Haspel 0 2 0 1 0 0 2 1 0 3 1 1 11 550000 V Belt 0 1 0 0 0 2 1 2 0 1 2 0 9 495000 Pembagi Benang 0 2 0 0 2 0 3 0 0 0 0 3 10 750000
Jumlah 10 20 11 13 13 18 20 11 21 12 14 14 177 56927000 sumber : PSA Regaloh
Lampiran 3 Jumlah Kerusakan Mesin Pemintalan Benang Sutera Tahun 2004 - 2008
Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 17 18 15 13 10 Februari 14 18 12 19 20 Maret 13 11 15 9 11 April 12 13 7 11 13 Mei 9 16 16 19 13 Juni 19 15 8 15 18 Juli 14 19 14 11 20 Agustus 9 12 11 13 11 September 18 13 20 8 21 Oktober 22 20 15 12 12 November 11 12 8 12 14 Desember 16 6 14 20 14 Jumlah 174 173 155 162 177 Sumber : PSA Regaloh
Lampiran 4
Biaya Pemeliharaan Preventif Mesin Pemintalan Benang Sutera 2004 - 2008 (Nama Mesin, Jenis Pemeliharaan, Total Biaya & Rata - Rata/ Bulan)
Tahun Nama Mesin Biaya
Total Rata -rata/ bulan Pelumasan Set up
2004 Boiling 0 7547200 7547200 628933.333 Pencari Ujung 1056000 8015000 9071000 755916.667 Reeling 1056000 13237000 14293000 1191083.333 Re-reeling 1056000 11200000 12256000 1021333.333
Jumlah 3168000 39999200 43167200 3597266.667
2005 Boiling 0 8078000 8078000 673166.667 Pencari Ujung 1056000 8400000 9456000 788000.000 Reeling 1056000 13447000 14503000 1208583.333 Re-reeling 1056000 11725000 12781000 1065083.333
Jumlah 3168000 41650000 44818000 3734833.333
2006 Boiling 0 7910000 7910000 659166.667 Pencari Ujung 1056000 8610000 9666000 805500.000 Reeling 1056000 14175000 15231000 1269250.000 Re-reeling 1056000 11760000 12816000 1068000.000
Jumlah 3168000 42455000 45623000 3801916.667
2007 Boiling 0 9030000 9030000 752500.000 Pencari Ujung 1056000 9940000 10996000 916333.333 Reeling 1056000 13650000 14706000 1225500.000 Re-reeling 1056000 11830000 12886000 1073833.333
Jumlah 3168000 44450000 47618000 3968166.667
2008 Boiling 0 10150000 10150000 845833.333 Pencari Ujung 1056000 10850000 11906000 992166.667 Reeling 1056000 14828800 15884800 1323733.333 Re-reeling 1056000 12544000 13600000 1133333.333
Jumlah 3168000 48372800 51540800 4295066.667
Jumlah Total 232767000
Rata - rata Total 46553400
Sumber : PSA Regaloh
1
Lampiran 5
Probabilitas Kerusakan Mesin Pemintalan Benang Sutera Tahun 2004 - 2008
Tahun Bulan
jumlah 2004 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 kerusakan 17 14 13 12 9 19 14 9 18 22 11 16 174 Pn 0.098 0.08 0.075 0.069 0.052 0.109 0.08 0.052 0.103 0.126 0.06 0.092 1 Pi 0.098 0.178 0.253 0.322 0.374 0.483 0.563 0.615 0.718 0.845 0.91 1 2005 kerusakan 18 18 11 13 16 15 19 12 13 20 12 6 173 Pn 0.104 0.104 0.064 0.075 0.092 0.087 0.11 0.069 0.075 0.116 0.07 0.035 1 Pi 0.104 0.208 0.272 0.347 0.439 0.526 0.636 0.705 0.78 0.896 0.97 1 2006 kerusakan 15 12 15 7 16 8 14 11 20 15 8 14 155 Pn 0.097 0.077 0.097 0.045 0.103 0.052 0.09 0.071 0.129 0.097 0.05 0.09 1 Pi 0.097 0.174 0.271 0.316 0.419 0.471 0.561 0.632 0.761 0.858 0.91 1 2007 kerusakan 13 19 9 11 19 15 11 13 8 12 12 20 162 Pn 0.08 0.117 0.056 0.068 0.117 0.093 0.068 0.08 0.049 0.074 0.07 0.123 1 Pi 0.08 0.198 0.253 0.321 0.438 0.531 0.599 0.679 0.728 0.802 0.88 1 2008 kerusakan 10 20 11 13 13 18 20 11 21 12 14 14 177 Pn 0.056 0.113 0.062 0.073 0.073 0.102 0.113 0.062 0.119 0.068 0.08 0.079 1 Pi 0.056 0.169 0.232 0.305 0.379 0.48 0.593 0.655 0.774 0.842 0.92 1 Sumber : Lampiran 3
1
Lampiran 6
Contoh perhitungan jumlah kerusakan yang diperkirakan tahun 2004
B1 = 4 x 0.098 = 0.391
B2 = 4 x 0.178 + (0.391 x 0.098) = 0.751
B3 = 4 x 0.253 + (0.751 x 0.098) + (0.391 x 0.080) = 1.116
B4 = 4 x 0.322 + (1.116 x 0.098) + (0.751 x 0.080) + (0.391 x 0.075) = 1.486
B5 = 4 x 0.374 + (1.486 x 0.098) + (1.116 x 0.080) + (0.751 x 0.075) + (0.391 x 0.069) = 1.812
B6 = 4 x 0.483 + (1.812 x 0.098) + (1.486 x 0.080) + (1.116 x 0.075) + (0.751 x 0.069) + (0.391 x 0.052) = 2.383
B7 = 4 x 0.563 + (2.383 x 0.098) + (1.812 x 0.080) + (1.486 x 0.075) + (1.116 x 0.069) + (0.751 x 0.052)
+ (0.391 x 0.109) = 2.901
B8 = 4 x 0.615 + (2.901 x 0.098) + (2.383 x 0.080) + (1.812 x 0.075) + (1.486 x 0.069) + (1.116 x 0.052)
+ (0.751 x 0.109) + (0.391 x 0.080) = 3.344
B9 = 4 x 0.718 + (3.344 x 0.098) + (2.901 x 0.080) + (2.383 x 0.075) + (1.812 x 0.069) + (1.486 x 0.052)
+ (1.116 x 0.109) + (0.751 x 0.080) + (0.391 x 0.052) = 4.016
B10 = 4 x 0.845 + (4.016 x 0.098) + (3.344 x 0.080) + (2.901 x 0.075) + (2.383 x 0.069) + (1.812 x 0.052)
+ (1.486 x 0.109) + (1.116 x 0.080) + (0.751 x 0.052) + (0.391 x 0.103) = 4.847
B11 = 4 x 0.908 + (4.847 x 0.098) + (4.016 x 0.080) + (3.344 x 0.075) + (2.901 x 0.069) + (2.383 x 0.052)
+ (1.812 x 0.109) + (1.486 x 0.080) + (1.116 x 0.052) + (0.751 x 0.103) + (0.391 x 0.126) = 5.504
B12 = 4 x 1.000 + (5.504 x 0.098) + (4.847 x 0.080) + (4.016 x 0.075) + (3.344 x 0.069) + (2.901 x 0.052)
+ (2.383 x 0.109) + (1.812 x 0.080) + (1.486 x 0.052) + (1.116 x 0.103) + (0.751 x 0.126) + (0.391 x 0.063) = 6.327 +
Jumlah = 34.878
1
Lampiran 7 jumlah kerusakan mesin Pemintalan Benang Sutera yang diperkirakan (Bn) 2004
(a) (b) ( c) (d) (e) (f)
Bulan mesin kerusakan Pn Pn
kumulatif Bn (c/g)
1 4 17 0.098 0.098 0.391 2 4 14 0.080 0.178 0.751 3 4 13 0.075 0.253 1.116 4 4 12 0.069 0.322 1.486 5 4 9 0.052 0.374 1.812 6 4 19 0.109 0.483 2.383 7 4 14 0.080 0.563 2.901 8 4 9 0.052 0.615 3.344 9 4 18 0.103 0.718 4.016
10 4 22 0.126 0.845 4.847 11 4 11 0.063 0.908 5.504 12 4 16 0.092 1.000 6.327
Jumlah (g) 174 34.878 Rata - rata 2.907 Sumber : Lampiran 3 dan 5
2
Lanjutan Lampiran 7
jumlah kerusakan mesin yang diperkirakan (Bn) 2005 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
Bulan mesin kerusakan Pn Pn
kumulatif Bn (c/g)
1 4 18 0.104 0.104 0.416 2 4 18 0.104 0.208 0.876 3 4 11 0.064 0.272 1.221 4 4 10 0.075 0.347 1.632 5 4 16 0.092 0.439 2.141 6 4 13 0.087 0.526 2.679 7 4 19 0.110 0.636 3.357 8 4 11 0.069 0.705 3.942 9 4 13 0.075 0.780 4.594
10 4 19 0.116 0.896 5.452 11 4 11 0.069 0.965 6.221 12 4 6 0.035 1.000 6.916
Jumlah (g) 165 39.447 Rata - rata 3.287 Sumber : Lampiran 3 dan 5
3
Lanjutan Lampiran 7
jumlah kerusakan mesin yang diperkirakan (Bn) 2006 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
Bulan mesin kerusakan Pn Pn
kumulatif Bn (c/g)
1 4 14 0.097 0.097 0.387 2 4 12 0.077 0.174 0.734 3 4 14 0.097 0.271 1.185 4 4 7 0.045 0.316 1.473 5 4 15 0.103 0.419 2.000 6 4 7 0.052 0.471 2.379 7 4 14 0.090 0.561 2.922 8 4 11 0.071 0.632 3.451 9 4 18 0.129 0.761 4.233
10 4 15 0.097 0.858 4.991 11 4 8 0.052 0.910 5.614 12 4 14 0.090 1.000 6.449
Jumlah (g) 149 35.819 Rata - rata 2.985 Sumber : Lampiran 3 dan 5
4
Lanjutan Lampiran 7
jumlah kerusakan mesin yang diperkirakan (Bn) 2007 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
Bulan mesin kerusakan Pn Pn
kumulatif Bn (c/g)
1 4 13 0.080 0.080 0.321 2 4 19 0.117 0.198 0.816 3 4 9 0.056 0.253 1.115 4 4 9 0.068 0.321 1.487 5 4 16 0.117 0.438 2.070 6 4 15 0.093 0.531 2.619 7 4 11 0.068 0.599 3.132 8 4 13 0.080 0.679 3.719 9 4 8 0.049 0.728 4.224
10 4 12 0.074 0.802 4.874 11 4 12 0.074 0.877 5.565 12 4 19 0.123 1.000 6.514
Jumlah (g) 156 36.458 Rata - rata 3.038 Sumber : Lampiran 3 dan 5
5
Lanjutan Lampiran 7
jumlah kerusakan mesin yang diperkirakan (Bn) 2008 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
Bulan mesin kerusakan Pn Pn
kumulatif Bn (c/g)
1 4 10 0.056 0.056 0.226 2 4 20 0.113 0.169 0.691 3 4 11 0.062 0.232 0.991 4 4 13 0.073 0.305 1.368 5 4 12 0.073 0.379 1.763 6 4 18 0.102 0.480 2.304 7 4 18 0.113 0.593 2.934 8 4 11 0.062 0.655 3.426 9 4 21 0.119 0.774 4.187
10 4 12 0.068 0.842 4.793 11 4 14 0.079 0.921 5.518 12 4 14 0.079 1.000 6.282
Jumlah (g) 174 34.483 Rata - rata 2.874 Sumber : Lampiran 3 dan 5
6
Lampiran 8
Biaya Rata - Rata Tiap Kerusakan Mesin Pemintalan Benang Sutera per Bulan (a) (b) ( c) (d)
Tahun Total biaya korektif jumlah
kerusakan Biaya rata - rata tiap
kerusakan (b/c)
2004 48243000 174 277258.621 2005 50336000 173 290959.538 2006 45265000 155 292032.258 2007 51150000 162 315740.741 2008 56927000 177 321621.469
Total 251921000 841 1497612.626 Rata - rata 50384200 168.2 299522.525
Sumber : Lampiran 2 dan 3
Lampiran 9
Biaya Pemeliharaan Korektif Bulanan Mesin Pemintalan Benang Sutera yang Dikeluarkan Perusahaan
(a) (b) ( c) (d) (e)
tahun jumlah mesin
rata - rata biaya tiap kerusakan mesin
rata - rata umur mesin sebelum
rusak
biaya pemeliharaan
korektif bulanan ((cxb)/d)
2004 4 277258.621 6.644 166930.796 2005 4 290959.538 6.121 190126.534 2006 4 292032.258 6.529 178913.043 2007 4 315740.741 6.494 194486.692 2008 4 321621.469 6.593 195122.536
Sumber : Lampiran 8 dan 11
1
Lampiran 10
biaya pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Sutera per bulan 2004 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
preventif maintenance per n bulan
jumlah kerusakan yang
diperkirakan
jumlah rata - rata
kerusakan per n bulan
biaya kerusakan yang diperkirakan (Bn*166930.796)
biaya pemeliharaan preventif
(1/n*3597266,667*N) total biaya
(b/a) (cx166930.796) (1/ax3597266,667x4) (d+e) 1 0.391 0.391 65237.323 14389066.668 14454303.991 2 0.751 0.375 62667.969 7194533.334 7257201.303 3 1.116 0.372 62114.662 4796355.556 4858470.218 4 1.486 0.372 62015.998 3597266.667 3659282.665 5 1.812 0.362 60505.892 2877813.334 2938319.225
6 2.383 0.397 66301.037 2398177.778 2464478.815 7 2.901 0.414 69181.841 2055580.953 2124762.794 8 3.344 0.418 69777.126 1798633.334 1868410.459 9 4.016 0.446 74490.225 1598785.185 1673275.411
10 4.847 0.485 80910.152 1438906.667 1519816.819 11 5.504 0.500 83531.049 1308096.970 1391628.019 12 6.327 0.527 88007.413 1199088.889 1287096.302
Sumber : Lampiran 4,6 dan 9
1
Lanjutan Lampiran 10
biaya pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Sutera per bulan 2005 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
preventif maintenance per n bulan
jumlah kerusakan yang
diperkirakan
jumlah rata - rata
kerusakan per n bulan
biaya kerusakan yang diperkirakan (Bn*190126.534)
biaya pemeliharaan preventif
(1/n*3784833,333*N) total biaya
(b/a) (cx190126.534) (1/ax3734833,333x4) (d+e) 1 0.416 0.416 79127.806 14939333.332 15018461.138 2 0.876 0.438 83244.282 7469666.666 7552910.948 3 1.221 0.407 77388.985 4979777.777 5057166.762 4 1.632 0.408 77567.303 3734833.333 3812400.636 5 2.141 0.428 81413.125 2987866.666 3069279.791 6 2.679 0.446 84876.992 2489888.889 2574765.881 7 3.357 0.480 91190.287 2134190.476 2225380.763 8 3.942 0.493 93688.648 1867416.667 1961105.315 9 4.594 0.510 97047.420 1659925.926 1756973.346
10 5.452 0.545 103663.665 1493933.333 1597596.998 11 6.221 0.566 107520.118 1358121.212 1465641.330 12 6.916 0.576 109573.465 1244944.444 1354517.909
Sumber : Lampiran 4,6 dan 9
1
Lanjutan Lampiran 10
biaya pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Sutera per bulan 2006 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
preventif maintenance per n bulan
jumlah kerusakan yang
diperkirakan
jumlah rata - rata
kerusakan per n bulan
biaya kerusakan yang diperkirakan (Bn*178913.043)
biaya pemeliharaan preventif
(1/n*3801916,667*N) total biaya
(b/a) (cx178913.043) (1/ax3801916,667x4) (d+e) 1 0.387 0.387 69256.662 15207666.668 15276923.330 2 0.734 0.367 65682.124 7603833.334 7669515.458 3 1.185 0.395 70664.376 5069222.223 5139886.599 4 1.473 0.368 65906.571 3801916.667 3867823.238 5 2.000 0.400 71575.437 3041533.334 3113108.770 6 2.379 0.397 70948.210 2534611.111 2605559.321 7 2.922 0.417 74687.402 2172523.810 2247211.212 8 3.451 0.431 77185.726 1900958.334 1978144.060 9 4.233 0.470 84149.357 1689740.741 1773890.098
10 4.991 0.499 89294.724 1520766.667 1610061.391 11 5.614 0.510 91304.480 1382515.152 1473819.632 12 6.449 0.537 96147.478 1267305.556 1363453.034
Sumber : Lampiran 4,6 dan 9
1
Lanjutan Lampiran 10
biaya pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Sutera per bulan 2007 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
preventif maintenance per n bulan
jumlah kerusakan yang
diperkirakan
jumlah rata - rata
kerusakan per n bulan
biaya kerusakan yang diperkirakan (Bn*194486.692)
biaya pemeliharaan preventif
(1/n*3968166,667*N) total biaya
(b/a) (cx194486.692) (1/ax3968166,667x4) (d+e) 1 0.321 0.321 62427.827 15872666.668 15935094.495 2 0.816 0.408 79339.069 7936333.334 8015672.403 3 1.115 0.372 72314.325 5290888.889 5363203.214 4 1.487 0.372 72299.731 3968166.667 4040466.398 5 2.070 0.414 80531.521 3174533.334 3255064.855 6 2.619 0.437 84893.853 2645444.445 2730338.298 7 3.132 0.447 87013.683 2267523.810 2354537.493 8 3.719 0.465 90404.468 1984083.334 2074487.801 9 4.224 0.469 91283.985 1763629.630 1854913.615
10 4.874 0.487 94800.451 1587266.667 1682067.118 11 5.565 0.506 98400.115 1442969.697 1541369.813 12 6.514 0.543 105581.881 1322722.222 1428304.103
Sumber : Lampiran 4,6 dan 9
1
Lanjutan Lampiran 10
biaya pemeliharaan Mesin Pemintalan Benang Sutera per bulan 2008 (a) (b) ( c) (d) (e) (f)
preventif maintenance per n bulan
jumlah kerusakan yang
diperkirakan
jumlah rata - rata
kerusakan per n bulan
biaya kerusakan yang diperkirakan (Bn*195122.536)
biaya pemeliharaan preventif
(1/n*4295066,667*N) total biaya
(b/a) (cx195122.536) (1/ax4295066,667x4) (d+e) 1 0.226 0.226 44095.488 17180266.668 17224362.156 2 0.691 0.345 67388.868 8590133.334 8657522.202 3 0.991 0.330 64462.868 5726755.556 5791218.424 4 1.368 0.342 66752.767 4295066.667 4361819.434 5 1.763 0.353 68798.326 3436053.334 3504851.660 6 2.304 0.384 74928.838 2863377.778 2938306.616 7 2.934 0.419 81778.879 2454323.810 2536102.689 8 3.426 0.428 83566.279 2147533.334 2231099.613 9 4.187 0.465 90779.305 1908918.519 1999697.824
10 4.793 0.479 93519.559 1718026.667 1811546.226 11 5.518 0.502 97879.357 1561842.424 1659721.781 12 6.282 0.523 102138.615 1431688.889 1533827.504
Sumber : Lampiran 4,6 dan 9
1