analisis kesalahan tata bahasa dan tata tulis dalam karya tulis ilmiah

32
1 ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA DAN TATA TULIS DALAM KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Oleh Dian Puisi NIM 102120151

Upload: dianpuisi

Post on 04-Aug-2015

1.854 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

1

ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA DAN TATA TULIS DALAM KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa IndonesiaDosen Pengampu:

OlehDian Puisi NIM 102120151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRISFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2011

Page 2: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

2

ANALISIS KESALAHAN TATA BAHASA DAN TATA TULIS

DALAM KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN

Kita sering mendengar ungkapan, “bahasa menunjukkan bangsa”. Istilah

tersebut menerangkan betapa pentingnya bahasa membentuk identitas

sekelompok masyarakat atau lebih luasnya lagi sebuah negara. Itulah

sebabnya mengapa kita perlu mendayagunakan bahasa kita –bahasa

Indonesia– untuk mengetahui siapa kita, siapa bangsa kita, dan memberikan

kekhasan tersendiri dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.

Berbicara mengenai kekhasan, kita mengenal salah satu fungsi bahasa,

yaitu sebagai alat pemersatu bangsa. Menurut (Suharianto, 1981:11) bahwa

sebagai alat pemersatu bangsa, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai-

bagai suku bangsa yang ada di Indonesia ini untuk mencapai keserasian hidup

sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas

kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial-budaya serta latar belakang

bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan bahasa nasional kita bahkan dapat

meletakkan kepentingan nasional kita di atas kepentingan daerah atau

golongan.

Jadi, dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam, di sinilah

kedudukan bahasa Indonesia sebagai lingua franca, yakni bahasa perantara

orang yang latar budayanya berbeda (Dardjowidjojo et al., 1988:2).

Demi keseragaman variasi bahasa guna mempersatukan bangsa, maka

diperlukan bahasa baku sebagai kerangka acuan. Wujud pengaplikasian

bahasa baku tersebut tertuang dalam wacana teknis; misalnya karangan-

karangan ilmiah, buku-buku pelajaran, laporan-laporan resmi dan sebagainya

(Suharianto, 1981:23). Namun, dalam kegiatan sehari-hari kita masih kurang

memahami kaidah bahasa yang baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan

adanya banyak kesalahan dalam penulisan ejaan, pemilihan kata, serta

pembentukan kalimat efektif. Tidak terbatas pada pemahaman yang kurang,

ternyata masih banyak di antara kita yang mengabaikan kesalahan kecil

dengan mengabaikan tulisan yang salah, kalimat yang rancu, tanda baca yang

Page 3: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

3

tidak pas, dan lain-lain. Pengabaian seperti ini dapat menimbulkan

interpretasi yang salah oleh pembaca, walaupun kesalahan tersebut terkesan

kecil.

Oleh sebab itu, pengkajian analisis berbahasa diperlukan untuk mencari,

memahami, serta mendalami penggunaan bahasa yang baik dan benar. Dalam

makalah ini peneliti akan menganalisis kesalahan tata bahasa dan tata tulis

sebuah karya ilmiah yang berjudul “..............................................if” yang

disusun oleh ................... dan dimuat dalam sebuah jurnal. Kesalahan tata

bahasa dan tata tulis tersebut mencakup: (1) ejaan, (2) pemilihan kata, (3)

kalimat efektif, dan (4) penulisan daftar pustaka.

Secara umum, tujuan analisis tulisan ilmiah ini adalah mengkaji

kesalahan tata bahasa dan tata tulis dalam sebuah karya ilmiah. Tujuan secara

khusus penulisan makalah, antara lain: (1) mengetahui bentuk-bentuk

kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, (2) mengklasifikasikan bentuk-

bentuk kesalahan dalam penulisan karya ilmiah, (3) mendeskripsikan bentuk-

bentuk kesalahan dalam penulisan karya ilmiah yang telah diklasifikasi, dan

(4) memberikan alternatif pembetulan dari kesalahan-kesalahan tersebut.

Selain yang telah disebutkan, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

II. LANDASAN TEORI

Teori yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis karya tulis

ilmiah dalam makalah ini antara lain: (1) teori tentang ejaan sebagaimana

termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan dari Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1992), (2) teori tentang pemilihan

kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Lukman Ali et al., 1995), (3)

teori tentang pemilihan kata dan kalimat (Dendy Sugono, ed., 2008), (4) teori

tentang pemilihan kata (M.Ramlan et al., 1992), dan (5) teori yang membahas

tentang kalimat efektif (Muhammad Rohmadi dan Aninditya Sri Nugraheni,

2011).

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam buku Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan merangkum cara

Page 4: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

4

pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan unsur

serapan, dan pemakaian tanda baca.

Penulisan kata yang benar dibuktikan melalui KBBI yang disusun oleh

Lukman Ali et al. Pembuktian ini meliputi cara penulisan kata baku, ejaan,

dan juga penulisan kata serapan.

Dalam Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1 yang ditulis oleh Dendy

Sugono, ed., 2008:41) dijelaskan bahwa pilihan kata “terbaik” adalah

memenuhi syarat-syarat (1) tepat (mengungkapkan gagasan secara cermat),

(2) benar (sesuai dengan kaidah kebahasaan), dan (3) lazim pemakaiannya.

Berkaitan dengan kalimat, Dendy (2008) memaparkan bahwa pemilihan kata,

pembentukan kata, atau pembuatan kalimat yang tidak cermat mengakibatkan

nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu.

Setiap kata memiliki makna tertentu yang berbeda dengan kata yang lain.

Kendatipun ada beberapa kata yang secara sekilas tampaknya memiliki

makna yang hampir sama, tetapi jika diteliti lebih saksama lagi tampaklah

masing-masing kata itu memiliki perbedaan (M. Ramlan et al., 1992:71).

Kalimat efektif pada dasarnya mampu menyampaikan maksud secara

lisan dan tulisan sesuai dengan yang diinginkan oleh penutur atau penulisnya.

Analisis menurut Widjono ciri-ciri kalimat efektif adalah (1) keutuhan,

kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur, (2) kesejajaran

bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat yang gramatikal, (3) kefokusan

pikiran sehingga mudah dipahami, (4) kehematan penggunaan unsur kalimat,

(5) kecermatan dan kesantunan, (6) kevariasian kata dan struktur sehingga

menghasilkan kesegaran bahasa (Muhammad Rohmadi dan Aninditya Sri

Nugraheni, 2011:49).

Page 5: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

5

III. PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis contoh kesalahan-

kesalahan berbahasa dalam sebuah jurnal yang berjudul “.....................” oleh

....................................

Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: (1) kesalahan ejaan, (2)

kesalahan pemilihan kata, (3) ketidakefektifan kalimat, dan (4) kesalahan

penulisan daftar pustaka.

A. Kesalahan Ejaan

Kesalahan ejaan yang akan dibahas di sini terbatas pada: kesalahan

pemakaian huruf, kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring,

kesalahan pemakaian angka sebagai lambang bilangan, kesalahan

penulisan unsur serapan, dan kesalahan pemakaian tanda baca. Berikut ini

disajikan beberapa contoh data.

1. Kesalahan pemakaian huruf

Kesalahan semacam ini biasa terjadi dikarenakan kesalahan pada

pengetikan. Contohnya pada kata member dalam kalimat “Tindakan

pada siklus pertama dilakukan dengan member materi Keliling

lingkaran sebanyak tiga kali tatap muka dan siswa terbagi menjadi

kelaompok besar, yang jumlah anggauta setiap kelompoknya lima

samapai 6 siswa.”

Member (bahasa Inggris) mempunyai arti anggota. Kata ini sama

sekali tidak sesuai dalam kalimat tersebut. Jika dicermati, kata member

kemungkinan mengalami salah ketik dan pengarang bermaksud

menuliskan kata memberi.

2. Kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring

Contoh kesalahan pemakaian huruf kapital dalam tulisan ilmiah

yang dikaji adalah pada kata salvin. Kata ini mengacu pada nama orang

yang seharusnya memakai huruf kapital sehingga menjadi Salvin. Di

samping itu, kesalahan huruf miring ditunjukkan dalam kata observer

(dalam teks tidak tertulis miring). Karena kata observer berasal dari

Page 6: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

6

bahasa Inggris dan belum diserap ke dalam ejaan bahasa Indonesia, kata

tersebut harus ditulis miring.

3. Kesalahan pemakaian angka sebagai lambang bilangan

Kesalahan pemakaian angka sebagai lambang bilangan dapat

dilihat pada kalimat:

Secara garis besar hasil belajar dapat dikategorikan menjadi 3

(tiga) ranah (menurut taksonomi Bloom) yaitu kemampuan kognitif

(kemampuan berpikir), psikomotorik (kemampuan keterampilan) dan

afektif ( kemampuan sikap dalam berperilaku).

Penulisan angka tidak perlu ditambah dengan keterangan cara baca

seperti dituliskan dalam kalimat tersebut. Menurut EYD, penulisannya

cukup dengan angka atau huruf saja sehingga menjadi; Secara garis

besar hasil belajar dapat dikategorikan menjadi 3 ranah (menurut

taksonomi Bloom), yaitu kemampuan kognitif (kemampuan berpikir),

psikomotorik (kemampuan keterampilan) dan afektif ( kemampuan

sikap dalam berperilaku) atau; Secara garis besar hasil belajar dapat

dikategorikan menjadi tiga ranah (menurut taksonomi Bloom), yaitu

kemampuan kognitif (kemampuan berpikir), psikomotorik (kemampuan

keterampilan) dan afektif ( kemampuan sikap dalam berperilaku).

4. Kesalahan penulisan unsur serapan

Penulisan unsur serapan pada kata aktifitas mengalami kesalahan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) kata tersebut

seharusnya aktivitas.

5. Kesalahan pemakaian tanda baca

Dalam tulisan ilmiah yang dikaji, peneliti menemukan kalimat:

Guru harus kreatif, inovatif dan selalu meningkatkan

profesionalismenya.

Jika dicermati kalimat tersebut kurang tanda koma (,) setelah kata

inovatif. Jadi, kalimat di atas menjadi Guru harus kreatif, inovatif, dan

selalu meningkatkan profesionalismenya.

Page 7: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

7

B. Kesalahan Pemilihan Kata

Kesalahan dalam pemilihan kata pada tulisan yang dikaji terdapat

pada judul “Upaya Meningkatkan

....................,,,,.............. ... .................. ..................................................”.

Judul harus berfokus pada pola kalimat yang jelas. Pola kalimat baku

bahasa Indonesia mengacu pada subjek kebendaan. Dendy Sugono (ed)

(2008: 95) menerangkan bahwa imbuhan yang digunakan untuk

membentuk kata berperanan dalam menentukan kesejajaran. Kata

meningkatkan pada judul di atas adalah kata kerja. Untuk dapat menjadi

judul yang baik, kata tersebut dapat diganti menjadi peningkatan dengan

menambahkan imbuhan pe-/-an sehingga tidak diperlukan kata upaya.

Jadi, pembenaran judul menjadi “Peningkatan

............................................ .........................................................”. Adapun

kesalahan lain yang terdapat pada judul akan dijelaskan dalam lampiran.

C. Ketidakefektifan Kalimat

Kalimat yang tidak efektif disebabkan oleh beberapa faktor seperti

ketidaklengkapan unsur dan struktur kalimat yang rancu. Pada bagian ini

akan dipaparkan ketidakefektifan kalimat yang tercantum dalam karya

ilmiah. Ketidakefektifan tersebut meliputi: struktur yang tidak sepadan,

ketidaksesuaian bentuk paralel, ketidakhematan kata, ketidakcermatan

penalaran, dan ketidakpaduan gagasan.

1. Struktur yang tidak sepadan

Salah satu poin kesalahan dari bagian ini adalah adanya kata hubung

intrakalimat pada kalimat tunggal. Hal ini ditunjukkan pada kalimat

berikut.

(1) Hasil ulangan harian pada materi sebelum Keliling dan Luas

Lingkaran adalah 55,0. Sehingga belum mencapai KKM.

Kata sehingga tidak boleh ada dalam sebuah kalimat tunggal.

Perbaikan bisa dilakukan menjadi: (1) Hasil ulangan harian pada materi

sebelum Keliling dan Luas Lingkaran adalah 55,0. Oleh sebab itu, nilai

tersebut belum mencapai KKM atau Hasil ulangan harian pada materi

Page 8: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

8

sebelum Keliling dan Luas Lingkaran adalah 55,0 sehingga nilai

tersebut belum mencapai KKM.

2. Ketidaksesuaian bentuk paralel

Kesalahan pada bagian ini ditandai dengan ketidaksamaan bentuk

kata yang dilakukan dalam sebuah kalimat seperti dalam kalimat

berikut.

(2) Tindakan pada siklus pertama dilakukan dengan member materi

Keliling lingkaran sebanyak tiga kali tatap muka dan siswa terbagi

menjadi kelaompok besar, yang jumlah anggauta setiap kelompoknya

lima sampai 6 anak.

Adanya ketidaksejajaran kata kerja antara dilakukan dengan terbagi.

Kalimat tersebut dapat diubah menjadi: (2) Tindakan pada siklus

pertama dilakukan dengan memberi materi keliling lingkaran sebanyak

tiga kali tatap muka dan siswa dibagi menjadi kelompok besar, yang

jumlah anggota setiap kelompoknya lima sampai 6 anak.

3. Ketidakhematan kata

Kesalahan pada bagian ini terjadi karena terdapat dua kata yang

bersinonim diletakkan dalam satu kalimat seperti pada kalimat berikut.

(3) Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22

tahun 2006 tentang Standar Isi, menyebutkan bahwa mata pelajaran

matematika diajarkan kepada peserta didik minimal sebanyak 4 jam

pelajaran, dengan alokasi setiap jam pelajaran adalah 40 menit.

Kata berdasarkan dan bahwa memiliki kedudukan yang sama. Kalimat

dapat dibenarkan menjadi: (3) Berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi bahwa

mata pelajaran matematika atau Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa mata

pelajaran matematika diajarkan kepada peserta didik minimal sebanyak

4 jam pelajaran, dengan alokasi setiap jam pelajaran adalah 40 menit.

4. Ketidakcermatan penalaran

Page 9: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

9

Kecermatan yang dimaksud di sini adalah kalimat yang dihasilkan

menimbulkan penafsiran ganda dan tidak tepat dalam penggunaan diksi

seperti pada kalimat berikut.

(4) Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta

didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang

agama, suku, budaya, adat istiadat, status social, ekonomi, dan gender.

Kata tidak menguntungkan dan merugikan pada kalimat di atas tidak

memiliki kedudukan yang sama. Kalimat tersebut sebaiknya diubah

menjadi; (4) Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau tidak

merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan

latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial,

ekonomi, dan gender.

5. Ketidakpaduan gagasan

Kesalahan pada bagian ini terjadi karena informasi yang

disampaikan pecah-pecah dan tidak mencerminkan cara berfikir

sistematis. Perhatikan contoh di bawah ini.

(5) Salah satu inovasi proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan

hasil belajar matematika materi keliling dan luas lingkaran, maka guru

dapat memanfaatkan model pembelajaran Kooperati Kolaboratif

Berbasis Konstruksi.

Klausa kalimat di atas terpecah dan tidak berhubungan satu sama

lain. Pembenarannya dapat dilakukan menjadi: (5) Penelitian ini

merupakan salah satu inovasi proses pembelajaran dalam rangka

meningkatkan hasil belajar matematika materi keliling dan luas

lingkaran. Dengan demikian, guru dapat memanfaatkan model

pembelajaran Kooperati Kolaboratif Berbasis Konstruksi.

Page 10: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

10

D. Kesalahan Penulisan Daftar Pustaka

Kesalahan penulisan pada daftar pustaka meliputi: kesalahan

penggunaan huruf kapital, kesalahan penggunaan huruf tebal, kesalahan

penulisan nama kota terbit, dan kesalahan dalan pemakaian tanda baca,

seperti :

(6) Edward Sallis,2007.Total Quality manajement in education.

Manajemen Mutu Pendidikan.Jogjakarta.IRCiSoD.

Penulisan daftar pustaka tersebut dapat diperbaiki menjadi:

(6) Edward, Sallis. 2007. Total Quality Manajemen in Education

(Manajemen Mutu Pendidikan). Yogyakarta: IRCiSoD.

(Penulisan nama yang benar adalah dibalik atau didahulukan nama marga).

IV. SIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kesalahan penulisan

bahasa Indonesia masih sering terjadi dalam hal ejaan, diksi, ketidakefektifan

kalimat, dan kesalahan penulisan daftar pustaka. Kesalahan-kesalahan

tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.

(1) Kesalahan ejaan, meliputi: kesalahan pemakaian huruf, kesalahan

pemakaian huruf kapital dan huruf miring, kesalahan pemakaian angka

sebagai lambang bilangan, kesalahan penulisan unsur serapan, dan

kesalahan pemakaian tanda baca.

(2) Kesalahan pemilihan kata.

(3) Ketidakefektifan kalimat, antara lain: struktur yang tidak sepadan,

ketidaksesuaian bentuk paralel, ketidakhematan kata, ketidakcermatan

penalaran, dan ketidakpaduan gagasan.

(4) Kesalahan penulisan daftar pustaka, yaitu: kesalahan penggunaan huruf

kapital, kesalahan penggunaan huruf tebal, kesalahan penulisan nama

kota terbit, dan kesalahan dalan pemakaian tanda baca.

Page 11: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

11

DAFTAR PUSTAKA

Dardjowidjojo, Soenjono et al. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dendy Sugono (ed). 2008. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas.

Lukman Ali et al. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud. 1992. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Bandung: Pustaka Setia.

Ramlan, M. 1992. Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar. Yogyakarta: Andi Offset.

Rohmadi, Muhammad dan Aninditya Sri Nugraheni. 2011. Belajar Bahasa Indonesia. Surakarta: Cakrawala Media.

Suharianto. 1981. Kompas Bahasa. Surakarta: Widya Duta.

Sutrijat, Sumadi (ed.). 2011. Action Guru. Purbalingga: FIG.

Page 12: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

12

Lampiran 1

1. Kesalahan ejaan

a. Pemakaian huruf

Tertulis Seharusnya

panelitian penelitian

kelaompok kelompok

anggauta anggota

pegertian pengertian

pembejajaran pembelajaran

berjumla berjumlah

sapai sampai

pemeberian pemberian

konntruksi konstruksi

dealam dalam

berbagi berbagai

bebarapa beberapa

mengomunikasikan mengkomunikasikan

ataupn ataupun

kattegori kategori

diskriptif deskriptif

kondis kondisi

Peratuaran Peraturan

kreaktivitas kreativitas

Madrsah Madrasah

Kostruktivisme Konstruktivisme

Antosias antusias

Koopertif Kooperatif

Disilpim disiplin

Page 13: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

13

b. Kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf miring

Tertulis Seharusnya

Tindakan pada siklus pertama

dilakukan dengan member materi

Keliling lingkaran sebanyak tiga kali

tatap muka dan siswa terbagi

menjadi kelaompok besar, yang

jumlah anggauta setiap kelompoknya

lima sampai 6 anak.

Tindakan pada siklus pertama

dilakukan dengan member materi

keliling lingkaran sebanyak tiga kali

tatap muka dan siswa terbagi

menjadi kelaompok besar, yang

jumlah anggauta setiap kelompoknya

lima sampai 6 anak.

Pembelajaran yang digunakan guru

masih mengandalkan metode

ceramah, Tanya jawab dan diakhiri

latihan soal.

Pembelajaran yang digunakan guru

masih mengandalkan metode

ceramah, tanya jawab dan diakhiri

latihan soal.

Hal tersebut yang mendorong

peneliti untuk menerapkan model

pembelajaran kooperatif kolaboratif

berbasis Konntruksi.

Hal tersebut yang mendorong

peneliti untuk menerapkan model

pembelajaran kooperatif kolaboratif

berbasis konntruksi.

Oxford Dictionary (1992)

mendefinisikan kooperasi

(Cooperation) sebagai “bersedia

untuk membantu (to be of assistance

or be willing to assist)”; …

Oxford Dictionary (1992)

mendefinisikan kooperasi

(cooperation) sebagai “bersedia

untuk membantu (to be of assistance

or be willing to assist)”; …

… (betteencourt, 1989) … (Betteencourt, 1989)

… (fonglaserfeki, 1989) … (Fonglaserfeki, 1989)

… maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah Peningkatan

hasil belajar… melalui Model

Pembelajaran Kooperatif kolaboratif

berbasis konstruksi

… maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah peningkatan

hasil belajar… melalui model

pembelajaran kooperatif kolaboratif

berbasis konstruksi

… (collaborative partnership) … (collaborative partnership)

… Student Archivement Division

(STAD), Teams games Tournament

… Student Archivement Division

(STAD), Teams Games Tournament

Page 14: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

14

(TGT) … (TGT) …

c. Kesalahan pemakaian angka sebagai lambang bilangan

Tertulis Seharusnya

Kelas 8C Kelas VIII C

semester 2 semester II atau semester ke-2

lima sampai 6 siswa 5—6 siswa atau lima sampai enam siswa

d. Kesalahan penulisan unsur serapan

Tertulis Seharusnya

moderen modern

social sosial

Konstruktifisme Konstruktivisme

Diskriptif Deskriptif

Keaktifitasan keaktivitasan

Relative relatif

e. Kesalahan pemakaian tanda baca

Tertulis Seharusnya

… dilandasi oleh perkembangan

matematika dealam bidang teori

bilangan, aljabar, analisis, teori

peluang dan matematika diskrit.

… dilandasi oleh perkembangan

matematika dealam bidang teori

bilangan, aljabar, analisis, teori

peluang, dan matematika diskrit.

Memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan

konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah

Memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep,

dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat dalam pemecahan

masalah.

Menggunakan penalaran pada pola

dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat

Menggunakan penalaran pada pola

dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat

Page 15: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

15

generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika

generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika.

Memecahkan masalah yang

rneliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model

rnatematika, menyelesaikan model

dan menafsirkan solusi yang

diperoleh.

Memecahkan masalah yang rneliputi

kemampuan memahami masalah,

merancang model rnatematika,

menyelesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

… dengan menggunakan simbol,

tabel, diagram dan media yang lain.

… dengan menggunakan simbol,

tabel, diagram, dan media yang lain.

… Bilangan, Aljabar, Geometri dan

Pengukuran serta Statistika dan

peluang.

… Bilangan, Aljabar, Geometri, dan

Pengukuran serta Statistika dan

peluang.

… yang dilakukan pada kondisi

awal, akhir siklus pertama dan

akhir siklus kedua.

… yang dilakukan pada kondisi awal,

akhir siklus pertama, dan akhir siklus

kedua.

Secara garis besar hasil belajar

dapat dikategorikan menjadi 3

(tiga) ranah (menurut yaksonomi

Bloom) yaitu kemampuan kognitif

(kemampuan berpikir),

psikomotorik (kemampuan

keterampilan) dan afektif

(kemampuan sikap dalam

berperilaku.

Secara garis besar hasil belajar dapat

dikategorikan menjadi 3 (tiga) ranah

(menurut yaksonomi Bloom), yaitu

kemampuan kognitif (kemampuan

berpikir), psikomotorik (kemampuan

keterampilan), dan afektif

(kemampuan sikap dalam berperilaku.

… khususnya teori yang berkenan

dengan strategi, metode, teknik dan

pendekatan dalam pembelajaran.

… khususnya teori yang berkenan

dengan strategi, metode, teknik, dan

pendekatan dalam pembelajaran.

Bentuk-bentuk belajar kooperatif

menurut salvin (1990) meliputi

Student Archivement Division

Bentuk-bentuk belajar kooperatif

menurut salvin (1990), meliputi

Student Archivement Division

Page 16: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

16

(STAD), Teams games Tournament

(TGT) dan Jigsaw II

(STAD), Teams games Tournament

(TGT), dan Jigsaw II.

Berdasarkan kerangka berpikir di

atas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah Peningkatan

hasil belajar matematika materi

keliling dan luas lingkaran bagi

siswa kelas VII C ... pada semester

genap tahun 2009-2010 dapat

dilakukan melalui Model

Pembelajaran Kooperatif

kolaboratif berbasis konstruksi

Berdasarkan kerangka berpikir di atas,

maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah Peningkatan hasil

belajar matematika materi keliling dan

luas lingkaran bagi siswa kelas VII C

... pada semester genap tahun 2009-

2010 dapat dilakukan melalui Model

Pembelajaran Kooperatif kolaboratif

berbasis konstruksi.

Untuk mengetahui lebih jelas

perbandingan maupun perbedaan

serta refleksi proses pembelajaran

yang dilaksanakan antara kondisi

awal, siklus I dan siklus II dapat

dilihat pada tabel 2 di bawah ini

Untuk mengetahui lebih jelas

perbandingan maupun perbedaan serta

refleksi proses pembelajaran yang

dilaksanakan antara kondisi awal,

siklus I, dan siklus II dapat dilihat

pada tabel 2 di bawah ini.

Untuk menganalisis data hasil

belajar maka peneliti akan

mendeskripsikan hasil ulangan

harian pada kondisi awal, siklus

pertama maupun siklus kedua.

Untuk menganalisis data hasil belajar,

maka peneliti akan mendeskripsikan

hasil ulangan harian pada kondisi

awal, siklus pertama, maupun siklus

kedua.

Hasil belajar tersebut meliputi nilai

terendah, nilai tertinggi dan rerata.

Hasil belajar tersebut meliputi nilai

terendah, nilai tertinggi, dan rerata.

Untuk mengetahui lebih jelas

perbandingan maupun perbedaan

serta refleksi proses pembelajaran

yang dilaksanakan antara kondisi

awal, siklus I dan siklus II dapat

dilihat pada tabel 2 di bawah ini

Untuk mengetahui lebih jelas

perbandingan maupun perbedaan serta

refleksi proses pembelajaran yang

dilaksanakan antara kondisi awal,

siklus I, dan siklus II dapat dilihat

pada tabel 2 di bawah ini.

Dari kondisi awal ke kondisi akhir Dari kondisi awal ke kondisi akhir

Page 17: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

17

terdapat peningkatan hasil belajar

dari rata-rata 55,0 menjadi 65,0,

meningkat sebesar 27,3 %

terdapat peningkatan hasil belajar dari

rata-rata 55,0 menjadi 65,0, meningkat

sebesar 27,3 %.

Dari kondisi awal ke kondisi akhir

terdapat peningkatan keaktifitasan

siswa dalam proses pembelajaran

matematika materi keliling dan luas

lingkaran

Dari kondisi awal ke kondisi akhir

terdapat peningkatan keaktifitasan

siswa dalam proses pembelajaran

matematika materi keliling dan luas

lingkaran.

Oleh karena itu guru matematika

harus dapat mengemas proses

pembelajaran yang menyenangkan

namun tetap menantang.

Oleh karena itu, guru matematika

harus dapat mengemas proses

pembelajaran yang menyenangkan

namun tetap menantang.

2. Ketidakefektifan kalimat

a. Struktur yang tidak sepadan

Tertulis Seharusnya

Sedangkan pada siklus kedua

diperlukan empat tatap muka,

dengan tindakan membagi siswa

menjadi kelompok kecil yang setiap

kelompoknya berjumla tiga sapai

empat siswa

Sesudah itu, pada siklus kedua

diperlukan empat tatap muka

dengan tindakan membagi siswa

menjadi kelompok kecil yang

setiap kelompoknya berjumla tiga

sapai empat siswa.

Page 18: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

18

b. Ketidaksesuaian bentuk paralel

Tertulis Seharusnya

Tindakan yang dilakukan

sebanyak dua kali yang terbagi

menjadi dua siklus.

Tindakan dilakukan sebanyak dua

kali dan dibagi menjadi dua

siklus.

Hasil belajar tersebut berupa

kemampuan melakukan sesuatu

secara permanen dan dapat

diulang-ulang dengan hasil yang

sama.

Hasil belajar tersebut berupa

kemampuan melakukan sesuatu

secara permanen dan dapat

mengulang-ulang dengan hasil yang

sama.

c. Ketidakcermatan penalaran

Tertulis Seharusnya

Pada pertemuan ketiga siklus

pertama dilakukan evaluasi siklus

pertama.

Pada pertemuan ketiga siklus

pertama, dilakukan evaluasi siklus

pertama.

d. Ketidakpaduan gagasan

Tertulis Seharusnya

Salah satu inovasi proses

pembelajaran dalam rangka

meningkatkan hasil belajar

matematika materi keliling

dan luas lingkaran, maka guru

dapat memanfatkan model

pembelajaran Koopertif

Kolaboratif Berbasis

Kontruksi.

Model pembelajaran kooperatif

kolaboratif berbasis kontruksi merupakan

salah satu inovasi proses pembelajaran

dalam rangka meningkatkan hasil belajar

matematika materi keliling dan luas

lingkaran. Dengan demikian, guru dapat

memanfatkan model pembelajaran

kooperatif kolaboratif berbasis

konstruksi.

Page 19: Analisis Kesalahan Tata Bahasa Dan Tata Tulis Dalam Karya Tulis Ilmiah

19

e. Ketidakhematan kata

Tertulis Seharusnya

Agar peserta didik dapat mencapai

hal tersebut maka peserta didik

harus selalu dikembangkan

keterarnpilan dalarn memahami

masalah, membuat model

matematika, menyelesaikan

masalah, serta dapat menemukan

solusinya.

Agar dapat mencapai hal tersebut,

maka peserta didik harus selalu

dikembangkan keterarnpilan dalarn

memahami masalah, membuat

model matematika, menyelesaikan

masalah, serta dapat menemukan

solusinya.

Berdasarkan kajian teori dan uraian

hasil penelitian secara empirik

menyatakan bahwa melalui model

pembelajaran Koopertif Kolaboratif

Berbasis Kontruksi dapat

meningkatkan hasil belajar

maternatika materi keliling dan luas

lingkaran bagi siswa kelas 8C ...

pada semester genap tahun

pelajaran 2009-2010.

Berdasarkan kajian teori dan uraian

hasil penelitian secara empirik

bahwa melalui model pembelajaran

Koopertif Kolaboratif Berbasis

Kontruksi dapat meningkatkan

hasil belajar maternatika materi

keliling dan luas lingkaran bagi

siswa kelas 8C ... pada semester

genap tahun pelajaran 2009-2010.