tata tulis (ejaan)

29
3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tata Tulis (Ejaan) “Pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum. Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambangn bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menajadi kata, kelompok kata, atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca.” (Mustakim, 1990 : 1). “Kaidah ini mengatur tiga hal, yaitu penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca” (Anshari,dkk , 2013 : 50) B. Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Miring 1. Huruf Kapital atau Huruf Besar Penggunaan huruf kapital menurut Permendiknas (2011: 8) : a. Di awal kalimat, setiap huruf yang mengawali kalimat tersebut haruslah menggunakan huruf kapital. Misalnya: - Tas itu berwarna pink - Dia harus bisa membaca! - Kemana kamu akan pergi? b. Dalam penulisan petikan langsung, huruf pertama selalu diawali huruf kapital . Misalnya: Gubernur berseru ,Marilah kita bersatu dalam mewujudkan kehidupan Islam !” Fira bertanya,” Kapan kita berangkat?”

Upload: kameliani

Post on 19-Nov-2015

257 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tata tulis sesuai EYD

TRANSCRIPT

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Tata Tulis (Ejaan)

    Pengertian ejaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum. Secara khusus, ejaan dapat diartikan sebagai pelambangn bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf

    maupun huruf yang telah disusun menajadi kata, kelompok kata, atau kalimat. Secara umum, ejaan berarti keseluruhan ketentuan yang

    mengatur pelambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda baca. (Mustakim, 1990 : 1).

    Kaidah ini mengatur tiga hal, yaitu penulisan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca (Anshari,dkk , 2013 : 50)

    B. Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Miring

    1. Huruf Kapital atau Huruf Besar

    Penggunaan huruf kapital menurut Permendiknas (2011: 8) :

    a. Di awal kalimat, setiap huruf yang mengawali kalimat tersebut

    haruslah menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    - Tas itu berwarna pink

    - Dia harus bisa membaca!

    - Kemana kamu akan pergi?

    b. Dalam penulisan petikan langsung, huruf pertama selalu diawali huruf

    kapital .

    Misalnya:

    Gubernur berseru ,Marilah kita bersatu dalam mewujudkan

    kehidupan Islam!

    Fira bertanya,Kapan kita berangkat?

  • 4

    c. Kata yang berkenaan dengan agama , kitab suci, dan nama Tuhan

    termasuk kata ganti untuk Tuhan, selalu di awali huruf kapital.

    Misalnya :

    - Islam

    - Hindu

    - Yang Maha Esa

    - Mohon ampun kepada-Nya

    - Yang Maha Esa

    - Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau rahmati.

    d. Jika nama gelar kehormatan, gelar keturunan, dan gelar keagamaan,

    diikuti nama orang maka huruf pertamanya menggunakan huruf

    kapital.

    Contoh:

    - Mahaputra Mohamad Yamin

    - Imam Syafii

    - Nabi Muhammad SAW

    - Sultan Hasanuddin

    Tetapi, jika tidak diikuti nama orang, maka tidak perlu menggunakan

    huruf kapital.

    Contoh :

    Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

  • 5

    Mengikuti ajaran seorang imam

    e. Unsur nama jabatan dan pangkat jika diikuti nama orang, nama

    instansi, atau nama tempat yang dipakai sebagai pengganti nama

    orang tertentu, maka harus diawali huruf kapital.

    Misalnya:

    Wakil Presiden Adam Malik,

    Perdana Menteri Inggris,

    Profesor Kameliani,

    Laksamana Muda Arif Sastranegera,

    Tetapi jika tidak dikuti nama orang, nama instansi atau nama tertentu

    maka tidak perlu menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

    Kemarin dia dilantik menjadi mayor jenderal.

    Jika nama instansi atau jabatan merujuk kepada bentuk lengkapnya

    maka harus menggunakan huruf kapital.

    Misalnya :

    Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia

    Sidang itu dipimpin Presiden

    Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departeman Pendidikan

    Nasional

  • 6

    Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen

    f. Setiap huruf pertama unsur-unsur nama orang menggunakan huruf

    kapital.

    Misalnya:

    Kameliani

    Nur Purnama Sari

    Ina Aprianti

    Tetapi jika unsur-unsur nama orang seperti pada de, van, dan der

    (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam

    nama Portugal), maka tidak perlu mengunakan huruf kapital.

    Misalnya :

    Vasco da Gama

    Otto van Bismarck

    J.J de Hollander

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang

    digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

    Misalnya:

    Mesin diesel

    10 volt

    5 ampere

  • 7

    g. Huruf pertama pada nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa ditulis

    dengan menggunakan huruf kapital..

    Misalnya:

    bangsa Indonesia

    suku Bugis

    bahasa Korea

    Tetapi jika kata tersebut merupakan bentuk dasar kata turunan, maka

    tidak perlu menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    mengindonesiakan kata asing

    kekorea-koreaan

    h. huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah

    menggunakan huruf besar.

    Misalnya:

    tahun Hijriah

    bulan Juli

    hari Jumat

    hari Lebaran

    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    Perang Dunia I

  • 8

    Tetapi jika peristiwa sejarah tidak digunakan sebagai nama, maka

    tidak perlu menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.

    Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

    i. Huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi dituliskan dengan huruf

    kapital.

    Misalnya:

    Asia Tenggara

    Makassar

    Huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri

    geografi juga dituliskan dengan huruf kapital .

    Bukit Barisan

    Danau Toba

    Selat Lombok

    Jika unsur-unsur nama geografi tidak diikuti nama diri geografi maka

    huruf pertamanya tidak perlu menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    berlayar ke teluk

    mandi di kali

    menyeberangi selat

  • 9

    Nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis tidak

    perlu menggunaka huruf kapital.

    Misalnya:

    garam inggris

    gula jawa

    pisang ambon

    Jika nama diri atau nama diri geografi didahului dengan kata yang

    menggambarkan kekhasan budaya maka huruf pertamanya

    menggunakan huruf kapital.

    Misalnya :

    ukiran Jepara

    asinan Bogor

    sate Mak Ajad

    j. Unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,

    badan , dan nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan, oleh, atau ,

    dan untuk , huruf pertamanya mengggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    Republik Indonesia

    Majelis Permusyawaratan Rakyat

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

    Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak

  • 10

    k. Jika nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan , badan, dokumen

    resmi, dan judul karangan yang mengandung unsur bentuk ulang

    sempurna maka setiap huruf pertamanya menggunakan huruf kapital

    Misalnya:

    Perserikatan Bangsa-Bangsa

    Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

    Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

    l. Semua huruf pertama pada kata yang terdapat di dalam judul buku,

    majalah, surat kabar, dan judul karangan harus menggunakan huruf

    kapital kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang

    tidak terletak pada posisi awal.

    Misalnya:

    Saya telah membaca buku Beyond The Inspiration.

    Bacalah majalah Drise.

    Dia adalah agen surat kabar Fajar Makassar.

    m. Jika kata mengandung unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan

    sapaan yang digunakan dengan nama diri, maka huruf pertamnya

    menggunakan huruf besar.

    Misalnya:

    Dr.

    M.A.

    S.H.

    doktor

    master of arts

    sarjana hukum

  • 11

    S.S.

    Prof.

    Tn.

    Ny.

    Sdr.

    sarjana sastra

    profesor

    tuan

    nyonya

    saudara

    n. Jika kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara,

    kakak, adik, dan paman dipakai dalam penyapaan atau pengacuan,

    maka huruf pertamanya menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    Kapan Kakak berangkat? tanya Kamelia.

    Sari bertanya,Itu apa, Bu?

    Surat Saudara sudah saya terima.

    Silakan masuk, Nak! kata Lia.

    Tetapi jika tidak dipakai sebagai kata pengacuan atau penyapaan maka

    tidak perlu menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

    Semua kakak dan adik saya sudah bekerja.

    Dia tidak mempunyai saudara di Makassar..

  • 12

    o. Kata Anda yang digunakan dalam penyapaan , huruf pertamanya

    menggunakan huruf kapital.

    Misalnya:

    Sudahkah Anda tahu?

    Surat Anda telah kami terima.

    2. Huruf Miring

    Penggunaan huruf miring menurut Permendiknas (2011:19) adalah

    sebagai berikut.

    a. Nama buku, nama majalah, dan nama surat kabar yang dikutip dalam

    tulisan harus dicetak miring.

    Misalnya :

    Buku Ustadz Felix yang berjudul Udah Putusin Aja! adalah buku

    bernuansa Islami.

    Tulisan Umar Kayam pernah dimuat dalam majalah Tempo.

    b. Dalam menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata

    atau, kelompok kata dapat dicetak menggunakan huruf miring.

    Misalnya:

    Huruf pertama yang dia tulis adalah c

    Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

    Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.

    Huruf j pada kata Jakarta harus ditulis dengan huruf kapital

  • 13

    c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama

    ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.

    Misalnya:

    Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.

    Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

    Dewasa ini banyak perusahaan yang go public.

    C. Penulisan Kata

    1. Kata Dasar

    Kata dasar adalah kata yang tidak terikat antara kesatuan yang

    satu dengan yang lainnya, dan belum mengalami penambahan

    imbuhan.(Chaier, Abdul: 2006).

    Misalnya:

    Kita semua anak Indonesia.

    Kantor pajak penuh sesak.

    Buku itu sangat tebal.

    2. Kata Turunan

    Kata berimbuhan adalah suatu kata yang dibentuk dari kata dasar

    dengan menambahkan imbuhan ( awalan, sisipan, atau akhiran ) (Chaeir,

    Abdul :2006)

    Aturan penulisan kata berimbuhan menurut Permendiknas (2011 :

    24) sebagai berikut.

  • 14

    a. Kata dasar ditulis serangkai dengan imbuhan ( awalan, sisipan,

    akhiran ).

    Misalnya:

    berjalan

    petani

    lukisan

    gemetar

    Imbuhan kalau ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar

    yang bukan bahasa Indonesia maka harus dirangkaikan dengan tanda

    hubung.

    Misalnya :

    mem-PHK-kan

    di-upgrade

    me-recall

    b. Kalau bentuk dasar merupakan gabungan kata, awalan atau akhiran

    ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau

    mendahuluinya.

    Misalnya:

    bertepuk tangan

    garis bawahi

    menganaksungai

    sebar luaskan

  • 15

    lipat gandakan

    c. Kalau bentuk dasar yang berupa gabungan kata yang mendapat

    awalan dan akhiran sekaligus, maka unsur gabungan kata tersebut

    harus ditulis serangkai.

    Misalnya:

    Mengggarisbawahi

    menyebarluaskan

    Dilipatgandakan

    d. Jika salah satu unsur dari gabungan kata itu tidak dapat berdiri

    sendiri sebagai sebuah kata, maka gabungan kata itu ditulis

    serangkai.

    Misalnya:

    Adipati

    Aerodinamika

    Antarkota

    Anumerta

    Audiogram

    Awahama

    Bikarbonat

    Biokimia

    Dwiwarna

    Mahasiswa

  • 16

    Mancanegara

    multilateral,

    3. Bentuk Ulang

    Kata ulang merupakan sebuah bentuk dari hasil mengulang sabuah

    kata dasar atau dari sebuah bentuk dasar. Bentuk ulang ditulis secara

    lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-). (Chaeir,Abdul :2006)

    Misalnya:

    anak-anak

    mata-mata

    undang-undang

    mondar-mandir

    dimana aturan dari penulisan kata ulang ini juga berlaku pada bentuk

    seperti :

    sia-sia

    laba-laba

    kupu-kupu

    4. Gabungan Kata

    Bentuk kata yang terdiri atas dua kata atau lebih disebut gabungan

    kata atau kata gabung. (Chaeir,Abdul : 2006)

    Menurut Permendiknas (2011: 30) kata gabung di tuliskan dengan

    aturan sebagai berikut :

  • 17

    a. Unsur-unsur yang membentuk gabungan kata ditulis secara terpisah

    dengan lainnya.

    Misalnya:

    kantor pos

    orang tua

    kambing hitam

    persegi panjang

    kereta api expres

    buku pelajaran kimia

    b. Agar terhindar dari kesalahan pengertian, maka di antara unsur-unsur

    gabungan kata dapat di beri tanda hubung agar dapat menegaskan

    hubungan antara unsur yang bersangkutan.

    Misalnya :

    Buku sejarah-baru

    Dengan arti, yang baru adalah sejarahnya

    Buku-sejarah baru

    Dengan arti, yang baru adalah bukunya

    c. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagi sebuah kata (satu kata), di

    tulis serangkai.

    Misalnya:

    adakalanya

    apalagi

  • 18

    beasiswa

    matahari

    Kita harus melihat dalam kamus untuk memastikan apakah kata

    tersebut sudah dianggap sabuah kata atau belum.

    5. Kata Ganti

    Kata ganti klitik merupakan kata ganti yang di singkat seperti ku- ,

    kau- , -ku, -mu, dan nya. Kata gantiku- dan kau- ditulis serangkai

    dengan kata yang mengikutinya; kata ganti -ku, -mu, dan nya ditulis

    serangkai dengan kata yang mendahuluinya. (Pemerdiknas, 2010 : 50)

    Misalnya:

    Dimana kaubeli baju itu?

    Ini bukuku, itu bukunya, lalu dimana bukumu?

    Kalau digabung dengan kata yang di awali huruf kapital atau bentuk

    yang berupa singkatan maka kata ganti klitik harus dirangkaikan dengan

    tanda hubung. (Permendiknas,2011 : 50)

    Misalnya :

    KTP-mu

    SIM-nya

  • 19

    6. Kata Depan di, ke, dan dari

    Kata yang biasanya menjadi penghubung antara predikat dengan

    objek atau keterangan , dan lazimnya berada di depan sebuah kata benda

    merupakan kata depan. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari

    kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah

    lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

    (Chaeir,Abdul :2006)

    Misalnya:

    Kain itu terletak di dalam lemari.

    Bermalam semalam di sini.

    Di mana Fira sekarang?

    Saya akan ke Surabaya besok.

    Catatan:

    Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.

    Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.

    Kami percaya sepenuhnya kepada kakaknya.

    Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.

    Ia masuk, lalu keluar lagi.

    7. Kata Sandang (si dan sang)

    Dalam menulis kata si dan sang ditulis secara terpisah dari kata

    yang mengikutinya. (Permendiknas,2010 : 51)

  • 20

    Misalnya:

    Sang saka berkibar dimana-mana

    Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim

    Jika kata si dan sang dimaksudkan sebagai unsur nama diri maka huruf

    awal si dan sang di tulis dengan huruf kapital.

    Misalnya :

    Serigala itu marah sekali kepada Sang Kancil

    Dalam cerita itu Si Kera mencari kitab suci bersama gurunya.

    8. Partikel

    Aturan penulisan partikel menurut Permendiknas (2011 : 38) adalah

    sebagai berikut.

    a. Apabila ada kata yang mendahului partikel -lah, -kah, dan tah

    maka kata tersebut ditulis serangkai dengan partikel.

    Misalnya:

    Bacalah buku itu baik-baik.

    Berangkatlah sekarang juga!

    Bunglah sampah pada tempatnya!

    Apatah gerangan yang kamu cari?

    b. Apabila ada kata yang mendahului partikel pun maka kata tersebut

    ditulis terpisah dari partikel pun.

    Misalnya:

  • 21

    Dibayar berapa pun aku tidak mau.

    Kapan pun waktunya aku siap.

    Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.

    Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang

    ke rumahku.

    c. Apabila terdapat partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap

    maka kata yang mengikutinya di tulis terpisah dari partikel ini.

    Misalnya:

    Mereka harus membayar SPP Rp950.000,00 per semester.

    Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

    Harga kain ini Rp5.000,00 per helai.

    9. Singkatan dan Akronim

    Singkatan ialah kependekan kata yang terdiri atas satu huruf atau

    lebih.(Permendiknas : 2011, 39)

    Aturan penulisan singkatan dan akronim menurut Pemerdiknas

    (2011: 39) sebagai berikut.

    a. Nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat yang

    disingkat harus diikuti dengan tanda titik diakhir singakatan tersebut.

    Misalnya:

    Djoko Kentjono, M.A. Djoko Kentjono Master of Art

    R.A. Kartini Raden Ajeng Kartini

    W.R. Supratman Wage Rudolf Supratman

  • 22

    M.B.A. master of business administration

    S.E. sarjana ekonomi

    S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat

    Bpk. bapak

    Sdr. saudara

    Kol. kolonel

    b. Jika nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan

    atau organisasi, serta nama dokumen resmi disingkat dengan cara

    menggabungkan huruf awal kata maka huruf-hurufnya ditulis

    dengan huruf besar dan tidak perlu diikuti tanda titik dibelakang

    tiap-tiap singkatan itu.

    Misalnya:

    DPR Dewan Perwakilan Rakyat

    PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

    SMA Sekolah Menengah Peretama

    MPR Majelis Permusyawaratan Rakyat

    UUD Undang-Undang Dasar

    c. 1). apabila gabungan kata yang disingkat terdiri dari tiga huruf maka

    singkatan tersebut diikuti tanda titik.

    dst. dan seterusnya

    ybs. yang bersangkutan

    dll. dan lain-lain

  • 23

    2). Gabungan huruf yang merupakan hasil singkatan kata diakhiri

    dengan tanda titik.

    Misalnya :

    jml. jumlah

    hlm. halaman

    tsb. tersebut

    yg yang

    No. nomor

    tgl tanggal

    3). apabila gabungan kata yang disingkat terdiri dari dua huruf maka

    masing-masing huruf diikuti tanda titik. Misalnya:

    a.n.

    d.a.

    u.b.

    u.p.

    atas nama

    dengan alamat

    untuk beliau

    untuk perhatian

    d. apabila singkatan merupakan lambang kimia, singkatan satuan

    ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang maka singkatan

    tersebut tidak perlu diakhiri tanda titik.

    Misalnya:

    Cu

    TNT

    cm

    Kuprum

    trinitrotoluena

    sentimeter

  • 24

    kVA

    l

    kg

    Rp

    kilovolt-ampere

    liter

    kilogram

    rupiah

    Akronim ialah singkatan yang dibentuk oleh huruf-huruf awal

    yang digabung ,suku-suku kata yang digabung , ataupun gabungan

    huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai sebuah

    kata. (Mustofa,dkk ,2010 :19)

    Aturan penulisan akronim menurut Permendiknas (2011: 42)

    adalah sebagai berikut:

    1) Apabila akronim di bentuk oleh gabungan huruf awal dari deret

    kata maka ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan tidak diikuti

    tanda titik. Akronim ini merupakan akronim nama diri.

    Misalnya:

    2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan

    huruf dan suku kata dari deret kata pada huruf awal ditulis dengan

    huruf kapital.

    Misalnya:

    Bulog Badan Urusan Logistik

    ABRI

    PAM

    LIPI

    LAN

    PASI

    IKIP

    SIM

    Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

    Perusahaan air minum

    Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

    Lembaga Administrasi Negara

    Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

    Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Surat izin mengemudi

  • 25

    Akabri

    Bappenas

    Iwapi

    Kowani

    Sespa

    Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia

    Kongres Wanita Indonesia

    Sekolah Staf Pimpinan Administrasi

    3) Akronim yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih dan

    bukan nama diri ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:

    siskamling

    munas

    pemilu

    radar

    rapim

    rudal

    tilang

    sistem keamanan lingkungan

    musyawarah nasional

    pemilihan umum

    radio detecting and ranging

    rapat pimpinan

    peluru kendali

    bukti pelanggaran

    10. Angka dan Bilangan

    Angka adalah lambang yang fungsinya sebagai pengganti bilangan.

    Ada dua macam angka yang digunakan dalam bahasa Indonesia, yaitu

    angka Arab dan angka Romawi. (Permendiknas ,2011 :44)

    Angka Arab

    Angka Romawi

    : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

    : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,

    IX, X,

    L (50), C (100), D (500), M

    (1000), V (5000), M (1.000.000)

    .

    Menurut Permendiknas (2011 : 44) aturan penulisan angka dan

    bilangan adalah sebagai beikut.

    a. Dalam teks, jika bilangan dinyatakan dalam satu atau dua kata maka

    bilangan ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan tersebut dipakai

    dalam perincian.

  • 26

    Misalnya :

    Mereka menonton drama itu sampai tiga kali

    Koleksi perputakaan itu mencapai dua juta buku.

    Di antara 30 murid , 15 murid menyukai pelajaran biologi, 10

    murid menyukai pelajaran matematika, dan 5 murid tidak

    menyukai keduanya.

    b. Jika bilangan berada pada awal kalimat, maka bilangan tersebut di

    tulis menggunakan huruf. Tetapi jika bilangan tersebut lebih dari dua

    kata, maka susunan kalimat diubah agar bilangan tersebut tidak

    ditempatkan di awal kalimat.

    Misalnya :

    Dua puluh mahasiswa mengikuti Olimpiade Sains Nasional

    Panitia mengundang 250 orang peserta

    Bukan

    250 orang peserta diundang oleh panitia.

    c. Angka dapat dieja kalau melambangkan bilangan yang jumlahnya

    terlalu besar agar lebih mudah dibaca.

    Misalnya :

    Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.

    d. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas,

    dan isi; (b) satuan waktu; (c) nilai uang ; dan (d) jumlah.

    Misalnya :

    0,5 sentimeter

    5 kilogram

    10 liter

    2.000 rupiah

    Tahun 1945

    14 Juli 1994

    1 jam 20 menit

    Pukul 14.00

    e. Angka pada umumnya digunakan untuk melambangkan nomor jalan,

    rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.

  • 27

    Misalnya :

    Jalan Tanah Abang I No. 15

    Jalan Wijaya No.14

    Hotel Mahameru, Kamar 169

    f. Untuk memberikan nomor pada bagian karangan atau ayat kitab suci

    digunakann angka.

    Misalnya :

    Bab X, Pasal 5, halaman 252

    Surah Yasin: 9

    g. Aturan penulisan bilangan dengan huruf sebagai berikut.

    Bilangan utuh

    Misalnya :

    Dua belas (12)

    Lima ribu (5000)

    Bilangan pecahan

    Misalnya :

    Setengah (1

    2 )

    Satu persen ( 1%)

    h. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.

    Misalnya :

    Pada awal abad XX(angka Romawi Kapital)

    Dalam kedidupan pada abad ke-20 (huruf dan angka)

    Pada awal abad kedua puluh(huruf)

    Abad XXI

    Abad ke-21

    Lantai II

    Lantai ke-2

  • 28

    i. Kalau penulisan bilangan di akhiri dengan an maka aturan

    penulisannya sebagai berikut.

    Misalnya :

    Lima lembar uang 1.000-an(lima lembar uang seribuan)

    Tahun 1960-an(tahun seribu sembilan ratus enam puluhan)

    j. Bilangan yang dapat ditulis dengan angka dan huruf sekaligus

    hanyalah di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

    Misalnya :

    Jumlah siswa 250 orang

    bukan

    Jumlah siswa 250 (dua ratus lima puluh) orang

    k. Bilangan yang di tulis dengan angka dan huruf sekaligus,

    penulisannya harus tepat.

    Misalnya :

    Telah di terima unag sebesar Rp900.500,50 (sembilan ratus

    ribu lima ratus rupiah lima puluh sen).

    11. Pemenggalan Kata

    Aturan pemenggalan kata menurut Permendiknas (2011 : 31) adalah

    sebagai berikut.

    1. Pemenggalan kata dasar.

    a. Kalau di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan maka

    pemenggalan dilakukan di antara huruf vokal tersebut.

    Misalnya :

    Kain ka-in

    Saat sa-at

    Niat ni-at

    Kaum ka-um

  • 29

    b. Kata yang mengandung gugus vokal au, ai, ae, ei, eu,ui, dan oi

    tidak dipenggal

    Misalnya :

    Aula au-la

    Pulau pu-lau

    Survei sur-vei

    c. Pemenggalan kata yang mengandung satu huruf konsonan,

    diantara dua buah huruf vokal, dimana pemenggalan dilakukan

    sebelum huruf konsonan itu. Dalam hal ini gabungan huruf

    konsonan ng, ny, kh, dan sy tidak dipenggal karena gabungan itu

    hanya melambangkan satu konsonan atau satu fonem.

    Misalnya :

    Bapak ba-pak

    Teman te-man

    Dengan de-ngan

    Sopan so-pan

    d. Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan

    berurutan, pemenggalan kata ini dilakukan diantara kedua huruf

    konsonan tersebut.

    Misalnya :

    Tancap tan-cap

    Mandi man-di

    Sombong som-bong

    Janji jan-ji

    e. Pemenggalan kata yang memiliki tiga huruf konsonan atau lebih

    yang masing-masing mewakili fonem tunggal, pemenggalannya

    dilakukan diantara kedua huruf konsonan pertama dan huruf

    konsonan yang kedua.

    Misalnya :

  • 30

    Ultra ul-tra

    Bentrok ben-trok

    Infra in-fra

    Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak

    di penggal.

    Misalnya :

    Akhlak akh-lak

    Bangkrut bang-krut

    Ikhlas ikh-las

    Kongres kong-res

    Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu

    huruf ( vokal ) diawal dan diakhir baris.

    Misalnya :

    Itu i-tu

    Ini in-i

    2. Pemenggalan kata berimbuhan.

    Pemenggalan kata berimbuhan dapat dilakukan dengan

    memisahkan imbuhan atau partikel dengan bentuk dasarnya.

    Misalnya :

    Berjalan ber-jalan

    Diambil di-ambil

    Makanan makan-an

    Kata dasar yang telah mengalami perubahan dikarenakan diberi

    imbuhan, pemenggalannya dilakukan seperti pada kata dasar.

    Misalnya :

    Menutup me-nu-tup

    Menyapu me-nya-pu

    Pengetik pe-nge-tik

  • 31

    3. Pemenggalan kata yang terdiri dari dua unsur atau lebih dan salah

    satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, maka

    pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur tersebut. Tiap

    unsur gabungan dipenggal seperti pada kata dasar.

    Misalnya :

    Biografi bio-grafi bi-o-gra-fi

    Pascasarjana pasca-sarjana pas-ca-sar-ja-na

    Biodata bio-data bi-o-da-ta

    Kilogram kilo-gram ki-lo-gram

    Kilometer kilo-meter ki-lo-me-ter

    4. Pemenggalan nama orang, badan hukum, atau nama diri lain yang

    terdiri dari dua unsur atau lebih dilakukan diantara unsur-unsur

    nama itu, dalam pemenggalan tersebut tidak perlu disertai dengan

    tanda penghubung, ini dikarenakan masing-masing unsur yang

    dipenggal tersebut merupakan unsur lepas.

    Misalnya :

    Nur Purnama Sari Nur Purnama

    Sari

    Alfira Puspita Dewi Alfira

    Puspita Dewi

    Nur Indah Mawarni Nur Indah

    Mawarni