analisis kesalahan siswa dalam ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel srkipsi.pdfdengan...

16
1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau 2,3 Dosen STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 5 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Eko Apriansyah 1 , Drajat Friansah 2 , Efuansyah 3 , Program Studi Pendidikan Matematika STKIP-PGRI Lubuklinggau. Jalan Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau, Indonesia Email: [email protected] ABSTRAK. Skripsi ini berjudul “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di Kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita matematika ?” dan “Berapa persentase masing-masing jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita matematika ?”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dan berapa persentase masing-masing jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa siswa melakukan (1) kesalahan memahami soal sebesar 37,66% (2) kesalahan menyusun rencana sebesar 46,56% (3) kesalahan melaksanakan rencana sebesar 50,42% (4) kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh sebesar 74,06%. Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Soal Cerita. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu bidang studi yang berperan penting dalam dunia pendidikan, terbukti dalam pelaksanaannya pelajaran matematika ada di semua jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai pada Perguruan Tinggi. Namun matematika masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi kebanyakan siswa di sekolah. Menurut Farida (2015) selama ini pandangan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat menakutkan masih belum berubah, hal ini karena siswa banyak mengalami kesulitan untuk mempelajari matematika yang objek kajiannya abstrak. Hal ini dikarenakan banyak siswa di sekolah yang masih mengalami kesalahan- kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika. Belajar matematika tidak hanya dituntut untuk menguasai konsep-konsep dalam matematika, tetapi siswa juga dituntut untuk bisa menerapkan konsep dalam pemecahan masalah sehari-hari (Priyanto, dkk, 2015:1). Pemecahan masalah matematika sekolah biasanya diwujudkan melalui soal cerita. Akan tetapi, menurut Tumardi (Hidayah, 2016:182) soal cerita merupakan pokok bahasan yang sulit dikuasai oleh siswa, tidak hanya siswa di Indonesia namun juga siswa di negara-negara lain, hal ini dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal cerita yang diberikan. Siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita, hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam memahami soal, kurangnya kemampuan siswa mengubah permasalahan yang nyata menjadi kalimat matematika yang abstrak dan kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan model matematika. Salah satunya siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau . Berdasarkan kegiatan observasi awal dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu guru matematika kelas VII (Liza Fernayanti, S.Pd), peneliti mendapatkan keterangan bahwa banyak siswa

Upload: others

Post on 27-Jul-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

1 Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau

2,3 Dosen STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

MATEMATIKA DI KELAS VII SMP NEGERI 5 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Eko Apriansyah1, Drajat Friansah

2, Efuansyah

3,

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Jalan Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau, Indonesia

Email: [email protected]

ABSTRAK. Skripsi ini berjudul “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Cerita Matematika di Kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2016/2017”. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apa saja jenis-jenis kesalahan

yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017

dalam menyelesaikan soal cerita matematika ?” dan “Berapa persentase masing-masing

jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun

pelajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita matematika ?”. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dan

berapa persentase masing-masing jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP

Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita

matematika. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa siswa

melakukan (1) kesalahan memahami soal sebesar 37,66% (2) kesalahan menyusun

rencana sebesar 46,56% (3) kesalahan melaksanakan rencana sebesar 50,42% (4)

kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh sebesar 74,06%.

Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Soal Cerita.

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang berperan penting dalam

dunia pendidikan, terbukti dalam pelaksanaannya pelajaran matematika ada di semua

jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai pada Perguruan Tinggi.

Namun matematika masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi kebanyakan

siswa di sekolah. Menurut Farida (2015) selama ini pandangan bahwa matematika

merupakan pelajaran yang sangat menakutkan masih belum berubah, hal ini karena siswa

banyak mengalami kesulitan untuk mempelajari matematika yang objek kajiannya

abstrak. Hal ini dikarenakan banyak siswa di sekolah yang masih mengalami kesalahan-

kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika.

Belajar matematika tidak hanya dituntut untuk menguasai konsep-konsep dalam

matematika, tetapi siswa juga dituntut untuk bisa menerapkan konsep dalam pemecahan

masalah sehari-hari (Priyanto, dkk, 2015:1). Pemecahan masalah matematika sekolah

biasanya diwujudkan melalui soal cerita. Akan tetapi, menurut Tumardi (Hidayah,

2016:182) soal cerita merupakan pokok bahasan yang sulit dikuasai oleh siswa, tidak

hanya siswa di Indonesia namun juga siswa di negara-negara lain, hal ini dapat dilihat

dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menyelesaikan soal cerita yang

diberikan.

Siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita,

hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam memahami soal, kurangnya

kemampuan siswa mengubah permasalahan yang nyata menjadi kalimat matematika yang

abstrak dan kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan model matematika. Salah

satunya siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau . Berdasarkan kegiatan observasi

awal dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu guru matematika

kelas VII (Liza Fernayanti, S.Pd), peneliti mendapatkan keterangan bahwa banyak siswa

Page 2: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau yang mengalami kesulitan dalam memahami dan

menyelesaikan soal cerita matematika, dilihat dari kesalahan-kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita yang diberikan guru. Hasil ulangan harian siswa kelas VII.6

SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 yang masih sangat rendah, yaitu

23 dari 34 siswa (67,64 %) yang tidak tuntas dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) adalah 75.

Menurut Priyanto, dkk, (2015:2) kesalahan siswa dalam matematika merupakan

sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa memahami matematika, serta beberapa

faktor penyebab siswa mengalami kesalahan yaitu dapat berasal dari dalam dan luar diri

siswa. Kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dapat dimanfaatkan untuk

mendeteksi kesulitan belajar matematika sehingga dapat menemukan alternatif

pemecahannya dalam menyelesaikan masalah soal cerita matematika. Keterampilan

menyelesaikan soal cerita juga memegang peran penting dalam jangka panjang karena

aplikasi matematika di bidang lain selalu berkaitan dengan pembuatan model matematika

(Budiyono, 2008:2). Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan

dengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat.

Oleh karena itu, penelitian ini diadakan untuk menganalisis kesalahan-kesalahan yang

dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan materi

segiempat.

Segiempat adalah suatu materi pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas VII

SMP Negeri 5 Lubuklinggau. Materi segiempat juga sering dimasukkan ke dalam Ujian

Nasional (UN) bahkan tes-tes matematika lainnya. Menurut Kristianti (2016:2) segiempat

diajarkan pada siswa kelas VII yang merupakan langkah awal mempelajari geometri. Jika

siswa saat kelas VII mampu menguasai geometri tentang bangun datar maka saat mereka

kelas IX mempelajari tentang geometri bangun ruang tidaklah mengalami kesulitan.

Untuk membantu mengatasi permasalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi

segiempat maka perlu diinformasikan mengenai tipe-tipe kesalahan yang umumnya

dilakukan siswa. Dengan demikian dari informasi yang diperoleh diharapkan membantu

upaya memperbaiki proses pembelajaran

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika di

Kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017”. Rumusan masalah

penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Apa saja jenis-jenis kesalahan yang

dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 dalam

menyelesaikan soal cerita matematika ? (2) Berapa persentase masing-masing jenis

kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran

2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita matematika ?.

Agar masalah ini tidak terlalu luas, maka ruang lingkup penelitian dibatasi

dengan : (1) Penelitian ini tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita

matematika pada materi segiempat (2) Segiempat yang akan dibahas pada penelitian ini

adalah persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang (3)

Kesalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal certita matematika berdasarkan langkah penyelesaian Polya.

Sejalan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui : (1) Apa saja jenis-jenis kesalahan yang dilakukan

siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 dalam

menyelesaikan soal cerita matematika (2) Berapa persentase masing-masing jenis

kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran

2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita matematika.

Page 3: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

KAJIAN TEORI

Analisis Kesalahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis adalah penyelidikan terhadap

suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, sedangkan kesalahan adalah

kekeliruan, perbuatan yang salah (melanggar hukum dan sebagainya). Melalui analisis

kesalahan akan diperoleh bentuk dan penyebab kesalahan siswa, sehingga guru dapat

memberikan jenis bantuan kepada siswa, kesalahan yang dilakukan siswa perlu adanya

analisis lebih lanjut, agar mendapatkan gambaran yang jelas dan rinci atas kelemahan-

kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.

Soal Cerita Matematika

Soal cerita biasanya diwujudkan dalam kalimat yang di dalamnya terdapat

persoalan atau permasalahan yang penyelesaiannya menggunakan keterampilan berhitung

(Budiyono, 2008:2). Hal itu selaras dengan pendapat yang dikemukakan Hidayah

(2016;183), soal cerita berkaitan erat dengan masalah yang ada dalam kehidupan siswa

sehari-hari, sehingga yang dimaksud dengan soal cerita adalah soal matematika yang

terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dicari penyelesaiannya menggunakan kalimat

matematika yang memuat bilangan, operasi hitung (+, –, × , :), dan relasi (=, <, >, ≤, ≥ ).

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa soal cerita matematika adalah soal yang

disajikan dalam bentuk cerita atau rangkaian kata-kata (kalimat) dan berkaitan dengan

keadaan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari siswa serta mengandung masalah

yang menuntut penyelesaian dengan menggunakan keterampilan berhitung.

Langkah Penyelesaian Polya

Pemecahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya yaitu George

Polya. George Polya, seorang matematikawan generalis berhasil menemukan seperangkat

pertanyaan atau langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah. Polya membuat metode-

metode sistematis guna menemukan solusi atas problem yang dihadapi dan

memungkinkan seseorang menemukan pemecahannya sendiri karena memang sudah ada

dan dapat dicari (Sugiantara, 2014:3).

Penelitian ini membahas tentang kesalahan-kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita matematika dilihat dari langkah penyelesaian Polya. Menurut

Hidayah (2016) jenis kesalahan yang dimaksud yaitu : (1) kesalahan memahami soal (2)

kesalahan menyusun rencana (3) kesalahan melaksanakan rencana (4) kesalahan dalam

memeriksa kembali solusi yang diperoleh.

A. METODE PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka pada penelitian ini jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitataif. menurut Hidayah

(2016) penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual, dan akurat. Agar penelitian

kualitatif dapat berkualitas maka data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu data primer

dan data sekunder.

Menurut Arikunto (2010), data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-

kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik perilaku yang dilakukan oleh subjek yang

dapat dipercaya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen grafis (tabel, catatan, dan lain-lainnya), foto-foto, film, rekaman video, benda-

benda, dan lain-lain yang dapat memperkaya data primer. Subjek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau. Kelas yang dipilih adalah kelas

VII.6 dengan jumlah siswa adalah 34 orang.

Page 4: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini berupa

observasi, tes dan wawancara.

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan dan penyelidikan dengan cara

menganalisis dan mencatat penemuan yang terjadi dilapangan baik aspek kognitif, afektif

atau psikomotorik. Observasi ini bertujuan untuk menganalis dan mengumpulkan data

tentang jenis-jenis kesalahan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun

pelajaran 2016/2017 dalam menyelesaikan soal cerita matematika.

2. Tes

Pengumpulan data melalui teknik tes dilakukan dengan memberikan instrumen

tes yang terdiri dari seperangkat pertanyaan/soal untuk memperoleh data mengenai

kemampuan siswa terutama pada aspek kognitif (Lestari dan Yudhanegara, 2015). Tes

yang dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis dan persentase kesalahan

siswa di kelas VII SMP Negeri 5 dalam menyelesaikan soal cerita matematika.

3. Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dengan memberikan

serangkaian pertanyaan yang diajukan secara langsung oleh peneliti kepada responden

(Lestari dan Yudhanegara, 2015:238). Pedoman wawancara yang digunakan pada

penelitian ini adalah pedoman wawancara tidak terstukrur. Pedoman wawancara tidak

terstukrur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan

ditanyakan (Arikunto, 2010:270). Hal ini diharapkan agar peneliti dapat mengembangkan

pertanyaan tentang penyebab kesalahan siswa sesuai dengan data yang dibutuhkan

sehingga siswa dapat menanggapi pertanyaan dari berbagai sudut pandang. Pengambilan

subjek penelitian untuk diwawancara diambil dari siswa dengan tingkat kesalahan yang

menurut peneliti menarik untuk diteliti dan mewakili kesalahan dari setiap soal.

Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Reduksi Data

mereduksi data berarti memilih, mengklasifikasi, memfokuskan pada hal-hal

yang dianggap penting, dicari tema dan polanya serta membuang data yang tidak perlu.

Reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu meringkas kembali catatan

lapangan yang berkaitan dengan kesalahan siswa kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau

dalam menyelesaikan soal cerita matematika.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian-

uraian singkat, hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Dengan menyajikan

data, maka akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahaminya. Untuk menganalisis data maka

peneliti menggunakan rumus berikut:

Untuk mengetahui besar persentase setiap jenis kesalahan digunakan rumus

berikut.

Keterangan :

P = Persentase jenis kesalahan

n = Banyak kesalahan untuk masing-masing jenis kesalahan.

N = Banyaknya kemungkinan kesalahan/total seluruh kesalahan.

100 % = Rentang nilai tertinggi.

(Priyanto, dkk, 2015)

Page 5: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai indikator jenis kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita pada penelitian ini disajikan pada tabel 3.1

Tabel 3.1.

Indikator Jenis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Jenis Kesalahan Indikator

Kesalahan

Memahami

Soal

Kesalahan

menentukan apa

yang diketahui

a. Siswa menuliskan dengan benar apa yang diketahui

dalam soal.

b. Siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui

dalam soal.

c. Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dalam

soal.

Kesalahan

menentukan apa

yang ditanya

a. Siswa menuliskan dengan benar apa yang ditanya

dalam soal.

b. Siswa salah dalam menuliskan apa yang ditanya

dalam soal.

c. Siswa tidak menuliskan apa yang ditanya dalam soal.

Kesalahan

Menyusun

Rencana

Kesalahan

menentukan

rumus / strategi

yang tepat

a. Siswa menuliskan dengan benar rumus / strategi

yang tepat sesuai dengan data yang diketahui dan

ditanya.

b. Siswa menuliskan rumus / strategi yang tetapi tidak

sesuai dengan data yang diketahui dan ditanya.

c. Siswa tidak menuliskan rumus / strategi yang

digunakan.

Kesalahan

Melaksanaka

n Rencana

Kesalahan

menyelesaikan

metode

penyelesaian

yang telah dibuat

sesuai dengan

rencana yang

telah disusun

a. Siswa menyelesaikan model matematika yang telah

dibuat sesuai dengan rencana susunan yang benar.

b. Siswa menyelesaikan model matematika yang telah

dibuat tetapi tidak sesuai dengan rencana susunan

yang benar.

c. Siswa tidak menyelesaikan model matematika yang

telah dibuat

Kesalahan

perhitungan

sesuai dengan

rencana yang

telah disusun

a. Siswa melakukan perhitungan dengan benar untuk

menyelesaikan model matematika yang telah dibuat.

b. Siswa salah dalam melakukan perhitungan terhadap

penyelesaian model matematika yang telah dibuat.

c. Siswa tidak melakukan perhitungan untuk

menyelesaikan model matematika yang telah dibuat.

Kesalahan dalam

membuat satuan

ukuran yang tepat

sesuai dengan

perintah soal

a. Siswa membuat satuan ukuran yang tepat sesuai

dengan perintah soal.

b. Siswa membuat satuan ukuran tetapi tidak sesuai

dengan perintah soal.

c. Siswa tidak membuat satuan ukuran sesuai dengan

perintah soal.

Kesalahan

dalam

Memeriksa

Kembali

Solusi yang

Kesalahan

perhitungan

matematika dalam

memeriksa

kembali solusi

a. Siswa memeriksa kembali solusi jawaban yang

diperoleh menggunakan langkah-langkah dan

perhitungan yang sesuai

b. Siswa memeriksa kembali solusi jawaban yang

diperoleh tetapi tidak menggunakan langkah-langkah

Page 6: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

Diperoleh yang diperoleh. dan perhitungan yang sesuai.

c. Siswa tidak memeriksa kembali solusi yang

diperoleh.

Kesalahan

membuat

kesimpulan

terhadap

penyelesaian

masalah

a. Siswa membuat kesimpulan terhadap penyelesaian

masalah yang sesuai dengan perintah soal

b. Siswa membuat kesimpulan terhadap penyelesaian

masalah tetapi tidak sesuai dengan perintah soal

c. Siswa tidak membuat kesimpulan

Modifikasi Hidayah (2016)

Keterangan :

a = skor nilai kesalahan adalah 0

b = skor nilai kesalahan adalah 1

c = skor nilai kesalahan adalah 2

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan ini merupakan pemberian makna terhadap data yang telah

direduksi dan disajikan sesuai dengan informasi yang diperlukan. Untuk mendapatkan

kesimpulan data yang akurat maka diperlukan pengujian atau verifikasi.

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 24 Mei 2017 dari pukul 10.30

– 12.30 di SMP Negeri 5 Lubuklinggau. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VII.6 SMP Negeri 5 Lubuklinggau yaitu sebanyak 34 siswa, yang diikuti oleh 32

siswa dan 2 siswa lainnya sakit. Materi yang digunakan untuk penelitian adalah

segiempat. Tes yang diberikan berbentuk essai berjumlah 5 (lima) soal. Sebelum soal tes

diberikan kepada subjek penelitian, soal-soal divalidasi terlebih dahulu oleh validator,

kemudian peneliti mengadakan ujicoba instrumen kepada kelas VIII.5 SMP Negeri 5

Lubuklinggau sebanyak 36 siswa. Ujicoba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

validitas, relabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

Dari sebanyak 34 siswa di kelas VII.6 yang diikuti 32 siswa sebagai subjek

penelitian, kesalahan yang dilakukan siswa didominasi saat siswa melakukan langkah

Polya yang keempat atau tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh yaitu dengan

rata-rata kesalahan sebesar 74,06%, kesalahan terbesar terdapat pada soal nomor 4 yaitu

sebesar 91,41. Sedangkan rata-rata kesalahan yang dilakukan saat melakukan langkah

Polya yang pertama atau tahap memahami soal sebesar 37,66%, kesalahan saat

melakukan langkah Polya yang kedua atau tahap menyusun rencana sebesar 46,56% dan

kesalahan yang dilakukan saat melakukan langkah Polya yang ketiga atau tahap

melaksanakan rencana sebesar 50,42%.

1. Reduksi Data

a. Analisis Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 1

Penggalan pekerjaan S-18 pada soal nomor 1

Page 7: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

Gambar 4.1 Kesalahan Subjek 18 pada Soal Nomor 1

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa S1 pada soal nomor 1:

P : Apakah adik memahami maksud dari soal nomor satu ini ?

S : Hmm, iya pak

P : Kalau paham coba sebutkan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?

S : Diketahui Keliling = 40 cm dan bentuknya persegi, sedangkan yang ditanya adalah

luas taman bermain

P : Coba lihat pada soal, kelilingnya 40 cm atau 40 m ?

S : 40 meter pak, salah pak

P : Rumus atau strategi apa yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal ini ?

S : Rumus keliling pak seharusnya K= 4 x sisi, tetapi lupa pak

P : Rumus yang adik buat kan K= 40(20) = 40, kenapa jawabannya bisa 40 ?

S : salah pak seharusnya 800 hasilnya

P : Langkah selanjutnya salah ya dik karena dari awal memang sudah salah, pada

jawaban adik kesimpulan luasnya adalah 20, pemeriksaan kembalinya juga salah.

S : iya pak

P : Jadi seperti ini ya dik, seharusnya K = 4 x sisi, sisi = 40 : 4, sisi = 10 m. Kemudian L

= sisi x sisi, L = 10 x 10 = 100 m2 ?

S : iya pak, mengerti

P : Kalau nanti pak kasih soal yang hampir sama seperti ini, bisa tidak menyelesaikan

S : Insyaallah bisa pak

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh hasil reduksi data bahwa

siswa kurang teliti dalam memenuhi langkah polya yang pertama, dilihat dari satuannya

yang salah dalam menuliskan, tetapi siswa paham dan mengetahui apa yang diketahui dan

ditanyakan. Siswa tidak memahami konsep atau rumus dari persegi sehingga salah dalam

menuliskan langkah polya kedua, sehingga langkah penyelesaian berikutnya juga salah.

Siswa tidak melaksanakan perhitungan dengan baik, sehingga upaya menyelesaiakan

langkah ketiga terjadi kesalahan, yaitu K = 40 (20) = 40. Untuk langkah keempat siswa

melakukan kesalahan dikarenakan kesalahan pada langkah sebelumnya.

b. Analisis Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 2

Penggalan pekerjaan siswa S-2 pada soal nomor 2

Page 8: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

Gambar 4.2 Kesalahan Subjek 2 pada Soal Nomor 2

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa S-18 pada soal nomor 2:

P : Apakah adik memahami maksud dari soal nomor dua ini ?

S : Paham pak

P : Kalau paham coba sebutkan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?

S : Diketahui Keliling = 48 meter dan panjang = 2l, ditanya panjang dan lebarnya

P : Coba lihat pada jawaban adik, mengapa adik tidak buat diketahui panjang = 2l atau 2

x lebar ?

S : Hmm, salah pak

P : Rumus atau strategi apa yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal ini ?

S : Rumus keliling pak K= 2 x (p +l),

P : Rumusnya kan benar, apakah perhitungan yang adik buat sudah benar ?

S : Salah pak

P : panjang dan lebarnya salah ya dik, apakah menurut adik sulit melakukan perhitungan

ini ?

S : Iya pak, sulit

P : Seharusnya kan gini dik perhitungannya, ganti saja p = 2l, sehingga K = 2 x (p + l),

K = 2 x (2l +l), 48 = 2 x 3l, l = 48 : 6, l = 8 meter. Karena l = 8 maka p = 2 x lebar =

16 meter, bisa tidak dik ?

S : Iya pak, bisa

P : satuan yang adik buat benar tidak ?

S : benar pak, meter

P : memeriksa kembali dan membuat kesimpulannya bisa tidak dik ?

S : tidak pak

P : Jadi seperti ini ya dik, tulis aja maka panjang tanah = 16 meter dan lebar = 8 meter.

Kemudian periksa kembali K = 2 x (p + l), K= 2 x (16+8) = 48 meter.

S : iya pak, mengerti

P : Kalau nanti pak kasih soal yang hampir sama seperti ini, bisa tidak menyelesaikan

S : Bisa pak

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh hasil reduksi data bahwa

siswa kurang teliti dalam memenuhi langkah polya yang pertama, dilihat dari siswa

menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal tetapi kurang lengkap karena

panjang yang diketahui tidak dituliskan yaitu p = 2 x lebar. Siswa paham rumus yang

tepat digunakan dalam melakukan langkah polya yang kedua. Pada saat melaksanakan

langkah polya ketiga siswa kebingungan untuk menyelesaikannya dikarenakan harus

mengubah p = 2l, bukan berbentuk nilai sehingga langkah polya ketiga ini salah. Pada

langkah polya keempat siswa tidak menuliskan sama sekali karena tidak mengerti apa

yang harus diperiksa kembali.

Page 9: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

c. Analisis Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 3

Penggalan pekerjaan siswa S-27 pada soal nomor 3

Gambar 4.3 Kesalahan Subjek 27 pada Soal Nomor 3

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa S-27 pada soal nomor 3:

P : Apakah adik memahami maksud dari soal nomor tiga ini ?

S : Paham pak

P : Kalau paham coba sebutkan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?

S : Diketahui Luasnya = 16 m2, d1 = 8 m dan harga rumput 1 m

2 = Rp 15.000, ditanya

diagonal lainnya dan biaya rumput

P : Rumus atau strategi apa yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal ini ?

S : Bingung pak, jadi pakai rumus ini aja, luas – diagonal 1, 16 – 8 = 4 m2 dan biaya

rumput = Luas x Rp 15.000

P : Menurut adik benar atau tidak jawabannya ?

S : Tidak tau pak

P : Seharusnya pakai rumus L = ½ x d1 x d2, d2 = 16/4 = 4 meter, jadi adik salah dalam

menulis rumus dan satuannya juga salah, kemudian biayanya juga salah hitung dik,

coba periksa !

S : iya pak salah, salah hitung seharusnya 15.000 nya dijumlahkan sebanyak 16 kali,

tapi saya baru 8 kali pak

P : Mengapa adik tidak memeriksa kembali hasil jawaban dan kesimpulan ?

S : Tidak tau pak, waktunya juga habis

P : Biar adik yakin jawaban adik benar, maka lain kali harus diperiksa kembali jawaban,

yaitu L = ½ x d1 x d2, L = ½ x 8m x 4m, L = 16 m2 , maka jawabannya benar. Maka

kesimpulannya adalah d2 = 4m dan biaya untuk menanam rumput Rp. 240.000.

S : Iya pak, mengerti

P : Kalau nanti pak kasih soal yang hampir sama seperti ini, bisa tidak menyelesaikan

S : Insyaallah pak

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh hasil reduksi data bahwa

siswa sudah benar dalam memenuhi langkah polya yang pertama. Siswa tidak paham

rumus atau konsep belah ketupat, sehingga rumus yang digunakan salah. Pada saat

melaksanakan langkah polya ketiga siswa salah dalam melakukan perhitungan karena

tidak teliti, dapat dilihat pada jawaban 16 x Rp 15.000 = 120.000. Pada langkah polya

keempat siswa tidak menuliskan sama sekali karena tidak mengerti apa yang harus

diperiksa kembali.

Page 10: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

d. Analisis Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 4

Penggalan pekerjaan siswa S-30 pada soal nomor 4

Gambar 4.4 Kesalahan Subjek 30 pada Soal Nomor 4

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa S-27 pada soal nomor 3:

P : Apakah adik memahami maksud dari soal nomor empat ini ?

S : Kurang paham pak

P : Coba adik lihat soal, sebutkan apa yang diketahui dan ditanya pada soal ?

S : Diketahui Luasnya = 250 m2, alas = 5a dan tinggi = 2a, sedangkan yang ditanya nilai

a, alas dan tinggi pak

P : Apakah adik menulis diketahui dan ditanya pada jawaban ?

S : Diketahui saya tulis tapi salah, kalau ditanya tidak ditulis

P : Rumus apa atau strategi yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal ini ?

S : Cari a nya dulu, tapi tidak tau pak

P : berarti salah ya dik, pada jawaban adik kan 50 x 20 = 1002 , benar tidak dik ?

S : Tidak tau pak

P : Coba adik uraikan dan periksa, berapa hasil yang benar ?

S : iya pak, salah hitung seharusnya 1000

P : Kesimpulan yang adik buat salah juga ya, karena sudah salah dari awal tadi

S : Iya pak

P : Seharusnya gini dik, L = alas x tinggi, 250 = 5a x 2a, 250 = 10a2, a = 5 , alas = 25m

dan tinggi = 10 m. Kemudian periksa kembali L = alas x tinggi, L = 25 X 10 = 250

m2 (benar), baru terakhir disimpulkan maka a = 5, alas = 25 m dan tinggi = 10 m,

paham dik ?

S : Iya pak, mengerti

P : Kalau nanti pak kasih soal yang mirip seperti ini, bisa tidak menyelesaikan ?

S : Insyaallah pak

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh hasil reduksi data bahwa

siswa tidak memahami soal sehingga langkah polya pertama salah. Siswa tidak paham

rumus atau konsep jajargenjang, sehingga rumus yang digunakan untuk menyelesaikan

soal salah. Pada saat melaksanakan langkah polya ketiga siswa salah dalam melakukan

perhitungan karena tidak terbiasa mengoperaskan bilangan, dapat dilihat pada jawaban 50

x 20 = 1002. Pada langkah polya keempat siswa tidak menuliskan sama sekali karena

tidak mengerti apa yang harus diperiksa kembali dan kesimpulan yang dibuat salah

dikarenakan kesalahan langkah sebelumnya.

Page 11: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

e. Analisis Kesalahan Siswa pada Soal Nomor 5

Penggalan pekerjaan siswa S-28 pada soal nomor 5

Gambar 4.5 Kesalahan Subjek 28 pada Soal Nomor 5

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan siswa S-28 pada soal nomor 5:

P : Apakah adik memahami maksud dari soal nomor empat ini ?

S : Tidak paham pak

P : Mengapa tidak paham ? coba adik lihat pada soal, sebutkan apa yang diketahui dan

ditanya pada soal ?

S : Bingung pak. diketahui Luas layang-layang = 280 cm2 dan diagonal 1 = 20 cm,

sedangkan yang ditanya adalah diagonal lainnya

P : Mengapa dijawaban adik tidak dituliskan diketahui diagonal 1 = 20 cm ?

S : Tidak tau pak

P : Rumus atau strategi apa yang adik gunakan untuk menyelesaikan soal ini ?

S : Pakai rumus layang-layang pak

P : Bagaimana dik rumusnya ?

S : Tidak tau pak, lupa

P : Rumusnya gini ya dik L = ½ x d1 x d2. Coba lihat pada jawaban adik 80 x 20 = 60,

kok bisa dapet dari mana dik ?

S : Tidak tau pak,

P : Kesimpulan yang adik buat salah juga ya, karena sudah salah dari awal tadi ?

S : Iya pak

P : Seharusnya gini dik, L = ½ x d1 x d2, 280 = ½ x 20 x d2, d2 = 280/10 = 28 cm.

Kemudian periksa kembali L = ½ x d1 x d2, L = ½ x 20 x 28 = 280 cm2 (benar), baru

terakhir disimpulkan maka nilai diagonal 2 adalah 28 cm, paham dik ?

S : Iya pak, mengerti

P : Kalau nanti pak kasih soal yang hampir sama seperti ini, bisa tidak menyelesaikan

S : Insyaallah pak

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh hasil reduksi data bahwa

siswa tidak memahami soal sehingga langkah polya pertama salah. Siswa tidak paham

rumus atau konsep layang-layang dan apa yang siswa buat justru ia tidak mengerti

sendiri, sehingga langkah polya kedua ini siswa melakukan kesalahan. Pada saat

melaksanakan langkah polya ketiga siswa salah dalam melakukan perhitungan karena

tidak terbiasa mengoperasikan bilangan, dapat dilihat pada jawaban 80 x 20 = 60, siswa

sendiri bingung dengan apa yang ditulisnya. Pada langkah polya keempat siswa tidak

menuliskan sama sekali karena tidak mengerti apa yang harus diperiksa kembali dan

kesimpulan yang dibuat salah dikarenakan kesalahan langkah sebelumnya.

Page 12: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

2. Penyajian Data

Adapun persentase kesalahan yang dilakukan siswa pada tiap butir soal adalah

sebagai berikut :

a. Pada soal nomor 1, siswa yang melakukan kesalahan pada langkah memahami soal

sebesar 17,97 %, pada langkah menyusun rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 37,50 %, pada langkah melaksanakan rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 46,88 % dan pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh sebesar

54,69 %.

b. Pada soal nomor 2, siswa yang melakukan kesalahan pada langkah memahami soal

sebesar 60,94 %, pada langkah menyusun rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 65,63 %, pada langkah melaksanakan rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 66,67 % dan pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh sebesar

82,03 %.

c. Pada soal nomor 3, siswa yang melakukan kesalahan pada langkah memahami soal

sebesar 33,59 %, pada langkah menyusun rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 37,50 %, pada langkah melaksanakan rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 44,79 % dan pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh sebesar

67,97 %.

d. Pada soal nomor 4, siswa yang melakukan kesalahan pada langkah memahami soal

sebesar 51,56 %, pada langkah menyusun rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 60,94 %, pada langkah melaksanakan rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 63,02 % dan pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh sebesar

91,41 %.

e. Pada soal nomor 5, siswa yang melakukan kesalahan pada langkah memahami soal

sebesar 24,22 %, pada langkah menyusun rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 31,25 %, pada langkah melaksanakan rencana kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 30,73 % dan pada langkah memeriksa kembali hasil yang diperoleh sebesar

74,22 %.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Dari hasil penelitian yang disajikan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa jenis-

jenis kesalahan yang dilakukakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika di

kelas VII.6 SMP Negeri 5 Lubuklinggau dapat dilihat secara lengkap dalam rekapitulasi

hasil perhitungan jenis kesalahan dan persentase masing-masing jenis kesalahan siswa

(Lampiran A) seperti pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Jenis Kesalahan dan Persentase Masing-Masing Jenis Kesalahan.

No Soal

Jenis Kesalahan

Kesalahan

Memahami

Soal (%)

Kesalahan

Menyusun

Rencana

(%)

Kesalahan

Melaksanakan

Rencana (%)

Kesalahan dalam

Memeriksa Kembali

Solusi yang Diperoleh

(%)

1 17,97 % 37,50 % 46,88 % 54,69 %

2 60,94 % 65,63 % 66,67 % 82,03 %

3 33,59 % 37,50 % 44,79 % 67,97 %

4 51,56 % 60,94 % 63,02 % 91,41 %

5 24,22 % 31,25 % 30,73 % 74,22 %

Jumlah 188,28% 232,82% 252,09% 370,32%

Rata-rata 37,66% 46,56% 50,42% 74,06%

Page 13: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada penelitian ini, persentase pada tahap memahami soal rata-rata kesalahan

siswa sebesar 37,66%, tahap menyusun rencana rata-rata kesalahan siswa sebesar 46,56

%, pada tahap melaksanakan rencana rata-rata kesalahan siswa sebesar 50,42 dan pada

tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh rata-rata kesalahan siswa adalah sebesar

74,06 %. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tahap akan menentukan kesalahan pada

tahap selanjutnya, terlihat dari persentase masing-masing jenis kesalahan siswa

menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu 37,66% < 46,56 % < 50,42 < 74,06 %, tahap

memahami soal lebih kecil dari pada tahap selanjutnya dengan persentase kesalahan

37,66% dan pada tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh memiliki persentase

terbesar pada tahap sebelumnya dengan persentase 74,06 %.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hidayah (2016:188) yaitu pada tahap

memahami soal presentase kesalahan sebesar 5,00%, pada tahap menyusun rencana

presentase kesalahan sebesar 21,50%, pada tahap melaksanakan rencana presentase

kesalahan sebesar 22,88%, dan pada tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh

presentase kesalahan sebesar 18,00%. Dari presentase hasil penelitian yang dilakukan di

atas menunjukkan bahwa setiap kesalahan pada tahapan penyelesaian tidak menentukan

kesalahan pada tahap selanjutnya, terlihat dari presentase kesalahan pada tahap

memeriksa kembali solusi yang diperoleh lebih kecil dari presentase kesalahan pada tahap

sebelumnya, yaitu tahap menyusun rencana dan melaksanakan rencana.

Namun temuan penelitian ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Priyanto,

dkk (2015:4) yaitu pada tahap memahami soal presentase kesalahan yang dilakukan siswa

sebesar 46%, kesalahan transformasi atau tahap menyusun rencana presentase kesalahan

yang dilakukan siswa sebesar 49%, kesalahan keterampilan proses atau tahap

melaksanakan rencana presentase kesalahan yang dilakukan siswa sebesar 55%, dan pada

tahap penulisan jawaban akhir atau tahap memeriksa kembali solusi yang diperoleh

presentase kesalahan yang dilakukan siswa sebesar 61%. Maka dari itu pada penelitian ini

ditemukan sesuai, yaitu bahwa setiap tahapan yang dilakukan menentukan kesalahan pada

tahap selanjutnya, apabila salah dalam melakukan satu tahap maka akan mengakibatkan

kesalahan pula pada tahap yang lain.

Pada penelitian ini ditemukan kesalahan-kesalahan siswa disebabkan oleh

beberapa hal, antara lain :

1. Kesalahan Memahami Soal.

a. Siswa kurang cermat dan teliti dalam membaca soal.

b. Siswa kurang percaya diri dalam menjawab soal. Terlihat dari banyak kesalahan

yang sama pada jawaban siswa.

2. Kesalahan Menyusun Rencana.

a. Siswa tidak memahami atau kurang memahami konsep dari segiempat.

b. Siswa tidak terbiasa menyelesaikan tahapan penyelesaian masalah.

3. Kesalahan Melaksanakan Rencana

a. Siswa masih kurang kemampuan dasar berhitung matematika, terlihat dari jawaban

siswa yang asal dalam melakukan perhitungan.

b. Siswa terburu-buru dalam menyelesaikan soal dan menentukan kesimpulan.

c. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi hitung dan menentukan satuan yang

digunakan.

4. Memeriksa Kembali Solusi yang Diperoleh a. Siswa tidak terbiasa untuk memeriksa kembali solusi yang diperolehnya sehingga

dalam memeriksa solusi yang diperolehnya, siswa tidak menggunakan langkah-

langkah yang runtut (sistematis) .

Page 14: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

b. Waktu yang cukup singkat juga sangat berpengaruh terhadap kesalahan siswa,

sehingga siswa ingin mempersingkat jawaban dan tidak mau menghabiskan waktu

dengan memeriksa kembali.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data tentang kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal cerita matematika di kelas VII SMP Negeri 5 Lubuklinggau tahun pelajaran

2016/2017, maka disimpulkan bahwa jenis-jenis kesalahan siswa dan persentase

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika adalah kesalahan

memahami soal (tahap pertama) dengan rata-rata persentase kesalahan tiap soal sebesar

37,66 %, kemudian kesalahan menyusun rencana (tahap kedua) dengan rata-rata

persentase kesalahan tiap soal sebesar 46,56 %, kemudian kesalahan melaksanakan

rencana (tahap ketiga) dengan rata-rata persentase kesalahan tiap soal sebesar 50,42 %,

dan terakhir kesalahan memeriksa kembali solusi yang diperoleh (tahap keempat) dengan

rata-rata persentase kesalahan siswa terbesar yaitu sebesar 74,06 %.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis memberi saran agar dapat

dipertimbangkan untuk kelangsungan proses belajar mengajar pada seluruh siswa kelas

VII khususnya di SMP Negeri 5 Lubuklinggau, yaitu

1. Bagi guru agar memberikan metode pembelajaran yang menarik pada siswa,

menekankan pengetahuan pada pemahaman konsep secara jelas, sering diberikan

latihan agar terbiasa menyelesaikan soal matematika, memberikan tambahan belajar

yang khusus bagi siswa baik remedial maupun perbaikan dan selalu menjadi

motivator bagi siswa.

2. Bagi mahasiswa program studi pendidikan matematika yang akan melaksanakan

penelitian, hendaknya melakukan penelitian tentang analisis kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal cerita matematika setelah diterapkan model, metode, strategi

atau pendekatan tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Budiyono. 2008. Kesalahan Mengerjakan Soal Cerita dalam Pembelajaran Matematika.

PAEDAGOGIA. Jilid 11 (1), 1-8.

Farida, Nurul. 2015. Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VIII Dalam Menyelesaikan

Masalah Soal Cerita Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Fkip Univ.

Muhammadiyah Metro. 4 (2), 42-52, ISSN 2442-5419.

Hidayah, Shofia. 2016. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

SPLDV Berdasarkan Langkah Penyelesaian Polya. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan Matematika 2016 ~ Universitas Kanjuruhan Malang. Volume 1 –

ISSN 2528-259X.

Kristanti, Dewi. 2016. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Materi Bangun

Datar Melalui Media Tangram Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 25 Surabaya.

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Volume 4, 1-12, ISSN : 2337-3253.

Lestari, K.E. dan Yudhanegara, M.R. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.

Karawang: PT Refika Aditama.

Page 15: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

Priyanto, Arif, dkk. 2015. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Berdasarkan Kategori

Kesalahan Newman di Kelas VIII A SMP Negeri 10 Jember. Artikel Ilmiah

Mahasiswa. I (1), 1-5.

Sugiantara, I.P.E. 2014. Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah Berbasis Teori Polya

terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. 2, (1), 1-10.

Page 16: ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL SRKIPSI.pdfdengan segiempat akan terulang kembali jika tidak segera ditindaklanjuti dengan tepat. Oleh

PROFIL

Nama : Eko Apriansyah

Tempat tanggal lahir : Lubuklinggau, 29 Oktober 1994

Riwayat Pendidikan

SD : SD Negeri 32 Lubuklinggau

SMP : SMP Negeri 5 Lubuklinggau

SMA : SMA Negeri 5 Lubuklinggau

Perguruan Tinggi : STKIP-PGRI Lubuklinggau

Tahun Kelulusan : 2017