repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/34725/2/151414044_full.pdf · analisis kesalahan dan...
TRANSCRIPT
ANALISIS KESALAHAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAI
MATERI KONVERSI SATUAN PANJANG DAN SATUAN WAKTU PADA
MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN
2018/2019 ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA KELAS MATRIKULASI
C DAN D
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Caecilia Dian Pratiwi
NIM : 151414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KESALAHAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAI
MATERI KONVERSI SATUAN PANJANG DAN SATUAN WAKTU PADA
MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN
2018/2019 ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA KELAS MATRIKULASI
C DAN D
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Caecilia Dian Pratiwi
NIM : 151414044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan
bertekunlah dalam doa.”
(Roma 12: 12)
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya”
(Matius 21: 22)
“Opportunities are usually disguised as hard work, so most people don’t
recognize them.”
(Ann Landers)
Kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua orang tuaku, Bapak Riyanto Petrus Canisius dan Ibu Agnes Wiwik Avianti
Kakakku Giovanni Batista Dian Argo dan Bonaventura Dwiyantoro
Dian Patria
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Teman-teman dan sahabatku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Caecilia Dian Pratiwi 2019. Analisis Kesalahan dan Pemahaman Konsep
Mengenai Materi Konversi Satuan Panjang dan Satuan Waktu Pada
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Angkatan 2018/2019 Asal Kabupaten
Mappi Papua Kelas Matrikulasi C dan D. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa Mappi Papua dalam menyelesaikan permasalahan pada
soal-soal kontekstual mengenai materi konversi satuan panjang dan satuan waktu,
(2) mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan soal-soal kontekstual
mengenai materi konversi satuan panjang dan satuan waktu, (3) mengetahui
pemahaman konsep matematika mahasiswa Mappi Papua pada soal-soal
kontekstual terkait materi konversi satuan panjang dan satuan waktu.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Mappi. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2018 – Mei 2019. Instrumen pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari soal tes dan pedoman
wawancara. Tes diberikan kepada mahasiswa Mappi dan berdasarkan hasil tes,
mahasiswa dikelompokkan ke dalam kategori kelompok yakni kategori kelompok
atas, sedang dan bawah. Subjek penelitian diambil dua mahasiswa dari setiap
kategori dan dari setiap kelas. Faktor penyebab kesalahan dan pemahaman konsep
yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi diperoleh peneliti dari hasil wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa Mappi pada materi konversi satuan panjang dan satuan
waktu antara lain kesalahan membaca, memahami, mentransformasi, keterapilan
proses dan kesalahan pada notasi. (2) faktor-faktor penyebab mahasiswa Mappi
melakukan kesalahan antara lain: mahasiswa belum memahami maksud dari soal,
kesulitan dalam bahasa, mahasiswa belum memahami operasi dasar matematika,
mahasiswa belum bisa melakukan interpretasi, terburu-buru dalam mengerjakan
dan asal menjawab soal, serta mahasiswa tidak menuliskan langkah pengerjaan
sistematis. (3) pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi yang
berada pada kelompok atas sudah cukup baik, sedangkan untuk subjek yang
berada pada kelompok sedang dan bawah belum memiliki pemahaman konsep
dan masih harus lebih di kembangkan lagi dengan melakukan latihan-latihan soal.
Kata kunci: Analisis Kesalahan, Pemahaman Konsep, Konversi Satuan Panjang,
dan Konversi Satuan Waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Caecilia Dian Pratiwi 2019. Analysis Of Errors And Understanding of Concepts
on The Length Unit Conversion and Time Unit Conversion Materials In
Students Of Sanata Dharma University 2018/2019 From Mappi Regency,
Papua Of C and D Matriculation Classes. Thesis. Mathematics Study
Program, Mathematics and Science Education Major, Faculty of teacher
training and Education, Sanata Dharma University.
This research aims to (1) find out the types of errors made by Mappi
Papua students in problem solving in the contextual questions about the length
unit conversion and time unit conversion materials, (2) find out the factors that
cause errors in problem-solving related to the contextual questions about the
length unit conversion and time unit conversion materials, (3) find out the
understanding math concepts of Mappi Papua students in contextual questions
related to length unit conversion and time unit conversion materials.
This is a descriptive research with qualitative approach. The research
participant are Mappi students. This research was done in December 2018 to
May 2019. In this research, data collection instruments used question test and
interview. Written tests for Mappi students were 22 students for the length unit
conversion material and 24 students for the time unit conversion material. Based
on the results of the test, students are divided into group categories, namely the
upper, middle, and lower categories. In the subject of the research was taken by
two students from each category and each class. Factors from the causes of errors
and understanding concepts were obtained by researcher from the result of
interviews.
The results of the research show that (1) the types of errors made
by Mappi students on the length unit conversion material and time unit conversion
material are reading error, comprehension, transformation, process skill and
encoding. (2) The factors that cause Mappi students to make the errors include:
the students do not understand the purpose of the question, difficulty in language,
students do not understand the basic operation of mathematics, students are
mistaken in writing the information on the question, wrong writing in notations,
students cannot do interpretation, in a hurry doing and answering the questions,
and students do not write systematic work steps. (3) Understanding the concepts
possessed by Mappi students who are in the upper group is good enough while for
subjects who are in the middle group and the lower group didn’t have an
understanding of the concept and still have to be further developed by doing
problem exercises.
Keywords: Error analysis, Understanding of the concepts, Length unit
conversion, Time unit conversion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat,
kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis
terhadap Penelitian yang dilakukan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa keberhasilan dari
penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan danbantuan dari berbagai
pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
2. Bapak Beni Utomo, M.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Bapak Febi Sanjaya, M.Sc selaku dosen pendamping akademik yang setia
dalam membimbing dan memberikan motivasi.
4. Ibu Cyrenia Novella Krisnamukti, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi
serta perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
5. Keluarga besar saya yakni Bapak Riyanto Petrus Canisius, Ibu Agnes Wiwik
Avianti, Giovanni Batista Dian Argo dan istrinya Nedta Septi, Bonaventura
Dwiyantoro Dian Patria dan Ignasia Meilina, Mbah Uti, Tante dan Om saya
yang selalu memberikan dukungan berupa materi dan non materi, selalu
mendoakan saya agar dapat menyelesaikan penelitian saya tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Keluarga besar teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2015 dan
teman-teman kelas B yang selalu menyemangati dikala kehilangan semangat
dan saling mengingatkan agar dapat menyelesaikan penelitian ini tepat waktu.
7. Sahabat-sahabat ONE yakni Alm. Andi Setiawan, Pandu, Puri, Laras, Bertus,
Banglo, Dita, Kadwi, Gita, Koko, Esra yang selalu memberikan dukungan
berupa materi maupun non materi, sudah mau berjuang bersama dari awal
perkuliahan hingga berada pada semester akhir untuk mau berjuang dan
memberikan semangat satu sama lain dan selalu mengingatkan agar dapat
menyelesaikan penelitian ini sehingga bisa lulus bersama-sama.
8. Teman-teman Kost Pondok Putri Gratia Vita, Fidel, Mba Alma, Mba Monik,
Mba Ita, Mba Monik, Kak Osni yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan penelitian ini dan selalu memberikan perhatian kepada penulis
saat menyusun skripsi.
9. Teman-teman mahasiswa Mappi dan Tutor Kelas C dan D yang turut
membantu dalam melancarkan penelitian ini, yang sudah mau berdinamika
bersama selama kurang lebih 5 bulan.
10. Teman-teman lembur Mato Kopi yakni fidel, vita, tyas, gristi, vero dan clara
yang selalu menyemangati, bergadang bersama, sudah mau berjuang bersama
untuk menyusun skripsi ini dan selalu memberikan dukungan dalam proses
pengerjaan penelitian ini.
11. Teman-teman PPL SMK Negeri 1 Yogyakarta yakni vira, yana, feby, vivi,
ganda, mas naka, chita, eri dan mitha serta teman-teman KKN Dusun
Jatibungkus yakni dhana, pandu, alex, andri bodat, vira dan nadhia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
D. Pembatasan Masalah .................................................................................. 8
E. Penjelasan istilah ........................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 13
A. Andragogi ................................................................................................ 13
B. Analisis kesalahan .................................................................................... 20
C. Jenis-jenis kesalahan ................................................................................ 24
D. Faktor penyebab kesalahan ...................................................................... 39
E. Pemahaman Konsep ................................................................................. 40
F. Konversi Satuan Panjang ......................................................................... 47
G. Konversi Satuan Waktu .......................................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
H. Kategori Pengambilan Sampel ............................................................... 57
I. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 61
J. Kerangka Berpikir .................................................................................. 62
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 67
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 67
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 68
C. Subjek Penelitian .................................................................................... 68
D. Objek Penelitian...................................................................................... 68
E. Bentuk Data ............................................................................................ 69
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data............................................. 69
G. Metode/Teknik Analisis Data ................................................................. 89
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ........................... 93
I. Penjadwalan Waktu Penelitian ............................................................... 95
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 96
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 96
B. Deskripsi Hasil Observasi ...................................................................... 97
C. Penyajian Data Penelitian ....................................................................... 102
D. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis............................................ 136
E. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................ 205
F. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 208
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 210
A. Kesimpulan ............................................................................................. 210
B. Saran ....................................................................................................... 215
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 217
LAMPIRAN ..................................................................................................... 222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Contoh Kesalahan yang dilakukan Oleh
Mahasiswa Mappi ............................................................................ 4
Tabel 2.1 Jenis Kesalahan Menurut Newman .................................................. 21
Tabel 2.2 Jenis-Jenis Kesalahan ....................................................................... 42
Tabel 2.3 Konversi Satuan Waktu ................................................................... 54
Tabel 2.4 Pengelompokkan atas 3 Ranking ..................................................... 60
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penulisan Soal ................................................................... 73
Tabel 3.2 Penulisan Kisi-kisi Instrumen Wawancara Mahasiswa Mappi ................... 79
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Mahasiswa Mappi ................................................... 80
Tabel 3.4 Penulisan Kisi-kisi Instrumen Wawancara Tutor Mappi ................. 84
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Tutor Mappi.................................................. 85
Tabel 3.6 Jenis-Jenis Kesalahan Menurut Newman ........................................ 90
Tabel 3.7 Indikator Pemahaman Konsep ......................................................... 91
Tabel 3.8 Indikator Pemahaman Konsep Beserta Penyesuaian Terhadap
Soal Tes Konversi Satuan Panjang .................................................. 91
Tabel 3.9 Indikator Pemahaman Konsep Beserta Penyesuaian Terhadap
Soal Tes Konversi Satuan Waktu .................................................... 92
Tabel 3.10 Penjadwalan Waktu Penelitian ...................................................... 95
Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.2 Daftar Nilai Subjek Kelas C ............................................................ 103
Tabel 4.3 Penghitungan Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas C ..................... 103
Tabel 4.4 Pengelompokkan atas 3 Ranking Kelas C ....................................... 104
Tabel 4.5 Daftar Nama Subjek Penelitian Kelas C .......................................... 104
Tabel 4.6 Daftar Nilai Subjek Kelas D ............................................................ 105
Tabel 4.7 Penghitungan Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas D ..................... 105
Tabel 4.8 Pengelompokkan atas 3 Ranking Kelas D ....................................... 106
Tabel 4.9 Daftar Nama Subjek Penelitian Kelas D .......................................... 106
Tabel 4.10 Daftar Nama Subjek Penelitian Analisis Kesalahan ...................... 107
Tabel 4.11 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Panjang Kelompok Atas (A) ......................................................... 108
Tabel 4.12 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Panjang Kelompok Atas (B) ......................................................... 110
Tabel 4.13 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Panjang Kelompok Sedang (C) ..................................................... 112
Tabel 4.14 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Panjang Kelompok Sedang (D) ..................................................... 113
Tabel 4.15 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Panjang Kelompok Bawah (E) ...................................................... 115
Tabel 4.16 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Panjang Kelompok Bawah (F) ...................................................... 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.17 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Waktu Kelompok Atas (G) ........................................................... 119
Tabel 4.18 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Waktu Kelompok Atas (H) ........................................................... 121
Tabel 4.19 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Waktu Kelompok Sedang (I)......................................................... 123
Tabel 4.20 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Waktu Kelompok Sedang (J) ........................................................ 125
Tabel 4.21 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Waktu Kelompok Bawah (K) ........................................................ 126
Tabel 4.22 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan
Waktu Kelompok Bawah (L) ........................................................ 128
Tabel 4.23 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Panjang Menurut Jenis Kesalahannya ............... 130
Tabel 4.24 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Panjang Menurut Jenis Kesalahannya ............... 130
Tabel 4.25 Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang Dilakukan
Mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan Panjang ........ 131
Tabel 4.26 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Waktu Menurut Jenis Kesalahannya ................. 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.27 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Waktu Menurut Jenis Kesalahannya ................. 132
Tabel 4.28 Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang Dilakukan
Mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan Waktu .......... 133
Tabel 4.29 Rekapitulasi Persentase Jenis Kesalahan yang Sering
Dilakukan Mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan
Panjang .......................................................................................... 134
Tabel 4.30 Rekapitulasi Persentase Jenis Kesalahan yang Sering
Dilakukan Mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan
Waktu ............................................................................................ 135
Tabel 4.31 Daftar Nama Subjek Analisis Pemahaman Konsep ....................... 136
Tabel 4.32 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Panjang Berdasarkan Indikator Pemahaman
Konsep ........................................................................................... 199
Tabel 4.33 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Panjang Berdasarkan Indikator Pemahaman
Konsep ........................................................................................... 200
Tabel 4.34 Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa Mappi
Terkait Materi Konversi Satuan Panjang ...................................... 200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.35 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Waktu Berdasarkan Indikator Pemahaman
Konsep ........................................................................................... 201
Tabel 4.36 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Konversi Satuan Waktu Berdasarkan Indikator Pemahaman
Konsep ........................................................................................... 201
Tabel 4.37 Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Panjang ................................................... 201
Tabel 4.38 Rekapitulasi Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa
Mappi Terkait Materi Konversi Satuan Panjang ........................... 202
Tabel 4.39 Rekapitulasi Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa
Mappi Terkait Materi Konversi Satuan Waktu ............................. 204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Taksonomi Bloom ........................................................................ 43
Gambar 2.2 Satuan Ukuran Panjang ................................................................ 48
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................ 64
Gambar 4.1 Jawaban Subjek A Nomor 11 ....................................................... 137
Gambar 4.2 Jawaban Subjek A Nomor 12 ....................................................... 139
Gambar 4.3 Jawaban Subjek A Nomor 13 ....................................................... 140
Gambar 4.4 Jawaban Subjek G Nomor 8 ......................................................... 144
Gambar 4.5 Jawaban Subjek G Nomor 9 ......................................................... 145
Gambar 4.6 Jawaban Subjek G Nomor 10 ....................................................... 146
Gambar 4.7 Jawaban Subjek D Nomor 11 ....................................................... 148
Gambar 4.8 Jawaban Subjek D Nomor 12 ....................................................... 151
Gambar 4.9 Jawaban Subjek D Nomor 13 ....................................................... 153
Gambar 4.10 Jawaban Subjek J Nomor 8 ........................................................ 157
Gambar 4.11 Jawaban Subjek J Nomor 9 ........................................................ 158
Gambar 4.12 Jawaban Subjek J Nomor 10 ...................................................... 159
Gambar 4.13 Jawaban Subjek F Nomor 11 ..................................................... 161
Gambar 4.14 Jawaban Subjek F Nomor 12 ..................................................... 164
Gambar 4.15 Jawaban Subjek F Nomor 13 ..................................................... 166
Gambar 4.16 Jawaban Subjek L Nomor 8 ....................................................... 172
Gambar 4.17 Jawaban Subjek L Nomor 9 ....................................................... 174
Gambar 4.18 Jawaban Subjek L Nomor 10 ..................................................... 181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Soal Tes ......................................................................... 223
Lampiran 2 Soal Tes Tertulis Materi Konversi Satuan Panjang ...................... 224
Lampiran 3 Soal Test Tertulis Materi Konversi Satuan Waktu ...................... 225
Lampiran 4 Lembar Validasi Tes Tertulis ....................................................... 226
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Mahasiswa................ 229
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Mahasiswa ................................................ 233
Lampiran 7 Lembar Validasi Wawancara Mahasiswa..................................... 236
Lampiran 8 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Tutor ......................... 248
Lampiran 9 Pedoman Wawancara Tutor.......................................................... 252
Lampiran 10 Lembar Validasi Wawancara Tutor ............................................ 256
Lampiran 11 Hasil Penghitungan Pengelopokkan Tes Subjek Kelas C .......... 264
Lampiran 12 Hasil Penghitungan Pengelopokkan Tes Subjek Kelas D .......... 265
Lampiran 13 Hasil Tes Subjek A ..................................................................... 266
Lampiran 14 Hasil Tes Subjek B ..................................................................... 270
Lampiran 15 Hasil Tes Subjek C ..................................................................... 274
Lampiran 16 Hasil Tes Subjek D ..................................................................... 276
Lampiran 17 Hasil Tes Subjek E ..................................................................... 278
Lampiran 18 Hasil Tes Subjek F ...................................................................... 280
Lampiran 19 Hasil Tes Subjek G ..................................................................... 282
Lampiran 20 Hasil Tes Subjek H ..................................................................... 285
Lampiran 21 Hasil Tes Subjek I....................................................................... 288
Lampiran 22 Hasil Tes Subjek J ...................................................................... 290
Lampiran 23 Hasil Tes Subjek K ..................................................................... 292
Lampiran 24 Hasil Tes Subjek L ..................................................................... 294
Lampiran 25 Dokumentasi Kegiatan 1 ............................................................ 297
Lampiran 26 Dokumentasi Kegiatan 2 ............................................................ 297
Lampiran 27 Dokumentasi Pelaksanaan Tes 1 ................................................ 298
Lampiran 28 Dokumentasi Pelaksanaan Tes 2 ................................................ 298
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Sugihartono (Irham, 2014: 19) mengatakan bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran
dan pelatihan. Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Sri Rumini
(Irham, 2014: 19) mengatakan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan
usaha sadar, sengaja, dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh seorang
pendidik terhadap anak didiknya untuk mencapai tujuan ke arah yang lebih
maju. Dengan demikian, berdasarkan pernyataan dari keduanya dapat
disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana
yang dilakukan untuk mencapai tujuan ke arah yang lebih maju dengan
melibatkan guru dan siswa.
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia
adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga
Negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai minat
dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan
gender. Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Bab IV Bagian Kesatu mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara Pasal 5
Ayat 1 yang berbunyi: Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Pendidikan juga merupakan kebutuhan
manusia sepanjang hidup dan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,
ilmu pengetahuan teknologi dan budaya masyarakat. Sejalan dengan
pernyataan tersebut Depdiknas (2006: 9) menyatakan bahwa pendidikan juga
mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif
agar mampu bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif. Adanya keterkaitan antara cita-cita bangsa Indonesia dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak
dapat terelakkan lagi bahwa saat ini pendidikan menjadi kebutuhan bagi setiap
umat manusia. Namun, dalam pelaksanaannya pendidikan tidak dapat terlepas
dari berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan pendidikan di
Indonesia sekarang ini meliputi permasalahan mutu pendidikan, pemerataan
pendidikan dan manajemen pendidikan menurut Nugroho (2008: 13).
Rendahnya pemerataan pendidikan ini dapat menyebabkan
ketimpangan kualitas pendidikan di beberapa daerah terlebih di daerah
terpencil. Salah satu daerah di Indonesia yang masih merasakan tidak
meratanya pendidikan adalah kabupaten Mappi, Papua. Padahal hal-hal terkait
pemerataan pendidikan ini telah diatur dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Bab IV Bagian Kesatu mengenai Hak dan Kewajiban
Warga Negara Pasal 5 Ayat 3 yang berbunyi: Warga negara di daerah terpencil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh
pendidikan layanan khusus. Tidak meratanya pendidikan di daerah terpencil
yang menyebabkan adanya ketimpangan kualitas pendidikan juga dapat
berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di daerah tersebut.
Oleh sebab itu, pemerintah Kabupaten Mappi, Papua pada tahun 2018
bekerjasama dengan Universitas Sanata Dharma sebagai upaya untuk
mencerdaskan kehidupan berbangsa dengan membuka kelas matrikulasi
dimana kelas tersebut bertujuan untuk memberikan persiapan dan mendidik
para calon mahasiswa dari Mappi untuk menjadi seorang pendidik. Kelas
matrikulasi tersebut pada nantinya akan mengajarkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kepada mahasiswa Mappi. Pada rencana awalnya
program ini, diikuti oleh 100 mahasiswa Mappi yang telah diseleksi dan akan
belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang memiliki 12
Program Studi. Pada Program Studi Pendidikan Agama Katolik dan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar masing-masing berjumlah 10 mahasiswa
dan di 10 Program Studi yang tersisa masing-masing berjumlah 8 mahasiswa.
Pembelajaran yang diberikan pada kelas matrikulasi ini sangat membantu
mahasiswa untuk memahami materi-materi matematika dasar yang masih
dirasa kurang.
Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan mengenai hasil tes dan
dalam proses pembelajaran di kelas, kesalahan-kesalahan tersebut juga dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar. Seperti yang diketahui dalam melakukan
kegiatan matematika sering terjadi beberapa kesalahan, diantaranya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menggunakan rumus,
kesalahan dalam operasi penyelesaiannya, serta kesalahan dalam
menyimpulkan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Lerner
(Mulyadi, 2010: 179-181) bahwa kesalahan umum yang dilakukan oleh anak
berkesulitan belajar matematika adalah kekurangan pemahaman tentang
simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan proses keliru, dan tulisan yang
tidak terbaca. Berikut ini peneliti menyertakan beberapa kesalahan yang
ditemukan oleh peneliti dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan permasalahan kontekstual dan konsep dari matematika dasar.
Tabel 1.1 Contoh Kesalahan yang dilakukan Oleh Mahasiswa Mappi
Keterangan
Kesalahan Contoh Kesalahan yang dilakukan mahasiswa Mappi
Kesalahan dalam
operasi hitung
pengurangan
Kesalahan dalam
membilang suatu
bilangan
Kesalahan dalam
memahami soal
kontekstual
Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa kesalahan yang sering
dilakukan oleh mahasiswa Mappi dalam menyelesaikan permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
matematika disebabkan oleh pemahaman mahasiswa Mappi terhadap konsep-
konsep dasar yang masih sangat rendah. Oleh karena itu, mahasiswa Mappi
akan dibekali pengetahuan berupa konsep-konsep matematika dasar dimana
konsep yang diberikan ini sebelumnya sudah pernah dipelajari saat duduk di
bangku Sekolah Dasar. Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika dasar
ini, juga berdampak terhadap pemecahan masalah kontekstual pada topik
konversi satuan panjang dan konversi satuan waktu. Namun, pada
kenyataannya mahasiswa Mappi masih kesulitan dalam operasi hitung bilangan
bulat padahal operasi hitung bilangan bulat merupakan konsep dasar dalam
materi konversi satuan panjang dan konversi satuan waktu. Oleh sebab itu,
dalam pembelajaran diperlukan adanya pemahaman yang mendalam terhadap
suatu konsep. Konsep merupakan suatu gugusan atau sekelompok
fakta/keterangan yang memiliki makna menurut Suyono (2011: 145). Selain
itu, berdasarkan pengalaman yang diperoleh peneliti selama proses
pembelajaran, mahasiswa Mappi juga memiliki kesulitan dalam membilang
suatu bilangan. Dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan kemampuan
kognitif pemahaman dari siswa.
Menurut Bloom (Kuswana, 2012: 44) mengatakan bahwa kemampuan
kognitif pemahaman biasanya dikaitkan dengan membaca dalam kategori ini
merupakan pengertian yang lebih luas dan berhubungan dengan komunikasi
yang mencakup materi tertulis bersifat verbal. Selaras dengan pernyataan
tersebut berkaitan dengan keadaan mahasiswa Mappi bahwa permasalahan
tersebut ada karena mahasiswa Mappi juga memiliki kesulitan. Salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
contoh kesulitan mendasar yang dialami oleh mahasiswa Mappi antara lain
adanya keterbatasan bahasa. Sedangkan pada soal-soal kontekstual bahasa
Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam memberikan informasi
yang ada pada soal. Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang bisa memahami
bahasa yang digunakan selama proses pembelajaran di kelas matrikulasi dan
juga berdampak pada pemahaman soal-soal kontekstual matematika.
Menyadari kenyataan di atas, peneliti melakukan penelitian terkait
analisis kesalahan dan pemahaman konsep matematika terlebih pada materi
konversi satuan panjang dan satuan waktu. Tujuannya adalah agar dapat
mengetahui lebih jelas sejauh mana pemahaman mahasiswa Mappi Papua
terhadap konsep-konsep dasar matematika yang berkaitan dengan soal-soal
kontekstual. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa
sangat penting dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran sehingga
mahasiswa tidak melakukan kesalahan yang sama. Selain itu juga penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa Mappi
dalam mempelajari konsep-konsep dasar matematika khususnya pada materi
konversi satuan panjang dan satuan waktu dimana peneliti mengetahui bahwa
ada keterbatasan bahasa dalam proses pembelajaran di kelas matrikulasi
mahasiswa Mappi. Hal ini peneliti lakukan karena pemahaman konsep erat
kaitannya dengan kemampuan pemahaman mahasiswa dalam menyelesaikan
soal-soal matematika dasar yang berkaitan dengan soal-soal kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan tiga (3)
masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Jenis-jenis kesalahan apakah yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi Papua
dalam menyelesaikan permasalahan pada soal-soal kontekstual mengenai
materi konversi satuan panjang dan satuan waktu?
2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan soal-soal kontekstual
mengenai materi konversi satuan panjang dan satuan waktu?
3. Bagaimana pemahaman konsep matematika mahasiswa Mappi Papua pada
soal-soal kontekstual terkait materi konversi satuan panjang dan satuan
waktu?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis-jenis kesalahan apakah yang dilakukan oleh mahasiswa
Mappi Papua dalam menyelesaikan permasalahan pada soal-soal
kontekstual mengenai materi konversi satuan panjang dan satuan waktu?
2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan
dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan soal-soal
kontekstual mengenai materi konversi satuan panjang dan satuan waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Mengetahui pemahaman konsep matematika mahasiswa Mappi Papua
pada soal-soal kontekstual terkait materi konversi satuan panjang dan
satuan waktu?
D. Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah terkait
dengan pengetahuan kognitif untuk mengetahui pemahaman konsep
matematika mahasiswa Mappi dalam menyelesaikan masalah pada soal-soal
kontekstual terkait materi mengkonversi satuan panjang dan satuan waktu.
Pengetahuan kognitif yang dimaksud disini adalah mendeskripsikan sejauh
mana pemahaman konsep dasar matematika mahasiswa Mappi dalam proses
pembelajaran matematika pada kelas matrikulasi berdasarkan jawaban terhadap
soal-soal kontekstual yang diperkuat dengan hasil wawancara serta
mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi
dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
E. Batasan Istilah
1. Jenis-jenis kesalahan
Jenis-jenis kesalahan matematika yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam
menggunakan rumus, kesalahan dalam operasi penyelesaiannya, serta
kesalahan dalam menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu
yang diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan kepada orang
lain dan tidak hanya sekedar mengingat atau mengetahui ilmu tersebut
sehingga orang lain tersebut benar-benar mengerti apa yang disampaikan.
3. Mahasiswa Mappi
Mahasiswa Mappi merupakan mahasiswa kerjasama Universitas
Sanata Dharma dengan pemerintah kabupaten Mappi, Papua yang berasal
dari kabupaten Mappi Papua. Sebelum mengikuti perkuliahan reguler,
mahasiswa Mappi diberikan pembelajaran mendasar melalui kelas
matrikulasi yang berlangsung selama dua semester dan dibimbing oleh tutor
Mappi.
4. Tutor Mappi
Tutor Mappi merupakan tutor yang membantu dalam melakukan
pembelajaran kepada mahasiswa Mappi. Pemberian bantuan tersebut berupa
pembelajaran, mengajarkan sikap dan lain-lain. Adapun pembelajaran yang
diberikan merupakan pembelajaran mengenai matematika dasar yang pernah
ditemui saat duduk di bangku Sekolah Dasar.
5. Konversi satuan panjang
Konversi satuan memiliki arti mengubah nilai suatu sistem satuan
ke nilai satuan lain. Konversi satuan dalam sistem satuan yang berbeda
dimaksudkan untuk mengubah atau mengkonversi nilai dari suatu sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
satuan tertentu ke sistem satuan yang lain. Konversi satuan memiliki
beberapa macam dan salah satu konversi satuan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah konversi satuan panjang.
Konversi satuan panjang berarti mengubah suatu bentuk satuan
panjang ke satuan panjang yang lainnya. Mulai dari satuan yang memiliki
nilai terpanjang hingga ke satuan yang memiliki nilai terpendek. Konsep
dalam konversi satuan panjang adalah apabila naik nilai satuan diubah ke
dalam bentuk satuan panjang yang lebih kecil atau menurun maka dikalikan
10 untuk setiap satu tingkatnya. Sebagai contoh 1 dikonversi menjadi 1
, maka setiap turun satu tingkat akan dikalikan denga 10 sehingga 1 10
10 10 hasilnya adala 1000 . Berbeda jika turun nilai satuan yang
diubah ke dalam bentuk satuan panjang yang lebih besar atau meningkat
maka dibagi dengan 10 untuk setiap satu tingkatnya. Pada penyelesaiannya
dalam melakukan konversi satuan panjang memerlukan operasi perkalian
dan pembagian sehingga operasi pada bilangan bulat merupakan operasi
yang utama dalam melakukan konversi.
4. Konversi satuan waktu
Konversi satuan waktu berarti mengubah suatu bentuk satuan
waktu ke satuan waktu yang lainnya. Adapun dalam mengkonversi satuan
waktu harus memperhatikan jenis-jenis yang akan di ubah. Berikut ini
beberapa jenis dari satuan waktu: satuan waktu dalam detik (detik, menit,
jam), satuan waktu dalam hari (hari, minggu, bulan, tahun), satuan waktu
dalam minggu (minggu, bulan, tahun), satuan waktu dalam bulan (triwulan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
caturwulan, semester, tahun, lustrum, windu, dekade), satuan waktu dalam
tahun (lustrum, windu, dekade, abad, dasawarsa, masehi, milenium, tahun).
Adapun alat ukur yang digunakan dalam satuan waktu adalah dengan arloji,
jam dinding, stopwatch dan jam pasir.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini menambah wawasan peneliti untuk mengetahui bagaimana
pemahaman konsep mahasiswa Mappi dalam menyelesaikan permasalahan
matematika pada soal-soal kontekstual terkait materi mengkonversi satuan
panjang dan satuan waktu. Peneliti juga dapat mengetahui jenis-jenis
kesalahan yang sering dilakukan oleh mahasiswa Mappi dalam
menyelesaikan persoalan matematika dasar. Wawasan ini dapat
meningkatkan pemahaman peneliti dalam menciptakan proses pembelajaran
yang tepat dan cenderung melakukan perbaikan sehingga dapat
meminimalisir kesalahan.
2. Manfaat bagi Guru/Tutor
Manfaat penelitian ini bagi guru/tutor adalah menjadi bahan rujukan dalam
mengembangkan proses pembelajaran yang menekankan pada dalamnya
pemahaman konsep-konsep dasar matematika sehingga dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
atau tutor juga dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan
oleh mahasiswa Mappi dalam menyelesaikan permasalahan kontekstual.
3. Manfaat bagi Mahasiswa Mappi
Penelitian ini menjadi sumber acuan bagi mahasiswa Mappi untuk dapat
mengembangkan kemampuan pembelajaran yang menekankan pada
pemahaman konsep-konsep matematika serta untuk memacu mahasiswa
Mappi untuk tidak pernah menyerah dan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan dengan hasil belajar yang memuaskan. Selain itu, penelitian ini
juga bermanfaat agar mahasiswa Mappi mengetahui kesalahan-kesalahan
yang sering dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan soal-soal kontekstual matematika, serta juga mengetahui kesulitan
belajar yang dialami sehingga untuk kedepannya mahasiswa Mappi mampu
memperbaiki kesalahan tersebut agar tidak terjadi miskonsepsi dalam
konsep-konsep matematika dasar.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I Pada BAB I, peneliti menjelaskan latar belakang penelitian yang
memuat alasan dilakukannya penelitian ini, rumusan masalah,
pembatasan masalah, penjelasan istilah, manfaat penelitian dari
sistematika penulisan.
BAB II Pada BAB II, peneliti mulai mendeskripsikan landasan teori dan
kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB III Pada BAB III, peneliti mendeskripsikan jenis penelitian, metode
penelitian, instrumen pengumpulan data serta metode atau teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV Pada BAB IV, peneliti memaparkan pelaksanaan penelitian,
analisis data, pembahasan dan keterbatasan yang dialami selama
melaksanakan penelitian.
BAB V Pada BAB V, peneliti memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian
serta saran untuk pengembangan penelitian ini lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Andragogi
Andragogi berasal dari kata andros atau aner yang berarti orang
dewasa. Kemudian agogos berarti memimpin. Andragogi berarti memimpin
orang dewasa menurut Marzuki (2010: 166). Dari segi definisi, andragogi
adalah seni dan ilmu mengajar orang dewasa menurut Knowles (Marzuki,
2010: 166). Hal tersebut juga disampaikan oleh Brundage (Marzuki, 2010:
166) bahwa andragogi merupakan ilmu tentang bagaimana membantu orang
dewasa belajar. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
andragogi adalah ilmu atau seni untuk membantu orang dewasa dalam belajar.
Pada pelaksanaannya pendidik harus berusaha membantu dalam memfasilitasi
dan mempermudah orang dewasa dalam belajar. Wujud bantuan yang
diberikan oleh pendidik juga berbeda, hal ini karena karakteristik dari setiap
orang dewasa berbeda-beda. Dewasa dalam hal ini tidak identik dengan usia
kronologis melainkan lebih mengarah pada kematangan psikologis. Hal ini
diungkapkan oleh Danim (2010: 125) bahwa banyak orang yang secara usia
kronologis masih masuk kelompok umur anak-anak, tetapi sudah cukup
dewasa secara psikologis. Sebaliknya, banyak juga orang yang secara usia
kronologis sudah termasuk kelompok dewasa, tetapi belum dewasa secara
psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Knowless (Danim, 2010: 124) menggagas asumsi-asumsi mengenai
karakteristik pelajar dewasa yang berbeda dari asumsi tentang pembelajar anak
yang didasarkan pedagogi tradisional sebagai berikut:
1. Self-concept
Self-concept atau konsep sendiri, sebagai orang yang matang konsep
dirinya bergerak dari kepribadian tergantung ke sosok manusia yang bisa
mengarahkan dirinya sendiri.
2. Experience
Experience atau pengalaman, sebagai orang dewasa manusia tumbuh
laksana reservoir akumulasi pengalaman yang menjadi sumber daya yang
meningkat untuk belajar.
3. Readiness to learn
Readiness to learn atau kesiapan untuk belajar, sebagai orang dewasa
kesediaan untuk belajar menjadi semakin berorientasi kepada tugas-tugas
perkembangan dan peran sosialnya.
4. Orientation to learning
Orientation to learning atau orientasi untuk belajar. Sebagai orang dewasa,
perspektif perubahan waktu dari salah satu aplikasi pengetahuan ditunda
untuk kesiapan aplikasi, dan sesuai dengan pergeseran orientasi belajar
dari salah satu subjek berpusat pada salah satu masalah.
5. Motivation to learn
Motivation to learn atau motivasi untuk belajar. Sebagai orang dewasa
motivasi untuk belajar adalah internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Berdasarkan asumsi tersebut, jelas bahwa yang dimaksud andragogi
pada orang dewasa adalah ketika seseorang dewasa tersebut memiliki self-
concept atau konsep sendiri, experience atau pengalaman, readiness to learn
atau kesiapan untuk belajar, orientation to learning atau orientasi untuk belajar,
motivation to learn atau motivasi untuk belajar. Hal ini sesuai dengan asumsi
mengenai karakteristik pembelajar dewasa yang telah di sebutkan di atas.
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti mengkaitkan andragogi dalam
penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk meninjau pembelajaran selama kelas
matrikulasi berlangsung dengan menerapkan andragogi yakni ilmu atau seni
untuk membantu orang dewasa dalam pembelajarannya. Berdasarkan proses
pembelajarannya, tutor sebagai pendidik membantu mahasiswa Mappi sebagai
seseorang dewasa berupa pengetahuan. Namun, dalam kenyataannya bantuan
yang diberikan berupa pengetahuan ini tidak dapat diterima dengan baik.
Adapun dalam pemberian layanan kepada pembelajar dewasa perlu
memperhatikan hal-hal yang dianggap penting, sehingga bantuan yang
diberikan berupa pengetahuan dapat diterima dengan baik dan dapat benar-
benar membantu. Knowles (Danim, 2010: 127-128) merumuskan prinsip-
prinsip layanan bagi pembelajar dewasa, seperti disajikan berikut ini:
1. Orang dewasa perlu dilibatkan dalam perencanaan dan evaluasi pengajaran
mereka. Orang dewasa dapat mengarahkan diri untuk belajar.
2. Pengalaman, termasuk kesalahan, menjadi fondasi dasar untuk belajar.
Orang dewasa banyak belajar dari pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Orang dewasa paling tertarik untuk mempelajari mata pelajaran yang
memiliki relevansi langsung dengan pekerjaannya atau kehidupan pribadi.
Kegiatan belajar orang dewasa berorientasi pada tujuan yang relevan
dengan kehidupannya.
4. Belajar orang dewasa lebih berorientasi pada tujuan praktis ketimbang
konten.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sudarwan Danim (2010: 128) bahwa
dalam strategi pembelajaran orang dewasa mengingat karakteristik pelajar
dewasa yang berbeda dengan anak-anak, maka pembelajaran harus berfokus
untuk melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Metakognisi.
Siswa dewasa lebih memilih untuk belajar melalui penilaian diri dan
koreksi diri.
2. Refleksi.
Siswa dewasa melakukan refleksi atas apa yang dipelajari dan perolehan
belajarnya.
3. Pengalaman sebelumnya.
Siswa dewasa banyak belajar dari dan menggunakan pengalaman
sebelumnya sebagai bekal belajar.
4. Percakapan atau dialogis.
Siswa dewasa lebih menyukai pendekatan dialogis dalam pembelajaran,
ketimbang monologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
5. Pengalaman otentik.
Siswa dewasa lebih tertarik dengan pengalaman otentik ketimbang yang
abstrak.
6. Motivasi.
Siswa dewasa lebih mengandalkan motivasi diri atau motivasi internal
ketimbang eksternal.
7. Strategi pembelajaran generatif.
Kegiatan yang membantu membangun pengetahuan siswa dewasa oleh
mereka sendiri.
Berdasarkan hal-hal diatas, penting bagi pendidik untuk melibatkan
mahasiswa sebagai pembelajar dewasa dalam proses pemaknaan pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Danim (2010: 129) menyatakan bahwa
andragogi berarti pengajaran untuk orang dewasa yang lebih berfokus pada
proses. Sehingga, strategi seperti studi kasus, permainan peran, simulasi, dan
evaluasi diri biasanya dipandang lebih bermanfaat. Berkaitan dengan hal
tersebut, maka guru atau pendidik lebih berperan sebagai fasilitator bukan
sebagai pendidik yang mengajar seperti di kelas konvensional.
Selain itu dalam belajar, menurut Marzuki (2010: 189) orang dewasa
mengikuti prinsip-prinsip tertentu yang sesuai dengan ciri-ciri psikologisnya.
Prinsip belajar orang dewasa tersebut dapat ditinjau dari berbagai segi sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. Pertama, ciri-ciri fisiologis.
Menurut prinsip ini, belajar akan efektif apabila:
a. Dalam keadaan sehat, cukup istirahat dan tidak tegang;
b. Penglihatan dan pendengarannya dalam keadaan baik;
c. Pada usia di bawah 40 tahun, pengaruh fisik tidak terlalu dominan;
d. Tidak produktif belajarnya apabila waktunya kurang tepat.
2. Kedua, konsep tentang diri dan harga diri (self concept dan self esteem)
Dalam hal ini, belajar akan efektif apabila:
a. Cukup pengetahuan dan pengalaman untuk belajar lanjut;
b. Tujuan dirasakan sesuai dengan kebutuhannya;
c. Dia dilibatkan dalam penentuan tujuan;
d. Ada keyakinan diri untuk menerima perubahan;
e. Yang diajarkan dan tenik belajarnya fleksibel dan memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual;
f. Sesuai dengan tingkat kecakapannya;
g. Terorganisasikan secara sistematik;
h. Sesuai dengan daya tangkapnya;
i. Berhubungan erat dengan kehidupan dan bermanfaat baginya;
j. Dimungkinkan orang dewasa untuk mengamati dan berinteraksi;
k. Lingkungan/interaksi belajarnya menimbulkan kesan saling percaya
dan saling menghargai.
3. Ketiga, emosi
Dalam hubungan ini, belajar akan efektif apabila:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Diberikan dorongan-dorongan dan rangsangan-rangsangan;
b. Tidak dipaksa (over stimulated), karena akan kurang berkomunikasi;
c. Tidak menimbulkan reaksi emosional;
d. Diberikan kebebasan mengemukakan pendapat;
e. Tidak merasa ada tekanan-tekanan dari instruktur, karena yang
diperlukan adalah pertolongan dukungan memenuhi motivasinya;
f. Pelayanan terlalu sepele dan terlalu umum;
g. Instruktur tidak bersikap kekanak-kanakan atau memperlakukan
mereka sebagai anak-anak yang tidak tahu apa-apa;
h. Pelayanan menggunakan multi-channel;
i. Pengalaman belajar diberikan dengan pengulangan secukupnya (tidak
mengulang-ngulang);
j. Melalui komunikasi dua arah;
k. Belajar hendaknya tidak merupakan beban mental bagi warga belajar.
Berdasarkan hasil peninjauan prinsip belajar orang dewasa di atas,
dapat disimpulkan dan dikaitkan bahwa dalam proses pembelajaran nonformal
perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang tidak lain prinsip tersebut dapat
menunjang proses pembelajaran sehingga belajar bagi orang dewasa menjadi
lebih efektif. Berkaitan dengan penelitian ini, maka proses pembelajaran harus
memperhatikan prinsip-prinsip di atas, sehingga mahasiswa Mappi dapat
memaknai proses pembelajaran, memiliki pemahaman yang baik dalam
pembelajaran serta memiliki proses belajar yang efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
B. Analisis Kesalahan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) analisis
merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab,
duduk perkaranya, dan sebagainya). Sedangkan kesalahan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) adalah perihal salah; kekeliruan;
kealpaan dan sesuatu yang tidak disengaja. Menurut Sukirman (Eko, 2016: 2)
kesalahan merupakan penyimpangan terhadap hal yang benar yang sifatnya
sistematis, konsisten, maupun insidental pada daerah tertentu. Cheng Fei La
(2012) dalam penelitiannya ia mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah
metode yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan siswa
ketika kesalahannya konsisten. Menurut Ellis (Tarigan, 2011: 60) analisis
kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti
dan guru matematika, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian
kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian
taraf keseriusan kesalahan itu. Sehubungan dengan pendapat tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa analisis kesalahan merupakan gabungan dari analisis dan
kesalahan. Dimana analisis kesalahan sendiri berarti sebuah penyelidikan yang
memiliki tahapan atau prosedur kerja terhadap suatu peristiwa, yang bertujuan
untuk mengidentifikasi penyebab sesuatu yang secara tidak sengaja terjadi
yang dilakukan oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Ketika seorang anak menyelesaikan masalah matematika yang tertulis,
mereka harus bekerja melalui 5 langkah dasar berikut menurut Newman
(Karnasih, 2015) seperti pernyataannya berikut ini:
Tabel 2.1 Jenis Kesalahan Menurut Newman
Jenis Kesalahan Penjelasan
1. Membaca (Reading) Baca Masalahnya (Read the
problem)
2. Pemahaman (Comprehension) Pahami apa yang dibaca
(Comprehend what is Read)
3. Transformasi (Transformation) Melakukan transformasi dari kata-
kata dalam masalah kepada pilihan
strategi matematis yang cocok
(Carrying out a transformation from
the words of the problem to the
selection of an appropiate
mathematical strategy)
4. Ketrampilan Proses (Process Skills) Mengaplikasikan ketrampilan proses
yang dituntut oleh strategi yang
dipilih (Applying the process skills
demanded by the selected strategy)
5. Pengkodean (Encoding) Memberikan kode jawaban dalam
bentuk tulisan yang bisa diterima
(encoding the answer in an
acceptable written form)
Sesuai dengan hal yang disampaikan oleh Newman terkait 5 langkah
dasar dalam menyelesaikan permasalahan matematika, terdapat permasalahan
terkait permasalahan kontekstual. Dimana permasalahan ini cenderung
mengangkat dan berhubungan dengan soal-soal kontekstual serta terkait
fenomena-fenomena alam.
Berbeda dengan pendapat yang disampaikan oleh Newman, (Eko,
2016: 2) menyampaikan bahwa jenis-jenis masalah diantaranya:
1. Masalah translasi yakni masalah kehidupan sehari-hari yang untuk
menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk verbal ke bentuk
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Masalah aplikasi yakni memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan berbagai macam-macam
keterampilan dan prosedur matematika.
3. Masalah proses yakni biasanya untuk menyusun langkah-angkah
merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah.
4. Masalah teka-teki seringkali digunakan untuk rekreasi dan kesenangan
sebagai alat yang bermanfaat untuk tujuan afektif dalam pembelajaran
matematika.
Berlandaskan permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa adanya
persoalan dimana siswa cenderung melakukan kesalahan-kesalahan dalam
menyelesaikan permasalahan matematika. Dimana dalam proses pembelajaran
perlu adanya perbaikan dari kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan
penyelesaian yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal matematika perlu
dianalisis guna menemukan kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Hal ini
sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Pateda (1989: 37) berdasarkan hasil
analisis dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa tersebut agar tidak
mengulangi kesalahan konsep yang sama dan untuk memberikan bantuan yang
tepat. Hal serupa juga dipaparkan oleh Abdurrahman (2009: 271) dalam
penelitiannya ia mengatakan bahwa, guru hendaknya mampu mendeteksi
berbagai tipe kekeliruan siswa sehingga pembelajaran dapat diarahkan pada
perbaikan kekeliruan-kekeliruan tersebut. Cara yang ditempuh menurut
Abraham adalah dengan memeriksa pekerjaan siswa dan meminta siswa
menjelaskan bagaimana ia sampai pada penggunaan pemecahan masalah, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
juga dirasa perlu melakukan observasi terhadap cara yang digunakan oleh
siswa setelah itu melakukan perbaikan. Proses tersebut dapat dinamakan
sebagai analisis kesalahan.
Dalam menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh siswa terdapat
sejumlah proses atau tahapan yang harus dilakukan. Menurut Howell, Fox &
Morehead (Cheng Fei La: 2012) bahwa terdapat langkah-langkah untuk
menjelaskan proses analisis kesalahan diantaranya:
1. Kumpulkan sampel hasil kerja siswa berdasarkan jenis masalah sehingga
peneliti memiliki sampel untuk masing-masing item permasalahan.
2. Mintalah siswa untuk mengucapkan secara verbal atau hasil pemikiran
ketika dia menyelesaikan permasalahan dengan syarat siswa tidak boleh
membisikkan dan harus diucapkan dengan lantang serta penuh percaya
diri.
3. Catatlah semua respons siswa dalam format tertulis dan verbal.
4. Menganalisa respons dan mencari pola di antara jenis permasalahan secara
umum.
5. Carilah contoh “pengecualian” ke pola yang jelas (akurat “pengecualian”
dapat menandakan bahwa siswa tidak sepenuhnya memahami prosedur
atau konsep).
6. Jelaskan pola-pola yang diamati dalam bahasa yang sederhana dan
kemungkinan alasan adanya permasalahan yang dialami siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
7. Wawancarai siswa dengan memintanya untuk menjelaskan bagaimana dia
memecahkan masalah, hal ini berguna untuk mengkonfirmasi dugaan pola
kesalahan.
C. Jenis-Jenis Kesalahan
Pada umumnya anak berkesulitan belajar matematika sering membuat
kekeliruan atau kesalahan dalam belajar matematika. Terdapat beberapa
kekeliruan atau kesalahan dalam matematika menurut Runtukahu (2014: 252-
259) sebagai berikut :
1. Kekeliruan dalam Belajar Berhitung
Engelhart (Runtukahu, 2014: 252-255), pada penelitiannya
melaporkan bahwa anak-anak kelas 3 dan kelas 4 SD di Amerika Serikat
membuat 2279 macam kekeliruan berhitung. Pada umumnya anak
mempunyai alasan membuat kesalahan. Ashlock (Runtukahu, 2014: 252)
menuliskan banyak contoh kekeliruan berhitung yang didasarkan atas
penelitiannya. Beberapa contoh kekeliruan umum dalam berhitung dan
penjelasannya:
a. Kekeliruan Dasar
Anak belum memiliki keterampilan dasar berhitung; antara lain belum
memiliki konsep bilangan, membilang (misalnya membilang maju dan
membilang mundur, satu-satu atau dua-dua, membuat korespondensi
satu-satu, dan membandingkan objek-objek himpunan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Kekeliruan dalam algoritma
Contoh 1:
Berdasarkan contoh diatas, anak menjumlahkan 9 dengan 7 dan
menurunkan angka 1.
Contoh 2:
Berdasarkan contoh diatas, kekeliruan yang dilakukan adalah anak
mengalikan 7 dengan 2, kemudian 6 dikalikan dengan 692.
c. Kesalahan dalam mengelompokkan
Contoh 3:
24 ½ : 2 ¼ = (24:2) : (½:¼)
= 12:2 = 16:2 = 3
d. Operasi yang keliru
Contoh 4:
Terdapat kekeliruan dimana operasi pengurangan disamakan dengan
operasi penjumlahan dan juga terdapat beberapa kekeliruan bahwa
dalam melakukan operasi yang dilihat anak adalah 3 + 7 = 10
sehingga 1 nya akan disimpan untuk penjumlahan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
e. Kekeliruan menghitung
1) Penjumlahan
Contoh 5:
Anak menjumlahkan 5 dan 4 dan hasilnya menjadi 8, hal ini
memperlihatkan kekeliruan dalam menjumlah.
2) Pengurangan
Contoh 6:
Keliru mengurang, 13 6 = 8. Pengurangan lain dilakukan
dengan benar.
3) Perkalian
Contoh 7:
Anak keliru pada 8 7 = 64. Namun pada perkalian selanjutnya
dilakukan dengan benar.
4) Kekeliruan berhitung berhubungan dengan 0
Kekeliruan sering terjadi pada penjumlahan bilangan bulat.
Dalam contoh, siswa tidak “menyimpan” puluhan, ratusan, dan
ribuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Contoh 8:
Contoh 9:
5) Keliru membaca simbol bilangan
Kekeliruan ini banyak terdapat pada anak berkesulitan belajar.
Dalam contoh, 5 dibaca 3 sehingga hasil penjumlahannya 6.
Kemudian 6 dibaca 9 sehingga ditambahkan dengan 2 hasilnya
11.
Contoh 10:
6) Bekerja dari kiri ke kanan
Contoh 11:
Anak mengadakan penjumlahan dari kiri 5 + 2 = 7, 6 + 4 = 10
(simpan 1), 1 + 3 + 4 = 8. Hasilnya menjadi 708
7) Tidak mengerti konsep
Bilangan besar dikurangi dengan bilangan kecil, tidak
menggunakan teknik meminjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Contoh 12:
Contoh 13:
2. Kekeliruan dalam Belajar Geometri
Anak-anak berkesulitan belajar sering mengalami kesulitan dalam
keterampilan motorik dan persepsi visual. Padahal kedua keterampilan ini
dibutuhkan dalam belajar geometri. Mereka sukar menangkap konsep-
konsep geometri dan sukar menggambar bangun datar serta bangun ruang.
Pandangan dimensi dua dan dimensi tiga sering membingungkan mereka.
Berikut ini beberapa contoh kekeliruan dalam belajar geometri:
a. Kekeliruan melihat bentuk-bentuk geometri.
b. Tidak dapat menentukan tanggal dan hari. Hari jumat, tanggal berapa
dan hari apa dua minggu kemudian.
c. Tidak dapat membedakan kiri-kanan dan muka-belakang.
d. Tidak dapat menentukan arah dalam peta.
e. Tidak dapat menentukan kedudukan benda setelah diputar.
3. Kekeliruan Umum dalam Menyelesaikan Soal Cerita
a. Ketidakmampuan Membaca
Munro (Runtukahu, 2014: 257-258) mengatakan bahwa
terdapat dua model dalam membaca. Model membaca “bawah-atas”
menekankan strategi analisis kata dan mengenal kata. Model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
membaca “atas-bawah” menekankan pada hubungan antara bahasa
dan membaca yang mana pembaca menggunakan strategi analisis kata
dan pengetahuan bahasa. Pada model kedua ini, siswa tidak membaca
kata demi kata pada soal, tetapi memilih sejumlah pengertian yang
terdapat dalam pesanan pada soal yang akan dikonstruksikannya.
Dewasa ini, kedua model di atas telah dipadukan menjadi stau model
yang dikenal dengan model membaca skematik. Dalam model
membaca skematik, membaca dipandang sebagai suatu proses ketika
anak memasukkan skematik atau pengetahuan yang berasal dari
berbagai sumber yang dimilikinya yang akan membimbingnya dalam
mengonstruksikan pengertian. Pembentukan pengertian terutama
tergantung pada dua hal berikut:
1) Pengetahuan bahasa
Antara lain menyangkut pengertian kata, kelompok kata, dan
sintaksis.
2) Pengetahuan yang menyangkut topik-topik khusus dalam soal
Pengetahuan siswa tentang konteks dalam soal cerita sangat
penting untuk menghubung-hubungkan pengetahuanyag telah ada
padanya dengan konteks soal, memutuskan hal-hal yang dapat
dibutuhkan dalam menyelesaikan soal, dan memonitor apa yang
dibaca apakah sesuai dan jika tidak maka ia perlu membaca
kembali atau mengoreksi kembali pengertiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Ada anak berkesulitan belajar yang mengalami kesulitan dalam
bahasa termasuk membaca, mereka juga kurang dalam
membentuk pengertian Lerner (Runtukahu, 2014: 258). Oleh
sebab itu, mereka perlu diberikan kesempatan untuk
mengembangkan imajinasi dan proses verbal. Sebagai contoh,
guru membuat visualisasi dalam gambar yang terdapat dalam soal
cerita dengan mengadakan tanya jawab, wawancara klinis, atau
diskusi.
b. Ketidakmampuan dalam Imajinasi
Menurut Ellerton & Clements (Runtukahu, 2014: 256-257)
keterampilan menyelesaikan soal cerita sangat tergantung pada
kemampuan atau keterampilan:
1) Pengetahuan bahasa, khususnya kemampuan membaca.
2) Matematika, antara lain berhitung.
3) Imajinasi.
4) Menghubung-hubungkan dengan pengetahuan dan pengalaman
lalu dengan yang ada sekarang.
5) Sikap.
Kelima kemampuan tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya.
Berkesulitan belajar matematika sering kali terkait ketidakmampuan
dalam bahasa. Padahal menyelesaikan soal-soal kontekstual, baik rutin
maupun non-rutin sangat membutuhkan keterampilan bahasa dalam
memahami pesan soal. Berikut adalah pembahasan kekeliruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menyelesaikan soal cerita yang dihubungkan dengan kemampuan
menyelesaikan soal yang dikemukakan di atas.
c. Ketidakmampuan Mengintegrasikan Pengetahuan dan Pengalaman
Salah satu tujuan pendidikan dasar adalah untuk membantu
anak mengerti dan membangun pengetahuannya. Dalam
mengembangkan pengetahuannya, anak ditantang untuk bisa
mengembangkan cara-cara berpikir dan mengemukakan alasan-alasan
logis dalam belajar matematika. Proses berpikir dapat dikembangkan
dengan memberikan kesempatan kepada anak mengadakan
pengamatan, berpikir induktif dan deduktif, serta berpikir kreatif.
Belajar matematika harus mengintegrasikan topik-topik matematika
sehingga pengetahuan matematika baru akan terbentuk. Beberapa
contoh : (1) menghubungkan keliling dan luas bangun datar, (2)
menghubungkan bilangan dan pengukuran, (3) hubungkan pecahan
dengan geometri. Selain itu topik matematika juga dapat
diintegrasikan dengan mata pelajaran atau ilmu lainnya.
Salah satu karakteristik anak yang berkesulitan belajar adalah
kesulitan dalam bahasa. Padahal bahasa sangat menentukan
keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran lain, termasuk
matematika. Daya ingat anak-anak berkesulitan belajar juga kurang
Lerner (Runtukahu, 2014: 257) sehingga sulit bagi mereka
menghubung-hubungkan satu topik dengan topik matematika lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Terkait analisis kesalahan, banyak teori yang dikemukakan dan salah
satunya adalah teori dari Newman, menurut Newman (Clement, 1980)
kesalahan dalam mengerjakan soal matematika dibedakan menjadi lima tipe
kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan membaca (Reading Error)
Kesalahan membaca terjadi karena siswa salah dalam membaca soal
informasi utama sehingga siswa tidak menggunakan informasi tersebut
dalam mengerjakan soal dan membuat jawaban siswa tidak sesuai dengan
maksud soal.
2. Kesalahan memahami (Comprehension Error)
Kesalahan memahami terjadi karena siswa kurang memahami terutama di
dalam konsep, siswa tidak mengetahui apa yang sebenarnya ditanyakan
pada soal dan salah dalam menangkap informasi yang ada pada soal
sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan.
3. Kesalahan dalam Transformasi (Transformation Error)
Kesalahan dalam transformasi merupakan kesalahan yang terjadi karena
siswa belum dapat mengubah soal ke dalam bentuk matematika dengan
benar serta salah dalam menggunakan tanda operasi hitung.
4. Kesalahan dalam keterampilan proses (Process Skills Error)
Kesalahan dalam keterampilan proses terjadi karena siswa belum terampil
dalam melakukan perhitungan.
5. Kesalahan pada notasi ( Encoding Error)
Kesalahan pada notasi merupakan kesalahan dalam proses penyelesaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Movshovitz-Hadar dkk (1987), mengemukakan bahwa ada empat
kategori kesalahan, yaitu kesalahan interpretasi bahasa, kesalahan konsep,
kesalahan prosedur, kesalahan teknis dan menarik kesimpulan.
1. Kesalahan Data
Kategori ini mencakup kesalahan yang berhubungan antara data
yang diberikan dengan data yang dikutip oleh siswa. kategori dari
kesalahan tersebut antara lain:
a. Menambah data yang tidak relevan atau tidak ada hubungannya
dengan soal.
b. Mengabaikan data penting yang diberikan untuk mencari solusinya.
c. Menyatakan syarat yang sebenarnya tidak diperlukan dalam masalah.
d. Mengartikan informasi yang tidak sesuai dengan teks yang
sebenarnya.
e. Memaksakan persyaratan yang tidak sesuai dengan informasi yang
diberikan.
f. Menggunakan nilai suatu variabel untuk variabel yang lain.
g. Salah menyalin data.
2. Kesalahan menginterpretasikan bahasa
Kategori ini mencakup kesalahan matematika yang berhubungan
dengan mengubah bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain.
Karakteristik dari kesalahan tersebut sebagai berikut:
a. Mengartikan bahasa sehari-hari ke bentuk persamaan matematika
dengan makna yang tidak sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Menuliskan simbol dari suatu konsep dengan simbol lain yang artinya
berbeda.
c. Salah mengartikan grafik ke dalam bentuk matematika atau
sebaliknya.
3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan
Kategori ini mencakup kesalahan yang berhubungan dengan
penarikan kesimpulan yang tidak logis. Karakteristiknya sebagai berikut:
a. Dari pernyataan implikasi , siswa menarik kesimpulan.
Contoh 14:
1) Bila diketahui maka pasti terjadi.
2) Bila salah maka juga salah.
b. Mengambil kesimpulan tidak benar, misalnya memberikan sebagai
akibat dari tanpa dapat menjelaskan urutan pembuktian yang benar.
c. Menyimpulkan bahwa ketika bukan akibat dari .
d. Menggunakan ukuran logika seperti “semua”, “ada”, “sedikitnya”
pada tempat yang salah.
4. Kesalahan menggunakan definisi atau teorema
Kategori ini mencakup kesalahan penggunaan teorema, atau
definisi. Karakteristik dari kesalahan tersebut sebagai berikut:
a. Menerapkan suatu teorema pada kondisi yang tidak sesuai.
Contoh 15:
Menerapkan aturan sinus
dimana dan tidak ada dalam segitiga yang memuat dan .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b. Menerapkan sifat distributif untuk fungsi atau operasi yang bukan
distributif.
Contoh 16:
1) ( ) .
2)
3) ( )
5. Kesalahan penyelesaian tidak diperiksa kembali
Karakteristik yang utama dalam kesalahan ini adalah setiap
langkah dalam pengerjaan sudah benar tetapi hasil akhir yang diberikan
bukan merupakan penyelesaian dari permasalahan awal yang dikerjakan.
6. Kesalahan Teknis
Kategori kesalahan ini adalah sebagai berikut:
a. Kesalahan perhitungan, contoh: 7 x 8 = 54.
b. Kesalahan dalam mengutip data.
c. Kesalahan memanipulasi simbol-simbol aljabar dasar, contoh: menulis
a – 4, b – 4 sebagai pengganti dari (a – 4), (b – 4), tetapi dalam proses
mengerjakannya seakan ada tanda kurung.
Beberapa jenis-jenis kesalahan juga dipaparkan oleh Lerner
(Abdurrahman, 2009: 262-265), bahwa dalam menyelesaikan tugas-tugas
dalam bidang studi matematika terdapat beberapa kekeliruan umum, yakni:
1. Kekurangan Pemahaman Tentang Simbol
Anak-anak umumnya tidak terlalu banyak mengalami kesulitan
jika kepada mereka disajikan soal-soal seperti 4 + 3 = ..., atau 8 – 5 = ...;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tetapi akan mengalami kesulitan seperti 4 + ... = 7; 8 = ... + 5; ... + 3 = 6;
atau ... – 4 = 7; atau 8 - ... = 5. Kesulitan semacam ini umumnya karena
anak tidak memahami simbol-simbol seperti sama dengan (=), tidak sama
dengan ( ), tambah (+), kurang (-), dan sebagainya. Agar anak dapat
menyelesaikan soal-soal matematika, mereka harus lebih dahulu
memahami simbol-simbol tersebut.
2. Nilai Tempat
Ada anak yang belum memahami nilai tempat seperti satuan,
puluhan, ratusan, dan seterusnya. Ketidakpahaman tentang nilai tempat
akan semakin mempersulit anak jika kepada mereka dihadapkan pada
lambang bilangan basis bukan sepuluh. Bagi anak yang tidak berkesulitan
belajar pun banyak yang mengalami kesulitan untuk memahami lambang
bilangan yang berbasis bukan sepuluh. Oleh karena itu, banyak yang
menyarankan agar pelajaran matematika di SD lebih menekankan pada
aritmetika atau berhitung yang dapat digunakan secara langsung dalam
kehidupan sehari-hari.
Ketidakpahaman terhadap nilai tempat banyak diperlihatkan oleh
anak-anak seperti berikut ini.
Contoh 17:
Anak yang mengalami kekeliruan semacam itu dapat juga karena
lupa cara menghitung persoalan pengurangan atau penjumlahan tersusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
ke bawah, sehingga kepada anak tidak cukup hanya diajak memahami nilai
tempat tetapi juga diberi latihan yang cukup.
3. Penggunaan Proses yang Keliru
Kekeliruan dalam penggunaan proses penghitungan dapat dilihat pada
contoh berikut ini:
a. Mempertukarkan simbol-simbol
Contoh 18:
b. Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai tempat.
Contoh 19:
c. Semua digit ditambahkan bersama (algoritma yang keliru dan tidak
memperhatikan nilai tempat).
Contoh 20:
Anak menghitung : 6 + 7 + 3 + 1 = 17
5 + 8 + 1 + 2 = 16
d. Digit ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak memperhatikan nilai
tempat.
Contoh 21:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
e. Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan.
Contoh 22:
f. Bilangan yang besar dikurangi bilangan yang kecil tanpa
memperhatikan nilai tempat.
Contoh 23:
g. Bilangan yang telah dipinjam nilainya tetap.
Contoh 24:
4. Perhitungan
Ada anak yang belum mengenal dengan baik konsep perkalian
tetapi mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat menimbulkan
kekeliruan jika hafalannya salah. Kesalahan tersebut umumnya tampak
sebagai berikut.
Contoh 25:
Daftar perkalian mungkin dapat membantu memperbaiki kekeliruan anak
jika anak telah memahami konsep perkalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5. Tulisan yang Tidak Dapat Dibaca
Ada anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena
bentuk-bentuk hurufnya tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis.
Akibatnya, anak banyak mengalami kekeliruan karena tidak mampu lagi
membaca tulisannya sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
kesalahan yang digunakan pada penelitian kali ini adalah jenis-jenis kesalahan
menurut Newman. Karena jenis kesalahan menurut Hadar hanya digunakan
pada soal-soal yang konkrit. Namun, peneliti juga mengambil beberapa jenis
kesalahan menurut Hadar dan Clement terkait kesalahan dalam
menginterpretasikan bahasa. Dimana kesalahan ini biasa di lakukan oleh siswa
dalam soal-soal yang disajikan berupa soal-soal kontekstual.
D. Faktor Penyebab Kesalahan
Menurut Suhertin (Susilowati dan Ratu, 2014) penyebab kesalahan-
kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika
dikarenakan siswa kurang menguasai bahasa. Sebagai contoh siswa yang tidak
paham dengan isi pertanyaan, tidak memahami arti kata dan tidak memahami
konsep serta tidak memahami teknik berhitung. Berdasarkan jenis-jenis
kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika perlu
diketahui. Dengan tujuan untuk mencari faktor penyebab siswa melakukan
kesalahan tersebut sehingga kesalahan dapat diperbaiki atau diminimalisir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Menurut Ishak dan Warji (Nurianti, 2015) faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kesalahan siswa dalam matematika, yaitu:
1. Faktor Internal
Merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri baik
yang bersifat biologis maupun yang bersifat psikologis misalnya
kecerdasan, kelemahan fisik, sikap dan kebiasaan yang salah dalam
mempelajari bahan pelajaran tertentu.
2. Faktor Eksternal
Merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri yakni
berupa lingkungan, baik yang berupa lingkungan alam misalnya tempat
belajar, suasana, cuaca, penerangan, dan sebagainya, maupun yang berupa
lingkungan sosial yaitu yang berhubungan dengan pergaulan manusia.
E. Pemahaman Konsep
Dalam menyelesaikan soal-soal matematika salah satu permasalahan
yang sering muncul adalah soal matematika yang sering disajikan dalam
bentuk kata-kata atau soal cerita. Bergeson (Karnasih, 2015) menyimpulkan
bahwa siswa dalam memecahkan masalah soal cerita dihadapkan dengan
masalah kata-kata, mengalami kesulitan kognitif jika diperlukan sebuah operasi
dan prosedur yang solusinya berlawanan dengan operasi dalam struktur yang
mendasari masalah. Sejalan dengan pernyataan tersebut Suydam (Karnasih,
2015) menyatakan bahwa salah satu faktor yang konsisten terhadap
kemampuan pemecahan masalah soal cerita adalah keterampilan pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
membaca. Sedangkan menurut Paling (Abdurrahman, 2009: 252) mengatakan
bahwa ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada
pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Dilanjutkan bahwa matematika
adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi
manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan
tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung
dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri
dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman membaca sangat dibutuhkan
dalam pemecahan masalah matematika karena dalam memecahkan suatu
permasalahan matematika seringkali dihadapkan dengan soal-soal kontekstual
yang konkrit. Pentingnya masalah soal cerita terletak pada sentralitas bahasa
dalam pengajaran dan pembelajaran matematika menurut Clements & Ellerton
(Karnasih,2015). Berkaitan dengan pembelajaran matematika, model
matematik memiliki peran penting dalam membantu anak-anak memahami
proses merubah keadaan nyata ke dalam matematika atau yang biasa disebut
dengan bahasa matematika.
Tuntutan literasi bahasa penting untuk dikembangkan mengingat
bahwa hal ini dapat memberikan kontribusi terkait kesulitan yang dialami
siswa ketika menyelesaikan soal-soal kontekstual. Anak-anak cenderung
memiliki kesulitan dengan soal-soal kontekstual jika bilangan yang digunakan
dalam soal tersebut berhubungan dengan unit pengukuran (misalnya 7cm)
daripada unit diskrit (misalnya 7 kelereng). Namun, dalam pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pembelajaran cenderung masalah yang diberikan umumnya dalam teks standar
yang melibatkan konteks diskrit menurut Brown (Karnasih, 2015). Sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Bell et al (Karnasih, 2015) dalam
penelitiannya bahwa anak sering menghindari membaca teks soal cerita, dan
mencoba menyelesaikan masalah dengan berfokus hanya pada bilangan yang
ada dalam masalah.
Dalam menyelesaikan soal-soal matematika dituntut untuk mampu
memahami makna yang terkandung dalam sebuah permasalahan. Untuk
memahami konsep dan benar-benar mengerti dalam menerapkan ilmu
pengetahuan, siswa harus berusaha memecahkan masalah, menemukan sesuatu
bagi diri sendiri dan bergulat dengan ide yang ada.
Charles M. Reigeluth (Suyono, 2011: 144) membagi tahap-tahap
belajar kognitif menjadi tahap pengingatan (memorisasi), tahap pemahaman
dan tahap penerapan. Belajar pada tahap pemahaman adalah belajar bermakna,
sehingga dalam tahap ini pembelajar mengaitkan gagasan yang baru dengan
pengetahuan yang dulu. Berikut peneliti menyajikan tabel jenis-jenis belajar
kognitif menurut Charles. M. Reigeluth (Suyono, 2011: 146).
Tabel 2.2 Jenis-Jenis Belajar Kognitif
Tahap Belajar Jenis Konten
Fakta Konsep Prosedur Prinsip
Pengingatan
Pengingatan
Fakta
Pengingatan
Konsep
Pengingatan
Prosedur
Pengingatan
Prinsip
Pemahaman Pemahaman
Fakta
Pemahaman
Konsep
Pemahaman
Prosedur
Pemahaman
Prinsip
Penerapan Penerapan
Fakta
Penerapan
Konsep
Penerapan
Prosedur
Penerapan
Prinsip
Penemuan Penemuan
Fakta
Penemuan
Konsep
Penemuan
Prosedur
Penemuan
Prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Sedangkan Bloom juga mengelompokkan pemahaman ke dalam ranah
kognitif, dimana bloom dan kawan-kawan menggolongkan tingkat atau
perilaku dalam belajar ke dalam tiga ranah Ranah Kognitif terdiri dari enam
jenis perilaku pada Taksonomi Bloom dkk versi revisi menurut Lorin
(Mohamad, 2013):
Gambar 2.1 Taksonomi Bloom
Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari
subkategori yang memiliki beberapa kata kunci berupa kata-kata yang
berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai berikut
ini:
1. Mengingat
Pada kategori ini ada beberapa kata kunci yakni: mengurutkan,
menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi,
menemukan kembali dsb.
BERKREASI
MENGEVALUASI
MENGANALISIS
MENGAPLIKASIKAN
MEMAHAMI
MENGINGAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Memahami
Pada kategori ini ada beberapa kata kunci yakni: menafsirkan, meringkas,
mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan dsb.
3. Menerapkan
Pada kategori ini ada beberapa kata kunci yakni: melaksanakan,
menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekkan, memilih,
menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb.
4. Menganalisis
Pada kategori ini ada beberapa kata kunci yakni: menguraikan,
mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan,
menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan,
membandingkan, mengintegrasikan dsb.
5. Mengevaluasi
Pada kategori ini ada beberapa kata kunci yakni: menyusun hipotesis,
mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan
dsb.
6. Berkreasi
Pada kategori ini ada beberapa kata kunci yakni: merancang, membangun,
merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui,
menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.
Keenam jenis perilaku tersebut menggambarkan tingkatan
kemampuan yang dimiliki seseorang. Sehingga perilaku yang rendah sebaiknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dimiliki dulu oleh seseorang sebelum ia mempelajari perilaku yang lebih
tinggi. Setelah melalui revisi taksonomi Bloom juga tetap merepresentasikan
suatu pembelajaran dan cara untuk memproses suatu informasi. Berikut
beberapa prinsip yakni:
1. Sebelum seseorang memahami sebuah konsep maka harus mengingatnya
terlebih dahulu.
2. Sebelum menerapkan maka seseorang harus memahaminya terlebih
dahulu.
3. Sebelum seseorang mengevaluasi dampaknya mmaka seseorang harus
mengukur atau menilai terlebih dahulu.
4. Sebelum seseorang berkreasi terkait sesuatu hal maka seseorang tersebut
harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan
mengevaluasi, serta memperbaharui.
Perubahan urutan kategori-kategori dalam taksonomi Bloom didasari oleh
kerangka berpikir revisi adalah hierarki dalam pengertian bahwa enam
kategori pokok pada dimensi proses kognitif disusun secara berurutan dari
tingkat kompleksitas yang rendah ke tinggi. Sementara itu, kategori-kategori
pada skema aslinya diklaim sebagai sebuah hierarki komulatif yang artinya
penguasaan kategori pada taksonomi Bloom versi revisi lebih kompleks dalam
skema aslinya mmensyaratkan penguasaan semmua kategori di bawahnya
yang kurang kommpleks menurut Anderson dan Krathwohl (Darawan, 2013:
32-33). Beradasarkan hal di atas pemahaman dirasa sangat penting, karena
dengan adanya penguasaan konsep dapat memudahkan siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mempelajari matematika. Terlebih di era pembelajaran yang sudah modern
banyak persoalan-persoalan matematika yang membutuhkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Sehingga, pada setiap pembelajaran diusahakan lebih
ditekankan pada penguasaan konsep untuk mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Dengan adanya kemampuan menjelaskan atau mendefinisikan,
maka siswa berarti telah memahami konsep atau prinsip dari sebuah
pembelajaran. Pemahaman konsep ini juga berkaitan erat dengan belajar
bermakna.
Suparno (Heruman, 2017: 5) menyatakan bahwa belajar bermakna
juga merupakan kegiatan siswa dalam menghubungkan atau mengaitkan
informasi pada pengetahuan konsep-konsep yangtelah dimilikinya. Oleh sebab
itu, dalam pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar sebelumnya dengan konsep yang akan diperoleh. Menurut
Heruman (2017: 3) bahwa pemahaman konsep merupakan bagian
pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih
memahami suatu konsep matematika.
Peraturan Dikjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11
November 2001 Mengenai Rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa
memahami konsep matematika adalah mampu:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep.
2. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan konsepnya.
3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.
6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu.
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
F. Konversi Satuan Panjang
Mengkonversikan satuan-satuan dari berbagai besaran di dalam
matematika sangat penting, karena di dalam matematika banyak pengukuran
dan penghitungan yang memerlukan satuan yang tepat. Konversi satuan
memiliki arti mengubah nilai suatu sistem satuan ke nilai satuan lain. Konversi
satuan dalam sistem satuan yang berbeda dimaksudkan untuk mengubah atau
mengkonversi nilai dari suatu sistem satuan tertentu ke sistem satuan yang lain.
Konversi satuan memiliki beberapa macam diantaranya: konversi satuan
panjang, konversi satuan massa, konversi satuan waktu, konversi satuan luas
dan konversi satuan waktu. Konversi satuan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah konversi satuan panjang.
Konversi satuan panjang berarti mengubah suatu bentuk satuan
panjang ke satuan panjang yang lainnya. Mulai dari satuan yang memiliki nilai
terpanjang hingga ke satuan yang memiliki nilai terpendek. Konsep dalam
konversi satuan panjang adalah apabila naik nilai satuan diubah ke dalam
bentuk satuan panjang yang lebih kecil atau menurun maka dikalikan 10 untuk
setiap satu tingkatnya. Sebagai contoh 1 dikonversi menjadi 1 , maka
setiap turun satu tingkat akan dikalikan dengan 10 sehingga 1 10 10 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
hasilnya adalah 1000 . Berbeda jika turun nilai satuan yang diubah ke dalam
bentuk satuan panjang yang lebih besar atau meningkat maka dibagi dengan 10
untuk setiap satu tingkatnya. Sehingga dalam mengkonversi satuan panjang
masih menggunakan konsep dari perkalian dan pembagian.
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan buku Cerdas
matematika sebagai buku acuan matematika dasar pada materi Mengkonversi
Satuan Panjang. Materi satuan panjang merupakan salah satu bagian dari
materi IPA yang telah di pelajari ketika duduk di bangku Sekolah Dasar dan
juga merupakan bagian dari materi Matematika. Satuan ukuran panjang
digambarkan dengan anak tangga sebagai berikut:
Gambar 2.2 Satuan Ukuran Panjang
Sumber: Cerdas Matematika: Kelas 3 SD Semester Pertama
Keterangan:
: Kilometer
: Hektometer
: Dekameter
: Meter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
: Desimeter
: Centimeter
: Milimeter
Seperti penjelasan di atas, bahwa dalam mengkonversi satuan panjang,
dibutuhkan konsep-konsep perhitungan pada operasi bilangan bulat seperti
perkalian dan pembagian. Adapun operasi perhitungan penjumlahan dan
pengurangan juga digunakan pada penerapan soal-soal kontekstual terkait
materi tersebut. Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa dalam
mengkonversi satuan panjang dirubah ke nilai satuan panjang yang kecil maka
akan dikalikan dengan 10. Sebaliknya dalam mengkonversi satuan panjang
dari satuan panjang yang kecil ke besar akan dibagi dengan 10. Hal ini juga
berlaku untuk setiap kelipatannya, misalnya beberapa contoh yang diambil dari
Tim Matematika (2007: 159-163)
Contoh 1:
Mengkonversi satuan panjang dari ke
3 = ......
3 = (3 1000)
= 3.000
Pada permasalahan diatas diketahui jarak antara ke melewati 3 anak
tangga pada urutan anak tangga untuk satuan panjang. Sehingga jika setiap
turun satu anak tangga dikalikan dengan 10, maka jika turun 3 anak tangga
dapat dikalikan dengan 1000. Berbeda dengan permasalahan sebelumnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berikut peneliti menyajikan contoh dalam mengkonversi satuan panjang dari
yang terkecil.
Contoh 2:
Mengkonversi satuan panjang dari ke :
300 = .......
300 = (300 : 10)
= 30
Pada permasalahan diatas diketahui jarak antara ke melewati satu anak
tangga pada urutan anak tangga untuk satuan panjang. Sehingga jika setiap
naik satu anak tangga konsep yang digunakan adalah dibagi 10, maka jika pada
permasalahan tersebut harus naik 1 anak tangga dapat dibagi dengan 10.
Konsep-konsep dasar matematika yakni terkait operasi hitung pada bilangan
bulat lebih digunakan pada materi mengkonversi satuan panjang. Berikut
peneliti menyajikan permasalahan yang biasa disajikan dalam bentuk soal
cerita.
Contoh 3:
Ari mempunyai tali sepanjang 200 . Berapa panjang tali Ari?
Pada permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa panjang awal tali yang
dimiliki oleh Ari adalah 200 . Kemudian pada soal diminta untuk
mengkonversi satuan panjang tali yang dimiliki oleh Ari dari ke . Maka,
penyelesaiannya sebagai berikut:
200 = ......
200 = (200 100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
= 2
Sesuai dengan konsep yang telah dijelaskan bahwa dalam mengkonversi satuan
panjang dari yang terkecil dapat dibagi dengan 10 untuk setiap tingkatannya.
Sehingga berdasarkan permasalahan diatas karena jarak dari ke adalah 2
anak tangga maka dapat dibagi dengan 100.
Contoh 4:
Putri mempunyai pita sepanjang 100 . Kemudian, ibu membelikan Putri pita
15 , berapa panjang pita Putri seluruhnya dalam ?
Berbeda dengan permasalahan pada no 1, permasalahan pada soal di atas ini
merupakan permasalahan yang konkret dan lebih menekankan pengetahuan
konseptual terhadap operasi hitung pada bilangan bulat. Berikut penjelasan dari
permasalahan diatas:
Diketahui:
panjang tali mula-mula = 100
tali yang diberikan Ibu = 15
Ditanyakan:
Keseluruhan tali yang dimiliki Putri (dalam satuan panjang )
Penyelesaian:
Berdasarkan hal-hal yang diketahui maka, keseluruhan tali yang dimiliki oleh
Putri pada nantinya harus dikonversikan ke dalam satuan panjang . Maka:
Panjang tali mula-mula yang dimiliki oleh Putri
100 = ......
100 = (100 100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
= 1
Panjang tali yang diberikan oleh Ibu
15 = .........
15 = (15 : 10)
= 1,5
Sehingga untuk menghitung total tali yang dimiliki oleh Putri dapat
menggunakan konsep dasar matematika pada operasi hitung bilangan bulat
yakni penjumlahan:
Keseluruhan tali yang dimiliki oleh Putri = 1 + 1,5
= 2,5
Berdasarkan dua permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan pada
materi mengkonversi satuan panjang diperlukan konsep-konsep dasar
matematika terlebih pada operasi hitung bilangan bulat. Pada operasi bilangan
bulat juga dibutuhkan pemahaman yang mendalam terlebih pada soal-soal yang
disajikan dalam bentuk soal-soal kontekstual. Seperti yang diketahui bahwa
dalam memahami soal-soal kontekstual dibutuhkan pemahaman yang
mendalam sehingga tidak cenderung terjadi kesalahan dalam penghitungan,
mentransformasi informasi yang diberikan di dalam soal, serta kesalahan dalam
memahami maksud serta hal-hal yang diminta pada soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
G. Konversi Satuan Waktu
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak terlepas dari waktu. Hal
ini tak jauh berbeda dengan mengkonversi satuan panjang mengingat dalam
mengkonversi satuan waktu konsep yag digunakan adalah pemahaman
terhadap operasi-operasi penjumlahan maupun pengurangan pada bilangan
bulat. Konversi satuan memiliki arti mengubah nilai suatu sistem satuan ke
nilai satuan lain. Hal ini berarti dalam mengkonversi satuan waktu tidak akan
jauh berbeda dalam mengubah suatu nilai waktu terhadap nilai waktu yang
lain. Dalam mengkonversi satuan waktu terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti detik, menit dan jam. Adapun hubungan terkait
mengkonversi satuan waktu dengan satuan waktu yang lain. Berikut ini peneliti
menyajikan beberapa komponen dalam mengkonversi satuan waktu:
1. Hubungan antara menit dan jam
2. Hubungan antara detik dan menit
3. Hubungan antara hari dan jam
4. Hubungan hari, minggu, bulan dan tahun
Namun pada penelitian ini, peneliti lebih berfokus kepada hubungan
antara menit dan jam dan hubungan antara detik dan menit. Mengingat bahwa
komponen-komponen ini merupakan komponen dasar dalam mengkonversi
satuan waktu. Beberapa hal dasar dalam satuan waktu dijelaskan berdasarkan
Tim Bina Matematika (2011: 66) antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 2.3 Konversi Satuan Waktu
Berdasarkan tabel di atas, dalam mengkonversi satuan waktu kita
dapat menggunakan konsep dari operasi pada bilangan bulat di antaranya
merupakan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Berikut ini peneliti menyajikan beberapa contoh menurut Tim Matematika
(2007: 144-146) yang digunakan dalam mengkonversi satuan waktu:
Contoh 1:
3 jam = ... menit
Dalam permasalahan di atas diketahui bahwa 1 jam = 60 menit maka, untuk
menyelesaikan permasalahan di atas bisa menggunakan operasi perkalian pada
bilangan bulat.
3 jam = 3 60 menit
= 180 menit
Jadi, dapat disimpulkan bahwa 3 jam = 180 menit.
Contoh 2:
180 detik = ... menit
Berdasarkan permasalahan di atas, kita harus mengkonversi satuan waktu dari
detik ke menit. Sedangkan hal yang diketahui adalah 1 menit = 60 detik. Maka,
kita bisa mengkonversi satuan waktu detik ke menit dengan menggunakan
operasi pembagian pada bilangan bulat.
180 detik = ... menit
= 180 : 60 menit
1 jam 60 menit
1 menit 60 detik
1 jam 3600 detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
= 3 menit
Selain dengan menggunakan operasi pembagian, permasalahan di atas juga
dapat diselesaikan dengan operasi pengurangan mengingat bahwa konsep
pembagian adalah pengurangan yang berulang dan habis atau tidak tersisa.
Maka dapat diselesaikan sebagai berikut:
180 detik = ... menit
= 180 – 60 – 60 – 60
= 3 menit.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa 180 detik = 3 menit.
Berdasarkan permasalahan di atas, diketahui bahwa konsep-konsep
dalam mengkonversi satuan waktu erat hubungannya dengan operasi pada
bilangan bulat yakni operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Permasalahan di atas juga tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari,
sehingga tak jarang terdapat soal-soal yang berhubungan langsung dengan
kehidupan sehari-hari atau soal-soal kontekstual.
Ketika memecahkan permasalahan pada soal-soal kontekstual
mahasiswa di tuntut untuk mampu dan memiliki pemahaman konsep yang baik
sehingga tidak terjadi kesalahan atau kekeliruan dalam menerjemahkan atau
memahami soal-soal tersebut. Berikut ini peneliti menyajikan permasalahan
kontekstual yang berkaitan dengan mengkonversi satuan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Contoh 3:
Sukma dan ibunya sedang menunggu kereta api di stasiun. Kereta api
berangkat setengah jam lagi. Sekarang pukul 08.15. pukul berapa kereta api
berangkat?
Berdasarkan permasalahn di atas dapat diselesaikan dengan cara sebagai
berikut:
Diketahui:
Waktu sekarang = 08.15
Kereta api akan berangkat setengah jam lagi = 30 menit
Ditanyakan:
Pukul berapa kereta api akan berangkat
Penyelesaian:
Berdasarkan permasalahan di atas, kita dapat menggunakan konsep operasi
penjumlahan pada bilangan bulat. Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Waktu keberangkatan kereta api = waktu sekarang + waktu menunggu
= 08.15 + 30 menit
= 08. 45
Jadi, kereta api akan berangkat pukul 08.45
Contoh 4:
Tia pergi ke Jakarta menggunakan mobil. Waktu yang diperlukan untuk sampai
ke Jakarta 1 jam. Jika dijadikan menit, berapa lama waktu yang diperlukan
untuk sampai ke Jakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Terkait permasalahan di atas, pemecahan masalah dapat diselesaikan sebagai
berikut:
Diketahui:
Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Jakarta adalah 1 jam
Ditayakan:
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke Jakarta (dalam satuan
menit).
Penyelesaian:
1 jam = ... menit
= 60 menit.
Jadi, waktu yang dibutuhkan Tia untuk sampai ke Jakarta adalah 60 menit.
Berdasarkan penjelasan di atas, pemahaman terhadap konsep sangat
dibutuhkan dalam mengkonversi satuan waktu dan juga dalam memecahkan
permasalahan pada soal-soal kontekstual. Terlebih dalam memahami maksud
dan hal yang diminta dalam soal sehingga dapat mengurangi kekeliruan atau
kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan.
H. Kategori Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
mengambil sampel yang represenatif dari populasi menurut Riduwan (2009:
11). Dalam pengambilan sampel, terdapat dua macam teknik pengambilan
sampling dalam penelitian yang umum dilakukan menurut Riduwan (2009: 11-
16) yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
1. Probability Sampling
Probability Sampling ialah teknik sampling untuk memberikan peluang
yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
2. Non Probability Sampling
Non Probability Sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan
kesempatan atau peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
dijadikan anggota sampel.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Probability Sampling
dimana peneliti ingin memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota
populasi agar terpilih untuk menjadi anggota sampel. Namun, dalam
Probability Sampling terdapat beberapa teknik yang digunakan sebagai berikut:
1. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota
populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata
(tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila
anggota populasi dianggap homogen (sejenis).
2. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling ialah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan
sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling ialah pengambilan sampel
dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetapi sebagian ada yang
kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampling ini apabila
anggota populasinya heterogen (tidak sejenis).
4. Area Sampling/Cluster Sampling
Area Sampling ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara
mengambil wakil dari setiap daerah/wilayah geografis yang ada.
Berdasarkan beberapa teknik dari Probability Sampling, peneliti
memilih untuk menggunakan teknik Area Sampling/Cluster Sampling dimana,
teknik ini digunakan karena sampel yang dipilih secara acak dan sumber data
atau populasi berasal dari suatu daerah tertentu yakni dari kabupaten Mappi.
Namun, dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan peneliti juga
menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Hal ini
dilakukan karena sampel yang akan diambil dikategorikan terlebih dahulu ke
dalam suatu kelompok yakni kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok
bawah dan masing-masing dari kategori tersebut diambil sebagai sampel acak
yang proporsional.
Peneliti mengkategorikan subjek penelitian ke dalam beberapa
kategori yaitu: kategori atas, kategori sedang dan kategori kurang. Adapun
pengkategorian ini berdasarkan penentuan kedudukan siswa dalam sebuah
kelompok. Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan mahasiswa dalam
3 ranking, menurut Arikunto (2012: 299) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1. Menjumlah skor semua siswa.
2. Mencari rata-rata (Mean) dan simpangan baku (Deviasi Standar atau
Standar Deviasi).
Mencari Mean ( )
∑
Mencari Standar Deviasi
√∑
(
∑
)
Keterangan:
= rata-rata skor siswa
= data ke –i
= banyaknya siswa
= standar deviasi
∑
= tiap skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi dengan
n.
(∑
)
= semua skor dijumlahkan, dibagi dengan n lalu di kuadratkan.
3. Menentukan batas-batas kelompok.
Tabel 2.4 Pengelompokkan atas 3 Ranking
Kriteria Ketentuan
Kelompok atas
Kelompok sedang
Kelompok bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Keterangan:
= semua siswa
= rata-rata skor siswa
= standar deviasi
a. Kelompok atas
Semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata plus satu
standar deviasi ke atas.
b. Kelompok sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan +1 SD.
c. Kelompok bawah
Semua siswa yang mempunyai skor -1 SD dan yang kurang dari itu.
I. Penelitian yang Relevan
Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Regina Lichteria Panjaitan dengan judul
Analisis Kesalahan Penyelesaian Soal Konversi Satuan pada Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan Newman’s Error Analysis. Dalam
penelitian tersebut, peneliti ingin melihat hubungan kesalahan mahasiswa
dalam mengerjakan soal pada materi mengkonversi satuan panjang. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa cukup banyak reading error, comprehension
error, process skill error, encoding error pada mahasiswa PGSD di salah satu
Universitas di Sumedang terkait konversi satuan yang sangat sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan kesalahan yang dilakukan persentase tersebesar ada pada reading
error (Kesalahan membaca). Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan
penelitian yang dilakukan penguatan keahlian membaca pada mahasiswa harus
lebih ditekankan sehingga tidak terburu-buru dalam mengerjakan soal dan
dapat membaca serta memahami soal dengan baik.
Peneliti juga menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anna
Reno Kartika Putri dengan judul Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran
Komik “Geometries Warrior” Terhadap Tingkat Pemahaman Konsep dan
Minat Siswa Pada Materi Sudut dan Garis Kelas VII E di SMP Maria
Immaculata Marsudirini Yogyakarta Tahun 2016/2017. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan proses pembelajaran dengan
media komik terhadap hasil belajar dan minat siswa. Berkaitan dengan
penelitian tersebut, peneliti menggunakan tingkat pemahaman konsep sebagai
indikator dalam melihat hasil dan minat belajar siswa. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian tersebut terdapat peningkatan minat
belajar siswa yang diimbangi dengan hasil belajar siswa yang meningkat.
J. Kerangka Berpikir
Merujuk pada Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV
Bagian Kesatu mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara Pasal 5 Ayat 1
yang berbunyi: Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Namun, hal tersebut tidak berlaku di
salah satu kabupaten di papua yakni Mappi, pendidikan di daerah tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dirasa masih kurang memenuhi untuk daerah-daerah terpencil. Oleh sebab itu
dalam pembelajaran yang ada pada kelas matrikulasi lebih mengajarkan
materi-materi terkait konsep-konsep matematika dasar seperti penghitungan
pada operasi bilangan bulat, nilai tempat, dan membilang suatu bilangan. Hal
ini dikarenakan pada kenyataannya dalam menyelesaikan permasalahan pada
soal-soal matematika yang berkaitan dengan soal-soal kontekstual mahasiswa
masih sering melakukan kesalahan-kesalahan tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kesalahan
tersebut dikarenakan mahasiswa belum memiliki pemahaman konsep yang
cukup baik dalam memahami soal-soal berbentuk soal-soal kontekstual.
Mahasiswa masih memiliki kesulitan yang mendasar yakni adanya kesulitan
dalam bahasa sehingga mahasiswa masih tidak memahami maksud dari soal.
Oleh sebab itu, peneliti mencoba menganalisis jenis-jenis kesalahan
yang sering dilakukan oleh mahasiswa Mappi dalam memecahkan suatu
permasalahan dengan melalui tes tertulis. Setelah peneliti menganalisis hasil
tes tertulis dan mengelompokkan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh
mahasiswa Mappi. Peneliti berikutnya menganalisis pemahaman konsep yang
dimiliki oleh mahasiswa Mappi berdasarkan hasil tes tertulis dan berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa Mappi. Hal ini bertujuan agar
mahasiswa Mappi pada nantinya mengetahui hal-hal yang salah dan dapat
memperbaikinya mengingat bahwa pada nantinya mahasiswa Mappi ini akan
mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2019/2020
sehingga harapannya adalah ada peningkatan kualitas hasil belajar mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mappi. Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir dari penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran
Tes Tertulis
Jenis Kesalahan
Hasil Tes Tertulis dan
Wawancara
Pemahaman Konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Menurut Van Maanen (Suwarsono, 2016: 1) penelitian kualitatif
adalah sebuah istilah „payung‟ yang meliputi berbagai teknik interpretasi yang
berusaha untuk mendeskripsikan, „membaca‟ kode, menerjemahkan, dan di
samping itu bisa memahami makna, bukan frekuensi, dari berbagai fenomena
yang secara alamiah ada di dunia sosial. Sedangkan menurut Creswell (Noor,
2011: 34) menyatakan bahwa penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Adapun terkait penelitian deskriptif
diungkapkan oleh Noor (2011: 34) bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi saat sekarang. Sehingga berdasarkan pernyataan dari para ahli
tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif kualitatif
merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk memahami sebuah
permasalahan terkait fenomena dan hal-hal yang berhubungan di dunia sosial
yang terjadi saat sekarang dengan cara mendeskripsikan yang dapat berupa
kata-kata dan bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Desember 2018 sampai bulan
Mei 2019.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Student Residence Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa kerjasama Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 yang sedang mengikuti
kelas matrikulasi selama satu tahun. Tes diberikan kepada 22 mahasiswa
Mappi kelas matrikulasi C dan 24 mahasiswa Mappi kelas matrikulasi D.
Namun, peneliti hanya mengambil 12 sampel dengan 3 kriteria dari masing-
masing kelas yakni kategori kelompok atas, sedang dan bawah. Adapun teknik
yang digunakan dalam mengambil sampel adalah pengambilan sampel secara
acak.
D. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi Papua dalam
memecahkan permasalahan pada soal-soal kontekstual mengenai materi
konversi satuan panjang dan satuan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2. Pemahaman konsep matematika mahasiswa Mappi Papua pada soal-soal
kontekstual terkait materi konversi satuan panjang dan satuan waktu.
E. Bentuk Data
Bentuk data yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah:
1. Deskripsi hasil observasi peneliti selama pembelajaran di kelas
Matrikulasi.
2. Hasil kerja mahasiswa Mappi dalam memecahkan permasalahan
kontekstual.
3. Deskripsi hasil wawancara mengenai kesalahan yang sering terjadi dalam
memecahkan sebuah permasalahan.
F. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data
yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Berikut ini
metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis:
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.
Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistis perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu
mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu melakukan pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Douglas
(Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, 2002: 75-76) bahwa
kemungkinan pengamat belum mengenal tentang subyek dan lokasi
yang akan diamati, oleh karena itu pengamat atau peneliti dapat
menggunakan seluruh inderanya dan menerapkan budaya atau akal
budinya untuk mengungkap apa yang sebenarnya ada di subyek dan
lokasi penelitian. Pada penelitian ini, peneliti tidak menyediakan
daftar atau tabel terkait lembar observasi. Hal ini dikarenakan selama
penelitian berlangsung, bentuk observasi yang dilakukan adalah
observasi tidak berstruktur. Sehingga, peneliti tidak menyediakan
lembar observasi. Adapun observasi tidak berstruktur menurut Bungin
(Noor, 2011: 140) adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau
pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam
mengamati suatu objek.
b. Tes Tertulis
Menurut Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat (2011: 88) menyatakan
bahwa tes merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat
kinerja individu yang lebih efisien dan lebih sederhana terutama bila
digunakan untuk mengukur kinerja dalam jumlah cukup banyak. Pada
penelitian ini, peneliti memberikan tes berbentuk uraian dengan
masing-masing 3 soal untuk materi konversi satuan panjang dan 3 soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
untuk materi konversi satuan waktu. Tujuan dari tes ini adalah untuk
mengetahui kemampuan pemahaman konsep mahasiswa Mappi dalam
menyelesaikan permasalahan matematika dan untuk mengetahui
kesalahan yang sering dilakukan oleh mahasiswa Mappi dalam
menyelesaikan permasalahan matematika.
c. Wawancara
Menurut Noor (2011: 138-139) wawancara merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara
langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar
pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Dalam
penelitian kualitatif jenis wawancara yang digunakan adalah
wawancara mendalam dimana untuk memperoleh keterangan dalam
penelitian dengan melakukan tanya jawab sambil bertatap muka
antara penanya/pewawancara dengan informan/narasumber dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara dimana pewawancara
dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang cukup lama. Pada
penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada mahasiswa
Mappi dengan tujuan untuk mengkonfirmasi hasil pengerjaaan, untuk
mengetahui lebih dalam penyebab kesalahan yang dilakukan dalam
menyelesaikan permasalahan serta untuk mengetahui lebih dalam
terkait pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa. Peneliti
juga melakukan wawancara kepada tutor Mappi yang melakukan
pendampingan belajar pada kelas matrikulasi C dan D. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
bertujuan untuk mengatahui keadaan selama proses pembelajaran
terkait materi satuan panjang dan satuan waktu. Serta untuk
mengetahui kemampuan serta pemahaman konsep yang dimiliki oleh
mahasiswa, dalam menyelesaikan permasalahan terkait materi
konversi satuan panjang dan satuan waktu.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut (Hasan, 2002: 76), instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan dalam melakukan pengukuran, dalam hal ini alat untuk
mengumpulkan data pada suatu penelitian. Berikut ini instrumen
pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data:
a. Lembar Soal Tes
Pada penelitian ini lembar soal tes yang diberikan oleh peneliti kepada
subjek penelitian adalah soal-soal yang sudah pernah dipelajari saat
kelas matrikulasi mengenai mengkonversi satuan panjang dan
mengkonversi satuan waktu. Pemberian tes ini bertujuan untuk
mengetahui lebih dalam terkait pemahaman konsep mahasiswa Mappi
dan jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan soal-soal
kontekstual. Berikut ini peneliti menyertakan kisi-kisi, soal tes dan
lembar validasi instrumen yang digunakan dalam merancang tes
tertulis:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
1) Kisi-kisi Penulisan Soal Tes
Tabel 3.1 Kisi-kisi Penulisan Soal
No Indikator Soal Jumlah
Soal
Nomo
r Soal
1. Mengkonversi satuan panjang dan
menggunakan operasi penjumlahan
dan pengurangan
1 1
2.
Mengkonversi satuan panjang yang
melibatkan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan
pembagian serta mengaitkannya di
dalam kehidupan sehari-hari
2 2 dan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2) Soal Tes
SOAL TES
Materi : Satuan Panjang
Hari, Tanggal : Rabu, 19 Desember 2018
Petunjuk :
a. Kerjakan soal pada lembar jawab dengan menggunakan
cara.
b. Tidak diperkenankan untuk saling
bertanya/diskusi/mencontek.
c. Tidak diperkenankan menggunakan alat elektronik
(hp,kalkulator) dan lainnya.
d. Setelah mengerjakan, soal, lembar jawab, dan kertas
coretan wajib dikumpulkan.
Selesaikanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat!
1. Berapakah hasil dari 5 km + 2 hm + 6 dam = ..... dam
2. Justin mempunyai tebu yang panjangnya 2 m. Kemudian
dipotong dan diberikan pada Gerard sepanjang 100 cm.
Berapa cm sisa tebu yang dimiliki oleh Justin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3. Yulius memiliki tali sepanjang 3 m, kemudian ia
memotong dan memberikannya kepada Pemi sepanjang
20 dm. Saat kegiatan pramuka ternyata tali yang dimiliki
oleh Yulius tidak cukup. Lalu, Sony memberikan talinya
kepada Yulius sepanjang 50 cm. Maka, berapa cm tali
yang dimiliki oleh Yulius sekarang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
3) Lembar Validasi Instrumen Tes
LEMBAR VALIDASI
INSTRUMEN SOAL TES MAHASISWA MAPPI
Tujuan dari validasi instruen ini adalah untuk
mendapatkan informasi tentang kevalidan instruen soal
yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan
mahasiswa Mappi dalam interpretasi matematika
terutama pada materi satuan panjang. Hasil dari validasi
ini akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki
instrumen selanjutnya. Sehubungan dengan hal terseut,
Bapak/Ibu dimohon untuk memberi penilaian instrumen
soal yang akan digunakan dalam penelitian ini.
A. Petunjuk
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu, berilah
penilaian Ya, Belum, Tidak dengan memberi
centang (√) pada tabel Aspek Isi dan Aspek
Bahasa di bawah ini.
2. Jika menurutBapak/Ibu terdapat kekurangan pada
instrumen soal, mohon Bapak/Ibu menulis saran
pada kolom yang disediakan.
3. Mohon Bapak/Ibu memberi kesimpulan terhadap
penilaian instrumen soal dengan memberi tanda
centang (√) pada kolom keterangan dibagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Penilaian
1. Aspek Isi
No Aspek yang dinilai Ya Belum Tidak
1. Petunjuk pengerjaan soal
sudah jelas
2. Kesesuaian soal dengan
tujuan penelitian
3. Kejelasan maksud dari
soal
2. Aspek Bahasa No Aspek yang dinilai Ya Belum Tidak
1. Soal sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang
baku
2. Bahasa yang digunakan
dalam soal mudah
dipahami dan tidak
menimbulkan penafsiran
ganda
3. Saran untuk perbaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
D. Kesimpulan
No Kesimpulan dari Hasil Penilaian Keterangan
1. Soal dapat digunakan
2. Soal dapat digunakan dengan revisi
3. Soal tidak dapat digunakan
Yogyakarta,............................2018
Validator
(.......................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada 6 mahasiswa yakni 2 mahasiswa
dengan kemampuan tinggi, 2 mahasiswa dengan kemampuan sedang, dan 2
mahasiswa kemampuan rendah. Wawancara digunakan untuk mengetahui
prosedur pengerjaan, mengkonfirmasi hasil pekerjaan mahasiswa, serta
mengetahui letak kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam
menyelesaikan permasalahan. Peneliti juga melakukan wawancara kepada
tutor untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kesulitan tutor dalam
mengajarkan materi konversi satuan panjang dan satuan waktu serta untuk
mengetahui secara mendalam mengenai kesalahan dan pemahaman konsep
yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi. Adapun kisi-kisi, pedoman wawancara
dan lembar validasi yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan
wawancara diantara lain:
1) Kisi-kisi Penulisan Pedoman Wawancara Mahasiswa Mappi
Tabel 3.2 Penulisan Kisi-kisi Instrumen Wawancara Mahasiswa
Mappi
No Indikator Pertanyaan Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Pertanyaan
1. Kendala dalam menyelesaikan
permasalahan materi
mengkonversi satuan panjang
dan satuan waktu.
2 1, 2
2.
Cara yang dipilih atau proses
pengerjaan soal-soal
kontekstual
2 3, 4
3.
Pemahaman konsep yang
dimiliki oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan soal-
soal kontekstual
2 5, 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No Indikator Pertanyaan Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Pertanyaan
4.
Memberi pemahaman dengan
mengaitkan materi berdasarkan
permasalahan nyata di
kehidupan sehari-hari
2 7, 8
5. Cara belajar dan suasana
belajar dikelas dan di asrama 4
9, 10, 11,
12
2) Pedoman Wawancara Mahasiswa Mappi
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Mahasiswa Mappi
No. Pertanyaan
1)
Menurutmu apakah materi mengkonversi satuan
panjang dan satuan waktu ini sulit? Jika iya,
menurutmu bagian mana yang sulit?
2)
Apa saja kendala yang kamu hadapi dalam
menyelesaikan soal-soal pada materi konversi satuan
panjang dan satuan waktu ?
3) Coba jelaskan proses dalam menyelesaikan soal ini?
4) Mengapa kamu menjawabnya dengan cara yang
demikian?
5) Sebenarnya apakah kamu paham akan materi konversi
satuan panjang dan satuan waktu?
6)
Apakah kamu selalu berusaha untuk memahami materi
tersebut dengan mencoba bertanya kepada teman atau
tutor selama proses pembelajaran?
7) Bagaimana cara tutor dalam menjelaskan materi ini?
8)
Menurut kamu, apakah penjelasan yang diberikan oleh
tutor sudah cukup mengaitkan dengan permasalahan di
kehidupan sehari-hari ?
9) Apakah suasana pembelajaran di kelas matrikulasi
mendukung saat kamu akan belajar?
10) Bagaimana kamu melakukan review materi setelah
proses pembelajaran pada kelas matrikulasi?
11) Apakah suasana di asrama mendukung kamu untuk
belajar?
12) Kamu biasanya lebih suka belajar secara mandiri atau
belajar secara berkelompok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3) Lembar Validasi Instrumen Wawancara Mahasiswa Mappi
Tujuan dari validasi instrumen wawancara ini adalah
untuk mendapatkan informasi tentang kevalidan instrumen
wawancara yang akan digunakan untuk mengetahui dan
mengkonfirmasi pekerjaan mahasiswa Mappi, dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi
mengkonversi satuan panjang dan satuan waktu. Hasil dari
validasi ini akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki
instrumen selanjutnya. Sehubungan dengan hal tersebut,
Bapak/Ibu dimohon untuk memberi penilaian instrumen
wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini.
A. Petunjuk
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu, berilah penilaian
Ya, Belum, Tidak dengan memberi centang (√) pada
tabel Aspek Isi dan Aspek Bahasa di bawah ini.
2. Jika menurut Bapak/Ibu terdapat kekurangan pada
instrumen wawancara, mohon Bapak/Ibu menulis
saran pada kolom yang disediakan.
3. Mohon Bapak/Ibu memberi kesimpulan terhadap
penilaian instrumen wawancara dengan memberi
tanda centang (√) sesuai dengan penilaian terhadap
instrumen wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
B. Penilaian
1. Aspek Isi
No Aspek yang dinilai Ya Belum Tidak
1.
Kesesuaian pertanyaan
wawancara dengan
penelitian
2.
Kesesuaian pertanyaan
wawancara dengan
indikator
3. Kejelasan maksud dari
pertanyaan wawancara
2. Aspek Bahasa
No Aspek yang dinilai Ya Belum Tidak
1.
Pertanyaan sesuai
dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baku
2.
Bahasa yang digunakan
mudah dipahami
sehingga informan
mudah memahami
maksud dari penanya.
C. Saran untuk perbaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
D. Kesimpulan
Mohon Bapak/Ibu memberi kesimpulan terhadap penilaian
instrumen wawancara dengan memberi tanda centang (√)
sesuai dengan penilaian dari Bapak/Ibu terhadap instrumen
pedoman wawancara
1. Instrumen dapat digunakan (.....)
2. Instrumen dapat digunakan dengan revisi (.....)
3. Instrumen tidak dapat digunakan (.....)
Yogyakarta,............................2019
Validator
(.......................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4) Kisi-kisi Penulisan Instrumen Wawancara Tutor
Tabel 3.4 Penulisan Kisi-kisi Instrumen Wawancara Tutor
Mappi
No Indikator Pertanyaan Jumlah
Pertanyaan
Nomor
Pertanyaan
1. Kendala dan kesulitan yang
dihadapi oleh tutor dalam
mengajarkan materi konversi
satuan panjang dan satuan waktu
2 1, 2
2.
Kendala dan penyebab kendala
terkait penyelesaian soal-soal
kontekstual yang dihadapi oleh
mahasiswa Mappi
2 3, 4
3.
Kesulitan dan penyebab kesulitan
yang sering dihadapi oleh
mahasiswa Mappi dalam
menyelesaikan permasalahan pada
materi konversi satuan panjang
dan satuan waktu.
2 5, 6
3. Jenis-jenis kesalahan dan tindak
lanjut yang dilakukan oleh tutor 3 7, 8, 9
4. Pemahaman konsep yang dimiliki
oleh mahasiswa Mappi 2 10, 11
5.
Penerapan serta ketercapaian dari
pemahaman konsep yang dimiliki
oleh mahasiswa Mappi
3 12, 13, 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
5) Pedoman Wawancara Tutor
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Tutor Mappi
No. Pertanyaan Wawancara
Tutor Mappi
1) Menurut tutor apa saja kesulitan yang dihadapi dalam
mengajarkan materi konversi satuan panjang dan satuan waktu?
2) Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh tutor dalam
mengajarkan materi konversi satuan panjang dan satuan waktu?
3)
Menurut tutor, apa saja kendala yang dihadapi oleh mahasiswa
Mappi dalam menyelesaikan permasalahan terkait materi
konversi satuan panjang dan satuan waktu?
4) Berdasarkan pemaparan diatas, menurut tutor mengapa kendala
tersebut bisa terjadi?
5)
Menurut tutor, dalam menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan materi konversi satuan panjang dan satuan
waktu apa saja kesulitan yang sering dialami oleh mahasiswa
Mappi
6) Berdasarkan hal tersebut, mengapa kesulitan tersebut bisa
terjadi?
7)
Menurut tutor kesalahan apa yang sering dilakukan dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan materi
konversi satuan panjang dan satuan waktu?
8) Mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi ?
9) Berdasarkan kesalahan-kesalahan tersebut, apa tindakan yang
dilakukan tutor?
10) Apakah dalam proses pembelajaran mahasiswa bisa memaknai
konsep pembelajaran yang diberikan?
11)
Bagaimana pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa
Mappi dalam menyelesaikan permasalahan pada soal-soal
kontekstual terkait materi konversi satuan panjang dan satuan
waktu?
12)
Apakah mahasiswa Mappi sudah bisa menerapkan suatu
pemahaman konsep yang didapatkan dari proses pembelajaran
untuk menyelesaikan permasalahan soal-soal kontekstual?
13) Kalau iya, adakah beberapa contoh penerapan yang dilakukan
oleh mahasiswa tersebut?
14) Menurut tutor, bagaimana ketercapaian materi mengkonversi
satuan panjang dan satuan waktu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
6) Lembar Validasi Instrumen Wawancara Tutor
Tujuan dari validasi instrumen wawancara ini adalah
untuk mendapatkan informasi tentang kevalidan instrumen
wawancara Dimana instrumen ini akan digunakan untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pendalaman materi
dalam memecahkan permasalahan soal-soal kontekstual pada
materi mengkonversi satuan panjang dan satuan waktu, selama
kelas matrikulasi. Hasil dari validasi ini akan digunakan oleh
peneliti untuk memperbaiki instrumen selanjutnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Bapak/Ibu dimohon untuk
memberi penilaian wawancara yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
A. Petunjuk
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu, berilah penilaian Ya,
Belum, Tidak dengan memberi centang (√) pada tabel
Aspek Isi dan Aspek Bahasa di bawah ini.
2. Jika menurut Bapak/Ibu terdapat kekurangan pada
instrumen wawancara, mohon Bapak/Ibu menulis saran
pada kolom yang disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Mohon Bapak/Ibu memberi kesimpulan terhadap penilaian
instrumen wawancara dengan memberi tanda centang (√)
sesuai dengan penilaian terhadap instrumen wawancara.
A. Penilaian
1. Aspek Isi
No Aspek yang dinilai Ya Belum Tidak
1.
Kesesuaian
pertanyaan
wawancara dengan
penelitian
2.
Kesesuaian
pertanyaan
wawancara dengan
indikator
3.
Kejelasan maksud
dari pertanyaan
wawancara
2. Aspek Bahasa
No Aspek yang dinilai Ya Belum Tidak
1.
Pertanyaan sesuai
dengan kaidah
bahasa Indonesia
yang baku
2.
Bahasa yang
digunakan mudah
dipahami sehingga
informan mudah
memahami maksud
dari penanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
C. Saran untuk perbaikan
D. Kesimpulan
Mohon Bapak/Ibu memberi kesimpulan terhadap penilaian
instrumen wawancara dengan memberi tanda centang (√)
sesuai dengan penilaian dari Bapak/Ibu terhadap instrumen
pedoman wawancara
4. Instrumen dapat digunakan (.....)
5. Instrumen dapat digunakan dengan revisi (.....)
6. Instrumen tidak dapat digunakan (.....)
Yogyakarta,............................2019
Validator
(.......................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
G. Metode/Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Patton (Afrizal, 2015: 175) adalah suatu proses
mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola, kategori
dan satu uraian dasar. Sedangkan menurut Miles & Huberman (Afrizal, 2015:
174) analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data dan
menarik kesimpulan. Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan data penting
dan tidak penting dari data yang telah terkump‟ul. Penyajian data merupakan
penyajian informasi yang tersusun. Kesimpulan data merupakan tafsiran atau
interpretasi terhadap data yang telah disajikan. Sedangkan Bogdan & Biklem
(Basrowi & Suwandi, 2008: 194) mendefinisikan analisis data merupakan
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mengadakan sintesis,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
diceritakan kepada orang lain. Maka berdasarkan pernyataan dari para ahli
dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan suatu upaya atau proses
yang dilakukan untuk di analisis dengan mengurutkan dan mengorganisasikan
data serta menarik kesimpulan dari data yang telah disajikan.
Menurut Miles & Huberman (Basrowi dan Suwandi, 2008: 209-210)
aktivitas dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses
ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal sampai akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
penelitian. Reduksi merupakan bagian dari analisis, bukan terpisah.
Fungsinya untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik.
Berdasarkan teknik analisis data dengan mereduksi data, maka peneliti
akan menggunakan data dan rnenggolongkan data tersebut ke dalam
kategori jenis-jenis kesalahan yang ada. Jenis-jenis kesalahan dalam
mengerjakan soal matematika dibedakan menjadi lima tipe kesalahan,
yaitu:
Tabel 3.6 Jenis-Jenis Kesalahan Menurut Newman
Jenis Kesalahan Keterangan
a. Kesalahan
membaca
(Reading Error)
Kesalahan membaca terjadi karena siswa salah dalam
membaca soal informasi utama sehingga siswa tidak
menggunakan informasi tersebut dalam mengerjakan
soal dan membuat jawaban siswa tidak sesuai dengan
maksud soal.
b. Kesalahan
memahami
(Comprehension
Error)
Kesalahan memahami terjadi karenaka siswa kurang
memahami terutama di dalam konsep, siswa tidak
mengetahui apa yang sebenarnya ditanyakan pada
soal dan salah dalam menangkap informasi yang ada
pada soal sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan
permasalahan.
c. Kesalahan dalam
mentransformasi
(Transformation
Error)
Kesalahan dalam transformasi merupakan kesalahan
yang terjadi karena siswa belum dapat mengubah soal
ke dalam bentuk matematika dengan benar serta salah
dalam menggunakan tanda operasi hitung.
d. Kesalahan dalam
keterampilan
proses(Process
Skills Error)
Kesalahan dalam keterampilan prosesterjadi karena
siswa belum terampil dalam melakukan perhitungan.
e. Kesalahan pada
notasi (Encoding
Error)
Kesalahan pada notasi merupakan kesalahan dalam
proses penyelesaian.
Sumber : Newman (Clement, 1980)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Peneliti juga akan melakukan reduksi pada data ke dalam kategori
pemahaman konsep antara lain:
Tabel 3.7 Indikator Pemahaman Konsep
Indikator Pemahaman Konsep
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai
dengan konsepnya.
c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis.
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup
dari suatu konsep.
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam
pemecahan masalah.
Sumber: Peraturan Dikjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004
tanggal 11 November 2011 Mengenai Rapor terkait indikator
pemahaman konsep matematika
Saat peneliti melakukan reduksi data ke dalam kategori pemahaman
konsep mahasiswa Mappi, peneliti sebelumnya melakukan
pengelompokkan untuk setiap indikator pemahaman konsep ke dalam
soal/instrumen soal tes yang digunakan oleh peneliti. Hal ini berguna
untuk membantu peneliti melakukan analisis terhadap setiap subjek dan
setiap nomor:
Tabel 3.8 Indikator Pemahaman Konsep Beserta Penyesuaian
Terhadap Soal Tes Konversi Satuan Panjang
Indikator Pemahaman Konsep Nomor Soal
a. Menyatakan ulang sebuah konsep. 1,2 dan 3
b. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan
konsepnya. 1,2 dan 3
c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep.
2 dan 3
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi 2 dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
matematis.
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari
suatu konsep. 1,2 dan 3
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu.
1,2 dan 3
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam
pemecahan masalah.
1,2 dan 3
Tabel 3.9 Indikator Pemahaman Konsep Beserta Penyesuaian
Terhadap Soal Tes Konversi Satuan Waktu
Indikator Pemahaman Konsep Nomor Soal
a. Menyatakan ulang sebuah konsep. 1,2 dan 3
b. Mengklasifikasi objek menurut tertentu sesuai dengan
konsepnya. 1,2 dan 3
c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep.
2 dan 3
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
2 dan 3
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari
suatu konsep. 1,2 dan 3
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu.
1,2 dan 3
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam
pemecahan masalah.
1,2 dan 3
2. Penyajian Data
Merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Bentuk penyajiannya antara lain berupa teks naratif, matriks, grafik,
jaringan dan bagan. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan
menarik kesimpulan.
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Pada tahap ini peneliti mengungkapkan temuan baru yang
berbeda dari temuan yang sudah ada. Kesimpulan juga harus diverifikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
selama penelitian berlangsung dan makna-makna yang ada harus diuji
kebenarannya dan kesesuaiannya sehingga validitasnya terjamin.
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan
1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, terdapat beberapa hal yang
harus dipersiapkan oleh peneliti antara lain:
a. Melakukan kegiatan observasi dan pendampingan belajar kepada
mahasiswa Mappi di asrama.
b. Mengkonsultasikan kepada dosen materi yang akan diangkat dalam
penelitian.
c. Menyusun proposal penelitian
d. Mengkonsultasikan instrumen terkait soal tes yang akan dibuat,
kepada dosen pembimbing.
e. Menyusun perangkat instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal tes,
instrumen soal tes, lembar validasi pakar terkait instrumen tes.
f. Melakukan validasi pakar mengenai perangkat instrumen yang akan
digunakan berupa soal tes.
g. Mengkonsultasikan perangkat instrumen kepada dosen pembimbing
terkait wawancara yang akan dilakukan kepada subjek dan kepada
tutor mappi.
h. Menyusun perangkat instrumen penelitian berupa kisi-kisi wawancara
kepada mahasiswa Mappi dan tutor, daftar pertanyaan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kepada mahasiswa mappi dan tutor, lembar validasi instrumen
wawancara kepada mahasiswa Mappi dan tutor.
i. Melakukan validasi pakar mengenai perangkat instrumen yang akan
digunakan berupa kisi-kisi wawancara kepada mahasiswa Mappi dan
tutor, daftar pertanyaan kepada mahasiswa Mappi dan tutor, serta
lembar validasi instrumen wawancara kepada mahasiswa Mappi dan
tutor.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah melakukan tahap-tahap persiapan, peneliti mulai
melaksanakan tahap-tahap pelaksanaan diantara lain:
a. Memberikan tes kepada mahasiswa Mappi untuk mengetahui
pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa dalam
menyelesaikan permasalahan serta untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pengerjaan.
b. Melakukan wawancara kepada mahasiswa Mappi yang bertujuan
untuk mengetahui lebih dalam penyebab kesalahan yang dilakukan
dalam menyelesaikan permasalahan serta untuk mengetahui lebih
dalam terkait pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa.
c. Melakukan wawancara kepada tutor mappi yang bertujuan untuk
mengatahui keadaan selama proses pembelajaran terkait materi satuan
panjang dan satuan waktu. Serta untuk mengetahui kemampuan serta
pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
menyelesaikan permasalahan terkait materi mengkonversi satuan
panjang dan satuan waktu.
3. Tahap Analisis Data
Setelah tahap pelaksanaan dilakukan, peneliti mulai melakukan
tahap analisis data. Adapun beberapa tahap dalam analisis data yang
dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah:
a. Menganalisis hasil tes dan dibantu berdasarkan hasil wawancara yang
telah diberikan peneliti kepada mahasiswa Mappi. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
Mappi serta untuk mengetahui pemahaman konsep yang dimiliki oleh
mahasiswa.
b. Peneliti juga menganalisis berdasarkan proses pembelajaran
berdasarkan observasi dan catatan yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal
ini bertujuan agar peneliti mengetahui apakah selama proses
pembelajaran mahasiswa benar-benar memahami konsep dari materi
tersebut.
I. Penjadwalan Waktu Penelitian
Tabel 3.10 Penjadwalan Waktu Penelitian No. Pelaksanaan Penelitian Waktu Pelaksanaan
1. Observasi dan Pendampingan Belajar
Mahasiswa Mappi Desember 2018
2. Pembuatan Soal Desember 2018
3. Validasi Perangkat Instrumen Tes Desember 2018
4. Pelaksanaan Tes (Pengambilan Data) Desember 2018
5. Observasi dan Pendampingan Belajar
Mahasiswa Mappi Februari – Mei 2019
6. Pembuatan Perangkat Instrumen
Wawancara Tutor dan Perangkat 27-29 Februari 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
No. Pelaksanaan Penelitian Waktu Pelaksanaan
Instrumen Wawancara Mahasiswa
Mappi
7. Validasi Instrumen Pedoman
Wawancara Maret 2019
8. Analisis Data Maret 2019
9. Pelaksanaan Wawancara Mahasiswa
Mappi Maret 2019
10. Pelaksanaan Wawancara Tutor Mappi Maret 2019
11. Penyusunan Laporan Akhir Penelitian Februari 2019 sampai dengan
selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa/i Mappi kelas matrikulasi
C dan D yang berada di Student Residence Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta selama bulan Desember 2018 sampai dengan Mei 2019. Pada
penelitian ini, materi yang diangkat adalah konversi satuan panjang dan
konversi satuan waktu. Jumlah mahasiswa/i Mappi kelas C adalah 22
mahasiswa dan 24 mahasiswa Mappi kelas D. Tahap awal pada penelitian ini
adalah observasi dan pemberian pendampingan belajar kepada mahasiswa/i
Mappi. Berikutnya, peneliti mengujikan soal-soal yang berkaitan dengan
materi konversi satuan panjang dan konversi satuan waktu. Tahap berikutnya
adalah peneliti mengambil sampel dari 2 mahasiswa kategori masing-masing
kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah dari masing-masing
kelas. Tahap terakhir adalah melakukan wawancara kepada 12 mahasiswa
tersebut.
Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian No. Pelaksanaan Penelitian Waktu Pelaksanaan
1. Observasi dan Pendampingan
Belajar Mahasiswa Mappi Desember 2018
2. Pelaksanaan Tes (Pengambilan
Data) Desember 2018
3. Pelaksanaan Wawancara
Mahasiswa Mappi Maret-April 2019
4. Pelaksanaan Wawancara Tutor
Mappi Maret-April 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B. Deskripsi Hasil Observasi
Tahap awal dari penelitian ini adalah melakukan observasi. Observasi
hanya dilakukan sebanyak 2 kali untuk kelas C dan 1 kali untuk kelas D.
Tujuan dari dilaksanakannya observasi ini adalah untuk mengetahui metode
yang digunakan dalam proses pembelajaran pada kelas matrikulasi. Peneliti
juga melihat bagaimana keadaan di kelas selama pembelajaran berlangsung.
berikut ini deskripsi dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti:
1. Selasa, 11 Desember 2018 (student residence asrama putri)
Pembelajaran pada kelas matrikulasi berbeda dengan pembelajaran
konvensional yang biasa diberlakukan di sekolah. Pada pembelajaran
matrikulasi tidak ada pembuka yang menuntut tutor (dalam hal ini, guru
atau pendidik disebut sebagai tutor) dalam melakukan kegiatan pembukaan
secara formal dan sistematis. Hal yang paling diutamakan dalam proses
pembelajaran adalah kebermaknaan serta juga mengajarkan tata bahasa
yang baik dan benar. Pada awal pembelajaran tutor menanyakan kepada
mahasiswi adakah hal-hal yang tidak dipahami pada tugas yang telah
diberikan oleh tutor pada pertemuan sebelumnya. Beberapa diantara
mereka masih kurang memahami dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh tutor. Salah satu soal yang tidak mereka pahami adalah
sebagai berikut:
Marinus memiliki tali panjang 15 . Kemudian tali tersebut di potong
panjang 400 untuk tali jemuran dan 600 digunakan untuk tali
bendera. Sisa panjang tali yang dimiliki Marinus berapa ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Beberapa diantara mereka kurang memahami soal dan kurang bisa
menginterpretasikan soal sehingga mereka tidak paham bagaimana
menyelesaikan soal tersebut. Salah satu mahasiswi yang bernama Katy
menyatakan bahwa ia paham namun ia merasa bingung dalam interpretasi
soal-soal kontekstual. Beberapa diantaranya kesulitan dalam bahasa,
sebagai contoh pada soal terdapat kata-kata “dipotong” dimana kata-kata
ini memiliki artian bahwa tali yang semulanya utuh akan berkurang
sehingga pada pengerjaan soal dimana tali yang dimiliki oleh Marinus
seharusnya berkurang karena telah “dipotong”. Namun beberapa
diantaranya memaknai bahwa pada kata-kata “dipotong” artinya tali
tersebut dijumlahkan. Sehingga dapat diketahui keterbatasan bahasa masih
merupakan salah satu kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa Mappi
dalam menyelesaikan soal-soal kontekstual. Karena ketika seseorang
memiliki keterbatasan bahasa artinya dia kurang bisa memahai kalimat
yang ada pada soal dan akna berdampak pada proses pengerjaan yang
dilakukan. Beberapa mahasiswi juga memiliki kesulitan dalam menuliskan
operasi yang tepat, dimana mereka bisa mengatakan bahwa operasi yang
digunakan adalah penjumlahan “+” tetapi mereka justru menuliskan
lambang operasi dari pengurangan “-”. Pada soal nomor 3 juga beberapa
diantaranya merasa kesulitan dalam memahami maksud dari soal karena
tidak memahami kata-kata yang tercantum pada soal. Berikutnya tutor
menjelaskan maksud yang diminta dari soal, tutor juga mencoba membuka
kesempatan kepada mahasiswi yang paham dalam pengerjaan tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tersebut sehingga meminta beberapa diantaranya untuk maju ke depan
mengerjakan dan menjelaskan kepada teman-temannya. Setelah itu,
terdapat perdebatan yang terjadi di kelas karena berbeda pendapat. Tutor
sebagai pendidik yang memegang handil penuh terhadap pembelajaran di
kelas, mencoba membuka kesempatan untuk berargumen sehingga tutor
mengetahui seberapa paham mahasiswi terhadap materi tersebut. Namun
tutor juga menengahi keadaan dan meluruskan sehingga mahasiswi juga
bisa menyelesaikan perdebatan dengan menerima kejelasan dari materi
yang disampaikan oleh tutor. Saat dilaksanakannya observasi, semua
mahasiswi hadir dalam proses pembelajaran pada kelas matrikulasi
sebanyak 12 mahasiswi. Berikutnya, setelah proses pembelajaran
dilakukan tutor mereview ulang materi yang diajarkan sebelumnya
mengenai anak tangga pada satuan panjang. Pada penjelasan yang
diberikan oleh tutor, dapat terlihat bahwa mahasiswi masih merasa
kesulitan dimana mereka tidak paham operasi pembagian dan perkalian
sehingga dalam mengkonversi satuan panjang saat turun atau naiknya anak
tangga mereka kurang bisa memahami apakah harus dibagi atau dikali.
Beberapa diantaranya juga kurang memahami apakah ketika konversi dari
ke harus dibagi dengan 100 tetapi mereka justru membagi dengan
200. Tidak hanya itu, permasalahan yang peneliti temukan selama
observasi adalah kesulitan dalam mengoperasikan bilangan bulat yakni
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pengerjaan pada
operasi bilangan bulat yang masih tidak lancar juga dianggap sebagai salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
satu permasalahan mengapa mereka kesulitan dalam melakukan konversi.
Setelah tutor memberikan penjelasan mengenai anak tangga satuan
panjang, tutor melanjutkan untuk beralih ke operasi campuran pada
bilangan bulat. Pada penjelasan yang diberikan oleh tutor, beberapa
diantaranya masih kebingungan dengan maksud aturan dari operasi
campuran pada bilangan bulat sehingga mereka tidak dapat memahami
aturan yang diberikan. Namun ketika tutor memberikan contoh soal dari
operasi campuran pada bilangan bulat mereka cukup memahami maksud
dari aturan tersebut dan bagaimana pengerjaannya. Berdasarkan
pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka kesulitan terkait
hal-hal yang berkaitan dengan kata-kata dan harus diberikan contoh
terlebih dahulu.
2. Rabu, 12 Desember 2018 (student residence asrama putra)
Pada pembelajaran hari ini dihadiri oleh 11 mahasiswa dan 1 mahasiswa
tidak hadir. Proses pembelajaran hari ini adalah mereview materi selama
satu semester untuk persiapan UAS. Pada review materi konversi satuan
panjang mahasiswa sudah cukup memahami kapan harus membagi dan
mengurang namun beberapa diantaranya sering mengalami kesalahan
dalam menuliskan kesimpulan juga kesalahan dalam berhitung sehingga
beberapa diantaranya tidak teliti dalam berhitung. Berdasarkan hasil
observasi, peneliti mendapatkan bahwa kognitif yang ada pada mahasiswa
cukup baik namun mereka terkesan lebih menghafal sehingga kognitif
pemahaman belum muncul dalam pembelajaran baik itu tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
secara verbal maupun secara tertulis. Peneliti juga mendapatkan bahwa
beberapa diantaranya tidak memahami makna “dipotong” yang terdapat
pada kalimat soal yang diberikan oleh tutor. Sehingga operasi yang
harusnya merupakan operasi pengurangan “-“ tetapi justru ada yang
menggunakan operasi penjumlahan “+” bahkan ada yang menggunakan
operasi perkalian “ ” sehingga untuk keterbatasan bahasa peneliti merasa
bahwa kesulitan ini berlaku untuk semua kelas karena dalam keseharian
mereka saat dikampung halaman jarang menggunakan bahasa Indonesia.
Mereka juga memiliki kesulitan dalam operasi pembagian karena mereka
merasa pada dasarnya mereka tidak hafal perkalian. Hal yang peneliti
dapatkan selama kegiatan observasi berlangsung adalah mahasiswa selalu
merasa percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Apakah pendapat
tersebut benar atau salah mereka selalu semangat dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh tutor. Setelah kegiatan review
berlangsung, proses pembelajaran ditutup dengan doa bersama agar
mereka semua bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan saat UAS.
3. Rabu, 12 Desember 2018 (student residence di asrama putra)
Kegiatan observasi kali ini berlangsung di kelas D. Pada kegiatan
observasi ini, peneliti tidak melakukan pengamatan secara mendalam.
Karena pada saat waktu yang bersamaan peneliti juga melakukan
observasi pada kelas C. Pada pembelajaran yang dilaksanakan kali ini,
materi yang diajarkan adalah konversi satuan waktu. Namun, tutor merasa
bahwa apa yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
ditanyakan kembali sehingga materi yang diajarkan selalu mundur dan
tidak sesuai dengan target dari tutor sendiri. Tutor juga merasa bahwa
ingatan yang dimiliki oleh mahasiswa kelas D cenderung lemah sehingga
apa yang baru saja dijelaskan akan ditanyakan kembali. Pada saat proses
pengamatan berlangsung, peneliti mendapatkan hal-hal yang dianggap
sulit oleh mahasiswa Mappi yakni ketika terdapat soal yang harus
menggunakan operasi penjumlahan.
Contoh:
Mahasiswa cenderung menjawab 09.65 atau waktu yang telah
dijumlahkan. Sehingga mahasiswa tidak mengingat bahwa dalam satuan
waktu, untuk 1 jam = 60 menit artinya ketika hasil penjumlahan melebih
dari 60 menit harus dikonversi sehingga hasilnya seharusny 10.05.
Mengingat hal tersebut, peneliti menyadari bahwa konsep dari konversi
satuan waktu masih belum dipahami dengan baik oleh mahasiswa Mappi
kelas D.
C. Penyajian Data Penelitian
Peneliti mengambil 2 mahasiswa pada kategori kelompok atas, 2
mahasiswa pada kategori kelompok sedang, dan 2 mahasiswa pada kategori
kelompok bawah. Masing-masing mahasiswa diambil dari tiap-tiap kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Berikut ini peneliti menyajikan daftar nilai dan penentuan subjek penelitian
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2 Daftar Nilai Subjek Kelas C Subjek
Penelitian
Skor
( ) f ( ) (
)
S14 37 1 37 1369
S17 44 1 44 1936
S21 48 1 48 2304
S8 50 1 50 2500
S10 53 1 53 2809
S9 54 1 54 2916
S1 56 1 56 3136
S6, S19 63 2 126 7938
S7 64 1 64 4096
S16 65 1 65 4225
S5 66 1 66 4356
S12, S22 67 2 134 8978
S11 69 1 69 4761
S20 71 1 71 5041
S4 72 1 72 5184
S3, S15 73 2 146 10658
S18 75 1 75 5625
S13 87 1 87 7569
S2 88 1 88 7744
Jumlah 22 1405 93145
Tabel 4.3 Penghitungan Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas C
Rata-Rata ( ) 63,86
(∑ )
4078,56
∑( )
4233,86
SD 12,46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Sehingga, berdasarkan penghitungan diatas dan berdasarkan
penentuan kriteria kelompok menurut (Arikunto, 2012: 299) pada subjek
penelitian kelas C adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Pengelompokkan atas 3 Ranking Kelas C
Kriteria Ketentuan
Kelompok atas
Kelompok
sedang
Kelompok
bawah
Berdasarkan hasil penentuan kategori kelompok atas, kelompok
sedang dan kelompok bawah subjek penelitian yang diambil pada kelas C
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Daftar Nama Subjek Penelitian Kelas C
No
Kode
Awal
Subjek
Kode Subjek Nilai Kriteria
1. S2 A 88 Kelompok Atas
2. S13 B 87 Kelompok Atas
3. S1 C 56 Kelompok Sedang
4. S22 D 67 Kelompok Sedang
5. S21 E 48 Kelompok Bawah
6. S14 F 37 Kelompok Bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Berikut ini peneliti menyajikan daftar nilai dan penentuan kriteria subjek
penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.6 Daftar Nilai Subjek Kelas D Subjek
Penelitian
Skor
( ) f ( ) (
)
S13 29 1 29 841
S21 38 1 38 1444
S23 39 1 39 1521
S19 45 1 45 2025
S16 49 1 49 2401
S22 58 1 58 3364
S3, S10 63 2 126 7938
S11 64 1 64 4096
S17, S20 68 2 136 9248
S6, S15 70 2 140 9800
S2 72 1 72 5184
S9, S12 73 2 146 10658
S5, S18 74 2 148 10952
S24 76 1 76 5776
S14 77 1 77 5929
S1, S8 79 2 158 12482
S4 82 1 82 6724
S7 87 1 87 7569
Jumlah 24 1570 107952
Tabel 4.7 Penghitungan Rata-rata dan Standar Deviasi Kelas D
Rata-Rata ( ) 65,42
(∑ )
4279,34
∑( )
4498
SD 14, 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sehingga, berdasarkan penghitungan diatas dan berdasarkan
penentuan kriteria kelompok menurut (Arikunto, 2012: 299) pada subjek
penelitian kelas D adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Pengelompokkan atas 3 Ranking Kelas D
Berdasarkan hasil penentuan kategori kelompok atas, kelompok
sedang dan kelompok bawah subjek penelitian yang diambil pada kelas D
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Daftar Nama Subjek Penelitian Kelas D
No
Kode
Awal
Subjek
Kode Subjek Nilai Kriteria
1. S4 G 82 Kelompok Atas
2. S7 H 87 Kelompok Atas
3. S10 I 63 Kelompok Sedang
4. S2 J 72 Kelompok Sedang
5. S19 K 45 Kelompok Bawah
6. S21 L 38 Kelompok Bawah
Kriteria Ketentuan
Kelompok atas
Kelompok
sedang
Kelompok
bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Sehingga berdasarkan pengambilan sampel dari kelas C dan D,
didapatkan 12 sampel sebagai berikut:
Tabel 4.10 Daftar Nama Subjek Penelitian Analisis Kesalahan
No. Kode Awal
Subjek
Kode
Subjek Nilai Kriteria
1. S2 A 88 Kelompok atas
2. S13 B 87 Kelompok atas
3. S4 G 82 Kelompok atas
4. S7 H 87 Kelompok atas
5. S1 C 56 Kelompok sedang
6. S22 D 67 Kelompok sedang
7. S10 I 63 Kelompok sedang
8. S2 J 72 Kelompok sedang
9. S14 F 37 Kelompok bawah
10. S21 E 48 Kelompok bawah
11. S19 K 45 Kelompok bawah
12. S21 L 38 Kelompok bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
1. Analisis Data Deskriptif Kualitatif
a. Hasil Reduksi Data
Pada tahap ini, peneliti memfokuskan pada jawaban mahasiswa yang salah. Sebelumnya peneliti
mengelompokkan jawaban mahasiswa berdasarkan kategori, berikutnya peneliti mengelompokkan berdasarkan jenis-jenis
kesalahan seperti dibawah ini:
Tabel 4.11 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Panjang
Kelompok Atas (A)
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
11.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
12.
-
13.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan membaca
Analisis Kesalahan :
Mahasiswa melakukan kesalahan dalam
menuliskan informasi yang ada pada soal
dimana, pada soal diketahui bahwa tali yang
akan diberikan kepada Pemy adalah 20 dm
namun subjek menuliskan bahwa tali yang
diberikan kepada Pemy adalah 2 dm.
Pada tahap ini, mahasiswa sudah mampu
menuliskan kembali konsep yang ada pada
pembelajaran matematika serta mampu
memahami maksud dari soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 4.12 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Panjang
Kelompok Atas (B) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
11.
-
12.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
13.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan membaca
Analisis Kesalahan:
Subjek melakukan kesalahan dalam
menuliskan informasi yang ada pada
soal. Pada soal diketahui bahwa tali yang akan
diberikan kepada Pemy sepanjang 20 dm
namun subjek menuliskan 2 dm. Kesalahan
juga dilakukan oleh subjek terhadap informasi
yang ada pada soal, karena justru subjek tidak
menggunakan informasi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel 4.13 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Panjang
Kelompok Sedang (C) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
11.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis Kesalahan:
Subjek langsung menjumlahkan semua satuan
panjang yang diketahui pada soal. Sehingga
mendapatkan hasil 13, berikutnya subjek
langsung mengalikan 13 dengan 1000.
12.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis kesalahan:
Subjek tidak memahami apa yang ditanyakan
dalam soal, dalam penyelesaian ini dapat
dilihat bahwa subjek tidak memahami kata-
kata “dipotong”. Sehingga panjang tali yang
seharusnya berkurang tetapi menjadi
bertambah. Berikutnya, subjek menuliskan
1.000.000 sebagai hasil yang tidak diketahui
merupakan hasil dari penjumlahan dari mana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
13.
Jenis kesalahan:
Kesalahan membaca
Analisis kesalahan:
Subjek melakukan kesalahan dalam
menuliskan informasi yang diberikan pada
soal. Pada soal tali yang diberikan kepada
Pemy sepanjang 20 dm namun subjek
menuliskan bahwa tali yang diberikan kepada
Pemy sepanjang 2 dam. Pada tahap
penyelesaian, subjek juga menuliskan bahwa
tali yang dimiliki oleh Yulius sepanjang 75
. Namun, subjek tidak menyertakan proses
pengerjaan darimana 75 tersebut berasal.
Tabel 4.14 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Panjang
Kelompok Sedang (D) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
11.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis kesalahan:
Subjek belum memahami bagaimana
mengkonversi satuan panjang dan langsung
menuliskan hasil dari permasalahan tanpa
proses kerja terlebih dahulu. Pada hasil yang
disajikan subjek juga tidak menuliskan satuan,
sehingga subjek hanya menuliskan “hasilnya
11.010”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
12.
Jenis kesalahan:
Kesalahan dalam keterampilan proses dan
Kesalahan pada notasi
Analisis kesalahan:
Subjek sudah bisa mentransformasi soal
kontekstual tersebut ke dalam bentuk
matematika dan mengkonversinya. Namun,
subjek keliru dalam melakukan proses
penghitungan dan keliru dalam memilih
operasi yang diberlakukan pada
penyelesainnya. Seharusnya subjek melakukan
operasi pengurangan namun subjek melakukan
operasi penjumlahan, subjek juga keliru dalam
menuliskan hasil dari penghitungan yakni 110
padahal seharusnya adalah 210.
13.
Jenis kesalahan:
Kesalahan membaca, Kesalahan memahami,
Kesalahan pada notasi
Analisis kesalahan:
Subjek keliru dalam menuliskan 20 dm
menjadi 2 dm, sehingga subjek juga keliru
dalam mengkonversi satuan panjang tersebut.
Subjek juga keliru dalam melakukan operasi
yang dilakukan padahal dalam soal tertera
dengan jelas bahwa tali tersebut akan dipotong
sehingga operasi yang seharusnya dilakukan
adalah pengurangan bukan penjumlahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel 4.15 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Panjang
Kelompok Bawah (E) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
11.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan pada
notasi
Analisis kesalahan:
Subjek keliru dalam menuliskan informasi
yang diketahui pada soal dimana informasi
yang diketahui merupakan 5 km + 2 hm + 6
dam = ... dam. Namun subjek justru
menganggap bahwa informasi yang diberikan
adalah 52 + 6. Hal ini sangat fatal sehingga
mempengaruhi proses penyelesaian soal
tersebut. Kesalahan notasi juga dilakukan
dengan menggabungkan notasi dari satuan
berat dan satuan waktu. Terdapat beberapa
satuan yang dicampur aduk oleh subjek seperti
: km, hm, meter, dkmeter, kg sentimeter.
Kesalahan-kesalahan ini pastinya juga
berlandaskan karena adanya kesalahan dalam
memahami dimana subjek belum sepenuhnya
paham akan materi konversi satuan panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
12.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan pada
notasi
Analisis kesalahan:
Subjek tidak menuliskan secara sistematik hal-
hal yang diketahui, ditanyakan dan bagaimana
penyelesaiannya. Subjek hanya menuliskan
ulang soal yang telah diberikan. Pada
penyelesainnya, tidak terdapat proses yang
disertakan dalam pengerjaan dan pada hasil
akhir subjek menuliskan bahwa sisa tebu yang
justin miliki 1 . Hal ini juga
termasuk dalam kesalahan pada notasi, dimana
kesalahan ini terjadi dikarenakan subjek tidak
memahami sepenuhnya materi mengenai
konversi satuan waktu.
13.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan dalam
mentransformasi
Analisis kesalahan:
Pada soal kontekstual subjek kurang
memahami maksud pertanyaan dari soal
sehingga tidak dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut. Subjek juga tidak
menuliskan secara sistematis terkait hal-hal
yang diketahui, ditanyakan serta bagaimana
proses penyelesaiannya. Sehingga di akhir
subjek langsung menjawab bahwa tali yang
dimiliki oleh Yulius adalah 120 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel 4.16 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Panjang
Kelompok Bawah (F) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
11.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan pada
notasi
Analisis kesalahan:
Subjek mengkonversi semua satuan yang
diketahui pada soal dengan mengalikan 10.
Setelah itu subjek tidak menjumlahkan sesuai
dengan operasi penjumlahan yang diketahui
pada soal. Hal ini termasuk ke dalam
Kesalahan pada notasi karena tidak menuliskan
notasi lengkap saat operasi perkalian
dilakukan.
12.
Jenis kesalahan:
Kesalahan dalam mentransformasi dan
Kesalahan dalam Keterampilan Proses
Analisis kesalahan:
Subjek tidak dapat menuliskan secara
sistematik hal-hal yang diberikan pada soal.
Subjek juga tidak mentransformasikan
informasi yang jelas tertera pada soal. Subjek
juga melakukan kesalahan dalam proses
penghitungan yakni ketika 100 x 10 subjek
menuliskan 10 sebagai hasilnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
13.
Jenis kesalahan:
Kesalahan membaca, Kesalahan memahami,
Kesalahan dalam mentransformasi
Analisis kesalahan:
Subjek hanya menuliskan 2 dm sedangkan hal
yang diketahui di soal adalah 20 dm, kesalahan
dalam menuliskan informasi yang tertera pada
soal menyebabkan subjek kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan. Berikutnya,
subjek menambahkan informasi yang tidak
perlu dalam penyelesaiannya. Subjek juga
kurang bisa membawa soal-soal kontekstual ke
dalam bentuk matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Tabel 4.17 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Waktu
Kelompok Atas (G) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
8.
Jenis kesalahan:
Kesalahan dalam keterampilan proses
Analisis kesalahan:
Subjek sudah memahami konsep dari konversi
satuan waktu. Berdasarkan soal cerita tersebut,
subjek sudah bisa mengetahui maksud dari
soal tersebut namun subjek masih kurang teliti
dalam menghitung bahwa satu jam sebelum
adalah 60 menit, namun subjek menuliskan 59
menit sehingga subjek keliru dalam
menghitung hasil dari konversi satuan waktu.
9.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis kesalahan:
Subjek sudah mengetahui bagaimana
mentransformasikan soal cerita ke dalam
bentuk matematika dengan mengurangkan jeda
lama waktu mengajar ayah. Namun, subjek
tidak mengetahui apa yang ditanyakan pada
soal sehingga hasil dari pengurangan tidak
dikonversikan kembali ke dalam bentuk menit
seperti apa yang diminta pada soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
10.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tabel 4.18 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Waktu
Kelompok Atas (H)
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
8.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis kesalahan:
Subjek kurang memahami terutama dalam hal
konsep, dimana pada soal tertera bahwa satu
jam sebelum pukul 07.26. Seharusnya dari
informasi yang telah diberikan dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya sehingga
mendapatkan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan. Tetapi subjek justru menjawab
satu jam sebelum pukul 07.26 adalah pukul
07.00
9.
Jenis kesalahan:
Kesalahan membaca, Kesalahan memahami,
dan Kesalahan dalam keterampilan proses
Analisis kesalahan:
Subjek tidak menggunakan informasi yang
tertera pada soal dimana ayah mulai mengajar
pada pukul 11.15, tetapi justru subjek
menambahkan informasi yang tidak
dibutuhkan dalam pengerjaan dimana subjek
menuliskan jeda waktu antara 11.00-11.15.
Berikutnya, kesalahan dalam menangkap
informasi tersebut mempersulit pengerjaan
subjek. Subjek juga melakukan kesalahan
dalam menghitung jeda waktu antara 11.15-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
12.00 yang seharusnya memiliki jeda waktu 45
menit namun subjek hanya menghitung 15
menit.
10.
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tabel 4.19 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Waktu
Kelompok Sedang (I) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
8.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis kesalahan:
Subjek belum memahami konsep dari konversi
satuan waktu, dalam proses pengerjaan dapat
diketahui bahwa subjek juga sebenarnya tidak
memahami maksud dari soal tersebut. Karena
subjek justru menjawab 07.26 adalah sebagai
jawaban dari pertanyaan tersebut.
9.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan dalam
mentransformasi
Analisis kesalahan:
Pada proses pengerjaannya subjek tidak
memahami maksud dari soal sehingga tidak
mengerti bagaimana membawa soal
kontekstual ke dalam bentuk matematika
dengan benar. Hal ini terlihat pada saat subjek
menuliskan kembali soal dan langsung
menarik kesimpulan “jadinya yang diketahui
adalah 2 jam” namun subjek sudah berhasil
merepresentasikan dalam bentuk jarum jam
yang menunjukkan pukul 01.00 siang.
Berikutnya dikarenakan subjek tidak
memahami maksud soal tersebut, subjek tidak
dapat mengkonversi satuan waktu dimana
subjek harus melakukan operasi pengurangan
untuk mengetahui berapa lama waktu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
digunakan ayah untuk mengajar.
10.
Jenis kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis kesalahan:
Subjek tidak memahami maksud dari soal
dimana pada soal diminta pada pukul berapa
dodi selesai berenang namun subjek hanya
menuliskan 120 menit. Jawaban 120 menit
tidaklah salah sepenuhnya mengingat subjek
sudah mengetahui dan mengkonversi bahwa
lamanya dodi berenang 2 jam atau jika
dikonversikan ke dalam menit adalah 120
menit. Namun dalam soal kontekstual tersebut
subjek masih tidak memahami maksud dan
tujuan dari soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Tabel 4.20 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Waktu
Kelompok Sedang (J) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
8.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan memahami
Analisis Kesalahan:
Subjek tidak memahami maksud dari soal
sehingga subjek tidak mengetahui apa yang
sebenarnya ditanyakan pada soal. Hal ini
menyebabkan subjek kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Pada soal telah tertulis dalam kalimat tanya
yakni “satu jam sebelum pukul 07.26 adalah”
tetapi subjek justru tidak menjawab
pertanyaan dan menjelaskan panah dari jarum
jam pada pukul 07.26
9.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan dalam
mentransformasi
Analisis Kesalahan:
Subjek tidak memahami maksud dari soal
terlebih soal tersebut merupakan soal
kontekstual dimana dalam pengerjaannya
subjek harus memahami terlebih dahulu agar
mengerti bagaimana penyelesaian dari soal
tersebut. Subjek belum dapat mengubah soal
ke dalam bentuk matematika. Hal ini juga
didukung dengan proses pengerjaan yang
langsung diselesaikan tanpa menggunakan
tahapan hal-hal yang diketahui, ditanyakan
dan penyelesaian serta tidak adanya proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
pengerjaan. Subjek langsung menjawab bahwa
lamanya aya adalah 70 menit.
10.
-
Tabel 4.21 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Waktu
Kelompok Bawah (K) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
8.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan
membaca
Analisis Kesalahan:
Subjek tidak menggunakan informasi utama
dari soal sehingga subjek kesulitan dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Hal ini juga terlihat bahwa subjek kurang
memahami maksud dari pertanyaan yang ada
pada soal. Pada soal ditanyakan “satu jam
sebelum pukul 07.26 adalah pukul” namun
subjek justru menjawab lamanya waktu yaiyu
1,5 jam. Subjek justru menjawab dan
memberikan informasi yang kurang
dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
9.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan membaca, Kesalahan memahami
dan Kesalahan dalam mentransformasi.
Analisis Kesalahan:
Subjek tidak menggunakan informasi yang
diberikan pada soal sehingga subjek kesulitan
dalam menyelesaikan permasalahan. Pada
hasil pengerjaan subjek juga tidak
menyertakan proses pengerjaan sehingga
subjek asal menjawab 06.30 menit. Hal ini
juga didukung dengan pengerjaan subjek
bahwa ia tidak memahami maksud pertanyaan
dari soal. Terlebih soal tersebut merupakan
soal kontekstual yang banyak menggunakan
kata-kata, subjek belum bisa membawa soal
tersebut ke dalam bentuk matematika.
10.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan membaca, Kesalahan memahami
dan Kesalahan dalam mentransformasi
Analisis Kesalahan:
Pada pengerjaannya subjek tidak memahami
maksud dari soal, tidak membaca dengan
cermat informasi yang diberikan pada soal
yakni bahwa Dodi berenang selama dua jam
dan dimulai dari pukul 08.00. Artinya subjek
tidak memahami bagaimana soal tersebut akan
dibawa ke dalam bentuk matematika dengan
menggunakan operasi pada bilangan bulat
maupun dengan menggunakan konsep dari
konversi satuan waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Tabel 4.22 Hasil Pekerjaan Mahasiswa dalam Mengkonversi Satuan Waktu
Kelompok Bawah (L) No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
8.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan
membaca
Analisis Kesalahan:
Subjek tidak memahami maksud dari soal,
sehingga subjek tidak dapat menyelesaikan
permasalahan yang diberikan. Subjek justru
menuliskan kembali 07.26 sebagai jawaban
dari pertanyaan satu jam sebelum pukul 07.26.
9.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan memahami dan Kesalahan dalam
mentransformasi
Analisis Kesalahan:
Subjek tidak memahami maksud dari soal
dimana ia keliru dalam konsep pada konversi
satuan waktu. Subjek juga belum dapat
mengubah soal tersebut ke dalam bentuk
matematika. Subjek menjawab bahwa ayah
mengajar matematika selama 45 menit tetapi
tidak dapat dijelaskan 45 menit berasal dari
mana. Namun, pada proses pengerjaannya
subjek sudah bisa menuliskan komponen-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No Hasil Pekerjaan Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis Kesalahan
komponen dalam proses pengerjaan seperti
hal-hal yang diketahui, ditanyakan dan
penyelesaian atau jawab.
10.
Jenis Kesalahan:
Kesalahan membaca, Kesalahan memahami,
dan Kesalahan dalam mentransformasi
Analisis Kesalahan:
Subjek tidak menggunakan informasi penting
yang diberikan pada soal yakni 2 jam adalah
lamanya waktu yang digunakan Dodi untuk
berenang, justru subjek menambahkan
informasi yang tidak dibutuhkan yakni 1 jam.
Subjek juga tidak memahami maksud dari soal
sehingga ia belum dapat membawa soal ke
dalam bentuk matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
b. Rekapitulasi Hasil Reduksi
Berdasarkan pemaparan tabel di atas dapat disimpulkan jenis
kesalahan yang dilakukan mahasiswa Mappi dan terbentuklah
kategori-kategori data jawaban mahasiswa yang akan dikelompokkan
menurut jenis kesalahan yang dilakukan pada hasil jawaban
mahasiswa yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.23 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Panjang Menurut Jenis Kesalahannya
Jenis Kesalahan Nomor Soal
11 12 13
Kesalahan membaca - - A, B, C, F dan
D
Kesalahan memahami C, D, E, dan
F C,dan E E, F dan D
Kesalahan dalam
mentransformasi - F E, dan F
Kesalahan dalam
keterampilan proses F dan D -
Kesalahan pada notasi E dan F E dan D D
Tabel 4.24 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Panjang Menurut Jenis Kesalahannya
Subjek Nomor Soal
11 12 13
Kelompok
Atas
A - - Kesalahan
membaca
B - - Kesalahan
membaca
Kelompok
Sedang
C Kesalahan
memahami
Kesalahan
memahami -
D Kesalahan
memahami
Kesalahan dalam
keterampilan
proses dan
Kesalahan pada
notasi
Kesalahan
membaca,
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan pada
notasi
Kelompok
Bawah E
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan pada
notasi
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan pada
notasi
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan
dalam
mentransformasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Subjek Nomor Soal
11 12 13
F
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan pada
notasi
Kesalahan dalam
mentransformasi
dan Kesalahan
dalam
Keterampilan
Proses
Kesalahan
membaca,
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan
dalam
mentransformasi
Tabel 4.25 Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang
Dilakukan Mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan
Panjang
Analisis Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Banyaknya
Jenis
Kesalahan
1 4 5
Persentase 20% 80% 100%
Pada tabel 4.25 menunjukkan persentase kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa Mappi yang memiliki kemampuan dan
termasuk pada kategori kelompok atas, sedang dan bawah yang telah
dijadwalkan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
K : Persentase jenis kesalahan
B : Banyaknya jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa
pada tiap kategori
C : Banyaknya jenis Kesalahan (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Tabel 4.26 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Waktu Menurut Jenis Kesalahannya
Jenis Kesalahan Nomor Soal
8 9 10
Kesalahan membaca K dan L H dan K K dan L
Kesalahan
memahami
H, I, J, K dan
L
G, H, I, J, K,
dan L I, K dan L
Kesalahan dalam
mentransformasi - K, J, I dan L K dan L
Kesalahan dalam
Keterampilan Proses G H -
Kesalahan pada
notasi - - -
Tabel 4.27 Kategori Data Jawaban Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Waktu Menurut Jenis Kesalahannya
Subjek Nomor Soal
8 9 10
Kelompok
Atas
G
Kesalahan
dalam
Keterampilan
Proses
Kesalahan
memahami -
H Kesalahan
memahami
Kesalahan
membaca,
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan dalam
Keterampilan
Proses
-
Kelompok
Sedang
I Kesalahan
memahami
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan dalam
mentransformasi
Kesalahan
memahami
J Kesalahan
memahami
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan dalam
mentransformasi
-
Kelompok
Bawah
K
Kesalahan
membaca dan
Kesalahan
memahami
Kesalahan
membaca,
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan dalam
mentransformasi
Kesalahan
membaca,
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan dalam
mentransformasi
L
Kesalahan
membaca dan
Kesalahan
memahami
Kesalahan
memahami dan
Kesalahan dalam
Mentranformasi
Kesalahan
membaca,
Kesalahan
memahami, dan
Kesalahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Subjek Nomor Soal
8 9 10
mentransformasi
Tabel 4.28 Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang
Dilakukan Mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan
Waktu
Analisis Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Banyaknya
Jenis
Kesalahan
3 2 3
Persentase 60% 40% 60%
Pada tabel 4.28 menunjukkan persentase kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa Mappi yang memiliki kemampuan dan
termasuk pada kategori kelompok atas, sedang dan bawah yang telah
dijadwalkan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
K : Persentase jenis kesalahan
B : Banyaknya jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa
pada tiap kategori
C : Banyaknya jenis Kesalahan (5)
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel agar
lebih mudah dalam melihat persentase banyaknya jenis kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa Mappi. Berikut ini, peneliti menyajikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
rekapitulasi persentase jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
Mappi berdasarkan kategori:
Tabel 4.29 Rekapitulasi Persentase Jenis Kesalahan yang Sering
Dilakukan mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan
Panjang
Jenis
Kesalahan
Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Kesalahan
membaca 2 1 1
Kesalahan
memahami - 4 5
Kesalahan
dalam
mentransformasi
- - 3
Kesalahan
dalam
Keterampilan
Proses
- 1 1
Kesalahan pada
notasi - 2 3
Banyaknya Jenis
Kesalahan 1 4 5
Persentase 20% 80% 100%
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 4.25. Peneliti
dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa yang berada pada kategori
kelompok atas melakukan kesalahan jenis: Kesalahan membaca dengan
persentase 20% dari semua jenis kesalahan. Mahasiswa yag berada pada
kategori kelompok sedang, melakukan kesalahan jenis: kesalahan
membaca, kesalahan memahami, kesalahan dalam keterampilan proses dan
kesalahan pada notasi dengan persentase 80% dari semua jenis kesalahan.
Sedangkan mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah,
melakukan kesalahan jenis: kesalahan membaca, kesalahan memahami,
kesalahan dalam mentransformasi, kesalahan dalam keterampilan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
serta kesalahan pada notasi dengan persentase 100% dari semua jenis
kesalahan.
Tabel 4.30 Rekapitulasi Persentase Jenis Kesalahan yang Sering
Dilakukan mahasiswa Mappi Terkait Materi Konversi Satuan Waktu
Jenis
Kesalahan
Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Kesalahan
membaca 1 - 5
Kesalahan
memahami 3 5 6
Kesalahan
dalam
mentransformasi
- 2 4
Kesalahan
dalam
Keterampilan
Proses
2 - -
Kesalahan pada
notasi - - -
Banyaknya Jenis
Kesalahan 3 2 3
Persentase 60% 40% 60%
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 4.26. Peneliti
dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa yang berada pada kategori
kelompok atas, melakukan kesalahan jenis: kesalahan membaca, kesalahan
memahami, dan kesalahan dalam keterampilan proses dengan persentase
60% dari semua jenis kesalahan. Mahasiswa yang berada pada kategori
kelompok sedang, melakukan kesalahan jenis: kesalahan memahami dan
kesalahan dalam mentransformasi dengan persentase 40% dari semua jenis
kesalahan. Sedangkan mahasiswa yang berada pada kategori kelompok
bawah, melakukan kesalahan jenis: kesalahan membaca, kesalahan
memahami dan kesalahan dalam mentransformasi dengan persentase 60%
dari semua jenis kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
D. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis
Setelah peneliti melakukan analisis terhadap jenis kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa Mappi, dalam menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan soal kontekstual pada materi konversi satuan panjang dan
konversi satuan waktu. Peneliti berikutnya melakukan kegiatan wawancara
yang bertujuan untuk memperkuat hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti.
Hasil dari wawancara juga dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui penyebab
dan bagaimana proses pengerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi.
Sehingga dapat mengetahui kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki
oleh mahasiswa Mappi. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada
masing-masing tutor kelas C dan D. Wawancara ini dilakukan untuk
mengetahui kesulitan dan kesalahan yang sering terjadi yang dialami oleh
mahasiswa Mappi selama proses pembelajaran dan pengerjaan soal-soal
kontekstual. Namun, pada kegiatan wawancara dan analisis pemahaman
konsep peneliti hanya mengambil 2 sampel dari masing-masing kategori
sebagai perwakilan. Pengambilan sampel ini dilakukan secara acak. Berikut ini
peneliti menyajikan data sampel yang digunakan peneliti untuk melakukan
kegiatan wawancara dan analisis pemahaman konsep:
Tabel 4.31 Daftar Nama Subjek Penelitian Analisis Pemahaman Konsep
No Kode Subjek Nilai Kriteria
1 A 88 Kelompok atas
2 G 82 Kelompok atas
3 D 67 Kelompok sedang
4 J 72 Kelompok sedang
5 F 37 Kelompok bawah
6 L 38 Kelompok bawah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Berdasarkan sampel di atas, peneliti melakukan wawancara dan
analisis mengenai pemahaman konsep terkait materi satuan panjang dan satuan
waktu. Berikut ini peneliti menyertakan transkrip wawancara beserta analisis
yang dilakukan oleh peneliti:
1. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis Mahasiswa Mappi
a. Analisis Data Subjek A
1) Kutipan wawancara dengan subjek A yang tergolong pada kategori
atas.
Gambar 4.1 Jawaban Subjek A Nomor 11
P : “...Tapi bisa tolong dijelaskan lagi ga ke kakak gimana sih
proses pekerjaannya.”
A : “Oo ini saya mulai ingat sedikit-sedikit ee, ini saya punya
proses pengerjaannya ini kan 5 + 2 + 6 . Berarti
(hening) berapa , berarti 5 × 100.”
P : “100 nya dari?”
A : “100 nya dari (hening) dari tangga ini.”
P : “Bisa ko gambarkan tangga-tangga nya? Coba!”
A : (menggambar)
P : “Ada berapa tangga sih?”
Jawaban nomor 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
A : “6 (hening) eh 7. Pertama-tama (berpikir).”
P : “Pertama tadi apa urutannya?”
A : “Saya lupa e, padahal saya paling ingat ini ee. Pertama
(hening) , , , , , , .”
P : “Oke, berarti kalo kayak gini dari ke . Berarti
turunnya berapa tangga?”
A : “Dari ke , ke turunnya 2 tangga. Iya to? Ini satu
tangga, dua tangga berarti 60 × 5.”
P : “Tiap turun satu tangga dikalinya dengan berapa sih?”
A : “Dikali 60 kaka kalo tidak salah kaka. (hening) eh, 10.”
P : “Jadi kalo turunnya dua tangga, dikali?”
A : “100.”
P : “Terus, berikutnya coba!”
A : “Kemudian dari ke .”
P : “Turun berapa tangga?”
A : “Turun satu tangga, di kali 10. Ini nya tetap, berarti cara
pengerjaannya ini kan (5 × 100) + (2 × 10). Berarti hasilnya 5
× 100 = 500, lalu (2 × 10) + 6 jadinya 526 .”
P : “Yang ini kamu waktu pengerjaan ada kesulitan ndak?”
A : “Tidak ada kaka.”
P : “Gampang berarti?”
A : “Iya kaka.”
P : “Berarti tau ya konsepnya?”
A : “Iya kaka ini harus diubah ke dekameter.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Gambar 4.2 Jawaban Subjek A Nomor 12
P : “...Kamu untuk nulis soal yang diketahui ditanyakan itu
bisa?”
A : “Bisa.”
P : “Ada kesulitan tidak?”
A : “Tidak, kadang-kadang sih dari soal-soalnya itu yang suka
membuat saya bingung ini cara kerjanya bagaimana ya? tapi
suka saya baca ulang, macam dikurangkan, dikalikan,
dijumlahkan, dibagikan. Misalkan Justin mempunyai 2 bolpen,
ia membeli 3 bopen lagi berarti td diketahui Justin mempunyai
2 bolpen karna dia beli lagi jd yang ditanyakan berapa bolpen
yang dipunya justin?”
P : “Berarti berapa jumlahnya?”
A : “5 kaka.”
P : “Ooo,,,oke berarti kalo soal-soal cerita kamu lebih suka baca
ulang terus kamu lihat kira-kira operasinya dijumlahkah?
Dikurangkah? gitu to?”
A : “Iya kakak.”
P : “Nah terus kalo soal yang kayak gini, soal nomer 11 dan 12
kan soalnya berbeda. Kalo nomor 11 kan dia soalnya langsung
Jawaban nomor 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
to? Nek sing nomer 12 kan soal cerita. Kamu lebih senang
yang mana kah yang soal langsung atau soal cerita?”
A : “Lebih senang dua-duanya si kaka.”
P : “Oo dua-duanya? kenapa?”
A : “Maksudnya kalo misalkan sudah mengerti ini (menunjuk
soal nomor 11) ya pasti bisa mengerjakan, masuk soal
ceritanya itu tidak susah. Ini kan dari sini diubah ke
kemudian dipotong 100 .”
P : “Berarti operasinya di apain nih?”
A : “Diubah ke dalam bentuk , yang diubah 2 nya.
Kemudian, berarti dikurang kaka.”
P : “Oke ini berarti udah bener ya, ke turun berapa?”
A : “Turun dua tangga kaka.”
P : “Dikali berapa?”
A : “Dikali 100 kaka.”
Gambar 4.3 Jawaban Subjek A Nomor 13
Jawaban nomor 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
P : “Oke sekarang kita lanjut ke nomor 13. Ini kamu sudah bisa
menuliskan diketahui, bisa menuliskan apa yang ditanyakan
to? Oke, ini soalnya Yulius memiliki panjang 3 kemudian
diberikan ke Pemi panjangnya 2 lalu Sony memberikan ke
Yulius 50 , berarti berapa tali yang dimiliki oleh Yulius?
nah kalo kayak gini berarti di apain dulu?”
A : “Berarti kan, Yulius memiliki tali panjang 3 . Eh 3
kemudian memotong tali dan memberikannya kepada Pemi,
dia berikan kepada saya. Ia mengurangi talinya yang
panjangnya 3 itu dia kurangi, dikurang 2 lalu Sony
menambahkan tali lagi kepada Yulius berarti ditambah
sepanjang 50 .”
P : “Oke, proses nya sudah bener. Tapi kamu sadar tidak ada
kekeliruan?”
A : “Kayaknya ada.”
P : “Tau tidak?”
A : “Kayaknya salahnya di tambah kurang.”
P : “Prosesnya sudah bener, salahnya adalah soalnya 20 tapi
kalian nulisnya 2 .”
A : “ooooo”
P : “Oo mungkin keliru menulisnya berarti ya. Trus ini bisa
dijelaskan tidak kalo dia ditanya berapa , berarti harus di
ubah bagaimana?”
A : “Dari 3 ini diubah ke , yang diubah ke .”
P : “Kalo dari ke ?”
A : “Dari ke turun dua tangga maka dikali 100. Kemudian
nya ke turun satu tangga makanya dikali 10 lalu yang
tidak perlu diubah langsung dijumlah.”
P : “Harusnya ini tadi kalo misalkan tadi 20 berarti dia
berapa?”
A : “20 × 10, hasilnya 100.”
P : “Berarti 300 dikurangi?”
A : “300 - 200, hasilnya 100. Ditambah 50 jadinya 150.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
P : “Okesip jadi kelirunya waktu nulis soal ya harusnya 20. Tapi
udah bener, prosesnya udh bener, kesulitan tidak ini nomor 13”
A : “Tidak terlalu sulit sih kaka, cuman tu kadang-kadang kita
suka kelirunya tu di soalnya, soalnya cara pengerjaannya juga
salah. Kadang – kadang kalo sudah mengerti sudah memahami
jadi suka lupa satu angka atau gimana e.”
P : “Terus, dari antara semua soal ni, nomor 11,12,13 soal yang
paling mudah yang mana?”
A : “Hm yang paling mudah menurut saya sih nomor 11. Kalo
yang paling susah yang ini (sambil menunjuk nomor 12 dan
13) karna soal cerita tapi kalo dibaca jadi paham juga.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, subjek kurang teliti
dalam menuliskan kembali soal yang diberikan, hal ini dikarenakan
subjek terburu-buru dalam mengerjakan soal.
2) Analisis Pemahaman Konsep
Subjek sudah dapat mengerjakan 2 soal dengan baik dan
benar, soal nomor 11 merupakan soal langsung sehingga subjek
tidak kesulitan dalam mengerjakan. Pada soal nomor 11 subjek
sudah memahami konsep dengan baik, hal ini terbukti dari
pengerjaan subjek dimana subjek sudah bisa memenuhi indikator
pemahaman konsep. Terkait hal tersebut subjek sudah bisa
menuliskan kembali atau menyatakan ulang sebuah konsep dari
konversi satuan panjang dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pada soal nomor 12 subjek sudah bisa memahami soal-soal
berbentuk kontekstual dan memberikan contoh dari soal
kontekstual sehingga subjek tidak merasa kesulitan dalam
pengerjaannya. Adapun pada soal nomor 12 indikator pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
konsep yang telah tercapai yakni subjek sudah bisa menyatakan
ulang sebuah konsep, subjek sudah dapat mengklasifikasikan objek
sesuai dengan konsep dan dapat merepresentasikan dalam bentuk
matematis, subjek juga telah mengaplikasikan konsep ke dalam
pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan subjek selalu mengulang
pembelajaran dengan mencoba membuat contoh-contoh soal dan
menyelesaikan permasalahan tersebut. Berdasarkan
penyelesaiannya subjek juga sudah bisa mengklasifikasikan hal-hal
yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal. Sedangkan pada
penyelesaian nomor 13 subjek keliru dalam menuliskan kembali
soal yang tertera sehingga menyebabkan subjek keliru dalam
menyelesaikan permasalahan. Namun, ketika diberikan kembali
soal tersebut subjek dapat menyelesaikan dengan baik
permasalahan tersebut. Sehingga pada permasalahan ini subjek
kurang teliti dalam menuliskan kembali soal yang diberikan.
Berdasarkan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
konsep subjek terhadap materi konversi satuan panjang sudah
cukup baik dengan terpenuhinya beberapa indikator pemahaman
konsep yakni: dapat menyatakan ulang sebuah konsep,
mengklasifikasikan objek sesuai dengan konsep dan dapat
merepresentasikan dalam bentuk matematis, menggunakan dan
memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
subjek juga telah mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan
masalah.
b. Analisis Data Subjek G
1) Kutipan wawancara dengan subjek G yang tergolong pada kategori
atas
Gambar 4.4 Jawaban Subjek G Nomor 8
P : “Oke, nah nomor 8 itu kan ditanyakan to, itu kan soalnya satu
jam sebelum jam 07.26 itu jam berapa sih. Dari 07.26 berarti
mundur to?”
G : “Iya mundur.”
P : “Kalo mundur tu diapain?”
G : “Dikurang to.”
P : “Berarti harusnya dikurang to?”
G : “Iya dikurang, 60 menit.”
P : “Nah si Sipri ini sudah benar tapi kenapa kok dikurangnya
cuman 59 menit, kurang satu menit. Harusnya dikurang 60
menit.”
G : “Oiya e kaka e.”
Jawaban nomor 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Gambar 4.5 Jawaban Subjek G Nomor 9
P : “...jeda waktu dari jam 11.00 sampe jam 13.00 itu berapa
jam?”
G : “Jeda waktu dari jam 11.00 sampe jam 13.00 itu 2 jam.”
P : “Tapi kan itu ga pas jam 11.00 to, jamnya jam 11.15 berarti 2
jam dikurang 15 menit. Nah 2 jam itu berapa menit?”
G : “60.”
P : “Hah?”
G : “Eh 120.”
P : “Nah berarti jawabannya tinggal kalian kurang. 120 dikurangi
15 menit.”
G : “120 dikurangi 15 menit. 105 menit kaka.”
P : “... Sipri sudah bener 1 jam 45 menit Tapi dia tidak di
konversikan lagi 1 jam itu berapa menit.”
G : “60.”
P : “Nah tinggal 60 ditambah 45 menit gitu ya Sipri.”
G : “Iya kaka.”
Jawaban nomor 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Gambar 4.6 Jawaban Subjek G Nomor 10
P : “...berarti kalo dari jam 08.00 selesainya jam berapa?”
G : “Jam 10.00.”
P : “Sekarang coba deh gambarin di belakang, jarum jam itu
gimana sih? Kalo dari jam 08.00 terus 2 jam berarti selesainya
jam berapa?”
G : (menggambar)
P : “Oke jam 12 berarti jarum pendeknya to?”
G : “Iya kaka.”
P : “Berarti dua jamnya gimana? Kalo jam 08.00 ke jam 09.00
berapa jam?”
G : “1 jam.”
P : “Berarti kurangnya berapa jam?”
G : “1 jam, berarti selesainya pukul 10.00.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, diketahui bahwa
subjek kurang teliti dalam membaca perintah dari soal sehingga
ketika subjek sudah mendapatkan jawaban subjek belum
menyelesaikan sepenuhnya yakni dengan mengkonversi ke dalam
bentuk menit. Subjek juga kurang teliti dalam menuliskan kembali
Jawaban nomor 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
soal sehingga terdapat informasi yang belum di tuliskan dan
berdampak pada penyelesaian soal tersebut.
2) Analisis Pemahaman Konsep
Subjek sudah dapat mengerjakan soal dengan baik, subjek
juga sudah dapat memahami soal yakni soal kontekstual dengan
baik serta dapat menerapkan konsep dari mengkonversi satuan
waktu dalam memecahkan permasalahan. Sehingga pada
penyelesaian nomor 8 dan 9 subjek tidak kesulitan dalam
menyelesaikan. Hanya saja subjek keliru dalam membaca perintah
soal sehingga pada pengerjaan nomor 9 subjek belum
menyelesaikan sepenuhnya. Pada pengerjaan nomor tersebut subjek
sudah memenuhi beberapa indikator pemahaman konsep
diantaranya dapat menyatakan kembali sebuah konsep dan
mengaplikasikan konsep ke dalam pemecahan masalah. Pengerjaan
nomor 10 sudah dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga, pada
pengerjaan nomor 10 subjek sudah memenuhi beberapa indikator
pemahaman konsep yakni merepresentasikan dalam bentuk
matematis, menyatakan ulang sebuah konsep, mengaplikasikan
konsep ke dalam pemecahan masalah dan menggunakan atau
memilih prosedur tertentu. Berdasarkan pekerjaan, hasil wawancara
dan analisis maka subjek sudah memiliki pemahaman konsep yang
baik terhadap materi konversi satuan waktu. Hal ini dapat terlihat
dari indikator yang dipenuhi oleh subjek yakni menyatakan ulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
sebuah konsep, menyajikan konsep dalam bentuk representasi
matematis, mengaplikasikan konsep dalam memecahkan
permasalahan serta menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu.
c. Analisis Data Subjek D
1) Kutipan wawancara dengan subjek D yang tergolong pada kategori
sedang.
Gambar 4.7 Jawaban Subjek D Nomor 11
P : “... Ini darimana sih 11.010?”
D : “Tidak tahu (hening).”
P : “Tidah tahu? Ko ini tidak ko tulis lagi satuannya apa,
kah kah.”
D : “Iya tidak saya tulis satuannya memang.”
P : “Nah oke, sekarang kalo kayak gitu pekerjaannya gimana?”
D : “Itu sama dengan 5 + 2 = 7, terus.”
P : “Kan ini mau diubah ke satuannya to?”
D : “Mau diubah ke .”
P : “ .”
D : “Eh.”
P : “Berarti? Yang ditanyakan dalam , berarti?”
Jawaban nomor 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
D : “Yang ditanyakan dalam , berarti pengerjaannnya
disini.”
P : “Dicoret-coret gapapa lo.”
D : “Iya, 5 dikali (hening).”
P : “Itu 5 tuh apa satuannya.”
D : “5 .”
P : “ .”
D : “5 , ditambah...”
P : “Boleh dicoret loh.”
D : (sedang mengerjakan) “5.”
P : “100 tu nolnya berapa?”
D : (sedang mengerjakan) “ 5 × 0 = 0.”
P : “Berarti 500?”
D : “500 .”
P : “Eh kok lagi?”
D : “Oo 500 .”
P : “Ditambah sama yang ini, ini satuannya apa?”
D : “Satuannya .”
P : “Ya gapapa ditulis dulu.”
D : “500.”
P : “500 ditambah?”
D : “Ditambah (hening).”
P : “ nya diubah dulu?”
D : “Iya dua nya diubah dulu.”
P : “ berarti kalo ke turun berapa?”
D : “Turun satu, satu langkah, berarti dikali 10. 2 × 10, (hening,
lalu menjawab) 20.”
P : “500 + 20?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
D : (menghitung) 520.”
P : “520 puluh apa?”
D : “520 .”
P : “Ditambah, ini satuannya udah sama belom?”
D : “Udah sama.”
P : “Berarti gausah diubah ya?”
D : “Iya”
P : “Berarti tinggal ditambahin dengan?”
D : “Dengan 520 ditambah dengan 6 (menghitung).”
P : “0 ditambah 6 berapa?”
D : “0 + 6, hasilnya 6...(menghitung).”
P : “Berarti jawabannya?”
D : “Jawabannya 526 .”
P : “Nah itu bisaaa.”
D : “Iya kaka.”
P : “Tau berarti kesalahannya dimana.”
D : “Iya.”
P : “Waktu itu kenapa jawabnya kayak begitu? Terburu-buru?”
D : “Iya pada saat saya sampe nomer 11 ini waktunya suda
mepet.”
P : “Waktunya sudah mepet? Trus tidak ko kerja?”
D : “Su pusing, hahha.”
P : “Terus ko asal saja jawabnya?”
D : “Iya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Gambar 4.8 Jawaban Subjek D Nomor 12
P : “...Diketahui 2 kemudian dipotong berapa ni 100 .”
D : “100 kah 10?”
P : “100, nah yang ditanyakan berapa tebu yang dimiliki oleh
Justin?”
D : (hening)
P : “...ini kenapa tapi? kenapa disini 0 nya hilang satu, harusnya
berapa.”
D : “Iya betul seharusnya 100.”
P : “100 to? Sadar kau? Terus ini operasinya di apain? Ini kamu
garis ini diapain?”
D : “Di , (hening) di kali? (hening) eh ditambah.”
P : “Ditambah? Tapi kenapa disini ko tulis 1?”
D : “Seharusnya 100.”
P : “Berarti kalo 100 ditambahnya berapa?”
D : “Kalo 100 ditambah berarti 200.”
P : “Nah tapi disini di soal di apain?”
D : (hening)
Jawaban nomor 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
P : “Talinya diapain sih? (membacakan kembali soal) kemudian
di potong.”
D : “Dipotong.”
P : “Kalo dipotong itu berarti diapain sebenernya? Seharusnya?
Dijumlahkah atau dikurangkah?”
D : “Dikurang.”
P : “Dikurang to? Berarti ini harusnya operasinya diapain?”
D : “Dikurang.”
P : “Berarti kalo 200 dikurang. Coba ditulis disini.”
D : “200 kurang berapa?”
P : “Kurang berapa ini?”
D : “200 - 100.”
P : “Berapa?”
D : “Kalo 200 - 100 sisa 100.”
P : “Sisa 100 to.”
D : “Iya.”
P : “Berarti jawabannya 100.”
D : “100 bukan 110.”
P : “Tuu ko disini salah tulis, makanya saya bilang sudah bisa
mengubah ke . Sudah bener kenapa salah tulis, ko buru-
buru to kerjanya?”
D : “Iya bener.”
P : “Karna kan kata-katanya talinya di potong to, kalo dipotong
talinya semakin banyak atau semakin kurang?”
D : “Semakin kurang.”
P : “Itu paham,sip. Tau berarti ya letak kesalahannya?”
D : “Iya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Gambar 4.9 Jawaban Subjek D Nomor 13
P : “...Dari ke berapa sih?”
D : “3.”
P : “Turunnya berapa?”
D : “...2.”
P : “2, berarti 3 dikali?”
D : “100.”
P : “Berarti sama dengan?”
D : “3 × 100 sama dengan?”
P : “300, kenapa ko tulis 100 disini?”
D : “Itusudaa.”
P : “Itusuda, terus ini coba dijelaskan ini kenapa 2 sama
dengan 10 , lalu 5 = 10 ini kenapa? Bisa? Kamu
ingat tidak? Atau suda lupa?”
D : “2, o jadi ini tu maksudnya begini, (hening)”
P : “Maksudnya bagaimana?”
D : “Kan di soalnya kan di cari ke , berarti dari sini saya
sudah hitung ini dikali, setelah itu 10. Nah 2 ini di menurut
saya tu ini harusnya dikali 10 lagi. Kan dari ke kali
10.”
P : “O berarti ini tandanya harusnya di kali?”
Jawaban nomor 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
D : “Iya.”
P : “Bukan sama dengan?”
D : “Bukan sama dengan.”
P : “Oo oke, tapi hasil kalinya mana?”
D : “Hasil kalinya tidak ada.”
P : “Haha tidak kau hitung?”
D : “Iya.”
P : “Cuman kau tau tapi dia dikali sekian?”
D : “Iya.”
P : “Nah ini yang udah kenapa kamu kali 10 berarti?”
D : “Tidak tahu.”
P : “Tidak tahu?”
D : “Iya cuman kali kali saja.”
P : “Cuman kali-kali saja. Berarti ini harusnya tandanya kali?”
D : “Iya, ini, ini seharusnya yang hasilnya dari sini yang harus
saya tambahkan dengan yang ini lagi, bukan saya kalikan lagi
dengan 10.”
P : “Oo oke, terus ini operasinya ditambah ya?”
D : “Iya. Operasi yang ditambah ini...”
P : “Tapi tadi kan katanya ini dikali to?...”
D : “... ehh saya sudah tidak tahu.”
P : “Nah ini kan tadi katamu 3 , ini tandanya harusnya
perkalian to?”
D : “Itu sama dengan.”
P : “Sama dengan?”
D : “Iya, di sini yang harus ada kali. Macam 2 × 3.”
P : “Kenapa dua dikalikan dengan tiga?”
D : “Saya tidak tahu kaka, saya su lupa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
P : “Sa su lupa. Haha oo atau mungkin maksudnya iya bener
yang pertama tu ini dikalikan 100 karna dari mau ke
tapi hasilnya kamu lupa tulis mungkin?”
D : “Mungkin saja begitu.”
P : “...ini di soalnya emang beneran 2 ? yakin?”
D : “... tidak tahu kak.”
P : “Disoalnya tu tulisannya 20 .”
D : “Bukan 2 ?”
P : “Bukan 2, ko hilangkan nol nya 1. Ko kemanakan?”
D : “Tidak tahu kakak.”
P : “Trus ini operasinya bener dijumlah atau ditambah?”
D : “Iya dijumlah, sebenernya operasinya tu harus dijumlah.
Cuman, salah.”
P : “Salah.”
D : “Yang saya maksud tu hasil yang perkalian ini ditambahkan
dengan 5 dibagi.”
P : “Tapi yakin itu dijumlah?”
D : “Iya dijumlah baru kan ke .”
P : “Emang kalimat soalnya diapain?”
D : “Tidak tahu.”
P : “Kemudian di potong.”
D : “Oo dikurang.”
P : “Dikurang, kalo di potong tu harusnya di apain?”
D : “Dikurangi.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, subjek belum
memahami maksud dari soal, tidak teliti dalam membaca informasi
pada soal, asal mengisi dan mengalikan bilangan yang ada pada
soal serta keliru dalam menginterpretasikan soal kontekstual yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
berakibat pada kelirunya penggunaan notasi dalam operasi bilangan
bulat. Sehingga subjek menjumlahkan semua bilangan yang ada
dan mengkonversi tanpa menjawab hasil dari konversi satuan
tersebut.
2) Analisis Pemahaman Konsep Subjek D
Pada soal nomor 11 subjek belum memahami bagaimana
mengkonversi satuan panjang yang diketahui ke dalam satuan
panjang yang ditanyakan. Subjek belum bisa menunjukkan cara
kerja dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, subjek juga
belum memiliki pemahaman konsep terhadap penyelesaian soal
nomor 11. Berikutnya, pada soal nomor 12 dan 13 subjek belum
bisa merepresetasikan soal kontekstual ke dalam bentuk
matematika. Subjek juga tidak teliti dalam menuliskan informasi
yang terdapat pada soal. Namun, subjek sudah berhasil menuliskan
hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Berdasarkan
penyelesaian dan konfirmasi yang dilakukan melalui kegiatan
wawancara subjek belum memiliki pemahaman konsep yang baik.
Hal ini dapat dikatakan karena belum ada terpenuhinya pemahaman
subjek terhadap indikator pemahaman konsep. Subjek juga
memiliki ingatan yang kurang sehingga walaupun sudah dilakukan
konfirmasi melalui pengerjaan yang benar, dalam waktu singkat
subjek akan terlupa kembali penjelasan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
d. Analisis Data Subjek J
1) Kutipan wawancara dengan subjek J yang tergolong pada kategori
sedang
Gambar 4.10 Jawaban Subjek J Nomor 8
P : “... ko bisa jelaskan nomor 8 ini bagaimana pengerjaannya?”
J : (hening)
P : “Suda ingat belom?
J : “Sudah lupa habis waktu kerja ini kan sudah lama sekali.”
P : “Oke, nah nomor 8 itu kan ditanyakan to, itu kan soalnya satu
jam sebelum jam 07.26 itu jam berapa sih. Dari 07.26 berarti
mundur to?”
J : “Iya mundur.”
P : “Kalo mundur tu diapain?”
J : “Dikurang to.”
P : “Berarti harusnya dikurang to?”
J : “Iya dikurang, 60 menit”
P : “...nah ini kenapa ko bisa jawab di pertengahan 5 dan 6 lewat
satu menit. Itu kan yang ditanyakan satu jam sebelum jam
07.26 kenapa kamu malah jawab jarum panjang menitnya.”
Jawaban nomor 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
J : (hening)
P : “Jadi bagaimana ko bisa jawab seperti ini?”
J : “Sa tidak tahu kak bagaimana pengerjaannya waktu itu e.”
P : “Nah kesalahannnya adalah kalo di si Philip, Philip itu malah
menjelaskan jarum jamnya. Tapi sudah bagus karna kamu
sudah menulis yang diketahui sama yang ditanyakan jadi sudah
ada pointnya. Paham sampe sekarang?”
J : “Iya paham.”
Gambar 4.11 Jawaban Subjek J Nomor 9
P : “...nah jeda waktu dari jam 11.15 sampe jam 1 itu berapa
jam?”
J : “2 jam kaka.”
P : “Tapi kan itu ga pas jam 11.00 to, jamnya jam 11.15 berarti 2
jam dikurang 15 menit. Nah 2 jam itu berapa menit?”
J : “60 menit kaka.”
P : “Hah?”
J : “eh 120.”
P : Nah berarti jawabannya tinggal kalian kurang 120 dikurangi
15 menit, nah untuk pekerjaanmu (sambil mengecek lembar
jawab tes).”
J : “Saya yang sala kaka.”
P : “Wahaha ko sadar pekerjaan ko salah berarti?”
J : “Iya kaka.”
Jawaban nomor 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
P : “Salahnya dimana?”
J : “Itu 70 menit kaka.”
P : “70 menit, makanya hahha itu 70 menit dari mana?”
J : “Saya sendiri tidak paham kaka sama kerjaan saya.”
P : “Tapi sekarang sudah tau ya salahnya dimana ya sudah
paham?”
J : “Iya kaka.”
Gambar 4.12 Jawaban Subjek J Nomor 10
P : “Sekarang nomor 10, oke nomor 10 itu Dodi berenang dari
jam 08.00 lamanya dia berenang 2 jam. Berarti kalo dari jam
08.00 selesainya jam berapa?”
J : “Jam 09.00.”
P : “Jam 09.00. yang bener e? Sekarang coba deh gambarin di
belakang, jarum jam itu gimana sih? Kalo dari jam 08.00 terus
2 jam berarti selesainya jam berapa?”
J : (menggambar)
P : “Oke jam 12 berarti jarum pendeknya to?”
J : “Iya.”
P : “Berarti dua jamnya gimana? Kalo jam 08.00 ke jam 09.00
berapa jam?”
J : “1 jam kaka.”
P : “Berarti kurangnya berapa jam?”
J : “1 jam, pukul 10.00 ee.”
Jawaban nomor 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek keliru dalam
mengkonversi terlebih dalam penyelesaian soal-soal yang
berbentuk kontekstual. Subjek belum memahami sepenuhnya
konsep dari konversi satuan waktu, subjek juga belum memahami
maksud dari pertanyaan.
2) Analisis Pemahaman Konsep
Dalam menyelesaikan soal berbentuk kontekstual dan non
kontekstual subjek belum dapat memahami soal dan memahami
konsep dari materi konversi satuan waktu dengan baik. Hal ini
terlihat dari pengerjaan subjek nomor 8 dimana subjek tidak
menjawab pertanyan tetapi memberikan arahan bagaimana
menunjukkan jarum jam pada pukul 07.26. Berikutnya pada
pengerjaan nomor 9 subjek juga keliru dalam mengkonversi satuan
waktu dimana subjek menghitung bahwa ketika lama nya ayah
mengajar adalah 70 menit, dari hal tersebut subjek masih
kebingungan terhadap konsep satuan waktu. Namun, pada
pengerjaan nomor 10 subjek sudah memahami maksud dari soal
sehingga pemahaman konsep yang dimiliki oleh subjek dalam
menyelesaikan permasalahan soal kontekstual sudah cukup baik.
Hal ini terlihat dari tercapainya beberapa indikator dari pemahaman
konsep yakni dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan
masalah. Sehingga berdasarkan seluruh pengerjaan tersebut subjek
baru memahami sebagian dari konsep materi satuan waktu. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
sesuai dengan indikator pemahaman konsep bahwa subjek baru
bisa menyatakan ulang dan mengaplikasikan konsep dengan
menggambarkan jarum jam tersebut untuk memecahkan
permasalahan.
e. Analisis Data Subjek F
1) Kutipan wawancara dengan subjek F yang tergolong pada kategori
bawah
Gambar 4.13 Jawaban Subjek F Nomor 11
P : “...pertanyaannya 5 + 2 + 6 . Ini bagaimana
pekerjaannya?”
F : (hening)
P : “Bagaimana?”
F : (hening)
P : “5 + 2 + 6 . Ini ko kali ya masing-masing ya?”
F : “Iya.”
P : “Dikali dengan 10 ya?”
F : “Iya.”
P : “Kenapa ko kali dengan 10?”
F : “Kan yang tadi tangga.”
Jawaban nomor 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
P : “Kan dari ke . Oke, saya bacakan ulang ya 5 + 2
+ 6 nah ini berarti bagimana?”
F : “Berarti tadi kan.”
P : “Kan ditanyakannya berapa to? Berarti kan dari ,
lalu?”
F : “Dari ke .”
P : “Kenapa ke ?”
F : “...ke .”
P : “Nahhh to? Berarti kalo ke turunnya berapa
tangga?”
F : “2.”
P : “2 tangga, kalo 2 tangga harusnya dikali berapa?”
F : “Kalo turun 2 tangga berarti harus di kali 100”
P : “Nah iya di kali 100, kenapa itu dikalinya 10 tadi?”
F : “Saya su lupa cara kaka waktu itu, terburu-buru juga.”
P : “Oke terus bagaimana ini cara kerja nya?”
F : (hening)
P : “Berarti masing-masing diubah ke?”
F : “ .”
P : “Berarti 5 kalo diubah ke tadi bagaimana?”
F : “Turun 2 tangga kaka, dikali 100.”
P : “Yang mana yang dikali 100?”
F : “Yang ”
P : “Iya yang .”
F : (mengerjakan)
P : “Kalo dikali 100 berapa?”
F : (menghitung)
P : “Kok bisa 5000?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
F : “E salah kaka.”
P : “Nah sekarang yang ini satuannya apa? (menunjuk ke 2
).”
F : (hening)
P : “Ini apa sih? itu apa sih?”
F : “Hektometer.”
P : “Oke, hektometer. Kalo hektometer berarti harus diubah ke?”
F : “ .”
P : “Nah oke berarti kalo dari ke turunnya berapa
tangga e?”
F : (hening) “4.”
P : “Kok bisa 4?”
F : (hening) “1?”
P : “Iya 1, berarti kalo turunnya 1 dikali berapa?”
F : “10.”
P : “Oke berarti 2 x 10 berapa?”
F : (menghitung) “20.”
P : “Oke 20 berarti ditambah dengan?”
F : “Ditambah dengan 500 .”
P : “Nah terus yang ini satuannya udah sama belum dengan yang
ditanya?”
F : “Udah sama.”
P : “Nah kalo sudah sama berarti perlu diubah tidak?”
F : “Tidak.”
P : “Berarti kalo begitu tinggal di apain ini?”
F : (hening) “ditambah kaka.”
P : “Iya ditambah, nah oke coba di tambahkan?”
F : (hening) “526.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
P : “Satuannya?”
F : “ .”
P : “Oke sip, sekarang tau ya kesalahannya dimana? Tau ya cara
pekerjaannya gimana?”
F : “Iya.”
P : “Kemarin itu kenapa dikali 10 semua ee?”
F : “Iya kak sa suda bingung tidak tau cara, jam sudah mau
habis.”
Gambar 4.14 Jawaban Subjek F Nomor 12
P : “...sisanya berapa sih tebu yang dimiliki justin?”
F : (hening)
P : “Kenapa 100 × 10?”
F : (hening) “100 x 10.”
P : “Kenapa itu 100 × 10 e?”
F : “100 , .”
P : “Tidak ingat?”
F : (hening)
P : “ ke turun berapa?”
F : “Turun 1 kali.”
P : “ ke turun berapa?”
Jawaban nomor 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
F : “2 tangga?”
P : “2 tangga? Berarti seharusnya dikali?”
F : “Dikali 100.”
P : “Nah kenapa ini dikali dengan 10?”
F : “Sa bingung kaka.”
P : “Ooo oke, nah sekarang kalo gini udah tau ya berarti tau ya
harusnya dikalikan dengan berapa?”
F : “Dikalikan dengan 100.”
P : “Iya, Tapi yang dikalikan 100 harusnya yang mana? Bukan
yang 100 ini, Tapi yang 2 nya e, kan yang dirubah ke 2
nya to?”
F : “Iya kaka.”
P : “Terus ini juga, kalo 100 × 10 itu memang hasilnya 10 ya?”
F : (hening)
P : “100 × 10 berapa sih?”
F : “...satu juta.”
P : “Satu juta...”
F : (hening)
P : “Berapa e?”
F : (hening)
P : “Coba dihitung....”
F : “Seribu.”
P : “...oke sekarang tau ya yang diubah yang mana?”
F : “Yang 2 kaka.”
P : “Oke kalo gitu 2 dikali 100 berapa?”
F : “200.”
P : “Nah 200, terus Justin kasih tebunya ke Gerard 100 berarti
kalo dikasih atau dipotong tebunya semakin berkurang atau
bertambah?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
F : “Berkurang.”
P : “Kalo berkurang berarti di apain?”
F : “Di bagi.”
P : “Di bagi? Nih misal saya punya tebu 200 saya potong 100
berarti diapain?”
F : “Dikurang.”
P : “Oke kalo dikurang berarti 200 - 100 berapa?”
F : “100.”
P : “Oke 100, berarti satuannya apa?”
F : (hening) “ .”
Gambar 4.15 Jawaban Subjek F Nomor 13
P : “...ini kenapa nulisnya 2 ? ini bisa dijelaskan tidak cara
pengerjaannya?”
F : “Ini saya punya jawaban ini sudah lupa.”
P : “...oke ini 3 , 2 terus 1 × 10, 10 nah ini
maksudnya gimana nih?”
F : “Ini kayakya masih kerja dalam yang tadi macam naik tangga
turun tangga”
P : “...kan semuanya memang pake naik dan turun tangga to
supaya kamu ingat e.”
F : “Iya.”
P : “Nah trus gimana ini?1 × 10 itu gimana?”
F : “Saya hanya kerja seandainya dia turun 1 tangga berarti dikali
dengan 10 jadi saya cuma hanya tulis 1 dikali 10 begitu.”
Jawaban nomor 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
P : “O Tapi sudah pasti dia turun 1 tangga tidak?”
F : “Iya.”
P : “Sudah pasti?”
F : “Iya.”
P : “Okee kita liat soalnya ya. Yulianus mempunyai tali
panjangnya 3 terus dipotong diberikan kepada Pemi
sepajang 20 terus talinya ditambahi lagi sama Sony
sepanjang 50 . Berapa tali yang dimiliki Yulius
sekarang ini. Nah ini kenapa... kan yang diketahui 20 kok
yang ditulis 2 ? nol nya kemana?
F : (hening) “Td awalnya berapa ini ka.”
P : “Oke sekarang talinya kan tadi 3 trus kalo dia kasih dia
potong berarti talinya bertambah atau berkurang?”
F : “Berkurang.”
P : “ah oke, sekarang tandanya diapain?”
F : “Kurang.”
P : “Kenapa tandanya bagi?”
F : “Dikurang to?”
P : “Iyaa, oke sekarang dia dikasih lagi tali oleh Sony. Kalo
dikasih itu berarti talinya bertambah atau berkurang?”
F : “Bertambah.”
P : “Berarti operasiya apa?”
F : “Tambah.”
P : “Oke, ini yang ditanyakan dalam bentuk apa?”
F : (hening)
P : “Ini yang ditanyakan dalam bentuk apa?”
F : (hening)
P : “Centi...?”
F : “... kaka.”
P : “Oke, berarti yang ini sama ini diubah ke?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
F : “ .”
P : “Nah coba dari ke turunnya berapa tangga?”
F : “2.”
P : “Oke sip. Berarti 3 dikalikan?”
F : “3 dikali 2.”
P : “Kok 2?”
F : “Ehhh 3 dikali 100.”
P : “Terus sama dengan berapa 3 dikali 100?”
F : (hening) “300.”
P : “Oke 300, satuannya?”
F : “ .”
P : “Trus Yang ini harus diubah ke to?”
F : “Iya.”
P : “Berarti dari ke turun berapa tangga?”
F : (hening) “1 tangga.”
P : “Oke berarti 20 dikalikan?”
F : “Dikalikan dengan 10.”
P : “Berapa?”
F : (hening)
P : “Berapa?”
F : (hening)
P : “Berapa?”
F : (hening)
P : “2 × 1, berapa?”
F : “2 × 1 ,1.”
P : “2 × 1 ,1?”
F : “2 × 1 ,1.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
P : “2 × 1 berapa?”
F : “...dua.”
P : “Berarti ?2?200?”
F : “Oiya betul kaka.”
P : “Satuannya apa?”
F : “ ”
P : “Trus yang ini berarti?”
F : “Kurang.”
P : “Kalo dikurang berapa 300-200?”
F : (hening)
P : “Berapa?”
F : “100 kaka.”
P : “Oke, centi?”
F : “ .”
P : “Nah trus td dy ditambah dgn 50 nya, berarti 100 + 50
berapa?”
F : “600.”
P : “Kok bisa 600?”
F : “Eh 150.”
P : “Oke satuannya?”
F : “ .”
P : “Oke sipp sekarang tau salahnya dimana ya? Ii kenapa
kemarin di kali 10? asal saja ko berarti ya? Tapi sebenernya
paham tidak sih sama materi ini?”
F : “Tidak, itu td saya jengkel sama gurunya jd saya tidak mau
belajar lagi e.”
P : “Ooo Tapi kalo kaka mesi sama kaka Yuli sering tidak
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Tau tidak sih
kegunaannya materi satuan panjang buat apa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
F : (hening) “o yang tadi tu?”
P : “Iya...”
F : “Ee buat apa? Yang td?”
P : “Menghitung?”
F : “Menghitung naik tangga dan turun tangga?”
P : “Hmm kalo dalam kehidupan sehari-hari?”
F : “...bagimana kehidupan sehari-hari.”
P : “Oke misalkan dari sini kamu ke kamar kau ada jaraknya
tidak?”
F : “Ada.”
P : “Ada jaraknya to? Jaraknya itu panjang to?”
F : “Iya.”
P : “Nah itu sama aja satuan panjang, untuk menghitung jarak.
Kamu jalan dari sini ke kamar mu. Itu pakainya satuan
panjang. Nahh tinggi badan kau, tinggi badan kau itu satuan
panjang loh. Apa satuannya?”
F : “ .”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, subjek diketahui
kurang memahami bagaimana mengkonversi satuan panjang.
Selain itu subjek juga lemah dalam melakukan operasi pada
bilangan bulat sehingga hal ini menjadi dasar permasalahan subjek
dalam menyelesaikan soal. subjek juga kurang menyukai pelajaran
matematika sehingga subjek kurang memiliki motivasi dalam
belajar matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
2) Analisis Pemahaman Konsep
Subjek belum dapat mengerjakan soal dengan baik, hal ini
terlihat dari hasil pekerjaan subjek. Pada penyelesaian soal nomor
11 subjek langsung mengalikan semua yang diketahui dengan 10,
diketahui bahwa subjek belum memahami konsep dari
mengkonversi satuan panjang. Terlihat bahwa subjek hanya
mengalikan semua dengan 10 karena subjek berfikir setiap turun
dikalikan dengan 10 sehingga pada pengerjaan soal nomor 11,12,
dan 13 setiap satuan yang akan diubah turun tangga maka subjek
hanya akan mengalikan dengan 10. Subjek juga kurang bisa
memahami soal kontekstual dengan baik, selain itu subjek tidak
dapat mengaitkan permasalahan dengan kehidupan sehari-hari
sehingga subjek tidak memiliki gambaran kebermaknaan belajar
konversi satuan panjang. Hal yang mendasari dari permasalahan di
atas tak lepas dari bagaimana subjek kesulitan melakukan operasi
dengan bilangan bulat sehingga banyak kekeliruan yang dilakukan.
Subjek juga belum bisa menuliskan hal-hal yang diketahui, selain
karena terbatasnya waktu pengerjaan subjek mengatakan bahwa ia
tidak mengetahui apakah hal-hal seperti yang diketahui dan
ditanyakan pada soal memang harus ditulis. Pada soal dan
permasalahan di atas, subjek belum memiliki pemahaman konsep
karena belum terpenuhinya indikator dari pemahaman konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
f. Analisis Data Subjek L
1) Kutipan wawancara dengan subjek L yang tergolong pada kategori
bawah
Gambar 4.16 Jawaban Subjek L Nomor 8
P : “Satu jam sebelum jam 07.26 itu jam berapa e?”
L : “Sebelum jam 07.26.”
P : “Berapa e?”
L : “Itu kan jam 6.”
P : “6 pas atau 6 berapa?”
L : “6 lewat 26 menit.”
P : “Cara ko jawab 06.26 menit itu dari mana?”
L : (hening)
P : “Macam mana e?”
L : (hening)
P : “Macam mana?”
L : “Kan dari jam.”
Jawaban nomor 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
P : “7?”
L : “Jam 6 to? Dari jam 6.”
P : “Terus?”
L : “Jam 6 kan 5 menit.”
P : “Apanya yang 5 menit?”
L : “Kan dari jam 6 to? Jam 6 ke jam 7 itu kan 5 menit. Iya 5
menit. Kan belum waktunya jam 08.00 masih belum lewat
jam.”
P : “Oo masih belum lewat jam.”
L : “Iya jam 07.30 itu berarti setengah 8. Kalo mau jam 7 lewat
26 menit kan itu jarum pendek kan cuma bergeser sedikit aja
e.”
P : “Bergeser sedikit aja e. Nah yang ini, kenapa ko jawabnya
gini. 6 ke 7 ini maksudnya gimana kamu inget tidak cara
pengerjaanmu?”
L : (hening)
P : “Su lupa e? Iya, su lupa e?”
L : (hening)
P : “Su lupa ko?”
L : (hening)
P : “Iya? suda lupa?”
L : (mengangguk)
P : “Oke, tapi ini maksudnya gimana ini? Dari 6 sampai 7 itu
maksudnya yang 5 menit tadi po?”
L : “Iya.”
P : “Oo maksudnya 5 menit tadi yang gesernya itu ya?”
L : “Iya.”
P : “Oke terus ini dari 07.00 e 07.26 maksudnya gimana ni?”
L : (hening)
P : “...maksudnya gimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
L : (hening)
P : “Maksudnya gimana?”
L : (hening)
P : “Suda lupa?”
L : “Lupa kaka.”
P : “...kenapa kamu jawabnya selisih waktu 2 jam?”
L : (hening)
P : “Satu jam, jadi satu jam sebelum 07.26 adalah pukul 06.00
sampai 07.00 selisih waktu 2 jam kenapa ko jawabnya 2 jam?”
L : (hening)
P : “Kenapa?”
L : “Kan dari jam 06.00-06.00”
P : “Oo dari jam 06.00 ke jam 07.00 makanya dua jam itu?”
L : “Hmm 26 menit.”
P : “Makanya selisihnya 2 jam?”
L : “Iya.”
Gambar 4.17 Jawaban Subjek L Nomor 9
P : “Pada hari senin ayah mengajar matematika mulai pukul
11.15 sampai 01.00. Satu siang maksudnya, yang ditanya
Jawaban nomor 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
berapa menit ayah mengajar. Nahhh ini, berarti kalo dari jam
11.00 sampai ke jam 13.00 itu dia jedanya berapa jam sih?
Jamnya dulu deh. Dari jam 11.00 ke jam 13.00”
L : (hening)
P : “Oke ko bisa gambar disini.”
L : (hening)
P : “Kalo misalkan nih ada jarum jam gini, jarum jam tu gini to?
(sambil membantu menggambar jarum jam). Kalo dari jam
coba 11.15 itu yang gimana sih? Berarti gambarnya gimana?”
L : (hening)
P : “Bisa di tunjukin ga ke kakak? Jam 11.15”
L : (sambil menggambar)
P : “Ini kan dari jam 11.00”
L : “Ini dari sini to.”
P : “Oo berarti 11.15 nya itu kau ngitung dari ini nya ya kecil-
kecilnya ini titik-titiknya ini ya?”
L : “Iya.”
P : “Itu titik-titik yang di antara 11.00-12.00 ini sudah pasti
segini po?”
L : “Iya.”
P : “Sudah pasti segitu? Oke.”
L : “Iya.”
P : “Berarti coba sekarang kalau jam 11.15 berarti jarum jamnya
arahnya kemana?”
L : “Jam.”
P : “Jarum jamnya dari mana ke mana.”
L : “Dari sini sampai sini.”
P : “Ya digambar aja tidakpapa.”
L : (menggambar)
P : Trus, ini jarum jam atau menit atau detik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
L : “Jarum jam kaka.”
P : “Jarum jam kaka, oke kalo yang jarum menitnya kemana
berarti.”
L : (hening)
P : “Jarum menitnya dimana berarti?”
L : “isini (menunjuk).”
P : “Disini? oke digambar aja”
L : (menggambar)
P : “Oke, itu berarti pukul 11.15”
L : (mengangguk)
P : “Oke, nah terus sekarang kalo dari 11.15 sampai pukul 13.00
berarti ada berapa jam? Berapa jam? Ee apa ya selangnya,
selang waktunya ada berapa jam?”
L : “Jam 11.00”
P : “Sampai jam 13.00 berarti ada berapa jam? Jam 13.00 yang
mana sih jam 13.00”
L : “Ini.”
P : “Oke dari jam 11.00 sampai jam 13.00 berarti ada berapa
jam?”
L : (hening)
P : “Macem tadi saya mandi pukul 08.00 ketemu kau pukul
10.00 berarti kan selang waktunya tadi kau jawab berapa? 2
jam to? Nah sekarang sama ni kalo dari jam 11.00 sampe jam
13.00 berarti, jeda waktunya. Jeda waktunya ada berapa jam?”
L : “3 jam.”
P : “3 jam, oke. Jam 13.00 mana jam 13.00? kenapa kamu
jawabnya 3 jam?”
L : “hahahaha”
P : “Kenapa ko jawab 3 jam?”
L : “Kan dari jam 11.00”
P : “Digambar saja tidak papa, dari jam 11.00”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
L : “Dari jam 11.00 ini kan 1 jam. Abis itu, dari jam 12.00 ke
jam 13.00 terus?”
P : “2 jam? Kah 3 jam? Hayo 2 jam atau 3 jam?”
L : “2 jam kaka.”
P : “2 jam, berubah lagi, nanti ko gambar lagi berubah lagi jadi 3
jam.”
L : “Iya kaka.”
P : “Oke udah fix ya 2 jam ya udah pasti ya. Yakin ya?”
L : “Iya.”
P : “Oke 2 jam. Nah sekarang Kalo misalkan jam 11.15 sampai
jam 13.00 ini kan dia tidak 11.00 nah sampe ke jam 13.00 itu
tu berapa jam berarti?”
L : “Hm 2 jam.”
P : “2 jam oke, 2 jam kalo misalkan diubah ke menit berarti
berapa menit?”
L : “2 jam,,ke menit?”
P : “Berarti ada berapa menit?”
L : “45 menit.”
P : “45 menit ya, nah sekarang ini tapi kamu jawabnya ayah
mengajar matematika selama 85 menit. Kenapa ko jawab 85
menit? Tadi 45 ini 85? Ini kenapa ko jawab 85?”
L : (hening)
P : “Kenapa e?”
L : (hening)
P : “Lupa?”
L : “Ooo itu salah itung kaka.”
P : “Sala itung kaka, yang salah itung yang mana yang ini atau
yang tadi?”
L : “Yang tadi kaka.”
P : “Yang tadi? Berarti yang bener yang mana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
L : “Yang ini kakak.”
P : “Yakin yang bener yang ini?”
L : “Iya kaka.”
P : “Nah kenapa kamu jawabnya 85 menit”
L : “Karna kan”
P : “Karna?”
L : “Ayah mengajar matematika mulai pukul 11.15 sampai jam
13.00”
P : “Terus?”
L : “Berapa menit ayah mengajar matematika selama 84 jam. Eh
85 jam.”
P : “85 jam?”
L : “85 menit.”
P : “Kamu jawab 85 itu dari mana?”
L : “Dari waktunya, menitnya kaka.”
P : “Menitnya? Menitnya digimanain memang?”
L : “Kan dari jam.”
P : “Mau digambar atau ditulis juga boleh loh.”
L : “Dari jam berapa tadi?”
P : “11.15”
L : “Iya dari jam 11.15 sampai jam 13.00”
P : “Iya, terus?”
L : “Dari jam 11.00 kan berarti.”
P : “Tadi kamu jawab selang waktunya 2 jam nah kalo dijadiin
ke menit berarti berapa menit?”
L : “85 menit.”
P : “85 menit ya, yakin 85 menit ya?”
L : “Iya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
P : “Satu jam berapa menit sih.”
L : “Satu jam 60 menit.”
P : “Berarti kalo dua jam?”
L : “2 jam.... 100 eh, ntar ah, 100
P : “100 menit?”
L : “125 kah 26.”
P : “125 apa 26?125? atau 126?”
L : “120.”
P : “120. Nah terus dari sini ni 11.15 ke 13.00 itu sudah pasti 2
jam? atau 2 jam kurang?”
L : “Kurang 15 menit.”
P : Kurang 15 menit? Kalo dikurang 15 menit berarti 1 jam
berapa? Tadi kan 2 jam nah kalo misalkan dikurangi 15 menit
berarti satu jam berapa?”
L : “Satu menit.”
P : “Satu jam tadi ada berapa menit?”
L : “60.”
P : “Nah 60 kalo dikurang 15 berapa?”
L : “60 dikurang 5.”
P : “Berarti kalo dikurang 15 berapa?”
L : “...Kurangi 20 menit kak.”
P : “Kurangi 20 menit? Kenapa 20 menit?”
L : “soalnya kan dari.”
P : “Dari jam 11 ke 15 kan. Kan itu kan dikurang. Jadi 1 jam
dikurang 15.”
P : “Berarti?”
L : “15.”
P : “Berarti berapa?”
L : (hening)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
P : “Suda lupa e? kalo suda lupa tidak papa e jangan ko paksa.”
L : “Tida kaka.”
P : “Bagaimana jadinya e?”
L : “Satu jam kan 60 menit nah dikurang 15
P : “Berarti?”
L : “Satu jam.”
P : “60 dikurang 15 berapa? Kalo mo coret2 silahkan,”
L : (menghitung)
P : “Berapa e?”
L : (hening)
P : “Ini tadi kan tidak bisa, pinjam depan to? Berarti yang di
depan jadi berapa?”
L : “10.”
P : “Yang 10 yang belakang to? Yang depan berarti jadi berapa?”
L : “16.”
P : “16. Kenapa 16?”
L : “Eee.”
P : “Kan sudah dipinjam sama depannya, 6-1 berapa?”
L : “6 dikurang 1.”
P : “Lima?”
L : “Iya.”
P : “Berarti 5 dikurang 1 berapa e?”
L : “4.”
P : “Nah berarti satu jam?”
L : “45 menit?”
P : “Nah sudah paham e?”
L : “Sudah.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
P : “Nah kalo satu jam 45 menit itu berarti sama aja berapa
menit? Satu jam tadi berapa menit?”
L : “60.”
P : “Nah sekarang tinggal kamu tambahin 60 sama 45. 60
ditambah 45 berapa?”
L : (hening)
P : “Berapa?”
L : (hening)
P : “0 ditambah 5?”
L : “5 kaka.”
P : “Terus?”
L : “4 ditambah 6.”
P : “4 + 6 berapa?”
L : (hening)
P : “Berapa? Sa punya 4 pinang terus sa tambah lagi 6 inang.
Berarti berapa?”
L : “10.”
P : “10 berarti berapa e hasilnya?”
L : “105”
Gambar 4.18 Jawaban Subjek L Nomor 10
Jawaban nomor 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
P : “Oke nomer 10, diketahui dodi berenang selama 2 jam mulai
pukul 08.00 nah ini pertanyaannya sama kayak tadi. Yang
ditanyakan berapa jam dodi selesai, berapa jam... oo pukul
berapa dodi selesai berenang? Nah kamu jawabnya disitu dodi
berenang selama 1 jam. Kenapa kamu jawab dodi berenang
selama 1 jam?”
L : (hening)
P : “...kenapa kamu jawab dodi berenang selama 1 jam? Padahal
ko tau disini di soal diketahui dia berenang selama 2 jam. Jadi
dia berenangnya selama 1 jam atau 2 jam?”
L : “2 jam kaka.”
P : “2 jam? Sesuai soal e? Kenapa ko jawabnya dodi berenang
selama 1 jam?”
L : “Kan dari ini to 2 jam ke 8.”
P : “Dari pukul 08.00 to? Hm‟mm dari pukul 08.00 kalo dia
berenangnya selama 2 jam berarti selesainya pukul berapa?”
L : “Selesainya.”
P : “Pukul 08.00 ke 09.00. Bisa ko gambar tidak ee disni? Coba
dong gambarin jam.”
L : (menggambar)
P : “Kalo dia berenangnya pukul 08.0, pukul 08.00 dimana sih
pukul 08.00?”
L : (menunjuk gambar)
P : “Oke, kalo dia berenangnya pukul 08.00 terus 2 jam, berarti?
Selesainya pukul berapa?”
L : “10.00”
P : “...kenapa ko jawab 10 itu gimana caranya?”
L : “08.00”
P : “Dari 08..00 Ho‟o terus?”
L : “Satu.”
P : “Itu baru satu jam to?”
L : “Iya, satu jam terus begini. Jadinya 10.00”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
P : “Ho‟ ooo tau sudah berarti jawabannya e?”
L : “Iyaaa.”
P : “Hahahah, tidak papa. Tapi ko sudah bisa menuliskan
diketaui, ditanyakan djawab itu udah bagus. Sangat-sangat
bagus, pinter ko tu..cuman tidak teliti saja.”
L : “Habis buru-buru ka .”
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, subjek tidak teliti
dalam melakukan operasi hitung pada bilangan bulat, subjek juga
belum memiliki pemahaman konsep terkait materi satuan waktu
dengan bai. Hal ini diketahui karena subjek belum bisa
mengkonversi dan melakukan operasi penjumlahan biasa pada
bilangan bulat.
2) Analisis Pemahaman Konsep
Dalam menyelesaikan permasalahan berbentuk soal
kontekstual maupun non kontekstual subjek kesulitan dalam
menyelesaikannya. Tidak hanya terkait permasalahan kurang teliti
namun subjek juga belum memiliki pemahaman konsep dengan
baik. Pada pengerjaannya ketika peneliti meminta subjek untuk
menggambarkan jarum jam subjek menganggap bahwa menit
merupakan titik-titik kecil diantara jam tetapi penggambaran yang
dibuat adalah titik-titik tersebut tidak pas 5 satuan sehingga
menyebabkan kesalahan persepsi dari subjek. Subjek juga sering
lupa bahwa satu jam jika dikonversi ke menit adalah 60 menit dan
satu menit jika di konversi ke detik adalah 60 detik sehingga subjek
selalu keliru dalam mengkonversi. Jika dilihat dari hasil pengerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
dan konfirmasi melalui kegiatan wawancara terkait pengerjaan
subjek, subjek belum memiliki pemahaman konsep yang baik
mengenai materi satuan waktu. Hal ini berdasarkan belum
tercapainya indikator pemahaman konsep. Namun, subjek selalu
menulis hal-hal yang diketahui dan ditanyakan dalam soal sehingga
subjek sudah bisa membedakan mana yang ditanyakan dan
diketahui.
2. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis Tutor Mappi
a. Hasil wawancara tutor kelas D
1) Deskripsi wawancara tutor kelas D:
Pelaksanaan wawancara : Minggu, 17 Maret 2019
Waktu pelaksanaan : 18.14 – 19.
Nama lengkap : Osniman
Materi yang diajarkan : Konversi satuan waktu
Keterangan :
Nd = Narasumber D
P = Pewawancara
P : “Menurut kakak sebagai tutor, kesulitan yang kakak hadapi
sewaktu ngajar materi konversi satuan waktu itu apa aja
kak?”
Nd : “Yang pertama, karena mereka sendiri tuh kan tidak pernah
ini, mungkin disana tuh ga punya jam. Jam dinding kan? Jadi
kesulitannya mereka tuh, mereka tuh ga pernah tau yang
tertera di jam dinding. Mungkin mereka pernah liat tapi di tv
kan ya gitu kan. Terus yang mereka tau itu hanya sebatas
sampai jam 12 dalam satu hari, karena tertera yang di jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
dinding yang mereka liat sekarang itu sampai jam 12. Jadi
untuk merubah pola pikir mereka bahwa dalam sehari itu ada
24 jam itu susah sekali. Terus menjelaskan dari angka 1 ke 2
untuk dalam menit itu susah sekali yang mengkonversi nya.”
P : “Jadi mereka ga tau sama sekali yang mengkonversi nya
itu?”
Nd : “Tidak sama sekali.”
P : “Cuma itu kak kesulitan yang kakak hadapi? Ada lagi ga
kak?”
Nd : “Terus dalam ajaran itu tu penggunaan bahasa sih.”
P : “Berarti lebih ke keterbatasan bahasa ya kak?”
Nd : “Ha‟aaa iya, penggunaan bahasa tu kalo misalkan kita tu
menggunakan bahasa baku itu tuh susah banget, kakak harus
terus terus mencari bahasa dan contoh yang sama.”
P : “Brarti sebenernya mereka masih kayak bahasa daerah nya
juga masih kuat ya ka.”
Nd : “Iya.”
P : “Selain itu kak, ada lagi ga kesulitan yang kakak hadapi
selain bahasa, mengkonversinya ga bisa, konsep 24 jam.
Nd : “Dari diri mereka sih. Terlalu nyaman akan yang ada pada
diri mereka. Padahal mereka tau bahwa mereka itu kurang
Tapi mereka tu nyaman aja gitu.”
P : “Berarti gamau berubah.”
Nd : “Gada perubahan.”
P : “Mereka tau ga sih kak kalo misalkan kayak 1 menit itu 60
detik?”
Nd : “Waktu dijelasin iya! sebelumya gatau.”
P : “Oke berarti itu aja ya kak.”
Nd : “Iya.”
P : “Oke, menurut tutor sendiri sebenernya kendala yang
dihadapi oleh mahasiswa itu apa sih? Kan kalo tadi kan
kendala kakak, kesulitan kakak waktu ngajar to? Sekarang
kalo menurut kakak yang sebenernya dihadapi mahasiswa
kesulitannya apa saja dalam pembelajaran?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Nd : “Kendala yang mereka hadapi tu, dulu waktu didaerah
mereka tu itu gurunya jarang masuk. Nah materi yang
diajarkan itu ya hanya sebatas mungkin tambah dan kurang
itupun ga yang sampe bilangan negatif. Jadi hanya sebatas
itu. Jadi ketika disini ada kelas materi untuk anak sd saja itu
tu rasa susah banget.”
P : “Padahal mereka sudah lulus SMA ya?”
Nd : “Ha‟a padahal mereka tu sudah lulus SMA itu tu dan
mereka tu paling benci kalo misalnya kita jelasin konsepnya
itu mereka mau langsung ke cara mudah.”
P : “Jadi ga merhatin prosesnya tapi pengennya langsung ke
cara mudahnya?”
Nd : “Ha‟a”
P : “Ada lagi ga kak menurut kakak kesulitannya mereka tu
apasi selain itu tadi, konsep, terus?”
Nd : “Ada yang latar belakang sekolahnya tu, ada yang berasal
dari smk, walaupun sma itupun ips . Karena yang latar
belakang ipa aja itu mereka susah apalagi yang ips dan smk.”
P : “Tapi smk kan juga dapat mata pelajaran matematika to
kak?”
Nd : “Ya iya.”
P : “Tapi matematika yang diajarkan itu kan brarti berbeda ya
sama yang SMA Yang ipa atau ips.”
Nd : “Iya tapi terus materi yang kita ajarkan itu kan baru dasar
SD kan? Tapi itu tetap saja itu teralu susah.”
P : “Buat yang semua jurusan untuk ipa,ips,smk?”
Nd : “Kalo ipa sih mendingan, masih mendingan.”
P : “Berarti yang ips dan smk ya yang kesulitan?”
Nd : “Ha‟aaa yang ips dan smk dan jurusan yang lain itu tuh udh
kesulitan.”
P : “Padahal kan mereka UN ya kan kak? nah itukan mereka
ada standar sendiri ga sih kak? akutu masih kayak bingung
gituloh, maksudnya kan mereka tu UN Tapi mereka aja
penjumlahan aja mereka ga bisa, pernah ga sih kakak nanya
gitu? kalian dulu gimana waktu UN?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Nd : “Ooo kaka ga sempet nanya sih, itu mereka cuma beritau
gini sih, gurunya itu datang sewaktu un, itu sewaktu un itu
gurunya banyak banget yang dateng.”
P : “Oke oke, terus...kira-kira kenapa sih kak, kakak kan tadi
bilang kesulitannya kayak mereka kayak kesulitan sama
konsep satuan waktu terus mereka juga kesulitan karna
gurunya ngajarinnya kurang jelas. Menurut kakak kenapa sih
itu bisa terjadi?”
Nd : “Maksudnya?”
P : “Kenapa kesulitannya itu bisa terjadi pada anak-anak gitu
loh?”
Nd : “Nah, Kakak pernah dengar, waktu itu kan apa kegiatan
tutor bersama kan nah itu didatangkan rakyat sama guru atau
gimana ya dulu yang dari kabupaten Mappi gitu loh. Nah itu,
disana itu di daerah mereka itu situasinya itu tidak seperti
disini. Disana itu notabennya mereka kan semua mata
pencahariannya itu berhutan, di hutan. Untuk mencari apa?
ada suatu benda gitu apa namanya, itu kalo dijual itu bisa
capai juta jutaan belasan juta puluhan ratusan juta. Trus
disana kan beda kayak disini kan. Kayak saingan apa antara
misalnya tetangga atau memang yang latar belakangnya
hidupnya saling membutuhkan gitu. Soalnya kan disana
sumber daya alamnya juga langsung tersedia. Jadi kalo mau
makan apa tinggal ambil gitu. Terus ke hutan ambil apa cari
benda itu trus dijual dapet hp. Jadi gada sesuatu yang buat
mereka mengharuskan mereka untuk belajar gitu.”
P : “Jadi kayak mereka hm lebih mikir kalo ah gausah belajar
gapapa yang penting bisa dapet duit karna semuanya sudah
ada di deket mereka.”
Nd : “Ha‟ahhh, semuanya dalam konteks kehidupan mereka gitu
kebutuhan mereka.”
P : “Maksudnya kayak ga belajar aja bisa dapet duit yang dijual
bisa sampe jutaan gitu ya?”
Nd : “Ha‟ahh terus di daerah mereka tu, ee dari guru-gurunya
juga transport menuju tempat mereka harus lewat danau itu
bisa berapa hari berapa malam.”
P : “Jadi guru-gurunya juga jadi jarang ngajar?”
Nd : “Ha‟ahh jarang lah. Baru itu kan pake perahu, itu ya gimana
lah ya.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
P : “Berarti emang bener-bener keterbatasan ya? kayak
maksudnya dari segi materi iya, dari segi gurunya juga iya.”
Nd : “Ha‟ahhh”
P : “Mereka misalkan nih waktu pas kakak ngajar, ada yang ga
ngerti trus kan kakak jelasin aja dia tu cuma ngeliat aja jd tu
mereka gada usaha buat nanya spaya mereka bisa gitu.”
Nd : “Mereka tu disini, itu sih kalo kakak ngajar itukan sambil
beri motivasi kan nah kakak tu banyak bahkan bahkan
kadang karang cerita buat motivasi mereka, kakak tu sering
blg ada diantara kita ni yang sangat lemah awalnya Tapi
ketika mereka tu berusaha mereka tu akan mampu. Tapi
dengan kepolosannya mereka tu menanyakan kembali materi-
materi yang sudah dengan jelas dijelaskan oleh tutor. Bahkan
yang sebelumnya itu sudah mereka pahami, Tapi untuk
besoknya apa itu sudah lupa. Ah ingatan mereka lemah
banget! Karna mungkin tidak terbiasa dengan belajar to, jd
aduuuuh. Semangat sih hanya karna itu dari polosnya mereka
itu bertanya tuh jd kakak cape juga kan. Setiap hari, semua
diantara mereka tu membutuhkan bimbingan pribadi gitu. Ya
soalnya kalo bimbingan pribadi tu pasti bisa. Jd kadang kita
bimbingan yang sebelah sini trus yang di samping juga butuh
yang sebelah sana bingung, kalo semuanya sil banyak juga
harus bimbing mereka. Kita tu perlu bimbingan pribadi.
Aduh sil kita tu kalo beri motivasi ke mereka tuh kita terus
semangat nggarap karna mereka nanya materi lagi “
P : “Trus ini kak waktu ngajarin materi satuan waktu itu kan
pasti kakak ngasih soal-soal yang kontekstual to yang
maksudnya yang sering mereka temui dalam kehidupan
sehari-hari mereka sering kesulitan ga waktu nyelesaiin soal-
soal kontekstual?”
Nd : “Kalo kontekstual asalkan sesuai dengan kehidupan mereka
itu etidak kok. Malahan kalo soal yang waktu itu misalkan
dari ini yang misalkan start nya dari asrama itu jam 07.30
sampe kampusnya jam 09.30 kira-kira lama perjalanan kalian
itu berapa berapa detik atau berapa menit itu mereka bisa. Ya
kelemahannya sih ya mungkin sebaiknya sebelum memulai
apa ya ini kan mappi itu baru pertama kali kan di sadhar ini,
mungkin sebaiknya sebelum jauh-jauh hari itu di gali dulu
konteks nya mereka di sana.”
P : “Oya waktu, menyelesaikan soal-soal kontekstual nih,
tentang satuan waktu mereka sering melakukan kesalahan apa
kak. Jadi kesalahan yang sering mereka lakukan?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Nd : “Mereka tu kalo kakak untuk ngajarin mereka kalo untuk
jawab itu harus tau dulu apa yang diketahui bila perlu di tulis
terus ditanya. Na itutu kadang soal Yang tertera jelas aja ni
untuk memilah mana yang diketahui susah banget. Jadi ya,
Tapi kalo misal jawab spontan aja langsung itu kak ini itu
mereka bisa. Tapi untuk menuliskan secara detail itu
darimana mereka tu tdk bisa. Kalo misalkan kalian jawab
begitu, itu bisa saja kami yang priksanya itu atau org lain
yang priksa itu bisa aja mereka tu oo ini anak nyontek.”
P : “Brarti memang kesalahannya terjadi karna mereka juga
gabisa menuliskan diketahui, ditanyakan sistematika
penulisannya dan pengerjaannya gitu ya?”
Nd : “Iya itu, mungkin dalam benak mereka kadang kalau tulis
tujuh aja “t u j u” jadi kami para tutor tu awalnya tu ini kan
pertama kalinya kan? Jadi yang kami ajar tu tata bahasa
semua rangkap juga matematika.”
P : “Keterbatasan bahasanya juga ya kak?”
Nd : “Ha‟ahh.”
P : “Oya, ada lagi ga kak maksudnya kesalahan-kesalahan yang
sering terjadi waktu mengkonversi satuan waktu? yang sering
mereka lakukan waktu menyelesaikan soal itu?”
Nd : “Itu sih ingatan dan kalo secara verbal itu mampu. Tapi kalo
secara dalam bentuk tulisan itu susah banget.”
P : “Berarti sebenernya kalo kesalahan-kesalahan secara verbal,
maksudnya soal-soal yang ditanyakan lansgung secara verbal
mereka ga ada maksudnya kesalahan-kesalahannya itu jarang
terjadi. Tapi kalo misalkan secara tulisan, cerita itu malah
mereka kesulitan?”
Nd : “Itupun kalo dalam bentuk soal-soal cerita gitu yang sesuai
soal-soal kontekstual yang sesuai kehidupan mereka di sana.”
P : “Berarti menurut akak, kalo tadi kan kesalahanya sering
terjadi kalo misalkan mereka soal-soal yang ditulis gitu kan.
Nah kenapa sih bisa kayak gitu? Selain karna ga paham sama
lambang bilangan ada lagi ga kak?”
Nd : “Yaaa.karna konteks bahasa mereka lah.”
P : “Konteks bahasanya beda ya?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Nd : “Iyaaa, disana kan ga ini, ga kayak diharuskan
menggunakan Bahasa Indonesia, jadi ya begitu.”
P : “Berarti sekolah disana jugaga pake bahasa indonesia?”
Nd : “Jarang, gapapa sih, karena mereka juga jarang sekolah jadi
ya (hening).”
P : “Truss... bentar kak, nah tadi kan kesalahannya sering
terjadi karena mereka juga ee keterbatasan bahasa juga iya,
lambang bilangan juga iya, dan beberapa juga masih
kesulitan. Ada ga sih tindakan yang dilakukan tutor supaya
memperbaiki supaya mereka aja secraa verbal bisa mesti
seharusnya secara tulisan juga bisa dong.”
Nd : “Itu, walau baru kami lakukan sih. Kalo kami nulis soal
cerita itu kami jelasin maksudnya itu apa. Tapi gunakan
bahasa yang paling sederhana dan sesuai konteks mereka.
Kalo misalnya untuk soal-soal yang apa, soal-soal yang
kayak, tidak mengandung unsur cerita itu kami bawa unsur
cerita biar lebih mudah untuk memahami.
P : “Berarti rata-rata soal konversi satuan waktu lebih banyak
dibawa ke soal-soal kontekstual?”
Nd : “Iyaaa lebih banyak.”
P : “Trus, ehm. Menurut kakak nih, apakah dalam pembelajaran
mahasiswa Mappi itu bisa memaknai konsep pembelajaran
materi konversi satuan waktu yang kakak berikan? Memaknai
konsepnya? Maksudnya kayak, oh konversi satuan waktu itu
konsep dasarnya gimana sih. Menurut kakak bisa ga sih kak
memaknai itu?”
Nd : “Kalau untuk mengkonversi inikan kayak bahasa baku
banget kan bagi mereka, itu kayaknya etidak sih. Kecuali
kayak apa, apaya, ini pokoknya bahasa yang sederhana pasti
mereka ini kok.”
P : “Jd mengkonversi waktu itu kakak ganti dengan mengganti
atau mengubah.”
Nd : “Ha‟ah pokoknya yang menggunakan.”
P : “Tapi mereka paham konsep dasarnya dari mengubah
satuan waktu tidak?”
Nd : “Aduuuh, kalau bilang paham ini dalam sehari saat sudah
jelas iya sih. Itusih karna mereka tuh banyak ngeluhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Coba itu, karna mata pelajaran yang ini kan bertumpuk trus
tugas juga mereka jd pusing mau ingat yang mana sementara
mereka juga ada kuliah juga. Jadi yang paham dan sudah
jelas ya oke.”
P : “Tapi setelah itu pertemuan berikutnya mereka bisa nanya
lagi?”
Nd : “Ha‟ah.”
P : “Oke, ee kalo tadi kan kalo kayak pemahaman konsep itu
kan kayak mereka juga belum terlalu paham banget kan jadi
otomatis kalo penerapan sendiri mereka masih belum bisa ya
kak?”
Nd : Kesulitan, perlu diingatkan terus sil. Karna ingatan itu,
hampir semua tutor tu bilang kalo mereka tu lemahnya
diingatan jangka pendek.”
P : “Mungkin ga terbiasa kali?”
Nd : “Iya, bisa gitu.”
P : “Okeee, terus apalagi ya? Menurut kakak nih, kan brti
satuan waktu materi terakhir banget kemarin semester
kemarin to?Dengan melihat proses pembelajaran dari satuan
waktu trus melihat mereka ngerjain soal mengenai konversi
satuan waktu juga. Ketercapaian dalam proses pembelajaran
kakak itu seperti apa? brp persen deh? kira-kira menurut
kakak?”
Nd : “Kalo misalnya UAS itu diadain sehabis materi ataupun ga
terlalu lama waktunya itu senggang waktunya mungkin
mereka bisa. Tapi dari UAS nya itu ada beberapa yang ingat
dan ada yang susah banget. Jadi ya mau bilang 50 kalo liat
dari mereka punya apa pengetahuan awalnya yang benar-
benar ga bisa dan tiba-tiba mereka bisa menjawab
menghampiri itu kita bilang mencapai 40% iya. Tapi kalo
kita lihat berdasarkan pengetahuan kita. Eiii 20%, ha‟ahhh.
Jadi liat dari konteksnya diri mereka sih yag sebelumnya
juga. Kaka senengnya ini ya itu yang diketahui yang ditanya
sudah bisa gitu kan? Punya kebanggaan tersendiri sih.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
2) Analisis dari Hasil Wawancara dengan Tutor
Berdasarkan hasil wawancara dengan tutor yang
mengajar di kelas D, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
mahasiswa Mappi kekurangan dalam ilmu pengetahuan
diantaranya kurangnya pengajaran yang diberikan di daerah asal,
kurangnya kesadaran dari mahasiswa Mappi akan pendidikan
sehingga jika tidak pergi ke sekolah pun tidak apa-apa, adanya
pemikiran bahwa lebih baik mencari „sesuatu‟ di hutan untuk
dijual dibandingkan ke sekolah hal inijuga didukung oleh
kegiatan masyarakat dan orang-orang di sekitar, kebiasaan di
daerah asal yang dibawa hingga pada kelas matrikulasi,
kurangnya pembiasaan untuk belajar dan mengerjakan soal-soal
matematika. Sehingga berdasarkan hal-hal tersebut pembiasaan
belajar dan disiplin waktu yang baik selama kegiatan matrikulasi
dirasa cukup membantu dalam meningkatkan kualitas belajar dan
hasil belajar dari mahasiswa Mappi.
b. Hasil wawancara tutor kelas C
1) Deskripsi wawancara tutor kelas C:
Pelaksanaan wawancara : Sabtu, 30 Maret 2019
Waktu pelaksanaan : 13.00-14.05
Nama lengkap : Yuli
Materi yang diajarkan : Konversi satuan panjang
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Nc = Narasumber C
P = Pewawancara
P : “Selamat siang kak yuli, perkenankan saya merekam hasil
wawancara kita sebagai bahan penelitian saya terkait analisis
kesalahan dan pemahaman konsep pada materi satuan
panjang yang diajarkan semester lalu.”
Nc : “Iya, tra papa.”
P : “Selama proses pembelajaran ada tidak kak kesulitan yang
kakak alami sebagai tutor dalam mengajarkan materi
konversi satuan panjang?”
Nc : “Kalo pas menjelaskan sih mereka bilang ngerti-ngerti ya,
trus ketika mereka latihan sulit lagi. Nah kesulitan mereka
tuh, mereka biarpun diajar tadi, tau trus dua minggu lagi
ditanya tu mereka lupa lagi. Jadi, apaya, ingatan mereka itu
tidak bertahan lama. Kayak seperti ... apalagi kalo soal cerita.
Nah kalo dikasi soal cerita itu apakah dibagi, dikali malah itu
kesulitan yang paling parah kalo soal cerita. Mau apapun
entah konversi satuan panjang mau konversi apa atau soal
cerita yang lain tentang apakah itu perkalian. Itu mereka akan
bingung “oo ini pake apa, operasi apa” itu di bingung.”
P : “Berarti bingung sama operasi yang dipilih ya kak?”
Nc : “Ha‟ah. Nah, kalau konversi satuan panjang itukan antara
bagi dan kali. Hanya antara dua itu kan? Nah mereka
bingungnya situ. Padahal kan harus tau urutannya.”
P : “Iyaaa, yang tangga satuan panjang itu kan kak?”
Nc : “Iya yang tangga-tangga itu. Tapi kadang, mereka
pembagian misalnya ini turunnya dua kali berarti harus dikali
100 to nah tapi nanti kalau bagi kan harus bagi 10 bagi 10
bagi 100 to. Mereka kadang bagi 10 bagi 10 tapi nanti
dibawahnya ditulis 10 10 kadang ditulis bagi 20 jadinya. Jadi
yang 10 10 seharusnya 100 jadi dibagi 20.”
P : “Ee, yang kakak hadapi misalnya kesulitan, ternyata,
maksudnya karna anak-anaknya ga paham jadi kakak juga
bingung mau njelasinnya konsepnya kayak gimana.”
Nc : “Ya, dikasih lagi tangganya, kalo naik segini dibagi, nah
kalo duakali naik berarti 10 kali 10 dibagi dengan 100. Tapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
disitu mereka harus paham pun tentang konsep pembagian
perkalian, kadang kalo dikonsep pembagian, mereka
misalnya 25 bagi 5, nanti kalo bikin bagi berekor malah 5 nya
yang didalam, 25 nya diluar. Trus bagi-baginya itu walaupun
sekarang bisa, besoknya saat ditanyai tidak bisa lagi.”
P : “Kalo kendala ada tidak kak? Yang kakak hadapi sebagai
tutor dalam mengajar?”
Nc : “Kalo kendala, ya sekarang ini baru saya rasa, misalnya
kalo sudah ngajar begini baru saya. Kendalanya dari saya
sendiri, rasa bingung itu metode. Kadang kendala juga kalo
siswa itu sampe bilang lah harus gunakan metode apa ya
bingung juga. Kadang apa itu kemarin yang Anna ni sesudah
48 berapa? Gatau dia.”
P : “Mereka juga kayaknya kesulitan dalam bahasa gasih kak?”
Nc : “Iya kesulitan dalam bahasa, mungkin mereka paham.
Tetapi, kalau saya tau itu pembagian saya paham. Tapi kalau
secara logis mereka berbahasa itu kurang sekali.”
P : “Banyak ya kak kendalanya ya?”
Nc : “Whaaa banyak sekali, makanya kadang tutor tu kalo
kumpul tu bahas itu tidak ada habisnya. Tapi kami bersyukur,
senang sedikit ada perubahan, sudah cukuplah. Kalo tidak
ada perubahan sama sekali, saya malah pernah haduh rasa
tidak berhasil. Ngajar anak tidak berhasil. Sampe bagaimana
caranya, sampe omong itu pake cara kontekstual, pake
gambar-gambar. Oo aku udah pake semester kemarin, sama
aja.”
P : “Hahaha, oke kak, masalahnya sama ya kak. Kalo kendala
dari mahasiswa sendiri dalam menyelesaikan soal-soal pada
materi konversi satuan panjang?”
Nc : “Kalo kesulitan, kalo dibandingkan ya antara dua itu, lebih
bagusnya kalo langsung soal yang berbentuk angka dibanding
yang cerita. Itu kalo dibandingkkan masih jauh lebih baik
yang itu, tapi kalo pakek cerita itu mereka sulit sekali
memahaminya. Ada sih yang bisa, ada, ada satu dua lah yang
bisa. Tetapi kalo materi hampir rata-rata itu, khusus soal
cerita tu haduh mereka baca saja sudah down. Bingung ini
harus pake apa ini pake kali kah bagi kah tambah kah. Rata-
rata sampe sekarang. Maka pake kotak-kotak kita ajar, dari
kelas lain juga begitu. Tapi kemarin saya kasih soal cerita.”
P : “Menurut kakak, kenapa sih mereka bisa kayak gitu?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Nc : “Yah Saya juga, karna itu sudah dapat sudah diberikan
sudah dikasih contoh. Kok bisa itu terjadi, itu pertanyaanku
kenapa kok ini bisa terjadi. Sudah dijelasin ntar ditanya lagi 5
menit, lupa kayak gitu. Ada apa si di otak mereka? Ada apa?
Maka sampe pertanyaan itu muncul di pertemuan tutor. Nah,
ada teman yang menjawab, bahwa mereka ini kan dari SD
sampe SMA guru matematikanya kan mereka tidak pernah
tau tentang itu. Tetapi kan kita ajarkan pasti tau kayak gitu.
Jadi, mereka berpikir, teman-teman berpikir, kemarin kita
semua berpikir, bahwa apa mungkin karna otaknya ini jarang
dipake kayak gitu. Kasarnya seperti itu, tidak taulah apa
penyebabnya. Makanya itu sa malah mau meneliti apasih
penyebabnya kok cepat lupa.
P : “Oke, terus menurut kakak nih, kesalahan yang sering
dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal
kontekstual apa kak?”
Nc : “Kesalahan yang paling utama yang dilakukan adalah kalo
dikasi soal kontekstual mereka bingung apakah, operasi apa
yang akan digunakan. Itu yang paling utama. Belum untuk,
“o hasil kalinya belom, apalagi misalnya dikasi soal cerita
gini, ini pake operasi apa, apakah habis dikali dibagikah di
kurang kah itu yang paling utama”. Sama pemahaman bahasa
ya, pemahaman bahasa apakah itu.”
Disambung dengan kakak Yukema
Ty : “Sama kayak saya dulu itu, saya kasih soal cerita gitu
ditanya ini ditambah kah atau dikali yang ditanyakan, saya
bilang pertanyaanmu itu udah pertanyaan soal itu yang harus
kamu jawab.”
P : “Asal kerjakan aja berarti?”
Ty : “Iya asal kerja saja. Bim salabim.”
Disambung dengan tutor kelas C
P : “Tapi kalo kayak, nulis diketahui, ditanyakan itu masih bisa
kan kak?”
Nc : “Sudah bisa, hanya kalo kan hanya tulis uang soal saja.
Dituliskan apa, tapi nanti kalo di ngapa-ngapain soal itu
penyelesaian itu proses pengerjaan, ya itu yang, itu yang
paling kewalahan sih.”
P : “Jadi kalo kayak kesalahan-kesalahan itu biasanya sering
terjadi menurut kakak karena kenapa? Kok bisa, itu terjadi?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Nc : “Kalo soal kontekstual, ya mungkin karena ya tidak terlalu
terbiasa. Tidak terbiasa mengerjakan soal seperti itu. Terus
yang kedua, apa ya mungkin, tidak biasa dia dapatkan itu
dari, dari dulunya dari mereka sekolah. Mungkin mereka
dapat, tapi mereka tidak dapat penjelasan.
P : “Tadi kan, kakak udah tau tuh e apa kesalahan yang sering
jadi misalkan kayak mereka bingung mau mengerjakan pake
operasi apa, nah tindakan yang dilakukan kakak sebagai tutor
gimana kak?”
Nc : “Ya, menjelaskan ulang. Di bimbing ulang lagi, bukan
berarti kita bimbing berulang-ulang. Saat itu mereka bisa,
kita kasih soal hari ini biarpun diulang-ulang sampe dia tau
mereka bisa. Hanya pertemuan berikutnya, diulangin lagi
mereka lupa. Jadi kayaknya, kendala utama mereka tu
ingatan mereka dek. Itu yang pertama-tama, seperti itu. Kalo
dikelas saya tidak tau kalo kelas lain, tapi kayaknya rata-rata
deh keliatannya karna kalo saya pernah dengar olin juga
ingatan mereka itu tidak bertahan sampe 2 menit begitu.”
P : “kendala dari mereka sendiri kayaknya ingatannya mereka
ya yang tidak bisa bertahan lama?”
Ty : “Banyak, ingatan, kemauan belajar, tidak disiplin.”
P : “Pusing ya kak ya, ee dalam proses pembelajaran nih kak,
kalo dalam proses pembelajaran itu menurut kakak apakah
sebenernya mahasiswa itu bisa apa ya memahami konsep
pembelajaran pada materi satuan panjang.”
Nc : “Kalo menurut yang kami berikan sih, kayaknya sudah.
Hanya, kan dari mereka ya gataulah kalo dari kami juga,
mungkin tanya merekalah mungkin mereka lebih tau loh.
Apakah yang kami berikan itu sudah cukup atau sudah
bermakna atau belum. Tapi kalo dari kami ya kami memang
benar-benar mencari soal yang paling sederhana, sudah
menggunakan soal-soal kontekstual yang paling sederhana,
bahasanya yang paling sederhana.
P : “Oya kak,lanjut lagi ya kali. Menurut kakak pemahaman
konsep yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi dalam
menyelesaikan soal-soal kontekstual?”
Nc : “Belum, jangankan bisa menerapkan karna kita tau siswa ini
paham atau tidak. Jangan kan yang diketahui kalo sudah
nuliskan yang diketahui yang ditanyakan berarti dia sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
paham soal. sudah paham ya, Tapi proses selanjutnya kan
tidak tau dia. Dia gatau itu.”
P : “Berarti penerapanya aja berarti belum bisa ya kak?”
Nc : “Apalagi kalo ukur-ukuuur, iya timbang badan itu ada. Saya
kan pernah buat soal ukur tinggi badanmu berapa ada yang
bilang 150 meter tingginya ini bayangkan, itu satuannya aja
kan sudah salah padahal itu kan sehari-harinya kan. Mereka
bilang tinggi saya 150 meter, padahal 3 meter saja tidak ada
itu. Waa tinggi sekali, itu 3 meter aja ndak ada ini mereka
jawab 150 meter kak. Tulis, kan itu saya bagi kelompok terus
Pak Andi di kasih alat peraga to kan ukur badan mau masuk
itu to konversi satuan. Satu kelompok ukur satu kelompok
ukur, terus nanti presentasikan siapa yang paling tinggi terus
selisih yang paling tinggi sampai yang terendah nah hitung.
Nah terus mereka jawab orang yang paling tinggi ini 160 atau
170 meter, oo satuannya meter. Tapi kalo mereka ukur pas
angkanya hanya satuannya saja salah. Trus selisihnya mereka
bisa yang paling tinggi dikurangi yang paling rendah trus
selisih antara si a sama si b itu mereka tau hanya satuannya
saja. Karna pemaknaan satuan itu masih oo kalo ini
satuannya apa kalo berat satuannya apa kalo panjang
satuannya apa .”
P : “Berarti belum bisa bedain satuan panjang, satuan berat
sama satuan waktu ya kak?”
Nc : “Iya itu kadang mengkonversi satuan waktu saja jam saja
susah. Tapi ada yang bisa. Kadang konversi satuan waktu
kalo kebiasaan satuan panjang, berat kali kali 10 nah kalo jam
di pake begitu juga dikali 10. Padahal aku tu bilang, kalo jam
ini kesini kali 60, ini kesini bagi 60 kan. Dia jawab di kali 10
juga. Jadi mereka waktu itu paham saat ini paham. Tapi nanti
sudah tidak paham lagi, jadi kita bingung juga.”
P : “Oke kakak, menurut kakak pemahaman konsep mereka
dalam mengkonversi satuan panjang tu kalo di skala dari 1-10
kira-kira berapa pemahamanya mereka?”
Nc : “Ya kalo secara rata-ratanya, (hening) 4 lah. Karna, kalo
dari kelas itu paling yang bisa hanya 2 atau 3 yang bisa
sedeng ya ada bahkan ada yang ga bisa. Kadang paling yang
bisa itu hanya 1. Macam sekarang kelasnya itu cuma 10
paling yang bisa cuman Maria itupun masih belum
sempurna.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
P : “Trus apa namanya, hmm waktu itu pas materi konversi
satuan panjang. Kan mengkonversi itu kan bahasanya tidak
susah dijelaskan . Kakak ngejelasinnya pake mengubah?”
Nc : “Iya mengubah, berapa ons kalo berat kalo panjang itu
meter, kadang soalnya langsung yang kontekstual. Kalo dia
sampai 150.000 meter berarati berapa kilometer dia nya.
Mereka sata itu paham memang ada sih yang kesulitan
memang ada yang harus dipanggil. Kadang mereka tidak
mengerti. Sampe pernah kami ajarnya pelan-pelan terus
ngomognnya pelan. Mereka tidak terima maksudnya kita tu
omongnya pelan-pelan jadi suaranya itu tidak terlalu keras
mereka bilang kuat aja biar kita tidak mengantuk o sama saja
ada yang tidak bisa ada yang bisa. Kadang mereka tu
senangnya nyanyi-nyanyi, jadi kami memang saat itu selang-
seling karna mereka suka nyanyi. Mereka bisa, kayaknya
mereka tu harus ke psikologi.”
2) Analisis dari Hasil Wawancara dengan Tutor
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan
bahwa terdapat beberapa faktor yang hampir keduanya sama
yakni antara kelas C dan kelas D yakni diantaranya faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu salah satu faktor yang
berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Berdasarkan hasil
wawancara di atas mahasiswa masih belum memiliki kesadaran
akan pentingnya pendidikan dan cenderung malas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh tutor, memiliki ingatan
yang kurang dan cenderung malas dalam belajar atau mengulangi
materi yang diberikan. Sedangkan faktor eksternal yaitu salah
satu faktor dari luar yang mempengaruhi individu dalam
memperoleh pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara di atas
mahasiswa cenderung tidak mendapatkan pendidikan yang layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
ketika sekolah dulu seperti tidak adanya fasilitas yang baik,
pendidik yang jarang masuk, serta lingkungan dari teman-teman
yang juga tidak memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan.
3. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Pemahaman Konsep
Berdasarkan analisis data mahasiswa Mappi terkait pemahaman
konsep yang mereka miliki dalam menyelesaikan permasalahan tekait
soal-soal kontekstual maka terbentuklah kategori data pemahaman
mahasiswa yang akan dikelompokkan berdasarkan indikator pemahaman
konsep yang ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.32 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Panjang Berdasarkan Indikator
Pemahaman Konsep
Indikator Pemahaman Konsep Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Menyatakan ulang sebuah konsep A - -
Mengklasifikasi objek menurut
tertentu sesuai dengan konsepnya A - -
Memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep - - -
Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis A - -
Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep - - -
Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi
tertentu
A - -
Mengaplikasikan konsep atau
algoritma dalam pemecahan
masalah
A - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Tabel 4.33 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Panjang Berdasarkan Indikator
Pemahaman Konsep
Subjek Indikator Pemahaman Konsep
1 2 3 4 5 6 7
Kelompok Atas A √ √ - √ - √ √
Kelompok Sedang D - - - - - - -
Kelompok Bawah F - - - - - - -
Tabel 4.34 Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa appi
Terkait Materi Konversi Satuan Panjang
Analisis Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Banyaknya
Jenis
Ketercapaian
Indikator
5 0 0
Persentase 71,4% 0% 0%
Pada tabel 4.34 menunjukkan persentase pemahaman konsep
yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi termasuk pada kategori atas,
sedang dan bawah yang telah dijadwalkan dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
K : Persentase pemahaman konsep
B : Banyaknya ketercapaian indikator pemahaman konsep
yang dilakukan mahasiswa pada tiap kategori
C : Banyaknya indikator pemahaman konsep (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Tabel 4.35 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Waktu Berdasarkan Indikator
Pemahaman Konsep
Indikator Pemahaman Konsep Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Menyatakan ulang sebuah konsep G J -
Mengklasifikasi objek menurut
tertentu sesuai dengan konsepnya - - -
Memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep - - -
Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis G - -
Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep - - -
Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi
tertentu
G - -
Mengaplikasikan konsep atau
algoritma dalam pemecahan
masalah
G J -
Tabel 4.36 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Konversi Satuan Waktu Berdasarkan Indikator
Pemahaman Konsep
Subjek Indikator Pemahaman Konsep
1 2 3 4 5 6 7
Kelompok Atas G √ - - √ - √ √
Kelompok Sedang J √ - - - - - √
Kelompok Bawah L - - - - - - -
Tabel 4.37 Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa Mappi
Terkait Materi Konversi Satuan Waktu
Analisis Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Banyaknya
Jenis
Ketercapaian
Indikator
4 2 0
Persentase 57,1% 28,6% 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Pada tabel 4.37 menunjukkan persentase pemahaman konsep
yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi termasuk pada kategori atas,
sedang dan bawah yang telah dijadwalkan dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Keterangan:
Keterangan:
K : Persentase pemahaman konsep
B : Banyaknya ketercapaian indikator pemahaman konsep
yang dilakukan mahasiswa pada tiap kategori
C : Banyaknya indikator pemahaman konsep (7)
4. Penyajian Data Hasil Analisis Pemahaman Konsep
Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk diagram
tabel agar lebih mudah dalam melihat persentase pemahaman konsep yang
dimiliki oleh mahasiswa Mappi. Berikut ini, peneliti menyajikan
rekapitulasi persentase pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa
Mappi berdasarkan kategori:
Tabel 4.38 Rekapitulasi Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa
Mappi Terkait Materi Konversi Satuan Panjang
Indikator Pemahaman Konsep Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Menyatakan ulang sebuah konsep 1 - -
Mengklasifikasi objek menurut
tertentu sesuai dengan konsepnya 1 - -
Memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep - - -
Menyajikan konsep dalam 1 - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Indikator Pemahaman Konsep Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
berbagai bentuk representasi
matematis
Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep - - -
Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
1 - -
Mengaplikasikan konsep atau
algoritma dalam pemecahan
masalah
1 - -
Banyaknya Indikator yang
Terpenuhi 5 0 0
Persentase 71,4% 0% 0%
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 4.38 peneliti
dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa yang berada pada kategori
kelompok atas, sudah memiliki dan menguasai pemahaman konsep terkait
materi konversi satuan panjang. Beberapa indikator yang terpenuhi antara
lain: menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek,
menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis, menggunakan
serta memilih prosedur atau operasi tertentu dan mengaplikasikan konsep
dalam pemecahan masalah dengan persentase 71,4% dari semua indikator
pemahaman konsep. Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok
sedang,belum memiliki pemahaman konsep yang cukup baik terkait materi
konversi satuan panjang. Sehingga persentase tercapainya pemahaman
konsep untuk mahasiswa yangberada pada kategori kelompok bawah
adalah 0%. Sedangkan untuk mahasiswa yang berada pada kategori
kelompok bawah belum memiliki pemahaman konsep yang cukup baik
terkait materi konversi satuan panjang. Hal ini diketahui berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
belum terpenuhinya indikator pemahaman konsep. Sehingga persentase
tercapainya pemahaman konsep untuk mahasiswa yang berada pada
kategori kelompok bawah adalah 0% dari semua indikator pemahaman
konsep.
Tabel 4.39 Rekapitulasi Persentase Pemahaman Konsep Mahasiswa
Mappi Terkait Materi Konversi Satuan Waktu
Indikator Pemahaman Konsep Kategori Kelompok Mahasiswa
Atas Sedang Bawah
Menyatakan ulang sebuah konsep 1 1 -
Mengklasifikasi objek menurut
tertentu sesuai dengan konsepnya - - -
Memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep - - -
Menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi
matematis
1 - -
Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep - - -
Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
1 - -
Mengaplikasikan konsep atau
algoritma dalam pemecahan
masalah
1 1 -
Banyaknya Indikator yang
Terpenuhi 5 2 0
Persentase 57,1% 28,6% 0%
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 4.39 peneliti
dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa yang berada pada kategori
kelompok atas, sudah memiliki dan menguasai pemahaman konsep terkait
materi konversi satuan waktu. Beberapa indikator yang terpenuhi antara
lain: menyatakan ulang sebuah konsep, menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis, menggunakan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu dan mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
persentase 57,1% dari semua indikator pemahaman konsep. Mahasiswa
yang berada pada kategori kelompok sedang, sudah memiliki pemahaman
konsep yang cukup baik terkait materi konversi satuan waktu. Beberapa
indikator yang terpenuhi antara lain: menyatakan ulang sebuah konsep dan
mengaplikasikan konsep dalam memecahkan permasalahan dengan
persentase 28,6% dari semua indikator pemahaman konsep. Sedangkan
untuk mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah belum
memiliki pemahaman konsep yang cukup baik terkait materi konversi
satuan waktu. Hal ini diketahui berdasarkan belum terpenuhinya indikator
pemahaman konsep. Sehingga persentase tercapainya pemahaman konsep
untuk mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah adalah 0%
dari semua indikator pemahaman konsep.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah melakukan analisis hasil pekerjaan mahasiswa dan hasil
wawancara yang berdasarkan pada pemahaman konsep dengan jenis kesalahan
yang bervariasi dalam menjawab dan menyelesaikan soal terkait materi
konversi satuan panjang dan satuan waktu. Berikut hasil jawaban mahasiswa
yang diperoleh dan yang akan dibahas pada setiap jenis kesalahan, yaitu:
1. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi terbagi
menjadi dua bagian sesuai dengan topik, antara lain sebagai berikut:
a. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa pada topik
konversi satuan panjang, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
1) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok atas, melakukan
jenis kesalahan yaitu kesalahan membaca dengan persentase 20%
dari semua jenis kesalahan.
2) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok sedang,
melakukan jenis kesalahan antara lain: kesalahan membaca,
kesalahan memahami, kesalahan pada keterampilan proses dan
kesalahan pada notasi dengan persentase 80% dari semua jenis
kesalahan.
3) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah,
melakukan jenis kesalahan antara lain: kesalahan membaca,
kesalahan memahami, kesalahan dalam mentransformasi,
kesalahan dalam keterampilan proses dan kesalahan pada notasi
dengan persentase 100% dari semua jenis kesalahan.
b. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa pada topik
konversi satuan waktu, antara lain:
1) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok atas, melakukan
jenis kesalahan antara lain: kesalahan membaca, kesalahan
memahami, dan kesalahan dalam keterampilan proses dengan
persentase 60% dari semua jenis kesalahan.
2) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok sedang,
melakukan jenis kesalahan antara lain: kesalahan memahami dan
kesalahan dalam mentransformasi dengan persentase 40% dari
semua jenis kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
3) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah,
melakukan jenis kesalahan antara lain: kesalahan membaca,
kesalahan memahami dan kesalahan dalam mentransformasi
dengan persentase 60% dari semua jenis kesalahan.
2. Hasil analisis tes tertulis dan wawancara dapat disimpulkan faktor-faktor
penyebab mahasiswa Mappi melakukan kesalahan yaitu:
a. Mahasiswa belum memahami maksud dari soal yang diberikan.
b. Mahasiswa masih memiliki kesulitan dalam bahasa, hal ini dikarenakan
kata-kata yang sering digunakan seperti “dipotong”, “ditambahkan”
masih tidak dipahami dengan baik.
c. Mahasiswa belum memahami operasi yang tepat yang harus digunakan
dalam memecahkan permasalahan.
d. Mahasiswa cenderung melakukan kesalahan dalam menuliskan
informasi yang ada pada soal.
e. Mahasiswa keliru dalam menuliskan notasi dalam operasi bilangan
bulat.
f. Mahasiswa belum bisa melakukan interpretasi soal-soal kontekstual ke
dalam bentuk matematika.
g. Mahasiswa terburu-buru dan menyebabkan kurang teliti dalam
mengerjakan soal.
h. Mahasiswa hanya asal menjawab tanpa mengetahui apa yang
dikerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
i. Mahasiswa tidak menuliskan langkah pengerjaan secara sistematis dan
cenderung menerapkan konsep yang dianggap benar sehingga keliru
dalam mengetahui hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada soal.
F. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang dialami oleh peneliti selama penelitian ini
berlangsung diantaranya:
1. Keterbatasan bahasa
Keterbatasan bahasa merupakan salah satu keterbatasan penelitian
dikarenakan subjek penelitian yang berasal dari luar daerah dan kurang
fasih dalam berbahasa Indonesia sehingga peneliti membutuhkan waktu
untuk menyesuaikan bahasa dan kebiasaan subjek penelitian.
2. Jeda waktu penelitian
Data penelitian yang sudah diambil sejak bulan Desember 2018 dan
pelaksanaan wawancara narasumber yang dilaksanakan pada bulan Mei
2019 menjadi keterbatasan yang dialami selama penelitian ini. Mengingat
bahwa jeda waktu pengambilan data dan wawancara yang cukup lama,
subjek penelitian yang sudah lupa dengan pengerjaannya yang dilakukan
saat tes pada bulan Desember 2018 menjadikan tantangan tersendiri bagi
subjek penelitian untuk mengingat kembali pengerjaannya. Sedangkan
peneliti juga merasa harus membangun kembali ingatan dalam
pelaksanaan tes dan menanyakan kembali mengenai proses pengerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
dengan mereview beberapa materi seperti konversi satuan panjang dan
konversi satuan waktu.
3. Keterbatasan waktu
Terbatasnya waktu wawancara peneliti dengan subjek penelitian
dikarenakan subjek penelitian tinggal di asrama sehingga waktu untuk
bertemu juga terbatas. Selain itu, peneliti dan subjek penelitian juga
terbentur dengan jadwal perkuliahan serta jadwal matrikulasi sehingga
peneliti kesulitan dalam menyesuaikan waktu yang tepat untuk melakukan
wawancara dengan subjek penelitian.
Dengan adanya keterbatasan yang dialami oleh peneliti, peneliti selalu
mengusahakan agar penelitian ini tetap berlangsung sesuai dengan rencana.
Penelitian ini juga tak lepas dari segala keterbatasan namun peneliti mencoba
untuk mengatasi keterbatasan yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengna
melakukan observasi, tes dan wawancara. Berikut ini kesimpulan yang
didapatkan oleh peneliti:
1. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi pada saat
menyelesaikan permasalahan pada topik konversi satuan panjang dan
satuan waktu antara lain:
a. Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok atas, yakni subjek
dengan kode A, melakukan jenis kesalahan yaitu kesalahan
membaca dengan persentase 20% dari semua jenis kesalahan.
Sedangkan subjek dengan kode G melakukan jenis kesalahan antara
lain: kesalahan membaca, kesalahan memahami dan kesalahan
dalam keterampilan proses dengan persentase 60% dari semua jenis
kesalahan.
b. Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok sedang, yakni
subjek D melakukan jenis kesalahan antara lain: kesalahan
membaca, kesalahan memahami, kesalahan pada keterampilan
proses dan kesalahan pada notasi dengan persentase 80% dari semua
jenis kesalahan. Sedangkan subjek dengan kode J melakukan jenis
kesalahan antara lain: kesalahan memahami dan kesalahan dalam
mentransformasi dengan persentase 40% dari semua jenis kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
c. Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah, yakni
subjek dengan kode F melakukan jenis kesalahan antara lain:
kesalahan membaca, kesalahan memahami, kesalahan dalam
mentransformasi, kesalahan dalam keterampilan proses dan
kesalahan pada notasi dengan persentase 100% dari semua jenis
kesalahan.Sedangkan subjek dengan kode L melakukan jenis
kesalahan antara lain: kesalahan membaca, kesalahan memahami
dan kesalahan dalam mentransformasi dengan persentase 60% dari
semua jenis kesalahan.
2. Hasil analisis tes tertulis dan wawancara dapat disimpulkan faktor-faktor
penyebab mahasiswa Mappi melakukan kesalahan yaitu:
a. Mahasiswa belum memahami maksud dari soal yang diberikan.
b. Mahasiswa masih memiliki kesulitan dalam bahasa, hal ini
dikarenakan kata-kata yang sering digunakan seperti “dipotong”,
“ditambahkan” masih tidak dipahami dengan baik.
c. Mahasiswa belum memahami operasi yang tepat yang harus
digunakan dalam memecahkan permasalahan.
d. Mahasiswa cenderung melakukan kesalahan dalam menuliskan
informasi yang ada pada soal.
e. Mahasiswa keliru dalam menuliskan notasi dalam operasi bilangan
bulat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
f. Mahasiswa belum bisa melakukan interpretasi soal-soal kontekstual
ke dalam bentuk matematika.
g. Mahasiswa terburu-buru dan menyebabkan kurang teliti dalam
mengerjakan soal.
h. Mahasiswa hanya asal menjawab tanpa mengetahui apa yang
dikerjakan.
i. Mahasiswa tidak menuliskan langkah pengerjaan secara sistematis
dan cenderung menerapkan konsep yang dianggap benar sehingga
keliru dalam mengetahui hal-hal yang diketahui dan ditanyakan pada
soal.
3. Analisis pemahaman konsep mahasiswa Mappi terbagi menjadi dua
bagian sesuai dengan topik, antara lain sebagai berikut:
a. Pemahaman konsep mahasiswa Mappi pada topik konversi satuan
panjang, antara lain:
1) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok atas, yakni
subjek A sudah menguasai pemahaman konsep terkait materi
konversi satuan panjang dengan persentase 71,4% dari seluruh
indikator pemahaman konsep. Hal ini karena pemahaman konsep
yang dimiliki oleh subjek sudah memenuhi indikator pemahaman
konsep, antara lain: menyatakan ulang sebuah konsep,
mengklasifikasikan objek, menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis, menggunakan serta memilih prosedur
atau operasi tertentu dan mengaplikasikan konsep dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
pemecahan masalah. Kekeliruan yang dilakukan oleh subjek
adalah tidak teliti dalam menuliskan informasi yang diberikan
pada soal.
2) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok sedang, yakni
subjek D belum memiliki pemahaman konsep yang cukup baik
dengan persentase 0% dari seluruh indikator pemahaman konsep.
Hal ini terlihat dari belum tercapainya indikator pemahaman
konsep yang dimiliki oleh subjek. Kekeliruan yang dimiliki dari
subjek antara lain: tidak teliti dalam menuliskan kembali
informasi yang ada pada soal, kekeliruan dalam memilih operasi
yang akan digunakan dan kesulitan dalam melakukan interpretasi
pada soal-soal kontekstual.
3) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah, yakni
subjek F belum memiliki pemahaman konsep sehingga subjek F
memiliki persentase 0% dari seluruh indikator pemahaman
konsep. Hal ini berdasarkan dari belum tercapainya indikator
pemahaman konsep yang ada. Mahasiswa yang berada pada
kelompok bawah juga masih kurang memahami operasi pada
bilangan bulat dan belum bisa menginterpretasikan soal-soal ke
dalam bentuk matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
b. Pemahaman konsep mahasiswa Mappi pada topik konversi satuan
waktu, antara lain:
1) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok atas, yakni
subjek G sudah menguasai pemahaman konsep terkait materi
konversi satuan waktu dengan persentase 57,1% dari seluruh
indikator pemahaman konsep. Hal ini karena pemahaman konsep
yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi sudah memenuhi indikator
pemahaman konsep antara lain: menyatakan ulang sebuah konsep,
menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis,
menggunakan serta memilih prosedur atau operasi tertentu dan
mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah. Kekeliruan
yang terjadi hanyalah tidak teliti dalam menuliskan informasi
yang ada pada soal.
2) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok sedang, yakni
subjek J sudah memiliki pemahaman konsep yang cukup baik
dengan persentase 28,6% dari seluruh indikator pemahaman
konsep. Hal ini terlihat dari indikator tercapainya pemahaman
konsep yang dimiliki oleh subjek antara lain: menyatakan ulang
sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep dalam memecahkan
permasalahan. Kekeliruan yang dimiliki oleh subjek antara lain:
tidak teliti dalam menuliskan kembali informasi yang ada pada
soal, kekeliruan dalam memilih operasi yang akan digunakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
kesulitan dalam melakukan interpretasi pada soal-soal
kontekstual.
3) Mahasiswa yang berada pada kategori kelompok bawah, yakni
subjek L belum memiliki pemahaman konsep yang baik sehingga
subjek L memiliki persentase 0% dari seluruh indikator
pemahaman konsep. Hal ini berdasarkan dari belum tercapainya
indikator pemahaman konsep yang ada. Mahasiswa yang berada
pada kelompok bawah juga masih kurang memahami operasi
pada bilangan bulat dan belum bisa menginterpretasikan soal-soal
ke dalam bentuk matematika.
B. Saran
Penelitian ini tak terlepas dari masukan-masukan atau saran yang
dapat berguna bagi tutor, mahasiswa dan penggerak pendidikan di Universitas
Sanata Dharma. Berikut ini peneliti memaparkan saran bagi orang-orang yang
terlibat dalam kerjasama pendidikan Universitas Sanata Dharma dengan
Pemerintah Kabupaten Mappi.
1. Bagi Tutor
a. Tutor diharapkan memiliki metode dan model pembelajaran yang
tepat sehingga tidak kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran
terhadap mahasiswa Mappi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
b. Tutor diharapkan menggunakan media alat peraga dalam
penyampaian materi sehingga mahasiswa Mappi terbantu dalam
proses pembelajaran.
2. Bagi mahasiswa Mappi
a. Mahasiswa Mappi diharapkan bersungguh-sungguh dalam mengikuti
program kelas matrikulasi sehingga pembelajaran yang didapatkan
berguna untuk perkuliahan reguler.
b. Mahasiswa Mappi diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi
terhadap pendidikan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti diharapkan memiliki kesediaan waktu yang cukup
sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan selama kelas
matrikulasi untuk membantu mendidik mahasiswa Mappi dan
menganalisis jenis kesalahan serta pemahaman konsep yang diberikan.
Saran bagi peneliti berikutnya agar dapat memanfaatkan jeda waktu yang
ada untuk melakukan review ulang sehingga subjek dapat mengingat hasil
pekerjaan UAS, melakukan pengajaran guna memperdalam bahasan
peneliti terhadap pemahaman konsep mahasiswa Mappi dan dapat
memperdalam pembahasan mengenai jenis kesalahan dan pemahaman
konsep. Sehingga, mahasiswa Mappi memiliki kualitas belajar dan hasil
belajar terhadap matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. PENDIDIKAN: Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar EVALUASI PENDIDIKAN. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Clement, M.N. 1980. Analysing Children’s Error on Mathematical Task
Education Studies in Mathematika.
Danim, Sudarwan dan Khairil. 2010. PEDAGOGI, ANDRAGOGI, DAN
HEUTAGOGI. Bandung: Penerbit ALFABETA.
Darawan,I Putu Ayub. 2013. REVISI TAKSONOMI PEMBELAJARAN
BENYAMIN S BLOOM. Satya Widya. 29 (1): 33-34.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan. 2008. PAKET FASILITASI PEMBERDAYAAN
KKG/MGMP MATEMATIKA: Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran
Matematika SMP/MTs Untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Matematika.
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Dyah Budiastuti dan Agustinus Bandur. 2018. Validitas dan Reliabilitas
Penelitian dengan analisis NVIVO, SPSS, dan AMOS. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Eko, Tarsius. 2016. ANALISIS KESALAHAN SISWA MENURUT TEORI
NEWMAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA MATERI
PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PADA SISWA KELAS IX SMP N
1 BANYUBIRU. Skripsi, UKSW.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Heruman. 2017. MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH
DASAR. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Irham, Muhamad dan Novan Ardy Wiyani. 2014. PSIKOLOGI PENDIDIKAN:
Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2016. Analisis. Diperoleh 14 Februari
2019, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/analisis
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 2016. Kesalahan. Diperoleh 14 Februari
2019, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kesalahan
Karnasih, Ida. 2015. Analisis kesalahan Newman pada soal cerita matematis
(Newman’s Error Analysis In Mathematical Word Problems). Jurnal
PARADIKMA. 8(1): 37-40.
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA.
La, Cheng Fei. 2012. Behavioral Research & Teaching: University Of Oregon.
Error Analysis In Mathematics.
Marzuki, Saleh. 2010. Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan
Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyadi. 2010. DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR: DAN BIMBINGAN
TERHADAP KESULITAN BELAJAR KHUSUS. Yogyakarta: Nuha Litera.
Movshovitz-Hadar, N., Zaslavsky, O., dan Inbar, S. 1987. An Empirical
Classification Model For Errors In High School Matematics. Journal for
Research in Mathematics Education. Vol. 18 (1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Prenada Media.
Nugroho, Riant. 2008. Pendidikan Indonesia: Harapan, Visi dan
Strategi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurianti, Evi., Halini dan Romal. 2015. ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI PECAHAN BENTUK
ALJABAR DIKELAS VIII SMP. Pontianak: Program Studi Pendidikan
Matematika FKIP.
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. NTT: Nusa Indah.
Riduwan. 2009. DASAR-DASAR STATISTIKA. Bandung: Alfabeta.
Runtukahu, J. Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DASAR BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung:
Penerbit CV. Mandar Maju.
Susilowati, Puji Lestari dan Novisita Ratu. 2018. ANALISIS KESALAHAN SISWA
BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN DAN SCAFFOLDING PADA
MATERI ARITMATIKA SOSIAL. Jurnal Mosharafa. Vol.7(1): 14-15.
Suwarsono, St. 2016. PENGANTAR PENELITIAN KUALITATIF. Yogyakarta:
Pendidikan Matematika, JPMIPA-FKIP Universitas Sanata Dharma.
Suyono. 2011. BELAJAR dan PEMBELAJARAN. Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran analisis kesalahan berbahasa. Bandung:
Angkasa
Tim Matematika. 2007. Cerdas Matematika: Kelas 3 SD Semester Pertama.
Bogor: Yudhistira.
Tim Bina Matematika. 2011. Matematika: SD Kelas IV. Tim Yudhistira.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Lampiran 1.Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
Lampiran 2. Soal Tes Tertulis Materi Konversi Satuan Panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Lampiran 3. Soal Test Materi Konversi Satuan Waktu
SOAL UJIAN AKHIR MATEMATIKA DASAR MAHASISWA MAPPI
KELAS D
HARI RABU, 19 DESEMBER 2018
TUTOR: OSNI DAN YUKEMA
Soal
Selesaikan soal-soal ini dengan baik dan sertakan proses penyelesaiannya!
1. Cara membaca bilangan 72.304 adalah...
2. Lambang bilangan dari” seratus dua puluh ribu lima ratus dua puluh
satu” adalah...
3. Bilangan-bilangan di bawah ini letaknya masih acak dan tidak teratur.
Susunlah bilangan-bilangan dari terkecil ke terbesar!
“103, 108, 104, 107, 101, 110, 106, 109, 102, 105”.
4. Hitunglah dengan cara bersusun dari 125 + 25!
5. Di kolam ikan Pak Domi terdapat 243 ikan mujair dan 237 ikan Lele.
Berapa banyak ikan di kolam Pak Domi?
6. Selesaikanlah pengurangan 384 – 43 dengan cara bersusun!
7. Dalam membangun sebuah rumah, ayah membeli 486 Seng berwarna
Putih dan hijau. seng yang berwarna merah sebanyak 395 buah. Berapa
banyak seng yang berwarna hijau?
8. Satu jam sebelum pukul 07.26 adalah pukul ....
9. Pada hari Senin ayah mengajar matematika mulai pukul 11.15 Pukul
01.00 siang ayah selasai mengajar. Berapa menit ayah mengajar
matematika?
10. Dodi pergi berenang selama 2 jam. Jika ia mulai berenang pada pukul
08.00 pagi maka ia selesai berenang pada pukul ....
11. Di sebuah ruangan terdapat 4 baris kursi. Setiap baris terdiri dari 6 kursi.
Ada berapa banyak kursi di ruangan itu?
12. Nenek memiliki 18 manggis. Seluruh manggis itu dibagikan kepada 3
orang cucunya. Setiap anak mendapat bagian yang sama. Berapa banyak
manggis yang diterima setiap anak?
>>>>>>>>>>>>>>>Selama Bekerja <<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Lampiran 4. Lembar Validasi Tes Tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
Lampiran 7. Lembar Validasi Wawancara Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Tutor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
Lampiran 9. Pedoman Wawancara Tutor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
Lampiran 10.Lembar Validasi Wawancara Tutor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
Lampiran 11. Hasil Penghitungan Pengelompokkan Tes Subjek Kelas C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
Lampiran 12. Hasil Penghitungan Pengelompokkan Tes Subjek Kelas D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
Lampiran 13. Hasil Tes Subjek A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
270
Lampiran 14. Hasil Tes Subjek B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
274
Lampiran 15. Hasil Tes Subjek C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
276
Lampiran 16. Hasil Tes Subjek D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
278
Lampiran 17. Hasil Tes Subjek E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
Lampiran 18. Hasil Tes Subjek F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
Lampiran 19. Hasil Tes Subjek G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
285
Lampiran 20. Hasil Tes Subjek H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
288
Lampiran 21. Hasil Tes Subjek I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
290
Lampiran 22. Hasil Tes Subjek J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
292
Lampiran 23. Hasil Tes Subjek K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
294
Lampiran 24. Hasil Tes Subjek L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
297
Lampiran 25. Dokumentasi Kegiatan 1
Lampiran 26. Dokumentasi Kegiatan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
298
Lampiran 27. Dokumentasi Pelaksanaan Tes 1
Lampiran 28. Dokumentasi Pelaksanaan Tes 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI