repository.usd.ac.idrepository.usd.ac.id/9607/1/131134025_full.pdf · i pengembangan modul...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III
HUMANIS SEKOLAH DASAR BERBASIS PENDIDIKAN
EMASIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Irina Susilaningrum
NIM : 131134025
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan berkat dan
karuniaNya.
Almamater Universitas Sanata Dharma
Kedua orangtuaku tersayang, Bambang Dira Susila dan Chistina Poniyem
yang selalu memberikan doa, dukungan serta kasih sayang.
Adik saya Yosafat Novianto yang selalu mendampingi dan membantu.
Keluarga besar saya yang selalu memotivasi dan memberi doa.
Sahabat saya Selviana Desi Ambarwati teman seperjuangan skripsi yang
selalu memberi dukungan dan semangat.
Keluarga Besar SD Joannes Bosco Yogyakarta yang telah membantu
terselenggaranya penelitian.
Sahabat-sahabat saya Dhimas K, There, Hesti, Siska, Gema, Ambrosisus
Cahya yang telah memberi dukungan dan memotivasi.
Sahabat-sahabat sepayung Emansipatoris yang selalu memberi dukungan
dan memotivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia
yang memelihara kamu.
1 Petrus 5:7
Ketika anda sudah bisa menertawakan diri sendiri, itu
artinya anda sudah mampu belajar dari diri sendiri.
Irina. S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III
HUMANIS SEKOLAH DASAR BERBASIS PENDIDIKAN
EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN PEDULI LINGKUNGAN
Irina Susilaningrum
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru dan peserta didik pada modul
pembelajaran IPA untuk peserta didik kelas III di SD Joannes Bosco Yogyakarta.
Peneliti melakukan observasi, wawancara dan penyebaran angket untuk
menganalisis kebutuhan tersebut. Penelitian ini menghasilkan suatu produk
berupa modul IPA berbasis Pendidikan Emansipatoris untuk menanamkan sikap
peduli lingkungan. Modul pembelajaran IPA ini diimplementasikan di kelas III
Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta dengan jumlah responden 25 peserta
didik. Jenis penelitian ini adalah Material Development yang menggunakan
prosedur pengembangan Tomlinson yang terdiri dari 5 langkah yaitu analisis
kebutuhan, desain, revisi, implementasi dan evaluasi.
Hasil penelitian berdasarkan penilaian modul oleh kedua ahli dan guru
kelas III SD Joannes Bosco Yogyakarta dari keseluruhan diperoleh rata-rata skor
3,4 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian, modul yang dikembangkan
berbasis Pendidikan Emansipatoris yang di dalamnya memuat Paradigma
Pendidikan Dominikan (PPD) dapat dikatakan sangat baik untuk digunakan
sebagai bahan ajar peserta didik kelas III Sekolah Dasar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama implementasi modul
pembelajaran IPA di SD Joannes Bosco Yogyakarta, terlihat bahwa peserta didik
terdorong untuk peduli terhadap lingkungan dilihat saat kegiatan berlangsung.
Wawancara setelah implementasi dilakukan kepada tiga peserta didik untuk
mengetahui pendapat sebagai bahan evaluasi setelah implementasi modul. Dari
hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa peserta didik mampu memahami
modul dengan baik serta akan memiliki sikap peduli lingkungan setelah belajar
menggunakan modul pembelajaran IPA.
Kata kunci: pengembangan modul, Pendidikan Emansipatoris, Peduli
Lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
SCIENCE LEARNING MODULE DEVELOPMENT FOR EMANCIPATORY
BASED OF THIRD GRADE HUMANIS ELEMENTARY SCHOOL TO
RAISE EVIRONMENT AWARENESS
Irina Susilaningrum
Sanata Dharma University
2017
This research was triggered by the teachers and students’ need for science
learning module for third grade students in Johanes Bosco Yogyakarta
Elementary School. The researcher conducted observation, interview, and
questionnaire distribution to analyze the needs. The research produced a product
in a form of Emancipatory based science module to raise environment awareness.
This science learning module was implemented in “Humanis” third grade of
Johanes Bosco Yogyakarta Elementary School with 25 student respondents.
Material Development was used in this research with Tomlinson development
procedure and it consisted of 5 steps, namely, need analysis, design, revision,
implementation, and evaluation.
The research result was based on product assessment by the two experts
and teachers of third grade Johanes Bosco Yogyakarta Elementary School. From
the whole assessment, the average score was 3,4 which was categorized “ very
good”. Therefore, the developing module was very well to be used as learning
material for third grade elementary school students.
According to the observation result in the implementation of science
module in Johanes Bosco Yogyakarta Elementary School, it was seen that the
students, during the activity, were motivated to be aware of environment. The
interview with 3 students was done after the implementation to ask students’
opinion to evaluate the implemented module. According to the interview result, it
was concluded that the students can understand the module well and they were
motivated to raise awareness with the environment after having learned with
science module learning application.
Keywords: module development, Emancipatory Learning, Environment
Awareness.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karuniaNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III
HUMANIS SEKOLAH DASAR BERBASIS PENDIDIKAN
EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan,
bimbingan, dukungan dan doa kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd. selaku Ketua Prodi Program Studi
PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Prodi
Program Studi PGSD.
4. Eny Winarti, S.Pd, M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik serta kesabaran
untuk membimbing peneliti selama menyusun skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Wahyu Wido Sari, S.Si, M.Biotech. selaku dosen pembimbing II yang
telah bersedia memberikan waktu, tenaga, pikiran, saran, kritik serta
kesabaran untuk membimbing peneliti selama menyusun skripsi ini.
6. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan masukan dan saran.
7. T.Tri Indartanta, S.Pd. selaku Kepala Sekolah Dasar Joannes Bosco
Yogyakarta, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
8. Petrus FajarYuniantoro, S.Pd. selaku guru kelas III Humanis SD Joannes
Bosco yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melaksanakan
penelitian dari tahap awal hingga akhir.
9. Peserta didik kelas III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta 2016/2017
yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.
10. Segenap staf dan karyawan PGSD yang telah memberi bantuan dan
dukungan.
11. Kedua orang tua, Bambang Dira Susila, S.Pd. dan Chistina Poniyem, S.Pd.
yang selalu mendukung dalam segala hal, motivasi,doa, bimbingan serta
kasih sayang.
12. Keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan selama
penulisan skripsi ini.
13. Seluruh sahabat-sahabat dan semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan
satu per satu yang selalu memotivasi dan mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTO ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2 Batasan Masalah................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 5
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................... 6
1.6 Spesifikasi Produk ................................................................ 6
1.7 Definisi Operasional ............................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka ...................................................................... 8
2.1.1 Pembelajaran IPA ....................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.2 Karakter Peduli Lingkungan ....................................... 10
2.1.3 Karakteristik Peserta Didik Kelas III SD .................... 16
2.1.4 Pendidikan Emansipatoris ........................................... 19
2.1.5 Kurikulum 2013 dan PPD ........................................... 23
2.1.6 Pengembangan Bahan Ajar Modul IPA ...................... 26
2.2 Penelitian yang Relevan ....................................................... 28
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................ 31
2.4 Pertanyaan Penelitian .......................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 34
3.2 Setting Penelitian .................................................................. 36
3.3 Prosedur Pengembangan ...................................................... 36
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................... 40
3.5 Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 41
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan ........................................... 56
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 94
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran ....................................... 94
Daftar Referensi .............................................................................................. 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian.............................................. 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi angket analisis kebutuhan peserta didik ........................... 42
Tabel 3.4Angket tentang analisis kebutuhan peserta didik .............................. 43
Tabel 3.5 Kisi – Kisi Angket Penilaian Modul oleh para Ahli ........................ 45
Tabel 3.6 Contoh Instrumen Angket Penilaian Modul Pembelajaran IPA SD 48
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Insrtumen Wawancara Kepala Sekolah ............................ 52
Tabel 3.8 Instrumen Pertanyaan Wawancara kepada Kepala Sekolah ............ 52
Tabel 3. 9 Kisi-kisi Instrumen Wawancara kepada Guru Kelas ...................... 53
Tabel 3.10 Instrumen Pertanyaan Wawancara kepada Guru Kelas ................. 53
Tabel 3.11 Kisi-Kisi Instrumen Pertanyaan Wawancara Kelayakan Modul ... 53
Tabel 3.12 Instrumen Pertanyaan Wawancara Kualitas Modul ....................... 54
Tabel 3.13Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif .......................................... 55
Tabel 4.1 Hasil Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik ............................. 57
Tabel 4.2 Kompetensi Inti ................................................................................ 62
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator...................................................... 63
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Para Ahli IPA .......................................................... 73
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Para Ahli PPD ......................................................... 76
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Guru Kelas III ......................................................... 79
Tabel 4.7 Hasil Rekap Penilaian Para Ahli ...................................................... 82
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Penilaian dari Ketiga Penilai ............................. 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tahap Perkembangan Kogniitif Piaget ........................................ 18
Gambar 4.1 Modul Pembelajaran Prinsip 1 .................................................... 67
Gambar 4.2 Modul Pembelajaran Prinsip 2 .................................................... 67
Gambar 4.3 Modul Pembelajaran Prinsip 3 .................................................... 68
Gambar 4.4 Modul Pembelajaran Prinsip 4 ..................................................... 68
Gambar 4.5 Modul Pembelajaran Prinsip 5 .................................................... 69
Gambar 4.6 Modul Pembelajaran Prinsip 6 .................................................... 69
Gambar 4.7 Modul Pembelajaran Prinsip 7 .................................................... 70
Gambar 4.8 Modul Pembelajaran Prinsip 8 .................................................... 70
Gambar 4.9 Modul Pembelajaran Prinsip 9 .................................................... 71
Gambar 4.10 Modul Sebelum Revisi (yang pertama) ..................................... 83
Gambar 4.11 Modul Sesudah Revisi (yang pertama) ..................................... 83
Gambar 4.12 Modul Sebelum Revisi (yang kedua) ........................................ 84
Gambar 4.13 Modul Sesudah Revisi (yang kedua) .......................................... 84
Gambar 4.14 Modul Sebelum Revisi (yang ketiga) ......................................... 85
Gambar 4.15 Modul Sesudah Revisi (yang ketiga) ......................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya ..................... 31
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan menurut Tomlinson ................................ 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Angket Analisis Kebutuhan ......................................... 100
Lampiran 2 Lembar Transkrip Wawancara .................................................. 102
Lampiran 3 Lembar Silabus Pembelajaran ................................................... 107
Lampiran 4 Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 137
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian.................................................................. 165
Lampiran 6 Surat Setelah Penelitian ............................................................ 166
Lampiran 7 Foto Kegiatan Pembelajaran ..................................................... 167
Lampiran 8 Modul Pembelajaran IPA (dicetak terpisah)
CURRUCULUM VITAE .................................................................................. 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini diuraikan tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang
diharapkan dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang
Pendidikan secara langsung maupun tidak langsung membawa suatu
perubahan ke arah kemajuan bagi suatu Negara (Isjoni,2008:78). Pendidikan
membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Pendidikan memberikan
kesempatan untuk berkembang secara maksimal dengan ilmu yang telah
dipelajari. Pendidikan memiliki tujuan sebagai proses pembelajaran untuk
mencapai suatu hasil yang dapat dikembangkan oleh setiap manusia. Hasil proses
pendidikan akan memungkinkan seseorang dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya (Hamzah:2013). Peserta didik memiliki sejumlah pengetahuan dalam
dirinya. Menurut Freire pengetahuan memiliki sisi transformatife, semakin anda
tahu semakin anda mengalami perubahan. Kesadaran merupakan syarat sebagai
pemerolehan pengetahuan. Kesadaran erat kaitannya dengan keterlibatan manusia
dengan dunia. Kondisi yang terjadi saat ini, peserta didik mengalami tingkat
kesadaran yang rendah terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Para pendidik
perlu mengatur strategi yang tepat dalam proses pembelajaran sesuai kebutuhan
peserta didiknya. Oleh karena itu pendidikan sangat penting ditanamkan kepada
peserta didik sejak dini untuk menghadapi permasalahan yang menekan tanah air
Indonesia. Salah satunya adalah kondisi lingkungan yang ada di sekitar.
Dewasa ini masalah lingkungan terus menjadi agenda pembicaraan Negara.
Lingkungan yang selayaknya menjadi tempat yang nyaman dan banyak
bermanfaat bagi kehidupan manusia namun saat ini justru memiliki kondisi yang
memprihatinkan. Banyak penelitian membuktikan tentang kerusakan lingkungan
dan pencemaran lingkungan (Hamzah:2013). Dalam Ensiklik Laudato Si
menjelaskan keprihatinan tentang kerusakan ekologi yang terjadi di alam ini.
Seperti polusi dan perubahan iklim, permasalahan air, hilangnya keanekaragaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
hayati serta penurunan kualitas hidup manusia. Manusia memiliki hubungan erat
terhadap lingkungan karena kebutuhan manusia telah tersedia di alam. Dengan
adanya interaksi ini maka kondisi lingkungan juga akan dipengaruhi oleh perilaku
manusia. Permasalahan lingkungan pada saat ini erat kaitannya dengan kesadaran
manusia yang peduli atau tidaknya terhadap lingkungan sekitar. Kepedulian
merupakan salah satu aspek sikap yang dapat digunakan sebagai upaya menjaga
lingkungan hidup. Kondisi peserta didik saat ini sangat memprihatinkan, dilihat
dari sikap mereka yang kurang peduli terhadap lingkungan. Ironisnya hal tersebut
kini terjadi pada peserta didik di Sekolah Dasar, mereka jarang melakukan piket
kelas, kerja bakti di lingkungan sekolah dan aksi menanam pohon di lingkungan
hal ini diketahui dari sumber observasi yang dilakukan. Hal seperti ini tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Pendidikan bagi sumber daya manusia sangat
mempengaruhi dan erat kaitannya dengan upaya-upaya dalam pelestarian
lingkungan yang memang penting untuk diberdayakan.
Salah satu sarana pendidikan yang dapat diterapkan untuk peserta didik
Sekolah Dasar dalam menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan secara
efektif yaitu dengan mempelajari pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
Pembelajaran IPA dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lainnya untuk
menambah wawasan peserta didik tentang pengelolaan dan pelestarian lingkungan
hidup. IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk
memahami berbagai keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Untuk itu
diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta
menghubungkan keanekaragaman hayati yang satu dengan keanekaragaman
hayati yang lainnya sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang
yang baru tentang objek yang diamatinya (Hendro, 1991:5). Dalam pembelajaran
IPA dapat menanamkan nilai-nilai mencintai lingkungan hidup. Pada umumnya
manusia mempunyai pengetahuan yang dapat dikembangkan. Diharapkan dengan
mengambil topik tentang keanekaragaman hayati serta perkembangbiakan
tumbuhan, perilaku yang ditunjukkan peserta didik merupakan perilaku yang
mencerminkan sikap ramah lingkungan serta mampu mempertahankan
keanekaragaman hayati yang dapat mendukung kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Untuk meningkatkan pendidikan yang bermutu maka perlu pengembangan
bahan ajar dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat mengusung konsep
pembelajaran mengenai pelestarian keanekaragaman hayati dengan subtema
perkembangbiakan tumbuhan. Dampak perkembangbiakan tumbuhan akan
mempengaruhi keseimbangan ekosistem serta menciptakan lingkungan yang
sehat. Melalui proses pembelajaran maka dapat ditransformasikan sikap-sikap
peduli kepada peserta didik terhadap lingkungan di sekitarnya.
Dewasa ini para pendidik lemah dalam proses pembelajaran untuk
menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan. Selama ini pendidik hanya
berfokus pada pemerolehan nilai yang tinggi. Pembelajaran yang terjadi sering
pasif serta kurang meningkatkan keaktifan peserta didik. Oleh karena itu
pembelajaran perlu adanya tantangan yang merangsang daya cipta menemukan
serta mengesankan. Mengajak peserta didik untuk melakukan suatu aksi nyata
sebagai wujud dan hasil dari proses belajar.
Peneliti memberikan angket untuk mengetahui kebutuhan peserta didik dalam
proses pembuatan modul pembelajaran yang berisi tentang sikap peduli terhadap
lingkungan melalui pelajaran IPA yang terintegrasi dalam tematik. Hasil angket
25 siswa dari kelas III Humanis di SD Joannes Bosco Yogyakarta menujukkan
bahwa aspek sosial, ekonomi dan akademik peserta didik masih perlu ditanamkan
lagi sikap peduli tentang lingkungan yang ada di sekitarnya. Berdasarkan hasil
wawancara Kepala Sekolah dan Guru kelas III Humanis peserta didik tidak
mempunyai kegiatan khusus dalam aksi kegiatan lingkungan. Mereka datang ke
sekolah hanya sekedar belajar menimba ilmu di dalam kelas ataupun di luar kelas
tanpa memperdulikan terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
Dilihat dari hasil observasi di SD Joannes Bosco di atas merupakan salah satu
yang dibutuhkan saat ini maka, pendidik berupaya menciptakan pembelajaran
yang aktif dan transformatife. Banyak pendekatan yang dapat dilakukan dalam
upaya mengoptimalkan tingkat kepedulian peserta didik yaitu salah satunya
dengan Pendidikan Emansipatoris, yang di dalamnya dapat dikolaborasikan
dengan aksi nyata para peserta didik dalam berkegiatan di lingkungan sekitar.
Emansipatoris merupakan pendidikan yang bersifat mengembangkan pemahaman
dan pengalaman peserta didik tentang realitas, kesadaran kritis, kesadaran politis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pemberdayaan, dan berlangsungnya dialog murni (Nouri dan Sajjadi, 2014).
Dalam Pendidikan Emansipatoris , baik pendidik maupun peserta didik keduanya
adalah pembelajar.
Peneliti menggunakan Pendidikan Emanispatoris sebagai salah satu upaya
untuk menanamkan sikap peduli kepada peserta didik terhadap lingkungan hidup.
Dengan pendidikan ini mampu membuat peserta didik menemukan sendiri serta
belajar melalui proses pembelajaran yang kreatif. Peserta didik akan memperoleh
pengetahuan melalui suatu aksi dalam proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran
yang berbasis Emansipatoris meningkatkan relasi antar peserta didik, menghargai
pendapat orang lain, mencintai lingkungan dan mengetahui berbagai
permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Oleh karena itu proses belajar
mengajar perlu dikembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran serta
tindakan peserta didik terhadap lingkungannya. Peneliti akan membuat modul
pembelajaran IPA sebagai bahan ajar untuk peserta didik kelas III Humanis.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul: “PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA KELAS III
HUMANIS SEKOLAH DASAR BERBASIS PENDIDIKAN
EMANSIPATORIS UNTUK MENANAMKAN SIKAP PEDULI
LINGKUNGAN”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.2 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian dapat dilakukan secara terarah
dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini
peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:
1.2.1 Sekolah yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah SD Joannes
Bosco Yogyakarta, khususnya di kelas III Humanis.
1.2.2 Aspek yang diamati yaitu sikap kepedulian terhadap lingkungan sekitar
dengan menggunakan tema pembelajaran “Keanekaragaman Hayati”.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka peneliti dapat merumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran IPA SD untuk
menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar di kelas III SD
Joannes Bosco Yogyakarta melalui implementasi Pendidikan
Emansipatoris?
1.3.2 Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA SD untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan sekitar di kelas III SD Joannes
Bosco Yogyakarta melalui implementasi Pendidikan Emansipatoris?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Untuk mengetahui cara mengembangkan modul pembelajaran IPA SD
untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar di kelas III
SD Joannes Bosco Yogyakarta melalui implementasi Pendidikan
Emansipatoris.
1.4.2 Untuk mengetahui kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA SD
untuk menanamkan sikap peduli lingkungan sekitar di kelas III SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Joannes Bosco Yogyakarta melalui implementasi Pendidikan
Emansipatoris.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
Manfaat Teoritis
1.5.1 Memperkaya pengetahuan yang berhubungan dengan peduli terhadap
lingkungan dari peserta didik dalam proses pembelajaran melalui
Pendidikan Emansipatoris.
1.5.2 Mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan Pendidikan
Emansipatoris.
Manfaat Praktis
1.5.3 Bagi Pendidik
Pendidikan Emansipatoris dapat menjadi salah satu alternatif dalam
menumbuhkan kesadaran dan aksi dari peserta didik dalam pembelajaran.
1.5.4 Bagi sekolah
Memberikan informasi tentang keberhasilan seorang pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran dengan menerapkan Pendidikan
Emansipatoris.
1.5.5 Bagi peneliti
Menjadi salah satu sumber referensi bagi peneliti dan menambah wawasan
dalam penerapan Pendidikan Emansipatoris.
1.6 Spesifikasi Modul yang Diharapkan
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini yaitu modul
pembelajaran berbasis IPA. Modul pembelajaran ini mengangkat
pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013. Modul ini bertemakan
keanekaragaman hayati yang dikembangkan berdasarkan prinsip dari
Tomlinson. Modul ini berbasis Pendidikan Emansipatoris yang di dalamnya
terdapat aspek humanisasi, penyadaran kritis dan mempertanyakan sistim
berupa dialog. Langkah pembelajaran berdasarkan PPD yang di dalamnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
memuat pendekatan saintifik. Modul pembelajaran ini akan dikembangkan
menjadi pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar pada pembelajaran
berbasis IPA yang diintegrasikan dengan beberapa mata pelajaran untuk kelas
III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta menggunakan Pendidikan
Emansipatoris.
1.7 Definisi Operasional
1.7.1 Modul pembelajaran adalah sejenis satuan kegiatan belajar terencana, di
desain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul
adalah semacam paket program untuk keperluan belajar mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1.7.2 Pendidikan Emansipatoris adalah pendidikan yang mengembangkan
pemahaman dan pengalaman peserta didik tentang realitas, kesadaran
emansipatoris, kesadaran politis, pemberdayaan, dan berlangsungnya
dialog murni.
1.7.3 Kepedulian yaitu berhubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan
manusia.
1.7.4 Paradigma Pendidikan Dominikan (PPD) merupakan paradigma yang
digunakan dalam suatu pendidikan yang diciptakan oleh Dominikus.
Tahap-tahap PPD terdiri dari Learning, Contemplating, Actuating, Sharing
dan Reflecting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini akan menguraikan empat bagian yaitu kajian pustaka, penelitian
yang relevan, dan kerangka berpikir. Kajian pustaka akan membahas tentang
beberapa topik yang berkaitan dengan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pembelajaran IPA
2.1.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa
Inggris yaitu natural science, artinya ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Berhubungan dengan alam atau bersangkutan dengan alam. Jadi ilmu pengetahuan
alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam (Samatowa:2016). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun
secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (dalam
Winataputra:1992). Dengan melalui IPA peserta didik mampu memahami
berbagai gejala alam serta lingkungan hidup yang ada di sekitarnya.
Model belajar berbasis IPA juga dikaitkan dengan kebutuhan peserta
didik, tidak hanya sebatas pengamatan dan teori. Pendekatan belajar mengajar
yang paling cocok dan paling efektif untuk dapat menjawab tantangan dan sesuai
dengan situasi belajar peserta didik dalam kehidupan nyata di masyarakat yaitu
pembelajaran melalui pengalaman langsung (learning by doing). Peserta didik
akan mampu mengikuti dan mengembangkan konsep tertentu jika pembelajaran di
dalamnya di susun secara sistematis dan bersifat hirarkis untuk mencapai
pengembangan kognitif.
2.1.1.2 Tujuan pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sebuah alat sebagai penunjang
pendidikan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dalam sebuah
kurikulum. Oleh karena itu pembelajaran IPA mempunyai tujuan-tujuan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berikut (1) memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang dunia tempat
hidup dan bagaimana bersikap. (2) menanamkan sikap hidup ilmiah. (3)
memberikan ketrampilan untuk melakukan pengamatan. (4) mendidik peserta
didik untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan
penemunya. (5) menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam
memecahkan masalah Laksmi ( dalam Trianto 2013:142).
Dengan demikian pembelajaran IPA memang sangat dibutuhkan dalam
proses pemerolehan pengetahuan peserta didik tentang ruang lingkup di
sekitarnya. Belajar IPA tidaklah sulit, sebab pembelajaran IPA dapat dilakukan di
lingkungan sekitar. Melalui belajar IPA peserta didik mendapatkan banyak
pengalaman serta manfaat yang banyak bagi dirinya dan lingkungan.
2.1.1.3 IPA untuk Sekolah Dasar
IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat
pendidikan IPA sangat penting bagi peserta didik. Ada beberapa alasan mengapa
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dimasukkan ke dalam kurikulum
sekolah. Alasan tersebut yaitu bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa dalam
menggenapi pengetahuan tentang teknologi pembangunan. Selain itu IPA
merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik mampu
berpikir realistis. Pembelajaran IPA juga tidak bersifat hafalan belaka, tetapi
dikemas dalam suatu pembelajaran yang menarik seperti percobaan, pengamatan
dan praktikum (Samatowa: 2016).
Ketrampilan proses IPA didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam Carin,
1993:5) antara lain mengamati, mencoba memahami apa yang diamati,
mempergunakan pengalaman baru untuk meramalkan apa yang terjadi, menguji
ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut
benar.
Jadi, pembelajaran IPA mengandung suatu permasalahan yang nantinya
dapat dipecahkan dan dikembangkan oleh peserta didik. Dalam pembelajaran IPA
peserta didik tidak boleh bersikap apa adanya, tetapi dapat memodifikasi melalui
model serta penemuan yang didapatkan dari lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.1.1.4 Memberdayakan Peserta Didik melalui Pembelajaran IPA
Dalam pebelajaran IPA, pada saat ini lebih ditekankan pada peserta didik
dibandingkan kepada gurunya. Pembelajaran IPA di dalam kelas dipandang
sebagai suatu proses yang aktif dan sangat dipengaruhi oleh keingintahuan tentang
apa yang akan dipelajari siswa. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA yaitu
peserta didik mampu menyadari keterbatasan yang dimilikinya, peserta didik
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam mencari tahu berbagai pengetahuan
yang baru, dan peserta didik mampu mengaplikasikannya ke dalam kehidupan
mereka sehari-hari (Samatowa :2016). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pembelajaran IPA yaitu pendidik perlu memahami kondisi peserta didik
dalam memulai kegiatan pembelajarannya. Selain itu aktivitas yang dialami oleh
peserta didik harus melalui kegiatan yang nyata terutama dalam hal alam. Dalam
proses pembelajaran IPA juga melibatkan peserta didik untuk bertanya dalam
suatu diskusi bersama. Peserta didik dapat saling memberikan tanggapan dalam
berbagai permasalahan. Kemudian dalam proses pembelajaran IPA harus
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah (Samatowa:2016).
2.1.2 Karakter Peduli Lingkungan
2.1.2.1 Pendidikan Karakter
Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Erni:2015) menyatakan bahwa
karakter sama dengan watak. Karakter atau watak adalah paduan dariada segala
tabiat manusia bersifat tetap, sehingga menjadi tanda yang khusus untuk
membedakan orang yang satu dengan yang lain. Driyarkara (2006:488-494)
menyamakan karakter dengan budi pekerti. Menurut Driyarkara, seseorang
disebut mempunyai budi pekerti atau karakter bila mempunyai kebiasaan
menjalankan dorongan yang baik. Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa karakter mengandung nilai-nilai dan sikap yang menujukkan
sebuah kebaikan. Karakter akan mempengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan
cara pandang seseorang yang akan menjadi tabiat hidupnya. Dengan kata lain
sikap hidup baik tersebut, akan menjadi kebiasaan baik dalam hidupnya. Orang
dapat dikatakan berkarakter jika mampu menghargai sesama manusia, mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
bersikap dalam mengahadapi orang lain, berpikir secara positif dan menghargai
pribadi orang lain.
Sedangkan pendidikan karakter berarti pendidikan yang memiliki tujuan
untuk membantu peserta didik untuk memperoleh dan mengalami serta memiliki
karakter yang kuat di dalam dirinya. Pendidikan karakter dengan keyakinan
bahwa karakter manusia itu dapat diubah serta dikembangkan (Erni:2015). Tugas
pendidikan adalah mengembangkan karakter peserta didik yang sudah baik
supaya tidak hilang dan membiasakan karakter yang tidak baik dapat diubah
menjadi karakter yang berbudi pekerti. Maka pendidik perlu mengenal keadaan
awal peserta didik dalam hal memperdalam karakternya, sehingga dapat
mengupayakan perkembangan karakter peserta didik dalam dirinya. Nilai karakter
yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan kondisi peserta didik dengan
menggunakan model pendekatan yang mendukung. Kondisi saat ini sesuai dengan
permasalahan karakter yang perlu dikembangkan yaitu sikap peduli lingkungan.
2.1.2.2 Hakikat Kepedulian
Kepedulian dapat ditujukkan terhadap sesama dan terhadap alam
sekitarnya. Kepedulian terhadap sesama adalah perhatian yang diberikan kepada
orang lain yang ada pada lingkungan sekitar (Barus: 2011). Sedangkan menurut
Muhammad (2014:77) menyatakan bahwa kepedulian adalah merasakan
kekhawatiran tentang orang lain atau sesuatu. Oleh karena itu kepedulian
merupakan suatu rasa yang mewujudkan perhatian terhadap orang lain ataupun
sesuatu yang ada di sekitar manusia.
Dalam penelitian ini kepedulian dilihat dari segi perhatian dan tindakan
yang diberikan kepada alam serta lingkungan sekitar. Memiliki kepedulian dan
perasaan khawatir terhadap perubahan lingkungan serta terdapat aksi untuk
menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Terdapat tingkatan dalam
menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan hidup, yang pertama mengalami
peduli yang artinya manusia perlu benar-benar mengalami situasi tentang
lingkungan secara faktual. Kedua, berlatih peduli yaitu manusia perlu melatih diri
agar mampu peduli dengan kondisi lingkungan hidup yang banyak memberikan
manfaat dalam hidup. Ketiga, memulai dan mempertahankan hubungan peduli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan cara melakukan sebuah aksi tindakan secara nyata wujud dari kepedulian
yang dimiliki. Keempat, terus peduli, berefleksi dan perbaikan perlu dibangun
supaya manusia tetap selalu berpegang dengan sikap peduli dan selalu
memperbaiki kondisi lingkungan hidup agar tetap nyaman serta lestari.
Adapun sikap kepedulian memiliki karakteristik secara umum, sebagai
berikut (1) berupaya untuk menjaga kebaikan bersama orang lain. (2) memiliki
jiwa yang penuh kasih dan peduli. (3) mengekspresikan rasa syukur. (4) memberi
maaf dan memaafkan orang lain. (5) membantu orang yang membutuhkan
(Muhammad :2014). Berdasarkan uraian di atas maka beberapa karakteristik
kepedulian dapat diterapkan oleh peserta didik kepada lingkungan hidup yang ada
di sekitarnya. Peserta didik dapat berupaya untuk menjaga lingkungan yang ada di
sekitarnya supaya tetap bersih dan nyaman. Kemudian peserta didik memiliki jiwa
yang penuh kasih serta peduli terhadap kondisi lingkungan hidup, sehingga dapat
menjaga dan melestarikannya.
2.1.2.3 Pengertian Sikap Peduli Lingkungan
Dalam hakikat sikap peduli lingkungan, beberapa ahli menyoroti tentang
beberapa hal yang pertama adalah sikap (attitude). Saefuddin (2002: 5)
menjelaskan sikap merupakan suatu respon mengenai kondisi peserta didik yang
memiliki stimulus sosial yang telah terkondisikan. Peserta didik akan memberikan
respon dengan berbagai stimulus yang telah mereka terima. Respon yang mereka
berikan merupakan suatu wujud kesiapan mereka. Dengan melihat berbagai
respon yang timbul maka sikap seseorang pun dapat diketahui. Sikap yang sering
dilakukan maka akan membentuk pola tingkah laku peserta didik dalam
pembentukan karakter. Kedua, yaitu tentang fase sikap peduli lingkungan yaitu
hakikat peduli. Selain peduli juga menyoroti tentang lingkungan. Menurut
(Suprihadi : 1984) sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia pada
umumnya di sebut lingkungan hidup. Lingkungan hidup merupakan sesuatu yang
ada di sekitar kita, yang memberikan tempat dan segala sesuatu yang dibutuhkan
oleh manusia. Odum (Masruri, dkk: 2002) menyatakan bahwa lingkungan hidup
merupakan kesatuan ruang dengan semua keadaannya seperti benda, daya, dan
makhluk hidup, yang mempengaruhi segala kehidupan. Berdasarkan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pendapat dari para ahli di atas maka lingkungan merupakan suatu tempat yang
digunakan untuk hidup dan berinteraksinya makhluk hidup.
Dalam konteks ini maka sikap peduli dan lingkungan dapat dipadukan
yang memiliki arti bahwa segala sesuatunya wajib dijaga. Menurut Erni (2013:37)
peduli lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Peduli lingkungan merupakan
salah satu upaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan sekitarnya.
Tindakan yang harus dijaga dalam merawat lingkungan hidup. Untuk
mengembangkan hal tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang terjadi (Narwati:2011). Oleh karena itu upaya yang perlu
direalisasikan tumbuh berawal dari diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang
sederhana seperti menanam pohon, merawat tanaman, tidak membuang sampah
sembarangan dan tidak menimbulkan polusi. Apabila kegiatan tersebut dilakukan
akan menghasilkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Dari beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap peduli
lingkungan sangat dibutuhkan dalam lingkungan alam yang kita miliki. Hal ini
sebagai upaya dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati yang ada
di lingkungan sekitar. Berbagai sikap dapat dilihat dari bagaimana respon masing-
masing individu melihat kondisi yang ada di sekitarnya.
2.1.2.4 Indikator Sikap Peduli Lingkungan
Berdasarkan ulasan dari sikap peduli lingkungan maka banyak sikap yang
harus dikembangkan untuk mewujudkan kepedulian peserta didik agar mampu
melestarikan dan merawat lingkungan hidup di sekitarnya. Menurut Salim
(1986:234) menyebutkan hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengupayakan
pelestarian lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Peningkatan kesehatan lingkungan yang menyangkut usaha kebersihan
selokan, tempat mandi-cuci-kakus, terpeliharanya sumur air minum.
2. Kebersihan di dalam rumah, termasuk jendela yang bisa memberi celah untuk
masuknya sinar matahari, serta kebersihan dapur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3. Usaha hemat energi seperti menghemat aliran listrik, memadamkan lampu
yang sudah tidak dipakai. Selain itu juga menghemat pemakaian air, dengan
menutup kran, jangan biarkan air mengalir/menetes terus.
4. Pemanfaatan kebun atau pekarangan dengan tumbuh-tumbuhan yang berguna,
penanaman bibit tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan.
5. Penanggulangan sampah, memanfaatkan kembali sampah organik, dan
mendaur ulang sampah anorganik.
6. Mengembangkan teknik biogas, dengan memanfaatkan sampah hewan serta
kotoran yang dapat dibuat untuk dibiogaskan sebagai sumber energi.
7. Meningkatkan ketrampilan sehingga, dapat memanfaatkan bahan yang tersedia
di alam.
Sikap peduli lingkungan ada kaitannya dengan alam sekitar, maka yang
perlu diperhatikan yaitu sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan alam
sekitar. Menurut Sedyawati (dalam Samani:2012) menjelaskan bahwa sikap dan
perilaku yang berhubungan dengan alam sekitar yaitu: bekerja keras, berpikir jauh
kedepan, menghargai kesehatan dan pengabdian.
Penelitian ini berfokus pada beberapa sikap yang dijelaskan di atas. Sikap tersebut
sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar yang memiliki hubungan dengan
proses pembelajaran IPA. Sikap-sikap tersebut dapat diimplementasikan dalam
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sehingga pendidik perlu menanamkan
sikap-sikap sebagai upaya penyadaran diri pendidik terhadap kepedulian
lingkungan hidup. Sikap-sikap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kerja Keras
Kerja keras merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh manusia. Kerja
keras membutuhkan energi yang sangat besar. Supaya kita mampu menghasilkan
pekerjaan yang sesuai dengan harapan maka kita perlu mengerahkan segala energi
yang dimiliki. Kerja keras dalam melindungi dan mengawetkan alam ini perlu
digalakkan secara sungguh-sungguh (Salim:1930).
2. Menghargai Kebersihan dan kesehatan
Menghargai kebersihan dan kesehatan pribadi merupakan tanggung jawab
masing-masing individu. Jika mampu menghargai kebersihan dan kesehatan maka
artinya mereka mampu menjaganya untuk diri sendiri, masyarakat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
lingkungan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan serta
lingkungan yang bersih yaitu menanam pohon supaya tetap rindang dan udara
tetap bersih, kemudian membuang sampah pada tempatnya sehingga lingkungan
tetap bersih (Samani dan Hariyanto:2012).
3. Bijaksana
Menurut Tabrani (2003: 114) menjelaskan jika kebijaksaan merupakan sikap
orang-orang yang menggunakan akal sehat dan pikiran dalam bertindak. Mereka
berpikir dalam melakukan segala tindakannya, oleh karena itu hal yang mereka
perbuat selalu seimbang dan proporsional dengan kenyataan yang ada. Misalnya
memiliki masalah dalam hal bagaimana cara melestarikan keanekaragaman hayati,
bisa dengan menanam pohon serta bibit baru dalam mengupayakan kelestarian
tanaman dan menjaga keanekaragaman lingkungan hidup dilakukan secara
proporsional dan bijaksana dalam segala tindakan.
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan perilaku seseorang dalam bertindak melakukan
kewajibannya sesuai dengan yang seharusnya di mana keadaan yang dikehendaki
oleh dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungan. Orang yang bertanggung jawab
akan melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan uraian indikator di atas maka dapat disimpulkan bagaimana
peserta didik dapat berkerja keras dalam mengupayakan melestarikan
keanekaragaman hayati demi menjaga keutuhan lingkungan di sekitarnya.
Kemudian juga menujukkan bagaimana menghargai kebersihan dan kesehatan di
dalam lingkungan sekitar itu sendiri dengan mewujudkan lingkungan yang sehat.
Bijaksana pula dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati dan tanggung jawab
dalam upaya perkembangbiakan tumbuhan yang ada di lingkungan hidup.
2.1.2.5 Pentingnya Sikap Peduli Lingkungan
Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup yaitu proses alam, perilaku
manusia, dan penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan. Supaya kondisi
lingkungan tetap terjaga maka manusia memiliki peran serta dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Adapun perlunya pembentukan kesadaran untuk mewujudkan sikap
peduli. Pembentukan kesadaran terhadap kondisi yang sesuai dengan fakta dan
kondisi yang ada di lingkungannya dapat ditempuh melalui pendidikan di sekolah
terutama sekolah dasar yang dapat diintegrasikan pada pelajaran IPA. Mustakin
(2011:86) menyatakan bahwa:
“Sekolah seharusnya memainkan perannya dalam membentuk kesadaran terhadap
lingkungan. Perlu ada pemebntukan karakter terhadap lingkungan pada diri
peserta didik. Karakter ini bisa dimulai dari persoalan sepele, seperti penyediaan
tempat sampah yang memadai, sampai pada perumusan action plan tentang
program-program kepedulian lingkungan. Melalui pembentukan karakter ini
diharapkan lahir generasi yang memiliki kepedulian lingkungan.”
Oleh karena itu pendidikan memang sangat berpengaruh dalam
pembentukan sikap peduli terhadap lingkungan hidup. Sikap tersebut akan
terbentuk melalui proses yang dilakukan secara terus-menerus. Hal ini sangat
penting karena kondisi pada kenyataannya lingkungan saat ini banyak yang
tercemar, banyak tempat yang tidak ditumbuhi pohon-pohon yang rindang,
membuang sampah sembarangan. Jika kerusakan seperti ini dibiarkan secara
terus-menerus maka akan menyebabkan kepunahan terhadap makhluk hidup di
bumi ini, serta rusaknya keanekaragaman hayati. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka dibutuhkan sekali sikap peduli lingkungan dan peran serta para
peserta didik untuk menghentikan segala tindakan yang dapat merusak
lingkungan. Hal ini dapat diberikan dan diinternalisasikan dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas.
2.1.3 Karakteristik Peserta didik Kelas III SD
2.1.3.1 Psikologi Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar
Dewasa ini psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar
manfaatnya bagi kehidupan manusia. Psikologi perkembangan mengkaji
perkembangan tingkah laku dan aktivitas mental manusia sepanjang rentang
kehidupannya, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia.
Salah satu tujuan dari psikologi perkembangan peserta didik yaitu
memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta
kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi para peserta didik
di mana saja dalam lingkungan sosial-budaya mana saja. (Desmita, 2012:05).
Psikologi perkembangan peserta didik juga dapat mempelajari tingkah laku
peserta didik pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
Dalam perkembangannya peserta didik mampu melakukan suatu tindakan nyata
yang dapat memberikan umpan balik pada suatu tingkah laku mereka.
Dari perkembangan peserta didik maka dapat diketahui pengetahuan
tentang perkembangannya dengan mengetahui pola normal perkembangan,
memungkinkan para pendidik untuk sebelumnya mempersiapkan peserta didik
menghadapi perubahan yang terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
Karakteristik peserta didik usia Sekolah Dasar dapat dikategorikan usia
rata-rata anak Indonesia saat memasuki Sekolah Dasar yaitu 6 tahun dan selesai
pada 12 tahun. Pembagian tahapan perkembangan peserta didik, berarti usia
sekolah berada dua masa perkembangan yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9
tahun) dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun). Kelas III SD berada pada masa
perkembangan kanak-kanak tengah. Para perserta didik usia Sekolah Dasar
memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda.
Dalam tahap ini peserta didik senang bermain, senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan secara langsung.
(Desmita, 2012:35). Oleh karena itu, pendidik hendaknya mampu
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, aktif dalam
bergerak, bekerja dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Piaget (Desmita:2012) salah seorang tokoh psikologi dari Swiss,
perkembangan peserta didik dapat diasumsikan sebagai suatu cara yang
mendeskripsikan bagaimana manusia bertindak untuk memaknai dunianya dengan
mengumpulkan dan mengorganisasi informasi. Ide-ide dasar teori Piaget yaitu
anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari
dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses
asimilasi dan akomodasi. Teori Piaget dalam penelitian ini dapat melandasi bahwa
perkembangan peserta didik itu memerlukan proses dan tahapan untuk mencapai
tindakan yang maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Skema di atas dapat menunjukkan tahap-tahap kognitif pada anak.
Teori Piaget (Desmita: 2012) dapat menujukkan klasifikasi umur pada tiap
tahapnya dan dapat diketahui komponen-komponen pencapaian anak pada setiap
tahapnya. Pada tahap peserta didik kelas III SD umumnya berusia 6 tahun,
sehingga pada teori Piaget dapat diklasifikasikan pada tahap Pra-Operasional yang
kedua dengan usia 7-11 tahun. Pada tahap ini peserta didik sudah mampu berpikir
logis sesuai dengan pengalaman yang mereka alami. Peserta didik pada tahap ini
dapat diajak kearah proses berpikir kritis untuk memperoleh pengetahuan melalui
sebuah pengalaman yang konkrit.
Tahap Sensorimotor ( Usia 0-2 tahun )
Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian
pengalaman-pengalaman sensor dengan tindakan fisik
Tahap Pra-Oprasional ( Usia 2-7 tahun)
Anak mulai mempresentasikan kata-kata dan gambar-gambar, yang
menunjukkan adanya peningkatan pemikiran.
Tahap Pra-Operasional Konkrit (Usia 7-11 tahun)
Pada tahap ini akan dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa
yang kongkrit.
Tahap Pra-Operasional Formal (Usia 11 tahun-dewasa)
Remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis dan lebih idealistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.1.4 Pendidikan Emansipatoris
2.1.4.1 Filosofi Pendidikan Emansipatoris
Pendidikan Emansipatoris merupakan model pembelajaran yang
mengarahkan peserta didik pada suatu objek yang akan dipelajari, kemudian
peserta didik memahami diri dan tindakan dalam proses belajar dengan kesadaran
reflektif (Suprijono: 2016). Dalam membatasi tentang pendidikan humanistiknya
Freire Paulo (dalam Nouri : 2014) memberikan sebuah definisi yang memuat
sebagian besar pemikirannya tentang konsep pendidikan humanis, menurutnya
pendidikan yang humanis yaitu:
1. Pendidikan yang mempertegas dan memperjelas arah pendidikan yang
membebaskan dan memerdekakan, yaitu sebuah upaya pemberdayaan
masyarakat tertindas menuju sebuah paradigma kritis dan transformative dalam
mewujudkan sebuah kebebasan sebagai hak asasi setiap manusia.
2. Pendidikan yang selalu menjadi pendamping dan pengawal segala dinamika
kehidupan. Dari definisi ini kemudian Freire menfokuskan kajiannya pada
sebuah keadaan dalam kebudayaan, pengetahuan dan kondisi suatu kelompok
masyarakat.
3. Pendidikan Emansipatoris yaitu pendidikan yang tidak saja menjalarkan
perannya sebagai proses pengalihan pengetahuan. Atau hanya sekedar proses
pengumpulan data dan informasi yang disebutkan penyimpanannya, melainkan
mengetahui peserta didik harus sebagai makhluk yang “menjadi” subjek hidup
secara aktif merasakan persoalan dan ikut terlibat dalam liku-liku kehidupan
sesuai dengan pengalaman masing-masing. Hal ini berarti peserta didik dapat
melakukan analisis dan kritis terhadap konstruksi masyarakat yang sedang
terbentuk maupun dibentuk oleh lingkungan.
2.1.4.2 Tujuan pendidikan Emansipatoris
Pendidikan Emansipatoris mempunyai gagasan bahwa pendidikan harus
berperan dalam menciptakan masyarakat yang adil dan demokratis (Nouri: 2014).
Pendidikan Emansipatoris merupakan pendidikan yang melibatkan cara berfikir
tentang negosiasi dan perubahan hubungan di dalam proses mengajar di kelas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
produksi pengetahuan, struktur kelembagaan sekolah, hubungan sosial di
masyarakat luas.
Berdasarkan tinjauan literature yang berhubungan dengan Pendidikan
Emansipatoris, tujuan utama pendidikan ini adalah humanisasi, penyadaran kritis,
dan pembentukan system pendidikan permasalahan sikap.
1. Humanisasi, pendidikan memiliki 2 karakter. Pertama, menjadi pedagogi yang
memungkinkan para peserta didik dan pendidik untuk mengembangkan
pemahaman kritis atas hubungan mereka dengan dunia. Kedua, perlu menjadi
pedagogi yang memungkinkan peserta didik dan pendidik untuk menjadi
subjek mengetahui konteks mereka dan kondisi mereka sebagai manusia
(Dharma:2016). Menurut Freire, untuk mengubah dunia menjadi lebih
manusiawi dengan melalui dialog sejati dengan kondisi seperti cinta,
kerendahan hati, kepercayaan, harapan dan berpikir kritis.
2. Penyadaran Kritis, salah satu point penting dalam karakteristik Pendidikan
Emansipatoris yaitu penyadaran. Freire mendifinisikan penyadaran sebagai
“belajar” untuk melihat sosial, politik, dan kondisi ekonomi dan mengambil
tindakan sebagai suatu realitas. Penyadaran dilakukan pada pembelajaran untuk
mempengaruhi perubahan. Menurut Freire (dalam Dharma: 2016) kesadaran
merupakan proses inti atau hakikat dari proses pendidikan kaum tertindas,
karena dengan tumbuhnya kesadaran akan menjauhkan seseorang dari Fear of
Freedom. Kesadaran adalah sebuah totalitas, penalaran, perasaan, keinginan,
kesadaran akan diri sendiri dan dunia, menangkap dunia yang menjadi
intensinya (Dharma:2016). Oleh karena itu kesadaran kritis merupakan inti dari
pendidikan humanisasi, peserta didik aktif terlibat dan melibatkan diri dengan
realitas.
3. Problem Possing Education, atau pendidikan hadap-masalah, juga signifikan
dengan asa pendidikan yang memanusiakan manusia (Suprijono: 2016). Jadi
pendidikan ini dikembangkan supaya peserta didik mampu memahami realita
kehidupan. Peserta didik dihadapkan pada sebuah permasalahan, kemudian
mereka menghadapinya dengan berdasarkan pemecahan masalah sesuai sudut
pandang masing-masing. Salah satu inti dari pendidikan hadap-masalah yaitu
dengan dialog. Pendidikan dapat dipandang sebagai proses dialog yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
merupakan fenomena manusiawi. Dialog mengasumsikan kesetaraan
antarmanusia, hubungan subjek-subjek. Dengan sebuah dialog maka terdapat
perjumpaan yang mempersatukan refleksi dan tindakan dari para perilakunya
(Dharma:2016). Oleh karena itu proses dialog sebagai dasar hubungan antara
peserta didik dengan guru untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran.
Pendidikan bukan transfer pengetahuan, tetapi perjumpaan antara peserta didik
dan guru dalam dialog sebagai proses pencarian objek dan proses mengetahui
dan berpikir.
2.1.4.3 Prinsip Pendidikan Emansipatoris
Pendidikan Emansipatoris mendukung perubahan radikal dalam hubungan
kekuasaan di dalam kelas dan menunjukkan bahwa pendidik dan peserta didik
perlu belajar satu sama lain (Nouri:2014). Pendidikan Emansipatoris memiliki
beberapa prisnsip yaitu pendidikan memperluas peserta didik melihat realitas,
pendidikan transformatife, pendidikan politik, pendidikan memberdayakan,
pendidikan didasarkan pada dialog yang benar.
Selanjutnya, pendidikan ini lebih suka melakukan dialog dan berpikir
kritis, lebih dari pengulangan dan mengajar (Nouri:2014). Peserta didik memiliki
kekuatan maksimal dan mereka diizinkan untuk masuk kedalam dunia sosial. Hal
ini juga mengundang mereka supaya dapat menghadapi tantangan untuk refleks
pada sifat sosial dari pengetahuan yang mereka dapatkan. Akhirnya mereka
mencapai tingkat untuk mampu berpikir kritis tentang apa yang ingin mereka
lakukan. Dialog juga didasarkan sebagai proses pendidikan. Dialog merupakan
inti dari proses pendidikan transformatife, radikal, kritis, pembebasan dan praksis.
Sebuah dialog dalam proses pembelajaran akan memunculkan aksi dan refleksi
yang akan menghasilkan pengetahuan. (Dharma: 2016)
2.1.4.4 Orientasi Kurikulum Pendidikan Emansipatoris
Kurikulum pada Pendidikan Emansipatoris dipahami sebagai proses
kontekstual sosial dan proses politik. Pendidikan Emansipatoris berorientasi pada
dialog bersama. Proses dialog menginspirasi karena semua partisipan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
membuat kekuatan yang kompleks di dalam sekolah, menghadapi tantangan serta
dapat menghadapinya dengan berpikir kritis.
Dalam konteks Pendidikan Emansipatoris, kurikulum yang desain dan
implementasinya melalui inateraksi dan dialog antara pendidik dan peserta didik,
disebut juga “the negotiated curriculum” (dalam Nouri: 2014). Peran pendidik
dalam konteks Pendidikan Emansipatoris adalah membantu peserta didik untuk
ikut berkontribusi dalam mengubah dunia mereka menjadi reformasi politik yang
positif dan sesuai. Pendidik dalam mengajar juga mentransformasikan nilai, serta
menerapkan demokrasi di dalam kelas. Pendidik dan peserta didik berdialog untuk
menemukan kembali sebuah makna dan mengalami sebuah perubahan. Menurut
Freire (1970a) dan Shor (1996) (dalam Nouri:2014), Pedagogi Emansipatoris
telah menunjukkan bagaimana dialog yang dapat menyediakan keuntungan bagi
peserta didik untuk praktik berpikir kritis. Shor (1992,1996) (dalam Nouri: 2014)
mengusulkan partisipasi peserta didik untuk mengontrol aktivitas pembelajaran
dan membutuhkan mereka untuk mengkritik teknik pendidikan. Freire juga
mendukung peran pendidik sebagai pemandu dan menghormati peserta didik atas
tindakan yang sesuai dengan pengetahuan yang mereka pelajari.
Penilaian juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan ini.
Dalam proses belajar mengajar juga dilakukan penilaian, fungsi utamanya adalah
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk secara kritis menganalisis dan
merefleksikan pengetahuan dan pengalaman mereka.
Oleh sebab itu Pendidikan Emansipatoris termasuk ke dalam pendidikan
Humanistik, yang mendasari adalah bahwa masalah di dunia ini khususnya dalam
konteks pendidikan lebih pada realitas yang terjadi di sekitar. Pendidikan
Emansipatoris dapat menjembatani supaya kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan hidup semakin meningkat.
2.1.4.5 Relevansi Pendidikan Emansipatoris dengan Sikap Peduli
Lingkungan
Pendidikan Emansipatoris dengan prinsipnya yang humanisasi,
penyadaran serta dialog antar pembelajar mampu menciptakan pembelajaran yang
mengajak peserta didik berpikir kritis dalam proses pencapaian pengetahuan. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang terjadi pada peserta didik kelas III Humanis SD Joannes Bosco yaitu
kurangnya kesadaran mereka terhadap kepedulian lingkungan, belum bisa
memiliki sepenuhnya apa yang mereka miliki berupa keanekaragaman yang ada di
bumi.
Upaya penanaman sikap peduli dengan lingkungan dapat di kembangkan
dengan prinsip-prinsip Pendidikan Emansipatoris. Pendidik menerapkan
humanisasi dalam proses pembelajaran karena manusia harus menjadi manusia,
menolak diperlakukan sebagai objek seperti hewan.(Freire: 50-51). Selain itu
pembelajaran juga mengarahkan peserta didik pada penyadaran kritis yang
mengarahkan peserta didik memperoleh kebebasan dalam menemukan
pengetahuan. Kesadaran merupakan elemen dari proses pemerolehan
pengetahuan. Ketiga dari prinsip Pendidikan Emansipatoris yaitu problem possing
education atau disebut pendidikan hadap masalah berupa dialog, di mana proses
pembelajaran menciptakan dialog antara pendidik dan peserta didik saling
berinteraksi. Pendidikan mempersyaratkan terjadinya proses dialog sebagai acuan
karena tanpa dialog pengetahuan dapat tertopengi dan tidak sesuai dengan
kebutuhan peserta didik. Dalam dialog menurut Freire (dalam Dharma:2016),
peserta didik dan pendidik melakukan penyelidikan, masing-masing saling belajar
dan saling mengajar menyikapi berbagai persoalan di lingkungan sekitar untuk
pencapaian pengetahuan. Dari ketiga proses tersebut mengarahkan peserta didik
melakukan aksi dan refleksi (Praksis) sebagai bagian dari proses pencapaian sikap
peduli terhadap lingkungan hidup yang ada di sekitar.
2.1.5 Kurikulum 2013 dan Paradigma Pendidikan Dominikan (PPD).
2.1.5.1 Kurikulum 2013
Menurut Bobbit (dalam Kurniasih, 2014:5) menyatakan “ kurikulum,
sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar kata Bahasa Latin Race-Source,
menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran perbuatan” dan pengalaman yang
dialami anak-anak sampai menjadi dewasa, agar kelak sukses dalam masyarakat
orang dewasa”. Sedangkan menurut Krug (dalam Kurniasih, 2014:5) menyatakan
“Kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan
tujuan yang diberikan sekolah.” Menurut beberapa pengertian di atas dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan suatu rencana pembelajaran serta
pedoman untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan cara yang digunakan
untuk berbagai program pendidikan peserta didik dapat melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga mendorong mereka berkembang dan tumbuh sesuai
dengan target pencapaian pendidikan.
Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pengembangan karakter peserta
didik. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan
berbasis karakter, dengan mengguanakan pendekatan saintifik serta konseptual
diharapkan peserta didik mampu mengembangkan pengetahuannya (Mulyasa:
2013). Dalam pengimplementasian Kurikulum 2013 ini proses pembelajaran
ditanamkan nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan sebuah pendekatan ilmiah
yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan ini menerapkan beberapa aspek seperti
mengamati, menanya, menalar, mencoba serta mengkomunikasikan. Menurut
Kemendikbud (2014:18) menjelaskan “ bahwa pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan peserta didik.” Berikut adalah karakteristik pembelajaran dengan
metode saintifik, yaitu:
1. Berpusat pada peserta didik
2. Melibatkan ketrampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hokum
atau prinsip.
3. Melibatkan proses-proses kognitif, yang potensial merangsang perkembangan
intelek, khususnya ketrampilan berpikir tingkat tinggi.
4. Dapat mengembangkan karakter siswa. (Hosnanm,2014:36)
Jadi, kurikulum 2013 merupakan pedoman proses pembelajaran yang berbasis
karakter untuk mencapai tujuan pendidikan. Di mana pendekatan saintifik
mengajarkan peserta didik untuk terlibat langsung dan menyelesaikan
permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi
lebih aktif dan kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.1.5.2 Paradigma Pendidikan Dominikan (PPD)
1. Pengertian Filosofi
Menurut Titus (dalam Siswoyo: 2011) filosofi adalah (1) suatu sikap
pribadi terhadap hidup dan alam semesta, (2) suatu metode pemikiran reflektif
dan pengkajian yang berdasarkan pertimbangan yang sehat, (3) suatu usaha
untuk memperoleh suatu pandangan yang menyeluruh. Filosofi adalah suatu
kajian yang memuat tentang metode serta merupakan kerangka berpikir yang
berfungsi memberikan ruang bagi suatu tindakan dalam suatu kehidupan.
Berdasarkan penjelasan di atas berkenaan dengan PPD maka filosofi PPD
merupakan kerangka PPD serta dasar pemikiran yang menggali suatu prinsip.
Kerangka serta pemikiran yang mendasari PPD yaitu melalui cara dan gaya
hidup Santo Dominikus. Secara khusus dalam dunia pendidikan Santo
Dominikus memiliki semangat dan cara hidup untuk pegangan dalam
melaksanakan tahap-tahap PPD yang menjadi lingkaran tanpa putus.
2. Tahap-tahap PPD
Learning, merupakan kegiatan aktif dengan mengguanakan panca indera,
motorik halus dan kasar dan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk
menemukan yang berguna bagi hidupnya sendiri maupun sesama. Tahap
learning memiliki ciri-ciri dalam proses belajarnya semakin memiliki sikap
sabar, mengenal diri sendiri, terbuka terhadap hal-hal baru, peduli dengan
sesame dan bertanggung jawab. Selain itu tahapan learning mampu menyusun
konsep dan melaksanakannya.
Contemplating, merupakan sebuah tipe pengetahuan yang dimulai dan
berakhir dalam kasih. Kontemplasi merupakan kegiatan berbicara tentang
kesadaran akan kasih Allah. Kontemplasi memiliki ciri-ciri berupa nilai-nilai
seperti nilai informasi yaitu segala yang diterima melalui panca indera. Nilai
formasi/pembentukan yaitu nilai yang menanggapi peristiwa seperti bertindak
positif, berpikir dan mampu mengambil makna. Selain itu kontemplasi juga
melihat Tuhan dalam segala hal seperti dalam hal berbagi wawasan, belarasa,
dan berpandangan positif.
Actuating, merupakan pengambilan sikap/keputusan atas apa yang
dikehendaki Tuhan yang ditemukan dalam kontemplasi. Ciri dalam tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
actuating yaitu mengambil keputusan dari apa yang dilakukan berdasarkan
kontemplasi, melakukan keputusan yang telah diambil dalam dirinya sendiri,
mengaktualisasikan keputusan yang sudah diambil dalam hidup.
Sharing, merupakan suatu kegiatan yang memberikan atau membagikan
kepada orang lain tentang buah-buah yang didapatkan dari learning,
kontemplasi, dan actuating. Ciri dalam tahap sharing yaitu mewartakan
keputusan yang sudah diambil dan telah dilakukan dalam hidupnya melalui
sikap menguasai materi, mempunyai daya tarik dan bersemangat dalam
melaksanakan perutusan.
Reflecting, merupakan proses mengingat dan melihat kembali apa yang
telah dilakukan selama proses leraning, contemplating, actuating, dan sharing
untuk mencari makna apa yang dikehendaki. Diri dari tahap reflecting yaitu
melahirkan pembaharuan, di mana peserta didik mampu memperbaiki berbagai
ilmu yang telah mereka dapatkan menjadi lebih baik lagi. Dari kegiatan ini
memiliki tujuan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Dengan hal ini diharapkan
para peserta didik mampu menyelamatkan dirinya dan sesamanya dalam
melaksanakan keputusan dalam kehidupan mereka.
Berdasarkan pernyataan di atas Modul Pembelajaran IPA menggunakan
kurikulum 2013, maka langkah pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik. Modul ini juga menggunakan Paradigma Pendidikan Dominikan
(PPD) sebagai bagian dari tahap proses pembelajaran.
2.1.6 Pengembangan Bahan Ajar Modul Pembelajaran IPA Berbasis
Pendidikan Emansipatoris
2.1.6.1 Pengertian Modul
Dalam konteks pendidikan modul merupakan paket atau program belajar
mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai ke evaluasi terhadap
dampak hasil pelaksanaan (Rahardi:2006). Modul merupakan lembaran tertulis
berisi materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipakai
belajar peserta didik secara mandiri (Mustakim,2012:41). Modul adalah bahan
ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi,
metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri (Abadi:2007). Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
karena itu modul merupakan kumpulan kegiatan pembelajaran yang dibuat untuk
membantu peserta didik belajar memperoleh suatu pengetahuannya.
Berdasarkan pendapat beberapa sumber di atas maka modul merupakan
serangkaian alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penyusunan modul
sesuai dengan kebutuhan dan materi pelajaran yang dikemas secara sistematis.
Modul harus mampu mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya
perkembangan peserta didik. Modul yang dibuat diharapkan mampu membuat
peserta didik lebih aktif untuk belajar sendiri. Modul yang baik mencakup
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang mendukung pengembangan peserta
didik.
2.1.6.2 Pengembangan Materi
Menurut Tomlinson (dalam Harsono:2007) kriteria materi pembelajaran
yang baik adalah sebagai berikut: (1) materials should achieve impact, (2)
materials should help learners feel at ease, (3) materials should help learners to
develop confidence, (4) what is being taught should be perceived by learners as
relevant and useful, (5) materials should require and facilitate learners’ self-
investment, (6) learners must be ready to acquire the points to be taught, (7)
materials should expose the learners to language in authentic use, (8) The
learners attention should be drawn to linguistic feature of the input, (9) Materials
should provide the learners with opportunities to use the target language to
achieve communicative purpose, (10) Materials should take into account that
learners have different learning styles, (11) Materials should take into account
that learners differ in affective attitude, (12) Materials should permit a silent
period at the beginning of instruction, (13) Materials should maximize learning
potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement both
right and left brain activities, (14) Materials should not rely too much on
controlled practice, (15) Materials should provide opportunities for outcome
feedback.
Berdasarkan pernyataan di atas terdiri dari 15 prinsip yang dikemukakan
oleh Tomlinson. Kriteria pembelajaran menurut Tomlinson di atas kesimpulannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yaitu bahan dalam pembuatan pengembangan modul pembelajaran harus
mencapai dampak dari tujuan yang telah ditetapkan. Bahan yang dibuat harus
membuat peserta didik nyaman dalam mempelajarinya, jadi isi dari modul harus
disesuaikan dengan umur serta analisis kebutuhan pada umumnya. Bahan yang
digunakan dalam pengembangan modul juga harus dapat membantu peserta didik
untuk mengembangkan percaya dirinya, sehingga isi dari modul harus menunjang
kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Kemudian bahan yang diajarkan
harus relevan dan berguna serta dapat diterima oleh peserta didik. Bahan yang
dibuat merupakan salah satu fasilitas dalam pembelajaran, sehingga peserta didik
dapat memperoleh hal-hal yang penting dari pembelajaran. Bahan yang dibuat
tidak boleh terlalu banyak tetapi lebih baik mengandalkan praktik yang lebih
terkontrol dari pada materi yang terlalu banyak. Dalam hal ini yang terpenting
adalah bahan yang dibuat dalam modul pembelajaran harus menghasilkan umpan
balik bagi peserta didik.
Langkah pengembangan modul menurut Tomlinson (dalam Harsono : 2007)
terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) revisi, (4)
implementasi, (5) evaluasi.
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini
dapat dipaparkan sebagai berikut.
2.2.1 Penelitian tentang Peduli Lingkungan
Ani Handayani (2013) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan
Sikap Peduli Lingkungan Melalui Implementasi Pendekatan Sains teknologi
Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV.1 di SD N Keputran “A”.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif yang bekerja sama dengan Bapak
Subardo, S.Pd selaku wali kelas untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan
pada siswa kelas IV.1SD N Keputran “A”. Penelitian ini menggunakan instrumen
observasi dan angket dalam pemerolehan data. Hasil observasi menunjukkan
sikap peduli lingkungan siswa pada kategori rendah sedangkan hasil angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menujukkan sikap peduli lingkungan siswa pada kategori sedang dan tinggi. Dari
hasil angket dan observasi belum mencapai hasil 75% sehingga peneliti
memperbaiki dan meningkatkan sikap peduli lingkungan dengan cara menerapkan
pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA.
2.2.2 Penelitian tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Rosalia Henny Susanti (2015) melakukan penelitian yang berjudul
Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai Suplemen Kurikulum 2013 untuk
Mendorong Siswa Kelas IV Berpikir Kritis. Penelitian ini berawal dari kebutuhan
guru dan siswa akan modul pembelajaran yang mengacu pada kurikulum 2013
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah
menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen
kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa SD kelas IV. Penelitian ini
dilakukan di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta dan SD N 1 Bareng Lor Klaten.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Research and development (R&D) yang
menggunakan prosedur pengembangan Sugiyono. Hasil penelitian berdasarkan
validasi produk oleh guru kelas IVB SD Kanisius Sengkan Yogyakarta dan siswa
kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten dari keseluruhan hasil validasi diperoleh rata-
rata skor 3,50 dengan kategori sangat layak. Oleh karena itu produk berupa modul
praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk berpikir kritis peserta
didik kelas IV SD layak untuk di terapkan. Maka keseimpulannya modul yang
telah dibuat ini dapat mendorong peserta didik mampu berpikir kritis. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya keterlibatan indikator-indikator berpikir kritis dan
adanya 3 peserta didik yang bertanya ketika praktikum langsung.
2.2.3 Penelitian Tentang Humanisasi (Pendidikan Emansipatoris)
M. Isrofianto (2013) melakukan penelitian yang berjudul Peran Guru Dalam
Pengembangan Humanisasi Pendidikan di Sekolah (Telaah Pemikiran Ki Hajar
Dewantara). Penelitian ini dilatar belakangi oleh keprihatinan peneliti tentang
praktik pembelajaran dalam pendidikan yang belangsung selama ini, yang tanpa
disadari mengalami de-humanisasi. Hal ini ditandai dari proses pembelajaran
selama ini cenderung memperlakukan peserta didik sebagai umpan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dilimpahi pengetahuan oleh gurunya tanpa memperhatikan perkembangan yang
dialami oleh peserta didik. Oleh karena itu peneliti berpikir perlu adanya trobosan
baru dalam dunia pendidikan. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) mengetahui
konsep pendidikan humanis didasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, dan (2)
mengetahui peran guru dalam pengembangan humanisasi di sekolah.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kepustakaan atau
library research yang artinya bahan atau data yang digunakan dalam penulisan
skripsi diperoleh melalui penggalian dan penelitian dari buku-buku, surat kabar,
majalah dan catatan lainnya yang dipandang mempunyai hubungan dan dapat
mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini. Kemudian metode yang
digunakan yaitu pengumpulan data menggunakan metode-metode dokumentasi
secara metode analisa menggunakan content analysis atau analisis isi. Data yang
diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari pemikiran-
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang tertuang di dalam bentuk tulisan, baik berupa
makalah, buku, artikel dan tulisan ilmiah lainnya. Kemudian data sekunder berupa
bahan pustaka yang memiliki kajian yang berkaitan dengan penelitian. Maka hasil
yang didapatkan dari penelitian ini merupakan kajian tentang pentingnya peran
guru dalam pengembangan humanisasi pendidikan di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Bagan 2.1 Literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada hal-hal yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan terletak pada jenis
penelitian, jenjang kelas, serta karakter yang dikembangkan. Penelitian yang
pertama tentang pengembangan modul praktikum IPA, penelitian kedua tentang
sikap peduli lingkungan dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
dan yang ketika penelitian tentang pengembangan humanisasi pendidikan.
2.3 Kerangka Berpikir
Peneliti melakukan penelitian dengan mencari data tentang analisis kebutuhan
peserta didik mengenai 3 aspek yaitu sosial, ekonomi dan akademik di SD
Joannes Bosco Yogyakarta dengan menggunakan wawancara, penyebaran angket
dan observasi. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk pembuatan modul
IPA Kepedulian Humanisasi
Handayani (2013)
Peningkatan Sikap
Peduli Lingkungan
Melalui Implementasi
Pendekatan Sains
Teknologi Masyarakat
(STM) dalam
Pembelajaran IPA
kelas IV di SD N
Keputren “A”
Isrofianto (2013)
Peran Guru dalam
Pengembangan
Humanisasi
Pendidikan di
Sekolah (Telaah
Pemikiran Ki
Hajar Dewantara )
Susanti (2015)
Pengembangan
Modul Praktikum
IPA sebagai
Suplemen
Kurikulum 2013
untuk Mendorong
SIswa Kelas IV
Berpikir Kritis
Yang perlu diteliti:
Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Kelas
III Humanis Sekolah Dasar Berbasis
Pendidikan Emansipatoris untuk Menanamkan
Sikap Peduli Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pembelajaran IPA Sekolah Dasar berbasis Pendidikan Emansipatoris. Langkah
pengembangan modul dibuat berdasarkan langkah pengembangan menurut
Tomlinson dan sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas III. Selain itu untuk
mengetahui kualitas produk berupa modul ini peneliti melakukan validasi ke
beberapa ahli yang bersangkutan, yaitu ahli IPA, ahli PPD (Paradigma Pendidikan
Dominikan) serta guru kelas III Humanis. Setelah dilakukan validasi dari
beberapa ahli tersebut, peneliti melakukan revisi demi perbaikan modul yang
layak untuk digunakan. Validasi tersebut dalam penalitian ini dimaksudkan
sebagai penilaian kualitas modul yang telah dibuat.
Peneliti juga melakukan implementasi guna melihat kualitas dari modul dalam
aspek sikap peduli lingkungan. Modul pembelajaran dibuat berdasarkan prinsip-
psrinsip dari Tomlinson serta berorientasi pada pendidikan Emansipatoris dan
menggunakan pendekatan PPD. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti
mengembangkan Modul Pembelajaran IPA SD Berbasis Pendidikan
Emansipatoris guna menciptakan pembelajaran yang dapat menanamkan sikap
peduli terhadap lingkungan untuk para peserta didik. Modul yang dikembangkan
berupa kegiatan-kegiatan yang membangun serta mengajak peserta didik untuk
berpikir kritis dalam proses pembelajaran.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana mengembangkan modul pembelajaran IPA SD untuk
menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar di kelas III
Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta melalui implementasi Pendidikan
Emansipatoris?
2.4.1.1 Bagaimana tahap-tahap pengembangan modul pembelajaran IPA SD
untuk menanamkan sikap peduli lingkungan terhadap lingkungan sekitar
di kelas III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta melalui implementasi
Pendidikan Emansipatoris?
2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan modul pembelajaran IPA SD untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan sekitar di kelas III Humanis SD
Joannes Bosco Yogyakarta melalui implementasi Pendidikan
Emansipatoris?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2.4.2.2 Siapa yang menjadi tim penilai kualitas pengembangan modul
pembelajaran IPA SD untuk menanamkan sikap peduli lingungan sekitar
di kelas III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta melalui implementasi
Pendidikan Emansipatoris?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)
prosedur pengembangan, (4) teknik pengumpulan data, (5) instrumen penelitian,
serta (6) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Material
Development. Menurut Tomlinson (2011: 2) Material Development merupakan
pengembangan materi pada sebuah bidang studi yang menggunakan prinsip-
prinsip serta prosedur digunakan untuk mencapai bahan ajar. Oleh karena itu
bentuk penelitian ini menggunakan Material Development karena penelitian yang
dilakukan lebih fokus pada pengembangan materi pembelajaran. Material
Development merupakan salah satu bagian dari Research and Development
(RnD).
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan perbandingan antara Material
Development dengan Research and Development. Menurut Tomlinson dalam
Material Development pengembangan ini berorientasi pada tujuan yang akan
dicapai berdasarkan analisis kebutuhan. Sedangkan Research and Development
merupakan penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan suatu produk
baru yang berorientasi pada masalah yang ada. Untuk selanjutnya dapat
dibandingkan RnD menurut Sugiyono.
Oleh karena itu model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu langkah pengembangan modul berdasarkan Tomlinson (dalam Harsono,
2007:9) dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mendapatkan kebutuhan data peserta
didik. Analisis kebutuhan diperlukan untuk membuat bahan ajar supaya dapat
mencapai dampak yang dibutuhkan oleh peserta didik. Menentukan tujuan yang
akan dicapai sebagai langkah pengembangan bahan ajar. Kemudian mencari tahu
sejauh mana peserta didik sudah melakukan tujuan yang hendak dicapai. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
itu ditemukan analisis kebutuhan yang masih kurang dan diperlukan dari peserta
didik untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
3.1.2 Desain
Langkah-langkah dalam tahap desain termasuk pada perumusan bahan ajar
sesuai target kebutuhan. Bahan ajar dibuat dari berbagai pertimbangan yang
akurat, meliputi pemilihan kata, huruf, judul dan sistem pengajaran, yang
diberikan penilaian untuk melihat kelayakan modul sebelum implementasi.
3.1.3 Revisi
Bahan ajar harus didasarkan pada data yang diperoleh untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu jika bahan ajar belum sesuai dengan kriteria kelayakan
modul dalam mencapai tujuan maka dilakukan revisi sebelum dilakukan langkah
implementasi.
3.1.4 Implementasi
Setelah memiliki rancangan yang lengkap berupa bahan ajar, pendidik perlu
menerapkan bahan-bahan yang telah diperbaiki kepada peserta didik dalam situasi
yang nyata.
3.1.5 Evaluasi
Dari implementasi yang telah dilakukan maka akan mendapatkan hasil yang
dapat dilihat dari para peserta didik. Dalam tahap evaluasi juga perlu dianalisis
apakah modul yang digunakan dampaknya sampai pada peserta didik. Kemudian
dapat pula diidentifikasi kelebihan dan kelemahan dalam modul tersebut.
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan Tomlinson (dalam Harsono,
2007: 9) di atas peneliti menggunakan kelima langkah tersebut yang meliputi (1)
Analisis Kebutuhan, (2) Desain, (3) Revisi, (4) Implementasi, (5) Evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III Humanis SD
Joannes Bosco Yogyakarta yang jumlahnya 25 anak.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan modul IPA untuk peserta didik
kelas III Humanis di SD Joannes Bosco Yogyakarta berbasis Pendidikan
Emansipatoris.
3.2.3 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Joannes Bosco Yogyakarta yang
beralamatkan Jln Melati Wetan No 53 Baciro, Yogyakarta.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Agustus 2016 sampai
bulan Januari 2017.
3.3 Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan
modul pembelajaran IPA berbasis Pendidikan Emansipatoris. Peneliti
mengembangkan produk ini berdasarkan langkah-langkah prosedur
pengembangan dari Tomlinson (dalam Harsono:2007). Prosedur pengembangan
terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) Analisis Kebutuhan, (2) Desain, (3) Revisi, (4)
Implementasi, (5) Evaluasi. Berikut adalah langkah-langkah pengembangan yang
digunakan dalam penelitian dan pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Langkah pengembangan yang pertama yaitu mencari analisis kebutuhan
peserta didik dalam proses pengembangan modul pembelajaran. Peneliti
menentukan tujuan pembelajaran sebagai langkah pengembangan bahan ajar.
Tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk menanamkan sikap peduli terhadap
lingkungan. Peneliti menganalisis kebutuhan peserta didik dibagi ke dalam sosial,
ekonomi dan akademik peserta didik, yang didapatkan dengan melakukan
wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas, penyebaran angket kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
peserta didik dan observasi untuk melihat sejauh mana peserta didik peduli
terhadap lingkungan sekitar. Dari proses tersebut maka peneliti dapat
mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang dapat diterapkan dalam modul
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Setelah dilakukan analisis kebutuhan,
peneliti menentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah
ditetapkan pemerintah serta mengembangkan indikator sesuai dengan kebutuhan.
Peneliti menentukan tema berdasarkan indikator yang telah dibuat.
3.3.2 Desain
Setelah dilakukan analisis kebutuhan selanjutnya peneliti merancang
langkah pengembangan yang akan dibuat di dalam modul pembelajaran. Dari
langkah tersebut maka akan menghasilkan modul pembelajaran yang digunakan
untuk menanamkan sikap peduli lingkungan. Modul ini dikembangkan dengan
langkah-langkah menurut prinsip-prinsip dari Tomlinson yang merupakan ahli
bahasa, maka peneliti mengadaptasi dari prinsip tersebut untuk pengembangan
modul IPA. Oleh karena itu peneliti mengadaptasi 9 dari 16 prinsip milik
Tomlinson (dalam Harsono: 2007) yang dinilai sesuai dengan langkah
pengembangan modul IPA. Adapun prinsip - prinsipnya yaitu (1) Material should
achieve impact, (2) materials should help learners to develop confidence, (3) what
is being taught should be perceived by learners as relevant and useful, (4)
material should require and facilitate learners self-investment, (5) learners must
be ready to acquire the points to be taught, (6) materials should help learners feel
at ease, (7) materials should take into account that learners differ in affective
attitudes, (8) materials should maximize learning potential by encouraging
intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and
left brain activities, (9) materials should provide opportunities for outcome
feedback.
Maka materi harus mampu mencapai dampak. Materi yang dikembangkan
harus mampu membantu peserta didik untuk mengembangkan kepercayaan
dirinya. Apa yang diajarkan harus dapat dirasakan oleh peserta didik. Materi serta
kegiatan yang dikembangkan harus dapat memfasilitasi peserta didik dalam
menanamkan kepribadian. Materi pembelajaran yang diperlajari oleh peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
harus mengandung poin-poin penting. Materi yang dikembangkan membawa
peserta didik ke dalam proses pembelajarannya yang memiliki perbedaan sikap.
Materi harus dapat mendorong ientelektual, estetika dan keterlibatan emosi
peserta didik serta dapat memberikan umpan balik.
Hal di atas merupakan kesimpulan dari prinsip-prinsip yang akan
dikembangkan di dalam modul. Setelah mengembangkan materi berdasarkan
prinsip di atas peneliti mendeskripsikan isi modul yang bertujuan untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan yang terdiri dari strategi yang digunakan
menggunakan Pendidikan Emansipatoris. Modul yang dibuat juga menggunakan
langkah dari PPD, di mana bagian Learning menggunakan pendekatan saintifik.
Setelah modul sudah jadi peneliti melakukan penilaian kepada para ahli untuk
melihat kelayakan modul sebelum diimplementasikan.
3.3.3 Revisi
Penilaian yang diberikan oleh para ahli dijadikan oleh peneliti sebagai acuan
dalam melakukan revisi supaya modul menjadi lebih baik lagi serta layak untuk
digunakan. Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan dari
para ahli.
3.3.4 Implementasi
Modul yang telah direvisi oleh para ahli diimplementasikan untuk
mengetahui kualitas dari modul yang dihasilkan sesuai dengan tujuan untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan. Implementasi di laksanakan di SD Joannes
Bosco Yogyakarta kelas III Humanis.
3.3.5 Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah implementasi. Evaluasi digunakan untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan modul. Selain itu evaluasi juga dilakukan
dengan wawancara peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono : 2007)
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan menurut Tomlinson (dalam Harsono
2007:9)
v
v
C
Latar belakang sosial
peserta didik
Latar belakang ekonomi
peserta didik
Latar belakang
akademik peserta
didik
Mengembangkan Materi
berdasarkan prinsip
Tomlinson
Identifikasi Analisis Kebutuhan melalui
angket, wawancara dan observasi
Deskripsi modul
Hasil Penilaian
dari Para Ahli Revisi Modul
Praktik Penggunaan Modul Hari Pertama Praktik Penggunaan Modul Hari Kedua
Hasil Implementasi
Kelebihan dan
Kelemahan Modul
Modul
Pembelajaran IPA Membuat Instrumen
Penilaian Para Ahli
Penilaian Modul Oleh
Para Ahli
Hasil Wawancara
peserta didik
Menentukan KI,
KD,Indikator dan
Tema
DESAIN
ANALISIS KEBUTUHAN
REVISI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Widyoko (2012:33) teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting
dalam penelitian, hal ini menjadi strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. Dalam penelitian
pengembangan ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
3.4.1 Angket
Teknik pengumpulan data melalui angket dilakukan oleh peneliti di SD
Joannes Bosco Yogyakarta yang terdiri dari 3 aspek yaitu latar belakang ekonomi,
sosial dan akademik. Angket dilakukan kepada 25 siswa dari kelas III Humanis di
SD Joannes Bosco Yogyakarta untuk mengetahui informasi terkait analisis
kebutuhan peserta didik dalam pembuatan modul pembelajaran IPA berbasis
Pendidikan Emansiatoris. Hasil angket dihitung dalam bentuk persentase (%).
Selain itu teknik pengumpulan data berupa angket juga digunakan untuk
menilai kelayakan modul oleh para ahli. Validasi yang dilakukan oleh para ahli
merupakan penilaian modul untuk melihat kualitas.
3.4.2 Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan analisis kebutuhan
peserta didik yang terdiri dari 3 aspek yaitu latar belakang sosial, ekonomi dan
akademik. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan wali kelas III
Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta dan hasil dari wawancara ini berupa
penjabaran. Selain itu wawancara dilakukan setelah implementasi modul kepada 3
peserta didik untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan modul dan hasil dari
wawancara ini dihitung dalam bentuk persentase (%) dan penjabaran.
3.4.3 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui karakter peserta didik yang
dilakukan pada saat istirahat dan pembelajaran di dalam kelas. Observasi yang
dilakukan terdiri dari observasi partisipan dan non partisipan. Peneliti melakukan
observasi partisipan pada saat proses pembelajaran, karena peneliti ikut secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
langsung dalam segala aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Sedangkan
observasi juga dilakukan dengan cara non partisipan. Peneliti mengamati secara
tidak langsung terlibat dalam kegiatan peserta didik. Peneliti mengamati peserta
didik pada saat istirahat dan salah satu guru pada saat mengajar di dalam kelas.
Hasil observasi ini berupa penjabaran.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data hasil penelitian (Trianto, 2010). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu modul pembelajaran IPA SD. Gambaran
umum tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 3.2 Kisi- kisi Umum Instrumen Penelitian
No Data Subjek Instrumen
1. Analisis
Kebutuhan
25 peserta didik kelas III
Humanis SD Joannes
Bosco Yogyakarta
Angket
1 Kepala Sekolah SD
Joannes Bosco
Yogyakarta
Pedoman pertanyaan
wawancara
1 guru kelas III Humanis
SD Joannes Bosco
Yogyakarta
Pedoman pertanyaan
wawancara
25 peserta didik kelas III
Humanis
Observasi
2. Penilaian Modul
Pembelajaran IPA
SD
1 Dosen ahli IPA Angket penilaian
modul
1 guru kelas III Humanis Angket penilaian
modul
1 suster dominikan Angket penilaian
modul
3. Evaluasi - 25 peserta didik
kelas III Humanis
SD Joannes
Bosco Yogyakarta
- 3 peserta didik
- Hasil
implementasi
- Wawancara
Berdasarkan kisi-kisi umum instrumen penelitian di atas, instrumen dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.5.1 Angket
Angket dilakukan oleh peneliti kepada peserta didik untuk memperoleh data
analisis kebutuhan. Angket merupakan metode pengumpulan data yang isinya
tentang seperangkat pertanyaan secara tertulis ditujukan kepada responden.
Responden memberikan respon sesuai dengan yang telah dilakukan pada angket
yang disebarkan. (Widyoko:2012)
Angket memiliki beberapa prinsip dalam penulisannya yang pertama perlu
diperhatikan isi dan tujuan angket, bahasa yang digunakan, tipe dan bentuk
pertanyaan, prinsip pengukuran serta penampilan fisik angket (Sugiono :2015).
Penggunaan angket dapat dilakukan untuk responden yang cukup banyak dan
wilayah yang luas. Angket mendasarkan pada laporan tentang diri sendiri. Dalam
penelitian ini digunakan angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang
jumlah item dan alternatife jawaban maupun responnya sudah ditentukan
responden tinggal memilihnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
(Widyoko:2012)
3.5.1.1 Instrumen Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Hal-hal yang dibahas dalam angket analisis kebutuhan peserta didik
dapat dilihat dari kisi-kisi di bawah ini.
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen angket analisis kebutuhan peserta
didik
No Topik No Pertanyaan
1. Latar Belakang
sosial
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19
2. Latar belakang
ekonomi
20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30
3. Latar belakang
pendidikan
31,32,33,34,35,36
Setelah membuat kisi-kisi pertanyaan angket awal untuk mengetahui
analisis kebutuhan peserta didik maka peneliti menyusun instrumen berupa
pertanyaan angket yang akan disebar untuk mengetahui kebutuhan peserta didik
dalam proses pengembangan modul IPA SD berbasis Pendidikan Emansipatoris.
Instrumen angket yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.4 Instrumen angket tentang analisis kebutuhan peserta didik
No Pernyataan Ya Tidak
Aspek Sosial
1 Saya pernah mengikuti kerja bakti di sekolah
2 Saya pernah mengikuti kerja bakti dirumah
3 Peranan saya di da lam masyarakat adalah
menjaga lingkungan sekitar.
4 Saya selalu menyapu halaman setiap hari
5 Saya sangat termotivasi untuk menjaga
lingkungan sekitar
6 Saya merusak tanaman yang ada di lingkungan
sekitar
7 Saya membuang sampah botol/plastik/kaleng di
tanah/sungai
8 Saya membakar sampah plastik yang sudah tidak
digunakan
9 Saya selalu menyisakan makanan ketika selesai
makan
10 Saya dapat mengerjakan tugas kelompok dengan
baik bersama teman sekelompok
11 Saya melaksanakan piket kelas bersama dengan
teman sekelompok
12 Saya dapat membagi tugas dengan teman –
teman ketika membersihkan lingkungan sekolah
13 Saya mengerjakan ulangan bersama dengan
teman
14 Saya pernah menanam tanaman di lingkungan
sekitar
15 Saya pernah mengikuti kegiatan menanam pohon
bersama
16 Saya senang melihat sampah menumpuk
17 Saya merasa prihatin melihat bencana banjir,
tanah longsor
18 Saya selalu membantu pekerjaan ibu di rumah
19 Saya suka bermain game sampai lupa waktu
Aspek Ekonomi
20 Saya selalu membawa bekal dari rumah
21 Saya membawa uang saku kurang dari Rp 5.000
22 Saya membawa uang saku lebih dari Rp 5.000
23 Saya memiliki mobil satu atau lebih dari satu
24 Saya memiliki motor satu atau lebih dari satu
No Pernyataan Ya Tidak
25 Saya memiliki televisi satu atau lebih dari satu
26 Saya senang belanja di mall
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
27 Setiap naik kelas saya selalu membeli tas/sepatu
baru.
28 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan umum (angkot, bis,
becak, dll)
29 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan pribadi
(mobil,motor,sepeda)
30 Kedua orang tua saya bekerja
Aspek Akademik
31 Selain di sekolah saya mengikuti bimbingan
belajar/les
32 Saya lebih mudah menngerti materi pelajaran
dengan menggunakan media
33 Saya lebih mudah mengerti materi dengan
membaca buku
34 Saya mendapat nilai bagus di semua mata
pelajaran
35 Saya menyukai pelajaran IPA yang berkaitan
dengan alam
36 Saya lebih suka belajar sendiri daripada belajar
bersama teman
Setelah mengambil data untuk analisis kebutuhan, peneliti mengambil
beberapa aspek yang sesuai dengan aspek yang dibutuhkan dalam pengembangan
modul. Berikut adalah kisi-kisi dan angket yang digunakan sebagai acuan
pembuatan modul pembelajaran IPA SD berbasis Pendidikan Emansipatoris.
3.5.1.2 Angket Penilaian Modul
Angket penilaian modul disusun untuk menilai dan mengevaluasi
kelayakan modul yang telah dikembangkan oleh peneliti. Angket penilaian produk
diberikan kepada para ahli yang ditunjuk. Gambaran tentang angket penelitian
dapat dilihat pada tabel kisi-kisi di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket Penilaian Modul oleh para ahli
No Aspek Indikator No
Pernyataan
1. Identitas mata
pelajaran
Satuan pendidikan, kelas,
semester, tema, subtema,
pembelajaran ke-
1
2. Perumusan
indikator
- Kompetensi Inti
- Kompetensi Dasar
- Rumusan indikator
aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik.
2,3,4,5,6
3. Perumusan tujuan
pembelajaran
- Kesesuaian dengan
indikator (Kognitif,
afektif, psikomotorik)
- Kesesuaian dengan
perumusan tujuan
dengan aspek
Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree
- Kesesuaian dengan
karakteristik peserta
didik
7,8,9
4. Pemilihan materi
ajar
- Kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran
- Kesesuaian dengan
karakteristik peserta
didik
- Keruntutan uraian
materi ajar
10,11,12
5. Pemilihan Media
dan sumber
belajar
- Kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran.
- Kesesuaian dengan
materi pembelajaran.
- Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
mengkomunikasikan).
- Kesesuaian dengan
karakteristik peserta
didik.
- Komponen dalam
modul lengkap (KI,
KD, Indikator, tujuan,
kegiatan
pembelajaran)
- Penggunaan bahasa
13,14,15,16,
17
18,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mudah dipahami oleh
peserta didik.
- Urutan modul
pembelajaran telah
disusun secara
sistematis.
6. Metode
pembelajaran
- Kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran.
- Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan).
- Kesesuaian dengan
karateristik peserta
didik.
20,21,22,23
7. Skenario/Kegiatan
Pembelajaran
- Keruntutan kegiatan
pembelajaran
berdasarkan
Pendekatan Saintifik
aspek
mengamati,menanya,
menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan
- Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menumbuhkan relasi
dan kemampuan
berpikir kritis.
- Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menciptakan dialog
antar siswa untuk
menemukan realitas
dengan menggunakan
panca indra.
- Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
melaksanakan aksi
untuk menemukan
pengetahuan sendiri
dalam proses
pembelajaran.
24,25,26,27,
28
29,30,31,32
33,34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
No Aspek Indikator No
Pernyataan
- Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
memberdayakan
antara guru dan
peserta didik, serta
mampu berefleksi
diakhir pembelajaran.
- Kesesuaian kegiatan
dengan
sistematika/keruntutan
materi pembelajaran
Kesesuaian alokasi
waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan
penutup dengan
cakupan materi dan
tingkat pemahaman
peserta didik.
8. Penilaian Hasil
Belajar
- Kesesuaian bentuk,
teknik dan instrumen
dengan indikator
pencapaian
kompetensi.
- Kesesuaian antara
bentuk, teknik dan
instrumen kognitif
- Kesesuaian antara
bentuk, teknik dan
instrumen afektif
- Kesesuaian antara
bentuk, teknik dan
instrumen
psikomotorik
35,36,37,38
Setelah peneliti membuat kisi-kisi maka dilanjutkan untuk membuat
instrumen angket yang akan digunakan untuk melakukan penilaian kualitas
produk berupa modul pembelajaran IPA SD berbasis Pendidikan Emansipatoris.
Kriteria penilaian pada bagian langkah pembelajaran dipadukan antara aspek
Pendidikan Emansipatoris dan PPD. Contoh instrumen angket penilaian modul
dapat dilihat di bawah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.6 Contoh Instrumen Angket Penilaian
Modul Pembelajaran IPA SD
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
Identitas mata pelajaran
1. Terdapat satuan
pendidikan, kelas,
semester, tema, subtema,
pembelajaran ke-
Perumusan Indikator
2. Kesesuaian dengan
Kompetensi Inti
3. Kesesuaian dengan
Kompetensi Dasar
4. Kesesuaian rumusan
dengan aspek Kognitif
5. Kesesuaian rumusan
dengan aspek Afektif
6. Kesesuaian rumusan
dengan aspek
Psikomotorik
Uraian Tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
7. Kesesuaian dengan
indikator (Kognitif,
afektif, psikomotorik)
8. Kesesuaian dengan
perumusan tujuan dengan
aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan
Degree
9. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
10. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
11. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
12. Keruntutan uraian materi
ajar
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
13. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
14. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
15. Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
mengkomunikasikan)
16. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
17. Komponen dalam modul
lengkap (KI, KD,
Indikator, kegiatan
pembelajaran)
18. Penggunaan bahasa
mudah dipahami oleh
peserta didik
19. Urutan modul
pembelajaran telah
disusun secara sistematis.
Metode Pembelajaran
20. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
21. Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan)
22. Kesesuaian dengan
metode inquiri
23. Kesesuaian dengan
karateristik peserta didik
Skenario/Kegiatan Pembelajaran
24. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik
aspek mengamati
25. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik
aspek menanya
26. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik
aspek menalar
27. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
aspek mencoba
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
28. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik
aspek mengkomunikasikan
29. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menumbuhkan relasi dan
kemampuan berpikir
kritis.
30. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar
siswa untuk menemukan
realitas dengan
menggunakan panca indra.
31. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk
menemukan pengetahuan
sendiri dalam proses
pembelajaran.
32. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
memberdayakan antara
guru dan peserta didik,
serta mampu berefleksi
diakhir pembelajaran.
33. Kesesuaian kegiatan
dengan
sistematika/keruntutan
materi pembelajaran
34. Kesesuaian alokasi waktu
kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan
penutup dengan cakupan
materi dan tingkat
pemahaman siswa.
Rancangan Penilaian Autentik
35. Kesesuaian bentuk, teknik
dan instrumen dengan
indikator pencapaian
kompetensi.
36. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kognitif
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
37. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
afektif
38. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
psikomotorik
Total Skor
Saran Validator:
3.5.2 Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab kepada responden.
Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dari
sumbernya tentang analisis kebutuhan yang akan digunakan dalam penelitian.
Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak
terstruktur hanya ditanyakan hanya garis besarnya tetapi mengacu pada
permasalahan. (Widyoko:2012)
Wawancara juga digunakan sebagai acuan peneliti apabila ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan dan potensi yang
harus diteliti (Sugiono:2015)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.
Wawancara secara tidak terstruktur dilakukan untuk mengetahui analisis
kebutuhan peserta didik pada awal penelitian. Berikut berupa tabel kisi-kisi
instrumen wawancara awal kepada kepala sekolah dan guru kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Kepada Kepala Sekolah
No Aspek Nomor
pertanyaan
1. Visi dan misi SD Joannes Bosco Yogyakarta 1
2. Kualitas kelulusan SD Joannes Bosco
Yogyakarta
2
3. Rata-rata ekonomi orang tua/wali 3
4. Pekerjaan 4
5. Kurikulum yang digunakan 5
6. Model/ pendekatan 6
7. Kegiatan yang dilakukan dalam berkaitan
dengan pelestarian lingkungan di sekolah
7
8. Pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan
hidup
8
Tabel 3.8 Instrumen Pertanyaan Wawancara
kepada Kepala Sekolah
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa visi dan misi SD Joannes Bosco
Yogyakarta?
2. Bagaimana kualitas kelulusan SD Joannes
Bosco Yogyakarta setiap tahunnya?
3. Bagaimana rata-rata ekonomi orang
tua/wali SD Joannes Bosco Yogyakarta?
4. Apa pekerjaan sebagian besar orang
tua/wali SD
5. Apa kurikulum yang digunakan di SD
Joannes Bosco Yogyakarta?
6. Apa model/pendekatan yang digunakan di
SD Joannes Bosco Yogyakarta?
7. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh
peserta didik berkaitan dengan pelestarian
lingkungan di sekolah?
8. Bagaimana pengelolaan dan pemanfaatan
lingkungan hidup yang ada di sekitar
sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berikut adalah kisi-kisi serta instrumen wawancara yang ditujukan kepada
guru kelas III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta:
Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Kepada Guru Kelas
No Aspek Nomor pertanyaan
1. Metode 1
2. Peran peserta didik 2
3. Mengintegrasikan pembelajaran IPA 3,4
4. Pekerjaan orang tua/wali 5
Tabel 3.10 Instrumen Pertanyaan Wawancara kepada
Guru Kelas III Humanis
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran?
2. Bagaimana peran peserta didik dalam
menjaga dan melestarikan lingkungan?
3. Bagaimana mengintegrasikan
pembelajaran IPA untuk kelas III dalam
pembelajaran tematik pada kurikulum
2013?
4. Apakah disetiap tema terintegrasi dalam
pelajaran IPA?
5. Apa pekerjaan sebagian besar orang
tua/wali peserta didik?
Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Wawancara Kualitas
Modul kepada Peserta Didik
No Aspek No Pertanyaan
1. Pemahaman 1
2. Manfaat 2
3. Kesulitan 3
4. Aksi 4
5. Perasaan 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.12 Instrumen Pertanyaan Wawancara Kualitas Modul
kepada Peserta Didik
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa kamu paham mengerjakan soal yang
ada di dalam modul?
2. Apa manfaat yang kamu dapatkan setelah
mengerjakan modul?
3. Apa kesulitan yang kamu alami pada saat
mengerjakan modul?
4. Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya
setelah mempelajari tentang
perkembangbiakan tumbuhan?
5. Bagaimana perasaanmu saat belajar
menggunakan modul itu? Mengapa?
3.5.3 Observasi
Sebagai metode pengumpulan data, observasi biasa diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang nampak
dalam suatu gejala pada objek penelitian (Widyoko:2012). Metode observasi
dilakukan untuk melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh responden
yang akan diteliti. Pengumpulan data dengan menggunakan observasi berkenaan
dengan kegiatan manusia, perilaku dan tindakan serta gejala-gejalan alam yang
terjadi.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipan yang
dilakukan di dalam kelas dan terlibat langsung dalam segala aktivitas yang
dilakukan oleh peserta didik. Observasi ini digunakan untuk mengetahui kondisi
belajar peserta didik di dalam kelas. Peneliti juga melakukan observasi non
partisipan yang dilakukan di luar kelas pada saat peserta didik istirahat. Observasi
ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas pseserta didik di lingkungan sekitar.
Peneliti tidak terlibat langsung dengan kegiatan yang mereka lakukan tetapi hanya
sebagai pengamat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan yang dilakukan setelah data dari seluruh
responden terkumpul. Dalam penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif.
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif penelitian ini di dapat dari hasil wawancara dan observasi
dari pihak kepala sekolah, guru kelas dan peserta didik. Serta komentar yang
dikemukakan dari 3 ahli. Pertama ahli IPA mengomentari untuk perbaikan modul
IPA, kedua ahli Dominikan untuk mengomentari pada sisi tahap-tahap PPD yang
diterapkan di SD Joannes Bosco Yogyakarta dan ketiga guru kelas mengomentari
produk modul untuk mengetahui kelengkapan modul.
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari analisis kebutuhan dan wawancara peserta
didik yang diolah dengan menggunakan persentase (%). Selain itu hasil untuk
menilai kelayakan modul berupa angka dari tiga ahli menggunakan skala Likert
yang dikonversikan dalam skala 4 menurut (Widyoko, 2014: 144) . Berikut
merupakan tabel konversi data kualitatif ke kuantitatif menurut Widyoko yang
disajikan pada tabel 3.15.
Tabel 3.13 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Kategori Interval skor
Sangat baik 3,25 < X ≤ 4,00
Baik 2,50 < X ≤ 3,25
Kurang baik 1,75 < X ≤ 2,50
Kurang 1,00 < X ≤ 1,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pengembangan
Dalam penelitian pengembangan ini ada dua hal yang akan dipaparkan. (1)
Proses pengembangan Modul IPA untuk Sekolah Dasar Kelas III, (2) Kualitas
Modul yang dihasilkan. Kedua hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
4.1.1 Proses Pengembangan Modul IPA untuk Sekolah Dasar Kelas III
Berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang sudah diuraikan di bab
sebelumnya, proses pengembangan Modul IPA untuk Sekolah Dasar kelas III
mengikuti kelima tahap berikut.
4.1.1.1 Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah menentukan
tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dalam pengembangan modul ini yaitu untuk
menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan. Langkah selanjutnya peneliti
menganalisis kebutuhan peserta didik dengan melakukan penyebaran angket,
wawancara, dan observasi. Penyebaran angket diberikan kepada peserta didik
kelas III Humanis SD Joannes Bosco, sedangkan wawancara dilakukan kepada
kepala sekolah dan guru kelas dan yang terakhir observasi kegiatan peserta didik
di dalam kelas dan di luar kelas.
1. Angket
Angket analisis kebutuhan ini dimaksudkan oleh peneliti untuk mendapatkan
data tentang kebutuhan peserta didik. Angket ini ditujukan kepada peserta didik di
kelas III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta sebanyak 25 anak. Angket ini
disebarkan oleh peneliti pada hari Kamis, 28 Juli 2016. Angket ini dibagi menjadi
3 aspek yaitu aspek sosial, ekonomi dan akademik, serta berisi 36 pernyataan
yang harus diisi oleh peserta didik sesuai dengan kenyataan. Hasil angket dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.1 Hasil Angket Analisis Kebutuhan Peserta Didik
No Pernyataan Ya Tidak
Latar Belakang Sosial
1 Saya pernah mengikuti kerja bakti di sekolah 64 % 36 %
2 Saya pernah mengikuti kerja bakti dirumah 72 % 28 %
3 Peranan saya di dalam masyarakat adalah
menjaga lingkungan sekitar.
84 % 16 %
4 Saya selalu menyapu halaman setiap hari 36 % 64 %
5 Saya sangat termotivasi untuk menjaga
lingkungan sekitar
72 % 28 %
6 Saya merusak tanaman yang ada di lingkungan
sekitar
16 % 84 %
7 Saya membuang sampah botol/plastik/kaleng di
tanah/sungai
28 % 72 %
8 Saya membakar sampah plastik yang sudah tidak
digunakan
44 % 56 %
9 Saya selalu menyisakan makanan ketika selesai
makan
40 % 60 %
10 Saya dapat mengerjakan tugas kelompok dengan
baik bersama teman sekelompok
88 % 12 %
11 Saya melaksanakan piket kelas bersama dengan
teman sekelompok
92 % 8 %
12 Saya dapat membagi tugas dengan teman –
teman ketika membersihkan lingkungan sekolah
88 % 12 %
13 Saya mengerjakan ulangan bersama dengan
teman
20 % 80 %
14 Saya pernah menanam tanaman di lingkungan
sekitar
64 % 36 %
15 Saya pernah mengikuti kegiatan menanam pohon
bersama
40 % 60 %
16 Saya senang melihat sampah menumpuk 8 % 92 %
17 Saya merasa prihatin melihat bencana banjir,
tanah longsor
84 % 16 %
18 Saya selalu membantu pekerjaan ibu di rumah 56 % 44 %
19 Saya suka bermain game sampai lupa waktu 20 % 80 %
Latar Belakang Ekonomi
20 Saya selalu membawa bekal dari rumah 72 % 28 %
21 Saya membawa uang saku kurang dari Rp 5.000 48 % 52 %
22 Saya membawa uang saku lebih dari Rp 5.000 36 % 64 %
23 Saya memiliki mobil satu atau lebih dari satu 76 % 24 %
24 Saya memiliki motor satu atau lebih dari satu 92 % 8 %
25 Saya memiliki televisi satu atau lebih dari satu 76 % 24 %
26 Saya senang belanja di mall 64 % 36 %
27 Setiap naik kelas saya selalu membeli tas/sepatu
baru.
56 % 44 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
No Pernyataan Ya Tidak
28 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan umum (angkot, bis,
becak, dll)
12 % 88 %
29 Saya lebih senang berangkat ke sekolah
menggunakan kendaraan pribadi
(mobil,motor,sepeda)
88 % 12 %
30 Kedua orang tua saya bekerja 72 % 28 %
Latar Belakang Akademik
31 Selain di sekolah saya mengikuti bimbingan
belajar/les
56 % 44 %
32 Saya lebih mudah mengerti materi pelajaran
dengan menggunakan media
52 % 48 %
33 Saya lebih mudah mengerti materi dengan
membaca buku
84 % 16 %
34 Saya mendapat nilai bagus di semua mata
pelajaran
36 % 64 %
35 Saya menyukai pelajaran IPA yang berkaitan
dengan alam
64 % 36 %
36 Saya lebih suka belajar sendiri daripada belajar
bersama teman
24 % 76 %
Latar belakang aspek sosial digunakan untuk melihat kesosialan peserta
didik di lingkungan sekitar. Berdasarkan pernyataan angket di atas item 1 dan 2
tentang kerja bakti di sekolah dan di rumah tidak bisa mengukur sikap kepedulian
peserta didik, karena dari hasil wawancara bahwa di sekolah tidak pernah
diadakan aksi kerja bakti dan kebersihan lingkungan sudah dikelola oleh petugas
kebersihan di sekolah. Selain itu di rumah juga belum tentu peserta didik
mengerjakan pekerjaan rumah karena sudah diselesaikan oleh pembantu atau
orang tua mereka. Untuk item 4 belum tentu seluruh peserta didik menyapu
halaman setiap hari, bisa jadi mereka tidak mempunyai halaman di rumah.
Sedangkan untuk item 9 juga tidak dapat mengukur sikap peduli dengan
lingkungan karena, belum tentu mereka menyisakan makanan setiap hari pada saat
makan. Item 11, juga tidak bisa digunakan untuk mengukur kepedulian terhadap
lingkungan karena belum tentu mereka melaksanakan piket kelas bersama
kelompok. Sedangkan item 13 tidak ada hubungannya dengan kepedulian
lingkungan hidup. Untuk item 15 juga tidak bisa mengukur kepedulian karena
pernyataannya memiliki makna yang berbeda antara peneliti dan peserta didik.
Untuk item 18 belum tentu pekerjaan di rumah di kerjakan oleh ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Latar belakang aspek ekonomi diperlukan untuk melihat tingkat ekonomi
peserta didik, sehingga peneliti dapat melihat karakteristik peserta didik.
Berdasarkan pernyataan angket tersebut item 20 tidak bisa digunakan untuk
melihat karakteristik peserta didik karena belum tentu mereka setiap hari
membawa bekal dari rumah. Sedangkan item 26 belum tentu peserta didik yang
belanja di mall itu hidupnya berkecukupan. Untuk item 27, belum tentu membeli
sepatu/tas pada saat kenaikan kelas.
Latar belakang aspek akademik diperlukan sebagai pertimbangan
pembuatan modul yang digunakan untuk menanamkan sikap peduli lingkungan.
Item 31 tidak dapat dijadikan sebagai acuan karena, belum tentu mengikuti les
atau bimbingan atas kemauan sendiri. Sedangkan item 34 tidak semua peserta
didik selalu mendapatkan nilai bagus di semua mata pelajaran. Selanjutnya item
35 pernyataan kurang tepat, karena dalam mata pelajaran IPA tentu akan
mempelajarai alam dan lingkungan sekitar.
Berdasarkan dari beberapa pernyataan item yang sesuai di dalam angket di
atas maka dapat disimpulkan jika kesosialan para peserta didik dengan lingkungan
yang ada di sekitarnya masih kurang baik dilihat dari pernyataan para peserta
didik. Ekonomi dalam keluarga mereka menurut hasil dari angket yaitu kelas
menengah ke atas, sedangkan akademik peserta didik dilihat dari kriteria
pernyataan yang ada di dalam angket sudah cukup baik dari segi pemahaman
materi.
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas III untuk
mengetahui analisis kebutuhan yang terdiri dari 3 aspek yaitu latar belakang
ekonomi, sosial dan akademik. Pertama adalah wawancara kepala sekolah, yang
dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2016. Peneliti mewawancarai kepala
sekolah untuk mengetahui secara umum kondisi SD Joannes Bosco Yogyakarta.
Beliau menceritakan visi dan misi sekolah maka hasilnya yaitu visi “Cerdas,
terampil, Cinta Kebenaran dan Berwawasan Global”. Visi tersebut memiliki
indikator sebagai berikut: unggul dalam iman, unggul dalam pendidikan karakter,
unggul dalam prestasi akademik dan non akademik, serta unggul dalam
manajemen pembelajaran. Kemudian Misi sekolah yaitu (1) Mengoptimalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
proses pembelajaran dan bimbingan melalui belajar terus menerus. (2) Membina
kemandirian peserta didik melalui kegiatan berkomunikasi, mengekspresikan diri
melalui karya seni dan budaya, dengan public speaking, jurnalistik, penguasaan
tiga bahasa, membaca buku untuk berprestasi. (3) Mengembangkan iman dan
kejujuran dengan penuh kasih serta membagikan kepada sesama. (4)
Mengembangkan sikap berfikir global dan bertindak lokal dengan berbudaya
untuk mencapai pribadi transenden.
Peneliti juga menanyakan tentang bagaimana kualitas kelulusan pada setiap
tahunnya. Dengan jelas kepala sekolah mengatakan bahwa ranking selalu naik
pada tiap tahunnya dilihat dari data administrasi sekolah. Selain itu sosial dan
kedisiplinan juga menjadi semakin meningkat dilihat dari sikap peserta didik
setiap harinya. Pertanyaan yang selanjutnya tentang rata-rata ekonomi orang
tua/wali SD Joannes Bosco Yogyakarta, maka jawabannya adalah rata-rata
ekonomi sudah menengah ke atas. Hal ini dikarenakan sekolah terletak di daerah
pinggiran antara kota dan pedesaan. Kemudian pernyataan selanjutnya sebagian
pekerjaan orangtua/wali yaitu sebagian wiraswasta. Mengenai kurikulum yang
digunakan di SD ini yaitu Kurikulum 2013, beliau mengatakan jika dahulu sempat
menggunakan KTSP kini beralih ke kurikulum 2013 atas kebijakan pemerintah.
Lalu peneliti juga menanyakan tentang model atau pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran. Kemudian kepala sekolah mengatakan bahwa di SD Joannes
Bosco menerapkan PPD (Paradigma Pendidikan Dominikan) dalam proses
pembelajaran. Sekolah ini menggunakan PPD karena bernaung di bawah
kepemimpinan Dominikan.
Peneliti juga menanyakan tentang pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup
yang ada di sekitar sekolah. Maka jawaban yang didapatkan peneliti yaitu bahwa
pengelolaan sudah ditanggung oleh petugas kebersihan. Peserta didik tidak
langsung turun tangan dalam menjaga dan mengelolan lingkungan hidup. Pihak
sekolah juga selalu mengupayakan supaya lingkungan sekitar dapat digunakan
untuk belajar para peserta didik.
Selain melakukan wawancara kepada kepala sekolah, peneliti juga
mewawancarai guru kelas. Wawancara dilakukan pada hari Rabu tanggal 27 Juli
2016. Hasil dari wawancara yaitu yang pertama, metode yang digunakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
guru kelas di III Humanis yaitu ceramah untuk menjelaskan materi pembelajaran
serta peserta didik diajak untuk belajar di dalam kelompok. Kedua, tentang peran
serta peserta didik dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, beliau
mengatakan bahwa peserta didik tidak terlibat banyak dalam aksi lingkungan
seperti kerja bakti, menanam pohon,dll.
3. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27-28 Juli 2016 khusus
dilakukan pada peserta didik kelas III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta.
Jumlah peserta didik terdiri dari 25 anak. Observasi dilakukan di dalam kelas pada
saat proses pembelajaran dan di luar kelas pada saat istirahat. Pembelajaran
dimulai pukul 07.30 karena pukul 07.00-.07.30 dilakukan untuk doa dan
perwalian dari wali kelas masing-masing.
Pertama, observasi di dalam kelas pada saat peserta didik melakukan proses
pembelajaran dengan wali kelasnya. Hasil dari observasi di dalam kelas peneliti
melihat bahwa pembelajaran masih terpaku pada buku paket. Peserta didik kurang
bisa mengeksplor dirinya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Peserta
didik menunggu informasi dari guru yang pada saat itu mengajar. Metode yang
digunakan pada saat pembelajaran bervariasi yaitu individu dan berkelompok.
Materi yang dipelajari saat itu adalah teknologi pangan. Sebelumnya peserta
didik mempunyai PR lalu bersama guru meneliti hasil pekerjaan dari rumah.
Setelah itu guru memberikan tugas mengerjakan soal berikutnya. Setelah selesai
mengerjakan salah satu peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaannya di
depan kelas. Pada kegiatan ini guru berperan sebagai moderator dan bertugas
memberi penguatan atas jawaban yang benar. Pada saat pembelajaran peserta
didik sangat antusias dan menjawab segala pertanyaan yang diajukan kepada
guru. Peneliti melakukan observasi di dalam kelas dengan tujuan melihat situasi
dan kondisi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, melihat metode yang
digunakan dan kemampuan peserta didik memahami materi khususnya lebih pada
aspek akademik.
Selain itu peneliti melakukan observasi di luar kelas dengan tujuan melihat
kondisi peserta didik saat berorientasi dengan lingkungan sekitar. Hasil dari
pengamatan peneliti setiap istirahat peserta didik bermain di halaman sekolah ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pula yang ada di dalam kelas. Sosialisasi antar teman terjalin baik, karena pada
saat itu tidak ada permasalahan yang terjadi. Hanya saja peneliti melihat kondisi
bahwa peserta didik tidak ada yang melakukan piket kelas pada saat itu.
Berdasarkan hasil observasi, analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti,
terlihat di dalam pembelajaran belum ada kegiatan di dalam kelas untuk
melakukan percobaan dan pembelajaran masih terpaku pada materi di buku paket,
sehingga belum memunculkan peserta didik untuk bereksplorasi dalam
menemukan pengetahuan yang akan dicapai. Di luar kelas peneliti melihat bahwa
peserta didik belum berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan
yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan hasil angket peserta didik belum bisa mewakili keseluruhan untuk
melihat kebutuhan peserta didik, maka peneliti melengkapi data yang didapatkan
dari hasil wawancara kepala sekolah, wawancara guru kelas dan observasi. Dapat
disimpulkan bahwa peserta didik secara keseluruhan masih belum tertarik untuk
peduli terhadap lingkungan. Oleh karena itu peneliti mengembangkan modul
pembelajaran IPA yang isi kegiatannya bertujuan untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan.
Setelah melakukan analisis kebutuhan kepada peserta didik di kelas III
Humanis, peneliti menentukan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan
mengembangkan indikator yang sesuai dengan sikap peduli lingkungan yang
dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 4.2 Kompetensi Inti
No Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan dan menghargai agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No Kompetensi Inti
4. Menyajikan pengatahuan faktual dan konseptual dalam bahasa
yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berahlak mulia.
Modul pembelajaran IPA ini dibuat berdasarkan kurikulum 2013, sehingga
yang digunakan adalah pembelajaran tematik. Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran. Modul
Pembelajaran IPA ini diintegrasikan dari beberapa mata pelajaran yaitu Bahasa
Indonesia, PKn dan Matematika. Oleh karena itu Kompetensi Dasar (KD) yang
dipakai adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator
1. Pengetahuan dan Ketrampilan
Muatan: Bahasa Indonesia
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.2 Menguraikan teks
arahan/petunjuk tentang
perawatan hewan dan
tumbuhan, serta daur
hidup hewan dan
pengembangbiakan
tanaman dengan bantuan
guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan
tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu
pemahaman.
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Mengidentifikasi
perkembangbiakan
macam-macam tumbuhan
yang ada di lingkungan
sekitar.
Menguraikan teks menjadi
sebuah petunjuk tentang
perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar.
Menguraikan sebuah
petunjuk berdasarkan
bacaan tentang perawatan
tumbuhan.
Mengidentifikasi dampak
perkembangbiakan
tumbuhan dalam suatu
lingkungan.
4.2 Menerangkan dan 4.2.1 Memperagakan teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mempraktikkan teks
arahan/petunjuk tentang
perawatan hewan dan
tumbuhan serta daur hidup
hewan dan
perkembangbiakan
tanaman secara mandiri
dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk
membantu penyajian.
4.2.2
petunjuk tentang
perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar.
Mempraktikkan cara
merawat tumbuhan secara
mandiri.
Muatan: Matematika
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.1 Memahami sifat-sifat
operasi hitung bilangan
asli melalui pengamatan
pola penjumlahan dan
perkalian.
3.1.1
3.1.2
Menafsirkan operasi
bilangan asli dari 10-1000
ke dalam perkalian dan
pembagian menggunakan
benda yang ada di sekitar.
Mengidentifikasi sifat-sifat
operasi hitung bilangan asli
melalui pola perkalian
dengan soal cerita.
4.2 Merumuskan dengan
kalimat sendiri, membuat
model matematika, dan
memilih strategi yang
efektif dalam
memecahkan masalah
nyata sehari-hari yang
berkaitan dengan
penjumlahan,
pengurangan, perkalian,
pembagian bilangan
bulat, waktu, panjang,
berat benda, dan uang,
serta memeriksa
kebenaran jawabnya.
4.2.1
4.2.2
Memahami soal cerita yang
berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
dengan prinsip perkalian
dan pembagian.
Merumuskan kalimat
matematika dengan prinsip
perkalian dan pembagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Muatan: PPKn
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.2 Mengetahui hak dan
kewajiban sebagai warga
dalam kehidupan sehari-
hari di rumah dan di
sekolah.
3.2.1
3.2.2
Mengidentifikasikan hak
dan kewajiban sebagai
warga cara hidup sehat.
Mengidentifikasi hak dan
kewajiban sebagai warga
dalam memanfaatkan
tanaman.
3.2.3
3.2.4
3.2.5
Mengidentifikasi hak dan
kewajiban sebagai warga
untuk mengembangbiakan
tumbuhan.
Mengidentifikasi cara
menanam tumbuhan secara
perkembangbiakan alami.
Mengidentifikasi cara
menjaga kelestarian
tumbuhan.
4.2 Melaksanakan kewajiban
sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari di
rumah dan sekolah.
4.2.1
4.2.2
Melakukan aksi menanam
bibit di sekolah.
Mendemonstrasikan cara-
cara menanam tanaman
dengan menggunakan
media tanam.
2. Sikap Spiritual
No Kompetensi Dasar No Indikator
1.1 Berdoa 1.1.1
1.1.2
Tenang dan santun saat
berdoa
Hafal berkat Dominikan
3. Sikap Sosial
No Kompetensi Dasar No Indikator
2.1
Persaudaraan dan
kegembiraan
2.1.1
Ramah, percaya diri dan
senang bersahabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2.2 Memulai dari apa yang
ada
2.2.1 Mengharagai waktu.
Kompetensi Dasar terdiri dari beberapa aspek yang pertama aspek
pengetahuan dan ketrampilan, aspek sikap sosial dan sikap spiritual. Pada aspek
pengetahuan dan ketrampilan di dalamnya terdapat 3 muatan pelajaran yang
pertama KD muatan pelajaran Bahasa Indonesia, KD muatan pelajaran
Matematika dan KD muatan pelajaran PKn. Masing-masing dari Kompetensi
Dasar (KD) dikembangkan indikator sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
yaitu menanamkan sikap peduli lingkungan dengan diintegrasikan ke dalam
pembelajaran IPA.
Berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dan
pengembangan indikator maka peneliti menentukan tema dan pengembangan
materi berdasarkan prinsip Tomlinson yang akan dikembangkan pada langkah
selanjutnya. Setelah menentukan KI dan KD serta mengembangkan indikator,
peneliti menentukan tema yaitu “Keanekaragaman Hayati“. Tema ini
berhubungan dengan perkembangbiakan tumbuhan dan lingkungan hidup yang
ada di sekitar.
4.1.1.2 Desain
1) Menentukan Materi Berdasarkan Prinsip Tomlinson
Dengan adanya tema tersebut maka peneliti dapat menanamkan sikap peduli
terhadap lingkungan dengan berbagai kegiatan. Pengembangan materi pada modul
dikembangkan berdasarkan prinsip dari Tomlinson (dalam Harsono:2007) yang
dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1) Material should achieve impact
Pada prinsip pertama modul yang diciptakan harus mencapai dampak, sehingga
materi serta kegiatannya dapat diterima oleh peserta didik. Peserta didik mampu
memahami tentang apa yang dipelajari. Oleh karena itu di dalam modul, penulis
memberikan kegiatan seperti gambar di bawah ini, yaitu peserta didik menuliskan
pengalamannya setelah mengamati tumbuhan dan merawat tumbuhan yang ada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
lingkungan sekitar. Contoh penerapan prinsip pertama maka dapat dilihat dalam
modul pada gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Modul Pembelajaran Prinsip 1
(2) Materials should help learners to develop confidence
Pada prinsip kedua, isi modul harus bisa membantu peserta didik
mengembangkan kepercayaan diri. Oleh karena itu peneliti membuat kegiatan
pembelajaran seperti gambar 4.2 di bawah ini, yaitu mempresentasikan hasil
diskusinya berupa soal berhitung, sehingga peserta didik dapat belajar percaya diri
di depan orang lain.
Gambar 4.2 Modul Pembelajaran Prinsip 2
(3) What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful,
Pada prinsip ketiga, modul harus mudah digunakan dan berkaitan satu sama
lain, sehingga peserta didik dapat mempelajarinya dengan baik. Oleh karena itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penulis membuat kegiatan pembelajaran seperti gambar 4.3 di bawah ini, yaitu
sebuah teks bacaan tentang Perkembangbiakan Tumbuhan dengan tunas yang
diusung sesuai dengan subtema yaitu Perkembangbiakan Tumbuhan. Peserta didik
diminta untuk menceritakan kembali teks bacaan dan membuat sebuah petunjuk.
Gambar 4.3 Modul Pembelajaran Prinsip 3
(4) Material should require and facilitate learners self-investment,
Pada prinsip keempat, modul harus memfasilitasi peserta didik dalam
membentuk kepribadian. Oleh karena itu peneliti, membuat kegiatan
pembelajaran seperti gambar 4.4 di bawah ini, yaitu contemplasi yang mengajak
peserta didik untuk mengendapkan dalam hati pembelajaran yang sudah
dilaksanakan. Kegiatan ini akan membantu membentuk pribadi peserta didik.
Gambar 4.4 Modul Pembelajaran Prinsip 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
(5) Learners must be ready to acquire the points to be taught,
Pada prinsip kelima, modul harus membantu peserta didik untuk mengerti
poin dari pembelajaran yang telah dilakukan. Pada gambar 4.5 di bawah ini
contoh modul yang berisi prinsip ke 5 kegiatan tentang apa saja yang harus
mereka tuliskan setelah melakukan percobaan menanam bibit cabai. Oleh karena
itu dari kegiatan tersebut peserta didik mendapatkan poin-poin sebagai
pengetahuan yang mereka dapatkan dari hasil percobaan.
Gambar 4.5 Modul Pembelajaran Prinsip 5
(6) Materials should help learners feel at ease
Pada prinsip keenam, modul yang dibuat harus bisa membuat peserta didik
merasa nyaman dan senang saat menggunakannya. Oleh karena itu peneliti
membuat modul seperti gambar di atas, yaitu modul diberikan gambar dan
instruksi yang jelas, gambar yang menarik, sehingga membuat peserta didik
merasa nyaman dalam mengerjakan.
Gambar 4.6 Modul Pembelajaran Prinsip 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
(7) Materials should take into account that learners differ in affective attitudes,
Pada prinsip ketujuh, modul yang dibuat harus menghasilkan catatan belajar
pada saat pembelajaran di mana setiap peserta didik memiliki sikap yang berbeda-
beda. Oleh karena itu peneliti membuat seperti gambar 4.7 di bawah ini yaitu
langkah kerja menanam bibit cabai. Dengan praktik menanam ini setiap peserta
didik akan memperlihatkan sikap perilaku yang berbeda-beda.
Gambar 4.7 Modul Pembelajaran Prinsip 7
(8) Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic
and emotional involvement which stimulates both right and left brain activities,
Pada prinsip kedelapan, modul yang dibuat harus memperlihatkan potensi
peserta didik dalam estetika, intelektual dan keterlibatan emosi pada dirinya. Oleh
karena itu peneliti membuat kegiatan pembelajaran seperti gambar 4.8 di bawah
ini, yaitu menempelkan biji-bijian sambil berhitung. Hal ini akan memacu emosi
dan ketelitian peserta didik dalam melakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.8 Modul Pembelajaran Prinsip 8
(9) Materials should provide opportunities for outcome feedback.
Pada prinsip kesembilan, modul yang dibuat harus harus menyediakan umpan
balik kepada peserta didik. Oleh karena itu peneliti membuat kegiatan
pembelajaran seperti gambar di atas, yaitu actuating yang berupakan bagian dari
tahap PPD. Dalam kegiatan ini peserta didik dapat menuliskan niat-nilat yang
harus mereka lakukan setelah selesai pembelajaran.
Gambar 4.9 Modul Pembelajaran Prinsip 9
2) Deskripsi Modul
Modul pembelajaran IPA yang dibuat berorientasi pada Pendidikan
Emansipatoris. Aspek di dalam pendidikan Emansipatoris adalah humanisasi,
kesadaran kritis dan mempertanyakan sistim berupa dialog murni. Nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pendidikan Emansipatoris diterapkan di setiap
kegiatan yang ada di dalam modul. Pertama, nilai humanisasi terintegrasi di
dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik, karena kegiatan yang
dirancang sesuai dengan realitas yang ada di sekitarnya. Peserta didik dapat
menyelesaikan sendiri permasalahan dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Ada keterlibatan peserta didik di dalam setiap kegiatan pembelajaran, sehingga
mereka tidak hanya menerima materi dari guru.
Sedangkan dari aspek kesadaran kritis, pada setiap kegiatan di dalam
modul berusaha untuk membangkitkan kesadaran peserta didik sehingga
mereka dapat berkreasi dengan tindakan mereka yang nyata. Contoh tindakan
yang membangkitkan kesadaran peserta didik yaitu pada saat berkegiatan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
lingkungan sekitar dan merawat lingkungan. Selain itu kegiatan pada saat
menanam bibit cabai.
Aspek yang ketiga yaitu dialog, dalam pendidikan bukan transfer
pengetahuan melainkan perjumpaan antara pendidik dan peserta didik dalam
sebuah dialog dalam proses mengetahui dan berpikir. Dalam modul kegiatan
yang dilakukan semuanya terjadi proses dialog antara pendidik dan peserta
didik, sehingga seimbang. Peserta didik tidak serta merta menerima materi
secara utuh dari guru tetapi juga mencari tahu sendiri dengan berbagai praktik
yang dilakukan. Setiap pembelajaran juga dibentuk dalam sebuah kelompok,
sehingga menciptakan komunikasi dan berbagi ilmu antara peserta didik yang
satu dan yang lainnya.
Modul ini juga menggunakan Paradigma Pendidikan Dominikan (PPD)
karena menyesuaikan penggunaan pendekatan yang digunakan di SD Joannes
Bosco Yogyakarta. Tahap PPD terdiri dari yang pertama Learning, di dalam
modul learning terdapat semua tahap kegiatan yang dilakukan menggunakan
pendekatan saintifik, yang dibuat untuk menanamkan sikap peduli lingkungan.
Kedua yaitu, contemplating, di dalam modul pada tahap ini mengajak peserta
didik untuk masuk dalam suasana hening untuk memahami apa yang sudah
dipelajari yaitu tentang perkembangbiakan tumbuhan dan lingkungan hidup.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk membuat doa syukur atas ungkapan
rasa terima kasih mereka. Ketiga, actuating pada tahap ini peserta didik
menuliskan niat apa saja yang akan mereka lakukan selanjutnya bagi
lingkungan di sekitarnya. Keempat, sharing pada tahap ini peserta didik
meceritakan secara singkap niat yang sudah ditulis dalam tahap actuating. Pada
tahap ini bisa juga diintegrasikan dengan aspek Emansipatoris bagian dialog,
sehingga peserta didik dapat saling berdialog dan belajar dari pengalaman
peserta didik lainnya. Kelima, reflecting pada tahap ini peserta didik
merefleksikan seluruh kegiatan pembelajaran dan merefleksikan manfaat apa
yang mereka dapatkan dari seluruh kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas merupakan bagian-bagian isi modul yang
berbasis Pendidikan Emansipatoris dengan menggunakan pendekatan PPD,
bertujuan untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3) Instrumen Penilaian Para Ahli
Modul Pembelajaran IPA disusun kemudian dilakukan penilaian kepada
para ahli dan guru kelas III. Berikut merupakan data hasil penilaian modul
pembelajaran IPA oleh penilai.
Penilaian Modul pembelajaran dilakukan oleh ahli IPA pada tanggal 29
November 2016. Berikut tabel hasil penilaian modul.
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Para Ahli IPA
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
Identitas mata pelajaran
1. Terdapat satuan pendidikan,
kelas, semester, tema,
subtema, pembelajaran ke- ѵ
Perumusan Indikator
2. Kesesuaian dengan
Kompetensi Inti
ѵ
3. Kesesuaian dengan
Kompetensi Dasar
ѵ
4. Kesesuaian rumusan
dengan aspek Kognitif
ѵ
5. Kesesuaian rumusan
dengan aspek Afektif
ѵ
6. Kesesuaian rumusan
dengan aspek Psikomotorik
ѵ
Uraian Tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
7. Kesesuaian dengan
indikator (Kognitif, afektif,
psikomotorik)
ѵ
8. Kesesuaian dengan
perumusan tujuan dengan
aspek Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree
ѵ
9. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
10. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
11. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
12. Keruntutan uraian materi
ajar
ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
13. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
14. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
ѵ
15. Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
mengkomunikasikan)
ѵ
16. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
17. Komponen dalam modul
lengkap (KI, KD, Indikator,
kegiatan pembelajaran)
ѵ
18. Penggunaan bahasa mudah
dipahami oleh peserta didik
ѵ
19. Urutan modul pembelajaran
telah disusun secara
sistematis.
ѵ
Metode Pembelajaran
20. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
21. Kesesuaian dengan
pendekatan saintifik
(mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan)
ѵ
22. Kesesuaian dengan metode
inquiri
ѵ
23. Kesesuaian dengan
karateristik peserta didik
ѵ
Skenario/Kegiatan Pembelajaran
24. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mengamati
ѵ
25. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
menanya
ѵ
26. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
menalar
ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
27. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mencoba
ѵ
28. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mengkomunikasikan
ѵ
29. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menumbuhkan relasi dan
kemampuan berpikir kritis.
ѵ
30. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar
peserta didik untuk
menemukan realitas dengan
menggunakan panca indra.
ѵ
31. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk
menemukan pengetahuan
sendiri dalam proses
pembelajaran.
ѵ
32. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
memberdayakan antara
guru dan peserta didik, serta
mampu berefleksi diakhir
pembelajaran.
ѵ
33. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan
materi pembelajaran
ѵ
34. Kesesuaian alokasi waktu
kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan
penutup dengan cakupan
materi dan tingkat
pemahaman peserta didik.
ѵ
Rancangan Penilaian Autentik
35. Kesesuaian bentuk, teknik
dan instrumen dengan
indikator pencapaian
kompetensi.
ѵ
36. Kesesuaian antara bentuk, ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
teknik dan instrumen
kognitif
37. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen afektif
ѵ
38. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
psikomotorik
ѵ
Total Skor
Saran Validator:
Berikut adalah tabel penilaian dari ahli PPD yang dilakukan pada tanggal
29 November 2016.
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Para Ahli PPD
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
Identitas mata pelajaran
1. Terdapat satuan pendidikan,
kelas, semester, tema, subtema,
pembelajaran ke- ѵ
Perumusan Indikator
2. Kesesuaian dengan
Kompetensi Inti
ѵ
3. Kesesuaian dengan
Kompetensi Dasar
ѵ
4. Kesesuaian rumusan dengan
aspek Kognitif
ѵ
5. Kesesuaian rumusan dengan
aspek Afektif
ѵ
6. Kesesuaian rumusan dengan
aspek Psikomotorik
ѵ
Uraian Tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
7. Kesesuaian dengan indikator
(Kognitif, afektif,
psikomotorik)
ѵ
8. Kesesuaian dengan perumusan
tujuan dengan aspek Audience,
ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Behaviour, Condition, dan
Degree
9. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
10. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
11. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
12. Keruntutan uraian materi ajar ѵ
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
13. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
14. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
ѵ
15. Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik (mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
mengkomunikasikan)
ѵ
16. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
17. Komponen dalam modul
lengkap (KI, KD, Indikator,
kegiatan pembelajaran)
ѵ
18. Penggunaan bahasa mudah
dipahami oleh peserta didik
ѵ
19. Urutan modul pembelajaran
telah disusun secara sistematis.
ѵ
Metode Pembelajaran
20. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
21. Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik (mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan)
ѵ
22. Kesesuaian dengan metode
inquiri
ѵ
23. Kesesuaian dengan karateristik
peserta didik
ѵ
Skenario/Kegiatan Pembelajaran
24. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mengamati
ѵ
25. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pendekatan Saintifik aspek
menanya
26. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
menalar
ѵ
27. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mencoba
ѵ
28. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mengkomunikasikan
ѵ
29. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menumbuhkan relasi dan
kemampuan berpikir kritis.
ѵ
30. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar
peserta didik untuk
menemukan realitas dengan
menggunakan panca indra.
ѵ
31. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk
menemukan pengetahuan
sendiri dalam proses
pembelajaran.
ѵ
32. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
memberdayakan antara guru
dan peserta didik, serta mampu
berefleksi diakhir
pembelajaran.
ѵ
33. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi
pembelajaran
ѵ
34. Kesesuaian alokasi waktu
kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup
dengan cakupan materi dan
tingkat pemahaman peserta
didik.
ѵ
Rancangan Penilaian Autentik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
35. Kesesuaian bentuk, teknik dan
instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi.
ѵ
36. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen kognitif
ѵ
37. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen afektif
ѵ
38. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
psikomotorik
ѵ
Total Skor
Saran Validator:
Berikut adalah tabel penilaian dari guru kelas III yang dilakukan pada
tanggal 01 Desember 2016.
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Guru kelas III
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
Identitas mata pelajaran
1. Terdapat satuan pendidikan,
kelas, semester, tema, subtema,
pembelajaran ke- ѵ
Perumusan Indikator
2. Kesesuaian dengan
Kompetensi Inti
ѵ
3. Kesesuaian dengan
Kompetensi Dasar
ѵ
4. Kesesuaian rumusan dengan
aspek Kognitif
ѵ
5. Kesesuaian rumusan dengan
aspek Afektif
ѵ
6. Kesesuaian rumusan dengan
aspek Psikomotorik
ѵ
Uraian Tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik
7. Kesesuaian dengan indikator
(Kognitif, afektif,
psikomotorik)
ѵ
8. Kesesuaian dengan perumusan
tujuan dengan aspek Audience,
Behaviour, Condition, dan
Degree
ѵ
9. Kesesuaian dengan ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
karakteristik peserta didik
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
10. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
11. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
12. Keruntutan uraian materi ajar ѵ
Pemilihan Media dan Sumber Belajar
13. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
14. Kesesuaian dengan materi
pembelajaran
ѵ
15. Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik (mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
mengkomunikasikan)
ѵ
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
16. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
ѵ
17. Komponen dalam modul
lengkap (KI, KD, Indikator,
kegiatan pembelajaran)
ѵ
18. Penggunaan bahasa mudah
dipahami oleh peserta didik
ѵ
19. Urutan modul pembelajaran
telah disusun secara sistematis.
ѵ
Metode Pembelajaran
20. Kesesuaian dengan tujuan
pembelajaran
ѵ
21. Kesesuaian dengan pendekatan
saintifik (mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan)
ѵ
22. Kesesuaian dengan metode
inquiri
ѵ
23. Kesesuaian dengan karateristik
peserta didik
ѵ
Skenario/Kegiatan Pembelajaran
24. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mengamati
ѵ
25. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
menanya
26. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
menalar
ѵ
27. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mencoba
ѵ
28. Keruntutan kegiatan
pembelajaran berdasarkan
Pendekatan Saintifik aspek
mengkomunikasikan
ѵ
29. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menumbuhkan relasi dan
kemampuan berpikir kritis.
ѵ
No Komponen yang dinilai Skor
Saran 1 2 3 4
30. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
menciptakan dialog antar
peserta didik untuk
menemukan realitas dengan
menggunakan panca indra.
ѵ
31. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dapat
melaksanakan aksi untuk
menemukan pengetahuan
sendiri dalam proses
pembelajaran.
ѵ
32. Kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan
memberdayakan antara guru
dan peserta didik, serta mampu
berefleksi diakhir
pembelajaran.
ѵ
33. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi
pembelajaran
ѵ
34. Kesesuaian alokasi waktu
kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup
dengan cakupan materi dan
tingkat pemahaman peserta
didik.
ѵ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Rancangan Penilaian Autentik
35. Kesesuaian bentuk, teknik dan
instrumen dengan indikator
pencapaian kompetensi.
ѵ
36. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen kognitif
ѵ
37. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen afektif
ѵ
38. Kesesuaian antara bentuk,
teknik dan instrumen
psikomotorik
ѵ
Total Skor
Saran Validator:
Berdasarkan penilaian dari para ahli dengan menggunakan acuan skala 4
dapat diketahui bahwa total skor yang diperoleh dari penilai ahli IPA adalah 130
dengan rata-rata skor sebesar 3,4. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang
dikembangkan oleh peneliti masuk dalam kategori “ sangat baik”. Dari penilai
ahli PPD total skor 139 dengan rata-rata skor 3,7. Hal ini menunjukkan bahwa
produk yang dikembangkan oleh peneliti masuk dalam kategori “sangat baik”.
Sedangkan dari penilai guru kelas III total skor 120 dengan rata-rata skor 3,1. Hal
ini menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan oleh peneliti masuk dalam
kategori “baik”. untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Rekap Penilaian Para Ahli
Penilai Skor
Rata-rata 1 2 3 4
Ahli IPA 0 18 24 88 3,4
Ahli PPD 0 0 39 100 3,7
Guru Kelas III 0 6 66 48 3,1
4.1.1.3 Revisi
1) Hasil Penilaian Para Ahli
Berikut adalah kritikan hasil dari penilaian para ahli diantaranya adalah
Pertama adalah tentang tema pada modul, materi tentang perkembangbiakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
hewan dan tanaman lebih diarahkan ke pelestarian keanekaragaman hayati dan
bukan masuk ke dalam masalah sampah yang ada di lingkungan. Oleh karena itu
peneliti fokus tentang bagaimana melestarikan tanaman yang ada di lingkungan
sekitar. Kedua, pada soal tematik bagian mata pelajaran matematika, soal harus
dikaitkan dengan lingkungan dan tidak boleh jauh dari materi tentang IPA.
Ketiga, sistematika modul masih lemah terutama dalam pendekatan saintifik
sehingga hal ini dapat menghambat peserta didik untuk berpikir kritis.
2) Revisi Modul
Revisi modul dilakukan berdasarkan saran dan komentar yang ditulis para ahli
dari hasil penilaian, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
Revisi yang pertama yaitu tentang hitungan dalam mata pelajaran matematika
yang diintegrasikan dengan mata pelajaran IPA yang berkaitan dengan
lingkungan. pada awalnya peneliti memasukkan unsur sampah pada modul
sehingga bahan yang digunakan adalah sedotan bekas. Tetapi setelah dilakukan
penilaian peneliti merevisi modul yang fokus terhadap pelestarian
keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar, maka bahan yang digunakan yaitu
biji-bijian hasil dari tumbuhan. Maka, dapat dilihat hasil sebelum revisi dan
sesudah revisi di bawah ini.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.10 Modul Sebelum Revisi Gambar 4.11 Modul Sesudah Revisi
(yang pertama) (yang pertama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Revisi yang kedua yaitu tentang soal matematika yang diintegrasikan ke
dalam mata pelajaran IPA. Soal cerita yang sebelumnya unsur di dalamnya jauh
dari topik tentang IPA yaitu pembagian tentang roti. Oleh karena itu peneliti
merevisi kalimat soal cerita tersebut menjadi bibit sledri, karena bibit masih
berhubungan dengan perkembangbiakan tumbuhan. Mata pelajaran IPA secara
tersirat juga diajarkan pada saat menanam bibit cabai dengan menghitung
pembagian bibit sesuai dengan kelompok. Maka hasil sebelum dan sesudah revisi
dapat dilihat di bawah ini.
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.12 Modul sebelum Revisi Gambar 4.13 Modul Sesudah Revisi
( yang kedua) (yang kedua)
Revisi yang ketiga yaitu tentang materi yang pertama masih membahas
tentang daur ulang sampah supaya tidak mencemari lingkungan yang ada di
sekitar. Dalam proses perbaikan peneliti memfokuskan modul tentang pelestarian
keanekaragaman hayati, maka peneliti mengganti gambar kegiatan daur ulang
sampah menjadi gambar kegiatan tentang pelestarian lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Gambar 4.14 Modul sebelum revisi Gambar 4.15 Modul sesudah revisi
(yang ketiga) (yang ketiga)
4.1.1.4 Implementasi
Setelah dilakukan revisi oleh peneliti untuk menguji kualitas modul maka
dilaksanakan implementasi penggunaan modul di sekolah. Implementasi
dilaksanakan 2 hari. Hari pertama pada tanggal 08 Desember 2016, sedangkan
hari kedua pada tanggal 09 Desember 2016. Hasil dari implementasi dapat
dijelaskan sebagai berikut.
1) Praktik Penggunaan Modul Hari Pertama
Implementasi modul dimulai pukul 08.30-11.30 di kelas III Humanis SD
Joannes Bosco Yogyakarta. Pembelajaran dimulai dari kegiatan I dengan Sub
Tema “Perkembangbiakan Tumbuhan” dimulai dari pengamatan tumbuhan
kemudian peserta didik menganalisis jenis perkembangbiakannya. Kemudian
peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan teks yang
ada di modul. Menganalisis teks bertujuan untuk melihat tingkat pemahaman
peserta didik. Kegiatan ini mengandung nilai humanisasi karena peserta didik
belajar untuk memecahkan sendiri sesuai dengan pemahaman mereka. Salah satu
peserta didik masih merasa kesulitan dalam menceritakan kembali teks bacaan
dengan menggunakan bahasanya sendiri. Salah satu kelompok mempresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kepercayaan
diri peserta didik, kegiatan ini mengandung nilai dialog murni. Kegiatan
selanjutnya yaitu di luar kelas. Peserta didik masih bekerja di dalam kelompok,
dengan mempraktikan bagaimana cara merawat lingkungan di sekitar sekolah.
Kegiatan yang telah mereka lakukan dicatat di dalam modul berupa tempat serta
kegiatan yang dilakukan. setelah itu peserta didik menuliskan pengalaman yang
didapatkan setelah melakukan kegiatan di atas. Kegiatan tersebut mengandung
nilai kesadaran kritis, sebab peserta didik belajar langsung dari pengalaman yang
mereka dapatkan.
Kegiatan belajar 2 dengan subtema “ Aku dan Sekitarku” peserta didik masuk
pada mata pelajaran matematika yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
IPA. Peserta didik menepelkan biji-bijian sambil berhitung, kegiatan ini
mengandung nilai humanisasi. Setelah itu peserta didik mengerjakan soal cerita
yang isinya masih berhubungan dengan lingkungan. Peserta didik tidak merasa
kesulitan dalam mengerjakan soal berhitung tersebut. Kegiatan tersebut menjadi
kegiatan akhir di pertemuan kedua. Peserta didik diajak untuk berkontemplasi
yaitu masuk dalam suasana hening dan kembali memahami apa yang sudah
dipelajari tentang perkembangbiakan tumbuhan. Peserta didik membuat doa
syukur sebagai wujud terima kasihnya kepada Tuhan. Setelah melakukan
kontemplasi peserta didik melakukan tahap actuating yaitu menuliskan aksi yang
akan mereka lakukan selanjutnya bagi lingkungan di sekitarnya. Kegiatan
actuating tersebut mengandung nilai penyadaran kritis, karena mengajak peserta
didik untuk sadar dengan apa yang sudah dipelajarinya. Aksi tersebut
disharingkan kepada teman-temannya di dalam kelas lalu merefleksikan diri
selama proses pembelajaran. Dalam tahap ini terdapat salah satu peserta didik
yang kritis bertanya tentang hal yang ingin ia ketahui. Proses pembelajaran
implementasi tanpa jeda istirahat mengingat waktu, sehingga selesai implementasi
peserta didik langsung dipulangkan.
2) Praktik Penggunaan Modul Hari Kedua
Implementasi hari kedua dimulai pukul 08.00- 11.30 di kelas III Humanis.
Pembelajaran dimulai pada kegiatan belajar 1 dengan subtema “ Ayo Peduli
Lingkungan” pada pertemuan ini peserta didik mengidentifikasi hak dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kewajiban dalam mata pelajaran PKn yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
IPA. Peserta didik mempelajari tentang hidup sehat, dengan menyebutkan ciri-ciri
lingkungan yang sehat. Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi peserta didik
supaya melaksankan kewajibannya untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
Peserta didik juga mengerjakan manfaat kenaekaragaman hayati di sekitar bagi
kelangsungan hidup manusia. Dalam mengerjakan peserta didik sudah tidak ada
kesulitannya. Kemudian pada kegiatan selanjutnya peserta didik menuliskan
kewajiban apa saja yang harus dilakukan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Kegiatan ini mengandung nilai penyadaran kritis, karena peserta didik diajak
untuk menyadari tentang hak dan kewajibannya dengan terjun langsung di
kehidupan nyata. Pada setiap jawaban peserta didik dirasa masih kurang kritis dan
detail, sehingga masih perlu pendalaman lagi. Kegiatan selanjutnya peserta didik
disajikan gambar untuk memilih. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memotivasi
peserta didik agar terdorong untuk melihat segi positif dan negatifnya lingkungan
yang subur banyak tumbuhannya dan lingkungan yang gersang tidak banyak
ditanamai tumbuhan. Oleh karena itu peserta didik menjadi tahu tindakan apa
yang harus mereka lakukan.
Setelah selesai pada kegiatan belajar pertama, peserta didik memasuki pada
kegiatan belajar 2 dengan subtema “ Aksi Lingkungan”. Pada pembelajaran
pertama peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Dengan belajar secara
berkelompok peserta didik dapat belajar berdialog antara sesama teman serta guru
untuk mendapatkan pengetahuan baru. Peserta didik mempelajari tentang
perkembangbiakan dengan menggunakan biji. Melanjutkan pada pertemuan
pertama ketika peserta didik berhitung menggunakan biji, sehingga peserta didik
menjadi tahu bahwa biji merupakan bagian dari tumbuhan. Ada peserta didik yang
mengatakan jika biji termasuk dapat digunakan untuk memperbanyak tumbuhan.
Kegiatan ini peserta didik mampu menyadari apa yang sudah mereka lakukan
secara nyata, maka mengandung nilai kesadaran kritis. Setelah peserta didik
belajar perkembangbiakan dengan menggunakan biji, mereka belajar di luar kelas.
Peserta didik masih belajar secara bekelompok yaitu praktik menanam bibit cabai.
Pada saat praktik menanam, respon peserta didik beraneka ragam. Tetapi secara
keseluruhan mereka senang dalam kegiatan ini dan menjadi hal yang baru bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mereka ketika menanam bibit cabai. Setelah menanam bibit cabai peserta didik
membuat laporan singkat tentang kegiatan yang dilakukan. Dalam proses
menanam mengandung nilai humanisasi, karena peserta didik belajar mengetahui
apa yang harus mereka lakukan dengan menggunakan lembar kerja yang sudah
disediakan di dalam modul. Selain itu juga mengandung nilai kesadaran kritis dan
dialog murni, karena peserta didik mendapatkan pengalaman nyata dengan
berdialog dengan sesama memecahkan permasalahan.
Selanjutnya peserta didik masuk ke kegiatan belajar 3 dengan subtema “ Aku
Pasti Bisa”. Pada pembelajaran ini dilaksanakan sangat singkat karena waktu
sudah hamper habis. Tetapi pembelajaran tetap terlaksana dengan baik. Pada
kegiatan ini peserta didik mengerjakan soal matematika. Kemudian dilanjutkan
contemplating, actuating, sharing dan reflecting seperti pada pertemuan pertama.
Semua kegiatan dan pemahaman materi yang diajarkan mengandung nilai-nilai
Pendidikan Emansipatoris.
4.1.1.5 Evaluasi
1) Hasil Implementasi
Setelah dilakukan implementasi peneliti menganalisis setiap proses saat
pembelajaran berlangsung. Pada saat proses pembelajaran peneliti juga belajar
dari reaksi yang diperlihatkan oleh para peserta didik. Proses pembelajaran
berjalan selama dua hari dan berjalan dengan lancar. Peserta didik sangat antusiasi
mengikuti pembelajaran karena modul yang digunakan banyak belajar di luar
kelas dan dilakukan secara berkelompok. Berdasarkan pengalaman pada saat
proses menanam peserta didik diminta untuk membawa perlengkapan untuk
menanam, alhasil mereka tidak membawa perlengkapan sesuai instruksi. Tetapi
semua dapat diatasi menggunakan peralatan yang ada serta beberapa yang
disediakan oleh peneliti. Hasil dari pembelajaran hari kedua peserta didik
menanam bibit cabai secara berkelompok. Hasil menanam di letakkan di sekitar
halaman sekolah untuk mereka amati selanjutnya.
Pada saat pembelajaran peserta didik banyak yang kurang paham dengan
beberapa bahasa yang digunakan dalam modul. Contohnya pada perintah
“analisislah” dengan menggunakan kata ini peserta didik tidak dapat memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
maksud perintahnya. Selain itu pada saat proses pembelajaran peneliti
menemukan perintah yang kurang tepat pada bagian menempel menggunakan
biji-bijian, yaitu bagian bawah perintah masih bertuliskan menempel
menggunakan potongan sedotan. Peneliti kurang teliti dalam proses revisi pada
tahap sebelumnya.
Secara keseluruhan proses implementasi berhasil membuat peserta didik
antusias dalam melakukan setiap kegiatannya serta dapat menjawab pertanyaan
yang ada di dalam modul pembelajaran.
2) Hasil Wawancara Peserta Didik
Wawancara dilakukan kepada 3 peserta didik pada tanggal 09 Desember 2016
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan modul yang telah digunakan dalam
proses pembelajaran. Hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, pertanyaan tentang pemahaman peserta didik mengerjakan soal yang
ada di dalam modul. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi
yaitu dua peserta didik (66,7%) menyatakan bahwa mereka paham dalam
mengerjakan modul karena sudah ada petunjuk di dalam modul. Satu peserta didik
(33,3%) menyatakan bahwa ia kurang paham dalam mengerjakan modul karena
terdapat kata-kata yang tidak dimengerti.
Kedua, pertanyaan tentang manfaat yang peserta didik dapatkan setelah
mengerjakan modul. Hasil wawancara peserta didik setelah implementasi yaitu
ketiga peserta didik (100%) menyatakan bahwa mereka dapat mempelajari
tumbuhan. Peserta didik yang pertama menyatakan bahwa ia dapat belajar
bagaimana menanam bibit cabai, peserta didik yang kedua menyatakan jika ia
dapat mengenal berbagai macam tumbuhan. Sedangkan peserta didik yang ketiga
menyatakan bahwa ia bisa belajar tentang menanam dan menempel biji-bijian.
Ketiga, pertanyaan tentang kesulitan yang dialami peserta didik pada saat
mengerjakan modul. Hasil dari wawancara peserta didik setelah implementasi
yaitu ketiga peserta didik (100%) menyatakan bahwa kesulitan yang dialami
terjadi pada saat menanam bibit cabai.
Keempat, pertanyaan tentang tindakan yang akan dilakukan selanjutnya setelah
mempelajari perkembangbiakan tumbuhan. Hasil dari wawancara peserta didik
setelah implementasi yaitu dua peserta didik (66,7%) menyatakan bahwa mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
akan menanam tanaman serta memanfaatkannya. Sedangkan satu peserta didik
(33,3 %) menyatakan jika akan merawat tumbuhan supaya tidak rusak.
Kelima, pertanyaan tentang perasaan yang peserta didik rasakan pada saat
belajar menggunakan modul tersebut. Hasil dari wawancara peserta didik setelah
implementasi yaitu ketiganya merasa senang. Satu peserta didik (33,3%) merasa
senang karena modul yang digunakan banyak terdiri dari gambar-gambar
sehingga tidak membosankan. Dua peserta didik (66,7%) merasa senang karena
dapat belajar di luar kelas.
3) Kelebihan dan Kelemahan Modul
Dari hasil observasi saat implementasi serta wawancara 3 peserta didik
makan dapat disimpulkan kelebihan dan kelemahan modul yang dapat
dijelaskan sebagai berikut. Kelebihan modul yang dikembangkan oleh peneliti
yaitu modul menyajikan materi peduli lingkungan. Sikap peduli lingkungan
terdapat dalam materi kurikulum 2013 yang terintegrasi ke dalam 3 mata
pelajaran yaitu bahasa Indonesia, matematika dan PKn yang kemudian menjadi
modul pembelajaran IPA. Setiap kegiatan mengajarkan peserta didik untuk
berpikir kritis, berdialog dengan guru dan sesama temannya dalam mencapai
pengetahuan. Modul disertai petunjuk-petunjuk disetiap kegiatannya dan
dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik sehingga peserta didik tidak
merasa bosan. Modul memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara nyata di
lingkungan sekitar, sehingga peserta didik dapat mengeksplor dirinya untuk
menambah pengalaman.
Modul pembelajaran yang dihasilkan tidak hanya memiliki beberapa
kelebihan saja, namun modul tersebut juga memiliki beberapa kelemahan yaitu
bahasa yang digunakan dalam modul masih kurang sesuai dengan peserta
didik, sehingga masih ada beberapa kata yang kurang dimengerti. Kelemahan
pada modul juga terletak pada pengembangan modul hanya terbatas pada cara
menanamkan sikap peduli lingkungan.
4.1.2 Kualitas Produk
Dari hasil penilaian yang sudah dilakukan oleh ahli IPA, Ahli PPD dan
guru kelas III berkaitan dengan modul IPA, maka dapat diperoleh rata-rata dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
seluruh penilai. Berikut adalah data rekapitulasi ketiga penilai yang disajikan ke
dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Data Rekapitulasi Penilaian dari Ketiga Penilai
Penilai Rerata Kategori
Dosen Ahli IPA 3,4 Sangat Baik
Ahli PPD 3,7 Sangat Baik
Guru Kelas 3,1 Baik
Jumlah Rata-rata 3,4 Sangat Baik
Dari hasil penilaian ketiga ahli diperoleh rata-rata skor 3,4 masuk dalam
kategori “ sangat baik “, sehingga modul tersebut layak untuk diimplementasikan.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan di SD Joannes Bosco
Yogyakarta peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, beliau
menyatakan bahwa rata-rata ekonomi orang tua/wali peserta didik kelas SD
Joannes Bosco adalah menengah ke atas karena sebagian besar mereka bekerja
sebagai wiraswasta. Pendekatan yang digunakan yaitu menggunakan Paradigma
Pendidikan Dominikan (PPD) yang terdiri dari Learning, contemplating,
actuating, sharing dan reflecting. Selama ini tidak ada kegiatan yang dilakukan
peserta didik berkaitan dengan lingkungan. Pengelolaan dan pemanfaatan
lingkungan hidup di sekolah sudah diatur oleh petugas kebersihan. Peserta didik
tidak pernah berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan hidup.
Selanjutnya peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas III Humanis
hasilnya yaitu bahwa peserta didik diajak untuk belajar di dalam kelompok pada
saat pembelajaran. Selama ini peserta didik tidak terlalu banyak mengikuti aksi
terhadap lingkungan misalnya kerja bakti, menanam pohon di sekolah dan lain-
lain. Selain melakukan wawancara peneliti juga menyebarkan angket di kelas III
Humanis, dari 36 item analisis kebutuhan, maka diambil 6 item yang berkaitan
dengan sikap peduli lingkungan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
proses pembelajaran masih terpaku dengan buku paket serta interaksi dan aksi
dengan lingkungan sekitar masih sangat jarang.
Berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik, peneliti menentukan KI dan KD
serta mengembangkan indikator. Kemudian peneliti menentukan tema yaitu
keanekaragaman hayati dan mengembangkan materi berdasarkan 9 prinsip
Tomlinson (dalam Harsono:2007) yaitu (1)Material should achieve impact, (2)
materials should help learners to develop confidence, (3) what is being taught
should be perceived by learners as relevant and useful, (4) material should
require and facilitate learners self-investment, (5) learners must be ready to
acquire the points to be taught, (6) materials should help learners feel at ease, (7)
materials should take into account that learners differ in affective attitudes, (8)
materials should maximize learning potential by encouraging intellectual,
aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and left brain
activities, (9) materials should provide opportunities for outcome feedback.
Berdasarkan uraian di atas maka modul yang dikembangkan mampu mencapai
dampak serta mengembangkan kepercayaan diri peserta didik. Modul yang dibuat
harus mudah digunakan serta saling berkaitan satu sama lain, terdiri dari poin-
poin penting yang di sampaikan. Memfasilitasi peserta didik untuk menanamkan
kepribadian dan mendorong intelektual dan estetika keterlibatan emosi pada otak
kanan dan otak kiri dan menyediakan peluang untuk hasil umpan balik.
Modul pembelajaran IPA dikembangkan dengan berbasis Pendidikan
Emansipatoris. Modul yang sudah dikembangkan juga dinilai untuk melihat
kualitas modul. Dari hasil penilaian para ahli diperoleh skor 3,4 termasuk dalam
kategori “ sangat baik “. Dihitung menggunakan skala 4 menurut Widoyoko.
Berdasarkan penilaian dari ketiga ahli maka diperoleh kritik dan saran yaitu
penentuan tema secara keseluruhan, soal cerita dalam berhitung yang kurang
terintegrasi dengan mata pelajaran IPA, dan urutan langkah modul yang belum
sistematis oleh karena itu dari kritik dan saran para ahli peneliti melakukan revisi
yaitu memfokuskan tema pada pelestarian keanekaragaman hayati, membuat soal
cerita yang berhubungan dengan materi IPA dan merevisi langkah-langkah modul
supaya menjadi lebih sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Setelah selesai revisi peneliti melakukan implementasi modul di kelas III
Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta hari pertama pada tanggal 08 Desember
2016 dan implementasi modul hari kedua dilaksanakan pada tanggal 09 Desember
2016. Pembelajaran yang berlangsung berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pendidikan Emansipatoris yaitu humanisasi, kesadaran kritis serta dialog
murni yang dialami oleh masing-masing peserta didik bersama guru. Kemudian
setelah dilaksanakan implementasi, peneliti melakukan wawancara kepada 3
peserta didik dan diperoleh hasil bahwa secara umum mereka mampu memahami
dan menggunakan modul dengan baik. Kesulitan yang dialami terjadi pada saat
praktik di luar kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan modul IPA untuk
menanamkan sikap peduli lingkungan dapat disimpulkan sebagai berikut.
5.1.1 Pengembangan materi yaitu modul IPA kelas III untuk menanamkan sikap
peduli lingkungan kepada peserta didik dikembangkan melalui beberapa
langkah sesuai dengan langkah pengembangan menurut Tomlinson (dalam
Harsono 2007) yaitu: (1) Analisis kebutuhan (2) Desain, (3) Revisi, (4)
Implementasi, dan (5) Evaluasi. Dari langkah-langkah tersebut maka
menghasilkan modul IPA kelas III berbasis Pendidikan Emansipatoris.
5.1.2 Modul pembelajaran IPA SD digunakan untuk menanamkan sikap peduli
lingkungan untuk kelas III Humanis SD Joannes Bosco Yogyakarta
dikembangkan berdasarkan Pendidikan Emansipatoris dengan kualitas
rata-rata 3,4 dalam kategori sangat baik. Kualitas ini dilihat berdasarkan
penilaian para ahli sebelum dilakukannya implementasi, maka modul
layak digunakan untuk pembelajaran di kelas III. Dalam implementasi
yang dilakukan selama 2 pertemuan dapat digunakan untuk evaluasi
modul. Evaluasi modul diperoleh dari hasil implementasi dan hasil
wawancara peserta didik, maka di dapatkan kelemahan dan kelebihan
modul.
5.2 Keterbatasan Pengembangan dan Saran
5.2.1 Keterbatasan
Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan, tidak semua berjalan
dengan lancar seperti yang diharapkan oleh peneliti. Beberapa keterbatasan yang
dialami oleh peneliti antara lain:
5.2.1.1 Modul pembelajaran IPA bisa digunakan untuk sekolah lain di kelas III,
namun tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik di sekolah tersebut.
5.2.1.2 Pernyataan di dalam angket tidak bisa menjelaskan secara rinci latar
belakang kebutuhan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
5.2.1.3 Cara perhitungan hasil angket masih belum tepat.
5.2.2 Saran
Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan ini, ada beberapa
saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun saran yang ingin
disampaikan adalah:
5.2.2.1 Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan sebaiknya bisa digunakan
untuk umum, dengan mencari data analisis kebutuhan dari beberapa
Sekolah Dasar.
5.2.2.2 Dalam pembuatan angket sebaiknya menggunakan pedoman terkait
dengan sikap supaya dapat mengukur sikap peduli lingkungan.
5.2.2.3 Menggunakan pedoman dalam pengolahan angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR REFERENSI
A. Tabrani Rusyan, d. (2003). Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta Timur: PT
Intimedia Ciptanusantara.
Abadi, M. J. (2007). Pedoman Memilih Menyusun Bahan Ajar dan Teks Mata
Pelajaran:dilengkapi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Michigan: Mini Jaya Abadi.
Carin. (1993). Hakikat Pembelajaran IPA [online]. Tersedia:
http://anwarhdil.blogspot.com/2009/01/hakikat-pembelajaran-ipa.html.
Darmodjo, Hendro dan Kaligis, Jenny R.E. (1991). Pendidikan IPA II. Jakarta:
Depdikbud.
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dominikus, Yayasan Santo.(2012). Paradigma Pendidikan Dominikan.
Yogyakarta: St. Dominic Publishing.
Gendon Barus, d. (2011). Kumpulan Modul Pengembangan Diri Sarana
Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Hamzah, S. (2013). Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar.
Bandung: PT Refika Aditama.
Handayani, Ani. (2013). Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui
Implementasi Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam
Pembelajaran IPA Kelas IV.1 di SD N Keputran "A" . Skripsi. Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Harsono,Y.M. 2007. Developing Learning Materials for Specific Purposes.Teflin
Journal. Vol 18 (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Herlanti, Y. (2014). Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan
Universitas Syarif Hidayatulah.
Hosan, M. (2004). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21. Bogor: Penerbit Graha Indonesia.
Isjoni, Ishaq. (2008). Memajukan Bangsa dengan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Isrofianto. (2013). Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat. Konsep Hominisasi dan
Humanisasi Menurut Driyarkara. Vol XIII (1).
Kesuma, D. (2016). Struktur Fundamental Pedagogik. Bandung: PT Refika
Aditama.
Kurnianingsih, I. (2014). Implementasi Kurikulum 2013:Konsep&Penerapan .
Surabaya: Kata Pena.
Lickona, T. (2014). Pendidikan Karakter Dalam Pengelolaan Kelas Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Kreasi Wacana.
Masruri, Muhsinatun, dkk. (2002). Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup. Yogyakarta: UNY Press.
Muhammad, Faud. (2014). Kepedulian Lingkungan dengan Pembelajaran IPA
Terintegrasi Kearifan Lokal. Jurnal Inovasi Pendidikan Sains. Vol 5(2).
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mustakin, B. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Delapan Karakter Emas
Menuju Indonesia Bermartabat. Yogyakarta: Samudra Biru.
Narwati, Sri. (2011). Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Nouri, Ali & Sajjadi, S.M. (2014). Emancipatory Pedagogy in Practice: Aims,
Principles and Curriculum Orientation. International Journal of Critical
Pedagogy. Vol 5 (2)
Paul Suparno, S. (2015). Pendidikan Karakter di Sekolah Sebuah Pengantar
Umum. Yogyakarta: PT Kanisius.
Putra, N. (2011). Research & Development Penelitian dan Pengembangan: Suatu
Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rahardian, F. (2006). Menulis Artikel, Feature, dan Esai. Tangerang. PT
AgroMedia Pustaka.
Saefuddin Azwar. (2002). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Salim, Emil. (1986). Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Samani, Muchlas,dkk. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Samatowa, U. (2016). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: PT
Indeks.
Setyowati, Erni. (2015). Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: PT
Kanisius.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan Research and
Development. Bandung: Alfabeta.
Suprihadi, M. (1984). Manusia, Alam dan Lingkungan: bacaan populer untuk
perguruan tinggi. Jakarta: Proyek Penulisan dan Penerbitan Buku/Majalah
Pengetahuan Umum dan Profesi.
Suprijono, A. (2016). Model-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Susanti, R.H. (2015). Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai Suplemen
Kurikulum 2013 untuk Mendorong Siswa Kelas IV Berpikir Kritis. Skripsi.
Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Widyoko, E. P. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Winataputra, Udin.S,dkk. (1992). Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta:
Depdikbud. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek
Penataran Guru SLTP setara D-III.
Yaumi, M. (2014). Pendidikan Karakter Landasan, Pilar, dan Implementasi.
Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1. Lembar Angket Analisis Kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Lembar Transkrip Wawancara
1. Instrumen wawancara kepada Kepala Sekolah SD Joannes Bosco
Yogyakarta.
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa visi dan misi SD Joannes
Bosco Yogyakarta? Visi :
“ Cerdas, Terampil, Cinta
Kebenaran dan Berwawasa
Global”
Indikator Visi:
1. Unggul dalam iman
2. Unggul dalam
pendidikan karakter
3. Unggul dalam prestasi
akademik dan
nonakademik
4. Unggul dalam
manajemen
pembelajaran
Misi:
a. Mengoptimalkan proses
pembelajaran dan
bimbingan melalui
belajar terus menerus.
b. Membina kemandirian
peserta didik melalui
kegiatan berkomunikasi,
mengekspresikan diri
melalui karya seni dan
budaya, dengan public
speaking, jurnalistik,
penguasaan tiga bahasa,
membaca buku untuk
berprestasi.
c. Mengembangkan iman
dan kejujuran dengan
penuh kasih serta
membagikan kepada
sesame.
d. Mengembangkan sikap
berfikir global dan
bertindak local dengan
berbudaya untuk
mencapai pribadi
transenden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
No Daftar Pertanyaan Jawaban
2. Bagaimana kualitas kelulusan
SD Joannes Bosco
Yogyakarta setiap tahunnya?
- Rangking selalu naik
- Sosial dan kedisiplinan
menjadi semakin
meningkat.
3. Bagaimana rata-rata ekonomi
orang tua/wali SD Joannes
Bosco Yogyakarta?
Rata-rata ekonomi orang tua/ wali
sudah menengah ke atas, karena
sekolah terletak di daerah pinggiran
antara kota dan desa.
4. Apa pekerjaan sebagian besar
orang tua/wali SD
Sebagian besar wiraswasta
5. Apa kurikulum yang
digunakan di SD Joannes
Bosco Yogyakarta?
Kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum 2013
6. Apa model/pendekatan yang
digunakan di SD Joannes
Bosco Yogyakarta?
PPD (Paradigma Pedagogi
Dominikan)
7. Apa saja kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik
berkaitan dengan pelestarian
lingkungan di sekolah?
Peserta didik jarang melakukan
kerja bakti di lingkungan karena
sudah ada petugas kebersihan.
Peserta didik hanya mendapat tugas
piket sebelum pulang.
8. Bagaimana pengelolaan dan
pemanfaatan lingkungan
hidup yang ada di sekitar
sekolah?
Pengelolaan sudah di urusi oleh
petugas kebersihan yang
dikoordinatori oleh pak Bagyo.
Sekolah juga selalu mengupayakan
lingkungan hidup yang nyaman
untuk tempat belajar. Peserta didik
juga memanfaatkan lingkungan
hidup sebagai alat dalam
pembelajaran. Tetapi peserta didik
tidak langsung turun tangan dalam
pengelolaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
2. Instrumen wawancara kepada Guru kelas III Humanis SD Joannes
Bosco Yogyakarta
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa metode yang digunakan dalam
proses pembelajaran?
Metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran
yaitu ceramah, diskusi
kelompok.
2. Bagaimana peran peserta didik
dalam menjaga dan melestarikan
lingkungan?
Peran peserta didik di dalam
kelas hanya melakukan
piket. Peserta didik jarang
melakukan aksi lingkungan
seperti menanam pohon,
kerja bakti, karena semuanya
sudah di atur oleh petugas
kebersihan di sekolah.
3. Bagaimana mengintegrasikan
pembelajaran IPA untuk kelas III
dalam pembelajaran tematik pada
kurikulum 2013?
Pembelajaran IPA untuk
kelas III diintegrasikan di
dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
4. Apakah disetiap tema terintegrasi
dalam pelajaran IPA?
Setiap tema pasti ada IPA
yang diintegrasikan di KD
Mata pelajaran IPA,
meskipun tema yang
diangkat di dalam buku
bukan tentang IPA misalnya
Tema 1 tentang Kegemaran,
walaupun tema Kegemaran
tetapi di dalam KD Bahasa
Indonesia tetap
diintegrasikan mata pelajaran
IPA
5. Apa pekerjaan sebagian besar orang
tua/wali peserta didik?
Pekerjaannya wiraswasta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
3. Instrumen wawancara kepada Peserta Didik setelah Implementasi
Modul
No Daftar Pertanyaan Jawaban
1. Apa kamu paham mengerjakan soal
yang ada di dalam modul?
Responden 1: iya saya
paham dan bisa
mengerjakan soal-soalnya.
Responden 2 : saya paham,
tetapi masih ada yang kurang
paham
Responden 3: saya tidak
paham karena soalnya sulit,
belum pernah menanam
2. Apa manfaat yang kamu dapatkan
setelah mengerjakan modul?
Responden 1: saya bisa
belajar tentang menanam
bibit cabai
Responden 2 : saya banyak
mengenal tumbuhan waktu
belajar bersama.
Responden 3: belajar
menanam dan menempel
biji-bijian.
3. Apa kesulitan yang kamu alami pada
saat mengerjakan modul?
Responden 1: saya tidak bisa
pada saat menanam.
Responden 2 : waktu
menanam saya melihat
teman yang lainnya karena
saya bingung.
Responden 3 : waktu
menanam cabai saya agak
kesulitan jadi saya dibantu
teman.
4. Apa yang akan kamu lakukan
selanjutnya setelah mempelajari
tentang perkembangbiakan
tumbuhan?
Responden 1: saya akan
menanam bunga di rumah
bersama orang tua.
Responden 2: saya akan
belajar memperbanyak
tumbuhan dengan menanam
pohon.
Responden 3 : mulai
sekarang saya akan merawat
tumbuhan supaya tidak
rusak.
5. Bagaimana perasaanmu saat belajar
menggunakan modul itu? Mengapa?
Responden 1: sangat senang
karena bukunya banyak
gambar-gambarnya jadi tidak
bosan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Responden 2: senang sekali
soalnya bisa belajar di kelas
Responden 3: senang bisa
belajar menanam dan belajar
tumbuh-tumbuhan di
halaman sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
107
3. Lembar Silabus Pembelajaran
SILABUS
Satuan Pendidikan : SD Joannes Bosco Yogyakarta
Mata Pelajaran : Tematik
Kelas/Semester : III/I
Tema : 1. Keanekaragaman Hayati
Subtema : 2. Perkembangbiakan Tumbuhan
Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
Bahasa
Indonesia
3.2
Menguraikan
teks
arahan/petunj
uk tentang
perawatan
hewan dan
tumbuhan,
serta daur
hidup hewan
dan
pengembangb
iakan tanaman
dengan
bantuan guru
atau teman
dalam bahasa
3.2.1
Mengidentif
ikasi
perkembang
biakan
macam-
macam
tumbuhan
yang ada di
lingkungan
sekitar.
3.2.2
Menguraika
n teks
menjadi
sebuah
- Bacaa
n
tentan
g
perke
mbang
biakan
tumbu
han.
Bacaan
tentang
cara
merawat
tumbuhan.
Pertemuan I
Melalui
perkembangbia
kan tumbuhan
dan cara
merawat
lingkungan di
sekitarnya,
peserta didik
jadi tahu jika
mereka tidak
bisa hidup
tanpa mahkluk
hidup lainnya.
Pendidik
mengajak
- Mempu
nyai
sikap
yang
baik
dan
benar
dengan
berkata-
kata
dan
bertinda
k yang
benar.
- Mempu
Kegiatan pembukaan
1. Peserta didik
membuka
pembelajaran dengan
berdoa, salah satu
diminta untuk
memimpin doa.
2. Pendidik melakukan
presensi hari ini,
dengan menanyakan
apakah ada yang tidak
berangkat.
3. Pendidik memotivasi
peserta didik dengan
mengajak bernyanyi
Pengetah
uan dan
ketrampi
lan
-Tes
tertulis
dan
penugasa
n.
-Unjuk
kerja
Sosial
120
menit
Modul
Pembel
ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
Indonesia
lisan dan tulis
yang dapat
diisi dengan
kosakata
bahasa daerah
untuk
membantu
pemahaman.
petunjuk
tentang
perkembang
biakan
tumbuhan
yang ada di
lingkungan
sekitar.
3.2.3
Menguraika
n sebuah
petunjuk
berdasarkan
bacaan
tentang
perawatan
tumbuhan.
peserta didik
untuk menutup
mata dan
memasuki
suasana hening.
Saat suasana
hening
pendidik
menyampaikan
poin-poin
tentang yang
sudah dipelajari
salah satunya
yaitu dampak
dari
perkembangbia
kan tumbuhan
bagi manusia
dan lingkungan.
Pendidik
nyai
sikap
saling
menolo
ng
sesama.
- Mempu
nyai
sikap
peduli
terhadap
lingkun
gan.
bersama-sama. Lagu :
4. 6 Semangat Santo
Dominikus
“ Memulai dari apa
yang ada, berdoa,
belajar, demokrasi,
mari berbela rasa,
dalam persaudaraan
dan kegembiraan.
Marilah kawan kita
laksanakan 6
semangat Santo
Dominikus, marilah
kawan terbarkan
cinta kasih untuk
selamatkan jiwa-
jiwa.”
( Motivasi )
-
Observasi
Spiritual
-
Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
3.2.4
Mengidentif
ikasi
dampak
perkembang
biakan
tumbuhan
dalam suatu
lingkungan.
mengajak
peserta didik
untuk
bersyukur
kepada Tuhan
dengan diiringi
instrument lagu
yang
mendukung.
Pertemuan II
Peserta didik
dapat
mengingat aksi
yang ingin
mereka lakukan
dalam pelajaran
perkembangbia
5. Peserta didik
melakukan tanya
jawab, apakah masih
ingat tentang
tumbuhan yang ada di
lingkungan.
( Apersepsi )
6. Pendidik
menyampaikan
kepada peserta didik
tentang apa yang akan
dipelajari hari ini.
Tujuan peserta didik
mempelajari
perkembangbiakan
tumbuhan dan
dampak dari
perkembangbiakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
kan pertemuan
sebelumnya,
apakah sudah
dilakukan
untuk menjaga
lingkungan
agar dapat
menjamin
mendapatkan
hidup yang
sehat.
Peserta didik
dapat
menerapkan
hak dan
kewajibannya
sebagai wujud
kepeduliannya
terhadap
tumbuhan dalam
suatu lingkungan.
(Orientasi )
Kegiatan Inti
Learning
1. Perserta didik
melakukan tanya
jawab tentang
macam-macam
perkembangbiakan
tumbuhan. (menanya)
2. Peserta didik
mengamati macam-
macam tumbuhan
yang telah disediakan
oleh pendidik (bibit
cabai, bawang merah,
cocor bebek).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
lingkungan
serta
mensyukurinya
sebagai
Anugerah
Tuhan Yang
Maha Esa.
Sebab manusia
memiliki
kewajiban
untuk menjaga
lingkungan
sekitar dengan
mencoba
menanam bibit
cabai supaya
dapat lebih
banyak
dimanfaatkan.
Hal ini dapat
(mengamati)
3. Peserta didik
menganalisis
tumbuhan yang
diamati tentang cara
perkembangbiakannya
. (menalar)
4. Peserta didik dibagi
menjadi beberapa
kelompok.
5. Peserta didik
menguraikan teks
bacaan menjadi
sebuah petunjuk yang
bertemakan “ cara
perkembangbiakan
tumbuhan dan cara
merawatnya.”
(mencoba)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
dilakukan
dengan
menutup mata
dan memasuki
suasana hening.
6. Peserta didik
menguraikan sebuah
petunjuk yang ada di
dalam bacaan tentang
cara merawat
tumbuhan. (mencoba)
7. Peserta didik
membacakan petunjuk
yang telah dibuat di
dalam kelas.
(mengkomunikasikan)
8. Peserta didik
mengaplikasikan teks
petunjuk tentang cara
merawat tumbuhan
dalam kehidupan
nyata secara
kontekstual.
(mencoba)
9. Peserta didik
4.2
Menerangkan
dan
mempraktikka
n teks
arahan/petunj
uk tentang
perawatan
hewan dan
tumbuhan
serta daur
hidup hewan
dan
perkembangbi
4.2.1
Memperaga
kan teks
petunjuk
tentang
perkembang
biakan
tumbuhan
yang ada di
lingkungan
sekitar.
4.2.2Memp
raktikk
Teks
bacaan
tentang
perkemba
ngbiakan
tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
akan tanaman
secara
mandiri dalam
bahasa
Indonesia
lisan dan tulis
yang
dapadenganko
sa
an cara
merawa
t
tumbuh
an
secara
mandiri
.
menganalisis kegiatan
yang sudah dilakukan
sebagai penanaman
konsep tentang
perkembangbiakan
tumbuhan dan cara
merawat tumbuhan.
(menalar)
10. Peserta didik
mengidentifikasi
beberapa dampak dari
perkembangbiakan
tumbuhan dalam
suatu lingkungan.
(menalar)
11. Peserta didik
melakukan tanya
jawab tentang diskusi
yang telah dilakukan.
(menanya)
Matematika
3.1
Memahami
sifat-sifat
operasi hitung
bilangan asli
melalui
pengamatan
pola
penjumlahan
3.1.1
Menafsirka
n operasi
bilangan
asli dari 10-
1000 ke
dalam
perkalian
dan
Soal cerita
perkalian
dan
pembagia
n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
dan perkalian.
pembagian
menggunak
an benda
yang ada di
sekitar.
3.1.2
Mengidentif
ikasi sifat-
sifat operasi
hitung
bilangan
asli melalui
pola
perkalian
dengan soal
cerita.
12. Peserta didik
menghitung dengan
konsep perkalian dan
pembagian dengan
benda konkrit.
(mencoba)
13. Peserta didik
menganalisis sifat-
sifat operasi hitung
bilangan asli melalui
pola perkalian dan
pembagian. (menalar)
14. Peserta didik
mengerjakan soal
cerita yang disediakan
oleh pendidik secara
berkelompok.
(mencoba) 4.2
Merumuskan
4.2.1
Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
dengan
kalimat
sendiri,
membuat
model
matematika,
dan memilih
strategi yang
efektif dalam
memecahkan
masalah nyata
sehari-hari
yang
berkaitan
dengan
penjumlahan,
pengurangan,
perkalian,
pembagian
bilangan
soal cerita
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
sehari-hari
dengan
prinsip
perkalian
dan
pembagian.
4.2.2
Merumuska
n kalimat
matematika
dengan
prinsip
perkalian
dan
15. Peserta didik membahas
hasil diskusinya
bersama pendidik.
(mengkomunikasikan)
Contemplating
Melalui perkembangbiakan
tumbuhan dan cara merawat
lingkungan di sekitarnya,
peserta didik jadi tahu jika
mereka tidak bisa hidup tanpa
mahkluk hidup lainnya.
Pendidik mengajak peserta
didik untuk menutup mata
dan memasuki suasana
hening. Saat suasana hening
pendidik menyampaikan
poin-poin tentang yang sudah
dipelajari salah satunya yaitu
dampak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
bulat, waktu,
panjang, berat
benda, dan
uang, serta
memeriksa
kebenaran
jawabnya.
pembagian.
perkembangbiakan tumbuhan
bagi manusia dan lingkungan.
Pendidik mengajak peserta
didik untuk bersyukur kepada
Tuhan dengan diiringi
instrument lagu yang
mendukung.
Actuating
Peserta didik membuat niat
sebagai wujud peduli
terhadap perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di sekitar.
Peserta didik juga diajak
untuk menjaga lingkungan
sekitar di sekolah dan di
rumah, dengan pendidik
memberikan beberapa
pertanyaan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Peserta
PPKn
3.2
Mengetahui
hak dan
kewajiban
sebagai warga
dalam
3.2.1
Mengidentif
ikasi hak
dan
kewajiban
sebagai
Hak dan
Kewajiba
n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
kehidupan
sehari-hari di
rumah dan di
sekolah.
warga cara
hidup sehat.
3.2.2
Mengidentif
ikasi hak
dan
kewajiban
sebagai
warga
dalam
memanfaatk
an tanaman
didik menuliskan niat yang
akan dia lakukan di kertas
yang sudah disediakan
kemudian dilipat di
masukkan ke dalam kotak.
Sharing
Peserta didik menyampaikan
tentang apa yang ditulis saat
kegiatan actuating sesuai
kertas yang ada di dalam
kotak. Kemudian mereka
menyampaikan niatnya dan
disharingkan kepada teman-
temannya.
Reflecting
Peserta didik diajak untuk
merefleksikan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
3..2.3
Mengidentif
ikasi hak
dan
kewajiban
sebagai
warga
untuk
mengemban
gbiakan
tumbuhan.
3.2.4
Mengidentif
ikasi cara
menanam
tumbuhan
secara
perkembang
conteplanting, actuating, dan
sharing yang dilakukan
dengan mengajak peserta
didik bersyukur kepada
Tuhan atas Anugerah serta
pengalaman yang sudah
didapatkan. Pendidik dapat
memberikan pertanyaan
seperti:
- Siapa yang hari ini
merasa gembira
mengikuti pelajaran?
- Aktivitas apa saja
yang kalian lakukan?
- Apa manfaatnya bagi
kalian?
- Mengapa kita harus
bersyukur kepada
Tuhan atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
biakan
alami.
3.2.5
Mengidentif
ikasi cara
menjaga
kelestarian
tumbuhan.
lingkungan yang telah
kita tempati hari ini?
Kegiatan Penutup
1. Peserta didik dan
pendidik merangkum
dan menyimpulkan
apa yang sudah
didapatkan dari
pembelajaran hari ini.
2. Pendidik menanyakan
keadaan peserta didik
setelah belajar hari ini
dan melakukan
refleksi dengan
menggambar
emotikon sesuai
perasaan masing-
masing.
3. Pendidik memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
tes evaluasi secara
lisan dari materi yang
sudah dipelajari.
(menyesuaikan)
4. Pendidik meminta
peserta didik untuk
mempelajari di rumah
tentang materi
selanjutnya.
4.2
Melaksanakan
kewajiban
sebagai warga
dalam
kehidupan
sehari-hari di
rumah dan
sekolah.
4.2.1
Melakukan
aksi
menanam
bibit di
sekolah
Pertemuan II
Kegiatan Pembuka
1. Peserta didik
membuka
pembelajaran dengan
berdoa, salah satu
diminta untuk
memimpin doa.
2. Pendidik melakukan
presensi hari ini,
120
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
Spiritual
1.1 Berdoa
4.2.2
Mendemont
rasikan
cara-cara
menanam
tanaman
dengan
menggunak
an media
tanam.
1.1.1
Tenang dan
santun saat
berdoa.
1.1.2 Hafal
berkat
Dominikan
dengan menanyakan
apakah ada yang tidak
berangkat.
3. Pendidik memotivasi
peserta didik dengan
mengajak bernyanyi
bersama-sama. Lagu :
6 Semangat Santo
Dominikus
“ Memulai dari apa
yang ada, berdoa,
belajar, demokrasi,
mari berbela rasa,
dalam persaudaraan
dan kegembiraan.
Marilah kawan kita
laksanakan 6
semangat Santo
Dominikus, marilah
kawan terbarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
Sosial
2.1
Persaudaraan
dan
kegembiraan
2.2 Memulai
dari apa yang
ada
2.1.1
Ramah,
percaya diri
dan senang
bersahabat.
2.2.1
Mengharag
ai waktu.
2.2.2
Membuat
peraga
dengan
menggunak
an barang
bekas.
cinta kasih untuk
selamatkan jiwa-
jiwa.”
( Motivasi )
4. Peserta didik
melakukan tanya
jawab, apakah masih
ingat tentang
pembelajaran
perkembangbiakan
tumbuhan pada
pertemuan
sebelumnya. Pendidik
menanyakan tentang
aksi dari actuating
pada pertemuan
sebelumnya yang
ditulis di buku
agenda.
( Apersepsi )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
5. Pendidik
menyampaikan
kepada peserta didik
tentang apa yang
akan dipelajari hari
ini. Tujuan peserta
didik mempelajari
hak dan kewajiban
dalam
mengembangbiakan
tumbuhan bagi
kehidupan.
(Orientasi )
Kegiatan Inti
Learning
1. Peserta didik
melakukan tanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
jawab tentang apa itu
hak dan kewajiban.
(menanya)
2. Peserta didik
mendiskusikan hak
mereka yaitu hidup
sehat di lingkungan
sekitar. (menalar)
3. Peserta didik
menganalisis ciri-ciri
lingkungan yang
sehat, salah satunya
adalah banyak
tumbuhan yang hidup
di lingkungan.
(menalar)
4. Peserta didik
mencoba memahami
manfaat tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
dan keanekaragaman
hayati yang ada di
lingkungan sebagai
bagian dari
lingkungan yang
sehat. (mencoba)
5. Peserta didik
mengidentifikasi
sebuah kewajiban
yang harus dilakukan
untuk menjaga
kelestarian tumbuhan
serta menjaga
lingkungan supaya
tetap berkembang
dengan baik.
(menalar)
6. Pendidik
menyuguhkan
beberapa gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
(lingkungan yang
tandus dan
lingkungan subur) dan
pertanyaan seperti:
a. Jika kalian
melihat gambar di
atas kalian
memilih yang
mana?
b. Tindakan seperti
apa yang tepat
untuk gambar a?
c. Tindakan seperti
apa yang tepat
untuk gambar b?
(menanya)
7. Peserta didik
menganalisis dari
berbagai jawaban
mereka sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
penanaman konsep
bahwa
perkembangbiakan
tumbuhan sangat
berdampak bagi
berkembangnya
tanaman baru sebagai
bagian dari
lingkungan yang
sehat. (menalar)
8. Peserta didik dibagi
menjadi beberapa
kelompok.
9. Peserta didik
mendiskusikan
tentang
perkembangbiakan
dengan menggunakan
biji. (menalar)
10. Peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
melakukan aksi
menanam bibit cabai
sebagai wujud peduli
terhadap
perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di
lingkungan hidupnya.
(mencoba)
11. Pendidik
menanamkan konsep
matematika tentang
perkalian ke dalam
proses menanam bibit
di lingkungan
sekolah. (menalar)
12. Peserta didik
membuat laporan
tentang percobaan
menanam bibit cabai
yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
(mencoba)
13. Peserta didik
membuat kesimpulan
tentang manfaat dari
bertambahnya
tumbuhan baru bagi
keseimbangan
ekosistem dan
lingkungan yang sehat
bagi manusia.
(menalar)
14. Peserta didik
mengambil masing-
masing satu kartu soal
kemudian
mengerjakan dengan
berlomba cepat-
cepatan dalam
menyelesaikannya.
(mencoba)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
15. Peserta didik
mengerjakan soal
tersebut di depan kelas
setelah dikumpulkan
kepada pendidik.
(mengkomunikasikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
Contemplating
Peserta didik dapat
mengingat aksi yang ingin
mereka lakukan dalam
pelajaran perkembangbiakan
pertemuan sebelumnya,
apakah sudah dilakukan
untuk menjaga lingkungan
agar dapat menjamin
mendapatkan hidup yang
sehat.
Peserta didik dapat
menerapkan hak dan
kewajibannya sebagai wujud
kepeduliannya terhadap
lingkungan serta
mensyukurinya sebagai
Anugerah Tuhan Yang Maha
Esa. Sebab manusia memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
kewajiban untuk menjaga
lingkungan sekitar dengan
mencoba menanam bibit
cabai supaya dapat lebih
banyak dimanfaatkan. Hal ini
dapat dilakukan dengan
menutup mata dan memasuki
suasana hening.
Actuating
Peserta didik dapat
melakukan aksi sebagai
wujud peduli terhadap
perkembangbiakan tumbuhan
di lingkungan mereka,
dengan menanam berbagai
tumbuhan di lingkungan
sekitar. Hal ini dapat
dilakukan dengan menuliskan
niatnya di dalam kertas lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
dimasukkan di dalam botol.
Sharing
Peserta didik menyampaikan
niatnya tersebut sesuai kertas
yang ada di dalam botol
kemudian di sharingkan
kepada teman-temannya.
Reflecting
Peserta didik merefleksikan
dari contemplating,
actuating, dan sharing yang
dilakukan dengan mengajak
peserta didik bersyukur
kepada Tuhan atas Anugerah
serta pengalaman yang sudah
didapatkan dapat dilakukan
dengan beberapa pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
seperti apa yang akan kalian
lakukan setelah mendapatkan
pelajaran hari ini di dalam
kehidupan kalian dan
membahas niat yang
pertemuan sebelumnya.
KEGIATAN PENUTUP
1. Peserta didik dan
pendidik merangkum
dan menyimpulkan
apa yang sudah
didapatkan dari
pembelajaran hari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
KOMPETEN
SI DASAR INDIKATOR
MATERI
POKOK
MATERI
KONTEMPLASI KARAKTER
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
dan
media
Belajar
2. Pendidik menanyakan
keadaan peserta didik
setelah belajar hari ini
dan melakukan
refleksi dengan
menggambar
emotikon sesuai
perasaan masing-
masing.
3. Pendidik memberikan
tes evaluasi secara
lisan dari materi yang
sudah dipelajari.
(menyesuaikan)
4. Pendidik meminta
peserta didik untuk
mempelajari di rumah
tentang materi
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
4. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P ) KURIKULUM 2013 BER PPD
Satuan Pendidikan : SD Joannes Bosco Yogyakarta
Kelas/Semester : III/I
Tema : Keanekaragaman Hayati
Subtema : Perkembangbiakan Tumbuhan
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : ( 4x30 menit )
A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menerima, menjalankan dan menghargai agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,dan benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengatahuan faktual dan konseptual dalam bahasa
yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang estetis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berahlak mulia.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
4. Pengetahuan dan Ketrampilan
Muatan: Bahasa Indonesia
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.2 Menguraikan teks
arahan/petunjuk tentang
perawatan hewan dan
tumbuhan, serta daur hidup
hewan dan
pengembangbiakan
tanaman dengan bantuan
guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan
tulis yang dapat diisi
dengan kosakata bahasa
daerah untuk membantu
pemahaman.
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
Mengidentifikasi
perkembangbiakan macam-
macam tumbuhan yang ada
di lingkungan sekitar.
Menguraikan teks menjadi
sebuah petunjuk tentang
perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar.
Menguraikan sebuah
petunjuk berdasarkan
bacaan tentang perawatan
tumbuhan.
Mengidentifikasi dampak
perkembangbiakan
tumbuhan dalam suatu
lingkungan.
4.2 Menerangkan dan
mempraktikkan teks
arahan/petunjuk tentang
perawatan hewan dan
tumbuhan serta daur hidup
hewan dan
perkembangbiakan
tanaman secara mandiri
dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis yang dapat
diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk
membantu penyajian.
4.2.1
4.2.2
Memperagakan teks
petunjuk tentang
perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di
lingkungan sekitar.
Mempraktikkan cara
merawat tumbuhan secara
mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Muatan: Matematika
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.1 Memahami sifat-sifat
operasi hitung bilangan
asli melalui pengamatan
pola penjumlahan dan
perkalian.
3.1.1
3.1.2
Menafsirkan operasi
bilangan asli dari 10-1000
ke dalam perkalian dan
pembagian menggunakan
benda yang ada di sekitar.
Mengidentifikasi sifat-sifat
operasi hitung bilangan asli
melalui pola perkalian
dengan soal cerita.
4.2 Merumuskan dengan
kalimat sendiri, membuat
model matematika, dan
memilih strategi yang
efektif dalam
memecahkan masalah
nyata sehari-hari yang
berkaitan dengan
penjumlahan,
pengurangan, perkalian,
pembagian bilangan bulat,
waktu, panjang, berat
benda, dan uang, serta
memeriksa kebenaran
jawabnya.
4.2.1
4.2.2
Memahami soal cerita yang
berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari dengan prinsip
perkalian dan pembagian.
Merumuskan kalimat
matematika dengan prinsip
perkalian dan pembagian.
Muatan: PPKn
No Kompetensi Dasar No Indikator
3.2 Mengetahui hak dan
kewajiban sebagai warga
dalam kehidupan sehari-
hari di rumah dan di
sekolah.
3.2.1
3.2.2
Mengidentifikasikan hak
dan kewajiban sebagai
warga cara hidup sehat.
Mengidentifikasi hak dan
kewajiban sebagai warga
dalam memanfaatkan
tanaman.
3.2.3
3.2.4
Mengidentifikasi hak dan
kewajiban sebagai warga
untuk mengembangbiakan
tumbuhan.
Mengidentifikasi cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
3.2.5
menanam tumbuhan secara
perkembangbiakan alami.
Mengidentifikasi cara
menjaga kelestarian
tumbuhan.
4.2 Melaksanakan kewajiban
sebagai warga dalam
kehidupan sehari-hari di
rumah dan sekolah.
4.2.1
4.2.2
Melakukan aksi menanam
bibit di sekolah.
Mendemonstrasikan cara-
cara menanam tanaman
dengan menggunakan media
tanam.
5. Sikap Spiritual
No Kompetensi Dasar No Indikator
1.1 Berdoa 1.1.1
1.1.2
Tenang dan santun saat
berdoa
Hafal berkat Dominikan
6. Sikap Sosial
No Kompetensi Dasar No Indikator
2.1
2.2
Persaudaraan dan
kegembiraan
Memulai dari apa yang
ada
2.1.1
2.2.1
Ramah, percaya diri dan
senang bersahabat.
Mengharagai waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi perkembangbiakan macam-
macam tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar dengan berdiskusi
minimal 3 macam tumbuhan.
2. Peserta didik mampu menguraikan teks menjadi sebuah petunjuk
tentang perkembangbiakan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar
secara berdiskusi dengan baik dan benar.
3. Peserta didik mampu menguraikan sebuah petunjuk berdasarkan sebuah
bacaan tentang perawatan tumbuhan secara berkelompok minimal 5
petunjuk.
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi dampak perkembangbiakan
tumbuhan dalam suatu lingkungan secara mandiri dengan tepat.
5. Peserta didik mampu memperagakan teks petunjuk tentang
perkembangbiakan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar secara
berkelompok dengan tepat.
6. Peserta didik mampu mempraktikkan cara merawat tumbuhan secara
mandiri dengan baik dan tepat.
7. Peserta didik mampu menafsirkan operasi bilangan asli dari 10-1000 ke
dalam perkalian dan pembagian menggunakan benda yang ada di
sekitar secara mandiri minimal 5 soal.
8. Peserta didik mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
bilangan asli melalui pola perkalian dengan soal cerita secara
berkelompok dengan tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
9. Peserta didik mampu memahami soal cerita yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dengan prinsip perkalian dan pembagian dengan
berdiskusi minimal 2 soal.
10. Peserta didik mampu merumuskan kalimat matematika secara
berkelompok minimal 2 soal.
11. Peserta didik mampu mengidentifikasi hak dan kewajiban sebagai
warga cara hidup sehat secara individu minimal 5.
12. Peserta didik mampu mengidentifikasi hak dan kewajiban sebagai
warga dalam memanfaatkan tanaman secara individu minimal 5.
13. Peserta didik mampu mengidentifikasi hak dan kewajiban sebagai
warga untuk mengembangbiakkan tumbuhan secara berkelompok
dengan baik.
14. Peserta didik mampu mengidentifikasi cara menanam tumbuhan secara
perkembangbiakan alami dengan berdiskusi bersama secara tepat.
15. Peserta didik mampu mengidentifikasi cara menjaga kelestarian
tumbuhan secara individu dengan tepat.
16. Peserta didik mampu melakukan aksi menanam bibit di sekolah secara
berkelompok dengan sungguh-sungguh.
17. Peserta didik mendemonstrasikan cara-cara menanam tanaman dengan
menggunakan media tanam secara individu dengan baik dan tepat.
18. Peserta didik mampu tenang dan santun saat berdoa secara bersama-
sama.
19. Peserta didik mampu berdoa dengan doa berkat Dominikan.
20. Peserta didik mampu Ramah, percaya diri dan senang bersahabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
21. Peserta didik mampu menghargai waktu dalam proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia :Tentang teks petunjuk
PKn : Hak dan Kewajiban
Matematika : Perkalian dan Pembagian
Pembelajaran IPA terintegrasi pada ketika mata pelajaran di atas yaitu
bahasa Indonesia, PKn, dan matematika.
( Terlampir )
E. Materi Kontemplasi
Materi pertemuan I
- Peserta didik diajak untuk mensyukuri Anugerah Tuhan karena
telah diberikan lingkungan hidup berserta isinya. Salah satunya
adalah tumbuhan. Tumbuhan sangat bermanfaat kelangsungan
hidup manusia. Oleh karena itu peserta didik harus mampu
mengmbangbiakkan tumbuhan menjadi tanaman baru supaya dapat
berkembang menjadi lebih banyak. Peserta didik diajak
berkontemplasi dengan memasuki suasana hening yang diiringi
dengan instrument yang mendukung.
Materi pertemuan II
- Peserta didik diajak untuk mensyukuri Anugerah Tuhan karena
telah diberikan lingkungan hidup yang sehat dan nyaman. Perlu
diketahui sebagai warga yang baik, peserta didik harus tau hak dan
kewajiban mereka untuk dapat memanfaatkan tumbuhan yang telah
berkontribusi banyak dalam kelangsungan hidup manusia. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
peserta didik mampu mengetahui dampak perkembangbiakan
tumbuhan dalam suatu lingkungan. Peserta didik diajak
berkontemplasi dengan memasuki suasana hening yang diiringi
dengan instrument yang mendukung.
F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik ( mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengkomunikasikan )
2. Model : Pembelajaran Inkuiri
3. Metode : Diskusi, tanya jawab, penugasan dan pengamatan,
percobaan.
G. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Bibit tanaman cabai, botol plastik bekas, media
tanam.
2. Alat : Alat tulis, kertas, Lembar Kerja Siswa, Lembar
Kerja kelompok.
3. Sumber
Kemendikbud, 2015, Buku Guru Tema 1 Kelas III: Perkembangbiakan
Hewan dan Tumbuhan, Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud, 2015, Buku Siswa Tema 1 Kelas III: Perkembangbiakan
Hewan dan Tumbuhan, Jakarta: Kemendikbud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pertemuan I
Pendahuluan 7. Peserta didik membuka
pembelajaran dengan berdoa, salah
satu diminta untuk memimpin doa.
8. Pendidik melakukan presensi hari
ini, dengan menanyakan apakah ada
yang tidak berangkat.
9. Pendidik memotivasi peserta didik
dengan mengajak bernyanyi
bersama-sama. Lagu : 6 Semangat
Santo Dominikus
“ Memulai dari apa yang ada,
berdoa, belajar, demokrasi, mari
berbela rasa, dalam persaudaraan
dan kegembiraan. Marilah kawan
kita laksanakan 6 semangat Santo
Dominikus, marilah kawan
terbarkan cinta kasih untuk
selamatkan jiwa-jiwa.”
( Motivasi ) 10. Peserta didik melakukan tanya
jawab, apakah masih ingat tentang
tumbuhan yang ada di lingkungan.
( Apersepsi ) 11. Pendidik menyampaikan kepada
peserta didik tentang apa yang akan
dipelajari hari ini. Tujuan peserta
didik mempelajari
perkembangbiakan tumbuhan dan
dampak dari perkembangbiakan
tumbuhan dalam suatu lingkungan.
(Orientasi )
10 menit
Kegiatan inti Learning
16. Perserta didik melakukan tanya
jawab tentang macam-macam
perkembangbiakan tumbuhan.
(menanya) 17. Peserta didik mengamati macam-
macam tumbuhan yang telah
disediakan oleh pendidik (bibit
cabai, bawang merah, cocor bebek).
(mengamati) 18. Peserta didik menganalisis
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
tumbuhan yang diamati tentang cara
perkembangbiakannya. (menalar)
19. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok.
20. Peserta didik menguraikan teks
bacaan menjadi sebuah petunjuk
yang bertemakan “ cara
perkembangbiakan tumbuhan dan
cara merawatnya.” (mencoba)
21. Peserta didik menguraikan sebuah
petunjuk yang ada di dalam bacaan
tentang cara merawat tumbuhan.
(mencoba) 22. Peserta didik membacakan petunjuk
yang telah dibuat di dalam kelas.
(mengkomunikasikan) 23. Peserta didik mengaplikasikan teks
petunjuk tentang cara merawat
tumbuhan dalam kehidupan nyata
secara kontekstual. (mencoba)
24. Peserta didik menganalisis kegiatan
yang sudah dilakukan sebagai
penanaman konsep tentang
perkembangbiakan tumbuhan dan
cara merawat tumbuhan. (menalar)
25. Peserta didik mengidentifikasi
beberapa dampak dari
perkembangbiakan tumbuhan dalam
suatu lingkungan. (menalar)
26. Peserta didik melakukan tanya
jawab tentang diskusi yang telah
dilakukan. (menanya)
27. Peserta didik menghitung dengan
konsep perkalian dan pembagian
dengan benda konkrit. (mencoba)
28. Peserta didik menganalisis sifat-sifat
operasi hitung bilangan asli melalui
pola perkalian dan pembagian.
(menalar) 29. Peserta didik mengerjakan soal
cerita yang disediakan oleh pendidik
secara berkelompok. (mencoba)
30. Peserta didik membahas hasil
diskusinya bersama pendidik.
(mengkomunikasikan)
Contemplating
Melalui perkembangbiakan tumbuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
cara merawat lingkungan di sekitarnya,
peserta didik jadi tahu jika mereka tidak
bisa hidup tanpa mahkluk hidup lainnya.
Pendidik mengajak peserta didik untuk
menutup mata dan memasuki suasana
hening. Saat suasana hening pendidik
menyampaikan poin-poin tentang yang
sudah dipelajari salah satunya yaitu dampak
dari perkembangbiakan tumbuhan bagi
manusia dan lingkungan. Pendidik
mengajak peserta didik untuk bersyukur
kepada Tuhan dengan diiringi instrument
lagu yang mendukung.
Actuating
Peserta didik membuat niat sebagai wujud
peduli terhadap perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di sekitar. Peserta didik
juga diajak untuk menjaga lingkungan
sekitar di sekolah dan di rumah, dengan
pendidik memberikan beberapa pertanyaan
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Peserta
didik menuliskan niat yang akan dia
lakukan di kertas yang sudah disediakan
kemudian dilipat di masukkan ke dalam
kotak.
Sharing
Peserta didik menyampaikan tentang apa
yang ditulis saat kegiatan actuating sesuai
kertas yang ada di dalam kotak. Kemudian
mereka menyampaikan niatnya dan
disharingkan kepada teman-temannya.
Reflecting
Peserta didik diajak untuk merefleksikan
dari conteplanting, actuating, dan sharing
yang dilakukan dengan mengajak peserta
didik bersyukur kepada Tuhan atas
Anugerah serta pengalaman yang sudah
didapatkan. Pendidik dapat memberikan
pertanyaan seperti:
- Siapa yang hari ini merasa gembira
mengikuti pelajaran?
- Aktivitas apa saja yang kalian
lakukan?
- Apa manfaatnya bagi kalian?
- Mengapa kita harus bersyukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
kepada Tuhan atas lingkungan yang
telah kita tempati hari ini?
Penutup 5. Peserta didik dan pendidik
merangkum dan menyimpulkan apa
yang sudah didapatkan dari
pembelajaran hari ini.
6. Pendidik menanyakan keadaan
peserta didik setelah belajar hari ini
dan melakukan refleksi dengan
menggambar emotikon sesuai
perasaan masing-masing.
7. Pendidik memberikan tes evaluasi
secara lisan dari materi yang sudah
dipelajari.
(menyesuaikan)
8. Pendidik meminta peserta didik
untuk mempelajari di rumah tentang
materi selanjutnya.
10 menit
Pertemuan II
Pendahuluan 6. Peserta didik membuka
pembelajaran dengan berdoa, salah
satu diminta untuk memimpin doa.
7. Pendidik melakukan presensi hari
ini, dengan menanyakan apakah ada
yang tidak berangkat.
8. Pendidik memotivasi peserta didik
dengan mengajak bernyanyi
bersama-sama. Lagu : 6 Semangat
Santo Dominikus
“ Memulai dari apa yang ada,
berdoa, belajar, demokrasi, mari
berbela rasa, dalam persaudaraan
dan kegembiraan. Marilah kawan
kita laksanakan 6 semangat Santo
Dominikus, marilah kawan
terbarkan cinta kasih untuk
selamatkan jiwa-jiwa.”
( Motivasi )
9. Peserta didik melakukan tanya
jawab, apakah masih ingat tentang
pembelajaran perkembangbiakan
tumbuhan pada pertemuan
sebelumnya. Pendidik menanyakan
tentang aksi dari actuating pada
pertemuan sebelumnya yang ditulis
di buku agenda.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
( Apersepsi ) 10. Pendidik menyampaikan kepada
peserta didik tentang apa yang akan
dipelajari hari ini. Tujuan peserta
didik mempelajari hak dan
kewajiban dalam
mengembangbiakan tumbuhan bagi
kehidupan. (Orientasi )
Kegiatan Inti Learning
16. Peserta didik melakukan tanya
jawab tentang apa itu hak dan
kewajiban. (menanya)
17. Peserta didik mendiskusikan hak
mereka yaitu hidup sehat di
lingkungan sekitar. (menalar)
18. Peserta didik menganalisis ciri-ciri
lingkungan yang sehat, salah
satunya adalah banyak tumbuhan
yang hidup di lingkungan.
(menalar) 19. Peserta didik mencoba memahami
manfaat tumbuhan dan
keanekaragaman hayati yang ada di
lingkungan sebagai bagian dari
lingkungan yang sehat. (mencoba)
20. Peserta didik mengidentifikasi
sebuah kewajiban yang harus
dilakukan untuk menjaga kelestarian
tumbuhan serta menjaga lingkungan
supaya tetap berkembang dengan
baik. (menalar)
21. Pendidik menyuguhkan beberapa
gambar (lingkungan yang tandus
dan lingkungan subur) dan
pertanyaan seperti:
d. Jika kalian melihat gambar di
atas kalian memilih yang mana?
e. Tindakan seperti apa yang tepat
untuk gambar a?
f. Tindakan seperti apa yang tepat
untuk gambar b? (menanya)
22. Peserta didik menganalisis dari
berbagai jawaban mereka sebagai
penanaman konsep bahwa
perkembangbiakan tumbuhan sangat
berdampak bagi berkembangnya
tanaman baru sebagai bagian dari
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
lingkungan yang sehat. (menalar)
23. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok.
24. Peserta didik mendiskusikan tentang
perkembangbiakan dengan
menggunakan biji. (menalar)
25. Peserta didik melakukan aksi
menanam bibit cabai sebagai wujud
peduli terhadap perkembangbiakan
tumbuhan yang ada di lingkungan
hidupnya. (mencoba)
26. Pendidik menanamkan konsep
matematika tentang perkalian ke
dalam proses menanam bibit di
lingkungan sekolah. (menalar)
27. Peserta didik membuat laporan
tentang percobaan menanam bibit
cabai yang telah dilakukan.
(mencoba) 28. Peserta didik membuat kesimpulan
tentang manfaat dari bertambahnya
tumbuhan baru bagi keseimbangan
ekosistem dan lingkungan yang
sehat bagi manusia. (menalar)
29. Peserta didik mengambil masing-
masing satu kartu soal kemudian
mengerjakan dengan berlomba
cepat-cepatan dalam
menyelesaikannya. (mencoba)
30. Peserta didik mengerjakan soal
tersebut di depan kelas setelah
dikumpulkan kepada pendidik.
(mengkomunikasikan)
Contemplating
Peserta didik dapat mengingat aksi yang
ingin mereka lakukan dalam pelajaran
perkembangbiakan pertemuan sebelumnya,
apakah sudah dilakukan untuk menjaga
lingkungan agar dapat menjamin
mendapatkan hidup yang sehat.
Peserta didik dapat menerapkan hak dan
kewajibannya sebagai wujud kepeduliannya
terhadap lingkungan serta mensyukurinya
sebagai Anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Sebab manusia memiliki kewajiban untuk
menjaga lingkungan sekitar dengan
mencoba menanam bibit cabai supaya dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
lebih banyak dimanfaatkan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menutup mata dan
memasuki suasana hening.
Actuating
Peserta didik dapat melakukan aksi sebagai
wujud peduli terhadap perkembangbiakan
tumbuhan di lingkungan mereka, dengan
menanam berbagai tumbuhan di lingkungan
sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan
menuliskan niatnya di dalam kertas lalu
dimasukkan di dalam botol.
Sharing
Peserta didik menyampaikan niatnya
tersebut sesuai kertas yang ada di dalam
botol kemudian di sharingkan kepada
teman-temannya.
Reflecting
Peserta didik merefleksikan dari
contemplating, actuating, dan sharing yang
dilakukan dengan mengajak peserta didik
bersyukur kepada Tuhan atas Anugerah
serta pengalaman yang sudah didapatkan
dapat dilakukan dengan beberapa
pertanyaan seperti apa yang akan kalian
lakukan setelah mendapatkan pelajaran hari
ini di dalam kehidupan kalian dan
membahas niat yang pertemuan
sebelumnya.
Penutup 5. Peserta didik dan pendidik
merangkum dan menyimpulkan apa
yang sudah didapatkan dari
pembelajaran hari ini.
6. Pendidik menanyakan keadaan
peserta didik setelah belajar hari ini
dan melakukan refleksi dengan
menggambar emotikon sesuai
perasaan masing-masing.
7. Pendidik memberikan tes evaluasi
secara lisan dari materi yang sudah
dipelajari. (menyesuaikan)
8. Pendidik meminta peserta didik
untuk mempelajari di rumah tentang
materi selanjutnya.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
I. Teknik Penilaian
Ranah Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
Sikap
Spiritual
1.1.1 Tenang dan
santun saat
berdoa
Observasi Deskripsi Rubrik
pengamatan
Sikap
Sosial
2.1.1 Ramah,
percaya diri dan
senang bersahabat.
Observasi Checklists Lembar
pengamatan
sikap
Pengetahu
an
3.1.1 Menafsirkan
operasi bilangan asli
dari 10-1000 ke
dalam perkalian dan
pembagian
menggunakan benda
yang ada di sekitar.
3.2.3 Menguraikan
sebuah petunjuk
berdasarkan bacaan
tentang perawatan
tumbuhan.
Tes
tertulis
Penugasan
Uraian
Isian skor
Soal test
issai
Format
penilaian
unjuk kerja
Keterampil
an
4.2.1 Melakukan
aksi menanam bibit
di lingkungan
sekolah.
Unjuk
kerja
Rubric
penilaian
Menanam
tanaman
dengan
mnggunaka
n bibit
cabai.
Yogyakarta, 30 November 2016
Guru Kelas III Humanis Penyusun
( Petrus Fajar Yuniantoro Widodo, S.Pd) (Irina Susilaningrum)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran Instrumen Penilaian
A. Muatan Pelajaran : Matematika
1. Pengetahuan
Indikator 3.1.1 Menafsirkan operasi bilangan asli dari 10-
1000 ke dalam perkalian dan pembagian
menggunakan benda yang ada di sekitar.
Teknik Penilaian Tes tertulis dan penugasan
Instrumen Daftar pertanyaan
(soal terlampir)
Rubrik Penilaian:
No. Nama Siswa Nilai
(jawaban benar x
10)
Predikat
1.
2.
Dst.
Pedoman penskoran:
Skala 100 Predikat
86-100 A
81-85 A-
76-80 B+
71-75 B
66-70 B-
61-65 C+
56-60 C
51-55 C-
46-50 D+
0-45 D
Skor =
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
2. Ketrampilan
Bahasa Indonesia : Teks petunjuk
Indikator 3.2.3 Menguraikan sebuah petunjuk berdasarkan bacaan
tentang perawatan tumbuhan.
Teknik
Penilaian
Unjuk kerja
Instrumen
Penilaian
Format penilaian unjuk kerja
(Soal penugasan terlampir)
Rubrik Penilaian & Pedoman penskoran:
No Aspek yang
diamati
Baik Cukup Kurang
1. Ketelitian Peserta didik
mampu
membuat teks
petunjuk
dengan tingkat
ketelitian yang
jelas.
Peserta didik
cukup teliti
dalam membuat
teks petunjuk
meskipun
masih terdapat
kesalahan
dalam
penulisan dll.
Peserta didik
tidak teliti
dalam
membuat teks
petunjuk
masih banyak
terdapat
kesalahan
dalam
penulisan dll.
2. Bahasa yang di
gunakan
Peserta didik
sudah mampu
membuat teks
petunjuk
dengan bahasa
yang baik,
mampu
menggunakan
bahasa yang
baku dan
sesuai dengan
EYD.
Peserta didik
cukup baik
dalam membuat
teks petunjuk
cukup baik
dalam
penggunaan
bahasa
meskipun
masih terdapat
beberapa
kesalahan
dalam
penggunaan
bahasa baku
sesuai dengan
EYD.
Peserta didik
belum mampu
membuat teks
petunjuk
dengan bahasa
yang baik dan
baku sesuai
dengan EYD.
3. Kelengkapan Peserta didik
mampu
membuat teks
Peserta didik
cukup baik
dalam membuat
Peserta didik
belum mampu
membuat teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
petunjuk
dengan
runtutan cerita
yang lengkap
dan menarik.
teks petunjuk
meskipun
masih kurang
lengkap dalam
dialog.
petunjuk
dengan
lengkap dan
menarik.
4. Kesesuaian
topik
Peserta didik
sudah mampu
membuat teks
petunjuk
sesuai dengan
topik yang
telah
ditentukan.
Peserta didik
cukup baik
dalam membuat
teks petunjuk
meskipun
terdapat sedikit
ketidaksesuaian
dengan topik
yang
ditentukan.
Peserta didik
belum mampu
membuat teks
petunjuk
sesuai dengan
topik yang
telah
ditentukan.
5. Kerjasama Peserta didik
mampu
menjalin
kerjasama
yang baik
dalam
mengerjakan
teks petunjuk
sampai selesai.
Peserta didik
cukup dapat
menjalin
kerjasama yang
baik dalam
mengerjakan
teks petunjuk
sampai selesai.
Peserta didik
belum mampu
berkejasama
dengan baik
dalam
mengerjakan
teks petunjuk
sampai
selesai.
PKn : Laporan hasil percobaan
Indikator 4.2.1 Melakukan aksi menanam bibit di sekolah.
Teknik Penilaian Unjuk kerja
Instrumen
Penilaian
Format penilaian unjuk kerja
(lembar kerja terlampir)
3. Sikap Sosial
- Rubrik Penilaian Diri
Indikator 2.1.1 Ramah, percaya diri dan senang bersahabat.
Teknik
penilaian
Observasi
Instrumen Lembar penilaian sikap
Tugas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Bagaimana perasaanmu setelah mengetahui berbagai macam cara
perkembangbiakan tumbuhan?
No Aspek yang di
nilai Penilaian
1. Rasa Hormat 4 = Tidak pernah menujukkan sikap tidak
hormat
3 = Pernah menunjukkan sikap tidak hormat
3 = Beberapa kali menunjukkan sikap tidak
hormat
2 = Sering menunjukkan sikap tidak hormat
1 = Sangat sering menunjukkan tidak hormat
2. Jujur 4 = Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
jujur
4 = Pernah menujukkan sikap tidak jujur
3 = Beberapa kali menujukkan sikap tidak
jujur
2 = Sering menujukkan sikap tidak jujur
1 = Sangat sering menujukkan sikap tidak
jujur
3. Peduli 5 = Tidak pernah menujukkan sikap tidak
peduli
4 = Pernah menunjukkan sikap tidak peduli
3 = Beberapa kali menunjukkan sikap tidak
peduli
2 = Sering menunjukkan sikap tidak peduli
1 = Sangat sering menunjukkan tidak peduli
4. Percaya Diri 5 = Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
percaya diri
4 = Pernah menujukkan sikap tidak percaya
diri
3 = Beberapa kali menujukkan sikap tidak
percaya diri
2 = Sering menujukkan sikap tidak percaya
diri
1 = Sangat sering menujukkan sikap tidak
percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
4. Sikap Spiritual
Indikator 1.1.1 Tenang dan santun saat berdoa
Teknik
Penilaian
Observasi
Instrumen Lembar pengamatan
Tugas:
Gunakanlah bahasa Indonesia selama pelajaran sebagai rasa syukurmu
Rubrik penilaian:
No. Nama Peserta
Didik
Perilaku yg
diamati
(bersyukur)
Sikap
1.
Dst.
Pedoman penskoran:
Perilaku berdoa Skala Sikap Keterangan
Selalu menggunakan bahasa
Indonesia sebagai wujud syukur
4 SB Sangat Baik
Sering menggunakan bahasa
Indonesia sebagai wujud syukur
3 B Baik
Skadang-kadang menggunakan
bahasa Indonesia sebagai wujud
syukur
2 C Cukup/
sedang
Tidak menggunakan bahasa
Indonesia sebagai wujud syukur
1 K kurang
Lampiran Materi
1. Perkembangbiakan tumbuhan
Tumbuhan dapat berkembangbiak dengan cara alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara alami adalah
perkembangbiakan yang terjadi secara alami tanpa bantuan manusia.
Bebrapa jenis perkembangbiakan tumbuhan secara alami antara lain:
a. Akar Tinggal/Rizoma
Adalah perkembangbiakan tumbuhan di mana bagian batang muncul
dari tunas sisi lain yang ada di dalam tanah. Ciri-ciri akar tinggal:
Bentuknya mirip akar, tetapi berbuku-buku seperti batang dan
ujungnya lancip.
Terdapat semacam daun yang berubah menjadi sisik.
Di setiap ketiak terdapat tunas.
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan cara rhizome
adalah kencur, jahe, laos, dan temulawak dll.
b. Tunas
c. Geragih adalah batang yang tumbuh menjalar di atas atau dibawah
permukaan tanah. Ujung geragih yang menyentuh tanah akan
membelok ke atas dan muncul akar serabut. Walaupun berhubungan
dengan induknya namun tumbuhan baru tidak bergantung pada
induknya. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan geragih
yaitu arbei, pegagan, dan semanggi.
d. Umbi lapis adalah lapisan daun berdaging dan berfungsi sebagai
makanan cadangan. Di tengah umbi lapis terdapat tunas yang sering
disebut siung. Siung yang terpelihara ini dapat menghasilkan umbi
baru. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis yaitu
bawang putih, bawang merah, bunga bakung dan bunga lili.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
e. Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah. Umbi adalah
tempat untuk menyimpan cadangan makanan yang mengandung
karbohidrat. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi
batang yaitu ubi jalar, dan kentang.
f. Umbi akar
Ciri-ciri umbi akar:
Umbi tidak berbuku-buku
Umbi tidak mempunyai kuncup dan daun
Umbi tidak mempunyai mata tunas
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi akar adalah
bunga dahlia dan wortel.
g. Berkembangbiak dengan menggunakan biji.
2. Hak dan Kewajiban
- Hak adalah sesuatu yang seharusnya kita terima. Seorang anak
memiliki banyak hak di rumah, di sekolah, dan di masyarakat.
Mendapat hiburan dan informasi adalah hal seorang anak di rumah.
Hiburan dan informasi dapat diperoleh memalui media televise, radio
dan lainnya.
Hak anak di rumah, misalnya:
a. Mendapat kasih sayang
b. Mendapat perlindungan
c. Bermain
d. Belajar
e. Memperoleh makan dan minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Hak anak di sekolah, misalnya:
a. Mendapatkan pendidikan
b. Menggunakan fasilitas sekolah dengan baik
c. Memperoleh pelayanan kesehatan
d. Menyampaikan pendapat
e. Mendapat perlindungan dari sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran Soal
Soal Matematika
1. Ibu RT mempunyai bibit sledri sebanyak 125 bibit. Hari itu sedang
diadakan kegiatan menanam bibit di lingkungan dari beberapa kampung.
Ibu RT harus membagi sebanyak 5 pot. Berapa isi masing-masing pot ibu
RT?
2. Pak guru sedang mengadakan gerakan menanam pohon. Pak guru
mempunyai 72 tanaman yang akan dibagikan kepada 9 siswa yang
mendapatkan sama banyak. Berapa banyak tanaman yang diterima setiap
siswa?
3. Andi sedang memanen buah mangga dari hasil menanamnya. Ia membawa
15 kotak. Setiap kotak berisi 10 mangga. Berapa banyak buah mangga
yang dipanen Andi?
4. Nisa mempunyai 16 pot bunga. Masing-masing pot bunga Nisa terdapat 5
bunga yang indah. Berapa jumlah semua bunga yang dimiliki Nisa?
5. Dhimas mempunyai 5 kardus berisi bibit cabai di setiap kardus berisi 27
bbit. Berapa jumlah semua bibit cabai yang dimiliki Dhimas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Kunci Jawaban
1. Diket:
- 125 bibit
- Dibagikan sebanyak 5 pot
Ditanyakan:
Berapa isi masing-masing pot?
Jawab:
125 : 5 = 25
Jadi, masing-masing pot berisi 25 bibit.
2. Diket:
- Pak guru mempunyai 72 tanaman
- Dibagikan ke 9 siswanya
Ditanyakan:
Berapa banyak tanaman yang diterima setiap siswa?
Jawab:
72 : 9 = 8
Jadi, banyak tanaman yang diterima setiap siswa yaitu 8 buah tanaman.
3. Diket:
- 15 kotak berisi mangga
- Setiap kotak berisi 10 mangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Ditanyakan:
Berapa banyak buah mangga yang dipanen Andi?
Jawab:
15 x 10 = 150
Jadi, buah mangga yang dipanen Andi sebanyak 150 buah mangga.
4. Diket:
- 16 pot bunga
- Masing-masing berisi 5 bunga
Ditanyakan:
Berapa jumlah semua bunga yang dimiliki Nisa?
Jawab:
16 x 5 = 80
Jadi, jumlah semua bunga yang dimiliki Nisa yaitu 80 bunga.
5. Diket:
- 5 kardus berisi bibit cabai
- Setiap kardus berisi 27 bibit cabai
Ditanyakan:
Berapa jumlah semua bibit cabai yang dimiliki Dhimas?
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
5x 27 = 135
Jadi, jumlah semua bibit cabai yang dimiliki Dhimas yaitu 135 bibit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
7. Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran Foto
Lampiran foto Implemntasi hari 1
Lampiran foto Implementasi hari ke 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
CURRICULUM VITAE
Irina Susilaningrum merupakan anak pertama
dari pasangan Bambang Dira Susila dan Chistina
Poniyem. Lahir di Bantul pada tanggal 26 Juni 1995.
Pendidikan dimulai dari TK Immaculata Ganjuran
pada tahun 2000-2001 kemudian pendidikan
dilanjutkan di Sekolah Dasar Kanisius Ganjuran pada
tahun 2001-2007. Peneliti melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Pertama Kanisius Bambanglipuro
pada tahun 2007-2010. Peneliti kemudian menempuh pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Jetis Bantul pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013.
Peneliti melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013. Selama menempuh
pendidikan di Universitas Sanata Dharma telah banyak kegiatan kemahasiswaan
yang telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai berikut:
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1 Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa I
2015 Peserta
2 Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa II
2015 Peserta
3 Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2016 Peserta
4 English Club 2013 Peserta
5 Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2013 Peserta
6 Inisiasi Fakultas (Infisa) 2014 Peserta
7 Week and Moral 2015 Peserta
8 Having Participated in the Seminar
Reinvinting Childhood Education
2015 Peserta
9 Pelatihan Metode Montessori 2015 Pemateri
10 Kuliah Umum PGSD acara Indonesia
Mengajar
2014 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI