analisis kependudukan proponsi jawa barat2
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
I.1.Latar Belakang
Pembangunan dibidang kependudukan yang telah dirintis sejak Repelita I
dimaksudkan untuk mengatasi masalah tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
dan persebaran penduduk yang kurang merata. Jumlah penduduk yang besar
mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan. Jumlah penduduk
yang besar tersebut apabila mampu berperan sebagai tenaga kerja yang berkualitas
akan merupakan modal pembangunan yang besar dan akan sangat menguntungkan
bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Sehubungan dengan itu,
pembangunan di bidang kependudukan di samping diarahkan pada upaya pencapaian
sasaran-sasaran yang langsung ditujukan pada penurunan laju pertumbuhan penduduk,
juga dititikberatkan pada upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai pelaku dan
sasaran pembangunan bangsa dan negara. Upaya-upaya peningkatan kualitas
penduduk antara lain meliputi upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat,
peningkatan kualitas lingkungan kemasyarakatan, dan peningkatan pendidikan
masyarakat.
Pembangunan di bidang kependudukan lebih diarahkan pada upaya pengembangan
sumber daya manusia agar penduduk makin menjadi kekuatan yang efektif dan
produktif bagi pembangunan. Dalam upaya ini diusahakan ditingkatkan keterpaduan
dan koordinasi upaya pengendalian kelahiran dengan berbagai kegiatan
pembangunan lainnya, khususnya upaya pembangunan di bidang kesehatan,
transmigrasi, pengendalian urbanisasi, pendidikan, pembangunan daerah dan
penciptaan lapangan kerja.
Usaha penurunan tingkat pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui
pengendalian tingkat kelahiran dan penurunan tingkat kematian, terutama kematian
bayi dan anak. Upaya pengendalian kelahiran dilaksanakan melalui program keluarga
berencana (KB). Sebagaimana telah diketahui oleh masyarakat luas KB bertujuan
mengatur kelahiran anak dan meningkatkan kesejahteraan ibu. Selanjutnya upaya
penurunan tingkat kematian dilaksanakan dengan memperluas dan meningkatkan
2
jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat. Dari pengalaman
selama hampir lima Repelita ini nyata sekali bahwa dalam melaksanakan upaya
pembangunan kependudukan peran serta masyarakat merupakan faktor yang sangat
menentukan.
Dalam memperbaiki persebaran penduduk yang kurang merata dilaksanakan
kebijaksanaan perpindahan penduduk dari daerah yang mempunyai kepadatan yang
tinggi ke wilayah yang kurang padat. Kebijaksanaan ini juga diarahkan pada
perluasan lapangan kerja bagi penduduk yang dipindahkan dan pemanfaatan sumber
daya alam yang lebih optimal di wilayah-wilayah pemukiman yang baru. Upaya lain
yang ditempuh dalam rangka memperbaiki persebaran penduduk adalah
pembangunan kota-kota kecil dengan tujuan mengurangi dorongan penduduk untuk
pindah ke kota besar.
Peningkatan kualitas penduduk baik fisik maupun non fisik terus ditingkatkan
melalui berbagai usaha, seperti peningkatan gizi, pendidikan, perluasan kesempatan
berusaha, dan sebagainya. Peningkatan kualitas penduduk yang dicapai dengan cara
demikian diharapkan akan menunjang upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan,
mengurangi kemiskinan dan menghilangkan sumber-sumber kemiskinan serta
menyumbang kepada keberlanjutan pembangunan.
Dalam rangka memadukan berbagai dimensi masalah kependudukan serta
mengatasinya ke dalam usaha pembangunan secara menyeluruh amat dibutuhkan
informasi statistik kependudukan yang terpercaya. Dalam hubungan ini terus
dikembangkan berbagai upaya meningkatkan mutu dan liputan statistik
kependudukan termasuk statistik yang dihasilkan dari pelaksanaan registrasi
penduduk.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Demografi berasal dari Bahasa Yunani, Demos : Rakyat, Grafein : Menulis.
Demografi : Tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk ( ilmu kependudukan).
Menurut Donald J Boque ; Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik
tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa,
melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Variabel utama demografi:
a. Kelahiran (natalitas)
b. Kematian (death/mortalitas)
c. Migrasi (perpindahan)
Ketiga Variabel ini akan mempengaruhi keadaan dan komposisi penduduk (umur dan
jenis kelamin).
Dinamika penduduk
Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan
penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang
menambah dan mengurangi
Kekuatan menambah (dorong/push) : kelahiran, imigrasi
Kekuatan mengurangi (tarik/pull) : kematian, emigrasi
Laju pertumbuhan penduduk
Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Perubahan jumlah penduduk
ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah bertambah
atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu
tertentu.Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi.
4
Pengukuran laju pertumbuhan penduduk yaitu :
1. Rate of natural increase (pertumbuhan penduduk alami)
Pt = Po + ( B - D) + (Mi – Mo)
2. Pertumbuhan Geometri
Pt = Po. (1+r) n
3. Pertumbuhan Eksponential
Pt = Po. e r. n
Keterangan :
- Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya (P=population)
- Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (awal)
- B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut (B=Birth)
- D : Jumlah kematian yang terjadi pada jangka(Death=mati)
- Mi : migrasi masuk pada jangka waktu yang sama (M=migration)
- Mo :migrasi keluar pada jangka waktu yang sama
- r : angka pertumbuhan penduduk (r=rate)
- n : lamanya waktu antara Po dengan Pt (n=number)
- e : angka eksponential = 2,71828 (e=eksponential/pangkat)
Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor demografi :
1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas/birth rate
2. Angka kematian, mortalitas/death rate.
3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
5
4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)
Ukuran-ukuran dasar demografi
a. RateAngka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit
tertentu dalam populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian
dengan jumlah penduduk yang memiliki resiko kejadian tersebut.Digunakan
untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat.
b. Rasio / Ratio
Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu, atau
perbandingan 2 bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk
menyatakan besarnya kejadian.
c. Proporsi
Perbandingan antara pembilang (Numerator) dengan penyebut (denominator) dimana Numerator termasuk/bagian dari denominator, dengan satuan %.
Proporsi = X x 100
( X+Y)
d. Rata-rata
Yaitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai pengamatan yang didapat kemudian dibagi banyaknya pengamatan yang ada.
e. Frekuensi
Yaitu ukuran yang menyatakan berapa kali aktivitas/suatu kegiatan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
f. Cakupan
Ukuran untuk menilai pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu terget kegiatan yang ditentukan pada periode tertentu.
6
Ukuran-ukuran demografi
1. Fertilitas :
Yaitu Kemampuan riil seseorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan.
Ukuran fertilitas yaitu :
a. Crude Birth Rate = (Jumlah lahir hidup setahun : Populasi 1 Juli) x 100
b. Age Spesific Fertility Rate = (Jumlah lahir hidup wanita usia ttt : Jumlah wanita dengan usia ttt) x 1000
c. General Fertility Rate = Jumlah lahir hidup setahun : Jumlah wanita dalam “masa mampu hamil”) x 100
Masa mampu lahir = 15 – 44 th
2. Mortalitas / angka kematian
a. Crude Death Rate
Jumlah kelahiran hidup/tahun x 1000Jumlah penduduk pertengahan th (1 Juli)
b. Age Spesific Death Rate (angka kematian usia tertentu)
Jumlah kematian oleh golongan usia ttt per th x 1000Jumlah pddk gol usia yg bersangkutan pd pertengahan th (1 Juli)
MIGRASI
Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, yaitu :
1. Urbanisasi
2. Transmigrasi
3. Migrasi internal, yaitu Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain dalam suatu negara . Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah
asal disebut migrasi keluar/emigrasi ,sedangkanmasuknya penduduk kesuatu
daerah tujuan disebut migrasi masuk./imigrasi Migrasi ini ada 2 macam :
7
a. Migrasi Bruto
Jumlah migrasi masuk dan keluar dalamsuatu daerah atau negara.
Angka Migrasi Bruto
Angka yang menunjukan banyaknya migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun (1 Juli)
Rumus : jumlah migran masuk + migran keluar
Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000
b. Migrasi Neto
Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, migrasi neto posistif jika migrasi masuk lebih besar dari padamigrasi keluar, sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya.
Angka Migrasi NetoAngka yang menunjukan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun .
Rumus : jumlah migran masuk - migran keluarJumlah penduduk pertengahan tahun X 1000
Migrasi semasa hidup
Adalah penduduk yang tempat tinggal saat pencacahan berbeda dengan tempat kelahirannya.
Proyeksi penduduk
Perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi
Diperlukan untuk perencanaan (beras, kesehatan, kesempatan kerja dll)
8
PIRAMIDA PENDUDUK
Komposisi penduduk perlu diketahui untuk berbagai hal antara lain :
1. Untuk mengetahui sumber daya manusia yang tersedia atas dasar usia maupun
jenis kelamin
2. Untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan
3. Untuk studi komparatif antar daerah
4. Untuk mengetahui proses demografi
Komposisi umur dan jenis kelamin paling penting karena tidak hanya diketahui keadaan
penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk secara ekonomi dan sosial.
Dengan mengetahui susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, maka dapat
diketahui kemungkinan bertambahnya penduduk di masa yang akan datang.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk
grafik yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik batang dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Sumbu vertikal untuk interval usia
b. Sumber horizontal untuk jumlah penduduk dalam persen
c. Sebelah kiri untuk penduduk laki-laki, sebelah kanan untuk penduduk wanita.
d. Dasar sumbu vertikal untuk kelompok usia termuda, semakin ke atas semakin tua
e. Puncak piramida untuk penduduk tertua, biasanya dalam interval terbuka
f. Komposisi penduduk menurut umur menggunakan interval 5 tahun yaitu : 0-4, 5-9,
10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35- 39, 40- 44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-
69, 70-74, 75+
9
Model Piramida
Jenis Penduduk / Jenis PiramidaCIRI MUDA TETAP TUAAngka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Tinggi Tidak Tinggi Menurun sangat pesat
Angka Kematian Kasar
(Crude Death Rate)
Rendah Rendah Sangat kecil
Bentuk
Model Piramida penduduk Muda contohnya adalah Indonesia, India, Filipina, Brazili. Piramida penduduk Muda biasanya pada negara-negara berkembang.
Model piramida penduduk Tetap contohnya : Belanda, Swedia, Australia.
Model Piramida penduduk Tua contohnya adalah Jerman, Belgia, Swiss, Spanyol.
Untuk menentukan kategori suatu penduduk, apakah termasuk tua atau muda dapat dipakai usia median ataupun persentase jumlah penduduk di beberapa kelompok usia sebagai berikut :
Kriteria Penduduk Tua Penduduk Menengah
Penduduk Muda
Kelompok Umur
0 -14 th 30 % Diantara Tua dan Muda
> 40%
15 – 64 th > 60% 55%
65 + th >10 % 5%
Umur median > 30 th 20 th
(Sumber Nurdin, 1991)
Berdasarkan piramida penduduk, kita dapat membuat perbandingan berbagai karakteristik penduduk menurut Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) dan Sex Ratio (Rasio jenis kelamin).
Dependency Ratio
10
Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap yang produktif.
d.r = ( P 0-14) + (P65+) x K
(P15-64)
Keterangan :
d.r = dependency ratio
p = jumlah populasi usia tertentu
k = konstanta, biasanya kasus kontrol = 100 (%)
Angka beban tanggungan Jateng (2003) adalah 51,61%.
Sex Ratio
Sex ratio digunakan untuk mengukur komposisi jenis kelamin.
Sex Ratio = penduduk laki-laki x 100 penduduk perempuan
11
III. PEMBAHASAN
3.1.Gambaran Umum Daerah
Propinsi Jawa Barat secara terletak diantara 5˚50’ -7˚50’ LS dan 104˚48’ - 108˚48’ BT,
dengan batas- batas wilayahnya :
Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut jawa dan DKi Jakarta
Sebelah Timur, berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah
Sebelah Selatan, berbatasan dengan samudra Indonesia
Sebelah Barat, berbatasan dengan Propinsi Banten
Jawa Barat memeliki lahan yang subur, sebagian besar dari luas tanahnya digunakan
untuk pertanian. Ini lebih dimungkinkan karena Jawa Barat yang beriklim tropis.
Untuk tahun 2008, Kota bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat memiliki curah
hujan yang tertinggi pada bulan Desember mencapai 332,8 mm, sedangkan curah hujan
terendah pada bulan Juli yaitu 3,6 mm. Kecepatan angin rata-rata selama tahun 2008
sebesar 2 knot dengan tekanan udara sebesar 922,6 mb dan kelembaban nisbi mencapai
79 persen. Sementara pada 2009 sampai kondisi bulan Juni kecepatan rata-rata angin
sudah berkisar 1,8 knot dengan kelembaban nisbi 82 persen.
Sejak tahun 2008 Prop. Jawa Barat menjadi 26 kab/kota setelah diresmikan Kab.
Bandung barat. Secara keseluruhan meliputi 17 abupaten dan 9 kota, sedangkan jumlah
kecanmatan 620, daerah perkotaan 1576 dan 4301 perdesaan. Jumlah RT sebanyak
185.600 dan RW sebesar 48.147. Di seluruh Kabupaten dan Kota se Jawa Barat jumlah
Pegawai Negeri Sipil tahun 2008 sebesar 361.052 orang yang terdiri dari Golongan I
9.44711 orang, Golongan II 88.730 orang, Golongan III 165.765 orang dan Golongan IV
97.086 orang.
12
3.2.Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Prop. Jawa Barat Tahun 2008-2009
Berikut ini tabel jumlah penduduk di Propinsi Jawa Barat berdasarkan jenis
kelamin dan luas wilayahnya tahun 2008.
TABEL 1. LUAS WILAYAH , JUMLAH PENDUDUK DI PERINCI
PER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2008
LUAS PENDUDUK
NO Kabupaten/Kota WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH (Km²) 1 BOGOR 2,237.09 2,232,370 2,169,656 4,402,026
2 SUKABUMI 3,160.51 1,158,964 118,056 1,277,020
3 CIANJUR 2,977.44 1,117,285 1,052,699 2,169,984
4 BANDUNG 2,284.61 1,558,023 1,558,033 3,116,056
5 GARUT 2,179.51 1,226,670 1,254,801 2,481,471
6 TASIKMALAYA 2,301.78 915,510 925,172 1,840,682
7 CIAMIS 2,262.97 785,557 820,334 1,605,891
8 KUNINGAN 816.88 583,588 579,571 1,163,159
9 CIREBON 958.27 1,093,130 1,099,362 2,192,492
10 MAJALENGKA 1,068.69 609,031 601,780 1,210,811
11 SUMEDANG 1,062.28 564,264 570,024 1,134,288
12 INDRAMAYU 1,636.51 926,264 885,500 1,811,764
13 SUBANG 1,855.01 732,298 744,120 1,476,418
14 PURWAKARTA 757.57 403,990 405,972 809,962
15 KARAWANG 1,533.86 1,082,419 1,030,014 2,112,433
16 BEKASI 1,065.35 1,037,065 1,039,081 2,076,146
17 BANDUNG BARAT - 787,042 744,030 1,531,072
18 BOGOR 108.98 435,916 440,376 876,292
19 SUKABUMI 49.81 156,457 149,343 305,800
20 BANDUNG 167.91 1,218,280 1,171,840 2,390,120
21 CIREBON 36.97 145,545 153,450 298,995
22 BEKASI 209.55 1,101,814 1,026,570 2,128,384
23 DEPOK 212.24 723,037 707,792 1,430,829
24 CIMAHI 40.23 261,712 270,402 532,114
25 TASIKMALAYA 177.79 315,335 321,748 637,083
26 BANJAR 114.31 92,177 92,400 184,577
JUMLAH 29,276 21,263,743 19,932,126 41,195,869
Sumber, BPS Prop. Jawa Barat 2009 (data diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 penduduk di Kabupaten /
Kota Jawa Barat yang terbanyak di kabupaten Bandung 3,1 juta jiwa. Sedangkan
13
penduduk terkecil berada di Kota Banjar yaitu sebanyak 0,18 juta jiwa. Jumlah
penduduk Jawa Barat pada tahun 2008 mencapai 42,19 juta jiwa,pada tahun 2005 baru
mencapai 39,96 juta jiwa, meningkat lagi 40,74 juta jiwa di tahun 2006, sedangkan tahun
2007 menjadi 41,48 jiwa.
Di tahun 2008, kepadatan penduduk Jawa barat mencapai 1441,24 orang per kilo
meter persegi. Kota Bandung masih merupakan daerah terpadat, yaitu sebesar 14.234, 53
orang per kilo meter persegi, sedangkan yang terendah Kabupaten Ciamis hanya sebsar
709,64 oranga per kilometer persegi.
Sedangkan pada tahun 2009 perkembangan jumlah penduduk di Propinsi Jawa Barat
seperti pada tabel 2 berikut ini.
TABEL 2. LUAS WILAYAH , JUMLAH PENDUDUK DI PERINCIPER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2009
14
LUAS PENDUDUK
NO Kabupaten/Kota WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(Km²)
1 BOGOR 2,237.
09 2,258,789 2,195,
138 4,453,927
2 SUKABUMI 3,160.
51 1,167,580 1,126,
162 2,293,742
3 CIANJUR 2,977.
44 1,127,340 1,061,
988 2,189,328
4 BANDUNG 2,284.
61 1,574,196 1,574,
755 3,148,951
5 GARUT 2,179.
51 1,238,059 1,266,
178 2,504,237
6 TASIKMALAYA 2,301.
78 924,299 935,
858 1,860,157
7 CIAMIS 2,262.
97 790,389 825,
370 1,615,759
8 KUNINGAN 816
.88 588,564 584,
964 1,173,528
9 CIREBON 958
.27 1,102,099 1,109,
087 2,211,186
10 MAJALENGKA 1,068.
69 613,391 605,
754 1,219,145
11 SUMEDANG 1,062.
28 568,960 575,
032 1,143,992
12 INDRAMAYU 1,636.
51 934,763 893,
115 1,827,878
13 SUBANG 1,855.
01 737,296 749,
116 1,486,412
14 PURWAKARTA 757
.57 408255 410,
143 818,398
15 KARAWANG 1,533.
86 1093246 1,041,
143 1,842,362
16 BEKASI 1,065.
35 1,059,221 1,061,
901 1,469,364
17 BANDUNG BARAT - 796,149 752,
285 1,837,292
18 BOGOR 108
.98 445,835 449,
761 1,507,736
19 SUKABUMI 49
.81 159,485 152,
074 911,770
20 BANDUNG 167
.91 1,230,574 1,184,
130 1,680,335
21 CIREBON 36
.97 148,392 155,
760 300,466
22 BEKASI 209
.55 1,126,257 1,050,
486 2,176,743
23 DEPOK 212
.24 740,813 725,
013 1,465,826
24 CIMAHI 40
.23 269,193 278,
669 547,862
25 TASIKMALAYA 177
.79 316,680 323,
644 640,324
26 BANJAR 114
.31 93,171 92,
822 185,993
JUMLAH 29,
276 21,512,996 21,180,
348 42,512,713
Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat 2010(data diolah)
Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 penduduk di Kabupaten/Kota
Jawa Barat yang terbanyak di Kabupaten Bogor yaitu sebesar 4,4 juta jiwa dan diikuti
15
oleh Kabupaten Bandung 3,1 juta jiwa. Hal ini berbeda dengan kondisi tahun lalu.
Sedangkan penduduk terkecil berada di kota Banjar yaitu sebanyak 0,18 juta jiwa.
Bila dibandingkan antara tabel 1 dan tabel 2, dapat diketahui bahwa, jumlah
penduduk berjenis kelamin laki- laki pada tahun 2009 menurun dibanding tahun 2008,
bahkan sebaliknya penduduk berjenis kelamin perempuan meningkat di tahun 2009
dibanding tahun sebelum. Meskipun demikian bila dipersentasekan jumlah penduduk
laki- laki pada tahun 2008 51,62 % dari total penduduk Jawa Barat,sedangkan perempuan
sebanyak 48,32% dari total penduduk, dan pada tahun 2009 persentase jumlah penduduk
laki- laki sebanyak 50,60 % dan perempuan 49,82 %. Jadi meskipun jumlah penduduk
perempuan pada Propinsi Jawa Barat dari tahun 2008 meningkat pada tahun 2009, namun
persentasenya dalam total jumlah penduduk tetap lebih rendah dibanding jumlah
penduduk laki-laki meskipun jumlah penduduk laki-laki dari tahun 2008 ke 2009
menurun.
3.3. Banyaknya Penduduk, Sex ratio dan Kepadatan Penduduk Prop. Jawa Barat
Tahun 2008- 2009
Berikut ini tabel banyaknya penduduk, Sex Ratio dan kepadatan penduduk di Propinsi
Jawa Barat 2 tahun terakhir.
TABEL 3. BANYAKNYA PENDUDUK, SEX RATIO DAN KEPADATAN PENDUDUKPER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2008
16
LUAS PENDUDUKSEX
RATIONO Kabupaten/Kota WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH (Km²)
1 BOGOR 2,237.09 2,232,370 2,169,656 4,402,026 102.89
2 SUKABUMI 3,160.51 1,158,964 1,118,056 1,277,020 103.66
3 CIANJUR 2,977.44 1,117,285 1,052,699 2,169,984 106.14
4 BANDUNG 2,284.61 1,558,023 1,558,033 3,116,056 100.00
5 GARUT 2,179.51 1,226,670 1,254,801 2,481,471 97.76
6 TASIKMALAYA 2,301.78 915,510 925,172 1,840,682 98.96
7 CIAMIS 2,262.97 785,557 820,334 1,605,891 95.76
8 KUNINGAN 816.88 583,588 579,571 1,163,159 100.69
9 CIREBON 958.27 1,093,130 1,099,362 2,192,492 99.43
10 MAJALENGKA 1,068.69 609,031 601,780 1,210,811 101.20
11 SUMEDANG 1,062.28 564,264 570,024 1,134,288 98.99
12 INDRAMAYU 1,636.51 926,264 885,500 1,811,764 104.60
13 SUBANG 1,855.01 732,298 744,120 1,476,418 98.41
14 PURWAKARTA 757.57 403990 405972 809,962 99.51
15 KARAWANG 1,533.86 1082419 1,030,014 2,112,433 105.09
16 BEKASI 1,065.35 1,037,065 1,039,081 2,076,146 99.81
17 BANDUNG BARAT - 787,042 744,030 1,531,072 105.78
18 BOGOR 108.98 435,916 440,376 876,292 98.99
19 SUKABUMI 49.81 156,457 149,343 305,800 104.76
20 BANDUNG 167.91 1,218,280 1,171,840 2,390,120 103.96
21 CIREBON 36.97 145,545 153,450 298,995 94.85
22 BEKASI 209.55 1,101,814 1,026,570 2,128,384 107.33
23 DEPOK 212.24 723,037 707,792 1,430,829 102.15
24 CIMAHI 40.23 261,712 270,402 532,114 96.79
25 TASIKMALAYA 177.79 315,335 321,748 637,083 98.01
26 BANJAR 114.31 92,177 92,400 184,577 99.76
JUMLAH 29,276 21,263,743 19,932,126 41,195,869 101.58
Sumber; BPS Prop. Jabar, 2009 ( Data diolah)
Dari tabel 3 diatas, diketahui bahwa sex ratio terbesar pada tahun 2008 pada Kota Bekasi, hal
tersebut dikarenakan perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dibanding jumlah
penduduk perempuan, sedangkan sex ratio terendah adalah pada Kota Cirebon perbandingan
jumlah penduduk laki- laki dan perempuan sangat kecil.
Selain itu berikut ini tabel sex ratio dan kepadatan penduduk tahun 2009.
TABEL 4. BANYAKNYA PENDUDUK, SEX RATIO DAN KEPADATAN PENDUDUKPER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2009
17
LUAS PENDUDUK
SEX RATIONO
KABUPATEN/KOTA WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
(Km²)
1 BOGOR 2,237.09 2,258,789 2,195,138 4,453,927 102.90
2 SUKABUMI 3,160.51 1,167,580 1,126,162 2,293,742 103.68
3 CIANJUR 2,977.44 1,127,340 1,061,988 2,189,328 106.15
4 BANDUNG 2,284.61 1,574,196 1,574,755 3,148,951 99.96
5 GARUT 2,179.51 1,238,059 1,266,178 2,504,237 97.78
6 TASIKMALAYA 2,301.78 924,299 935,858 1,860,157 98.76
7 CIAMIS 2,262.97 790,389 825,370 1,615,759 95.76
8 KUNINGAN 816.88 588,564 584,964 1,173,528 100.62
9 CIREBON 958.27 1,102,099 1,109,087 2,211,186 99.37
10 MAJALENGKA 1,068.69 613,391 605,754 1,219,145 101.26
11 SUMEDANG 1,062.28 568,960 575,032 1,143,992 98.94
12 INDRAMAYU 1,636.51 934,763 893,115 1,827,878 104.66
13 SUBANG 1,855.01 737,296 749,116 1,486,412 98.42
14 PURWAKARTA 757.57 408255 410,143 818,398 99.54
15 KARAWANG 1,533.86 1093246 1,041,143 1,842,362 105.00
16 BEKASI 1,065.35 1,059,221 1,061,901 1,469,364 99.75
17 BANDUNG BARAT - 796,149 752,285 1,837,292 105.83
18 BOGOR 108.98 445,835 449,761 1,507,736 99.13
19 SUKABUMI 49.81 159,485 152,074 911,770 104.87
20 BANDUNG 167.91 1,230,574 1,184,130 1,680,335 103.92
21 CIREBON 36.97 148,392 155,760 300,466 95.27
22 BEKASI 209.55 1,126,257 1,050,486 2,176,743 107.21
23 DEPOK 212.24 740,813 725,013 1,465,826 102.18
24 CIMAHI 40.23 269,193 278,669 547,862 96.60
25 TASIKMALAYA 177.79 316,680 323,644 640,324 97.85
26 BANJAR 114.31 93,171 92,822 185,993 100.38
JUMLAH 29,276 21,512,996 21,180,348 42,512,713 101.57
Sumber; BPS Prop.Jabar, 2010 ( Data diolah)
Dari tabel 4 diatas, diketahui bahwa pada tahun 2009 rasio jenis kelamin Propinsi
Jawa Barat sebesar 101,57 % tidak begitu berbeda dari tahun sebelumnya 2008 yakni
101,58 %. Sementara itu, rasio jenis kelamin terbesar pada Kota Bekasi sama seperti
tahun 2008,dan rasio jenis kelamin terkecil masih sama yakni pada tahun 2009.
3.4. Banyaknya Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga
Prop. Jawa Barat Tahun 2008-2009
18
TABEL 5. BANYAKNYA RUMAH TANGGA, PENDUDUK, RATA-RATA ANGGOTA RUMAH TANGGA PER KAB/KOTA DI PROP.JAWA BARAT 2008
RUMAH PENDUDUK RATA-RATANO KABUPATEN/ TANGGA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH ANGGOTA
KOTA RUMAH TANGGA
1 BOGOR 1,032,704 2,232,370 2,169,656 4,402,026 4
2 SUKABUMI 642,976 1,158,964 118,056 1,277,020 2
3 CIANJUR 622,688 1,117,285 1,052,699 2,169,984 3
4 BANDUNG 756,368 1,558,023 1,558,033 3,116,056 4
5 GARUT 594,304 1,226,670 1,254,801 2,481,471 4
6 TASIKMALAYA 485,024 915,510 925,172 1,840,682 4
7 CIAMIS 546,336 785,557 820,334 1,605,891 3
8 KUNINGAN 304,240 583,588 579,571 1,163,159 4
9 CIREBON 554,304 1,093,130 1,099,362 2,192,492 4
10 MAJALENGKA 390,144 609,031 601,780 1,210,811 3
11 SUMEDANG 329,376 564,264 570,024 1,134,288 3
12 INDRAMAYU 548,496 926,264 885,500 1,811,764 3
13 SUBANG 446,208 732,298 744,120 1,476,418 3
14 PURWAKARTA 215,616 403,990 405,972 809,962 4
15 KARAWANG 570,432 1,082,419 1,030,014 2,112,433 4
16 BEKASI 517,680 1,037,065 1,039,081 2,076,146 4
17BANDUNG
BARAT 383,568 787,042 744,030 1,531,072 4
18 BOGOR 206,112 435,916 440,376 876,292 4
19 SUKABUMI 74,272 156,457 149,343 305,800 4
20 BANDUNG 716,160 1,218,280 1,171,840 2,390,120 3
21 CIREBON 88,800 145,545 153,450 298,995 3
22 BEKASI 483,424 1,101,814 1,026,570 2,128,384 4
23 DEPOK 333,920 723,037 707,792 1,430,829 4
24 CIMAHI 140,000 261,712 270,402 532,114 4
25 TASIKMALAYA 166,800 315,335 321,748 637,083 4
26 BANJAR 48,416 92,177 92,400 184,577 4
JUMLAH 11,198,368 21,263,743 19,932,126 41,195,869 4
Sumber. BPS Prop.Jabar, 2009 (data diolah)
Dari tabel 5 diatas rata-rata anggota rumah tangga di Propinsi Jawa Barat pada tahun
2008 adalah 4 anggota keluarga, pada Kabupaten Sukabumi memiliki rata-rata anggota
rumah tangga sebanyak 2 anggota. Berikut perbandingan banyaknya anggota rumah
tangga rata-rata di Prop. Jawa Barat pada tahun 2009.
19
TABEL 6. BANYAKNYA RUMAH TANGGA, PENDUDUK, RATA-RATA ANGGOTA
RUMAH TANGGA PER KAB/KOTA DI PROP.JAWA BARAT 2009
RUMAH PENDUDUK RATA-RATANO KABUPATEN/ TANGGA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH ANGGOTA
KOTA RUMAH TANGGA
1 BOGOR 1,037,408 2,258,789 2,195,138 4,453,927 4
2 SUKABUMI 646,064 1,167,580 1,126,162 2,293,742 4
3 CIANJUR 626,560 1,127,340 1,061,988 2,189,328 3
4 BANDUNG 763,824 1,574,196 1,574,755 3,148,951 4
5 GARUT 597,504 1,238,059 1,266,178 2,504,237 4
6 TASIKMALAYA 487,344 924,299 935,858 1,860,157 4
7 CIAMIS 547,632 790,389 825,370 1,615,759 3
8 KUNINGAN 303,840 588,564 584,964 1,173,528 4
9 CIREBON 556,992 1,102,099 1,109,087 2,211,186 4
10 MAJALENGKA 393,184 613,391 605,754 1,219,145 3
11 SUMEDANG 330,624 568,960 575,032 1,143,992 3
12 INDRAMAYU 551,200 934,763 893,115 1,827,878 3
13 SUBANG 448,032 737,296 749,116 1,486,412 3
14 PURWAKARTA 217,120 408,255 410,143 818,398 4
15 KARAWANG 575,296 1,093,246 1,041,143 1,842,362 3
16 BEKASI 528,224 1,059,221 1,061,901 1,469,364 3
17 BANDUNG BARAT 387,248 796,149 752,285 1,837,292 5
18 BOGOR 214,624 445,835 449,761 1,507,736 7
19 SUKABUMI 76,576 159,485 152,074 911,770 12
20 BANDUNG 721,920 1,230,574 1,184,130 1,680,335 2
21 CIREBON 91,680 148,392 155,760 300,466 3
22 BEKASI 503,104 1,126,257 1,050,486 2,176,743 4
23 DEPOK 347,872 740,813 725,013 1,465,826 4
24 CIMAHI 146,400 269,193 278,669 547,862 4
25 TASIKMALAYA 167,904 316,680 323,644 640,324 4
26 BANJAR 48,416 93,171 92,822 185,993 4
JUMLAH 11,316,592 21,512,996 21,180,348 42,512,713 4
Sumber. BPS Prop.Jabar, 2010 (data diolah)
Dari tabel 6 diatas nampak bahwa rata- rata jumlah anggota rumah tangga di
Propinsi Jawa Barat tahun 2009 sama dengan tahun 2008 sebanyak 4 anggota rumah
tangga. Namun demikian, bila dilihat per kabupaten/kota mengalami perkembangan
cukup besar, seperti pada Sukabumi pada tahun 2008 rata-rata anggota rumah tangga
sebanyak 4 anggota rumah tangga, namun pada tahun 2009 mengalami peningkatan
menjadi 12 anggota rumah tangga. Sebaliknya pada Kota Bandung, tahun 2008 rata-rata
20
anggota rumah tangga sebanyak 3 anggota rumah tangga menurun pada tahun 2009
menjadi 2 anggota rumah tangga.
Apabila dilihat perkembangan rata-rata jumlah anggota rumah tangga dari tahun
2008- 2009 yang sama yakni 4 anggota rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa
penduduk Propinsi Jawa Barat sudah berpandangan modern. Pandangan bahwa banyak
anak banyak rejeki sudah tidah berlaku lagi di propinsi ini.
3.5. Penyebaran penduduk di Prop. Jawa Barat Tahun 2008- 2009
TABEL 7. BANYAKNYA PENDUDUK SERTA PENYEBARANNYAPER KABUPATEN/KOTA DI PROP.JAWA BARAT TAHUN 2008
21
PENDUDUK PENYEBARAN
NO KABUPATEN/ LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
PENDUDUK
KOTA
1 BOGOR 2,232,370 2,169,656 4,402,026 10.69
2 SUKABUMI 1,158,964 118,056 1,277,020 3.10
3 CIANJUR 1,117,285 1,052,699 2,169,984 5.27
4 BANDUNG 1,558,023 1,558,033 3,116,056 7.56
5 GARUT 1,226,670 1,254,801 2,481,471 6.02
6 TASIKMALAYA 915,510 925,172 1,840,682 4.47
7 CIAMIS 785,557 820,334 1,605,891 3.90
8 KUNINGAN 583,588 579,571 1,163,159 2.82
9 CIREBON 1,093,130 1,099,362 2,192,492 5.32
10 MAJALENGKA 609,031 601,780 1,210,811 2.94
11 SUMEDANG 564,264 570,024 1,134,288 2.75
12 INDRAMAYU 926,264 885,500 1,811,764 4.40
13 SUBANG 732,298 744,120 1,476,418 3.58
14 PURWAKARTA 403,990 405,972 809,962 1.97
15 KARAWANG 1,082,419 1,030,014 2,112,433 5.13
16 BEKASI 1,037,065 1,039,081 2,076,146 5.04
17 BANDUNG BARAT 787,042 744,030 1,531,072 3.72
18 BOGOR 435,916 440,376 876,292 2.13
19 SUKABUMI 156,457 149,343 305,800 0.74
20 BANDUNG 1,218,280 1,171,840 2,390,120 5.80
21 CIREBON 145,545 153,450 298,995 0.73
22 BEKASI 1,101,814 1,026,570 2,128,384 5.17
23 DEPOK 723,037 707,792 1,430,829 3.47
24 CIMAHI 261,712 270,402 532,114 1.29
25 TASIKMALAYA 315,335 321,748 637,083 1.55
26 BANJAR 92,177 92,400 184,577 0.45
JUMLAH 21,263,743 19,932,126 41,195,869 100
Sumber. BPS Prop.Jabar, 2009 (data diolah)
Dari tabel 7 diatas diketahui bahwa penyebaran penduduk di Propinsi Jawa Barat tahun
2008, paling banyak tersebar pada Kabupaten Bogor yakni sebanyak 10,69 % dan
terendah pada Kota Banjar sebesar 0,45 %. Berikut penyebaran penduduk pada tahun
2009.
TABEL 8. BANYAKNYA PENDUDUK SERTA PENYEBARANNYAPER KABUPATEN/KOTA DI PROP.JAWA BARAT TAHUN 2009
22
PENDUDUK PENYEBARAN
NO KABUPATEN/ LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PENDUDUK
KOTA
1 BOGOR 2,258,789 2,195,138 4,453,927 10.48
2 SUKABUMI 1,167,580 1,126,162 2,293,742 5.40
3 CIANJUR 1,127,340 1,061,988 2,189,328 5.15
4 BANDUNG 1,574,196 1,574,755 3,148,951 7.41
5 GARUT 1,238,059 1,266,178 2,504,237 5.89
6 TASIKMALAYA 924,299 935,858 1,860,157 4.38
7 CIAMIS 790,389 825,370 1,615,759 3.80
8 KUNINGAN 588,564 584,964 1,173,528 2.76
9 CIREBON 1,102,099 1,109,087 2,211,186 5.20
10 MAJALENGKA 613,391 605,754 1,219,145 2.87
11 SUMEDANG 568,960 575,032 1,143,992 2.69
12 INDRAMAYU 934,763 893,115 1,827,878 4.30
13 SUBANG 737,296 749,116 1,486,412 3.50
14 PURWAKARTA 408,255 410,143 818,398 1.93
15 KARAWANG 1,093,246 1,041,143 1,842,362 4.33
16 BEKASI 1,059,221 1,061,901 1,469,364 3.46
17 BANDUNG BARAT 796,149 752,285 1,837,292 4.32
18 BOGOR 445,835 449,761 1,507,736 3.55
19 SUKABUMI 159,485 152,074 911,770 2.14
20 BANDUNG 1,230,574 1,184,130 1,680,335 3.95
21 CIREBON 148,392 155,760 300,466 0.71
22 BEKASI 1,126,257 1,050,486 2,176,743 5.12
23 DEPOK 740,813 725,013 1,465,826 3.45
24 CIMAHI 269,193 278,669 547,862 1.29
25 TASIKMALAYA 316,680 323,644 640,324 1.51
26 BANJAR 93,171 92,822 185,993 0.44
JUMLAH 21,512,996 21,180,348 42,512,713 100.0
Sumber. BPS Prop.Jabar, 2010 (data diolah)
Perkembangan penyebaran penduduk pada tahun 2009 tidak jauh berbeda dengan tahun
2008.
23
IV. PENUTUP
24
Karena keterbatasannya data yang diperoleh sehingga demografi penduduk semuanya
tidak dapat diukur, dan hanya diperoleh pada tahun 2008 dan tahun 2009.
DAFTAR PUSTAKA
25
BPS Propinsi Jawa Barat. 2009. Propinsi Jawa Barat dalam Angka 2008. BPS Prop. Jawa Barat ; Bandung.
BPS Propinsi Jawa Barat. 2010. Propinsi Jawa Barat dalam Angka 2009. BPS Prop. Jawa Barat ; Bandung.