analisis kependudukan proponsi jawa barat2

34
1 I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan dibidang kependudukan yang telah dirintis sejak Repelita I dimaksudkan untuk mengatasi masalah tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan persebaran penduduk yang kurang merata. Jumlah penduduk yang besar mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan. Jumlah penduduk yang besar tersebut apabila mampu berperan sebagai tenaga kerja yang berkualitas akan merupakan modal pembangunan yang besar dan akan sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Sehubungan dengan itu, pembangunan di bidang kependudukan di samping diarahkan pada upaya pencapaian sasaran-sasaran yang langsung ditujukan pada penurunan laju pertumbuhan penduduk, juga dititikberatkan pada upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai pelaku dan sasaran pembangunan bangsa dan negara. Upaya-upaya peningkatan kualitas penduduk antara lain meliputi upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan kemasyarakatan, dan peningkatan pendidikan masyarakat. Pembangunan di bidang kependudukan lebih diarahkan pada upaya pengembangan sumber daya manusia agar penduduk makin menjadi kekuatan yang efektif dan produktif bagi pembangunan. Dalam upaya ini diusahakan ditingkatkan

Upload: sary-loveadhy

Post on 25-Jul-2015

197 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

1

I. PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Pembangunan dibidang kependudukan yang telah dirintis sejak Repelita I

dimaksudkan untuk mengatasi masalah tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi

dan persebaran penduduk yang kurang merata. Jumlah penduduk yang besar

mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan. Jumlah penduduk

yang besar tersebut apabila mampu berperan sebagai tenaga kerja yang berkualitas

akan merupakan modal pembangunan yang besar dan akan sangat menguntungkan

bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Sehubungan dengan itu,

pembangunan di bidang kependudukan di samping diarahkan pada upaya pencapaian

sasaran-sasaran yang langsung ditujukan pada penurunan laju pertumbuhan penduduk,

juga dititikberatkan pada upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai pelaku dan

sasaran pembangunan bangsa dan negara. Upaya-upaya peningkatan kualitas

penduduk antara lain meliputi upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat,

peningkatan kualitas lingkungan kemasyarakatan, dan peningkatan pendidikan

masyarakat.

Pembangunan di bidang kependudukan lebih diarahkan pada upaya pengembangan

sumber daya manusia agar penduduk makin menjadi kekuatan yang efektif dan

produktif bagi pembangunan. Dalam upaya ini diusahakan ditingkatkan keterpaduan

dan koordinasi upaya pengendalian kelahiran dengan berbagai kegiatan

pembangunan lainnya, khususnya upaya pembangunan di bidang kesehatan,

transmigrasi, pengendalian urbanisasi, pendidikan, pembangunan daerah dan

penciptaan lapangan kerja.

Usaha penurunan tingkat pertumbuhan penduduk dilaksanakan melalui

pengendalian tingkat kelahiran dan penurunan tingkat kematian, terutama kematian

bayi dan anak. Upaya pengendalian kelahiran dilaksanakan melalui program keluarga

berencana (KB). Sebagaimana telah diketahui oleh masyarakat luas KB bertujuan

mengatur kelahiran anak dan meningkatkan kesejahteraan ibu. Selanjutnya upaya

penurunan tingkat kematian dilaksanakan dengan memperluas dan meningkatkan

Page 2: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

2

jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat. Dari pengalaman

selama hampir lima Repelita ini nyata sekali bahwa dalam melaksanakan upaya

pembangunan kependudukan peran serta masyarakat merupakan faktor yang sangat

menentukan.

Dalam memperbaiki persebaran penduduk yang kurang merata dilaksanakan

kebijaksanaan perpindahan penduduk dari daerah yang mempunyai kepadatan yang

tinggi ke wilayah yang kurang padat. Kebijaksanaan ini juga diarahkan pada

perluasan lapangan kerja bagi penduduk yang dipindahkan dan pemanfaatan sumber

daya alam yang lebih optimal di wilayah-wilayah pemukiman yang baru. Upaya lain

yang ditempuh dalam rangka memperbaiki persebaran penduduk adalah

pembangunan kota-kota kecil dengan tujuan mengurangi dorongan penduduk untuk

pindah ke kota besar.

Peningkatan kualitas penduduk baik fisik maupun non fisik terus ditingkatkan

melalui berbagai usaha, seperti peningkatan gizi, pendidikan, perluasan kesempatan

berusaha, dan sebagainya. Peningkatan kualitas penduduk yang dicapai dengan cara

demikian diharapkan akan menunjang upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan,

mengurangi kemiskinan dan menghilangkan sumber-sumber kemiskinan serta

menyumbang kepada keberlanjutan pembangunan.

Dalam rangka memadukan berbagai dimensi masalah kependudukan serta

mengatasinya ke dalam usaha pembangunan secara menyeluruh amat dibutuhkan

informasi statistik kependudukan yang terpercaya. Dalam hubungan ini terus

dikembangkan berbagai upaya meningkatkan mutu dan liputan statistik

kependudukan termasuk statistik yang dihasilkan dari pelaksanaan registrasi

penduduk.

Page 3: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Demografi berasal dari Bahasa Yunani, Demos : Rakyat, Grafein : Menulis.

Demografi : Tulisan tulisan tentang rakyat/penduduk ( ilmu kependudukan).

Menurut Donald J Boque ; Ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik

tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk beserta perubahannya sepanjang masa,

melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian

(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.

Variabel utama demografi:

a. Kelahiran (natalitas)

b. Kematian (death/mortalitas)

c. Migrasi (perpindahan)

Ketiga Variabel ini akan mempengaruhi keadaan dan komposisi penduduk (umur dan

jenis kelamin).

Dinamika penduduk

Dinamika penduduk akan melahirkan push and pull theory, yaitu Pertumbuhan

penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang

menambah dan mengurangi

 Kekuatan menambah (dorong/push) : kelahiran, imigrasi

 Kekuatan mengurangi (tarik/pull) : kematian, emigrasi

Laju pertumbuhan penduduk

Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu bertambah. Perubahan jumlah penduduk

ini disebut sebaagi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk adalah bertambah

atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau negara dalam kurun waktu

tertentu.Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi.

Page 4: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

4

Pengukuran laju pertumbuhan penduduk yaitu :

1. Rate of natural increase (pertumbuhan penduduk alami)

Pt = Po + ( B - D) + (Mi – Mo)

2. Pertumbuhan Geometri

Pt = Po. (1+r) n

3. Pertumbuhan Eksponential

Pt = Po. e r. n

Keterangan :

- Pt : jumlah penduduk pada waktu sesudahnya (P=population)

- Po : jumlah penduduk pada waktu terdahulu (awal)

- B : kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut (B=Birth)

- D : Jumlah kematian yang terjadi pada jangka(Death=mati)

- Mi : migrasi masuk pada jangka waktu yang sama (M=migration)

- Mo :migrasi keluar pada jangka waktu yang sama

- r : angka pertumbuhan penduduk (r=rate)

- n : lamanya waktu antara Po dengan Pt (n=number)

- e : angka eksponential = 2,71828 (e=eksponential/pangkat)

Pertumbuhan penduduk di suatu daerah/negara disebabkan oleh faktor-faktor demografi :

1. Angka kelahiran, fertilitas, natalitas/birth rate

2. Angka kematian, mortalitas/death rate.

3. Migrasi masuk (imigrasi) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)

Page 5: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

5

4. Migrasi keluar (emigrasi) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)

Ukuran-ukuran dasar demografi

a. RateAngka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit

tertentu dalam populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian

dengan jumlah penduduk yang memiliki resiko kejadian tersebut.Digunakan

untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat.

b. Rasio / Ratio

Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu, atau

perbandingan 2 bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk

menyatakan besarnya kejadian.

c. Proporsi

Perbandingan antara pembilang (Numerator) dengan penyebut (denominator) dimana Numerator termasuk/bagian dari denominator, dengan satuan %.

Proporsi = X   x 100

( X+Y)

d. Rata-rata

Yaitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai pengamatan yang didapat kemudian dibagi banyaknya pengamatan yang ada.

e. Frekuensi

Yaitu ukuran yang menyatakan berapa kali aktivitas/suatu kegiatan dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

f. Cakupan

Ukuran untuk menilai pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu terget kegiatan yang ditentukan pada periode tertentu.

Page 6: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

6

Ukuran-ukuran demografi

1. Fertilitas :

Yaitu Kemampuan riil seseorang wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan.

Ukuran fertilitas yaitu :

a. Crude Birth Rate = (Jumlah lahir hidup setahun : Populasi 1 Juli) x 100

b. Age Spesific Fertility Rate = (Jumlah lahir hidup wanita usia ttt : Jumlah wanita dengan usia ttt) x 1000

c. General Fertility Rate = Jumlah lahir hidup setahun : Jumlah wanita dalam “masa mampu hamil”) x 100

Masa mampu lahir = 15 – 44 th

2. Mortalitas / angka kematian

a. Crude Death Rate

Jumlah kelahiran hidup/tahun   x 1000Jumlah penduduk pertengahan th (1 Juli)

b. Age Spesific Death Rate (angka kematian usia tertentu)

Jumlah kematian oleh golongan usia ttt per th x 1000Jumlah pddk gol usia yg bersangkutan pd pertengahan th (1 Juli)

MIGRASI

Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, yaitu :

1. Urbanisasi

2. Transmigrasi

3. Migrasi internal, yaitu Perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah

lain dalam suatu negara . Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah

asal disebut migrasi keluar/emigrasi ,sedangkanmasuknya penduduk kesuatu

daerah tujuan disebut migrasi masuk./imigrasi Migrasi ini ada 2 macam :

Page 7: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

7

a. Migrasi Bruto

Jumlah migrasi masuk dan keluar dalamsuatu daerah atau negara.

Angka Migrasi Bruto

Angka yang menunjukan banyaknya migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun (1 Juli)

Rumus : jumlah migran masuk + migran keluar

Jumlah penduduk pertengahan tahun X 1000

b. Migrasi Neto

Merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar, migrasi neto posistif jika migrasi masuk lebih besar dari padamigrasi keluar, sedangkan migrasi neto negatif adalah sebaliknya.

Angka Migrasi NetoAngka yang menunjukan selisih jumlah migran masuk dan migran keluar selama satu tahun di bagi penduduk pada pertengahan tahun .

Rumus : jumlah migran masuk - migran keluarJumlah penduduk pertengahan tahun X 1000

Migrasi semasa hidup

Adalah penduduk yang tempat tinggal saat pencacahan berbeda dengan tempat kelahirannya.

Proyeksi penduduk

Perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi

Diperlukan untuk perencanaan (beras, kesehatan, kesempatan kerja dll)

Page 8: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

8

PIRAMIDA PENDUDUK

Komposisi penduduk perlu diketahui untuk berbagai hal antara lain :

1. Untuk mengetahui sumber daya manusia yang tersedia atas dasar usia maupun

jenis kelamin

2. Untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan

3. Untuk studi komparatif antar daerah

4. Untuk mengetahui proses demografi

Komposisi umur dan jenis kelamin paling penting karena tidak hanya diketahui keadaan

penduduk secara biologis, namun juga kondisi penduduk secara ekonomi dan sosial.

Dengan mengetahui susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin, maka dapat

diketahui kemungkinan bertambahnya penduduk di masa yang akan datang.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat disajikan dalam bentuk

grafik yang disebut piramida penduduk, yaitu grafik batang dengan ketentuan sebagai

berikut :

a. Sumbu vertikal untuk interval usia

b. Sumber horizontal untuk jumlah penduduk dalam persen

c. Sebelah kiri untuk penduduk laki-laki, sebelah kanan untuk penduduk wanita.

d. Dasar sumbu vertikal untuk kelompok usia termuda, semakin ke atas semakin tua

e. Puncak piramida untuk penduduk tertua, biasanya dalam interval terbuka

f. Komposisi penduduk menurut umur menggunakan interval 5 tahun yaitu : 0-4, 5-9,

10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35- 39, 40- 44, 45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-

69, 70-74, 75+

Page 9: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

9

Model Piramida

Jenis Penduduk / Jenis PiramidaCIRI MUDA TETAP TUAAngka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Tinggi Tidak Tinggi Menurun sangat pesat

Angka Kematian Kasar

(Crude Death Rate)

Rendah Rendah Sangat kecil

Bentuk

Model Piramida penduduk Muda contohnya adalah Indonesia, India, Filipina, Brazili. Piramida penduduk Muda biasanya pada negara-negara berkembang.

Model piramida penduduk Tetap contohnya : Belanda, Swedia, Australia.

Model Piramida penduduk Tua contohnya adalah Jerman, Belgia, Swiss, Spanyol.

Untuk menentukan kategori suatu penduduk, apakah termasuk tua atau muda dapat dipakai usia median ataupun persentase jumlah penduduk di beberapa kelompok usia sebagai berikut :

Kriteria Penduduk Tua Penduduk Menengah

Penduduk Muda

Kelompok Umur

0 -14 th  30 % Diantara Tua dan Muda

> 40%

15 – 64 th > 60%  55%

65 + th >10 %  5%

Umur median > 30 th  20 th

(Sumber Nurdin, 1991)

Berdasarkan piramida penduduk, kita dapat membuat perbandingan berbagai karakteristik penduduk menurut Dependency Ratio (Rasio Ketergantungan) dan Sex Ratio (Rasio jenis kelamin).

Dependency Ratio

Page 10: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

10

Perbandingan antara penduduk usia tidak produktif terhadap yang produktif.

d.r = ( P   0-14) + (P65+) x K

(P15-64)

Keterangan :

d.r = dependency ratio

p = jumlah populasi usia tertentu

k = konstanta, biasanya kasus kontrol = 100 (%)

Angka beban tanggungan Jateng (2003) adalah 51,61%.

Sex Ratio

Sex ratio digunakan untuk mengukur komposisi jenis kelamin.

Sex Ratio =  penduduk laki-laki  x 100  penduduk perempuan

Page 11: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

11

III. PEMBAHASAN

3.1.Gambaran Umum Daerah

Propinsi Jawa Barat secara terletak diantara 5˚50’ -7˚50’ LS dan 104˚48’ - 108˚48’ BT,

dengan batas- batas wilayahnya :

Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut jawa dan DKi Jakarta

Sebelah Timur, berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah

Sebelah Selatan, berbatasan dengan samudra Indonesia

Sebelah Barat, berbatasan dengan Propinsi Banten

Jawa Barat memeliki lahan yang subur, sebagian besar dari luas tanahnya digunakan

untuk pertanian. Ini lebih dimungkinkan karena Jawa Barat yang beriklim tropis.

Untuk tahun 2008, Kota bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat memiliki curah

hujan yang tertinggi pada bulan Desember mencapai 332,8 mm, sedangkan curah hujan

terendah pada bulan Juli yaitu 3,6 mm. Kecepatan angin rata-rata selama tahun 2008

sebesar 2 knot dengan tekanan udara sebesar 922,6 mb dan kelembaban nisbi mencapai

79 persen. Sementara pada 2009 sampai kondisi bulan Juni kecepatan rata-rata angin

sudah berkisar 1,8 knot dengan kelembaban nisbi 82 persen.

Sejak tahun 2008 Prop. Jawa Barat menjadi 26 kab/kota setelah diresmikan Kab.

Bandung barat. Secara keseluruhan meliputi 17 abupaten dan 9 kota, sedangkan jumlah

kecanmatan 620, daerah perkotaan 1576 dan 4301 perdesaan. Jumlah RT sebanyak

185.600 dan RW sebesar 48.147. Di seluruh Kabupaten dan Kota se Jawa Barat jumlah

Pegawai Negeri Sipil tahun 2008 sebesar 361.052 orang yang terdiri dari Golongan I

9.44711 orang, Golongan II 88.730 orang, Golongan III 165.765 orang dan Golongan IV

97.086 orang.

Page 12: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

12

3.2.Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Prop. Jawa Barat Tahun 2008-2009

Berikut ini tabel jumlah penduduk di Propinsi Jawa Barat berdasarkan jenis

kelamin dan luas wilayahnya tahun 2008.

TABEL 1. LUAS WILAYAH , JUMLAH PENDUDUK DI PERINCI

PER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2008

    LUAS PENDUDUK

NO Kabupaten/Kota WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH    (Km²)      1 BOGOR 2,237.09 2,232,370 2,169,656 4,402,026

2 SUKABUMI 3,160.51 1,158,964 118,056 1,277,020

3 CIANJUR 2,977.44 1,117,285 1,052,699 2,169,984

4 BANDUNG 2,284.61 1,558,023 1,558,033 3,116,056

5 GARUT 2,179.51 1,226,670 1,254,801 2,481,471

6 TASIKMALAYA 2,301.78 915,510 925,172 1,840,682

7 CIAMIS 2,262.97 785,557 820,334 1,605,891

8 KUNINGAN 816.88 583,588 579,571 1,163,159

9 CIREBON 958.27 1,093,130 1,099,362 2,192,492

10 MAJALENGKA 1,068.69 609,031 601,780 1,210,811

11 SUMEDANG 1,062.28 564,264 570,024 1,134,288

12 INDRAMAYU 1,636.51 926,264 885,500 1,811,764

13 SUBANG 1,855.01 732,298 744,120 1,476,418

14 PURWAKARTA 757.57 403,990 405,972 809,962

15 KARAWANG 1,533.86 1,082,419 1,030,014 2,112,433

16 BEKASI 1,065.35 1,037,065 1,039,081 2,076,146

17 BANDUNG BARAT - 787,042 744,030 1,531,072

18 BOGOR 108.98 435,916 440,376 876,292

19 SUKABUMI 49.81 156,457 149,343 305,800

20 BANDUNG 167.91 1,218,280 1,171,840 2,390,120

21 CIREBON 36.97 145,545 153,450 298,995

22 BEKASI 209.55 1,101,814 1,026,570 2,128,384

23 DEPOK 212.24 723,037 707,792 1,430,829

24 CIMAHI 40.23 261,712 270,402 532,114

25 TASIKMALAYA 177.79 315,335 321,748 637,083

26 BANJAR 114.31 92,177 92,400 184,577

JUMLAH 29,276 21,263,743 19,932,126 41,195,869

Sumber, BPS Prop. Jawa Barat 2009 (data diolah)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 penduduk di Kabupaten /

Kota Jawa Barat yang terbanyak di kabupaten Bandung 3,1 juta jiwa. Sedangkan

Page 13: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

13

penduduk terkecil berada di Kota Banjar yaitu sebanyak 0,18 juta jiwa. Jumlah

penduduk Jawa Barat pada tahun 2008 mencapai 42,19 juta jiwa,pada tahun 2005 baru

mencapai 39,96 juta jiwa, meningkat lagi 40,74 juta jiwa di tahun 2006, sedangkan tahun

2007 menjadi 41,48 jiwa.

Di tahun 2008, kepadatan penduduk Jawa barat mencapai 1441,24 orang per kilo

meter persegi. Kota Bandung masih merupakan daerah terpadat, yaitu sebesar 14.234, 53

orang per kilo meter persegi, sedangkan yang terendah Kabupaten Ciamis hanya sebsar

709,64 oranga per kilometer persegi.

Sedangkan pada tahun 2009 perkembangan jumlah penduduk di Propinsi Jawa Barat

seperti pada tabel 2 berikut ini.

TABEL 2. LUAS WILAYAH , JUMLAH PENDUDUK DI PERINCIPER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2009

Page 14: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

14

    LUAS PENDUDUK

NO Kabupaten/Kota WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

    (Km²)      

1 BOGOR 2,237.

09 2,258,789 2,195,

138 4,453,927

2 SUKABUMI 3,160.

51 1,167,580 1,126,

162 2,293,742

3 CIANJUR 2,977.

44 1,127,340 1,061,

988 2,189,328

4 BANDUNG 2,284.

61 1,574,196 1,574,

755 3,148,951

5 GARUT 2,179.

51 1,238,059 1,266,

178 2,504,237

6 TASIKMALAYA 2,301.

78 924,299 935,

858 1,860,157

7 CIAMIS 2,262.

97 790,389 825,

370 1,615,759

8 KUNINGAN 816

.88 588,564 584,

964 1,173,528

9 CIREBON 958

.27 1,102,099 1,109,

087 2,211,186

10 MAJALENGKA 1,068.

69 613,391 605,

754 1,219,145

11 SUMEDANG 1,062.

28 568,960 575,

032 1,143,992

12 INDRAMAYU 1,636.

51 934,763 893,

115 1,827,878

13 SUBANG 1,855.

01 737,296 749,

116 1,486,412

14 PURWAKARTA 757

.57 408255 410,

143 818,398

15 KARAWANG 1,533.

86 1093246 1,041,

143 1,842,362

16 BEKASI 1,065.

35 1,059,221 1,061,

901 1,469,364

17 BANDUNG BARAT - 796,149 752,

285 1,837,292

18 BOGOR 108

.98 445,835 449,

761 1,507,736

19 SUKABUMI 49

.81 159,485 152,

074 911,770

20 BANDUNG 167

.91 1,230,574 1,184,

130 1,680,335

21 CIREBON 36

.97 148,392 155,

760 300,466

22 BEKASI 209

.55 1,126,257 1,050,

486 2,176,743

23 DEPOK 212

.24 740,813 725,

013 1,465,826

24 CIMAHI 40

.23 269,193 278,

669 547,862

25 TASIKMALAYA 177

.79 316,680 323,

644 640,324

26 BANJAR 114

.31 93,171 92,

822 185,993

JUMLAH 29,

276 21,512,996 21,180,

348 42,512,713

Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat 2010(data diolah)

Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 penduduk di Kabupaten/Kota

Jawa Barat yang terbanyak di Kabupaten Bogor yaitu sebesar 4,4 juta jiwa dan diikuti

Page 15: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

15

oleh Kabupaten Bandung 3,1 juta jiwa. Hal ini berbeda dengan kondisi tahun lalu.

Sedangkan penduduk terkecil berada di kota Banjar yaitu sebanyak 0,18 juta jiwa.

Bila dibandingkan antara tabel 1 dan tabel 2, dapat diketahui bahwa, jumlah

penduduk berjenis kelamin laki- laki pada tahun 2009 menurun dibanding tahun 2008,

bahkan sebaliknya penduduk berjenis kelamin perempuan meningkat di tahun 2009

dibanding tahun sebelum. Meskipun demikian bila dipersentasekan jumlah penduduk

laki- laki pada tahun 2008 51,62 % dari total penduduk Jawa Barat,sedangkan perempuan

sebanyak 48,32% dari total penduduk, dan pada tahun 2009 persentase jumlah penduduk

laki- laki sebanyak 50,60 % dan perempuan 49,82 %. Jadi meskipun jumlah penduduk

perempuan pada Propinsi Jawa Barat dari tahun 2008 meningkat pada tahun 2009, namun

persentasenya dalam total jumlah penduduk tetap lebih rendah dibanding jumlah

penduduk laki-laki meskipun jumlah penduduk laki-laki dari tahun 2008 ke 2009

menurun.

3.3. Banyaknya Penduduk, Sex ratio dan Kepadatan Penduduk Prop. Jawa Barat

Tahun 2008- 2009

Berikut ini tabel banyaknya penduduk, Sex Ratio dan kepadatan penduduk di Propinsi

Jawa Barat 2 tahun terakhir.

TABEL 3. BANYAKNYA PENDUDUK, SEX RATIO DAN KEPADATAN PENDUDUKPER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2008

Page 16: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

16

    LUAS PENDUDUKSEX

RATIONO Kabupaten/Kota WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH    (Km²)      

1 BOGOR 2,237.09 2,232,370 2,169,656 4,402,026 102.89

2 SUKABUMI 3,160.51 1,158,964 1,118,056 1,277,020 103.66

3 CIANJUR 2,977.44 1,117,285 1,052,699 2,169,984 106.14

4 BANDUNG 2,284.61 1,558,023 1,558,033 3,116,056 100.00

5 GARUT 2,179.51 1,226,670 1,254,801 2,481,471 97.76

6 TASIKMALAYA 2,301.78 915,510 925,172 1,840,682 98.96

7 CIAMIS 2,262.97 785,557 820,334 1,605,891 95.76

8 KUNINGAN 816.88 583,588 579,571 1,163,159 100.69

9 CIREBON 958.27 1,093,130 1,099,362 2,192,492 99.43

10 MAJALENGKA 1,068.69 609,031 601,780 1,210,811 101.20

11 SUMEDANG 1,062.28 564,264 570,024 1,134,288 98.99

12 INDRAMAYU 1,636.51 926,264 885,500 1,811,764 104.60

13 SUBANG 1,855.01 732,298 744,120 1,476,418 98.41

14 PURWAKARTA 757.57 403990 405972 809,962 99.51

15 KARAWANG 1,533.86 1082419 1,030,014 2,112,433 105.09

16 BEKASI 1,065.35 1,037,065 1,039,081 2,076,146 99.81

17 BANDUNG BARAT - 787,042 744,030 1,531,072 105.78

18 BOGOR 108.98 435,916 440,376 876,292 98.99

19 SUKABUMI 49.81 156,457 149,343 305,800 104.76

20 BANDUNG 167.91 1,218,280 1,171,840 2,390,120 103.96

21 CIREBON 36.97 145,545 153,450 298,995 94.85

22 BEKASI 209.55 1,101,814 1,026,570 2,128,384 107.33

23 DEPOK 212.24 723,037 707,792 1,430,829 102.15

24 CIMAHI 40.23 261,712 270,402 532,114 96.79

25 TASIKMALAYA 177.79 315,335 321,748 637,083 98.01

26 BANJAR 114.31 92,177 92,400 184,577 99.76

JUMLAH 29,276 21,263,743 19,932,126 41,195,869 101.58

Sumber; BPS Prop. Jabar, 2009 ( Data diolah)

Dari tabel 3 diatas, diketahui bahwa sex ratio terbesar pada tahun 2008 pada Kota Bekasi, hal

tersebut dikarenakan perbandingan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki dibanding jumlah

penduduk perempuan, sedangkan sex ratio terendah adalah pada Kota Cirebon perbandingan

jumlah penduduk laki- laki dan perempuan sangat kecil.

Selain itu berikut ini tabel sex ratio dan kepadatan penduduk tahun 2009.

TABEL 4. BANYAKNYA PENDUDUK, SEX RATIO DAN KEPADATAN PENDUDUKPER KABUPATEN DI PROP. JAWA BARAT TAHUN 2009

Page 17: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

17

    LUAS PENDUDUK

SEX RATIONO

KABUPATEN/KOTA WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

    (Km²)      

1 BOGOR 2,237.09 2,258,789 2,195,138 4,453,927 102.90

2 SUKABUMI 3,160.51 1,167,580 1,126,162 2,293,742 103.68

3 CIANJUR 2,977.44 1,127,340 1,061,988 2,189,328 106.15

4 BANDUNG 2,284.61 1,574,196 1,574,755 3,148,951 99.96

5 GARUT 2,179.51 1,238,059 1,266,178 2,504,237 97.78

6 TASIKMALAYA 2,301.78 924,299 935,858 1,860,157 98.76

7 CIAMIS 2,262.97 790,389 825,370 1,615,759 95.76

8 KUNINGAN 816.88 588,564 584,964 1,173,528 100.62

9 CIREBON 958.27 1,102,099 1,109,087 2,211,186 99.37

10 MAJALENGKA 1,068.69 613,391 605,754 1,219,145 101.26

11 SUMEDANG 1,062.28 568,960 575,032 1,143,992 98.94

12 INDRAMAYU 1,636.51 934,763 893,115 1,827,878 104.66

13 SUBANG 1,855.01 737,296 749,116 1,486,412 98.42

14 PURWAKARTA 757.57 408255 410,143 818,398 99.54

15 KARAWANG 1,533.86 1093246 1,041,143 1,842,362 105.00

16 BEKASI 1,065.35 1,059,221 1,061,901 1,469,364 99.75

17 BANDUNG BARAT - 796,149 752,285 1,837,292 105.83

18 BOGOR 108.98 445,835 449,761 1,507,736 99.13

19 SUKABUMI 49.81 159,485 152,074 911,770 104.87

20 BANDUNG 167.91 1,230,574 1,184,130 1,680,335 103.92

21 CIREBON 36.97 148,392 155,760 300,466 95.27

22 BEKASI 209.55 1,126,257 1,050,486 2,176,743 107.21

23 DEPOK 212.24 740,813 725,013 1,465,826 102.18

24 CIMAHI 40.23 269,193 278,669 547,862 96.60

25 TASIKMALAYA 177.79 316,680 323,644 640,324 97.85

26 BANJAR 114.31 93,171 92,822 185,993 100.38

JUMLAH 29,276 21,512,996 21,180,348 42,512,713 101.57

Sumber; BPS Prop.Jabar, 2010 ( Data diolah)

Dari tabel 4 diatas, diketahui bahwa pada tahun 2009 rasio jenis kelamin Propinsi

Jawa Barat sebesar 101,57 % tidak begitu berbeda dari tahun sebelumnya 2008 yakni

101,58 %. Sementara itu, rasio jenis kelamin terbesar pada Kota Bekasi sama seperti

tahun 2008,dan rasio jenis kelamin terkecil masih sama yakni pada tahun 2009.

3.4. Banyaknya Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga

Prop. Jawa Barat Tahun 2008-2009

Page 18: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

18

TABEL 5. BANYAKNYA RUMAH TANGGA, PENDUDUK, RATA-RATA ANGGOTA RUMAH TANGGA PER KAB/KOTA DI PROP.JAWA BARAT 2008

    RUMAH PENDUDUK RATA-RATANO KABUPATEN/ TANGGA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH ANGGOTA

  KOTA         RUMAH TANGGA

1 BOGOR 1,032,704 2,232,370 2,169,656 4,402,026 4

2 SUKABUMI 642,976 1,158,964 118,056 1,277,020 2

3 CIANJUR 622,688 1,117,285 1,052,699 2,169,984 3

4 BANDUNG 756,368 1,558,023 1,558,033 3,116,056 4

5 GARUT 594,304 1,226,670 1,254,801 2,481,471 4

6 TASIKMALAYA 485,024 915,510 925,172 1,840,682 4

7 CIAMIS 546,336 785,557 820,334 1,605,891 3

8 KUNINGAN 304,240 583,588 579,571 1,163,159 4

9 CIREBON 554,304 1,093,130 1,099,362 2,192,492 4

10 MAJALENGKA 390,144 609,031 601,780 1,210,811 3

11 SUMEDANG 329,376 564,264 570,024 1,134,288 3

12 INDRAMAYU 548,496 926,264 885,500 1,811,764 3

13 SUBANG 446,208 732,298 744,120 1,476,418 3

14 PURWAKARTA 215,616 403,990 405,972 809,962 4

15 KARAWANG 570,432 1,082,419 1,030,014 2,112,433 4

16 BEKASI 517,680 1,037,065 1,039,081 2,076,146 4

17BANDUNG

BARAT 383,568 787,042 744,030 1,531,072 4

18 BOGOR 206,112 435,916 440,376 876,292 4

19 SUKABUMI 74,272 156,457 149,343 305,800 4

20 BANDUNG 716,160 1,218,280 1,171,840 2,390,120 3

21 CIREBON 88,800 145,545 153,450 298,995 3

22 BEKASI 483,424 1,101,814 1,026,570 2,128,384 4

23 DEPOK 333,920 723,037 707,792 1,430,829 4

24 CIMAHI 140,000 261,712 270,402 532,114 4

25 TASIKMALAYA 166,800 315,335 321,748 637,083 4

26 BANJAR 48,416 92,177 92,400 184,577 4

JUMLAH 11,198,368 21,263,743 19,932,126 41,195,869 4

Sumber. BPS Prop.Jabar, 2009 (data diolah)

Dari tabel 5 diatas rata-rata anggota rumah tangga di Propinsi Jawa Barat pada tahun

2008 adalah 4 anggota keluarga, pada Kabupaten Sukabumi memiliki rata-rata anggota

rumah tangga sebanyak 2 anggota. Berikut perbandingan banyaknya anggota rumah

tangga rata-rata di Prop. Jawa Barat pada tahun 2009.

Page 19: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

19

TABEL 6. BANYAKNYA RUMAH TANGGA, PENDUDUK, RATA-RATA ANGGOTA

RUMAH TANGGA PER KAB/KOTA DI PROP.JAWA BARAT 2009

    RUMAH PENDUDUK RATA-RATANO KABUPATEN/ TANGGA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH ANGGOTA

  KOTA         RUMAH TANGGA

1 BOGOR 1,037,408 2,258,789 2,195,138 4,453,927 4

2 SUKABUMI 646,064 1,167,580 1,126,162 2,293,742 4

3 CIANJUR 626,560 1,127,340 1,061,988 2,189,328 3

4 BANDUNG 763,824 1,574,196 1,574,755 3,148,951 4

5 GARUT 597,504 1,238,059 1,266,178 2,504,237 4

6 TASIKMALAYA 487,344 924,299 935,858 1,860,157 4

7 CIAMIS 547,632 790,389 825,370 1,615,759 3

8 KUNINGAN 303,840 588,564 584,964 1,173,528 4

9 CIREBON 556,992 1,102,099 1,109,087 2,211,186 4

10 MAJALENGKA 393,184 613,391 605,754 1,219,145 3

11 SUMEDANG 330,624 568,960 575,032 1,143,992 3

12 INDRAMAYU 551,200 934,763 893,115 1,827,878 3

13 SUBANG 448,032 737,296 749,116 1,486,412 3

14 PURWAKARTA 217,120 408,255 410,143 818,398 4

15 KARAWANG 575,296 1,093,246 1,041,143 1,842,362 3

16 BEKASI 528,224 1,059,221 1,061,901 1,469,364 3

17 BANDUNG BARAT 387,248 796,149 752,285 1,837,292 5

18 BOGOR 214,624 445,835 449,761 1,507,736 7

19 SUKABUMI 76,576 159,485 152,074 911,770 12

20 BANDUNG 721,920 1,230,574 1,184,130 1,680,335 2

21 CIREBON 91,680 148,392 155,760 300,466 3

22 BEKASI 503,104 1,126,257 1,050,486 2,176,743 4

23 DEPOK 347,872 740,813 725,013 1,465,826 4

24 CIMAHI 146,400 269,193 278,669 547,862 4

25 TASIKMALAYA 167,904 316,680 323,644 640,324 4

26 BANJAR 48,416 93,171 92,822 185,993 4

JUMLAH 11,316,592 21,512,996 21,180,348 42,512,713 4

Sumber. BPS Prop.Jabar, 2010 (data diolah)

Dari tabel 6 diatas nampak bahwa rata- rata jumlah anggota rumah tangga di

Propinsi Jawa Barat tahun 2009 sama dengan tahun 2008 sebanyak 4 anggota rumah

tangga. Namun demikian, bila dilihat per kabupaten/kota mengalami perkembangan

cukup besar, seperti pada Sukabumi pada tahun 2008 rata-rata anggota rumah tangga

sebanyak 4 anggota rumah tangga, namun pada tahun 2009 mengalami peningkatan

menjadi 12 anggota rumah tangga. Sebaliknya pada Kota Bandung, tahun 2008 rata-rata

Page 20: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

20

anggota rumah tangga sebanyak 3 anggota rumah tangga menurun pada tahun 2009

menjadi 2 anggota rumah tangga.

Apabila dilihat perkembangan rata-rata jumlah anggota rumah tangga dari tahun

2008- 2009 yang sama yakni 4 anggota rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa

penduduk Propinsi Jawa Barat sudah berpandangan modern. Pandangan bahwa banyak

anak banyak rejeki sudah tidah berlaku lagi di propinsi ini.

3.5. Penyebaran penduduk di Prop. Jawa Barat Tahun 2008- 2009

TABEL 7. BANYAKNYA PENDUDUK SERTA PENYEBARANNYAPER KABUPATEN/KOTA DI PROP.JAWA BARAT TAHUN 2008

Page 21: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

21

    PENDUDUK PENYEBARAN

NO KABUPATEN/ LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

PENDUDUK

  KOTA        

1 BOGOR 2,232,370 2,169,656 4,402,026 10.69

2 SUKABUMI 1,158,964 118,056 1,277,020 3.10

3 CIANJUR 1,117,285 1,052,699 2,169,984 5.27

4 BANDUNG 1,558,023 1,558,033 3,116,056 7.56

5 GARUT 1,226,670 1,254,801 2,481,471 6.02

6 TASIKMALAYA 915,510 925,172 1,840,682 4.47

7 CIAMIS 785,557 820,334 1,605,891 3.90

8 KUNINGAN 583,588 579,571 1,163,159 2.82

9 CIREBON 1,093,130 1,099,362 2,192,492 5.32

10 MAJALENGKA 609,031 601,780 1,210,811 2.94

11 SUMEDANG 564,264 570,024 1,134,288 2.75

12 INDRAMAYU 926,264 885,500 1,811,764 4.40

13 SUBANG 732,298 744,120 1,476,418 3.58

14 PURWAKARTA 403,990 405,972 809,962 1.97

15 KARAWANG 1,082,419 1,030,014 2,112,433 5.13

16 BEKASI 1,037,065 1,039,081 2,076,146 5.04

17 BANDUNG BARAT 787,042 744,030 1,531,072 3.72

18 BOGOR 435,916 440,376 876,292 2.13

19 SUKABUMI 156,457 149,343 305,800 0.74

20 BANDUNG 1,218,280 1,171,840 2,390,120 5.80

21 CIREBON 145,545 153,450 298,995 0.73

22 BEKASI 1,101,814 1,026,570 2,128,384 5.17

23 DEPOK 723,037 707,792 1,430,829 3.47

24 CIMAHI 261,712 270,402 532,114 1.29

25 TASIKMALAYA 315,335 321,748 637,083 1.55

26 BANJAR 92,177 92,400 184,577 0.45

JUMLAH 21,263,743 19,932,126 41,195,869 100

Sumber. BPS Prop.Jabar, 2009 (data diolah)

Dari tabel 7 diatas diketahui bahwa penyebaran penduduk di Propinsi Jawa Barat tahun

2008, paling banyak tersebar pada Kabupaten Bogor yakni sebanyak 10,69 % dan

terendah pada Kota Banjar sebesar 0,45 %. Berikut penyebaran penduduk pada tahun

2009.

TABEL 8. BANYAKNYA PENDUDUK SERTA PENYEBARANNYAPER KABUPATEN/KOTA DI PROP.JAWA BARAT TAHUN 2009

Page 22: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

22

    PENDUDUK PENYEBARAN

NO KABUPATEN/ LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PENDUDUK

  KOTA        

1 BOGOR 2,258,789 2,195,138 4,453,927 10.48

2 SUKABUMI 1,167,580 1,126,162 2,293,742 5.40

3 CIANJUR 1,127,340 1,061,988 2,189,328 5.15

4 BANDUNG 1,574,196 1,574,755 3,148,951 7.41

5 GARUT 1,238,059 1,266,178 2,504,237 5.89

6 TASIKMALAYA 924,299 935,858 1,860,157 4.38

7 CIAMIS 790,389 825,370 1,615,759 3.80

8 KUNINGAN 588,564 584,964 1,173,528 2.76

9 CIREBON 1,102,099 1,109,087 2,211,186 5.20

10 MAJALENGKA 613,391 605,754 1,219,145 2.87

11 SUMEDANG 568,960 575,032 1,143,992 2.69

12 INDRAMAYU 934,763 893,115 1,827,878 4.30

13 SUBANG 737,296 749,116 1,486,412 3.50

14 PURWAKARTA 408,255 410,143 818,398 1.93

15 KARAWANG 1,093,246 1,041,143 1,842,362 4.33

16 BEKASI 1,059,221 1,061,901 1,469,364 3.46

17 BANDUNG BARAT 796,149 752,285 1,837,292 4.32

18 BOGOR 445,835 449,761 1,507,736 3.55

19 SUKABUMI 159,485 152,074 911,770 2.14

20 BANDUNG 1,230,574 1,184,130 1,680,335 3.95

21 CIREBON 148,392 155,760 300,466 0.71

22 BEKASI 1,126,257 1,050,486 2,176,743 5.12

23 DEPOK 740,813 725,013 1,465,826 3.45

24 CIMAHI 269,193 278,669 547,862 1.29

25 TASIKMALAYA 316,680 323,644 640,324 1.51

26 BANJAR 93,171 92,822 185,993 0.44

JUMLAH 21,512,996 21,180,348 42,512,713 100.0

Sumber. BPS Prop.Jabar, 2010 (data diolah)

Perkembangan penyebaran penduduk pada tahun 2009 tidak jauh berbeda dengan tahun

2008.

Page 23: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

23

IV. PENUTUP

Page 24: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

24

Karena keterbatasannya data yang diperoleh sehingga demografi penduduk semuanya

tidak dapat diukur, dan hanya diperoleh pada tahun 2008 dan tahun 2009.

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: Analisis Kependudukan Proponsi Jawa Barat2

25

BPS Propinsi Jawa Barat. 2009. Propinsi Jawa Barat dalam Angka 2008. BPS Prop. Jawa Barat ; Bandung.

BPS Propinsi Jawa Barat. 2010. Propinsi Jawa Barat dalam Angka 2009. BPS Prop. Jawa Barat ; Bandung.