analisis kelayakan investasi usaha peternakan …elibrary.polnes.ac.id/file/20170905134358.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
i
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER
(Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu,
Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara)
SKRIPSI
Oleh :
Halimatusakdiyah
NIM 13 651 010
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
SAMARINDA
2017
ii
ii
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER
(Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu,
Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara)
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat
Sarjana Sains Terapan (S.ST)
pada Program Studi Akuntansi Manajerial
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Samarinda
Oleh :
Halimatusakdiyah
NIM 13 651 010
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
SAMARINDA
2017
iii
iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER
(Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu,
Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara)
NAMA : HALIMATUSAKDIYAH
NIM : 13 651 010
JURUSAN : AKUNTANSI
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI MANAJERIAL
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1 TERAPAN (S1-Terapan)
Skripsi ini telah disahkan
Pada Tanggal, Agustus 2017
Menyetujui:
Mengesahkan,
Direktur Politeknik Negeri Samarinda,
Ir. Ibayasid, M.Sc.
NIP 19590303 198903 1 002
Lulus Ujian Tanggal : 19 Juli 2017
Pembimbing I,
Fariyanti, S.E., M.Si.
NIP 19710107 200112 2 003
Pembimbing II,
Drs. H. Noor Fachman Tjetje, M.TM.
NIP 19651206 199203 1 004
iv
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER
(Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu,
Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara)
NAMA : HALIMATUSAKDIYAH
NIM : 13 651 010
JURUSAN : AKUNTANSI
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI MANAJERIAL
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA 1 TERAPAN (S1-Terapan)
Skripsi ini telah diuji dan disetujui
Pada tanggal, Agustus 2017
Dewan Penguji:
Penguji I : Dr. Sudarlan, S.E., M.T.
NIP : 19611027 198903 1 002 _____________________
Penguji II : Omar Dhanny, S.E., M.Kom.
NIP : 19590505 198911 1 001 _____________________
Penguji III : Drs. Diyah Permana, M.Hum.
NIP : 19631210 199203 1 001 _____________________
Mengetahui:
Ketua Jurusan Akuntansi, Ketua Prodi Akuntansi Manajerial,
Rifadin Noor, S.E., M.Si. Muhammad Suyudi, S.E., M.SA., Ak., CA.
NIP 19581005 199003 1 001 NIP 19750514 200502 1 003
v
v
RIWAYAT HIDUP
Halimatusakdiyah lahir pada tanggal 19 Oktober 1995 di Samarinda.
Anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak H. Khoirul Fatikhin dan Ibu Hj.
Mudrikah.
Memulai pendidikan di SDN 015 pada tahun 2001. Pada tahun 2007
melanjutkan pendidikan di MTs Normal Islam Samarinda dan lulus pada tahun
2010. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan di MAN 2 Samarinda dan lulus
pada tahun 2013. Kemudian pada tahun 2013 melanjutkan ke jenjang perguruan
tinggi yaitu di Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Akuntansi Manajerial
Program S1-Terapan.
Sebagai aplikasi pembelajaran mengenai bentuk nyata dari pelaksanaan
kerja yang sesungguhnya dari berbagai teori-teori yang telah diperoleh
sebelumnya selama mengikuti perkuliahan di Politeknik Negeri Samarinda
Jurusan Akuntansi Manajerial Program S1-Terapan. Penulis melakukan Praktek
Kerja Lapangan pada dinas pemerintahan yaitu Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi Kalimantan Timur.
vi
vi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Halimatusakdiyah
NIM : 13 651 010
Jurusan : Akuntansi
Program Studi : Akuntansi Manajerial
Jenjang : S1-Terapan
Judul Tugas Akhir : Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam
Broiler (Studi Kasus : Peternakan Ayam “Barokah” di Desa
Batu-Batu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai
Kartanegara)
Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika
di kemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarism dalam Skripsi ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang - undangan yang
berlaku
Samarinda, Juli 2017
Penulis,
Halimatusakdiyah
NIM 13 651 010
vii
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala
petunjuk serta limpahan rahmat dan hidayah-Nya, hanya dengan kehendak-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Kelayakan Investasi Usaha
Peternakan Ayam Broiler”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi
derajat Sains Terapan Akuntansi yang merupakan pula syarat pendidikan pada
program Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Samarinda.
Peneliti menyadari sepenuhnya, rampungnya penulisan skripsi ini tidak
semata-mata karena kemampuan peneliti, namun terdapat campur tangan Allah SWT
dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menghaturkan ucapan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Ir. H. Ibayasid, M.Sc., selaku Direktur Politeknik Negeri
Samarinda.
2. Bapak Rifadin Noor, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu
Ratna Wulaningrum, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Politeknik
Negeri Samarinda.
3. Bapak Muhammad Suyudi, S.E., M.SA., Ak., CA., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Manajerial.
viii
viii
4. Ibu Fariyanti, S.E., M.Si., selaku pembimbing I dan Bapak Drs. H. Noor
Fachman Tjetje, M.TM., selaku pembimbing II yang telah mengarahkan
dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak/ Ibu Dosen dan Staf Administrasi Jurusan Akuntansi yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Kedua orang tua saya, bapak H.Khoirul Fatikhin dan Ibu Hj.Mudrikah
yang tersayang dan keluarga yang tiada hentinya untuk memberi dukungan
moril serta materil, kasih sayang, kesabaran, serta perhatian dari proses
studi sampai pembuatan skripsi ini.
7. Segenap sahabat seperjuangan yang saling membantu khususnya di
program S1 Akuntansi Manajerial angkatan 2013 Politeknik Negeri
Samarinda.
Apabila terdapat kekurangan dari penulisan skripsi ini, peneliti berharap
adanya masukan baik berupa kritik maupun saran untuk penyempurnaan tulisan ini ke
depan. Apapun masukan itu akan sangat berguna untuk perbaikan tulisan ini,
diharapkan tulisan ini menjadi karya yang bermanfaat khususnya bagi diri peneliti
dan umumnya bagi para pembaca.
Samarinda, Juli 2017
Penulis,
Halimatusakdiyah
NIM 13 651 010
ix
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ....................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ...................................................................................................... xv
ABSTRACT .................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 5
2.2 Landasan Teori ........................................................................ 9
2.2.1 Akuntansi ................................................................................. 9
x
x
2.2.2 Akuntansi Manajemen ............................................................. 9
2.2.3 Investasi ................................................................................... 10
2.2.4 Analisis Kelayakan Investasi ................................................... 11
2.2.5 Kelayakan Aspek Finansial ..................................................... 13
2.2.6 Kriteria Penilaian Investasi ...................................................... 14
2.2.7 Sumber-sumber Dana .............................................................. 18
2.2.8 Kebutuhan Biaya Investasi ...................................................... 18
2.2.9 Titik Pulang Pokok atau Break Even Point (BEP) .................. 19
2.2.10 Arus Kas (Cash Flow) ............................................................. 20
2.2.11 Usaha Peternakan Ayam Broiler ............................................. 21
2.3 Hipotesis .................................................................................. 23
2.4 Definisi Konsepsional ............................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional ................................................................ 25
3.2 Jangkauan Penelitian ............................................................... 26
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 26
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 27
3.5 Kerangka Konseptual .............................................................. 27
3.6 Teknik dan Alat Analisis Data ................................................ 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Usaha ......................................................... 31
4.1.1 Gambaran Umum Peternakan Ayam “Barokah” ..................... 31
4.1.2 Gambaran Umum Sistem Mandiri ........................................... 32
xi
xi
4.2 Penyajian Data ......................................................................... 34
4.3 Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler
Pada Peternakan Ayam “Barokah” dengan Sistem Mandiri ... 36
4.3.1 Analisis Aktiva ........................................................................ 37
4.3.2 Analisis Modal Kerja ............................................................... 39
4.3.3 Analisis Investasi Awal ........................................................... 40
4.3.4 Analisis Biaya Produksi .......................................................... 42
4.3.5 Proyeksi Laba/Rugi ................................................................. 44
4.3.6 Proyeksi Arus Kas ................................................................... 45
4.3.7 Perhitungan Kelayakan Investasi ............................................ 45
4.3.7.1 Perhitungan Payback Period (PP) ........................................... 45
4.3.7.2 Perhitungan Net Present Value (NPV) .................................... 47
4.3.7.3 Perhitungan Profitability Index (PI) ........................................ 47
4.3.7.1 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ............................. 48
4.3.8 Analisis Break Even Point (BEP) ............................................ 50
4.4 Pembahasan ............................................................................. 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .................................................................................. 53
5.2 Saran ........................................................................................ 53
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 55
LAMPIRAN
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 5
Tabel 4.1 Asumsi Umum Usaha Peternakan Ayam Broiler ...................... 32
Tabel 4.2 Biaya Investasi Kandang ........................................................... 33
Tabel 4.3 Biaya Investasi Kendaraan ......................................................... 33
Tabel 4.4 Biaya Investasi Peralatan Produksi ............................................ 33
Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja ................................................................... 33
Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku ..................................................................... 34
Tabel 4.7 Biaya Overhead .......................................................................... 34
Tabel 4.8 Asumsi Output, Produksi dan Harga ......................................... 34
Tabel 4.9 Analisis Aktiva .......................................................................... 36
Tabel 4.10 Analisis Modal Kerja ................................................................. 38
Tabel 4.11 Analisis Investasi Awal ............................................................. 39
Tabel 4.12 Analisis Biaya Produksi ............................................................. 41
Tabel 4.13 Proyeksi Laba/Rugi .................................................................... 42
Tabel 4.14 Perhitungan Payback Period (PP) ............................................. 44
Tabel 4.15 Perhitungan Net Present Value (NPV) ...................................... 45
Tabel 4.16 Perhitungan Profitability Index (PI) .......................................... 46
Tabel 4.17 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ................................ 47
Tabel 4.18 Hasil Analisa Titik Impas (Break Even Point) Peternakan
Ayam Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan Ayam
“Barokah” .................................................................................. 48
Tabel 4.19 Kesimpulan Hasil Analisis Kelayakan Investasi Usaha
Peternakan Ayam Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan
Ayam “Barokah” ........................................................................ 49
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 25
xiv
xiv
ABSTRAK
Halimatusakdiyah. 2017. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan
Ayam Broiler. Di bawah bimbingan Fariyanti, S.E., M.Si sebagai pembimbing
pertama dan Drs. H. Noor Fachman T, MTM. sebagai pembimbing kedua. Salah satu
produk peternakan dengan tingkat permintaan yang tinggi ialah daging ayam
broiler. Dengan tingginya permintaan pasar akan daging ayam broiler, membuat
peluang usaha ternak ayam broiler sangat menjanjikan. Pemerintah terus
mengajak masyarakat mengembangkan usaha peternakan secara mandiri. Hingga
kini masih banyak peternak plasma yang bekerja sama dengan perusahaan inti,
atau dengan istilah Kemitraan Inti-plasma, terutama untuk peternakan unggas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis investasi kelayakan usaha peternakan
ayam broiler. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berupa aspek
keuangan dengan menggunakan alat analisis seperti payback period, net present
value, profitability index, internal rate of return, dan break even point.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada aspek keuangan dalam beternak
secara mandiri diperoleh hasil penelitian yang meliputi Payback Period selama 1
tahun 6 bulan 4 hari; NPV sebesar Rp 14.528.039.637,-; Profitability Index (PI)
6,02; Internal Rate Of Return didapat hasil 72% dengan asumsi hasil produksi
1,67kg/ekor ayam dan harga jual ayam Rp 19.706,-/kg.
Kata Kunci : Investasi, payback period, net present value, profitability index, internal rate of
return, dan break even point.
xv
xv
ABSTRACT
Halimatusakdiyah. 2017. Investment feasibility Analysis Business
Livestock of Broiler Chicken. Under the guidance Fariyanti, S.E., M.Si as first
counsellor and Drs. H. Noor Fachman T, M.TM As second counsellor. One of the
farm products with a high level of demand is the broiler chicken meat. With the
high demand market broiler chicken meat, will create business opportunities for
livestock broiler chicken is very promising. The government continued to urge
people to develop livestock business independently. Until now, many plasma
breeders who work closely with the company’s core, or with the term inti-plasma
partnership, especially for poultry farm. This study aims to analyse the feasibility
of investment livestock broiler chicken. This research uses quantitative methods
with a payback period analysis, net present value, profitability index, internal rate
of return, and the break-even point. Based on the research that has been done of
the financial aspect in the business livestock of broiler chicken standalone systems
retrieved of the result that include Payback Period for 1 year 6 month 4 day; NPV
of this project Rp 14.528.039.637; Profitability Index (PI) 6,02; Obtained result
of Internal Rate of Return 72% in assumption the production 1,67kg/chicken and
the price of chicken Rp 19.706,-/kg.
Keywords : Investment, payback period, net present value, profitability index, internal rate of
return, and break even point.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Kalimantan Timur terdiri dari 10 Kabupaten/Kota, 103 kecamatan
dan 1.032 desa/kelurahan dengan luas wilayah daratan 127.267,52 km2.
Penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang
cukup berarti. Pertumbuhan jumlah penduduk Provinsi Kalimatan Timur dari
tahun ke tahun berdampak pada peningkatan kebutuhan akan komoditas ternak
seperti daging, telur dan susu. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pe-
menuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka
permintaan produk peternakan. Salah satu produk peternakan dengan tingkat
permintaan yang tinggi ialah daging ayam broiler
(sumber:www.peternakan.kaltimprov.go.id). Dengan tingginya permintaan pasar
akan daging ayam broiler, membuat peluang usaha ternak ayam broiler sangat
menjanjikan.
Dinas Peternakan Pemprov Kalimantan Timur terus mengajak masyarakat
mengembangkan usaha peternakan secara mandiri. Namun, hingga kini masih
banyak peternak plasma yang bekerja sama dengan perusahaan inti, atau dengan
istilah Kemitraan Inti-plasma, terutama untuk peternakan unggas (sumber:
www.peternakan.kaltimprov.go.id). Salah satu daerah di Provinsi Kalimatan
Timur yang masyarakatnya banyak bergerak dalam usaha budidaya ayam broiler
dengan sistem kemitraan adalah Kabupaten Kutai Kartanegara, tepatnya di
2
Kecamatan Muara Badak. Salah satu peternakan yang masih bermitra di daerah
ini ialah peternakan ayam ”Barokah”.
Usaha peternakan ayam “Barokah” dengan kapasitas 43.000 ekor/periode
dijalankan dengan sistem kemitraan pola inti-plasma. Usaha peternakan ini telah
berjalan cukup lama. Akan tetapi, pemilik belum mengetahui seberapa besar
manfaat yang diperoleh atas investasi yang dikeluarkan untuk pendirian usaha
peternakan ini. Selain itu, dengan sistem kemitraan ini pemilik seringkali
mengalami permasalahan terhadap harga input utama yang cukup tinggi
dibandingkan dengan harga pasaran pada umumnya serta penetapan sistem harga
kontrak seringkali menjadi halangan bagi pemilik untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal saat harga pasar ayam broiler meningkat. Dikarenakan
permasalahan tersebut, maka muncullah keinginan dari pemilik peternakan untuk
beralih ke sistem mandiri.
Untuk mengubah sebuah sistem dari sistem kemitraan ke sistem mandiri,
maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis kelayakan investasi usaha
peternakan ayam “Barokah” dengan sistem mandiri. Analisis kelayakan investasi
peternakan ayam “Barokah” ini sangat penting sekali dilakukan agar dapat
menghindari dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari, yang
berkaitan dengan keberlanjutan usaha peternakan ayam “Barokah” ini. Selain itu,
dilakukannya analisis kelayakan investasi ini juga untuk mengetahui apakah layak
atau tidak layak usaha peternakan ayam “Barokah” sistem mandiri dijalankan.
Pada umumnya, analisis kelayakan meliputi aspek finansial dan aspek
non-finansial (seperti aspek hukum, aspek lingkungan, aspek pasar dan
pemasaran, aspek teknis dan teknologi, serta aspek manajemen dan sumber daya
3
manusia). Namun berdasarkan beberapa aspek tersebut, aspek finansial
merupakan aspek utama yang harus diperhatikan agar dapat terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan di kemudian hari yang berkaitan dengan keuangan yang
sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha peternakan ayam “Barokah” ini.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat penelitian ini
dengan judul “Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler
(Studi Kasus: Peternakan Ayam “Barokah” di Desa Batu-batu, Kecamatan
Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan agar penelitian
mencapai sasaran maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah, “Apakah
usaha peternakan ayam broiler pada peternakan ayam “Barokah” layak dijalankan
dengan sistem mandiri, jika dilihat dari aspek keuangan pada tahun 2017 ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui layak atau tidak layak usaha peternakan
ayam broiler pada peternakan ayam “Barokah” dijalankan dengan sistem mandiri,
jika dilihat dari aspek keuangan pada tahun 2017.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik usaha dalam mengambil sebuah
keputusan yang bertujuan untuk melakukan pengembangan usaha
4
peternakan ayam broiler yang dimiliki sehingga dapat berkembang baik
dari skala kuantitas maupun kualitas usaha.
2. Menjadi bahan pembelajaran untuk menambah pengalaman bagi peneliti
dalam mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan
perkuliahan.
3. Menjadi referensi dan bahan bacaan yang memberikan manfaat ilmu bagi
para pembaca.
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar proposal ini terdiri dari tiga bab, antara lain sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi landasan penelitian terdahulu, landasan teori, hipotesis,
dan definisi konsepsional.
BAB III : METODE PENELITIAN
Berisi definisi operasional, jangkauan penelitian, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, kerangka konseptual,
serta teknik dan alat analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi gambaran umum usaha, penyajian data, analisis, dan
pembahasan.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Berisi Kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Tinjauan mengenai penelitian terdahulu dilakukan untuk membantu
melihat gambaran awal terhadap kajian penelitian yang akan dilakukan. Penelitian
terdahulu yang akan dilihat dipilih berdasarkan hubungan yakni penelitian-
penelitian yang membahas mengenai analisis kelayakan finansial pada bisnis yang
bergerak di bidang peternakan. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian
1 Astria
Hilipito
(2013)
Analisis Kelayakan
Finansial dan
Sensitivitas Usaha
Ternak Ayam
Broiler pada
Peternak Ayam
Broiler Rosna Ente
Metode net present
value, benefit and
cost ratio,
profitability ratio,
internal rate of
return, dan sensitive
ty analysis
Hasil penelitian setelah
dihitung dengan metode net
present value, benefit and cost
ratio, profitability ratio, dan
internal rate of return
menunjukkan bahwa
secara finansial usaha ternak
ayam broiler layak untuk terus
diusahakan dan dikembangkan
dengan tingkat sensitivitas
terdapat pada taraf 53%
2 Evin
Eka
Saputra
(2011)
Analisis Kelayakan
Investasi
Peternakan Ayam
Broiler pada
Kondisi Risiko
(Studi Kasus:
Peternakan Rakyat
Milik Bapak
Marhaya)
Metode net present
value, benefit and
cost ratio,
profitability ratio,
internal rate of
return, payback
period dan sensitivity
analysis
Hasil penelitian setelah
dihitung dengan metode net
present value, benefit and cost
ratio, profitability ratio,
internal rate of return, dan
payback period menunjukkan
bahwa secara finansial
peternakan layak untuk
dilanjutkan. Sedangkan
berdasarkan hasil analisis
sensitivitas menunjukkan
tingkat risiko produksi lebih
tinggi daripada risiko yang
diakibatkan harga
3 Amrizal Analisis Finansial Metode net present Hasil penelitian setelah
6
(2011)
Usaha Peternakan
Ayam Broiler di
Peternakan Karisa
value, benefit and
cost ratio, dan
internal rate of return
dihitung dengan metode net
present value, benefit and cost
ratio, dan internal rate of
return menunjukkan bahwa
secara finansial peternakan
layak untuk dijalankan dan
dilanjutkan
Penelitian terdahulu memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, persamaan dan perbedaan tersebut
antara lain dijelaskan sebagai berikut :
1. Pada penelitian Astria Hilipito (2013) menunjukkan nilai NPV sebesar 19,47
juta, Net B/C Ratio 1,50, Gross B/C Ratio 1,10, dan IRR sebesar 69,9%.
Berdasarkan kriteria kelayakan finansial, dimana NPV bernilai positif (312,31
juta), Net B/C Ratio dan Gross B/C Ratio masing-masing lebih dari 1 (1,12
dan 3,91), Profitability Ratio lebih dari 1 (1,12) dan IRR (33,58%) lebih besar
dari tingkat suku bunga yang telah ditetapkan (15%), maka secara finansial
usaha ternak ayam broiler layak untuk terus diusahakan dan dikembangkan.
Usaha ternak ayam broiler Rosna Ente jika terjadi kenaikan biaya sebesar
52% dari total biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 212.147.735,
masih memberikan keuntungan karena yang diperoleh masih bernilai positif
yaitu sebesar Rp 12.265. Tetapi jika terjadi kenaikan biaya diatas dari 52%
(53%) dari biaya awal sebesar Rp 148.607.375 menjadi Rp 213.369.665,
maka usaha ternak Rosna Ente merugi karena sudah mendapatkan nilai
negatif. Jadi tingkat sensitivitas terdapat pada taraf 53%. Jika harga jual ayam
pada harga terendah (Rp 15.930/kg), usaha ternak ayam broiler Rosna Ente di
Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone
Bolango akan mengalami kerugian. Akan tetapi jika harga jual ayam Rp
7
16.030/kg maka usaha ternak ayam broiler Rosna Ente masih
menguntungkan. Maka persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis terletak pada alat analisis yaitu menggunakan kriteria kelayakan
finansial berupa NPV, PI, dan IRR. Sedangkan perbedaannya juga terletak
pada alat analisis yaitu penulis tidak menambahkan analisis sensitivitas pada
penelitian ini dan penulis akan menambahkan alat analisis kelayakan finansial
berupa PP (Payback Period).
2. Pada penelitian Evin Eka Saputra (2011) menunjukkan usaha peternakan
ayam broiler yang dijalankan Bapak Marhaya berdasarkan analisis aspek non
finansial, yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, serta aspek sosial
dan lingkungan menunjukkan kelayakan. Pada aspek pasar harga jual yang
diperoleh dari kontrak kerja dengan Dramaga Unggas Farm adalah harga jual
yang tergolong baik. Berdasarkan aspek teknis, Bapak Marhaya telah dapat
melakukan kegiatan pengelolaan mulai dari pemeliharaan masa awal dan
pemeliharaan masa akhir ayam broiler dengan tepat. Efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan kegiatan operasional dapat diperoleh. Pada aspek manajemen,
Bapak Marhaya menerapkan struktur organisasi sederhana namun dapat
membuat kegiatan pembesaran ayam broiler mampu berjalan lancar. Aspek
sosial yang dianalisis memperlihatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab
sosial peternakan terhadap lingkungan sekitar lokasi kandang. Berdasarkan
analisis aspek kelayakan finansial usaha peternakan yang dijalankan Bapak
Marhaya layak untuk dijalankan. Pada perhitungan tanpa kondisi risiko
peternakan mampu menghasilkan NPV Rp147.928.117 per tahun. Net B/C
2,124 , IRR 27,847 persen dan PP dalam jangka waktu 3 tahun 3 bulan. Nilai
8
dari masing-masing kriteria tersebut sesuai dengan nilai indikator yang
ditetapkan sehingga peternakan layak dilanjutkan. Perhitungan tingkat risiko
pada dua kondisi yakni risiko harga menunjukkan usaha layak dijalankan.
Dengan skenario risiko harga terbaik, normal dan terburuk mengahasilkan
nilai koefisien variasi 0,667 dengan hasil kriteria investasi positif. Pada
perhitungan dengan skenario produksi, hasil perhitungan memperlihatkan
kondisi ini dapat membuat usaha peternakan menjadi tidak layak. Nilai
koefisien variasi dengan risiko produksi bernilai 2,879 (lebih besar dari risiko
harga). Kedua nilai koefisien tersebut menunjukkan tingkat risiko produksi
lebih tinggi daripada risiko yang diakibatkan harga. Artinya Bapak Marhaya
perlu melakukan tindakan prefentif untuk mengurangi kerugian akibat
pengaruh risiko produksi. Maka persamaannya dengan penelitian yang akan
dilakukan penulis terletak pada alat analisis yang berupa NPV, PI, IRR dan
PP. Sedangkan perbedaannya terletak pada aspek yang dikaji yaitu penulis
hanya akan meneliti aspek finansial saja tanpa menambahkan aspek non
finansial.
3. Pada penelitian Amrizal (2011) menunjukkan hasil analisis finansial,
usaha Peternakan Karisa tahun 2005-2009 diketahui bahwa dengan
menggunakan modal sendiri (tingkat suku bunga 6,25%) maka diperoleh
NPV sebesar Rp 274.192.038,8 dan BCR 1,12,-. Jika menggunakan modal
pinjaman (tingkat suku bunga 14,5%) maka diperoleh NPV sebesar Rp
100.583.235,4 dan BCR 1,06. IRR yang diperoleh sebesar 22,25%.
Berdasarkan kriteria kelayakan, dimana NPV bernilai positif, BCR lebih
dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka
9
secara finansial usaha Peternakan Karisa layak untuk dijalankan dan
dilanjutkan. Maka persamaannya dengan penelitian yang akan dilakukan
penulis terletak pada alat analisis yang berupa NPV, PI, dan IRR. Sedangkan
perbedaannya, penulis akan menambahkan alat analisis berupa PP (Payback
Period) pada penelitian yang akan dilakukan.
2.2 Landasan Teori
Pada bab ini akan diuraikan beberapa pengertian dari pendapat para ahli
sebagai landasan teori yang nantinya dapat membantu dalam pembahasan
penelitian. Agar menyesuaikan dengan kompetensi di bidang akuntansi, maka
landasan teori akan menyajikan analisis dari sudut pandang akuntansi.
2.2.1 Akuntansi
Akuntansi adalah proses pengolahan data keuangan untuk menghasilkan
informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan pengambilan
keputusan melakukan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan
keputusan (Sunarto, 2004:1). Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
informasi yang menyajikan laporan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi suatu
usaha organisasi kepada para pemakai, baik perseorangan maupun kelompok.
Akuntansi dapat dipandang sebagai “bahasa bisnis”, karena sebagian besar
informasi bisnis dikomunikasikan dengan menggunakan akuntansi (Akbar,
2004:1)
2.2.2 Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah akuntansi yang bertujuan utama
menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen (Jusuf, 2005:11).
10
Akuntansi manajemen sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan,
merupakan salah satu tipe dari dua tipe akuntansi, yaitu akuntansi menajemen dan
akuntansi keuangan. Kedua akuntansi ini mempunyai karakteristik yang berlainan
disebabkan oleh perbedaan pemakai informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe
akuntansi tersebut (Sunarto, 2004:2). Akuntansi manajemen tidak terikat dengan
prinsip akuntansi yang lazim dalam pengolahan informasinya, karena pemakainya
adalah para manajer berbagai jenjang organisasi, yang lebih mementingkan
relevan informasi dengan keputusan yang akan dilakukan (Sunarto, 2004:4).
Dalam akuntansi manajemen, informasi yang dihasilkan mengandung data baik
masa lampau maupun masa depan sehingga dapat digunakan oleh manajemen
dalam melaksanakan operasi harian perusahaan, merencanakan operasi di masa
yang akan datang, dan membangun strategi bisnis secara keseluruhan (Akbar,
2004:273).
2.2.3 Investasi
Investasi adalah pengkaitan sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dalam penggantian dalam kapasitas
pabrik, dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang
panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak
dapat terjadi dalam waktu pendek, tetapi dalam jangka waktu yang lama (Sunarto,
2004:144). Investasi dapat pula diartikan penanaman modal dalam suatu kegiatan
yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir
dan Jakfar, 2012:5). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah
11
dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa
mendatang (Halim, 2005:4).
Sunarto (2004:144) menyatakan, bahwa jenis-jenis investasi ada 4
golongan yaitu :
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba.
2. Investasi yang tidak diukur labanya.
3. Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan.
4. Investasi dalam perluasan usaha.
Kasmir dan Jakfar (2012:5) menyatakan, investasi dapat dilakukan dalam
berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun dibagi dalam beberapa jenis.
Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dua macam, yaitu :
1. Investasi nyata (real investment)
Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang dibuat
dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, perlatan, atau
mesin-mesin.
2. Investasi finansial (financial investment)
Investasi finansial atau financial investment merupakan investasi dalam
bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi, atau surat berharga
lainnya seperti sertifikat deposito.
2.2.4 Analisis Kelayakan Investasi
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain,
12
kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan
keuntungan finansial dan nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka
inginkan. Layak di sini diartikan juga akan memberikan keuntungan tidak hanya
bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi investor, kreditur,
pemerintah, dan masyarakat luas (Kasmir dan Jakfar, 2012:7).
Bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk
memperoleh keuntungan (Kasmir dan Jakfar, 2012:7). Sedangkan menurut
Hidayat dan Purwana (2016:2), bisnis diartikan sebagai usaha untuk memperoleh
keuntungan sesuai tujuan dan target dalam berbagai bidang, baik dilihat dari segi
kuantitas, kualitas maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan utama dalam
dunia bisnis, terutama bagi pemilik bisnis baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Keuntungan yang dimaksud adalah keuntungan finansial. Besarnya
keuntungan ditetapkan sesuai target dan batas waktunya.
Ibrahim (2009:1) menyatakan, kegiatan untuk menilai sejauh mana
manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha/proyek,
disebut dengan studi kelayakan bisnis. Sementara itu Suliyanto (2010:3)
menyatakan, bahwa studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan
untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak.
Sebuah ide dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat
mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder)
dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan.
Kasmir dan Jakfar (2012:8) menyebutkan aspek-aspek yang dinilai dalam
studi kelayakan bisnis meliputi aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek
13
keuangan, aspek teknis/operasional, aspek manajemen dan organisasi, aspek
ekonomi dan sosial, serta aspek dampak lingkungan.
Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan pengertian studi
kelayakan bisnis/investasi adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Menurut Hidayat dan Purwana (2016:6), lingkup studi kelayakan secara
umum terdiri atas 3 (tiga) komponen utama, yaitu :
1. Analisis Kebutuhan
Hal paling penting yang harus dikaji dalam suatu studi kelayakan bisnis
adalah ada tidaknya potensi kebutuhan akan investasi yang dimaksud.
Data-data yang dibutuhkan didapat dengan melakukan
survei/pengumpulan data sekunder maupun primer serta kajian yang tepat.
2. Studi Kelayakan Teknis
Secara teknik perlu dilakukan kajian terhadap lokasi investasi yang tepat
serta solusi-solusi teknik dalam proyek tersebut.
3. Studi Kelayakan Finansial
Studi kelayakan finansial dilakukan untuk memenuhi kedua aspek di atas.
Hal-hal yang perlu diketahui adalah: Start-Up Costs (S), Operating Costs
(O), Revenue Projection (R) , Sources of Financing (S), dan Profitability
Analysis.
2.2.5 Kelayakan Aspek Finansial
14
Menurut Suliyanto (2010:184), suatu ide bisnis dinyatakan layak
berdasarkan aspek keuangan jika sumber dana untuk membiayai ide bisnis
tersebut tersedia serta bisnis tersebut mampu memberikan tingkat pengembalian
yang menguntungkan dengan berdasarkan asumsi-asumsi yang logis. Sementara
itu, Purwana dan Hidayat (2016:125) menyatakan bahwa aspek finansial
merupakan aspek yang diggunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada
beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk
dianalisis. Kajian aspek ini menggambarkan jelas hal-hal yang berkaitan dengan
keuntungan perusahaan. Dengan demikian aspek finansial merupakan salah satu
aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.
Secara keseluruhan penilaian dalam aspek keuangan meliputi :
1. Sumber-sumber dana.
2. Kebutuhan biaya investasi.
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode
termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur
investasi.
4. Kriteria penilaian investasi.
5. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode ke depan.
6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
2.2.6 Kriteria Penilaian Investasi
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:100) kriteria yang biasa digunakan
untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi adalah :
15
1. Payback Period (PP)
2. Average Rate of Return (ARR)
3. Net Present Value (NPV)
4. Internal Rate of Return (IRR)
5. Profitability Index (PI)
6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas,
aktivitas, dan profitabilitas. Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya
digunakan atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah
berjalan sebelumnya atau sedang berjalan.
Berikut adalah penjelasan mengenai kriteria-kriteria yang digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu usaha atau investasi.
1. Payback Period (PP)
Payback Period (PP) merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang
telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (proceeds) tahunan yang dihasilkan
oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds setiap tahunnya jumlahnya
sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan
cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan (Suliyanto,
2010:196). Periode pengembalian (payback period) adalah jangka waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-
penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut (Halim,
2005:144).
16
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode
Payback Period adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika
Payback Period lebih pendek dibandingkan periode payback maksimum.
Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu investasi lebih panjang daripada
periode payback maksimum maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak.
Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk menentukan
alternatif terbaik dilakukan pemilihan investasi yang mempunyai Payback
Period yang paling pendek (Suliyanto, 2010:199).
2. Net Present Value (NPV)
Menurut Suliyanto (2010:200), metode Net Present Value merupakan
metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari
aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya
pengeluaran suatu investasi (outlays). Metode ini digunakan untuk
mengurangi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode Payback
Period (PP).
Menurut Halim (2005:146) metode NPV merupakan metode yang
dipakai untuk menilai usulan proyek investasi yang mempertimbangkan nilai
waktu dari uang (time value of money) sehingga arus kas yang dipakai adalah
arus kas yang telah didiskontokan atas dasar biaya modal (cost of capital)
perusahaan atau tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang disyaratkan
(required rate of return).
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net
Present Value (NPV) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak
jika Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol atau bernilai positif.
17
Sebaliknya, jika Net Present Value (NPV) suatu investasi lebih kecil dari nol
atau bernilai negatif maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila
terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk alternatif investasi yang
terbaik dipilih dengan cara menentukan alternatif investasi yang mempunyai
Net Present Value yang paling besar (Suliyanto, 2010:204).
3. Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat pengembalian internal (internal rate of return-IRR) adalah
tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama dengan nol, karena PV arus
kas pada tingkat bunga tersebut sama dengan investasi awalnya (Halim,
2005:151). Menurut Suliyanto (2010:208) metode Internal Rate of Return
(IRR) pada dasarnya merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga
yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk
dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada prinsipnya
metode ini digunakan untuk menghitung besarnya rate of return yang
sebenarnya. Pada dasarnya Internal Rate of Return harus dicari dengan trial
and error.
Kriteria kelayakakan penerimaan investasi menggunakan metode
Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu investasi yang diusulkan
dinyatakan layak jika Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat
keuntungan yang dikehendaki. Sebaliknya, jika Internal Rate of Return (IRR)
suatu investasi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki maka
investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif
investasi yang mempunyai Internal Rate of Return (IRR) terbaik dengan
18
memilih alternatif investasi yang mempunyai Internal Rate of Return (IRR)
yang paling besar (Suliyanto, 2010:213).
4. Profitability Index (PI)
Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan
Desirability Index (DI) merupakan metode yang menghitung perbandingan
antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang
(proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays) (Suliyanto, 2010:205).
Metode ini merupakan perbandingan antara PV arus kas dengan investasi
awal. Metode ini akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NPV
(Halim, 2005:156).
Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode PI
adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika PI lebih besar
dari satu. Sebaliknya, jika PI suatu investasi lebih kecil dari satu maka
investasi tersebut dinyatakan tidak layak. Apabila terdapat beberapa alternatif
investasi maka alternatif investasi terbaik ditentukan dengan cara memilih
alternatif investasi yang mempunyai PI yang paling besar (Suliyanto,
2010:207).
2.2.7 Sumber-sumber Dana
Aspek keuangan tidak dapat dipisahkan dari sumber-sumber pendanaan.
Pendanaan bisinis dapat diperoleh dari berbagai sumber baik yang bersumber dari
modal sendiri atau modal pinjaman atau keduanya (Purwana dan Hidayat,
2016:126). Kebutuhan modal untuk melakukan investasi terdiri dari dua macam,
yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan untuk membeli
19
aktiva tetap dan modal kerja digunakan untuk membiayai operasional perusahaan
selama perusahaan beroperasi (Kasmir dan Jakfar, 2012:90).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:91) dilihat dari segi sumber asalnya,
modal dibagi dua macam, yaitu :
1. Modal Asing (Modal Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan
dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka.
2.2.8 Kebutuhan Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan proyek,
terdiri dari pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, biaya
feasibility study dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan
proyek (Ibrahim, 2009:133). Sementara itu, menurut Purwana dan Hidayat
(2016:128) perusahaan dalam mencari besaran kebutuhan investasi harus
membuat rencana pembiayaan untuk investasi sesuai dengan kebutuhan.
Kebutuhan investasi yang digunakan terutama kebutuhan yang berkaitan dengan
investasi. Komponen dalam biaya kebutuhan investasi disesuaikan dengan jenis
usaha. Secara garis besar kebutuhan investasi meliputi :
1. Biaya Pra-investasi baik pembuatan studi kelayakan maupun pengurusan
izin-izin.
2. Biaya Aktiva Tetap
20
a. Aktiva tetap berwujud seperti tanah, bangunan, mesin dan peralatan
termasuk inventaris kantor.
b. Aktiva tetap tidak berwujud seperti Goodwill, Hak Cipta, Lisensi dan
Merek Dagang.
3. Biaya operasional menyangkut upah dan gaji karyawan, biaya listrik, biaya
telepon dan air, biaya pemeliharaan, pajak, premi asuransi, biaya
pemasaran serta biaya-biaya lainnya.
2.2.9 Titik Impas Atau Break Even Point (BEP)
Menurut Mulyadi (2001:232), impas (break even) adalah keadaan suatu
usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Analisis Break Even
Point adalah cara, alat, atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume
produksi (usaha) yang dari volume usaha tersebut perusahaan tidak memperoleh
laba dan juga tidak menderita rugi (Salman dan Farid, 2016:155). Dilihat dari
jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya break event point atau
TR=TC tergantung pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi
segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta biaya modal lainnya (Ibrahim,
2009:155).
2.2.10 Arus Kas (Cash Flow)
Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas di perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Cash Flow memberikan ilustrasi berapa uang yang masuk (cash
in) dan jenis-jenis pemasukannya. Cash Flow juga dapat menggambarkan berapa
uang yang keluar (cash out) beserta jenis-jenis biaya pengeluarannya (Purwana
dan Hidayat, 2016:128). Sedangkan menurut Kasmir dan Jakfar (2012:95), arus
21
kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari
investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Proses
perputaran keuangan juga perlu direncanakan secara jelas karena perputaran
keuangan akan mempengaruhi kemampuan usaha/proyek dalam menutupi segala
kewajiban-kewajibannya (Ibrahim, 2009:137). Penilaian kelayakan investasi
didasarkan pada aliran kas (cash flow) dan bukan pada keuntungan. Hal ini
disebabkan untuk menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus
mempunyai kas untuk ditanamkan kembali (Suliyanto, 2010:193).
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:96), jenis-jenis cash flow yang dikaitkan
dengan suatu usaha terdiri dari :
1. Initial cah flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran
pada awal periode untuk investasi.
2. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan
pada saat operasi usaha.
3. Terminal cah flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha
tersebut berakhir.
2.2.11 Usaha Peternakan Ayam Broiler
Menurut North dan Bell (1990) dalam Zulkarnaen (2013:10), ayam broiler
adalah galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis
dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek
dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar
dan kulit licin. Suharno (2012:8) mengartikan agribisnis peternakan sebagai
tingkah laku bisnis dalam subsector peternakan yang mencakup penyediaan sarana
22
produksi peternakan, budi daya peternakan, penanganan pascapanen, dan
pemasaran. Berkembangnya usaha ayam broiler sangat tergantung aspek lain di
luar budidaya, seperti perkembangan industry pakan, obat ternak, perusahaan
kemitraan, atau poultry shop (PS) maupun berkembangnya industry pengolah
daging ayam, restoran, dan rumah-rumah makan yang secara langsung maupun
tidak langsung mempengaruhi permintaan kebutuhan akan daging ayam broiler
(Tamalluddin, 2014:6). Secara garis besar terdapat tiga sistem usaha ternak
broiler yang berkembang di masyarakat, yaitu mandiri, semimandiri, dan
kemitraan. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan (Tamalluddin,
2014:12).
Menurut Tamalluddin (2014:13), sistem mandiri adalah sistem usaha
beternak broiler dengan modal sepenuhnya ditanggung peternak. Peternak
menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja, dan sarana produksi ternak (DOC,
pakan, serta OVK/obat, vitamin, dan vaksin) serta memasarkan sendiri ternaknya,
baik ternak hidup maupun dalam bentuk karkas (daging). Keunggulan dari sistem
ini adalah keuntungan lebih maksimal karena harga sapronak lebih murah.
Peternak bebas memilih jenis sapronak yang diinginkan, seperti strain DOC,
merek pakan, dan OVK sehingga kualitasnya juga bias terjamin (tergantung
kondisi permodalan). Harga jual ayam juga bisa lebih tinggi karena biaya
pemasaran lebih rendah.
Menurut Tamalluddin (2014:11), sebagai salah satu usaha yang bergerak
dalam aspek budi daya, ternak broiler memiliki risiko yang cukup besar. Risiko
dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
23
1. Performance Ayam
Performance ayam dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain
penyakit, kondisi cuaca, kualitas DOC, kualitas pakan, dan manajemen
pemeliharaaan. Performance berhubungan dengan break even point (BEP).
Semakin bagus performance, berarti biaya produksi semakin kecil
sehingga keuntungan semakin besar. Usaha bias mengalami kerugian jika
performance jelek, seperti FCR bengkak karena kematian yang tinggi.
Akibatnya, biaya yang dikeluarkan untuk membayar pakan tidak
sebanding dengan bobot ayam yang dihasilkan sehingga terjadi kerugian.
2. Fluktuasi harga
Fluktuasi harga merupakan masalah yang harus dihadapi peternak
broiler tiap tahunnya. Kondisi ini harus dipahami terlebih dahulu sebelum
beternak. Contohnya, usaha bisa rugi jika harga ayam hidup (live bird)
rendah sehingga hasil penjualan ayam tidak bisa menutupi biaya yang
telah dikeluarkan karena masih di bawah biaya pokok produksi (di bawah
harga BEP).
3. Aspek Lingkungan Sosial
Aspek lingkungan sosial sering ditemui dalam usaha peternakan,
seperti pencurian dan demo masyarakat karena pencemaran yang
dihasilkan dari usaha broiler. Meskipun terlihat sepele, risiko ini
berpengaruh besar atau dapat mengancam kelangsungan usaha peternakan.
4. Aspek nonteknis
24
Aspek nonteknis dapat diartikan sebagai aspek yang tidak bisa
diprediksi atau force major, seperti bencana alam (banjir dan gempa).
Adapun bencana yang bukan termasuk force major, yaitu kebakaran.
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan. Berdasarkan
rumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti
merumuskan hipotesis penelitian yaitu “diduga bahwa usaha peternakan ayam
broiler pada peternakan ayam “Barokah” layak dijalankan dengan sistem mandiri,
jika dilihat dari aspek keuangan pada tahun 2017”.
2.4 Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional merupakan pembatasan ruang lingkup dalam
pembahasan permasalahan yang terdiri atas unsur-unsur yang terkait sehingga
membentuk suatu pengertian inti tentang obyek yang diteliti. Untuk membatasi
ruang lingkup dari permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini yang berjudul,
“Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler”, maka
peneliti akan memberikan batasan pengertian yang mendukung pemecahan
masalah yang diangkat, yaitu sebagai berikut :
1. Kelayakan yaitu penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah
sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak (Suliyanto, 2010:3).
2. Investasi yaitu penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki
jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir dan
Jakfar, 2012:5).
25
3. Usaha peternakan ayam broiler yaitu usaha budi daya ayam broiler
(pedaging) yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa daging
ayam konsumsi (Suharno, 2012:14).
4. Sistem mandiri usaha peternakan ayam broiler yaitu sistem usaha beternak
ayam broiler dengan modal sepenuhnya ditanggung peternak
(Tamalluddin, 2014:13).
5. Apek finansial yaitu kajian dalam studi kelayakan yang bertujuan untuk
menganalisis tingkat kelayakan investasi berdasarkan beberapa alat
analisis seperti PP, NPV, PI dan IRR (Suliyanto, 2010:184).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan tentang variabel penelitian
dalam bentuk tegas yang dapat diukur serta diteliti. Pada sub bab ini peneliti akan
menguraikan secara tegas dan detail mengenai variabel-variabel yang terkait
dalam pemecahan masalah sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian
sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Berikut ini peneliti akan
menguraikan variabel-variabel yang terkait dengan kelayakan investasi usaha
peternakan ayam broiler.
1. Kelayakan yaitu penelitian yang bertujuan untuk memutuskan apakah
usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan
ayam “Barokah” dapat dikatakan layak atau tidak layak.
2. Investasi yaitu modal yang dikeluarkan pemilik usaha peternakan ayam
“Barokah” untuk pendirian usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri.
3. Usaha peternakan ayam broiler yaitu usaha budi daya ayam broiler yang
akan dijalankan oleh peternakan ayam “Barokah” dengan sistem mandiri
yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa daging ayam konsumsi
dan siap dipasarkan dengan bobot antara 1 kg sampai 2,5 kg per ekor.
4. Sistem mandiri usaha peternakan ayam broiler yaitu sistem usaha beternak
ayam broiler dengan modal sepenuhnya ditanggung peternak, dalam hal
ini modal sepenuhnya akan ditanggung oleh peternakan ayam “Barokah”.
26
5. Apek finansial yaitu kajian keuangan yang digunakan dalam penelitian ini
untuk melihat kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler sistem
mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dengan menggunakan beberapa
alat analisis antara lain, PP (Payback Period), NPV (Net Present Value),
PI (Profitability Index), dan IRR (Internal Rate of Return).
3.2 Jangkauan Penelitian
Penelitian ini menganalisa kelayakan investasi atas usaha peternakan ayam
broiler sistem mandiri ditinjau dari aspek finansial. Penelitian dilakukan pada
tahun 2017, dan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah usaha
peternakan ayam “Barokah” yang berada di Desa Batu-batu, Kecamatan Muara
Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam penelitian ini objek yang akan
dikaji adalah kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler dengan sistem
mandiri pada peternakan ayam “Barokah”.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif berupa angka atau nilai diperoleh dari hasil
dokumentasi di lapangan. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil survei
atau observasi lapangan dan wawancara.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung,
wawancara, dan mengikuti seluruh aktivitas yang dilakukan peternakan dari
kegiatan produksi hingga penjualan yang dilakukan peternak. Data sekunder
diperoleh dari pihak kedua, antara lain didapat dari buku, skripsi, artikel-artikel
27
terkait yang diperoleh dari internet, dan pengolahan data-data yang didapat dari
dinas-dinas terkait.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan pada bulan Februari sampai dengan
Maret 2017 (dua bulan). Pengumpulan data primer dilakukan pada peternakan
ayam “Barokah”. Teknik pengumpulan untuk memperoleh data primer adalah
pengamatan langsung, wawancara, dan mengikuti seluruh aktivitas yang
dilakukan peternakan. Sedangkan untuk memperoleh data sekunder, teknik
pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur melalui buku, skripsi, artikel
terkait yang diperoleh dari internet, dan pengolahan data yang didapat dari dinas-
dinas terkait.
3.5 Kerangka Konseptual
Investasi Pendirian
Usaha Peternakan Ayam Broiler
Meninjau Efisiensi dan Efektivitas Usaha
Peternakan Ayam “Barokah”
Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam
“Barokah” dengan Sistem Mandiri
Analisis Aspek Finansial :
- PP
- NPV
- PI
- IRR
Layak Dapat dijalankan
Tidak Layak Tinjauan ulang
28
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
3.6 Teknik dan Alat Analisis
Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis terhadap data
primer dan sekunder yang didapat untuk “Analisis Kelayakan Investasi Usaha
Peternakan Ayam Broiler” ditinjau dari aspek finansial. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif. Analisis secara
kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan investasi. Metode
kuantitatif yang akan digunakan adalah analisis kelayakan finansial berdasarkan
kriteria PP, NPV, PI, dan IRR yang diolah dengan menggunakan program
komputer Microsoft Excel serta alat analisis pendukung berupa BEP (Break Even
Point). Berikut penjelasan mengenai alat analisis yang digunakan dalam penelitian
ini :
1. Kriteria Kelayakan Investasi
1) Payback Period (PP)
Suliyanto (2010:196) menyatakan, rumus yang digunakan untuk
menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut :
Kriteria kelayakan dari PP :
a. PP > umur investasi, maka investasi layak
b. PP < umur investasi, maka investasi tidak layak
2) Net Present Value (NPV)
Suliyanto (2010:201) menyatakan, rumus yang digunakan untuk
menghitung Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut :
29
∑
Keterangan:
k = Discount rate yang digunakan
t = Periode
At = Cash Flow pada periode t
n = Periode yang terakhir di mana cash flow diharapkan
Kriteria kelayakan dari NPV :
a. NPV > 0 (bernilai positif), maka investasi layak
b. NPV < 0 (bernilai negatif), maka investasi tidak layak
3) Profitability Index (PI)
Suliyanto (2010:205) menyatakan, rumus yang digunakan untuk
menghitung Profitabilitas Indeks (PI) adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Proceeds = Nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa
yang akan datang
Outlays = Nilai sekarang investasi
Kriteria kelayakan dari PP :
a. PI > 1, maka investasi layak
b. PI < 1, maka investasi tidak layak
4) Internal Rate of Return (IRR)
30
Suliyanto (2010:208) menyatakan, rumus yang digunakan untuk
menghitung Internal Rate of Return adalah sebagai berikut :
∑
Keterangan :
r = Tingkat bunga yang akan menjadi PV dari Proceeds
sama dengan P.V, dari capital outlays
t = Periode
At = Cash Flow untuk periode t
n = Periode terakhir di mana cash flow diharapkan
Kriteria kelayakan dari IRR :
a. IRR > tingkat suku bunga, maka investasi layak
b. IRR < tingkat suku bunga, maka investasi tidak layak
2. Titik Impas atau Break Even Point (BEP)
Salman dan Farid (2016:149) menyatakan, rumus untuk menghitung
penjualan (dalam unit dan rupiah) dalam kondisi titik impas adalah sebagai
berikut :
1) BEP dalam satuan unit
2) BEP dalam satuan rupiah
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Usaha
Bagian ini akan menjelaskan gambaran umum usaha peternakan ayam
“Barokah” dan usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri.
4.1.1 Gambaran Umum Peternakan Ayam “Barokah”
Usaha peternakan ayam “Barokah” mulai berjalan pada tahun 2008.
Usaha peternakan ayam broiler ini tergolong dalam “usaha peternakan” dengan
kapasitas 43.000 ekor per periode. Peternakan ayam ini berada di Desa Batu-batu,
Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Lokasi kandang berada sekitar 1 km dari lokasi jalan raya. Lokasi ini
tergolong strategis dan lokasi tepat karena berada cukup jauh dari pemukiman dan
berada di sekitar lokasi perkebunan dengan sumber air yang cukup. Disekitar
lokasi peternakan ayam “Barokah” terdapat beberapa kandang ayam broiler milik
peternak lain antara lain kandang milik Bapak Sonhaji dan Bapak Ilyas. Maksud
dan tujuan dari pendirian peternakan ayam “Barokah” adalah keinginan pemilik
untuk menjadi pekerja mandiri dan membuka lapangan kerja.
Modal awal yang dipakai adalah modal pribadi pemilik. Sampai saat ini,
pencarian tambahan modal dari pihak kedua belum dilakukan. Selama proses
kegiatan operasional peternakan, sumber dana yang dipakai untuk biaya
operasional peternakan tetap berasal dari pembiayaan pribadi. Namun, untuk
biaya bahan baku utama peternakan (pakan, bibit DOC, dan OVK) dipasok oleh
32
mitra (peternak inti) dikarenakan sampai saat ini peternakan ini masih bekerja
sama dengan perusahaan kemitraan (peternak inti).
Pemilik peternakan ayam “Barokah” berkeinginan untuk beralih ke sistem
mandiri dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Sebelum beralih ke
sistem mandiri, pemilik ingin mengetahui apakah sistem mandiri yang akan
dijalankan layak atau tidak layak. Selain itu, pemilik juga ingin mengetahui
seberapa besar investasi yang harus dikeluarkan untuk menjalankan usaha
peternakan ayam dengan sistem mandiri. Untuk aset berupa tanah, kandang,
peralatan, dan kendaraan telah dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah”. Namun,
untuk memenuhi kebutuhan modal kerja pemilik memerlukan bantuan dari pihak
ketiga berupa pinjaman dari bank.
4.1.2 Gambaran Umum Sistem Mandiri
Sistem mandiri adalah sistem usaha beternak ayam broiler dengan modal
sepenuhnya ditanggung oleh peternak. Peternak menyediakan kandang, peralatan,
tenaga kerja dan sarana produksi ternak (pakan, DOC, dan OVK). Selain itu,
peternak juga memasarkan sendiri hasil panennya, baik dalam bentuk ayam hidup
maupun dalam bentuk karkas (daging).
Keunggulan dari sistem ini adalah keuntungn bisa lebih maksimal karena
harga sarana produksi ternak (Sapronak) atau bahan baku bisa lebih murah.
Peternak bebas memilih sapronak yang diinginkan, seperti bibit DOC, merek
pakan, dan OVK sehingga kualitasnya juga bisa lebih terjamin (tergantung
kondisi permodalan). Harga jual ayam juga bisa lebih tinggi karena biaya
pemasaran lebih rendah.
33
Agar bisa menjalankan usaha peternakan ayam broiler dengan sistem
mandiri, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternakan ayam
“Barokah”, antara lain sebagai berikut :
1. Kekuatan modal
Peternakan ayam “Barokah” telah memiliki aset berupa tanah,
bangunan kandang, peralatan, dan kendaraan. Namun, untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja peternakan ini membutuhkan bantuan dari pihak
ketiga berupa pinjaman dari bank. Peternakan ini akan meminjam dana
dari bank sebesar 50% dari modal kerja yang dibutuhkan.
2. Keterampilan beternak
Peternakan ayam “Barokah” telah menjalankan usaha peternakan
ayam broiler ini cukup lama, yaitu kurang lebih 8 tahun sehingga baik
pemilik maupun pekerja kandang telah berpengalaman dan memiliki
keterampilan beternak yang cukup baik.
3. Kemampuan memasarkan
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pemasaran tidak terlalu
bermasalah karena peternak cukup bekerja sama dengan para broker
maupun tengkulak ayam. Namun, untuk meminimalisir risiko sebaiknya
peternak ayam “Barokah” menyediakan tenaga kerja khusus bagian
pemasaran untuk memasarkan hasil produksinya.
4. Jaringan bisnis
Jaringan bisnis sangat diperlukan untuk memperlancar proses
persiapan produksi dan pemasaran. Jaringan bisnis dapat dibangun dengan
34
penyuplai DOC, pakan, OVK, dan para broker maupun tengkulak ayam.
Semakin banyak jaringan, maka semakin mudah menjalankan usaha
peternakan ayam broiler.
4.2 Penyajian Data
Pada bagian penyajian data ini akan disajikan data-data dari hasil
wawancara dan observasi kepada pihak-pihak yang terkait antara lain objek
penelitian (peternakan ayam “Barokah”), beberapa pemilik peternakan ayam
broiler dengan sistem mandiri, salah satu perusahaan kemitraan yang ada di
Samarinda, serta pemasok utama pakan dan bibit ayam (PT. Charoen Pokphand
Indonesia Tbk). Data-data yang diperlukan untuk menghitung analisis kelayakan
investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri antara lain data mengenai
asumsi umum usaha peternakan, biaya investasi, biaya produksi, dan asumsi
output produksi serta harga jual. Berikut data-data yang diperlukan dalam analisis
kelayakan investasi pada usaha peternakan ayam “Barokah” dengan sistem
mandiri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Asumsi Umum Usaha Peternakan Ayam Broiler
No Asumsi Keterangan
1 Rata-rata pertumbuhan pendapatan 7% per tahun
2 Rata-rata pertumbuhan inflasi 7% per tahun
3 Rata-rata tingkat suku bunga kredit 16% per tahun
4 Rata-rata tingkat suku bunga simpanan 7,75% per tahun
5 Periode budidaya per tahun 5 periode per tahun
6 Periode proyek 10 tahun
7 Pajak penghasilan 1% per tahun
8 Proporsi modal :
- kredit 50% dari modal kerja
- modal pribadi 50% dari modal kerja
Sumber : Dokumentasi, observasi dan wawancara
35
Tabel 4.2 Biaya Investasi Kandang
No Item Jumlah Satuan Harga/satuan Umur
Ekonomis
1 Tanah 2 Ha Rp 150.000.000
tidak
menyusut
2 Bangunan kandang 5000 ekor 7 Unit Rp 150.000.000 10 Tahun
3 Bangunan kandang 8000 ekor 1 Unit Rp 240.000.000 10 Tahun
4 Instalasi listrik (3500 Kwh) 1 Paket Rp 20.000.000 10 Tahun
5 Timbangan 1 Unit Rp 1.500.000 10 Tahun
6 Pompa air Sancin 1 Unit Rp 4.000.000 8 Tahun
7 Pompa air Jet Pump 3 Unit Rp 2.200.000 8 Tahun
8 Genset 1 Unit Rp 1.500.000 8 Tahun
9 Laptop 1 Unit Rp 5.000.000 5 Tahun
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
Tabel 4.3 Biaya Investasi Kendaraan
No Item Jumlah Satuan Harga/satuan Umur
Ekonomis
1 Mobil 1 Unit Rp 80.000.000 8 Tahun
2 Motor 3 Unit Rp 2.000.000 8 Tahun
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
Tabel 4.4 Biaya Investasi Peralatan Produksi
No Item Jumlah Satuan Harga/satuan Umur
Ekonomis
1 Tempat minum otomatis 860 Unit Rp 50.000 3 Tahun
2 Tempat makan baby chick 860 Unit Rp 15.000 3 Tahun
3 Tempat makan biasa 1290 Unit Rp 15.000 3 Tahun
4 Pemanas 54 Unit Rp 50.000 3 Tahun
5 Terpal 600 m2 Rp 3.500 2 Tahun
6 Tandon air 8 Unit Rp 1.250.000 10 Tahun
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
Tabel 4.5 Biaya Tenaga Kerja
No Item Jumlah Satuan Harga/satuan
1 Gaji pengawas 1 orang Rp 10.000.000
2 Gaji karyawan 4 orang Rp 4.500.000
3 Uang makan 4 orang Rp 500.000
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
36
Tabel 4.6 Biaya Bahan Baku
No Item Jumlah Satuan Harga/satuan
1 Bibit DOC 43000 ekor Rp 4.567
2 Pakan 2200 zak Rp 366.333
3 OVK 43000 ekor Rp 600
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
Tabel 4.7 Biaya Overhead
No Item Jumlah Satuan Harga/satuan
1 Sekam 775 karung Rp 8.000
2 Kayu 11 truk Rp 1.100.000
3 Bahan Bakar Solar 20 liter Rp 6.000
4 Bahan Bakar Bensin 130 liter Rp 7.500
5 Koran 120 kg Rp 3.000
6 Listrik 1 periode Rp 2.000.000
7 Transportasi 1 periode Rp 5.000.000
8 Perbaikan dan pemeliharaan kandang 1 periode Rp 5.000.000
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
Tabel 4.8 Asumsi Output, Produksi dan Harga
No Item Jumlah Satuan Harga/satuan
1 Produksi ayam per periode 43000 ekor
2 Harga jual ayam 1 kg Rp 19.706
3 Bobot rata-rata panen 1,67 kg/ekor
4 Tingkat deplesi 8% per periode
Sumber data : Usaha Peternakan Ayam “Barokah”
4.3 Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Ayam Broiler pada
Peternakan Ayam “Barokah” dengan Sistem Mandiri
Dalam melakukan analisis aspek keuangan perlu dibuat beberapa asumsi-
asumsi, karena apabila keadaan internal dan eksternal objek penelitian berubah
maka perlu dilakukan penyesuaian nilai-nilai asumsi tersebut. Asumsi-asumsi
yang digunakan dalam analisis aspek finansial ini telah disajikan dalam sub-bab
37
sebelumnya yaitu penyajian data. Dalam analisis kelayakan aspek finansial ini di
bagi beberapa bagian, antara lain sebagai berikut :
1. Analisis Aktiva,
2. Analisis Modal Kerja,
3. Analisis Investasi Awal,
4. Analisis Biaya Produksi,
5. Proyeksi Laba/Rugi,
6. Proyeksi Arus Kas,
7. Perhitungan Kelayakan Investasi yang terdiri dari perhitungan Payback
Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan
Internal Rate of Return (IRR), dan
8. Analisis Break Even Point (BEP).
Berikut akan di bahas mengenai masing-masing perhitungan dalam
analisis kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada
peternakan ayam “Barokah”.
4.3.1 Analisis Aktiva
Perhitungan aktiva digunakan untuk menghitung seberapa besar investasi
awal yang dibutuhkan serta untuk menghitung biaya penyusutan. Aktiva yang
dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah” terdiri dari tanah, bangunan kandang,
serta peralatan. Berikut perhitungan aktiva beserta penyusutannya dapat dilihat
pada tabel 4.9
38
Tabel 4.9 Analisis Aktiva
Sumber : Data Diolah
No Item Kuantitas Harga/satuan Jumlah Umur
Ekonomis Nilai Sisa
Penyusutan
Per tahun Per Periode
1 Tanah 2 ha Rp 150.000.000 Rp 300.000.000 tidak
menyusut
2 Bangunan kandang 5000 ekor 7 unit Rp 150.000.000 Rp 1.050.000.000 10 Rp 262.500.000 Rp 78.750.000 Rp 15.750.000
3 Bangunan kandang 8000 ekor 1 unit Rp 240.000.000 Rp 240.000.000 10 Rp 60.000.000 Rp 18.000.000 Rp 3.600.000
4 Instalasi listrik (3500 Kwh) 1 paket Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 10 Rp 5.000.000 Rp 1.500.000 Rp 300.000
5 Timbangan 1 unit Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 10 Rp 375.000 Rp 112.500 Rp 22.500
6 Pompa air Sancin 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000 8 Rp 1.000.000 Rp 375.000 Rp 75.000
7 Pompa air Jet Pump 3 unit Rp 2.200.000 Rp 6.600.000 8 Rp 1.650.000 Rp 618.750 Rp 123.750
8 Genset 1 unit Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 8 Rp 375.000 Rp 140.625 Rp 28.125
9 Laptop 1 unit Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 5 Rp 1.250.000 Rp 750.000 Rp 150.000
10 Mobil 1 unit Rp 80.000.000 Rp 80.000.000 8 Rp 20.000.000 Rp 7.500.000 Rp 1.500.000
11 Motor 3 unit Rp 2.000.000 Rp 6.000.000 8 Rp 1.500.000 Rp 562.500 Rp 112.500
12 Tempat minum otomatis 860 unit Rp 50.000 Rp 43.000.000 3 Rp 10.750.000 Rp 10.750.000 Rp 2.150.000
13 Tempat makan baby chick 860 unit Rp 15.000 Rp 12.900.000 3 Rp 3.225.000 Rp 3.225.000 Rp 645.000
14 Tempat makan biasa 1.290 unit Rp 15.000 Rp 19.350.000 3 Rp 4.837.500 Rp 4.837.500 Rp 967.500
15 Pemanas 54 unit Rp 50.000 Rp 2.700.000 3 Rp 675.000 Rp 675.000 Rp 135.000
16 Terpal 600 m2 Rp 3.500 Rp 2.100.000 2 Rp 525.000 Rp 787.500 Rp 157.500
17 Tandon air 8 unit Rp 1.250.000 Rp 10.000.000 10 Rp 2.500.000 Rp 750.000 Rp 150.000
Rp 1.804.650.000
39
39
Tabel 4.9 menunjukkan ada beberapa komponen aktiva yang dimiliki oleh
peternakan ayam “Barokah”. Penilaian atas aktiva ini didasarkan pada nilai harga
pasar pada saat penelitian. Aktiva yang dimiliki peternakan ini terdiri dari aktiva
yang tidak menyusut berupa tanah dan aktiva yang menyusut berupa bangunan
kandang beserta peralatannya. Total aktiva yang dimiliki peternakan ayam
“Barokah” saat ini senilai Rp 1.804.650.000. Tujuan dari perhitungan nilai aktiva
ini ialah untuk menentukan seberapa besar investasi yang dibutuhkan yang mana
akan berpengaruh terhadap penilaian kelayakan investasi.
4.3.2 Analisis Modal Kerja
Perhitungan modal kerja dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar modal kerja yang dibutuhkan untuk budidaya ayam broiler dengan sistem
mandiri dalam satu periode budidaya pada peternakan ayam “Barokah”. Untuk
satu periode budidaya ayam broiler dengan sistem mandiri, modal kerja yang
dibutuhkan sebesar Rp 1.089.855.000,-. Modal kerja tersebut digunakan untuk
kebutuhan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Modal kerja
yang dibutuhkan untuk periode-periode berikutnya akan terus mengalami
perubahan seiring dengan tingkat inflasi yang terjadi. Untuk memenuhi
kebutuhan modal kerja, pemilik peternakan ayam “Barokah” akan meminjam
dana dari pihak ketiga yaitu bank dengan jumlah pinjaman sebesar 50% dari
jumlah kebutuhan modal kerja.
Berikut rincian dan perhitungan kebutuhan modal kerja untuk satu periode
budidaya ayam broiler sistem mandiri dapat dilihat pada tabel 4.10.
40
Tabel 4.10 Analisis Modal Kerja
Uraian Kuantitas Harga/satuan Jumlah biaya/periode
Biaya bahan baku
Bibit DOC 43000 ekor Rp 4.567 Rp 196.366.667
Pakan 2200 zak Rp 366.333 Rp 805.933.333
OVK 43000 ekor Rp 600 Rp 25.800.000
Jumlah biaya bahan baku Rp 1.028.100.000
Biaya tenaga kerja
Gaji pengawas 1 orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
Gaji karyawan 4 orang Rp 4.500.000 Rp 18.000.000
Uang makan 4 orang Rp 500.000 Rp 2.000.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp 30.000.000
Biaya operasional
Sekam 775 karung Rp 8.000 Rp 6.200.000
Kayu 11 truk Rp 1.100.000 Rp 12.100.000
Bahan Bakar Solar 20 liter Rp 6.000 Rp 120.000
Bahan Bakar Bensin 130 liter Rp 7.500 Rp 975.000
Koran 120 kg Rp 3.000 Rp 360.000
Listrik 1 periode Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Transportasi 1 periode Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Perbaikan dan
pemeliharaan kandang 1 periode Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Jumlah biaya operasional Rp 31.755.000
Jumlah Modal Kerja Rp 1.089.855.000
Sumber : Data Diolah
4.3.3 Analisis Investasi Awal
Untuk menghitung berapa besar kebutuhan investasi awal, dapat dihitung
dari nilai total investasi tanah, kandang, kendaraan, peralatan, dan modal kerja.
Untuk investasi berupa tanah, bangunan kandang dan peralatannya telah dimiliki
oleh peternakan ayam “Barokah”, sehingga peternakan ini hanya membutuhkan
dana untuk investasi pada modal kerja. Berikut rincian kebutuhan investasi awal
untuk usaha peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan
ayam “Barokah” , dapat dilihat pada tabel 4.11.
41
Tabel 4.11 Analisis Investasi Awal
Sumber : Data Diolah
Jadi, total investasi awal yang harus dikeluarkan untuk usaha peternakan
ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” ialah
ITEM Kuantitas Harga/satuan Jumlah
B. Investasi Kandang
Bangunan kandang 5000 ekor 7 unit Rp 150.000.000 Rp 1.050.000.000
Bangunan kandang 8000 ekor 1 unit Rp 240.000.000 Rp 240.000.000
Instalasi listrik (3500 Kwh) 1 paket Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Timbangan 1 unit Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Pompa air Sancin 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
Pompa air Jet Pump 3 unit Rp 2.200.000 Rp 6.600.000
Genset 1 unit Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Laptop 1 unit Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Total Biaya Investasi Kandang Rp 1.328.600.000
B. Investasi Kendaraan
Mobil 1 unit Rp 80.000.000 Rp 80.000.000
Motor 3 unit Rp 2.000.000 Rp 6.000.000
Total Biaya Investasi
Kendaraan Rp 86.000.000
B. Investasi Peralatan Produksi
Tempat minum otomatis 860 unit Rp 50.000 Rp 43.000.000
Tempat makan baby chick 860 unit Rp 15.000 Rp 12.900.000
Tempat makan biasa 1290 unit Rp 15.000 Rp 19.350.000
Pemanas 54 unit Rp 50.000 Rp 2.700.000
Terpal 600 m2 Rp 3.500 Rp 2.100.000
Tandon air 8 unit Rp 1.250.000 Rp 10.000.000
Total Biaya Investasi Peralatan
Produksi Rp 90.050.000
Total Penyusutan
Investasi Tidak Menyusut
Tanah 2 ha Rp 150.000.000 Rp 300.000.000
Modal kerja 1 periode Rp 1.089.855.000 Rp 1.089.855.000
Total Investasi Tidak Menyusut Rp 1.389.855.000
Total Investasi Rp 2.894.505.000
42
sebesar Rp 2.894.505.000,- dimana biaya tersebut digunakan untuk investasi
berupa tanah, bangunan kandang beserta peralatannya, kendaraan, serta investasi
pada modal kerja. Untuk investasi aktiva tetap berupa tanah, bangunan kandang
serta peralatannya, dan kendaraan telah dimiliki oleh peternakan ayam “Barokah”.
Sehingga, peternakan ayam “Barokah” hanya akan mengeluarkan dana untuk
investasi pada modal kerja. Namun untuk penilaian atas aktiva tetap ini tetap
dilakukan untuk menghitung total investasi yang dikeluarkan yang mana akan
berpengaruh terhadap penilaian kelayakan investasi. Penilaian atas aktiva tetap
dilakukan berdasarkan harga pasar pada saat penelitian. Untuk investasi pada
modal kerja, peternakan ayam “Barokah” akan melakukan pinjaman dana pada
pihak ketiga yaitu bank sebesar 50% dari jumlah kebutuhan modal kerja.
Sedangkan sisanya akan dibiayai pribadi oleh pemilik peternakan ayam
“Barokah”. Untuk perhitungan analisa kredit yang dilakukan dapat dilihat pada
lampiran 1.
4.3.4 Analisis Biaya Produksi
Analisis biaya produksi dimulai dengan menghitung kebutuhan biaya
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead. Untuk budidaya ayam broiler sistem mandiri dengan kapasitas 43.000
ekor membutuhkan biaya sebesar Rp 1.089.855.000,- untuk satu periode. Biaya-
biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku sebesar Rp 1.028.100.000,-, biaya
tenaga kerja sebesar Rp 30.000.000,- dan biaya overhead sebesar Rp 31.755.000,-.
Biaya-biaya tersebut setiap periode ataupun setiap tahun akan mengalami
perubahan seiring dengan tingkat inflasi yang terjadi. Berikut rincian biaya-biaya
43
yang dibutuhkan per periode dan per tahun untuk budidaya ayam broiler sistem
mandiri dengan kapasitas 43.000 ekor, dapat dilihat pada tabel 4.12.
43
Tabel 4.12 Analisis Biaya Produksi
Sumber : Data Diolah
Uraian Kuantitas Harga/satuan Jumlah biaya/periode Jumlah biaya/tahun
Biaya bahan baku
Bibit DOC 43000 Ekor Rp 4.567 Rp 196.366.667 Rp 981.833.333
Pakan 2200 Zak Rp 366.333 Rp 805.933.333 Rp 4.029.666.667
OVK 43000 Ekor Rp 600 Rp 25.800.000 Rp 129.000.000
Jumlah biaya bahan baku
Rp 1.028.100.000 Rp 5.140.500.000
Biaya tenaga kerja
Gaji pengawas 1 Orang Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 50.000.000
Gaji karyawan 4 Orang Rp 4.500.000 Rp 18.000.000 Rp 90.000.000
Uang makan 4 Orang Rp 500.000 Rp 2.000.000 Rp 10.000.000
Jumlah biaya tenaga kerja
Rp 30.000.000 Rp 150.000.000
Biaya overhead
Sekam 775 Karung Rp 8.000 Rp 6.200.000 Rp 31.000.000
Kayu 11 Truk Rp 1.100.000 Rp 12.100.000 Rp 60.500.000
Bahan Bakar Solar 20 Liter Rp 6.000 Rp 120.000 Rp 600.000
Bahan Bakar Bensin 130 Liter Rp 7.500 Rp 975.000 Rp 4.875.000
Koran 120 Kg Rp 3.000 Rp 360.000 Rp 1.800.000
Listrik 1 Periode Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp 10.000.000
Transportasi 1 Periode Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 25.000.000
Perbaikan dan pemeliharaan kandang 1 Periode Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 25.000.000
Jumlah biaya overhead
Rp 31.755.000 Rp 158.775.000
Jumlah Biaya Produksi
Rp 1.089.855.000 Rp 5.449.275.000
44
4.3.5 Proyeksi Laba/Rugi
Dalam proyeksi laba/rugi disajikan laporan laba/rugi usaha peternakan
ayam “Barokah” untuk sepuluh tahun kedepan, dimana setiap tahunnya terdiri
dari lima periode budidaya ayam broiler dengan sistem mandiri. Dengan asumsi
kapasitas produksi 43.000 ekor per periode, tingkat deplesi 8%, bobot ayam 1,67
kg/ekor dan harga jual ayam Rp 19.706,-/kg akan menghasilkan laba bersih
sebesar Rp 831.890.583,- dalam satu tahun pertama. Laporan laba/rugi tersebut
setiap periode ataupun setiap tahun akan mengalami perubahan seiring dengan
tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Berikut perhitungan
laba/rugi untuk usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan
ayam “Barokah” dalam satu tahun pertama dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Proyeksi Laba/Rugi
Sumber : Data Diolah
Keterangan Tahun
Pertama (1)
Pendapatan Rp 6.502.935.484
Biaya-biaya
Biaya operasional Rp 5.449.275.000
Biaya penyusutan Rp 129.334.375
Jumlah biaya Rp 5.578.609.375
EBIT Rp 924.326.109
Pajak Rp 9.243.261
Laba bersih setelah pajak Rp 915.082.848
Bunga Rp 83.192.265
Laba Bersih Rp 831.890.583
45
Untuk Proyeksi Laba/Rugi selengkapnya dari tahun ke-1 sampai dengan
tahun ke-10 dapat dilihat pada lampiran 2.
4.3.6 Proyeksi Arus Kas
Perhitungan arus kas digunakan untuk mengetahui aliran kas keluar dan
kas masuk setiap tahunnya, serta digunakan untuk membantu dalam perhitungan
analisis kelayakan investasi antara lain Payback Period (PP), Net Present Value
(NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Untuk melihat
proyeksi arus kas selama 10 tahun pada peternakan ayam “Barokah” dengan
sistem mandiri dapat dilihat pada lampiran 3.
4.3.7 Perhitungan Kelayakan Investasi
Dari seluruh perhitungan yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai kelayakan investasi pada aspek keuangan dengan menggunakan
beberapa kriteria penilaian kelayakan investasi antara lain : Payback Period (PP),
Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of
Return(IRR). Untuk perhitungan masing-masing kriteria penilaian kelayakan
investasi dapat dilihat pada beberapa tabel berikut ini :
1. Tabel 4.14 menyajikan perhitungan Payback Period (PP),
2. Tabel 4.15 menyajikan perhitungan Net Present Value (NPV),
3. Tabel 4.16 menyajikan perhitungan Profitability Index (PI), dan
4. Tabel 4.17 menyajikan perhitungan Internal Rate of Return (IRR).
4.3.7.1 Perhitungan Payback Period (PP)
Berikut disajikan tabel perhitungan Payback Period (PP) pada tabel 4.14.
46
Tabel 4.14 Perhitungan Payback Period (PP)
Tahun Arus Kas Bersih (Proceeds) Akumulasi Kas Masuk (Proceeds)
0 -Rp 2.894.505.000 -Rp 2.894.505.000
1 Rp 1.876.307.806 -Rp 1.018.197.194
2 Rp 2.022.430.833 Rp 1.004.233.640
3 Rp 2.183.968.008 Rp 3.188.201.648
4 Rp 2.355.902.003 Rp 5.544.103.651
5 Rp 2.538.942.921 Rp 8.083.046.572
6 Rp 2.733.849.364 Rp 10.816.895.936
7 Rp 2.941.431.748 Rp 13.758.327.683
8 Rp 3.162.555.839 Rp 16.920.883.522
9 Rp 3.398.146.537 Rp 20.319.030.059
10 Rp 3.649.191.910 Rp 23.968.221.969
Sumber : Data Diolah
Perhitungan :
Jadi, nilai Payback Period (PP) untuk investasi usaha peternakan ayam
broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” kurang dari umur
ekonomis atau modal yang diinvestasikan sebesar Rp. 2.894.505.000,- sudah akan
dapat diperoleh kembali seluruhnya dalam waktu 1 tahun 6 bulan 4 hari, maka
usaha ini dapat dikatakan layak.
47
4.3.7.2 Perhitungan Net Present Value (NPV)
Dalam perhitungan Net Present Value diketahui bahwa discount rate
sebesar 7,75% dan berikut disajikan tabel perhitungan NPV pada tabel 4.15.
Tabel 4.15 Perhitungan Net Present Value (NPV)
Tahun DF Arus Kas Bersih
(Proceeds) PV dari Proceeds
7,75%
1 0,928 Rp 1.876.307.806 Rp 1.741.352.953
2 0,861 Rp 2.022.430.833 Rp 1.741.963.778
3 0,799 Rp 2.183.968.008 Rp 1.745.799.786
4 0,742 Rp 2.355.902.003 Rp 1.747.785.396
5 0,689 Rp 2.538.942.921 Rp 1.748.101.088
6 0,639 Rp 2.733.849.364 Rp 1.746.911.517
7 0,593 Rp 2.941.431.748 Rp 1.744.366.846
8 0,550 Rp 3.162.555.839 Rp 1.740.603.978
9 0,511 Rp 3.398.146.537 Rp 1.735.747.679
10 0,474 Rp 3.649.191.910 Rp 1.729.911.617
PV dari Proceeds Rp 17.422.544.637
PV dari Outlays Rp 2.894.505.000
NPV Rp 14.528.039.637
Sumber : Data Diolah
Jadi, nilai Net Present Value (NPV) untuk investasi usaha peternakan
ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” bernilai positif
yaitu senilai Rp 14.528.039.637,-, maka usaha ini dapat dikatakan layak.
4.3.7.3 Perhitungan Profitability Index (PI)
Dalam perhitungan Profitability Index diketahui bahwa discount rate
sebesar 7,75% dan berikut disajikan tabel perhitungan PI pada tabel 4.16.
48
Tabel 4.16 Perhitungan Profitability Index (PI)
Tahun DF Arus Kas Bersih
(Proceeds) PV dari Proceeds
7,75%
1 0,928 Rp 1.876.307.806 Rp 1.741.352.953
2 0,861 Rp 2.022.430.833 Rp 1.741.963.778
3 0,799 Rp 2.183.968.008 Rp 1.745.799.786
4 0,742 Rp 2.355.902.003 Rp 1.747.785.396
5 0,689 Rp 2.538.942.921 Rp 1.748.101.088
6 0,639 Rp 2.733.849.364 Rp 1.746.911.517
7 0,593 Rp 2.941.431.748 Rp 1.744.366.846
8 0,550 Rp 3.162.555.839 Rp 1.740.603.978
9 0,511 Rp 3.398.146.537 Rp 1.735.747.679
10 0,474 Rp 3.649.191.910 Rp 1.729.911.617
PV dari Proceeds Rp 17.422.544.637
PV dari Outlays Rp 2.894.505.000
Provitability Index (PI) 6,02
Sumber : Data Diolah
Jadi, nilai Profitability Index (PI) untuk investasi usaha peternakan ayam
broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” sebesar 6,02 atau lebih
besar dari satu (1), maka usaha ini dapat dikatakan layak.
4.3.7.4 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Dalam perhitungan Internal Rate of Return diketahui bahwa discount rate
sebesar 7,75%. Perhitungan Internal Rate of Return dilakukan dengan
menggunakan metode trial and error dengan menggunkan asumsi dua tingkat
suku bunga yang berbeda yaitu sebesar 72% dan 74%. Berikut akan disajikan
tabel perhitungan IRR pada tabel 4.17.
49
Tabel 4.17 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Thn Arus Kas Bersih
(Proceeds)
Tingkat
Bunga 72%
Tingkat
Bunga 74%
DF PV DF PV
1 Rp 1.876.307.806 0,581 Rp 1.090.876.632 0,575 Rp 1.078.337.820
2 Rp 2.022.430.833 0,338 Rp 683.623.186 0,330 Rp 667.998.029
3 Rp 2.183.968.008 0,197 Rp 429.201.204 0,190 Rp 414.570.626
4 Rp 2.355.902.003 0,114 Rp 269.180.400 0,109 Rp 257.016.040
5 Rp 2.538.942.921 0,066 Rp 168.659.459 0,063 Rp 159.186.669
6 Rp 2.733.849.364 0,039 Rp 105.585.407 0,036 Rp 98.509.722
7 Rp 2.941.431.748 0,022 Rp 66.047.996 0,021 Rp 60.913.568
8 Rp 3.162.555.839 0,013 Rp 41.286.743 0,012 Rp 37.639.532
9 Rp 3.398.146.537 0,008 Rp 25.792.063 0,007 Rp 23.243.358
10 Rp 3.649.191.910 0,004 Rp 16.103.202 0,004 Rp 14.345.121
PV of Proceeds Rp 2.896.356.292 Rp 2.811.760.485
PV of Outlays Rp 2.894.505.000 Rp 2.894.505.000
NPV Rp 1.851.292 -Rp 82.744.515
Sumber : Data Diolah
Perhitungan :
Jadi, nilai Internal Rate of Return (IRR) untuk investasi usaha peternakan
ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” lebih besar dari
tingkat suku bunga yaitu sebesar 72%, maka usaha ini dapat dikatakan layak.
50
4.3.8 Analisis Break Even Point (BEP)
Perhitungan Break Even Point ini didasarkan pada dua analisis, yakni
berdasarkan hasil kuantitas (kg) dan berdasarkan hasil penjualan (Rp). Analisis
ini dilakukan untuk melihat di tingkat manakah usaha peternakan ayam broiler
dengan sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah” tidak mengalami
kerugian maupun tidak mendapatkan laba. Berikut hasil perhitungan Break Even
Point untuk usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam
“Barokah” dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Hasil Analisa Titik Impas (Break Even Point) Peternakan Ayam
Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan Ayam “Barokah”
Komponen Nilai
Total Penjualan Rp 1.300.587.097
Harga Jual / Kg Rp 19.706
Total Biaya Tetap Rp 55.866.875
Total Biaya Variabel Rp 1.059.855.000
Biaya Variabel / Kg Rp 16.058
Analisa
BEP dalam Jumlah Produksi / Periode 16.317 Kg
BEP dalam Rupiah Rp 301.828.205
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas dapat digambarkan bahwa
usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada peternakan ayam “Barokah”
dengan kapasitas 43.000 ekor akan mengalami titik impas pada kuantitas
penjualan minimal mencapai 16.317 kg atau volume penjualan senilai dengan Rp
51
301.828.205,-. Apabila volume penjualan kurang dari nilai tersebut maka usaha
peternakan yang diselenggarakan akan mengalami kerugian. Sampai saat ini hasil
analisis menunjukkan usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada
peternakan ayam “Barokah” berada di atas titik impas, dengan demikian usaha
tersebut dapat dikatakan tidak mengalami kerugian.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam perhitungan penilaian
kelayakan investasi usaha peternakan ayam broiler sistem mandiri pada
peternakan ayam “Barokah” dengan menggunakan metode Payback Period, Net
Present Value, Profitability Index, dan Internal Rate of Return maka dapat
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.19 Kesimpulan Hasil Analisis Kelayakan Investasi Usaha Peternakan
Ayam Broiler Sistem Mandiri pada Peternakan Ayam “Barokah”
Kesimpulan Hasil Analisis
Kriteria
Penilaian Aspek Penilaian Hasil Analisis Ketentuan Status
Payback
Period (PP)
Payback Period
(PP) < Payback
Maximum
1 tahun 6 bulan 4 hari PP < 10 LAYAK
Net Present
Value (NPV)
Net Present
Value (NPV) > 0 Rp 14.528.039.637 NPV > 0 LAYAK
Profitabilitas Index (PI)
Profitabilitas Index (PI) > 1
6,02 PI > 1 LAYAK
Internal
Rate Of
Return (IRR)
Internal Rate Of
Return (IRR) >
Tingkat Suku Bunga
72 % IRR > 7,75 % LAYAK
Sumber : Data Diolah
52
Berdasarkan tabel 4.19 dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Payback Period (PP) yang dihasilkan lebih pendek dari payback
maksimum yaitu 1 tahun 6 bulan 4 hari, sehingga investasi tersebut dapat
dikatakan layak;
2. Net Present Value (NPV) yang dihasilkan bernilai positif (+) yaitu Rp
14.528.039.637,- sehingga investasi tersebut dapat dikatakan layak;
3. Profitability Index (PI) yang dihasilkan lebih besar dari satu yaitu sebesar
6,02 maka investasi tersebut dapat dikatakan layak; dan
4. Internal Rate of Return (IRR) yang dihasilkan lebih besar dari tingkat
keuntungan yang dikehendaki yaitu sebesar 72% maka investasi tersebut
dapat dikatakan layak.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha peternakan ayam broiler sistem
mandiri pada peternakan ayam “Barokah” dengan kapasitas produksi 43.000 ekor
per periode, tingkat deplesi 8%, bobot panen 1,67 kg/ekor, dan harga ayam Rp
19.706,-/kg dapat dikatakan layak dari aspek finansial.
53
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian berupa analisis kelayakan investasi usaha
peternakan ayam broiler dengan sistem mandiri pada peternakan ayam
“Barokah”, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan Payback Period (PP) lebih pendek dari payback
maksimum yaitu 1 tahun 6 bulan 4 hari, sehingga investasi tersebut dapat
dikatakan layak;
2. Hasil perhitungan Net Present Value (NPV) bernilai positif (+) yaitu Rp
14.528.039.637,- sehingga investasi tersebut dapat dikatakan layak;
3. Hasil perhitungan Profitability Index (PI) lebih besar dari satu yaitu
sebesar 6,02 maka investasi tersebut dapat dikatakan layak; dan
4. Hasil perhitungan Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat
keuntungan yang dikehendaki yaitu sebesar 72% maka investasi tersebut
dapat dikatakan layak.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada usaha peternakan ayam
“Barokah” adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya peternakan ayam “Barokah” beralih ke sistem mandiri agar
dapat meminimalisir biaya produksi dan memaksimalkan pendapatan
dengan harga jual yang lebih tinggi.
54
2. Peternakan ayam “Barokah” harus meningkatkan kualitas manajemen
produksi agar risiko produksi dapat diminimalisir sehingga tidak
mengalami kerugian.
3. Peternakan ayam “Barokah” harus memiliki sistem pemasaran sendiri agar
risiko penjualan hasil produksi dapat di minimalisir. Pemasaran dapat
dilakukan melalui beberapa cara antara lain mencari tenaga kerja khusus
bagian pemasaran, bekerjasama dengan para broker maupun tengkulak
ayam, serta membuat Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Halal.
4. Peternakan ayam “Barokah” harus dapat melakukan pengaturan keuangan
dengan lebih baik agar anggaran untuk melakukan usaha peternakan dapat
berjalan dengan optimal tanpa terganggu masalah keuangan.
55
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, http://peternakan.kaltimprov.go.id/pages/statis/13/potensi-peternakan.ht
ml, diakses 2 Desember 2016.
Anonim, http://peternakan.kaltimprov.go.id/read/news/2016/362/ajak-masyarakat-
kembangkan-peternakan-mandiri.html, diakses 2 Desember 2016.
Akbar, Rusdi. 2004. Akuntansi Pengantar. Penerbit YKPN. Yogyakarta.
Amrizal. 2011. Analisis Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler di Peternakan
Karisa Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.
Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. UIN Sultan Syarif Kasim
Riau.
Atmaja, Lukas S. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Penerbit ANDI.
Yogyakarta.
Brealey, R.A, Myers, S.C, Marcus, A.J. 2007. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan Perusahaan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi, Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.
Hilipito, Astria. 2013. Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitas Usaha
Ternak Ayam Broiler (Studi Kasus Pada Peternak Ayam Broiler Rosna
Ente di Desa Bulonthala Timur Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten
Bone Bolango. Jurnal. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Gorontalo.
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Jusup, Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi. Penerbit YKPN. Yogyakarta.
Kasmir dan Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi. Penerbit Prenada
Meda Group. Jakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi ketiga, Cetakan Ketiga. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta.
Mulyana, A. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler
“Satwa Utama” Desa Cijulang Kecamatan Bojong Lopang Kabupaten
Sukabumi. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Purwana, Dedi dan Hidayat, Nurdin. 2016. Studi Kelayakan Bisnis, Cetakan
Pertama. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
56
Salman, K.R dan Farid, M. Akuntansi Manajemen, Cetakan Pertama. Penerbit
Indeks. Jakarta.
Saputra, E. 2011. Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler Pada
Kondisi Risiko (Studi Kasus: Peternakan Rakyat Milik Bapak Maharya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Suharno, Bambang. 2012. Agribisnis Ayam Ras. Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Sunarto. 2004. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua. Fakultas Ekonomi
Universitas Sarjanawiyata Tamanwisma UST. Yogyakarta.
Tamaluddin, Ferry. 2014. Ayam Broiler, Cetakan Pertama. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta.
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Ketiga. Penerbit Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.