analisis kebutuhan air bersih dan pendapat masyarakat...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN PENDAPAT
MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PDAM
TIRTA MOEDAL DI PERUMAHAN PERMATA
PURI KECAMATAN NGALIYAN
KOTA SEMARANG
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
Ummu Salamah
NIM.5101415037
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Ummu Salamah
NIM : 5101415037
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan
Judul : Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Pendapat Masyarakat tentang
Pelayanan PDAM Tirta Moedal di Perumahan Permata Puri
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Semarang, Agustus 2019
Pembimbing,
Aris Widodo, S.Pd., M.T.
NIP. 197102071999031001
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Analisis Kebutuhan dan Pendapat Masyarakat Terkait Pelayanan Air Bersih
di Perumahan Permata Puri Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang” telah dipertahankan di depan
sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada tanggal ….. bulan ….. tahun …..
Oleh
Nama : Ummu Salamah
NIM : 5101415037
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan
Panitia:
Ketua Sekretaris
Aris Widodo, S.Pd., M.T. Ir. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T., IPP.
NIP.197102071999031001 NIP.
Penguji 1 Penguji 2 Pembimbing
Drs. Tugino, M.T. Drs. Bambang Sugiyarto Aris Widodo, S.Pd., M.T.
NIP.196004121988031001 NIP.196406011991021001 NIP.197102071999031001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Dr. Nur Qudus, M.T.
NIP.196911301994031001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Semarang, Agustus 2019
Yang membuat pernyataan,
Ummu Salamah
NIM.5101415037
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“….. Sesunguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah,
Tuhan Semesta Alam.” (Q.S. Al-An’am:162)
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu,…..” (Q.S. At-Taubah:105)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Alhamdulillah, skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Abi Drs. Slamet Mugiono dan Umi Tunjiah, S.H., yang sudah mendidik
dengan pendidikan terbaik, selalu mendoakanku siang-malam, tak henti
memberi motivasi dan semangat, dan selalu menjadi yang pertama dalam
segala hal. Terima kasih.
2. Kakak-kakakku tercinta: Mbak Bitoh, Mas Hasan, dan Mas Husain. Terima
kasih sudah mau direpotin sejak menjadi mahasiswa baru dulu.
3. Adik-adikku tercinta: Hudzaifah, Balqis, Rumaisha, Usamah, Ukasyah,
yang masing-masing sedang menuntut ilmu di kota lain.
4. Calon pendamping hidup yang masih sama-sama berjuang.
5. Penduduk Permata Puri, termasuk seluruh Pak RW dan Pak RT. Terima
kasih banyak bantuan dan kesediaannya di sela aktivitas yang padat.
6. Almamater PTB UNNES.
7. Organisasi-organisasi yang menjadi tempat menempa diri: BEM FT
UNNES 2016, UKM Penelitian UNNES 2016, DPM KM UNNES 2017,
Ristek FT UNNES, dan KAMMI FATAHILLAH.
8. Pembaca sekalian.
vi
ABSTRAK
Ummu Salamah, 2018. Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Pendapat Masyarakat
tentang Pelayanan PDAM Tirta Moedal di Perumahan Permata Puri Kecamatan
Ngaliyan Kota Semarang. Pembimbing Aris Widodo, S.Pd., M.T. Program Studi
Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang.
Jumlah penduduk yang makin meningkat di perumahan Permata Puri
membuat kebutuhan air bersih juga meningkat tiap tahun. Layanan air bersih dari
PDAM Tirta Moedal harus terpenuhi secara kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan
aspek teknis lainnya. Maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk: (1) mengetahui
kebutuhan air bersih di Permata Puri tahun 2018, (2) mengetahui total kebutuhan
air bersih di Permata Puri tahun 2028, serta (3) untuk mengetahui pendapat
masyarakat Permata Puri terkait pelayanan dari PDAM.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
penelitian kuantitif. Untuk mendapatkan data primer di perumahan Permata Puri
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan angket. Sedangkan untuk data
sekunder dari PDAM menggunakan teknik observasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa: (1) kebutuhan air bersih di Permata
Puri tahun 2018 adalah sebesar 128 L/O/H yang artinya penduduk Permata Puri
termasuk hemat dalam menggunakan air, (2) kebutuhan air bersih di tahun 2028
dengan target cakupan pelayanan 90% adalah 9,04 l/dt atau 187,4 L/O/H, (3)
menurut pendapat masyarakat, air yang diterima hanya memenuhi 45% standar
kualitas air bersih , kuantitas air layanan sudah mencapai 72% untuk musim
penghujan namun hanya bisa mencukupi 44% di musim kemarau, kontinuitas air
yang mengalir belum bisa 24 jam dalam sehari, dan kepuasan pelanggan terhadap
pelayan PDAM jika ditinjau dari aspek teknis hanya mencapai 42% dari 100%
layanan.
Kata Kunci: Pertumbuhan penduduk, kebutuhan air bersih, pelayanan PDAM.
vii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Pendapat Masyarakat tentang
Pelayanan PDAM Tirta Moedal di Perumahan Permata Puri Kecamatan Ngaliyan
Kota Semarang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Semarang. Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaatnya di yaumil
akhir nanti, Aamiin.
Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di
Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T., IPM., Dekan Fakultas Teknik, atas fasilitas yang
disediakan bagi mahasiswa.
3. Aris Widodo, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil sekaligus
Koordinator Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan serta
Pembimbing yang penuh perhatian dan atas perkenaan memberi bimbingan
dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai kemudahan menunjukkan
sumber-sumber yang relevan dengan penulisan karya ini.
4. Drs. Tugino, M.T., Penguji I yang telah memberi masukan yang sangat
berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,
menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.
5. Drs. Bambang Sugiyarto, M.T., Penguji II yang telah memberi masukan
yang sangat berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar,
tanggapan, sehingga menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.
6. Semua dosen Jurusan Teknik Sipil FT UNNES yang telah memberi bekal
pengetahuan yang berharga.
7. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat untuk pelaksanaan
pembelajaran baik di jurusan Teknik Sipil maupun di SMK.
Semarang, Agustus 2019
Penulis.
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 8
2.1 Pengertian Air ................................................................................................ 8
2.2 Sistem Distribusi dan Pengaliran Air Bersih ............................................... 11
2.3 Kebutuhan Air Bersih .................................................................................. 12
2.4 Pelayanan Air Bersih ................................................................................... 21
2.5 Pertumbuhan Penduduk ............................................................................... 23
2.6 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 24
ix
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 25
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 25
3.2 Desain Penelitian ......................................................................................... 26
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 27
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 30
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 30
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 35
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................. 35
4.2 Analisis Data ............................................................................................... 38
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 65
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 84
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 84
5.2 Saran ............................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 86
LAMPIRAN ........................................................................................................... 87
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pemakaian Air sesuai Kategori Kota ..................................................... 18
Tabel 2.2 Pemakaian Air berdasarkan Jumlah Penduduk ...................................... 18
Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian ...................................................................... 27
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ....................................................................... 29
Tabel 4.1 Sumber Produksi Air PDAM ................................................................. 35
Tabel 4.2 Jumlah Produksi Air PDAM .................................................................. 36
Tabel 4.3 Total Produksi Sumur Artetis W1-W9 2018.......................................... 36
Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Semarang ....................................... 37
Tabel 4.5 Data Penduduk Permata Puri 2018 ........................................................ 38
Tabel 4.6 Konsumsi Kebutuhan Air Bersih Permata Puri 2018 ............................ 39
Tabel 4.7 Konsumsi Air Bersih Permata Puri 2018 ............................................... 40
Tabel 4.8 Jumlah Penduduk Permata Puri 2014-2018 ........................................... 41
Tabel 4.9 Prediksi Kebutuhan Air Bersih di Permata Puri 2019-2028 .................. 44
Tabel 4.10 Warna Air Layanan .............................................................................. 45
Tabel 4.11 Kekeruhan Air Layanan ....................................................................... 46
Tabel 4.12 Bau Air Layanan .................................................................................. 47
Tabel 4.13 Kebersihan/Kejernihan Air Layanan ................................................... 49
Tabel 4.14 Kandungan Air Layanan ...................................................................... 50
Tabel 4.15 Kelayakan Air Layanan ....................................................................... 51
Tabel 4.16 Kecukupan Air Layanan ...................................................................... 53
Tabel 4.17 Tekanan Air Layanan ........................................................................... 54
Tabel 4.18 Kesesuaian Air Layanan ...................................................................... 55
Tabel 4.19 Kontinuitas Air Layanan ...................................................................... 56
Tabel 4.20 Kelayakan Konsumsi Air Layanan ...................................................... 59
xi
Tabel 4.21 Kecepatan Respon Pengaduan ............................................................. 60
Tabel 4.22 Keahlian Pegawai ................................................................................. 61
Tabel 4.23 Tingkat Pengecekan Air ....................................................................... 62
Tabel 4.24 Tingkat Pelayanan PDAM ................................................................... 63
Tabel 4.25 Kepuasan Pelanggan pada PDAM ....................................................... 64
Tabel 4.26 Angket I nomor 12 ............................................................................... 70
Tabel 4.27 Kontinuitas Air Layanan ...................................................................... 70
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Wilayah Perumahan Permata Puri...................................................... 25
Gambar 3.2 Alur Penelitian.................................................................................... 26
Gambar 4.1 Diagram Warna Air Layanan ............................................................. 46
Gambar 4.2 Diagram Kekeruhan Air Layanan ...................................................... 47
Gambar 4.3 Diagram Bau Air Layanan ................................................................. 48
Gambar 4.4. Diagram Kebersihan/Kejernihan Air Layanan .................................. 49
Gambar 4.5 Diagram Kandungan Lumpur/Tanah ................................................. 50
Gambar 4.6 Diagram Kandungan Rasa .................................................................. 51
Gambar 4.7 Diagram Kelayakan Masak dan Minum............................................. 52
Gambar 4.8 Diagram Kecukupan Air Layanan...................................................... 53
Gambar 4.9 Diagram Tekanan Air Layanan .......................................................... 54
Gambar 4.10 Diagram Kesesuaian Debit Air Layanan .......................................... 55
Gambar 4.11 Diagram Kesesuaian Jumlah Pembayaran Air Layanan .................. 56
Gambar 4.12 Diagram Tingkat Aliran Air Layanan di Hari Biasa ........................ 58
Gambar 4.13 Diagram Tingkat Aliran Air Layanan di Hari Kerja ........................ 58
Gambar 4.14 Diagram Tingkat Aliran Air Layanan di Hari Libur ........................ 59
Gambar 4.15 Diagram Kelayakan Air Layanan ..................................................... 60
Gambar 4.16 Diagram Kecepatan Respon Pengaduan .......................................... 61
Gambar 4.17 Diagram Keahlian Pegawai PDAM ................................................. 62
Gambar 4.18 Diagram Pengecekan Air Secara Rutin ........................................... 63
Gambar 4.19 Diagram Tingkat Pelayanan PDAM ............................................... 64
Gambar 4.20 Diagram Kepuasan Pelayanan ......................................................... 65
Gambar 4.21 Diagram Lama Menempati Permata Puri ........................................ 66
Gambar 4.22 Diagram Tipe Rumah di Permata Puri ............................................ 66
xiii
Gambar 4.23 Diagram Pekerjaan Penduduk Permata Puri ................................... 67
Gambar 4.24 Diagram Penghasilan Penduduk Permata Puri ................................ 67
Gambar 4.25 Diagram Sumber Air untuk MCK ................................................... 68
Gambar 4.26 Diagram Sumber Air untuk Minum dan Memasak ......................... 69
Gambar 4.27 Grafik Prediksi Jumlah Penduduk di Permata Puri ......................... 72
Gambar 4.28 Grafik Prediksi Kebutuhan Air ....................................................... 73
Gambar 4.29 Grafik Peningkatan Kebutuhan Air Bersih (l/dt) ............................ 74
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Penelitian .............................................................................. 87
Lampiran 2. Jawaban Angket I .............................................................................. 97
Lampiran 3. Jawaban Angket II ........................................................................... 100
Lampiran 4.Konsumsi Air PDAM ....................................................................... 103
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian......................................................................... 104
Lampiran 6. Surat Balasan Penelitian ...................................................................... 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia melalui www.bps.go.id, Indonesia
dengan jumlah penduduk terakhir di tahun 2018 adalah 266.927.712 jiwa
menjadikan Negara dengan penduduk terbanyak di dunia setelah China, India,
dan Amerika Serikat. Di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang, berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik Kota Semarang pada Juni 2018 memiliki
1.815.729 jiwa dengan kepadatan penduduk sejumlah 4859 jiwa/ km2. Hal ini
menunjukkan bahwa betapa padatnya kota Semarang yang hanya memiliki luas
373,7 km2. Adanya pertumbuhan penduduk berpengaruh pada meningkatnya
jumlah penduduk, kemudian akan berpengaruh pada sektor-sektor lain seperti
industri, pertanian, perikanan, peternakan, pemukiman, dan lain sebagainya.
Sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang membutuhkan air bersih dalam
pengelolaan dan keberjalanan aktivitas di dalamnya.
Air bersih sendiri merupakan suatu kebutuhan yang amat vital bagi
kehidupan manusia sehari-hari, baik di musim kemarau maupun di musim
penghujan. Dalam kurun waktu 24 jam, manusia tidak bisa lepas dari air bersih,
baik kebutuhan untuk pemenuhan kegiatan rumah tangga, seperti: mandi,
mencuci, ibadah, memasak, minum, menyiram tanaman; maupun kebutuhan
untuk kegiatan perkantoran, industri, pertanian, transportasi, serta kebutuhan
untuk fasilitas umum.
2
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti, pengelola
dan penyedia air bersih di Kota Semarang dilakukan oleh pemerintah daerah
Kota Semarang melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal.
Menurut UU nomor 5 tahun 1962, PDAM adalah sebagai kesatuan usaha milik
Pemerintah Daerah yang memberikan jasa pelayanan dan menyelenggarakan
kemanfaatan untuk mencukupi kebutuhan air bersih layak konsumsi. Selama ini,
sumber air yang digunakan oleh PDAM Tirta Moedal adalah dari Instalasi
Pengolahan Air, mata air, dan sumur artetis yang kemudian disalurkan melalui
perpipaan ke seluruh bagian kota Semarang, yakni cabang Timur, Selatan, Barat,
Utara, dan cabang Tengah.
Dalam melayani 16 kecamatan yang ada di kota Semarang, tak sedikit
keluhan dari konsumen yang diterima oleh PDAM Tirta Moedal. Berdasarkan
dari situs media sosial facebook dan twitter yang telah peneliti amati di akun
‘PDAM Tirta Moedal Semarang’, beberapa macam keluhannya di sepanjang
tahun 2018 adalah terkait air yang sering mati, mengalir hanya di waktu-waktu
tertentu, sering terjadi kebocoran pipa, dan pelayanan yang kurang baik. Masalah
dan keluhan tersebut tentu diperhatikan dan dicarikan solusi oleh pihak PDAM.
Tapi kemudian yang menjadi pertanyaan adalah jika tahun 2018 di Kota
Semarang dengan jumlah penduduk sekitar 1,8 juta jiwa telah banyak
permasalahan dalam pelayanan dan persediaan air bersih, lalu bagaimana dengan
lima, sepuluh, atau puluhan tahun ke depan? Masihkah air bersih mudah
didapatkan oleh seluruh masyarakat Semarang dengan pertumbuhan penduduk
dan perindustrian serta perekonomian yang juga berkembang?
3
Berangkat dari permasalahan di atas, peneliti bermaksud melaksanakan
penelitian dengan memilih Perumahan Permata Puri yang terletak di Kelurahan
Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, sebagai lokasi penelitian.
Adapun alasannya adalah karena terletak di Ngaliyan yang merupakan daerah
berkembang, baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun
perindustrian. Selain itu, di Ngaliyan juga padat akan penduduk sehingga banyak
didirikan perumahan yang bersaing dengan Permata Puri.
Perumahan Permata Puri yang dihuni oleh 1339 Kepala Keluarga (KK)
merupakan perumahan untuk kalangan menengah ke atas yang sangat nyaman
dan asri. Ada beberapa jenis tipe rumah yang dihuni, mulai dari tipe 21 sampai
90 atau lebih. Beberapa fasilitas di dalam perumahan antara lain ada perkantoran,
tempat belanja, masjid yang luas, sekolah, dan lapangan olahraga. Adapun
zonasi perumahannya berdasarkan Rukun Warga (RW) dan cluster yang tiap
cluster-nya dijaga oleh 1 satpam selama 24 jam.
Berdasarkan observasi pertama yang telah dilakukan peneliti, meskipun
Permata Puri memiliki ribuan unit rumah, namun tidak 100% penghuni
menggunakan air bersih dari PDAM. Pada awalnya, sumber air bersih untuk
seluruh rumah di Permata Puri berasal dari PDAM. Seiring berjalannya waktu,
dengan bertambahnya jumlah penduduk baik di Ngaliyan maupun di Permata
Puri sendiri, lalu banyak berdiri perindustrian di Ngaliyan, maka air bersih tak
sampai pada seluruh rumah di Permata Puri. Ataupun jika mengalir, hanya
sedikit, jarang, dan harus bergilir. Secara kualitas pun masih kurang, yakni air
yang mengalir berwarna kecokelatan yang bercampur dengan pasir atau tanah.
4
Adanya keterhambatan tersebut tentu mengganggu kelancaran dalam
keberjalanan aktivitas sehari-hari penghuni Permata Puri. Oleh karena itu, pada
akhirnya beberapa Rukun Tetangga (RT) lebih memilih membuat sumur artetis
umum. Adapula yang menggunakan double sumber air bersih, yakni dari PDAM
dan sumur artetis.
Permasalahan akan air bersih yang terjadi di Permata Puri kemungkinan
terjadi pula di perumahan-perumahan lainnya, baik di Semarang cabang Barat,
Timur, Selatan, Utara, dan Tengah. Sebab jumlah penduduk makin meningkat
tiap tahunnya, pembangunan perumahan dan apartemen pula bertambah,
perindustrian dan perekonomian makin berkembang, maka kebutuhan akan air
bersih pun meningkat. Hal ini harus sejalan dengan pelayanan dan ketersediaan
air bersih yang diolah oleh pemerintah Kota Semarang dalam hal ini dilimpahkan
kepada PDAM Tirta Moedal. Maka, PDAM Tirta Moedal perlu mengkaji
kembali kebutuhan dan pelayanan air bersih untuk wilayah Semarang agar
kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi untuk sekarang dan masa
mendatang.
Berangkat dari permasalahan-permasalahan di atas, dalam penelitian ini
peneliti mengambil judul: “Analisis Kebutuhan Air Bersih dan Pendapat
Masyarakat tentang Pelayanan Air Bersih PDAM Tirta Moedal di
Perumahan Permata Puri Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”.
5
1.2 Identifikasi Masalah
1. Pertumbuhan jumlah penduduk dan pelanggan PDAM di Permata Puri.
2. Perkembangan pembangunan apartemen Payon Amartha.
3. Pemenuhan kebutuhan air oleh PDAM Tirta Moedal.
4. Permasalahan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air bersih serta aspek
teknis lainnya.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah hanya hunian yang sudah
berpenghuni yang ada di perumahan Permata Puri.
2. Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu kebutuhan bersih di Perumahan
Permata Puri.
3. Kebutuhan air bersih berdasarkan data PDAM untuk tahun 2018
4. Perhitungan perkiraan jumlah kebutuhan air bersih di Perumahan Permata
Puri sampai dengan tahun 2028.
5. Pendapat masyarakat terkait pelayanan air bersih berupa aspek operasional
meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan aspek teknis lainnya.
1.4 Rumusan Masalah
1. Berapa besar kebutuhan air bersih di Perumahan Permata Puri pada tahun
2018?
2. Berapa besar prediksi total kebutuhan air bersih di Perumahan Permata Puri
sampai tahun 2028?
3. Bagaimana pendapat masyarakat Permata Puri terkait pelayanan air bersih
ditinjau dari aspek operasional?
6
1.5 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui besar kebutuhan air bersih di Perumahan Permata Puri pada
tahun 2018.
2. Mengetahui prediksi total kebutuhan air bersih di Perumahan Permata Puri
sampai tahun 2028.
3. Mengetahui pendapat masyarakat Permata Puri terkait pelayanan air bersih
ditinjau dari aspek operasional.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan baru, dapat menerapkan ilmu-ilmu yang
telah didapatkan selama duduk di bangku perkuliahan di Jurusan Teknik Sipil
UNNES, serta dapat membandingkan hasil penelitian sekarang dengan
penelitian sebelumnya.
b. Bagi Masyarakat
Dapat memberi manfaat dan informasi terkait kebutuhan air bersih di masa
mendatang.
c. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan informasi kepada
mahasiswa lainnya tentang Analisis Infrastruktur pada suatu kawasan khususnya
mengenai air bersih.
7
d. Bagi Dosen
Dapat menambah materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh dosen
di kegiatan perkuliahan.
e. Bagi Jurusan Teknik Sipil
Dapat bermanfaat sebagai referensi materi tambahan di Jurusan Teknik Sipil
UNNES.
f. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk
mengambil langkah-langkah terbaik yang dapat digunakan untuk menghadapi
permasalahan sumber daya air yang terjadi.
1.6.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
terkait. Sebagai masukan kepada Pemerintah Kota Semarang khususnya bagian
PDAM Tirta Moedal dalam pengambilan keputusan dalam mengelola air bersih
untuk sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu untuk menambah
wawasan bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti tentang air bersih
PDAM di perumahan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Air
2.1.1 Pengertian Air Bersih dan Air Minum
Dalam Ketentuan Umum Peraturan Kementrian Kesehatan (Permenkes) No.
416/Menkes/PER/IX/1990 dijelaskan bahwa air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah
dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan
yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas
fisik, kimia, biologis, dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping.
Pengertian air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat
kesehatan yang dapat diminum. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari
penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika
melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas air minum
adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan
pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial ekonomi, target atau tingkat
kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia.
Berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010, yang membedakan
kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik,
kimia, biologis, dan radiologis maksimum yang diperbolehkan.
9
2.1.2 Sumber Air
Menurut Sutrisno (dalam Asmadi et al, 2011) sumber air merupakan salah
satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyedia air bersih, karena
tanpa sumber air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi.
Macam-macam sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air minum
dan air bersih adalah sebagai berikut:
a. Air Laut
Mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl sebanyak 3%
sehingga tidak memenuhi syarat untuk diminum.
b. Air Atmosfer (Air Hujan)
Air hujan bisa dijadikan air minum, namun tidak saat air tersebut baru turun
karena masih banyak mengandung kotoran. Sifat air hujan adalah agresif pada
pipa-pipa penyalur dan bak penampungan, sehingga cepat terjadi korosi atau
karat. Selain itu, air hujan juga bersifat lunak sehingga mempercepat (boros)
dalam pemakaian sabun.
c. Air Permukaan
Air hujan yang mengalir di permukaan bumi disebut air permukaan. Selama
pengalirannya, air ini bisa mendapat banyak kotoran seperti lumpur, daun,
batang-batang kayu, limbah industri, dan lainnya.
Air sungai dan air rawa adalah macam dari air permukaan. Air sungai pada
umumnya memiliki derajat pengotoran yang tinggi sehingga tidak bisa langsung
digunakan sebagai air bersih apalagi air minum, melainkan harus ada pengolahan
yang sempurna dahulu. Sedangkan air rawa bisa digunakan untuk air bersih di
10
kedalaman tertentu dan di tengah-tengah rawa, karena banyak mengandung zat-
zat organik yang telah membusuk.
d. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah di dalam zona
jenuh di mana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan
atmosfer. Air tanah terbagi atas air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah
dangkal, terjadi karena adanya daya proses peresapan air dari permukaan tanah.
Air tanah dangkal ini pada kedalaman 15,0 m2 sebagai sumur air minum, air
dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agar baik, segi kuantitas kurang cukup dan
tergantung pada musim. Air tanah dalam, terdapat setelah lapis rapat air yang
pertama. Pengambilan air tanah dalam tidak semudah air tanah dangkal karena
harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamannya sehingga dalam suatu
kedalaman biasanya antara 100-300 m2.
Air tanah terutama berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan
tanah/bumi dan sebagian besar meresap ke dalam tanah dan mengisi rongga-
rongga atau pori-pori di dalam tanah. Kandungan air tanah di dalam tanah
tergantung dari struktur tanahnya, apakah tanah yang rembes air atau
mempunyai lapisan air yang kedap air.
e. Mata Air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dengan
hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitas atau kuantitasnya
sama dengan air dalam. Berdasarkan cara keluarnya, mata air di sebut rembesan
11
jika air keluar dari lereng-lereng, dan disebut umbul jika air keluar ke permukaan
pada suatu dataran.
2.2 Sistem Distribusi dan Pengaliran Air Bersih
Menurut Tri Joko (2009), sistem distribusi adalah sistem yang langsung
berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok
mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan.
Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran
kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan, dan reservoir distribusi. Sistem
distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang
membawa air yang telah diolah dari instalasai pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran, dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem
ini adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang
digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
menentukan banyak air yang digunakan dan keran kebakaran.
Menurut Howard, S.P., et al ( dalam Tri Joko, 2009) sistem pengaliran yang
dipakai dalam pendistribusian air adalah sebagai berikut:
a. Cara Gravitasi, digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga
tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
b. Cara pemompaan, digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke
konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau
12
instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan yang cukup.
c. Cara Gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi pada kondisi darurat,
misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama
periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam
reservoir distribusi yang digunakan sebagai cadangan air selama periode
pemakaian tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat
dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
2.3 Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak,
menyiram tanaman, dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan
hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas
(Asmadi et al, 2011).
2.3.1 Standar Kuantitas dan Kualitas Air Bersih
a. Segi Kuantitas
Kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu
disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air
yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari. Ditinjau dari segi
kuantitasnya, kebutuhan air bersih domestik menurut Departemen Kesehatan
(DepKes) adalah sebagai berikut:
13
1. Kebutuhan air untuk minum 2 liter/orang/hari.
2. Kebutuhan air untuk mandi, kakus sebanyak 20 liter/orang/hari.
3. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian 13 liter/orang/hari.
4. Kebutuhan air untuk wudhu 15 liter/orang/hari.
5. Kebutuhan air untuk menyiram tanaman 11 liter/hari.
6. Kebutuhan air untuk mencuci kendaraan 22,5 liter.
7. Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan,
selain pemakaian air harian yang tidak tetap, banyak keperluan air bagi tiap
orang atau setiap rumah tangga itu masih tergantung dari beberapa faktor,
seperti iklim, kebiasaan hidup, dan keadaan sosial ekonomi.
b. Segi Kualitas
Kualitas air tanah dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1. Iklim, meliputi curah hujan dan temperatur. Semakin rendah temperatur
maka gas yang tertinggal sebagai larutan semakin banyak. Curah hujan yang
jatuh ke permukaan tanah akan melarutkan unsur-unsur kimia antara lain,
oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan unsur lainnya.
2. Litologi, yaitu jenis tanah dan batuan dimana air akan melarutkan unsur-
unsur padat dalam batuan tersebut.
3. Waktu, yaitu semakin lama air tanah itu tinggal di suatu tempat akan
semaikin banyak unsur yang terlarut.
14
4. Aktivitas manusia, yaitu kepadatan penduduk berpengaruhh negatif
terhadap air tanah apabila kegiatannya tidak memperhatikan lingkuangan
seperti permbuangan sampah dan kotoran manusia (Suparmin dalam
Asmadi et al, 2011 : 24-25).
Adapun kualitas air yang baik menurut Asmadi et al (2011) adalah sebagai
berikut:
1. Secara Fisik: tidak berasa, tidak berbau, tidak keruh, dan mengandung zat
padat terlarut sesuai standar.
2. Secara Kimia
a. pH (derajat keasaman)
Pada umumnya, keasaman air disebabkan oleh gas Oksida yang larut
dalam air. pH yang baik adalah 6,5 < x > 9,2.
b. Kesadahan
Kesadahan ada dua macam, yaitu kesadahan sementara yang diakibatkan
oleh keberadaan kalium dan magnesium, dan kesadahan permanen yang
disebabkan oleh sulfat dan karbonat, klorida dan nitrat dari magnesium dan
kalsium disamping besi dan aluminum.
c. Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada
bahan yang terbuat dari metal. Batas maksimal yang terkandung didalam
air adalah 0,3 mg/l (Permenkes 492/2010)
d. Alumunium
15
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Permenkes No.
492/2010 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak alumunium
menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
e. Zat Organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara
makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup
di perairan.
f. Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air disebabkan sistem
penanganan dan pengolahan air bekas yang dapat mengakibatkan kerak air
yang keras pada alat merebus air selain mengakibatkan bau dan korosi
pada pipa. Batas maksimum kandungan sulfat yang diperbolehkan adalah
250 mg/l.
g. Nitrat dan Nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman.
Jika mengkonsumsi nitrat dan nitrit yang besar akan menghalang
perjalanan oksigen di dalam tubuh.
h. Klorida
16
Klorida dalam jumlah yang kecil dan konsentrasi yang layak dibutuhkan
oleh tubuh manusia. Namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan
ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
i. Zink atan Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. Jika
berlebihan menimbulkan rasa pahit, sepet, dan mual.
3. Secara Biologis
a. Bakteri Colli
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen)
dan sama sekali tidak boleh mengandung bakteri colli melebihi batas-batas
yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100ml air.
b. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik yang tedapat dalam air (Nurdjianto, 2001:15). Berdasarkan
Permenkes RI No. 492/2010. Mengenai baku mutu air golongan B
maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l, apabia nilai COD melebihi
batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
c. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk
memecah bahan-bahan buangan dalam air (Nurdjianto, 2001:15). Makin
rendah BOD maka kualitas air minum tersebut makin baik. Sedangkan
kandungan BOD menurut Permenkes RI No 492/2010 mengenai baku
17
mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6
mg/l.
2.3.2 Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik di Perkotaan
Besarnya kebutuhan air dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk, baik positif maupun negatif, akan berpengaruh pada
banyaknya air yang dibutuhkan, baik untuk beraktivitas ataupun usaha. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan penduduk tidak hanya berpengaruh pada kebutuhan
rumah tangga (domestik) saja, tetapi berpengaruh pada sektor usaha yang
membutuhkan air seperti sektor industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan
lainnya.
a. Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air domestik atau rumah tangga yaitu air yang digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan rumah tangga meliputi semua kebutuhan air untuk
keperluan penghuni, yakni kebutuhan air untuk memasak, toilet, mencuci
pakaian, mencuci piring, membersihkan rumah, mandi, mencuci kendaraan, dan
menyiram pekarangan. Kebutuhan air tiap sambungan rumah berbeda-beda,
dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga, luas rumah dan halaman, banyaknya
kendaraan yang dimiliki, dan aktivitas harian di rumah tersebut.
Tabel 2.1 Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga sesuai Kategori Kota
18
No Kategori Kota Jumlah Penduduk (jiwa)
Kebutuhan
air bersih
(L/H/O)
1 Semi Urban (Ibu Kota
Kecamatan/desa) 3.000 - 20.000 60 - 90
2 Kota Kecil 20.000 - 100.000 90 - 110
3 Kota Sedang 100.000 - 500.000 110 - 125
4 Kota Besar 500.000 - 1.000.000 120 - 150
5 Kota Metropolitan >1.000.000 150 - 200
Sumber: SNI 6728.1:2015 Sumber Daya Air, 2015
b. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan oleh
berbagai fasilitas penunjang kegiatan di masyarakat, seperti fasilitas pendidikan,
peribadatan, kesehatan, umum dan rekreasi, olahraga, kegiatan perdagangan dan
jasa, kegiatan industri, irigasi pertanian, perikanan, peternakan, dan lain
sebagainya.
Sedangkan tingkat pemakaian air baik domestik maupun non domestik
berdasarkan jumlah penduduk, bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 Tingkat Pemakaian Air berdasarkan Jumlah Penduduk
No Jumlah Penduduk Domestik
(1/kapita/hr)
Non
Domestik
(1/kapita/hr)
Kehilangan
Air
1 >1.000.000 150 60 50
2 500.000 - 1.000.000 135 40 45
3 100.000 - 500.000 120 30 40
4 20.000 - 100.000 105 20 30
5 <20.000 82,5 10 24
Sumber: Puslitbang PDAM Tirta Moedal 2018
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemakaian air antara lain:
19
a. Iklim
Kebutuhan air pada iklim yang hangat dan kering lebih besar daripada iklim
yang lembab. Pada iklim dingin, air mungkin diboroskan di kran-kran untuk
mencegah bekunya pipa.
b. Ciri-ciri penduduk
Pemakaian per kapita di daerah miskin jauh lebih rendah daripada di daerah
kaya.
c. Masalah lingkungan hidup
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap berlebihnya pemakaian sumber
daya telah menyebabkan berkembangnya alat-alat yang dapat digunakan
untuk mengurangi jumlah pemakaian air di daerah pemukiman.
d. Faktor sosial ekonomi
Penggunaan air per kapita pada kelompok masyarakat yang mempunyai
jaringan limbah cenderung untuk lebih tinggi di kota besar daripada kota
kecil.
Semakin tinggi penghasilan suatu keluarga, maka kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan air semakin besar. Sebaliknya, golongan ekonomi
lemah akan menggunakan uangnya untuk kebutuhan yang lebih pokok.
e. Faktor teknis
Yaitu keadaan sistem, tekanan, harga, dan pemakaian meter air, yang
berpengaruh pada bekerjanya meter air dengan baik pada sambungan rumah.
f. Usia pengguna
20
Usia pengguna sangat menentukan jumlah dan kebutuhan air. Pemakaian air
oleh bayi, dewasa, dan usia lanjut tentu berbeda.
g. Agama, budaya, dan adat istiadat/kebiasaan
Agama berpengaruh pada pemakaian air. Misalnya, Indonesia yang mayoritas
penduduknya adalah muslim akan membutuhkan air lebih banyak untuk
wudhu dan bersuci. Hal ini tidak terjadi di Negara-negara lain.
Di kota-kota besar di Negara maju, sudah menjadi budaya yntuk buang air di
kloset atau union yang membutuhkan air sekitar 10 liter. Berbeda dengan di
daerah pedesaan yang masih menggunakan sungai atau WC sederhana untuk
buang air.
h. Ketersediaan air
Ketersediaan air mencakup kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Jika air yang
tersedia tidak banyak, tidak bagus, dan mengalir kurang lancar, maka orang
akan lebih hemat dan bijaksana dalam menggunakan air.
i. Tingkat kesadaran masyarakat
Semakin tinggi tingkat kesadaran maka semakin tinggi pula kebutuhan air
bersih. Misalnya, mereka akan mencuci alat masak dengan baik, mandi lebih
sering, sehingga membutuhkan lebih banyak air.
j. Usaha atau industri rumah tangga
Keberadaan usaha rumah tangga sedikit banyak berpengaruh pada kebutuhan
air. Daerah dengan populasi yang padat dan usaha penjualan bahan makanan
akan membutuhkan air yang secara signifikan lebih tinggi.
2.4 Pelayanan Air Bersih
21
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/2003 menyatakan bahwa pelayanan publik adalah segala segala
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan air bersih erat dengan institusi pengelolaan air bersih, cakupan
wilayah, pelayanan, jumlah dan klasifikasi pelanggan, kontinuitas, kuantitas,
dan kualitas aliran, penentuan tarif atas air, kebocoran serta kemauan dari
pelanggan untuk membayar kenaikan tarif atas pelayanan yang lebih baik.
2.4.1 Institusi Pengelola Air Bersih
Agar pengelolaan air bersih dapat terjamin maka diperlukan suatu
manajemen yang sistematis melalui suatu badan atau lembaga pengelolaan air
bersih. Pada saat ini jumlah PDAM sebagai perusahaan daerah sekitar 300 buah
di seluruh Indonesia. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) dalam Suharyanto, dkk (2002), pada saat ini institusi PDAM secara
rata-rata nasional mempunyai kinerja yang belum memenuhi harapan, seperti
tingkat pelayanan yang rendah yaitu 17% dari total jumlah penduduk yang ada,
kehilangan air yang tinggi berkisar 41% dan konsumsi air yang rendah rata-rata
14 m3/sambungan/bulan, harga air belum memadai serta kesediaan sumber daya
manusia yang masih kurang.
2.4.2 Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas Pelayanan
22
Pelayanan yang ideal adalah adanya pelayanan untuk pemakai air selama 24
jam. Menurut Twort et al (2003), beberapa Negara di asia seperti India sangat
jarang pelayanan air bersih bisa dilakukan selama 24 jam. Hal ini didukung
survei yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) yang menunjukkan
40% dari 50 kota-kota di kawasan Asia tidak dapat memberikan suplai air bersih
selama 24 jam dan sekitar 2/3 dari kebutuhan air masyarakat pemenuhannya
dilakukan melalui kran umum. Adanya ketimpangan mengenai kebutuhan yang
terus meningkat sementara pengembangan sumber baru yang terbatas
menyebabkan pelayanan yang diberikan kepada konsumen menjadi terbatas.
Kuantitas merupakan ketersediaan air yang akan didistribusikan kepada
konsumen atau pelanggan. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan jumlah air yang
semakin besar.
Dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 tahun 2001 dapat dilihat bahwa
pemilahan air menjadi beberapa golongan yang mengacu pada standar World
Health Organisation (WHO). Dalam standar ini mempertimbangkan standar
kesehatan air dilihat dari faktor fisika (warna, bau, temperatur, kekeruhan),
faktor kimia (zat-zat kimia berbahaya), dan faktor bakteriologi (seperti bakteri
Ecolli).
2.4.3 Kebocoran Pipa
23
Sampai saat ini kebocoran pipa merupakan komponen mayor dari
kebutuhan air. Di Negara berkembang seperti Indonesia, kebocoran pipa bisa
mencapai lebih dari 50% dari suplai yang ada (Kodoatie & Syarif dalam
Suryatmadja et al, 2015). Kebocoran air dapat didefinisikan sebagai perbedaan
antara jumlah air yang diproduksi oleh produsen air dan jumlah yang terjual
kepada konsumen sesuai dengan yang tercatat di meter-meter air pelanggan. Ada
2 jenis kehilangan air pada sistem suplesi air bersih, yaitu : kebocoran fisik dan
kebocoran administrasi.
2.5 Pertumbuhan Penduduk
Menurut id.wikipedia.org, pertambahan penduduk adalah perubahan
populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah
individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk
pengukuran. Sebutan pertambahan penduduk merujuk pada semua spesies, tetapi
selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk
sebutan demografi nilai pertambahan penduduk, dan digunakan untuk merujuk
pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dampak dari pertumbuhan penduduk diantaranya adalah pencemaran
lingkungan, penyakit, kelaparan, kesehatan, pendidikan, perumahan,
pendapatan, urbanisasi, sengketa politik, kemiskinan pengangguran,
kesejahteraan, dan air. Permasalahan itu saling terkait bila laju pertumbuhan
penduduk tidak ditekan.
2.6 Kerangka Berpikir
24
Salah satu dampak dari pertumbuhan penduduk adalah meningkatnya
kebutuhan dan ketersediaan air bersih. Di Perumahan Permata Puri, air yang
disuplai dari PDAM tidak bisa mencakup 100% penduduknya dengan keadaan
air yang mengalir tidak dalam 24 jam atau mengalir hanya di waktu-waktu
tertentu serta kualitas air yang masih sangat kurang.
Untuk mengetahui dan menganalisis pendapat masyarakat dan kebutuhan
air bersih hingga 10 tahun mendatang maka akan mengambil data dari
masyarakat berupa data pribadi, penggunaan air, dan penilaian mereka terhadap
layanan PDAM. Sedangkan data dari PDAM berupa sumber air, produksi dan
konsumsi air, dan jumlah pelanggan.
Output yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan jumlah
kebutuhan air bersih yang cukup sesuai standar dan pelayanan prima dari PDAM
baik secara kualitas, kuantitas, dan kontinuitas di Perumahan Permata Puri
Kecamatan Ngaliyan.
84
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kebutuhan air bersih dan pendapat pelayanan
masyarakat di Perumahan Permata Puri didapat kesimpulan sebagai berikut:
a. Kebutuhan air bersih di Permata Puri berdasarkan data dari responden
adalah sebesar 14.585.824 liter per bulan atau 14.585 m3 per bulan.
Sedangkan dari data PDAM Tirta Moedal sepanjang tahun 2018 adalah
sebesar 121.842 m3 dengan konsumsi rata-rata per orang per hari sebesar
128 liter, sehingga bisa dikatakan penduduk Permata Puri termasuk hemat
dalam menggunakan air.
b. Kebutuhan air bersih di Permata Puri pada tahun 2028 dengan jumlah
penduduk 4.631 jiwa dengan target cakupan pelayanan sebesar 90% adalah
9,04 l/dt dengan kehilangan air 1,80 l/dt, kebutuhan harian maksimum 10,85
l/dt, debit di waktu puncak sebesar 14,47 l/dt dan konsumsi per orang per
hari mencapai 187,4 liter.
c. Pendapat masyarakat terkait pelayanan air bersih PDAM, meliputi: (1)
kualitas air hanya memenuhi 45% dari standar, jika ditinjau dari aspek
warna, kekeruhan, bau, kebersihan/kejernihan, kandungan lumpur/pasir,
kandungan rasa, serta tidak layak untuk langsung diminum atau dimasak,
(2) tekanan air sudah cukup besar sehingga air yang mengalir 72% cukup
untuk memenuhi kebutuhan di musim penghujan namun baru memenuhi
85
44% jika di musim kemarau, (3) aliran air di pagi hari hanya terpenuhi 26%
kelancaran air, karena menggunakan sistem bergilir dari PDAM yang hanya
mengalir di waktu sore – malam hari, (4) kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan PDAM jika ditinjau dari aspek teknis hanya mencapai 42% dari
100% standar layanan.
5.2 Saran
a. Bagi PDAM Tirta Moedal
Meskipun produksi air yang dilakukan sudah sesuai standar yang
digunakan, namun tetap harus melihat bagaimana air yang diterima
masyarakat dan menawarkan solusi. Juga perlu menganalisis kapasitas
reservoir, sumber air, agar tetap bisa melayani masyarakat hingga berpuluh
tahun mendatang dengan adanya pertumbuhan penduduk tiap tahun.
Upayakan pelayanan mencapai 100% sesuai pada RPJMN dan SDGs.
b. Bagi Masyarakat Permata Puri
Tetap pertahankan penggunaan air dengan bijak, sebab dampak baiknya
bukan hanya kita yang menerima. Banyak bersabar dalam menghadapi
kualitas, kuantitas, dan kontuniutas air yang masih kurang. Ikuti saran-saran
dari pihak PDAM.
c. Bagi Pembaca
Jika ingin melakukan penelitian sejenis, maka usahakan mendapat data
keseluruhan dari perumahan dan PDAM, agar hasilnya maksimal dan
akurat.
86
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, dkk. 2011. TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR MINUM.Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Badan Pusat Statistik Kota Semarang. KOTA SEMARANG DALAM ANGKA
2014;2015;2016;2017;2018.
Joko, Tri. 2009. UNIT AIR BAKU DALAM SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik.
PDAM Tirta Moedal Kota Semarang 2018.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air.
Kementrian PPN/Bappenas.RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
NASIONAL 2020-2024.
Sevilla, Consuelo G., dkk. 1993. PENGANTAR METODE PENELITIAN. Jakarta:
UI Press.
SNI 6728.1:2015 Sumber Daya Air.
Sugiyono. 2013. STATISTIKA UNTUK PENELITIAN. Bandung : Alfabeta.
Suryadmaja, I B, dkk. 2015. KARAKTERISTIK POLA PEMAKAIAN DAN
PELAYANAN AIR BERSIH DI WILAYAH USAHA PAM PT.
TIRTAARTHA BUANAMULIA. Jurnal Spektran 3(1):22-23.
Triatmadja, Radianta. 2014. TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM PERPIPAAN.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Twort, A. C. and Ratnayakan. 2003. WATER SUPPLY, Fifth Edition. London: IWA
Publishing.
Wijarnoko, Arif. 2011. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Bersih Unit
Kedawung PDAM Sragen. Tugas Akhir. FT Universitas Sebelas Maret.