analisis kebiasaan bekerja ilmiah ... - …lib.unnes.ac.id/19722/1/4201409014.pdf · i i . analisis...

Download ANALISIS KEBIASAAN BEKERJA ILMIAH ... - …lib.unnes.ac.id/19722/1/4201409014.pdf · i i . ANALISIS KEBIASAAN BEKERJA ILMIAH . MAHASISWA FISIKA PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH . PRAKTIKUM

If you can't read please download the document

Upload: duonghanh

Post on 07-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • i

    i

    ANALISIS KEBIASAAN BEKERJA ILMIAH

    MAHASISWA FISIKA PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH

    PRAKTIKUM FISIKA DASAR

    SKRIPSI

    disajikan sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    Program Sudi Pendidikan Fisika

    oleh

    Nasrodin

    4201409014

    JURUSAN FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2013

  • ii

    ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

    Ujian Skripsi pada :

    Hari : Rabu

    Tanggal : 13 Februari 2013

    Semarang, 13 Februari 2013

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si

    NIP. 19520613 197612 1 002 NIP. 19561029 198601 1 001

  • iii

    iii

    PENGESAHAN

    Skripsi yang berjudul

    Analisis Kebiasaan Bekerja Ilmiah Mahasiswa Fisika pada Pembelajaran

    Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar

    Disusun oleh

    Nasrodin

    4201409014

    Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Unnes pada:

    Hari : Rabu

    Tanggal : 13 Februari 2013

    Panitia

    Ketua Sekretaris

    Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dr. Khumaedi, M.Si

    NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19630610 198901 1 002

    Ketua Penguji

    Drs. Mosik, M.S

    NIP. 19580724 198303 1 001

    Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

    Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

    Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si.

    NIP. 19520613 197612 1 002 NIP. 19561029 198601 1 001

  • iv

    iv

    PERNYATAAN

    Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari

    terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi

    sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Semarang, 13 Februari 2013

    Nasrodin

    4201409014

  • v

    v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto:

    Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS Asy-Syarh [94]: 6)

    Pengalaman adalah guru yang terbaik

    Persembahan:

    Ibu dan Bapakku tercinta, terimakasih atas kasih

    sayang, limpahan doa dan pengorbanannya.

    Kakakku tersayang Bang Aris, terimakasih atas

    dukungan dan doanya.

    Musyarofah yang selalu memberi semangat untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    Sahabat-sahabatku seperjuangan (Syafii, Bayu, Imam,

    Agung, Hendra, Ruben, Tulus, Listyanto, Lucky)

    terimakasih atas persahabatan, kebersamaannya.

    Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2009.

    Teman-teman Hima Fisika 2011 dan BEM FMIPA

    2012.

    PPL and KKNs friend, Thanks for everything.

  • vi

    vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya yang

    senantiasa tercurah sehingga tersusunlah skripsi yang berjudul Analisis

    Kebiasaan Bekerja Ilmiah Mahasiswa Fisika pada Pembelajaran Mata Kuliah

    Praktikum Fisika Dasar.

    Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa

    saran, bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis

    menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri

    Semarang.

    2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam Universitas Negeri Semarang.

    3. Dr. Khumaedi, M.Si, Ketua Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu

    Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

    4. Dr. Putut Marwoto, M.S, Dosen Wali yang telah memberikan arahan dan

    dukungan dalam kegiatan akademik.

    5. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D, dosen pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan, arahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

    6. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si, dosen pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan, arahan dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

    7. Dr. Supriyadi, M.Si, Kepala Laboratorium Fisika.

    8. Natalia Erna S, S.Pd, Laboran Fisika Dasar

    9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

    membantu baik material maupun spiritual.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan

    penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada

    khususnya, lembaga, masyarakat dan pembaca pada umumnya.

    Semarang, Februari 2013

    Penulis

  • vii

    vii

    ABSTRAK

    Nasrodin. 2013. Analisis Kebiasaan Bekerja Ilmiah Mahasiswa Fisika pada

    Pembelajran Mata Kuliah Praktikum Fisika Dasar. Skripsi, Jurusan

    Fisika, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Drs. Nathan

    Hindarto, Ph. D. Pembimbing II: Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si.

    Kata kunci: Analisis, Kebiasaan, Bekerja Ilimiah, Praktikum, Fisika Dasar.

    Praktikum Fisika Dasar merupakan mata kuliah yang harus diambil oleh

    mahasiswa Fisika FMIPA Unnes. Dalam setiap kegiatan praktikum, mahasiswa

    dituntut untuk melakukan kerja ilmiah. Kerja ilmiah tersebut mencakup sikap

    ilmiah, keterampilan proses praktikum dan komunikasi ilmiah. Permasalahan

    yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkatan kebiasaan

    bekerja ilmiah mahasiswa pada Praktikum Fisika Dasar. Tujuan penelitian ini

    untuk mengetahui tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah mahasiswa fisika pada

    Praktikum Fisika Dasar. Penelitian ini dilakukan di laboratorium fisika dasar

    FMIPA Unnes menggunakan metode diskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan

    data yang digunakan adalah angket dan lembar observasi. Sampel dalam

    penelitian ini adalah mahasiswa Fisika angkatan 2012 rombel 1 Prodi Pendidikan

    Fisika dan rombel 2 Prodi Fisika.

    Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa kebiasaan bekerja ilmiah

    yang dilakukan termasuk dalam kategori baik dengan persentase akhir sebesar

    86,76%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa kemampuan praktikan untuk

    melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif saat praktikum serta

    mengomunikasikan hasil praktikum kepada orang lain sangat tinggi. Dari

    kesimpulan tersebut, peneliti menyarankan agar kebiasaan bekerja ilmiah tersebut

    dapat dipertahankan dan sebaiknya diterapkan dalam pemecahan permasalahan

    sains pada kehidupan sehari-hari.

  • viii

    viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL......................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii

    PENGESAHAN................................................................................. iii

    PERNYATAAN................................................................................ iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................... v

    KATA PENGANTAR....................................................................... vi

    ABSTRAK......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI...................................................................................... viii

    DAFTAR TABEL.............................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang...................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 3

    1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 3

    1.4 Manfaat Penelitian................................................................ 4

    1.5 Penegasan Istilah................................................................... 4

    1.5.2 Kerja Ilmiah.................................................................. 4

    1.5.3 Praktikum...................................................................... 4

    1.5.4 Mahasiswa..................................................................... 5

    1.5 Sistematika Skripsi............................................................... 5

    BAB 2 LANDASAN TEORI

    2.1 Bekerja Ilmiah....................................................................... 7

    2.2 Metode Ilmiah....................................................................... 9

    2.3 Sikap Ilmiah.......................................................................... 11

    2.4 Komunikasi Ilmiah................................................................ 13

    2.5 Kebiasaan Bekerja Ilmiah dalam Kegiatan Praktikum......... 15

    2.6 Pelaksanaan Praktikum di laboratorium Fisika Dasar.......... 16

  • ix

    ix

    2.7 Praktikum Sebagai Sarana Pengembangan Kebiasaan

    Bekerja Ilmiah....................................................................... 18

    2.8 Tinjauan Tentang Kriteria Kebiasaan Bekerja Ilmiah.......... 19

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel Penelitian............................................ 30

    3.2 Variabel dan Indikator Penelitian......................................... 30

    3.3 Langkah Penelitian............................................................... 33

    3.4 Instrumen Penelitian............................................................. 35

    3.4.1 Angket........................................................................... 35

    3.4.2 Lembar Observasi......................................................... 36

    3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................... 36

    3.5.1 Metode Angket.............................................................. 36

    3.5.2 Metode Observasi......................................................... 37

    3.6 Analisis Data......................................................................... 38

    3.6.1 Analisis Angket............................................................. 38

    3.4.2 Analisis Lembar Observasi........................................... 40

    BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian..................................................................... 43

    4.1.1 Sikap Ilmiah.................................................................. 44

    4.1.2 Keterampilan Proses Praktikum.................................... 44

    4.1.3 Komunikasi Ilmiah........................................................ 45

    4.1.4 Kebiasaan Bekerja Ilmiah............................................. 46

    4.2 Pembahasan.......................................................................... 47

    4.2.1 Sikap Ilmiah Praktikan.................................................. 47

    4.2.2 Keterampilan Proses Praktikum.................................... 53

    4.2.3 Komunikasi Ilmiah Praktikan....................................... 59

    4.2.4 Kebiasaan Bekerja Ilmiah............................................. 63

    4.2.5 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian....................... 65

    BAB 5 PENUTUP

    5.1 Kesimpulan........................................................................... 66

    5.2 Rekomendasi......................................................................... 67

  • x

    x

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 68

    LAMPIRAN....................................................................................... 70

  • xi

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1 Indikator operasional aspek sikap ilmiah....................................... 20

    2.2 Kriteria jawaban angket sikap ilmiah............................................ 22

    2.3 Penjabaran kriteria sikap ilmiah..................................................... 23

    2.4 Rubrik penilaian keterampilan proses praktikum........................... 23

    2.5 Penjabaran kriteria keterampilan proses praktikum....................... 25

    2.6 Rubrik penilaian kemampuan komunikasi ilmiah.......................... 26

    2.7 Penjabaran kriteria kemampuan komunikasi ilmiah...................... 28

    2.8 Penjabaran kriteria kebiasaan bekerja ilmiah................................. 29

    3.1 Tingkatan skor jawaban................................................................. 35

    3.2 Klasifikasi kriteria sikap ilmiah .................................................... 39

    3.3 Klasifikasi kriteria keterampilan proses dan komunikasi ilmiah.... 41

    4.1 Persentase sikap ilmiah praktikan ................................................ 44

    4.2 Persentase keterampilan proses praktikum ................................... 45

    4.3 Persentase komunikasi ilmiah ...................................................... 46

    4.4 Persentase kebiasaan bekerja ilmiah ............................................ 47

  • xii

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Indikator operasional angket sikap ilmiah................................ 70

    2. Rubrik penilaian keterampilan proses praktikum..................... 72

    3. Rubrik penilaian komunikasi ilmiah......................................... 74

    4. Rekapitulasi hasil angket sikap ilmiah..................................... 76

    5. Rekapitulasi lembar observasi keterampilan proses praktikum 80

    6. Rekapitulasi lembar observasi komunikasi ilmiah .................. 86

    7. Rekapitulasi data kebiasaan bekerja ilmiah ............................. 92

    8. Angket sikap ilmiah praktikan.................................................. 93

    9. Dokumentasi kegiatan............................................................... 95

    10. Surat Ijin Penelitian (Unnes) .................................................... 96

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Praktikum Fisika Dasar merupakan salah satu mata kuliah wajib di

    jurusan Fisika FMIPA Unnes. Pelaksanaan mata kuliah ini diambil oleh

    mahasiswa semester satu atau semester dua. Mahasiswa yang mengambil

    mata kuliah ini akan mendapatkan panduan berupa diktat paktikum fisika

    dasar yang diterbitkan oleh laboratorium Fisika FMIPA Unnes. Diktat

    tersebut berisi hal-hal yang berkaitan tentang praktikum dan segala sesuatu

    tentang mata kuliah praktikum fisika dasar.

    Kegiatan praktikan dalam praktikum di laboratorium dibantu oleh dua

    orang asisten yang selalu mengawasi dan mengamati setiap jalannya

    praktikum yang dilakukan. Apabila praktikan mengalami kesulitan, asisten

    laboratorium ini bertugas untuk membantu memecahkan masalah tersebut.

    Mahasiswa dituntut untuk selalu melakukan kerja ilmiah dalam setiap

    praktikum yang mereka lakukan. Kerja ilmiah ini meliputi beberapa aspek

    pokok yaitu: merumuskan permasalahan, merumuskan tujuan, menyusun

    prosedur percobaan, memilih instrumen, mengumpulkan data, mengolah data,

    menyimpulkan hasil dan bersikap ilmiah (Sopiah, 2009). Sikap ilmiah

    merupakan sikap positif yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan sebagai

    indikator atas keilmuannya. Menurut Wyne Harlin yang dikutip oleh Widiarti

    1

  • 2

    (2008), ada sembilan aspek sikap ilmiah yang harus dikembangkan pada

    peserta didik yaitu : (1) sikap ingin tahu, (2) sikap ingin mendapatkan sesuatu

    yang baru, (3) sikap kerjasama, (4) sikap tidak mudah putus asa, (5) sikap

    tidak purbasangka, (6) sikap mawas diri, (7) sikap bertanggungjawab, (8)

    sikap berfikir bebas, dan (9) sikap kedisiplinan diri.

    Kajian Puskur Balitbang (Depdiknas, 2002), menetapkan bahwa

    rumpun pembelajaran sains menggariskan pada penguasaan kompetensi yang

    terwujud sebagai hasil belajar adalah kerja ilmiah. Selain itu menurut Jerome

    Bruner yang dikutip oleh Artuti (2008), kompetensi kerja ilmiah merupakan

    kemampuan yang harus diajarkan pada peserta didik. Hal ini perlu diterapkan

    karena dengan kompetensi kerja ilmiah, peserta didik akan memiliki

    perkembangan mental yang positif dan tidak percaya tahayul. Oleh karena itu

    kerja ilmiah dalam setiap kegiatan pembelajaran atau kegiatan laboratorium

    sangat diperlukan untuk menjadikan siswa atau mahasiswa menjadi lebih siap

    dalam mengahadapi setiap permasalahan yang terjadi di lingkungan.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengajukan penelitian

    dengan judul ANALISIS KEBIASAAN BEKERJA ILMIAH

    MAHASISWA FISIKA PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH

    PRAKTIKUM FISIKA DASAR.

  • 3

    1.2 Rumusan Masalah

    Praktikum merupakan salah satu kegiatan yang dapat membiasakan

    praktikan untuk bekerja ilmiah. Kebiasaan bekerja ilmiah dalam kegiatan

    praktikum mencakup 3 hal pokok. Ketiga hal pokok tersebut adalah:

    keterampilan proses praktikum (metode ilmiah), sikap ilmiah dan kemampuan

    berkomunikasi ilmiah. Namun pada kenyataannya, sedikit sekali praktikan

    yang membiasakan diri untuk bekerja ilmiah dalam kegiatan praktikum.

    Kebanyakan dari praktikan hanya sebatas menjalankan prosedur praktikum

    tanpa mengetahui tujuan dan manfaat praktikum yang dilakukan. Berdasarkan

    uraian pada latar belakang, maka pada penelitian ini dirumuskan

    permasalahan berikut: bagaimanakah tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah yang

    dilakukan mahasiswa Fisika FMIPA Unnes dalam kegiatan praktikum fisika

    dasar ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah yang dilakukan

    mahasiswa Fisika FMIPA Unnes dalam kegiatan praktikum fisika dasar.

    Tingkatan kebiasaan bekerja ilmiah ini menggambarkan kualitas kebiasaan

    bekerja ilmiah yang dilakukan praktikan dalam kegiatan praktikum.

  • 4

    1.4 Manfaat Penelitian

    Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian

    selanjutnya. Selain itu, skripsi ini diharapkan juga sebagai bahan kajian dosen

    terkait kualitas kebiasaan bekerja ilmiah praktikan dalam kegiatan praktikum

    fisika dasar untuk dikembangkan kearah yang lebih baik.

    1.5 Penegasan Istilah

    1.5.1 Kerja Ilmiah

    Menurut Ramsey yang dikutip oleh Nuryani (2010), kemampuan dasar

    bekerja ilmiah merupakan perluasan dari metode ilmiah yang diartikan

    sebagai scientific inquiry yang diterapkan dalam tindakan dalam belajar sains

    maupun dalam kehidupan. Kerja ilmiah mencakup tiga aspek pokok yaitu

    keterampilan proses (metode ilmiah), sikap ilmiah dan kemampuan

    berkomunikasi ilmiah.

    1.5.2 Praktikum

    Praktikum merupakan subsistem dari perkuliahan yang merupakan

    kegiatan terstruktur dan terjadwal dalam kegiatan laboratorium. Tujuan utama

    dari kegiatan praktikum adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman

    yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang teori.

    Selain itu, praktikum juga bertujuan agar mahasiswa menguasai keterampilan

    tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan. Praktikum yang dimaksud

    dalam penelitian ini adalah praktikum fisika dasar.

    http://heru-id.blogspot.com/2010/01/arti-dan-tujuan-praktikum.html

  • 5

    1.5.3 Mahasiswa

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), mahasiswa diartikan

    sebagai orang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi. Dalam penelitian ini,

    mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa Fisika FMIPA Unnes angkatan

    2012 yang melakukan praktikum fisika dasar pada semester satu

    .

    1.6 Sistematika Skripsi

    Sistematika dalam skripsi ini akan menjelaskan gambaran umum dari

    bagian-bagian skripsi mulai dari bab pendahuluan hingga penutup. Skripsi ini

    terdiri dari tiga bagian utama yaitu : bagian awal, bagian isi dan bagian akhir

    atau penutup. Bagian awal dari skripsi ini terdiri atas halaman judul, halaman

    pengesahan, abstrak, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi,

    daftar tabel dan daftar lampiran.

    Pada bagian isi terdiri dari lima bab yaitu :

    (1) BAB I Pendahuluan yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika

    skripsi.

    (2) BAB II Landasan teori: berisi teori-teori yang mendukung dan menjadi

    dasar dalam pelaksanaan penelitian.

    (3) BAB III Metode penelitian: berisi tentang populasi dan sampel penelitian

    penelitian, variabel dan indikator penelitian, langkah penelitian, metode

    pengumpulan data serta analisis.

  • 6

    (4) BAB IV Hasil dan pembahasan: pada bab ini hasil dari penelitian yang

    telah didapat akan dibahas secara menyeluruh.

    (5) BAB V Penutup: pada bagian ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian

    dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.

    Pada bagian ketiga atau bagian akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran.

  • 7

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Bekerja Ilmiah

    Bekerja ilmiah merupakan suatu sistem kegiatan ilmiah yang

    dilakukan dalam kegiatan laboratorium atau praktikum. Bekerja ilmiah terdiri

    atas tiga aspek pokok yaitu metode ilmiah, sikap ilmiah serta kemampuan

    berkomunkasi ilmiah baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan Dasar

    Kerja Ilmiah (KDBI) mencakup kecerdasan intelektual dan kecerdasan

    emosional. Menurut Ramsey yang dikutip oleh Nuryani (2010), kemampuan

    dasar bekerja ilmiah merupakan perluasan dari metode ilmiah dan diartikan

    sebagai scientific inquiry yang diterapkan dalam pembelajaran sains dan

    kehidupan. Penerapan Scientific inquiry dapat dilakukan dengan pemberian

    pengalaman melalui kegiatan pembelajaran mandiri.

    Kemampuan inkuiri sering dikaitan dengan kegiatan penyelidikan

    atau eksperimen. Pada kegiatan eksperimen atau praktikum, peserta didik

    dapat mengembangkan kegiatan bertanya, kemampuan menganalisis,

    kemampuan mendisain suatu percobaan dan mengomunikasikan hasil

    percobaan yang didapatkan kepada orang lain. Menurut Sarwi (2010), salah

    satu prinsip utama inkuiri adalah mahasiswa dapat mengonstruksi sendiri

    pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif melalui investigasi

    pengetahuan.

    7

  • 8

    Karena keterkaitannya scientific inquiry dengan bekerja ilmiah, maka

    dapat dikatakan bahwa bekerja ilmiah sejalan dengan scientific inquiry.

    Bekerja ilmiah sangat penting untuk dikembangkan dalam kegiatan

    pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena bekerja ilmiah sejalan dengan

    tujuan pembelajaran. Selain untuk mengembangkan kemampuan intelektual

    dari peserta didik, pembelajaran juga bertujuan untuk mengembangkan sikap

    yang baik dari peserta didik.

    Menurut Sopiah (2009), bekerja ilmiah mempunyai beberapa

    indikator yang harus terpenuhi yaitu : (1) perumusan masalah, (2) perumusan

    tujuan, (3) perumusan prosedur, (4) pemilihan instrumen, (5) pengambilan

    data, (6) pengolahan data, (7) penyimpulan hasil, (8) bersikap ilmiah, dan (9)

    kemampuan berkomunikasi ilmiah. Aspek-aspek tersebut saling mendukung

    dalam mengembangkan potensi praktikan untuk mengantarkannya menjadi

    seorang ilmuwan.

    Berdasarkan berbagai pendapat dan indikator-indikator bekerja ilmiah

    yang telah dijabarkan, maka bekerja ilmiah yang dimaksud dalam penelitian

    ini adalah suatu kesatuan sistem kegiatan ilmiah yang dilakukan praktikan

    dalam kegiatan praktikum. Sistem kegiatan ilmiah ini mencakup tiga aspek

    pokok yaitu sikap ilmiah, keterampilan proses praktikum (metode ilmiah)

    dan kemampuan berkomunikasi ilmiah.

  • 9

    2.2 Metode Ilmiah

    Metode ilmiah merupakan salah satu bagian dari proses bekerja

    ilmiah dalam praktikum atau kegiatan laboratorium. Metode ilmiah atau yang

    lebih dikenal dengan keterampilan proses praktikum adalah salah satu aspek

    pokok penyusun kegiatan kerja ilmiah. Kedudukan dari metode ilmiah atau

    keterampilan proses praktikum sejajar dengan sikap ilmiah dan kemampuan

    praktikan dalam berkomunikasi ilmiah. Tanpa adanya metode ilmiah,

    seseorang tidak dapat dikatakan telah melakukan kerja ilmiah.

    Menurut Herabudin (2010: 71), ada dua tahapan awal metode ilmiah

    yang harus tersusun secara matang dan terencana dalam melakukan kegiatan

    ilmiah yaitu : (1) Penentuan tempat penelitian dan (2) Penentuan metode

    penelitian. Penentuan tempat yang akan dijadikan tempat penelitian

    merupakan hal awal yang harus ditentukan oleh peneliti untuk melakukan

    penelitian terhadap suatu permasalahan. Setelah itu peneliti menentukan

    metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan di lapangan. Sehingga

    dengan adanya langkah yang sistematis tersebut, maka penelitian yang

    dilakukan akan berjalan dengan terarah.

    Selain itu, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh praktikan

    untuk melakukan metode imliah dalam kegiatan laboratorium atau praktikum.

    Tahapan-tahapan tersebut meliputi: (1) tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi,

    (3) tahap member check, (4) tahap analisis data, dan (5) teknik pemeriksaan

    data. Tahapan orientasi merupakan tahapan yang harus dilakukan pertama

    kali untuk mendapatkan informasi tentang objek yang akan diteliti.

  • 10

    Sedangkan tahap selanjutnya yang harus dilakukan peneliti adalah

    mengumpulkan data pendukung yang lebih spesifik dan hanya berkaitan

    dengan objek penelitian. Setelah data diperoleh, peneliti harus memeriksa

    data hasil penelitian untuk diuji kebenarannya sebelum melangkah pada tahap

    analisis data. Langkah terakhir yang harus dilakukan peneliti dalam metode

    ilmiah ini setelah melakukan analisis data adalah pemeriksaan kembali data

    hasil penelitian. Data yang telah dianalisis akan kembali diperiksa kebenaran

    dan kevalidannya sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat

    dipertanggungjawabkan.

    Dari beberapa uraian tersebut, metode ilmiah atau ketermpilan proses

    praktikum yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan langkah-langkah

    ilmiah yang tersusun secara sistematis dalam kegiatan praktikum. Langkah-

    langkah tersebut dimulai sebelum praktikan memulai praktikum hingga

    pengambilan kesimpulan praktikum. Aspek-aspek yang yang termasuk dalam

    metode ilmiah tersebut secara berurutan yaitu: (1) perumusan masalah, (2)

    perumusan tujuan, (3) perumusan prosedur, (4) pemilihan instrumen, (5)

    pengumpulan data, (6) pengolahan data, dan (7) penyimpulan hasil. Masing-

    masing aspek tersebut berkaitan satu dengan yang lain sehingga membentuk

    kesatuan sistem metode ilmiah. Metode ilmiah ini diterapkan dalam kegiatan

    laboratorium atau penelitian terhadap suatu permasalahan.

  • 11

    2.3 Sikap Ilmiah

    Sikap ilmiah merupakan bagian penting dari Kemampuan Dasar

    Bekerja Ilmiah (KDBI). Menurut Herabudin (2010: 67), sikap ilmiah

    merupakan karakter yang menjadi persyaratan para ilmuwan dalam mencari

    kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah didukung sepenuhnya oleh pendekatan ilmiah

    dan metode ilmiah yang sudah diakui oleh para ilmuwan. Menurut Pravin

    Singh (2010), berkaitan dengan kemampuan bekerja ilmiah dalam praktikum,

    mendefinisikan sikap ilmiah atau scientific attitudes sebagai berikut:

    Scientific attitudes can be regarded as a complex of values and norms which

    is held to be binding on the man of science. The norms are expressed in the

    forms of prescriptions, proscriptions, preferences and permissions. They are

    legitimatized in terms of institutional values.

    Selain itu, sikap ilmiah juga dapat diartikan sebagai sikap positif yang

    harus dikembangkan dalam sains (Widiarti, 2008). Sikap ilmiah dapat

    dijadikan sebagai langkah awal seorang praktikan untuk mengembangkan

    sikap keilmuannya. Berikut ini adalah beberapa sikap yang harus

    dikembangkan seorang praktikan agar sikap keilmuannya dapat berkembang.

    Beberapa sikap tersebut adalah sebagai berikut:

    (1) Rasional, artinya segala sesuatu yang dilakukan harus dapat diterima

    dengan akal sehat.

    (2) Empiris, artinya hasilnya dapat dibuktikan secara nyata dan didasarkan

    pada pengamatan inderawi.

  • 12

    (3) Objektif, artinya terfokus pada kebenaran apa adanya terhadap objek yang

    diteliti dan tidak bersifat subjektif.

    (4) Sistematis, artinya berpaku pada aturan baku penelitian ilmiah.

    (5) Teoritis, artinya didasarkan pada teori yang sudah diakui kebenarannya

    dan dibuktikan di lapangan sehingga memungkinkan untuk menghasilkan

    teori-teori yang baru.

    (6) Kritis, artinya semua hasil penelitian ilmiah dapat diuji kembali oleh

    semua orang.

    (7) Teknologis, artinya hasil penelitian yang dilakukan bermanfaat untuk

    kehidupan manusia.

    (8) Relativistik, artinya mengakui bahwa kebenaran itu berubah-ubah.

    Menurut Nuryani (2008), ada beberapa sikap ilmiah yang masih harus

    dikembangkan secara terencana dalam pembelajaran yaitu: (1) keluwesan

    dalam berkomunikasi, (2) transfer materi yang lebih luas dan (3) menerapkan

    secara tepat guna. Setiap praktikan harus mempunyai kemauan untuk selalu

    bersikap ilmiah dalam setiap praktikum atau kegiatan laboratorium. Sehingga,

    kemampuan praktikan dalam mengembangkan kebiasaan untuk selalu bekerja

    ilmiah akan semakin terasah.

    Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dijabarkan, sikap ilmiah

    yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan sikap-sikap positif yang

    dilakukan praktikan untuk mendukung kegiatan praktikum agar dapat

    berjalan dengan lancar. Sikap ilmiah dalam penelitian ini mencakup 5 aspek

    sikap yaitu (1) ingin tahu, (2) tanggung jawab, (3) disiplin, (4) kerjasama,

  • 13

    dan (5) berfikir bebas. Kelima sikap ilmiah tersebut merupakan sikap-sikap

    positif yang dapat mendorong praktikan untuk mengembangkan kebiasaan

    bekerja ilmiah dalam kegiatan praktikum.

    2.4 Komunikasi Ilmiah

    Komunikasi berasal dari kata latin yaitu communis yang berarti sama,

    communico, communication atau communicare yang berarti membuat sama

    (to make common). Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi juga diartikan

    sebagai sebuah penyampaian informasi dari suatu pihak ke pihak lain.

    Menurut Motley yang dikutip oleh Kurniawan (2011), komunikasi adalah

    transmisi informasi baik bersifat verbal maupun non verbal. Sedangkan

    menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi berarti

    pengiriman dan penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara

    yang tepat sehingga dipahami apa yang dimaksud.

    Komunikasi seseorang kepada orang lain biasanya dilakukan

    menggunakan sarana komunikasi yang disebut bahasa. Bahasa merupakan

    sarana komunikasi paling efektif yang digunakan dalam kehidupan. Selain

    itu, bahasa merupakan sebuah kekayaan kebudayaan dari suatu daerah yang

    harus dibanggakan. Komunikasi menggunakan bahasa bertujuan untuk

    menyampaikan informasi dari seseorang kepada pihak lain secara jelas dan

    terarah. Sedangkan komunikasi ilmiah merupakan sebuah panyampaian

    informasi berupa pengetahuan. Komunikasi Ilmiah atau scientific

  • 14

    communication merupakan salah satu aspek pokok dalam proses kerja ilmiah

    dalam sains.

    Menurut Kurniawan (2011), komunikasi ilmiah mencakup beberapa

    bidang kajian. Bidang kajian tersebut meliputi: (1) perkembangan ilmu

    pengetahuan, (2) hubungan antara peneliti dalam berbagai disiplin ilmu, (3)

    pemanfaatan, dan kebutuhan informasi dari kelompok pustaka, serta (4)

    metode komunikasi baik formal maupun informal. Sehingga dari beberapa

    penjelasan tersebut komunikasi sangat terkait kegiatan penelitian terhadap

    suatu fenomena atau kegiatan praktikum untuk mendapatkan sesuatu hal yang

    menjadi tujuan.

    Berkomunikasi secara ilmiah berbeda dengan komunikasi dalam

    kehidupan sehari-hari. Komunikasi ilmiah meliputi penulisan karya ilmiah

    dan presentasi hasil penelitian secara ilmiah dalam bahasa indonesia ataupun

    bahasa inggris. Menurut Sutardi (2010), komunikasi ilmiah meliputi

    kemampuan menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematik dan

    jelas, menjelaskan dan mendiskusikan hasil percobaan, mengklaifikasikan

    data serta menggambarkannya dalam bentuk grafik ataupun diagram.

    Dari beberapa penjelasan tentang komunikasi ilmiah dan indikator-

    indikator yang menyusunnya, maka dapat digambarkan bahwa komunikasi

    ilmiah dari seorang praktikan tidak cukup dilihat dari komunikasinya dalam

    bentuk tulisan. Namun diperlukan juga komunikasi dalam bentuk lisan.

    Komunikasi dalam bentuk tulisan dapat dilihat dari laporan hasil praktikum

    yang dikumpulkan. Sedangkan komunkasi dalam bentuk lisan dapat diketahui

  • 15

    dari kemampuan praktikan dalam mempresentasikan hasil praktikumnya.

    Sehingga dengan adanya kedua macam komunikasi tersebut, informasi yang

    tidak bisa disampaikan secara tulisan diharapkan akan lebih diterima orang

    lain jika disampaikan secara lisan atau verbal.

    Berdasarakan berbagai pendapat yang telah dijabarkan, komunikasi

    ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan praktikan

    dalam mengkomunikasikan hasil praktikum kepada orang lain baik secara

    lisan atau tulis. Komunikasi ilmiah dalam penelitian ini mencakup beberapa

    indikator yaitu: (1) kemampunan menyusun laporan, (2) kemampuan

    menyampaikan laporan, (3) kemampuan mendiskusikan hasil percobaan, (4)

    kemampuan menerjemahkan data percobaan dan (5) kemampuan menanggapi

    pendapat.

    2.5 Kebiasaan Bekerja Ilmiah dalam Kegiatan Praktikum

    Kegiatan praktikum merupakan salah satu cara dalam pembelajaran

    untuk membiasakan praktikan agar selalu bekerja ilmiah. Peran praktikum

    atau eksperimen yang paling dasar yang dapat dirasakan praktikan adalah

    untuk mengembangkan kemampuan bekerja ilmiah. Menurut Halimatul yang

    dikutip oleh Hayat (2011), praktikum mempunyai 3 peran utama bagi

    praktikan yaitu: (1) memperjelas konsep yang dijelaskan di kelas secara lebih

    nyata dengan menggunakan alat, bahan serta peristiwa alam, (2)

    meningkatkan keterampilan intelektual praktikan melalui proses observasi

    dan pencarian informasi secara lengkap dalam kegiatan praktikum, (3)

  • 16

    melatih dalam merancang praktikum, (4) menginterpretasi data serta (5)

    membina sikap ilmiah.

    Kebiasaan bekerja ilmiah mencakup tiga aspek pokok, salah satunya

    adalah sikap ilmiah dalam praktikum. Penilaian sikap ilmiah merupakan

    bentuk dari penilaian afektif. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi

    Krathwol ada lima tingkatan yaitu: (1) receiving, (2) responding, (3) valuing,

    (4) organization, dan (5) characterization. Taksonomi tersebut menjelaskan

    bahwa kebiasaan menempati tingkatan ketiga dalam peringkat ranah afektif

    yaitu valuing.

    Hasil akhir yang didapatkan pada tingkatan ini adalah sikap atau

    perilaku yang konsisten atau stabil. Apabila praktikan telah mencapai tingkat

    valuing pada proses kerja ilmiah dalam kegiatan praktikum, maka dapat

    dikatakan bahwa praktikan telah melakukan kebiasaan bekerja ilmiah. Namun

    dalam kenyataan di lapangan, tidak mudah bagi praktikan untuk mencapai

    tingkatan tersebut. Untuk mencapai tingkatan Valuing, diperlukan

    kesungguhan mahasiswa dalam melakukan setiap kegiatan di laboraorium.

    2.6 Pelaksanaan Praktikum di laboratorium Fisika Dasar

    Praktikum fisika dasar merupakan mata kuliah wajib yang harus

    diambil mahasiswa Fisika FMIPA Unnes. Praktikum ini dilakukan pada

    semester 1 dan 2. Pelaksanaan praktikum fisika dasar dilakukan selama 16

    kali pertemuan dengan pembagian 8 pertemuan untuk kegiatan pretes dan 8

    pertemuan untuk kegiatan praktikum. Sebagai persiapan, praktikan wajib

  • 17

    datang ke laboratorium 15 menit lebih awal sebelum praktikum dimulai.

    Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu praktikan melakukan pretes.

    Pretes yang dilakukan ada 2 macam yaitu secara lisan dan tulis. Apabila

    praktikan lolos dalam tahap ini, maka praktikan diperbolehkan untuk

    melakukan praktikum pada pertemuan berikutnya. Namun apabila gagal,

    praktikan harus pretes kembali diluar jam kuliah yang telah disepakati agar

    dapat mengikuti praktikum.

    Setelah praktikan dinyatakan lolos pretes, praktikum akan dilakukan

    sesuai dengan kelompok masing-masing. Sebelumnya setiap kelompok wajib

    mengumpulkan tugas pendahuluan dan daftar peminjaman alat kepada

    asisten. Apabila kedua prosedur awal tersebut telah dilakukan maka setiap

    kelompok diperbolehkan untuk memulai praktikum. Selama kegiatan

    praktikum berlangsung, asisten mengawasi kenerja praktikan. Apabila dalam

    kegiatan praktikum tersebut terdapat kendala, praktikan dapat bertanya

    kepada asisten laboratorium. Setelah praktikum selesai dilakukan, praktikan

    harus mengumpulkan data praktikum yang didapat kepada asisten. Setelah itu

    praktikan mengumpulkan laporan yang telah dibuat untuk dinilai dan

    mempersiapkan untuk pretes praktikum selanjutnya.

    Apabila dalam pembuatan laporan praktikum tersebut terjadi

    kesalahan, maka laporan akan dikembalikan kepada praktikan untuk

    diperbaiki. Keseluruhan kegiatan praktikum dalam mata kuliah praktikum

    fisika dasar tersebut dilakukan berulang hingga 8 praktikum selesai

    dilaksanakan. Apabila praktikan gagal dalam praktikum, maka praktikan

  • 18

    diperbolehkan melakukan praktikum kembali diwaktu yang lain ketika

    laboratorium tidak digunakan untuk praktikum.

    2.7 Praktikum Sebagai Sarana Pengembangan Kebiasaan

    Bekerja Ilmiah

    Praktikun merupakan salah satu kegiatan terstruktur laboratorium

    yang bertujuan untuk membiasakan praktikan untuk bekerja ilmiah. Kegiatan

    ini lebih cenderung pada kegiatan yang berbasis inkuiri sehingga praktikan

    dapat dengan sendirinya menemukan suatu yang baru dari apa yang mereka

    lakukan. Salah satu manfaat yang dapat diambil dari proses pembelajaran

    inkuiri adalah: to changes in students attitudes Kyle et.al yang dikutip

    oleh Foley (2008). Selain itu kegiatan praktikum juga dapat mengembangkan

    keterampilan dan kemampuan berfikir (hands on dan minds on) dari

    praktikan.

    Menurut Hayat (2011), kegiatan laboratorium atau praktikum dapat

    memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan kemauan

    berfikir logis. Para ahli berpendapat bahwa kegiatan praktikum dapat

    menstimulus terbentuknya sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut merupakan

    bagian Kemampuan Dasar Bekerja Ilmiah (KDBI). Sehingga dapat dikatakan

    bahwa kegiatan laboratorium atau praktikum sangat berperan bagi mahasiswa

    untuk mengembangkan kebiasaan bekerja ilmiah. Sebagai sarana

    pengembangan kebiasaan bekerja ilmiah dalam praktikum, praktikan dituntut

    untuk bekerja secara runtut sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

  • 19

    Ketika melakukan praktikum di laboratorium fisika dasar, praktikan

    harus memperhatikan beberapa hal agar dalam pelaksanaan kegiatan

    praktikum dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang

    diharapkan. Hal-hal tersebut antara lain:

    (1) Memperhatikan kondisi lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi

    hasil praktikum.

    (2) Menyusun peralatan sesuai dengan disain.

    (3) Melakukan pengulangan dalam setiap pengukuran agar didapatkan data

    yang valid.

    (4) Mencatat data yang telah didapat dalam tabel data pengamatan.

    (5) Memperhatikan faktor-faktor penyebab kesalahan.

    (6) Mencatat data yang diperoleh dan menggambarkannya pada kertas grafik.

    (7) Mengecek ulang keseluruhan kegiatan dari awal sampai akhir.

    Apabila praktikan memperhatikan poin-poin tersebut di atas, maka hasil dari

    pengamatan atau praktikum akan maksimal. Selain itu, praktikum yang

    dilakukan dapat dijadikan sarana konkret untuk mengembangkan kebiasaan

    bekerja ilmiah.

    2.8 Tinjauan Tentang Kriteria Kebiasaan Bekerja Ilmiah

    Kebiasaan bekerja ilmiah merupakan sebuah sistem kegiatan ilmiah

    yang dilakukan dalam praktikum. Kerja ilmiah tersusun dari 3 aspek pokok

    yaitu sikap ilmiah, keterampilan proses praktikum dan kemampuan

    komunikasi ilmiah. Ketiga aspek tersebut akan diteliti untuk mendapatkan

  • 20

    hasil akhir berupa kriteria kebiasaan bekerja ilmiah pada praktikum fisika

    dasar. Kriteria kebiasaan bekerja ilmiah ini akan menggambarkan kualitas

    kebiasaan bekerja ilmiah yang dilakukan praktikan dalam kegiatan praktikum.

    Pertama, Sikap ilmiah. Sikap ilmiah dalam penelitian ini merupakan

    sikap-sikap positif yang dilakukan praktikan untuk mendukung kegiatan

    praktikum agar dapat berjalan dengan lancar. Sikap ilmiah yang diteliti

    mencakup 5 sikap positif yaitu rasa ingin tahu, disiplin, tanggung jawab,

    kerjasama dan berfikir bebas. Kelima sikap ilmiah tersebut masing-masing

    tersusun dari beberapa indikator operasional dalam kegiatan praktikum.

    Penjabaran mengenai kelima sikap ilmiah dan indikator operasional sikap

    ilmiah dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Indikator operasional aspek sikap ilmiah

    No Sikap Ilmiah Indikator operasional

    1 Ingin tahu - Berhipotesis dengan pemikiran sendiri

    - Membaca buku literatur atau materi

    yang menjadi dasar sebelum

    melakukan praktikum

    - Mengerjakan tugas awal pada tiap

    praktikum yang dilakukan

    - Menanyakan kepada dosen, asisten

    atau praktikan lain terkait hal yang

    belum dipahami

    2 Tanggung

    jawab

    - Mengambil alat praktikum sesuai

    dengan yang diintruksikan asisten

    - Mengembalikan alat praktikum pada

    tempat semula setelah praktikum

    berakhir

    - Menjaga keutuhan alat praktikum yang

    digunakan hingga praktikum berakhir

  • 21

    - Menjaga kerapian dan kebersihan

    tempat praktikum

    - Mengganti alat yang rusak atau pecah

    ketika digunakan dalam praktikum

    3 Disiplin - Datang praktikum sesuai dengan waktu

    yang ditentukan (lima belas menit

    sebelum praktikum)

    - Selesai melaksanakan praktikum sesuai

    dengan waktu yang dialokasikan

    - Tidak bergurau atau bermain-main saat

    praktikum berlangsung (praktikum

    secara serius)

    - Melakukan praktikum dengan prosedur

    yang runtut dan terencana

    - Mengumpulkan laporan praktikum

    tepat waktu (satu minggu setelah

    praktikum)

    - Mengumpulkan tugas awal sebelum

    melaksanakan praktikum

    4 Kerja sama - Melakukan praktikum secara bersama

    dengan anggota kelompok (tidak

    individual)

    - Menbagi job kerja atau tugas kerja

    pada anggota kelompok secara merata

    - Berdiskusi dengan anggota kelompok

    ketika terjadi kendala dalam praktikum

    - Membantu teman apabila menemui

    kendala saat melakukan tugasnya

    dalam praktikum

    - Menanyakan kepada anggota

    kelompok apakah ada kesulitan pada

    job kerjanya dalam praktikum

    5 Berpikir bebas - Memberikan kesempatan praktikan lain

    untuk berpendapat

    - Menghormati pendapat dari dosen,

    asisten atau praktikan lain

    - Menanggapi pernyataan kelompok lain

    dengan santun

  • 22

    - Mampu menemukan alternatif prosedur

    ketika peralatan yang digunakan

    terbatas

    - Mampu menemukan alternatif alat

    praktikum dari alat yang disediakan

    ketika terjadi masalah

    Frekuensi kegiatan setiap indikator operasional penyusun sikap imiah

    akan diteliti dari 3 praktikum yang dilakukan secara berurutan. Frekuensi

    kegiatan tersebut dibagi menjadi 4 kriteria jawaban yaitu selalu, sering, jarang

    dan tidak pernah. Penjelasan terhadap 4 kriteria jawaban tersebut dapat dilihat

    dalam tabel 2.2 berikut:

    Tabel 2.2 Kriteria jawaban angket sikap ilmiah

    No Kriteria

    jawaban angket

    Keterangan

    1 Selalu - Praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 3 praktikum yang

    ditentukan

    2 Sering - Praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 2 praktikum yang

    dilakukan

    3 Jarang - Praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 1 praktikum yang

    dilakukan

    4 Tidak pernah - Praktikan tidak melakukan setiap indikator sikap ilmiah dalam ketiga praktikum yang

    dilakukan

    Keempat macam kriteria jawaban tersebut menggambarkan tingkatan

    frekuensi kegiatan praktikan dalam melakukan sikap ilmiah pada kegiatan

    praktikum. Persentase setiap indikator selanjutnya dapat dicari dengan

    membagi total skor yang didapatkan untuk setiap indikator dengan skor total.

    Persentase tersebut kemudian diterjemahkan kedalam kalimat kualitatif

  • 23

    dengan 4 kriteria yaitu baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Secara

    lengkap penjelasan mengenai 4 kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3

    sebagai berikut:

    Tabel 2.3 Penjabaran kriteria sikap ilmiah

    No Kriteria hasil Keterangan

    1 Baik - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum sangat tinggi

    2 Cukup - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah

    dalam setiap praktikum tinggi

    3 Kurang - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah

    dalam setiap praktikum rendah

    4 Sangat kurang - Kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah

    dalam setiap praktikum sangat rendah

    Kedua, keterampilan proses praktikum. Keterampilan proses

    merupakan langkah-langkah ilmiah yang tersusun secara sistematis dalam

    kegiatan praktikum. Langkah-langkah ini dimulai ketika praktikan

    merumuskan permasalahan hingga menyimpulkan hasil praktikum. Setiap

    langkah tersebut masing-masing dijabarkan menjadi 4 kriteria penskoran.

    Secara lengkap penjabaran mengenai indikator dan kriteria penskoran dapat

    dilihat dalam rubrik penilaian keterampilan proses pada tabel 2.4 sebagai

    berikut:

    Tabel 2.4 Rubrik penilaian keterampilan proses praktikum

    No Indikator Skor Kriteria

    1 Merumuskan

    masalah

    4 - Praktikan mengerti dan dapat menyebutkan permasalahan parktikum

    dengan benar dan tepat

    3 - Praktikan mengerti dan dapat menyebutkan sebagian permasalahan

    parktikum dengan benar dan tepat

  • 24

    2 - Praktikan menyebutkan permasalahan parktikum namum salah

    1 - Praktikan tidak mengerti dan tidak menyebutkan permasalahan praktikum

    2 Merumuskan

    tujuan

    4 - Praktikan paham serta dapat menyebutkan semua tujuan praktikum

    dengan benar

    3 - Praktikan paham serta dapat menyebutkan sebagian tujuan

    praktikum dengan benar

    2 - Praktikan menyebutkan tujuan praktikum namun salah

    1 - Praktikan tidak dapat menyebutkan tujuan praktikum

    3

    Merumuskan

    prosedur

    4 - Praktikan melakukan prosedur parktikum sesuai diktat dan mampu

    menyebutkannya dengan benar

    3 - Praktikan melakukan prosedur parktikum sesuai diktat dan dapat

    menyebutkan sebagian prosedur

    dengan benar

    2 - Praktikan melakukan prosedur parktikum sesuai diktat dan salah

    dalam menyebutkan prosedurnya

    1 - Praktikan melakukan praktikum tidak sesuai diktat dan tidak bisa

    menyebutkan prosedurnya

    4

    Memilih

    instrumen

    4 - Praktikan memilih instrumen secara tepat dan mampu menyebutkan semua

    nama-namanya

    3 - Praktikan memilih instrumen secara tepat dan mempu menyebutkan

    sebagian nama-namanya

    2 - Praktikan memilih instrumen secara tepat dan namun tidak mampu

    menyebutkan nama-namanya

    1 - Praktikan memilih instrumen yang salah

    5

    Mengumpulkan

    data

    4 - Praktikan dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel dengan

    benar

    3 - Praktikan dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel dengan

    sebagian saja yang benar

    2 - Praktikan dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel namun salah

  • 25

    Keterampilan proses praktikum tersebut dapat diketahui dari data

    yang didapatkan dari lembar observasi. Hasil persentase jawaban tersebut

    diterjemahkan kedalam kalimat kualitatif dengan 4 kriteria yaitu baik, cukup,

    kurang dan sangat kurang. Secara lengkap penjelasan mengenai 4 kriteria

    tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut:

    Tabel 2.5 Penjabaran kriteria keterampilan proses praktikum

    No Kriteria hasil Keterangan

    1 Baik - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut sangat tinggi.

    2 Cukup - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut tinggi.

    3 Kurang - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut rendah.

    4 Sangat kurang - Kemampuan praktikan dalam melakukan praktikum secara runtut sangat rendah.

    1

    - Praktikan tidak dapat menuliskan data percobaan ke dalam tabel

    6 Mengolah data 4 - Praktikan dapat menganalisis data dengan ralat secara benar

    3 - Praktikan dapat menganalisis data dengan ralat hanya sebagian yang

    benar

    2 - Praktikan dapat menganalisis data dengan ralat namun salah

    1 - Praktikan tidak dapat menganalisis data dengan ralat

    7

    Menyimpulkan

    hasil

    4 - Praktikan dapat menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data secara

    benar

    3 - Praktikan dapat menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data hanya

    sebagian saja yang benar

    2 - Praktikan dapat menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data namun

    salah

    1 - Praktikan tidak dapat menyimpulkan hasil percobaan

  • 26

    Ketiga, kemampuan komunikasi ilmiah. Kemampuan komunikasi

    ilmiah merupakan kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil

    praktikum kepada orang lain baik secara lisan atau tulis. Dalam penelitian ini

    ada 5 indikator komunikasi ilmiah yang mencakup komunikasi lisan dan tulis.

    Sama dengan indikator pada keterampilan proses, setiap indikator pada

    kemampuan komunikasi ilmiah dijabarkan menjadi 4 kriteria penskoran.

    Secara lengkap penjabaran indikator dan kriteria penskoran dapat dilihat

    dalam rubrik penilaian kemampuan komunikasi ilmiah pada tabel 2.6 sebagai

    berikut:

    Tabel 2.6 Rubrik penilaian kemampuan komunikasi ilmiah

    No indikator Skor Kriteria

    1 Kemampunan

    menyusun

    laporan

    4 - Praktikan mampu menyusun laporan praktikum secara benar dan sistematis

    sesuai dengan urutan bagian-bagian

    laporan praktikum

    3 - Praktikan mampu menyusun laporan praktikum secara benar namun tidak

    sistematis atau tidak sesuai dengan

    urutan bagian-bagian laporan praktikum

    2 - Praktikan salah menyusun laporan praktikum dan tidak sistematis atau

    tidak sesuai dengan urutan bagian-

    bagian laporan praktikum

    1 - Praktikan tidak menyusun laporan. 2 Kemampuan

    menyampaikan

    laporan

    4 - Praktikan mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk

    presentasi secara benar, logis dan

    sistematis.

    3 - Praktikan mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk

    presentasi secara benar, logis, namun

    tidak sistematis.

    2 - Praktikan mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk

    presentasi secara benar,namun tidak

    logis dan tidak sistematis.

  • 27

    1 - Praktikan tidak mampu menyampaikan laporan yang dibuat dalam bentuk

    presentasi.

    3

    Mendiskusikan

    hasil percobaan

    4 - Praktikan aktif melakukan diskusi serta mengungkapkan pendapat yang logis

    dan sistematis saat ada pertanyaan dari

    kelompok lain

    3 - Praktikan aktif melakukan diskusi serta mengungkapkan pendapat yang logis

    namun tidak sistematis saat ada

    pertanyaan dari kelompok lain

    2 - Praktikan aktif melakukan diskusi serta mengungkapkan pendapat yang tidak

    logis dan tidak sistematis saat ada

    pertanyaan dari kelompok lain

    1 - Praktikan pasif atau tidak melakukan diskusi saat ada pertanyaan dari

    kelompok lain

    4

    Kemampuan

    menerjemahkan

    data percobaan

    4 - Praktikan mampu menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau

    diagram dengan benar, dan logis

    3 - Praktikan mampu menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau

    diagram dengan benar namun tidak

    logis

    2 - Praktikan menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau

    diagram dengan salah dan tidak logis.

    1 - Praktikan tidak menerjemahkan data pengamatan kedalam grafik atau

    diagram

    5

    Tanggapan kritis

    dari pendapat

    orang lain

    4 - Praktikan menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain secara aktif,

    kritis dan rasional.

    3 - Praktikan menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain secara aktif,

    kritis dan tidak rasional.

    2 - Praktikan menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain secara aktif,

    tidak kritis dan tidak rasional.

    1 - Praktikan tidak menanggapi pendapat yang disampaikan orang lain .

  • 28

    Persentase akhir kemampuan komunikasi ilmiah juga didapatkan dari

    lembar observasi. Hasil tersebut yang selanjutnya diterjemahkan kedalam

    kalimat kualitatif dengan 4 kriteria yaitu baik, cukup, kurang dan sangat

    kurang. Penjelasan mengenai 4 kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 2.7

    sebagai berikut:

    Tabel 2.7 Penjabaran kriteria kemampuan komunikasi ilmiah

    No Kriteria hasil Keterangan

    1 Baik - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum

    secara ilmiah sangat tinggi

    2 Cukup - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum

    secara ilmiah tinggi

    3 Kurang - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum

    secara ilmiah rendah

    4 Sangat kurang - Kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum

    secara ilmiah sangat rendah

    Ketiga persentase aspek pokok penyusun kebiasaan bekerja ilmiah

    selanjutnya dijadikan pedoman dalam penentuan kriteria kebiasaan bekerja

    ilmiah. Persentase kebiasaan bekerja ilmiah didapatkan dari rata-rata

    persentase ketiga aspek pokok kerja ilmiah. Persentase akhir yang didapatkan

    akan diterjemahkan kedalam kalimat kualitatif dengan 4 kriteria yaitu baik,

    cukup, kurang dan sangat kurang. Penjelasan mengenai 4 kriteria kebiasaan

    bekerja ilmiah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut:

  • 29

    Tabel 2.8 Penjabaran kriteria kebiasaan bekerja ilmiah

    No Kriteria hasil Keterangan

    1 Baik - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif

    saat praktikum serta mengomunikasikan

    hasil praktikum kepada orang lain sangat

    tinggi.

    2 Cukup - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif

    saat praktikum serta mengomunikasikan

    hasil praktikum kepada orang lain tinggi.

    3 Kurang - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif

    saat praktikum serta mengomunikasikan

    hasil praktikum kepada orang lain rendah.

    4 Sangat kurang - Kemampuan praktikan untuk melakukan praktikum secara runtut, bersikap positif

    saat praktikum serta mengomunikasikan

    hasil praktikum kepada orang lain sangat

    rendah.

    Hasil akhir kriteria yang didapatkan menggambarkan kualitas kebiasaan

    bekerja ilmiah praktikan pada pembelajaran mata kuliah praktikum fisika

    dasar.

  • 30

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fisika FMIPA Unnes

    semester satu angkatan 2012 yang mengambil mata kuliah Praktikum Fisika

    Dasar. Pengambilan sampel dilakukan secara acak menggunakan teknik

    random sampling. Mahasiswa fisika angkatan 2012 terdiri atas 4 rombel Prodi

    Pendidikan Fisika dan 2 rombel Prodi Fisika. Dari keenam kelas populasi

    tersebut diambil dua kelas secara acak dengan cara mengundinya dengan

    kertas. Hasil pengundian tersebut didapatkan dua kelas sebagai sampel

    penelitian yaitu rombel 1 Prodi Pendidikan Fisika dan rombel 2 Prodi Fisika.

    Rombel 1 Prodi Pendidikan Fisika berjumlah 25 mahasiswa dan rombel 2

    Prodi Fisika berjumlah 37 mahasiswa. Sehingga mahasiswa yang menjadi

    sampel penelitian berjumlah 62 mahasiswa.

    3.2 Variabel dan Indikator Penelitian

    Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kebiasaan bekerja

    ilmiah mahasiswa Fisika FMIPA Unnes angkatan 2012 yang mengambil mata

    kuliah praktikum fisika dasar. Variabel bekerja ilmiah tersebut mencakup tiga

    aspek pokok yaitu keterampilan proses praktikum (metode ilmiah),

    kemampuan berkomunikasi ilmiah dan sikap ilmiah.

    30

  • 31

    Aspek keterampilan proses praktikum (metode ilmiah) terdiri dari 7

    indikator. Indikator-indikator metode ilmiah ini meliputi (1) merumuskan

    masalah, (2) merumuskan tujuan, (3) merumuskan prosedur, (4) memilih

    instrumen, (5) mengumpulkan data, (6) mengolah data, dan (7)

    menyimpulkan hasil. Sedangkan aspek komunikasi ilmiah terdiri atas 5

    indikator mencakup komunikasi secara lisan dan tulis. Kelima indikator

    tersebut adalah (1) kemampunan menyusun laporan, (2) kemampuan

    menyampaikan laporan, (3) kemampuan mendiskusikan hasil percobaan, (4)

    kemampuan menerjemahkan data percobaan, dan (5) kemampuan

    menanggapi pendapat.

    Aspek sikap ilmiah dalam penelitian ini mencakup 5 sikap yang akan

    diteliti. Sikap-sikap tersebut adalah rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin,

    kerjasama, dan berfikir bebas. Masing-masing sikap tersebut diuraikan dalam

    beberapa indikator. Sikap rasa ingin tahu terdiri dari 4 indikator yang

    meliputi: (1) praktikan mampu berhipotesis dengan pemikiran sendiri. (2)

    Membaca buku literatur atau materi yang menjadi dasar sebelum melakukan

    praktikum. (3) Mengerjakan tugas awal untuk setiap praktikum yang

    dilakukan. Serta (4) berani bertanya kepada dosen, asisten atau praktikan lain

    terkait hal yang belum dipahami.

    Sikap tanggung jawab dalam penelitian ini terdiri dari 5 indikator.

    Indikator-indikator tersebut adalah (1) praktikan mengambil alat praktikum

    sesuai dengan yang diintruksikan asisten. (2) Praktikan mengembalikan alat

    praktikum pada tempat semula setelah praktikum berakhir. (3) Menjaga

  • 32

    keutuhan alat yang digunakan hingga praktikum berakhir. (4) Menjaga

    kerapian dan kebersihan tempat praktikum. (5) Praktikan bersedia mengganti

    alat yang rusak atau pecah ketika digunakan dalam praktikum.

    Ketiga, sikap disiplin. Sikap ini terdiri dari 6 indikator yang meliputi:

    (1) praktikan datang praktikum sesuai dengan waktu yang ditentukan (15

    menit sebelum praktikum). (2) Praktikan melaksanakan praktikum sesuai

    dengan waktu yang dialokasikan. (3) Tidak bergurau atau bermain-main saat

    praktikum berlangsung. (4) Melakukan praktikum dengan prosedur yang

    runtut dan terencana. (5) Mengumpulkan tugas awal sebelum melaksanakan

    praktikum dan (6) mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu.

    Keempat, sikap kerjasama. Ada 5 indikator dalam pengambilan data

    sikap kerjasama. Indikator-indikator tersebut adalah (1) praktikan melakukan

    praktikum secara bersama dengan anggota kelompok (tidak individual). (2)

    Pembagian tugas kerja kepada anggota kelompok secara merata. (3)

    Berdiskusi dengan anggota kelompok ketika terjadi kendala dalam praktikum.

    (4) Membantu teman apabila menemui kendala saat melakukan tugasnya

    dalam praktikum. (5) Bertanya kepada anggota kelompok tentang kesulitan

    tugas kerja yang dikerjakan.

    Sikap terakhir yang diamati adalah berfikir bebas. Sikap ini terdiri

    dari 5 indikator. Indikator-indikator tersebut meliputi: (1) memberikan

    kesempatan praktikan lain untuk berpendapat. (2) Menghormati pendapat dari

    dosen, asisten atau praktikan lain. (3) Menanggapi pernyataan kelompok lain

    dengan santun. (4) Mampu menemukan alternatif prosedur ketika peralatan

  • 33

    yang digunakan terbatas. (5) Mampu menemukan alternatif alat praktikum

    dari alat yang disediakan ketika terjadi masalah.

    3.3 Langkah Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yang meliputi tahap

    perencanaan, pelaksanaan, analisis dan kesimpulan.

    (1) Perencanaan

    Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi rombel yang akan dijadikan

    obyek penelitian. Setelah itu menentukan disain penelitian dan pembuatan

    instrumen berupa angket dan lembar observasi.

    (2) Pelaksanaan

    Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan membagikan angket kepada

    mahasiswa fisika yang menjadi sampel penelitian. Selain itu peneliti juga

    meminta bantuan dari asisten laboratorium untuk melakukan observasi tentang

    kebiasaan kerja ilmiah dari mahasiswa. Pembagian angket dilakukan untuk

    mengetahui sikap ilmiah praktikan sedangkan lembar observasi digunakan

    untuk mengetahui keterampilan proses dan kemampuan berkomunikasi ilmiah

    praktikan.

    (3) Analisis

    Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap angket yang dijawab oleh

    mahasiswa yang kemudian digabungkan dengan lembar observasi yang

    dilakukan oleh asisten laboratorium.

  • 34

    (4) Kesimpulan

    Setelah data diperoleh dan dianalisis, peneliti menyimpulkan hasil penelitian

    dengan merujuk pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Kesimpulan

    tersebut merupakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

    Secara ringkas, langkah penelitian pada skripsi ini dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    Penentuan populasi

    dan sampel penelitian

    Pembuatan instrumen

    Pengembangan instrumen :

    a. Pembuatan angket dan lembar observasi

    b. Konsultasi dosen pembimbing

    Pembagian angket observasi

    Analisis

    Kesimpulan

    Mengkaji

    permasalahan

  • 35

    3.4 Instrumen Penelitian

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    3.4.1 Angket

    Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup

    yang dikembangkan dengan teknik skala Likert termodifikasi. Untuk setiap

    indikator atau pertanyaan dalam angket ini, responden diberi kebebasan untuk

    memilih empat pilihan jawaban yang mempunyai tingkatan skor tertentu.

    Tingkatan skor dalam setiap jawaban tersebut adalah sebagai berikut :

    Tabel 3.1 Tingkatan skor jawaban

    Jawaban Skor

    Selalu 4

    Sering 3

    Jarang 2

    Tidak pernah 1

    Penilaian sikap ilmiah dalam penelitian ini dilakukan pada akhir setelah

    praktikan melakukan 3 praktikum yang berurutan. Tingkatan skor jawaban

    pada tabel tersebut menggambarkan frekuensi kegiatan praktikan dalam

    melakukan sikap ilmiah dalam setiap praktikum. Jawaban selalu menegaskan

    bahwa praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah dalam 3

    praktikum yang dilakukan. Sedangkan jawaban sering menjelaskan bahwa

    praktikan menjalankan setiap indikator sikap ilmiah pada 2 praktikum yang

    dilakukan. Jawaban jarang menjelaskan bahwa praktikan hanya menjalankan

    setiap indikator sikap ilmiah itu pada 1 kali praktikum saja. Selanjutnya

    jawaban tidak pernah menggambarkan praktikan tidak melakukan setiap

  • 36

    indikator sikap ilmiah dalam ketiga praktikum tersebut. Ketika mengisi

    angket sikap ilmiah, responden diberi kebebasan untuk mengisi sesuai dengan

    tingkat skor yang meggambarkan dirinya. Adapun angket dalam penelitian ini

    digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah praktikan dalam kegiatan

    praktikum.

    3.4.2 Lembar observasi

    Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini juga

    dikembangkan dengan teknik skala Likert termodifikasi. Lembar observasi ini

    terbagi menjadi empat kriteria penilaian untuk setiap indikator. Nilai

    maksimal untuk masing-masing indikator adalah 4 poin dan nilai minimalnya

    adalah 1 poin. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kebiasaan

    ketrampilan proses praktikum dan kemampuan dalam berkomunkasi ilmiah.

    Keduanya merupakan bagian dari kebiasaan bekerja ilmiah dari responden

    yang diteliti.

    3.5 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    terdiri dari 2 macam metode yaitu:

    3.5.1 Metode Angket

    Pengambilan data menggunakan angket ini dilakukan untuk

    mendapatkan data kebiasaan sikap ilmiah dari praktikan yang menjadi sampel

    penelitian. Angket ini dibagikan pada akhir penelitian. Responden diberi

    kebebasan untuk mengisi angket tersebut dan mengumpulkan kembali setelah

  • 37

    mereka selesai mengisinya. Dari data yang diperoleh dari angket tersebut

    dapat terlihat kebiasaan sikap ilmiah dari praktikan dalam kegiatan praktikum

    dengan melihat skor dari setiap indikator. Persentase data yang didapatkan

    tersebut menggambarkan kebiasaan sikap ilmiah dari praktikan.

    3.5.2 Metode Observasi

    Metode observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan bantuan 2 asisten

    laboratorium untuk masing-masing rombel. Metode ini dilakukan untuk

    mendapatkan data keterampilan proses praktikum (metode ilmiah) dan

    kemampuan berkomunikasi ilmiah. Metode observasi untuk mengetahui

    keterampilan proses praktikum dimulai dari kegiatan sebelum praktikum

    (pretes) hingga praktikum selesai dilakukan. Selain itu metode observasi ini

    juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan berkomunikasi ilmiah dari

    responden baik secara lisan maupun tulis.

    Kemampuan komunikasi tulis diketahui dari penialian lapoan

    praktikum yang dikumpulkan. Sedangkan kemampuan komunikasi ilmiah

    secara lisan diketahui dari presentasi hasil praktikum dari setiap kelompok

    setelah laporan praktikum dikumpulkan. Asisten laboratorium menilai

    kemampuan komunikasi ilmiah dari presentasi tersebut dengan berpedoman

    pada lembar observasi. Persentase dari data yang didapatkan tersebut

    menggambarkan keterampilan proses praktikum dan kemampuan komunikasi

    ilmiah dari responden yang menjadi sampel penelitian.

  • 38

    3.6 Analisis Data

    Analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam.

    Data yang telah didapatkan dari lembar observasi dan angket, selanjutnya

    akan dianalisis untuk mendapatkan persentase masing-masing indikator.

    3.6.1 Analisis Angket

    Data yang diperoleh dari pembagian angket diolah menggunakan

    analisis persentase. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

    persentase sikap ilmiah dari praktikan yang melakukan praktikum fisika

    dasar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam analisis

    persentase ini adalah sebagai berikut:

    (1) Mengkuantitatifkan jawaban yang telah didapatkan dari angket yang

    dibagikan untuk setiap butir pertanyaan.

    (2) Menghitung persentase butir pertanyaan masing-masing indikator yang

    ditentukan dengan formula untuk menghitung persentase sebagai berikut :

    Keterangan :

    n = jumlah total nilai yang diperoleh

    N = jumlah jawaban maksimal untuk setiap indikator

    (3) Menentukan presentase skor ideal (skor maksimum) = 100%

    (4) Menentukan presentase skor terendah (skor minimum) = 25%

    (5) Menentukan range = 100% - 25% = 75%

  • 39

    (6) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik, cukup, kurang, dan

    sangat kurang)

    (7) Menentukan lebar interval = 75%/4 = 18,75%

    Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif

    sikap ilmiah dapat ditetapkan sebagaimana pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Klasifikasi kriteria sikap ilmiah

    Persentase jawaban benar Kriteria

    81,25% < skor 100% Baik

    62,50% < skor 81,25% Cukup

    43,75% < skor 62,50% Kurang

    25% < skor 43,75% Sangat Kurang

    ( Arikunto, 2006 : 242 )

    (8) Menafsirkan hasil analisis yang telah dipersentasekan ke dalam kalimat

    kualitatif sesuai dengan tabel.

    Hasil akhir dari analisis persentase angket ini menggambarkan klasifikasi

    kriteria sikap ilmiah yang dilakukan praktikan.

    Klasifikasi kriteria sikap ilmiah tersebut menggambarkan kualitas

    pelaksanaan sikap ilmiah dalam kegiatan praktikum. Kriteria baik

    menjelaskan bahwa sangat tinggi kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah

    dalam setiap praktikum. Sedangkan kriteria cukup menggambarkan bahwa

    kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum tinggi.

    Kriteria kurang menjelaskan bahwa kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah

    dalam setiap praktikum rendah. Selanjutnya kriteria sangat kurang

    menjelaskan bahwa kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap

    kegiatan praktikum sangat rendah.

  • 40

    3.6.2 Analisis Lembar Observasi

    Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah menggunakan

    metode yang sama dengan pengolahan data pada angket yaitu menggunakan

    analisis persentase. Pada lembar observasi ini, analisis persentase digunakan

    untuk mengetahui seberapa besar persentase keterampilan proses praktikum

    dan kemampuan komunikasi ilmiah dari praktikan. Langkah-langkah yang

    dilakukan peneliti untuk menganalisis lembar observasi ini adalah sebagai

    berikut :

    (1) Mengkuantitatifkan jawaban yang telah didapatkan dari masing-masing

    indikator pada lembar observasi.

    (2) Menghitung persentase untuk masing-masing indikator menggunakan

    formula untuk menghitung persentase sebagai berikut :

    Keterangan :

    n = jumlah total nilai yang diperoleh

    N = jumlah jawaban maksimal untuk setiap indikator

    (3) Menentukan presentase skor ideal (skor maksimum) = 100%

    (4) Menentukan presentase skor terendah (skor minimum) = 25%

    (5) Menentukan range = 100% - 25% = 75%

    (6) Menentukan interval yang dikehendaki = 4 (baik, cukup, kurang, dan

    sangat kurang)

    (7) Menentukan lebar interval = 75%/4 = 18,75%

  • 41

    Berdasarkan perhitungan di atas, maka range persentase dan kriteria kualitatif

    dapat ditetapkan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:

    Tabel 3.3 Klasifikasi kriteria keterampilan proses dan komunikasi ilmiah

    Persentase jawaban benar Kriteria

    81,25% < skor 100% Baik

    62,50% < skor 81,25% Cukup

    43,75% < skor 62,50% Kurang

    25% < skor 43,75% Sangat Kurang

    ( Arikunto, 2006 : 242 )

    (8) Menafsirkan hasil analisis yang telah dipersentasekan kedalam kalimat

    kualitatif sesuai dengan tabel

    Sama dengan penjabaran pada klasifikasi kriteria sikap ilmiah, hasil akhir dari

    analisis persentase lembar observasi ini menggambarkan kriteria keterampilan

    proses praktikum dan kemampuan komunikasi ilmiah praktikan.

    Klasifikasi kriteria tersebut menggambarkan kualitas aspek

    keterampilan proses dan kemampuan komunikasi ilmiah. Kriteria baik

    menjelaskan bahwa sangat tinggi kemampuan praktikan dalam

    mengomunikasikan hasil praktikum secara ilmiah dan melakukan praktikum

    secara runtut. Sedangkan kriteria cukup menggambarkan bahwa kemampuan

    praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum secara ilmiah dan

    melakukan praktikum secara runtut dalam setiap praktikum tinggi. Kriteria

    kurang menjelaskan bahwa kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan

    hasil praktikum secara ilmiah dan melakukan praktikum secara runtut dalam

    setiap praktikum rendah. Selanjutnya kriteria sangat kurang menjelaskan

    kemampuan praktikan dalam mengomunikasikan hasil praktikum secara

  • 42

    ilmiah dan melakukan praktikum secara runtut dalam setiap kegiatan

    praktikum sangat rendah.

    Dari ketiga persentase data yang telah dianalisis oleh peneliti yang

    meliputi sikap ilmiah, keterampilan proses (metode ilmiah) dan kemampuan

    komunikasi ilmiah, selanjutnya diambil prosentase rata-rata. Hasil dari

    persentase rata-rata tersebut merupakan hasil akhir persentase data yang

    menggambarkan kebiasaan bekerja ilmiah dari praktikan yang melakukan

    praktikum fisika dasar sebagai menjadi sampel penelitian.

  • 43

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Pada bab ini disajikan hasil penelitian berupa hasil data yang

    didapatkan dari angket dan lembar observasi. Data yang didapat dari angket

    digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah praktikan sedangkan data lembar

    observasi untuk mengetahui keterampilan proses dan kemampuan komunikasi

    ilmiah. Data hasil penelitian diuraikan dalam pembahasan hasil penelitian.

    Uraian deskripsi dan hasil penelitian disusun berdasarkan rumusan masalah

    yang kemudian dibahas sebagai dasar untuk merumuskan kesimpulan

    penelitian dan saran.

    Sampel yang digunakan untuk mengetahui kebiasaan bekerja ilmiah

    ini diambil secara random dari 6 rombel yang mewakili seluruh mahasiswa

    fisika angkatan 2012 yang berjumlah 202 mahasiswa. Dari pengambilan

    secara random tersebut didapatkan 2 kelas yaitu rombel 1 prodi pendidikan

    fisika yang berjumlah 25 mahasiswa dan rombel 2 prodi fisika yang

    berjumlah 37 mahasiswa. Sehingga total mahasiswa yang menjadi sampel

    penelitian berjumlah 62 mahasiswa.

    43

  • 44

    4.1.1 Sikap Ilmiah

    Data sikap ilmiah praktikan dalam penelitian ini diambil melalui

    angket. Sikap ilmiah yang yang diteliti meliputi 5 hal yaitu: (1) rasa ingin

    tahu, (2) tanggung jawab, (3) disiplin, (4) kerjasama, dan (5) berfikir bebas.

    Persentase sikap ilmiah praktikan dihitung dengan cara membagi skor

    jawaban setiap indikator dengan skor total. Berdasarkan kriteria sikap ilmiah

    pada tabel 3.1 dan hasil penelitian, diperoleh data mengenai persentase sikap

    ilmiah yang disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Persentase sikap ilmiah praktikan

    Data perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

    4.1.2 Keterampilan Proses Praktikum

    Keterampilan proses praktikum dalam penelitian ini diambil melalui

    lembar observasi. Keterampilan proses praktikum ini mencakup tujuh

    indikator. Ketujuh indikator tersebut adalah (1) merumuskan masalah, (2)

    merumuskan tujuan, (3) merumuskan prosedur, (4) memilih instrumen, (5)

    mengumpulkan data, (6) mengolah data, dan (7) menyimpulkan hasil. Aspek

    keterampilan proses praktikum ini diambil dari 3 praktikum yang berurutan

    yaitu ayunan fisis, teori toriceli, dan ayunan matematis. Persentase dalam

    keterampilan proses praktikum didapatkan dari pembagian skor total yang

    No Indikator sikap ilmiah Persentase hasil (%) Kriteria

    1 Rasa ingin tahu 82,56 Baik

    2 Tanggung jawab 84,52 Baik

    3 Disiplin 86,29 Baik

    4 Kerjasama 86,13 Baik

    5 Berpikir bebas 80,24 Cukup

  • 45

    didapatkan pada setiap indikator dengan skor maksimalnya. Berdasarkan

    kriteria keterampilan proses praktikum pada tabel 3.2 dan data hasil

    penelitian, maka dapat dijabarkan persentase keterampilan proses praktikum

    sebagai berikut:

    Tabel 4.2 Persentase keterampilan proses praktikum

    Data perhitungan persentase untuk keterampilan proses praktikum dapat

    dilihat pada Lampiran 5.

    4.1.3 Komunikasi Ilmiah

    Data kemampuan komunkasi ilmiah praktikan diambil melalui lembar

    observasi. Data yang diambil mencakup 5 indikator komunikasi ilmiah.

    Indikator-indikator tersebut adalah (1) kemampunan menyusun laporan, (2)

    kemampuan menyampaikan laporan, (3) kemampuan mendiskusikan hasil

    percobaan, (4) kemampuan menerjemahkan data percobaan, dan (5)

    kemampuan menanggapi pendapat. Sama dengan pengambilan data pada

    keterampilan proses, data komunikasi ilmiah diambil dari 3 praktikum yang

    berurutan yaitu ayunan fisis, teori toriceli, dan ayunan matematis.

    Perhitungan data praktikum juga dilakukan dengan membagi total skor yang

    didapatkan dengan skor maksimal. Berdasarkan kriteria komunkasi ilmiah

    No Indikator Persentase hasil (%)

    Praktikum 1 Praktikum 2 Praktikum 3

    1 Merumuskan masalah 80,65 88,31 86,29

    2 Merumuskan tujuan 88,71 93,15 94,76

    3 Merumuskan prosedur 77,42 81,05 83,06

    4 Memilih instrument 89,52 87,90 89,52

    5 Mengumpulkan data 96,77 94,76 93,95

    6 Mengolah data 76,61 76,63 83,47

    7 Menyimpulkan hasil 82,26 83,47 81,45

  • 46

    pada tabel 3.2 dan data hasil penelitian, maka dapat dijabarkan persentase

    komunikasi ilmiah untuk setiap praktikum sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Persentase komunikasi ilmiah

    Data perhitungan persentase untuk kemampuan komunkasi ilmiah praktikum

    dapat dilihat pada lampiran 6.

    4.1.4 Kebiasaan Bekerja Ilmiah

    Data kebiasaan bekerja ilmiah merupakan penggabungan dari

    persentase rata-rata ketiga aspek kebiasaan bekerja ilmiah. Ketiga aspek

    tersebut meliputi: (1) sikap ilmiah, (2) keterampilan proses praktikum

    (metode ilmiah), dan (3) kemampuan komunikasi ilmiah. Persentase akhir

    didapatkan dari rata-rata persentase ketiga aspek kerja ilmiah yang

    didapatkan. Berdasarkan data hasil penelitian ketiga aspek tersebut, maka

    dapat dijabarkan persentase kebiasaan bekerja ilmiah sebagai berikut:

    No Indikator Persentase hasil (%)

    Praktikum 1 Praktikum 2 Praktikum 3

    1 Kemampunan

    menyusun laporan 95,97 95,16 97,58

    2 Kemampuan

    menyampaikan laporan 92,74 87,50 94,76

    3 Kemampuan

    mendiskusikan hasil 89,11 88,71 89,92

    4 Kemampuan

    menerjemahkan data 86,29 88,71 87,10

    5 Kemampuan

    menanggapi pendapat 88,31 81,85 87,10

  • 47

    Tabel 4.4 Persentase kebiasaan bekerja ilmiah

    Data perhitungan persentase untuk kebiasaan bekerja ilmiah dapat dilihat

    pada lampiran 7.

    4.2 Pembahasan

    Hasil dari penelitian ini merupakan pencerminan dari kondisi populasi

    penelitian yaitu mahasiswa Fisika angkatan 2012. Hasil penelitian ini

    membahas kriteria aspek penyusun kebiasaan bekerja ilmiah dan kriteria

    kebiasan bekerja ilmiah praktikan.

    4.2.1 Sikap Ilmiah Praktikan

    Berdasarkan teori dan data penelitian, diperoleh empat dari lima

    indikator sikap ilmiah tersebut mempunyai kategori baik. Hal ini berarti

    bahwa kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum yang

    dilakukan sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari persentase akhir setiap

    indikator yang mencapai hasil lebih dari 80%. Persentase yang didapatkan

    juga relatif sama yang menggambarkan bahwa indikator-indikator tersebut

    dapat dikatakan sudah menjadi kebiasaan. Akan tetapi, beberapa sikap lebih

    menonjol dilakukan praktikan saat praktikum. Sebagian besar praktikan

    datang tepat waktu dan mampu untuk berdiskusi dengan anggota kelompok

    ketika praktikum berlangsung. Perilaku tersebut mendorong berkembanganya

    No Indikator Persentase hasil (%) Kriteria

    1 Sikap ilmiah 83,95 Baik

    2 Keterampilan proses 86,27 Baik

    3 Komunikasi ilmiah 90,05 Baik

  • 48

    sikap disiplin dan kerjasama. Selain itu kedua sikap tersebut paling

    berkembang dengan baik karena sejak di sekolah menengah sikap yang

    ditekankan ketika praktikum adalah sikap disiplin dan kerjasama.

    Pertama, ingin tahu. Persentase rasa ingin tahu yang didapat dalam

    penelitian ini cukup besar dan tergolong baik. Hal ini dibuktikan dari

    beberapa sikap praktikan antara lain: (1) Praktikan mencoba untuk

    berhipotesis tentang praktikum yang akan dilakukan. (2) Praktikan membaca

    buku literatur dan menanyakan hal-hal yang masih dibingungkan dalam

    praktikum. (3) Praktikan mengerjakan tugas awal sebelum melakukan

    praktikum sebagai ujian awal untuk mengetahui pemahamannya terhadap

    praktikum yang akan dilakukan. Ketiga perilaku tersebut menggambarkan

    bahwa rasa ingin tahu praktikan tentang praktikum yang dilakukannya sangat

    tinggi. Praktikan ingin mengetahui lebih dalam terkait praktikum yang

    dilakukan. Hal ini memacu praktikan untuk mempersiapkan diri lebih awal

    dalam menghadapi praktikum yang akan dilakukan. Dampak yang didapatkan

    praktikan menjadi lebih siap untuk melakukan praktikum. Rasa ingin tahu ini

    juga didukung karena sebagian besar praktikan mempunyai buku literatur

    selain diktat praktikum untuk menunjang lancarnya kegiatan praktikum.

    Kedua, tanggung jawab. Aspek sikap tanggung jawab yang didapatkan

    dari angket mendapatkan persentase yang besar dan termasuk dalam kriteria

    baik. Data tersebut menggambarkan bahwa praktikan memiliki rasa tanggung

    jawab yang tinggi ketika melakukan praktikum. Cerminan perilaku praktikan

    yang dilakukan untuk mengembangkan sikap tersebut antara lain: lain (1)

  • 49

    Praktikan mengambil alat praktikum sesuai dengan perintah asisten

    laboratorium. (2) Praktikan mengembalikan alat-alat praktikum ketempat

    semula setelah praktikum berakhir. (3) Praktikan menjaga keutuhan dan

    kerapian alat-alat praktikum, dan (4) mengganti alat praktikum tersebut jika

    merusaknya. Dari keempat perilaku tersebut terlihat kesadaran praktikan

    bahwa alat-alat praktikum yang mereka gunakan adalah milik laboratorium.

    Selain itu alat-alat tersebut juga digunakan untuk praktikum kelompok-

    kelompok yang lain. Sehingga mereka harus bertanggung jawab untuk

    menjaga perlengkapan dan tempat ketika melakukan praktikum.

    Ketiga, disiplin. Persentase hasil akhir sikap ilmiah yang didapatkan

    dalam penelitian ini termasuk daam kategori baik. Cerminan sikap ilmiah

    yang dilakukan prakitikan ketika praktikum yang berupa: (1) praktikan datang

    praktikum sesuai dengan waktu yang ditentukan (15 menit sebelum

    praktikum). (2) Mengumpulkan tugas awal sebelum melaksanakan

    praktikum. (3) Praktikum selesai dilakukan sesuai dengan waktu yang

    dialokasikan. (4) Praktikan tidak bergurau ketika melakukan praktikum

    (praktikum dengan serius). (5) Praktikan mengumpulkan laporan praktikum

    tepat waktu, menggambarkan bahwa praktikan memiliki kedisiplinan yang

    tinggi. Sikap-sikap tersebut tercermin dari perilaku praktikan pada kegiatan

    sebelum praktikum hingga praktikum berakhir. Berdasarkan kelima

    pencerminan sikap tersebut, maka kedisiplinan praktikan dalam melakukan

    kegiatan praktikum sangat tinggi.

  • 50

    Keempat, kerjasama. Aspek sikap kerjasama termasuk dalam kriteria

    baik. Hasil tersebut tergambarkan dari sikap praktikan yang berupa (1)

    praktikan melakukan praktikum secara berkelompok (tidak individual). (2)

    Adanya pembagian tugas yang baik ketika melakukan praktikum. (3)

    Menanyakan dan membantu tugas anggota yang lain ketika terjadi kesulitan.

    Hal ini berarti praktikan sudah melakukan kerjasama dengan anggota

    kelompok dalam kegiatan praktikum. Kerjasama tersebut menggambarkan

    bahwa praktikan sudah mempunyai manajemen dalam mengorganisasi

    kelompoknya. Dari kriteria persentase sikap kerjasama tersebut, menegaskan

    bahwa tingkat kemauan praktikan untuk bekerja sama dalam praktikum serta

    tidak praktikum secara individu sangat tinggi. Hasil tersebut mendorong pada

    hasil praktikum yang didapatkan sehingga menjadi lebih baik dan dapat

    selesai tepat waktu.

    Kelima, berfikir bebas. Aspek sikap berfikir bebas pada penelitian ini

    mendapatkan persentase dengan kategori cukup. Hal ini terjadi karena

    kreatifitas praktikan dalam praktikum yang dilakukan kurang terbangun.

    Praktikan hanya menjalankan praktikum sesuai dengan perintah asisten

    laboratorium. Praktikan kurang berani mencoba untuk mengambil langkah

    ketika terjadi kendala dalam praktikum dan cenderung menunggu solusi dari

    asisten untuk menyelesaikan masalahnya. Hal ini berdampak pada

    kemampuan kreatifitas praktikan yang kurang terbangun. Sehingga sikap

    berfikir bebas atau berfikir mendapat kriteria dibawah sikap-sikap yang lain.

  • 51

    Empat dari lima sikap ilmiah tersebut termasuk dalam kategori baik.

    Selain itu persentase yang didapatkan cenderung stabil. Hasil tersebut

    menggambarkan bahwa kebiasaan untuk bersikap ilmiah telah terbentuk.

    Selain itu kemauan praktikan untuk bersikap ilmiah dalam setiap praktikum

    sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Kamil yang dikutip oleh

    Sopiah (2009), ciri-ciri sikap atau tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan

    relatif menetap dan tidak memerlukan fungsi pikir yang cukup tinggi. Sikap

    ilmiah ini dapat terbangun dikarenakan adanya kesadaran dari praktikan akan

    pentingnya melaksanakan praktikum dengan baik. Sehingga hasil akhir yang

    didapatkan saat praktikum akan lebih dapat dipertanggungjawabkan

    kebenarannya.

    Dari kelima persentase data hasil penelitian, tidak didapatkan aspek

    sikap ilmiah yang mencapai skor maksimal. Hal tersebut terjadi karena

    adanya beberapa kendala yang dihadapi atau penghambat ketika melakukan

    praktikum sehingga sikap-sikap tersebut tidak dapat dicapai. Pada aspek sikap

    ingin tahu, didapatkan beberapa praktikan tidak punya buku literatur yang

    mendukung kecuali diktat praktikum yang diberikan sehingga pengetahuan

    dasar tentang praktikum yang dilakukan masih kurang. Selain itu sebagian

    besar praktikan belum pernah melakukan praktikum yang hendak dilakukan

    sebelumnya kecuali praktikum ayunan matematis. Akibatnya praktikan

    merasa melakukan sesuatu yang baru dan pengethuan yang dimiliki terkait

    praktikum tersebut masih kurang. Sehingga hasil yang didapatkan pada aspek

    ini kurang maksimal.

  • 52

    Pada aspek sikap ingin tahu, didapatkan beberapa praktikan tidak

    punya buku literatur yang mendukung kecuali diktat praktikum yang

    diberi