analisis kasus menurut pandangan budhinhukum

6
Menurut Pandangan Agama Budha Pada kasus yang dialami Ny. Dita ini dimulai dari gangguan orientasi seksual yang dialaminya, pernikahan paksa yang terjadi, KDRT yang dilakukan suaminya terhadap dirinya, hingga perceraian, semua ini akan dibahas satu per satu menurut sudut pandang agama Buddha (untuk pembahasan lebih lanjut lihat bab tinjauan pustaka). Homoseksual (gangguan orientasi seksual) Menurut budha homoseksual yang terjadi pada Ny. Dita dipercaya merupakan akibat dari pelanggaran sila ke 3 di masa lalu. Sila merupakan salah satu landasan moral buddhis, dimana sila ke 3 nya diperintahkan untuk tidak melakukan perbuatan asusila. Pernikahan Pernikahan yang terjadi pada kasus ini merupakan pernikahan paksa, akibat dari ego ayah Ny. Dita yang malu dengan keadaan putrinya, dimana menurut budha tidak harus dilakukan. Sebab menurut budha pernikahan itu ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga bahagia yang sesuai Dhamma. Jadi apabila dari salah satu pihak sudah merasa terpaksa untuk hidup dalam suatu perkawinan maka sebaiknya tidak dilakukan atau dengan kata lain lebih baik hidup sendiri. KDRT

Upload: bayu-permana

Post on 11-Aug-2015

165 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Kasus Menurut Pandangan Budhinhukum

Menurut Pandangan Agama Budha

Pada kasus yang dialami Ny. Dita ini dimulai dari gangguan orientasi seksual yang dialaminya,

pernikahan paksa yang terjadi, KDRT yang dilakukan suaminya terhadap dirinya, hingga

perceraian, semua ini akan dibahas satu per satu menurut sudut pandang agama Buddha (untuk

pembahasan lebih lanjut lihat bab tinjauan pustaka).

Homoseksual (gangguan orientasi seksual)

Menurut budha homoseksual yang terjadi pada Ny. Dita dipercaya merupakan akibat dari

pelanggaran sila ke 3 di masa lalu. Sila merupakan salah satu landasan moral buddhis,

dimana sila ke 3 nya diperintahkan untuk tidak melakukan perbuatan asusila.

Pernikahan

Pernikahan yang terjadi pada kasus ini merupakan pernikahan paksa, akibat dari ego ayah

Ny. Dita yang malu dengan keadaan putrinya, dimana menurut budha tidak harus

dilakukan. Sebab menurut budha pernikahan itu ialah ikatan lahir batin antara seorang

pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga bahagia yang

sesuai Dhamma. Jadi apabila dari salah satu pihak sudah merasa terpaksa untuk hidup

dalam suatu perkawinan maka sebaiknya tidak dilakukan atau dengan kata lain lebih baik

hidup sendiri.

KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Ny. Dita akibat perbuatan suaminya dalam

Budha sangat tidak dibenarkan. Karena Budha sangat menolak sekali tindak kekerasan,

apalagi terhadap kaum wanita. Budha mengajarkan untuk menghormati dan tidak berbuat

kasar terhadap kaum wanita.

Perceraian

Perceraian yang terjadi antara Ny. Dita dan suaminya tidak dilarang oleh Budha, walau

Budha juga tidak mendukung pereceraian. Perceraian harus menjadi jalan terakhir yang

ditempuh dalam menyelesaikan suatu permasalahan keluarga. Namun, pada kasus ini

menurut kelompok kami, Ny. Dita sebaiknya memang bercerai dari suaminya karena

suaminya sering sekali melakukan KDRT terhadapnya baik secara fisik dan psikis baik

sebelum atau sesudah mengetahui Ny. Dita memiliki gangguan orientasi seksual.

Page 2: Analisis Kasus Menurut Pandangan Budhinhukum

Menurut Pandangan Agama Hindu

Sama halnya dengan agama Budha, masalah pada kasus Ny. Dita ini akan dibahas satu per satu

menurut agama hindu (untuk pembahasan lebih lanjut lihat bab tinjauan pustaka).

Homoseksual (gangguan orientasi seksual)

Menurut agama hindu, kasus yang dialami oleh Ny. Dita ini merupakan salah satu dari

sekian banyak kecendrungan-kecendrungan yang ada dalam (diri) manusia. Jenis kelamin

menurut Hindu hanya bersifat sementara dan dalam wujud Atman tidak ada pemisahan

kelamin. Kaum homoseksual menurut Hindu merupakan lebih dari sekedar

kecendrungan-kecendrungan yang ada dalam diri mereka. Mereka juga adalah atman

yang indah.

Pernikahan

Pernikahan menurut Hindu adalah sesuatu prosesi yang sakral. Dimana setelah

melakukan upacara perkawinan (wiwaha) barulah suami dan istri dapat melakukan

hubungan seksual dan tujuannya adalah untuk mendapatkan keturunan (prokreasi). Walau

pernikahan yang dilakukan oleh Ny. Dita sah dalam pandangan agama hindu, namun

tujuan pernikahan Ny. Dita yang sebenarnya adalah bukan untuk prokreasi melainkan

karena dipaksa mengikuti ego sang ayah, jadi pernikahan itu pula akan mendatangkan

kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan pada Ny. Dita.

KDRT

Sehubungan dengan tujuan dilaksanakan pernikahan Ny. Dita tadi maka, tidak ada rasa

kasih sayang yang terjalin antara Ny. Dita dan suaminya sehingga mengakibatkan

terjadilah KDRT. Dimana dalam Sloka 55 (Hindu) disebutkan wanita harus dihormati

dan disayang. Kemudian pada Sloka 57 disebutkan bahwa rumah dimana wanita tidak

dihormati sewajarnya, maka keluarga/rumah itu akan hancur seluruhnya seolah-olah

dihancurkan oleh kekuatan gaib.

Perceraian

Perceraian dalam agama hindu sesungguhnya sangat dihindari, karena termasuk dalam

perbuatan dosa atau Adharma. Perceraian dalam agama hindu dipercaya akan

mendatangkan kesengsaraan bagi pihak-pihak yang bercerai. Dalam Manawa Dharma

Page 3: Analisis Kasus Menurut Pandangan Budhinhukum

Sastra Bab XI Sloka 77 disebutkan bahwa suami hendaknya bertahan dengan istri yang

membencinya selama 1 tahun, namun apabila sudah lewat dari 1 tahun dan masih ada

rasa benci perceraian boleh dilakukan. Pada kasus Ny. Dita ini sendiri tidak didapatkan

informasi mengenai berapa lama Ny. Dita menjalani rumah tangga bersama suaminya.

Menurut Pandangan Hukum

Berikut akan dibahas masalah pada kasus Ny. Dita menurut sudut pandang hukum (untuk

pembahasan lebih lanjut lihat bab tinjauan pustaka).

Homoseksual

Pengertian homoseksual sendiri dalam hukum tidak diterangkan. Namun menurut hukum

di Indonesia tidak mengakui adanya perkawinan antara sesama jenis. Hal ini diatur pula

dalam UU RI Nomor 1 tahun 1974 pasal 1. Mungkin hal ini pula yang menjadi alas an

mengapa ayah Ny. Dita segera menikahkan Ny. Dita dengan seorang pria.

Pernikahan

Pernikahan menurut hukum di Indonesia diatur dalam UU RI Nomor 1 tahun 1974

tentang Perkawinan, dimana dikatakan sah jika dilakukan menurut hukum agama dan

kepercayaan masing-masing. Jadi pada kasus Ny. Dita ini perkawinan yang berlangsung

menurut hukum adalah sah jika sesuai dengan kepercayaan agama mereka.

KDRT

Hukum di Indonesia jelas melarang adanya kekerasan dalam rumah tangga, hal ini

dibuktikan dengan adanya UU no. 23 tahun 2004. Di dalam UU ini melarang setiap

tindak kekerasan dalam rumah tangga khususnya untuk perempuan dan anak. Oleh

karena itu suami Ny. Dita dapat terjerat hukum berdasarkan UU tersebut.

Perceraian

Dimata hukum perceraian yang tejadi antara suami Ny. Dita dan Ny. Dita juga sah

adanya karena memenuhi beberapa alasan-alasan perceraian yang terdapat dalam UU.

UU yang mengatur mengenai perceraian ini adalah UU RI Nomor 1 Tahun 1974, dan

didalamnya dituliskan tata cara perceraian memiliki peraturannya sendiri yang ada dalam

PP No. 9 Tahun 1975. Alasan-alasan yang dapat diajukan Ny. Dita dan suami untuk

Page 4: Analisis Kasus Menurut Pandangan Budhinhukum

bercerai adalah karena salah satu pihak (suami) melakukan kekejaman atau penganiyaan

yang membahayakan pihak lain (istrinya), salah satu pihak (istri) memiliki gangguan

orientasi seksual yang mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya melayani

suaminya.