analisis kasus
DESCRIPTION
Analisis KasusTRANSCRIPT
PAPARAN KASUS
VIVAnews - PT Elnusa Tbk kebobolan Rp111 miliar deposito yang tersimpan di
Bank Mega. Manajemen Bank Mega dalam konferensi pers di Gedung Bank Mega,
Jakarta, Senin 25 April, menjelaskan kronologi kasus tersebut.
Kasus Elnusa bermula pada 7 September 2009 dengan diterimanya aliran dana dari
salah satu bank (Bank X) di Jakarta. Instruksi yang diterima Bank Mega, dana
tersebut ditujukan untuk deposito on call (DoC) atau penempatan jangka pendek
dengan tenor beragam, 1-8 hari.
Direktur Kepatuhan dan Risk Management Bank Mega, Suwartini, menyebutkan,
Bank Mega tak pernah menerima penempatan dana dalam bentuk deposito
berjangka, sehingga tidak ada pembayaran bunga deposito berjangka bulanan.
Direktur Teknologi dan Layanan Operasi Bank Mega J Georgino Godong
menyatakan, dari dokumen transaksi berupa aplikasi penempatan deposito, dan
transfer atau pemindahbukuan, semua sesuai prosedur.
Dokumen tersebut berasal dari nasabah, yakni PT Elnusa, ditandatangani Direktur
Keuangan Santun Nainggolan dan Direktur Utama (kini mantan) Eteng Abdul Salam
dan diserahkan ke oknum Pemimpin KCP Bekasi Jababeka. "Kami tidak
bertanggungjawab karena semua prosedur sesuai standar."
Dana penempatan deposito PT Elnusa di Bank Mega berasal dari rekening giro PT
Elnusa di Bank X bernilai total Rp111 miliar, dan dari rekening giro Elnusa di Bank
Mega KCP Menara Batavia Rp50 miliar.
Untuk pencairan deposito PT Elnusa masuk ke rekening giro Mega Bisnis PT Elnusa
di KCP Bekasi Jababeka dan di-overbooking ke dua rekening Mega Bisnis atas nama
PT Discovery Indonesia (PT DI) di Bank X dan Y. Selain itu, PT DI menempatkan
dana deposito pada 16 September dan 6 Oktober 2009 masing-masing senilai Rp5
miliar dan dicairkan sebelum jatuh tempo ke rekening mereka di Bank Y.
Berikut urutan penempatan dana Elnusa di Bank Mega:
7 September 2009
Elnusa menempatkan deposito Rp50 miliar dengan tanggal pencairan 16 September
2009 yang masuk ke rekening Elnusa di Bank Mega KCP Bekasi Jababeka. Dari sini
dana dipecah menjadi empat, masing-masing ke rekening giro PT HAM di bank X
sebesar Rp35 miliar, PT DI Rp5 miliar, deposito Rp5 miliar di KCP Bekasi, dan sisa
dana Rp5 miliar mengendap di rekening giro 1 PT DI di KCP Bekasi Jababeka.
29 September 2009
PT Elnusa kembali menempatkan dana Rp50 miliar dengan tanggal pencairan 6
Oktober 2009 ke rekening PT Elnusa di KCP Jababeka. Dari sini, dana mengalir ke
rekening PT DI di Bekasi Jababeka dan selanjutnya dipecah ke rekening giro PT
HAM (Rp35 miliar), rekening giro 1 PT DI (Rp5 miliar), deposito PT DI di KCP
Bekasi Jababeka (Rp5 miliar) dan sisa dana Rp5 miliar ke rekening giro 2 PT DI di
KCP Bekasi Jababeka.
19 November 2009
Penempatan deposito PT Elnusa sebesar Rp40 miliar dengan tanggal pencairan 19
November 2009. Dari deposito yang cair sebesar Rp40.028.493.150 (Rp40,028
miliar) ke rekening giro Elnusa di KCP Bekasi Jababeka, dan dialirkan Rp40 miliar
ke Rekening giro PT HAM di Bank X Jakarta.
8 Maret 2010
Transaksi pengiriman uang melalui bilyet giro atas nama PT DI di KCP Bekasi
Jababeka ditujukan untuk rekening giro PT Elnusa di Bank X sebesar
Rp50.214.794.521 (Rp50,2 miliar) dengan keterangan transaksi tertulis sebagai
"pengembalian hasil investasi".
14 April 2010
PT Elnusa kembali menempatkan Rp11 miliar dengan tanggal pencairan pada 15
April 2010 dana sebesar Rp11.001.326.027 (Rp11,001 miliar). Dari transaksi ini,
kemudian di transfer ke rekening giro 2 PT DI di KCP Bekasi Jababeka sebesar
Rp11 miliar dan dilanjutkan RTGS ke rekening giro PT DI di bank Y sebesar Rp10
miliar. Sisa dana Rp1 miliar di rekening giro 2 PT DI di KCP Bekasi Jababeka.
19 Juli 2010
PT Elnusa menempatkan dana Rp10 miliar dengan tanggal pencairan 19 Juli 2010,
kemudian dipindahbukukan ke rekening giro PT Di di KCP Jababeka Rp10 miliar
dan selanjutnya RTGS PT DI ke Bank Y sebesar Rp10 mi
ANALISIS PERMASALAHAN
Seperti diketahui, kasus ini berawal ketika Elnusa menggelontorkan uang sebesar
Rp161 miliar secara bertahap ke Bank Mega Cabang Jababeka mulai September
2009. Uang yang selama ini menganggur itu disimpan dalam bentuk rekening
deposito berjangka dengan bunga tujuh persen.
Para pelaku lalu memalsukan akta dan tanda tangan pada blanko pencairan deposito,
uang itu lalu dipindahkan ke deposit on call "aspal" (asli tapi palsu) atas nama
Elnusa. Setelah jatuh masanya, deposit on call itu mereka cairkan dan mengalir ke
rekening PT Discovery dan PT Harvest. Uang itu kemudian digunakan untuk bisnis
investasi para tersangka. Ini makin menguatkan bukti bahwa Elnusa adalah korban
kelalaian Bank Mega dalam pelaksanakan prosedur penempatan deposito. Lebih
“lanjut Tony menginformasikan bahwa Elnusa telah memenangkan gugatan
perdatanya melalui putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 22 Maret
2012 Nomor: 284/PDT.G/2011/PN.JKT.SEL. Dalam amar putusannya, majelis
hakim memerintahkan Bank Mega untuk segera melakukan pencairan dana deposito
milik Elnusa sebesar Rp111 miliar berikut bunganya”
KETERKAITAN DENGAN TEORI
Dalam kasus ini, para pelaku melakukan banyak pemalsuan tanda tangan yang tidak
diketahui oleh PT Elnusa dan Bank Mega. Dalam kasus ini prinsip-prinsip yang telah
dilanggar adalah Tanggung jawab profesi, karena ia tidak menggunakan
pertimbangan professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Selain itu juga
melanggar prinsip Integritas, karena tidak memelihara dan meningkatkan
kepercayaan nasabah.
REKOMENDASI
Pertama melakukan fit and proper test terhadap manajemen dan pejabat eksekutif
Bank Mega. Kedua, menginstruksikan Bank Mega untuk mereview seluruh
kebijakan dan prosedur, khususnya aktivitas pendanaan (funding) termasuk
penetapan target, limit dan kewenangan untuk kantor cabang, kantor cabang
pembantu, kantor kas dan individu, baik nominal maupun suku bunga, pengaturan
wilayah kerja kantor serta mekanisme inisiasi nasabah baru.
Ketiga, menginstruksikan agar Bank Mega untuk memperbaiki fungsi internal
control dan risk management, termasuk kecukupan jumlah auditor di setiap kantor,
proses check and balance baik melalui tahapan kewenangan maupun sistem, fungsi
pengawasan kantor pusat terhadap kantor-kantor di bawahnya dan prinsip know your
employee.
Kemudian, meminta Bank Mega memberhentikan pegawai di bawah pejabat
eksekutif yang terlibat dalam kasus dana nasabah atas nama PT Elnusa dan dana
Pemkab Batubara, Sumatera Utara di KCP Bekasi Jababeka. Bank Mega juga
diinstruksikan segera membentuk escrow account senilai dana Elnusa dan Pemkab
Batubara.