analisis kandungan total lipid...10. mengambil lipid yang terletak pada lapisan bawah menggunakan...

31
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TOTAL LIPID Oleh: Golongan C/Kelompok 3C 1. Helmi Faghi Setiawan (161510501113) 2. Nimas Ardia Nandini (161510501148) LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

Upload: others

Post on 04-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    ANALISIS KANDUNGAN TOTAL LIPID

    Oleh:

    Golongan C/Kelompok 3C

    1. Helmi Faghi Setiawan (161510501113)

    2. Nimas Ardia Nandini (161510501148)

    LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2017

  • 1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tanaman umumnya melakukan proses fotosintesis agar dapat mencukupi

    kebutuhan hidupnya. Proses fotosintesis memerlukan unsur hara yang diubah

    menjadi energi dalam bentuk atp. Hasil fotosintesis yang disebut dengan fotosintat

    akan di distribusikan ke seluruh bagian tanaman tak terkecuali pada biji tanaman

    yang memiliki biji seperti padi. Malai tanaman padi akan disuplai fotosintat

    hingga padi yang mula-mula berwarna hijau akan berwarna kuning kecoklatan.

    Biji padi tersebut akan mengalami pengisian isi oleh cairan fotosintat hingga biji

    tersebut masak, selain fotosintat yang terdapat pada malai terdapat pula lemak

    nabati dari tanaman padi. Kandungan lemak yang terdapat pada biji padi dapat

    berbeda-beda berdasarkan varietas dan juga jenis benih tersebut apakan milk rice

    atau brown rice.

    Kedua jenis biji padi diatas memiliki karakteristik yang berbeda, untuk

    milk rice adalah biji padi yang telah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi

    beras yang dapat kita konsumsi sehari-hari. Sesuai namanya milk rice memiliki

    warna putih bersih. Pembeda utama antara padi brown rice dan milk rice adalah

    warnanya. Wana padi brown rice adalah kecoklatan. Warna coklat yang

    dihasilkan padi ini dikarenakan kulit ari yang menempel pada padi tidak dikupas

    sehingga warna padi tetap kecoklatan. Berbeda halnya dengan padi milk rice yang

    mana harus dikupas kulit arinya terlebih dahulu sehingga berwarna putih bersih.

    Secara logika brown rice memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan padi milk rice dan hal tersebut terletak pada kulit beras.

    Warna kuning kecoklatan pada tanaman maupun biji padi merupakan indikator

    terdapatnya lemak pada biji terebut.

    Cadangan makanan pada tanaman tidak selalu berbentuk hal yang dapat

    manusia lihat seperti buah melainkan juga dapat berbentuk lemak. Lemak

    tanaman umumnya lebih sehat dibandingkan dengan lemak pada hewan. Lemak

    nabati atau lemak yang berasal dari tumbuhan dapat diolah menjadi bentuk lain

    yang tentunya sangat berguna bagi kehidupan manusia.

  • 2

    Lipid atau lemak merupakan senyawa yang tidak dapat dipecah oleh air

    karena memiliki rantai hidrokarbon yang panjang sehingga lemak memiliki sifat

    non polar dan air adalah polar. Senyawa non-polar hanya dapat dipecah atau larut

    oleh larutan non-polar. Contoh larutan non-polar adalah benzena, ethyl ether,

    karbondioksida dan kloroform. Pemisahan antara lemak dan endapan-endapan

    selain lemak dapat diekstraksi menggunakan metode Bligh-Dyer Method. Hal

    yang diperhatikan dalam melakukan ekstraksi dengan cara Bligh-Dyer Method

    adalah struktur, tekstur, sensitivitas dan kandungan lipid. Ke empat unsur tersebut

    saling berikatan dan memiliki kesinambungan dan harus terpenuhi satu sama

    lainnya. Oleh karena itu pada praktikum kali ini akan dilakukan analisa

    kandungan lipid total.

    1.2 Tujuan

    1. Memisahkan atau bagian lipid dari komplek protein, karbohidrat dan minor

    komponen sepeti asam amino acid mineral.

    2. Menjaga lipid tersebut tidak rusak selama dalam proses isolasi dan sebelum

    analisis.

  • 3

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam air karena

    senaywa ini bersifat non-polar yang mana hanya dapat dilarutkan dengan senyawa

    non-polar juga. Lipid dapat dipisahkan dengan senyawa-senyawa lain dengan

    menggunakan pengekstraksian lemak, metode tersebut menggunakan bahan utama

    kloroform metanol dengan perbandingan 2:1. Menggunakan kloroform metanol

    karena dapat menghasilkan sekat antara lemak dengan pellet (Sarungallo dkk,

    2015). Selain menggunakan cara tersebut untuk mendapatkan lemak dari

    tumbuhan khususnya biji dapat dilakukan dengan cara pengepresan. Kedua cara

    dapat dikombinasikan sehingga dapat menghasilkan lemak yang berkualitas.

    Lemak yang dihasilkan melalui proses pengepresan bisa jadi tercampur dengan

    ampas jika saringan terlalu lebar jaraknya (Widayat, 2013).

    Proses pengekstraksian dapat menghasilkan lemak dengan catatan hal-hal

    kecil seperti penggunaan alat harus sesuai atauran dan juga durasi untuk

    mengekstrak harus diperhatikan. Kloroform adalah senyawa yang mudah

    menguap namun untuk lebih memastikan lagi dari campuran lemak dan kloroform

    tersebut benar-benar tidak ada senyawa lain selain lemak maka perlu didiamkan.

    Semakin lama waktu untuk menghilangkan kloroform semakin baik karena dapat

    memisah secara sempurna (Purwanti, 2014).

    Lemak juga terdapat pada daun tepatnya pada kromoplas. Berbeda dengan

    pada bagian biji, pada bagian daunini lemak adalah berwujudan dari karetenoid

    yang disimpan dalam gelembung lemak. Lemak yang terdapat pada biji dan daun

    memiliki fungsi berbeda dan tidak dapat dibandingkan (Mulyani, 2006).

    Proses pemisahan antara pellet dengan senyawa lemak dapat disebut

    dengan sentrifugasi. Penggunaan sentrifugasi sendiri bertujuan untuk

    mempermudah untuk memisahkan atau bahkan membuat senyawa menjadi

    homogen tanpa harus menggoyang-goyangkan tabung reaksi. Tindakan-tindakan

    tersebut dapat menjadikan lemak terekstraksi secara keseluruhan, namun harus

    lebih diperhatikan dalam melakukan sentrifugasi atau menggoyang-goyangkan

    tabung reaksi (Matyash et al, 2012).

  • 4

    Sampel yang mudah diamati adalah menggunakan brown rice dan milk

    rice. Kedua jenis beras tersebut mempunyai ciri yang mencukupi jika dilakukan

    ekstrasi lipid namun dengan catatan cara kerja yang dilakukan harus benar-benar

    sesuai. Meskipun dari satu varietas yang sama kedua beras tersebut memiliki

    kandungan lemak yang berbeda (Misir et al, 2013). Proses terjadinya lemak tidak

    begitu saja terjadi melainkan melalui beberapa proses yang terjadi pada makhluk

    hidup. Metabolisme lemak sendiri diatur oleh suatu sel ganda yang dapat

    mengaktifkan sel-sel bioaktif lainnya sehingga lipid dapat melakukan

    metabolismenya sendiri (Huang and Freter, 2015).

  • 5

    BAB 3. METODE PRAKTIKUM

    3.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum mata kuliah Agrobiosains dengan judul “Analisa Kandungan Total

    Lipid” dilaksanakan hari Sabtu, 4 November 2017 pukul 10.30-12.00 WIB di

    LAbortorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1 Alat

    1. Tabung reaksi

    2. Timbangan

    3. Pipet

    4. Mesin giling

    5. Blender

    6. Aluminium foil

    3.2.2 Bahan

    1. Brown rice

    2. Milk rice

    3. Cloroform

    4. Methanol

    5. Aquadest

    3.3 Cara Kerja

    1. Mengupas padi untuk memisahkan antara kulit padi dengan bulir padi yang

    kemudian akan mendapatkan brown rice.

    2. Melakukan penggilingan brown rice menggunakan blender sampai

    mendapatkan bubuk brown rice.

    3. Menimbang bubuk brown rice menggunakan timbangan dengan berat 5 gram.

    4. Memasukkan brown rice kedalam rabung reaksi tanpa tutup.

    5. Menambahkan kloroform methanol 5 ml.

  • 6

    6. Mencampurkan antara brown rice dengan larutan kloroform sampai

    homogen.

    7. Membiarkan larutan tersebut salaam 5 menit, sampai terpisah antara pellet

    (ampas) dengan larutan lipid yang terbentuk.

    8. Memindahkan larutan lipid yang terbentuk kedalam tabung reaksi yang

    bertutup

    9. Mencampurkan kembali 2 ml kloroform dan 3 ml aquadest, melakukan

    pencampuran dengan cara mengocok sampai homogen dan mendiamkannya

    selama 30 menit untuk mendapatkan Chloroform layer dan Methanol layer.

    10. Mengambil lipid yang terletak pada lapisan bawah menggunakan pipet, lalu

    ditempatkan pada alumunium foil yang telah ditimbang sebelumnya.

    11. Membiarkan larutan tersebut selama 24 jam.

    12. Menimbang menggunakan timbangan analitik.

    13. Menghitung presentase lipid yang terkandung dalam brown rice

    menggunakan rumus:

    𝐹 =(W2 − W0)

    W3 x 100%

    3.4 Variabel Pengamatan

    1. Kandungan lipid pada brown rice dan milk rice

    Kandungan klorofil pada brown rice dan milk rice dapat diketahui dengan

    menimbang berat aluminium kosong, berat aluminium bersama lipid, dan

    penambahan kedua berat tersebut

    3.5 Analisis Data

    Analisis data yang digunakan pada praktikum ini yaitu statistika kualitatif.

  • 7

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Berdasarkan data praktikum yang didapatkan, dapat diketahui bahwa

    kandungan lipid antara brown rice dan milk rice pada ulangan 1 sama, yaitu

    0,66%. Ulangan 2 didapatkan hasil bahwa kandungan lipid pada brown rice dan

    milk rice sama, yaitu 0%. Ulangan 3 didapatkan hasil bahwa kandungan lipid

    brown rice 0%, dan milk rice 0,33%.

    4.2 Pembahasan

    Data yang didapatkan dari praktikum analisa kandungan lipid total yaitu,

    berupa kandungan lipid dari dua sampel bahan yaitu brown rice dan milk rice

    dengan melakukan masing-masing 3 ulangan dan mendapatkan hasil yang

    berbeda-beda. Kandungan lipid pada masing-masing sampel bahan dapat dihitung

    menggunakan rumus:

    𝐹 =(W2 − W0)

    W3 x 100%

    Keterangan:

    F = Kandungan lemak dalam sampel (%)

    0,00%

    0,10%

    0,20%

    0,30%

    0,40%

    0,50%

    0,60%

    0,70%

    Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

    pre

    sen

    tase

    (%

    )

    Kandungan Lipid brown rice dan

    milk rice

    brown rice

    milk rice

  • 8

    W0 = Berat aluminium kosong (gr)

    W2 = Berat aluminium berisi lipid (gr)

    W3 = Berat total jaringan sampel (w0 + w2)

    Berdasarkan hasil analisa lipid pada dua sampel yang berbeda yaitu brown

    rice dan milk rice, dapat diketahui bahwa setiap sampel mengandung lipid yang

    berbeda. Ulangan yang dilakukan juga mengandung hasil kandungan lipid yang

    berbeda. Hasil data yang didapatkan menunjukkan bahwa, kandungan lipid pada

    milk rice lebih besar daripada kandungan lipid pada brown rice. Pernyataan

    tersebut dapat dilihat pada ulangan ke 3. Kandungan lipid milk rice 0,33 lebih

    besar daripada kandungan lipid brown rice. Hasil ini dapat dibandigkan dengan

    Varsini (2013), berpendapat bahwa kandungan lipid pada brown rice lebih tinggi

    daripada milk rice, berdasarkan hasil penelitiannya dapat diketahui bahwa brown

    rice mengandung 1,17 gr lipid dan milk rice mengandung 0,205 gr.

    Kandungan lipid pada beras dapat di ekstraksi untuk memisahkan antara

    beras dengan lipidnya. Lipid pada brown rice dan milk rice masih tercampur

    dengan protein, karbohidrat, dan rangkaian asam amino lain. Analisa lipid

    digunakan larutan kloroform methanol untuk manghasilkan ekstrak lipid dari

    beras baik brown rice maupun milk rice. Kandungan lipid yang terdapat setelah

    dilakukan ekstraksi terdapat 3 macam, yaitu lipid, glikolipid, dan fosfolipid. Hasil

    data yang didapatkan tidak dispesifikasikan, melainkan dalam kandungan total

    lipid antara brown rice dan milk rice.

    Analisis lipid menggunakan larutan aquadest 3 ml dan lauran kloroform 2

    ml. Pemberian kloroform digunakan untuk mengikat kandungan lemak pada

    larutan ekstraksi yang telah didapatkan dari pengendapan palet. Penggunaan

    kloroform, karena klorofom merupakan larutan non polar, yang sama sifatnya

    dengan lipid yaitu non polar, menyebabkan lipid dan kloroform mampu beraksi

    secara homogen. Aquadest digunakan sebagai penanda adanya larutan lipid dalam

    ekstrak pengendapan pellet (ampas). Aquades merupakan larutan polar, sehingga

    saat bereaksi dengan lipid, tidak terjadi reaksi secara homogen, menyebabkan

    terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan lipid dan aquadest.

  • 9

    Penyimpanan larutan lipid pada aluminium foil digunakan untuk

    menguapkan kloroform serta untuk membentuk perbedaan lapisan antara lipid dan

    aquadest. Perlakuan ini menghasilkan lipid murni dalam satuan gram setelah

    ditimbang. Berdasarkan hasil tibangan yang dilakukan pada brown rice langan

    satu menghasilkan kandungan lipid sama dengan kandungan lipid pada milk rice.

    Hasil data ulangan 2 menunjukkan tidak ditemukan lipid antara brown rice dan

    milk rice. Hasil data ulangan tiga didapatkan kandungan lipid lebih tinggi pada

    milk rice daripada brown rice.

    Kadungan lipid bisa 0% karena terdapat kesalahan pada saat melakukan

    pengekstrakan pada saat mencampur larutan kloroform dengan air dan juga saat

    pemindahan lipid ke alumunium foil. Saat diendapkan memang terdapat lemak

    yang mengendap pada permukaan alumunium foil namun saat ditimbang hasilnya

    tidak meningkat berat alumunium foilnya. Kurang akuratnya timbangan juga

    dapat menjadikan berat alumunium yang telah berisi lemak dapat mengalami

    penurunan berat maupun tetap, karena saat menimbang pada timbangan analitik

    hanya terbaca dua angka dibelakang koma sedangkan lipid yang kami peroleh

    jumlahnya tidak banyak otomatis beratnya meningkat hanya sedikit.

  • 10

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1. Kandungan lipid dalam brown rice dan milk rice berbeda, berdasarkan data

    pengamatan, kandungan lipid pada milk rice relatif lebih besar daripada

    kandungan lipid pada brown rice.

    2. Kesalahan dalam melakukan ekstraksi dapat menyebabkan tidak

    mendapatkan lemak yang banyak.

    5.2 Saran

    Saat dilakukan kegiatan praktikum, untuk alatnya sebaiknya dapat tersedia

    sesuai kebutuhan praktikan, sehingga saat penggunaan alat tidak bergantian dan

    lebih efisiensi waktu praktikum.

  • 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Huang, C., and C. Freter. 2015. Lipid Metabolism, Apoptosis and Cancer

    Therapy. Mol. Sci, 1(1): 924-949.

    Matyash, V., G. Liebisch, T. V. Kurzchalia, A. Shevchenko, and D. Schwudke.

    2012. Lipid Extraction by Methyl-Tert-Butyl Ether for

    High-Throughput Lipidomics. Lipid Research, 49(1): 1137-1146.

    Misir, G. B., S. Kutlu, and S. Cibuk. 2013. Determination of Total Lipid and Fatty

    Acid Composition of Pearl Mullet (Chalcalburnus tarichi, Pallas 1811).

    Fisheries and Aquatic Sciences, 13(1): 777-783.

    Mulyani, S. E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

    Purwanti, A. 2014. Pengambilan Lipid dari Mikroagabasah dengan Cara Ekstraksi

    dalam Autoklaf. Sains dan Teknologi, 1(1): 231-238.

    Sarungallo, Z. L., P. Hariyadi, N. Andarwulan, and E. H. Purnomo. 2015.

    Characterization of Chemical Properties, Lipid Profle, Total Phenol and

    Tocopherol Content of Oils Extracted from Nine Clones of Red Fruit

    (Pandanus conoideus). Kasetsart, 49(2): 237-250.

    Varsini, V., A. Sundharam K., and V. Praveen P. 2013. Brown Rice Hidden

    Nutrients. Biosci Tech, 4(1): 503-507

    Widayat, H. P. 2013. Perbaikan Mutu Bubuk Kakao Melalui Proses Ekstraksi

    Lemak dan Alkalisasi. Tekonologi dan Industri Pertanian Indonesia, 5(2):

    12-16.

  • 12

    LAMPIRAN

    Tabel dan Perhitungan

    No Sampel Prosentase (%)

    1 2 3

    1. Brown Rice 0,66 0 0

    2. Milk Rice 0,66 0 0,33

    Perhitungan

    Diketahui:

    W0 = 0,82 gram

    W2 = 0,82 gram

    W3 = 3 gram

    Rumus:

    𝐹 =(W2 − W0)

    W3 x 100%

    𝐹 =(0,82 − 0,82)

    3 x 100%

    𝐹 = 0%

  • 13

    Flochart dan Tabel Acc

  • 14

  • 15

  • 16

  • 17

    Dokumentasi

    Gambar 1. Brown rice

    \

    Gambar 2. Penimbangan beras seberat 3 gram

  • 18

    Gambar 3. Pengahalusan brown rice

    Gambar 4. Hasil yang didapatkan

  • 19

    Gambar 5. Tepung dimasukkan ke tabung reaksi

    Gambar 6. Penambahan kloforom methanol 5 ml

  • 20

    Gambar 7. Pengocokan larutan sampel sampai homogen

    Gambar 8. Sampel yang telah di diamkan 5 menit

  • 21

    Gambar 9. Pengambilan kloroform layer

    Gambar 10. Penambahan aquadest dan klorofom

  • 22

    Gambar 11. Berat akhir lemak setelah didiamkan 24 jam

  • 23

    Literatur

    Huang, C., and C. Freter. 2015. Lipid Metabolism, Apoptosis and Cancer

    Therapy. Mol. Sci, 1(1): 924-949.

  • 24

    Matyash, V., G. Liebisch, T. V. Kurzchalia, A. Shevchenko, and D. Schwudke.

    2012. Lipid Extraction by Methyl-Tert-Butyl Ether for

    High-Throughput Lipidomics. Lipid Research, 49(1): 1137-1146.

  • 25

    Misir, G. B., S. Kutlu, and S. Cibuk. 2013. Determination of Total Lipid and Fatty

    Acid Composition of Pearl Mullet (Chalcalburnus tarichi, Pallas 1811).

    Fisheries and Aquatic Sciences, 13(1): 777-783.

  • 26

    Mulyani, S. E. S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

  • 27

    Purwanti, A. 2014. Pengambilan Lipid dari Mikroagabasah dengan Cara Ekstraksi

    dalam Autoklaf. Sains dan Teknologi, 1(1): 231-238.

  • 28

    Sarungallo, Z. L., P. Hariyadi, N. Andarwulan, and E. H. Purnomo. 2015.

    Characterization of Chemical Properties, Lipid Profle, Total Phenol and

    Tocopherol Content of Oils Extracted from Nine Clones of Red Fruit

    (Pandanus conoideus). Kasetsart, 49(2): 237-250.

  • 29

    Varsini, V., A. Sundharam K., and V. Praveen P. 2013. Brown Rice Hidden

    Nutrients. Biosci Tech, 4(1): 503-507

  • 30

    Widayat, H. P. 2013. Perbaikan Mutu Bubuk Kakao Melalui Proses Ekstraksi

    Lemak dan Alkalisasi. Tekonologi dan Industri Pertanian Indonesia, 5(2):

    12-16.