analisis jenis makna dalam lagu pajjhar lagghu

15
ANALISIS JENIS MAKNA DALAM LIRIK LAGU PAJJHÂR LAGGHU (SUATU KAJIAN SEMANTIK) disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Semantik Bahasa Indonesia II dari Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd oleh: Kelompok 5 Santuso (120110201005) Zaenal Chakiki M (120110201037) Muhammad Niam T (120110201053) Ade Bastian I P (120110201080) Na'iim Arsyadi M (120110201100) Joko Pramono (120110201101) Zainul Haris (120110201103) Handryo M (120110201106) Arkom Buyala (110110201061) JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER 2015

Upload: sts-santuso

Post on 08-Nov-2015

35 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Analisis Jenis Makna dalam Lagu Pajjhar Lagghu: Kajian SemantikMakalah Semantik Bahasa Indonesia-Madura

TRANSCRIPT

  • ANALISIS JENIS MAKNA DALAM LIRIK LAGU PAJJHR LAGGHU

    (SUATU KAJIAN SEMANTIK)

    disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Semantik Bahasa Indonesia II dari Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd

    oleh:

    Kelompok 5

    Santuso (120110201005)

    Zaenal Chakiki M (120110201037)

    Muhammad Niam T (120110201053)

    Ade Bastian I P (120110201080) Na'iim Arsyadi M (120110201100) Joko Pramono (120110201101)

    Zainul Haris (120110201103) Handryo M (120110201106)

    Arkom Buyala (110110201061)

    JURUSAN SASTRA INDONESIA

    FAKULTAS SASTRA

    UNIVERSITAS JEMBER

    2015

  • ii

    PRAKATA

    Penulis panjatkan puji syukur atas segala limpahan rahmat, nikmat dan

    karunia Allah Swt sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

    Analisis Jenis Makna dalam Lirik Lagu Pajjhr Lagghu (Suatu Kajian Semantik).

    Penulis susun makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah Semantik Bahasa

    Indonesia II dari Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd.

    Penulis telah dibantu oleh berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat

    diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis

    menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah

    Semantik Bahasa Indonesia II yang telah membimbing penulis sehingga

    penulis dapat menyelasaikan makalah ini dengan baik.

    2. rekan kerja kelompok 5 matakuliah Semantik Bahasa Indonesia II kelas A

    yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta rasa kompak yang

    membuat makalah ini segera terselesaikan.

    3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Penulis juga menerima segala kritik dan saran yang membangun dari semua

    pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah

    ini dapat bermanfaat.

    Jember, Mei 2015 Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    PRAKATA ..................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

    BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

    1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 3

    1.3.1 Tujuan Penulisan .................................................................... 3

    1.3.2 Manfaat Penulisan .................................................................. 3

    BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................... 4

    2.1 Lirik Lagu Pajjhr Lagghu .............................................................. 4

    2.2 Jenis Makan dalam Lirik Lagu Pajjhr Lagghu .............................. 5

    2.2.1 Makna Leksikal ....................................................................... 5

    2.2.2 Makna Gramatikal ................................................................... 6

    2.2.3 Makna Referensial................................................................... 6

    2.2.4 Makna Nonreferensial ............................................................. 8

    2.2.5 Makna Denotatif...................................................................... 8

    2.2.6 Makna Konotatif ..................................................................... 9

    2.2.7 Makna Konseptual .................................................................. 9

    2.2.8 Makna Asosiatif ...................................................................... 10

    2.2.9 Makna Idiom ........................................................................... 10

    BAB 3. KESIMPULAN ................................................................................ 11

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12

  • 1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia

    sebab antara manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Keberadaan bahasa

    merupakan keniscayaan bagi manusia, sebab hanya manusia saja yang memiliki

    bahasa sistemis yang dapat membedakan dengan makhluk hidup yang lain. Sebagai

    alat komunikasi yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama,

    berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri, bahasa memiliki peranan penting dalam

    kehidupan bermasyarakat. Melalui bahasa, manusia bisa mengungkapkan segala

    sesuatu yang ada dalam dunia batin seseorang, baik berupa gagasan, pikiran,

    perasaan, maupun pengalaman yang dimilikinya.

    Berkaitan dengan ciri sistem, bahasa bersifat sistemik dan sistematik.

    Bahasa bersifat sistemik karena merupakan suatu sistem atau subsistem-subsistem,

    seperti subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, subsistem

    semantik, dan subsistem leksikon. Bahasa juga bersifat sistematik karena mengikuti

    ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur.

    Pengertian dari bahasa itu sendiri adalah sistem lambang bunyi yang bersifat

    arbitrer dan sistematis yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa memiliki

    ciri-ciri umum yakni bersifat produktif, konvensional, unik, universal, dan dinamis.

    Bahasa juga memiliki ciri-ciri lain seperti bermakna, bervariasi, dan berfungsi

    sebagai alat interaksi sosial serta merupakan identitas penuturnya (Chaer, 1994:33).

    Soeparno (2002:5) mengemukakan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat

    komunikasi sosial. Sebagai alat komunikasi sosial, bahasa tidak terlepas dari

    masyarakat pengguna, sebab bahasa sangat dipengaruhi oleh pemakai bahasa itu

    sendiri. Setiap bahasa yang digunakan dalam suatu masyarakat dapat memiliki

    makna yang berbeda jika diartikan oleh masyarakat lainnya. Pembahasan tentang

  • 2

    makna ini disebut dengan semantik. Semantik adalah bidang studi dalam linguistik

    yang mempelajari makna atau arti (Chaer, 1990:2). Oleh sebab itu, suatu hal yang

    sudah lumrah jika bahasa merupakan cerminan dari masyarakat bahasa dan setiap

    masyarakat mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan yang lain.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia

    dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap

    sama. Sebagai contoh, yang disebut sebagai masyarakat madura adalah sejumlah

    manusia dalam wilayah tertentu yang terikat dengan kebudayaan madura. Unsur-

    unsur budaya menurut Koentjaraningrat (2009:165) diantaranya yaitu (1) bahasa;

    (2) sistem pengetahuan; (3) organisasi sosial; (4) sistem peralatan hidup dan

    teknologi; (5) sistem mata pencaharian; (6) sistem religi; dan (7) kesenian.

    Hal yang paling menonjol di antara ketujuh unsur budaya tersebut ialah

    bahasa, sebab bahasalah yang mampu menjadi sarana dalam melakukan aktifitas

    sehari-hari. Sebagai contoh, sistem pengetahuan dalam suatu masyarakat diucapkan

    melalui bahasa. Sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem pengetahuan,

    organisasi sosial, sistem mata pencaharian, sistem religi dan kesenian pun juga

    membutuhkan yang namanya bahasa. Oleh sebab itulah, bahasa dan kebudayaan

    tidak dapat terpisahkan.

    Masyarakat tradisional biasanya menggambarkan tentang kebudayaannya

    melalui kesenian, sebab unsur inilah yang biasanya tampak oleh masyarakat luar.

    Masyarakat luar lebih mengenal tentang suatu masyarakat melalui kesenian

    tersebut. Kesenian tersebut dapat berupa tarian, rumah adat, senjata tradisional, lagu

    daerah, pakaian adat dan lain-lain.

    Meneliti lebih mendalam tentang bahasa dan kebudayaan sangatlah panjang.

    Diperlukan fokus pembahasan dalam makalah ini agar nanti hasilnya lebih lengkap

    dan mendalam. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian tentang salah satu unsur

    kebudayaan yang mempunyai kaitan dengan bahasa. Unsur budaya tersebut ialah

    kesenian, khususnya lagu daerah. Unsur inilah yang lebih tampak mempunyai

    hubungan dengan bahasa.

    Penulis bermaksud meneliti lebih mendalam tentang lagu daerah Madura

    yang berjudul Pajjhr Lagghu. Hal tersebut menjadi fokus utama pada pembahasan

  • 3

    dalam makalah ini sebab selain karena berasal dari Madura, penulis juga tertarik

    dengan lagu daerah tersebut dikarenakan lagu tersebut juga merepresentasikan

    sistem mata pencaharian masyarakat Madura. Penelitian tentang lagu daerah

    tersebut akan dibahas berdasarkan jenis makna yang terkandung di dalamnya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada subbab di atas, dapat ditarik rumusan masalah

    dalam makalah ini sebagai berikut.

    a. Bagaimana lirik lagu daerah Madura yang berjudul Pajjhr Lagghu?

    b. Apa saja jenis makna yang terdapat dalam lagu daerah Madura yang berjudul

    Pajjhr Lagghu?

    1.3 Tujuan dan Manfaat

    1.3.1 Tujuan Penulisan

    Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan dalam makalah ini ialah untuk

    mendeskripsikan tentang:

    a. lirik lagu daerah Madura yang berjudul Pajjhr Lagghu;

    b. jenis makna yang terdapat dalam lagu daerah Madura yang berjudul Pajjhr

    Lagghu.

    1.3.2 Manfaat Penulisan

    Makalah ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai:

    a. referensi bagi kalangan akademisi dalam mempelajari salah satu cabang

    linguistik yaitu semantik khususnya tentang jenis-jenis makna;

    b. upaya memperkenalkan salah satu unsur kebudayaan Madura yakni berupa

    lagu daerah.

  • 4

    BAB 2. PEMBAHASAN

    2.1 Lirik Lagu Pajjhr Lagghu

    Setiap lagu pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin disampaikan kepada

    masyarakat sebagai pendengarnya. Lirik lagu berisi barisan kata-kata yang

    dirangkai secara baik dengan gaya bahasa yang menarik oleh komposer dan

    dibawakan dengan suara merdu supaya dapat dinikmati oleh para pendengar. Lirik

    lagu merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang sesuatu hal baik

    yang sudah dilihat, didengar maupun dialami. Lirik adalah susunan kata dalam

    sebuah nyanyian. Sebelum membahas tentang jenis-jenis makna yang terdapat

    dalam lagu daerah Madura yang berjudul Phajjr Lagghu, terlebih dahulu

    dipaparkan lirik lagu tersebut. Adapun lirik lagu daerah Madura yang berjudul

    Phajjr Lagghu yakni sebagai berikut.

    PAJJHR LAGGHU

    Pajjhr lagghu arena pon nyonara

    Bapa tani se tedung pon jagaa

    Ngala are so landu tor capengan Ajalana gi sarat kawajibhn

    Atatamen mabennyak hasel bumina Mamamor nagarana ben bangsana

    Lagu daerah tersebut menggunakan bahasa daerah Madura. Adapun jika

    diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi sebagai berikut.

    FAJAR PAGI

    Fajar pagi mataharinya mulai bersinar

    Petani yang tidur mulai bangun Mengambil celurit, cangkul dan topinya

    Berjalan atas dasar kewajibannya

    Bercocok tanam guna memperbanyak hasil buminya Memakmurkan negara dan bangsanya

  • 5

    Berdasarkan lirik lagu tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa lagu tersebut

    menggambarkan tentang sistem mata pencaharian masyarakat Madura. Sistem mata

    pencaharian masyarakat Madura berdasarkan lagu tersebut ialah bercocok tanam

    atau bertani.

    2.2 Jenis-Jenis Makna dalam Lirik Lagu Phajjr Lagghu

    Setelah mengetahui tentang lirik lagu daerah Madura yang berjudul Phajjr

    Lagghu berserta artinya tersebut di atas, untuk selanjutnya dijelaskan tentang jenis-

    jenis makna yang terdapat dalam lagu tersebut sebagai berikut.

    2.2.1 Makna Leksikal

    Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski

    tanpa konteks apa pun. Maksudnya adalah makna yang sebenarnya, atau makna

    yang sesuai dengan hasil observasi indera manusia (Chaer, 1994:289). Berdasarkan

    data yang diperoleh, dapat dipaparkan mengenai makna leksikal dalam lirik lagu

    Phajjr Lagghu. Berikut deskripsi hasil analisis makna leksikal yang terdapat

    dalam lagu tersebut.

    a. Pajjhr lagghu arena pon nyonara berarti fajar pagi mataharinya mulai

    bersinar. Berdasarkan baris pertama lirik lagu tersebut dapat dijelaskan bahwa

    kata pajjhr, lagghu, are, dan nyonara merupakan kata-kata yang bermakna

    leksikal.

    b. Bapa tani se tedung pon jagaa berarti petani yang tidur mulai bangun.

    Berdasarkan baris kedua lirik lagu tersebut dapat dijelaskan bahwa kata tedung,

    dan jagaa merupakan kata-kata yang bermakna leksikal.

    c. Ngala are so landu tor capengan berarti mengambil celurit, cangkul dan

    topinya. Berdasarkan baris ketiga lirik lagu tersebut dapat dijelaskan bahwa

    kata ngala, are, landu, dan capengan merupakan kata-kata yang bermakna

    leksikal.

  • 6

    d. Ajalana gi sarat kawajibhn berarti berjalan atas dasar kewajibannya.

    Berdasarkan baris keempat lirik lagu tersebut, dapat dijelaskan bahwa kata

    Ajalana, dan kawajibhn merupakan kata-kata yang bermakna leksikal.

    e. Atatamen mabennyak hasel bumina berarti bercocok tanam guna

    memperbanyak hasil buminya. Berdasarkan baris kelima lirik lagu tersebut dapat

    dijelaskan bahwa kata Atatamen, dan mabennyak merupakan kata-kata yang

    bermakna leksikal.

    f. Mamamor nagarana ben bangsana berarti memakmurkan negara dan

    bangsanya. Berdasarkan baris keenam lirik lagu tersebut dapat dijelaskan

    bahwa kata mamamor, nagarana, dan bangsana merupakan kata-kata yang

    bermakna leksikal.

    2.2.2 Makna Gramatikal

    Makna gramatikal adalah makna yang terbentuk dari adanya proses

    gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi (Chaer,

    1994:290). Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dipaparkan mengenai makna

    gramatikal dalam lirik lagu Phajjr Lagghu. Berikut deskripsi hasil analisis makna

    gramatikal yang terdapat dalam lagu tersebut.

    1) Makna gramatikal karena proses afiksasi.

    a. Beberapa kata yang bersufiks a di antaranya adalah nyonara, jagaa.

    b. Terdapat kata yang bersufiks an seperti capengan.

    c. Terdapat kata yang berkonfiks ka-an seperti kawajibhn.

    d. Terdapat kata yang berprefiks ma- seperti mamamor dan mabenyak.

    2) Makna gramatikal karena proses komposisi seperti hasel bumina.

    2.2.3 Makna Referensial

    Makna referensial adalah makna dari kata-kata yang mempunyai referen,

    yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata tersebut (Chaer, 1990:66). Berikut

    deskripsi hasil analisis makna referensial yang terdapat dalam lagu Phajjr Lagghu.

    a. Pada baris pertama lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna

    referensial di antaranya yakni kata pajjhr lagghu yang merujuk pada cahaya

  • 7

    kemerah-merahan di langit sebelah timur pada saat menjelang matahari terbit,

    kata arena merujuk pada titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yang

    mendatangkan terang dan panas pada bumi di siang hari, dan kata nyonara

    merujuk pada pancaran terang.

    b. Pada baris kedua lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata atau frasa yang

    bermakna referensial di antaranya yakni frasa bapa tani yang merujuk pada

    orang laki-laki yang pekerjaannya bercocok tanam, kata tedung yang merujuk

    pada dalam keadaan berhenti (mengaso) badan dan kesadarannya (biasanya

    dengan memejamkan mata), dan kata jagaa yang merujuk pada keadaan

    berdiri dari tidur.

    c. Pada baris ketiga lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna

    referensial di antaranya yakni kata ngala yang merujuk pada aktivitas

    memegang sesuatu lalu dibawa, kata are yang merujuk pada sejenis pisau

    bergagang yang bentuknya melengkung, dipakai untuk memotong rumput, padi,

    dan sebagainya, kata landu yang merujuk pada alat untuk menggali dan

    mengaduk tanah, dan kata capengan yang merujuk pada tudung kepala yang

    dibuat dari anyaman bambu.

    d. Pada baris keempat lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna

    referensial di antaranya yakni kata ajjalana yang merujuk pada aktivitas

    melangkahkan kaki bergerak maju, kata sarat yang merujuk pada dasar, dan

    kata kawajibhan yang merujuk pada sesuatu yang harus dilaksanakan.

    e. Pada baris kelima lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata atau frasa yang

    bermakna referensial di antaranya yakni kata atatamen yang merujuk pada

    aktivitas bertani, kata mabennyak yang merujuk pada menjadikan lebih

    banyak, dan frasa hasel buminna yang merujuk pada semua jenis barang yang

    dihasilkan dari usaha lingkungan pertanian.

    f. Pada baris keenam lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna

    referensial di antaranya yakni kata mamamor yang merujuk pada aktivitas

    membuat (menyebabkan, menjadikan) makmur, kata nagarana yang merujuk

    pada organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang

  • 8

    sah dan ditaati oleh rakyat, dan kata bangsana yang merujuk pada kelompok

    masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya.

    2.2.4 Makna Nonreferensial

    Makna nonreferensial adalah makna dari kata-kata yang tidak mempunyai

    referen karena tidak ada acuannya dalam dunia nyata (Chaer, 1994:291). Berikut

    deskripsi hasil analisis makna nonreferensial yang terdapat dalam lagu Phajjr

    Lagghu.

    a. Pada baris pertama lirik lagu tersebut, terdapat kata yang bermakna

    nonreferensial yakni kata pon yang bermakna mulai/sudah. Kata tersebut

    merupakan kata keterangan waktu.

    b. Pada baris kedua lirik lagu tersebut, terdapat kata yang bermakna

    nonreferensial di antaranya yakni kata se yang bermakna yang dan kata pon

    yang bermakna mulai/sedang. Kata se merupakan salah satu bagian dari kata

    penghubung sedang kata pon merupakan kata keterangan waktu.

    c. Pada baris ketiga lirik lagu tersebut terdapat kata yang bermakna nonreferensial

    di antaranya yakni kata so yang bermakna dengan dan kata tor yang bermakna

    dan. Kata sor dan tor merupakan bagian dari kata penghubung.

    d. Pada baris keempat lirik lagu tersebut terdapat kata yang bermakna

    nonreferensial yakni kata gi yang bermakna berdasarkan, karena kata

    tersebut memerlukan kata lain dalam penggunaannya.

    e. Pada baris keenam lirik lagu tersebut terdapat kata yang bermakna

    nonrefernsial yakni kata ben yang bermakna dan. Kata tersebut termasuk

    dalam jenis kata sambung.

    2.2.5 Makna Denotatif

    Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya

    yang dimiliki oleh sebuah leksem (Chaer, 1994:292). Berikut deskripsi hasil

    analisis makna denotatif yang terdapat dalam lagu Phajjr Lagghu.

    a. Pada baris pertama lirik lagu tersebut, terdapat kata atau frasa yang bermakna

    denotatif di antaranya yakni pajjhr lagghu, arena, dan nyonara. Kata pajjhr

  • 9

    lagghu memiliki makna denotatif cahaya kemerah-merahan di langit sebelah

    timur pada menjelang matahari terbit, arena memiliki makna denotatif

    matahari dan nyonara memiliki makna denotatif bersinar (dari matahari).

    b. Pada baris kedua lirik lagu tersebut, terdapat kata yang bermakna denotatif di

    antaranya yakni bapa tani, tedung, dan jagaa. Kata bapa tani memiliki

    makna denotatif orang yang pekerjaannya bercocok tanam, tedung memiliki

    makna denotatif aktivitas istirahat dengan memenjamkan mata, dan jagaa

    memiliki makna denotatif bangun (dari tidur).

    c. Pada baris ketiga lirik lagu tersebut, terdapat kata atau frasa yang bermakna

    denotatif di antaranya yakni ngala are, landu, dan capengan. Kata ngala

    memiliki makna denotatif mengambil, are memiliki makna celurit, landu

    memiliki makna cangkul, dan capengan memiliki makna caping.

    d. Pada baris kelima lirik lagu tersebut, terdapat kata atau frasa yang bermakna

    denotatif di antaranya yakni atatamen, mabennyak hasel bumina. Kata

    atatamen bermakna denotatif bercocok tanam.

    e. Pada baris keenam lirik lagu tersebut, terdapat kata mamamor, nagarana, dan

    bangsana yang merupakan kata bermakna denotatif.

    2.2.6 Makna Konotatif

    Makna konotatif adalah makna yang muncul sebagai akibat asosiasi

    perasaan seseorang terhadap apa yang diucapkan atau apa yang didengar

    (Djajasudarma, 1999:9). Berdasarkan hasil analisis makna yang terdapat dalam lagu

    Phajjr Lagghu, hanya terdapat satu frasa yang memiliki makna konotatif yakni

    hasel bumina yang berarti hasil dari pertanian. Kata bumina pada frasa hasel

    bumina sebenarnya menunjuk pada pertanian. Karena akibat asosiasi perasaan

    seseorang, kata pertanian berubah menjadi bumina sehingga menjadi hasel

    bumina.

    2.2.7 Makna Konseptual

    Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem

    terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna konseptual pada dasarnya sama

  • 10

    dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial (Chaer, 1994:293).

    Oleh sebab itu, makna konseptual dalam lagu Pajjhr Lagghu sama dengan makna

    leksikal, makna denotatif maupun makna referensialnya.

    2.2.8 Makna Asosiatif

    Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata

    berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar

    bahasa (Chaer, 1994:292). Berdasarkan hasil analisis makna yang terdapat dalam

    lagu Phajjr Lagghu, terdapat dua frasa yang memiliki makna asosiatif yakni

    phajjr laggu dan mamamor nagarana ben bangsana. Pada dasarnya, maksud dari

    lagu tersebut menceritakan sistem mata pencaharian masyarakat Madura yang

    mayoritas sebagai petani. Dari sektor pertanian tersebut, akan memperoleh hasil

    pertanian yang berupa padi yang kemudian dioleh menjadi beras. Beras tersebut

    menjadi makanan pokok masyarakat. Oleh sebab itulah, tugas petani ialah

    menghasilkan makanan pokok. Alhasil, tugas petani ialah memenuhi kebutuhan

    masyarakat sehingga akhir dari lagu tersebut berlirik mamamor nagarana ben

    bangsana. Makna phajjr laggu itu sendiri berasosiasi dengan permulaan hari

    untuk memulai aktivitas.

    2.2.9 Makna Idiom

    Makna idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan

    dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal (Chaer,

    1994:296). Makna idiom yang terdapat pada lagu tersebut ialah sama dengan makna

    konotasinya. Frasa yang bermakna idiom tersebut terdapat pada lirik lagu baris

    kelima yaitu hasel bumina. Kata hasel bermakna sesuatu yang diperoleh dari

    usaha, dan kata bumina bermakna planet tempat manusia hidup. Kata hasel

    memang bermakna leksikal, denotatif dan referensial, akan tetapi tidak untuk kata

    bumina. Maka dari itu, frasa tersebut bermakna idiom (ungkapan).

  • 11

    BAB 3. KESIMPULAN

    Pajjhr Lagghu merupakan lagu daerah yang berasal dari Madura dan

    berbahasa Madura. Lagu tersebut menggambarkan tentang sistem mata pencaharian

    masyarakat Madura yang mayoritas petani untuk daerah yang jauh dari pantai. Lagu

    tersebut berasal dari Sumenep.

    Berdasarkan hasil analisis jenis makna yang terdapat pada lagu Pajjhr

    Lagghu, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa jenis makna pada lagu

    tersebut. Adapun jenis makna yang terdapat pada lagu tersebut antara lain (1)

    makna leksikal; (2) makna gramatikal; (3) makna referensial; (4) makna

    nonreferensial; (5) makna denotatif; (6) makna konotatif; (7) makna konseptual; (8)

    makna asosiatif; dan (9) makna idiom.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2010. P aj j a r L aggu - L agu Daerah d ar i Sum enep .

    nengmerry.blogspot.com/2010/11/pajjar-laggu-lagu-daerah-dari-

    sumenep.html [27 Mei 2015]

    Anonim. 2012. L ir ik L agu L ir - I l ir : Sebuah K a j ian S em an t ik .

    http://bangpek-kuliahsastra.blogspot.com/2012/02/lirik-lagu-lir-ilir-

    sebuah-kajian.html [27 Mei 2015]

    Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

    Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

    Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

    Djajasudarma, F. 1999. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT

    Refika.

    Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

    Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

    Tarigan, H. G. 1990. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.